Anda di halaman 1dari 31

Pendidikan Bisnis – 2020B

Fakultas Pendidikan Ekonomi & Bisnis


Universitas Pendidikan Indonesia

Strategi
Pembelajaran
Efektif Pasca
Pandemi
Covid-19
Chapter Book

Oleh
Delianita Azhar Humaira
(2004125)

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Book Chapter
dengan judul Strategi Pembelajaran Efektif Pasca Pandemi Covid-19 dengan baik
dan tepat pada waktunya. Di samping itu, chapter book ini juga dimaksudkan bagi
siapa saja yang menaruh minat dalam bidang ini untuk menambah wawasan
tentang apa, mengapa, dan bagaimana pendidik dalam menganalisis kondisi dan
strategi pembelajaran agar dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien
dalam proses pembelajaran.

Penyusunan Chapter Book ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Strategi Pembelajaran Pendidikan Bisnis. Pembahasan dalam chapter
book ini mencakup : hakikat strategi pembelajaran, pembelajaran efektif, dan
pendidikan di Indonesia selama pandemi covid-19 serta langkah efektif bagi
proses pembelajaran pasca pandemi covid-19. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan yang sebesar – besarnya atas dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, terutama Dosen Mata Kuliah Strategi Pembelejaran Pendidikan Bisnis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan chapter book ini masih terdapat
kekurangan, maka dari itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
saran – saran perbaikan dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca
agar dimasa mendatang dapat lebih disempurnakan lagi.

Bandung, 25 Mei 2021

Penulis

Delianita Azhar Humaira

i
PRAKATA

Hadirnya chapter book dengan judul Strategi Pembelajaran Efektif Pasca


Pandemi Covid-19 merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam situasi
sekarang, dimana Indonesia saat ini tengah mempersiapkan diri menghadapi
situasi pasca pandemi. Dalam hal ini lembaga pendidikan tentu sedang gencar –
gencarnya mencari solusi untuk dapat menghadapi situasi pasca pendidikan
dimana proses pembelajaran harus tetap berjalan demi tercapainya tujuan
pembelajaran.

Chapter book ini terdiri atas lima bab yang berisikan tentang hakikat strategi
pembelajaran, pembelajaran efektif, pendidikan di Indonesia selama pandemi
serta langkah yang dapat diambil dalam strategi pembelajaran pasca pandemi
covid-19. Pada bab pertama, penulis membahas secara garis besar permasalahan
dalam menghadapi situasi pasca pandemi covid-19 didunia pendidikan.

Pada bab kedua, disajikan uraian pengetahuan tentang strategi pembelajaran mulai
dari pengertian, fungsi hingga macam - macamnya yang berasal dari berbagai
sumber yang diperoleh dan telah ditelaah oleh penulis.Pada bab ketiga, penulis
menguraikan mengenai bagaimana konsep pembelajaran yang efektif untuk
menghadapi kondisi pasca pandemi serta pengetahuan – pengetahuan umum
mengenai pembelajaran efektif itu sendiri. pada bab keempat, dibahas mengenai
kondisi – kondisi yang terjadi dalam sistem pendidikan saat pandemi dan pasca
pandemi. Pada bab ini perbedaan antara kedua kondisi tersebut akan dapat
membantu dalam menemukan solusi dari strategi apa yang paling tepat dan efektif
pasca pandemi covid-19 di bab terak

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

PRAKATA..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................3

A. Konsep Pembelajaran Efektif....................................................................3

B. Pengertian Strategi Pembelajaran............................................................6

C. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran....................................7

D. JENIS – JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN....................................8

BAB III....................................................................................................................9

A. Tantangan Pendidikan selama masa pandemi covid-19.........................9

B. Langkah strategis dalam Menghadapi Pandemi covid-19....................10

C. Solusi Bagi Dunia Pendidikan Indonesia................................................12

BAB IV..................................................................................................................15

A. Pembelajaran Daring Pasca Covid-19....................................................15

B. Blended Learning sebagai Langkah Strategis Pembelajaran Pasca


Pandemi Covid-19............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

MIND MAP..........................................................................................................24

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pembelajaran

Gambar 2.2 Keaktifan di Kelas

Gambar 2.3 Bimbingan Siswa

Gambar 3.1 Pembelajaran Daring........

Gambar 3.2 Koneksi Internet

Gambar 3.3 Belajar bersama OrangTua

Gambar 3.4 Media Pembelajaran Daring13

Gambar 4.1 Koneksi Internet Yang Jelek

Gambar 4.2 New Normal

Gambar 4.3 Teknologi dan Pendidikan...18

Gambar 4.4 Blended Learning...19

Gambar 4.5 Kemandirian Peserta Didik

iv
BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan komponen penting dalam menuntun kehidupan setiap


individu agar dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi dirinya sendiri serta
bagi oranglain. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat (UU No.20 Tahun, 2003).

Pada awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan munculnya suatu penyakit
menular yang bermula ditemukan di daerah Wuhan, China. Penyakit menular
yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut oleh corona virus 2 (severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV-2). Virus itu kemudian
diberi nama Covid-19. Virus tersebut merupakan keluarga besar dari corona virus
yang dapat menyerang hewan. Ketika menyerang manusia, corona virus biasanya
menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu, MERS (Middle
East Respiratory Syndrome), dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).
Sejak ditemukan virus ini telah menyebar secara luas hingga mengakibatkan
pandemi global yang berlangsung hingga saat ini (Martoredjo, 2020).

Dengan adanya pandemi ini, pemerintah memberlakukan pembatasan sosial


berskala besar sebagai akibat antisipasi penyebaran virus covid-19 ternyata
berdampak pada kehidupan masyarakat secara umum. Salah satu dampak pandemi
ini adalah pengaruh yang cukup besar terhadap aktivitas di bidang pendidikan.
Hal ini tentu tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan juga di seluruh dunia.
Beberapa akibat dari pandemi covid-19 terhadap dunia pendidikan yang dapat
disebutkan antara lain adalah penutupan luas sekolah-sekolah, mulai dari
pendidikan usia dini, sekolah dasar dan menengah hingga juga pada universitas-
universitas. Sebagai gantinya kemudian dipergunaan sistem pembelajaran jarak
jauh dan membuka platform pendidikan daring yang dapat digunakan sekolah dan

1
guru untuk menjangkau peserta didik dari jarak jauh dan membatasi hambatan di
dalam menjalankan pendidikan.

Dalam peksanaan pembelajaran daring ini tidak terlepas dari permasalahan –


permasalahan yang muncul seperti koneksi internet, sulit beradaptasi hingga
keterbatasan dalam penggunaan fasilitas pembelajaran seperti laptop dan
handphone serta jangkauan internet yang terbatas. Permasalahan – permasalahan
ini menurut saya masih belum menemukan titik terang karena masih ada saja
keluhan – keluhan yang dirasakan oleh para peserta didik termasuk saya juga yang
sering kali terkendala.

Hingga dihadapkan pada situasi pasca pandemi, pemerintah maupun lembaga


pendidikan dihadapkan pada dua pilihan diantaranya adalah kembali memulai
aktivitas pembelajaran tatap muka atau tetap melaksanakan pembelajaran dengan
sistem daring. Hal ini juga mendapatkan perhatian dari masyarakat yang
menimbulkan berbagai persepsi, maka dari itu sebagai seseorang yang akan terjun
didunia pendidikan sudah seharusnya kita ikut serta dalam memikirkan solusi
terbaik bagi permasalahan ini

2
BAB II
PEMBELAJARAN EFEKTIF DAN
STRATEGI PEMBELAJARAN

A. Konsep Pembelajaran Efektif


Menurut Oemar Hamalik
Pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi
unsur – unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, prosedur
yang saling mempengaruhi dalam
mencapai tujuan pembelajaran
(Masitoh & Pd, n.d.).

Kegiatan Pembelajaran yang


dilakukan tidak berusaha untuk
Gambar 2.1
mencari informasi, tidak berusaha
mengajak peserta didik untuk berpikir, tidak berusaha mencari umpan balik serta
pendidik tidak merasa sebagai orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran
dibandingkan peserta didik (Haidir & Salim, 2012).

Jadi melalui unsur – unsur tersebut diharapkan seorang individu dapat membentuk
pribadi yang baik dan dapat bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
Pembelajaran tidak hanya didapatkan dari lingkungan sekolah, tetapi melalui
interaksi – interaksi dengan keluarga, teman, tetangga serta mesyarakat luas
tentunya pembelajaran itu bisa didapatkan. Sebuah pembelajaran bersifat
sepanjang hayat, artinya kehidupan tidak ada hentinya mengajarkan kita selama
hidup didunia ini.

Di dunia pendidikan, agar tujuan dalam pembelajaran tercapai maka haruslah


terjadi sebuah proses pembelajaran yang efektif dalam pelaksanaannya.
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang

3
bermanfaat dan terfokus pada peserta didik melalui penggunaan prosedur yang
tepat. Menurut Nurani, dkk. (2003) secara umum terdapat beberapa prinsip belajar
pada pembelajaran efektif, diantaranya (GUSTINWATI, 2020).

1. Perhatian dan Motivasi

Perhatian merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran karena


dengan adanya cukup perhatian dari peserta didik terhadap apa yang ia pelajari
maka proses transfer dan pengolahan informasi selama pembelajaran akan
berjalan dengan maksimal. Perhatian akan muncul apabila materi yang
disampaikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, namun walaupun materi yang
disampaikan sudah sesuai kebutuhan adakalanya perhatian peserta didik
terganggu oleh hal – hal lain seperti gangguan oleh teman – temannya atau
kebanyakan anak – anak dan remaja dizaman sekarang terhanyut oleh adanya
kecanggihan teknologi seperti smartphone yang akhirnya membuat perhatian
mereka teralihkan.

Selain perhatian, adanya motivasi juga merupakan hal penting dalam proses
pembelajaran. Motivasi pada diri seseorang akan mempengaruhi proses dan hasil
dalam pembelajaran dimana dengan adanya motivasi maka segala usaha peserta
didik dalam pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan pembelajaran akan
menjadi lebih efektif.

2. Keaktifan

Pembelajaran tanpa adanya


aktivitas yang ramai tentunya
membuat pembelajaran itu sendiri
berjalan membosankan dimata
peserta didik, maka dari itu
pendidik memiliki peran untuk
dapat menciptakan suasana aktif
Gambar 2.2
didalam kelasnya. Peserta didik yang pada hakikatnya adalah seorang manusia
pada dasarnya sudah memiliki keinginan untuk mencari suatu hal yang sesuai
dengan dirinya atau membuatnya penasaran, namun kebanyakan peserta didik

4
belum berani untuk mengemukakannya didepan umum seperti dikelas (merasa
takut disalahkan atau malu). Dalam hal ini pendidik sebagai pembimbing harus
dapat menciptakan hal yang membangun rasa percaya diri dan berani dalam diri
peserta didiknya sehingga dapat lebih menghidupkan suasana kelas dan tercipta
proses pembelajaran yang efektif.

3. Keterlibatan langsung

Dalam proses pembelajaran diperlukan adanya keterlibatan langsung oleh peserta


didik karena dengan adanya keterlibatan langsung akan dapat menghidupkan
suasana belajar yang menyenangkan dan efektif bagi peserta didik. Untuk
membuat adanya keterlibatan langsung, pendidik perlu mengetahui metode belajar
yang paling cocok dengan kelas yang diajarnya. Metode yang banyak membuat
motif untuk mendorong peserta didiknya lebih berani dan percaya diri contohnya
dengan mengkombinasikan metode yang digunakan dengan sebuah permainan
dan hadiah – hadiah kecil akan dapat membangun pembelajaran yang efektif.

4. Pengulangan

Pengulangan dalam pembelajaran ini artinya seorang pendidik untuk dapat


mengetahui sejauh mana pengetahuan yang ia sampaikan tersampaikan kepada
peserta didik maka ia melakukan latihan seperti tes, ujian, dan sebagainya.
Pengulangan ini tidak hanya dalam bentuk ujian saja, tetapi bisa dalam bentuk
praktik dilingkungan peserta didiknya masing – masing.

5. Tantangan

Dalam pelaksanaan pembelajaran harus ada hal yang dapat menantang keberanian
siswa dalam pembelajaran dikelas, misalnya dapat dilakukan dengan memberikan
hadiah kecil bagi peserta didik yang berani maju atau bisa menjawab pertanyaan
yang kritis.

6. Penguatan

Hasil daripada pengulangan seperti hasil ujian atau hasil tes secara lisan ada
baiknya dievaluasi oleh pendidik dengan cara yang dapat mendorong peserta
didiknya agar lebih giat lagi dalam pembelajaran. Memberikan pujian atau hadiah

5
kecil kepada peserta didik yang berprestasi merupakan salah satu bentuk
penguatan dalam proses pembelajaran.

7. Perbedaan Individual

Setiap peserta didik tentunya memiliki perbedaan dan ciri khasnya masing –
masing. Oleh sebab itu dalam hal melakukan bimbingan kepada setiap peserta
didik tentunya tidak dapat disamakan antara setiap peserta didik. Seorang
pendidik harus dapat menganalisis perbedaan karakter setiap peserta didiknya dan
mampu menggunakan berbagai strategi dalam pembelajaran sehingga hal ini tidak
akan membuat peserta didik merasa jenuh selama pembelajaran berlangsung.

Gambar 2.3

B. Pengertian Strategi Pembelajaran


Dalam konteks pembelajaran, strategi berkaitan dengan pendekatan dalam
penyampaian materi pada lingkungan pembelajaran. Strategi pembelajaran juga
dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan
guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi
sekolah, lingkungan sekitar dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Strategi pembelajaran terdiri dari metode, teknik, dan prosedur yang akan
menjamin bahwa peserta didik akan betul – betul mencapai tujuan pembelajaran
(GUSTINWATI, 2020).

Semiawan (1996) berpendapat ditinjau dari segi proses pembelajaran strategi


belajar mengajar merupakan proses bimbingan terhadap peserta didik dengan

6
menciptakan kondisi belajar murid secara lebih aktif. Sedangkan Hamalik (1993)
mendefinisikan strategi belajar mengajar sebagai suatu sistem yang menyeluruh
yang terdiri dari sejumlah komponen, yakni komponen masukan (In put),
komponen proses (Process), dan komponen produk (Out put). Selanjutnya
menurut Suparman (1997) strategi pembelajaran merupakan perpaduan urutan
kegiatan pembelajaran, metode atau teknik pembelajaran, media pembelajaran,
dan waktu pembelajaran. Selanjutnya Crowl, Kamisky & Podell (1997)
mengemukakan tiga pendekatan yang mendasari pengembangan strategi
pembelajaran (Anitah, 2013).

1. Belajar bermakna dari Ausubel

Model Ausubel mengedepankan penalaran deduktif yang mengharuskan siswa


mempelajari prinsip – prinsip, kemudian belajar mengenal hal – hal khusus dari
prinsip yang dipelajarinya, hal ini mengasumsikan bahwa seseorang belajar
dengan baik apabila memahami konsep – konsep umum, maju secara deduktif dari
aturan – aturan sampai pada contoh – contoh.

2. Advance Organizer

Advance Organizer memperkenalkan pengetahuan baru secara umum yang dapat


digunakan siswa sebagai kerangka untuk memahami isi informasi baru secara
terperinci.

3. Discovery Learning dari Bruner

Teori belajar penemuan (Discovery) mengasumsikan bahwa belajar paling baik


apabila siswa menemukan sendiri informasi dan konsep – konsep. Dengan
menggunakan penalaran induktif untuk mendapatkan pronsop – prinsip.

C. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran


Pembelajaran adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru yang
diperoleh seseorang. Dalam mentransfer informasi tersebut, seorang pendidik
harus memikirkan strategi apa yang harus ia gunakan agar tujuan pembelajaran

7
dapat tercapai. Berikut dikemukakan beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan sebelum memilih strategi pembelajaran (Aswan, 2016).

1. Indikator pencapaian dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dimana


didalamnya harus berkenaan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik,
kompleksitas indikator pencapaian dan tujuan pembelajaran harus tinggi.
2. Materi ajar atau materi pembelajaran. Materi yang akan diajarkan kepada
peserta didik harus jelas rupanya (fakta, konsep, hukum atau problematis) dan
terdapat buku – buku sumber yang jelas.
3. Karakteristik anak didik sebagai peserta didik. Strategi yang digunakan sesuai
dengan minat, kondisi, dan kematangan peserta didik.
4. Media pembelajaran. Menggunakan media pembelajaran yang beragam dan
sesuai dengan peserta didik atau sesuai dengan kondisi saat itu.

D. JENIS – JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN


1. Strategi Pembelajaran Deduktif – Induktif

Dengan strategi pembelajaran deduktif, pembelajaran dimulai dari bahan ajar


yang secara umum diketahui peserta didik ke bahan ajar yang khusus atau belum
diketahui peserta didik. Strategi pembelajaran induktif mengajarkan peserta
didik dari bahan ajar yang khusus atau yang sebelumnya belum diketahui oleh
peserta didik ke bahan ajar yang bersifat umum dipandangan peserta didik
(Anitah, 2013).

2. Strategi Pembelajaran Ekspositori

Dalam strategi pembelajaran ekspositori pendidik merupakan sumber data yang


penting dan sekaligus komponen penting dalam proses pembelajaran. Pendidik
mengatur program belajar dan menentukan buku – buku serta materi
pembelajaran yang akan digunakan. Selain itu juga pendidik berperan dalam
membimbing peserta didik untuk memperoleh jawaban yang benar sebagaimana
dituntut dalam kurikulum (GUSTINWATI, 2020)

Strategi pembelajaran ekspositori dapat kita ketahui lebih berpusat pada


pendidik (Teacher Centered), pendidik menjadi sumber utama dalam proses

8
pembelajaran. Meskipun dalam strategi pembelajaran dapat digunakan banyak
metode selain ceramah dengan menggunakan media atau alat bantu lainnya,
strategi ini tetap menekankan proses penerimaan pengetahuan, bukan proses
pencarian.

9
BAB III
PENDIDIKAN DI INDONESIA
SELAMA MASA PANDEMI

COVID-19

A. Tantangan Pendidikan selama masa pandemi covid-19


Keadaan di luar prediksi berupa wabah penyakit covid-19 ternyata telah
membawa sebuah perubahan yang besar dan mendesak pada berbagai sektor, satu
diantaranya adalah pada lembaga pendidikan Tinggi. Hal tersebut mempengaruhi
perubahan-perubahan dan pembaharuan kebijakan untuk di terapkan. Kebijakan
baru juga terjadi pada dunia pendidikan merubah pembelajaran yang harus datang
ke kelas atau suatu gedung, dalam hal ini kampus, menjadi cukup di rumah saja
(Agus Suprijono, 2020).

Dalam kegiatan pembelajaran


secara online yang diberikan
oleh dosen, maka orang tua
dapat memantau sejauh mana
kompetensi dan kemampuan
anaknya. Kemudian
ketidakjelasan dari materi yang
diberikan oleh dosen, membuat
Gambar 3.1

komunikasi antara orang tua dengan anak semakin terjalin dengan baik. Hikmah
selanjutnya yaitu penggunaan media seperti handphone atau gadget, dapat
dikontrol untuk kebutuhan belajar anak. Hal tersebut memberikan dampak yang
positif bagi anak, dalam memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang bermanfaat
(Puspitorini, 2020).

Berikut merupakan tantangan – tantangan yang dihadapi pendidikan selama masa


covid-19 terutaman di awal tahun 2020 diantaranya (Indrawati, 2020).

1. Permintaan terhadap Pendidikan Tinggi Menurun

10
Salah satu dampak dari hadirnya pandemi covid-19 diawal tahun 2020
mengakibatkan menurunnya minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi atau lebih memilih tidak melanjutkan atau menunda
perkuliahan. Selain itu covid-19 juga berdampak pada kondisi finansial
mahasiswa sehingga seringkali muncul permasalahan dalam hal pembayaran SPP.

2. Metode Belajar berganti menjadi Online

Tidak hanya perguruan tinggi, namun seluruh tingkatan pendidikan melakukan


perubahan dalam proses belajar yang mulanya tatap muka, berubah menjadi tatap
maya atau melalui daring.

3. Munculnya Persoalan selama belajar Online

Seperti keterbatasan biaya pulsa internet, civitas akademika belum terbiasa


menggunakan cara online, lemahnya kreativitas pengajar, keterbatasan sarana
aplikasi dan peralatan belajar laptop atau smartphone, gangguan sinyal dalam
kuliah online serta kejenuhan kuliah online yang dialami pengajar dan mahasiswa.

Gambar 3.2

B. Langkah strategis dalam Menghadapi Pandemi covid-19


Semua perguruan tinggi di Indonesia dan bahkan dunia pasti mengalami dampak
dari Covid-19 ini dan selanjutnya pasti sudah mempunyai planning matang untuk
menghadapi tahun ajaran baru 2020/2021. Namun, tentunya rencana yang akan
diambil perguruan tinggi harus berbelok tajam dari situasi sebelumnya. Seperti
rencana tahapan proses akreditasi, rencana KKN dan Pengabdian Masyarakat,
rencana penerimaan mahasiswa baru (Maba), rencana UTS/UAS, rencana proses

11
pengajaran online/e-learning, dll., sehingga kebiasaan yang ada sebelumnya
semua menjadi tertunda dan tidak optimal (Sumantyo, 2020).

Berikut surat edaran yang didalamnya berisikan upaya – upaya yang dilakukan
dalam rangka menghadapi situasi tersebut diantaranya (Jenderal & Tinggi, 2020).

1. Masa belajar paling lama bagi mahasiswa yang seharusnya berakhir pada
semester genap 2019/2020, dapat diperpanjang 1 semester, dan pengaturannya
diserahkan kepada Pimpinan Perguruan Tinggi sesuai dengan kondisi dan situasi
setempat.

2. Praktikum laboratorium dan praktek lapangan dapat dijadwal ulang sesuai


dengan status dan kondisi di daerah.

3. Penelitian tugas akhir selama masa darurat ini agar diatur baik metode maupun
jadwalnya, disesuaikan dengan status dan kondisi setempat;

4. Periode penyelenggaraan kegiatan pembelajaran semester genap 2019/2020


pada seluruh jenjang program pendidikan agar dapat disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing perguruan tinggi sehingga seluruh kegiatan akademik
dapat terlaksana dengan baik;

5. Persiapan pelaksanaan langkah-langkah sebagaimana disampaikan dalam angka


1 sampai 4 di atas agar terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Lembaga Layanan
Pendidikan Tinggi setempat.

Langkah – langkah yang diambil oleh pemerintah dalam hal ini memberikan
kemudahan bagi mahasiswa baik tingkat akhir maupun yang lainnya untuk dapat
beradaptasi terlebih dahulu dengan adanya pembelajaran melalui daring. Selain itu
juga cenderung memberikan kebebasan kepada universitas untuk menyesuaikan
kegiatan di universitas mereka masing – masing. Hal ini tentu merupakan langkah
baik yang diambil pemerintah dengan memberi keluwesan bagi pihak – pihak
didalam lembaga pendidikan untuk terlebih dahulu beradaptasi dengan kondisi
baru, selain itu ada juga bantuan berupa kuota internet gratis bagi siswa, guru,
mahasiswa hingga dosen yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka masing –
masing.

12
C. Solusi Bagi Dunia Pendidikan Indonesia
Pasca pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia yang kemudian pertengahan Maret
2020 untuk menekan angka penderita Covid 19, pemerintah provinsi dan
pemerintah daerah menghasilkan kebijakan dalam dunia pendidikan yaitu
meniadakan sementara pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran
online baik tingkat sekolah maupun tingkat perguruan tinggi (Pujilestari, 2020).

Dalam penanganan dampak Covid-19 pada dunia pendidikan, seluruh


steakholders harus bahu membahu berbuat. Kondisi ini tidak boleh terlepas
pandang dari kebijakan pemerintah dan pelaksanaannya operasionalisasi di
lapangan. Adapun hal- hal yang wajib dilakukan oleh semua steakholders
pendidikan adalah (Syah, 2020).

1. Pemerintah

Peran pemerintah sangat penting dan fundamental. Alokasi anggaran yang sudah
diputuskan oleh Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2020 tentang refocussing
kegiatan, relokasi anggaran, serta pengadaan barang dan jasa dalam rangka
percepatan penanganan Covid-19 harus segera dilaksanakan.

2. Orang Tua

Orang tua sebagai pendidik utama di rumah tangga harus menjalankan fungsinya.
Meskipun demikian tetap saja
bantuan guru di sekolah perlu
hadir door to door disemua
peserta didik. Ini harus
membuka cakrawala dan
tanggungjwab orang tua bahwa
pendidikan anaknya harus
Gambar 3.3
dikembalikan pada effort orang tua dalam mendidikan mental, sikap dan
pengetahuan anak- anaknya.

3. Guru

Langkah pembelajaran daring harus seefektif mungkin. Guru bukan membebani


murid dalam tugas-tugas yang dihantarkan dalam belajar di rumah. Jika perlu guru

13
hadir secara gagasan dalam door to door peserta didik. Guru bukan hanya
memposisikan sebagai pentransfer ilmu, tetapi tetap saja mengutamakan ing
ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

4. Sekolah

Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus bersiaga memfasilitasi


perubahan apapun menyangkut pendidikan siswanya. Pendidikan tingkah laku
harus menjadi pijakan kuat ditengah perkembangan teknologi dan arus percepatan
informasi. Program-program
pendidikan yang dilakukan sekolah
harus benar-benar disampaikan
kepada murid, terlebih dengan media
daring tetap saja pihak sekolah harus

Gambar 3.4 benar-benar memperhatikan etika


sebagai lembaga pendidikan. Penekanan belajar dirumah kepada murid harus
benar-benar mendapat kawalan agar guru-guru yang mengajar melalui media
garing tetap smooth dan cerdas dalam menyampaikan pelajaran-pelajaran yang
wajib dipahami oleh murid.

Berdasarkan uraian diatas, artinya setiap komponen dalam pendidikan


keseluruhan saling bahu membahu untuk dapat menciptakan pembelajaran yang
efektif bagi peserta didik. Peserta didik itu sendiri sudah seharusnya menjalankan
kegiatan pembelajaran dengan tetap disiplin dan cepat atau lambat mampu
menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran yang baru, setidaknya dengan
melakukan hal tersebut seorang peserta didik dapat memberikan respon yang baik
terhadap langkah – langkah baru dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga tidak
mengurangi nilai dari proses pembelajaran itu walaupun dilaksanakan secara
online.

Dengan adanya respon dari peserta didik yang berupa penilaian mereka terhadap
sistem pembelajaran daring ini akan membantu lembaga pemerintah dalam
menentukan langkah yang lebih efektif apabila pembelajaran daring yang berjalan
dirasa kurang efektif atau dalam menentukan langkah selanjutnya perkembangan
pembelajaran daring ini apabila dirasa prosesnya berjalan cukup efektif. Selain

14
lembaga pendidikan, seorang pendidik pun ikut andil dalam menentukan berhasil
atau tidaknya aktivitas pembelajaran daring ini. Apabila pendidik memiliki
kreativitas yang tinggi maka dirasa akan cukup untuk mencapai tujuan
pembelajaran melalui strategi pembelajaran yang kreatif dan beragam.

15
BAB IV
LANGKAH TEPAT STRATEGI
PEMBELAJARAN PASCA
PANDEMI COVID-19

A. Pembelajaran Daring Pasca Covid-19


Pembelajaran adalah upaya untuk mengkondisikan anak didik supaya terjadi
proses pembelajaran sehingga guru harus mampu mendesain model pembelajaran
yang sesuai dengan materi dan karakter anak didik. Penggunaan aplikasi pada
pembelajaran daring sanagat membantu guru dalam proses pembelajaran. Guru
harus bisa atau terbiasa mengajar dengan mamanfaatkan media daring yang
didesain untuk mudah di akses dengan efektif sehingga mudah dipahami oleh
anak didik. Guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring
yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan parangkat atau media daring yang
tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan (Rohana, 2020).

Pada zaman kecanggihan teknologi seperti sekarang, internet memiliki segudang


manfaat bagi pengguna – penggunanya namun ada juga beberapa kendala di
negara kita yang menyebabkan internet tidak dapat digunakan secara optimal.
Salah satu penyebab utamanya ialah kurangnya ketersediaan sumber daya
manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi serta
perangkat hukum yang
mengaturnya. Infrastruktur
teknologi komunikasi,
multimedia dan informasi
yang merupakan komponen

Gambar 4.1
utama dari terselenggaranya
pembelajaran melalui daring dirasa masih rendah, belum lagi tempat untuk
mengakses internet yang terbatas di wilayah – wilayah tertentu saja. Permasalahan
yang muncul dari siswa, sekolah, dan lembaga – lembaga lainnya akhirnya akan

16
kembali kepada pemerintah sebagai pihak yang diharapkan dapat menciptakan
solusi terbaik bagi pemecahan masalah – masalah ini baik selama masa pandemi
maupun pasca pandemi yang akan kita hadapi.

Penurunan kualitas pendidikan pada masa pandemi Covid-19 memang tidak dapat
dihindari, hal ini dikarenakan dampak dari pandemi yang berefek domino pada
kebutuhan Negara termasuk pendidikan. Oleh sebab itu perlu diadakan kegiatan
perencanaan pendidikan setelah masa pandemi, sebagai upaya mengejar
penurunan mutu pendidikan pada masa pandemi (Winandi, 2020).

Namin, kondisi era dan pasca


pandemi covid-19 disamping
itu menyadarkan dunia
pendidikan bahwa kampus atau
sekolah bukanlah satu-satunya
tempat untuk belajar, belajar
dapat dilakukan dimana saja
dan kapan saja. Lebih lanjut
Gambar 4.2
situasi ini pun memberikan peneguhan kepada para dosen bahwa mereka bukanlah
satu-satunya sumber belajar, mahasiswa bisa mendapatkan sumber-sumber lain
yang memadai. Selanjutnya pola pikir tentang pembelajaran dari teacher center
learning berubah menjadi student center learning. Sehubungan dengan hal ini,
maka pilihan-pilihan pembelajaran sangat bervariasi (Marbun, 2021).

Dengan pola pembelajaran yang berpusat pada siswa atau peserta didik dalam
pembelajaran daring ini maka peserta didik akan dapat merasakan bahwa
pembelajaran menjadi miliknya karena mereka diberi kesempatan yang luas
untuk berpartisipasi, tumbuhnya suasana demokratis dari komunikasi dan diskusi
yang terjadi, menambah wawasan dan pengetahuan bagi pendidik maupun peserta
didik, mengenalkan hubungan antara pengetahuan dengan dunia nyata, serta
mendorong peserta didik untuk berperan secara aktif dan berpikir kritis didalam
kelas.

17
B. Blended Learning sebagai Langkah Strategis Pembelajaran Pasca
Pandemi Covid-19
Pembelajaran daring telah menjadi kebiasaan dan tututan dalam dunia pendidikan
sejak tahun lalu. Pembelajaran tatap muka bagi sebagian besar orang dianggap
kuno dan merupakan model pembelajaran yang tradisional, sehingga teknologi
dan informasi diminta untuk hadir dalam setiap pelaksanaan pembelajaran. Kini
berbagai platform digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan disambut baik oleh
kebanyakan peserta didik terutama dikalangan mahasiswa. Banyak yang menilai
bahwa pelaksanaan pembelajaran secara daring dapat dilakukan dengan lebih
fleksibel karena terkadang waktu belajar dapat ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara pendidik dan peserta didik, bagi siswa SD – SMA/SMK dapat
dilihat lebih banyak menggunakan sistem pembelajaran asynkronus alih – alih
memanfaatkan fasilitas video call grup seperti zoom meeting dalam pembelajaran
seperti yang dilakukan universitas.

Penerapan sistem e-learning merupakan inovasi metode pembelajaran merespons


penguasaan teknologi di era 4.0 yang dalam pelaksanaannya tidak mengurangi
mutu pendidikan atau tuntutan skill yang diharapkan dalam era industri 4.0 itu
sendiri. Namun, penelitian ini, fokus untuk melihat bagaimana penerapan e-
learning pada perkuliahan. E- learning merupakan bagian dari pembelajaran jarak
jauh yang terbagi lagi menjadi online learning yaitu pembelajaran yang
memanfaatkan sumber daya internet, intranet, dan extranet (Surjono, 2006 dalam
(Astuti & Febrian, 2019)).

Teknologi dan pendidikan tidak


dapat dipisahkan, dimana
semua hal itu harus sejalan.
Blended learning adalah salah
satu solusi yang bisa
dilaksanakan oleh guru dalam
pembelajaran. Menurut Thorne
blended learning adalah
kesempatan untuk
mengintegrasikan inovasi dan

Gambar 4.3
18
teknologi yang ditawarkan oleh pembelajaran daring dengan interaksi dan
partisipasi pembelajaran konvensional. Kegiatan blended learning ditandai
dengan menggabungkan pembelajaran konvensional dan daring. Penggabungan
pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai,
(Wicaksono & Rachmadyanti, 2016 dalam (Hikmah & Chudzaifah, 2020)).

Secara etimologi istilah blended learning berasal dari dua kata yaitu blend yang
berarti “campuran atau gabungan” dan learning yang berarti “belajar”, dengan
demikian secara garis besar blended learning merupakan penggabungan atau
pengkombinasian antara pembelajaran yang satu dengan yang lainnya. Blended
learning memiliki tiga makna antara lain :

1. Perpaduan/ integrasi pembelajaran tradisional dengan pendekatan berbasis


web-online
2. Kombinasi media dan peralatan yang digunakan dalam lingkungan e-learning
3. Kombinasi dari sejumlah pendekatan belajar mengajar terlepas dari teknologi
yang digunakan

Program model blended learning mencakup beberapa bentuk alat pembelajaran,


seperti real-time kolaborasi perangkat lunak, program berbasis web online, dan
elektronik yang mendukung sistem kinerja dalam tugas lingkungan belajar, dan
pengetahuan manajemen sistem.
Model Blended learning berisi
berbagai aktivitas kegiatan,
termasuk belajar tatap muka, e-
learning, dan kegiatan belajar
mandiri. Blended learning sebagai
model campuran pembelajaran
yang dipimpin instruktur

Gambar 4.4
tradisional, pembelajaran online
secara synchronous, belajar mandiri dengan asynchronous, dan pelatihan
terstruktur berbasis tugas dari seorang dosen atau mentor. Tujuan blended
learning adalah untuk menggabungkan pengalaman belajar kelas tatap muka
dengan pengalaman belajar secara online (Sukarno, 2005).

19
Melalui belajar daring yang disajikan oleh pola pembelajaran blended learning
mahasiswa dilatih untuk mampu belajar secara mandiri. Mahasiswa bisa
memperkuat pengetahuannya dengan cara mencari sendiri pengetahuan yang
dibutuhkan melalui fasilitas internet yang dapat diakses dimana saja dan kapan
saja (Yuliati & Saputra, 2020).

Blended learning dapat mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di abad


21. Assessment and Teaching of 21st Century Skills (ATC21S) mengkategorikan
keterampilan abad ke- 21 menjadi 4 kategori, yaitu way of thinking, way of
working, tools for working dan skills for living in the world (Griffin, McGaw &
Care, 2012). Hal tersebut dapat dibuktikan melalui penelitian Zain dan Jumadi
(2018) yang memodifikasi model guided inquiry dengan blended learning, hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa model guided inquiry blended learning
lebih efektif untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dibanding dengan yang
menggunakan model guided inquiry saja. Penelitian Majir (2019) mengungkapkan
bahwa blended learning dapat meningkatkan literasi informasi dan kemampuan
memecahkan masalah siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut blended
learning cukup efektif untuk mengembangkan keterampilan abad 21 yang harus
dimiliki oleh setiap orang guna menghadapi tuntutan perkembangan zaman (Utari
et al., 2020).

Penelitian Ningsih, Y.L, Misdalina, & Marhamah (2017) menunjukan bahwa


peningkatan hasil belajar dan kemandirian belajar mahasiswa yang belajar dengan
menggunakan blended learning lebih tinggi dari mahasiswa yang belajar dengan
pembelajaran biasa baik secara keseluruhan maupun berdasarkan level
kemampuan awal matematika. Sari, A.R (2017) menunjukan bahwa strategi
pembelajaran blended learning terbukti berhasil meningkatkan kemandirian
belajar, critical thinking, mapun prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah
evaluasi pembelajaran akutansi. (Yuliati & Saputra, 2020).

Dari uraian diatas dapat


disimpulkan bahwa dalam situasi
pasca pandemi, blended learning
merupakan pilihan terbaik untuk

20 Gambar 4.5
dapat menghadapi situasi tersebut karena blended learning tidak hanya mengenai
perpaduan pembelajaran tatap muka dan daring, namun juga didalamnya kita
dapat memadukan berbagai media, metode, teknik hingga taktik didalam
pembelajaran dengan blended learning. Terlebih lagi blended learning akan dapat
menciptakan pribadi peserta didik yang mandiri, meningkatkan rasa ingin tahu
serta akan lebih memfokuskan peserta didik selama pembelajaran karena tidak
adanya gangguan seperti saat pembelajaran tatap muka dimana peserta didik
seringkali ribut dikelas. Berdasarkan hal tersebut, blended learning dapat menjadi
salah satu solusi dalam strategi pembelajaran efektif pasca pandemi covid-19.

Blended learning membuat siswa dapat terus belajar dan mngikuti proses
pembelajaran. Hal tersebut tentunya menjadi peluang bagi pendidik maupun
peserta didik pada proses pembelajaran. Blended learning membantu pendidik
dalam mempersiapkan peserta didik dan menciptakan lingkungan belajar yang
sesuai dengan mereka serta membantu siswa dalam menghadapi segala tantangan
dimasa yang akan datang.

21
DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono, D. (2020). Kesiapan Dunia Pendidikan. IAIN Parepare


Nusantara Press, 20–22.

Anitah, W. sri. (2013). Strategi Pembelajaran Tarannum. Gadis, 15–75.

Astuti, P., & Febrian, F. (2019). Blended Learning Syarah: Bagaimana Penerapan
dan Persepsi Mahasiswa. Jurnal Gantang, 4(2), 111–119.
https://doi.org/10.31629/jg.v4i2.1560

Aswan, H. (2016). Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM (p. 88).

GUSTINWATI, S. (2020). Strategi pembelajaran.


https://doi.org/10.35542/osf.io/cr96u

Haidir, & Salim. (2012). STRATEGI PEMBELAJARAN.pdf. In Perdana


Publishsing (p. 167).

Hikmah, A. N., & Chudzaifah, I. (2020). Blanded Learning: Solusi Model


Pembelajaran Pasca Pandemi Covid-19. Al-Fikr: Jurnal Pendidikan Islam,
6(2), 83–94. https://doi.org/10.32489/alfikr.v6i2.84

Indrawati, B. (2020). Tantangan dan Peluang Pendidikan Tinggi Dalam Masa dan
Pasca Pandemi Covid-19. Jurnal Kajian Ilmiah, 1(1), 39–48.
https://doi.org/10.31599/jki.v1i1.261

Jenderal, D., & Tinggi, P. (2020). Surat Edaran tentang Masa Belajar
Penyelenggaraan Program Pendidikan. 10270.

Marbun, P. (2021). Disain Pembelajaran Online Pada Era Dan Pasca Covid-19.
CSRID (Computer Science Research and Its Development Journal), 12(2),
129. https://doi.org/10.22303/csrid.12.2.2020.129-142

Martoredjo, N. T. (2020). Pandemi Covid-19: Ancaman atau Tentangan bagi


Sektor Pendidikan? Jurnal Pendidikan, 2(1), 1–15.
https://core.ac.uk/download/pdf/328807842.pdf

22
Masitoh, D., & Pd, M. (n.d.). Strategi Pembelajaran Kompetensi.

Pujilestari, Y. (2020). Dampak Positif Pembelajaran Online Dalam Sistem


Pendidikan Indonesia Pasca Pandemi Covid-19. Adalah, 4(1), 49–56.
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/adalah/article/view/15394/7199

Puspitorini, F. (2020). Strategi Pembelajaran Di Perguruan Tinggi Pada Masa


Pandemi Covid-19. Jurnal Kajian Ilmiah, 1(1), 99–106.
https://doi.org/10.31599/jki.v1i1.274

Rohana, S. (2020). Model Pembelajaran Daring Pasca Pandemi Covid-19. At-


Ta’dib: Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam, 192.
https://doi.org/10.47498/tadib.v12i02.441

Sukarno. (2005). BLENDED LEARNING SEBUAH ALTERNATIF MODEL


PEMBELAJARAN MAHASISWA PROGRAM SARJANA (S-1)
KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN. Journal of Chemical
Information and Modeling, 12 Suppl 1(9), 1–29.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/810049%0Ahttp://doi.wiley.com/10.1
002/anie.197505391%0Ahttp://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9
780857090409500205%0Ahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21918515
%0Ahttp://www.cabi.org/cabebooks/ebook/20083217094

Sumantyo, F. D. S. (2020). Pendidikan Tinggi di Masa dan Pasca Covid-19.


Jurnal Kajian Ilmiah, 1(1), 81–92. https://doi.org/10.31599/jki.v1i1.266

Syah, R. H. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah,


Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya
Syar-I, 7(5). https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i5.15314

Utari, W., Hikmawati, V. Y., & Gaffar, A. A. (2020). Blended Learning : Strategi
Pembelajaran Alternatif Di Era New Normal. Seminar Nasional Pendidikan,
FKIP UNMA 2020 “Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan
Sustainable Development Goals (SDCs) Di Era Society 5.0,” 262–269.
https://prosiding.unma.ac.id/index.php/semnasfkip/article/view/330

UU No.20 Tahun, 2003. (2003). Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20

23
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Demographic Research,
49(0), 1-33 : 29 pag texts + end notes, appendix, referen.

Winandi, G. T. (2020). Perencanaan Pendidikan Pada Masa Pasca Pandemi


Covid-19. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana ….
https://proceeding.unnes.ac.id/index.php/snpasca/article/download/597/515

Yuliati, Y., & Saputra, D. S. (2020). Membangun Kemandirian Belajar


Mahasiswa Melalui Blended Learning Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Elementaria Edukasia, 3(1), 142–149.

24
MIND MAP
Pola Kegiatan
Pembelajaran
Menghasilkan
belajar yang
bermanfaat

Strategi Urutan
Kegiatan
Pembelajaran Pembelajaran
Pembelajaran
Efektif
Strategi
Pembelajaran
Penciptaan
Efektif Pasca Kondisi
Terfokus pada Pandemi Belajar Aktif
Peserta Didik Covid-19

Kondisi
Pendidikan
Selama Blended Kombinasi
Pandemi
Covid-19 Learning Media &
Peralatan

Pembelajaran
Daring
Kombinasi Kombinasi
Online & Pendekatan
Permasalahan
Offline Pembelajaran
terkait Sistem
Pembelajaran

25

Anda mungkin juga menyukai