Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR

RANCANGAN PERATURAN DAERAH


RIPPARKAB BANDUNG BARAT

BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian awal dari Laporan Akhir
Rancangan Peraturan Daerah
RIPPARKAB Bandung Barat ini akan
dijabarkan mengenai Latar
Belakang, Tujuan dan Sasaran, Dasar
Penyusunan, Metodologi dan
Sistematika Penulisan Laporan Akhir
Rancangan Perda RIPPARKAB
Bandung Barat.

1.1. Latar Belakang

Perkembangan pariwisata di dunia, dan juga di banyak negara memperlihatkan


kecenderungan pariwisata untuk menjadi sektor andalan, khususnya dalam menghasilkan
devisa serta meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah. Perlu diingat, sektor
pariwisata bukanlah merupakan tujuan akhir, tetapi merupakan salah satu alat untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat sehingga pembangunan pariwisata perlu direncanakan
secara terarah dan bertahap dengan sasaran-sasaran yang jelas.
Perencanaan yang jelas merupakan syarat mutlak dalam pembangunan pariwisata.
Tanpa arah pembangunan yang pasti dan disepakati oleh seluruh stakeholders, maka
pembangunan yang dilaksanakan dapat kehilangan fokus dan rentan terhadap kemungkinan
munculnya dampak negatif yang tidak diinginkan. Mengingat pariwisata sangat multisektoral
maka dalam perencanaannya perlu diintegrasikan dalam satu rencana wilayah yang
komprehensif yang dalam pelaksanaannya juga membutuhkan komitmen dan dukungan dari
semua pihak secara menerus.
Dalam UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan telah disebutkan bahwa
pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan
kepariwisataan yang terdiri dari rencana induk tingkat nasional, rencana induk tingkat provinsi,
dan rencana induk tingkat kabupaten/kota. Rencana induk pembangunan kepariwisataan
tersebut kemudian diatur dengan peraturan daerah dan dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan.
Berbagai perkembangan dan peristiwa dewasa ini membawa pengaruh besar pada
perkembangan kepariwisataan, terutama kepariwisataan daerah. Banyak potensi dan
sekaligus permasalahan serta isu baru yang muncul ke permukaan yang membutuhkan cara
penanganan dengan pendekatan-pendekatan yang spesifik. Dinamika tersebut perlu
diakomodasi ke dalam produk-produk rencana yang ada di daerah agar potensi,
permasalahan serta isu-isu baru yang muncul dapat ditampung dan menjadi dasar dalam
menyusun kebijakan serta program tindak.

I-1
LAPORAN AKHIR
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
RIPPARKAB BANDUNG BARAT

Arah pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Bandung Barat adalah


pembangunan yang berkelanjutan dengan melibatkan setiap unsur dan sektor yang ada
dalam tatanan daerah. Setiap unsur dan sektor saling bahu membahu secara sinergis untuk
dapat mengupayakan model pembangunan kepariwisataan yang sesuai dan tepat dengan
kultur dan kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh Kabupaten Bandung Barat.
Pemberlakuan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
secara riil merupakan titik tolak yang sangat strategis bagi daerah kabupaten/kota untuk dapat
menggali, mengembangkan dan mengelola aset-aset maupun potensi sumber daya yang
dimiliki serta memberdayakannya bagi pembangunan perekonomian daerah setempat. Oleh
karena itu setiap daerah perlu mencermati sektor-sektor strategis yang memiliki potensi kuat
untuk menopang pembangunan di daerahnya masing-masing. Namun di sisi lain,
pemberlakuan undang-undang tersebut sekaligus juga memberikan tantangan bagi daerah
untuk dapat mewujudkan kemandirian dalam membangun daerahnya masing-masing dengan
kewenangan yang lebih luas pada sejumlah bidang pembangunan, termasuk didalamnya
tantangan untuk mempersiapkan sumber daya manusia, institusi dan kelembagaan serta
perangkat kebijakan maupun program-program strategis sektoral yang diperlukan. Upaya-
upaya penyiapan tersebut di atas sangatlah vital dan mendasar agar kebijakan otonomi
daerah dapat benar-benar memberikan nilai manfaat dan daya produktif yang tinggi bagi
pembangunan daerah maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Dalam era otonomi daerah, setiap daerah dihadapkan pada tanggung jawab yang
lebih besar dalam mengelola pembangunan di wilayahnya masing-masing. Daerah dituntut
untuk mampu mendorong pembangunan wilayah secara lebih mandiri melalui pemanfaatan
sumberdaya yang dimilikinya. Sumberdaya pariwisata Kabupaten Bandung Barat juga
diharapkan dapat dikelola secara lebih produktif untuk meningkatkan perekonomian wilayah
yang lebih besar. Namun dalam pengelolaan pariwisata ini, daerah tidak dapat mengelak dari
adanya faktor persaingan. Dengan demikian dibutuhkan pengelolaan yang lebih profesional
untuk mendapatkan nilai lebih dari pembangunan pariwisata yang dilakukan, serta memiliki
keunggulan kompetitif.

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat berencana melakukan pembangunan


pariwisata guna mewujudkan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan yang diharapkan
mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat Kab. Bandung Barat, baik melalui
peningkatan kunjungan wisatawan, peningkatan pendapatan asli daerah dan peningkatan
kegiatan usaha pariwisata. Sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten
Bandung Barat dihadapkan pada peluang dan tantangan untuk membangun aset dan potensi
kepariwisataan yang dimiliki.

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat perlu menegaskan arah dan posisi sektor
pariwisata bagi pembangunan Kabupaten Bandung Barat dengan menjadikan pariwisata
sebagai salah satu paradigma baru pembangunan yang salah satu sasarannya adalah untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah dalam wujud pembangunan pariwisata yang
berkelanjutan (sustainable tourism development).

Dalam mengoptimalkan potensi wisata di Kabupaten Bandung Barat diperlukan


perencanaan dan pembangunan pariwisata lebih lanjut secara holistik. Perencanaan

I-2
LAPORAN AKHIR
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
RIPPARKAB BANDUNG BARAT

pembangunan pariwisata yang dilakukan merupakan penjabaran dari visi dan misi
pembangunan sektor pariwisata maupun pembangunan daerah, yang akan menjadi acuan
bagi program pembangunan pembangunan pariwisata yang lebih operasional yang
merupakan penjabaran dari rencana pembangunan yang lebih bersifat makro.

Pariwisata Kabupaten Bandung Barat juga dihadapkan pada permintaan produk wisata
yang bermutu sebagai akibat dari meningkatnya pengetahuan dan pengalaman wisatawan,
serta persaingan dengan destinasi pariwisata lain. Pemerintah Kabuapten Bandung Barat telah
mampu melihat peluang besar dalam pembangunan kegiatan pariwisata, yang meliputi:
1. Sektor pariwisata mampu menjadi salah satu trigger dalam pembangunan ekonomi
pada tingkat lokal maupun nasional, sehingga Pemerintah Kabupaten Bandung Barat
telah mencanangkan pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang
merupakan modal dasar dalam merealisasikan hal tersebut.
2. Mengupayakan agar kepariwisataan Kabupaten Bandung Barat mempunyai daya
saing produk yang tinggi di Provinsi Jawa Barat dengan menampilkan diferensiasi
berdasarkan kepada sumber daya yang dimiliknya.
3. Mengupayakan meningkatkan peran daerah dalam memanfaatkan beragam sumber
daya ekonomi (khususnya pariwisata) yang sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten
Bandung Barat yang juga didukung oleh sektor-sektor pembangunan lainnya.
4. Kebijakan pariwisata harus mendukung secara kondusif serta dapat mengantisipasi
setiap perubahan dalam mengimplementasikan pembangunan kepariwisataan
daerah. Dengan kondisi yang kondusif tersebut diharapkan kegiatan pariwisata dapat
berdampak positif dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan dalam Pasal 56 ayat (2), Pasal 63 ditegaskan bahwa
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota disertai dengan penjelasan atau
keterangan dan/atau Naskah Akademik. Melihat semakin berkembang dan cepatnya
dinamika kehidupan sosial masyarakat yang membutuhkan pengaturan hukum, maka
penyusunan Naskah Akademik sebagai langkah awal pembentukan peraturan perundang-
undangan nampaknya menjadi penting dilakukan.
Demikian juga dengan rencana pembentukan Perda yang akan mengatur tentang
Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat (selanjutnya disebut
RIPPARKAB) memerlukan pengkajian mendalam baik dari aspek teori, metodologi, serta teknik
perancangannya. Melalui pembuatan naskah akademik tersebut diharapkan melahirkan
Perda RIPPARKAB yang tidak hanya baik dari aspek normatifnya, tetapi juga sejalan dengan
situasi, kondisi, serta aspirasi masyarakat Kabupaten Bandung Barat. Artinya, hal-hal yang
berkaitan dengan dunia pariwisata, baik aspek filosofis, yuridis, sosiologis, maupun
ekologisnya dapat dikaji dengan baik.
Beberapa alasan yang mendukung perlu disusunnya Naskah Akademik Perda
RIPPARKAB Bandung Barat Tahun 2021, yaitu:
1. Melalui Naskah Akademik yang disusun secara holistik, komprehensif, dan visioner,
berbagai faktor terkait dengan keberadaan, kualitas, dan karakteristik wilayah dapat
dikaji baik dalam konteks normatif, terkait dengan sistem hukum nasional, maupun

I-3
LAPORAN AKHIR
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
RIPPARKAB BANDUNG BARAT

dalam konteks sosiologis, yang berterkaitan dengan kehidupan masyarakat.


Sehingga naskah akademik diperlukan agar peraturan perundang-undangan yang
dihasilkan akan sesuai dengan sistem hukum nasional dan selaras dengan kebutuhan
kehidupan sosial masyarakat Kabupaten Bandung Barat.
2. Mekanisme dalam penyusunan Naskah Akademik Perda RIPPARKAB Bandung Barat
Tahun 2021 merupakan media nyata bagi peran serta masyarakat Kabupaten
Bandung Barat dalam proses pembentukan Perda. Hal ini merupakan keuntungan
tersendiri, karena keterlibatan masyarakat dalam proses pembentukan Perda ini akan
berdampak pada terakomodasinya aspirasi-aspirasi masyarakat dalam Perda
tersebut.
3. Melalui naskah akademik, dapat diketahui secara pasti mengapa perlu dibuat Perda
RIPPARKAB apakah Perda tersebut memang diperlukan oleh masyarakat Kabupaten
Bandung Barat. Hal ini karena dalam naskah akademik akan dipaparkan alasan-
alasan, fakta atau latar belakang tentang hal-hal yang mendorong disusunnya Perda
RIPPARKAB secara komprehensif, baik dari aspek ideologis, politis, budaya, sosial,
ekonomi.
4. Melalui Naskah Akademik Ranperda RIPPARKAB, para pengambil keputusan dan
pemangku kepentingan lebih mudah untuk melihat tingkat kebutuhan masyarakat
akan sebuah peraturan, sehingga Perda yang dibuat dapat tepat guna dan tepat
sasaran. Berbagai tinjauan yang dipaparkan dalam naskah akademik, baik tinjauan
filosofis, yuridis, maupun sosiologi, dan politis, akan memudahkan untuk melihat
tingkat kebutuhan tersebut.
5. Melalui naskah akademik, pembahasan Ranperda RIPPARKAB menjadi lebih cepat
dan mudah, karena didalamnya sudah dikaji mengenai gambaran umum materi dan
ruang lingkup Perda yang akan dibuat.
6. Melalui naskah akademik yang proses pembuatannya dilakukan secara rasional,
obyektif, dan ilmiah, maka kebutuhan dan harapan masyarakat akan menjiwai Perda
tersebut.
Terkait dengan regulasi kepariwisataan, secara eksplisit, dalam Pasal 8 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (selanjutnya disebut UU
Kepariwisataan), telah dimanatkan bahwa Pembangunan Kepariwisataan dilakukan
berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas rencana induk
pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan
provinsi, dan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota. Selanjutnya
dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) tersebut, diatur dengan Peraturan Daerah kabupaten/kota.
Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan sebagaimana dimaksud pada
Pasal 9 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota juga memberikan kewenangan kepada Pemerintah kabupaten/kota untuk
menetapkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan kabupaten/kota. Kedua peraturan

I-4
LAPORAN AKHIR
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
RIPPARKAB BANDUNG BARAT

perundang-undangan tersebut melatarbelakangi pentingnya menyusun Rancangan Peraturan


Daerah Provinsi, yang selanjutnya Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dalam menetapkan
Peraturan Daerah tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan.
Penyusunan Ranperda RIPPARKAB Bandung Barat juga harus disertai penjelasan dan
atau Naskah Akademik sebagai penjabaran dari Perda. Rencana Induk Pembangunan
Pariwisata Provinsi (RIPPARPROV) Jawa Barat, yang telah disusun dan ditetapkan dengan
Peraturan Gubernur Jawa Barat.
Naskah Akademik ini akan mengkaji secara mendalam dan komprehensif tentang
perlunya Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat yang mengatur hal-hal yang terkait
dengan pembangunan kepariwisataan, termasuk kajian teoritis terkait pembangunan
kepariwisataan yang bersifat kearifan lokal, kajian empiris kepariwisataan Kabupaten
Bandung Barat, dan evaluasi tentang peraturan dan kebijakan terkait.
Sebagai langkah akhir dari penyusunan RIPPARKAB Bandung Barat Tahun 2021, maka
perlu dilakukan penetapan kebijakan dalam bentuk Peraturan Daerah sebagai pengikat bagi
seluruh stakeholders dalam melaksanakan program-program yang telah ditetapkan.

1.2. Maksud, Identifikasi Masalah, Tujuan, dan Sasaran


Penyusunan Naskah Akademik

1.2.1. Maksud
Kegiatan ini diselenggarakan atas dasar kebutuhan terhadap produk hukum dalam
bentuk peraturan daerah terkait dengan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Bandung
Barat berdasarkan kepada Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bandung
Barat Tahun 2021. Kegiatan ini perlu dilaksanakan sesuai dengan amanat dari UU No. 10
Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Perundang-Undangan dicantumkan bahwa setiap pembentukan Peraturan Daerah baik
Provinsi maupun Kabupaten/Kota disertai dengan adanya keterangan atau penjelasan atau
yang biasa disebut dengan Naskah Akademik. Naskah Akademik merupakan naskah hasil
penelitian atau pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya terhadap suatu masalah tertentu
yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut
dalam suatu Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Daerah Provinsi, Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagai solusi terhadap permasalahan dan kebutuhan
hukum masyarakat, dalam kegiatan ini adalah Kebutuhan Hukum terkait Pembangunan
Kepariwisataan di Kabupaten Bandung Barat.

1.2.2. Identifikasi Masalah


1. Apa dasar pertimbangan dan urgensi penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah RIPPARKAB Bandung Barat?
2. Bagaimana landasan isu tentang pembangunan kepariwisataan di
Kabupaten Bandung Barat?

I-5
LAPORAN AKHIR
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
RIPPARKAB BANDUNG BARAT

3. Apa yang menjadi rumusan arah dan cakupan ruang lingkup materi
tentang pembangunan pariwisat?
4. Apa yang menjadi implikasi dalam Rancangan Peraturan Daerah
RIPPAKAB Bandung Barat?
5. Apa yang menjadi landasan filosofis,sosiologis dan yuridis dalam
penyusunan Rancangan Peraturan Daerah RIPPAKAB Bandung Barat?
6. Bagaimana arahan jangkauan Rancangan Peraturan Daerah RIPPAKAB
Bandung Barat?
7. Bagaimana arahan pengaturan dalam Rancangan Peraturan Daerah?
1.2.3. Tujuan
Tujuan dari penyusunan kegiatan Naskah Akademik RIPPARKAB Bandung Barat Tahun
2021, sebagai dasar pemikiran dan pedoman untuk pembentukan substansi Peraturan
Daerah tentang RIPPARKAB Bandung Barat Tahun 2021. Secara substansi, tujuan
dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk:
1. Tersusunnya RANPERDA RIPPARKAB baik secara filosofis, sosiologis maupun yuridis
yang ditunagkan dalam naskah akademik;
2. Tersusunnya RANPERDA RIPPARKAB yang berdasarkan pada landasan ilmiah
tentang pembangunan kepariwisataan;
3. Tersusunnya RANPERDA RIPPARKAB berdasarkan rumusan arah dan cakupan
ruang lingkup materi tentnag pembangunan pariwisat.
4. Sebagai bahan masukan bagi pembuatan rancangan PERDA tentang RIPPARKAB
Bandung Barat;
5. Menggali dasar-dasar teoritis, yuridis dan sosiologis untuk memberikan
argumentasi akademik tentang urgensi pembentukan peraturan daerah tentang
RIPPARKAB sehingga dapat menjadi landasan ilmiah bagi penyusunan rancangan
peraturan daerah tersebut;
6. Memberikan arah dan menetapkan ruang lingkup bagi penyusunan perda
RIPPARKAB;
7. Menyerap aspirasi masyarakat tentang substansi rancangan Peraturan Daerah
RIPPARKAB.

1.2.4. Sasaran
Sasaran penyusunan Naskah Akademik Rencana Induk Pembangunan Kepariwistaan
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2017 -2025 adalah sebagai berikut :
1. Teridentifikasinya potensi, peluang, hambatan dan permasalahan dalam
pembangunan pariwisata di Kabupaten Bandung Barat, baik permasalahan Hukum
maupun permasalahan non-Hukum didasarkan kepada Dokumen Rencana Induk
Pembangunan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat.
2. Terkajinya produk hukum terkait dengan sektor pariwisata dan kebudayaan dalam
tingkat Nasional, Provinsi dan Daerah.
3. Tersusunnya Naskah Akademik RIPPARKAB Bandung Barat Tahun 2021 sehingga
Peraturan Daerah tersebut dapat dilaksanakan oleh Pemda Kabupaten Bandung
Barat.

I-6
LAPORAN AKHIR
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
RIPPARKAB BANDUNG BARAT

4. Terkomunikasikannya Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten


Bandung Barat Tahun 2021 kepada Pelaku Pariwisata di Kabupaten Bandung Barat.

1.3. Dasar Penyusunan


Dalam menyusun Kajian Naskah Akademik Rancanangan Peraturan Daerah Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bandung Barat Tahun 2021, memiliki dasar
penyusunan Peraturan dan Kebijakan sebagai berikut :

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


2. Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan;
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan;
5. Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4966);
11. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah;
12. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Benda Cagar Budaya;
13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah;
15. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan
Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid 19;
16. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Pengesahan, Pengundangan Dan
Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan;
17. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2020-2024;
18. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan
Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
20. Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Nomor PM.85/HK.501/MKP/2010
Sampai Dengan Nomor PM.97/HK.501/MKP/2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran
Usaha Pariwisata Yang Menjadi Landasan Operasional Bagi Pelaksanaan Usaha
Pariwisata;

I-7
LAPORAN AKHIR
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
RIPPARKAB BANDUNG BARAT

21. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota;
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Pariwisata Provinsi Jawa Barat;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2007 –
2025;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Pajak
Restoran;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 25 Tahun 2011 Tentang Pajak
Hiburan;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 28 Tahun 2011 Tentang Pajak
Hotel;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 27 Tahun 2011 Tentang Pajak
Parkir;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah 2009-2029;
29. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bandung Barat;
30. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 7 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Kepariwisataan Daerah;
31. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 12 Tahun 2013 Tentang
Ketertiban, Kebersihan Dan Keindahan;
32. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
Pengendalian Dan Pengawasan Penjualan Minuman Beralkohol;
33. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 8 Tahun 2014 Tentang
Pemanfaatan Dan Penggunaan Bagian-Bagian Jalan;
34. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Desa;
35. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No 5 Tahun 2016 Tentang
Pemberdayaan Usaha Mikro;
36. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No 12 Tahun 2016 Tentang Pajak
Daerah;
37. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No 3 Tahun 2018 Tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah;
38. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No 1 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan
Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau;
39. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No 3 Tahun 2019 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-2023;
40. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No 4 Tahun 2019 Tentang
Penyelenggaraan Komunikasi, Informatika, Dan Statistik;
41. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No 6 Tahun 2019 Tentang
Penyelenggaraan Perhubungan; dan
42. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No 8 Tahun 2019 Tentang
Penyelenggaraan Ketenagakerjaan;

I-8
LAPORAN AKHIR
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
RIPPARKAB BANDUNG BARAT

1.4. Metode Penelitian

Naskah Akademik Raperda tentang RIPPARKAB Bandung Barat ini menggunakan


metode penelitian hukum sosio-legal atau yuridis sosiologis (empiris). Melalui metode tersebut,
kajian naskah akademik ini ditujukan terhadap 2 (dua) dua obyek penelitian, yaitu:

1. Hukum sebagai aturan normatif berupa peraturan perundang-undangan dan/atau


kebijakan atau hukum sebagai kaidah/norma; dan
2. Hukum yang hidup di dalam kenyataan di masyarakat (living law) atau hukum sebagai
gejala sosial, yang berupa kebutuhan dan aspirasi masyarakat Daerah terhadap
Peraturan Daerah RIPPARKAB Bandung Barat yang disusun.

Terkait dengan metode penelitian tersebut, maka teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah:

1. Kajian literatur dan dokumen (studi dokumenter), yaitu untuk mengkaji bahan pustaka
dan data sekunder. Analisis dilakukan terhadap peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan Kepariwisataan, dalam bentuk peraturan perundang-undangan tingkat
pusat maupun tingkat daerah.

2. Analisis Isi (content analysis), yaitu analisis terhadap kebijakan yang berkaitan dengan
Kepariwisataan, baik yang ditetapkan oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah, serta
data yang terkait dengan karakteristik dan kondisi daerah seperti kebutuhan dan aspirasi
masyarakat.

3. Konsultasi Publik, dalam bentuk diskusi terarah (rembug warga), sosialisasi, seminar, atau
lokakarya, yang dilakukan untuk membahas substansi hukum yang relevan dengan
kondisi Derah. Kegiatan ini melibatkan berbagai stakeholder, berasal dari unsur
pemerintahan, akademisi, tokoh atau kelompok masyarakat, untuk memperoleh
tanggapan atau masukan terhadap Perda RIPPARKAB Bandung Barat yang akan dibuat.

Hasil kajian metode dan teknik pengumpulan data tersebut kemudian dianalisis
dengan menggunakan metode analisis kualitatif, dengan pendekatan deduktif-induktif, dan
interpretasi hukum.1 Selanjutnya ditarik kesimpulan dan dideskripsikan untuk menggambarkan
adanya kebutuhan daerah terhadap Peraturan Daerah RIPPARKAB Bandung Barat.

1
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2002, hlm. 156.

I-9
LAPORAN AKHIR
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
RIPPARKAB BANDUNG BARAT

Skema atau bagan alir penyusunan Naskah Akademik Raperda RIPPARKAB Bandung
Barat dapat dilihat dalam Gambar 1.1. berikut ini:

I-10
LAPORAN AKHIR
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
RIPPARKAB BANDUNG BARAT

METODE PENELITIAN BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V


HUKUM PENDAHULUAN KAJIAN EVALUASI DAN LANDASAN JANGKAUAN ARAH
LBM TEORETIS DAN FILOSOFIS PENGATURAN
ANALISIS
IDENTIFIKASI YURIDIS
PRAKTIS PERATURAN MATERI MUATAN
MASALAH
EMPIRIS SOSIOLOGIS
SOSIO-LEGAL TUJUAN & TERKAIT
(YURIDIS SOSIOLOGIS) KEGUNAAN
METODE
PENELITIAN

NASKAH
BAB VI
STUDI STUDI LAPANGAN AKADEMIK +
(FIELD-RESEARCH) SIMPULAN
DOKUMENTER RAPERDA SARAN
(LAMPIRAN) (REKOMENDASI)

CONTENT FEED-BACK
JENIS DATA
ANALYSIS

Gambar 1.1. Bagan Alir Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah.
Sumber: Undang-Undang No.12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Hasil Analisis. 2021

I-11
LAPORAN AKHIR
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
RIPPARKAB BANDUNG BARAT

1.5. Struktur Laporan Akhir Rancangan Peraturan Daerah


RIPPARKAB Bandung Barat

Sistematika Laporan Akhir Rancangan Peraturan Daerah RIPPARKAB Bandung Barat Tahun 2021
sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Berisikan penjelasan terkait latar belakang, Maksud, tujuan
dan sasaran, dasar penyusunan, metodologi yang digunakan
serta sistematika penulisan Laporan Akhir Rancangan Peraturan
Daerah RIPPARKAB Bandung Barat Tahun 2021-2025.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS


Berisikan penjelasan mengenai landasan teori pengembangan
kepariwisataan dan prinsip pengembangan kepariwisataan
yang dapat diterapkan di Kabuapten Bandung Barat
BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN TERKAIT
Menjelaskan mengenai kebijakan-kebijakan pembangunan
pariwisata baik tingkat nasional, provinsi dan kabupaten yang
terkait dengan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten
Bandung Barat. Selain terkait kebijakan pembangunan
kepariwisataan, pada bab ini juga akan membahas mengenai
kebijakan perwilayahan baik tingkat nasional, provinsi dan
kabupaten yang terkait dengan pembangunan kepariwisataan
di Kabupaten Bandung Barat.

BAB IV LANDASAN FILOSOSFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS


Pada Bab ini dijabarkan mengenai landasaran filosofis,
sosiologis dan yuridis dalam penyusunan naskah akademik
RIPPARKAB Bandung Barat

BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN DAN RUNAG LINGKUP


MATERI
Pada Bab ini akan dijabarkan mengenai jangkauan dari
RIPPARKAB Bandung Barat, arah pengaturan dan ruang
lingkup materi muatan terkait dengan Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bandung Barat
2021 - 2025.

I-12
LAPORAN AKHIR
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
RIPPARKAB BANDUNG BARAT

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN


Pada akhir ni akan dijabarkan mengenai simpulan dan saran
dalam penyusunan naskah akdemik rancangan peraturan
daerah RIPPARKAB Bandung Barat Tahun 2021 - 2025

I-13

Anda mungkin juga menyukai