Anda di halaman 1dari 152

RENCANA

STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/
BAPAREKRAF
2020-2024

Sumber: asset.indonesia.travel
Fotografer: Fransiskus Asisi
DAFTAR ISI

BAB 1 1 BAB 3 21

PENDAHULUAN ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI,


KERANGKA REGULASI, DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
1.1. Kondisi Umum 2
1.1.1. Capaian Penyelenggaraan 2
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional 22
Nasional 3.2. Arah Kebijakan dan Strategi 38
1.1.2. Pandemi Covid-19 dan Dampaknya 4 Kemenparekraf/Baparekraf
1.1.3. Perubahan Pola Perjalanan Akibat 5 3.3. Kerangka Regulasi 53
Covid-19 Kemenparekraf/Baparekraf
1.2. Potensi dan Permasalahan 8 3.4. Kerangka Kelembagaan 57
1.2.1. Potensi Pembangunan Pariwisata 6
dan Ekonomi Kreatif
1.2.2. Permasalahan Pembangunan 13
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
BAB 4 61

TARGET KINERJA DAN


KERANGKA PENDANAAN
BAB 2 15
4.1. Target Kinerja 62
VISI, MISI, DAN TUJUAN 4.2. Kerangka Pendanaan 66
KEMENTERIAN PARIWISATA
DAN EKONOMI KREATIF/
BADAN PARIWISATA DAN
EKONOMI KREATIF BAB 5 67

PENUTUP
2.1. Visi Kemenparekraf/Baparekraf 16
2.2. Misi Kemenparekraf/Baparekraf 17
2.3. Tujuan Kemenparekraf/Baparekraf 18
2.4. Sasaran Strategis
Kemenparekraf/Baparekraf 18
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

KATA PENGANTAR

SANDIAGA SALAHUDDIN UNO


Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/
Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia

Situasi pandemi Covid-19 saat ini dikategorikan sudah masuk ke era DVUCA: Disruptive (Disrupsi), Volatility
(volatilitas), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity (kompleksitas), dan Ambiguity (ambiguitas). Pandemi
Covid-19 menyebabkan perubahan pada lanskap pariwisata dan ekonomi kreatif yang mengutamakan hygiene,
less crowd, low touch, dan low mobility, sehingga penerapan kebijakan harus bersifat dinamis dan adaptif
menyesuaikan perkembangan dunia kepariwisataan dan ekonomi kreatif. Tidak hanya itu, tren pariwisata juga
berubah pasca pandemi Covid-19. Segmentasi wisata pasca Covid-19 akan mengarah pada kearifan lokal/
localize, personalize, customize, dan smaller in size dengan berbasis pada pariwisata alam, optimasi penggunaan
teknologi untuk mengurangi kontak fisik (cashless payment dan informasi digital).

Kemenparekraf/Baparekraf sebagai lembaga pemerintah dituntut untuk agile serta adaptif dalam menghadapi
perubahan serta mempersiapkan langkah-langkah antisipatif untuk memastikan proses pemulihan parekraf
dapat berjalan dengan optimal, baik dari aspek Sumber Daya dan Kelembagaan, Destinasi dan Infrastruktur,
Industri dan Investasi, Pemasaran, Produk Wisata dan Penyelenggaraan Event, serta Ekonomi Digital dan
Produk Kreatif. Salah satu respons untuk menjawab permasalahan tersebut ialah melakukan perubahan
atas Permenparekraf No. 12 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kemenparekraf/Baparekraf 2020-2024.
Perubahan Renstra ini sekaligus sebagai upaya Kemenparekraf/Baparekraf dalam merevitalisasi arah kebijakan
dan strategi guna menjawab perubahan lingkungan strategis yang terjadi, khususnya dalam rangka pemulihan
ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang berdampak serius terhadap dunia pariwisata dan ekonomi kreatif.

iv
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

ANGELA TANOESOEDIBJO
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/
Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia

Selama kurun waktu 2020-2022, telah terjadi perubahan kebijakan dan lingkungan strategis dalam pelaksanaan
program dan kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif, di antaranya meliputi terbitnya Peraturan Presiden
Nomor 84 Tahun 2021 tentang Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional Lombok-Gili Tramena dan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2022 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi
Kreatif, perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta perkembangan isu-isu terkini seperti penyelenggaraan event-event
internasional dan program pengembangan desa wisata dan desa kreatif ikut mempengaruhi pembangunan
pariwisata dan ekonomi kreatif nasional.

Guna menjawab tantangan perubahan lingkungan strategis tersebut, maka Kemenparekraf/Baparekraf


melakukan penyusunan Rencana Strategis Tahun 2020-2024 (Perubahan) sebagai upaya untuk mengakomodir
sekaligus mengintegrasikan arah kebijakan, strategi maupun indikator kinerja Kemenparekraf/Baparekraf agar
lebih terukur, integratif, komprehensif dan adaptif terhadap situasi yang dinamis.

Selain itu, dengan adanya Rencana Strategis ini diharapkan akan menjadi pedoman bagi seluruh Satuan Kerja
dalam Kemenparekraf/Baparekraf untuk menyusun program kegiatan yang sesuai ketentuan dan dinamika
perkembangan yang terjadi.

Akhir kata, kami mengapresiasi semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyusunan Rencana
Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Tahun 2020-2024. Mari bergerak bersama untuk kebangkitan Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Indonesia.

Jakarta, Oktober 2022

v
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Sumber: asset.indonesia.travel
Fotografer: Nana Djuana

vi
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

vii
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

viii
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

ix
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

x
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

xi
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

RINGKASAN
EKSEKUTIF

Sumber: asset.indonesia.travel
Fotografer: Martha Suherman

xii RINGKASAN EKSEKUTIF


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

K ementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/


Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Kemenparekraf/Baparekraf) dibentuk
melalui Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun
2019 tentang Pembentukan Kementerian Negara
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
sampai tahun 2024 mendatang, sesuai dengan
nomenklatur SOTK Kemenparekraf/ Baparekraf
terbaru dan dinamika pembangunan sektor
pariwisata dan ekonomi kreatif saat ini.
dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet
Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024. Tugas
fungsi Kemenparekraf diatur dalam Perpres 96 Capaian Penyelenggaraan Pariwisata
Tahun 2019 Tentang Kementerian Pariwisata dan dan Ekonomi Kreatif Nasional
Ekonomi Kreatif sedangkan tugas fungsi Baparekraf
diatur dalam Perpres 97 Tahun 2019 Tentang Badan Capaian sektor pariwisata nasional pada tahun 2020
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Selanjutnya terkait dan 2021 mengalami penurunan dibandingkan pada
organisasi dan tata kerja Kemenparekraf/Baparekraf periode sebelum pandemi. Namun secara umum,
diatur dalam peraturan Menteri Permenparekraf sektor pariwisata nasional dapat mencapai target
No 1 tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja yang telah ditetapkan. Kontribusi sektor pariwisata
Kemenparekraf/ Baparekraf yang kemudian diubah terhadap PDB Nasional sebesar 2,24% di tahun
menjadi Permenparekraf No 1 tahun 2021. 2020 dan 2,4%* di tahun 2021 dengan Devisa yang
dihasilkan sejumlah US$ 3,382 Miliar di tahun 2020
Sehubungan dengan adanya perubahan struktur dan US$ 0,52 Miliar di tahun 2021. Kunjungan
organisasi yang berdampak pada sasaran strategis, Wisatawan Mancanegara mengalami penurunan
indikator, dan target indikator kinerja serta telah yang cukup signifikan dengan 4,05 juta kunjungan
ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 84 di tahun 2020 dan 1,56 juta kunjungan di tahun
Tahun 2021 tentang Rencana Induk Pembangunan 2021. Di sisi lain, Wisatawan Nusantara meningkat
Pariwisata Nasional (RIDPN) Lombok-Gili Tramena dengan 198,2 juta perjalanan di tahun 2020 dan
Tahun 2020 – 2024, dan Peraturan Pemerintah melalui penyesuaian metodologi perhitungan BPS
Nomor 24 Tahun 2022 Tentang Peraturan tercatat 603,02 juta perjalanan wisatawan nusantara
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 di tahun 2021. Jumlah tenaga kerja pariwisata juga
Tentang Ekonomi Kreatif maka diperlukan adanya mengalami penyesuaian metodologi perhitungan
reviu terhadap Rencana Strategis Kemenparekraf/ sehingga capaian pada tahun 2020 sebesar 20,43
Baparekraf Tahun 2020-2024, untuk disesuaikan Juta pekerja di sektor Pariwisata dan 21,26 Juta
dengan perubahan yang ada. Reviu Rencana pekerja di tahun 2021. Terkait daya saing pariwisata
Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Tahun 2020- nasional yang diukur melalui Indeks Pembangunan
2024 ini memuat penyesuaian indikator serta Kepariwisataan (TTDI), Indonesia menduduki
target kinerja sesuai dengan perkembangan saat peringkat 32 pada tahun 2021.
ini. Diharapkan penyesuaian yang dilakukan dapat
memperkuat skenario dan strategi pembangunan Sektor Ekonomi Kreatif juga terdampak pandemi
kepariwisataan dan pengembangan ekonomi kreatif Covid-19. Capaian nilai tambah ekonomi kreatif
nasional yang lebih terarah, terpadu dan terukur sebesar Rp. 1134,9 Triliun di tahun 2020 dan Rp. 1191
dengan memastikan partisipasi stakeholders dalam Triliun di tahun 2021. Tenaga kerja ekonomi kreatif di
membangun ekosistem kepariwisataan dan ekonomi tahun 2020 sebanyak 19,39 juta pekerja dan 21,90
kreatif. Selain itu, dokumen ini kiranya akan menjadi juta di tahun 2021. Ekspor produk kreatif mencapai
pedoman bagi seluruh unit dalam Kemenparekraf/ US$ 18,89 Miliar di tahun 2020 dan meningkat
Baparekraf untuk menyusun program kegiatan mencapai US$ 23,9 Miliar di tahun 2021.

Keterangan: (*) Capaian 2021 merupakan angka proyeksi

RINGKASAN EKSEKUTIF xiii


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran (2) Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan
Strategis Kementerian Pariwisata dan berdaya saing; (3) Pembangunan yang merata
Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan berkeadilan; (4) Mencapai lingkungan hidup
dan Ekonomi Kreatif yang berkelanjutan; (5) Kemajuan budaya yang
mencerminkan kepribadian bangsa; (6) Penegakan
Berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia, sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
maka Kementerian/Lembaga hanya memiliki 1 (satu) terpercaya; (7) Perlindungan bagi segenap bangsa
Visi, yaitu Visi Presiden Republik Indonesia. Hal ini dan memberikan rasa aman pada seluruh warga; (8)
berarti bahwa Visi Kemenparekraf/Baparekraf harus Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan
selaras dengan Visi Presiden Republik Indonesia. terpercaya; dan (9) Sinergi pemerintah daerah dalam
Sehingga visi Kemenparekraf/Baparekraf tahun kerangka Negara Kesatuan.
2020-2024 adalah:
Dalam konteks pengembangan pariwisata dan
“PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF INDONESIA ekonomi kreatif, Kemenparekraf/Baparekraf
YANG MAJU, BERDAYA SAING, BERKELANJUTAN berkontribusi secara langsung terhadap misi nomor
SERTA MENGEDEPANKAN KEARIFAN LOKAL 2, yaitu struktur ekonomi yang produktif, mandiri
DALAM MEWUJUDKAN INDONESIA MAJU YANG dan berdaya saing. Selain itu, Kemenparekraf/
BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN Baparekraf juga berkontribusi tidak langsung
BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”. terhadap misi Presiden RI nomor 1 dan 8.

Visi Kemenparekraf/ Baparekraf ini mengandung Pada misi nomor 1 yaitu Peningkatan kualitas
4 (empat) kata kunci utama, yaitu (i) Pariwisata dan manusia Indonesia melalui peningkatan SDM
Ekonomi Kreatif Indonesia yang maju; (ii) Pariwisata Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mewujudkan
dan Ekonomi Kreatif Indonesia yang berdaya saing; SDM yang Unggul dan Berdaya Saing. Sedangkan
(iii) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia yang misi nomor 8, yaitu Pengelolaan pemerintahan yang
berkelanjutan; serta (iv) Pariwisata dan Ekonomi bersih, efektif, dan terpercaya melalui pelaksanaan
Kreatif Indonesia yang mengedepankan kearifan Reformasi Birokrasi dengan Mengoptimalkan
lokal. pelaksanaan 8 (delapan) area perubahan Reformasi
Birokrasi Kemenparekraf /Baparekraf.
Misi Kemenparekraf/Baparekraf juga harus
selaras dengan Misi Presiden Republik Indonesia, Berdasarkan visi dan misi Presiden Republik
sehingga Misi Kemenparekraf/Baparekraf Indonesia yang secara otomatis menjadi visi dan
yaitu: (1) Peningkatan kualitas manusia Indonesia; misi Kemenparekraf/Baparekraf khususnya bidang

Sumber: asset.indonesia.travel
Fotografer: Wisnu Wibowo

xiv RINGKASAN EKSEKUTIF


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

pariwisata dan ekonomi kreatif, maka ditentukan Arah Kebijakan dan Strategi
tujuan strategis (strategic goals) Kemenparekraf/ Kemenparekraf/ Baparekraf
Baparekraf. Tujuan Kemenparekraf/Baparekraf
tahun 2020-2024 adalah “Meningkatnya kontribusi Arah kebijakan dan strategi Kemenparekraf/
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terhadap ketahanan Baparekraf menggambarkan spirit dan upaya yang
ekonomi nasional”. Pencapaian tujuan ini diukur dilakukan untuk mengubah kondisi saat ini menjadi
melalui 5 (lima) indikator, yaitu: (1) Nilai devisa kondisi yang diinginkan. Tujuan akhir Kemenparekraf/
pariwisata; (2) Kontribusi PDB Pariwisata; (3) Nilai Baparekraf adalah meningkatnya kontribusi sektor
ekspor produk ekonomi kreatif; (4) Nilai tambah pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap ketahanan
ekonomi kreatif; (5) Tenaga kerja sektor pariwisata ekonomi nasional.
dan ekonomi kreatif.
Tujuan akhir tersebut dapat terwujud melalui
Sasaran strategis Kemenparekraf/Baparekraf pariwisata yang berkualitas (quality tourism
merupakan uraian dari tujuan strategis yang sekaligus experience), pariwisata yang berbasis ekonomi kreatif
merupakan pemetaan dari strategi Kemenparekraf/ maupun pertumbuhan nilai tambah ekonomi kreatif
Baparekraf dalam melaksanakan misi 2 untuk yang diharapkan dapat menjadi penggerak ekonomi
mewujudkan Visi Presiden tahun 2020-2024. Dengan nasional. Hal ini dapat terwujud melalui sinergitas
perkembangan situasi eksternal dan internal, serta dan integrasi antara pilar pariwisata yaitu destinasi,
paradigma pembangunan, maka Kemenparekraf/ pemasaran, industri, dan kelembagaan pariwisata
Baparekraf memetakan 8 sasaran strategis ke dalam dengan ekonomi kreatif.
4 (empat) perspektif BSC.
Kemenparekraf/Baparekraf memiliki 8 arah kebijakan,
Pada perspektif stakeholders, Kemenparekraf/ yaitu:
Baparekraf memiliki 1 (satu) sasaran strategis yaitu: 1. Pengembangan inovasi dan perumusan kebijakan
“Meningkatnya kontribusi pariwisata dan ekonomi pariwisata dan ekonomi kreatif yang adaptif,
kreatif terhadap ketahanan ekonomi”. Pada sinergis dan berkualitas;
perspektif customer, Kemenparekraf/Baparekraf 2. Pengembangan SDM dan kelembagaan yang
dilakukan penyesuaian menjadi 5 (lima) sasaran unggul dan berdaya saing;
strategis yaitu: “Meningkatnya nilai tambah 3. Pengembangan destinasi pariwisata dan
ekonomi kreatif nasional”, “Meningkatnya infrastruktur ekonomi kreatif yang berdaya saing
kualitas dan jumlah wisatawan”, “Meningkatnya dan berkelanjutan;
indeks pembangunan kepariwisataan Indonesia”, 4. Peningkatan investasi dan tata kelola industri
“Terwujudnya perlindungan dan pemanfaatan pariwisata dan ekonomi kreatif yang berdaya
kekayaan intelektual produk kreatif”, saing dan berkelanjutan;
“Bertumbuhnya investasi dan akses pembiayaan 5. Pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif
sektor pariwisata dan ekonomi kreatif”. berbasis kemitraan strategis (strategic
partnership);
Pada perspektif internal process, Kemenparekraf/ 6. Pengembangan produk wisata dan event
Baparekraf memiliki 1 (satu) sasaran strategis yaitu: yang bernilai tambah, berdaya saing, dan
“Meningkatnya kapabilitas SDM Kepariwisataan berkelanjutan;
dan ekonomi kreatif”. 7. Pengembangan kreativitas, produk kreatif serta
Pada perspektif learn & growth Kemenparekraf/ ekonomi digital yang mendorong pergerakan
Baparekraf memiliki 1 (satu) sasaran strategis yaitu: ekonomi lintas skala usaha;
“Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik 8. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
dan bersih”. dan bersih.

RINGKASAN EKSEKUTIF xv
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Target Kinerja Kemenparekraf/ menjadi ukuran pencapaian setiap sasaran strategis


Baparekraf Kemenparekraf/Baparekraf. Terdapat 8 Sasaran
Strategis (SS) dan 16 Indikator Kinerja Sasaran
Tahun 2020 diawali dengan bencana non Strategis yang menjadi target kinerja Kemenparekraf/
alam pandemi Covid19 yang menyebabkan Baparekraf.
Kemenparekraf /Baparekraf menyesuaikan kembali
target yang sudah ditetapkan dalam RPJMN 2020- Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ditargetkan
2024. Situasi pandemi saat ini dikategorikan sudah memberikan Kontribusi yang terus meningkat
masuk ke era DVUCA: Disruptive (Disrupsi), Volatility terhadap ketahanan Ekonomi Indonesia. Nilai Devisa
(volatilitas), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity sektor Pariwisata ditargetkan meningkat dari US$
(kompleksitas), dan Ambiguity (ambiguitas), dimana 0,86 – 1,71 Miliar di tahun 2022 menjadi US$ 7,38 –
Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama dua 13,08 Miliar di tahun 2024. Kontribusi PDB Pariwisata
tahun dan masih belum memberikan kepastian terhadap Nasional ditargetkan meningkat bertahap
pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dari 3,6% di tahun 2022 menjadi 4,5% di tahun 2024.
secara jelas. Situasi tersebut menjadi sebuah kendala Sementara Nilai Ekspor Produk Ekonomi Kreatif
dalam pencapaian target Kemenparekraf, sehingga ditargetkan meningkat dari US$ 25,33 Miliar di tahun
menyebabkan penurunan target capaian untuk 2022 menjadi US$ 27,53 Miliar di tahun 2024. Nilai
industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Berdasarkan Tambah Ekonomi Kreatif ditargetkan meningkat dari
proyeksi organisasi pariwisata dunia (UNWTO) bahwa Rp. 1.236 Triliun di tahun 2022 menjadi Rp. 1.347
kondisi pariwisata akan kembali seperti tahun 2019 Triliun di tahun 2024.
pada tahun 2024/2025.
Dalam mendukung peningkatan kontribusi tersebut,
Target kinerja Kemenparekraf/ Baparekraf diperlukan juga peningkatan kualitas dan jumlah
digambarkan dengan sasaran strategis (SS) dan wisatawan. Jumlah wisatawan mancanegara
indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) yang ditargetkan meningkat dari 1,8 – 3,6 Juta Orang di

xvi RINGKASAN EKSEKUTIF


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Sumber: asset.indonesia.travel
Fotografer: Fransiskus Asisi

tahun 2022 menjadi 9,5 – 14,3 Juta Orang di tahun sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ditargetkan
2024. Rata-rata spending Wisatawan Mancanegara meningkat dari 103,25 Triliun Rupiah di tahun 2022
juga ditargetkan meningkat dari US$ 477 - 570 di menjadi 161,32 Triliun Rupiah di tahun 2024.
tahun 2022 menjadi US$ 776 – 914 di tahun 2024. Di
sisi lain, perjalanan Wisatawan Nusantara ditargetkan Selain itu, indikator terkait pemanfaatan kekayaan
sebesar 633 – 733 Juta perjalanan di tahun 2022 intelektual produk kreatif yaitu peningkatan HKI
meningkat menjadi 668 – 742 Juta perjalanan di yang dikomersialisasikan meningkat sebesar 20% di
tahun 2024. tahun 2024.

Daya saing pembangunan kepariwisataan nasional Pada upaya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM
ditargetkan meningkat dengan peningkatan kepariwisataan dan ekonomi kreatif tahun 2022-
Peringkat Travel and Tourism Development Index (TTDI) 2024, Kemenparekraf / Baparekraf menargetkan
yang dipublikasikan oleh World Economic Forum. peningkatan jumlah Tenaga Kerja Pariwisata dari
Indonesia ditargetkan berada di peringkat 36-39 21,6 Juta Tenaga Kerja di tahun 2022 menjadi 22,08
pada tahun 2021 dan meningkat ke peringkat 29 - 34 Juta Tenaga Kerja di tahun 2024, jumlah Tenaga
di tahun 2023, dan jumlah destinasi pariwisata yang Kerja Ekonomi Kreatif dari 22,29 Juta Tenaga Kerja di
berkualitas dan berkelanjutan ditargetkan sebanyak tahun 2022 menjadi 22,74 Juta Tenaga Kerja di tahun
19 lokasi di tahun 2024. 2024, dan Jumlah lulusan perguruan tinggi vokasi
pariwisata ditargetkan meningkat dari 2694 orang di
Kemenparekraf/Baparekraf juga menargetkan tahun 2022 menjadi 2897 orang di tahun 2024.
bertumbuhnya investasi dan akses pembiayaan
sektor pariwisata dan ekonomi kreatif melalui jumlah
investasi pariwisata dan ekonomi kreatif meningkat
dari US$ 2,42 Miliar di tahun 2022 menjadi US$ 3 Miliar
di tahun 2024, serta pembiayaan yang tersalurkan di

RINGKASAN EKSEKUTIF xvii


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Kondisi Umum
1.2. Potensi dan Permasalahan
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

mengalami penurunan yang sangat signifikan, yaitu


1.1. KONDISI UMUM
sebesar 75% dari tahun 2019 yang sebesar 16,1
1.1.1. Capaian Penyelenggaraan juta jumlah kunjungan wisman. Tahun 2021 belum
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mampu memberikan sinyal positif pada kunjungan
Nasional wisatawan mancanegara dikarenakan munculnya
varian baru Covid-19 seperti varian Delta dan
Omicron. Turunnya kunjungan wisman ke Indonesia
Pada tahun 2020 kinerja sektor pariwisata mengalami
tersebut berpengaruh terhadap penerimaan devisa
penurunan yang cukup signifikan dikarenakan
dari sektor pariwisata.
adanya pandemi Covid-19. Tekanan pada sektor
pariwisata terlihat pada penurunan yang signifikan Pandemi juga berdampak pada penurunan perjalanan
pada kedatangan jumlah wisatawan mancanegara domestik dikarenakan pembatasan perjalanan dan
akibat pembatalan perjalanan dan event besar serta pembatasan mobilitas kegiatan masyarakat. Hal
penurunan pemesanan. Penyebaran Covid-19 secara tersebut berakibat pada penurunan tingkat hunian
global mengakibatkan negara lain menerapkan hotel, penurunan pendapatan biro perjalanan dan
kebijakan travel restrictions, travel banned, jasa transportasi, penurunan omzet makanan dan
penutupan akses masuk dan keluar, serta kewajiban minuman, penurunan jumlah aktivitas pariwisata,
karantina setelah berpergian. Hal tersebut hiburan dan MICE, serta penurunan omzet pada
menyebabkan tingkat kunjungan wisatawan pusat perbelanjaan. Sejumlah usaha pariwisata juga
menurun signifikan dan industri penerbangan melakukan penutupan sementara dan permanen,
mengalami penurunan drastis di seluruh dunia. pengurangan karyawan hingga PHK (Pemutusan
Berdasarkan laporan dari United Nations World Hubungan Kerja), hingga kesulitan pada pembayaran
Tourism Organization (UNWTO) World Tourism likuiditas (gagal bayar kredit investasi dan modal
Barometer (UNWTO, 2020), jumlah kedatangan kerja), sehingga penurunan dari berbagai sektor ini
internasional di berbagai belahan dunia turun berdampak pada penurunan tenaga kerja pariwisata,
hingga 74% dibandingkan sebelum pandemi. jumlah pergerakan wisnus serta kontribusi pariwisata
Kunjungan wisman ke Indonesia tahun 2020 terhadap PDB Nasional.

Tabel 1.1. Target dan Capaian Sektor Pariwisata Nasional

2020 2021
INDIKATOR
T R T R
KONTRIBUSI PADA PDB NASIONAL (%) 4% 2,24% 2,4% 2,4%*
DEVISA PARIWISATA (MILIAR USD) 3,3-4,9 3,382 0,36-0,37 0,52*
JUMLAH TENAGA KERJA (JUTA ORANG) 10 20,43** 14,3 21,26**
INDEKS PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (TTDI) n.a n.a #36-39 #32
WISMAN (JUTA KUNJUNGAN) 2,8-4,0 4,05 1,5 1.56

WISNUS (JUTA PERJALANAN) 120-140 198,2 198-220 603,02**

Sumber Data: BPS dan diolah oleh Kemenparekraf #Indeks pembangunan kepariwisataan hanya dilakukan 2 (dua)
Keterangan: tahun sekali
*Capaian 2021 merupakan angka Proyeksi T: Target; R: Realisasi.
**Penyesuaian metodologi perhitungan oleh BPS

2 PENDAHULUAN BAB 1
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Terkait daya saing pariwisata nasional yang diukur nilai Indonesia dalam TTDI adalah 4,4 (Gambar 1.1).
melalui Travel and Tourism Competitiveness Index Hal yang perlu menjadi perhatian adalah terkait tourist
(TTCI) yang kemudian berkembang menjadi Travel service infrastructure, health & hygiene, socioeconomic
and Tourism Development Index (TTDI) berdasarkan resilience and conditions, environmental sustainability,
publikasi World Economic Forum pada tanggal 24 Mei dan ICT readiness. Upaya perbaikan harus diakselerasi
2022, Indonesia mencapai peringkat ke 32 dari target secara konsisten dan berkesinambungan, agar daya
peringkat ke 36-39 pada tahun 2021. Secara umum saing sektor pariwisata dapat meningkat.

Gambar 1.1. Gambaran Umum Capaian Travel & Tourism Development Index (TTDI)
(Sumber: The Travel & Tourism Development Report 2021 – WEF)

Selaras dengan pilar TTDI, pengembangan tenaga Selain mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan,
kerja dari sektor pariwisata masih terus menjadi pandemi Covid-19 juga berdampak pada kinerja
perhatian dari sisi kuantitas dan kualitas. Hal ini sektor ekonomi kreatif terutama pada penurunan
tercantum juga pada salah satu agenda pembangunan kinerja nilai ekspor produk kreatif tahun 2020
dalam RPJMN 2020-2024, yaitu meningkatkan SDM dibandingkan tahun 2019 yang semula sebesar US$
yang berkualitas dan berdaya saing. Peningkatan SDM 20,28 Miliar. Namun demikian, pada tahun 2021,
ini nantinya akan membantu dalam pengembangan nilai ekspor produk kreatif mengalami peningkatan
pariwisata secara berkelanjutan, agar mampu menjadi US$ 23,9 Miliar.
meningkatkan jumlah kunjungan baik dari wisawatan
mancanegara maupun wisatawan nusantara. Dengan terhambatnya perekonomian secara
nasional, beberapa permasalahan juga terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN 3
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

masyarakat seperti berkurangnya pendapatan pertumbuhan negatif kecuali pada subsektor televisi,
dan daya beli masyarakat, kehilangan pelanggan/ radio, dan aplikasi serta game developer. Melemahnya
pembeli selama pandemi, kekurangan supply bahan perekonomian secara umum akibat pandemi Covid-19
baku, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga memiliki dampak pada ketenagakerjaan di
yang mengakibatkan berkurangnya aktivitas para sektor ekonomi kreatif pada tahun 2020. Namun, di
pelaku ekonomi kreatif dan lumpuhnya bioskop tahun 2021 diproyeksikan tenaga kerja pada sektor
di seluruh Indonesia. Hal tersebut mengakibatkan ekonomi ekonomi kreatif mengalami peningkatan.

Tabel 1. 2. Target dan Capaian Sektor Ekonomi Kreatif Nasional


2020 2021
INDIKATOR
T R T R

Nilai Tambah Ekonomi Kreatif 1157 1134,9* 1191 1191*


(Triliun Rupiah)
Tenaga kerja ekonomi kreatif 17,25 19,39 19,19 21,90
(juta orang)
Nilai ekspor produk kreatif 16,9 18,89 17,45 23,9*
(miliar USD)

Sumber Data: Keterangan:


1. BPS dan diolah oleh Kemenparekraf *Capaian 2021 merupakan angka estimasi
2. Data nilai ekspor ekonomi kreatif diolah oleh Kemenparekraf T: Target; R: Realisasi.
atas data dari Ditjen Bea Cukai Kemenkeu.

1.1.2. Pandemi Covid-19 dan (UNWTO) menunjukan penurunan kedatangan


Dampaknya wisatawan internasional sebesar 74% pada tahun
2020 dibandingkan dengan tahun 2019. UNWTO
Dunia pariwisata saat ini diguncang dengan adanya menyatakan bahwa penurunan kedatangan
pandemi covid-19 yang disebabkan oleh penyebaran wisatawan internasional ini bermakna hilangnya
wabah Coronavirus. Pandemi ini dimulai pada bulan penerimaan turis internasional sebesar US$ 910
Desember tahun 2019 di Kota Wuhan, Republik Miliar hingga US$ 1.2 triliun secara global.
Rakyat Tiongkok, dimana virus tersebut menyebar
dengan cepat dan menyebabkan penyakit Covid-19 Berdasarkan skenario UNWTO, dibutuhkan 2.5 hingga
bagi masyarakat Wuhan. Penyebaran itu berlanjut 4 tahun sejak 2020 untuk mengembalikan jumlah
hingga ke seluruh dunia, dimana Coronavirus angka wisatawan global kembali ke angka tahun 2019.
telah menyebar ke sebagian besar penjuru dunia Jika dibandingkan penurunan yang terjadi akibat
dan meluluhlantakkan seluruh sektor ekonomi krisis ekonomi tahun 2009 yang berdampak terhadap
tidak terkecuali sektor pariwisata. Penyebaran penurunan pertumbuhan pariwisata sebesar 4% atau
Covid-19 yang begitu masif berdampak signifikan pasca pandemi SARS tahun 2003 yang menurunkan
terhadap pariwisata nasional maupun internasional. 0,4% pertumbuhan, maka dampak Pandemi Covid-19
Data United Nation World Tourism Organization terhadap dunia pariwisata cenderung signifikan

4 PENDAHULUAN BAB 1
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

(sumber: World Health Organization, 2020). World Namun demikian, pandemi covid-19 ini akan
Travel and Tourism Council (WTTC) melaporkan bahwa memberikan peluang lain bagi Kementerian Pariwisata
data hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi
sekitar 50 juta orang di sektor pariwisata kehilangan Kreatif. Perubahan model bisnis dari traditional tourism
pekerjaan mereka akibat pandemi Covid-19. management menjadi digital tourism management
akan menjadi peluang dalam mempertahankan dan
memulihkan sektor pariwisata nasional. Selain itu,
sektor ekonomi kreatif berbasis digital juga dapat
menjadi solusi lain dalam meningkatkan kontribusi
pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap PDB.
Orientasi segmen pasar akan bergeser dari wisatawan
mancanegara (wisman) menjadi wisatawan nusantara
(wisnus), hingga penerbangan internasional kembali
pulih seiring penanganan pandemi Covid-19 yang
semakin membaik. Untuk itu, diperlukan strategi
khusus yang terintegrasi dalam menghadapi dampak
pandemi Covid-19 terhadap sektor pariwisata dan
ekonomi kreatif secara nasional.

1.1.3. Perubahan Pola Perjalanan


Akibat Covid-19

Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang


signifikan dan perubahan yang drastis terhadap pola
perjalanan dan kunjungan di destinasi pariwisata
Gambar 1.2 Internasional Tourist Arrivals
Periode Januari-Desember 2020 dengan aturan dan batasan yang ketat untuk
(Sumber: United Nation World Tourism Organization (UNWTO) keamanan dan kenyamanan wisatawan. Upaya
pemulihan pembangunan pariwisata selama pandemi
Covid-19 dilakukan dengan pendekatan “New Normal -
New Tourism”. Ada beberapa aspek yang menjadi tren
pariwisata dan adaptasi kebiasaan baru, meliputi:
1. Health, Hygiene Sanitation Sensitive, safe, and
New Protocol
2. Staycation, Hommy, Interactive Relationship,
and Activities
3. Destinasi jarak pendek atau dekat, Domestic Travel
4. Sustainable and Responsible Tourism
5. Reliance and Local Knowledge Experience, Local
Wisdom and Past Literacy
6. Authentic Value Creation Product Development
7. Digital Ecosystem
8. Non-Personal Services Deliverables and Distancing
9. Niche, Market, Voluntourism, Education,
Philanthropy, Eco-Nature, Seekers, Healing,
Ecotourism.

BAB 1 PENDAHULUAN 5
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

UNWTO mengkategorikan perubahan pola perjalanan akibat Covid-19 sebagai berikut:

Pertimbangan
Baru
Lebih
Wisatawan
Bertanggung
Pemesanan
jawab
Akhir
Waktu

Memilih
Destinasi yang Wisatawan
Lebih Dekat Muda Paling
Preferensi Tangguh
Destinasi Luar
Ruangan
Gambar 1.3 Perubahan Perilaku
Wisatawan Akibat Covid-19
(Sumber: Adaptasi dari UNWTO, 2021)

1. Memilih Destinasi yang Lebih Dekat (Closer) pemulihan, sedangkan wisatawan senior atau
pensiunan akan lebih mudah terkena dampak.
Pariwisata domestik menunjukkan tanda positif
di beberapa pasar karena wisatawan cenderung 6. Lebih Bertanggungjawab pada Keberlanjutan,
berpergian ke destinasi yang relatif dekat. Orisinalitas dan Lokalitas (Sustainability,
Wisatawan lebih memilih ‘staycations’ atau authenticity, and localhood: more responsible)
destinasi yang dekat dengan rumah.
Kedatangan wisatawan memberikan dampak
2. Pertimbangan Baru Wisatawan (New Concerns) positif yang sangat penting bagi masyarakat lokal
dalam pencarian terhadap keaslian/originalitas
Aspek kesehatan dan kebijakan pembatalan agar dapat terjalin pariwisata yang berkelanjutan
menjadi perhatian utama bagi wisatawan. sehingga masyarakat lokal lebih diuntungkan.

3. Preferensi Destinasi Luar Ruangan (Get Away)

Wisata alam, desa wisata, dan road trip 1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN
muncul sebagai pilihan perjalanan populer
karena pembatasan perjalanan dan pencarian 1.2.1. Potensi Pembangunan
pengalaman wisata ‘open-air/outdoor’. Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif
4. Pemesanan di Akhir Waktu (Last Minute)
1.2.1.1. Potensi Pembangunan
Pemesanan pada menit terakhir telah meningkat Pariwisata
karena tingkat volatilitas pandemi dan
pembatasan perjalanan. a. Kekayaan dan Keragaman Sumber Daya
Pariwisata Nasional
5. Wisatawan Muda Paling Tangguh (Younger
travellers most resilient) Kekayaan sumber daya alam dan budaya yang
dimiliki bangsa Indonesia sangatlah besar
Segmen wisatawan muda akan lebih dominan dan dapat diberdayakan untuk mendukung
dalam melakukan perjalanan pada saat pengembangan kepariwisataan nasional.

6 PENDAHULUAN BAB 1
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

c. Kekayaan Pariwisata berbasis Community


Based Tourism

Community Based Tourism (CBT) menjadi


paradigma strategis dalam arah pembangunan
kepariwisataan 2020-2024. Pariwisata
berbasis masyarakat adalah pengembangan
pariwisata dengan tingkat keterlibatan
masyarakat setempat yang tinggi dan dapat
dipertanggungjawabkan dari aspek sosial
dan lingkungan hidup. CBT menempatkan
masyarakat sebagai pelaku utama melalui
pemberdayaan masyarakat dalam berbagai
kegiatan kepariwisataan dan model
pengembangan wisata seperti dalam bentuk
pengembangan geowisata, desa wisata
dan jenis wisata lainnya sehingga manfaat
kepariwisataan sebesar-besarnya diperuntukkan
bagi masyarakat. Pengembangan pariwisata
berbasis masyarakat menggunakan pendekatan
kerjasama antar pihak, termasuk pemerintah,
Sumber: asset.indonesia.travel
Fotografer: Fikry Auliya Rahman
masyarakat, usaha pariwisata, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) serta pergurungan tinggi dan
lembaga penelitian pada semua tahap.
Indonesia yang dihuni oleh lebih dari 300 suku
bangsa, dan memiliki 742 bahasa dan dialek d. Pertumbuhan Desa Wisata Nasional
serta segala ekspresi budaya dan adat tradisinya
merupakan laboratorium budaya terbesar di Indonesia memiliki lebih dari 7.275 desa wisata
dunia. (statistik potensi desa 2018). Dari jumlah tersebut
yang sudah terdaftar dalam jejaring Desa Wisata
b. Pembangunan Infrastruktur yang Ekspansif sebanyak 4.436 Desa Wisata. 3.518 desa wisata
Membuka Isolasi Wilayah dan Mendukung masuk dalam kategori rintisan, 976 desa wisata
Konektivitas Antar Wilayah dan Destinasi merupakan desa wisata berkembang, 291 desa
wisata kategori maju dan 11 desa wisata masuk
Konektivitas dengan struktur yang efisien, dalam kategori mandiri (Jadesta Kemenparekraf,
handal, dan terintegrasi akan mempercepat Juli 2022). Desa Wisata (Kampung, Nagari,
pertumbuhan ekonomi, mendukung sistem Gampong atau sebutan lainnya) adalah kawasan
logistik dan distribusi nasional. Konektivitas yang memiliki potensi dan keunikan daya tarik
darat diwujudkan dengan penyelesaian ruas wisata yang khas yaitu merasakan pengalaman
utama jalan di seluruh pulau; jalan tol Jawa keunikan kehidupan dan tradisi masyarakat di
dan Sumatera; jalan perbatasan; kereta api perdesaan dengan segala potensinya. Desa
di Sulawesi, Kalimantan, dan Papua; serta wisata dapat dilihat berdasarkan kriteria sebagai
transportasi perkotaan berbasis rel dan kereta berikut:
cepat yang dapat mendukung aksesibilitas
destinasi wisata.

BAB 1 PENDAHULUAN 7
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

a. memiliki potensi daya tarik wisata (daya antara lain Geopark Batur, Geopark Gunung Sewu,
tarik wisata alam, budaya, dan buatan/karya Geopark Ciletuh, Geopark Gunung Rinjani, Geopark
kreatif); Danau Toba dan Geopark Belitung. Selanjutnya,
b. memiliki komunitas masyarakat; terdapat beberapa Geopark nasional yang akan
c. memiliki potensi sumber daya manusia ditingkatkan statusnya menjadi UNESCO Global
lokal yang dapat terlibat dalam aktivitas Geopark antara lain Geopark Ijen Banyuwangi,
pengembangan desa wisata; Geopark Maros-Pangkep, Geopark Raja Ampat
d. memiliki kelembagaan pengelolaan; dan Geopark Merangin Jambi.
e. memiliki peluang dan dukungan ketersediaan
fasilitas dan sarana prasarana dasar untuk f. Kekayaan Potensi Cagar Budaya dan World
mendukung kegiatan wisata; dan Heritage
f. memiliki potensi dan peluang pengembangan
pasar wisatawan. Indonesia merupakan negara yang kaya di
Pengembangan desa wisata diharapkan bidang cagar budaya dan warisan dunia (world
dapat menjadi lokomotif pengungkit heritage) baik berupa intangible maupun tangible.
perekonomian di sektor pariwisata yang Beberapa kekayaan cagar budaya ini sudah
berprinsip gotong royong dan berkelanjutan. mendapatkan pengakuan dari dunia sebagai
world heritage oleh UNESCO yang tersebar dari
e. Pengembangan Geopark Indonesia Sabang hingga Merauke, antara lain Kompleks
Candi Prambanan, Kompleks Candi Borobudur,
Pengembangan Geopark sama halnya dengan pemandangan budaya Bali: sistem subak sebagai
mengembangkan aspek ilmu pengetahuan di manifestasi filsafat Tri Hita Karana, Situs Manusia
Indonesia. Pasalnya selain sebagai destinasi Purba Sangiran, Wayang, Keris, Batik, Tari Saman,
wisata edukasi, geopark sering kali menjadi lokasi Noken Papua, dan masih banyak lagi. Optimalisasi
untuk penelitian geologi hingga flora dan fauna. potensi tersebut dapat digunakan dalam rangka
Sejauh ini terdapat 6 Geopark Indonesia yang membangun kesadaran sejarah dan budaya,
telah dinobatkan sebagai UNESCO Global Geopark menjaga serta melestarikan benda cagar budaya
(UGG). Capaian ini menjadikan Indonesia sebagai sekaligus pengembangan pariwisata yang
negara di Asia Tenggara dengan UGG terbanyak, berbasis budaya lokal.

Sumber: asset.indonesia.travel
Fotografer: Kemenparekraf

8 PENDAHULUAN BAB 1
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

g. Indonesia sebagai Negara Tujuan MICE dan persepsi dan sikap individu. Untuk itu, citra
Wisata Olahraga pariwisata Indonesia dapat diukur melalui Brand
Awareness Index untuk mengetahui kemampuan
Indonesia dengan wilayah yang strategis serta individu dalam mengenali, mengingat kembali
memiliki daya tarik tersendiri bagi warga negara dan mempersepsikan merek pariwisata Indonesia
asing, memberikan peluang bagi tumbuhnya “Wonderful Indonesia”
industri MICE dan wisata olahraga. Keberhasilan
penyelenggaran MICE dan event olahraga j. Implementasi Kebijakan Kebersihan,
berskala internasional di tengah situasi pandemi Kesehatan, Keamanan, dan Kelestarian
seperti Badminton Festival 2021, World Super Bike, Lingkungan ((Cleanliness, Health, Safety, and
dan event lainnya menjadi bukti kepercayaan Environment Sustainability (CHSE)) di Sektor
masyarakat dunia untuk melakukan aktivitas Bidang Usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
MICE dan wisata olahraga di Indonesia. Bahkan untuk Standar Keamanan dan Kesehatan
di Tahun 2022, Indonesia dipercaya sebagai tuan
rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Dampak pandemi Covid-19 menjadikan tuntutan
World Tourism Day 2022, Moto GP 2022, World wisatawan bertambah, yakni lingkungan yang
Conference on Creative Economy 2022 dan event- sehat dan higienis di destinasi pariwisata.
event berskala internasional lainnya. Kemenparekraf/Baparekraf telah melakukan
sertifikasi Cleanliness, Health, Safety and
h. Kesadaran Potensi Daerah dan Kesiapan Daerah Environment Sustainability (CHSE), yaitu
untuk Menarik Investasi di Bidang Pariwisata proses pemberian sertifikat kepada usaha

Prospek investasi di masa pandemi juga


berada dalam kondisi stabil. Hal ini bisa dilihat
dari peringkat Investment Grade Indonesia di
masa pandemi. Pada 22 April 2021, Lembaga
pemeringkat Fitch mempertahankan Sovereign
Credit Rating Indonesia pada peringkat BBB
(investment grade) dengan outlook stabil. Selain
itu, dalam rangka menarik investasi bidang
pariwisata, berbagai daerah melakukan berbagai
terobosan, melalui penciptaan iklim investasi
yang kondusif, kemudahan prosedur investasi
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang
diinisiasi oleh BKPM.

i. Brand Equity Wonderful Indonesia

Brand Equity atau Ekuitas Merek berpengaruh


terhadap peningkatan citra pariwisata Indonesia.
Brand Equity dipandang mampu memberikan efek
pembeda bagi konsumen dalam membedakan
sebuah brand. Salah satu dimensi Brand
Equity yang memiliki peranan penting dalam Sumber: asset.indonesia.travel
meningkatkan citra adalah brand awareness. Fotografer: Jerry Aurum
Brand Awareness dinilai mampu memengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN 9
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

pariwisata, destinasi pariwisata, dan produk halnya KKNI, SKKNI di bidang usaha pariwisata
pariwisata lainnya yang menerapkan CHSE yang memungkinkan seseorang dengan
untuk memberikan jaminan kepada wisatawan pendidikan SMA/sederajat dapat disetarakan
terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, dengan kualifikasi pendidikan tinggi dengan
keselamatan, dan kelestarian lingkungan di syarat tertentu.
destinasi wisata. Hal ini kemudian didukung
oleh Badan Standardisasi Nasional dengan 1.2.1.2. Potensi Pembangunan Ekonomi
menetapkan Standar Nasional Indonesia Kreatif
(SNI) 9042:2021 Kebersihan, Kesehatan,
Keselamatan dan Kelestarian Lingkungan tempat a. Indonesia Memiliki Keragaman Budaya yang
penyelenggaraan dan pendukung kegiatan Tinggi, sebagai Sumber Daya Ekonomi Kreatif
pariwisata.
Pengembangan ekonomi kreatif Indonesia
k. Kesiapan Instrumen Standar Kompetensi untuk memiliki kekuatan berupa keragaman budaya
Peningkatan Standarisasi dan Sertifikasi SDM yang tinggi di Indonesia. Sumber daya budaya
Pariwisata merupakan kekayaan peradaban Indonesia yang
berasal dari interaksi sosial masyarakat, yang
Dalam penilaian tingkat daya saing kepariwisataan menjadi bagian dari kepribadian dan identitas
nasional, peningkatan standarisasi dan sertifikasi suatu masyarakat, berupa kuliner, busana daerah,
SDM Pariwisata, pemerintah telah berupaya kriya, musik, dan seni pertunjukan yang dapat
menyediakan regulasi dan instrumen standar dijadikan sumber daya karya ekonomi kreatif.
kompetensi untuk peningkatan SDM, seperti

Sumber: asset.indonesia.travel
Fotografer: Jerry Aurum

10 PENDAHULUAN BAB 1
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

b. Produk Ekonomi Kreatif Indonesia yang Telah berperan dalam mendorong pertumbuhan
Mampu Menembus Pasar Global sektor-sektor lain. Ketiga, ekomomi kreatif
mampu menghasilkan produk bernilai tambah
Dari 17 subsektor ekonomi kreatif, ada tujuh tinggi, yang tidak hanya bersifat fungsional tetapi
subsektor ekonomi kreatif yang menjadi prioritas juga memiliki makna sehingga meningkatkan
untuk menembus pasar global, yakni kuliner, kualitas hidup masyarakat.
fesyen, kriya, games, film, musik, dan penerbitan.
Saat ini, tiga subsektor memberikan kontribusi f. Peningkatan Konsumsi Produk Ekonomi
terbesar untuk ekspor, yaitu fesyen, kriya, dan Kreatif Lokal melalui masifnya Gerakan
kuliner. Sedangkan, untuk subsektor ekonomi Nasional Bangga Buatan Indonesia
kreatif yang memiliki pertumbuhan pesat adalah
TV dan radio; film, animasi, dan video; fotografi; Upaya Pemerintah untuk membantu UMKM
serta desain komunikasi visual (DKV). agar mampu bertahan dimasa pandemi dengan
melakukan transformasi penjualan secara digital
c. Eksistensi Komunitas Kreatif di Berbagai Daerah dan mengenalkan secara luas melalui Gerakan
dalam Mendukung Pengembangan Sumber Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia
Daya Insani Ekonomi Kreatif (BBI) yang dimulai sejak 14 Mei 2020 telah
membuahkan hasil. Sampai dengan Desember
Dalam rangka pengembangan sumber daya 2021, tak kurang dari 9.2 juta artisanal/UMKM/
ekonomi kreatif, eksistensi komunitas kreatif pelaku kreatif subsektor kuliner, kriya dan fesyen
sangat penting untuk merangsang industri kreatif telah onboarding di marketplace. Hal ini tentunya
dari luar, dan diharapkan dapat memberikan sangat menggembirakan karena kehadiran
kontribusi yang diperoleh dari ekonomi kreatif produk lokal di marketplace semakin meningkat.
dan meningkatkan PDB setiap daerah karena Kampanye masif ini juga disambut baik oleh
dengan suksesnya industri kreatif ini maka dapat masyarakat yang tercermin dari peningkatan
menopang lajunya pertumbuhan ekonomi. konsumsi produk lokal pada event harbolnas
dari sebesar 5.6 Triliun Rupiah (pada tahun
d. Internet of Things sebagai Katalisator Produk 2020) hingga mencapai 8.5 Trilliun Rupiah pada
Ekonomi Kreatif Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2021.
Kesuksesan ini tak lepas dari upaya bersama 19
Revolusi industri 4.0 juga membuka peluang
Kementerian/Lembaga yang terlibat langsung
ekonomi kreatif lainnya seperti periklanan. Salah
sebagai campaign manager Gernas BBI dan
satu pemanfaatan era digital adalah melalui
melakukannya di provinsi/daerah pilihan,
pembuatan aplikasi yang dapat menjangkau
termasuk di dalamnya di Destinasi Super Prioritas
seluruh negeri. Peran media sosial pun
seperti Borobudur, Danau Toba, Mandalika,
berdampak bagi perkembangan bisnis ekonomi
Labuan Bajo dan Likupang.
kreatif. Revolusi industri 4.0 dapat mendorong
tumbuhnya bisnis ekonomi kreatif baru. g. Kekuatan Belanja Segmen Pasar Milenial yang
Meningkat di Asia
e. Kontribusi Ekonomi Kreatif dalam
Menggerakkan Ekonomi Ekonomi yang berkembang adalah rumah bagi
86% dari milenial dunia yang berjumlah sekitar
Peranan ekonomi kreatif dalam perekonomian
1 miliar orang. Penghasilan agregat milenial
dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama,
Tiongkok akan melampaui Amerika pada
ekonomi kreatif berkontribusi pada pertumbuhan
tahun 2035. Sementara negara-negara dengan
ekonomi berkelanjutan. Kedua, ekonomi kreatif

BAB 1 PENDAHULUAN 11
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

pertumbuhan pendapatan milenial tertinggi di j. Inisiasi Pengembangan Klaster/Kota Kreatif


Asia antara lain adalah Thailand (51%), Filipina untuk Mendorong Pengembangan Ekonomi
(77%), Indonesia (84%), dan Bangladesh (104%). Kreatif di Sejumlah Wilayah

h. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sebagai Bentuk Kota Kreatif atau Creative City kini menjadi
Perlindungan dan Pemanfaatan Akan Karya konsep pengembangan kota yang dianggap
Cipta dan Kreativitas Pelaku Ekonomi Kreatif dapat mendorong dan merangsang kualitas
sumber daya manusia. Dikarenakan kota
Kebijakan pelindungan HKI terhadap produk kreatif telah menjadi konsensus global untuk
ekraf telah dilakukan oleh Pemerintah melalui memastikan keberlanjutan sebuah kota di masa
peraturan perundang-undangan bidang HKI dan depan. Dimana pada tahun 2050, diperkirakan
kebijakan daerah terkait pelindungan HKI untuk sekitar 70% penduduk dunia akan hidup di
produk ekraf mengacu pada kebijakan tingkat daerah perkotaan.
nasional. Perlindungan preventif diberikan
melalui UU berupa manfaat ekonomi bagi k. Kontribusi Ekonomi Kreatif dalam Agenda
pelaku ekraf yang mendaftarkan HKInya. Dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
perlindungan dan pemanfaatan produk kekayaan (Sustainable Development Goals)
intelektual, pencipta mendapatkan keuntungan
finansial ataupun manfaat ekonomi dari karya Sektor ekonomi kreatif telah menunjukkan
yang dihasilkannya. pertumbuhan yang resilient dalam perdagangan
internasional di tengah pandemi. Kontribusi
i. Skema Pembiayaan Berbasis Kekayaan ekonomi kreatif nasional terhadap PDB nasional
Intelektual terus berpotensi tumbuh, menjadikannya sektor
ekonomi yang tangguh dengan diperkuat oleh
Skema pembiayaan berbasis kekayaan potensi digitalisasi yang besar. Hal tersebut
intelektual bagi pelaku Ekonomi Kreatif diatur menjadikan sektor ekonomi kreatif berpotensi
melalui Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun untuk berkontribusi terhadap pencapaian
2022. Skema pembiayaan tersebut merupakan tujuan agenda pembangunan berkelanjutan
skema pembiayaan yang menjadikan kekayaan 2030, dengan mendorong pertumbuhan
intelektual sebagai objek jaminan utang bagi ekonomi dan inovasi, mengurangi kemiskinan,
lembaga keuangan agar dapat memberikan menciptakan lapangan kerja dan pekerjaan layak
pembiayaan kepada Pelaku Ekonomi Kreatif. untuk semua, meningkatkan kualitas hidup dan
Skema pembiayaan tersebut diharapkan dapat memberdayakan wanita dan pemuda, serta
membantu pengembangan produk ekonomi mengurangi kesenjangan baik di dalam negeri
kreatif di Tanah Air. Berdasarkan peraturan maupun antar negara.
perundang-undangan terkait Kekayaan
Intelektual, telah mengatur bahwa Hak Cipta 1.2.2. Permasalahan Pembangunan
dan Paten dapat dijadikan objek jaminan Fidusia. Pariwisata dan Ekonomi
Sehingga, bukan hanya dalam wujud sertifikat Kreatif
hak kekayaan intelektual, melainkan juga kontrak
kerja pelaku ekonomi kreatif yang melibatkan/ 1.2.2.1. Permasalahan Pembangunan
berisi hak kekayaan intelektual, serta bukti hak Pariwisata
tagih kekayaan intelektual bisa dijadikan jaminan
dalam pembiayaan. Pemberi fasilitas pembiayaan Permasalahan utama yang masih dihadapi dalam
tersebut dapat berupa Lembaga Keuangan dan pembangunan pariwisata nasional antara lain:
Badan layanan umum.

12 PENDAHULUAN BAB 1
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Sumber: asset.indonesia.travel
Fotografer: Imam Firmansyah

a. Kapasitas dan kualitas amenitas/fasilitas pendukung l. Kurangnya kesadaran wisata bagi masyarakat
wisata yang belum merata serta dampak pandemi di sekitar kawasan destinasi terhadap potensi
yang telah menurunkan kapasitas operasional besar kepariwisataan yang dimiliki daerahnya.
usaha pariwisata m. Struktur tenaga kerja sektor pariwisata dalam
b. Ancaman serta lemahnya kesiapan mitigasi menghadapi tekanan/shock akibat menghadapi
dan jaring pengaman pasca bencana baik bagi pandemi (baik dari sisi jaminan sosial, pola
masyarakat dan juga usaha pariwisata di destinasi model bisnis yang resisten, dan sebagainya).
pariwisata
c. Perubahan lanskap pariwisata dan profil/
karakteristik pasar yang belum didukung dengan 1.2.2.2. Permasalahan Pembangunan
kesiapan strategi pemasaran Ekonomi Kreatif
d. Sinergi antar mata rantai usaha pariwisata yang
belum optimal Permasalahan utama yang masih dihadapi dalam
e. Pengembangan tanggung jawab lingkungan oleh pembangunan Ekonomi Kreatif nasional antara lain:
kalangan usaha pariwisata masih terbatas/belum
optimal a. Peningkatan kompetensi pelaku ekraf belum
f. Belum meratanya penguatan organisasi yang terstruktur
membidangi kepariwisataan di daerah b. Belum efektifnya pengembangan sentra/
g. Koordinasi dan sinkronisasi pembangunan lintas klaster kreatif di kota-kota kreatif
sektor dan regional yang belum optimal c. Masih minimnya produk ekonomi kreatif yang
h. Pandemi Covid 19 yang berdampak pada penurunan terstandarkan.
penyerapan SDM dibidang usaha pariwisata d. Rendahnya pemahaman mengenai pentingnya
i. SDM pariwisata dan pengembangan pendidikan perlindungan hasil kreativitas (Hak atas
tinggi pariwisata yang masih terbatas Kekayaan Intelektual)
j. Belum optimalnya sumber daya manusia dalam e. Akses pelaku ekonomi kreatif terhadap sumber
pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan di pendanaan dan pembiayaan dari lembaga
kawasan Taman Nasional, Geopark, Cagar Budaya, pembiayaan yang belum optimal
dan World Heritage. f. Implementasi platform dan tata kelola untuk
k. Masih sering terjadinya sengketa kepemilikan manajemen hak cipta yang tersendat
lahan yang melibatkan warga lokal terutama atas g. Struktur tenaga kerja ekonomi kreatif dalam
tanah adat dan hak ulayat sehingga menyulitkan menghadapi tekanan/shock akibat menghadapi
proses pembebasan lahan untuk keperluan pandemi (baik dari sisi jaminan sosial, pola
pengembangan pariwisata model bisnis yang resisten, dan sebagainya).

BAB 1 PENDAHULUAN 13
BAB 2
VISI, MISI, DAN TUJUAN
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN
EKONOMI KREATIF
/BADAN PARIWISATA DAN
EKONOMI KREATIF
2.1. Visi Kemenparekraf/Baparekraf
2.2. Misi Kemenparekraf/Baparekraf
2.3. Tujuan Kemenparekraf/Baparekraf
2.4. Sasaran Strategis Kemenparekraf/Baparekraf
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

2.1. VISI KEMENPAREKRAF/


BAPAREKRAF

Salah satu prioritas nasional pada Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang
terkait dengan pembangunan sektor pariwisata
nasional adalah memperkuat ketahanan ekonomi
untuk pertumbuhan yang berkualitas dan
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas
dan berdaya saing. Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif sebagai Kementerian/Badan yang membantu
Presiden di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif,
maka visi Kemenparekraf/Baparekraf harus selaras
dengan Visi Presiden Republik Indonesia.
Sumber: asset.indonesia.travel
Fotografer: Fikri Auliya Rahman
Visi Presiden dan Wakil Presiden adalah “Terwujudnya
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribdian Berlandaskan Gotong Royong”

Sehingga visi Kemenparekraf/Baparekraf tahun Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia


2020-2024 adalah: yang maju bermakna bahwa pengembangan
pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan harus
mempertimbangkan perkembangan teknologi
“PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF terkini dalam rangka meningkatkan kualitas produk
INDONESIA YANG MAJU, BERDAYA pariwisata dan ekonomi kreatif yang dihasilkan.
SAING, BERKELANJUTAN SERTA Pemanfaatan teknologi tersebut tentunya harus
MENGEDEPANKAN KEARIFAN LOKAL mempertimbangkan aspek permintaan wisatawan
DALAM MEWUJUDKAN INDONESIA maupun aspek kemampuan industri dalam
MAJU YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN mengadopsinya. Selain itu, pengelolaan pariwisata
BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN dan ekonomi kreatif juga perlu menyesuaikan
GOTONG ROYONG”. terhadap perkembangan tren pengelolaan pariwisata
dan ekonomi kreatif di dunia, agar sektor ini tidak
tertinggal dibanding dengan negara lain.
Visi Kemenparekraf/Baparekraf tersebut selaras
dan mendukung pencapaian visi Presiden Republik Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia yang
Indonesia. Visi Kemenparekraf/Baparekraf ini berdaya saing bermakna bahwa produk pariwisata
mengandung 4 (empat) kata kunci utama, yaitu (i) dan ekonomi kreatif Indonesia harus dapat menjadi
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia yang maju; pilihan dibanding dengan produk serupa yang
(ii) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia yang dihasilkan negara lain. Dalam konteks pariwisata,
berdaya saing; (iii) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia harus mampu menjadi destinasi wisata
Indonesia yang berkelanjutan; serta (iv) Pariwisata pilihan wisatawan dunia dibandingkan dengan
dan Ekonomi Kreatif Indonesia yang mengedepankan destinasi di beberapa negara tetangga seperti
kearifan lokal. Thailand, Filipina dan Singapura. Sedangkan dalam

16 VISI, MISI, DAN TUJUAN BAB 2


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

konteks ekonomi kreatif, produk ekonomi kreatif lokal. Mengangkat indikasi geografis Indonesia
Indonesia harus mampu menembus pasar dunia. sebagai suatu originalitas dan identitas diri bangsa
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia yang Indonesia diharapkan dapat menjadi daya tarik
berkelanjutan bermakna pengelolaan pariwisata tersendiri, baik dalam bidang pariwisata maupun
dan ekonomi kreatif dapat dilakukan secara ekonomi kreatif.
berkelanjutan, sehingga dapat terus dinikmati hingga
generasi berikutnya. Oleh karena itu, tata kelola 2.2. MISI KEMENPAREKRAF/
pariwisata maupun ekonomi kreatif Indonesia harus BAPAREKRAF
mendukung pelaksanaan Sustainable Development
Goals (SDG’s) yang dicanangkan oleh Perserikatan Berdasarkan visi Presiden dan Wakil Presiden
Bangsa Bangsa (PBB). Republik Indonesia di atas yang berusaha dicapai
melalui 9 (sembilan) misi yang harus dimandatkan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia yang melalui Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020
mengedepankan kearifan lokal bermakna bahwa tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
dalam pengelolaan pariwisata dan ekonomi kreatif, Nasional Tahun 2020-2024, yaitu:
harus fokus dan memprioritaskan kepada kearifan

BAB 2 VISI, MISI, DAN TUJUAN 17


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Dalam konteks pengembangan pariwisata dan Perekonomian Nasional”. Pencapaian tujuan ini
ekonomi kreatif, Kemenparekraf/Baparekraf secara khusus akan dipantau melalui pengukuran 5
berkontribusi secara langsung terhadap misi nomor (lima) indikator kinerja utama, meliputi:
2, yaitu struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan 1. Nilai devisa pariwisata
berdaya saing. 2. Kontribusi PDB Pariwisata
3. Nilai ekspor produk ekonomi kreatif
Oleh karena itu, maka misi Kementerian Pariwisata 4. Nilai tambah ekonomi kreatif
dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi 5. Tenaga kerja sektor pariwisata dan ekonomi
Kreatif adalah “Memperkokoh struktur ekonomi kreatif
nasional yang produktif, mandiri dan berdaya
saing melalui optimasi pengelolaan pariwisata dan
ekonomi kreatif”. 2.4. SASARAN STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/
2.3. TUJUAN BAPAREKRAF
KEMENPAREKRAF/
BAPAREKRAF Sasaran strategis Kemenparekraf/Baparekraf
merupakan uraian dari tujuan strategis yang sekaligus
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi merupakan pemetaan dari strategi Kemenparekraf/
pembangunan Pariwisata, Kementerian Pariwisata Baparekraf dalam melaksanakan misi 2 untuk
dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi mewujudkan Visi Presiden tahun 2020-2024. Peta
Kreatif menetapkan tujuan pembangunan pariwisata strategi dari Kemenparekraf/Baparekraf tahun 2020-
5 (lima) tahun ke depan yaitu “Meningkatnya Peran 2024 dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini.
Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam

Gambar 2.1 Peta Strategi dari Kemenparekraf/Baparekraf

18 VISI, MISI, DAN TUJUAN BAB 2


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Berdasarkan Gambar 2.1, Kemenparekraf/Baparekraf


memiliki 8 sasaran strategis yang dipetakan kedalam
4 (empat) perspektif BSC meliputi:

1. Perspektif Stakeholders

Perspektif stakeholders melambangkan outcome/


impact yang ingin dicapai oleh Kemenparekraf/
Baparekraf. Outcome yang ingin dicapai
kemudian direpresentasikan oleh tujuan strategis
Kemenparekraf/Baparekraf. Pada perspektif
stakeholders Kemenparekraf/Baparekraf
memiliki 1 (satu) sasaran strategis yaitu:

“Meningkatnya kontribusi pariwisata dan


Sumber: asset.indonesia.travel
ekonomi kreatif terhadap ketahanan ekonomi”. Fotografer: Titik Terang

Capaian sasaran strategis ini diukur oleh 3 (tiga)


indikator kinerja sasaran strategis (IKSS). Pada perspektif ini, Kemenparekraf/Baparekraf
memiliki 1 (satu) sasaran strategis yaitu:
2. Perspektif Customer
“Meningkatnya kapabilitas SDM kepariwisataan
Pada perspektif customer, dilakukan penyesuaian dan ekonomi kreatif”.
menjadi 5 (lima) sasaran strategis yaitu:
Capaian sasaran strategis ini diukur melalui 3
“Meningkatnya nilai tambah ekonomi kreatif (tiga) IKSS.
nasional”,“Meningkatnya kualitas dan
jumlah wisatawan”, “Meningkatnya indeks 4. Perspektif learning and growth
pembangunan kepariwisataan Indonesia”,
“Bertumbuhnya investasi dan akses pembiayaan Perspektif learning and growth merupakan
sektor pariwisata dan ekonomi kreatif” dan perspektif yang menggambarkan kemampuan
“Terwujudnya pelindungan dan pemanfaatan membangun sistem yang memungkinkan adanya
kekayaan intelektual produk kreatif”. pengembangan SDM, sistem organisasi dan
sistem informasi sebagai kunci peningkatan
Capaian sasaran strategis ini diukur melalui 9 kinerja secara berkesinambungan. Pada
(sembilan) IKSS. perspektif ini Kemenparekraf/Baparekraf
memiliki sasaran strategis yaitu:
3. Perspektif Internal Process
“Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang
Perspektif internal process merupakan perspektif Baik dan Bersih”.
yang menggambarkan proses yang dilakukan
Kemenparekraf/Baparekraf untuk menghasilkan Keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
output di customer perspective. Jika proses telah Pembangunan Kemenparekraf /Baparekraf
dilakukan dengan benar, diharapkan output selanjutnya dapat digambarkan dalam diagram
pada perspektif customer dapat terwujud. sebagai berikut:

BAB 2 VISI, MISI, DAN TUJUAN 19


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Gambar 2.2 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kemenparekraf/Baparekraf

20 VISI, MISI, DAN TUJUAN BAB 2


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

BAB 3
ARAH KEBIJAKAN,
STRATEGI, KERANGKA
REGULASI, DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi
Kemenparekraf/Baparekraf
3.3. Kerangka Regulasi
Kemenparekraf/Baparekraf
3.4. Kerangka Kelembagaan

21
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Pada bab ini memuat arah kebijakan dan strategi RPJMN tahun 2020-2024 mengusung tema
Kemenparekraf/Baparekraf tahun 2020-2024 pembangunan “Terwujudnya Indonesia Maju yang
yang merupakan penjabaran dari visi dan misi Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Kemenparekraf/Baparekraf tahun 2020-2024. Gotong Royong”. Tema pembangunan ini sekaligus
menjadi Visi Presiden terpilih dalam pembangunan
Arah pengembangan Kemenparekraf/Baparekraf nasional tahun 2020-2024. Tema pembangunan ini
disusun dengan mempertimbangkan kebijakan dilaksanakan melalui 7 agenda pembangunan yang
pembangunan nasional yang tercantum dalam merupakan Prioritas Nasional (PN) pada RPJMN IV
RPJMN 2020-2024. Formulasi arah kebijakan dan tahun 2020-2024. Ketujuh PN tersebut adalah:
strategi juga mempertimbangkan kondisi lingkungan 1) PN 1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk
internal maupun eksternal Kemenparekraf/ Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Baparekraf, sehingga arah kebijakan dan strategi 2) PN 2. Mengembangkan Wilayah untuk
Kemenparekraf/Baparekraf yang disusun dapat Mengurangi Kesenjangan
menjawab kebutuhan pariwisata dan ekonomi kreatif 3) PN 3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang
nasional kedepan. Berkualitas dan Berdaya Saing
4) PN 4. Revolusi Mental dan Pembangunan
3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN Kebudayaan
STRATEGI NASIONAL 5) PN 5. Memperkuat Infrastruktur untuk
Mendukung Pengembangan Ekonomi
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun dan Pelayanan Dasar
2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka 6) PN 6. Membangun Lingkungan Hidup,
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan
terdapat 5 (lima) arahan utama Presiden, yaitu: Perubahan Iklim
1. Pembangunan SDM; 7) PN 7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan
2. Pembangunan Infrastruktur; Transformasi Pelayanan Publik
3. Penyederhanaan Regulasi;
4. Penyederhanaan Birokrasi; dan
5. Transformasi Ekonomi

Sumber: asset.indonesia.travel
Fotografer: Jerry Aurum

22 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Adapun arah kebijakan dalam rangka melaksanakan


agenda pembangunan pada tahun 2020-2024 yang
menjadi tugas dari Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif mencakup:

AGENDA 1:
MEMPERKUAT KETAHANAN EKONOMI
UNTUK PERTUMBUHAN YANG BERKUALITAS DAN BERKEADILAN

Arah Kebijakan:

a. Penguatan Kewirausahaan dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan Koperasi yang
dilaksanakan dengan strategi, meliputi:

1. Peningkatan kemitraan usaha antara Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah Besar;
2. Peningkatan kapasitas usaha dan akses pembiayaan bagi wirausaha;
3. Peningkatan penciptaan peluang usaha dan start-up; dan
4. Peningkatan nilai tambah usaha sosial.

b. Peningkatan Nilai Tambah Lapangan Kerja dan Investasi di Sektor Riil, dan Industrialisasi yang
dilaksanakan melalui strategi meliputi:

1. Peningkatan daya saing destinasi dan industri pariwisata yang didukung penguatan
rantai pasok dan ekosistem pariwisata, termasuk wisata alam; dan
2. Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk serta usaha kreatif dan digital.

c. Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi dan Penguatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri
(TKDN) yang dilaksanakan melalui strategi, meliputi:

1. Peningkatan diversifikasi, nilai tambah, dan daya saing produk ekspor dan jasa;
2. Peningkatan akses dan pendalaman pasar ekspor
3. Pengelolaan impor; dan
4. Peningkatan citra dan diversifikasi pemasaran pariwisata, serta produk kreatif dan digital.

d. Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi yang dilaksanakan melalui strategi, meliputi:

1. Peningkatan pendalaman sektor keuangan;


2. Optimalisasi pemanfaatan teknologi digital dan industri 4.0;
3. Peningkatan penerapan praktik berkelanjutan di industri pengolahan dan pariwisata;
4. Peningkatan ketersediaan dan kualitas data serta informasi perkembangan ekonomi terutama
pangan, kemaritiman, pariwisata, ekonomi kreatif, dan ekonomi digital.

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 23


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

3.1.1 Pengarusutamaan dalam 4. Pengarusutamaan Transformasi Digital.


RPJMN 2020-2024
Upaya untuk mengoptimalkan peranan teknologi
Guna mempercepat pencapaian target pembangunan digital dalam meningkatkan daya saing bangsa
dan memberikan akses pembangunan yang merata dan sebagai salah satu sumber pertumbuhan
dan adil, di dalam Dokumen RPJMN 2020-2024 ekonomi Indonesia ke depan dengan
telah ditetapkan 4 (empat) pengarusutamaan mengutamakan strategi dari aspek pemantapan
(mainstreaming) sebagai bentuk pembangunan ekosistem (supply), pemanfaatan (demand) dan
inovatif dan adaptif serta menjadi katalis pengelolaan big data.
pembangunan.
Selain mainstreaming tersebut di atas, diperlukan
1. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. juga penguatan mitigasi bencana baik bersifat alam
mapun non alam untuk mengurangi risiko perubahan
Pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan iklim dan bencana serta meningkatkan ketangguhan
masa kini tanpa mengorbankan generasi masa menghadapi perubahan iklim dan bencana yaitu salah
depan, dengan mengedepankan kesejahteraan satunya melalui pengarusutamaan penanggulangan
tiga dimensi (sosial, ekonomi dan lingkungan) bencana dan adaptasi perubahan iklim. Upaya
dan mensyaratkan partisipasi dan kolaborasi mitigasi dan peningkatan kapasitas adaptif dilakukan
semua pihak. melalui pembangunan infrastruktur strategis
pada sektor-sektor prioritas, peningkatan SDM
2. Pengarusutamaan Gender (PUG). Pemerintah Daerah dan masyarakat, pelatihan dan
simulasi situasi bencana serta peningkatan regulasi
Strategi untuk mengintegrasikan perspektif terkait ketahanan terhadap bencana dan iklim pada
gender ke dalam pembangunan, mulai sektor prioritas.
dari penyusunan kebijakan, perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, serta pemantauan Selanjutnya, Kemenparekraf/Baparekraf juga
dan evaluasi. Tujuan dari stategi ini ialah mendukung dan melaksanakan Program/Rencana
mewujudkan kesetaraan gender sehingga Aksi Nasional/Arahan direktif presiden yang tertuang
mampu menciptakan pembangunan yang dalam Peraturan Presiden, Instruksi Presiden dan
lebih adil dan merata bagi seluruh penduduk Peraturan Pemerintah.
Indonesia.

3. Pengarusutamaan Modal Sosial Budaya. 3.1.2 Proyek Prioritas Strategis


(Major Project)
Pengarustamaan ini merupakan internalisasi
nilai dan pendayagunaan kekayaan budaya Dalam Perpres 18 Tahun 2020 tentang Rencana
untuk mendukung seluruh proses pembangunan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-
dengan tujuan dan orientasi pada penghargaan 2024, terdapat 10 Destinasi Pariwisata Prioritas
atas khazanah budaya masyarakat, sekaligus (Danau Toba, Sumatera Utara; Borobudur, dskt,
upaya pelestarian dan pemajuan kebudayaan Jawa Tengah; Lombok-Mandalika, Nusa Tenggara
bangsa. Barat; Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur; Manado-
Likupang, Sulawesi Utara; Wakatobi, Sulawesi
Tenggara; Raja Ampat, Papua Barat; Bromo-Tengger-
Semeru, Jawa Timur; Bangka Belitung; dan Morotai,
Maluku Utara), 8 Destinasi Pariwisata Pengembangan

24 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Sumber: Wonderful Indonesia


Fotografer: Fikri Auliya Rahman

(Batam-Bintan, Kepulauan Riau; Bukittinggi–Padang, kebugaran/wellness tourism, wisata kesehatan/


Sumatera Barat; Bandung–Halimun-Ciletuh, Jawa medical tourism, wisata olah raga, dan wisata religi).
Barat; Banyuwangi, Jawa Timur; Sambas-Singkawang, Pengembangan ketiga jenis pariwisata tersebut juga
Kalimantan Barat; Derawan-Berau, Kalimantan membuka kesempatan bagi wisatawan untuk terlibat
Timur; Toraja-Makasar-Selayar, Sulawesi Selatan; dan dalam kegiatan pengembangan pengetahuan,
Biak – Teluk Cenderawasih, Papua); dan 1 Destinasi pendidikan dan kesukarelawanan yang terintegrasi
Revitalisasi (Bali). dengan kegiatan wisata.

Dalam perkembangannya, Destinasi Pariwisata Pengembangan amenitas dan atraksi wisata juga
Pengembangan mengalami perubahan delineasi, melibatkan industri dan partisipasi masyarakat.
menjadi Batam-Bintan, Bukittinggi-Padang, Ujung Pelaksanaannya mencakup kerja sama pembiayaan,
Kulon-Halimun-Bandung-Pangandaran, Banyuwangi, perbaikan pengelolaan destinasi, penerapan standar
Sambas-Singkawang, Derawan-Berau, Toraja- layanan, penguatan rantai pasok industri pariwisata,
Makassar-Selayar, dan Biak-Teluk Cenderawasih serta penataan kota sebagai service hub pariwisata,
Revitalisasi Destinasi Pariwisata Bali yang tertulis penataan kawasan perdesaan untuk mendukung
dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor pariwisata, serta pengembangan desa wisata.
86 Tahun 2020 Tentang Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2021 dan Peraturan Presiden Republik Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas dan
Indonesia Nomor 85 Tahun 2021 Tentang Rencana Destinasi Pariwisata Pengembangan diharapkan
Kerja Pemerintah Tahun 2022. dapat menjadi destinasi utama pergerakan
wisatawan nusantara dan kunjungan wisatawan
Pengembangan produk pariwisata yang akan mancanegara selain Bali yang selama ini menjadi
ditingkatkan diversifikasinya mencakup: (1) Destinasi Utama. Kemenparekraf/Baparekraf
wisata alam (ekowisata, wisata bahari, dan wisata diharapkan dapat berperan sebagai pemimpin
petualangan); (2) wisata budaya (heritage tourism, orkestrasi dan akselerator pembangunan
wisata sejarah, wisata kuliner, wisata kota yang kepariwisataan dan ekosistem ekonomi kreatif
difokuskan pada Cultural Heritage Regeneration, dan melalui kolaborasi dengan berbagai Kementerian/
wisata desa); (3) wisata buatan (meeting-incentive- Lembaga/stakeholders terkait.
convention-exhibition/MICE, yacht and cruise, wisata

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 25


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Gambar 3.1 Persebaran Destinasi Pariwisata


Sumber: Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024 (diolah)

nilai strategis dan daya ungkit tinggi untuk mencapai


Dalam melaksanakan agenda pembangunan sasaran prioritas pembangunan. Berikut merupakan
(prioritas nasional) RPJMN 2020-2024, disusun daftar Major Project yang dalam penyusunan dan
Proyek Prioritas Strategis (Major Project) dengan pelaksanaannya melibatkan Kementerian Pariwisata
tujuan agar dokumen RPJMN lebih konkrit dalam dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi
menyelesaikan isu-isu pembangunan dan memiliki Kreatif.

Tabel 3.1 Kontribusi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan


Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam Major Project RPJMN 2020-2024
dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2022

Indikasi
No Major Project Manfaat proyek Pendanaan Pelaksana
(Triliun
Rupiah)
1 Industri 4.0 di • Meningkatnya kontribusi 245,8 Penanggung Jawab Proyek:
5 Sub Sektor industri dalam PDB Kementerian Perindustrian
Prioritas: menjadi 21,0 % • APBN: 13
• BUMN: 125,9 Lintas K/L/D:
Makanan dan • Swasta : 106,9 BKPM, Badan Standardisasi
Minuman, Tekstil Nasional, Kemen
dan Pakaian KKP, Kemenparekraf/
Jadi, Otomotif, Baparekraf, Kemendag,
Elektronik, Kimia KPPU
dan Farmasi

26 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

2 10 Destinasi • Meningkatnya devisa 161 Penanggung Jawab Proyek:


Pariwisata sektor pariwisata menjadi Kemenparekraf/Bapa-
Prioritas: 30 miliar USD (2024) (APBN, KPBU, rekraf,
• Meningkatnya jumlah BUMN, Swasta
Danau Toba, perjalanan wisatawan 350- Lintas K/L/D:
Borobudur 400 juta perjalanan dan Kementerian PPN/
Dskt, Lombok- wisatawan mancanegara Bappenas, Kemenperin,
Mandalika, 22,3 juta kedatangan Kemenakes, Kemen PUPR,
Labuan Bajo, (2024) Kemenhub, Kemen LHK,
Manado-Likupang, Kemen KKP, Kemendes
Wakatobi, Raja PDTT, Kemenkop
Ampat, Bromo- UKM, Kemen ESDM,
Tengger-Semeru, Kementerian Investasi/
Bangka Belitung, BKPM, Kemendikbudristek,
dan Morotai KemenATR/BPN, Pemda,
BUMN dan Swasta

3 Pembangunan • Meningkatnya 69,9 a.l. BP Batam,


Wilayah Batam - pertumbuhan industri dan Kemen PUPR, Kemenhub,
Bintan pariwisata Batam-Bintan • APBN: 6,4 Kemenperin, Kemen-
• KPBU: 9,5 parekraf,
• Badan Usaha: 54 Badan Usaha (BUMN/
Swasta)

4 Pengelolaan • Proporsi UMKM yang 8.87 Penanggung Jawab Proyek:


Terpadu UMKM mengakses kredit Kementerian Koperasi dan
(RKP 2022) lembaga keuangan formal (K/L, DAK, dan UKM
meningkat dari 24,33% BUMN)
pada 2019 menjadi 27.80% Lintas K/L/D:
• Pertumbuhan wirausaha Kemenperin, Kemendag,
meningkat dari 1,71% pada Kemenkominfo,
2019 menjadi 2,00% pada Kemendikbudristek,
2022 Kemenpora, Kemen
• Mendukung kontribusi PPPA, Kemendes
koperasi terhadap PDB PDTT, Kemenaker,
sebesar 5,30% pada 2022 BSN, Kemenparekraf/
Baparekraf, Kemen LHK,
Kemenag, Kementan,
Kemeninves/BKPM, KPPU,
Pemda dan BUMN

5 Pembangunan • Meningkatkan Indeks Kota 0,527 Penanggung Jawab Proyek:


Kota Baru: Maja, Berkelanjutan (IKB) Kota Kemen PPN/Bappenas dan
Tanjung Selor, Baru sebesar 6% menjadi (K/L) Kemenko Perekonomian
Sofifi, dan Sorong 36,82 (skenario rendah) di
(RKP 2022) tahun 2022 Lintas K/L/D:
Kemen PUPR, Kemen
ESDM, Kemenaker,
Kemenhub,
Kemenparekraf,
Kemenkominfo, Pemda

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 27


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

6 Wilayah Adat • Meningkatnya IPM di 1,5 Penanggung Jawab Proyek:


Papua: Wilayah Wilayah Papua sebesar Kemen PPN/ Bappenas
Laa Pago dan 62,06-65,92 (K/L)
Wilayah Adat Lintas K/L/D:
Domberay (RKP Kemenkes,
2022) Kemendikbudristek,
Kementan, Kemenparekraf,
Kemenperin, Kemendes
PDTT, Kemen PUPR, Kemen
ESDM, Kemenhub

7 Transformasi • Persentase rata-rata 22 Penanggung Jawan


Digital (RKP pertumbuhan sektor TIK (K/L, BUMN) Proyek:
2022) sebesar 9,8-10% Kemenkominfo
• Meningkatnya kecamatan
yang terjangkau Lintas K/L/D:
infrastruktur Jaringan ANRI, BIG, BIN, BPPT,
Serat Optik Kumulatif dari BSSN, BUMN, Kemendag,
37,15% (2021) ke 42,85% Kemendikbudristek,
(2022) dan meningkatnya Kemen KKP, Kemenag,
masyarakat pengguna Kemendagri, Kemenparin,
internet dari 74,2% Kemensos, Kemendes
(2021) ke 79,20% (2022) PDTT, Kemenhan/
• Meningkatnya persentase TNI, Kemenkes,
instansi pemerintah Kemenkeu, Kemen UKM,
dengan Indeks Maturitas Kemenaker, Kemen
SPBE kategori baik ke atas PANRB, Kemenparekraf,
dari 70% (2020) ke 80% Perpusnas, Polri, TVR
(2022) untuk K/L dari 50%
(2020) ke 60% (2022)
untuk provinsi dan dari
20% ke 30% (2022) untuk
Kab/Kota
• Persentase pemanfataan
dan pembelajaran
berbasis TIK 56,25%
• Penguatan ekosistem
digital kesehatan
sejumlah 1 sistem
informasi pada 2022
• Fasilitasi pengembangan
140 start-up pada 2022
• Digitalisasi dan integrasi
pelaksanaan bantuan
sosial secara bertahap
dengan 1 sistem
informasi kesejahteraan
sosial terpadu pada 2022

28 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

• 45 Perusahaan dengan
nilai Indonesia Industry
4.0 Readiness Index
(INDI 4.0) >3.0
• Bertambahnya 5
juta masyarakat
yangmendapatkan
literasi di bidang digital
pada 2022
• Peningkatan kualitas
200.000 SDM Bidang
komunikasi dan
informatika yang
kompeten dan
profesional
• Meningkatnya Global
Cyber Security Index dari
0,792 (2022) menjadi
0,826 (2022)

Sumber:
1. Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024
2. Perpres No. 115 Tahun 2021 tentang Pemutakhiran RKP 2022

Sumber: asset.indonesia.travel
Fotografer: Jerry Aurum

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 29


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Dalam RPJMN telah disusun rincian major project yang didalamnya terdapat indikasi target dan indikasi
pendanaan seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Major Project 10 Destinasi Pariwisata Prioritas dalam


RPJMN 2020-2024

Sumber: Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024

30 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Penyusunan Integrated Tourism Master Plan atau 3.1.3 Penguatan Ekosistem Ekraf
Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN)
tahap awal telah dilaksanakan dengan inisiatif Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan 2019 tentang Ekonomi Kreatif yang salah satunya
Berkelanjutan (P3TB). Pada tahap pertama telah mengamanatkan pengembangan ekosistem
disusun RIDPN Danau Toba, RIDPN Borobudur ekonomi kreatif untuk memberikan kontribusi bagi
Dskt, dan RIDPN Lombok-Mandalika. Kemudian perekonomian nasional dan meningkatkan daya saing
pada tahap berikutnya akan disusun RIDPN Bromo- global. Ekosistem Ekonomi Kreatif yang dimaksud
Tengger-Semeru, RIDPN Labuan Bajo, dan RIDPN ialah keterhubungan sistem yang mendukung
Wakatobi dengan dana PHLN dari World Bank. rantai nilai Ekonomi Kreatif, yaitu kreasi, produksi,
Adapun penyusunan RIDPN Bangka-Belitung, RIDPN distribusi, konsumsi, dan konservasi, yang dilakukan
Manado-Likupang, RIDPN Raja Ampat, dan RIDPN oleh Pelaku Ekonomi Kreatif untuk memberikan nilai
Morotai akan dilaksanakan oleh Kemenparekraf/ tambah pada produknya sehingga berdaya saing
Baparekraf dengan anggaran yang bersumber dari tinggi, mudah diakses, dan terlindungi secara hukum.
Rupiah Murni. Sesuai dengan amanat UU Ekraf, Pengembangan
ekosistem ekonomi kreatif diuraikan melalui
RIDPN yang sudah ditetapkan menjadi Peraturan Rencana Induk Ekonomi Kreatif sebagai pedoman
Presiden adalah RIDPN Lombok – Gili Tramena. bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
RIDPN yang kajiannya telah selesai disusun akan Dengan adanya Rencana Induk Ekonomi Kreatif
dilanjutkan dengan proses penetapan dasar (Rindekraf) diharapkan dapat tercipta perencanaan,
hukumnya. Major Project dan indikasi pendanaannya pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi yang baik
dapat dimutakhirkan melalui Rencana Kerja antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Pemerintah (RKP) dengan mempertimbangkan dalam penyelenggaraan Ekonomi Kreatif secara lebih
kesiapan pelaksanaan, pemutakhiran besaran dan berkesinambungan dan berkelanjutan.
sumber pendanaan serta Direktif Presiden.

ARAH KEBIJAKAN
Ekosistem Ekonomi Kreatif
Ekosistem Ekonomi Kreatif

1 Pengembangan Riset 5
Strategi Penguatan
Strategi Penguatan

1. Peningkatan nilai tambah


2 Pengembangan Pendidikan Ekonomi Kreatif 6

2. Peningkatan populasi pelaku


3 Fasilitas Pendanaan dan usaha digital 7
pembayaran
3. Penguatan Ekonomi Kreatif
4 Penyediaan Infrastruktur dan digital 8

Gambar 3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Penguatan Ekosistem Ekonomi Kreatif

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 31


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Arah kebijakan di dalam Rindekraf terdiri dari: nusantara dan pengembangan potensi ekonomi
1) peningkatan nilai tambah Ekonomi Kreatif; kreatif masyarakat di desa wisata. Pengembangan
2) peningkatan populasi pelaku usaha digital; Desa Wisata yang melibatkan masyarakat dalam
dan 3) penguatan Ekonomi Kreatif dan digital. pengelolaannya, dapat mendorong pemberdayaan
masyarakat, penguatan potensi lokal, dan nilai
Ketiga arah kebijakan tersebut diuraikan melalui manfaat yang maksimal bagi kesejahteraan ekonomi
Strategi Penguatan Ekosistem Ekonomi Kreatif masyarakat setempat. Dalam pengembangan
sesuai dengan bidang-bidang di dalam ekosistem desa wisata Kemenperakraf/Baparekraf akan
ekonomi kreatif, yaitu: 1) pengembangan riset; 2) berkolaborasi bersama stakeholders terkait.
pengembangan pendidikan; 3) fasilitas pendanaan Pengembangan potensi desa wisata dan
dan pembiayaan; 4) penyediaan infrastruktur; 5) pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal
pengembangan sistem pemasaran; 6) pemberian di dalamnya diharapkan dapat menjadi lokomotif
insentif; 7) fasilitasi kekayaan intelektual; dan 8) pengungkit perekonomian di sektor pariwisata dan
pelindungan hasil kreativitas. ekonomi kreatif.

3.1.4 Pengembangan Desa Wisata Pengembangan desa wisata dilakukan dengan


memperhatikan aspek, yaitu 1) Pemetaan Desa
Desa wisata (Kampung, Nagari, Gampong, atau Wisata, melalui penyiapan perangkat sistem jejaring
sebutan lainnya) adalah kawasan yang memiliki desa wisata (Jadesta), pengklasifikasian rintisan,
potensi dan keunikan daya tarik wisata yang khas. berkembang, maju, dan mandiri, serta dukungan
Wisatawan dapat merasakan pengalaman unik dari kementerian/lembaga dan stakeholders lainnya;
dari kehidupan dan tradisi masyarakat di pedesaan 2) Ko-Kreasi pendampingan yang dilaksanakan
dengan segala potensinya serta mengedepankan dari kolaboriasi pemerintah daerah, kementerian/
prinsip keaslian, masyarakat setempat, keterlibatan lembaga, masyarakat, Badan Usaha Milik Desa,
masyarakat, sikap dan nilai, serta konservasi dan Lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi,
daya dukung. Desa wisata memiliki beberapa kriteria dan BUMN; 3) Sertifikasi sebagai jaminan dan nilai
diantaranya ialah 1) Potensi daya tarik wisata (daya mutu keberlanjutan sesuai standar dari Global
tarik wisata alam, budaya, dan buatan/karya kreatif); Sustanaible Tourism Council (GSTC) dan The World
2) Komunitas masyarakat; 3) Potensi sumber daya Tourism Organization (UNWTO); 4) Pengembangan
manusia lokal yang dapat terlibat dalam aktivitas pemasaran dan promosi melalui peningkatan
pengembangan desa wisata; 4) Kelembagaan branding, advertising, dan selling atau upaya promosi
pengelolaan; 5) Peluang dan dukungan ketersediaan melalui media digital guna mengakses pasar dan
fasilitas dan sarana prasarana dasar untuk peningkatan penjualan melalui marketplace (online
mendukung kegiatan wisata; dan 6) Potensi dan travel agent); 5) Pengelolaan berkelanjutan yang akan
peluang pengembangan pasar wisatawan. berfokus pada pengembangan model bisnis insentif
serta stimulus dan inovasi lainnya.
Berdasarkan amanat RPJMN 2020-2024 yang
ditetapkan dalam Perpres Nomor 18 Tahun 2020,
salah satu target prioritas pembangunan adalah
pengembangan 244 desa wisata. Pengembangan
Desa Wisata dilaksanakan melalui kolaborasi lintas
Kementerian. Kemenparekraf/Baparekraf ikut
mengembangkan Desa Wisata sebagai bagian dari
pemulihan pariwisata dengan menggerakan roda
perekonomian masyarakat melalui wisatawan

32 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Sumber: asset.indonesia.travel
Fotografer: Titik Terang

PEMETAAN KO-KREASI PEMASARAN PENGELOLAAN


SERTIFIKASI
DESA WISATA PENDAMPINGAN PROMOSI BERKELANJUTAN
SS.3 SS.3 SS.3 SS.3 SS.3
• Penyiapan • Model • Standar GSTC/ • Branding • Pengembangan
Perangkat Pendampingan UNWTO Business Model
(Jadesta) • Advertising Intensif/Stimulus
• Kolaborasi Pemda/ • Monitoring/ dan Inovasi
• Pengklasifikasian KL/Masyarakat/ Surveillance • Selling (Digital
Rintisan, Bumdes/LSM/ Platform)
Berkembang, Maju, Perguruan Tinggi/
Mandiri BUMN

• Desa Wisata
dengan Dukungan
KL/Stakeholders

Gambar 3.3 Kerangka Pikir Pengembangan Desa Wisata

pariwisata) serta indikator kunci yang ditinjau


Desa wisata diklasifikasikan menjadi 4 (empat) pada potensi wisata dan kesadaran masyarakat,
yang dapat dinilai dari beberapa indikator, yaitu kunjungan wisatawan, sarana dan prasana serta
desa rintisan, desa berkembang, desa maju, dan fasilitas wisata, pendampingan, pemanfaatan dana
desa mandiri. Klasifikasi tersebut didasarkan desa, pengelolaan, dampak ekonomi, dan digitalisasi.
pada indikator dasar (jumlah kunjungan, industri Adapun klasifikasi desa rintisan, berkembang,
pariwisata yang berkembang, kesiapan skill dan SDM, maju, dan mandiri dapat dijelaskan lebih lanjut
diversifikasi produk dan aktivitas wisata, dan amenitas pada Tabel 3.3.

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 33


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Tabel 3.3 Klasifikasi Desa Wisata

INDIKATOR
RINTISAN BERKEMBANG MAJU MANDIRI
KUNCI
POTENSI WISATA Masih berupa Sudah mulai dikenal. Sudah menjadi
DAN KESADARAN potensi yang dapat Kesadaran masyarakat destinasi wisata yang
MASYARAKAT dikembangkan mulai tumbuh dikenal
untuk menjadi Masyarakat sudah
destinasi wisata sepenuhnya sadar akan
Kesadaran potensi wisata
masyarakat
terhadap potensi
wisata belum
tumbuh
KUNJUNGAN Belum/masih Dikunjungi masyarakat
WISATAWAN sedikit kunjungan sekitar dan juga
wisatawan, pengunjung dari luar
pengunjung masih daerah
dari masyarakat
sekitar
SARPRAS DAN Masih terbatas Sudah terdapat Sarpras dan fasilitas Sarpras sudah
FASILITAS WISATA pengembangan sarpras pariwisata sudah mengikuti standar
memadai internasional minimal
ASEAN
PENDAMPINGAN Sangat diperlukan Masih diperlukan

PEMANFAATAN Memanfaatkan dana Masyarakat sudah


DANA DESA desa mampu memanfaatkan
dana desa untuk
pengembangan desa
wisata
PENGELOLAAN Masih bersifat lokal Masyarakat mampu Pengelolaan
desa mengelola usaha kolaboratif Lintas
pariwisata melalui Sektor dan Pentahelix
Pokdarwis/kelompok sudah berjalan baik
kerja lokal
DAMPAK EKONOMI Belum mulai tercipta Sudah mulai tercipta Sistem pengelolaan Masyarakat telah
lapangan kerja lapangan kerja dan berdampak pada memiliki unit
aktivitas ekonomi peningkatan ekonomi kewirausahaan
masyarakat dan mandiri
pendapatan asli desa
DIGITALISASI Sudah mampu
memanfaatkan
digitalisasi sebagai
bentuk promosi
mandiri

34 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Desa Kreatif sendiri merupakan sebuah kawasan


3.1.5 Pengembangan Desa Kreatif yang terletak di wilayah administratif desa/kelurahan
yang masyarakatnya telah mengembangkan produk
Dalam rangka pemenuhan target RPJMN 2020- unggulan di satu atau lebih dari 17 subsektor
2024 terkait penciptaan klaster pusat unggulan ekonomi kreatif yang memberikan nilai tambah dan
ekonomi kreatif maka Kemenparekaf/Baparekraf manfaat bagi pertumbuhan ekonomi desa. Pada
berinisiatif untuk mengembangkan Desa Kreatif konteks pengembangan Desa Kreatif dibutuhkan
dengan menerbitkan Keputusan Menteri Pariwisata kerjasama Pentahelix yaitu pemerintah, akademisi,
dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan pelaku usaha, masyarakat dan media dalam sebuah
Ekonomi Kreatif Nomor KM/107/KD.03/2021 Tahun agenda pembangunan. Program pengembangan
2021 tentang Panduan Pengembangan Desa Kreatif. desa kreatif juga didukung dan dikoordinir oleh
Tujuan utama Pengembangan Desa Kreatif adalah Kemenko Marves untuk memperkuat sinergi antar
untuk meningkatkan ragam kawasan dan klaster K/L dan pemangku kepentingan.
kreatif serta diharapkan dapat memberikan dampak
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Berdasarkan tingkatan pengembangannya, Desa
desa melalui pemanfaatan sumber daya lokal dan Kreatif terbagi menjadi empat kategori yaitu: desa
potensi daerah. inisiatif, produktif, inovatif, dan berkelanjutan. Untuk
memahami lebih jauh mengenai karakteristik dari
masing-masing kategori Desa Kreatif dapat dijelaskan
lebih lanjut pada Tabel 3.4 :

Tabel 3.4 Indikator dan Tipologi Desa Kreatif Berdasarkan Level Pengembangannya

INDIKATOR INISIATIF PRODUKTIF INOVATIF BERKELANJUTAN


PRODUK KREATIF Memiliki potensi Potensi telah Produk kreatif telah Kualitas produk
ekonomi kreatif dikembangkan menjadi memiliki kualitas, kreatif skala global
namun belum produk kreatif; unggul, dan berdaya dan ekspor;
dikembangkan; saing;

Bimbingan Teknis Adanya fasilitasi Memiliki HKI atas Memiliki HKI atas
terkait pentingnya pendaftaran/ produk kreatif yang produk kreatif yang
Hak Kekayaan pencatatan HKI atas dikembangkan dikembangkan
Intelektual (HKI) produk kreatif

PEMASARAN Pemasaran dengan Pemasaran dengan Pemasaran dengan Pemasaran dengan


target masyarakat target hingga pasar target hingga nasional target hingga global
lokal desa regional (ekspor)

SDM Kesadaran Telah terdapat Penyerapan tenaga Sebagian besar


masyarakat akan pembagian peran kerja masyarakat desa masyarakat memiliki
potensi ekonomi pemangku kepentingan dari kegiatan ekonomi kontribusi dalam
kreatif belum dan penggerak lokal kreatif sudah masif pengembangan Desa
tumbuh (local champion) Kreatif
Terlaksana pelatihan SDM mampu SDM mampu SDM mampu
pengembangan menjalankan menjalankan mengembangkan
kapasitas SDM operasional operasional tanpa perlu kapasitas kelompok
usaha meski perlu pendampingan secara mandiri (self-
pendampingan learning)

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 35


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

INDIKATOR INISIATIF PRODUKTIF INOVATIF BERKELANJUTAN


PENDAMPINGAN Belum ada Telah terdapat Pendampingan Pelaku kreatif desa
DAN KOLABORASI pendampingan dan pendampingan dan dan kolaborasi dari telah melakukan
kolaborasi baik dari kolaborasi pemerintah pemerintah dan atau pendampingan/
pemerintah maupun dan atau swasta swasta sudah mulai pelatihan
swasta konsisten dilakukan pengembangan di
desa binaan lain
KELEMBAGAAN Belum memiliki Pembentukan badan Memiliki badan Telah memiliki badan
kelembagaan secara usaha masih dalam usaha setingkat desa usaha berbentuk PT
formal (masih proses legalisasi (BUMDes/Koperasi) dan kelengkapannya
berupa komunitas/
perorangan)
INFRASTRUKTUR Belum terdapat Sudah mulai terdapat Dilakukan Terdapat sarana
sarana prasarana sarana prasarana pengembangan sarana prasarana amenitas
penjamin keamanan amenitas dan prasarana amenitas dan dan aksesibilitas yang
dan kenyamanan aksesibilitas aksesibilitas memadai
(amenitas) dan
aksesibilitas (jalan)
Desa belum memiliki Telah memiliki fasilitas Memiliki fasilitas Pemanfaatan internet
fasilitas internet internet dan wifi internet dan wifi yang telah menjadi budaya
dengan kapasitas memadai Desa Kreatif
terbatas
TEKNOLOGI DIGITAL Belum Desa kreatif memiliki Mulai memanfaatkan Platform Digital untuk
memanfaatkan website sebagai platform digital untuk pengelolaan ekonomi
Platform Digital platform digital memasarkan produk kreatif yang mandiri
ekonomi kreatif desa dan terintegrasi.
FINANSIAL Memperoleh Memperoleh Pembiayaan Pendanaan
pendanaan pendanaan pengembangan Desa pengembangan Desa
pengembangan pengembangan Desa Kreatif secara bersama Kreatif secara mandiri
Desa Kreatif dari Kreatif dari pihak ketiga antara pihak ketiga dan tanpa harus ada
pihak ketiga tahap lanjut internal Desa Kreatif bantuan dari pihak
(cost sharing) ketiga
Kondisi keuangan Kondisi keuangan Kondisi keuangan usaha Kondisi keuangan
usaha kreatif belum usaha kreatif sudah kreatif cukup untuk usaha kreatif dapat
menghasilkan menghasilkan membiayai operasional membeli aset baru
keuntungan keuntungan

Target yang hendak dicapai dalam pengembangan jaringan, peta sosial dan jaringan, serta analisis
desa wisata dan desa kreatif sampai 2024 ialah situasi terkini di tingkat desa yang terdiri dari
sebagai berikut: kekuatan-kekuatan, kelemahan-kelemahan,
potensi-potensi, dan ancaman-ancaman dalam
a. Target Jangka Pendek (Pemetaan dan rangka pengembangan Desa Kreatif.
Partisipasi) Tahun 2022
b. Target Jangka Menengah (Aksi dan Mobilisasi
Pada jangka pendek, target yang diupayakan Tahun 2023 – 2026
dapat tercapai adalah adanya data pangkalan
yang memadai di tingkat desa. Data pangkalan Program-program pengembangan produk
tersebut meliputi data mengenai sumber kreatif mulai dilaksanakan, termasuk
daya alam, sumber daya manusia, demografi, penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia dan
sektor-sektor ekonomi kreatif yang ada di desa, kelembagaan Desa Kreatif serta digitalisasi Desa
Kreatif.

36 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

c. Target Jangka Panjang (Perwujudan) Tahun 3.1.6 Sustainable – Responsible


2027 Tourism

Terwujudnya Desa Kreatif yang berkelanjutan Pembangunan berkelanjutan (sustainable


serta berdampak baik bagi komunitas dalam development) dan responsible tourism telah menjadi
berbagai bidang antara lain lingkungan, agenda global dalam setiap proses pembangunan.
pendidikan, sosial, ekonomi, budaya. Oleh karenanya, seluruh pemangku kepentingan
termasuk pemerintah dalam berbagai sektor
Sesuai dengan target pengembangan desa kreatif, pembangunan harus menerapkan prinsip-prinsip
program-program pengembangan produk kreatif pembangunan berkelanjutan baik dalam setiap
akan mulai dilaksanakan pada tahun 2023 – kebijakan maupun rencana pembangunan yang
2026. Pada tahun 2023 – 2024, bisa disinergikan akan dilaksanakan, tentu saja termasuk di dalamnya
pengembangan produk kreatif yang ada di Desa pembangunan sektor kepariwisataan. Sustainable
Wisata. Namun, untuk pengembangan desa-desa – Responsible Tourism tetap menjadi paradigma
lainnya, akan melihat hasil pemetaan yang sudah strategis dalam arah pembangunan kepariwisataan
dilakukan di tahun 2022 dan tidak terbatas hanya 2020-2024 perlu dijabarkan dalam kebijakan dan
yang terdapat dalam kategori Desa Wisata saja. program aksi untuk mewujudkan pembangunan
pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan
Adapun bentuk dukungan Kemenparekraf/ yang menekankan: kualitas pariwisata, kualitas
Baparekraf dalam pengembangan desa kreatif ialah sumber daya dan kualitas sosial ekonomi lokal.
sebagai berikut:
a. Menginisiasi program Desa Kreatif, termasuk Secara umum, Kemenparekraf telah
peletakan dasar legislasi kebijakan dan mengembangkan kepariwisataan berkelanjutan
pendampingannya; (Sustainable Tourism Development - STDev), dimulai
b. Memfasilitasi koneksi dengan K/L atau lembaga- dengan program Sustainable Tourism Destination
lembaga lain terkait pemodalan, pendampingan (STD), Sustainable Tourism Observatory (STO) dimana
proses kreatif, dan pelindungan Hak Kekayaan saat ini terdapat 5 UNWTO International Network of
Intelektual; Sustainable Tourism Observatories (INSTO) Indonesia
c. Memfasilitasi pelatihan-pelatihan yang dan sudah terdapat 11 observatories yang diinisiasi,
dibutuhkan, misalnya terkait design serta program Sustainable Tourism Certification (STC).
thinking produk kreatif, pemasaran, dan Kedepannya, program ini akan terus dilaksanakan di
manajerial lainnya. Destinasi Pariwisata Prioritas.

Sumber pendanaan dalam pengembangan desa Kemenparekraf juga telah berinisiatif melaksanakan
kreatif ialah melalui APBN, dana program kemitraan penggantian jejak karbon (carbon offset) untuk
dan bina lingkungan BUMN, dana perbankan, dana mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari sebuah
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat kegiatan dan merupakan salah satu bentuk upaya
(PPM) perusahaan. pengembangan berkelanjutan. Dalam Peraturan
Menteri Parekraf Nomor 9 Tahun 2021 tentang
Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan,
terdapat indikator “Destinasi menginformasikan
badan usaha dan pengunjung tentang skema yang
memenuhi standar terkait penggantian jejak karbon
(carbon offset) dari kegiatan pariwisata”. Hal ini
menunjukkan bahwa carbon offset menjadi bagian

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 37


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

penting dalam pengembangan Destinasi Pariwisata sangat ditentukan oleh komitmen pimpinan
Berkelanjutan, bagaimana destinasi tersebut organisasi dalam hal ini Menteri dan seluruh pejabat
menawarkan kegiatan/aktivitas yang merupakan tinggi negara. Komitmen tersebut dituangkan dalam
kompensasi atas karbon yang dihasilkan baik dari dokumen Renstra Kemenparekraf/Baparekraf yang
destinasi dan pengunjung. diterjemahkan kedalam Rencana Kerja (Renja),
Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga
(RKA-K/L) maupun Perjanjian Kinerja (PK) yang
3.2. ARAH KEBIJAKAN DAN ditandatangani seluruh pimpinan hingga staf
STRATEGI KEMENPAREKRAF/ Kemenparekraf/Baparekraf.
BAPAREKRAF Formulasi Kebijakan Pembangunan Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif, dijabarkan arah kebijakan
Arah kebijakan dan strategi Kemenparekraf/ yang mencerminkan Tugas dan Fungsi Organisasi
Baparekraf menggambarkan spirit dan upaya yang sebagaimana yang telah ditetapkan dalam SOTK
dilakukan untuk mengubah kondisi saat ini menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan
kondisi yang diinginkan. Dalam formulasi strategi, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yaitu:

Gambar 3.5 Arah Kebijakan Kemenparekraf/Baparekraf

38 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Arah Kebijakan & Strategi Kemenparekraf/Baparekraf

REFORMULASI ARAH KEBIJAKAN STRATEGI


ARAH KEBIJAKAN 1: PENGEMBANGAN 1. Mengelola perumusan kebijakan kepariwisataan dan ekonomi kreatif
INOVASI DAN PERUMUSAN KEBIJAKAN berbasis data dan analisa strategis sesuai kebutuhan pengembangan
PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF YANG pariwisata dan ekonomi kreatif nasional
ADAPTIF, SINERGIS DAN BERKUALITAS 2. Peningkatan kualitas dan sinergitas perencanaan kepariwisataan dan
ekonomi kreatif
3. Mendorong perumusan regulasi/deregulasi kepariwisataan dan
ekonomi kreatif yang berkualitas

ARAH KEBIJAKAN 2: PENGEMBANGAN 4. Peningkatan Kapasitas SDM Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
SDM DAN KELEMBAGAAN YANG UNGGUL 5. Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
DAN BERDAYA SAING 6. Pengembangan Standar dan Perangkat Uji Kompetensi
7. Peningkatan dan Penguatan Hubungan Antarlembaga baik dalam
negeri dan luar negeri

ARAH KEBIJAKAN 3: PENGEMBANGAN 8. Meningkatkan tata kelola destinasi pariwisata melalui perancangan
DESTINASI PARIWISATA DAN destinasi, peningkatan ekosistem pariwisata, manajemen krisis dan
INFRASTRUKTUR EKONOMI KREATIF YANG pariwisata berkelanjutan
BERDAYA SAING DAN BERKELANJUTAN 9. Mengembangkan destinasi pariwisata yang berdaya saing melalui
penguatan jejaring, peningkatan kapasitas dan dukungan sarana dan
prasarana.
10. Meningkatkan infrastruktur ekonomi kreatif melalui pengembangan
Kabupaten/Kota Kreatif, Kawasan dan Klaster Ekonomi Kreatif
11. Melakukan koordinasi pembangunan infrastruktur kepariwisataan
dengan Kementerian/Lembaga terkait

ARAH KEBIJAKAN 4: PENINGKATAN 12. Meningkatkan tata kelola dan penguatan rantai pasok industri
INVESTASI DAN TATA KELOLA INDUSTRI pariwisata dan ekonomi kreatif
PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF YANG 13. Mendorong peningkatan investasi sektor pariwisata dan ekonomi
BERDAYA SAING DAN BERKELANJUTAN kreatif
14. Mendorong standarisasi dan sertifikasi usaha
15. Mendorong diversifikasi skema pembiayaan dan kemudahan akses
pembiayaan bagi industri pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif

ARAH KEBIJAKAN 5: PEMASARAN 16. Pemasaran Pariwisata berorientasi hasil dengan fokus pasar
PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF potensial wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara
BERBASIS KEMITRAAN STRATEGIS 17. Perluasan pangsa pasar produk ekonomi kreatif
(STRATEGIC PARTNERSHIP) 18. Meningkatkan citra pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia yang
berdaya saing
19. Pemanfaatan teknologi dalam mendukung pemasaran pariwisata
dan ekonomi kreatif

ARAH KEBIJAKAN 6: PENGEMBANGAN 20. Diversifikasi Produk Pariwisata yang Bernilai Tinggi
PRODUK WISATA DAN EVENT YANG 21. Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Event dan MICE
BERNILAI TAMBAH, BERDAYA SAING, DAN
BERKELANJUTAN

ARAH KEBIJAKAN 7: PENGEMBANGAN 22. Meningkatkan kualitas produk ekonomi kreatif unggulan yang
KREATIVITAS, PRODUK KREATIF SERTA berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan/atau teknologi
EKONOMI DIGITAL YANG MENDORONG 23. Penguatan ekostsiem ekonomi digital parekraf
PERGERAKAN EKONOMI LINTAS SKALA 24. Meningkatkan pelindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual
USAHA produk kreatif

ARAH KEBIJAKAN 8: MEWUJUDKAN TATA 25. Mengoptimalkan pelaksanaan 8 (delapan) area perubahan Reformasi
KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN Birokrasi Kemenparekraf/Baparekraf
BERSIH 26. Adopsi teknologi informasi dan komunikasi terkini secara efektif dan
efisien.
BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 39
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Untuk melaksanakan arah kebijakan tersebut di atas, Selain itu, arah kebijakan Kepariwisataan dan
strategi dan langkah operasional yang akan ditempuh Ekonomi Kreatif Nasional harus diselaraskan
adalah: dan disinergikan antara pusat dan daerah
demi tercapainya target pembangunan
1. PENGEMBANGAN INOVASI DAN PERUMUSAN nasional serta meningkatnya daya saing
KEBIJAKAN PARIWISATA DAN EKONOMI pariwisata dan ekonomi kreatif.
KREATIF YANG ADAPTIF, SINERGIS DAN
BERKUALITAS c. Strategi 3: Mendorong perumusan regulasi/
deregulasi kepariwisataan dan ekonomi
Strategi yang dilakukan terkait arah kebijakan ini kreatif yang berkualitas
adalah:
Demi mendukung pembangunan
a. Strategi 1. Mengelola perumusan kebijakan kepariwisataan dan ekonomi kreatif
kepariwisataan dan ekonomi kreatif diperlukan peraturan yang memudahkan
berbasis data dan analisa strategis sesuai proses bisnis penyelenggaraan pariwisata
kebutuhan pengembangan pariwisata dan dan ekonomi kreatif. Untuk itu diperlukan
ekonomi kreatif nasional review regulasi yang komprehensif dalam
perumusan regulasi/deregulasi yang
Pandemi Covid-19 membawa perubahan diharapkan dapat mendorong pembangunan
kepada lanskap pariwisata dan ekonomi kepariwisataan dan ekonomi kreatif yang
kreatif sehingga kebijakan yang efektif dan efisien.
diberlakukan harus bersifat dinamis dan
adaptif menyesuaikan perkembangan dunia 2. PENGEMBANGAN SDM DAN KELEMBAGAAN
kepariwisataan dan ekonomi kreatif. Untuk YANG UNGGUL DAN BERDAYA SAING
itu diperlukan analisis kebijakan berbasis
data dan informasi demi mewujudkan data Arah kebijakan pengembangan kapasitas SDM
driven policy pembangunan kepariwisataan dan Kelembagaan Pariwisata dan Ekonomi
dan ekonomi kreatif nasional yang tepat Kreatif yang unggul dan berdaya saing
sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu. diharapkan dapat mendorong masyarakat
industri, umum, dan pendidikan bersama-sama
b. Strategi 2: Peningkatan kualitas dan berpartisipasi langsung dan tidak langsung
sinergitas perencanaan kepariwisataan dan dalam mengembangkan kepariwisataan dan
ekonomi kreatif ekonomi kreatif. Penjabaran dari arah kebijakan
tersebut dilaksanakan melalui beberapa strategi
Untuk mencapai tujuan dan sasaran nasional antara lain sebagai berikut:
kepariwisataan dan ekonomi kreatif
yang telah ditetapkan dalam dokumen a. Strategi 4: Peningkatan Kapasitas SDM
RPJMN diperlukan perencanaan strategis Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
yang adaptif dan inovatif sesuai kondisi
yang dinamis saat ini. Pandemi Covid-19 Dalam mewujudkan SDM Pariwisata dan
memengaruhi perubahan ekosistem Ekonomi Kreatif yang unggul dan berdaya
pariwisata dan ekonomi kreatif, seperti saing di era digital untuk pemulihan dan
perubahan pada aspek produk, preferensi pembukaan peluang kerja dan usaha,
produk dan standar kebersihan dan dibutuhkan SDM Pariwisata dan Ekonomi
keselamatan yang tinggi. Kreatif yang kompeten dan profesional di 13

40 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

bidang usaha Pariwisata dan 17 Subsektor bimbingan teknis, diskusi kelompok


Ekonomi Kreatif. Strategi ini dilakukan dan kegiatan lapangan. Pemberdayaan
melalui pemberian Pelatihan Berbasis masyarakat ini dapat diberikan melalui
Kompetensi SDM pariwisata dan ekonomi program gerakan sadar wisata, gerakan
kreatif yang dilakukan sesuai dengan usaha kreatif, pendampingan desa wisata
kebutuhan. Tema pelatihan bersumber dari dan pengembangan masyarakat mandiri
permasalahan yang muncul di industri dan melalui wirausaha. Training program terdiri
didiskusikan bersama dengan pemangku dari sapta pesona, Clean, Health, Safety and
kepentingan, selanjutnya dikoordinasikan Environment (CHSE), Pengembangan potensi
oleh dinas pariwisata dan ekonomi kreatif di produk pariwisata di daerah, dll. Pelaksanaan
daerah. program ini diprioritaskan untuk mendukung
pengembangan 10 Destinasi Pariwisata
Narasumber/instruktur/pengajar diperoleh Prioritas/5 Destinasi Super Prioritas
dari kerjasama dengan Lembaga Pendidikan dan Bali serta wilayah-wilayah lain yang
Vokasi, Komunitas Pariwisata dan Ekonomi dikembangkan pariwisatanya.
Kreatif, Asosiasi Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, Praktisi dan dari Kementerian c. Strategi 6: Pengembangan Standar dan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Perangkat Uji Kompetensi
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Begitu
juga peserta pelatihan berasal dari Standar kompetensi adalah dasar untuk
industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, membuat training program, uji kompetensi,
komunitas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengembangkan kurikulum di dunia
asosiasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kompetensi, mengembangkan skema
yang dikoordinasikan oleh dinas provinsi/ okupasi, mengembangkan skema KKNI dan
kabupaten/kota dimasing-masing daerah. menyiapkan toolboxes. Pengembangan
Program ini diprioritaskan untuk mendukung standar kompetensi dilaksanakan dengan
pengembangan 10 Destinasi Pariwisata mempertimbangkan kemajuan industri
Prioritas/5 Destinasi Super Prioritas pariwisata dan ekonomi kreatif setiap
dan Bali serta wilayah-wilayah lain yang tiga tahun sekali. Kualitas pelaksanaan uji
dikembangkan pariwisatanya. kompetensi sangat tergantung dari tidak
hanya standard kompetensi tetapi juga
b. Strategi 5: Pemberdayaan Masyarakat kelengkapan dari perangkat uji kompetensi
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif seperti kesiapan assessor kompetensi,
Lembaga Sertifikasi Profesi P1 dan P3,
Untuk mendorong partisipasi aktif Tempat Uji Kompetensi dan Monitoring
masyarakat dalam kegiatan Pariwisata dan yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata
Ekonomi Kreatif yang dapat memberikan dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan
pelayanan yang berkualitas sesuai kearifan Ekonomi Kreatif. Untuk jangka panjang
lokal, perlu dilakukan pembinaan dan diharapkan industri didalam melakukan
pemberdayaan bagi masyarakat disekitar uji kompetensi tidak tergantung dari
destinasi wisata, melalui peningkatan pemerintah tetapi secara mandiri bersama
kesadaran (awareness), pengetahuan dan Lembaga Sertifikasi Profesi P1 dan P3.
keterampilan. Pemberdayaan masyarakat Pelaksanaan program ini diprioritaskan
ini diberikan melalui media sosialisasi, untuk mendukung pengembangan 10

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 41


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Destinasi Pariwisata Prioritas/5 Destinasi Strategi ini menekankan pada pencapaian


Super Prioritas dan Bali serta wilayah-wilayah destinasi yang berkualitas dan berdaya
lain yang dikembangkan pariwisatanya. saing berdasar pada asas manfaat bagi
masyarakat dan lingkungan. Pengembangan
d. Strategi 7: Peningkatan dan Penguatan dan pengelolaan destinasi dilakukan
Hubungan Antarlembaga Baik Dalam Negeri secara komprehensif, terintegrasi dan
maupun Luar Negeri berkelanjutan dengan memperhatikan
nilai etika, estetika, ekonomi dan lokalitas.
Strategi ini menekankan pada pelaksanaan Proses pengembangan destinasi pariwisata
peningkatan dan penguatan hubungan melibatkan para pemangku kebijakan dan
antarlembaga dalam dan luar negeri kepentingan.
bidang pariwisata dan ekonomi kreatif
yang dilakukan dengan mengedepankan Upaya yang dilakukan dalam melaksanakan
kerjasama multipihak (pentahelix) yang strategi ini adalah:
kolaboratif. a. Menyusun strategi perancangan
Upaya yang dilakukan dalam melaksanakan destinasi wilayah yang terintegrasi
strategi ini adalah: antara pemangku kepentingan sektor
a. Melaksanakan penyusunan kerja sama pariwisata.
pariwisata dan ekonomi kreatif dengan b. Meningkatkan ekosistem pariwisata
stakeholders pentahelix dalam negeri, melalui pengembangan 3A dan
ASEAN, Bilateral, dan Multilateral. pembinaan Badan Otorita Pariwisata di
b. Melaksanakan implementasi kerja sama destinasi pariwisata dengan pendekatan
pariwisata dan ekonomi kreatif dengan sosial, lingkungan dan budaya.
stakeholders pentahelix dalam negeri, c. Menyusun strategi pengembangan
ASEAN, Bilateral, dan Multilateral. dan pengelolaan pariwisata dengan
c. Menyusun Norma, Standar, Prosedur, prinsip – prinsip pengembangan
Kriteria (NSPK) kerja sama peningkatan pariwisata berkelanjutan yang
hubungan antarlembaga pariwisata dan mendorong pariwisata sebagai
ekonomi kreatif. katalisator pertumbuhan ekonomi
d. Melaksanakan penguatan kelembagaan (economic growth), pengembangan
pariwisata dan ekonomi kreatif dengan inklusif (inclusive development) dan
kolaborasi multipihak. keberlanjutan lingkungan (environmental
sustainability)
3. PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DAN d. Penguatan dan Peningkatan ketahanan
INFRASTRUKTUR EKONOMI KREATIF YANG (resiliensi) destinasi pariwisata terhadap
BERDAYA SAING DAN BERKELANJUTAN potensi bencana alam dan non alam
melalui kegiatan mitigasi dan kesiapan
Strategi yang dilakukan terkait arah kebijakan ini bencana dalam lingkup manajemen
adalah: krisis pariwisata serta sinergitas program
antar kementerian/lembaga.
a. Strategi 8: Meningkatkan tata kelola
destinasi pariwisata melalui perancangan Pelaksanaan program ini diprioritaskan
destinasi, peningkatan ekosistem untuk mendukung pengembangan 10
pariwisata, manajemen krisis dan pariwisata Destinasi Pariwisata Prioritas/5 Destinasi
berkelanjutan

42 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Super Prioritas, 8 Destinasi Pariwisata Destinasi Pariwisata Prioritas/5 Destinasi


Pengembangan dan Destinasi Revitalisasi Super Prioritas, 8 Destinasi Pariwisata
serta Destinasi Pariwisata lain yang bersifat Pengembangan dan Destinasi Revitalisasi
direktif dari peraturan presiden, instruksi serta Destinasi lain yang bersifat direktif
presiden maupun peraturan pemerintah. dari peraturan presiden, instruksi presiden
maupun peraturan pemerintah.
b. Strategi 9: Mengembangkan destinasi
pariwisata yang berdaya saing melalui c. Strategi 10: Meningkatkan infrastruktur
penguatan jejaring, peningkatan kapasitas ekonomi kreatif melalui pengembangan
dan dukungan sarana dan prasarana Kabupaten/Kota Kreatif, Kawasan dan
Klaster Ekonomi Kreatif
Strategi ini menitikberatkan pada
pengembangan destinasi pariwisata agar Strategi ini menekankan pada pemenuhan
menjadi lebih berdaya saing untuk dapat infrastuktur ekonomi kreatif untuk
menarik minat wisatawan untuk berkunjung mendukung berkembangnya kreativitas dan
dan memperpanjang lama tinggal (length of inovasi melalui pengembangan Kabupaten/
stay). Selain itu, pengembangan destinasi Kota kreatif, Kawasan dan Klaster Ekonomi
pariwisata juga akan memperhatikan aspek Kreatif. Pengembangan jumlah maupun
produk, pengelolaan dan pelayanan. Upaya jenis produk ekonomi kreatif akan mampu
yang dilakukan dalam mewujudkan strategi menggerakkan sektor pariwisata dan
ini adalah: roda perekonomian nasional. Upaya yang
a. Melakukan fasilitasi perencanaan teknis dilakukan dalam melaksanakan strategi ini
dan penguatan jejaring terhadap sistem adalah:
relasi antar pemangku kepentingan 1. Mendorong perluasan dan terbangunnya
terkait dalam pengembangan destinasi ekosistem ekonomi kreatif melalui
pariwisata. pengembangan Kabupaten/Kota Kreatif
b. Melakukan Fasilitasi Koordinasi Teknis Indonesia, Klaster Ekonomi Kreatif, dan
dan Pendampingan Pengembangan KEK, Be Creative District
destinasi tematik, Kawasan Pariwisata 2. Penyediaan Infrastruktur Ekonomi
(Konservasi/Non), dan pendampingan Kreatif Berupa Fasilitasi Revitalisasi
pengembangan desa wisata. Prasarana Infrastruktur Fisik Ruang
c. Melakukan peningkatan kapasitas Kreatif dan Sarana Ruang Kreatif
terhadap sumber daya manusia dan 3. Mendorong peningkatan produktivitas
masyarakat yang terkait dengan dan kreativitas pelaku ekonomi kreatif
pengelolaan destinasi pariwisata di melalui fasilitasi pelaku ekonomi kreatif
daerah.
d. Memberikan dukungan fasilitasi Pelaksanaan program ini diprioritaskan
penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung pengembangan 10
pendukung yang terkait dengan atraksi, Destinasi Pariwisata Prioritas/5 Destinasi
aksesibilitas dan amenitas di destinasi Super Prioritas.
pariwisata dalam mendukung produk,
pelayanan dan pengelolaan.

Pelaksanaan program ini diprioritaskan


untuk mendukung pengembangan 10

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 43


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

d. Strategi 11: Melakukan koordinasi penguatan rantai pasok industri pariwisata


pembangunan infrastruktur kepariwisataan dan ekonomi kreatif nasional
dengan Kementerian/Lembaga terkait
Industri merupakan alat penciptaan ekonomi.
Strategi ini menekankan pada kolaborasi Untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi
antar Kementerian/Lembaga dalam di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif
upaya memenuhi kebutuhan infrastruktur yang berdampak, maka industri pariwisata
dan sarana prasarana dalam rangka dan ekonomi kreatif perlu didukung dengan
pengembangan destinasi pariwisata. ekosistem dan rantai pasok yang baik serta
Pembangunan infrastruktur fisik perlu berkelanjutan melalui Penguatan Tata Kelola
dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam Industri, Kemitraan Industri Parekraf serta
memenuhi standar destinasi pariwisata. Peningkatan Ketahanan dan Pengembangan
Industri Parekraf. Pelaksanaan program
Upaya yang dilakukan dalam melaksanakan ini diprioritaskan untuk mendukung
strategi ini adalah melaksanakan koordinasi pengembangan 10 Destinasi Pariwisata
secara berkesinambungan dengan Prioritas/5 Destinasi Super Prioritas.
Kementerian/Lembaga terkait, antara lain
Kementerian PPN/Bappenas; Kementerian b. Strategi 13: Mendorong peningkatan
PUPR; Kementerian Perhubungan; investasi sektor pariwisata dan ekonomi
Kementerian Koordinator Bidang kreatif
Kemaritiman dan Investasi; Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian; Investasi merupakan salah satu instrumen
Kementerian Keuangan; Kementerian penting dalam mendorong percepatan
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan pembangunan pariwisata dan ekonomi
Transmigrasi; Kementerian LHK; Kementerian kreatif nasional. Untuk itu dibutuhkan
Kelautan dan Perikanan; Kementerian penguatan nilai jual proyek-proyek yang
Investasi/BKPM; serta Kementerian/ ditawarkan sehingga dapat menarik minat
Lembaga lain yang bersinggungan secara investor baik lokal maupun asing. Strategi
tugas dan fungsi dalam pengembangan ini fokus pada upaya perbaikan iklim
destinasi pariwisata. Kegiatan koordinasi investasi yang kondusif diiringi dengan
pembangunan infrastruktur kepariwisataan penguatan prospektus investasi di sektor
ini diprioritaskan untuk mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif. Upaya yang
pengembangan 10 Destinasi Pariwisata dilakukan dalam melaksanakan strategi ini
Prioritas/5 Destinasi Super Prioritas. melalui Penataan Kebijakan, Fasilitasi dan
Kemudahan Investasi, serta Promosi dan
4. PENINGKATAN INVESTASI DAN TATA KELOLA Jejaring investasi. Pelaksanaan program
INDUSTRI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF ini diprioritaskan untuk mendukung
YANG BERDAYA SAING DAN BERKELANJUTAN pengembangan 10 Destinasi Pariwisata
Prioritas/5 Destinasi Super Prioritas.
Strategi yang dilakukan terkait Peningkatan
Investasi dan Tata Kelola Industri Pariwisata c. Strategi 14: Mendorong Standardisasi dan
dan Ekonomi Kreatif Yang Berdaya Saing dan Sertifikasi usaha
Berkelanjutan adalah:
Strategi ini merupakan upaya dalam
a. Strategi 12: Meningkatkan tata kelola dan mewujudkan usaha bidang pariwisata

44 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

maupun ekonomi kreatif yang pembiayaan secara merata bagi para pelaku
terstandardisasi dan tersertifikasi. Strategi pariwisata dan ekonomi kreatif ialah melalui
ini untuk memastikan tercapainya usaha Matchmaking/Temu Bisnis, Kemudahan
pariwisata dan ekonomi kreatif yang dalam mengakses Skema Alternatif Sumber
berkualitas. Upaya yang dilakukan dalam Pembiayaan, Sosialisasi Akses Pembiayaan,
melaksanakan strategi ini dilakukan melalui Kegiatan Mentoring dan Kelas Keuangan.
penyusunan Standar Usaha, Penyusunan Selain itu, Skema pembiayaan filantropis
Skema Sertifikasi SNI, Penyusunan Pedoman dapat menjadi salah satu sumber pendanaan
Pengawasan Standar dan Sertifikasi Usaha, alternatif yang dapat dilakukan dengan
Fasilitasi Penerapan Standar Usaha, Fasilitasi melibatkan masyarakat ataupun lembaga
dan Akreditasi Lembaga Sertifikasi, Bimtek nirlaba dengan basis inovasi produk yang
Auditor Usaha Beresiko Menengah Tinggi dikembangkan pelaku Parekraf. Pelaksanaan
dan Tinggi serta Pengawasan Standar dan program ini diprioritaskan untuk mendukung
Sertifikasi Usaha. pengembangan 10 Destinasi Pariwisata
Prioritas/5 Destinasi Super Prioritas.
Pelaksanaan program ini diprioritaskan
untuk mendukung pengembangan 10 5. PEMASARAN PARIWISATA DAN EKONOMI
Destinasi Pariwisata Prioritas/5 Destinasi KREATIF BERBASIS KEMITRAAN STRATEGIS
Super Prioritas. (STRATEGIC PARTNERSHIP)

d. Strategi 15: Mendorong diversifikasi Strategi yang dilakukan terkait arah kebijakan ini
skema pembiayaan dan kemudahaan akses adalah:
pembiayaan bagi industri pariwisata dan
pelaku ekonomi kreatif 1) Strategi 16: Pemasaran Pariwisata
berorientasi hasil dengan fokus pasar
Dalam pengembangan usaha pariwisata dan potensial wisatawan nusantara dan
ekonomi kreatif peran pendanaan maupun wisatawan mancanegara
akses pembiayaan sangat penting khususnya
dalam memulai usaha. Keterbatasan skema Strategi pemasaran pariwisata yang
pembiayaan yang sesuai dan mudah diakses digunakan adalah menggarap wisatawan
merupakan salah satu kendala utama di nusantara dan wisatawan mancanegara,
industri pariwisata maupun ekonomi kreatif. dengan destinasi yang akan difokuskan
Oleh karena itu, perlunya mendorong pada destinasi yang memberikan kontribusi
diversifikasi skema pembiayaan dan terbesar terhadap jumlah perjalanan
kemudahan akses pembiayaan yang sesuai wisatawan nusantara dan jumlah kunjungan
dengan karakteristik usaha pariwisata dan wisatawan mancanegara, termasuk di 10
ekonomi kreatif. Skema alternatif sumber Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang
pembiayaan yang sedang dibangun adalah di dalamnya juga terdapat 5 Destinasi
skema pembiayaan berbasis Kekayaan Pariwisata Super Prioritas. Upaya yang
Intelektual maupun skema Kerja Sama dilakukan dalam melaksanakan strategi ini
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) adalah:
serta skema pembiayaan filantropis. Ketiga a. Melakukan promosi melalui kegiatan
alternatif skema pembiayaan tersebut Famtrip, Pameran, Misi Penjualan dan
dapat dilakukan dalam melaksanakan Festival untuk menyasar wisatawan
strategi peningkatan pendanaan dan akses

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 45


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

nusantara dan wisatawan mancanegara dilakukan secara bertahap dimulai pada


(leisure). tahapan pengenalan hingga menjadikan
b. Melakukan promosi melalui Kerjasama brand pariwisata Indonesia menjadi top of
Terpadu dengan mitra di Dalam Negeri mind sebagai destinasi tujuan pariwisata
dan Luar Negeri. dunia.
c. Mengembangkan Pemasaran Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif yang bersinergi baik Dalam upaya membangun citra pariwisata
untuk pasar di Dalam Negeri maupun Indonesia, strategi branding ini tentunya
Luar Negeri. tidak hanya berfokus pada destinasi utama
atau penyumbang utama kunjungan wisman.
2) Strategi 17: Perluasan pangsa pasar produk Selain itu, diperlukan upaya branding
ekonomi kreatif destinasi lain yang memiliki potensi untuk
dikembangkan dan untuk lebih dikenal ke
Strategi ini menekankan pada perluasan khalayak. Adapun destinasi lain yang perlu
segmen pasar untuk produk-produk ekonomi dikembangkan dan selaras dengan arah
kreatif. Perluasan pasar yang dilakukan tidak kebijakan pemerintah yaitu pengembangan
hanya pangsa pasar dalam negeri, namun kawasan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas
juga pangsa pasar luar negeri. Perluasan meliputi Danau Toba, Sumatera Utara;
pangsa pasar produk ekonomi kreatif Borobudur, dskt, Jawa Tengah; Lombok-
diharapkan dapat meningkatkan jangkauan Mandalika, Nusa Tenggara Barat; Labuan
maupun transaksi produk ekonomi kreatif Bajo, Nusa Tenggara Timur; Manado-
Indonesia sehingga mampu berkontribusi Likupang, Sulawesi Utara; Wakatobi,
lebih dalam mewujudkan pondasi ketahanan Sulawesi Tenggara; Raja Ampat, Papua
ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya Barat; Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur;
yang dilakukan dalam melaksanakan strategi Bangka Belitung; dan Morotai, Maluku
ini adalah: Utara. melalui upaya branding yang lebih
a. Membangun jejaring pasar ekonomi komprehensif pada 10 Destinasi Pariwisata
kreatif baru, baik di Dalam Negeri Prioritas tersebut yang di dalamnya terdapat
maupun Luar Negeri, sesuai potensi 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas sesuai
produk ekonomi kreatif nasional yang segmen pasar yang ditargetkan guna
dimiliki dalam memenuhi kebutuhan memperkuat citra pariwisata Indonesia di
pasar ekonomi kreatif. mata dunia.
b. Membangun kerjasama strategis dengan
berbagai pihak dalam membuka pasar Sejalan dengan hal tersebut, salah satu bentuk
baru ekonomi kreatif di Luar Negeri. aktivasi strategi branding dapat dilakukan
dengan serangkaian kegiatan publikasi dan
3) Strategi 18: Meningkatkan citra pariwisata promosi meliputi pemanfaatan konten, kanal
dan ekonomi kreatif Indonesia yang berdaya media publikasi dan promosi di owned media,
saing paid media, dan kanal mitra strategic. Melalui
aktivasi tersebut, diharapkan citra pariwisata
Strategi peningkatan citra pariwisata ini dan ekonomi kreatif Indonesia akan
berfokus pada destination branding dan terbangun dan terbentuk dengan lebih baik
menitikberatkan pada pembangunan citra dalam perspektif wisatawan dan konsumen
pariwisata dengan memperkuat brand ekonomi kreatif. Dengan demikian fokus
awareness pariwisata Indonesia, yang dalam melaksanakan strategi ini adalah:

46 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

a. Membangun destination branding dan 6. PENGEMBANGAN PRODUK WISATA DAN


produk ekonomi kreatif sebagai bagian EVENT YANG BERNILAI TAMBAH, BERDAYA
dari brand Wonderful Indonesia. SAING, DAN BERKELANJUTAN
b. Melakukan monitoring dan evaluasi
untuk perbaikan brand pariwisata dan Strategi yang dilakukan terkait arah kebijakan ini
ekonomi kreatif Indonesia ke depan. adalah:

4) Strategi 19: Pemanfaatan teknologi dalam 1) Strategi 20: Diversifikasi produk pariwisata
mendukung pemasaran pariwisata dan yang bernilai tambah tinggi
ekonomi kreatif
Strategi ini menitikberatkan pada
Kehadiran teknologi berperan penting dalam pengembangan produk pariwisata
mempermudah kehidupan masyarakat. yang mempunyai nilai tinggi serta unik,
Terjadi pertumbuhan pengguna media sehingga menarik minat wisatawan. Tiga
digital di dunia sepanjang 2020 dengan titik dimensi pengembangan produk pariwisata
berat di medsos (13,12%) atau bertambah ini mencakup experiential (kegiatan,
490 juta. Para pengguna media sosial rata- pengalaman, pelayanan), emotional (manusia,
rata menghabiskan waktu lebih dari dua sejarah, dan budaya), physical (infrastruktur,
jam di platform favorit mereka. Ini menjadi akomodasi, dll). Dari ketiganya, dua aspek
peluang untuk hadir di tengah-tengah yang menjadi perhatian dalam diversifikasi
mereka di seluruh rangkaian perjalanan produk pariwisata ini adalah activities (hal
seorang wisatawan dimulai dari membangun yang dapat dilakukan) dan attractions (hal
awareness, langkah mempertimbangkan, yang dapat dilihat).
sampai terjadi konversi membeli produk
melalui platform digital. Kemeparekraf Pendekatan strategi ini kemudian harus
menyiapkan aset digital yang diperlukan dapat menilai eksistensi potensi pariwisata
untuk pemasaran pariwisata dan ekonomi yang dapat dikembangkan, peluang pasar
kreatif guna membangun pemasaran terhadap produk pariwisata, kapasitas
destinasi khususnya pelaku industri sumber daya dan daya tarik yang tersedia,
pariwisata dan ekonomi kreatif agar lebih serta dukungan yang dapat diberikan oleh
dikenal masyarakat lokal dan global. Oleh para pemangku kepentingan terkait secara
karenanya, digital marketing akan digunakan kolaboratif. Selain itu, pengembangan
dalam pemasaran pariwisata berkolaborasi produk pariwisata harus mendukung
dengan content creator dan influencer, mitra pelestarian lingkungan, pelestarian
parekraf di dalam dan luar negeri. budaya, serta melibatkan masyarakat
lokal. Pengembangan diversifikasi produk
Upaya yang dilakukan dalam melaksanakan pariwisata yang bernilai tinggi ini juga
strategi ini adalah: diharapkan mampu meningkatkan length of
a. Menerapkan teknologi market stay dan spending wisatawan serta ekonomi
intelligence dalam melakukan pemasaran masyarakat lokal.
pariwisata dan ekonomi kreatif.
b. Menerapkan teknologi informasi Pengembangan diversifikasi produk wisata
dan komunikasi terintegrasi dalam bernilai tambah tinggi diprioritaskan untuk
memberikan layanan dan informasi mendukung 10 Destinasi Pariwisata Prioritas
pariwisata dan ekonomi kreatif di
Indonesia.

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 47


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

2) Strategi 21: Meningkatkan kualitas 7. PENGEMBANGAN KREATIVITAS, PRODUK


penyelenggaraan event dan MICE KREATIF SERTA EKONOMI DIGITAL YANG
MENDORONG PERGERAKAN EKONOMI LINTAS
Dalam rangka penyelenggaraan event SKALA USAHA
dan MICE yang berkualitas baik di daerah,
nasional, maupun internasional, maka Strategi yang dilakukan terkait arah kebijakan ini
strategi ini fokus pada peningkatan promosi, adalah:
penguatan jejaring, dan fasilitasi pemangku 1) Strategi 22: Meningkatkan Kualitas Produk
kepentingan di bidang penyelenggara Ekonomi Kreatif Unggulan yang Berbasis
event dan MICE. Peningkatan kualitas Warisan Budaya, Ilmu Pengetahuan, dan/
penyelenggaraan event dan MICE ini atau Teknologi
diprioritaskan untuk mendukung Destinasi
MICE dan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas. Dalam rangka peningkatan kualitas produk
ekraf unggulan diperlukan upaya fasilitasi
Indonesia saat ini sudah mulai diperhitungkan bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk
sebagai destinasi tujuan penyelenggaraan mengembangkan produk yang mempunyai
event bertaraf internasional, sejumlah nilai tambah yang lebih tinggi. Strategi
kegiatan besar dunia yang diselenggarakan ini dilaksanakan melalui kegiatan fasilitasi
di Indonesia menjadi bukti kepercayaan pengembangan dan inkubasi produk kreatif
masyarakat dunia untuk melakukan aktivitas unggulan 17 sub sektor ekonomi kreatif dan
event dan MICE di Indonesia. pendampingan usaha 17 sub sektor ekonomi
kreatif terutama di 5 Destinasi Pariwisata
Penyelenggaraan event dan MICE difokuskan Super Prioritas.
pada kegiatan yang dapat memberikan
kontribusi tinggi secara ekonomi berupa 2) Strategi 23: Penguatan Ekosistem Ekonomi
pendapatan bagi negara atau destinasi Digital Parekraf
penyelenggara serta menciptakan lapangan
pekerjaan di destinasi penyelenggara. Akibat kondisi pandemi Covid-19
Penyelenggaraan event juga sekaligus memunculkan tren baru di masyarakat,
merupakan bentuk promosi suatu destinasi, yaitu perubahan gaya hidup yang
yang bisa mendatangkan wisatawan bergantung pada media digital. Perubahan
sepanjang tahun, khususnya untuk mengisi ini memengaruhi pola consumer behaviour
di saat low season. Pada masa pandemi dalam mengonsumsi produk ekonomi
saat ini, penyelenggaraan event juga perlu kreatif. Para pelaku pariwisata dan ekonomi
beradaptasi dengan era “New Normal”, kreatif perlu melakukan adaptasi dengan
menjadi event yang aman dan inovatif dengan perubahan tersebut dengan mendorong
penerapan protokol kesehatan berbasis para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif
CHSE, seperti tertuang dalam panduan untuk masuk pada ekosistem digital. Salah
penyelenggaraan event berbasis CHSE yang satu fokus yang dikembangkan yakni pada
telah disusun Kemenparekraf/Baparekraf, sektor Aplikasi dan Game Developer serta
sebagai bahan rujukan para penyelenggara pengembangan konten media streaming
event yang ada di tanah air. yang mejadi Over The Top (OTT) digital
Content. Pengembangan kedua produk
digital ekraf tersebut, saat ini telah menjadi
trend pertumbuhan yang positif dalam

48 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

meningkatkan kemandirian parekraf. Selain 8. MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN


itu, pengembangan start-up digital ekonomi YANG BAIK DAN BERSIH
kreatif berperan penting dalam menciptakan
lapangan kerja baru dan berkontribusi Strategi yang dilakukan terkait kebijakan ini
terhadap perekonomian Indonesia. Upaya adalah:
yang dilakukan dalam melaksanakan strategi 1) Strategi 25: Mengoptimalkan pelaksanaan
ini ialah melalui peningkatan kuantitas dan 8 (delapan) area perubahan Reformasi
kualitas start-up digital dan transformasi Birokrasi Kemenparekraf/Baparekraf
digital pelaku usaha parekraf.
Acuan pelaksanaan reformasi birokrasi adalah
3) Strategi 24: Meningkatkan pelindungan dan Roadmap Reformasi Birokrasi Nasional (RBN)
pemanfaatan kekayaan intelektual produk tahun 2020-2024 yang sudah ditetapkan
kreatif dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Salah satu upaya untuk memastikan nomor 25 tahun 2020. Reformasi Birokrasi
keberlanjutan hasil kreasi anak bangsa Nasional telah memasuki periode ketiga
adalah melalui pelindungan terhadap hasil dari grand design reformasi birokrasi dengan
kreativitas Pelaku Ekonomi Kreatif yang tema pada tahun 2020-2024 ini adalah
berupa kekayaan intelektual (KI). Utamanya peningkatan secara terus menerus kapasitas
pelindungan dilakukan terhadap kekayaan birokrasi sebagai kelanjutan dari reformasi
intelektual yang memiliki nilai strategis dan birokrasi pada lima tahun kedua, untuk
ekonomis. Setelah pelindungan terhadap mewujudkan pemerintahan kelas dunia.
kekayaan intelektual produk ekonomi Diharapkan pada akhir periode ketiga ini
kreatif nasional dilakukan, berikutnya adalah dapat dihasilkan karakter birokrasi yang
komersialisasi terhadap kekayaan intelektual berkelas dunia (world class bureaucracy).
tersebut. Oleh karena itu, hal penting lain Ciri dari birokrasi berkelas dunia meliputi:
yang harus segera dilaksanakan adalah (i) pelayanan publik yang semakin
mendukung optimalisasi komersialisasi berkualitas serta
KI dalam penciptaan ekosistem inovasi (ii) tata kelola yang semakin efektif
KI, terutama dalam hal valuasi KI dan alih dan efisien. Catatan penting dalam
teknologi. Upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi
melaksanakan strategi ini ialah meningkatkan tahun 2020-2024 adalah asas yang
kesadaran masyarakat akan pentingnya dikedepankan yaitu fokus dan prioritas.
kekayaan intelektual terhadap kreatifitas Fokus bermakna bahwa pelaksanaan
yang dihasilkan, melakukan fasilitasi reformasi birokrasi akan fokus pada
pendaftaran kekayaan intelektual produk akar masalah tata kelola pemerintahan,
kreatif nasional secara terintegrasi, dan sedangkan prioritas berarti bahwa setiap
monetisasi KI melalui kegiatan komersialisasi instansi akan memilih prioritas perbaikan
seperti co-branding, co-production, co- tata kelola pemerintahan sesuai dengan
creation, co-licensing, dan transfer teknologi. karakteristik sumber daya dan tantangan
yang dihadapi.

Reformasi Birokrasi Nasional tahun


2020-2024 berupaya untuk mewujudkan
pemerintahan yang baik dan bersih, dengan

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 49


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

indikator outcome yaitu Indeks reformasi diturunkan berdasarkan Roadmap Reformasi


birokrasi. Outcome ini diharapkan dapat Birokrasi Nasional. Mengacu pada agenda
memberikan impact secara nasional dengan Reformasi Birokrasi Nasional 2020-2024,
beberapa indikator sebagai berikut: pelaksanaan reformasi birokrasi di internal
a) Ease of doing business Kemenparekraf/Baparekraf akan dilakukan
b) Corruption perception index dengan fokus pada empat area perubahan,
c) Government effectiveness index yaitu:
d) Trust barometer 1. Manajemen SDM Aparatur;
2. Akuntabilitas;
Berdasarkan arah kebijakan RBN tahun 3. Peningkatan Pengawasan; dan
2020-2024 tersebut, maka agenda reformasi 4. Pelayanan Publik.
birokrasi tahun 2020-2024 mencakup 3 (tiga)
sasaran reformasi birokrasi, yaitu: Selain keempat fokus area terdapat
1) Birokrasi yang bersih dan akuntabel penambahan fokus yakni pembangunan
2) Birokrasi yang kapabel zona integritas berpredikat Wilayah Bebas
3) Pelayanan publik yang prima dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBBM) pada seluruh
Sasaran reformasi birokrasi nasional ini unit kerja. Pemilihan fokus pada 4 (empat)
diwujudkan dengan mengimplementasikan area tersebut didasari pertimbangan bahwa
8 (delapan) area perubahan, meliputi: perlu disempurnakannya pelaksanaan
area perubahan manajemen perubahan, dan pemahaman seluruh lapisan pegawai
penataan peraturan perundang-undangan/ terhadap keempat area perubahan.
deregulasi kebijakan, penataan organisasi/ Adapun dalam pelaksanaan manajemen
kelembagaan, penataan tata laksana, SDM Aparatur, masih terdapat berbagai
penataan sistem manajemen SDM, kekurangan meliputi pengelolaan SDM
penguatan akuntabilitas, pengawasan serta aparatur yang belum maksimal, desain
pelayanan publik. jabatan yang belum dapat mendukung
tercapainya kinerja organisasi, penghitungan
Komitmen Kemenparekraf/Baparekraf jumlah pegawai berdasarkan kebutuhan
dalam hal pencapaian tujuan dan sasaran organisasi yang belum optimal, penempatan
reformasi birokrasi, diwujudkan dengan SDM yang belum sesuai dengan kompetensi,
penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi pola diklat yang belum mampu memenuhi
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ kebutuhan peningkatan kompetensi yang
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun diperlukan, penilaian kinerja yang belum
2020-2024 yang telah ditetapkan melalui tepat, serta mutasi, rotasi pegawai dan pola
Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi karier yang belum optimal.
Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Nomor KM/116/IL.13.01/2021. Sebagai bentuk tindak lanjut,
Road Map tersebut merupakan pedoman Kemenparekraf/Baparekraf akan melakukan
pelaksanaan reformasi birokrasi bagi seluruh upaya yang berfokus pada peningkatan
unit kerja Kemenparekraf/Baparekraf area perubahan Penataan Tata Laksana.
dalam menjalankan agenda yang tertuang Berdasarkan hasil evaluasi Pelaksanaan
dalam delapan area perubahan reformasi Reformasi Birokrasi Tahun 2021, penerapan
birokrasi. Implementasi reformasi birokrasi tata kelola Sistem Pemerintah Berbasis
di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf Elektronik (SPBE) di Kemenparekraf/

50 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Baparekraf belum maksimal. Indeks SPBE b. Strategi komunikasi pemasaran yang


baru mencapai 2,59 (kategori cukup) dan belum terpadu;
tidak mengalami peningkatan dari tahun c. Sinergi kemitraan pemasaran masih
sebelumnya. Selain itu, nilai hasil antara belum optimal;
kualitas pengelolaan arsip Kemenparekraf/ d. Kegiatan promosi masih berjalan
Baparekraf mengalami penurunan parsial; dan
dibandingkan pada tahun sebelumnya, e. Daya saing pariwisata Indonesia
yang semula 92,4 menjadi 81,24 pada tahun masih belum kuat.
2021. Maka dari itu, diperlukan penguatan
pada fokus area perubahan Penataan Tata 3. Permasalahan Pengembangan Industri
Laksana meliputi: Pariwisata
a. Tata kelola penerapan manajemen SPBE a. Sinergi antar mata rantai usaha
sesuai dengan arsitektur SPBE yang pariwisata yang belum optimal;
telah ditetapkan dan disesuaikan dengan b. Daya saing produk wisata yang
Master Plan SPBE nasional. belum optimal;
b. Peningkatan kualitas arsip melalui c. Kesenjangan antara tingkat harga
pengelolaan arsip sesuai aturan dan dengan pengalaman wisata;
penerapan digitalisasi arsip. d. Kemitraan usaha pariwisata yang
belum optimal; dan
Quick Wins Mandiri yang akan ditetapkan e. Pengembangan tanggung jawab
oleh Kemenparekraf/ Baparekraf lingkungan oleh kalangan usaha
untuk mendorong tercapainya target- pariwisata masih belum optimal.
target Reformasi disusun dengan
mempertimbangkan isu-isu strategis di 4. Permasalahan Pengembangan
bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, yaitu: Kelembagaan Pariwisata
a. Belum meratanya penguatan
1. Permasalahan Pengembangan Destinasi organisasi yang membidangi
Pariwisata kepariwisataan di daerah;
a. Perubahan iklim dan dampak b. SDM pariwisata dan pengembangan
bencana pada jumlah kunjungan pendidikan tinggi pariwisata yang
wisatawan di Indonesia; masih terbatas; dan
b. Ketersediaan konektivitas dan c. Koordinasi dan sinkronisasi
infrastruktur yang belum optimal; pembangunan lintas sektor dan
c. Kesiapan masyarakat di sekitar regional yang belum efektif.
destinasi pariwisata yang beum
optimal; dan 5. Permasalahan Pembangunan Ekonomi
d. Kemudahan investasi yang masih Kreatif
belum optimal. a. Riset untuk pengembangan ekonomi
kreatif masih terbatas;
2. Permasalahan Pengembangan b. Pengetahuan dan keterampilan
Pemasaran Pariwisata pelaku ekonomi kreatif perlu
a. Belum adanya acuan riset pasar yang ditingkatkan;
komprehensif; c. Akses pelaku ekonomi kreatif
terhadap sumber pendanaan dan
pembiayaan belum meluas;

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 51


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

d. Infrastruktur baik fisik maupun Quick Wins Mandiri tersebut akan dievaluasi
TIK yang dibutuhkan oleh pelaku setiap tahun dengan mempertimbangkan
ekonomi kreatif masih terbatas; dinamika situasi industri pariwisata dan
e. Produk ekonomi kreatif belum ekonomi kreatif. Penetapan program-
dikenal luas dan dikonsumsi baik program yang menjadi quick wins dilakukan
konsumen dalam negeri maupun dengan menginventarisir dan melakukan
luar negeri; penilaian terhadap program unggulan-
f. Skema insentif bagi pengembangan unggulan Kemenparekraf sesuai kriteria
ekonomi kreatif berbasis kekayaan yang ditetapkan dalam PermenPAN-RN
intelektual belum terbangun; dan Nomor 13 Tahun 2017. Berdasarkan hasil
g. Pelaku ekonomi kreatif yang memiliki penilaian tersebut, program unggulan yang
hak atas kekayaan intelektual atas menjadi Quick Wins Tahun 2020 dan Tahun
karyanya masih terbatas. 2021 adalah:

Tabel Program Quick Wins Tahun 2020 dan Tahun 2021

NO PROGRAM QUICK WINS BIDANG RB KETERANGAN

TAHUN 2020

1 Program Sertifikasi Clean, Peningkatan Target Program adalah usaha pariwisata


Health, Safety, Environment kualitas pelayanan dan diharapkan dengan usaha pariwisata
(CHSE) publik memiliki sertifikasi CHSE, maka
memberikan pertimbangan yang lebih
bagi wisatawan untuk memilih melakukan
aktivitas di tempat usaha pariwisata

TAHUN 2021

2 Program Beli Kreatif Danau Peningkatan Target program adalah pelaku UMKM dan
Toba (BKDT) kualitas pelayanan masyarakat. Dampak program cukup besar
publik tergadap peningkatan omzet penjualan

3 Reaktivasi industri pariwisata Peningkatan Target program adalah industri perhotelan


melalui penyediaan kualitas pelayanan yang saat ini terdampak pandemi sekaligus
akomodasi, fasilitas publik bentuk sinergi dalam penanganan covid-19.
pendukung lainnya serta
sarana transportasi bagi
tenaga kesehatan dan tenaga
penunjang fasilitas kesehatan
penanganan Covid-19 di
Indonesia

Sumber:
Kepmenparekraf Nomor KM/116/IL.13.01/2021 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
Kemenparekraf/Baparekraf Tahun 2020-2024

52 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

2) Strategi 26: Adopsi teknologi informasi Kemenparekraf/Baparekraf tahun 2020-2024.


dan komunikasi terkini secara efektif dan Kerangka regulasi Kemenparekraf/Baparekraf dalam
efisien. mendukung pembangunan pariwisata dan ekonomi
kreatif adalah:
Salah satu pondasi yang penting dalam 1) Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang
melaksanakan keseluruhan pilar strategis Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di
Kemenparekraf/Baparekraf adalah Teknologi Bidang Pariwisata;
Informasi dan Komunikasi (TIK). Strategi ini 2) Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang
menekankan pada adopsi dan pemanfaatan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
TIK terkini secara efektif dan efisien sebagai Nasional Tahun 2026-2045;
enabler pembangunan pariwisata dan 3) Rancangan Peraturan Presiden (RPerpres
ekonomi kreatif yang berkelanjutan. tentang Rencana Induk Ekonomi Kreatif;
4) Rancangan Peraturan Presiden (RPerpres)
Teknologi baru dan metode analisis data tentang Integrated Tourism Masterplan/RIDPN;
terkini akan sangat penting bagi pariwisata dan
untuk beradaptasi dengan model konsumsi 5) Rancangan Peraturan Menteri Pariwisata dan
baru (new consumption models) di era digital Ekonomi Kreatif tentang Tata Cara Pelibatan
ini di mana semuanya saling terhubung (turis, Pemangku Kepentingan, Pemantauan, Evaluasi,
hotel, mobil sewaan, restoran, reservasi dan Pelaporan Pelaksanaan Rencana Induk
atraksi, dll). Selain itu, pemanfaatan analisis Destinasi Pariwisata Nasional Lombok-Gili
Big Data dan Artificial Intelligent akan Tramena.
membantu Kemenparekraf/Baparekraf
untuk mendapatkan gambaran menyeluruh
tentang pola perjalanan wisatawan, spending
behavior, dll yang akan digunakan untuk
penyusunan strategi pemasaran yang lebih
efektif dan pengambilan kebijakan strategis
lainnya.

3.3. KERANGKA REGULASI


KEMENPAREKRAF/
BAPAREKRAF

Berdasarkan Permen PPN 5 Tahun 2019 tentang Tata


Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/
Lembaga Tahun 2020-2024, kerangka regulasi
adalah perencanaan pembentukan regulasi dalam
rangka memfasilitasi, mendorong dan mengatur
perilaku masyarakat dan penyelenggara negara
dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Dengan
kata lain, kerangka regulasi merupakan dukungan
dalam bentuk regulasi guna mencapai visi yang ingin
Sumber: asset.indonesia.travel
dicapai. Kerangka regulasi akan menjadi payung Fotografer: Kemenparekraf
hukum pelaksanaan arah kebijakan dan strategi

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 53


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Tabel Matriks Kerangka Regulasi

ARAH URGENSI UNIT TARGET


NO. KERANGKA PEMBENTUKAN PENANGGUNG- UNIT PENYELESAIAN
REGULASI BERDASARKAN JAWAB TERKAIT/
DAN/ATAU EVALUASI REGULASI INSTITUSI
KEBUTUHAN EKSISTING, KAJIAN
REGULASI DAN PENELITIAN

Rancangan Rancangan Peraturan 1. Deputi Bidang 1. Kementerian 2022


1 Peraturan Pemerintah ini Kebijakan Ketenagakerjaan
Pemerintah merupakan usulan Strategis; 2. Kementerian
(RPP) tentang perubahan dari PP 2. Deputi Bidang Pendidikan,
Sertifikasi Nomor 52 Tahun 2012 Industri dan Kebudayaan,
Kompetensi tentang Sertifikasi Investasi Riset dan
dan Sertifikasi Kompetensi dan Teknologi
Usaha di Bidang Sertifikasi Usaha di 3. Badan Nasional
Pariwisata Bidang Pariwisata. Sertifikasi
Profesi

Rancangan PP No. 50 Tahun 2011 1. Deputi Bidang 1. Kementerian 2024


2 Peraturan tentang Rencana Kebijakan Koordinator
Pemerintah Induk Pembangunan Strategis Bidang
(RPP) tentang Kepariwisataan 2. Deputi Bidang Kemaritiman dan
Rencana Induk Nasional (RIPPARNAS) Kebijakan Investasi
Pembangunan Tahun 2010-2025 Strategis 2. Kementerian
Kepariwisataan akan berakhir masa PPN/BAPPENAS
Nasional Tahun berlakunya pada
2026 - 2045 Tahun 2025. Di sisi
lain, RIPPARNAS
menjadi rujukan dalam
penyusunan Rencana
Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah.
Untuk itu diperlukan
perubahan ataupun
penyusunan kembali
RIPPARNAS untuk
periode berikutnya.

54 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Rancangan Undang-undang Nomor Deputi Bidang 1. Kementerian 2021-2022


3 Peraturan 24 Tahun 2019 tentang Kebijakan Strategis Koordinator
Presiden Ekonomi Kreatif, Bidang
(Rperpres) Pasal 25 menyatakan Kemaritiman dan
tentang bahwa Ekonomi Investasi.
Rencana Induk Kreatif dilaksanakan 2. Kementerian
Ekonomi Kreatif berdasarkan Koordinator
Rencana Induk Bidang
Ekonomi Kreatif yang Pembangunan
merupakan bagian Manusia dan
integral dari Rencana Kebudayaan
Pembangunan Jangka
Panjang Nasional. 3. Kementerian
Pengembangan Koordinator
Ekonomi Kreatif Bidang
dituangkan dalam Perekonomian
Rencana Induk 4. Kementerian
Ekonomi Kreatif dan PPN/BAPPENAS,
dijadikan pedoman bagi 5. Kementerian
Pemerintah. Rencana Dalam Negeri
Induk Pengembangan 6. Kementerian
Ekonomi Kreatif Ketenagakerjaan
Nasional 2018-2025 7. Kementerian
yang ditetapkan Pendidikan,
dengan Peraturan Kebudayaan,
Presiden Nomor Riset dan
142 Tahun 2018 Teknologi
ditetapkan lebih
dahulu dari Undang-
Undang Nomor 24
Tahun 2019 tentang
EKonomi Kreatif
sehingga Perpres
tentang Rencana
Induk Pengembangan
Ekraf tersebut perlu
dilakukan penyelarasan
terhadap materi
muatannya dengan
Undang-undang Nomor
24 Tahun 2019 tentang
Ekonomi Kreatif.

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 55


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Rancangan Rancangan Peraturan 1. Deputi Bidang 1. Kementerian 2022-2024


4 Peraturan Pemerintah ini disusun Kebijakan Koordinator
Presiden sesuai dengan arahan Strategis Bidang
(RPerpres) Bapak Presiden 2. Deputi Bidang Kemaritiman dan
tentang mengenai 10 Destinasi Pengembangan Investasi
Integrated Pariwisata Prioritas Destinasi dan 2. Kementerian
Tourism pada Rapat Terbatas Infrastruktur Pekerjaan Umum
Masterplan/ tanggal 21 November dan Perumahan
RIDPN 2019 dan 10 Desember Rakyat
2019 mengenai 10 3. Kementerian
(sepuluh) Destinasi PPN/BAPPENAS
Pariwisata Prioritas
yang telah dituangkan
dalam Peraturan
Presiden Nomor 18
Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan
Jangka Menengah
Nasional Tahun 2020-
2024.

Rancangan Pada tanggal 9 Deputi Bidang 1. Kementerian 2022


5 Peraturan September 2021, Pengembangan Koordinator
Menteri telah ditetapkan Destinasi dan Bidang
Pariwisata dan Peraturan Presiden Infrastruktur Kemaritiman dan
Ekonomi Kreatif Nomor 84 Tahun 2021 Investasi
tentang Tata tentang Rencana Induk 2. Kementerian
Cara Pelibatan Destinasi Pariwisata Pekerjaan Umum
Pemangku Nasional Lombok-Gili dan Perumahan
Kepentingan, Tramena Tahun 2020- Rakyat
Pemantauan, 2024 yang merupakan 3. Kementerian
Evaluasi, dan pedoman bagi PPN/BAPPENAS
Pelaporan Kementerian/Lembaga
Pelaksanaan untuk memper-cepat
Rencana Induk pengembangan
Destinasi Destinasi Pariwisata
Pariwisata Prioritas Lombok-
Nasional Gili Tramena
Lombok-Gili secara terpadu dan
Tramena menyeluruh maka
perlu penguatan
dalam Tata Cara
Pelibatan Pemangku
Kepentingan,
Pemantauan, Evaluasi,
dan Pelaporan
Pelaksanaan Rencana
Induk Destinasi
Pariwisata Nasional
Lombok-Gili Tramena.

56 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

3.4. KERANGKA KELEMBAGAAN Perpres 97 Tahun 2019 tentang Badan Pariwisata


dan Ekonomi Kreatif. Berdasarkan ketentuan dalam
Kerangka kelembagaan merupakan perangkat pasal 5 Perpres 96 Tahun 2019 tentang Kementerian
kementerian/Lembaga (struktur organisasi, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, fungsi Kementerian
ketatalaksanaan dan pengelolaan aparatur sipil Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meliputi:
negara), yang digunakan untuk mencapai visi, a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang
misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan pariwisata dan ekonomi kreatif;
kegiatan pembangunan kepariwisataan dan b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
ekonomi kreatif. Kelembagaan yang tepat fungsi, di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif;
tepat ukuran dan tepat proses akan mendorong c. pembinaan dan pemberian dukungan
efektivitas kelembagaan yang sejalan dengan arah administrasi kepada seluruh unsur organisasi di
pembangunan. Memperkuat ketahanan ekonomi lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
untuk pertumbuhan berkualitas yang dititikberatkan Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
pada peningkatan daya dukung dan kualitas sumber d. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang
daya ekonomi berkelanjutan serta meningkatkan menjadi tanggung jawab Kementerian Pariwisata
nilai tambah, lapangan kerja, ekspor, dan daya saing dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan
ekonomi. Ekonomi Kreatif; dan
e. pengawasan atas pelaksanaan tugas di
Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
pembangunan, maka kelembagaan diarahkan Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
mendukung pencapaian agenda pembangunan
yaitu memperkuat ketahanan ekonomi untuk Dalam rangka mengoperasionalkan fungsi
pertumbuhan berkualitas yang dititikberatkan pada kementerian tersebut, maka dituangkan fungsi
peningkatan daya dukung dan kualitas sumber daya Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berdasarkan
ekonomi berkelanjutan serta meningkatkan nilai Perpres 97 Tahun 2019 tentang Badan Pariwisata dan
tambah, lapangan kerja, ekspor, dan daya saing Ekonomi Kreatif. Dalam Pasal 3 Peraturan Presiden
ekonomi. tentang Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
tersebut mengamanatkan fungsi Badan Pariwisata
Dalam rangka pencapaian agenda pembangunan, dan Ekonomi Kreatif untuk melaksanakan penugasan
tugas dan fungsi Kementerian Pariwisata dan meliputi:
Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang
Kreatif perlu diperluas tidak hanya sebatas pariwisata dan ekonomi kreatif;
mendatangkan wisatawan, tetapi juga berkontribusi b. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan
terhadap peningkatan nilai tambah, daya saing kebijakan teknis pengembangan sumber daya,
dan keberlanjutan. Hal ini menuntut Kementerian kelembagaan, destinasi, infrastruktur, industri,
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata investasi, pemasaran, produk wisata dan
dan Ekonomi Kreatif untuk bertransformasi menjadi penyelenggaraan kegiatan, serta ekonomi digital
organisasi yang profesional, responsif, adaptif, dan produk kreatif di bidang pariwisata dan
inovatif, dan kolaboratif. ekonomi kreatif;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan
Dalam melaksanakan tugas Kementerian Pariwisata kriteria di bidang pariwisata dan ekonomi
dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi kreatif sesuai ketentuan peraturan perundang-
Kreatif mengacu pada Perpres 96 Tahun 2019 undangan;
tentang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di
Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta bidang pariwisata dan ekonomi kreatif sesuai

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 57


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

ketentuan peraturan perundang-undangan; i. pengelolaan barang milik negara yang menjadi


e. penyusunan rencana induk pembangunan tanggung jawab Badan Pariwisata dan Ekonomi
kepariwisataan nasional dan rencana induk Kreatif; dan
ekonomi kreatif; j. pengawasan atas pelaksanaan tugas di
f. pengelolaan data dan informasi di bidang lingkungan Badan Pariwisata dan Ekonomi
pariwisata dan ekonomi kreatif; Kreatif.
g. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam melaksanakan
h. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, tugas dan fungsi untuk mencapai tujuan dan sasaran
dan pemberian dukungan administrasi kepada yang ditetapkan maka memiliki struktur organisasi
seluruh unsur organisasi di lingkungan Badan seperti pada Gambar 3.6.
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;

Gambar 3.6. Struktur Organisasi Kemenparekraf/Baparekraf


Sumber: Permenparekraf No 1 Tahun 2021

58 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ berdasarkan hasil analisis jabatan dan analisis beban
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menaungi kerja dengan mengacu pada aplikasi e-formasi yang
6 Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP) telah ditetapkan oleh Kementerian Pendayagunaan
yang didirikan untuk menciptakan tenaga-tenaga Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
profesional bidang pariwisata sebagai aset nasional
yang berkualitas internasional, kreatif, berjiwa Penyederhanaan birokrasi telah disampaikan oleh
wirausaha, berkepribadian Indonesia dan berbudi Presiden dalam pidato pelantikan Presiden dan Wakil
luhur. Keberhasilan pembangunan kepariwisataan Presiden 2019 – 2024. Dengan menyederhanakan
dan ekonomi kreatif tidak terlepas dari kesiapan dan eselonisasi menjadi 2 level dan menggantinya dengan
kompetensi SDM kepariwisataan dan ekonomi kreatif, jabatan fungsional yang menghargai keahlian, serta
dibutuhkan SDM yang memiliki kapasitas dalam menghargai kompetensi. Kementerian Pariwisata
menyusun perencanaan, melaksanakan program dan dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi
melakukan evaluasi serta monitoring pelaksanaan Kreatif telah melakukan penyetaraan jabatan
program-program yang telah direncanakan. Dalam administrasi ke dalam jabatan fungsional, pengalihan
memenuhi kebutuhan SDM yang terampil, memiliki 372 jabatan eselon III dan IV menjadi jabatan
pengetahuan dan skill bagi terpenuhinya kualitas fungsional, penyusutan birokrasi ditujukan untuk
pelayanan di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas, mewujudkan birokrasi yang dinamis, lincah, dan
Kemenparekraf akan membangun Poltekpar di profesional sebagai upaya peningkatan efektivitas
Sulawesi Utara, Jawa Tengah (Sragen), dan Papua dan efisiensi guna mendukung kinerja.
Barat (Sorong). Selain itu, Kemenparekraf/Baparekraf
juga sedang melakukan kajian perencanaan Pemangkasan jalur birokrasi dan perbaikan
pembangunan Poltekpar di Papua, Papua Barat dan sistem manajerial yang dilakukan juga dengan
Nusa Tenggara Timur. merestrukturisasi program dan kegiatan di
lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga menaungi meningkatkan efektivitas dan efisiensi anggaran
tiga Badan Otorita Pariwisata yaitu Badan Otorita serta meningkatkan kinerja aparatur, selanjutnya
Pariwisata Danau Toba, Badan Otorita Pariwisata pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan
Borobudur, dan Badan Otorita Pariwisata Labuan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/
Bajo-Flores. Secara kelembagaan, ketiga Badan Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dilaksanakan
Otorita Pariwisata tersebut akan berubah statusnya melalui program-program yang berorientasi pada
menjadi Satuan Kerja Badan Layanan Umum. outcome. Program-program tersebut dilaksanakan
Telah direncanakan juga untuk pembentukan dua secara konsisten dan berkelanjutan guna mencapai
Badan Otorita Pariwisata baru yaitu Badan Otorita tujuan dalam rangka menciptakan pelayanan publik
Pariwisata Wakatobi dan Badan Otorita Pariwisata yang prima, birokrasi yang bersih dan SDM yang
Bromo-Tengger-Semeru. profesional.

Terkait dukungan sumber daya aparatur sipil negara, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki rumusan
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif didukung tugas, fungsi, kewenangan, peran, dan struktur, serta
oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tersebar pengaturan hubungan inter dan antar organisasi/
di 9 (sembilan) unit kerja eselon I. Mengantisipasi lembaga pemerintah. Tata hubungan kerja antara
kekurangan SDM yang ada terkait dengan perubahan Pemerintah dengan Provinsi/Kabupaten/Kota
lingkungan strategis, dilakukan penghitungan berlandaskan pada asas dekonsentrasi dan asas
kebutuhan pegawai melalui peta jabatan yang ideal tugas pembantuan.

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 59


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan


bidang pariwisata dan ekonomi kreatif ditujukan
untuk mewujudkan penyelarasan dan pemerataan
pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif
serta mendukung pencapaian agenda prioritas
pembangunan nasional. Kegiatan Dekonsentrasi
merupakan pelimpahan sebagian Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan
bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan
pemerintahan umum. Adapun Tugas Pembantuan
adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada
daerah otonom untuk melaksanakan sebagian
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah
provinsi kepada daerah kabupaten/kota untuk
melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah provinsi.

Penataan dan Penguatan kapasitas kelembagaan


Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dari pusat
sampai ke daerah dilakukan dengan memperhatikan
kebijakan pembangunan nasional, seiring dengan
perkembangan, tantangan, dan tuntutan perubahan,
baik eksternal maupun internal, maka organisasi dan
tatalaksana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
harus dijalankan secara dinamis untuk menuju
pemerintahan yang baik (good governance).

Dalam rangka menjalankan amanat UU Nomor 24


Tahun 2020 tentang Ekonomi Kreatif, Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif akan membentuk Badan Layanan
Umum (BLU) dengan skema pembiayaan berbasis
kekayaan intelektual dan/atau sistem pemasaran
produk ekraf berbasis kekayaan intelektual.
Diharapkan dengan dibentuknya BLU tersebut,
pembiayaan maupun pemasaran produk ekonomi
kreatif berbasis KI dapat terfasilitasi dengan baik.
Sumber: asset.indonesia.travel
Fotografer: Titik Terang

60 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN BAB 3


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

BAB 4
TARGET KINERJA DAN
KERANGKA PENDANAAN

4.1. Target Kinerja


4.2. Kerangka Pendanaan

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 61


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Manajemen kinerja merupakan proses yang dilakukan dari organisasi serta kebijakan nasional yang
organisasi untuk membangun kesepakatan bersama mengatur hal tersebut. Bab ini akan menjabarkan
mengenai apa yang ingin dicapai, apa ukuran mengenai target kinerja dan kerangka pendanaan
pencapaiannya, dan bagaimana mencapainya. Dalam yang dibutuhkan Kemenparekraf/Baparekraf dalam
program Reformasi Birokrasi (RB) diamanatkan rangka implementasi strategi.
bahwa penguatan akuntabilitas kinerja ditandai
dengan adanya sistem manajemen kinerja yang 4.1. TARGET KINERJA
terukur. Target kinerja dan kerangka pendanaan
merupakan alat yang digunakan sebagai panduan Kemenparekraf/Baparekraf diharapkan dapat
implementasi strategi organisasi sehingga kinerja berkontribusi dalam memperkuat ketahanan
organisasi dapat terukur. Target kinerja memastikan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan
bahwa setiap sasaran strategis dapat diukur berkeadilan dalam pembangunan ekonomi nasional.
keberhasilannya. Kerangka pendanaan memastikan Sasaran, indikator serta target yang diharapkan dapat
bahwa strategi dapat dieksekusi sesuai anggaran dicapai Kemenparekraf/Baparekraf pada RPJMN ini
yang ada. Target kinerja dan kerangka pendanaan dapat dijabarkan pada Tabel 4.1 berikut ini.
disusun dengan mempertimbangkan kemampuan

Tabel 4.1 Sasaran, Indikator dan Target RPJMN terkait Sektor Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif

NO SASARAN INDIKATOR TARGET 2020 TARGET 2024


1 Penguatan 12. Penumbuhan start-up (kontribusi start- 700 unit 3.500 unit (akumulatif)
kewirausahaan dan up Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) (akumulatif)
Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM), dan
Koperasi

2 Peningkatan nilai 10. Kontribusi PDB pariwisata (8.9.1*) 4,8% 5,5%


tambah, lapangan kerja,
dan investasi di sektor 11. Destinasi pariwisata prioritas yang 5 Destinasi (kumulatif) 10 Destinasi (kumulatif)
riil, dan industrialisasi dipercepat pengembangannya
12. Destinasi wisata alam berkelanjutan 25 kawasan 25 kawasan hutan prioritas
berbasiskan kawasan hutan prioritas hutan prioritas
13. Destinasi wisata bahari 6 Destinasi (kumulatif) 6 Destinasi (kumulatif)
14. Nilai tambah ekonomi kreatif Rp. 1.214 triliun Rp.1.846 triliun

15. Jumlah kab/kota kreatif yang difasilitasi 4 kab/kota 20 kab/kota (kumulatif)

16. Jumlah kawasan dan klaster kreatif yang 8 lokasi 11 lokasi


dikembangkan
17. Revitalisasi ruang kreatif 30 unit 154 unit (kumulatif)

18. Kontribusi ekonomi digital 3,2% 4,7%

25. Jumlah tenaga kerja pariwisata 13 juta orang 15 juta orang

26. Jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif 19 juta orang 21 juta orang

62 TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN BAB 4


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

NO SASARAN INDIKATOR TARGET 2020 TARGET 2024


3 Peningkatan 10. Nilai devisa pariwisata USD 21 miliar USD 30 miliar
ekspor bernilai
tambah tinggi 11. Jumlah wisatawan mancanegara 18 juta orang 22.3 juta orang
dan penguatan
Tingkat 12. Jumlah warisan budaya yang 4 lokasi 20 lokasi (kumulatif)
Komponen diregenerasi (cultural heritage regeneration)
Dalam Negeri
(TKDN) 13. Nilai ekspor ekonomi kreatif USD 21,5-22,3 miliar USD 24,5 miliar

16. Jumlah wisatawan nusantara 310 juta perjalanan 350-400 juta perjalanan
17. Jumlah promosi Tourism, Trade and 8 Promosi Terintegrasi 8 Promosi Terintegrasi
Investment (TTI) terintegrasi
4 Penguatan pilar 5. Skema pembiayaan berbasis HKI 1 skema 1 skema
pertumbuhan
dan daya saing 10. Jumlah pelaku kreatif yang difasilitasi 8.500 orang 43.000 orang (kumulatif)
ekonomi infrastruktur TIK

Sumber: Peraturan Presiden No. 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024

Kemenparekraf/Baparekraf berkontribusi dalam pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaan


mewujudkan sasaran dan indikator RPJMN diatas, urusan pemerintah konkruen, dimana sektor
dimana kontribusi tersebut dapat diwujudkan pada pariwisata dan ekonomi kreatif termasuk di dalamnya.
level menteri, eselon I, maupun eselon II. Tentunya Batasan kewenangan tersebut diamanatkan dalam
penggunaan sasaran berupa impact (level Menteri), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
outcome (level I), output (level II) maupun penggunaan 2014 tentang Pemerintah Daerah. Berdasarkan
indikator SMART akan sangat menentukan pemilihan Undang-Undang tersebut, sebagai perwakilan
indikator kinerja Kemenparekraf/Baparekraf dalam pemerintah pusat, Kemenparekraf/Baparekraf
mewujudkan standar kinerja organisasi yang memiliki kewenangan sebagai berikut:
berkualitas.
1. Sub urusan destinasi pariwisata
Dalam pelaksanaannya, Kemenparekraf/Baparekraf
memiliki keterbatasan kewenangan dalam a. Penetapan daya tarik wisata, kawasan
mengelola sektor pariwisata dan ekonomi kreatif strategis pariwisata, dan destinasi pariwisata
nasional. Berdasarkan Peraturan Presiden nomor b. Pengelolaan daya tarik wisata nasional
68 tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian c. Penelolaan Kawasan Strategis Pariwisata
Negara, Kemenparekraf/Baparekraf termasuk dalam Nasional (KSPN)
Kementerian Negara kelompok III. Kemenparekraf/ d. Pengelolaan Destinasi Pariwisata Nasional
Baparekraf tidak memiliki kewenangan dalam (DPN)
melaksanakan kegiatan teknis dari pusat sampai ke e. Penetapan tanda daftar usaha pariwisata
daerah maupun pelaksanaan bimtek dan supervisi lintas daerah provinsi
atas pelaksaaan urusan kementerian di daerah.
Sehingga pelaksanaan kedua hal tersebut dilakukan 2. Sub urusan pemasaran pariwisata, meliputi
melalui koordinasi strategis lintas sektor berdasarkan pemasaran pariwisata dalam dan luar negeri,
Peraturan Presiden nomor 26 tahun 2022 tentang daya tarik, destinasi dan kawasan strategis
perubahan ketiga atas Peraturan Presiden nomor pariwisata nasional.
64 tahun 2014 tentang Koordinasi Strategis Lintas
Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan.
Selain itu, terdapat juga batasan kewenangan

BAB 4 TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 63


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

3. Sub urusan pengembangan ekonomi kreatif dijabarkan pada dokumen Rencana Kerja Pemerintah
melalui pemanfaatan dan perlindungan Hak (RKP) maupun Rencana Kerja (Renja) Kemenparekraf/
Kekayaan Intelektual, melalui pengembangan Baparekraf yang ditentukan setiap tahun.
ekonomi kreatif nasional.
Tahun 2020 diawali dengan bencana non
4. Sub urusan pengembangan sumberdaya alam pandemi Covid-19 di seluruh dunia yang
pariwisata dan ekonomi kreatif, melalui mengakibatkan lockdown di sebagian besar negara-
pengembangan, penyelenggaraan dan negara. UNWTO mencatat bahwa dari 217 global
peningkatan kapasitas sumber daya manusia destinations di seluruh dunia, semuanya melakukan
pariwisata dan ekonomi kreatif tingkat ahli. travel restriction untuk wisatawan internasional
untuk mengurangi tingkat penyebaran Coronavirus.
Dalam pengembangan wilayah, Kemenparekraf/ Hal ini menyebabkan tingkat kunjungan wisatawan
Baparekraf juga melaksanakan transfer ke daerah mancanegara menurun signifikan dan industri
yaitu melakukan transfer dari belanja negara penerbangan mengalami penurunan drastis di
dalam rangka mendanai pelaksanaan desentralisasi seluruh dunia. Selain itu, pandemi Covid-19 juga
fiskal berupa dana perimbangan, dana otonomi menyebabkan krisis ekonomi yang mengakibatkan
khusus, dan dana penyesuaian. Terutama dalam menurunnya daya beli masyarakat. Sesuai dengan
dana perimbangan, Kemenparekraf/Baparekraf kondisi eksternal tersebut, Kemenparekraf/
melaksanakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Baparekraf menyesuaikan kembali target yang sudah
Pariwisata baik DAK Fisik maupun DAK Non Fisik. ditetapkan dalam RPJMN.

Dana perimbangan yang disalurkan untuk Target kinerja Kemenparekraf/Baparekraf


pengembangan destinasi dengan pembangunan digambarkan dengan sasaran strategis (SS) dan
infrastruktur dilaksanakan melalui DAK fisik dan dana indikator kinerja sasaran strategis (IKSS) yang
perimbangan yang bertujuan untuk meningkatkan menjadi ukuran pencapaian setiap sasaran strategis
kualitas SDM dilaksanakan melalui DAK non fisik Kemenparekraf/Baparekraf. Terdapat 8 Sasaran
(program Pelayanan Masyarakat). Sementara untuk Strategis (SS) dan 16 Indikator Kinerja Sasaran
infrastruktur ekonomi kreatif dilakukan dengan Strategis yang menjadi target kinerja Kemenparekraf/
mekanisme Bantuan Pemerintah kepada pelaku Baparekraf seperti terlihat pada Tabel 4.2 berikut.
Ekonomi Kreatif. DAK tersebut secara detail akan

Tabel 4.2. Target Kinerja Kemenparekraf/Baparekraf Tahun 2020-2024

Sasaran Stategis Unit


No Indikator Kinerja Satuan 2020 2021 2022 2023 2024 Organisasi
Renstra Terkait
SS.1 Meningkatnya kontribusi pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap ketahanan ekonomi

(21) (23) (25) (27) (30) Setmen


(Pusdatin)
1 Nilai devisa pariwisata Miliar USD D2, D3, D4,D5
3,38 0,52 0,86 – 1,71 2,07-5,95 7,38-13,08 dan D6

(4,8) (5,0) (5,2) (5,3) (5,5) Setmen


(Pusdatin)
2 Kontribusi PDB pariwisata %
4 ,0 2,4 3,6 4,1 4,5 D2, D3, D4, D5,
dan D6

(21,5-22,6) (18,08) (18,63) (19,26) Setmen


(Pusdatin)
Nilai ekspor produk
3 Miliar USD 17,45 D2, D3, D4, D5,
ekonomi kreatif
16,9 25,33 26,46 27,53 dan D7

64 TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN BAB 4


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Sasaran Stategis Unit


No Indikator Kinerja Satuan 2020 2021 2022 2023 2024 Organisasi
Renstra Terkait
SS.2 Meningkatnya nilai tambah ekonomi kreatif nasional

Setmen
Nilai tambah ekonomi
4 Rp Triliun 1.157 1.191 1.236 1.279 1.347 (Pusdatin) D3,
kreatif
D4, D5, dan D7
SS.3 Meningkatnya kualitas dan jumlah wisatawan
(18) (19) (20) (21) (22,3) Setmen
Jumlah wisatawan Juta
5 (Pusdatin)
mancanegara (wisman) Kunjungan 2,8 – 4,0 1,5 1,8 – 3,6 3,5 – 7,4 9,5-14,3 D5 dan D6
Setmen
Rata-Rata spending
6 USD 834 346 477-570 591-804 776-914 (Pusdatin)
wisman
D3 dan D6
(310) (320-333) (330-355) (340-378) (350-400) Setmen
Jumlah wisatawan Juta
7 (Pusdatin)
nusantara (wisnus) Perjalanan 120-140 198 – 220 633-703 660-733 668-742 D5 dan D6
SS4. Meningkatnya indeks pembangunan kepariwisataan Indonesia
Peringkat Travel and n.a (34-39) n.a n.a
8 Tourism Development Index Peringkat 29-34 D1
(TTDI)* n.a 36-39 n.a n.a

Jumlah Destinasi
pariwisata yang
9 Destinasi - 19 19 19 19 D3
berkualitas dan
berkelanjutan
SS5. Bertumbuhnya investasi dan akses pembiayaan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif
Jumlah investasi
10 pariwisata dan ekonomi Miliar USD 2 2.2 2.42 2.68 3 D4
kreatif
Pembiayaan yang
tersalurkan di sektor
11 Triliun (Rp) - 82,60 103,25 129,06 161,32 D4
Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif
SS6. Terwujudnya pelindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual produk kreatif
Persentase
12 peningkatan HKI yang % - - - 20 20 D5, D7
dikomersialisasikan
SS7. Meningkatnya kapabilitas SDM kepariwisataan dan ekonomi kreatif
(13.0) (13.5) (14.0) (14.5) (15) Setmen
Jumlah Tenaga kerja
13 Juta orang (Pusdatin)
Pariwisata 10 14,3 21,64 21,93 22,08 D2

(19.0) (20) (20) (21) (21) Setmen


Jumlah Tenaga Kerja
14 Juta orang (Pusdatin)
Ekonomi Kreatif
17,25 19,19 22,29 22,59 22,74 D2
Setmen
Jumlah lulusan perguruan
15 Orang 1.500 2.646 2.694 2.804 2.897 (Pusbang SDM)
tinggi vokasi pariwisata
PTNP
SS8. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih
Sekretariat
Nilai RB Kementerian
Kementerian/
Pariwisata dan Ekonomi
16 Nilai 80 77 79 80 81 Sekretariat
Kreatif/Badan Pariwisata
Utama
dan Ekonomi Kreatif

Keterangan:
1. Target (….) merupakan target yang berasal dari RPJMN Tahun 2020-2024, sedangkan target pada di bawah baris target RPJMN
merupakan target berdasarkan penyesuaian Covid-19
2. *World Economic Forum (WEF) melakukan perubahan Travel and Tourism Competitiveness Index menjadi Travel and Tourism
Development Index pada tanggal 24 Mei 2022.

BAB 4 TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 65


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

4.2. KERANGKA PENDANAAN Kebutuhan anggaran yang tercantum dalam lampiran


dokumen Rencana Strategis Kemenparekraf/
Pendanaan program dan kegiatan di lingkup Baparekraf tahun 2020-2024 ini merupakan
Kemenparekraf/Baparekraf dilakukan melalui kebutuhan optimal penyelenggaraan program
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan kegiatan Kemenparekraf/Baparekraf yang
yang bersumber dari rupiah murni, Pinjaman dan/ diselaraskan dengan kemampuan sumber daya
atau Hibah Luar Negeri (PHLN), Pinjaman dan/atau yang tersedia di internal Kementerian Pariwisata
Hibah Dalam Negeri (PHDN), dan Penerimaan Negara dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi
Bukan Pajak (PNBP). Selain itu, Kemenparekraf/ Kreatif.
Baparekraf juga mendorong pengembangan
infrastruktur destinasi pariwisata prioritas melalui Demikian pula dengan capaian outcome dan output
alternatif sumber pendanaan Kerjasama Pemerintah yang dicantumkan merupakan target optimal yang
dengan Badan Usaha (KPBU). mengacu pada anggaran yang dialokasikan.

Tabel 4.3. Kebutuhan Pendanaan Program Kementerian Pariwisata dan


Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2020-2024

No. Program 2020 2021 2022 2023 2024

1 Program Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif 1,772.5 2,046.8 1,677 2,466.3 2,715.9

2 Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas 846.1 827.1 800.3 849.6 932.1
Teknis Lainnya Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif/
Badan Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif

3 Program Pendidikan Dan Pelatihan Vokasi 782.3 994.2 1,022 1,073.1 1,180.4

*dalam Miliar Rupiah

66 TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN BAB 4


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

BAB 5
PENUTUP

BAB 4 TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 67


RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Rencana Strategis (Renstra) Kemenparekraf/ pelaksanaan Renstra ini, mengingat keberhasilan


Baparekraf merupakan suatu perencanaan strategis penggabungan sistem nilai (shared value) tersebut
organisasi yang disusun sebagai penjabaran akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan
atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Renstra ini. Selain itu, komitmen seluruh pimpinan
Nasional (RPJMN) dalam mewujudkan Visi Presiden maupun segenap ASN Kemenparekraf/Baparekraf
terpilih hingga tahun 2024. Renstra Perubahan sangat penting dalam mendukung terwujudnya Visi
Kemenparekraf/Baparekraf ini juga menjadi Kemenparekraf/Baparekraf tahun 2024.
koridor strategis Kemenparekraf/Baparekraf dalam
melaksanakan program, kegiatan, komponen Hal terpenting dalam pengelolaan strategi
maupun sub komponen dalam mencapai output, bukanlah pada perencanaan yang bagus saja,
outcome dan dampak terhadap pembangunan namun yang terpenting adalah konsistensi dalam
nasional. Renstra Kemenparekraf/Baparekraf ini implementasi sesuai dengan rencana yang telah
juga sekaligus menjadi rencana pembangunan sektor disusun sebelumnya. Implementasi tersebut
pariwisata dan ekonomi kreatif selama 5 (lima) tahun tentunya disertai dengan monitoring, pengukuran
kedepan, yang harus dilaksanakan dan dipantau kinerja secara periodik serta evaluasi perbaikan dari
pelaksanaannya, termasuk milestones pencapaian waktu ke waktu untuk memastikan implementasi
kinerja dari tahun pertama hingga tahun kelima. yang dilakukan masih on the track sesuai dengan
rencana. Perubahan regulasi maupun kebijakan juga
Kemenparekraf/Baparekraf secara bersamaan juga perlu diperhatikan untuk melihat dampak strategis
sedang mengalami proses perubahan transisional terhadap Renstra yang telah disusun. Sehingga,
(transitional change), mulai dari perubahan atas tujuan pengelolaan strategi sesuai prinsip peningkatan
akhir hingga penggabungan Kementerian Pariwisata secara berkelanjutan (continuous improvement) dapat
dengan Badan Ekonomi Kreatif yang berarti juga terwujud dengan baik dan pariwisata serta ekonomi
penggabungan visi serta pola pikir dan budaya kerja kreatif Indonesia menjadi sektor kontributor terbesar
yang berbeda. Proses akulturasi pola pikir dan budaya dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
kerja sebaiknya menjadi prioritas pada tahun pertama

Sumber: asset.indonesia.travel
Fotografer: Jerry Aurum

68 PENUTUP BAB 5
LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

POHON KINERJA

PP Penguatan Kewirausahaan dan Usaha PP Peningkatan nilai tambah, lapangan PP Peningkatan ekspor bernilai tinggi dan PP
Penguatan Pilar Pertumbuhan dan
5 Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 6 kerja, dan investasi di sektor riil dan 7 penguatan Tingkat Kandungan Dalam 8 Daya Saing Ekonomi
industrialisasi Negeri (TKDN)

Kontribusi PDB Usaha TJ 1


1. Kontribusi Usaha Sosial SS.5.2 Nilai devisa pariwisata TJ 2 Skema pembiayaan berbasis HKI SS.6.2
RPJMN Tahun 2020-2024

Destinasi pariwisata prioritas yang


dipercepat pengembangannya SS.4.2
(destinasi) Jumlah wisatawan mancanegara SS.3.1 Jumlah pelaku kreatif yang difasilitasi SS.2.1
2. Penumbuhan Start-Up SS.2.1
infastruktur TIK

Nilai tambah ekonomi kreatif TJ 4 Jumlah warisan budaya yang


diregenerasi (cultural heritage SS.2.1
Jumlah Kab/Kota kreatif yang difasilitasi regeneration) Jumlah lokasi penerapan sustainable
SS.2.1 tourism development
SS.4.2

Jumlah kawasan dan klaster kreatif SS.2.1 Nilai ekspor ekonomi kreatif TJ 3
yang dikembangkan Peringkat travel and tourism SS.4.1
competitiveness index
Revitalisasi ruang kreatif SS.2.1 Jumlah wisatawan nusantara SS.3.3

Jumlah tenaga kerja pariwisata SS.7.1

Jumlah tenaga kerja pariwisata SS.7.2

Tujuan : 1. Kontribusi PDB Pariwisata


Meningkatnya konstribusi sektor pariwisata 2. Nilai Devisa Pariwisata
dan ekonomi kreatif dalam perekonomian 3. Nilai Ekspor Produk Ekonomi Kreatif
Renstra Kemenparekraf 2020-2024

nasional 4. Nilai Tambah Ekonomi Kreatif


5. Tenaga Kerja Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

SS.1. Meningkatnya Kontribusi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif SS.6. Terwujudnya pelindungan dan pemanfaatan kekayaan
terhadap Ketahanan Ekonomi SS.4. Meningkatnya indeks pembangunan kepariwisataan Indonesia
intelektual produk kreatif

1. Nilai Devisa Pariwisata 1. Peringkat Travel and Tourism Development Index (TTDI) 1. Presentase peningkatan HKI yang dikomersialisasikan
2. Kontribusi PDB Pariwisata 2. Jumlah destinasi pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan
3. Nilai Ekspor Produk Ekonomi Kreatif

SS.3. Meningkatnya nilai tambah ekonomi kreatif nasional SS.5. Bertumbuhnya investasi dan akses pembiayaan sektor SS.7. Meningkatnya kapabilitas SDM kepariwisataan
pariwisata dan ekonomi kreatif dan ekonomi kreatif
1. Nilai tambah ekonomi kreatif
1. Pertumbuhan investasi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif 1. Jumlah tenaga kerja periwisata
2. Pembiayaan yang tersalurkan di sektor pariwisata dan ekonomi 2. Jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif
SS.3. Meningkatnya kualitas dan jumlah wisatawan kreatif 3. Jumlah lulusan perguruan tinggi vokasi pariwisata

1. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman)


2. Rata-rata spending wisman
3. Jumlah wisatawan nusantara (wisnus)

LAMPIRAN 70
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

POHON KINERJA

PN 3:
Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing
RPJMN Tahun 2020-2024

PP Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing


5

Jumlah Lulusan Pelatihan vokasi SS.7.3

SS.7. Meningkatnya kapabilitas SDM kepariwisataan


dan ekonomi kreatif
Renstra Kemenparekraf 2020-2024

Pusat Pengembangan Sumber Deputi Bidang Pengembangan Deputi Bidang Pengembangan


Perguruan Tinggi Negeri
Daya Manusia Pariwisata dan Sumber Daya dan Kelembagaan Sumber Daya dan Kelembagaan
Pariwisata
Ekonomi Kreatif (Dir. Pengembangan SDM Pariwisata) (Dir. Pengembangan SDM Ekonomi
Kreatif)

Meningkatnya kapabilitas SDM Meningkatnya kualitas dan Meningkatnya kapasitas dan Meningkatnya kapasitas dan
Kepariwisataan dan Ekonomi kuantitas SDM Kepariwisataan kapabilitas SDM Pariwisata kapabilitas SDM Ekonomi Kreatif
Kreatif dan Ekonomi Kreatif

Persentase Jumlah Lulusan


Program Pelatihan Manajerial, Jumlah SDM Pariwisata yang Jumlah SDM Ekraf yang
Jumlah lulusan perguruan tinggi
Fungsional, Teknis dan Sosio memperoleh peningkatan memperoleh peningkatan
vokasi pariwisata
Kultural bidang Pariwisata dan kapasitas melalui pelatihan vokasi kapasitas melalui pelatihan vokasi
Ekonomi Kreatif

LAMPIRAN 71
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Lampiran 1: Matriks Kinerja dan Pendanaan Kementerian/Lembaga

SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ SATUAN TARGET UNIT


PROGRAM/
No SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ ORGANISASI
KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 2024
INDIKATOR TERKAIT
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF / BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

1 Meningkatnya kontribusi pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap ketahanan ekonomi

Setmen
(21) (23) (25) (27) (30) (Pusdatin)
1 Nilai devisa pariwisata Miliar USD
3,38 0,52 0,86 – 1,71 2,07-5,95 7,38-13,08 D2, D3, D4,D5
dan D6

Setmen
(4,8) (5,0) (5,2) (5,3) (5,5) (Pusdatin)
2 Kontribusi PDB Pariwisata %
4 ,0 2,4 3,6 4,1 4,5 D2, D3, D4,D5
dan D6
Setmen
Nilai ekspor (21,5-22,6) (18,08) (18,63) (19,26) (Pusdatin)
3 Miliar USD 17,45
produk ekonomi kreatif 16,9 25,33 26,46 27,53 D2, D3, D4,D5
dan D7

2 Meningkatnya nilai tambah ekonomi kreatif nasional

Setmen
(Pusdatin)
4 Nilai tambah ekonomi kreatif Rp Triliun 1.157 1.191 1.236 1.279 1.347
D3, D4, D5
dan D7

LAMPIRAN 72
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ SATUAN TARGET UNIT


PROGRAM/
No SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ ORGANISASI
KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 2024
INDIKATOR TERKAIT
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF / BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

3 Meningkatnya kualitas dan jumlah wisatawan

Jumlah Wisatawan (18) (19) (20) (21) (22,3) Setmen


5 Juta Kunjungan (Pusdatin)
Mancanegara (Wisman) 2,8 - 4,0 1,5 1,8 – 3,6 3,5 – 7,4 9,5-14,3 D5 dan D6

Setmen
6 Rata-rata spending wisman USD 834 346 477-570 591-804 776-914 (Pusdatin)
D3 dan D6

(330-355) Setmen
Jumlah Wisatawan (310) (320-333) (340-378) (350-400)
7 Juta Perjalanan (Pusdatin)
Nusantara (Wisnus) 120-140 198-220 633-703 660-733 668-742
D5 dan D6

• Penyesuaian Target Wisatawan Nusantara Penyesuaian Target karena perubahan sumber data (dari Survei Rumah Tangga ke Mobile Positioning Data)

LAMPIRAN 73
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ SATUAN TARGET UNIT


PROGRAM/
No SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ ORGANISASI
KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 2024
INDIKATOR TERKAIT
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF / BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

4 Meningkatnya indeks pembangunan kepariwisataan Indonesia

Peringkat Travel and Tourism (34-39)


8 Peringkat n.a n.a 29-34 n.a D1
Development Index (TTDI)* 36-39

Jumlah destinasi pariwisata yang


9 Destinasi - 19 19 19 19 D3
berkualitas dan berkelanjutan

5 Bertumbuhnya investasi dan akses pembiayaan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif

Jumlah investasi pariwisata dan


10 Miliar USD 2 2.2 2.42 2.68 3 D4
ekonomi kreatif

Pembiayaan yang tersalurkan di


11 sektor Pariwisata dan Ekonomi Triliun (Rp) - 82,60 103,25 129,06 161,32 D4
Kreatif

6 Terwujudnya pelindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual produk kreatif

Persentase peningkatan HKI yang


12 % - - - 20 20 D5, D7
dikomersialisasikan

LAMPIRAN 74
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ SATUAN TARGET UNIT


PROGRAM/
No SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ ORGANISASI
KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 2024
INDIKATOR TERKAIT
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF / BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

7 Meningkatnya kapabilitas SDM Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif

Setmen
(13,0) (13,5) (14,0) (14,5) (15)
13 Jumlah Tenaga Kerja Pariwisata Juta (Pusdatin)
10 14,3 21,64 21,93 22,08
D2

Setmen
Jumlah Tenaga Kerja Ekonomi (19.0) (20) (20) (21) (21)
14 Juta (Pusdatin)
Kreatif 17,25 19,19 22,29 22,59 22,74
D2

Setmen
Jumlah lulusan perguruan tinggi
15 Orang 1.500 2.646 2.694 2.804 2.897 (Pusbang SDM)
vokasi pariwisata
PTNP

8 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih

Sekretariat
Nilai RB Kementerian Pariwisata
Kementerian/
16 dan Ekonomi Kreatif/Badan Nilai 80 77 79 80 81
Sekretariat
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Utama

*World Economic Forum (WEF) melakukan perubahan Travel and Tourism Competitiveness Index menjadi Travel and Tourism Development Index pada tanggal 24 Mei 2022.

LAMPIRAN 75
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


No SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
KEGIATAN (OUTPUT)/ PELAKSANA
INDIKATOR
A PROGRAM KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF 1.772.468 2.046.841 1.676.981 2.466.343 2.715.909

1 Peningkatan indeks pembangunan kepariwisataan Indonesia


Implementsi
Rencana Aksi
Peningkatan
1 Indeks % - - 70% 80% 90%
Pembangunan DEPUTI
120.648 55.202 45.843 48.885 51.740
Kepariwisataan BIDANG
Indonesia KEBIJAKAN
2 Tersedianya regulasi pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis kajian STRATEGIS
Regulasi
Pariwisata dan
2 % - - 70% 80% 90%
Ekonomi Kreatif
berbasis Kajian
3 Dimanfaatkannya Naskah Kebijakan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pemanfaatan
Naskah Kebijakan
3 % - - 70% 80% 90%
Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif

LAMPIRAN 76
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


No SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
KEGIATAN (OUTPUT)/ PELAKSANA
INDIKATOR
4 Meningkatnya Kapasitas SDM Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif
Pertumbuhan
5 Kapasitas Tenaga % - - 10 15 20
Kerja Pariwisata
Pertumbuhan
Kapasitas Tenaga
6 % - - 15 20 25
Kerja Ekonomi
Kreatif
DEPUTI BIDANG
SDM Parekraf SUMBER
yang memenuhi 442.373 262.548 324.951 347.315 382.047 DAYA DAN
7 Standar % - 90 90 90 90 KELEMBAGAAN
Kompetensi
Nasional
5 Meningkatnya kerjasama kepariwisataan dan ekonomi kreatif
Indeks tindak
lanjut kerjasama
8 terkait pariwisata Indeks 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45
dan ekonomi
kreatif

LAMPIRAN 77
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


No SATU-
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
AN
KEGIATAN (OUTPUT)/ PELAKSANA
INDIKATOR
6 Tersedianya infrastruktur ekonomi kreatif
Rasio
Pemenuhan
Infrastruktur
9 Ekraf terhadap % 60 70 80 85 85
Kebutuhan
Infrastruktur
Ekraf
Tersedianya destinasi pariwisata berdasarkan prioritas yang
7
dikembangkan
Jumlah destinasi
pariwisata
10 berdasarkan Destinasi 9 19 19 19 19
prioritas yang DEPUTI BIDANG
dikembangkan PENGEMBANGAN
146.657 494.325 312.447 470.169 517.186 DESTINASI DAN
Tersedianya destinasi pariwisata yang menerapkan prinsip pariwisata INFRASTRUKTUR
8
berkelanjutan
Jumlah destinasi
pariwisata yang
menerapkan
11 Destinasi 10 19 19 19 19
prinsip
pariwisata
berkelanjutan

9 Meningkatnya lama tinggal wisatawan mancanegara di destinasi

Lama Tinggal
(length of stay)
12 Hari 2,80 3-5 3-5 3-5 3-5
wisman di
destinasi

LAMPIRAN 78
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


No SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
Meningkatnya kemampuan industri sektor pariwisata dan ekonomi
10
kreatif nasional
Rasio usaha
bidang pariwisata
dan ekonomi
13 % 1 1,5 2 2,5 3
kreatif yang
terstandardisasi
dan tersertifikasi
11 Meningkatnya investasi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif
Jumlah investasi DEPUTI
14 pariwisata dan Miliar USD 2 2.2 2.42 2.68 3 BIDANG
ekonomi kreatif 107.260 291.051 102.000 104.600 120.060 INDUSTRI
DAN
Tersedianya akses pembiayaan untuk usaha pariwisata dan ekonomi INVESTASI
12
kreatif nasional

Rasio usaha
pariwisata dan
ekonomi kreatif
yang mendapat
15 akses pembiayaan % 1,8 3,69 3,88 4,17 4,6
terhadap total
usaha pariwisata
dan ekonomi
kreatif

LAMPIRAN 79
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

13 Meningkatnya transaksi produk ekonomi kreatif unggulan

Jumlah
transaksi
produk Miliar
16 890 438 981 1079 1187
ekonomi Rupiah
kreatif
unggulan
14 Meningkatnya kunjungan wisatawan Mancanegara leisure
Jumlah (12,9) (13,6) (14,3) (15,2)
Wisatawan 1,904-
Juta 2,720
17 Mancanegara
Kunjungan 1,2 – 2,2 – 5,9 –
(Wisman) 1,0
2,4 4,7 8,9
Leisure
DEPUTI
15 Meningkatnya Perjalanan wisatawan Nusantara 443.674 649.520 366.000 943.348 1.037.647 BIDANG
PEMASARAN
Jumlah (148,5
(144- (153- (157,5-
perjalanan –
Juta 120- 149,8) 170,1) 180)
18 wisatawan 159,7)
Perjalanan 140
nusantara 109- 285- 297- 301-
(wisnus) 121 316 330 334
16 Meningkatnya citra pariwisata Indonesia

Brand
Awareness
19 Index Skala Likert - 3 3 4 4
Pariwisata
Indonesia

LAMPIRAN 80
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

17 Meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara minat khusus dan bisnis

Jumlah
wisatawan (6,1) (6,4) (6,7) (7,1)
mancanegara
(wisman) minat Juta 0,896-
20
khusus dan Kunjungan 1,280
0,6 – 1,3 – 3,6 – DEPUTI
bisnis 0,5
1,2 2,7 5,4 BIDANG
PRODUK
439.638 155.125 344.400 361.620 397.782 WISATA DAN
18 Meningkatnya Perjalanan wisatawan nusantara PENYELENG-
GARAAN
EVENT
(176 – (181,5- (187- (192,5-
Jumlah 183,2) 195,3) 207,9) 220)
perjalanan
Juta
21 wisatawan -
Perjalanan
nusantara
(wisnus) 348- 363- 367-
89 - 99
387 403 408

LAMPIRAN 81
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

19 Meningkatnya jumlah produk ekonomi kreatif unggulan

Persentase
peningkatan Jumlah
22 % - - 60 62 64
Produk Ekonomi
Kreatif Unggulan
Meningkatnya kontribusi ekonomi digital sektor parekraf terhadap ekonomi
20
nasional
Persentase DEPUTI
peningkatan Jumlah BIDANG
23 % - - 85 90 95
start up Digital yang EKONOMI
dikembangkan DIGITAL DAN
72.218 139.070 181.340 190.406 209.447
Persentase PRODUK
peningkatan Jumlah KREATIF
Usaha pariwisata
24 dan ekonomi % - - 85 90 95
kreatif yang
bertransformasi
digital
21 Terwujudnya pelindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual produk kreatif
Persentase
peningkatan
25 % - - - 20 20
HKI yang
dikomersialisasikan

LAMPIRAN 82
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
No KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
(OUTPUT)/INDIKATOR PELAKSANA

1 Pengembangan Kajian Strategis 24.667 24.667 17.000 17.000 17.000

Tersedianya naskah kebijakan untuk mendukung pengembangan pariwisata dan ekonomi


1
kreatif

Direktorat
Jumlah Naskah Kebijakan Kajian Strategis
1 pariwisata dan ekonomi Dokumen 13 5 5 6 6
kreatif yang dihasilkan

2 Pengembangan Manajemen Strategis 27.167 21.913 18.843 21.885 24.740

Terselenggaranya perencanaan strategis kepariwisataan dan ekonomi kreatif berdasarkan


1
praktik-praktik yang baik
Kesesuaian perencanaan
strategis kepariwisataan
1 dan ekonomi kreatif % - - 80 85 90
dengan kaidah-kaidah
yang berlaku
Tersedianya perencanaan strategis peningkatan indeks pembangunan kepariwisataan Direktorat
2 Manajemen
Indonesia
Strategis

Rekomendasi rencana
aksi peningkatan
2 Dokumen - - 1 1 1
indeks pembangunan
kepariwisataan nasional

LAMPIRAN 83
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
No KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN KEGIATAN ORGANISASI
(OUTPUT)/INDIKATOR 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 PELAKSANA

3 Pengembangan Regulasi 8.700 8.622 10.000 10.000 10.000

1 Tersedianya draft regulasi pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas

Jumlah draft regulasi


Draft
1 pariwisata dan ekonomi 3 3 3 3 4
Regulasi Direktorat
kreatif yang berkualitas
Regulasi
2 Terselenggaranya review regulasi pariwisata dan ekonomi kreatif

Jumlah review regulasi


2 Dokumen 2 1 1 1 1
yang sudah dilaksanakan

4 Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata 135.624 132.935 98.114 107.925

1 Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas SDM Pariwisata

Jumlah SDM Pariwisata


yang memperoleh Direktorat
1 Orang 29.756 1.870 2.100 2.500 3.000
peningkatan kapasitas Pengembangan
melalui pelatihan vokasi Sumber Daya
Manusia
Pariwisata
Jumlah SDM Pariwisata
2 yang memperoleh Orang - 4.900 5.300 5.500 6.000
pemberdayaan

LAMPIRAN 84
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

5 Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekonomi Kreatif 98.813 72.923 72.923 80.216

1 Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM Ekonomi Kreatif

Jumlah SDM Ekraf Dit. Pengem-


yang memperoleh bangan
1 peningkatan Orang 4.750 11.250 12.750 14.025 15.428 Sumber Daya
kapasitas melalui Manusia
pelatihan vokasi Ekonomi
Kreatif
Jumlah SDM Ekraf
2 yang memperoleh Orang - 1.000 4.200 4.620 5.082
pemberdayaan

6 Peningkatan Standardisasi Kompetensi 85.093 142.278 156.506

1 Tersedianya standar kompetensi profesi pariwisata dan ekonomi kreatif

Jumlah standar
kompetensi profesi
1 Dokumen - 6 6 7 7
SDM Pariwisata dan Direktorat
Ekonomi Kreatif Standardisasi
Terselenggaranya uji kompetensi SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kompetensi
2

Jumlah SDM
Parekraf yang
2 Orang - 16.300 1.150 16.000 17.500
mengikuti uji
kompetensi

LAMPIRAN 85
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN ORGANISASI
No 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

7 Peningkatan Hubungan Antarlembaga 26.250 28.111 34.000 34.000 37.400

1 Terbangunnya kerjasama pariwisata dan ekonomi kreatif

Jumlah kerjasama
yang disepakati
1 MoU 5 7 5 6 7
terkait pariwisata
dan ekonomi kreatif
Jumlah tindak lanjut Direktorat
kerjasama terkait Kegiatan Hubungan
2 3 4 5 6 7
pariwisata dan Implementasi Antar
ekonomi kreatif Lembaga
2 Meningkatnya Kapasitas Kelembangaan

Jumlah kelembagaan
parekraf yang
1
ditingkatkan
Lembaga - - - 4 5
kapasitasnya

8 Peningkatan Infrastruktur Ekonomi Kreatif 67.312 113.128 57.000 87.000 95.700

1 Terfasilitasinya Pengembangan Kabupaten/Kota Kreatif

Jumlah kab/
1 kota kreatif yang Kab/Kota - - 4 4 5 Direktorat
difasilitasi Infrastruktur
Ekonomi
2 Terpenuhinya infrastruktur ekonomi kreatif Kreatif

Jumlah fasilitasi
2 unit - - 216 226 226
infrastruktur ekraf

LAMPIRAN 86
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT
SATUAN
No KEGIATAN SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
INDIKATOR PELAKSANA

9 Peningkatan Tata Kelola Destinasi 28.500 55.401 95.000 140.000 154.000

1 Tersedianya Destinasi pariwisata yang menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan

Jumlah Destinasi Dit. Tata Kelola


pariwisata yang Destinasi
1 Destinasi 10 19 19 19 19
menerapkan prinsip
pariwisata berkelanjutan

10 Pengembangan Destinasi I 25.345 27.620 23.000 58.800 64.680

Terlaksananya pengembangan Destinasi Prioritas dan Destinasi pengembangan di


1
destinasi I
Jumlah destinasi
prioritas dan destinasi
1 pengembangan Destinasi - 8 8 8 8 Direktorat
di destinasi I yang Pengembangan
dikembangkan Destinasi I

2 Meningkatnya lama tinggal wisatawan mancanegara di destinasi I


Lama Tinggal (length of
2 Hari 2,87 3 -5 3 -5 3 -5 3 -5
stay) wisman di destinasi I

LAMPIRAN 87
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT
SATUAN
No KEGIATAN SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ ORGANISASI
INDIKATOR 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 PELAKSANA

11 Pengembangan Destinasi II 25.500 23.395 19.000 60.000 66.000

Terlaksananya pengembangan destinasi prioritas, destinasi pengembangan, dan


1
destinasi revitalisasi di destinasi II
Jumlah destinasi
prioritas, destinasi
pengembangan dan
1 Destinasi - 11 11 11 11
destinasi revitalisasi
di destinasi II yang
dikembangkan Direktorat
2 Meningkatnya lama tinggal wisman di destinasi II Pengembangan
Destinasi II

Lama Tinggal (length


2 of stay) wisman di Hari 2,92 3 -5 3 -5 3 -5 3 -5
destinasi II

LAMPIRAN 88
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT
SATUAN
No KEGIATAN SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
INDIKATOR PELAKSANA

12 Badan Otorita Pelaksana Danau Toba 83.418 93.692 39.447 41.419 45.561

1 Meningkatnya kunjungan wisman dan wisnus ke Danau Toba


Jumlah Kegiatan
1 Pemasaran Danau Toba Kegiatan - - 3 5 7
untuk Segmen Wisman
Jumlah Kegiatan
2 Pemasaran Danau Toba Kegiatan - - 5 7 11
untuk Segmen Wisnus
2 Bertumbuhnya investasi dan industri pariwisata di Danau Toba
Jumlah investasi
3 Juta USD 0,2 1 1,2 1,5 2
pariwisata di Danau Toba
Badan
Jumlah usaha pariwisata di Otorita
4 Usaha 3 5 8 12 15
Danau Toba Pelaksana
Danau Toba
3 Tersedianya produk pariwisata di Danau Toba

Jumlah pengembangan
5 atraksi/daya tarik Atraksi 3 3 4 5 6
pariwisata di Danau Toba
Jumlah pengembangan
aksesibilitas dan
6 Obyek 1 1 1 1 1
infrastruktur pariwisata di
Danau Toba
Jumlah pengembangan
7 amenitas pariwisata di Amenitas 1 2 2 2 2
Danau Toba

LAMPIRAN 89
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT
SATUAN
No KEGIATAN SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
INDIKATOR PELAKSANA

4 Meningkatnya kualitas layanan BLU Badan Pelaksana Otorita Danau Toba

Indeks Kepuasan Pelanggan


Skala Likert
8 terhadap layanan BLU Badan 3,10 3,20 3,30 3,40 3,50
(1 – 4)
Pelaksana Otorita Danau Toba

5 Terwujudnya layanan internal berkualitas Badan Pelaksana Otorita Danau Toba


Badan
Indeks kepuasan terhadap Otorita
Skala Likert Pelaksana
9 layanan keuangan, umum, dan 3,10 3,20 3,30 3,40 3,50
(1 – 4) Danau Toba
komunikasi publik

6 Meningkatnya koordinasi dengan pemerintah daerah

Jumlah forum koordinasi


10 Forum - - 2 2 2
dengan Pemda

LAMPIRAN 90
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT
SATUAN
No KEGIATAN SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
INDIKATOR PELAKSANA

13 Badan Otorita Pelaksana Labuan Bajo Flores 80.700 82.901 32.000 33.600 36.960

1 Meningkatnya kunjungan wisman dan wisnus ke Labuan Bajo-Flores


Jumlah Kegiatan Pemasaran
1 Labuan Bajo-Flores untuk Kegiatan - - 1 3 5
Segmen Wisman
Jumlah Kegiatan Pemasaran
2 Labuan Bajo-Flores untuk Kegiatan - - 5 6 8
Segmen Wisnus
2 Bertumbuhnya investasi dan industri pariwisata di Labuan Bajo-Flores
Jumlah investasi pariwisata
3 Juta USD 1 3 4 8 15 Badan Otorita
di Labuan Bajo-Flores
Pelaksana
Jumlah usaha pariwisata di Labuan Bajo-
4 Usaha 10 10 15 20 25
Labuan Bajo-Flores Flores
3 Tersedianya produk pariwisata di Labuan Bajo-Flores

Jumlah atraksi/daya tarik


5 pariwisata di Labuan Bajo- Atraksi 2 3 5 6 8
Flores
Jumlah amenitas pariwisata
6 Unit 2 3 5 6 8
di Labuan Bajo-Flores
Jumlah aksesibilitas
7 pariwisata di Labuan Bajo- Obyek 2 3 5 7 8
Flores

LAMPIRAN 91
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT
SATUAN
No KEGIATAN SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
INDIKATOR PELAKSANA

4 Meningkatnya kualitas layanan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo-Flores

Indeks Kepuasan
Pelanggan terhadap Skala Likert
8 3,00 3,00 4,00 4,00 4,00
layanan Badan Pelaksana (1 – 4)
Otorita Labuan Bajo-Flores Badan
Terwujudnya layanan internal berkualitas Badan Pelaksana Otorita Otorita
5
Labuan Bajo-Flores Pelaksana
Indeks kepuasan terhadap Labuan Bajo-
Skala Likert Flores
9 layanan keuangan, umum, 3,00 3,00 4,00 4,00 4,00
(1 – 4)
dan komunikasi publik

6 Meningkatnya koordinasi dengan pemerintah daerah

Jumlah forum koordinasi


10 Forum - - 2 2 2
dengan Pemda

LAMPIRAN 92
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT
SATUAN
No KEGIATAN SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
INDIKATOR PELAKSANA

14 Badan Otorita Borobudur 76.145 98.188 47.000 49.350 54.285

1 Meningkatnya kunjungan wisman dan wisnus ke Borobudur


Jumlah Kegiatan
1 Pemasaran Borobudur Kegiatan - - 26 26 26
untuk Segmen Wisman
Jumlah Kegiatan
2 Pemasaran Borobudur Kegiatan - - 12 12 12
untuk Segmen Wisnus
2 Bertumbuhnya investasi dan industri pariwisata di Borobudur
Jumlah investasi pariwisata
3 Juta USD 1 3 5 6 6
di Borobudur
Badan
Jumlah usaha pariwisata di Otorita
4 Usaha 2 8 10 10 10
Borobudur Pelaksana
Borobudur
3 Tersedianya produk pariwisata di Borobudur

Jumlah pengembangan
5 atraksi/daya tarik pariwisata Atraksi 1 1 3 3 3
di Borobudur
Jumlah pengembangan
aksesibilitas dan
6 Obyek 2 1 1 1 1
infrastruktur pariwisata di
Borobudur
Jumlah pengembangan
7 amenitas pariwisata di Unit 1 2 3 1 1
Borobudur

LAMPIRAN 93
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT
SATUAN
No KEGIATAN SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
INDIKATOR PELAKSANA

4 Meningkatnya kualitas layanan Badan Pelaksana Otorita Borobudur

Indeks Kepuasan Pelanggan


terhadap layanan Badan Skala Likert
8 3,00 3,00 4,00 4,00 4,00
Pelaksana Otorita (1 – 4)
Borobudur

5 Terwujudnya layanan internal berkualitas Badan Pelaksana Otorita Borobudur Badan Otorita
Pelaksana
Indeks kepuasan terhadap Borobudur
Skala Likert
9 layanan keuangan, umum, 3,00 3,00 4,00 4,00 4,00
(1 – 4)
dan komunikasi publik

6 Meningkatnya koordinasi dengan pemerintah daerah

Jumlah forum koordinasi


10 Forum - - 2 2 2
dengan Pemda

LAMPIRAN 94
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT
SATUAN
No KEGIATAN SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
INDIKATOR PELAKSANA

15 Peningkatan Manajemen Industri 31.117 48.320 10.000 10.500 11.550

1 Bertumbuhnya industri pariwisata dan ekonomi kreatif


Persentase rata-rata
pertumbuhan pendapatan
usaha pariwisata dan
ekonomi kreatif yang
1 % - - 5 5 5 Direktorat
terfasilitasi penguatan
rantai pasok industri Manajemen
pariwisata dan ekonomi Industri
kreatif
Jumlah industri pariwisata
dan ekonomi kreatif yang
2 Industri - - 5 5 5
terfasilitasi pendampingan
digitalisasi

16 Peningkatan standardisasi dan sertifikasi usaha 0 64.114 50.000 50.000 60.000

1 Terbangunnya usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas


Direktorat
Jumlah usaha bidang Standardisasi
pariwisata dan dan Sertifikasi
1 ekonomi kreatif yang Usaha 50 100 500 700 900 Usaha
terstandardisasi dan
tersertifikasi

LAMPIRAN 95
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT
SATUAN
No KEGIATAN SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ ORGANISASI
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
INDIKATOR PELAKSANA

17 Peningkatan Manajemen Investasi 13.059 11.623 8.000 8.400 9.240

1 Meningkatnya investasi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif


Direktorat
Jumlah investasi Manajemen
1 pariwisata dan ekonomi Miliar USD 2 2.2 2.42 2.68 3 Investasi
kreatif
18 Pengembangan Akses Pembiayaan 48.980 166.994 34.000 35.700 39.270
1 Meningkatnya pelaku usaha Parekraf yang mendapat akses pembiayaan
Jumlah Pelaku usaha
pariwisata dan ekonomi Pelaku
1 2.700 3.415 4.910 6.138 7.672
kreatif yang mendapat Usaha Direktorat
akses pembiayaan Akses
2 Tersusunnya skema pembiayaan berbasis Kekayaan Intelektual Pembiayaan

Skema Pembiayaan
1 berbasis Kekayaan Skema - - 1 1 1
Intelektual

19 Komunikasi Pemasaran 257.883 417.775 235.000 460.000 506.000

1 Meningkatnya Brand Recognition Indonesia


Direktorat
Komunikasi
Brand Recognition Index
1 Index - 3 3 4 4 Pemasaran
Pariwisata Indonesia

LAMPIRAN 96
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

20 Pemasaran Pariwisata Nusantara 60.781 61.085 26.000 93.778 103.156

1 Meningkatnya Wisnus yang akan melakukan perjalanan


Direktorat
Jumlah pelaku Pemasaran
perjalanan 169.700. 180.500. 180.600. Pariwisata
1 Orang
Wisata 000 000 000 Nusantara
Nusantara

21 Pemasaran Pariwisata Regional I 43.439 76.600 36.000 166.560 183.216

Meningkatnya potensi Wisman Lingkup Regional I yang akan melakukan


1
kunjungan
Jumlah Direktorat
potensi Pemasaran
Wisman Pariwisata
102,796 – 73,070 – 80,377 –
1 Lingkup Orang - Regional I
205,592 145,290 159,819
Regional I
yang akan
berkunjung
22 Pemasaran Pariwisata Regional II 49.260 38.000 138.600 152.460

Meningkatnya potensi Wisman Lingkup Regional II yang akan melakukan


1
kunjungan
Jumlah Direktorat
potensi Pemasaran
Wisman Pariwisata
58,237 – 41,379 – 45,517 –
1 Lingkup Orang - Regional II
262,069 186,207 204,828
Regional II
yang akan
berkunjung

LAMPIRAN 97
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

23 Pemasaran Ekonomi Kreatif 44.800 31.000 84.410 92.815

1 Meningkatnya transaksi produk ekonomi kreatif nasional


Direktorat
Jumlah Pemasaran
transaksi Miliar Ekonomi
1 890 438 981 1.079 1.187 Kreatif
produk ekonomi Rupiah
kreatif unggulan

24 Peningkatan Wisata Minat Khusus 22.044 46.000 48.300 53.130

1 Meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) minat khusus

Jumlah
wisatawan
0,336 – 0,18 – 0,35 – 0,95 –
1 mancanegara Juta Orang 0,2 Direktorat
0,480 0,36 0,74 1,43
(wisman) Minat Wisata Minat
Khusus Khusus
2 Tersedianya produk wisata minat khusus
Jumlah produk
2 wisata minat Produk - 4 4 4 5
khusus

LAMPIRAN 98
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

25 Pengembangan Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (MICE) 81.300 34.561 54.000 56.700 62.370

Meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara pertemuan, insentif, konvensi


1
dan pameran (MICE)
Jumlah
wisatawan
mancanegara
(wisman) 0,56 – 0,43 – 0,91 – 2,66 –
1 Juta Orang 0,3
pertemuan, 0,80 0,86 1,92 4,0 Direktorat
insentif, konvensi Pertemuan,
dan pameran Insentif,
(MICE) Konvensi, dan
Pameran (MICE)
2 Terselenggaranya Kegiatan Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (MICE)

Jumlah kegiatan
Pertemuan,
2 Insentif, Kegiatan - 30 50 30 40
Konvensi, dan
Pameran (MICE)

LAMPIRAN 99
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

26 Pengembangan Event Nasional dan Internasional 17.000 65.000 68.250 75.075

Meningkatnya pelaksanaan/pendukungan event nasional dan internasional


1
untuk menarik minat wisatawan nusantara
Jumlah event
nasional dan
1 internasional untuk Event - 20 23 23 28
menarik minat Direktorat
wisatawan nusantara Event
Meningkatnya pelaksanaan/pendukungan Event Internasional untuk menarik Nasional dan
2 Internasional
wisatawan mancanegara
Jumlah event
pariwisata
2 internasional untuk Event - 5 7 7 9
menarik wisatawan
mancanegara

27 Penyelenggaraan Event Daerah 81.520 162.400 107.000 207.207

1 Peningkatan kualitas Event Daerah untuk menarik wisatawan

Jumlah event
Direktorat
daerah yang
Event Daerah
ditingkatkan kualitas
1 Event - 40 60 50 80
penyelenggaraannya
untuk menarik
wisatawan

LAMPIRAN 100
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

28 Pengembangan Tata Kelola Ekonomi Digital 34.882 10.000 10.500 11.550

Meningkatnya Kontribusi Ekonomi Digital sektor Pariwisata dan Ekonomi


1
Kreatif terhadap Ekonomi Nasional
Jumlah start
Direktorat
1 up digital yang Start up - 35 200 300 400
Tata Kelola
dikembangkan
Ekonomi
Jumlah Usaha Digital
parekraf yang
2 Usaha - 200 3.000 4.000 5.000
bertransformasi
digital

29 Pengembangan Aplikasi, Permainan, Televisi, dan Radio 37.153 22.034 23.135 25.449

Meningkatnya jumlah produk kreatif unggulan pada subsektor Aplikasi,


1 Permainan, Televisi dan Radio yang mendapatkan fasilitasi pendampingan
dan inkubasi Direktorat
Jumlah produk Aplikasi
kreatif unggulan Permainan,
pada subsektor Televisi, dan
1 Produk - 12 15 18 20 Radio
Aplikasi,
Permainan,
Televisi, dan Radio

LAMPIRAN 101
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

30 Pengembangan Kuliner, Kriya, Desain, dan Fesyen 39.201 92.400 97.020 106.722

Meningkatnya jumlah Produk kreatif unggulan sub sektor Kuliner, Kriya, Desain
1 Interior, Arsitektur, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk dan Fesyen yang
mendapat pendampingan dan inkubasi
Jumlah produk
kreatif unggulan
sub sektor Kuliner, Direktorat
Kriya, Desain Kuliner, Kriya,
interior, Arsitektur, Desain, dan
1 Desain komunikasi Produk - 13 40 50 50 Fesyen
visual, Desain
produk dan Fesyen
yang mendapat
pendampingan dan
inkubasi (produk)

31 Pengembangan Musik, Film, dan Animasi 18.055 27.834 47.906 50.301 55.331

Meningkatnya jumlah Produk kreatif unggulan sub sektor Seni Musik, Film,
1 Animasi, Video, Fotografi, Periklanan, Penerbitan, Seni Pertunjukan, Seni Rupa
yang mendapat pendampingan dan inkubasi
Jumlah produk
kreatif unggulan
sub sektor Seni Direktorat
Musik, Film, Animasi, Musik, Film,
Video, Fotografi, dan Animasi
1 Periklanan, Produk - 30 35 40 45
Penerbitan, Seni
Pertunjukan, Seni
Rupa yang mendapat
pendampingan dan
inkubasi (produk)

LAMPIRAN 102
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

32 Peningkatan Pengembangan Kekayaan Intelektual Industri Kreatif - - 9.000 9.450 10.395

1 Meningkatnya pengakuan Kekayaan Intelektual bidang ekonomi kreatif


Jumlah produk
ekonomi kreatif
yang mendapat
1 fasilitasi Produk - 300 400 1.000 1.200
pendaftaran
Kekayaan
Intelektual
Direktorat
Jumlah pelaku Pengembangan
ekonomi kreatif Kekayaan
yang mendapat Intelektual
2 Orang - 60 460 490 800
fasilitasi konsultasi Industri Kreatif
Hak Kekayaan
Intelektual
Meningkatnya
2 jumlah HKI yang
dikomersialisasikan
Jumlah Kekayaan
2 Intelektual yang HKI - - - 10 12
dikomersialisasikan

LAMPIRAN 103
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
B PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN 846.097 827.111 800.355 849.565 932.104
PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
1 Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih di Sekretariat
Kementerian / Sekretariat Utama
1 Nilai Reformasi Nilai - 77 79 80 81 SEKRETARIAT
Birokrasi KEMENTERIAN
/ SEKRETARIAT
2 Nilai Sistem Nilai - 2,50 n.a 2,90 n.a UTAMA
Pemerintahan
Berbasis Elektronik
3 Nilai Maturitas Sistem Nilai - 3,34 3,4 3,5 3,6
Pengendaian Intern
Pemerintah

LAMPIRAN 104
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
1 Terwujudnya Peran Pengawasan Internal untuk Peningkatan Akuntabilitas Pencapaian
30.000 30.150 34.673 41.607 52.009
Tujuan Kemenparekraf/Baparekraf
1 Nilai Indeks Kualitas Nilai (Bobot - 80 81 82 83
Pengawasan Akuntabilitas Maksimal
Keuangan 100)
2 Nilai Indeks Kualitas Nilai (Bobot - 80 81 82 83
Pengawasan Akuntabilitas Maksimal INSPEKTORAT
Kinerja 100) UTAMA
3 Nilai Indeks Kualitas Nilai (Bobot - 81 82 83 84
Pemberian Konsultasi Maksimal
Pengadaan Barang dan 100)
Jasa
4 Nilai Indeks Kuaitas Nilai (Bobot - 3,2 3,3 3,4 3,5
Layanan Internal Maksimal 4)

* Sesuai dengan Peraturan Menteri PANRB N0 26 Tahun 2020 Tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

LAMPIRAN 105
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

33 Peningkatan Layanan Administrasi Umum, Hukum dan Pengadaan 209.432 185.989 200.912 210.957 232.053

Meningkatnya layanan pengelolaan BMN, fasilitasi produk hukum dan


1
Pengadaan
Persentase
penyelesaian
1 % - 65 70 75 80
deregulasi
kebijakan
Kualitas Skala
2 - 80 82 84 85
pengelolaan arsip (0-100)
Persentase
layanan
Biro Umum,
3 pengadaan % - 91 92 93 95
Hukum dan
barang dan jasa
Pengadaan
secara elektronik
Kualitas Skala
4 - 80 81 83 85
pengelolaan aset (0-100)
Meningkatnya kepuasan unit eselon I terhadap layanan Biro Umum, Hukum
2
dan Pengadaan
Tingkat kepuasan
satker terhadap
Skala Likert
1 layanan Biro 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5
(1-4)
Umum Hukum,
dan Pengadaan

LAMPIRAN 106
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

34 Pengembangan Perencanaan dan Keuangan 258.237 232.164 256.589 269.418 296.360

1 Meningkatnya pengelolaan perencanaan dan keuangan

Nilai penguatan
akuntabilitas kinerja
instransi pemerintah
Skor
1 yang menjadi - 75,5 76 76,5 77
(0-100)
kewenangan Biro
Perencanaan dan
Keuangan
Skor
2 Nilai Kinerja Anggaran - 89 90 91 92
(0-100)
Nilai Indeks
Biro
pengendalian Internal Skor
3 - 90 91 92 93 Perencanaan
atas Pelaporan (0-100)
dan
Keuangan
Keuangan
Kualitas Pelaksanaan
penilaian mandiri
Skor
4 penyelenggaraan - 70 75 80 85
(0-100)
sistem pengendalian
intern pemerintah
Meningkatnya kepuasan unit eselon I terhadap layanan Biro Perencanaan dan
2
Keuangan
Tingkat kepuasan
satker terhadap
Skala Likert
5 layanan Biro 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5
(1-4)
Perencanaan dan
Keuangan

LAMPIRAN 107
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

35 Peningkatan Layanan Sumber Daya Manusia dan Organisasi 25.000 25.000 19.270 20.233 22.256

1 Meningkatnya pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Organisasi


Nilai
1 Nilai Sistem Merit - 265 280 300 325
(0-400)
Nilai
Nilai
2 profesionalitas - 65 70 75 82
(0-100)
ASN
Survey Internal Biro Sumber
Kapasitas Skala Daya
3 - 3,9 4,3 4,7 5 Manusia dan
Organisasi dan (0-5)
Integritas Jabatan Organisasi
Meningkatnya kepuasan unit eselon I terhadap layanan Biro Sumber Daya Manusia
2
dan Organisasi
Tingkat kepuasan
satker terhadap Skala Likert
4 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5
layanan Biro SDM (1-4)
dan Organisasi

LAMPIRAN 108
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT
SATUAN
No KEGIATAN SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
INDIKATOR PELAKSANA

36 Peningkatan Layanan Komunikasi Publik 78.500 65.000 60.000 63.000 69.300

1 Meningkatnya kualitas layanan komunikasi publik

Indeks kualitas layanan Skala Likert


1 - 3,1 3,2 3,3 3,4
publik (1-4)
Indeks tingkat kepatuhan
2 % - 80 81 82 83
standar pelayanan
Terwujudnya citra positif Kemenparekraf/Baparekraf di media cetak dan elektronik
2
nasional dan internasional
Rasio berita positif
terkait Kemenparekraf/
Baparekraf terhadap
total berita terkait
3 Kemenparekraf/Baparekraf % - 78 83 87 90
yang dipublikasikan pada Biro
media cetak, elektronik Komunikasi
dan online di nasional dan
internasional
3 Terwujudnya keterbukaan informasi publik di Kemenparekraf/Baparekraf
Nilai keterbukaan informasi
publik Kementerian
Skor
4 Pariwisata dan Ekonomi 80 90 91 92 93
(0-100)
Kreatif/Badan Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif

4 Meningkatnya kepuasan unit eselon I terhadap layanan Biro Komunikasi

Tingkat kepuasan Satker


Skala Likert
5 terhadap layanan Biro 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5
(1-4)
Komunikasi

LAMPIRAN 109
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

37 Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas I 15.000 19.201 15.483 16.257 17.883

Terwujudnya peran pengawasan internal untuk peningkatan akuntabilitas


1
pencapaian tujuan Kemenparekraf/Baparekraf sesuai Tugas dan Fungsi Inspektorat I
Nilai
Nilai Indeks Reviu
(Bobot
1 Laporan Keuangan - 80 81 82 83
Maksimal
Lingkup Inspektorat I
100)
Nilai Indeks Evaluasi
Nilai (Bobot
Pertanggungjawaban
2 Maksimal - 80 81 82 83 Inspektorat I
Keuangan Lingkup
100)
Inspektorat I
Nilai Indeks Audit Nilai (Bobot
3 Pengawasan Lingkup Maksimal - 80 81 82 83
Inspektorat I 100)
Nilai Indeks Reviu Nilai (Bobot
4 Anggaran Lingkup Maksimal - 80 81 82 83
Inspektorat I 100)

LAMPIRAN 110
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT
SATUAN
No KEGIATAN SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
INDIKATOR PELAKSANA

Nilai Indeks Reviu Nilai (Bobot


5 Laporan Kinerja Lingkup Maksimal - 80 81 82 83
Inspektorat I 100)
Nilai (Bobot
Nilai Indeks Evaluasi SAKIP
6 Maksimal - 80 81 82 83
Lingkup Inspektorat I
100)
Nilai Indeks Penjaminan Nilai (Bobot
7 Kualitas SPIP Lingkup Maksimal - 80 81 82 83
Inspektorat 100)
Nilai Indeks Konsultasi Nilai (Bobot
8 Pengadaan Barang dan Maksimal - 81 82 83 84
Jasa Lingkup Inspektorat I 100)

LAMPIRAN 111
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT
SATUAN
KEGIATAN SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ ORGANISASI
No
INDIKATOR 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 PELAKSANA

38 Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas II 15.000 19.201 15.483 16.257 17.883

Terwujudnya peran pengawasan internal untuk peningkatan akuntabilitas pencapaian


1
tujuan Kemenparekraf/Baparekraf sesuai Tugas dan Fungsi Inspektorat II
Nilai Indeks Reviu Laporan Nilai (Bobot
1 Keuangan Lingkup Maksimal - 80 81 82 83
Inspektorat II 100)
Nilai Indeks Evaluasi
Nilai (Bobot
Pertanggungjawaban
2 Maksimal - 80 81 82 83
Keuangan Lingkup
100)
Inspektorat II
Nilai Indeks Audit Nilai (Bobot
3 Pengawasan Lingkup Maksimal - 80 81 82 83
Inspektorat II 100)
Nilai Indeks Reviu Nilai (Bobot
4 Anggaran Lingkup Maksimal - 80 81 82 83 Inspektorat II
Inspektorat II 100)
Nilai Indeks Reviu Nilai (Bobot
5 Laporan Kinerja Lingkup Maksimal - 80 81 82 83
Inspektorat II 100)
Nilai (Bobot
Nilai Indeks Evaluasi SAKIP
6 Maksimal - 80 81 82 83
Lingkup Inspektorat II
100)
Nilai Indeks Penjaminan Nilai (Bobot
7 Kualitas SPIP Lingkup Maksimal - 80 81 82 83
Inspektorat II 100)
Nilai Indeks Konsultasi Nilai (Bobot
8 Pengadaan Barang dan Maksimal - 81 82 83 84
Jasa Lingkup Inspektorat II 100)

LAMPIRAN 112
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT ORGANISASI
SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 PELAKSANA
No
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

39 Peningkatan Layanan Data dan Informasi 93.500 72.000 44.387 46.606 51.266

Tersedianya data dan informasi untuk mendukung pengembangan


1
pariwisata dan ekonomi kreatif
Nilai Penilaian
Indeks
Mandiri SPBE
1 Internal - 2,5 2,75 3,0 3,25
Kemenparekraf/
(1-5)
Baparekraf
Indeks Kualitas
2 Layanan Jaringan % - 80 85 90 95
Sistem Informasi
Indeks Kualitas
Layanan Data Pusat Data dan
Skala Likert Sistem Informasi
3 dan Informasi - 3,1 3,2 3,3 3,4
(1-4)
Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif
Meningkatnya Kepuasan Unit Eselon I Terhadap Layanan Pusat Data dan
2
Sistem Informasi
Tingkat
Kepuasan
Satker Terhadap Skala Likert
4 - 3,2 3,3 3,4 3,5
Layanan Pusata (1-4)
Data dan Sistem
Informasi

LAMPIRAN 113
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT ORGANISASI
SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 PELAKSANA
No
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

40 Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 30.000 30.000 20.000 21.000 23.100

Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM Kepariwisataan dan Ekonomi


1
Kreatif
Persentase
Jumlah Lulusan
Program Pelatihan
Manajerial,
1 Fungsional, Teknis % - 80 85 85 85
dan Sosio Kultural
bidang Pariwisata
dan Ekonomi
Kreatif
Jumlah Program Pusat
Lembaga Pengembangan
Pelatihan Sumber Daya
2 Sertifikat - n.a 3 3 3 Manusia
Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Pariwisata dan
yang Terakreditasi Ekonomi Kreatif
Persentase
Jumlah ASN
Jabatan
Fungsional
Adyatama
Kepariwisataan
3 % - 80 85 85 85
dan Ekonomi
Kreatif dalam
Pengelolaan dan
Pengembangan
Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif

LAMPIRAN 114
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT ORGANISASI
SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 PELAKSANA
No
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
Jumlah pedoman
teknis Pengelolaan
JF Adyatama
4 Dokumen - 3 3 3 3
Kepariwisataan dan
Ekonomi Kreatif
yang dihasilkan
Jumlah pedoman
teknis dalam
penyelenggaraaan
dan peningkatan
5 Dokumen - 3 3 3 3
kualitas mutu
pengelolaan PTNP
Kemenparekraf/
Baparekraf
Jumlah Layanan
Pembinaan
6 Kegiatan - 6 6 6 6
Pendidikan Tinggi
Negeri Pariwisata
Meningkatnya Kepuasan Unit Eselon I terhadap Layanan Pusat Pengembangan
2
Sumber Daya Manusia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Tingkat Kepuasan
Satker Terhadap
Layanan Pusat Skala Likert
7 Pengembangan (1-4) - 3,2 3,3 3,4 3,5
Sumber Daya
Manusia Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif

LAMPIRAN 115
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR

41 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Deputi Bidang Kebijakan Strategis 18.215 28.971 24.180 24.180 24.180

Meningkatnya kepuasan Satker terhadap layanan internal Sekretariat Deputi Bidang


1
Kebijakan Strategis
Tingkat kepuasan Sekretariat
Satker terhadap Deputi Bidang
layanan internal Skala Likert Kebijakan
1 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 Strategis
Sekretariat Deputi (1-4)
Bidang Kebijakan
Strategis

42 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan 15.100 25.358 22.954 27.441 30.186

Meningkatnya kepuasan Satker terhadap layanan internal Sekretariat Deputi Bidang,


1
Sumber Daya dan Kelembagaan
Sekretariat
Tingkat kepuasan Deputi Bidang
Satker terhadap Sumber
layanan internal Skala Likert Daya dan
1 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5
Sekretariat Deputi (1-4) Kelembagaan
Bidang Sumber Daya
dan Kelembagaan

LAMPIRAN 116
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN ORGANISASI
No 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan
43 19.000 29.500 24.668 27.400 30.140
Infrastruktur
Meningkatnya kepuasan Satker terhadap layanan internal Sekretariat Deputi Bidang
1
Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur
Tingkat kepuasan Sekretariat
Satker terhadap Deputi Bidang
layanan internal Pengembangan
Skala Likert Destinasi dan
1 Sekretariat Deputi 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5
(1-4) Infrastruktur
Bidang Pengembangan
Destinasi dan
Infrastruktur

44 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Deputi Bidang Industri dan Investasi 18.052 22.450 20.592 21.621 23.783

Meningkatnya kepuasan Satker terhadap layanan internal Sekretariat Deputi Bidang


1
Industri dan Investasi
Setdep Bid.
Tingkat kepuasan Industri dan
Satker terhadap Investasi
Skala Likert
1 layanan internal Setdep 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5
(1-4)
Bidang Industri dan
Investasi

45 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Deputi Bidang Pemasaran 15.061 29.141 26.922 33.814 37.195

Meningkatnya kepuasan Satker terhadap layanan internal Sekretariat Deputi Bidang


1
Pemasaran
Tingkat kepuasan Setdep Bid.
Satker terhadap Skala Likert Pemasaran
1 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5
layanan internal Setdep (1-4)
Bidang Pemasaran

LAMPIRAN 117
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 ORGANISASI
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara
46 16.000 17.875 25.922 27.218 29.939
Kegiatan (Events)
Meningkatnya kepuasan Satker terhadap layanan internal Sekretariat Deputi
1
Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events)
Setdep
Tingkat kepuasan Bid. Produk
Satker terhadap Wisata &
layanan internal Penyelenggara
Skala Likert
1 Setdep Bidang 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 Kegiatan
(1-4)
Produk Wisata dan (Events)
Penyelenggara
Kegiatan (Events)
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk
47 20.000 25.261 23.013 24.163 26.580
Ekonomi Kreatif
Meningkatnya kepuasan Satker terhadap layanan internal Sekretariat Deputi Bidang Setdep Bid.
1
Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Ekonomi Digital
Tingkat kepuasan & Produk
Satker terhadap Ekonomi Kreatif
layanan internal Skala Likert
1 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5
Setdep Bidang (1-4)
Ekonomi Digital dan
Produk Kreatif

LAMPIRAN 118
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
C PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VOKASI 782.287 994.156 1.022.002 1.073.103 1.180.413
1 Meningkatnya kapabilitas SDM Kepariwisataan
Sekolah
1 Jumlah lulusan Orang 1.500 2.646 2.694 2.804 2.897 Tinggi dan
perguruan tinggi Politeknik
vokasi pariwisata Pariwisata
48 Pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang Pariwisata 115.323 79.337 195.639 205.421 225.963
1 Terwujudnya tri dharma perguruan tinggi di lingkup Perguruan Tinggi
Negeri Pariwisata
1 Waktu tunggu
maksimal lulusan Bulan 3 3 3 3 3
Perguruan Tinggi
Negeri Pariwisata
untuk terserap di
sektor pariwisata
2 Rasio penelitian Sekolah
kepariwisataan % 70 70 80 90 90 Tinggi
yang dimanfaatkan Pariwisata
terhadap total Bandung
penelitian yang
dihasilkan
3 Rasio pengabdian
kepada masyarakat % - 90 90 90 90
yang dimanfaatkan
terhadap total
pengabdian yang
dihasilkan

LAMPIRAN 119
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
2 Terwujudnya pelaksanaan program pendidikan yang produktif di Perguruan
Tinggi Negeri Pariwisata
4 Rasio lulusan (output)
terhadap mahasiswa % 93,20 94,10 95,20 95,50 96,30
baru (input)
3 Meningkatnya kompetensi mahasiwa Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata sesuai
dengan skema kuallifikasi
5 Jumlah mahasiswa
pendidikan vokasi
Perguruan Tinggi
Negeri Pariwisata yang Mahasiswa 504 504 670 670 670
tersertifikasi kompetensi
sesuai skema kualifikasi
4 Terwujudnya Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata menjadi perguruan tinggi yang
bermutu
6 Jumlah Program Studi Program
Perguruan Tinggi yang studi 14 14 14 17 18
terakreditasi
5 Terselenggaranya kerjasama kepariwisataan di Perguruan Tinggi Negeri
Pariwisata
7 Rasio kerjasama yang
ditindaklanjuti terhadap % 79 82 85 87 90
kerjasama yang
disepakati

LAMPIRAN 120
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
49 Pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang Pariwisata 100.726 165.170 154.408 162.128 178.341
1 Terwujudnya tri dharma perguruan tinggi di lingkup Perguruan Tinggi Negeri
Pariwisata
1 Waktu tunggu
maksimal lulusan Bulan 6 4 2 2 2
Perguruan Tinggi
Negeri Pariwisata
untuk terserap di
sektor pariwisata
2 Rasio penelitian Politeknik
kepariwisataan % 75 80 85 90 95 Pariwisata
yang dimanfaatkan Makassar
terhadap total
penelitian yang
dihasilkan
3 Rasio pengabdian
kepada masyarakat % - 90 95 95 100
yang dimanfaatkan
terhadap total
pengabdian yang
dihasilkan

LAMPIRAN 121
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
2 Terwujudnya pelaksanaan program pendidikan yang produktif di Perguruan
Tinggi Negeri Pariwisata
4 Rasio lulusan (output)
terhadap mahasiswa % 50 90 90 90 90
baru (input)
3 Meningkatnya kompetensi mahasiwa Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata sesuai
dengan skema kuallifikasi
5 Jumlah mahasiswa
pendidikan vokasi
Perguruan Tinggi
Negeri Pariwisata yang Mahasiswa 530 2.850 2.850 3.000 3.000
tersertifikasi kompetensi
sesuai skema kualifikasi
4 Terwujudnya Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata menjadi perguruan tinggi yang
bermutu
6 Jumlah Program Studi Program
Perguruan Tinggi yang studi - 6 6 7 8
terakreditasi
5 Terselenggaranya kerjasama kepariwisataan di Perguruan Tinggi Negeri
Pariwisata

7 Rasio kerjasama yang


ditindaklanjuti terhadap % 85 85 95 95 100
kerjasama yang
disepakati

LAMPIRAN 122
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
50 Pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang Pariwisata 118.442 177.716 144.332 151.549 166.704
1 Terwujudnya tri dharma perguruan tinggi di lingkup Perguruan Tinggi Negeri
Pariwisata
1 Waktu tunggu maksimal
lulusan Perguruan Bulan 3 5 4 3 3
Tinggi Negeri Pariwisata
untuk terserap di sektor
pariwisata
2 Rasio penelitian
kepariwisataan yang % 52 60 66 70 75 Politeknik
dimanfaatkan terhadap Pariwisata
total penelitian yang Medan
dihasilkan
3 Rasio pengabdian
kepada masyarakat yang % - 85 85 90 90
dimanfaatkan terhadap
total pengabdian yang
dihasilkan

LAMPIRAN 123
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
No KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
(OUTPUT)/INDIKATOR PELAKSANA

2 Terwujudnya pelaksanaan program pendidikan yang produktif di Perguruan Tinggi


Negeri Pariwisata
4 Rasio lulusan (output)
terhadap mahasiswa baru % 90 90 91 92 93
(input)
3 Meningkatnya kompetensi mahasiwa Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata sesuai
dengan skema kuallifikasi
5 Jumlah mahasiswa
pendidikan vokasi Mahasiswa
Perguruan Tinggi 447 380 390 390 400
Negeri Pariwisata yang
tersertifikasi kompetensi
sesuai skema kualifikasi
4 Terwujudnya Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata menjadi perguruan tinggi yang
bermutu
6 Jumlah Program Studi Program
Perguruan Tinggi yang studi - 0 3 3 3
terakreditasi
5 Terselenggaranya kerjasama kepariwisataan di Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata

7 Rasio kerjasama yang


ditindaklanjuti terhadap % 80 60 87 88 90
kerjasama yang disepakati

LAMPIRAN 124
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
51 Pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang Pariwisata 179.928 164.351 138.673 145.607 160.167
1 Terwujudnya tri dharma perguruan tinggi di lingkup Perguruan Tinggi Negeri
Pariwisata
1 Waktu tunggu maksimal
lulusan Perguruan Bulan 6 9 9 9 9
Tinggi Negeri Pariwisata
untuk terserap di sektor
pariwisata
2 Rasio penelitian
kepariwisataan yang % 85 50 50 80 80 Politeknik
dimanfaatkan terhadap Pariwisata
total penelitian yang Palembang
dihasilkan
3 Rasio pengabdian
kepada masyarakat yang % - 50 50 80 80
dimanfaatkan terhadap
total pengabdian yang
dihasilkan

LAMPIRAN 125
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
2 Terwujudnya pelaksanaan program pendidikan yang produktif di Perguruan
Tinggi Negeri Pariwisata
4 Rasio lulusan (output)
terhadap mahasiswa % 99 99 99 99 99
baru (input)
3 Meningkatnya kompetensi mahasiwa Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata sesuai
dengan skema kuallifikasi
5 Jumlah mahasiswa
pendidikan vokasi
Perguruan Tinggi
Mahasiswa 146 260 259 307 346
Negeri Pariwisata yang
tersertifikasi kompetensi
sesuai skema kualifikasi
4 Terwujudnya Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata menjadi perguruan tinggi yang
bermutu
6 Jumlah Program Studi
Program
Perguruan Tinggi yang - 0 1 1 2
studi
terakreditasi
5 Terselenggaranya kerjasama kepariwisataan di Perguruan Tinggi Negeri
Pariwisata

7 Rasio kerjasama yang


ditindaklanjuti terhadap % 70 70 75 85 85
kerjasama yang
disepakati

LAMPIRAN 126
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
52 Pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang Pariwisata 111.689,67 215.973 138.560 145.488 160.037
1 Terwujudnya tri dharma perguruan tinggi di lingkup Perguruan Tinggi Negeri
Pariwisata
1 Waktu tunggu maksimal
lulusan Perguruan Bulan 3 6 5 4 4
Tinggi Negeri Pariwisata
untuk terserap di sektor
pariwisata
2 Rasio penelitian
kepariwisataan yang % 75 80 80 90 95 Politeknik
dimanfaatkan terhadap Pariwisata
total penelitian yang Lombok
dihasilkan
3 Rasio pengabdian
kepada masyarakat yang % - 60 70 75 80
dimanfaatkan terhadap
total pengabdian yang
dihasilkan

LAMPIRAN 127
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
2 Terwujudnya pelaksanaan program pendidikan yang produktif di Perguruan
Tinggi Negeri Pariwisata
4 Rasio lulusan (output)
terhadap mahasiswa % 90 93 95 97 100
baru (input)
3 Meningkatnya kompetensi mahasiwa Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata sesuai
dengan skema kuallifikasi
5 Jumlah mahasiswa
pendidikan vokasi
Perguruan Tinggi
Mahasiswa 555 358 212 269 242
Negeri Pariwisata yang
tersertifikasi kompetensi
sesuai skema kualifikasi
4 Terwujudnya Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata menjadi perguruan tinggi yang
bermutu
6 Jumlah Program Studi
Program
Perguruan Tinggi yang - 1 2 4 4
studi
terakreditasi
5 Terselenggaranya kerjasama kepariwisataan di Perguruan Tinggi Negeri
Pariwisata

7 Rasio kerjasama yang


ditindaklanjuti terhadap % 71 75 79 83 89
kerjasama yang
disepakati

LAMPIRAN 128
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT


SATUAN ORGANISASI
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
No PELAKSANA
KEGIATAN (OUTPUT)/
INDIKATOR
53 Pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang Pariwisata 156.879 191.609 250.390 262.910 289.201
1 Terwujudnya tri dharma perguruan tinggi di lingkup Perguruan Tinggi Negeri
Pariwisata
1 Waktu tunggu maksimal
lulusan Perguruan Bulan 2,95 6 5 4 3
Tinggi Negeri Pariwisata
untuk terserap di sektor
pariwisata
2 Rasio penelitian
kepariwisataan yang % 80 80 80 80 80 Politeknik
dimanfaatkan terhadap Pariwisata
total penelitian yang Bali
dihasilkan
3 Rasio pengabdian
kepada masyarakat yang % - 90 90 90 90
dimanfaatkan terhadap
total pengabdian yang
dihasilkan

LAMPIRAN 129
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

PROGRAM/ SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/ TARGET ALOKASI (dalam juta rupiah) UNIT
SATUAN ORGANISASI
No KEGIATAN SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/ 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
INDIKATOR PELAKSANA

2 Terwujudnya pelaksanaan program pendidikan yang produktif di Perguruan Tinggi


Negeri Pariwisata
4 Rasio lulusan (output)
terhadap mahasiswa baru % 90 90 90 90 90
(input)
3 Meningkatnya kompetensi mahasiwa Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata sesuai
dengan skema kuallifikasi
5 Jumlah mahasiswa
pendidikan vokasi
Perguruan Tinggi
Mahasiswa 3.000 650 650 600 600
Negeri Pariwisata yang
tersertifikasi kompetensi
sesuai skema kualifikasi
4 Terwujudnya Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata menjadi perguruan tinggi
yang bermutu
6 Jumlah Program Studi
Program
Perguruan Tinggi yang - 8 8 9 9
studi
terakreditasi
5 Terselenggaranya kerjasama kepariwisataan di Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata

7 Rasio kerjasama yang


ditindaklanjuti terhadap % 85 85 85 85 85
kerjasama yang disepakati

LAMPIRAN 130
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Lampiran 2: Matriks Kerangka Regulasi

ARAH KERANGKA REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI UNIT TARGET


NO. DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN PENANGGUNGJAWAB UNIT TERKAIT/ INSTITUSI PENYELESAIAN
REGULASI

Rancangan Peraturan Rancangan Peraturan Pemerintah ini merupakan usulan 1. Deputi Bidang 1. Kementerian Ketenagakerjaan 2022
1 Pemerintah (RPP) tentang perubahan dari PP Nomor 52 Tahun 2012 tentang Kebijakan Strategis; 2. Kementerian Pendidikan,
Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang 2. Deputi Bidang Kebudayaan, Riset dan
Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata. Industri dan Teknologi
Pariwisata Investasi 3. Badan Nasional Sertifikasi
Profesi

Rancangan Peraturan PP No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk 1. Deputi Bidang 1. Kementerian Koordinator 2024
2 Pemerintah (RPP) Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) Kebijakan Strategis Bidang Kemaritiman dan
tentang Rencana Tahun 2010-2025 akan berakhir masa berlakunya pada 2. Deputi Bidang Investasi
Induk Pembangunan Tahun 2025. Di sisi lain, RIPPARNAS menjadi rujukan Kebijakan Strategis 2. Kementerian PPN/BAPPENAS
Kepariwisataan Nasional dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan
Tahun 2026 - 2045 Pariwisata Daerah. Untuk itu diperlukan perubahan
ataupun penyusunan kembali RIPPARNAS untuk periode
berikutnya.

Rancangan Peraturan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Deputi Bidang 1. Kementerian Koordinator 2021-2022
3 Presiden (Rperpres) tentang Kreatif, Pasal 25 menyatakan bahwa Ekonomi Kreatif Kebijakan Strategis Bidang Kemaritiman dan
Rencana Induk Ekonomi dilaksanakan berdasarkan Rencana Induk Ekonomi Investasi
Kreatif Kreatif yang merupakan bagian integral dari Rencana 2. Kementerian Koordinator
Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Pengembangan Bidang Pembangunan Manusia
Ekonomi Kreatif dituangkan dalam Rencana Induk dan Kebudayaan
Ekonomi Kreatif dan dijadikan pedoman bagi 3. Kementerian Koordinator
Pemerintah. Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Bidang Perekonomian
Kreatif Nasional 2018-2025 yang ditetapkan dengan 4. Kementerian PPN/BAPPENAS,
Peraturan Presiden Nomor 142 Tahun 2018 ditetapkan 5. Kementerian Dalam Negeri
lebih dahulu dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 6. Kementerian Ketenagakerjaan
tentang EKonomi Kreatif sehingga Perpres tentang 7. Kementerian Pendidikan,
Rencana Induk Pengembangan Ekraf tersebut perlu Kebudayaan, Riset dan
dilakukan penyelarasan terhadap materi muatannya Teknologi
dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang
Ekonomi Kreatif.

LAMPIRAN 131
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

ARAH KERANGKA REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI UNIT TARGET


NO. DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN PENANGGUNGJAWAB UNIT TERKAIT/ INSTITUSI PENYELESAIAN
REGULASI
Rancangan Peraturan Rancangan Peraturan Pemerintah ini disusun sesuai 1. Deputi Bidang 1. Kementerian Koordinator 2022-2024
4 Presiden (RPerpres) dengan arahan Bapak Presiden mengenai 10 Destinasi Kebijakan Strategis Bidang Kemaritiman dan
tentang Integrated Tourism Pariwisata Prioritas pada Rapat Terbatas tanggal 21 2. Deputi Bidang Investasi
Masterplan/RIDPN November 2019 dan 10 Desember 2019 mengenai Pengembangan 2. Kementerian Pekerjaan Umum
10 (sepuluh) Destinasi Pariwisata Prioritas yang telah Destinasi dan dan Perumahan Rakyat
dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun Infrastruktur 3. Kementerian PPN/BAPPENAS
2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2020-2024.

Rancangan Peraturan Pada tanggal 9 September 2021, telah ditetapkan Deputi Bidang 1. Kementerian Koordinator 2022
5 Menteri Pariwisata dan Peraturan Presiden Nomor 84 Tahun 2021 tentang Pengembangan Bidang Kemaritiman dan
Ekonomi Kreatif tentang Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional Lombok- Destinasi dan Investasi
Tata Cara Pelibatan Gili Tramena Tahun 2020-2024 yang merupakan Infrastruktur 2. Kementerian Pekerjaan Umum
Pemangku Kepentingan, pedoman bagi Kementerian/Lembaga untuk memper- dan Perumahan Rakyat
Pemantauan, Evaluasi, dan cepat pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas 3. Kementerian PPN/BAPPENAS
Pelaporan Pelaksanaan Lombok-Gili Tramena secara terpadu dan menyeluruh
Rencana Induk Destinasi maka perlu penguatan dalam Tata Cara Pelibatan
Pariwisata Nasional Lombok- Pemangku Kepentingan, Pemantauan, Evaluasi, dan
Gili Tramena Pelaporan Pelaksanaan Rencana Induk Destinasi
Pariwisata Nasional Lombok-Gili Tramena.

LAMPIRAN 132
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024

Anda mungkin juga menyukai