Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PENGADAAN TENAGA AHLI / JASA KONSULTANSI


KONSULTAN PENILAI DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INDUSTRI KECIL
MENENGAH (IKM)
KEGIATAN KAJIAN SEKTOR INDUSTRI, PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

A. LATAR BELAKANG
1. DASAR HUKUM
Sesuai amanat Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17
Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan Penganggaran Pembangunan
Nasional, kebijakan pembangunan nasional yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
setiap tahunnya akan dituangkan dalam dokumen perencanaan pembangunan nasional,
yakni dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dengan mengikuti kaidah-kaidah
keterpaduan antara dokumen perencanaan nasional dan juga antar program
pembangunan.
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, Kebijakan DAK yang menunjang
pencapaian prioritas nasional juga harus disinergikan dengan kebijakan pembangunan
dalam RKP di tahun yang bersangkutan. DAK adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang sesuai dengan prioritas nasional dan tema
pembangunan nasional.
Pelaksanaan kebijakan DAK secara menyeluruh mengacu pada Peraturan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Nomor 4 Tahun 2019 tentang Tata Cara Perencanaan Dana Transfer Khusus,
yaitu DAK Fisik dan Non Fisik, bertujuan memberikan panduan kepada Kementerian
PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, K/L Teknis
Pengampu, serta Pemerintah Daerah dalam melaksanakan penyusunan Arah Kebijakan
dan rencana pemanfaatan Dana Transfer Khusus, pengusulan kegiatan, verifikasi,
penilaian, dan penetapan rencana kegiatan yang didanai dengan Dana Transfer Khusus,
penganggaran Dana Transfer Khusus, serta pelaporan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan Dana Transfer Khusus.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Dana
Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2022, DAK Fisik terdiri atas DAK Fisik Reguler
(meliputi bidang pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana, jalan, air minum,
sanitasi, dan perumahan permukiman) dan DAK Fisik Penugasan (meliputi bidang jalan,
irigasi, pertanian, kelautan dan perikanan, industri kecil dan menengah, pariwisata,
lingkungan hidup, perdagangan, transportasi perairan, transportasi perdesaan,
kehutanan dan usaha mikro, kecil, dan menengah. Secara khusus bidang pariwisata, yang
termasuk ke dalam DAK Fisik Penugasan, ditujukan untuk mendukung pencapaian
sasaran major project (MP Destinasi Pariwisata Prioritas) dan prioritas nasional tertentu
serta mendukung pemulihan ekonomi nasional. Peraturan Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Nomor 3 Tahun 2022 tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana
Alokasi Khusus Fisik Bidang Pariwisata Tahun Anggaran 2022, menegaskan bahwa DAK
Fisik Bidang Pariwisata diberikan kepada daerah untuk membantu mendanai kegiatan
fisik bidang pariwisata yang sesuai dengan prioritas pembangunan kepariwisataan
nasional serta untuk penciptaan kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan wisatawan
dalam melakukan kunjungan ke destinasi pariwisata serta diarahkan untuk kegiatan
pembangunan amenitas kawasan pariwisata dan pembangunan Daya Tarik Wisata.
Bagian dari RKP mencakup perencanaan di bidang industri, pariwisata dan ekonomi
kreatif, yang merupakan sektor yang diampu oleh Direktorat Industri, Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif sesuai dengan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
(PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Nomor 14 Tahun
2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PPN/Bappenas.
Sejalan dengan penerapan pendekatan Tematik, Holistik, Integratif dan Spasial (THIS)
dalam perencanaan pembangunan, maka lingkup dan kualitas proses DAK perlu terus
ditingkatkan sehingga penerapan money follows program menjadi lebih efektif.
Penerapan THIS dalam perencanaan DAK membutuhkan adanya pembangunan sinergi
beberapa bidang DAK sehingga masalah dan tantangan dalam pembangunan yang
mendukung prioritas nasional dapat ditangani secara lebih komprehensif dan holistik.
Sinergi ini memungkinkan adanya integrasi bidang-bidang DAK yang mendukung
tematik yang sama sehingga dapat terbangun suatu kawasan yang terintegrasi. Kualitas
perencanaan juga perlu disertai dengan penajaman kebijakan dan program yang dapat
dilaksanakan oleh Pemerintah di tahun-tahun tertentu berdasarkan pertimbangan
tingkat urgensi, kapasitas pelaksanaan dan kapasitas pembiayaannya. Penerapan
pendekatan ini menghasilkan prioritas perencanaan berdasarkan tematik tertentu yang
mengarahkan kebijakan dan program Pemerintah menjadi lebih terfokus. Ketiga
pendekatan holistik, integrasi dan tematik tersebut akan dilengkapi dengan pendekatan
spasial untuk mengarahkan berbagai upaya dan fokus kebijakan dan program
pembangunan yang akan dilaksanakan pemerintah menjadi tepat sasaran, sesuai dengan
kebutuhan kelompok sasaran/wilayah.
Penerapan DAK Fisik Penugasan dalam suatu Tematik dimulai pada tahun 2021 dan
dilanjutkan pada tahun 2022. Direktorat Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
mengampu peran sebagai koordinator DAK tematik (focal point) Penguatan Destinasi
Pariwisata Prioritas, khususnya Bidang Pariwisata dan Bidang IKM. Penyusunan DAK
dimulai satu tahun sebelum pelaksanaannya (T-1), pada anggaran 2022, Direktorat
Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama dengan Deputi Bidang Pengembangan
Regional dan Deputi Bidang Pendanaan Kementerian PPN/Bappenas, Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, dan
Kementerian/Lembaga Teknis akan melaksanakan kegiatan penyusunan perencanaan
DAK Bidang Pariwisata dan Bidang IKM Tahun 2023.
Proses penyusunan kebijakan perencanaan DAK meliputi sub-komponen yaitu:
- Penyusunan arah kebijakan dan lokasi prioritas DAK;
- Penilaian dan Pengalokasian DAK;
- Penyusunan Rencana Kegiatan DAK dan Laporan Akhir; dan
- Monitoring dan evaluasi pelaksanaan DAK.
2. GAMBARAN UMUM
Peningkatan kualitas perencanaan peningkatan daya saing sektor industri,
pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan salah satu upaya untuk mendukung
pencapaian sasaran pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang
dikeluarkan setiap tahunan. Sasaran pembangunan pariwisata mencakup nilai devisa
pariwisata, kontribusi PDB pariwisata, jumlah tenaga kerja pariwisata, jumlah wisatawan
mancanegara dan nusantara, dan peringkat Travel and Tourism Competitiveness Index.
Sementara untuk sasaran pembangunan industri mencakup pertumbuhan dan
kontribusi PDB industri pengolahan dan non migas, jumlah tenaga kerja industri
pengolahan, serta jumlah kawasan industri yang dikembangkan.
Berdasarkan sasaran-sasaran tersebut, arah kebijakan dan strategi pelaksanaan
akan disusun untuk menjadi panduan bagi pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan di bidang industri dan bidang pariwisata. Sesuai dengan arah kebijakan di
dalam RPJMN 2020-2024, kebijakan dan program pengembangan industri dan
pariwisata difokuskan pada:
- Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan
industrialisasi yang dilaksanakan dengan strategi: meningkatkan industrialisasi
berbasis pengolahan komoditas pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman,
dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir; meningkatkan industrialisasi melalui
pengembangan smelter dan kawasan industri terutama di luar Jawa;
meningkatkan daya saing destinasi dan industri pariwisata yang didukung
penguatan rantai pasok dan ekosistem pariwisata; meningkatkan nilai tambah
dan daya saing produk dan usaha kreatif dan digital; memperbaiki iklim usaha dan
meningkatkan investasi, termasuk reformasi ketenagakerjaan; serta
mengembangkan industri halal.
- Peningkatan nilai tambah pariwisata difokuskan pada peningkatan lama tinggal
dan pengeluaran wisatawan sebagai hasil dari perbaikan aksesibilitas, atraksi dan
amenitas. Fokus utama pengembangan yaitu percepatan 10 Destinasi Pariwisata
Prioritas (DPP) yaitu Danau Toba dan sekitarnya, Borobudur dan sekitarnya,
Lombok-Mandalika, Labuan Bajo, Manado-Likupang, Wakatobi, Raja Ampat,
Bangka Belitung, Bromo-Tengger-Semeru, dan Morotai. Pengembangannya akan
difasilitasi untuk meningkatkan kontribusi nilai tambah dan devisa pariwisata
sesuai potensinya.
Tahun 2023 diharapkan menjadi awal dari berbagai percepatan pertumbuhan
ekonomi yang teridisrupsi akibat Pandemi Covid-19. Oleh karena itu, upaya untuk
mencapai sasaran pada tahun 2023 akan merespon dampak pandemi dan perkuatan
proses transformasi ekonomi. Sektor industri dan pariwisata akan didorong untuk
berperan meningkatkan aktivitas ekonomi dan masyarakat untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas.
Pengembangan sektor industri, dan pariwisata seperti yang digambarkan di atas
menunjukkan bahwa masih banyak terdapat tantangan dalam melaksanakan amanat
RPJMN 2020-2024 dan RKP 2022. Pelaksanaan Koordinasi Perencanaan DAK 2023 ini
seiring dengan pelaksanaan Koordinasi Penyusunan RKP 2023. Peningkatan kualitas
perencanaan untuk RKP 2023 akan difokuskan pada peningkatan fungsi Bappenas
sebagai clearing house yang mampu menyelaraskan visi dan misi serta fokus sasaran
sektor industri, dan pariwisata secara nasional dengan rencana dan upaya-upaya yang
akan dilaksanakan pemangku kepentingan lintas sektor baik di tingkat pusat maupun
daerah, terlebih dalam kerangka upaya pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19.
Hasilnya diharapkan dapat meningkatkan efektivitas kebijakan dan program
peningkatan daya saing, serta kontribusi kebijakan dan program dalam mewujudkan
target dan sasarana dalam amanat RPJMN 2020-2024 dan RKP 2023. Proses peningkatan
kualitas perencanaan tersebut juga akan dilengkapi dengan berbagai upaya untuk
membangun koordinasi, sinergi dan kerja sama lintas pemangku kepentingan dalam
berbagai aspek pembangunan sektor industri dan sektor pariwisata.
Major Project Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang tertuang dalam RPJMN
2020-2024 disusun secara tematik, holistik, integratif, dan spasial (THIS) untuk
menuntaskan pembangunan Destinasi wisata yang didukung pengembangannya secara
lintas sektor (kementerian/lembaga), lintas kewenangan (pusat dan daerah), dan dengan
skema pembiayaan yang inovatif dan beragam/blended finance (APBN, APBD, DAK,
PLHN, KPBU, dll). Penguatan terhadap MP Destinasi Pariwisata Prioritas didukung
melalui skema pembiayaan DAK yang tergabung dalam DAK Tematik Penguatan DPP
dimana sektor pariwisata menjadi leading sector pembangunan. Penguatan DPP
didukung oleh 6 bidang DAK meliputi penataan atraksi dan amenitas daya tarik wisata,
pembangunan/revitalisasi sentra industri kecil menengah, pembangunan PLUT/UMKM,
peningkatan aksesibilitas jalan, perbaikan pengelolaan sampah, dan peningkatan akses
ke pasar dalam satu kawasan yang terintegrasi.
Proses penyusunan Dana Alokasi Khusus DAK Tematik Penguatan Destinasi
Paariwisata Prioritas TA 2023 mencakup (i) Perumusan arah kebijakan dan penetapan
Lokasi Prioritas DAK Tematik Tahun Anggaran 2023, (ii) Perumusan cakupan DAK
Tematik dan bidang-bidang DAK fisik dan DAK non fisik Tahun Anggaran 2023, (iii) Kick
Off dan Multilateral Meeting DAK Tahun Anggaran 2023 (iv) Sosialisasi Kebijakan dan
Aplikasi Krisna DAK, (v) Koordinasi penyusunan Petunjuk Operasional DAK Bidang
Pariwisata Tahun Anggaran 2023, (vi) Koordinasi Pengusulan dan verifikasi usulan DAK
Fisik melalui aplikasi Krisna, (vii) Penilaian awal usulan DAK, (viii) sinkronisasi dan
harmonisasi usulan DAK dengan pemerintah daerah (termasuk aspirasi DPR), (ix)
finalisasi hasil penilaian DAK, (x) Pembahasan dengan DPR, (xi) Penetapan pagu alokasi
DAK, dan (xii) penyusunan rencana kerja DAK.
Sejalan dengan peningkatan fungsi Bappenas sebagai clearing house, maka
direktorat industri, pariwisata, dan ekonomi kreatif juga mengampu DAK Tematik
“Penguatan DPP” dengan sektor pariwisata sebagai leading sector. DAK Tematik
Penguatan DPP terdiri dari 6 bidang DAK Fisik, dimana arah kebijakan setiap bidang
DAK harus mengacu pada arah kebijakan DAK Tematik. Perencanaan kebijakan DAK
disertai dengan monitoring dan evaluasi pada pembangunan DAK di tahun sebelumnya
diharapkan dapat meningkatkan kualitas perencanaan di sektor industri, dan pariwisata
serta mampu mendukung sasaran dan target-target pada prioritas nasional.
Secara khusus, Direktorat Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, juga
mengampu DAK Fisik Bidang IKM dalam rangka meningkatkan jumlah sentra industri
kecil menegah dan meningkatkan omzet serta mampu meningkatkan produktivitas
ekonomi masyarakat. Penyampaian usulan yang dilakukan oleh pemerintah daerah
perlu dikurasi secara lebih mendalam sesuai dengan dokumen pendukung yang
disampaikan, seperti lahan, masterplan, proposal Pengembangan sentra IKM, DED serta
spesifikasi mesin dan peralatan. Untuk menjalankan tugas sebagai koordinator DAK
tematik (focal point) Penguatan Destinasi Pariwisata Prioritas dan Sentra Industri Kecil
Menengah, diperlukan pengadaan 2 (dua) Konsultan Ahli Teknik Sipil dan Teknik
Industri sebagai pendukung penguatan penilaian usulan DAK Fisik dan DAK Non Fisik
Bidang IKM TA 2023.

B. TUJUAN PENGADAAN TENAGA AHLI

Tujuan dari pengadaan Tenaga Ahli Konsultan Teknik Sipil dan Teknik Industri dalam
kegiatan Koordinasi DAK Fisik Bidang IKM untuk mencapai tujuan kegiatan, yaitu:
1. Membantu menilai kesesuaian antara usulan pemerintah daerah di tingkat menu,
rincian kegiatan, dan komponen dengan Petunjuk Teknis DAK Fisik IKM;
2. Membantu menilai tingkat kewajaran biaya usulan pemerintah daerah;
3. Membantu menyusun rencana kegiatan akhir pemerintah daerah;
4. Membantu melakukan koordinasi dengan Kementerian PPN/Bappenas,
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, dan pemerintah daerah;
5. Membantu mewujudkan sentra Industri Kecil dan Menengah yang dapat beroperasi
setelah dibangun atau direvitalisasi.

C. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

Secara spesifik, Konsultan Ahli Teknik Sipil dan Teknik Industri memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
1. Melakukan pengumpulan data dan menyajikan informasi usulan pemerintah daerah;
2. Melakukan analisis penilaian awal terhadap usulan pemerintah daerah berdasarkan
kriteria penilaian yang disepakati;
3. Melakukan analisis lebih lanjut serta sinkronisasi hasil penilaian awal dengan
Kementerian Perindustrian;
4. Melakukan koordinasi di desk dengan pemerintah daerah dalam melakukan
klarifikasi untuk pendetailan usulan;
5. Melakukan Koordinasi dengan Kementerian Perindustrian dan Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan dalam fase sinkronisasi dan
harmonisasi;
6. Melakukan analisis dan memberikan pertimbangan usulan dalam fase penilaian
akhir;
7. Melakukan analisis dan alokasi anggaran pada setiap usulan pemerintah daerah;
8. Menyusun Rencana kegiatan (RK) DAK Fisik Bidang IKM Tahun 2023;
9. Menyusun laporan tengah kegiatan;
10. Menyusun laporan akhir kegiatan

D. OUTPUT YANG DIHARAPKAN

Output yang diharapkan dari pengadaan Konsultan Ahli Teknik Sipil dan Teknik Industri
dalam kegiatan Koordinasi DAK Fisik Bidang IKM TA 2023, adalah:
1. Basis Data Usulan Pemerintah Daerah;
2. Basis Data dan Hasil Analisis usulan DAK pada fase Penilaian Awal;
3. Basis Data dan Hasil Analisis usulan DAK pada fase sinkronisasi dan harmonisasi;
4. Basis Data dan Hasil Analisis usulan DAK pada fase Penilaian Akhir;
5. Basis Data dan Hasil Analisis pengalokasian usulan DAK;
6. Basis Data dan Hasil Analisis penetapan Rencana Kegiatan (RK) DAK Fisik.
7. Laporan awal, tengah dan akhir yang merangkum proses pengumpulan, penilaian
dan pengusulan rekomendasi penetapan DAK Fisik Bidang IKM TA 2023.

E. SYARAT DAN KUALIFIKASI

Syarat dan kualifikasi yang harus dimiliki oleh Konsultan Ahli Teknik Sipil dan Teknik
Industri harus memenuhi persyaratan Akademik, Kompetensi Keahlian dan Pengalaman,
serta Administratif yaitu:

PERSYARATAN AKADEMIK
1. Pendidikan S-1 Teknik Sipil (ST)/ Teknik Industri (ST) dengan IPK minimal 3,00 (dari
skala 4,00)
2. Lulusan S-1 dengan Perguruan Tinggi dan Program Studi terakreditasi A
3. Memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang baik (TOEFL minimal 500 paper based, 70
IBT, atau IELTS 5.5)
PERSYARATAN KOMPETENSI KEAHLIAN DAN PENGALAMAN
4. Memiliki pengalaman kerja dalam bidang proyek pemerintah minimal 1 (satu) tahun
5. Menguasai Aplikasi Ms. Office (MS. Word, Ms. Excel, dan Ms. Power Point) adalah
sebuah keharusan
6. Memahami UU tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, PP tentang
Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran, dan kebijakan Transfer ke Daerah dan
Dana Desa
7. Mampu bekerja secara individu maupun kelompok
8. Mampu bekerja dalam pengawasan minimal
9. Mampu bekerja di hari-hari libur dengan perjanjian minimal satu hari sebelumnya.
10. Kreatif, inovatif, dan mampu memecahkan masalah
PERSYARATAN ADMINISTRATIF
11. Bukan PNS atau anggota TNI/Polri
12. Warga Negara Indonesia
13. Pria/Wanita berusia maksimal 30 tahun
14. Berdomisili di Jabodetabek selama periode kontrak
15. Bersedia untuk menjalankan tugas melakukan perjalanan dinas ke daerah yang terkait
dengan kedinasan

F. LOKASI KEGIATAN

Konsultan Ahli Teknik Sipil dan Teknik Industri akan melakukan kegiatan Koordinasi
DAK Fisik Bidang IKM secara remote dengan output based serta dapat memenuhi
panggilan untuk melakukan kegiatan di kantor Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta.

G. PROSES PENGADAAN

Pengadaan tenaga Konsultan Ahli Teknik Sipil dan Teknik Industri akan dilakukan sesuai
dengan ketentuan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah yang berlaku yaitu melalui
rekrutmen dan penunjukan langsung oleh Pejabat Pengadaan di lingkungan Kementerian
PPN/Bappenas, yaitu:
1. Proses rekrutmen dan penunjukan langsung
2. Penandatanganan kontrak kerja di Pejabat Pembuat Komitmen

H. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Pengadaan tenaga Konsultan Ahli Teknik Sipil dan Teknik Industri dilaksanakan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Program PPN I Kedeputian Bidang Ekonomi, Satker
Kementerian PPN/Bappenas.

I. TAHAPAN DAN JADWAL PELAKSANAAN

Kurun waktu pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Ahli Teknik
Sipil dan Teknik Industri di lingkungan Direktorat Industri, Pariwisata, dan Ekonomi
Kreatif adalah selama 6 (enam) bulan pada pada periode semester 2 tahun 2022 dengan
rincian pelaksanaan kegiatan sebagaimana pada tabel di bawah ini.
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Juni Juli Agustus September Oktober November Desember


No Kegiatan* 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Pengumpulan data usulan daerah


2 Analisis penilaian awal usulan daerah

3 Laporan awal kegiatan

4 Analisis penilaian sinkronisasi dan harmonisasi

5 Analisis penilaian akhir

6 Analisis pengalokasian anggaran

7 Laporan tengah kegiatan


8 Penyusunan rencana kegiatan (RK) DAK Fisik
9 Koordinasi Penyusunan Petunjuk Operasional
10 Penetapan rencana kegiatan (RK) DAK Fisik
11 Laporan Akhir Kegiatan

*Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti kebijakan pengampu DAK di Kedeputian Bidang Regional, KementerianPP/Bappenas dan Kementerian Keuangan
J. Implikasi, Manfaat, dan Rencana Tindak Lanjut Implementasi

Implikasi hasil kegiatan Koordinasi DAK Fisik Bidang IKM TA 2023 adalah membantu
kontribusi terhadap pencapaian Sasaran Strategis Kementerian PPN/Bappenas
terkait “Terwujudnya Kinerja Kementerian PPN/Bapppenas yang bersih, akuntabel,
dan profesional dan didukung oleh kapabilitas SDM” dan Program Dukungan
Manajemen Kementerian PPN/Bappenas. Maka dari itu, pengadaan Konsultan Ahli
Teknik Sipil dan Teknik Industri diharapkan dapat mendorong pencapaian
Koordinasi DAK Fisik Bidang IKM.

Jakarta, 19 Mei 2022


Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi
Kreatif

Leonardo A. A. Teguh Sambodo

Anda mungkin juga menyukai