KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
NTT
LABUAN BAJO
ii INTRODUKSI
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
RENCANA
STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/
BAPAREKRAF
2020-2024
INTRODUKSI iii
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
DAFTAR
ISI
BAB I 14
PENDAHULUAN
DAFTAR ISI IV
BAB II 44
DAFTAR TABEL VII
DAFTAR GAMBAR VII
VISI, MISI, DAN TUJUAN
KATA PENGANTAR VIII
KEMENTERIAN PARIWISATA
RINGKASAN EKSEKUTIF X DAN EKONOMI KREATIF/BADAN
PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
iv INTRODUKSI
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
INTRODUKSI v
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
NTT
LABUAN BAJO
vi INTRODUKSI
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
DAFTAR DAFTAR
TABEL GAMBAR
Gambar 3.1
INTRODUKSI vii
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
KATA PENGANTAR
S
egenap puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Pencapaian pembangunan nasional target sektor pariwisata
Tuhan Yang Maha Esa, atas bimbingan-Nya Dokumen dan ekonomi kreatif tersebut tentunya diperlukan strategi
Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan serta terobosan dalam pelaksanaanya. Terutama dalam
Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menghadapi tantangan-tantangan bencana nonalam
Tahun 2020 – 2024 dapat diselesaikan. pandemi Virus Corona yang terjadi di dunia. Pandemi Covid-
19 diyakini menjadi titik balik perubahan pariwisata dan
Dokumen Rencana Strategis Kementerian Pariwisata desain model bisnis ekonomi kreatif, termasuk di Indonesia.
dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Tahun 2020 – 2024 ini merupakan tindak lanjut dari Dunia pariwisata Indonesia pun wajib beradaptasi
Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun dengan kondisi new normal dengan memperhatikan
2019 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis aspek kebersihan, keselamatan, dan keamanan, serta
Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2020-2024. implementasi protokol kesehatan. Pergeseran model bisnis
dalam ekonomi kreatif dapat menjadi oportunitas dan
Nomenklatur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi peluang dalam kontribusi ekonomi kreatif yang lebih besar.
Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ditetapkan
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun Dokumen Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan
2019 tentang Pembentukan Kementerian Negara dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju 2020 – 2024 diharapkan dapat memperkuat skenario dan
Periode Tahun 2019-2024. strategi pembangunan kepariwisataan dan pengembangan
ekonomi kreatif nasional yang lebih terarah, terpadu dan
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun terukur dengan memastikan partisipasi stakeholders dalam
2019, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ membangun ekosistem kepariwisataan dan ekonomi kreatif.
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Selain itu dokumen ini kiranya akan menjadi pedoman bagi
pariwisata dan tugas pemerintahan di bidang ekonomi seluruh unit dalam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
kreatif untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk
pemerintahan negara. menyusun program kegiatan sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun sampai tahun 2024 mendatang.
Dalam RPJMN 2020-2024, sektor pariwisata dan ekonomi
kreatif ditargetkan dapat memberikan kontribusi dan Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
peran strategis melalui transformasi pembangunan pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyusunan
ekonomi nasional pada lima tahun ke depan. Transformasi dokumen Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan
p e m b a n g u n a n e ko n o m i te r s e b u t d i fo ku s ka n p a d a Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
peningkatan nilai devisa pariwisata dan nilai tambah 2020 - 2024.
ekonomi kreatif nasional.
viii INTRODUKSI
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
INTRODUKSI ix
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
RINGKASAN EKSEKUTIF
K
ementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Capaian Penyelenggaraan Pariwisata dan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/ Ekonomi Kreatif Nasional
Baparekraf) dibentuk melalui Keputusan Presiden
N o m o r 1 1 3 / P Ta h u n 2 0 1 9 t e n t a n g P e m b e n t u k a n Capaian sektor pariwisata nasional pada periode 2015-
Kementerian Negara dan Pengangkatan Menteri Negara 2019 mengalami pertumbuhan secara konsisten dan
Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024. Tugas signifikan walaupun sempat terjadi penurunan pada tahun
dan fungsi Kemenparekraf diatur dalam Peraturan Presiden 2016. Capaian kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB
(Perpres) Republik Indonesia Nomor 96 tahun 2019 tentang nasional terus meningkat dan mencapai target, sehingga
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan pariwisata sebagai leading sector tercatat menduduki
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. peringkat sebagai penyumbang devisa setelah industri
sawit.
Sementara itu, Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Baparekraf) dibentuk melalui Peraturan Presiden Republik Adapun terkait capaian Ekonomi Kreatif tahun 2019,
Indonesia Nomor 97 Tahun 2019 Tentang Badan Pariwisata Sasaran Strategis Penyerapan Tenaga Kerja dan Nilai
dan Ekonomi Kreatif. Baparekraf merupakan Lembaga Ekspor Produk Kreatif telah mencapai target, namun untuk
Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang berada di bawah Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif belum mencapai target
dan bertanggung jawab kepada Presiden. yang ditetapkan.
x INTRODUKSI
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terpercaya melalui pelaksanaan Reformasi Birokrasi
/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Mengoptimalkan pelaksanaan 8 (delapan) area
perubahan Reformasi Birokrasi Kemenparekraf/Baparekraf.
Berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia, maka
Kementerian/Lembaga hanya memiliki 1 (satu) Visi, yaitu Berdasarkan visi dan misi Presiden Republik Indonesia
Visi Presiden Republik Indonesia. Hal ini berarti bahwa yang secara otomatis menjadi visi dan misi Kemenparekraf/
Visi Kemenparekraf/Baparekraf harus selaras dengan Visi Baparekraf khususnya bidang pariwisata dan ekonomi
Presiden Republik Indonesia. Sehingga visi Kemenparekraf/ kreatif, maka ditentukan tujuan strategis (strategic goals)
Baparekraf tahun 2020-2024 adalah: Kemenparekraf/Baparekraf. Tujuan Kemenparekraf/
Baparekraf tahun 2020-2024 adalah “Meningkatnya
“PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF INDONESIA kontribusi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terhadap
YANG MAJU, BERDAYA SAING, BERKELANJUTAN ketahanan ekonomi nasional”. Pencapaian tujuan ini diukur
SERTA MENGEDEPANKAN KEARIFAN LOKAL DALAM melalui 3 (tiga) indikator, yaitu: (1) Nilai devisa pariwisata; (2)
MEWUJUDKAN INDONESIA MAJU YANG BERDAULAT, Kontribusi PDB Pariwisata; (3) Nilai ekspor produk ekonomi
MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN kreatif.
GOTONG ROYONG”.
Sasaran strategis Kemenparekraf/Baparekraf merupakan
Visi Kemenparekraf/Baparekraf ini mengandung 4 (empat) uraian dari tujuan strategis yang sekaligus merupakan
kata kunci utama, yaitu (i) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pemetaan dari strategi Kemenparekraf/Baparekraf dalam
Indonesia yang maju; (ii) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melaksanakan Misi nomor 2 untuk mewujudkan Visi
Indonesia yang berdaya saing; (iii) Pariwisata dan Ekonomi Presiden tahun 2020-2024. Kemenparekraf/Baparekraf
Kreatif Indonesia yang berkelanjutan; serta (iv) Pariwisata memiliki 11 sasaran strategis yang dipetakan kedalam 4
dan Ekonomi Kreatif Indonesia yang mengedepankan (empat) perspektif BSC.
kearifan lokal.
Pada perspektif stakeholders, Kemenparekraf/Baparekraf
Misi Kemenparekraf/Baparekraf juga harus selaras memiliki 1 (satu) sasaran strategis yaitu: “Meningkatnya
dengan Misi Presiden Republik Indonesia, sehingga Misi kontribusi pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap
Kemenparekraf/Baparekraf yaitu: (1) Peningkatan kualitas ke t a h a n a n e ko n o m i ” . Pa d a p e r s p e kt i f c u st o m e r ,
manusia Indonesia; (2) Struktur ekonomi yang produktif, Kemenparekraf/Baparekraf memiliki 6 (enam) sasaran
mandiri, dan berdaya saing; (3) Pembangunan yang merata strategis yaitu: (1) “Meningkatnya nilai tambah ekonomi
dan berkeadilan; (4) Mencapai lingkungan hidup yang kreatif nasional”; (2) “Meningkatnya kualitas dan jumlah
berkelanjutan; (5) Kemajuan budaya yang mencerminkan wisatawan”; (3) “Meningkatnya daya saing destinasi dan
kepribadian bangsa ; (6) Penegakan sistem hukum industri pariwisata nasional”; (4) “Tersedianya produk
yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; (7) pariwisata sesuai kebutuhan”; (5) “Bertumbuhnya
Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa investasi dan akses pembiayaan serta meningkatnya
aman pada seluruh warga; (8) Pengelolaan pemerintahan kemampuan industri sektor pariwisata dan ekonomi
yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan (9) Sinergi kreatif nasional”; dan (6) “Terlindunginya kekayaan
pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan. intelektual bidang pariwisata dan ekonomi kreatif”.
Dalam konteks pengembangan pariwisata dan ekonomi Pada perspektif internal process, Kemenparekraf/
kreatif, Kemenparekraf/Baparekraf berkontribusi secara Baparekraf memiliki 3 (tiga) sasaran strategis yaitu: (1)
langsung terhadap misi nomor 2, yaitu struktur ekonomi “Terselenggaranya regulasi pariwisata dan ekonomi kreatif
yang produktif, mandiri dan berdaya saing. Selain itu, berbasis kajian”; (2) “Tersedianya data dan informasi hasil
Kemenparekraf/Baparekraf juga berkontribusi tidak kajian sesuai kebutuhan pariwisata dan ekonomi kreatif”;
langsung terhadap misi Presiden RI nomor 1 dan 8. dan (3) “Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM
kepariwisataan dan ekonomi kreatif”. Pada perspektif
Pada misi nomor 1 yaitu Peningkatan kualitas manusia
learn and growth, Kemenparekraf/Baparekraf memiliki 1
Indonesia melalui peningkatan SDM Pariwisata dan
(satu) sasaran strategis yaitu “Terwujudnya reformasi
Ekonomi Kreatif dalam mewujudkan SDM yang Unggul
birokrasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
dan Berdaya Saing. Sedangkan misi nomor 8, yaitu
menuju birokrasi yang profesional”.
INTRODUKSI xi
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Arah Kebijakan dan Strategi 2. Pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis
Kemenparekraf/Baparekraf kemitraan strategis (strategic partnership), dengan 4
strategi: (a) Pemasaran Pariwisata dan ekonomi kreatif
berorientasi hasil dengan fokus pasar potensial, (b)
Perluasan pangsa pasar produk ekonomi kreatif, (c)
Meningkatkan citra pariwisata Indonesia berdaya saing,
dan (d) Pemanfaatan teknologi dalam mendukung
pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif;
xii INTRODUKSI
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Target Kinerja Kemenparekraf/Baparekraf Daya saing destinasi dan industri pariwisata Nasional
ditargetkan meningkat ditandai dengan meningkatnya
Peringkat Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI)
yang dipublikasikan oleh World Economic Forum. Indonesia
ditargetkan berada di peringkat 36-39 pada tahun 2021 dan
meningkat ke peringkat 31-34 di tahun 2023.
Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ditargetkan Indeks regulasi berbasis kajian terkait pariwisata dan
memberikan Kontribusi yang terus meningkat terhadap ekonomi kreatif ditargetkan meningkat dari 25 di tahun 2020
ketahanan Ekonomi Indonesia . Nilai Devisa s ektor menjadi 45 di tahun 2024. Terkait data dan informasi hasil
Pariwisata ditargetkan meningkat dari US$ 3,3 – 4,8 Miliar kajian, Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan Jumlah
di tahun 2020 menjadi US$ 21,5 - 22,9 Miliar di tahun 2024. Jumlah hasil kajian parekraf yang dimanfaatkan/diproduksi
Kontribusi PDB Pariwisata terhadap Nasional ditargetkan meningkat dari 6 dokumen di tahun 2020 menjadi 13
meningkat bertahap dari 4,0% di tahun 2020 menjadi 4,5% dokumen di tahun 2024.
di tahun 2024. Sementara Nilai Ekspor Produk Ekonomi
Kreatif ditargetkan meningkat dari US$ 16,9 Miliar di tahun Pada upaya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM
2020 menjadi US$ 19,26 Miliar di tahun 2024. Nilai Tambah kepariwisataan dan ekonomi kreatif tahun 2020-2024,
Ekonomi Kreatif ditargetkan meningkat dari Rp. 1.157 Triliun Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan peningkatan
di tahun 2020 menjadi Rp. 1.641 Triliun di tahun 2024. jumlah tenaga kerja Pariwisata dari 10 Juta Tenaga Kerja
di tahun 2020 menjadi 12 Juta Tenaga Kerja di tahun 2024,
Dalam mendukung peningkatan kontribusi tersebut, jumlah tenaga kerja Ekonomi Kreatif dari 17,25 Juta Tenaga
diperlukan juga peningkatan kualitas dan jumlah wisatawan. Kerja di tahun 2020 menjadi 19,9 Juta Tenaga Kerja di
Jumlah wisatawan mancanegara ditargetkan meningkat tahun 2024, dan Jumlah lulusan perguruan tinggi vokasi
dari 2,8 – 4,0 Juta Wisatawan di tahun 2020 menjadi 16 - 17 pariwisata ditargetkan meningkat dari 1500 lulusan di tahun
Juta Wisatawan di tahun 2024. Jumlah spending Wisatawan 2020 menjadi 2200 lulusan di tahun 2024.
Mancanegara juga ditargetkan meningkat dari US$ 1166,67
– 1213,87 di tahun 2020 menjadi US$ 1345 di tahun 2024. Terakhir, pada upaya terwujudnya reformasi birokrasi
Di sisi lain, pergerakan Wisatawan Nusantara ditargetkan Kemenparekraf/Baparekraf menuju birokrasi yang
sebesar 120-140 Juta pergerakan di tahun 2020 meningkat profesonal, Nilai RB Kemenparekraf/Baparekraf ditargetkan
menjadi 330-355 Juta pergerakan di tahun 2024. naik dari 80 di tahun 2020 menjadi 92,5 di tahun 2024.
INTRODUKSI xiii
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
BAB I
PENDAHULUAN
14 PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
RAJA AMPAT
BAB I PENDAHULUAN 15
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
PENDAHULUAN
16 PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
BAB I PENDAHULUAN 17
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Kontribusi 4.32 4.25 100.47 4.50 4.13 91.78 5.00 5.00 100.00 5.25 5.25 100.00 5.50 *4,8 87.27
Pada PDB % % % % % % % % % % % % % % %
Nasional
Devisa 144 175.71 122.02 172 176.23 102.46 200 202.13 101.07 223 224 100.45 280 *197 70.36
% % % % %
(Triliun Rp)
Jumlah 11.4 10.36 90.88 11.8 12.28 104.07 12 12.6 105.00 12.6 12.7 100.79 13 *12,9 99.23
% % % % %
Tenaga Kerja
(Juta Orang)
Indeks Daya #50 #50 100 n.a n.a n.a #40 #42 95.24 n.a n.a n.a 30 40 75.00
Saing (Wef) % % %
Wisatawan 10 10.41 104.10 12 12.02 100.17 15 14.04 93.60 17 15.81 93.00 20 16.1 80.50
Mancanegara % % % % %
(Juta
Kunjungan)
Wisatawan 255 256.42 100.56 260 264.33 101.67 265 270.82 102.20 270 303.5 112.41 275 *290 105.45
Nusantara % % % % %
(Juta
Perjalanan)
#Indeks daya saing hanya * = Angka proyeksi sementara, T: Target; R: Realisasi; C: Capaian
dilakukan 2 (dua) tahun sekali berdasarkan RKP 2021
Mengenai kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), seperti ASIAN Games, Olimpiade, dan sebagainya perlu
faktor bencana alam merupakan faktor utama yang dijadikan prioritas pada sektor pariwisata.
menyebabkan berkurangnya kunjungan. Sebagai contoh:
Terkait daya saing pariwisata nasional yang diukur melalui
gempa bumi di Lombok pada bulan Agustus 2019 yang
Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI), Indonesia
menyebabkan pembatalan kunjungan wisman lebih dari
sudah mencapai peringkat ke 40 dari target peringkat ke 30
75%. Penurunan terjadi dari bulan Agustus hingga Desember
pada tahun 2019. Secara umum nilai rata-rata indikator TTCI
2019. Dari 500.000 kunjungan wisman, rata-rata kunjungan
mendapatkan nilai 4,3 (Gambar 1.1). Hal yang perlu menjadi
menjadi 100.000 wisman perbulan. Kemudian polemik
perhatian adalah terkait infrastruktur baik air transport
zero dollar tours wisman Tingkok, dan bencana maskapai
infrastructure, ground & port infrastructure, maupun tourist
penerbangan, seperti kecelakaan pesawat Lion Air JT 610
infrastructure.
di perairan Karawang.
Hal lain yang juga menjadi perhatian khusus adalah terkait
Peningkatan kunjungan wisatawan terjadi dengan adanya
environmental sustainability, health & hygiene, safety &
event seperti ASIAN Games yang memberikan kontribusi
security, ICT readiness, business environtment, serta
cukup banyak. Wisman dari kawasan ASEAN memberikan
human recources & labour market. Upaya perbaikan harus
kontribusi sebesar 4,861 juta dengan pertumbuhan terbesar
diakselerasi secara konsisten dan berkesinambungan
mencapai 21,02%. Sehingga, penyelenggaraan event besar
dilakukan agar daya saing sektor pariwisata meningkat.
18 PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Human resources & labour market Ground & port Infrastructure 3.3
4.9 44th 60th
Performance Overview
4.3 Overall Score
S e l a r a s d e n g a n i n d i k a t o r T TC I ,
International Openness 4.3 (16th)
pengembangan tenaga kerja dari
Prioritization of Travel & Toturism 5.9 (10th)
sektor pariwisata juga masih perlu terus
ICT Readiness 4.7 (67th) menjadi perhatian dari sisi kuantitas
Human resources & labour market
dan kualitas. Hal ini tercantum juga
4.9 (44th)
pada visi RPJMN 2020-2024, yaitu
Health & Hygiene 4.5 (102nd)
meningkatkan SDM yang berkualitas
Safety & Security 5.4 (80th) dan berdaya saing.
Business environment 4.7 (50th)
0 1 2 3 4 5 6 7
BAB I PENDAHULUAN 19
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Adapun terkait capaian Ekonomi Kreatif tahun 2019, Ekonomi Nasional melemah yang berdampak terhadap
Sasaran Strategis Penyerapan Tenaga Kerja dan Nilai p e r t u m b u h a n e ko n o m i k re at i f ya n g i ku t m e l e m a h .
Ekspor Produk Kreatif telah mencapai target, namun untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional baru mencapai 5,08% dari
Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif belum mencapai target target yang ditetapkan 5,3%. Hal ini dapat dilihat pada tabel
yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena Pertumbuhan berikut:
No. INDIKATOR
T R C T R C T R C T R C T R C
(%) (%) (%) (%) (%)
2 Penyerapan 12, 12, 100, 16, 16, 100, 16, 17, 106, 16, 18, 109, 17, 19, 110,
Tenaga Kerja 1 17 58 20 91 58 40 43 28 70 35 88 20 01 52
(Juta Orang)
3 Nilai Ekspor 6, 5, 93, 19, 19, 93, 20, 20, 97, 21, 20, 98, 21, 22, 102,
Produk Kreatif 15 74 33 99 98 33 50 00 56 00 60 10 50 07 65
(Miliar USD)
20 PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
BAB I PENDAHULUAN 21
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Ke kaya a n p ot e n s i m o m e nt u m - m o m e nt u m s e j a ra h
penting dunia tersebut menjadi modal yang sangat
besar bagi pengembangan wisata minat khusus melalui
pengembangan simpul-simpul dan koridor jejak perjalanan
tersebut, yang sekaligus akan mengaitkannya dengan
negara-negara pangsa pasar yang memiliki kaitan sejarah
dan emosional dengan daya tarik tersebut.
22 PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Pariwisata Nasional Danau Toba, Borobdur dan Lombok konteks kepariwisataan, mengingat esensi pariwisata
yang nantinya akan menjadi acuan pedoman pembangunan adalah hubungan interaksi antara wisatawan sebagai
bagi kementerian / lembaga untuk membangun kawasan tamu (guest) dengan masyarakat atau penduduk setempat
pariwisata tersebut. sebagai tuan rumah (host).
3) Indonesia Sebagai Negara Tujuan Investasi Berdasarkan laporan tahunan statistik Indonesia yang
yang Prospektif diterbitkan BPS tahun 2019, penduduk Indonesia tersebar
di 98 kota dan 83.931 desa yang terletak di lembah, lereng
Prospek dan peluang investasi bidang pariwisata di dan hamparan. Hal tersebut menegaskan bahwa distribusi
Indonesia menunjukkan bahwa kondisi bisnis dan ekonomi penduduk Indonesia yang sebagian besar tinggal di wilayah
nasional yang terus membaik pasca krisis ekonomi global perdesaan/rural area.
telah membuat kepercayaan dunia internasional terhadap
Indonesia semakin bagus, sehingga Indonesia menjadi Potensi penduduk di wilayah pedesaan dengan karakter
negara tujuan investasi yang prospektif. World Investment kehidupan yang khas dan terbangun dari budaya yang hidup
Prospects Survey 2014- 2016 melaporkan bahwa dari 159 dalam masyarakat lintas generasi juga merupakan potensi
respon eksekutif Perusahaan Transnasional (TNC) dari dan kekuatan dalam kerangka pengembangan daya tarik
negara-negara maju dan/atau berkembang, prospek untuk wisata untuk meningkatkan diversifikasi daya tarik serta
berinvestasi di Indonesia menduduki peringkat ke-3 (tiga) daya saing pariwisata Indonesia.
atau cukup prospektif.
Potensi daya tarik yang sebagian besar ada di daerah
Tentu hal ini berkaitan dengan keberlanjutan (sustainability), perdesaan apabila mampu dikelola melalui pendekatan
dimana penilaian Indonesia pada daya saing yang pembangunan kepariwisataan berkelanjutan secara
berkelanjutan sangat penting untuk prospek investasi, terpadu dan berkelanjutan, sangat dimungkinkan dapat
mengingat bahwa investasi adalah salah satu komponen memberi nilai tambah tidak saja dari aspek ekologis,
dalam PDB dan pertumbuhannya. Secara umum, ada 3 (tiga) edukatif, dan aspek sosial budaya, tetapi juga nilai tambah
hal pokok yang selalu menjadi pertimbangan pengusaha dari aspek rekreatif dan aspek ekonomis yang bermanfaat
dalam melakukan investasi: bagi kesejahteraan bangsa, sekaligus meminimalisir tingkat
kemiskinan dan kesenjangan pembangunan di perdesaan.
• Stabilitas politik dan keamanan yang memberikan
kepastian berusaha. Pengembangan wisata berbasis pedesaan (desa wisata)
• Birokrasi yang luwes dan proaktif, sehingga bisa melayani akan menggerakkan aktivitas ekonomi pariwisata di
keinginan pengusaha tetapi tetap dalam koridor hukum pedesaan yang akan mencegah urbanisasi masyarakat desa
dan peraturan yang berlaku. ke kota. Pengembangan wisata pedesaan akan mendorong
• Mampu memberikan iklim yang kondusif untuk berusaha, pelestarian alam (al. bentang alam, persawahan, sungai,
sehingga pengusaha dapat memperoleh keuntungan, danau) yang pada gilirannya akan berdampak mereduksi
karena perusahaan bukanlah badan sosial. pemanasan global.
Namun demikian, investasi kepariwisataan saat ini relatif B. Potensi Pembangunan Pemasaran
belum optimal untuk menggerakkan industri pariwisata Pariwisata
secara lebih merata di berbagai wilayah provinsi dan
destinasi pariwisata di Indonesia. Saat ini kegiatan investasi Dalam kerangka pembangunan Pemasaran Pariwisata,
sebagian besar masih terkonsentrasi di Bali, Jawa dan terdapat sejumlah potensi yang telah berkembang sebagai
Batam dengan dominasi jenis usaha di bidang perhotelan, modal utama dalam mendorong akselerasi pemasaran
restoran, dan tranportasi. pariwisata, antara lain:
4) Atensi dan Sikap Positif Masyarakat Terhadap 1) Potensi Pasar Wisman dan Wisnus yang Terus
Kepariwisataan Serta Potensi Wilayah Pedesaan Tumbuh
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang Pasar wisatawan mancanegara yang terus tumbuh pesat
ramah. Karakter keramahtamahan masyarakat Indonesia setiap tahunnya dan potensi outbound yang tinggi dari
telah dikenal luas oleh masyarakat dunia, sehingga hal sejumlah negara-negara pasar wisatawan menyediakan
tersebut merupakan modal yang sangat penting dalam peluang yang besar bagi Indonesia untuk menarik kunjungan
wisatawan mancanegara ke Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 23
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Demikian halnya dalam konteks wisatawan nusantara, Selain itu, Rough Guides--situs pemandu perjalanan asal
semakin meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat Inggris, menetapkan Indonesia masuk peringkat enam
untuk melakukan perjalanan merupakan pasar yang sebagai negara paling indah di dunia melalui berdasarkan
semakin terbuka dalam meningkatkan perjalanan wisatawan voting atau pemilihan suara warganet dari seluruh dunia.
nusantara.
3) Peran Media dan Teknologi Informasi dan
Kemenparekraf/Baparekraf melakukan analisis terkait Komunikasi yang Adaptif
pasar luar negeri sebagai dasar untuk menentukan
kebijakan pengembangan pasar pariwisata. Analisa
tersebut didasarkan pada jumlah kunjungan wisman,
tingkat pertumbuhan, penerimaan devisa, dan rata-rata
pengeluaran wisman per kunjungan. Terutama dengan
target devisa yang cukup besar di RPJMN 2020-2024,
maka rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan menjadi
salah satu variabel yang menentukan dalam melakukan
analisis target pasar.
24 PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Tingginya jumlah pengguna media sosial baik di dunia Banyaknya kerja sama di bidang pemasaran pariwisata
maupun di Indonesia, dan sifatnya yang memungkinkan yang tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU)
komunikasi dua arah, saling berbagi konten dan informasi baik dari dalam dan luar negeri terkait kerja sama dalam
serta jangkauannya yang luas menjadikan media sosial memasarkan pariwisata Indonesia menunjukan banyak
sebagai salah satu media promosi ideal bagi industri pihak yang tertarik terhadap kepariwisataan dan juga ingin
pariwisata pada umumnya dan Kemenparekraf pada mengembangkan kepariwisataan Indonesia.
khususnya. Melaui media sosial, Kemenparekraf dapat
5) Promosi Indonesia yang Semakin Kuat yang
melakukan promosi/pemasaran, campaign, menyebarkan
Terfokus dan Media Promosi yang Semakin Beragam
informasi terkait produk, event kepariwisataan, dan
destinasi pariwisata kepada calon wisatawan secara efektif Promosi sebagai cara untuk memasarkan produk dan
dan efisien. menumbuhkan minat wisatawan untuk berkunjung dan
melakukan perjalanan ke Indonesia atau perjalanan lintas
Dengan strategi media sosial yang tepat dan eksekusi
daerah akan dapat dikembangkan lebih terfokus dengan
strategi yang baik, maka Kementerian Pariwisata dan
adanya penetapan terhadap fokus dan prioritas destinasi
Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
pariwisata yang dikembangkan/Kawasan Strategis
beserta industri pariwisata di Indonesia dapat meningkatkan
Pariwisata Nasional (KSPN) serta fokus pasar wisatawan
awareness dan citra positif pariwisata nasional sehingga
baik mancanegara maupun nusantara. Fokus tersebut
jumlah kunjungan dan pergerakan wisatawan mancanegara
sebagai dasar dalam memilih strategi promosi yang
dan nusantara akan meningkat.
dibuat mencapai target sasaran dan juga informasi yang
4) Kemitraan Pemasaran yang Semakin Luas dibutuhkan pasar terhadap destinasi pariwisata Indonesia.
Dibangun di Kalangan Pelaku Pariwisata
Keberagaman dan kesiapan sejumlah destinasi pariwisata
Salah satu kunci penting dalam strategi pemasaran Indonesia yang menawarkan daya tarik wisata massal
adalah dikembangkannya kemitraan pemasaran di antara maupun daya tarik wisata alternatif/ minat khusus
para pelaku pariwisata, baik antara Pemerintah Pusat/ merupakan modal yang semakin besar untuk mendukung
Pemerintah Daerah dengan swasta maupun antar pelaku promosi destinasi pariwisata Indonesia yang semakin
industri pariwisata di sektor swasta. Kemitraan pemasaran beragam di sejumlah wilayah, tidak terpaku hanya di Bali
dilaksanakan dalam bentuk co-marketing dan co-branding saja, namun sudah meluas di Lombok, Nusa Tenggara Timur
atau keterlibatan public-private partner ship dalam (Komodo, Kelimutu), Papua (Raja Ampat), Sulawesi (Toraja,
memasarkan pariwisata, yang akan mampu memperluas Wakatobi, Bunaken), Kalimantan (Derawan, Tanjung Puting),
jangkauan target pemasaran serta meningkatkan kualitas dan Sumatera (Batam, Bintan, Toba, Nias, Mentawai).
kinerja dan mengefektifkan sumber daya yang dimiliki
Pelaksanaan Otonomi Daerah menjadi salah satu hal yang
pemerintah dari segi pembiayaan pelaksanaan kegiatannya.
menjadi potensi dalam membantu memasarkan destinasi
Dengan banyaknya asosiasi dan industri pariwisata yang pariwisata karenanya banyak daerah yang berusaha untuk
berdiri antara lain: PHRI, ASITA, GIPI, dan sebagainya, mempromosikan daerahnya dengan keunikan masing-
pembangunan kepariwisataan mampu memberikan dampak masing sebagai salah satu tujuan wisata. Banyaknya event
yang sangat besar dalam meningkatkan kesejahteraan daerah yang menarik dengan lokalitas yang tinggi dapat
masyarakat dalam kontribusi peningkatan lapangan kerja ditawarkan kepada wisatawan yang datang, baik wisatawan
bagi masyarakat di suatu destinasi pariwisata. Co-marketing nusantara maupun mancanegara. Beberapa daerah sudah
mampu menimbulkan kesadaran kepemilikan stakeholder memiliki sarana pusat informasi pariwisatanya sendiri,
pariwisata untuk bekerja sama dan memajukan pariwisata sehingga mampu untuk memasarkan dan menginformasikan
Indonesia. mengenai keberagaman destinasi wisata yang dimiliki
daerahnya. Media promosi saat ini berkembang semakin
Indonesia juga telah memiliki tenaga perwakilan yang telah luas dengan berkembangnya New Media Marketing yang
ditunjuk sebagai Visit Indonesia Tourism Officers (VITO) mengacu pada pemanfaatan serangkaian teknik pemasaran
yang merupakan tenaga ahli bidang pemasaran dalam modern (berbasis internet) dan penggunaan teknologi
membantu memasarkan pariwisata Indonesia di luar negeri. informasi yang dinilai lebih efisien tetapi efektif dalam
VITO tersebut tersebar di 23 kota di 14 negara yang menjadi menjangkau segmen pasar yang lebih luas.
fokus pasar wisatawan mancanegara.
BAB I PENDAHULUAN 25
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Model penggunaan media pemasaran melalui look, book, jangkauan yang luas serta pemilihan alokasi yang lebih
pay diantaranya adalah berbagai situs yang menjual secara optimal antara pelaku bisnis terhubung dengan akses
online berbagai produk pariwisata dan jasa pelayanan permodalan dan pasar yang lebih berkembang. Selain
pendukungnya seperti tiket penerbangan, akomodasi, serta memberikan kemudahan dengan akses konektivitas yang
paket wisata. Kemudian juga penggunaan media sosial lebih cepat dan luas, digital marketing juga memiliki risiko
sebagai sarana promosi seperti media travel blog, online yang harus dihadapi terhadap keadaan sesudah transaksi
social media, facebook, twitter, youtube, dan blog, aplikasi seperti pembeli dan penjual yang itikad baiknya belum
pada tablet/smartphone, dsb. tentu sesuai harapan serta layanan setelah pembelian serta
pertanggungjawaban yang diragukan. Marketing 4.0 juga
6) Brand Equity Wonderful Indonesia
mengombinasikan antara style dan substance yang artinya
Salah satu alat ukur citra kepariwisataan suatu negara merek tidak hanya mengedepankan branding bagus, tetapi
adalah Country Brand Ranking yang dipublikasikan oleh konten yang relevan dengan pelanggan atau menyuguhkan
Bloom Consulting. Country branding Wonderful Indonesia konten yang bagus dan up-to-date.
masuk dalam Top 10 Asia pada tahun 2019 Country
Penggunaan media online dan offline yang menggambarkan
branding Wonderful Indonesia mencerminkan positioning
kondisi suatu destinasi pariwsata nusantara yang up-to-
dan differentiating Pariwisata Indonesia. Pemeringkatan
date dan bagus sangat penting. Dengan penggunaan media
pariwisata disusun mempertimbangkan 4 (empat) variabel,
online, pengunjung dapat melihat penilaian dan kondisi
yaitu:
sebenarnya dari pengunjung lainnya selain dari informasi
• Kinerja perekonomian dari sektor pariwisata suatu yang diberikan oleh pemerintah dan pengelola objek wisata.
negara yang dihitung berdasarkan statistik pariwisata
Kemenparekraf/Baparekraf dapat mengadopsi konsep
internasional dari UNWTO, yang terdiri dari penerimaan
Marketing 4.0 untuk menarik wisatawan ke Indonesia.
pariwisata, yaitu rata-rata total penerimaan pariwisata
Namun, konsep Marketing 4.0 memiliki risiko yang berasal
tahunan dari wisatawan mancanegara di suatu negara,
dari penggunaan teknologi online yaitu maraknya cyber
dan pertumbuhan penerimaan pariwisata, yaitu rata-rata
Army atau sekelompok orang yang mempunyai kepentingan
pertumbuhan total penerimaan pariwisata tahunan dari
tertentu untuk menyebarkan keresahan atau berita bohong
wisatawan mancanegara di suatu negara.
yang tujuannya mengganggu stabilitas dan merusak
• Digital Demand (D2)/ Permintaan Digital yang mengukur
persaingan usaha yang sehat. Tentunya hal ini harus menjadi
volume pencarian total secara daring terhadap aktivitas
perhatian pemerintah atau Kemenparekraf/Baparekraf dan
dan daya tarik pariwisata. Semakin banyak pencarian
para pelaku usaha pariwisata untuk mengonfirmasi setiap
daring mengenai pariwisata, maka semakin menarik
isu yang diragukan kebenarannya.
brand dari negara tersebut.
• Country Brand Strategy (CBS Rating) yang mengukur C. Potensi Pembangunan Industri
akurasi strategi Branding pariwisata suatu negara. Pariwisata
• Kinerja daring dari brand suatu negara.
Dalam kerangka pembangunan Industri Pariwisata, terdapat
Untuk memperkuat branding, Indonesia akan meluncurkan sejumlah potensi yang telah berkembang sebagai modal
National Branding yang akan digunakan untuk semua utama dalam mendorong akselerasi industri pariwisata,
Kementerian/Lembaga, dan saat ini sedang dilakukan kajian antara lain:
untuk National Branding tersebut.
1) Pariwisata Menciptakan Rantai Nilai Usaha
7) Berkembangnya Teori Terkait Konsep yang Luas dan Beragam
Pemasaran yang Baru
Pariwisata merupakan sektor yang memiliki keterkaitan
Te o r i p e m a s a ra n te r b a r u s a at i n i ya i t u M a r ket i n g rantai nilai kegiatan yang luas dengan berbagai jenis usaha
4 .0. D i d o ro n g o l e h p e r ke m b a n g a n te k n o l o g i ya n g sehingga mampu menciptakan lapangan usaha yang
memungkinkan proses produksi, pemasaran, distribusi dan luas bagi masyarakat. Keterkaitan dan sinergi antar mata
sebagainya menjadi lebih efektif dan efisien. Pendekatan rantai usaha kepariwisataan merupakan faktor kunci yang
Marketing 4.0 mengombinasikan interaksi online dan membuat industri pariwisata berjalan dengan baik dan
offline antara perusahaan dengan pelanggan. Konektivitas mampu memenuhi harapan wisatawan selaku konsumen.
digital memungkinkan hubungan yang lebih cepat dengan Penguatan sinergitas antar mata rantai pembentuk industri
26 PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
pariwisata harus selalu dibangun dan dikembangkan prinsip daur ulang terhadap material atau bahan pendukung
agar seluruh komponen dan sistem kepariwisataan dapat operasional usaha pariwisata. Dari sisi pasar wisatawan juga
bergerak dan memberikan kontribusi serta perannya semakin berkembang preferensi untuk memilih destinasi
masing-masing dalam menciptakan produk dan pelayanan pariwisata yang lebih mengemban misi-misi pelestarian/
yang berkualitas bagi wisatawan. Kompetisi sektor tanggung jawab lingkungan. Sehingga potensi tersebut
kepariwisatan menuntut kemampuan pelaku industri memberi peluang bagi destinasi pariwisata di Indonesia
pariwisata untuk dapat mengembangkan dan menjaga untuk lebih mewujudkan pengelolaan daya tarik dan produk
kualitas produk serta kredibilitasnya sehingga memiliki wisata yang berwawasan lingkungan.
daya saing dan memperoleh kerpercayaan dari kalangan
konsumen/pasar. D. Potensi Pembangunan Kelembagaan
Kepariwisataan
2) Daya Saing Produk dan Kredibilitas Bisnis
Da l a m ke ra n g ka p e m b a n g u n a n Ke l e m b a g a a n
kepariwisataan, terdapat sejumlah potensi yang dapat
diberdayakan sebagai modal utama dalam mendorong
peran kelembagaan yang lebih efektif mendukung
pembangunan kepariwisataan nasional, antara lain:
1) Penguatan Organisasi
Da l a m ko nt e ks o rg a n i s a s i ke p a r i w i s at a a n , u p aya
membangun organisasi yang solid dalam mendukung
pembangunan kepariwisataan terus diperkuat oleh
Pe m e r i nt a h s e h i n g g a d a p at t e r w u j u d t at a ke l o l a
ke p a r i w i s at a a n ya n g s e m a k i n b a i k ( g o o d t o u r i s m
g ov e r n a n c e ) ya n g m e l i b a t k a n s e l u r u h p e m a n g ku
kepentingan. Berbagai upaya pembenahan organisasi
di tingkat pusat dan lokal telah dilakukan, diantaranya
Dalam penilaian tingkat daya saing kepariwisatan, Indonesia pembentukan GIPI (Gabungan Industri Pariwis ata
memiliki keunggulan dari sisi daya saing sumber daya Indonesia); BPPI (Badan Promosi Pariwisata Indonesia) dan
pariwisata serta daya saing harga. Keunggulan daya unsur di daerah dalam bentuk BPPD, pembentukan DMO
saing tersebut diharapkan akan menjadi modal untuk (Destination Management Organization), dan sebagainya.
menggerakkan pilar-pilar lain sehingga memiliki daya saing
yang lebih tinggi, khususnya dari sisi manajemen atraksi/ Dalam konteks internal, reformasi birokrasi kelembagaan
daya tarik wisata, fasilitas pariwisata maupun aksesibilitas dan penguatan mekanisme kinerja organisasi untuk
pariwisata. Upaya peningkatan daya saing produk dan mendukung misi kepariwisataan sebagai portofolio
kredibilitas bisnis terus didorong oleh Pemerintah melalui pembangunan nasional juga semakin diperkuat melalui
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan berbagai koordinasi kebijakan, penyusunan, dan evaluasi
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui berbagai bentuk program kelembagaan dan tata laksana; perumusan dan
bimbingan teknis dan kegiatan sertifikasi usaha pariwisata koordinasi pelaksanaan kebijakan e-government; koordinasi
yang akan didorong secara lebih intensif kedepannya. kebijakan, penyusunan, evaluasi program dan pembinaan
integritas sumber daya manusia aparatur; koordinasi
3) Tanggung Jawab Lingkungan yang Semakin kebijakan, penyusunan dan evaluasi program pelayanan
Tinggi publik.
Era Pariwisata hijau (green tourism) dan pariwisata yang 2) SDM Kepariwisataan
berkelanjutan (sustainable tourism), telah menumbuhkan
kesadaran yang luas dari berbagai pihak dan pemangku Peningkatan produk pariwisata dalam rangka
kepentingan untuk dapat mengelola dan memberikan memenangkan persaingan global, harus diimbangi oleh
perhatian pada aspek-aspek kelestarian lingkungan, melalui ketersediaan SDM yang kompeten, yang tidak hanya berada
pengembangan paket-paket wisata yang mengandung pada tataran operasional atau tenaga teknis saja tetapi
unsur edukasi lingkungan (eco-tourism) maupun penerapan juga pada tataran akademisi, teknokrat, dan profesional.
BAB I PENDAHULUAN 27
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Pengembangan SDM Kepariwisataan dapat dilakukan percepatan peningkatan kunjungan wisatawan, untuk
dengan pendekatan pendidikan formal dan pelatihan, baik meningkatkan penerimaan devisa maupun kontribusi
bagi Aparatur, Pengusaha Industri Pariwisata, Karyawan ekonomi bagi daerah guna mendorong usaha-usaha
pada Industri Pariwisata maupun Masyarakat yang berada pemberdayaan masyarakat.
di kawasan pariwisata.
Upaya mendukung akselerasi pembangunan
Penambahan jumlah lembaga pendidikan tinggi kepariwisataan dan koordinasi yang intensif lintas pelaku
kepariwisataan sebagai Unit Pelaksana Teknis yang berada (sektoral dan regional) tersebut telah memiliki sejumlah
di bawah Kemenparekraf/Baparekraf diharapkan akan payung hukum, antara lain melalui PP Nomor 50 Tahun 2011
mampu menjawab kebutuhan SDM yang kompeten di setiap tentang Rencana Induk Pariwisata Nasional dan Perpres
tataran dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan dari Nomor 64 Tahun 2014 tentang Koordinasi Strategis Lintas
SDM Kepariwisataan. Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan. Dengan payung
hukum tersebut maka Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Selain itu, pelaksanaan pelatihan, penyiapan piranti
Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat
pelaksanaan sertifikasi kompetensi, pembekalan, workshop,
memanfaatkan akses koordinasi yang lebih efektif dalam
sosialisasi, beserta penyiapan kurikulum dan modul
mendukung percepatan pembangunan kepariwisataan.
pelatihan merupakan bagian dari kegiatan pengembangan
SDM kepariwisataan. Pengembangan SDM berbasis 4) Bonus Demografi Indonesia
kompetensi dilakukan agar dapat memberikan hasil sesuai
dengan tujuan dan sasaran organisasi dengan standar Indonesia sedang mendapatkan bonus demografi, yaitu
kinerja yang telah ditetapkan. Kebutuhan akan SDM kondisi pertumbuhan penduduk terutama penduduk usia
pariwisata yang kompeten dapat dilakukan melalui jalur produktif (15-64 tahun). Ini merupakan suatu kesempatan
formal dan jalur informal. karena bonus demografi adalah sumber pertumbuhan
ekonomi akibat adanya konsumsi yang tinggi, peningkatan
Dalam rangka menyiapkan SDM yang kompeten tersebut, investasi dan produktivitas serta penurunan angka
telah disiapkan sertifikasi kompetensi SDM bidang ketergantungan. Bonus demografi selain sebagai potensi
pariwisata. Sertifikasi kompetensi merupakan sebuah pertumbuhan ekonomi juga bisa menjadi bencana demografi
kebutuhan SDM pada saat ini, hal ini karena sertifikasi jika tanpa kualitas sumber daya manusia yang baik.
kompetensi merupakan bukti nyata bahwa SDM tersebut
telah memiliki kompetensi dalam suatu bidang. Data Badan Pusat Statistik memroyeksikan bahwa pada
tahun 2019, kelompok usia produktif akan mencapai besaran
Hal tersebut juga berlaku untuk SDM bidang pariwisata, 67 persen dari total populasi penduduk dan sebanyak 45
dimana kita akan dihadapkan pada sebuah kompetisi persen dari 67 persen tersebut berusia antara 15–34 tahun.
besar pergerakan arus barang dan jasa di dunia yang Namun, setelah 2030, angka ketergantungan mulai
m e n g h a r u s k a n Ke m e n p a re k ra f/ B a p a re k ra f u n t u k mengalami peningkatan karena jumlah penduduk usia tua
mempersiapkan SDM yang kompeten di bidang pariwisata (65 tahun ke atas) meningkat. Hingga pada 2045, Indonesia
dengan melakukan program pelaksanaan sertifikasi SDM sudah menjadi aging society dengan perkiraan penduduk
pelaku pariwisata; Penyusunan SKKNI bidang pariwisata; tua mencapai 12,45 persen dari total penduduk.
serta penyiapan assessor.
Perubahan struktur penduduk merupakan peluang untuk
3) Pariwisata sebagai kegiatan multisektor, memanfaatkan produktivitas penduduk usia produktif agar
borderless dan regulasi yang mendukung mendorong pertumbuhan ekonomi negara, salah satunya
melalui pariwisata. Adanya bonus demografi merupakan
Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang
potensi bagi industri pariwisata dengan ketersediaan SDM
bersifat multisektor dan borderless (tidak mengenal
yang dapat diserap menjadi tenaga kerja pariwisata. Tidak
batasan administratif), oleh karenanya pengembangan
hanya secara kuantitas, namun kualitas SDM sendiri perlu
pariwisata memerlukan koordinasi dan integrasi kebijakan
diperhatikan karena jika bonus demografi tidak diimbangi
secara intensif untuk mendukung pencapaian visi dan misi
dengan pengembangan kualitas SDM akan menjadi
pembangunan kepariwisataan sebagai sektor andalan
bencana demografi.
pembangunan nasional, baik dalam rangka mendorong
28 PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
BAB I PENDAHULUAN 29
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Perubahan iklim ini berdampak kepada berbagai bencana tingkat kerawanan yang cukup tinggi terhadap bencana,
alam yang terjadi di berbagai wilayah, seperti banjir, terutama pada daerah sepanjang ring of fire dari Sumatera–
kebakaran hutan, kemarau panjang, gempa bumi, gunung Jawa–Bali–Nusa Tenggara–Banda–Maluku.
meletus, dan sebagainya. Isu perubahan iklim ini juga
Hal tersebut menunjukkan bahwa banyak kota-kota pantai
berdampak kepada pemilihan destinasi wisata oleh
dan sebagian wilayah pesisir Indonesia, yaitu pesisir barat
wisatawan dunia. Wisatawan menjadi lebih berhati-hati
Sumatera, pesisir selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
dalam menentukan tujuan wisata ke daerah yang sering
terletak pada kawasan yang rawan bencana, terutama
terkena bencana alam.
bencana gempa bumi dan tsunami.
Selain perubahan iklim, letak geografis Indonesia yang
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis
berada di antara lempeng benua dan lempeng samudera,
tren kejadian bencana dalam 10 tahun terakhir yang dapat
yaitu lempeng Indo-Australia di sebelah selatan, lempeng
dilihat pada Gambar 1.2.
Eurasia di utara dan lempeng Pasifik di sebelah timur, telah
membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan
3k
Kejadian
2k
1k
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Gempa Bumi Tsunami Kebakaran Hutan & Lahan Letusan Gunung Api
30 PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Dari Gambar 1.2 di samping terlihat bahwa bencana banjir, 3) Kesiapan Masyarakat di Sekitar Destinasi
tanah longsor, puting beliung dan letusan gunung berapi Pariwisata yang Belum Optimal
menjadi bencana yang paling sering terjadi dalam 10 tahun
Banyak daerah yang sudah dikenal wisatawan dan menjadi
terakhir. Bencana menyebabkan lumpuhnya berbagai
destinasi wisata Indonesia, namun tidak diimbangi oleh
aktivitas di sekitar wilayah berdampak bencana, termasuk
kesiapan masyarakat sekitar. Hal ini akan berakibat pada
aktivitas pariwisata seperti penutupan destinasi wisata
kurang terawatnya destinasi wisata, kurang profesionalnya
serta menimbulkan kekhawatiran bagi wisman untuk
pengelolaan destinasi wisata, serta eksploitasi berlebihan
menentukan tujuan. Sebagai contoh pada tahun 2014
dari destinasi wisata. Untuk mencegah timbulnya masalah
dimana terjadi erupsi Gunung Kelud yang berdampak pada
tersebut, diperlukan pemberdayaan masyarakat di daerah
lumpuhnya aktivitas 7 (tujuh) bandara utama di Pulau Jawa
destinasi wisata Indonesia. Pemberdayaan tersebut dapat
selama beberapa hari, sehingga pergerakan wisatawan dari
dilakukan dengan menanamkan nilai dan pemahaman akan
dan menuju destinasi menjadi tertunda.
tujuan pariwisata Indonesia dan memberikan pendidikan dan
Daya tarik wisata di Indonesia tidak luput dari kerusakan pelatihan keterampilan. Hal ini dilakukan agar masyarakat
yang diakibatkan oleh perubahan iklim dan bencana alam. dapat mengembangkan sendiri daerahnya sebagai daerah
Hal ini juga akan membuat citra Indonesia di mata wisatawan destinasi wisata Indonesia secara bertanggung jawab, serta
internasional menjadi kurang baik, serta diperlukan turut memajukan pariwisata Indonesia.
sumber daya lebih untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
4) Kemudahan Investasi yang Masih Belum Optimal
I n d o n e s i a s e b a g a i n e g a ra t u j u a n i n v e s t a s i ya n g
M a ka d a r i i t u , d i p e r l u ka n l a n g ka h - l a n g ka h u nt u k
prospektif merupakan nilai tambah penting yang akan
mengantisipasi hal ini, seperti kesadaran masyarakat
dapat meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia.
terhadap lingkungan, pemberian sanksi bagi perusahaan
Namun demikian, potensi tersebut menjadi tidak memiliki
termasuk penyelenggara pariwisata yang merusak
arti manakala berbagai hambatan iklim usaha masih terjadi.
l i n g ku n g a n , m e ny u s u n st rat e g i t a n g g a p b e n c a n a
Keruwetan birokrasi dan proses yang berbelit yang masih
lingkungan pada berbagai objek wisata dan pembangunan
terjadi di sejumlah daerah menjadi catatan tersendiri yang
citra tanggap bencana (crisis management).
membuat para investor masih enggan untuk melakukan
2) Ketersediaan Konektivitas dan Infrastruktur investasi. Hal ini perlu ditangani dengan berbagai langkah
yang Belum Optimal misalnya dengan membuat kebijakan yang mempermudah
proses investasi dengan tetap memperhatikan daerah
Ketidaknyamanan wisatawan dalam berwisata dan kesulitan destinasi disertai pengawasan kepada proses tersebut.
dalam mencapai lokasi destinasi wisata merupakan masalah
akibat tidak tersedianya infrastruktur yang baik. Akibat B. Permasalahan Pengembangan
masalah infrastruktur ini, dapat menimbulkan masalah lain, Pemasaran Pariwisata
seperti: ketidaksiapan sarana dan prasarana destinasi,
Dalam pengembangan pemasaran pariwisata, terdapat
keamanan, kebersihan, ketertiban destinasi, keterbatasan
beberapa permasalahan yang menjadikan promosi
aksesibilitas, dan hambatan konektivitas, yang membuat
pariwisata Indonesia belum optimal yaitu:
jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia belum optimal.
1) Belum Adanya Acuan Riset Pasar yang
Kenyamanan wisatawan dapat terpenuhi dengan adanya
Komprehensif
sarana, prasarana, dan fasilitas umum yang aman, bersih,
dan tertib yang perlu disiapkan oleh setiap pengelola objek Dalam menetapkan target pasar wisatawan nusantara dan
wisata di daerah destinasi wisata sehingga Citra destinasi mancanegara masih belum mengacu kepada riset pasar
wisata Indonesia pun akan semakin baik. yang dilakukan secara komprehensif. Hal ini dapat terlihat
dari penetapan fokus pasar yang belum mengacu pada
Akses menuju daya tarik wisata prioritas seperti Danau Toba,
analisis pasar yang dilakukan. Hal ini disebabkan belum
Raja Ampat, Pulau Komodo, dan Morotai masih terbatas,
adanya pembobotan terhadap variabel yang menjadi
sehingga perlu dikembangkan dengan menambahkan
penilaian dalam menentukan fokus pasar baik wisatawan
sarana transportasi yang mudah dijangkau dari daerah asal
mancanegara, maupun wisatawan nusantara.
wisatawan.
BAB I PENDAHULUAN 31
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
32 PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
untuk layak dipromosikan baik secara nasional dan menciptakan produk dan layanan yang berkualitas bagi
internasional, sehingga event-event daerah secara pelan- wisatawan. Sehingga di satu sisi kualitas industri pariwisata
pelan perlu didukung dan didorong agar dapat dikemas belum bisa berkembang optimal, dan di sisi lain nilai manfaat
secara lebih menarik dan mulai dipromosikan secara ekonomi pariwisata juga belum mampu dikembangkan untuk
nasional maupun internasional. Dalam mempromosikan menopang perekonomian daerah setempat.
pariwisata Indonesia, belum semua program dibuat secara
Dalam kerangka membangun struktur dan mata rantai
terpadu sehingga diperlukan keterpaduan program
industri pariwisata yang kokoh dan kondusif, maka
antar pemerintah pusat dan daerah, maupun masyarakat
diperlukan berbagai bentuk koordinasi yang intensif dan
dalam mengemas program yang kreatif dan inovatif, juga
kerja sama/ kemitraan yang baik antar pelaku industri
keterpaduan media promosi agar gaung promosinya makin
pariwisata dalam berbagai wadah organisasi yang telah
meluas dengan memanfaatkan komunitas-komunitas untuk
dibentuk (GIPI, ASITA, PHRI, HPI, dan sebagainya).
promosi serta sinergitas program/kegiatan yang sifatnya
nasional maupun internasional dengan promosi pariwisata Penguatan struktur industri pariwisata akan semakin cepat
bersama secara co-marketing. dilaksanakan dengan implementasi peran dan tugas GIPI
dalam menyusun kode etik usaha pariwisata Indonesia,
5) Daya Saing Pariwisata Indonesia Masih Belum Kuat
menyalurkan aspirasi serta memelihara kerukunan dan
Berdasarkan hasil TTCI 2019 Indonesia, indikator safety kepentingan anggota dalam pengembangan industri
and security berada pada #80, health and hygiene #102, pariwisata, meningkatkan kerja sama antara pengusaha
Environmental Sustainability #135, dan tourist service pariwisata Indonesia dan pengusaha luar negeri dalam
infrastructure #98 dari 140 negara. Dari sekian banyak pembangunan kepariwisataan, mencegah persaingan
tantangan yang harus ditangani adalah terkait indikator usaha pariwisata yang tidak sehat, serta penyebarluasan
safety, dimana Indonesia sering mendapat Travel Advisory kebijakan pemerintah di bidang pariwisata.
dari negara negara pasar yang mengakibatkan usaha untuk
Penguatan struktur Industri pariwisata juga dilaksanakan
melakukan promosi menjadi tidak efektif.
melalui peningkatan sinergi dan keadilan distribusi antar
C. Permasalahan Pengembangan Industri mata rantai pembentuk industri pariwisata, sehingga dapat
Pariwisata terwujud persaingan usaha pariwisata yang sehat pada
segala level.
BAB I PENDAHULUAN 33
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
2) Daya Saing Produk Wisata yang Belum Optimal 3) Kesenjangan Antara Tingkat Harga dengan
Pengalaman Wisata
Peningkatan daya saing produk wisata, yang mencakup
daya tarik wisata, fasilitas pariwisata dan aksesibilitas, Kesesuaian tingkat harga dengan kualitas pengalaman
berpotensi untuk meningkatkan daya saing usaha dan (Value for money) yang diperoleh wisatawan di sejumlah
Industri pariwisata Indonesia. Sementara kondisi saat ini destinasi pariwisata seringkali masih menunjukkan adanya
ketiga komponen tersebut masih dianggap kurang kecuali kesenjangan, yang mengakibatkan keluhan wisatawan.
daya saing sumber daya budaya dan alam Indonesia yang Dalam konteks kredibilitas bisnis, kondisi tersebut akan
sangat beragam, unik dan menarik. menjadi promosi negatif yangberdampak pada penurunan
daya saing produk wisata yang kita miliki sehingga
Daya saing fasilitas pariwisata Indonesia relatif masih tidak mampu bersaing dengan produk sejenis yang
kurang jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dikembangkan oleh kompetitor.
seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Daya saing usaha
pariwisata Indonesia masih di bawah ketiga negara tersebut, Disisi lain ketidaksesuaikan antara fitur yang dipromosikan
di atas Philipina dan Brunei Darussalam namun bersaing dengan realitas yang dijumpai wisatawan/konsumen juga
dengan Vietnam. Keterbatasan jumlah dan ruang lingkup masih sering terjadi di lapangan. Dalam berbagai kasus dan
Lembaga Standar Usaha bidang pariwisata merupakan tempat seringkali masih terjadi ketidaksesuaian antara apa
salah satu kendala dalam upaya peningkatan standar usaha yang dipromosikan dengan apa yang didapat dilapangan.
pariwisata di Indonesia. Promosi semacam ini dapat dianggap sebagai promosi yang
tidak bertanggung jawab, yang membuat kredibilitas produk
menjadi diragukan.
34 PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
pariwisata juga memiliki kemampuan, kapasitas dan akses pemerintah daerah diberi kesempatan untuk melakukan
untuk dapat mengembangkan usaha dan memperolah perubahan kebijakan dan sistem pengelolaan keuangan
manfaat ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat setempat. daerah. Namun, paradigma tersebut belum menjadi
persepsi nasional yang merata di segala tingkatan dan tidak
5) Pengembangan Tanggung Jawab Lingkungan tersedianya tata ruang secara nasional dan holistik yang
Oleh Kalangan Usaha Pariwisata Masih Belum digunakan sebagai dasar bagi pengembangan sumber-
Optimal sumber ekonomi, khususnya bagi sektor pariwisata yang
Pengembangan tanggung jawab lingkungan usaha berdampak langsung bagi pembangunan ekonomi daerah.
pariwisata, baik lingkungan sosial, alam maupun budaya Pariwisata masih dianggap sebagai sektor pilihan, dan
agar tetap berkelanjutan berpotensi untuk mengembangkan belum dianggap sebagai sektor strategis yang memberikan
jejaring usaha pariwisata berkelanjutan yang dapat kontribusi berarti bagi pembangunan daerah maupun
meningkatkan daya saing usaha pariwisata Indonesia. bagi kesejahteraan masyarakat, sehingga penguatan
Permasalahannya adalah masih kecilnya jumlah usaha organisasi yang membidangi pembangunan kepariwisataan
pariwisata yang memiliki komitmen terhadap tanggung belum merata di berbagai daerah. Sebagai akibatnya
jawab lingkungan dan menerapkan prinsip-prinsip koordinasi lintas daerah dalam penanganan terpadu
berwawasan lingkungan walaupun permintaan pasar aset kepariwisataan yang bersifat lintas wilayah-pun
s e mak i n kuat , ku ra ng nya i ns e nt i f te r ha d a p us a ha seringkali mengalami kendala dan hambatan. Di sisi lain,
pariwisata yang menerapkan prinsip-prinsip pembangunan lemahnya pemahaman tentang kepariwisataan, seringkali
kepariwisataan berkelanjutan, kurangnya alokasi program memposisikan kepariwisataan sebagai sektor pelengkap
corporate social responsibility (CSR) usaha pariwisata dan yang tidak memiliki posisi strategis dalam struktur organisasi
usaha non pariwisata untuk pengembangan pariwisata pembangunan di daerah.
berbasis pemberdayaan masyarakat lokal. 2) SDM Pariwisata dan Pengembangan
D. Permasalahan Pengembangan Pendidikan Tinggi Pariwisata yang Masih Terbatas
Kelembagaan Kepariwisataan Peningkatan daya saing produk pariwisata Indonesia agar
memiliki keunggulan banding dan keunggulan saing secara
regional dan global harus diimbangi oleh ketersediaan SDM
yang kompeten, yang tidak hanya berada pada tataran
operasional atau tenaga teknis saja tetapi juga pada tataran
akademisi, teknokrat, dan profesional.
1) Belum Meratanya Penguatan Organisasi yang Dengan akan diberlakukannya kesepakatan Masyarakat
Membidangi Kepariwisataan di Daerah Ekonomi ASEAN (MEA), maka tuntutan SDM yang kompeten
dan mampu bersaing dengan SDM dari luar negeri akan
Melalui desentralisasi, Pemerintah Daerah dituntut semakin dipersyaratkan. Saat ini, adanya bonus demografi
untuk mengelola keuangan daerah secara akuntabel yang menyediakan SDM secara kuantitas, perlu diimbangi
dan transparan. Dengan kebijakan normatif yang ada, dengan kualitas yang maksimal agar tidak berbalik menjadi
bencana demografi.
BAB I PENDAHULUAN 35
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
36 PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
ekonomi kreatif masih terbatas, dari segi aspek pemasaran dan ketersediaan akses internet berkecepatan tinggi
nasional dan internasional maupun pengembangan trend dengan persebaran yang merata hingga ke pelosok daerah,
produk kreatif. e-commerce dan payment gateway.
2) Pengetahuan dan keterampilan pelaku ekonomi 5) Produk ekonomi kreatif belum dikenal luas dan
kreatif perlu ditingkatkan dikonsumsi baik konsumen dalam negeri maupun
luar negeri
Pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia terkendala
oleh terbatasnya kualitas pelaku kreatif baik menurut Pengembangan ekonomi kreatif masih menghadapi sulitnya
keahlian bidang maupun kemampuan untuk menjalankan akses pasar produk kreatif. Hal ini disebabkan belum
dan mengelola usaha. terbangunnya rantai distribusi produk kreatif Indonesia ke
pasar dunia. Saat ini data pasar produk kreatif domestik
3) Akses pelaku ekonomi kreatif terhadap sumber maupun internasional belum terhimpun secara lengkap,
pendanaan dan pembiayaan belum meluas akurat dan terkini.
Pengembangan potensi ekonomi kreatif yang begitu besar 6) Skema insentif bagi pengembangan ekonomi
memerlukan dukungan permodalan yang tidak sedikit. kreatif berbasis kekayaan intelektual belum
Sebanyak 92.37% pelaku usaha ekonomi kreatif di Indonesia terbangun
masih menggunakan dana sendiri untuk modal usahanya.
Permasalahan yang dihadapi terkait kuantitas dan kualitas Peran inovasi dan kekayaan intelektual sangat penting bagi
lembaga pembiayaan, alternatif pembiayaan bagi industri suatu usaha ekonomi kreatif yang berbasis intelektualitas.
kreatif, dan matchmaking pembiayaan bagi industri kreatif. Perlunya model permodalan/pembiayaan usaha ekonomi
Kuantitas lembaga pembiayaan yang dimaksudkan adalah kreatif yang sesuai dengan karakteristik usaha ekonomi
lembaga pembiayaan yang dapat memberikan pembiayaan kreatif yang berbasis intelektualitas. Secara internasional
bagi pelaku kreatif dengan pendekatan nonkonvensional. KI/HKI diakui sebagai aset yang bisa dijaminkan untuk
mendapat pembiayaan. Sistem pembiayaan kekayaan
Sektor ekonomi kreatif belum banyak menarik investor untuk i nt e l e kt u a l d i h a ra p ka n a ka n s e m a k i n m e n d u ku n g
menanamkan modalnya. Sampai saat ini sektor tersebut pertumbuhan bisnis berbasis inovasi, khususnya bisnis
masih dianggap belum memiliki daya tarik yang kuat untuk rintisan kreatif.
berinvestasi. Prospek bisnis di sektor ekonomi kreatif masih
rendah dan dinilai masih berisiko tinggi sehingga sulit untuk 7) Pelaku ekonomi kreatif yang memiliki Hak
mendapatkan pembiayaan perbankan. Kepada Kekayaan Intelektual atas karyanya masih
terbatas
4) Infrastruktur baik fisik maupun TIK yang
dibutuhkan oleh pelaku ekonomi kreatif masih Pada dasarnya asset utama dalam ekonomi kreatif adalah
terbatas kekayaan intelektual yang dimiliki pelaku ekonomi kreatif.
Namun, demikian tidak semua pelaku ekonomi kreatif
Ketersediaan infrastruktur dan teknologi merupakan menyadari pentingnya melindungi produk kreasinya melalui
persyaratan utama untuk meningkatkan daya saing industri kekayaan intelektual. Akibatnya, pelaku ekonomi kreatif
kreatif Indonesia. Namun demikian kondisi infrastruktur seringkali tidak menyadari ketika pelanggaran hak kekayaan
bagi ekonomi kreatif masih belum memadai. Hal tersebut intelektual miliknya Sebanyak 88.95% pelaku kreatif belum
mengakibatkan kreativitas pelaku kreatif akan sulit memiliki HKI.
berkembang dan berdampak terhadap melambatnya
pertumbuhan serta menurunnya kontribusi ekonomi kreatif Sebagian besar yang memiliki HKI adalah pelaku ekraf
terhadap nasional. Terbatasnya jumlah layar bioskop, pusat subsektor film, animasi dan video mencapai 21,08%.
pelatihan, laboratorium riset, inkubator bisnis, kurangnya Subsektor lain, yaitu kuliner sebanyak 19,75%; televisi dan
fasilitas sarana dan prasarana kreasi (creative center), pasar radio 16,59%; penerbitan 15,86%; fesyen ada 14,14%; desain
dan galeri seni, tempat pertunjukan yang permanen dan produk 11,56%; desain komunikasi visual 7,25%; musik
berstandar internasional, kota kreatif, techno park, belum 6,88%; kriya 6,69%; desain interior 5,45%; serta arsitektur
adanya sistem pengarsipan karya-karya kreatif Indonesia 3,64%.
sebagai sumber inspirasi penciptaan karya baru ke depan,
BAB I PENDAHULUAN 37
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Analisis daya saing dilakukan kepada negara-negara yang Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI)
menjadi kompetitor atau pesaing dalam penyelenggaraan
Hasil evaluasi Travel and Tourism Competitiveness Index
pariwisata Indonesia. Kompetitor yang dimaksud adalah
(TTCI) dari World Economic Forum (WEF) dipergunakan
negara-negara yang secara geografis terletak berdekatan
untuk analisis daya saing yang pertama ini, memiliki indeks
dengan Indonesia, serta menyelenggarakan industri
yang mengukur faktor-faktor kebijakan suatu negara,
pariwisata, yaitu negara-negara ASEAN. Untuk melakukan
yang memungkinkan adanya pengembangan sektor
analisis, diperlukan tolok ukur yang valid, kredibel, serta
pariwisata yang berkelanjutan, dan berkontribusi terhadap
representatif.
pengembangan dan daya saing pariwisata suatu negara.
Analisis pertama dilaksanakan dengan membandingkan TTCI mendasarkan penilaiannya pada 4 (empat) subindeks
hasil evaluasi penyelenggaraan pariwisata setiap negara yang membentuk nilai TTCI. Subindeks yang pertama
kompetitor pada Travel and Tourism Competitiveness Index adalah enabling environment, subindeks kedua yaitu travel
(TTCI), yang penilaiannya dilakukan oleh World Economic and tourism policy and enabling conditions, subindeks ketiga
Forum (WEF)berdasarkan data-data yang diantaranya yaitu infrastructure, dan subindeks keempat yaitu natural
berasal dari United Nation – World Tourism Organization and cultural resources. Setiap subindeks memiliki pilar-pilar
(UNWTO), dan World Travel and Tourism Council (WTTC). yang setiap pilarnya terbentuk dari beberapa subpilar. Hasil
Sedangkan analisis yang kedua adalah analisis kompetitor penilaian dari semua subpilar dan pilar tersebut menjadi
untuk membantu memetakan posisi penyelenggaraan pembentuk penilaian subindeks yang terakumulasi menjadi
pariwisata di Indonesia dibandingkan dengan negara- nilai TTCI. Secara detil komponen-komponen pembentuk
negara lain di ASEAN saat ini. TTCI dapat dilihat pada Gambar 1.3.
38 PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
ICT Readiness
Berdasarkan Gambar 1.3, subindeks pertama yaitu enabling Selain Indonesia, TTCI juga melakukan penilaian terhadap
environment dibentuk dari 5 (lima) pilar, subindeks kedua negara-negara lain, termasuk negara-negara kompetitor
yaitu travel and tourism (T&T) policy and enabling conditions Indonesia dalam sektor pariwisata di ASEAN, yang meliputi
dibentuk dari 4 (empat) pilar, subindeks ketiga yaitu Singapura, Thailand, Malaysia, Vietnam, The Philippines,
infrastructure dibentuk dari 3 (tiga) pilar, dan subindeks dan Brunei Darussalam. Perbandingan performa sektor
keempat yaitu natural and cultural resources dibentuk oleh pariwisata ketujuh negara dalam ASEAN berdasarkan
2 (dua) pilar. Indonesia menjadi salah satu negara yang penilaian TTCI dapat dilihat pada Tabel 1.3.
penyelenggaraan sektor pariwisatanya diukur melalui TTCI.
BAB I PENDAHULUAN 39
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
1 Singapore 11 (dari 141) 13 (dari 136) 17 (dari 140) 4,9 4,9 4,8
2 Malaysia 25 26 29 4,4 4,5 4,5
3 Thailand 35 34 31 4,3 4,4 4,5
4 Indonesia 50 42 40 4,0 4,2 4,3
5 Vietnam 75 67 72 3,6 3,8 3,9
Brunei
6 n/a n/a 72 n/a n/a 3,8
Darussalam
Secara lebih detil, walaupun Indonesia mengalami peningkatan peringkat TTCI secara keseluruhan, namun beberapa
subindeks mengisyaratkan perlunya perhatian serta perbaikan, karena mengalami penurunan maupun stagnasi penilaian pada
penilaian periode tahun 2019 terhadap penilaian periode 2017, seperti dapat dilihat pada Gambar 1.4.
2017
Natural Resources 2015
Environment Sustainbility
Price Competitiveness
Business Environment
ICT Readiness
International Openness
Berdasarkan Gambar 1.4, pada penilaian TTCI tahun 2019, Indonesia mengalami penurunan nilai pada dua subindeks, yaitu
subindeks natural resources, dan subindeks cultural resources and business travel.
40 PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Arah pengembangan kepariwisataan nasional saat ini Sistematisasi kualitas melibatkan tiga tingkatan yang
diarahkan menuju Quality Tourism Experience. Menurut berbeda: (a) Organisasional; (b) Operasional; dan (c)
UNWTO dalam Practical Guidelines for Integrated Quality Perseptual. Dalam pariwisata, kualitas harus melibatkan
Management in Tourism Destination bahwa “quality of komitmen aktif dari sumber daya manusianya. Dalam hal
a tourism destination as “the result of a process which destinasi Pariwisata, kualitas juga membutuhkan nilai
implies the satisfaction of all tourism product and service keramah-tamahan dan hospitality dari penduduk lokal.
needs, requirements and expectations of the consumer at
an acceptable price, in conformity with mutually accepted 2. Management model. Sebagai sebuah Management
c o nt r act u a l c o n d i t i o n s a n d t h e i m p l i c i t u n d e r l y i n g model kualitas terletak pada framework baru dari
factors such as safety and security, hygiene, accessibility, hubungan kerja dan kompetensi. Ini berarti beralih dari
communication, infrastructure and public amenities and struktur piramida ke organisasi yang flat dan berorientasi
services. It also involves aspects of ethics, transparency and pada proses. Dalam hal destinasi berkualitas, diperlukan
respect towards the human, natural and cultural environment”. komitmen yang solid dari publik-privat dan antar institusi.
Aspects of quality also relate to ethics, transparency and 3. Powerfull Marketing Tool. Sebagai Powerfull Marketing
respect for the human, natural and cultural environment. Tool kualitas menempatkan pelanggan sebagai pusat
Lebih lanjut, UNWTO menyatakan bahwa Quality mewakili aktivitas, yang artinya mengetahui dan memperhatikan
tiga hal sekaligus: kebutuhan pelanggan yang juga merupakan tujuan
pemasaran.
1. P r o f e s s i o n a l s To o l s . S e b a g a i P r o f e s s i o n a l s
To o l s , ku a l i t a s d i c a p a i d e n g a n m e n g et a h u i d a n UNWTO menyimpulkan beberapa hal terkait pengertian
mengendalikan secara umum, serta proses khusus dari Quality: (1) Quality tidak akan ada tanpa partisipasi aktif
untuk memberikan layanan yang menguntungkan. dan harmonis dari semua faktor yang berkontribusi untuk
pengalaman wisata;
BAB I PENDAHULUAN 41
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
(2) Quality dihasilkan dari usaha terus-menerus dalam baik dengan menghormati masyarakat dan lingkungan
meminimalisir kekurangan dan kegagalan aktivitas: (3) adalah masalah etis. Disinilah Quality, sustainability, social
Quality juga secara fundamental dan secara langsung responsibility, accessibility menjadi satu. Karena tidak
terkait dengan dimensi personal yang sebagian besar mungkin ada Quality tanpa etika.
tidak berwujud dan dengan demikian bersifat subjektif; (4)
Keberlanjutan (Sustainability) memiliki prinsip yang sama
Quality menjadi tolok ukur dalam pemenuhan kebutuhan
dengan Quality karena pariwisata memerlukan strategi
dasar manusia yang ditentukan oleh batasan sosial dan
jangka panjang dan menggunakan sumber daya terbatas
lingkungan; (5) Quality membutuhkan kriteria umum dan
yang sangat rentan terhadap kerusakan, seperti alam dan
tidak dapat dicabut serta pertemuan antara persyaratan
warisan manusia. Tanpa hal tersebut minat dan motivasi
wajib dan self-regulation; (6) Quality merupakan hasil dari
wisata akan hilang.
usaha kolektif.
Keberlanjutan (Sustainability) baik itu dalam hal sosial,
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Quality harus
kultural, ekonomi, dan lingkungan merupakan komponen
menjadi bagian dari manajemen dan perencanaan, dengan
Quality dalam pariwisata. Tidak mengherankan untuk
tujuan akhir meningkatkan kinerja dan mengadaptasi
melihat dua konsep ini terkait sangat erat terutama
penyediaan produk dan layanan, serta memperkuat
dalam mengelola destinasi pariwisata. Penerapan Quality
variabel-variabel kompetitif bagi destinasi.
Tourism ini akan menjadi acuan dalam pengembangan
Quality merupakan sebuah pilihan etis. Tanggungjawab Kepariwisataan nasional kedepan.
dan perilaku untuk melakukan segala sesuatunya lebih
42 PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Dunia pariwisata saat ini diguncang dengan adanya Jika prediksi UNWTO terjadi, maka kontribusi sektor
pandemi Coronavirus yang menyebabkan penyakit Covid19. pariwisata terhadap PDB akan mengalami penurunan yang
Pandemi ini dimulai pada bulan Desember tahun 2019 cukup signifikan.
di Wuhan, Republik Rakyat China, dimana Coronavirus
Hal ini terjadi karena kedatangan Wisatawan Mancanegara
menyebar dengan cepat dan menyebabkan penyakit
(Wisman) akan menurun secara signifikan dan kembali
Covid19 bagi masyarakat Wuhan. Penyebaran itu berlanjut
meningkat seiring kepercayaan terhadap keamanan
hingga ke seluruh dunia, dimana Pandemi Coronavirus
meningkat, khususnya risiko tertular Covid19.
telah menyebar ke sebagian besar penjuru dunia dan
menyebabkan penyakit Covid19. World Health Organization Investasi sektor pariwisata juga akan mengalami penurunan,
(WHO) mencatat terdapat 4.013.728 kasus Covid19 di 215 seiring tutupnya hotel dan beberapa amenitas lain di
negara dengan angka kematian mencapai 278.993 jiwa destinasi pariwisata. Selain itu, jika pemulihan sektor
(sumber: World Health Organization, 2020, 11 Mei 2020). pariwisata pasca pandemi tidak berhasil dilakukan, maka
tingkat pengangguran akan meningkat.
Penyebaran Covid19 yang begitu masif berdampak
signifikan terhadap pariwisata nasional maupun Namun pandemi ini juga menimbulkan peluang lain bagi
internasional. United Nation World Tourism Organization Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan
( U N W TO ) m e m p e r k i ra ka n a ka n te r j a d i p e n u r u n a n Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Perubahan model bisnis
kedatangan wisatawan internasional sebesar 58% hingga dari traditional tourism management menjadi digital tourism
78% pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019. management akan menjadi peluang dalam mempertahankan
dan memulihkan sektor pariwisata nasional. Selain itu,
UNWTO menyatakan bahwa penurunan kedatangan
sektor ekonomi kreatif berbasis digital juga dapat menjadi
wisatawan internasional ini bermakna hilangnya penerimaan
solusi lain dalam meningkatkan kontribusi pariwisata dan
turis internasional sebesar US$ 910 Miliar hingga US$ 1.2
ekonomi kreatif terhadap PDB.
triliun secara global. Berdasarkan trend kedatangan turis
sebelumnya, maka diperkirakan 5 hingga 7 tahun penurunan Orientasi segmen pasar akan bergeser dari Wisman menjadi
pertumbuhan pariwisata akan terjadi pasca pandemi Wisatawan Nusantara (Wisnus), hingga penerbangan
Covid19 ini. internasional kembali pulih seiring penanganan pandemi
Covid19 yang semakin baik. Untuk itu, diperlukan strategi
Jika dibandingkan penurunan yang terjadi akibat krisis
khusus terintegrasi dalam menghadapi dampak pandemi
ekonomi tahun 2009 yang berdampak terhadap penurunan
Covid19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif
pertumbuhan pariwisata sebesar 4% atau pasca pandemi
nasional. Terutama dalam masa tanggap darurat pada tahun
SARS tahun 2003 yang menurunkan 0,4% pertumbuhan,
2020 dan recovery pada tahun 2021-2022 sesuai kondisi
maka dampak Pandemi Covid19 terhadap dunia pariwisata
global.
cenderung signifikan. (sumber: World Health Organization,
2 02 0) . Wo r l d Tr ave l a n d To u r i s m C o u n c i l ( W T T F )
melaporkan bahwa data hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan sekitar 50 juta orang di sektor pariwisata
kehilangan pekerjaan mereka akibat pandemi Covid19.
BAB I PENDAHULUAN 43
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
BAB II
VISI, MISI, DAN
TUJUAN KEMENTERIAN
PARIWISATA DAN
EKONOMI KREATIF/
BADAN PARIWISATA DAN
EKONOMI KREATIF
JAKARTA
KOTA TUA
NTT
LABUAN BAJO
Visi merupakan kondisi yang diharapkan akan dicapai pada kalimat visi bersifat normatif namun memiliki makna yang
akhir periode perencanaan, yaitu tahun 2024. Visi dapat jelas dan terukur. Visi yang disusun harus realistis dan
ditentukan dalam jangka panjang (25 tahun) maupun jangka memperlihatkan keunggulan organisasi, serta menimbulkan
menengah (5 tahun). Visi hendaknya memiliki sebuah fokus rasa bangga dan menggugah semangat bagi seluruh ASN
masa depan yang jelas dan disepakati bersama. Dalam Kemenparekraf/Baparekraf. Berdasarkan arahan Presiden
perumusannya, penentuan visi sebaiknya tidak terjebak Republik Indonesia, maka Kementerian/Lembaga hanya
pada capaian saat ini, namun kondisi saat ini tersebut perlu memiliki 1 (satu) Visi, yaitu Visi Presiden Republik Indonesia.
menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan visi. Hal ini berarti bahwa Visi Kemenparekraf/Baparekraf harus
Untuk itu, maka perumusan visi harus mengikuti prinsip selaras dengan Visi Presiden Republik Indonesia. Sehingga
visi yang dipertinggi (big hairy audacious goals). Bentuk visi Kemenparekraf/Baparekraf tahun 2020-2024 adalah:
PARIWISATA DAN
EKONOMI KREATIF
INDONESIA
YANG MAJU,
BERDAYA SAING,
BERKELANJUTAN
SERTA
MENGEDEPANKAN
KEARIFAN LOKAL
DALAM MEWUJUDKAN
INDONESIA MAJU YANG
BERDAULAT, MANDIRI
DAN BERKEPRIBADIAN
BERLANDASKAN
GOTONG ROYONG”.
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia yang maju Thailand, Filipina dan Singapura. Sedangkan dalam konteks
bermakna bahwa pengembangan pariwisata dan ekonomi ekonomi kreatif, produk ekonomi kreatif Indonesia harus
kreatif ke depan harus mempertimbangkan perkembangan mampu menembus pasar dunia.
teknologi terkini dalam rangka meningkatkan kualitas
Pa r i w i s a t a d a n E ko n o m i K re a t i f I n d o n e s i a y a n g
produk pariwisata dan ekonomi kreatif yang dihasilkan.
berkelanjutan bermakna pengelolaan pariwisata dan
P e m a n fa a t a n t e k n o l o g i t e r s e b u t t e n t u n y a h a r u s ekonomi kreatif dapat dilakukan secara berkelanjutan,
mempertimbangkan aspek permintaan wisatawan maupun sehingga dapat terus dinikmati hingga generasi berikutnya.
aspek kemampuan industri dalam mengadopsinya. Selain Oleh karena itu, tata kelola pariwisata maupun ekonomi
itu, pengelolaan pariwisata dan ekonomi kreatif juga perlu k re at i f I n d o n e s i a h a r u s m e n d u ku n g p e l a ks a n a a n
menyesuaikan terhadap perkembangan tren pengelolaan Sustainable Development Goals (SDG’s) yang dicanangkan
pariwisata dan ekonomi kreatif di dunia, agar sektor ini tidak oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
tertinggal dibanding dengan negara lain.
Pa r i w i s a t a d a n E ko n o m i K re a t i f I n d o n e s i a y a n g
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia yang berdaya mengedepankan kearifan lokal bermakna bahwa dalam
saing bermakna bahwa produk pariwisata dan ekonomi pengelolaan pariwisata dan ekonomi kreatif, harus fokus
kreatif Indonesia harus dapat menjadi pilihan dibanding dan memprioritaskan kepada kearifan lokal. Mengangkat
dengan produk serupa yang dihasilkan negara lain. Dalam indikasi geografis Indonesia sebagai suatu originalitas dan
konteks pariwisata, Indonesia harus mampu menjadi identitas diri bangsa Indonesia diharapkan dapat menjadi
destinasi wisata pilihan wisatawan dunia dibandingkan daya tarik tersendiri, baik dalam bidang pariwisata maupun
dengan destinasi di beberapa negara tetangga seperti ekonomi kreatif.
Presiden Republik Indonesia memiliki 9 (sembilan) misi yang Oleh karena itu, maka misi Kementerian Pariwisata dan
harus dilakukan dalam pembangunan Indonesia 5 (lima) Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
tahun ke depan, yaitu: adalah memperkokoh struktur ekonomi nasional yang
produktif, mandiri dan berdaya saing melalui optimasi
1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia pengelolaan pariwisata dan ekonomi kreatif.
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya
saing Kemenparekraf/Baparekraf akan turut serta berkontribusi
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan dalam memantapkan Penyelenggaraan Sistem Ekonomi
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan Nasional yang Berlandaskan Pancasila , melalui
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian penyelenggaraan pariwisata dan ekonomi kreatif yang
bangsa efektif dan efisien dengan mengedepankan potensi yang
6. Pe n e g a ka n s i st e m h u ku m ya n g b e b a s ko r u p s i , dimiliki Indonesia.
bermartabat, dan terpercaya
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan Dalam menyambut era industri 4.0, Kemenparekraf/
rasa aman pada seluruh warga Baparekraf akan selalu mendorong pertumbuhan industri
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan pariwisata dan ekonomi kreatif dalam negeri, baik secara
terpercaya kuantitas maupun kualitas industri dalam meningkatkan
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara nilai tambah dan daya saing industri pariwisata dan ekonomi
Kesatuan kreatif.
Dalam konteks pengembangan pariwisata dan ekonomi Misi nomor 2 ini akan menjadi fokus utama pekerjaan
kreatif, Kemenparekraf/Baparekraf berkontribusi secara Kemenparekraf/Baparekraf dalam pembangunan nasional,
langsung terhadap misi nomor 2 yaitu struktur ekonomi khususnya pembangunan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
yang produktif, mandiri dan berdaya saing. selama tahun 2020-2024.
Selain itu, Kemenparekraf/Baparekraf juga berkontribusi Sedangkan misi nomor 8, yaitu Pengelolaan pemerintahan
tidak langsung terhadap misi Presiden RI nomor 1 dan yang bersih, efektif, dan terpercaya melalui pelaksanaan
8. Pada misi nomor 1 yaitu Peningkatan kualitas manusia Reformasi Birokrasi dengan Mengoptimalkan pelaksanaan
Indonesia melalui peningkatan SDM Pariwisata dan 8 (d e l a p a n ) a re a p e r u b a h a n R efo r m a s i B i ro k ra s i
Ekonomi Kreatif dalam mewujudkan SDM yang Unggul dan Kemenparekraf/Baparekraf.
Berdaya Saing.
Sasaran strategis Kemenparekraf/Baparekraf merupakan uraian dari tujuan strategis yang sekaligus merupakan
pemetaan dari strategi Kemenparekraf/Baparekraf dalam melaksanakan Misi nomor 2 untuk mewujudkan Visi Presiden
tahun 2020-2024.
Peta strategi dari Kemenparekraf/Baparekraf tahun 2020-2024 dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini.
Stakeholder
Customer
Internal Process
SS8. Teselenggaranya regulasi SS9. Tersedianya data dan SS10. Meningkatnya kualitas
pariwisata dan ekonomi kreatif informasi hasil kajian sesuai dan kuantitas SDM kepariwisataan
berbasis kajian kebutuhan pariwisata dan dan ekonomi kreatif
ekonomi kreatif
Perspektif kedua yaitu customer merupakan perspektif Capaian sasaran strategis ini diukur melalui 5 (lima) IKSS.
yang menggambarkan output dari Kemenparekraf/
Baparekraf. Dengan output yang dihasilkan tersebut, Perspektif keempat yaitu learn and growth merupakan
diharapkan outcome Kemenparekraf/Baparekraf dapat perspektif yang menggambarkan aset strategis
terwujud. Pada perspektif ini, Kemenparekraf/Baparekraf Kemenparekraf yang digunakan untuk menjalankan proses
memiliki 6 (enam) sasaran strategis yaitu: pada perspektif internal process. Pada perspektif ini,
Kemenparekraf memiliki 1 (satu) sasaran strategis yaitu
“Meningkatnya nilai tambah ekonomi kreatif
nasional”, “Meningkatnya kualitas dan jumlah “Terwujudnya Reformasi Birokrasi Kementerian
wisatawan”, “Meningkatnya daya saing destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata
dan industri pariwisata nasional”, “Tersedianya dan Ekonomi Kreatif menu ju birokrasi yang
produk pariwisata sesuai kebutuhan”, profesional”.
“Bertumbuhnya investasi dan akses pembiayaan Capaian sasaran strategis ini diukur melalui 1 (satu) IKSS.
serta meningkatnya kemampuan industri sektor
BAB III
ARAH KEBIJAKAN,
STRATEGI, KERANGKA
REGULASI, DAN
KERANGKA
KELEMBAGAAN
EAST JAVA
BANYUWANGI
ARAH KEBIJAKAN,
NTT
ALOR
STRATEGI, KERANGKA
REGULASI, DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
B a b i n i m e m b a h a s a r a h ke b i j a k a n d a n s t r a t e g i Fo r m u l a s i a ra h ke b i j a k a n d a n s t ra t e g i j u g a
Ke m e n p a re k ra f/ B a p a re k ra f t a h u n 2 0 2 0 -2 0 24 mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun
yang merupakan penjabaran dari visi dan misi eksternal Kemenparekraf/Baparekraf, sehingga arah
Kemenparekraf/Baparekraf tahun 2020-2024. Arah kebijakan dan strategi Kemenparekraf/Baparekraf yang
pengembangan Kemenparekraf/Baparekraf disusun disusun dapat menjawab kebutuhan pariwisata dan
dengan mempertimbangkan kebijakan pembangunan ekonomi kreatif nasional kedepan.
nasional yang tercantum dalam RPJMN 2020-2024.
Arah pembangunan nasional 5 tahun kedepan dirumuskan Keempat pilar tersebut diterjemahkan ke dalam 7 agenda
dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah pembangunan yang di dalamnya terdapat Program
Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024. Prioritas, Kegiatan Prioritas, dan Proyek Prioritas. RPJMN
tahun 2020-2024 mengusung tema pembangunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri,
(RPJMN) 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tema pembangunan ini sekaligus menjadi Visi Presiden
2005-2025. terpilih dalam pembangunan nasional tahun 2020-2024.
RPJMN 2020-2024 akan mempengaruhi pencapaian target Tema pembangunan ini dilaksanakan melalui 7 agenda
pembangunan dalam RPJPN, dimana pendapatan perkapita pembangunan yang merupakan Prioritas Nasional (PN)
Indonesia akan mencapai tingkat kesejahteraan setara pada RPJMN IV tahun 2020-2024. Ketujuh PN tersebut
dengan negara-negara berpenghasilan menengah atas adalah:
(upper-middle income country/MIC) yang memiliki kondisi 1. P N 1 . M e m p e r k u a t Ke t a h a n a n E ko n o m i u n t u k
infrastruktur, kualitas sumber daya manusia, layanan publik, Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
serta kesejahteraan rakyat yang lebih baik. 2. PN 2. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi
Terdapat 4 (empat) pilar dari RPJMN ke IV tahun 2020- Kesenjangan
2024 yang merupakan amanat RPJPN 2005- 2025 untuk 3. PN 3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang
mencapai tujuan utama dari rencana pembangunan Berkualitas dan Berdaya Saing
nasional periode terakhir. Keempat pilar tersebut adalah: 4. PN 4. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan
5. PN 5. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung
1. Kelembagaan politik dan hukum yang mantap Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar
2. Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat 6. PN 6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan
3. Struktur ekonomi yang semakin maju dan kokoh Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim
4. Terwujudnya keanekaragaman hayati yang terjaga 7. PN7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan
Transformasi Pelayanan Publik
14. Nilai tambah ekonomi kreatif Rp. 1.214 triliun Rp.1.846 triliun
3 Peningkatan ekspor bernilai 10. Nilai devisa pariwisata (8.9.1(c)) USD 21 Milyar USD 32 Milyar
tambah tinggi dan penguatan
Tingkat Komponen Dalam 11. Jumlah wisatawan 18 juta orang 24 juta orang
Negeri (TKDN) mancanegara (8.9.1(a))
13. Nilai ekspor ekonomi kreatif USD 21,5-22,3 miliar USD 24,5 miliar
Arah kebijakan dan strategi Kemenparekraf/Baparekraf diterjemahkan kedalam Rencana Kerja (Renja), Rencana
menggambarkan spirit dan upaya yang dilakukan untuk Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) maupun
mengubah kondisi saat ini menjadi kondisi yang diinginkan. Perjanjian Kinerja (PK) yang ditandatangani seluruh
Dalam formulasi strategi, sangat ditentukan oleh komitmen pimpinan hingga staf Kemenparekraf/Baparekraf. Kerangka
pimpinan organisasi dalam hal ini Menteri dan seluruh strategis yang menjadi strategic direction Kemenparekraf/
pejabat tinggi negara. Komitmen tersebut dituangkan Baparekraf tahun 2020-2024 dapat dilihat pada Gambar
dalam dokumen Renstra Kemenparekraf/Baparekraf yang 3.1 berikut ini.
KONTRIBUSI
PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
TERHADAP KETAHANAN EKONOMI NASIONAL
Isu pertama adalah terkait perlindungan terhadap Pengembangan dan pengelolaan destinasi dilakukan
hasil kreativitas dan kekayaan intelektual di Indonesia. secara komprehensif, terintegrasi dan berkelanjutan
Pemerintah perlu turun tangan untuk memastikan jaminan yang dilakukan berdasarkan prioritas sesuai permintaan
perlindungan hukum atas hasil kreativitas dan kekayaan pasar. Terlebih lagi dengan kondisi New Normal setelah
intelektual masyarakatnya sehingga menjadi pemicu Pandemi Covid-19, diperlukan kesiapan Destinasi untuk
untuk menumbuhkembangkan kreativitas. Selain itu, perlu memperhatikan aspek kebersihan, keselamatan, dan
dilakukan juga upaya dalam mendorong munculnya kreasi keamanan, serta implementasi protokol kesehatan.
masyarakat dalam menciptakan nilai tambah ekonomi Selain itu Visitor Management juga memainkan peranan
kreatif berbasis budaya dan IPTEK. penting dalam upaya pengelolaan destinasi pasca
Covid19.
Kelima pilar ini perlu dilaksanakan secara komprehensif dan
berkesinambungan dalam mewujudkan tujuan pariwisata 3. Strategi 3: Diversifikasi produk pariwisata yang
dan ekonomi kreatif nasional. Namun kelima pilar ini perlu bernilai tambah tinggi
ditopang oleh pondasi yang kuat, agar bisa berdiri dan
Strategi ini menitikberatkan pada pengembangan produk
terlaksana sesuai rencana. Pondasi tersebut adalah aspek
pariwisata yang mempunyai nilai tambah tinggi serta
manajerial dalam organisasi yang menjadi aset strategis
unik, sehingga menarik minat wisatawan. Selain itu,
Kemenparekraf/Baparekraf, yaitu:
pengembangan produk wisata tersebut harus mendukung
• Riset dan inovasi pariwisata dan ekonomi kreatif pelestarian lingkungan, pelestarian budaya , s erta
• Regulasi yang mendukung pembangunan pariwisata dan melibatkan masyarakat lokal.
ekonomi kreatif nasional
• Adopsi teknologi informasi dan komunikasi secara tepat 3.2.2 Arah Kebijakan 2: Pemasaran
guna pariwisata dan ekonomi kreatif
• Reformasi Birokrasi Kemenparekraf/Baparekraf berbasis kemitraan strategis (strategic
partnership)
3.2.1 Arah Kebijakan 1: Strategi yang dilakukan terkait arah kebijakan ini adalah:
Pengembangan destinasi pariwisata
dan produk ekonomi kreatif bernilai 1. Strategi 4: Pemasaran Pariwisata dan ekonomi
tambah dan berdaya saing kreatif berorientasi hasil dengan fokus pasar
potensial
Strategi yang dilakukan terkait arah kebijakan ini adalah:
Strategi pemasaran pariwisata yang digunakan adalah
1. Strategi 1: Mengembangkan produk ekonomi menggarap ceruk pasar (niche market) wisatawan
kreatif berbasis kekayaan intelektual pada mancanegara premium, yaitu wisatawan dengan
Kawasan Ekonomi Kreatif dan Klaster pengeluaran yang tinggi selama berada di destinasi
Penguatan Ekonomi Kreatif. wisata. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai
transaksi wisatawan dibanding dengan volume atau
Strategi ini merupakan upaya dalam meningkatkan
jumlah wisatawan yang datang. Strategi ini dilakukan
kualitas produk ekonomi kreatif melalui pengembangan
melalui promosi Meeting, Incentives, Conference and
produk ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual.
Exhibition (MICE) kepada wisatawan di dalam maupun di
Pengembangan produk dilakukan berbasis kekayaan
luar negeri. Selain itu strategi ini juga dilakukan dengan
intelektual pada Kawasan Ekonomi Kreatif maupun
mengembangkan wisata minat khusus yang menarik
Klaster Penguatan Ekonomi Kreatif yang akan dibangun.
wisatawan dengan spending yang besar seperti diving,
2. Strategi 2: Meningkatkan kesiapan destinasi trekking, river cruising dll.
p a r i w i s a ta b e rd a s a r ka n P r i o r i ta s s e c a ra
2. Strategi 5: Perluasan pangsa pasar produk
komprehensif, terintegrasi dan berkelanjutan
ekonomi kreatif
Strategi ini menekankan kepada pengembangan dan
Strategi ini menekankan pada perluasan segmen pasar
pengelolaan destinasi pariwisata nasional dalam menarik
untuk produk-produk ekonomi kreatif.
wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.
Perluasan pasar yang dilakukan tidak hanya pangsa Perubahan perilaku wisatawan terlihat ketika search and
pasar dalam negeri, namun juga pangsa pasar luar share 70% sudah melalui perangkat digital.
negeri. Perluasan pangsa pasar produk ekonomi kreatif
Terutama perilaku generasi Y dan Z yang semakin
diharapkan dapat meningkatkan jangkauan maupun
digital dalam kehidupan sehari-harinya yang dikenal
transaksi produk ekonomi kreatif Indonesia sehingga
dengan always connected travelers yang artinya
mampu berkontribusi lebih dalam mewujudkan pondasi
dimanapun berada dan kapanpun bisa saling terkoneksi
ketahanan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
menggunakan device maupun mobile.
3. Strategi 6: Meningkatkan citra pariwisata
Oleh karenanya, digital marketing akan digunakan dalam
Indonesia berdaya saing
pemasaran pariwisata dengan berkolaborasi dengan
Strategi ini menitikberatkan pada pembangunan citra konten creator dan influencer. Digital marketing akan
(branding) pariwisata nasional meliputi citra bangsa dilaksanakan di paid media, owned media, social media dan
(national branding), citra daerah/wilayah di Indonesia endorser. Selain itu, promosi juga akan dilakukan dengan
(regional branding) maupun citra destinasi pariwisata menggunakan film sebagai media promosi dengan
Indonesia (destination branding). Pengembangan citra bekerjasama dengan para film maker. Promosi pariwisata
dilakukan secara bertahap, mulai dari pengenalan, melalui film dapat memberikan dampak positif bagi
peningkatan awareness hingga citra pariwisata Indonesia destinasi wisata yang dimunculkan dalam film, antara
menjadi top of mind tujuan pariwisata dunia. Tentunya lain adanya peningkatan yang signifikan dalam sektor
tidak semua destinasi membutuhkan branding. Beberapa pariwisata, mulai dari awareness masyarakat terhadap
destinasi yang sudah menjadi branded destination hanya destinasi wisata, peningkatan popularitas, sampai pada
memerlukan pemeliharaan untuk menjaga agar citra peningkatan jumlah pengunjung wisata tersebut.
tersebut tetap baik. Sedangkan beberapa destinasi
yang belum dikenal, khususnya destinasi pariwisata baru, 3.2.3 Arah Kebijakan 3:
memerlukan upaya pencitraan yang lebih komprehensif Pengembangan industri pariwisata dan
sesuai segmen pasar yang ditargetkan. ekonomi kreatif terintegrasi
Dalam rangka memasarkan destinasi (destination Strategi yang dilakukan terkait Pengembangan industri
marketing) dapat melalui penyelenggaraan event (baik pariwisata dan ekonomi kreatif terintegrasi adalah:
event dalam negeri maupun event luar negeri) untuk
1. Strategi 8: Mengembangkan industri pariwisata
membangun pasar dan meningkatkan daya saing suatu
dan ekonomi kreatif (13 bidang usaha
destinasi. Diharapkan citra suatu destinasi akan lebih baik
pariwisata dan 17 sub sektor ekonomi kreatif).
dalam persepsi pengunjung melalui penyelenggaraan
event. St rategi i ni mer upa ka n pengemb a nga n i ndu stri
pariwisata dan ekonomi kreatif. Pertumbuhan pariwisata
Pembangunan citra pariwisata yang dilaksanakan
dan ekonomi kreatif akan sulit terwujud jika industri tidak
Kemenparekraf/Baparekraf merupakan bagian dari
terbangun dan berdaya saing. Pertumbuhan industri
Kampanye Pencitraan Indonesia yang merupakan
pariwisata mencakup 13 bidang usaha pariwisata
suatu upaya membangun gambaran atau citra positif
sedangkan industri ekonomi kreatif mencakup 17 sub
Indonesia terhadap Barang dan/atau Jasa, Pariwisata,
sektor ekonomi kreatif, dimana paradigma pertumbuhan
dan Penanaman Modal di dalam dan di luar negeri melalui
mengacu pada pengembangan industri 4.0 di Indonesia.
single nation branding. Dengan adanya single nation
Termasuk melakukan penyesuaian model bisnis pasca
branding yang kuat diharapkan akan dapat menarik
Covid19.
wisatawan dan investasi asing.
2. Strategi 9: Meningkatkan tata kelola pariwisata
4. Strategi 7: Pemanfaatan teknologi dalam
dan ekonomi kreatif nasional
mendukung pemasaran pariwisata dan ekonomi
kreatif Strategi ini merupakan upaya dalam mewujudkan tata
kelola pariwisata maupun industri ekonomi kreatif sesuai
Ke h a d i r a n t e k n o l o g i b e r p e r a n p e n t i n g d a l a m
kaidah tata kelola organisasi yang baik (good corporate
mempermudah kehidupan masyarakat Indonesia dalam
governance).
berbagai hal, salah satunya sektor pariwisata.
Strategi ini juga mencakup penciptaan ekosistem Strategi ini menekankan pada program sertifikasi SDM
p a r i w i s a t a d a n e ko n o m i k re a t i f a g a r i n t e g ra s i pariwisata dan ekonomi kreatif dalam mewujudkan
pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif dapat SDM yang kompeten dan profesional tersebut. Strategi
terwujud. Pembangunan tata kelola dimulai dengan ini dilakukan melalui kolaborasi dengan instansi terkait
awareness terhadap pentingnya tata kelola hingga sesuai tugas dan kewenangan masing-masing.
memastikan kepatuhan para pelaku pariwisata dan
3. Strategi 13: Melakukan penguatan komunitas
ekonomi kreatif terhadap tata kelola organisasi yang baik
dan kelembagaan pariwisata dan ekonomi
tersebut.
kreatif
3. Strategi 10: Mendorong peningkatan investasi,
Strategi ini fokus kepada penguatan komunitas maupun
pendanaan, dan akses pembiayaan secara
kelembagaan pariwisata dan ekonomi kreatif. Peran
merata di industri pariwisata dan ekonomi
masyarakat sangat penting dalam pembangunan
kreatif
pariwisata dan ekonomi kreatif. Berjalannya komunitas
Dalam pengembangan industri pariwisata dan ekonomi dan kelembagaan masyarakat di bidang pariwisata dan
kreatif, peran investasi, pendanaan maupun akses ekonomi kreatif akan mampu mendorong pertumbuhan
pembiayaan sangat penting khususnya dalam memulai bidang ini secara signifikan, merata dan menyeluruh.
usaha. Strategi ini fokus pada upaya mendapatkan
Tentunya strategi ini tidak hanya mengupayakan
investasi, baik dalam maupun luar negeri. Serta upaya
pembentukan kelembagaan maupun komunitas baru,
mendapatkan pendanaan dan akses pembiayaan usaha
namun juga mengupayakan kelembagaan dan komunitas
pariwisata dan ekonomi kreatif secara merata sehingga
masyarakat tersebut aktif dan menjalankan peran penting
diharapkan dapat mendukung tercapainya pemerataan
dalam menumbuhkembangkan industri pariwisata dan
ekonomi.
ekonomi kreatif nasional.
3.2.4 Arah Kebijakan 4: Pengelolaan
SDM dan kelembagaan pariwisata dan D a l a m p e l a k s a n a a n n y a p e n g u a t a n ko m u n i t a s
ekonomi kreatif dalam mewujudkan dan kelembagaan pariwisata dan ekonomi kreatif
SDM yang unggul dan berdaya saing mempertimbangkan pengarustamaan gender. Terutama
dalam peningkatan kapasitas perempuan untuk terlibat
Strategi yang dilakukan terkait arah kebijakan ini adalah: dalam mata rantai usaha pariwisata dan ekonomi kreatif.
Nasional (RBN) tahun 2020-2024 yang sudah ditetapkan SDM, penguatan akuntabilitas, pengawasan serta
dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara pelayanan publik.
dan Reformasi Birokrasi nomor 25 tahun 2020. Reformasi
Implementasi reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian
Birokrasi Nasional telah memasuki periode ketiga dari
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan
grand design reformasi birokrasi dengan tema pada tahun
Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) diturunkan
2020-2024 ini adalah peningkatan secara terus menerus
berdasarkan roadmap reformasi birokrasi nasional sesuai
kapasitas birokrasi sebagai kelanjutan dari reformasi
Permenpan RB 25/2020. Pelaksanaan kedelapan area
birokrasi pada lima tahun kedua, untuk mewujudkan
perubahan terbagi atas 3 (tiga) komponen penting, yaitu
pemerintahan kelas dunia.
pemenuhan, hasil antara serta perubahan atau reform. Detail
Diharapkan pada akhir periode ketiga ini dapat dihasilkan roadmap reformasi birokrasi Kemenparekraf/Baparekraf
karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class akan dijabarkan dalam dokumen terpisah namun tetap
bureaucracy). selaras dengan Renstra Kemenparekraf/Baparekraf tahun
2020-2024 serta roadmap RBN tahun 2020-2024.
Ciri dari birokrasi berkelas dunia meliputi (i) pelayanan publik
yang semakin berkualitas serta (ii) tata kelola yang semakin
efektif dan efisien. Catatan penting dalam pelaksanaan 3.3. Kerangka Regulasi
reformasi birokrasi tahun 2020-2024 adalah asas yang Kemenparekraf/Baparekraf
dikedepankan yaitu fokus dan prioritas. Fokus bermakna
bahwa pelaksanaan reformasi birokrasi akan fokus pada
akar masalah tata kelola pemerintahan, sedangkan
prioritas berarti bahwa setiap instansi akan memilih
NTT ALOR
prioritas perbaikan tata kelola pemerintahan sesuai dengan
karakteristik sumber daya dan tantangan yang dihadapi.
Dengan kata lain, kerangka regulasi merupakan dukungan Ekonomi Kreatif menjadi Kemenparekraf/Baparekraf.
dalam bentuk regulasi guna mencapai visi yang ingin dicapai. Struktur organisasi tersebut haruslah berfungsi sebagai
Kerangka regulasi Kemenparekraf/Baparekraf dalam penunjang terlaksananya strategi organisasi karena struktur
mendukung pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif organisasi merupakan “rumah” bagi strategi yang dibangun
adalah: sehingga desainnya harus disesuaikan dengan strategi
tersebut.
1. Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang skema
pembiayaan berbasis kekayaan intelektual (vide pasal 16 Sehubungan dengan hal tersebut, maka terdapat beberapa
(2) UU Ekonomi Kreatif) kriteria desain yang dapat dijadikan pertimbangan dalam
2. Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang sistem penyusunan struktur organisasi Kemenparekraf/Baparekraf
pemasaran berbasis kekayaan intelektual (vide pasal 21 sesuai dengan arah kebijakan dan strategi Kemenparekraf/
(2) UU Ekonomi Kreatif) Baparekraf tahun 2020-2024. Kriteria desain tersebut
3. Rancangan Peraturan Presiden (Rperpres) tentang dapat dijabarkan sebagai berikut:
Rencana Induk Ekonomi Kreatif (vide pasal 25 (6) UU
1. Pembagian kedeputian berdasarkan pilar
Ekonomi Kreatif)
strategis Kemenparekraf/Baparekraf
4. Rancangan Peraturan Presiden (Rperpres) tentang
Kelembagaan Ekonomi Kreatif (vide pasal 30 (2) UU Kriteria desain pertama adalah perlunya pembagian
Ekonomi Kreatif) kedeputian atau unit eselon I berdasarkan pilar strategis
5. Rancangan Perubahan Peraturan Pemerintah (RPP) Kemenparekraf/Baparekraf. Setiap pilar memegang
tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata peranan penting dalam mencapai tujuan strategis
Nasional/Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf. Walaupun, tidak berarti
Terpadu sebagai review atas PP No.50 Tahun 2011 1 (satu) pilar secara an sich harus direpresentasikan
tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata oleh 1 (satu) unit eselon I, namun esensi dari setiap pilar
Nasional 2010-2025. tersebut harus dapat dipetakan pada seluruh eselon I
6. Rancangan Perubahan Peraturan Presiden (RPerpres) yang ada.
tentang Integrated Tourism Masterplan
7. Rancangan Perubahan Peraturan Pemerintah (RPP)
tentang Badan Promosi Pariwisata dan MICE.
dan ekonomi kreatif terintegrasi dalam mendatangkan 6. Fungsi investasi merupakan bagian dari fungsi
wisatawan maupun meningkatkan transaksi produk industri
ekonomi kreatif. Fungsi ini akan menjalankan branding,
Pengelolaan investasi merupakan komponen yang
advertising dan selling produk pariwisata dan ekonomi
mendukung pertumbuhan industri. Meningkatnya
kreatif, baik di dalam maupun di luar negeri.
investasi akan berpengaruh langsung terhadap
Fungsi ini diharapkan dapat didukung oleh fungsi pertumbuhan industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
divisional yang terbagi berdasarkan segmen pasar dan/ Sehingga pengelolaan investasi sebaiknya terintegrasi di
atau area geografis pasar pariwisata dan ekonomi kreatif bawah unit eselon I yang menangani pengelolaan industri.
nasional.
Selain itu, dalam fungsi industri perlu ditambahkan unit
3. Fungsi Destinasi Pariwisata kerja terkait pendanaan dan akses pembiayaan yang
secara bersamaan akan menumbuhkembangkan industri
Kriteria desain berikutnya adalah perlunya fungsi khusus nasional. Unit kerja ini dapat digabung dengan unit kerja
dalam menangani pengelolaan destinasi pariwisata investasi karena memiliki subyek yang sama, yaitu pelaku
nasional secara berkelanjutan. Fungsi ini fokus dalam usaha pariwisata dan ekonomi kreatif.
menjalankan tata kelola pariwisata berkelanjutan sesuai
prinsip-prinsip pengelolaan destinasi pariwisata. Unit 7. Unit khusus pengelolaan produk pariwisata dan
kerja yang mendukung pelaksanaan destinasi pariwisata ekonomi kreatif
s ebaiknya didesain berdasarkan area geografis
Dalam mendukung pengembangan dan pengelolaan
mengingat Indonesia memiliki destinasi pariwisata
produk, maka dibutuhkan unit kerja khusus di bawah
nasional yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu,
m e n t e r i ya n g b e r t u g a s d a n b e r w e n a n g d a l a m
unit ini juga perlu didukung suatu unit kerja khusus yang
pengelolaan produk pariwisata dan ekonomi kreatif.
fokus dalam menangani destinasi wisata tertentu.
Unit ini sebaiknya mampu menjadi integrator dalam
4. Fungsi Industri dan Kelembagaan Pariwisata
pengelolaan produk pariwisata dan ekonomi kreatif
dan Ekonomi Kreatif
dalam menciptakan nilai tambah guna mendukung
Kriteria desain berikutnya adalah perlunya fungsi yang ketahanan ekonomi nasional.
menangani pengelolaan industri dan kelembagaan
8. Fungsi pemasaran hybrid antara fungsi
pariwisata dan ekonomi kreatif. Kemajuan sektor ini
manajemen dengan geografi
akan sangat bergantung pada bertumbuhnya industri
maupun kelembagaan pariwisata dan ekonomi kreatif Struktur fungsi pemasaran sebaiknya berbentuk hybrid,
nasional. Untuk itu, tata kelola maupun ekosistem menggabungkan antara fungsi manajemen pemasaran
industri dan kelembagaan pariwisata dan ekonomi dengan geografi pasar. Ada unit kerja khusus yang
kreatif perlu ditangani oleh unit kerja tersendiri, sehingga menangani manajemen strategi dan program pemasaran
idealnya fungsi ini akan didukung oleh dua kelompok dan berperan sebagai marketing management officer
divisi, yaitu industri periwisata dan ekonomi kreatif serta serta ada unit kerja khusus yang bertanggung jawab
kelembagaan pariwisata dan ekonomi kreatif. terhadap pemasaran secara geografis pada regional
yang menjadi tanggung jawabnya.
5. F u n g s i p e n g e l o l a a n S D M e k s t e r n a l d a n
kelembagaan didekatkan Selain itu, fungsi pemasaran juga memerlukan unit kerja
khusus yang fokus menangani citra pariwisata dan
Fungsi pengelolaan SDM eksternal dengan kelembagaan
ekonomi kreatif, mulai dari perencanaan, pelaksanaan
pariwisata dan ekonomi kreatif saling berkaitan satu
hingga pengukuran citra pariwisata dan produk ekonomi
dengan yang lainnya. Pengelolaan SDM eksternal
kreatif Indonesia.
tidak bisa dipisahkan dari pengelolaan kelembagaan
pariwisata dan ekonomi kreatif. Oleh karena itu,
sebaiknya kedua fungsi ini digabungkan di bawah 1 (satu)
unit eselon I tertentu.
BAB IV
TARGET KINERJA
DAN KERANGKA
PENDANAAN
WEST PAPUA
RAJA AMPAT
Target kinerja dan kerangka pendanaan disusun dengan Bab ini akan menjabarkan mengenai target kinerja dan
mempertimbangkan kemampuan dari organisasi serta kerangka pendanaan yang dibutuhkan Kemenparekraf/
kebijakan nasional yang mengatur hal tersebut. Baparekraf dalam rangka implementasi strategi.
Tahun 2020 diawali dengan bencana nonalam pandemi wisatawan menurun signifikan dan industri penerbangan
Covid19 yang di seluruh dunia yang mengakibatkan mengalami penurunan drastis di seluruh dunia. Selain
lockdown di sebagian besar negara-negara. UNWTO itu, pandemi Covid19 juga menyebabkan krisis ekonomi
mencatat bahwa dari 217 global destinations di seluruh dunia, yang mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat.
semuanya melakukan travel restriction untuk wisatawan Sesuai dengan kondisi eksternal tersebut, Kemenparekraf/
internasional untuk mengurangi tingkat penyebaran Baparekraf menyesuaikan kembali target yang sudah
Coronavirus. Hal ini menyebabkan tingkat kunjungan ditetapkan dalam RPJMN.
Target kinerja merupakan standar kinerja yang disepakati pencapaian setiap sasaran strategis Kemenparekraf/
bersama oleh organisasi untuk dilaksanakan pada periode Baparekraf. Terdapat 11 Sasaran Strategis (SS) dan 19
tertentu. Target kinerja Kemenparekraf/Baparekraf Indikator Kinerja Sasaran Strategis yang menjadi target
digambarkan dengan sasaran strategis (SS) dan indikator kinerja Kemenparekraf/Baparekraf seperti terlihat pada
kinerja sasaran strategis (IKSS) yang menjadi ukuran Tabel 4.1 berikut.
Sasaran Stategis
SS.1 Meningkatnya kontribusi pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap ketahanan ekonomi
1 Nilai devisa pariwisata Miliar USD (21) (23) (25) (27) (30)
3,3 – 4,9 4,8 – 8,5 10,6 – 11,31 16,9 – 18,9 21,5 - 22,9
4 Nilai tambah ekonomi Triliun Rp. (1.189 – 1.214) (1.314 – 1.333) (1.439 – 1.452) (1.564 – 1.570) (1846)
kreatif
7 Jumlah pergerakan Juta (310) (320 – 333) (330 – 355) (340 – 378) (350 – 400)
wisatawan nusantara Pergerakan
(wisnus)
120 – 140 180 – 220 260 – 280 300 – 315 320 – 335
Sasaran Stategis
SS6. Bertumbuhnya investasi dan akses pembiayaan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif nasional
Sasaran Stategis
SS9. Tersedianya data dan informasi hasil kajian sesuai kebutuhan pariwisata dan ekonomi kreatif
SS.10 Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM kepariwisataan dan ekonomi kreatif
16 Jumlah Tenaga kerja Juta orang (13.0) (13.5) (14.0) (14.5) (15)
Pariwisata
10 10,5 11 11,5 12
17 Jumlah Tenaga Kerja Juta orang (19.0) (20) (20) (21) (21)
Ekonomi Kreatif
Keterangan:
Target (….) merupakan target yang berasal dari RPJMN Tahun 2020-2024, sedangkan target pada di bawah baris target RPJMN merupakan target berdasarkan
penyesuaian Covid
Pendanaan program dan kegiatan di lingkup Kemenparekraf/ penyelenggaraan program dan kegiatan Kemenparekraf/
Baparekraf dilakukan melalui Anggaran Pendapatan dan Baparekraf yang diselaraskan dengan kemampuan sumber
Belanja Negara (APBN) yang bersumber dari rupiah murni, daya yang tersedia di internal Kemenparekraf/Baparekraf .
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (PHLN), Pinjaman Demikian pula dengan capaian outcome dan output yang
dan/atau Hibah Dalam Negeri (PHDN), dan Penerimaan dicantumkan merupakan target optimal yang mengacu
Negara Bukan Pajak (PNBP). pada anggaran yang dialokasikan. Selanjutnya, prakiraan
kebutuhan anggaran program-program Kemenparekraf/
Kebutuhan anggaran yang tercantum dalam lampiran Baparekraf tahun 2020-2024 dapat dilihat pada Lampiran
dokumen Rencana Strategis Kemenparekraf/Baparekraf 1. Matriks Kinerja dan Pendanaan Kementerian/Lembaga.
tahun 2020-2024 ini merupakan kebutuhan optimal
BAB V
PENUTUP
78 PENUTUP BAB V
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
KALIMANTAN
TANJUNG PUTING
BAB V PENUTUP 79
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
PENUTUP
80 PENUTUP BAB V
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Pe r u b a h a n re g u l a s i m a u p u n ke b i j a ka n j u g a p e r l u
diperhatikan untuk melihat dampak strategis terhadap
Renstra yang telah disusun. Sehingga, pengelolaan
strategi sesuai prinsip peningkatan secara berkelanjutan
(continuous improvement) dapat terwujud dengan baik dan
pariwisata serta ekonomi kreatif Indonesia menjadi sektor
kontributor terbesar dalam mewujudkan Indonesia yang
lebih baik.
BAB V PENUTUP 81
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
1 Nilai devisa pariwisata Miliar USD
2 Kontribusi PDB Pariwisata %
3 Nilai ekspor produk ekonomi kreatif Miliar USD
Jumlah Wisatawan
5 Juta orang
Mancanegara (Wisman)
6 Jumlah spending wisman USD
Jumlah pergerakan Wisatawan
7 Juta Pergerakan
Nusantara (Wisnus)
Bertumbuhnya investasi dan akses pembiayaan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif nasional
6
Rasio usaha bidang pariwisata dan ekonomi kreatif yang
10 %
terstandarisasi dan tersertifikasi
US dollar
11 Jumlah investasi pariwisata dan ekonomi kreatif
($)
82 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
MENTERI
(34-39) (29-34)
n.a n.a n.a
36-39 31-34
MENTERI
19/100 22/125 25/150 25/175 27/200
/100 /100 /100 /100 /100
1 1,5 2 2,5 3
LAMPIRAN 83
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Tersedianya data dan informasi hasil kajian sesuai kebutuhan pariwisata dan ekonomi kreatif
9
84 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
MENTERI
1250 3000 3500 4000 4500
MENTERI
0,25 0,30 0,35 0,40 0,45
MENTERI
6 8 10 11 13
MENTERI
LAMPIRAN 85
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
3 Tersedianya data dan informasi hasil kajian sesuai kebutuhan pariwisata dan ekonomi kreatif
Jumlah hasil kajian parekraf yang dimanfaatkan/
3 Dokumen
diproduksi
86 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
(34-39) (29-34)
n.a n.a n.a
36-39 31-34
6 8 10 11 13
25 30 35 40 45
60 70 80 85 90
LAMPIRAN 87
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
10 Meningkatnya kemampuan industri sektor pariwisata dan ekonomi kreatif nasional
11 Bertumbuhnya investasi dan akses pembiayaan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif nasional
Juta
17 Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) leisure
Orang
Juta
18 Jumlah pergerakan wisatawan nusantara (wisnus)
Pergerakan
88 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
1 1,5 2 2,5 3
LAMPIRAN 89
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
21 Meningkatnya kontribusi ekonomi digital bidang pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap ekonomi nasional
90 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
0,896 - 1,360 - 3,060 - 4,940 - 6,400 - 439. 441. 508. 609. 762. DEPUTI
1,280 2,380 3780 5,510 6,800 638 836 111 734 167 BIDANG
PRODUK
WISATA DAN
0,4 0,45 0,50 0,55 0,6
PENYELENG-
GARAAN EVENT
75 100 115 130 145 72. 126. 126. 139. 160. DEPUTI
218 334 966 662 612 BIDANG
EKONOMI
DIGITAL DAN
PRODUK
KREATIF
33 100 200 300 400
LAMPIRAN 91
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
4 PENGEMBANGAN REGULASI
1 Tersedianya tenaga kerja pariwisata tersertifikasi
Jumlah SDM Pariwisata yang memperoleh peningkatan
1 Orang
kapasitas
2 Jumlah tenaga kerja pariwisata tersertifikasi Orang
92 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
13 15 15 15 15
70 75 80 85 90
6 6 6 6 6
3 5 5 5 5
LAMPIRAN 93
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
7 PENINGKATAN KELEMBAGAAN
94 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
3 5 10 10 15
5 20 30 40 50
5 7 9 12 15
3 4 5 7 9
18 20 48 59 71
4 8 8 8 8
LAMPIRAN 95
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
96 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
5 9 12 12 12
62 69 76 84 93
3 5 8 12 15
3 3 4 5 6
1 1 1 1 1
1 2 2 2 2
LAMPIRAN 97
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
98 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
50 70 90 170 200
10 10 15 20 25
2 3 5 6 8
2 3 5 6 8
2 3 5 7 8
2 8 10 10 10
LAMPIRAN 99
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
100 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
BADAN
OTORITA
1 1 3 3 3 BOROBUDUR
2 1 1 1 1
1 2 3 1 1
LAMPIRAN 101
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
20 KOMUNIKASI PEMASARAN
102 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
LAMPIRAN 103
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
104 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
DIREKTORAT
35.000 35.175 40.451 48.542 60.677
WISATA ALAM,
BUDAYA, DAN
BUATAN
19 22 25 25 27
LAMPIRAN 105
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PARIWISATA
B
DAN EKONOMI KREATIF / BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
30 Indeks persepsi kualitas pelayanan (komponen hasil RB) Nilai (bobot maksimal:10%)
31 Nilai kinerja organisasi (komponen hasil RB) Nilai (bobot maksimal: 20%)
106 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
25 35 40 45 50
25 35 40 45 50
25 35 40 45 50
LAMPIRAN 107
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
* Sesuai dengan Peraturan Menteri PANRB N0 26 Tahun 2020 Tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
108 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
20 18 16 15 15
LAMPIRAN 109
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
110 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
LAMPIRAN 111
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
112 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
LAMPIRAN 113
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
114 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
20 18 16 15 15
20 18 16 15 15
4,00 6 8 10 12
0 20 50 60 80
LAMPIRAN 115
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
41 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA DEPUTI BIDANG KEBIJAKAN STRATEGIS
42 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA DAN KELEMBAGAAN
44 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA DEPUTI BIDANG INDUSTRI DAN INVESTASI
116 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
LAMPIRAN 117
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA DEPUTI BIDANG PRODUK WISATA
46
DAN PENYELENGGARA KEGIATAN (EVENTS)
DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA DEPUTI BIDANG EKONOMI DIGITAL
47
DAN PRODUK EKONOMI KREATIF
118 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
SEKOLAH TINGGI
DAN POLITEKNIK
PARIWISATA
1.500 2.000 2.000 2.200 2.200
3 3 3 3 3
70 90 90 90 90
80 90 90 90 90
LAMPIRAN 119
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
120 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
SEKOLAH TINGGI
PARIWISATA
BANDUNG
14 14 14 17 18
79 82 85 87 90
6 4 2 1 1
75 89 85 90 95
50 50 40 33.33 25
4 6 6 7 8
85 85 95 95 100
LAMPIRAN 121
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
122 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
3 3 3 3 3
52 60 65 70 75
92 92 93 94 95
90 90 91 92 93
1 2 3 4 5
80 85 87 88 90
6 6 6 6 6
85 85 85 90 99
85 85 85 85 85
LAMPIRAN 123
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
124 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
POLITEKNIK
PARIWISATA
99 99 99 99 99 PALEMBANG
4 4 6 6 6
70 70 75 85 85
3 2 2 1 1
75 80 85 90 95
91,55 92 93 94 95
90 93 95 97 100
0 0 4 6 6
LAMPIRAN 125
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
126 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
80 80 80 80 80
95 95 95 95 95
90 90 90 90 90
8 8 8 9 9
85 85 85 85 85
LAMPIRAN 127
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
NO. ARAH KERANGKA REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING,
DAN/ATAU KEBUTUHAN KAJIAN DAN PENELITIAN
REGULASI
1 Rancangan Peraturan Pemerintah Undang-undang No 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif mengamanatkan
(RPP) tentang skema pembiayaan Pemerintah untuk memfasilitasi skema pembiayaan yang berbasis kekayaan intelektual
berbasis kekayaan intelektual bagi Pelaku Ekonomi Kreatif. Skema pembiayaan berbasis kekayaan intelektual
merupakan skema pembiayaan yang menjadikan kekayaan intelektual sebagai objek
jaminan utang bagi lembaga keuangan agar dapat memberikan pembiayaan kepada
Pelaku Ekonomi Kreatif
2 Rancangan Peraturan Pemerintah Undang-undang No 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif mengamanatkan
(RPP) tentang sistem pemasaran Pemerintah untuk memfasilitasi pengembangan sistem pemasaran produk Ekonomi
berbasis kekayaan intelektual Kreatif berbasis kekayaan intelektual yang merupakan sistem pemasaran yang
mengutamakan pemanfaatan kekayaan intelektual antara lain lisensi, waralaba, alih
teknologi, jenama bersama (co-branding), dan/atau pengalihan hak.
3 Rancangan Peraturan Presiden Undang-undang No 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif menyatakan bahwa
(Rperpres) tentang Rencana Induk Ekonomi Kreatif dilaksanakan berdasarkan Rencana Induk Ekonomi Kreatif yang
Ekonomi Kreatif merupakan bagian integral dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
Pengembangan Ekonomi Kreatif dituangkan dalam Rencana Induk Ekonomi Kreatif
dan dijadikan pedoman bagi Pemerintah.
4 Rancangan Peraturan Presiden Undang-undang No 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif memperbolehkan
(Rperpres) tentang Kelembagaan Pemerintah untuk bekerjasama dengan lembaga pendidikan, dunia usaha, dunia
Ekonomi Kreatif industri, jejaring komunitas, dan/atau media. Pemerintah juga dapat melakukan kerja
sama Internasional.
5 Rancangan Perubahan Peraturan Hasil Kajian / Review tentang Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang
Pemerintah (RPP) tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 yang akan
Rencana Induk Pembangunan berakhir pada tahun 2025, sehingga konten dan substansinya perlu direview dan
Pariwisata Nasional / Rencana dijadikan kajian sebagai dasar perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
Induk Pembangunan Pariwisata 2011. Saat ini juga sedang dikaji terkait pembentukan Rencana Induk Pembangunan
Terpadu Pariwisata Terpadu (RIPPANDU)
6 Rancangan Peraturan Presiden Dalam Surat Sekretariat Kabinet Nomor B-652/Seskab/Maritim/11/2015 Perihal
(RPerpres) tentang Integrated Arahan Presiden Mengenai Pariwisata mengamanatkan Menteri Pariwisata bersama
Tourism Masterplan Menteri terkait lainnya, para Gubernur pada 10 Destinasi Pariwisata Prioritas, Bupati/
Walikota terkait, agar fokus pada perbaikan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Pariwisata
dengan mendukung dan memperkuat kebijakan, program dan kegiatan yang diperlukan
sehingga benar-benar terlihat perubahannya.
Selain itu, dalam rangka mendukung percepatan pelaksanaan pembangunan
pariwisata di destinasi wisata prioritas, Pemerintah bekerja sama dengan Bank
Dunia melaksanakan program pembangunan pariwisata secara terintegrasi dan
berkelanjutan di destinasi pariwisata prioritas. Di mana masing-masing destinasi
pariwisata prioritas tersebut akan akan disusun Integrated Tourism Masteplan
(Penyusunan Rencana Induk Pariwisata Terpadu) yang terdiri dari rencana 25 tahun
yang mencakup satu destinasi sebagai satu wilayah perencanaan dan rencana detail 5
tahun untuk masing-masing kawasan inti pariwisata.
7 Rancangan Peraturan Pemerintah Dalam rangka pengembangan dan peningkatan Industri MICE di Indonesia, perlu
(RPP) tentang Badan Promosi dibentuk Badan Promosi Pariwisata dan MICE yang bentuk kelembagaannya
Pariwisata dan MICE merupakan gabungan pemerintah dan swasta. Akan dilakukan kajian terkait opsi-opsi
terkait bentuk kelembagaan badan promosi tersebut baik mengkaji lembaga yang
sudah ada (BPPI) maupun pembentukan lembaga baru.
128 LAMPIRAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF
2020-2024
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, 2021-2022
Produk Kreatif Kementerian Perdagangan
Deputi Bidang Sumber daya dan Kementerian PPN/BAPPENAS, Kementerian Keuangan, 2021-2022
Kelembagaan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pendidikan,
Kementerian Kementerian Perindustrian, Kementerian
Komunikasi dan Informasi
Deputi Bidang Produk Wisata dan Kementerian PPN/BAPPENAS, Kementerian Keuangan, 2021-2023
Penyelenggara Kegiatan (Events) Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian
LAMPIRAN 129