BAB 1-i
1.1 LATAR BELAKANG
Pariwisata kini telah menjadi salah satu sektor yang didorong menjadi sektor unggulan penggerak
perekonomian di Indonesia. Pembangunan pariwisata memiliki karakeristik multi sektor, multi aktor, dan
multi aspek. Maka dari itu dalam pembangunan pariwisata perlu perencanaan yang terpadu dan saling
terintegarasi dari segala aspek. Sebagai salah satu bentuk tindak lanjut dari program percepatan proyek
strategis nasional pada sektor pariwisata pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyusun dokumen Rencana Induk Destinasi
Pariwisata Nasional/ Integrated Tourism Master Plan (ITMP). Penyusunan dokumen ini dilakukan dengan
pendekatan terpadu dan menerapkan konsep empat pilar pembangunan pariwisata yang telah
dijabarkan dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional. Selain itu juga dengan melakukan
pendekatan komprehensif untuk seluruh aspek dan sektor dengan melibatkkan semua stakeholders baik
di tingkat pusat (K/L), tingkat daerah maupun lintas pelaku ditingkat masyarakat, dan swasta. Diharapkan
dokumen ini dapat menjadi dokumen perencanaan pariwisata yang dapat mengatasi masalah dan
tantangan pengembangan pada masing-masing kawasan, baik dalam konteks pengembangan pariwisata
maupun dalam konteks pembangunan daerah yang lebih luas, untuk selanjutnya dapat mendukung
percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan strategis pariwisata. Mengakomodir maksud
tersebut, pemerintah Indonesia memutuskan pelaksanaan pekerjaan ini juga sebagai bentuk sarana
koordinasi diantara para pemangku kepentingan dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan yang
selaras dengan perkembangan regional secara keseluruhan.
Provinsi Bangka Belitung menjadi salah satu kawasan yang akan disusun dokumen Rencana Induk
Destinasi Pariwisata Nasional/ Integrated Tourism Master Plan (ITMP). Sesuai yang tertuang pada
Peraturan Pemerintah no. 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Tahun 2010 – 2025, Provinsi Bangka Belitung termasuk dalam Destinasi Pariwisata Nasional Palembang-
Babel dan sekitarnya, serta terdiri dari empat Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN), yaitu
KPPN Pangkal Pinang-Sungai Liata dsk, KPPN Tanjung Kalayang-Belitung dsk, KPPN Belinyu dsk, dan KPPN
Punai-Belitung dsk. Selanjutnya melalui Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (diubah melalui Peraturan Presiden No. 58 Tahun 2017), KSPN
Tanjung Kelayang Bangka Belitung sebagai kawasan yang menjadi prioritas percepatan pembangunan
infrastruktur transportasi, listrik, dan air bersih.
Melalui pendekatan terpadu dan komprehensif untuk seluruh aspek dan sektor dengan melibatkkan
semua stakeholders baik di tingkat pusat (K/L), tingkat daerah maupun lintas pelaku ditingkat masyarakat,
dan swasta. Integrated Tourism Master Plan (ITMP) digunakan sebagai platform bersama dalam
penyusunan sebuah perencanaan, pelaksanaan program dan pengendaliannya pembangunan pariwisata
yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan antara pemangku
kepentingan.
BAB 1-1
1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN
1.2.1 Maksud
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk menyediakan dokumen Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional/
Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Bangka Belitung.
1.2.2 Tujuan
Penyusunan dokumen ini bertujuan sebagai acuan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah baik itu
Kementerian/Lembaga ataupun seluruh pihak lain dalam melaksanakan tahapan penting pelaksanaan
kegiatan pengembangan pariwisata di DPP Bangka Belitung.
1.2.3 Sasaran
Sasaran dari pekerjaan ini antara lain:
BAB 1-2
1. KPPN Belinyu dan sekitarnya;
2. KPPN Pangkal Pinang–Sungai Liat dan sekitarnya;
3. KPPN Punai–Belitung dan sekitarnya; dan
4. KSPN Tanjung Kelayang–Belitung dan sekitarnya.
BAB 1-3
Gambar 1.1 - Ruang Lingkup Wilayah
1.4 SISTEMATIKA PELAPORAN
Laporan pendahuluan sebagai laporan pembuka dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Induk
Destinasi Pariwisata Nasional/ Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Bangka Belitung yang tersusun
dengan susunan sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini berisikan latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, ruang lingkup serta keluaran dari
kegiatan Penyusunan Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional/ Integrated Tourism Master Plan
(ITMP) Bangka Belitung.
Pada bab ini berisikan landasan hukum pelaksanaan pekerjaan dan tinjauan kebijakan pengembangan
pariwisata serta kebijakan tata ruang wilayah pada lingkup nasional, provinsi, hingga kabupaten/kota
serta teori-teori yang menjadi acuan pengembangan kepariwisataan.
Bab 3 Profil Wilayah dan Profil Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Pada bab ini berisikan gambaran umum Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dilihat dari empat pilar
pariwisata, yaitu Destinasi, Kelembagaan, Ekonomi dan Pemasaran.
Pada bab ini berisikan analisis pilar pariwisata dan sektor strategis serta analisis pemilihan Key Tourism
Area prioritas dan Destinasi Pariwisata prioritas.
Bab 5 Kesimpulan
Pada bab ini berisikan rekomendasi awal skenario pengembangan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
TINJAUAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN TEORI KEPARIWISATAAN
2.1. TINJAUAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN KEBIJAKAN PENATAAN RUANG .................... 1
2.1.1. Undang – Undang Tentang Penataan Ruang (UU Nomor 26 Tahun 2007) .............. 1
2.1.2. Undang – Undang Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(UU Nomor 1 Tahun 2014)........................................................................................ 2
2.1.3. Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (PP Nomor 21
Tahun 2021) .............................................................................................................. 4
2.1.4. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) ..................................................... 5
2.1.5. Rencana Tata Ruang Laut Nasional........................................................................... 10
2.1.6. Rencana Tata Ruang Pulau (RTR-P)........................................................................... 16
2.1.7. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)....................................................... 16
2.1.8. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Kota (RTRWK) .................................. 27
2.1.8.1. Rencana Tata Ruang wilayah Kota Pangkalpinang .................................... 27
2.1.8.2. Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Bangka...................................... 37
2.1.8.3. Rencana TaTa Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Barat ........................... 42
2.1.8.4. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Tengah ........................ 50
2.1.8.5. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Selatan ........................ 56
2.1.8.6. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung ................................... 61
2.1.8.7. Rencana Tata ruang wilayah Kabupaten Belitung Timur .......................... 70
2.1.9. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan ............................................................ 79
2.2. TINJAUAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ........................ 80
2.2.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) ...................................... 80
2.2.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ................................ 81
2.2.3. Rencana Kerja Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi .................. 84
2.2.4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi ..................... 87
2.2.5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten/Kota ............. 92
2.2.5.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Pangkalpinang ...... 92
2.2.5.2. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bangka ....... 95
2.2.5.3. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bangka
Barat .......................................................................................................... 95
2.2.5.4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bangka
Tengah ....................................................................................................... 95
2.2.5.5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bangka
Selatan ....................................................................................................... 95
2.2.5.6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Belitung ...... 95
2.2.5.7. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Belitung
Timur ......................................................................................................... 95
2.2.6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/ Kota ...... 98
2.2.6.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Pangkalpinang ........................................................................................... 98
2.2.6.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Bangka ....................................................................................................... 100
2.2.6.3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Bangka ....................................................................................................... 102
2.2.6.4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Bangka Tengah .......................................................................................... 103
2.2.6.5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Bangka Selatan .......................................................................................... 105
2.2.6.6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Belitung...................................................................................................... 105
i
2.2.6.7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Belitung Timur ........................................................................................... 106
2.2.7. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) .............................................................................. 110
2.2.7.1. Rencana Kerja Pemerintah 2019 ............................................................... 110
2.2.7.2. Rencana Kerja Pemerintah 2020 ............................................................... 111
2.2.7.3. Rencana Kerja Pemerintah 2021 ............................................................... 112
2.2.8. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi ................................................. 113
2.2.8.1. Rencana Kerja Pemerintah daerah (RKPD) Provinsi 2019 ......................... 113
2.2.8.2. Rencana Kerja Pemerintah daerah (RKPD) Provinsi 2020 ......................... 114
2.2.9. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten/ Kota .................................. 117
2.2.9.1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Pangkalpinang........................... 117
2.2.9.2. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka ............................ 119
2.2.9.3. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat ................... 124
2.2.9.4. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Daerah Kabupaten Bangka
Tengah ....................................................................................................... 128
2.2.9.5. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Daerah Kabupaten Bangka
Selatan ....................................................................................................... 129
2.2.9.6. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Daerah Kabupaten Belitung .............. 130
2.2.9.7. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Daerah Kabupaten Belitung
Timur ......................................................................................................... 131
2.2.10. Rencana Pengembangan KEK ................................................................................... 132
2.2.10.1. Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Kelayang ............................................ 132
2.3. TINJAUAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PARIWISATA ... 133
2.3.1. Undang – Undang Kepariwisataan (UU Nomor 10 Tahun 2009) .............................. 133
2.3.2. Rencana Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) .............................. 135
2.3.3. Rencana Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV)............................. 138
2.3.4. Rencana Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten dan Kota
(RIPPARKAB/ RIPPARKOT) ......................................................................................... 155
2.3.4.1. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kota Pangkalpinang ........ 155
2.3.4.2. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bangka .......... 158
2.3.4.3. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bangka
Barat .......................................................................................................... 163
2.3.4.4. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bangka
Tengah ....................................................................................................... 167
2.3.4.5. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bangka
Selatan ....................................................................................................... 169
2.3.4.6. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung ........ 171
2.3.4.7. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung
Timur ......................................................................................................... 176
2.3.5. Peraturan – Peraturan Daerah Kabupaten/Kota terkait Kepariwisataan ................. 180
2.3.5.1. Kota Pangkalpinang (PERDA Kota Pangkalpinang Nomor 07 Tahun
2005).......................................................................................................... 180
2.3.5.2. Kabupaten Bangka..................................................................................... 181
2.3.5.3. Kabupaten Bangka Barat (PERDA Nomor 9 Tahun 2019) .......................... 181
2.3.5.4. Kabupaten Bangka Tengah ........................................................................ 182
2.3.5.5. Kabupaten Bangka Selatan ........................................................................ 182
2.3.5.6. Kabupaten Belitung ................................................................................... 183
2.3.5.7. Kabupaten Belitung Timur......................................................................... 187
2.4. TINJAUAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN KEBIJAKAN LAINNYA ..................................... 192
2.4.1. Undang – Undang Pemerintah Daerah ..................................................................... 192
2.4.2. Undang – Undang Lingkungan Hidup ....................................................................... 194
BAB 2-ii
2.4.3. Undang – Undang Cipta Kerja ................................................................................... 196
2.4.4. Undang – Undang Kelautan ...................................................................................... 196
2.4.5. Undang – Undang Kehutanan ................................................................................... 197
2.4.6. Undang – Undang Kebencanaan............................................................................... 199
2.4.7. Peraturan Pemerintah Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. .................................................................................................... 200
2.4.8. Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaran Bidang Kelautan dan Perikanan. .. 201
2.4.9. Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Kehutanan.................................. 202
2.4.10. Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional. ........................................................................................ 202
2.4.11. Rencana Induk Penanggulangan Bencana. ............................................................... 203
2.5. TINJAUAN TINJAUAN TEORI KEPARIWISATAAN .................................................................... 204
2.5.1. SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT .................................................................. 204
2.5.1.1. Quality Tourism ......................................................................................... 206
2.5.1.2. Rural and Urban Tourism .......................................................................... 208
2.5.1.3. Ecotourism and Heritage Tourism ............................................................. 209
2.5.1.4. Mass Responsible ...................................................................................... 212
2.5.1.5. Green Tourism ........................................................................................... 213
2.5.2. HOLISTIC INTEGRATED THEMATIC SPATIAL BASED .................................................. 214
2.5.3. COMMUNITY BASED TOURISM ................................................................................. 215
BAB 2-iii
GAMBAR
Gambar 2.1 – Peta Rencana Pola Ruang Nasional ........................................................................... 7
Gambar 2.2 – Keterangan Peta Rencana Pola Ruang Nasional ....................................................... 8
Gambar 2.3 – Peta Pola Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Rencana Pola Ruang
Nasional (VII-051) ..................................................................................................... 8
Gambar 2.4 – Peta Pola Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Rencana Pola Ruang
Nasional (VII-052) ..................................................................................................... 9
Gambar 2.5 – Peta Pola Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Rencana Pola Ruang
Nasional (VII-065) ..................................................................................................... 9
Gambar 2.6 – Peta Pola Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Rencana Pola Ruang
Nasional (VII-066) ..................................................................................................... 10
Gambar 2.7 – Peta Struktur Ruang Rencana Tata Ruang Laut ........................................................ 13
Gambar 2.8 – Peta Struktur Ruang Rencana Tata Ruang Laut di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung (IV-040) ....................................................................................................... 13
Gambar 2.9 – Peta Struktur Ruang Rencana Tata Ruang Laut di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung (IV-041) ....................................................................................................... 14
Gambar 2.10 – Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Laut ............................................................. 15
Gambar 2.11 – Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Laut Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
(VIII-40) ................................................................................................................... 15
Gambar 2.12 – Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Laut Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
(VIII-41) ................................................................................................................... 16
Gambar 2.13 – Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ....................... 20
Gambar 2.14 – Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ............................. 24
Gambar 2.15 – Peta Kawasan Strategis Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................................ 25
Gambar 2.16 – Peta Rencana Struktur Ruang Kota Pangkalpinang ................................................. 32
Gambar 2.17 – Peta Rencana Pola Ruang Kota Pangkalpinang ....................................................... 36
Gambar 2.18 – Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bangka .................................................. 38
Gambar 2.19 – Peta Kawasan Rencana Pola Ruang Kabupaten Bangka ......................................... 41
Gambar 2.20 – Peta Kawasan Strategis Kabupaten Bangka ............................................................ 42
Gambar 2.21 – Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bangka Barat ......................................... 44
Gambar 2.22 – Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Bangka Barat ............................................... 48
Gambar 2.23 – Peta Kawasan Strategis Kabupaten Bangka Barat .................................................. 50
Gambar 2.24 – Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bangka Tengah ..................................... 51
Gambar 2.25 – Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Bangka Tengah ............................................ 54
Gambar 2.26 – Peta Kawasan Strategis Kabupaten Bangka Tengah ............................................... 55
Gambar 2.27 – Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bangka Selatan ..................................... 58
Gambar 2.28 – Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Belitung................................................. 63
Gambar 2.29 – Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Belitung Timur ...................................... 72
Gambar 2.30 – Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Belitung Timur............................................. 77
Gambar 2.31 – Peta Sebaran Destinasi Wisata................................................................................ 82
Gambar 2.14 – Proses dan Tahapan Penyusunan Perubahan RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2005-2025 ..................................................................................... 84
Gambar 2.15 – Potensi Pengembangan Pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung ........................ 86
Gambar 2.16 – Potensi Pengembangan Pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung ........................ 89
Gambar 2.17 – Arah Pengembangan Wilayah Provinsi Bangka - Belitung ...................................... 91
BAB 2-iv
Gambar 2.36 – Peta Peningkatan Nilai Tambah Pariwisata dan Jasa Produktif Lainnya ................. 110
Gambar 2.37 – Kerangka PP Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi .................. 111
Gambar 2.38 – Major Project 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) ............................................ 112
Gambar 2.39 – Potensi Pengembangan Pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung ........................ 116
Gambar 2.40 – Bagan Alir Tahapan Penyusunan RKPD ................................................................... 117
Gambar 2.41 – Keterkaitan RKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya .................................. 118
Gambar 2.42 – Peta KEK Tanjung Kelayang ..................................................................................... 133
Gambar 2.43 – Peta Sebaran 50 (Lima Puluh) Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) ....................... 137
Gambar 2.44 – Peta DPN Palembang - Bangka Belitung dan Sekitarnya......................................... 137
Gambar 2.45 – Peta Sebaran 50 DPN dan 222 KPPN ....................................................................... 138
Gambar 2.46 – Peta Sebaran 50 DPN, 222 KPPN, dan 88 KSPN ...................................................... 138
Gambar 2.47 – Peta Perwilayahan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ...................... 139
Gambar 2.48 – DPP Wilayah Utara Kepulauan Bangka Belitung ..................................................... 143
Gambar 2.49 – DPP Wilayah Selatan Kepulauan Bangka Belitung .................................................. 143
Gambar 2.50 – KSPP Muntok dan Sekitarnya .................................................................................. 147
Gambar 2.51 – KSPP Belinyu-Sungailiat dan Sekitarnya .................................................................. 148
Gambar 2.52 – KSPP Pangkalpinang - Mendo Barat - Bangka Tengah dan Sekitarnya ................... 149
Gambar 2.53 – KSPP Pulau Belitong dan Sekitarnya........................................................................ 150
Gambar 2.54 – Peta Rencana Struktur Perwilayahan Pariwisata Kota Pangkalpinang ................... 157
Gambar 2.55 – Peta Rencana Pembangunan Perwilayahan Pariwisata Kota Pangkalpinang ......... 158
Gambar 2.56 – Peta Rencana KSPK Wisata Sejarah dan Budaya Perkotaan Pangkalpinang dan
Sekitarnya ............................................................................................................... 158
Gambar 2.57 – Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) Kabupaten dari Sudut Kepentingan Ekonomi 162
Gambar 2.58 – Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) Kabupaten dari Sudut Kepentingan Religious 162
Gambar 2.59 – Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten dari Sudut Pandang Sejarah .................. 163
Gambar 2.60 – Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten dari Sudut Kepentingan Fungsi dan
Daya Dukung Lingkungan ....................................................................................... 163
Gambar 2.61 – Rencana Destinasi Pariwisata Kabupaten (DPK) Bangka Tengah ............................ 169
Gambar 2.62 – Peta Pengembangan Kawasan Pariwisata Kabupaten Bangka Selatan .................. 170
Gambar 2.63 – Peta Pengembangan Kawasan Pariwisata Kabupaten Bangka Selatan .................. 171
Gambar 2.64 – Rencana Kawasan Geowisata Bawah Laut Tanjung Kelayang dan Sekitarnya ........ 172
Gambar 2.65 – Rencana Kawasan Pariwisata Perkotaan Tanjungpandan dan Sekitarnya.............. 172
Gambar 2.66 – Rencana Kawasan Pariwisata Perkotaan Tanjungpandan dan Sekitarnya.............. 173
Gambar 2.67 – Rencana Kawasan Ekowisata di Kecamatan Badau dan Sekitarnya........................ 173
Gambar 2.68 – Rencana Kawasan Geowisata Batuan Granit Tanjung Tinggi dan Sekitarnya ......... 174
Gambar 2.69 – Rencana Kawasan Pariwisata Petualangan Alam Membalong dan Sekitarnya ...... 175
Gambar 2.70 – Rencana Kawasan Pariwisata Minawisata Pantai Penyabong dan Sekitarnya ....... 175
Gambar 2.71 – Peta Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur ............................................. 176
Gambar 2.72 – Rencana KPPK Burung Mandi dan Sekitarnya ......................................................... 177
Gambar 2.73 – Rencana KPPK Genting Apit dan Sekitarnya............................................................ 177
Gambar 2.74 – Rencana KPPK Gunung Duren-Pulau Ayam dan Sekitarnya .................................... 178
Gambar 2.75 – Rencana KSPK Kepala Kampit dan Sekitarnya ......................................................... 178
Gambar 2.76 – Rencana KSPK Kepulauan Memperak dan Sekitarnya ............................................ 179
Gambar 2.77 – Rencana KSPK Manggar-Gatung dan Sekitarnya..................................................... 179
Gambar 2.78 – Rencana KSPK Punai dan Sekitarnya ....................................................................... 180
BAB 2-v
Gambar 2.79 – Kawasan Pantai Tanjung Pendam seluas ± 53 ha.................................................... 183
Gambar 2.80 – Kawasan Pantai Sijuk seluas ±400 ha ...................................................................... 184
Gambar 2.81 – Kawasan Pantai Tanjung Kiras seluas ± 800 ha dan Kawasan Bukit Batu Gunung
Baginda seluas ± 550 ha ......................................................................................... 184
Gambar 2.82 – Kawasan Pantai Burung Mandi seluas ± 2.000 ha dan Kawasan Kepulauan
Momparang (Kepulauan Memperak dalam dan Memperak luar)
seluas ± 43.950 ha .................................................................................................. 185
BAB 2-vi
TABEL
Tabel 2.1 – Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Bangka – Belitung dalam Sistem Perkotaan
Nasional ........................................................................................................................ 6
Tabel 2.2 – Rencana Pembangunan Kawasan DPP Bangka - Belitung ............................................. 7
Tabel 2.3 – Rencana Pola Ruang Provinsi Kepulauan Kabupaten Belitung...................................... 21
Tabel 2.4 – Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lainnya yang Berkaitan dengan Kegiatan Wisata 27
Tabel 2.5 – Rencana Pola Ruang Kota Pangkalpinang ..................................................................... 33
Tabel 2.6 – Ketentuan Umum PZ Kota Pangkalpinang .................................................................... 37
Tabel 2.7 – Rencana Pola Ruang Kabupaten Bangka ....................................................................... 38
Tabel 2.8 – Rencana Pola Ruang Kabupaten Bangka Barat ............................................................. 44
Tabel 2.9 – Rencana Pola Ruang Kabupaten Bangka Tengah .......................................................... 51
Tabel 2.10 – Ketentuan Umum PZ Kabupaten Bangka Tengah ....................................................... 56
Tabel 2.11 – Rencana Pola Ruang Kabupaten Bangka Selatan ........................................................ 59
Tabel 2.12 – Rencana Pola Ruang Kabupaten Belitung ................................................................... 63
Tabel 2.13 – Ketentuan Umum PZ Kabupaten Belitung .................................................................. 70
Tabel 2.14 – Rencana Pola Ruang Kabupaten Belitung Timur ......................................................... 73
Tabel 2.15 – Ketentuan Umum PZ Kabupaten Belitung Timur ........................................................ 79
Tabel 2.16 – Proyek 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Danau Toba, Borobudur Dskt,
Lombok-Mandalika, Labuan Bajo, Manado-Likupang, Wakatobi, Raja Ampat,
Bromo-Tengger-Semeru, Bangka Belitung, dan Morotai ............................................ 83
Tabel 2.17 – Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Pariwisata Kabupaten Bangka ........................ 102
Tabel 2.18 – Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Pariwisata Kabupaten Bangka Barat .............. 103
Tabel 2.19 – Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Pariwisata Kabupaten Bangka Tengah ........... 105
Tabel 2.20 – Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Pariwisata Kabupaten Bangka Selatan ........... 105
Tabel 2.21 – KPPN dan DPN di Provinsi Bangka Belitung ................................................................ 136
Tabel 2.22 – Kebijakan dan Strategi Pembangunan Destinasi Pariwisata Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung........................................................................................................... 139
Tabel 2.23 – Arahan Pembangunan dan Pengembangan KSPP Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung ....................................................................................................................... 145
Tabel 2.24 – Arahan Pembangunan dan Pengembangan KSPP Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung ....................................................................................................................... 151
Tabel 2.25 – Kebijakan dan Strategi Pembangunan Industri Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung ....................................................................................................................... 151
Tabel 2.26 – Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pemasaran Pariwisata Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung........................................................................................................... 152
Tabel 2.27 – Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kelembagaan Pariwisata Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung........................................................................................................... 154
Tabel 2.28 – Destinasi Prioritas........................................................................................................ 190
Tabel 2.29 – Destinasi Super Prioritas ............................................................................................. 191
Tabel 2.30 – Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pariwisata ................................................. 193
Tabel 2.31 – Unsur- Unsur Pengembangan Destinasi Pariwisata Perkotaan Dan Perdesaan ......... 208
BAB 2-vii
2.1. TINJAUAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN KEBIJAKAN
PENATAAN RUANG
Penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif,
kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.
1. Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem internal perkotaan.
2. Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan lindung dan kawasan
budi daya.
3. Penataan ruang berdasarkan wilayah administratif terdiri atas penataan ruang wilayah nasional,
penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota.
4. Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan perkotaan
dan penataan ruang kawasan perdesaan.
5. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan
strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan ruang kawasan
strategis kabupaten/kota.
1. kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang rentan terhadap bencana;
2. potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan; kondisi ekonomi,
sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup, serta ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai satu kesatuan; dan geostrategi, geopolitik, dan
geoekonomi.
Penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah
kabupaten/kota dilakukan secara berjenjang dan komplementer. Penataan ruang wilayah nasional
meliputi ruang wilayah yurisdiksi dan wilayah kedaulatan nasional yang mencakup ruang darat, ruang
laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan. Penataan ruang wilayah
provinsi dan kabupaten/kota meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ruang laut dan ruang udara,
pengelolaannya diatur dengan undang-undang tersendiri.
BAB 2-1
1. Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;
2. perkembangan permasalahan regional dan global, serta hasil pengkajian implikasi penataan
ruang nasional;
3. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan serta stabilitas ekonomi;
4. keselarasan aspirasi pembangunan nasional dan pembangunan daerah;
5. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
6. rencana pembangunan jangka panjang nasional;
7. rencana tata ruang kawasan strategis nasional; dan
8. rencana tata ruang wilayah provinsi dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.
1. produksi garam;
2. biofarmakologi laut;
3. bioteknologi laut;
4. pemanfaatan air laut selain energi;
5. wisata bahari;
6. pemasangan pipa dan kabel bawah laut; dan/atau
7. pengangkatan benda muatan kapal tenggelam, wajib memiliki izin pengelolaan.
BAB 2-2
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memfasilitasi pemberian Izin Lokasi dan Izin Pengelolaan
kepada Masyarakat Lokal dan Masyarakat Tradisional
Pemanfaatan ruang dan sumber daya Perairan Pesisir dan perairan pulau-pulau kecil pada wilayah
Masyarakat Hukum Adat oleh Masyarakat Hukum Adat menjadi kewenangan Masyarakat Hukum Adat
setempat.
Pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan di sekitarnya dilakukan berdasarkan kesatuan ekologis
dan ekonomis secara menyeluruh dan terpadu dengan pulau besar di dekatnya. Pemanfaatan pulau-
pulau kecil dan perairan di sekitarnya diprioritaskan untuk kepentingan sebagai berikut:
1. konservasi;
2. pendidikan dan pelatihan;
3. penelitian dan pengembangan;
4. budi daya laut;
5. pariwisata;
6. usaha perikanan dan kelautan serta industri perikanan secara lestari;
7. pertanian organik;
8. peternakan; dan/atau
9. pertahanan dan keamanan negara.
Kecuali untuk tujuan konservasi, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan,
pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan di sekitarnya wajib:
Menteri berwenang:
1. menerbitkan dan mencabut izin pemanfaatan pulau-pulau kecil dan pemanfaatan perairan di
sekitarnya yang menimbulkan Dampak Penting dan Cakupan yang Luas serta Bernilai Strategis
terhadap perubahan lingkungan; dan
2. menetapkan perubahan status zona inti pada Kawasan Konservasi Nasional.
Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Masyarakat mempunyai hak untuk:
1. memperoleh akses terhadap bagian Perairan Pesisir yang sudah diberi Izin Lokasi dan Izin
Pengelolaan;
2. mengusulkan wilayah penangkapan ikan secara tradisional ke dalam RZWP-3-K;
3. mengusulkan wilayah Masyarakat Hukum Adat ke dalam RZWP-3-K;
4. melakukan kegiatan pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil berdasarkan
hukum adat yang berlaku dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5. memperoleh manfaat atas pelaksanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
6. memperoleh informasi berkenaan dengan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
7. mengajukan laporan dan pengaduan kepada pihak yang berwenang atas kerugian yang
menimpa dirinya yang berkaitan dengan pelaksanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil;
BAB 2-3
8. menyatakan keberatan terhadap rencana pengelolaan yang sudah diumumkan dalam jangka
waktu tertentu;
9. melaporkan kepada penegak hukum akibat dugaan pencemaran, pencemaran, dan/atau
perusakan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang merugikan kehidupannya;
10. mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap berbagai masalah Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil yang merugikan kehidupannya;
11. memperoleh ganti rugi; dan
12. mendapat pendampingan dan bantuan hukum terhadap permasalahan yang dihadapi dalam
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
1. memberikan informasi berkenaan dengan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
2. menjaga, melindungi, dan memelihara kelestarian Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
3. menyampaikan laporan terjadinya bahaya, pencemaran, dan/atau kerusakan lingkungan di
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
4. memantau pelaksanaan rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; dan/atau
5. melaksanakan program Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang disepakatidi
tingkat desa.
1. letak Negara Kesatuan Republik Indonesia berada pada Kawasan cepat berkembang (Pacific
ocean rim dan indian ocean rim) yang menuntut perlu didorongnya daya saing ekonomi dalam
tatanan ekonomi global;
2. letak Negara Kesatuan Republik Indonesia berada pada Kawasan pertemuan 3 (tiga) lempeng
tektonik yang mengakibatkan rawan bencana geologi sehinggia menuntut pertimbangan aspek
mitigasi bencana;
3. intensitas kegiatan Pemanfaatan Ruang terkait eksploitasi sumber daya alam yang semakin
meningkat dan berpotensi mengancam kelestarian lingkungan hidup, termasuk peningkatan
pemanasan global; dan penurunan kualitas permukiman dan lingkungan hidup, peningkatan
alih fungsi lahan yang tidak terkendali, dan peningkatan kesenjangan antar dan di dalam
wilayah.
BAB 2-4
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur berbagai ketentuan terkait Perencanaan Tata Ruang,
Pemanfaatan Ruang, Pengendalian Pemanfaatan Ruang, Pengawasan Penata-an Ruang, Pembinaan
penataan Ruang, dan kelembagaan Penataan Ruang. oleh sebab itu, untuk mewujudkan pengaturan
mengenai Penyelenggaraan Penataan Ruang yang lebih komprehensif serta dapat diterapkan secara
efektif dan efisien, Peraturan Pemerintah ini memuat:
1. Perencanaan Tata Ruang yang mengatur ketentuan mengenai penyusunan dan penetapan
rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang;
2. Pemanfaatan Ruang yang mengatur ketentuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan
sinkronisasi program Pemanfaatan Ruang;
3. Pengendalian Pemaniaatan Ruang, yang mengatur. Penilaian pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang, penilaian perwuiudan RTR, pemberian insentif dan disinsentif, pengenaan
sanksi, dan penyelesaian sengketa Penataan Ruang;
4. Pengawasan Penataan Ruang yang meliputi pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, yang
merupakan upaya untuk menjaga kesesuaian Penyelenggaraan Penataan Ruang dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, yang dilaksanakan baik oleh Pemerintah Pusat,
Pemerinlah Daerah, maupun Masyarakat
Pembinaan Penataan Ruang yang mengatur tentang bentuk dan tata cara Pembinaan Penataan Ruang
yang diselenggarakan secara sinergis oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat.
Pembinaan Penataan Ruang mencakup juga pengaturan mengenai pengembangan profesi perencana
tata ruang untuk mendukung peningkatan kualitas dan efektivitas Penyelenggaraan Penataan Ruang;
dan kelembagaan Penataan ruang yang mengatur mengenai bentuk, tugas, keanggotaan, dan tata
kerja Forum Penataan Ruang.
Strategi untuk perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antarkegiatan budi daya
meliputi:
BAB 2-5
1. Menetapkan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional untuk pemanfaatan
sumber daya alam di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi
secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah;
2. Mengembangkan kegiatan budi daya unggulan di dalam kawasan beserta prasarana secara
sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan dan
wilayah sekitarnya;
3. Mengembangkan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek politik, pertahanan dan
keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. Menetapkan, memanfaatkan, mengembangkan, dan mempertahankan kawasan pertanian
pangan berkelanjutan untuk mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan;
5. Mengembangkan pulau-pulau kecamatanil sebagai sentra ekonomi wilayah yang berbasis
kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan;
6. Mengelola kekayaan sumber daya kelautan di wilayah perairan, wilayah yurisdiksi, laut lepas,
dan wilayah dasar laut internasional untuk kedaulatan ekonomi nasional; dan
7. Mengembangkan pemanfaatan ruang udara nasional sebagai aset pembangunan dengan tetap
menjaga fungsi pertahanan dan keamanan serta keselamatan penerbangan.
Pusat perkotaan disusun secara berhierarki menurut fungsi dan besarannya sehingga pengembangan
sistem perkotaan nasional yang meliputi penetapan fungsi kota dan hubungan hierarkisnya
berdasarkan penilaian kondisi sekarang dan antisipasi perkembangan di masa yang akan datang
sehingga terwujud pelayanan prasarana dan sarana yang efektif dan efisien, yang persebarannya
disesuaikan dengan jenis dan tingkat kebutuhan yang ada.
Pengembangan pusat perkotaan nasional dilakukan secara selaras, saling memperkuat, dan serasi
dalam ruang wilayah nasional sehingga membentuk satu sistem yang menunjang pertumbuhan dan
penyebaran berbagai usaha dan/atau kegiatan dalam ruang wilayah nasional.
Dalam sistem perkotaan nasional, hierarki pusat perkotaan adalah sebagai berikut:
1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa Provinsi;
2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala Provinsi atau beberapa Kabupaten/kota
3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala Kabupaten/kota atau beberapa Kecamatan;
4. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk
mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara.
Tabel 2.1 – Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Bangka – Belitung dalam Sistem Perkotaan Nasional
No. Provinsi PKN PKW PKSN
BAB 2-6
Tabel 2.2 – Rencana Pembangunan Kawasan DPP Bangka - Belitung
No. Provinsi PKN
2 Pelabuhan Pelabuhan Pengumpul Tanjung Pandan, Belinyu, Muntok, Sadai, dan Oangkal Balam
Pelabuhan Angkutan Penyeberangan Sadai, Tanjung Ru, Muntok, Manggar, Pulau
Lepar, Mendanau, Sungai Selan, Pulau Besar, Tanjung Pura, Gersik, Tanjung Nyato,
Teluk Gembira, Seliu, Belinyu, Tanjung Pandan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional tentu tak terlepas dari peta-petanya rencananya. Berikut
adalah Peta Rencana Pola yang menjadi Lampiran VII dari PP Nomor 13 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.
BAB 2-7
Gambar 2.2 – Keterangan Peta Rencana Pola Ruang Nasional
Sumber : Lampiran VII dari PP Nomor 13 Tahun 2017
Gambar 2.3 – Peta Pola Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam
Rencana Pola Ruang Nasional (VII-051)
Sumber : Lampiran VII dari PP Nomor 13 Tahun 2017
BAB 2-8
Gambar 2.4 – Peta Pola Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam
Rencana Pola Ruang Nasional (VII-052)
Sumber : Lampiran VII dari PP Nomor 13 Tahun 2017
Gambar 2.5 – Peta Pola Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam
Rencana Pola Ruang Nasional (VII-065)
Sumber : Lampiran VII dari PP Nomor 13 Tahun 2017
BAB 2-9
Gambar 2.6 – Peta Pola Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam
Rencana Pola Ruang Nasional (VII-066)
Sumber : Lampiran VII dari PP Nomor 13 Tahun 2017
1. Peningkatan akses pelayanan pusat pertumbuhan Kelautan yang efisien dan berdaya saing; dan
2. Penetapan dan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem jaringan prasarana dan
sarana Laut yang berupa tatanan kepelabuhanan secara terpadu dan merata.
Kebijakan pengembangan Pola Ruang Laut Wilayah Perairan meliputi kebijakan pengembangan:
BAB 2-10
Perwujudan efektifitas dan keberlanjutan Kawasan Pemanfaatan Umum untuk kegiatan
berbasis Kelautan berupa Perikanan, pariwisata, industri Kelautan, Pertambangan,
pengelolaan energi, pertahanan dan keamanan, dan transportasi; dan
Pencegahan dan penanggulangan pencemaran, kerusakan, dan bencana di Kawasan
Pemanfaatan Umum.
2. Kawasan Konservasi, dengan kebijakan:
Pelindungan, pelestarian, pemeliharaan, dan pemanfaatan fungsi lingkungan Laut;
Pelindungan dan pengendalian pemanfaatan BMKT;
Pelindungan adat dan budaya maritim; dan
Pencegahan dampak negatif kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan Laut.
3. Alur Laut, dengan kebijakan:
Pengembangan Alur Laut yang berupa Alur Pelayaran dan alur pipa/Kabupatenel bawah
Laut; dan
Pelindungan Alur Laut yang berupa alur migrasi biota Laut.
4. KSNT, dengan kebijakan:
Mendorong pengembangan KSNT untuk mendukung fungsi pertahanan dan keamanan;
Mendorong pengembangan KSNT untuk mendukung fungsi pelestarian lingkungan; dan
Mempertahankan, melindungi, dan memanfaatkan situs warisan dunia.
Rencana Pola Ruang Laut Wilayah Perairan merupakan alokasi ruang Laut di Wilayah Perairan ke
dalam fungsi utama beserta arahan pemanfaatannya, yang meliputi:
BAB 2-11
1. Kawasan Pemanfaatan Umum, yang ditetapkan dengan tujuan untuk mengalokasikan ruang
Laut yang dipergunakan bagi kepentingan ekonomi, sosial, dan budaya. Kawasan Pemanfaatan
Umum dialokasikan paling sedikit untuk zona Perikanan, zona pariwisata, zona industri
Kelautan, zona Pertambangan, zona pengelolaan energi, zona pertahanan dan keamanan, dan
zona transportasi.
2. Kawasan Konservasi, yang dengan tujuan untuk melindungi kelestarian ekosistem Laut, pesisir,
dan pulau Kecamatanil dan adat dan budaya maritim. Pemerintah Pusat menetapkan Kawasan
Konservasi yang terdiri atas Kawasan Konservasi pesisir dan pulau-pulau kecamatanil, Kawasan
Konservasi maritim. Kawasan Konservasi perairan, dan Kawasan Konservasi lainnya yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perulndang-undangan.
3. Alur Laut, yang ditetapkan dengan tujuan untuk mengalokasikan ruang Laut yang
diperuntukkan sebagai Alur Pelayaran, Alur pipa/Kabupatenel bawah Laut, dan Alur migrasi
biota Laut.
4. KSNT (Kawasan Strategis Nasional Tertentu), yang ditetapkan dengan tujuan untuk
mengalokasikan ruang Laut yang terkait dengan kedaulatan negara, pengendalian lingkungan
hidup, dan/atau situs warisan dunia. KSNT yang terkait dengan kedaulatan negara ditetapkan
dengan kriteria kawasan yang merupakan PPKT.
Rencana Tata Ruang Laut dijabarkan lebih lanjut dalam Rencana Zonasi Kawasan Laut dan Rencana
Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecamatanil.
Terkait dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berikut adalah penetapan/posisi Kepulauan
Bangka Belitung dalam Lampiran PP Nomor 32 Tahun 2019:
BAB 2-12
Gambar 2.7 – Peta Struktur Ruang Rencana Tata Ruang Laut
Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2019
Gambar 2.8 – Peta Struktur Ruang Rencana Tata Ruang Laut di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (IV-
040)
Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2019
BAB 2-13
Gambar 2.9 – Peta Struktur Ruang Rencana Tata Ruang Laut di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (IV-041)
Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2019
BAB 2-14
Gambar 2.10 – Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Laut
Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2019
Gambar 2.11 – Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Laut Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (VIII-40)
Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2019
BAB 2-15
Gambar 2.12 – Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Laut Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (VIII-41)
Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2019
BAB 2-16
menunjang pariwisata serta pengendalian wilayah pertambangan untuk menjamin pembangunan
yang berkelanjutan”.
Strategi dalam rangka pengembangan kegiatan wisata yang berbasis budaya lokal, pusaka dan bahari
serta ramah lingkungan, ialah:
I. Sistem Perkotaan
Jaringan prasarana lalu lintas salah satunya berupa pengembangan terminal penumpang tipe B
dan tipe C. Terminal Penumpang Tipe B dikembangkan di 5 lokasi yaitu PKNp (Pangkalpinang),
PKW (Mentok, Tanjung Pandan, dan Manggar), dan PKL (Sungailiat). Kemudian untuk
pengembangan terminal tipe C dikembangkan di 12 lokasi yaitu PKWp (Toboali dan Koba), dan
PKL (Kelapa, Parittiga, Sungai Selan, Belinyu, Payung, Sijuk, Membalong, Kelapa Kampit, Gantung,
dan Badau).
Jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan berupa peningkatan dan pengembangan
jaringan transportasi penyeberangan yang meliputi:
BAB 2-17
1) Pelabuhan Tanjung Batu di Kabupaten Belitung, dan
2) Pelabuhan Pangkal Balam dan sekitarnya.
b. Pelabuhan pengumpul meliputi:
1) Pelabuhan Belinyu di Kabupaten Bangka,
2) Pelabuhan Sadai di Kabupaten Bangka Selatan,
3) Pelabuhan Mentok di Kabupaten Bangka Barat,
4) Pelabuhan Tanjung Pandan di Kabupaten Belitung, dan
5) Pelabuhan Manggar di Kabupaten Belitung Timur.
c. Pelabuhan pengumpan meliputi:
1) Pelabuhan Sungailiat di Kabupaten Bangka,
2) Pelabuhan Sungai Selan di Kabupaten Bangka Tengah,
3) Pelabuhan Toboali di Kabupaten Bangka Selatan,
4) Pelabuhan Tanjung Berikat di Kabupaten Bangka Tengah,
5) Pelabuhan Tanjung Kelian di Kabupaten Bangka Barat,
6) Pelabuhan Tanjung Tedung di Kabupaten Bangka Tengah,
7) Pelabuhan Teluk Asam di Kabupaten Belitung Timur, dan
8) Pelabuhan Dendang di Kabupaten Belitung Timur.
d. Pelabuhan khusus kunjungan Kapal Wisata Asing (Layar/Yacht)
1) Pelabuhan Tanjungpandan, dan
2) Pelabuhan Tanjung Kelayang.
a. Lintas penyeberangan antar pulau yaitu Pelabuhan Tanjung Pandan – Pelabuhan Laut
Pontianak (Kalimantan Barat),
b. Lintas penyeberangan sabuk tengah yang menghubungkan pelabuhan:
1) Tanjung Api-api (Sumatera Selatan) – Tanjung Kalian (Bangka Barat),
2) Sadai (Bangka Selatan) – Tanjung Ru (Kabupaten Belitung), dan
3) Pelabuhan Manggar (Belitung Timur) – Ketapang (Kalimantan Barat).
c. Lintas koneksitas yaitu:
1) Sadai (Kabupaten Bangka Selatan) – Pulau Pongok,
2) Pulau Pongok – Mendanau (Kabupaten Belitung),
3) Pangkal Balam (Pangkalpinang) – Tanjung Pandan (Kabupaten Belitung), dan
4) Mendanau – Tanjung Ru (Kabupaten Belitung).
a. Bandar Udara Dipati Amir dengan hirarki sebagai bandar udara pengumpul skala tersier, dan
b. Bandar Udara H. AS Hanandjoeddin dengan hirarki sebagai bandar udara pengumpul skala
tersier.
BAB 2-18
a. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) koneksitas pembangkit listrik/gardu
Pangkalpinang, Air Anyir dan Sungailiat,
b. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) koneksitas pembangkit listrik/gardu PLTD Mentok,
PLTU Listrindo, Gardu Induk Sungailiat, PLTD Merawang, PLTD Koba, PLTD Toboali di Pulau
Bangka, dan
c. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) koneksitas pembangkit listrik/gardu PLTD Pilang
dengan PLTU Belitung Energi dan PLTD Pilang dengan PLTD Manggar.
Pengembangan jaringan energi listrik dilakukan melalui pembangunan pembangkit listrik, gardu
induk dan jaringan listrik, sebagai berikut:
Sistem jaringan sungai berupa Wilayah Sungai Strategis Nasional yaitu WS Bangka dan Wilayah
Sungai Lintas Kabupaten/Kota yaitu WS Belitung. Sistem jaringan irigasi meliputi daerah irigasi
sebagai berikut:
BAB 2-19
b. Daerah irigasi kewenangan Pemerintah Provinsi terdiri atas:
1) DI Rindik/Kepoh seluas 1.200 Ha di Kabupaten Bangka Selatan,
2) DI Buleng seluas 1.050 Ha di Kabupaten Bangka Barat,
3) DI Jeriji seluas 1.100 Ha di Kabupaten Bangka Selatan,
4) DI Serdang Pergem seluas 1.100 Ha di Kabupaten Bangka Selatan, dan
5) DI Kimak seluas 1.200 Ha di Kabupaten Bangka.
a. Tempat pemrosesan akhir sampah (TPA regional) yang dikembangkan di Kabupaten Bangka,
Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Belitung. Sistem pemrosesan sampah pada TPA
dilakukan dengan teknik sanitary landfill.
b. Tempat pengolahan dan/atau pengelolaan limbah industri bahan beracun berbahaya dan
non bahan beracun berbahaya yang dikembangkan melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) di kawasan permukiman padat dan/atau baru, kawasan pariwisata, serta kawasan
industri.
c. sistem drainase
d. sistem pengelolaan air minum (SPAM)
e. sarana dan prasarana lingkungan yang sifatnya menunjang kehidupan masyarakat.
Gambar 2.13 – Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilauah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034
BAB 2-20
B. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Rincian tentang kawasan
lindung dan kawasan budidaya di Provinsi Kepuluan Bangka Belitung dapat diliat pada tabel
berikut.
BAB 2-21
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
Kabupaten Bangka Selatan : Kecamatan. Toboali, dan Kecamatan.
Pulau Besar
Kota Pangkalpinang.
Kabupaten Belitung Timur : Sungai Manggar di Kecamatan.
Manggar, Sungai Mayang di Kecamatan. Kelapa Kampit,
Kecamatan. Jembatan Gantung.
Kabupaten Belitung : Kecamatan. Tanjung Pandan.
Kabupaten Bangka : Kecamatan. Sungailiat, Kecamatan. Puding
Besar, dan Kecamatan. Mendo Barat.
b. Kawasan rawan - Kabupaten. Bangka Barat : Kecamatan. Parittiga, Kecamatan.
abrasi/erosi Tempilang.
Kabupaten. Bangka Tengah : Kecamatan. Koba, Kecamatan.
Lubuk Besar, Kecamatan. Pangkalan Baru.
Kabupaten. Belitung : Kecamatan. Membalong, Kecamatan.
Badau, Kecamatan. Tanjung Pandan, Kecamatan. Selat Nasik dan
Kecamatan. Sijuk.
Kabupaten. Belitung Timur:
Kecamatan. Manggar, Kecamatan. Gantung, Kecamatan. Simpang
Pesak, Kecamatan. Dendang dan Kecamatan. Damar.
Kota Pangkalpinang : Pantai Pasir Padi
Kabupaten. Bangka Selatan : Kecamatan. Lepar Pongok,
Kecamatan. Tukak Sadai, Kecamatan. Simpang Rimba Permis,
dan Kecamatan. Toboali.
Kabupaten. Bangka:
Kecamatan. Sungailiat, dan Kecamatan. Belinyu.
c. Kawasan rawan bencana - Kecamatan. Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat.
longsor
Kawasan Budidaya
1 Kawasan peruntukan hutan 77.841 Kabupaten Bangka Barat
produksi 65.884 Kabupaten Bangka
84.990 Kabupaten Bangka Tengah
106.154 Kabupaten Bangka Selatan
40.377 Kabupaten Belitung
57.638 Kabupaten Belitung Timur
2 Kawasan peruntukan pertanian
a. Kawasan peruntukan 355.453 Kabupaten. Bangka Barat seluas 36.330 Ha
pertanian tanaman Kabupaten. Bangka seluas 72.433 Ha
pangan Kabupaten. Bangka Tengah seluas 11.044 Ha
Kabupaten. Bangka Selatan seluas 171.350 Ha
Kabupaten. Belitung seluas 25.763 Ha
Kabupaten. Belitung Timur seluas 38.473 Ha
b. Kawasan peruntukan 221.512 Kabupaten. Bangka Barat seluas 53.116 Ha
pertanian hortikultura Kabupaten. Bangka seluas 33.245 Ha
Kabupaten. Bangka Tengah seluas 23.171 Ha
Kabupaten. Bangka Selatan seluas 52.958 Ha
Kabupaten. Belitung seluas 40.252 Ha
Kabupaten. Belitung Timur seluas 18.000 Ha
c. Kawasan peruntukan 316.383 Perkebunan Besar meliputi :
perkebunan Kabupaten. Bangka Barat seluas 30.808 Ha
Kabupaten. Bangka seluas 16.590 Ha
Kabupaten. Bangka Tengah seluas 4.908 Ha
Kabupaten. Bangka Selatan seluas 4.329 Ha
Kabupaten. Belitung Timur seluas 35.047 Ha
Kabupaten. Belitung seluas 33.188 Ha
Perkebunan Rakyat meliputi :
Kabupaten. Bangka Barat seluas 40.120 Ha
Kabupaten. Bangka seluas 45.660 Ha
Kabupaten. Bangka Tengah seluas 34.687 Ha
BAB 2-22
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
Kabupaten. Bangka Selatan seluas 30.326 Ha
Kabupaten. Belitung Timur seluas 22.264 Ha
Kabupaten. Belitung seluas 18.456 Ha
d. Kawasan peruntukan 10.102 Kabupaten. Bangka Barat seluas 791 Ha
peternakan Kabupaten. Bangka seluas 318 Ha
Kabupaten. Bangka Tengah seluas 7.720 Ha
Kabupaten. Bangka Selatan seluas 566 Ha
Kabupaten. Belitung seluas 467 Ha
Kabupaten. Belitung Timur seluas 160 Ha
Kota Pangkalpinang seluas 80 Ha
3 Kawasan peruntukan perikanan Seluruh wilayah Provinsi
a. Perikanan tangkap - Perairan selat Bangka,
Perairan utara Pulau Bangka dan Zona Ekonomi Eklslusif (ZEE)
Laut Cina Selatan,
Perairan timur Pulau Bangka dan ZEE Laut Cina Selatan,
Perairan selat Gelasa dan selatan Pulau Bangka,
Perairan utara Pulau Belitung dan
ZEE Laut Cina Selatan, dan
Perairan timur Pulau Belitung
b. Perikanan budidaya: - Seluruh wilayah Kabupaten/Kota.
Budidaya laut
Budidaya tambak
Budidaya air tawar
4 Kawasan peruntukan 400.000 Kabupaten. Bangka Barat seluas 62.700 Ha
pertambangan Kabupaten. Bangka seluas 79.900 Ha
Kabupaten. Bangka Tengah seluas 55.800 Ha
Kabupaten. Bangka Selatan seluas 125.700 Ha
Kabupaten. Belitung seluas 29.900 Ha
Kabupaten. Belitung seluas 46.000 Ha
5 Kawasan peruntukan industri - Kawasan peruntukan industri dan pelabuhan terpadu Mentok di
Kabupaten. Bangka Barat
Kawasan peruntukan industri dan pelabuhan terpadu Jelitik dan
Teluk Kelabat di Kabupaten. Bangka dan Kabupaten. Bangka
Barat
Kawasan peruntukan industri Lubuk Besar di Kabupaten. Bangka
Tengah
Kawasan peruntukan industri Ketapang di Pangkalpinang
Kawasan peruntukan industri Sadai di Kabupaten. Bangka Selatan
Kawasan peruntukan industri Besar Badau dan Membalong di
Kabupaten. Belitung
Kawasan peruntukan industri Air Kelik di Kabupaten. Belitung
Timur
6 Kawasan peruntukan pariwisata atau destinasi pariwisata
a. Wisata alam - Seluruh wilayah pesisir Pulau Bangka, Pulau Belitung dan pulau-
pulau kecamatanil
Kawasan pariwisata bahari yang berupa kawasan pantai dan
lautnya yang dimanfaatkan untuk pariwisata alam yang ada di
Kabupaten/Kota, serta kawasan pariwisata pulau-pulau
kecamatanil yang ada di Kabupaten. Bangka, Kabupaten.
Bangka Barat, Kabupaten. Bangka Tengah, Kabupaten. Bangka
Selatan, Kabupaten. Belitung, dan Kabupaten. Belitung Timur
Kawasan pariwisata alam berupa kawasan wisata hutan
Kawasan wisata alam berupa pemandian sumber air panas alam
yang dimanfaatkan untuk pariwisata di Kabupaten. Bangka,
Kabupaten. Bangka Barat, Kabupaten. Bangka Tengah, dan
Kabupaten. Bangka Selatan
Taman wisata laut
Kawasan Strategis Pariwisata Tanjung Kelayang
BAB 2-23
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
Kawasan pariwisata alam unggulan lainnya di Kabupaten/Kota
b. Wisata budaya - Kawasan Kota Tua Mentok di Kabupaten. Bangka Barat
Kawasan Situs Kota Kapur di Kabupaten. Bangka
Kawasan yang di dalamnya terdapat cagar budaya dan atau
yang memiliki ciri-ciri cagar budaya di Kabupaten/Kota
Kawasan wisata budaya yang memiliki daya tarik wisata budaya
tangible maupun intangible yang ada di Kabupaten/Kota
Kawasan budaya Laskar Pelangi di Kabupaten. Belitung Timur
Kawasan wisata budaya dan wisata kreatif lainnya yang
ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi di Kabupaten/Kota.
c. Wisata buatan yang - Kabupaten/Kota
meliputi:
kawasan agro wisata,
fasilitas rekreasi dan
taman bertema dan
resort serta fasilitas
olahraga
7 Kawasan peruntukan 59.188 dikembangkan diseluruh wilayah Provinsi
permukiman
8 Kawasan peruntukan lainnya : - Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten. Belitung
kawasan pertahanan Timur dan Kecamatan Badau, Kabupaten. Belitung
keamanan
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilauah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034
Gambar 2.14 – Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilauah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034
Pengembangan sektor pariwisata menjadi salah satu fokus pemerintah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung yang dibuktikan dengan perencanaan beberapa kawasan andalan. Berikut adalah
BAB 2-24
rencana pengembangan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis berupa kawasan andalan
yang ditetapkan secara nasional meliputi:
Kawasan strategis povinsi terdiri dari kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis sosial dan
budaya, dan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
BAB 2-25
6. Kawasan minapolitan Tukak Sadai dan Lepar Pongok di Kabupaten. Bangka Selatan;
7. Kawasan pelabuhan dan industri Sadai di Kabupaten. Bangka Selatan;
8. Kawasan industri terpadu Suge dan pelabuhan Tanjung Batu di Kecamatan. Badau dan
Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung;
9. Kawasan minapolitan Selat Nasik di Kabupaten Belitung;
10. Kawasan industri perikanan Tanjung Binga di Kabupaten Belitung;
11. Kawasan terpadu mandiri (Kecamatan Gantung) di Kabupatenuapaten Belitung Timur;
12. Kawasan pelabuhan ASDP Manggar – Ketapang, Kabupaten Belitung Timur;
13. Kawasan Industri Terpadu Air Kelik (KIAK), Kabupaten Belitung Timur;
14. Kawasan pariwisata Tanjung Kelayang – Tanjung Tinggi, Kabupaten Belitung; dan
15. Kawasan lintas timur Pulau Bangka.
Kawasan strategis sosial dan budaya berupa kawasan Universitas Bangka Belitung (UBB) dan
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) di Kabupaten Bangka, kawasan Kota Tua Mentok di
Kabupaten Bangka Barat, dan Museum Nasional Maritim di Kabupaten Belitung
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup berupa Cagar
Alam Gunung Lalang di Kabupaten Belitung, Gunung Menumbing di Kabupaten Bangka Barat,
Hutan Konservasi Gunung Maras di Kabupaten Bangka, Gunung Mangkol di Kabupaten Bangka
Tengah, Gunung Permisan di Kabupaten Bangka Selatan, Jering Menduyung di Kabupaten Bangka
Barat, Kawasan Situs Kota Kapur di Kabupaten Bangka, Kawasan Kepulauan Buku Limau di
Kabupaten Belitung Timur, Taman Kehati di Kabupaten Belitung, dan Karantina Hewan di Pulau
Nadu di Kabupaten Belitung.
Arahan peraturan zonasi kawasan taman wisata dan taman wisata laut ditetapkan sebagai
berikut:
BAB 2-26
4. Dalam kawasan taman wisata dan taman wisata laut masih diperbolehkan dilakukan
pembangunan prasarana wilayah bawah laut sesuai ketentuan yang berlaku.
Kemudian, untuk arahan peraturan zonasi kawasan pariwisata ditetapkan sebagai berikut:
1. Pada kawasan pariwisata alam, tidak diperkenankan dilakukan kegiatan yang dapat
menyebabkan rusaknya kondisi alam terutama yang menjadi obyek wisata alam,
2. Dalam kawasan pariwisata diperkenankan adanya sarana dan prasarana yang mendukung
kegiatan pariwisata dan sistem prasarana wilayah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku,
3. Pada kawasan pariwisata diperkenankan dilakukan penelitian dan pendidikan, dan
4. Pengembangan pariwisata hrus dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya
pemantauan lingkungan serta studi kelayakan lingkungan.
Adapun beberapa arahan peruaturan zonasi kawasan-kawaan lainnya yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang atau kegiatan pariwisata terangkum dalam tabel berikut:
Tabel 2.4 – Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lainnya yang Berkaitan dengan Kegiatan Wisata
No. Kawasan Arahan Peraturan Zonasi
1. Kawasan hutan lindung Pemanfaatan ruang untuk wisata alam dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan tanpa merubah bentang alam
2. Kawasan sempadan pantai Dalam kawasan sempadan pantai yang termasuk zona pemanfaatan
terbatas dalam wilayah pesisir dan pulau-pulau kecamatanil diperkenankan
dilakukan kegiatan budidaya pesisir, ekowisata, dan perikanan tradisional
3. Kawasan sekitar danau atau Dalam kawasan sempadan waduk/kolong diperkenankan dilakukan
kolong kegiatan penunjang pariwisata alam sesuai ketentuan yang berlaku
4. Kawasan suaka alam Dalam kawasan suaka alam masih diperkenankan dilakukan kegiatan
penelitian, wisata alam, dan kegiatan berburu yang tidak mengakibatkan
penurunan fungsi kawasan
5. Kawasan pantai berhutan Diperbolehkan dilakukan kegiatan penelitian dan wisata alam sepanjang
bakau tidak merusak kawasan pantai berhutan bakau dan habitat satwa liar yang
ada
6. Kawasan pertambangan Kegiatan usaha pertambangan dilarang dilakukan pada kawasan
pertanian pangan berkelanjutan, pariwisata dan hutan konservasi
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilauah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034
Tujuan penataan ruang wilayah kota adalah mewujudkan Kota Pangkalpinang sebagai kota
perdagangan, jasa dan pariwisata skala regional, serta kota industri skala internasional dengan
konsep water front city yang berwawasan lingkungan.
Strategi peningkatan fungsi kota sebagai pusat perdagangan dan jasa serta pariwisata yang berskala
regional meliputi:
1. mengembangkan kegiatan ekonomi yang berdaya saing dan seimbang dengan negara lain;
2. mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa yang berorientasi pasar regional;
BAB 2-27
3. meningkatkan dan memantapkan kualitas pusat-pusat pariwisata dan sejarah budaya Melayu;
dan
4. menyediakan sarana dan prasarana yang seimbang dan dapat menunjang kegiatan ekonomi.
Fungsi utama sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala kota dan regional.
Rencana sistem jaringan transportasi laut salah satunya berupa pengembangan prasarana dan
sarana angkutan umum yaitu pembangunan terminal tipe B (Terminal Kampak) yang berlokasi di
Kel. Tua Tunu Indah (Kecamatan. Gerunggang).
BAB 2-28
a. Pelabuhan Pangkalbalam yang berfungsi sebagai pelabuhan pengumpul di Kel. Ketapang dan
Kel. Lontong Pancur (Kecamatan. Pangkalbalam), dengan rencana rute pelayanan berikut:
Pangkalpinang–Jakarta;
Pangkalpinang–Tanjung Pandan;
Pangkalpinang–Batam;
Pangkalpinang–Pontianak; dan
Pangkalpinang–luar negeri.
b. Rencana pembangunan terminal pelabuhan di Kel. Temberan (Kecamatan. Bukit Intan) dan
di kawasan reklamasi Pasir Padi Water Front City.
Kemudian, rencana sistem jaringan transportasi udara berupa pengaturan terhadap Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Depati Amir. Kecamatan Bukit Intan
merupakan satu-satunya wilayah Kecamatan yang termasuk ke dalam KKOP.
Selain itu juga terdapat rencana jaringan transmisi tenaga listrik berupa gardu induk di Kecamatan
Gabek. Kemudian untuk rencana jaringan distribusi tenaga listrik adalah distribusi Rayon
Pangkalpinang.
a. DAS Baturusa yang melintasi Kel. Selindung (Kecamatan. Gabek), Kel. Lontong Pancur, dan
Ketapang (Kecamatan. Pangkalbalam), dan Kel. Temberan (Kecamatan. Bukit Intan);
b. Sub-DAS Rangkui yang melintasi Kel. Kejaksaan, Rawa Bangun, Gedung Nasional, dan Opas
Indah (Kecamatan. Tamansari), Kel. Pintu Air, Masjid Jamik (Kecamatan. Rangkui), Kel. Pasar
Padi (Kecamatan. Girimaya), Kel. Pasir Putih, Air Mawar, Temberan (Kecamatan. Bukit Intan),
Kel. Ampui, Rejosari, Ketapang (Kecamatan. Pangkalbalam);
c. Sub-DAS Selindung yang melintasi Kel. Tua Tunu Indah (Kecamatan. Gerunggang), Kel.
Jerambah Gantung, Selindung (Kecamatan. Gabek);
d. Sub-DAS Pedindang yang melintasi Kel. Parit Lalang, Bintang (Kecamatan. Rangkui), Kel.
Sriwijaya, Batu Intan, Pasar Padi, Semabung Baru (Kecamatan. Girimaya), Kel. Pasir Putih
(Kecamatan. Bukit Intan);
BAB 2-29
e. Kolam Retensi Kacang Pedang yang berlokasi di Kel. Keramat, Pintu Air (Kecamatan.
Rangkui), Kel. Kacang Pedang (Kecamatan. Gerunggang), Kel. Kejaksaan (Kecamatan.
Tamansari); dan
f. Kolong Pedindang yang berlokasi di Kecamatan. Rangkui (Kel. Parit Lalang).
a. Kolam Retensi Kacang Pedang di Kel. Keramat dan Kel. Pintu Air (Kecamatan. Rangkui), Kel.
Kacang Pedang (Kecamatan. Gerunggang), Kel. Kejaksaan (Kecamatan. Tamansari);
b. Kolong Teluk Bayur di Kelurahan Air Mawar dan Kel. Pasir Putih (Kecamatan. Bukit Intan);
c. Kolong Bintang di Kel. Bintang (Kecamatan. Rangkui);
d. Kolong Kepuh di Kel. Bacang (Kecamatan. Bukit Intan);
e. Kolong Akit di Kel. Semabung Baru (Kecamatan. Girimaya) dan Kel. Semabung Lama
(Kecamatan. Bukit Intan);
f. Kolong Gudang Padi di Kel. Pasar Padi (Kecamatan. Girimaya);
g. Kolam Retensi TK III di Kel. Bacang (Kecamatan. Bukit Intan);
h. Kolam Retensi Linggarjati Hulu di Kel. Kejaksaan (Kecamatan. Tamansari); dan
i. Kolam Retensi Air Mawar di Kel. Air Mawar (Kecamatan. Bukit Intan).
V. Infrastruktur Perkotaan
BAB 2-30
Kemudian untuk rencana pengembangan jaringan sistem perpipaan untuk seluruh kota
dikembangkan dengan sistem klaster berdasarkan instalasi pengolahan air bersih dan reservoar
terdekat.
Rencana sistem pengolahan air limbah dibagike dalam 4 kategori pengolahan air limbah, yaitu:
a. Limbah B3, akan dikembangkan di Kawasan Peruntukan Industri Ketapang Kecamatan Bukit
Intan dan Rumah Sakit Umum Kecamatan Girimaya.
b. Limbah industri dan kegiatan komersial, akan dikembangkan di Kawasan Peruntukan Industri
Ketapang dan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Baturusa Kecamatan Bukit Intan serta
kawasan perdagangan dan jasa.
c. Limbah rumah tangga individual, berlaku pada kawasan perumahan dan permukiman
swadaya yang selanjutnya diangkut dan diolah pada Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
di Kelurahan Bacang Kecamatan Bukit Intan.
d. Limbah rumah tangga komunal, berlaku pada kawasan perumahan dan permukiman formal.
Rencana sistem jaringan drainase terdiri atas penataan dan pengembangan jaringan drainase
primer, sekunder dan tersier, yaitu:
BAB 2-31
Saluran Selang yang menghubungkan Sungai Selindung Kel. Tua Tunu Indah
(Kecamatan. Gerunggang) menuju Kolam Retensi Kacang Pedang Kel. Kacang Pedang
(Kecamatan. Gerunggang).
b. Jaringan drainase sekunder yang menghubungkan sungai-sungai kecamatanil dengan sungai
besar di seluruh Kota Pangkalpinang dan di sepanjang jalan kolektor primer 1 dan kolektor
primer 2, serta sistem drainase sekunder sesuai dengan rencana pengembangan sistem
jaringan jalan kolektor primer 1 dan kolektor primer 2; dan
c. Saluran tersier untuk drainase yang merupakan pembuangan air limbah rumah tangga.
a. Jalan KH. Abdurrahman Siddik menuju Jalan KH. Abdul Hamid ke komplek Masjid Jamik;
b. Jalan Ahmad Rasidi Hamzah menuju Jalan Basuki Rahmat ke komplek perkantoran
pemerintah kota;
c. Jalan RE. Martadinata menuju Jalan Raden Abdullah menuju Jalan Jenderal Sudirman ke
komplek rumah dinas walikota;
d. Jalan Batin Tikal menuju Jalan Ahmad Yani menuju Jalan Merdeka ke komplek rumah dinas
walikota; dan
e. Jalan Denpasar dan Jalan Nipah menuju Jalan Teluk Bayur ke lapangan bola Pasir Putih.
BAB 2-32
B. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Rincian tentang kawasan
lindung dan kawasan budidaya di Kota Pangkalpinang dapat diliat pada tabel berikut.
BAB 2-33
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
Gereja GPIB Maranatha
Rumah Sakit Bakti Timah
Gereja Katedral Santo Yoseph
Tamansari (Wilhelmina Park)
Kelenteng Kwan Tie Miaw
Masjid Al Mukarrom
Kuburan Akek Bandang
C. Kawasan Rawan Banjir
5 Kawasan rawan banjir - Kawasan Gedung Nasional
Kawasan Kampung Bintang
Kawasan Kampung Trem Seberang
Kawasan Jalan Batin Tikal
Kawasan Pasir Putih
Kawasan Budidaya
1 Kawasan perumahan dan permukiman
a. kawasan perumahan dan 1.300 Kecamatan Tamansari
permukiman kepadatan Kecamatan Rangkui
tinggi sebagian Kecamatan Gerunggang
sebagian Kecamatan Gabek
sebagian Kecamatan Pangkalbalam
b. kawasan perumahan dan 2.550 sebagian Kecamatan. Gabek
permukiman kepadatan sebagian Kecamatan. Gerunggang
sedang sebagian Kecamatan. Bukit Intan
sebagian Kecamatan. Girimaya
sebagian Kecamatan. Pangkalbalam
c. kawasan perumahan dan 1.800 sebagian Kecamatan Gerunggang
permukiman kepadatan sebagian Kecamatan Gabek
rendah sebagian Kecamatan Bukit Intan
2 Kawasan perdagangan dan jasa
a. Kawasan perdagangan dan - Kawasan pusat kota
jasa skala regional Koridor jalan kolektor primer 1
Pasar modern di Kel. Semabung Lama, Kecamatan. Bukit
Intan
Kawasan Teluk Bayur CBD (Central Business District) di Kel.
Pasir Putih, Kecamatan. Bukit Intan
Kawasan Air Mawar CBD (Central Business District) di Kel.
Air Mawar, Kecamatan. Bukit Intan
b. Kawasan perdagangan dan - Kawasan Pasar Inpres di Kel. Batin Tikal, Kecamatan.
jasa skala kota Tamansari dan Kel. Bukit Sari, Kecamatan. Gerunggang
Koridor jalan kolektor primer 2, Jalan Batin Tikal dan Jalan
Kampung Melayu
c. Kawasan perdagangan dan - Pasar Rumput di Kel. Ketapang, Kecamatan. Pangkalbalam
jasa skala Kecamatan Pasar Parit Lalang di Kel. Parit Lalang, Kecamatan. Rangkui
Pengembangan pasar di Kecamatan. Bukit Intan, Kecamatan.
Gerunggang, Kecamatan. Gabek, dan Kecamatan. Girimaya.
3 Kawasan perkantoran pemerintah
a. Kawasan perkantoran - Kel. Air Itam dan Kel. Sinar Bulan di Kecamatan Bukit Intan
pemerintah Provinsi
b. Kawasan perkantoran - Kel. Sriwijaya dan Kel. Batu Intan di Kecamatan Girimaya
pemerintah kota
4 Kawasan peruntukan industri
a. Kawasan industri - Kawasan Peruntukan Industri Ketapang di Kecamatan. Bukit
Intan
b. Industri non kawasan - Diarahkan di Kawasan Peruntukan Industri Ketapang
5 Kawasan pergudangan -
Kawasan Pergudangan Selindung, Kecamatan Gabek
6 Kawasan pelabuhan
BAB 2-34
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
a. Pelabuhan Pangkalbalam - Kecamatan Pangkalbalam : Kel. Ketapang dan Kel.
Lontong Pancur
Kecamatan Gabek : Kel. Selindung
b. Rencana pembangunan - Kel. Temberan, Kecamatan. Bukit Intan
terminal pelabuhan Kawasan reklamasi Pasir Padi Water Front City
c. Pelabuhan Perikanan - Kel. Temberan, Kecamatan. Bukit Intan
Pantai (PPP) Baturusa
7 Kawasan pariwisata
a. Kawasan pariwisata alam - Pantai Pasir Padi dan Tanjung Bunga di Kecamatan. Bukit
Intan
Hutan kota di Kecamatan. Gerunggang.
b. Pariwisata budaya - Di ruang cagar budaya
c. Pariwisata buatan - ATM (Alun-Alun Taman Merdeka) di Kecamatan. Tamansari
BBG (Bangka Botanical Garden) di Kecamatan. Bukit Intan
Wisata Kuliner Pasar Mambo di Kecamatan. Rangkui
Stadion Aquatic di Kecamatan. Gerunggang
Wisata air Kolam Retensi Kacang Pedang di Kecamatan.
Gerunggang, Kecamatan. Tamansari dan Kecamatan.
Rangkui
Waterpark di Kecamatan. Tamansari
Wisata Kolong Teluk Bayur, Kolong Kepuh, Kolong Akit
Lapangan golf Girimaya di Kecamatan. Girimaya
8 Kawasan ruang terbuka non - Seluruh kolong yang ada di kota
hijau Plaza Gedung Tudung Saji
Halaman dan tempat parkir fasilitas umum
Jalur trotoar dan pedestrian
9 Kawasan peruntukan sektor informal
a. Sektor informal yang - Kuliner malam di Jalan Kapten Munzir Thalib dan Jalan Ican
direncananakan pada waktu Saleh
tertentu Pasar Ramadhan di Jalan Batin Tikal, Jalan Masjid Jamik
dan Jalan Depati Hamzah.
b. Sektor informal yang -
terintegrasi dengan
perdagangan dan jasa
formal
10 Kawasan pendidikan
a. Kawasan pendidikan tinggi - Kecamatan Gabek
11 Kawasan kesehatan - Kecamatan Girimaya
12 Kawasan pertahanan dan - POLDA Kep. Bangka Belitung di Kecamatan. Bukit Intan
keamanan POLRESTA Pangkalpinang di Kecamatan. Tamansari
KOREM 045 Garuda Jaya / KODIM 0413 Bangka di
Kecamatan. Rangkui dan Kecamatan. Gerunggang.
13 Kawasan reklamasi Pasir Padi 945 Kecamatan Bukit Intan
Water Front City
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pangkalpinang
BAB 2-35
Gambar 2.17 – Peta Rencana Pola Ruang Kota Pangkalpinang
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pangkalpinang
Kawasan strategis Kota Pangkalpinang terdiri dari kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis
sosial dan budaya, dan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup, yaitu:
Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan pariwisata di Kota Pangkalpinang sebagai
berikut:
BAB 2-36
3. Penyediaan prasarana dan sarana pendukung fungsi pariwisata;
4. Kegiatan pariwisata di kawasan kolong tidak diperbolehkan menganggu keberadaan
ekosistem kolong; dan
5. Tidak diperbolehkan kegiatan pengambilan pasir dan batu pantai.
Adapun beberapa ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan-kawasan lainnya yang
berkaitan dengan kegiatan pariwisata terangkum dalam tabel berikut:
Tujuan penataan ruang Kabupaten Bangka adalah “mewujudkan Kabupaten Bangka sebagai pusat
perdagangan dan industri yang diiringi oleh keterpaduan pemanfaatan ruang darat, laut, dan udara
dalam harmonisasi antara lingkungan alam dan buatan secara berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat”.
a. Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ), berupa terminal penumpang tipe B di
Kecamatan. Pemali, terminal tipe C di Kecamatan. Belinyu, dan unit pengujian kendaraan
bermotor di Sungailiat;
b. Jaringan angkutan sungai, danau dan penyebrangan (ASDP) yang akan dikembangkan di
Belinyu, Merawang dan Sungailiat; dan
c. Jaringan transportasi perkotaan yang akan dikembangkan di Sungailiat, Belinyu, dan Puding
Besar.
BAB 2-37
Sistem jaringan transportasi laut, salah satunya adalah tatanan kepelabuhan yang terdiri dari:
Rencana pola ruang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Rincian tentang kawasan
lindung dan kawasan budidaya di Kabupaten Bangka dapat diliat pada tabel berikut.
BAB 2-38
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
a. Sempadan pantai 963 Kecamatan. Kecamatan. Merawang
Sungailiat Kecamatan. Mendo Barat
Kecamatan. Belinyu Kecamatan. Puding Besar
Kecamatan. Bakam
b. Sempadan sungai 1.063 Kecamatan. Kecamatan. Bakam
Sungailiat Kecamatan. Merawang
Kecamatan. Pemali Kecamatan. Mendo Barat
Kecamatan. Belinyu Kecamatan. Puding Besar
Kecamatan. Riau Silip
c. Sempadan danau/kolong 136 Kecamatan Sungailiat, Pemali, Belinyu, dan Merawang
d. Ruang terbuka hijau - Seluruh Kecamatan
3 Kawasan hutan konservasi, kawasan pantai berhutan bakau, dan kawasan cagar budaya dan ilmu
pengetahuan
a. Kawasan hutan konservasi 15.620 -
b. Kawasan hutan suaka alam - -
c. Kawasan pelestarian alam - -
d. Kawasan pantai 600 Kecamatan. Kecamatan. Puding Besar
Sungailiat Kecamatan. Mendo Barat
Kecamatan. Riau Silip Kecamatan. Merawang
Kecamatan. Belinyu
Kecamatan. Bakam
e. Kawasan cagar budaya dan ilmu 130 Kecamatan Mendo Barat
pengetahuan
4 Kawasan lindung geologi (kawasan - -
rawan bencana alam geologi)
5 Kawasan lindung lainnya
a. Kawasan perlindungan plasma - Kecamatan. Kecamatan. Puding Besar
nutfah Sungailiat Kecamatan. Mendo Barat
Kecamatan. Riau Silip Kecamatan. Merawang
Kecamatan. Belinyu
b. Kawasan terumbu karang - Kecamatan. Kecamatan. Puding Besar
Sungailiat Kecamatan. Mendo Barat
Kecamatan. Riau Silip Kecamatan. Merawang
Kecamatan. Belinyu
Kawasan Budidaya
1 Kawasan peruntukan hutan produksi 68.563 -
2 Kawasan peruntukan pertanian
a. Pertanian lahan basah 10.347 Kecamatan. Riau Silip Kecamatan. Puding Besar
Kecamatan. Bakam Kecamatan. Mendo Barat
Kecamatan.
Merawang
b. Pertanian lahan kering 4.874 Kecamatan. Kecamatan. Puding Besar
Sungailiat Kecamatan. Mendo Barat
Kecamatan. Riau Silip Kecamatan. Pemali
Kecamatan. Belinyu Kecamatan. Merawang
Kecamatan. Bakam
c. Peternakan 700 Kecamatan. Riau Silip Kecamatan. Puding Besar
Kecamatan. Belinyu Kecamatan. Mendo Barat
Kecamatan. Bakam Kecamatan. Merawang
Kecamatan. Pemali
3 Kawasan peruntukan perkebunan 56.297 Kecamatan. Bakam Kecamatan. Puding Besar
Kecamatan. Belinyu Kecamatan. Mendo Barat
Kecamatan. Pemali Kecamatan. Merawang
Kecamatan. Riau Silip
4 Kawasan peruntukan perkebunan 42.365 Kecamatan. Bakam Kecamatan. Puding Besar
rakyat Kecamatan. Belinyu Kecamatan. Mendo Barat
Kecamatan. Pemali Kecamatan. Merawang
BAB 2-39
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
Kecamatan. Riau Silip Kecamatan. Sungailiat
5 Kawasan peruntukan perikanan 616 Kecamatan. Bakam Kecamatan. Puding Besar
Kecamatan. Belinyu Kecamatan. Mendo Barat
Kecamatan. Pemali Kecamatan. Merawang
Kecamatan. Riau Silip Kecamatan. Sungailiat
6 Kawasan peruntukan pertambangan 28.441 Seluruh wilayah daratan Kabupaten
7 Kawasan peruntukan industri 983 Kecamatan. Sungailiat
Kecamatan. Belinyu
Kecamatan.Merawang
8 Kawasan peruntukan pariwisata 348 Kecamatan. Sungailiat
Kecamatan. Pemali
Kecamatan. Belinyu
Kecamatan. Merawang
Kecamatan. Mendo Barat
9 Kawasan permukiman
a. Permukiman perkotaan 9.680 Kawasan sepanjang pantai utara dan timur di:
Kecamatan. Belinyu Kecamatan. Mendo Barat
Kecamatan. Pemali Kecamatan. Merawang
Kecamatan. Sungailiat
b. Permukiman perdesaan 19.907 Di lingkungan perdesaan diseluruh wilayah Kecamatan
10 Kawasan peruntukan hutan rakyat 13.895 Kecamatan. Bakam Kecamatan. Puding Besar
Kecamatan. Belinyu Kecamatan. Mendo Barat
Kecamatan. Pemali Kecamatan. Merawang
Kecamatan. Riau Silip Kecamatan. Sungailiat
11 Kawasan peruntukan lainnya 681
a. Perdagangan dan jasa - -
b. Pemakaman - Kecamatan. Kecamatan. Mendo Barat
Merawang Kecamatan. Pemali
Kecamatan.
Sungailiat
c. Pertahanan dan keamanan - Kecamatan Sungailiat
Sumber : Rencana Tata Ruang Kabupaten Bangka
BAB 2-40
Gambar 2.19 – Peta Kawasan Rencana Pola Ruang Kabupaten Bangka
Sumber : Rencana Tata Ruang Kabupaten Bangka
Kawasan strategis Kabupaten Bangka terdiri dari kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis
sosial dan budaya, dan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup, yaitu:
BAB 2-41
Gambar 2.20 – Peta Kawasan Strategis Kabupaten Bangka
Sumber : Rencana Tata Ruang Kabupaten Bangka
Tujuan penataan ruang Kabupaten Bangka Barat adalah “mewujudkan Kabupaten Bangka Barat
sebagai daerah yang berbasis pertambangan, industri, pariwisata, pertanian, kelautan dan perikanan
dengan azas keseimbangan lingkungan”.
1. Memanfaatkan lahan yang tidak atau kurang produktif yang berada di luar kawasan lindung
menjadi kawasan budidaya sesuai dengan sifat dan kondisi lahannya;
2. Mengembangkan dan meningkatkan fungsi kawasan yang produktif, efisien, dan mampu bersaing
dengan wilayah tetangga;
3. Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan pada sektor pertanian, kelautan dan perikanan,
pariwisata, pertambangan, dan industri untuk mendorong pengembangan perekonomian
wilayah;
4. Meningkatkan produktivitas kawasan budidaya pertanian dengan usaha-usaha intensifikasi dan
diversifikasi tanaman;
5. Mengembangkan pusat dan/atau kawasan strategis dengan kegiatan dan fungsi ekonomi yang
memanfaatkan posisi atau letak strategis wilayah/kawasan dalam lingkup ekonomi wilayah yang
lebih luas, khususnya pada sektor pertanian, kelautan dan perikanan, pertambangan, pariwisata,
dan industri; dan
BAB 2-42
6. Meningkatkan dan mengembangkan prasarana penunjang kegiatan ekonomi pada kawasan
strategis tersebut.
Sistem jaringan transportasi darat salah satunya adalah prasarana lalu lintas angkutan jalan (LLAJ)
yang berupa pembangunan dan pengembangan terminal tipe B di Kecamatan. Muntok,
Kecamatan. Kelapa, Kecamatan. Tempilang, dan Kecamatan. Parittiga, serta pembangunan dan
pengembangan terminal tipe C di setiap ibukota Kecamatan. Jaringan angkutan penyebrangan
berupa:
Sedangkan untuk rencana alur pelayaran dari pelabuhan- pelabuhan tersebut meliputi:
Rencana pembangunan sistem jaringan transportasi udara di Kabupaten Bangka Barat ialah
rencana pengembangan bandara khusus.
BAB 2-43
Gambar 2.21 – Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bangka Barat
Sumber : Rencana Tata Ruang Kabupaten Bangka Barat
Rencana pola ruang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Rincian tentang kawasan
lindung dan kawasan budidaya di Kabupaten. Bangka Barat dapat diliat pada tabel berikut.
BAB 2-44
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
d. Sekitar mata air - Seluruh Kecamatan
e. Ruang terbuka hijau - Kawasan perkotaan
4 Kawasan suaka 8.299 KSA/KPA Menumbing di Kecamatan. Muntok;
alam/kawasan pelestarian KSA/KPA Jering Menduyung di Kecamatan. Simpangteritip dan
alam (KSA/KPA) Kecamatan. Tempilang
KSA/KPA Gunung Maras di Kecamatan. Kelapa;
Pulau-pulau kecamatanil yang tersebar di setiap Kecamatan
Pulau Nanas
5 Kawasan pantai berhutan 22.640 Kecamatan. Muntok Kecamatan. Tempilang
mangrove Kecamatan. Kecamatan. Jebus
Simpangteritip Kecamatan. Parittiga
Kecamatan. Kelapa
6 Kawasan cagar budaya - Bangunan ”ex-pusat pemerintahan keresidenan” dahulu;
dan ilmu pengetahuan Bangunan ”Banka Tinwinning Bedriff”;
Rumah Mayor Chung A Thiam;
Rumah Kapten Cina;
Mesjid Jami’ Muntok;
Kelenteng Kung Fuk Miaw;
Petak Lima Belas;
Pesanggrahan Muntok/Wisma Ranggam;
Kompleks ”Benteng Kuta Seribu”;
Kompleks ”ex Makam Belanda (Kerkhoff)”;
Mercu Suar Tanjung Kalian, Kecamatan. Muntok;
Surau Kampung Tanjung di Kel. Tanjung;
Monumen ”Perang Dunia II (Monumen Vivian Bullwinkel)”, di
Tanjung Kalian;
Pesanggrahan Menumbing (Giri Sasana Menumbing), di
Kecamatan. Muntok;
Benteng Kota di Desa Benteng Kota, Kecamatan. Tempilang;
Makam ”H. Khatamarrasyid”, di Desa Bakit Kecamatan. Parittiga;
Masjid Baitul Ma’ruf Pelangas di Kecamatan. Simpangteritip;
Kampung Ulu Kecamatan. Muntok;
Kampung Tanjung Kecamatan. Muntok;
Kampung Teluk Rubiah Kecamatan. Muntok;
Batu Balai di Kecamatan. Muntok;
Pelabuhan Muntok, Kecamatan. Muntok;
Rumah Kapitan, Kecamatan. Muntok;
Kantor Pos, Kecamatan. Muntok;
Tangsi di Kecamatan. Muntok;
Kuburan Tanggaseribu di Kecamatan. Muntok;
Jembatan Inggris, Kecamatan. Muntok;
SD Negeri 1, Kecamatan. Muntok;
Gedung Kuning, Kecamatan. Muntok;
Gereja GPIB, Kecamatan. Muntok;
Gereja Santa Maria, Kecamatan. Muntok;
Lembaga Pemasyarakatan, Kecamatan. Muntok;
Bina Jaya, Kecamatan. Muntok;
Rumah Macan, Kecamatan. Muntok;
Gedung Syahbandar Lama, Kecamatan. Muntok;
Lapangan Terbang Muntok, Kecamatan. Muntok;
Kuburan Tua Portugis di Laut Jungku Kecamatan. Muntok;
Smelter Puput, Kecamatan. Muntok;
Air terjun/Kolam Renang Puput, Kecamatan. Muntok;
Penampung Air Airburung, Kecamatan. Muntok;
Sumur Tua Sukal, Kecamatan. Muntok;
Kuburan Kebun Nanas, Kecamatan.Muntok;
Gua Jepang Sekitar Jalan Menara, Kecamatan. Muntok;
Menjelang Lama, Kecamatan. Muntok;
BAB 2-45
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
Tanjung Punai, Kecamatan, Muntok;
Rumah Sakit Jiwa, Kecamatan. Muntok;
Bioskop Samudra, Kecamatan. Muntok; dan
Bioskop Merdeka, Kecamatan. Muntok
7 Kawasan rawan bencana alam
a. Kawasan rawan - Kel. Tanjung, Kecamatan. Muntok meliputi Kampung Tanjung,
banjir/genangan Kampung Ulu, dan Kampung Teluk Rubiah;
Kel. Sungai Daeng Kampung Culong;
Kecamatan Parittiga; dan
Desa Belo Laut.
8 Kawasan lindung geologi - Kelurahan Tanjung, Kecamatan. Muntok;
(rawan abrasi pantai) Desa Belolaut, Kecamatan. Muntok;
Desa Teluklimau, Kecamatan. Parittiga;
Desa Bakit Kecamatan. Parittiga;
Desa Tanjungniur, Kecamatan. Tempilang;
Desa Airlintang, Kecamatan. Tempilang;
Desa Simpanggong, Kecamatan. Simpangteritip.
Desa Kelabat, Kecamatan. Parittiga;
Desa Bentengkota, Kecamatan. Tempilang;
Desa Rambat, Kecamatan. Simpangteritip;
Desa Airnyatoh, Kecamatan. Simpangteritip;
Desa Cupat, Kecamatan. Parittiga;
Desa Airgantang, Kecamatan. Parittiga;
Desa Airputih, Kecamatan. Muntok;
Kawasan Budidaya
1 Kawasan peruntukan hutan 77.742 Kecamatan. Muntok Kecamatan. Tempilang
produksi Kecamatan. Kecamatan. Jebus
Simpangteritip Kecamatan. Parittiga
Kecamatan. Kelapa
2 Kawasan peruntukan hutan 2.050 Kecamatan. Muntok Kecamatan. Tempilang
rakyat Kecamatan. Kecamatan. Jebus
Simpangteritip Kecamatan. Parittiga
Kecamatan. Kelapa
3 Kawasan peruntukan pertanian
a. Pertanian tanaman 15.812 Seluruh Kecamatan
pangan
b. Pertanian hortikultura 1.598 Seluruh Kecamatan
c. Pertanian perkebunan
Perkebunan besar 41.860 Kecamatan. Muntok Kecamatan. Tempilang
Kecamatan. Kecamatan. Jebus
Simpangteritip
Kecamatan. Kelapa
Perkebunan rakyat 79.785 Kecamatan. Muntok Kecamatan. Tempilang
Kecamatan. Kecamatan. Jebus
Simpangteritip Kecamatan. Parittiga
Kecamatan. Kelapa
d. Pertanian peternakan 72 Kecamatan. Kelapa
Kecamatan. Muntok
Kecamatan. Jebus
4 Kawasan peruntukan perikanan
a. Perikanan tangkap - Seluruh Kecamatan
b. Perikanan budidaya 11.899 Seluruh Kecamatan
c. Pengolahan hasil - Kecamatan. Muntok
perikanan Kecamatan. Tempilang
Kecamatan. Simpangteritip
5 Kawasan peruntukan - Seluruh wilayah Kabupaten
pertambangan
BAB 2-46
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
6 Kawasan peruntukan industri
a. Kawasan industri dan 1.275 Tanjung Ular
pelabuhan terpadu
(KIPT)
b. Kawasan industri 139 sekitar Tanjung Kalian
7 Kawasan peruntukan pariwisata
a. Pariwisata alam - Satuan Kawasan Wisata (SKW) I di Kecamatan. Muntok dan
Kecamatan. Simpangteritip:
Pantai Tanjung Kalian, Pantai Mentibak,
Tanjung Ular, Pantai Airnyatoh,
Pantai Angel, Pantai Air Mas Rambat,
Pantai Muntok Asin, Pantai Menggris,
Pantai Batu Rakit,
Pantai Sadardaya (Tungau) dan Pantai Karang Aji,
Bukit Menumbing dan Batu Balai
BAB 2-47
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
a. Kawasan Pelabuhan 5 Kelurahan Tanjung, Kecamatan. Muntok
Penyebrangan
Tanjung Kalian
b. Gelanggang olah raga 13 Kecamatan. Muntok
(GOR) terpadu
c. Kawasan penyangga 912 Seluruh Kecamatan kecamatanuali Kecamatan. Jebus dan
hutan konservasi Kecamatan. Parittiga
d. Kolong retensi 113 Kaki Bukit Menumbing, Kecamatan. Muntok
e. Kawasan transmigrasi 855 Kecamatan. Jebus,
Kecamatan. Simpangteritip, dan
Kecamatan. Kelapa
f. Kawasan lindung dan 119.107 Tersebar di beberapa perairan laut di wilayah Kabupaten
budidaya ekosistem
laut
g. Zona penyangga 880 di luar kawasan hutan yang tersebar di seluruh Kecamatan
sungai (buffer)
h. Kawasan kaki 13 Kecamatan Parittiga
jembatan Tanjung Ru
i. Penataan reklamasi - Kecamatan Muntok
water front city
Sumber : Rencana Tata Ruang Kabupaten Bangka Barat
BAB 2-48
C. Penetapan Kawasan Strategis
Kawasan strategis di Kabupaten Bangka Barat terdiri dari kawasan strategis yang ditetapkan oleh
Provinsi dan oleh Kabupaten sendiri. Kawasan strategis yang ditetapkan oleh Provinsi terdiri dari
kawasan strategis ekonomi, sosial budaya, dan fungsi dan daya dukung.
a. Kawasan strategis ekonomi, yaitu kawasan Industri dan Pelabuhan Terpadu (KIPT) Tanjung
Ular di Kecamatan Muntok,
b. Kawasan strategis sosial dan budaya, yaitu kawasan konservasi budaya ”Muntok Lama” di
Kecamatan Muntok, dan
c. Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, yaitu kawasan suaka alam
(KSA)/kawasan pelestarian alam (KPA) Bukit Menumbing dan Jering Menduyung.
BAB 2-49
Gambar 2.23 – Peta Kawasan Strategis Kabupaten Bangka Barat
Sumber : RTRW dalam RPJMD Kabupaten. Bangka Barat Tahun Tahun 2016-2021
Tujuan penataan ruang Kabupaten Bangka Tengah adalah ”Mewujudkan penataan ruang Negeri
Selawang Segantang yang berkelanjutan dan sejahtera dengan potensi serta komoditas unggulan yang
berorientasi ekonomi masyarakat sekaligus mendukung pelestarian lingkungan”.
Salah satu strategi dalam rangka pengoptimalan pemanfaatan ruang untuk kegiatan-kegiatan produksi
dan permukiman yang disesuaikan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta
keserasian antar sektor, adalah mengembangkan kawasan budidaya hutan melalui pengelolaan hutan
tanaman industri, hutan produksi tetap, agroforestry atau hutan wisata pada kawasan hutan secara
berkelanjutan.
I. Sistem Perkotaan
BAB 2-50
Sistem jaringan transportasi darat salah satunya adalah jaringan prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (LLAJ) yang berupa pengembangan terminal tipe C di Koba.
Rencana pola ruang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Rincian tentang kawasan
lindung dan kawasan budidaya di Kabupaten Bangka Selatan dapat diliat pada tabel berikut.
BAB 2-51
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
b. Hutan lindung dan 3.423 Kecamatan Pangkalanbaru
konservasi 2.517 Kecamatan Simpangkatis
1.405 Kecamatan Namang
2 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
a. Kawasan resapan air di - Seluruh Kecamatan
kawasan hutan/rawa sungai
3 Kawasan perlindungan setempat
a. Sempadan pantai 1.048 Di sepanjang pantai wilayah Kabupaten
b. Sempadan sungai 3.646 Di sepanjang sungai wilayah Kabupaten
c. Ruang terbuka hijau - Seluruh Kecamatan
4 Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya
a. Kawasan konservasi perairan
Kawasan pengelolaan I 3.137 Pulau Semujur dan Pulau Panjang
Kawasan pengelolaan II 5.306 Pulau Ketawai dan Pulau Gusung Asam
Kawasan pengelolaan III 2.476 Pulau Bebuar
b. Kawasan pantai berhutan 3.739 Tersebar di wilayah Kabupaten
bakau
5 Kawasan rawan bencana alam
a. Kawasan putting beliung - Kecamatan Lubuk Besar,
Kecamatan Koba,
b. Kawasan rawan gelombang - Kecamatan Namang,
pasang Kecamatan Pangkalanbaru dan
c. Kawasan rawan banjir - Kecamatan Sungaiselan.
6 Kawasan lindung geologi - Kecamatan Koba,
Kecamatan Namang,
Kecamatan Lubuk Besar,
Kecamatan Pangkalanbaru dan
Kecamatan Sungaiselan.
Kawasan Budidaya
1 Kawasan hutan produksi 85.620 Kecamatan. Koba Kecamatan. Namang, dan
Kecamatan. Sungaiselan, Kecamatan. Lubuk Besar
Kecamatan. Simpangkatis,
2 Kawasan peruntukan pertanian
a. Pertanian lahan sawah 650 Desa Belilik, Kecamatan. Namang
Desa Namang
b. Pertanian hortikultura, - Seluruh Kecamatan
palawija, kawasan
peternakan dan kawasan
perkebunan
3 Kawasan peruntukan perkebunan 53.671 Kecamatan. Pangkalanbaru, Kecamatan. Koba
Kecamatan. Simpangkatis, Kecamatan. Lubuk Besar
Kecamatan. Sungaiselan Kecamatan. Namang
4 Kawasan peruntukan perikanan
a. Perikanan tangkap - perairan Selat Bangka, Selat Gaspar, Laut Jawa dan Laut China
Selatan
b. Perikanan budidaya
Budidaya perikanan laut 10.000 Perairan Pulau Panjang - Pulau Semujur,
Perairan Pulau Ketawai - Pulau Bebuar,
Perairan Tanjung Beriga, dan
Perairan Pulau Nangka
Budidaya perikanan air 10.000 Kecamatan. Pangkalanbaru, Kecamatan. Koba
payau Kecamatan. Sungaiselan Kecamatan. Lubuk Besar
Budidaya perikanan air 700 -
tawar
c. Budidaya rumput laut 5.000 Perairan timur Kurau, Tanjung Langka, Tanjung Berikat, Batu
Beriga, P. Panjang dan P. Semujur
BAB 2-52
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
d. Prasarana pegelolaan dan Kawasan perkotaan Sungaiselan
pemasaran hasil perikanan Desa Batu Belubang, Kecamatan. Pangkalanbaru
5 Kawasan peruntukan industri
a. Kawasan industri tertentu - Seluruh Kecamatan
b. Kawasan industri sedang 293 Desa Tanjung Gunung-Desa Kayu Besi
Desa Tanjung Pura
c. Kawasan industri besar 7.019 Kecamatan Lubuk Besar
6 Kawasan peruntukan pertambangan
a. Kawasan peruntukan 24.181 Seluruh Kecamatan
pertambangan
b. Usulan penetapan Wilayah - -
Pertambangan
7 Kawasan peruntukan pariwisata
a. Wisata tirta - Pulau Semujur - Pulau Gusung Asam - Pulau Ketawai - Pulau
Bebuar - Pulau Gelasa dan
di Pulau Nangka - Pulau Pelepas - Pulau Tikus
b. Wisata eksplorasi hutan - Kawasan Hutan Alam di Pulau Panjang,
Kawasan hutan bukit pading, bukit Mangkol dan Hutan
Pelawan di Desa Namang
c. Wisata pantai - Pantai Penyak, Pantai Koba, Pantai Tanjung Berikat, Pantai
Baskara Bhakti, Pantai Kulur Ilir dan Pantai Batu Belubang
d. Wisata alam - Desa Keretak,
Desa Celuak, dan
Desa Mesu.
e. Wisata budaya - Seluruh wilayah Kabupaten
8 Kawasan peruntukan permukiman
a. Permukiman perkotaan - kawasan perkotaan di Kecamatan. Pangkalbaru;
kawasan perkotaan di Kecamatan. Koba; dan
kawasan perkotaan di setiap ibukota Kecamatan.
b. Permukiman perdesaan - Tersebar di wilayah Kabupaten
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Tengah
BAB 2-53
Gambar 2.25 – Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Bangka Tengah
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Tengah
Kawasan strategis di Kabupaten Bangka Tengah terdiri dari kawasan strategis yang ditetapkan
oleh Provinsi dan oleh Kabupaten sendiri. Kawasan strategis yang ditetapkan oleh Provinsi terdiri
dari kawasan strategis ekonomi dan kawasan strategis sosial budaya.
a. Kawasan agropolitan di :
Kecamatan. Pangkalanbaru, meliputi Desa pedindang dan mangkol;
Kecamatan. Sungaiselan, meliputi Kelurahan Sungaiselan dan Desa Lampur;
Kecamatan. Lubuk Besar, meliputi Desa Perlang, Kulur Ilir dan Kulur;
Kecamatan. Namang, meliputi Desa Namang, Jelutung, dan Belilik;
Kecamatan. Simpangkatis meliputi Desa Terak, Teru dan Pasir Garam;
Kecamatan. Koba;
b. Kawasan Tanjung Berikat Kecamatan Lubuk Besar; dan
c. Kawasan perkotaan Pangkalanbaru sebagai PKL Promosi.
BAB 2-54
Gambar 2.26 – Peta Kawasan Strategis Kabupaten Bangka Tengah
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Tengah
Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan pariwisata di Kabupaten Bangka Tengah
sebagai berikut:
BAB 2-55
Dilarang dibangun permukiman dan industri yang tidak terkait dengan kegiatan
pariwisata,
Diperkenankan adanya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata dan
sistem prasarana wilayah sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku,
dan
Diperkenankan dilakukan penelitian dan pendidikan.
c. Pengembangan pariwisata harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan dan
upaya pemantauan lingkungan serta studi AMDAL.
Adapun beberapa ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan-kawasan lainnya yang
berkaitan dengan kegiatan pariwisata terangkum dalam tabel berikut:
Berdasarkan Perda Kabupaten Bangka Selatan Nomor 6 Tahun 2014, tujuan penataan ruang
Kabupaten Bangka Selatan adalah “mewujudkan tata ruang Kabupaten yang berimbang dan
berwawasan lingkungan didukung kegiatan ekonomi wilayah berbasis agro, bahari, dan wisata”.
Strategi dalam rangka pengembangan sumber daya bahari berbasis perikanan, kelautan, dan
pariwisata, ialah:
Selain itu, terdapat pula strategi untuk pengembangan kawasan pesisir, pulau-pulau kecamatanil, dan
wilayah laut sebagai pusat kegiatan wisata bahari, yaitu:
BAB 2-56
1. Meningkatkan pembangunan pusat-pusat kegiatan wisata di perdesaan dalam bentuk desa
wisata dan kawasan wisata terpadu yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung yang memadai;
2. Mengembangkan kawasan-kawasan pesisir sebagai pusat kegiatan wisata alam pantai dengan
dukungan prasarana dan sarana yang memadai dan ramah lingkungan;
3. Memanfaatkan gugusan pulau-pulau kecamatanil sebagai pusat atraksi wisata pelestarian alam,
petualangan, dan pendidikan yang didukung dengan upaya perlindungan dan pelestarian
terhadap keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya;
4. Mengembangkan pusat selam (dive center) yang didukung dengan jalur;
5. Mengembangkan kawasan-kawasan pelestarian ekosistem terumbu karang dan sumber daya
alam hayati lainnya di wilayah laut sebagai daya tarik wisata;
6. Membangun dan mengembangkan akses transportasi laut yang menghubungkan pusat-pusat
kegiatan wisata di gugusan pulau-pulau kecamatanil dengan kawasan-kawasan wisata lainnya
dalam satu kesatuan sistem wilayah; dan
7. Membangun dan mengembangkan kawasan-kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai pusat-
pusat pelayanan perdagangan dan jasa.
Sistem jaringan transportasi darat salah satunya adalah jaringan prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (LLAJ) yang berupa terminal barang di Sadai, serta terminal penumpang tipe C yang
berlokasi di:
a. Kecamatan. Lepar Pongok : Pelabuhan Rakyat Penutuk, Pelabuhan Rakyat Tj. Labu,
Pelabuhan Rakyat Tj. Sangkar, Pelabuhan Rakyat Tj.
BAB 2-57
Gading, Pelabuhan Rakyat Pulau Panjang, Pelabuhan
Rakyat Pulau Tinggi
b. Kecamatan. Kep. Pongok : Pelabuhan Rakyat Pongok, Pelabuhan Rakyat Celagen
c. Kecamatan. Toboali : Pelabuhan Rakyat Kepoh, Pelabuhan Rakyat Gusung,
Pelabuhan Rakyat Kubu
d. Kecamatan. Simpang Rimba : Pelabuhan Rakyat Batu Betumpang, Pelabuhan Rakyat
Permis, Pelabuhan Rakyat Sebagin, Pelabuhan Rakyat
Bangka Kota
e. Kecamatan. Tukak Sadai : Pelabuhan Rakyat Desa Tukak, Pelabuhan Rakyat
Pengarem
Sedangkan untuk rencana alur pelayaran dari pelabuhan- pelabuhan tersebut meliputi:
BAB 2-58
B. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Rincian tentang kawasan
lindung dan kawasan budidaya di Kabupaten Bangka Selatan dapat diliat pada tabel berikut.
BAB 2-59
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
d. Sentra peternakan 15.000 Seluruh Kecamatan
4 Kawasan peruntukan perikanan
a. Perikanan tangkap - Kecamatan. Toboali, Kecamatan. Lepar Pongok,
Kecamatan. Simpang Kecamatan. Pulau Besar,
Rimba Kecamatan. Tukak Sadai,
Kecamatan. Airgegas, Kecamatan. Kep. Pongok
b. Perikanan budidaya : - Seluruh Kecamatan
c. Pengolahan hasil perikanan - Seluruh Kecamatan
5 Kawasan peruntukan
pertambangan
a. Wilayah pertambangan 16.900 Kecamatan. Toboali, Kecamatan. Pulau Besar,
mineral logam, mineral non Kecamatan. Payung, Kecamatan. Tukak Sadai,
logam, dan batuan Kecamatan. Airgegas, Kecamatan. Lepar Pongok,
Kecamatan. Simpang Kecamatan. Kep. Pongok
Rimba
b. Wilayah pertambangan 2.410 Wilayah Kabupaten. Bangka Selatan
rakyat
6 Kawasan peruntukan industri
a. Kawasan industri 3.086 Kawasan Industri Sadai
b. Industri rumah tangga - Seluruh Kecamatan
7 Kawasan peruntukan pariwisata
a. Wisata budaya - Ritual Buang Jung di Desa Kumbung & Tj. Sangkar,
Kecamatan. LeparPongok,
Ritual Hikok Helawang di Desa Nyelanding Kecamatan.
Airgegas,
Bedengung dan Irat Kecamatan. Payung,
Ritual Kawin Masal di Desa Serdang Kecamatan.
Toboali,
Ritual Rebut di Kecamatan. Toboali, dan
Ritual Rebo Kassan di Kecamatan. Simpang Rimba
b. Wisata alam/tirta Air Panas Nyelanding dan Air Terjun Bukit Pading di
Kecamatan. Airgegas,
Air Panas Permis dan Bukit Nenek di Kecamatan. Lepar
Pongok
c. Wisata bahari - Kecamatan. Toboali : Pantai Gunung Namak, Pantai
Kubu, Pantai Batu Perahu, Pantai Tanjung Labun, dan
Pantai Batu Ampar,
Kecamatan. Simpang Rimba : Pantai Batu Bedaun dan
Pantai Sebagin
Kecamatan. Kep. Pongok : Pantai Batu Tambun,
Terumbu Karang Pulau Celagen, Pulau Salma dan pulau-
pulau sekitarnya, dan Pantai Celagen
Kecamatan. Lepar Pongok : Pantai Tanjung Tiris, Pulau
Tinggi dan pulau-pulau sekitarnya, dan Pantai Kumbung
Kecamatan. Tukak Sadai : Pantai Tanjung Kemirai dan
Pantai Tanjung Kerasak
Kecamatan. Pulau Besar : Pantai Batu Betumpang
d. Wisata sejarah - Kecamatan. Toboali : Benteng Toboali, Gedung Nasional
Suhaili Toha, Wisma Samudra Toboali dan Kelenteng Dewi
Sin Mu
Kecamatan. Airgegas : Benda sejarah Pergam
Kecamatan. Payung : Makam Krio Panting
Kecamatan. Pulau Besar : Mercusuar Willem II
Kecamatan. Simpang Rimba : Makam Karang Panjang,
Makam jati sari, Makam Ratu Bagus
Kecamatan. Lepar Pongok : Benteng Penutuk
BAB 2-60
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
e. Wisata agro/perkebunan - Desa Serdang, Kecamatan. Toboali : Perkebunan Nanas
Desa Bikang dan Perkebunan Jeruk
Desa Panca Tunggal, Kecamatan. Pulau Besar :
Perkebunan Salak
Desa Delas, Kecamatan. Airgegas : Perkebunan Lada
8 Kawasan peruntukan permukiman
a. Permukiman perkotaan 3.287 kawasan perkotaan Toboali di Kecamatan. Toboali;
kawasan perkotaan Payung di Kecamatan. Payung; dan
kawasan perkotaan Airgegas di Kecamatan. Airgegas.
b. Permukiman perdesaan - Seluruh Kecamatan
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Selatan
Kawasan strategis di Kabupaten Bangka Selatan terdiri dari kawasan strategis yang ditetapkan
oleh Provinsi dan oleh Kabupaten sendiri. Kawasan strategis yang ditetapkan oleh Kabupaten
terdiri dari kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis sosial budaya, dan kawasan strategis
fungsi dan daya dukung.
a. Kawasan minapolitan Lepar Pongok dan Tukak Sadai yang merupakan kawasan strategis dari
sudut kepentingan ekonomi;
b. Kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Batu Betumpang yang merupakan kawasan strategis
dari sudut kepentingan ekonomi;
c. Kawasan industri terpadu pelabuhan Tukak Sadai yang merupakan kawasan strategis dari
sudut kepentingan ekonomi.
Berdasarkan Perda Kabupaten Belitung Nomor 3 Tahun 2014, tujuan penataan ruang Kabupaten
Belitung adalah “mewujudkan Kabupaten Belitung yang serasi dan lestari dengan memperhatikan
pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing berbasis sektor unggulan kelautan dan perikanan,
perhubungan, dan pariwisata serta sektor penunjang lainnya”.
Salah satu strategi untuk pemerataan tingkat pertumbuhan ekonomi wilayah ke seluruh wilayah
Kabupaten, ialah mengembangkan sektor-sektor primer perdesaan, yang meliputi pariwisata,
pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan, perikanan, serta produksi pesisir dan kelautan
lainnya, melalui upaya peningkatan produktifitas tanpa mengabaikan aspek kelestarian lingkungan.
BAB 2-61
A. Rencana Struktur Ruang
Sistem jaringan transportasi darat salah satunya adalah jaringan prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (LLAJ) yang berupa terminal penumpang tipe B di Kecamatan. Tanjungpandan,
dan terminal penumpang tipe C di Kecamatan. Sijuk, Kecamatan. Badau dan Kecamatan.
Membalong. Selain itu juga terdapat terminal barang yang berlokasi di Kawasan Industri Suge,
Pelabuhan Tanjung Ru’, Pelabuhan Tanjung Batu, dan Kawasan Bandar Udara HAS Hanadjoeddin.
Jaringan angkutan sungai, danau dan penyebrangan (ASDP) berlokasi di Pelabuhan Tanjung Ru
dengan rencana pengembangannya di seluruh Kecamatan di Kabupaten Belitung.
a. Pengembangan pelabuhan utama yaitu Pelabuhan Tanjung Batu seluas 633 Ha;
b. Pengembangan pelabuhan pengumpul yaitu Pelabuhan Tanjungpandan dan Pelabuhan
Tanjung Ru’;
c. Pengembangan pelabuhan pengumpan yaitu pelabuhan laut lokal di Teluk Gembira,
pelabuhan laut lokal di Selat Nasik dan pelabuhan laut lokal di Pulau Seliu;
d. Pengembangan terminal khusus kapal layar (yacht) di Tanjung Kelayang dan Tanjungpandan
dan terminal khusus karantina hewan di Pulau Naduk; serta
e. Pengembangan alur pelayaran, yang meliputi:
Alur pelayaran Tanjung Ru’;
Alur pelayaran Tanjungpandan; dan
Alur pelayaran Tanjung Batu.
Untuk rencana pembangunan sistem jaringan transportasi udara di Kabupaten Belitung berupa
pengembangan bandar udara umum yaitu Bandar Udara HAS Hanadjoeddin seluas 1.110 Ha,
serta penataan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP).
BAB 2-62
Gambar 2.28 – Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Belitung
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung
Rencana pola ruang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Rincian tentang kawasan
lindung dan kawasan budidaya di Kabupaten Belitung dapat diliat pada tabel berikut.
BAB 2-63
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
Bekas Kapel Regina Pacis
Eks Societeit
Rumah Kapiten Pang Tjong-Toen
Kelenteng Hok Tek Che
Kian Sien
SMPN 1 Tanjungpandan (Eks Holland Indisch School)
Kantor Dinas P dan K Kabupaten. Belitung
Gedung PWRI (Eks Tuindienst)
Eks. Kantor Asisten Residen (Dinas P dan K)
Kantor Kodim 0414 Garuda Dempo
Galangan Kapal (Dockyard)
Wisma Dian (Benteng Kuehn)
Gedung Nasional
Eks. Districthoofd (Rumah Dinas Kapolres Belitung)
Kherkhof (Pemakaman Belanda)
Situs Makam KA. Rahat
Situs Bukit Luday
Mercusuar Pulau Sumedang
Situs Lempak Tuk Layang
Museum Badau
Makam Datuk Mayang Geresik
Situs Kota Tanah Cerucuk (Cakraningrat X)
Makam Tuk Kundo
Struktur Gerbang Bentek Kenupuk
Situs Gunung Tajam (Makam Syech Abubakar Abdullah)
Situs Mentikus
Masjid Al Ikhlas
Kelenteng Hok Tek Che
Mercusuar Pulau Lengkuas
Situs Padang Kelarin
Situs Padang Pendam
Kelenteng Piet Tie Miauw
Mercusuar Tanjung Lancur.
5 Kawasan rawan bencana alam
a. Kawasan rawan banjir - Kel. Parit, Desa Badau,
Kel. Kampung Damai, Desa Membalong, dan
Desa Air Raya, Desa Sijuk.
b. Kawasan rawan angin - Desa Padang Kandis, Desa Perawas,
putting beliung Desa Aik Kalak, Desa Aik Pelempang
Desa Pelepak Putih, Jaya,
Desa Kacang Butor, Desa Juru Seberang,
Desa Pegantungan.
c. Kawasan rawan banjir rob - sekitar muara sungai Desa Cerucuk,
sepanjang pantai Air Saga,
Desa Juru Seberang, Desa Mentigi,
Desa Sungai Samak, Desa Selat Nasik,
Desa Pegantungan, Desa Suak Gual,
Desa Dudat, Pulau Gersik,
Desa Padang Kandis, Pulau Kalambau
Desa Tanjung Rusa, Pulau Kuil, dan
Pulau Sumedang.
d. Kawasan rawan abrasi/erosi - sepanjang pantai Air Saga, Juru Seberang,
Sungai Samak, Tanjungtinggi,
Pegantungan, Pulau Gersik,
Dudat, Pulau Sumedang,
Padang Kandis, Pulau Buntar,
Mentigi, Suak Gual dan
Tanjung Rusa, Pulau Kuil.
BAB 2-64
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
Kecamataniput,
e. Kawasan rawan badai laut - perairan utara pulau Belitung,
tropis pemukiman pulau-pulau dan
kawasan pesisir pantai yang mangrove dan karang rusak.
f. Kawasan rawan petir - Desa Tanjung Rusa, Batu Itam,
laut sekitar Desa Tanjung Binga,
Pegantungan, Kecamataniput dan Sijuk.
g. Kawasan rawan kebakaran - Kecamatan Tanjungpandandan Desa Suak Gual (daerah
gambut).
6 Kawasan lindung geologi - -
7 Kawasan lindung lainnya
a. Kawasan perlindungan - pohon Kruing di Air Batu Buding,
plasma nutfah pohon Blangeran (Shorea belangeran) di
hutan produksi Batu Itam Air Gelarak, dan
pohon Bulin di Petaling
b. Kawasan habitat satwa - satwa Tupai selat nasik di Selat Nasik,
satwa Pelile’an (Tarsius Bancanus Saltator) di Kecamatan
Badau
Kawasan Budidaya
1 Kawasan peruntukan hutan 41.530 Seluruh Kecamatan
produksi
2 Kawasan peruntukan pertanian
a. Budidaya tanaman pangan 3.000 Kecamatan. Tanjungpandan, Kecamatan. Badau,
Kecamatan. Selat Nasik, Kecamatan. Sijuk, dan
Kecamatan. Membalong.
b. Budidaya hortikultura 2.000 Kecamatan. Tanjungpandan, Kecamatan. Selat Nasik,
Kecamatan. Sijuk, Kecamatan. Badau, dan
Kecamatan. Membalong.
c. Budidaya tanaman pangan 3.000 Kecamatan. Tanjungpandan, Kecamatan. Selat Nasik,
holtikultura Kecamatan. Sijuk, Kecamatan. Badau, dan
Kecamatan. Membalong.
d. Perkebunan besar swasta 35.000 Kecamatan. Badau, Kecamatan. Membalong.
Kecamatan. Sijuk, dan
e. Perkebunan rakyat 31.090 Kecamatan. Tanjungpandan, Kecamatan. Selat Nasik,
Kecamatan. Badau, Kecamatan. Sijuk, dan
Kecamatan. Membalong.
f. Budidaya peternakan skala - Kecamatan. Badau, Kecamatan. Sijuk, dan
sedang Kecamatan. Membalong. Kecamatan. Selat Nasik.
g. Rumah pemotongan hewan 5 Desa Juru Seberang
terpadu
3 Kawasan peruntukan perikanan
a. Perikanan tangkap - Seluruh Kecamatan
b. Perikanan budidaya : 429,48 Budidaya perikanan air payau seluas 249,78 Ha di seluruh
Kecamatan
Budidaya perikanan air tawar seluas 179,7 Ha di seluruh
Kecamatan
c. Pengolahan hasil perikanan - Kecamatan. Kecamatan. Selat Nasik,
Tanjungpandan, Kecamatan. Sijuk, dan
Kecamatan. Badau, Kecamatan. Membalong.
d. Minapolitan - Didukung oleh adannya:
Zona inti di Kecamatan. Tanjungpandan
Zona pengembangan di Kecamatan. Selat Nasik,
Kecamatan. Membalong, Kecamatan. Sijuk, dan Kecamatan.
Badau
4 Kawasan peruntukan 40.464 Kecamatan. Kecamatan. Selat Nasik,
pertambangan Tanjungpandan, Kecamatan. Sijuk, dan
Kecamatan. Badau, Kecamatan. Membalong.
BAB 2-65
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
5 Kawasan peruntukan industri
a. Kawasan industri 1.414 Desa Sungai Samak,
Desa Pegantungan Kecamatan Badau, dan
Desa Bantan Kecamatan Membalong
b. Area industri berbasis Seluruh Kecamatan
produksi
c. Pengembangan industri Seluruh Kecamatan
kecamatanil dan meneng
d. Pengembangan industri Seluruh Kecamatan
rumah tangga
6 Kawasan peruntukan pariwisata
a. Pariwisata alam - Pariwisata Pantai :
Tanjung Kelayang, Tanjung Rusa,
Tanjung Binga, Mentigi,
Secupak, Cawat,
Mabai, Cepun,
Tanjung Tinggi, Tanjung Kiras,
Pendaunan Indah, Teluk Gembira,
Penyaeran, Penyabong,
Batu Rakit, Batu Lubang,
Marina, Awan Mendung,
Bebilai, Pulau Bayan,
Siantu, Pegantungan,
Batu Bukit, Pasir Panjang,
Sengkelik, Tanah Tinggi, dan
Batu Bedil, Gilang
Tanjung Genting,
Pariwisata Pulau:
Kera, Gugusan Pulau Pelema Besar,
Burung, di Desa Juru Pelema
Pasir, Seberang, Kecamatanil,
Kelayang, Mentikus, Tupai,
Lengkuas, Seliu, Seribu,
Aji, Gersik, Kapak,
Siantu, Kalimambang, Betangan,
Buluh/ Mempalik, Sekupuk, Liak Besar,
Kemulutan Besar, Sekudang, Liak Kecamatanil,
Kemulutan Kampak, Belatuk,
Kecamatanil, Katan, Sebongkok,
Kambing, Kepayang, Sepindang,
Rengit, Batu Layar, Sekutai,
Naduk, Gusong Are, Piling,
Batu Dinding, Bayan, Punai dan
Kalamoa, Emperut, pulau-pulau
Lima, Genting, lainnya;
Pariwisata Sungai :
Sungai Petaling, Sungai Brang, dan
Sungai Cerucuk, Sungai Padang.
Pariwisata lainnya :
Bukit Batu Baginde,
Bukit Batu Telaga Bulan,
Goa Nek Santen,
Bukit Paramont,
Air Terjun Gurok Beraye,
Hutan Kemasyarakatan Desa Juru Seberang,
BAB 2-66
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
Hutan Kemasyarakatan Munsang,
Hutan Produksi Konversi Tanjung Siantu,
Goa di Juru Seberang,
Pemandian Alam Jerry,
Pemandian Tirta Marundang Indah,
Pemandian Suci Indah,
Batu Siang,
Air Terjun Gunung Kubing,
Air Lembung Dalam dan Air Terjun,
Batu Mentas Sanctuary,
Danau Kaolin Kolong Murai,
Taman Hiburan Kolong Keramik,
Desa Wisata Tanjung Tinggi,
Kampong Oranye,
Rindu Kampung,
Mercusuar Tanjung Lancur
b. Wisata budaya - Kecamatan Membalong :
Situs Ai’ Labu (makam KA Rahat/Depati
Tjakraningrat VIII),
Situs Luday dan Membalong (makam
Raja Belantu dan keturunan),
Situs Lempak Tuk Layang,
Mercusuar Pulau Sumedang
Kecamatan Badau :
Situs Kota Tanah Cerucuk (makam KA Hatam/Depati
Tjakraningrat VII dan makam KA Muhammad Saleh/Depati
Tjakraningrat IX),
Kawasan Situs Gunung Lilangan (makam Raja
Badau/Datuk Mayang Geresik) dan Museum Badau,
Situs Gunung Tajam (makam Syech Abu Bakar Abdullah)
dan
Situs Parit Gunong (makam Tuk Kundo)
Kecamatan Sijuk :
Desa Balitung,
Situs Mentikus Air Selumar,
Mesjid Tua Sijuk (Al Ikhlas),
Kelenteng Sijuk,
Mercusuar Pulau Lengkuas,
Situs Padang Kelaring Sungai Padang
Kecamatan Tanjungpandan :
Museum PemKabupaten Belitung,
Rumah Adat Belitung,
Kawasan Kota Tua Tanjungpandan meliputi : Eks. NV GMB
Jam Gede, Rumah tipe kolonial I dan tipe kolonial II,
Benteng Penutuk Perawas, Rumah Kapiten Phang Tjong-
toen, Kian Sien, Kelenteng Hok Tek Che, Eks. Societeit
Toapekong Ho A Joen, Rumah Tuan Kuase, Hotel Pantai
(Mess KJUB Pertim), Eks. Europeesche Kliniek, Museum
Tanjungpandan, eks Gereja Regina Pacis, Gedung
Nasional, Eks Tuindienst, Eks Landraad, Eks Holland
Indisch-School (SMPN 1 Tanjungpandan), Eks. Kantor
Asisten Residen (Kantor KODIM), Eks. Districthoofd
BAB 2-67
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
(Rumah Dinas Kapolres Belitung), Situs Benteng Kuehn,
Situs Dockyard, Kerkhof Tanjungpandan (pekuburan
Belanda), Mesjid Al Mabrur, Eks Kantor Asisten Residence,
Gedung Nasional Padang Miring.
c. Wisata buatan - Seluruh Kecamatan
d. Agrowisata - Kebun durian Dusun Aik Gede,
Kebun Buah Badau,
Taman Kehati Aik Selumar,
Taman Kehati Desa Lassar
7 Kawasan peruntukan permukiman
a. Permukiman perkotaan 9.170 Kawasan perkotaan Tanjungpandan yang merupakan Central
Bussines District
b. Permukiman perdesaan 20.020 Kecamatan Sijuk,
Kecamatan Badau,
Kecamatan Membalong dan
Kecamatan Selat Nasik
8 Kawasan peruntukan lainnya - Kawasan latihan tempur Air Weapon Range (AWR) TNI AU
yang meliputi: di Desa Buding, Kecamatan. Badau seluas 298 Ha
kawasan pertahanan Kawasan Radar TNI AU di Desa Sungai Padang
keamanan Kecamatan
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung
Kawasan strategis di Kabupaten Belitung terdiri dari kawasan strategis yang ditetapkan oleh
Provinsi dan oleh Kabupaten sendiri. Kawasan strategis yang ditetapkan oleh Kabupaten terdiri
dari kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis sosial budaya, dan kawasan strategis fungsi
dan daya dukung.
BAB 2-68
Kawasan agropolitan Kecamatan Membalong;
Kawasan minapolitan yang terdiri dari zona inti terletak di Kecamatan Tanjungpandan
dan zona pengembangan terletak di Kecamatan Selat Nasik, Kecamatan Membalong,
Kecamatan Sijuk, dan Kecamatan Badau;
Kawasan strategis cepat tumbuh Kecamatan Sijuk, Badau dan Membalong;
Kawasan pengembangan Bandar Udara HAS Hanandjoeddin;
Kawasan karantina hewan di Pulau Naduk Kecamatan Selat Nasik; dan
Kawasan pariwisata.
b. Kawasan strategis sosial budaya, yaitu:
Kawasan makam bersejarah yaitu Situs Kota Tanah Cerucuk (makam Depati
Tjakraningrat VII dan IX), Situs Ai’ Labu (makam KA Rahat), Situs Luday (makam Datuk
Ahmad Mempawah), Situs Membal ong (makam KA Deraip), Situs Gunung Lilangan
(makam Raja Badau/Datuk Mayang Geresik), Situs Gunung Tajam (makam Syech Abu
Bakar Abdullah), Situs Parit Gunung (makam Tuk Kundo), Kerkhof Tanjungpandan
(pekuburan Belanda);
Kawasan Kota Tua Tanjungpandan meliputi Eks. NV GMB Jam Gede, Rumah Tipe
Kolonial I dan Rumah Tipe Kolonial II, Rumah Kapiten Phang Tjong-toen, Kian Sien,
Kelenteng Hok Tek Che, Eks. Societeit Toapekong Ho A Jun, Rumah Tuan Kuase (Wisma
Bougenville), Hotel Pantai (Mess KJUB Pertim), Eks. Europeesche Kliniek (RSUD
Kabupaten. Belitung), Museum Tanjungpandan, Gereja Regina Pacis, Gedung Nasional,
Eks. Tuindienst (Sekretariat PWRI), Eks Landraad (UPTD TK/SD Tanjungpandan), Eks.
Holland Indisch-School (SMPN 1 Tanjungpandan), Eks. Kantor Asisten Residen (Kantor
KODIM), Eks. Districthoofd (Rumah Dinas Kapolres Belitung), Situs Benteng Kuehn;
Kawasan bersejarah lainnya yaitu Museum Badau, Mesjid Tua Sijuk (Al Ikhlas),
Kelenteng Sijuk, Situs Mentikus Air Selumar, Mercusuar Pulau Lengkuas, Mercusuar
Pulau Mendanau (Tanjung Lacur), Mercusuar Pulau Sumedang;
Kawasan Museum Nasional Maritim di Kecamatan Sijuk; dan
Kawasan pendidikan terpadu di Kecamatan Sijuk.
c. Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup seluas 1.116 Ha, yaitu:
Kawasan hutan konservasi Gunung Lalang;
Kawasan konservasi perairan di Kecamatan Selat Nasik, Kecamatan Sijuk dan
Kecamatan Membalong;
Kawasan hutan mangrove di Kecamatan Selat Nasik, Kecamatan Tanjungpandan,
Kecamatan Membalong, dan Kecamatan Sijuk;
Kawasan keanekaragaman hayati di Kecamatan Sijuk dan Kecamatan Membalong;
Kawasan rawan bencana alam; dan
Kawasan perlindungan sumber air baku.
BAB 2-69
d. Pembangunan prasarana dan sarana penunjang pariwisata dan ekonomi kreatif;
e. Pengembangan daya tarik wisata baru yang berada di luar maupun di dalam kawasan hutan;
f. Pengembangan kawasan potensial menjadi kawasan strategis pariwisata Provinsi dan
Kabupaten; dan
g. Peningkatan aksesibilitas pada kawasan-kawasan pariwisata yang potensial dalam satu
kesatuan sistem perjalanan wisata.
Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan pariwisata di Kabupaten Belitung sebagai
berikut:
a. Pada kawasan pariwisata alam tidak diperkenankan dilakukan kegiatan yang dapat
menyebabkan rusaknya kondisi alam terutama yang menjadi obyek wisata alam;
b. Pada kawasan pariwisata:
Diperkenankan adanya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata dan
sistem prasarana wilayah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Diperkenankan dilakukan penelitian dan pendidikan; dan
c. Pengembangan pariwisata harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan dan
upaya pemantauan lingkungan serta studi kelayakan lingkungan.
Adapun beberapa ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan-kawasan lainnya yang
berkaitan dengan kegiatan pariwisata terangkum dalam tabel berikut:
Tujuan penataan ruang Kabupaten Belitung Timur adalah “mewujudkan Kabupaten Belitung Timur
yang makmur dan mandiri sebagai Kabupaten kepulauan dan bahari yang menjadi salah satu destinasi
wisata dunia di Indonesia dengan kekuatan dan daya saing yang tangguh berbasis pengelolaan
sumber daya alam yang berwawasan lingkungan”.
Strategi dalam rangka pengembangan kawasan pesisir, pulau-pulau kecamatanil, dan wilayah laut
sebagai pusat kegiatan wisata bahari di bagian barat Indonesia, ialah:
BAB 2-70
1. mengembangkan kawasan-kawasan pesisir sebagai pusat kegiatan wisata alam pantai dengan
dukungan prasarana dan sarana yang memadai dan ramah lingkungan;
2. memanfaatkan gugusan pulau-pulau kecamatanil sebagai pusat atraksi wisata pelestarian alam,
petualangan, dan pendidikan yang didukung dengan upaya perlindungan dan pelestarian
terhadap keaneragaman hayati yang terdapat di dalamnya;
3. mengembangkan pusat selam (dive center) yang didukung dengan jalur penyelaman (diving track)
yang aman dan atraktif dalam kawasan/gugusan pulaupulau kecamatanil sebagai produk
unggulan untuk kegiatan wisata alam bawah air di wilayah laut;
4. mengembangkan kawasan-kawasan pelestarian ekosistem terumbu karang dan sumber daya
alam hayati lainnya di wilayah laut sebagai daya tarik wisata; dan
5. membangun dan mengembangkan akses transportasi laut yang menghubungkan pusat-pusat
kegiatan wisata di gugusan pulau-pulau kecamatanil dengan kawasankawasan wisata lainnya
dalam satu kesatuan sistem wilayah.
Selain itu, terdapat pula strategi untuk mengembangkan kawasan-kawasan perdesaan sebagai sentra
penghasil komoditas unggulan yang berbasis potensi pariwisata, agropolitan, dan potensi bahari
dalam suatu sistem kawasan perdesaan yang terpadu, yaitu:
BAB 2-71
Sistem jaringan transportasi darat salah satunya adalah prasarana lalu lintas angkutan jalan (LLAJ)
yang berupa terminal tipe B di Kecamatan Manggar, dan terminal tipe C terdapat di Kecamatan.
Damar, Kecamatan. Kelapa Kampit, Kecamatan. Gantung, Kecamatan. Simpang Renggiang,
Kecamatan. Simpang Pesak, dan Kecamatan. Dendang.
Jaringan angkutan sungai, danau dan penyebrangan (ASDP) berupa pelabuhan ASDP Manggar di
Kecamatan. Manggar. Kemudian untuk alur pelayaran sungai, danau dan penyebrangan (ASDP)
ialah dari Pelabuhan ASDP Manggar (Belitung Timur) ke wilayah-wilayah luar Kabupaten Belitung
Timur.
Rencana pembangunan sistem jaringan transportasi udara di Kabupaten Belitung Timur ialah
rencana pembangunan bandar udara baru di wilayah Kabupaten Belitung Timur.
Untuk sistem jaringan transportasi laut, terdapat dua pelabuhan yaitu pelabuhan Manggar dan
Pelabuhan Dendang sebagai pelabuhan pengumpul. Sedangkan untuk alur pelayaran dari kedua
pelabuhan tersebut meliputi:
a. alur pelayaran Pelabuhan Laut Manggar (Kabupaten. Belitung Timur) ke wilayah di luar
Kabupaten. Belitung Timur;
b. alur pelayaran Pelabuhan Laut Teluk Asam ke wilayah di luar Kabupaten. Belitung Timur;
c. alur pelayaran Pelabuhan Laut Dendang ke wilayah di luar Kabupaten. Belitung Timur;
d. alur pelayaran Terminal khusus di Kawasan Industri Air Kelik (KIAK)-pulau luar; dan
e. alur Pelayaran antar pulau-pulau kecamatanil di Kabupaten. Belitung Timur.
BAB 2-72
B. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Rincian tentang kawasan
lindung dan kawasan budidaya di Kabupaten Belitung Timur dapat diliat pada tabel berikut.
BAB 2-73
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
5 Kawasan rawan bencana alam
a. Kawasan rawan - Pantai selatan dan timur Kabupaten Belitung Timur
gelombang pasang
b. Kawasan rawan abrasi - Seluruh pantai Kabupaten Belitung
Timur
c. Kawasan rawan banjir - Desa Baru
Desa Kurnia Jaya
Desa MekarJaya
Desa Buding
Desa Mayang
Desa Lenggang
Kawasan Budidaya
1 Kawasan peruntukan hutan 57.539 HP Sungai Pala di Desa Nyuruk, Jangkang, dan Balok
produksi HP Gunung Duren di Desa Nyuruk, Jangkang, Balok,
Dendang, Simpang Pesak, Lilangan, Limbongan, Jangkar
Asam, Lintang, Renggiang, dan Simpang Tiga
HP Senunsur Sembulu di Desa Tanjung Kelumpang, Tanjung
Batu Itam, Dukong, Simpang Pesak, Lilangan, Limbongan,
Jangkar Asam, Batu Penyu, dan Gantung;
HP Buding Barat di Desa Cendil dan Buding
HP Buding Timur di Desa Mentawak, Senyubuk,
Pembaharuan, dan Mayang
2 Kawasan peruntukan hutan - Seluruh Kecamatan
rakyat
3 Kawasan peruntukan pertanian
a. Budidaya tanaman 3.042 Seluruh Kecamatan
pangan
b. Budidaya hortikultura 50.999 Seluruh Kecamatan
c. Budidaya perkebunan 44.442 Seluruh Kecamatan
d. Budidaya peternakan - Seluruh Kecamatan
4 Kawasan peruntukan perikanan Seluruh wilayah Provinsi
a. Perikanan tangkap - Kecamatan Manggar,
Kecamatan Gantung,
Kecamatan Dendang,
Kecamatan Simpang Pesak,
Kecamatan Damar, dan
Kecamatan Kelapa Kampit.
b. Perikanan budidaya : - Budidaya air tawar berlokasi di Seluruh Kecamatan
Budidaya air payau berlokasi di Kecamatan Manggar,
Gantung, Dendang, Simpang Pesak, Damar, dan Kelapa
Kampit
Budidaya laut berlokasi di perairan Kecamatan Manggar,
Gantung, Dendang, Simpang Pesak, Damar, dan Kelapa
Kampit
c. pengolahan dan - Didukung oleh adannya:
pemasaran hasil Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Manggar, Pengembangan
perikanan kawasan industri perikanan dan Pelabuhan Perikanan Pantai
(PPP) Manggar di Kecamatan. Manggar
PPI Desa Gantung, Kecamatan. Gantung,
PPI Desa Dendang, Kecamatan. Dendang,
PPI Pering Desa Mayang, Kecamatan. Kelapa Kampit, dan
PPI Batu Itam Desa Batu Itam, Kecamatan. Simpang Pesak.
5 Kawasan pertambangan 33.707 Seluruh wilayah Kabupaten
6 Kawasan permukiman 14.802
a. Permukiman perkotaan - Kecamatan.Manggar: Desa Baru, Lalang, Lalang Jaya,
Kurnia Jaya, Padang, dan Mekar Jaya
Kecamatan. Damar: Desa Sukamandi
BAB 2-74
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
Kecamatan.Kelapa Kampit: Desa Pembaharuan, Mentawak,
Senyubuk, dan Mayang
Kecamatan. Gantung: Desa Selinsing, Gantung dan
Lenggang
Kecamatan. Dendang : Desa Dendang
b. Permukiman perdesaan - Desa Buku Limau, Desa Kelubi, Desa Bentaian Jaya, Desa
Buding, Desa Cendil, Desa Jangkar Asam, Desa Limbongan,
Desa Batu Penyu, Desa Lilangan, Desa Jangkang, Desa Balok,
Desa Nyuruk, Desa Mengkubang, Desa Air Kelik, Desa Burung
Mandi, Desa Mempaya, Desa Renggiang, Desa Simpang Tiga,
Desa Lintang, Desa Air Madu, Desa Simpang Pesak, Desa
Dukong, Desa Tanjung Kelumpang, dan Desa Tanjung Batu
Itam.
7 Kawasan peruntukan pariwisata
a. Pariwisata alam - Kecamatan Manggar :
Pantai Nyiur Melambai, Pulau Buku Limau,
Kulong Minyak, Pulau Siadong,
Pantai Keramat, Pulau Penanas,
Pantai Olivier, Minawisata Pulau
Pantai Serdang, Nangka,
Kawasan Marina Bandoeng Manggrove Sungai
River, Manggar, dan
Bukit Samak/ Gubok Berangsai, Pemancingan Kolong
Pulau Memperak, Kero
Kecamatan Gantung :
Bendungan Pice, Gunung Lumut,
Pantai Tanjung Mudong, Gunung Duren,
Danau Nujau, Pulau Ayam,
Kepulauan Air masin, Pulau Melidang,
Danau Merante, Pulau Sekepar
Kecamatan Dendang :
Air Terjun Marsila dan
Pemandian Sukma Alam
Kecamatan Damar :
Pantai Burung Mandi, Danau Mempaya,
Pantai Bukit Batu, Pantai Malang Lepau, dan
Pantai Kuale Tambak, Benteng Gunong Burung
Mandi
BAB 2-75
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
Pantai Batu Tanjung Pantai Gunong
Kelumpang,
b. Wisata budaya - Kecamatan Manggar : Warung Kopi Manggar
Kecamatan Gantung :
Gusong Cine, Batik d`simpor,
Vihara Kwan Im, Musium Kata,
Makam K.A. Loeso, Kawasan Wisata
Kawasan Wisata Budaya Desa Selinsin
Sastra Sejuta Pelangi,
Kecamatan Dendang :
Kawasan Sejarah Teluk Balok,
Situs Balok Lama,
Galeri dan Kampong Seni Desa Nyuruk,
Situs Balok Baru
BAB 2-76
Gambar 2.30 – Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Belitung Timur
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung Timur
Kawasan strategis di Kabupaten Belitung Timur terdiri dari kawasan strategis yang ditetapkan
oleh Provinsi dan oleh Kabupaten sendiri. Kawasan strategis yang ditetapkan oleh Provinsi terdiri
dari kawasan strategis ekonomi dan kawasan strategis sosial budaya. Sedangkan kawasan
strategis yang ditetapkan oleh Provinsi terdiri dari kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis
sosial budaya, dan kawasan strategis fungsi dan daya dukung.
BAB 2-77
Kawasan Wisata Terpadu sepanjang Pantai Nyiur Melambai - Kuale Tambak - Burung
Mandi,
Kawasan Pengembangan Hatchery perikanan laut dan wisata bahari di Kecamatan
Manggar,
Kawasan Pengembangan Energi PLTU Kecamatan Damar, dan
Kawasan Marina Bandoeng River,
Kawasan Wisata Pantai Punai, dan
Kawasan Minapolitan.
b. Kawasan sosial budaya, yaitu:
Kawasan Desa Wisata Sejuta Pelangi di Desa Lenggang Kecamatan Gantung, dan
Kawasan Pelestarian Budaya Gunung Samak dan Gusong Cine.
c. Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup seluas 1.116 Ha, yaitu :
Kawasan Gunung Kematang Panjang (Kecamatan. Kelapa Kampit dan Kecamatan.
Damar),
Kawasan Gunung Malang Lepau (Kecamatan Damar), dan
Kawasan Gunung Mangkro dan Gunung Badau (Kecamatan Dendang).
Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan pariwisata di Kabupaten Belitung Timur sebagai
berikut:
BAB 2-78
Adapun beberapa ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan-kawasan lainnya yang
berkaitan dengan kegiatan pariwisata terangkum dalam tabel berikut:
BAB 2-79
2.2. TINJAUAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
Dalam hal Pembangunan Ekonomi yang memiliki misi “Terwujudnya perekonomian yang maju,
mandiri, dan mampu secara nyata memperluas peningkatan kesejahteraan masyarakat berlandaskan
pada prinsip-prinsip ekonomi yang menjunjung persaingan sehat dan keadilan, serta berperan aktif
dalam perekonomian global dan regional dengan bertumpu pada kemampuan serta potensi bangsa”,
salah satu arah pembangunan jangka panjangnya adalah “Daya saing global perekonomian perlu terus
dikembangkan dan ditingkatkan dengan bertumpu pada peningkatan produktivitas dan inovasi yang
dikelola secara berkelanjutan melalui kontinuitas perbaikan kemampuan sumberdaya manusia,
penciptaan penguasaan dan penerapan teknologi, serta dukungan stabilitas ekonomi dan penyediaan
infrastruktur fisik dan ekonomi yang seluruhnya diarahkan bagi terwujudnya keunggulan kompetitif
berdasarkan keunggulan komparatif sebagai negara maritim dan agraris yang disesuaikan dengan
kompetensi dan unggulan di setiap daerah, baik pada sektor pertanian dalam arti luas, pertambangan,
pariwisata, maupun pada sektor industri dan jasa.”
Adapun dalam tantangan dalam bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, salah satu poinnya
adalah “Kemajuan dapat diperoleh dengan memanfaatkan (a) sumber daya alam daratan (seperti
hutan, tambang, dan lahan untuk budidaya yang cakupannya dibatasi oleh wilayah kedaulatan negara)
dan (b) sumber daya kelautan, yang tersebar di wilayah laut teritorial, zona ekonomi ekslusif sampai
dengan 200 mil laut dan hak pengelolaan di wilayah laut lepas yang jaraknya dapat lebih dari 200 mil
laut. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya kelautan untuk perhubungan laut, perikanan,
pariwisata, pertambangan, industri maritim, bangunan laut, dan jasa kelautan menjadi tantangan
yang perlu dipersiapkan agar dapat menjadi tumpuan masa depan bangsa. Sumbangan sumber daya
kelautan terhadap perekonomian nasional yang cukup besar merupakan urutan kedua setelah jasa-
jasa. Bahkan, terdapat kecamatanenderungan daya saing industri pada saat ini telah bergeser ke arah
industri berbasis kelautan. Pembangunan kelautan pada masa mendatang memerlukan dukungan
politik dan pemihakan yang nyata dari seluruh pemangku kepentingan, yang tentunya menjadi
tantangan seluruh komponen bangsa.”
Kemampuan bangsa untuk berdaya saing tinggi adalah kunci bagi tercapainya kemajuan dan
kemakmuran bangsa. Daya saing yang tinggi, akan menjadikan Indonesia siap menghadapi tantangan-
tantangan globalisasi dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saing
bangsa, pembangunan nasional dalam jangka panjang diarahkan untuk (a) mengedepankan
pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; (b) memperkuat perekonomian
BAB 2-80
domestik berbasis keunggulan di setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun
keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan di dalam negeri; (c) meningkatkan penguasaan,
pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan; dan (d) membangun infrastruktur yang maju; serta (e)
melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur negara.
Dalam hal Memperkuat Perekonomian Domestik dengan Orientasi dan Berdaya Saing Global, tertulis
bahwa kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan
citra Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta memberikan perluasan
kesempatan kerja. Pengembangan kepariwisataan memanfaatkan keragaman pesona keindahan alam
dan potensi nasional sebagai wilayah wisata bahari terluas di dunia secara arif dan berkelanjutan,
serta mendorong kegiatan ekonomi yang terkait dengan pengembangan budaya bangsa.
Dalam hal Sarana dan Prasarana yang Memadai dan Maju, pembangunan dan penyediaan air minum
dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta
kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan
jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan
melalui pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach) dan pendekatan terpadu
dengan sektor sumber daya alam dan lingkungan hidup, sumber daya air, serta kesehatan.
Sesuai arahan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah
mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan
pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang
kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas dan berdaya saing. RPJMN 2020-2024 telah mengarusutamakan Sustainable
Development Goals (SDGs). Target-target dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) beserta
indikatornya telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam 7 agenda pembangunan Indonesia ke
depan.
Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 adalah “Terwujudnya Indonesia
Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” dengan misi:
BAB 2-81
8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya
9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, terdapat proyek prioritas
strategis terkait pariwisata yaitu proyek 10 Destinasi Pariwisata Prioritas: Danau Toba, Borobudur
Dskt, Lombok-Mandalika, Labuan Bajo, Manado-Likupang, Wakatobi, Raja Ampat, Bromo-Tengger-
Semeru, Bangka Belitung, dan Morotai. Manfaat dari proyek tersebut adalah (1) Meningkatnya devisa
sektor pariwisata menjadi 30 miliar USD (2024) dan (2) Meningkatnya jumlah wisatawan nusantara
350-400 juta perjalanan dan wisatawan mancanegara 22,3 juta kunjungan (2024).
Dalam lima tahun mendatang, peningkatan nilai tambah pariwisata difokuskan pada peningkatan
lama tinggal dan pengeluaran wisatawan sebagai hasil dari perbaikan aksesibilitas, atraksi dan
amenitas. Jenis pariwisata yang akan ditingkatkan diversifikasi mencakup: (1) wisata alam (ekowisata,
wisata bahari, wisata petualangan); (2) wisata budaya (heritage tourism, wisata sejarah, wisata
kuliner, wisata kota yang difokuskan pada Cultural Heritage Regeneration, dan wisata desa); (3) wisata
buatan (meeting-incentive-convention exhibition/MICE, yacht and cruise, wisata kebugaran/wellness
tourism, wisata kesehatan/medical tourism, dan wisata olah raga). Pengembangan ketiga jenis
pariwisata tersebut juga membuka kesempatan bagi wisatawan untuk terlibat dalam kegiatan
pengembangan pengetahuan, pendidikan dan kesukarelawanan yang terintegrasi dengan kegiatan
wisata.
Pengembangan amenitas dan atraksi wisata juga melibatkan industri dan partisipasi masyarakat.
Pelaksanaannya mencakup kerja sama pembiayaan, perbaikan pengelolaan destinasi, penerapan
standar layanan, penguatan rantai pasok industri pariwisata, penataan kota sebagai service hub
pariwisata, penataan kawasan perdesaan untuk mendukung pariwisata, serta pengembangan desa
wisata.
BAB 2-82
Tabel 2.16 – Proyek 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Danau Toba, Borobudur Dskt, Lombok-Mandalika, Labuan Bajo, Manado-Likupang, Wakatobi, Raja Ampat, Bromo-
Tengger-Semeru, Bangka Belitung, dan Morotai
Latar Pariwisata Indonesia masih bertumpu pada Bali (41 persen). Pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas membuka peluang pengembangan destinasi yang memberikan manfaat
Belakang ekonomi bagi masyarakat lokal sekelas Bali. Pemerintah mendorong penyiapan 5 destinasi super prioritas dan 5 destinasi pariwisata prioritaslainnya
Durasi 2020-2024 (5 tahun)
1. Meningkatnya kontribusi sektor pariwisata dalam PDB menjadi 5,5% (2024)
Manfaat 2. Meningkatnya devisa dari sektor pariwisata menjadi 30 miliar USD (2024)
3. Meningkatnya jumlah wisatawan nusantara 350-400 juta perjalanan (2024) dan wisatawan mancanegara 22,3 juta kunjungan (2024)
INDIKASI TARGET INDIKASI
2020 2021 2022 2023 2024 Total PENDANAAN
Perpres ITMP untuk Perpres ITMP untuk Labuan Perpres ITMP untuk
Percepatan Percepatan
Borobudur dskt, Danau Bajo, Manado-Likupang, Raja Ampat (100%)
infrastruktur, infrastruktur,
Toba dskt, dan Lombok BTS, Wakatobi, Morotai, Percepatan
pemberdayaan Pemberdayaan
(100%) Bangka Belitung (100%) infrastruktur,
masyarakat dan masyarakat dan
Penyusunan ITMP untuk Penyusunan ITMP untuk pemberdayaan
investasi di BTS dan investasi di BTS dan
Indikasi Labuan Bajo, Manado- Raja Ampat masyarakat dan
Wakatobi (80%) Wakatobi (100%) 10 Kawasan Rp 161 T
Target dan Likupang, Bromo-Tengger- Percepatan infrastruktur, investasi di BTS dan
Percepatan Percepatan Prioritas (APBN,
Pendanaan Semeru (BTS), Wakatobi, pemberdayaan masyarakat Wakatobi (40%)
infrastruktur, infrastruktur, Selesai KPBU, BUMN,
Bangka Belitung dan dan investasi di Labuan Percepatan
pemberdayaan Pemberdayaan 100% Swasta)
Morotai bajo, dan Manado-Likupang infrastruktur,
masyarakat dan masyarakat dan
Percepatan infrastruktur, (100%) pemberdayaan
investasi di Morotai, investasi di Morotai,
pemberdayaan masyarakat Percepatan infrastruktur, masyarakat dan
Bangka Belitung, Bangka Belitung,
dan investasi di pemberdayaan masyarakat investasi di Morotai,
dan Raja Ampat dan Raja Ampat
DanauToba, Borobudur dan investasi di BTS dan Bangka Belitung, dan
(60%) (100%)
dskt, Lombok (100%) Wakatobi (20%) Raja Ampat (20%)
Kemenparekraf, KemenPUPR, Kemenhub, KemenLHK, KemenKP, KemendesPDTT, KemenKUKM, KemenESDM, Kemenaker, BKPM, BNPB, Kemendagri, Kemenkes, Kemendikbud,
Pelaksana Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Kemenko Perekonomian, Kemenkeu, KemenATR/BPN, Kementan, KemenBUMN, Kemendag, Bappenas, Pemda, Badan Pengelola Otorita Kawasan
Pariwisata, BUMN, Dunia Usaha dan Mitra Pembangunan
1. Perintisan Destinasi Pariwisata (Kemenparekraf,
4. Pembanguan Desa Wisata dan Fasilitasi BUMDes (Kemenparekraf, KemendesPDTT, Kemendikbud,
KemenATR/BPN, BKPM)
Kemenaker, KemenKUKM)
Highlight 2. Penanganan Jalan Mendukung 10 DPP (KemenPUPR,
5. Pembangunan Amenitas Kawasan Pariwisata (KemenPUPR, KemenESDM, Kemenkes, BNPB, Pemda)
Proyek Pemda)
6. Pembangunan dalam Wilayah dan Kawasan (Kemenparekraf, Kementan, KemenKP, KemenLHK, BUMN,
3. Pembangunan Pelabuhan dan Bandara (Kemenhub,
Badan Otorita, Kemendag)
BUMN)
BAB 2-83
2.2.3. Rencana Kerja Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi
Pada periode tahun 2017-2022, RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan memasuki fase ketiga
dalam pelaksanaannya yang dijabarkan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD). Dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun pelaksanaan RPJPD, banyak perubahanperubahan yang
terjadi sebagai akibat dari adanya dinamika pembangunan yang sangat cepat mengalami perubahan yang
diindikasikan denganterjadinya beberapa perubahan kebijakan secara nasional, sejak diundangkan pada
tahun 2007, perubahan kebijakan nasional sebagaimana dimaksud, ditandai dengan diterbitkannya
beberapa regulasi yang juga berimplikasi pada arah kebijakan pembangunan di Provinsi Kepulauan
Bangka.
Secara umum perubahan RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2005-2025 dilakukan untuk:
1. Penyelarasan terhadap Hasil pengendalian dan evaluasi kebijakan, pelaksanaan dan evaluasi hasil
RPJPD, mencakup kebijakan di tingkat nasional dan daerah;
2. Penyesuaian terhadap Rencana Tata Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034;
3. Penyesuaian terhadap isu strategis, visi, misi, tujuan, sasaran pokok, indikator kinerja sasaran
pokok dan arah kebijakan;
Keberhasilan pelaksanaan RPJP Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005-2025 sangat
bergantung pada komitmen antara penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan pemangku
kepentingan dan seluruh lapisan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung. Secara prinsip, proses dan
tahapan penyusunan perubahan RPJPD tetap dilakukan sebagaimana yang diamanatkan didalam
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010. Adapun proses dan tahapan yang dilakukan, adalah sebagaimana
yang termuat pada Gambar 2.5 berikut:
Gambar 2.32 – Proses dan Tahapan Penyusunan Perubahan RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2005-2025
BAB 2-84
Sesuai Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Perubahan RJPD Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung 2005-2025 disusun tetap dengan berpedoman pada RPJPN dan RTRW.
Berpedomanpada RPJPN, dilakukan melalui penyelarasan antara visi, misi, arah dan kebijakan
pembangunan jangka panjang daerah provinsi dengan visi, misi, arah, tahapan dan prioritas
pembangunan jangka panjang nasional.
Sementara itu, berpedoman pada RTRW sebagaimana dimaksud, dilakukan melalui penyelarasan antara
arah dan kebijakan pembangunan jangka panjang daerah provinsi dengan arah dan kebijakan RTRW.
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2005-2025 disusun dengan maksud:
1. Untuk memberikan landasan dan arah bagi penyelenggaraan Pemerintahan daerah, masyarakat,
dan dunia usaha dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan nasional dan visi serta misi
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;
2. Untuk dijadikan pedoman dalam penyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJM Daerah) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;
3. Untuk dijadikan acuan dalam penyusunan RPJP Daerah Kabupaten /Kota di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
Tujuan penyusunan Perubahan RPJP Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005-2025
adalah:
1. Menetapkan visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
untuk 20 (dua puluh) tahun;
2. Menjamin terwujudnya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antardaerah, antarruang,
antarwaktu, antarfungsi pemerintahan daerah maupun antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi
dan Pemerintahan Kabupaten/Kota;
3. Mendukung koordinasi antar pemangku kepentingan dalam Pencapaian visi dan misi daerah serta
nasional;
4. Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, Penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan;
5. Mewujudkan tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan
berkelanjutan.
Bangka Belitung sejak tahun 2010 telah ditetapkan sebagai daerah kunjungan wisata bahari ketiga di
Indonesia setelah Bali dan Lombok. Selain itu, sejak tahun 2011, melalui PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional, telah menetapkan Kawasan Tanjung Kelayang
sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Hal ini menunjukkan bahwa kepariwisataan di
Kepulauan Bangka Belitung telah mendapatkan perhatian oleh pemerintah. Selain dikarenakan memiliki
potensi wisata yag baik, secara geografispun mendukung Bangka Belitung sebagai salah satu destinasi
wisata di Indonesia.
Gambaran mengenai potensi pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebagaimana
disajikan pada gambar 2.6 berikut.
BAB 2-85
Gambar 2.33 – Potensi Pengembangan Pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung
Sumber: Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2014
Kurang dikenalnya beberapa wisata di beberapa lokasi di kabupaten yang berada di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dibandingkan dengan Kabupaten lainnya yang telah maju kepariwisataannya turut
mempengaruhi kecilnya minat wisatawan untuk berkunjung, disamping juga faktor jarak tempuh dari
kota serta fasilitas penunjang kepariwisataan. Selain itu masih terbatasnya kemampuan SDM
kepariwisataan juga merupakan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan sektor pariwisata.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005-
2025 merupakan pedoman dalam:
1. Penyusunan Visi, Misi dan Program calon kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah.
2. Penyusunan RPJM Daerah, Renstra Perangkat Daerah dan RKPD serta dokumen perencanaan
lainnya dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;
3. Penyusunan RPJP Daerah Kabupaten/Kota, RTRW Kabupaten/Kota, RPJM Daerah Kabupatan/Kota,
Renstra Perangkat Daerah Kabupaten/Kota dan RKPDKabupaten/Kota;
4. Menjamin terwujudnya integrasi, sinkronisasi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar
fungsi pemerintah daerah maupun antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintahan
Kabupaten/Kota;
5. Mendukung koordinasi antar pemangku kepentingan dalam pencapaian visi dan misi daerah serta
nasional;
6. Mewujudkan keterkaitan dan konsisten antara perencanaan, pengaggaran, pelaksanaan dan
pengawasan;
7. Mewujudkan tercapaianya penggunaan sumber daya sacara efisien, efektif, berkeadilan dan
berkelanjutan.
Sehubungan dengan hal tersebut, ditetapkan kaidah-kaidah Pelaksanaan RPJP Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2005-2025 sebagai berikut:
1. Perangkat Daerah (PD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan didukung oleh instansi vertikal
yang ada di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Pemerintahan Kabupaten dan Kota, serta
BAB 2-86
masyarakat termasuk Dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan arah kebijakan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 dengan sebaik-baiknya;
2. Gubenur, dalam menjalankan tugas penyelenggaraan Pemerintahan daerah berkewajiban untuk
mengarahkan Pelaksanaan RPJP Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005-2025
dengan mengerahkan semua potensi dan kekuatan daerah;
3. Sekrearis Daerah, berkewajiban mengkoordinasikan pelaksanaan RPJP Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2005-2025;
4. Perangkat Daerah (PD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Berkewajiban untuk menyusun rencana
strategis yang memuat visi, misi, tujuan ,strategi, kebijakan ,program, kegiatan pokok dan unggulan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 yang selanjutnya dijabarkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
untuk menjamin konsistensi dan kontinuitas program, Kegiatan beserta pendanan;
5. Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota berkewajiban menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah yang menjabarkan visi, misi dan program Kepala Daerah yang selanjutnya menjadi
Pedoman dalam menyusun Rencana Strategis Peragkat Daerah (PD) Kabupaten dan Kota dengan
memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005-2025;
6. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005-2025, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berkewajiban untuk memandu proses
perencanaan pembangunan, pemantauan, fasilitas dan mediasi terhadap penjabaran Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 kedalam rencana Strategis Perangkat
Daerah (PD) Provinsi Kepulauan BangkaBelitung dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, serta membangun komunikasi
organisasi dan komunikasi kepada masyarakat secaraberkesinabungan tentang RPJP Daerah,
Pelaksanaan RPJP Daerah, Pengawasan pelaksanaan RPJP Daerah, serta evaluasi pelaksanaan RPJP
Daerah ;
7. Dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2005-2025 berpedoman kepadaRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
(RTRWP) Kepulauan Bangka Belitung agar terwujud keselarasan dan kesinabungan pembangunan
daerah;
8. Menyusun kesepakatan bersama (M0U) untuk bidang-bidang tertentu antara Pemerintahan
Provinsi dengan Pemerintahan Kabupaten dan Kota;
9. Hasil pelaksanaan pengawasan intern pemerintah dijadikan bahan masukan penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan;
10. Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 dilakukan
paling sedikit dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dengan menggunakan evaluasi hasil
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
BAB 2-87
Kepulauan Bangka Belitung 2014-2034. Sementara itu, sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan
nasional, RPJMD juga berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN),
disamping menelaah RPJMD dan RTRW Provinsi lain yang berdekatan, agar terdapat keselarasan
pembangunan antar wilayah dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain mempedomani RPJMN dan RPJP Daerah, juga dilakukan penyelarasan pencapaian visi, misi, tujuan,
sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah daerah provinsi dengan arah,
kebijakan umum, serta prioritas pembangunan nasional, arah kebijakan, dan prioritas untuk bidang-
bidang pembangunan, dan pembangunan kewilayahan sesuai dengan kewenangan, kondisi, dan
karakteristik daerah.
RPJM Daerah kemudian dijabarkan dalam RKPD setiap tahunnya yang berisikan Renja-PD dan menjadi
pedoman kepala daerah menyusun KUA serta PPAS yang kemudian dijadikan sebagai dasar penyusunan
RAPBD setiap tahunnya Bersama-sama dengan DPRD.
Penyusunan Dokumen RPJM Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun2017-2022 dengan
maksud menyiapkan dokumen pembangunan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan sekaligus menjadi
arahan serta pedoman penyelenggaraapembangunan daerah oleh pemerintah daerah, dunia usaha dan
seluruh komponen masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
RPJM Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017-2022 disusun dengan tujuan:
1. Menjabarkan visi, misi dan program Kepala Daerah Provinsi Kepulauan BangkaBelitung sehingga
diperoleh tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, program pembangunan daerah dan keuangan
daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat daerah yang disertai dengan
kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun;
2. Menjadi pedoman penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung;
3. Menjadi pedoman penyusunan RKPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung setiap tahun sebagai
dasar penyusunan APBD;
4. Meningkatkan koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi pembangunan antar PD, antar
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat,
antar Pemerintah Daerah dengan Dunia Usaha, serta dengan masyarakat dan dengan Provinsi yang
berbatasan/berdekatan;
5. Memampukan Pemerintah Daerah mengukur dan mengevaluasi penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah dan pembangunan;
BAB 2-88
6. Menjaga pemerataan pembangunan yang berkelanjutan antar sektor dan antar wilayah di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung secara efisien dan efektif;
7. Menjadi pedoman penyusunan RPJM Daerah dan perencanaan penganggaran kabupaten/kota se-
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;
8. Menyediakan instrumen penilaian kinerja pemerintah daerah pada setiap tahun dan akhir periode
pemerintahan 5 (lima) tahunan.
Bangka Belitung sejak tahun 2010 telah ditetapkan sebagai daerah kunjungan wisata bahari ketiga di
Indonesia setelah Bali dan Lombok. Selain itu, sejak tahun 2011, melalui PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional, telah menetapkan Kawasan Tanjung Kelayang
sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Hal ini menunjukkan ku jelabahwa kepariwisataan
di Kepulauan Bangka Belitung telah mendapatkan perhatian oleh pemerintah. Selain dikarenakan
memiliki potensi wisata yag baik, secara geografispun mendukung Bangka Belitung sebagai salah satu
destinasi wisata di Indonesia.
Gambaran mengenai potensi pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebagaimana
disajikan pada Gambar 2.7 berikut.
Strategi dan Arah Kebijakan untuk pencapaian Sasaran Meningkatnya pengembangan Pembangunan
pariwisata dilakukan dengan Strategi sebagai berikut:
BAB 2-89
c. Pengembangan standarisasi SDM dalam meningkatkan daya saing kepariwisataan daerah
d. Peningkatan kualitas dan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan, peningkatan
budaya, prestasi kepemudaan serta olah raga dalam mendukung pembangunaan
kepariwisataan
e. Pembinaan hubungan industri dan kesehatan kerja disektor pariwisata
f. Peningkatan standarisasi Produk dan jasa KUKM dalam meningkatkan daya saing
kepariwisataan
g. Pengembangan pariwisata daerah, serta mendorong terwujudnya koordinasi, sinkronisasi,
keterpaduan dan kerjasama antar sektor, antar pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat
dalam mendukung peluang berusaha dan investasi di bidang pariwisata.
2. Mengembangkan kawasan pendukung pembangunan pariwisata dengan arah kebijakan sebagai
berikut:
a. Pengembangan Kawasan pelabuhan penyeberangan Tanjung Kalian
b. Pengembangan Kawasan strategis Pelabuhan ASDP Manggar – Ketapang
c. Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata Tanjung gunung dan kawasan lintas timur
Pulau Bangka
d. Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung
kelayang
e. Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan Kota Tua Mentok
f. Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan gunung Permisan Simpang Rimba
g. Pengembangan Kawasan peruntukan Pariwisata Museum Nasional Maritim Belitung
h. Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata Gunung Menumbing
3. Pengembangan pulau-pulau kecil dan daerah perbatasan
a. Pengembangan kawasan konektivitas Pulau Bangka dengan pulau sumatera
b. Pengembangan kawasan konektivitas Pulau Bangka dengan Pulau Belitung serta pulau-pulau
kecil
Fokus kegiatan pengembangan Pariwisata Menjadikan Bangka Belitung sebagai destinasi pariwisata
bertaraf internasional melalui event-event seni - budaya atau olahraga bernuansa bahari level
nasional/internasional seperti, Festival Budaya Melayu, Festival Kuliner Bangka-Belitung, Karnaval
Budaya serumpun Sebalai, Triathlon, Maraton, dll; Rebranding pantai-pantai di Babel melalui desain PR
yang menarik seperti cerita atau sejarah keunggulan pantai tersebut dibanding lainnya; Memberikan
insentif kepada investor pariwisata untuk membangun bisnis pariwisatanya di Bangka Belitung melalui
pembangunan infrastruktur (jalan, listrik, air, internet, dll) secara memadai demi pengembangan konsep
waterfront city.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, ditetapkan bahwa lokus
proyek prioritas strategis terkait bidang pariwisata yaitu sebanyak 10 proyek yang disebut sebagai
Destinasi Pariwisata Prioritas. 10 Destinasi Pariwisata Prioritas tersebut adalah: (1) Danau Toba, (2)
Borobudur Dskt, (3) Lombok-Mandalika, (4) Labuan Bajo, (5) Manado-Likupang, (6) Wakatobi, (7) Raja
Ampat, (8) Bromo-Tengger-Semeru, (9) Bangka Belitung, dan (10) Morotai. Adapun keluaran yang
diharapkan pada tahun 2024 dari proyek prioritas tersebut adalah:
BAB 2-90
Gambar 2.35 – Arah Pengembangan Wilayah Provinsi Bangka - Belitung
Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2017-2022,
terdapat beberapa strategi dan arah kebijakan pengembangan pembangunan pariwisata Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, yaitu:
1. Meningkatkan sinergisitas pembangunan lintas sektor dalam mengembangkan pembangunaan
pariwisata dengan arah kebijakan sebagai berikut :
a. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM, ekonomi kreatif , peran serta masyarakat dan
kelembagaan pariwisata;
b. Peningkatan insfrastruktur, sarana dan prasarana pengembangan destinasi dan pemasaran
pariwisata;
c. Pengembangan standarisasi SDM dalam meningkatkan daya saing kepariwisataan daerah
d. Peningkatan kualitas dan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan, peningkatan
budaya, prestasi kepemudaan serta olah raga dalam mendukung pembangunaan
kepariwisataan.
2. Mengembangkan kawasan pendukung pembangunan pariwisata dengan arah kebijakan sebagai
berikut :
a. Pengembangan Kawasan pelabuhan penyeberangan Tanjung Kalian;
b. Pengembangan Kawasan strategis Pelabuhan ASDP Manggar – Ketapang;
c. Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata Tanjung gunung dan kawasan lintas timur
Pulau Bangka;
d. Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung
Kelayang;
e. Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan Kota Tua Mentok.
f. Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan gunung Permisan Simpang Rimba.
g. Pengembangan Kawasan peruntukan Pariwisata Museum Nasional Maritim Belitung.
h. Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata Gunung Menumbing.
3. Pengembangan pulau-pulau kecil dan daerah perbatasan
a. Pengembangan Kawasan konektivitas Pulau Bangka dengan Pulau Sumatra;
b. Pengembangan Kawasan konektivitas Pulau Bangka dengan Pulau Belitung sertia pulau-
pulau kecil.
BAB 2-91
2.2.5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten/Kota
Maksud dan tujuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Pangkalpinang, tidak terlepas
dari tujuan sistem perencanaan secara keseluruhan. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa tujuan penyusunan sistem perencanaan
adalah:
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Pangkalpinang diarahkan dengan Visi meningkatkan
kesejahteraan rakyat melalui pembangunan yang berbasis perdagangan dan jasa dengan dukungan
industri unggulan. Untuk mewujudkan visi sebagaimana dimaksud di atas, maka arah Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kota Pangkalpinang akan ditujukan untuk melaksanakan 10 (sepuluh) misi yang
terdiri atas:
BAB 2-92
Rumusan RPJP-D Kota Pangkalpinang tahun 2007 – 2025 yang disusun dengan pendekatan teknokratik
akan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG)
Jangka Panjang.
Pembangunan tahap I (tahun 2007-2011), 6 bidang utama yang menjadi prioritas dalam 5 tahun pertama
yaitu:
1. potensi kota;
2. fasilitas penunjang;
3. pendidikan;
4. kerjasama antar institusi;
5. kualitas kerja antar aparatur pemerintah;
6. pelayanan sistem administrasi kependudukan.
Upaya-upaya pembangunan yang dilaksanakan sesuai dengan bidang prioritas sebagaimana dimaksud
diatas adalah:
1. Mengembangkan potensi kota yang berbasis pada sektor perdagangan dan sektor jasa dengan
mengoptimalkan dampak kondisi geografis yang strategis;
2. Menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan pemerintah di dalam menjalankan tugasnya
meliputi, fasilitas pendukung kegiatan keagamaan, kesehatan dan fasilitas tidak bergerak untuk
seluruh unit/dinas/badan/bagian/kantor DPRD;
3. Pembangunan bidang pendidikan meliputi penyediaan jumlah dan pengaturan sebaran tenaga
pendidik termasuk fasilitas pendidikan;
4. Meningkatkan kerjasama antar dinas di dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan
dan kerjasama antar pemerintah daerah dalam satu provinsi;
5. Meningkatkan kualitas kerja sumber daya manusia aparatur pemerintahan dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi;
6. Meningkatkan pelayanan sistem administrasi penduduk melalui sensus, pelayanan akta kelahiran
dan kematian hingga pembuatan KTP secara profesional, cepat dan mudah.
Pembangunan tahap II (tahun 2012-2016) dengan 6 (enam) bidang utama yang menjadi prioritas dalam
5 tahun kedua meliputi, sarana dan prasarana pembangunan, pemerintahan, ekonomi, teknologi
informasi dan peran media masa.
Upaya-upaya pembangunan yang dilaksanakan sesuai dengan bidang prioritas sebagaimana dimaksud
diatas adalah:
1. Meningkatkan jumlah dan distribusi tenaga medis untuk mencapai kualitas kesehatan masyarakat;
2. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana dengan menitik beratkan pada upaya
pembangunan infrastruktur meliputi jalan raya, perumahan serta pengelolaan limbah domestik;
3. Menjaga tingkat kedisiplinan pegawai pemerintah dengan sistem pengawasan melekat dan
penegakan supremasi hukum dan tata tertib bagi aparatur pemerintah dengan dukungan
pendidikan dan pelatihan;
4. Mengembangkan sektor industri pengolahan melalui pengiidentifikasian dan pengembangan
industri unggulan serta pengembangan sentra perdagangan;
5. Menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi pembangunan industri serta mendorong
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pertumbuhan ekonomi;
BAB 2-93
6. Mengembangkan teknologi informasi yang memadai didukung dengan penyajian data base yang
valid dan akurat;
7. Meningkatkan peran media masa melalui kbebasan penyampaian opini secara benar dan
bertanggung jawab dalam rangka mendukung transparansi dan akuntabilitas pemerintah.
Pembangunan tahap III (tahun 2017-2021) dengan 6 (enam) bidang utama yang menjadi prioritas dalam
5 tahun ketiga meliputi, kerjasama ekonomi, peran dan kontribusi pemerintah dan sistem informasi.
Upaya-upaya pembangunan yang dilaksanakan sesuai dengan bidang prioritas sebagaimana dimaksud
diatas adalah:
1. Menjaga hubungan baik antara pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) secara
profesional;
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan daya dukung utilitas, kelayakan dan
kesinambungan program dan alokasi anggaran dalam upaya mengurangi dampak eksternalitas
pembangunan dan permasalahan lingkungan hidup;
3. Meningkatkan peranan pelaku pembangunan selain pemerintah meliputi pengusaha, wanita dan
partisipasi masyarakat secara umum di dalam proses pembangunan agar manfaat dan keuntungan
dari keberhasilan pembangunan dapat terus terjaga dan berkesinambungan;
4. Meningkatkan sistem penjenjangan karir aparatur pemerintah daerah;
5. Pengalokasian jumlah pegawai yang sesuai dengan kebutuhan dalam kaitannya dengan
pemenuhan kebutuhan pelayanan publik;
6. Pengalokasian anggaran secara proporsional bagi eksekutif dan legislatif dalam rangka pelaksanaan
tugas;
7. Meningkatkan keamanan dan mengurangi eksternalitas negatif termasuk masalah penggunaan
narkoba dan terjadinya tindak kejahatan;
8. Meningkatkan sistem jaringan informasi yang berkualitas dan baik untuk mendukung kegiatan
perekonomian.
Pembangunan tahap IV (tahun 2022-2025) dengan 3 (tiga) bidang utama yang menjadi prioritas dalam 5
tahun keempat meliputi, pemerintahan, ekonomi dan lingkungan hidup. Upaya-upaya pembangunan
yang dilaksanakan sesuai dengan bidang prioritas sebagaimana dimaksud di atas adalah:
1. Menjaga kesesuaian antara kebutuhan tenaga fungsional dan jumlah tenaga yang ada, termasuk
penempatan pegawai yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan jabatannya, serta
melakukan evaluasi dan mengukur kesesuaian jumlah pegawai pemerintah daerah dengan
kebutuhan pelayanan publik didukungdengan ketersediaan fasilitas kantor, ketersediaan hasil
kajian, dan penelitian dalam upaya menyusun rancangan pembangunan jangka panjang tahap
kedua;
2. Melanjutkan pembangunan sektor ekonomi dan upaya untuk mengurangi permasalahan
ketenagakerjaan, laju pengangguran dan upaya penyediaan fasilitas kerja yang memadai bagi kaum
buruh;
3. Mengurangi dan menangani permasalahan-permasalahan lingkungan hidup meliputi masalah
genangan air, ekosistem, eksploitasi sumber daya alam, dan lingkungan serta kegiatan ilegal;
4. Meningkatkan kesadaran pengusaha dan pelaku ekonomi lainnya untuk ikut mengatasi masalah
lingkungan dan pencemaran.
BAB 2-94
2.2.5.2. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bangka
RPJPD Kabupaten Belitung Timur adalah dokumen perencanaan periode 20 (dua puluh) tahun yang
berfungsi sebagai dokumen induk dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
dan pelayanan kemasyarakatan untuk jangka waktu 20 tahun. Dengan demikian, RPJPD Kabupaten
Belitung Timur memiliki periode waktu 2005-2025.
Penyusunan RPJPD Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005-2025 didasarkan pada kondisi, potensi,
permasalahan dan kebutuhan nyata daerah, serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang,
yang dilaksanakan melalui beberapa tahap berikut:
1. Penyiapan Rancangan Awal RPJPD Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005-2025 oleh KepalaBadan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Belitung Timur.
2. Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(Musrenbangda) Kabupaten Belitung Timur yang diselenggarakan oleh Kepala Bappeda dan diikuti
oleh unsur-unsur penyelenggara pembangunan daerah, baik pemerintah, legislatif, dunia usaha,
maupun masyarakat.
3. Penyusunan Rancangan Akhir RPJPD Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005-2025 setelah
mendapatkan masukan atau penyempurnaan dari hasil Musrenbangda.
4. Penetapan RPJPD Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005-2025 secara bersama oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Bupati Kabupaten Belitung Timur dalam bentuk Peraturan
Daerah (Perda) Kabupaten Belitung Timur, setelah sebelumnya dikonsultasikan kepada Gubernur
cq. Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
5. Pengendalian dan pelaksanaan RPJPD Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005-2025 dilakukan oleh
masing-masing pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Belitung Timur dan
dianalisis oleh Kepala Bappeda Kabupaten Belitung Timur.
6. Evaluasi pelaksanaan RPJPD Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005-2025 yang dilakukan oleh
Kepala Bappeda Kabupaten Belitung Timur sekaligus menjadi bahan bagi penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah untuk periode berikutnya.
Fungsi dari RPJPD Kabupaten Belitung Timur adalah sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan serta menjadi acuan bagi
penyusunan:
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Belitung Timur yang
kemudian dijabarkan setiap tahun ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
BAB 2-95
2. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Belitung Timur yang selanjutnya dijabarkan setiap tahun ke dalam bentuk Rencana
Kerja SKPD (Renja-SKPD).
3. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) setiap tahun yang ditetapkan secara
bersama oleh Bupati dan DPRD Kabupaten Belitung Timur.
Penyusunan RPJPD Kabupaten Belitung Timur harus dilakukan secara sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan, serta diselenggarakan berdasarkan azas
penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean
government).
Maksud dari RPJPD Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005-2025 adalah untuk memberikan arah sekaligus
menjadi acuan bagi seluruh komponen pembangunan (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha di
Kabupaten Belitung Timur untuk jangka waktu 20 tahun dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan
pembangunan daerah sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan Kabupaten Belitung Timur yang
disepakati bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis,
koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak
pembangunan jangka Panjang yang utuh.
Visi unggul di bidang industri, jasa, dan pariwisata berbasis kelautan dan pertanian adalah terwujudnya
peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam kerangka
pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan melalui penciptaan ketangguhan di bidang industri,
jasa, dan pariwisata berbasis kelautan dan pertanian menuju keunggulan kompetitif di tingkat nasional
dan global. Visi Pembangunan Kabupaten Belitung Timur harus terukur agar dapat diketahui tingkat
keberhasilannya dalam rangka menjadikan Kabupaten Belitung Timur unggul di bidang industri, jasa, dan
pariwisata berbasis kelautan dan pertanian.
Visi Pembangunan Jangka Panjang di atas dapat diwujudkan melalui enam Misi Pembangunan Jangka
Panjang Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005-2025 sebagai berikut:
1. Menciptakan Kabupaten Belitung Timur unggul di bidang industri, jasa, dan pariwisata berbasis
kelautan dan pertanian dalam kerangka pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
2. Menciptakan kapabilitas masyarakat Kabupaten Belitung Timur yang tinggi.
3. Menciptakan pelayanan pemerintah Kabupaten Belitung Timur yang prima.
4. Menciptakan suasana Kabupaten Belitung Timur yang tertib, aman, damai, adil, dan demokratis.
5. Menciptakan stabilitas pembangunan ekonomi makro daerah yang berkelanjutan.
BAB 2-96
6. Menciptakan prasarana dan sarana wilayah yang berdaya saing.
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berpotensi memberikan kontribusi besar kepada
perekonomian Kabupaten Belitung Timur. Pengalaman berbagai daerah di Indonesia dan juga di belahan
dunia lainnya, menunjukkan bahwa pengembangan pariwisata yang baik akan memberikan pengaruh
positif dalam perekonomian, penciptaan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat, dan
pertumbuhan sektor-sektor lain yang terkait dengan sektor pariwisata. Karena itu, potensi keragaman
pesona budaya dan pesona alam di Kabupaten Belitung Timur dalam periode 20 tahun ke depan secara
arif dan berkelanjutan harus diarahkan untuk mendorong kegiatan ekonomi daerah, meningkatkan citra
daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta perluasan kesempatan kerja, sehingga bisa
menjadi sebagai salah satu tujuan wisata terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara.
Pembangunan jangka panjang pariwisata di Kabupaten Belitung Timur diarahkan pada pembentukan
landmark pariwisata, pengembangan obyek-obyek wisata, sarana, dan prasarana wisata yang berkualitas
dan berdaya tarik tinggi, pengembangan jaringan kerja sama wisata dengan berbagai pihak; penciptaan
kebijakan yang mendukung perkembangan dan keamanan dunia pariwisata, peningkatan kesadaran dan
partisipasi seluruh masyarakat dalam pengembangan pariwisata, pelestarian fungsi sumberdaya alam
dan nilai-nilai luhur budaya daerah, serta pengembangan promosi dan pemasaran wisata yang efektif
menuju salah satu daerah tujuan wisata terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara.
Keunggulan Kabupaten Belitung Timur di bidang pariwisata dapat diciptakan melalui pembangunan
jangka panjang:
1. Marine-tourism: wisata pantai, wisata pulau, wisata bahari, wisata lainnya yang bernuansa pesisir,
pulau-pulau kecil, dan kelautan (terumbu karang, diving, selancar, dan snorkling), hotel tepi pantai,
restoran tepi pantai, olahraga pantai, kesenian pantai, dan lain-lain.
2. Agro-tourism: wisata kebun, arena olahraga otomotif, dan lain-lain.
Sebagai ukuran tercapainya visi Kabupaten Belitung Timur unggul di bidang industri, jasa, dan pariwisata
berbasis kelautan dan pertanian, maka pembangunan jangka panjang dalam 20 tahun ke depan
difokuskan pada pencapaian sasaran-sasaran pokok pembangunan jangka Panjang sebagai berikut:
Untuk menuju tercapainya visi Kabupaten Belitung Timur unggul di bidang industri, jasa, dan pariwisata
berbasis kelautan dan pertanian, maka ditetapkan sasaran pembangunan lima tahunan sebagai berikut:
BAB 2-97
pengembangan budidaya, agroindustri, industri kelautan, pengembangan objek-objek pariwisata,
serta pengembangan jasa-jasa.
2. 2011-2015: terpenuhinya kebutuhan investasi di sektor industri Rp432.161,08 juta, jasa
Rp1.463.267,18 juta, pariwisata Rp56.702,64 juta, kelautan Rp599.446,56 juta, dan pertanian
Rp29.966,30 juta; diversifikasi produk-produk budidaya, agroindustri, pengembangan ragam
industri pengolahan, pengembangan jasa perdagangan, pengembangan jasa pariwisata, dan
pengembangan jasa-jasa lainnya.
3. 2016-2020: terpenuhinya kebutuhan investasi di sektor industri Rp548.162,15 juta, jasa
Rp1.856.038,66 juta, pariwisata Rp71.922,81 juta, kelautan Rp760.350,54 juta, dan pertanian
Rp38.009,89 juta; pengembangan klaster industri dan rantai nilai produk berbagai jenis industri,
jasa, pariwisata, kelautan, pertanian, dan produk-produk lainnya.
4. 2021-2025: terpenuhinya kebutuhan investasi di sektor industri Rp768.825,77 juta, jasa
Rp2.603.190,23 juta, pariwisata Rp100.875,46 juta, kelautan Rp1.066.430,96 juta, dan pertanian
Rp53.310,83 juta; mempertahankan stabilitas pertumbuhan budidaya pertanian, kelautan,
agroindustri, industri kelautan, dan pariwisata.
Perubahan RPJMD Kota Pangkalpinang Tahun 2018-2023 memedomani RPJMN Tahun 2020-2024 untuk
sinergitas dan sinkronisasi kinerja baik di tingkat impact maupun outcome pembangunan nasional dan
daerah. Pada tingkat impact, indikator kinerja sasaran perubahan RPJMD Kota Pangkalpinang tahun 2018-
2023 memperhatikan apa yang ingin dicapai dalam sasaran RPJMN Tahun 2020-2024. Pada tingkat
outcome, prioritas pembangunan daerah memperhatikan isu-isu dan strategi pembangunan nasional
untuk sinkronisasi kebijakan. Dalam hal periode RPJMN Tahun 2020-2024 yang segera berakhir saat
penyusunan perubahan RPJMD Kota Pangkalpinang tahun 2018-2023 maka arah kebijakan pada RPJPN
periode berikutnya menjadi sumber acuan.
Perubahan RPJMD Kota Pangkalpinang 2018-2023 telah terintegrasi sesuai dengan amanat RPJMD
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017-2022 dengan kebijakan kewilayahan untuk Kota
Pangkalpinang. Berbagai evaluasi RPJMD periode sebelumnya dipergunakan untuk menyempurnakan
dokumen perencanaan perubahan RPJMD Kota Pangkalpinang Tahun 2018-2023.
RPJMD Kota Pangkalpinang Tahun 2018-2023 merupakan pelaksanaan dari arah kebijakan dan sasaran
pokok Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Pangkalpinang 2007-2025 tahap
keempat. Secara substantif, RPJMD Kota Pangkalpinang 2018-2023 telah berpedoman pada RPJPD Kota
Pangkalpinang Tahun 2007-2025. Berbagai evaluasi RJPMD periode sebelumnya dipergunakan untuk
menyempurnakan dokumen perencanaan RJPMD Kota Pangkalpinang Tahun 2018-2023.
RPJMD Kota Pangkalpinang menjadi acuan bagi Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) dalam menyusun
Rencana Strategis (Renstra) yang bersifat lima tahunan dan Rencana Kerja (Renja) yang bersifat tahunan.
Sasaran RPJMD termasuk program prioritas akan dicapai melalui Renstra PD selama lima tahun.
Implementasi dari RPJMD Kota Pangkalpinangdituangkan didalam Renstra dan Renja masing-masing
Perangkat Daerah sesuai tugas dan fungsinya. Walikota bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan
BAB 2-98
dan sasaran RPJMD, sedangkan Kepala Perangkat Daerah bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan
dan sasaran renstra PD, yang harus dipertanggungjawabkan setiap tahun dan akhir masa jabatan. Di sini,
keberhasilan kepala Perangkat Daerah dalam mencapai target kinerja impact dan outcome dalam Renstra
Perangkat Daerah, secara langsung dan tidak langsung akan memengaruhi pencapaian visi dan misi serta
janji politik Walikota yang telah dijabarkan dalam RPJMD.
Penyusunan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pangkalpinang ini
dimaksudkan untuk memberikan pedoman dalam sisa pelaksanaan pembangunan dan
mengoperasionalisasikan visi dan misi kepala daerah di sisa periode pembangunan, serta menjadi tolok
ukur pertanggungjawaban kepala daerah.
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pangkalpinang bertujuan
untuk menyelaraskan strategi dan kebijakan umum serta program pembangunan dengan kondisi terkini
yang akandilaksanakan di Kota Pangkalpinang di sisa periode pembangunan, utamanya dalam
penanganan dan pemulihan kondisi sosial ekonomi pasca Pandemi Covid-19. Dalam menetapkan
pergeseran strategi dan arah kebijakan serta penentuan program prioritas pembangunan, dilakukan atas
dasar hasil evaluasi pembangunan dua tahun berjalan serta dengan memperhatikan kondisi empiris,
kemampuan, dan kewenangan daerah.
Sasaran penyusunan Perubahan RPJMD Kota Pangkalpinang Tahun 2018 - 2023 adalah sebagai berikut:
1. Memberikan landasan dan pedoman pada Walikota dan Wakil Walikota terpilih dalam pelaksanaan
pembangunan jangka waktu di sisa periode pembangunan yaitu tahun 2021-2023, mengingat
pembangunan Tahun 2019 dan Tahun 2020 termasuk dalam periodesasi 2018-2023 yang telah dan
sedang dilaksanakan, maka selain untuk mengakomodir perencanaan pembangunan Tahun 2019
dan Tahun 2020, juga bertujuan sebagai arah pembangunan jangka menengah Kota Pangkalpinang
periode 2021-2023.
2. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota
Pangkalpinang dalam menentukan prioritas program pembangunan yang akan dilaksanakan
melalui sumber dana APBD Kota Pangkalpinang, APBN dan sumber dana lainnya;
3. Mendorong terwujudnya koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi pembangunan baik antar
Perangkat Daerah, antar Pemerintah Kabupaten/Kota, antar Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota serta antara Pemerintah Kota dan Pemerintah Pusat dalam menghadapi gejolak
perekonomian akibat pandemi COVID-19.
4. Menyediakan tolok ukur untuk mengukur kinerja dan mengevaluasi kinerja setiap Organisasi
Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Pangkalpinang;
5. Mengoptimalkan kerjasama dan kemitraan antara Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat.
BAB 2-99
b. BBG (Bangka Botanical Garden) di Kecamatan Bukit Intan;
c. Wisata Kuliner Pasar Mambo di Kecamatan Rangkui;
d. Stadion Aquatic di Kecamatan Gerunggang;
e. Wisata Air di Kolam Retensi Kacang Pedang di Kecamatan Gerunggang, Kecamatan
Tamansari dan Kecamatan Rangkui;
f. Waterpark di Kecamatan Tamansari;
g. Wisata Kolong Teluk Bayur, Kolong Kepuh, Kolong Akit; dan
h. Lapangan Golf Girimaya di Kecamatan Girimaya
Perubahan RPJMD Kabupaten Bangka Tahun 2019 - 2023, ditetapkan dengan maksud selain
mengakomodir perencanaan pembangunan tahun 2019 dan 2020 juga adalah:
BAB 2-100
Visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2005-2025 adalah
Kabupaten Bangka sebagai Pusat Industri dan Perdagangan di Bangka Belitung yang Berwawasan
Lingkungan dan Didukung oleh Tata Pemerintahan yang Baik Menuju Masyarakat Maju, Adil, dan
Sejahtera. Upaya-upaya untuk mewujudkan visi tersebut yang akan dilaksanakan melalui 6 (enam) misi
pembangunan, yaitu:
Disamping itu, visi RPJMN untuk periode 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” dengan upaya untuk mewujudkan melalui 7
(tujuh) misi pembangunan yaitu:
Dalam rangka mewujudkan visi “Bangka Setara”, maka diupayakan melalui 5 (lima) misi Pembangunan
Kabupaten Bangka Tahun2019-2023, yaitu:
1. Mewujudkan tata kelola pemerintah yang bersih dan berbasis teknologi informasi.
2. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berintegritas.
3. Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur antar wilayah.
4. Mewujudkan gerbang kota dan pariwisata berskala internasional.
5. Mewujudkan perekonomian daerah yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Strategi pembangunan daerah Kabupaten Bangka dalam kurun waktu lima tahun kedepan adalah sebagai
berikut:
BAB 2-101
4. Pengarusutamaan gender berbasis penguatan kelembagaan perempuan dalam peran serta aktif
dalam pembangunan
5. Percepatan pembangunan infrastruktur penunjang perekonomian melalui kemitraan (partnership)
pembiayaan pembangunan
6. Melakukan Akselerasi pembangunan melalui optimalisasi teknologi informasi dan membangun
sistem pengendalian yang berorientasi pada hasil
7. Melaksanakan pembangunan yang berorientasi pada pro environment
Dalam mewujudkan Kabupaten Bangka sebagai gerbang kota dan pariwisata berskala internasional
terdapat beberapa sasaran, strategi, dan arah kebijakan, yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.17 – Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Pariwisata Kabupaten Bangka
Sasaran Strategi Arah kebijakan
1. Meningkatnya pengembangan Penciptaan iklusivitas pertumbuhan Peningkatan kemudahan usaha melalui
kepariwisataan berbasis sport ekonomi melalui pengembangan stimulasi penguatan sektor pertanian, UMKM
tourism, kearifan dadn budaya berbasis pariwisata dan dan ekonomi kreatif
lokal serta sumber daya alam industrialisasi pertanian serta
pariwisata penumbuhan kewirausahaan
melalui UMKM
2. Meningkatnya investasi di bidang Pengembangan perencanaan terintegratif
pariwisata terhadap potensipariwisata dan pertanian
Penguatan kelembagaan ekonomi dan
menjamin kemudahanusaha melalui regulasi
yang afirmatif
Pengembangan KEK Pariwisata
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bangka 2019-2023
RPJMD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016–2021 merupakan dokumen perencanaan pembangunan
daerah Kabupaten Bangka Barat untuk kurun waktu lima tahun yang memuat visi dan misi Bupati dan
Wakil Bupati Bangka Barat terpilih berdasarkan analisis permasalahan dan isu-isu strategis daerah,
sehingga melahirkan tujuan dan sasaran pembangunan daerah beserta indikator sasaran dan target
pencapaian pembangunan daerah, strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah, yang bertumpu
pada program pembangunan daerah lengkap dengan kerangka pendanaan indikatif serta kaidah
pelaksanaannya.
Penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016-2021 berpedoman pada dokumen
RPJPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2005-2025 (tahap III), hasil evaluasi pembangunan daerah jangka
menengah pada periode pembangunan sebelumnya (tahun 2005-2010 dan tahun 2010-2015) dengan
tetap memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2014-2019
serta RPJMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017.
Maksud penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016-2021 adalah untuk
memberikan pedoman bagi pemangku kepentingan baik di lingkungan pemerintahan, masyarakat, dunia
usaha/swasta dan pihak-pihak terkait lainnya untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan di
Kabupaten Bangka Barat secara sinergis.
BAB 2-102
Adapun tujuan penyusunan Dokumen RPJMD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016-2021 antara lain
adalah:
1. Memberikan penjabaran visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih ke dalam
perencanaan strategis yaitu penjabaran lebih lanjut ke dalam rumusan tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan dan program pembangunan untuk jangka waktu lima tahun;
2. Menyediakan pedoman bagi Perangkat Daerah dalam menyusun dokumen RenstraPerangkat
Daerah agar terjadi keselarasan dan sinkronisasi dalam pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran
pembangunan dalam dokumen RPJMD;
3. Menyediakan penjabaran dalam penyusunan RKPD yang merupakan perencanaan tahunan berupa
program beserta target dan pagu yang bersifat indikatif;
4. Menyediakan instrumen sinkronisasi penyelenggaraan pembangunan daerah mulai dari
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian sampai dengan evaluasi.
Dalam RPJMD Kabupaten Bangka Barat terdapat dua sasaran dan strategi terkait pengembangan
pariwisata berkelanjutan, yaitu sebagai berikut.
Tabel 2.18 – Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Pariwisata Kabupaten Bangka Barat
Sasaran Strategi Arah kebijakan
1. Berkembangnya Pengembangan industri Memetakan potensi dan rencana pengembangan pariwisata
destinasi wisata pariwisata secara (roadmap)
komprehensif seluruh Mempersiapkan dan mengimplementasikan kelembagaan
sistem kepariwisataan kolaboratif para pihak industry pariwisata
Memfasilitasi tumbuhnya budaya pelayanan pariwisata terutama
masyarakat pelaku jasa pariwisata
Menumbuhkan kesadaran dan keperdulian terhadap kelestarian
objek pariwisata
Mengembangkan fasilitas kepariwisataan dan sarana prasarana
pendukung, penguatan sumberdaya manusia pelaku wisata,
pengembangan jasa dan produk penunjang pariwisata, untuk
meningkaktkan pelayanan pada rantai pasok dan nilai tambah
pariwisata
Mengembangkan paket wisata yang mengoptimalkan potensi
alam, cagar budaya dan seni budaya serta penguatan pemasaran
wisata
Memfasilitasi dan membina komunikasi-komunikasi berbagai
bidang minat, yang memiliki jaringan nasional dan berpotensi
menggerakan pariwisata daerah
2. Terjaganya kelestarian Penguatan upaya Pembuatan regulasi pengelolaan dan pelestarian warisan budaya
warisan budaya sebagai pelestarian warisan Mengembangkan kemitraan antarpihak dalam pelestarian cagar
asset wisata budaya dan seni budaya serta sarana dan prasarana pendukung
khususnya di kawasan cagar budaya
Melakukan pembinaan dan fasilitasi kegiatan seni budaya
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bangka Barat 2016-2021
Maksud penyusunan RPJMD Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2021-2026 adalah untuk memberikan arah
kebijakan pembangunan jangka menengah Kabupaten Bangka Tengah 5 (lima) tahun kedepan yang
BAB 2-103
holistik-tematik, integratif dan berbasis spasial. Tujuan dari penyusunan RPJMD Kabupaten Bangka
Tengah Tahun 2021-2026 sebagai berikut:
1. Menelaah kinerja pembangunan pemerintah daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2016-2021.
2. Menelaah kinerja keuangan 2016-2021 dan menganalisis kerangka pendanaan daerah untuk 5
(lima) tahun kedepan.
3. Merumuskan permasalahan pembangunan daerah berdasarkan capaian kinerja pembangunan
daerah.
4. Merumuskan isu-isu strategis pembangunan 5 (lima) tahun kedepan dengan berdasarkan hasil
analisis dan data.
5. Merumuskan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Bangka
Tengah 5 (lima) tahun kedepan.
6. Merumuskan program pembangunan daerah untuk pencapaian sasaran pembangunan
7. Menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) beserta target untuk
Tahun 2021 sampai dengan Tahun 2026.
Visi pembangunan daerah dalam RPJMD Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2021-2026 pada dasarnya
merupakan Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih yang disampaikan pada waktu Pemilihan
Umum Kepala Daerah (Pemilukada). Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam masa
jabatan selama 5 (lima) tahun. Visi Bupati dan Wakil Bupati Bangka Tengah selama kurun waktu 2021-
2026 adalah:
Makna yang terkandung dari visi tersebut adalah Kabupaten Bangka Tengah memiliki keunggulan yang
lebih di berbagai sektor pembangunan seperti sumber daya manusia yang unggul, ekonomi yang unggul,
sarana prasarana yang unggul, lingkungan yang unggul dan layanan pemerintahan yang unggul. Unggul
disini berarti memiliki kemampuan, dan/atau kekuatan, berdasarkan potensi yang ada untuk bersaing,
memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Semakin unggul berarti berorientasi pada pembangunan
dan peningkatan kompetensi segenap sumber daya yang terdapat di Kabupaten Bangka Tengah. Melalui
Sumber Daya yang semakin unggul, tangguh dan berkualitas akan berdampak positif terhadap
peningkatan daya saing, kemandirian daerah, dan juga dalam mendukung pembangunan nasional.
Penjelasan terhadap penjabaran visi tersebut adalah merupakan akumulasi rumusan dari berbagai
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah yang lebih terarah dan berlangsung sesuai dengan
yang diinginkan masyarakat. Hal tersebut tidak lain dalam rangkauntuk mewujudkan kondisi masyarakat
yang sejahtera dengan menerima manfaat sebesar-besarnya dari pelaksanaan kegiatan pembangunan.
Dalam mewujudkan visi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan beberapa misi pembangunan
jangka menengah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2021-2026, sebagai berikut:
1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang unggul dan berkualitas berlandaskan iman dan taqwa
2. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan yang Unggul dan Berkelanjutan melalui
Penguasaan dan Pengembangan IPTEK
3. Meningkatkan sarana dan prasarana publik yang unggul dan merata
4. Mewujudkan lingkungan yang unggul serta berkelanjutan
5. Meningkatkan pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan yang unggul
BAB 2-104
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bangka Tengah tahun 2016-2021, terdapat
beberapa strategi dan arah kebijakan untuk meningkatkan perekonomian Kabupaten Bangka Tengah,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.19 – Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Pariwisata Kabupaten Bangka Tengah
Sasaran Strategi Arah kebijakan
Meningkatnya Optimalisasi daya dukung potensi Optimalisasi pemasaran pariwisata melalui
perekonomian pariwisata yang berdaya saing serta pemanfaatan media cetak maupun elektronik,
Kabupaten Bangka pengembangan promosi pariwisata yang website, peningkatan koordinasi dengan sektor
Tengah efektif, kreatif, terarah, terpadu, dan pendukung pariwisata, pameran dan peningkatan
berkelanjutan kemitraan promosi wisata
Penguatan dan pengembangan destinasi Pengembangan destinasi pariwisata
wisata
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bangka Tengah 2016-2021
Tabel 2.20 – Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Pariwisata Kabupaten Bangka Selatan
Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Berkembangnya Meningkatkan Keunggulan daya tarik Pembangunan sarana dan prasarana daya tarik
pariwisata daerah wisata wisata.
Peningkatan kualitas dan kerjasama pemasaran
wisata daerah.
Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Even Meningkatkan kualitas dan kuantitas
Kreatif Dalam Rangka Mendukung penyelenggaraan event kreatif.
Pengembangan Pariwisata.
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bangka Selatan 2016-2021
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2018-2023 ditetapkan
dengan maksud sebagai arah pembangunan dan pedoman bagi seluruh komponen daerah (pemerintah,
masyarakat, dunia usaha/swasta dan pihak terkait lainnya) dalam mewujudkan visi, misi dan program
pembangunan Bupati dan Wakil Bupati.
Tujuan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-2023 adalah:
BAB 2-105
5. Merumuskan indikator program beserta indikator kinerja untuk melaksanakan strategi dan arah
kebijakan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2021-2026 ini
disusun dengan maksud memberikan arah dan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik
pemerintah daerah, masyarakat, maupun dunia usaha dalam membangunan kesepahaman, kesepakatan,
maupun komitmen bersama guna mewujudkan visi dan misi pembangunan Kabupaten Belitung Timur
secara konsisten dan berkesinambungan. Adapun tujuan dari penyusunan RPJMD Kabupaten Belitung
Timur Tahun 2021 – 2026 adalah:
1. Memberikan landasan dan pedoman bagi Bupati dan Wakil Bupati terpilih dalam pelaksanaan
pembangunan daerah jangka waktu 2021–2026;
2. Memberikan pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah yang
merupakan penjabaran teknis RPJMD pada masing–masing OPD sampai dengan tahun 2026
berdasarkan urusan dan kewenangan yang ada dalam tugas dan fungsi masing–masing;
3. Menyediakan pedoman dalam penyusunan RKPD yang merupakan perencanaan tahunan berupa
program beserta target dan pagu yang bersifat indikatif, sebagai bahan lanjutan pada penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD);
4. Menyediakan instrumen sinkronisasi penyelenggaraan pembangunan mulai dari perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengendalian sampai evaluasi.
Adapun sasaran untuk mencapai tujuan dari penyusunan RPJMD Kabupaten Belitung Timur adalah
sebagai berikut:
Sesuai dengan tujuan di atas, hasil luaran (output) yang diharapkan dari penyusunan RPJMD Kabupaten
Belitung Timur adalah sebuah dokumen perencanaan pembangunan yang didalamnya memuat gambaran
kondisi umum daerah; gambaran keuangan daerah; visi, misi dan tujuan pembangunan daerah; strategi,
arah kebijakan dan program pembangunan daerah serta indikator kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang didasarkan pada potensi dan permasalahan daerah serta isu – isu strategis
baik isu daerah, provinsi, nasional maupun internasional yang relevan serta dapat mempengaruhi
dinamika perkembangan daerah ke depannya.
Visi pembangunan Kabupaten Belitung Timur Tahun 2021-2026 berdasarkan visi Bupati dan Wakil Bupati
terpilih adalah BELITUNG TIMUR BANGKIT DAN BERDAYA.
BAB 2-106
Bangkit diartikan suatu perubahan keadaan yang dapat berarti bangun, timbul/terbit atau mulai
sedangkan Berdaya merupakan suatu perubahan yang dapat berarti berkekuatan, berkemampuan,
bertenaga, atau mempunyai akal. Visi tersebut mengandung makna bahwa selama lima tahun mendatang
diharapkan terjadi perubahan situasi dan kondisi di Kabupaten Belitung Timur dari kondisi stagnan
mengarah pada kondisi yang lebih dinamis, terbangun dari kondisi lemah menjadi kuat, dari kondisi lesu
menjadi bersemangat dengan menggunakan segala tenaga, akal, dan upaya. Hal ini tidak lain untuk
mewujudkan Kabupaten Belitung Timur yang lebih maju dan berdaya saing pada tingkat regional maupun
nasional.
Adapun rumusan misi sesuai visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Belitung
Timur Tahun 2021 – 2026 adalah sebagai berikut:
Rumusan tujuan berdasarkan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2021 – 2025 adalah sebagai berikut:
Tujuan 1: Terwujudnya tata kelola yang baik dan pemerintahan yang bersih
Terwujudnya tata kelola yang baik dan pemerintahan yang bersih merupakan tujuan dari misi pertama
yaitu membenahi manajemen penyelenggaraan ketatapemerintahan pemerintah Kabupaten Belitung
Timur agar berjalan sesuai dengan asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Hal tersebut
perlu didukung oleh peningkatan kapasitas dalam beberapa hal antara lain perencanaan, pengendalian,
dan evaluasi pembangunan; pengelolaan keuangan; dan juga pengawasan. Selain itu peningkatan kinerja
dan koordinasi antar pemangku kepentingan juga mengambil peran penting upaya pembenahan
penyelenggaraan ketatapemerintahan.
Terwujudnya pelayanan publik yang efektif dan esisien merupakan tujuan kedua dari misi pertama yaitu
membenahi manajemen penyelenggaraan ketatapemerintahan pemerintah Kabupaten Belitung Timur
agar berjalan sesuai dengan asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Tujuan ini mengambil
peran yang signifikan sebagai bentuk kewajiban pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan
kepada warganya. Hal yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pelayanan yang efektif dan efisien adalah
peningkatan kualitas sesuai dengan standar yang berlaku dan juga pemanfaatan teknologi informasi
didalamnya.
Tujuan 3: Terwujudnya kelembagaan dan manajemen sumber daya aparatur yang efisien
Terwujudnya kelembagaan dan manajemen sumber daya aparatur yang efisien merupakan tujuan ketiga
dari misi pertama yaitu membenahi manajemen penyelenggaraan ketatapemerintahan pemerintah
Kabupaten Belitung Timur agar berjalan sesuai dengan asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang
baik. Tujuan ini dapat dicapai apabila integritas dan profesionalisme dari aparatur meningkat serta
organisasi perangkat daerah berhasil melaksanakan tugas dan fungsi secara efektif.
BAB 2-107
Tujuan 4: Meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat
Peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat merupakan salah satu tujuan yang difokuskan dalam
rangka mencapai misi yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi. Hal tersebut dipengaruhi oleh
angka pengangguran Kabupaten Belitung Timur yang beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan
dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Melalui upaya-upaya peningkatan kesempatan kerja di
Kabupaten Belitung Timur, diharapkan dapatmeningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain upaya
peningkatan kualitas tenaga kerja, kesempatan kerja dapat diperluas dengan pembukaan investasi
daerah.
Peningkatan perekonomian lokal membawa dampak yang luas bagi kondisi perekonomian di suatu
daerah. Dengan meningkatnya perekonomian lokal di suatu daerah, pertumbuhan ekonomi di daerah
tersebut akan semakin baik. Peningkatan perekonomian lokal dapat dicapai melalui beberapa hal, salah
satunya adalah pengembangan sektor prioritas daerah.
Perwujudan pemerataan dilakukan sesuai prinsip tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu tidak
meninggalkan satu-pun kelompok masyarakat (leave no one behind). Pemenuhan kebutuhan dasar
pendidikan dan kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat menjadi tujuan pembangunan
misi ketiga dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkapasitas
ditunjukkan dengan tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang semakin membaik sehingga dapat
mendorong kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera. Seiring dengan meningkatnya kualitas sumber
daya manusia diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan wilayah.
Peningkatan layanan sarana dan prasarana yang layak serta dapat diakses secara luas dengan mudah oleh
masyarakat menjadi tujuan pembangunan sebagai bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat. Upaya meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana yang terjangkau dan berkualitas
diharapkan dapat meningkatkan kinerja infrastruktur wilayah sehingga secara beriringan dapat
mendorong produktivitas masyarakat. Akses sanitasi dan air minum yang aman dan layak, pelayanan
persampahan serta peningkatan aksesibilitas menjadi perhatian penting dalam upaya peningkatan
kinerja infastruktur wilayah Kabupaten Belitung Timur dalam lima tahun mendatang. Selain peningkatan
layanan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas lingkungan hidup juga menjadi perhatian pemerintah
daerah mengingat urgensi isu dan beberapa permasalahan terkait lingkungan hidup yang harus
diselesaikan.
Kesejahteraan masyarakat merupakan kondisi yang akan diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat sehingga diharapkan akan menurunkan angka kemiskinan diiringi dengan
meningkatnya perlindungan dan jaminan sosial bagi seluruh masyarakat. Dalam hal ini, kondisi sejahtera
yang akan dicapai tidak hanya dicerminkan dari kemampuan ekonomi (pendapatan) yang semakin
membaik, tetapi juga tercermin dari kebahagiaan dengan adanya rasa aman dalam kehidupan
masyarakat serta terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat dan jaminan perlindungan secara adil.
BAB 2-108
Peningkatan perlindungan dan jaminan sosial terutama bagi penduduk miskin dan rentan menjadi salah
satu upaya yang akan dilakukan untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial yang semakin luas.
Rumusan sasaran dari pembangunan Kabupaten Belitung Timur Tahun 2021–2026 berdasarkan misi dan
tujuan adalah sebagai berikut:
Tujuan 1: Terwujudnya tata kelola yang baik dan pemerintahan yang bersih. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka sasaran – sasaran yang perlu diwujudkan yaitu:
1. Meningkatnya kapasitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan
daerah;
2. Meningkatnya kapasitas pengelolaan keuangan daerah; dan
3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah.
Tujuan 2: Terwujudnya pelayanan publik yang efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
sasaran – sasaran yang perlu diwujudkan yaitu:
1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pelayanan publik; dan
2. Terwujudnya pelayanan publik berbasis elektronik.
Tujuan 3: Terwujudnya kelembagaan dan manajemen sumber daya aparatur yang efisien. Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka sasaran – sasaran yang perlu diwujudkan yaitu:
1. Meningkatnya efektivitas kelembagaan pemerintah daerah; dan
2. Meningkatnya profesionalisme sumber daya aparatur.
Tujuan 4: Meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
sasaran – sasaran yang perlu diwujudkan yaitu:
1. Meningkatnya kompetensi tenaga kerja; dan
2. Meningkatnya investasi.
Tujuan 5: Meningkatnya perekonomian local. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran – sasaran
yang perlu diwujudkan yaitu:
1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi sektor unggulan; dan
2. Meningkatnya daya saing daerah.
Tujuan 6: Meningkatnya pemerataan pemenuhan kebutuhan dasar bagi seluruh masyarakat. Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka sasaran – sasaran yang perlu diwujudkan yaitu:
1. Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan pendidikan; dan
2. Meningkatnya akses dan kualitas kesehatan masyarakat.
Tujuan 7: Meningkatnya tingkat pelayanan sarana dan prasarana. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
sasaran – sasaran yang perlu diwujudkan yaitu:
1. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana wilayah; dan
2. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup.
Tujuan 8: Meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran –
sasaran yang perlu diwujudkan yaitu:
1. Menurunnya tingkat kemiskinan; dan
2. Terwujudnya pemerataan perlindungan dan jaminan sosial.
BAB 2-109
2.2.7. Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Rencana Kerja Pemerintah tahun 2019 disusun sebagai pedoman pelaksanaan bagi Pemerintah Pusat dan
Daerah dalam rangka mencapai tujuan bernegara sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pada Pemerintah Pusat, RKP tahun 2019
digunakan sebagai pedoman bagi K/L yang berbasis sinkronisasi perencanaan dan penganggaran pada
saat menjabarkan PN ke dalam Rencana Kerja (Renja) K/L 2019 dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
K/L 2019 dengan prinsip money follows program, yang selanjutnya dituangkan dalam Rancangan Undang-
Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RUU APBN) 2019.
Pada Pemerintah Daerah, RKP tahun 2019 digunakan sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2019, yang kemudian dituangkan dalam Rancangan Peraturan Daerah
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (Raperda APBD) 2019.
Penjabaran RKP 2019 ke dalam 5 (lima) PN meliputi: (1) Pembangunan Manusia melalui Pengurangan
Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar; (2) Pengurangan Kesenjangan Antarwilayah melalui
Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman; (3) Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan
Lapangan Kerja melalui Pertanian, Industri, Pariwisata, dan Jasa Produktif Lainnya; (4) Pemantapan
Ketahanan Energi, Pangan, dan Sumber Daya Air; serta (5) Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan
Pemilu. Hal ini diharapkan mendorong percepatan integrasi pembangunan pusat-daerah.
Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan mencakup 5 (lima) PN, yaitu: (1) Pembangunan Kedaulatan
Pangan, (2) Pembangunan Kemaritiman dan Kelautan, (3) Percepatan Pertumbuhan Industri dan Kawasan
Ekonomi (KEK), (4) Kedaulatan Energi, dan (5) Pembangunan Pariwisata.
PN Pembangunan Pariwisata masih perlu ditingkatkan dalam hal peningkatan jumlah wisatawan
mancanegara yang masih mencapai 12,02 juta orang pada tahun 2017. Sementara, peningkatan jumlah
kunjungan wisata nusantara (265 juta kunjungan) dan penerimaan devisa sebesar 200 triliun rupiah telah
menunjukkan capaian yang baik pada tahun 2017.
Gambar 2.36 – Peta Peningkatan Nilai Tambah Pariwisata dan Jasa Produktif Lainnya
BAB 2-110
2.2.7.2. Rencana Kerja Pemerintah 2020
Rencana Kerja Pemerintah tahun 2020 disusun sebagai pedoman pelaksanaan bagi Pemerintah Pusat dan
Daerah yang berbasis sinkronisasi perencanaan dan penganggaran. Pada Pemerintah Pusat, RKP tahun
2020 dijadikan pedoman pada saat K/L menjabarkan PN ke dalam Rencana Kerja (Renja) K/L 2020 dan
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) K/L 2020 dengan pendekatan money follows program dan pendekatan
Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial (THIS), yang selanjutnya dituangkan dalam Rancangan Undang-
Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RUU APBN) 2020.
Pada Pemerintah Daerah, RKP tahun 2020 digunakan sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2020, yang kemudian dituangkan dalam Rancangan Peraturan Daerah
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (Raperda APBD) 2020.
Dimensi Pembangunan Ekonomi mencakup 1 (satu) PN, yaitu Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata
yang menunjukkan kinerja baik. Pada tahun 2018, pertumbuhan investasi PMTB (6,67 persen), wisatawan
nusantara (303,40 juta perjalanan), dan penyediaan lapangan kerja (2,98 juta orang) telah memenuhi
target yang ditetapkan. Capaian yang tidak mencapai target yang ditetapkan (realisasi <100 persen
target), di antaranya pelatihan kerja (915.671 orang) dan tenaga kerja formal (43,16 persen). Dari 5 (lima)
PP yang dilaksanakan, yaitu PP Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata, PP Pengembangan 5 Kawasan
Ekonomi Khusus, PP Pengembangan 3 (tiga) Kawasan Industri, PP Perbaikan Iklim Investasi dan
Penciptaan Lapangan Kerja, serta PP Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa memiliki kinerja di atas 90
persen.
Gambar 2.37 – Kerangka PP Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi
BAB 2-111
2.2.7.3. Rencana Kerja Pemerintah 2021
Rencana Kerja Pemerintah 2021 disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan bagi pemerintah
pusat dan pemerintah daerah yang berbasis sinkronisasi perencanaan dan penganggaran. Bagi
pemerintah pusat, RKP tahun 2021 digunakan sebagai pedoman bagi K/L pada saat menjabarkan PN ke
dalam Rencana Kerja (Renjal KIL 2O2l dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) KIL 2021, yang selanjutnya
dituangkan dalam Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RUU APBN) 2021.
Sedangkan bagi pemerintah daerah, RKP tahun 2O2l diganakan sebagai pedoman dalam menyusun
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2027, yang kemudian dituangkan dalam Rancangan
Peraturan Daerah Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (Raperda APBD) 2021.
Dalam PN (Prioritas Nasional) Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan
Berkeadilan telah disusun tujuh MP (Major Project) sebagai langkah konkret pencapaian sasaran yang
dirinci hingga target, lokasi, dan instansi pelaksana. Salah satu dari tujuh MP tersebut adalah Major
Project 10 Destinasi Pariwisata Prioritas: Danau Toba, Borobudur Dskt, Lombok-Mandalika, Labuan
Bajo, Manado-Likupang, Wakatobi, Raja Ampat, Bromo-Tengger-Semeru, Bangka Belitung, dan
Morotai.
BAB 2-112
Major Project 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) dilaksanakan untuk meningkatkan kesiapan
destinasi pariwisata dari sisi aksesibilitas, amenitas, dan atraksi di: Danau Toba, Borobudur dskt,
Lombok-Mandalika, Labuan Bajo, Manado-Likupang, Wakatobi, Raja Ampat, Bromo-Tengger-Semeru,
Bangka Belitung, dan Morotai.
Pelaksanaannya mencakup enam kelompok kegiatan, yaitu (1) perintisan destinasi pariwisata, (2)
penanganan jalan untuk mendukung 10 DPP, (3) pengembangan pelabuhan dan bandara, (41
pembangunan desa wisata dan fasilitasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), (5) pembangunan amenitas
kawasan pariwisata, dan (6) pembangunan dalam wilayah dan kawasan. Selain itu, MP ini diharapkan
dapat menjadi katalis bagi pengembangan dan pertumbuhan sektor pariwisata setelah adanya dampak
pandemi COVID-l9. Pelaksanaannya didukung integrasi program dan kegiatan, serta pendanaan dari K/L,
Pemerintah Daerah (pemda), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta, organisasi kemasyarakatan,
dan mitra pembangunan internasional.
Adapun dalam PN Membangun Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan,
terdapat Program Prioritas berupa Perbaikan Aksesibilitas, Atraksi dan Amenitas Destinasi Pariwisata
Prioritas Bangka Belitung/KEK Tanjung Kelayang dengan sasaran Terlaksananya Perbaikan Aksesibilitas,
Atraksi dan Amenitas Destinasi Pariwisata Prioritas Bangka Belitung/KEK Tanjung Kelayang.
Memerhatikan dinamika pembangunan dan berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun 2019
sampai dengan triwulan II, terdapat beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan RKPD
Perubahan Tahun 2019 yang tidak lagi sesuai dengan kondisi saat ini sehingga Pemerintah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung memandang perlu untuk melakukan penyusunan Perubahan Dokumen
Rencana KerjaPemerintah Daerah (Perubahan RKPD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2019.
Setelah Perubahan RKPD dibuat, tahap selanjutnya adalah memadukan materi pokok yang telah disusun
dengan rancangan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) serta penentuan Prioritas dan Pagu
Anggaran Sementara Perubahan (PPAS-P) Tahun 2019. Dengan demikian, penyusunan Perubahan RKPD
bertujuan untuk melakukan harmonisasi dan penyesuaian program dan kegiatan prioritas yang
tercantum dalam Perubahan RKPD dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah yang mengalami
perubahan sebagai akibat dari berubahnya asumsi-asumsi yang semula digunakan, serta dengan
memerhatikan visi, misi dan program prioritas yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2017-2022.
Evaluasi pelaksanaan RKPD 2019 sampai dengan Triwulan II Tahun 2019, dilakukan dalam rangka untuk
mengidentifikasi/menginventarisasi sejauh mana program kegiatan yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan. Sehingga dapat diketahui pada Perubahan RKPD 2019 ini, program kegiatan tersebut
apakah dapat dilanjutkan atau tidak, kecukupan pagu anggarannya, kesesuaian terhadap target
kinerjanya dan hal lainnya yang menjadi dasar kebijakan bagi Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung untuk melakukan penyesuaian terhadap program kegiatan tersebut.
Jumlah program dan kegiatan yang direncanakan pada RKPD Tahun 2019 sebanyak 201 program dan
1.207 kegiatan. Realisasi kinerja seluruh program sampai dengan Triwulan II sebesar 20,40 persen dan
BAB 2-113
penyerapan anggaran sebesar 19,11 persen dengan predikat masing-masing sangat rendah. Beberapa
kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja RKPD antara lain adalah:
1. pelaksanaan kegiatan yang output-nya fisik dan dokumen laporan baru dapat dicapai pada akhir
tahun disebabkan karena pelaksanaannya saat ini masih dalam proses sehingga belum dapat
dihitung kinerjanya;
2. adanya pergeseran pagu anggaran belanja pada perubahan APBD 2019 mengakibatkan capaian
kinerja anggaran yang masih rendah karena anggaran tersebut belum dapat dilaksanakan;
3. proses pencairan dana yang terhambat karena pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan yang
belum terpenuhi;
4. adanya pengurangan anggaran dikarenakan terjadinya efisiensi dari anggaran sehingga terdapat
beberapa kegiatan yang berkurang volume kegiatan dan pengurangan anggaran tersebut dilakukan
pada perubahan APBD 2019;
5. belum optimalnya monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di beberapa Perangkat Daerah,
sehingga kinerjanya masih rendah.
Dalam menyusun RKPD Tahun 2020, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengacu pada
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dengan menerapkan pendekatan politik, teknokratik,
partisipatif, atas-bawah (top-down), dan bawah-atas (bottom-up).
Pendekatan politik bermakna bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses penyusunan rencana
pembangunan. Hal ini dikarenakan rakyat pemilih dalam menentukan pilihannya didasari oleh program-
program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Kepala Daerah. Oleh karena itu, rencana
pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan oleh Kepala
Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah yang disepakati bersama
DPRD.
Perencanaan melalui pendekatan teknokratis dilaksanakan menggunakan metode dan kerangka berpikir
ilmiah yang dilaksanakan oleh lembaga atau perangkat daerah yang secara fungsi memiliki tugas untuk
itu.
Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang
memiliki kepentingan (stakeholder) terhadap pembangunan, di mana pelibatan para pihak tersebut
dimaksudkan untuk menjaring aspirasi dan menumbuhkembangkan rasa memiliki.
Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang
pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah yang
dilaksanakan baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan/desa.
Disamping pendekatan-pendekatan tersebut di atas dan selaras dengan RKP 2020, Penyusunan RKPD
2020 dengan prinsip money follows program menggunakan pendekatan Holistik-Tematik, Integratif, dan
Spasial dengan penajaman substansi perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi. Penguatan
implementasi Money Follows Program dilakukan melalui penajaman kesinambungan prioritas
pembangunan, pengendalian pelaksanaan program dengan penerapan standardisasi kegiatan yang
mendukung pencapaian indikator program, dan penajaman integrasi sumber pendanaan.
BAB 2-114
Sedangkan penguatan pendekatan Tematik-Holistik, Integratif dan Spasial dilakukan dengan
memerhatikan pada pengendalian perencanaan, penguatan perencanaan dan perencanaan, penguatan
perencanaan berbasis kewilayahan dengan mempertimbangkan karakteristik masing-masing wilayah,
dan penguatan integrasi sumber pendanaan pembangunan.
Selain hal tersebut, sebagai dokumen rencana tahunan daerah, RKPD mempunyai kedudukan yang
strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah diantaranya sebagai berikut.
1. RKPD merupakan dokumen yang secara substansial merupakan penerjemahan dan penjabaran dari
visi, misi dan program kepala daerah yang ditetapkan dalam RPJMD kedalam program dan kegiatan
pembangunan tahunan daerah.
2. RKPD memuat arahan operasional pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan tahunan bagi
seluruh Perangkat Daerah (PD) dalam menyusun Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD).
3. RKPD merupakan acuan Kepala Daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD
(KUA) serta penentuan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang selanjutnya
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD).
4. RKPD merupakan salah satu instrumen evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Melalui evaluasi terhadap pelaksanaan RKPD ini dapat diketahui sampai sejauh mana capaian
kinerja RPJMD sebagai wujud dari kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah hingga tahun
berkenaan.
Penyusunan RKPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2020 memiliki makna yang strategis karena
merupakan penjabaran tahap ketiga dari RPJPD 2005-2025 dan juga merupakan tahun kelima dari
pelaksanaan RPJMN 2020-2024. Serta pelaksanaan tahun ketiga RPJMD 2017-2022. RKPD yang telah
ditetapkan digunakan sebagai landasan penyusunan KUA dan PPAS dalam rangka penyusunan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Dalam menyusun dokumen RKPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2020, Pemerintah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung memerhatikan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. Penyusunan RKPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tahun 2020 merupakan bagian dari penerapan sistem perencanaan pembangunan nasional, dan bagian
dari penerapan sistem perencanaan dan penganggaran terpadu. RKPD Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2020 disusun dengan memerhatikan kebijakan tingkat nasional, yang mengacu pada RKP
Tahun 2020 yang merupakan penjabaran dari RPJMN Tahun 2020 - 2024 serta Renstra masing-masing
Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian di tingkat pusat. Dalam konteksdaerah,
dokumen RKPD Tahun 2020 juga disusun dengan berpedoman pada PerubahanRPJPD Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2005-2025 dan RPJMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017-2022.
BAB 2-115
RDTR serta RTR Kawasan Strategis Daerah. Di samping itu, dokumen RTRW Daerah menjadi pedoman
dalam penyusunan RPJP Daerah dan RPJM Daerah. Dengan demikian, korelasi antara RKPD dengan
dokumen perencanaan spasial (RTRW Daerah) terletak pada hubungannya dengan dokumen antara RPJP
Daerah dan RPJM Daerah, yang sama - sama diacu oleh RKPD.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) disusun dengan maksud untuk mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki guna peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek
pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya
saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia dalam kurun waktu 1 (satu) tahun kedepan.
Adapun tujuannya adalah sebagai acuan bagi seluruh Instansi/Kantor Wilayah/Lembaga Teknis
Daerah/Dinas Daerah/Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dalam menyusun program dan kegiatan yang dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Tahun Anggaran 2020.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki potensi pariwisata yang kaya dan bernilai tinggi dan saat ini
mulai mengembangkan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan bagi peningkatan sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Sebagai sektor yang
ramah lingkungan, pariwisata juga diharapkan dapat menjadi penopang kehidupan masyarakat yang saat
ini masih mengandalkan pada sektor pertambangan.
Gambaran mengenai potensi pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebagaimana
disajikan pada gambar 2.10 berikut:
1. peningkatan kuantitas dan kualitas SDM, ekonomi kreatif, peran serta masyarakat
dankelembagaan pariwisata;
2. pengembangan standarisasi SDM dalam meningkatkan daya saing kepariwisataan daerah;
3. peningkatan kualitas, partisipasi dan prestasi pemuda di berbagai bidang pembangunan dan
peningkatan pengelolaan ke olahraga serta mengembangkan peran serta kebudayaan dalam
mendukung pembangunaan kepariwisataan;
BAB 2-116
4. pembinaan hubungan industri dan kesehatan kerja di sektor pariwisata.
1. akses menuju destinasi Bangka Belitung dan daya tarik wisata di Bangka Belitung belum maksimal
untuk menunjang kebutuhan wisata;
2. belum banyak tersedia amenitas (fasilitas akomodasi dan konsumsi) untuk wisatawan, dan
distribusi belum merata;
3. atraksi wisata di Bangka Belitung belum banyak variasi dan masih banyak yang dikelola secara
aksidental;
4. alokasi keruangan pariwisata yang masih berhadapan dengan alokasi keruangan yang kurang
mendukung;
5. pemberdayaan masyarakat dan sadar wisata (sapta pesona: aman, tertib, bersih, sejuk, indah,
kenangan);
6. kurang dikenalnya beberapa tempat wisata di kabupaten yang berada di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dibandingkan dengan kabupaten lainnya yang telah maju.
Penyusunan RKPD Pemerintah Kota Pangkalpinang Tahun 2020 merupakan penjabaran tahap ketiga
dari RPJPD 2007-2025 dan tahun kedua RPJMD 2019 - 2023. RKPD yang telah ditetapkan digunakan
sebagai landasan penyusunan KUA dan PPAS dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
BAB 2-117
RKPD Kota Pangkalpinang Tahun 2020 merupakan RKPD tahun kedua dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk perencanaan jangka waktu 5 (lima) tahun 2019-2023, dan
merupakan penjabaran dari visi, misi dan program yang tercantum dalam RPJPD Kota Pangkalpinang
Tahun 2007-2025. RKPD menjadi pedoman bagi Perangkat Daerah dalam menyusun Renja Perangkat
Daerah dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Perangkat Daerah. RKPD dan RKA-Perangkat Daerah
inilah yang selanjutnya disusun menjadi Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD)
setiap tahunnya. Hubungan antar dokumen perencanaan dijelaskan lebih lanjut sebagaimana
Gambar 2.12
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) disusun dengan maksud untuk mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki guna peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata,
baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan
kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia dalam kurun waktu 1
(satu) tahun kedepan.
Adapun tujuannya adalah sebagai acuan bagi seluruh Organisasi Perangkat Daerah di Kota
Pangkalpinang dalam menyusun program dan kegiatan yang dianggarkan melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
pada Tahun Anggaran 2020.
RKPD Kota Pangkalpinang Tahun 2021 merupakan pelaksanaan tahun kelima belas dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2007-2025 dan merupakan pelaksanaan tahun
ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2018-2023. Bagi
Perangkat Daerah (PD), RKPD merupakan pedoman untuk menyempurnakan Rancangan Awal
Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD) dalam rangka mempersiapkan Rencana Kerja Anggaran
(RKA-PD) Tahun 2021.
Mengingat RKPD merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,
maka RKPD 2021 merujuk pada dokumen-dokumen perencanaan yang sudah ada yaitu RPJPN,
RPJMN, RKP Tahun 2021, RPJP Provinsi Kep. Bangka Belitung, RPJPD Kota Pangkalpinang, RPJMD
BAB 2-118
Kota Pangkalpinang, dan RKPD Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2021 terutama dilihat dari
keterkaitan prioritas pembangunan, kebijakan dan arah pembangunan yang akan dilaksanakan
Tahun 2021.
Maksud penyusunan RKPD Tahun 2021 adalah untuk memberikan arah pembangunan tahunan Kota
Pangkalpinang dan sinergitas program dan kegiatan di daerah, baik yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Kep. Bangka Belitung, dan Kota Pangkalpinang maupun yang
dilaksanakan bersama-sama masyarakat. Adapun tujuan penyusunan RKPD Tahun 2021 adalah
sebagai:
1. Pedoman bagi Pemerintah Kota Pangkalpinang dalam penyusunan KUA dan PPAS Tahun 2021;
2. Kerangka acuan dalam penyusunan RAPBD Tahun 2021;
3. Pedoman bagi Perangkat Daerah untuk menyusun Renja-PD; dan
4. Alat untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan.
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2021 merupakan tahapan pembangunan ke-4 RPJPN 2005-
2025 dan tahun ke-2 RPJMN (2020-2024). Prioritas dalam RKP Tahun 2021 adalah Percepatan
pembangunan dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing,
dengan Tema Pembangunan Nasional tahun 2021 adalah “Meningkatkan industri dan pariwisata di
berbagai wilayah didukung oleh investasi”.
Fokus kegiatan dalam rangka mendukung target indikator tahun 2021 yaitu Tingkat Pertumbuhan
Kunjungan Wisatawan sebesar 3%, dan Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PAD sebesar 2%.
Kedua target tersebut akan dicapai melalui program-program yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
Penyusunan Rancangan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Bangka Tahun 2019
ini dimaksudkan:
BAB 2-119
lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun
peningkatan indeks pembangunan manusia dalam kurun waktu 1 (satu) tahun kedepan.
2. Mewujudkan sinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan antar wilayah, antar urusan pembangunan, dan antar tingkat pemerintahan
Nasional dan Daerah, dan;
3. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas alokasi sumber daya dalam pembangunan daerah.
Adapun tujuan disusunnya RKPD Kabupaten Bangka Tahun 2019 adalah sebagai bahan untuk
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan bagi:
1. Penyusunan Renja OPD, KUA dan PPAS serta APBD Tahun 2019;
2. Memfasilitasi berbagai potensi sumberdaya masyarakat atau swasta atau institusi non
pemerintah dalam mendukung pelaksanaan pembangunan Kabupaten Bangka Tahun 2019.
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2019 sebagai satu kesatuan rencana pembangunan nasional,
melaksanakan quick wins dan program lanjutan yaitu sasaran-sasaran unggulan yang bersifat urgent,
realistis, berdampak besar bagi masyarakat. Pada tahun 2019, pemerintah pusat telah menetapkan
5 (lima) prioritas pokok pembangunan di Indonesia sebagai berikut:
RKPD Kabupaten Bangka Tahun 2020 merupakan penjabaran arah kebijakan dan program
pembangunan tahun ke 2 (dua) dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Bangka Tahun 2019-2023. Selain berpedoman pada RPJMD Kabupaten Bangka 2019-
2023, penyusun RKPD Kabupaten Bangka Tahun 2020 mengacu pada RKPD ProvinsiKepulauan
Bangka Belitung Tahun 2020, RKP Tahun 2020, dan program strategis nasional. Hal ini dimaksudkan
untuk menjamin keselarasan dan sinergitas rencana pembangunan antar pusat dan daerah
Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Bangka Tahun 2020 ini
dimaksudkan:
1. Untuk mengoptimalkan pemanfatan sumber daya yang dimilki guna peningkatan kesejahteran
masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha,
akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks
pembangunan manusia dalam kurun waktu 1 (satu) tahun ke depan.
2. Mewujudkan sinergitas antara perencanan, pengangaran, pelaksanan dan pengawasan
pembangunan antar wilayah, antar urusan pembangunan, dan antar tingkat pemerintahan
Nasional dan Daerah, dan;
3. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas alokasi sumber daya dalam pembangunan daerah.
BAB 2-120
Adapun tujuan disusunnya RKPD Kabupaten Bangka Tahun 2020 adalah sebagai bahan untuk
perencanan, pelaksanan, pengendalian dan evaluasi pembangunan berupa dalam:
1. Pedoman Penyusunan Kebijakan Umum Angaran (KUA) dan Prioritas Plafon Angaran
Sementara (PAS), Rancangan Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten
Bangka dan APBD Kabupaten Bangka Tahun 2020;
2. Pedoman bagi PD dalam Penyusunan Rencana Kerja (Renja)-PD, Rencana Kerja Angaran (RKA)
dan Dokumen Pelaksanan Angaran (DPA) Perangkat Daerah;
3. Sebagai pedoman bagi mendukung pelaksanan pembangunan Kabupaten Bangka Tahun 2020
oleh berbagai potensi sumberdaya masyarakat atau swasta atau institusi non pemerintah
dalam mendukung pelaksanan pembangunan Kabupaten Bangka Tahun 2020;
4. Sebagai instrument mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi terhadap pelaksanan
kinerja keterkaitan perencanan dan pengangaran serta pelaksanan dan pengawasan
pembangunan daerah tahun 2020.
BAB 2-121
diperlukan kreativitas dan inovasi agar terwujudnya pariwisata yang berkelanjutan (tourism
sustainable).
Mencermati kompleksitas dan skala hambatan dan tantangan yang dihadapi serta strategis
pembangunan daerah, maka pencapaian sasaran pembangunan ekonomi Kabupaten Bangka pada
tahun 2020 diarahkan pada kebijakan-kebijakan seperti pada Mendorong laju produksi sektor
ungulan daerah terutama perkebunan, pertanian, kelautan, perikanan, industri dan pariwisata.
Pengembangan potensi sektor ungulan sebagai basis pengembangan wilayah merupakan bagian
terpenting dalam upaya meningkatkan daya saing daerah. Penguatan lembaga keuangan mikro dan
koperasi akan terus dilakukan termasuk pengembangan industri yang disertai penguatan kapasitas
produksi dan pemasaran. Peningkatan kesejahteran masyarakat dilaksanakan melalui partisipasi dan
swadaya masyarakat dalam pembangunan. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia terutama
UMKM dilakukan melalui pemberian keterampilan, pelatihan dan pendampingan secara
berkelanjutan, bantuan pinjaman modal usaha, pengembangan wirausaha baru dan pemberian
subsidi dan sarana dan prasarana produksi target-target usaha kecil dalam mendorong penguatan
daya saing produk termasuk fasiltasi promosi produk-produk industri dan promosi pariwisata serta
menjalin kemitran dengan pelaku usaha pariwisata.
Pembangunan Destinasi dan Industri Pariwisata melalui peningkatan kualitas dan kuantitas destinasi
wisata dalam rangka menunjang daya saing pariwisata daerah. Pembangunan infrastruktur
penunjang yang terintegrasi terutama terhadap destinasi wisata ungulan seperti Tanjung Pesona
Beach, Parai Tengiri Beach, Kebun Raya Rimbe Mambang dan Puri Tri Agung yang memilki keungulan
komperatif terhadap daya dukung KEK Pantai Timur Sungailat yang akan segera terealiasi pada tahun
2019. Pengembangan destinasi wisata seperti kuliner (nasi aruk), sejarah (situs kota kapur) dan religi
(mandi belimau) dan wisata ekologi dan pertualangan (kebun raya mambang) melalui penguatan
kelompok sadar wisata, fasiltasi investasi usaha pariwisata dan menerapkan standar gren hoteldi
zona pengembangan wisata bahari dan ekologi.
Pembangunan Kelembagan Pariwisata. Penguatan jaringan kelembagan pariwisata yang telah ada
terutama kelembagan pariwisata di tingkat masyarakat menimbang embrio tersebut sudah lama
terbentuk. Selain itu, pembentukan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPD) akan mendorong
pembangunan pariwisata ketitik yang lebih tingi. BPD yang terdiri dari elemen pemerintah, swasta,
masyarakat dan akademisi (quadruple helix) sangat mutlak diperlukan mengingat keberhasilan
pariwisata tanpa adanya dukungan manajerial disisi kelembagan akan sulit tercapai.
Penyusunan Rancangan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Bangka Tahun 2021
ini dimaksudkan untuk:
BAB 2-122
3. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas alokasi sumber daya dalam pembangunan daerah.
Adapun tujuan disusunya RKPD Kabupaten Bangka Tahun 2021 adalah sebagai bahan untuk
perencanan, pelaksanan, pengendalian dan evaluasi pembangunan berupa:
1. Pedoman penyusunan Kebijakan Umum Angaran (KUA) dan Prioritas Plafon Angaran
Sementara (PAS), Rancangan Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten
Bangka dan APBD Kabupaten Bangka Tahun 2021;
2. Pedoman bagi PD dalam menyusun Renja-PD, Rencana Kerja Angaran (RKA) dan Dokumen
Pelaksanan Angaran (DPA);
3. Sebagai pedoman bagi berbagai potensi sumberdaya masyarakat atau swasta atau institusi
non pemerintah dalam mendukung pelaksanan pembangunan Kabupaten Bangka Tahun
2021; dan
4. Sebagai instrument evaluasi terhadap keterkaitan perencanan dan pengangaran serta
pelaksanan dan pengawasan pembangunan daerah.
Seiring dengan semakin menipisnya cadangan sumber daya alam terutama timah yang menjadi
tumpuan industri ekstraktif, maka pemerintah daerah dipandang perlu untuk segera
mengembangkan sektor lain yang terbarukan untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi daerah.
Pariwisata diangap sektor yang cukup potensial untuk dikembangkan karena potensi pariwisata
Kabupaten Bangka yang sagat besar diharapkan menjadi penunjang sektor lainya sehinga mampu
mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.
Sektor Pariwisata adalah sektor ekonomi potensial yang paling bisa dikembangkan dan bersifat
sustainable di Kabupaten Bangka. Pembangunan pariwisata yang dimaksud adalah pengembangan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Sungailat. Pengembangan ini dimungkinkan karena sesuai
peruntukan tata ruang wilayah Kabupaten Bangka (RTRW) bahwa daerah sepanjang pantai timur
Kabupaten Bangka diperuntukan bagi pengembangan pariwisata. Pengembangan pariwisata
Kabupaten Bangka dilakukan melalui penetapan (KEK) Pariwisata dengan tujuan memberikan
dampak yang signifkan terhadap pengembangan pariwisata dan perekonomian Kabupaten Bangka.
Kemungkinan hal ini sangat besar bisa terwujud karena KEK menawarkan sejumlah kemudahan bagi
investor dalam berinvestasi mulai dari nsentif iskal, jaminan investasi, kepastian hukum, pelayanan
satu pintu, hinga pembangunan infrastruktur. Berdasarkan potensi dan peluang yang ada, maka
pengembangan pariwisata perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dengan pemberdayan ekonomi rakyat, serta pariwisata perlu mengembangkan paket-paket wisata
baru seperti argowisata atau ekowisata. Jenis wisata semacam ini selain tidak membutuhkan modal
yang besar juga dapat berpengaruh langsung bagi masyarakat sekitar, masyarakat dapat
dikutsertakan dan keuntungan yang diperolehpun dapat dirasakan oleh masyarakat wilayahnya.
Pengembangan Industri pariwisata yang menunjang pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Perlu ditetapkan beberapa peraturan yang berpihak pada peningkatan mutu pelayanan
pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata, bukan berpihak pada kepentingan pihak-pihak
tertentu. Selain itu perlu diambil tindakan yang tegas bagi pihak-pihak yang melakukan
pelangaran terhadap aturan yang telah ditetapkan;
BAB 2-123
2. Pengelola pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat. Hal ini penting karena
pengalaman pada beberapa Daerah Tujuan Wisata (DTW), sama sekali tidak melibatkan
masyarakat setempat, akibatnya tidak ada sumbangsih ekonomi yang diperoleh masyarakat
sekitar.
3. Kegiatan promosi yang dilakukan harus beragam, selain dengan mencanangkan cara
kampanye dan program Visit Indonesian Year seperti yang sudah dilakukan sebelumnya,
kegiatan promosi juga perlu dilakukan dengan membentuk sistem informasi yang handal dan
membangun kerjasama yang baik dengan pusat-pusat informasi pariwisata pada negara-
negara lain, terutama negara-negara yang potensial;
4. Perlu menentukan DTW-DTW utama yang memilki keunikan dibanding dengan DTW lain,
terutama yang bersifat tradisional dan alami. Kebetulan sat ini obyek wisata yang alami dan
tradisional menjadi sasaran utama para wisatawan asing.
5. Pemerintah daerah harus dapat membangun kerjasama dengan kalangan swasta dengan
sistem yang jujur, terbuka dan adil. Kerja sama ini penting untuk lancarnya pengelolan secara
professional dengan mutu pelayanan yang memadai. Selain itu kerjasama di antara
penyelengara juga perlu dibangun. Kerjasama di antara agen biro perjalanan, penyelengara
tempat wisata, pengusaha jasa akomodasi dan komponen-komponen terkait lainya
merupakan hal yang sangat penting bagi keamanan kelancaran dan kesuksesan pariwisata;
6. Perlu dilakukan pemeratan arus wisatawan bagi semua DTW yang ada di seluruh Indonesia.
Dalam hal ini pemerintah juga harus memberikan perhatian yang sama kepada semua DTW,
perhatian DTW yang sudah mandiri hendaknya dikurangi dan memberikan perhatian yang
lebih terhadap DTW yang memerlukan perhatian lebih;
7. Mengajak masyarakat sekitar DTW agar menyadari peran, fungsi dan manfat pariwisata serta
merangsang mereka untuk memanfatkan peluang-peluang yang tercipta bagi berbagai
kegiatan yang dapat menguntungkan secara ekonomi. Masyarakat diberikan kesempatan
untuk memasarkan produk-produk lokal serta membantu mereka untuk meningkatkan
keterampilan dan pengadan modal bagi usaha- usaha yang mendatangkan keuntungan;
8. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan perlu dipersiapkan secara baik untuk menunjang
kelancaran pariwisata. Pengadan dan perbaikan jalan, telepon, angkutan, pusat perbelanjan
wisata dan fasiltas lain di sekitar lokasi DTW sangat diperlukan.
Urusan Pilihan Pemerintahan Bidang Pariwisata diselengarakan oleh PD Dinas Pariwisata dan
Kebudayan mencakup 3 (tiga) program sebagai berikut:
RKPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2019 merupakan pelaksanaan tahun keempat dari RPJMD
Kabupaten Bangka Barat Periode 2016-2021. RKPD tahun 2019 telah ditetapkan melalui Peraturan
Bupati Bangka Barat Nomor 71 Tahun 2018 yang kemudian dalam operasionalnya menjadi APBD
BAB 2-124
yang telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2018 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun Anggaran 2019.
Sebagai dokumen perencanaan daerah, RKPD Tahun 2019 mempunyai kedudukan yang strategis
untuk menghubungkan antara perencanaan strategis jangka menengah dengan kebijakan
penganggaran tahunan (KUA dan PPAS) sehingga akhirnya ditetapkan menjadi APBD Tahun 2019.
Demikian halnya dengan Perubahan RKPD Tahun 2019, selanjutnya menjadi landasan dalam
penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) dan Perubahan PPAS APBD untuk
penyusunan Rancangan Perubahan APBD Tahun 2019.
Maksud dari penyusunan Perubahan RKPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2019 adalah sebagai
upaya untuk memenuhi kebutuhan daerah terhadap suatu perubahan atas kondisi strategis daerah.
Perubahan RKPD Tahun 2019 sangat penting peranannya sebagai arah dan pedoman bagi segenap
pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan Kabupaten Bangka Barat dalam pelaksanaan
pembangunan daerah pada tahapan pelaksanaan pembangunan untuk mencapai sasaran
pembangunan tahun 2019. Perubahan RKPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2019 selanjutnya
menjadi bagian dari upaya pencapaian sasaran RPJMD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016-2021.
Perubahan RKPD Tahun 2019 memuat dasar pertimbangan perlunya perubahan, hasil evaluasi
pembangunan, dan perubahan atas program dan kegiatan yang harus dilakukan pada tahapan
pembangunan tahun 2019.
Perubahan RKPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2019 ditujukan untuk memberikan kerangka
sistematis sebagai pedoman terhadap arah penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan
pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang dituangkan dalam bentuk kebijakan
Perubahan APBD Tahun 2019. Secara lebih sistematis, tujuan penyusunan Perubahan RKPD
Kabupaten Bangka Barat Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Adapun prioritas pada perubahan RKPD Tahun 2019 masih tetap sama seperti pada RKPD Tahun
2019 adalah sebagai berikut:
BAB 2-125
7. Pengembangan budaya lokal dan kepariwisataan;
8. Meningkatkan kualitas birokrasi dan ketatalaksanaan pemerintahan.
Rancangan Perubahan RKPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2019 merupakan gambaran rencana
pembangunan Kabupaten Bangka Barat yang disusun berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan
pembangunan dalam tahun berjalan yang menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan
perkembangan keadaan di tahun 2019 yang meliputi:
1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi prioritas pembangunan daerah, kerangka
ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, rencana program dan kegiatan RKPD berkenaan;
2. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan;
3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya harus
digunakan untuk tahun berjalan;
4. Pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsiserta
pemerintah kabupaten;
5. Pergeseran pagu kegiatan antar Perangkat Daerah, penghapusan kegiatan, penambahan
kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau pengurangan target kinerja dan pagu
kegiatan, serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran kegiatan guna efektifitas pelaksanaan
pembangunan.
Penyusunan dokumen Rancangan Akhir RKPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2020 dimaksudkan
dijadikan landasan awal dalam menentukan arah kebijakan ekonomi dan keuangan daerah, rencana
program, kegiatan, indikator kinerja, pagu indikatif, kelompok sasaran lokasi kegiatan, prakiraan
maju dan perangkat daerah penanggung jawab yang wajib dilaksanakan Pemerintah Kabupaten
Bangka Barat Tahun 2020.
Tujuan penyusunan dokumen Rancangan Akhir RKPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2020 adalah
Sebagai pedoman Perangkat Daerah dalam penyempurnaan dokumen Rancangan Akhir Rencana
Kerja Tahun 2020 dan sebagai bahan untuk dilakukan review inspektorat Kabupaten Bangka Barat
dan Fasilitasi oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung untuk disempurnakan dan ditetapkan
menjadi dokumen RKPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2020.
Prioritas pembangunan Kabupaten Bangka Barat dalam RKPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2020
adalah sebagai berikut:
BAB 2-126
C. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat 2021
Maksud dari penyusunan Perubahan RKPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2021 adalah sebagai
upaya untuk memenuhi kebutuhan daerah terhadap suatu perubahan atas kondisi strategis daerah.
Perubahan RKPD Tahun 2021 sangat penting peranannya sebagai arah dan pedoman bagi segenap
pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan Kabupaten Bangka Barat dalam pelaksanaan
pembangunan daerah pada tahapan pelaksanaan pembangunan untuk mencapai sasaran
pembangunan tahun 2021.
Perubahan RKPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2021 ditujukan untuk memberikan kerangka
sistematis sebagai pedoman terhadap arah penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan
pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang dituangkan dalam bentuk kebijakan
Perubahan APBD Tahun 2021. Secara lebih sistematis, tujuan penyusunan Perubahan RKPD
Kabupaten Bangka Barat Tahun 2021 adalah sebagai berikut:
Adapun prioritas pada perubahan RKPD Tahun 2021 adalah sebagai berikut:
Penetapan prioritas kegiatan dalam Perubahan RKPD Kabupaten BangkaBarat Tahun 2021
berdasarkan beberapa hal, yaitu:
Refocusing kegiatan Perangkat Daerah yang baru dan penambahan anggaran khususnya untuk
penanganan Pandemi Covid-19 antara lain adalah:
BAB 2-127
1. Pelayanan Kesehatan Penyakit Menular dan Tidak Menular
2. Operasional Pelayanan Rumah Sakit
3. Pengelolaan Surveilans Kesehatan
4. Pengadaan Obat, Vaksin
5. Operasional Pelayanan Puskesmas
6. Pengadaan Prasarana dan Pendukung Fasilitas Pelayanan Kesehatan
7. Pengadaan Alat Kesehatan/Alat Penunjang Medik Fasilitas Pelayanan Kesehatan
8. Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan sesuai Standar
9. Koordinasi Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan
Masyarakat Tingkat Kabupaten/Kota
10. Respon Cepat Kejadian Luar Biasa Penyakit/Wabah Zoonosis Prioritas
11. Penyediaan Makanan untuk Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam dan Sosial
12. Koordinasi, Sosialisasi dan Pelaksanaan Taruna Siaga Bencana
13. Pelaksanaan Operasi Pasar Reguler dan Pasar Khusus yang Berdampak dalam 1 (satu)
Kabupaten/Kota
14. Penanganan Covid- di Tingkat Desa dan Kelurahan
15. Sinergitas dengan kepolisian negara republik indonesia, tentara nasional indonesia dan
instansi vertikal di Wilayah kecamatan
16. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor; Penyediaan Jasa
Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik; Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung
Gedung Kantor atau Bangunan Lainnya; serta Pemeliharaan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarana
Gedung Kantor atau Bangunan Lainnya untuk wisma karantina Covid-19
17. Pengembangan Destinasi Pariwisata Kabupaten/Kota
18. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Destinasi Pariwisata Kabupaten/Kota
19. Peningkatan Kompetensi SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tingkat Dasar
20. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kemitraan Pariwisata
21. Fasilitasi Usaha Mikro Menjadi Usaha Kecil dalam Pengembangan Produksi dan Pengolahan,
Pemasaran, SDM, serta Desain dan Teknologi
22. Penyediaan Prasarana Usaha Perikanan Tangkap
23. Peningkatan Pemahaman dan Pengetahuan Perkoperasian serta Kapasitas dan Kompetensi
SDM Koperasi
24. Peningkatan Upaya Promosi Kesehatan, Advokasi, Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat
25. Penyelenggaraan Promosi Kesehatan dan Gerakan Hidup Bersih dan Sehat
26. Bimbingan Teknis dan Supervisi Pengembangan dan Pelaksanaan Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM)
BAB 2-128
2.2.9.5. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Daerah Kabupaten Bangka Selatan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2019, merupakan momen perencanaan
pembangunan yang sangat penting bagi pembangunan Kabupaten Bangka Selatan, karena
merupakan tahun keempat pelaksaanaan RPJMD periode Tahun 2016-2021, dimana pada periode
tahun tersebut seharusnya merupakan momen pembangunan fisik, dimana pada tahun-tahun
sebelumnya Kabupaten Bangka Selatan masih melalui momen persiapan pembangunan. Untuk itu
seluruh pemangku kepentingan pembangunan Kabupaten Bangka Selatan perlu menyelesaikan
amanat-amanat dan target-target yang tertuang dalam RPJMD tersebut.
Penyusunan RKPD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2019 adalah dalam rangka menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan
sekaligus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2019, yang diawali dengan penyusunan KUA-PPAS.
Berkenan dengan hal tersebut, maka RKPD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2019 harus menjadi
pedoman bagi Perangkat Daerah dalam melaksanakan program/kegiatan pembangunan tahun 2019
dan menjadi landasan dalam penyusunan KUA-PPAS untuk menyusun APBD Kabupaten Bangka
Selatan Tahun Anggaran 2019. Selain itu hendaknya juga menjadi rujukan bagi pemangku
kepentingan pembangunan di Kabupaten Bangka Selatan guna meningkatakan kesejateraan
masyarakat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) disusun dengan maksud untuk mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki guna peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata,
baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan
kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan maanusia dalam kurun waktu
1 (satu) tahun kedepan.
Adapun tujuannya adalah sebagai acuan bagi seluruh Lembaga Teknis Daerah/Dinas
Daerah/Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD di Kabupaten Bangka Selatan dalam menyusun
program dan kegiatan yang dilanggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
pada Tahun Anggaran 2020.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2020, merupakan momen perencanaan
pembangunan yang sangat penting bagi pembangunan Kabupaten Bangka Selatan, karena
merupakan tahun keempat pelaksaanaan RPJMD periode Tahun 2016-2021, dimana pada periode
tahun tersebut seharusnya merupakan momen pembangunan fisik, dimana pada tahun-tahun
sebelumnya Kabupaten Bangka Selatan masih melalui momen persiapan pembangunan. Untuk itu
seluruh pemangku kepentingan pembangunan Kabupaten Bangka Selatan perlu menyelesaikan
amanat-amanat dan target-target yang tertuang dalam RPJMD tersebut.
Penyusunan RKPD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2020 adalah dalam rangka menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan
BAB 2-129
sekaligus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2020, yang diawali dengan penyusunan KUA-PPAS.
Berkenan dengan hal tersebut, maka RKPD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2020 harus menjadi
pedoman bagi Perangkat Daerah dalam melaksanakan program/kegiatan pembangunan tahun 2020
dan menjadi landasan dalam penyusunan KUA-PPAS untuk menyusun APBD Kabupaten Bangka
Selatan Tahun Anggaran 2020. Selain itu hendaknya juga menjadi rujukan bagi pemangku
kepentingan pembangunan di Kabupaten Bangka Selatan guna meningkatakan kesejateraan
masyarakat.
RKPD Tahun 2019 merupakan dokumen perencanaan teknis operasional untuk kurun waktu satu
tahun yang disusun berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 14 tahun 2008
tentang tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Belitung. RKPD Tahun 2019 merupakan
penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Belitung tahun
2018-2023 dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2015-2019.
Penyusunan RKPD Tahun 2019 ditujukan sebagai upaya untuk mewujudkan perencanaan
pembangunan daerah yang sinergis antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dengan
perencanaan pembangunan pemerintah kabupaten. Oleh karenanya, substansi RKPD Tahun 2019
harus selaras dengan dokumen perencanaan tingkat pusat dan dokumen perencanaan tingkat
provinsi serta memperhatikan dokumen-dokumen perencanaan lainnya seperti RTRW Kabupaten
Belitung, sehingga terjadi sinergitas perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten.
Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan Kabupaten Belitung Tahun 2019 didasarkan pada
hasil analisis terhadap prioritas pembangunan dalam Rancangan Kerja Pemerintah (RKP) Pusat,
Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Belitung Tahun 2018-2023.
Disamping itu juga tetap memperhatikan berbagai isu strategis permasalahan pembangunan
terhadap beberapa urusan pemerintahan, kerangka perekonomian daerah serta tentunya
memperhatikan kemampuan keuangan daerah. Perumusan program dan kegiatan prioritas juga
tidak lepas dengan memperhatikan usulan dari Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah.
Dalam penentuan prioritas Kabupaten Belitung Tahun 2019, selain memperhatikan arah kebijakan
RPJMD Kabupaten Belitung Tahun 2018-2023, juga memperhatikan Rancangan Akhir Perubahan
RKPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2019 yang terdiri dari 5 (lima) prioritas sebagai
berikut:
BAB 2-130
Dengan memperhatikan prioritas pembangunan nasional dan sasaran pokok prioritas pembangunan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, serta mempedomani Rencana Kerja Pemerintah Pusat, maka
prioritas pembangunan Kabupaten Belitung untuk tahun 2019 adalah:
Maksud penyusunan Perubahan RKPD Kabupaten Belitung Tahun 2020 adalah untuk menyesuaikan
perencanaan pembangunan daerah dengan kondisi dan perkembangan keadaan dalam tahun
berjalan. Adapun tujuan penyusunan Perubahan RKPD Kabupaten Belitung Tahun 2020 adalah untuk
acuan bagi Pemerintah Kabupaten Belitung dalam menyusun Kebijakan Umum Perubahan APBD dan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan.
RKPD Tahun 2020 merupakan dokumen perencanaan teknis operasional untuk kurun waktu satu
tahun yang disusun berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 14 tahun 2008
tentang tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Belitung. RKPD Tahun 2020 merupakan
penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Belitung tahun
2018-2023 dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2020-2024.
Penyusunan RKPD Tahun 2020 ditujukan sebagai upaya untuk mewujudkan perencanaan
pembangunan daerah yang sinergis antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dengan
perencanaan pembangunan pemerintah kabupaten. Oleh karenanya, substansi RKPDTahun 2020
harus selaras dengan dokumen perencanaan tingkat pusat dan dokumen perencanaan tingkat
provinsi serta memperhatikan dokumen-dokumen perencanaan lainnya seperti RTRW Kabupaten
Belitung, sehingga terjadi sinergitas perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten.
Dalam penentuan prioritas Kabupaten Belitung Tahun 2020, selain memperhatikan arah kebijakan
RPJMD Kabupaten Belitung Tahun 2018-2023, juga memperhatikan Rancangan Akhir Perubahan
RKPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2020 yang terdiri dari 3 (tiga) prioritas sebagai
berikut:
1. Pembangunan Kesehatan;
2. Perlindungan Sosial dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat; dan
3. Peningkatan Pembangunan Kebencanaan.
Maksud penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
BAB 2-131
1. Untuk menjamin adanya keterkaitan dan konstistensi antara proses perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian dalam jangka waktu satu tahun
anggaran.
2. Sebagai dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang memberikan strategi
pembangunan daerah dan program pembangunan daerah serta sasaran-sasaran strategis
yang ingin dicapai selama periode 1 (satu) tahun.
3. Untuk menjamin optimalisasi penggunaan sumber daya secara efektif, efisien, berkeadilan
dan berkelanjutan.
4. Untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku pembangunan.
5. Menyediakan bahan acuan bagi seluruh pelaku pembangunan dalam rangka penyusunan
Rencana Kerja OPD (Renja OPD) Tahun 2019;
Tujuan dari penyusunan RKPD Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018 adalah:
1. Menjadi pedoman utama dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (R-APBD) Kabupaten Belitung Timur Tahun Anggaran 2018.
2. Sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD dan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara Tahun 2018.
3. Sebagai pedoman bagi seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam penyusunan
Rencana Kerja OPD (Renja OPD).
4. Tersedianya daftar prioritas kegiatan pembangunan Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
yang sesuai dengan besaran plafon anggaran yang telah dipilah
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif, efisien, berkeadilan dan
berkelanjutan dalam rangka pelaksanaan pembangunan daerah.
6. Menjamin terciptanya keterkaitan, konsistensi dan sinergitas antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi pembangunan antar
tingkatpemerintahan secara terpadu, baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten.
Penyusunan RKPD Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019 ini mengacu pada RPJMD dan Rencana
Strategis Perangkat Daerah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2021 yang merupakan
penjabaran Visi dan Misi kepala Daerah terpilih. Penentuan sasaran dan prioritas pembangunan
daerah tahun 2019 disusun sejalan dengan prioritas pembangunan nasional dan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) Tahun 2019 dan menjadi landasan daerah untuk mendukung pencapaian sasaran
prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dimuat dalam RKP tahun 2019. Tema Rencana
Kerja Pemerintah Tahun 2019 adalah “Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas”.
KEK Tanjung Kelayang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2016 dan berlokasi di
Pulau Belitung KEK yang ditetapkan sebagai KEK Pariwisata ini memiliki keunggulan geostrategis yaitu
terletak antara Indonesia dan negara ASEAN yang merupakan target captive market. KEK yang ditetapkan
oleh Presiden Republik Indonesia pada 14 Maret 2019 ini termasuk ke dalam 10 destinasi pariwisata
prioritas memiliki objek wisata bahari dengan pantai berpasir putih dan panorama yang eksotis Pantai
BAB 2-132
yang dihiasi batuan granit raksasa merupakan ciri khas dari pantai di kawasan ini Kawasan ini berdekatan
dengan pulau pulau kecamatanil disekitarnya yang juga memiliki pesonanya tersendiri.
Dengan total luas wilayah sebesar 324,4 Ha, KEK Tanjung Kelayang memiliki konsep pengembangan
pariwisata "Socially and Environmentally Responsible Development and Cultural Preservation” Dengan
konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan dan berwawasan lingkungan KEK ini diproyeksikan
dapat menarik investasi sebesar Rp 10,3 T dan proyeksi tenaga kerja sebanyak 5.000 orang pada tahun
2036.
BAB 2-133
Pembangunan kepariwisataan diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan
dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan
manusia untuk berwisata. Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk
pembangunan kepariwisataan yang terdiri atas rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional,
rencana induk pembangunan kepariwisataan Provinsi, dan rencana induk pembangunan kepariwisataan
Kabupaten/kota. Pembangunan kepariwisataan merupakan bagian integral dari rencana pembangunan
jangka panjang nasional.
1. Industri pariwisata;
2. Destinasi pariwisata;
3. Pemasaran; dan
4. Kelembagaan Kepariwisataan.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah mendorong penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal
asing di bidang kepariwisataan sesuai dengan rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional,
Provinsi, dan Kabupaten/kota. Pemerintah bersama lembaga yang terkait dengan kepariwisataan
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kepariwisataan untuk mendukung pembangunan
kepariwisataan.
1. Sumber daya pariwisata alam dan budaya yang potensial menjadi daya tarik pariwisata;
2. Potensi pasar;
3. Lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan bangsa dan keutuhan wilayah;
4. Perlindungan terhadap lokasi tertentu yang mempunyai peran strategis dalam menjaga fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup;
5. Lokasi strategis yang mempunyai peran dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan aset budaya;
6. Kesiapan dan dukungan masyarakat; dan
7. Kekhususan dari wilayah.
Kawasan strategis pariwisata dikembangkan untuk berpartisipasi dalam terciptanya persatuan dan
kesatuan bangsa, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Kawasan strategis pariwisata harus memperhatikan aspek budaya, sosial, dan agama
masyarakat setempat. Kawasan strategis pariwisata terdiri atas kawasan strategis pariwisata nasional,
kawasan strategis pariwisata Provinsi, dan kawasan strategis pariwisata Kabupaten/kota.
BAB 2-134
9. Jasa informasi pariwisata;
10. Jasa konsultan pariwisata;
11. Jasa pramuwisata;
12. Wisata tirta; dan
13. Spa.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan dan melindungi usaha mikro, kecamatanil,
menengah, dan koperasi dalam bidang usaha pariwisata dengan cara membuat kebijakan pencadangan
usaha pariwisata untuk usaha mikro, kecamatanil, menengah, dan koperasi; dan memfasilitasi kemitraan
usaha mikro, kecamatanil, menengah, dan koperasi dengan usaha skala besar.
Untuk mendukung pengembangan dunia usaha pariwisata yang kompetitif, dibentuk satu wadah yang
dinamakan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia. Keanggotaan Gabungan Industri Pariwisata
Indonesia terdiri atas:
1. Pengusaha pariwisata;
2. Asosiasi usaha pariwisata;
3. Asosiasi profesi; dan
4. Asosiasi lain yang terkait langsung dengan pariwisata.
Gabungan Industri Pariwisata Indonesia berfungsi sebagai mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah
Daerah serta wadah komunikasi dan konsultasi para anggotanya dalam penyelenggaraan dan
pembangunan kepariwisataan. Gabungan Industri Pariwisata Indonesia bersifat mandiri dan dalam
melakukan kegiatannya bersifat nirlaba.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyelenggarakan pelatihan sumber daya manusia pariwisata
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tenaga kerja di bidang kepariwisataan
memiliki standar kompetensi. Produk, pelayanan, dan pengelolaan usaha pariwisata memiliki standar
usaha. Pengusaha pariwisata dapat mempekerjakan tenaga kerja ahli warga negara asing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pendanaan pariwisata menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah,
pengusaha, dan masyarakat. Pengelolaan dana kepariwisataan dilakukan berdasarkan prinsip keadilan,
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Pemerintah Daerah mengalokasikan sebagian dari
pendapatan yang diperoleh dari penyelenggaraan pariwisata untuk kepentingan pelestarian alam dan
budaya. Pendanaan oleh pengusaha dan/atau masyarakat dalam pembangunan pariwisata di pulau
kecamatanil diberikan insentif yang diatur dengan Peraturan Presiden. Pemerintah dan Pemerintah
Daerah memberikan peluang pendanaan bagi usaha mikro dan kecamatanil di bidang kepariwisataan.
“Terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing,
berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.”
Untuk mewujudkan visi tersebut, terdapat 4 (empat) misi pembangunan kepariwisataan nasional, yang
meliputi pengembangan:
BAB 2-135
1. Destinasi Pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan,
meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat;
2. Pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan
kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara;
3. Industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung
jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya; dan
4. Organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat, sumber daya manusia,
regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong
terwujudnya Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan.
Arah pembangunan kepariwisataan nasional menjadi dasar arah kebijakan, strategi, dan indikasi program
pembangunan kepariwisataan nasional dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 yang
meliputi:
Perwilayahan pembangunan DPN terdiri dari: 50 (lima puluh) DPN yang tersebar di 33 Provinsi dan 88
(delapan puluh delapan) KSPN yang tersebar di 50 DPN.
BAB 2-136
Gambar 2.43 – Peta Sebaran 50 (Lima Puluh) Destinasi Pariwisata Nasional (DPN)
Sumber : PP Nomor 50 Tahun 2011
BAB 2-137
Gambar 2.45 – Peta Sebaran 50 DPN dan 222 KPPN
Sumber : PP Nomor 50 Tahun 2011
“Kepulauan Bangka Belitung Sebagai Destinasi Pariwisata Bahari dan Budaya Berdaya Saing Global
yang Terpadu dan Bertanggung Jawab untuk Pembangunan Masyarakat dan Lingkungan
Berkelanjutan”
Untuk mewujudkan visi tersebut, terdapat 4 (empat) misi pembangunan kepariwisataan Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, yang meliputi:
1. Membangun destinasi pariwisata yang memadukan potensi sumber daya bahari dan budaya khas
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan;
BAB 2-138
2. Membangun industri pariwisata yang bertanggung jawab, beridentitas lokal, dan berstandar
internasional;
3. Membangun pemasaran pariwisata terpadu dan bertanggung jawab untuk membentuk citra
sebagai destinasi pariwisata bahari dan budaya berdaya saing global; dan
4. Membangun kelembagaan kepariwisataan dalam mewujudkan keterpaduan pembangunan dan
percepatan perwujudan sebagai destinasi pariwisata berdaya saing global.
Kebijakan dan strategi pembangunan destinasi pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terangkum
dalam tabel berikut:
Tabel 2.22 – Kebijakan dan Strategi Pembangunan Destinasi Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Kebijakan Strategi
1. Pembangunan perwilayahan a) Menetapkan Kota Pangkalpinang dan Tanjungpandan sebagai pusat
pariwisata Provinsi yang diarahkan pelayanan primer pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
untuk membentuk citra sebagai serta Muntok, Sungailiat, Toboali, dan Pulau Mendanau sebagai pusat
destinasi pariwisata bahari dan budaya pelayanan sekunder pariwisata Daerah.
khas, meningkatkan daya saing produk b) Membangun Destinasi Pariwisata Provinsi (DPP) Wilayah Utara
pariwisata secara internasional, Kepulauan Bangka Belitung dan DPP Wilayah Selatan Kepulauan
menciptakan keterpaduan Bangka Belitung untuk mendorong pertumbuhan pariwisata yang
pembangunan dan penyebaran seimbang dan terpadu antara wilayah utara dan selatan Daerah
perkembangan pariwisata yang lebih Provinsi.
luas, memberikan nilai tambah yang c) Membangun Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) Muntok
positif bagi identitas Provinsi sebagai dan sekitarnya, KSPP Belinyu-Sungailiat dan sekitarnya, KSPP
wilayah pertambangan timah dan Pangkalpinang-Mendo Barat-Bangka Tengah, serta KSPP Pulau
penghasil lada di Indonesia, Belitung dan sekitarnya untuk memberikan nilai tambah yang positif
BAB 2-139
Kebijakan Strategi
memberikan perlindungan terhadap bagi identitas Provinsi sebagai wilayah pertambangan timah dan
sumber daya alam dan budaya, penghasil lada di Indonesia, memberikan perlindungan terhadap
peningkatan kualitas ekosistem alam, sumber daya alam dan budaya, peningkatan kualitas ekosistem alam,
serta pemulihankerusakan lingkungan. serta pemulihan kerusakan lingkungan.
d) Membangun Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi (KPPP)
Toboali dan sekitarnya, KPPP Gugusan Pulau di Selat Gaspar untuk
membentuk citra sebagai destinasi pariwisata bahari dan budaya khas,
meningkatkan daya saing produk pariwisata secara internasional,
menciptakan keterpaduan pembangunan dan penyebaran
perkembangan pariwisata yang lebih luas.
e) Memadukan pembangunan perwilayahan DPP, KPPP, dan KSPP
Kepulauan Bangka Belitung dengan DPN Palembang-Bangka
Belitung, KSPN Tanjung Kelayang dan sekitarnya, KPPN Belinyu dan
sekitarnya, KPPN Pangkalpinang-Sungailiat dan sekitarnya, serta
KPPN Punai-Belitung dan sekitarnya.
f) Mengembangkan sistem mitigasi dan adaptasi terhadap bencana,
kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dan sektor lain
di KSPP dan KPPP, serta dampak lingkungan akibat pariwisata di
seluruh wilayah DPP.
2. Pembangunan daya tarik wisata a) Menetapkan dan mengembangkan daya tarik wisata Provinsi
alam dan budaya berbasis pesisir, berbasis pesisir, pantai, pulau-pulau kecamatanil, formasi geologis
pantai, pulau-pulau kecamatanil, batuan granit, perkebunan lada, adat-istiadat khas Daerah Provinsi.
formasi geologis batuan granit, b) Mengembangkan keterpaduan pembangunan dengan daya tarik
perkebunan lada, adat-istiadat khas wisata nasional dan daya tarik wisata Kabupaten/kota yang terletak di
diarahkan untuk meningkatkan kualitas sekitar daya tarik wisata Daerah Provinsi.
daya tarik wisata, mendorong c) Mengembangkan interpretasi sesuai tema daya tarik dan jalur wisata
pertumbuhan daya tarik wisata lainnya, tematik DPP di Daerah Provinsi.
serta membangun keterkaitan antara d) Merencanakan dan menerapkan pengelolaan pengunjung pada daya
daya tarik wisata Provinsi. tarik wisata primer dan sekunder pada KSPP dan KPPP di Daerah
Provinsi.
e) Merencanakan dan menerapkan informasi terpadu antara daya tarik
wisata yang memiliki keterkaitan tema.
f) Mengembangkan program geowisata pada daya tarik wisata alam
berbasis pesisir, pantai, pulau-pulau kecamatanil, dan formasi geologis
batuan granit.
g) Mengembangkan program wisata minat khusus bahari (selam,
snorkeling, memancing di tengah laut) pada daya tarik wisata berbasis
pantai dan pulau-pulau kecamatanil.
h) Mengembangkan program wisata edukatif dan kreatif pada daya
tarik wisata budaya berbasis pesisir, agrowisata lada dan lainnya,
sejarah, dan adat-istiadat khas Daerah Provinsi.
3. Pembangunan keterpaduan sistem a) Meningkatkan kualitas dan pelayanan jaringan jalan menuju daya
jaringan transportasi udara, laut, dan tarik wisata Provinsi.
darat untuk meningkatkan aksesibilitas b) Membangun jaringan transportasi sungai untuk mendukung
kepariwisataan antar Kabupaten/kota di pariwisata.
kepulauan bangka belitung, antara c) Meningkatkan kualitas dan kapasitas pelayanan angkutan umum
Kepulauan Bangka Belitung dengan yang menghubungkan KSPP dan KPPP, serta pusat pelayanan primer
Jakarta, Bali, Batam, Medan, dan sekunder pariwisata Daerah Provinsi.
Balikpapan, Palembang, sebagai d) Mengembangkan transportasi wisata untuk mendukung jalur wisata
pintu gerbang utama indonesia, serta tematik di DPP.
BAB 2-140
Kebijakan Strategi
dengan daerah sumber pasar e) Mengembangkan transportasi terpadu yang menghubungkan
wisatawan nusantara maupun bandara/pelabuhan dengan pusat pelayanan primer dan sekunder
mancanegara. pariwisata di Daerah Provinsi.
f) Mengembangkan rute dan frekuensi penerbangan langsung dari
Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Bali, Batam, Medan, Palembang,
dan Balikpapan.
g) Mengembangkan rute dan frekuensi penerbangan dari Malaysia dan
Singapura, dan negara sumber pasar wisatawan mancanegara
lainnya.
h) Mengembangkan rute dan frekuensi pelayaran dari Jakarta, Batam,
dan daerah sumber pasar wisatawan nusantara lainnya.
i) Menetapkan standar kenyamanan, keselamatan, dan keamanan
bagi moda transportasi darat , sungai , dan laut di Daerah Provinsi.
4. Pembangunan prasarana umum dan a) Meningkatkan kesadaran kolektif para pemangku kepentingan
fasilitas umum berstandar nasional terhadap standar nasional dan internasional bagi penyediaan dan
dan internasional terutama pada daya pengelolaan prasarana umum dan fasilitas umum di daya tarik
tarik wisata Provinsi, destinasi wisata Provinsi, destinasi pariwisata Provinsi, kawasan pengembangan
pariwisata Provinsi, kawasan pariwisata Provinsi, dan kawasan strategis pariwisata Provinsi.
pengembangan pariwisata Provinsi, b) Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan energi listrik dan
dan kawasan strategis pariwisata air bersih untuk pariwisata yang berdaya saing global.
Provinsi menuju destinasi pariwisata c) Mengembangkan kemitraan dengan pihak swasta, pengelola daya
berdaya saing global. tarik wisata, dan masyarakat dalam pembangunan prasarana umum
dan fasilitas umum berstandar nasional dan internasional di daya tarik
wisata Provinsi, destinasi pariwisata Provinsi, kawasan pengembangan
pariwisata Provinsi, dan kawasan strategis pariwisata Provinsi.
5. Pembangunan fasilitas pariwisata a) Meningkatkan kesadaran kolektif para pemangku kepentingan
berstandar nasional dan terhadap standar nasional dan internasional bagi penyediaan dan
internasional yang berciri khas lokal pengelolaan fasilitas pariwisata.
Kabupaten/kota, menjunjung norma b) Menetapkan dan mengembangkan standar bangunan berciri khas
sosial dan budaya, nilai-nilai agama, lokal dan pelayanan berkarakter budaya dan nilai-nilai agama yang
mempertimbangkan daya dukung berlaku di masyarakat di Daerah Provinsi.
lingkungan, serta berorientasi pada c) Membangun fasilitas akomodasi, fasilitas makan dan minum,
pemenuhan kebutuhan berwisata fasilitas perjalanan wisata, dan fasilitas informasi yang berstandar
masyarakat dan wisatawan. internasional dan ramah lingkungan di Kota Pangkalpinang dan
Tanjungpandan sebagai pusat pelayanan primer.
d) Mempercepat peningkatan pembangunan fasilitas akomodasi
berkelas bintang di Kota Pangkalpinang dan Tanjungpandan
sebagai pusat pelayanan primer pariwisata Daerah Provinsi.
e) Mempercepat peningkatan pembangunan fasilitas akomodasi
berkelas nonbintang dan pondok wisata (homestay) berstandar
nasional dan internasional di Kota Muntok, Sungailiat, Toboali, dan
Pulau Mendanau sebagai pusat pelayanan sekunder pariwisata
Daerah Provinsi.
f) Mengendalikan pembangunan fasilitas pariwisata di daerah
sempadan pantai dan sempadan lainnya dengan memperhatikan
kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundangan.
g) Mengembangkan pondok wisata (homestay) di KSPP dan KPPP di
Daerah Provinsi.
BAB 2-141
Kebijakan Strategi
6. Pengembangan masyarakat agar a) Meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat terhadap
dapat menjadi pelaku utama dalam pembangunan destinasi pariwisata berdaya saing global dan
pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan.
berdaya saing global dan b) Meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan berstandar
berkelanjutan. nasional dan internasional di daya tarik wisata Provinsi.
c) Meningkatkan peran Kelompok Sadar Wisata untuk mendukung
pengelolaan KSPP dan KPPP yang berdaya saing global.
d) Menguatkan peran masyarakat dalam pengembangan tata kelola
destinasi pariwisata berkelanjutan di KSPN Tanjung Kelayang dan
sekitarnya.
7. Pengembangan investasi pariwisata a) Mengembangkan mekanisme keterpaduan investasi pariwisata,
terpadu dan bertanggung jawab perdagangan, dan bidang lainnya di Daerah Provinsi.
untuk membangun iklim usaha yang b) Menetapkan dan mengembangkan regulasi investasi yang
sehat dan berdaya saing, sekaligus berorientasi pada pengembangan masyarakat, perlindungan
memberikan manfaat luas bagi lingkungan, pelestarian budaya, dan percepatan pembangunan
pengembangan masyarakat, daerah.
perlindungan lingkungan alam, c) Mengembangkan mekanisme pengendalian investasi pariwisata
pelestarian budaya, dan pembangunan berbasiskan penelitian untuk membangun iklim usaha yang sehat dan
wilayah Provinsi. berdaya saing, serta berwawasan lingkungan dan budaya.
Sumber : Rencana Induk Perencanaan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016-2025
Destinasi Pariwisata Provinsi (DPP) adalah destinasi pariwisata yang berskala Provinsi. DPP sendiri terdiri
dari dua kawasan yaitu: 1) Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP), dan 2) Kawasan Pengembangan
Pariwisata Provinsi (KPPP).
1. DPP Wilayah Utara Kepulauan Bangka Belitung dengan pusat DPP Kota Pangkalpinang, terdiri dari:
Kawasan Strategis Pariwisata Muntok dan sekitarnya.
Kawasan Strategis Pariwisata Belinyu - Sungailiat dan sekitarnya.
Kawasan Strategis Pariwisata Pangkalpinang - Mendo Barat - Bangka Tengah dan sekitarnya.
2. DPP Wilayah Selatan Kepulauan Bangka Belitung dengan pusat DPP Kota Tanjung pandan , terdiri
dari :
Kawasan Pengembangan Pariwisata Toboali dan sekitarnya.
Kawasan Pengembangan Pariwisata Gugusan Pulau di Selat Gaspar dan sekitarnya.
Kawasan Strategis Pariwisata Pulau Belitong dan sekitarnya.
BAB 2-142
Gambar 2.48 – DPP Wilayah Utara Kepulauan Bangka Belitung
Sumber : Rencana Induk Perencanaan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016-2025
BAB 2-143
Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau
memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata Daerah Provinsi yang mempunyai pengaruh penting
dalam 1 (satu) atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan
sumber daya alam, dan daya dukung lingkungan hidup.
Setiap lokasi KSPP Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebut memiliki arahan pembangunan
dan pengembangan yang dapat dilihat pada tabel berikut:
BAB 2-144
Tabel 2.23 – Arahan Pembangunan dan Pengembangan KSPP Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
KSPP Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Arahan
Pengembangan Kawasan Pariwisata Kawasan Pariwisata Pangkalpinang - Kawasan Pariwisata
Kawasan Pariwisata Muntok
Belinyu -Sungailiat Mendo Barat - Bangka Tengah Pulau Belitong
Tema Primer Pariwisata warisan budaya Pariwisata budaya pesisir Bangka Pariwisata sejarah Bangka Belitung dan Lansekap geowisata
Budaya Bangka
Tema Sekunder Wisata kuliner Geowisata Agrowisata pesisir Rekreasi pantai
Sasaran Integrasi potensi pariwisata Meningkatkan nilai tambah kegiatan Memperkuat identitas sebagai kawasan Pengembangan geowisata sebagai upaya
Pengembangan sejarah dan warisan budaya pariwisata untuk mengendalikan pariwisata berbasis sejarah pertimahan diversifikasi produk pariwisata, penguatan
dengan budaya masyarakat kegiatan pertambangan pada kawasan dan penghasil lada, sekaligus identitas sebagai daerah timah, dan
pariwisata menerapkan standar nasional dan peningkatan daya saing pariwisata
internasional dalam pengelolaan Kepulauan Bangka Belitung
pariwisata kawasan
Daya Tarik Wisata Kota Tua Muntok, Kawasan Teluk Kelabat, Civic Center, Kota Tanjungpandan,
Primer Mesjid Jami Mentok, Pantai Matras, Museum Timah, Pantai Bukit Berahu,
Klenteng China Kong Pu Miau, Pantai Rebo, Pantai Pasir Padi, Desa Tanjung Binga,
Rumah Mayor Cina, Desa Wisata Air Anyir, Pantai Tanjung Bunga, Pantai Tanjung Tinggi,
Pantai Tanjung Kelian, Pantai Parai Tenggiri, Pusat Kreatif Tenun Cual, Pantai Tanjung Kelayang,
Mercusuar Tanjung Kelian, Pantai Tanjung Pesona, Kampung Melayu Indah, Pulau Lengkuas,
Pesanggrahan Menumbing, Pantai Air Anyer, Kerkhof, Pulau Kepayang,
Pesanggrahan Muntok, Pantai Penyusuk, Hutan Kota Tuatunu, Pulau Burung,
Perang Ketupat di Desa Pulau Putri dan Pulau Lampu, Situs Kota Kapur, Pulau Batu Belayar,
Tempilang, Kecamatan. Pantai Romodong, Batu Belubang, Pulau Kelayang,
Tempilang, Pantai Tanjung Putat, Pantai Gebang Kemilau Arung Dalam, Pantai Penyabong,
Pantai Bembang di Desa Kampung Gedong, Pulau Ketawai, Pantai Teluk Gembira,
Sungai bulu, Kecamatan. Puri Tri Agung Bunker Jepang di Bandara Depati Amir Pulau Seliu,
Jebus, Batu Mentas,
Makam Hatama Rasyid di Desa Sungai Samak,
Bakit, Kecamatan. Parit Tiga Pulau Mentikus,
Pulau Gusong Are,
Pulau Ulat Bulu,
Pulau Lebong,
Pantai Burung Mandi,
Kepulauan Memperak,
Desa Lenggang “Laskar Pelangi” –
Bukit Raya Laskar Pelangi,
Pantai Punai,
BAB 2-145
KSPP Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Arahan
Pengembangan Kawasan Pariwisata Kawasan Pariwisata Pangkalpinang - Kawasan Pariwisata
Kawasan Pariwisata Muntok
Belinyu -Sungailiat Mendo Barat - Bangka Tengah Pulau Belitong
Open Pit,
Gunung Peramont
Daya Tarik Wisata Pasar Kuliner Khas Bangka KawasanPertambangan Airrikai, Perumahan Eropa, Desa Tanjung Kelumpang,
Sekunder Tanjung Gudang, Agrowisata Desa Namang, Gunung Tajam,
Pantai Leper, Desa Nelayan Kurau, Vihara Dewi Kwan Im,
Air Terjun Gunung Maras, Jalan Salib Bukit Golgota, Pantai Serdang,
Goa Maria, Holland Chinese School, Pantai Nyiur Melambai,
Benteng Kuto Panji, Kwan Ti Miau, Jembatan Pelangi,
Kawasan Amtenaar BTW Belinyu, Katedral Santo Yosef, Pulau Kalamua
Sentra Olahan hasil laut, BBG,
Desa Aik Abik, Klenteng Dewi Kwan Im Sampur,
Klenteng Mahayana Bukit Betung, Pemakaman Sentosa,
Desa Kenanga, Kawasan Desa Wisata Tua Tunu,
Makam Depati Bahrin, Pantai Gebang Kemilau,
Rumah Controleur, Sumur Tujuh,
Dewi Kwan Im, Desa Perlang,
Rumah Tradisional Bangka, Bangkanesia,
Klenteng Merawang Pantai Batu Beriga,
Pantai Tanjung Berikat,
Kawasan perkebunan lada
Sumber : Rencana Induk Perencanaan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016-2025
BAB 2-146
Gambar 2.50 – KSPP Muntok dan Sekitarnya
Sumber : Rencana Induk Perencanaan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016-2025
BAB 2-147
Gambar 2.51 – KSPP Belinyu-Sungailiat dan Sekitarnya
Sumber : Rencana Induk Perencanaan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016-2025
BAB 2-148
Gambar 2.52 – KSPP Pangkalpinang - Mendo Barat - Bangka Tengah dan Sekitarnya
Sumber : Rencana Induk Perencanaan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016-2025
BAB 2-149
Gambar 2.53 – KSPP Pulau Belitong dan Sekitarnya
Sumber : Rencana Induk Perencanaan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016-2025
BAB 2-150
Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi (KPPP) adalah kawasan pariwisata dengan komponen
kepariwisataannya, serta memiliki karakter produk dan tema pengembangan pariwisata alam,
budaya, dan buatan.
Kedua lokasi KPPP Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebut memiliki arahan
pembangunan dan pengembangan yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.24 – Arahan Pembangunan dan Pengembangan KSPP Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
KPPP Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Arahan Pengembangan Kawasan Gugusan Pulau
Kawasan Pariwisata Toboali
di Selat Gaspar
Tema Primer Pariwisata bahari Pariwisata pulau-pulau kecamatanil
Tema Sekunder Pariwisata alam dan sejarah Ekowisata taman bawah laut
Sasaran Pengembangan Mendorong pertumbuhan pariwisata di Pengembangan pariwisata pulau-pulau
wilayah selatan Kepulauan Bangka kecamatanil untuk meningkatkan
Belitung dengan memadukan potensi keterpaduan produk pariwisata bahari
pariwisata bahari, agrowisata, dan sejarah Bangka Selatan dan Belitung
Daya Tarik Wisata Primer Pantai Tanjung Kerasak, Pulau Lepar,
Pantai Batu Perahu, Pulau Liat,
Pelabuhan Sadai. Pulau Salma (Pulau Salah Nama),
Pulau Mendanau,
Pelabuhan Sadai,
Pulau Tinggi.
Daya Tarik Wisata Sekunder Benteng Toboali, Formasi batu granit di perairan Pulau
Klenteng Dewi Shen Mu Miau, Mendanau,
Agrowisata Desa Nyelanding, Terumbu karang dan mangrove di
Agrowisata Nanas Bikang, wilayah Pulau Mendanau,
Air Panas Nyelanding, Terumbu karang dan mangrove di
Perkebunan Lada, wilayah Pulau Pongok,
Perkebunan Salak. Terumbu karang dan mangrove di
wilayah Pulau Lepar.
Sumber : Rencana Induk Perencanaan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016-2025
Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan
barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
Kebijakan dan strategi pembangunan industri pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
terangkum dalam tabel berikut:
Tabel 2.25 – Kebijakan dan Strategi Pembangunan Industri Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Kebijakan Strategi
1. Pengembangan industri pariwisata a) Meningkatkan kesadaran usaha pariwisata yang berstandar
unggulan Provinsi yang berdaya saing nasional dan internasional terhadap bangunan berciri khas lokal,
internasional, berciri khas lokal, serta nilai-nilai budaya dan agama yang dianut masyarakat.
berorientasi pada pengembangan b) Mengembangkan kualitas produk industri kecamatanil dan
masyarakat dan perekonomian lokal. menengah yang dapat memperkuat rantai nilai industri pariwisata
berdaya saing internasional.
BAB 2-151
Kebijakan Strategi
c) Mengembangkan kemitraan antara industri pariwisata berdaya
saing internasional dengan industri kecamatanil dan menengah
di Daerah Provinsi.
2. Pembangunan iklim yang kondusif a) Mengembangkan pedoman penerapan tanggung jawab terhadap
untuk mendorong industri pariwisata lingkungan alam, sosial, dan budaya bagi usaha pariwisata di
meningkatkan tanggung jawabnya Daerah Provinsi.
terhadap lingkungan alam, sosial, dan b) Menerapkan dan mengembangkan insentif dan disinsentif bagi
budaya. usaha pariwisata berdasarkan upaya yang telah dilakukan untuk
lingkungan alam yang berkelanjutan, pengembangan sosial, dan
pelestarian budaya.
c) Mengembangkan pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan program tanggung jawab lingkungan yang
dilakukan usaha pariwisata.
3. Pengembangan kemitraan berjangka a) Mengembangkan mekanisme komunikasi antara industri
panjang dengan industri pariwisata pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan industri
nasional dan internasional dalam pariwisata nasional dan internasional.
rangka mewujudkan industri pariwisata b) Menerapkan dan mengembangkan insentif bagi usaha pariwisata
unggulan Provinsi berstandar nasional yang membangun kemitraan jangka panjang dengan industri
dan internasional. pariwisata nasional dan internasional dalam penerapan standar
nasional dan internasional usaha pariwisata.
4. Pembangunan sistem pengelolaan a) Mengembangkan mekanisme komunikasi antara koordinasi
industri pariwisata yang terstruktur usaha-usaha pariwisata berstandar nasional dan internasional di
dan terpadu untuk membangun rantai Daerah Provinsi.
nilai industri pariwisata yang kokoh. b) Menerapkan dan mengembangkan prosedur pengelolaan industri
pariwisata yang sama dan terpadu untuk pengelolaan produk
berdaya saing, pengelolaan dampak, dan promosi produk.
c) M engembangkan pemantauan dan evaluasi penerapan sistem
pengelolaan industri pariwisata yang terdiri dari mekanisme
komunikasi dan koordinasi serta prosedur pengelolaan industri
pariwisata yang sama dan terpadu.
Sumber : Rencana Induk Perencanaan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016-2025
Tabel 2.26 – Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pemasaran Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
Kebijakan Strategi
1. Pembangunan sistem dan lembaga a) Memadukan program pemasaran pariwisata terpadu di
pemasaran terpadu antara Pemerintah KSPP dan KPPP.
Kabupaten/Kota di wilayah Daerah Provinsi, b) Membangun jejaring nasional dan internasional melalui
antara Pemerintah dengan pelaku usaha, kemitraan berjangka panjang dalam pemasaran pariwisata
serta antara sektor pariwisata dan investasi Daerah Provinsi.
daerah untuk membangun citra sebagai c) Mengoptimalkan peran dan fungsi Badan Promosi
destinasi pariwisata bahari dan budaya Pariwisata Daerah sebagai lembaga kemitraan pemasaran
berdaya saing global. terpadu.
d) Mengembangkan mekanisme komunikasi dan koordinasi
pemasaran pariwisata Pemerintah Kabupaten/Kota di
BAB 2-152
Kebijakan Strategi
wilayah Daerah Provinsi, antara Pemerintah dengan pelaku
usaha.
e) Mengembangkan perencanaan pemasaran terpadu sektor
pariwisata dan investasi daerah untuk membangun citra
sebagai destinasi pariwisata bahari dan budaya berdaya
saing global.
2. Pembangunan keterpaduan produk dan a) Mengembangkan citra dan peta jalan pembangunan citra
pemasaran pariwisata dengan pemasaran pariwisata Kepulauan Bangka Belitung sesuai dengan
pariwisata Indonesia untuk memperkuat citra produk pariwisata yang menjadi identitas Kepulauan
destinasi pariwisata Daerah Provinsi di tingkat Bangka Belitung.
nasional dan internasional. b) Mengembangkan teknik dan media promosi pariwisata
terpadu dengan pariwisata nasional.
3. Pengembangan pasar wisatawan yang a) Menetapkan target jumlah wisatawan berdasarkan
berkualitas didasarkan pada penelitian pasar kecamatanenderungan pertumbuhan kunjungan
yang berkesinambungan untuk meningkatkan wisatawatan Kepulauan Bangka Belitung, angka target
peran dan posisi Daerah Provinsi dalam nasional, dan kondisi kepariwisatan yang diharapkan di
kepariwisataan nasional. masa yang akan datang.
b) Menetapkan pasar wisatawan asal Jakarta dan Pulau Jawa,
Sumatera bagian selatan, serta pelajar/mahasiswa di
Kepulauan Bangka Belitung dan Sumatera Selatan sebagai
pasar utama untuk wisatawan nusantara Kepulauan
Bangka Belitung, serta komunitas fotografi, geowisata,
budaya sebagai pasar sekunder wisatawan nusantara
Kepulauan Bangka Belitung.
c) Menetapkan penduduk dan wisatawan di Singapura,
Malaysia, serta penduduk Tiongkok sebagai pasar utama
wisatawan mancanegara, serta penduduk Australia,
Jerman, Belanda, dan negara Eropa lainnya sebagai pasar
sekunder pariwisata Kepulauan Bangka Belitung.
d) Mengembangkan penelitian pasar wisatawan yang
berkesinambungan untuk mengetahui segmen pasar
potensial, persepsi, kebutuhan, dan preferensinya terhadap
pariwisata Kepulauan Bangka Belitung.
4. Pengembangan sistem pemasaran a) Mengembangkan sistem pendataan berbasis teknologi
pariwisata berbasis teknologi informasi informasi untuk pengembangan informasi dan pemasaran
untuk menyediakan akses informasi dan pariwisata.
komunikasi yang seluas-luasnya bagi b) Mengembangkan sistem promosi dan pelayanan pariwisata
wisatawan, meningkatkan kualitas dan berbasis teknologi informasi.
efektivitas promosi pariwisata, serta c) Mengembangkan sistem aplikasi untuk evaluasi pemasaran
mengembangkan mekanisme evaluasi pariwisata Daerah Provinsi.
pemasaran pariwisata Daerah Provinsi.
Sumber : Rencana Induk Perencanaan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016-2025
Kelembagaan kepariwisataan adalah kesatuan unsur beserta jaringannya yang dikembangkan secara
terorganisasi, meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat, sumber daya
manusia, regulasi dan mekanisme operasional, yang secara berkesinambungan guna menghasilkan
perubahan ke arah pencapaian tujuan di bidang Kepariwisataan.
Kebijakan dan strategi pembangunan kelembagaan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
terangkum dalam tabel berikut:
BAB 2-153
Tabel 2.27 – Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kelembagaan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
Kebijakan Strategi
1. Peningkatan koordinasi dan integrasi a) Mengembangkan mekanisme koordinasi dan sinkronisasi
pembangunan kepariwisataan program dan kegiatan tahunan Pemerintah Kabupaten/Kota
Kabupaten/kota di Daerah Provinsi untuk dalam mendukung pembangunan Kepulauan Bangka Belitung
mewujudkan satu kesatuan destinasi sebagai destinasi pariwisata bahari dan budaya berdaya saing
pariwisata bahari dan budaya berdaya global.
saing global. b) Mengembangkan mekanisme dukungan Pemerintah Provinsi
terhadap program/kegiatan lintas sektor dan Kabupaten/kota
dalam rangka sinergitas pembangunan kepariwisataan
Kepulauan Bangka Belitung.
c) Mengembangkan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
program/kegiatan terpadu Kabupaten/kota di Daerah Provinsi.
2. Peningkatan kapasitas dan kinerja a) Mengembangkan program prioritas bersama Pemerintah
kelembagaan kepariwisataan di Provinsi dengan industri pariwisata Kepulauan Bangka
lingkungan pemerintahan dan industri Belitung.
pariwisata Daerah Provinsi agar dapat b) Mengembangkan struktur kelembagaan pemerintahan Daerah
mendorong pertumbuhan pariwisata dan Provinsi untuk mendukung perencanaan, pengelolaan, dan
mempercepat terwujudnya destinasi pengawasan destinasi pariwisata berdaya saing global.
pariwisata berdaya saing global. c) Meningkatkan peran asosiasi industri pariwisata dan asosiasi
pelaku pariwisata dalam pelaksanaan program/kegiatan
Pemerintah Dearah Provinsi di bidang kepariwisataan.
d) Mengembangkan sistem perencanaan, pengelolaan, dan
pengawasan pelaksanaan pembangunan kepariwisataan
terpadu yang ditetapkan dengan peraturan perundangan.
3. Pembangunan sistem pengembangan a) Mengembangkan sistem sertifikasi bagi SDM pariwisata dan
sumber daya manusia pariwisata masyarakat luas yang terlibat dalam pembangunan
berkompetensi internasional yang kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung.
berkesinambungan. b) Mengembangkan sistem pendidikan kepariwisataan berbasis
kompetensi internasional.
c) Mengembangkan mekanisme insentif bagi SDM pariwisata
berkompetensi internasional.
4. Pembangunan sistem tata kelola a) Meningkatkan kesadaran kolektif seluruh pemangku
pariwisata terpadu (pemerintah, swasta, kepentingan terhadap tata kelola pariwisata terpadu di KSPP
masyarakat, akademisi, dan media) yang dan KPPP Kepulauan Bangka Belitung.
handal untuk memberikan perlindungan b) Menetapkan dan menerapkan sistem pengelolaan pariwisata
terhadap lingkungan alam, sosial, dan terpadu pada pengelolaan komponen-komponen
budaya serta pembangunan masyarakat, kepariwisataan untuk memberikan perlindungan terhadap
sekaligus mengendalikan pembangunan lingkungan alam, sosial, dan budaya serta pembangunan
kepariwisataan. masyarakat, sekaligus mengendalikan pembangunan
kepariwisataan.
c) Membentuk dan mengembangkan organisasi tata kelola
destinasi pariwisata terpadu di KSPP dan KPPP Daerah
Provinsi.
d) Mengembangkan pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan tata kelola pariwisata terpadu Kepulauan Bangka
Belitung.
Sumber : Rencana Induk Perencanaan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016-2025
BAB 2-154
2.3.4. Rencana Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten dan Kota
(RIPPARKAB/ RIPPARKOT)
1. Terkajinya kebijakan dan rencana pembangunan berbagai sektor yang terkait dengan
pembangunan kepariwisataan Kota Pangkalpinang;
2. Teranalisisnya potensi, permasalahan, dan isu-isu strategis dalam pembangunan
kepariwisataan Kota Pangkalpinang;
3. Terumuskannya visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan kepariwisataan Kota
Pangkalpinang;
4. Terumuskannya kebijakan dan strategi pembangunan kepariwisataan Kota Pangkalpinang, yang
mencakup aspek pembangunan destinasi pariwisata, pembangunan industri pariwisata,
pembangunan pemasaran pariwisata, serta pembangunan kelembagaan kepariwisataan;
5. Terumuskannya rencana pembangunan perwilayahan kepariwisataan Kota Pangkalpinang yang
memuat rencana struktur perwilayahan pariwisata, rencana Destinasi Pariwisata Kota (DPK),
rencana kawasan pengembangan pariwisata kota, serta rencana kawasan strategis pariwisata
kota;
6. Terumuskannya program dan indikasi kegiatan pembangunan kepariwisataan yang terintegrasi
dengan pengembangan wilayah keseluruhan.
BAB 2-155
1. Memberikan gambaran tentang kondisi kepariwisataan Kota Pangkalpinang yang dicita-citakan
dalam jangka panjang;
2. Sebagai dasar dalam merumuskan misi pembangunan kepariwisataan Kota Pangkalpinang;
serta
3. Memberikan arah bagi perumusan tujuan, kebijakan, strategi, dan indikasi program dan
kegiatan pembangunan kepariwisataan Kota Pangkalpinang.
1. Membangun dan mengembangkan destinasi pariwisata perkotaan yang berdaya saing dengan
mengunggulkan arti penting sejarah Bangka Belitung, budaya, alam pantai, dan kegiatan
perekonomian kota, dengan tetap menjaga kelestarian dan keberlanjutan lingkungan.
2. Mengembangkan struktur industri pariwisata berbasis kemitraan antara masyarakat dan
industri, yang mengintegrasikan kegiatan perekonomian kota dengan pariwisata perkotaan,
sesuai standar nasional dan internasional.
3. Membangun dan mengembangkan citra Kota Pangkalpinang sebagai destinasi pariwisata
perkotaan berbasis sejarah Bangka Belitung dan budaya, melalui pemasaran pariwisata yang
bertanggung jawab, terpadu antarsektor perekonomian kota dan antarwilayah berbasis
teknologi informasi.
4. Membangun dan mengembangkan kelembagaan kepariwisataan Kota Pangkalpinang yang
sinergis dan terpadu, melalui dukungan kinerja SDM yang kompeten, regulasi yang efisien dan
efektif, serta kemitraan antarpemangku kepentingan.
1. Membagi peran dan positioning (memposisikan) antarkawasan pariwisata yang ada di Kota
Pangkalpinang, sesuai dengan karakteristik dan potensi pariwisata yang dimiliki setiap kawasan;
2. Menetapkan pusat pelayanan pariwisata (primer dan sekunder) yang melayani kegiatan
pariwisata di Kota Pangkalpinang;
3. Menunjukkan perbedaan tema produk pariwisata antara satu kawasan pariwisata dengan
kawasan pariwisata lainnya, sehingga tema produk pariwisata yang diunggulkan di tiap kawasan
dapat lebih fokus, namun menjadi lebih beragam dan menyebar ke seluruh kawasan pariwisata
Kota Pangkalpinang;
4. Meningkatkan daya saing pariwisata Kota Pangkalpinang dengan menawarkan produk yang
beragam dan saling melengkapi;
5. Memberikan prioritas pada satu kawasan dibanding kawasan lainnya dengan
pertimbanganpertimbangan tertentu, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan; dan
6. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam upaya percepatan pembangunan pariwisata Kota
Pangkalpinang
BAB 2-156
Gambar 2.54 – Peta Rencana Struktur Perwilayahan Pariwisata Kota Pangkalpinang
1. Optimalisasi fungsi Kota Pangkalpinang (sebagai ibu kota provinsi, PKN kota Jasa, pusat
pelayanan pariwisata primer Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pusat distribusi wisatawan,
pusat informasi pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung) dan integrasi dengan kegiatan
perekonomian kota untuk menunjang pembangunan kepariwisataan Kota Pangkalpinang dan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2. Optimalisasi pengelolaan daya tarik wisata (khususnya wisata budaya dan heritage) berbasis
masyarakat.
3. Pengemasan nilai-nilai peninggalan sejarah Bangka Belitung serta keunikan tradisi budaya
Bangka agar bernilai jual.
4. Kerusakan lingkungan di kawasan wisata pantai akibat kegiatan penambangan timah di laut,
maupun akibat abrasi laut yang cukup tinggi.
5. Peningkatan kualitas SDM pariwisata di berbagai bidang dan tingkatan, secara lebih merata di
seluruh wilayah Kota Pangkalpinang.
6. Implementasi kebijakan dan koordinasi antarpemangku kepentingan terkait pembangunan
kepariwisataan Kota Pangkalpinang (masyarakat/pokdarwis/asosiasi/lembaga/swasta,
pemerintah kelurahan-kecamatan-kota-provinsi).
7. Peningkatan pelayanan fasilitas pariwisata / fasilitas umum pendukung pariwisata yang ada di
Kota Pangkalpinang.
8. Pelestarian heritage yang saling mendukung dan terintegrasi dengan pembangunan
kepariwisataan Kota Pangkalpinang.
BAB 2-157
Gambar 2.55 – Peta Rencana Pembangunan Perwilayahan Pariwisata Kota Pangkalpinang
Gambar 2.56 – Peta Rencana KSPK Wisata Sejarah dan Budaya Perkotaan Pangkalpinang dan Sekitarnya
Ruang lingkup RIPPARDA Bangka Tahun 2019-2025 meliputi wilayah administratif Kabupaten dengan
tetap memperhatikan keterkaitan dengan kabupaten disekitarnya dan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. RIPPARDA Bangka Tahun 2019-2025 mencakup 4 (empat) aspek pembangunan
kepariwisataan, yaitu:
BAB 2-158
1. destinasi pariwisata;
2. industri pariwisata;
3. pemasaran pariwisata; dan
4. kelembagaan kepariwisataan.
RIPPARDA Bangka Tahun 2019-2025 mengacu pada prinsip pembangunan kepariwisataan yang
berkelanjutan yaitu:
1. pembangunan kepariwisataan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan fisik (alamiah dan
buatan), sosial dan budaya masyarakat;
2. pembangunan kepariwisataan yang beretika, memegang teguh norma agama, sosial dan
budaya; dan
3. pembangunan kepariwisataan yang terintegrasi dan sinergis dengan sektor lain, wilayah yang
lebih luas, antar pemangku kepentingan.
1. meningkatkan kualitas dan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) pada sektor
kebudayaan dan kepariwisataan;
2. memantapkan sistem pelayanan dan manajemen pelayanan pada sektor kebudayaan dan
kepariwisataan;
3. meningkatkan kapasitas kelembagaan;
4. menumbuh kembangkan destinasi kepariwisataan;
5. membangun jati diri dan citra Kabupaten berwawasan pariwisata;
6. mendorong pembangunan pariwisata yang berkualitas dan memiliki daya saing;
7. menyebarluaskan implementasi pembangunan pariwisata yang berkelanjutan melalui
konservasi, pervensi dan rehabilitasi sumber daya alam dan budaya untuk meningkatkan
kualitas lingkungan hidup Kabupaten;
8. meningkatkan inovasi–inovasi baru untuk pembangunan industri di indonesia melalui
pembangunan kawasan pariwisata yang terintegrasi dengan pembangunan Kabupaten;
9. meningkatkan daya saing pariwisata Kabupaten di tingkat nasional dan internasional melalui
pengelolaan daya tarik wisata dan pelayanan wisata serta pemasaran pariwisata yang tepat
sasaran oleh sumber daya manusia Kabupaten Bangka yang berkualitas tinggi;
10. mengurangi ketimpangan pembangunan melalui penyebaran kegiatan pariwisata yang
mencakup daerah–daerah yang belum maju di Kabupaten.
11. menjalin kelembagaan kepariwisataan yang berasaskan kerjasama yang saling menguntungkan
antara pemerintah, swasta dan masyarakat; dan
12. meningkatkan partisipasi dan keterlibatan masyarakat luas dan masyarakat lokal dalam
pembangunan dan kegiatan pariwisata untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
BAB 2-159
4. mendorong apresiasi budaya Kabupaten;
5. mendorong peningkatan peran pariwisata sebagai lokomotif pembangunan Kabupaten;
6. mendorong peningkatan peran pariwisata untuk menunjang perekonomian Kabupaten;
7. mengembangkan promosi yang efektif;
8. mengembangkan jaringan pariwisata;
9. mengembangkan kerja sama lintas lembaga;
10. mendorong pembangunan SDM profesional; dan
11. mendorong penelitian dan pembangunan pariwisata.
1. mengembangkan kerangka sumber daya tarik wisata yang berakar pada potensi kelautan atau
wisata jenis pantai yaitu jenis wisata alam pantai atau bahari sebagai tema sentral pariwisata
Kabupaten;
2. mengembangkan pariwisata yang merata pada semua daerah di Kabupaten;
3. pengembangan produk wisata sebagai tema pendukung, yaitu wisata budaya, wisata sejarah
dan spiritual, wisata alam serta wisata agro;
4. pengembangan sistem pengelolaan pengunjung dan permintaan demand untuk mengurangi
dampak negatif yang ditimbulkan;
5. peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan aksesblitas menuju Kabupaten Bangka dan
menuju setiap alokasi dtw
6. pembangunan kualitas dan kuantitas pelayanan sarana/prasarana penunjang kepariwisataan
untuk meningkatkan kualitas lingkungan Kabupaten Bangka dan memberikan kenyamanan
kepada wisatawan
7. pengembangan potensi masyarakat sebagai pelaku utama pariwisata yang kreatif melalui upaya
pembinaan, pelatihan dan pendampingan
1. peningkatan daya saing usaha pariwisata Kabupaten melalui pengembangan produk pariwisata
yang khas dan kreatif;
2. peningkatan kualitas dan keragaman produk usaha pariwisata di Kabupaten;
3. peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan usaha pariwisata dan pendukungnya melalui
penentuan standar produk dan pelayanan yang sama;
4. mengembangkan kemitraan antara usaha pariwisata dengan usaha mikro, kecil dan menengah
lokal pendukung dalam produksi dan distribusi produk usaha pariwisata;
BAB 2-160
5. mengembangkan jejaring usaha dan kemitraan yang saling menguntungkan dengan usaha
pariwisata skala nasional dan internasional dalam kerangka meningkatkan standar dan
akreditasi usaha pariwisata; dan
6. mengembangkan mekanisme insentif dan disinsentif bagi usaha pariwisata yang menerapkan
standar usaha pariwisata dan standar-standar operasional berwawasan lingkungan, beretika
sosial dan budaya serta berbasis masyarakat sebagai salah satu upaya pengendalian
perkembangan usaha pariwisata.
1. pemanfaatan dengan optimal potensi pasar wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara
di sekitar Kabupaten;
2. pengembangan segmen pasar wisatawan minat khusus alam dan budaya;
3. peningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap karakteristik dan preferensi pasar
wisatawan eksisting maupun potensial melalui penelitian pasar;
4. peningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap persepsi dan preferensi penduduk
terhadap pengembangan pariwisata di Kabupaten;
5. pemanfaatan teknologi informasi bagi pemasaran pariwisata untuk menjaring wisatawan
mancanegara dan nusatara di luar jawa;
6. mengembangkan segmen pasar wisatawan pelajar/mahasiswa dan minat petualangan alam
dan wisata buatan; dan
7. mengembangkan sistem pemasaran terpadu yang efektif berbasis teknologi informasi dengan
Kabupaten, Provinsi dan Nasional.
BAB 2-161
Kawasan strategis pariwisata Kabupaten terdiri dari 4 (empat) kawasan strategis pariwisata yaitu :
Gambar 2.57 – Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) Kabupaten dari Sudut Kepentingan Ekonomi
Gambar 2.58 – Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) Kabupaten dari Sudut Kepentingan Religious
BAB 2-162
Gambar 2.59 – Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten dari Sudut Pandang Sejarah
Gambar 2.60 – Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung
Lingkungan
Kedudukan RIPPARKAB Tahun 2018-2027merupakan penjabaran dari visi dan misi pembangunan
Daerah serta kebijakan pembangunan yang berlaku, sebagai pedoman dalam menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Sektor Pariwisata dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang mengurus bidang kepariwisataan, dan sebagai dasar perencanaan, pengelolaan, dan
pengendalian pembangunan kepariwisataan Daerah.
1. pembangunan kepariwisataan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan fisik (alam dan
binaan), sosial, dan budaya masyarakat;
2. pembangunan kepariwisataan yang beretika, memegang teguh norma agama, sosial dan
budaya; dan
BAB 2-163
3. pembangunan kepariwisataan yang terintegrasi dan sinergis dengan sektor lain, wilayah yang
lebih luas, antar pemangku kepentingan.
Visi Pembangunan Kepariwisataan Daerah adalah Mewujudkan Kabupaten Bangka Barat sebagai
destinasi pariwisata sejarah, budaya, dan alam yang berbasis masyarakat, berdaya saing global, dan
berkelanjutan.
1. membangun destinasi pariwisata pusaka (sejarah dan budaya) dan wisata alam yang berdaya
saing global;
2. membangun dan mengembangkan industri pariwisata Kabupaten Bangka Barat yang berpihak
pada nilai-nilai sejarah dan masyarakat lokal, berdaya saing, dan beretika, sekaligus
mengembangkan jejaring industri secara global;
3. mengembangkan pemasaran dan promosi pariwisata yang bertanggung jawab dan terpadu
dengan sektor ekonomi lainnya di Kabupaten Bangka Barat, dan dengan destinasi pariwisata
lainnya;
4. membangun dan meningkatkan sistem kelembagaan kepariwisataan serta memberdayakan
Sumber Daya Manusia yang mampu memperkuat peran masyarakat dalam pembangunan
kepariwisataan Kabupaten Bangka Barat secara bertanggung jawab.
1. mewujudkan potensi peninggalan dan nilai-nilai sejarah pariwisata pusaka di daerah secara
berkelanjutan sebagai daya tarik wisata unggulan dan identitas;
2. mewujudkan potensi sumber daya bahari, pesisir dan pulau-pulau kecil, potensi wisata alam
lainnya serta budaya lokal sebagai pendukung pariwisata Kabupaten Bangka Barat yang khas
dan berdaya saing;
3. mewujudkan industri pariwisata Kabupaten Bangka Barat yang berstandar layanan
internasional, berbasis masyarakat lokal serta menjunjung tinggi norma agama,sosial, budaya,
dan nilai-nilai sejarah, serta berwawasan lingkungan;
4. mewujudkan citra pariwisata Kabupaten Bangka Barat sebagai destinasi pariwisata sejarah dan
budaya dunia yang asli dan unik melalui sistem pemasaran dan promosi yang bertanggung
jawab, efektif, antarsektor, serta antar wilayah;
5. mewujudkan sistem kelembagaan yang mendorong kemitraan dan penguatan peran
masyarakat dalam perlindungan benda cagar budaya dan peninggalan sejarah maupun
konservasi lingkungan bahari, pesisirdan pulau-pulau kecil, serta wisata alam lainnya.
1. Pengembangan potensi pusaka sejarah, budaya, alam, flora dan fauna Kabupaten Bangka Barat
sebagai daya tarik wisata yang saling memperkuat pembangunan Kabupaten Bangka Barat
sebagai destinasi pariwisata sejarah dan budaya berdaya saing global;
2. onservasi, preservasi, dan rekonstruksi bangunan, benda, serta nilai-nilai sejarah sehingga
menjadi daya tarik wisata unggulan Kabupaten Bangka Barat;
3. Pemerataan penyebaran aksesibilitas dan fasilitas pendukung pariwisata serta peningkatan
standar dan mutu pelayanan;
BAB 2-164
4. Penguatan struktur industri pariwisata berbasis masyarakat melalui penguatan kemitraan
antara industri mikro dan kecil dengan industri menengah dan besar untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi;
5. Pengembangan sistem pemasaran yang bertanggung jawab serta terpadu antara destinasi dan
industri pariwisata, maupun dengan destinasi pariwisata sekitarnya;
6. Pengembangan sistem promosi yang efektif dan efisienmelalui berbagai media serta
membangun mekanisme evaluasi pemasaran yang bertanggung jawab;
7. Pengembangan tata kelola pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat yang mendorong
peningkatan kapasitas dan kualitas dalam perencanaan, pengelolaan, serta pengendalian
kepariwisataan Kabupaten Bangka Barat;
8. Penyusunan dan pengembangan kebijakan serta regulasi yang konsisten dan sesuai dengan
norma agama, budaya dan nilai keaslian sejarah dalam pengendalian perkembangan pariwisata
untuk mendorong investasi pariwisata di Kabupaten Bangka Barat.
1. menetapkan Kota Muntok sebagai pusat pelayanan primer dan Parittiga sebagai pusat
pelayanan sekunder bagi kepariwisataan Kabupaten Bangka Barat;
2. membangun dan mengembangkan kawasan strategis pariwisata kabupaten (KSPK) Pariwisata
Sejarah dan Budaya Kota Muntok, KSPK Ekowisata Bahari Teluk Klabat, untuk memperkuat dan
melindungi potensi peninggalan sejarah dan budaya, serta sumber daya laut, pesisir, dan pulau-
pulau kecil sebagai daya tarik wisata berdaya saing yang bernilai tinggi;
3. membangun dan mengembangkan kawasan pariwisata budaya bahari Simpangteritip, kawasan
pariwisata minat khusus alam dan pesisir Jebus, kawasan pariwisata Kelapa, kawasan pariwisata
budaya dan tradisi Tempilang sebagai kawasan pengembangan pariwisata kabupaten (KPPK);
4. mengembangkan perencanaan interpretasi yang mendukung perwujudan tema destinasi
pariwisata sejarah dan budaya sesuai dengan karakteristik setiap daya tarik wisata dan target
pasar wisatawan;
5. melibatkan masyarakat pada setiap tahap pembangunan destinasi pariwisata dengan
memperhatikan potensi dan kapasitas yang dimiliki masyarakat Kabupaten Bangka Barat;
6. mengembangkan regulasi investasi yang berorientasi pada pengembangan masyarakat,
perlindungan lingkungan, pelestarian budaya, dan percepatan pembangunan daerah.
1. membangun struktur dan industri pariwisata yang berdaya saing, melalui pengembangan
produk dan pengelolaan yang berkualitas, berwawasan lingkungan, dan berbasis masyarakat;
2. membangun kemitraan usaha pariwisata dengan usaha mikro, kecil, dan menengah yang dapat
mendukung pengembangan produk pariwisata;
3. mendorong industri pariwisata daerah untuk terlibat aktif dalam pengembangan pariwisata
daerah;
4. mendorong peningkatan nilai tambah berbagai industry rumah tangga masyarakat (khususnya
kuliner dan produk bahari) sebagai cinderamata khas daerah;
5. mendorong peningkatan standar dan kualitas jasa industri pariwisata yang memiliki standar
nasional dan internasional;
BAB 2-165
6. meningkatkan jejaring yang kuat dan saling mendukung diantara industri pariwisata daerah dan
nasional dalam pengembangan pariwisata daerah;
7. menerapkan mekanisme insentif dan disinsentif bagi industri pariwisata yang mendukung dan
tidak mendukung pengembangan benda cagar budaya dan memelihara nilai-nilai sejarah dan
budaya serta pengelolaannya;
8. mendorong pembentukan asosiasi industri pariwisata.
1. menetapkan pasar wisatawan nusantara dan mancanegara yang ditujukan bagi komunitas,
peneliti dan pelajar yang memiliki minat terhadap sejarah dan budaya sebagai pasar pariwisata
utama Kabupaten Bangka Barat;
2. mengembangkan segmen pasar wisatawan nusantara dan mancanegara peminat wisata alam
dan bahari yang juga melakukan kunjungan ke kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kep. Bangka
Belitungsebagai pasar potensial pariwisata Kabupaten Bangka Barat;
3. mengembangkan segmen pasar wisatawan nostalgia (perang dunia, kemerdekaan dll), pelaku
perjalanan dinas/rapat, karyawan perusahaan, wisata ziarah dan religi baik penduduk lokal
maupun dari wilayah lain di sekitar bangka, sumatera selatan maupun dunia, sebagai pasar
potensial pariwisata Kabupaten Bangka Barat;
4. menetapkan target jumlah wisatawan Kabupaten Bangka Barat berdasarkan pertimbangan
kondisi kunjungan wisatawan Kabupaten Bangka Barat saat ini, pertimbangan daya dukung
lingkungan, serta targetkunjungan wisatawan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan target
pertumbuhan kunjungan wisatawan nasional;
5. mengembangkan mekanisme perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi
program pemasaran pariwisata Kabupaten Bangka Barat;
6. pengembangan sistem promosi dan pelayanan pariwisata berbasis teknologi informasi;
7. membentuk dan mengembangkan asosiasi dan lembaga promosi pariwisata daerah Kabupaten
Bangka Barat.
1. meningkatkan kinerja dan memperkuat komitmen birokrasi yang terkait dengan kepariwisataan
di lingkungan pemerintahan Kabupaten Bangka Barat agar dapat melakukan perencanaan,
pengelolaan, dan pengawasan yang efektif dan optimal;
2. menyusun dan mengembangkan peraturan, pedoman, mekanisme yang berkekuatan hukum
terkait benda cagar budaya, peninggalan sejarah dan lain-lainyang diterapkan secara konsisten
oleh semua pihak yang terkait, disertai pemantauan dan evaluasi yang tegas dan
berkesinambungan;
3. meningkatkan fungsi dan peran lembaga masyarakat yang terkait kepariwisataan maupun
sejarah dan budaya untuk mewujudkan tata kelola pariwisata yang terpadu dan berkelanjutan,
serta mendorong pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat;
4. membentuk dan mengembangkan asosiasi usaha pariwisata dan asosiasi profesi pariwisata
untuk mewujudkan tata kelola pariwisata yang terpadu dan berkelanjutan, serta mendorong
pengembangan industri pariwisata yang berkualitas;
BAB 2-166
5. mengembangkan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia pariwisata melalui
pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi secara berkesinambungan dalam rangka mewujudkan
sumber daya manusia pariwisata berkompetensi internasional.
Visi Pembangunan Kepariwisataan Daerah adalah terwujudnya Kepariwisataan alam, budaya dan
buatan di Daerah yang berdaya saing global, terpadu, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan
untuk menyejahterakan masyarakat.
1. membangun destinasi Pariwisata dengan komponen daya tarik budaya, alam dan buatan secara
terpadu yang memenuhi standar pelayanan Pariwisata;
2. mewujudkan Industri Pariwisata secara terpadu sesuai permintaan pasar Wisata dengan tidak
mendegradasi kualitas budaya dan lingkungan setempat;
3. membangun sistem pengelolaan Pariwisata secara terpadu, tangguh, akuntabel, dan
berkelanjutan;
4. membangun pasar dan Pemasaran Pariwisata berdasar pada asas kejujuran informasi melalui
promosi Pariwisata yang efektif dan efisien; dan
5. membangun sumber daya manusia Pariwisata dan masyarakat agar mempunyai etos kerja dan
budaya Pariwisata.
1. mengembangkan Daya Tarik Wisata berbasis budaya, alam, dan buatan yang berdaya saing
global dengan memperhatikan kearifan lokal dan norma agama yang bertujuan tidak
menimbulkan konflik sosial di masyarakat;
2. mewujudkan industri Pariwisata yang berdaya saing global, berciri khas, berwawasan
lingkungan, dan berbasis kearifan lokal;
3. mewujudkan sistem kelembagaan Kepariwisataan yang kuat dan terpadu dan mendorong
penguatan peran masyarakat dalam pembangunan Kepariwisataan dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia Pariwisata yang handal dan profesional.
4. membina dan meningkatkan kemampuan industri kerajinan tradisional, kuliner, dan industri
kreatif berbasis potensi dan bahan setempat;
5. mempersiapkan strategi pemasaran Pariwisata dan mempromosikannya secara terpadu;
6. membangun sistem koordinasi lintas sektoral dan antar perangkat Daerah; dan
7. melakukan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi kualitas pelayanan Wisata kepada
masyarakat umum dan industri Pariwisata secara keberlanjutan.
BAB 2-167
4. pengembangan destinasi Wisata lain sebagai penunjang destinasi Wisata utama;
5. peningkatan jumlah pelaku usaha di sektor kepariwisataan; dan
6. peningkatan PDRB dari sektor kegiatan kepariwisataan.
BAB 2-168
Strategi Pembangunan Kelembagaan Kepariwisataan, terdiri atas:
1. pengembangan organisasi Pariwisata berbasis usaha dan profesi Pariwisata dalam membangun
destinasi Pariwisata berdaya saing global;
2. pengembangan kelompok kerja yang mampu mempercepat pembangunan Kepariwisataan; dan
3. pengembangan lembaga pengelolaan Pariwisata di wilayah perdesaan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 21 Tahun 2012 tentang Rencana
Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2012-2022, Kawasan
Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Bangka Belitung meliputi:
1. Kawasan pengembangan pariwisata (KPP) A dengan tema wisata bahari dengan dukungan tema
atraksi wisata minat khusus snorkeling, diving, fishing dan shipwreck (kapal tenggelam)
mencakup wilayah ODTW Benteng Penutuk - Pantai Tanjung Bugis - Ritual Buang Jung - Pantai
Tanjung Labu - Pantai Celagen - Pantai Batu Tambun - Terumbu Karang Baginda - Pulau Tinggi
dan pulau-pulau kecil disekitarnya;
2. Kawasan pengembangan pariwisata (KPP) B dengan tema wisata bahari dengan dukungan
wisata sejarah, budaya dan agro mencakup wilayah ODTW Air Panas Nyelanding – Ritual Hikok
Helawang – Ritual Kawin Masal - Perkebunan Lada - Rambut Batin Tikal - Perkebunan Nanas -
Perkebunan Jeruk - Pantai Batu Ampar - Benda Sejarah Pergam - Pantai Batu Perahu - Pantai
Batu Kodok - Benteng Toboali – Ritua Rebut - Pantai Payak Ubi - Makam Syeh Badaruddin -
Pantai Tj.Kelayang - Pantai Gunung Namak - Ritual Rebut - Bukit Muntai - Pantai Tj.Kerasak –
Pantai Tj. Kemirai; dan
BAB 2-169
3. Kawasan pengembangan pariwisata (KPP) C dengan tema wisata tirta dengan dengan dukungan
tema peninggalan sejarah mencakup wilayah ODTW Prasasti Jatisari - Makam Karang Panjang -
Air Panas Permis - Pantai Batu Bedaun - Pura Bali - Bukit Nenek - Pantai Taman Sebagin -
Mercusuar Pulau Besar - Makam Kreo Panting - Perkebunan Salak Pondoh - Pantai Batu
Betumpang.
Penetapan objek daya tarik wisata yang diprioritaskan yang diprioritaskan meliputi:
1. Objek daya tarik wisata KPP A terdiri dari Pulau Tinggi dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, Pantai
Tanjung Labu, Pantai Batu Tambun, Pantai Celagen, Terumbu Karang Baginda, Benteng
Penutuk;
2. Objek daya tarik wisata KPP B terdiri dari Air Panas Nyelanding, Benteng Toboali, Pantai Tanjung
Kerasak, Pantai Gunung Namak, Air Terjun Gunung Pading; dan
3. Objek daya tarik wisata KPP C terdiri dari Pantai Taman Sebagin, Pantai Batu Bedaun, Air Panas
Permis, Bukit Nenek, Mercusuar Pulau Besar, Pantai Batu Betumpang, Makam Kreo Panting dan
Makam Karang Panjang, Makam Jatisari, dan Makam Ratu Bagus.
BAB 2-170
Gambar 2.63 – Peta Pengembangan Kawasan Pariwisata Kabupaten Bangka Selatan
Sumber: Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2012-2022
Berdasarkan Perda Kabupaten Belitung Nomor 12 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Belitung Tahun 2015-2025, Visi Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
Belitung adalah Kabupaten Belitung sebagai Destinasi Geowisata yang Berdaya Saing Global, Beretika,
dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat.
Kawasan Geowisata Bawah Laut Tanjung Kelayang dan sekitarnya meliputi Desa Tanjung Kelayang,
Desa Tanjung Binga, Desa Terong, Kecamatan Sijuk. Rencana pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Kabupaten ini sebagai berikut :
BAB 2-171
Gambar 2.64 – Rencana Kawasan Geowisata Bawah Laut Tanjung Kelayang dan Sekitarnya
Sumber : Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung Tahun 2015-2025
Kawasan Pariwisata Perkotaan Tanjung Pandan dan sekitarnya meliputi seluruh Kecamatan Tanjung
Pandan, kawasan kota lama, dan kawasan di bagian Selatan sebagian Desa Sungai Samak dan sebagian
Desa Cerucuk yang termasuk dalam Kecamatan Badau.Rencana pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Kabupaten ini sebagai berikut :
Kawasan strategis pariwisata pulau-pulau kecil Selat Nasik dan sekitarnya ini mencakup seluruh
wilayah Kecamatan Selat Nasik yaitu Desa Suak Gual, Desa Petaling, Desa Selat Nasik dan Desa Pulau
Gersik ditambah Desa Pegantungan di Kecamatan Badau. Rencana pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Kabupaten ini sebagai berikut :
BAB 2-172
Gambar 2.66 – Rencana Kawasan Pariwisata Perkotaan Tanjungpandan dan Sekitarnya
Sumber : Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung Tahun 2015-2025
Kawasan Ekowisata di Kecamatan Badau dan sekitarnya meliputi Desa Badau, sebagian Desa Kacang
Butor dan Desa Ibul. Rencana pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten ini sebagai
berikut:
BAB 2-173
Kawasan pengembangan pariwisata daerah, meliputi:
Kawasan Geowisata Batuan Granit Tanjung Tinggi dan sekitarnya meliputi Desa Tanjung Tinggi, Desa
Sijuk, Desa Sungai Padang, sebagian Desa Air Selumar, dan sebagian Desa Pelepak Pute yang
seluruhnya berada di Kecamatan Sijuk. Rencana pembangunan Kawasan Pengembangan Pariwisata
Kabupaten ini sebagai berikut :
Gambar 2.68 – Rencana Kawasan Geowisata Batuan Granit Tanjung Tinggi dan Sekitarnya
Sumber : Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung Tahun 2015-2025
Kawasan Pariwisata Petualangan Alam Membalong dan sekitarnya mencakup sebagian Desa Simpang
Rusa, Desa Kembiri, sebagian Desa Lasar, Desa Perpat, Desa Gunung Riting, Desa Mentigi dan sebagian
Desa Tanjung Rusa. Rencana pembangunan Kawasan Pengembangan Pariwisata Kabupaten ini adalah
:
BAB 2-174
Gambar 2.69 – Rencana Kawasan Pariwisata Petualangan Alam Membalong dan Sekitarnya
Sumber : Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung Tahun 2015-2025
Kawasan Pariwisata Minawisata Pantai Penyabong dan sekitarnya mencakup daya tarik wisata yang
berada di sepanjang pantai selatan Membalong dari Teluk Gembira sampai Tanjung Rusa, termasuk
diantaranya Pulau Seliu. Rencana pembangunan Kawasan Pengembangan Pariwisata Kabupaten ini
sebagai berikut :
Gambar 2.70 – Rencana Kawasan Pariwisata Minawisata Pantai Penyabong dan Sekitarnya
Sumber : Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung Tahun 2015-2025
BAB 2-175
2.3.4.7. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung
Timur
Berdasarkan Perda Kabupaten Belitung Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2025, visi pembangunan kepariwiwsataan
Kabupaten Belitung Timur adalah kepariwisataan Belitung Timur berbasis sejarah timah, budaya, dan
bahari yang berkelanjutan dan berdaya saing dunia sebagai penggerak perekonomian lokal.
BAB 2-176
Gambar 2.72 – Rencana KPPK Burung Mandi dan Sekitarnya
Sumber : Lampiran II Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2025
BAB 2-177
Gambar 2.74 – Rencana KPPK Gunung Duren-Pulau Ayam dan Sekitarnya
Sumber : Lampiran II Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2025
BAB 2-178
Gambar 2.76 – Rencana KSPK Kepulauan Memperak dan Sekitarnya
Sumber : Lampiran II Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2025
BAB 2-179
Gambar 2.78 – Rencana KSPK Punai dan Sekitarnya
Sumber : Lampiran II Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2025
1. memberikan panduan dalam pemanfaatan lahan suatu kawasan yang didasarkan atas telaah
kebutuhan suatu program kegiatan pengembangan kawasan;
2. menjadi pedoman bagi suatu perancangan bangunan yang akan disusun sekaligus juga sebagai
pedoman pengendalian pentahapan pembangunan yang berlandaskan azas keterpaduan
fungsi-fungsi yang ditetapkan sehingga tercipta suatu fasilitas yang dapat melayani kebutuhan
masyarakat secara optimis;
3. memberikan arahan arsitektur dalam perencanaan teknis/rancangan bangunan yang akan
dibangun pada kawasan yang bersangkutan terutama gambaran kebijaksanaan pembangunan
yang berkaitan dengan pembangunan fisik untuk kepentingan umum.
Site Plan Kawasan Wisata Tanjung Bunga bertujuan untuk terciptanya suatu rencana yang dapat
memberikan arahan untuk penetapan pembagian lahan sesuai dengan jenis-jenis kegiatan atau fungsi
yang akan ditampung.
Strategi pengembangan dan pengelolaan Kawasan Wisata Tanjung Bunga melibatkan peranan dari
Pemerintah Kota, Masyarakat dan Investor/pihak swasta. Komponen kegiatan perencanaan Kawasan
Wisata Tanjung Bunga meliputi:
BAB 2-180
4. Fasilitas dan pelayanan transportasi publik;
5. Infra struktur lain meliputi penyediaan air, listrik, penanganan sampah dan saluran
telekomunikasi;
6. Elemen institusional untuk pengembangan dan pengelolaan pariwisata.
Peraturan Daerah ini mencakup landasan hukum di bidang penataan Kawasan Wisata Tanjung Bunga
dalam bentuk Site Plan (Rencana Tapak). Dalam Peraturan Daerah ini ditetapkan dalam 6 (enam) zona
peruntukan tapak meliputi: zona pendidikan pariwisata, zona taman wisata air, zona kebun binatang,
zona hutan wisata, zona hotel dan zona restoran dan kafe, dengan pengaturan secara rinci terdapat
dalam Dokumen Site Plan (Rencana Tapak) Kawasan Wisata Tanjung Bunga yang merupakan bagian
yang tak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.
Setiap orang yang memiliki dan/atau menguasai Cagar Budaya berhak untuk memperoleh informasi
tentang pengelolaan Cagar Budaya, memanfaatkan Cagar Budaya, memperoleh penghargaan dari
Pemerintah Daerah dan/atau memperoleh fasilitasi Pemerintah Daerah.
1. mendaftarkan benda, bangunan, struktur, lokasi, dan/atau satuan ruang geografis yang diduga
Cagar Budaya;
2. menjaga kelestarian Cagar Budaya;
3. memelihara dan mengamankan Cagar Budaya;
4. menyelamatkan Cagar Budaya apabila terjadi keadaan darurat dan/atau bencana; dan/atau
5. melaporkan jika ada kehilangan, kerusakan, dan kemusnahan Cagar Budaya kepada instansi
yang berwenang di bidang kebudayaan, kepolisian negara Republik Indonesia, dan/atau instansi
terkait.
Setiap orang yang menemukan benda, bangunan, struktur, lokasi, dan/atau satuan ruang geografis
yang diduga Cagar Budaya berkewajiban melaporkan kepada instansi yang berwenang di bidang
kebudayaan, kepolisian negara Republik Indonesia, dan/atau instansi terkait.
BAB 2-181
Pengelolaan Cagar Budaya dilakukan pihak terkait melalui perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan berdasarkan peringkat dan jenis cbjek Cagar Budaya. Pengelolaan kawasan Cagar Budaya
dilakukan badan pengelola yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat hukum adat.
A. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 16 Tahun 2017 Tentang Kawasan Wisata
Bahari
1. Tapak Kawasan Wisata Pantai Tanjung Kerasak yang terletak di Kecamatan Toboali dengan
luas kawasan 240 hektar;
2. Tapak Kawasan Wisata Pantai Gunung Namak yang terletak di Kecamatan Toboali dengan
luas kawasan 249 hektar;
3. Tapak Kawasan Wisata Pantai Batu Ampar yang terletak di Kecamatan Toboali dengan luas
kawasan 63,03 hektar;
4. Tapak Kawasan Wisata Pantai Tanjung Labun yang terletak di Kecamatan Toboali dengan
luas kawasan 73,80 hektar.
5. Tapak Kawasan Wisata Pantai Batu Betumpang yang terletak di Kecamatan Payung dengan
luas kawasan 15 hektar;
6. Tapak Kawasan Wisata Pantai Batu Bedaun yang terletak di Kecamatan Simpang Rimba
dengan luas kawasan 10 hektar;
7. Tapak Kawasan Wisata Pantai Tanjung Labu yang terletak di Kecamatan Lepar Pongok
dengan luas kawasan 83,33 hektar;
8. Tapak Kawasan Wisata Pantai Batu Tambun yang terletak di Kecamatan Lepar Pongok
dengan luas kawasan 30,10 hektar;
9. Tapak Kawasan Wisata Pantai Terumbu Karang Pulau Salman yang terletak di Kecamatan
Lepar Pongok dengan luas kawasan 10 hektar.
B. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Kawasan Wisata
Sejarah
1. Tapak Kawasan Wisata Benteng Toboali yang terletak di Kecamatan Toboali dengan luas
kawasan 4,7 hektar;
2. Tapak Kawasan Wisata Benteng Penutuk yang terletak di Kecamatan Lepar Pongok dengan
luas kawasan 10 hektar;
3. Tapak Kawasan Wisata Karang Panjang yang terletak di Kecamatan Simpang Rimba dengan
luas kawasan 0,25 hektar;
4. Tapak Kawasan Wisata Kreo Panting yang terletak di Kecamatan Payung dengan luas
kawasan 0,35 hektar.
BAB 2-182
C. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Kawasan Wisata
Alam
1. Tapak Kawasan Wisata Bukit Nenek yang terletak di Kecamatan Simpang Rimba dengan
luas kawasan 238,44 hektar;
2. Tapak Kawasan Wisata Air Terjun Bukit Pading yang terletak di Kecamatan Airgegas dengan
luas kawasan 10 hektar.
D. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Kawasan Wisata
Tirta
1. Tapak Kawasan Wisata Air Panas Nyelanding yang terletak di Kecamatan Airgegas dengan
luas kawasan 4 hektar;
2. Tapak Kawasan Wisata Air Panas Permis yang terletak di Kecamatan Simpang Rimba
dengan luas kawasan 3,37 hektar.
A. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 7 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Tapak
Kawasan Wisata
Lokasi dan luas Tapak Kawasan Pariwisata yang beipotensi untuk dikembangkan sebagai Kawasan
Pariwisata adalah:
1. Kecamatan Tanjungpandan
BAB 2-183
2. Kecamatan Sijuk
3. Kecamatan Membalong
Gambar 2.81 – Kawasan Pantai Tanjung Kiras seluas ± 800 ha dan Kawasan Bukit Batu Gunung
Baginda seluas ± 550 ha
BAB 2-184
4. Kecamatan Manggar
Gambar 2.82 – Kawasan Pantai Burung Mandi seluas ± 2.000 ha dan Kawasan Kepulauan
Momparang (Kepulauan Memperak dalam dan Memperak luar) seluas ± 43.950 ha
Jenis Kegialan Wisata yang akan dikembangkan dalam Tapak Kawasan Pariwisata dan Kawasan
Pariwisata akan diatur dan ditenntukan oleh Pemerintah Daerah bekerja sama dengan pihak
swasta atau suatu Badan Hukum yang khusus dibentuk untuk melaksanakan kegialan
pembangunan dan pengembangan Pariwisata di lokasi tersebut berdasarkan Rencana Induk
PengembanganPariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Belitung serta Rencana tata Ruang
Wilayah Kabupaten Belitung dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Belitung.
B. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Adat Istiadat
Dan Pemberdayaan Lembaga Adat Melayu Belitong Kabupaten Belitung
Maksud dari pelestarian adat istiadat dan pemberdayan Lembaga Adat Melayu Belitong adalah
untuk menjaga agar nilai-nilai sosial budaya yang diaktualisasikan melalui adat/tradisi masyarakat
dapat menjadi modal sosial dalam pembangunan daerah dan pembangunan bangsa.
Tujuan dari pelestarian adat istiadat dan pemberdayan Lembaga Adat Melayu Belitong adalah
untuk mendukung, memelihara budaya daerah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
penyelengaran pemerintahan dan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat.
Metode pelestarian adat istiadat dan pemberdayan Lembaga Adat Melayu Belitong dilaksanakan
dengan merevitalisasi peranan lembaga adat yang telah ada melalui kebijakan pemerintah
daerah dalam penetapan pedoman, norma, standar, kriteria dan prosedur di bidang
pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya masyarakat skala kabupaten.
Kewenangan Pemerintah Kabupaten dalam rangka pelestarian adat istiadat dan pemberdayan
Lembaga Adat Melayu Belitong adalah membuat kebijakan dalam penetapan pedoman, norma,
standar, kriteria dan prosedur di bidang pemberdayan adat dan pengembangan kehidupan sosial
budaya masyarakat skala kabupaten. Lembaga Adat Melayu Belitong merupakan bagian yang
berhimpun dengan Lembaga Adat Melayu Kepulauan Bangka Belitung dan kelembagannya secara
paralel sesuai dengan jenjang pemerintahan yakni Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan dan Desa.
BAB 2-185
Lembaga Adat Melayu Belitong harus memperhatikan prinsip dasar antara lain keanekaragaman,
partisipasi, demokrasi, perlindungan mayarakat dan kearifan lokal. Lembaga Adat Melayu
Belitong dibentuk atas Prakarsa Lembaga-Lembaga Adat Melayu Kecamatan, masyarakat dan
pemerintah daerah yang bersangkutan dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati atas
pertimbangan DPRD Kabupaten Belitung.
Lembaga Adat Melayu Belitong Kecamatan dapat dibentuk atas prakarsa Lembaga-Lembaga adat
Kelurahan/Desa dan masyarakat Kecamatan beserta Kecamatan yang bersangkutan melalui
musyawarah dan mufakat, dan ditetapkan dengan Keputusan Camat. Lembaga Adat Melayu
Belitong Kelurahan/Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat Kelurahan/Desa yang bersangkutan
melalui musyawarah dan mufakat atau berdasarkan kondisi adat istiadat yang ada atau yang
pernah ada dengan difasilitasi oleh aparat Kelurahan/Desa dan ditetapkan dengan Keputusan
Lurah/Keputusan Kepala Desa. Lembaga Adat Melayu Belitong berkedudukan sebagai wadah
permusyawaratan permufakatan masyarakat adat di bawah kordinasi ketua Lembaga Adat
Melayu yang berada di luar susunan organisasi pemerintahan.
Pemberdayan dan pelestarian serta pengembangan adat istiadat melalui lembaga adat
dimaksudkan adalah untuk meningkatkan peranan nilai-nilai adat istiadat kebiasan masyarakat
dalam menunjang kelancaran penyelengaran pemerintahan, kelangsungan pembangunan dan
peningkatan ketahanan nasional dan turut serta mendorong kesejahteran masyarakat setempat
yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia dan membentuk suatu wadah
lembaga yang mengarah pada tatanan kehidupan suatu masyarakat dengan tidak merubah nilai,
kaidah dan kegiatan sosial yang tumbuh dan berkembang agar lebih berdaya guna dan berhasil
guna untuk menunjang kelancaran Pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
Selanjutnya dijelaskan bahwa kedudukan Lembaga adat adalah sebagai wadah atau organisasi
permusyawaratan/ permufakatan Adat yang berada di luar organisasi Pemerintahan serta
mempunyai tugas sebagai penyambung aspirasi masyarakat adat, menyelesaikan perselisihan
adat, melestarikan dan mengembangkan budaya daerah serta membina masyarakat adat.
BAB 2-186
C. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Kepariwisataan
Kabupaten Belitung merupakan daerah yang potensial untuk pengembangan wisata karena
memiliki potensi wisata beragam, terutama yang berbasis pada obyek dan atraksi. Sumber daya
dan modal tersebut perlu dimanfatkan secara optimal melalui penyelengaran kepariwisatan yang
ditujukan untuk meningkatkan pendapatan daerah, memperluas kesempatan berusaha dan
lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan daya
tarik wisata yang ada di daerah serta mempererat rasa cinta tanah air.
Pemerintah Daerah beserta pemangku kepentingan lainnya berkewajiban untuk menjamin agar
berwisata sebagai hak setiap orang dapat ditegakkan sehinga mendukung tercapainya
peningkatan harkat dan martabat manusia, peningkatan kesejahteran serta persahabatan antar
daerah.
A. Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 25 Tahun 2017 Tentang Pengembangan Desa Wisata
Sasaran pengembangan Desa Wisata adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan
penduduk setempat akan pentingnya penataan dan pemeliharaan lingkungan sebagai usaha
mempertahankan keberadaan potensi kebudayaan dan potensi wisata yang ada dan memberi
dorongan dan motivasi serta menciptakan peluang bagi masyarakat di dalam kawasan Desa
Wisata dan sekitarnya untuk menjadi pelaku, pekerja sekaligus pemilik usaha pariwisata.
Pemanfaatan dan pengembangan Desa Wisata diarahkan pada pengembangan pariwisata minat
khusus yang memiliki apresiasi terhadap seni dan budaya serta menjadikan aktivitas keseharian
masyarakat sebagai Daya Tarik Wisata.
BAB 2-187
Pengembangan aktivitas kepariwisataan di kawasan Desa Wisata meliputi:
1. agro wisata;
2. wisata alam;
3. wisata budaya;
4. wisata kuliner;
5. wisata tirta;
6. wisata spiritual;
7. atraksi wisata; dan/atau
8. wisata sejarah.
Pengembangan sarana akomodasi di kawasan Desa Wisata diarahkan pada pemanfaatan rumah-
rumah penduduk sebagai sarana dan fasilitas akomodasi penunjang pariwisata desa. Pengelolaan
dan pengawasan pengembangan Desa Wisata dilaksanakan secara fungsional oleh instansi terkait
di lingkungan Pemerintah Daerah, dikoordinasikan oleh Sekretariat Daerah dan
dipertanggungjawabkan kepada Bupati.
B. Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 36 Tahun 2015 Tentang Tanda Daftar Usaha
Pariwisata
Setiap pengusaha yang menjalankan kegiatan usaha pariwisata wajib memiliki TDUP. Pengusaha
perseorangan yang tergolong usaha mikro atau kecil sesuai ketentuan peraturan perundangan-
undangan dibebaskan dari keharusan untuk melakukan pendaftaran usaha pariwisata.
BAB 2-188
12. usaha wisata tirta; dan
13. usaha SPA.
Pengusaha perseorangan yang tergolong usaha mikro atau kecil sesuai ketentuan peraturan
perundangan-undangan dibebaskan dari keharusan untuk melakukan pendaftaran usaha
pariwisata. Pengusaha perseorangan yang tergolong usaha mikro atau kecil dapat mendaftarkan
usaha pariwisatanya berdasarkan keinginan sendiri.
C. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan
Kepariwisataan
Kepariwisataan Kabupaten Belitung Timur menjadi sektor prioritas dalam pembangunan daerah.
Keunggulan pariwisata Kabupaten Belitung Timur yang memiliki nilai sejarah yang tinggi,
kekhasan budaya, dan kekayaan potensi bahari menjadi kekuatan besar untuk mewujudkan
kepariwisataan yang berkelanjutan dan berdaya saing dunia sebagai penggerak perekonomian
lokal. Kekuatan besar pariwisata ini menjadi alternatif utama untuk menggantikan sektor
pertambangan yang pemah jaya sebelumnya.
BAB 2-189
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2025,
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur mengatur penyelenggaraan kepariwisataan daerah
melalui Peraturan Daerah ini.
D. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Usaha Kepariwisataan
Pembinaan usaha kepariwisataan dimaksudkan sebagai arahan dan pedoman bagi setiap
kegiatan usaha kepariwisataan dalam Daerah. Tujuan ditetapkannya arahan dan pedoman usaha
kepariwisataan, agar setiap kegiatan usaha kepariwisataan dapat dikendalikan secara terarah dan
terpadu sehingga kegiatan usaha kepariwisataan tidak merugikan masyarakat, lingkungan dan
Daerah. Penyelenggara usaha kepariwisataan bertanggung jawab atas ketertiban, kesusilaan,
kebersihan, keamanan dan kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan usaha kepariwisataan.
E. Keputusan Bupati Belitung Timur Nomor : 188.45- 249 Tahun 2020 Tentang Destinasi Wisata
Prioritas Dan Super Prioritas di Kabupaten Belitung Timur
BAB 2-190
No. Objek Destinasi Atraksi Wisata Lokasi
Lumut - Keanekaragaman Vegetasi Kecamatan Gantung
- Seni Tari dan Musik daerah
5. Gugusan Pulau - Keanekaragaman Terumbu Karang Desa Buku Limau
Momparang - Budaya Suku Bugis Kecamatan Manggar
- Kearifan Lokal Masyarakat
6. Kawasan Budaya - Replika SD Laskar Pelangi Desa Lenggang
Laskar Pelangi - Museum Kata Kecamatan Gantung
- Batik De Simpor
- Kios Kuliner
7. Geowisata Open Pit - Eks Tambang Dalam Timah Desa Senyubuk
Nam Salu dan - S ejar ah Timah Kecamatan Kelapa Kampit
Stoven - Edukasi Geologi
8. Wisata Kerajaan - Sejarah Kerajaan Balok Desa Balok
Balok dan Keratak - Keanekaragaman Vegetasi Kecamatan Dendang
Nibong - Kuliner
9. Pantai Nyiur - Pantai Nyiur Melambai Desa Lalang
Melambai dan Bukit - Sejarah Permukiman Timah Kecamatan Manggar
Samak - Seni Tari dan Musik Daerah
- Makan Bedulang
10. Pantai Serdang - Pantai Serdang Desa Baru
- Kuliner Kecamatan Manggar
BAB 2-191
2.4. TINJAUAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN KEBIJAKAN
LAINNYA
Melalui Undang-Undang ini dilakukan pengaturan yang bersifat afirmatif yang dimulai dari pemetaan
Urusan Pemerintahan yang akan menjadi prioritas Daerah dalam pelaksanaan otonomi yang seluas-
luasnya. Melalui pemetaan tersebut akan tercipta sinergi kementerian/lembaga pemerintah
nonkementerian yang Urusan Pemerintahannya di desentralisasaikan ke Daerah. Sinergi Urusan
Pemerintahan akan melahirkan sinergi kelembagaan antara Pemerintah Pusat dan Daerah karena
setiap kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian akan tahu siapa pemangku kepentingan
(stakeholder) dari kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian tersebut di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota secara nasional.
Sinergi Urusan Pemerintahan dan kelembagaan tersebut akan menciptakan sinergi dalam
perencanaan pembangunan antara kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian dengan
Daerah untuk mencapai target nasional. Manfaat lanjutannya adalah akan tercipta penyaluran
bantuan yang terarah dari kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terhadap Daerah-
Daerah yang menjadi stakeholder utamanya untuk akselerasi realisasi target nasional tersebut.
Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah akan sulit tercapai tanpa adanya dukungan personel yang
memadai baik dalam jumlah maupun standar kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Dengan cara tersebut Pemerintah Daerah
akan mempunyai birokrasi karir yang kuat dan memadai dalam aspek jumlah dan kompetensinya.
Langkah berikutnya adalah adanya jaminan pelayanan publik yang disediakan Pemerintah Daerah
kepada masyarakat. Untuk itu setiap Pemerintah Daerah wajib membuat maklumat pelayanan publik
sehingga masyarakat di Daerah tersebut tahu jenis pelayanan publik yang disediakan, bagaimana
mendapatkan aksesnya serta kejelasan dalam prosedur dan biaya untuk memperoleh pelayanan
publik tersebut serta adanya saluran keluhan manakala pelayanan publik yang didapat tidak sesuai
dengan standar yang telah ditentukan.
Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat. Di samping itu melalui otonomi luas, dalam lingkungan strategis globalisasi, Daerah
diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman Daerah
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.Daerah sebagai satu kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai otonomi berwenang mengatur dan mengurus Daerahnya sesuai aspirasi dan
kepentingan masyarakatnya sepanjang tidak bertentangan dengan tatanan hukum nasional dan
kepentingan umum. Dalam rangka memberikan ruang yang lebih luas kepada Daerah untuk mengatur
BAB 2-192
dan mengurus kehidupan warganya maka Pemerintah Pusat dalam membentuk kebijakan harus
memperhatikan kearifan lokal dan sebaliknya
Daerah ketika membentuk kebijakan Daerah baik dalam bentuk Perda maupun kebijakan lainnya
hendaknya juga memperhatikan kepentingan nasional. Dengan demikian akan terciptakeseimbangan
antara kepentingan nasional yang sinergis dan tetap memperhatikan kondisi, kekhasan, dan kearifan
lokal dalam penyelenggaraan pemerintahan secara keseluruhan. Pada hakikatnya Otonomi Daerah
diberikan kepada rakyat sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang diberi kewenangan untuk
mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada
Daerah dan dalam pelaksanaannya dilakukan oleh kepala daerah dan DPRD dengan dibantu oleh
Perangkat Daerah.
Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah berasal dari kekuasaan pemerintahan yang ada
ditangan Presiden. Konsekuensi dari negara kesatuan adalah tanggung jawab akhir pemerintahan ada
ditangan Presiden. Agar pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah berjalan sesuai
dengan kebijakan nasional maka Presiden berkewajiban untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Presiden sebagai pemegang
kekuasaan pemerintahan dibantu oleh menteri negara dan setiap menteri bertanggung atas Urusan
Pemerintahan tertentu dalam pemerintahan. Sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi tanggung
jawab menteri tersebut yang sesungguhnya diotonomikan ke Daerah. Konsekuensi menteri sebagai
pembantu Presiden adalah kewajiban menteri atas nama Presiden untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan agar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berjalan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Agar tercipta sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian berkewajiban membuat norma, standar,
prosedur, dan kriteria (NSPK) untuk dijadikan pedoman bagi Daerah dalam menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah dan menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga
pemerintah nonkementerian untuk melakukan pembinaan dan pengawasan. Presiden melimpahkan
kewenangan kepada Menteri sebagai koordinator pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terhadap penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah. Kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian melakukan pembinaan dan pengawasan
yang bersifat teknis, sedangkan Kementerian melaksanakan pembinaan dan pengawasan yang
bersifat umum. Mekanisme tersebut diharapkan mampu menciptakan harmonisasi antar
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara keseluruhan.
BAB 2-193
e. Penetapan tanda 1 (satu) Daerah
daftar usaha provinsi.
pariwisata lintas
Daerah provinsi
2. Pemasaran Pariwisata Pemasaran pariwisata Pemasaran pariwisata Pemasaran pariwisata
dalam dan luar negeri dalam dan luar negeri dalam dan luar negeri daya
daya tarik, destinasi dan daya tarik, destinasi dan tarik, destinasi dan kawasan
kawasan strategis kawasan strategis strategis pariwisata
pariwisata nasional pariwisata provinsi. kabupaten/kota
3. Pengembangan Pengembangan ekonomi Penyediaan sarana dan Penyediaan prasarana
Ekonomi Kreatif kreatif nasional yang prasarana kota kreatif. (zona kreatif/ruang
melalui Pemanfaatan ditetapkan dengan kriteria. kreatif/kota kreatif) sebagai
dan Perlindungan Hak ruang berekspresi,
Kekayaan Intelektual berpromosi dan berinteraksi
bagi insan kreatif di Daerah
kabupaten/kota.
4. Pengembangan Pengembangan, Pelaksanaan peningkatan Pelaksanaan peningkatan
Sumber Daya penyelenggaraan dan kapasitas sumber daya kapasitas sumber daya
Pariwisata dan peningkatan kapasitas manusia pariwisata dan manusia pariwisata dan
Ekonomi Kreatif sumber daya manusia ekonomi kreatif tingkat ekonomi kreatif tingkat
pariwisata dan ekonomi lanjutan. dasar.
kreatif tingkat ahli.
2.4.2. Undang – Undang Lingkungan Hidup
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa lingkungan hidup
yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga negara Indonesia.
Oleh karena itu, negara, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk
melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan agar lingkungan hidup Indonesia dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi
rakyat Indonesia serta makhluk hidup lain.
Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak pada posisi silang antara dua benua dan dua samudera
dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang menghasilkan kondisi alam yang tinggi nilainya. Di
samping itu Indonesia mempunyai garis pantai terpanjang kedua di dunia dengan jumlah penduduk
yang besar. Indonesia mempunyai kekayaan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang
melimpah. Kekayaan itu perlu dilindungi dan dikelola dalam suatu sistem perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang terpadu dan terintegrasi antara lingkungan laut, darat, dan udara
berdasarkan wawasan Nusantara.
Indonesia juga berada pada posisi yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Dampak
tersebut meliputi turunnya produksi pangan, terganggunya ketersediaan air, tersebarnya hama dan
penyakit tanaman serta penyakit manusia, naiknya permukaan laut, tenggelamnya pulau-pulau kecil,
dan punahnya keanekaragaman hayati. Ketersediaan sumber daya alam secara kuantitas ataupun
kualitas tidak merata, sedangkan kegiatan pembangunan membutuhkan sumber daya alam yang
semakin meningkat.
Kegiatan pembangunan juga mengandung risiko terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Kondisi ini dapat mengakibatkan daya dukung, daya tampung, dan produktivitas lingkungan hidup
menurun yang pada akhirnya menjadi beban social. Oleh karena itu, lingkungan hidup Indonesia harus
dilindungi dan dikelola dengan baik berdasarkan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan, dan
asas keadilan. Selain itu, pengelolaan lingkungan hidup harus dapat memberikan kemanfaatan
BAB 2-194
ekonomi, sosial, dan budaya yang dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian, demokrasi lingkungan,
desentralisasi, serta pengakuan dan penghargaan terhadap kearifan lokal dan kearifan lingkungan.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menuntut dikembangkannya suatu sistem yang
terpadu berupa suatu kebijakan nasional perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang harus
dilaksanakan secara taat asas dan konsekuen dari pusat sampai ke daerah.
Penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi lingkungan hidup.
Sebagai konsekuensinya, kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan harus dijiwai oleh
kewajiban melakukan pelestarian lingkungan hidup dan mewujudkan tujuan pembangunan
berkelanjutan. Undang-Undang ini mewajibkan Pemerintah dan pemerintah daerah untuk membuat
kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program. Dengan perkataan lain, hasil KLHS harus dijadikan dasar bagi
kebijakan, rencana dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah.
Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui, kebijakan,
rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS
dan segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup tidak diperbolehkan lagi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan kualitas hidup
dan mengubah gaya hidup manusia. Pemakaian produk berbasis kimia telah meningkatkan produksi
limbah bahan berbahaya dan beracun. Hal itu menuntut dikembangkannya sistem pembuangan yang
aman dengan risiko yang kecil bagi lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lain.
Di samping menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat, industrialisasi juga menimbulkan
dampak, antara lain, dihasilkannya limbah bahan berbahaya dan beracun, yang apabila dibuang ke
dalam media lingkungan hidup dapat mengancam lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lain. Upaya preventif dalam rangka pengendalian dampak
lingkungan hidup perlu dilaksanakan dengan mendayagunakan secara maksimal instrumen
pengawasan dan perizinan. Dalam hal pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup sudah terjadi,
perlu dilakukan upaya represif berupa penegakan hukum yang efektif, konsekuen, dan konsisten
terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang sudah terjadi.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dikembangkan satu sistem hukum perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang jelas, tegas, dan menyeluruh guna menjamin kepastian hukum
sebagai landasan bagi perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam serta kegiatan pembangunan
lain. Undang-Undang ini juga mengatur:
BAB 2-195
hidup, analisis risiko lingkungan hidup, dan instrumen lain yang sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi;
5. pendayagunaan perizinan sebagai instrumen pengendalian;
6. pendayagunaan pendekatan ekosistem;
7. kepastian dalam merespons dan mengantisipasi perkembangan lingkungan global;
8. penguatan demokrasi lingkungan melalui akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan
serta penguatan hak-hak masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
9. penegakan hukum perdata, administrasi, dan pidana secara lebih jelas;
10. penguatan kelembagaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang lebih efektif dan
responsif; dan
11. penguatan kewenangan pejabat pengawas lingkungan hidup dan penyidik pegawai negeri sipil
lingkungan hidup.
Oleh sebab itu, perlu pengaturan mengenai Kelautan yang bertujuan menegaskan Indonesia sebagai
negara kepulauan berciri nusantara dan maritim; mendayagunakan Sumber Daya Kelautan dan/atau
kegiatan di wilayah Laut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan hukum laut
internasional demi tercapainya kemakmuran bangsa dan negara; mewujudkan Laut yang lestari serta
aman sebagai ruang hidup dan ruang juang bangsa Indonesia; memanfaatkan Sumber Daya Kelautan
secara berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan bagi generasi sekarang tanpa
mengorbankan kepentingan generasi mendatang; memajukan budaya dan pengetahuan Kelautan
bagi masyarakat; mengembangkan sumber daya manusia di bidang Kelautan yang profesional,
beretika, berdedikasi, dan mampu mengedepankan kepentingan nasional dalam mendukung
Pembangunan Kelautan secara optimal dan terpadu;memberikan kepastian hukum dan manfaat bagi
seluruh masyarakat sebagai negara kepulauan; dan mengembangkan peran Negara Kesatuan Republik
Indonesia dalam percaturan Kelautan global sesuai dengan hukum laut internasional untuk
kepentingan bangsa dan negara.
BAB 2-196
Perencanaan ruang Laut merupakan suatu proses untuk menghasilkan rencana tata ruang Laut
dan/atau rencana zonasi untuk menentukan struktur ruang Laut dan pola ruang Laut. Struktur ruang
Laut merupakan susunan pusat pertumbuhan Kelautan dan sistem jaringan prasarana dan sarana Laut
yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional.
Pola ruang Laut meliputi kawasan pemanfaatan umum, kawasan konservasi, alur laut, dan kawasan
strategis nasional tertentu. Perencanaan ruang Laut dipergunakan untuk menentukan kawasan yang
dipergunakan untuk kepentingan ekonomi, sosial budaya, misalnya, kegiatan perikanan, prasarana
perhubungan Laut, industri maritim, pariwisata, permukiman, dan pertambangan; untuk melindungi
kelestarian sumber daya Kelautan; serta untuk menentukan perairan yang dimanfaatkan untuk alur
pelayaran, pipa/kabel bawah Laut, dan migrasi biota Laut.
Penguasaan hutan oleh Negara bukan merupakan pemilikan, tetapi Negara memberi wewenang
kepada Pemerintah untuk mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan,
kawasan hutan dan hasil hutan, menetapkan kawasan hutan dan atau mengubah status kawasan
hutan, mengatur dan menetapkan hubungan antara orang dengan hutan atau kawasan hutan dan
hasil hutan, serta mengatur perbuatan hukum mengenai kehutanan. Selanjutnya Pemerintah
mempunyai wewenang untuk memberikan izin dan hak kepada pihak lain untuk melakukan kegiatan
di bidang kehutanan. Namun demikian untuk hal-hal tertentu yang sangat penting, berskala dan
berdampak luas serta bernilai stratefis, Pemerintah harus memperhatikan aspirasi rakyat melalui
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Untuk menjaga terpenuhinya keseimbangan manfaat lingkungan, manfaat sosial budaya dan manfaat
ekonomi, Pemerintah menetapkan dan mempertahankan kecukupan luas kawasan hutan dalam aliran
sungai dan atau pulau dengan sebaran yang proporsional. Sumber daya hutan mempunyai peran
penting dalam penyediaan bahan baku industri, sumber pendapatan, menciptakan lapangan dan
kesempatan kerja. Hasil hutan merupakan komoditi yang dapat diubah menjadi hasil olahan dalam
upaya mendapat nilai tambah serta membuka peluang kesempatan kerja dan kesempatan berusaha.
Upaya pengolahan hasil hutan tersebut tidak boleh mengakibatkan rusaknya hutan sebagai sumber
bahan baku industri. Agar selalu terjaga keseimbangan antara kemampuan penyediaan bahan baku
dengan industri. Agar selalu terjaga keseimbangan antara kemampuan penyediaan bahan baku
dengan industri pengolahannya, maka pengaturan, pembinaan dan pengembangan industri
BAB 2-197
pengolahan hulu hasil hutan diatur oleh manteri yang membidangi kehutanan. Pemanfaatan hutan
tidak terbatas hanya produksi kayu dan hasil hutan bukan kayu, tetapi harus diperluas dengan
pemanfaatan lainnya seperti plasma nutfah dan jasa lingkungan, sehingga manfaat hutan lebih
optimal. Dalam rangka memperoleh manfaat yang optimal dari hutan dan kawasan hutan bagi
kesejahteraan masyarakat, maka pada prinsipnya semua hutan dan kawasan hutan dapat
dimanfaatkan dengan tetap memperhatikan sifat, karakteristik, dan kerentanannya, serta idak
dibenarkan mengubah fungsi pokoknya.
Pemanfaatan hutan dan kawasan hutan harus disesuaikan dengan fungsi pokoknya yaitu fungsi
konservasi, lindung dan produksi. Untuk menjaga keberlangsungan fungsi pokok hutan dan kondisi
hutan, dilakukan juga upaya rehabilitasi serta reklamasi hutan dan lahan yang bertujuan selain
mengembalikan kualitas hutan juga meningkatkan pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat,
sehingga peran serta masyarakat merupakan inti keberhasilannya. Kesesuaian ketiga fungsi tersebut
sangat dinamis dan yang paling penting adalah agar dalam pemanfaatannya harus tetap sinergi. Untuk
menjaga kualitas lingkungan maka di dalam pemanfaatan hutan sejauh mungkin dihindari terjadinya
konservasi dari hutan alam yang masih produktif menjadi hutan tanaman.
Pemanfaatan hutan dilakukan dengan pemberian izin pemanfaatan izin pemanfaatan kawasan, izin
pemanfaatan jasa lingkungan, izin pemanfaatan hasil hutan kayu dan izin pemanfaatan hasil hutan
bukan kayu, izin pemungutan hasil hutan kayu bertanggung jawab atas segala macam gangguan
terhadap hutan dan kawasan hutan yang dipercayakan kepadanya. Hasil pemanfaatan hutan
sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan, merupakan bagian dari penerimaan
negara dari sumber daya alam sektor kehutanan, dengan memperhatikan perimbangan
pemanfaatannya untuk kepentingan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Selain kewajiban
untuk membayar iuran, provisi maupun dana reboisasi, pemegang izin harus pula menyisihkan dana
investasi untuk pengembangan sumber daya manusia, meliputi penelitian dan pengembangan,
pendidikan dan latihan serta penyuluhan; dan dana investasi pelestarian hutan.
Untuk menjamin status, fungsi, kondisi hutan dan kawasan hutan dilakukan upaya perlindungan hutan
yaitu mencegah dan membatasi kerusakan hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia dan
ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit. Termasuk dalam pengertian perlindungan
hutan adalah mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan,
kawasan hutan dan hasil hutan serta investasi dan perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan
hutan. Dalam pengurusan hutan secara lestari, diperlukan sumber daya manusia berkualitas
bercirikan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didasari dengan iman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, melalui penyelenggaraan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan
latihan serta penyuluhan kehutanan yang berkesinambungan.
Namun demikian dalam penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi, wajib memperhatikan kearifan tradisional serta kondisi sosial budaya
masyarakat. Agar pelaksanaan pengurusan hutan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai, maka Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melakukan pengawasan kehutanan.
Masyarakat dan atau perorangan berperan serta dalam pengawasan pelaksanaan pembangunan
kehutanan baik langsung maupun tidak langsung sehingga masyarakat dapat mengetahui rencana
peruntukan hutan, pemanfaatan hasil hutan dan informasi kehutanan.
BAB 2-198
2.4.6. Undang – Undang Kebencanaan
Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terletak digaris katulistiwa pada
posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan kondisi alam yang memiliki berbagai
keunggulan, namun dipihak lain posisinya berada dalam wilayah yang memiliki kondisi geografis,
geologis, hidrologis, dan demografis yang rawan terhadap terjadinya bencana dengan frekwensi yang
cukup tinggi, sehingga memerlukan penanganan yang sistematis, terpadu, dan terkoordinasi.
Potensi penyebab bencana diwilayah negara kesatuan Indonesia dapat dikelompokan dalam 3 (tiga)
jenis bencana, yaitu bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial. Bencana alam antara lain
berupa gempa bumi karena alam, letusan gunung berapi, angin topan, tanah longsor, kekeringan,
kebakaran hutan/lahan karena faktor alam, hama penyakit tanaman, epidemi, wabah, kejadian luar
biasa, dan kejadian antariksa/benda-benda angkasa. Bencana nonalam antara lain kebakaran
hutan/lahan yang disebabkan oleh manusia, kecelakan transportasi, kegagalan konstruksi/teknologi,
dampak industri, ledakan nuklir, pencemaran lingkungan dan kegiatan keantariksaan. Bencana sosial
antara lain berupa kerusuhan sosial dan konflik social dalam masyarakat yang sering terjadi.
Penanggulangan Bencana merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yaitu serangkaian
kegiatan Penanggulangan Bencana sebelum, pada saat maupun sesudah terjadinya bencana. Selama
ini masih dirasakan adanya kelemahan baik dalam pelaksanaan Penaggulangan Bencana maupun yang
terkait dengan landasan hukumnya. Karena belum ada Undang-undang yang secara khusus
menangani bencana. Mencermati hal-hal tersebut diatas dan dalam rangka memberikan landasan
hukum yang kuat bagi penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, disusunlah Undang-Undang
tentang Penanggulangan Bencana yang pada prinsipnya mengatur tahapan bencana meliputi pra
bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.
BAB 2-199
6. Pada saat tanggap darurat, kegiatan penanggulangan bencana selain didukung dana APBN dan
APBD juga disediakan dana siap pakai dengan pertanggungjawaban melalui mekanisme khusus.
7. Pengawasan terhadap seluruh kegiatan penanggulangan bencana dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat pada setiap tahapan bencana, agar tidak terjadi
penyimpangan dalam penggunaan dana penanggulangan bencana.
Untuk menjamin ditaatinya undang-undang ini dan sekaligus memberikan efek jera terhadap para
pihak, baik karena kelalaian maupun karena kesengajaan sehingga menyebabkan terjadinya bencana
yang menimbulkan kerugian, baik terhadap harta benda maupun matinya orang, menghambat
kemudahan akses dalam kegiatan penanggulangan bencana, dan penyalahgunaan pengelolaan
sumber daya bantuan bencana dikenakan sanksi pidana, baik pidana penjara maupun pidana denda,
dengan menerapkan pidana minimum dan maksimum.
Pemanfaatan dan pemeliharaan dalam Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan untuk dapat menjaga
kelestarian dan kelangsungan kualitas mutu lingkungan yang diselenggarakan berdasarkan Rencana
Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air (RPPMA), Rencana Perlindungan dan Pengelolaan, Mutu
Udara (RPPMU), dan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Laut (RPPML).
Pengendalian dalam Peraturan Pemerintah ini mencakup pengendalian di level Usaha dan/atau
Kegiatan, dimulai pada tahap perencanaan melalui mekanisme Persetujuan Lingkungan dengan
dokumen Lingkungan Hidup berupa Amdal, UKL-UPL, atau SPPL. Pengendalian di tahap operasi dan
pascaoperasi menggunakan instrumen baku mutu lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan
Lingkungan. Upaya pengendalian dilakukan dengan menyelaraskan antara rumusan pengaturan
kemudahan Perizinan Berusaha dengan pengaturan pengendalian dampak dari Usaha dan/atau
Kegiatan terhadap Lingkungan Hidup.
BAB 2-200
Pengawasan dan penegakan hukum Lingkungan Hidup dilakukan untuk menjamin ketentuan yang
telah ditetapkan dalam tahap perencanaan suatu Usaha dan/atau Kegiatan dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan dan akan mendapatkan konsekuensi apabila terjadi penyimpangan dalam
pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan terhadap kewajiban pada Persetujuan Lingkungan dalam
Perizinan Berusaha atau Persetujuan Pemerintah. Penerapan terhadap penegakan hukum dilakukan
dengan prinsip ultimum remedium dan melalui tahapan penerapan Sanksi Administratif.
Dalam rangka efektivitas dan efisiensi serta pengintegrasian secara menyeluruh terhadap
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah ini juga memberikan arahan
dan amanat dibangun sebuah Sistem Informasi Lingkungan Hidup yang saling melengkapi dan dapat
saling terintegrasi.
Wilayah kerja Pelabuhan Perikanan merupakan tempat yang terdiri atas bagian daratan dan perairan
yang dipergunakan secara langsung untuk kegiatan Kepelabuhanan Perikanan. Wilayah
pengoperasian Pelabuhan Perikanan merupakan tempat yang terdiri atas bagian daratan dan perairan
yang berpengaruh langsung terhadap operasional Kepelabuhanan Perikanan.
BAB 2-201
2.4.9. Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Kehutanan
Perencanaan KPerencanaan Kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penentuan kegiatan, dan
perangkat yang diperlukan dalam pengurusan Hutan lestari untuk memberikan pedoman dan arah
guna menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan Kehutanan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran ralryat yang berkeadilan dan berkelanjutan.
1. Inventarisasi Hutan;
2. Pengukuhan Kawasan Hutan;
3. Penatagunaan Kawasan Hutan;
4. pembentukan wilayah pengelolaan Hutan; dan
5. penyusunan rencana Kehutanan.
Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan yang berdampak
penting dan cakupan luas serta bernilai strategis, penetapannya dilakukan oleh Menteri dengan
mempertimbangkan kecukupan luas Kawasan Hutan dan penutupan Hutan.
Tata Hutan dilaksanakan dalam rangka pengelolaan Kawasan Hutan yang lebih intensif untuk
memperoleh manfaat yang lebih optimal dan lestari. Tata Hutan meliputi pembagian Kawasan Hutan
dalam blok-blok berdasarkan ekosistem, tipe, fungsi, dan rencana Pemanfaatan Hutan.
Terdapat 2 (dua) Proyek Strategis Nasional di Provinsi Kep. Bangka Belitung berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 56 Tahun 2018, yaitu:
BAB 2-202
g. Morotai di Provinsi Maluku Utara,
h. Borobudur di Provinsi DI Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah,
i. Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara,
j. Tanjung Kelayang di Provinsi Bangka Belitung.
Berdasarkan tantangan perubahan lingkungan strategis baik didalam negeri maupun di tingkat global,
serta komitmen kebijakanPemerintah dalam prioritas pembangunan nasional jangka menengah dan
panjang yang telah memperhatikan pentingnya aspek penanggulangan bencana dalam pembangunan
nasional, maka dirumuskan Visi Penanggulangan Bencana Tahun 2020-2044 sebagai berikut:
Tercapainya visi ini dibutuhkan demi mewujudkan dan mempertahankan tingkat kinerja
pembangunan yang tinggi dan berkelanjutan dalam pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan,
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Visi Penanggulangan Bencana Tahun 2020-2044 akan diwujudkan melalui 3 (tiga) misi berikut:
Tujuan penanggulangan bencana tahun 2020-2044 akan dicapaipada akhir tahun 2044 melalui sasaran
berikut:
BAB 2-203
5. Tercapainya pemulihan infrastruktur, pelayanan publik, dan penghidupan masyarakat
pascabencana yang lebih baik dan lebih aman.
BAB 2-204
5. Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun lestari antar generasi.
6. Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan habitatnya.
Sedangkan Hall (1998) menjelaskan asumsi keberlajutan paling tidak terletak pada tiga aksioma dasar;
1. Perlakuan masa kini dan masa mendatang yang menempatkan nilai positif dalam jangka
panjang;
2. Menyadari bahwa aset lingkungan memberikan kontribusi terhadap economic wellbeing;
3. Mengetahui kendala akibat implikasi yang timbul pada aset lingkungan.
Dari berbagai konsep yang ada, Arida (2015) merumuskan prinsip dasar dari setiap elemen
pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini ada lima komponen yang perlu diperhatikan yaitu
pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif jangka panjang.
Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial harus dilandasi hal-hal seperti;
meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi, meratanya peran dan kesempatan
perempuan, meratanya ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan distribusi kesejahteraan, namun
pemerataan bukanlah hal yang secara langsung dapat dicapai.
Pemerataan adalah konsep yang relatif dan tidak secara langsung dapat diukur. Dimensi etika
pembangunan berkelanjutan adalah hal yang menyeluruh, kesenjangan pendapatan negara kaya dan
miskin semakin melebar, walaupun pemerataan dibanyak negara sudah meningkat. Aspek etika
lainnya yang perlu menjadi perhatian pembangunan berkelanjutan adalah prospek generasi masa
datang yang tidak dapat dikompromikan dengan aktivitas generasi masa kini. Memiliki arti
pembangunan generasi masa kini perlu mempertimbangkan generasi masa datang dalam memenuhi
kebutuhannya.
Pemeliharaan keanekaragaman hayati menjadi prasyarat untuk memastikan bahwa sumber daya alam
selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa datang. Keanekaragaman hayati juga
merupakan dasar bagi keseimbangan ekosistem. Pemeliharaan keanekaragaman budaya akan
mendorong perlakuan yang merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap
tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti.
BAB 2-205
Pembangunan yang Meminta Perspektif Jangka Panjang
Masyarakat cenderung menilai masa kini lebih dari masa depan, implikasi pembangunan
berkelanjutan merupakan tantangan yang melandasi penilaian ini. Pembangunan berkelanjutan
mensyaratkan dilaksanakan penilaian yang berbeda dengan asumsi normal dalam prosedur
discounting. Persepsi jangka panjang adalah perspektif pembangunan yang berkelanjutan. Hingga saat
ini kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi, oleh karena
itu perlu dipertimbangkan.
Melalui Rencana Strategis Pariwisata Berkelanjutan dan Pekerjaan Layak dan Ramah Lingkungan untuk
Indonesia (Kemenpar, 2012) Konsep yang sudah diterima dunia tentang pembangunan pariwisata
berkelanjutan dan Kode Etik Global yang diterbitkan oleh UNWTO. Secara khusus yang terkait dengan
potensi Karya Ramah Lingkungan dalam sektor pariwisata dan proses Organisasi Pengelolaan Destinasi
dari Kementerian Pariwisata, UU ini menyebutkan referensi khusus tentang
Zona Strategis Pariwisata (yang lebih lanjut dijabarkan dalam Peraturan tentang Ekowisata No
36/2010 dan Peraturan Menteri tentang Aktivitas Ekowisata yang diterbitkan oleh Kementerian
Kehutanan No P48/Menhut-II/2010).
Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Provinsi dan Kabupaten/ Kota (tercermin dalam proses
dan penataan oleh DMO). Pembangunan Ekowisata diatur oleh Kementerian Dalam Negeri No
33/2010).
Kompetensi – keterampilan, profesionalisme kerja (pengembangan kompetensi dan standar
industri juga diatur melalui peraturan tentang lembaga sertifikasi pariwisata yang diterbitkan
oleh Kemeterian Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 135/ 2004).
Sertifikasi – untuk meningkatkan “kualitas produk pariwisata, jasa dan pengelolaan”.
BAB 2-206
of a tourism destination as the result of a process which implies the satisfaction of all tourism product
and service needs, requirements and expectations of the consumer at an acceptable price, in
conformity with mutually accepted contractual conditions and the implicit underlying factors such as
safety and security, hygiene, accessibility, communication, infrastructure and public amenities and
services. It also involves aspects of ethics, transparency and respect towards the human, natural and
cultural environment”. Aspects of quality also relate to ethics, transparency and respect for the human,
natural and cultural environment. Lebih lanjut, UNWTO menyatakan bahwa Quality mewakili tiga hal
sekaligus, yaitu:
1. Professionals Tools
Sebagai Professionals Tools, kualitas dicapai dengan mengetahui dan mengendalikan secara
umum, serta proses khusus untuk memberikan layanan yang menguntungkan. Sistematisasi
kualitas melibatkan tiga tingkatan yang berbeda: Organisasional, Operasional, dan Perseptual.
Dalam pariwisata, kualitas harus melibatkan komitmen aktif dari sumber daya manusianya.
Dalam hal destinasi Pariwisata, kualitas juga membutuhkan nilai keramah-tamahan dan
hospitality dari penduduk lokal.
2. Management model.
Sebagai sebuah Management Model kualitas terletak pada framework baru dari hubungan kerja
dan kompetensi. Ini berarti beralih dari struktur piramida ke organisasi yang flat dan
berorientasi pada proses. Dalam hal destinasi berkualitas, diperlukan komitmen yang solid dari
publik-privat dan antar institusi.
Sebagai Powerful Marketing Tool kualitas menempatkan pelanggan sebagai pusat aktivitas,
yang artinya mengetahui dan memperhatikan kebutuhan pelanggan yang juga merupakan
tujuan pemasaran.
UNWTO menyimpulkan beberapa hal terkait pengertian dari Quality: (1) Quality tidak akan ada tanpa
partisipasi aktif dan harmonis dari semua faktor yang berkontribusi untuk pengalaman wisata (2)
Quality dihasilkan dari usaha terus-menerus dalam meminimalisir kekurangan dan kegagalan
aktivitas: (3) Quality juga secara fundamental dan secara langsung terkait dengan dimensi personal
yang sebagian besar tidak berwujud dan dengan demikian bersifat subjektif; (4) Quality menjadi tolok
ukur dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang ditentukan oleh batasan sosial dan
lingkungan; (5) Quality membutuhkan kriteria umum dan tidak dapat dicabut serta pertemuan antara
persyaratan wajib dan self-regulation; (6) Quality merupakan hasil dari usaha kolektif.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Quality harus menjadi bagian dari manajemen dan
perencanaan, dengan tujuan akhir meningkatkan kinerja dan mengadaptasi penyediaan produk dan
layanan, serta memperkuat variabel-variabel kompetitif bagi destinasi. Quality merupakan sebuah
pilihan etis. Tanggungjawab dan perilaku untuk melakukan segala sesuatunya lebih baik dengan
menghormati masyarakat dan lingkungan adalah masalah etis. Disinilah quality, sustainability, social
responsibility, accessibility menjadi satu. Karena tidak mungkin ada Quality tanpa etika.
Keberlanjutan (Sustainability) memiliki prinsip yang sama dengan Quality karena pariwisata
memerlukan strategi jangka panjang dan menggunakan sumber daya terbatas yang sangat rentan
BAB 2-207
terhadap kerusakan, seperti alam dan warisan manusia. Tanpa hal tersebut minat dan motivasi wisata
akan hilang. Keberlanjutan (Sustainability) baik itu dalam hal sosial, kultural, ekonomi, dan lingkungan
merupakan komponen Quality dalam pariwisata. Tidak mengherankan untuk melihat dua konsep ini
terkait s angat erat terutama dalam mengelola destinasi pariwisata. Penerapan Quality Tourism ini
akan menjadi acuan dalam pengembangan kepariwisataan nasional kedepan.
Wisata Perkotaan adalah jenis produk pariwisata yang terjadi di wilayah kota atau perkotaan yang
memiliki sifat kekotaan, meski di dalam wilayah kota mungkin saja ada kawasan yang bersifat alami.
Sifat wisata dapat berskala besar (mice) dan didukung ketersediaan fasilitas, sarana, dan
prasarananya.Wisata Perdesaan adalah jenis produk pariwisata yang berada di desa (atau bagian dari
desa, misalnya dusun) atau di beberapa desa yang membentuk satu kesatuan kawasan perdesaan,
dikembangkan tanpa harus menjadikan wilayah perdesaan berubah drastis menjadi perkotaan,
umumnya berskala kecil.
Wisata Kota di Desa adalah kegiatan wisata kota yang diselenggarakan di perdesaan, misalnya
pagelaran seni (sendratari, musik) yang melibatkan wisatawan skala besar yang terjadi sesaat dan
tidak menerus. Diselenggarakan untuk mendapatkan suasana yang berbeda dibandingkan bila
diselenggarakan di dalam gedung pertunjukan di kota.
Wisata Desa di Kota adalah kegiatan wisata desa yang dilakukan di perkotaan, memanfaatkan lahan
perkotaan, atau wilayah perkotaan yang masih mencirikan perdesaan (wilayah perbatasan/pinggiran
kota), misalnya berkebun (buah, sayur), memetik hasil kebunnya, dan lain-lain. Upaya memperbesar
keberhasilan pengembangan destinasi pariwisata perdesaan ketiga pilar tersebut perlu dikembangkan
secara bersamaan dengan pengembangan destinasinya. Unsur- unsur pengembangan destinasi
pariwisata perkotaan dan perdesaan dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 2.31 – Unsur- Unsur Pengembangan Destinasi Pariwisata Perkotaan Dan Perdesaan
No Unsur Uraian
PADA TATARAN DESTINASI
Destinasi pariwisata baik di perkotaan maupun perdesaan harus memiliki identitas
yang unik dan khas yang membedakannya dengan destinasi pariwisata lainnya.
1 Identitas Identitas dapat dirasakan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
pengecapan dan perabaan wisatawan di berbagai komponen destinasi atau produk
pariwisata.
Pengembangan destinasi pariwisata memperhatikan posisi dan perannyadalam
2 Perwilayahan
wilayah yang lebih luas.
PADA TATARAN ELEMEN-ELEMEN PRODUK PARIWISATA
Kawasan perkotaan dan/atau perdesaan adalah wadah (wilayah geografik dan
lingkungan alamnya) dimana di dalamnya terdapat sumberdaya yang dapat berperan
3 Daya Tarik Pariwisata sebagai daya tarik wisata (alam atau budaya) atau dibuat menjadi daya tarik wisata
(buatan manusia). Berbagai ragam daya tarik wisata ini harus memenuhi kriteria daya
tarik sesuai jenisnya.
Kegiatan diciptakan agar wisatawan dapat menikmati daya tarik wisata diperkotaan
4 Kegiatan
dan/atau perdesaan.
Destinasi harus dapat dijangkau, tersedia sarana, prasarana dan sistem transportasi.
5 Aksesibilitas
Produk harus dapat diakses oleh wisatawan potensial, didukung oleh prasarana.
BAB 2-208
No Unsur Uraian
sarana dan sistem transportasi yang memadai yang memudahkan mobilitas
wisatawan menuju dan di destinasi.
Destinasi dilengkapi dengan unsur-unsur yang dibutuhkan wisatawan selama
berkunjung:
Prasarana umum;
6 Amenitas Fasilitas umum; dan
Fasilitas pariwisata: informasi pariwisata, akomodasi, penyediaan makanan-
minuman, tempat kegiatan dan hiburan, tempat penjualan cenderamata, dan
sebagainya.
Suatu destinasi adalah wilayah geografis dimana di dalamnya ada penduduk yang
bermukim dan melakukan kegiatan yang berperan sebagai tuan rumah.
Pengembangan destinasi, tidak hanya ditujukan bagi wisatawan, tetapi terutama bagi
7 Masyarakat / Penduduk masyarakat/ penduduknya. Masyarakat perkotaan mempunyai gaya hidup yang
berbeda dengan masyarakat perdesaan. Dalam pengembangan wisata perkotaan
maupun perdesaan, keterlibatan masyarakat sebagai pelaku merupakan hal yang
penting.
PADA TATARAN PELAYANAN DI DESTINASI PARIWISATA
Pengembangan wisata perkotaan maupun perdesaan membutuhkan investasi oleh
publik (pemerintah) dan swasta. Investasi publik diperlukan untuk pengembangan
prasarana dan fasilitas umum, peningkatan kualitas SDM dan lainnya. Investasi
8 Investasi
swasta/ masyarakat dibutuhkan untuk pengembangan fasilitas pariwisata dan
pendirian usaha dan penyediaan pelayanan. Di luar itu terdapat pula berbagai skema
sumber dana untuk membiayai pengembangan pariwisata.
Berbagai usaha, terkait dengan fasilitas pariwisata yang menyediakan barang atau
9 Usaha / Industri Pariwisata
jasa bagi wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
PADA TATARAN PENGELOLAAN DI DESTINASI PARIWISATA
Kelembagaan publik maupun masyarakat di perkotaan dan perdesaan mempunyai
10 Kelembagaan
karakter dan konteks yang berbeda.
Pemerintah mendukung pemasaran/promosi produk pariwisata yang telah ditetapkan
11 Pemasaran
atau yang elemen-elemennya memenuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku
Sumber: Pedoman Pengembangan Destinasi Wisata Perdesaan dan Perkotaan Kementerian Pariwisata, 2015
Ekowisata adalah kegiatan wisata alam di daerah yang bertanggungjawab dengan memperhatikan
unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumberdaya alam,
serta peningkatan pendapatan masyarakat lokal (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun
2009 Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah).
1. Meminimalkan dampak negatif terhadap alam dan budaya yang dapat merusak tujuan.
2. Mendidik wisatawan tentang pentingnya konservasi.
3. Tekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab, yang bekerja sama dengan otoritas lokal
dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan lokal dan memberikan manfaat konservasi.
4. Pendapatan langsung untuk konservasi dan pengelolaan kawasan alam dan kawasan lindung.
BAB 2-209
5. Menekankan perlunya zonasi pariwisata regional dan untuk rencana pengelolaan pengunjung
yang dirancang untuk wilayah atau kawasan alam yang direncanakan untuk menjadi tujuan
ekonomi.
6. Tekankan penggunaan garis dasar lingkungan dan sosial studi, serta program pemantauan
jangka panjang, untuk menilai dan meminimalkan dampak.
7. Berusaha untuk memaksimalkan keuntungan ekonomi bagi negara tuan rumah, bisnis dan
komunitas lokal, khususnya masyarakat tinggal di dalam dan berdekatan dengan kawasan alami
dan lindung.
8. Berusaha untuk memastikan bahwa pengembangan pariwisata tidak melebihi batas sosial dan
lingkungan yang dapat diterima perubahan sebagaimana ditentukan oleh peneliti bekerja sama
dengan penduduk lokal.
9. Mengandalkan infrastruktur yang telah dikembangkan dikeselarasan dengan lingkungan,
meminimalkan penggunaan fosil bahan bakar, melestarikan tanaman lokal dan satwa liar, dan
pencampuran dengan lingkungan alam dan budaya
Pariwisata dan Warisan Dunia adalah mitra alami. Hampir semua situs Warisan Dunia adalah atau
menjadi tujuan wisata – beberapa di antaranya paling banyak tempat ikonik di Bumi – dan tujuan dari
Konvensi Warisan Dunia adalah untuk melindungi situs dengan nilai universal yang luar biasa untuk
masa depan generasi (UNESCO and UNEP, 2016)
National Trust for Historic Preservation dalam Partners for Livable Communities, 2014 mendefinisikan
pariwisata warisan budaya sebagai "perjalanan ke" mengalami tempat, artefak, dan kegiatan yang
secara otentik mewakili cerita dan orang-orang di masa lalu dan sekarang, termasuk sumber daya alam
dan sejarah budaya.”
Secara sederhana, wisata sejarah dan warisan budaya terdiri atas 4 (empat) komponen dasar, yaitu:
Komponen wisatawan dengan motivasi budaya meliputi wisatawan yang hanya ingin ingin
mengetahui objek sejarah dan warisan budaya secara umum, serta wisatawan yang ingin
mengenali dan mengalami nilai-nilai sejarah dan warisan budaya secara lebih mendalam.
Produk wisata sejarah dan warisan budaya dipahami sebagai: sesuatu yang dihasilkan pelaku
budaya dan pariwisata yang ditawarkan pada wisatawan dengan motivasi khusus terkait dengan
sejarah dan warisan budaya untuk melakukan perjalanan terencana dari tempat asal menuju
destinasi sejarah dan warisan budaya dalam waktu sementara dengan tujuan mendapatkan
suatu pengalaman budaya. Wisatawan dan produk wisata adalah komponen utama dalam
pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya.
Perjalanan yang terencana berupa pola perjalanan atau travel pattern yang kemudian
diturunkan secara lebih mendetail dalam bentuk heritage trail atau “jejak warisan budaya”.
BAB 2-210
4. Pengalaman budaya.
Pengalaman budaya (cultural experience) merupakan komponen yang terbentuk dari hubungan
antara wisatawan dan produk wisata.
Produk budaya dipahami secara sederhana sebagai produk yang dihasilkan dari suatu cara
hidup yang berkembang –dan dimiliki bersama– pada kelompok orang atau komunitas. Produk
budaya tersebut diwariskan dari generasi ke generasi yang pada kondisi tertentu akan menjadi
identitas dari komunitas tersebut. Dalam konteks kebudayaan, produk budaya merupakan
komponen yang saling dipertukarkan oleh para pelaku budaya.
Komponen-komponen pembentuk saling berkaitan satu sama lain secara komprehensif membentuk
arsitektur produk pariwisata berbasis budaya. Produk wisata sejarah dan warisan budaya setidaknya
mempunyai 4 (empat) komponen, yaitu:
1. Produk budaya
Produk budaya meliputi objek-objek sejarah dan warisan budaya yang teridentifikasi, baik yang
berupa objek-objek tangible (benda/berwujud) atau pun intangible (tak benda/tak berwujud).
Objek-objek sejarah dan warisan budaya yang terpilih kemudian dikaitkan dengan signifikansi
atau nilai-nilai penting warisan budaya (bisa berupa nilai sejarah, spiritual, sains, estetika atau
sosial). Objek-objek sejarah dan warisan budaya yang mendapatkan signifikansi atau nilai-nilai
penting warisan budaya tersebut sudah menjadi daya tarik bagi wisatawan dengan segmentasi
tertentu. Penentuan produk budaya tersebut akan mengacu terhadap peluang pasar yang
sedang berkembang dan/atau mempunyai permintaan khusus.
2. Produk naratif,
Produk naratif berupa interpretasi yang dikembangkan pada produk budaya terpilih.
Interpretasi tersebut meliputi “alur cerita” (story-line), serta “uraian cerita” (story-telling). Alur
cerita akan berkaitan dengan pola pergerakan wisatawan, sedang uraian cerita akan
mendukung dan/atau mengembangkan signifikansi atau nilai-nilai penting warisan budaya yang
menjadi daya tarik. Perumusan produk naratif ini akan memperhatikan faktor pengalaman
budaya yang diminati atau ingin didapatkan oleh wisatawan.
3. Produk wisata,
Produk wisata meliputi skenario perjalanan (yang terdiri atas “pola perjalanan” atau travel
pattern, “jalur warisan budaya” atau heritage trail, serta durasi waktunya), pengemasan produk
(dalam bentuk itinerary atau “rencana perjalanan”), serta pembagian peran untuk
memposisikan menjadi pelaku budaya dan pelaku pariwisata. Pembuatan produk wisata akan
mengacu pada aspek perjalanan terencana yang menjadi bagian penting dari kegiatan yang
dilakukan wisatawan.
4. Produk destinasi.
Produk destinasi terdiri atas layanan pendukung (yang meliputi: aksesibilitas, amenitas, serta
infrastruktur pendukung) dan bentuk tata kelola wisata sejarah dan warisan budaya yang
diperlukan untuk pengembangan produk destinasi wisata berupa forum pengelola dan rencana
BAB 2-211
pengelolaannya. Pengembangan produk destinasi ini akan memperhatikan permintaan atau
kebutuhan layanan dukungan bagi wisatawan selama melakukan kegiatan wisata pada suatu
destinasi wisata berbasis budaya.
Pariwisata massal mengacu pada pergerakan sejumlah besar wisatawan terorganisir ke tujuan liburan
populer untuk tujuan rekreasi. Ini adalah fenomena yang ditandai dengan penggunaan produk paket
standar dan konsumsi massal. Pariwisata massal juga disalahkan untuk berbagai efek lingkungan
negatif, seperti kepadatan penduduk, polusi udara dan air, penipisan dan degradasi sumber daya
alam, dan sampah (Poon, 1993 dalam Naumov, N. & Green, D, 2015).
Menurut Harrison, D., Richard Sharpley, 2017, ciri-ciri pariwisata massal berikut ini penting, meskipun
tidak semua perlu (atau kemungkinan besar) ditemukan dalam salah satu contoh pariwisata massal;
sebaliknya, dalam setiap kasus, akan ada sedikit banyak kesesuaian dengan tipe ideal:
1. Adanya pergerakan yang teratur dan sistematis, yang melibatkan banyak industri, dari sejumlah
besar orang dari tempat tinggal mereka yang biasa, terutama untuk tujuan liburan.
2. Jumlah wisatawan di destinasi terkonsentrasi dan musiman.
3. Para pemangku kepentingan utama dalam pariwisata massal – pemerintah dan penyedia
transportasi, akomodasi dan atraksi – beroperasi untuk mendapatkan keuntungan dan dapat
mengambil manfaat dari skala ekonomi.
4. Perjalanan, akomodasi dan atraksi, yang dirancang untuk sejumlah besar orang, disusun dan
diatur oleh organisasi spesialis, seringkali dengan hubungan yang kuat melintasi batas-batas
nasional, dan seringkali dalam paket.
5. Kontrol elemen kunci dari industri pariwisata berada di luar destinasi, mungkin dengan
perusahaan transnasional.
6. Ada kekhawatiran tentang konsekuensi ekonomi, sosial, budaya atau lingkungan dari
pariwisata, yang mungkin termasuk komoditisasi dan standarisasi produksi, perubahan struktur
sosial, hilangnya 'keaslian' dan degradasi lingkungan.
7. Lembaga nasional dan internasional telah muncul untuk mendukung atau menentang
pariwisata dan menanggapi konsekuensinya.
8. Dampak tidak hanya bergantung pada jumlah absolut wisatawan, tetapi juga pada sifat populasi
tujuan, pengalaman pariwisata sebelumnya, dan perbedaan budaya dan lainnya antara turis
dan penduduk tujuan.
9. Interaksi antara turis dan penduduk bersifat sekilas dan dangkal dan terbatas pada konteks
komersial yang melibatkan penyedia dan penerima layanan.
10. Di mana terdapat kesenjangan ekonomi, budaya atau sosial yang mencolok antara turis dan
penduduk, interaksi sosial mungkin didukung oleh stereotip dan/atau disparitas kekuasaan.
11. Perbedaan dapat dibuat: (i) antara wisatawan yang berfokus terutama pada 'alam' (diakui
sebagai istilah yang luas) dan mereka yang aktivitasnya terjadi terutama di lingkungan
perkotaan; dan (ii) antara mereka yang terutama tertarik pada pengejaran hedonistik dan orang
lain yang terlibat dalam kegiatan 'lebih tinggi' atau lebih 'spiritual'.
Menurut Vainikka (2013) pariwisata massal adalah konsep yang telah digunakan selama puluhan
tahun lalu, sering digunakan untuk merujuk pada tahap awal pariwisata massal berbasis udara sejak
BAB 2-212
tahun 1960-an. Hal ini juga digunakan untuk menekan motivasi, perilaku dan nilai tertentu dalam
pariwisata yang dipandang khas untuk pariwisata massal yang memisahkannya dari bentuk pariwisata
kontemporer atau alternatif lainnya. Aramberri (2010) dalam Vainikka (2013) menyatakan bahwa
dalam membicarakan pariwisata massal saat ini orang harus memahaminya dalam artian pariwisata
mass modern, meski pariwisata massal dapat dikaitkan dengan konsumsi massal dan produksi suatu
periode tertentu berdasarkan masyarakat massal. Mengingatkan bahwa meskipun pariwisata
merupakan fenomena yang berkembang, pariwisata massal modern masih merupakan fenomena
regional dimana jumlah domestik melebihi jumlah wisatawan yang berwisata. Pariwisata massal ada
jika kondisi berikut ini berlaku (Vainikka, 2013) yaitu: 1. Liburan yang terstandarisasi (tidak fleksibel)
dimana tidak ada bagian dari liburan yang bisa diubah kecuali dengan membayar dengan harga lebih
tinggi, 2. Liburan di produksi dengan skala ekonomi sebagai motor penggerak, 3. Liburan dipasarkan
secara masal ke pelanggan yang tidak berdiferensiasi, 4. Liburan dikonsumsi secara masal dengan tidak
adanya pertimbangan oleh wisatawan untuk normal lokal budaya orang atau lingkungan tujuan
wisata.
Sedangkan pariwisata yang bertanggung jawab dapat dilihat sebagai bentuk pariwisata yang akan
meminimalkan dan membalikkan efek negatif dari bepergian (Goodwin, 2011) atau “setiap bentuk
pembangunan atau kegiatan wisata yang menghormati dan melestarikan di sumber daya alam,
budaya dan sosial jangka panjang dan berkontribusi secara positif dan adil untuk perkembangan dan
pertumbuhan orang-orang yang tinggal, bekerja, dan menghabiskan liburan mereka di sini tempat”
(Manente, Minghetti, & Mingotto, 2014).
Meskipun demikian, Leslie, 2012 mengklaim bahwa tidak hanya penyedia produk dan jasa pariwisata
yang memiliki tanggung jawab tetapi juga pembeli, yaitu wisatawan. Oleh karena itu, penting untuk
menentukan siapa yang bertanggung jawab wisatawan dan seperti apa nilai, sikap, dan niat perilaku
mereka.
Menurut Deklarasi Cape Town 2002 dalam (Manente, Minghetti, & Mingotto, 2012), kemudian
ditinjau oleh Deklarasi Kerala pada tahun 2008, pariwisata yang bertanggung jawab mengambil
berbagai bentuk, tetapi selalu mengacu pada perjalanan dan pariwisata yang meminimalkan dampak
negatif lingkungan, sosial dan budaya; yang menghasilkan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi
masyarakat lokal dengan meningkatkan kondisi kerja dan akses ke industri; yang melibatkan
masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan dan kesempatan
hidup mereka; yang memberikan kontribusi positif pada konservasi warisan alam dan budaya dan
pemeliharaan keanekaragaman dunia; yang memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan bagi
wisatawan melalui hubungan yang lebih bermakna dengan masyarakat lokal dan pemahaman yang
lebih besar tentang masalah budaya dan lingkungan lokal; yang menyediakan akses bagi penyandang
disabilitas fisik; yang sensitif secara budaya dan menimbulkan rasa hormat antara wisatawan dan tuan
rumah.
Green tourism adalah sebuah aktifitas pariwisata yang bersifat ramah lingkungan dengan berbagai
fokus dan arti (Furqan A., Mat Som A.P., & Hussin R: 2010). Menurut Gabriela dan Lupu (1998) green
tourism merupakan bentuk aktifitas pariwisata yang mengarah pada pembangunan keseimbangan
alam dan lingkungan sosial – budaya di destinasi yang berujung pada peningkatan manfaat pada
BAB 2-213
masyarakat lokal. Manfaat tersebut dapat dirasakan pada sisi ekonomi, budaya, dan lingkungan. Dan
menurut Mitani (2011) green tourism adalah salah satu bentuk dan label dari sebuah pariwisata
berkelanjutan yang mana aktifitas didalamnya mendorong terwujudnya sebuah kegiatan wisatawa
yang berbasis pengetahuan (knowledge) dan pengalaman (experience) dengan bertanggung jawab
secara lingkungan, melestarikan budaya lokal sehingga mendorong peningkatan keterlibatan
masyarakat lokal melalui usaha lokal dan pada akhirnya mendukung pertumbuhan ekonomi
masyarakat lokal.
Menurut Doods dan Joppe (2001) green tourism memiliki beberapa komponen yang meliputi:
Menjaga, mengkonservasi, dan meningkatkan kualitas alam dan fisik lingkungan untuk memastikan
kesehatan dan keberlanjutan ekosistem.
Mendukung ekonomi lokal, bisnis lokal, dan komunitas to memastikan penguatan dan keberlanjutan
ekonomi lokal.
3. Keragaman Budaya:
Menghormati dan mengapresiasi budaya dan keragaman budaya sehingga dapat memastikan
keberlanjutan kesejahtraan masyarakat dan budaya lokal.
4. Memperkaya pengalaman:
Memperkaya dengan pengalaman yang memuaskan melalui keaktifan, partisipasi kegiatan yang
bermakna, keterlibatan dengan alam, masyarakat, tempat dan budaya setempat.
Dalam geografi, holistik biasanya berhubungan dengan pengelolaan lingkungan hidup secara
menyeluruh sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dalam bidang pendidikan, holistik adalah
suatu filsafat yang menekankan bahwa individu dapat menemukan identitas, tujuan dan makna hidup
melalui hubungannya dengan masyarakat, nilai-nilai spiritual dan lingkungan alam.
Pengertian Tematik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan tema (pokok permasalahan). Pendekatan tematik diartikan sebagai suatu sistem yang
menyatukan unsur-unsur yang dikaitkan / terpusat pada satu pokok permasalahan / tema, sehingga
BAB 2-214
terjadi keterpaduan antara satu dengan yang lain. Jika dihubungkan dengan pariwisata, maka hal
tersebut akan memberikan pengalaman bagi wisatawan.
Pendekatan Perencanaan Holistik – Tematik pada dasarnya adalah pendekatan yang menekankan
pada pentingnya keseluruhan dengan terdapat kaitan antara bagian-bagiannya untuk mencapai
tujuan utama. Jadi, pendekatan ini mengutamakan kegiatan-kegiatan yang mendukung prioritas
nasional, identifikasi program-program dan kegiatan sampai koordinasi multi kementerian dan antar
SKPD, yang bertujuan untuk mencapai sasaran prioritas nasional yang didukung oleh Kementerian /
Lembaga dan antar SKPD di tingkat provinsi, kabupaten dan kota.
Pendekatan Integratif dapat dimaknakan sebagai pendekatan yang menyatukan beberapa aspek ke
dalam satu proses. Pembangunan pariwisata yang menggunakan pendekatan integratif salah satunya
adalah pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara
manusia dengan alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau merusak.
Hanya dengan memanfaatkan pengertian tentang kompleknya keterkaitan antara sistem alam dan
sistem sosial. Dengan menggunakan pengertian ini maka pelaksanaan pembangunan lebih integratif
merupakan konsep pelaksanaan pembangunan yang dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan
tantangan utama dalam kelembagaan.
Pendekatan keruangan atau Spatial Approach adalah salah satu pendekatan geografi yang paling
sering digunakan ketika mengkaji fenomena-fenomena geografi. Pendekatan ini umumnya
menganalisis ruang bumi dengan menganalisis setiap aspek yang ada pada permukaan bumi.
Pendekatan HITS dalam penyusunan Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional diperlukan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi sasaran agenda prioritas nasional. Karena peran serta kerja
sama yang baik antar para pemangku kepentingan sangat vital dalam pengembangan suatu daerah.
Pendekatan HITS dapat memacu kerjasama yang kuat antar Kementerian/Lembaga (K/L). Sebab,
pendekatan holistik-tematik dan integratif mensyaratkan K/L bersinergi dan berbagi peran dalam
menjalankan suatu program atau kegiatan prioritas.
Lebih lanjut Kampana (2017) menggambarkan Partisipasi dalam pengambilan keputusan berarti
masyarakat mempunyai kesempatan untuk menyuarakan harapan, keinginan dan kekhawatirannya
dari pembangunan pariwisata, yang selanjutnya dapat dijadikan masukan dalam proses perencanaan
pariwisata. Sedangkan mengambil peran dalam pembagian manfaat pariwisata mengandung
pengertian bahwa masyarakat semestinya mempunyai kesempatan untuk memperoleh keuntungan
finansial dari pariwisata dan keterkaitan dengan sektor lainnya. Untuk itu pengembangan destinasi
pariwisata seharusnya mampu menciptakan peluang pekerjaan, kesempatan berusaha dan
BAB 2-215
mendapatkan pelatihan serta pendidikan bagi masyarakat agar mengetahui manfaat pariwisata
(Timothy, 1999). Menurut Murphy (1985) pariwisata merupakan sebuah “community industry”,
sehingga keberlanjutan pembangunan pariwisata sangat tergantung dan ditentukan oleh penerimaan
dan dukungan masyarakat terhadap pariwisata. Implikasi pariwisata sebagai sebuah industri
masyarakat adalah adanya kepastian bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan
pariwisata.
Berhubungan dengan hal tersebut, Tosun (1999) membagi partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan pariwisata menjadi tiga tingkatan, yaitu:
BAB 2-216
PROFIL WILAYAH DAN PROFIL PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
i
3.1.5.6 Sarana Keuangan ............................................................................................. 54
3.1.5.7 Sarana Keamanan ............................................................................................ 55
3.1.5.8 Sarana dan Prasarana Komplek Olahraga ....................................................... 56
3.1.5.9 Prasarana Transportasi .................................................................................... 57
3.1.5.10 Prasarana Air Bersih ........................................................................................ 59
3.1.5.11 Prasarana Air Minum ....................................................................................... 60
3.1.5.12 Prasarana Air Limbah....................................................................................... 61
3.1.5.13 Prasarana Persampahan .................................................................................. 62
3.1.5.14 Prasarana Energi/ Kelistrikan .......................................................................... 63
3.1.5.15 Prasarana Telekomunikasi ............................................................................... 64
3.1.6 Kondisi Ekonomi ................................................................................................................ 66
3.1.6.1 Gambaran PDRB dan PDRB per-Kapita ............................................................ 66
3.1.6.2 Pertumbuhan Ekonomi.................................................................................... 72
3.2. DESTINASI ................................................................................................................................ 79
3.2.1. Daya Tarik Wisata/ Atraksi ............................................................................................... 79
3.2.2. Aksesibilitas .................................................................................................................... 179
3.2.3. Amenitas ......................................................................................................................... 179
3.2.3.1 Ketersediaan Pusat Informasi Pariwisata/ Tourism Information Center (TIC) ............. 179
3.2.3.2. Ketersediaan Sarana Makanan dan Minum ................................................................ 181
3.2.3.3. Ketersediaan Akomodasi ............................................................................................. 199
3.2.3.4. Ketersediaan Sarana Pendukung................................................................................. 213
3.3. INDUSTRI PARIWISATA .......................................................................................................... 233
3.3.1. Kebijakan Industri Pariwisata di lingkungan Provinsi, dan Kabupaten/Kota di Provinsi
Bangka Belitung .............................................................................................................. 237
3.3.1.1. Kebijakan Industri Pariwisata dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 – 2025 .............................................. 237
3.3.1.2. Kebijakan Industri Pariwisata dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kota
Pangkalpinang Tahun 2021 ............................................................................................ 237
3.3.1.3. Kebijakan Industri Pariwisata dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten Bangka Tahun 2019 – 2025 .......................................................................... 242
3.3.1.4. Kebijakan Industri Pariwisata dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten Bangka Barat Tahun 2018 – 2027 ................................................................ 245
3.3.1.5. Kebijakan Industri Pariwisata dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2019 – 2025 ............................................................. 249
3.3.1.6. Kebijakan Industri Pariwisata dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2012 – 2022 ............................................................. 252
3.3.1.7. Kebijakan Industri Pariwisata dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten Belitung Tahun 2015 – 2025 ........................................................................ 253
ii
3.3.1.8. Kebijakan Industri Pariwisata dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016 – 2025 .............................................................. 255
3.3.2. Profil Industri Pariwisata per masing – masing Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung .............................................................................................................. 256
3.3.2.1. Profil Industri Pariwisata Kota Pangkalpinan................................................. 257
3.3.3. UMKM Unggulan dan Produk Unggulan......................................................................... 264
3.3.4. Investasi Pariwisata ........................................................................................................ 265
3.4. KELEMBAGAAN ..................................................................................................................... 265
3.4.1. Regulasi........................................................................................................................... 265
3.4.2. Unsur .............................................................................................................................. 267
3.4.3. Organisasi Kepariwisataan ............................................................................................. 268
3.4.4. SDM Pariwisata............................................................................................................... 272
3.4.5. Profil Kelembagaan per masing – masing Kabupaten/Kota ........................................... 274
3.5. PEMASARAN .......................................................................................................................... 284
3.5.1. Pasar Wisatawan Nusantara........................................................................................... 286
3.5.2. Pasar Wisatawan Mancanegara ..................................................................................... 294
3.5.3. Citra Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .................................................... 298
GAMBAR
Gambar 3.2 - Rata-Rata Suhu, Curah Hujan, dan Kecepatan Angin, 2019.............................................. 3
Gambar 3.4 - Peta Kemiringan Lereng Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ......................................... 6
Gambar 3.5 - Peta Potensi Air Tanah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ........................................... 7
Gambar 3.6 - Peta Rawan Bencana Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ............................................ 13
Gambar 3.7 - Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .............................. 19
Gambar 3.8 - Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Kep. Bangka Belitung ............................................... 25
Gambar 3.14 - Sarana Kesehatan di Pulau bangka dan Pulau Belitung ................................................ 50
iii
Gambar 3.15 - Sarana Peribadatan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ........................................ 51
Gambar 3.20 - Sarana dan Prasarana Komplek Olahraga di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ...... 57
Gambar 3.21 - Panjang Jalan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2020 ...................................................................................................................................................... 58
Gambar 3.23 - Pertumbuhan Jumlah Wisatawan dan Tingkat Hunian Kamar ..................................... 77
Gambar 3.26 - Aksesibilitas dan Konektivitas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .......................... 179
Gambar 3.27 - Pusat Informasi Pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ........................... 181
Gambar 3.31 - Proses Perencanaan Strategis, Implementasi, dan Pengendalian .............................. 285
Gambar 3.32 - Grafik Kunjungan Wisatawan Nusantara Bangka belitung 2011 - 2019 ..................... 287
Gambar 3.33 - Wisatawan Mancanegara Menurut Usia Tahun 2019 ................................................ 294
Gambar 3.34 - Rata-rata Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara Tahun 2009-2019 ....................... 295
Gambar 3.35 - Rata-rata Pengeluaran Perhari Wisatawan Mancanegara 2009-2019 ....................... 295
Gambar 3.36 - Rata-rata Pengeluaran Perhari Wisatawan Mancanegara 2009-2019 ....................... 296
Gambar 3.37 - Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Bangka Belitung ............................. 296
Gambar 3.41 - Branding Belitung di Badan Pesawat Air Asia ............................................................. 300
iv
Gambar 3.43 - Logo WAUU Belitung................................................................................................... 302
TABEL
Tabel 3.1 - Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2020 1
Tabel 3.2 - Indeks Kualitas Udara Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota Tahun
2021 ...................................................................................................................................................... 11
Tabel 3.3 - Indeks Risiko Bencana Per Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung......... 12
Tabel 3.4 - Wilayah yang Berpotensi Rawan Bencana dan Jenis Bencana yang terjadi di Provinsi Kep.
Bangka Belitung .................................................................................................................................... 12
Tabel 3.5 - Jenis dan Luas Penggunaan Lahan di Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2011-2016 .... 14
Tabel 3.6 - Rencana Pola Ruang Provinsi Kepulauan Kabupaten Belitung ........................................... 20
Tabel 3.7 - Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota.......... 26
Tabel 3.8 - Tingkat Kepadatan Penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut
Kabupaten/Kota .................................................................................................................................... 27
Tabel 3.9 - Laju Perumbuhan Penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota
.............................................................................................................................................................. 27
Tabel 3.10 - IPM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2016-2020
.............................................................................................................................................................. 29
Tabel 3.11 - Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kabupaten/ Kota, 2016-
2020 ...................................................................................................................................................... 30
Tabel 3.12 - Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah/STTB yang Dimiliki Tahun
2019 ...................................................................................................................................................... 31
Tabel 3.13 - Angka Harapan Hidup Provinsi Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2018-
2020 ...................................................................................................................................................... 32
Tabel 3.14 - Morbiditas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2016-
2020 ...................................................................................................................................................... 33
Tabel 3.15 - Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut
Kabupaten/ Kota Tahun 2018-2020...................................................................................................... 34
Tabel 3.16 - Garis Kemiskinan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/ Kota Tahun
2018-2020 ............................................................................................................................................. 34
Tabel 3.17 - Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/
Kota Tahun 2018-2020 .......................................................................................................................... 34
Tabel 3.18 - Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/
Kota Tahun 2018-2020 .......................................................................................................................... 35
v
Tabel 3.19 - Angka Kematian Ibu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/ Kota Tahun
2019 ...................................................................................................................................................... 36
Tabel 3.20 - Angka Kematian Bayi dan Balita Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/
Kota Tahun 2018 ................................................................................................................................... 37
Tabel 3.21 - IPM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2016-2020
.............................................................................................................................................................. 37
Tabel 3.22 - Rekapitulasi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tahun 2018 ........................................................................................................................................... 39
Tabel 3.23 - Daftar Produk Hukum Terkait Pelestarian Adat dan Budaya di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung ................................................................................................................................................. 44
Tabel 3.24 - Daftar Organisasi Masyarakat terkait Adat dan Budaya di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung ................................................................................................................................................. 44
Tabel 3.25 - Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Agama dan Kabupaten/
Kota Tahun 2020 ................................................................................................................................... 46
Tabel 3.26 - Jumlah Data Satuan Pendidikan (Sekolah) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2020 ................................................................................................................ 48
Tabel 3.27 - Jumlah Sarana Kesehatan di Provinsi Kepulaan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota
Tahun 2020 ........................................................................................................................................... 49
Tabel 3.28 - Jumlah Sarana Peribadatan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2020 ................................................................................................................ 51
Tabel 3.29 - Jumlah Sarana Perniagaan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2020 ............................................................................................................................. 53
Tabel 3.30 - Jumlah Sarana Keuangan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2020 ............................................................................................................................. 54
Tabel 3.31 - Jumlah Sarana Keamanan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2021 ............................................................................................................................. 56
Tabel 3.32 - Jumlah Sarana dan Prasarana Komplek Olahraga Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2021 .............................................................................................. 56
Tabel 3.33 - Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut
Kabupaten/Kota tahun 2020................................................................................................................. 58
Tabel 3.34 - Distribusi Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/ Kota dan Sumber Air Minum
(%), 2020 ............................................................................................................................................... 60
Tabel 3.35 - Prasarana Air Limbah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota
.............................................................................................................................................................. 62
vi
Tabel 3.36 - Prasarana Telekomunikasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut
Kabupaten/Kota .................................................................................................................................... 66
Tabel 3.37 - Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
(miliar rupiah), 2016– 2020 .................................................................................................................. 67
Tabel 3.38 - Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran
(miliar rupiah), 2016–2020 ................................................................................................................... 68
Tabel 3.39 - Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/ Kota
(miliar rupiah), 2016– 2020 .................................................................................................................. 68
Tabel 3.40 - Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan
Usaha (miliar rupiah), 2016–2020 ........................................................................................................ 69
Tabel 3.41 - Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Jenis
Pengeluaran (miliar rupiah), 2016–2020 .............................................................................................. 69
Tabel 3.42 - Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Kabupaten/Kota (miliar rupiah), 2016–2020 ........................................................................................ 70
Tabel 3.43 - Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Kabupaten/Kota (ribu rupiah), 2016–2020........................................................................................... 71
Tabel 3.44 - Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Kabupaten/Kota (ribu rupiah), 2016–2020........................................................................................... 71
Tabel 3.45 - Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha(persen), 2016–2020 ................................................................................... 72
Tabel 3.46 - Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Jenis
Pengeluaran (persen), 2016–2020........................................................................................................ 73
Tabel 3.47 - Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2016–2020 .................................................................................. 74
Tabel 3.48 - Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2016–2020 ......................................................................... 74
Tabel 3.49 - Sebaran Daya Tarik Wisata Provinsi Bangka Belitung ....................................................... 80
Tabel 3.50 - Ketersediaan Pusat Informasi Pariwisata/ Tourism Information Center (TIC) di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota...................................................................... 180
Tabel 3.51 - Ketersediaan Sarana Makanan dan Minuman berupa Restoran dan Rumah Makan di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota ........................................................ 181
Tabel 3.52 - Ketersediaan Akomodasi Berupa Hotel Bintang dan Non Binitang di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota........................................................................................ 199
Tabel 3.53 - Ketersediaan Sarana Pendukung di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut
Kabupaten/Kota .................................................................................................................................. 213
vii
Tabel 3.54 - Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Industri Pariwisata Nasional...................... 234
Tabel 3.55 - Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Kota Pangkalpinang ................... 240
Tabel 3.57 - Pengelompokan Usaha Pariwisata Kota Pangkalpinang Berdasarkan Jenisnya ............. 258
Tabel 3.58 - Pengelompokan Usaha Pariwisata Kabupaten Bangka Berdasarkan Jenisnya ............... 259
Tabel 3.59 - Pengelompokan Usaha Pariwisata Kabupaten Bangka Barat Berdasarkan Jenisnya ..... 259
Tabel 3.60 - Pengelompokan Usaha Pariwisata Kabupaten Bangka Tengah Berdasarkan Jenisnya .. 260
Tabel 3.61 - Pengelompokan Usaha Pariwisata Kabupaten Bangka Selatan Berdasarkan Jenisnya .. 261
Tabel 3.62 - Pengelompokan Usaha Pariwisata Kabupaten Belitung Berdasarkan Jenisnya ............. 262
Tabel 3.63 - Pengelompokan Usaha Pariwisata Kabupaten Belitung Timur Berdasarkan Jenisnya ... 263
Tabel 3.64 - Data Organisasi Kepariwisataan Provinsi Bangka Belitung ............................................. 271
Tabel 3.66 - Pelayanan Pendidikan Pariwisata di Provinsi Bangka Belitung ....................................... 273
Tabel 3.71 - Moda Transportasi Menuju Kepulauan Bangka Belitung ............................................... 289
Tabel 3.77 - Daya Tarik Wisata yang Paling Disukai ............................................................................ 291
Tabel 3.78 - Daya Tarik Wisata yang Paling Disukai ............................................................................ 292
Tabel 3.81 - Pelayanan dan Fasilitas yang Harus Ditingkatkan ........................................................... 293
viii
Tabel 3.83 - Struktur Pengeluaran Wisatawan Mancanegara di Bangka Belitung ............................. 297
Tabel 3.88 - Moda Transportasi Menuju Kepulauan Bangka Belitung ............................................... 298
ix
3.1. PROFIL WILAYAH
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dikelilingi oleh laut dan merupakan daerah kepulauan. Adapun
batas administrasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai berikut:
Luas wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai 81.725,23 Km². Terdiri dari daratan seluas
16.424,23 Km² atau 20,10 persen dari total luas wilayah dan wilyah laut seluas 65.301,00 Km² atau
79,90 persen dari total luas wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada awalnya terdiri dari 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Bangka
dan Kabupaten Belitung dan 1 Kota yaitu Kota Pangkalpinang. Pada tahun 2003 terjadi pemekaran
yang membentuk 4 kabupaten baru yaitu Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat,
Kabupaten Bangka Selatan, dan Kabupaten Belitung Timur, sehingga saat ini Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung terdiri dari 6 Kabupaten dan 1 Kota. Daerah ini memiliki sumber daya alam yang
melimpah, yaitu timah. Namun, tidak hanya terkenal sebagai produsen timah dunia, wilayah dengan
karakteristik kepulauan ini juga menyimpan kekayaan budaya, sejarah, dan hasil bumi lainnya. Berikut
tabel yang menjelaskan luas wilayah tiap kabupaten/kota disertai jumlah kecamatan, kelurahan, dan
desa.
Tabel 3.1 - Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2020
BAB 3 - 1
Gambar 3.1 - Peta Administrasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
BAB 3 - 2
3.1.2. Kondisi Fisik Alam, Lingkungan dan Kependudukan
Berdasarkan Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka 2020, wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung beriklim tropis dan dipengaruhi angin musim yang mengalami bulan basah dan kering.
Stasiun Meteorologi Kelas I Depati Amir mencatat jumlah hari hujan di tahun 2019 sebanyak 196
hari sangat meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan curah hujan 2.073,3
mm. Hal serupa juga tercatat di Stasiun Meteorologi Kelas I HAS Hanandjoedin yang mencatat
jumlah hari hujan sebanyak 143 hari, meningkat juga dibandingkan tahun sebelumnya. Walau
jumlah hari hujan meningkat, namun ratarata suhu udara tahun 2019 terasa lebih panas dari
tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan kelembaban udara yang cenderung menurun menjadi
84,0%. Temperatur udara rata-rata tahun 2019 sebesar 27,3°C dengan temperatur udara rata-
rata tertinggi sebesar 34,9°C dan terendah sebesar 22,5°C.
Gambar 3.2 - Rata-Rata Suhu, Curah Hujan, dan Kecepatan Angin, 2019
Keadaan tanah Kepulauan Bangka Belitung secara umum mempunyai PH atau reaksi tanah yang
asam rata-rata dibawah 5, akan tetapi memiliki kandungan aluminium yang sangat tinggi.
Didalamnya mengandung banyak mineral biji timah dan bahan galian berupa pasir, pasir kuarsa,
batu granit, kaolin, tanah liat, dll. Jenis tanah yang dominan dijumpai adalah podsolik dan litosol
yang terdapat di daerah perbukitan dan pegunungan. Jenis tanah podsolik telah banyak
dikembangkan untuk pertambangan, perkebunan, dan pertanian lahan kering. Jenis tanah
BAB 3 - 3
lainnya adalah aluvial, gleisol, ornagosol, dan regosol. Tanah aluvial dan gleisol ini umumnya
dikembangkan untuk budidaya pertanian lahan basah Adapun jenis-jenis tanah yaitu:
1. Podsolik dan Litosol
Warnanya coklat kekuning-kuningan berasal dari batu plutonik masam yang terdapat di
daerah perbukitan dan pegunungan, kuarsa, batu granit, kaolin, tanah liat.
2. Asosiasi Podsolik
Warnanya coklat kekuning-kuningan dengan bahan induk komplek batu pasir kwarsit dan
batuan plutonik masam.
3. Asosiasi Alivial, Hedromotif dan Clay Humas serta Regosol. Berwarna kelabu muda, berasal
dari endapan pasir dan tanah liat.
3.1.2.3. Kelerengan
Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai topografi yang umumnya relatif datar
yang terdiri dari dataran rendah hingga berbukit dan hanya sebagian kecil yang bergunung.
Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50 meter di atas permukaan laut. Titik tertinggi
terdapat pada puncak Gunung Maras di Kabupaten Bangka dengan ketinggian 699 meter dan
puncak Gunung Tajam di Kabupaten Belitung dengan ketinggian 445 meter di atas permukaan
laut.
Berdasarkan kemiringan lerengnya, komposisi lahan datar dengan kemiringan 0-8% mencapai
luas sekitar 46,19 persen, bergelombang 41,08 persen, dan sisanya 12,37 persen merupakan
wilayah berbukit dan bergunung serta berawa-rawa. Wilayah berawa-rawa umumnya terdapat
di Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Bangka Tengah, dan sebagian kecil di Kabupaten
Bangka Selatan.
3.1.2.4. Hidrologi
Dari kajian hidrologi, daerah Kepulauan Bangka Belitung dihubungkan oleh perairan laut dan
pulau-pulau kecil. Secara keseluruhan daratan dan perairan Bangka Belitng merupakan satu
kesatuan dari bagian dataran Sunda, sehingga perairannya merupakan bagian Dangkalan Sunda
(Sunda Shelf) dengan kedalaman laut tidak lebih dari 30 meter.
Kepulauan Bangka Belitung mempunyai dua jenis perairan yaitu perairan terbuka dan perairan
semi tertutup. Perairan terbuka yang terdapat di sekitar pulau Bangka terletak di sebelah Utara,
Timur dan Selatan Pulau Bangka. Sedangkan perairan semi tertutup terdapat di Selat Bangka dan
Teluk Kelabat di Bangka Utara. Sementara itu perairan di Pulau Belitung umumnya bersifat
perairan terbuka.
Disamping sebagai daerah perairan laut, daerah Kepulauan Bangka Belitung juga mempunyai
banyak sungai seperti : Sungai Baturusa, Sungai Kepoh, Sungai Buluh, Sungai Kotawaringin,
Sungai Kampa, Sungai Layang, Sungai Manise dan Sungai Kurau di Pulau Bangka. Sedangkan di
Pulau Belitung terdapat Sungai Cecuruk, Sungai Buding, Sungai Lenggang.
BAB 3 - 4
Gambar 3.3 - Peta Topografi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
BAB 3 - 5
Gambar 3.4 - Peta Kemiringan Lereng Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
BAB 3 - 6
Gambar 3.5 - Peta Potensi Air Tanah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
BAB 3 - 7
Potensi air tanah di Provinsi Bangka Belitung memiliki tiga kelas, yaitu sangat rendah, rendah, dan
sedang. Wilayah yang terluas adalah potensi air tanah rendah.
Daerah dengan potensi air tanah sangat rendah merupakan daerah yang memiliki air tanah
yang cukup sampai kurang pada musim penghujan dan sangat kurang pada musim kemarau,
termasuk dalam daerah dengan satuan batuan yang semi-permeable – impermeable, bentuk
lahan pada daerah ini tidak mendukung sebagai daerah tangkapan air, memiliki kedalaman
muka air tanah cenderung dalam bahkan tidak terukur, dan memiliki ketebalan tanah sedang
sampai tipis sebagai media resapan yang tidak baik. Daerah dengan potensi air tanah sangat
rendah termasuk daerah yang sangat sulit air.
Daerah dengan potensi air tanah rendah merupakan daerah yang memiliki air tanah yang
cukup pada musim penghujan dan terbatas pada musim kemarau, termasuk dalam daerah
dengan satuan batuan yang semi-permeable, bentuk lahan pada daerah ini kurang
mendukung sebagai daerah tangkapan air, memiliki kedalaman muka air tanah cenderung
sedang sampai dalam, dan memiliki ketebalan tanah sedang sampai tipis sebagai media
resapan yang kurang baik. Daerah dengan potensi air tanah rendah termasuk daerah yang
sulit air.
Daerah dengan potensi air tanah sedang merupakan daerah yang memiliki air tanah yang
cukup sepanjang tahun, termasuk dalam daerah dengan satuan batuan yang semi-
permeable, bentuk lahan pada daerah ini mendukung sebagai daerah tangkapan air,
memiliki kedalaman muka air tanah dangkal sampai sedang, dan memiliki ketebalan tanah
sedang sampai tebal sebagai media resapan yang cukup. Daerah dengan potensi air tanah
sedang termasuk daerah yang mudah air.
Sistem akuifer ini terdapat pada sedimen lepas, yaitu endapan aluvium dan pantai yang
disusun oleh material lepas berukuran lempung sampai kerikil dengan tingkat kelulusan yang
beragam, umumnya mempunyai kelulusan rendah, yakniantara I0-5 dan 10-2 m/hari pada
material halus, dan kelulusan sedang sampai tinggi, yakni antara I0-1 dan I0-3 m/hari pada
material kasar.
Sebaran akuifer ini menempati daerah dataran pantai dan terdapat setempat-setempat pada
lembah sungai di daerah pebukitan. Di P. Belitung sebarannya menempati daerah dataran
pantai yang sempit, dengan sebaran terbatas yaitu kurang lebih hanya 500 m dari garis pantai
ke arah daratan, sedangkan sebaran yang cukup luas terdapat di daerah P. Bangka bagian
selatan dan barat.
Tebal sistem akuifer ini beragam namun urnurnnya kurang dari 10 m. Ditinjau dari
produktivitas akuifernya, sistem akuifer ini tergolong Wilayah Akuifer dengan Produktivitas
Sedang dan Akuifer dengan Wilayah Setempat Produktif Sedang.
BAB 3 - 8
Wilayah Akuifer dengan Produktivitas Sedang. Akuifer dengan keterusan rendah sampai
sedang. Kedalaman muka air tanah beragam, umumnya kurang dari 2 m bawah muka
tanah (m bmt), dengan debit sumur kurang dari 5 l/detik. Air tanah umumnya bersifat
asam (pH <6,5). Di daerah pantai, sebagian air tanahnya bersifat payau atau asin akibat
pengaruh penyusupan air laut, sehingga tidak dapat dipakai untuk air minum dan irigasi.
Wilayah ini meliputi daerah bermorfologi dataran aluvium di daerah pantai. Di P. Bangka
sebarannya terdapat setempat-seternpat, yaitu di daerah Tarumbesar, Batubetumpang,
Tanjungniur, dan Kayuanak. Sedangkan di P. Belitung terdapat di daerah pantai sebelah
selatan Manggar.
Akuifer dengan Wilayah Setempat Produktif Sedang. Pada wilayah ini umumnya akuifer
tidak menerus, tipis dengan nilai keterusan rendah. Kedalaman muka air ranah kurang
dari 3 m bmt, debit sumur kurang dari 5 l/detik. Sebaran wilayah ini meliputi daerah
bennorfologi dataran aluvium mulai dari daerah pantai rnenerus sampai daerah lembah
pebukitan di P. Bangka dan Belitung. Air tanah umumnya bersifat asam (pH <6,5).
Sebagian di daerah pantai air tanah bersifat payau atau asin akibat pengaruh penyusupan
air laut, sehingga tidak dapat dipakai untuk air minum ataupun irigasi.
2. Sistem Akuifer Dengan Aliran Melalui Ruang Antar Butir Dan Rekahan
Sistem akuifer ini disusun oleh batuan yang sifatnya padu sampai kurang padu. Batuan yang
termasuk dalam sistem akuifer nu dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok formasi
batuan sebagai berikut:
Formasi Ranggam, terdiri dari perselingan batu pasir, batu lempung, batu lempung
tufaan, dan konglomerat dengan sisipan tipis batu lanau dan bahan organik. Mengandung
pasir timah sekunder yang bercarnpur dengan batu pasir kuarsa dan batu lempung.
Sebarannya terdapat di P. Bangka dengan luas penyebaran relatif sempit, yaitu di daerah
Koba dan Belinyu. Formasi batuan ini umurnnya mernpunyai kelulusan rendah sampai
sedang.
Formasi Tanjunggenting dan Forrnasi Kelapakampit, terdiri dari batu pasir malih, batu
pasir, batu pasir lempungan, batu lempung, batu sabak, batu lumpur, serpih dan rijang
dengan lensa batu gamping, Sebarannya terdapat di sebagian besar P. Bangka dan P.
Belirung. Formasi ini umumnya berkelulusan rendah, setempat berkelulusan sedang pada
zone pelapukan batuan.
Formasi Tajam tersusun oleh batu pasir kuarsa bersisipan batu lanau, terlipat dan
termalihkan. Batu pasir putih kehijauan sifatnya padat. Batu lanau hijau kecoklatan
termalihkan, mengandung bijih timah primer dan kuarsa dalam urat rekahan dan jejaring.
Formasi ini dijumpai setempat-setempat di P. Belitung dengan luas singkapan relatif
sempit, membentuk bukit-bukit kecil yang saling terpisah. Formasi batuan ini
berkelulusan rendah, setempat berkelulusan sedang pada zone pelapukan batuan.
Sebaran akuifer ini meliputi wilayah setempat akuifer produktif, sebarannya terdapat di
daerah Koba dan Belinyu di P. Bangka. Akuifer mempunyai nilai keterusan sangat beragam,
kedalaman muka air tanah beragam namun urnumnya kurang dari 3 m bmt, debit sumur
kurang dari 5 l/detik. Air tanah umumnya bersifat asam (pH <6,5).
9
3. Sistem Akuifer Dengan Aliran Melalui Rekahan/Celahan.
Sistem akuifer ini terdapat pada batuan beku dan metamorf yang dapat dibedakan menjadi 3
(tiga) kelompok, yaitu batuan beku asam, batuan beku basa, dan batuan metamorf.
Batuan beku asam terutarna granit, setempat granodiorit, adamelit, diorit, dan diorit
kuarsa. Batuan ini terdapat di daerah G. Mangkol, Sungailiat-Belinyu, Muntok, dan
Ranggas. sifatnya kedap air (impermeable), setempat berkelulusan rendah-sedang pada
zone pelapukan dan rekahan.
Batuan beku basa berupa diabas, setempat adamelit, diorit kuarsa, dan granodiorit.
Setempat retak-retak dan tersesarkan. Batuan ini dijumpai di P. Belitung, di daerah
Mangpayah, G. Manglepah, G. Balong, dan daerah Membalong. Sifatnya kedap air,
setempat berkelulusan rendah sampai sedang pada zone pelapukan dan rekahan.
Komplek Pemali, terdiri dari batuan metamorf seperti filit dan sekis dengan sisipan kuarsit
dan lensa marmer. Batuan ini dijumpai di P. Bangka seperti di daerah Pemali, Belinyu, dan
Pangkalpinang. Kelulusan umumnya rendah, setempat berkelulusan sedang pada zone
pelapukan dan rekahan.
Sebaran akuifer ini meliputi 2 (dua) wilayah akuifer dengan produktivitas yang berbeda yaitu:
Wilayah Akuifer Produktif Kecil Setempat Berarti. Wilayah akuifer ini umumnya
mempunyai nilai keterusan rendah. Setempat pada daerah lembah dan lereng pebukitan
dapat dijumpai mata air dengan debit kecil (<2 l/detik). Air tanah dangkal dengan jumlah
terbatas dapat diperoleh di daerah lembah pebukitan, zona pelapukan, dan rekahan
batuan padu. Wilayah ini meliputi daerah bermorfologi pebukitan yang disusun oleh
batuan sedimen padu, batuan metamorf, dan batuan beku di P. Bangka dan P. Belitung. Air
tanah umumnya bersifat asam (pH <6,5).
Wilayah Air Tanah Langka. Wilayah ini tersebar secara setempat-setempat di P. Bangka
dan P. Belitung, terdapat pada daerah bermorfologi pebukitan terjal yang disusun oleh
batuan beku dan sedimen padu, serta daerah pebukitan yang disusun oleh batuan
metamorf. Pada wilayah ini air tanah langka atau sulit dijumpai, kecuali pada zona rekahan
batuan yang umumnya muncul sebagai mata air. Di wilayah ini terdapat mata air berdebit
besar, yaitu mata air G. Mangkol di P. Bangka dengan debit 40 l/detik, dan mata air
Mangpayah di P. Belitung dengan debit 13 1/detik.
Kualitas Air
Sumber air pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi menjadi air permukaan berupa
sungai, embung, dan air tanah. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki panjang sungai
10.514 KM berdasarkan data hidrologi Inageoportal -BIG 2020. Sumber air lainnya yang terdapat
pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah Kolong dan Embung. Kolong merupakan lubang
bekas penambangan timah yang memiliki cekungan dan dapat menampung air hujan. Kualitas air
pada kolong sangat tergantung pada usia Kolong. Kolong muda merupakan kolong yang baru
terbentuk dengan usia kurang dari 5 tahun dengan karakteristik air memiliki pH 2 – 4 dan
mengandung logam berat yang tinggi. Kolong menengah adalah kolong yang memiliki usia 5 – 20
tahun dengan karakteristik logam di air masih cukup tinggi dan pH berkisar pada 4 – 5. Kolong tua
10
adalah kolong yang memiliki kondisi biogeofisik yang sudah normal dengan pH berkisar pada 5.5
– 7. Embung adalah bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan
limpasan serta sumber air lainnya untuk mendukung usaha pertanian, perkebunan dan
peternakan terutama pada saat musim kemarau. Luasan total dari kolong dan embung pada
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah 2.623 Ha dengan kemampuan menampung volume
air sebesar 95 juta kubik air.
Jika dilihat dari ketersediaan air yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memang dalam
kondisi surplus, namun dari sisi kualitas air masih terdapat berbagai permasalahan dengan
rendahnya hasil pemantauan untuk beberapa parameter kualitas air dan degredasi kualitas air
yang terjadi memerlukan tinjauan dan respons penanganannya.
Indeks Kualitas Air (IKA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Tahun 2019 sebesar 76,81 nilai
IKA ini dihitung berdasarkan pemantauan kualitas Sungai di 6 Kabupaten dan 1 Kota. Berdasarkan
hasil perhitungan Indeks Kualitas Air (IKA-NSF) diatas memperlihatkan bahwa untuk 11 sungai
yang dipantau kualitasnya sebagian besar masih berada pada klasifikasi baik dan cukup baik. Jika
dilihat dari hasil perhitungan IKA-NSF tiap-tiap sungai yang dilakukan pemantauan, kemudian
dirata-ratakan maka nilai IKA-NSF Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 76,81 dan jika
dibandingkan dengan kriteria baru IKA maka IKA provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam
kriteria cukup baik.
Kualitas Udara
Air Quality Indeks (AQI) atau Indeks Kualitas Udara merupakan ukuran yang digunakan untuk
menilai pencemaran udara di suatu daerah. Pengukuran kualitas udara ada umumnya dihitung
berdasarkan lima gas pencemar utama yaitu, SO2, NO2, O3, CO serta partikulat baik TSP, PM10,
PM2.5. Semakin tinggi nilai AQI, semakin tinggi tingkat polusi udara dan semakin tinggi pula risiko
kesehatan. Indeks Kualitas Udara Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih berada dalam
kondisi baik, jika dilihat trend data historis Indeks Kualitas Udara Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung walaupun masih dalam keadaan baik, namun harus tetap dilakukan berbagai upaya
untuk mempertahankan kondisi tersebut. Untuk melihat indeks kualitas udara di provinsi
kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2 - Indeks Kualitas Udara Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2021
No Kabupaten/Kota Ibukota Tingkat Polusi Udara Indeks Kualitas Udara Polutan Utama
1. Bangka Sungailiat Baik 9 AQI US PM2.5
2. Belitung Tanjung Pandan Baik 17 AQI US PM2.5
3. Bangka Barat Muntok Baik 38 AQI US PM2.5
4. Bangka Tengah Koba Baik 25 AQI US PM2.5
5. Bangka Selatan Toboali Baik 18 AQI US PM2.5
6. Bangka Timur Manggar Baik 13 AQI US PM2.5
7. Pangkalpinang Pangkalpinang Baik 16 AQI US PM2.5
Sumber : AQIAir Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2021
Dilihat dari letak geografis, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan pulau yang tidak
termasuk di dalam wilayah pergerakan lempeng atau rawan terhadap gempa. Berdasarkan peta
sebaran gunung berapi di Indonesia, wilayah ini tidak memiliki gunung berapi di seluruh
11
wilayahnya. Potensi bencana yang dapat terjadi di wilayah Bangka Belitung berkaitan dengan
bentuk wilayah yang memiliki luasan wilayah pantai yang cukup tinggi dan memiliki pulau-pulau
kecil, sehingga potensi erosi dan abrasi dapat terjadi di beberapa bagian wilayah yang memiliki
pola arus dan gelombang yang tinggi, seperti yang kerap terjadi di selatan Kabupaten Belitung.
Bencana gelombang pasang dan banjir pun kerap terjadi karena pasang-surut dan diakibatkan
oleh faktor-faktor lain seperti gelombang yang ditimbulkan dari jarak jauh dan badai tropis yang
merupakan fenomena di wilayah pesisir dan laut. Banjir juga diakibatkan oleh pengalihan fungsi
lahan hutan lindung di hulu sungai untuk pemanfaatan ruang lainnya. Selain itu, potensi bencana
lainnya yang pernah terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah kebakaran. Namun
pada dasarnya, setiap kabupaten/kota memiliki indeks risiko bencana yang berbeda-beda. Risiko
bencana merupakan penilaian kemungkinan dari dampak yang diperkirakan apabila bahaya itu
menjadi bencana. Kota Pangkalpinang misalnya, menjadi wilayah yang memiliki skor indeks risiko
bencana yang rendah dibanding kabupaten lain di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sedangkan Kabupaten Bangka Selatan menjadi kabupaten dengan indeks risiko bencana
tertinggi. Berikut tingkat risiko bencana antar kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Tabel 3.3 - Indeks Risiko Bencana Per Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Sejarah bencana yang pernah terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan bencana
alam dan non alam serta bencana sosial akibat ulah manusia. Ancaman bencana alam tersebut
antara lain adalah banjir, cuaca ekstrim (putting beliung), dan pergeseran tanah/longsor.
Tabel 3.4 - Wilayah yang Berpotensi Rawan Bencana dan Jenis Bencana yang terjadi di Provinsi Kep. Bangka
Belitung
12
Gambar 3.6 - Peta Rawan Bencana Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
BAB 3 - 13
3.1.2.7. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh hutan negara,
perkebunan, tegalan dan permukiman. Namun berdasarkan data numerik yang diperoleh dari
BPS, terlihat juga bahwa lahan kering yang tidak termanfaatkan juga cukup luas (lahan bukan
sawah) mencapai 121.407 Ha. Lebih detailnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.5 - Jenis dan Luas Penggunaan Lahan di Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2011-2016
Luas Ha
Jenis Penggunaan Lahan
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian Sawah 21.662 23.042 13.262 15.719 15.719 22.771
Tegalan 138.246 112.777 109.820 113.105 113.105 117.376
Ladang 45.984 48.960 44.085 30.348 30.348 28.147
Perkebunan 331.662 332.179 334.698 441.152 441.152 367.848
Hutan Rakyat 122.309 121.407 126.272 76.588 76.588 67.415
Pengembalaan 8.037 6.086 4.235 1.815 1.815 2.263
Tanah Kosong 122.309 121.407 126.272 76.588 76.588 67.415
Lain – lainnya (Pekarangan) 435.971 387.443 388.068 397.806 397.806 538.195
Permukiman 47.857 526.303 550.651 517.741 517.741 517.741
Jumlah 1.642.414 1.642.414 1.642.414 1.642.027 1.642.027 1.642.414
Sumber: Dinas Pertanian 2017 dalam RPJMD Provinsi Kep. Bangka Belitung 2017-2022
Dari seluruh luas lahan, 69 persen telah digunakan untuk pertanian legal/kebun/ladang/huma,
tambak, kolam/tebat/empang, lahan untuk tanaman kayu-kayuan, perkebunan negara/swasta,
dan lahan sawah. Sedangkan sisanya merupakan bangunan, pekarangan, padang rumput dan
lahan yang sementara tidak diusahakan.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilauah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034
(Perda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2014) Tujuan penataan ruang Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung adalah ”mewujudkan tata ruang provinsi kepulauan bangka belitung
yang terpadu, berimbang dan berkeadilan berbasis agro-bahari untuk menunjang pariwisata
serta pengendalian wilayah pertambangan untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan”.
Strategi dalam rangka pengembangan kegiatan wisata yang berbasis budaya lokal, pusaka dan
bahari serta ramah lingkungan, ialah:
I. Sistem Perkotaan
BAB 3 - 14
Rencana sistem perkotaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri atas:
Jaringan prasarana lalu lintas salah satunya berupa pengembangan terminal penumpang tipe
B dan tipe C. Terminal Penumpang Tipe B dikembangkan di 5 lokasi yaitu PKNp
(Pangkalpinang), PKW (Mentok, Tanjung Pandan, dan Manggar), dan PKL (Sungailiat).
Kemudian untuk pengembangan terminal tipe C dikembangkan di 12 lokasi yaitu PKWp
(Toboali dan Koba), dan PKL (Kelapa, Parittiga, Sungai Selan, Belinyu, Payung, Sijuk,
Membalong, Kelapa Kampit, Gantung, dan Badau).
15
1) Pelabuhan Sungailiat di Kabupaten Bangka,
2) Pelabuhan Sungai Selan di Kabupaten Bangka Tengah,
3) Pelabuhan Toboali di Kabupaten Bangka Selatan,
4) Pelabuhan Tanjung Berikat di Kabupaten Bangka Tengah,
5) Pelabuhan Tanjung Kelian di Kabupaten Bangka Barat,
6) Pelabuhan Tanjung Tedung di Kabupaten Bangka Tengah,
7) Pelabuhan Teluk Asam di Kabupaten Belitung Timur, dan
8) Pelabuhan Dendang di Kabupaten Belitung Timur.
d. Pelabuhan khusus kunjungan Kapal Wisata Asing (Layar/Yacht)
1) Pelabuhan Tanjungpandan, dan
2) Pelabuhan Tanjung Kelayang.
a. Lintas penyeberangan antar pulau yaitu Pelabuhan Tanjung Pandan – Pelabuhan Laut
Pontianak (Kalimantan Barat),
b. Lintas penyeberangan sabuk tengah yang menghubungkan pelabuhan:
1) Tanjung Api-api (Sumatera Selatan) – Tanjung Kalian (Bangka Barat),
2) Sadai (Bangka Selatan) – Tanjung Ru (Kabupaten Belitung), dan
3) Pelabuhan Manggar (Belitung Timur) – Ketapang (Kalimantan Barat).
c. Lintas koneksitas yaitu:
1) Sadai (Kabupaten Bangka Selatan) – Pulau Pongok,
2) Pulau Pongok – Mendanau (Kabupaten Belitung),
3) Pangkal Balam (Pangkalpinang) – Tanjung Pandan (Kabupaten Belitung), dan
4) Mendanau – Tanjung Ru (Kabupaten Belitung).
a. Bandar Udara Dipati Amir dengan hirarki sebagai bandar udara pengumpul skala tersier,
dan
b. Bandar Udara H. AS Hanandjoeddin dengan hirarki sebagai bandar udara pengumpul
skala tersier.
16
Pengembangan jaringan energi listrik dilakukan melalui pembangunan pembangkit listrik,
gardu induk dan jaringan listrik, sebagai berikut:
Sistem jaringan sungai berupa Wilayah Sungai Strategis Nasional yaitu WS Bangka dan Wilayah
Sungai Lintas Kabupaten/Kota yaitu WS Belitung. Sistem jaringan irigasi meliputi daerah irigasi
sebagai berikut:
17
V. Jaringan Prasarana Lingkungan
18
Gambar 3.7 - Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilauah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034
BAB 3 - 19
B. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Rincian tentang kawasan
lindung dan kawasan budidaya di Provinsi Kepuluan Bangka Belitung dapat diliat pada tabel
berikut.
BAB 3 - 20
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
Kabupaten Bangka Tengah : Kec. Lubuk Besar, Kec.
Koba, Kec. Namang, Kec. Sungai Selan, dan Kec.
Pangkalan Baru.
Kabupaten Bangka Selatan : Kec. Toboali, dan Kec.
Pulau Besar
Kota Pangkalpinang.
Kabupaten Belitung Timur : Sungai Manggar di Kec.
Manggar, Sungai Mayang di Kec. Kelapa Kampit,
Kec. Jembatan Gantung.
Kabupaten Belitung : Kec. Tanjung Pandan.
Kabupaten Bangka : Kec. Sungailiat, Kec. Puding
Besar, dan Kec. Mendo Barat.
b. Kawasan rawan abrasi/erosi - Kab. Bangka Barat : Kec. Parittiga, Kec. Tempilang.
Kab. Bangka Tengah : Kec. Koba, Kec. Lubuk Besar,
Kec. Pangkalan Baru.
Kab. Belitung : Kec. Membalong, Kec. Badau, Kec.
Tanjung Pandan, Kec. Selat Nasik dan Kec. Sijuk.
Kab. Belitung Timur:
Kec. Manggar, Kec. Gantung, Kec. Simpang Pesak,
Kec. Dendang dan Kec. Damar.
Kota Pangkalpinang : Pantai Pasir Padi
Kab. Bangka Selatan : Kec. Lepar Pongok, Kec.
Tukak Sadai, Kec. Simpang Rimba Permis, dan Kec.
Toboali.
Kab. Bangka:
Kec. Sungailiat, dan Kec. Belinyu.
c. Kawasan rawan bencana longsor - Kec. Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat.
Kawasan Budidaya
1 Kawasan peruntukan hutan produksi 77.841 Kabupaten Bangka Barat
65.884 Kabupaten Bangka
84.990 Kabupaten Bangka Tengah
106.154 Kabupaten Bangka Selatan
40.377 Kabupaten Belitung
57.638 Kabupaten Belitung Timur
2 Kawasan peruntukan pertanian
a. Kawasan peruntukan pertanian 355.453 Kab. Bangka Barat seluas 36.330 Ha
tanaman pangan Kab. Bangka seluas 72.433 Ha
Kab. Bangka Tengah seluas 11.044 Ha
Kab. Bangka Selatan seluas 171.350 Ha
Kab. Belitung seluas 25.763 Ha
Kab. Belitung Timur seluas 38.473 Ha
b. Kawasan peruntukan pertanian 221.512 Kab. Bangka Barat seluas 53.116 Ha
hortikultura Kab. Bangka seluas 33.245 Ha
Kab. Bangka Tengah seluas 23.171 Ha
Kab. Bangka Selatan seluas 52.958 Ha
Kab. Belitung seluas 40.252 Ha
Kab. Belitung Timur seluas 18.000 Ha
c. Kawasan peruntukan perkebunan 316.383 Perkebunan Besar meliputi :
Kab. Bangka Barat seluas 30.808 Ha
Kab. Bangka seluas 16.590 Ha
BAB 3 - 21
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
Kab. Bangka Tengah seluas 4.908 Ha
Kab. Bangka Selatan seluas 4.329 Ha
Kab. Belitung Timur seluas 35.047 Ha
Kab. Belitung seluas 33.188 Ha
Perkebunan Rakyat meliputi :
Kab. Bangka Barat seluas 40.120 Ha
Kab. Bangka seluas 45.660 Ha
Kab. Bangka Tengah seluas 34.687 Ha
Kab. Bangka Selatan seluas 30.326 Ha
Kab. Belitung Timur seluas 22.264 Ha
Kab. Belitung seluas 18.456 Ha
d. Kawasan peruntukan peternakan 10.102 Kab. Bangka Barat seluas 791 Ha
Kab. Bangka seluas 318 Ha
Kab. Bangka Tengah seluas 7.720 Ha
Kab. Bangka Selatan seluas 566 Ha
Kab. Belitung seluas 467 Ha
Kab. Belitung Timur seluas 160 Ha
Kota Pangkalpinang seluas 80 Ha
3 Kawasan peruntukan perikanan Seluruh wilayah Provinsi
a. Perikanan tangkap - Perairan selat Bangka,
Perairan utara Pulau Bangka dan Zona Ekonomi
Eklslusif (ZEE) Laut Cina Selatan,
Perairan timur Pulau Bangka dan ZEE Laut Cina
Selatan,
Perairan selat Gelasa dan selatan Pulau Bangka,
Perairan utara Pulau Belitung dan
ZEE Laut Cina Selatan, dan
Perairan timur Pulau Belitung
b. Perikanan budidaya: - Seluruh wilayah Kabupaten/Kota.
Budidaya laut
Budidaya tambak
Budidaya air tawar
4 Kawasan peruntukan pertambangan 400.000 Kab. Bangka Barat seluas 62.700 Ha
Kab. Bangka seluas 79.900 Ha
Kab. Bangka Tengah seluas 55.800 Ha
Kab. Bangka Selatan seluas 125.700 Ha
Kab. Belitung seluas 29.900 Ha
Kab. Belitung seluas 46.000 Ha
5 Kawasan peruntukan industri - Kawasan peruntukan industri dan pelabuhan terpadu
Mentok di Kab. Bangka Barat
Kawasan peruntukan industri dan pelabuhan terpadu
Jelitik dan Teluk Kelabat di Kab. Bangka dan Kab.
Bangka Barat
Kawasan peruntukan industri Lubuk Besar di Kab.
Bangka Tengah
Kawasan peruntukan industri Ketapang di
Pangkalpinang
Kawasan peruntukan industri Sadai di Kab. Bangka
Selatan
BAB 3 - 22
Luas
No Kawasan Lokasi
(Ha)
Kawasan peruntukan industri Besar Badau dan
Membalong di Kab. Belitung
Kawasan peruntukan industri Air Kelik di Kab. Belitung
Timur
6 Kawasan peruntukan pariwisata atau destinasi pariwisata
a. Wisata alam - Seluruh wilayah pesisir Pulau Bangka, Pulau
Belitung dan pulau-pulau kecil
Kawasan pariwisata bahari yang berupa kawasan
pantai dan lautnya yang dimanfaatkan untuk
pariwisata alam yang ada di Kabupaten/Kota, serta
kawasan pariwisata pulau-pulau kecil yang ada di
Kab. Bangka, Kab. Bangka Barat, Kab. Bangka
Tengah, Kab. Bangka Selatan, Kab. Belitung, dan
Kab. Belitung Timur
Kawasan pariwisata alam berupa kawasan wisata
hutan
Kawasan wisata alam berupa pemandian sumber air
panas alam yang dimanfaatkan untuk pariwisata di
Kab. Bangka, Kab. Bangka Barat, Kab. Bangka
Tengah, dan Kab. Bangka Selatan
Taman wisata laut
Kawasan Strategis Pariwisata Tanjung Kelayang
Kawasan pariwisata alam unggulan lainnya di
Kabupaten/Kota
b. Wisata budaya - Kawasan Kota Tua Mentok di Kab. Bangka Barat
Kawasan Situs Kota Kapur di Kab. Bangka
Kawasan yang di dalamnya terdapat cagar budaya
dan atau yang memiliki ciri-ciri cagar budaya di
Kabupaten/Kota
Kawasan wisata budaya yang memiliki daya tarik
wisata budaya tangible maupun intangible yang ada
di Kabupaten/Kota
Kawasan budaya Laskar Pelangi di Kab. Belitung
Timur
Kawasan wisata budaya dan wisata kreatif lainnya
yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi di
Kabupaten/Kota.
c. Wisata buatan yang meliputi: - Kabupaten/Kota
kawasan agro wisata,
fasilitas rekreasi dan taman
bertema dan
resort serta fasilitas olahraga
7 Kawasan peruntukan permukiman 59.188 dikembangkan diseluruh wilayah Provinsi
8 Kawasan peruntukan lainnya : - Kecamatan Kelapa Kampit, Kab. Belitung
kawasan pertahanan keamanan Timur dan Kecamatan Badau, Kab. Belitung
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilauah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034
Pengembangan sektor pariwisata menjadi salah satu fokus pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung yang dibuktikan dengan perencanaan beberapa kawasan andalan. Berikut adalah
BAB 3 - 23
rencana pengembangan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis berupa kawasan andalan
yang ditetapkan secara nasional meliputi:
BAB 3 - 24
Gambar 3.8 - Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Kep. Bangka Belitung
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilauah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034
BAB 3 - 25
3.1.2.9. Kepemilikan Lahan
Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, masalah pertanahan sangat krusial, karena banyak tanah-
tanah yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) ini sudah dimiliki oleh sebagian
oknum-oknum yang secara hukum dapat dipertanggungjawabkan atas kepemilikannya.
Kecemburuan sosial pun tercipta di masyarakat. Pasalnya, tanah ratusan hektar yang dimiliki oleh
beberapa oknum tidak dimanfaatkan dengan baik. Padahal, apabila dimanfaatkan dengan baik
maka akan memberikan dampak kesejahteraan kepada masyarakat.
Saat ini, dari 140 aset tanah provinsi yang berada di kabupaten/kota, baru 37 yang terdata dan
terlengkapi secara administrasi. Permasalahan klasik yang terjadi adalah masih adanya
ketidakrelaan untuk melepaskan aset yang bisa dimanfaatkan oleh kabupaten lainnya. Banyaknya
kendala dalam pelepasan kawasan hutan seperti banyaknya pergeseran terhadap tapak batas,
luas kawasan hutan, maupun pemanfaatan akibat aktivitas penambangan maupun perluasan
perkebunan dari pemilik modal.
Jumlah penduduk Provinsi Kep. Bangka Belitung sebanyak 1.455.7 jiwa. Suku Bangsa di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung adalah Melayu, Tionghoa, Jawa, Bugis, Madura, Batak, Minangkabau,
dll. Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah
sebesar 8,72% persen di Kabupaten Belitung Timur hingga yang tertinggi sebesar 22,42% di
Kabupaten Bangka.
Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk per satuan luas. Kegunaannya adalah sebagai
dasar kebijakan pemerataan penduduk dalam program transmigrasi. Kepadatan penduduk kasar
atau crude population density (CPD) menunjukkan jumlah penduduk untuk setiap kilometer
persegi luas wilayah.
BAB 3 - 26
Jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami peningkatan. Dalam jangka
waktu sepuluh tahun sejak tahun 2010, jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
mengalami penambahan sekitar 232.382 jiwa atau rata-rata sebanyak 2.328 jiwa setiap tahun.
Dengan luas daratan 16.424, 14 km2, maka kepadatan penduduk Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sebesar 89 jiwa per km2.
Berdasarkan kepadatannya, daerah terpadat adalah Kota Pangkalpinang (2.445 jiwa/km2) dan
daerah terjarang adalah Kabupaten Belitung Timur (51 jiwa/km2). Sementara, kepadatan
penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hanya mencapai 89 jiwa/km2. Berdasarkan
sebarannya, Kabupaten Bangka menjadi daerah dengan jumlah penduduk terbanyak (22,4%) dan
Kabupaten Belitung Timur menempati urutan terakhir dengan persentase sebesar 8,72%.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Bangka Belitung 2021 Laju pertumbuhan
penduduk Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir (2010-2020), rata-rata laju pertumbuhan
penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 1,70 persen per tahun. Namun, angka
ini menurun hampir dua persen jika dibandingkan dengan
rata-rata laju pertumbuhan penduduk periode Tahun
2000-2010 yang sebesar 3,13 persen. Hal ini disebabkan
oleh 1.261.114 penduduk atau 86,63 persen yang terdata
berdomisili sesuai kartu keluarga (KK). Sementara,
194.564 penduduk atau 13,37 persen terdata berdomisili
tidak sesuai kartu keluarga (KK). Berikut rincian tabel laju
pertumbuhan penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung menuru Kabupaten/Kota.
BAB 3 - 27
Kepadatan Penduduk per Km2
Kabupaten/Kota
2000-2010 2010-2020
Kabupaten Bangka Barat 3,32 1,52
Kabupaten Bangka Tengah 4,03 2,06
Kabupaten Bangka Selatan 3,10 1,35
Kabupaten Belitung Timur 2,75 1,72
Kota Pangkalpinang 3,17 2,19
Kep. Bangka Belitung 3,13 1,70
Sumber: Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka 2021
Komposisi penduduk menurut generasi, hasil SP 2020 mencatat sebagian besar penduduk
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ada pada generasi z dan generasi milenial yakni masing-
masing sebanyak 411.875 orang (28,56 persen) dan 392.328 orang (27,20 persen) dari total
populasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Generasi Z atau Gen-Z merupakan penduduk yang lahir di rentang tahun 1997-2012, dengan
perkiraan usia sekarang 8-23 tahun. Adapun milenial, lahir di rentang tahun 1981-1996, dengan
perkiraan usia sekarang 24-39 tahun. Kemudian, Gen-X, berada di posisi ketiga, dengan 20,47
persen. Gen-X adalah penduduk yang lahir antara tahun 1965-1980 dengan perkiraan usia
sekarang 40-55 tahun. Posisi komposisi keempat, ditempati Post Gen-Z yang sebanyak 12,32
persen. Generasi Post Gen-Z ini lahir tahun 2013 dan seterusnya. Dengan perkiraan usia sekarang,
sampai dengan 7 tahun.
Komposisi penduduk Babel terkecil, ditempati oleh Generasi Baby Boomers dan Generasi Pre-
boomers, dengan masing-masing sebanyak 10,15 persen dan 1,30 persen. Generasi Baby
Boomers lahir di rentang tahun 1946-1964, dengan perkiraan usia sekarang 56-74 tahun. Adapun
pre-boomer lahir sebelum tahun 1945. Perkiraan usia sekarang di atas 75 tahun. Sehingga
Komposisi penduduk masih didominasi oleh usia produktif (15-65 tahun) sehingga terdapat
bonus demografi pada era sekarang ini.
Untuk mengetahui strtuktur penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat disajikan
dengan melalui piramida penduduk. Piramida penduduk adalah grafik khusus yang digunakan
untuk menampilkan komposisi umur dan jenis kelamin dari suatu populasi atau kelompok.
Piramida penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Indonesia termasuk tipe
ekspansif. Piramida tipe ekspansif dapat dilihat dari pola piramida yang melebar di bagian bawah
dan cembung di bagian tengah yang merupakan penduduk usia muda. Sementara di bagian
atas yang merupakan penduduk usia tua meruncing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
BAB 3 - 28
75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44 Laki-Laki
35-39
30-34 Perempuan
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
80,000 60,000 40,000 20,000 0 20,000 40,000 60,000 80,000
Menurut United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan
PBB, indeks pembangunan masyarakat (IPM) didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi
penduduk (a process of enlarging the choice of people). IPM mengukur pencapaian hasil
pembangunan dari suatu daerah/wilayah dalam tiga dimensi dasar pembangunan yaitu lamanya
hidup, pengetahuan/tingkat pendidikan dan standar hidup layak.
IPM
Kabupaten/Kota
BAB 3 - 29
IPM
Kabupaten/Kota
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa IPM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah 71,47
pada tahun 2020, dengan angka IPM tertinggi berada di Kota Pangkalpinang dengan angka 78,23
dan IPM terendah berada di Kabupaten Bangka Selatan dengan angka 66,90.
3.1.3.1 Pendidikan
Pembangunan pendidikan merupakan salah satu investasi sumber daya manusia (SDM) yang
dapat memacu daya saing di era global. Sebagai investasi produktif, pendidikan dinilai dapat
meningkatkan kualitas SDM sebagai faktor pendukung utama untuk meningkatkan produktivitas
di berbagai bidang dan sektor pembangunan.
Salah satu indikator dasar yang dicapai oleh suatu daerah terkait dengan tingkat pendidikan dapat
dilihat dari angka melek huruf (AMH) yang merupakan proporsi penduduk usia 15 tahun keatas
yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis. Tingkat melek huruf yang tinggi (atau
tingkat buta huruf yang rendah) menunjukkan adanya sebuah sistem pendidikan dasar yang
efektif dan atau program keaksaraan yang memungkinkan sebagian besar penduduk
memperoleh kemampuan menggunakan kata-kata tertulis dalam kehidupan sehari-hari dan
melanjutkan pembelajarannya.
Berdasarkan data statistik tahun 2021, Angka Melek Huruf di Kepulauan Bangka Belitung
mencapai 98,08% yang berarti bahwa sebanyak 98,08% penduduk usia 15 tahun ke atas sudah
mampu membaca dan menulis. Untuk lebih jelasya mengenai Angka Melek Huruf (AMH) di setiap
kabupaten/kota di Provinsi Bangka Belitung dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.11 - Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kabupaten/ Kota, 2016-2020
Angka Melek Huruf (%)
Kabupaten/Kota
2016 2017 2018 2019 2020
Kabupaten Bangka 97,77 97,83 98,49 98,30 98,63
Kabupaten Belitung 97,35 98,69 98,29 98,89 98,85
Kabupaten Bangka Barat 96,51 97,78 96,94 97,79 97,56
Kabupaten Bangka Tengah 97,47 96,43 96,66 98,08 95,50
Kabupaten Bangka Selatan 96,84 97,54 97,41 97,37 97,86
Kabupaten Belitung Timur 98,28 97,93 98,03 98,17 99,22
Kota Pangkalpinang 99,41 98,31 98,11 98,00 98,78
Kep. Bangka Belitung 97,66 97,79 97,76 98,09 98,08
BAB 3 - 30
Sumber : Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka 2021
Secara lebih detail, persentase lulusan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir masyarakat pada
setiap kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.12 - Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah/STTB yang Dimiliki Tahun 2019
Kabupaten/ Tidak
Kota Punya SD/MI SMP/MTs/ SMA/SMU/MA/ SMK/ Diploma Diploma
Ijazah Sederajat Sederajat Sederajat MAK I/II/III IV/S1/S2/S3
SD
Kabupaten Bangka 21,09% 24,18% 19,56% 19,03% 6,32% 2,42% 7,40%
Kabupaten Belitung 15,58% 25,74% 20,25% 23,72% 6,70% 2,81% 5,20%
Kabupaten Bangka Barat 24,23% 27,37% 20,68% 17,55% - 1,19% 4,27%
Kabupaten Bangka Tengah 22,27% 27,55% 19,84% 15,55% 6,63% 2,73% 5,44%
Kabupaten Bangka Selatan 21,57% 35,53% 17,14% 17,92% 3,16% 0,94% 3,74%
Kabupaten Belitung Timur 16,91% 30,35% 22,55% 17,98% 7,04% 1,90% 3,27%
Kota Pangkalpinang 11,44% 18,03% 17,53% 27,94% 11,56% 2,93% 10,57%
Sumber : Dokumen Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bangka Barat 2020, BPS
Dokumen Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bangka Tengah 2020, BPS
Dokumen Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bangka Selatan 2020, BPS
Dokumen Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Belitung 2020, BPS
Dokumen Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Belitung Timur 2020, BPS
Dokumen Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bangka 2020, BPS
Dokumen Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pangkalpinang 2020, BPS
BAB 3 - 31
Tabel tersebut menunjukkan bahwa kualitas terbaik terkait pendidikan masyarakat terdapat di
Kota Pngkal Pinang, dimana sebanyak 10,57% penduduk diatas usia 15 tahun telah
menyelesaikan Pendidikan Tinggi (Diploma 4, S1, S2, S3). Secara keseluruhan, Kabupaten Bangka
Selatan dan Belitung Timur memiliki profil yang kurang lebih sama dimana hanya sekitar 3% yang
berpendidikan tinggi, sedangkan mereka yang berpendidikan hanya SD mencapai lebih dari 30%.
3.1.3.2 Kesehatan
Salah satu indikator dasar yang dicapai oleh suatu daerah terkait dengan tingkat kesehatan dapat
dilihat dari angka harapan hidup yang merupakan indikator kesehatan standar di seluruh negara.
Peningkatan jumlah fasilitas dan kualitas pelayanan kesehatan sejatinya diharapkan mampu
untuk mendongkrak angka harapan hidup.
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan secara khusus dalam meningkatkan
derajat kesehatan pada khususnya. Angka harapan hidup yang rendah di suatu daerah harus
diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk
kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.
Angka harapan hidup di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun kurun waktu tahun 2018
sampai tahun 2020 terus mencapai peningkatan dimana pada tahun 2018 angka harapan hidup
mencapai 70,18 tahun dan terakhir di tahun 2020 mencapai 70,64 tahun usia rata-rata yang
masih akan dijalani. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
di Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan nilai yang positif sehingga mampu untuk
mendongkrak angka harapan hidup. Untuk lebih jelasnya mengenai angka harapan hidup pada
tiap kabupaten/ kota dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.13 - Angka Harapan Hidup Provinsi Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2018-2020
Rata-rata Usia Harapan Hidup (tahun)
Kabupaten/Kota
2018 2019 2020
Kabupaten Bangka 70,73 70,99 71,06
Kabupaten Belitung 70,64 70,94 71,05
Kabupaten Bangka Barat 69,73 69,99 70,06
Kabupaten Bangka Tengah 70,78 71,16 71,36
Kabupaten Bangka Selatan 67,47 67,90 68,16
Kabupaten Belitung Timur 71,59 71,90 72,03
Kota Pangkalpinang 73,17 73,17 73,30
Kep. Bangka Belitung 70,50 70,50 70,64
Sumber : Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka 2021, BPS
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa angka harapan hidup di setiap kabupaten/kota pada
kurun waktu tahun 2018 sampai tahun 2020 terus mengalami peningkatan, hal ini disebabkan
karena di setiap kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah memiliki fasilitas
rumah sakit, puskesmas dan puskesmas pembantu yang melengkapi fasilitas kesehatan di daerah
BAB 3 - 32
ini. Terdapat 21 sarana terdiri dari 10 RS umum pemerintah, 9 RS umum swasta, dan 2 RS umum
khusus.
Indikator lain yang dapat mengukur kondisi kesehatan masyarakat adalah angka kesakitan atau
angka Morbiditas yang merupakan proporsi penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan
menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari (sakit) yaitu perbandingan antara penduduk
yang mengalami satu atau lebih jenis keluhan dalam satu bulan terakhir dan menyebabkan
terganggunya kegiatan sehari-hari terhadap jumlah seluruh penduduk. Indikator ini dapat
mengukur kesehatan masyarakat dan menjadi pertimbangan dalam membuat kebijakan
pelayanan kesehatan secara murah, mudah dan merata. Berikut ini adalah tabel morbiditas
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menurut kabupaten/kota.
Tabel 3.14 - Morbiditas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/ Kota
Tahun 2016-2020
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa angka kesakitan tertinggi di Provinsi Bangka Belitung
berada di Kabupaten Bangka Tengah, dengan angka kesakitan pada tahun 2020 mencapai
14,24%. Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Belitung Timur berada di posisi selanjutnya dengan
angka kesakitan terbanyak kedua dan ketiga. Angka kesakitan terkecil berada di Kabupaten
Bangka Barat dengan 9,99%.
Jumlah penduduk miskin di Kepulauan Bangka Belitung pada periode tahun 2018 sampai tahun
2020 cenderung tidak mengalami penurunan, namun demikian jika dibandingkan dengan
pertumbuhan penduduk dapat diketahui persentase penduduk miskin mengalami penurunan
BAB 3 - 33
pada periode tahun 2018 sampai tahun 2020 di mana pada tahun 2018, persentase penduduk
miskin sebesar 5,25% dan pada akhir tahun 2020 sebesar 4,53%.
Tabel 3.15 - Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut
Kabupaten/ Kota Tahun 2018-2020
Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten/Kota (Ribu Jiwa) (%)
2018 2019 2020 2018 2019 2020
Kabupaten Bangka 18,0 16,5 15,4 5,47 4,92 4,51
Kabupaten Belitung 14,0 11,9 12,1 7,56 6,29 6,27
Kabupaten Bangka Barat 6,4 5,6 5,8 3,05 2,67 2,70
Kabupaten Bangka Tengah 11,1 9,8 9,6 5,81 5,02 4,85
Kabupaten Bangka Selatan 7,6 7,0 7,5 3,70 3,36 3,52
Kabupaten Belitung Timur 8,9 8,5 8,6 7,06 6,60 6,52
Kota Pangkalpinang 10,3 9,0 9,4 4,95 4,25 4,36
Kepulauan Bangka Belitung 76,3 68,4 68,4 5,25 4,62 4,53
Sumber : Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka 2021, BPS
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa angka kasus kemiskinan tertinggi tedapat di Pulau
Belitung, di mana untuk Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung nilainya masih di atas 5%,
sedangkan untuk Kabupaten/ Kota di Pulau Bangka rata-rata nilainya di bawah 5%.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pada tahun 2020, garis kemiskinan tertinggi berada
di Kabupaten Belitung dan garis kemiskinan terendah berada di Kabupaten Bangka Selatan.
BAB 3 - 34
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Desa + Kota)
Nama Kabupaten/Kota
2018 2019 2020
Kabupaten Bangka 0,66 0,65 0,47
Kabupaten Belitung 0,59 0,69 0,74
Kabupaten Bangka Barat 0,34 0,31 0,23
Kabupaten Bangka Tengah 0,42 0,52 0,72
Kabupaten Bangka Selatan 0,49 0,48 0,53
Kabupaten Belitung Timur 1,01 0,81 0,7
Kota Pangkalpinang 0,49 0,59 0,6
Kepulauan Bangka Belitung 0,69 0,51 0,6
Sumber : Dokumen Indikator Sosial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2020, BPS
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pada tahun 2020, indeks kedalaman kemiskinan
terkecil berada di Kabupaten Bangka Barat. Hal tersebut menandakan bahwa Kabupaten Bangka
Barat memiliki potensi ekonomi untuk dana pengentasan kemiskinan berdasarkan identifikasi
karakteristik penduduk miskin dan juga untuk target sasaran bantuan dan program.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pada tahun 2020, indeks keparahan kemiskinan
tertinggi berada di Kabupaten Belitung Timur. Hal tersebut menandakan bahwa Kabupaten
Belitung Timur memiliki ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin tertinggi di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
Bergeser pada kelompok rentan lainnya, yaitu perempuan, salah satu indikator komitmen
kebijakan kesehatan masyarakat khususnya pada kelompok perempuan dan anak adalah tinggi
rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) pada suatu daerah. AKI didefinisikan sebagai banyaknya
perempuan yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan
atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan, bunuh diri atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
BAB 3 - 35
Berdasarkan Dokumen Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2019, AKI di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2019, AKI
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah 137,33/100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada
tahun 2018 AKI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah 167,24/100.000 kelahiran hidup.
Distribusi AKI di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat pada tabel berikut.
AKI
Kabupaten/Kota
(per 100.000 kelahiran hidup)
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pada tahun 2019 angka kematian ibu terbesar berada
di Kabupaten Belitung Timur, dengan angka kematian ibu 452,03/100.000 kelahiran hidup, diatas
angka nasional yang mencapai 305/100.000 pada tahun yang sama. Sedangkan angka kematian
ibu terkecil pada tahun 2019 berada di Kota Pangkalpinang dengan angka 22,93/100.000
kelahiran hidup.
Berbagai faktor penyebab tingginya AKI ini antara lain adalah status kesehatan ibu dan kesiapan
untuk hamil, pemeriksaan antenatal (masa kehamilan), pertolongan persalinan dan perawatan
segera setelah persalinan, serta faktor sosial budaya (E. Kristi Poerwandari dan Yenina Akmal:
2000). Dari segi infrastruktur kesehatan, pengaruh ketersediaan fasilitas kesehatan reproduksi
yang berkualitas serta akses jalan ke tempat pelayanan kesehatan.
Selain angka kematian ibu, terdapat juga angka kematian bayi (AKB) yang merupakan angka
banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai umur 1 tahun pada waktu tertentu per 1000
kelahiran hidup pada periode waktu yang sama. Angka kematian bayi merupakan indikator yang
penting untyk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang
baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat orang tua si bayi tinggal dan
sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tua si bayi. Kemajuan yang dicapai dalam bidang
pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin secara
jelas dengan menurunnya tingkat AKB. Dengan demikian angka kematian bayi merupakan tolok
ukur yang sensitif dari semua upaya intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di
bidang kesehatan. Berikut adalah AKB di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
BAB 3 - 36
Tabel 3.20 - Angka Kematian Bayi dan Balita Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2018
Kematian bayi (0 – 12 bln) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2018 berjumlah 166
orang meningkat dari tahun 2017 sebanyak 159 orang. Jumlah kematian bayi pada tahun 2018
paling banyak terdapat di Kabupaten Belitung (22,28% dari total kematian bayi) dan paling sedikit
terdapat di Kota Pangkalpinang (8,43% dari total kematian bayi).
Kematian balita (0 – 5 thn) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2018 berjumlah 194
orang meningkat dari tahun 2017 sebanyak 187 orang. Jumlah kematian balita tahun 2018 paling
banyak terdapat di Kabupaten Belitung (21,13% dari total kematian balita) dan paling sedikit
terdapat di Kota Pangkalpinang (8,24% dari total kematian balita).
Menurut United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan
PBB, indeks pembangunan masyarakat (IPM) didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi
penduduk (a process of enlarging the choice of people). IPM mengukur pencapaian hasil
pembangunan dari suatu daerah/wilayah dalam tiga dimensi dasar pembangunan yaitu lamanya
hidup, pengetahuan/tingkat pendidikan dan standar hidup layak.
IPM
Kabupaten/Kota
BAB 3 - 37
IPM
Kabupaten/Kota
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa IPM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah 71,47
pada tahun 2020, dengan angka IPM tertinggi berada di Kota Pangkalpinang dengan angka 78,23
dan IPM terendah berada di Kabupaten Bangka Selatan dengan angka 66,90.
Masalah sosial di suatu wilayah dapat dilihat melalui keberadaan dan jumlah pemerlu pelayanan
kesejahteraan sosial (PPKS) yang ada di wilayah tersebut. PPKS merupakan perseorangan,
keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau
gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga memerlukan pelayanan sosial
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani dan rohani maupun sosial secara memadai
dan wajar. Berikut adalah jumlah PPKS di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
BAB 3 - 38
Tabel 3.22 - Rekapitulasi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2018
Jumlah Jiwa
Kabupaten/ Kota
Jenis PPKS Provinsi
No.
% dibanding
Kepulauan
Bangka Bangka Bangka Belitung Jumlah Penduduk
Bangka Belitung Pangkalpinang Bangka Belitung
Barat Tengah Selatan Timur
2 Anak Terlantar (AT) 12.537 6.061 10.109 10.005 6.280 5.410 7.800 4,00
58.202
Anak yang Berhadapan dengan
3 1 1 2 3 5 - 5 0,00
Hukum 17
4 Anak Jalan - - - - - - - - -
8 Lanjut Usia Telantar 9.534 7.103 5.968 5.520 4.590 6.346 5.184 3,07
44.745
BAB 3 - 39
Jumlah Jiwa
Kabupaten/ Kota
Jenis PPKS Provinsi
No.
% dibanding
Kepulauan
Bangka Bangka Bangka Belitung Jumlah Penduduk
Bangka Belitung Pangkalpinang Bangka Belitung
Barat Tengah Selatan Timur
13 Pemulung 19 13 7 7 2 6 72 0,01
126
14 Kelompok Minoritas - - - - - - - - -
Bekas Warga Binaan Lembaga
15 135 41 96 113 89 20 191 0.05
Pemasyarakatan (BWBLP) 685
Orang dengan HIV/AIDS
16 164 86 16 19 1 14 464 0.05
(ODHA) 764
Korban Penyalahgunaan
17 1 - 1 16 1 - 8 0,00
NAPZA 27
18 Korban Trafficking - - - - - - - - -
19 Korban Tindak Kekerasan - - - - - - - - -
Pekerja Migran Bermasalah
20 - - - - - - - - -
Sosial (PMBS)
21 Korban Bencana Alam - - - - - - - - -
22 Korban Bencana Sosial - - - - - - - - -
Perempuan Rawan Sosial
23 3.995 2.465 2.269 2.483 2.429 1.435 2.545 1,21
Ekonomi 17.621
BAB 3 - 40
Jumlah Jiwa
Kabupaten/ Kota
Jenis PPKS Provinsi
No.
% dibanding
Kepulauan
Bangka Bangka Bangka Belitung Jumlah Penduduk
Bangka Belitung Pangkalpinang Bangka Belitung
Barat Tengah Selatan Timur
Jumlah 82.906 47.907 59.899 59.537 42.133 43.294 51.564 387.240 26,60
Sumber : - Data DTKS Pusdatin, Kemensos RI, Hasil update DKTK, Tahun 2020
- Data Dari Dinas/Instansi Vertikal: Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, BNN Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, dan Bapas Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
- Data Mandiri Kabupaten/Kota
BAB 3 - 41
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 12 jenis PPKS di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, dengan jumlah PPKS terbanyak adalah fakir miskin, yang berjumlah 252.509 orang atau
17,35% dari populasi penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Bangka Belitung juga memiliki senjata tradisional yang diwariskan sejak jaman kerajaan pasca
tidak menjadi bagian dari kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 dan kerajaan Majapahit pada abad
ke-13. Setelah pengaruh Majapahit memudar, muncullah kerajaan-kerajaan lokal seperti
Kerajaan Badau, yang kemudian belajar membuat senjata besi dikenal sebagai Parang Badau.
Selain itu senjata tradisional lainnya adalah siwar panang yang mirip parang namun memiliki bilah
bermata satu yang ringan dan tajam sehingga memungkinkan gerakan cepat tanpa mengeluarkan
banyak tenaga. Senjata lainnya bernama Kedik, yaitu biasa digunakan sehari-hari untuk
membabat rumput yang mengganggu.
Kekayaan budaya ini merupakan modal dasar bagi dilaksanakannya pariwisata budaya yang oleh
Suharto (2011) digambarkan memberi manfaat bagi berkembangnya kebudayaan lokal.
Pengembangan budaya lokal ini tidak hanya mencakup kesenian dan kuliner tetapi juga turut
mengembangkan kelompok masyarakat yang berkonsentrasi pada pengembangan kebudayaan
tradisional. Selain itu, perlindungan atas monumen yang bernilai sejarah membutuhkan
perlindungan dari pemerintah secara berkelanjutan, serta menuntut adanya pemeliharaan oleh
masyarakat maupun para wisatawan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, benda cagar budaya
didefinisikan sebagai
1. Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok,
atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 tahun, atau
mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 tahun, serta
dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan;
2. Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan.
Berikut ini adalah beberapa contoh cagar budaya, yang masuk dalam kategori cagar budaya
peringkat nasional yaitu Wisma Ranggam dan Pesanggrahan Menumbing. Keduanya berada di
Kabupaten Bangka Barat, dan telah lama menjadi daerah tujuan wisata, terutama bagi mereka
yang menyukai sejarah. Pada kedua bangunan ini terkandung sejarah pergerakan Republik
Indonesia yang melibatkan tokoh-tokoh nasional terutama Soekarno dan Hatta.
BAB 3 - 42
Gambar 3.11 - Wisma Ranggam
Wisma Ranggam dahulu bernama Pesanggrahan Muntok. Pesanggrahan Muntok dibangun sekitar tahun
1890 oleh perusahaan timah Belanda yang bernama Banka Tin Winning (BTW) sebagai tempat
peristirahatan pegawai yang bekerja di BTW.
Pesanggrahan Muntok digunakan sebagai tempat pengasingan empat tokoh pemimpin Kemerdekaan
Indonesia, antara lain Bung Karno dan Haji Agus Salim, Mr. Moch. Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo.
Bung Karno dan Haji Agus Salim yang saat itu menjabat sebagai menteri luar negeri dibawa ke dan
ditempatkan di Pesanggrahan Muntok pada tanggal 6 Februari 1949. Dua tokoh lainnya, Mr. Moch.
Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo di bawa ke pesanggrahan Muntok kemudian, sehingga pemimpin
Indonesia yang ditempatkan di Pesanggrahan Muntok berjumlah empat orang. Tokoh – tokoh tersebut
menempati empat buah kamar. Kamar 12 adalah kamar Ir. Soekarno, kamar 11 adalah kamar H. Agus
Salim, kamar 12-A adalah kamar Mr. Moch. Roem, dan kamar 1 adalah kamar Mr. Ali Sastroamidjojo.
Sumber : http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015121600004/wisma-ranggam
Pesanggrahan Menumbing merupakan rumah peristirahatan atau penginapan yang awalnya dimiliki
oleh Perusahaan Timah Belanda Banka Tin Winning (BTW), dibangun sekitar tahun 1927-1930. Pada
tahun 1927, J.G. Bijdendijk yang merupakan kepala BTW menyetujui pembangunan hotel ini dengan
fasilitas modern yang mewah. Berghotel (bukit peristirahatan) Menumbing secara resmi dibuka pada
tanggal 28 Agustus 1928 dengan fasilitas-fasilitas seperti listrik, air mengalir, telepon, serta lapangan
tenis. Jalan masuk komplek ini melewati jalan aspal berliku yang cukup hanya untuk satu mobil. Jalan ini
dibangun oleh pribumi dan para pekerja dari China yang dibaayr oleh BTW. Secara umum hotel
Menumbing terdiri dari tiga buah bangunan yang bergaya arsitektur de stijl yang memiliki denah persegi
panjang dengan dua lantai. Bagian atapnya dibuat datar berfungsi sebagai menara pandang.
Sumber : http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015121600001/pesanggrahan-menumbing
BAB 3 - 43
Terkait pelestarian adat dan budaya, di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, terdapat produk hukum yang mengatur pelestarian serta pengembangan adat dan
budaya yang terdapat di wilayahnya masing-masing. Produk hukum tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.23 - Daftar Produk Hukum Terkait Pelestarian Adat dan Budaya di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
Kabupaten/Kota Produk Hukum Terkait Pelestarian Adat dan Budaya
Kabupaten Bangka Peraturan Bupati Bangka Nomor 4 Tahun 2017 Tentang Pelestarian dan
Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat di
Kabupaten Bangka
Kabupaten Belitung Perda Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Adat Istiadat dan
Pemberdayaan Lembaga Adat Melayu Belitong Kabupaten Belitung
Kabupaten Bangka Barat Perda Nomor 4 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan, Pelestarian, dan
Pengembangan Adat Istiadat dan Kebudayaan Bangka Barat
Kabupaten Bangka Tengah Perda Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Cagar Budaya
Kabupaten Bangka Selatan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 17 Tahun 2007
Tentang Kawasan Wisata Sejarah
Kabupaten Belitung Timur Perda Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Rumah Adat, Pakaian Adat dan
Pakaian Pengantin Adat Melayu Belitong di Kabupaten Belitung Timur
Kota Pangkalpinang Perda No. 2 Tahun 2015 Tentang Pakaian Adat dan Pakaian Adat Pengantin
Serta Upacara Adat Perkawinan Kota Pangkalpinang
Tak hanya dengan adanya kebijakan perlindungan adat dan budaya, pelestarian adat dan budaya
juga dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi masyarakat.
Berikut adalah organisasi masyarakat yang turut berperan dalam menjaga, melestarikan, dan
melindungi adat dan budaya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tabel 3.24 - Daftar Organisasi Masyarakat terkait Adat dan Budaya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
No. Nama Organisasi Masyarakat Kabupaten/ Kota
1 Forum Penggiat Seni Bangka Barat Bangka Barat
Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) “Melati” Kabupaten
2 Bangka Barat
Bangka Barat
3 LSM Adat Melayu Jerieng Babel Bangka Barat
4 Forum Pemuda Seni Budaya Dan Pendidikan Desa Mancung (FPSBP) Bangka Barat
Salah satu wujud keseriusan dalam melestarikan kebudayaan adalah saat DPR RI pada tanggal 27
April 2017 menetapkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Kemajuan Kebudayaan.
Dalam pasa1 nya disebutkan bahwa “Pemajuan Kebudayaan adalah upaya meningkatkan
ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia melalui
Perlindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan”. Dari sini kemudian
dirumuskanlah visi pemajuan kebudayaan untuk 20 tahun ke depan yaitu “Indonesia Bahagia
berlandaskan keanekaragaman budaya yang mencerdaskan, mendamaikan dan
menyejahterakan rakyat Indonesia seluruhnya”. Berbagai visi dan misi daerah yang telah ada,
BAB 3 - 44
kemudian dirumuskan bersama dalam Strategi Kebudayaan, dengan menyatukan perencanaan
pemajuan kebudayaan dalam bentuk Pokok Pikiran Kebudayaan daerah (PPKD) yang
diamanatkan oleh Undang-Undang untuk dibuat oleh Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah
Kabupaten dan Kota. PPKD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah disetujui Gubernur menjadi
dokumen daerah pada 29 Oktober 2018.
Selain Pendidikan, modal sosial yang juga merupakan aset dari sumberdaya manusia yang
bermanfaat bagi pengembangan pariwisata adalah keragaman budaya, nilai-nilai budaya dan
keluhuran nenek moyang yang dimiliki secara turun temurun hingga saat ini, serta berbagai
produk kebudayaan peninggalan sejarah maupun yang dikembangkan dalam berbagai bentuk
produk kesenian. Dalam komposisi penduduk, etnis terbesar yang kini hidup disana adalah etnis
Melayu, sebagai etnis yang telah menjadi bagian sejak jaman kesultanan Palembang.
Orang Tionghoa di Bangka Belitung merupakan etnis terbesar setelah Melayu, mereka
merupakan sub etnis Hakka atau biasa disebut sebagai orang Khek. Keberadaan etnis Tionghoa
pada saat ini sudah memasuki generasi ke 3 sejak para leluhurnya bekerja di tambang-tambang
Timah. Pada masa pemerintahan Kesultanan Palembang berkuasa diantaranya adalah Sultan
Mansur, Sultan Kamarudin, Sultan Badarudin, Sultan Najamudin, orang Tionghoa Hakka memiliki
konsesi dalam pemilikan dan pengelolaan tambang. Hal ini berlanjut terus di masa penjajahan
Inggris dan Belanda.
Selain etnis, penggunaan bahasa juga tidak seragam digunakan di masyarakat Bangka Belitung.
Bahasa yang paling dominan digunakan sesuai dengan jumlah etnis terbesarnya adalah Bahasa
Melayu. Namun demikian, bahasa lain juga digunakan sebagai bahasa pengantar terutama di
kalangan internal yaitu bahasa Mandarin dan bahasa Jawa. Tidak ada data jelas mengenai berapa
banyak penduduk yang memiliki kemampuan berbahasa asing, salah satunya Bahasa Inggris.
Sebagaimana dikutip dari Euromonitor International (2017) dalam Travel in Indonesia;
Penguasaan Bahasa asing menjadi kelemahan yang masih dimiliki oleh penduduk Bangka
Belitung, dengan berlandaskan pada kondisi bahwa lebih dari setengah penduduknya masih
memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
Identitas agama penduduk Bangka Belitung sebagian besar memeluk agama Islam dengan
presentase sebesar 86.91 persen, disusul mereka yang menganut agama Budha sebesar 7.83
persen, agama Kristen Protestan sebesar 2.70 persen, agama Katolik sebesar 2.45 persen dan
agama Hindu 0.11 persen. Jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan
agama dapat dilihat pada tabel berikut.
BAB 3 - 45
Tabel 3.25 - Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Menurut Agama dan Kabupaten/ Kota Tahun 2020
Agama
Kabupaten/Kota
Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, praktik keagamaan dan budaya dilakukan tidak hanya di
rumah-rumah ibadah maupun di tempat lain yang dapat menjadi daya tarik wisata. Misalnya
seperti yang dilakukan di pantai pasir padi berupa upacara ritual Peh Chun, salah satu upacara
adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Tionghoa. Atau di Vihara Dewi Kwan Im dekat pantai
burung mandi yang selalu dipadati etnis Tionghoa pada bulan Februari saat peringatah tahun
baru Cina.
Di samping dua kelompok etnis tersebut, Bangka Belitung sesungguhnya hingga kini masih
memiliki kelompok masyarakat adat atau suku asli atau biasa disebut dengan istilah indigenous
people, adalah mereka yang memiliki identitas tersendiri seperti bahasa, kebudayaan, sistem
sosial dan sebagainya yang berbeda dengan populasi penduduk pada umumnya. Mereka inilah
yang sering mengalami resiko yang lebih besar dan kehilangan atas akses pada kekayaan alam
dan budaya. Di Bangka Belitung, hingga kini terdapat kelompok masyarakat yang dikenal sebagai
Orang Lom, sebuah definisi yang diciptakan oleh Belanda pada pertengahan abad ke-19 saat
dilakukan pendataan penduduk Pulau Bangka, di mana kelompok ini belum beragama seperti
masyarakat sekitarnya yang sudah beragama Islam. Suku bangsa ini dikisahkan berasal dari
komunitas Vietnam yang mendarat dan menetap di daerah Gunung Muda, Belinyu sekitar abad
ke 5 Masehi. Suku bangsa ini telah ada jauh sebelum Kerajaan Sriwijaya yang berkembang pada
abad ke-7 Masehi.
Cerita lain yang berkembang adalah bahwa keturunan laki-laki dan perempuan yang muncul
secara misterius di Bukit Semidang, Belinyu, setelah banjir besar surut. Terdapat kisah lain pula
tentang keberadaan orang sakti yang bernama Anta, yang hingga sekarang masih dianggap
BAB 3 - 46
sebagai leluhur dari suku Lom. Perkiraan sejarah lainnya adalah bahwa suku Lom merupakan
keturunan bangsawan Majapahit di Mojokerto, Jawa Timur yang pada abad ke-16 Masehi lari
karena tidak mau memeluk Islam dan berakhir terdampar di Tanjung Tuing.
Perbedaan versi sejarang keberadaan suku ini membuat ia tidak dapat semata-mata
dikategorikan sebagai suku Melayu karena walau bahasanya mirip, namun banyak pula istilah-
istilah yang berbeda. Selain itu orang Lom juga memiliki kebiasaan mengkonsumsi daging babi,
tidak seperti umumnya suku Melayu yang beragama Islam dan tidak makan daging babi. Secara
kependudukan warga suku Lom tidak memiliki identitas agama yang sama, karena ada yang
terdaftar beragama Islam, Kristen, maupun Budha, dan sebagian lagi tidak teridentifikasi atau
dikosongkan.
Karena pemerintah menilai Orang Lom termasuk warga yang tertinggal, maka pada tahun 1973
pemerintah menggiatkan Proyek Perkampungan Masyarakat Terasing (PKMT) dengan
membangun sekitar 75 rumah semi permanen di daerah Dusun Air Abik. Hingga kini, mereka
masih menempati pemukiman di Kecamatan Belinyu, tepatnya di Desa Gunung Pelawan.
Orang Lom memiliki struktur kepercayaan yang sebagain masih mengadopsi nilai-nilai leluhur
yang diturunkan selama ratusan tahun dari satu generasi ke generasi berikutnya secara lisan.
Struktur kepercayaannya ini terdiri atas beberapa sistem nilai yaitu mencakup:
1. Maha Kuasa
2. Nabi dan malaikat
3. Pembalasan dan surge
4. Ayat
5. Bubung Tujuh
6. Gunung Maras sebagai pusat kosmik spiritual
7. Benda peninggalan yang dianggap penting misalnya Telapak Aki Anta, Gendang Aki Anta,
Pari Aki Anta, Cenanom, Gue Tanjung Samak, dan Buluh Perindu.
Keberadaan orang Lom ini harus menjadi perhatian khusus, karena mereka berpotensi akan
semakin terpinggirkan dari perkembangan masyarakat. Suku asli ini harus mampu menyampaikan
keinginan dan pendapat mereka dalam turut membangun pariwisata, sekaligus sebagai aktor
aktif yang ikut mendapatkan manfaat pembangunan. Di sisi lain, diperlukan pula kehati-hatian
agar pembangunan jangan sampai menggerus nilai-nilai kearifan lokal dan budaya suku asli
Bangka Belitung.
Pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar di segala tingkatan baik formal maupun informal.
Pada tahun 2020, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki angka harapan lama sekolah (HLS)
mencapai 12,05 tahun yang artinya secara rata-rata anak usia 7 tahun yang masuk jenjang
pendidikan formal pada tahun 2020 memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,05 tahun atau
setara dengan lulus jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Angka harapan Sekolah (HLS) dapat
digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang.
BAB 3 - 47
Angka rata-rata lama sekolah (RLS) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai 8,06 tahun,
yang artinya secara rata-rata penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berusia 25
tahun ke atas telah menempuh pendidikan selama 8,06 tahun atau hampir menamatkan kelas IX.
Angka rata-rata lama sekolah (RLS) dapat digunakan untuk mengetahui kualitas pedididikan
masyarakat dalam suatu wilayah.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki sarana dan prasana (sarpras) pendidikan yang
memadai dan salah satu yang terlengkap di Indonesia. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah
memenuhi delapan (8) Standar Nasional Pendidikan (SNP). Salah satunya adalah standar sarana
dan prasarana, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk peringkat 3 nasional yang
mencakup tentang kriteria minimal sarana dan media yang menyokong pembelajaran, misalnya
ruang belajar, tempat berolahraga, tempat melaksanakan ibadah, perpustakaan, laboratorium,
sarana bermain, dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah data satuan
pendidikan (Sekolah) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menurut Kabupaten/Kota dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.26 - Jumlah Data Satuan Pendidikan (Sekolah) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2020
SD Sederajat SMP Sederajat SMA Sederajat SMK Sederajat
No Kabupaten/Kota Jumlah
S N JML S N JML S N JML S N JML
1 Kota Pangkalpinang 132 46 178 11 18 29 5 9 14 5 4 9 230
2 Kabupaten Bangka 332 30 362 35 26 61 11 15 26 5 7 12 461
3 Kabupaten Bangka Barat 254 14 268 30 16 46 7 7 14 5 4 9 337
4 Kabupaten Bangka Tengah 180 14 194 21 10 31 7 5 12 5 - 5 242
5 Kabupaten Bangka Selatan 186 6 192 31 12 43 8 7 15 6 1 7 257
6 Kabupaten Belitung 228 12 240 22 11 33 5 4 9 6 2 8 290
7 Kabupaten Belitung Timur 208 2 210 22 2 24 5 5 10 4 4 8 252
Kepulauan Bangka Belitung 2.069
Keterangan: S : Swasta; N : Negeri; JML : Jumlah
Sumber : Dokumen Provinsi Bangka Belitung Dalam Angka 2021, BPS
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa jumlah sarana pendidikan menurut kabupaten/kota di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tertinggi tedapat di Kabupaten Bangka yang terdiri dari SD
sederajat sampai SMK sederajat mencapai 461 sarana sekolah baik di tingkat swasta maupun
negeri. Sedangkan jumlah sarana pendidikan terendah terdapat di Kota Pangkalpinang mencapai
230 sarana sekolah dari SD sederajat sampai SMK sederajat baik di tingkat swasta maupun negeri.
BAB 3 - 48
(a) SDN 1 Pangkal Pinang (b) SMA Negeri 1 Tanjung Pandan
Gambar 3.13 - Sarana Pendidikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberadaan sarana kesehatan.
Sarana kesehatanya ini terdiri dari Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Puskesmas dan Puskemas
Pembantu, dan Apotek di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Undang – Undang Nomor 36 tahun
2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan menyatakan bahwa
fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang dipergunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat.
Faktor pelayanan kesehatan, ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang berkualitas akan
berpengaruh pada status kesehatan masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya adalah dengan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
BAB 3 - 49
N RS Puskesmas
Kabupaten/ Kota RS Poliklinik Puskesmas Apotek Jumlah
o Bersalin Pembantu
Kabupaten Bangka
4 2 - 3 9 - 15 29
Tengah
Kabupaten Bangka
5 2 - 4 10 29 8 53
Selatan
6 Kabupaten Belitung 3 - 6 9 30 9 57
Kabupaten Belitung
7 1 - 4 8 13 9 35
Timur
Sumber : Dokumen Provinsi Bangka Belitung Dalam Angka 2021, BPS
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jumlah sarana kesehatan di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung tertinggi berada pada Kabupaten Bangka mencapai 75 sarana dan terendah berada di
Kabupaten Belitung Timur sebanyak 35 sarana sarana kesehatan.
Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2019, Povinsi
Kepulauan Bangka Belitung memiliki 25 Rumah Sakit yang terdiri dari 12 Rumah Sakit Pemerintah
dan 13 Rumah Sakit Swasta dengan Klasifikasi Kelas B sebanyak 2 RS, Klasifikasi C berjumlah 15
RS, Klasifikasi D sebanyak 6 RS dan Klasifikasi Kelas D Pratama 1
Persentase Rumah Sakit dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level 1 di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2019 untuk Rumah Sakit Umum dari 21 Rumah Sakit hanya 19
Rumah Sakit yang mempunyai kemampuan pelayanan gawat darurat level 1 dengan persentase
sebesar 90,5 % sedangkan Rumah Sakit Swasta dari 4 Rumah Sakit Swasta tersebut semua
mempunyai kemampuan pelayanan gawat darurat level 1 dengan persentase sebesar 100 %.
Seiring dengan jumlah penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan keberagaman
agama yang dianut harus didukung pula dengan ketersedian sarana peribadatan Sarana
peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu
disediakan di lingkungan. Berdasarkan data Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam angka
tahun 2021 jumlah ketersediaan sarana peribadatan dapat dilihat pada tabel berikut.
BAB 3 - 50
Tabel 3.28 - Jumlah Sarana Peribadatan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2020
No Kabupaten/Kota Masjid Mushala Gereja Protestan Gereja Katolik Pura Vihara Jumlah
1 Kota Pangkalpinang 155 35 3 2 58 1 254
2 Kabupaten Bangka 413 67 6 - 68 3 557
Kabupaten Bangka
3 322 28 2 - 26 2 380
Barat
Kabupaten Bangka
4 293 20 11 - 35 5 364
Tengah
Kabupaten Bangka
5 416 16 5 7 12 1 457
Selatan
6 Kabupaten Belitung 155 12 1 4 15 1 188
Kabupaten Belitung
7 150 12 3 - 13 2 180
Timur
Sumber : Dokumen Provinsi Bangka Belitung Dalam Angka 2021, BPS
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jumlah ketersediaan sarana peribadatan tertinggi di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat di Kabupaten Bangka mencapai 557 sarana
sedangkan untuk ketersediaan sarana peribadatan terendah berada pada Kabupaten Belitung
Timur sebanyak 180 sarana.
Perkembangan Ekonomi suatu wilayah selain dapat diukur dengan indikator perekonomian juga
dapat dilihat dari perkembangan jumlah sarana dan prasarana perekonomian yang ada pada
wilayah tersebut. Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meninggalkan
provinsi lain di Sumatera dan hanya kalah dari Provinsi Jambi.
Data dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bangka Belitung dan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung menggambarkan pertumbuhan ekonomi di Bangka Belitung tercatat
positif. Pertumbuhannya ada di angka 0,97 persen (dalam y-on-y) pada Triwulan I Tahun 2021.
BAB 3 - 51
1. Tersedia tenaga listrik dengan kapasitas terpasang sebesar 357.143 KW dengan produksi
listrik sebesar 1.350.582.502 KWh. Daya terpasang terbesar berada di cabang/ ranting Kota
Pangkalpinang, yaitu sebesar 136.000 KW. Karena memiliki penduduk yang padat
dibandingkan kabupaten/kota lain, pelangggan listrik terbanyak di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung juga berada di Kota Pangkalpinang yaitu sebanyak 165.506 pelanggan. Pada
tahun 2020, jumlah pelanggan listrik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bertambah
menjadi 492.359 pelanggan (naik 4,27 persen). (Sumber BPS Bangka Belitung, 2020)
2. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki panjang jalan 3.967 km. Ratusan kilometer
diantaranya berstatus jalan negara dan berstatus jalan provinsi
3. Tersedia sarana telekomunikasi dengan penerimaan Sinyal Internet Telepon Seluler hingga
ke desa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 351 Desa pada tahun 2020 yang
terjangkau sinyal 4G LTE, 37 Desa sinyal 3G, 3 Desa sinyal 2G/G/GPRS.
4. Di Kepulauan Bangka Belitung terdapat 2 pelabuhan udara yaitu, Bandar Udara Depati Amir
di Pulau Bangka dan Bandar Udara H. AS. Hanandjoeddin di Pulau Belitung. Kehadiran dua
pelabuhan udara ini tentu sangat menunjang visi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam
Peningkatan peran pariwisata serta menunjang ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
5. Tersedia pelabuhan laut untuk kegiatan ekspor di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Untuk
daerah Bangka diekspor melalui pelabuhan laut Muntok, Pangkalbalam, dan Belinyu.
Sementara itu, untuk wilayah pulau Belitung diekspor melalui pelabuhan laut Belitung,
Tanjungpandan dan Manggar.
6. Tersedia ± 197 Bank, terdiri dari Bank Pmerintah dan Bank Pembangunan Daerah, Bank
Swasta, serta Bank Perkreditan Rakyat dan 15 kantor Pegadaian.
7. Tersedia 121 sebaran pusat perdagangan yang terdiri dari 75 pasar rakyat, 3 pusat
perbelanjaan, 43 toko swalayan.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki 75 pasar rakyat dimana 89,33% telah berpengelola,
3 pusat perbelanjaan, 43 toko swalayan dengan luas masing masing lebih dari 400 m2.
BAB 3 - 52
Kabupaten Bangka Selatan merupakan daerah dengan jumlah pasar rakyat terbanyak di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Sementara itu, seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung sudah memiliki pusat perbelanjaan/toko swalayan. Berikut merupakan klasifikasi
pasar rakyat menurut lama beroperasi sebagai sarana perniagaan di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dapat dilihat pada gambar berikut serta sebaran sarana perniagaan menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2020.
BAB 3 - 53
(a) Bank BRI Belitung (b) Bank Mandiri Toboali
Gambar 3.18 - Sarana Perniagaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat beberapa jenis bank yaitu bank dari Persero,
Bank Pembangunan Daerah, Bank Swasta, Bank Umum Syariah, dan Bank Asing di dalam Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dengan jumlah seluruhnya yaitu 58 unit/ kantor. Dari data yang
diperoleh rincian jenis banyaknya bank tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
BAB 3 - 54
No Kabupaten/ Kota Nama Bank
Bank BNI
Bank BRI Jebus
Bank Sinarmas Atm
4 Kabupaten Bangka Tengah
Bank BRI
Bank Sinarmas. PT Tbk
BRI Teras Namang
MoneyGram
5 Kabupaten Bangka Selatan
Bank BNI (Persero) Tbk
Bank BRI KCP Toboali
Bank BRI Unit Payung
Bank BRI Unit Sadai
Bank BRI Unit Toboali
Bank Mandiri (Persero) Tbk Cab. Toboali
BPD. SUMSEL BABEL Cab. Toboali
BPD. SUMSEL BABEL Capem Payung
PT. Bank BCA
PT. Bank Danamon Indonesia. Tbk
PT. BPRS BABEL Cab. Toboali
PT. BPRS BABEL Cab. Toboali Kas Air Gegas
PT. BPRS BABEL Cab. Toboali Kas Sadai
6 Kabupaten Belitung
Bank Bca
Bank BNI
Bank BRI
Bank Mandiri
Bank Sumsel Babel cab.
7 Kabupaten Belitung Timur
Bank BCA Cabang Manggar
Bank BNI Cabang Manggar
Bank BRI Cabang Manggar
Bank BRI Unit Manggar
Bank Mandiri Cabang Manggar
Bank Muamalat Cabang Manggar
Bank PTPN Cabang Manggar
Bank Sinar Mas Cabang Manggar
Bank Sumsel Babel cab. Manggar
Bank Syariah Bangka Belitung Cabang Manggar
Sarana keamanan di lingkungan pariwisata memiliki peranan penting untuk menjaga keamanan,
kenyamanan dan keselamatan bagi para wisatawan yang datang ke suatu tempat pariwisata,
sarana keamanan pariwisata berfungsi untuk menjadi sistem keamanan atau pengawasan yang
memberikan kemudahan di berbagai sektor bagi para wisatawan. Keamanan di terminal,
diperjalanan dan di objek-objek wisata, dan di pusat-pusat perbelanjaan sehingga akan
BAB 3 - 55
meningkatkan rasa aman bagi para pengungjung. Wisatawan akan semakin sering mengunjungi
dan mencari destinasi wisata apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan.
Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat sarana keamanan dari pihak instansi kepolisian
dan tentara negara indonesia dengan jumlah sarana keamanan yang tersebar di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung yaitu kepolisian 23 unit dan TNI 19 unit.
Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat sarana dan prasarana komplek olahraga sebagai
fasilitas pendukung pariwisata, sarana dan prasarana komplek olahraga yang terdapat di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari stadion dan gelanggang olahraga.
Tabel 3.32 - Jumlah Sarana dan Prasarana Komplek Olahraga Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2021
No Kabupaten/ Kota Nama Kompleks Olahraga
1 Kota Pangkalpinang
Stadion Depati Amir
2 Kabupaten Bangka
GOR Suya Timur Pemkab Bangka
BAB 3 - 56
No Kabupaten/ Kota Nama Kompleks Olahraga
Stadion Orom
3 Kabupaten Bangka Barat
GOR Sahabudin
4 Kabupaten Bangka Tengah
GOR Kabupaten Bangka Tengah
Stadion Koba
5 Kabupaten Bangka Selatan
GOR Angsana
Stadion Junjung Besaoh
6 Kabupaten Belitung
Gor Tanjung Pandan
7 Kabupaten Belitung Timur
Stadion Belitung Timur
Gedung Olahraga Manggar
Sumber : Hasil identifikasi survei dan pengisian dari Dinas Pariwisata tiap Kabupaten/ Kota, 2021
Prasarana transportasi merupakan alat penunjang utama bagi terselenggaranya suatu usaha
pembangunan atau proyek prasarana. Contoh prasarana transportasi adalah jalan dan jembatan
dan lain sebagainya. Jalan sebagai salah satu prasarana utama transportasi darat harus
diperhatikan kondisi dan penggunaannya.
Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah dibangun ribuan kilometer jalan. Ratusan kilometer
diantaranya berstatus jalan negara dan berstatus jalan provinsi. Berdasarkan kondisi jalan dengan
status jalan provinsi, lebih dari 90 persen dalam keadaan sedang baik, sedangkan sisanya dalam
keadaan rusak-rusak berat. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki panjang jalan 3.967 km.
Untuk melihat panjang jalan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menurut kabupaten/kota
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
BAB 3 - 57
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kota
Kabupaten Kabupaten Kabupaten
Bangka Bangka Belitung Pangkalpinan
Bangka Belitung Bangka Barat
Tengah Selatan Timur g
Panjang Jalan 735 666 701 347 634 481 403
Gambar 3.21 - Panjang Jalan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2020
Sumber : Dokumen Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka 2020
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa panjang jalan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
terpanjang berada pada Kabupaten Bangka mencapai 735 km dan tingkat kewenangan
pemerintah Kabupaten/Kota sedangkan terpendek berada di Kabupaten Bangka Tengah dengan
panjang jalan sepanjang 347km.
Panjang jalan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menurut kondisi permukaan, terlihat bahwa
Kabupaten Bangka yang memiliki panjang jalan 735 dengan kondisi permukaan aspal mencapai
648 km dan kondisi jalan tidak aspal sepanjang 82 km. Untuk lebih lengkapnya mengenai kondisi
permukaan jalan dan kondisi jalan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.33 - Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut
Kabupaten/Kota tahun 2020
Jenis Permukaan Kondisi Jalan
No Kabupaten/Kota
Aspal Tidak diaspal lainnya Baik Sedang Rusak Rusak Berat
1 Kota Pangkalpinang 392 11 - 377 4 11 11
2 Kabupaten Bangka 642 82 5 324 151 146 114
Perhubungan laut merupakan transportasi yang strategis bagi Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sebagai provinsi kepulauan untuk berinteraksi dengan provinsi lain. Di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung terdapat delapan pelabuhan, terdiri dari tiga pelabuhan khusus
barang dan lima pelabuhan penumpang sekaligus barang.
BAB 3 - 58
Sebanyak enam dari delapan pelabuhan tersebut berada di Pulau Bangka, dua lainnya di Pulau
Belitung. Transportasi air yang bergerak di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung antara lain
perusahaan PELNI dan perusahaan swasta. Jalur pelayaran dari Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung melayani tujuan Jakarta, Palembang, Tanjung Pinang, Surabaya, dan Pontianak. Di
Kepulauan Bangka Belitung ada dua pelabuhan udara, yaitu Bandar Udara Depati Amir di Pulau
Bangka dan HAS Hanandjoeddin di Pulau Belitung.
Penyediaan air bersih di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung direncanakan untuk setiap pusat
permukiman, kawasan wisata, industri dan pelabuhan. Akses sanitasi yang layak di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung belum memenuhi kebutuhan masyarakat antara lain penyediaan
pengolahan dan jaringan sistem air.
Upaya penyediaan air bersih di Provinsi terus ditingkatkan melalui berbagai upaya antara lain
peningkatan kapasitas air bersih, pengembangan fasilitas pengolahan air bersih, serta
pengembangan jaringan sistem perpipaan untuk seluruh Kabupaten/Kota yang dikembangkan
dengan sistem klaster berdasarkan instalasi pengolahan air bersih dan reservoar terdekat.
Tingkat pemakaian air bersih secara umum ditentukan berdasarkan kebutuhan manusia untuk
kehidupan sehari-hari. Menurut Bank Dunia, kebutuhan manusia akan air dimulai dengan
kebutuhan untuk air minum sampai pada kebutuhan untuk sanitasi. Kebutuhan air bersih untuk
setiap tingkatan kebutuhan diilustrasikan pada Gambar dibawah ini.
Berdasakan rekapitulasi laporan program PASD Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 90% warga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah
BAB 3 - 59
mengakses air bersih dan sanitasi yang layak sehingga dapat mempercepat peningkatan kualitas
kesehatan serta kesejahteraan masyarakat daerah itu.
Desa yang menjadi lokus intervensi kesehatan lingkungan ada tujuh belas desa dengan rincian
delapan desa di Kabupaten Bangka Barat dan sembilan desa di Kabupaten Bangka. Lokus
intervensi kesehatan lingkungan di Kabupaten Bangka meliputi Kecamatan Mendo Barat, Belinyu,
Bakam, dan Puding Besar, sedangkan Kabupaten Bangka Barat meliputi Kecamatan Simpang
Teritip dan Jebus.
Penyediaan akses aman air minum 100% untuk masyarakat menjadi salah satu prioritas
pemerintah. Air minum merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Air
minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung dikonsumsi oleh masyarakat.
Air minum rumah tangga didapatkan dari air baku. Jenis prasarana air minum sederhana meliputi
unit air baku, unit produksi, unit distribusi, serta unit pelayanan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2021,
presentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sumber air minum layak tertinggi
terdapat di Kota Pangkalpinang dengan presentase sebesar 93,86% sedangkan yang terendah
berada di Kabupaten Bangka sebesar 63,22%., namun belum seluruh penduduk di lintas daerah
kabupaten/kota mendapatkan akses air minum yang layak. Distribusi presentase rumah tangga
menurut kabupaten/kota dan sumber air minum pada tahun 2020 dapat dilihat pada tabel
berikut.
Pengembangan sistem penyediaan air minum di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didukung
oleh ketersediaan PDAM bahwa dari enam PDAM yang ada di Bangka Belitung, hanya dua yang
berstatus sehat yakni PDAM Tirta Sejiran Setason dengan nilai 3,28 dan PDAM Tirta Bangka
dengan nilai 2,85.Sementara itu, tiga PDAM berada pada kondisi kurang sehat, di antaranya
PDAM Tirta Pinang Kota Pangkalpinang dengan nilai 2,6; PDAM Kabupaten Belitung Timur dengan
nilai 2,27; dan PDAM Tirta Bangka Tengah dengan nilai 2,25. Serta satu PDAM Kabupaten Belitung
berada pada kondisi sakit dengan nilai 1,45.
BAB 3 - 60
Berdasarkan Tujuan dan Sasaran Renstra Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017-2022. Sasaran peningkatan sarana prasarana Air
minum pada tahun 2021-2022 mencapai 78,67%- 78,69% dengan indikator sasaran berupa
persentase penduduk berakses air minum.
Prasarana air limbah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diarahkan untuk Pembangunan IPAL
pada kawasan perkotaan Pangkalpinang, Mentok, Tanjung Pandan dan Manggar, kawasan
wisata, komersial dan kawasan industri (IPAL industri) serta instalasi pengolah limbah beracun
dan berbahaya (B3).
Berdasarkan Tujuan dan Sasaran Renstra Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017-2022. Sasaran peningkatan sarana prasarana air
limbah layak dengan indikator sasaran berupa persentase penduduk berakses sanitasi pada tahun
2021 sebesar 83,20% terjadi peningkatan target kinerja sasaran dibandingkan tahun sebelumnya
yang hanya sebesar 83,14% dan diharapkan pada tahun 2022 meningkat menjadi 83,26%.
BAB 3 - 61
Tabel 3.35 - Prasarana Air Limbah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
No Kabupaten/Kota Prasarana Air Limbah Lokasi
Kawasan peruntukan industri ketapang
Sistem pengolahan air limbah Bahan
kecamatan bukit intan dan rumah sakit
Berbahaya dan Beracun (B3)
umum kecamatan girimaya
Peruntukan industri ketapang dan pelabuhan
Sistem pengolahan air limbah industri dan perikanan pantai (ppp) baturusa kecamatan
kegiatan komersial bukit intan serta kawasan perdagangan dan
jasa
1 Kota Pangkalpinang
Kawasan perumahan dan permukiman
swadaya yang selanjutnya diangkut dan
Sistem pembuangan air limbah rumah tangga
diolah pada instalasi pengolahan lumpur
individual
tinja (iplt) di kelurahan bacang kecamatan
bukit intan
Sistem pembuangan air limbah rumah tangga Kawasan perumahan dan permukiman
komunal formal
Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) -
Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) -
2 Kabupaten Bangka
Sanitasi limbah terpusat skala kawasan
-
secara mandiri oleh swasta
Septik tank
Kawasan perumahan baru, terutama yang
Kabupaten Bangka
3 Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) berupa kompleks perumahan terencana di
Barat
kawasan perkotaan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kawasan industri
Kabupaten Bangka Septik tank -
4
Tengah Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) -
Kabupaten Bangka Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) -
5
Selatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) -
Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) industri Kawasan industri
TPS Limbah B3 Kawasan industri
6 Kabupaten Belitung
Pengumpulan Limbah B3 Pelabuhan
Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Seluruh kecamatan
Septic tank Pengelolaan air limbah rumah tangga
Kabupaten Belitung
7 Instalasi Pengololahan Lumpur Tinja (IPLT) -
Timur
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kawasan industri
Menurut Kabupaten/Kota
Sampah merupakan masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat yang ada di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung yang erat kaitannya dengan aktifitas sehari-hari dimana masalah
pengelolaan sampah menjadi perhatian bersama. Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sistem
prasarana persampahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diantaranya adalah
pengembangan Tempat Pemprosesan Akhir Sampah Regional (TPA) yang dikembangkan di
BAB 3 - 62
Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Belitung dengan sistem
pemrosesan sampah pada TPA dilakukan dengan teknik sanitary landfill.
Tempat pembuangan akhir sampah (TPA) di Kabupaten Bangka berada Kota Sungailiat di
Kelurahan Kenanga berjarak 10 km dari pusat kota Sungailiat. Luas areal yang disiapkan untuk
TPA ini seluar 9 hektar dan telah dimanfaatkan seluas 3 ha. Pengelolaan TPA Sungailiat
menggunakan sistem open dumping dan pengomposan dengan volume sampah organik rata-rata
49 m3 per hari. Untuk mendukung kegiatan pengelolaan sampah di TPA Kenanga didukung oleh
5 buah bulldozer, sumur pantau, rumah kompos, bangunan kantor, papan pencatat sampah,
pipa-pipa gas sampah dan papan denah lokasi TPA. Sementara itu, kondisi daya
tampung landfill atau tempat penampungan timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Trafo Mayang Kecamatan Damar Kabupaten Belitung Timur hampir penuh. Dipastikan
tahun 2021 mendatang landfill seluas satu hektar tersebut tidak akan sanggup lagi menampung
sampah
Sistem sanitary landfill pada Tempat Pengolahan Akhir (TPA) di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung akan lebih tepat efektif dan efisien karena merupakan sistem pengelolaan atau
pemusnahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung,
memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah.
Dengan melakukan penutupan cover soil di sel sel sampah yang sudah non aktif akan berimbas
positif terhadap kondisi lingkungan. Penutupan tersebut nantinya akan mampu mengurangi bau,
serta lalat yang banyak di lokasi TPA. Hal itu juga akan mempercepat proses pembusukan.
Salah satu solusinya adalah dengan menjadikan lahan bekas tambang untuk dijadikan area
pembuangan akhir sampah sementara. Untuk selanjutnya sampah diolah agar bermanfaat untuk
masyarakat dan lahan bekas tambang akan diolah untuk menampung sampah dan juga bisa
menjadi lahan tanam bibit tanaman. Area program reklamasi tambang yang bertujuan untuk
memulihkan lahan bekas tambang di seputaran Pangkalpinang dan Sungailiat masih banyak. Area
ini yang kemudian akan diubah menjadi area yang bermanfaat untuk masyarakat dan lahan bekas
tambang akan menjadi area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sementara.
Pengembangan sistem jaringan energi ditujukan bagi pengembangan jaringan prasarana energi
listrik yang meliputi prasarana pembangkit dan jaringan listrik. Pengembangan sistem prasarana
pembangkit dan jaringan listrik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berfungsi untuk
meningkatkan ketersediaan energi listrik bagi kegiatan permukiman dan kegiatan non
permukiman untuk mendukung kegiatan perekonomian, serta pengembangan kawasan.
BAB 3 - 63
b. Saluran Udara Tegangan Tinggi koneksitas pembangkit listrik/gardu PLTD Mentok, PLTU
Listrindo, Gardu Induk Sungailiat, PLTD Merawang, PLTD Koba, PLTD Toboali di Pulau Bangka;
c. Saluran Udara Tegangan Tinggi koneksitas pembangkit listrik/gardu PLTD Pilang dengan
PLTU Belitung Energi dan PLTD Pilang dengan PLTD Manggar.
Pengembangan jaringan energi listrik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilakukan melalui
pembangunan pembangkit listrik berupa:
a. PLTU 3 Air Anyir
b. PLTU Mentok
c. PLTU Bangka Baru II Toboali
d. PLTU Bangka Baru I Sungailiat
e. PLTG Bangka
f. PLTU Bangka Baru III
g. PLTU Belitung Suge
h. PLTG Belitung
i. PLTU Belitung Baru III
j. PLTU IPP Belitung New
k. PLTU Listrindo (Biomassa)
l. PLTU Biomassa Bangka Tengah
m. PLT Hibrid pulau-pulau dan daerah terpencil
n. PLTNG Mini Gas (Belitung)
o. PLTGB Belitung
p. PLTD Padang (Belitung Timur)
q. PLTU Mempaya (Belitung Timur).
Untuk engembangan dan pembangunan gardu induk dilakukan di Mentok, Kelapa, Sungailiat,
Pangkalpinang, Toboali, Koba, Dukong, Tanjung Batu dan Manggar, sedangkan untuk
pengembangan listrik perdesaan dan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan
dikembangkan di seluruh kabupaten/kotadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan
pengembangan jaringan meliputi jaringan listrik untuk seluruh permukiman perkotaan PKNp,
PKW, dan permukiman perkotaan PKL dan seluruh permukiman perdesaan, serta pembangunan
jaringan transmisi saluran udara tegangan menengah dari Pegantungan – PLTD Pilang –
Perbatasan Belitung Timur. Pembangunan PLTU di Babel bisa segera direalisasiskan untuk
membangun kemandiriaan Energi.
BAB 3 - 64
Bentuk pembangunan prasarana telekomunikasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung antara
lain meliputi:
Untuk melihat kondisi dan sebaran prasarana telekomunikasi di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dapat dilihat pada tabel berikut.
BAB 3 - 65
Tabel 3.36 - Prasarana Telekomunikasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota
No Kabupaten/Kota Prasarana Telekomunikasi Lokasi
Jaringan Terestrial -
Menara telekomunikasi (base transceiver station / BTS) di
1 Kota Pangkalpinang
Jaringan Satelit sekitar hutan kota yang terdapat di Kecamatan Gerunggang,
dan menara yang menyatu dengan menara fasilitas umum
Terestrial Darat meliputi
sistem jaringan kabel, dan Kecamatan Sungailiat, Belinyu, Riau Silip, Bakam, Puding
sistem jaringan radio Besar, Mendo Barat, Pemali dan Merawang.
gelombang mikro
2 Kabupaten Bangka Terestrial Laut meliputi
sistem jaringan kabel
-
tembaga dan sistem jaringan
fiber optic
Sistem Satelit -
Jaringan Terestrial Tersebar hingga ke Desa di Kabupaten Bangka Barat
Kabupaten Bangka Tersebar di Seluruh Kecamatan di Kabupaten Bangka Barat
3
Barat Jaringan Seluler dengan Base Tranceiver Station (BTS) secara
tersebar
Jaringan sistem kombinasi Daerah-daerah yang belum terlayani sistem jaringan
antara jaringan bawah tanah telekomunikasi di Kabupaten Bangka Tengah
Kabupaten Bangka Bentangan udara dan
4
Tengah pemanfaatan teknologi
komunikasi satelit Digital
Radio System (DRS)
Sistem jaringan kabel Kecamatan Toboali
Kabupaten Bangka
5 Base Tranciever Station (BTS) di seluruh Kecamatan di
Selatan Sistem jaringan Seluler
Wilayah Kabupaten Bangka Selatan
Jaringan tetap -
6 Kabupaten Belitung
Jaringan bergerak -
Sistem Telepon Otomat (STO) wilayah pusat-pusat
Jaringan Terestrial
kecamatan Kabupaten Belitung Timur
Kabupaten Belitung
7 Base Transceiver Station (BTS) di area blankspot di seluruh
Timur
wilayah Kabupaten Belitung Timur
Jaringan Satelit Seluruh wilayah kabupaten Belitung Timur
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu daerah dapat
digambarkan dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), karena PDRB merupakan jumlah
dari nilai tambah (value added) barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas
perekonomian di suatu daerah dalam tahun tertentu atau periode tertentu. Dengan kata lain,
PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya
guna menciptakan nilai tambah bagi masing-masing sektor perekonomian.
BAB 3 - 66
Penghitungan PDRB menggunakan dua macam harga yaitu PDRB atas dasar harga berlaku yang
digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi dan PDRB atas dasar harga konstan yang
dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Dengan
demikian, PDRB merupakan indikator untuk mengatur sejauhmana keberhasilan pemerintah
dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, dan dapat digunakan sebagai perencanaan dan
pengambil keputusan.
Tabel 3.37 - Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (miliar
rupiah), 2016– 2020
Minum
BAB 3 - 67
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019 2020
Tabel 3.38 - Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran (miliar
rupiah), 2016–2020
Net Ekspor Barang dan Jasa 3 939,2 2 497,3 - 468,0 -4 438,3 -3 097,8
Tabel 3.39 - Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/ Kota (miliar
rupiah), 2016– 2020
BAB 3 - 68
Tabel 3.40 - Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha
(miliar rupiah), 2016–2020
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019 2020
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 9 123,2 9 095,7 9 589,7 9 863,2 10 683,0
Tabel 3.41 - Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Jenis Pengeluaran
(miliar rupiah), 2016–2020
Net Ekspor Barang dan Jasa 6 689,8 6 913,6 6 858,7 6 467,3 6 792,9
BAB 3 - 69
Jenis Pengeluaran 2016 2017 2018 2019 2020
Tabel 3.42 - Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Kabupaten/Kota
(miliar rupiah), 2016–2020
Sektor perdagangan tercatat mengalami pertumbuhan kontribusi yang relatif stabil sejalan dengan
dukungan pemerintah daerah yang menciptakan iklim usaha yang baik, serta mempermudah
perdagangan antar daerah dan ekspor-impor.Sektor konstruksi juga mengalami pertumbuhan yang
relatif stabil meskipun mengalami sedikit penurunan pada tahun 2020. Hal ini sejalan dengan program
peningkatan investasi antara lain untuk pembangunan kawasan ekonomi dan infrastruktur di berbagai
sektor yang terus yang terus dijalankan oleh Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat di Bangka
Belitung. Pergeseran kontribusi beberapa faktor dimaksud menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor
pertambangan dan industri pengolahan logam timah saat ini sudah melewati fase puncak, sementara
beberapa sektor lainnya seperti pertanian, perdagangan dan konstruksi sedang memasuki fase
peningkatan.
Adapun lapangan usaha yang mencatatkan perlambatan kinerja yaitu real estate dan jasa pendidikan.
Beberapa hal yang mendorong penurunan kinerja lapangan usaha dimaksud antara lain :
1. Masyarakat memprioritaskan belanja untuk kebutuhan pokok ditengah ketidakpastian kondisi
ekonomi,
2. Kegiatan pembelajaran secara online yang dinilai kurang efektif oleh beberapa orang
menyebabkan penurunan jumlah pendaftar jasa pendidikan (sekolah atau tempat kursus),
3. Beberapa jasa pendidikan memberikan potongan harga, sehubungan dengan biaya
operasional di lokasi belajar yang berkurang.
BAB 3 - 70
PDRB per kapita merupakan suatu indikator yang dihitung dengan cara membagi data PDRB terhadap
jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang
seberapa besar nilai tambah yang diciptakan atau diterima tiap-tiap penduduk di daerah atau wilayah
bersangkutan.Semakin besar nilai PDRB per kapita, maka dapat dikatakan suatu daerah atau wilayah
makin sejahtera atau makmur.Meskipun demikian, harus di ingat bahwa PDRB per kapita merupakan
angka Agregat (rata-rata) sehingga masih sangat kasar jika dijadikan cerminan bagi tingkat
kesejahteraan penduduk. Angka ini mengamsumsikan semua penduduk memiliki akses yang sama
terhadap pendapatan namun kurang tepat jika mencerminkan kesejahteraan. Dengan kata lain, nilai
PDRB per kapita belum mampu menggambarkan tingkat kemerataan distribusi pendapatan yang
diterima penduduk disuatu daerah atau wilayah bersangkutan, namun apapun itu, data ini tetap
sangat berguna setidaknya untuk melihat perbandingan antar daerah atau wilayah ataupun antar
tahun.
Tabel 3.43 - Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota
(ribu rupiah), 2016–2020
Tabel 3.44 - Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Kabupaten/Kota (ribu rupiah), 2016–2020
BAB 3 - 71
Kabupaten/ Kota 2016 2017 2018 2019 2020
Potensi kekayaan alam di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melimpah, yang berasal dari hasil
hutan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan pertambangan. Sektor pertambangan telah
mampu menyumbang cukup besar sekitar 13 persen perekonomian di Kepulauan Bangka
Belitung dengan komoditas utama timah.Selain sektor pertambangan, kegiatan perekonomian
masyarakat dominan pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan.Pertumbuhan ekonomi
merupakan gambaran mengenai capaian pelaksanaanpembangunan ekonomi di suatu
wilayah.Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai
macam faktor - faktor produksi yang terpilahmenurut lapangan usaha. Ukuran tersebut secara
tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Fluktuasi pertumbuhan
ekonomi secara riil dari tahun ketahun tergambar melalui penyajian PDRB atas dasar harga
konstan secara berkala.Pertumbuhan yang positif menggambarkan bahwa perekonomian
mengalami kemajuandibandingkan tahun sebelumnya, sebaliknya pertumbuhan yang negatif
menggambarkan bahwa perekonomian mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Tabel 3.45 - Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha(persen), 2016–2020
BAB 3 - 72
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019 2020
Administrasi Pemerintahan,
PertahananDan Jaminan Sosial Wajib
Tabel 3.46 - Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Jenis
Pengeluaran (persen), 2016–2020
Perubahan Inventori - - - - -
BAB 3 - 73
Gross Regional Domestic
Bruto
Tabel 3.47 - Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2016–2020
Tabel 3.48 - Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2016–2020
Seluruh sektor unggulan Bangka Belitung mengalami perbaikan. Lapangan Usaha utama yaitu
pertanian, kehutanan dan perikanan tercatat tumbuh positif dan menopang pertumbuhan
ekonomi Bangka Belitung. Hal ini didorong oleh membaiknya kinerja perkebunan kelapa sawit,
BAB 3 - 74
karet dan lada akibat kenaikan harga komoditas global.Lapangan Usaha pertambangan, industri
pengolahan dan perdagangan juga tercatat membaik secara year on year meskipun masih
mengalami kontraksi.
Secara keseluruhan tahun 2020, kinerja lapangan usaha pertanian mengalami peningkatan
sebesar 8,31% (yoy), dibandingkan tahun 2019 yang tumbuh sebesar 2,85% (yoy). Hal ini didorong
oleh kondisi cuaca yang mendukung dan tidak terdapat anomali cuaca ekstrim, serta rata-rata
harga komoditas CPO yang lebih tinggi 29,9% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun
pada triwulan I 2021 , lapangan usaha pertanian diperkirakan tumbuh lebih lambat dikarenakan
mulai berakhirnya musim panen raya serta pengaruh cuaca yang buruk. BMKG Provinsi Bangka
Belitung memproyeksikan selama triwulan I 2021 masih akan terjadi fenomena La Nina dengan
potensi banjir yang dapat mengurangi produktivitas komoditas pertanian di seluruh wilayah
Bangka Belitung. Disamping itu, cuaca yang tidak kondusif yang mengakibatkan ombak tinggi juga
dapat mengganggu aktivitas nelayan.
Secara keseluruhan tahun 2020, lapangan usaha pertambangan mengalami penurunan kinerja
dan tercatat terkontraksi sebesar 9,23% (yoy), lebih rendah dibandingkan tahun 2019 yang masih
tumbuh positif sebesar 0,91% (yoy). Hal ini disebabkan adanya penurunan harga logam timah
global selama semester I 2020 hingga mencapai titik terendahnya selama 10 tahun terakhir,
akibat tutupnya industri otomotif dan elektronik saat awal pandemi Covid-19 menyebar secara
global. Disamping itu, jumlah stok yang melimpah dipasar global juga menjadi penyebab turunnya
harga komoditas, dan tertahannya kinerja lapangan usaha pertambangan untuk mengurangi
stok. Adapun pada triwulan I 2021, lapangan usaha pertambangan diperkirakan tumbuh
membaik seiring dengan terus meningkatnya harga timah dan tingginya permintaan ekspor untuk
timah olahan. Disamping itu, adanya pelonggaran kebijakan ekspor logam timah sebagai salah
satu stimulus pemulihan ekonomi Bangka Belitung, juga menjadi faktor pendorong kinerja sektor
pertambangan. Perkiraan volume perdagangan dan harga komoditas dunia lebih optimis dari
estimasi sebelumnya sejalan dengan prospek perekonomian global yang lebih baik. Pertumbuhan
kinerja logam timah juga didorong oleh potensi perluasan pasar ekspor logam timah Indonesia
ke AS sebagai dampak perang dagang sehingga AS mempertimbangkan produsen timah lain,
selain Tiongkok. Disamping itu, prospek negara tujuan ekspor logam timah Bangka Belitung
potensial yaitu AS dan Tiongkok juga menunjukkan perbaikan yang ditunjukkan melalui
peningkatan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur pada awal tahun 2021, sehingga
berpotensi meningkatkan permintaan logam timah sebagai bahan baku industri manufaktur.
Secara keseluruhan tahun 2020, lapangan usaha industri pengolahan tercatat terkontraksi
sebesar 5,64% (yoy), lebih rendah dibandingkan kinerja tahun 2019 yang tumbuh sebesar 1,20%
(yoy). Hal ini sejalan dengan penurunan kinerja lapangan usaha pertambangan timah yang
menyebabkan penurunan kinerja industri logam timah. Adapun industri logam timah masih
mendominasi pangsa industri pengolahan secara keseluruhan. Pada triwulan I 2021, industri
pengolahan diperkirakan tumbuh lebih tinggi dengan dipengaruhi beberapa hal:
BAB 3 - 75
2. Terdapat peningkatan jumlah smelter timah yang mendapatkan izin beroperasi karena sudah
memenuhi persyaratan CPI dan adanya pelonggaran kebijakan ekspor logam timah sehingga
total smelter yang beroperasi sebanyak 18 perusahaan,
3. Harga komoditas perkebunan unggulan Bangka Belitung yaitu kelapa sawit, karet dan lada
tercatat menunjukkan tren meningkat,
4. Tidak terdapat prakiraan anomali cuaca ekstrim yang dapat menggangu kinerja perkebunan
dan pertambangan laut.
Secara keseluruhan tahun 2020, kinerja lapangan usaha perdagangan terkontraksi sebesar 4,62%
(yoy), lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang masih tumbuh positif sebesar 1,76%
(yoy). Hal ini merupakan dampak dari penurunan kinerja lapangan usaha utama Bangka Belitung
yaitu pertambangan dan industri pengolahan, sehingga menahan laju perdagangan besar seperti
logam timah.Disamping itu, pendapatan masyarakat selama pandemi COVID-19 juga mengalami
penurunan sehingga menahan kinerja perdagangan retail. Pada triwulan I 2021 lapangan usaha
perdagangan diperkirakan akan tumbuh relatif lebih stabil. Beberapa hal yang tetap medorong
peningkatan kinerja lapangan usaha perdagangan antara lain:
1. Perbaikan ekonomi global dan nasional sehingga mendorong ekspor komoditas unggulan
Bangka Belitung,
2. Kinerja lapangan usaha pariwisata secara perlahan akan mengalami perbaikan setalah
kebijakan new normal sehingga wisatawan khususnya domestik sudah mulai berkunjung
ke Belitung dengan tetap menerapkan protokol COVID-19 sehingga dapat mendorong
perdagangan retail,
4. Stimulus fiskal pemerintah dalam bentuk bantuan sosial, penyaluran dana desa, serta
pelaksanaan event outdoor untuk mendorong kinerja pariwisata dan UMKM lokal
sehingga akan berdampak pada peningkatan kinerja sektor perdagangan.
Secara keseluruhan tahun 2020, kinerja lapangan usaha konstruksi terkontraksi sebesar 2,28%
(yoy), lebih rendah dibandingkan tahun 2019 yang masih tumbuh sebesar 7,07% (yoy).
Penurunan kinerja lapangan usaha konstruksi disebabkan oleh realokasi/refokusing anggaran
untuk proyek strategis pemerintah daerah dalam rangka mendukung program penanganan
COVID-19, serta tertahannya investasi swasta terkait proyek konstruksi seiring dengan kondisi
ekonomi baik global, nasional, maupun Bangka Belitung yang masih belum stabil. Pada triwulan I
2021 lapangan usaha konstruksi diperkirakan tumbuh lebih tinggi dengan terdapatnya beberapa
proyek strategis pemerintah yang sebelumnya ditunda pelaksanaannya pada tahun 2020 akan
dilakukan pada tahun 2021. Selain itu, terdapat beberapa proyek strategis baru antara lain
pembangunan jalan di Belitung untuk mendorong sektor Pariwisata, serta adanya rencana
pelebaran jalan sepanjang 16,5km bekerjasama dengan dengan PT Sarana Multi Infrastruktur
(SMI).
Secara keseluruhan tahun 2020, penyediaan akomodasi dan makan minum tercatat tumbuh lebih
rendah, dan terkontraksi sebesar 2,81% (yoy), lebih rendah dibandingkan tahun 2019 yang
tumbuh sebesar 9,25% (yoy). Himbauan untuk dirumah saja dan penerapan physical distancing
BAB 3 - 76
dalam rangka memutus penyebaran COVID-19 menyebabkan penurunan jumlah wisatawan dan
kinerja lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum.
BAB 3 - 77
Gambar 3.24 - Jumlah Kedatangan Penumpang Bandara
BAB 3 - 78
dan restoran di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus didorong untuk mendapatkan
sertifikasi CHSE dalam rangka meningkatkan kenyamanan wisatawan ditengah pandemic COVID-
19. Adapun Belitung juga melakukan promosi dengan tagline “Belitung Terindah, COVID
terendah”.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah
tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi dan pengeluaran konsumsi
Lembaga Non-profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT). Adapun konsumsi pemerintah
tercatat mengalami kontraksi yang lebih dalam dan ekspor luar negeri tumbuh melambat.
Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada tahun 2020 terkontraksi sebesar
2,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya didorong oleh
terbatasnya aktivitas ekonomi selama pandemi. Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi Bangka
Belitung diperkirakan meningkat secara bertahap pada 2021, seiring dengan sudah dimulainya
distribusi vaksin sejak Januari 2021.
3.2. DESTINASI
BAB 3 - 79
laut sehingga daerah ini menjadi salah satu tujuan wisata diving, khususnya di Pulau Belitung yang
wilayah perairannya relative jernih. Atraksi diving pun diperkaya dengan beberapa titik kapal karam,
baik di perairan Pulau Bangka maupun Pulau Belitung.
Lebih lanjut, kehidupan sosial budaya masyarakat serta sejarah yang melatarbelakangi akulturasi di
daerah ini juga menjadi keunikan Kepulauan Bangka Belitung. Terdapat berbagai upacara adat yang
diselenggarakan pada waktu tertentu, seperti Perang Ketupat, Buang Jong, dan Maras Taun. Sebagai
wilayah yang pernah ditempati Belanda untuk tujuan penambangan timah, tersebar bangunan lama
bekas hunian Belanda, seperti di beberapa kawasan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bangunan
tersebut kini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu daya tarik wisata budaya (heritage). Berbagai
daya tarik wisata ini saling melengkapi dan menciptakan variasi/keragaman destinasi pariwisata di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sehingga diharapkan wisatawan akan lebih lama tinggal serta
membelanjakan pengeluarannya di destinasi tersebut. Dengan karakter wilayah yang multikultural ini,
diharapkan juga daerah dapat meningkatkan daya saing pariwisata provinsi untuk skala nasional atau
bahkan dunia.
Menurut Pujaastawa dan Ariana (2015) perkembangan daya tarik pariwisata yang bersifat spontan
dan alamiah seperti dipaparkan di atas kerap menimbulkan banyak kesulitan dalam penataannya, baik
penataan fisik maupun kelembagaannya, bahkan kerapberpotensi konflik kepentingan. Untuk
memahami pariwisata secara menyeluruh, maka pariwisata hendaklah disadari sebagai fenomena
multi dimensi yang di dalamnya mencakup dimensidimensi ekonomi, sosial-budaya, ekologi, dan
lainnya yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung.
Tim Kajian ITMP berpendapat data RIPPARPROV Kepulauan Bangka Belitung layak menjadi acuan,
selain melalui pendekatan pengumpulan data seluruh populasi daya tarik wisata. Penggunaan data
tersebut, dapat menjadi bukti pada proses kajian ini mengedepankan sinkroniasi untuk keterpaduan
yang utuh dalam penyusunan program pada pembahasan lanjutan pada Bab Analisis dan
Rekomendasi. Berikut uraian detail ketersediaan daya tarik wisata Kepulaun Bangka Belitung yang
disajikan dalam tabel dan data berdasarkan olahan data yang diterima baik dari RIPPARPROV
Kepulauan Bangka Belitung 2015-2025, dokumen lain terkait, serta temuan di lapangan.
KOTA PANGKALPINANG
ALAM
BAB 3 - 80
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- ± 8 km dari pusat Kota
Pangkalpinang
- Pantai Pasir Padi
Jl. Raya Pasir Padi, memiliki garis pantai
bangka, Bukit Intan, dengan hamparan pasir
Kota Pangkal Pinang, putih sepanjang 2 km
Pantai Pasir Padi Kepulauan Bangka - Pada hari libur jumlah
Belitung 33684 kunjungan wisatawan
mencapai 6.000 orang
per hari
BUDAYA
- 10 kilometer dari pusat
kota pangkal pinang.
- destinasi wisata
Kecamatan Kampoeng Tige Oerang
Kel. Tua Tunu Gerunggang ini memberikan suasana
(Kampoeng Tige tradisional khas
Kota Pangkal Pinang masyarakat Bangka
Oerang)
tempo dulu yang
menggambarkan
kehidupan masyarakat
pada abad ke-19.
₋ Gereja dibangun Sekitar
jalan sudirman tahun 1926-1927 M
pangkalpinang, tiik nol ₋ GPIB Maranatha
Gereja GPIB Kota Pangkalpinang, memiliki ciri khas yang
Maranatha Opas Indah, Kec. unik dan menarik karena
Taman Sari, Kota terdapat menara jam
Pangkal Pinang sehingga orang Bangka
BAB 3 - 81
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
sering menyebutnya
Gereja Menara Jam
Katedral Santo
- - -
Yoseph
- Kelenteng Kwan Tie
Miaw merupakan salah
satu kelenteng tertua
yang ada di Pulau
Jl. MH Muhidin No.1, Bangka
Bintang, Kec. Rangkui, - Terdapat hiasan buah
Kelenteng Kwan Tie labu (Gourd) di puncak
Kota Pangkal Pinang,
Miaw atap kelenteng dan
Kepulauan Bangka
Belitung 33684 adanya lambang Patkea
(Pakua) yang
melambangkan
keberuntungan, rejeki
atau kebahagiaan.
- Lokasi Kelenteng bukan
hanya sekedar terletak
di tepi laut, namun
Kelurahan Air Itam, bangunan Kelenteng
Bukit Intan, Kota menghadap langsung ke
Kelenteng Shen Mu
Pangkal Pinang, arah laut.
Miaw
Kepulauan Bangka - Daya tarik lain dari
Belitung 33684 Kelenteng Dewi Laut ini
yaitu terdapat patung 12
shio.
- Jarak tempuh kurang
lebih 9km dari pusat kota
(20 menit), kurang lebih
15 menit dari bandara
Depati Amir (PGK).
- KelentengTung Fong
Jalan Depati Hamzah Miaw Tong ini di bangun
Kelenteng Tung Kota Pangkal Pinang pada tahun 2000 dan
Fong Miaw Tong terdapat patung Dewi
Kuan Im dengan tinggi
kurang lebih sekitar 9
meter, dengan
didampingi patung
Nacha dan berbagai
patung binatang lainnya.
- Klenteng berlokasi di
Semabung Baru, Bukit lampu merah Semabung
Intan, Kecamatan Kota Pangkalpinang
Klenteng Fuk Tet Girimaya , Kota - Bahan bangunan
Che Pangkal Pinang, kelenteng Fuk Tet Che
Kepulauan Bangka didatangkan langsung
Belitung 33684 dari cina
BAB 3 - 82
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- kelenteng penanda kota
untuk tempat ibadah tiga
kampung lama yang ada
di Kota Pangkalpinang
yakni Kampung Besi,
Kampung Betur dan
semabung.
BAB 3 - 83
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- Didirikan untuk
memberikan edukasi
kepada masyarakat
mengenai pengetahuan
tentang tenun kain cual.
- pengunjung tidak hanya
dimanjakan dengan
pajangan tenun cual
akan tetapi bisa
menyaksikan langsung
Jl. A. Yani No.44, Batin proses pembuatannya
Museum CualIshadi Tikal, Kec. Taman Sari, - Museum ini memiliki tiga
Kota Pangkal Pinang lembar kain cual yang
berusia 200 th.
- Museum Kain Cual
Ishadi juga dilengkapi
berbagai fasilitas
diantaranya cafe serta
pusat penjualan produk-
produk kain khas Babel
dan souvenir lainnya.
BAB 3 - 84
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Benda Cagar Budaya
Kota Pangkalpinang.
- Pura Agung Jagadnatha
Surya Kencana
merupakan Pura yang
paling besar di Kota
Pangkalpinang
- Berlokasi di perbukitan
Kelurahan Air Itam, Tanjung Bunga dan
Pura Jagad Nata
Bukit Intan, Kota merupakan satu dari 6
Surya Kencana
Pangkal Pinang tempat peribadatan
terpadu yang dibangun
sebagai bentuk simbol
keberagaman umat
beragama di Kota
Pangkalpinang
Kawasan Kota
Pusaka “Civic - - -
Center”
- Goa Maria Yung Fo
merupakan tempat
ziarah bagi umat
Khatolik di Kota
Pangkalpinang
- Goa Maria Yung Fo
Jl. Batu Kaldera banyak didatangi oleh
No.545A, Semabung Umat Khatolik dari
Goa Maria Yung Fo
Lama, Bukit Intan, Kota Pangkalpinang dan
Pangkal Pinang, sekitarnya serta luar
Pulau Bangka terutama
Jakarta, Bandung dan
daerah lainnya terutama
di bulan Mei dan
Oktober.
- Kompleks pemakaman
ini memiliki keunikan
karena kompleks
pemakaman umum
orang Belanda, salah
satu makam tertua
Jalan Hormen Maddati adalah makam nyonya
Pemakaman
Kelurahan Melintang Irene Mathilda Ehrecron
Belanda (Kerkhof)
Kecamatan Rangkui yang wafat tanggal 10
Maret 1928
- Selain itu yang menarik
pada pemakaman
Kerkhof adalah sepuluh
makam orang Jepang
BAB 3 - 85
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- Bangunan Wisma Timah
Satoe ( Woonhuis Te
Pangkalpinang) adalah
salah satu Cagar
Budaya Kota
Jalan Jendral Sudirman Pangkalpinang
Woonhuistte Nomor 20, Semabung - Rumah ini pernah
Pangkalpinang Baru, Bukit Intan, Kota menjadi rumah dinas
Pangkal Pinang asisten residen Belanda
ketika pemerintahaan
kolonial belanda
menerapkan
Bestuurhervorming Wet
pada Tahun 1922
⁻ Makam Cina ini
dibangun dalam bentuk
dan arsitektur yang unik
dan menarik serta dihiasi
dengan tulisan aksara
Cina yang indah dan
sangat jelas sekali
menunjukan status
Jalan Soekarno Hatta sosial ekonomi orang
Perkuburan Sentosa yang dimakamkan.
Pangkalpinang
⁻ Kompleks pemakaman
merupakan makam
perkuburan terbesar se-
Asia Tenggara dan
sangat unik juga menarik
dengan Arsitektur yang
berbeda-beda pada tiap
makam
⁻ Saat ini nama
Europeesce Lague
School telah dirubah
Kelurahan Kacang menjadi Sekolah
Europeesce Lagere Menengah Kejuruan
Pedang, Gerunggang,
School (ELS) Negeri 1 dan menjadi
Kota Pangkal Pinang
salah satu Cagar
Budaya Kota
Pangkalpinang
- Pemerintah Belanda
pada Tahun 1917
mendirikan sekolah HCS
(Hollandsche
Hollandsche- Jalan Mayor Haji Chineesche School)
Chineesche School Muhidin - Sekolah ini sejak 1984
dikembangkan menjadi
SMP Negeri 1
Pangkalpinang dan
BAB 3 - 86
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
terletak di Jalan Mayor
Haji Muhidin Kota
Pangkalpinang.
- sebutan nama Akek
adalah seorang laki-laki
yang selama dia hidup
tidak pernah menikah.
Dan beliau ini seorang
ulama yang sangat ahli
di bidang agama Islam
Kel. Tua Tunu, yang dipercaya oleh
Kuburan Akek
Gerunggang, Kota masyarakat sebagai
Bandeng
Pangkal Pinang orang yang memiliki
karomah
- Makam Akek Bandeng
ini juga menjadi tempat
wisata di Kepulauan
Bangka Belitung
khususnya wisata ziarah
- terletak sekitar 500
meter dari jalan
Soekarno Hatta di
kelurahan Bukit Besar
Jl. Soekarno Hatta, - Boen Ngim Foek adalah
Makam Keluarga Semabung Baru, keluarga besar yang
Boen Men Chiew Pangkal Pinang, Kota telah menyumbang
Pangkal Pinan sebagian besar
tanahnya untuk dijadikan
pemakaman orang Cina
yaitu Perkuburan Cina
Sentosa.
- Pada awal tahun 1950,
tulang belulang para
misionaris yang
meninggal di kamp
Kel. Asam, Kec. tawanan Jepang ini
Makam Misionaris
Rangkui, Kota Pangkal dikumpulkan dan
dan luder
Pinang dimakamkan lagi di
Kompleks Buderan Budi
Mulia di Jalan Sungai
Selan.
- rumah dibangun sekitar
tahun 1860-an atas
nama Kapten Lay Nam
Jl. Jendral Sudirman, Sen, Rumah yang
House of Lay Opas Indah, Kec. dibangun Kapten Lay
Taman Sari Nam Sen merupakan
salah satu keluarga yang
pertama kali bermukim
di Pulau Bangka.
BAB 3 - 87
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- fasilitas rumah telah
dilengkapi dengan
sebuah kafe di bagian
belakangnya dan
kerajinan batik
- Menara Air minum ini
dibuat Belanda pada
masa pemerintahan JE
Menara Air Minum Kompleks Perumahan Edie sebagai Residen
(Wateroren) PT Timah Bukit Bangka, yang
memerintah wilayah
tersebut sejak lahun
1925
- Perigi atau sumur ini
dijadikan tempat untuk
membuang mayat
Kelurahan Tuatunu orang-orang yang
Perigi Pekasem Indah Kecamatan dibunuh TRI (Tentara
Gerunggang Rakyat Indonesia)
karena dianggap musuh
atau sebagai mata-mata
Belanda dan sekutu
- Pada masa
pemerintahan Residen
Jl. Jendral Sudirman, Starhamer,, HM
Post, Telegraafen Opas Indah, Kec. tepatnya pada tahun
Telefoondiest Taman Sari, Kota 1933 perusahaan Post,
Pangkal Pinang Telegraaf en
Telefoondienst (PTT)
berdiri di Pangkalpinang
Resident Cantoor - - -
- Bangunan rumah terdiri
atas bangunan inti dan
paviliun pada sisi
timurnya. Di halaman
depan rumah terdapat
dua meriam kuno
berangka tahun 1840
Jl. Jendral Sudirman, Masehi dan dudukannya
Batin Tikal, Pangkal berangka tahun 1857
Rumah Residen
Pinang, Kota Pangkal masehi serta tulisan
Pinang AGW.
- rumah residen menjadi
rumah dinas walikota
Pangkalpinang dan
merupakan cagar
budaya Kota
Pangkalpinang
BAB 3 - 88
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
BUATAN
- Bangka Botanical
Garden (BBG)
merupakan lahan
Jl. Raya Pasir Padi - pengembangan
Kelurahan Temberan, holtikultura, peternakan,
Bangka Botanical Kecamatan Bukit Intan, penyediaan bibit dan
Garden Air Itam, Bukit Intan, Air pakan ternak yang
Itam, Bukit Intan, Kota memanfaatkan lahan
Pangkal Pinang eks tambang timah dan
lahan kritis berupa lahan
gambut dan berpasir
BAB 3 - 89
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- Jembatan Emas
merupakan salah satu
ikon dari Kota Bangka
Jl. Jemb. Emas Belitung yang
Baturusa, Air Itam, menghubungkan
Jembatan Emas
Bukit Intan, Kota Kabupaten Bangka dan
Pangkal Pinang Kota Pangkal Pinang
Ibukota Provinsi Bangka
Belitung
BAB 3 - 90
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Internasional dengan
delapan lintasan
- dilengkapi dengan
berbagai fasilitas wisata
seperti wisata air kolam
renang, perahu
angsa, flying fox, panjat
Kel. Bacang, Bukit tebing serta jembatan
Taman Kolong
Intan, Kota Pangkal tali
Wisata
Pinang - areal Taman Kolong
Wisata ini dibangun juga
tempat hiburan Hailay’s
Diskotik, karaoke dan
restauran.
Sumber: RIPPARPROV Kepulauan Bangka Belitung 2015-2025, dokumen lain terkait, dan temuan di lapangan
KABUPATEN BANGKA
ALAM
Bukit Tujuh - - -
Bukit Tuing - - -
BAB 3 - 91
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Hutan Wisata - - -
Hutan Hayati - - -
Hutan Bakau - - -
Wisata Madu - - -
BAB 3 - 92
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- Salah satu Ciri khas pantai
Batu Dinding adalah
pemandangan dari puncak
bukit serta bebatuan granit
Teluk Kelabat, Air besar menjulang yang
Jukung, Belinyu, menghiasi beberapa sudut
Pantai Batu pantai. Bukit kecil ini sangat
Kabupaten Bangka,
Bedinding terawat
Kepulauan Bangka
Belitung 33253 - Berjarak 2-2,5 jam
perjalanan dari Bandara
depati amir Pangkalpinang.
Atau 1 jam perjalanan dari
kota Sungailiat
- Pantai ini terletak lebih
kurang 30 menit dari pusat
kota sungailiat
- Sebagian masyarakat
Bangka menyebut Pantai
Desa Deniang, Riau Bedukang ini dengan Pantai
Pantai Bedukang Silip, Kabupaten BIO , Pantai Tanjung Hantu
Bangka dan Pantai Pulau Tiga.
Disebut wisata pantai
bedukang bangka karena di
pantai ini bila musim -
musim tertentu banyak ikan
bedukang ( ikan duri )
BAB 3 - 93
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- Pantai Penyusuk berjarak
sekitar 104 km dari Kota
Pangkal Pinang dapat
ditempuh dengan
kendaraan pribadi sekitar 2
Jalan Penyusuk, jam.
Pantai Tanjung Belinyu, Bukit Ketok, - Pantai Penyusuk ini juga
Penyusuk Belinyu, Kabupaten menyajikan pemandangan
Bangka cantik nan eksotik dengan
perpaduan pasir pantai
halus putih bersih dengan
banyak batu-batu granit
saling bertumpukan
BAB 3 - 94
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- berbagai permainan dan
olahraga air juga turut
Uber Bay, Parit menambah daya tarik
Pantai Tanjung tempat wisata ini yaitu
Padang, Sungai Liat,
Pesona bermain kano, banana boat,
Kabupaten Bangka
jetski, berenang, bermain
pasir, hingga memancing
- terdapat hamparan
pepohonan pinus
Desa Parit Padang, - fasilitas seperti voli pantai,
Sungai Liat, Kabupaten rumah makan, flying fox, all
Pantai Temberan
Bangka, Kepulauan terrain vehicle (ATV), jet
Bangka Belitung ski, banana boat, hingga
penyewaan tenda
- terdapat hamparan
pepohonan pinus
Desa Parit Padang, - fasilitas seperti voli pantai,
Sungai Liat, Kabupaten rumah makan, flying fox, all
Pantai Tikus Emas
Bangka, Kepulauan terrain vehicle (ATV), jet
Bangka Belitung ski, banana boat, hingga
penyewaan tenda
BAB 3 - 95
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
warni menambah pesona
keindahan pantai tersebut
Pantai Jambosac - - -
Pantai BBR - - -
Pantai Puding
- - -
Mangkalok
Pantai Lepar - - -
Pantai Pejem - - -
Pantai Pukan - - -
Pantai Punggur - - -
Wisata Persawahan
- - -
Desa Banyu Asin
Sungai Baturusa - - -
Sungai Perimping - - -
Sungai Upang - - -
Sungai Penagan - - -
BUDAYA
Kelurahan Matras,
- Homestay, Perahu Wisata,
Kecamatan Sungai Liat,
Kelurahan Matras Dambus, kerajinan, Pantai
Kabupaten Bangka
Matras
BAB 3 - 96
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- Wisata Pantai (pantai
Rebo), Wisata Budaya
(barongsay, Dambus),
Wisata Kuliner dan
Kerajinan
Desa Rebo Kecamatan - Jarak antara Kota
Desa Rebo Sungai Liat, Kabupaten Pangkalpinang ke Desa
Bangka Rebo 35 km, ditempuh
sekitar 50 menit dari Kota
Pangkalpinang.
Desa Kampung
- - -
Gedong
BAB 3 - 97
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Kampung Gedong - - -
- Bukit pagoda adalah
destinas religi yang
berlokasi di perbukitan
jln patimura kp. rebo, dengan keindahan
Parit Padang, Sungai pemamdamham pepohonan
Bukit Pagoda
Liat, Kabupaten dan hamparan laut
Bangka - Bukit pagoda difasilitasi
dengan adanya sebuah kafe
dan taman-taman kecil
Kelenteng Kwan In - - -
Kuil Kelenteng Fu Tu
- - -
Tet Che
Kelenteng Cetya
- - -
Dharma Abadi
Tugu Nibung 4 - - -
BAB 3 - 98
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Kuburan Belanda - - -
Benteng Kota
- - -
Waringin
Kuburan
- - -
Keramat/Tua
BAB 3 - 99
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Masjid Agung
Tradisi I Muharram -
Sungailiat
Festival Mapur - - -
BAB 3 - 100
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Lomba Permainan
- - -
Tradisional
Festival Tanglong - - -
BUATAN
- Keunikan dari wisata ini
adalah hiasan payung yang
bergantungan di langit-langit
pantai Tongaci, patung kuda
terbuat dari akar kayu dan
Jl. Laut, Kampung benda lainnya yang
De Locomotif pasir, Sinar Baru, berkesan jadul, namun
Tongachi Beach Sungai Liat, Kabupaten memiliki nilai estetika tinggi.
Bangka - Selain itu terdapat galery
museum yang menyimpan
banyak barang-barang
antik, terdapat pula Library
Garuda menyimpan
berbagai koleksi judul buku
Aik Biru - - -
Wisata Madu - - -
Telaga Emas - - -
Taman Kota - - -
Kolong Redhill - - -
Sumber: RIPPARPROV Kepulauan Bangka Belitung 2015-2025, dokumen lain terkait, dan temuan di lapangan
ALAM
- pengunjung dapat
melihat hamparan
pemukiman dan
Desa Air Belo, Mentok, suasana Kota Muntok
Bukit Kukus Kabupaten Bangka dari ketinggian.
Barat, - Pengunjung wisata ini
dari masyarakat loka
maupun masyarakat
luar bangka belitung
BAB 3 - 101
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- Di Taman Hutan Raya
Gunung Menumbing ini
menawarkan wisata
alam sekaligus wisata
sejarah, karena selain
Air Belo, Mentok, terdapat hutan dengan
Hutan Konservasi Kabupaten Bangka fungsi Taman Hutan
Menumbing Barat, Kepulauan Raya tetapi terdapat
Bangka Belitung pula tempat
pengasingan Presiden
pertama Indonesia, Ir.
Soekarno saat zaman
penjajahan Belanda
- memiliki keunikan
tersendiri yakni ada
Desa Dendang tujuh mata air panas
Kecamatan Kelapa alami yang memiliki
Air Panas Dendang kadar panas yang
Kabupaten Bangka
Barat berbeda
- mempunyai fasilitas
memancing
Pantai Aikemas - - -
- Dari Kota
Desa Air Nyatoh, Pangkalpinang
Simpang Teritip, berjarak kurang lebih
Pantai Air Nyatoh
Kabupaten Bangka 114 km dengan waktu
Barat, Kepulauan tempuh 2 jam 2 menit.
Pantai Angel - - -
- Fasilitas yang ada
yaitu Warung-warung
makanan dan
minuman, Kamar
Jl. Pelabuhan Tj. mandi dan Toilet, Area
Kalian, Tanjung, parkir kendaraan
Pantai Asmara
Mentok, Kabupaten - Wahana yang tersedia
Bangka Barat yaitu Banana boat ATV
Ayunan di pasir pantai
Spot selfie LOVE
Wahana bermain anak
BAB 3 - 102
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Pantai Batu
- - -
Besimpuh
- Pantai Batu rakit
berjarak tempuh
sekitar 6 km dari kota
Muntok
- Di Pantai Baturakit
telah dibangun
Tanjung, Mentok, beberapa Gazebo,
Kabupaten Bangka Taman bermain Anak,
Pantai Batu Rakit
Barat, Kepulauan Lapangan Volly Pantai,
Bangka Belitung 33351 Lapangan Futsal,
Lapangan Gasing, wc
umum, Pendopo,
Bungalow, Amphi
theater dan juga
fasilitas umum lainnya
Pantai Bembang - - -
Pantai Kedacak - - -
Pantai Mentiba - - -
BAB 3 - 103
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- Jarak tempuh ± 116
km dari kota Muntok
dan terletak sekitar 1,5
km dari pusat kota
Tempilang
- Pantai Pasir Kuning
Desa Air Lintang, menyimpan daya tarik
Pantai Pasir Kuning Tempilang, Kabupaten wisata dan tradisi
Bangka Barat berupa Pesta Adat
Perang Ketupat yang
diadakan satu tahun
sekali untuk
menyambut bulan
Ramadhan
BAB 3 - 104
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
BUDAYA
Koridor Urban - - -
BAB 3 - 105
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- Kelenteng yang
diperkirakan dibangun
pada tahun 1800-an ini
merupakan salah satu
kelenteng tertua yang
ada di Provinsi
JL Jend A Yani, No. 1, Kepulauan Bangka
Klenteng Kong Fuk RT. 003/05, Tanjung, Belitung
Miau Mentok, Kabupaten - Setiap tahunnya,
Bangka Barat kelenteng ini rutin
menyelenggarakan
perayaan agama
seperti Cap Go Me,
Sembahyang Rebut
dan Sembahyang
Bulan di halamannya
- Bangunan ini
merupakan markas
besar peninggalan
perusahaan
penambangan timah
Belanda Banka
Tinwinning Bedrijf
(BTW) yang dibentuk
pada tahun 1816,
disebut juga sebagai
Hoofdbureau Banka
Desa Tanjung, Mentok, Tin Winning Bedrijf
Museum Timah
Kabupaten Bangka - Koleksi yang
Indonesia
Barat ditampilkan pada
museum ini meliputi
artefak-artefak
penambangan timah,
pakaian tradisional
masyarakat muntok,
peralatan yang
digunakan masyarakat
Bangka Belitung
sehari-hari, serta
diorama
BAB 3 - 106
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Tanjung, Mentok, -
Mercusuar Tanjung
Kabupaten Bangka -
Kelian
Barat
Pembuatan Empek -
- - -
empek
- Pesanggrahan Muntok
dibangun tahun 1827
oleh Banka Tin
Winning (BTW)
- Pada masa pasca
Wisma Ranggam Desa Sungai Daeng, kemerdekaan RI,
(Pesanggrahan Mentok, Kabupaten Pesanggrahan ini
Muntok) Bangka Barat dijadikan tempat
pengasingan Bung
Karno dan Agus Salim
pada tanggal 6
Februari 1949 s.d. 9
Juli 1949 oleh Belanda
Rumah Panggung
- - -
Melayu
BAB 3 - 107
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Bangunan Pasoral - - -
Benteng Sungai
- - -
Buluh
Makam Hario
- - -
Pakoeningprang
BAB 3 - 108
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
BUATAN
Kapal Karam - - -
Ashigara
Kapal Karam SS - - -
Vyner Brooke
Sumber: RIPPARPROV Kepulauan Bangka Belitung 2015-2025, dokumen lain terkait, dan temuan di lapangan
BAB 3 - 109
KABUPATEN BANGKA TENGAH
ALAM
Air Terjun C2 - - -
- Air terjun ini memiliki lebar 3 m
Air niur, desa,
dan panjang enam meter dengan
Perlang, Lubuk
kemiringan jatuhnya air sekitar 45
Besar, Kabupaten
derajat ke dasar kolam
Air Terjun Sadap Bangka Tengah,
dibawahnya.
Kepulauan Bangka
- ± 7 km dari Kota Koba, ibukota
Belitung 33681
kabupaten Bangka Tengah atau
75 km dari Pangkal Pinang.
Perlang, Lubuk
Besar, Kabupaten
Danau Linau - Bangka Tengah, -
Kepulauan Bangka
Belitung 33681
- Berjarak kurang lebih ± 80 km
dari Bandara Depati Amir
Pangkalpinang dengan lama
perjalanan darat 60 menit.
Perlang, Lubuk - Jika weekday rata-rata ada 100
Besar, Kabupaten wisatawan yang berkunjung ke
Danau Pading Bangka Tengah, lokasi, sedangkan wekeend
Kepulauan Bangka sekitar 400 wisatawan.
Belitung 33681 - Kelebihan danau ini yakni
suasana udara yang tetap segar
tanpa terganggu aroma belerang
karena memang bukan kawah
pegunungan.
- Berjarak ±60 Km dari Bandara
Depati Amir dan sekitar ±15 Km
dari Koba, Ibukota Kabupaten
Bangka Tengah.
Jl. Raya Gadung, - Danau Kaolin ini sering disebut
Nibung, Koba, dengan istilah Kulong Biru,
Kolong Biru Alam Kabupaten Bangka berasal dari bekas penambangan
Nibung Tengah, Kepulauan biji timah yang sudah lama
Bangka Belitung ditinggalkan.
33782 - Kelebihan danau ini yakni
suasana udara yang tetap segar
tanpa terganggu aroma belerang
karena memang bukan kawah
pegunungan.
BAB 3 - 110
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
R4JM+WCC,
Beluluk, Kec. - Tempat ini perbatasan
Pangkalan Baru, Pangkalpinang dengan
Taman Kolong Kabupaten Bangka Tengah,
Kabupaten Bangka
Beguruh sekitar 7 km dari pusat Kota
Tengah, Kepulauan
Bangka Belitung Pangkalpinang
33684
BAB 3 - 111
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Kelurahan Arung
Dalam, Kecamatan
Koba, Kabupaten
Bangka Tengah,
Provinsi Kepulauan - Berjarak kurang lebih 54,4 dari
Pantai Gebang
Bangka Belitung. Kota Pangkalpinang
Kemilau
atau terletak
sebelah kiri jalan
sebelum pintu
gerbang / gapura
Kota Koba
- Di sebelah timur laut Pulau
Ketawai. Jaraknya sekitar 1,5
meter dan sangat terlihat dengan
jelas dari Pulau Ketawai.
CR46+R6P, Batu - Alasan diberi nama Pulau Gusung
Beriga, Lubuk Asam adalah karena terdapat
Pantai Gusung Besar, Kabupaten banyak gusung di pulau ini.
Alam Bangka Tengah, - Dalam bahasa lokal gusung
Kepulauan Bangka artinya adalah gugusan pasir
Belitung yang diperoleh dari hasil
sedimentasi. Gugusan tersebut
akan terlihat kala air sedang surut
dan tenggelam ketika air sedang
pasang.
BAB 3 - 112
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- Dengan kata lain hal ini, perairan
di Pulau Gusung Asam adalah
perairan yang dangkal
Pantai Karang - - -
Jahe
Pantai Kedimpel - - -
Pantai Keranji - - -
BAB 3 - 113
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Pantai sumur 7,
Koba, Kabupaten - Berjarak sekitar 3 km dari pusat
Pantai Sumur
Bangka Tengah, kota ke arah timur
Tujuh
Sumatera Selatan
33681
Dusun Tanah
Pantai Tanah Merah, Kecamatan - Berjarak sekitar 12 km dari
Merah Namang, Bangka Kota Pangkalpinang.
Tengah.
BAB 3 - 114
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- Terletak di Selat Karimata, di
antara Pulau Bangka dan Pulau
Belitung, atau sekitar 52 mil laut
H3PG+7C6, Central sebelah timur Kota Koba, Ibu Kota
Bangka Regency, Kabupaten Bangka Tengah
Pulau Gelasa
Bangka Belitung - Jarak terdekat dari Pulau Gelasa
Islands ke daratan Pulau Bangka adalah
sekitar 18 mil laut atau 29
kilometer
- Untuk mencapai Pulau ini
membutuhkan waktu perjalanan
sekitar 30-50 menit.Bisa
Di sebelah timur laut menggunakan perahu wisata dari
Pulau Ketawai. TPI (Tempat Pelelangan Ikan)
Pulau Gusung Jaraknya sekitar 1,5 untuk mencapai pulau ini. Perahu
Asam meter dan terlihat tersebut berada di Desa Kurau,
dengan jelas dari Bangka, Tengah. Biasanya para
Pulau Ketawai. wisatawan yang hendak
mengunjungi Pulau ini harus
sudah standby di dermaga TPI
mulai pukul 8 pagi WIB.
Pulau Ketugar - - -
BAB 3 - 115
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- Untuk mencapai Pulau Pelepas
Beluluk membutuhkan waktu sekitar 30
menit dari Dermaga Desa
Kec. Pangkalan Tanjung Tedung. Desa ini berada
Baru di Kecamatan Sungai Selan,
Pulau Pelepas Bangka Tengah.
Kabupaten Bangka - Sementara jika berangkat dari
Tengah Kota Pangkal Pinang
Kepulauan Bangka membutuhkan waktu sekitar 1,5
Belitung sampai 2 jam untuk sampai di
desa tersebut.
- Pulau ini berada di pesisir timur
R7VW+HHH, Kabupaten Bangka, yang sebelah
Padang Baru, Kec. utaranya merupakan Laut China
Pangkalan Baru, Selatan.
Pulau Semujur - Untuk menuju Pulau Semujur,
Kabupaten Bangka
Tengah, Kepulauan bisa menyewa perahu dari
Bangka Belitung Dermaga Desa Kurau dengan
waktu kurang lebih 45 menit.
BUDAYA
Lubuk Besar
- Untuk menuju ke Gusung Perlang
Central Bangka
dengan menggunakan perahu
Regency
Perlang nelayan, hanya butuh kurang
Bangka Belitung lebih 30 menit untuk tiba ke
Islands Gusung Perlang ini.
BAB 3 - 116
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Selan River
Central Bangka
Tanjung Pura Regency -
Bangka Belitung
Islands
Pangkalan Baru
Central Bangka
Air Mesu Regency -
Bangka Belitung
Islands
Jl. Namang
No.Desa, Kurau
Kehidupan Bar., Koba, - Kehidupan Nelayan
Nelayan Desa Kabupaten Bangka
Kurau Tengah, Kepulauan
Bangka Belitung
33181
- Di Kecamatan Pangkalan Baru,
Bangka Tengah diadakan pesta
makan durian gratis. Acara Pesta
Unnamed Road, Sedekah Durian gratis ini
Petaling, West dilakukan sebagai bentuk rasa
Pesta Durian Di Mendo, Bangka syukur atas melimpahnya hasil
Air Mesu Regency, Bangka panen. Selain kegiatan makan,
Belitung Islands ada pula lomba durian terbaik.
33173 - Kegiatan ini merupakan salah
satu pesta adat yang bertujuan
untuk memeriahkan wisata
argopolitan, sekaligus ingin
BAB 3 - 117
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
menjadikan Desa Air Mesu
sebagai sentra buah durian
terbesar di Bangka Belitung.
- Semangat pemerintah Kabupaten
Bangka mewujudkan kemandirian
pangan (Beras) karena
pemenuhan kebutuhan dasar
Kabupaten Bangka
pokok beras dari hasil panen
Tengah
Pesta Panen petani setempat belum
Bangka Belitung mencukupi, dimana petani hanya
Islands mampu 20 persen dari populasi
penduduk sehingga kebutuhan
beras masih didatangkan dari
pulau Jawa dan Sumatera
- Didirikan untuk memperingati
Guan Yu, tokoh Dinasti Han yang
dideifikasi oleh rakyat Tionghoa.
- Didirikan oleh orang Tionghoa di
Jl. MH Muhidin Bangka Belitung, terutama
No.1, Bintang, Kec. pekerja-pekerja tambang timah,
Klenteng Kwen Rangkui, Kota khususnya orang Hakka.
Tie Miaw Pangkal Pinang, - Pembangunan kelenteng
Kepulauan Bangka diperkirakan selesai pada tahun
Belitung 33684 1841, sementara itu peresmian
dilakukan pada tahun ke-26 masa
pemerintahan Kaisar Daoguang
atau tahun 1846 M.
- Kegiatan ini sudah menjadi
agenda tahunan sebagai ajang
Kesenian Kabupaten Bangka menyalurkan bakat seni anak
Dambus Tengah daerah, sekaligus melestarikan
(Selawan kesenian dan budaya daerah,
Bangka Belitung tetapi lebih dari itu adalah bagian
Segantang) Islands dari instrumen untuk memajukan
sektor kepariwisataan
- Tugu Pergerakan Kemerdekaan,
terletak di Jalan Merdeka
berlokasi di area
Tamansari/Wilhelmina park. Tugu
ini dibangun untuk mengenang
Kabupaten Bangka perjuangan rakyat Bangka dalam
Tugu Pahlawan/ Tengah mempertahankan serta merebut
Tugu Perjuangan kemerdekaan setelah proklamasi
Berikat Bangka Belitung 17 Agustus 1945
Islands - Bentuk Tugu terdiri atas lingga
diatas punden beruntak-undak
dan hingga berada di atas yoni
dengan bentuk simetris
mencerminkan perjuangan yang
BAB 3 - 118
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
dilakukan oleh berbagai suku dan
lapisan masyarakat.
- Pada Tugu tertulis “Surat kuasa
kembalinya Ibu Kota Republik
Indonesia ke Yogyakarta, diserah
terimakan oleh Ir. Seokarno
kepada Sri Sultan
Homengkubuwono IX, Medio Juni
1949”.
Benteng Jepang/
- - -
Benteng Kurau
RT 1 RW 1
kelurahan - Makam seorang mayor Infantri
Sungaiselan yang diangkat oleh pemerintahan
Makam D.W kolonial Belanda sebagai
Kecamatan
Becking pemimpin pertempuran melawan
Sungaiselan di
kabupaten Bangka Depati Amir.
Tengah
Makam Keluarga
- - -
Demang Bahmim
- Kehidupan suku asli Melayu
Bangka yang masih
mempertahankan adat istiadatnya
salah satunya adalah rumah asli
Kabupaten Bangka
warga Melayu Bangka tempo
Rumah Adat Tengah
doeloe berupa rumah panggung
Desa Perlang Bangka Belitung beratap daun nipah dan
Islands berdinding kayu kulit berlantai
kayu. Rumah berdinding kayu ini
hingga tahun 80an masih bisa di
temukan
- Tarian Campak Dalong
menggambarkan keceriaan bujang
dan dayang di Kepulauan Bangka
Kabupaten Bangka Belitung.
Tengah Awalnya, Tari ini ditampilkan pada
Campak Dalong waktu tertentu aja, yakni saat
Bangka Belitung masuk musim panen padi atau
Islands sepulang dari ume (kebun).
Namun seiring perkembangan
zaman, Tari Campak ini
BAB 3 - 119
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
mengalami perluasan gelarannya
pada acara-acara penting, seperti
penyambutan tamu, pesta rakyat,
adat pernikahan.
- Ritual Adat Buang Jung berarti
ritual yang dilakukan dengan
membuang perahu kecil ke laut.
Kabupaten Bangka
Biasanya, yang dilarung ke laut
Tengah
Buang Jong adalah miniatur perahu yang berisi
Bangka Belitung sesaji seperti ayam berbulu hitam.
Islands - Biasanya ritual adat ini dilakukan
sekitar Juni -Agustus setiap
tahunnya
- Ritual Ceng Beng atau
sembahyang kubur merupakan
upacara perwujudan dari sikap
Kabupaten Bangka
masyarakat Tionghoa yang sangat
Tengah
Cheng Beng mencintai dan menghormati
Bangka Belitung leluhurnya, seluruh keluarga baik
Islands yang ada di Pangkalpinang atau
diperantauan berupaya untuk
pulang dan melaksanakan ritual.
- Festival ini dilaksanakan sebagai
upaya pemerintah untuk
Kabupaten Bangka
Festival Campak, melestarikan kebudayaan dan
Tengah
Rudat Rebana kesenian agar selalu terjaga
Dan Tari Kreasi Bangka Belitung keasliannya untuk selanjutnya
Islands dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari
BAB 3 - 120
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Kabupaten Bangka
Sedekah Laut Tengah
-
(Mapanretasi) Bangka Belitung
Islands
BAB 3 - 121
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
BUATAN
BAB 3 - 122
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Kulong Biru - - -
Rumah Controller - - -
- Aneka permainan dan kolam
Jl. Namang - Koba, renang dapat dinikmati ditempat ini
Terentang III, Koba, yakni kolam renang seluncur,
Kabupaten Bangka kolam renang laba laba, kolam
Tirto Nirmolo 3 anak-anak dan dewasa, kolam
Tengah, Kepulauan
Bangka Belitung Arus, kolam Air mancur, kolam
33681 taman air, kolam seluncur anak,
kolam kuda laut
Sumber: RIPPARPROV Kepulauan Bangka Belitung 2015-2025, dokumen lain terkait, dan temuan di lapangan
ALAM
Bukit Bimban - - -
BAB 3 - 123
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- Adanya batu besar (Ba-tu
Pilar) yang berada di puncak
Gunung Gadung.
- Akses jalan menuju ke
puncak gunung telah di-buka
Gadung, Toboali, dari jalan raya de-pan kantor
Kabupaten Bangka desa berki-sar 900 m,
Bukit Gadung
Selatan, Kepulauan dengan jarak tempuh
Bangka Belitung berjalan kaki sekitar 20-30
menit.
- Mayoritas wisatawan yang
berkunjung ialah wisatawan
lokal.
BAB 3 - 124
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Hutan Pelawan
- - -
Nadung
- Terdapat jembatan yang
bernama Jembatan Cinta
Jl. Raya Desa dengan panjang 13,5m.
Tukak, Tukak, - Terdapat fasilitas seperti
Tukak Sadai, lahan Parkir kendaraan
Wisata Hutan yang luas, toilet, pusat
Kabupaten Bangka
Mangrove kuliner, & gazebo.
Selatan, Kepulauan
Bangka Belitung - Wisatawan yang
33783 berkunjung pun wisatawan
lokal maupun
mancanegara.
- Sumber panas di air panas
Desa Nyelan-ding ini diper-
kirakan berasal dari batu
Desa Nyelanding, kapur dalam perut bumi.
Kec. Air Gegas, - Fasilitas yang tersedia
Air Panas Kabupaten Bangka berupa lahan Parkir
Nyelanding Selatan, Kepulauan kendaraan, toilet, gazebo,
Bangka Belitung & kedai.
33782 - Wisatawan yang
berkunjung mayoritas
wisatawan lokal.
- Waktu tempuh
menggunakan kendaraan
bermotor hanya 1,5 jam
Desa Permis, Kec. dari Kota Pangkalpinang.
Simpang Rimba, - Pakaian mandi harus
Air Panas Permis Kab. Bangka diting-galkan / tidak boleh
Selatan, Kep. dibawa pulang lagi.
Bangka Belitung. - Wisatawan yang
berkunjung, wisatawan
lokal.
BAB 3 - 125
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Celagen, Lepar
Pongok, Kabupaten
Terumbu Karang -
Bangka Selatan,
Batu Mandi
Kepulauan Bangka
Belitung
BAB 3 - 126
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- Kawasan geowisata
Kabupaten Bangka
Selatan.
Tj. Ketapang, Bang - Dinamai Batu Belimbing
Toboali, Kabupaten memang karena bentuk
Pantai Batu bebatuannya yang
Bangka Selatan,
Belimbing menyerupai buah
Kepulauan Bangka
Belitung 33783. belimbing.
- Terdapat fasilitas parkir
kendaraan yang luas &
toilet.
Pulau Besar
Kab. Bangka
Pantai Batu
- Selatan -
Betumpang
Kep. Bangka
Belitung
- Batu yang menyerupai
kodok.
Jl Alising Kampung - Di sekitar pantai juga
Baru, Tj. Ketapang, terdapat warung maka-nan
Pantai Batu Toboali, Kabupaten yang menjual bera-neka
Kodok Bangka Selatan, ragam makanan khas
Kepulauan Bangka toboali, seperti empek-
Belitung 33783 empek, otak-otak, es
kelapa dll.
- Pantai ini dinamai pan-tai
Batu Perahu karena
terdapat bongkahan batu
Tj. Ketapang, berukuran sekitar 7×4 m
Toboali, Kabupaten yang menyerupai bentuk
Pantai Batu badan perahu yang
Bangka Selatan,
Perahu mengarah ke laut.
Kepulauan Bangka
Belitung 33783 - Pantai ini juga difungsikan
sebagai dermaga dimana
nelayan lokal melakukan
aktivitas.
BAB 3 - 127
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Besar Island
Bangka Belitung
Islands
Tanjung Ketapang,
Toboali, South
Pantai Kelisut Bangka Regency, - Terdapat bebatuan granit
Bangka Belitung
Islands 33783
BAB 3 - 128
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
-
- Pantai dengan dermaga
Puding Besar,
kecil tempat berlabuh kapal
Pantai Puding Bangka Regency,
nelayan
Besar Bangka Belitung
Islands - Sunrise view
BAB 3 - 129
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
- Kontur pantainya
cenderung landai dengan
Pasir Putih, Tukak gelombang yang cukup
Sadai, South tenang
Pantai Tanjung - Terdapat bebatuan granit
Bangka Regency,
Kerasak bertumpuk-tumpuk di
Bangka Belitung
Islands 33783 daratan dan di dalam air.
- Pasir berwarna putih dan
halus
Pantai Tanjung
- - -
Timur
Pantai Tanjung
- - -
Pao
Wisata
Persawahan - - -
Desa Rias
Jeriji, Toboali,
Kabupaten Bangka - Masih dalam tahap
Sungai Little
Selatan, Kepulauan pengembangan
Amazon Jeriji
Bangka Belitung
33783
BUDAYA
BAB 3 - 130
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Desa Simpang
Rimbang, tepatnya - Pura Simpang Rimba diba-
di Dusun C III, ngun oleh masyarakat
Pure Bali Kecamatan setempat sebagai rumah
Simpang Rimba Simpang Rimba, peribadahan umat Hindhu,
Kab. Bangka juga sebagai destinasi
Selatan, Kep. wisata.
Bangka Belitung.
- Sebuah makam dari
seorang ulama di negeri
Desa Bangka Kota, seberang yang
Kecamatan menyebarkan agama islam
Makam Karang Simpang Rimba di wilayah Bangka kota dan
Panjang Kabupaten Bangka sekitarnya.
Selatan, Kep. - Bentuk makamnya besar
Bangka Belitung. dan panjang kira-kira
kurang lebih 5 meter
BAB 3 - 131
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
BAB 3 - 132
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
BUATAN
Waterboom Bukit
- - -
Permai
Toboali, Kabupaten
Yora Parla
Bangka Selatan,
Waterpark Parit 8 -
Kepulauan Bangka
Toboali
Belitung 33783
Sumber: RIPPARPROV Kepulauan Bangka Belitung 2015-2025, dokumen lain terkait, dan temuan di lapangan
KABUPATEN BELITUNG
ALAM
Airnya sangat jernih
hingga bisa melihat
ikan dengan mata
Dusun Air telanjang, Ada terumbu
Pegantungan, Kacang karang sehingga bisa
Air Terjun Gurok Beraye Butor, Badau, Kabupaten merasakan sensasi
Belitung, Kepulauan snorkerling, Bisa
Bangka Belitung melakukan selfie
underwater,
Nuansanya damai dan
nyaman untuk relaksasi
BAB 3 - 133
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Dusun Aik Nangka, Desa Air terjun tujuh tingkat
Simpang Rusa, berada di tengah hutan
Membalong dan butuh perjuangan
Air Terjun Jurak Linsum Kawai untuk mencapai lokasi
asri nan indah
BAB 3 - 134
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
ketinggian 510 meter
diatas permukaan air
laut.
BAB 3 - 135
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
pemandangan hutan
lindung dan batu granit
yang besar di kawasan
Jl. Peramun, Air Selumar, itu. objek wisata
Sijuk, Kabupaten Belitung, strategis memandang
Bukit Peramun
Kepulauan Bangka ke pesisir Pantai Sijuk,
Belitung 33414 terutama Pulau
Lengkuas, Tanjung
Tinggi dan Tanjung
Kelayang.
Hamparan gundukan
bukit yang sangat luas
Desa Ibul, Kecamatan
Bukit Ibul dan tidak tinggi. Mirip
Badau
bukit dalam film
teletubbies
BAB 3 - 136
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Terdapat bebatuan
granit yang berjajar
Dusun Batu Lubang, panjang melingkar
Padang Kandis, tanpa terputus hingga
Pantai Batu Lubang / Pantai
Membalong, Kabupaten membentuk cekungan.
Penyabong
Belitung, Kepulauan Para pengunjung
Bangka Belitung 33452 biasanya berenang dan
bermain air di cekungan
tersebut.
Kawasan HKm
Merupakan merupakan
kawasan bekas
tambang timah lepas
pantai. Memiliki
pemandangan pesisir
Juru Seberang, Tanjung yang indah serta
Pandan, Juru Seberang, Geowisata menyusur
Pantai Juru Seberang Belitung, Kabupaten Taman Wisata
Belitung, Kepulauan Mangrove.. Akan
Bangka Belitung dijadikan destinasi
unggulan dan akan
dikembangkan sebagai
roadmap untuk
masterplan provinsi
Kepulauan Bangka
Belitung.
BAB 3 - 137
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Diperlukan perjuangan
keras agar bisa
menikmati keindahan
yang ditawarkan pantai
ini. Jalan yang
berkelok-kelok dan
penuh tantangan harus
dilewati untuk bisa
49XQ+J26, Selat Nasik,
sampai ke pantai ini.
Kabupaten Belitung,
Pantai Pasir Panjang Letaknya yang berada
Kepulauan Bangka
di balik hutan, kawasan
Belitung 33481
Selat Nasik. Pantai ini
sangat pas bagi
wisatawan yang ingin
mencari ketenangan
karena Pantai Pasir
Panjang memang
belum banyak dijamah
wisatawan.
BAB 3 - 138
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Hamparan pasir
putihnya tidak begitu
luas di Pantai Secupak,
Desa Tanjung Binga,
Pantai Secupak karena cukup banyak
Kecamatan Sijuk, Belitung
bebatuan granit yang
berada di pinggiran
pantai.
BAB 3 - 139
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
BAB 3 - 140
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Merupakan pelabuhan
yang digunakan
sebagai tempat
Tj. Rusa, Membalong,
berlabuhnya kapal
Kabupaten Belitung,
Pantai Tanjung Rusa menuju beberapa
Kepulauan Bangka
destinasi wisata di
Belitung 33452
daerah Belitung untuk
menuju destinasi wisata
pantai lainnya.
BAB 3 - 141
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Letaknyadesa sungai
samak, sangat cocok
untuk kamu bersantai
Desa Sungai Samak-
Pantai Pulau Bayan dengan suasana yang
Badau
sepi dan tenang dan
belum ramai didatangi
wisatawan.
BAB 3 - 142
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Wisatawan bisa
Gersik, Selat Nasik,
menginap di rumah-
Kabupaten Belitung,
Kawasan Pulau Lima rumah penduduk dan
Kepulauan Bangka
berbaur dengan
Belitung
masyarakat setempat.
BAB 3 - 143
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Pulau Kalimuak
merupakan sebuah
bukit setinggi kurang
Juru Seberang, Tj.
lebih 35 meter di atas
Pandan, Kabupaten
Pulau Kalamoa /Kalimuak permukaan laut. Untuk
Belitung, Kepulauan
mencapai puncak,
Bangka Belitung
terdapat 99 buah anak
tangga di belakang
gazibu.
BAB 3 - 144
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
kawasan ini adalah
sebuah bangunan yang
bertuliskan Anno 1915.
BAB 3 - 145
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Raya Tanjung Pandan-
Belitung Timur.
Tempat pemandian
alam bersumber air
sungai yang berwrarna
Desa Sungai Samak- kecoklatan berasal dari
Pemandian Suci Indah
Badau akar kayuan hutan.
Sensasi mandi air akar
kayu akan anda
dapatkan disini
Kolam pemancingan
alam yang berasal dari
Desa Selumar, Sijuk lahan eks tambang
Pemandian Pulau Kulong
Belitung yang diisi dengan
berbagai jenis ikan air
tawar
pelapukan Granit
Tanjung Pandan
berupa pasir
kuarsa/endapan aluvial,
Terong v., Sijuk sd., Bd. berumur Kuarten.
Coordinates: 2° 36’ 28” Di beberapa tempat,
South Latitude (SL) & 107° seperti di Bukit Tebalu,
Aik Rusa Berehun 39’ 41” East Longitude masih terdapat
(EL) bongkahan batu granit
Elevation: 0 to 10 m.asl dengan morfologi “tor”
Size: 16.000 Ha yang
khas Belitung, Trias
(208-245 ma)
BAB 3 - 146
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Di puncak bukit
Peramun terdapat
pemandangan khas
AikSelumar village (v.), TOR yang biasa disebut
Sijuk sub-district (sd), dengan
. Bukit Peramun (The Peramun Hill Belitung regency (Bd masyarakat umum
Granite Forest Coordinates: 2°36’ 54” sebagai “batu
South penyeimbang” khas
Latitude (SL) & Belitung.
Model geosite yang
tersedia di Belitong
Geopark.
BAB 3 - 147
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
bentangan di Pulau
Belitung
BUDAYA
BAB 3 - 148
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Merupakan salah satu
desa nelayan yang
masih aktif di Pulau
Belitung. Pulau Seliu
dianugrahi kekayaan
alam yang begitu
menawan dan terjaga.
Desa Pulau Seliu, Laut yang biru dan
Membalong, Kab. aneka ragam biota
Belitung, 1 jam 30 menit lautnya menjadi daya
Pulau Seliu dari pusat Kota Tanjung tarik wisata tersendiri..
Pandan dengan rincian 1 Danau Purun
jam perjalanan darat dan merupakan bekas
30 menit perjalanan laut. sawah peninggalan
Belanda seluas lebih
dari 24 Ha. Pada
awalnya daerah ini
terbengkalai dan
kemudian menjadi
habitat tanaman purun
untuk tumbuh
Heritage Kota Tua Sijuk
(Mesjid, Kelenteng,
Rumah Tradisional),
Geosite Mangrove
Desa Sijuk, Kecamatan
Kuale Sidjoek Kuale, Geosite Lava
Sijuk, Kabupaten Belitung
Bantal Siantu,
pembuatan belacan
(terasi) secara
tradisional, homestay
Geosite Tanjung
Kelayang, pulau-pulau
kecil dan bawah laut,
Desa Keciput, Kecamatan
Tanjung Kelayang penangkaran penyu
Sijuk, Kabupaten Belitung
sisik, madu teran
(trigona), homestay
(geohouse)
BAB 3 - 149
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Taman Sungai Padang,
Pantai Batu Bedil
(geosite), mangrove
Sungai Padang, Rumah
Hobbit (rumah bekas
Desa Sungai Padang, Kec.
Sungai Padang tungku pembuatan
Sijuk
arang tradisional), Situs
Makam Tua Padang
Kelarin, Pembuatan
belacan (terasi) secara
tradisonal
Keroncong Setambul
Fajar, Permukiman dan
Budaya khas Melayu
Pesisir, Tradisi Berua
Kampong, Ritual
Desa Suak Gual, Selamat Laut, Tradisi
Suak Gual Kecamatan Selat Nasik, Menangin (permainan
Kabupaten Belitung tradisional), pembuatan
okulele, Mercusuar
Tanjung Lancor, Pulau
Piling, Perlintasan Jalur
Sutra Maritim dan
Bawah Air, homestay
Ekowisata Mangrove
Desa Petaling, Kecamatan Petaling, Bukit Petaling,
Petaling Selat Nasik, Kabupaten Kerajinan Kayu
Belitung Petaling, Tradisi Berua
Kampong, homestay
Kesenian Beripat
Beregong, Sentra
Desa Badau, Kecamatan Pembuatan Parang
Badau Badau, Kabupaten Badau, Perkebunan
Belitung Nanas Badau, Museum
Badau dan Sejarah
Kerajaan Badau
Geosite Gunung Tajam,
air terjun Gurok Beraye,
Desa Kacang Butor, Situs Makam Syech
Kacang Butor Kecamatan Badau, Abubakar Abdullah
Kabupaten Belitung (Penyebar Islam di
Belitung), perkebunan
lada, agrowisata
BAB 3 - 150
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Dusun Balitung
Desa Pelepak Pute,
(perkampungan khas
Pelepak Pute Kecamatan Sijuk,
etnis Bali), Bukit Batu
Kabupaten Belitung
Titi
Kampung nelayan,
Desa Tanjung Binga,
budidaya dan
Tanjung Binga Kecamatan Sijuk,
pengolahan hasil
Kabupaten Belitung
perikanan, homestay
BAB 3 - 151
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Pantai Merida, Pulau
Kampak, Tradisi Muar
Madu, Atraksi Bird
Desa Tanjung Rusa,
Tanjung Rusa (persiapan) Feeding (camar),
Kecamatan Membalong
mancing pakai
layangan, kesenian
gambus inang-inang.
Gunung Kubing,
Desa Perpat, Kecamatan
Perpat (persiapan) persawahan,
Membalong
peternakan sapi
Sebuah hunian
masyarakat Bali sejak
Desa Pelepak Pute, tahun 1990 an dengan
Kampung Bali Kecamatan Sijuk, kekayaan adat budaya
Kabupaten Belitung yang masih terjaga
seperti pelaksanaan
upacara adat Bali
Kampung Nelayan
Bugis yang merupakan
Desa Nelayan Tanjung sentra produsen ikan
kampung Bugis Binga, Sijuk asin yang diekspor ke
kalimantan, jawa dan
jakatrta
BAB 3 - 152
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Kelenteng Sijuk
Belitung adalah
sebutan populer bagi
Kelenteng Hok Tek
Ceng Sin yang
lokasinya berada di
Desa Sijuk, Kecamatan
Sijuk, Belitung.
Kelenteng Sijuk Desa Sijuk , Sijuk Belitung Kelenteng tua ini
berjarak sekitar 350 m
dari Masjid Sijuk, arah
ke Barat Laut, melewati
jalan kecil di samping
kiri masjid. Sesuai
namanya, tuan
rumahnya adalah Dewa
Bumi.
Kuil Cina Hok Tek Che
dibangun pada tahun
1868 bagi para pekerja
Cina yang dibawa ke
Kelurahan Tg Pendam,
Pulau Belitung untuk
Klenteng Hok Tek Che Kec.Tanjungpandan,
bekerja di tambang
Kabupaten Belitung
utama beralamat Jl.
Siburik Timur, Tj.
Pandan, Kabupaten
Belitung,
Tanjung Pandan,
Kabupaten Belitung. Mesjid terbesar di
Jaraknya sekitar 15 Tanjungpandan dan
Mesjid Agung Mabrur kilometer dari hanya berjarak 1km dari
Bandara H.A.S pusat kota
Hananjoeddin
Keunikan Masjid Al
Ihram ini ada pada
atapnya yang
berbentuk bintang segi
lima, dengan satu sudut
DesaTanjungpendam,
Masjid Al Ihram mencuat ke atas,
Tanjungpandan
melambangkan rukun
Islam yang lima, dan
juga Panca Sila dengan
sila pertama Ketuhanan
Yang Mahaesa.
BAB 3 - 153
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Museum UPTD
Pemkab Belitung
merupakan museum
Pertambangan yang
Jl. Melati No. 41 Kampung terletak di Jalan Melati
Parit Tanjung Pandan Tanjung Pandan
Belitung Kepulauan Kabupaten Belitung.
Museum Pemerintah Kab Belitung Bangka-Belitung, Lassar, Museum Tanjung
Membalong, Kabupaten Pandan ini diresmikan
Belitung, Kepulauan pada tanggal, 2 Maret
Bangka Belitung 33411 1962 oleh presiden
perusahaan
Penambangan Timah
Belitung yaitu Ir.
Kurnadi Kartaadmadja
Museum ini menyimpan
benda-benda Kerajaan
Badau yang dahulu
cukup disegani di
Belitung. Salah satu
Jl. Badau, Badau, koleksi museum ini
Kabupaten Belitung, adalah sepasang
Museum Badau Kepulauan Bangka tombak besar yang
Belitung 33451 dahulu dibuat oleh raja
pertama Badau
bernama Daloeng
Muyang Gresik yang
tidak lain adalah murid
Sunan Gresik.
BAB 3 - 154
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
KA Rahat, merupakan
satu di antaranya tokoh
pendiri atau pembentuk
Kota Tanjungpandan.
Unnamed Road, Kembiri,
Ziarah ke makam KA
Membalong, Kabupaten
Makam KA Rahad Rahat rutin dilakukan
Belitung, Kepulauan
oleh rombongan
Bangka Belitung 33452
keluarga dan Pemkab
Belitung, Hari Jadi Kota
Tanjungpandan (HJKT)
pada tanggal 1 Juli
Kawasan itu
merupakan salah satu
perkebunan kelapa
area konservasi Tanjung
sawit yang berada di
Kembiri Estate, PT.
Situs Aik Labu Kembiri Kabupaten Belitung. Di
Forestalestari, Blok H 62,
situs itu terdapat
Kecamatan Membalong
makam K.A. Rahat
Gelar Depati
Cakraningrat VIII.
Terdapat makam datuk
setampin. Kuboran
Setampin adalah
sebuah komplek
pemakaman kuno yang
sudah lama
Kompleks Makam Keramat Desa Cerucuk,
ditinggalkan.
Cerucuk Tanjungpandan
Keberadaan makam
kuno ini disebutkan
dalam sebuah cerita
rakyat Belitung tentang
7 datuk penyebar
agama Islam.
berada di puncak bukit
setinggi 510 meter.
Dusun Air Begantung, Puncak tersebut adalah
Desa Kacang Butor, titik paling tinggi di
Makam Datuk Gunung Tajam Kecamatan Badau, pulau Belitung. Makam
Kabupaten Belitung Keramat di Gunong
Tajam disebut sebagai
makam orang Arab.
Situs Kota Tanah Desa
Cerucuk merupakan
tempat makam
keturunan Raja Balok,
Situs Kota Tanah Cerucuk Desa Cerucuk, Kec. Badau KA Hatam, Gelar Depati
Cakraningrat VII dan
KA. Moh. Saleh, Gelar
Depati Cakraningkrat IX
dan NA
BAB 3 - 155
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Museum UPTD
Pemkab Belitung
merupakan museum
Pertambangan yang
Jl. Melati No. 41 Kampung terletak di Jalan Melati
Parit Tanjung Pandan Tanjung Pandan
Belitung Kepulauan Kabupaten Belitung.
Museum Timah Bangka-Belitung, Lassar, Museum Tanjung
Membalong, Kabupaten Pandan ini diresmikan
Belitung, Kepulauan pada tanggal, 2 Maret
Bangka Belitung 33411 1962 oleh presiden
perusahaan
Penambangan Timah
Belitung yaitu Ir.
Kurnadi Kartaadmadja
Berada di hotel tertua di
Pulau Belitung. (Hotel
Billiton). Toapekong
Hotel Billiton, Tanjung merupakan tempat
Pandan. Jl. Gegedek ibadah masyarakat
Eks. Kantor Pusat PN. Timah/ Toa Tionghoa. Toapekong
No.50, Parit, Tj. Pandan,
Pe Kong Ho A Joen (Toapekong ini sebelumnya
Kabupaten Belitung,
Kapten Cina merupakan bagian dari
Kepulauan Bangka
Belitung 33416 rumah yang dimiliki oleh
seorang Kapten Cina
yang tinggal di tempat
ini.
Rumah Eks Tuan
Kuase dibangun sekitar
tahun 1862 persis
didepan Pantai Tanjung
Pendam, Tanjung
Desa Tanjungpendam,
Rumah Tuan Kuase Pandan, Belitung. Di
Tanjungpandan
sekitar rumah ini
ditumbuhi pepohonan
Beringin Besar yang
sudah berumur ratusan
tahun
Situs Dockyard menjadi
salah satu cagar
budaya di Belitung yang
sangat bersejarah. Saat
Jalan Dock, kawasan Kota ini, Situs Dockyard
Dockyard Tanjung Pandan, Belitung masih difungsikan
sebagai tempat
bersandarnya kapal-
kapal nelayan yang
tinggal di sekitar area.
BAB 3 - 156
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Benteng Kuehn
dahulunya digunakan
untuk memantau situasi
Tj. Pandan, Kabupaten kota Tanjungpandan
Benteng Kuehn Belitung, Kepulauan dikarenakan letaknya
Bangka Belitung yang strategis dan bisa
menjaukau titik-titik
lokasi di Belitung.
Kelenteng Sijuk
Belitung adalah
sebutan populer bagi
Kelenteng Hok Tek
Ceng Sin yang
lokasinya berada di
Desa Sijuk, Kecamatan
Sijuk, Belitung.
Kelenteng Sijuk Belitung Desa Sijuk , Sijuk Belitung Kelenteng tua ini
berjarak sekitar 350 m
dari Masjid Sijuk, arah
ke Barat Laut, melewati
jalan kecil di samping
kiri masjid. Sesuai
namanya, tuan
rumahnya adalah Dewa
Bumi.
Masjid Al Ikhlas di Desa
Sijuk adalah masjid
bersejarah di Pulau
Masjid Al Ikhlas Sijuk Desa Sijuk , Sijuk Belitung Belitung, dibangun
pada tahun 1817 dan
hingga saat ini masih
terjaga .
Kuil Cina Hok Tek Che
dibangun pada tahun
1868 bagi para pekerja
Cina yang dibawa ke
Kelurahan Tg Pendam,
Pulau Belitung untuk
Kelenteng Hok Tek Che Kec.Tanjungpandan,
bekerja di tambang
Kabupaten Belitung
utama beralamat Jl.
Siburik Timur, Tj.
Pandan, Kabupaten
Belitung,
Thai Pe Kong - - -
BAB 3 - 157
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Rumah bersejarah yang
pernah dihuni Kapiten
Phang Tjong Toen,
penguasa lokal di
Kelurahan Tg Pendam, Tanjungpandang,
Rumah Kapitan Phang Tjhong Kec.Tanjungpandan, Kabupaten Belitung
Thjoen Kabupaten Belitung pada masa sebelum
kemerdekaan. Rumah
sebagai cagar budaya
ini dilindungi oleh
Undang-Undang Ri
Keroncong Kartanada - - -
Orkes Melayu - - -
Esnew Ensemble - - -
Langgam Melayu - - -
BAB 3 - 158
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Dul Mulok - - -
BAB 3 - 159
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Upacara adat
masyrakat kampung di
Belitung yg
Diseluruh Desa Di diselenggaran setahun
Selamat Kampong Kabupaten Belitung sekali untuk meminta
doa keselamatan dan
keberkahan dalm
kehidupan
Acara Syukuran
bersama pada bulan
zulkaidah atau bulan
sebelum bulan
Diseluruh Desa Di
Berua Ramadhan untuk
Kabupaten Belitung
mendapatkan
keberkahan berupa
kesehatan dan
mendoakan leluhur.
Ngeremis merupakan
kosakata asli Belitong,
yaitu aktifitas mencari
kerang jenis keremis
Ngeremis Pesisir seluruh Belitung
dengan cara “dikukut”
atau “dikais” dengan
menggunakan sendok
atau pun kayu.
BAB 3 - 160
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Ngijing merupakan
kosakata asli Belitong,
yaitu aktifitas mencari
kerang jenis kerang
Ngijing Pesisir seluruh Belitung
bambu dengan
menggunakan kapur
sirih yang masukkan
kedalam lubang kijing
Nama aktivitasnya
Nyungkor atau
Nyungkur, alatnya
bernama Sungkor.
Nyungkor Pesisir seluruh Belitung Nyungkor udang di
belitung merupakan
aktivitas mecari/
menangkap udang
dimalam hari.
Aktifitas masyarakat
Desa Seliumembuat
emping secara
Pulau Seliu, Bagian tradisional dan Desa
Ngemping Selatan Pulau Belitung Seliu terkenal sebagai
desa penghasil emping
lokal dengan rasa yang
super yummi
BAB 3 - 161
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Memancing ikan
Desa Tanjung Rusa,
Mancing Layang-Layang menggunakan layang-
Kecamatan Membalong
layang
BAB 3 - 162
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Ogoh-ogoh adalah
karya seni patung
dalam kebudayaan Bali
yang menggambarkan
Desa Pelepak Pute, kepribadian Bhuta Kala.
Kecamatan Sijuk, Dalam ajaran Hindu
Festival Ogoh-Ogoh
Kabupaten Belitung Dharma, Bhuta Kala
merepresentasikan
kekuatan alam semesta
dan waktu yang tak
terukur dan tak
terbantahkan.
Ngeremut
merupakanaktifitas
Ngeremut Pesisir seluruh Belitung mencari kerang jenis
keremut di habitat htan
bakau Belitung
Merupakan acara
syukuran bagi nelayan
Pesta Nelayan Desa Tanjung Binga, Sijuk
dengan hasil alam yang
berlimpah
BUATAN
BAB 3 - 163
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Aktifitas diving,
kayaking, kanoing bisa
kamu dapatkan di
Tanjung Kelayang,
Diving /Snorkling/Kayaking/Kanoing tanjung kelayang dan
Belitung
sekitarnya dengan
suguhan air laut yang
jernih dan tenang.
Aktifitas melihat
langsung sosok tarsius.
Tarsius atau oleh warga
Desa Selumar, Sijuk
Trasius Watching Belitung disebut pelilian
Belitung
merupakan mamalia
endemik /mamalia
langka
Aktifitas memberi
Desa Tanjung Rusa, makan burung camar
Memberi Makan Camar Laut Kecamatan Membalong laut bagi nelayan
setempat.
Aktifitas memanen
Desa Tanjung Rusa, madu trans di tempat
Panen Madu Trans Kecamatan Membalong penangkaran madu
trans
BAB 3 - 164
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Aktifitas masyarakat
Belitung menunggu
durian jatuh dari
pohonnya. Kegiatn ini
Dusun Aik gede, Desa
seringkali dilombakan
Ngerepak Durin Simpang Rusa,
berupa lomba makan
membalong
durian, lomba durian
terbaik dan
sebagainya.
Sumber: RIPPARPROV Kepulauan Bangka Belitung 2015-2025, dokumen lain terkait, dan temuan di lapangan
ALAM
Selingsing, Gantung,
Kabupaten Belitung
Danau Nujau Pertanian
Timur, Kepulauan
Bangka Belitung 33516
BAB 3 - 165
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Padang Manggar
Kulong Kero (Wisata Kabupaten Belitung Wisata pemancingan
Pemancingan) Timur
Kepulauan Bangka
Belitung 33512
Bukitpangkuan merupakan
Mentawak, Klp. Kampit, daerah pebukitan dengan
Kabupaten Belitung ketinggian 200 m di atas
Bukit Pangkulan
Timur, Kepulauan permukaan laut. Suhu udara rata
Bangka Belitung 33571 rata berkisar 22-28 derajat pada
siang hari.
Limbongan, Gantung,
Kawasan Gunung Kabupaten Belitung
Hutan Produksi Gunung Duren
Duren Timur, Kepulauan
Bangka Belitung 33562
BAB 3 - 166
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Gunung Setiong - - -
BAB 3 - 167
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Pantai Gunong - - -
Lalang, Manggar,
Pantai Lalang Kabupaten Belitung
Pantai berpasir putih
Permai Timur, Kepulauan
Bangka Belitung
Pulau Belitung,
Manggar, Kabupaten Olie Pier sendiri berarti "dermaga
Pantai Olivier Belitung Timur, minyak" dan telah ada sejak
Kepulauan Bangka zaman kolonial Belanda.
Belitung 33512
BAB 3 - 168
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Pantai Pengkalan
- - -
Kili
Pantai Pering - - -
Pantai Pesairan - - -
Tj. Kelumpang,
Simpang Pesak, Pemandangan alam yang sangat
Pantai Punai Kabupaten Belitung menakjubkan, terutama saat
Timur, Kepulauan senja tiba.
Bangka Belitung 33561
BAB 3 - 169
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Padang, Manggar,
Pantai Tanjung Kabupaten Belitung Menjadi latar rekaman film Sang
Mudong Timur, Kepulauan Pemimpi.
Bangka Belitung
Pantai Tanjung
- - -
Tiram
Pulau Air - - -
Pulau Babi - - -
Pulau Bakau - - -
Pulau Batu - - -
Pulau Berlian - - -
Pulau Berukik - - -
Pulau Berumput - - -
BAB 3 - 170
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Selingsing, Gantung,
Sebagai tempat
Pulau Dapor (Sirkuit Kabupaten Belitung
pengelenggaraan acara
Grasstrack) Timur, Kepulauan
Grasstrack
Bangka Belitung 33516
Pulau Keluang - - -
Pulau Ketapang - - -
Pulau Kinek - - -
Pulau Keran - - -
Pulau Lalang - - -
Pulau Letang - - -
Pulau Lindung - - -
Pulau Long - - -
Pulau Marai - - -
Pulau Melidang - - -
Pulau Memperak - - -
Pulau Menenterus - - -
Pulau Meranai - - -
Pulau Nangka - - -
Pulau Nepi - - -
Pulau Nipa
- - -
Bekurong
Pulau Pakuk - - -
BAB 3 - 171
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Pulau Pandan - - -
Pulau Pandang - - -
Pulau Pangau - - -
Pulau Panjang - - -
Pulau Pekandis - - -
Pulau Pekandis - - -
Pulau Pengapit - - -
Pulau Penyampai - - -
Pulau Penyamuk - - -
Pulau Pesamut - - -
Pulau Pipit - - -
Pulau Rassau - - -
Pulau Rotan - - -
Pulau Sekacang - - -
Pulau Sekepar - - -
Pulau Sekunyit - - -
Pulau Selanduk - - -
Pulau Selanduk - - -
Pulau Sentigi - - -
Pulau Serukat - - -
Pulau Siadong - - -
Pulau Simtuang - - -
Pulau Sukun - - -
Pulau Tapok - - -
Pulau Tempuling - - -
Pulau Ayam - - -
BAB 3 - 172
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Sungai Manggar - - -
Keretak
- - -
Nibong/Sungai Balok
BUDAYA
Sukamandi
Damar
Kawasan konservasi hutan
Sukamandi East Belitung Regency mangrove
Bangka Belitung
Islands
Mempaya
Damar
Mempaya East Belitung Regency Ikon wisata Danau Mempaya
Bangka Belitung
Islands
BAB 3 - 173
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Lenggang, Gantung,
East Belitung Regency,
Lenggang Objek wisata film Laskar Pelangi
Bangka Belitung
Islands 33562
Tanjung Kelumpang
Simpang Pesak
Wisata budaya masyarakat
Tanjung Kelumpang East Belitung Regency pesisir
Bangka Belitung
Islands
Simpang Tiga
Simpang Renggiang
Desa Simpang Tiga East Belitung Regency Wisata budaya
Bangka Belitung
Islands
Manggar
Bagian dari kawasan konservasi
Buku Limau East Belitung Regency perairan Belitung Timur
Bangka Belitung
Islands
Lalang
Manggar
Desa Lalang East Belitung Regency Wisata budaya
Bangka Belitung
Islands
BAB 3 - 174
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Senyubuk
Kelapa Kampit
Desa Senyubuk East Belitung Regency Wisata budaya dan sejarah
Bangka Belitung
Islands
Lenggang, Gantung,
Menjadi ciri khas adalah
Kabupaten Belitung
Batik De Simpor pemilihan motifnya dari flora
Timur, Kepulauan
seperti daun simpor
Bangka Belitung 33562
Baru, Manggar,
Galeri & Kampung Kabupaten Belitung
- Wisata budaya
Seni Timur, Kepulauan
Bangka Belitung
BAB 3 - 175
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Benteng gunong
- - -
burung mandi
BAB 3 - 176
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Kelapa Kampit,
Peninggalan pertambangan
Kabupaten Belitung
Stoven timah Kabupaten Belitung Timur
Timur, Kepulauan
yang sudah tidak beroperasi lagi
Bangka Belitung
Lenggang, Gantung,
Terdapat replika Sekolah Dasar
Wisata Sastra Desa Kabupaten Belitung
Muhammadiyah, latar film Laskar
Selinsing Timur, Kepulauan
Pelangi
Bangka Belitung 33562
BUATAN
BAB 3 - 177
DAYA TARIK FOTO KONDISI EKSISTING ALAMAT KETERANGAN
Lenggang, Gantung,
Kolam Renang Kabupaten Belitung
Kolam renang
Lenggang Timur, Kepulauan
Bangka Belitung 33516
Kampong Gunong,
Senyubuk, Klp. Kampit,
Open Pit (eks BHP) Kabupaten Belitung Area bekas tambang timah
Timur, Kepulauan
Bangka Belitung 33571
Lenggang, Gantung,
Replika SD Kabupaten Belitung
Latar film Laskar Pelangi
Muhammadyah Timur, Kepulauan
Bangka Belitung 33562
Kampong Reklamasi
- - -
Timah
Galeri Maritim - - -
Tebat Rasau - - -
Gunung Lumut - - -
Sumber: RIPPARPROV Kepulauan Bangka Belitung 2015-2025, dokumen lain terkait, dan temuan di lapangan
BAB 3 - 178
3.2.2. Aksesibilitas
Keterhubungan wilayah merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kegiatan pariwisata di
Kepulauan Bangka Belitung. Kondisi aksesibilitas dan konektivitas ditunjukkan oleh bagaimana kondisi
sistem transportasi yang ada di Kepulauan Bangka Belitung. Sistem transportasi di Kepulauan Bangka
Belitung terdiri atas sistem transportasi darat, laut, dan udara.
3.2.3. Amenitas
BAB 3 - 179
Tabel 3.50 - Ketersediaan Pusat Informasi Pariwisata/ Tourism Information Center (TIC) di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota
1 Kota Pangkalpinang
2 Kabupaten Bangka
Tidak Tersedia
6 Kabupaten Belitung
Sumber : Hasil identifikasi survei dan pengisian dari Dinas Pariwisata tiap Kabupaten/ Kota, 2021
BAB 3 - 180
(a) TIC Terentang (b) TIC Geopark Information Center
Tabel 3.51 - Ketersediaan Sarana Makanan dan Minuman berupa Restoran dan Rumah Makan di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota
1 Kota Pangkalpinang
Warung Kopi Tung Tau Toniwen RM. & Catring Hj. Mila
BAB 3 - 181
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
Cha Tiam
DAV Café
Mie Koba
RM. Tiska
Kedai 8
Bread City
Warung Es Ayong
Jayden’s Resto
2 Kabupaten Bangka
BAB 3 - 182
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
RM. Sampurna
RM. Jimmy
RM. Jelita 2
RM. Kokartis
BAB 3 - 183
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
RM. Yusni
RM. Cemara
RM. Anwar
RM. Samudera
RM. Happy
RM. AA
RM. Nina
RM. Emi
RM. Nurdin
RM. Linda
RM. Libra
RM. Samira
RM. Tirtayasa
RM. Tiara
RM. Ademi
BAB 3 - 184
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
RM. Adege
RM. Yudianto
RM. Sederhana
RM. Sempurna
RM. Seadanya
RM. Manis
RM. Zakia
RM. Wintarti
RM. Sederhana
RM. Berkah
RM. Sriyati
Kabupaten Bangka
3
Barat
BAB 3 - 185
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
BAB 3 - 186
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
Warung Caca
BAB 3 - 187
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
Warung Emilke
Kantin Mualaf
Soto Eyang
Batagor Parahyangan
Warkop Nur
Warung Bakso 88
Sudi Mampir
Selera Anda
Anak Bundo
Lamongan Berkah
BAB 3 - 188
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
Warung Mas Jo
Lamongan Lena
Setia Menanti
Tiga Putri
Seinggah Ge
Kedai Kite
Akhiong Cafe
Kedai Coffe
Lamongan Fajar
Doa Bunda
Wr. Singgeh Do
Lamongan Qomarudin
Lamongan 388
Lamongan Ansori
Opel Cafe
Aroma Padang
Lamongan Soleh
Lamongan Heri
Lamongan Barokah
Lamongan Mail
BAB 3 - 189
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
Lamongan Didik
Lamongan Soponyono
Warung Jayadi
Warkop Yepriadi
Warkop Wiwi
Warkop H. Lani
Wr. Tegak 1
Warung Eed
Takana Bundo
Hai lay
Putri Sago
Kedai Batok 77
Kedai ZAL-SHE
Bakso Bibib
The Dayang
BAB 3 - 190
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
Taman Duku
Berkah 2
Tiga Putra
Mauniang
Pondok Rumbio
Warung Padang
Simpang Tiga
Resto Pipi
Podomoro
Pecel 2 Putri
Borobudur
Veggie Garden
Warteg Nunung
Salero Minang
Angkringan AE
Veggie Garden
Kopitiam Korea
Kedai 74
Konen Kopitiam
Foodbowl
Outdoor
Warung Mantan
Vege House
BAB 3 - 191
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
Warung Sarnubi
Warung Jamil
Warung Anita
Warung Zuriah
Warung Siti
Warung Sri
Warung Rusmiati
Warung Sumarni
Warung Daryanti
Warung Murni
Bakso Solo
74 Factory Food
Pentol Judes
Bakso Bandung
Kabupaten Bangka
4
Tengah
BAB 3 - 192
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
Kabupaten Bangka
5
Selatan
RM. Warjo
RM. Aulia
RM. Nurdini
RM. Sakira
RM. Sofia
RM H. Sumro
BAB 3 - 193
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
RM. Budiani
RM. Yulia
RM. A. Roni
RM. Nirmawati
RM. Caca-cucu
RM. Anisa
RM. Istimewa
RM. Saridona
RM. Sudi
RM. Lia
RM. Asri
RM. Ilham
RM. Udin
RM. Pipin
RM. Rosmi
RM. Bu Yono
RM. 57
RM. Niar
RM. Singgalang
RM. Baiyani
BAB 3 - 194
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
RM. Temati
RM. Uti
RM. Parno
RM. Mini
6 Kabupaten Belitung
Bakau Café
Begalor Café
Belitong Bakery
Belitung Foodcourt
Cafe Bunda
Cetering Nur
Dapor Belitong
Dapor Rr
Diva Rm
Gangan Rr
Gangan Sari
Ghuang Zhou
Graha Resto
Happy Resto
Hoki Resto
BAB 3 - 195
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
Jj Coffee
Kafeku
Kareso Cafe
Kedai Makmoer
Keladi Cafe
Kelayang Resto
Kepayang Resto
Keramika Resto
Ketapang Resto
Ketapang Wm
KFC
Kopi Tiam
Kopi Tiam 88
Krista Catering
La Begado Resto
La Terase Resto
Lemadang Restoran
Little Lengkuas
Mak Panggong
Mawar Belitong
Mr Joe Seafood
My Bread Bakery
Os Khong Djie
BAB 3 - 196
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
Pandan House
Pendaunan Resto
Pesdaf Coffeshop
Pondok Surya
Raja Seafood
Restoran Dewi
Restoran Kebun
Restoran Lor In
Restoran Mabai
Restoran Thaifa
Rindu Pantai
Royal Coffee
Sate Banditz
Simple Coffee
Sotong Pangkong
Tarsius Caffee
Teras Vanila
Unique Cafe
Warkop Ake
BAB 3 - 197
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
Bakso Kuali
Bakul Sego
Bang Pasya
Batu Banyak
Batu Garuda
Begabong
Benaria
Soto
Ss
Youngster
Kabupaten Belitung
7
Timur
BAB 3 - 198
No Kabupaten/ Kota Restoran Rumah Makan
Warung Empek-Empek
Warung Gemilang
Beringin
Warung Bakmi 88
Tabel 3.52 - Ketersediaan Akomodasi Berupa Hotel Bintang dan Non Binitang di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Menurut Kabupaten/Kota
BAB 3 - 199
No Nama Alamat Keterangan
Kota Pangkalpinang
1 Swissbell Hotel Jl. Jendral Sudirman No.65, Gedung Jumlah Kamar: 146
Nasional, Kec. Taman Sari, Kota
Pangkalpinang
1 Hotel Mitra Garden Jl. Depati Amir No.61, Melintang, Kec. Jumlah Kamar: 56
Rangkui, Kota Pangkalpinang
2 Hotel Sahid Bangka Jl. Soekarno Hatta No.Km 3, Bukitbesar, Status tutup permanen
Kec. Girimaya, Kota Pangkal Pinang
3 Hotel Grand Mutiara Jl. Yang Zubaidah No.Kel, Bintang, Kec. Jumlah Kamar: 41
Rangkui, Kota Pangkal Pinang
4 Grand Puncak Lestari Hotel Bangka Jl. Jendral Sudirman No.85, Gedung Jumlah Kamar: 89
Nasional, Kec. Taman Sari, Kota Pangkal
Pinang
1 Hotel Bumi Asih Jl. Jendral Sudirman No.25, Gedung Belum ada data
Nasional, Kec. Taman Sari, Kota Pangkal
Pinang, Kepulauan Bangka Belitung
33121
3 Cordela Hotel Jl. Hamidah No.39, Batin Tikal, Kec. Jumlah Kamar: 49
Taman Sari, Kota Pangkal Pinang
4 Grand Millenium Club Jl. M.Syafrie Rachman No. 198 AB Jumlah Kamar: 26
Pangkalpinang
5 Hotel Grand Sabrina Jl. Rustam Effendi No. 73 Pangkalpinang Jumlah Kamar: 33
BAB 3 - 200
No Nama Alamat Keterangan
Hotel Melati
1 Puncak Budget Hotel Jl. KH. Abdul Rahman Siddik No. 180
Kabupaten Bangka
1 Hotel Tanjung Pesona Jl. Pantai Rebo Kel. Jelitik Jumlah kamar 51
BAB 3 - 201
No Nama Alamat Keterangan
2 Novilla Boutique Resort Jl. Laut, Kampung Pasir, Kel. Kuday Jumlah kamar 95
1 Hotel Golden Dragon Jl. Depati Barin No. 11 LK. V, Kuto Panji Jumlah kamar 26
Hotel Melati
1 Citra Hotel Jl. Jend. Sudirman No. 343 Jumlah tempat tidur 22
2 Teluk Uber Jl. Pantai Teluk Uber No. 1 Jumlah tempat tidur 38
3 Hotel Tri Mustika Jl. A. Yani No. 2b Komplek Pemda Jumlah tempat tidur 19
4 Moeliya Pondok Wisata Jl. Jend. Sudirman No. 154 Jumlah tempat tidur 50
5 Wisma Flamboyan Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 7 Jumlah tempat tidur 7
8 Hotel ST12 Jl. Cut Nyak Dien, Tunghin Jumlah tempat tidur 28
9 Hotel Sejati Jl. Jend. Sudirman No. 107 Jumlah tempat tidur 30
11 Wisma Kelekak Bunda Jl. Raya Kenanga Harapan 1 Jumlah tempat tidur 24
12 Parai pool indah resort Jl. Pantai Parai Indah Jumlah tempat tidur 24
14 Hotel Pantai indah Batu Bedaun Linkungan bukit kuala Jumlah tempat tidur 20
Hotel Melati
1 Arwana Penginapan Jl. Jend. Sudirman No. 252, Muntok Jumlah kamar: 18
2 Berkah Kalian Hotel Jl. Raya Tanjung Kalian No. 132, Muntok Jumlah kamar: 30
BAB 3 - 202
No Nama Alamat Keterangan
5 Penginapan EB Global Jl. Barokah, blkg Apotik Putra Farma Jumlah kamar: 10
7 Sandy Penginapan Jl. R.E. Martadinata No. 1/70 Mentok Jumlah kamar: 8
8 Penginapan Sederhana Jl. SDN 35, Komplek Timah, Muntok Belum ada data
9 Sampoerna Cipta Jl. Raya Peltim No. 3 Kel. Sungai Baru Belum ada data
Kec. Muntok
11 Bungalow Taman Batu Rakit Jl. Tanjung Kalian, Muntok Jumlah kamar: 4
12 White House Abang Yang Jl. Tanjung Kalian, Muntok Jumlah kamar: 6
13 Hotel Yasmin Jl. Depati Depati amir No. 7 Belum ada data
14 Yasmin Guest House Jl. Depati Amir No.05 Belum ada data
Pondok Wisata
BAB 3 - 203
No Nama Alamat Keterangan
BAB 3 - 204
No Nama Alamat Keterangan
Bangka Regency, Bangka Belitung
Islands 33137
2 Soll Marina Hotel and Conference Center Jl. Koba Km. 8 Pangkalan Baru, Kab.
Bangka Tengah, Kepulauan Bangka
Belitung
2 Hotel Santika Bangka Jl. Sukarno Hatta (Jalan Raya Koba) KM.
5 No. 17, Dul, Kec. Pangkalan Baru,
Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan
Bangka Belitung
Hotel Melati
Pondok Wisata
BAB 3 - 205
No Nama Alamat Keterangan
Hotel Melati
1 Grand Marina Hotel Jl. Jenderal Sudirman No.44, Teladan, Belum ada data (perlu
Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, konfirmasi pemerintah
Kepulauan Bangka Belitung 33783 daerah/survei lapangan
2 Standar, 2 Ekonomi/Double
Room, 10 Single Room
20 Executive Room, 6
Standar
Pondok Wisata
1 Standar
1 Standar
1 Standar
1 Standar
BAB 3 - 206
No Nama Alamat Keterangan
1 Standar
1 Standar
1 Standar
1 Standar
1 Standar
1 Standar
1 Standar
1 Standar
1 Standar
1 Standar
1 Standar
1 Standar
1 Standar
1 Standar
1 Standar
BAB 3 - 207
No Nama Alamat Keterangan
1 Standar
1 Standar
Homestay 1 Standar
Satpam) 1 Standar
1 Standar
Kabupaten Belitung
2 BW Suite Belitung Jl. Pattimura, Tj. Pendam, Tj. Pandan, Kamar : 203
Kabupaten Belitung
Tempat Tidur : 202
3 Grand Hatika Hotel Jl. Kemuning No. 16a Tanjung Pandan Kamar : 127
4 Santika premiere Beach Resort Belitung Jl. Pantai Pendaunan Kamar : 203
5 Swiss Bellhotel Jl. Tj. Pandan - Tj. Kelayang No.168, Kamar : 129
Terong, Sijuk, Kabupaten Belitung
Tempat Tidur : 213
1 Bahamas Hotel and Resort Jl. Patimura, Air Saga No. 1 Kamar : 74
Tempat Tidur : 74
2 Green Tropical Village Hotel and Resort Jl. Gatot Subroto Kamar : 43
Tempat Tidur : 24
BAB 3 - 208
No Nama Alamat Keterangan
Tempat Tidur : 20
Tempat Tidur : 76
Tempat Tidur : 90
Tempat Tidur : 71
Tempat Tidur : 51
Tempat Tidur : 64
2 Central City 2 Hotel Jl. Seroja RT.007 RW.003 Kel Parit Kamar : 21
Tempat Tidur : 24
Tempat Tidur : 24
BAB 3 - 209
No Nama Alamat Keterangan
Tempat Tidur : 39
Hotel Melati
BAB 3 - 210
No Nama Alamat Keterangan
31 Pulau Samosir Indah Jl. Dusun Air Raya Timur III, Tj. Pandan
Villa
1 Villa Bumi Kedaton Jl. Air Saga, Tj. Pandan, Kabupaten Jumlah Kamar : 10
Belitung
1 Oasis Hotel Jl. Raya Gantung No. 1 RT. 08/04 Ds. 27 kamar
Padang II
37 tempat tidur
Hotel Melati
2 Nova ( SPBU Padang) Jl. Raya Manggar RT. 06/03 Desa 12 kamar
Padang
10 tempat tidur
BAB 3 - 211
No Nama Alamat Keterangan
10 tempat tidur
3 tempat tidur
8 Mess Pemda Beltim Kelapa Kampit Jl. Jend. Sudirman, ds Lenggang, Kec. 7 kamar
Gantung
7 tempat tidur
9 Mess Pemda Beltim Gantung Jl. Raya Kelapa Kampit Ds. Senyubuk 7 kamar
kec. Kelapa Kampit
7 tempat tidur
10 Citra 21 Hotel Jl. Jend. Sudirman No. 417 Desa Baru 10 kamar
Kec. Manggar
10 tempat tidur
10 tempat tidur
16 Nusa Indah Jl. Pegadaian No. 87, dsn. Lipat Kajang 2 9 kamar
Desa Baru, Manggar
15 tempat tidur
4 tempat tidur
BAB 3 - 212
No Nama Alamat Keterangan
28 tempat tidur
Tabel 3.53 - Ketersediaan Sarana Pendukung di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Kabupaten/Kota
Kota Pangkalpinang
Sarana Peribadatan
Rumah Ibadah Agama Islam 1. Jl. Tua Tunu Raya, Tua Tunu,
Gerunggang
1. Masjid Al Mukarom Tua Tunu
2. Jl. Masjid Jamik, Masjid Jamik, Kec.
1
Rangkui
2. Masjid Jami
3. Jl. Tua Tunu Kel. Tua Tunu Indah
Kec., Tua Tunu, Gerunggang
BAB 3 - 213
No Nama Alamat Keterangan
Rumah Ibadah Agama Katholik Ps. Padi, Kec. Girimaya, Kota Pangkal
3
1. Katedral Santo Yoseph Pinang
Rumah Ibadah Agama Hindu Jl. Tanjung Bunga Pantai Pasir Padi
4
1. Pura Jagad Nata Surya Kencana Kel. Sinar Bulan Kec. Bukit Intan
Rumah Ibadah Agama Budha Air Itam, Bukit Intan, Kota Pangkal
5
1. Vihara Satya Darma Pinang
Sarana Kesehatan
Sarana Perdagangan
BAB 3 - 214
No Nama Alamat Keterangan
Sarana Keuangan
BAB 3 - 215
No Nama Alamat Keterangan
Sarana Keamanan
BAB 3 - 216
No Nama Alamat Keterangan
Kabupaten Bangka
Sarana Pribadatan
Sarana Kesehatan
Sarana Keuangan
BAB 3 - 217
No Nama Alamat Keterangan
7 Sumsel Babel Bank Branch Sungailiat Jl. Jend. Sudirman no. 32 A Sungailiat
Sarana keamanan
Sarana Pribadatan
BAB 3 - 218
No Nama Alamat Keterangan
HKBP Sinar Surya DAM III Tempilang Sinar Surya, Tempilang, Kabupaten
Bangka Barat, Kepulauan Bangka
Belitung 33365
BAB 3 - 219
No Nama Alamat Keterangan
Vihara Ng Lui Thai Ngien Soy Jl. Tj. Kalian No.132, Tanjung,
Mentok, Kabupaten Bangka Barat,
Kepulauan Bangka Belitung 33311
Kelentang Fak Kong Miao Jl. Lapangan Golf Kp. Tegal Rejo
Gang Suci/Hikmah RT.02/03 No. 291,
Tanjung, Mentok, Kabupaten Bangka
Barat, Kepulauan Bangka Belitung
33351
Kelenteng Nam Hoi Kung Miao Jl. Dsn Tanjung Ular, Air Putih,
Mentok, Kabupaten Bangka Barat,
Kepulauan Bangka Belitung 33351
BAB 3 - 220
No Nama Alamat Keterangan
Sarana Kesehatan
BAB 3 - 221
No Nama Alamat Keterangan
Sarana Perdagangan
Sarana Keuangan
BAB 3 - 222
No Nama Alamat Keterangan
Sarana Keamanan
Sarana Pribadatan
BAB 3 - 223
No Nama Alamat Keterangan
Sarana Kesehatan
Sarana Perdagangan
BAB 3 - 224
No Nama Alamat Keterangan
Sarana Keuangan
Sarana Keamanan
Sarana Pribadatan
BAB 3 - 225
No Nama Alamat Keterangan
Sarana Kesehatan
Sarana Perdagangan
BAB 3 - 226
No Nama Alamat Keterangan
Sarana Keuangan
Sarana Keamanan
GOR Angsana
Kabupaten Belitung
Sarana Pribdatan
BAB 3 - 227
No Nama Alamat Keterangan
Sarana Kesehatan
Klinik Asyiah Medika - Praktik dr. Jl. Sijuk, Air Merbau, Tj. Pandan,
1
Anton Gunawan Kabupaten Belitung
Sarana Perdagangan
BAB 3 - 228
No Nama Alamat Keterangan
Jl. Jend.SudirmanRt.007/003,
22 Toko Mega
Pangkallalang, Tanjungpandan
BAB 3 - 229
No Nama Alamat Keterangan
Sarana Keuangan
Sarana Keamanan
BAB 3 - 230
No Nama Alamat Keterangan
Sarana Pribadatan
BAB 3 - 231
No Nama Alamat Keterangan
Sarana Kesehatan
Sarana Perdagangan
Sarana Keuangan
Bank Sumsel Babel cab. Manggar Jl. Jend. Sudirman No. 58 Kec.
Manggar Beltim
Bank BCA Cabang Manggar Jl. Jend. Sudirman No.383 Desa Baru
Kec. Manggar Beltim
Sarana Keuangan
BAB 3 - 232
No Nama Alamat Keterangan
Industri Pariwisata sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 angka 9 Undang- Undang Nomor 10 tahun 2009
tentang Kepariwisataan adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang/dan atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan
pariwisata, dan di dalam Pasal 7 Undang – Undang tersebut disebutkan bahwa Industri Pariwisata adalah
bagian dari Pembangunan Pariwisata, atau sering disebut juga dengan salah satu dari 4 pilar
pembangunan pariwisata.
Di dalam penjelasan Undang – Undang, pada penjelasan Pasal 7 huruf a, disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan pembangunan industry pariwisata, antara lain pembangunan struktur (fungsi, hierarki,
dan hubungan) industri, pariwisata, daya saing produk pariwisata, kemitraan usaha pariwisata,
kredibilitas bisnis, serta tanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya.
Di dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional Kembali disebutkan mengenai ruang lingkup
pembangunan kepariwisataan Nasional yang didalamnya menyebutkan mengenai industri pariwisata.
BAB 3 - 233
Visi Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Dalam pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2011 disebutkan bahwa visi pembangunan
kepariwisataan nasional adalah “terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas
dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan
rakyat”.
Untuk mewujudkan visi tersebut ditempuh 4 misi pembangunan kepariwisataan nasional yang salah satu
misinya adalah “pengembangan Industri pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakan
kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya”;
Visi dan misi pembangunan kepariwisataan nasional dalam kerangka pembangunan industri pariwisata
bertujuan untuk; mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakan perekonomian nasional
Jadi dengan mengacu kepada ketentuan yang tercantum dalam RIPPARNAS tersebut, tujuan
pengembangan industri pariwisata adalah untuk menjadi motor penggerak perekonomian nasional
negara Indonesia.
Untuk masing – masing aspek pembangunan industri pariwisata nasional tersebut, di dalam RIPPARNAS
telah disebutkan mengenai arah kebijakan dan strategi pengembangannya, sebagaimana tertuang dalam
table berikut ini
Tabel 3.54 - Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Industri Pariwisata Nasional
BAB 3 - 234
No Pembangunan Industri Arah Kebijakan Strategi Pengembangan
Pariwisata
b. menguatkan fungsi,
hierarki, dan
hubungan antar
Usaha Pariwisata
sejenis untuk
meningkatkan daya
saing;
c. menguatkan mata
rantai penciptaan
nilai tambah antara
pelaku Usaha
Pariwisata dan
sektor terkait.
b. memperbaiki
kualitas
interpretasi;
c. menguatkan
kualitas produk
wisata; dan
d. meningkatkan
pengemasan
produk wisata.
3) Daya Saing Aksesibilitas pengembangan kapasitas peningkatan etika bisnis dalam pelayanan usaha
dan transportasi pariwisata
BAB 3 - 235
No Pembangunan Industri Arah Kebijakan Strategi Pengembangan
Pariwisata
perjalanan wisatawan ke
Destinasi Pariwisata.
BAB 3 - 236
3.3.1. Kebijakan Industri Pariwisata di lingkungan Provinsi, dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Bangka Belitung
Industri Pariwata merupakan salah satu dari 4 (empat) pilar pembangunan Kepariwisataan Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagaimana yang tertuang dalam pasal 8 ayat (1) huruf a.
“Kepulauan Bangka Belitung sebagai destinasi pariwisata bahari dan budaya berdaya saing global
yang terpadu dan bertanggung jawab untuk pembangunan masyarakat dan lingkungan
berkelanjutan”
Dalam upaya untuk mewujudkan misi pembangunan kepariwisataan daerah Provinsi kepulauan Bangka
Belitung, ditempuh melalui 4 misi Pembangunan kepariwisataan Daerah Provinsi yang salah satunya
adalah
“membangun industri pariwisata yang bertanggung jawab, beridentitas loka dan berstandar
internasional”
Visi dan misi pembangunan kepariwisataan Daerah Provinsi dalam kerangka pembangunan industri
pariwisata bertujuan untuk:
a. Mengembangkan industri pariwisata berdaya saing internasional yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan alam, sosial dan budaya sebagai unggulan kepariwisataan provinsi.
b. Membangun struktur industry pariwisata yang kuat dan beridentitas melalui pembangunan
kemitraan berkinerja tinggi di tingkat lokal, nasional, dan internasional, serta menghargai nilai – nilai
kearifan lokal.
BAB 3 - 237
2. Pembangunan industri pariwisata, meliputi pembangunan struktur (fungsi, hirarki, hubungan)
industri pariwisata, daya saing produk pariwisata, kemitraan usaha pariwisata, dan tanggung jawab
terhadap lingkungan alam dan sosial budaya;
“Terwujudnya Kota Pangkalpinang sebagai destinasi pariwisata perkotaan berbasis sejarah dan budaya,
yang terintegrasi dengan perekonomian kota dan berdaya saing, secara berkelanjutan”
1. Membangun dan mengembangkan destinasi pariwisata perkotaan yang berdaya saing dengan
mengunggulkan arti penting sejarah Bangka Belitung, budaya, alam pantai, dan kegiatan
perekonomian kota, dengan tetap menjaga kelestarian dan keberlanjutan lingkungan.
2. Mengembangkan struktur industri pariwisata berbasis kemitraan antara masyarakat dan industri,
yang mengintegrasikan kegiatan perekonomian kota dengan pariwisata perkotaan, sesuai standar
nasional dan internasional.
3. Membangun dan mengembangkan citra Kota Pangkalpinang sebagai destinasi pariwisata perkotaan
berbasis sejarah Bangka Belitung dan budaya, melalui pemasaran pariwisata yang bertanggung
jawab, terpadu antarsektor perekonomian kota dan antarwilayah berbasis teknologi informasi.
1. Mewujudkan destinasi pariwisata perkotaan berbasis sejarah Bangka Belitung dan budaya Bangka
yang unggul, khas dan unik, dengan dukungan fasilitas pariwisata, fasilitas umum dan prasarana
umum pendukung pariwisata, yang terintegrasi antarsektor dan antarwilayah pembangunan, serta
dukungan, dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan Kota Pangkalpinang
yang berkelanjutan;
2. Mewujudkan industri pariwisata Kota Pangkalpinang yang berdaya saing dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan sosial budaya maupun alam, melalui kemitraan dan pemanfaatan potensi usaha
pariwisata lokal, sesuai dengan standar kompetensi yang berlaku, berwawasan lingkungan dan
mematuhi hukum dan norma agama serta budaya.
BAB 3 - 238
3. Mewujudkan citra pariwisata Kota Pangkalpinang sebagai destinasi pariwisata perkotaan berbasis
sejarah pertambangan timah dan budaya Melayu, melalui pengembangan sistem pemasaran
pariwisata bertanggung jawab dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya
4. Mewujudkan sistem kelembagaan kepariwisataan Kota Pangkalpinang yang sinergis, efektif dan
profesional, dengan dukungan SDM pariwisata yang berkualitas dan berkomitmen tinggi di berbagai
bidang dan tingkatan dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pemanfaatan sumber daya
wisata Kota Pangkalpinang.
BAB 3 - 239
Tabel 3.55 - Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Kota Pangkalpinang
No. Tujuan Kebijakan
1 Mewujudkan destinasi pariwisata 1. Membangun dan mengembangkan struktur
perkotaan berbasis sejarah Bangka perwilayahan pariwisata Kota Pangkalpinang, melalui
Belitung dan budaya Bangka yang unggul, penetapan pusat pelayanan pariwisata primer dan
khas dan unik, dengan dukungan sekunder, Kawasan Strategis Pariwisata Kota (KSPK),
fasilitas pariwisata, fasilitas umum dan dan Kawasan Pengembangan Pariwisata Kota (KPPK),
prasarana umum pendukung pariwisata, secara terintegrasi dengan pembangunan wilayah
yang terintegrasi antarsektor dan keseluruhan untuk mendukung fungsi kota sebagai ibu kota
antarwilayah pembangunan, serta provinsi dan pusat pelayanan pariwisata primer Provinsi
dukungan, dan keterlibatan Kepulauan Bangka Belitung;
masyarakat dalam pembangunan
2. Membangun dan mengembangkan potensi sumber daya
kepariwisataan Kota Pangkalpinang yang
wisata sejarah dan heritage Bangka Belitung, adat istiadat,
berkelanjutan;
tradisi, dan kesenian Bangka, serta potensi alam pantai
dan sungai, sebagai upaya untuk melindungi sumber
daya wisata Kota Pangkalpinang, memberikan
pengalaman berkualitas bagi wisatawan, sekaligus
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
secara berkelanjutan;
BAB 3 - 240
No. Tujuan Kebijakan
7. Meningkatkan kapasitas dan pemberdayaan
masyarakat di berbagai bidang dan tingkatan, melalui
sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan yang rutin dan
menerus;
2. Mewujudkan industri pariwisata Kota 9. Membangun dan mengembangkan usaha pariwisata lokal
Pangkalpinang yang berdaya saing dan yang bercirikan Pangkalpinang-Bangka melalui
bertanggung jawab terhadap lingkungan penguatan jejaring serta kemitraan antara usaha
sosial budaya maupun alam, melalui mikro, kecil, menengah dengan industri pariwisata dan
kemitraan dan pemanfaatan potensi industri lainnya yang terkait, untuk mendorong
usaha pariwisata lokal, sesuai dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat Pangkalpinang;
standar kompetensi yang berlaku,
10. Membangun dan meningkatkan kredibilitas industri
berwawasan lingkungan dan
pariwisata Kota Pangkalpinang melalui pemenuhan
mematuhi hukum dan norma agama
standar dan kualitas pelayanan, serta bertanggung
serta budaya;
jawab terhadap lingkungan alam, sosial dan budaya,
sesuai dengan norma dan aturan.
3. Mewujudkan citra pariwisata Kota 11. Mengembangkan sistem pemasaran terpadu antar DTW
Pangkalpinang sebagai destinasi dan produk pariwisata, antarwilayah dan antarsektor,
pariwisata perkotaan berbasis sejarah melalui informasi pariwisata yang berkualitas, sesuai
Bangka Belitung dan budaya keunggulan tematik dan sasaran segmen pasar
Melayu, melalui pengembangan wisatawan Kota Pangkalpinang;
sistem pemasaran pariwisata bertanggung
12. Meningkatkan kerjasama promosi antardaerah, dan atau
jawab dan menjunjung tinggi nilai-
kerjasama dengan daerah yang memiliki kesamaan
nilai budaya.
tema sejarah pertambangan timah Bangka Belitung,
sejarah perjuangan kemerdekaan nasional, sejarah
pusat pemerintahan nasional, dan budaya Bangka
dengan produk pariwisata Kota Pangkalpinang;
BAB 3 - 241
No. Tujuan Kebijakan
4. Mewujudkan sistem kelembagaan 14. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM
kepariwisataan Kota Pangkalpinang yang pariwisata di lingkungan pemerintah kota dan industri
sinergis, efektif dan profesional, pariwisata, dalam perencanaan, pengelolaan, dan
dengan dukungan SDM pariwisata yang pengendalian pemanfaatan sumber daya wisata Kota
berkualitas dan berkomitmen tinggi di Pangkalpinang;
berbagai bidang dan tingkatan dalam
15. Meningkatkan kapasitas dan kinerja kelembagaan
perencanaan, pengelolaan, dan
kepariwisataan pemerintahan dan organisasi
pengendalian pemanfaatan sumber daya
kepariwisataan pendukung, disertai kebijakan serta
wisata Kota Pangkalpinang.
regulasi yang konsisten, untuk mengembangkan dan
mengendalikan pembangunan kepariwisataan Kota
Pangkalpinang
Merupakan penjabaran dari visi dan misi pembangunan Kabupaten serta kebijakan pembangunan yang
berlaku, sebagai dasar hukum dan dasar pertimbangan di dalam Menyusun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Sektor Pariwisata dan Rencana Strategis Perangkat Daerah yang mengurusi bidang
pariwisata, dan sebagai dasar perencanaan, pengelolaan dan pengendalian pembangunan
kepariwisataan Daerah.
“Terwujudnya Kabupaten Bangka sebagai Destinasi Pariwisata Andalan sehingga terwujudnya gerbang
kota pariwisata berskala internasional.”
1. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) pada sektor kebudayaan
dan kepariwisataan;
2. Memantapkan sistem pelayanan dan manajemen pelayanan pada sektor kebudayaan dan
kepariwisataan;
BAB 3 - 242
7. Menyebarluaskan implementasi pembangunan pariwisata yang berkelanjutan melalui konservasi,
pervensi dan rehabilitasi sumber daya alam dan budaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan
hidup Kabupaten;
9. Meningkatkan daya saing pariwisata Kabupaten di tingkat nasional dan internasional melalui
pengelolaan daya tarik wisata dan pelayanan wisata serta pemasaran pariwisata yang tepat sasaran
oleh sumber daya manusia Kabupaten Bangka yang berkualitas tinggi;
10. Mengurangi ketimpangan pembangunan melalui penyebaran kegiatan pariwisata yang mencakup
daerah–daerah yang belum maju di Kabupaten.
11. Menjalin kelembagaan kepariwisataan yang berasaskan kerjasama yang saling menguntungkan
antara pemerintah, swasta dan masyarakat; dan
12. Meningkatkan partisipasi dan keterlibatan masyarakat luas dan masyarakat lokal dalam
pembangunan dan kegiatan pariwisata untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
1. Mengembangkan kerangka sumber daya tarik wisata yang berakar pada potensi kelautan atau wisata
jenis pantai yaitu jenis wisata alam pantai atau bahari sebagai tema sentral pariwisata Kabupaten;
3. Pengembangan produk wisata sebagai tema pendukung, yaitu wisata budaya, wisata sejarah dan
spiritual, wisata alam serta wisata agro;
BAB 3 - 243
4. Pengembangan sistem pengelolaan pengunjung dan permintaan demand untuk mengurangi dampak
negatif yang ditimbulkan;
5. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan aksesblitas menuju Kabupaten Bangka dan menuju
setiap alokasi dtw
7. Pengembangan potensi masyarakat sebagai pelaku utama pariwisata yang kreatif melalui upaya
pembinaan, pelatihan dan pendampingan
1. Peningkatan daya saing usaha pariwisata Kabupaten melalui pengembangan produk pariwisata yang
khas dan kreatif;
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan usaha pariwisata dan pendukungnya melalui
penentuan standar produk dan pelayanan yang sama;
4. Mengembangkan kemitraan antara usaha pariwisata dengan usaha mikro, kecil dan menengah lokal
pendukung dalam produksi dan distribusi produk usaha pariwisata;
5. Mengembangkan jejaring usaha dan kemitraan yang saling menguntungkan dengan usaha pariwisata
skala nasional dan internasional dalam kerangka meningkatkan standar dan akreditasi usaha
pariwisata; dan
6. Mengembangkan mekanisme insentif dan disinsentif bagi usaha pariwisata yang menerapkan standar
usaha pariwisata dan standar-standar operasional berwawasan lingkungan, beretika sosial dan
budaya serta berbasis masyarakat sebagai salah satu upaya pengendalian perkembangan usaha
pariwisata.
2. Meningkatkan fungsi dan peran berbagai lembaga masyarakat di bidang kepariwisataan dalam
kinerja pariwisata berkualitas internasional dan mewujudkan tata kelola pariwisata terpadu dan
berkelanjutan;
3. Meningkatkan fungsi dan peran asosiasi industri pariwisata dan asosiasi profesi pariwisata dan
mewujudkan tata kelola terpadu dan berkelanjutan;
4. Mengembangkan perturan, pedoman dan mekanisme yang berkekuatan hukum serta diterapkan
dengan konsiten dan komitmen yang tinggi dalam membangun koordinasi multisektor dan multipihak
yang konsisten, serta pemantauan dan evaluasi yang tegas dan berkesinambungan.
BAB 3 - 244
5. Mengembangkan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia pariwisata melalui pendidikan,
pelatihan dan sertifikasi berkesinambungan dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia
berkompetensi di bidang pariwisata;
6. Peningkatan kemitraan yang berkinerja tinggi antar usaha pariwisata dan antar usaha pariwisata
dengan pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan daya tarik wisata; dang. Pengembangan
regulasi bagi investasi, perizinan, pengendalian pemanfaatan fisik, pembangunan industri baru serta
pembinaan karir dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten.
1. Pemanfaatan dengan optimal potensi pasar wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara di
sekitar Kabupaten;
3. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap karakteristik dan preferensi pasar wisatawan
eksisting maupun potensial melalui penelitian pasar;
4. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap persepsi dan preferensi penduduk terhadap
pengembangan pariwisata di Kabupaten;
6. Mengembangkan segmen pasar wisatawan pelajar/mahasiswa dan minat petualangan alam dan
wisata buatan; dan
7. Mengembangkan sistem pemasaran terpadu yang efektif berbasis teknologi informasi dengan
Kabupaten, Provinsi dan Nasional.
Merupakan penjabaran dari visi dan misi pembangunan Kabupaten serta kebijakan pembangunan yang
berlaku, sebagai dasar hukum dan dasar pertimbangan di dalam Menyusun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Sektor Pariwisata dan Rencana Strategis Perangkat Daerah yang mengurusi bidang
pariwisata, dan sebagai dasar perencanaan, pengelolaan dan pengendalian pembangunan
kepariwisataan Daerah.
BAB 3 - 245
3. Kepariwisataan berbasis alam adalah upaya pembangunan kepariwisataan yang menjadikan sumber
daya alam yang dimiliki Kabupaten Bangka Barat sebagai daya tarik wisata unggulan.
5. Berdaya saing global mempunyai arti bahwa pariwisata yang dikembangkan di Kabupaten Bangka
Barat harus dapat bersaing di tingkat internasional untuk menarik kunjungan wisatawan dunia yang
berkualitas.
6. Berkelanjutan artinya bahwa pariwisata yang dibangun harus didukung secara ekologis dalam jangka
panjang, sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial.
1. Membangun destinasi pariwisata pusaka (sejarah dan budaya) dan wisata alam yang berdaya saing
global;
2. Membangun dan mengembangkan industri pariwisata kabupaten bangka barat yang berpihak pada
nilai-nilai sejarah dan masyarakat lokal, berdaya saing, dan beretika, sekaligus mengembangkan
jejaring industri secara global;
3. Mengembangkan pemasaran dan promosi pariwisata yang bertanggung jawab dan terpadu dengan
sektor ekonomi lainnya di kabupaten bangka barat, dan dengan destinasi pariwisata lainnya;
1. Mewujudkan potensi peninggalan dan nilai-nilai sejarah pariwisata pusaka di daerah secara
berkelanjutan sebagai daya tarik wisata unggulan dan identitas;
2. Mewujudkan potensi sumber daya bahari, pesisir dan pulau-pulau kecil, potensi wisata alam lainnya
serta budaya lokal sebagai pendukung pariwisata kabupaten bangka barat yang khas dan berdaya
saing;
3. Mewujudkan industri pariwisata kabupaten bangka barat yang berstandar layanan internasional,
berbasis masyarakat lokal serta menjunjung tinggi norma agama,sosial, budaya, dan nilai-nilai
sejarah, serta berwawasan lingkungan;
4. Mewujudkan citra pariwisata kabupaten bangka barat sebagai destinasi pariwisata sejarah dan
budaya dunia yang asli dan unik melalui sistem pemasaran dan promosi yang bertanggung jawab,
efektif, antarsektor, serta antar wilayah;
5. Mewujudkan sistem kelembagaan yang mendorong kemitraan dan penguatan peran masyarakat
dalam perlindungan benda cagar budaya dan peninggalan sejarah maupun konservasi lingkungan
bahari, pesisir dan pulau-pulau kecil, serta wisata alam lainnya.
BAB 3 - 246
1. Pengembangan potensi pusaka sejarah, budaya, alam, flora dan fauna Kabupaten Bangka Barat
sebagai daya tarik wisata yang saling memperkuat pembangunan Kabupaten Bangka Barat sebagai
destinasi pariwisata sejarah dan budaya berdaya saing global;
2. Konservasi, preservasi, dan rekonstruksi bangunan, benda, serta nilai-nilai sejarah sehingga menjadi
daya tarik wisata unggulan Kabupaten Bangka Barat;
3. Pemerataan penyebaran aksesibilitas dan fasilitas pendukung pariwisata serta peningkatan standar
dan mutu pelayanan;
4. Penguatan struktur industri pariwisata berbasis masyarakat melalui penguatan kemitraan antara
industri mikro dan kecil dengan industri menengah dan besar untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi;
5. Pengembangan sistem pemasaran yang bertanggung jawab serta terpadu antara destinasi dan
industri pariwisata, maupun dengan destinasi pariwisata sekitarnya;
6. Pengembangan sistem promosi yang efektif dan efisien melalui berbagai media serta membangun
mekanisme evaluasi pemasaran yang bertanggung jawab;
8. Penyusunan dan pengembangan kebijakan serta regulasi yang konsisten dan sesuai dengan norma
agama, budaya dan nilai keaslian sejarah dalam pengendalian perkembangan pariwisata untuk
mendorong investasi pariwisata di Kabupaten Bangka Barat.
1. Menetapkan Kota Muntok sebagai pusat pelayanan primer dan Parittiga sebagai pusat pelayanan
sekunder bagi kepariwisataan Kabupaten Bangka Barat;
BAB 3 - 247
Strategi Pembangunan Industri Pariwisata, meliputi:
1. Membangun struktur dan industri pariwisata yang berdaya saing, melalui pengembangan produk dan
pengelolaan yang berkualitas, berwawasan lingkungan, dan berbasis masyarakat;
2. Membangun kemitraan usaha pariwisata dengan usaha mikro, kecil, dan menengah yang dapat
mendukung pengembangan produk pariwisata;
3. Mendorong industri pariwisata daerah untuk terlibat aktif dalam pengembangan pariwisata daerah;
4. Mendorong peningkatan nilai tambah berbagai industry rumah tangga masyarakat (khususnya
kuliner dan produk bahari) sebagai cinderamata khas daerah;
5. Mendorong peningkatan standar dan kualitas jasa industri pariwisata yang memiliki standar nasional
dan internasional;
6. Meningkatkan jejaring yang kuat dan saling mendukung diantara industri pariwisata daerah dan
nasional dalam pengembangan pariwisata daerah;
7. Menerapkan mekanisme insentif dan disinsentif bagi industri pariwisata yang mendukung dan tidak
mendukung pengembangan benda cagar budaya dan memelihara nilai-nilai sejarah dan budaya serta
pengelolaannya;
1. Menetapkan pasar wisatawan nusantara dan mancanegara yang ditujukan bagi komunitas, peneliti
dan pelajar yang memiliki minat terhadap sejarah dan budaya sebagai pasar pariwisata utama
Kabupaten Bangka Barat;
2. Mengembangkan segmen pasar wisatawan nusantara dan mancanegara peminat wisata alam dan
bahari yang juga melakukan kunjungan ke kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kep. Bangka
Belitungsebagai pasar potensial pariwisata Kabupaten Bangka Barat;
3. Mengembangkan segmen pasar wisatawan nostalgia (perang dunia, kemerdekaan dll), pelaku
perjalanan dinas/rapat, karyawan perusahaan, wisata ziarah dan religi baik penduduk local maupun
dari wilayah lain di sekitar bangka, sumatera selatan maupun dunia, sebagai pasar potensial
pariwisata Kabupaten Bangka Barat;
4. Menetapkan target jumlah wisatawan Kabupaten Bangka Barat berdasarkan pertimbangan kondisi
kunjungan wisatawan Kabupaten Bangka Barat saat ini, pertimbangan daya dukung lingkungan, serta
targetkunjungan wisatawan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan target pertumbuhan kunjungan
wisatawan nasional;
7. Membentuk dan mengembangkan asosiasi dan lembaga promosi pariwisata daerah Kabupaten
Bangka Barat.
BAB 3 - 248
Strategi Pembangunan Kelembagaan Kepariwisataan, meliputi:
1. Meningkatkan kinerja dan memperkuat komitmen birokrasi yang terkait dengan kepariwisataan di
lingkungan pemerintahan Kabupaten Bangka Barat agar dapat melakukan perencanaan, pengelolaan,
dan pengawasan yang efektif dan optimal;
2. Menyusun dan mengembangkan peraturan, pedoman, mekanisme yang berkekuatan hukum terkait
benda cagar budaya, peninggalan sejarah dan lain-lainyang diterapkan secara konsisten oleh semua
pihak yang terkait, disertai pemantauan dan evaluasi yang tegas dan berkesinambungan;
3. Meningkatkan fungsi dan peran lembaga masyarakat yang terkait kepariwisataan maupun sejarah
dan budaya untuk mewujudkan tata kelola pariwisata yang terpadu dan berkelanjutan, serta
mendorong pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat;
4. Membentuk dan mengembangkan asosiasi usaha pariwisata dan asosiasi profesi pariwisata untuk
mewujudkan tata kelola pariwisata yang terpadu dan berkelanjutan, serta mendorong
pengembangan industri pariwisata yang berkualitas;
5. Mengembangkan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia pariwisata melalui pendidikan,
pelatihan, dan sertifikasi secara berkesinambungan dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia
pariwisata berkompetensi internasional.
Visi Pembangunan Kepariwisataan Daerah adalah terwujudnya Kepariwisataan alam, budaya dan buatan
di Daerah yang berdaya saing global, terpadu, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan untuk
menyejahterakan masyarakat.
1. membangun destinasi Pariwisata dengan komponen daya tarik budaya, alam dan buatan secara
terpadu yang memenuhi standar pelayanan Pariwisata;
2. mewujudkan Industri Pariwisata secara terpadu sesuai permintaan pasar Wisata dengan tidak
mendegradasi kualitas budaya dan lingkungan setempat;
3. membangun sistem pengelolaan Pariwisata secara terpadu, tangguh, akuntabel, dan berkelanjutan;
4. membangun pasar dan Pemasaran Pariwisata berdasar pada asas kejujuran informasi melalui
promosi Pariwisata yang efektif dan efisien; dan
5. membangun sumber daya manusia Pariwisata dan masyarakat agar mempunyai etos kerja dan
budaya Pariwisata.
BAB 3 - 249
1. Mengembangkan Daya Tarik Wisata berbasis budaya, alam, dan buatan yang berdaya saing global
dengan memperhatikan kearifan lokal dan norma agama yang bertujuan tidak menimbulkan konflik
sosial di masyarakat;
2. Mewujudkan industri Pariwisata yang berdaya saing global, berciri khas, berwawasan lingkungan, dan
berbasis kearifan lokal;
3. Mewujudkan sistem kelembagaan Kepariwisataan yang kuat dan terpadu dan mendorong penguatan
peran masyarakat dalam pembangunan Kepariwisataan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia Pariwisata yang handal dan profesional.
4. Membina dan meningkatkan kemampuan industri kerajinan tradisional, kuliner, dan industri kreatif
berbasis potensi dan bahan setempat;
6. Membangun sistem koordinasi lintas sektoral dan antar perangkat Daerah; dan
7. Melakukan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi kualitas pelayanan Wisata kepada masyarakat
umum dan industri Pariwisata secara keberlanjutan.
2. Peningkatan lama tinggal Wisatawan nusantara di Daya Tarik Wisata dalam lingkup wilayah Daerah;
2. Pengembangan pusat pelayanan primer dan pusat pelayanan sekunder pariwisata daerah;
6. Penguatan koordinasi lintas sektor dalam upaya konservasi sumber daya alam dan budaya guna
mendukung pembangunan destinasi pariwisata berkelanjutan;
7. Penumbuhan sadar wisata yang menjunjung norma agama dan nilai-nilai budaya kepada masyarakat;
8. Pengembangan aksesibilitas darat yang menghubungkan kspk, kppk, dan daya tarik wisata;
BAB 3 - 250
9. Pembangunan prasarana umum yang ramah lingkungan di pusat pelayanan primer dan pusat
pelayanan sekunder;
10. Pembangunan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata dengan standar pariwisata yang optimal dan
ramah lingkungan berbasis pemberdayaan masyarakat;
11. Pengembangan regulasi investasi terpadu dan mendorong percepatan pertumbuhan fasilitas dan
usaha pariwisata;
12. Pengembangan insentif bagi investasi pariwisata berdaya saing global; dan
2. Pembangunan iklim industri Pariwisata yang bertanggungjawab terhadap lingkungan alam, sosial,
dan budaya;
5. Pengembangan kemitraan antara usaha Pariwisata dengan industri mikro, kecil, dan menengah
dalam penyediaan bahan mentah, produksi, dan distribusi produk dan pelayanan usaha.
1. Pengembangan merek, pengiklanan, dan penjualan untuk membangun destinasi Pariwisata alam
berbasis agro dan budaya;
2. Pengembangan kemitraan pemasaran Pariwisata dengan Daerah lain dalam lingkup wilayah Provinsi
Bangka Belitung;
3. Pengembangan pasar Wisatawan nusantara yang berkualitas dan mudah dijangkau melalui
pengembangan promosi yang kreatif;
4. Pengembangan pasar Wisatawan segmen keluarga, minat khusus dan Wisata budaya; dan
5. Pengembangan organisasi Pariwisata berbasis usaha dan profesi Pariwisata dalam membangun
destinasi Pariwisata berdaya saing global.
1. Pengembangan organisasi Pariwisata berbasis usaha dan profesi Pariwisata dalam membangun
destinasi Pariwisata berdaya saing global;
BAB 3 - 251
3.3.1.6. Kebijakan Industri Pariwisata dalam Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2012 – 2022
Kedudukan
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Bangka Selatan merupakan dasar
pertimbangan dalam penyusunan program pembangunan daerah sektor pariwisata dan dalam
penyusunan rencana pengembangan objek wisata secara lebih mendetail.
1. Mewujudkan industri kepariwisataan yang dapat meningkatkan kualitas dan daya saing produk
wisata, menjalin dan memperkuat kerjasama dan kemitraaan antar stakeholder, sekaligus
bertanggungjawab terhadap lingkungan dan sosial budaya;
2. Meningkatkan kualitas destinasi pariwisata yang mampu menarik dan meningkatkan kunjungan
wisatawan;
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Bangka Selatan mempunyai sasaran sebagai
berikut :
1. Industri pariwisata;
a. Meningkatnya daya saing mutu pelayanan melalui pengembangan standar usaha pariwisata;
b. Menguatnya upaya kerja sama dengan berbagai pelaku industri pariwisata dalam menciptakan
paket dan menjual produk wisata;
d. Adanya peningkatan kualitas produk usaha pariwisata melalui standarisasi dan sertifikasi;
g. Adanya penetapan pedoman dan peraturan menganai dampak lingkungan dan sosial budaya dari
penyelenggaraan usaha pariwisata; dan
2. Destinasi pariwisata;
BAB 3 - 252
c. Adanya keterkaitan antara daya tarik wisata dengan pusat kegiatan serta daya tarik
wisata/kawasan wisata lainnya melalui peningkatan aksesibilitas;
d. Adanya pengembangan produk wisata yang memberikan pengalaman total kepada wisatawan
melalui teknik interprestasi;
h. Meningkatnya akses moda usaha untuk masyarakat dalam pelaksanaan usaha pariwisata.
3. Pemasaran pariwisata;
a. Menguatnya citra pariwisata kabupaten bangka selatan baik dalam skala lokal maupun regional;
b. Adanya upaya pemantapan pasar utama dan peluasan pasar potensial pariwisata kabupaten
bangka selatan;
c. Adanya pengemasan paket wisata dan event tematik meningkatnya daya saing produk wisata
minat khusus dan variasi produk wisata;
d. Adanya pengembangan strategi pemasaran yang berbasis pada responsible marketing; dan
4. Kelembagaan pariwisata;
b. Menguatnya sinkronisasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat melalui upaya kemitraan;
e. Menguatnya peran institusi pendidikan industri pariwisata dan pengembangan kerja sama
dengan industri pariwisata dan pemerintah; dan
f. Terwujudnya standarisasi dan sertifikasi bagi sdm industri pariwisata serta tenaga penduduk
kepariwisataan.
merupakan penjabaran dari visi dan misi pembangunan kabupaten serta kebijakan pembangunan yang
berlaku, sebagai dasar hukum dan dasar pertimbangan di dalam menyusun Rencana Pembangunan
BAB 3 - 253
Jangka Menengah Sektor Pariwisata dan Rencana Strategis SKPD yang mengurusi bidang kepariwisatan
dan sebagai dasar perencanan, pengelolan, dan pengendalian pembangunan kepariwisatan kabupaten.
Visi Pembangunan Kepariwisatan Kabupaten adalah Kabupaten Belitung sebagai Destinasi Geowisata
yang Berdaya Saing Global, Beretika, dan Berkelanjutan untuk Kesejahteran Masyarakat.
1. Membangun destinasi geowisata yang berdaya saing globalmelalui pengembangan dan perlindungan
terhadap sumber daya alam dan budaya khas yang mendukung fungsi strategis kepariwisatan
Kabupaten Belitung, serta mewujudkan pengelolan pariwisata yang bertangung jawab dan
menjunjung tingi norma agama, sosial, dan budaya masyarakat Belitung;
2. Membangun industri pariwisata Kabupaten Belitung yang berpihak pada masyarakat lokal, berdaya
saing, inovatif, variative dan beretika, sekaligus memperkuat jejaring industri pariwisata di tingkat
nasional dan internasional secara berkelanjutan;
3. Mengembangkan pemasaran pariwisata yang bertangung jawab dan terpadu dengan wilayah
sekitarnya; dan
4. Membangun sistem kelembagan kepariwisatan dan sumber daya manusia yang mampu memperkuat
peran masyarakat dalam pembangunan kepariwisatan dan mendorong investasi pariwisata yang
bertangung jawab.
1. Mewujudkan potensi geologis yang meliputi alam, bahari, sejarah dan budaya, flora dan fauna, serta
industri kreatif masyarakat sebagai identitas pariwisata Kabupaten Belitung;
3. Mewujudkan industri pariwisata Kabupaten Belitung yang berdaya saing, berstandar internasional,
khas, berwawasan lingkungan, berbasis masyarakat lokal, serta menjunjung tingi norma agama,
sosial, dan budaya;
4. Mewujudkan citra pariwisata Kabupaten Belitung sebagai destinasi pariwisata dunia dan
meningkatkan citra Pulau Belitung sebagai satu destinasi tungal melalui sistem pemasaran yang
bertangung jawab, terpadu, dan efektif;
5. Mewujudkan sistem kelembagan yang kuat dan efektif dalam memberikan perlindungan terhadap
potensi alam dan budaya, mendorong penguatan peran masyarakat dalam pembangunan
kepariwisatan, peningkatan kualitas sumber daya manusia pariwisata, serta membuka peluang
investasi yang bertangung jawab dan beretika; dan
6. Menjamin terbangunnya mekanisme insentif dan disinsentif bagi seluruh pemangku kepentingan
dalam mewujudkan destinasi pariwisata yang berdaya saing global, beretika, dan berkelanjutan.
BAB 3 - 254
3.3.1.8. Kebijakan Industri Pariwisata dalam Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016 – 2025
Kedudukan
merupakan penjabaran dari visi dan misi pembangunan Daerah serta kebijakan pembangunan yang
berlaku, sebagai dasar hukum dan dasar pertimbangan di dalam menyusun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Sektor Pariwisata dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
mengurus bidang kepariwisatan dan sebagai dasar perencanan, pengelolan, dan pengendalian
pembangunan kepariwisatan Daerah.
Kepariwisatan Belitung Timur berbasis sejarah timah, budaya, dan bahari yang berkelanjutan dan berdaya
saing dunia sebagai pengerak perekonomian lokal.
1. Mewujudkan integrasi sumber daya sejarah timah dan budaya dengan sumber daya bahari, yang
didukung infrastruktur dan fasilitas berkualitas internasional dan ramah lingkungan dalam
pembangunan Destinasi Pariwisata Daerah;
2. Mewujudkan struktur industri pariwisata yang kuat, berdaya saing, dan terintegrasi dengan potensi
sumber daya usaha yang ada di masyarakat dalam pembangunan industry pariwisata berkredibilitas
tingi dan bertangungjawab;
3. Membangun dan memperkuat citra sebagai destinasi pariwisata sejarah timah, budaya dan bahari
yang berdaya saing dunia melalui pemasaran pariwisata terpadu dan bertangungjawab; dan
1. Penguatan dan pengembangan daya tarik wisata sejarah timahdan budaya yang berdayasaing dunia,
yang dintegrasikan dengan daya tarik wisata bahari, berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
norma sosial dan budaya masyarakat;
3. Perwujudan kesadaran kolektif dan kesiapan masyarakat sebagai tuan rumah dan subjek utama
dalam pembangunan kepariwisatan daerah;
4. Penguatan dan pengembangan industri pariwisata daerah yang berdaya saing dunia dan
berkredibilitas tingi dengan pemenuhan standar pelayanan internasional dan mendorong penerapan
prinsip-prinsip ramah lingkungan;
BAB 3 - 255
5. Pembangunan kemitran berkinerja tingi antara industri mikro, kecil, dan menengah dengan usaha
pariwisata untuk memperkuat rantai nilai produksi dan distribusi berbasis lokal, serta memperkuat
jejaring industri di tingkat nasional dan internasional;
7. Penerapan prinsip pemasaran bertangungjawab dalam membangun dan menguatkan citra destinasi
pariwisata sejarah timah, budaya, dan bahari dalam kepariwisatan dunia;
8. Penetapan regulasi dan mekanisme yang handal dalam mendorong pencapaian kinerja pariwisata
berkualitas internasional, kordinasi dan komitmen yang konsisten, serta pemantauan dan evaluasi
yang berkesinambungan dalam pembangunan kepariwisatan;
9. Penguatan peran dan fungsi pemerintah daerah sebagai perencana, regulator, dan fasilitator; serta
asosiasi usaha pariwisata, asosiasi profesi pariwisata, dan masyarakat sebagai aktor utama dalam
mewujudkan tata kelola pariwisata terpadu dan berkelanjutan; dan
10. Pembangunan sistem kelembagan yang mendorong sumber daya manusia dan organisasi pariwisata
mewujudkan daerah sebagai destinasi pariwisata berdaya saing dunia.
BAB 3 - 256
No Bidang Usaha Usaha Jumlah
9 Jasa Konsultan Pariwisata
10 Jasa Pramuwisata
11 Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan insentif, 70
Konferensi, dan Pameran
12 Wisata Tirta Wisata Memancing 1
13 SPA 3
Jumlah 1909
Sumber: Dokumen Visioning Masterplan, 2020
Terdapat 13 jenis usaha pariwisata yang diatur di dalam Peraturan Menteri Pariwisata nomor 10 tahun
2018 tentang Pelayanan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Pariwisata di dapati beberapa
sektor usaha pariwisata di Bangka Belitung dengan jumlah seluruh usaha 1909 jenis usaha. Jasa
Penyediaan Akomodasi terdapat total 177 usaha hotel, resort, Homestay.
Kawasan pariwisata terdapat 423 usaha, jasa perjalanan wisata 108 usaha, daya tarik wisata 111 usaha,
penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi 267 usaha, penyelenggara MICE 70 usaha, dan wisata
tirta 1 usaha. Ada beberapa jenis usaha yang tidak terdapat di Bangka Belitung di antaranya yaitu: jasa
informasi pariwisata, jasa konsultan pariwisata, jasa pramuwisata.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menjelaskan bahwa usaha pariwisata
adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan
penyelenggaraan pariwisata sedangkan industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang
BAB 3 - 257
saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Industri pariwisata dalam pengertian tersebut di atas
mencakup 13 usaha pariwisata, yaitu: 1) usaha daya tarik wisata; 2) usaha kawasan pariwisata; 3)
usaha jasa transportasi wisata; 4) usaha jasa perjalanan wisata; 5) usaha jasa makanan dan minuman;
6) usaha penyediaan akomodasi; 7) usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; 8) usaha
penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; 9) usaha jasa informasi
pariwisata; 10) usaha jasa konsultan pariwisata; 11) usaha jasa pramuwisata; 12) usaha wisata tirta;
dan 13) usaha spa.
5 Jasa Makanan dan Minuman Restoran, Kafe, dan Rumah Makan 702
Dari 13 jenis usaha pariwisata, berdasarkan data yang tersedia, Kota Pangkalpinang memiliki 5 jenis
usaha pariwisata, yaitu usaha jasa perjalanan wisata, usaha jasa makanan dan minuman, usaha
penyediaan akomodasi, usaha Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi, serta usaha Wisata
Tirta.
BAB 3 - 258
3.3.2.2. Profil Industri Pariwisata Kabupaten Bangka
12 Wisata Tirta
13 SPA
Jumlah 178
Dari 13 jenis usaha pariwisata, berdasarkan data yang tersedia, Kabupaten Bangka memiliki 6 jenis
usaha pariwisata, yaitu usaha Daya Tarik Wisata, usaha Jasa Transportasi Wisata, usaha jasa
perjalanan wisata, usaha Jasa Makanan dan Minuman, usaha Penyediaan Akomodasi serta usaha
Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi.
Tabel 3.59 - Pengelompokan Usaha Pariwisata Kabupaten Bangka Barat Berdasarkan Jenisnya
No Bidang Usaha Usaha Jumlah
1 Daya Tarik Wisata Desa Wisata 3
2 Kawasan Pariwisata -
3 Jasa Transportasi Wisata Angkutan Darat, Laut, Udara 4
BAB 3 - 259
No Bidang Usaha Usaha Jumlah
4 Jasa Perjalanan Wisata Biro Perjalanan Wisata 5
Agen Perjalanan Wisata
12 Wisata Tirta
13 SPA
Jumlah 114
Dari 13 jenis usaha pariwisata, berdasarkan data yang tersedia, Kabupaten Bangka Barat memiliki 5
jenis usaha pariwisata, yaitu usaha Daya Tarik Wisata, usaha Jasa Transportasi Wisata, usaha jasa
perjalanan wisata, usaha Jasa Makanan dan Minuman, serta usaha Penyediaan Akomodasi.
Tabel 3.60 - Pengelompokan Usaha Pariwisata Kabupaten Bangka Tengah Berdasarkan Jenisnya
No Bidang Usaha Usaha Jumlah
1 Daya Tarik Wisata Desa Wisata 10
2 Kawasan Pariwisata Destinasi Wisata 7
3 Jasa Transportasi Wisata Angkutan Darat, Laut, Udara 1
4 Jasa Perjalanan Wisata Biro Perjalanan Wisata
Agen Perjalanan Wisata
BAB 3 - 260
No Bidang Usaha Usaha Jumlah
7 Penyelenggaraan Kegiatan Gelanggang Rekreasi Olahraga 2
Hiburan dan Rekreasi
Galeri Seni 1
Arena permainan
Hiburan Malam
Rumah Pijat
Taman Rekreasi
Karaoke 1
Jasa Impresariat
8 Jasa Informasi Pariwisata
9 Jasa Konsultan Pariwisata
10 Jasa Pramuwisata 1
11 Penyelenggaraan Pertemuan,
Perjalanan insentif, Konferensi, dan
Pameran
12 Wisata Tirta 1
13 SPA 2
Jumlah 69
Dari 13 jenis usaha pariwisata, berdasarkan data yang tersedia, Kabupaten Bangka Tengah memiliki
9 jenis usaha pariwisata, yaitu usaha Daya Tarik Wisata, usaha Kawasan Wisata, usaha Jasa
Transportasi Wisata, usaha Jasa Makanan dan Minuman, usaha Penyediaan Akomodasi, usaha
Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi, usaha Jasa Pamuwisata, usaha Wisata Tirta, serta
usaha SPA.
Tabel 3.61 - Pengelompokan Usaha Pariwisata Kabupaten Bangka Selatan Berdasarkan Jenisnya
No Bidang Usaha Usaha Jumlah
1 Daya Tarik Wisata Desa Wisata 9
2 Kawasan Pariwisata Destinasi Wisata
3 Jasa Transportasi Wisata Angkutan Darat, Laut, Udara 5
4 Jasa Perjalanan Wisata Biro Perjalanan Wisata
Agen Perjalanan Wisata 6
5 Jasa Makanan dan Minuman Restoran, Kafe, dan Rumah Makan 65
BAB 3 - 261
No Bidang Usaha Usaha Jumlah
Karaoke
Jasa Impresariat
8 Jasa Informasi Pariwisata
9 Jasa Konsultan Pariwisata
10 Jasa Pramuwisata
11 Penyelenggaraan Pertemuan,
Perjalanan insentif, Konferensi,
dan Pameran
12 Wisata Tirta
13 SPA
Jumlah 90
Dari 13 jenis usaha pariwisata, berdasarkan data yang tersedia, Kabupaten Bangka Selatan memiliki
5 jenis usaha pariwisata, yaitu usaha Daya Tarik Wisata, usaha Jasa Transportasi Wisata, usaha jasa
perjalanan wisata, usaha Jasa Makanan dan Minuman, serta usaha Penyediaan Akomodasi.
BAB 3 - 262
No Bidang Usaha Usaha Jumlah
12 Wisata Tirta
13 SPA
Jumlah 502
Dari 13 jenis usaha pariwisata, berdasarkan data yang tersedia, Kabupaten Belitung memiliki 7 jenis
usaha pariwisata, yaitu usaha Daya Tarik Wisata, usaha Jasa Transportasi Wisata, usaha Jasa
Perjalanan Wisata, usaha Jasa Makanan dan Minuman, usaha Penyediaan Akomodasi, usaha
Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi, serta usaha Jasa Informasi Wisata.
Tabel 3.63 - Pengelompokan Usaha Pariwisata Kabupaten Belitung Timur Berdasarkan Jenisnya
No Bidang Usaha Usaha Jumlah
1 Daya Tarik Wisata Desa Wisata 10
2 Kawasan Pariwisata Destinasi Wisata
3 Jasa Transportasi Wisata Angkutan Darat, Laut, Udara 5
4 Jasa Perjalanan Wisata Biro Perjalanan Wisata 5
Agen Perjalanan Wisata 2
5 Jasa Makanan dan Minuman Restoran, Kafe, dan Rumah Makan 61
12 Wisata Tirta
13 SPA 2
Jumlah 120
Dari 13 jenis usaha pariwisata, berdasarkan data yang tersedia, Kabupaten Belitung Timur memiliki 7 jenis
usaha pariwisata, yaitu usaha Daya Tarik Wisata, usaha Jasa Transportasi Wisata, usaha Jasa Perjalanan
Wisata, usaha Jasa Makanan dan Minuman, usaha Penyediaan Akomodasi, usaha Penyelenggaraan
Kegiatan Hiburan dan Rekreasi, usaha Jasa Informasi Wisata, serta usaha SPA.
BAB 3 - 263
3.3.3. UMKM Unggulan dan Produk Unggulan
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu komponen penting dalam memperkuat
industri pariwisata. Dalam konteks pariwisata, sebagaimana diarahkan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 50 Tahun 2011 tentang Ripparnas, penguatan kemitraan rantai nilai antar usaha dilakukan dengan
cara: (1) mendorong kemitraan antarusaha pariwisata dengan industri kecil dan menengah serta usaha
mikro, kecil dan menengah, serta (2) meningkatkan kualitas produk industri kecil dan menengah dan
layanan jasa kepariwisataan yang dikembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah dalam memenuhi
standar pasar. Selain itu, dalam hal pemasaran, keterkaitan antarindustri kecil dan menengah dengan
usaha pariwisata perlu dilakukan dengan cara memperkuat akses dan jejaring industri kecil-menengah
dan usaha pariwisata skala usaha mikro, kecil, menengah dengan sumber potensi pasar dan informasi
global.
Keberadaan dan perkembangan usaha pariwisata harus dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Keragaman potensi UMKM Kota juga
merupakan modal utama dalam mendukung pengembangan usaha pariwisata yang berdaya saing dan
berkelanjutan.
Berdasarkan data dari Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Kota Pangkalpinang, terdapat 351
perusahaan kecil dan menengah yang berpotensi terlibat langsung dengan kegiatan pariwisata.
351 perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berkaitan dengan penjualan kuliner dan kerajinan
(industri kreatif, namun belum didapatkan data mengenai umkm mana yang menjadi unggulan dan
produk – produk unggulan.
Sebagian besar UMKM, terutama untuk UMKM bidang pariwisata yang berada di wilayah Kepulauan
Provinsi Bangka Belitung bergerak di bidang usaha kuliner dan akomodasi.
Di Kabupaten Bangka terdapat 35 Usaha Rumah Makan, 5 Usaha Café, 4 Usaha Jasa Boga dan 9 Usaha
Pondok Wisata. Di Kabupaten Bangka Barat terdapat 71 Usaha Rumah Makan, 14 Usaha Café, 2 Usaha
Pusat Penjualan Makanan, dan 9 Usaha Pondok Wisata.
Di KabupatenBangka tengah terdapat 25 Usaha Rumah Makan, 3 Usaha Café, 3 Usaha Tempat Penjualan
Makanan, dan 4 Usaha Pondok Wisata.
Di Kabupaten Bangka Selatan terdapat 58 Usaha Rumah Makan, 4 Usaha Café, dan 2 Usaha Pondok
Wisata.
Di Kabupaten Belitung terdapat 75 Usaha Rumah Makan, 37 Usaha Café, 5 Usaha Jasa Boga, 15 Usaha
Pondok Wisata dan 24 Usaha Motel.
Di kabupaten Belitung Timur terdapat 59 Usaha Rumah Makan, 12 Usaha Pondok Wisata,
BAB 3 - 264
3.3.4. Investasi Pariwisata
3.4. KELEMBAGAAN
3.4.1. Regulasi
Ketentuan atau regulasi yang mengatur mengenai kelembagaan Pariwisata sudah dimuat dalam Undang
– Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 7, bahwa
kelembagaan pariwisata adalah bagian dari Pembangunan Pariwisata. Dengan kata lain dapat disebut
bahwa kelembagaan pariwasata adalah satu dari 4 (empat) pilar pembangunan pariwisata. Dalam
penjelasan Undang – Undang kepariwisataan pada penjelasan pasal 7 huruf d, disebutkan bawah yang
dimaksud dengan pembangunan kelembagaan kepariwisataan, antara lain pengembangan organisasi
pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta dan masyarakat, pengembangan sumber daya manusia, regulasi
serta mekanisme operasional di bidang kepariwisataan.
Pengaturan lebih lanjut mengenai kelembagaan kepariwiataan telah dituangkan di dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwsataan Nasional
(RIPPARNAS), dalam RIPPARNAS tersebut disebutkan pada bagian ketentuan umum pasal 1 angka 16 yang
menyebutkan bahwa Kelembagaan Kepariwisataaan adalah kesatuan unsur beserta jaringannya yang
dikembangkan secara terorganisasi, meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat,
sumber daya manusia, regulasi dan mekanisme operasional, yang secara berkesinambungan guna
menghasilkan perubahan ke arah pencapaian tujuan di bidang Kepariwisataan.
Pada pasal 1 angka 17 disebutkan juga bahwa Orgnanisasi Kepariwisataan adalah institusi baik di
lingkungan Pemerintah maupun swasta yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan
Kepariwisataan
Pasal 1 angka 18 menyebutkan bahwa Sumber Daya Manusia Pariwisata adalah tenaga kerja yang
pekerjaannya terkait secara langsung dan tidak langsung dengan kegiatan kepariwisataan.
Penguatan kelembagaan masyarat dan pemerintah di tingkat lokal telah disebutkan di dalam Pasal 29
ayat (1) mengenai strategi pengembangan potensi, kapasitas dan partisipasi masyarakat yaitu salah
satunya dengan cara menguatkan kelembagaan masyarakat dan Pemerintah di tingkat lokal guna
mendorong kapasitas dan peran masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan.
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembangunan kelembagaan kepariwisataan meliputi;
a. penguatan Organisasi Kepariwisataan
b. pembangunan SDM Pariwisata
c. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
2. Arah Kebijakan
a. Arah Kebijakan penguatan organisasi kepariwisataan meliputi;
BAB 3 - 265
I. Reformasi birokrasi kelembagaan dan penguatan mekanisme kinerja organisasi untuk
mendukung misi kepariwisataan sebagai protofolio pembangunan nasional
II. Memantapkan Organisasi Kepariwisataan dalam mendukung pariwisata sebagai pilar
strategis pembangunan nasional
III. Mengembangkan dan menguatkan organisasi kepariwisataan yang menangani bidang
pemasaran pariwisata
IV. Mengembangkan dan menguatkan organisasi kepariwisataan yang menangani bidang
industry pariwisata
V. Mengembangkan dan menguatkan organisasi kepariwisataan yang menangani bidang
destinasi pariwisata
b. Arah Kebijakan Pembangunan SDM PAriwisata di tingkat Pemerintah diwujudkan dalam bentuk
kapasitas dan kapabilitas SDM Pariwisata
c. Arah kebijakan pembangunan SDM pariwisata di dunia usaha dan masyarakat diwujudkan dalam
bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Pariwisata
d. Arah kebijakan penyelenggaraan penelitian dan pengembangan untuk mendukung
pembangunan kepariwisataan sebagaimana dimaksud meliputi :
I. Peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan Destinasi Pariwisata
II. Peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan pemasaran pariwisata
III. Peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan industri pariwisata
IV. Peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan kelembagaaan dan
SDM Pariwisata.
3. Strategi Pengembangan
a. Strategi Akselerasi reformasi birokrasi kelembagaan dan penguatan mekanisme kinerja
organisasi meliputi;
I. Menguatkan tata Kelola organisasai kepariwisataan dalam struktur kementerian
II. Menguatkan kemampuan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program
pembangunan kepariwisataan
III. Menguatkan mekanisme sinkronisasi dan harmonisasi program pembangunan
kepariwisataan baik secara internal kementrian maupun lintas sektor
b. Strategi untuk pemantapan organisasi kepariwisataan dalam mendukung pariwisata sebagai
pilar strategis pembangunan nasional, meliputi;
I. Menguatkan fungsi strategis kepariwisataan dalam menghasilkan devisa
II. Meningkatkan usaha pariwisata terkait
III. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat; dan
IV. Meningkatkan pelestarian lingkungan
c. Strategi untuk pengembangan dan penguatan Organisasi kepariwisataan yang menangani
bidang pemasaran pariwisata meliputi;
I. Menguatkan struktur dan fungsi organisasi bidang pemasaran di tingkat pemerintah
II. Memfasilitasi terbentuknya Badan Promosi Pariwisata Indonesia
III. Menguatkan kemitraan antara badan promosi pariwisata dan pemerintah dalam
pembangunan kepariwisataan nasional
BAB 3 - 266
d. Strategi untuk pengembangan dan penguatan Organisasi Kepariwisataan yang menangani
bidang Industri Pariwisata, meliputi;
I. Memfasilitasi pembentukan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia
II. Menguatkan kemitraaan antara Gabungan Industri Pariwisata Indonesia dan
Pemerintah dalam pembangunan kepariwisataan nasional
e. Strategi untuk pengembangan dan penguatan Organisasi kepariwisataan yang menangani
bidang Destinasi Pariwisata meliputi;
I. Menguatkan struktur dan fungsi organisasi bidang pengembangan destinasi di tingkat
pemerintah
II. Memfasilitasi terbentuknya organisasi pengembangan destinasi
III. Menguatkan kemitraan antara organisasi pengembangan destinasi dan pemerintah
dalam pembangunan kepariwisataan nasional
f. Strategi untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM Pariwisata di lingkungan pemerintah
meliputi;
I. Meningkatkan kemampuan dan profesionalita pegawai
II. Meningkatkan kualitas pegawai bidang kepariwisataan
III. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola Pendidikan dan Latihan bidang
kepariwisataan
g. Strategi untuk pembangunan SDM Pariwisata di dunia usaha dan masyarakat meliputi;
I. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang memiliki sertifikasi
kompetensi di setiap destinasi pariwisata
II. Meningkatkan kemampuan kewirausahaan di bidang kepariwisataan
III. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Lembaga Pendidikan kepariwisataan yang
terakreditasi
h. Strategi untuk peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan kelembagaan dan
SDM Pariwisata meliputi;
I. Meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan organisasi kepariwisataan
II. Meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan SDM Pariwisata
3.4.2. Unsur
Unsur – unsur kelembagaan kepariwisataan terbagi ke dalam 4 unsur yaitu;
1. unsur Pemerintah
2. unsur Pemerintah Daerah
3. unsur Swasta
4. Unsur Masyarakat
Peran pemerintah dalam kelembagaan dalam bidang pariwisata adalah untuk mewujudkan keterpaduan
pembangunan dan percepatan perwujudan sebagai destinasi pariwisata berdaya saing global,
memberikan arah kebijakan, strategi dan program yang perlu dilakukan oleh para pemangku kepentingan
BAB 3 - 267
terkait untuk mencapai visi, misi, dan tujuan pembangunan kepariwisataan. Selain itu adapun kebijakan
pembangunan kelembagaan kepariwisataan, meliputi:
Peran Pemerintah Daerah, secara tidak langsung dapat disebutkan mengacu kepada peran pemerintah
pusat dalam kelembagaan hanya saja, untuk skala sesuai dengan wilayah administrasinya.
b. Pergub No. 41 Tahun 2018 tentang Pembentukan Kepngurusan Lembaga Adat Melayu Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Lembaga Adat Melayu yang selanjutnya disingkat LAM adalah sebuah
organisasi kemasyarakatan baik yang dibentuk maupun secara wajar telah tumbuh dan berkembang
dalam kehidupan sejarah masyarakat Kepulauan Bangka Belitung dengan wilayah hukum adat,
mengurus dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan yang berkaitan, dengan mengacu
kepada adat istiadat dan hukum adat masyarakat Kepulauan Bangka Belitung;
c. Perda No. 2 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan meliputi
kelompok Nelayan; kelompok usaha bersama; koperasi; dan/atau kelompok lain yang sesuai dengan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain itu, kelembagaan pariwisata tidak hanya mengenai aspek kepariwisataan akan tetapi dapat
berintegrasi dengan kelompok masyarakat lainnya seperti Karang Taruna, Ibu Pembinaan Kesejahteraan
Keluarga (Ibu PKK), dan lain-lain. Namun, pada intinya kelembagaan dibentuk untuk mencapai tujuan
bersama agar tercapai cita-cita dan tujuan bersama untuk kelompok itu sendiri. Adapun juga tujuan dari
kelembagaan masyarakat dalam dokumen Ripparprov 2016-2025 antara lain:
a. Menguatkan peran masyarakat dalam pengembangan tata kelola destinasi pariwisata berkelanjutan
di KSPN Tanjungkelayang dan sekitarnya;
BAB 3 - 268
b. Meningkatkan peran Pokdarwis untuk mendukung pengelolaan KSPP dan KPPP Kepulauan Bangka
Belitung yang berdaya saing global;
c. Program pengembangan keterpaduan pemasaran pariwisata.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam kelembagaan pelaku bisnis telah memiliki 3 (tiga) asosiasi
besar di bidang pariwisata, yakni Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI), Himpuan Pramuwisata
Indonesia (HPI) serta Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Berikut penjabarannya:
ASPPI adalah asosiasi yang beranggotakan individu yang berprofesi di bidang pariwisata, baik hotel, biro
perjalanan wisata, pemandu wisata, restoran, transportasi wisata, dan pelaku pariwisata lainnya. Syarat
keanggotaan ASPPI adalah pelaku pariwisata yang minimal telah berpengalaman melayani wisatawan
selama 1 (satu) tahun di usaha pariwisata yang telah berbadan hukum. ASPPI Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung didirikan pada Januari 2013 dan berpusat di Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung. Visi ASPPI
adalah “Memajukan pariwisata Indonesia dengan meningkatkan profesionalisme pekerja pariwisatanya”.
Adapun misi ASPPI adalah sebagai berikut:
a. Menjadi wadah pemersatu bagi seluruh pekerja yang bergerak di industri pariwisata, antara lain biro
perjalanan wisata, penerbangan, hotel, dan lain lain yang berkaitan langsung dengan industri
pariwisata Indonesia;
b. Dapat menjadi pelindung, pengayom bagi semua anggotanya;
c. Mampu meningkatkan profesionalisme insan pariwisata dalam melaksanakan tugas sehari-hari;
d. Mempersiapkan seluruh anggotanya untuk menyongsong era perdagangan bebas dunia atau era
liberalisasi pariwisata.
Dalam memajukan kepariwisataan Provinsi, ASPPI menyelenggarakan berbagai kegiatan, salah satunya
adalah event peduli pariwisata yang ditujukan untuk pembinaan pariwisata kepada masyarakat di suatu
destinasi pariwisata. Selain itu ASPPI juga pernah mengadakan event Camping d’Island.
HPI merupakan organisasi profesi pramuwisata di Indonesia. Sebagai wadah tunggal pramuwisata
Indonesia, HPI bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi para pramuwisata, pramuwisata dengan
pemerintah atau swasta, serta meningkatkan kemampuan dan kompetensi anggotanya dalam memandu
wisatawan. HPI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam pelaksanaanya bekerja sama dengan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, termasuk saat mengadakan pelatihan
sertifikasi pramuwisata melalui Lembaga Sertifikasi yang telah dibentuk. Hingga 2015, Kepulauan Bangka
Belitung memiliki 72 pramuwisata yang bersertifikasi kompetensi.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sebagai wadah berkumpulnya para pengusaha hotel
dan penginapan merupakan salah satu organisasi pendukung pariwisata di kepulauan Bangka Belitung.
Keberadaan PHRI sangat penting dalam kerangka menghimpun pengusaha hotel dan restoran agar
mempunyai standar dan pemahaman yang sama ketika melayani keinginan dan kepentingan wisatawan.
BAB 3 - 269
PHRI di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih dalam tahap perkembangan dan tidak seluruh
pengusaha hotel dan restoran yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah masuk menjadi
anggota PHRI. Rendahnya kesadaran untuk menjadi anggota PHRI banyak disebabkan oleh kurangnya
pengertian para pengusaha terhadap fungsi dan manfaat dari menjadi anggota PHRI. Selama ini
pengusaha takut akan peningkatan pajak apabila hotel atau restorannya menjadi anggota PHRI,
sedangkan pada kenyataannya PHRI dapat membantu penyeberluasan promosi terhadap hotel dan
restoran anggotanya sehingga lebih mudah dikenali dan diakses informasinya oleh wisatawan.
Kepengurusan PHRI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum mempunyai cabang kepengurusan di
seluruh kabupaten/kota yang ada. Hal ini menjadi kendala bagi pembangunan kepariwisataan Kepulauan
Bangka Belitung secara umum. Kesulitan wisatawan dalam mengakses hotel dan restoran di berbagai
DTW dapat menghambat arus wisatawan ke daerah tersebut.
GIPI adalah sebuah asosiasi yang bergerak di bidang pariwisata dan merupakan nahkoda bagi industri-
industri pariwisata di Bangka Belitung. GIPI merupakan bagian dari amanat undangundang pariwisata,
dan hingga saat ini telah terbentuk DPD di 20 provinsi di seluruh Indonesia termasuk Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, GIPI ini sudah memasuki tahun ketiga, dengan
kepengurusan selama lima tahun. GIPI masih asing bagi masyarakat maka perlu disosialisasikan agar
masyarakat bisa mengetahuinya. GIPI akan terus mengembangkan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, mengembangkan SDM pariwisata yang berkualitas dan memenuhi standar kompetensi kerja di
bidang pariwisata, serta mengembangkan destinasi dan usaha pariwisata. GIPI juga akan mendorong
pertumbuhan iklim usaha dan ekonomi pariwisata secara kreatif, mendorong peningkatan kunjungan
wisatawan mancanegara melalui kebijakan pemasaran yang efektif dan efisien, serta
mengimplementasikan Kode Etik Pariwisata Internasional. Keberadaan GIPI adalah untuk menjembatani
komunikasi pemerintah dan industri pariwisata dalam rangka menghasilkan kebijakan-kebijakan yang
bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan kesejahteraan masyarakat.
GENPI sudah sangat dikenal dalam dunia promosi pariwisata sebagai komunitas yang dibentuk dibawah
naungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI sebagai pengejawantahan
program promosi wisata “go digital” pemasaran pariwisata Indonesia seperti Vlog, Blog, Facebook,
Instagram, Twitter, dan beberapa media sosial lainnya. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga sudah
memiliki GENPI yang dibentuk pada tanggal 9 Desember 2017, yang pada saat itu anggotanya baru sekitar
12 orang. Meskipun tergolong baru, GENPI Bangka Belitung ini tergolong aktif mempromosikan
pariwisata
Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) merupakan suatu wadah untuk memajukan,
mempromosikan, dan mengembangkan taman-taman rekreasi di Indonesia untuk mendatangkan lebih
banyak kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri. Kegiatan PUTRI DPD Kepulauan Bangka Belitung
diantaranya adalah mengajak para pelaku usaha pariwisata, khususnya Pelaku Usaha Taman Rekreasi
untuk lebih aktif dalam mempromosikan paket wisata Bangka Belitung ke pangsa pasar luar negeri dan
bersinergi dengan pemerintah dalam memajukan pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung.
BAB 3 - 270
Perhimpunan Chef Profesional Indonesia (PCPI) Bangka Belitung
Perhimpunan Chef Profesional Indonesia (PCPI) Bangka Belitung merupakan organisasi yang
beranggotakan chef dari hotel dan berbagai tempat bisnis lainnya dengan tujuan untuk mengenalkan
kuliner/masakan khas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan PCPI Bangka Belitung diantaranya
adalah melakukan riset dan survei resep kuliner/masakan khas di berbagai tempat di Bangka Belitung
untuk menghimpun dan menyusun profil masakan kuliner khas Bangka Belitung.
Pokdarwis adalah lembaga yang didirikan warga yang anggotanya terdiri dari para pelaku kepariwisataan
yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab serta berperan sebagai penggerak untuk menciptakan
iklim yang kondusif bagi berkembangnya kepariwisataan di wilayahnya. Setiap Pokdarwis yang ada di Kota
Pangkalpinang memiliki peran dalam pengembangan pariwisata Kota Pangkalpinang, dengan
mengedepankan prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata yaitu pembangunan dan pengembangan
pariwisata didasarkan pada kearifan lokal, special local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan
budaya dan keunikan lingkungan. Pokdarwis dituntut mampu membangun dirinya dengan cara
pengembangan berdasar potensi kreativitas yang dimiliki masing-masing wilayah -dalam hal ini
kecamatan, karena warga-warga tersebutlah yang memiliki kuasa atas pengembangan wilayahnya
dengan segala sumber daya yang dimiliki. Berikut data Organisasi Kepariwisataan untuk tiap
kota/Kabupaten:
Lembaga Adat 1
Pokdarwis 8
Lembaga Swasta Asosiasi Pariwisata 4
2 Kabupaten Bangka Lembaga Pemerintahan Dinas Pariwisata, Pemuda dan 1
Olahraga Kabupaten Bangka
Lembaga Adat
Pokdarwis 14
Lembaga Swasta Asosiasi Pariwisata
3 Kabupaten Bangka Lembaga Pemerintahan Dinas Pariwisata dan 1
Barat Kebudayaan Kabupaten Bangka
Barat
Lembaga Masyarakat Organisasi Masyarakat
Lembaga Adat
Pokdarwis 4
BAB 3 - 271
No Kabupaten/Kota Lembaga Bentuk Kelembagaan Jumlah
Lembaga Swasta Asosiasi Pariwisata
4 Kabupaten Bangka Lembaga Pemerintahan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, 1
Tengah Pemuda dan Olahraga
Lembaga Adat
Pokdarwis 19
Lembaga Swasta Asosiasi Pariwisata 1
5 Kabupaten Bangka Lembaga Pemerintahan Dinas Pariwisata, Kepemudaan 1
Selatan dan Olahraga Kabuapten
Bangka Selatan
Lembaga Adat
Pokdarwis 8
Lembaga Swasta Asosiasi Pariwisata
6 Kabupaten Belitung Lembaga Pemerintahan Dinas Pariwisata Kabupaten 1
Belitung
Badan Usaha Pembangun dan 1
Pengelola KEK Tanjung
Kelayang (PT Belitung Pantai
Intan)
Lembaga Adat
Pokdarwis 20
Lembaga Swasta Asosiasi Pariwisata 10
7 Kabupaten Belitung Lembaga Pemerintahan Dinas Kebudayaan dan 1
Timur Pariwisata Kabupaten Belitung
Timur
Lembaga Masyarakat Kelompok Sadar Wisata 19
Lembaga Adat
Pokdarwis
Lembaga Swasta Asosiasi Pariwisata 1
BAB 3 - 272
No Kabupaten/Kota Jumlah Tenaga Kerja Sudah Sertifikat Prosentase Tenaga Kerja
2 Kabupaten Bangka 31
3 Kabupaten Bangka 8
Barat
4 Kabupaten Bangka 660
Tengah
5 Kabupaten Bangka 68 13
Selatan
6 Kabupaten Belitung 3.142 1.435
Lembaga Pendidikan
Sumber daya manusia pariwisata di provinsi Bangka Belitung memiliki 13 SMK kejuruan dan 1 sekolah
tinggi yang terdiri dari 2.598 siswa SMK lulusan tiap tahun dan 345 mahasiswa lulusan tiap tahun serta
mempunyai jenis jurusan yang diajarkan yaitu tata boga, usaha perjalanan wisata dan perhotelan.
BAB 3 - 273
Muntok 2 -
Pangkal Pinang 1 1
Koba 3 -
Toboali 1 -
Tanjung Pandan 3 -
Manggar 2 -
Provinsi Bangka Belitung 13 1
Sumber : Dokumen Visioning Masteplan, 2020
BENTUK
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI
KELEMBAGAAN
1 LEMBAGA PENDIDIKAN
1.1. SMK dengan Jurusan SMKN 2 Pangkal JL Sumedang, Kacang pedang,
perhotelan Pinang Tamansari, Kacang Pedang,
Gerunggang, Kota Pangkal Pinang,
Kepulauan Bangka Belitung 33684
2 LEMBAGA PEMERINTAHAN
2.1. Keberadaan Dinas Pariwisata Jl. Rasakunda, Sriwijaya, Kec.
Kota Pangkal Girimaya, Kota Pangkal Pinang,
Pinang Kepulauan Bangka Belitung 33684
3 LEMBAGA MASYARAKAT
7) Kelompok Sadar
wisata Giri Maya
8) Kelompok sadar
wisata
Pangkalbalam
BAB 3 - 274
BENTUK
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI
KELEMBAGAAN
9) Kelompok Sadar
Wisata Rangkui
10) Kelompok sadar
Wisata Tamansari
4 LEMBAGA SWASTA
4.1 Asosiasi Pariwisata
Asosiasi
Perjalanan Wisata
(Asita)
Perhimpunan Hotel
dan Restoran
Indonesia (PHRI)
Pangkal Pinang
Asosiasi Pelaku
Pariwisata (ASPPI)
GIPI (Gabungan
Industri Pariwisata
Indonesia
BENTUK
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI
KELEMBAGAAN
1 LEMBAGA PENDIDIKAN
Tidak ada
2 LEMBAGA PEMERINTAHAN
3 LEMBAGA MASYARAKAT
Kelompok sadar Wisata
Pokdarwis Kelurahan Matras, Kec. Sungailiat
Matras
Kelompok Sadar Wisata
Desa Rebo, Kec. Sungailiat
Desa Rebo
Kelompok Sadar Wisata Air Desa Air Anyir, Kecamatan
Anyir Merawang
BAB 3 - 275
BENTUK
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI
KELEMBAGAAN
BENTUK
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI
KELEMBAGAAN
1 LEMBAGA PENDIDIKAN
2 LEMBAGA PEMERINTAHAN
3 LEMBAGA MASYARAKAT
BAB 3 - 276
Kelompok sadar Wisata Desa Pelangas Kecamatan
Pokdarwis
Pelangas Simpang Teritip
BENTUK
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI
KELEMBAGAAN
1 LEMBAGA PENDIDIKAN
Jalan Namang-Koba,Arung
Dalam,Koba,Kabupaten
SMK 2 Koba
Bangka Tengah,Kepulauan
Bangka Belitung
Jalan Raya Jeruk,Desa Beluluk
SMK 1 Pangkalan Baru Kec.Pangkalan Baru
Kab.Bangka Tengah
LEMBAGA
2
PEMERINTAHAN
Komplek Pemda Kabupaten
Dinas Kebudayaan, Bangka Tengah, Jl. Titian
2.1. Keberadaan Pariwisata, Pemuda Puspa 4 By Pass Koba,
dan Olahraga Kelurahan Koba, Kec. Koba,
Kab. Bangka Tengah
3 LEMBAGA MASYARAKAT
Kelompok sadar Wisata Desa Guntung, Kecamatan
Pokdarwis
Guntung Koba
Kelompok Sadar Wisata
Bebaur
Kelompok Sadar Wisata
Berok Lestari
Kelompok Sadar Wisata Desa Terak, Kecamatan
Bujang Squad Simpang Katis
Kelompok Sadar Wisata Desa Penyak, Kecamatan
Buluh Perindu Koba
BAB 3 - 277
BENTUK
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI
KELEMBAGAAN
BAB 3 - 278
3.4.5.5 Profil Kelembagaan Kabupaten Bangka Selatan
BENTUK
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI
KELEMBAGAAN
1 LEMBAGA PENDIDIKAN
2 LEMBAGA PEMERINTAHAN
Dinas Pariwisata,
Gadung, Toboali, Kabupaten
2.1. Keberadaan Kepemudaan dan
Bangka Selatan
Olahraga
3 LEMBAGA MASYARAKAT
BENTUK
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI
KELEMBAGAAN
1 LEMBAGA PENDIDIKAN
BAB 3 - 279
BENTUK
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI
KELEMBAGAAN
Jl. Sriwijaya Kelurahan No.25,
Paal Satu, Tj. Pandan,
Politeknik Dharma
1.2. Politeknik Pariwisata Kabupaten Belitung,
Ganesha
Kepulauan Bangka Belitung
33411
2 LEMBAGA PEMERINTAHAN
Jl. Depati Gegedek No.17,
Pangkal Lalang, Tj. Pandan,
1. Dinas Pariwisata
2.1. Keberadaan Kabupaten Belitung,
Kabupaten Belitung
Kepulauan Bangka Belitung
33411
2. Badan Usaha
Pembangun dan
Pengelola KEK
Tanjung Kelayang
(PT Belitung Pantai
Intan)
Belitong Geopark
3. Unesco Global Information Center
Geopark (UGGp) Jl. Seroja No. 484
Tanjungpandan Belitung
3 LEMBAGA MASYARAKAT
Pokdarwis
Kelayang Wisata Desa Keciput,
Pokdarwis
(Gerude Belitong Kecamatan Sijuk
Care)
BAB 3 - 280
BENTUK
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI
KELEMBAGAAN
Pokdarwis Desa Tanjong Tinggi,
Tanjong Tinggi Kecamatan Sijuk
Pokdarwis Kelurahan Pangkal
Pangkal Lalang Lalang, Kecamatan
(Satam) Tanjungpandan
Pokdarwis Batu Desa Sungai Padang,
Pokdarwis
Bedil Kecamatan Sijuk
Pokdarwis
Desa Pulau Seliu
Nyiur Melambai (Liu
Kecamatan Membalong
Liu)
DPD ASITA
Kabupaten Belitung Jl. Sriwijaya No.4 RT 1 RW 1A
(Association of the Desa Paal Satu
Indonesia Tours and Tanjungpandan Belitung
Travel Agent)
BAB 3 - 281
BENTUK
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI
KELEMBAGAAN
DPC PHRI
(Perhimpunan Hotel
Jalan Pattimura No.8
dan Restaurant
Tanjungpandan
Indonesia) Kab.
Belitung
DPD ASPPI (Asosiasi
Pelaku Pariwisata Jalan sambas Desa Paal Satu
Indonesia ) Bangka Tanjungpandan
Belitung
HPI (Himpunan
Pramuwisata Jalan yos sudarso
Indonesia) tanjungpandan
Kabupaten Belitung
ISPB (Ikatan Sopir
Jalan Pattimura
Pariwisata Belitung)
Tanjungpandan
Kabupaten Belitung
ASTINDO (Asosiasi
Jalan Sriwijaya
Travel Agent
Tanjungpandan
Indonesia)
ASATI ( Association
Jalan lettu maddaud
of Sales Travel
Tanjungpandan
Indonesia
IHGMA ( Indonesia
Jalan sambas Desa Paal Satu
Hotel General
Tanjungpaandan
Manager Asociation
PCPI (Persatuan
Jalan yos sudarso
Chef Profesional
tanjungpandan
Indonesia)
MASATA
Jalan Pattimura
(Masyarakat Sadar
Tanjungpandan
Wisata)
BENTUK
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI
KELEMBAGAAN
1 LEMBAGA PENDIDIKAN
BAB 3 - 282
BENTUK
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI
KELEMBAGAAN
2 LEMBAGA PEMERINTAHAN
3 LEMBAGA MASYARAKAT
BAB 3 - 283
BENTUK
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI
KELEMBAGAAN
Desa Limbongan, Kecamatan
Kubok Mangguru
Gantung
Desa Bukulimau, Kecamatan
Keretak Nibong
Manggar
Desa Lintang, Kecamatan Simpang
Kampong Laskar Pelangi
Renggian
Desa Mekar Jaya, Kecamatan
Sungai Manggar
Manggar
Desa Sukamandi, Kecamatan
Desa Sukamandi
Damar
4 LEMBAGA SWASTA
3.5. PEMASARAN
Pemasaran adalah suatu kegiatan menyeluruh, terpadu, dan terencana, yang dilakukan oleh sebuah
organisasi atau institusi dalam melakukan usaha agar mampu mengakomodir permintaan pasar dengan
cara menciptakan produk bernilai jual, menentukan harga, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan
saling bertukar tawaran yang bernilai bagi konsumen, klien, mitra, dan masyarakat umum. Secara
sederhana, definisi pemasaran lebih diidentikan dengan proses pengenalan produk atau servis kepada
konsumen yang potensial. Aspek-aspek untuk pemasaran ini meliputi periklanan, public relation, promosi
dan penjualan
Perencanaan pemasaran (marketing plan) bekerja di dalam dua tingkatan: strategis dan taktis. Rencana
pemasaran strategis memetakan target pasar dan proposisi nilai yang ditawarkan berdasarkan analisis
peluang pasar terbaik. Sementara, rencana pemasaran taktis mendefinisikan taktik pemasaran
mencakup: fitur produk, promosi, merchandising, pricing, saluran pemasaran, dan layanan.
BAB 3 - 284
Gambar 3.31 - Proses Perencanaan Strategis, Implementasi, dan Pengendalian
Proses pemasaran secara singkat terdiri dari: analisa peluang pemasaran; riset dan memilih target pasar;
merancang strategi pemasaran; meerencanakan program pemasaran; dan mengorganisasikan,
mengimplementasikan, serta mengendalikan upaya pemasaran.
Tugas pertama Organisasi/ lembaga adalah mengidentifikasi peluang potensi jangka panjang melalui
pengalaman pasarnya dan kompetensi inti mereka. Untuk mengevaluasi peluang-peluang
tersebutOrganisasi/ lembaga dapat bergantung kepada riset pemasaan dan sistem informasi. Riset
pemasaran merupakan perangkat pemasaran yang berharga untuk menilai keinginan pembeli dan ukuran
pasar. Dengan menganalisis dataOrganisasi/ lembaga dapat memperoleh gambaran yang lebih baik
terhadap ukuran dari setiap peluang pasar.
Riset pemasaran memperoleh informasi yang signifikan tentang lingkungan pemasaran. Lingkungan
mikro terdiri dari semua pihak pemain yang dapat mempengaruhi kemampuan Organisasi/ lembaga
dalam menghasilkan dan menjual produknya, yaitu pemasok, pemasaran antara, pelanggan, dan pesaing.
Lingkungan makro mencakup demografi, ekonomi, fisik, teknologi, politis-legal, dan sosial budaya yang
dapat mempengaruhi penjualan dan keuntungan. Bagian yang penting dari mendapatkan informasi
lingkungan ini adalah untuk mengukur potensi pasar dan memprediksi demand di masa mendatang.
Ketika positioning produk sudah ditetapkanOrganisasi/ lembaga dapat mulai menginisiasi pengembangan
produk baru, mengujinya, dan kemudian meluncurkannya. Pemilihan strategi terkadang perlu
dimodifikasi sesuai tingkatan tahapannya pada siklus hidup produk. Pemilihan strategi juga tergantung
pada posisi Organisasi/ lembaga apakah sebagai market leader, challenger, follower, atau nicher. Strategi
juga harus mengikuti perkembangan peluang dan tantangan global.
BAB 3 - 285
Perangkat bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk, yang merupakan bentuk tangible
yang ditawarkan Organisasi/ lembaga kepada pasar, yang terdiri dari kualitas, desain, brending, dan
packaging produk. Sebagai bagian dari penawaran produkOrganisasi/ lembaga mungkin juga
menyediakan beragam layanan seperti leasing, delivery, perbaikan, dan pelatihan.
Perangkat bauran pemasaran yang kritis adalah harga. Ini meliputi keputusan terhadap harga grosir dan
retail, diskon, allowance, dan termin pembayaran. Harga harus mencerminkan nilai yang dipersepsikan
oleh pelanggan, karena jika tidak maka pembeli akan beralih ke produk kompetitor.
Tempat mencakup beragam aktivitas yang dilakukan Organisasi/ lembaga sehingga produk dapat diakses
dan tersedia untuk target pelanggan. Promosi mencakup semua aktivitas untuk mengkomunikasikan dan
mempromosikan produk ke target pasar.
Tahap akhir dari proses pemasaran adalah mengorganisasikan sumber daya pemasaran dan kemudian
mengimplementasikan serta mengendalikan rencana pemasaran. Organisasi/ lembaga harus
membangun organisasi pemasaran yang berkemampuan untuk mengimplementasikan rencana
pemasaran. Karena oleh efek-efek kejutan dan kekecewaan yang mungkin terjadi Organisasi/ lembaga
memerlukan umpan balik dan kendali atas rencana pemasaran yang diimplementaskan.
BAB 3 - 286
Gambar 3.32 - Grafik Kunjungan Wisatawan Nusantara Bangka belitung 2011 - 2019
BAB 3 - 287
Tabel 3.69 - Lama Menginap
BAB 3 - 288
Tabel 3.71 - Moda Transportasi Menuju Kepulauan Bangka Belitung
BAB 3 - 289
Persepsi adalah proses dengan apa seseorang memilih, mengatur, dan
menginterprestasi informasi. Persepsi pengunjung adalah penilaian atau
pandangan pengunjung terhadap sesuatu. Suatu objek wisata harus meningkatkan
kualitas objek menjadi lebih baik guna mendapat persepsi positif. Persepsi dalam
dunia pariwisata merupakan pendapat atau cara pandang pengunjung maupun
wisatawan dalam memahami suatu destinasi wisata. syarat-syarat terjadinya
persepsi adalah adanya objek fisik (objek dapat dirasakan, dicium, diraba, didengar
sehingga menimbulkan stimulus), syarat fisiologis (adanya alat indera, saraf
sensorik dan otak), dan syarat psikologis (adanya perhatian dari individu sehingga
dapat menyadari apa yang diterima).
Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV)
Kepulauan Bangka Belitung 2016 – 2025, persepsi wisatawan nusantara yang
berkunjung ke Bangka Belitung adalah sebagai berikut.
Tabel 3.76 - Hal yang Paling Tidak Disukai
BAB 3 - 290
Tabel 3.77 - Daya Tarik Wisata yang Paling Disukai
BAB 3 - 291
Tabel 3.78 - Daya Tarik Wisata yang Paling Disukai
BAB 3 - 292
Tabel 3.80 - Atraksi yang Diharapkan
Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pantai Parai Tenggiro, Pulau Lengkuas dan Tanjung
Tinggi merupakan DTW yang paling banyak disukai (8,41%) darikeseluruhan 30 BTW di Bangka Belitung,
untuk Daya Tarik Wisata yang Paling Disukai pantai (21,63%), laskar pelangi (15,38%) dan pulau lengkuas
BAB 3 - 293
(10,09%) memnempati 3 teratas, terkait hal yang paling disukai dari bangka belitung menurut wisatawan
nusantara adalah keindahan dan ketenagan pantai (56,12%) serta kulinernya (10,88%), adapun terkait
atraksi yang diharapkan oleh wisatawan nusantara yaitu waterboom (27,63%) dan taman bermain
(25,25%) dan yang paling penting adalah apa yang menjadi alasan wisatawan berkunjung kembali Yaitu:
Keindahan panorama alam & pantainya (37,31%), Banyak tempat wisata yang belum dikunjungi (14,92%),
Tempat wisata bagus & masih alami (13,43%).
BAB 3 - 294
Apabila ditinjau dari kebangsaannya, wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada tahun 2019
yang paling banyak berkebangsaan Malaysia, Singapura, Tiongkok/China, Australia, dan Timor Leste
dengan persentase masing-masing adalah 18,51 %, 12,86 %, 12,01 %, 8,61 %, dan 7,32 %.
Apabila dilihat dari Rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara per hari, maka dapat disimpulkan
bahwa terjadi fluktuasi (Gambar 4). Namun yang berbeda adalah pada rata-rata pengeluaran per hari,
tren kenaikan yang terjadi sejak tahun 2009 berhenti pada tahun 2014 dan setelah itu mengalami tren
menurun sampai tahun 2019. Pada tahun 2019, rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara per hari
adalah sebesar US $ 129,21 atau menurun sebanyak US $ 11,96 jika dibandingkan dengan rata--rata
pengeluaran wisatawan mancanegara per hari pada tahun 2018.
Pengeluaran/ Spending wisatawan mancanegara selama tinggal di Indonesia sebagian besar digunakan
untuk akomodasi (sebesar 38,55 %) dan untuk makanan dan minuman (sebesar 21,15 %). Bahkan pada
tahun 2019 pengeluaran wisatawan mancanegara selama tinggal di Indonesia untuk akomodasi
BAB 3 - 295
mengalami kenaikan sebesar 7,23 % dibandingkan tahun 2018. Akan tetapi, untuk belanja mengalami
penurunan sebesar 1,47 % pada tahun 2019 dibandingkan tahun 2018 sebelumnya.
Data historis wisatawan mancannegara yang masuk ke bangka belitung selama kurun waktu 9 (sembilan)
tahun ke Bangka Belitung mengalami peningkatan yang sangat signifikan, yaitu sebanyak 1.495 orang
pada tahun 2011, menjadi 19.063 orang pada tahun 2019. Adapun jumlah kunjungan total wisatawan
nusantara yang sudah berkunjung ke bangka belitung dalam kurun waktu 9 (sembilan) tahun terakhir
sebanyak 62.601.
Rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara per hari juga mengalami fluktuasi. Namun yang berbeda
adalah pada rata-rata pengeluaran per hari, tren kenaikan yang terjadi sejak tahun 2009 berhenti pada
tahun 2014 dan setelah itu mengalami tren menurun sampai tahun 2019. Pada tahun 2019, rata-rata
pengeluaran wisatawan mancanegara per hari adalah sebesar US $ 129,21 atau menurun sebanyak US $
11,96 jika dibandingkan dengan rata--rata pengeluaran wisatawan mancanegara per hari pada tahun
2018. Dan untuk struktur pengeluaran wisatawan mancanegara di Bangka Belitung didominasi oleh
BAB 3 - 296
angkutan udara,akomodasi dan makanan,minuman serta tembakau.
Tabel 3.83 - Struktur Pengeluaran Wisatawan Mancanegara di Bangka Belitung
Sosio demografi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke bangka belitung masih di dominasi oleh
malasya (8616), Singapura (1748), Tiongkok (538) dan korea selatan (205). Meskipun tidak menutup mata
pasar dari eropa (Inggris, Jerman, Belanda), Australia, Kanada, Brazil, Mesir dan Afrika Selatan memiliki
kunjungan yang cukup baik ke provinsi Bangka Belitung.
Dalam memahami pasar wisatawan mancanegara, kita harus memahami karakteristik perjalanan dari
wisatwan itu sendiri seperti : Frekuensi Perjalanan, Motivasi Berkunjung, Lama Tinggal, Tempat
Menginap, Moda Transportasi, Teman Perjalanan, Pengatur Perjalanan, dan Sumber Informasi,. Untuk
rincian karakteristik perjalanan dari wisatwan nusantara dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.84 - Frekuensi Perjalanan Wisatawan Mancanegara
BAB 3 - 297
Tabel 3.86 - Lama Menginap
BAB 3 - 298
mengembangkan kepariwisataan dan seluruh pemangku kepentingannya. Sejalan dengan hal tersebut,
Pemerintah membuat pembangunan pemasaran pariwisata nasional yang meliputi pengembangan pasar
wisatawan, pengembangan citra pariwisata, pengembangan kemitraan pemasaran pariwisata, dan
pengembangan promosi pariwisata.
Citra pariwisata atau dalam hal ini pemerekan pariwisata (branding) merupakan salah satu cara
meningkatkan daya saing pariwisata. Melalui identitas yang unik, daerah mendapatkan peluang untuk
mengembangkan wilayah, baik dari segi perekonomian maupun pariwisata. Selain itu dalam Renstra
Kemenparekraf 2020-2024 tercantum bahwa dengan brand yang kuat dampak jangka panjang yang
diharapkan akan dapat menarik wisatawan dan investasi asing.
Sejak tahun 2010, pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah mengeluarkan kebijakan berupa
logo Lovely Bangka belitung dan slogan Come & Explore Bangka Belitung. Logo dan slogan ini dibuat
dengan tujuan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung lebih mudah dikenal dan diingat oleh
wisatawan.
Pemerekan Lovely Bangka belitung dan Come & Explore Bangka Belitung tidak maksimal. Tidak melalui
proses kajian ilmiah dan bukan ditujukan untuk pemerekan pariwisata serta kurangnya pengetahuan
tentang pemerekan pariwisata membuat pandangan dan sikap terhadap kedua merek tersebut menjadi
salah kaprah. Dari semua tahapan yang seharusnya ditaati, Lovely Babel dan Come & Explore Bangka
Belitung hanya melakukan satu langkah saja yaitu Interaksi Merek dengan Masyarakat atau Wisatawan.
Dilihat dari kekayaan sumber daya alam dan budaya sejarah yang terdapat di provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, citra yang tepat dibangun untuk pariwisata provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah destinasi
wisata alam. Namun demikian, penyebaran atraksi yang sangat luas di 7 kabupaten kota dan 2 pulau
mengakibatkan kendala dalam membangun citra pariwisata yang komprehensif dan integratif. Saat ini,
belum ada branding yang terbangun untuk mewakili keseluruhan citra pariwisata provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
Ketidak seragaman citra pun dapat dilihat dari brand yang dibangun oleh masing-masing kabupaten dan
kota. Seperti Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Belitung.
BAB 3 - 299
Gambar 3.39 - Branding Pangkalpinang
BAB 3 - 300
Gambar 3.42 - Makna Branding Belitung
BAB 3 - 301
Gambar 3.43 - Logo WAUU Belitung
Logo WAUU Belitung mempunyai makna tersendiri yang menyiratkan rasa cinta masyarakat yang
tergambar dari bentuk hati pada lambang itu sendiri.
Muncul di tahun 2015 Branding ini merupakan kombinasi dari 7 warna yaitu merah, jingga, kuning,
hijau,biru muda, biru tua dan ungu yang mewakili keberagaman Belitung yang Heterogenis. Warna-
warna tersebut juga menyiratkan keinginan masyarakat Belitung yang dinamis, berinovasi, bijaksana,
imajinasi kuat dan mempesona. Lambang ini juga perwujudan dari kebangkitan pariwisata Kabupaten
Belitung yang sangat erat kaitannya dengan kemunculan Film Laskar Pelangi.
WAUU Belitong merupakan ungkapan atau seruan yang biasa diucapkan masyarakat Belitung ketika
melihat atau mendengar sesuatu yang hebat dan menimbulkan kekaguman. Filosofi inilah yang
merangkai singkatan WAUU itu sendiri yaitu apabila dijabarkan akan berupa Wonderful yang berarti
kekaguman akan keindahan potensi alam serta budaya yang ada di Kabupaten Belitung, Artistic
berupa makna akan nilai seni yang terlihat dari jajaran bebatuan granit di pantai yang tersusun eksotis,
keindahan seni bangunan rumah adat tradisional dan kearifan lokal yang dikemas dengan seni budaya
tradisional, Unique karena di Kabupaten Belitung terdapat berbagai jenis suku bangsa dan budaya dan
bisa dibilang Belitong sebagai mini nya Indonesia dan Unforgettable menandai bahwa Belitung dengan
segala fasilitas penunjangnya baik dari segi amenitas, atraksi dan aksesibilitas membuat wisatawan
ingin selalu berkunjung dan tidak akan pernah melupakan tempat ini.
Dengan terbentuknya logo WAUU Belitong ini diharapkan Belitung dikenal secara baik di mata dunia
sebagai destination branding pariwisata yang mengutamakan sapta pesona.
BAB 3 - 302
BAB 4 ANALISIS PILAR PARIWISATA DAN SEKTOR STRATEGIS
BAB 4 - i
4.6. ANALISIS PEREKONOMIAN DAN INVESTASI PENUNJANG KEPARIWISATAAN........................... 171
4.6.1. Perekonomian dan Investasi .......................................................................................... 171
4.6.1.1. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Wilayah........................................................... 171
4.6.2. Analisis Struktur Ekonomi Wilayah dan Ketenagakerjaan 7 KTA (Key Tourism Area) di
Bangka Belitung .............................................................................................................. 200
4.6.2.1. Analisis Struktur Ekonomi Wilayah & Ketenagakerjaan Kota Pangkalpinang ... 200
4.6.2.2. Analisis Struktur Ekonomi Wilayah & Ketenagakerjaan Kabupaten Bangka ..... 202
4.6.2.3. Analisis Struktur Ekonomi Wilayah & Ketenagakerjaan Kabupaten Bangka
Barat .................................................................................................................. 205
4.6.2.4. Analisis Struktur Ekonomi Wilayah & Ketenagakerjaan Kabupaten Bangka
Tengah ............................................................................................................... 207
4.6.2.5. Analisis Struktur Ekonomi Wilayah & Ketenagakerjaan Kabupaten Bangka
Selatan ............................................................................................................... 209
4.6.2.6. Analisis Struktur Ekonomi Wilayah & Ketenagakerjaan Kabupaten Belitung ... 211
4.6.2.7. Analisis Struktur Ekonomi Wilayah & Ketenagakerjaan Kabupaten Belitung
Timur ................................................................................................................. 213
4.6.3. Analisis Produk/ Jasa Unggulan Kawasan KTA (Key Tourism Area) di Bangka Belitung . 216
4.6.3.1. Analisis Produk/ Jasa Unggulan Kawasan Kota Pangkalpinang ......................... 216
4.6.3.2. Analisis Produk/ Jasa Unggulan Kawasan Kabupaten Bangka ........................... 221
4.6.3.3. Analisis Produk/ Jasa Unggulan Kawasan Kabupaten Bangka Barat ................. 226
4.6.3.4. Analisis Produk/ Jasa Unggulan Kawasan Kabupaten Bangka Tengah .............. 230
4.6.3.5. Analisis Produk/ Jasa Unggulan Kawasan Kabupaten Bangka Selatan .............. 235
4.6.3.6. Analisis Produk/ Jasa Unggulan Kawasan Kabupaten Belitung ......................... 241
4.6.3.7. Analisis Produk/ Jasa Unggulan Kawasan Kabupaten Belitung Timur ............... 246
4.6.4. Analisis Keuangan Daerah .............................................................................................. 251
4.6.4.1. Analisis Keuangan Daerah Bangka Barat ........................................................... 251
4.6.4.2. Analisis Keuangan Daerah Bangka Selatan ........................................................ 253
4.6.4.3. Analisis Keuangan Daerah Belitung ................................................................... 255
4.6.4.4. Analisis Keuangan Daerah Belitung Timur......................................................... 257
4.6.5. Analisis Investasi dan Dokumen Potensi Investasi ......................................................... 259
4.6.5.1. Analisis Investasi dan Dokumen Investasi Daerah Bangka Barat ...................... 260
4.6.5.2. Analisis Investasi dan Dokumen Investasi Daerah Bangka ................................ 262
4.6.5.3. Analisis Investasi dan Dokumen Investasi Daerah Bangka Tengah ................... 264
4.6.5.4. Analisis Investasi dan Dokumen Investasi Daerah Bangka Selatan ................... 266
4.6.5.5. Analisis Investasi dan Dokumen Investasi Daerah Pangkalpinang .................... 268
4.6.5.6. Analisis Investasi dan Dokumen Investasi Daerah Belitung .............................. 270
4.6.5.7. Analisis Investasi dan Dokumen Investasi Daerah Belitung Timur .................... 272
BAB 4 - ii
4.6.5.8. Analisis Usaha Mikro Kecil Menengah Daerah Bangka Barat ............................ 274
4.6.5.9. Analisis Usaha Mikro Kecil Menengah Daerah Bangka Selatan ........................ 276
4.6.5.10. Analisis Usaha Mikro Kecil Menengah Daerah Belitung.................................. 277
4.6.5.11. Analisis Usaha Mikro Kecil Menengah Daerah Belitung Timur ....................... 277
4.6.6. Isu Strategis Ekonomi dan Investasi ............................................................................... 279
4.6.6.1. Isu Strategis Ekonomi dan Investasi Kota Pangkalpinang.................................. 279
4.6.6.2. Isu Strategis Ekonomi dan Investasi Kabupaten Bangka ................................... 281
4.6.6.3. Isu Strategis Ekonomi dan Investasi Kabupaten Bangka Barat.......................... 283
4.6.6.4. Isu Strategis Ekonomi dan Investasi Kabupaten Bangka Tengah ...................... 285
4.6.6.5. Isu Strategis Ekonomi dan Investasi Kabupaten Bangka Selatan ...................... 286
4.6.6.6. Isu Strategis Ekonomi dan Investasi Kabupaten Belitung.................................. 288
4.6.6.7. Isu Strategis Ekonomi dan Investasi Kabupaten Belitung Timur ....................... 290
4.7. ANALISIS SOSIAL ........................................................................................................................ 291
4.7.1. Analisis Kondisi Awal SDM dan Pemberdayaan Masyarakat .......................................... 291
4.7.2. Kondisi Sosial .................................................................................................................. 292
4.7.2.1. Analisis Pendidikan ............................................................................................ 292
4.7.2.2. Analisis Kesehatan ............................................................................................. 296
4.7.2.3. Analisis Kelompok Miskin, Disabilitas, Perempuan dan Anak ........................... 299
4.7.2.4. Analisis Masalah Sosial ...................................................................................... 302
4.8. ANALISIS BUDAYA ..................................................................................................................... 303
4.8.1. Kondisi Budaya................................................................................................................ 303
4.8.1.1. Analisis Sejarah dan Kearifan Budaya Lokal ...................................................... 306
4.8.1.2. Analisis Keberagaman Etnis dan Agama ............................................................ 307
4.8.1.3. Analisis Kehidupan Masyarakat Adat ................................................................ 308
4.9. ANALISIS SPASIAL ...................................................................................................................... 311
4.9.1. Analisis KTA Berdasarkan Rencana Pola Ruang .............................................................. 311
4.9.2. Analisis KTA Berdasarkan Rencana Struktur Ruang ........................................................ 325
4.9.3. Analisis KTA Berdasarkan Kawasan Rawan Bencana ...................................................... 328
4.9.4. Analisis KTA Berdasarkan Kesesuaian Lahan .................................................................. 330
4.9.5. Temuan Analisis dan Rekomendasi Pengembangan Spasial & Mitigasi Bencana .......... 332
4.9.5.1. KTA dan Rencana Pola Ruang ............................................................................ 332
4.9.5.2. KTA dan Rencana Struktur Ruang ...................................................................... 333
4.9.5.3. KTA dan Kawasan Rawan Bencana .................................................................... 334
4.9.5.4. KTA dan Satuan Kesesuaian Lahan .................................................................... 335
BAB 4 - iii
DAFTAR GAMBAR
BAB 4 - iv
Gambar 4. 28 - Restoran Neptune (Aroma Laut) di Kota Pangkalpinang ............................................. 63
Gambar 4. 32 - Ketersediaan Kulineri dari beberapa Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung .................................................................................................................................... 94
Gambar 4. 33 - Ketersediaan Akomodasi dari beberapa Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung .................................................................................................................................... 97
Gambar 4. 34 - Root Cause Analysis (RCA) Amenintas Berbasis Daya Tarik Wisata Berdasarkan Fish
Bone Diagram...................................................................................................................................... 111
Gambar 4. 35 - Peta Jaringan Jalan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ........................... 114
Gambar 4. 36 - Peta Jaringan Jalan Provinsi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ........................ 117
BAB 4 - v
Gambar 4. 53 - Peta Rasio Jalan Nasional terhadap Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung ............................................................................................................................................... 155
Gambar 4. 54 - Peta Rasio Jalan Provinsi terhadap Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung ............................................................................................................................................... 159
Gambar 4. 56 - Proyeksi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB dalam Miliar Rupiah............. 174
Gambar 4. 57 - Proyeksi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB dalam Miliar Rupiah............. 178
Gambar 4. 58 - Proyeksi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB dalam Miliar Rupiah............. 182
Gambar 4. 59 - Proyeksi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB dalam Miliar Rupiah............. 186
Gambar 4. 60 - Proyeksi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB dalam Miliar Rupiah............. 190
Gambar 4. 61 - Proyeksi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB dalam Miliar Rupiah............. 194
Gambar 4. 62 - Proyeksi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB dalam Miliar Rupiah............. 198
Gambar 4. 63 - Peta Pola Ruang KTA Mentok-Teritip Kabupaten Bangka Barat ................................ 312
BAB 4 - vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 - Jumlah Sebaran Atraksi/Daya Tarik Wisata Kepulauan Bangka Belitung ............................ 1
Tabel 4. 2 - Penilaian Sebaran Atraksi/Daya Tarik Wisata Kepulau Bangka Belitung ............................. 3
Tabel 4. 4 - Jumlah Proyeksi Penduduk Tahun 2021-2045 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung..... 21
Tabel 4. 5 - Jumlah Proyeksi Kebutuhan Sarana Kesehatan berdasarkan Proyeksi Jumlah Penduduk
Tahun 2021-2045 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................................................................... 23
Tabel 4. 7 - Jumlah Proyeksi Kebutuhan Sarana Peribadatan berdasarkan Proyeksi Jumlah Penduduk
Tahun 2021-2045 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................................................................... 32
Tabel 4. 9 - Jumlah Proyeksi Kebutuhan Sarana Perdagangan berdasarkan Proyeksi Jumlah Penduduk
Tahun 2021-2045 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................................................................... 38
Tabel 4. 11 - Jumlah Sarana Keuangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2020 ............... 43
Tabel 4. 12 - Sebaran Sarana Keamanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2020 ............ 45
Tabel 4. 14 - Cakupan dan Jangkauan Pelayanan Air Minum/Air Bersih Provinsi Bangka Belitung ..... 49
Tabel 4. 18 - Cakupan dan Jangkauan Pelayanan Transportasi Provinsi Bangka Belitung ................... 51
Tabel 4. 20 - Cakupan dan Jangkauan Penanggulangan Kebakaran Provinsi Bangka Belitung ............ 52
Tabel 4. 21 - Cangkupan dan Jangkauan Ruang Terbuka Hijau di Provinsi Bangka Belitung ................ 53
BAB 4 - vii
Tabel 4. 25 - Jumlah Kebutuhan Pelayanan Kelistrikan (kVA) .............................................................. 56
Tabel 4. 28 - Kebutuhan dan Jumlah TIC Eksisting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................. 59
Tabel 4. 30 - Jumlah dan Nama Hotel di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .................................... 64
Tabel 4. 32 - Panduan Penilaian Pusat Informasi/ Tourism Information Center (TIC) .......................... 90
Tabel 4. 33 - Penilaian Amenitas pada Indikator Pusat Informasi Pariwisata/ Tourism Information
Center (TIC) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ............................................................................ 91
Tabel 4. 34 - Panduan Penilaian Kulinari Berupa Restoran, Rumah Makan, Pusat Jajanan/ Kuliner di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung..................................................................................................... 93
Tabel 4. 35 - Penilaian Amenitas pada Indikator Kulineri di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ...... 93
Tabel 4. 37 - Penilaian Amenitas pada Indikator Akomdasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ... 96
Tabel 4. 38 - Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah Kota Pangkalpinang ...................... 100
Tabel 4. 39 - Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah Kabupaten Bangka ........................ 101
Tabel 4. 40 - Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah Kabupaten Bangka Barat .............. 102
Tabel 4. 41 - Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah Kabupaten Bangka Tengah ........... 103
Tabel 4. 42 - Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah Kabupaten Bangka Selatan ........... 104
Tabel 4. 43 - Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah Kabupaten Belitung ...................... 105
Tabel 4. 44 - Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah Kabupaten Belitung Timur ............ 106
Tabel 4. 45 - Jaringan Jalan Nasional Menurut Fungsinya di Kepulauan Bangka Belitung ................. 112
Tabel 4. 46 - Jaringan Jalan Provinsi Menurut Fungsinya di Kepulauan Bangka Belitung .................. 115
Tabel 4. 47 - Kemantapan Ruas Jalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ....................................... 118
Tabel 4. 48 - Panjang dan Kemantapan Jalan di Nasional Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan
Status Jalan ......................................................................................................................................... 120
Tabel 4. 49 - Panjang dan Kemantapan Jalan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan
Kabupaten/ Kota ................................................................................................................................. 120
BAB 4 - viii
Tabel 4. 51 - Lalu lintas Penerbangan & Penumpang di Bandara Depati Amir................................... 132
Tabel 4. 59 - Kunjungan Kapal di Pelabuhan Laut di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................ 147
Tabel 4. 61 - Rasio Panjang Jalan Nasional Terhadap Luas Wilayah ................................................... 153
Tabel 4. 62 - Rasio Panjang Jalan Provinsi Terhadap Luas Wilayah .................................................... 156
Tabel 4. 64 - Komparasi Kontribusi Pengembangan Key Tourism Bangka terhadap PDRB Kota
Pangkalpinang Baseline vs Alternatif (dalam miliar rupiah) ............................................................... 175
Tabel 4. 66 - Komparasi Kontribusi Pengembangan Key Tourism Bangka terhadap PDRB Kabupaten
Bangka Baseline vs Alternatif (dalam miliar rupiah) ........................................................................... 179
Tabel 4. 68 - Pemetaan Biaya Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka........................... 180
Tabel 4. 69 - Komparasi Kontribusi Pengembangan Key Tourism Area Bangka Barat terhadap PDRB
Kabupaten Bangka Barat Baseline vs Alternatif (dalam miliar rupiah) ............................................... 182
Tabel 4. 71 - Pemetaan Biaya Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka Barat ................. 183
Tabel 4. 72 - Pemetaan Manfaat Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka Barat ............ 184
Tabel 4. 73 - Komparasi Kontribusi Pengembangan Key Tourism Area Bangka Tengah terhadap PDRB
Kabupaten Bangka Tengah Baseline vs Alternatif (dalam miliar rupiah)............................................ 186
Tabel 4. 75 - Pemetaan Biaya Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka Tengah.............. 187
Tabel 4. 76 - Pemetaan Manfaat Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka Tengah......... 188
BAB 4 - ix
Tabel 4. 77 - Komparasi Kontribusi Pengembangan Key Tourism Area Bangka Selatan terhadap PDRB
Kabupaten Bangka Selatan Baseline vs Alternatif (dalam miliar rupiah) ........................................... 190
Tabel 4. 79 - Pemetaan Biaya Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka Selatan.............. 191
Tabel 4. 80 - Pemetaan Manfaat Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka Selatan ........ 192
Tabel 4. 81 - Komparasi Kontribusi Pengembangan Key Tourism Area Belitung terhadap PDRB
Kabupaten Belitung Baseline vs Alternatif (dalam miliar rupiah) ....................................................... 194
Tabel 4. 83 - Pemetaan Biaya Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Belitung ......................... 195
Tabel 4. 84 - Pemetaan Manfaat Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Belitung .................... 196
Tabel 4. 85 - Komparasi Kontribusi Pengembangan Key Tourism Area Belitung Timur terhadap PDRB
Kabupaten Belitung Timur Baseline vs Alternatif (dalam miliar rupiah) ............................................ 198
Tabel 4. 87 - Pemetaan Biaya Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Belitung Timur .............. 199
Tabel 4. 88 - Pemetaan Manfaat Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Belitung Timur ......... 200
Tabel 4. 89 - Nilai Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru Kawasan Key Tourism Area Pangkalpinang
(dalam ribu rupiah) ............................................................................................................................. 201
Tabel 4. 90 - Derajat Keterkaitan ke Sektor Hulu dan Sektor Hilir ke 17 Sektor Usaha ...................... 202
Tabel 4. 91 - Nilai Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru Kawasan Key Tourism Area Bangka (dalam
ribu rupiah) ......................................................................................................................................... 203
Tabel 4. 92 - Derajat Keterkaitan ke Sektor Hulu dan Sektor Hilir ke 17 Sektor Usaha ...................... 204
Tabel 4. 93 - Nilai Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru Kawasan Key Tourism Area Bangka Barat
(dalam ribu rupiah) ............................................................................................................................. 205
Tabel 4. 94 - Derajat Keterkaitan ke Sektor Hulu dan Sektor Hilir ke 17 Sektor Usaha ...................... 206
Tabel 4. 95 - Nilai Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru Kawasan Key Tourism Area Bangka Tengah
(dalam ribu rupiah) ............................................................................................................................. 207
Tabel 4. 96 - Derajat Keterkaitan ke Sektor Hulu dan Sektor Hilir ke 17 Sektor Usaha ...................... 208
Tabel 4. 97 - Nilai Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru Kawasan Key Tourism Area Bangka Selatan
(dalam ribu rupiah) ............................................................................................................................. 209
Tabel 4. 98 - Derajat Keterkaitan ke Sektor Hulu dan Sektor Hilir ke 17 Sektor Usaha ...................... 210
Tabel 4. 99 - Nilai Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru Kawasan Key Tourism Area Belitung (dalam
ribu rupiah) ......................................................................................................................................... 212
BAB 4 - x
Tabel 4. 100 - Derajat Keterkaitan ke Sektor Hulu dan Sektor Hilir ke 17 Sektor Usaha .................... 213
Tabel 4. 101 - Nilai Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru Kawasan Key Tourism Area Belitung Timur
(dalam ribu rupiah) ............................................................................................................................. 214
Tabel 4. 102 - Derajat Keterkaitan ke Sektor Hulu dan Sektor Hilir ke 17 Sektor Usaha .................... 215
Tabel 4. 103 - Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Pangkalpinang Tahun 2016-2020 (%)216
Tabel 4. 105 - Backward & Forward Index (Selected Categories) ....................................................... 218
Tabel 4. 107 - Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Bangka Tahun 2016-2020 (%). 221
Tabel 4. 109 - Backward & Forward Index (Selected Categories) ....................................................... 223
Tabel 4. 111 - Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016-2020
(%) ....................................................................................................................................................... 226
Tabel 4. 113 - Backward & Forward Index (Selected Categories) ...................................................... 227
Tabel 4. 115 - Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2016-2020
(%) ....................................................................................................................................................... 230
Tabel 4. 117 - Backward & Forward Index (Selected Categories) ....................................................... 232
Tabel 4. 119 - Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016-2020
(%) ....................................................................................................................................................... 235
Tabel 4. 121 - Backward & Forward Index (Selected Categories) ....................................................... 238
Tabel 4. 123 - Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Belitung Tahun 2016-2020 (%)241
Tabel 4. 125 - Backward & Forward Index (Selected Categories) ....................................................... 243
BAB 4 - xi
Tabel 4. 126 - Output Multipliers dari Pariwisata ............................................................................... 244
Tabel 4. 127 - Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2020
(%) ....................................................................................................................................................... 246
Tabel 4. 129 - Backward & Forward Index (Selected Categories) ....................................................... 248
Tabel 4. 131 - Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Bangka Barat
Periode Tahun 2016-2020................................................................................................................... 252
Tabel 4. 132 - Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Bangka Barat
Periode Tahun 2016-2020................................................................................................................... 253
Tabel 4. 133 - Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Bangka Selatan
Periode Tahun 2016-2020................................................................................................................... 253
Tabel 4. 134 - Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Bangka
Selatan Periode Tahun 2016-2020 ...................................................................................................... 255
Tabel 4. 135 - Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Belitung Periode
Tahun 2016-2020 ................................................................................................................................ 255
Tabel 4. 136 - Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Belitung
Periode Tahun 2016-2020................................................................................................................... 257
Tabel 4. 137 - Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Belitung Timur
Periode Tahun 2016-2020................................................................................................................... 257
Tabel 4. 138 - Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Belitung
Timur Periode Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 259
Tabel 4. 139 - Perkembangan Proyeksi Investasi PMA dan PMDN Kabupaten Bangka Barat Tahun
2022-2045 ........................................................................................................................................... 261
Tabel 4. 140 - Perkembangan Proyeksi Investasi PMA dan PMDN Kabupaten Bangka Tahun 2022-
2045 .................................................................................................................................................... 263
Tabel 4. 141 - Perkembangan Proyeksi Investasi PMA dan PMDN Kabupaten Bangka Tengah Tahun
2022-2045 ........................................................................................................................................... 265
Tabel 4. 142 - Perkembangan Proyeksi Investasi PMA dan PMDN Kabupaten Bangka Selatan Tahun
2022-2045 ........................................................................................................................................... 267
Tabel 4. 143 - Perkembangan Proyeksi Investasi PMA dan PMDN Kota Pangkalpinang Tahun 2022-
2045 .................................................................................................................................................... 269
Tabel 4. 144 - Perkembangan Proyeksi Investasi PMA dan PMDN Kabupaten Belitung Tahun 2022-
2045 .................................................................................................................................................... 271
BAB 4 - xii
Tabel 4. 145 - Perkembangan Proyeksi Investasi PMA dan PMDN Kabupaten Belitung Timur Tahun
2022-2045 ........................................................................................................................................... 273
Tabel 4. 146 - Perkembangan Omset UMKM di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2017-2020 ........... 275
Tabel 4. 147 - Perkembangan Omset UMKM di Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2020 ................. 276
Tabel 4. 148 - Perkembangan Omset UMKM di Kabupaten Belitung Tahun 2020............................. 277
Tabel 4. 149 - Perkembangan Omset UMKM di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2020 ......... 278
Tabel 4. 150 - SWOT Ekonomi dan Investasi Kota Pangkalpinang ...................................................... 279
Tabel 4. 151 - SWOT Ekonomi dan Investasi Kabupaten Bangka ....................................................... 282
Tabel 4. 152 - SWOT Ekonomi dan Investasi Kabupaten Bangka Barat .............................................. 283
Tabel 4. 153 - SWOT Ekonomi dan Investasi Kabupaten Bangka Tengah........................................... 285
Tabel 4. 154 - SWOT Ekonomi dan Investasi Kabupaten Bangka Selatan........................................... 287
Tabel 4. 155 - SWOT Ekonomi dan Investasi Kabupaten Belitung ...................................................... 288
Tabel 4. 156 - SWOT Ekonomi dan Investasi Kabupaten Belitung Timur ........................................... 290
Tabel 4. 157 - Standar Penilaian AMH (Angka Melek Huruf) dan Tingkat Pendidikan Terakhir ......... 293
Tabel 4. 158 - Perbandingan Indikator Kapasitas Pendidikan Penduduk Kabupaten/ Kota di Kepulauan
Bangka Belitung .................................................................................................................................. 295
Tabel 4. 160 - Perbandingan Indikator Kapasitas Kesehatan Penduduk Kabupaten/ Kota di Kepulauan
Bangka Belitung .................................................................................................................................. 298
Tabel 4. 163 - Standar Penilaian Kapasitas Pelestarian Kekayaan Adat/ Budaya Kabupaten/ Kota di
Kepulauan Bangka Belitung ................................................................................................................ 304
Tabel 4. 165 - Kebijakan Kabupaten Kota tentang Pelestarian Adat Istiadat/ Budaya ....................... 307
Tabel 4. 166 - Total Penilaian Kapasitas Sosial Budaya Kabupaten/ Kota di Kepulauan Bangka Belitung
............................................................................................................................................................ 310
BAB 4 - xiii
4.1. DESTINASI PARIWISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA
4.1.1. Analisis Daya Tarik Wisata
4.1.1.1. Analisis Daya Tarik Wisata Berbasis Peraturan Perundangan dan Teori
Kepariwisataan
Secara geografis, Kepulauan Bangka Belitung memiliki lokasi yang strategis karena relatif dekat
dengan DKI Jakarta sebagai pintu masuk utama Indonesia, sekaligus sumber pasar wisatawan terbesar.
Selain itu, potensi kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung yang besar, baik daya tarik wisata alam,
budaya, maupun sejarah, menjadikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan sebagai
destinasi unggulan nasional, setelah Bali dan Lombok. Dalam konteks kepariwisataan regional dan
nasional, potensi bahari dan geowisata Kepulauan Bangka Belitung merupakan daya tarik yang dapat
dikembangkan untuk menjadikan provinsi ini sebagai destinasi pariwisata unggulan nasional.
Kekayaan sosial danbudaya masyarakat pesisir yang sangat terkait dengan potensi bahari, geowisata,
dan sumber daya alam Kepulauan Bangka Belitung lainnya, jika dikembangkan secara terintegrasi,
dapat menjadi daya tarik wisata unggulan Kepulauan Bangka Belitung (Kajian Strategi Pengembangan
Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2013).
Kualitas dan kuantitas daya tarik wisata yang dimiliki dalam kajian penyusunan Rencana Induk
Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN)/Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Kepulauan Bangka
Belitung diidentifikasi secara bertahap dan bersama dengan masing-masing Pemerintah
Kabupaten/Kota. Berdasarkan hasil analisis terhadap kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kota dan hasil
penelitian terkait daya tarik wisata di Kepulauan Bangka Belitung, penilaian daya tarik wisata yang
teridentifikasi dapat dilihat pada Lampiran Tabel Daya Tarik. Adapun hasil rekapitulasi Jumlah Sebaran
Atraksi/Daya Tarik Wisata disajikan pada Tabel 4.1.
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat secara keseluruhan jumlah daya tarik wisata Kepulauan Bangka
Belitung mencapai 650 daya tarik wisata. Sebaran berdasarkan tipologi daya tarik terdiri atas alam
berjumlah 322, budaya 294 dan buatan 6 daya tarik wisata. Berbagai potensi alam dan kekhasan
budaya tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata yang mampu mendatangkan
kunjungan wisatawan. Selain populer dengan bongkahan granit, perairan di Kepulauan Bangka
Belitung pun kaya akan biodiversitas laut sehingga daerah ini menjadi salah satu tujuan wisata diving,
BAB 4 - 1
khususnya di Pulau Belitung yang wilayah perairannya relative jernih. Atraksi diving pun diperkaya
dengan beberapa titik kapal karam, baik di perairan Pulau Bangka maupun Pulau Belitung. Selain itu,
kehidupan sosial budaya masyarakat serta sejarah yang melatarbelakangi akulturasi di daerah ini juga
menjadi keunikan Kepulauan Bangka Belitung. Terdapat berbagai upacara adat yang diselenggarakan
pada waktu tertentu, seperti Perang Ketupat, Buang Jong, dan Maras Taun. Sebagai wilayah yang
pernah ditempati Belanda untuk tujuan penambangan timah, tersebar bangunan lama bekas hunian
Belanda, seperti di beberapa kawasan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bangunan tersebut kini
dapat dimanfaatkan sebagai salah satu daya tarik wisata budaya (RIPPARPROV Kepulauan Bangka
Belitung, 2016-2025).
Setelah memperoleh database daya tarik wisata dan penentuan indikator maka dilakukan analisis
dengan menghitung total kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Adapun indikator penilaian yang
menjadi acuan penilaian adalah kekhasan, kelangkaan, status pengembangan, dokumen analisis daya
dukung daya tamping, potensi pengembangan dan posisi pengembangan. Hasil perhitungan terhadap
penilaian daya tarik tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2
Berdasarkan hasil penilaian pada Tabel 4.2, dengan rumus penilaian: total penilaian dibagi total
maksimum dari masing-masing daerah dikali 100 persen. Nilai akhir memperlihatkan secara berurutan
peringkat terdiri atas 1. Kabupaten Belitung dengan nilai capaian 67.1 persen, 2. Kabupaten Bangka
Selatan 49.8 persen, 3. Kabupaten Bangka 47.3 persen, 4. Kabupaten Bangka Tengah 46.2 persen, 5.
Kabupaten Bangka Barat 35.4 persen, 6. Kota Pangkalpinang 30.5 persen, 7. Kabupaten Belitung Timur
30.4 persen.
Sedangkan nilai akhir berdasarkan jumlah ketersedia dengan rumus penilaian: total jumlah
ketersediaan dibagi jumlah tertinggi dari masing-masing daerah dikali 100 persen. Tabel 4.2
memperlihatkan nilai akhir secara berurutan peringkat terdiri atas 1. Kabupaten Belitung dengan nilai
capaian 100 persen, 2. Kabupaten Belitung Timur 75.8 persen, 3. Kabupaten Bangka 57.9 persen, 4.
Kabupaten Bangka Tengah 43.8 persen, 5. Kabupaten Bangka Selatan 33.2 persen, 6. Kabupaten
Bangka Barat 28.1 persen dan 7. Kota Pangkalpinang 26.4 persen.
Guna menghasilkan nilai penuh dari dua kriteria penilaian kualitas maupun kuantitas. Dilakukan
pembobotan 70 untuk penilaian kualitas dan 30 untuk penilaian kualitas. Bobot ditentukan
berdasarkan tingkat kepentingan atau urgensi penanganan. Berdasarkan perhitungan melalui proses
pembobotan nilai akhir pada Tabel 4.2 memperlihatkan secara berurutan peringkat terdiri atas 1.
Kabupaten Belitung dengan nilai capaian 76.9 persen, 2. Kabupaten Bangka 50.5 persen, 3. Kabupaten
Bangka Tengah 45.5 persen, 4. Kabupaten Bangka selatan 44.8 persen, 5. Kabupaten Belitung Timur
44.1 persen, 6. Kabupaten Bangka Barat 33.2 persen, 7. Kota Pangkalpinang 29.3 persen.
BAB 4 - 2
Tabel 4. 2 - Penilaian Sebaran Atraksi/Daya Tarik Wisata Kepulau Bangka Belitung
Nilai/ Skor
Pilar Pariwisata
dan Kabupaten Kabupaten Kabupaten Nilai Maksimum
Kota Kabupaten Kabupaten Kabupaten
Sektor Strategis Bobot Bangka Bangka Belitung
Pangkalpinang Bangka Bangka Selatan Belitung
Barat Tengah Timur
Pangkalpinang:
3102
Bangka: 6798
Atraksi/ Daya Tarik Bangka Barat: 3300
947 3218 1168 2379 1940 7882 2711
Wisata Bangka tengah:
30,5 % 47,3 % 35,4 % 46,2 % 49,8 % 67,1 % 30,4 %
Alam, Budaya Dan 70 % 5148
= = = = = = =
Buatan Berdasarkan Bangka Selatan:
21.4 % 33.1 % 24.8 % 32.3 % 34.9 % 46.9 % 21.3 %
Penilaian 3894
Belitung: 11748
Belitung Timur:
8910
Atraksi/ Daya Tarik
47 103 50 78 59 178 135
Wisata
26.40 % 57.87 % 28.09 % 43.82 33.15 % 100 % 75.84 % 178
Alam, Budaya Dan 30 %
= = = = = = =
Buatan Berdasarkan
7.9 % 17.4 % 8.43 % 13.15 % 9.94 % 30 % 22.8 %
Jumlah Ketersediaan
BAB 4 - 3
Adapun uraian beberapa gambaran umum terkait daya tarik wisata yang telah dikaji dari dokumen
Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Wisata Unggulan, Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV), dokumen lain terkait serta hasil temuan Tim Rencana Induk
Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN)/Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Kepulauan Bangka
Belitung.
Pantai Tanjung Kalian terdapat di Kecamatan Muntok, kota tua yang berdiri sejak berabad silam yang
pada zaman Belanda telah dibangun menjadi sebuah kota pelabuhan. Lokasi pantainya berjarak
sekitar 9 km dari Kota Muntok, atau 10 menit dari Pelabuhan Mentokyang merupakan pintu gerbang
sebelah barat Pulau Bangka. Kondisi pantai cukup cantik dan bersih, disertai hamparan pasir berwarna
putih.
Daya tarik wisata yang terdapat di pantai ini berupa menara atau mercusuar yang dibangun pada
tahun 1862, sisa bangkai kapal bekas Perang Dunia II, dan monumen peringatan 21 perawat Australia
yang gugur dalam peristiwa pemboman kapal laut Australia oleh tentara Jepang pada tanggal 16
Februari 1942, juga terdapat prasasti peringatan sebagai ucapan terima kasih pada kapal bantuan
kesehatan Australia, serta adanya dermaga Tanjung Kalian yang akan menggantikan Pelabuhan
Muntok sebagai tempat kedatangan dan pemberangkatan ferry penyeberangan.
Salah satu daya tarik Pantai Tanjung Kalian adalah keberadaan Mercusuar Muntok yang berfungsi
untuk melihat keluar masuk kapal-kapal dari/ke Pelabuhan Mentok. Ruangan Mercusuar tersebut
berdiamater tiga meter, didalamnya terdapat lampu mercusuar berkekuatan 1.000 watt dengan daya
sorot hingga sejauh 40 mil. Setiap kali dinyalakan membutuhkan 20 liter solar, sehingga dapat
bertahan selama 12 jam. Dari puncak menara, dapat terlihat sepertiga wilayah Bangka Barat, kapal-
kapal nelayan yang sedang bersandar di Pelabuhan Mentok, pemancing ikan yang sedang duduk di
rongsokan bangkai kapal di pinggir pantai, dan deretan pohon kelapa sawit.
Pantai Tanjung Kalian menyimpan potensi keindahan alam yang menawan, serta catatan sejarah yang
sangat menarik. Setiap sore pantai ini selalu ramai dikunjungi keluarga yang datang dengan membawa
BAB 4 - 4
tikar dari rumah, anak-anak muda yang duduk di atas sepeda motor, ataupun para pemancing ikan.
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan oleh pengunjung antara lain menikmati pemandangan laut,
memancing, berkemah, berenang, serta bermain air laut dan pasir.
Kota Tua Muntok terdapat di wilayah Kecamatan Muntok, Ibukota Kabupaten Bangka Barat. Wilayah
ini dapat diakses dengan menggunakan kendaraan dalam 3 jam perjalanan. Fasilitas yang tersedia
berupa sarana perkotaan berupa akomodasi, rumah-rumah makan, serta pasar tradisional yang
menjual makanan khas.
Daya tarik Kota Tua Muntok adalah kota yang menyimpan berbagai bukti sejarah dari sejak zaman
kerajaan, penjajahan Belanda, hingga periode perang Kemerdekaan RI. Bukti sejarah tersebut antara
lain: Pesanggrahan Muntok adalah nama sebenar dari Wisma Ranggam. Kata Pesanggrahan diambil
dari bahasa Sansekerta yang berarti tempat peristirahatan atau penginapan. Pesanggrahan Muntok
dibangun tahun 1827 oleh Banka Tin Winning (BTW), Perusahaan tambang timah pada masa kolonial
Belanda yang dijadikan sebagai tempat peristirahatan karyawan perusahaan timah milik Belanda
tersebut. Tempat ini memiliki peran bagi sejarah perjuangan Indonesia karena ia juga menjadi tempat
pengasingan dan pertemuan tokoh kemerdekaan RI.
Pada masa pasca kemerdekaan RI, Pesanggrahan ini dijadikan tempat pengasingan Bung Karno dan
Agus Salim pada tanggal 6 Februari 1949 s.d. 9 Juli 1949 oleh Belanda. Selain itu, tempat ini juga
merupakan tempat diserahterimanya Surat Kuasa Kembalinya Kepemerintahan RI ke Yogyakarta dari
Ir. Soekarno kepada Sri Sultan hamengkubowono IX pada bulan Juni 1949. Surat kuasa itu dikonsep
oleh Bung Hatta di Pesanggrahan Menumbing dan diketik oleh Abgul Gafar Pringgodigdo. Penyerahan
Surat Kuasa itu disaksikan oleh Hatta, Mr. Roem, dan Ali Sastroamidjojo. Catatan penting sejarah
lainnya yang terjadi di tempat ini adalah perundingan UNCI, BFO dan KTN pada tanggal 22 Juni 1945.,
Masjid Jamik Mentok di Pusat Kota Mentok yang berdiri sejak tahun 1879 M saat Bangka dibawah
kekuasaan Kesultanan Palembang Darussalam. Masjid Jami' ini merupakan Masjid pertama di Muntok,
didirikan pada periode Kolonial Belanda oleh Batin Muntok dibantu oleh masyarakat setempat,
termasuk orang-orang Cina Kaya yang sebagian telah masuk Islam dan Mayor Chung A Thiam.
BAB 4 - 5
Pesanggrahan Menumbing
Kabupaten Bangka
Pantai Romodong
Pantai Romodong terletak di Desa Bukit Ketok, Kecamatan Belinyu. Pantai Remodong sepanjang 4 Km
ini berada di tengah-tengah Teluk Kelabat yang dapat melihat daratan Kabupaten Bangka Barat yang
tampak samar-samar. Letak pantai ini sekitar 77 km dari Kota Sungailiat. Daya tarik Pantai Romodong
di antaranya adanya pintu gerbang yang terbuat dari batu alam dengan ukuran yang sangat besar atau
disebut Batu Belah Tangkup, di pantainya terdapat seonggok batu besar yang berbentuk seperti katak
atau Batu Kodok, disertai keunikan tumbuhan berupa pohon kelapa bercabang dua. Kondisi pantainya
sangat indah dan berpasir putih bersih serta padat, dengan panjang pantai sekitar 500 meter, memiliki
tebaran batu-batu yang menghiasi panorama pantai. Kegiatan yang dilakukan pengunjung biasanya
mandi atau berenang dengan riak ombak yang tenag, melihat sunset di sore hari dan kegiatan
memancing ikan.
Di sekitar Pantai Romodong ini terdapat perkampungan Romodong yang penduduknya adalah nelayan
dan petani. Di sepanjang jalan dapat melihat danau, hutan rimba, perkebunan penduduk, dan
BAB 4 - 6
tambang inkonvensional. Jalan menuju Pantai Romodong ini cukup sulit karena terdapat lubang-
lubang besar dengan kondisi jalan bercampur tanah kuning.
Suku Lom adalah suku unik yang tinggal wilayah Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Suku Lom sering disebut juga sebagai suku Mapur, karena awalnya
sebagian besar anggota suku tinggal di dusun Mapur. suku Lom disebut-sebut sebagai salahsatu
komunitas yang masih kuat memegang kemurnian tradisi. Ada banyak misteri yang menyelubungi
suku Lom di Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Asal-usul suku Lom merupakan misteri tersendiri
yang sering dijadikan bahan spekulasi oleh sebagian masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Spekulasi semakin berkembang karena suku Lom sendiri tidak memiliki catatan tertulis
tentang akar sejarahnya.
Asal-usul mereka hanya disandarkan pada cerita tetua adat yang dituturkan secara lisan dari generasi
ke generasi. Cerita lisan itu semakin lama semakin menyusut seiring meninggalnya tokoh-tokoh tua
dan minimnya tokoh muda yang tertarik untuk menyerap cerita itu secara lengkap. Legenda tentang
Kek Anta banyak dihubungkan dengan peninggalan batu yang menyimpan bekas telapak kaki Kek Anta
di sekitar Pantai Pejam, Belinyu. Batu Rusa di daerah Sungailiat juga dipercaya sebagai peninggalan
Kek Anta.
Seorang peneliti dari Norwegia yang pernah tinggal selama beberapa tahun di tengah suku Lom, Olaf
H Smedal, menulis buku yang menarik, Orang Lom: Preliminary Findings on a Non-Muslim Malay
Group in Indonesia (1988). Menurut Smedal, terdapat catatan anonim berangka tahun 1862 yang
menceritakan dua legenda asal-usul Suku Lom. Kedua legenda itu masih hidup di tengah suku Lom
hingga sekarang. PADA mulanya suku Lom hidup secara berkelompok di tengah hutan dan sering
berpindah-pindah mengikuti pembukaan ladang baru. Gaya hidup itu menyulitkan aparat pemerintah
setempat, terutama dalam melakukan pendataan penduduk secara rutin. Sekitar tahun 1973
pemerintah Orde Baru menggiatkan Proyek Perkampungan Masyarakat Terasing (PKMT) dengan
membangun sekitar 75 rumah semipermanen di daerah Dusun Air Abik. Rumah proyek itu berbentuk
rumah kayu beratap genteng, berukuran sekitar 4 x 4 meter. Rumah tersebut baru ditempati sekitar
tahun 1977, dan sekarang telah menjadi kampung yang dihuni sekitar 139 keluarga. Mereka ini sering
disebut sebagai “Lom Luar” karena telah hidup menetap di satu tempat dan bisa ditemui oleh orang
luar sewaktu- waktu.
BAB 4 - 7
Gambar 4. 5 - Permukiman Adat Suku Lom
Sumber: GPriority Media, 2021
Sekilas, perkampungan di Air Abik hampir tidak jauh berbeda dengan perkampungan suku Melayu
atau masyarakat China peranakan di daerah Belinyu. Meski kondisi beberapa rumah proyek masih
tetap utuh sebagaimana pertama kali dibangun 28 tahun lalu, tetapi beberapa rumah telah dipugar
menjadi rumah tembok permanen yang mentereng (Paguyuban Bangka Bersatu, 2017)
Kota Pangkalpinang
Pantai Pasir Padi terletak di Kota Pangkalpinang. Berjarak sekitar 7 km dari ibu kota Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung, Kota Pangkalpinang. Pantai ini memiliki karakteristik pantai berpasir putih dengan
laut birunya yang tenang, serta pemandangan sunrise yand indah. Keunikan Pantai Pasir Padi adalah
memiliki garis pantai sepanjang 100 hingga 300 m dengan ombaknya yang tenang dan kontur pasir
yang padat, putih dan halus. Lokasi Pantai Pasir Padi berada tidak jauh dari Pulau Punan yang dapat
dikunjungi dengan berjalan kaki ketika air laut surut. Lokasi lain yang berdekatan adalah Pulau Semujur
dan Pulau Panjang yang berjarak sekitar 2,5 Km dari perairan Pasir Padi.
Pantai Pasir Padi adalah pantai yang paling digemari oleh masyarakat dari semua tingkatan usia.
Kegiatan yang dapat dilakukan berupa mandi dan berjemur di pantai dengan air lautnya yang hangat
dan ombaknya yang tenang. Banyak kelompok pengunjung yang sengaja datang untuk bermain
sepakbola pantai, bahkan pada saat air surut, pantai yang landai ini menjadi arena balap sepeda
motor. Selain itu, lokasi pantai ini sering menjadi tempat penyelenggaraan acara keagamaan seperti
Pechun dan acara-acara lainnya. Fasilitas yang tersedia di wilayah ini berupa akomodasi hotel
berbintang yang dilengkapi restoran, dan ruang konferensi, pameran dan lain-lain. Di sekitar pantai
terdapat warung-warung tradisional yang menyajikan berbagai hidangan laut dan minuman yang
menambah meriah suasana pantai.
BAB 4 - 8
Gambar 4. 6 - Pantai Pasir Padi
Sumber: Indonesia Kaya, 2021
Museum Timah Indonesia atau Museum Teknologi Pertimahan terletak di Kota Pangkalpinang,
berlokasi di jalan Jenderal Ahmad Yani No. 17. Museum ini didirikan pada tahun 1958, dengan tujuan
mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung dan memperkenalkannya pada masyarakat luas.
Sebelum menjadi museum, bangunannya dijadikan rumah tempat tinggal karyawan perusahaan BTW
(Banka Tin Winning). Museum ini sempat menjadi tempat perundingan pemimpin-pemimpin Republik
Indonesia dengan Belanda dan UNCI (United Nations Commission for Indonesia) sehingga lahirlah
Roem-Royen Statement pada tanggal 7 Mei 1949. Kemudian rumah ini menjadi Museum Timah
Indonesia pada 2 Agustus 1997. Museum ini merupakan museum pertama di Indonesia dan bahkan
satu-satunya di Asia yang isinya sarat dengan rekam jejak sejarah pertimahan di Bangka Belitung
khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
Museum Timah memiliki berbagai jenis koleksi, seperti macam-macam peralatan tradisional yang
pernah digunakan dalam penambangan timah, catatan perjalanan pertambangan timah dari zaman
Belanda sampai perkembangannya saat ini. Benda tradisionalnya, antara lain centong air kayu yang
pernah digunakan oleh para kuli tambang timah untuk menciduk air dan biji timah di tahun 1700-an,
ada pula belincong yang terbuat dari kayu dan batu yang digunakan untuk menambang timah.
Sementara itu, untuk benda peninggalan masa kolonial Belanda antara lain cetakan balok timah dan
stempel balok timah milik Mijnbow Maatschappij Biliton (GMB) yang berfungsi untuk memberi merek
pada balok timah produksi GMB. Beberapa foto juga menampilkan sejarah panjang timah di Bangka
dan Belitung. Salah satu yang selalu menarik perhatian pengunjung adalah gambar suasana dan
kondisi penambangan timah di masa kolonial Belanda dengan berbagai replika kapal-kapal
penambang timah, dan sebagainya. Museum ini beroperasi dari senin sampai jumat pukul08.00 WIB
sampai 16.00 WIB. Pengunjung pada umumnya wisatawan lokal seperti rombongan pelajar,
sementara wisatawan dari luar daerah tergabung dalam 'tour agency' yang menyertakan Museum
Timah sebagai tujuan wisatanya.
BAB 4 - 9
Gambar 4. 7 - Museum Timah Indonesia atau Museum Teknologi Pertimahan
Sumber: Dapodikbud, 2016
Museum ini menjadi salah satu Daya Tarik Wisata Sejarah yang menarik bagi wisatawan karena
merupakan satu satunya museum timah yang ada di Indonesia bahkan satu satunya di dunia. Museum
Timah juga menjadi daya tarik luar biasa bagi wisatawan yang pernah memiliki hubungan emosional
dengan Bangka Belitung, seperti orang-orang Belanda yang dulu pernah bekerja di Bangka.
Kawasan Bukit Mangkol terdiri dari gugusan bukit-bukit yang sambung menyambung diantaranya
bukit pau, bukit tengkorak, bukit kelambu, bukit anyir, bukit berambai, bukit gadong, bukit tanyas,
bukit mata ayam serta bukit mangkol sendiri. Kawasan Tahura Bukit Mangkol memiliki luas 6.009,51
hektar yang secara geografis terletak pada 106°5’949” - 106°6´126” BT dan 2°9’959” - 2°17’821” LS
dengan puncak ketinggian mencapai ± 390 meter dari permukaan air laut. Tahura Bukit mangkol
berdasarkan keputusan menteri pertanian nomor 410 tahun 1986 ditetapkan sebagai kawasan hutan
lindung, kemudian pada tahaun 2014 melalui keputusan menteri kehutanan ditetapkan sebagai
kawasan hutan konservasi yang pada akhir nya pada tahun 2016 melalui keputusan menteri KLHK
Nomor: 575/setjen/Menlhk-II/2016.
tanggal 16 Juli 2016 menjadi Taman Hutan Raya (Tahura) bukit mangkol. Sebelum tahun 2004 kawasan
tahura bukit mangkol yang memiliki luas ± 6.009,51 hektar berdasarkan Penetapan Menteri
lingkungan hidup dan kehutanan nomor 575/setjen/menlhk/2016 tanggal 16 juli 2016 adalah kawasan
yang sejuk, asri dan indah serta menjadi tujuan wisata karena kondisi tutupan lahan masih rapat.
Selain itu didalam kawasan bukit tersebut ada bangunan yang dibuat oleh belanda sebagai sumber air
minum untuk masyarakat kota pangkalpinang karena air nya yang jernih dan dari mata air yang selalu
mengalir serta bentuk sungai kecil yang landai.
Taman Hutan Raya Bukit Mangkol letaknya sangat strategis karena di kelilingi oleh 11 (sebelas) desa
dalam 2 (dua) kecamatan, dekat dengan Kota Pangkalpinang serta hanya ± 5 km dari bandara. Potensi
yang ada cukup banyak dan menarik karena di dukung oleh keberadaan flora dan fauna. Flora yang
ada dan masih banyak di jumpai penyebarannya berkelompok diantaranya Pithecolobium sp,
Palaquium odoratum, Canangium odoratum, Euginia Polyntha, Arthocarpus integra, Arthocarpus
chempedan, Havea braziliensis, Gracinia mangostana, Terminalia Cattapa, Lancium domesticum,
Lancium sp, Nephilium lapaceum, Castanopsis acuminate, Lagestremia laudoni, Cassia siamea,
Leucanea glauca. Sedangkan yang penyebarannya jarang diantaranya Tristanopsis merguensis dan
BAB 4 - 10
Aquilaria mollucana juga pohon endemik diantaranya pelawan dan nyatoh. Fauna yang dapat ditemui
antara lain mentilin, beruk, monyet, babi hutan, trenggiling, musang, elang, ayam hutan, pelanduk,
beberapa jenis ular dan biawak (Dinas Lingkungan Hidup, 2018).
Desa Kurau termasuk dalam wilayah Bangka Tengah, kecamatan Koba, Kabupaten Bangka tengah yang
terletak ±29 km dari kota Koba dan ±21 km dari kota Pangkalpinang. Kurau yang merupakan desa
nelayan membuat sebagian masyarakat desa ini berprofesi sebagai nelayan dan tempat tinggal
mereka berada di pesisir pantai. Sehingga Komplek Pemukiman Nelayan desa Kurau ini merupakan
salah satu aset wisata. Selain itu, tempat-tempat yang berpotensi sebagai tempat wisata yaitu
jembatan Kurau juga merupakan tempat wisata yang menarik karena bisa melihat Sunset dari
jembatan tersebut dan menjadi transit untuk wisatawan yang akan ke Pulau Ketawai (Saputra dkk,
2016).
BAB 4 - 11
Masyarakat Desa Kurau umumnya adalah keturuanan bugis sekitar 70 persen kegiatan penduduk desa
berprofesi sebagai pencari ikan tradisonal laut komplek pemukiman nelayan di desa kurau merupakan
salah satu wisata alam yang sangat dipertahankan kelestariannya oleh penduduk, banyak wisatawan
berkunjung mulai hanya untuk sekedar menikmati indahnya pemandangan, membeli hasil tangkapan
laut serta di siang hari banyak nelayan desa kurau menjajakan hasil tangkapan yang mereka peroleh
seperti ikan, kepiting, udang, cumi, serta hasil tangkapan lainnya yang masih segar dan dapat dibeli
langsung di sepanjang pinggir jalan raya tidak jauh dari jembatan kurau atau bisa datang juga ke
pelelangannya langsung yaitu pelelangan pasar ikan nelayan Desa Kurau (Justiani, 2019)
Benteng Toboali
Benteng Toboali terletak di Kelurahan Tanjung Ketapang, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka
Selatan. Untuk menuju ke benteng ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua
maupun roda empat sekitar 10 menit perjalanan dari pusat Kota Toboali.
Daya tarik benteng ini berupa keunikan bangunan yang dibuat secara permanen dari batu bata, semen
dan kapur dengan dinding yang tebal. Benteng ini dibangun pada tahun 1825 sebagai pusat penjagaan
dan kekuatan pemerintahan Belanda. Lokasinya terletak di Pinggir Pantai dan berada pada sebuah
bukit yang terjal dengan memiliki ketinggian sekitar 18 meter. Posisinya cukup strategis sehingga
dapat mengamati Kota Toboali dan sekitarnya dari segala penjuru ataupun dari arah laut. Reruntuhan
Bangunan Benteng secara berurutan dari pintu masuk terdiri dari: (1) Kediaman Inspektur Benteng,
(2) Bangunan Gudang, (3) Barak Prajurit, (4) Ruang Administrasi dan Keuangan, (5) Ruang
Penyimpanan Bubuk Mesiu, (6) Ruang Penjaga Pintu Masuk, serta (7) Dapur dan Tempat Penyimpanan
Makanan.
Di sebelah selatan benteng terlihat Laut Jawa serta adanya bangunan mercusuar, dan agak ke sebelah
barat terdapat pelabuhan Bom Pendek yang terdapat bekas bangunan dermaga kapal. Sebelah timur
terdapat bangunan asrama polisi yang memiliki ciri dan cerita masyarakat setempat, sedangkan pada
bagian utara terdapat lapangan yang cukup luas yang menjadi halaman depan bagi beberapa
bangunan tua masa kolonial seperti kantor wedana, dan tiga bangunan bergaya kolonial lainnya yang
belum diketahui fungsinya, serta bangunan penting lainnya seperti bangunan perusahaan timah
Bangka, rumah sakit, kantor Pos, Pecinan, Pasar, Kelenteng Dewi Sin Mu dan juga beberapa bangunan
tradisional masyarakat pribumi beserta mesjid lama yang sudah mengalami perubahan total.
BAB 4 - 12
Gambar 4. 10 - Benteng Toboali
Sumber: Diskominfo Bangka Selatan, 2019
Menurut sejarahnya, setelah Kerajaan Palembang berhasil ditaklukkan Belanda, terjadi perseteruan
yang semakin menajam dan mengarah pada gesekan pada etnis-etnis pendatang maupun penduduk
setempat. Pemerintah kolonial Belanda pada 1819 mengeluarkan Tin Reglement (TI) yang berisi
bahwa: (1) Penambangan Timah di Bangka langsung di bawah kekuasaan Residen; (2) Timah adalah
monopoli penuh pemerintah Belanda, dan (3) Tambang timah partikelir dilarang samasekali. Belanda
merasa harus mengawasi secara langsung pengelolaan timah mulai dari pertambangan, pengolahan
hingga pengangkutannya yang dilakukan oleh Perusahaan Pertambangan Timah Bangka. Maka untuk
mengurus kelompok-kelompok etnis ini Belanda menerapkan sistem kepemimpinan dengan
mengangkat seorang kapiten atau Mayor. Bukti tinggalan berupa rumah mayor tampak di kawasan
pecinan sebelah utara benteng. Kegiatan yang biasa dilakukan pengunjung antara lain dimanfaatkan
sebagai lokasi untuk fotografi. Fasilitas di sekitar benteng belum dilengkapi dengan fasilitas penunjang
wisata yang memadai.
Desa Tukak
Desa ini terletak di Kecamatan Tukak Sadai berjarak kurang lebih 28 Km atau membutuhkan waktu
sekitar 34 menit dengan berkendara dari Kota Toboali. Desa Tukak merupakan salah satu Desa di
Kabupaten Bangka Selatan yang masuk ke dalam program pengembangan Desa Wisata.
BAB 4 - 13
Beberapa potensi yang dimiliki Desa Pesisir ini diantaranya hutan mangrove, wisata daur ulang, sentra
pengolahan hasil laut, dan festival bakar ikan selangat. Hutan Mangrove Desa Tukak merupakan
sebuah lokasi pelestarian tanaman bakau sekaligus kawasan wisata alam di Desa Tukak. Sebuah
jembatan sepanjang 13 meter yang dinamai Jembatan Cinta akan menyambut anda sebelum
memasuki kawasan wisata.
Jembatan ini salah satu lokasi favorit pengunjung untuk berswafoto ketika berkunjung ke tempat
wisata ini. Anda bisa menyusuri jembatan kayu hingga ke pinggiran pantai untuk lebih mengeksplor
kawasan wisata ini sekaligus merasakan suasana sejuk di rerimbunan pohon bakau (Beritabangka,
2019)
Kabupaten Belitung
Pantai Tanjung Kelayang terdapat di Kecamatan Sijuk, berjarak sekitar 27 km dari Kota Tanjungpandan.
Daya tarik Pantai Tanjung Kelayang berupa pasir putih yang halus sepanjang ± 5 km, ombak yang
tenang, serta pemandangan alam yang memukau. Pantai ini membentuk teluk dengan hamparan
bebatuan granit di ujung barat. Di tepi pantainya terdapat tonggak-tonggak tempat nelayan
menambatkan perahu. Selain itu, terdapat pula Mercusuar dengan ketinggian 65 m yang dibangun
oleh Belanda pada tahun 1862 untuk pengamatan dan penyelamatan lalu lintas kapal. Pada malam
hari, sinar lampu mercusuar ini dapat terlihat dengan jelas dengan radius ± 5 km dari arah laut.
Kegiatan yang dilakukan wisatawan berupa berperahu menuju pulau-pulau kecil yang unik, berenang
di pantai, menikmati pemandangan alam, bersepeda, serta menikmati kuliner khas di rumah-rumah
makan yang tersedia. Fasilitas yang tersedia berupa akomodasi, gazibu, taman bermain, lapangan
olahraga, rumah makan, dan lainnya.
BAB 4 - 14
Pantai Tanjung Tinggi
Pantai Tanjung Tinggi atau Pantai Bilik terletak di Kecamatan Sijuk, Tanjungpandan. Berjarak sekitar
30 Km dari Kota Tanjung Pandan. Daya tarik wisata Pantai Tanjung Tinggi adalah pasir pantai yang
putih halus, granit raksasa, air laut berwarna biru kehijauan dan ombak yang tenang. Pantai ini
merupakan sebuah teluk kecil sepanjang ± 100 meter yang diapit oleh dua semenanjung.
Batu-batu granit yang ada di kawasan ini ada yang berukuran beberapa ratus kubik. Tumpukan batu-
batu granit ini membentuk bukit-bukit, lorong-lorong dan gua-gua kecil yang menyekat-nyekat Pantai
Tanjung Tinggi. Kegiatan wisata yang dilakukan pengunjung adalah berenang, bermain pasir,
menyusuri batu-batu granit raksasa, fotografi, menikmati pemandangan laut dan kuliner khas seperti
gangan dan minuman kelapa muda. Fasilitas wisata yang tersedia berupa deretan warung makan yang
menyediakan menu makanan laut dan kuliner lokal seperti gangan dan minuman kelapa muda.
Pantai Burung Mandi berada di Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar. Berjarak sekitar 85 km dari
Kota Tanjunpandan yang atau sekitar 17 km dari Manggar. Akses transportasi yang dapat dilalui untuk
menuju tempat ini adalah dengan transportasi darat. Bagi wisatawan dari luar Belitung, dapat
menyewa kendaraan seperti motor atau mobil travel dari Tanjung Pandan atau dari Manggar untuk
menuju akses tempat ini.
Daya tarik di pantai ini adalah keunikan pantai yang landai panjang ± 2 km dan lebar pantai mencapai
sekitar 300 meter dengan medan landai. Tanah pantainya adalah pasir putih karena berdasarkan
keadaan geologinya adalah batuan granit. Karakteristik pantai berpasir coklat dan halus, laut biru yang
tenang dan panorama gunung Burung Mandi yang indah.
BAB 4 - 15
Gambar 4. 14 - Pantai Burung Mandi
Sumber: Bangkatour, 2021
Perahu-perahu nelayan yang berjajar di sepanjang pantai menambah marak suasana pantai dengan
deretan pohon kelapa dan pohon khas pantai. Atraksi alam di Pantai Burung Mandi adalah
pemandangan Kepulauan Momparang. Di dekat pantai ini terdapat daya tarik lain berupa Vihara Dewi
Kuan Im. Fasilitas yang tersedia di pantai ini adalah galeri, tempat penyewaan perahu, alat berenang,
warung-warung makan, tempat sampah, toilet, serta panggung hiburan atau balai serbaguna.
Pantai Punai
Pantai ini terletak di bagian ujung selatan Pulau Belitung, tepatnya di Desa Tanjung Kelumpang,
Kecamatan Simpang Pesak, Belitung Timur. Pantai ini berjarak 93 km dari Tanjung Pandan. Akses
menuju pantai ini cukup mudah dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat, karena
terdapat jalan raya yang menghubungkannya ke daerah lain dengan kondisi jalan aspal. Pantai Punai
memiliki karakteristik pantai berpasir putih dengan laut biru yang tenang dan panorama pohon kelapa
yang ada di pesisirnya. Aktivitas yang bisa dilakukan di pantai ini diantaranya berenang, olahraga voli,
memancing dan snorkeling. Pantai Punai telah dilengkapi dengan fasilitas wisata berupa hpmestay,
lapangan olahraga, serta warungwarung makan, serta galeri souvenir, Masjid, dan panggung hiburan.
BAB 4 - 16
4.1.1.2. Analisis Daya Tarik Wisata Berbasis Daya Tampung
Daya tampung dalam sebuah sebuah daya tarik wisata didefinisikan sebagai Level kehadiran
wisatawan yang menimbulkan dampak pada masyarakat setempat, lingkungan, dan ekonomi yang
masih dapat ditoleransi baik oleh masyarakat maupun wisatawan itu sendiri dan memberikan jaminan
sustainability pada masa mendatang (Sunaryo, 2013)1. Perhitungan daya tamping daya tarik wisata di
Kepualauan Bangka Belitung melalui pendekatan telaah penelitian sebelumnya terkait daya tamping
wisata. Kajian daya dukung yang menjadi standar tersebut, dijadikan pijakan menghitung daya
tampung. Nilai maksimum dikalikan dengan ketersediaan dari masing-masing tipologi daya tarik
wisata yang ada di kabupaten Bangka Belitung.
Berdasarkan pendekatan tersebut, pada Tabel 4. 3 dapat dilihat total daya tampung daya tarik wisata
Kabupaten Bangka Belitung dalam satu tahun mencapai 112.437.500 wisatawan per tahun. Sebaran
daya tampung terdiri atas Kota Pangkalpinang mencapai 16.212.000 wisatawan per tahun, Kabupaten
Bangka mencapai 24.665.000 wisatawan per tahun, Kabupaten Bangka Barat mencapai 7.519.500
wisatawan per tahun, Kabupaten Bangka Tengah mencapai 7.161.000 wisatawan per tahun,
Kabupaten Bangka Selatan mencapai 14.243.000 wisatawan per tahun, Kabupaten Belitung mencapai
20.334.000 wisatawan per tahun dan Kabupaten Belitung Timur mencapai 22.303.000 wisatawan per
tahun,
1
Sunaryo, B. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep danAplikasinya di Indonesia.
Yogyakarta: Gava Media
BAB 4 - 17
4.1.1.3. Analisis Komparatif Daya Tarik Wisata
Taman Tematik
Kuliner
Upacara Adat
Festival
Sanggar Seni
Situs Antropologi
Pusat Belanja
Museum
Vihara
Pura
Gereja
Mesjid
Mercusuar
Kelenteng
Kampung Adat
Desa Wisata
Benteng
Sungai
Sawah
Pulau
Pantai
Laut
Kawah
Hutan
Goa
Gunung
Danau
Bukit
Air Terjun
Pangkalpinang Bangka Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Belitung Timur
Berdasarkan penilaian pada gambar di atas, dapat terlihat bahwa tipologi pantai mendominasi
ketersediaan daya tarik wisata yang ada di Kepualauan Bangka Belitung, dengan penyebaran yang
cukup merata. Tipologi daya tarik wisata Pulau cukup tinggi, hanya saja didominasi oleh Kabupaten
Belitung Timur, sedangkan daya tarik berbasis kesenian di domnnasi oleh Kabupaten Belitung.
Pengembangan desa wisata terlihat eksistensinya, sejak daya tarik tersebut dijadikan alternatif
pengembangan kepariwisataan di Bangka Belitung.
BAB 4 - 18
4.1.2. Temuan Analisis dan Rekomendasi Pengembangan Daya Tarik Wisata
Beberapa rekomendasi yang dapat digunakan berdasarkan temuan analisis baik data primer
maupun sekunder dokumen visioning ITMP, Ripparprov dan dokumen terkait, dalam upaya
pengembangan daya tarik wisata, yaitu:
Temuan
1. Daya tarik wisata di Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh wisata alam, terutama
wisata bahari, baik di dua pulau besarnya, Pulau Bangka dan Pulau Belitung, maupun
pulau-pulau kecil di sekitarnya. Pantai-pantai dengan batuan granit yang eksotik
merupakan kekuatan utama pariwisata Kepulauan Bangka Belitung dan menjadi
keunggulan yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia. Selain populer dengan bongkahan
granit, perairan di Kepulauan Bangka Belitung pun kaya akan biodiversitas laut sehingga
daerah ini menjadi salah satu tujuan wisata diving, khususnya di Pulau Belitung yang
wilayah perairannya relative jernih. Kegiatan daya tarik wisata bawah lau seperti diving
pun diperkaya dengan beberapa titik kapal karam, baik di perairan Pulau Bangka maupun
Pulau Belitung.
4. Potensi destinasi wisata yang ada di daerah-daerah strategis baru belum tergarap secara
maksimal
Rekomendasi
BAB 4 - 19
3. Percepatan peningkatan partisipasi aktif pelaku pariwisata, termasuk masyarakat, dalam
pengembangan pariwisata, yang meningkatkan manfaat sosial, budaya, dan ekonomi dari
pengembangan pariwisata bagi masyarakat.
6. Percepatan pengembangan Desa Mandiri Energi dalam rangka penyediaan energi di desa
terpencil dan desa-desa wisata
7. Percepatan pemerataan akses teknologi dan informasi sampai ke daerah pesisir, terpencil
dan pulau-pulau kecil untuk memberikan sarana informasi kepada masyarakat serta
mendukung perkembangan pariwisata
8. Percepatan penataan kawasan dan atau daya tarik wisata potensial di seluruh wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Analisis penyediaan sarana dan prasarana pada subbab didasarkan kepada jumlah penduduk pada
suatu wilayah, baik jumlah penduduk eksisting, jumlah penduduk berdasarkan proyeksi, serta jumlah
penduduk berdasarkan daya tampung wilayah. Berikut adalah jumlah penduduk yang digunakan
dalam analisis penyediaan sarana dan prasarana penunjang pariwisata.
BAB 4 - 20
Tabel 4. 4 - Jumlah Proyeksi Penduduk Tahun 2021-2045 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Jumlah
Penduduk Daya Tampung
Jumlah Penduduk Proyeksi (jiwa)
Eksisting Penduduk (jiwa)
No Kabupaten/ Kota
(jiwa)
Skenario
2020 2021 2025 2030 2035 2040 2045 Skenario Moderat
Optimis
1 Kota Pangkalpinang 216.893 221.490 240.893 267.553 297.163 330.051 366.578 233.723 467.446
2 Kabupaten Bangka 343.821 351.146 381.906 424.173 471.117 523.256 581.166 1.534.959 3.069.918
Kabupaten Bangka
3 217.332 221.965 241.409 268.126 297.800 330.759 367.364 3.790.171 7.580.341
Barat
Kabupaten Bangka
4 200.016 204.326 222.225 246.819 274.135 304.474 338.171 1.769.596 3.539.191
Tengah
Kabupaten Bangka
5 213.966 218.550 237.695 264.001 293.218 325.670 361.712 2.876.571 5.753.142
Selatan
6 Kabupaten Belitung 193.493 197.486 214.785 238.556 264.957 294.281 326.849 3.058.523 6.117.047
Kabupaten Belitung
7 132.069 134.831 146.642 162.871 180.897 200.917 223.153 2.919.174 5.838.348
Timur
Sumber : Dokumen Provinsi Bangka Belitung Dalam Angka 2021, BPS
Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk, 2021
Analisis Daya Tampung Wilayah, 2021
BAB 4 - 21
1.6.1.1.1 Sarana Kesehatan
Kebutuhan sarana kesehatan yang akan dianalisis kebutuhannya terdiri dari posyandu, balai
pengobatan warga, klinik bersalin, puskesmas pembantu dan balai pengobatan lingkungan,
pusekesmas dan balai pengobatan, tempat praktik dokter, dan apotek. Kebutuhan sarana kesehatan
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebagai berikut.
BAB 4 - 22
Tabel 4. 5 - Jumlah Proyeksi Kebutuhan Sarana Kesehatan berdasarkan Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2021-2045 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Jumlah Jumlah Jumlah Proyeksi dan Gap Kebutuhan Sarana Kesehatan (unit)
Jenis Sarana Kesehatan Penduduk Sarana
Kabupaten/ dan Standar Jumlah Esksisting Kesehatan
No.
Kota Penduduk per Sarana Tahun Eksisting 2021 2025 2030 2035 2040 2045
(jiwa) 2020 Tahun
(jiwa) 2020 (unit)
1. Kota Posyandu 1.250 - 177 - 193 - 214 - 238 - 264 - 293 -
Pangkalpinang Balai
Pengobatan 2.500 - 89 - 96 - 107 - 119 - 132 - 147 -
Warga
Klinik Bersalin 30.000 - 7 - 8 - 9 - 10 - 11 - 12 -
Puskesmas
Pembantu/ Balai
30.000 29 7 +22 8 +21 9 +20 10 +19 11 +18 12 +17
Pengobatan 216.893
Lingkungan
Puskesmas/
Balai 120.000 10 2 +8 2 +8 2 +8 2 +8 3 +7 3 +7
Pengobatan
Tempat Praktik
5.000 - 44 - 48 - 54 - 59 - 66 - 73 -
Dokter
Apotek 30.000 8 7 +1 8 0 9 -1 10 -2 11 -3 12 -4
2. Kabupaten Posyandu 1.250 - 281 - 306 - 339 - 377 - 419 - 465 -
Bangka Balai
Pengobatan 2.500 - 140 - 153 - 170 - 188 - 209 - 232 -
Warga
Klinik Bersalin 30.000 - 12 - 13 - 14 - 16 - 17 - 19 -
Puskesmas 343.821
Pembantu/ Balai
30.000 32 12 +20 13 +20 14 +18 16 +16 17 +15 19 +13
Pengobatan
Lingkungan
Puskesmas/
Balai 120.000 12 3 +9 3 +9 4 +8 4 +8 4 +8 5 +7
Pengobatan
BAB 4 - 23
Jumlah Jumlah Jumlah Proyeksi dan Gap Kebutuhan Sarana Kesehatan (unit)
Jenis Sarana Kesehatan Penduduk Sarana
Kabupaten/ dan Standar Jumlah Esksisting Kesehatan
No.
Kota Penduduk per Sarana Tahun Eksisting 2021 2025 2030 2035 2040 2045
(jiwa) 2020 Tahun
(jiwa) 2020 (unit)
Tempat Praktik
5.000 - 70 - 76 - 85 - 94 - 105 - 116 -
Dokter
Apotek
30.000 19 12 +7 13 +6 14 +5 16 +3 17 +2 19 0
BAB 4 - 24
Jumlah Jumlah Jumlah Proyeksi dan Gap Kebutuhan Sarana Kesehatan (unit)
Jenis Sarana Kesehatan Penduduk Sarana
Kabupaten/ dan Standar Jumlah Esksisting Kesehatan
No.
Kota Penduduk per Sarana Tahun Eksisting 2021 2025 2030 2035 2040 2045
(jiwa) 2020 Tahun
(jiwa) 2020 (unit)
Puskesmas/
Balai 120.000 9 2 +7 2 +7 2 +7 2 +7 3 +6 3 +6
Pengobatan
Tempat Praktik
5.000 - 41 - 44 - 49 - 55 - 61 - 68 -
Dokter
Apotek 30.000 15 7 +8 7 +8 8 +7 9 +6 10 +5 11 +4
5. Kabupaten Posyandu 1.250 - 175 - 190 - 211 - 235 - 261 - 289 -
Bangka Balai
Selatan Pengobatan 2.500 - 87 - 95 - 106 - 117 - 130 - 145 -
Warga
Klinik Bersalin 30.000 - 7 - 8 - 9 - 10 - 11 - 12 -
Puskesmas
Pembantu/ Balai
30.000 29 7 +22 8 +21 9 +20 10 +19 11 +18 12 +17
Pengobatan 213.966
Lingkungan
Puskesmas/
Balai 120.000 10 2 +8 2 +8 2 +8 2 +8 3 +7 3 +7
Pengobatan
Tempat Praktik
5.000 - 44 - 48 - 53 - 59 - 65 - 72 -
Dokter
Apotek 30.000 8 7 +1 8 0 9 -1 10 -2 11 -3 12 -4
6. Kabupaten Posyandu 1.250 - 158 - 172 - 191 - 212 - 235 - 261 -
Belitung Balai
Pengobatan 2.500 - 79 - 86 - 95 - 106 - 118 - 131 -
Warga 193.493
Klinik Bersalin 30.000 - 7 - 7 - 8 - 9 - 10 - 11 -
Puskesmas
30.000 30 7 +23 7 +23 8 +22 9 +21 10 +20 11 +19
Pembantu/ Balai
BAB 4 - 25
Jumlah Jumlah Jumlah Proyeksi dan Gap Kebutuhan Sarana Kesehatan (unit)
Jenis Sarana Kesehatan Penduduk Sarana
Kabupaten/ dan Standar Jumlah Esksisting Kesehatan
No.
Kota Penduduk per Sarana Tahun Eksisting 2021 2025 2030 2035 2040 2045
(jiwa) 2020 Tahun
(jiwa) 2020 (unit)
Pengobatan
Lingkungan
Puskesmas/
Balai 120.000 9 2 +7 2 +7 2 +7 2 +7 2 +7 3 +6
Pengobatan
Tempat Praktik
5.000 - 39 - 43 - 48 - 53 - 59 - 65 -
Dokter
Apotek 30.000 9 7 +2 7 +2 8 +1 9 0 10 -1 11 -2
7. Kabupaten Posyandu 1.250 - 108 - 117 - 130 - 145 - 161 - 179 -
Belitung Timur Balai
Pengobatan 2.500 - 54 - 59 - 65 - 72 - 80 - 89 -
Warga
Klinik Bersalin 30.000 - 4 - 5 - 5 - 6 - 7 - 7 -
Puskesmas
Pembantu/ Balai
30.000 13 4 +9 5 +8 5 +8 6 +7 7 +6 7 +6
Pengobatan 132.069
Lingkungan
Puskesmas/
Balai 120.000 8 1 +7 1 +7 1 +7 2 +6 2 +6 2 +6
Pengobatan
Tempat Praktik
5.000 - 27 - 29 - 33 - 36 - 40 - 45 -
Dokter
Apotek 30.000 9 4 +5 5 +4 5 +4 6 +3 7 +2 7 +2
Provinsi Posyandu 1.250 - 1240 - 1348 - 1497 - 1664 - 1848 - 2052 -
Bangka Balai
Belitung Pengobatan 2.500 132.069 - 619 - 674 - 749 - 831 - 923 - 1026 -
Warga
Klinik Bersalin 30.000 - 51 - 56 - 63 - 70 - 77 - 85 -
BAB 4 - 26
Jumlah Jumlah Jumlah Proyeksi dan Gap Kebutuhan Sarana Kesehatan (unit)
Jenis Sarana Kesehatan Penduduk Sarana
Kabupaten/ dan Standar Jumlah Esksisting Kesehatan
No.
Kota Penduduk per Sarana Tahun Eksisting 2021 2025 2030 2035 2040 2045
(jiwa) 2020 Tahun
(jiwa) 2020 (unit)
Puskesmas
Pembantu/ Balai
30.000 150 51 +149 56 +144 63 +137 70 +130 77 +123 85 +115
Pengobatan
Lingkungan
Puskesmas/
Balai 120.000 66 13 +53 14 +52 15 +51 17 +49 20 +46 21 +45
Pengobatan
Tempat Praktik
5.000 - 310 - 338 - 375 - 416 - 462 - 513 -
Dokter
Apotek 30.000 77 51 +26 56 +21 63 +14 70 +7 77 0 85 -8
Sumber : Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 27
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jumlah puskesmas pembantu dan puskesmas di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung masih mencukupi hingga tahun 2045, sedangkan untuk jumlah apotek,
mengalami kekurangan pada tahun 2045.
Selain melakukan penghitungan kebutuhan sarana kesehatan berdasarkan proyeksi jumlah penduduk,
berikut dilakukan penghitungan kebutuhan sarana kesehatan berdasarkan daya tampung wilayah,
yang merupakan angka jumlah penduduk maksimal yang dapat ditampung oleh wilayah.
Tabel 4. 6 - Jumlah Kebutuhan Sarana Kesehatan di Provinsi Kepualauan Bangka Belitung berdasarkan Daya
Tampung Wilayah
Daya Tampung Jumlah Kebutuhan
Jenis Sarana Kesehatan dan
Kabupaten/ Wilayah (jiwa) Sarana (unit)
No. Standar Jumlah Penduduk
Kota Skenario Skenario Skenario Skenario
per Sarana (jiwa)
Moderat Optimis Moderat Optimis
Posyandu 1.250 187 374
Balai Pengobatan
2.500 93 187
Warga
Klinik Bersalin 30.000 8 16
Puskesmas
Kota Pembantu/ Balai
1. 30.000 233.723 467.446 8 16
Pangkalpinang Pengobatan
Lingkungan
Puskesmas/ Balai
120.000 2 4
Pengobatan
Tempat Praktik Dokter 5.000 47 93
Apotek 30.000 8 16
Posyandu 1.250 1.228 2.456
Balai Pengobatan
2.500 614 1.228
Warga
Klinik Bersalin 30.000 51 102
Puskesmas
Kabupaten Pembantu/ Balai
2. 30.000 1.534.959 3.069.918 51 102
Bangka Pengobatan
Lingkungan
Puskesmas/ Balai
120.000 13 26
Pengobatan
Tempat Praktik Dokter 5.000 307 614
Apotek 30.000 51 102
Posyandu 1.250 3.032 6.064
Balai Pengobatan
2.500 1.516 3.032
Warga
Klinik Bersalin 30.000 126 253
Puskesmas
Kabupaten Pembantu/ Balai
3. 30.000 3.790.171 7.580.341 126 253
Bangka Barat Pengobatan
Lingkungan
Puskesmas/ Balai
120.000 32 63
Pengobatan
Tempat Praktik Dokter 5.000 758 1.516
Apotek 30.000 126 253
Posyandu 1.250 1.416 2.831
Kabupaten
Balai Pengobatan
4. Bangka 2.500 1.769.596 3.539.191 708 1.416
Warga
Tengah
Klinik Bersalin 30.000 59 118
BAB 4 - 28
Daya Tampung Jumlah Kebutuhan
Jenis Sarana Kesehatan dan
Kabupaten/ Wilayah (jiwa) Sarana (unit)
No. Standar Jumlah Penduduk
Kota Skenario Skenario Skenario Skenario
per Sarana (jiwa)
Moderat Optimis Moderat Optimis
Puskesmas
Pembantu/ Balai
30.000 59 118
Pengobatan
Lingkungan
Puskesmas/ Balai
120.000 15 29
Pengobatan
Tempat Praktik Dokter 5.000 354 708
Apotek 30.000 59 118
Posyandu 1.250 2.301 4.603
Balai Pengobatan
2.500 1.151 2.301
Warga
Klinik Bersalin 30.000 96 192
Puskesmas
Kabupaten
Pembantu/ Balai
5. Bangka 30.000 2.876.571 5.753.142 96 192
Pengobatan
Selatan
Lingkungan
Puskesmas/ Balai
120.000 24 48
Pengobatan
Tempat Praktik Dokter 5.000 575 1.151
Apotek 30.000 96 192
Posyandu 1.250 2.447 4.894
Balai Pengobatan
2.500 1.223 2.447
Warga
Klinik Bersalin 30.000 102 204
Puskesmas
Kabupaten Pembantu/ Balai
6. 30.000 3.058.523 6.117.047 102 204
Belitung Pengobatan
Lingkungan
Puskesmas/ Balai
120.000 25 51
Pengobatan
Tempat Praktik Dokter 5.000 612 1.223
Apotek 30.000 102 204
Posyandu 1.250 2.335 4.671
Balai Pengobatan
2.500 1.168 2.335
Warga
Klinik Bersalin 30.000 97 195
Puskesmas
Kabupaten Pembantu/ Balai
7. 30.000 2.919.174 5.838.348 97 195
Belitung Timur Pengobatan
Lingkungan
Puskesmas/ Balai
120.000 24 49
Pengobatan
Tempat Praktik Dokter 5.000 584 1.168
Apotek 30.000 97 195
Posyandu 1.250 12.946 25.892
Balai Pengobatan
2.500 6.473 12.946
Warga
Provinsi
Klinik Bersalin 30.000 539 1.079
Bangka 16.182.717 32.365.433
Belitung Puskesmas
Pembantu/ Balai
30.000 539 1.079
Pengobatan
Lingkungan
BAB 4 - 29
Daya Tampung Jumlah Kebutuhan
Jenis Sarana Kesehatan dan
Kabupaten/ Wilayah (jiwa) Sarana (unit)
No. Standar Jumlah Penduduk
Kota Skenario Skenario Skenario Skenario
per Sarana (jiwa)
Moderat Optimis Moderat Optimis
Puskesmas/ Balai
120.000 135 270
Pengobatan
Tempat Praktik Dokter 5.000 3.237 6.473
Apotek 30.000 539 1.079
Sumber : Hasil Analisis, 2021
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membutuhkan 539
puskesmas pembantu dan 135 puskesmas jika mengacu kepada daya tampung wilayah dalam skenario
moderat, dan membutuhkan 1.079 puskesmas pembantu dan 270 puskesmas jika mengacu kepada
daya tampung wilayah dalam skenario optimis.
Dalam Penyusunan ITMP Bangka Belitung ini, penilaian terhadap sarana kesehatan pada aspek
amenitas meliputi rumah sakit, puskesmas, dan puskesmas pembantu. Adapun penilaian yang
dimaksud adalah dengan melihat kontribusi dari ketiga sarana kesehatan tersebut dalam melayani
wisatawan.
Pendekatan analisis proyeksi tidak hanya berdasarkan kepada jumlah penduduk yang ada, tetapi juga
mempertimbangkan dari jumlah kecamatan yang tersedia di setiap kabupaten/ kota. Contohnya
kebutuhan untuk rumah sakit minimal 1 di tingkat kabupaten/ kota, dan puskesmas minimal 1 untuk
di setiap kecamatan. Terkait dengan keberadaan rumah sakit, berdasarkan dokumen Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka 2021, telah terdapat 25 rumah sakit di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dengan sebaran: 7 rumah sakit di Kota Pangkalpinang, 6 rumah sakit di Kabupaten
Bangka, 3 rumah sakit di Kabupaten Bangka Barat, 2 rumah sakit di Kabupaten Bangka Tengah, 2
rumah sakit di Kabupaten Bangka Selatan, 3 rumah sakit di Kabupaten Belitung, dan 1 rumah sakit di
Kabupaten Belitung Timur. Berdasarkan data tersebut, maka setiap kabupaten/ kota di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung telah memiliki rumah sakit.
BAB 4 - 30
1.6.1.1.2 Sarana Peribadatan
Kebutuhan sarana peribadatan yang akan dianalisis kebutuhannya terdiri dari musholla, masjid warga,
masjid kelurahan, dan masjid kecamatan. Kebutuhan sarana peribadatan di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung adalah sebagai berikut.
BAB 4 - 31
Tabel 4. 7 - Jumlah Proyeksi Kebutuhan Sarana Peribadatan berdasarkan Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2021-2045 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Jumlah Jumlah
Jenis Sarana Penduduk Sarana Jumlah Proyeksi dan Gap Kebutuhan Sarana Kesehatan (unit)
Kabupaten/ Kesehatan dan Standar Esksisting Peribadatan
No.
Kota Jumlah Penduduk per Tahun Eksisting
Sarana (jiwa) 2020 Tahun 2020 2021 2025 2030 2035 2040 2045
(jiwa) (unit)
1. Kota - -
Musholla 250 35 886 -851 964 -929 1070 -1035 1189 1320 1466 -1431
Pangkalpinang 1154 1285
Masjid Warga 2.500 89 96 107 119 132 147
Masjid 216.893
30.000 155 7 +57 8 +49 9 +37 10 +24 11 +9 12 -7
Kelurahan
Masjid
120.000 2 2 2 2 3 3
Kecamatan
2. Kabupaten - -
Musholla 250 67 1405 -1338 1528 -1461 1697 -1630 1884 2093 2325 -2258
Bangka 1817 2026
Masjid Warga 2.500 140 153 170 188 209 232
Masjid 343.821
30.000 413 12 +258 13 +244 14 +226 16 +205 17 +182 19 +156
Kelurahan
Masjid
120.000 3 3 4 4 4 5
Kecamatan
3. Kabupaten - -
Musholla 250 28 888 -860 966 -938 1073 -1045 1191 1323 1469 -1441
Bangka Barat 1163 1295
Masjid Warga 2.500 89 97 107 119 132 147
Masjid 217.332
30.000 322 7 +224 8 +215 9 +204 10 +190 11 +176 12 +160
Kelurahan
Masjid
120.000 2 2 2 2 3 3
Kecamatan
4. Kabupaten - -
Musholla 250 20 817 -797 889 -869 987 -967 1097 1218 1353 -1333
Bangka 1077 1198
Tengah Masjid Warga 2.500 82 89 99 110 122 135
Masjid 200.016
30.000 293 7 +203 7 +195 8 +184 9 +172 10 +159 11 +144
Kelurahan
Masjid
120.000 2 2 2 2 3 3
Kecamatan
BAB 4 - 32
Jumlah Jumlah
Jenis Sarana Penduduk Sarana Jumlah Proyeksi dan Gap Kebutuhan Sarana Kesehatan (unit)
Kabupaten/ Kesehatan dan Standar Esksisting Peribadatan
No.
Kota Jumlah Penduduk per Tahun Eksisting
Sarana (jiwa) 2020 Tahun 2020 2021 2025 2030 2035 2040 2045
(jiwa) (unit)
5. Kabupaten - -
Musholla 250 16 874 -858 951 -935 1056 -1040 1173 1303 1447 -1431
Bangka 1157 1287
Selatan Masjid Warga 2.500 87 95 106 117 130 145
Masjid 213.966
30.000 7 8 9 10 11 12
Kelurahan 416 +319 +311 +299 +286 +272 +256
Masjid
Kecamatan 120.000 2 2 2 2 3 3
6. Kabupaten - -
Musholla 250 12 790 -778 859 -847 954 -942 1060 1177 1307 -1295
Belitung 1048 1165
Masjid Warga 2.500 79 86 95 106 118 131
Masjid 193.493
30.000 155 7 +68 7 +60 8 +50 9 +38 10 +25 11 +11
Kelurahan
Masjid
120.000 2 2 2 2 2 3
Kecamatan
7. Kabupaten Musholla 250 12 539 -527 587 -575 651 -639 724 -712 804 -792 893 -881
Belitung Timur
Masjid Warga 2.500 54 59 65 72 80 89
Masjid 132.069
30.000 150 4 -90 5 +85 5 +78 6 +70 7 +61 7 +51
Kelurahan
Masjid
120.000 1 1 1 2 2 2
Kecamatan
Provinsi - - -
Musholla 250 170 6199 -6029 6742 -6572 7488 -7318 8317 9238 10260
Bangka 8147 9068 10090
Belitung Masjid Warga 2.500 620 674 749 832 924 1026
Masjid 132.069
30.000 1904 52 +1220 56 +1160 62 +1077 69 +986 77 +884 85 +771
Kelurahan
Masjid
120.000 13 14 16 17 19 21
Kecamatan
Sumber : Hasil Analisis, 20
BAB 4 - 33
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jumlah musholla di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
masih jauh dari cukup sejak tahun 2021, sedangkan untuk jumlah masjid, jumlahnya mencukupi
hingga tahun 2045. Selain kebutuhan sarana peribadatan yang dihitung berdasarkan proyeksi
penduduk di atas, berikut akan dihitung kebutuhan sarana peribadatan berdasarkan daya tampung
wilayah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tabel 4. 8 - Jumlah Kebutuhan Sarana Peribadatan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan Daya
Tampung Wilayah
Daya Tampung Jumlah Kebutuhan
Jenis Sarana Peribadatan
Kabupaten/ Wilayah (jiwa) Sarana (unit)
No. dan Standar Jumlah
Kota Skenario Skenario Skenario Skenario
Penduduk per Sarana (jiwa)
Moderat Optimis Moderat Optimis
1. Kota Musholla 250 935 1.870
Pangkalpinang Masjid Warga 2.500 93 187
233.723 467.446
Masjid Kelurahan 30.000 8 16
Masjid Kecamatan 120.000 2 4
2. Kabupaten Musholla 250 6.140 12.280
Bangka Masjid Warga 2.500 614 1.228
1.534.959 3.069.918
Masjid Kelurahan 30.000 51 102
Masjid Kecamatan 120.000 13 26
3. Kabupaten Musholla 250 15.161 30.321
Bangka Barat Masjid Warga 2.500 1.516 3.032
3.790.171 7.580.341
Masjid Kelurahan 30.000 126 253
Masjid Kecamatan 120.000 32 63
4. Kabupaten Musholla 250 7.078 14.157
Bangka Masjid Warga 2.500 708 1.416
Tengah 1.769.596 3.539.191
Masjid Kelurahan 30.000 59 118
Masjid Kecamatan 120.000 15 29
5. Kabupaten Musholla 250 11.506 23.013
Bangka Masjid Warga 2.500 1.151 2.301
2.876.571 5.753.142
Selatan Masjid Kelurahan 30.000 96 192
Masjid Kecamatan 120.000 24 48
6. Kabupaten Musholla 250 12.234 24.468
Belitung Masjid Warga 2.500 1.223 2.447
3.058.523 6.117.047
Masjid Kelurahan 30.000 102 204
Masjid Kecamatan 120.000 25 51
7. Kabupaten Musholla 250 11.677 23.353
Belitung Timur Masjid Warga 2.500 1.168 2.335
2.919.174 5.838.348
Masjid Kelurahan 30.000 97 195
Masjid Kecamatan 120.000 24 49
Provinsi Musholla 250 64.731 129.462
Bangka Masjid Warga 2.500 6.473 12.946
Belitung 16.182.717 32.365.433
Masjid Kelurahan 30.000 539 1.079
Masjid Kecamatan 120.000 135 270
Sumber : Hasil Analisis, 2021
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membutuhkan 64.731
musholla, 6.473 masjid warga, 539 masjid kelurahan, dan 135 masjid kecamatan jika mengacu kepada
daya tampung wilayah dalam skenario moderat, dan membutuhkan 129.426 musholla, 12.946 masjid
warga, 1.079 masjid kelurahan, dan 270 masjid kecamatan jika mengacu kepada daya tampung
wilayah dalam skenario optimis.
BAB 4 - 34
Gambar 4. 17 - Masjid Raya Tuatunu di Kota Pangkalpinang
Sumber : http://wonderful.pangkalpinangkota.go.id/
Merespons dua tabel penghitungan kebutuhan sarana peribadatan dia atas, perlu diketahui bahwa
kebutuhan sarana disesuaikan dengan jumlah penduduk dan jumlah sebaran pengelompokkan
berdasarkan RT dan RW di masing-masing wilayah. Adapun untuk sarana peribadatan lain di luar
musholla dan masjid, seperti contohnya gereja, pura, vihara, dan kelenteng, dinilai berdasarkan
jumlah keberagamanan agama yang ada dan mengacu kepada jumlah komunitas suatu agama yang
tersebar di wilayah tersebut.
BAB 4 - 35
Sumber : http://wonderful.pangkalpinangkota.go.id/
BAB 4 - 36
Gambar 4. 21 - Gereja GPIB Maranatha di Kota Pangkalpinang
Sumber : http://penghubung.babelprov.go.id/content/tempat-wisata-religi-di-pulau-bangka-belitung
Kebutuhan sarana perdagangan yang akan dianalisis kebutuhannya terdiri dari toko/warung,
pertokoan, pusat pertokoan dan pasar lingkungan, dan pusat perbelanjaan dan niaga. Kebutuhan
sarana perdagangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebagai berikut.
BAB 4 - 37
Tabel 4. 9 - Jumlah Proyeksi Kebutuhan Sarana Perdagangan berdasarkan Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2021-2045 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Jumlah Jumlah
Jenis Sarana Penduduk Sarana Jumlah Proyeksi Kebutuhan dan Gap Sarana Kesehatan (unit)
Kabupaten/ Kesehatan dan Standar Esksisting Perdagangan
No.
Kota Jumlah Penduduk per Tahun Tahun 2020
Sarana (jiwa) 2020 menurut SNI 2021 2025 2030 2035 2040 2045
(jiwa) (unit)
Toko/ Warung 250 868 886 -18 964 -96 1070 -203 1189 -321 1320 -453 1466 -599
Pertokoan 6.000 36 37 -1 40 -4 45 -8 50 -13 55 -19 61 -25
Pusat
Kota Pertokoan/
1. 30.000 216.893 7 7 0 8 -1 9 -2 10 -3 11 -4 12 -5
Pangkalpinang Pasar
Lingkungan
Pusat
Perbelanjaan 120.000 2 2 0 2 0 2 0 2 -1 3 -1 3 -1
dan Niaga
Toko/ Warung 250 1.375 1405 -29 1528 -152 1697 -321 1884 -509 2093 -718 2325 -949
Pertokoan 6.000 57 59 -1 64 -6 71 -13 79 -21 87 -30 97 -40
Pusat
Kabupaten Pertokoan/
2. 30.000 343.821 11 12 0 13 -1 14 -3 16 -4 17 -6 19 -8
Bangka Pasar
Lingkungan
Pusat
Perbelanjaan 120.000 3 3 0 3 0 4 -1 4 -1 4 -1 5 -2
dan Niaga
Toko/ Warung 250 869 888 -19 966 -96 1073 -203 1191 -322 1323 -454 1469 -600
Pertokoan 6.000 36 37 -1 40 -4 45 -8 50 -13 55 -19 61 -25
Pusat
Kabupaten Pertokoan/
3. 30.000 217.332 7 7 0 8 -1 9 -2 10 -3 11 -4 12 -5
Bangka Barat Pasar
Lingkungan
Pusat
Perbelanjaan 120.000 2 2 0 2 0 2 0 2 -1 3 -1 3 -1
dan Niaga
BAB 4 - 38
Jumlah Jumlah
Jenis Sarana Penduduk Sarana Jumlah Proyeksi Kebutuhan dan Gap Sarana Kesehatan (unit)
Kabupaten/ Kesehatan dan Standar Esksisting Perdagangan
No.
Kota Jumlah Penduduk per Tahun Tahun 2020
Sarana (jiwa) 2020 menurut SNI 2021 2025 2030 2035 2040 2045
(jiwa) (unit)
Toko/ Warung 250 800 817 -17 889 -89 987 -187 1097 -296 1218 -418 1353 -553
Pertokoan 6.000 33 34 -1 37 -4 41 -8 46 -12 51 -17 56 -23
Pusat
Kabupaten Pertokoan/
4. Bangka 30.000 200.016 7 7 0 7 -1 8 -2 9 -2 10 -3 11 -5
Pasar
Tengah Lingkungan
Pusat
Perbelanjaan 120.000 2 2 0 2 0 2 0 2 -1 3 -1 3 -1
dan Niaga
Toko/ Warung 250 856 874 -18 951 -95 1056 -200 1173 -317 1303 -447 1447 -591
Pertokoan 6.000 36 36 -1 40 -4 44 -8 49 -13 54 -19 60 -25
Pusat
Kabupaten
Pertokoan/
5. Bangka 30.000 213.966 7 7 0 8 -1 9 -2 10 -3 11 -4 12 -5
Pasar
Selatan
Lingkungan
Pusat
Perbelanjaan 120.000 2 2 0 2 0 2 0 2 -1 3 -1 3 -1
dan Niaga
Toko/ Warung 250 774 790 -16 859 -85 954 -180 1060 -286 1177 -403 1307 -533
Pertokoan 6.000 32 33 -1 36 -4 40 -8 44 -12 49 -17 54 -22
Pusat
Kabupaten Pertokoan/
6. 30.000 193.493 6 7 0 7 -1 8 -2 9 -2 10 -3 11 -4
Belitung Pasar
Lingkungan
Pusat
Perbelanjaan 120.000 2 2 0 2 0 2 0 2 -1 2 -1 3 -1
dan Niaga
7. Toko/ Warung 250 132.069 528 539 -11 587 -58 651 -123 724 -195 804 -275 893 -364
BAB 4 - 39
Jumlah Jumlah
Jenis Sarana Penduduk Sarana Jumlah Proyeksi Kebutuhan dan Gap Sarana Kesehatan (unit)
Kabupaten/ Kesehatan dan Standar Esksisting Perdagangan
No.
Kota Jumlah Penduduk per Tahun Tahun 2020
Sarana (jiwa) 2020 menurut SNI 2021 2025 2030 2035 2040 2045
(jiwa) (unit)
Pertokoan 6.000 22 22 0 24 -2 27 -5 30 -8 33 -11 37 -15
Pusat
Pertokoan/
Kabupaten 30.000 4 4 0 5 0 5 -1 6 -2 7 -2 7 -3
Pasar
Belitung Timur Lingkungan
Pusat
Perbelanjaan 120.000 1 1 0 1 0 1 0 2 0 2 -1 2 -1
dan Niaga
- - - - -
Toko/ Warung 250 5.270 6199 -929 6742 7488 8317 9238 10260
1472 2218 3047 3967 4990
Pertokoan 6.000 253 258 -5 281 -28 312 -59 347 -94 385 -132 427 -175
Provinsi Pusat
Bangka Pertokoan/ 132.069
30.000 51 52 -1 56 -6 62 -12 69 -19 77 -26 85 -35
Belitung Pasar
Lingkungan
Pusat
Perbelanjaan 120.000 13 13 0 14 -1 16 -3 17 -5 19 -7 21 -9
dan Niaga
Sumber : Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 40
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat gap
ketersediaan sarana perdagangan yang cukup besar hingga tahun 2045. Selain kebutuhan sarana
perdagangan yang dihitung berdasarkan proyeksi penduduk di atas, berikut akan dihitung kebutuhan
sarana perdagangan berdasarkan daya tampung wilayah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tabel 4. 10 - Jumlah Kebutuhan Sarana Perdagangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan
Daya Tampung Wilayah
BAB 4 - 41
Daya Tampung Wilayah Jumlah Kebutuhan
Jenis Sarana Perdagangan dan
Kabupaten/ (jiwa) Sarana (unit)
No. Standar Jumlah Penduduk per
Kota
Sarana (jiwa)
Skenario Skenario Skenario Skenario
Moderat Optimis Moderat Optimis
Pusat Pertokoan/
30.000 97 195
Pasar Lingkungan
Pusat Perbelanjaan
120.000 24 49
dan Niaga
Toko/ Warung 250 64.731 129.462
Provinsi Pertokoan 6.000 2.697 5.394
Bangka Pusat Pertokoan/ 16.182.717 32.365.433
30.000 539 1.079
Belitung Pasar Lingkungan
Pusat Perbelanjaan
120.000 135 270
dan Niaga
Sumber : Hasil Analisis, 2021
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membutuhkan 64.731
toko/ warung, 2.697 pertokoan, 539 pusat pertokoan/ pasar lingkungan, dan 135 pusat perbelanjaan
dan niaga jika mengacu kepada daya tampung wilayah dalam skenario moderat, dan membutuhkan
129.426 toko/ warung, 5.394 pertokoan, 1.079 pusat pertokoan/ pasar lingkungan, dan 270 pusat
perbelanjaan dan niaga jika mengacu kepada daya tampung wilayah dalam skenario optimis.
Terkait sarana perdagangan, penting untuk diketahui bahwa dalam Penyusunan ITMP Bangka Belitung
ini, penilaian terhadap sarana perdagangan pada aspek amenitas meliputi pasar, plasa, mall, warung,
kios cinderamata, dan galeri. Adapun kebutuhan penyediaan sarana perdagangan di Provinsi
BAB 4 - 42
Kepulauan Bangka Belitung disesuaikan dengan jumlah penduduk dan jumlah minat investor untuk
membangun dan berkontribusi di kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sarana keuangan yang dianalisis atau menjadi bagian dari penilaian aspek amenitas terdiri dari bank,
ATM, serta money changer. Berikut adalah sarana keuangan eksisting yang ada di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
Tabel 4. 11 - Jumlah Sarana Keuangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2020
No Kabupaten/ Kota Nama Bank
1 Kota Pangkalpinang
Bank Central Asia
Bank Danamon
Bank Ekonomi
Bank Mandiri
Bank Mandiri Syariah
Bank Mega
Bank Nasional Indonesia (BNI)
Bank NISP
Bank Panin
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Bank Sinarmas
Bank Sumsel Babel
Bank Tabungan Negara (BTN)
2 Kabupaten Bangka
Bank BCA KCP Sungailiat
Bank BRI KC Sungailiat
Bank BTN Kantor Kas Sungailiat
Bank Mandiri Sungailiat
Bank Mega PT. Tbk
BNI Sungailiat
J Trust Bank
Kantor Bank Sumsel babel Capem Syariah Sungailiat
Panin Bank KCP Sungailiat
Sumsel Babel Bank Branch Sungailiat
3 Kabupaten Bangka Barat
Bank BNI
Bank BRI Jebus
Bank Sinarmas Atm
4 Kabupaten Bangka Tengah
Bank BRI
Bank Sinarmas. PT Tbk
BRI Teras Namang
MoneyGram
5 Kabupaten Bangka Selatan
Bank BNI (Persero) Tbk
Bank BRI KCP Toboali
Bank BRI Unit Payung
Bank BRI Unit Sadai
Bank BRI Unit Toboali
Bank Mandiri (Persero) Tbk Cab. Toboali
BPD. SUMSEL BABEL Cab. Toboali
BPD. SUMSEL BABEL Capem Payung
PT. Bank BCA
PT. Bank Danamon Indonesia. Tbk
BAB 4 - 43
No Kabupaten/ Kota Nama Bank
PT. BPRS BABEL Cab. Toboali
PT. BPRS BABEL Cab. Toboali Kas Air Gegas
PT. BPRS BABEL Cab. Toboali Kas Sadai
6 Kabupaten Belitung
Bank Bca
Bank BNI
Bank BRI
Bank Mandiri
Bank Sumsel Babel cab.
7 Kabupaten Belitung Timur
Bank BCA Cabang Manggar
Bank BNI Cabang Manggar
Bank BRI Cabang Manggar
Bank BRI Unit Manggar
Bank Mandiri Cabang Manggar
Bank Muamalat Cabang Manggar
Bank PTPN Cabang Manggar
Bank Sinar Mas Cabang Manggar
Bank Sumsel Babel cab. Manggar
Bank Syariah Bangka Belitung Cabang Manggar
Sumber : Dokumen Provinsi Bangka Belitung Dalam Angka 2021, BPS
Kebutuhan sarana keuangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disesuaikan dengan kebutuhan
penduduk dan juga minat dari investor yang akan berinvestasi untuk bergabung dan memberikan
kontribusi dalam hal keuangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Terkait pengidentifikasian
kebutuhan sarana keuangan, diperlukan data sebaran bank, ATM, dan money changer. Saat ini, di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sebagian besar ATM hanya berada di lokasi yang sama dengan
bank (belum tersebar). Untuk money changer, keberadaannya sangat diperlukan di sekitar lokasi DTW
(terutama pada lokasi DTW yang jauh dari pusat kota), agar memudahkan wisatawan mancanegara
untuk melakukan transaksi tunai.
BAB 4 - 44
Gambar 4. 23 - Bank BNI Tanjung Pandan di Kabupaten Belitung
Sumber : https://vymaps.com/
Untuk sarana keamanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, jumlahnya sudah mengacu kepada
kebutuhan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh instansi Kepolisian dan TNI. Berikut adalah sebaran
sarana keamanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tabel 4. 12 - Sebaran Sarana Keamanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2020
BAB 4 - 45
No, Kabupaten/ Kota Nama Sarana Keamanan
Diketahui bahwa di setiap kabupaten/ kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah memiliki
polsek untuk setiap kecamatan. Adapun sebaiknya untuk setiap kabupaten/ kota tersebut memiliki 1
polres.
BAB 4 - 46
Gambar 4. 24 - Polres Bangka Selatan
Sumber : http://buser24jam.com
BAB 4 - 47
1.6.1.1.6 Sarana dan Prasarana Komplek Olahraga (Sport Center)
Jumlah sarana dan prasarana komplek olahraga dapat dihitung berdasarkan SNI berdasarkan jumlah
penduduk dan berdasarkan jumlah kapasitas daya tampung yang tersedia di setiap fasilitas sarana dan
prasarana komplek olahraga. Berikut adalah komplek olah raga yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, seluruh kabupaten/
kota sudah memiliki komplek olahraga. Komplek olahraga yang tersebar di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sebagian besar memiliki daya tampung lebih dari 10.000 orang, yang dapat dikatakan mampu
melayani dalam tingkat provinsi.
BAB 4 - 48
1.6.1.1.7 Prasarana Air Bersih/ Air Minum
Air merupakan kebutuhan mendasar bagi semua makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari, kita
memerlukan air untuk minum, mandi, cuci, masak dan sebagainya. Namun, tidak semua orang bisa
mengakses air bersih dan mendapatkan sanitasi yang memadai untuk kebutuhan hidup. Untuk
mempercepat pelayanan air minum dalam, perlu digalakkan pembangunan partisipatif yang
melibatkan masyarakat sebagai subyek dalam penyelenggaraan air minum. Pemerintah secara
bertahap akan berubah dari penyedia prasarana menjadi peran pemberdaya dan fasilitator.
Tabel 4. 14 - Cakupan dan Jangkauan Pelayanan Air Minum/Air Bersih Provinsi Bangka Belitung
Cakupan Air
No Kabupaten/ Kota Minum/Air Pelayanan Air Minum/Air Bersih
Bersih
Kabupaten Bangka Pelayanan air minum/air bersih sebesar 19,74%, sehingga perlu
3 83,02%
Barat diupdate & konfirmasi pemerintah daerah/BUMD terkait.
Kabupaten Belitung Pelayanan air minum/air bersih sebesar 22% sehingga perlu
7 47%
Timur diupdate & konfirmasi pemerintah daerah/BUMD terkait.
Sumber: LPPD, SSK Kabupaten Bangka Selatan, 2017, SSK Kabupaten Belitung, 2018, Kabupaten Belitung Timur dalam Angka,
2021 BPS Kota/Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung, 2021, RTRW Provinsi Bangka Belitung, 2018 (diolah)
Berdasarkan cakupan air minum/air bersih Provinsi Bangka Belitung memiliki rata-rata prosentase
cakupan sebesar 46,6%, maka secara kumulatif ada 53,4% yang belum terealisasi sesuai dengan
program yang dibuat. Sebagian besar Provinsi Bangka Belitung belum memaksimalkan pelayanan
untuk masyarakat. Pendataan ini dilakukan oleh instansi pemerintahan PU dan Penataan Ruang,
Permukiman. Dimana kapasitas pelayanan air tersebut dipenuhi oleh PDAM.Contohnya yaitu
Pelayanan air bersih ke wisata Pantai Batu Rakit Penyediaan air bersih di kawasan wisata di supply dari
PDAM. Untuk melihat jumlah kebutuhan air bersih di Provinsi Bangka Belitung tahun 2020-2045 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
BAB 4 - 49
Jumlah Kebutuhan Air Bersih
No Kabupaten/ Kota
2020 2025 2030 2035 2040 2045
Kabupaten Bangka
3 31.295.808 34.762.896 38.610.144 42.883.200 47.629.296 52.900.416
Barat
Kabupaten Bangka
4 28.802.304 32.000.400 35.541.936 39.475.440 43.844.256 48.696.624
Tengah
Kabupaten Bangka
5 30.811.104 34.228.080 38.016.144 42.223.392 46.896.480 52.086.528
Selatan
6 Kabupaten Belitung 27.862.992 30.929.040 34.352.064 38.153.808 42.376.464 47.066.256
Kabupaten Belitung
7 19.017.936 21.116.448 23.453.424 26.049.168 28.932.048 32.134.032
Timur
Total 218.532.960 242719920 269.582.256 299.417.328 332.554.752 369.358.992
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Akses sanitasi layak adalah fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan, antara lain kloset
menggunakan leher angsa, tempat pembuangan akhir tinja menggunakan tangki septik atau sistem
pengolahan air limbah (SPAL)/Sistem Terpusat. Oleh karena itu, akses sanitasi layak ini juga
dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat dalam pengelolaan pembuangan akhir di masing-masing
tempat tinggalnya.
Pada tahun 2020, rata-rata rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak di Provinsi
Bangka Belitung masih mencapai 70 persen. Instalasi pengolahan limbah beracun dan berbahaya (B3)
belum teralisasi secara maksimal, tetapi secara berangsung Angka ini menunjukkan capaian positif
bagi pembangunan perumahan dan permukiman Kabupaten/Kota Bangka Belitung sehingga
kesehatan lingkungan dapat terealisasi.
Pembangunan IPAL pada kawasan perkotaan di Provinsi Bangka Belitung, kawasan wisata, komersial
dan kawasan industri (IPAL industri) serta instalasi pengolah limbah beracun dan berbahaya (B3).
Rencana pembangunan ini belum sepenuhnya teralisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
BAB 4 - 50
No Kabupaten/Kota 2020 2025 2030 2035 2040 2045
5 Kabupaten Bangka Selatan 20.540.736 22.818.720 25.344.096 28.148.928 235.198 34.724.352
6 Kabupaten Belitung 18.575.328 20.619.360 22.901.376 25.435.872 350.734 31.377.504
7 Kabupaten Belitung Timur 12.678.624 14.077.632 15.635.616 17.366.112 757.057 21.422.688
Provinsi Bangka Belitung 145.688.640 13.986.109.440 179.721.504 199.611.552 2.650.858 246.239.328
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Prasarana transportasi merupakan alat penunjang utama bagi terselenggaranya suatu usaha
pembangunan atau proyek prasarana. Contoh prasarana transportasi jalan raya jembatan dan lain
sebagainya. Berdasarkan RTRW Provinsi Bangka Belitung utamanya pelayanan transportasi masih
belum ada realisasi peningkatan dan pengembangan jaringan transportasi penyeberangan, belum ada
kegiatan baik perencanaan ataupun fisik pengembangan dan/atau pembangunan pelabuhan utama
Pelabuhan Pangkal Balam (Pangkalpinang) dan sekitarnya. Untuk lebih jelasnya pada tabel di bawah
ini adak menampilkan besaran cakupan dan bagaimana jangkauan pelayanaan transportasi.
Berdasarkan cakupan transportasi Provinsi Bangka Belitung memiliki rata-rata prosentase cakupan
sebesar 67%, maka secara kumulatif ada 33% yang belum terealisasi sesuai dengan program yang
dibuat. Sebagian besar Provinsi Bangka Belitung memiliki jalan menuju DTW dengan pengkerasan
jalan berupa jalan beton dan aspal.
Mobilitas merupakan Tersedianya jaringan jalan dimana memudahkan suatu masyarakat perindividu
melakukan pergerakan perpindahan. Standar Pelayanan Minimal Mobilitas jaringan jalan harus
dievaluasi berdasarkan keterhubungan antar pusat kegiatan dalam suatu wilayah yang dilayani oleh
jaringan jalan sesuai statusnya sehingga banyak masyarakat yang harus terlayani jaringan jalan. Angka
Mobilitas merupakan rasio antara jumlah total panjang jaringan jalan yang menghubungkan semua
pusat kegiatan terhadap jumlah total penduduk yang terdapat dalam suatu wilayah, yaitu dengan
satuan Km/10.000 jiwa.
Pencapaian nilai Standar Pelayanan Minimal Mobilitas dalam satuan persen dengan pencapaian angka
Mobilitas pada waktu akhir tahun pencapaian Standar Pelayanan Mobilitas terhadap angka Mobilitas
yang ditentukan. Standar Pelayanan Mobilitas ditentukan berdasarkan kerapatan atau kepadatan
penduduk disuatu wilayah, berikut dibawah ini tabel angka Mobilitas berdasarkan kepadatan
BAB 4 - 51
penduduk. Diketahui jumlah panjang jalan provinsi di Bangka Belitung 850,99 adalah Maka SPM
mobilitas dapat ditentukan dengan rumus berikut:
Kebakaran merupakan salah satu faktor yang sangat merugikan masyarakat baik dalam segi korban
jiwa dan harta benda serta asset yang tidak ternilai harganya. Prasarana penanggulangan bahaya
kebakaran merupakan alat untuk menunjang kerja sarana pemadaman kebakaran yang dilakukan oleh
dinas pemadam kebakaran. Di bawah ini merupakan tabel cakupan dan jangkauan penenggulangan
kebapakan di Provinsi Bangka Belitung berdasarkan kabupaten/kota.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa hampir sebagian besar cakupan penanggulangan
kebakaran sudah memiliki tupoksi pemadam kebakaran di BPBD. Hanya Kabupaten Bangka Barat yang
belum memiliki tupoksi pemadam kebakaran di BPBD. Dimana pelayanan penanggulangan kebakaran
berada di bawah dinas pemadam kebakaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa cakupan dan
jangkauan pelayanan penanggulangan kebakaran di Provinsi Bangka Belitung dapat dikatakan sudah
baik dan memenuhi kebutuhan.
Layanan Pemadaman, Penyelamatan dan Evakuasi oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan. Layanan Pemadaman yang dilakukan oleh relawan kebakaran (Balakar, Satlakar, dan
BAB 4 - 52
atau komunitas masyarakat lainnya) yang dibentuk dan/atau dibawah pembinaan Dinas Pemadam
Kebakaran dan Penyelamatan/Perangkat Daerah. Capaian SPM adalah Layanan pemadaman,
penyelamatan dan evakuasi oleh dinas pemadam kebakaran dan penyelamatan). Ditambah layanan
pemadaman yang dilakukan oleh relawan kebakaran (Balakar, Satlakar, dan atau komunitas
masyarakat lainnya) yang dibentuk dan/atau dibawah pembinaan Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penyelamatan/Perangkat Daerah).
Meningkatnya jumlah penduduk memberikan konsekuensi pada peningkatan kebutuhan lahan dan
penyediaan sarana prasarana. Sarana perumahan sebagai tempat tinggal merupakan salah satu
kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Kebutuhan perumahan yang cukup besar mendesak
pemerintah untuk membangun perumahan dengan massal, cepat, dan murah. Pembangunan yang
dilakukan untuk mencukupi kebutuhan perumahan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dengan
pendapatan menengah ke bawah ini cenderung lebih ditekankan pada upaya pengadaan rumah dilihat
dari segi kuantitasnya dan dalam pembangunan perumahan cenderung kurang memperhatikan
dengan tuntutan kebutuhan akan perumahan sebagai kebutuhan sosial dan kultural yang
mengandung aspek kualitas lingkungan yang manusiawi seperti kebutuhan akan ruang terbuka bagi
penghuninya.
Ruang terbuka bagi publik wajib ada dalam pengembangan perumahan. Berdasarkan fungsinya, ruang
terbuka publik merupakan tempat bertemu, berinteraksi serta sebagai tempat rekreasi. Rekreasi
merupakan kebutuhan manusia terutama di daerah perkotaan yang memiliki tekanan hidup lebih
tinggi. Lingkungan perumahan seharusnya menjadi tempat rekreasi yang paling penting karena
letaknya yang paling dekat dengan penghuni dan sebagian besar waktu luang dihabiskan di lingkungan
rumah. Di bawah ini merupakan penjabaran cangkupan dan jangkauan ruang terbuka hijau di Provinsi
Bangka Belitung dalam bentuk pembahasan kabupaten/kota.
Tabel 4. 21 - Cangkupan dan Jangkauan Ruang Terbuka Hijau di Provinsi Bangka Belitung
Cakupan Ruang Terbuka Pelayanan Penangulangan Ruang
No Kabupaten/ Kota
Hijau Terbuka Hijau
Ada RTH dan/atau RTNH pada
Kondisi fasilitas terlihat sangat baik meskipun
1 Kota Pangkalpinang setiap RW dan/atau RT yang
masih banyak aspek yang harus diperhatikan
dilengkapi dengan RBA
Ruang terbuka hijau paling banyak adalah
Ada RTH dan/atau RTNH pada
diwilayah Sungailiat, Kondisi fasilitas terlihat
2 Kabupaten Bangka setiap RW dan/atau RT yang
sangat baik meskipun masih banyak aspek yang
dilengkapi dengan RBA
harus diperhatikan
Ada RTH dan/atau RTNH pada
Kabupaten Bangka Kondisi fasilitas terlihat sangat baik meskipun
3 setiap kelurahan yang dilengkapi
Barat masih banyak aspek yang harus diperhatikan
dengan RBA
Ada RTH dan/atau RTNH pada
Kabupaten Bangka
4 setiap kelurahan yang dilengkapi RTH Ini terdapat di desa Terentang
Tengah
dengan RBA
Ada RTH dan/atau RTNH pada
Kabupaten Bangka
5 setiap kelurahan yang dilengkapi Kondisi fasilitas terlihat sangat baik meskipun
Selatan
dengan RBA masih banyak aspek yang harus diperhatikan
BAB 4 - 53
Cakupan Ruang Terbuka Pelayanan Penangulangan Ruang
No Kabupaten/ Kota
Hijau Terbuka Hijau
Ada RTH dan/atau RTNH pada
6 Kabupaten Belitung setiap RW dan/atau RT yang Kondisi fasilitas terlihat sangat baik meskipun
dilengkapi dengan RBA masih banyak aspek yang harus diperhatikan
Ada RTH dan/atau RTNH pada
Kabupaten Belitung
7 setiap RW dan/atau RT yang Kondisi fasilitas terlihat sangat baik meskipun
Timur
dilengkapi dengan RBA masih banyak aspek yang harus diperhatikan
Sumber: LPPD, SSK Kabupaten Bangka Selatan, 2017, SSK Kabupaten Belitung, 2018, Kabupaten Belitung Timur dalam Angka,
2021 BPS Kota/Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung, 2021, RTRW Provinsi Bangka Belitung, 2018
Berdasarkan tabel penyajian data cakupan dan pelayanan Ruang Terbuka Hijau di Provinsi Bangka
Belitung untuk pemenuhan kebutuhan dan standarisasi dari pelayanan kecukupan sudah dapat
dikatakan baik, namun belum adanya kebijakan pola ruang RTH. Sehingga belum ada pembaruang
penyesuaian alokasi Kawasan RTH. Contoh yang dapat diperhatikan lebih yaitu pemindahan lokasi
terminal lama dijadikan RTH dan sampai saat ini belum ada terminal baru sebagai pengganti. Dimana
Lokasi Terminal lama dijadikan RTH dan sampai saat ini belum ada terminal baru sebagai pengganti.
Selain itu IPAL dibangun 1 unit di RTH Arung Dalam Kecamatan Koba.
BAB 4 - 54
1.6.1.1.12 Prasarana Energi/ Kelistrikan
PLN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2016 mengelola 68 unit pembangkit listrik, kapasitas
pembangkit listrik yang tersambung sebesar 75.145.885 KVA dan daya terpasang sebanyak 276.304
kW. Daya tersambung terbesar ada pada konsumen rumah tangga, yaitu sebesar 391.094 kVA (63,72
persen). Sementara itu, daya tersambung untuk usaha dan industri adalah 170.293 kVA atau 27,74
persen. Sisanya adalah instansi pemerintah, sarana ibadah, dan lainnya sebesar 52.404 kVA (8,54
persen). Pada tahun 2016, jumlah pelanggan listrik bertambah menjadi 391.389 pelanggan (naik 5,53
persen). Sementara itu, pengadaan listrik oleh PLN di pedesaan paling banyak terdapat di Kabupaten
Bangka yaitu 70 desa dimana ada 51.026 rumah tangga yang dilayani.
Pada tahun 2020, rata-rata rumah tangga yang memiliki akses terhadap pelayanan Energi/Kelistrikan
di Provinsi Bangka Belitung masih mencapai 60 persen. Untuk itu masih diperlukan percepatan
pembangunan infrastruktur jaringan pipa minyak dan gas bumi Pembangunan jaringan listrik dan pipa
gas bawah laut adalah untuk menyuplai listrik dan gas dari sistem Sumatera ke Bangka Belitung. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
BAB 4 - 55
Tabel 4. 25 - Jumlah Kebutuhan Pelayanan Kelistrikan (kVA)
BAB 4 - 56
1.6.1.1.13 Prasarana Teknologi Informasi & Komunikasi
Pemanfaatan jaringan optik telah dilaksanakan secara optimal, karena provinsi Kep. Bangka Belitung
dilintasi jaringan telekomunikasi serat optik internasional. Pengaturan penempatan menara
telekomunikasi secara efektif dan efisien dengan mendorong pengguanaan menara bersama antara
operator (join operation). Telah dilakukan pengembangan jaringan dan pelayanan informasi dan
telekomunikasi sampai pada kawasan perdesaan. Pengembangan dan peningkatan pelayanan
telekomunikasi dan informasi untuk pelayanan publik dan usaha. Pada tahun 2020, rata-rata rumah
tangga yang memiliki akses terhadap pelayanan teknologi informasi dan komunikasi di Provinsi Bangka
Belitung masih mencapai 75 persen.
BAB 4 - 57
4.1.3.2. Temuan Analisis & Rekomendasi Penyediaan Amenitas
Untuk melihat apakah ketersediaan pusat informasi wisata/tourism information center (TIC) sudah
cukup memadai, berikut dilakukan penyandingan antara keberadaan TIC eksisting di seluruh
kabupaten/ kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan kebutuhan TIC ideal.
BAB 4 - 58
Tabel 4. 28 - Kebutuhan dan Jumlah TIC Eksisting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Kebutuhan TIC TIC Eksisting
Jumlah
No. Kabupaten/ Kota Sarana dan Prasarana Sarana dan Keterangan
Jumlah Jumlah Nama DTW
Pendukung Prasarana
1. Kota Pangkalpinang 1. Rak yang berisi brosur Sesuai 2 TIC Kota Pangkalpinang - 47 Jumlah TIC di Kota
dan leaflet paket jumlah DTW (Kawasan Pantai Pasir Pangkalpinang masih
kegiatan Padi) belum mencukupi
2. Display informasi TIC Bandara Depati Amir
elektronik untuk
2. Kabupaten Bangka promosi wisata berupa 1 TIC Kabupaten Bangka, - 103 Jumlah TIC di
TV atau Computer/ Dinas Pariwisata, Kabupaten Bangka
Laptop Kepemudaan Dan masih belum
3. media digital interactive Olahraga Kabupaten mencukupi
informasi wisata Bangka
4. Papan nama TIC
5. Service Desk/ meja
layanan untuk
pengunjung dan
3. Kabupaten Bangka petugas TIC - - - 50 Jumlah TIC di
Barat 6. Memiliki unsur Kabupaten Bangka
ornamen/ langgam Barat masih belum
daerah pada bangunan mencukupi
atau ruangan
7. Peta sebaran potensi
pariwisata
8. Toilet umum dan toilet
khusus disabilitas
4. Kabupaten Bangka 2 Tourist Information Centre - 78 Jumlah TIC di
9. Tempat sampah
Tengah Terentang Kabupaten Bangka
10. CCTV
TIC Bukit Bebek Mas Tengah masih belum
11. Free wifi
mencukupi
12. Tersedia Kotak P3K
dan APAR
BAB 4 - 59
Kebutuhan TIC TIC Eksisting
Jumlah
No. Kabupaten/ Kota Sarana dan Prasarana Sarana dan Keterangan
Jumlah Jumlah Nama DTW
Pendukung Prasarana
5. Kabupaten Bangka 2 TIC Bangka Selatan - 59 Jumlah TIC di
Selatan TIC Monumen Gerhana Kabupaten Bangka
Matahari Selatan masih belum
mencukupi.
BAB 4 - 60
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jumlah TIC di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih
belum mencukupi, melihat dari banyaknya DTW (idealnya setiap DTW memiliki 1 TIC) yang ada di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
4.1.3.2.2 Kulinari
Kebutuhan kulinari di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didasarkan pada kebutuhan dari penduduk,
permintaan/demand yang ada, serta minat dari investor/ pihak UMKM untuk berinvestasi. Berikut
adalah sebaran kulinari di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan kabupaten/ kota.
BAB 4 - 61
Jenis Kulinari
Kabupaten/ Keragaman
No. Pusat Kuliner/ Makanan dan
Kota Restoran Rumah Makan
Jajanan Minuman
Tradisional
1. Kota Terdapat lebih dari Terdapat 31-40 Terdapat kurang dari Terdapat lebih dari 5
Pangkalpinang 50 restoran rumah makan 10 pusat kuliner/ jenis makanan dan
jajanan minuman tradisional
2. Kabupaten Terdapat 32 restoran Terdapat lebih dari Terdapat kurang dari Terdapat lebih dari 5
Bangka 50 rumah makan 10 pusat kuliner/ jenis makanan dan
jajanan minuman tradisional
3. Kabupaten Terdapat lebih dari Terdapat lebih dari Terdapat kurang dari Terdapat lebih dari 5
Bangka Barat 50 restoran 50 rumah makan 10 pusat kuliner/ jenis makanan dan
jajanan minuman tradisional
4. Kabupaten Terdapat kurang dari Terdapat 10-20 Terdapat kurang dari Terdapat lebih dari 5
Bangka Tengah 10 restoran rumah makan 10 pusat kuliner/ jenis makanan dan
jajanan minuman tradisional
5. Kabupaten Terdapat kurang dari Terdapat 10-20 Terdapat kurang dari Terdapat 5 jenis
Bangka Selatan 10 restoran rumah makan 10 pusat kuliner/ makanan dan
jajanan minuman tradisional
6. Kabupaten Terdapat kurang dari Terdapat lebih dari Terdapat 10-20 Terdapat 5 jenis
Belitung 21-30 restoran 50 rumah makan pusat kuliner/ jajanan makanan dan
minuman tradisional
7. Kabupaten - Terdapat 31-40 - -
Belitung Timur rumah makan
Sumber : Hasil Survei Instansi, 2021
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar kabupaten/ kota yang ada di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung memiliki jumlah restoran, rumah makan, dan pusat kuliner/ jajanan yang
memadai dalam hal mendukung pariwisata. Pada sebagian besar kabupaten/ kota, keragaman jenis
makanan dan minuman tradisional pun cukup baik (terdapat 5 atau lebih jenis makanan dan minuman
tradisional). Menanggapi kondisi tersebut, maka yang selanjutnya perlu ditingkatkan untuk
mendukung kegiatan pariwisata adalah hospitality/pelayanan pada setiap restoran, rumah makan,
maupun pusat kuliner/ jajanan yang ada di setiap kabupaten/ kota. Untuk meningkatkan kualitas
pelayanan tersebut, perlu dilakukan usaha pelatihan terus menerus, sehingga para karyawan dapat
makin pandai dalam menjalankan tugasnya. Peningkatan kualitas pelayanan ini tidak hanya untuk
mendukung sektor pariwisata dalam hal merespons kebutuhan kenyamanan wisatawan, tetapi juga
dapat menjadi keuntungan bagi restoran, rumah makan, atau pusat kuliner/ jajanan itu sendiri, karena
kepuasan tamu dapat berpotensi memberikan pendapatan lebih pada restoran, rumah makan, atau
pusat kuliner/ jajanan itu sendiri.
BAB 4 - 62
Gambar 4. 28 - Restoran Neptune (Aroma Laut) di Kota Pangkalpinang
Sumber : https://www.tripadvisor.com/LocationPhotoDirectLink-g1234796-d7725339-i165151252-
Neptune_Club_Istana_Laut_Restaurant_Aroma_Laut_Restaurant-Pangkal_Pinan.html
4.1.3.2.3 Akomodasi
Kebutuhan akomodasi didasarkan pada jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan
nusantara, serta minat dari investor untuk berinvestasi. Untuk sebaran hotel di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung, akan ditampilkan melalui tabel berikut.
BAB 4 - 63
Tabel 4. 30 - Jumlah dan Nama Hotel di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Hotel Berbintang
No. Kabupaten/ Kota Hotel Non Bintang
Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
1. Kota Pangkalpinang - Jumlah: 6 Jumlah: 4 Jumlah: 1 - Jumlah: 7
Hotel Bumi Asih Hotel Mitra Garden Swisbell Hotel Puncak Budget Hotel
Hotel Centrum Hotel Sahid Bangka Puri Oasis
Cordela Hotel Hotel Grand Mutiara Rapos Hotel
Grand Millenium Grand Puncak Lestari Wisma Jaya II
Club Hotel Bangka Xinlu
Hotel Grand Hotel SUN
Sabrina Puri 56
Hotel Jati Wisata
BAB 4 - 64
Hotel Berbintang
No. Kabupaten/ Kota Hotel Non Bintang
Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
Penginapan 2004
Penginapan Indri
Sam Pesaren Hotel and
Resort
Penginapan M. Akhir
Penginapan 2009
Wisma Timah/ Kjub Pertim
Wisma Aksi
3. Kabupaten Bangka - - - - - Jumlah: 49
Barat
Arwana Penginapan
Berkah Kalian Hotel
Penginapan Pegagan
Penginapan Asia
Penginapan EB Global
Penginapan Kita
Sandy Penginapan
Penginapan Sederhana
Sampoerna Cipta
Taman Duku
Bungalow Taman Batu Rakit
White House Abang Yang
Hotel Yasmin
Yasmin Guest House
Hotel Pasadena
Hotel Berkah Kalian
Yasmin Homestay
Homestay Sudirman 12
Homestay Nora
Homestay Rosi 46
Homestay Hj. Laila
Homestay Gamal Santi 70
Homestay Asmani
Homestay Cici Avail
BAB 4 - 65
Hotel Berbintang
No. Kabupaten/ Kota Hotel Non Bintang
Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
Homestay Abeb
Homestay Putra Khasinda
Homestay Azizah
Homestay Surani Sasi 68
Homestay Kaminem 85
Homestay Ida MR
Homestay ST
Homestay Raflesia
Homestay Kafa
Homestay Yani
Homestay Ety Dwi
Homestay Nuzri 64
Homestay Jarapel
Penginapan Adhika
Penginapan Arwana
Penginapan Pegagan
Penginapan EB Global
Penginapan Sampurna
Cipta
Penginapan KITA
Penginapan Sandy
White House Abang Yang
Penginapan Asia
Penginapan Sederhana
Taman Duku
Bungalow Taman Batu Rakit
BAB 4 - 66
Hotel Berbintang
No. Kabupaten/ Kota Hotel Non Bintang
Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
Soll Marina Hotel Air Terjun Sadap
and Conference Wisata Bukit Pinteir
Center Wisata Bukut Kejora
Pemancingan Alam
Bumi Perkemahan SMPN 3
AIRGEGAS
Cik Suryadi
Ii ling
BAB 4 - 67
Hotel Berbintang
No. Kabupaten/ Kota Hotel Non Bintang
Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
April Homestay
Yurtati Homestay
Abu Bakar Homestay
M. Ali Homestay
Junita Homestay
Agustiar
Homestay
Handre Zen Homestay
Barokah Homestay
Belitong Inn Billiton Hotel Bahamas Hotel and Arumdalu Private Audi Inn
Central City 2 Martani Resort Resort Batu Penjuru Microcity
Hotel Pondok Impian Green Tropical BW Suite Belitung Belitung Holiday Resort
Central City Hotel Hotel Village Hotel and Grand Hatika Bukit Berahu Cottages
Premium Hotel Arnava Mutiara Resort Hotel Bunga Pantai Hotel
Belitung Lor In Hotel Resort Santika Premiere Citra Hotel
Lucia Hotel Belitung Beach Resort D Light Full Family
Grand Orion Golden Tulip Belitung Demoun
Puncak Hotel Essential Swiss Bellhotel Dewi Wisma
Havana MaxOne Belstar Drics House
Belitung Eka Inn
BW Inn Esbe Hotel
Fairfield by Marriot Halim Retreat House
Quinn Style Hotel Harlika Jaya Hotel
Hotel Belitung
Hotel Casa Beach
Hotel Hanggar
Hotel Revano
Kelayang Beach Cottages
Lebong Island
Lux Melati Hotel
BAB 4 - 68
Hotel Berbintang
No. Kabupaten/ Kota Hotel Non Bintang
Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
Meigah Hotel
Mustika 2
Ocean Hotel
Ocean Hotel
Pelangi Lake Resort
Penginapan Mitra
Penginapan Mustika
Penginapan Sriwijaya
Prima
Pulau Samosir Indah
Rock Wreck and Dive
Sarila Hotel
Surya Hotel
The Holiday Guest House
Trijaya Terang
Warna Warni House
Wisma Aditya
Wisma Bunga Pantai
Wisma Pagar Alam
Villa Bumi Kedaton
7. Kabupaten Belitung - - - - - Jumlah: 21
Timur
Guest Hotel
Nova ( SPBU Padang)
Nusa Indah II
Purnama
Royal City
Gubok Berangsai
Melati Wisata II
Mess Pemda Beltim Kelapa
Kampit
Mess Pemda Beltim
Gantung
Citra 21 Hotel
BAB 4 - 69
Hotel Berbintang
No. Kabupaten/ Kota Hotel Non Bintang
Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
Hotel Citra 13
Desta
Duta Pesona
Penginapan Merlyn
Nirwana
Nusa Indah
Omah Andini
Padang Mandiri
Sederhana
Simpang Empat
The Dena Resort
Sumber : Hasil Survei Instansi, 2021
BAB 4 - 70
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih terdapat
kabupaten/ kota yang belum memiliki hotel berbintang, yaitu Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten
Bangka Selatan, dan Kabupaten Belitung Timur. Bagi ketiga kabupaten yang belum memiliki hotel
tersebut, pengadaan hotel menjadi tantangan dan peluang bagi Pemerintah Daerah untuk
mengajukan atau menawarkan kerja sama dengan pihak investor untuk dapat berinvestasi dalam
membangun/ menyediakan hotel di masing-masing kabupaten tersebut.
BAB 4 - 71
Adapun untuk hotel-hotel berbintang, baik yang sudah ada maupun yang nantinya akan dibangun,
perlu mengacu kepada standar hotel berbintang yang diatur dalam Peraturan Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013 Tentang Standar Usaha Hotel.
Berikut adalah kriteria untuk hotel berbintang.
BAB 4 - 72
Tabel 4. 31 - Kriteria Hotel Berbintang
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
1. Bangunan Suatu bangunan yang Suatu bangunan yang Suatu bangunan yang Suatu bangunan yang Suatu bangunan yang
diperuntukkan sebagai diperuntukkan sebagai diperuntukkan sebagai diperuntukkan sebagai diperuntukkan sebagai
usaha hotel yang baik dan usaha hotel yang baik dan usaha hotel yang baik dan usaha hotel yang baik usaha hotel yang baik
terawat terawat terawat dan terawat dan terawat
2. Penanda Arah Tersedia papan nama Tersedia papan nama Tersedia papan nama Tersedia papan nama Tersedia papan nama
hotel (sign board) yang hotel (sign board) yang hotel (sign board) yang hotel (sign board) yang hotel (sign board) yang
jelas dan mudah terlihat jelas dan mudah terlihat jelas dan mudah terlihat jelas dan mudah terlihat jelas dan mudah terlihat
Tersedia tanda arah yang Tersedia tanda arah Tersedia tanda arah
menunjukkan fasilitas hotel yang menunjukkan yang menunjukkan
(hotel directional sign) fasilitas hotel (hotel fasilitas hotel (hotel
yang jelas dan mudah directional sign) yang directional sign) yang
terlihat jelas dan mudah terlihat jelas dan mudah terlihat
Tersedia tanda arah Tersedia tanda arah Tersedia tanda arah
menuju jalan keluar yang menuju jalan keluar menuju jalan keluar
aman (evacuation sign), yang aman (evacuation yang aman (evacuation
jelas dan mudah terlihat sign), jelas dan mudah sign), jelas dan mudah
terlihat terlihat
3. Taman atau - - Taman di dalam atau di Taman di dalam atau di Taman di dalam atau di
Landscape luar bangunan hotel luar bangunan hotel luar bangunan hotel
Tanaman di dalam Tanaman di dalam Tanaman di dalam
bangunan hotel bangunan hotel bangunan hotel
4. Parkir - - Tersedia tempat parkir dan Tersedia tempat parkir Tersedia tempat parkir
pengaturan lalu lintasnya dan pengaturan lalu dan pengaturan lalu
Area menurunkan tamu lintasnya lintasnya
(drop off) Area menurunkan tamu Area menurunkan tamu
(drop off ) (drop off )
5. Lobby Tersedia Lobby dengan Tersedia Lobby dengan Tersedia Lobby dengan Tersedia Lobby dengan Tersedia Lobby dengan
sirkulasi udara dan sirkulasi udara dan sirkulasi udara dan sirkulasi udara dan sirkulasi udara dan
pencahayaan yang baik pencahayaan yang baik pencahayaan yang baik pencahayaan yang baik pencahayaan yang baik
Aksesibilitas (ramp) bagi Aksesibilitas (ramp) Aksesibilitas (ramp)
penyandang cacat * bagi penyandang cacat bagi penyandang cacat
BAB 4 - 73
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
Tersedia penjelasan Tersedia penjelasan Tersedia penjelasan
fasilitas hotel (Hotel fasilitas hotel (Hotel fasilitas hotel (Hotel
Directory) Directory) Directory)
Tersedia lounge Tersedia lounge Tersedia lounge
Meja duty manager
6. Front Office Tersedia Gerai (counter) Tersedia Gerai (counter) Tersedia Gerai (counter) Tersedia Gerai Tersedia Gerai
atau meja kursi atau meja kursi atau meja kursi (counter) atau meja (counter) atau meja
Tersedia Sertifikat Tersedia Sertifikat Tersedia Sertifikat kursi kursi
dan/atau Plakat (Decal) dan/atau Plakat (Decal) dan/atau Plakat (Decal) Tersedia Sertifikat Tersedia Sertifikat
tanda bintang sesuai tanda bintang sesuai tanda bintang sesuai dan/atau Plakat (Decal) dan/atau Plakat (Decal)
Golongan Kelas hotel Golongan Kelas hotel Golongan Kelas hotel tanda bintang sesuai tanda bintang sesuai
Gerai Pelayanan tamu Golongan Kelas hotel Golongan Kelas hotel
(Concierge Counter) Gerai Pelayanan tamu Gerai Pelayanan tamu
Tersedia ruang Penitipan (Concierge Counter) (Concierge Counter)
Barang Berharga Tersedia ruang Tersedia ruang
Tersedia Ruang Penitipan Penitipan Barang Penitipan Barang
Barang Tamu Berharga Berharga
Tersedia Ruang Tersedia Ruang
Penitipan Barang Tamu Penitipan Barang Tamu
Tersedia Meja duty
manager
7. Business Center - - - Tersedia ruang untuk Ruang untuk pelayanan
pelayanan bisnis bisnis perkantoran
8. Area Belanja - - - Tersedia pilihan Drug Tersedia pilihan Drug
(Shopping Arcade) store/ bank/ gerai store/ bank/ gerai
penukaran uang penukaran uang
(money changer)/ travel (money changer)/ travel
agent/ airlines/ souvenir agent/ airlines/ souvenir
shop atau lainnya shop atau lainnya
9. Lift Lift untuk tamu (untuk Lift untuk tamu (untuk Lift untuk tamu (untuk Lift untuk tamu (untuk Lift untuk tamu (untuk
bangunan di atas 5 lantai bangunan di atas 5 lantai bangunan di atas 5 lantai bangunan di atas 5 bangunan di atas 5
dari lantai dasar) dari lantai dasar) dari lantai dasar) lantai dari lantai dasar) lantai dari lantai dasar)
Lift untuk Karyawan/ Lift untuk Karyawan/ Lift untuk Karyawan/
Barang (untuk bangunan di Barang (untuk Barang (untuk
BAB 4 - 74
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
atas 5 lantai dari lantai bangunan di atas 5 bangunan di atas 5
dasar lantai dari lantai dasar lantai dari lantai dasar
10, Toilet Umum Toilet Pria dan Wanita Toilet Pria dan Wanita Toilet Pria dan Wanita Toilet Pria dan Wanita Toilet Pria dan Wanita
(Public Rest Room) Terpisah dengan tanda Terpisah dengan tanda Terpisah dengan tanda Terpisah dengan tanda Terpisah dengan tanda
yang jelas yang jelas yang jelas yang jelas yang jelas
Urinoir beserta washletnya Urinoir beserta washletnya Urinoir beserta washletnya Urinoir beserta Urinoir beserta
(khusus untuk toilet pria) (khusus untuk toilet pria) (khusus untuk toilet pria) washletnya (khusus washletnya (khusus
Tersedia tempat cuci Tersedia closet duduk Tersedia closet duduk untuk toilet pria) untuk toilet pria)
tangan, sabun dan cermin dengan hand shower/ dengan hand shower/ Tersedia closet duduk Tersedia closet duduk
Tersedia Tempat Sampah washlet dan toilet paper washlet dan toilet paper dengan hand shower/ dengan hand shower/
Tersedia tempat cuci Tersedia tempat cuci washlet dan toilet paper washlet dan toilet paper
tangan, sabun dan cermin tangan, sabun dan cermin Tersedia tempat cuci Tersedia tempat cuci
Tersedia Tempat Sampah Tersedia Tempat Sampah tangan, sabun dan tangan, sabun dan
Toilet bagi tamu dengan cermin cermin
keterbatasan fisik Tersedia Tempat Tersedia Tempat
Alat pengering tangan Sampah Sampah
Toilet bagi tamu dengan Toilet bagi tamu dengan
keterbatasan fisik keterbatasan fisik
Alat pengering tangan Alat pengering tangan
11 Koridor Tersedia koridor Tersedia koridor Tersedia koridor Tersedia koridor Koridor/ Selasar dengan
Tersedia pencahayaan dan Tersedia pencahayaan dan Tersedia pencahayaan dan Tersedia pencahayaan rambu/ tanda yang jelas
sirkulasi udara yang baik sirkulasi udara yang baik sirkulasi udara yang baik dan sirkulasi udara Koridor/ Selasar dengan
Tersedia Alat Pemadam Tersedia pintu darurat, Tersedia pintu darurat, yang baik akses penyelamatan
Kebakaran tangga darurat (bangunan tangga darurat (bangunan Tersedia pintu darurat, darurat, tangga darurat
bertingkat) dan lampu bertingkat) dan lampu tangga darurat dan lampu darurat
darurat darurat (bangunan bertingkat) Pencahayaan dan
Tersedia Alat Pemadam Tersedia Alat Pemadam dan lampu darurat sirkulasi udara yang
Kebakaran Kebakaran Tersedia Alat Pemadam baik
Kebakaran Alat Pemadam
Kebakaran
12 Fasiltas Makan dan - - Tersedia ruang makan dan Tersedia ruang makan Restoran
Minum (F&B outlets) minum dengan sirkulasi dan minum dengan Ruang makan dan
udara dan pencahayaan sirkulasi udara dan minum dengan sirkulasi
yang baik pencahayaan yang baik udara dan pencahayaan
yang baik
BAB 4 - 75
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
Tersedia meja dan kursi Tersedia meja dan kursi Meja dan kursi makan
makan serta peralatannya makan serta serta peralatannya
Tersedia Menu peralatannya Daftar makanan &
Tersedia menu minuman dilengkapi
harga (menu)
Restoran Spesial/ Tematik
Ruang makan dan
minum dengan sirkulasi
udara dan pencahayaan
yang baik
Specialty restoran,
interior sesuai dengan
tema
Meja dan kursi makan
serta peralatan sesuai
dengan tema
Daftar makanan &
minuman dilengkapi
harga (menu) sesuai
dengan tema
13 Room Service - - Letaknya berdekatan Letaknya berdekatan Letaknya berdekatan
dengan dapur dan akses dengan dapur dan dengan dapur dan
ke kamar akses ke kamar akses ke kamar
Tersedia menu room Tersedia menu room Daftar makanan &
service service minuman dilengkapi
Tersedia peralatan dan Tersedia peralatan dan harga (Menu)
perlengkapannya perlengkapannya Peralatan dan
perlengkapannya
14 Public Bar - - - - Ruang minum
Daftar minuman
dilengkapi harga (drink
list)
Peralatan dan
perlengkapan
BAB 4 - 76
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
15 Kamar Tidur Tamu Tersedia kamar tidur Tersedia kamar tidur Tersedia kamar tidur Tersedia kamar tidur Kamar tidur termasuk
termasuk kamar mandi termasuk kamar mandi termasuk kamar mandi termasuk kamar mandi kamar mandi
Pintu dilengkapi dengan Pintu dilengkapi dengan Pintu dilengkapi dengan Pintu dilengkapi dengan Kamar Suite
kunci pengaman kunci pengaman kunci pengaman kunci pengaman Pintu dilengkapi dengan
Jendela dilengkapi dengan Jendela dilengkapi dengan Jendela dilengkapi dengan Jendela dilengkapi kunci pengaman
alat pengaman alat pengaman alat pengaman dengan alat pengaman Kamar dilengkapi
Tersedia pencahayaan dan Tersedia pencahayaan dan Tersedia pencahayaan dan Tersedia pencahayaan dengan sitem
sirkulasi udara yang baik sirkulasi udara yang baik sirkulasi udara yang baik dan sirkulasi udara penghemat energi
Tesedia petunjuk/ arah Tesedia petunjuk/ arah Tesedia petunjuk/arah yang baik Jendela dilengkapi
kiblat yang dipasang di kiblat yang dipasang di kiblat yang dipasang di Tesedia petunjuk/arah dengan alat pengaman
langit-langit (ceiling) langit-langit (ceiling) langit-langit (ceiling) kiblat yang dipasang di Kamar dilengkapi
Tersedia tempat tidur- Tersedia tempat tidur- Tersedia tempat tidur- langit-langit (ceiling) dengan alat pendeteksi
beserta perlengkapannya beserta perlengkapannya beserta perlengkapannya Tersedia tempat tidur- asap dan sprinkler
Tersedia tempat sampah Tersedia tempat sampah Tersedia tempat sampah beserta Tersedia pencahayaan
Tersedia denah lokasi Tersedia denah lokasi Tersedia denah lokasi perlengkapannya dan sirkulasi udara
kamar dan petunjuk kamar dan petunjuk kamar dan petunjuk Tersedia tempat yang baik
penyelamatan diri penyelamatan diri penyelamatan diri sampah Tesedia petunjuk/arah
Memenuhi ketentuan Memenuhi ketentuan Memenuhi ketentuan Tersedia denah lokasi kiblat yang dipasang di
tingkat kebisingan tingkat kebisingan tingkat kebisingan kamar dan petunjuk langit-langit (ceiling)
penyelamatan diri Tersedia tempat tidur-
Tanda dilarang Tanda dilarang Tanda dilarang
mengganggu (don't mengganggu (don't mengganggu (don't Memenuhi ketentuan beserta
disturb) dan permintaan disturb) dan permintaan disturb) dan permintaan tingkat kebisingan perlengkapannya
pembersihan kamar (make pembersihan kamar (make pembersihan kamar (make Tanda dilarang Meja dan kursi kerja
up room) dibuat secara up room) dibuat secara up room) dibuat secara mengganggu (don't Meja dan kursi duduk
terpisah atau terpisah atau terpisah atau disturb) dan permintaan Tersedia tempat
menggunakan elektronik menggunakan elektronik menggunakan elektronik pembersihan kamar sampah
Tempat penyimpanan Tempat penyimpanan Tempat penyimpanan (make up room) dibuat
Tersedia denah lokasi
pakaian pakaian pakaian secara terpisah atau
kamar dan petunjuk
menggunakan
Tersedia lampu baca Tersedia Night Table/ Bed Tersedia Night Table/ Bed penyelamatan diri
elektronik
Tersedia Saluran Side Table Side Table Petunjuk fasilitas dan
Tempat penyimpanan
komunikasi internal dan Tersedia lampu baca Tersedia lampu baca pelayanan hotel
pakaian
eksternal Cermin panjang (full length Cermin panjang (full length (compendium)
Tersedia Night
Tersedia TV mirror) mirror) Memenuhi ketentuan
Table/Bed Side Table
Tersedia Saluran tingkat kebisingan
Tersedia lampu baca
BAB 4 - 77
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
komunikasi internal dan Tersedia Saluran Cermin panjang (full Kamar tidur untuk tamu
eksternal komunikasi internal dan length mirror) dengan keterbatasan
Tersedia TV eksternal Tersedia Saluran fisik
Tersedia TV komunikasi internal dan Tanda dilarang
Tersedia Mini bar dan eksternal mengganggu (don't
pembuka botol Tersedia TV disturb) dan permintaan
Coffee - Tea Maker set Tersedia Mini bar dan pembersihan kamar
pembuka botol (make up room) dibuat
Tersedia peralatan tulis
secara terpisah atau
untuk tamu (guest Coffee - Tea Maker set
menggunakan
stationary) Tersedia peralatan tulis elektronik
untuk tamu (guest
Rak koper
stationary)
Tempat penyimpanan
pakaian
Individual Safe Deposit
Box
Tersedia Night
Table/Bed Side Table
Tersedia lampu baca
Cermin panjang (full
length mirror)
Tersedia Saluran
komunikasi internal dan
eksternal
Tersedia Jaringan
internet
Tersedia TV
Tersedia mini bar dan
pembuka botol
Coffee - Tea Maker set
Tersedia peralatan tulis
untuk tamu (guest
stationary)
BAB 4 - 78
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
16 Kamar Mandi Tamu Kamar mandi tamu dengan Kamar mandi tamu dengan Kamar mandi tamu dengan Kamar mandi tamu Kamar mandi tamu
lantai yang tidak licin lantai yang tidak licin lantai yang tidak licin dengan lantai yang dengan lantai yang
Tersedia kamar mandi Tersedia kamar mandi Tersedia kamar mandi tidak licin tidak licin
dengan kelengkapannya dengan kelengkapannya dengan kelengkapannya Tersedia kamar mandi Tersedia kamar mandi
minimal wastafel, closet, minimal wastafel, closet, minimal wastafel, closet, dengan dengan
shower shower shower kelengkapannya kelengkapannya
Tersedia sirkulasi udara Tersedia sirkulasi udara Tersedia sirkulasi udara minimal wastafel, minimal wastafel,
dan pencahayaan dan pencahayaan dan pencahayaan closet, shower closet, shower
Tersedia Saluran Tersedia Saluran Tersedia Saluran Tersedia sirkulasi udara Tersedia sirkulasi udara
pembuangan air pembuangan air pembuangan air dan pencahayaan dan pencahayaan
Tersedia air panas dan air Tersedia air panas dan air Tersedia air panas dan air Tersedia Saluran Tersedia Saluran
dingin dingin dingin pembuangan air pembuangan air
Tersedia tempat sampah Tersedia tempat sampah Tersedia tempat sampah Tersedia air panas dan Tersedia air panas dan
Tersedia perlengkapan Tersedia perlengkapan Tersedia perlengkapan air dingin air dingin
mandi tamu (toiletteries) mandi tamu (toiletteries) mandi tamu (toiletteries) Tersedia tempat Tersedia tempat
Tersedia handuk mandi Tersedia handuk mandi Tersedia handuk mandi sampah sampah
Gelas sikat gigi Tersedia perlengkapan Tersedia perlengkapan
mandi tamu (toiletteries) mandi tamu (toiletteries)
Tersedia handuk mandi Tersedia handuk mandi
Gelas sikat gigi Gelas sikat gigi
Kamar mandi untuk Kamar mandi untuk
tamu dengan tamu dengan
keterbatasan fisik keterbatasan fisik
(minimum 200 kamar) (minimum 200 kamar)
17 Sarana Olah Raga, - - Tersedia sarana olah raga, Tersedia sarana olah Tersedia sarana olah
rekreasi dan rekreasi dan kebugaran raga, rekreasi dan raga, rekreasi dan
kebugaran kebugaran kebugaran
18 Ruang Rapat - Ruang rapat dilengkapi Ruang rapat dilengkapi Ruang rapat dilengkapi Ruang rapat dilengkapi
perlengkapan dan perlengkapan dan perlengkapan dan perlengkapan dan
peralatan termasuk audio peralatan termasuk audio peralatan termasuk peralatan termasuk
visual visual audio visual audio visual
19 Ruang Perjamuan/ - - - Tersedia function room Tersedia function room
Function Room (tidak dengan akses tersendiri dengan akses tersendiri
untuk tamu untuk tamu
BAB 4 - 79
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
berlaku bagi Hotel Toilet umum yang Toilet umum yang
Resort) terpisah untuk pria dan terpisah untuk pria dan
wanita wanita
Jalur evakuasi Jalur evakuasi
20 Dapur - - Tersedia dapur yang Tersedia dapur yang Tersedia dapur yang
luasnya sesuai dengan luasnya sesuai dengan luasnya sesuai dengan
kebutuhan kebutuhan kebutuhan
Lantai, dinding dan ceiling Lantai, dinding dan Pantry
kuat, aman dan mudah ceiling kuat, aman dan Lantai, dinding dan
pemeliharaannya mudah ceiling kuat, aman dan
Drainase dilengkapi pemeliharaannya mudah
dengan perangkap lemak Drainase dilengkapi pemeliharaannya
(grease trap) dengan perangkap Drainase dilengkapi
Tersedia kitchen hood lemak (grease trap) dengan perangkap
yang dilengkapi dengan Tersedia kitchen hood lemak (grease trap)
penyaring lemak (grease yang dilengkapi dengan Tersedia kitchen hood
filter) penyaring lemak yang dilengkapi dengan
Tersedia sistem sirkulasi (grease filter) penyaring lemak
udara dan sistem Tersedia sistem (grease filter)
pencahayaan sirkulasi udara dan Tersedia sistem
Tersedia peralatan dan sistem pencahayaan sirkulasi udara dan
perlengkapan dapur Tersedia peralatan dan sistem pencahayaan
Tersedia perlengkapan perlengkapan dapur Tersedia peralatan dan
P3K Tersedia perlengkapan perlengkapan dapur
Tersedia tempat sampah P3K Tersedia perlengkapan
tertutup yang terpisah Tersedia tempat P3K
untuk sampah basah dan sampah tertutup yang Tersedia tempat
kering terpisah untuk sampah sampah tertutup yang
Tersedia alat pemadam basah dan kering terpisah untuk sampah
kebakaran Tersedia alat pemadam basah dan kering
Tempat penyimpanan kebakaran Tersedia alat pemadam
bahan makanan harian/ Tempat penyimpanan kebakaran
daily store bahan makanan harian/ Tempat penyimpanan
Tata letak perlengkapan daily store bahan makanan harian/
dapur sesuai alur kerja daily store
BAB 4 - 80
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
Tata letak perlengkapan Tata letak perlengkapan
dapur sesuai alur kerja dapur sesuai alur kerja
21 Pantry Tersedia Pantry Tersedia Pantry - - -
22 Dapur Spesial - - - - Tersedia dapur yang
luasnya sesuai dengan
kebutuhan
Lantai, dinding dan
ceiling kuat, aman dan
mudah
pemeliharaannya
Drainase dilengkapi
dengan perangkap
lemak (grease trap)
Tersedia kitchen hood
yang dilengkapi dengan
penyaring lemak
(grease filter)
Tersedia sistem
sirkulasi udara dan
sistem
pencahayaan
Tersedia peralatan dan
perlengkapan dapur
Tersedia perlengkapan
P3K
Tersedia tempat
sampah tertutup yang
terpisah untuk sampah
basah dan kering
Tersedia alat pemadam
kebakaran
Tempat penyimpanan
bahan makanan harian/
daily store
BAB 4 - 81
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
Tata letak perlengkapan
dapur sesuai alur kerja
23 Binatu - Ruang dan pengaturan
binatu
24 Area Penerimaan - - - Tersedia Area Tersedia Area
Barang Penerimaan Barang Penerimaan Barang
Alat timbangan yang Alat timbangan yang
telah ditera telah ditera
25 Daerah Tersedia Gudang Umum Tersedia Gudang Umum Tersedia Gudang Umum Tersedia Gudang Tersedia Gudang
Penyimpanan Tempat penyimpanan Umum Umum
(Storage) Bahan Makanan dan Tempat penyimpanan Tempat penyimpanan
minuman Bahan Makanan dan Bahan Makanan dan
Area untuk Peralatan dan minuman minuman
Perlengkapan Area untuk Peralatan Area untuk Peralatan
Gudang Engineering dan Perlengkapan dan Perlengkapan
Area penyimpanan barang Gudang Engineering Gudang Engineering
bekas Area penyimpanan Area penyimpanan
Tempat penyimpanan barang bekas barang bekas
bahan bakar Tempat penyimpanan Tempat penyimpanan
bahan bakar bahan bakar
26 Area Tata Graha - - Ruang Penyimpanan dan Ruang Penyimpanan Ruang Penyimpanan
pendistribusian guest dan pendistribusian dan pendistribusian
suplies dan amenities guest suplies dan guest suplies dan
Ruang linen dan seragam amenities amenities
(uniform) Ruang linen dan Ruang linen dan
Room boy station seragam (uniform) seragam (uniform)
Janitor Room boy station Room boy station
Janitor Janitor
27 Ruang Periksa - - - Tersedia ruang periksa Tersedia ruang periksa
Kesehatan dengan peralatan medis dengan peralatan medis
obat-obatan, dan obat-obatan, dan
perlengkapan yang perlengkapan yang
dibutuhkan dibutuhkan
BAB 4 - 82
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
28 Ruang Karyawan Tersedia kamar mandi laki- Tersedia kamar mandi laki- Tersedia kamar mandi laki- Tersedia kamar mandi Tersedia kamar mandi
laki dan wanita terpisah laki dan wanita terpisah laki dan wanita terpisah laki-laki dan wanita laki-laki dan wanita
Tersedia ruang makan Tersedia ruang makan Tersedia ruang ganti terpisah terpisah
karyawan karyawan karyawan dilengkapi Tersedia ruang ganti Tersedia ruang ganti
Tersedia tempat Ibadah Tersedia tempat Ibadah dengan locker laki-laki dan karyawan dilengkapi karyawan dilengkapi
Tersedia tempat sampah Tersedia tempat sampah wanita terpisah dengan locker laki-laki dengan locker laki-laki
yang tertutup yang tertutup Tersedia ruang makan dan wanita terpisah dan wanita terpisah
Kaca rias dan wastafel Kaca rias dan wastafel karyawan Tersedia ruang makan Tersedia ruang makan
Tersedia tempat Ibadah karyawan karyawan
Tersedia tempat sampah Tersedia tempat Ibadah Tersedia tempat Ibadah
Kaca rias dan wastafel Tersedia tempat Tersedia tempat
Ruang Pelatihan sampah sampah
Kaca rias dan wastafel Kaca rias dan wastafel
Ruang Pelatihan Ruang Pelatihan
29 Kantor Tersedia Ruang Pengelola Tersedia Ruang Pengelola Tersedia Ruang Pengelola Tersedia Ruang Tersedia Ruang
Hotel Hotel Hotel Pengelola Hotel Pengelola Hotel
30 Keamanan - - Ruang Security dan Ruang Security dan Ruang Security dan
instalasi CCTV instalasi CCTV instalasi CCTV
31 Utilitas Tersedia Instalasi Air Tersedia Instalasi Air Tersedia Instalasi Air Tersedia Instalasi Air Tersedia Instalasi Air
Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih
Tersedia Genset Tersedia Genset Tersedia Genset
Tersedia Instalasi jaringan Tersedia Instalasi Tersedia Instalasi
komunikasi jaringan komunikasi jaringan komunikasi
Instalasi Air Panas Instalasi Air Panas Instalasi Air Panas
32 Pengelolaan limbah Tempat penampungan Tempat penampungan Tempat penampungan Tempat penampungan Tempat penampungan
sampah sampah sampah sampah sampah
Instalasi Pengolahan Air Instalasi Pengolahan Air Instalasi Pengolahan Air Instalasi Pengolahan Air Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Limbah (IPAL) Limbah (IPAL) Limbah (IPAL) Limbah (IPAL)
33 Perawatan dan - - Tersedia tempat untuk Tersedia tempat untuk Tersedia tempat untuk
perbaikan peralatan pemeliharaan dan pemeliharaan dan pemeliharaan dan
(workshop) perbaikan yang dilengkapi perbaikan yang perbaikan yang
peralatan dilengkapi peralatan dilengkapi peralatan
BAB 4 - 83
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
34 Kantor Depan Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan
regristrasi dan regristrasi dan regristrasi dan regristrasi dan pemesanan kamar
pembayaran pembayaran pembayaran pembayaran (reservasi), registrasi,
Membangunkan tamu Membangunkan tamu Pemberian Informasi, Pemberian Informasi, dan pembayaran
(wake up call) (wake up call) pesan, pengurusan barang pesan, pengurusan Pemberian informasi,
tamu barang tamu pesan, pengurusan
Pelayanan saat tamu naik Pelayanan saat tamu barang tamu
dan turun dari kendaraan naik dan turun dari Pelayanan saat tamu
Membangunkan tamu kendaraan naik dan turun dari
(wake up call) Membangunkan tamu kendaraan
Jasa Penyewaan mobil (wake up call) Membangunkan tamu
Jasa pemanggilan taksi Jasa Penyewaan mobil (wake up call)
Pelayanan khusus untuk Jasa pemanggilan taksi Jasa pelayanan parkir
tamu dengan keterbatasan Pelayanan khusus (valet parking)
fisik untuk tamu dengan Jasa Penyewaan mobil
keterbatasan fisik Jasa pemanggilan taksi
Jasa panggilan (car
call)
Antar jemput
(dispatcher)
Pelayanan Duty
Manager
Pelayanan Guest
Relation
Pelayanan khusus
untuk tamu dengan
keterbatasan fisik
35 Tata Graha Pelayanan pembersihan Pelayanan pembersihan Pelayanan pembersihan Pelayanan pembersihan Pelayanan pembersihan
fasilitas tamu, fasilitas fasilitas tamu, fasilitas fasilitas tamu, fasilitas fasilitas tamu, fasilitas fasilitas tamu, fasilitas
publik dan fasilitas publik dan fasilitas publik dan fasilitas publik dan fasilitas publik dan fasilitas
karyawan karyawan karyawan karyawan karyawan
Penyiapan tempat tidur Penyiapan tempat tidur
(turn Down Bed) (turn Down Bed)
Pelayanan tamu penting Pelayanan tamu penting
(VIP treatment) (VIP treatment)
BAB 4 - 84
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
Pelayanan butler (butler
service)
36 Binatu - Tersedia pelayanan cuci Tersedia pelayanan cuci Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan
dan strika baju tamu dan strika baju tamu cuci dan strika baju cuci dan strika baju
tamu tamu
37 Makan dan Minum - - - - Pelayanan Penerimaan
Tamu (greeters)
Pelayanan penyajian
makanan dan minuman
Pelayanan penerimaan
pembayaran
Pelayanan untuk tamu
dgn keterbatasan fisik,
anak-anak dan lanjut
usia
38 Restoran Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan Speciality Restaurant
penyajian makanan dan penyajian makanan dan penyajian makanan dan penyajian makanan dan Pelayanan Penerimaan
minuman minuman minuman minuman Tamu
Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan Pelayanan Penyajian
penerimaan pembayaran penerimaan pembayaran penerimaan pembayaran penerimaan makanan dan minuman
Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan pembayaran sesuai tema
penyajian makanan penyajian makanan Tersedia pelayanan Pelayanan Penerimaan
Indonesia Indonesia penyajian makanan pembayaran
Indonesia Jenis makanan dan
Tersedia pelayanan minuman sesuai tema
penyajian makanan restoran
internasional Pelayanan untuk tamu
Pelayanan untuk tamu dengan keterbatasan
dgn keterbatasan fisik, fisik, anak-anak dan
anak-anak dan lanjut lanjut usia
usia
39 Room Service - - - Menerima pesanan Menerima pesanan
makanan dan minuman makanan dan minuman
dari kamar dari kamar
BAB 4 - 85
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
Penghidangan Penghidangan
makanan minuman ke makanan minuman ke
kamar kamar
Penerimaan Penerimaan
Pembayaran Pembayaran
40 Ruang Rapat - Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan
Penyelenggaraan Rapat Penyelenggaraan Rapat Penyelenggaraan Rapat Penyelenggaraan Rapat
41 Ruang Perjamuan - - - Pelayanan Pelayanan
Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Perjamuan Perjamuan
42 Pelayanan Bisnis - - Pelayanan bisnis Pelayanan bisnis Pelayanan bisnis
(business center) perkantiran
43 Olah Raga Rekreasi - - Pelayanan sarana olah Pelayanan sarana olah Pelayanan sarana olah
dan Kebugaran raga, rekreasi dan raga, rekreasi dan raga, rekreasi dan
kebugaran kebugaran kebugaran
44 Keamanan Tersedia Pelayanan Tersedia Pelayanan Tersedia Pelayanan Tersedia Pelayanan Tersedia Pelayanan
Keamanan Keamanan Keamanan Keamanan Keamanan
45 Kesehatan Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan Tersedia pelayanan
kesehatan tamu kesehatan tamu kesehatan tamu kesehatan tamu kesehatan tamu
46 Jam Operasional Tersedia waktu pemberian Tersedia waktu pemberian Tersedia waktu pemberian Tersedia waktu Tersedia waktu
pelayanan sesuai pelayanan sesuai pelayanan sesuai pemberian pelayanan pemberian pelayanan
kebutuhan operasional kebutuhan operasional kebutuhan operasional sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan
operasional operasional
47 Organisasi Hotel memiliki struktur Hotel memiliki struktur Hotel memiliki struktur Hotel memiliki struktur Hotel memiliki struktur
oganisasi oganisasi oganisasi oganisasi oganisasi
Hotel memiliki Peraturan Hotel memiliki Peraturan Hotel memiliki uraian tugas Hotel memiliki uraian Hotel memiliki uraian
Karyawan/PKB (Perjanjian Karyawan/PKB (Perjanjian setiap jabatan tugas setiap jabatan tugas setiap jabatan
Kerja Bersama) sesuai Kerja Bersama) sesuai Hotel memiliki SOP atau Hotel memiliki SOP Hotel memiliki SOP
peraturan peraturan petunjuk pelaksanaan atau petunjuk atau petunjuk
perundangundangan perundangundangan kerja (manual) pelaksanaan kerja pelaksanaan kerja
Hotel memiliki program Hotel memiliki program Hotel memiliki Peraturan (manual) (manual)
pemeriksaan kesehatan pemeriksaan kesehatan Karyawan/PKB (Perjanjian Hotel memiliki Hotel memiliki
karyawan karyawan Kerja Bersama) sesuai Peraturan Peraturan
Karyawan/PKB Karyawan/PKB
(Perjanjian Kerja (Perjanjian Kerja
BAB 4 - 86
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
peraturan Bersama) sesuai Bersama) sesuai
perundangundangan peraturan perundang- peraturan perundang-
Hotel memiliki program undangan undangan
pemeriksaan kesehatan Memiliki kebijakan Memiliki kebijakan
karyawan organisasi organisasi
48 Manajemen Pemeliharaan sanitasi, Memiliki Manajemen Hotel memiliki program Hotel memiliki program Program Keselamatan
hygiene dan lingkungan Keselamatan dan pemeriksaan kesehatan pemeriksaan kesehatan dan Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja (K3) karyawan karyawan (K3) dengan jumlah
dengan jumlah karyawan Memiliki Manajemen Memiliki Manajemen karyawan minimal 100
minimal 100 orang Keselamatan dan Keselamatan dan orang
Pemeliharaan sanitasi, Kesehatan Kesehatan Sistem
hygiene dan lingkungan Kerja (K3) dengan jumlah Kerja (K3) dengan Penanggulangan
Memiliki rencana usaha karyawan minimal 100 jumlah karyawan kebakaran
orang minimal 100 orang Manajemen Tanggap
Memiliki Sistem Memiliki Sistem darurat
Penanggulangan Penanggulangan Manajemen Usaha
kebakaran kebakaran Pelaksanaan sanitasi,
Pemeliharaan sanitasi, Pemeliharaan sanitasi, hygiene dan lingkungan
hygiene dan lingkungan hygiene dan lingkungan Program pemeriksaan
Memiliki Sistem Informasi Memiliki Sistem kesehatan karyawan
Manajemen Hotel Informasi Manajemen Manajemen penjaminan
Memiliki rencana usaha Hotel mutu
Memiliki Program Memiliki rencana usaha Sistem Informasi Hotel
Tanggung jawab Sosial Memiliki Program Rencana usaha
Perusahaan (CSR) Pengembangan Produk Program
Memiliki Program Pengembangan Produk
kemitraan dgn usaha Kemitraan dengan
mikro, kecil dan usaha mikro, kecil dan
menengah menengah
Memiliki Program Tanggung jawab Sosial
Tanggung jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Perusahaan (CSR)
49 Program Pemeliharaan Melaksanakan Melaksanakan Melaksanakan Melaksanakan Melaksanakan
dan Perbaikan pemeliharaan dan pemeliharaan dan pemeliharaan dan pemeliharaan dan pemeliharaan dan
peralatan perbaikan gedung, perbaikan gedung, perbaikan gedung, perbaikan gedung, perbaikan gedung,
BAB 4 - 87
No. Unsur Hotel Bintang 1 Hotel Bintang 2 Hotel Bintang 3 Hotel Bintang 4 Hotel Bintang 5
perlengkapan dan perlengkapan dan perlengkapan dan perlengkapan dan perlengkapan dan
peralatan peralatan peralatan peralatan peralatan
50 Sumber Daya Manusia Hotel melaksanakan Hotel melaksanakan Hotel melaksanakan Hotel melaksanakan Hotel melaksanakan
sertifikasi kompetensi bagi sertifikasi kompetensi bagi sertifikasi kompetensi bagi sertifikasi kompetensi sertifikasi kompetensi
karyawan karyawan karyawan bagi karyawan bagi karyawan
Karyawan mampu Karyawan mampu Karyawan mampu
berbahasa Asing minimal berbahasa Asing berbahasa Asing
bahasa Inggris minimal bahasa Inggris minimal bahasa Inggris
Melaksanakan Program Melaksanakan Program Melaksanakan Program
Pengembangan SDM Pengembangan SDM Pengembangan SDM
Melaksanakan penilaian Melaksanakan penilaian Melaksanakan penilaian
kinerja SDM kinerja SDM kinerja SDM
Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013 Tentang Standar Usaha Hotel
BAB 4 - 88
4.1.3.3. Temuan Analisis dan Rekomendasi Amenitas Berbasis Kinerja
Analisis dan rekomendasi amenitas berbasis kinerja adalah mengacu pada panduan penilaian
terhadap performa/ kinerja capaian dari masing-masing komponen didalam aspek amenitas yang
terdiri dari sebaran jumlah untuk Pusat Informasi Pariwisata/ Tourism Information Center (TIC),
Kulinari berupa Restoran, Rumah Makan, Pusat Jajanan/ Kuliner, dan Keragaman makanan dan
minuman tradisional, serta Akomodasi yang tersedia di masing-masing kabupaten dan kota.
Panduan penilaian untuk menilai Pusat Informasi Pariwisata/ Tourism Information Center (TIC) dilihat
berdasarkan capaian dari pelaksanaan penyediaan pembangunan yang ada dari masing-masing
kabupaten dan kota. Adapun tabel panduan penilaiannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
BAB 4 - 89
Tabel 4. 32 - Panduan Penilaian Pusat Informasi/ Tourism Information Center (TIC)
No Indikator Amenitas Pariwisata Nilai 0 Nilai 1 Nilai 3 Nilai 5 Nilai 7 Nilai 9 Nilai 11
1 INFORMASI PARIWISATA
1.1 Pusat Informasi Wisata (Tourism Tidak ada Jumlah DTW Jumlah DTW Jumlah DTW Jumlah DTW Jumlah DTW yang Seluruh DTW
Information Center/ TIC) yang memiliki yang memiliki yang memiliki yang memiliki memiliki TIC 75%- memiliki TIC
TIC kurang dari TIC 10%-25% TIC 25%-50% TIC 50%-75% 99% dari total
10% dari total dari total jumlah dari total jumlah dari total jumlah jumlah DTW
jumlah DTW DTW DTW DTW
1.2. Kelengkapan sarana dan prasarana Tidak ada Jumlah TIC yang Jumlah TIC yang Jumlah TIC yang Jumlah TIC yang Jumlah TIC yang Seluruh TIC
pendukung Pusat Informasi Wisata memiliki sarana memiliki sarana memiliki sarana memiliki sarana memiliki sarana telah memiliki
(Tourism Information Center/ TIC), dan prasarana dan prasarana dan prasarana dan prasarana dan prasarana sarana dan
terdiri dari: pendukung pendukung pendukung pendukung pendukung lengkap prasarana
1. Rak yang berisi brosur dan leaflet lengkap kurang lengkap 10%- lengkap 25%- lengkap 50%- 75%-99% dari total pendukung yang
paket kegiatan dari 10% dari 25% dari total 50% dari total 75% dari total jumlah DTW lengkap (100%)
2. Display informasi elektronik untuk total jumlah jumlah DTW jumlah DTW jumlah DTW
promosi wisata berupa TV atau DTW
Computer/ Laptop
3. Media digital interactive informasi
wisata
4. Papan nama TIC
5. Service Desk/ meja layanan untuk
pengunjung dan petugas TIC
6. Memiliki unsur ornamen/ langgam
daerah pada bangunan atau
ruangan
7. Peta sebaran potensi pariwisata
8. Toilet umum dan toilet khusus
disabilitas
9. Tempat sampah
10. CCTV
11. Free wifi
12. Tersedia Kotak P3K dan APAR
Sumber : Hasil Identifikasi Tim Penyusun ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
Dengan demikian tolak ukur untuk analisis berbasis kinerja untuk indikator Pusat Informasi Pariwisata/ Tourism Information Center (TIC) dari hasil pencapaian
pembangunan untuk masing-masing kabupaten dan kota dapat dilihat pada tabel berikut ini.
BAB 4 - 90
Tabel 4. 33 - Penilaian Amenitas pada Indikator Pusat Informasi Pariwisata/ Tourism Information Center (TIC) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Indikator Amenitas Kota Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten
No.
Pariwisata Pangkalpinang Bangka Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Belitung Timur
1 Pusat Informasi Wisata
(Tourism Information 1 1 0 1 1 1 1
Center/ TIC)
2 Kelengkapan sarana
dan prasarana
pendukung Pusat
0 0 0 0 0 7 0
Informasi Wisata
(Tourism Information
Center/ TIC)
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
BAB 4 - 91
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dinyatakan keberadaan sebaran Pusat Informasi Pariwisata/
Tourism Information Center (TIC) masih sangat terbatas, dan hanya di Kabupaten Belitung dari aspek
kelengkapan sarana dan prasarana pendukungnya terlihat memiliki kinerja yang lebih baik. Oleh
karena itu perlu pengembangan penyediaan untuk Pusat Informasi Pariwisata/ Tourism Information
Center (TIC) di masa yang akan datang serta direkomendasikan dapat tersedia setidaknya minimal 1
Pusat Informasi Pariwisata/ Tourism Information Center (TIC) untuk disetiap Daya Tarik Wisata (DTW),
agar dapat memberikan informasi dan data yang baik dan mampu memberikan pelayanan yang lebih
optimal kepada para pengunjung DTW tersebut.
Gambar 4. 31 - Ketersediaan Pusat Informasi Pariwisata/ Tourism Information Center (TIC) dari beberapa
Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Sumber : Hasil identifikasi survei Tim Penyusun ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan
pengisian verifikasi data dari para OPD terkait di tiap Kabupaten dan Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
1.6.1.1.15 Kulinari
Panduan penilaian untuk menilai Kulinari yang berupa jumlah Restoran, Rumah Makan, Pusat Jajanan/
Kuliner dan jumlah keragaman makanan dan minuman tradisional dapat dilihat berdasarkan
performa/ kinerja capaian dari pelaksanaan penyediaan pembangunan yang ada atas dasar
ketersediaan dari masing-masing kabupaten dan kota. Adapun tabel panduan penilaiannya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
BAB 4 - 92
Tabel 4. 34 - Panduan Penilaian Kulinari Berupa Restoran, Rumah Makan, Pusat Jajanan/ Kuliner di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Indikator Amenitas
No Nilai 0 Nilai 1 Nilai 3 Nilai 5 Nilai 7 Nilai 9 Nilai 11
Pariwisata
1 Jumlah Restoran Tidak ada Kurang dari Ada 10-20 Ada 21-30 Ada 31-40 Ada 41-50 restoran Tersedia lebih dari
10 restoran restoran restoran restoran 50 restoran
2 Jumlah Rumah Makan Tidak ada Kurang dari Ada 10-20 Ada 21-30 Ada 31-40 Ada 41-50 rumah Tersedia lebih dari
10 rumah rumah makan rumah makan rumah makan makan 50 rumah makan
makan
3 Jumlah pusat jajanan/ Tidak ada Kurang dari Ada 10-20 pusat Ada 21-30 pusat Ada 31-40 pusat Ada 41-50 pusat Tersedia lebih dari
kuliner 10 pusat jajanan/ kuliner jajanan/ kuliner jajanan/ kuliner jajanan/ kuliner 50 pusat jajanan/
jajanan/ kuliner
kuliner
4 Jumlah keragaman Tidak ada Ada 1 (satu) Ada 2 (dua) jenis Ada 3 (tiga) jenis Ada 4 (empat) Ada 5 (lima) jenis Ada diatas 5 (lima)
makanan dan minuman jenis minuman dan minuman dan jenis minuman minuman dan jenis minuman dan
tradisional minuman dan makanan makanan dan makanan makanan makanan
makanan tradisional tradisional tradisional tradisional tradisional
tradisional
Sumber : Hasil Identifikasi Tim Penyusun ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
Dengan demikian tolak ukur untuk analisis berbasis kinerja untuk indikator Kulineri diperoleh dari hasil pencapaian pembangunan untuk masing-masing
kabupaten dan kota dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. 35 - Penilaian Amenitas pada Indikator Kulineri di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Kabupaten Kabupaten
Indikator Amenitas Kota Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten
No. Bangka Bangka
Pariwisata Pangkalpinang Bangka Bangka Barat Belitung Belitung Timur
Tengah Selatan
1 Jumlah Restoran 11 7 11 1 1 5 0
2 Jumlah Rumah Makan 7 11 9 3 3 5 3
3 Jumlah pusat jajanan/
1 1 1 1 1 3 7
kuliner
4 Jumlah keragaman
makanan dan minuman 11 11 11 11 9 11 0
tradisional
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
BAB 4 - 93
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dinyatakan capaian berbasis kinerja untuk keberadaan sebaran
Kulineri sudah baik dan rekomendasinya adalah lebih meningkatkan kepada kualitas penyajian yang
diberikan kepada para pengunjung dan dapat meningkatkan jumlah dari restoran, rumah makan dan
khususnya pada pusat jajanan/ kuliner yang jumlah masih belum banyak dan perlu disesuaikan dengan
jumlah kebutuhannya terhadap jumlah pengunjung yang direncanakan di masa datang.
Gambar 4. 32 - Ketersediaan Kulineri dari beberapa Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
Sumber : Hasil identifikasi survei Tim Penyusun ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan pengisian verifikasi data dari
para OPD terkait di tiap Kabupaten dan Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
1.6.1.1.16 Akomodasi
Panduan penilaian untuk menilai Akomodasi terdiri dari klasifikasi berikut ini:
a. Hotel Bintang Lima - sebaran ketersediaan, alamat, jumlah kamar dan jumlah tempat tidur
b. Hotel Bintang Empat - sebaran ketersediaan, alamat, jumlah kamar dan jumlah tempat tidur
c. Hotel Bintang Tiga - sebaran ketersediaan, alamat, jumlah kamar dan jumlah tempat tidur
d. Hotel Bintang Dua - sebaran ketersediaan, alamat, jumlah kamar dan jumlah tempat tidur
e. Hotel Bintang Satu - sebaran ketersediaan, alamat, jumlah kamar dan jumlah tempat tidur
f. Hotel Melati - sebaran ketersediaan, alamat, jumlah kamar dan jumlah tempat tidur
g. Pondok Wisata - sebaran ketersediaan, alamat, jumlah kamar dan jumlah tempat tidur
h. Penginapan Remaja/ Youth Hostel - sebaran ketersediaan, alamat, jumlah kamar dan jumlah
tempat tidur
i. Bumi Perkemahan - sebaran ketersediaan, alamat, jumlah kamar dan jumlah tempat tidur
j. Persinggahan Karavan - sebaran ketersediaan, alamat, jumlah kamar dan jumlah tempat tidur
k. Vila - sebaran ketersediaan, alamat, jumlah kamar dan jumlah tempat tidur
l. Apartemen Hotel - sebaran ketersediaan, alamat, jumlah kamar dan jumlah tempat tidur
BAB 4 - 94
m. Penyediaan Akomodasi Jangka Pendek Lainnya - sebaran ketersediaan, alamat, jumlah kamar dan
jumlah tempat tidur
Berdasarkan klasifikasi akomodasi diatas, maka performa/ kinerja capaian dari pelaksanaan
penyediaan pembangunan yang ada untuk sebaran akomodasi tersebut berdasarkan ketersediaan
dari masing-masing kabupaten dan kota. Adapun tabel panduan penilaiannya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
BAB 4 - 95
Tabel 4. 36 - Panduan Penilaian Akomodasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Indikator Amenitas
No Nilai 0 Nilai 1 Nilai 3 Nilai 5 Nilai 7 Nilai 9 Nilai 11
Pariwisata
1 Jumlah ketersediaan Tidak ada Kurang dari 10 Ada 10-20 dari Ada 21-30 dari Ada 31-40 dari Ada 41-50 dari Tersedia lebih
akomodasi berupa hotel, dari ketersediaan ketersediaan ketersediaan ketersediaan ketersediaan dari 50 dari
penginapan, homestay, dll akomodasi akomodasi akomodasi akomodasi akomodasi ketersediaan
akomodasi
2 Jumlah tempat tidur hotel Tidak ada Kurang dari 500 Ada sejumlah 500 – Ada sejumlah Ada sejumlah Ada sejumlah Tersedia lebih
berbintang tempat tidur 1000 tempat tidur 1.000 - 2.500 2.500 -5.000 5.000 -7.500 dari 7.500 tempat
tempat tidur tempat tidur tempat tidur tidur
3 Jumlah tempat tidur hotel non Tidak ada Kurang dari 500 Ada sejumlah 500 – Ada sejumlah Ada sejumlah Ada sejumlah Tersedia lebih
bintang tempat tidur 1000 tempat tidur 1.000 - 2.500 2.500 -5.000 5.000 -7.500 dari 7.500 tempat
tempat tidur tempat tidur tempat tidur tidur
4 Persentase jumlah hotel Tidak ada Jumlah hotel Jumlah hotel Jumlah hotel Jumlah hotel Jumlah hotel Seluruh DTW
berbintang berbintang kurang berbintang 10%-25% berbintang 25%- berbintang 50%- berbintang 75%- memiliki hotel
dari 10% dari total dari total jumlah DTW 50% dari total 75% dari total 99% dari total berbintang
jumlah DTW jumlah DTW jumlah DTW jumlah DTW
5 Persentase jumlah hotel non Tidak ada Jumlah hotel non Jumlah hotel non Jumlah hotel non Jumlah hotel non Jumlah hotel non Seluruh DTW
bintang bintang kurang bintang 10%-25% dari bintang 25%-50% bintang 50%-75% bintang 75%-99% memiliki hotel
dari 10% dari total total jumlah DTW dari total jumlah dari total jumlah dari total jumlah non berbintang
jumlah DTW DTW DTW DTW
Sumber : Hasil Identifikasi Tim Penyusun ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
Dengan demikian tolak ukur untuk analisis berbasis kinerja untuk indikator akomodasi diperoleh dari hasil pencapaian untuk masing-masing kabupaten dan
kota dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. 37 - Penilaian Amenitas pada Indikator Akomdasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Kabupaten Kabupaten
Kota Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten
No. Indikator Amenitas Pariwisata Bangka Bangka
Pangkalpinang Bangka Bangka Barat Belitung Belitung Timur
Tengah Selatan
1 Jumlah ketersediaan akomodasi
berupa hotel, penginapan, 9 7 5 7 5 5 5
homestay, dll
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
BAB 4 - 96
Berdasarkan parameter indikator penilaian yang disampaikan diatas, tidak seluruh kabupaten dan
kota memiliki data yang sama khususnya pada jumlah tempat tidur dan jumlah kamar, serta
persentase ketersediaan jumlah hotel berbintang dan hotel non bintang dari total DTW yang tersedia
disuatu kabupaten dan kota. Tetapi informasi data yang diperoleh dari kabupaten dan kota hanya
kepada jumlah ketersediaan akomodasi saja, dengan demikian rekomendasi terhadap berbasis kinerja
yang ada adalah perlunya peningkatan informasi untuk jumlah ketersediaan kamar dan jumlah tempat
tidur baik dari hotel berbintang maupun hotel non berbintang, khususnya data ini menjadi prasyarat
Ketika mengajukan proposal dan perizinan ke dinas terkait dan harus terlaporkan kepada Dinas
Pariwisata agar menjadi database dari kabupaten dan kota.
Gambar 4. 33 - Ketersediaan Akomodasi dari beberapa Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
Sumber : Hasil identifikasi survei Tim Penyusun ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan pengisian verifikasi data dari
para OPD terkait di tiap Kabupaten dan Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
4.1.3.4. Temuan Analisis dan Rekomendasi Amenitas Berbasis Daya Dukung dan
Daya Tampung Spasial
Daya dukung adalah kemampuan dari suatu sistem untuk mendukung (support) suatu aktivitas sampai
pada tingkatan tertentu. Dalam perspektif biofisik wilayah, daya dukung dapat didefinisikan sebagai
jumlah maksimum populasi yang dapat didukung oleh suatu wilayah, sesuai dengan kemampuan
teknologi yang ada (Binder and Lopez, 2000).
Menurut UU No. 32 Th 2009 tentang Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Daya
dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan
manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya. Daya dukung lingkung hidup juga
memiliki makna adanya supply dan demand. Supply berupa kekayaan alam yang tersedia sedangkan
demand berupa konsumsi dari manusia. Tujuan interaksi antara keduanya yaitu tercapainya
keseimbangan. Daya dukung dan daya tampung lingkungan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan
jumlah penduduk dan konsumsi kebutuhan terhadap sumberdaya alam yang ada di lingkungannya.
BAB 4 - 97
Sedangkan berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2009, Daya Tampung Lingkungan Hidup
(DTLH) adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/ atau komponen lain
yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. Daya tampung lingkungan hidup juga memiliki makna
dimana terdapat kapasitas penampungan yang disediakan oleh alam dan terdapat beban
pencemaran/ populasi yang diciptakan oleh manusia. Tujuan interaksi keduanya yaitu ternetralisirnya
buangan tanpa mengurangi kapasitas alam.
Analisis amenitas berbasis pada daya tampung dan daya dukung spasial mengacu pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M.2007 tentang pedoman teknik analisis fisik dan lingkungan,
ekonomi serta sosial budaya dalam penyusunan Rencana Tata Ruang. Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan lahan untuk dapat mendukung upaya pemanfaatan dan
untuk mengetahui faktor – faktor fisik lahan yang bersifat menghambat dan tidak menghambat dalam
upaya pemanfaatan lahan untuk kegiatan tertentu. Sehingga hasil keluaran dari analisis ini adalah
berupa pet akelas kemampuan lahan yang terdiri dari Kawasan kemungkinan (pengembangan),
Kawasan kendala dan Kawasan limitasi yang merupakan bagian dari materi yang akan dijelaskan lebih
lanjut dan detil pada sub bagian penataan ruang. Adapun aspek yang menjadi analisis Satuan
Kemampuan Lahan (SKL) antara lain:
1. SKL Morfologi
2. SKL Kemudahan DIkerjakan
3. SKL Kestabilan Lereng
4. SKL Kestabilan Pondasi
5. SKL Ketersediaan Air
6. SKL Terhadap Erosi
7. SKL untuk Drainase
8. SKL Pembuangan Limbah
9. SKL Bencana Alam.
Kemudian Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis kesesuaian pembangunan yang terdiri dari:
BAB 4 - 98
6. Arahan pertanian dan Kawasan lindung dan dokumen tata ruang.
Selanjutnya melakukan overlay peta SKL dan Kesesuaian Pembangunan untuk menghasilkan peta daya
dukung wilayah, yaitu:
• Lahan yang tidak sesuai untuk pembangunan, tidak memiliki daya dukung untuk
pengembangan pembangunan
• Lahan yang sesuai untuk pembangunan diklasifikasin berdasarkan kelas SKL untuk mengetahui
daya dukung wilayah yang dihitung berdasarkan luas lahan yang sesuai untuk pembangunan
dikalikan rasio tutupan lahan tiap kelas SKL.
Dari perhitungan analisis daya dukung dan daya tampung wilayah maka diperoleh daya dukung untuk
luas lahan yang dapat digunakan sesuai dengan pembangunan wilayah dan skenario pertumbuhan
penduduk untuk dapat menjadi daya tampung dari suatu wilayah. Adapun rincian perhitungannya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
BAB 4 - 99
Tabel 4. 38 - Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah Kota Pangkalpinang
Pembagian Luas Kawasan Permukiman Skenario Skenario
Analisis Satuan Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Pembangunan
dalam Wilayah (Ha) Moderat Optimis
Daya Daya
Jumlah
Luas Lahan Sesuai 10% Tampung Tampung
30% Penduduk
Kelas Untuk 20% Bangunan (Jiwa) (Jiwa)
Kemampuan Daya Dukung Luas Rasio Tutupan 40% Infrastruktur Eksisting
Kemampuan Pembangunan Fasum Gedung 10m² / 10m² /
Pengembangan Lahan (Ha) Lahan RTH Hunian dan Tahun 2020
Lahan Kawasan Fasos Untuk Jiwa Jiwa
Lingkungan
Permukiman (Ha) Hunian Dengan Dengan
KLB =1 KLB =2
Kemampuan
Kelas A Pengembangan Kawasan Lindung - - - - - - -
-
Sangat Rendah
Kemampuan 10% Non
Kawasan
Kelas B Pengembangan permukiman; - - - - - -
Penyangga -
Rendah 90% RTH
Kawasan Budidaya,
Kemampuan pertanian,
Kelas C Pengembangan perkebunan, 20% 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0
0,00
Sedang dengan lahan
terbangun terbatas
Kawasan Budidaya
Kemampuan
Permukiman
Kelas D Pengembangan 30% 2.114,76 845,90 634,43 422,95 211,48 211.476 422.952
Kepadatan 7.049,20
Agak Tinggi
Rendah, dll
Kemampuan Kawasan
Kelas E Pengembangan Permukiman dan 50% 222,47 88,99 66,74 44,49 22,25 22.247 44.493
444,93
Sangat Tinggi kegiatan lainnya
Total Luas Wilayah
Yang Sesuai Untuk 2.337,23 934,89 701,17 467,45 233,72 233.723 467.446 216.893
Pembangunan
Luas Total Wilayah
10.569,33
Kabupaten/Kota
% Wilayah Sesuai
Untuk 22,11%
Pembangunan
Sumber: Hasil Analisis Tim ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
BAB 4 - 100
Tabel 4. 39 - Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah Kabupaten Bangka
Pembagian Luas Kawasan Permukiman Skenario Skenario
Analisis Satuan Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Pembangunan
dalam Wilayah (Ha) Moderat Optimis
Daya Daya Jumlah
Luas Lahan Sesuai 10% Tampung Tampung Penduduk
30%
Kelas Untuk 20% Bangunan (Jiwa) (Jiwa)
Kemampuan Daya Dukung Luas Rasio Tutupan 40% Infrastruktur Eksisting
Kemampuan Pembangunan Fasum Gedung 10m² / 10m² /
Pengembangan Lahan (Ha) Lahan RTH Hunian dan Jiwa Jiwa
Tahun 2020
Lahan Kawasan Fasos Untuk
Lingkungan Dengan Dengan
Permukiman (Ha) Hunian
KLB =1 KLB =2
Kemampuan
Kelas A Pengembangan Kawasan Lindung - - - - - - - -
Sangat Rendah
Kemampuan 10% Non
Kawasan
Kelas B Pengembangan permukiman; - - - - - -
Penyangga 12,14
Rendah 90% RTH
Kawasan
Budidaya,
Kemampuan
pertanian,
Kelas C Pengembangan 20% 219,63 87,85 65,89 43,93 21,96 21.963 43.926
perkebunan, 1.098,15
Sedang
dengan lahan
terbangun terbatas
Kawasan
Kemampuan Budidaya
Kelas D Pengembangan Permukiman 30% 13.819,84 5.527,93 4.145,95 2.763,97 1.381,98 1.381.984 2.763.967
46.066,12
Agak Tinggi Kepadatan
Rendah, dll
Kemampuan Kawasan
Kelas E Pengembangan Permukiman dan 50% 1.310,12 524,05 393,04 262,02 131,01 131.012 262.025
2.620,25
Sangat Tinggi kegiatan lainnya
Total Luas Wilayah
Yang Sesuai Untuk 15.349,59 6.139,84 4.604,88 3.069,92 1.534,96 1.534.959 3.069.918 343.821
Pembangunan
Luas Total Wilayah
302.199,11
Kabupaten/Kota
% Wilayah Sesuai
Untuk 5,08%
Pembangunan
Sumber: Hasil Analisis Tim ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
BAB 4 - 101
Tabel 4. 40 - Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah Kabupaten Bangka Barat
Pembagian Luas Kawasan Permukiman dalam Skenario Skenario
Analisis Satuan Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Pembangunan
Wilayah (Ha) Moderat Optimis
Daya Daya
Jumlah
Luas Lahan Sesuai 10% Tampung Tampung
30% Penduduk
Kelas Untuk 20% Bangunan (Jiwa) (Jiwa)
Kemampuan Daya Dukung Rasio Tutupan Infrastruktur Eksisting
Kemampuan Luas (Ha) Pembangunan 40% RTH Fasum Gedung 10m² / 10m² /
Pengembangan Lahan Lahan Hunian dan Tahun 2020
Lahan Kawasan Fasos Untuk Jiwa Jiwa
Lingkungan
Permukiman (Ha) Hunian Dengan Dengan
KLB =1 KLB =2
Kemampuan
Kelas A Pengembangan Kawasan Lindung - - - - - - - -
Sangat Rendah
Kemampuan 10% Non
Kawasan
Kelas B Pengembangan 6,60 permukiman; - - - - - -
Penyangga
Rendah 90% RTH
Kawasan
Budidaya,
Kemampuan
pertanian,
Kelas C Pengembangan 1.472,92 20% 294,58 117,83 88,37 58,92 29,46 29.458 58.917
perkebunan,
Sedang
dengan lahan
terbangun terbatas
Kawasan Budidaya
Kemampuan
Permukiman
Kelas D Pengembangan 121.817,57 30% 36.545,27 14.618,11 10.963,58 7.309,05 3.654,53 3.654.527 7.309.054
Kepadatan
Agak Tinggi
Rendah, dll
Kemampuan Kawasan
Kelas E Pengembangan Permukiman dan 2.123,71 50% 1.061,85 424,74 318,56 212,37 106,19 106.185 212.371
Sangat Tinggi kegiatan lainnya
Total Luas Wilayah
Yang Sesuai Untuk 37.901,71 15.160,68 11.370,51 7.580,34 3.790,17 3.790.171 7.580.341 217.332
Pembangunan
Luas Total Wilayah
285.889,48
Kabupaten/Kota
% Wilayah Sesuai
Untuk 13,26%
Pembangunan
Sumber: Hasil Analisis Tim ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
BAB 4 - 102
Tabel 4. 41 - Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah Kabupaten Bangka Tengah
Pembagian Luas Kawasan Permukiman dalam Skenario Skenario
Analisis Satuan Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Pembangunan
Wilayah (Ha) Moderat Optimis
Daya Daya
Jumlah
Luas Lahan Sesuai 10% Tampung Tampung
30% Penduduk
Kelas Untuk 20% Bangunan (Jiwa) (Jiwa)
Kemampuan Daya Dukung Luas Rasio Tutupan 40% Infrastruktur Eksisting
Kemampuan Pembangunan Fasum Gedung 10m² / 10m² /
Pengembangan Lahan (Ha) Lahan RTH Hunian dan Tahun 2020
Lahan Kawasan Fasos Untuk Jiwa Jiwa
Lingkungan
Permukiman (Ha) Hunian Dengan Dengan
KLB =1 KLB =2
Kemampuan
Kelas A Pengembangan Kawasan Lindung - - - - - - - -
Sangat Rendah
Kemampuan 10% Non
Kawasan
Kelas B Pengembangan permukiman; - - - - - -
Penyangga 10,17
Rendah 90% RTH
Kawasan Budidaya,
Kemampuan pertanian,
Kelas C Pengembangan perkebunan, 20% 826,71 330,69 248,01 165,34 82,67 82.671 165.343
4.133,57
Sedang dengan lahan
terbangun terbatas
Kawasan Budidaya
Kemampuan
Permukiman
Kelas D Pengembangan 30% 16.133,42 6.453,37 4.840,03 3.226,68 1.613,34 1.613.342 3.226.684
Kepadatan Rendah, 53.778,06
Agak Tinggi
dll
Kemampuan Kawasan
Kelas E Pengembangan Permukiman dan 50% 735,83 294,33 220,75 147,17 73,58 73.583 147.165
1.471,65
Sangat Tinggi kegiatan lainnya
Total Luas Wilayah
Yang Sesuai Untuk 17.695,96 7.078,38 5.308,79 3.539,19 1.769,60 1.769.596 3.539.191 200.016
Pembangunan
Luas Total Wilayah
216.190,84
Kabupaten/Kota
% Wilayah Sesuai
Untuk 8,19%
Pembangunan
Sumber: Hasil Analisis Tim ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
BAB 4 - 103
Tabel 4. 42 - Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah Kabupaten Bangka Selatan
Pembagian Luas Kawasan Permukiman dalam Skenario Skenario
Analisis Satuan Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Pembangunan
Wilayah (Ha) Moderat Optimis
Daya Daya
Jumlah
Luas Lahan Sesuai 10% Tampung Tampung
30% Penduduk
Kelas Untuk 20% Bangunan (Jiwa) (Jiwa)
Kemampuan Daya Dukung Luas Rasio Tutupan Infrastruktur Eksisting
Kemampuan Pembangunan 40% RTH Fasum Gedung 10m² / 10m² /
Pengembangan Lahan (Ha) Lahan Hunian dan Tahun 2020
Lahan Kawasan Fasos Untuk Jiwa Jiwa
Lingkungan
Permukiman (Ha) Hunian Dengan Dengan
KLB =1 KLB =2
Kemampuan
Kelas A Pengembangan Kawasan Lindung - - - - - - - -
Sangat Rendah
Kemampuan 10% Non
Kawasan
Kelas B Pengembangan 10,89 permukiman; - - - - - -
Penyangga
Rendah 90% RTH
Kawasan Budidaya,
Kemampuan pertanian,
Kelas C Pengembangan perkebunan, 1.432,79 20% 286,56 114,62 85,97 57,31 28,66 28.656 57.311
Sedang dengan lahan
terbangun terbatas
Kawasan Budidaya
Kemampuan
Permukiman
Kelas D Pengembangan 90.298,88 30% 27.089,66 10.835,87 8.126,90 5.417,93 2.708,97 2.708.966 5.417.933
Kepadatan Rendah,
Agak Tinggi
dll
Kemampuan Kawasan
Kelas E Pengembangan Permukiman dan 2.778,98 50% 1.389,49 555,80 416,85 277,90 138,95 138.949 277.898
Sangat Tinggi kegiatan lainnya
Total Luas Wilayah
Yang Sesuai Untuk 28.765,71 11.506,28 8.629,71 5.753,14 2.876,57 2.876.571 5.753.142 213.966
Pembangunan
Luas Total Wilayah
370.058,75
Kabupaten/Kota
% Wilayah Sesuai
Untuk 7,77%
Pembangunan
Sumber: Hasil Analisis Tim ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
BAB 4 - 104
Tabel 4. 43 - Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah Kabupaten Belitung
Pembagian Luas Kawasan Permukiman dalam Skenario Skenario
Analisis Satuan Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Pembangunan
Wilayah (Ha) Moderat Optimis
Daya Daya
Jumlah
Luas Lahan Sesuai 10% Tampung Tampung
30% Penduduk
Kelas Untuk 20% Bangunan (Jiwa) (Jiwa)
Kemampuan Daya Dukung Luas Rasio Tutupan Infrastruktur Eksisting
Kemampuan Pembangunan 40% RTH Fasum Gedung 10m² / 10m² /
Pengembangan Lahan (Ha) Lahan Hunian dan Tahun 2020
Lahan Kawasan Fasos Untuk Jiwa Jiwa
Lingkungan
Permukiman (Ha) Hunian Dengan Dengan
KLB =1 KLB =2
Kemampuan
Kelas A Pengembangan Kawasan Lindung - - - - - - - -
Sangat Rendah
Kemampuan 10% Non
Kawasan
Kelas B Pengembangan permukiman; 90% - - - - - -
Penyangga 11,20
Rendah RTH
Kawasan Budidaya,
Kemampuan pertanian,
Kelas C Pengembangan perkebunan, 20% 433,75 173,50 130,13 86,75 43,38 43.375 86.750
2.168,76
Sedang dengan lahan
terbangun terbatas
Kawasan Budidaya
Kemampuan
Permukiman
Kelas D Pengembangan 30% 28.895,47 11.558,19 8.668,64 5.779,09 2.889,55 2.889.547 5.779.093
Kepadatan Rendah, 96.318,22
Agak Tinggi
dll
Kemampuan Kawasan
Kelas E Pengembangan Permukiman dan 50% 1.256,02 502,41 376,81 251,20 125,60 125.602 251.203
2.512,03
Sangat Tinggi kegiatan lainnya
Total Luas Wilayah
Yang Sesuai Untuk 30.585,23 12.234,09 9.175,57 6.117,05 3.058,52 3.058.523 6.117.047 193.493
Pembangunan
Luas Total Wilayah
226.775,89
Kabupaten/Kota
% Wilayah Sesuai
Untuk 13,49%
Pembangunan
Sumber: Hasil Analisis Tim ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
BAB 4 - 105
Tabel 4. 44 - Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Wilayah Kabupaten Belitung Timur
Pembagian Luas Kawasan Permukiman dalam Skenario Skenario
Analisis Satuan Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Pembangunan
Wilayah (Ha) Moderat Optimis
Daya Daya
Jumlah
Luas Lahan Sesuai 10% Tampung Tampung
30% Penduduk
Kelas Untuk 20% Bangunan (Jiwa) (Jiwa)
Kemampuan Daya Dukung Luas Rasio Tutupan Infrastruktur Eksisting
Kemampuan Pembangunan 40% RTH Fasum Gedung 10m² / 10m² /
Pengembangan Lahan (Ha) Lahan Hunian dan Tahun 2020
Lahan Kawasan Fasos Untuk Jiwa Jiwa
Lingkungan
Permukiman (Ha) Hunian Dengan Dengan
KLB =1 KLB =2
Kemampuan
Kelas A Pengembangan Kawasan Lindung - - - - - - - -
Sangat Rendah
Kemampuan 10% Non
Kawasan
Kelas B Pengembangan permukiman; - - - - - -
Penyangga 5,99
Rendah 90% RTH
Kawasan
Budidaya,
Kemampuan
pertanian,
Kelas C Pengembangan 20% 2.819,54 1.127,81 845,86 563,91 281,95 281.954 563.907
perkebunan, 14.097,68
Sedang
dengan lahan
terbangun terbatas
Kawasan Budidaya
Kemampuan
Permukiman
Kelas D Pengembangan 30% 24.781,41 9.912,56 7.434,42 4.956,28 2.478,14 2.478.141 4.956.281
Kepadatan 82.604,69
Agak Tinggi
Rendah, dll
Kemampuan Kawasan
Kelas E Pengembangan Permukiman dan 50% 1.590,80 636,32 477,24 318,16 159,08 159.080 318.160
3.181,60
Sangat Tinggi kegiatan lainnya
Total Luas Wilayah
Yang Sesuai Untuk 29.191,74 11.676,70 8.757,52 5.838,35 2.919,17 2.919.174 5.838.348 132.069
Pembangunan
Luas Total Wilayah
260.896,58
Kabupaten/Kota
% Wilayah Sesuai
Untuk 11,19%
Pembangunan
Sumber: Hasil Analisis Tim ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
BAB 4 - 106
Dari rincian perhitungan daya dukung dan daya tampung terhadap wilayah/ spasial, maka untuk
kebutuhan amenitas berdasarkan daya dukung dan daya tampung dari masing-masing kabupaten dan
kota masih mencukupi dengan mempertimbangkan beberapa area yang dibangun berdasarkan
analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) dan kesesuaian pembangunan.
4.1.3.5. Temuan Analisis dan Rekomendasi Amenitas Berbasis Daya Dukung dan
Daya Tampung Sarana
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap daya dukung dan daya tampung wilayah dari masing-masing
kabupaten dan kota, didapatkan skenario pengembangan untuk memenuhi kebutuhan rencana
pengembangan amenitas sesuai dengan kebutuhan dari tingkat pengunjung Wisatawan Mancanegara
dan Wisatawan Nusantara, serta juga berdasarkan ketersediaan jumlah penduduk yang ada. Sehingga
alokasi untuk pengembangan amenitas dapat diarahkan pada area yang telah direncanakan
pengembangannya berdasarkan skenario menurut daya dukung lahan dan kebutuhan area
pengembangan berdasarkan arahan pembagian luas Kawasan permukiman yang dapat dijadikan
cadangan kebutuhan untuk kegiatan penunjang amenitas, serta arahan skenario untuk daya tampung
pengunjung maupun penduduk setempat berdasarkan skenario moderat maupun skenario optimis.
Analisis SWOT merupakan suatu teknik perencanaan strategi yang bermanfaat untuk mengevaluasi
kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats),
dimana analisis SWOT pertama kali diperkenalkan oleh Albert S Humphrey pada tahun 1960-an dalam
memimpin proyek riset di Stanford Research Institute yang menggunakan data dari perusahaan-
perusahaan Fortune 500.
Selain itu, analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses)
dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Analisis SWOT membandingkan
antara faktor eksternal Peluang dan Ancaman dengan faktor internal Kekuatan dan
Kelemahan.(Freddy Rangkuti, 2005).
Untuk faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam terdiri dari dua poin yaitu kekuatan dan
kelemahan. Keduanya akan berdampak lebih baik dalam sebuah penelitian ketika kekuatan lebih
besar dibandingkan kelemahan. Dengan demikian kekuatan internal yang maksimum jelas akan
memberikan hasil penelitian yang jauh lebih baik. Adapun bagian bagian dari faktor internal itu
sendiri, antara lain sumber daya yang dimiliki, keuangan atau finansial, kelebihan atau kelemahan
internal organisasi, serta pengalaman-pengalaman organisasi sebelumnya (baik yang berhasil
maupun yang gagal).
BAB 4 - 107
2. Faktor Eksternal (Opportunities dan Threats)
Ini merupakan faktor dari luar entitas, di mana faktor ini tidak secara langsung terlibat pada apa
yang sedang diteliti dan terdiri dari 2 poin yaitu ancaman dan peluang. Adanya peluang serta
ancaman ini tentu saja akan memberikan data yang harus dimasukkan dalam kajian ini sehingga
menghasilkan strategi untuk menghadapinya. Beberapa poin yang termasuk pada faktor
eksternal, antara lain tren, budaya, sosial politik, ideologi, maupun perekonomian, sumber-
sumber permodalan, peraturan pemerintah, perkembangan teknologi, peristiwa-peristiwa yang
terjadi, dan lingkungan.
Berikut adalah identifikasi terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam amenitas
berbasis daya tarik wisata di kabupaten/kota dalam lingkup Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
A. Kekuatan/ Strength
1. Tersedianya sarana kulineri berupa jumlah restoran dan rumah makan yang tersebar di setiap
kabupaten dan kota.
2. Terdapat berbagai keragaman makanan dan minuman tradisional di setiap kabupaten dan
kota.
3. Ketersediaan jumlah sarana akomoadasi yang baik dan tinggi jumlahnya untuk Kota
Pangkalpinang, Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka.
4. Sarana pendukung berupa sarana peribadatan, kesehatan, dan keamanan yang baik dan
mencukupi jumlahnya dapat membantu keberlangsungan kegiatan pariwisata di setiap
kabupaten dan kota.
5. Ketersediaan sarana akomodasi dan perdagangan yang baik untuk Kota Pangkalpinang,
Kabupaten Bangka Tengah dan Kabupaten Belitung.
6. Ketersediaan sarana keuangan berupa sebaran jumlah bank tertinggi untuk Kota
Pangkalpinang dan diikuti oleh kabupaten dan kota lainnya.
7. Ketersediaan sarana dan prasarana kompleks fasilitas olahraga yang baik untuk Kota
Pangkalpinang.
B. Kelemahan/ Weakness
BAB 4 - 108
C. Peluang/ Oppurtunity
D. Ancaman/ Threath
Root Cause Analysis (RCA) adalah sebuah metodologi proses yang digunakan untuk mengidentifikasi
sumber utama masalah. Dalam penerapan lean manufacturing di perusahaan aka nada banyak
kegiatan analisis terutama saat melakukan perbaikan berkelanjutan (Kaizen) dengan menemukan akar
penyebab melalui pertanyaan mengapa hal tersebut terjadi. RCA adalah salah satu alat (tool) yang
digunakan dalam inisiatif memecahkan masalah (problem solving); untuk membantu tim menemukan
akar penyebab (root cause) dari masalah yang kini sedang dihadapi.
Analisis akar penyebab (Root Cause Analysis – RCA) didefinisikan sebagai proses atau teknik mendalam
untuk menemukan faktor dasar utama yang mendasari suatu masalah. Analisis akar penyebab adalah
metode untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah. Selain itu, metode RCA digunakan untuk
memperbaiki atau menghilangkan penyebabnya dan mencegah masalah berulang.
BAB 4 - 109
Apakah anda memiliki bukti yang menyatakan bahwa masalah memang benar ada?
Sudah berapa lama masalah tersebut ada?
Impact apa yang dirasakan dengan adanya masalah tersebut?
Dalam tahap ini, harus dilakukan analisa mendalam sebelum anda melangkah untuk melihat faktor-
faktor yang berperan dalam timbulnya masalah. Untuk membuat Root Cause Analysis yang anda
jalankan efektif, kumpulkanlah perwakilan-perwakilan dari setiap departemen yang terlibat (mulai
dari staf ahli hingga staf garda depan), yang memahami situasinya. Orang-orang yang memang familiar
dengan masalah tersebutlah yang mampu membantu anda mendapat pemahaman akan situasi saat
ini.
Dalam tahap ini, lakukan identifikasi sebanyak mungkin penyebab masalah yang bisa anda dan tim
pikirkan. Dalam banyak kasus, orang akan mengidentifikasi satu atau dua faktor kausal, lalu berhenti.
Padahal satu atau dua itu belum cukup untuk menemukan akar masalah yang sebenarnya. RCA
dilakukan bukan hanya untuk menghilangkan satu dua masalah di permukaan. RCA akan membantu
menggali lebih dalam dan menghilangkan akar dari keseluruhan masalah. Selain itu simak beberapa
tips untuk melakukan RCA berikut ini.
Gunakan beberapa tool berikut untuk membantu menemukan faktor-faktor kausal dari masalah:
Analisa “5-Whys” – Tanyakan “mengapa?” berulang kali hingga anda menemukan jawaban paling
dasar.
Drill Down – Bagilah masalah hingga menjadi bagian-bagian kecil yang lebih detail untuk
memahami gambaran besarnya.
Apresiasi – Jabarkan fakta-fakta yang ada dan tanyakan “Lalu kenapa jika hal ini terjadi/tidak
terjadi?” untuk menemukan konsekuensi yang paling mungkin dari fakta-fakta tersebut.
Diagram sebab-akibat – Cause and Effect Diagram (Fishbone Diagram), berupa bagan yang
menerangkan semua faktor penyebab yang mungkin untuk melihat dimana masalah pertama kali
muncul.
Gunakan tool yang sama dengan yang digunakan dalam langkah 3 untuk mencari akar dari setiap
faktor. Tools tersebut dirancang untuk mendorong anda dan tim menggali lebih dalam di setiap level
penyebab dan efeknya.
BAB 4 - 110
Siapa yang akan bertanggungjawab dalam implementasi solusi?
Adakah resiko yang harus ditanggung ketika solusi diimplementasikan?
Adapun hasil analisis dengan metode Root Cause Analysis (RCA) pada amenitas berbasis Daya Tarik
Wisata (DTW) dapat dilihat pada fish bone diagram berikut ini.
Gambar 4. 34 - Root Cause Analysis (RCA) Amenintas Berbasis Daya Tarik Wisata Berdasarkan Fish Bone
Diagram
Sumber: Analisis Tim Penyusun ITMP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2021
Aksesibilitas merupakan berbagai hal yang berkaitan dengan akses wisatawan ketika hendak
berkunjung ke sebuah destinasi wisata. Akses ini meliputi akses transportasi dan akses informasi.
Dalam sub-bab ini akan dilakukan penilaian sarana dan prasarana aksesibilitas berbasis kinerja untuk
setiap jenis sarana dan prasarana aksesibilitas.
A. Jaringan Jalan
Penghitungan kinerja jaringan jalan dilakukan dengan penilaian terhadap kemantapan jalan, rasio luas
jalan dibanding luas wilayah, dan analisa derajat kejenuhan jalan (V/C Rasio).
Kemantapan jalan merupakan rasio dari jumlah panjang jalan dengan kondisi rusak dan rusak berat
terhadap jumlah panjang jalan dengan kondisi baik dan sedang. Kemantapan jalan merupakan salah
satu indikator dalam menentukan keberhasilan pembangunan dan pemeliharaan jaringan jalan baik
untuk jalan Nasional, Provinsi, maupun jalan Kabupaten/Kota.
Panjang jalan di Kepulauan Bangka Belitung bedasarkan statusnya sebagai jalan nasional adalah
600,40 Km dengan total ruas sebanyak 40 ruas. Kemudian jika dilihat dari fungsinya, jalan nasional
BAB 4 - 111
terbagi kedalam jalan arteri primer dan kolektor primer-1, dimana berdasarkan SK Kepmen PUPR
Nomor 248 tahun 2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam Jaringan Jalan Primer menurut fungsinya
sebagai Jalan Arteri Primer (JAP) dan Jalan Kolektor Primer-1 (JKP-1) tercatat bahwa dari 40 ruas jalan
nasional yang ada di Kepulauan Bangka Belitung berfungsi sebagai Jalan Kolektor Primer-1 (JKP-1)
sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
BAB 4 - 112
Kemudian untuk ruas jalan provinsi, berdasarkan data dari Forum Lalu Lintas Angkutan Darat (FLLAJ)
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam penyampaian hasil survey kondisi jalan dengan PKRMS di
Ruas jalan Provins Kepulauan Bangka Belitung diketahui panjang jalan provinsi sesuai dengan SK
Peraturan Gubernur Nomor 188.44/79/PU tahun 2018 adalah sepanjang 850,99 Km dengan total ruas
jalan sebanyak 80 ruas jalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
BAB 4 - 113
Gambar 4. 35 - Peta Jaringan Jalan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Sumber: SK Kepmen PUPR Nomor 248 tahun 2015
BAB 4 - 114
Tabel 4. 46 - Jaringan Jalan Provinsi Menurut Fungsinya di Kepulauan Bangka Belitung
Fungsi
No Nama Ruas Panjang (km)
JKP-2 JKP-3
1 Ibul - Parit Tiga 29,48 √
2 Parit Tiga - Tanjung Ru 27,06 √
3 Sungai Dua - Dam III - Sangku 16,74 √
4 Sangku - Simpang Tempilang 20,65 √
5 Kelapa - Kayu Arang 16,65 √
6 Puding Besar - Saing - Kota Waringin 23,10 √
7 Pangkalpinang - Bts. Kota (Sp. Katis) 2,15 √
8 Pangkalpinang - Simpang Katis 18,27 √
9 Simpang Katis - Sungai Selan 15,78 √
10 Pasir Garam - Penagan - Kota Kapur 35,94 √
11 Penagan -Tanjung Tedung 16,55 √
12 Lingkar Timur 21,73 √
13 A.Yani 2,10 √
14 Rebo - Tanjung Pesona - Jelitik - Simpang Perahu 14,30 √
15 Sungailiat -Puding Besar 29,87 √
16 Sp. Semabung - Sampur 7,50 √
17 Namang-Puput 12,07 √
18 Puput - Simpang Katis 4,56 √
19 Sungai Selan - Lampur - Simpang Gedong 11,00 √
20 Puput - Sp. Gedong 7,13 √
21 Simpang Gedong - Payung 33,50 √
22 Koba - Lubuk Besar 34,20 √
23 Lubuk Besar - Tanjung Berikat 27,04 √
24 Payung - Air Bara 29,00
25 Payung -Bedengung 13,80 √
26 Air Gegas - Bedengung 24,40 √
27 Bedengung - Batu Betumpang 22,05 √
28 Gatot Subroto ( Tg.Pandan ) 2,50 B
29 Diponegoro ( Tg.Pandan ) 1,04 B
30 Dahlan (Tg. Pandan) 1,18 B
31 Basuki Rahmat (Tg. Pandan) 0,96 B
32 Sriwijaya ( Tg. Pandan ) 1,39 B
33 Sijuk ( Tg.Pandan ) 2,44 √
34 Junction - Membalong 47,04 √
35 Bantan - Pelulusan 11,5 √
36 Perawas - Buding 30,31 √
37 Buding - Manggar 43,85 √
38 Badau - Dendang 35,99
39 Dendang - Gantung 36,96 √
40 Sp.Renggiang - Gantung 18,10 √
41 Gantung - Sp. Padang 16,58 √
42 Tanjungpandan - Simpang Empat (Sijuk) 20,94 √
43 Simpang Empat (Sijuk)-Buding 30,35 √
44 Pasir Padi -Simpang Alexander 2,41
45 PPI 2,62 √
46 Trem 0,55 √
47 RE Martadinata 1,15 √
48 Sumberejo 2,00 √
49 Simpang Pulau Bangka - Sampur 2,10
50 Sp. Alexander - Sp. Lingkar Timur 6,70 √
51 Pulau Bangka 2,55
52 Pulau Belitung I 0,48
53 Pulau Belitung II 0,36
54 Pulau Gusung Asam 0,17
BAB 4 - 115
Fungsi
No Nama Ruas Panjang (km)
JKP-2 JKP-3
55 Pulau Gusung Baru 0,17
56 Pulau Pongok I 0,62
57 Pulau Pongok II 0,25
58 Pulau Pongok III 0,15
59 Pulau Ketawai 0,93 √
60 Pulau Ketawai I 0,43 √
61 Pulau Ketawai II 0,19
62 Pulau Mandanau 0,53
63 Pulau Lindung Laut 0,31
64 Pulau Lindung Darat 0,3
65 Pulau Batu Dinding I 0,58
66 Pulau Batu Dinding II 0,40
67 Pulau Punai 0,13
68 Pulau Semujur 0,13
69 Pulau Anyer 0,30
70 Pulau Panjang I 0,74
71 Pulau Panjang II 0,97
72 Pulau Panjang III 1,14
73 Pulau Lepar 1,11 √
74 Pulau Gelasa 0,62
75 Pulau Lampu 0,29
76 Pulau Putri I 0,15
77 Pulau Putri II 0,13
78 Pulau Putri III 0,09
79 Pulau Nangka 1,06
80 Akses Bandara 0,43
Total 850,99
Sumber: SK Peraturan Gubernur Nomor 188.44/79/PU Tahun 2018
BAB 4 - 116
Gambar 4. 36 - Peta Jaringan Jalan Provinsi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Sumber: SK Peraturan Gubernur Nomor 188.44/79/PU Tahun 2018
BAB 4 - 117
Jaringan jalan yang ada di DPP Bangka Belitung sebagian besar cukup bagus, terutama jalan yang
menghubungkan antar ibu kota kabupaten, namun terdapat beberapa ruas jalan memiliki kondisi ruas
jalan yang buruk. Total Kemantapan jalan baik Jalan Nasional dan Jalan Provinsi maupun Jalan
Kabupaten secara umum cukup mantap dengan tingkat kemantapan sebesar 76,42% namun hal ini
perlu ditingkatkan lagi kemantapannya dengan prioritas Jalan yang rusak berat dengan total panjang
jalan rusak berat sepanjang 729,78 km. Detail kondisi kemantapan jalan secara keseluruhan dapat
dilihat pada Tabel berikut.
BAB 4 - 118
Kondisi Sesuai SK Pergub
Panjang Tingkat
NO.188.44/79/PU/I/2018
Kabupaten Nama Ruas Ruas Kemantapan
(km) Rusak Rusak (%)
Baik Sedang
Ringan Berat
Total 32,67 32,670 0,000 0,000 0,000 100,0
Pangkalpinang - Simpang Katis 18,27 16,870 1,400 0,000 0,000 100
Simpang Katis - Sungai Selan 15,78 12,780 3,000 0,000 0,000 100
Pasir Garam - Penagan - Kota
Kapur 35,94 30,140 5,600 0,200 0,000 99,4
Penagan -Tanjung Tedung 16,55 12,350 4,200 0,000 0,000 100
Namang-Puput 12,07 11,870 0,200 0,000 0,000 100
Puput - Simpang Katis 4,56 4,560 0,000 0,000 0,000 100
Puput - Sp. Gedong 7,13 5,730 1,400 0,000 0,000 100
Koba - Lubuk Besar 34,20 33,000 1,000 0,000 0,200 99,4
Lubuk Besar - Tanjung Berikat 27,04 22,640 4,400 0,000 0,000 100
Pulau Gusung Asam 0,17 0,170 0,000 0,000 0,000 100
Pulau Gusung Baru 0,17 0,170 0,000 0,000 0,000 100
Bangka Pulau Ketawai 0,93 0,930 0,000 0,000 0,000 100
Tengah
Pulau Ketawai I 0,43 0,430 0,000 0,000 0,000 100
Pulau Ketawai II 0,19 0,190 0,000 0,000 0,000 100
Pulau Lepar 1,11 0,600 0,000 0,000 0,510 54,1
Pulau Lindung Laut 0,31 0,310 0,000 0,000 0,000 100
Pulau Semujur 0,13 0,000 0,130 0,000 0,000 100
Pulau Lindung Darat 0,30 0,300 0,000 0,000 0,000 100
Pulau Panjang I 0,74 0,740 0,000 0,000 0,000 100
Pulau Panjang II 0,97 0,970 0,000 0,000 0,000 100
Pulau Panjang III 1,14 1,140 0,000 0,000 0,000 100
Pulau Gelasa 0,62 0,620 0,000 0,000 0,000 100
Pulau Nangka 1,06 1,060 0,000 0,000 0,000 100
Akses Bandara 0,43 0,430 0,000 0,000 0,000 100
Total 180,24 158,000 21,330 0,200 0,710 99,5
Sungai Selan - Lampur - Simpang
Gedong 11,00 4,600 6,400 0,000 0,000 100
Simpang Gedong - Payung 33,50 33,300 0,200 0,000 0,000 100
Payung -Bedengung 13,80 13,800 0,000 0,000 0,000 100
Air Gegas - Bedengung 24,40 24,400 0,000 0,000 0,000 100
Bangka Bedengung - Batu Betumpang 22,05 22,050 0,000 0,000 0,000 100
Selatan
Payung - Air Bara 29,00 28,400 0,600 0,000 0,000 100
Pulau Pongok I 0,62 0,600 0,020 0,000 0,000 100
Pulau Pongok II 0,25 0,250 0,000 0,000 0,000 100
Pulau Pongok III 0,15 0,000 0,150 0,000 0,000 100
Pulau Lampu 0,29 0,290 0,000 0,000 0,000 100
Total 135,06 127,69 7,37 0,00 0,00 100,0
Sijuk ( Tg.Pandan ) 2,44 2,000 0,440 0,000 0,000 100
Junction - Membalong 47,04 36,440 4,200 1,200 5,200 86,4
Belitung Perawas - Buding 30,31 2,800 14,110 4,600 8,800 55,8
Tanjungpandan - Simpang Empat
(Sijuk) 20,94 20,940 0,000 0,000 0,000 100
BAB 4 - 119
Kondisi Sesuai SK Pergub
Panjang Tingkat
NO.188.44/79/PU/I/2018
Kabupaten Nama Ruas Ruas Kemantapan
(km) Rusak Rusak (%)
Baik Sedang
Ringan Berat
Simpang Empat (Sijuk)-Buding 30,35 15,000 9,600 2,000 3,750 81,1
Gatot Subroto ( Tg.Pandan ) 2,50 1,200 1,300 0,000 0,000 100
Diponegoro ( Tg.Pandan ) 1,04 0,000 0,600 0,440 0,000 57,7
Dahlan (Tg. Pandan) 1,18 0,000 0,980 0,200 0,000 83,1
Basuki Rahmat (Tg. Pandan) 0,96 0,000 0,560 0,000 0,400 58,3
Sriwijaya ( Tg. Pandan ) 1,39 1,190 0,200 0,000 0,000 100
Pulau Mandanau 0,53 0,530 0,000 0,000 0,000 100
Bantan - Pelulusan 11,50 4,300 2,400 1,400 3,400 58,3
Badau - Dendang 35,99 4,790 16,400 3,800 11,000 58,9
Total 186,17 89,190 50,790 13,640 32,550 75,2
Buding - Manggar 43,85 9,600 16,400 9,600 8,250 59,3
Dendang - Gantung 36,96 16,260 11,000 3,600 6,000 73,8
Belitung Timur
Sp.Renggiang - Gantung 18,10 2,900 10,200 1,600 3,400 72,4
Gantung - Sp. Padang 16,58 13,580 2,400 0,600 0,000 96,4
Total 115,49 42,340 40,000 15,400 17,650 71,3
Total Ruas 850,99 627,190 142,750 29,440 51,510 90,5
Sumber : Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 120
Panjang Kondisi Jalan (Km)
No Kabupaten/ Kota Jalan Tingkat
(Km) Baik Sedang Rusak Rusak Berat
Kemantapan (%)
7 Pangkalpinang 403.00 352.00 14.00 22.00 15.00 90.82
TOTAL 4,807.13 2,759.84 914.22 403.29 729.78 76.43
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Dari Tabel diatas dapat dilihat Kondisi Jalan berdasarkan status Nasional maupun Provinsi masih
kurang maksimal baik tingkat kemantapannya maupun kondisi lebar jalannya. Terdapat beberapa ruas
Jalan Nasional yang lebarnya kurang dari 6-7 m dan Jalan Provinsi yang lebarnya kurang dari 5 m.
kemudian jika dilihat pada tabel kondisi kemapatapan jalan berdasarkan kabupaten/ kota, dapat
dilihat bahwa masih terdapat kabupaten/ kota yang tingkat kematapan jalannya dibawah 75% yaitu
Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Selata, dan Kabupaten Bangka.
Selain jaringan jalan. transportasi darat yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan
terminal dan kelengkapannya termasuk moda transportasi darat seperti angkutan umum.
Penyelenggaraan transportasi darat supaya dapat berjalan secara aman dan efisien, perlu disiapkan
suatu jaringan transportasi jalan yang handal yang terdiri dari ruas dan simpul. Secara makro jaringan
jalan harus dapat melayani transportasi yang cepat dan langsung (efisien). Namun juga dapat
memisahkan sekaligus melayani lalu lintas dengan berbagai tujuan. Untuk itu dalam menata jaringan
jalan perlu dikembangkan sistem jaringan jalan yang jelas dan didukung dengan penataan ruang dan
penggunaan lahan.
Pelayanan
Kinerja pelayanan untuk transportasi jalan yaitu selamat, aksesibilitas, terpadu, kapasitas, teratur,
lancar dan cepat, kemudahan, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, polusi rendah dan
efisien, yang dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Aksesibilitas
Pelayanan transportasi jalan memiliki daya hubung (aksesibilitas) transportasi yang sangat baik
dibandingkan moda transportasi lainnya. Hal ini dikarenakan daya hubung transportasi jalan
dapat menjangkau sampai di wilayah pedesaan dan pengembangan jaringannya juga dapat
menjangkau wilayah terisolir. Selain itu bila ditinjau sebagai konsep multimoda sistem,
transportasi jalan biasanya berfungsi sebagai penghubung sistem multimoda tersebut. Kondisi ini
juga terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki karakteristik hampir sama
dengan wilayah lain, yakni dominan pada transportasi jalan. Daya hubung itu juga
menghubungkan zona-zona berdasarkan hirarki wilayah yang ada di wilayah darat Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung maupun dalam kesatuan wilayah regional Pulau Bangka dan Pulau
Belitung.
BAB 4 - 121
dan Pulau Belitung. Pengembangan pelayanan jaringan transportasi dilakukan agar dapat
menciptakan kaitannya terhadap wilayah nasional, dengan demikian kebutuhan akan
aksesibilitas dengan pusat-pusat kegiatan nasional akan berpengaruh terhadap pertumbuhan
pengembangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2. Keterpaduan
Konsep antar moda, merupakan konsep yang berkembang di dalam pengembangan daerah.
Sistem keterpaduan moda ini juga berpotensi di semua wilayah kabupaten/kota dalam lingkup
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kedudukan transportasi jalan sebagai pendukung
penghubung antar moda dan intermoda simpul transportasi, seperti antar terminal penumpang
sangat vital. Keterpaduan moda angkutan jalan yang terintis adalah perpindahan dari angkutan
antar kota baik dari pelayanan bus umum dengan angkutan perkotaan maupun pedesaan
termasuk angkutan paratransit yang ada.Saat ini keterpaduan moda di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung terdapat di terminal-terminal dan pasar. Keterpaduan antar moda terjalin
dengan peralihan antara moda bus dengan angkutan antar kecamatan dan angkutan paratransit
maupun sebaliknya. Keterpaduan antar moda itu terlihat dengan diberikannya pengendalian
sistem moda angkutan jalan, yaitu dengan adanya pelayanan trayek angkutan yang menuju pada
antar wilayah yang ada.
Angkutan umum yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri atas angkutan umum plat
kuning dan angkutan umum pelat hitam. Bis umum yang masuk ke Terminal-terminal di wilayah
kabupaten/kota dalam lingkup Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, antara lain berasal dari
Kecamatan-kecamatan dan kemudian berganti moda dengan menggunakan ojek maupun
angkutan perkotaan/pedesaan.
3. Kapasitas Mencukupi
Kondisi transportasi jalan di pusat kota pada wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada
dasarnya memiliki kondisi jalan yang relatif cukup lebar pada ruas jalan utama dan agak kecil pada
jalan-jalan lokal. Kondisi lalu lintas jalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya tidak
terlalu padat kecuali pada Kota Pangkalpinang dan Sungailiat di pulau bangka, sehingga secara
umum untuk kapasitas jalan masih mencukupi. Hanya pada jam tertentu, seperti pada jam pulang
kerja dan anak sekolah pulang sekolah lalu lintas menjadi lebih ramai. Di ruas jalan-jalan utama
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kondisi normal tampak agak sepi dan arus lalu lintas lancar,
karena masih belum banyaknya kendaraan bermotor baik mobil maupun sepeda motor.
4. Efisiensi
Tingkat efisiensi jaringan jalan yang ada pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat ini cukup
tinggi. Tingkat efisiensi yang tinggi tersebut ditunjukkan dengan berfungsinya semua pelayanan
transportasi jalan baik pada jaringan jalan maupun simpul terminal. Tingkat efisiensi jaringan
jalan yang ada juga cukup baik, hal itu terlihat dari terhubungnya jaringan jalan antar kecamatan
dan antar kabupaten (seluruh kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung) serta arus lalu
lintas yang lancar serta termanfaatnya jaringan jalan yang ada sebagai bentuk pelayanan jaringan
transportasi jalan.
5. Ketertiban
BAB 4 - 122
Dalam Pasal 25 (ayat 1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan menyatakan setiap jalan yang digunakan untuk lalu lintas umum wajib dilengkapi dengan
perlengkapan jalan berupa:
Ketertiban di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung cukup rendah. Masih banyak pelanggaran yang
dilakukan oleh pengendara sepeda motor. Para pengendara sepeda motor banyak yang tidak
memakai helm, bila mau membelok atau keluar dari rumah dan kampung tidak menengok kanan
kiri dan tidak memakai lampu sign, serta sering membelok melanggar marka garis lurus di tengah
jalan. Masih banyak juga para pengendara yang mengendarai seepda motor di dalam kotadengan
kecepatan yang melebihi batas yang disyaratkan, yaitu 40 kilometer per jam.
Pelanggaran tidak menggunakan helm banyak terjadi di Kabupaten Belitung baik oleh masyarakat
umum maupun oleh kaum pelajar. Selain tidak memakai helm, seepda motor tidak dilengkapi
dengan spion, sehingga dapat membahayakan pengguna kendaraan bermotor. Jika akan
membelok, biasanya pengendara langsung belok tanpa melihat kondisi di kanan ataupun kirinya,
sehingga terkadang membahayakan kondisi pengendara dan kendaraan lain di sekitarnya.
Jangkauan Pelayanan
Dalam jangkauan pelayanan transportasi darat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dipengaruhi
oleh status terminal yang ada pada masing-masing kabupaten/kota berserta kapasitasnya.
1. Terminal Muntok
Terminal Kota Muntok merupakan terminal yang terletak di Kabupaten Bangka Barat. Terminal
Muntok ini termasuk terminal tipe C. Fasilitas Terminal Kota Muntok ini antara lain kantor
tenninal, ruang tunggu, pertokoan, PKL dan area bus untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang.
Kondisi terminal muntok pada saat ini cukup sepi dari kegiatan transportasi diakibatkan oleh
Pelabuhan Muntok yang berhenti beroperasi untuk penyeberangan sehingga tidak ada
perpaduan antara multimoda yang ada. Fasilitas parkir dan fasilitas lainnya masih sangat
memadai namun para calon penumpang lebih memilih untuk menggunakan angkutan bus secara
spontan (menunggu bus ditepi jalan) sehingga terminal muntok menjadi sepi kegiatan. Adapun
data penumpang pada bulan Juni 2018 adalah sebagai berikut.
BAB 4 - 123
Tabel 4. 50 - Data Penumpang Terminal Muntok
Berangkat
No Jurusan ANGKUTAN PEDESAAN AKDP
JML SEAT REAL JML SEAT REAL
% %
BUS TERSEDIA PNP BUS TERSEDIA PNP
1 Muntok-P.Pinang 318 8904 1769 20
2 Muntok-S.Liat 94 2632 706 27
3 Muntok-Toboali 27 945 330 35
4 Muntok-Belinyu 19 608 181 30
5 Muntok-Jebus-Parit III 46 1288 214 17
6 Muntok-Tempilang 47 1316 311 24
Jumlah 93 2604 525 20 458 13089 2986 22
Datang
ANGKUTAN PEDESAAN AKDP
No Jurusan
JML SEAT REAL JML SEAT REAL
% %
BUS TERSEDIA PNP BUS TERSEDIA PNP
1 Muntok-P.Pinang 318 8904 2263 25
2 Muntok-S.Liat 94 2632 883 34
3 Muntok-Toboali 27 945 495 52
4 Muntok-Belinyu 19 608 255 42
5 Muntok-Jebus-Parit III 46 1288 210 16
6 Muntok-Tempilang 47 1316 545 41
Jumlah 93 2604 755 28 458 13089 3896 29
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Bangka Barat, 2018
2. Terminal Kelapa
Kondisi terminal kelapa tidak jauh berbeda dengan terminal muntok, pada saat dilakukan
kunjungan, tidak ada petugas yang menjaga dan kondisi terminal sepi dari kegiatan. Kondisi
perkerasan untuk fasilitas parkir angkutan umum pun memiliki struktur perkerasan yang kurang
baik. Berdasarkan hasil tinjauan lapangan, berikut kondisi terminal untuk saat ini.
BAB 4 - 124
Gambar 4. 38 - Kondisi Terminal Kelapa
Sumber: Dokumen Tatralok Kabupaten Bangka Barat, 2018
Untuk terminal pada Kabupaten Bangka, sedang dilakukan pemindahan lokasi terminal baru
sehingga terminal yang ada hanya terminal sementara. Kondisi terminal juga dapat dikatakan sepi
kegiatan karena lokasi terminal sementara cukup menjorok kedalam pemukiman sehingga
menyulitkan calon penumpang untuk mengakses terminal tersebut. Adapun data trayek dan
jurusan pada terminal ini adalah sebagai berikut.
4. Terminal Toboali
Terminal Toboali memiliki luas lebih kurang 1,5 hektar, dalam pengoperasian Terminal Toboali
berfungsi sebagai terminal tipe B yang melayani angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan
angkutan pedesaan. Secara umum terminal ini merniliki karakteristik berikut ini.
Fasilitas:
Informasi lain:
BAB 4 - 125
c. Kapasitas kendaraan : 20 kendaraan/hari
d. Jumlah toko : 11 unit
e. Jumlah los: 12 lospetak
Terminal toboali pada saat ini memiliki intensitas kegiatan yang tinggi hanya pada pagi hari saja
dikarenakan lokasi terminal bersebelahan dengan pasar tradisional. Terminal akan terlihat sepi
kegiatan menjelang siang hari hingga sore hari.
Terminal Tanjung Pandan merupakan terminal tipe B yang berada di Kabupaten Belitung.
Terminal ini memiliki luas sekitar 2,5 hektar dengan luas terpakai mencapai 2 hektar. Terminal
Tanjung Pandan ini merupakan terminal yang berada mendekati pusat kegiatan Kota Tanjung
Pandan.
Keberadaan terminal ini melayani kebutuhan perjalanan AKDP untuk perjalananan Tanjung
Pandan (ibukota Kabupaten Belitung) ke Manggar (ibukota Kabupaten Belitung Timur) dan untuk
angkutan kota/pedesaan. Secara umum Terminal Tanjung Pandan ini memiliki karakteristik
antara lain diuraikan sebagai berikut.
Fasilitas terminal:
BAB 4 - 126
c. kantor terminal : 54 m2
d. tempat tunggu : 11 m2
e. menara pengawas : 54 m2
f. loket penjualan karcis : 44 m2
g. rambu-rambu informasi : lima buah
Jalan akses:
Kinerja terminal:
Terminal tanjung pandan tidak berbeda dengan terminal kabupaten lain dimana terminal sepi
kegiatan. Terminal akan memiliki intensitas kegiatan yang tinggi pada pagi hari dan berkurang
saat menjelang siang.
6. Terminal Manggar
Terminal Manggar merupakan terminal tipe C yang berada di Wilayah Kabupaten Belitung Timur.
Terminal ini memiliki luas mencapai 3.129,62 meter persegi. Terminal Manggar berada pada jalan
Gajah Mada. Secara umum Terminal Manggar ini memiliki karakteristik yang diberikan antara lain
sebagai berikut.
BAB 4 - 127
Fasilitas terminal:
Jalan akses:
Kapasitas:
a. kendaraan : 25 unit
b. penumpang : 100 orang
a. Musolla
b. Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
c. kamar mandi/WC
d. kios sebanyak 10 unit
e. tandon air
Terminal Manggar tidak berbeda dengan terminal kabupaten lain dimana terminal sepi kegiatan pada
waktu tertentu. Terminal akan memiliki intensitas kegiatan yang tinggi pada pagi hari dan berkurang
saat menjelang siang.
Penghitungan kinerja sistem transportasi udara dilakukan dengan penilaian terhadap pelayanan dan
jaringan pelayanan.
BAB 4 - 128
Pelayanan
Transportasi udara sangat efektif digunakan untuk angkutan jarak jauh. Hal ini dikarenakan jangakuan
kecepatan dan daya jangkauannya yang cukup fleksibel dan hampir di setiap wilayah/daerah yang
memiliki sarana Bandar udara, maka dapat disinggahi (Setijowarno dan Frazila, 2001). Secara nasional
Tataran kebandaraudaraan nasional yang mengatur Bandar udara sebagai satu unsure dalam
penyelenggaraannya dikuasai oleh Negara dan pembinaannya dilakukan oleh pemerintah dengan
tujuan untuk mewujudkan penyelenggaraan penerbangan yang selamat, aman, cepat, lancer, tertib
dan teratur, nyaman dan berdaya guna, menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas, sebagai
pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional.
Di Kepulauan Bangka Belitung terdapat 2 pelabuhan udara yaitu: Bandar Udara Depati Amir di Pulau
Bangka dan Bandar Udara H. AS. Hanandjoeddin di Pulau Belitung. Pada tahun 2019, arus kedatangan
dan keberangkatan pesawat di Bandara Depat Amir mengalami peningkatan masing-masing sebesar
59,37 dan 59,40 persen jika dibandingkan dengan tahun 2018. Begitupun dengan jumlah penumpang
datang dan pergi meningkat secara signifikan sebesar 56,27 dan 55,24 persen. Hal yang sama dengan
arus pesawat dan penumpang di Bandara H. AS. Hanandjoeddin Tanjungpandan yang juga mengalami
kenaikan.
Angkutan udara pada provinsi kepulauan bangka Belitung merupakan moda angkutan yang memiliki
intensitas pergerakan paling tinggi, dan menjadi pilihan utama bagi para pengguna moda transportasi
baik pengguna antar kota maupun antar provinsi. Terdapat 2 Bandar Udara aktif pada provinsi
kepulauan bangka Belitung, yaitu Bandar Udara Depati Amir yang berlokasi di Kota Pangkalpinang,
Pulau Bangka, kemudian Bandar Udara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin yang berlokasi di
Kabupaten Belitung.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Perhubungan (KM) dengan nomor 050/OT/PHB tahun 1978, Bandar udara
memiliki fungsi sebagai berikut.
Sistem transportasi udara Kabupaten Belitung dan Kabupaten Bangka Tengah berfungsi melayani
pergerakan akibat adanya interaksi kegaitan internal dan eksternal. Interaksi kegiatan eksternal
terjadi antara pusat-pusat di dalam wilayah Kabupaten Belitung dan Kabupaten Bangka Tengah
dengan pusat-pusat di luar wilayah Kabupaten Belitung dan Kabupaten Bangka Tengah seperti Kota
Jakarta. Secara eksternal, Kota Tanjung Pandan dan Kota Pangkalpinang memiliki interaksi yang
dominan dengan Kota Jakarta sebagai pusat distribusi nasional. Saat ini layanan Bandar Udara HAS
Hanandjoeddin dan Bandar Udara Depati Amir masih terbatas baik dari frekwensi penerbangan
maupun dari ukuran pesawat. Walaupun demikian, kecenderungan arus lalu lintas melalui Bandar
Udara HAS Hanandjoeddin mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
BAB 4 - 129
1. Keselamatan
Sejarah penerbangan di Indonesia tidak selalu berjalan mulus, banyak kendala yang dihadapi
antara lain mengenai permasalahan kecelakaan pesawat terbang. Berdasarkan ketentuan
internasional dan Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang penerbangan, dikatakan bahwa
kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan pesawat terbang dengan mengatur sepanjang tiga
kilometer tidak boleh berpenghuni. Hal ini berkenaan dengan Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP) Bandara.
2. Aksesibilitas
Pada dasarnya media transportasi udara merupakan salah satu penghubung Provinsi Bangka
Belitung baik Pulau Bangka ataupun Pulau Belitung dengan Pulau Jawa (Jakarta). Aksesibilitas di
Bandara udara HAS Hanandjoeddin dan Bandar Udara Depati Amir sudah cukup baik, namun
belum terdapat angkutan publik, yang ada saat ini terkait aksesibilitas angkutan umum adalah
kendaraan travel atau mobil rental dan selebihnya menggunakan kendaraan pribadi, sehingga
dapat dikatakan bahwa aksesibilitas untuk beralih moda melalui bandara agak mengalami
kesulitan.
3. Terpadu
Keterpaduan Bandar Udara Depati Amir sudah cukup baik, karena merupakan bandara
domestik kelas 1 yang dikelola oleh Angkasa Pura II kemudian terkait koneksi rute penerbangan
ke daerah lain sudah cukup baik. Sementara untuk keterpaduan Bandar Udara HAS
Hanandjoeddin masih kurang. Hal ini tercermin dari pelayanan yang diberikan Bandar Udara
HAS Hanandjoeddin sebagai Bandar domestik kelas dua yang saat ini baru bisa melayani
penerbangan domestic ke Kota Jakarta. Sebelumnya Bandar udara HAS Hanandjoeddin juga
melayani perjalanan menuju Pangkalpinang (Kabupaten Bangka), namun semenjak tahun 2008
rute pernerbangan ke Pangkalpinang ditutup. Potensi rute penerbangan ke daerah lain seperti
Kalimantan dan Sumatera cukup baik namun untuk saat ini masih belum dapat direalisasikan.
BAB 4 - 130
4. Kapasitas
Kapasitas jaringan pelayanan angkutan penerbangan di Bandar Udara HAS Hanandjoeddin dan
Bandar Udara Depati Amir selama dua tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang cukup
besar. Kapasitas pelayanan transportasi udara berada di standar pelayanan dengan rata-rata
tingkat isian penumpang dari tiap-tiap operator berkisar 60-80 persen untuk penerbangan hari
biasa dan lebih 80 persen untuk penerbangan pada akhir minggu (Jumat-Minggu).
Transportasi udara yang ada saat ini sebagai pelayanan transportasi secara nasional merupakan
sarana yang relative paling cepat dan lancer. Maksud dari transportasi yang paling cepat untuk
mengakomodasi pelayanan domestik yang terdapat di Kabupaten Belitung atau pun Kabupaten
Bangka Tengah menuju Jakarta hanya memakan waktu 50 menit saja. Hal ini cukup jauh
perbedaannya dengan menggunakn moda angkutan lain yang minimal membutuhkan waktu
tempuh lebih dari empat jam untuk perjalanan dari Tanjung Pandan ke Jakarta. Selain itu
angkutan udara cukup lancar dikarenakan sistem jalur penerbangan yan dimiliki dua maskapai
penerbangan berbeda, sehingga kemungkinan menunggu hanya pada saat tunggu untuk
pendaratan (landing) maupun lepas landas (take off) saja.
6. Kemudahan
Kemudahan yang didapatkan dari pelayanan transportasi penerbangan antara lain kemudahan
di dalam pemesanan tiket yang dapat di pesan jauh hari, kemudahan pelayanan kebutuhan
informasi dari tiap-tiap operator penerbangan serta kemudahan di dalam pengurusan di
terminal bandara. Fasilitas informasi dan kemudahan di terminal Bandar Udara HAS
Hanandjoeddin dan Bandar Udara Depati Amir cukup lengkap dan jelas, sehingga memudahkan
penumpang yang berada di terminal bandara dalam mencari informasi. Hambatan di dalam
pelayanan transportasi udara saat ini adalah pada saat akan keluar bandara dengan hanya satu-
satunya pilihan alternatif angkutan umum yang ada hanya angkutan travel ataupun kendaraan
rental. Hal itu cukup menyulitkan untuk memilih jenis angkutan lain.
7. Tarif
Tarif penerbangan untuk pesawat udara secara nasional mengalami perubahan yang cukup
drastis, setelah adanya perang tarif antar operator penerbangan menyebabkan harga tiket
penerbangan menjadi lebih terjangkau dan mampu bersaing dengan angkutan lainnya dan juga
ada nya pandemi covid-19 dalam dua tahun terakhir menyebabkan perubahan tarif angkutan
penerbangan menjadi bervariasi. Tarif yang semakin terjangkau untuk penerbangan Jakarta-
Tanjung Pandan atau Jakarta-Pangkalpinang menjadikan alternatif pemilihan lain untuk
pelayanan transportasi. Tarif yang digunakan untuk penerbangan rute Tanjung Pandan-Jakarta
atau Pangkalpinang-Jakarta selalu berubah ubah menyesuaikan kondisi permintaan atau pasar
yang ada.
8. Aman
BAB 4 - 131
Transportasi udara merupakan transportasi yang relatif cukup aman. Untuk tingkat lokal di
Bandar Udara HAS Hanandjoeddin dan Bandar Udara Depati Amir sendiri belum pernah terjadi
tindakan kriminalitas maupun pembajakan di pesawat terbang. Di dalam sejarah penerbangan
nasional, pembajakan pesawat terbang relatif sedikit sekali dalam dekade 50 tahun terakhir,
sehingga dapat dikatakan kondisi keamanan di dalam penerbangan cukup terbukti
keamanannya Dari segi pengamanan pada Bandara Udara HAS Hanandjoeddin dan Bandar
Udara Depati Amir diterapkan pengamanan yang berlapis dengan menggunakan alat pendeteksi
X ray, juga merupakan salah satu tindakan antisipasi terhadap terror maupun tindak kriminal
lainnya.
Jaringan pelayanan
Bandar Udara Depati Amir ini merupakan bandar udara yang berada di Pangkalpinang sebagai
simpul penghubung lintas udara. Sebagai simpul ini sebagai gerbang yang berada di Pulau
Bangka memiliki fungsi yang vital. Bandara Depati Amir setelah Kepulauan Bangka Belitung
menjadi Provinsi tersendiri dengan lepas dari bagian Provinsi Sumatera Selatan berada di bawah
PT. Angkasa Pura 11 sejak tahun 2007. Keberadaan Bandara ini menjadi salah satu aspek
pendukung Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di dalam mengembangkan
wilayahnya dan juga apabila Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung lebih menggali
untuk potensi pariwisata. Bandar Udara Depati Amir merupakan bandar udara tersibuk di
provinsi kepulauan bangka Belitung, dengan total pergerakan 6.000 penumpang perhari.
BAB 4 - 132
Barang/ Cargo Bagasi/ Baggage
Bulan
Month Bongkar Muat Bongkar Muat
Unloaded Loaded Unloaded Loaded
Januari/January 685 294 365 033 1 076 587 904 973
Februari/February 597 898 252 624 657 498 758 091
Maret/March 620 767 298 393 908 257 795 557
April/April 632 098 281 975 886 465 996 746
Mei/May 693 747 325 536 873 629 826 639
Juni/June 645 838 260 150 1 107 978 1 071 718
Juli/July 683 644 294 658 1 266 790 1 310 740
Agustus/August 798 775 295 229 1 060 958 784146
September/September 697 547 280 844 871 042 920 594
Oktober/October 807 231 341 690 857 644 852 355
November/November 826 686 338 413 839 586 816 410
Desember/December 877 441 336 526 1 005 548 1 071 445
Jumlah/ Total 2017 8 566 966 3 671 071 11 411 982 11 109 414
2016 5 353 193 1 944 869 6 641 685 6 817 189
2015 4 594 627 2 312 758 5 226 233 5 451 454
2014 5 153 310 2 388 411 5 489 144 5 312 101
2013 4 383 760 1 195 359 5 985 433 5 702 387
Sumber: Dokumen Tatralok Kabupaten Bangka Tengah, 2018
BAB 4 - 133
Bandar Udara Internasional H.AS Hanandjoeddin ini merupakan Bandar Udara yang berada di
Desa Buluhtumbang Kecamatan Berawas Kabupaten Belitung. Bandar udara ini digunakan
sebagai simpul penghubung lintas udara. Simpul ini sebagai gerbang yang berada di Pulau
Belitung memiliki fungsi yang vital. Bandara H.AS Hanandjoeddin setelah Kepulauan Bangka
Belitung menjadi Provinsi tersendiri dengan lepas dari bagian Provinsi Sumatera Selatan berada
di bawah UPT Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Keberadaan bandara ini menjadi salah
satu aspek pendukung Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di dalam
mengembangkan wilayahnya dan juga apabila Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
lebih menggali untuk potensi pariwisata. Jarak antara Bandar Udara dengan Kota Tanjung
pandan sekitar 15 kilometer.
Sejarah awal Bandar Udraa H.A.S Hanandjoeddin dibangun dan digunakan pada masa perang II,
tepatnya pada tanggal 10 April 1942. Untuk menunjang kegiatan operasi militernya, maka
tentara Jepang bersama karyawan Perusahaan Timah peninggalan Belanda (NV. Gemeen
Schappilijk Mijuboum Mij Billiton) dan penduduk setempat membangun lapangan desa
Buluhtumbang Belitung. Untuk mengenang jasa Alm HAS Hananjoeddin yang semasa hidupnya
adalah perintis dan pejuang serta pelopor pembangunan khususnya di belitung, maka
berdasarkan SK Menteri Perhubungan Nomor 4/AU.106/PHB-98 tanggal 14 Januari 1998
menggunakan nama H.A.S Hananjoeddin sebagai nama bandar udara di Pulau Belitung ini.
BAB 4 - 134
Barang/Cargo Bagasi/Baggage
Bulan
Month Bongkar Muat Bongkar Muat
Unloaded Loaded Unloaded Loaded
Januari/January 150 946 116 018 308 781 288 133
Februari/February 132 483 89 746 203 545 224 323
Maret/March 139 830 112 911 278 054 268 218
April/April 137 598 107 984 260 520 272 366
Mei/May 150 554 116 341 278 522 281 207
Juni/June 102 873 54 423 209 889 207 576
Juli/July 149 616 106 043 389 098 384 358
Agustus/August 169 334 95 214 264 588 263 224
September/September 151 958 100 237 269 238 276 410
Oktober/October 170 407 113 319 274 643 286 510
November/November 162 685 113 393 269 218 266 647
Desember/December 175 767 98 701 299 069 327 255
Jumlah/Total
2017 1 794 051 1 224 330 3 305 165 3 346 227
2016 1 601 126 1 420 789 3.065.669 3.125.408
2015 1 346 316 1 231 150 2 527 759 2 491 527
2014 1 534 886 1 030 588 2 257 544 2 129 432
2013 1 074 561 786 181 2 180 585 2 028 546
Sumber: Dokumen Tatralok Kabupaten Belitung, 2019
BAB 4 - 135
Tabel 4. 55 - Matriks Perjalanan Bandar Udara Depati Amir
Depati Amir Tujuan
Asal Jakarta Bandung Jogjakarta Medan Palembang Surabaya Balikpapan Lampung Belitung Bangka Solo Bali ...
Jakarta - - - - - - - - 27 1.868 - - ...
Bandung - - - - - - - - - 49 - - ...
Jogjakarta - - - - - - - - - 199 - - ...
Medan - - - - - - - - - 12 - - ...
Palembang - - - - - - - - 41 517 - - ...
Surabaya - - - - - - - - - 73 - - ...
Balikpapan - - - - - - - - - 24 - - ...
Lampung - - - - - - - - - 12 - - ...
Belitung 24 - - - 14 - - - - 808 - - ...
Bangka 1.909 54 203 14 528 81 27 14 826 - 41 41 ...
Solo - - - - - - - - - 36 - - ...
Bali - - - - - - - - - 36 - - ...
Lombok - - - - - - - - - 24 - - ...
Semarang - - - - - - - - - 36 - - ...
Jambi - - - - - - - - - 12 - - ...
Pekanbaru - - - - - - - - - 12 - - ...
Singapura - - - - - - - - - 12 - - ...
Kendari - - - - - - - - - 12 - - ...
Makassar - - - - - - - - - 49 - - ...
Padang - - - - - - - - - 24 - - ...
Pangkalan ...
- - - - - - - - - 12 - -
Bun
Banjarmasin - - - - - - - - - 12 - - ...
Manokwari - - - - - - - - - 12 - - ...
Grand Total 1.933 54 203 14 541 81 27 14 893 3.561 41 41 ...
BAB 4 - 136
Depati Amir Tujuan
Pangkalan Grand
Asal Lombok Semarang Jambi Pekanbaru Singapura Kendari Makassar Padang Banjarmasin Manokwari
Bun Total
Jakarta - - - - - - - - - - - 1.895
Bandung - - - - - - - - - - - 49
Jogjakarta - - - - - - - - - - - 199
Medan - - - - - - - - - - - 12
Palembang - - - - - - - - - - - 557
Surabaya - - - - - - - - - - - 73
Balikpapan - - - - - - - - - - - 24
Lampung - - - - - - - - - - - 12
Belitung - - - - - - - - - - - 846
Bangka 27 41 14 14 14 14 54 27 14 14 14 3.980
Solo - - - - - - - - - - - 36
Bali - - - - - - - - - - - 36
Lombok - - - - - - - - - - - 24
Semarang - - - - - - - - - - - 36
Jambi - - - - - - - - - - - 12
Pekanbaru - - - - - - - - - - - 12
Singapura - - - - - - - - - - - 12
Kendari - - - - - - - - - - - 12
Makassar - - - - - - - - - - - 49
Padang - - - - - - - - - - - 24
Pangkalan - - - - - - - - - - -
12
Bun
Banjarmasin - - - - - - - - - - - 12
Manokwari - - - - - - - - - - - 12
Grand Total 27 41 14 14 14 14 54 27 14 14 14 7.646
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Bangka Tengah, 2021
BAB 4 - 137
Tabel 4. 56 - Matriks Perjalanan Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin
HAS
Tujuan
Hanandjoeddin
Asal Jakarta Bandung Jogjakarta Medan Palembang Surabaya Lampung Belitung Bangka ...
Jakarta - - - - - - 382 40 ...
Bandung - - - - - - - 25 - ...
Jogjakarta - - - - 8 - - 49 - ...
Medan - - - - - - - 8 - ...
Palembang - - 9 - - - - 16 17 ...
Surabaya - - - - - - - 9 - ...
Lampung - - - - - - - 8 - ...
Belitung 381 26 52 9 17 9 9 - 459 ...
Bangka 43 - - - 15 - - 452 - ...
Malang - - - - - - - 16 - ...
Bali - - - - - - - 8 - ...
Lombok - - - - - - - 55 - ...
Semarang - - - - - - - 8 - ...
Maluku - - - - - - - 8 - ...
Riau 9 - - - - - - - ...
Jambi - - - - - - - 9 - ...
Pekanbaru - - - - - - - - 9 ...
Grand Total 433 26 61 9 40 9 9 1.051 525 ...
BAB 4 - 138
HAS Hanandjoeddin Tujuan
Asal Malang Bali Lombok Semarang Maluku Riau Jambi Pekanbaru Grand Total
Jakarta - - - - - - - - 430
Bandung - - - - - - - - 25
Jogjakarta - - - - - - - - 57
Medan - - - - - - - - 8
Palembang - - - - - - - - 42
Surabaya - - - - - - - - 9
Lampung - - - - - - - - 8
Belitung 17 9 61 9 9 - 8 - 1.073
Bangka - - - - - - - 8 518
Malang - - - - - - - - 16
Bali - - - - - - - - 8
Lombok - - - - - - - - 55
Semarang - - - - - - - - 8
Maluku - - - - - - - - 8
Riau - - - - - - - - 9
Jambi - - - - - - - - 9
Pekanbaru - - - - - - - - 9
Grand Total 17 9 61 9 9 8 8 8 2.289
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Belitung, 2021
BAB 4 - 139
D. Transportasi Penyebrangan Sungai dan Laut
Angkutan penyeberangan adalah salah satu bentuk sistem transportasi yang diperlukan untuk
menghubungkan daerah-daerah yang dibatasi oleh perairan seperti laut, sungai ataupun danau.
Dengan terpenuhinya kebutuhan transportasi antar wilayah yang dipisahkan oleh perairan tersebut,
angkutan penyeberangan akan sangat menunjang pembangunan dan perkembangan daerah yang
bersangkutan.
Pada pelayanan simpul angkutan antarmoda juga dilayani angkutan umum baik angkutan kota/desa
yang melintasi jalan utama pada akses simpul transportasi tersebut seperti pada Pelabuhan Tanjung
Pandan dan Pelabuhan Pangkalbalam. Selain itu ada juga Pelabuhan Sadai dan Pelabuhan Tanjung Ru
walaupun aktifitas pelayaran sangat sedikit, berdasarkan info dilapangan, kegiatan pelayaran rutin
dilakukan selama 2 keberangkatan dalam 1 minggu dengan jumlah 20-35 orang disetiap
keberangkatannya untuk masing – masing pelabuhan.
Jaringan Prasarana
Provinsi kepulauan bangka belitung memiliki infrastruktur penyeberangan yang masih aktif,
walaupun ada beberapa pelabuhan yang sudah tidak melakukan kegiatan penyeberangan. Sebagian
besar pelabuhan tidak dapat melakukan kegiatan penyeberangan dikarenakan pendangkalan. Berikut
infrastruktur penyeberangan dan pelabuhan laut pada provinsi kepulauan bangka Belitung.
BAB 4 - 140
Brasting dolpin : 3 unit
Kapasitas sandar : s.d 500 GRT
Kedalaman Kolam Pelabuhan : -1,00 M LWS
Kedalaman Alur Pelayaran : -0,50 M L WS
Dermaga Umum : 361 m2
Tambatan : 59 m2
Terminal Penumpang : 400 m2
Pelabuhan Tanjung Kelian saat ini menjadi pelabuhan yang sibuk pada Kabupaten Bangka Barat
dikarenakan peralihan penumpang dan kegiatan penyeberangan dari pelabuhan muntok
dikarenakan berhentinya aktifitas pada pelabuhan tersebut. Kondisi pelabuhan dapat dikatakan
baik dengan fasilitas yang lengkap, rute penyeberangan yang ada pada pelabuhan ini antara lain
menuju Palembang. Berikut kondisi pelabuhan pada saat ini.
BAB 4 - 141
2. Pelabuhan Muntok
Pelabuhan muntok sudah tidak melayani kegiatan penyeberangan dikarenakan terjadinya
pendangkalan akibat penumpukan sedimen. Kondisi pelabuhan terlihat sepi dan hanya dijumpai
kapal nelayan. Berikut kondisi pelabuhan pada saat ini.
3. Pelabuhan Sadai
Pelabuhan Penyeberangan Sadai berada di Kabupaten Bangka Selatan dengan penggunaan
Pelabuhan Penyeberangan ini menjadi satu kawasan dengan pelabuhan penyeberangan perintis
dan juga pelabuhan umum yang ada. Pelabuhan Penyeberangan Sadai ini di dalam fasilitas
prasarana yang sederhana. Fasilitas utama pelabuhan ini hanya terminal dan movable bridge.
Secara umum kondisi pelabuhan penyeberangan Sadai ini antara lain diuraikan sebagai berikut.
Dermaga : 280 m2
Panjang alur pelayaran : 3 m LWS dan 10 MLWS
Pelabuhan Sadai pada kondisi saat ini, beberapa fasilitas masih dapat dikatakan berfungsi dengan
baik. Pelabuhan sadai masih melakukan kegiatan penyeberangan dengan intensitas yang cukup
rendah yaitu 2 kali pelayaran dalam satu minggu. Berikut kondisi pelabuhan pada saat ini.
BAB 4 - 142
Gambar 4. 47 - Kondisi Pelabuhan Sadai
Sumber: Dokumen Tatralok Kabupaten Bangka Selatan, 2018
4. Pelabuhan Toboali
Pelabuhan Toboali pada saat ini sudah tidak melayani kegiatan penyeberangan penumpang dan
pada saat kunjungan lapangan, hanya didapati beberapa perahu nelayan saja. Berikut kondisi
pelabuhan pada saat ini.
BAB 4 - 143
Gambar Kondisi Pelabuhan Toboali
Sumber: Dokumen Tatralok Kabupaten Bangka Selatan, 2018
5. Pelabuhan Tanjung Ru
Pelabuhan Tanjung Ru merupakan pelabuhan penyeberangan yang ada di Kabupaten Belitung.
Pelabuhan ini di bawah kewenangan PT. ASDP yang khusus melayani kapal Ro-Ro. Untuk
penyeberangan kapal cepat berada di Pelabuhan Tanjung Pandan. Fasilitas dan infonnasi yang
dimiliki oleh Pelabuhan Tanjung Ru ini antara lain diberikan sebagai berikut.
Alur pelayaran:
Dermaga penyeberangan:
• Jumlah : 1 buah
• Panjang : 42 meter
• Tambatan : 6 buah
• Luas parkir : 3500 meter persegi
• Ruang tunggu : 600 meter persegi
Pelabuhan Tanjung Ru pada kondisi saat ini, beberapa fasilitas masih dapat dikatakan berfungsi
dengan baik. Pelabuhan ini masih melakukan kegiatan penyeberangan dengan intensitas yang
cukup rendah yaitu 2 kali pelayaran dalam satu minggu. Berikut kondisi pelabuhan pada saat ini.
BAB 4 - 144
Gambar Kondisi Pelabuhan Tanjung Ru
Sumber: Survei Lapangan, 2021
6. Pelabuhan Manggar
Pelabuhan Manggar pada kondisi saat ini sudah tidak melakukan kegiatan penyeberangan sejak
tahun 2015 dikarenakan terjadinya pendangkalan pada area pelabuhan sehingga kapal tidak
dapat bersandar. Berikut kondisi pelabuhan pada saat ini.
BAB 4 - 145
7. Pelabuhan Sungai Selan
Pelabuhan Sungai Selan merupakan pelabuhan penumpang dan barang yang memiliki fungsi
pengumpan regional dengan posisi 02°24'00 " Lintang Selatan dan 105°54'00" Bujur Timur.
Pelabuhan ini rencananya untuk melayani untuk pelayaran regional dan nasional. Karakteristik
Pelabuhan Sungai Selan secara umum diberikan antara lain sebagai berikut.
Dermaga
Panjang : 50 m2
Lebar : 8 meter
Kedalaman : 4 meter
Konstruksi : Beton
Kapasitas : 200 ton
Tahun Pembuatan : 2003
Pinggiran
Alur Pelabuhan
Kolam pelabuhan
Panjang : 100 m
Kedalaman :4m
Pasang tertingg i :6m
Pasang terendah : 2.5 m
Gudang : 200 m2
Lapangan penumpukan : 50 m2
BAB 4 - 146
Gambar 4. 48 - Kondisi Pelabuhan Sungai Selan
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Bangka Tengah, 2021
Transportasi laut pada provinsi kepulauan bangka belitung didominasi oleh kegiatan bongkar
muat barang. Pada beberapa pelabuhan di pulau belitung seperti Tanjung Batu, kegiatan bongkar
buat barang dipastikan selalu berjalan tiap minggunya. Sedangkan pada pelabuhan Tanjung Ru,
masih melakukan kegiatan penyeberangan walaupun intensitasnya sangat sedikit, yaitu 2 kali
dalam seminggu. Sama halnya dengan pulau bangka, pelabuhan pangkalbalam juga melakukan
kegiatan bongkar buat barang disertai dengan kegiatan penyeberangan walau intensitasnya
rendah. Berikut beberapa pelabuhan aktif pada provinsi kepulauan bangka Belitung. Berikut data
pelayaran pelabuhan laut di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
BAB 4 - 147
8. Pelabuhan Tanjung Batu
Kondisi Pelabuhan Tanjung Batu pada saat ini bisa dikatakan kurang baik dikarenakan kondisi
jalan yang rusak, juga kondisi akses dermaga yang sudah sulit dilalui oleh kendaraan kecil maupun
besar dikarenakan permukaan dermaga yang tidak rata. Beberapa Gedung instansi juga terlihat
terbengkalai dan tidak digunakan. Namun pada hasil tinjauan dilapangan, masih ada kegiatan
bongkar muat pada Pelabuhan Tanjung Batu. Berikut kondisi pelabuhan pada saat ini.
9. Pelabuhan Pangkalbalam
Pelabuhan Pangkal Balam terletak di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Hinteriand
pelabuhan berpotensi untuk menghasilkan produk-produk pertambangan, pertanian, dan
agroindustri. Komoditas utama adalah timah, kaolin, pasirkuarsa, granit, karet, minyak kelapa
sawit, dan lada. Bermula sebagai pelabuhan kecil yang hanya melayani kapal motor dan perahu
layar, saat ini pelabuhan ini telah dilengkapi dengan dermaga sepanjang 254 m, fasilitas
penumpukan seluas 6.320 m2 serta terminal penumpang dengan luas 400 m2, dan lapangan parkir
seluas 4.510 m2.
Fasilitas Utama:
Alat Mekanis:
BAB 4 - 148
Alamat : Jl.Yos Sudarso No.1 Pangkalpinang 33114
Telpon : 0717-421737
Pelabuhan penyeberangan Tanjung Pandan menjadi satu bagian dari pengoperasioan Pelabuhan
Tanjung Pandan. Pelabuhan juga ini dikelola oleh PT. Pelabuhan Indonesia II cabang Tanjung
Pandan. Data fisik karakteristik pada Pelabuhan Tanjung Pandan dapat diuraikan sebagai berikut.
Dermaga
BAB 4 - 149
Kedalaman kolam : -3 LWS
Terminal Penyeberangan
Alur Pelayaran
Kolam Pelabuhan
Jumlah : 7 buah
Pada pelabuhan tanjung pandan, kegiatan penyeberangan memiliki intensitas yang cukup
rendah, dan berdasarkan informasi dilapangan, kegiatan pelabuhan sudah berkurang akibat
adanya pendangkalan pada area dermaga sehingga membuat kapal dengan ukuran besar sulit
untuk bersandar. Berdasarkan survei lapangan, kegiatan yang masih aktif dilakukan pada
pelabuhan tanjung pandan adalah bongkar muat barang dengan intensitas yang cukup tinggi.
BAB 4 - 150
Gambar 4. 51 - Kondisi Pelabuhan Tanjung Pandan
Sumber: Survei Lapangan, 2021
Pelabuhan Tanjung Gudang (Belinyu) merupakan pelabuhan penumpang dan barang yang
memiliki fungsi pengumpul dengan posisi 0° 37' 51" LS dan 105° 43' 51" BT. Pelabuhan ini
melayani untuk pelayaran regional, nasional dan intemasional. Kegiatan di pelabuhan ini
sekarang sepi, karena terlalu jauh dari Pangkalpinang. Karakteristik Pelabuhan Tanjung Gudang
(Belinyu) secara umum diberikan antara lain sebagai berikut.
Dermaga
Panjang : 101 m
Lebar : 15 m
Kedalaman : - 7.00 MLWS
Konstruksi : Beton
Kapasitas : 3 ton/m2
Tahun Pembuatan : 1996
Pemilik : PT. Pelabuhan Indonesia (Persero)
Pinggiran
Panjang : 100 m
Alur Pelabuhan
Panjang : 6 mil
Kedalaman : - 8 MLWS
Pasang Tertinggi : - 11 MLWS
Pasang Terendah : - 7 MLWS
BAB 4 - 151
Kolam Pelabuhan
Luas : ± 260 m2
Kapasitas : - 7.00 MLWS
Pasang tertinggi : - 11.00 MLWS
Pasang terendah : - 7.00 MLWS
Terminal penumpang
Luas : 400 m2
Kapasitas : 600 Orang
Tahun Pembuatan : 1996
Trestel : 100 m2
Untuk memahami aksesibilitas berbasis daya tampung dan daya dukung spasial disuatu wilayah maka
dilakukan perhitungan rasio panjang jalan dengan luas wilayah. Nilai rasio ini diartikan sebanyak
panjang jalan yang terdapat dalam 1 km2 luas wilayah. Semakin tinggi nilai rasio maka semakin tinggi
tingkat aksesibilitas jalan di wilayah tersebut.
BAB 4 - 152
Tabel 4. 61 - Rasio Panjang Jalan Nasional Terhadap Luas Wilayah
Rasio
Panjang
Luas Jalan
Panjang
Wilayah dengan
Kabupaten Nama Ruas Ruas
Kabupaten Luas
(Km)
(km) Wilayah
(Per
Ruas)
a b c d e
Tanjung Kelian – Ibul 52,33 0,0186
Bangka Barat Ibul – Kelapa 25,52 2820,61 0,0090
Kelapa – Bts Kabupaten (Bangka/ Bangka Barat) 4,16 0,0015
Total 82,01 0,0291
Bts. Kab (Bangka/Bangka Barat) - Puding Gebak (Sp. Belinyu) 1,16 0,0004
Puding Gebak (Sp. Belinyu) - Puding Besar 29,71 0,0101
Puding Besar - Bts. Kota Pangkalpinang 25,62 0,0087
Bangka Tanjung Gudang - Lumut 22,00 2950,69 0,0075
Lumut - Sei Liat 37,07 0,0126
Sei Liat - Bts. Kota Pangkalpinang 28,84 0,0098
Lumut - Puding Gebak 29,65 0,0100
Total 174,05 0,0590
Jln. Depati Amir / Jln. Mento (P. Pinang) 2,28 0,0192
Jln. Mesjid Jami' (P. Pinang) 0,88 0,0074
Jln. Sudirman (P. Pinang) 4,28 0,0360
Jln. Yos Sudarso (P. Pinang) 2,12 0,0178
Jln. Mayor Syafri (P. Pinang) 0,73 0,0061
Jln. Soekarno-Hatta (P. Pinang) 2,07 0,0174
Pangkalpinang Sp. Pelabuhan Pangkal Balam - Sp. Jalan Alexander (Jln. 118,9
5,00 0,0421
Ketapang) (Pangkalpinang
Sp. Jln. Alexander - Sp. Jln. Air Itam (Jln. Alexander Sp. Jln.
Alexander - Sp. Jln. Air Itam (Jln. Alexander Sp. Jln. 2,35 0,0198
Alexander - Sp. Jln. Air Itam (Jln. Alexander) (Pangkalpinang)
Sp. Jln. Air Itam - Sp. Jln. Pulau Pelepas 1,60 0,0135
Total 21,31 0,1792
Bts. Kota Pangkalpinang - Namang 21,76 0,0102
Namang - Koba 34,91 0,0164
Bangka Tengah 2126,36
Koba - Bts. Kab. (Bangka Tengah/Selatan) 7,07 0,0033
Jln. Pulau Pelepas (Pangkalpinang) 4,50 0,0021
Total 68,24 0,0321
Bts. Kab. (Bangka Tengah/Selatan) - Air Bara 1,49 0,0004
Bangka Selatan Air Bara - Toboali 54,90 3607,08 0,0152
Toboali - Sadai 38,89 0,0108
Total 95,28 0,0264
Tg. Ru - Petikan 16,06 0,0070
Petikan - Pilang (Tanjung Pandan) 14,84 0,0065
Jln. Saidan (T. Pandan) 0,39 0,0002
Jln. Veteran (T. Pandan) 0,63 0,0003
Jln. Sudirman (T.Pandan-Perawas) 9,22 0,0040
Belitung 2293,69
Perawas - Sp. 3 Lapangan Terbang 4,72 0,0021
Perawas - Badau 10,83 0,0047
Badau - Bts. Kab. Belitung/Belitung Timur 8,76 0,0038
Junction (Sp. Lima Tj. Pandan) - Tanjung Kelayang 28,07 0,0122
Sp. Tanjung Kelayang - Tj. Tinggi (Sijuk 13,04 0,0057
BAB 4 - 153
Rasio
Panjang
Luas Jalan
Panjang
Wilayah dengan
Kabupaten Nama Ruas Ruas
Kabupaten Luas
(Km)
(km) Wilayah
(Per
Ruas)
Total 106,56 0,0465
Bts. Kab. Belitung/Belitung Timur - Sp. Renggiang 23,48 0,0094
Sp. Renggiang - Sp. Pedang 24,02 0,0096
Belitung Timur 2507,91
Sp. Pedang - Manggar 2,08 0,0008
Manggar - Pelabuhan Manggar 3,39 0,0014
Total 52,97 0,0211
Total Ruas 600,42 16425,24 0,0366
Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2019
BAB 4 - 154
Gambar 4. 53 - Peta Rasio Jalan Nasional terhadap Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2019
BAB 4 - 155
Tabel 4. 62 - Rasio Panjang Jalan Provinsi Terhadap Luas Wilayah
Rasio Panjang
Luas Jalan dengan
Panjang
Kabupaten Nama Ruas Wilayah Luas
Ruas (km)
(km) Wilayah (Per
Ruas)
a b c e f
Ibul - Parit Tiga 29,48 0,01045
Parit Tiga - Tanjung Ru 27,06 0,00959
Bangka Barat Sungai Dua - Dam III - Sangku 16,74 2820,61 0,00593
Sangku - Simpang Tempilang 20,65 0,00732
Kelapa - Kayu Arang 16,65 0,00590
Total 110,58 0,03920
Puding Besar - Saing - Kota Waringin 23,10 0,00783
Lingkar Timur 21,73 0,00736
Rebo - Tanjung Pesona - Jelitik - Simpang Perahu 14,30 0,00485
Sungailiat -Puding Besar 29,87 0,01012
Pulau Batu Dinding I 0,58 0,00020
Bangka Pulau Batu Dinding II 0,40 2950,69 0,00014
Pulau Anyer 0,30 0,00010
Pulau Punai 0,13 0,00004
Pulau Putri I 0,15 0,00005
Pulau Putri II 0,13 0,00004
Pulau Putri III 0,09 0,00003
Total 90,78 0,03
Pangkalpinang - Bts. Kota (Sp. Katis) 2,15 0,01808
A.Yani 2,10 0,01766
Sp. Semabung - Sampur 7,50 0,06308
PPI 2,62 0,02204
Trem 0,55 0,00463
RE Martadinata 1,15 0,00967
Pangkalpinang Sumberejo 2,00 118,90 0,01682
Simpang Pulau Bangka - Sampur 2,10 0,01766
Sp. Alexander - Sp. Lingkar Timur 6,70 0,05635
Pasir Padi -Simpang Alexander 2,41 0,02027
Pulau Bangka 2,55 0,02145
Pulau Belitung I 0,48 0,00404
Pulau Belitung II 0,36 0,00303
Total 32,67 0,27477
Pangkalpinang - Simpang Katis 18,27 0,00859
Simpang Katis - Sungai Selan 15,78 0,00742
Pasir Garam - Penagan - Kota Kapur 35,94 0,01690
Penagan -Tanjung Tedung 16,55 0,00778
Namang-Puput 12,07 0,00568
Puput - Simpang Katis 4,56 0,00214
Puput - Sp. Gedong 7,13 0,00335
Bangka Tengah Koba - Lubuk Besar 34,20 2126,36 0,01608
Lubuk Besar - Tanjung Berikat 27,04 0,01272
Pulau Gusung Asam 0,17 0,00008
Pulau Gusung Baru 0,17 0,00008
Pulau Ketawai 0,93 0,00044
Pulau Ketawai I 0,43 0,00020
Pulau Ketawai II 0,19 0,00009
Pulau Lepar 1,11 0,00052
BAB 4 - 156
Rasio Panjang
Luas Jalan dengan
Panjang
Kabupaten Nama Ruas Wilayah Luas
Ruas (km)
(km) Wilayah (Per
Ruas)
Pulau Lindung Laut 0,31 0,00015
Pulau Semujur 0,13 0,00006
Pulau Lindung Darat 0,30 0,00014
Pulau Panjang I 0,74 0,00035
Pulau Panjang II 0,97 0,00046
Pulau Panjang III 1,14 0,00054
Pulau Gelasa 0,62 0,00029
Pulau Nangka 1,06 0,00050
Akses Bandara 0,43 0,00020
Total 180,24 0,08476
Sungai Selan - Lampur - Simpang Gedong 11,00 0,00305
Simpang Gedong - Payung 33,50 0,00929
Payung -Bedengung 13,80 0,00383
Air Gegas - Bedengung 24,40 0,00676
Bedengung - Batu Betumpang 22,05 0,00611
Bangka Selatan 3607,08
Payung - Air Bara 29,00 0,00804
Pulau Pongok I 0,62 0,00017
Pulau Pongok II 0,25 0,00007
Pulau Pongok III 0,15 0,00004
Pulau Lampu 0,29 0,00008
Total 135,06 0,03744
Sijuk ( Tg.Pandan ) 2,44 0,00106
Junction - Membalong 47,04 0,02051
Perawas - Buding 30,31 0,01321
Tanjungpandan - Simpang Empat (Sijuk) 20,94 0,00913
Simpang Empat (Sijuk)-Buding 30,35 0,01323
Gatot Subroto ( Tg.Pandan ) 2,50 0,00109
Belitung Diponegoro ( Tg.Pandan ) 1,04 2293,69 0,00045
Dahlan (Tg. Pandan) 1,18 0,00051
Basuki Rahmat (Tg. Pandan) 0,96 0,00042
Sriwijaya ( Tg. Pandan ) 1,39 0,00061
Pulau Mandanau 0,53 0,00023
Bantan - Pelulusan 11,50 0,00501
Badau - Dendang 35,99 0,01569
Total 186,17 0,08117
Buding - Manggar 43,85 0,01748
Dendang - Gantung 36,96 0,01474
Belitung Timur 2507,91
Sp.Renggiang - Gantung 18,10 0,00722
Gantung - Sp. Padang 16,58 0,00661
Total 115,49 0,0461
Total Ruas 850,99 16425,24 0,0528
Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2019
Jika diidentifikasikan berdasarkan Kabupaten yang berada di Provisi Pulau Bangka Belitung terhadap
perbedaan rasio Panjang jalan terhadap luas wilayah. Kota Pangkalpinang merupakan kota dengan
rasio jalan tertinggi dengan angka rasio pada jalan nasional sebesar 0,1792 dan rasio pada jalan
provinsi sebesar 0,27477 hal ini mengidentifikasikan bahwa konektivitas di Kota Pangkalpinang
seluruh area hampir terkoneksi oleh jaringan jalan. Kota Pangkalpinang juga merupakan Ibu Kota
Provinsi Bangka Belitung, Sedangkan untuk Kabupaten lain seperti Kabupaten Bangka yang memiliki
BAB 4 - 157
rasio pada jalan nasional sebesar 0,0590 dan rasio pada jalan provinsi sebesar 0,03077, Kabupaten
Bangka Barat yang memiliki rasio pada jalan nasional sebesar 0,0291 dan rasio pada jalan provinsi
sebesar 0,03920 hal ini, Kabupaten Bangka Tengah yang memiliki rasio pada jalan nasional sebesar
0,0321 dan rasio pada jalan provinsi sebesar 0,08476, Kabupaten Bangka Selatan yang memiliki rasio
pada jalan nasional sebesar 0,0264 dan rasio pada jalan provinsi sebesar 0,03744, Kabupaten Belitung
yang memiliki rasio pada jalan nasional sebesar 0,0465 dan rasio pada jalan provinsi sebesar 0,08117
dan Kabupaten Belitung Timur yang memiliki rasio pada jalan nasional sebesar 0,0211 dan rasio pada
jalan provinsi sebesar 0,0461.
BAB 4 - 158
Gambar 4. 54 - Peta Rasio Jalan Provinsi terhadap Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2019
BAB 4 - 159
4.1.4.3. Analisis SWOT Aksesibilitas Berbasis Daya Tarik Wisata
Analisis SWOT merupakan suatu teknik perencanaan strategi yang bermanfaat untuk mengevaluasi
kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).
Analisis SWOT pertama kali diperkenalkan oleh Albert S Humphrey pada tahun 1960-an dalam
memimpin proyek riset di Stanford Research Institute yang menggunakan data dari perusahaan-
perusahaan Fortune 500. Metode analisis SWOT merupakan alat yang tepat untuk menemukan
masalah dari 4 (empat) sisi yang berbeda, di mana aplikasinya adalah:
Dalam analisis SWOT, fokus pada satu kombinasi dari dua poin dari SWOT untuk menentukan
strategis. Kombinasi fokus tersebut antara lain:
Dalam analisis SWOT kita harus mengidentifikasi terlebih dahulu kekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan dalam aksesibilitas berbasis daya tarik wisata di kabupaten/kota dalam lingkup Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
A. Kekuatan (Strength)
B. Kelemahan (Weakness)
1. Kurangnya jumlah kursi pada ruang tunggu di bandar udara Internasional HAS
Hanandjoeddin.
2. Kurangnya sarana transportasi umum pada bandar Internasional HAS Hanandjoeddin.
3. Kurang nyamannya akses menuju area parkir dimana tidak terdapat kanopi untuk
penumpang untuk menuju ke kendaraan, terutama untuk pengguna sepeda motor di Bandar
Udara Depati Amir.
BAB 4 - 160
4. Jadwal keberangkatan bus yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
5. Frekuensi yang ada sangat sedikit sehingga penumpang tidak memiliki pilihan lebih terkait
jam keberangkatan bus
6. Kurangnya halte bus pada beberapa kota besar sehingga mengurangi minat masyarakat
dalam menggunakan bus.
7. Beberapa terminal juga memiliki sarana dan prasana yang buruk sehingga mengurangi
kenyamanan bagi pengguna bus.
8. frekuensi keberangkatan kapal di Pelabuhan Penyeberangan yang terlampau sedikit.
9. Banyak pelabuhan yang tidak berfungsi
C. Peluang (Opportunity)
1. Dukungan pembiayaan dari Pemerintah Pusat dalam peningkatan aksesibilitas menuju DTW
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2. Pariwisata ramah lingkungan menjadi sector penopang pendapatan warga
3. Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Muntok dan sekitarnya
4. Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Belinyu dan Sungailiat
5. Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Pulau Belitung dan sekitarnya
6. Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Pengkal Pinang – Mendo Barat – Bangka
tengah dan Sekitarnya.
D. Ancaman (Threat)
Strategi S – O
1. Keberadaan Provinsi Bangka Belitung sebagai KSPN sehingga terdapat beberapa Kawasan
strategis Pariwisata yang mampu menggerakkan perkembangan Pariwisata Provinsi Bangka
Belitung.
2. Mendapatkan sumber pendanaan untuk pengembangan/pembangunan aksesblitas berbasis
kawasan wisata dari pemerintah pusat.
3. Dengan adanya geopark akan mendorong mayarakat untuk menciptakan pariwisata ramah
lingkungan.
4. Banyaknya Destinasi Tujuan Wisata menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung sehingga
dapat meningkatkan jumlah maksud perjalanan untuk berwisata.
5. Kondisi jalan provinsi sudah mayoritas baik sehingga mobilitas menuju Kawasan Pariwisata
Bangka Belitung meningkat.
6. Akesibilitas yang baik akan meningkatkan keterintegrasian antara Kawasan Strategis Pariwisata.
Strategi S – T
1. Dengan ditetapkannya KSPN maka perlu dilakukan pemerataan pembangunan untuk mengurangi
ketimpangan pembangunan infrastruktur pendukung Kawasan Pariwisata
BAB 4 - 161
2. Kawasan Geopark diharapkan akan menjadi pemantik agar wisatawan nusatara dan
mancanegara akan berkunjung ke Provinsi Bangka Belitung
3. Dengan banyaknya DTW maka diperlukan pemerdayaan sumber daya lokal
4. Pengelolaan kawasan wisata sesuai standar sehingga menjadi Kawasan wisata yang nyaman dan
aman bagi pengunjung
5. Pengelolaan Kawasan Pelabuhan untuk mengatasi pendangkalan air laut
6. Mempermudah akses Kawasan wisara dari dan menuju Bandara
Strategi W – O
Strategi W – T
1. Dukungan pemerintah pusat terhadap KSPN dapat menjadi factor pendorong swasta untuk
melakukan investasi di Provinsi Bangka Belitung
2. Melakukan Kerjasama antara pemerintah dengan pengembang terkait peningkatan pelayanan di
Bandara Udara
3. Melakukan peningkatan aksesbilitas agar masyarakat dan wisatawan mendapatkan akses
pelayanan yang merata
4. Melakukan scenario pengintegrasian antara Kawasan Strategis Pariwisata
5. Meningkatkan publikasi terkait pariwisata untuk menarik minat wisatawan
Root Cause Analysis (RCA) merupakan suatu metode untuk penyelesaian permasalahan, mencoba
mengidentifikasi faktor penyebab dari suatu permasalahan atau kejadian yang tidak diharapkan. Root
Cause Analysis merupakan suatu metode untuk membantu menjawab pertanyaan ‘apa yang terjadi?’,
‘bagaimana bias terjadi?’, dan ‘mengapa itu terjadi?’. Tujuan utama metode ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor yang dinyatakan dalam bentuk alami, besaran, lokasi dan waktu akibat dari
kebiasaan, tindakan dan kondisi tertentu yang harus diubah untuk menghindari kesalahan yang tidak
perlu. Root Cause Analysis (RCA) dilakukan dengan 5 langkah sebagai berikut:
BAB 4 - 162
Apakah anda memiliki bukti yang menyatakan bahwa masalah memang benar ada?
Sudah berapa lama masalah tersebut ada?
Impact apa yang dirasakan dengan adanya masalah tersebut?
Untuk mempermudah, pada tahap ini digunakan metode CATWOE. Tool ini akan memberikan
kemampuan untuk melihat sebuah situasi dari berbagai perspektif: yaitu Costumer
(pengguna/wisatawan), Actor (pemerintah daerah/pengelola tempat wisata), Transformation
Process (proses yang mengalami masalah), World View (gambaran besar, dan area mana yang
mengalami impact paling besar), Owner (process owner), dan Environmental Constraint
(hambatan dan keterbatasan yang akan mempengaruhi keberhasilan solusi yang akan
dijalankan).
Dalam tahap ini, lakukan identifikasi sebanyak mungkin penyebab masalah yang bisa anda dan
tim pikirkan. Dalam banyak kasus, orang akan mengidentifikasi satu atau dua faktor kausal, lalu
berhenti. Padahal satu atau dua itu belum cukup untuk menemukan akar masalah yang
sebenarnya. RCA dilakukan bukan hanya untuk menghilangkan satu dua masalah di permukaan.
RCA akan membantu menggali lebih dalam dan menghilangkan akar dari keseluruhan masalah.
Diagram sebab-akibat – Cause and Effect Diagram (Fishbone Diagram), berupa bagan yang
menerangkan semua faktor penyebab yang mungkin untuk melihat dimana masalah
pertama kali muncul.
BAB 4 - 163
Gambar 4. 55 - Analisis Fish Bone Diagram
Sumber: Hasil Analisis, 2021
2. Program visit Indonesia di daerah-daerah juga membawa Bangka Belitung tampil sebagai
salah satu destinasi unggulan di Indonesia dan merupakan tujuan wisata setelah Bali dan
Lombok.
3. Peraturan pemerintah yang menetapkan Bangka Belitung sebagai salah satu etalase kelautan
Indonesia menggerakan semangat kebaharian yang kemudian ditindaklanjuti oleh berbagai
even terkait pariwisata dengan melibatkan kerja sama dari berbagai pihak dan
menyelenggarakan berbagai even internasional.
BAB 4 - 164
4. Fasilitasi dan dukungan pemerintah dalam menanggapi berbagai potensi yang muncul seperti
booming Laskar Pelangi, mampu memunculkan jati diri dan identitas masyarakat Belitung
hingga dikenal di tingkat global, sehingga mendatangkan banyak wisatawan nusantara dan
mancanegara.
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD 2005-2025) Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung menetapkan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan dan diprioritaskan dalam
pembangunan daerah, bersama-sama dengan sektor pertanian, kelautan dan perikanan,
industri, dan pertambangan.
6. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menetapkan zona-
zona pertumbuhan pariwisata sehingga terdapat delapan zona pariwisata.
7. Kebijakan pemerintah belum mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif terutama
bagi pengembangan investasi bidang pariwisata.
Konsep pembangunan pariwisata berbasis masyarakat membutuhkan kerjasama lintas sektor, salah
satu sektor yang berperan penting dalam menentukan keberhasilan mencapai pariwisata berbasis
masyarakat ialah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). LSM dipandang sebagai penggerak sosial
masyarakat yang beraktivitas dan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat dalam proses
pengawasan program pembangunan pariwisata. Oleh sebab itu, LSM memiliki peran yang sangat
penting dalam pembangunan pariwisata sebagai salah satu indikator keberhasilan mencapai
pariwisata berkelanjutan dan berbasis masyarakat.
BAB 4 - 165
4.2.2.1. Analisis Kinerja SMK Pariwisata dan Perguruan Tinggi Pariwisata
Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat ini telah bergeser dari perekonomian yang
berbasis tambang ke perekonomian yang didorong oleh industri pariwisata. Besarnya potensi yang
ada tentunya akan berjalan beriringan dengan penyediaan lapangan pekerjaan baru pada industri
pariwisata. Tentu saja dengan optimalisasi kegiatan pariwisata yang dilakukan, hendaknya masyarakat
setempatlah pihak pertama yang mendapatkan keuntungan. Untuk dapat ikut dalam terlibat secara
aktif, tentu saja kamampuan dalam hal memberikan pelayanan dan penyelenggaraan wisata harus
dapat dimiliki.
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan serta pengembangan pariwisata harus dapat menjadi
prioritas. Percepatan pembangunan SDM pariwisata yang baik, terutama dalam hal pendidikan
sangatlah penting. Hal ini harus dilakukan agar permintaan dan penawaran kerja lokal dapat berjalan
dan terpenuhi dengan baik. Sampai saat ini, profil pendidikan serta angkatan kerja Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung masih kurang sesuai dengan kebutuhan pasar dan industri pariwisata. Bredasarkan
data yang didapatkan, hanya terdapat 13 (tiga belas) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata,
dan 1 (satu) Sekolah Tinggi Pariwisata yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini tentu
saja masih dirasakan sangat jauh untuk dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri pariwisata
yang ada.
Jumlah lulusan SMK Pariwisata dan Sekolah Tinggi Pariwisata yang ada saat ini masih belum dapat
memenuhi jumlah kebutuhan industri. Angka yang ada pada saat ini masih terus akan bertambah
setiap tahunnya mengingat jumlah kebutuhan akan kamar yang diperlukan hingga tahun 2045 masih
belum tercukupi. Masih diperlukannya penambahan SDM Pariwisata yang memiliki kemampuan yang
terampil dalam penyelanggaraan kegiatan wisata.
Dalam hal penyelenggaraan pendidikan formal, penambahan jumlah sekolah menengah dan juga
pendidikan setingkat perguruan tinggi pariwisata masih sangat dibutuhkan. Dari sisi pendidikan non-
formal, peran serta BLK (Balai Latihan Kerja) serta LKP (Lembaga Keterampilan dan Pendidikan) serta
lembaga sertifikasi berperan penting untuk dapat memberikan pelatihan serta meningkatkan
keterampilan SDM pariwisata.
Pembaharuan kurilulum pada pendidikan vokasional dan juga balai latihan kerja juga perlu untuk terus
didorong dan disesuaikan dengan kebutuhan industri agar dapat menghasilkan tenaga kerja yang
terampil dan siap kerja. Dengann cara inilah masyarakat lokal dapat ikut berpartisipasi serta
mendapatkan manfaat yang optimal dari hadirnya industri pariwisata.
Penyelenggara dan penyedia pendidikan dan latihan pariwisata melibatkan berbagaimacan lembaga,
diantaranya adalah Kemanparekraf, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi, Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Pariwisata Kabupaten/Kota, Asosiasi usaha pariwisata dan asosiasi profesi pariwisata,
lembaga sertifikasi profesi dan juga unit usaha pariwisata yang bersangkutan (dalam hal ini berupa
inhouse training).
BAB 4 - 166
Kolaborasi antar lembaga serta stakeholder yang ada dapat menjadi salah satu upaya dalam
peningkatan kualitas SDM. Sinergitas yang terjalin harus menuju satu visi yang sama yaitu untuk
kemajuan daerah dan masyarakat lokal. Dinas pendidikan dan kebudayaan berkoaborasi dengan Dinas
pariwisata dan budaya serta para stakeholder yang ada untuk dapat duduk bersama dan merumuskan
lebih detail mengenai kebutuhan SDM yang dibutuhkan serta kualifikasi yang diharapkan juga
dukungan dalam melakukan sertifikasi profesi agar SDM yang ada dapat bersaing secara global dan
menjadi tuan rumah didaerahnya.
Adapun beberapa pemasalahan dan kebutuhan keahlian sumber daya masyarakat yang ada adalah:
Lembaga dilihat sebagai perangkat yang menghubungkan berbagai nilai, keyakinan dan norma
terpusat pada kebutuhan sosial, dan beragam tindakan perting dilakukan secara berulang. Selanjutnya
didefinisikan sebagai bentuk interaksi manusia dalam tiga tingkatan yakni nilai kultural,
hukum/peraturan dan pengaturan bersifat kontraktual. Kelembagaan merupakan salah satu peran
penting dalam menganalisis kebutuhan SDM. Keterhubungan tersebut dapat dilihat SDM sebagai
individu dan lembaga sebagai wadah aspirasi bagin individu tersebut. Sehingga penguatan
kelembagaan menjadi topik utama dalam melihat kebutuhan SDM.
Modal utama dalam sebuah lembaga adalah hubungan antar individu sebagai upaya terencana untuk
membangun aset agar dapat meningkatkan kapasitas bersama untuk memperbaiki kualitas hidup
mereka dengan cara mengambil tindakan bersama dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
motivasi hingga menjelaskan kebutuhan kelompok dan memperbaiki kondisi lingkunan tertentu.
Strategi yang digunakan antara lain dengan mapping assets:
Kelembagaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meliputi pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Kondisi kelembagaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya berbasis masyarakat
berbentuk sebagai sebuah komunitas. Komunitas dalam hakekatnya adalah sebuah kelompok yang
tidak resmi yang dibentuk berdasarkan minat dan kepentingan yang sama. Dalam hal ini indikator yang
dibutuhkan adalah pembangunan dari masyarakat itu sendiri dengan beberapa indikator:
1. Kebutuhan komunitas;
BAB 4 - 167
2. Aset yang dimiliki seperti bakat dan pengetahuan yang dimiliki komunitas;
3. Jaringan ke semua stakeholder
4. Tokoh kunci dan aktor dalam komunitas
5. Penekanan pada proses belajar dan alih keahlian
Selanjutnya dibutuhkan penggambaran dalam diagram venn sebagai analisa SDM guna penguatan
dalam Lembaga. Hal tersebut dibutuhkan karena mampu memberikan wawasan berharga tentang
struktur kekuasaan dan proses pengambilan keputusan, serta kepentingan relatif dari layanan dan
program publik. Dalam diagram seperti itu, lingkaran dengan berbagai ukuran digunakan untuk
mewakili institusi atau individu; semakin besar lingkarannya, semakin penting institusi atau individu.
Jarak antar lingkaran digunakan untuk merepresentasikan derajat pengaruh atau kontak antar institusi
atau individu. Lingkaran yang tumpang tindih menunjukkan interaksi, dengan luasnya tumpang tindih
menunjukkan tingkat interaksi.
Selain itu, diagram sebab-akibat dapat dikatakan alternatif tambahan sebagai alat yang efektif untuk
membantu kelompok memilah bagaimana berbagai masalah saling terkait, kemudian
mengembangkan kerangka kerja terintegrasi untuk menyelesaikannya. Sebuah kelompok memulai
proses dengan melakukan brainstorming tentang masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari
dalam komunitas tertentu. Berdasarkan daftar yang mereka buat, kelompok secara visual
menjabarkan hubungan sebab-akibat di antara masalah. Alat tersebut membantu mendatangkan
diskusi yang bijaksana dan juga dapat membantu menetapkan sudut pandang yang sama. Ini juga
merupakan salah satu dari banyak alat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan
gender dalam kesejahteraan dan jejaring sosial.
Meskipun dalam pariwisata dikenal istilah borderless (tidak mengenal batas administratif), namun
dalam prakteknya pengembangan kepariwisataan akan dipengaruhi oleh batas administrasi dan
Organisasi Perangkat Daerah di lokasi pariwisata tersebut dikembangkan. Organisasi Perangkat
Daerah merupakan salah satu bentuk kelembagaan yang berperan membangun kerangka
pembangunan kepariwisataan, baik dalam bentuk kebijakan dan regulasi maupun dalam bentuk
pembangunan prasarana dan sarana umum. Dalam pembangunan kepariwisataan, beberapa OPD
terkait langsung dengan pembangunan kepariwisataan, dan beberapa lainnya tidak berkaitan
langsung namun tetap memberikan kontribusi dan pengaruh sesuai dengan tugas dan perannya
masing-masing. Berikut OPD Pemerintah yang terkait langsung dalam pembangunan kepariwisataan,
diantaranya adalah:
1. Dinas Pariwisata, mempunyai tugas dan fungsi utama dalam pembangunan kepariwisataan
daerah, oleh karenanya dinas ini bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan
pembangunan kepariwisataan.
2. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memberikan masukan data terkait dengan nilai-nilai
budaya yang terkandung di daya tarik wisata yang ada, khususnya daya tarik wisata budaya
(sejarah, tradisi, kesenian dan lain-lain).
3. Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah, berperan dalam
mengkoordinasikan setiap program pembangunan daerah, terutama dalam sektor pariwisata.
4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah berperan dalam penanganan bencana/mitigasi
bencana yang berada di daya tarik wisata, khususnya yang rawan bencana.
BAB 4 - 168
5. Dinas Perhubungan memiliki peran yang penting dalam mengatur dan memudahkan
pergerakan wisatawan dari sumber pasar wisatawan menuju DTW.
6. Dinas Koperasi UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam upaya menjembatani
pariwisata agar tetap dapat bersinergi dan memberikan manfaat bagi UMKM masyarakat.
7. Dinas Komunikasi dan Informatika, berperan dalam menyebarluaskan informasi terkait daya
tarik wisata kepada seluruh masyarakat dan pasar wisatawan potensial, serta
mendokumentasikannya untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan administrasi.
8. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, Tenaga Kerja
menjembatani kepentingan investasi swasta di satu sisi dengan kepentingan daerah untuk
mendapatkan nilai ekonomi dari keberadaan berbagai daya tarik wisata yang ada.
9. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, berperan dalam pembangunan prasarana dan
fasilitas fisik yang dapat menunjang kegiatan pariwisata.
10. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, berperan dalam memberikan data terkait dokumentasi
sejarah, budaya, dan kepariwisataan yang ada.
11. Dinas Lingkungan Hidup, berperan dalam memberikan fasilitas kebersihan dan menjaga
kebersihan dan lingkungan.
Aspek pemangku kepentingan yang terkait dalam pengembangan kepariwisataan tentu sangatlah
luas, karena sebagaimana dalam ketentuan perundangan telah disebutkan mengenai kelembagaan
pariwisata yang didalamnya terdapat unsur pemerintah, pemerintah daerah, Lembaga swasata dan
masyarakat, namun khusus untuk berbicara mengenai kewenangan dari para pemangku kepentingan
tentunya akan dikembalikan kepada para pihak yang berdasarkan ketentuan peraturan perundangan
memang memiliki kewenangan. Dalam hal ini pemangku kepentingan yang paling besar, khususnya
untuk wilayah tujuan pariwisata berada di tangan Pemerintah daerah dan rakyat atau masyarakat
daerah tersebut.
Untuk mencapai tujuan pembangunan pariwisata dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal
maka dibutuhkan kerjasama dari stakeholders dalam pencapaiannya. Peran serta masyarakat dalam
pengembangan pariwisata menjadi sesuatu yang penting untuk dilaksanakan dalam pengembangan
pariwisata berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh, masyarakat di sekitar lokasi pariwisata yang lebih
mengetahui kondisi lingkungan dimana mereka tempati dibandingkan orang lain yang berasal dari luar
komunitasnya. Oleh karena itu, menjadi penting untuk dikembangkan konsep pariwisata
berkelanjutan yang berbasis masyarakat dengan pendekatan komunitas lokal didalamnya.
C. Analisis Peluang dan Kendala Dalam Tata Kelola Kelembagaan dan Regulasi
BAB 4 - 169
1. Koordinasi, sinkronisasi, dan kolaborasi pemangku kepentingan di tingkat Kota Pangkalpinang
terutama pentahelix (akademisi, bisnis, pemerintah, masyarakat, media) dalam
pembangunan kepariwisataan;
2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pariwisata melalui pelatihan dan
pendampingan agar dapat mewujudkan budaya Melayu Bangka sebagai jati diri dan
mengangkat kearifan lokal; dan
3. Pengembangan regulasi untuk mendorong penguatan organisasi kepariwisataan dan
pengelolaan pariwisata berkelanjutan sesuai dengan norma-norma yang berlaku (norma
agama, sosial, budaya).
Sebagaimana telah diuraikan di dalam laporan ini di bagian analisis kinerja SMPK Pariwisata dan
Sekolah perguruan tinggi pariwisata, jumlah institusi Pendidikan terkait kepariwisataan masih
terhitung minim untuk wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terutama untuk tingkat
Pendidikan tinggi seperti sekolah tinggi pariwisata ataupun universitas yang memiliki jurusan bidang
kepariwisataan,
Dengan tersedianya lembaga pendidikan pariwisata maka kebutuhan tenaga pariwisata dapat diisi
oleh tenaga-tenaga pariwisata yang berasal dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini tentu saja
akan menciptakan nilai tambah bagi masyarakat terhadap semakin berkembangnya sektor
kepariwisataan di bangka Belitung. Dengan mempunyai keterampilan dan ilmu kepariwisataan maka
masyarakat dengan otomatis dapat berperan dan lebih menikmati dampak ekonomi dari kemajuan
pembangunan kepariwisataan. Pemerintah Kab/Kota di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
mulai mendirikan berbagai lembaga pendidikan pariwisata terutama dalam bentuk Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dalam upaya memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang terampil
dan berwawasan luas dalam bidang pariwisata.
Dengan jumlah lulusan rata-rata enam puluh orang atau dua kelas per sekolah, maka tenaga kerja
yang dihasilkan oleh sekolah menengah kejuruan yang menyelenggarakan pendidikan pariwisata
sangat tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pariwisata di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Peningkatan jumlah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
pariwisata yang mampu menghasilkan tenaga kerja pariwisata yang handal sangat mendesak untuk
mendukung perkembangan kepariwisataan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
BAB 4 - 170
4.3. PEMASARAN PARIWISATA
4.4. TRAVEL PATTERN
4.5. TEMUAN ANALISIS DAN REKOMENDASI PENGEMBANGAN PILAR
PARIWISATA
4.6. ANALISIS PEREKONOMIAN DAN INVESTASI PENUNJANG
KEPARIWISATAAN
4.6.1. Perekonomian dan Investasi
4.6.1.1. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan kemampuan perekonomian suatu daerah atau
wilayah dalam menghasilkan barang-barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan di dalam maupun
di luar wilayah atau daerah, maupun peningkatan pendapatan perkapita suatu wilayah/daerah
sehingga ketimpangan dan kesenjangan didalam masyarakat tidak terjadi dan kesejahteraan dapat
tercapai. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan bagaimana aktifitas/kegiatan ekonomi mampu
memberikan tambahan perolehan pendapatan masyarakat suatu daera dalam periode waktu
tertentu. Pertumbuhan ekonomi biasanya dilihat dalam skala kuantitatif dan diukur dengan
menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihasilkan dalam jangka waktu
tertentu (Banendro, 2016). Untuk mengetahui gambaran makro tentang pola dan struktur
pertumbuhan ekonomi masing- masing KTA di Provinsi Bangka Beltung dari 2016 hingga 2020 kami
menggunakan pendekatan tipologi daerah yaitu Klassen Tipology (Tipologi Klassen).
Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu
pertumbuhan ekonomi daerah dan PDRB menurut harga konstan (Kuncoro, 2002) dalam Banendro
(2016). Klasifikasi daerah menurut Tipologi Klassen adalah sebagai berikut:
1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income), adalah daerah yang
memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang lebih tinggi
dibandingkan daerah di atasnya;
2. Daerah maju tapi tertekan (high income but low growth), adalah daerah yang memiliki
pendapatan perkapita lebih tinggi tetapi memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih
rendah dibandingkan daerah di atasnya;
3. Daerah berkembang cepat (high growth but low income), adalah daerah yang memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, tetapi memiliki tingkat pendapatan perkapita yang
lebih rendah dibandingkan daerah di atasnya;
4. Daerah relatif tertinggal (low growth and low income), adalah daerah yang memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang lebih rendah dibandingkan daerah di
atasnya.
BAB 4 - 171
Nilai Investasi. Nilai investasi adalah nilai dari biaya yang digunakan untuk peningkatan Key
Tourism Area Pangkalpinang sebagai destinasi prioritas. Nilai investasi untuk peningkatan
kawasan ini diperkirakan mencapai Rp 1.050 miliar.
Expected Net Present Value (ENPV), Economic Internal Rate of Return (EIRR), dan Benefit Cost
Ratio (BCR). Berlandaskan hasil kajian ini, investasi pada pembangunan peningkatan Key
Tourism Area Pangkalpinang sangat layak (feasible) untuk diterapkan karena mempunyai nilai
nilai expected net present value (ENPV) sebesar Rp 417 milyar dengan tingkat social discount
factor sebesar 11,5%, sedangkan untuk besaran economic internal rate of return (EIRR) yaitu
sebesar 19,7% dan benefit-cost ratio (BCR) adalah sebesar 8,73 kali.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada peningkatan Key Tourism Area Pangkalpinang
sebagai destinasi prioritas, diperkirakan akan memberikan andil pada PDRB Kota
Pangkalpinang mencapai sebesar Rp 368 miliar atau setara dengan 2,05 persen PDRB Kota
Pangkalpinang. Secara keseluruhan, dari tahun 2022–2045 total kontribusi peningkatan
Kawasan Key Tourism Area Pangkalpinang mencapai Rp 4,3 triliun.
Tenaga Kerja. Adanya peningkatan Key Tourism Area Pangkalpinang sebagai destinasi prioritas
diperkirakan akan berdampak pada peningkatan tenaga kerja mencapai total 41.211 tenaga
kerja sampai tahun 2045. Nilai tambah pekerja disektor pariwisata sampai tahun 2045
diperkirakan sebesar Rp 139 miliar secara keseluruhan. Sedangkan untuk perhotelan, nilai
tambah pekerja sampai tahun 2045 diperkirakan sebesar Rp 136 miliar secara keseluruhan.
Pengeluaran Pariwisata. Pada Kawasan Key Tourism Area Pangkalpinang sebagai destinasi
prioritas diperkirakan akan memberikan total akumulasi pengeluaran wisatawan hingga Rp 76
Triliun pada tahun 2022 hingga tahun 2045.
Penerimaan Sektor Perhotelan. Pada kajian ini, sektor perhotelan adalah sektor yang terkena
dampak langsung dari peningkatan kawasan pariwisata, tidak terkecuali Kota Pangkalpinang.
Pada kajian ini, asumsi penerimaan sektor perhotelan menggunakan pajak penghasilan badan
(PPh Badan), dengan rate sebesar 25%. Target penambahan 723-kamar menjadi tujuan utama
dari Key Tourism Area Pangkalpinang. Berlandaskan asumsi rata-rata industri, potensi laba
operasional sebelum pajak mencapai 40% (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, 2020).
Penerimaan Sektor Restoran. Sektor restoran merupakan sumber utama potensi keuntungan
bagi negara dalam rangka peningkatan Key Tourism Area Pangkalpinang. Pada kajian ini
asumsi terciptanya restoran baru (relatif terhadap hotel) berjumlah pada kisaran 52 pada awal
periode, dengan potensi peningkatan jumlah restoran menggunakan moving average.
Berlandaskan rata-rata laba operasional sektor restoran, proyeksi margin-nya sebesar 30%.
BAB 4 - 172
Proyeksi penerimaan bersumber dari pajak penghasilan badan (PPh Badan) dan pajak
pertambahan nilai (PPN).
Penerimaan Sektor Transportasi. Berikutnya yaitu potensi penerimaan dari sektor jasa
transportasi. Sebagai destinasi wisata baru, akan terjadi peningkatan yang signifikan atas
perpindahan orang (wisatawan) masuk dan keluar KTA Pangkalpinang, serta jasa transportasi
pada kawasan Kota Pangkalpinang itu sendiri. Hal ini tentunya akan menimbulkan dampak
positif bagi peningkatan kinerja sektor transportasi. Proyeksi penerimaan bersumber dari
pajak penghasilan badan (PPh Badan) dan pajak pertambahan nilai (PPN). Secara teknis
adjustment dilakukan dengan menghitung rasio sektor wisata terhadap PDRB Kota
Pangkalpinang, dan menjadi koefisien pembentuk besaran PDRB sektor transportasi khusus
pariwisata saja, yaitu dengan rasio 4.02%. Selain itu, digunakan angka multiplier effect sebagai
proksi dampak pengganda atas peningkatan Key Tourism Area Pangkalpinang terhadap sektor
transportasi. Rerata diambil dari multiplier effect jasa angkutan darat dan laut sebesar 2,13
dan 2,34 sehingga diperoleh multiplier effect bagi sektor transportasi sebesar 2,24
Penerimaan Pajak Key Tourism Area Pangkalpinang. Sebagai sesuatu usaha yang mengatur
Kawasan usaha pariwisata di Pangkalpinang, maka Key Tourism Area Pangkalpinang akan
memberikan laba yang merupakan sumber penerimaan pajak penghasilan kepada negara.
Peningkatan Key Tourism Area Pangkalpinang sebagai destinasi prioritas memberikan pengaruh sektor
pariwisata terhadap PDRB Kota Pangkalpinang mencapai Rp 368 miliar pada tahun 2045 atau setara
dengan 2,05% PDRB Kota Pangkalpinang. Persentase ini relatif kecil, adanya penurunan pada hampir
di semua sektor disebabkan dampak dari Pandemi Covid 19 di tahun 2020 hingga 2021. Tetapi
kecenderungan kontribusi Key Tourism Area Pangkalpinang mulai mengalami perbaikan dimulai pada
tahun 2022 sampai tahun 2045 pada kontribusi Kawasan Pariwisata Pangkalpinang secara nilai
berubah setiap tahunnya. Proporsi yang relatif kecil pula disebabkan Kabupaten Bangka sebagian
besar adalah Sektor Jasa Keuangan, Asuransi dan Informasi Komunikasi. Selanjutnya, secara
keseluruhan jumlah kontribusi Key Tourism Area Pangkalpinang terhadap PDRB Kota Pangkalpinang
tahun 2045 yaitu sebesar Rp 4,3 triliun dalam kurun waktu 24 tahun.
BAB 4 - 173
%Kontribusi
PDRB (Rp milyar) Pengembangan KTA
20,000 2.50%
18,000
2.05%
16,000 2.00%
1.95%
1.87%
1.79%
14,000 1.73%
1.67%
1.62%
1.57%
12,000 1.53% 1.50%
1.47%1.50%
1.39%1.41%1.42%1.45%
1.39%1.38%1.37%1.37%1.36%1.36%1.37%1.37%1.38%
10,000
8,000 1.00%
6,000
4,000 0.50%
2,000
- 0.00%
2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041 2042 2043 2044 2045
Gambar 4. 56 - Proyeksi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB dalam Miliar Rupiah
Sumber: Hasil Pengolahan, 2021
BAB 4 - 174
Pada tabel proyeksi PDRB disajikan kontribusi tambahan Key Tourism Area Pangkalpinang terhadap
PDRB Kota Pangkalpinang. Pada skenario preferensi dengan intervensi sektor pariwisata
Pangkalpinang, PDRB Kota Pangkalpinang akan mencapai Rp 18,3 triliun pada tahun 2045 lebih tinggi
Rp 368 miliar dibandingkan dengan skenario tanpa adanya intervensi pariwisata Pangkalpinang.
Tabel 4. 64 - Komparasi Kontribusi Pengembangan Key Tourism Bangka terhadap PDRB Kota Pangkalpinang
Baseline vs Alternatif (dalam miliar rupiah)
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
Berdasarkan hasil kajian ini, investasi pada peningkatan Key Tourism Area Pangkalpinang bersifat
sangat layak (feasible) untuk diterapkan karena nilai expected net present value (ENPV) sebesar Rp
417 milyar dengan tingkat social discount factor sebesar 11,5% dan untuk besaran economic internal
rate of return (EIRR) adalah sebesar 19,7% dan nilai benefit-cost ratio (BCR) adalah sebesar 8,73 kali.
Dapat dilihat bahwa peningkatan Kawasan Key Tourism Area Pangkalpinang sebagai destinasi prioritas
sangat layak untuk diterapkan. Ringkasan hasil perhitungan kelayakan ekonomi disajikan sebagai
berikut:
Indikator Level
Total present value of benefit Rp. 2,8 triliun
Expected Net PresentValue (ENPV) Rp. 417 Miliar
Economic Internal Rate ofReturn (EIRR) 19,7%
Benefit-CostRatio 8,73
Sumber : Hasil Pengolahan, 2021
Peningkatan sektor pariwisata pada Kawasan Key Tourism Area Pangkalpinang tentunya akan
menstimulus kinerja sektor berbasis padat karya. Berlandaskan dari hasil perhitungan economic
benefit menunjukkan bahwa investasi ini sangat layak (feasible) untuk diterapkan, sehingga mampu
mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
BAB 4 - 175
Agar dapat terlihat seberapa besar dampak ekonomi dari peningkatan Kawasan Key Tourism Area
Pangkalpinang sebagai destinasi prioritas, diperlukan pemetaan biaya dan manfaat dari proyek ini.
Biaya dan manfaat yang dipetakan tidak hanya yang bersifat moneter (monetary cost/value), tetapi
juga yang bersifat non-moneter (non-monetary cost/value). Tabel dibawah ini adalah pemetaan biaya
untuk proyek Kawasan Key Tourism Area Pangkalpinang.
Biaya Asset Produktif Masuk dalam penghitungan ENPV dan EIRR berdasarkan ARR
dan tingkat okupansi kamar
Selain itu, manfaat juga dipetakan berdasarkan monetary dan non-monetary value. Berikut ini adalah
pemetaan manfaat dari peningkatan Kawasan Key Tourism Area Pangkalpinang sebagai destinasi
prioritas.
Dari pemetaan biaya dan manfaat di atas, tampak tidak semua aspek dapat dikuantifisir. Namun, tidak
berarti faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir tidak penting untuk dipertimbangkan dalam
mengukur dampak ekonomi dari proyek peningkatan Key Tourism Area Pangkalpinang sebagai
destinasi prioritas. Faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir perlu dijelaskan secara kualitatif agar
dapat memberikan gambaran yang utuh atas dampak ekonomi dari proyek ini, mengingat faktor
seperti sosial budaya dan lingkungan juga pada dasarnya berdampak terhadap dampak ekonomi
secara keseluruhan. Walapun dalam analisis lebih berfokus pada hal yang bersifat moneter (monetery
cost/value), hal-hal yang bersifat non moneter/kualitatif (non-monetary cost/value) perlu menjadi
pertimbangan berikutnya.
Nilai Investasi. Nilai investasi adalah nilai dari biaya yang digunakan untuk peningkatan Key
Tourism Area Bangka sebagai destinasi prioritas. Nilai investasi untuk peningkatan kawasan
ini diperkirakan mencapai Rp 1.000 miliar.
BAB 4 - 176
Expected Net Present Value (ENPV), Economic Internal Rate of Return (EIRR), dan Benefit Cost
Ratio (BCR). Berlandaskan hasil kajian ini, investasi pada pembangunan peningkatan Key
Tourism Area Bangka sangat layak (feasible) untuk diterapkan karena mempunyai nilai nilai
expected net present value (ENPV) sebesar Rp 453 milyar dengan tingkat social discount factor
sebesar 11,5%, sedangkan untuk besaran economic internal rate of return (EIRR) yaitu sebesar
16,7% dan benefit-cost ratio (BCR) adalah sebesar 8,58 kali
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada peningkatan Key Tourism Area Bangka sebagai
destinasi prioritas, diperkirakan akan memberikan andil pada PDRB Kabupaten Bangka
mencapai sebesar Rp 474 miliar atau setara dengan 1,99 persen PDRB Kabupaten Bangka.
Secara keseluruhan, dari tahun 2022–2045 total kontribusi peningkatan Kawasan Key Tourism
Area Kabupaten Bangka mencapai Rp 6,7 triliun.
Tenaga Kerja. Adanya peningkatan Key Tourism Area Bangka sebagai destinasi prioritas
diperkirakan akan berdampak pada peningkatan tenaga kerja mencapai total 24.511 tenaga
kerja sampai tahun 2045. Nilai tambah pekerja disektor pariwisata sampai tahun 2045
diperkirakan sebesar Rp 64 miliar secara keseluruhan. Sedangkan untuk perhotelan, nilai
tambah pekerja sampai tahun 2045 diperkirakan sebesar Rp 63 miliar secara keseluruhan.
Pengeluaran Pariwisata. Pada Kawasan Key Tourism Area Kabupaten Bangka sebagai destinasi
prioritas diperkirakan akan memberikan total akumulasi pengeluaran wisatawan hingga Rp 14
Triliun pada tahun 2022 hingga tahun 2045.
Penerimaan Sektor Perhotelan. Pada kajian ini, sektor perhotelan adalah sektor yang terkena
dampak langsung dari peningkatan kawasan pariwisata, tidak terkecuali Kabupaten Bangka.
Pada kajian ini, asumsi penerimaan sektor perhotelan menggunakan pajak penghasilan badan
(PPh Badan), dengan rate sebesar 25%. Target penambahan 683-kamar menjadi tujuan utama
dari Key Tourism Area Kabupaten Bangka. Berlandaskan asumsi rata-rata industri, potensi laba
operasional sebelum pajak mencapai 40% (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, 2020).
Penerimaan Sektor Restoran. Sektor restoran merupakan sumber utama potensi keuntungan
bagi negara dalam rangka peningkatan Key Tourism Area Bangka. Pada kajian ini asumsi
terciptanya restoran baru (relatif terhadap hotel) berjumlah pada kisaran 255 pada awal
periode, dengan potensi peningkatan jumlah restoran menggunakan moving average.
Berlandaskan rata-rata laba operasional sektor restoran, proyeksi margin-nya sebesar 30%.
Proyeksi penerimaan bersumber dari pajak penghasilan badan (PPh Badan) dan pajak
pertambahan nilai (PPN).
BAB 4 - 177
Penerimaan Sektor Transportasi. Berikutnya yaitu potensi penerimaan dari sektor jasa
transportasi. Sebagai destinasi wisata baru, akan terjadi peningkatan yang signifikan atas
perpindahan orang (wisatawan) masuk dan keluar KTA Bangka, serta jasa transportasi pada
kawasan Kabupaten Bangka itu sendiri. Hal ini tentunya akan menimbulkan dampak positif
bagi peningkatan kinerja sektor transportasi. Proyeksi penerimaan bersumber dari pajak
penghasilan badan (PPh Badan) dan pajak pertambahan nilai (PPN). Secara teknis adjustment
dilakukan dengan menghitung rasio sektor wisata terhadap PDRB Bangka, dan menjadi
koefisien pembentuk besaran PDRB sektor transportasi khusus pariwisata saja, yaitu dengan
rasio 4.02%. Selain itu, digunakan angka multiplier effect sebagai proksi dampak pengganda
atas peningkatan Key Tourism Area Bangka terhadap sektor transportasi. Rerata diambil dari
multiplier effect jasa angkutan darat dan laut sebesar 2,13 dan 2,34 sehingga diperoleh
multiplier effect bagi sektor transportasi sebesar 2,24
Penerimaan Pajak Key Tourism Area Bangka. Sebagai sesuatu usaha yang mengatur Kawasan
usaha pariwisata di Bangka, maka Key Tourism Area Bangka akan memberikan laba yang
merupakan sumber penerimaan pajak penghasilan kepada negara.
Peningkatan Key Tourism Area Bangka sebagai destinasi super prioritas memberikan pengaruh sektor
pariwisata terhadap PDRB Bangka mencapai Rp 474 Milyar pada tahun 2045 atau setara dengan 1,99%
PDRB Kabupaten Bangka. Persentase ini relatif kecil, adanya penurunan pada hampir di semua sektor
disebabkan dampak dari Pandemi Covid 19 di tahun 2020 hingga 2021. Tetapi kecenderungan
kontribusi Key Tourism Area Bangka mulai mengalami perbaikan dimulai pada tahun 2022 sampai
tahun 2045 pada kontribusi Kawasan Pariwisata Bangka secara nilai berubah setiap tahunnya. Proporsi
yang relatif kecil pula disebabkan Kabupaten Bangka sebagian besar adalah Sektor Jasa Keuangan,
Asuransi dan Informasi Komunikasi. Selanjutnya, secara keseluruhan jumlah kontribusi Key Tourism
Area Bangka terhadap PDRB Kabupaten Bangka tahun 2045 yaitu sebesar Rp 6,7 triliun dalam kurun
waktu 24 tahun.
30,000 2.50%
25,000 2.00%
1.99%
1.90%
1.87% 1.96%
1.93%
1.78%
1.76%
1.74% 1.85%
1.82%
1.80%
20,000 1.64%
1.63%
1.62% 1.67%
1.66% 1.70%
1.68% 1.73%
1.71%
1.59%
1.59% 1.61%
1.60% 1.50%
15,000
1.00%
10,000
5,000 0.50%
- 0.00%
Gambar 4. 57 - Proyeksi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB dalam Miliar Rupiah
Sumber : Hasil Pengolahan, 2021
Pada tabel proyeksi PDRB disajikan kontribusi tambahan Key Tourism Area Bangka terhadap PDRB
Kabupaten Bangka. Pada skenario preferensi dengan intervensi sektor pariwisata Bangka, PDRB
BAB 4 - 178
Kabupaten Bangka akan mencapai Rp 24 triliun pada tahun 2045 lebih tinggi Rp 474 milyar
dibandingkan dengan skenario tanpa adanya intervensi pariwisata Bangka.
Tabel 4. 66 - Komparasi Kontribusi Pengembangan Key Tourism Bangka terhadap PDRB Kabupaten Bangka
Baseline vs Alternatif (dalam miliar rupiah)
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
Berdasarkan hasil kajian ini, investasi pada peningkatan Key Tourism Area Bangka bersifat sangat layak
(feasible) untuk diterapkan karena nilai expected net present value (ENPV) sebesar Rp 453 milyar
dengan tingkat social discount factor sebesar 11,5% dan untuk besaran economic internal rate of
return (EIRR) adalah sebesar 16,7% dan nilai benefit-cost ratio (BCR) adalah sebesar 8,58 kali. Dapat
dilihat bahwa peningkatan Kawasan Key Tourism Area Bangka sebagai destinasi prioritas sangat layak
untuk diterapkan. Ringkasan hasil perhitungan kelayakan ekonomi disajikan sebagai berikut:
Peningkatan sektor pariwisata pada Kawasan Key Tourism Area Bangka tentunya akan menstimulus
kinerja sektor berbasis padat karya. Namun, dari hasil perhitungan economic benefit menunjukkan
bahwa investasi ini sangat layak (feasible) layak diterapkan, sehingga mampu mendorong
pembangunan yang berkelanjutan.
Agar dapat terlihat seberapa besar dampak ekonomi dari peningkatan Kawasan Key Tourism Area
Bangka sebagai destinasi prioritas, diperlukan pemetaan biaya dan manfaat dari proyek ini. Biaya dan
manfaat yang dipetakan tidak hanya yang bersifat moneter (monetary cost/value), tetapi juga yang
bersifat non-moneter (non-monetary cost/value). Tabel dibawah ini adalah pemetaan biaya untuk
proyek Kawasan Key Tourism Area Bangka.
BAB 4 - 179
Tabel 4. 68 - Pemetaan Biaya Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka
Biaya Catatan
Biaya Konstruksi Masuk dalam perhitungan ENPV dan EIRR (tidak mencakup
biaya pengadaan lahan)
Biaya Asset Produktif Masuk dalam penghitungan ENPV dan EIRR berdasarkan ARR
dan tingkat okupansi kamar
Selain itu, manfaat juga dipetakan berdasarkan monetary dan non-monetary value. Berikut ini adalah
pemetaan manfaat dari peningkatan Kawasan Key Tourism Area Bangka sebagai destinasi prioritas.
Dari pemetaan biaya dan manfaat di atas, tampak tidak semua aspek dapat dikuantifisir. Namun, tidak
berarti faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir tidak penting untuk dipertimbangkan dalam
mengukur dampak ekonomi dari proyek peningkatan Key Tourism Area Bangka sebagai destinasi
prioritas. Faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir perlu dijelaskan secara kualitatif agar dapat
memberikan gambaran yang utuh atas dampak ekonomi dari proyek ini, mengingat faktor seperti
social budaya dan lingkungan juga pada dasarnya berdampak terhadap dampak ekonomi secara
keseluruhan. Walapun dalam analisis lebih berfokus pada hal yang bersifat moneter (monetery
cost/value), hal-hal yang bersifat non moneter/kualitatif (non-monetary cost/value) perlu menjadi
pertimbangan berikutnya.
Nilai Investasi. Nilai investasi adalah nilai dari biaya yang digunakan untuk peningkatan Key
Tourism Area Bangka Barat sebagai destinasi prioritas. Nilai investasi untuk peningkatan
kawasan ini diperkirakan mencapai Rp 1.500 miliar.
Expected Net Present Value (ENPV), Economic Internal Rate of Return (EIRR), dan Benefit Cost
Ratio (BCR). Berlandaskan hasil kajian ini, investasi pada pembangunan peningkatan Key
Tourism Area Bangka Barat sangat layak (feasible) untuk diterapkan karena mempunyai nilai
nilai expected net present value (ENPV) sebesar Rp 3 triliun dengan tingkat social discount
factor sebesar 11,5%, sedangkan untuk besaran economic internal rate of return (EIRR) yaitu
sebesar 14% dan benefit-cost ratio (BCR) adalah sebesar 1,61 kali.
BAB 4 - 180
Pandemi Covid 19 menyebabkan penurunan yang sangat signifikan terhadap perekonomian
Kabupaten Bangka Barat dan membuat efek domino yang kurang baik, khususnya untuk
sektor pariwisata. Hal ini tampak dari berkurangnya jumlah wisatawan baik domestik ataupun
internasional yang berkunjung sehingga dalam proyeksi tampak beberapa dari porsi sektor
lapangan usaha restoran, hotel/akomodasi (-0,65 %) serta sarana transportasi (-13,37%)
berkurang dalam PDRB tahun 2020. Hal ini merupakan tolak ukur dari perhitungan proyeksi
mulainya perbaikan sektor pariwisata di Kabupaten Bangka Barat dari tahun 2021 sampai
tahun 2045.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada peningkatan Key Tourism Area Bangka Barat
sebagai destinasi prioritas, diperkirakan akan memberikan andil pada PDRB Kabupaten
Bangka Barat mencapai sebesar Rp 477 miliar atau setara dengan 1,86 persen PDRB
Kabupaten Bangka Barat. Secara keseluruhan, dari tahun 2022–2045 total kontribusi
peningkatan Kawasan Key Tourism Area Kabupaten Bangka Barat mencapai Rp 6,8 triliun.
Tenaga Kerja. Adanya peningkatan Key Tourism Area Bangka Barat sebagai destinasi prioritas
diperkirakan akan berdampak pada peningkatan tenaga kerja mencapai total 18.327 tenaga
kerja sampai tahun 2045. Nilai tambah pekerja disektor pariwisata sampai tahun 2045
diperkirakan sebesar Rp 56 miliar secara keseluruhan. Sedangkan untuk perhotelan, nilai
tambah pekerja sampai tahun 2045 diperkirakan sebesar Rp 55 miliar secara keseluruhan.
Pengeluaran Pariwisata. Pada Kawasan Key Tourism Area Kabupaten Bangka Barat sebagai
destinasi prioritas diperkirakan akan memberikan total akumulasi pengeluaran wisatawan
hingga Rp 11 triliun pada tahun 2022 hingga tahun 2045.
Penerimaan Sektor Perhotelan. Pada kajian ini, sektor perhotelan adalah sektor yang terkena
dampak langsung dari peningkatan kawasan pariwisata, tidak terkecuali Kabupaten Bangka
Barat. Pada kajian ini, asumsi penerimaan sektor perhotelan menggunakan pajak penghasilan
badan (PPh Badan), dengan rate sebesar 25%. Target penambahan 136-kamar menjadi tujuan
utama dari Key Tourism Area Kabupaten Bangka Barat. Berlandaskan asumsi rata-rata
industri, potensi laba operasional sebelum pajak mencapai 40% (Perhimpunan Hotel dan
Restoran Indonesia, 2020).
Penerimaan Sektor Restoran. Sektor restoran merupakan sumber utama potensi keuntungan
bagi negara dalam rangka peningkatan Key Tourism Area Bangka Barat. Pada kajian ini asumsi
terciptanya restoran baru (relatif terhadap hotel) berjumlah pada kisaran 54 pada awal
periode, dengan potensi peningkatan jumlah restoran menggunakan moving average.
Berlandaskan rata-rata laba operasional sektor restoran, proyeksi margin-nya sebesar 30%.
Proyeksi penerimaan bersumber dari pajak penghasilan badan (PPh Badan) dan pajak
pertambahan nilai (PPN).
Penerimaan Sektor Transportasi. Berikutnya yaitu potensi penerimaan dari sektor jasa
transportasi. Sebagai destinasi wisata baru, akan terjadi peningkatan yang signifikan atas
perpindahan orang (wisatawan) masuk dan keluar KTA Bangka Barat, serta jasa transportasi
pada kawasan Kabupaten Bangka Barat itu sendiri. Hal ini tentunya akan menimbulkan
dampak positif bagi peningkatan kinerja sektor transportasi. Proyeksi penerimaan bersumber
dari pajak penghasilan badan (PPh Badan) dan pajak pertambahan nilai (PPN). Secara teknis
BAB 4 - 181
penyesuaian dilakukan dengan menghitung rasio sektor wisata terhadap PDRB Bangka Barat,
dan menjadi koefisien pembentuk besaran PDRB sektor transportasi khusus pariwisata saja,
yaitu dengan rasio 4.02%. Selain itu, digunakan angka multiplier effect sebagai proksi dampak
pengganda atas peningkatan Key Tourism Area Bangka Barat terhadap sektor transportasi.
Rerata diambil dari multiplier effect jasa angkutan darat dan laut sebesar 2,13 dan 2,34
sehingga diperoleh multiplier effect bagi sektor transportasi sebesar 2,24
Penerimaan Pajak Key Tourism Area Bangka Barat. Sebagai sesuatu usaha yang mengatur
kawasan usaha pariwisata di Bangka Barat, maka Key Tourism Area Bangka Barat akan
memberikan laba yang merupakan sumber penerimaan pajak penghasilan kepada negara.
Peningkatan Key Tourism Area Bangka Barat sebagai destinasi prioritas memberikan pengaruh sektor
pariwisata terhadap PDRB Bangka Barat mencapai Rp 477 miliar pada tahun 2045 atau setara dengan
1,86% PDRB Kabupaten Bangka Barat. Persentase ini relatif kecil, adanya penurunan pada hampir di
semua sektor disebabkan dampak dari Pandemi Covid 19 di tahun 2020 hingga 2021. Tetapi
kecenderungan kontribusi Key Tourism Area Bangka Barat mulai mengalami perbaikan dimulai pada
tahun 2022 sampai tahun 2045 pada kontribusi Kawasan Pariwisata Bangka Barat secara nilai berubah
setiap tahunnya. Proporsi yang relatif kecil pula disebabkan Kabupaten Bangka Barat sebagian besar
adalah Sektor Jasa Keuangan, Asuransi dan Informasi Komunikasi. Selanjutnya, secara keseluruhan
jumlah kontribusi Key Tourism Area Bangka Barat terhadap PDRB Kabupaten Bangka Barat tahun 2045
yaitu sebesar Rp 6,8 triliun dalam kurun waktu 24 tahun.
30,000 2.50%
25,000 2.00%
1.93%
1.90%
1.87% 1.95%
1.95% 1.95%
1.94%
1.93%
1.93%
1.92%
1.91%
1.91%
1.90%
1.89%
1.89%
1.88%
1.87%
1.86%
1.83%
1.78%
1.74%
20,000 1.69%
1.64%
1.61% 1.50%
15,000
1.00%
10,000
5,000 0.50%
- 0.00%
Gambar 4. 58 - Proyeksi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB dalam Miliar Rupiah
Sumber : Hasil Pengolahan, 2021
Pada tabel proyeksi PDRB disajikan kontribusi tambahan Key Tourism Area Bangka Barat terhadap
PDRB Kabupaten Bangka Barat. Pada skenario preferensi dengan intervensi sektor pariwisata Bangka
Barat, PDRB Kabupaten Bangka Barat akan mencapai Rp 26 triliun pada tahun 2045 lebih tinggi Rp 477
miliar dibandingkan dengan skenario tanpa adanya intervensi pariwisata Bangka Barat.
Tabel 4. 69 - Komparasi Kontribusi Pengembangan Key Tourism Area Bangka Barat terhadap PDRB
Kabupaten Bangka Barat Baseline vs Alternatif (dalam miliar rupiah)
BAB 4 - 182
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
Berdasarkan hasil kajian ini, investasi pada peningkatan Key Tourism Area Bangka Barat bersifat sangat
layak (feasible) untuk diterapkan karena nilai expected net present value (ENPV) sebesar Rp 3 triliun
dengan tingkat social discount factor sebesar 11,5% dan untuk besaran economic internal rate of
return (EIRR) adalah sebesar 14% dan nilai benefit-cost ratio (BCR) adalah sebesar 1,61 kali. Dapat
dilihat bahwa peningkatan Kawasan Key Tourism Area Bangka Barat sebagai destinasi prioritas sangat
layak untuk diterapkan. Ringkasan hasil perhitungan kelayakan ekonomi disajikan sebagai berikut.
Peningkatan sektor pariwisata pada Kawasan Key Tourism Area Bangka Barat tentunya akan
menstimulus kinerja sektor berbasis padat karya. Berlandaskan dari hasil perhitungan economic
benefit menunjukkan bahwa investasi ini sangat layak (feasible) untuk diterapkan, sehingga mampu
mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
Agar dapat terlihat seberapa besar dampak ekonomi dari peningkatan Kawasan Key Tourism Area
Bangka Barat sebagai destinasi prioritas, diperlukan pemetaan biaya dan manfaat dari proyek ini.
Biaya dan manfaat yang dipetakan tidak hanya yang bersifat moneter (monetary cost/value), tetapi
juga yang bersifat non-moneter (non-monetary cost/value). Tabel dibawah ini adalah pemetaan biaya
untuk proyek Kawasan Key Tourism Area Bangka Barat.
Tabel 4. 71 - Pemetaan Biaya Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka Barat
BAB 4 - 183
Biaya Catatan
Biaya Konstruksi Masuk dalam perhitungan ENPV dan EIRR (tidak mencakup
biaya pengadaan lahan)
Biaya Asset Produktif Masuk dalam penghitungan ENPV dan EIRR berdasarkan ARR
dan tingkat okupansi kamar
Selain itu, manfaat juga dipetakan berdasarkan monetary dan non-monetary value. Berikut ini adalah
pemetaan manfaat dari peningkatan Kawasan Key Tourism Area Bangka Barat sebagai destinasi
prioritas.
Tabel 4. 72 - Pemetaan Manfaat Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka Barat
Manfaat Diperhitungkan Tidak Diperhitungkan
Kontribusi terhadap PDRB Nilai Properti
Nilai Tambah dan Penciptaan Lapangan Peningkatan Infrastruktur Pendukung (mencakup
Kerja fasum dan fasos)
Ekonomi Pengeluaran Wisatawan Mancanegara Peningkatan ekonomi masyarakat sekitar proyek
dan Domestik
Peningkatan usaha-usaha baru disekitar
proyek
Pendapatan dari Industri Pariwisata
Dari pemetaan biaya dan manfaat di atas, tampak tidak semua aspek dapat dikuantifisir. Namun, tidak
berarti faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir tidak penting untuk dipertimbangkan dalam
mengukur dampak ekonomi dari proyek peningkatan Key Tourism Area Bangka Barat sebagai destinasi
prioritas. Faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir perlu dijelaskan secara kualitatif agar dapat
memberikan gambaran yang utuh atas dampak ekonomi dari proyek ini, mengingat faktor seperti
sosial budaya dan lingkungan juga pada dasarnya berdampak terhadap dampak ekonomi secara
keseluruhan. Walapun dalam analisis lebih berfokus pada hal yang bersifat moneter (monetery
cost/value), hal-hal yang bersifat non moneter/kualitatif (non-monetary cost/value) perlu menjadi
pertimbangan berikutnya.
Nilai Investasi. Nilai investasi adalah nilai dari biaya yang digunakan untuk peningkatan Key
Tourism Area Bangka Tengah sebagai destinasi prioritas. Nilai investasi untuk peningkatan
kawasan ini diperkirakan mencapai Rp 1.000 milyar.
Expected Net Present Value (ENPV), Economic Internal Rate of Return (EIRR), dan Benefit Cost
Ratio (BCR). Berlandaskan hasil kajian ini, investasi pada pembangunan peningkatan Key
Tourism Area Bangka Tengah sangat layak (feasible) untuk diterapkan karena mempunyai nilai
nilai expected net present value (ENPV) sebesar Rp 286 milyar dengan tingkat social discount
factor sebesar 11,5%, sedangkan untuk besaran economic internal rate of return (EIRR) yaitu
sebesar 15,5% dan benefit-cost ratio (BCR) adalah sebesar 1,12 kali.
BAB 4 - 184
internasional yang berkunjung sehingga dalam proyeksi tampak beberapa dari porsi sektor
lapangan usaha restoran, hotel/akomodasi (-2,05 %) serta sarana transportasi (-24,58%)
berkurang dalam PDRB tahun 2020. Hal ini merupakan tolak ukur dari perhitungan proyeksi
mulainya perbaikan sektor pariwisata di Kabupaten Bangka Tengah dari tahun 2021 sampai
tahun 2045
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada peningkatan Key Tourism Area Bangka Tengah
sebagai destinasi prioritas, diperkirakan akan memberikan andil pada PDRB Kabupaten
Bangka Tengah mencapai sebesar Rp 236 miliar atau setara dengan 1,81 persen PDRB
Kabupaten Bangka Tengah. Secara keseluruhan, dari tahun 2022–2045 total kontribusi
peningkatan Kawasan Key Tourism Area Kabupaten Bangka Tengah mencapai Rp 2,3 triliun.
Tenaga Kerja. Adanya peningkatan Key Tourism Area Bangka Tengah sebagai destinasi
prioritas diperkirakan akan berdampak pada peningkatan tenaga kerja mencapai total 17.012
tenaga kerja sampai tahun 2045. Nilai tambah pekerja disektor pariwisata sampai tahun 2045
diperkirakan sebesar Rp 47 miliar secara keseluruhan. Sedangkan untuk perhotelan, nilai
tambah pekerja sampai tahun 2045 diperkirakan sebesar Rp 46 miliar secara keseluruhan.
Pengeluaran Pariwisata. Pada Kawasan Key Tourism Area Kabupaten Bangka Tengah sebagai
destinasi prioritas diperkirakan akan memberikan total akumulasi pengeluaran wisatawan
hingga Rp 14,8 Triliun pada tahun 2022 hingga tahun 2045.
Penerimaan Sektor Perhotelan. Pada kajian ini, sektor perhotelan adalah sektor yang terkena
dampak langsung dari peningkatan kawasan pariwisata, tidak terkecuali Kabupaten Bangka
Tengah. Pada kajian ini, asumsi penerimaan sektor perhotelan menggunakan pajak
penghasilan badan (PPh Badan), dengan rate sebesar 25%. Target penambahan 103-kamar
menjadi tujuan utama dari Key Tourism Area Kabupaten Bangka Tengah. Berlandaskan asumsi
rata-rata industri, potensi laba operasional sebelum pajak mencapai 40% (Perhimpunan Hotel
dan Restoran Indonesia, 2020).
Penerimaan Sektor Restoran. Sektor restoran merupakan sumber utama potensi keuntungan
bagi negara dalam rangka peningkatan Key Tourism Area Bangka Tengah. Pada kajian ini
asumsi terciptanya restoran baru (relatif terhadap hotel) berjumlah pada kisaran 75 pada awal
periode, dengan potensi peningkatan jumlah restoran menggunakan moving average.
Berlandaskan rata-rata laba operasional sektor restoran, proyeksi margin-nya sebesar 30%.
Proyeksi penerimaan bersumber dari pajak penghasilan badan (PPh Badan) dan pajak
pertambahan nilai (PPN).
Penerimaan Sektor Transportasi. Berikutnya yaitu potensi penerimaan dari sektor jasa
transportasi. Sebagai destinasi wisata baru, akan terjadi peningkatan yang signifikan atas
perpindahan orang (wisatawan) masuk dan keluar KTA Bangka Tengah, serta jasa transportasi
pada kawasan Kabupaten Bangka Tengah itu sendiri. Hal ini tentunya akan menimbulkan
dampak positif bagi peningkatan kinerja sektor transportasi. Proyeksi penerimaan bersumber
dari pajak penghasilan badan (PPh Badan) dan pajak pertambahan nilai (PPN). Secara teknis
penyesuaian dilakukan dengan menghitung rasio sektor wisata terhadap PDRB Bangka
Tengah, dan menjadi koefisien pembentuk besaran PDRB sektor transportasi khusus
pariwisata saja, yaitu dengan rasio 4.02%. Selain itu, digunakan angka multiplier effect sebagai
BAB 4 - 185
proksi dampak pengganda atas peningkatan Key Tourism Area Bangka Tengah terhadap sektor
transportasi. Rerata diambil dari multiplier effect jasa angkutan darat dan laut sebesar 2,13
dan 2,34 sehingga diperoleh multiplier effect bagi sektor transportasi sebesar 2,24
Penerimaan Pajak Key Tourism Area Bangka Tengah. Sebagai sesuatu usaha yang mengatur
kawasan usaha pariwisata di Bangka Tengah, maka Key Tourism Area Bangka Tengah akan
memberikan laba yang merupakan sumber penerimaan pajak penghasilan kepada negara.
Peningkatan Key Tourism Area Bangka Tengah sebagai destinasi prioritas memberikan pengaruh
sektor pariwisata terhadap PDRB Bangka Tengah mencapai Rp 236 miliar pada tahun 2045 atau setara
dengan 1,81% PDRB Kabupaten Bangka Tengah. Persentase ini relatif kecil, adanya penurunan pada
hampir di semua sektor disebabkan dampak dari Pandemi Covid 19 di tahun 2020 hingga 2021. Tetapi
kecenderungan kontribusi Key Tourism Area Bangka Tengah mulai mengalami perbaikan dimulai pada
tahun 2022 sampai tahun 2045 pada kontribusi Kawasan Pariwisata Bangka Tengah secara nilai
berubah setiap tahunnya. Proporsi yang relatif kecil pula disebabkan Kabupaten Bangka Tengah
sebagian besar adalah Sektor Jasa Keuangan, Asuransi dan Informasi Komunikasi. Selanjutnya, secara
keseluruhan jumlah kontribusi Key Tourism Area Bangka Tengah terhadap PDRB Kabupaten Bangka
Tengah tahun 2045 yaitu sebesar Rp 2,3 triliun dalam kurun waktu 24 tahun.
14,000 2.00%
1.81%
1.80%
12,000 1.69%1.60%
1.58%
10,000 1.48% 1.40%
1.38%
1.29%
1.21%
8,000 1.14% 1.20%
1.07%
1.01% 1.00%
0.95%
0.90%
6,000 0.85%
0.80% 0.80%
0.76%
0.72%
0.69%
4,000 0.59% 0.65%
0.62% 0.60%
0.51%
0.49% 0.56%
0.54%
0.40%
2,000
0.20%
- 0.00%
Gambar 4. 59 - Proyeksi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB dalam Miliar Rupiah
Sumber : Hasil Pengolahan, 2021
Pada tabel proyeksi PDRB disajikan kontribusi tambahan Key Tourism Area Bangka Tengah terhadap
PDRB Kabupaten Bangka Tengah. Pada skenario preferensi dengan intervensi sektor pariwisata
Bangka Tengah, PDRB Kabupaten Bangka Tengah akan mencapai Rp 13 triliun pada tahun 2045 lebih
tinggi Rp 236 milyar dibandingkan dengan skenario tanpa adanya intervensi pariwisata Bangka
Tengah.
Tabel 4. 73 - Komparasi Kontribusi Pengembangan Key Tourism Area Bangka Tengah terhadap PDRB
Kabupaten Bangka Tengah Baseline vs Alternatif (dalam miliar rupiah)
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
BAB 4 - 186
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
Berdasarkan hasil kajian ini, investasi pada peningkatan Key Tourism Area Bangka Tengah bersifat
sangat layak (feasible) untuk diterapkan karena nilai expected net present value (ENPV) sebesar Rp
286 milyar dengan tingkat social discount factor sebesar 11,5% dan untuk besaran economic internal
rate of return (EIRR) adalah sebesar 15,5% dan nilai benefit-cost ratio (BCR) adalah sebesar 1,12 kali.
Dapat dilihat bahwa peningkatan Kawasan Key Tourism Area Bangka Tengah sebagai destinasi
prioritas sangat layak untuk diterapkan. Ringkasan hasil perhitungan kelayakan ekonomi disajikan
sebagai berikut.
Peningkatan sektor pariwisata pada Kawasan Key Tourism Area Bangka Tengah tentunya akan
menstimulus kinerja sektor berbasis padat karya. Berlandaskan dari hasil perhitungan economic
benefit menunjukkan bahwa investasi ini sangat layak (feasible) untuk diterapkan, sehingga mampu
mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
Agar dapat terlihat seberapa besar dampak ekonomi dari peningkatan Kawasan Key Tourism Area
Bangka Tengah sebagai destinasi prioritas, diperlukan pemetaan biaya dan manfaat dari proyek ini.
Biaya dan manfaat yang dipetakan tidak hanya yang bersifat moneter (monetary cost/value), tetapi
juga yang bersifat non-moneter (non-monetary cost/value). Tabel dibawah ini adalah pemetaan biaya
untuk proyek Kawasan Key Tourism Area Bangka Tengah.
Tabel 4. 75 - Pemetaan Biaya Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka Tengah
Biaya Catatan
Biaya Konstruksi Masuk dalam perhitungan ENPV dan EIRR (tidak mencakup
biaya pengadaan lahan)
BAB 4 - 187
Biaya Catatan
Biaya Asset Produktif Masuk dalam penghitungan ENPV dan EIRR berdasarkan ARR
dan tingkat okupansi kamar
Selain itu, manfaat juga dipetakan berdasarkan monetary dan non-monetary value. Berikut ini adalah
pemetaan manfaat dari peningkatan Kawasan Key Tourism Area Bangka Tengah sebagai destinasi
prioritas.
Tabel 4. 76 - Pemetaan Manfaat Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka Tengah
Manfaat Diperhitungkan Tidak Diperhitungkan
Kontribusi terhadap PDRB Nilai Properti
Nilai Tambah dan Peningkatan Infrastruktur Pendukung
Penciptaan Lapangan Kerja (mencakup fasum dan fasos)
Ekonomi Pengeluaran Wisatawan Peningkatan ekonomi masyarakat sekitar
Mancanegara dan Domestik proyek
Peningkatan usaha-usaha
baru disekitar proyek
Pendapatan dari Industri
Pariwisata
Dari pemetaan biaya dan manfaat di atas, tampak tidak semua aspek dapat dikuantifisir. Namun, tidak
berarti faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir tidak penting untuk dipertimbangkan dalam
mengukur dampak ekonomi dari proyek peningkatan Key Tourism Area Bangka Tengah sebagai
destinasi prioritas. Faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir perlu dijelaskan secara kualitatif agar
dapat memberikan gambaran yang utuh atas dampak ekonomi dari proyek ini, mengingat faktor
seperti social budaya dan lingkungan juga pada dasarnya berdampak terhadap dampak ekonomi
secara keseluruhan. Walapun dalam analisis lebih berfokus pada hal yang bersifat moneter (monetery
cost/value), hal-hal yang bersifat non moneter/kualitatif (non-monetary cost/value) perlu menjadi
pertimbangan berikutnya.
Nilai Investasi. Nilai investasi adalah nilai dari biaya yang digunakan untuk peningkatan Key
Tourism Area Bangka Selatan sebagai destinasi prioritas. Nilai investasi untuk peningkatan
kawasan ini diperkirakan mencapai Rp 550 miliar.
Expected Net Present Value (ENPV), Economic Internal Rate of Return (EIRR), dan Benefit Cost
Ratio (BCR). Berlandaskan hasil kajian ini, investasi pada pembangunan peningkatan Key
Tourism Area Bangka Selatan sangat layak (feasible) untuk diterapkan karena mempunyai nilai
nilai expected net present value (ENPV) sebesar Rp 257 milyar dengan tingkat social discount
factor sebesar 11,5%, sedangkan untuk besaran economic internal rate of return (EIRR) yaitu
sebesar 15,1% dan benefit-cost ratio (BCR) adalah sebesar 1,84 kali.
BAB 4 - 188
berkurang dalam PDRB tahun 2020. Hal ini merupakan tolak ukur dari perhitungan proyeksi
mulainya perbaikan sektor pariwisata di Kabupaten Bangka Selatan dari tahun 2021 sampai
tahun 2045
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada peningkatan Key Tourism Area Bangka Selatan
sebagai destinasi prioritas, diperkirakan akan memberikan andil pada PDRB Kabupaten
Bangka Selatan mencapai sebesar Rp 374 miliar atau setara dengan 2,08 persen PDRB
Kabupaten Bangka Selatan. Secara keseluruhan, dari tahun 2022–2045 total kontribusi
peningkatan Kawasan Key Tourism Area Kabupaten Bangka Selatan mencapai Rp 4,6 triliun.
Tenaga Kerja. Adanya peningkatan Key Tourism Area Bangka Selatan sebagai destinasi
prioritas diperkirakan akan berdampak pada peningkatan tenaga kerja mencapai total 16.936
tenaga kerja sampai tahun 2045. Nilai tambah pekerja disektor pariwisata sampai tahun 2045
diperkirakan sebesar Rp 45,7 miliar secara keseluruhan. Sedangkan untuk perhotelan, nilai
tambah pekerja sampai tahun 2045 diperkirakan sebesar Rp 45,4 miliar secara keseluruhan.
Pengeluaran Pariwisata. Pada Kawasan Key Tourism Area Kabupaten Bangka Selatan sebagai
destinasi prioritas diperkirakan akan memberikan total akumulasi pengeluaran wisatawan
hingga Rp 19,8 Triliun pada tahun 2022 hingga tahun 2045.
Penerimaan Sektor Perhotelan. Pada kajian ini, sektor perhotelan adalah sektor yang terkena
dampak langsung dari peningkatan kawasan pariwisata, tidak terkecuali Kabupaten Bangka
Selatan. Pada kajian ini, asumsi penerimaan sektor perhotelan menggunakan pajak
penghasilan badan (PPh Badan), dengan rate sebesar 25%. Target penambahan 91-kamar
menjadi tujuan utama dari Key Tourism Area Kabupaten Bangka Selatan. Berlandaskan asumsi
rata-rata industri, potensi laba operasional sebelum pajak mencapai 40% (Perhimpunan Hotel
dan Restoran Indonesia, 2020).
Penerimaan Sektor Restoran. Sektor restoran merupakan sumber utama potensi keuntungan
bagi negara dalam rangka peningkatan Key Tourism Area Bangka Selatan. Pada kajian ini
asumsi terciptanya restoran baru (relatif terhadap hotel) berjumlah pada kisaran 69 pada awal
periode, dengan potensi peningkatan jumlah restoran menggunakan moving average.
Berlandaskan rata-rata laba operasional sektor restoran, proyeksi margin-nya sebesar 30%.
Proyeksi penerimaan bersumber dari pajak penghasilan badan (PPh Badan) dan pajak
pertambahan nilai (PPN).
Penerimaan Sektor Transportasi. Berikutnya yaitu potensi penerimaan dari sektor jasa
transportasi. Sebagai destinasi wisata baru, akan terjadi peningkatan yang signifikan atas
perpindahan orang (wisatawan) masuk dan keluar KTA Bangka Selatan, serta jasa transportasi
pada kawasan Kabupaten Bangka Selatan itu sendiri. Hal ini tentunya akan menimbulkan
dampak positif bagi peningkatan kinerja sektor transportasi. Proyeksi penerimaan bersumber
dari pajak penghasilan badan (PPh Badan) dan pajak pertambahan nilai (PPN). Secara teknis
penyesuaian dilakukan dengan menghitung rasio sektor wisata terhadap PDRB Bangka
Selatan, dan menjadi koefisien pembentuk besaran PDRB sektor transportasi khusus
pariwisata saja, yaitu dengan rasio 4.02%. Selain itu, digunakan angka multiplier effect sebagai
proksi dampak pengganda atas peningkatan Key Tourism Area Bangka Selatan terhadap sektor
BAB 4 - 189
transportasi. Rerata diambil dari multiplier effect jasa angkutan darat dan laut sebesar 2,13
dan 2,34 sehingga diperoleh multiplier effect bagi sektor transportasi sebesar 2,24
Penerimaan Pajak Key Tourism Area Bangka Selatan. Sebagai sesuatu usaha yang mengatur
kawasan usaha pariwisata di Bangka Selatan, maka Key Tourism Area Bangka Selatan akan
memberikan laba yang merupakan sumber penerimaan pajak penghasilan kepada negara.
Peningkatan Key Tourism Area Bangka Selatan sebagai destinasi prioritas memberikan pengaruh
sektor pariwisata terhadap PDRB Bangka Selatan mencapai Rp 374 miliar pada tahun 2045 atau setara
dengan 2,08% PDRB Kabupaten Bangka Selatan. Persentase ini relatif kecil, adanya penurunan pada
hampir di semua sektor disebabkan dampak dari Pandemi Covid-19 di tahun 2020 hingga 2021. Tetapi
kecenderungan kontribusi Key Tourism Area Bangka Selatan mulai mengalami perbaikan dimulai pada
tahun 2022 sampai tahun 2045 pada kontribusi Kawasan Pariwisata Bangka Selatan secara nilai
berubah setiap tahunnya. Proporsi yang relatif kecil pula disebabkan Kabupaten Bangka Selatan
sebagian besar adalah Sektor Jasa Keuangan, Asuransi dan Informasi Komunikasi. Selanjutnya, secara
keseluruhan jumlah kontribusi Key Tourism Area Bangka Selatan terhadap PDRB Kabupaten Bangka
Selatan tahun 2045 yaitu sebesar Rp 4,6 triliun dalam kurun waktu 24 tahun.
20,000 2.50%
18,000
16,000 2.08%
2.00% 2.00%
1.93%
1.86%
14,000 1.72% 1.81%
1.76%
1.63%
1.61%
1.60%
1.58% 1.63%
1.61%
1.59% 1.68%
1.65%
12,000 1.57%
1.56%
1.56%
1.56%
1.56% 1.58%
1.57%
1.56% 1.50%
10,000
8,000 1.00%
6,000
4,000 0.50%
2,000
- 0.00%
Gambar 4. 60 - Proyeksi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB dalam Miliar Rupiah
Sumber : Hasil Pengolahan, 2021
Pada tabel proyeksi PDRB disajikan kontribusi tambahan Key Tourism Area Bangka Selatan terhadap
PDRB Kabupaten Bangka Selatan. Pada skenario preferensi dengan intervensi sektor pariwisata
Bangka Selatan, PDRB Kabupaten Bangka Selatan akan mencapai Rp 18 triliun pada tahun 2045 lebih
tinggi Rp 373 miliar dibandingkan dengan skenario tanpa adanya intervensi pariwisata Bangka
Selatan.
Tabel 4. 77 - Komparasi Kontribusi Pengembangan Key Tourism Area Bangka Selatan terhadap PDRB
Kabupaten Bangka Selatan Baseline vs Alternatif (dalam miliar rupiah)
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
BAB 4 - 190
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
Berdasarkan hasil kajian ini, investasi pada peningkatan Key Tourism Area Bangka Selatan bersifat
sangat layak (feasible) untuk diterapkan karena nilai expected net present value (ENPV) sebesar Rp
257 milyar dengan tingkat social discount factor sebesar 11,5% dan untuk besaran economic internal
rate of return (EIRR) adalah sebesar 15,1% dan nilai benefit-cost ratio (BCR) adalah sebesar 1,84 kali.
Dapat dilihat bahwa peningkatan Kawasan Key Tourism Area Bangka Selatan sebagai destinasi
prioritas sangat layak untuk diterapkan. Ringkasan hasil perhitungan kelayakan ekonomi disajikan
sebagai berikut.
Peningkatan sektor pariwisata pada Kawasan Key Tourism Area Bangka Selatan tentunya akan
menstimulus kinerja sektor berbasis padat karya. Berlandaskan dari hasil perhitungan economic
benefit menunjukkan bahwa investasi ini sangat layak (feasible) untuk diterapkan, sehingga mampu
mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
Agar dapat terlihat seberapa besar dampak ekonomi dari peningkatan Kawasan Key Tourism Area
Bangka Selatan sebagai destinasi prioritas, diperlukan pemetaan biaya dan manfaat dari proyek ini.
Biaya dan manfaat yang dipetakan tidak hanya yang bersifat moneter (monetary cost/value), tetapi
juga yang bersifat non-moneter (non-monetary cost/value). Tabel dibawah ini adalah pemetaan biaya
untuk proyek Kawasan Key Tourism Area Bangka Selatan.
Tabel 4. 79 - Pemetaan Biaya Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka Selatan
Biaya Catatan
Biaya Konstruksi Masuk dalam perhitungan ENPV dan EIRR (tidak mencakup
biaya pengadaan lahan)
BAB 4 - 191
Biaya Catatan
Biaya Asset Produktif Masuk dalam penghitungan ENPV dan EIRR berdasarkan ARR
dan tingkat okupansi kamar
Selain itu, manfaat juga dipetakan berdasarkan monetary dan non-monetary value. Berikut ini adalah
pemetaan manfaat dari peningkatan Kawasan Key Tourism Area Bangka Selatan sebagai destinasi
prioritas.
Tabel 4. 80 - Pemetaan Manfaat Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka Selatan
Dari pemetaan biaya dan manfaat di atas, tampak tidak semua aspek dapat dikuantifisir. Namun, tidak
berarti faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir tidak penting untuk dipertimbangkan dalam
mengukur dampak ekonomi dari proyek peningkatan Key Tourism Area Bangka Selatan sebagai
destinasi prioritas. Faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir perlu dijelaskan secara kualitatif agar
dapat memberikan gambaran yang utuh atas dampak ekonomi dari proyek ini, mengingat faktor
seperti sosial budaya dan lingkungan juga pada dasarnya berdampak terhadap dampak ekonomi
secara keseluruhan. Walapun dalam analisis lebih berfokus pada hal yang bersifat moneter (monetery
cost/value), hal-hal yang bersifat non moneter/kualitatif (non-monetary cost/value) perlu menjadi
pertimbangan berikutnya.
Nilai Investasi. Nilai investasi adalah nilai dari biaya yang digunakan untuk peningkatan Key
Tourism Area Belitung sebagai destinasi prioritas. Nilai investasi untuk peningkatan kawasan
ini diperkirakan mencapai Rp 2.550 milyar.
Expected Net Present Value (ENPV), Economic Internal Rate of Return (EIRR), dan Benefit Cost
Ratio (BCR). Berlandaskan hasil kajian ini, investasi pada pembangunan peningkatan Key
Tourism Area Belitung sangat layak (feasible) untuk diterapkan karena mempunyai nilai nilai
expected net present value (ENPV) sebesar Rp 1 triliun dengan tingkat social discount factor
sebesar 11,5%, sedangkan untuk besaran economic internal rate of return (EIRR) yaitu sebesar
33,8% dan benefit-cost ratio (BCR) adalah sebesar 8,43 kali.
BAB 4 - 192
internasional yang berkunjung sehingga dalam proyeksi tampak beberapa dari porsi sektor
lapangan usaha restoran, hotel/akomodasi (-10,82 %) serta sarana transportasi (-20,78%)
berkurang dalam PDRB tahun 2020. Hal ini merupakan tolak ukur dari perhitungan proyeksi
mulainya perbaikan sektor pariwisata di Kabupaten Belitung dari tahun 2021 sampai tahun
2045
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada peningkatan Key Tourism Area Belitung sebagai
destinasi priortas, diperkirakan akan memberikan andil pada PDRB Kabupaten Belitung
mencapai sebesar Rp 635 milyar atau setara dengan 3,53 persen PDRB Kabupaten Belitung.
Secara keseluruhan, dari tahun 2022–2045 total kontribusi peningkatan Kawasan Key Tourism
Area Kabupaten Belitung mencapai Rp 7,9 triliun.
Tenaga Kerja. Adanya peningkatan Key Tourism Area Belitung sebagai destinasi prioritas
diperkirakan akan berdampak pada peningkatan tenaga kerja mencapai total 49.772 tenaga
kerja sampai tahun 2045. Nilai tambah pekerja disektor pariwisata sampai tahun 2045
diperkirakan sebesar Rp 148 miliar secara keseluruhan. Sedangkan untuk perhotelan, nilai
tambah pekerja sampai tahun 2045 diperkirakan sebesar Rp 143 miliar secara keseluruhan.
Pengeluaran Pariwisata. Pada Kawasan Key Tourism Area Kabupaten Belitung sebagai
destinasi prioritas diperkirakan akan memberikan total akumulasi pengeluaran wisatawan
hingga Rp 76,2 Triliun pada tahun 2022 hingga tahun 2045.
Penerimaan Sektor Perhotelan. Pada kajian ini, sektor perhotelan adalah sektor yang terkena
dampak langsung dari peningkatan kawasan pariwisata, tidak terkecuali Kabupaten Belitung.
Pada kajian ini, asumsi penerimaan sektor perhotelan menggunakan pajak penghasilan badan
(PPh Badan), dengan rate sebesar 25%. Target penambahan 2.139-kamar menjadi tujuan
utama dari Key Tourism Area Kabupaten Belitung. Berlandaskan asumsi rata-rata industri,
potensi laba operasional sebelum pajak mencapai 40% (Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia, 2020).
Penerimaan Sektor Restoran. Sektor restoran merupakan sumber utama potensi keuntungan
bagi negara dalam rangka peningkatan Key Tourism Area Belitung. Pada kajian ini asumsi
terciptanya restoran baru (relatif terhadap hotel) berjumlah pada kisaran 136 pada awal
periode, dengan potensi peningkatan jumlah restoran menggunakan moving average.
Berlandaskan rata-rata laba operasional sektor restoran, proyeksi margin-nya sebesar 30%.
Proyeksi penerimaan bersumber dari pajak penghasilan badan (PPh Badan) dan pajak
pertambahan nilai (PPN).
Penerimaan Sektor Transportasi. Berikutnya yaitu potensi penerimaan dari sektor jasa
transportasi. Sebagai destinasi wisata baru, akan terjadi peningkatan yang signifikan atas
perpindahan orang (wisatawan) masuk dan keluar KTA Belitung, serta jasa transportasi pada
kawasan Kabupaten Belitung itu sendiri. Hal ini tentunya akan menimbulkan dampak positif
bagi peningkatan kinerja sektor transportasi. Proyeksi penerimaan bersumber dari pajak
penghasilan badan (PPh Badan) dan pajak pertambahan nilai (PPN). Secara teknis penyesuaian
dilakukan dengan menghitung rasio sektor wisata terhadap PDRB Belitung, dan menjadi
koefisien pembentuk besaran PDRB sektor transportasi khusus pariwisata saja, yaitu dengan
rasio 4.02%. Selain itu, digunakan angka multiplier effect sebagai proksi dampak pengganda
BAB 4 - 193
atas peningkatan Key Tourism Area Belitung terhadap sektor transportasi. Rerata diambil dari
multiplier effect jasa angkutan darat dan laut sebesar 2,13 dan 2,34 sehingga diperoleh
multiplier effect bagi sektor transportasi sebesar 2,24
Penerimaan Pajak Key Tourism Area Belitung. Sebagai sesuatu usaha yang mengatur kawasan
usaha pariwisata di Belitung, maka Key Tourism Area Belitung akan memberikan laba yang
merupakan sumber penerimaan pajak penghasilan kepada negara.
Peningkatan Key Tourism Area Belitung sebagai destinasi prioritas memberikan pengaruh sektor
pariwisata terhadap PDRB Belitung mencapai Rp 635 miliar pada tahun 2045 atau setara dengan 3,53%
PDRB Kabupaten Belitung. Persentase ini relatif kecil, adanya penurunan pada hampir di semua sektor
disebabkan dampak dari Pandemi Covid 19 di tahun 2020 hingga 2021. Tetapi kecenderungan
kontribusi Key Tourism Area Belitung mulai mengalami perbaikan dimulai pada tahun 2022 sampai
tahun 2045 pada kontribusi Kawasan Pariwisata Belitung secara nilai berubah setiap tahunnya.
Proporsi yang relatif kecil pula disebabkan Kabupaten Belitung sebagian besar adalah Sektor Jasa
Keuangan, Asuransi dan Informasi Komunikasi. Selanjutnya, secara keseluruhan jumlah kontribusi Key
Tourism Area Belitung terhadap PDRB Kabupaten Belitung tahun 2045 yaitu sebesar Rp 7,9 triliun
dalam kurun waktu 24 tahun.
700 20,000
18,000
17,977
600 17,191
16,439 16,000
15,720
15,033
500 14,375
13,746 14,000
13,145
12,570
400 12,021
11,495 12,000
10,992
10,511
10,052
9,612 10,000
300 9,192
8,790
8,405
8,038 8,000
7,686
7,350
7,029
6,721
6,427 6,000
200
4,000
100
2,000
- -
Gambar 4. 61 - Proyeksi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB dalam Miliar Rupiah
Sumber : Hasil Pengolahan, 2021
Pada tabel proyeksi PDRB disajikan kontribusi tambahan Key Tourism Area Belitung terhadap PDRB
Kabupaten Belitung. Pada skenario preferensi dengan intervensi sektor pariwisata Belitung, PDRB
Kabupaten Belitung akan mencapai Rp 18 triliun pada tahun 2045 lebih tinggi Rp 635 milyar
dibandingkan dengan skenario tanpa adanya intervensi pariwisata Belitung.
Tabel 4. 81 - Komparasi Kontribusi Pengembangan Key Tourism Area Belitung terhadap PDRB Kabupaten
Belitung Baseline vs Alternatif (dalam miliar rupiah)
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
BAB 4 - 194
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
Berdasarkan hasil kajian ini, investasi pada peningkatan Key Tourism Area Belitung bersifat sangat
layak (feasible) untuk diterapkan karena nilai expected net present value (ENPV) sebesar Rp 1 triliun
dengan tingkat sosial discount factor sebesar 11,5% dan untuk besaran economic internal rate of
return (EIRR) adalah sebesar 33,8% dan nilai benefit-cost ratio (BCR) adalah sebesar 8,43 kali. Dapat
dilihat bahwa peningkatan Kawasan Key Tourism Area Belitung sebagai destinasi prioritas sangat layak
untuk diterapkan. Ringkasan hasil perhitungan kelayakan ekonomi disajikan sebagai berikut.
Peningkatan sektor pariwisata pada Kawasan Key Tourism Area Belitung tentunya akan menstimulus
kinerja sektor berbasis padat karya. Berlandaskan dari hasil perhitungan economic benefit
menunjukkan bahwa investasi ini sangat layak (feasible) untuk diterapkan, sehingga mampu
mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
Agar dapat terlihat seberapa besar dampak ekonomi dari peningkatan Kawasan Key Tourism Area
Belitung sebagai destinasi prioritas, diperlukan pemetaan biaya dan manfaat dari proyek ini. Biaya dan
manfaat yang dipetakan tidak hanya yang bersifat moneter (monetary cost/value), tetapi juga yang
bersifat non-moneter (non-monetary cost/value). Tabel dibawah ini adalah pemetaan biaya untuk
proyek Kawasan Key Tourism Area Belitung.
Biaya Asset Produktif Masuk dalam penghitungan ENPV dan EIRR berdasarkan ARR
dan tingkat okupansi kamar
BAB 4 - 195
Selain itu, manfaat juga dipetakan berdasarkan monetary dan non-monetary value. Berikut ini adalah
pemetaan manfaat dari peningkatan Kawasan Key Tourism Area Belitung sebagai destinasi prioritas.
Dari pemetaan biaya dan manfaat di atas, tampak tidak semua aspek dapat dikuantifisir. Namun, tidak
berarti faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir tidak penting untuk dipertimbangkan dalam
mengukur dampak ekonomi dari proyek peningkatan Key Tourism Area Belitung sebagai destinasi
prioritas. Faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir perlu dijelaskan secara kualitatif agar dapat
memberikan gambaran yang utuh atas dampak ekonomi dari proyek ini, mengingat faktor seperti
social budaya dan lingkungan juga pada dasarnya berdampak terhadap dampak ekonomi secara
keseluruhan. Walapun dalam analisis lebih berfokus pada hal yang bersifat moneter (monetery
cost/value), hal-hal yang bersifat non moneter/kualitatif (non-monetary cost/value) perlu menjadi
pertimbangan berikutnya.
Nilai Investasi. Nilai investasi adalah nilai dari biaya yang digunakan untuk peningkatan Key
Tourism Area Belitung Timur sebagai destinasi prioritas. Nilai investasi untuk peningkatan
kawasan ini diperkirakan mencapai Rp 550 milyar.
Expected Net Present Value (ENPV), Economic Internal Rate of Return (EIRR), dan Benefit Cost
Ratio (BCR). Berlandaskan hasil kajian ini, investasi pada pembangunan peningkatan Key
Tourism Area Belitung Timur sangat layak (feasible) untuk diterapkan karena mempunyai nilai
nilai expected net present value (ENPV) sebesar Rp 504 milyar dengan tingkat social discount
factor sebesar 11,5%, sedangkan untuk besaran economic internal rate of return (EIRR) yaitu
sebesar 19% dan benefit-cost ratio (BCR) adalah sebesar 11,3kali.
BAB 4 - 196
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada peningkatan Key Tourism Area Belitung Timur
sebagai destinasi prioritas, diperkirakan akan memberikan andil pada PDRB Kabupaten
Belitung Timur mencapai sebesar Rp 589 miliar atau setara dengan 4,02 persen PDRB
Kabupaten Belitung Timur. Secara keseluruhan, dari tahun 2022–2045 total kontribusi
peningkatan Kawasan Key Tourism Area Kabupaten Belitung Timur mencapai Rp 5,8 triliun.
Tenaga Kerja. Adanya peningkatan Key Tourism Area Belitung Timur sebagai destinasi prioritas
diperkirakan akan berdampak pada peningkatan tenaga kerja mencapai total 26.430 tenaga
kerja sampai tahun 2045. Nilai tambah pekerja disektor pariwisata sampai tahun 2045
diperkirakan sebesar Rp 52,45 miliar secara keseluruhan. Sedangkan untuk perhotelan, nilai
tambah pekerja sampai tahun 2045 diperkirakan sebesar Rp 45,94 miliar secara keseluruhan.
Pengeluaran Pariwisata. Pada Kawasan Key Tourism Area Kabupaten Belitung Timur sebagai
destinasi prioritas diperkirakan akan memberikan total akumulasi pengeluaran wisatawan
hingga Rp 76,21 triliun pada tahun 2022 hingga tahun 2045.
Penerimaan Sektor Perhotelan. Pada kajian ini, sektor perhotelan adalah sektor yang terkena
dampak langsung dari peningkatan kawasan pariwisata, tidak terkecuali Kabupaten Belitung
Timur. Pada kajian ini, asumsi penerimaan sektor perhotelan menggunakan pajak penghasilan
badan (PPh Badan), dengan rate sebesar 25%. Target penambahan 718-kamar menjadi tujuan
utama dari Key Tourism Area Kabupaten Belitung Timur. Berlandaskan asumsi rata-rata
industri, potensi laba operasional sebelum pajak mencapai 40% (Perhimpunan Hotel dan
Restoran Indonesia, 2020).
Penerimaan Sektor Restoran. Sektor restoran merupakan sumber utama potensi keuntungan
bagi negara dalam rangka peningkatan Key Tourism Area Belitung Timur. Pada kajian ini
asumsi terciptanya restoran baru (relatif terhadap hotel) berjumlah pada kisaran 15 pada awal
periode, dengan potensi peningkatan jumlah restoran menggunakan moving average.
Berlandaskan rata-rata laba operasional sektor restoran, proyeksi margin-nya sebesar 30%.
Proyeksi penerimaan bersumber dari pajak penghasilan badan (PPh Badan) dan pajak
pertambahan nilai (PPN).
Penerimaan Sektor Transportasi. Berikutnya yaitu potensi penerimaan dari sektor jasa
transportasi. Sebagai destinasi wisata baru, akan terjadi peningkatan yang signifikan atas
perpindahan orang (wisatawan) masuk dan keluar KTA Belitung Timur, serta jasa transportasi
pada kawasan Kabupaten Belitung Timur itu sendiri. Hal ini tentunya akan menimbulkan
dampak positif bagi peningkatan kinerja sektor transportasi. Proyeksi penerimaan bersumber
dari pajak penghasilan badan (PPh Badan) dan pajak pertambahan nilai (PPN). Secara teknis
penyesuaian dilakukan dengan menghitung rasio sektor wisata terhadap PDRB Belitung Timur,
dan menjadi koefisien pembentuk besaran PDRB sektor transportasi khusus pariwisata saja,
yaitu dengan rasio 4.02%. Selain itu, digunakan angka multiplier effect sebagai proksi dampak
pengganda atas peningkatan Key Tourism Area Belitung Timur terhadap sektor transportasi.
Rerata diambil dari multiplier effect jasa angkutan darat dan laut sebesar 2,13 dan 2,34
sehingga diperoleh multiplier effect bagi sektor transportasi sebesar 2,24
BAB 4 - 197
Penerimaan Pajak Key Tourism Area Belitung Timur. Sebagai sesuatu usaha yang mengatur
kawasan usaha pariwisata di Belitung Timur, maka Key Tourism Area Belitung Timur akan
memberikan laba yang merupakan sumber penerimaan pajak penghasilan kepada negara.
Peningkatan Key Tourism Area Belitung Timur sebagai destinasi prioritas memberikan pengaruh sektor
pariwisata terhadap PDRB Belitung Timur mencapai Rp 589 miliar pada tahun 2045 atau setara dengan
4,02% PDRB Kabupaten Belitung Timur. Persentase ini relatif kecil, adanya penurunan pada hampir di
semua sektor disebabkan dampak dari Pandemi Covid 19 di tahun 2020 hingga 2021. Tetapi
kecenderungan kontribusi Key Tourism Area Belitung Timur mulai mengalami perbaikan dimulai pada
tahun 2022 sampai tahun 2045 pada kontribusi Kawasan Pariwisata Belitung Timur secara nilai
berubah setiap tahunnya. Proporsi yang relatif kecil pula disebabkan Kabupaten Belitung Timur
sebagian besar adalah Sektor Jasa Keuangan, Asuransi dan Informasi Komunikasi. Selanjutnya, secara
keseluruhan jumlah kontribusi Key Tourism Area Belitung Timur terhadap PDRB Kabupaten Belitung
tahun 2045 yaitu sebesar Rp 5,8 triliun dalam kurun waktu 24 tahun.
700 16,000
14,676
600 13,73914,000
12,900
12,148 12,000
500 11,472
10,862
10,311
9,811 10,000
400 9,357
8,944
8,567
8,223 8,000
7,907
7,618
7,352
300 7,107
6,881
6,673
6,135
5,981 6,480
6,301 6,000
5,838
5,705
200
4,000
100 2,000
- -
Gambar 4. 62 - Proyeksi Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB dalam Miliar Rupiah
Sumber : Hasil Pengolahan, 2021
Pada tabel proyeksi PDRB disajikan kontribusi tambahan Key Tourism Area Belitung Timur terhadap
PDRB Kabupaten Belitung Timur. Pada skenario preferensi dengan intervensi sektor pariwisata
Belitung Timur, PDRB Kabupaten Belitung Timur akan mencapai Rp 15 triliun pada tahun 2045 lebih
tinggi Rp 589 miliar dibandingkan dengan skenario tanpa adanya intervensi pariwisata Belitung Timur.
Tabel 4. 85 - Komparasi Kontribusi Pengembangan Key Tourism Area Belitung Timur terhadap PDRB
Kabupaten Belitung Timur Baseline vs Alternatif (dalam miliar rupiah)
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
BAB 4 - 198
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
Berdasarkan hasil kajian ini, investasi pada peningkatan Key Tourism Area Belitung timur bersifat
sangat layak (feasible) untuk diterapkan karena nilai expected net present value (ENPV) sebesar Rp
504 milyar dengan tingkat sosial discount factor sebesar 11,5% dan untuk besaran economic internal
rate of return (EIRR) adalah sebesar 19% dan nilai benefit-cost ratio (BCR) adalah sebesar 11,3 kali.
Dapat dilihat bahwa peningkatan Kawasan Key Tourism Area Belitung Timur sebagai destinasi prioritas
sangat layak untuk diterapkan. Ringkasan hasil perhitungan kelayakan ekonomi disajikan sebagai
berikut.
Peningkatan sektor pariwisata pada Kawasan Key Tourism Area Belitung Timur tentunya akan
menstimulus kinerja sektor berbasis padat karya. Berlandaskan dari hasil perhitungan economic
benefit menunjukkan bahwa investasi ini sangat layak (feasible) untuk diterapkan, sehingga mampu
mendorong pembangunan yang berkelanjutan.
Agar dapat terlihat seberapa besar dampak ekonomi dari peningkatan Kawasan Key Tourism Area
Belitung Timur sebagai destinasi prioritas, diperlukan pemetaan biaya dan manfaat dari proyek ini.
Biaya dan manfaat yang dipetakan tidak hanya yang bersifat moneter (monetary cost/value), tetapi
juga yang bersifat non-moneter (non-monetary cost/value). Tabel dibawah ini adalah pemetaan biaya
untuk proyek Kawasan Key Tourism Area Belitung Timur.
Tabel 4. 87 - Pemetaan Biaya Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Belitung Timur
Biaya Catatan
Biaya Konstruksi Masuk dalam perhitungan ENPV dan EIRR (tidak mencakup
biaya pengadaan lahan)
Biaya Asset Produktif Masuk dalam penghitungan ENPV dan EIRR berdasarkan ARR
dan tingkat okupansi kamar
Selain itu, manfaat juga dipetakan berdasarkan monetary dan non-monetary value. Berikut ini adalah
pemetaan manfaat dari peningkatan Kawasan Key Tourism Area Belitung Timur sebagai destinasi
prioritas.
BAB 4 - 199
Tabel 4. 88 - Pemetaan Manfaat Pengembangan Kawasan Key Tourism Area Belitung Timur
Manfaat Diperhitungkan Tidak Diperhitungkan
Kontribusi terhadap PDRB Nilai Properti
Nilai Tambah dan Penciptaan Peningkatan Infrastruktur Pendukung
Lapangan Kerja (mencakup fasum dan fasos)
Ekonomi Pengeluaran Wisatawan Peningkatan ekonomi masyarakat sekitar
Mancanegara dan Domestik proyek
Peningkatan usaha-usaha baru
disekitar proyek
Pendapatan dari Industri Pariwisata
Dari pemetaan biaya dan manfaat di atas, tampak tidak semua aspek dapat dikuantifisir. Namun, tidak
berarti faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir tidak penting untuk dipertimbangkan dalam
mengukur dampak ekonomi dari proyek peningkatan Key Tourism Area Belitung Timur sebagai
destinasi prioritas. Faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifisir perlu dijelaskan secara kualitatif agar
dapat memberikan gambaran yang utuh atas dampak ekonomi dari proyek ini, mengingat faktor
seperti social budaya dan lingkungan juga pada dasarnya berdampak terhadap dampak ekonomi
secara keseluruhan. Walapun dalam analisis lebih berfokus pada hal yang bersifat moneter (monetery
cost/value), hal-hal yang bersifat non moneter/kualitatif (non-monetary cost/value) perlu menjadi
pertimbangan berikutnya.
Lapangan kerja juga berpotensi tercipta dengan adanya pengembangan Kawasan Key Tourism Area
Pangkalpinang. Salah satu lapangan kerja baru yang akan muncul adalah adanya penambahan
lowongan pekerjaan di sektor perhotelan. Hal ini dikarenakan, pada lokasi Key Tourism Area
Pangkalpinang tersebut akan dibangun penginapan, hotel dan restoran berbasis hotel. Adanya
pembangunan pusat akomodasi baru tersebut tentu akan menciptakan lapangan kerja baru bagi
masyarakat sekitar. Jika didasarkan pada analisis AECOM (2019), rasio kebutuhan tenaga kerja hotel
rata-rata adalah 0,7 tenaga kerja per kamar. Terkait perhitungan rasio tersebut, maka jika terjadi
penambahan sebanyak 723 kamar di Kawasan Key Tourism Area Pangkalpinang, maka penambahan
tenaga kerja di sektor perhotelan diprediksikan mencapai 506 tenaga kerja. Selain itu, penciptaan
lapangan kerja juga diprediksikan akan terjadi pada pengembangan area supporting komersial di
kawasan pariwisata ini.
Sejalan dengan peningkatan UMP provinsi Bangka Belitung yang pada tahun 2021 ditetapkan sebesar
Rp 3.230.022 per bulan dan diproyeksikan meningkat sebesar 8 persen per tahun, maka
pengembangan Kawasan Key Tourism Area Pangkalpinang ini diproyeksikan akan menciptakan nilai
bagi tenaga kerja baru mencapai Rp 20,06 miliar di tahun 2045 atau secara kumulatif mencapai Rp
45,94 miliar sejak 2022 hingga 2045 (penghitungan penciptaan lapangan kerja dari perhotelan).
BAB 4 - 200
Tabel 4. 89 - Nilai Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru Kawasan Key Tourism Area Pangkalpinang (dalam
ribu rupiah)
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
Jumlah Tenaga Kerja 440 495 581 686 810 956
UMP Bangka Belitung
3.575 4.503 6.617 9.722 14.285 20.989
(dalam Ribu Rupiah)
Nilai Penciptaan Lapangan
Kerja Baru (dalam ribu 1.571.254 2.226.931 3.843.359 6.665.718 11.566.111 20.068.794
rupiah)
Nilai Tambah Penciptaan
Lapangan Kerja Baru
45.942.167
Akumulatif hingga 2045
(dalam ribu rupiah)
Sumber: Hasil Pengolahan, 2021
Nilai tambah tenaga kerja dihitung berdasarkan penambahan tenaga kerja perhotelan yang secara
langsung terlibat karena adanya Kawasan Pariwisata Pangkalpinang sebagai destinasi prioritas, yaitu
karena adanya pasokan kamar hotel ditambah dengan penambahan tenaga kerja disektor Pariwisata
secara keseluruhan. Dengan asumsi pertumbuhan permintaan kamar hotel meningkat sebesar 12
persen, diproyeksikan hingga tahun 2045, jumlah tenaga kerja sektor pariwisata setelah memasukkan
kontribusi tenaga kerja perhotelan yang terlibat atas adanya Kawasan Pariwisata Pangkalpinang
sebagai destinasi prioritas sebesar 2.033 orang.
Untuk melihat dampak pengembangan sektor pariwisata ke sektor lainnya, perlu dianalisis keterkaitan
antara sektor pariwisata dengan sektor hulu dan hilir yang terdampak dari aktivitas sektor pariwisata
tersebut. Kemampuan suatu sektor dalam mempengaruhi perekonomian ke arah hulu dapat dilihat
dari derajat keterkaitannya dengan sektor-sektor yang menyediakan bahan baku produksi yang dapat
diukur dengan menggunakan indeks keterkaitan ke belakang (ITBL). Jika angka indeks kurang dari 1
(satu), maka keterkaitan sektor tersebut lebih rendah daripada tingkat keterkaitan rata-rata dari
semua sektor. Jika angka lebih dari satu maka tingkat keterkaitan sektor lebih tinggi daripada rata-rata
semua sektor. Sedangkan jika angka indeks sama dengan satu, maka derajat keterkaitan sektor sama
dengan rata-rata tingkat keterkaitan semua sektor.
Sementara itu, keterkaitan ke hilir (Forward Linkage), berguna untuk melihat bagaimana peran suatu
sektor dalam menghasilkan output, dan bagaimana output yang dihasilkannya terkait/digunakan oleh
sektor perekonomian lainnya atau menjadi produk akhir. Dengan demikian, apabila nilainya tinggi dari
1 (satu) mencerminkan lebih tingginya daya dorong sektor bagi perekonomian pada umumnya karena
keterkaitan yang kuat ke pasar. Derajat keterkaitan ke hilir ini ditunjukkan oleh Forward Linkage Index
(ITFL) atau Indeks keterkaitan ke Hilir. Berikut ini merupakan tabel nilai indeks keterkaitan ke hulu dan
ke hilir.
Dari 17 sektor usaha ini, tiga sektor usaha yang memiliki derajat keterkaitan ke sektor hulu (backward
linkage) terbesar adalah sektor pengadaan listrik, gas (1,2126), sektor konstruksi (1,1447) dan sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum (1,1222). Hal ini tercermin dari table Derajat Keterkaitan
ke Sektor Hulu dan Hilir di 17 sektor di bawah ini.
BAB 4 - 201
Tabel 4. 90 - Derajat Keterkaitan ke Sektor Hulu dan Sektor Hilir ke 17 Sektor Usaha
No Sektor Usaha ITBL ITFL
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.8219 1.1569
2 Pertambangan dan Penggalian 0.9145 1.2115
3 Industri Pengolahan 1.1036 2.4498
4 Pengadaan Listrik, Gas 1.2126 0.8744
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.8880 0.6623
6 Konstruksi 1.1447 0.8342
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0.8953 1.2225
8 Transportasi dan Pergudangan 1.1059 1.1149
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.1222 0.7743
10 Informasi dan Komunikasi 0.9772 1.0557
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.8682 1.0371
12 Real Estate 0.8517 0.8022
13 Jasa Perusahaan 0.9938 1.0966
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1.0684 0.6988
15 Jasa Pendidikan 0.9325 0.6603
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.0751 0.6494
17 Jasa lainnya 1.0243 0.6992
Sumber: BPS (2021), diolah
Sementara itu, tiga sektor usaha yang memiliki derajat keterkaitan kesektor hilir (forward linkage)
terbesar diantaranya adalah sektor industri pengolahan (2,4498), sektor perdagangan besar (1,2225)
dan sektor pertambangan (1,2115).
Berdasarkan data BPS, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang mencerminkan
pariwisata memiliki backward linkage indeks sebesar 1,1222. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap
kenaikan satu unit pada sektor tersebut membutuhkan output sektor lainnya sebagai input sebesar
1,1222 unit. Sementara itu, forward linkage indeks sektor penyediaan akomodasi dan makan minum
adalah sebesar 0,7743 yang menggambarkan bahwa kenaikan 1 unit sektor pariwisata akan
meningkatkan output sebesar 0,7743 terhadap sektor lainnya.
Lapangan kerja juga berpotensi tercipta dengan adanya pengembangan Kawasan Key Tourism Area
Bangka. Salah satu lapangan kerja baru yang akan muncul adalah adanya penambahan lowongan
pekerjaan di sektor perhotelan. Hal ini dikarenakan, pada lokasi Key Tourism Area Bangka tersebut
akan dibangun penginapan, hotel dan restoran berbasis hotel. Adanya pembangunan pusat
akomodasi baru tersebut tentu akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. Jika
didasarkan pada analisis AECOM (2019), rasio kebutuhan tenaga kerja hotel rata-rata adalah 0,7
tenaga kerja per kamar. Terkait perhitungan rasio tersebut, maka jika terjadi penambahan sebanyak
735 kamar di Kawasan Key Tourism Area Bangka, maka penambahan tenaga kerja di sektor perhotelan
BAB 4 - 202
diprediksikan mencapai 514 tenaga kerja. Selain itu, penciptaan lapangan kerja juga diprediksikan
akan terjadi pada pengembangan area supporting komersial di kawasan pariwisata ini.
Sejalan dengan peningkatan UMP provinsi Bangka Belitung yang pada tahun 2021 ditetapkan sebesar
Rp 3.230.022 per bulan dan diproyeksikan meningkat sebesar 8 persen per tahun, maka
pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka ini diproyeksikan akan menciptakan nilai bagi
tenaga kerja baru mencapai Rp 18,67 miliar di tahun 2045 atau secara kumulatif mencapai Rp 45,20
miliar sejak 2022 hingga 2045 (penghitungan penciptaan lapangan kerja dari perhotelan).
Tabel 4. 91 - Nilai Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru Kawasan Key Tourism Area Bangka (dalam ribu
rupiah)
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
Jumlah Tenaga Kerja 515 548 619 697 785 885
UMP Bangka Belitung (dalam
3.593 4.526 6.650 9.772 14.358 21.096
Ribu Rupiah)
Nilai Penciptaan Lapangan
1.849.547 2.481.712 4.113.473 6.809.893 11.277.051 18.677.365
Kerja Baru (dalam ribu rupiah)
Nilai Tambah Penciptaan
Lapangan Kerja Baru
45.209.041
Akumulatif hingga 2045 (dalam
ribu rupiah)
Sumber: Hasil Pengolahan, 2021
Nilai tambah tenaga kerja dihitung berdasarkan penambahan tenaga kerja perhotelan yang secara
langsung terlibat karena adanya Kawasan Pariwisata Bangka sebagai destinasi prioritas, yaitu karena
adanya pasokan kamar hotel ditambah dengan penambahan tenaga kerja disektor Pariwisata secara
keseluruhan. Dengan asumsi pertumbuhan permintaan kamar hotel meningkat sebesar 12 persen,
diproyeksikan hingga tahun 2045, jumlah tenaga kerja sektor pariwisata setelah memasukkan
kontribusi tenaga kerja perhotelan yang terlibat atas adanya Kawasan Pariwisata Bangka sebagai
destinasi prioritas sebesar 1.791 orang.
Untuk melihat dampak pengembangan sektor pariwisata ke sektor lainnya, perlu dianalisis keterkaitan
antara sektor pariwisata dengan sektor hulu dan hilir yang terdampak dari aktivitas sektor pariwisata
tersebut. Kemampuan suatu sektor dalam mempengaruhi perekonomian ke arah hulu dapat dilihat
dari derajat keterkaitannya dengan sektor-sektor yang menyediakan bahan baku produksi yang dapat
diukur dengan menggunakan indeks keterkaitan ke belakang (ITBL). Jika angka indeks kurang dari 1
(satu), maka keterkaitan sektor tersebut lebih rendah daripada tingkat keterkaitan rata-rata dari
semua sektor. Jika angka lebih dari satu maka tingkat keterkaitan sektor lebih tinggi daripada rata-rata
semua sektor. Sedangkan jika angka indeks sama dengan satu, maka derajat keterkaitan sektor sama
dengan rata-rata tingkat keterkaitan semua sektor.
Sementara itu, keterkaitan ke hilir (Forward Linkage), berguna untuk melihat bagaimana peran suatu
sektor dalam menghasilkan output, dan bagaimana output yang dihasilkannya terkait/digunakan oleh
sektor perekonomian lainnya atau menjadi produk akhir. Dengan demikian, apabila nilainya tinggi dari
1 (satu) mencerminkan lebih tingginya daya dorong sektor bagi perekonomian pada umumnya karena
BAB 4 - 203
keterkaitan yang kuat ke pasar. Derajat keterkaitan ke hilir ini ditunjukkan oleh Forward Linkage Index
(ITFL) atau Indeks keterkaitan ke Hilir. Berikut ini merupakan tabel nilai indeks keterkaitan ke hulu dan
ke hilir.
Dari 17 sektor usaha ini, tiga sektor usaha yang memiliki derajat keterkaitan ke sektor hulu (backward
linkage) terbesar adalah sektor pengadaan listrik, gas (1,2126), sektor konstruksi (1,1447) dan sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum (1,1222). Hal ini tercermin dari table Derajat Keterkaitan
ke Sektor Hulu dan Hilir di 17 sektor di bawah ini.
Tabel 4. 92 - Derajat Keterkaitan ke Sektor Hulu dan Sektor Hilir ke 17 Sektor Usaha
No Sektor Usaha ITBL ITFL
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.8219 1.1569
2 Pertambangan dan Penggalian 0.9145 1.2115
3 Industri Pengolahan 1.1036 2.4498
4 Pengadaan Listrik, Gas 1.2126 0.8744
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.8880 0.6623
6 Konstruksi 1.1447 0.8342
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0.8953 1.2225
8 Transportasi dan Pergudangan 1.1059 1.1149
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.1222 0.7743
10 Informasi dan Komunikasi 0.9772 1.0557
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.8682 1.0371
12 Real Estate 0.8517 0.8022
13 Jasa Perusahaan 0.9938 1.0966
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1.0684 0.6988
15 Jasa Pendidikan 0.9325 0.6603
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.0751 0.6494
17 Jasa lainnya 1.0243 0.6992
Sumber: BPS (2021), diolah
Sementara itu, tiga sektor usaha yang memiliki derajat keterkaitan kesektor hilir (forward linkage)
terbesar diantaranya adalah sektor industri pengolahan (2,4498), sektor perdagangan besar (1,2225)
dan sektor pertambangan (1,2115).
Berdasarkan data BPS, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang mencerminkan
pariwisata memiliki backward linkage indeks sebesar 1,1222. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap
kenaikan satu unit pada sektor tersebut membutuhkan output sektor lainnya sebagai input sebesar
1,1222 unit. Sementara itu, forward linkage indeks sektor penyediaan akomodasi dan makan minum
adalah sebesar 0,7743 yang menggambarkan bahwa kenaikan 1 unit sektor pariwisata akan
meningkatkan output sebesar 0,7743 terhadap sektor lainnya.
BAB 4 - 204
4.6.2.3. Analisis Struktur Ekonomi Wilayah & Ketenagakerjaan Kabupaten
Bangka Barat
Lapangan kerja juga berpotensi tercipta dengan adanya pengembangan Kawasan Key Tourism Area
Bangka Barat. Salah satu lapangan kerja baru yang akan muncul adalah adanya penambahan lowongan
pekerjaan di sektor perhotelan. Hal ini dikarenakan, pada lokasi Key Tourism Area Bangka Barat
tersebut akan dibangun penginapan, hotel dan restoran berbasis hotel. Adanya pembangunan pusat
akomodasi baru tersebut tentu akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. Jika
didasarkan pada analisis AECOM (2019), rasio kebutuhan tenaga kerja hotel rata-rata adalah 0,7
tenaga kerja per kamar. Terkait perhitungan rasio tersebut, maka jika terjadi penambahan sebanyak
145 kamar di Kawasan Key Tourism Area Bangka Barat, maka penambahan tenaga kerja di sektor
perhotelan diprediksikan mencapai 101 tenaga kerja. Selain itu, penciptaan lapangan kerja juga
diprediksikan akan terjadi pada pengembangan area supporting komersial di kawasan pariwisata ini.
Sejalan dengan peningkatan UMP provinsi Bangka Belitung yang pada tahun 2021 ditetapkan sebesar
Rp 3.230.022 per bulan dan diproyeksikan meningkat sebesar 8 persen per tahun, maka
pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka Barat ini diproyeksikan akan menciptakan nilai bagi
tenaga kerja baru mencapai Rp 2,2 miliar di tahun 2045 atau secara kumulatif mencapai Rp 6,2 miliar
sejak 2022 hingga 2045 (penghitungan penciptaan lapangan kerja dari perhotelan).
Tabel 4. 93 - Nilai Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru Kawasan Key Tourism Area Bangka Barat (dalam ribu
rupiah)
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
Jumlah Tenaga Kerja 101 99 102 103 105 107
UMP Bangka Belitung (dalam
3.593 4.526 6.650 9.772 14.358 21.096
Ribu Rupiah)
Nilai Penciptaan Lapangan
363.572 449.817 676.594 1.011.367 1.510.780 2.256.768
Kerja Baru (dalam ribu rupiah)
Nilai Tambah Penciptaan
Lapangan Kerja Baru
6.268.898
Akumulatif hingga 2045 (dalam
ribu rupiah)
Sumber: Hasil Pengolahan, 2021
Nilai tambah tenaga kerja dihitung berdasarkan penambahan tenaga kerja perhotelan yang secara
langsung terlibat karena adanya Kawasan Pariwisata Bangka Barat sebagai destinasi prioritas, yaitu
karena adanya pasokan kamar hotel ditambah dengan penambahan tenaga kerja disektor Pariwisata
secara keseluruhan. Dengan asumsi pertumbuhan permintaan kamar hotel meningkat sebesar 12
persen, diproyeksikan hingga tahun 2045, jumlah tenaga kerja sektor pariwisata setelah memasukkan
kontribusi tenaga kerja perhotelan yang terlibat atas adanya Kawasan Pariwisata Bangka Barat sebagai
destinasi prioritas sebesar 2.402 orang.
Untuk melihat dampak pengembangan sektor pariwisata ke sektor lainnya, perlu dianalisis keterkaitan
antara sektor pariwisata dengan sektor hulu dan hilir yang terdampak dari aktivitas sektor pariwisata
BAB 4 - 205
tersebut. Kemampuan suatu sektor dalam mempengaruhi perekonomian ke arah hulu dapat dilihat
dari derajat keterkaitannya dengan sektor-sektor yang menyediakan bahan baku produksi yang dapat
diukur dengan menggunakan indeks keterkaitan ke belakang (ITBL). Jika angka indeks kurang dari 1
(satu), maka keterkaitan sektor tersebut lebih rendah daripada tingkat keterkaitan rata-rata dari
semua sektor. Jika angka lebih dari satu maka tingkat keterkaitan sektor lebih tinggi daripada rata-rata
semua sektor. Sedangkan jika angka indeks sama dengan satu, maka derajat keterkaitan sektor sama
dengan rata-rata tingkat keterkaitan semua sektor.
Sementara itu, keterkaitan ke hilir (Forward Linkage), berguna untuk melihat bagaimana peran suatu
sektor dalam menghasilkan output, dan bagaimana output yang dihasilkannya terkait/digunakan oleh
sektor perekonomian lainnya atau menjadi produk akhir. Dengan demikian, apabila nilainya tinggi dari
1 (satu) mencerminkan lebih tingginya daya dorong sektor bagi perekonomian pada umumnya karena
keterkaitan yang kuat ke pasar. Derajat keterkaitan ke hilir ini ditunjukkan oleh Forward Linkage Index
(ITFL) atau Indeks keterkaitan ke Hilir. Berikut ini merupakan tabel nilai indeks keterkaitan ke hulu dan
ke hilir.
Dari 17 sektor usaha ini, tiga sektor usaha yang memiliki derajat keterkaitan ke sektor hulu (backward
linkage) terbesar adalah sektor pengadaan listrik, gas (1,2126), sektor konstruksi (1,1447) dan sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum (1,1222). Hal ini tercermin dari table Derajat Keterkaitan
ke Sektor Hulu dan Hilir di 17 sektor di bawah ini.
Tabel 4. 94 - Derajat Keterkaitan ke Sektor Hulu dan Sektor Hilir ke 17 Sektor Usaha
No Sektor Usaha ITBL ITFL
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.8219 1.1569
2 Pertambangan dan Penggalian 0.9145 1.2115
3 Industri Pengolahan 1.1036 2.4498
4 Pengadaan Listrik, Gas 1.2126 0.8744
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.8880 0.6623
6 Konstruksi 1.1447 0.8342
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0.8953 1.2225
8 Transportasi dan Pergudangan 1.1059 1.1149
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.1222 0.7743
10 Informasi dan Komunikasi 0.9772 1.0557
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.8682 1.0371
12 Real Estate 0.8517 0.8022
13 Jasa Perusahaan 0.9938 1.0966
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1.0684 0.6988
15 Jasa Pendidikan 0.9325 0.6603
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.0751 0.6494
17 Jasa lainnya 1.0243 0.6992
Sumber: BPS (2021), diolah
Sementara itu, tiga sektor usaha yang memiliki derajat keterkaitan kesektor hilir (forward linkage)
terbesar diantaranya adalah sektor industri pengolahan (2,4498), sektor perdagangan besar (1,2225)
dan sektor pertambangan (1,2115).
BAB 4 - 206
Berdasarkan data BPS, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang mencerminkan
pariwisata memiliki backward linkage indeks sebesar 1,1222. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap
kenaikan satu unit pada sektor tersebut membutuhkan output sektor lainnya sebagai input sebesar
1,1222 unit. Sementara itu, forward linkage indeks sektor penyediaan akomodasi dan makan minum
adalah sebesar 0,7743 yang menggambarkan bahwa kenaikan 1 unit sektor pariwisata akan
meningkatkan output sebesar 0,7743 terhadap sektor lainnya.
Lapangan kerja juga berpotensi tercipta dengan adanya pengembangan Kawasan Key Tourism Area
Bangka Tengah. Salah satu lapangan kerja baru yang akan muncul adalah adanya penambahan
lowongan pekerjaan di sektor perhotelan. Hal ini dikarenakan, pada lokasi Key Tourism Area Bangka
Tengah tersebut akan dibangun penginapan, hotel dan restoran berbasis hotel. Adanya pembangunan
pusat akomodasi baru tersebut tentu akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Jika didasarkan pada analisis AECOM (2019), rasio kebutuhan tenaga kerja hotel rata-rata adalah 0,7
tenaga kerja per kamar. Terkait perhitungan rasio tersebut, maka jika terjadi penambahan sebanyak
119 kamar di Kawasan Key Tourism Area Bangka Tengah, maka penambahan tenaga kerja di sektor
perhotelan diprediksikan mencapai 83 tenaga kerja. Selain itu, penciptaan lapangan kerja juga
diprediksikan akan terjadi pada pengembangan area supporting komersial di kawasan pariwisata ini.
Sejalan dengan peningkatan UMP provinsi Bangka Belitung yang pada tahun 2021 ditetapkan sebesar
Rp 3.230.022 per bulan dan diproyeksikan meningkat sebesar 8 persen per tahun, maka
pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka Tengah ini diproyeksikan akan menciptakan nilai
bagi tenaga kerja baru mencapai Rp 3,4 miliar di tahun 2045 atau secara kumulatif mencapai Rp 7,9
miliar sejak 2022 hingga 2045 (penghitungan penciptaan lapangan kerja dari perhotelan).
Tabel 4. 95 - Nilai Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru Kawasan Key Tourism Area Bangka Tengah (dalam
ribu rupiah)
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
Jumlah Tenaga Kerja 84 87 103 120 139 162
UMP Bangka Belitung (dalam
3.593 4.526 6.650 9.772 14.358 21.096
Ribu Rupiah)
Nilai Penciptaan Lapangan
300.194 394.579 682.301 1.168.329 1.999.115 3.420.957
Kerja Baru (dalam ribu rupiah)
Nilai Tambah Penciptaan
Lapangan Kerja Baru
7.965.475
Akumulatif hingga 2045 (dalam
ribu rupiah)
Sumber: Hasil Pengolahan, 2021
Nilai tambah tenaga kerja dihitung berdasarkan penambahan tenaga kerja perhotelan yang secara
langsung terlibat karena adanya Kawasan Pariwisata Bangka Tengah sebagai destinasi prioritas, yaitu
karena adanya pasokan kamar hotel ditambah dengan penambahan tenaga kerja disektor Pariwisata
secara keseluruhan. Dengan asumsi pertumbuhan permintaan kamar hotel meningkat sebesar 12
BAB 4 - 207
persen, diproyeksikan hingga tahun 2045, jumlah tenaga kerja sektor pariwisata setelah memasukkan
kontribusi tenaga kerja perhotelan yang terlibat atas adanya Kawasan Pariwisata Bangka Tengah
sebagai destinasi prioritas sebesar 329 orang.
Untuk melihat dampak pengembangan sektor pariwisata ke sektor lainnya, perlu dianalisis keterkaitan
antara sektor pariwisata dengan sektor hulu dan hilir yang terdampak dari aktivitas sektor pariwisata
tersebut. Kemampuan suatu sektor dalam mempengaruhi perekonomian ke arah hulu dapat dilihat
dari derajat keterkaitannya dengan sektor-sektor yang menyediakan bahan baku produksi yang dapat
diukur dengan menggunakan indeks keterkaitan ke belakang (ITBL). Jika angka indeks kurang dari 1
(satu), maka keterkaitan sektor tersebut lebih rendah daripada tingkat keterkaitan rata-rata dari
semua sektor. Jika angka lebih dari satu maka tingkat keterkaitan sektor lebih tinggi daripada rata-rata
semua sektor. Sedangkan jika angka indeks sama dengan satu, maka derajat keterkaitan sektor sama
dengan rata-rata tingkat keterkaitan semua sektor.
Sementara itu, keterkaitan ke hilir (Forward Linkage), berguna untuk melihat bagaimana peran suatu
sektor dalam menghasilkan output, dan bagaimana output yang dihasilkannya terkait/digunakan oleh
sektor perekonomian lainnya atau menjadi produk akhir. Dengan demikian, apabila nilainya tinggi dari
1 (satu) mencerminkan lebih tingginya daya dorong sektor bagi perekonomian pada umumnya karena
keterkaitan yang kuat ke pasar. Derajat keterkaitan ke hilir ini ditunjukkan oleh Forward Linkage Index
(ITFL) atau Indeks keterkaitan ke Hilir. Berikut ini merupakan tabel nilai indeks keterkaitan ke hulu dan
ke hilir.
Dari 17 sektor usaha ini, tiga sektor usaha yang memiliki derajat keterkaitan ke sektor hulu (backward
linkage) terbesar adalah sektor pengadaan listrik, gas (1,2126), sektor konstruksi (1,1447) dan sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum (1,1222). Hal ini tercermin dari table Derajat Keterkaitan
ke Sektor Hulu dan Hilir di 17 sektor dibawah ini.
Tabel 4. 96 - Derajat Keterkaitan ke Sektor Hulu dan Sektor Hilir ke 17 Sektor Usaha
No Sektor Usaha ITBL ITFL
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.8219 1.1569
2 Pertambangan dan Penggalian 0.9145 1.2115
3 Industri Pengolahan 1.1036 2.4498
4 Pengadaan Listrik, Gas 1.2126 0.8744
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.8880 0.6623
6 Konstruksi 1.1447 0.8342
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0.8953 1.2225
8 Transportasi dan Pergudangan 1.1059 1.1149
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.1222 0.7743
10 Informasi dan Komunikasi 0.9772 1.0557
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.8682 1.0371
12 Real Estate 0.8517 0.8022
13 Jasa Perusahaan 0.9938 1.0966
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1.0684 0.6988
15 Jasa Pendidikan 0.9325 0.6603
BAB 4 - 208
No Sektor Usaha ITBL ITFL
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.0751 0.6494
17 Jasa lainnya 1.0243 0.6992
Sumber: BPS (2021), diolah
Sementara itu, tiga sektor usaha yang memiliki derajat keterkaitan kesektor hilir (forward linkage)
terbesar diantaranya adalah sektor industri pengolahan (2,4498), sektor perdagangan besar (1,2225)
dan sektor pertambangan (1,2115).
Berdasarkan data BPS, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang mencerminkan
pariwisata memiliki backward linkage indeks sebesar 1,1222. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap
kenaikan satu unit pada sektor tersebut membutuhkan output sektor lainnya sebagai input sebesar
1,1222 unit. Sementara itu, forward linkage indeks sektor penyediaan akomodasi dan makan minum
adalah sebesar 0,7743 yang menggambarkan bahwa kenaikan 1 unit sektor pariwisata akan
meningkatkan output sebesar 0,7743 terhadap sektor lainnya.
Lapangan kerja juga berpotensi tercipta dengan adanya pengembangan Kawasan Key Tourism Area
Bangka Selatan. Salah satu lapangan kerja baru yang akan muncul adalah adanya penambahan
lowongan pekerjaan di sektor perhotelan. Hal ini dikarenakan, pada lokasi Key Tourism Area Bangka
Selatan tersebut akan dibangun penginapan, hotel dan restoran berbasis hotel. Adanya pembangunan
pusat akomodasi baru tersebut tentu akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Jika didasarkan pada analisis AECOM (2019), rasio kebutuhan tenaga kerja hotel rata-rata adalah 0,7
tenaga kerja per kamar. Terkait perhitungan rasio tersebut, maka jika terjadi penambahan sebanyak
125 kamar di Kawasan Key Tourism Area Bangka Selatan, maka penambahan tenaga kerja di sektor
perhotelan diprediksikan mencapai 88 tenaga kerja. Selain itu, penciptaan lapangan kerja juga
diprediksikan akan terjadi pada pengembangan area supporting komersial di kawasan pariwisata ini.
Sejalan dengan peningkatan UMP provinsi Bangka Belitung yang pada tahun 2021 ditetapkan sebesar
Rp 3.230.022 per bulan dan diproyeksikan meningkat sebesar 8 persen per tahun, maka
pengembangan Kawasan Key Tourism Area Bangka Selatan ini diproyeksikan akan menciptakan nilai
bagi tenaga kerja baru mencapai Rp 3,6 miliar di tahun 2045 atau secara kumulatif mencapai Rp 8,4
miliar sejak 2022 hingga 2045 (penghitungan penciptaan lapangan kerja dari perhotelan).
Tabel 4. 97 - Nilai Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru Kawasan Key Tourism Area Bangka Selatan (dalam
ribu rupiah)
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
Jumlah Tenaga Kerja 88 91 107 126 148 173
UMP Bangka Belitung (dalam
3.593 4.526 6.650 9.772 14.358 21.096
Ribu Rupiah)
Nilai Penciptaan Lapangan
315.189 409.710 714.899 1.231.983 2.120.876 3.651.410
Kerja Baru (dalam ribu rupiah)
BAB 4 - 209
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
Nilai Tambah Penciptaan
Lapangan Kerja Baru
8.444.067
Akumulatif hingga 2045 (dalam
ribu rupiah)
Sumber: Hasil Pengolahan, 2021
Nilai tambah tenaga kerja dihitung berdasarkan penambahan tenaga kerja perhotelan yang secara
langsung terlibat karena adanya Kawasan Pariwisata Bangka Selatan sebagai destinasi prioritas, yaitu
karena adanya pasokan kamar hotel ditambah dengan penambahan tenaga kerja disektor Pariwisata
secara keseluruhan. Dengan asumsi pertumbuhan permintaan kamar hotel meningkat sebesar 12
persen, diproyeksikan hingga tahun 2045, jumlah tenaga kerja sektor pariwisata setelah memasukkan
kontribusi tenaga kerja perhotelan yang terlibat atas adanya Kawasan Pariwisata Bangka Selatan
sebagai destinasi prioritas sebesar 351 orang.
Untuk melihat dampak pengembangan sektor pariwisata ke sektor lainnya, perlu dianalisis keterkaitan
antara sektor pariwisata dengan sektor hulu dan hilir yang terdampak dari aktivitas sektor pariwisata
tersebut. Kemampuan suatu sektor dalam mempengaruhi perekonomian ke arah hulu dapat dilihat
dari derajat keterkaitannya dengan sektor-sektor yang menyediakan bahan baku produksi yang dapat
diukur dengan menggunakan indeks keterkaitan ke belakang (ITBL). Jika angka indeks kurang dari 1
(satu), maka keterkaitan sektor tersebut lebih rendah daripada tingkat keterkaitan rata-rata dari
semua sektor. Jika angka lebih dari satu maka tingkat keterkaitan sektor lebih tinggi daripada rata-rata
semua sektor. Sedangkan jika angka indeks sama dengan satu, maka derajat keterkaitan sektor sama
dengan rata-rata tingkat keterkaitan semua sektor.
Sementara itu, keterkaitan ke hilir (Forward Linkage), berguna untuk melihat bagaimana peran suatu
sektor dalam menghasilkan output, dan bagaimana output yang dihasilkannya terkait/digunakan oleh
sektor perekonomian lainnya atau menjadi produk akhir. Dengan demikian, apabila nilainya tinggi dari
1 (satu) mencerminkan lebih tingginya daya dorong sektor bagi perekonomian pada umumnya karena
keterkaitan yang kuat ke pasar. Derajat keterkaitan ke hilir ini ditunjukkan oleh Forward Linkage Index
(ITFL) atau Indeks keterkaitan ke Hilir. Berikut ini merupakan tabel nilai indeks keterkaitan ke hulu dan
ke hilir.
Dari 17 sektor usaha ini, tiga sektor usaha yang memiliki derajat keterkaitan ke sektor hulu (backward
linkage) terbesar adalah sektor pengadaan listrik, gas (1,2126), sektor konstruksi (1,1447) dan sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum (1,1222). Hal ini tercermin dari table Derajat Keterkaitan
ke Sektor Hulu dan Hilir di 17 sektor dibawah ini.
Tabel 4. 98 - Derajat Keterkaitan ke Sektor Hulu dan Sektor Hilir ke 17 Sektor Usaha
No Sektor Usaha ITBL ITFL
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.8219 1.1569
2 Pertambangan dan Penggalian 0.9145 1.2115
3 Industri Pengolahan 1.1036 2.4498
4 Pengadaan Listrik, Gas 1.2126 0.8744
BAB 4 - 210
No Sektor Usaha ITBL ITFL
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.8880 0.6623
6 Konstruksi 1.1447 0.8342
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0.8953 1.2225
8 Transportasi dan Pergudangan 1.1059 1.1149
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.1222 0.7743
10 Informasi dan Komunikasi 0.9772 1.0557
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.8682 1.0371
12 Real Estate 0.8517 0.8022
13 Jasa Perusahaan 0.9938 1.0966
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1.0684 0.6988
15 Jasa Pendidikan 0.9325 0.6603
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.0751 0.6494
17 Jasa lainnya 1.0243 0.6992
Sumber: BPS (2021), diolah
Sementara itu, tiga sektor usaha yang memiliki derajat keterkaitan kesektor hilir (forward linkage)
terbesar diantaranya adalah sektor industri pengolahan (2,4498), sektor perdagangan besar (1,2225)
dan sektor pertambangan (1,2115).
Berdasarkan data BPS, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang mencerminkan
pariwisata memiliki backward linkage indeks sebesar 1,1222. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap
kenaikan satu unit pada sektor tersebut membutuhkan output sektor lainnya sebagai input sebesar
1,1222 unit. Sementara itu, forward linkage indeks sektor penyediaan akomodasi dan makan minum
adalah sebesar 0,7743 yang menggambarkan bahwa kenaikan 1 unit sektor pariwisata akan
meningkatkan output sebesar 0,7743 terhadap sektor lainnya.
Lapangan kerja juga berpotensi tercipta dengan adanya pengembangan Kawasan Key Tourism Area
Belitung. Salah satu lapangan kerja baru yang akan muncul adalah adanya penambahan lowongan
pekerjaan di sektor perhotelan. Hal ini dikarenakan, pada lokasi Key Tourism Area Belitung tersebut
akan dibangun penginapan, hotel dan restoran berbasis hotel. Adanya pembangunan pusat
akomodasi baru tersebut tentu akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. Jika
didasarkan pada analisis AECOM (2019), rasio kebutuhan tenaga kerja hotel rata-rata adalah 0,7
tenaga kerja per kamar. Terkait perhitungan rasio tersebut, maka jika terjadi penambahan sebanyak
628 kamar di Kawasan Key Tourism Area Belitung, maka penambahan tenaga kerja di sektor
perhotelan diprediksikan mencapai 440 tenaga kerja. Selain itu, penciptaan lapangan kerja juga
diprediksikan akan terjadi pada pengembangan area supporting komersial di kawasan pariwisata ini.
Sejalan dengan peningkatan UMP provinsi Bangka Belitung yang pada tahun 2021 ditetapkan sebesar
Rp 3.230.022 per bulan dan diproyeksikan meningkat sebesar 8 persen per tahun, maka
pengembangan Kawasan Key Tourism Area Belitung ini diproyeksikan akan menciptakan nilai bagi
BAB 4 - 211
tenaga kerja baru mencapai Rp 20,06 miliar di tahun 2045 atau secara kumulatif mencapai Rp 45,94
miliar sejak 2022 hingga 2045 (penghitungan penciptaan lapangan kerja dari perhotelan).
Tabel 4. 99 - Nilai Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru Kawasan Key Tourism Area Belitung (dalam ribu
rupiah)
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
Jumlah Tenaga Kerja 440 495 581 686 810 956
UMP Bangka Belitung (dalam
3.575 4.503 6.617 9.722 14.285 20.989
Ribu Rupiah)
Nilai Penciptaan Lapangan
1.571.254 2.226.931 3.843.359 6.665.718 11.566.111 20.068.794
Kerja Baru (dalam ribu rupiah)
Nilai Tambah Penciptaan
Lapangan Kerja Baru
45.942.167
Akumulatif hingga 2045 (dalam
ribu rupiah)
Sumber: Hasil Pengolahan, 2021
Nilai tambah tenaga kerja dihitung berdasarkan penambahan tenaga kerja perhotelan yang secara
langsung terlibat karena adanya Kawasan Pariwisata Belitung sebagai destinasi prioritas, yaitu karena
adanya pasokan kamar hotel ditambah dengan penambahan tenaga kerja disektor Pariwisata secara
keseluruhan. Dengan asumsi pertumbuhan permintaan kamar hotel meningkat sebesar 12 persen,
diproyeksikan hingga tahun 2045, jumlah tenaga kerja sektor pariwisata setelah memasukkan
kontribusi tenaga kerja perhotelan yang terlibat atas adanya Kawasan Pariwisata Belitung sebagai
destinasi prioritas sebesar 2.033 orang.
Untuk melihat dampak pengembangan sektor pariwisata ke sektor lainnya, perlu dianalisis keterkaitan
antara sektor pariwisata dengan sektor hulu dan hilir yang terdampak dari aktivitas sektor pariwisata
tersebut. Kemampuan suatu sektor dalam mempengaruhi perekonomian ke arah hulu dapat dilihat
dari derajat keterkaitannya dengan sektor-sektor yang menyediakan bahan baku produksi yang dapat
diukur dengan menggunakan indeks keterkaitan ke belakang (ITBL). Jika angka indeks kurang dari 1
(satu), maka keterkaitan sektor tersebut lebih rendah daripada tingkat keterkaitan rata-rata dari
semua sektor. Jika angka lebih dari satu maka tingkat keterkaitan sektor lebih tinggi daripada rata-rata
semua sektor. Sedangkan jika angka indeks sama dengan satu, maka derajat keterkaitan sektor sama
dengan rata-rata tingkat keterkaitan semua sektor.
Sementara itu, keterkaitan ke hilir (Forward Linkage), berguna untuk melihat bagaimana peran suatu
sektor dalam menghasilkan output, dan bagaimana output yang dihasilkannya terkait/digunakan oleh
sektor perekonomian lainnya atau menjadi produk akhir. Dengan demikian, apabila nilainya tinggi dari
1 (satu) mencerminkan lebih tingginya daya dorong sektor bagi perekonomian pada umumnya karena
keterkaitan yang kuat ke pasar. Derajat keterkaitan ke hilir ini ditunjukkan oleh Forward Linkage Index
(ITFL) atau Indeks keterkaitan ke Hilir. Berikut ini merupakan tabel nilai indeks keterkaitan ke hulu dan
ke hilir.
Dari 17 sektor usaha ini, tiga sektor usaha yang memiliki derajat keterkaitan ke sektor hulu (backward
linkage) terbesar adalah sektor pengadaan listrik, gas (1,2126), sektor konstruksi (1,1447) dan sektor
BAB 4 - 212
penyediaan akomodasi dan makan minum (1,1222). Hal ini tercermin dari table Derajat Keterkaitan
ke Sektor Hulu dan Hilir di 17 sektor dibawah ini.
Tabel 4. 100 - Derajat Keterkaitan ke Sektor Hulu dan Sektor Hilir ke 17 Sektor Usaha
No Sektor Usaha ITBL ITFL
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.8219 1.1569
2 Pertambangan dan Penggalian 0.9145 1.2115
3 Industri Pengolahan 1.1036 2.4498
4 Pengadaan Listrik, Gas 1.2126 0.8744
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.8880 0.6623
6 Konstruksi 1.1447 0.8342
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0.8953 1.2225
8 Transportasi dan Pergudangan 1.1059 1.1149
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.1222 0.7743
10 Informasi dan Komunikasi 0.9772 1.0557
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.8682 1.0371
12 Real Estate 0.8517 0.8022
13 Jasa Perusahaan 0.9938 1.0966
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1.0684 0.6988
15 Jasa Pendidikan 0.9325 0.6603
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.0751 0.6494
17 Jasa lainnya 1.0243 0.6992
Sumber: BPS (2021), diolah
Sementara itu, tiga sektor usaha yang memiliki derajat keterkaitan kesektor hilir (forward linkage)
terbesar diantaranya adalah sektor industri pengolahan (2,4498), sektor perdagangan besar (1,2225)
dan sektor pertambangan (1,2115).
Berdasarkan data BPS, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang mencerminkan
pariwisata memiliki backward linkage indeks sebesar 1,1222. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap
kenaikan satu unit pada sektor tersebut membutuhkan output sektor lainnya sebagai input sebesar
1,1222 unit. Sementara itu, forward linkage indeks sektor penyediaan akomodasi dan makan minum
adalah sebesar 0,7743 yang menggambarkan bahwa kenaikan 1 unit sektor pariwisata akan
meningkatkan output sebesar 0,7743 terhadap sektor lainnya.
Lapangan kerja juga berpotensi tercipta dengan adanya pengembangan Kawasan Key Tourism Area
Belitung Timur. Salah satu lapangan kerja baru yang akan muncul adalah adanya penambahan
lowongan pekerjaan di sektor perhotelan. Hal ini dikarenakan, pada lokasi Key Tourism Area Belitung
Timur tersebut akan dibangun penginapan, hotel dan restoran berbasis hotel. Adanya pembangunan
pusat akomodasi baru tersebut tentu akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Jika didasarkan pada analisis AECOM (2019), rasio kebutuhan tenaga kerja hotel rata-rata adalah 0,7
BAB 4 - 213
tenaga kerja per kamar. Terkait perhitungan rasio tersebut, maka jika terjadi penambahan sebanyak
718 kamar di Kawasan Key Tourism Area Belitung Timur, maka penambahan tenaga kerja di sektor
perhotelan diprediksikan mencapai 502 tenaga kerja. Selain itu, penciptaan lapangan kerja juga
diprediksikan akan terjadi pada pengembangan area supporting komersial di kawasan pariwisata ini.
Sejalan dengan peningkatan UMP provinsi Bangka Belitung yang pada tahun 2021 ditetapkan sebesar
Rp 3.230.022 per bulan dan diproyeksikan meningkat sebesar 8 persen per tahun, maka
pengembangan Kawasan Key Tourism Area Belitung Timur ini diproyeksikan akan menciptakan nilai
bagi tenaga kerja baru mencapai Rp 20,06 miliar di tahun 2045 atau secara kumulatif mencapai Rp
45,94 miliar sejak 2022 hingga 2045 (penghitungan penciptaan lapangan kerja dari perhotelan).
Tabel 4. 101 - Nilai Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru Kawasan Key Tourism Area Belitung Timur (dalam
ribu rupiah)
Deskripsi 2022 2025 2030 2035 2040 2045
Jumlah Tenaga Kerja 440 495 581 686 810 956
UMP Bangka Belitung (dalam
3.575 4.503 6.617 9.722 14.285 20.989
Ribu Rupiah)
Nilai Penciptaan Lapangan
Kerja Baru (dalam ribu 1.571.254 2.226.931 3.843.359 6.665.718 11.566.111 20.068.794
rupiah)
Nilai Tambah Penciptaan
Lapangan Kerja Baru
45.942.167
Akumulatif hingga 2045
(dalam ribu rupiah)
Sumber: Hasil Pengolahan, 2021
Nilai tambah tenaga kerja dihitung berdasarkan penambahan tenaga kerja perhotelan yang secara
langsung terlibat karena adanya Kawasan Pariwisata Belitung Timur sebagai destinasi prioritas, yaitu
karena adanya pasokan kamar hotel ditambah dengan penambahan tenaga kerja disektor Pariwisata
secara keseluruhan. Dengan asumsi pertumbuhan permintaan kamar hotel meningkat sebesar 12
persen, diproyeksikan hingga tahun 2045, jumlah tenaga kerja sektor pariwisata setelah memasukkan
kontribusi tenaga kerja perhotelan yang terlibat atas adanya Kawasan Pariwisata Belitung Timur
sebagai destinasi prioritas sebesar 2.033 orang.
Untuk melihat dampak pengembangan sektor pariwisata ke sektor lainnya, perlu dianalisis keterkaitan
antara sektor pariwisata dengan sektor hulu dan hilir yang terdampak dari aktivitas sektor pariwisata
tersebut. Kemampuan suatu sektor dalam mempengaruhi perekonomian ke arah hulu dapat dilihat
dari derajat keterkaitannya dengan sektor-sektor yang menyediakan bahan baku produksi yang dapat
diukur dengan menggunakan indeks keterkaitan ke belakang (ITBL). Jika angka indeks kurang dari 1
(satu), maka keterkaitan sektor tersebut lebih rendah daripada tingkat keterkaitan rata-rata dari
semua sektor. Jika angka lebih dari satu maka tingkat keterkaitan sektor lebih tinggi daripada rata-rata
semua sektor. Sedangkan jika angka indeks sama dengan satu, maka derajat keterkaitan sektor sama
dengan rata-rata tingkat keterkaitan semua sektor.
Sementara itu, keterkaitan ke hilir (Forward Linkage), berguna untuk melihat bagaimana peran suatu
sektor dalam menghasilkan output, dan bagaimana output yang dihasilkannya terkait/digunakan oleh
BAB 4 - 214
sektor perekonomian lainnya atau menjadi produk akhir. Dengan demikian, apabila nilainya tinggi dari
1 (satu) mencerminkan lebih tingginya daya dorong sektor bagi perekonomian pada umumnya karena
keterkaitan yang kuat ke pasar. Derajat keterkaitan ke hilir ini ditunjukkan oleh Forward Linkage Index
(ITFL) atau Indeks keterkaitan ke Hilir. Berikut ini merupakan tabel nilai indeks keterkaitan ke hulu dan
ke hilir.
Dari 17 sektor usaha ini, tiga sektor usaha yang memiliki derajat keterkaitan ke sektor hulu (backward
linkage) terbesar adalah sektor pengadaan listrik, gas (1,2126), sektor konstruksi (1,1447) dan sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum (1,1222). Hal ini tercermin dari table Derajat Keterkaitan ke Sektor
Hulu dan Hilir di 17 sektor di bawah ini.
Tabel 4. 102 - Derajat Keterkaitan ke Sektor Hulu dan Sektor Hilir ke 17 Sektor Usaha
No Sektor Usaha ITBL ITFL
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0.8219 1.1569
2 Pertambangan dan Penggalian 0.9145 1.2115
3 Industri Pengolahan 1.1036 2.4498
4 Pengadaan Listrik, Gas 1.2126 0.8744
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.8880 0.6623
6 Konstruksi 1.1447 0.8342
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0.8953 1.2225
8 Transportasi dan Pergudangan 1.1059 1.1149
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.1222 0.7743
10 Informasi dan Komunikasi 0.9772 1.0557
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.8682 1.0371
12 Real Estate 0.8517 0.8022
13 Jasa Perusahaan 0.9938 1.0966
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1.0684 0.6988
15 Jasa Pendidikan 0.9325 0.6603
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.0751 0.6494
17 Jasa lainnya 1.0243 0.6992
Sumber: BPS (2021), diolah
Sementara itu, tiga sektor usaha yang memiliki derajat keterkaitan kesektor hilir (forward linkage)
terbesar diantaranya adalah sektor industri pengolahan (2,4498), sektor perdagangan besar (1,2225)
dan sektor pertambangan (1,2115).
Berdasarkan data BPS, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang mencerminkan
pariwisata memiliki backward linkage indeks sebesar 1,1222. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap
kenaikan satu unit pada sektor tersebut membutuhkan output sektor lainnya sebagai input sebesar
1,1222 unit. Sementara itu, forward linkage indeks sektor penyediaan akomodasi dan makan minum
adalah sebesar 0,7743 yang menggambarkan bahwa kenaikan 1 unit sektor pariwisata akan
meningkatkan output sebesar 0,7743 terhadap sektor lainnya.
BAB 4 - 215
4.6.3. Analisis Produk/ Jasa Unggulan Kawasan KTA (Key Tourism Area) di
Bangka Belitung
4.6.3.1. Analisis Produk/ Jasa Unggulan Kawasan Kota Pangkalpinang
Menurut Tarigan (2004) analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi
sektor/komoditi basis yang memiliki keunggulan komparatif. Nilai LQ adalah angka koefisien yang
menunjukkan tingkat keunggulan relatif suatu sektor daerah dibandingkan dengan daerah-daerah
lainnya. Koefisien LQ yang lebih besar dari 1 memiliki makna bahwa sektor yang bersangkutan
memiliki keunggulan komparatif yang lebih tinggi dari rata-rata. Pendekatan yang digunakan adalah
perbandingan antara fungsi relatif besaran PDRB suatu sektor/produksi suatu komoditi pada suatu
daerah dengan fungsi relatif besaran PDRB suatu sektor/produksi suatu komoditi pada tingkat daerah
diatasnya. Berikut ini hasil analisis LQ pada kota Pangkalpinang.
Tabel 4. 103 - Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Pangkalpinang Tahun 2016-2020 (%)
Tahun Rata-
No Sektor Ekonomi
2016 2017 2018 2019 2020 Rata
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0,2496 0,2364 0,2447 0,2456 0,2428 0,2438
2 Pertambangan dan Galian 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
3 Industri Pengolahan 0,9346 0,9057 0,8412 0,7481 0,7435 0,8346
4 Listrik dan Gas 0,7571 0,7472 0,7362 0,9017 0,8739 0,8032
5 Air,Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,6231 1,6100 1,5363 1,5144 1,5426 1,5653
6 Konstruksi 1,2288 1,2202 1,2025 1,2338 1,2567 1,2284
7 Perdagangan Besar dan Eceran 1,8761 1,8554 1,8386 1,8321 1,8557 1,8516
8 Transportasi dan Pergudangan 1,6768 1,6823 1,6664 1,6957 1,8429 1,7128
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,4199 1,4151 1,4009 1,4444 1,4466 1,4254
10 Informasi dan Komunikasi 1,9859 2,0068 2,0320 2,0868 2,1447 2,0512
11 Keuangan dan Asuransi 2,6304 2,6301 2,6941 2,7132 2,7322 2,6800
12 Real Estate 1,5962 1,5966 1,6118 1,6041 1,6324 1,6082
13 Jasa-Jasa Lainnya 1,5459 1,5369 1,5438 1,5654 1,5525 1,5489
Sumber: BPS (2021), diolah
Berdasarkan tabel hasil perhitungan maka selama periode 2016-2020, dapat diketahui bahwa sektor
yang memiliki rata-rata nilai LQ>1 sebanyak sembilan sektor perekonomian diantaranya yaitu sektor
Air, Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Konstruksi, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, sektor
Transportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, sektor Informasi
dan Komunikasi, sektor Keuangan dan Asuransi, sektor Real Estate, sektor Jasa-jasa lainnya. Sektor-
sektor tersebut merupakan sektor basis atau disebut juga dengan sektor unggulan, karena memiliki
peranan penting terhadap perekonomian Kota Pangkalpinang yang ditunjukkan pada rata-rata nilai
koefisien LQ>1. Bila dilihat demikian maka Kota Pangkalpinang mampu memenuhi kebutuhan dari
masyarakatnya dan mampu untuk mengekspor sektor-sektor basis tersebut ke daerah lain. Minimal
mampu membantu memenuhi pasokan kebutuhan di daerah yang terdekat.
Sebaliknya pada empat sektor perekonomian yang memiliki rata-rata nilai koefisiensi LQ<1, maka
sektor ini disebut dengan sektor non basis. Hal ini dapat dikatakan Kota Pangkalpinang untuk
pemenuhan kebutuhan dari keempat sektor ini harus mengimpor dari wilayah lainnya.
BAB 4 - 216
Sehingga dari perhitungan analisis LQ tersebut, diketahui sektor apa saja yang memiliki rata-rata nilai
LQ>1, dan menjadi sektor basis Kota Pangkalpinang. Diantaranya adalah sektor Air, Sampah, Limbah
dan Daur Ulang (LQ = 1,5653), sektor Konstruksi (LQ = 1,2284), sektor Perdagangan Besar dan Eceran
(LQ = 1,8516), sektor Transportasi dan Pergudangan (LQ = 1,7128), sektor Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum (LQ = 1,4254), sektor Informasi dan Komunikasi (LQ = 2,0512), sektor Keuangan dan
Asuransi (LQ = 2,6800), sektor Real Estate (LQ = 1,6082), sektor Jasa-jasa lainnya (LQ = 1,5489). Nilai
LQ dapat dikatakan sebagai petunjuk untuk dijadikan dasar dalam menentukan sektor yang potensial
untuk dikembangkan. Sektor yang potensial tersebut tidak saja dapat memenuhi kebutuhan didalam
daerah, akan tetapi dapat juga memenuhi kebutuhan di daerah lain atau surplus. Logika dasar LQ
adalah teori basis ekonomi yang intinya adalah karena industri basis menghasilkan barang-barang dan
jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan, maka penjualan keluar daerah
akan menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut. Adanya pendapatan yang didapatkan dari luar
daerah ini akan menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi di daerah tersebut. Aktifitas
ini kemudian akan menaikan pendapatan dan menciptakan kesempatan untuk terbukanya lapangan
kerja baru. Peningkatan pendapatan tersebut juga akan menaikan permintaan akan industri basis,
tetapi juga menaikan permintaan terhadap industri non basis (lokal).
Kesembilan sektor ini menjadi sektor unggulan atau sektor basis dan memiliki keunggulan yang
kooperatif, sehingga sektor tersebut perlu untuk terus diupayakan baik oleh pemerintah maupun
pihak swasta untuk dikembangkan kembali dan terus berkembang sekaligus menaikkan
perekonomian daerah wilayah Kota Pangkalpinang.
Berdasarkan perhitungan analisis LQ, tidak didapatkan produk/jasa unggulan primer di Kota
Pangkalpinang karena sektor primer seperti pertanian, kehutanan dan perikanan serta pertambangan
dan galian memiliki rata-rata nilai koefisien LQ<1. Hal ini dapat diartikan bahwa Kota Pangkalpinang
masih harus memenuhi kebutuhan sektor primer dari wilayah lainnya.
Produk/jasa unggulan sekunder yaitu Air, Sampah, Limbah dan Daur Ulang dengan rata-rata nilai
koefisien LQ sebesar 1,5653. Angka kontribusi kategori konstruksi di Pangkalpinang menunjukkan
konstan setiap tahun sejak tahun 2016 sampai tahun 2020. Kategori ini memberikan kontribusi
BAB 4 - 217
terhadap PDRB Pangkalpinang sebesar 0,03% pada tahun 2016 sampai tahun 2020. Pemanfaatan air
dalam berbagai aktivitas dan kegiatan masyarakat memberikan nilai tambah yang cukup besar dalam
kehidupan perekonomian. Selain itu perusahaan air minum isi ulang ada yang memanfaatkan sumber
daya air Kota Pangkalpinang. Pengelolaan sampah di Kota Pangkalpinang sudah cukup baik.
Pemerintah telah menyediakan mobil armada sampah di setiap wilayah kecamatan dan juga tempat
pembuangan sampah yang representatif untuk Kota Pangkalpinang.
Produk/jasa unggulan tersier yaitu Keuangan dan Asuransi. Kategori Keuangan dan Asuransi
mendapatkan rata-rata nilai LQ sebesar 2,6800. Kategori ini memberikan kontribusi terhadap PDRB
Pangkalpinang sebesar 4,64% pada tahun 2016, 4,53% pada tahun 2017, 4,74% pada tahun 2018,
4,83% pada tahun 2019, dan 4,64% pada tahun 2020.
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat sektor-sektor apa saja yang memiliki nilai keterkaitan ke
hulu dan ke hilir yang lebih besar dari satu. Sektor-sektor yang terkait pariwisata seperti penyediaan
akomodasi; penyediaan makanan dan minuman; dan jasa kesenian, hiburan dan rekreasi hanya
memiliki keterkaitan ke hulu yang tinggi daripada keterkaitan ke hilir. Hal ini menunjukkan bahwa
sektor pariwisata mempunyai daya tarikan terhadap sektor lain dibandingkan daya dorong ke sektor
lainnya. Artinya, pengembangan destinasi wisata baru akan mendorong sektor-sektor pemasok input
untuk sektor-sektor yang terkait pariwisata tersebut bergerak. Sehingga, kunci utama untuk
memperbesar peranan dan dampak sektor pariwisata kepada sektor lain adalah memperbesar
kunjungan wisatawan (baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara). Hal ini karena
dengan kunjungan wisatawan yang meningkat akan meningkatkan perminataan jasa akomodasi,
penyediaan makanan minuman, jasa kesenian hiburan dan rekreasi, maka pada gilirannya akan
mampu menarik sektor-sektor hulu yang memasok input sektor tersebut.
BAB 4 - 218
Sementara itu, berdasarkan hasil diskusi dengan BPS yang dilakukan LPEM (2018), pengeluaran
wisatawan untuk 3 jenis pengeluaran yaitu Pengeluaran cenderamata, Produk Industri Non Makanan
dan Produk Pertanian, merupakan aktivitas jual beli atau perdagangan antara wisatawan dan juga
penjual. Dari temuan tersebut, ketiga sektor ini juga menjadi sektor kunci dalam perekonomian yang
terdampak dari aktivitas pariwisata di KTA Pangkalpinang.
Selain Backward Linkage Index dan Forward Linkage Index, dalam mengembangkan sektor pariwisata,
hal yang perlu dicermati adalah bagaimana dampak sektor perekonomian tersebut terhadap
perekonomian secara keseluruhan dan juga dampaknya terhadap sektor-sektor terkait atau dikenal
dengan multiplier effect yang nanti akan tercipta. Untuk mengembangkan perekonomian nasional
idealnya sektor yang harus dikembangkan adalah sektor-sektor penopang yang merupakan sektor
yang memiliki nilai Backward Linkage Index dan Forward Linkage Index yang lebih besar dari 1, karena
index tersebutmencerminkan bahwa multiplier effect yang tercipta oleh sektor-sektor tersebut akan
mendorong sektor-sektor lainnya baik itu sekor hulu maupun sekor hilir. Kombinasi tersebut
merupakan strategi yang ideal dalam mengembangkan sektor perekonomian, akan tetapi karena
sektor-sektor yang terkait pariwisata didominasi sektor yang merupakan konsumsi akhir,
pengembangan yang dilakukan harus ke arah sektor-sektor hulu dan juga penunjang dari sektor-sektor
terkait pariwisata. Jadi untuk memperbesar multiplier effect dan juga meningkatkan konsumsi
wisatawan agar dapat menciptakan multiplier yang lebih besar bagi perekonomian.
Berdasarkan Analisa LPEM (2018), sektor akomodasi memiliki multiplier effect nilai tambah sebesar
2,00. Dengan kata lain, nilai tambah dari pengembangan akomodasi di destinasi wisata KTA
Pangkalpinang sebesar Rp 1 juta, akan meningkatkan nilai tambah PDB sebesar Rp 2 juta yang tersebar
ke seluruh sektor perekonomian. Sementara itu, sektor penyediaan makanan dan minuman dan Jasa
kesenian, hiburan dan rekreasi memiliki nilai multiplier nilai tambah berturut-turut sebesar 2,90; dan
2,54. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengembangan destinasi wisata KTA Pangkalpinang, khususnya
akomdasi, kesenian hiburan, dan rekreasi, berkontribusi pada peningkatan nilai tambah
perekonomian secara keseluruhan yang tercermin dari nilai multiplier effect dan juga sektor hulu yang
memasok input secara langsung yang tercermin dari Backward Linkage Index.
Angka pengganda output menunjukkan perubahan output Nasional setiap ada penambahan
permintaan akhir sebesar Rp 1 di sektor tersebut. Hasil analisis angka multiplier output di bawah ini
menunjukkan bahwa sektor pariwisata mempunyai dampak pengganda yang cukup besar (Sebagian
besar di atas 2 atau rata-rata di atas 2). Artinya, output di sektor pariwisata setiap Rp 1 akan
berdampak pada output atau permintaan akhir di sektor lain dengan rata-rata di atas Rp 2, dimana
dampak output pariwisata paling besar adalah terhadap sektor jasa Lainnya, yaitu sebsar 2,77.
Sedangkan dampak output yang paling kecil adalah terhadap sektor real estate, yaitu sebesar 1,46.
BAB 4 - 219
Sumber: LPEM (2018)
Berdasarkan ketiga analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu, analisis backward dan forward
linkages, analisis multiplier effect, dan analisis output multipliers, sektor pariwisata adalah industri
yang bersifat non-ekstraktif yang berdampak pada sektor ekonomi lainnya. Sektor pariwisata dapat
mendorong tumbuhnya sektor-sektor lain yang terkait. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
sektor pariwisata sangat penting untuk dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan. Hal ini dapat terealisasi melalui pertumbuhan yang beriringan dari sektor-sektor lain
yang terdampak dari pengembangann sektor pariwisata itu sendiri
Menurut OECD (2013), daya saing destinasi pariwisata adalah terkait dengan kemampuan lokasi
wisata untuk mengoptimalkan daya tariknya pada penduduknya maupun masyarakat luar. Terkait
daya saing ini, destinasi pariwisata dapat menawarkan dalam hal kualitas, inovasinya, dan atraksi
(menampilkan sesuatu yang bernilai) jasa pariwisata kepada konsumen untuk menjangkau pasar
domestik maupun global. Untuk meningkatkan daya saing tersebut, pengelola dapat memastikan
ketersediaan sumber daya yang mendukung pariwisata dan memanfaatkannya secara efektif dan
memperhatikan prinsip keberlanjutan.
Daya saing dari KTA Pangkalpinang dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan berbagai sumber
daya alam dan industri-industri budaya yang ada di Pangkalpinang. Salah satu bentuk optimalisasi
sumber daya untuk mendukung daya saing dapat dilakukan dengan memanfaatkan DTW Alam Pantai
dan Laut sebagai daya tarik wisatawan. Namun demikian, arah pengembangan daya saing tetap perlu
memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan sehingga dampak ekonomi yang diterima
masyarakat pun dapat berkelanjutan.
BAB 4 - 220
4.6.3.2. Analisis Produk/ Jasa Unggulan Kawasan Kabupaten Bangka
Menurut Tarigan (2004) analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi
sektor/komoditi basis yang memiliki keunggulan komparatif. Nilai LQ adalah angka koefisien yang
menunjukkan tingkat keunggulan relatif suatu sektor daerah dibandingkan dengan daerah-daerah
lainnya. Koefisien LQ yang lebih besar dari 1 memiliki makna bahwa sektor yang bersangkutan
memiliki keunggulan komparatif yang lebih tinggi dari rata-rata. Pendekatan yang digunakan adalah
perbandingan antara fungsi relatif besaran PDRB suatu sektor/produksi suatu komoditi pada suatu
daerah dengan fungsi relatif besaran PDRB suatu sektor/produksi suatu komoditi pada tingkat daerah
diatasnya. Berikut ini hasil analisis LQ pada kabupaten Bangka.
Tabel 4. 107 - Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Bangka Tahun 2016-2020 (%)
Tahun Rata-
No Sektor Ekonomi Rata
2016 2017 2018 2019 2020
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1,0300 1,0295 1,0573 1,0664 1,0357 1,0438
2 Pertambangan dan Galian 1,0875 1,0974 1,1184 1,1349 1,2113 1,1299
3 Industri Pengolahan 1,1194 1,1233 1,1026 1,0899 1,1096 1,1090
4 Listrik dan Gas 2,1754 2,1472 2,1669 1,9507 1,9352 2,0751
5 Air,Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,0422 1,0468 1,0832 1,0822 1,0724 1,0654
6 Konstruksi 0,9686 0,9722 0,9523 0,9633 0,9346 0,9582
7 Perdagangan Besar dan Eceran 0,8345 0,8311 0,8301 0,8311 0,8097 0,8273
8 Transportasi dan Pergudangan 0,5812 0,5754 0,5767 0,5942 0,6159 0,5887
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,9694 0,9577 0,9617 0,9635 0,9281 0,9561
10 Informasi dan Komunikasi 1,1930 1,1934 1,1935 1,1823 1,1339 1,1792
11 Keuangan dan Asuransi 1,5290 1,5273 1,4931 1,4778 1,4080 1,4870
12 Real Estate 1,0420 1,0485 1,0602 1,0625 1,0287 1,0484
13 Jasa-Jasa Lainnya 0,8231 0,8215 0,8257 0,8196 0,8107 0,8201
Sumber : BPS (Hasil Olahan Tim Konsultan)
Berdasarkan tabel hasil perhitungan maka selama periode 2016-2020, dapat diketahui bahwa sektor
yang memiliki rata-rata nilai LQ>1 sebanyak delapan sektor perekonomian diantaranya yaitu sektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, sektor Pertambangan dan Galian, sektor Industri Pengolahan,
sektor Listrik dan Gas, sektor Air, Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Informasi dan Komunikasi,
sektor Keuangan dan Asuransi, sektor Real Estate. Sektor-sektor tersebut merupakan sektor basis atau
disebut juga dengan sektor unggulan, karena memiliki peranan penting terhadap perekonomian
Kabupaten Bangka yang ditunjukkan pada rata-rata nilai koefisien LQ>1. Bila dilihat demikian maka
Kabupaten Bangka mampu memenuhi kebutuhan dari masyarakatnya dan mampu untuk mengekspor
sektor-sektor basis tersebut ke daerah lain. Minimal mampu membantu memenuhi pasokan
kebutuhan di daerah yang terdekat.
Sebaliknya pada lima sektor perekonomian yang memiliki rata-rata nilai koefisiensi LQ<1, maka sektor
ini disebut dengan sektor non basis. Hal ini dapat dikatakan Kabupaten Bangka untuk pemenuhan
kebutuhan dari kelima sektor ini harus mengimpor dari wilayah lainnya.
Sehingga dari perhitungan analisis LQ tersebut, diketahui sektor apa saja yang memiliki rata-rata nilai
LQ>1, dan menjadi sektor basis Kabupaten Bangka. Diantaranya adalah sektor Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan (LQ = 1,0438), sektor Pertambangan dan Galian (LQ = 1,1299), sektor Industri
BAB 4 - 221
Pengolahan (LQ = 1,1090), sektor Listrik dan Gas (LQ = 2,0751), sektor Air, Sampah, Limbah dan Daur
Ulang (LQ = 1,0654), sektor Informasi dan Komunikasi (LQ = 1,1792), sektor Keuangan dan Asuransi
(LQ = 1,4870), sektor Real Estate (LQ = 1,0484). Nilai LQ dapat dikatakan sebagai petunjuk untuk
dijadikan dasar dalam menentukan sektor yang potensial untuk dikembangkan. Sektor yang potensial
tersebut tidak saja dapat memenuhi kebutuhan didalam daerah, akan tetapi dapat juga memenuhi
kebutuhan di daerah lain atau surplus. Logika dasar LQ adalah teori basis ekonomi yang intinya adalah
karena industri basis menghasilkan barang-barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar
daerah yang bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi
daerah tersebut. Adanya pendapatan yang didapatkan dari luar daerah ini akan menyebabkan
terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi di daerah tersebut. Aktifitas ini kemudian akan menaikan
pendapatan dan menciptakan kesempatan untuk terbukanya lapangan kerja baru. Peningkatan
pendapatan tersebut juga akan menaikan permintaan akan industri basis, tetapi juga menaikan
permintaan terhadap industri non basis (lokal).
Kedelapan sektor ini menjadi sektor unggulan atau sektor basis dan memiliki keunggulan yang
kooperatif, sehingga sektor tersebut perlu untuk terus diupayakan baik oleh pemerintah maupun
pihak swasta untuk dikembangkan kembali dan terus berkembang sekaligus menaikkan
perekonomian daerah wilayah Kabupaten Bangka.
Bangka
No Sektor Ekonomi
2016 2017 2018 2019 2020
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 19,98% 19,04% 19,56% 19,65% 21,04%
2 Pertambangan dan Galian 14,88% 14,81% 14,18% 13,91% 13,75%
3 Industri Pengolahan 24,35% 24,80% 24,08% 23,13% 23,32%
4 Listrik dan Gas 0,20% 0,20% 0,21% 0,19% 0,21%
5 Air,Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,02% 0,02% 0,02% 0,02% 0,02%
6 Konstruksi 8,12% 8,33% 8,38% 8,81% 8,52%
7 Perdagangan Besar dan Enceran 11,82% 12,06% 12,12% 12,10% 11,25%
8 Transportasi dan Pergudangan 2,05% 2,09% 2,16% 2,22% 1,98%
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,25% 2,26% 2,27% 2,41% 2,27%
10 Informasi dan Komunikasi 2,19% 2,25% 2,43% 2,67% 3,04%
11 Keuangan dan Asuransi 2,70% 2,63% 2,62% 2,63% 2,39%
12 Real Estate 3,31% 3,32% 3,46% 3,44% 3,52%
13 Jasa-Jasa Lainnya 8,13% 8,20% 8,50% 8,82% 8,69%
Sumber : BPS (Hasil Olahan Tim Konsultan)
Produk/jasa unggulan primer di Kabupaten Bangka adalah pertambangan dan galian dengan rata-rata
nilai koefisien 1,1299. Angka kontribusi kategori pertambangan dan penggalian di Bangka terhadap
PDRB Bangka sebesar 14,88% pada tahun 2016, 14,81% pada tahun 2017, 14,18% pada tahun 2018,
13,91% pada tahun 2019, dan 13,75% pada tahun 2020. Sektor pertambangan dan galian merupakan
salah satu sektor andalan karena hampir seluruh wilayah Bangka terdapat bahan tambang seperti
timah dan lainnya dengan cadangan yang relatif masih besar.
Bahan galian yang paling banyak dieksploitir selama ini dan telah banyak diusahakan secara besar-
besaran oleh pemerintah adalah timah. Sedangkan bahan galian lainnya belum diusahakan secara
besar-besaran dan masih dilaksanakan pengelolaannya oleh penduduk setempat atau oleh swasta
BAB 4 - 222
dengan jumlah terbatas. Pada tahun 2015 jumlah industri di Kabupaten Bangka sebanyak 693
industri, yang terdiri dari industri besar sedang sebanyak 23 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja
1.157 orang, industri sedang sebanyak 27 perusahaan dengan tenaga kerja 1.463 orang sedangkan
industri kecil rumah tangga ada sebanyak 647 perusahaan dengan 2.924 orang tenaga kerja.
Produk/jasa unggulan sekunder yaitu listrik dan gas dengan rata-rata nilai koefisien LQ sebesar 2,0751.
Angka kontribusi kategori listrik dan gas di Bangka terhadap PDRB Bangka sebesar 0,20% pada tahun
2016, 0,20% pada tahun 2017, 0,21% pada tahun 2018, 0,19% pada tahun 2019, dan 0,21% pada tahun
2020.
Produk/jasa unggulan tersier yaitu keuangan dan asuransi. Kategori keuangan dan asuransi
mendapatkan rata-rata nilai LQ sebesar 1,4870. Kategori ini memberikan kontribusi terhadap PDRB
Bangka sebesar 2,70% pada tahun 2016, 2,63% pada tahun 2017, 2,62% pada tahun 2018, 2,63% pada
tahun 2019, dan 2,390% pada tahun 2020.
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat sektor-sektor apa saja yang memiliki nilai keterkaitan ke
hulu dan ke hilir yang lebih besar dari satu. Sektor-sektor yang terkait pariwisata seperti penyediaan
akomodasi; penyediaan makanan dan minuman; dan jasa kesenian, hiburan dan rekreasi hanya
memiliki keterkaitan ke hulu yang tinggi daripada keterkaitan ke hilir. Hal ini menunjukkan bahwa
sektor pariwisata mempunyai daya tarikan terhadap sektor lain dibandingkan daya dorong ke sektor
lainnya. Artinya, pengembangan destinasi wisata baru akan mendorong sektor-sektor pemasok input
untuk sektor-sektor yang terkait pariwisata tersebut bergerak. Sehingga, kunci utama untuk
memperbesar peranan dan dampak sektor pariwisata kepada sektor lain adalah memperbesar
kunjungan wisatawan (baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara). Hal ini karena
dengan kunjungan wisatawan yang meningkat akan meningkatkan perminataan jasa akomodasi,
penyediaan makaann minuman, jasa kesenian hiburan dan rekreasi, maka pada gilirannya akan
BAB 4 - 223
mampu menarik sektor-sektor hulu yang memasok input sektor tersebut.Sementara itu, berdasarkan
hasil diskusi dengan BPS yang dilakukan LPEM (2018), pengeluaran wisatawan untuk 3 jenis
pengeluaran yaitu Pengeluaran cenderamata, Produk Industri Non Makanan dan Produk Pertanian,
merupakan aktivitas jual beli atau perdagangan antara wisatawan dan juga penjual. Dari temuan
tersebut, ketiga sektor ini juga menjadi sektor kunci dalam perekonomian yang terdampak dari
aktivitas pariwisata di KTA Bangka.
Selain Backward Linkage Index dan Forward Linkage Index, dalam mengembangkan sektor pariwisata,
hal yang perlu dicermati adalah bagaimana dampak sektor perekonomian tersebut terhadap
perekonomian secara keseluruhan dan juga dampaknya terhadap sektor-sektor terkait atau dikenal
dengan multiplier effect yang nanti akan tercipta. Untuk mengembangkan perekonomian nasional
idealnya sektor yang harus dikembangkan adalah sektor-sektor penopang yang merupakan sektor
yang memiliki nilai Backward Linkage Index dan Forward Linkage Index yang lebih besar dari 1, karena
index tersebutmencerminkan bahwa multiplier effect yang tercipta oleh sektor-sektor tersebut akan
mendorong sektor-sektor lainnya baik itu sekor hulu maupun sekor hilir. Kombinasi tersebut
merupakan strategi yang ideal dalam mengembangkan sektor perekonomian, akan tetapi karena
sektor-sektor yang terkait pariwisata didominasi sektor yang merupakan konsumsi akhir,
pengembangan yang dilakukan harus ke arah sektor-sektor hulu dan juga penunjang dari sektor-sektor
terkait pariwisata. Jadi untuk memperbesar multiplier effect dan juga meningkatkan konsumsi
wisatawan agar dapat menciptakan multiplier yang lebih besar bagi perekonomian.
Berdasarkan Analisa LPEM (2018), sektor akomodasi memiliki multiplier effect nilai tambah sebesar
2,00. Dengan kata lain, nilai tambah dari pengembangan akomodasi di destinasi wisata KTA Bangka
sebesar Rp 1 juta, akan meningkatkan nilai tambah PDB sebesar Rp 2 juta yang tersebar ke seluruh
sektor perekonomian. Sementara itu, sektor penyediaan makanan dan minuman dan Jasa kesenian,
hiburan dan rekreasi memiliki nilai multiplier nilai tambah berturut-turut sebesar 2,90; dan 2,54. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pengembangan destinasi wisata KTA Bangka, khususnya akomdasi, kesenian
hiburan, dan rekreasi, berkontribusi pada peningkatan nilai tambah perekonomian secara
keseluruhan yang tercermin dari nilai multiplier effect dan juga sektor hulu yang memasok input secara
langsung yang tercermin dari Backward Linkage Index.
Angka pengganda output menunjukkan perubahan output Nasional setiap ada penambahan
permintaan akhir sebesar Rp 1 di sektor tersebut. Hasil analisis angka multiplier output di bawah ini
menunjukkan bahwa sektor pariwisata mempunyai dampak pengganda yang cukup besar (Sebagian
besar di atas 2 atau rata-rata di atas 2). Artinya, output di sektor pariwisata setiap Rp 1 akan
berdampak pada output atau permintaan akhir di sektor lain dengan rata-rata di atas Rp 2, dimana
dampak output pariwisata paling besar adalah terhadap sektor jasa Lainnya, yaitu sebsar 2,77.
Sedangkan dampak output yang paling kecil adalah terhadap sektor real estate, yaitu sebesar 1,46.
BAB 4 - 224
Sumber: LPEM (2018)
Berdasarkan ketiga analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu, analisis backward dan forward
linkages, analisis multiplier effect, dan analisis output multipliers, sektor pariwisata adalah industri
yang bersifat non-ekstraktif yang berdampak pada sektor ekonomi lainnya. Sektor pariwisata dapat
mendorong tumbuhnya sektor-sektor lain yang terkait. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
sektor pariwisata sangat penting untuk dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan. Hal ini dapat terealisasi melalui pertumbuhan yang beriringan dari sektor-sektor lain
yang terdampak dari pengembangann sektor pariwisata itu sendiri.
Menurut OECD (2013), daya saing destinasi pariwisata adalah terkait dengan kemampuan lokasi
wisata untuk mengoptimalkan daya tariknya pada penduduknya maupun masyarakat luar. Terkait
daya saing ini, destinasi pariwisata dapat menawarkan dalam hal kualitas, inovasinya, dan atraksi
(menampilkan sesuatu yang bernilai) jasa pariwisata kepada konsumen untuk menjangkau pasar
domestik maupun global. Untuk meningkatkan daya saing tersebut, pengelola dapat memastikan
ketersediaan sumber daya yang mendukung pariwisata dan memanfaatkannya secara efektif dan
memperhatikan prinsip keberlanjutan.
Daya saing dari KTA Bangka dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan berbagai sumber daya alam
dan industri-industri budaya yang ada di Bangka. Salah satu bentuk optimalisasi sumber daya untuk
mendukung daya saing dapat dilakukan dengan memanfaatkan DTW Alam Pantai dan Laut sebagai
daya tarik wisatawan. Namun demikian, arah pengembangan daya saing tetap perlu memperhatikan
BAB 4 - 225
aspek pembangunan berkelanjutan sehingga dampak ekonomi yang diterima masyarakat pun dapat
berkelanjutan.
Menurut Tarigan (2004) analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi
sektor/komoditi basis yang memiliki keunggulan komparatif. Nilai LQ adalah angka koefisien yang
menunjukkan tingkat keunggulan relatif suatu sektor daerah dibandingkan dengan daerah-daerah
lainnya. Koefisien LQ yang lebih besar dari 1 memiliki makna bahwa sektor yang bersangkutan
memiliki keunggulan komparatif yang lebih tinggi dari rata-rata. Pendekatan yang digunakan adalah
perbandingan antara fungsi relatif besaran PDRB suatu sektor/produksi suatu komoditi pada suatu
daerah dengan fungsi relatif besaran PDRB suatu sektor/produksi suatu komoditi pada tingkat daerah
diatasnya. Berikut ini hasil analisis LQ pada kabupaten Bangka Barat.
Tabel 4. 111 - Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016-2020 (%)
Tahun Rata-
No Sektor Ekonomi Rata
2016 2017 2018 2019 2020
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0,7190 0,7150 0,6898 0,6457 0,6418 0,6823
2 Pertambangan dan Galian 0,9292 0,9164 0,9312 0,9125 0,8998 0,9178
3 Industri Pengolahan 2,0871 2,0808 2,1386 2,3039 2,2826 2,1786
4 Listrik dan Gas 0,4105 0,4099 0,4112 0,4261 0,5006 0,4317
5 Air,Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,3607 0,3579 0,3609 0,3430 0,3647 0,3574
6 Konstruksi 0,6669 0,6639 0,6589 0,6152 0,6426 0,6495
7 Perdagangan Besar dan Eceran 0,8345 0,8304 0,8199 0,8008 0,8318 0,8235
8 Transportasi dan Pergudangan 0,2367 0,2358 0,2317 0,2243 0,2388 0,2334
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,4586 0,4547 0,4430 0,4059 0,4348 0,4394
10 Informasi dan Komunikasi 0,1782 0,1788 0,1740 0,1650 0,1740 0,1740
11 Keuangan dan Asuransi 0,2098 0,2085 0,2067 0,2044 0,2253 0,2110
12 Real Estate 0,5948 0,5966 0,5899 0,5631 0,5921 0,5873
13 Jasa-Jasa Lainnya 0,6080 0,6189 0,6165 0,5835 0,6146 0,6083
Sumber : BPS (Hasil Olahan Tim Konsultan)
Berdasarkan tabel hasil perhitungan maka selama periode 2016-2020, dapat diketahui bahwa sektor
yang memiliki rata-rata nilai LQ>1 hanya satu sektor perekonomian yaitu sektor Industri Pengolahan.
Sektor tersebut merupakan sektor basis atau disebut juga dengan sektor unggulan, karena memiliki
peranan penting terhadap perekonomian Kabupaten Bangka Barat yang ditunjukkan pada rata-rata
nilai koefisien LQ>1. Bila dilihat demikian maka Kabupaten Bangka Barat sebagian besar masih belum
mampu memenuhi kebutuhan dari masyarakatnya karena sebagian besar sektor perekonomiannya
memiliki rata-rata nilai LQ<1.
Nilai LQ dapat dikatakan sebagai petunjuk untuk dijadikan dasar dalam menentukan sektor yang
potensial untuk dikembangkan. Sektor yang potensial tersebut tidak saja dapat memenuhi kebutuhan
didalam daerah, akan tetapi dapat juga memenuhi kebutuhan di daerah lain atau surplus. Logika dasar
LQ adalah teori basis ekonomi yang intinya adalah karena industri basis menghasilkan barang-barang
dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan, maka penjualan keluar
daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut. Adanya pendapatan yang didapatkan
dari luar daerah ini akan menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi di daerah tersebut.
Aktifitas ini kemudian akan menaikan pendapatan dan menciptakan kesempatan untuk terbukanya
BAB 4 - 226
lapangan kerja baru. Peningkatan pendapatan tersebut juga akan menaikan permintaan akan industri
basis, tetapi juga menaikan permintaan terhadap industri non basis (lokal).
Berdasarkan perhitungan analisis LQ, tidak didapatkan produk/jasa unggulan primer maupun tersier
di Kabupaten Bangka Barat karena sektor primer seperti pertanian, kehutanan dan perikanan serta
pertambangan dan galian maupun sektor tersiernya memiliki rata-rata nilai koefisien LQ<1. Hal ini
dapat diartikan bahwa Kabupaten Bangka Barat masih harus memenuhi kebutuhan sektor primer
maupun tersier dari wilayah lainnya.
Produk/jasa unggulan sekunder yaitu sektor industri pengolahan dengan rata-rata nilai koefisien LQ
sebesar 2,1786. Angka kontribusi kategori konstruksi di Bangka Barat menunjukkan kontribusi
terhadap PDRB Bangka Barat sebesar 45,39% pada tahun 2016, 45,93% pada tahun 2017, 46,70% pada
tahun 2018, 48,89% pada tahun 2019, dan 47,98% pada tahun 2020.
BAB 4 - 227
Sektor Backward Linkage Index Forward Linkage Index
Penyediaan Akomodasi 1,00 0,95
Penyediaan Makan dan Minum 1,00 0,89
Jasa Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi 1,04 0,62
Sumber : LPEM (2018)
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat sektor-sektor apa saja yang memiliki nilai keterkaitan ke
hulu dan ke hilir yang lebih besar dari satu. Sektor-sektor yang terkait pariwisata seperti penyediaan
akomodasi; penyediaan makanan dan minuman; dan jasa kesenian, hiburan dan rekreasi hanya
memiliki keterkaitan ke hulu yang tinggi daripada keterkaitan ke hilir. Hal ini menunjukkan bahwa
sektor pariwisata mempunyai daya tarikan terhadap sektor lain dibandingkan daya dorong ke sektor
lainnya. Artinya, pengembangan destinasi wisata baru akan mendorong sektor-sektor pemasok input
untuk sektor-sektor yang terkait pariwisata tersebut bergerak. Sehingga, kunci utama untuk
memperbesar peranan dan dampak sektor pariwisata kepada sektor lain adalah memperbesar
kunjungan wisatawan (baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara). Hal ini karena
dengan kunjungan wisatawan yang meningkat akan meningkatkan perminataan jasa akomodasi,
penyediaan makaann minuman, jasa kesenian hiburan dan rekreasi, maka pada gilirannya akan
mampu menarik sektor-sektor hulu yang memasok input sektor tersebut.Sementara itu, berdasarkan
hasil diskusi dengan BPS yang dilakukan LPEM (2018), pengeluaran wisatawan untuk 3 jenis
pengeluaran yaitu Pengeluaran cenderamata, Produk Industri Non Makanan dan Produk Pertanian,
merupakan aktivitas jual beli atau perdagangan antara wisatawan dan juga penjual. Dari temuan
tersebut, ketiga sektor ini juga menjadi sektor kunci dalam perekonomian yang terdampak dari
aktivitas pariwisata di KTA Bangka Barat.
Selain Backward Linkage Index dan Forward Linkage Index, dalam mengembangkan sektor pariwisata,
hal yang perlu dicermati adalah bagaimana dampak sektor perekonomian tersebut terhadap
perekonomian secara keseluruhan dan juga dampaknya terhadap sektor-sektor terkait atau dikenal
dengan multiplier effect yang nanti akan tercipta. Untuk mengembangkan perekonomian nasional
idealnya sektor yang harus dikembangkan adalah sektor-sektor penopang yang merupakan sektor
yang memiliki nilai Backward Linkage Index dan Forward Linkage Index yang lebih besar dari 1, karena
index tersebutmencerminkan bahwa multiplier effect yang tercipta oleh sektor-sektor tersebut akan
mendorong sektor-sektor lainnya baik itu sekor hulu maupun sekor hilir. Kombinasi tersebut
merupakan strategi yang ideal dalam mengembangkan sektor perekonomian, akan tetapi karena
sektor-sektor yang terkait pariwisata didominasi sektor yang merupakan konsumsi akhir,
pengembangan yang dilakukan harus ke arah sektor-sektor hulu dan juga penunjang dari sektor-sektor
terkait pariwisata. Jadi untuk memperbesar multiplier effect dan juga meningkatkan konsumsi
wisatawan agar dapat menciptakan multiplier yang lebih besar bagi perekonomian.
Berdasarkan Analisa LPEM (2018), sektor akomodasi memiliki multiplier effect nilai tambah sebesar
2,00. Dengan kata lain, nilai tambah dari pengembangan akomodasi di destinasi wisata KTA Bangka
Barat sebesar Rp 1 juta, akan meningkatkan nilai tambah PDB sebesar Rp 2 juta yang tersebar ke
seluruh sektor perekonomian. Sementara itu, sektor penyediaan makanan dan minuman dan Jasa
kesenian, hiburan dan rekreasi memiliki nilai multiplier nilai tambah berturut-turut sebesar 2,90; dan
2,54. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengembangan destinasi wisata KTA Bangka Barat, khususnya
BAB 4 - 228
akomdasi, kesenian hiburan, dan rekreasi, berkontribusi pada peningkatan nilai tambah
perekonomian secara keseluruhan yang tercermin dari nilai multiplier effect dan juga sektor hulu yang
memasok input secara langsung yang tercermin dari Backward Linkage Index.
Angka pengganda output menunjukkan perubahan output Nasional setiap ada penambahan
permintaan akhir sebesar Rp 1 di sektor tersebut. Hasil analisis angka multiplier output di bawah ini
menunjukkan bahwa sektor pariwisata mempunyai dampak pengganda yang cukup besar (Sebagian
besar di atas 2 atau rata-rata di atas 2). Artinya, output di sektor pariwisata setiap Rp 1 akan
berdampak pada output atau permintaan akhir di sektor lain dengan rata-rata di atas Rp 2, dimana
dampak output pariwisata paling besar adalah terhadap sektor jasa Lainnya, yaitu sebsar 2,77.
Sedangkan dampak output yang paling kecil adalah terhadap sektor real estate, yaitu sebesar 1,46.
Berdasarkan ketiga analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu, analisis backward dan forward
linkages, analisis multiplier effect, dan analisis output multipliers, sektor pariwisata adalah industri
yang bersifat non-ekstraktif yang berdampak pada sektor ekonomi lainnya. Sektor pariwisata dapat
mendorong tumbuhnya sektor-sektor lain yang terkait. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
sektor pariwisata sangat penting untuk dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan. Hal ini dapat terealisasi melalui pertumbuhan yang beriringan dari sektor-sektor lain
yang terdampak dari pengembangan sektor pariwisata itu sendiri.
BAB 4 - 229
Menurut OECD (2013), daya saing destinasi pariwisata adalah terkait dengan kemampuan lokasi
wisata untuk mengoptimalkan daya tariknya pada penduduknya maupun masyarakat luar. Terkait
daya saing ini, destinasi pariwisata dapat menawarkan dalam hal kualitas, inovasinya, dan atraksi
(menampilkan sesuatu yang bernilai) jasa pariwisata kepada konsumen untuk menjangkau pasar
domestik maupun global. Untuk meningkatkan daya saing tersebut, pengelola dapat memastikan
ketersediaan sumber daya yang mendukung pariwisata dan memanfaatkannya secara efektif dan
memperhatikan prinsip keberlanjutan.
Daya saing dari KTA Bangka Barat dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan berbagai sumber
daya alam dan industri-industri budaya yang ada di Bangka Barat. Salah satu bentuk optimalisasi
sumber daya untuk mendukung daya saing dapat dilakukan dengan memanfaatkan DTW Alam Pantai
dan Laut sebagai daya tarik wisatawan. Namun demikian, arah pengembangan daya saing tetap perlu
memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan sehingga dampak ekonomi yang diterima
masyarakat pun dapat berkelanjutan.
Menurut Tarigan (2004) analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi
sektor/komoditi basis yang memiliki keunggulan komparatif. Nilai LQ adalah angka koefisien yang
menunjukkan tingkat keunggulan relatif suatu sektor daerah dibandingkan dengan daerah-daerah
lainnya. Koefisien LQ yang lebih besar dari 1 memiliki makna bahwa sektor yang bersangkutan
memiliki keunggulan komparatif yang lebih tinggi dari rata-rata. Pendekatan yang digunakan adalah
perbandingan antara fungsi relatif besaran PDRB suatu sektor/produksi suatu komoditi pada suatu
daerah dengan fungsi relatif besaran PDRB suatu sektor/produksi suatu komoditi pada tingkat daerah
diatasnya. Berikut ini hasil analisis LQ pada kabupaten Bangka Tengah.
Tabel 4. 115 - Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2016-2020 (%)
Tahun Rata-
No Sektor Ekonomi
2016 2017 2018 2019 2020 Rata
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0,7465 0,7619 0,7813 0,8232 0,7119 0,7650
2 Pertambangan dan Galian 1,4518 1,3880 1,3729 1,4817 1,5338 1,4456
3 Industri Pengolahan 0,4828 0,4901 0,4660 0,2610 0,4842 0,4368
4 Listrik dan Gas 0,5122 0,5179 0,5199 0,5946 0,4669 0,5223
5 Air,Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,3685 0,3736 0,3696 0,3786 0,3450 0,3671
6 Konstruksi 1,1902 1,1694 1,1515 1,1967 1,1112 1,1638
7 Perdagangan Besar dan Eceran 1,1227 1,1380 1,1513 1,1948 1,2104 1,1634
8 Transportasi dan Pergudangan 2,6666 2,6762 2,7122 2,7216 3,1617 2,7877
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,1841 1,1849 1,2117 1,2374 1,1692 1,1975
10 Informasi dan Komunikasi 1,1397 1,1539 1,1570 1,1808 0,8789 1,1020
11 Keuangan dan Asuransi 0,3447 0,3487 0,3346 0,3566 0,3462 0,3462
12 Real Estate 0,8727 0,8786 0,8563 0,8936 0,8169 0,8636
13 Jasa-Jasa Lainnya 1,1717 1,1717 1,1846 1,2333 1,1372 1,1797
Sumber : BPS (Hasil Olahan Tim Konsultan)
Berdasarkan tabel hasil perhitungan maka selama periode 2016-2020, dapat diketahui bahwa sektor
yang memiliki rata-rata nilai LQ>1 sebanyak tujuh sektor perekonomian diantaranya yaitu sektor
Pertambangan dan Galian, sektor Konstruksi, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, sektor
Transportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, sektor Informasi
BAB 4 - 230
dan Komunikasi, sektor Jasa-jasa lainnya. Sektor-sektor tersebut merupakan sektor basis atau disebut
juga dengan sektor unggulan, karena memiliki peranan penting terhadap perekonomian Kabupaten
Bangka Tengah yang ditunjukkan pada rata-rata nilai koefisien LQ>1. Bila dilihat demikian maka
Kabupaten Bangka Tengah mampu memenuhi kebutuhan dari masyarakatnya dan mampu untuk
mengekspor sektor-sektor basis tersebut ke daerah lain. Minimal mampu membantu memenuhi
pasokan kebutuhan di daerah yang terdekat.
Sebaliknya pada enam sektor perekonomian yang memiliki rata-rata nilai koefisiensi LQ<1, maka
sektor ini disebut dengan sektor non basis. Hal ini dapat dikatakan Kabupaten Bangka Tengah untuk
pemenuhan kebutuhan dari keempat sektor ini harus mengimpor dari wilayah lainnya.
Sehingga dari perhitungan analisis LQ tersebut, diketahui sektor apa saja yang memiliki rata-rata nilai
LQ>1, dan menjadi sektor basis Kabupaten Bangka Tengah. Diantaranya adalah sektor Pertambangan
dan Galian (LQ = 1,4456), sektor Konstruksi (LQ = 1,1638), sektor Perdagangan Besar dan Eceran (LQ
= 1,1634), sektor Transportasi dan Pergudangan (LQ = 2,7877), sektor Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum (LQ = 1,1975), sektor Informasi dan Komunikasi (LQ = 1,1020), sektor Jasa-jasa lainnya
(LQ = 1,1797). Nilai LQ dapat dikatakan sebagai petunjuk untuk dijadikan dasar dalam menentukan
sektor yang potensial untuk dikembangkan. Sektor yang potensial tersebut tidak saja dapat memenuhi
kebutuhan didalam daerah, akan tetapi dapat juga memenuhi kebutuhan di daerah lain atau surplus.
Logika dasar LQ adalah teori basis ekonomi yang intinya adalah karena industri basis menghasilkan
barang-barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan, maka
penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut. Adanya pendapatan
yang didapatkan dari luar daerah ini akan menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi
di daerah tersebut. Aktifitas ini kemudian akan menaikan pendapatan dan menciptakan kesempatan
untuk terbukanya lapangan kerja baru. Peningkatan pendapatan tersebut juga akan menaikan
permintaan akan industri basis, tetapi juga menaikan permintaan terhadap industri non basis (lokal).
Ketujuh sektor ini menjadi sektor unggulan atau sektor basis dan memiliki keunggulan yang kooperatif,
sehingga sektor tersebut perlu untuk terus diupayakan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta
untuk dikembangkan kembali dan terus berkembang sekaligus menaikkan perekonomian daerah
wilayah Kabupaten Bangka Tengah.
BAB 4 - 231
Bangka Tengah
No Sektor Ekonomi
2016 2017 2018 2019 2020
13 Jasa-Jasa Lainnya 11,58% 11,70% 12,19% 13,28% 13,38%
Sumber : BPS (Hasil Olahan Tim Konsultan)
Produk/jasa unggulan primer di Kabupaten Bangka Tengah adalah pertambangan dan galian dengan
rata-rata nilai koefisien 1,4456. Angka kontribusi kategori pertambangan dan penggalian di Kabupaten
Bangka Tengah mengalami penurunan setiap tahun sejak tahun 2016 sampai tahun 2020. Kategori ini
memberikan kontribusi terhadap PDRB Bangka Tengah sebesar 19,86% pada tahun 2016, 18,73% pada
tahun 2017, 17,41% pada tahun 2018, 18,16% pada tahun 2019, dan 17,12% pada tahun 2020. Potensi
kategori pertambangan dan penggalian di Kabupaten Bangka Tengah meliputi mineral logam dan non
logam (batuan dan energi). Emas dan perak merupakan mineral logam yang sangat berpotensi dan
telah dilakukan eksploitasi. Selain emas dan perak logam lain yang memiliki potensi di Bangka Tengah
adalah logam besi, pasir besi dan mangan. Sedangkan mineral non logam yang berpotensi di
Kabupaten Bangka Tengah adalah batu andesit, lapis, sirtu, krikil, pasir, dan teras.
Produk/jasa unggulan sekunder yaitu konstruksi dengan rata-rata nilai koefisien LQ sebesar 1,1638.
Angka kontribusi kategori konstruksi di Kabupaten Bangka Tengah menunjukkan kenaikan setiap
tahun sejak tahun 2016 sampai tahun 2020. Kategori ini memberikan kontribusi terhadap PDRB
Bangka Tengah sebesar 9,98% pada tahun 2016, 10,02% pada tahun 2017, 10,13% pada tahun 2018,
10,94% pada tahun 2019, dan 11,23% pada tahun 2020. Aktivitas dalam sektor ini mencakup kegiatan
ekonomi di bidang konstruksi, yaitu kegiatan konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan
bangunan gedung dan bangunan sipil. Aktivitas sektor konstruksi mencakup pekerjaan baru,
perbaikan, penam-bahan, dan perubahan pendirian bangunan atau struktur bangunan.
Produk/jasa unggulan tersier yaitu Transportasi dan Pergudangan. Kategori Transportasi dan
Pergudangan mendapatkan rata-rata nilai LQ sebesar 2,7877. Kategori ini memberikan kontribusi
terhadap PDRB Bangka Tengah sebesar 9,42% pada tahun 2016, 9,72% pada tahun 2017, 10,15% pada
tahun 2018, 10,16% pada tahun 2019, dan 7,89% pada tahun 2020. Kategori ini mencakup penyediaan
angkutan penumpang atau barang, baik yang berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan rel,
saluran pipa, jalan darat, air atau udara, dan kegiatan yang behubungan dengan pengangkutan.
Kategori Transportasi dan Pergudangan terdiri atas Angkutan Rel; Angkutan Darat; Angkutan Laut;
Angkutan Sungai, danau dan penyeberangan; Angkutan Udara; Pergudangan dan Jasa Penunjang
Angkutan, Pos dan Kurir. Kegiatan pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan penumpang dan
barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan alat angkut atau kendaraan, baik
bermotor maupun tidak bermotor.
BAB 4 - 232
Sektor Backward Linkage Index Forward Linkage Index
Bangunan & Instalasi Listrik, Gas, Air Minum, 1,21 1,49
dan Komunikasi
Jalan, Jembatan, dan Pelabuhan 1,14 0,76
Jasa Angkutan Laut 1,15 0,78
Jasa Angkutan Sungai Danau dan 0,98 0,74
Penyeberangan
Jasa Angkutan Udara 0,93 0,88
Jasa Angkutan Darat Selain Rel 1,00 2,78
Penyediaan Akomodasi 1,00 0,95
Penyediaan Makan dan Minum 1,00 0,89
Jasa Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi 1,04 0,62
Sumber : LPEM (2018)
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat sektor-sektor apa saja yang memiliki nilai keterkaitan ke
hulu dan ke hilir yang lebih besar dari satu. Sektor-sektor yang terkait pariwisata seperti penyediaan
akomodasi; penyediaan makanan dan minuman; dan jasa kesenian, hiburan dan rekreasi hanya
memiliki keterkaitan ke hulu yang tinggi daripada keterkaitan ke hilir. Hal ini menunjukkan bahwa sektor
pariwisata mempunyai daya tarikan terhadap sektor lain dibandingkan daya dorong ke sektor lainnya.
Artinya, pengembangan destinasi wisata baru akan mendorong sektor-sektor pemasok input untuk
sektor-sektor yang terkait pariwisata tersebut bergerak. Sehingga, kunci utama untuk memperbesar
peranan dan dampak sektor pariwisata kepada sektor lain adalah memperbesar kunjungan wisatawan
(baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara). Hal ini karena dengan kunjungan
wisatawan yang meningkat akan meningkatkan perminataan jasa akomodasi, penyediaan makaann
minuman, jasa kesenian hiburan dan rekreasi, maka pada gilirannya akan mampu menarik sektor-sektor
hulu yang memasok input sektor tersebut.Sementara itu, berdasarkan hasil diskusi dengan BPS yang
dilakukan LPEM (2018), pengeluaran wisatawan untuk 3 jenis pengeluaran yaitu Pengeluaran
cenderamata, Produk Industri Non Makanan dan Produk Pertanian, merupakan aktivitas jual beli atau
perdagangan antara wisatawan dan juga penjual. Dari temuan tersebut, ketiga sektor ini juga menjadi
sektor kunci dalam perekonomian yang terdampak dari aktivitas pariwisata di KTA Bangka Tengah.
Selain Backward Linkage Index dan Forward Linkage Index, dalam mengembangkan sektor pariwisata,
hal yang perlu dicermati adalah bagaimana dampak sektor perekonomian tersebut terhadap
perekonomian secara keseluruhan dan juga dampaknya terhadap sektor-sektor terkait atau dikenal
dengan multiplier effect yang nanti akan tercipta. Untuk mengembangkan perekonomian nasional
idealnya sektor yang harus dikembangkan adalah sektor-sektor penopang yang merupakan sektor
yang memiliki nilai Backward Linkage Index dan Forward Linkage Index yang lebih besar dari 1, karena
index tersebutmencerminkan bahwa multiplier effect yang tercipta oleh sektor-sektor tersebut akan
mendorong sektor-sektor lainnya baik itu sekor hulu maupun sekor hilir. Kombinasi tersebut
merupakan strategi yang ideal dalam mengembangkan sektor perekonomian, akan tetapi karena
sektor-sektor yang terkait pariwisata didominasi sektor yang merupakan konsumsi akhir,
pengembangan yang dilakukan harus ke arah sektor-sektor hulu dan juga penunjang dari sektor-sektor
terkait pariwisata. Jadi untuk memperbesar multiplier effect dan juga meningkatkan konsumsi
wisatawan agar dapat menciptakan multiplier yang lebih besar bagi perekonomian.
BAB 4 - 233
Berdasarkan Analisa LPEM (2018), sektor akomodasi memiliki multiplier effect nilai tambah sebesar
2,00. Dengan kata lain, nilai tambah dari pengembangan akomodasi di destinasi wisata KTA Bangka
Tengah sebesar Rp 1 juta, akan meningkatkan nilai tambah PDB sebesar Rp 2 juta yang tersebar ke
seluruh sektor perekonomian. Sementara itu, sektor penyediaan makanan dan minuman dan Jasa
kesenian, hiburan dan rekreasi memiliki nilai multiplier nilai tambah berturut-turut sebesar 2,90; dan
2,54. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengembangan destinasi wisata KTA Bangka Tengah, khususnya
akomdasi, kesenian hiburan, dan rekreasi, berkontribusi pada peningkatan nilai tambah
perekonomian secara keseluruhan yang tercermin dari nilai multiplier effect dan juga sektor hulu yang
memasok input secara langsung yang tercermin dari Backward Linkage Index.
Angka pengganda output menunjukkan perubahan output Nasional setiap ada penambahan
permintaan akhir sebesar Rp 1 di sektor tersebut. Hasil analisis angka multiplier output di bawah ini
menunjukkan bahwa sektor pariwisata mempunyai dampak pengganda yang cukup besar (sebagian
besar di atas 2 atau rata-rata di atas 2). Artinya, output di sektor pariwisata setiap Rp 1 akan
berdampak pada output atau permintaan akhir di sektor lain dengan rata-rata di atas Rp 2, dimana
dampak output pariwisata paling besar adalah terhadap sektor jasa Lainnya, yaitu sebsar 2,77.
Sedangkan dampak output yang paling kecil adalah terhadap sektor real estate, yaitu sebesar 1,46.
BAB 4 - 234
4.6.3.4.4. Skala Prioritas Pengembangan Sektor untuk Mendorong Perekonomian
Berdasarkan ketiga analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu, analisis backward dan forward
linkages, analisis multiplier effect, dan analisis output multipliers, sektor pariwisata adalah industri
yang bersifat non-ekstraktif yang berdampak pada sektor ekonomi lainnya. Sektor pariwisata dapat
mendorong tumbuhnya sektor-sektor lain yang terkait. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
sektor pariwisata sangat penting untuk dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan. Hal ini dapat terealisasi melalui pertumbuhan yang beriringan dari sektor-sektor lain
yang terdampak dari pengembangann sektor pariwisata itu sendiri.
Menurut OECD (2013), daya saing destinasi pariwisata adalah terkait dengan kemampuan lokasi
wisata untuk mengoptimalkan daya tariknya pada penduduknya maupun masyarakat luar. Terkait
daya saing ini, destinasi pariwisata dapat menawarkan dalam hal kualitas, inovasinya, dan atraksi
(menampilkan sesuatu yang bernilai) jasa pariwisata kepada konsumen untuk menjangkau pasar
domestik maupun global. Untuk meningkatkan daya saing tersebut, pengelola dapat memastikan
ketersediaan sumber daya yang mendukung pariwisata dan memanfaatkannya secara efektif dan
memperhatikan prinsip keberlanjutan.
Daya saing dari KTA Bangka Tengah dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan berbagai sumber
daya alam dan industri-industri budaya yang ada di Bangka Tengah. Salah satu bentuk optimalisasi
sumber daya untuk mendukung daya saing dapat dilakukan dengan memanfaatkan DTW Alam Pantai
dan Laut sebagai daya tarik wisatawan. Namun demikian, arah pengembangan daya saing tetap perlu
memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan sehingga dampak ekonomi yang diterima
masyarakat pun dapat berkelanjutan.
Menurut Tarigan (2004) analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi
sektor/komoditi basis yang memiliki keunggulan komparatif. Nilai LQ adalah angka koefisien yang
menunjukkan tingkat keunggulan relatif suatu sektor daerah dibandingkan dengan daerah-daerah
lainnya. Koefisien LQ yang lebih besar dari 1 memiliki makna bahwa sektor yang bersangkutan
memiliki keunggulan komparatif yang lebih tinggi dari rata-rata. Pendekatan yang digunakan adalah
perbandingan antara fungsi relatif besaran PDRB suatu sektor/produksi suatu komoditi pada suatu
daerah dengan fungsi relatif besaran PDRB suatu sektor/produksi suatu komoditi pada tingkat daerah
diatasnya. Berikut ini hasil analisis LQ pada kabupaten Bangka Selatan.
Tabel 4. 119 - Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016-2020 (%)
Tahun Rata-
No Sektor Ekonomi
2016 2017 2018 2019 2020 Rata
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1,9264 1,9338 1,9700 2,0045 2,0308 1,9731
2 Pertambangan dan Galian 1,9809 2,0173 2,0005 1,9916 1,7788 1,9538
3 Industri Pengolahan 0,1838 0,1912 0,2054 0,2014 0,2205 0,2004
4 Listrik dan Gas 0,5970 0,6006 0,5918 0,6269 0,6393 0,6111
5 Air,Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,9031 0,9291 0,9150 0,9266 0,8672 0,9082
6 Konstruksi 0,8483 0,8727 0,8831 0,8678 0,8658 0,8675
7 Perdagangan Besar dan Eceran 0,6883 0,7126 0,7098 0,7096 0,7036 0,7048
8 Transportasi dan Pergudangan 0,2036 0,2048 0,2047 0,2084 0,2224 0,2088
BAB 4 - 235
Tahun Rata-
No Sektor Ekonomi
2016 2017 2018 2019 2020 Rata
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,7486 0,7703 0,7776 0,7876 0,8139 0,7796
10 Informasi dan Komunikasi 0,3108 0,3150 0,2986 0,3011 0,2971 0,3045
11 Keuangan dan Asuransi 0,2807 0,2827 0,2822 0,2810 0,2892 0,2832
12 Real Estate 0,9376 0,9557 0,9622 0,9643 0,9410 0,9522
13 Jasa-Jasa Lainnya 0,8196 0,8252 0,8386 0,8340 0,8353 0,8306
Sumber : BPS (Hasil Olahan Tim Konsultan)
Berdasarkan tabel hasil perhitungan maka selama periode 2016-2020, dapat diketahui bahwa sektor
yang memiliki rata-rata nilai LQ>1 terdapat dua sektor perekonomian diantaranya yaitu sektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, sektor Pertambangan dan galian. Sektor-sektor tersebut
merupakan sektor basis atau disebut juga dengan sektor unggulan, karena memiliki peranan penting
terhadap perekonomian Kabupaten Bangka Selatan yang ditunjukkan pada rata-rata nilai koefisien
LQ>1. Bila dilihat demikian maka Kabupaten Bangka Selatan mampu memenuhi kebutuhan dari
masyarakatnya dan mampu untuk mengekspor sektor-sektor basis tersebut ke daerah lain. Minimal
mampu membantu memenuhi pasokan kebutuhan di daerah yang terdekat.
Sebaliknya pada sebelas sektor perekonomian yang memiliki rata-rata nilai koefisiensi LQ<1, maka
sektor ini disebut dengan sektor non basis. Hal ini dapat dikatakan Kabupaten Bangka Selatan untuk
pemenuhan kebutuhan dari kesebelas sektor ini harus mengimpor dari wilayah lainnya.
Sehingga dari perhitungan analisis LQ tersebut, diketahui sektor apa saja yang memiliki rata-rata nilai
LQ>1, dan menjadi sektor basis Kabupaten Bangka Selatan diantaranya adalah sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan (LQ = 1,9731), sektor Pertambangan dan galian (LQ = 1,9538). Nilai LQ dapat
dikatakan sebagai petunjuk untuk dijadikan dasar dalam menentukan sektor yang potensial untuk
dikembangkan. Sektor yang potensial tersebut tidak saja dapat memenuhi kebutuhan didalam daerah,
akan tetapi dapat juga memenuhi kebutuhan di daerah lain atau surplus. Logika dasar LQ adalah teori
basis ekonomi yang intinya adalah karena industri basis menghasilkan barang-barang dan jasa untuk
pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan
menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut. Adanya pendapatan yang didapatkan dari luar
daerah ini akan menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi di daerah tersebut. Aktifitas
ini kemudian akan menaikan pendapatan dan menciptakan kesempatan untuk terbukanya lapangan
kerja baru. Peningkatan pendapatan tersebut juga akan menaikan permintaan akan industri basis,
tetapi juga menaikan permintaan terhadap industri non basis (lokal).
Kedua sektor ini menjadi sektor unggulan atau sektor basis dan memiliki keunggulan yang kooperatif,
sehingga sektor tersebut perlu untuk terus diupayakan baik oleh pemerintah maupun pihak swasta
untuk dikembangkan kembali dan terus berkembang sekaligus menaikkan perekonomian daerah
wilayah Kabupaten Bangka Selatan.
BAB 4 - 236
Bangka Selatan
No Sektor Ekonomi
2016 2017 2018 2019 2020
5 Air,Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,02% 0,02% 0,02% 0,02% 0,02%
6 Konstruksi 7,12% 7,48% 7,77% 7,93% 7,90%
7 Perdagangan Besar dan Enceran 9,75% 10,34% 10,37% 10,33% 9,77%
8 Transportasi dan Pergudangan 0,72% 0,74% 0,77% 0,78% 0,71%
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,74% 1,82% 1,84% 1,97% 1,99%
10 Informasi dan Komunikasi 0,57% 0,59% 0,61% 0,68% 0,80%
11 Keuangan dan Asuransi 0,50% 0,49% 0,50% 0,50% 0,49%
12 Real Estate 2,98% 3,02% 3,14% 3,13% 3,22%
13 Jasa-Jasa Lainnya 8,10% 8,24% 8,63% 8,98% 8,96%
Sumber : BPS (Hasil Olahan Tim Konsultan)
Produk/jasa unggulan primer di Kabupaten Bangka Selatan adalah pertanian, kehutanan, dan
perikanan dengan rata-rata nilai koefisien 1,9731. Angka kontribusi kategori pertambangan dan
penggalian di Bangka Selatan menunjukkan peningkatan dari tahun 2016 sampai tahun 2020. Kategori
ini memberikan kontribusi terhadap PDRB Bangka Selatan sebesar 37,37% pada tahun 2016, 35,76%
pada tahun 2017, 36,45% pada tahun 2018, 36,94% pada tahun 2019, dan 41,25% pada tahun 2020.
Pengembangan potensi kawasan tanaman pangan tersebar di seluruh Kecamatan di Wilayah
Kabupaten Bangka Selatan dengan luas kurang lebih 15.869,34 hektar yang terdiri dari potensi sawah
dan peruntukan tanaman pangan lainnya. Secara kewilayahan, beberapa kecamatan sangat potensial
sebagai sentra produksi pertanian, Sentra Produksi Padi (Sawah Dan Ladang) berada di Kecamatan
Toboali (daerah Rias) merupakan sentra produksi padi, sedangkan kecamatan Air Gegas, Simpang
Rimba, Pulau Besar dan Payung memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi
sentra produksi beras, guna mendukung kecamatan Toboali dalam program swasembada beras
Kabupaten Bangka Selatan. Sentra Produksi Sayuran Dan Buah-Buahan berada di Kecamatan Toboali,
Simpang Rimba dan Lepar Pongok menghasilkan produksi buahbuahan, sedangkan untuk produksi
buah-buahan dihasilkan oleh kecamatan Toboali, Simpang Rimba, Lepar Pongok, Tukak Sadai dan
Payung. Sentra Produksi Palawija berada di Kecamatan Toboali, Airgegas, Payung, Simpang Rimba,
Pulau Besar dan Tukak Sadai berpotensi sebagai produksi palawija.
Pengembangan potensi perikanan di Kabupaten Bangka Selatan dilakukan dengan pendekatan konsep
minapolitan. Tujuan nya agar nilai tambah produk perikanan semakin meningkat yang pada akhirnya
dapat semakin mensejahterakan nelayan. Pengembangan kawasan perikanan pada dasarnya terbagi
menjadi kawasan perikanan tangkap, perikanan budidaya dan kawasan pengolahan hasil perikanan.
Kawasan perikanan tangkap tersebar di seluruh perairan laut di wilayah Kabupaten Bangka Selatan,
BAB 4 - 237
yaitu di Kecamatan Toboali, Simpang Rimba, Airgegas, Lepar Pongok, Pulau Besar, Tukak Sadai, dan
Kepulauan Pongok. Kawasan perairan laut wilayah Bangka Selatan memiliki luasan ± 1.064.000 Ha.
Selain kawasan perikanan tangkap, Kabupaten Bangka Selatan juga memiliki potensi pengembangan
budidaya perikanan. Kawasan ini tersebar disemua kecamatan di seluruh wilayah kabupaten.
Pengembangan kawasan perikanan didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana
pengembangan kawasan perikanan, antara lain adalah pelabuhan perikanan.
Berdasarkan perhitungan analisis LQ, tidak didapatkan produk/jasa unggulan sekunder maupun
tersier di Kabupaten Bangka Selatan karena sektor sekunder seperti Industri Pengolahan maupun
sektor tersiernya memiliki rata-rata nilai koefisien LQ < 1. Hal ini dapat diartikan bahwa Kabupaten
Bangka Selatan masih harus memenuhi kebutuhan sektor sekunder maupun tersier dari wilayah
lainnya.
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat sektor-sektor apa saja yang memiliki nilai keterkaitan ke
hulu dan ke hilir yang lebih besar dari satu. Sektor-sektor yang terkait pariwisata seperti penyediaan
akomodasi; penyediaan makanan dan minuman; dan jasa kesenian, hiburan dan rekreasi hanya
memiliki keterkaitan ke hulu yang tinggi daripada keterkaitan ke hilir. Hal ini menunjukkan bahwa
sektor pariwisata mempunyai daya tarikan terhadap sektor lain dibandingkan daya dorong ke sektor
lainnya. Artinya, pengembangan destinasi wisata baru akan mendorong sektor-sektor pemasok input
untuk sektor-sektor yang terkait pariwisata tersebut bergerak. Sehingga, kunci utama untuk
memperbesar peranan dan dampak sektor pariwisata kepada sektor lain adalah memperbesar
kunjungan wisatawan (baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara). Hal ini karena
dengan kunjungan wisatawan yang meningkat akan meningkatkan perminataan jasa akomodasi,
penyediaan makaann minuman, jasa kesenian hiburan dan rekreasi, maka pada gilirannya akan
mampu menarik sektor-sektor hulu yang memasok input sektor tersebut.
BAB 4 - 238
Sementara itu, berdasarkan hasil diskusi dengan BPS yang dilakukan LPEM (2018), pengeluaran
wisatawan untuk 3 jenis pengeluaran yaitu Pengeluaran cenderamata, Produk Industri Non Makanan
dan Produk Pertanian, merupakan aktivitas jual beli atau perdagangan antara wisatawan dan juga
penjual. Dari temuan tersebut, ketiga sektor ini juga menjadi sektor kunci dalam perekonomian yang
terdampak dari aktivitas pariwisata di KTA Bangka Selatan.
Selain Backward Linkage Index dan Forward Linkage Index, dalam mengembangkan sektor pariwisata,
hal yang perlu dicermati adalah bagaimana dampak sektor perekonomian tersebut terhadap
perekonomian secara keseluruhan dan juga dampaknya terhadap sektor-sektor terkait atau dikenal
dengan multiplier effect yang nanti akan tercipta. Untuk mengembangkan perekonomian nasional
idealnya sektor yang harus dikembangkan adalah sektor-sektor penopang yang merupakan sektor
yang memiliki nilai Backward Linkage Index dan Forward Linkage Index yang lebih besar dari 1, karena
index tersebutmencerminkan bahwa multiplier effect yang tercipta oleh sektor-sektor tersebut akan
mendorong sektor-sektor lainnya baik itu sekor hulu maupun sekor hilir. Kombinasi tersebut
merupakan strategi yang ideal dalam mengembangkan sektor perekonomian, akan tetapi karena
sektor-sektor yang terkait pariwisata didominasi sektor yang merupakan konsumsi akhir,
pengembangan yang dilakukan harus ke arah sektor-sektor hulu dan juga penunjang dari sektor-sektor
terkait pariwisata. Jadi untuk memperbesar multiplier effect dan juga meningkatkan konsumsi
wisatawan agar dapat menciptakan multiplier yang lebih besar bagi perekonomian.
Berdasarkan Analisa LPEM (2018), sektor akomodasi memiliki multiplier effect nilai tambah sebesar
2,00. Dengan kata lain, nilai tambah dari pengembangan akomodasi di destinasi wisata KTA Bangka
Selatan sebesar Rp 1 juta, akan meningkatkan nilai tambah PDB sebesar Rp 2 juta yang tersebar ke
seluruh sektor perekonomian. Sementara itu, sektor penyediaan makanan dan minuman dan Jasa
kesenian, hiburan dan rekreasi memiliki nilai multiplier nilai tambah berturut-turut sebesar 2,90; dan
2,54. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengembangan destinasi wisata KTA Bangka Selatan, khususnya
akomdasi, kesenian hiburan, dan rekreasi, berkontribusi pada peningkatan nilai tambah
perekonomian secara keseluruhan yang tercermin dari nilai multiplier effect dan juga sektor hulu yang
memasok input secara langsung yang tercermin dari Backward Linkage Index.
Angka pengganda output menunjukkan perubahan output Nasional setiap ada penambahan
permintaan akhir sebesar Rp 1 di sektor tersebut. Hasil analisis angka multiplier output di bawah ini
menunjukkan bahwa sektor pariwisata mempunyai dampak pengganda yang cukup besar (Sebagian
besar di atas 2 atau rata-rata di atas 2). Artinya, output di sektor pariwisata setiap Rp 1 akan berdampak
pada output atau permintaan akhir di sektor lain dengan rata-rata di atas Rp 2, dimana dampak output
pariwisata paling besar adalah terhadap sektor jasa Lainnya, yaitu sebsar 2,77. Sedangkan dampak
output yang paling kecil adalah terhadap sektor real estate, yaitu sebesar 1,46.
BAB 4 - 239
Sumber: LPEM (2018)
Berdasarkan ketiga analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu, analisis backward dan forward
linkages, analisis multiplier effect, dan analisis output multipliers, sektor pariwisata adalah industri
yang bersifat non-ekstraktif yang berdampak pada sektor ekonomi lainnya. Sektor pariwisata dapat
mendorong tumbuhnya sektor-sektor lain yang terkait. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
sektor pariwisata sangat penting untuk dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan. Hal ini dapat terealisasi melalui pertumbuhan yang beriringan dari sektor-sektor lain
yang terdampak dari pengembangann sektor pariwisata itu sendiri.
Menurut OECD (2013), daya saing destinasi pariwisata adalah terkait dengan kemampuan lokasi
wisata untuk mengoptimalkan daya tariknya pada penduduknya maupun masyarakat luar. Terkait
daya saing ini, destinasi pariwisata dapat menawarkan dalam hal kualitas, inovasinya, dan atraksi
(menampilkan sesuatu yang bernilai) jasa pariwisata kepada konsumen untuk menjangkau pasar
domestik maupun global. Untuk meningkatkan daya saing tersebut, pengelola dapat memastikan
ketersediaan sumber daya yang mendukung pariwisata dan memanfaatkannya secara efektif dan
memperhatikan prinsip keberlanjutan.
Daya saing dari KTA Bangka Selatan dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan berbagai sumber
daya alam dan industri-industri budaya yang ada di Bangka Selatan. Salah satu bentuk optimalisasi
sumber daya untuk mendukung daya saing dapat dilakukan dengan memanfaatkan DTW Alam Pantai
dan Laut sebagai daya tarik wisatawan. Namun demikian, arah pengembangan daya saing tetap perlu
memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan sehingga dampak ekonomi yang diterima
masyarakat pun dapat berkelanjutan.
BAB 4 - 240
4.6.3.6. Analisis Produk/ Jasa Unggulan Kawasan Kabupaten Belitung
Menurut Tarigan (2004) analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi
sektor/komoditi basis yang memiliki keunggulan komparatif. Nilai LQ adalah angka koefisien yang
menunjukkan tingkat keunggulan relatif suatu sektor daerah dibandingkan dengan daerah-daerah
lainnya. Koefisien LQ yang lebih besar dari 1 memiliki makna bahwa sektor yang bersangkutan
memiliki keunggulan komparatif yang lebih tinggi dari rata-rata. Pendekatan yang digunakan adalah
perbandingan antara fungsi relatif besaran PDRB suatu sektor/produksi suatu komoditi pada suatu
daerah dengan fungsi relatif besaran PDRB suatu sektor/produksi suatu komoditi pada tingkat daerah
diatasnya. Berikut ini hasil analisis LQ pada kabupaten/kota yang menjadi pengembangan kawasan
pariwisata strategis / KTA Bangka Belitung, yaitu Kabupaten Belitung.
Tabel 4. 123 - Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Belitung Tahun 2016-2020 (%)
Tahun Rata-
No Sektor Ekonomi Rata
2016 2017 2018 2019 2020
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1,4154 1,4180 1,3862 1,3835 1,3790 1,3964
2 Pertambangan dan Galian 0,6915 0,6711 0,6837 0,6861 0,6726 0,6810
3 Industri Pengolahan 0,5752 0,5604 0,5704 0,5318 0,5520 0,5579
4 Listrik dan Gas 1,6983 1,6811 1,6537 1,5267 1,4417 1,6003
5 Air,Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,6991 1,7169 1,6246 1,6313 1,6977 1,6739
6 Konstruksi 1,2807 1,3351 1,3880 1,4009 1,3788 1,3567
7 Perdagangan Besar dan Eceran 0,7824 0,7914 0,7724 0,7689 0,7491 0,7728
8 Transportasi dan Pergudangan 1,6611 1,6833 1,6754 1,6446 1,5502 1,6429
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,4095 1,4299 1,4267 1,4255 1,3269 1,4037
10 Informasi dan Komunikasi 1,6533 1,6571 1,6521 1,6686 1,6774 1,6617
11 Keuangan dan Asuransi 1,3376 1,3440 1,3075 1,3327 1,3189 1,3281
12 Real Estate 1,0219 1,0273 0,9874 0,9893 0,9707 0,9993
13 Jasa-Jasa Lainnya 1,0913 1,1081 1,0700 1,0763 1,0545 1,0800
Sumber : BPS (Hasil Olahan Tim Konsultan)
Berdasarkan tabel hasil perhitungan maka selama periode 2016-2020, dapat diketahui bahwa sektor
yang memiliki rata-rata nilai LQ>1 sebanyak sembilan sektor perekonomian diantaranya yaitu sektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, sektor Listrik dan Gas, sektor Air, Sampah, Limbah dan Daur
Ulang, sektor Konstruksi, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum, sektor Informasi dan Komunikasi, sektor Keuangan dan Asuransi, sektor Jasa-jasa
lainnya. Sektor-sektor tersebut merupakan sektor basis atau disebut juga dengan sektor unggulan,
karena memiliki peranan penting terhadap perekonomian Kabupaten Belitung yang ditunjukkan pada
rata-rata nilai koefisien LQ>1. Bila dilihat demikian maka Kabupaten Belitung mampu memenuhi
kebutuhan dari masyarakatnya dan mampu untuk mengekspor sektor-sektor basis tersebut ke daerah
lain. Minimal mampu membantu memenuhi pasokan kebutuhan di daerah yang terdekat.
Sebaliknya pada empat sektor perekonomian yang memiliki rata-rata nilai koefisiensi LQ<1, maka
sektor ini disebut dengan sektor non basis. Hal ini dapat dikatakan Kabupaten Belitung untuk
pemenuhan kebutuhan dari keempat sektor ini harus mengimpor dari wilayah lainnya.
Sehingga dari perhitungan analisis LQ tersebut, diketahui sektor apa saja yang memiliki rata-rata nilai
LQ>1, dan menjadi sektor basis Kota Pangkalpinang. Diantaranya adalah sektor Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan (LQ = 1,3964), sektor Listrik dan Gas (LQ = 1,6003), sektor Air, Sampah, Limbah dan
BAB 4 - 241
Daur Ulang (LQ = 1,6739), sektor Konstruksi (LQ = 1,3567), sektor Transportasi dan Pergudangan (LQ
= 1,6429), sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (LQ = 1,4037), sektor Informasi dan
Komunikasi (LQ = 1,6617), sektor Keuangan dan Asuransi (LQ = 1,3281), sektor Jasa-jasa lainnya (LQ =
1,0800). Nilai LQ dapat dikatakan sebagai petunjuk untuk dijadikan dasar dalam menentukan sektor
yang potensial untuk dikembangkan. Sektor yang potensial tersebut tidak saja dapat memenuhi
kebutuhan didalam daerah, akan tetapi dapat juga memenuhi kebutuhan di daerah lain atau surplus.
Logika dasar LQ adalah teori basis ekonomi yang intinya adalah karena industri basis menghasilkan
barang-barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan, maka
penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut. Adanya pendapatan
yang didapatkan dari luar daerah ini akan menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi
di daerah tersebut. Aktifitas ini kemudian akan menaikan pendapatan dan menciptakan kesempatan
untuk terbukanya lapangan kerja baru. Peningkatan pendapatan tersebut juga akan menaikan
permintaan akan industri basis, tetapi juga menaikan permintaan terhadap industri non basis (lokal).
Kesembilan sektor ini menjadi sektor unggulan atau sektor basis dan memiliki keunggulan yang
kooperatif, sehingga sektor tersebut perlu untuk terus diupayakan baik oleh pemerintah maupun
pihak swasta untuk dikembangkan kembali dan terus berkembang sekaligus menaikkan
perekonomian daerah wilayah Kabupaten Belitung.
Produk/jasa unggulan primer di Kabupaten Belitung adalah pertanian, kehutanan dan perikanan
dengan rata-rata nilai koefisien 1,3964. Angka kontribusi kategori pertanian, kehutanan dan perikanan
di Belitung memberikan kontribusi terhadap PDRB Belitung sebesar 27,45% pada tahun 2016, 26,22%
pada tahun 2017, 25,65% pada tahun 2018, 25,49% pada tahun 2019, dan 28,01% pada tahun 2020.
Pertanian secara garis besar dibagi kedalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu kelompok tanaman pangan
dan hortikultura. Tanaman pangan terdiri dari padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan
kacang tanah, sedangkan tanaman hortikultura mencakup sayur-sayuran, buah-buahan dan
biofarmaka. Produksi perkebunan rakyat menghasilkan komoditi berupa karet, lada, cengkeh, jambu
mete, aren, kelapa dan kelapa sawit. Produksi perikanan disumbang paling banyak oleh Kabupaten
Belitung sebesar 29, 13% pada tahun 2019 yang juga memiliki jumlah armada tangkap yang paling
BAB 4 - 242
banyak. Berdasarkan statistik, Kabupaten Belitung dan Belitung Timur memiliki jumlah produksi
tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya, dengan nilai produksi yang juga tinggi. Hal ini
dikarenakan jenis ikan yang dihasilkan di Pulau Belitung memiliki nilai jual yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis ikan di kabupaten/kota yang ada di Pulau Bangka. Menurut Zulbainarni
(2016), dalam manajemen perikanan, nilai jual atau harga ikan per satuan unit tangkapan berkaitan
dengan penerimaan total. Peningkatan hasil tangkapan akan mengakibatkan keuntungan ekonomi
yang positif.
Produk/jasa unggulan sekunder yaitu sektor Air,Sampah, Limbah dan Daur Ulang dengan rata-rata
nilai koefisien LQ sebesar 1,6739. Angka kontribusi kategori Air,Sampah, Limbah dan Daur Ulang di
Belitung menunjukkan tetap sejak tahun 2016 sampai tahun 2020 yaitu sebesar 0,03%.
Produk/jasa unggulan tersier yaitu sektor informasi dan komunikasi. Kategori informasi dan
komunikasi mendapatkan rata-rata nilai LQ sebesar 1.6617. Kategori ini memberikan kontribusi
terhadap PDRB Belitung sebesar 3,04% pada tahun 2016, 3,12% pada tahun 2017, 3,36% pada tahun
2018, 3,76% pada tahun 2019, dan 4,49% pada tahun 2020.
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat sektor-sektor apa saja yang memiliki nilai keterkaitan ke
hulu dan ke hilir yang lebih besar dari satu. Sektor-sektor yang terkait pariwisata seperti penyediaan
akomodasi; penyediaan makanan dan minuman; dan jasa kesenian, hiburan dan rekreasi hanya
memiliki keterkaitan ke hulu yang tinggi daripada keterkaitan ke hilir. Hal ini menunjukkan bahwa
sektor pariwisata mempunyai daya tarikan terhadap sektor lain dibandingkan daya dorong ke sektor
lainnya. Artinya, pengembangan destinasi wisata baru akan mendorong sektor-sektor pemasok input
untuk sektor-sektor yang terkait pariwisata tersebut bergerak. Sehingga, kunci utama untuk
memperbesar peranan dan dampak sektor pariwisata kepada sektor lain adalah memperbesar
kunjungan wisatawan (baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara). Hal ini karena
BAB 4 - 243
dengan kunjungan wisatawan yang meningkat akan meningkatkan perminataan jasa akomodasi,
penyediaan makaann minuman, jasa kesenian hiburan dan rekreasi, maka pada gilirannya akan
mampu menarik sektor-sektor hulu yang memasok input sektor tersebut.Sementara itu, berdasarkan
hasil diskusi dengan BPS yang dilakukan LPEM (2018), pengeluaran wisatawan untuk 3 jenis
pengeluaran yaitu Pengeluaran cenderamata, Produk Industri Non Makanan dan Produk Pertanian,
merupakan aktivitas jual beli atau perdagangan antara wisatawan dan juga penjual. Dari temuan
tersebut, ketiga sektor ini juga menjadi sektor kunci dalam perekonomian yang terdampak dari
aktivitas pariwisata di KTA Belitung.
Selain Backward Linkage Index dan Forward Linkage Index, dalam mengembangkan sektor pariwisata,
hal yang perlu dicermati adalah bagaimana dampak sektor perekonomian tersebut terhadap
perekonomian secara keseluruhan dan juga dampaknya terhadap sektor-sektor terkait atau dikenal
dengan multiplier effect yang nanti akan tercipta. Untuk mengembangkan perekonomian nasional
idealnya sektor yang harus dikembangkan adalah sektor-sektor penopang yang merupakan sektor
yang memiliki nilai Backward Linkage Index dan Forward Linkage Index yang lebih besar dari 1, karena
index tersebutmencerminkan bahwa multiplier effect yang tercipta oleh sektor-sektor tersebut akan
mendorong sektor-sektor lainnya baik itu sekor hulu maupun sekor hilir. Kombinasi tersebut
merupakan strategi yang ideal dalam mengembangkan sektor perekonomian, akan tetapi karena
sektor-sektor yang terkait pariwisata didominasi sektor yang merupakan konsumsi akhir,
pengembangan yang dilakukan harus ke arah sektor-sektor hulu dan juga penunjang dari sektor-sektor
terkait pariwisata. Jadi untuk memperbesar multiplier effect dan juga meningkatkan konsumsi
wisatawan agar dapat menciptakan multiplier yang lebih besar bagi perekonomian.
Berdasarkan Analisa LPEM (2018), sektor akomodasi memiliki multiplier effect nilai tambah sebesar
2,00. Dengan kata lain, nilai tambah dari pengembangan akomodasi di destinasi wisata KTA Belitung
sebesar Rp 1 juta, akan meningkatkan nilai tambah PDB sebesar Rp 2 juta yang tersebar ke seluruh
sektor perekonomian. Sementara itu, sektor penyediaan makanan dan minuman dan Jasa kesenian,
hiburan dan rekreasi memiliki nilai multiplier nilai tambah berturut-turut sebesar 2,90; dan 2,54. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pengembangan destinasi wisata KTA Belitung, khususnya akomdasi,
kesenian hiburan, dan rekreasi, berkontribusi pada peningkatan nilai tambah perekonomian secara
keseluruhan yang tercermin dari nilai multiplier effect dan juga sektor hulu yang memasok input secara
langsung yang tercermin dari Backward Linkage Index.
Angka pengganda output menunjukkan perubahan output Nasional setiap ada penambahan
permintaan akhir sebesar Rp 1 di sektor tersebut. Hasil analisis angka multiplier output di bawah ini
menunjukkan bahwa sektor pariwisata mempunyai dampak pengganda yang cukup besar (Sebagian
besar di atas 2 atau rata-rata di atas 2). Artinya, output di sektor pariwisata setiap Rp 1 akan
berdampak pada output atau permintaan akhir di sektor lain dengan rata-rata di atas Rp 2, dimana
dampak output pariwisata paling besar adalah terhadap sektor jasa Lainnya, yaitu sebsar 2,77.
Sedangkan dampak output yang paling kecil adalah terhadap sektor real estate, yaitu sebesar 1,46.
BAB 4 - 244
Sumber: LPEM (2018)
Berdasarkan ketiga analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu, analisis backward dan forward
linkages, analisis multiplier effect, dan analisis output multipliers, sektor pariwisata adalah industri
yang bersifat non-ekstraktif yang berdampak pada sektor ekonomi lainnya. Sektor pariwisata dapat
mendorong tumbuhnya sektor-sektor lain yang terkait. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
sektor pariwisata sangat penting untuk dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan. Hal ini dapat terealisasi melalui pertumbuhan yang beriringan dari sektor-sektor lain
yang terdampak dari pengembangann sektor pariwisata itu sendiri
Menurut OECD (2013), daya saing destinasi pariwisata adalah terkait dengan kemampuan lokasi
wisata untuk mengoptimalkan daya tariknya pada penduduknya maupun masyarakat luar. Terkait
daya saing ini, destinasi pariwisata dapat menawarkan dalam hal kualitas, inovasinya, dan atraksi
(menampilkan sesuatu yang bernilai) jasa pariwisata kepada konsumen untuk menjangkau pasar
domestik maupun global. Untuk meningkatkan daya saing tersebut, pengelola dapat memastikan
ketersediaan sumber daya yang mendukung pariwisata dan memanfaatkannya secara efektif dan
memperhatikan prinsip keberlanjutan.
Daya saing dari KTA Belitung dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan berbagai sumber daya
alam dan industri-industri budaya yang ada di Belitung. Salah satu bentuk optimalisasi sumber daya
untuk mendukung daya saing dapat dilakukan dengan memanfaatkan DTW Alam Pantai dan Laut
sebagai daya tarik wisatawan. Namun demikian, arah pengembangan daya saing tetap perlu
memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan sehingga dampak ekonomi yang diterima
masyarakat pun dapat berkelanjutan.
BAB 4 - 245
4.6.3.7. Analisis Produk/ Jasa Unggulan Kawasan Kabupaten Belitung Timur
Menurut Tarigan (2004) analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengidentifikasi
sektor/komoditi basis yang memiliki keunggulan komparatif. Nilai LQ adalah angka koefisien yang
menunjukkan tingkat keunggulan relatif suatu sektor daerah dibandingkan dengan daerah-daerah
lainnya. Koefisien LQ yang lebih besar dari 1 memiliki makna bahwa sektor yang bersangkutan
memiliki keunggulan komparatif yang lebih tinggi dari rata-rata. Pendekatan yang digunakan adalah
perbandingan antara fungsi relatif besaran PDRB suatu sektor/produksi suatu komoditi pada suatu
daerah dengan fungsi relatif besaran PDRB suatu sektor/produksi suatu komoditi pada tingkat daerah
diatasnya. Berikut ini hasil analisis LQ pada kabupaten Belitung Timur.
Tabel 4. 127 - Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2020 (%)
Tahun Rata-
No Sektor Ekonomi
2016 2017 2018 2019 2020 Rata
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1,3325 1,3248 1,3009 1,3081 1,2840 1,3101
2 Pertambangan dan Galian 1,2582 1,3041 1,2862 1,2267 1,2776 1,2706
3 Industri Pengolahan 0,8761 0,9067 0,9187 0,9349 0,9548 0,9182
4 Listrik dan Gas 0,6656 0,7253 0,7349 0,8506 0,8089 0,7571
5 Air,Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,0833 1,0454 1,1658 1,2165 1,1267 1,1275
6 Konstruksi 0,9598 0,9234 0,9381 0,9346 0,8933 0,9299
7 Perdagangan Besar dan Eceran 0,7453 0,7478 0,7881 0,8021 0,7636 0,7694
8 Transportasi dan Pergudangan 0,5387 0,5449 0,5537 0,5847 0,6380 0,5720
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,9963 0,9887 0,9929 0,9947 1,0136 0,9973
10 Informasi dan Komunikasi 0,5964 0,5637 0,5492 0,5223 0,4751 0,5414
11 Keuangan dan Asuransi 0,2742 0,2784 0,2750 0,2727 0,2858 0,2772
12 Real Estate 0,9278 0,8933 0,9127 0,9441 0,9224 0,9201
13 Jasa-Jasa Lainnya 1,0582 1,0372 1,0393 1,0493 1,0298 1,0427
Sumber : BPS (Hasil Olahan Tim Konsultan)
Berdasarkan tabel hasil perhitungan maka selama periode 2016-2020, dapat diketahui bahwa sektor
yang memiliki rata-rata nilai LQ>1 sebanyak empat sektor perekonomian diantaranya yaitu sektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, sektor Pertambangan dan Galian, sektor Air, Sampah, Limbah
dan Daur Ulang, sektor Jasa-jasa lainnya. Sektor-sektor tersebut merupakan sektor basis atau disebut
juga dengan sektor unggulan, karena memiliki peranan penting terhadap perekonomian Kabupaten
Belitung Timur yang ditunjukkan pada rata-rata nilai koefisien LQ>1. Bila dilihat demikian maka
Kabupaten Belitung Timur mampu memenuhi kebutuhan dari masyarakatnya dan mampu untuk
mengekspor sektor-sektor basis tersebut ke daerah lain. Minimal mampu membantu memenuhi
pasokan kebutuhan di daerah yang terdekat.
Sebaliknya pada sembilan sektor perekonomian yang memiliki rata-rata nilai koefisiensi LQ<1, maka
sektor ini disebut dengan sektor non basis. Hal ini dapat dikatakan Kabupaten Belitung Timur untuk
pemenuhan kebutuhan dari kesembilan sektor ini harus mengimpor dari wilayah lainnya.
Sehingga dari perhitungan analisis LQ tersebut, diketahui sektor apa saja yang memiliki rata-rata nilai
LQ>1, dan menjadi sektor basis Kabupaten Belitung Timur. Diantaranya adalah sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan (LQ = 1,3101), sektor Pertambangan dan Galian (LQ = 1,2706), sektor Air,
Sampah, Limbah dan Daur Ulang (LQ = 1,1275), sektor Jasa-jasa lainnya (LQ = 1,0427). Nilai LQ dapat
BAB 4 - 246
dikatakan sebagai petunjuk untuk dijadikan dasar dalam menentukan sektor yang potensial untuk
dikembangkan.
Sektor yang potensial tersebut tidak saja dapat memenuhi kebutuhan didalam daerah, akan tetapi
dapat juga memenuhi kebutuhan di daerah lain atau surplus. Logika dasar LQ adalah teori basis
ekonomi yang intinya adalah karena industri basis menghasilkan barang-barang dan jasa untuk pasar
di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan
menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut. Adanya pendapatan yang didapatkan dari luar
daerah ini akan menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi di daerah tersebut. Aktifitas
ini kemudian akan menaikan pendapatan dan menciptakan kesempatan untuk terbukanya lapangan
kerja baru. Peningkatan pendapatan tersebut juga akan menaikan permintaan akan industri basis,
tetapi juga menaikan permintaan terhadap industri non basis (lokal).
Keempat sektor ini menjadi sektor unggulan atau sektor basis dan memiliki keunggulan yang
kooperatif, sehingga sektor tersebut perlu untuk terus diupayakan baik oleh pemerintah maupun
pihak swasta untuk dikembangkan kembali dan terus berkembang sekaligus menaikkan
perekonomian daerah wilayah Kabupaten Belitung Timur.
Produk/jasa unggulan primer di Kabupaten Belitung Timur adalah pertanian, kehutanan dan perikanan
dengan rata-rata nilai koefisien 1,3101. Angka kontribusi kategori pertanian, kehutanan dan perikanan
di Belitung Timur menunjukkan kenaikan dari tahun 2016 sampai tahun 2020. Kategori ini memberikan
kontribusi terhadap PDRB Belitung Timur sebesar 25,85% pada tahun 2016, 24,50% pada tahun 2017,
24,07% pada tahun 2018, 24,11% pada tahun 2019, dan 26,09% pada tahun 2020.
Produk/jasa unggulan sekunder yaitu sektor Air,Sampah, Limbah dan Daur Ulang dengan rata-rata
nilai koefisien LQ sebesar 1,1275. Angka kontribusi kategori Air,Sampah, Limbah dan Daur Ulang di
Belitung Timur menunjukkan tetap sejak tahun 2016 sampai tahun 2020 yaitu sebesar 0,02%.
Produk/jasa unggulan tersier yaitu jasa-jasa lainnya. Kategori jasa-jasa lainnya mendapatkan rata-rata
nilai LQ sebesar 1,0427. Kategori ini memberikan kontribusi terhadap PDRB Belitung Timur sebesar
BAB 4 - 247
10,46% pada tahun 2016, 10,36% pada tahun 2017, 10,70% pada tahun 2018, 11,30% pada tahun
2019, dan 11,04% pada tahun 2020.
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat sektor-sektor apa saja yang memiliki nilai keterkaitan ke
hulu dan ke hilir yang lebih besar dari satu. Sektor-sektor yang terkait pariwisata seperti penyediaan
akomodasi; penyediaan makanan dan minuman; dan jasa kesenian, hiburan dan rekreasi hanya
memiliki keterkaitan ke hulu yang tinggi daripada keterkaitan ke hilir. Hal ini menunjukkan bahwa
sektor pariwisata mempunyai daya tarikan terhadap sektor lain dibandingkan daya dorong ke sektor
lainnya. Artinya, pengembangan destinasi wisata baru akan mendorong sektor-sektor pemasok input
untuk sektor-sektor yang terkait pariwisata tersebut bergerak. Sehingga, kunci utama untuk
memperbesar peranan dan dampak sektor pariwisata kepada sektor lain adalah memperbesar
kunjungan wisatawan (baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara). Hal ini karena
dengan kunjungan wisatawan yang meningkat akan meningkatkan perminataan jasa akomodasi,
penyediaan makaann minuman, jasa kesenian hiburan dan rekreasi, maka pada gilirannya akan
mampu menarik sektor-sektor hulu yang memasok input sektor tersebut.Sementara itu, berdasarkan
hasil diskusi dengan BPS yang dilakukan LPEM (2018), pengeluaran wisatawan untuk 3 jenis
pengeluaran yaitu Pengeluaran cenderamata, Produk Industri Non Makanan dan Produk Pertanian,
merupakan aktivitas jual beli atau perdagangan antara wisatawan dan juga penjual. Dari temuan
tersebut, ketiga sektor ini juga menjadi sektor kunci dalam perekonomian yang terdampak dari
aktivitas pariwisata di KTA Belitung Timur.
Selain Backward Linkage Index dan Forward Linkage Index, dalam mengembangkan sektor pariwisata,
hal yang perlu dicermati adalah bagaimana dampak sektor perekonomian tersebut terhadap
perekonomian secara keseluruhan dan juga dampaknya terhadap sektor-sektor terkait atau dikenal
BAB 4 - 248
dengan multiplier effect yang nanti akan tercipta. Untuk mengembangkan perekonomian nasional
idealnya sektor yang harus dikembangkan adalah sektor-sektor penopang yang merupakan sektor
yang memiliki nilai Backward Linkage Index dan Forward Linkage Index yang lebih besar dari 1, karena
index tersebutmencerminkan bahwa multiplier effect yang tercipta oleh sektor-sektor tersebut akan
mendorong sektor-sektor lainnya baik itu sekor hulu maupun sekor hilir. Kombinasi tersebut
merupakan strategi yang ideal dalam mengembangkan sektor perekonomian, akan tetapi karena
sektor-sektor yang terkait pariwisata didominasi sektor yang merupakan konsumsi akhir,
pengembangan yang dilakukan harus ke arah sektor-sektor hulu dan juga penunjang dari sektor-sektor
terkait pariwisata. Jadi untuk memperbesar multiplier effect dan juga meningkatkan konsumsi
wisatawan agar dapat menciptakan multiplier yang lebih besar bagi perekonomian.
Berdasarkan Analisa LPEM (2018), sektor akomodasi memiliki multiplier effect nilai tambah sebesar
2,00. Dengan kata lain, nilai tambah dari pengembangan akomodasi di destinasi wisata KTA Belitung
Timur sebesar Rp 1 juta, akan meningkatkan nilai tambah PDB sebesar Rp 2 juta yang tersebar ke
seluruh sektor perekonomian. Sementara itu, sektor penyediaan makanan dan minuman dan Jasa
kesenian, hiburan dan rekreasi memiliki nilai multiplier nilai tambah berturut-turut sebesar 2,90; dan
2,54. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengembangan destinasi wisata KTA Belitung Timur, khususnya
akomdasi, kesenian hiburan, dan rekreasi, berkontribusi pada peningkatan nilai tambah
perekonomian secara keseluruhan yang tercermin dari nilai multiplier effect dan juga sektor hulu yang
memasok input secara langsung yang tercermin dari Backward Linkage Index.
Angka pengganda output menunjukkan perubahan output Nasional setiap ada penambahan
permintaan akhir sebesar Rp 1 di sektor tersebut. Hasil analisis angka multiplier output di bawah ini
menunjukkan bahwa sektor pariwisata mempunyai dampak pengganda yang cukup besar (Sebagian
besar di atas 2 atau rata-rata di atas 2). Artinya, output di sektor pariwisata setiap Rp 1 akan
berdampak pada output atau permintaan akhir di sektor lain dengan rata-rata di atas Rp 2, dimana
dampak output pariwisata paling besar adalah terhadap sektor jasa Lainnya, yaitu sebsar 2,77.
Sedangkan dampak output yang paling kecil adalah terhadap sektor real estate, yaitu sebesar 1,46.
BAB 4 - 249
Sumber: LPEM (2018)
Berdasarkan ketiga analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu, analisis backward dan forward
linkages, analisis multiplier effect, dan analisis output multipliers, sektor pariwisata adalah industri
yang bersifat non-ekstraktif yang berdampak pada sektor ekonomi lainnya. Sektor pariwisata dapat
mendorong tumbuhnya sektor-sektor lain yang terkait. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
sektor pariwisata sangat penting untuk dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan. Hal ini dapat terealisasi melalui pertumbuhan yang beriringan dari sektor-sektor lain
yang terdampak dari pengembangann sektor pariwisata itu sendiri
Menurut OECD (2013), daya saing destinasi pariwisata adalah terkait dengan kemampuan lokasi
wisata untuk mengoptimalkan daya tariknya pada penduduknya maupun masyarakat luar. Terkait
daya saing ini, destinasi pariwisata dapat menawarkan dalam hal kualitas, inovasinya, dan atraksi
(menampilkan sesuatu yang bernilai) jasa pariwisata kepada konsumen untuk menjangkau pasar
domestik maupun global. Untuk meningkatkan daya saing tersebut, pengelola dapat memastikan
ketersediaan sumber daya yang mendukung pariwisata dan memanfaatkannya secara efektif dan
memperhatikan prinsip keberlanjutan.
Daya saing dari KTA Belitung Timur dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan berbagai sumber
daya alam dan industri-industri budaya yang ada di Belitung Timur. Salah satu bentuk optimalisasi
sumber daya untuk mendukung daya saing dapat dilakukan dengan memanfaatkan DTW Alam Pantai
dan Laut sebagai daya tarik wisatawan. Namun demikian, arah pengembangan daya saing tetap perlu
BAB 4 - 250
memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan sehingga dampak ekonomi yang diterima
masyarakat pun dapat berkelanjutan.
a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang telah digunakan menilai kinerja manajemen.
b. Menunjukan arah pencapian target kinerja yang telah ditetapkan.
c. Memonitor dan mengevaluasi kinerja dengan membandingkan skema kerja dan
pelaksanaannya.
d. Membantu mengungkapkan dan memecahkan masalah yang ada.
e. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
f. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
Alat rasio keuangan yang digunakan adalah analisis rasio yang dikembangkan berdasarkan data
keuangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (Halim, 2014: 267) yaitu:
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah (RKKD) menunjukkan tingkat kemampuan suatu daerah
dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada
masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang
diperlukan daerah. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah ditunjukkan oleh besarnya Pendapatan
Asli Daerah dibandingkan dengan Pendapatan Daerah yang berasal dari sumber lain
(Pendapatan Transfer) antara lain : Bagi hasil pajak, Bagi hasil bukan pajak sumber daya alam,
Dana alokasi umum dan Alokasi khusus, Dana darurat dan pinjaman.
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah menunjukkan tingkat kemampuan suatu daerah dalam
membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah
membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Rasio
Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Bangka Barat Periode Tahun 2016-2020
ditunjukkan pada tabel di bawah.
BAB 4 - 251
Tabel 4. 131 - Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Bangka Barat Periode
Tahun 2016-2020
Pendapatan Asli Pendapatan Transfer
Tahun Anggaran RKKD (%) Keterangan
Daerah (Rp) (Rp)
2016 52,662,192,020 688,312,640,298 8% Rendah Sekali
2017 78,486,881,529 615,426,059,715 13% Rendah Sekali
2018 69,765,373,034 655,801,168,744 11% Rendah Sekali
2019 67,746,468,419 702,774,160,567 10% Rendah Sekali
2020 64,304,326,355 599,326,297,108 11% Rendah Sekali
Sumber : DPPKAD Kabupaten Bangka Barat (Data diolah) 2021
Keterangan:
Rendah sekali : 0% - 25%
Rendah : 25% - 50%
Sedang : 50% - 75%
Tinggi : 75% - 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa PAD Kabupaten Bangka Barat dari tahun 2016 sampai dengan 2020
mengalami penurunan dan kenaikan. Pada tahun 2016 PAD Kabupaten Bangka Barat sebesar Rp
52.662.192.020 atau sebesar 8% dari total pendapatan transfer. Mengalami kenaikan pada tahun
2017 yaitu menjadi Rp 78.486.881.529 atau sebesar 13% dari total pendapatan. Pada tahun 2018
hingga tahun 2020 PAD Kabupaten Bangka Barat mengalami penurunan berturut-turut menjadi Rp
69.765.373.034 atau sebesar 11% dari total pendapatan di 2018. Kemudian pada tahun 2019 sebesar
Rp 67.746.468.419 atau 10% dari total pendapatan dan terakhir di tahun 2020 yaitu sebesar Rp
64.304.326.355 atau 11% dari total pendapatan transfer.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Bangka Barat tergolong masih sangat rendah dan pola hubungannya termasuk pola hubungan
Instruktif dimana peranan pemerintah pusat lebih dominan dari pada kemandirian pemerintah
daerah. Terjadi kenaikan maupun penurunan dari tahun 2016 sampai tahun 2020. Berawal pada tahun
2016 Rasio Kemandirian sebesar 8%, kemudian naik menjadi 13% pada tahun 2017. Dimulai pada
tahun 2018 Rasio Kemandirian turun sebesar 2 %. Pada tahun 2018 terjadi penurunan 1% menjadi
10% hingga tahun 2020 mengalami kenaikan 1 % menjadi 11%. Menurut uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa Rasio Kemandirian Keuangan Daerah selama lima tahun pada Pemerintah
Kabupaten Bangka Barat memiliki rata-rata kemandiriannya masih tergolong rendah dan dalam
kategori kemampuan keuangan kurang dengan pola hubungan Instruktif yaitu peranan pemerintah
pusat masih sangat dominan dibandingkan pemerintah daerah, ini dapat dilihat dari Rasio
Kemandirian Keuangan Daerah masih tergolong dalam interval 0% - 25%. Rasio Kemandirian yang
masih rendah mengakibatkan kemampuan keuangan daerah Kabupaten Bangka Barat dalam
membiayai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah terutama sektor pariwisata masih
sangat tergantug bantuan dari pemerintah pusat. Jadi Kemandirian Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Bangka Barat secara keseluruhan dapat dikatakan sangat rendah sekali, hal ini
menggambarkan bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern masih sangat
tinggi.
Rasio Efektivitas menggambarkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam merealisasikan PAD yang
direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Semakin
BAB 4 - 252
tinggi rasio efektivitas, maka semakin baik kinerja pemerintah daerah. Rasio Efektivitas Pendapatan
Asli Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Bangka Barat Periode Tahun 2016-2020 ditunjukkan pada
tabel di bawah.
Tabel 4. 132 - Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Bangka Barat Periode
Tahun 2016-2020
Anggaran PAD
Tahun Anggaran Realisasi PAD (Rp) RE (%) Keterangan
(Rp)
2016 51,456,966,705 52,662,192,020 102% Sangat Efektif
2017 83,138,709,239 78,486,881,529 94% Cukup Efektif
2018 67,178,623,888 69,765,373,034 104% Sangat Efektif
2019 61,011,237,532 67,746,468,419 111% Sangat Efektif
2020 75,781,823,857 64,304,326,355 85% Kurang Efektif
Sumber : DPPKAD Kabupaten Bangka Barat (Data diolah) 2021
Keterangan:
Sangat efektif : > 100%
Efektif : 100%
Cukup efektif : 90% - 99%
Kurang efektif : 75% - 89%
Tidak efektif : < 75%
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas menunjukan bahwa anggaran PAD Kabupaten Bangka
Barat relatif mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016 PAD dianggarkan sebesar Rp
51.456.966.705. Pada tahun 2017 anggaran PAD naik menjadi Rp 83.138.709.239. Pada tahun 2018
PAD dianggarkan turun menjadi sebesar Rp 67.178.623.888. Pada tahun 2019 anggaran PAD kembali
turun menjadi Rp 61.011.237.532. Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa
Efektivitas PAD Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2016 sebesar
102%, tahun 2017 sebesar 94%, tahun 2018 sebesar 104%, tahun 2019 sebesar 111% dan tahun 2020
sebesar 85%. Efektivitas kinerja keuangan Kabupaten Bangka Barat untuk tahun 2016 hingga tahun
2019 berjalan Sangat Efektif karena efektivitasnya diatas 100% sedangkan untuk tahun 2020 kinerja
keuangan Kabupaten Bangka Barat berjalan kurang efektif karena efektivitasnya dibawah 100%. Untuk
tahun 2016-2019 sudah efektif karena nilai yang diperoleh sudah lebih dari 100%. Menurut uraian dan
hasil perhitungan pada tabel Efektivitas Kinerja Keuangan Kabupaten Bangka Barat masih Cukup
Efektif karena rata-rata efektivitasnya 103%. Hal ini disebabkan karena penerimaan dari sektor pajak
dan retribusi daerah melebihi dari yang dianggarkan sebelumnya.
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah menunjukkan tingkat kemampuan suatu daerah dalam
membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah
membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Rasio
Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Bangka Selatan Periode Tahun 2016-
2020 ditunjukkan pada tabel di bawah.
Tabel 4. 133 - Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Bangka Selatan Periode
Tahun 2016-2020
BAB 4 - 253
Tahun Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer RKKD
Anggaran (Rp) (Rp) (%) Keterangan
2016 46,255,276,506 651,697,357,701 7% Rendah Sekali
2017 84,707,727,750 595,946,369,147 14% Rendah Sekali
2018 49,427,844,307 730,846,713,269 7% Rendah Sekali
2019 62,941,444,714 799,447,448,854 8% Rendah Sekali
2020 50,213,605,545 662,439,138,232 8% Rendah Sekali
Sumber : DPPKAD Kabupaten Bangka Selatan (Data diolah) 2021
Keterangan:
Rendah sekali : 0% - 25%
Rendah : 25% - 50%
Sedang : 50% - 75%
Tinggi : 75% - 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa PAD Kabupaten Bangka Selatan dari tahun 2016 sampai dengan 2020
mengalami penurunan dan kenaikan. Pada tahun 2016 PAD Kabupaten Bangka Selatan sebesar Rp
46,255,276,506 atau sebesar 7% dari total pendapatan transfer. Mengalami kenaikan pada tahun
2017 yaitu menjadi Rp 84,707,727,750 atau sebesar 14% dari total pendapatan. Pada tahun 2018 PAD
Kabupaten Bangka Selatan mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi Rp 49,427,844,307
atau sebesar 7% dari total pendapatan. Kemudian pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar Rp
62,941,444,714 atau 8% dari total pendapatan dan terakhir di tahun 2020 mengalami penurunan yaitu
sebesar Rp 50,213,605,545 atau 8% dari total pendapatan transfer.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
50,213,605,545 tergolong masih sangat rendah dan pola hubungannya termasuk pola hubungan
Instruktif dimana peranan pemerintah pusat lebih dominan dari pada kemandirian pemerintah
daerah. Terjadi kenaikan maupun penurunan dari tahun 2016 sampai tahun 2020. Berawal pada tahun
2016 Rasio Kemandirian sebesar 7%, kemudian naik menjadi 14% pada tahun 2017. Pada tahun 2018
terjadi penurunan 7% menjadi 7% hingga tahun 2020 mengalami kenaikan 1% menjadi 8%. Menurut
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Rasio Kemandirian Keuangan Daerah selama lima tahun pada
Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan memiliki rata-rata kemandiriannya masih tergolong rendah
dan dalam kategori kemampuan keuangan kurang dengan pola hubungan Instruktif yaitu peranan
pemerintah pusat masih sangat dominan dibandingkan pemerintah daerah, ini dapat dilihat dari Rasio
Kemandirian Keuangan Daerah masih tergolong dalam interval 0% - 25%. Rasio Kemandirian yang
masih rendah mengakibatkan kemampuan keuangan daerah Kabupaten Bangka Selatan dalam
membiayai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah terutama sektor pariwisata masih
sangat tergantug bantuan dari pemerintah pusat. Jadi Kemandirian Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Bangka Selatan secara keseluruhan dapat dikatakan sangat rendah sekali, hal ini
menggambarkan bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern masih sangat
tinggi.
Rasio Efektivitas menggambarkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam merealisasikan PAD yang
direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Semakin
tinggi rasio efektivitas, maka semakin baik kinerja pemerintah daerah. Rasio Efektivitas Pendapatan
Asli Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Bangka Selatan Periode Tahun 2016-2020 ditunjukkan
pada tabel di bawah.
BAB 4 - 254
Tabel 4. 134 - Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Bangka Selatan
Periode Tahun 2016-2020
Tahun Anggaran Anggaran PAD (Rp) Realisasi PAD (Rp) RE (%) Keterangan
2016 58,344,896,378 46,255,276,506 79% Kurang Efektif
2017 76,226,319,322 84,707,727,750 111% Sangat Efektif
2018 46,214,022,196 69,765,373,034 151% Sangat Efektif
2019 52,870,487,549 67,746,468,419 128% Sangat Efektif
2020 73,547,126,175 50,213,605,545 68% Kurang Efektif
Sumber : DPPKAD Kabupaten Bangka Selatan (Data diolah) 2021
Keterangan:
Sangat efektif : > 100%
Efektif : 100%
Cukup efektif : 90% - 99%
Kurang efektif : 75% - 89%
Tidak efektif : < 75%
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas menunjukan bahwa anggaran PAD Kabupaten Bangka
Selatan relatif mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016 PAD dianggarkan sebesar
Rp 58,344,896,378. Pada tahun 2017 anggaran PAD naik menjadi Rp 76,226,319,322. Pada tahun 2018
PAD dianggarkan turun menjadi sebesar Rp 46,214,022,196. Pada tahun 2019 anggaran PAD kembali
turun menjadi Rp 52,870,487,549. Pada tahun 2020 anggaran PAD mengalami kenaikan yang
signifikan menjadi Rp 73,547,126,175. Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas dapat diketahui
bahwa Efektivitas PAD Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2016
sebesar 79%, tahun 2017 sebesar 111%, tahun 2018 sebesar 151%, tahun 2019 sebesar 128% dan
tahun 2020 sebesar 68%. Efektivitas kinerja keuangan Kabupaten Bangka Selatan untuk tahun 2016
hingga tahun 2019 berjalan Sangat Efektif karena efektivitasnya diatas 100% sedangkan untuk tahun
2020 kinerja keuangan Kabupaten Bangka Selatan berjalan kurang efektif karena efektivitasnya
dibawah 100%. Untuk tahun 2016-2019 sudah efektif karena nilai yang diperoleh sudah lebih dari
100%.
Menurut uraian dan hasil perhitungan pada tabel Efektivitas Kinerja Keuangan Kabupaten Bangka
Selatan masih Cukup Efektif karena rata-rata efektivitasnya 108%. Hal ini disebabkan karena
penerimaan dari sektor pajak dan retribusi daerah melebihi dari yang dianggarkan sebelumnya.
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah menunjukkan tingkat kemampuan suatu daerah dalam
membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah
membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Rasio
Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Belitung Periode Tahun 2016-2020
ditunjukkan pada tabel di bawah.
Tabel 4. 135 - Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Belitung Periode Tahun
2016-2020
Tahun Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer RKKD
Anggaran (Rp) (Rp) (%) Keterangan
2016 138.227.681.151 663.410.777.218 21% Rendah Sekali
BAB 4 - 255
Tahun Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer RKKD
Anggaran (Rp) (Rp) (%) Keterangan
2017 193.196.265.849 628.462.004.189 31% Rendah
2018 191.944.290.431 699.819.181.841 27% Rendah
2019 177.674.823.550 757.619.217.157 23% Rendah Sekali
2020 102.159.584.856 655.882.482.877 16% Rendah Sekali
Sumber : DPPKAD Kabupaten Belitung (Data diolah) 2021
Keterangan:
Rendah sekali : 0% - 25%
Rendah : 25% - 50%
Sedang : 50% - 75%
Tinggi : 75% - 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa PAD Kabupaten Belitung dari tahun 2016 sampai dengan 2020
mengalami penurunan dan kenaikan. Pada tahun 2016 PAD Kabupaten Belitung sebesar Rp
138.227.681.151 atau sebesar 21% dari total pendapatan transfer. Mengalami kenaikan pada tahun
2017 yaitu menjadi Rp 193.196.265.849 atau sebesar 31% dari total pendapatan. Pada tahun 2018
PAD Kabupaten Belitung mengalami penurunan menjadi Rp 191.944.290.431 atau sebesar 27% dari
total pendapatan. Kemudian pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar Rp 177.674.823.550
atau 23% dari total pendapatan dan terakhir di tahun 2020 mengalami penurunan yang cukup
signifikan yaitu sebesar Rp 102.159.584.856 atau 16% dari total pendapatan transfer. Berdasarkan
hasil perhitungan pada tabel kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung
tergolong masih sangat rendah dan pola hubungannya termasuk pola hubungan Instruktif dimana
peranan pemerintah pusat lebih dominan dari pada kemandirian pemerintah daerah. Terjadi kenaikan
maupun penurunan dari tahun 2016 sampai tahun 2020.
Berawal pada tahun 2016 Rasio Kemandirian sebesar 21%, kemudian naik menjadi 31% pada tahun
2017. Pada tahun 2018 terjadi penurunan 4% menjadi 27% hingga tahun 2020 mengalami penurunan
11% menjadi 16%. Menurut uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Rasio Kemandirian Keuangan
Daerah selama lima tahun pada Pemerintah Kabupaten Belitung memiliki rata-rata kemandiriannya
masih tergolong rendah sekali dan dalam kategori kemampuan keuangan kurang dengan pola
hubungan Instruktif yaitu peranan pemerintah pusat masih sangat dominan dibandingkan pemerintah
daerah, ini dapat dilihat dari Rasio Kemandirian Keuangan Daerah masih tergolong dalam interval 0%
- 25%. Rasio Kemandirian yang masih rendah mengakibatkan kemampuan keuangan daerah
Kabupaten Belitung dalam membiayai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah
terutama sektor pariwisata masih sangat tergantung bantuan dari pemerintah pusat. Jadi Kemandirian
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung secara keseluruhan dapat dikatakan sangat rendah
sekali, hal ini menggambarkan bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern
masih sangat tinggi.
Rasio Efektivitas menggambarkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam merealisasikan PAD yang
direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Semakin
tinggi rasio efektivitas, maka semakin baik kinerja pemerintah daerah. Rasio Efektivitas Pendapatan
Asli Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Belitung Periode Tahun 2016-2020 ditunjukkan pada tabel
di bawah.
BAB 4 - 256
Tabel 4. 136 - Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Belitung Periode
Tahun 2016-2020
Tahun Anggaran Anggaran PAD (Rp) Realisasi PAD (Rp) RE (%) Keterangan
2016 119.993.419.553 138.227.681.151 115% Sangat Efektif
2017 153.203.757.655 193.196.265.849 126% Sangat Efektif
2018 170.028.716.699 191.944.290.431 113% Sangat Efektif
2019 154.360.631.099 177.674.823.550 115% Sangat Efektif
2020 145.075.360.800 102.159.584.856 70% Tidak Efektif
Sumber : DPPKAD Kabupaten Belitung (Data diolah) 2021
Keterangan:
Sangat efektif : > 100%
Efektif : 100%
Cukup efektif : 90% - 99%
Kurang efektif : 75% - 89%
Tidak efektif : < 75%
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas menunjukan bahwa anggaran PAD Kabupaten Belitung
relatif mengalami naik turun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016 PAD dianggarkan sebesar Rp
119.993.419.553. Pada tahun 2017 anggaran PAD naik menjadi Rp 153.203.757.655. Pada tahun 2018
PAD dianggarkan naik menjadi sebesar Rp 170.028.716.699. Pada tahun 2019 anggaran PAD
diturunkan menjadi 154.360.631.099. Pada tahun 2020 anggaran PAD kembali diturunkan menjadi Rp
145.075.360.800.
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa Efektivitas PAD Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung pada tahun 2016 sebesar 115%, tahun 2017 sebesar 126%,
tahun 2018 sebesar 113%, tahun 2019 sebesar 115% dan tahun 2020 sebesar 70%. Efektivitas kinerja
keuangan Kabupaten Belitung untuk tahun 2016 hingga tahun 2019 berjalan Sangat Efektif karena
efektivitasnya diatas 100% sedangkan untuk tahun 2020 kinerja keuangan Kabupaten Belitung
berjalan tidak efektif karena efektivitasnya dibawah 75%. Untuk tahun 2016-2019 sudah efektif karena
nilai yang diperoleh sudah lebih dari 100%. Menurut uraian dan hasil perhitungan pada tabel
Efektivitas Kinerja Keuangan Kabupaten Belitung masih Cukup Efektif karena rata-rata efektivitasnya
108%. Hal ini disebabkan karena penerimaan dari sektor pajak dan retribusi daerah melebihi dari yang
dianggarkan sebelumnya.
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah menunjukkan tingkat kemampuan suatu daerah dalam
membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah
membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Rasio
Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Belitung Timur Periode Tahun 2016-
2020 ditunjukkan pada tabel di bawah.
Tabel 4. 137 - Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Belitung Timur Periode
Tahun 2016-2020
Tahun Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer RKKD
Anggaran (Rp) (Rp) (%) Keterangan
2016 90.361.562.416 663.410.777.218 14% Rendah Sekali
BAB 4 - 257
Tahun Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer RKKD
Anggaran (Rp) (Rp) (%) Keterangan
2017 109.657.373.539 628.462.004.189 17% Rendah Sekali
2018 109.456.286.245 699.819.181.841 16% Rendah Sekali
2019 111.247.802.604 757.619.217.157 15% Rendah Sekali
2020 102.159.584.856 655.882.482.877 16% Rendah Sekali
Sumber : DPPKAD Kabupaten Belitung Timur (Data diolah) 2021
Keterangan:
Rendah sekali : 0% - 25%
Rendah : 25% - 50%
Sedang : 50% - 75%
Tinggi : 75% - 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa PAD Kabupaten Belitung Timur dari tahun 2016 sampai dengan 2020
mengalami penurunan dan kenaikan. Pada tahun 2016 PAD Kabupaten Belitung Timur sebesar Rp
90.361.562.416 atau sebesar 14% dari total pendapatan transfer. Mengalami kenaikan pada tahun
2017 yaitu menjadi Rp 109.657.373.539 atau sebesar 17% dari total pendapatan. Pada tahun 2018
PAD Kabupaten Belitung Timur cenderung tidak terlalu berubah menjadi Rp 109.456.286.245 atau
sebesar 16% dari total pendapatan. Kemudian pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar Rp
111.247.802.604 atau 15% dari total pendapatan dan terakhir di tahun 2020 mengalami kenaikan
yaitu sebesar Rp 102.159.584.856 atau 16% dari total pendapatan transfer.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel kemampuan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Belitung Timur tergolong masih sangat rendah sekali dan pola hubungannya termasuk pola hubungan
Instruktif dimana peranan pemerintah pusat lebih dominan dari pada kemandirian pemerintah
daerah. Terjadi kenaikan maupun penurunan dari tahun 2016 sampai tahun 2020. Berawal pada tahun
2016 Rasio Kemandirian sebesar 14%, kemudian naik menjadi 17% pada tahun 2017. Pada tahun 2018
terjadi penurunan 1% menjadi 16% hingga tahun 2020 tetap sebesar 16%. Menurut uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa Rasio Kemandirian Keuangan Daerah selama lima tahun pada Pemerintah
Kabupaten Belitung Timur memiliki rata-rata kemandiriannya masih tergolong rendah sekali dan
dalam kategori kemampuan keuangan kurang dengan pola hubungan Instruktif yaitu peranan
pemerintah pusat masih sangat dominan dibandingkan pemerintah daerah, ini dapat dilihat dari Rasio
Kemandirian Keuangan Daerah masih tergolong dalam interval 0% - 25%. Rasio Kemandirian yang
masih rendah mengakibatkan kemampuan keuangan daerah Kabupaten Belitung Timur dalam
membiayai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah terutama sektor pariwisata masih
sangat tergantung bantuan dari pemerintah pusat. Jadi Kemandirian Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Belitung Timur secara keseluruhan dapat dikatakan sangat rendah sekali, hal ini
menggambarkan bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern masih sangat
tinggi.
Rasio Efektivitas menggambarkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam merealisasikan PAD yang
direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Semakin
tinggi rasio efektivitas, maka semakin baik kinerja pemerintah daerah. Rasio Efektivitas Pendapatan
Asli Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Belitung Timur Periode Tahun 2016-2020 ditunjukkan pada
tabel di bawah.
BAB 4 - 258
Tabel 4. 138 - Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah Pemerintah daerah Kabupaten Belitung Timur
Periode Tahun 2016-2020
Tahun Anggaran Anggaran PAD (Rp) Realisasi PAD (Rp) RE (%) Keterangan
2016 82.951.866.712 90.361.562.416 109% Sangat Efektif
2017 105.027.625.196 109.657.373.539 104% Sangat Efektif
2018 102.114.692.175 109.456.286.245 107% Sangat Efektif
2019 108.496.528.959 111.247.802.604 103% Sangat Efektif
2020 88.507.836.791 102.159.584.856 115% Sangat Efektif
Sumber : DPPKAD Kabupaten Belitung Timur (Data diolah) 2021
Keterangan:
Sangat efektif : > 100%
Efektif : 100%
Cukup efektif : 90% - 99%
Kurang efektif : 75% - 89%
Tidak efektif : < 75%
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas menunjukan bahwa anggaran PAD Kabupaten Belitung
Timur relatif mengalami naik turun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016 PAD dianggarkan sebesar
Rp 82.951.866.712. Pada tahun 2017 anggaran PAD naik menjadi Rp 105.027.625.196. Pada tahun
2018 PAD dianggarkan turun menjadi sebesar Rp 102.114.692.175. Pada tahun 2019 anggaran PAD
naik kembali menjadi Rp 108.496.528.959. Pada tahun 2020 anggaran PAD turun cukup signifikan
menjadi Rp 88.507.836.791.
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa Efektivitas PAD Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2016 sebesar 109%, tahun 2017 sebesar
104%, tahun 2018 sebesar 107%, tahun 2019 sebesar 103% dan tahun 2020 sebesar 115%. Efektivitas
kinerja keuangan Kabupaten Belitung Timur untuk tahun 2016 hingga tahun 2020 berjalan Sangat
Efektif karena efektivitasnya diatas 100%. Menurut uraian dan hasil perhitungan pada tabel Efektivitas
Kinerja Keuangan Kabupaten Belitung Timur Sangat Efektif karena rata-rata efektivitasnya 107%. Hal
ini disebabkan karena penerimaan dari sektor pajak dan retribusi daerah melebihi dari yang
dianggarkan sebelumnya.
BAB 4 - 259
penerimaan negara sedangkan tujuannya adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke
arah peningkatan kesejahteraan rakyat.
Alur Investasi merupakan pembentukan modal yang mendukung peran swasta dalam perekonomian
yang berasal dari dalam negeri. Harrod Domar menyatakan, dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok modal seperti Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) dan asing (PMA). Dengan adanya semakin banyak tabungan yang kemudian
diinvestasikan, maka semakin cepat terjadi pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi secara riil, tingkat
pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada setiap tabungan dan investasi tergantung dari tingkat
produktivitas investasi tersebut.
Penanaman Modal Asing (PMA) dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman
modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang produksi, untuk menambah kemampuan
memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian yang berasal dari investasi luar
negeri. Investasi menghimpun akumulasi modal dengan membangun sejumlah gedung dan peralatan
yang berguna bagi kegiatan produktif, maka output potensial suatu bangsa akan bertambah dan
pertumbuhan ekonomi jangka panjang juga akan meningkat. Jelas dengan demikian bahwa investasi
khususnya Penanaman Modal Asing (PMA) memainkan peranan penting dalam menentukan jumlah
output dan pendapatan. Kekuatan ekonomi utama yang menentukan investasi adalah hasil biaya
investasi yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan mengenai masa
depan.
Dari sudut pemerintah, tujuan dari adanya investasi yaitu adanya public utilities dan public service
yang diharapkan mampu menunjang kegiatan-kegiatan ekonomi serta men-ciptakan lapangan kerja
baru guna penyerapan tenaga kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Keseluruhan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui oleh
pemerintah menurut kegiatan sektor ekonomi. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini
diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik dan Badan Penanaman Modal dan
Promosi Daerah berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk Juta Rupiah per
tahun. Perkembangan proyeksi investasi PMA dan PMDN Kabupaten Bangka Barat tahun 2022 sampai
2045 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
BAB 4 - 260
Tabel 4. 139 - Perkembangan Proyeksi Investasi PMA dan PMDN Kabupaten Bangka Barat Tahun 2022-2045
Nilai Investasi Rp.
Total Investasi / Penanaman Modal
2022 2025 2030 2035 2040 2045
PMDN 14,417,517,700 16,060,321,754 20,497,492,543 26,160,571,810 33,388,255,465 42,612,814,855
(%) 62% 63% 65% 67% 69% 71%
PMA 8,888,483,184 9,618,387,646 11,150,347,435 12,926,308,700 14,985,134,553 17,371,877,987
(%) 38% 37% 35% 33% 31% 29%
Laju Pertumbuhan Ekonomi 12,420,384,245,611 16,002,178,520,451 20,652,590,486,772 20,983,734,722,589 26,654,422,187,614 34,407,044,485,452
(%) 4.17% 4.04% 3.73% 3.60% 3.47% 3.36%
BAB 4 - 261
Dari olahan data tabel di atas dapat dilihat estimasi persamaan pertumbuhan ekonomi menunjukan
bahwa apabila nilai investasi PMA dan PMDN sama dengan nol, maka nilai pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Bangka Barat adalah sebesar 0,00001344 %. Sementara itu, pengaruh tingkat investasi
PMA dan PMDN terhadap pertumbuhan ekonomi adalah positif dengan koefisien regresinya 1,326%
artinya apabila tingkat investasi PMA dan PMDN naik sebesar satu satuan maka akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Barat sebesar 1,326%. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat
investasi PMA dan PMDN maka akan mengakibatkan semakin besar pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bangka Barat dengan asumsi variabel lain tetap (cateris paribus).
Tabel di atas menjelaskan bahwa untuk prediksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Barat
untuk periode 2022 sampai 2045 cenderung mengalami penurunan. Pertumbuhan ekonomi tertinggi
terjadi pada tahun 2022 sebesar 4,17% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar Rp
12.420.384.245.611. Sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada tahun 2045 sebesar
3,36% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar Rp
34.407.044.485.452. Dengan adanya prediksi semakin meningkatnya tingkat pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bangka Barat yang bersumber dari sisi Investasi PMA dan PMDN untuk periode 25 tahun
kedepannya, maka diharapkan dapat merangsang para investor asing dan dalam negeri untuk
menanamkan modal mereka di Kabupaten Bangka Barat untuk dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bangka Barat untuk tahun yang akan datang.
Keseluruhan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui oleh
pemerintah menurut kegiatan sektor ekonomi. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini
diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik dan Badan Penanaman Modal dan
Promosi Daerah berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk Juta Rupiah per
tahun. Perkembangan proyeksi investasi PMA dan PMDN Kabupaten Bangka tahun 2022 sampai 2045
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
BAB 4 - 262
Tabel 4. 140 - Perkembangan Proyeksi Investasi PMA dan PMDN Kabupaten Bangka Tahun 2022-2045
Total Investasi / Penanaman Nilai Investasi Rp.
Modal 2022 2025 2030 2035 2040 2045
PMDN
170.394.169.990 189.809.733.690 242.250.663.491 309.180.055.317 394.600.804.094 503.621.730.812
(%) 57% 57% 60% 62% 64% 66%
PMA
130.854.973.800 141.600.522.539 164.153.814.686 190.299.261.563 220.609.000.289 255.746.294.592
(%) 43% 43% 40% 38% 36% 34%
BAB 4 - 263
Dari olahan data Tabel diatas dapat dilihat estimasi persamaan pertumbuhan ekonomi menunjukan
bahwa apabila nilai investasi PMA dan PMDN sama dengan nol, maka nilai pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Bangka adalah sebesar 0,00001344 %. Sementara itu, pengaruh tingkat investasi PMA dan
PMDN terhadap pertumbuhan ekonomi adalah positif dengan koefisien regresinya 1,326% artinya
apabila tingkat investasi PMA dan PMDN naik sebesar satu satuan maka akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka sebesar 1,326%. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat
investasi PMA dan PMDN maka akan mengakibatkan semakin besar pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bangka Barat dengan asumsi variabel lain tetap (cateris paribus).
Dari Tabel diatas menjelaskan bahwa untuk prediksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka untuk
periode 2022 sampai 2045 cenderung tidak terlalu signifikan pertumbuhannya. Pertumbuhan
ekonomi tertinggi terjadi pada tahun 2030 sebesar 4,21% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi
sebesar Rp 15.731.855.369.281. Sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada tahun 2022
sebesar 3,24% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar Rp 10.514.717.537.049. Dengan adanya
prediksi semakin meningkatnya tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka yang bersumber
dari sisi Investasi PMA dan PMDN untuk periode 25 tahun kedepannya, maka diharapkan dapat
merangsang para investor asing dan dalam negeri untuk menanamkan modal mereka di Kabupaten
Bangka untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka untuk tahun yang akan
datang.
Keseluruhan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui oleh
pemerintah menurut kegiatan sektor ekonomi. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini
diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik dan Badan Penanaman Modal dan
Promosi Daerah berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk Juta Rupiah per
tahun. Perkembangan proyeksi investasi PMA dan PMDN Kabupaten Bangka Tengah tahun 2022
sampai 2045 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
BAB 4 - 264
Tabel 4. 141 - Perkembangan Proyeksi Investasi PMA dan PMDN Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2022-2045
Total Investasi / Penanaman Nilai Investasi Rp.
Modal 2022 2025 2030 2035 2040 2045
PMDN
128.074.661.960 142.668.129.317 182.084.703.004 232.391.349.257 296.596.794.341 378.541.020.114
(%) 100% 100% 100% 100% 100% 100%
PMA
- - - - - -
(%) 0% 0% 0% 0% 0% 0%
BAB 4 - 265
Dari olahan data tabel di atas dapat dilihat estimasi persamaan pertumbuhan ekonomi menunjukan
bahwa apabila nilai investasi PMA dan PMDN sama dengan nol, maka nilai pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Bangka Tengah adalah sebesar 0,00001344 %. Sementara itu, pengaruh tingkat investasi
PMA dan PMDN terhadap pertumbuhan ekonomi adalah positif dengan koefisien regresinya 1,326%
artinya apabila tingkat investasi PMA dan PMDN naik sebesar satu satuan maka akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Tengah sebesar 1,326%. Hal ini berarti semakin tinggi
tingkat investasi PMA dan PMDN maka akan mengakibatkan semakin besar pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bangka Tengah dengan asumsi variabel lain tetap (cateris paribus).
Tabel di atas menjelaskan bahwa untuk prediksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Tengah
untuk periode 2022 sampai 2045 mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi
pada tahun 2045 sebesar 4,15% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar Rp
13.124.223.748.189. Sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada tahun 2022 sebesar
1,75% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar Rp 5.868.767.350.017. Dengan adanya prediksi
semakin meningkatnya tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Tegah yang bersumber dari
sisi Investasi PMA dan PMDN untuk periode 25 tahun kedepannya, maka diharapkan dapat
merangsang para investor asing dan dalam negeri untuk menanamkan modal mereka di Kabupaten
Bangka Tengah untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Tengah untuk
tahun yang akan datang.
Keseluruhan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui oleh
pemerintah menurut kegiatan sektor ekonomi. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini
diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik dan Badan Penanaman Modal dan
Promosi Daerah berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk Juta Rupiah per
tahun. Perkembangan proyeksi investasi PMA dan PMDN Kabupaten Bangka Selatan tahun 2022
sampai 2045 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
BAB 4 - 266
Tabel 4. 142 - Perkembangan Proyeksi Investasi PMA dan PMDN Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2022-2045
Total Investasi / Penanaman Nilai Investasi Rp.
Modal 2022 2025 2030 2035 2040 2045
PMDN
17.680.938.800 19.695.593.372 25.137.122.683 32.082.046.214 40.945.724.070 52.258.272.694
(%) 62% 63% 65% 67% 69% 71%
PMA
10.804.861.224 11.692.134.818 13.554.388.768 15.713.251.491 18.215.965.077 21.117.296.052
(%) 38% 37% 35% 33% 31% 29%
BAB 4 - 267
Dari olahan data tabel di atas dapat dilihat estimasi persamaan pertumbuhan ekonomi menunjukan
bahwa apabila nilai investasi PMA dan PMDN sama dengan nol, maka nilai pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Bangka Selatan adalah sebesar 0,00001344 %. Sementara itu, pengaruh tingkat investasi
PMA dan PMDN terhadap pertumbuhan ekonomi adalah positif dengan koefisien regresinya 1,326%
artinya apabila tingkat investasi PMA dan PMDN naik sebesar satu satuan maka akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Selatan sebesar 1,326%. Hal ini berarti semakin tinggi
tingkat investasi PMA dan PMDN maka akan mengakibatkan semakin besar pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bangka Tengah dengan asumsi variabel lain tetap (cateris paribus).
Tabel di atas menjelaskan bahwa untuk prediksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Selatan
untuk periode 2022 sampai 2045 mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi
pada tahun 2045 sebesar 3,01% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar Rp
18.518.247.426.830. Sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada tahun 2022 sebesar
4,23% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar Rp 6.406.146.773.467. Dengan adanya prediksi
semakin meningkatnya tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Selatan yang bersumber
dari sisi Investasi PMA dan PMDN untuk periode 25 tahun kedepannya, maka diharapkan dapat
merangsang para investor asing dan dalam negeri untuk menanamkan modal mereka di Kabupaten
Bangka Selatan untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Selatan untuk
tahun yang akan datang.
Keseluruhan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui oleh
pemerintah menurut kegiatan sektor ekonomi. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini
diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik dan Badan Penanaman Modal dan
Promosi Daerah berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk Juta Rupiah per
tahun. Perkembangan proyeksi investasi PMA dan PMDN Kota Pangkalpinang tahun 2022 sampai 2045
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
BAB 4 - 268
Tabel 4. 143 - Perkembangan Proyeksi Investasi PMA dan PMDN Kota Pangkalpinang Tahun 2022-2045
Total Investasi / Penanaman Nilai Investasi Rp.
Modal 2022 2025 2030 2035 2040 2045
PMDN
7.311.852.580 8.145.001.622 10.395.315.397 13.267.349.378 16.932.873.394 21.611.114.113
(%) 92% 46% 48% 51% 53% 55%
PMA
654.652.442 9.618.387.646 11.150.347.435 12.926.308.700 14.985.134.553 17.371.877.987
(%) 8% 54% 52% 49% 47% 45%
Laju Pertumbuhan Ekonomi 9.050.074.265.280 9.883.172.350.051 11.198.090.282.604 13.030.704.730.071 15.660.062.724.470 19.567.410.645.660
(%) 1,42% 2,16% 2,63% 3,20% 3,89% 4,74%
BAB 4 - 269
Dari olahan data tabel di atas dapat dilihat estimasi persamaan pertumbuhan ekonomi menunjukan
bahwa apabila nilai investasi PMA dan PMDN sama dengan nol, maka nilai pertumbuhan ekonomi di
Kota Pangkalpinang adalah sebesar 0,00001344 %. Sementara itu, pengaruh tingkat investasi PMA dan
PMDN terhadap pertumbuhan ekonomi adalah positif dengan koefisien regresinya 1,326% artinya
apabila tingkat investasi PMA dan PMDN naik sebesar satu satuan maka akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Kota Pangkalpinang sebesar 1,326%. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat
investasi PMA dan PMDN maka akan mengakibatkan semakin besar pertumbuhan ekonomi Kota
Pangkalpinang dengan asumsi variabel lain tetap (cateris paribus).
Tabel di atas menjelaskan bahwa untuk prediksi pertumbuhan ekonomi Kota Pangkalpinang untuk
periode 2022 sampai 2045 mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada
tahun 2045 sebesar 4,74% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar Rp 19.567.410.645.660.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada tahun 2022 sebesar 1,42% dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi sebesar Rp 9.050.074.265.280. Dengan adanya prediksi semakin
meningkatnya tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Pangkalpinang yang bersumber dari sisi Investasi
PMA dan PMDN untuk periode 25 tahun kedepannya, maka diharapkan dapat merangsang para
investor asing dan dalam negeri untuk menanamkan modal mereka di Kota Pangkalpinang untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Pangkalpinang untuk tahun yang akan datang.
Keseluruhan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui oleh
pemerintah menurut kegiatan sektor ekonomi. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini
diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik dan Badan Penanaman Modal dan
Promosi Daerah berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk Juta Rupiah per
tahun. Perkembangan proyeksi investasi PMA dan PMDN Kabupaten Belitung tahun 2022 sampai 2045
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
BAB 4 - 270
Tabel 4. 144 - Perkembangan Proyeksi Investasi PMA dan PMDN Kabupaten Belitung Tahun 2022-2045
Total Investasi / Penanaman Nilai Investasi Rp.
Modal 2022 2025 2030 2035 2040 2045
PMDN
(%)
PMA
300.874.278.048 325.581.472.013 377.438.159.577 437.554.273.049 507.245.324.845 588.036.354.402
BAB 4 - 271
Dari olahan data tabel di atas dapat dilihat estimasi persamaan pertumbuhan ekonomi menunjukan
bahwa apabila nilai investasi PMA dan PMDN sama dengan nol, maka nilai pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Belitung adalah sebesar 0,00001344 %. Sementara itu, pengaruh tingkat investasi PMA dan
PMDN terhadap pertumbuhan ekonomi adalah positif dengan koefisien regresinya 1,326% artinya
apabila tingkat investasi PMA dan PMDN naik sebesar satu satuan maka akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung sebesar 1,326%. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat
investasi PMA dan PMDN maka akan mengakibatkan semakin besar pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Belitung dengan asumsi variabel lain tetap (cateris paribus).
Tabel di atas menjelaskan bahwa untuk prediksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung untuk
periode 2022 sampai 2045 mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada
tahun 2045 sebesar 6,06% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar Rp 48.481.538.651.951.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada tahun 2022 sebesar 3,84% dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi sebesar Rp 6.764.976.940.294. Dengan adanya prediksi semakin
meningkatnya tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung yang bersumber dari sisi Investasi
PMA untuk periode 25 tahun kedepannya, maka diharapkan dapat merangsang para investor asing
dan diharapkan juga kontribusi para investor dalam negeri untuk menanamkan modal mereka di
Kabupaten Belitung untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung untuk
tahun yang akan datang.
Keseluruhan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah disetujui oleh
pemerintah menurut kegiatan sektor ekonomi. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini
diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik dan Badan Penanaman Modal dan
Promosi Daerah berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk Juta Rupiah per
tahun. Perkembangan proyeksi investasi PMA dan PMDN Kabupaten Belitung Timur tahun 2022
sampai 2045 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
BAB 4 - 272
Tabel 4. 145 - Perkembangan Proyeksi Investasi PMA dan PMDN Kabupaten Belitung Timur Tahun 2022-2045
Total Investasi / Penanaman Nilai Investasi Rp.
Modal 2022 2025 2030 2035 2040 2045
PMDN
14.417.517.700 16.060.321.754 20.497.492.543 26.160.571.810 33.388.255.465 42.612.814.855
(%) 62% 63% 65% 67% 69% 71%
PMA
8.888.483.184 9.618.387.646 11.150.347.435 12.926.308.700 14.985.134.553 17.371.877.987
(%) 38% 37% 35% 33% 31% 29%
Laju Pertumbuhan Ekonomi
5.705.346.161.727 6.135.283.104.053 7.107.010.255.802,04 8.567.477.510.633 10.862.171.050.087 14.676.061.222.787
(%) 2,22% 2,57% 3,28% 4,19% 5,35% 6,82%
BAB 4 - 273
Dari olahan data tabel di atas dapat dilihat estimasi persamaan pertumbuhan ekonomi menunjukan
bahwa apabila nilai investasi PMA dan PMDN sama dengan nol, maka nilai pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Belitung Timur adalah sebesar 0,00001344 %. Sementara itu, pengaruh tingkat investasi
PMA dan PMDN terhadap pertumbuhan ekonomi adalah positif dengan koefisien regresinya 1,326%
artinya apabila tingkat investasi PMA dan PMDN naik sebesar satu satuan maka akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung Timur sebesar 1,326%. Hal ini berarti semakin tinggi
tingkat investasi PMA dan PMDN maka akan mengakibatkan semakin besar pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Belitung Timur dengan asumsi variabel lain tetap (cateris paribus).
Tabel di atas menjelaskan bahwa untuk prediksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung Timur
untuk periode 2022 sampai 2045 mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi
pada tahun 2045 sebesar 6,82% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar Rp
14.676.061.222.787. Sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada tahun 2022 sebesar
2,22% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar Rp 5.705.346.161.727. Dengan adanya prediksi
semakin meningkatnya tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung Timur yang bersumber dari
sisi Investasi PMA dan PMDN untuk periode 25 tahun kedepannya, maka diharapkan dapat
merangsang para investor asing dan dalam negeri untuk menanamkan modal mereka di Kabupaten
Belitung Timur untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung Timur untuk
tahun yang akan datang.
Pertumbuhan ekonomi nasional sangat ditentukan oleh dinamika dan perkembangan perekonomian
daerah, sedangkan perekonomian daerah pada umumnya ditopang oleh kegiatan ekonomi bersakala
kecil dan menengah. Unit usaha yang masuk dalam kategori Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan urat nadi penentu perkembangan perekonomian daerah dan nasional. Sektor
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha yang tangguh di tengah krisis ekonomi
yang terjadi. Perkembangan omset UMKM di kabupaten Bangka Barat dari tahun 2017 sampai 2020
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
BAB 4 - 274
Tabel 4. 146 - Perkembangan Omset UMKM di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2017-2020
2017 2018 2019 2020
No Uraian
JUMLAH OMSET JUMLAH OMSET JUMLAH OMSET JUMLAH OMSET
1 Pertanian 15.529 171.081.317.000 16.025 166.997.717.000 16.208 320.724.804.219 16.659 300.529.800.000
2 Kehutanan - - - - -
3 Perikanan 1.009 18.057.283.333 1.009 18.596.877.000 1.011 19.332.817.500 1.012 21.990.150.000
4 Peternakan 27 1.770.500.000 27 1.859.025.000 27 1.770.502.019 28 1.596.450.000
Pertambangan dan
5 663 18.073.830.000 403 11.505.645.000 663 21.961.427.019 670 17.856.640.000
Penggalian
6 Industri Pengolahan 990 20.858.626.000 1.131 33.090.176.000 1.293 58.669.081.300 1.711 54.958.580.000
Pengadaan Listrik,
7 - - 1 - - - -
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
8 30 1.282.800.000 37 1.447.866.000 91 6.896.495.072 92 6.896.370.000
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
9 Konstruksi 142 3.460.860.000 145 4.014.489.000 180 7.654.171.987 182 4.645.280.000
Perdagangan
Besar, Eceran,
10 3.404 159.348.240.000 3.304 172.430.521.000 3.401 16.732.327.500 3.846 166.221.350.000
Reparasi Mobil &
Sepeda Motor
Transportasi dan
11 15 1.293.000.000 14 1.323.560.000 15 873.000.000 19 760.400.000
Pergudangan
Penyediaan
12 Akomodasi dan 410 11.749.200.000 404 12.605.507.000 275 10.032.777.019 275 7.710.892.000
Makan Minum
13 Jasa Lainnya 512 15.797.218.000 655 17.068.805.000 583 20.604.104.619 583 16.838.700.000
JUMLAH 22.731 422.772.874.333 23.155 440.940.188.000 23.747 485.251.508.253 25.077 600.004.612.000
BAB 4 - 275
Berdasarkan data tabel diatas, tergambarkan bahwa omset UMKM daerah Bangka Barat dalam empat
tahun terakhir terus mengalami peningkatan dari tahun 2017 sampai 2020. Pada tahun 2017 omset
mencapai sebesar Rp 422.772.874.333 dengan jumlah UMKM dari berbagai sektor sebanyak 22.731
pelaku usaha. Pada tahun 2018 mengalami kenaikan baik omset mapun jumlah UMKM yaitu dengan
omset sebesar Rp 440.940.188.000 dan jumlah UMKM sebanyak 23.155 pelaku usaha.
Pada tahun 2019 kembali meningkat dengan omset sebesar Rp. 485.251.508.253 dengan jumlah
UMKM sebanyak 23.747 pelaku usaha. Pada tahun 2020 meningkat cukup signifikan omset yang
dicapai yaitu sebesar Rp 600.004.612.000 dan jumlah UMKM sebanyak 25.077 pelaku usaha. Dari data
tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pengembangan UMKM di Kabupaten Bangka Barat mampu
menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta membawa dampak positif terhadap
penyerapan tenaga kerja dalam upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bangka Barat.
Pertumbuhan ekonomi nasional sangat ditentukan oleh dinamika dan perkembangan perekonomian
daerah, sedangkan perekonomian daerah pada umumnya ditopang oleh kegiatan ekonomi bersakala
kecil dan menengah. Unit usaha yang masuk dalam kategori Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan urat nadi penentu perkembangan perekonomian daerah dan nasional. Sektor
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha yang tangguh di tengah krisis ekonomi
yang terjadi. Perkembangan omset UMKM di kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2020 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. 147 - Perkembangan Omset UMKM di Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2020
2020
No Uraian
Jumlah Omset
1 Pertanian 7.010 140.200.000.000
2 Kehutanan 2 20.000.000
3 Perikanan 1.079 21.580.000.000
4 Peternakan 434 1.519.000.000
5 Pertambangan dan Penggalian 219 17.520.000.000
6 Industri Pengolahan 736 55.200.000.000
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
8 93 6.975.000.000
Limbah dan Daur Ulang
9 Konstruksi 187 4.675.000.000
Perdagangan Besar, Eceran, Reparasi
10 2.101 168.080.000.000
Mobil & Sepeda Motor
11 Transportasi dan Pergudangan 76 760.000.000
Penyediaan Akomodasi dan Makan
12 94 7.520.000.000
Minum
13 Jasa Lainnya 664 17.264.000.000
JUMLAH 25.077 600.004.612.000
Dari tabel diatas dapat diketahui omset UMKM yang berada di kabupaten Bangka Selatan pada tahun
2020 sebesar Rp 600.004.612.000 dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 25.077. Dari data tersebut
dapat diketahui omset-omset yang dihasilkan oleh UMKM-UMKM ini menambah pendapatan daerah
yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Bangka Selatan.
BAB 4 - 276
4.6.5.10. Analisis Usaha Mikro Kecil Menengah Daerah Belitung
Pertumbuhan ekonomi nasional sangat ditentukan oleh dinamika dan perkembangan perekonomian
daerah, sedangkan perekonomian daerah pada umumnya ditopang oleh kegiatan ekonomi bersakala
kecil dan menengah. Unit usaha yang masuk dalam kategori Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan urat nadi penentu perkembangan perekonomian daerah dan nasional. Sektor
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha yang tangguh di tengah krisis ekonomi
yang terjadi. Perkembangan UMKM di Kabupaten Belitung pada tahun 2020 berdasarkan kualifikasi
(Mikro, Kecil dan Menengah) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah UMKM di kabupaten Belitung terbesar berada
di wilayah kecamatan Tanjung Pandan dengan jumlah sebanyak 7.481 pelaku usaha. Sedangkan
jumlah UMKM paling sedikit berada di wilayah kecamatan Selat Nasik dengan jumlah sebanyak 1.108
pelaku usaha. Rata-rata sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Belitung adalah dengan jenis
kualifikasi Usaha Mikro disusul dengan kualifikasi Usaha Kecil kemudian Usaha Menengah.
Pertumbuhan ekonomi nasional sangat ditentukan oleh dinamika dan perkembangan perekonomian
daerah, sedangkan perekonomian daerah pada umumnya ditopang oleh kegiatan ekonomi bersakala
kecil dan menengah. Unit usaha yang masuk dalam kategori Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan urat nadi penentu perkembangan perekonomian daerah dan nasional. Sektor
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha yang tangguh di tengah krisis ekonomi
yang terjadi. Perkembangan UMKM di Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2016 hingga tahun 2020
pada tabel di bawah ini.
BAB 4 - 277
Tabel 4. 149 - Perkembangan Omset UMKM di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2020
BAB 4 - 278
Berdasarkan data tabel di atas, tergambarkan bahwa omset UMKM daerah Belitung Timur dalam lima
tahun terakhir terus mengalami peningkatan dari tahun 2016 sampai 2020. Pada tahun 2016 omset
mencapai sebesar Rp 5.580.000.000 dengan jumlah UMKM dari berbagai sektor sebanyak 279 pelaku
usaha. Pada tahun 2017 mengalami kenaikan baik omset mapun jumlah UMKM yaitu dengan omset
sebesar Rp 18.400.000.000 dan jumlah UMKM sebanyak 920 pelaku usaha. Pada tahun 2018
mengalami penurunan omset sebesar Rp 16.220.000.000 dengan jumlah UMKM sebanyak 811 pelaku
usaha. Pada tahun 2019 kembali terjadi penurunan yang cukup signifikan yaitu dengan omset yang
dicapai sebesar Rp 9.320.000.000 dan jumlah UMKM sebanyak 466 pelaku usaha. Pada tahun 2020
terjadi peningkatan yang sangat positif dengan mencapai omset sebesar Rp 20.380.000.000 dan
jumlah UMKM sebanyak 1.019 pelaku usaha. Dari data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa
pengembangan UMKM di Kabupaten Belitung Timur mampu menjadi faktor pendorong pertumbuhan
ekonomi daerah serta membawa dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja dalam upaya
pengentasan kemiskinan di Kabupaten Belitung Timur.
Faktor internal dan eksternal yang bisa diidentifikasikan sebagai potensi dan permasalahan
pembangunan kepariwisataan di kota Pangkalpinang, dikelompokkan ke dalam empat komponen
analisis, yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Potensi pembangunan kepariwisatan
merupakan keunggulan dari komponen-komponen internal maupun eksternal yang dimiliki dan dapat
mendorong pembangunan kepariwisataan daerah. Permasalahan pembangunan kepariwisataan
adalah kelemahan yang harus dijawab dan ancaman yang harus dihadapi dalam mewujudkan
pembangunan kepariwisataan berkelanjutan.
Opportunities Threats
Minat investor dan investasi yang tinggi membangun Pembangunan destinasi yang mengabaikan asas
industri pariwisata, seiring dengan keragaman potensi partisipatif, cenderung mengabaikan peran serta dan
usaha pariwisata yang dimiliki kota Pangkalpinang pemberdayaan masyarakat lokal.
BAB 4 - 279
Pengembangan pasar untuk agrowisata, ekowisata dan Pembangunan dan kegiatan pariwisata yang berlebihan,
desa wisata belum dilakukan. Selain konsep produk dari dan mengabaikan asas kelestarian, mengancam
ke tiga jenis wisata tersebut belum jelas, variasi kegiatan keberlanjutan destinasi dan konservasi alam dan budaya
wisata yang dapat dilakukan juga belum berkembang sebagai daya tarik.
dengan baik. Tanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup
Peningkatan kualitas pariwisata melalui peningkatan yang bisa saja menurun.
lama tinggal (length of Stay) dan daya beli (spending Pandemi covid-19 yang masih berlangsung,
power) wisatawan. mempengaruhi semua rencana dan pelaksanaan
Peningkatan SDM Pariwisata yang berbasis masyarakat pembangunan industri kepariwisataan.
belum optimal. Disinyalir oleh banyak pihak, bahwa SDM
pariwisata terutama yang bersumber dari masyarakat
lokal masih perlu ditingkatkan kualitasnya.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan ekonomi dan investasi di Kota
Pangkalpinang sebagai berikut :
BAB 4 - 280
Meningkatkan pelayanan penanaman modal dan perijinan melalui peningkatan kuantitas dan
kapabilitas SDM, penyediaan sarana dan prasarana, serta optimalisasi penerapan SOP dan SPP
secara konsisten.
Meningkatkan realisasi penanaman modal melalui peningkatan kualitas promosi investasi,
peningkatan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pemantauan penanaman modal,
penyusunan regulasi pro investasi, dan peningkatan iklim kondusif.
Meningkatkan pengendalian inflasi dengan mengoptimalkan peran Tim Pengendali Inflasi
Daerah (TPID).
Peningkatan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan kewirausahaan dan kompetensi, serta
magang kerja.
Peningkatan kesempatan kerja, penempatan tenaga kerja, dan perlindungan tenaga kerja
melalui pengembangan sistem informasi ketenagakerjaan, dan pengembangan kerjasama
tripartit.
Pembangunan industri pariwisata dengan memanfaatkan daya saing produk yang tinggi
dilakukan dengan cara bertanggungjawab terhadap alam dan lingkungan, menjaga
keberlanjutan daya tarik, menghargai tatanan sosial masyarakat, dan dalam upaya
membangun kembali industri pariwisata yang terimbas akibat pandemi Covid-19.
Pembangunan industri pariwisata dilakukan secara berkesinambungan, menyeluruh,
bertanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup, keberadaan daya tarik, tatanan
sosial budaya masayarakat, dan sebagai bagian dari konsep mitigasi bencana dan pemulihan
dari situasi pandemi Covid-19.
Faktor internal dan eksternal yang bisa diidentifikasikan sebagai potensi dan permasalahan
pembangunan kepariwisataan di kabupaten Bangka, dikelompokkan ke dalam empat komponen
analisis, yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Potensi pembangunan kepariwisatan
merupakan keunggulan dari komponen-komponen internal maupun eksternal yang dimiliki dan dapat
mendorong pembangunan kepariwisataan daerah. Permasalahan pembangunan kepariwisataan
adalah kelemahan yang harus dijawab dan ancaman yang harus dihadapi dalam mewujudkan
pembangunan kepariwisataan berkelanjutan. Identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan
kepariwisataan di kabupaten Bangka ditampilkan pada tabel berikut.
BAB 4 - 281
Tabel 4. 151 - SWOT Ekonomi dan Investasi Kabupaten Bangka
Strengths Weaknessess
Kabupaten Bangka memiliki banyak tempat, lokasi, Kepemilikan lahan di beberapa destinasi belum jelas.
kawasan, atau desa yang memiliki daya tarik wisata dan Fasilitas dan fasilitas umum pendukung pariwisata masih
sangat berpotensi dijadikan destinasi wisata ungulan. terbatas (money changer, Tourist Information Center,
Daya saing produk pariwisata yang sangat tinggi, karena Souvenir shop, Jaringan internet).
kabupaten Bangka memiliki daya tarik dan destinasi yang Beberapa wilayah di Kabupaten Bangka merupakan
beragam (alam, budaya, buatan), dan sangat menarik. daerah rawan bencana, sehingga menjadi pertimbangan
Letak kabupaten Bangka yang strategis, dekat dengan dalam pembangunan industri pariwisata.
ibukota provinsi dengan berbagai fasilitas umum Tempat kuliner menu nasional yang masih terbatas.
penunjang pariwisata yang dimiliki. Konsep pembangunan kepariwisataan yang belum
Ketersediaan lahan yang masih sangat memadai. berkesinambungan (ganti pemimpin, ganti kebijakan).
Opportunities Threats
Minat investor dan investasi yang tinggi membangun Pembangunan destinasi yang mengabaikan asas
industri pariwisata, seiring dengan keragaman potensi partisipatif, cenderung mengabaikan peran serta dan
usaha pariwisata yang dimiliki kabupaten Bangka. pemberdayaan masyarakat lokal.
Kabupaten Bangka memiliki banyak tempat, lokasi, Pembangunan dan kegiatan pariwisata yang berlebihan,
kawasan, atau desa yang memiliki daya tarik wisata dan dan mengabaikan asas kelestarian, mengancam
sangat berpotensi dijadikan destinasi wisata unggulan. keberlanjutan destinasi dan konservasi alam dan budaya
Membuka peluang usaha di bidang pariwisata alam (jasa, sebagai daya tarik.
souvenir, objek dan daya tarik wisata serta sarana dan Tanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup
prasarana). yang bisa saja menurun.
Memacu pembangunan wilayah setempat baik tingkat Pandemi covid-19 yang masih berlangsung,
lokal, regional, maupun nasional. mempengaruhi semua rencana dan pelaksanaan
pembangunan industri kepariwisataan.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan ekonomi dan investasi di Kabupaten
Bangka sebagai berikut:
Peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja serta pembinaan hubungan industri dan
kesehatan kerja.
Penempatan tenaga kerja dan penciptaan lapangan pekerjaan bagi pencari kerja pada semua
sektor pembangunan.
Melaksanakan pembangunan destinasi pariwisata dengan memperhatikan peran serta
masyarakat lokal dan asas kelestarian.
Meningkatkan realisasi penanaman modal melalui peningkatan kualitas promosi investasi,
peningkatan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pemantauan penanaman modal,
penyusunan regulasi pro investasi, dan peningkatan iklim kondusif.
Peningkatan potensi ekonomi lokal berbasis agri-bahari yang berwawasan lingkungan dan
berdaya saing global.
BAB 4 - 282
Peningkatan variasi produk dan kualitas daya tarik wisata yang ada, sehingga wisatawan bisa
tinggal lebih lama pada destinasi di Kota Bitung. Pengeluarannyapun akan semakin banyak,
karena berbagai variasi produk yang bisa mereka beli.
Ekowisata memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi penyelenggara,
pemerintah dan masyarakat setempat, melalui kegiatan-kegiatan yang non ekstraktif,
sehingga meningkatkan perekonomian daerah setempat. Penyelenggaraan yang
memperhatikan kaidah-kaidah ekowisata mewujudkan ekonomi berkelanjutan.
Membuka kesempatan seluas-luasnya investasi di sektor pariwisata, untuk memanfaatkan
daya saing produk pariwisata yang tinggi, letak strategis, dan tanggung jawab masyarakat yang
mulai terbangun.
Memanfaatkan minat investor untuk melakukan investasi pembangunan industri pariwisata
secara berkesinambungan, menyeluruh, dengan pola kemitraan dengan semua pemangku
kepentingan, dan sebagai bagian dari konsep mitigasi bencana.
Pembangunan industri pariwisata dengan memanfaatkan daya saing produk yang tinggi
dilakukan dengan cara bertanggungjawab terhadap alam dan lingkungan, menjaga
keberlanjutan daya tarik, menghargai tatanan sosial masyarakat, dan dalam upaya
membangun kembali industri pariwisata yang terimbas akibat pandemi Covid-19.
Pembangunan industri pariwisata dilakukan secara berkesinambungan, menyeluruh,
bertanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup, keberadaan daya tarik, tatanan
sosial budaya masayarakat, dan sebagai bagian dari konsep mitigasi bencana dan pemulihan
dari situasi pandemi Covid-19.
Faktor internal dan eksternal yang bisa diidentifikasikan sebagai potensi dan permasalahan
pembangunan kepariwisataan di kabupaten Bangka Barat, dikelompokkan ke dalam empat komponen
analisis, yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Potensi pembangunan kepariwisatan
merupakan keunggulan dari komponen-komponen internal maupun eksternal yang dimiliki dan dapat
mendorong pembangunan kepariwisataan daerah. Permasalahan pembangunan kepariwisataan
adalah kelemahan yang harus dijawab dan ancaman yang harus dihadapi dalam mewujudkan
pembangunan kepariwisataan berkelanjutan. Identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan
kepariwisataan di Kabupaten Bangka Barat ditampilkan pada tabel berikut.
Opportunities Threats
BAB 4 - 283
Minat investor dan investasi yang tinggi membangun Pembangunan destinasi yang mengabaikan asas
industri pariwisata, seiring dengan keragaman partisipatif, cenderung mengabaikan peran serta
potensi usaha pariwisata yang dimiliki kabupaten dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Bangka Barat. Pembangunan dan kegiatan pariwisata yang
Kabupaten Bangka Barat memiliki banyak tempat, berlebihan, dan mengabaikan asas kelestarian,
lokasi, kawasan, atau desa yang memiliki daya tarik mengancam keberlanjutan destinasi dan konservasi
wisata dan sangat berpotensi dijadikan destinasi alam dan budaya sebagai daya tarik.
wisata unggulan. Tanggung jawab terhadap alam dan lingkungan
Membuka peluang usaha di bidang pariwisata alam hidup yang bisa saja menurun.
(jasa, souvenir, objek dan daya tarik wisata serta Pandemi covid-19 yang masih berlangsung,
sarana dan prasarana). mempengaruhi semua rencana dan pelaksanaan
Memacu pembangunan wilayah setempat baik pembangunan industri kepariwisataan.
tingkat lokal, regional, maupun nasional.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan ekonomi dan investasi di Kabupaten
Bangka Barat sebagai berikut:
Peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja serta pembinaan hubungan industri dan
kesehatan kerja.
Penempatan tenaga kerja dan penciptaan lapangan pekerjaan bagi pencari kerja pada semua
sektor pembangunan.
Melaksanakan pembangunan destinasi pariwisata dengan memperhatikan peran serta
masyarakat lokal dan asas kelestarian.
Meningkatkan realisasi penanaman modal melalui peningkatan kualitas promosi investasi,
peningkatan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pemantauan penanaman modal,
penyusunan regulasi pro investasi, dan peningkatan iklim kondusif.
Peningkatan potensi ekonomi lokal berbasis agri-bahari yang berwawasan lingkungan dan
berdaya saing global.
Peningkatan variasi produk dan kualitas daya tarik wisata yang ada, sehingga wisatawan bisa
tinggal lebih lama pada destinasi di Kabupaten Bangka Barat. Pengeluarannyapun akan
semakin banyak, karena berbagai variasi produk yang bisa mereka beli.
Ekowisata memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi penyelenggara,
pemerintah dan masyarakat setempat, melalui kegiatan-kegiatan yang non ekstraktif,
sehingga meningkatkan perekonomian daerah setempat. Penyelenggaraan yang
memperhatikan kaidah-kaidah ekowisata mewujudkan ekonomi berkelanjutan.
Membuka kesempatan seluas-luasnya investasi di sektor pariwisata, untuk memanfaatkan
daya saing produk pariwisata yang tinggi, letak strategis, dan tanggung jawab masyarakat yang
mulai terbangun.
Memanfaatkan minat investor untuk melakukan investasi pembangunan industri pariwisata
secara berkesinambungan, menyeluruh, dengan pola kemitraan dengan semua pemangku
kepentingan, dan sebagai bagian dari konsep mitigasi bencana.
Pembangunan industri pariwisata dengan memanfaatkan daya saing produk yang tinggi
dilakukan dengan cara bertanggungjawab terhadap alam dan lingkungan, menjaga
keberlanjutan daya tarik, menghargai tatanan sosial masyarakat, dan dalam upaya
membangun kembali industri pariwisata yang terimbas akibat pandemi covid-19.
BAB 4 - 284
Pembangunan industri pariwisata dilakukan secara berkesinambungan, menyeluruh,
bertanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup, keberadaan daya tarik, tatanan
sosial budaya masayarakat, dan sebagai bagian dari konsep mitigasi bencana dan pemulihan
dari situasi pandemi covid-19.
Faktor internal dan eksternal yang bisa diidentifikasikan sebagai potensi dan permasalahan
pembangunan kepariwisataan di kabupaten Bangka Tengah, dikelompokkan ke dalam empat
komponen analisis, yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Potensi pembangunan
kepariwisatan merupakan keunggulan dari komponen-komponen internal maupun eksternal yang
dimiliki dan dapat mendorong pembangunan kepariwisataan daerah. Permasalahan pembangunan
kepariwisataan adalah kelemahan yang harus dijawab dan ancaman yang harus dihadapi dalam
mewujudkan pembangunan kepariwisataan berkelanjutan.
Opportunities Threats
Minat investor dan investasi yang tinggi membangun Pembangunan destinasi yang mengabaikan asas
industri pariwisata, seiring dengan keragaman potensi partisipatif, cenderung mengabaikan peran serta dan
usaha pariwisata yang dimiliki kabupaten Bangka pemberdayaan masyarakat lokal.
Tengah. Pembangunan dan kegiatan pariwisata yang berlebihan,
Kabupaten Bangka Tengah memiliki banyak tempat, dan mengabaikan asas kelestarian, mengancam
lokasi, kawasan, atau desa yang memiliki daya tarik keberlanjutan destinasi dan konservasi alam dan budaya
wisata dan sangat berpotensi dijadikan destinasi wisata sebagai daya tarik.
unggulan. Tanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup
Membuka peluang usaha di bidang pariwisata alam (jasa, yang bisa saja menurun.
souvenir, objek dan daya tarik wisata serta sarana dan Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung,
prasarana). mempengaruhi semua rencana dan pelaksanaan
Memacu pembangunan wilayah setempat baik tingkat pembangunan industri kepariwisataan.
lokal, regional, maupun nasional.
BAB 4 - 285
Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan ekonomi dan investasi di Kabupaten
Bangka Tengah sebagai berikut:
Peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja serta pembinaan hubungan industri dan
kesehatan kerja.
Penempatan tenaga kerja dan penciptaan lapangan pekerjaan bagi pencari kerja pada semua
sektor pembangunan.
Melaksanakan pembangunan destinasi pariwisata dengan memperhatikan peran serta
masyarakat lokal dan asas kelestarian.
Meningkatkan realisasi penanaman modal melalui peningkatan kualitas promosi investasi,
peningkatan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pemantauan penanaman modal,
penyusunan regulasi pro investasi, dan peningkatan iklim kondusif.
Peningkatan potensi ekonomi lokal berbasis agri-bahari yang berwawasan lingkungan dan
berdaya saing global.
Peningkatan variasi produk dan kualitas daya tarik wisata yang ada, sehingga wisatawan bisa
tinggal lebih lama pada destinasi di Kabupaten Bangka Tengah. Pengeluarannyapun akan
semakin banyak, karena berbagai variasi produk yang bisa mereka beli.
Ekowisata memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi penyelenggara,
pemerintah dan masyarakat setempat, melalui kegiatan-kegiatan yang non ekstraktif,
sehingga meningkatkan perekonomian daerah setempat. Penyelenggaraan yang
memperhatikan kaidah-kaidah ekowisata mewujudkan ekonomi berkelanjutan.
Membuka kesempatan seluas-luasnya investasi di sektor pariwisata, untuk memanfaatkan
daya saing produk pariwisata yang tinggi, letak strategis, dan tanggung jawab masyarakat yang
mulai terbangun.
Memanfaatkan minat investor untuk melakukan investasi pembangunan industri pariwisata
secara berkesinambungan, menyeluruh, dengan pola kemitraan dengan semua pemangku
kepentingan, dan sebagai bagian dari konsep mitigasi bencana.
Pembangunan industri pariwisata dengan memanfaatkan daya saing produk yang tinggi
dilakukan dengan cara bertanggungjawab terhadap alam dan lingkungan, menjaga
keberlanjutan daya tarik, menghargai tatanan sosial masyarakat, dan dalam upaya
membangun kembali industri pariwisata yang terimbas akibat pandemi covid-19.
Pembangunan industri pariwisata dilakukan secara berkesinambungan, menyeluruh,
bertanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup, keberadaan daya tarik, tatanan
sosial budaya masayarakat, dan sebagai bagian dari konsep mitigasi bencana dan pemulihan
dari situasi pandemi covid-19.
Faktor internal dan eksternal yang bisa diidentifikasikan sebagai potensi dan permasalahan
pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Bangka Selatan, dikelompokkan ke dalam empat
komponen analisis, yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Potensi pembangunan
kepariwisatan merupakan keunggulan dari komponen-komponen internal maupun eksternal yang
dimiliki dan dapat mendorong pembangunan kepariwisataan daerah. Permasalahan pembangunan
kepariwisataan adalah kelemahan yang harus dijawab dan ancaman yang harus dihadapi dalam
mewujudkan pembangunan kepariwisataan berkelanjutan.
BAB 4 - 286
Identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Bangka Selatan
ditampilkan pada tabel berikut.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan ekonomi dan investasi di Kabupaten
Bangka Selatan sebagai berikut:
BAB 4 - 287
Peningkatan variasi produk dan kualitas daya tarik wisata yang ada, sehingga wisatawan bisa
tinggal lebih lama pada destinasi di Kabupaten Bangka Selatan. Pengeluarannyapun akan
semakin banyak, karena berbagai variasi produk yang bisa mereka beli.
Ekowisata memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi penyelenggara,
pemerintah dan masyarakat setempat, melalui kegiatan-kegiatan yang non ekstraktif,
sehingga meningkatkan perekonomian daerah setempat. Penyelenggaraan yang
memperhatikan kaidah-kaidah ekowisata mewujudkan ekonomi berkelanjutan.
Membuka kesempatan seluas-luasnya investasi di sektor pariwisata, untuk memanfaatkan
daya saing produk pariwisata yang tinggi, letak strategis, dan tanggung jawab masyarakat yang
mulai terbangun.
Memanfaatkan minat investor untuk melakukan investasi pembangunan industri pariwisata
secara berkesinambungan, menyeluruh, dengan pola kemitraan dengan semua pemangku
kepentingan, dan sebagai bagian dari konsep mitigasi bencana.
Pembangunan industri pariwisata dengan memanfaatkan daya saing produk yang tinggi
dilakukan dengan cara bertanggungjawab terhadap alam dan lingkungan, menjaga
keberlanjutan daya tarik, menghargai tatanan sosial masyarakat, dan dalam upaya
membangun kembali industri pariwisata yang terimbas akibat pandemi covid-19.
Pembangunan industri pariwisata dilakukan secara berkesinambungan, menyeluruh,
bertanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup, keberadaan daya tarik, tatanan
sosial budaya masayarakat, dan sebagai bagian dari konsep mitigasi bencana dan pemulihan
dari situasi pandemi covid-19.
Faktor internal dan eksternal yang bisa diidentifikasikan sebagai potensi dan permasalahan
pembangunan kepariwisataan di kabupaten Belitung, dikelompokkan ke dalam empat komponen
analisis, yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Potensi pembangunan kepariwisatan
merupakan keunggulan dari komponen-komponen internal maupun eksternal yang dimiliki dan dapat
mendorong pembangunan kepariwisataan daerah. Permasalahan pembangunan kepariwisataan
adalah kelemahan yang harus dijawab dan ancaman yang harus dihadapi dalam mewujudkan
pembangunan kepariwisataan berkelanjutan. Identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan
kepariwisataan di Kabupaten Belitung ditampilkan pada tabel berikut.
BAB 4 - 288
Opportunities Threats
Minat investor dan investasi yang tinggi membangun Pembangunan destinasi yang mengabaikan asas
industri pariwisata, seiring dengan keragaman potensi partisipatif, cenderung mengabaikan peran serta dan
usaha pariwisata yang dimiliki kabupaten Belitung. pemberdayaan masyarakat lokal.
Kabupaten Belitung memiliki banyak tempat, lokasi, Pembangunan dan kegiatan pariwisata yang berlebihan,
kawasan, atau desa yang memiliki daya tarik wisata dan dan mengabaikan asas kelestarian, mengancam
sangat berpotensi dijadikan destinasi wisata unggulan. keberlanjutan destinasi dan konservasi alam dan budaya
Membuka peluang usaha di bidang pariwisata alam (jasa, sebagai daya tarik.
souvenir, objek dan daya tarik wisata serta sarana dan Tanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup
prasarana). yang bisa saja menurun.
Memacu pembangunan wilayah setempat baik tingkat Pandemi covid-19 yang masih berlangsung,
lokal, regional, maupun nasional. mempengaruhi semua rencana dan pelaksanaan
pembangunan industri kepariwisataan.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan ekonomi dan investasi di Kabupaten
Belitung sebagai berikut:
Menetapkan Kota Tanjung Pandan sebagai pusat pelayanan primer, Tanjung Kelayang dan
Pantai Penyabong sebagai pusat pelayanan sekunder bagi kepariwisataan Kabupaten
Belitung.
Membangun Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten (KSPK) untuk memperkuat potensi
geologis darat dan laut sebagai daya tarik wisata berdaya saing, melindungi potensi alam dan
budaya khas bernilai tinggi, serta memulihkan dan memberikan nilai tambah terhadap
kawasan bekas pertambangan timah.
Mengembangkan Kawasan Geowisata Bawah Laut Tanjung Kelayang dan sekitarnya, Kawasan
Pariwisata Perkotaan Tanjung Pandan dan sekitarnya, Kawasan Pariwisata Pulau-Pulau Kecil
Selat Nasik dan sekitarnya, serta Kawasan Ekowisata Badau dan sekitarnya sebagai Kawasan
Strategis Pariwisata Kabupaten.
Mengembangkan Kawasan Geowisata Batuan Granit Tanjung Tinggi dan sekitarnya, Kawasan
Petualangan Alam Membalong, dan Kawasan Minawisata Penyabong sebagai Kawasan
Pengembangan Pariwisata Kabupaten.
Mengembangkan Kawasan Geowisata Batuan Granit Tanjung Tinggi dan sekitarnya, Kawasan
Petualangan Alam Membalong, dan Kawasan Minawisata Penyabong sebagai Kawasan
Pengembangan Pariwisata Kabupaten.
Membangun fasilitas akomodasi yang berkualitas dan ramah lingkungan di pusat pelayanan
sekunder Pantai Penyabong serta mengembangkan fasilitas penyediaan makan dan minum
khas Kabupaten Belitung yang berstandar hygienis internasional.
Membangun infrastruktur pendukung dan fasilitas pariwisata yang memperhatikan
kebutuhan kelompok anak-anak, lanjut usia, wanita hamil, dan berkebutuhan khusus.
Mengintegrasikan investasi pada sektor pariwisata dengan rencana penataan ruang
Kabupaten Belitung, rencana pengembangan kawasan ekonomi khusus, dan arah
pengembangan investasi Kabupaten Belitung.
Memanfaatkan minat investor untuk melakukan investasi pembangunan industri pariwisata
secara berkesinambungan, menyeluruh, dengan pola kemitraan dengan semua pemangku
kepentingan, dan sebagai bagian dari konsep mitigasi bencana.
BAB 4 - 289
Pembangunan industri pariwisata dengan memanfaatkan daya saing produk yang tinggi
dilakukan dengan cara bertanggungjawab terhadap alam dan lingkungan, menjaga
keberlanjutan daya tarik, menghargai tatanan sosial masyarakat, dan dalam upaya
membangun kembali industri pariwisata yang terimbas akibat pandemi covid-19.
Pembangunan industri pariwisata dilakukan secara berkesinambungan, menyeluruh,
bertanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup, keberadaan daya tarik, tatanan
sosial budaya masayarakat, dan sebagai bagian dari konsep mitigasi bencana dan pemulihan
dari situasi pandemi covid-19.
Faktor internal dan eksternal yang bisa diidentifikasikan sebagai potensi dan permasalahan
pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Belitung Timur, dikelompokkan ke dalam empat
komponen analisis, yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Potensi pembangunan
kepariwisatan merupakan keunggulan dari komponen-komponen internal maupun eksternal yang
dimiliki dan dapat mendorong pembangunan kepariwisataan daerah. Permasalahan pembangunan
kepariwisataan adalah kelemahan yang harus dijawab dan ancaman yang harus dihadapi dalam
mewujudkan pembangunan kepariwisataan berkelanjutan. Identifikasi potensi dan permasalahan
pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Belitung Timur ditampilkan pada tabel berikut.
BAB 4 - 290
Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan ekonomi dan investasi di Kabupaten
Belitung Timur sebagai berikut:
BAB 4 - 291
kelompok usia terbesar berada di kelompok umur 8 – 23 tahun, sebagian besar masih tergolong
sebagai usia anak. Pada posisi kedua ditempati oleh kelompok umur 24 – 39 tahun yang
keseluruhannya merupakan usia produktif. Dengan komposisi penduduk seperti ini, maka jelas
kebijakan yang dilakukan sekarang terkait dengan sumberdaya manusia harus bertumpu pada bonus
demografi yang sedang terjadi. Usia produkti yang dapat menjadi motor pembangunan termasuk di
sektor pariwisata dapat dimaksimalkan hingga memberi manfaat besar bagi kesejahteraan dan
kemajuan daerah.
Namun demikian, potensi bonus demografi ini nampaknya tidak dimanfaatkan dengan baik karena
kondisi kualitas modal sosial yang tidak cukup baik. Kondisi sumber daya manusia di Bangka Belitung
secara umum masih membutuhkan perbaikan dalam kualitas sektor Pendidikan dan Kesehatan.
Pendidikan terakhir mayoritas penduduk adalah tidak lulus Sekolah Dasar dan Lulus Sekolah Dasar.
Kondisi kesehatan juga masih kurang baik saat rata-rata penduduk yang sakit berkisar di angka 10-
15% dari total penduduknya. Kondisi kemiskinan yang masih dibawah angka nasional sedikit banyak
dapat disyukuri, namun saat sumber penghasilan dari perkebunan dan tambang berkurang, maka
penduduk akan sulit untuk untuk mencari alternative pekerjaan dengan kondisi Pendidikan yang
terbatas dan kondisi kesehatan yang tidak baik. Karena itulah Pemerintah Daerah harus lebih
memperhatikan kualitas hidup warganya, agar pada 5, 10 tahun mendatang generasi yang saat ini
masih belum produktif, akan siap bekerja di berbagai jenis lapangan pekerjaan, khususnya di sektor
pariwisata. Berikut ini adalah gambaran beberapa indicator penilaian kapasitas Pemerintah Daerah
pada bidang sosial dan budaya.
Permasalahan sosial yang masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Kepulauan Bangka Belitung
adalah pada 3 kelompok yaitu fakir miskin, anak, lanjut usia dan perempuan. Fakir miskin selama ini
telah masuk dalam beragai program bantuan sosial baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah, diantaranya Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Bantuan
Sosial Tunai, dan lainnya. Namun demikian pemerintah perlu membuat terobosan guna
menyelesaikan akar masalah kemiskinan yang mereka alami, karena bantuan sosial hanyalah bersifat
sementara/ jangka pendek dan tidak dapat diberikan secara terus menerus. Masalah anak dan lanjut
usia terlantar dapat diatasi dengan beberapa pendekatan baik dalam bentuk pengasuhan oleh
komunitas/ orangtua asuh atau pembuatan panti-panti sosial yang akan mengambil peran
perlindungan dan pemeliharaan oleh negara. Sedangkan masalah sosial yang dialami oleh perempuan,
lebih tepat dengan pendekatan pemberdayaan ekonomi sehingga dengan demikian beban hidupnya
akan lebih ringan.
Salah satu yang menjadi modal sosial bagi manusia adalah pengetahuan yang diperoleh dari bangku
sekolah dan lainnya, karena bagaimanapun penguasaan pengetahuan dapat mempengaruhi posisi
serta peran seseorang di masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi syarat
utama dalam pengembangan kapasitas masyarakat termasuk sektor pariwisata. Prasyarat bahwa
seseorang akan menjadi produktif dan memberikan nilai lebih jika ia memiliki tingkat pengetahuan
yang cukup untuk mengembangkan dirinya sendiri maupun orang lain, ditambah dengan keterampilan
yang dibutuhkan oleh sektor pariwisata.
BAB 4 - 292
Seseorang harus dapat membaca dan menulis sebagai syarat untuk dapat dengan baik berinteraksi
dan berkomunikasi dengan orang lain. Indikator Angka Melek Huruf (AMH) penduduk dapat
menggambarkan kemampuan minimal yang dibutuhkan dalam pengembangan SDM Pariwisata.
Angka AMH yang semakin mendekati 100% menunjukkan bahwa semakin banyak penduduk yang
memiliki kemampuan baca tulis. Pengukuran nilai AMH pada setiap Kabupaten/Kota dilakukan dengan
memberi bobot dengan nilai 0 – 11. Kabupaten/Kota yang memiliki nilai AMH penduduk berkisar 95-
100% akan mendapatkan bobot 9 poin dan yang memiliki nilai AMH 100% memiliki bobot tertinggi
yaitu 11.
Tingkat Pendidikan Terakhir yang dimiliki oleh penduduk dapat digunakan sebagai indikator
selanjutnya yang mampu menggambarkan kondisi kualitas pendidikan masyarakat yang tersedia
untuk masuk ke dalam sektor-sektor industry di Kepulauan Bangka Belitung. Serupa dengan
pembobotan pada indikator AMH, indikator Tingkat Pendidikan Terakhir di kelompokkan dalam 6
(enam) kategori dengan nilai bobot antara 1 – 11 bobot. Jika Tingkat Pendidikan Terakhir Penduduk
berupa Diploma/Sarjana bernilai lebih besar atau sama dengan 10% dari total penduduk di
Kabupaten/Kota, maka akan diberi bobot tertinggi yaitu 11 poin. Dan apabila Tingkat Pendidikan
Terakhir Penduduk didominasi lulusan Sekolah Dasar (SD) lebih dari atau sama dengan 25%, maka
Kabupaten/ Kota tersebut akan diberi bobot rendah yaitu 1 poin.
Berikut adalah penjelasan secara detil standar penilaian kondisi pendidikan, yaitu Angka Melek Huruf
(AMH) dan Tingkat Pendidikan Terkakhir Angkatan Kerja.
Tabel 4. 157 - Standar Penilaian AMH (Angka Melek Huruf) dan Tingkat Pendidikan Terakhir
Indikator
Nilai
No Sosial dan Nilai 1 Nilai 3 Nilai 5 Nilai 7 Nilai 9 Nilai 11
0
Budaya
1 Angka Melek Angka Angka Angka Angka Angka Angka
Angka Melek
Huruf Melek Melek Melek Melek Melek Melek
Huruf
Huruf Huruf Huruf Huruf Huruf Huruf
Proporsi
penduduk usia
15 tahun ke atas
yang mempunyai
kemampuan
membaca dan
menulis huruf
latin dan huruf < 75% 75% - 79% 80%-84% 85%-89% 90%-94% 95% - 100% 100%
lainnya, tanpa
harus mengerti
apa yang
dibaca/ditulisnya,
terhadap
penduduk usia
15 tahun ke atas.
2 Persentase
Tingkat
Persentase Persentase Persentase Persentase lulusan
Pendidikan Persentase
- tidak lulus lulusan lulusan lulusan Diploma
Terakhir lulusan SD
SD SMP SMP SMA/MA/SMK dan
Sarjana
BAB 4 - 293
Indikator
Nilai
No Sosial dan Nilai 1 Nilai 3 Nilai 5 Nilai 7 Nilai 9 Nilai 11
0
Budaya
Proporsi tingkat
pendidikan
terakhir yang
≥ 25% < 25% < 25% ≥ 25% ≥ 25% ≥ 10%
telah
dilaksanakan
oleh penduduk
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Perbandingan kondisi pendidikan di Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan indikator Angka Melek
Huruf (AMH) dan indikator Tingkat Pendidikan Terkakhir Angkatan Kerja adalah sebagai berikut.
BAB 4 - 294
Tabel 4. 158 - Perbandingan Indikator Kapasitas Pendidikan Penduduk Kabupaten/ Kota di Kepulauan Bangka Belitung
Kabupaten/Kota
Indikator Sosial Kabupaten Kabupaten Kabupaten
No Kota Kabupaten Kabupaten Kabupaten
dan Budaya Bangka Bangka Belitung
Pangkalpinang Bangka Bangka Barat Belitung
Tengah Selatan Timur
SOSIAL
1 PENDIDIKAN
1.1 Angka Melek Huruf 98,79 98,63 97,56 95,5 97,86 98,85 99,22
BAB 4 - 295
Berdasarkan tabel perbandingan di atas, Angka Melek Huruf (AMH) di seluruh Kabupaten/Kota yang
ada di Kepulauan Bangka Belitung bernilai lebih dari 95%. Artinya kemampuan membaca penduduk
sudah sangat baik. Kemudian untuk Tingkat Pendidikan Terakhir penduduk, Kota Pangkalpinang
didominasi oleh mereka yang berpendidikan Diploma dan Sarjana. Untuk 3 (tiga) Kabupaten yaitu
Bangka, Belitung, dan Belitung Timur tingkat pendidikannya didominasi oleh mereka yang
berpendidikan SMA/SMK. Sedangkan untuk 3 (tiga) Kabupaten lainnya yaitu Bangka Barat, Bangka
Tengah, dan Bangka Selatan didominasi oleh mereka yang berpendidikan SMP.
Kesimpulan secara umum, tingkat pendidikan di Kepulauan Bangka Belitung belum baik karena pada
mayoritas penduduk hanya menempuh pendidikan wajib belajar 9 tahun atau setara minimal
pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karena itulah Pemerintah Daerah harus semakin serius
mendorong anak-anak untuk dapat menyelesaikan wajib belajar 12 tahun hingga SMA, agar kualitas
sumber daya manusia Kepulauan Bangka Belitung semakin baik dan tidak kalah bersaing dengan
daerah lainnya.
Kondisi tingkat pendidikan yang berfokus pada sektor pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung
didukung dengan tersedianya fasilitas pendidikan berupa 3 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 2
Universitas fakultas pariwisata. Terserapnya para lulusan SMK dan PT dengan keterampilan yang
sesuai di sector wisata adalah quick win yang harus dicapai dengan segera. Karena itulah, agar kualitas
lulusan memenuhi syarat kebutuhan industry pariwisata, maka di masa mendatang perlu ditingkatkan
kegiaatan pelatihan (soft skill dan hard skill) agar sesuai dengan kebutuhan destinasi wisata
Tingkat Pendidikan yang rendah pada sebagian besar warga Bangka Belitung memperburuk
kerentanan warga miskin, sehingga masuk dalam golongan pekerja precariat yang berupah kecil dan
jam kerja panjang, bernilai tambah rendah, tidak memiliki kepastian kerja dan tidak terlindungi
dengan jaminan kesehatan. Tingkat Pendidikan mayoritas penduduk Bangka Belitung yang rendah
(56%) membuat sulit bekerja di sektor formal.
Jika pada suatu waktu kebutuhan industry tidak dibarengi dengan kualitas Pendidikan, maka
Kepulauan Bangka Belitung dapat dimasuki oleh tenaga kerja dari luar (pendatang) yang pada akhirnya
hanya menempatkan warga setempat pada posisi yang rendah dan rentan. Karena itulah pemerintah
daerah perlu melakukan afirmasi dalam tahap penerimaan pekerja yang sesuai dengan kapasitas
sumberdaya manusia, dengan tetap mengutamakan warga lokal.
Bagi mereka yang sudah melewati usia sekolah sesuai ketentuan pemerintah, maka perlu digiatkan
program kejar paket bagi masyarakat yang putus sekolah, dengan penambahan kemampuan dalam
penguasaan Bahasa (Indonesia dan Asing).
Di sektor lain, kesehatan masyarakat juga menjadi faktor yang sangat penting untuk melihat
kemampuan daerah dalam memberikan kondisi sosial yang baik sehingga kondusif untuk
melaksanakan pembangunan (pariwisata). Indikator sektor kesehatan yang digunakan di dalam
penilaian ini adalah Angka Kesakitan (Morbiditas), yaitu proporsi penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan dan menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari (sakit). Semakin rendah persentase
angka kesakitan dalam suatu Kabupaten/ Kota, maka semakin besar nilai yang dimiliki oleh daerah
BAB 4 - 296
tersebut, dan sebaliknya. Berikut adalah penjelasan secara detil standar penilaian kondisi kesehatan,
yaitu berdasarkan Angka Kesakitan (Morbiditas).
Perbandingan kondisi kesehatan di Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan indikator Angka Kesakitan
(Morbiditas) adalah sebagai berikut.
BAB 4 - 297
Tabel 4. 160 - Perbandingan Indikator Kapasitas Kesehatan Penduduk Kabupaten/ Kota di Kepulauan Bangka Belitung
Kabupaten/Kota
Indikator Sosial Dan
No
Budaya Kota Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten
Pangkalpinang Bangka Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Belitung Timur
SOSIAL
2 KESEHATAN
Angka Kesakitan
2.1 13,54 11,59 9,99 14,24 11,14 11,71 12,02
(Morbiditas)
Sumber: Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 298
Berdasarkan tabel perbandingan di atas, seluruh Kabupaten/Kota di Kepulauan Bangka Belitung
memiliki nilai Angka Kesakitan (Morbiditas) yang berkisar antara 10-15%. Artinya tingkat kesakitan di
seluruh wilayah Kepulauan Bangka Belitung hampir setara dengan besaran bobot sebesar 5 poin.
Angka Mordibitas di tahun 2020 (11,98%) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya (12,05%).
Kondisi ini dapat diperkuat dengan sudah tersedianya fasilitas Kesehatan yang merata pada seluruh
Kabupaten/Kota di Kepulauan Bangka Belitung. Namun, pelayanan Kesehatan tetap perlu
dipertahankan bahkan ditingkatkan supaya indikator Angka Mordibitas menurun menjadi mendekati
0%.
Dalam mengukur kapasitas daerah, kemampuan dalam mengatasi masalah kemiskinan juga menjadi
faktor yang sangat penting untuk melihat kemampuan daerah mensejahterakan masyarakat. Selain
jumlah dan persentase penduduk miskin, terdapat juga garis kemiskinan, indeks kedalaman
kemiskinan, dan indeks keparahan kemiskinan yang juga dapat menggambarkan kondisi kemiskinan
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Berikut adalah penjelasan secara detil standar penilaian
kondisi kemiskinan, yaitu berdasarkan Persentase Jumlah Penduduk Miskin dan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).
BAB 4 - 299
Tabel 4. 161 - Standar Penilaian Kapasitas Pengentasan Kemiskinan
Nilai
No Indikator Sosial dan Budaya Nilai 1 Nilai 3 Nilai 5 Nilai 7 Nilai 9 Nilai 11
0
SOSIAL
KEMISKINAN
1 Persentase Penduduk Miskin Persentase Persentase
Persentase Persentase Persentase Persentase
Persentase penduduk yang berada dibawah Garis penduduk penduduk
- penduduk miskin penduduk miskin penduduk miskin penduduk miskin
Kemiskinan (GK). miskin miskin
10% - 14% 5% - 9% < 5% 0%
≥ 20% 15% - 19%
2 Jumlah Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial
(PPKS)
PPKS adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau
Jumlah jenis Jumlah jenis Jumlah jenis Jumlah jenis Jumlah jenis
masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau
- - PPKS PPKS PPKS PPKS PPKS
gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya,
≥ 20 15 - 19 10 - 14 5-9 <5
sehingga memerlukan pelayanan sosial untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya baik jasmani dan rohani maupun
sosial secara memadai dan wajar
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Gambaran komprehensif mengenai tingkat pencapaian Angka IPM Angka IPM Angka IPM Angka IPM
pembangunan manusia sebagai dampak dari kegiatan - - - Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
pembangunan yang dilakukan oleh suatu negara/daerah. < 60 ≤ 60 - < 70 ≤ 70 - < 80 ≥ 80
Perbandingan kondisi kesehatan di Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan indikator Persentase Penduduk Miskin dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
adalah sebagai berikut.
BAB 4 - 300
Tabel 4. 162 - Perbandingan Indikator Kapasitas Pengentasan Kemiskinan Kabupaten/ Kota di Kepulauan Bangka Belitung
Kabupaten/ Kota
Indikator Sosial dan
No
Budaya Kota Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten
Pangkalpinang Bangka Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Belitung Timur
SOSIAL
3 KEMISKINAN
Persentase Penduduk
3.1 4,36 4,51 2,70 4,85 3,52 6,27 6,52
Miskin
Jumlah Pemerlu
3.2 Pelayanan 12 jenis 12 jenis 12 jenis 12 jenis 12 jenis 11 jenis 11 jenis
Kesejahteraan Sosial
Indeks Pembangunan
4 78,22 72,40 69,08 70,45 66,90 72,51 70.92
Manusia (IPM)
Sumber: Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 301
Berdasarkan tabel perbandingan di atas, Angka kasus kemiskinan tertinggi di Kepulauan Bangka
Belitung berada di Pulau Belitung tepatnya di Kabupaten Belitung Timur yang mana nilainya masih
mencapai 6,52%. Sedangkan kasus kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Pulau Bangka rata-rata
nilainya di bawah 5%, dengan posisi Kabupaten Bangka Barat sebagai daerah yang memiliki persentase
kemiskinan terendah. Merujuk pada nilai IPM, Kota Pangkalpinang memiliki nilai IPM paling tinggi
yaitu 78,22 dan Kabupaten Bangka Selatan dengan nilai IPM paling rendah yaitu 66,90.
Setiap proses pembangunan akan menimbulkan dampak atau akibat terhadap warga dan lingkungan
dimana proyek berada dan berbeda dalam setiap tahapan proyek. Karena itulah perlu dilakukan
assessment agar setiap dampak negative dapat dicarikan upaya untuk mitigasinya. Kelompok rentan
(vulnerable groups) harus mendapat perhatian khusus dalam pelaksanaan proyek. Mereka yang
tergolong dalam kelompok ini diantaranya adalah mereka yang tergolong sebagai rumah tangga
miskin (RTM), perempuan, anak, orang dengan disabilitas, dan masyarakat adat.
Di masyarakat, perempuan dan anak sering berada pada posisi tidak berdaya, karena tidak memiliki
daya tawar kepada pemberi kerja. Kerja dengan jam kerja yang panjang dan pekerjaan yang termasuk
dalam kategori pekerjaan berbahaya bagi anak, termasuk diantaranya menjadi pekerja seksual dan
pekerja anak di pertambangan; tetap dijalani karena keterbatasan lapangan pekerjaan dan
kemiskinan yang dialami keluarga. Pembagian kerja di dalam keluarga juga kerap mencatat hanya laki-
laki yang berada di sektor publik yang dihitung sebagai pekerja, namun perempuan dan anak yang
faktanya mengerjakan pekerjaan produktif di dalam rumah tidak dianggap sebagai penyumbang atas
ekonomi rumah tangga.
Anak dipekerjakan dengan melanggar standard internasional seperti jam kerja yang panjang dan
kondisi kerja yang buruk semisal bekerja di sektor dan lokasi-lokasi yang berbahaya bagi keselamatan
anak, harus dihindari oleh masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung. Karena itu, di dalam sektor
pariwisata pun berlaku hal yang sama yaitu Pemerintah Daerah perlu membuat aturan yang jelas dan
memastikan standard ILO diterapkan untuk pembatasan pekerja anak di destinasi pariwisata.
Kondisi masalah sosial di Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat dari komposisi penduduk yang
masuk dalam kategori Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) atau kini disebut sebagai
Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) berdasrkan Permensos no. 8 tahun 2012. Kementerian
sosial membedakan kategori penyandang PPKS ini menjadi 26 jenis yaitu : Anak Balita Telantar, Anak
Terlantar, Anak yang Berhadapan dengan Hukum, Anak Jalanan, Anak dengan Kedisabilitasan (ADK),
Anak yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan atau Diperlakukan Salah, Anak yang Memerlukan
Perlindungan Khusus, Lanjut Usia Telantar, Penyandang Disabilitas, Tuna Susila, Gelandangan,
Pengemis, Pemulung, Kelompok Minoritas, Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP),
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), Korban Penyalahgunaan NAPZA, Korban Trafficking, Korban Tindak
Kekerasan, Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS), Korban Bencana Alam, Korban Bencana Sosial,
Perempuan Rawan Sosial Ekonomi, Fakir Miskin, Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis, dan
Komunitas Adat Terpencil.
Dari 26 kategori tersebut, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hanya mencatat terdapat 12 jenis
PPKS yang tersebar di berbagai Kabupaten dan Kota, yaitu Anak Balita Telantar, Anak Terlantar, Anak
yang Berhadapan dengan Hukum, Anak dengan Kedisabilitasan (ADK), Lanjut Usia Telantar,
BAB 4 - 302
Penyandang Disabilitas, Pemulung, Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP), Orang
dengan HIV/AIDS (ODHA), Korban Penyalahgunaan NAPZA, Perempuan Rawan Sosial Ekonomi, dan
Fakir Miskin. Kabupaten dengan jumlah PPKS terbesar adalah jenis fakir miskin, anak terlantar dan
jenis lanjut usia terlantar. Masing-masing memiliki definisi dan batasan yaitu fakir miskin merupakan
orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber
mata pencarian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi
kehidupan dirinya dan/atau keluarganya. Anak terlantar didefinisikan sebagai seorang anak beberusia
6 (enam) tahun sampai dengan 18 (delapan belas) tahun, meliputi anak yang mengalami perlakuan
salah dan ditelantarkan oleh orang tua/keluarga atau anak kehilangan hak asuh dari orang
tua/keluarga. Sedangkan lanjut usia terlantar adalah seseorang yang berusia 60 (enam puluh) tahun
atau lebih, karena faktor-faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.
Jumlah terbesar PPKS berada di Kabupaten Bangka yaitu sebesar 82.906 dengan porsi terbesar pada
PPKS jenis fakir miskin, disusul dengan Di posisi kedua tertinggi adalah Kabupaten Bangka Barat
dengan jumlah total PPKS sebesar 59.899 orang dengan proporsi terbesar pada PPKS jenis fakir miskin,
anak terlantar, lanjut usia terlantar juga. Gambaran ini menunjukkan bahwa masalah sosial yang ada
di Kepulauan Bangka Belitung terbesar adalah pada kelompok miskin, anak dan lanjut usia. Jenis PPKS
lainnya yang juga harus menjadi perhatian karena jumlahnya yang besar adalah Perempuan Rawan
Sosial Ekonomi yang diterjemahkan sebagai seorang perempuan dewasa menikah, belum menikah
atau janda dan tidak mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-
hari. Empat kelompok ini memang umum terjadi di berbagai wilayah, karenanya membutuhkan
perhatian dan program pemberdayaan yang baik sehingga keberadaannya dapat terus mengalami
penurunan. Perlu menjadi perhatian tersendiri saat pariwisata dikembagkan, maka terdapat potensi
munculnya masalah-masalah sosial baru yang dapat terjadi diantaranya adalah perdagangan orang
(prostitusi), dan NAPZA. Kedua masalah sosial ini perlu diantisipasi dengan memberikan aturan dan
batasan pelayanan dan produk yang dapat diakses di daerah-daerah wisata agar tetap sesuai dengan
aturan hukum yang berlaku.
Tim RIDPN Kepulauan Bangka Belitung menjadikan penilaian didasarkan atas keberadaan Perda atau
surat keputusan kepala daerah terkait perlindungan Adat/ Budaya. Nilai tertinggi yaitu 11 diberikan
kepada pemerintah daerah yang memiliki Kebijakan khusus terkait pelestarian kekayaan adat/ budaya
dalam bentuk Peraturan Daerah.
BAB 4 - 303
Tabel 4. 163 - Standar Penilaian Kapasitas Pelestarian Kekayaan Adat/ Budaya Kabupaten/ Kota di Kepulauan Bangka Belitung
Indikator Sosial dan
No Nilai 0 Nilai 1 Nilai 3 Nilai 5 Nilai 7 Nilai 9 Nilai 11
Budaya
BUDAYA
1 Pelestarian Kekayaan Tidak terdapat Terdapat warga Terdapat warga Terdapat ritual Terdapat Terdapat Kebijakan Terdapat
Adat/ Budaya aktivitas ritual yang yang budaya dalam ritual budaya Khusus terkait Kebijakan
budaya di menjalankan mengambangkan kegiatan dalam Pelestarian Khusus terkait
Keberadaan dukungan keluarga kebudayaan di sanggar-sanggar kemasyarakatan kegiatan Kekayaan Budaya Pelestarian
untuk melindungi atau maupun komunitasnya budaya/ seni berskala luas resmi dalam bentuk Kekayaan
melestarikan kekayaan komunitas pemerintah Keputusan atau Budaya dalam
kebudayaan, adat Peraturan Kepala bentuk
istiadat, kesenian Daerah Peraturan
Daerah
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Berdasarkan pengamatan atas lokasi-lokasi cagar budaya yang ada di lokasi ini, peneliti menemukan kondisi yang memprihatinkan, karena nampak tidak
dirawat dan dikelola dengan baik. Tidak ada pengelola yang dapat ditemui di daya Tarik wisata tersebut, sehingga pengunjung tidak dapat menanyakan perihal
sejarah dan kisah yang dikenal oleh masyarakat.
Tabel 4. 164 - Perbandingan Indikator Kapasitas Pelestarian Adat/ Budaya Kabupaten/Kota di Kepulauan Bangka Belitung
Kabupaten/Kota
Indikator Sosial Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten
No Kota Kabupaten Kabupaten
dan Budaya Bangka Bangka Bangka Belitung
Pangkalpinang Bangka Belitung
Barat Tengah Selatan Timur
BUDAYA
Pelestarian Perda No. 2 Peraturan Perda No. 4 Perda Nomor Perda No.2 Perda No. 11
Perda Nomor
1 Kekayaan Adat/ Tahun 2015: Bupati Bangka Tahun 2013: 10 Tahun 2019: Tahun 2013: Tahun 2015:
17 Tahun 2007:
Budaya Pakaian Adat dan Nomor 4 Tahun Pemberdayaan, Cagar Budaya Pelestarian Rumah Adat,
BAB 4 - 304
Kabupaten/Kota
Indikator Sosial Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten
No Kota Kabupaten Kabupaten
dan Budaya Bangka Bangka Bangka Belitung
Pangkalpinang Bangka Belitung
Barat Tengah Selatan Timur
BUDAYA
Pakaian Adat 2017: Pelestarian, dan Kawasan Adat Istiadat Pakaian Adat
Pengantin Serta Pelestarian dan Pengembangan Wisata Sejarah dan dan Pakaian
Upacara Adat Pengembangan Adat Istiadat Pemberdayaan Pengantin Adat
Perkawinan Kota Adat Istiadat dan Lembaga Adat Melayu
Pangkalpinang dan Nilai Sosial Kebudayaan Melayu Belitong di
Budaya Bangka Barat Belitong Kabupaten
Masyarakat di Kabupaten Belitung Timur
Kabupaten Belitung
Bangka
Sumber: Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 305
4.8.1.1. Analisis Sejarah dan Kearifan Budaya Lokal
Dalam terminologi pariwisata, kita mengenal yang disebut sebagai pariwisata pusaka budaya (cultural
and heritage tourism atau cultural heritage tourism) atau lebih spesifik disebut dengan pariwisata
pusaka budaya dan alam. Organisasi Wisata Dunia (World Tourism Organization) memiliki definisi
pariwisata pusaka sebagai kegiatan untuk menikmati sejarah, alam, peninggalan budaya manusia,
kesenian, filosofi dan pranata dari wilayah lain. Tiap negara juga dapat memiliki penekanan berbeda
seperti misalnya Badan Preservasi Sejarah Nasional Amerika (The National Trust for Historic
Preservation) yang mengartikan pariwisata pusaka sebagai perjalanan untuk menikmati tempat-
tempat, artefak-artefak dan aktivitas-aktivitas yang secara otentik mewakili cerita/sejarah orang-
orang terdahulu maupun saat ini.
Arti dari pusaka itu sendiri adalah segala sesuatu (baik yang bersifat materi maupun non materi) yang
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya yang ingin kita jaga keberadaan dan
keberlangsungannya. Dalam undang-undang negara kita, pusaka yang bersifat material disebut
sebagai Benda Cagar Budaya.
Pariwisata pusaka termasuk ke dalam wisata minat khusus yang menekankan pada pengalaman unik
untuk menambah pengetahuan sekaligus pengalaman yang tidak dapat ditemukan di tempat lain dan
memberikan kesan tersendiri sehingga menyebabkan para wisatawan ingin kembali lagi. Kekayaan
budaya lokal yang masih asli dapat menjadi daya tarik utama wisata, sekaligus menjadi bagian dari
usaha pelestarian terhadap nilai-nilai budaya yang telah dimiliki secara turun temurun.
Mempertahankan keaslian dari kekayaan budaya ini dapat juga dipandang sebagai bentuk ketahanan
sosial terhadap pengaruh budaya luar/asing yang sedikit banyak menggerus budaya lokal, sekaligus
membangkitkan ekonomi kreatif yang diproduksi oleh warga setempat.
Walker (1996) mengidentifikasi terdapat beberapa manfaat dari pariwisata pusaka yaitu pertama di
sektor ekonomi, mampu menciptakan lapangan kerja, membuka keragaman pekerjaan dan
meningkatkan pendapatan daerah. Kedua, dari segi fisik mampu mempertahankan bangunan
bersejarah dan pusaka budaya/alam, peningkatan infrastruktur dan meningkatnya konservasi flora
dan fauna. Ketiga, dalam segi sosial menyebabkan masyarakat setempat semakin dikenal,
meningatnya upaya menjaga nilai budaya setempat, meningkatnya kebanggan warga, membuka
kesempatan Pendidikan lebih tinggi, serta membantu warga untuk lebih memahami diri sendiri (siapa
mereka, di mana mereka berada serta apa keunikan mereka).
Jika sebuah kekayaan pusaka dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata, kita harus menyadari akan
adanya potensi dampak yang ditimbulkan dari aktifitas baru baik dalam bentuk pembangunan
infrastruktur maupun perubahan sosial yang akan terjadi pada masyarakat setempat. Potensi dampak
ini harus diidentifikasi sejak perencanaan dilakukan agar pelestarian budaya dan alam tidak terancam.
Salah satu standar yang dimiliki UNESCO jika sebuah pusaka sudah masuk menjadi bagian dari cultural
world heritage, adalah dilakukannya penilaian atas dampak yang akan terjadi yaitu Heritage Impact
Assesment (HIA) yang dikeluarkan oleh ICOMOS.
BAB 4 - 306
Desa Kota Kapur Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka (Zulkarnain:2015), dan peninggalan
berbagai bentuk benda bersejarah yang sebagian masih dikuasai oleh perorangan. Faktor penyebab
utamanya adalah lebih pada ketiadaan aturan hukum (regulasi) yang jelas, sehingga menimbulkan
ketidakpastian dalam aspek pengelolaan budaya. Keberadaan tim ahli cagar budaya di masing-masing
daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang No.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya pasal 31,
sangat dibutuhkan agar berbagai peninggalan bersejarah yang ada dapat terlindungi dan menjadi
kekayaan yang dapat dinikmati oleh generasi penerus secara berkelanjutan.
Salah satu nilai lebih dari pariwisata pusaka ini adalah besarnya peran serta masyarakat dalam
merencanakan, mengembangkan serta tetap ikut menjaga kekayaan budaya dan alam yang mereka
miliki. Keterlibatan warga memiliki posisi yang setara dengan pihak-pihak lain, harus diimbangi dengan
(peningkatan) kemampuan warga untuk mengelola secara mandiri agar sesuai dengan karakter dan
visi mereka. Karena itu, pelibatan para tokoh adat, tokoh kebudayaan, tokoh agama, seniman,
sejarawan, Lembaga adat dan lainnya sangat dibutuhkan sebagai pihak yang akan turut aktif
mengembangkan kekayaan budaya di Kepulauan Bangka Belitung.
Selain Pendidikan, modal sosial yang juga merupakan aset dari sumberdaya manusia yang bermanfaat
bagi pengembangan pariwisata adalah keragaman budaya, nilai-nilai budaya dan keluhuran nenek
moyang yang dimiliki secara turun temurun hingga saat ini, serta berbagai produk kebudayaan
peninggalan sejarah maupun yang dikembangkan dalam berbagai bentuk produk kesenian. Dalam
komposisi penduduk, etnis terbesar yang kini hidup disana adalah etnis Melayu, sebagai etnis yang
telah menjadi bagian sejak jaman kesultanan Palembang. Orang Tionghoa di Bangka Belitung
merupakan etnis terbesar setelah Melayu.
Selain etnis, penggunaan bahasa juga tidak seragam digunakan di masyarakat Bangka Belitung. Bahasa
yang paling dominan digunakan sesuai dengan jumlah etnis terbesarnya adalah Bahasa Melayu.
Namun demikian, bahasa lain juga digunakan sebagai bahasa pengantar terutama di kalangan internal
yaitu bahasa Mandarin dan bahasa Jawa. Penguasaan Bahasa asing menjadi kelemahan yang masih
dimiliki oleh penduduk Bangka Belitung, dengan berlandaskan pada kondisi bahwa lebih dari setengah
penduduknya masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
Terkait pelestarian adat dan budaya, di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, terdapat produk hukum yang mengatur pelestarian serta pengembangan adat dan budaya.
Selain itu juga terdapat kebijakan perlindungan adat dan budaya, pelestarian adat dan budaya juga
dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi masyarakat. Produk
Peraturan daerah lebih kuat dan mengikat bagi seluruh pihak baik pemerintah maupun masyarakat,
sehingga seharusnya menjadi pijakan kuat bagi perlindungan, pelestarian sekaligus pengembangan
kebudayaan di masa mendatang. Berikut ini adalah daftar kebijakan terkait pelestarian adat dan
budaya.
Tabel 4. 165 - Kebijakan Kabupaten Kota tentang Pelestarian Adat Istiadat/ Budaya
Kabupaten/ Kota Kebijakan Pelestarian Adat/ Budaya
Kota Pangkalpinang Perda No. 2 Tahun 2015: Pakaian Adat dan Pakaian Adat Pengantin Serta
Upacara Adat Perkawinan Kota Pangkalpinang
BAB 4 - 307
Kabupaten/ Kota Kebijakan Pelestarian Adat/ Budaya
Kabupaten Bangka Peraturan Bupati Bangka Nomor 4 Tahun 2017: Pelestarian dan
Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat di Kabupaten
Bangka
Kabupaten Bangka Barat Perda No. 4 Tahun 2013: Pemberdayaan, Pelestarian, dan Pengembangan Adat
Istiadat dan Kebudayaan Bangka Barat
Kabupaten Bangka Tengah Perda Nomor 10 Tahun 2019 : Cagar Budaya
Kabupaten Bangka Selatan Perda Nomor 17 Tahun 2007: Kawasan Wisata Sejarah
Kabupaten Belitung Perda No.2 Tahun 2013: Pelestarian Adat Istiadat dan Pemberdayaan Lembaga
Adat Melayu Belitong Kabupaten Belitung
Kabupaten Belitung Timur Perda No. 11 Tahun 2015: Rumah Adat, Pakaian Adat dan Pakaian Pengantin
Adat Melayu Belitong di Kabupaten Belitung Timur
Sumber: Hasil Penelusuran Tim, 2021
Terlihat dari tabel di atas bahwa Kabupaten Bangka adalah daerah yang lebih rendah kualitas
kebijakannya dalam melestarikan adat/ budaya karena bentuk aturannya masih berupa Peraturan
Bupati (Kepala Daerah), bukan Peraturan Daerah seperti yang dimiliki oleh daerah lainnya. Karena
itulah mengingat bahwa Kabupaten Bangka memiliki kekayaan warisan budaya yang tidak kalah
kandungan sejarah dan budaya-nya dibandingkan di wilayah lain, maka perlu adanya komitmen yang
lebih besar dari berbagai pihak untuk meningkatkan jaminan kebijakan daerah.
Di samping dua kelompok etnis yaitu Melayu dan Tionghoa, Bangka Belitung sesungguhnya hingga kini
masih memiliki kelompok masyarakat adat atau suku asli atau biasa disebut dengan istilah indigenous
people, adalah mereka yang memiliki identitas tersendiri seperti bahasa, kebudayaan, sistem sosial
dan sebagainya yang berbeda dengan populasi penduduk pada umumnya. Mereka inilah yang sering
mengalami resiko yang lebih besar dan kehilangan atas akses pada kekayaan alam dan budaya. Di
Bangka Belitung, hingga kini terdapat kelompok masyarakat yang dikenal sebagai Orang Lom, sebuah
definisi yang diciptakan oleh Belanda pada pertengahan abad ke-19 saat dilakukan pendataan
penduduk Pulau Bangka, di mana kelompok ini belum beragama seperti masyarakat sekitarnya yang
sudah beragama Islam. Suku bangsa ini dikisahkan berasal dari komunitas Vietnam yang mendarat
dan menetap di daerah Gunung Muda, Belinyu sekitar abad ke 5 Masehi. Suku bangsa ini telah ada
jauh sebelum Kerajaan Sriwijaya yang berkembang pada abad ke-7 Masehi.
Suku ini nampaknya tidak dapat dikategorikan sebagai suku Melayu karena walau bahasanya mirip,
namun banyak pula istilah-istilah yang berbeda. Selain itu orang lom juga memiliki kebiasaan
mengkonsumsi daging babi, tidak seperti umumnya suku Melayu yang beragama Islam dan tidak
makan daging babi. Karena pemerintah menilai Orang Lom termasuk warga yang tertinggal, maka
pada tahun 1973 pemerintah menggiatkan Proyek Perkampungan Masyarakat Terasing (PKMT)
dengan membangun sekitar 75 rumah semi permanen di daerah Dusun Air Abik. Hingga kini, mereka
masih menempati pemukiman di Kecamatan Belinyu, tepatnya di desa Gunung Pelawan. Namun
demikian, pada perkembangannya, pemerintah kini sudah tidak lagi menggolongkan mereka dalam
kategori Komunitas Adat Terasing, karena sebagian memang sudah resmi menganut salah satu agama
dan tercantum di Kartu Tanda Penduduk nya. Kehidupan ekonominya juga dinilai tidak lagi tertinggal
karena kini mereka juga selain menjadi nelayan juga aktif bekerja sebagai penambang timah, sehingga
dengan harga timah yang tinggi telah membuat kondisi ekonomi rumah tangga membaik.
BAB 4 - 308
Keberadaan orang Lom ini harus menjadi perhatian khusus, karena mereka berpotensi akan semakin
terpinggirkan dari perkembangan masyarakat. Suku asli ini harus mampu menyampaikan keinginan
dan pendapat mereka dalam turut membangun pariwisata, sekaligus sebagai aktor aktif yang ikut
mendapatkan manfaat pembangunan. Di sisi lain, diperlukan pula kehati-hatian agar pembangunan
jangan sampai menggerus nilai-nilai kearifan lokal dan budaya suku asli Bangka Belitung.
Salah satu potensi dampak negatif yang dapat dialami oleh masyarakat adat adalah terganggunya
masyarakat adat karena hanya menjadi obyek, karena itu dalam pengembangan daya Tarik wisata ke
depan dibutuhkan konsultasi dengan masyarakat adat. Terkait dengan kemungkinan terjadinya
dampak berupa terganggunya ritual/upacara kebudayaan yang biasa dilakukan di daerah wisata, maka
pemerintah perlu tetap memperhitungkan penyediaan ruang atau waktu tertentu untuk menjamin
tetap bisa dijalankannya ritual kebudayaan di destinasi pariwisata.
Secara keseluruhan, kapasitas pemerintah daerah terkait kebijakan sosial budaya di Kepulauan Bangka
Beitung dapat digambarkan dan diperbandingkan secara singkat dari tabel penilaian keseluruhan dari
7 indikator yaitu Angka Melek Huruf, Tingkat Pendidikan Terakhir. Angka Kesakitan (Morbiditas),
Persentase Penduduk Miskin, Jumlah Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Indeks Pembangunan
Manusia dan Pelestarian Kekayaan Adat/ Budaya.
Pada tabel ini menujukkan bahwa kapasitas pemerintah daerah di Kota Pangkalpinang adalah Kota
yang memiliki kapasitas paling tinggi dengan total nilai 61, dimana indicator Tingkat Pendidikan
Terakhir serta Pelestarian Adat/ Budaya memiliki nilai maksimum yaitu 11. Posisi kedua kapasitas
daerah di bidang sosial budaya ditempati oleh Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kabupaten
Belitung Timur dengan total nilai yang sama yaitu 57. Posisi ketiga ditempati oleh Kabupaten Bangka
Barat dan Kabupaten Bangka Tengah dengan nilai 55, dimana keduanya memiliki nilai Pendidikan
terakhir yang rendah (5). Di posisi terakhir, Kabupaten Bangka Selatan merupakan daerah yang paling
rendah nilai kapasitas sosial budaya-nya, dikarenakan beberapa indicator kapasitas tingkat pendidikan
terakhir dan angka kesakitan (morbiditas) terhitung rendah sehingga indeks pembangunan
manusianya juga relatif rendah dibanding daerah lain.
BAB 4 - 309
Tabel 4. 166 - Total Penilaian Kapasitas Sosial Budaya Kabupaten/ Kota di Kepulauan Bangka Belitung
Kabupaten/ Kota
2 KESEHATAN
3 KEMISKINAN
BAB 4 - 310
Beradasarkan atas analisa kapasitas daerah di bidang sosial budaya ini, maka berbagai pihak
khusussnya pemerintah daerah, perlu menyadari bahwa , terutama pemerintah daerah sebagai
regulator dan pembuat kebijakan, untuk tetap memperhatikan kualitas sumber daya manusia
masyarakat. Karena bagaimanapun pembangunan tanpa keberadaan manusia-manusia yang
berkualitas, pada akhirnya hanya menimbulkan permasalahan-permasalahan sosial yang baru. Dalam
kerangka RIDPN Kepulauan Bangka Belitung ini, maka pembangunan sektor pariwisata tidak boleh
meninggalkan pembangunan manusia. Pengembangan kapasitas harus dilakukan di berbagai sektor
sosial dan budaya, serta berbagai level baik di tingkat makro menyangkut kebijakan masyarakat, di
tingkat messo dengan memberdayakan berbagai institusi sosial, dan di tingkat mikro dengan
pemberdayaan individu-indiividu yang akan bekerja serta berperan aktif dalam pembangunan dan
pengelolaan pariwisata di masa datang. Pada akhirnya kita perlu bersepakat bahwa kualitas hidup
manusia melalui pembangunan sektor sosial budaya akan melengkapi visi pengembangan pariwisata
yang berkelanjutan hingga generasi mendatang.
KTA Kota Mentok-Teritip, meliputi seluruh kawasan perkotaan Mentok dan sabagian meliputi
kawasan pesisir barat dan utara perkotaan Mentok, sampai Pantai Nyatoh di utara Kecamatan
Simpang Teritib. Pada kawasan permukiman perkotaan, terdapat beberapa DTW buatan dan
budaya yang menjadi ciri khas perotaan Mentok, diantaranya adalah Museum Timah, Wisma
Ranggam, Rumah dan Makam Mayor, Bangunan Pastoral yang mempunyai nilai sejarah tinggi, baik
skala lokal maupun skala nasional.
Pesanggarahan Menumbing merupakan salah satu DTW yang berada pada kawasan konservasi dan
sekaligus merupakan salah satu dataran tertinggi di kawasan ini. Dengan kata lain Bukit
Menumbing selain menjadi objek wisata, namun juga berfungsi sebagai daerah tangkapan air hujan
(Cacthment area). Selebihnya DTW yang berada di bagian utara KTA, mulai dari Pantai Tanjung Ular
sampai pantai Air Nyatoh berada pada areal pesisir yang sekaligus menjadi kawasan konservasi.
Pengembangan kawasan wisata pada kawasan konservasi diperkenankan selama diterapkan
pembatasan dan penelolaan DTW yang berbasis lingkungan. Dengan demikian keberadaan DTW
bersesuaian dengan peruntukan kawasan sebagaiamana yang tertuang dalam rencana pola ruang
Kabupaten bangka Barat, sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini.
BAB 4 - 311
Gambar 4. 63 - Peta Pola Ruang KTA Mentok-Teritip Kabupaten Bangka Barat
Sumber: Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 312
B. KTA Belinyu, Kabupaten Bangka
Terdapat 2 sub KTA pada KTA Belinyu. Sub KTA kawasan perkotaan Belinyu terdapat berbagai DTW
budaya dan buatan yang tersebar pada kawasan permukiman. Sementara itu untuk DTW alam
lebih banyak tersebar di sepanjang sisi barat pesisir pantai Teluk Kelabat, diantaranya yang terkenal
adalah Pantai Batu Bedinding. Pada kawasan ini terdapat peruntukan ruang lain seperti Pelabuhan
dan Depo BBM yang terpisah dengan kawasan peruntukan pariwisata. Namun terdapat 2 Klenteng
yang berbatasan langsung dengan peruntukan kawasan pertambangan, yatu Klenteng Phak Kak
Liang dan Klenteng Kuto Panji. Kedua Klenteng yang ebrsejarah ini tentunya perlu dijaga agar
kawasan sekitarnya tidak mengalami kerusakan lingkungan akibat pertambangan timah.
Di bagian Utara KTA Belinyu, terdapat 3 DTW pantai dan 3 DTW Pulau. Ke enam DTW ini berada
pada peruntukan kawasan perkebunan (perkebunan sawit rakyat). Keberadaan DTW ini tidak
bertentangran dengan peruntukan kawasan perkebunan, apalagi lokasi DTW berada di pesisir dan
puau-pulau kecil. Pada Gambar berikut dapat dicermati lokasi setiap DTW yang dikaitkan dengan
peruntukan kawasan sebagaimana tertuang dalam RTRW Kabupaten Bangka.
BAB 4 - 313
Gambar Peta Pola Ruang KTA Belinyu dan KTA Sungailiat Kabupaten Bangka
Sumber: Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 314
C. KTA Sungailiat, Kabupaten Bangka
KTA Sungailiat meliputi peruntukan kawasan permukiman perkotaan, perkebunan, hutan dan
kawsan pariwisata. Sebagian besar DTW pantai berada pada peruntukan perkebunan dan sebagian
kecil pada kawasan permukiman pesisir. Sementara itu untuk DTW buatan seperti klenteng, veneu
mandi balimau, makam Depati Bahrin serta beberapa hutan kota dan kolong (bekas pertambangan
timah yang dijadikan destinasi wisata), berada dalam kawasan perkotaan Sungailiat. Kawasan
wisata Kabupaten Bangka ini memang banyak terdapat di sepanjang pantai timur dengan DTW
utama adalah Pantai Tikus dan Pantai Paray. Untuk DTW yang berada kawasan perkebunan, apalagi
kawasan hutan diperlukan pengelolaan yang memperhatikan lingkungan, sehingga keberadaan
DTW tidak menganggu fungsi-fungsi ruang yang sudah diamanatkan dalam rencana pola ruang
daerah (RTRW). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di atas.
Deliniasi atau batas KTA Pangkalpinang, hampir sepenuhnya berhimpitan dengan batas
administrasi Kota Pangkalpinang. Secara umum, peruntukan ruang pada kawasan perkotaan
seperti Pangkalpinang, adalah permukiman, perdagangan dan jasa, ruang terbuka hijau, industri
dan pariwisata. Jenis DTW yang dominan adalah DTW buatan dan budaya. Sebagian besar DTW
teraglomerasi pada kawasan pusat kota, yaitu pada peruntukan permukiman kota kepadatan tinggi
dan pada kawasan perdagangan dan jasa. Kalaupun ada DTW alam di pesisir, hanya terdapat 2
DTW pantai, yaitu DTW pantai Tanjung Bunga dan Pantai Pasir Padi. Kedua DTW ini berada pada
kawasan peruntukan pariwsata. Namun ada juga DTW yang berada dalam kawasan industri, yaitu
DTW budaya berupa Pura Jagadnatha Surya Kencana. Semua bentuk DTW dalam KTA Kota
Pangkalpinang, adalah bentuk-bentuk DTW yang umum ada pada kota-kota tua dengan budaya
lokal yang kuat. Jadi peruntukan ruang pada kawasan perkotaan Pangkalpinang bila dikaitkan
dengan sebaran dan jenis DTW-nya adalah hal yang wajar dan justru keberadaan DTW memperkuat
karakter ruang, bangunan dan lanskap kota Pangkalpinang. Deliniasi KTA, renana pola ruang dan
sebaran DTW pada peruntukan kawasan Kota Pangkalpinang dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
BAB 4 - 315
Gambar Peta Pola Ruang KTA Pangkalpinang Kota Pangkalpinang
Sumber: Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 316
E. KTA Semujur-Kurau, Kabupaten Bangka Tengah
Rencana pola ruang pada KTA Semujur Kurau terdiri atas permukiman perkotan, permukiman
perdesaan, perkebunan, hutan produksi dan sebagin hutn konservasi. Sebagian besar DTW
merupakan daerah wisata yang berada dalam peruntukan permukiman dan perkebunan,
sedangkan pantai Pan Semujur diperuntukan sebagai kawasan wisata dengan luas mencapai 300
Ha. Terdapat 2 DTW yang berada pada kawasan peruntukan perkebunan sisi pantai, yaitu Pantai
Penyak dan Benteng Kurau. Sedangkan DTW pantai lainnya, yaitu Pantai tanah Merah, Keranji,
Kandipel, Tapak Hantu, Tapak Kaki Dewa dan pantai Batu Belubang berada pada kawasan
permukiman perdesaan. Keberadaan DTW pada kawasan permukiman dan perkebunan tidak
bertentangan dengan renana pola ruang Kabupaten Bangka Tengah, tapi justru dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi masyarakat. Bukit Mangkol selain sebagai kawasan konservasi juga menjadi
daya tarik wisata dengan pemandangannya yang indah serta terdapat sebuah air terjun. Pada DTW
yang berada pada kawasan konservasi, termasuk DTW Hutan Mangrove Mujang, seyogyanya
dikelola berbasis lingkungan dengan intensitas pengunjung yang terbatas. Deliasi KTA Semujur-
Kurau dengan pola ruang dan sebabran DTW-nya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
BAB 4 - 317
Gambar Peta Pola Ruang KTA Semujur-Kurau dan KTA Koba Berikta Kabupaten Bangka Tengah
Sumber: Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 318
F. KTA Koba Berikta, Kabupaten Bangka Tengah
Dalam RTRW Kabupaten Bangka Tengah, KTA ini irencanakan untuk pengembangan permukiman
perkotaan & perdesaan, kawasan industri, hutan indung dan hutan produksi. DTW pada KTA ini
tersebar pada semu peruntukan ruang diatas. Pada Sub KTA F.1 di kawasan perkotaan Koba
sebagian besar DTW berada pada kawasan permukiman dan hutan konservasi (mangrove). Pada
sub KTA F.2 DTW berada kawasan kosnervasi Gunung pading dan terdapat 2 danau yang berasal
dari sisa galian tambang timah yang berada pada peruntukan kawsan permukiman perdesaan.
Pada Sub KTA Tanjung Berikat terdapat kawasan peruntukan pariwisata alam, berupa pntai
Tanjung Berikat dan panti Gusung Alam. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan gambar di atas.
Sub-sub KTA pada KTA ini dapat dikategorikan 4 tipologi pola ruang, yaitu KTA yang berbasis
perkebunan, permukiman perkotaan, hutan produksi, dan pertanian pangan. Sub KTA bagian utara
Toboali adalah sub KTA dengan peruntukan perkebunan, sedangkan sub KTA perkotaan Toboali
merupakan kawasan permukiman perkotaan dan sebagian adalah kawasan perkebunan dan hutan
produksi. Pada sub KTA G.3 yang berda di sekitar kawasan industri Sadai terdapat kawasan
peruntukan pariwisata, khususnya di Pulau Salma, dan Pulau Tinggi. Di bagian pulau Bangka, pada
kawasan industri juga terdapat 2 DTW pantai, yaitu pantai Tanjung Ru dan pantai Puding Besar.
Berkenaan dengan potensi wisata yang tinggi di kawasan ini, namun juga potensial untuk
pengembangan kawasan industri, sebaiknya kawasan industri dikembangkan dengan pendekatan
green industry yang dibangun dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Lepar Pongok adalah
pulau yang diperuntukan sebagai kawasan perkebunan. Secara faktual, saat ini sebagian kawasan
perkebunan ditanami sawit. Demkian juga halnya dengan Pulau Pongok, sebagian besar
diperuntukan sebagai kawasan perkebunan dan di bagian Barat Laut pulau ini, diperuntukan
khusus untuk kawasan pariwisata. Untuk lelbih jelsnya dapat diperhatikan gambar di bawah ini.
BAB 4 - 319
Gambar Peta Pola Ruang KTA Toboali-Lepar dan KTA Batu Betumpang Kabupaten Bangka Selatan
Sumber: Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 320
H. KTA Batu Betumpang, Kabupaten Bangka Selatan
Rencana pola ruang pada KTA Batubetumpang pada umumnya adalah untuk perkebunan,
pertanian pangan dan sebagian kecil untuk hutan lindung, khususnya di bagian pesisir. Darise kin
banyak KTA di pulau bangka hanya pada KTA ini terdapat kawasan bergambut yang cukup lus dan
dalam RTRW kabupaten Bangka Selatan sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung. Hanya saja
memang tidak terdapat DTW pada kawasan ini. Sebagian besar DTW berada pada kawasan
pertanian pangan, perkebunan dan hutan lindung di kawasan pesisir. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar di atas.
Pada rencana pola ruang Kabupaten Belitung, KTA ini diperuntukan sebagai kawasan permukiman
perkotaan, pariwisata, pertanian lahan kering dan sebagian kecil untuk hutan produksi dan hutan
lindung. Tedapat satu peruntukn yang unik pda KTA ini, tepatnya di Sub KTA I.6 di Pulau Naduk
yang diperuntukan sebagai kawasan karantina hewan. Puiau ini sekaligus juga menjadi DTW.Dari
seluruh DTW yang ada, hanya di KTA ini yang terdapat peruntukan kawasan pariwisata paling luas,
yang meliputi hampir seluruh pesisir pantai di bagin barat dan utara Kecamatan Sijuk. Sebagian
besar pulau-pulu kecil di selat Nasik juga diperuntukan sebagai kawasan wisata. DTW-DTW yang
terdapat di pesisir kawasan perkotaan Tanjung Pandan berada pada peruntukan kawasan lindung
(mangrove) dan permukiman, baik permukiman perkotaan maupun permukiman perdesaan. DTW
Rindu Kampung yang berada di bagian utara kawasan perkotaan Tanjung Pandan sampai Pantai
Batu Rakit sepanjang lebih kurang 20 Km berada pada rencana pola ruang untuk kawasan
pariwisata. Tentunya menjadi salah satu kekuatan dari pariwisata Belitung, dimana terdapat
kekuatan hukum yang mendukung dan mendorong investasi sektor pariwisata. Untuk lebih
lengkapnya dapat dicermati gambar di bawah ini.
BAB 4 - 321
Gambar Peta Pola Ruang KTA Tanjung Pandan-Tanjung Kelayang dan KTA Tanjung Rusa Kabupaten Belitung
Sumber: Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 322
J. KTA Tanjung Rusa, Kabupaten Belitung
KTA ini berada di abgian selatan Kabupaten Belitung, tepatnya di Kecamatan Membalong.
Sebagian besar KTA ini direncanakan untuk pertanian lahan kering, perkebunan, dan pariwisata.
Memang terdapat peruntukan lain, namun tidak terlalu luas, seperti kawasan hutan lindung dan
hutan produksi. Pulau Seliu, tanjung Kiras dan Tanjung Genting hampir 90% diperuntukan sebagai
kawasan pariwisata. Seluruh DTW yang terdapat di KTA ini dikembangkan berdekatan dengan
kawasan permukiman perdesaan. Hal ini tentu akan berdampak baik bagi peneglolaan dan
keberlanjutan DTW dan sekaligus membawa dampak positif bagi pengembangan ekonomi
masyarakat setempat. Rencana pola ruang pada KTA ini dan KTA Tanjung Pandan-Tanjung Kelayang
dapat dicermati pada gambar di atas.
KTA ini didominasi oleh DTW pantai dan pulau yang sebagian besar berada pada lahan pertanian
dan hutan lindung (mangrove). Untuk DTW pulau, hampir seluruhnya diperuntukan memang untuk
kawasan pariwisata. Sedangkan bagian darat diperuntukan sebagai kawasan pertanian dan hutan
lindung. Namun pada kawasan hutan lindung an pertanian yang dimanfaatkan untuk kegiatan
pariwsata adalah areal pantainya, sehingga keberadaan DTW tidak mengganggu keberadaan dari
pertanian dan hutn lindung. Kendati demikian pengembangan kawasan pariwisata, termasuk pada
pulau-pulau seyogynya dilakukan dengan hati-hati dengan prinsip pembangunan pariwisata
berkelanjutan. Gambar peta rencana pola ruang pada kedua KTA ini dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
BAB 4 - 323
Gambar Peta Pola Ruang KTA Kelumpang-Sekunyit, KTA Manggar, dan KTA Bukulimau Kabupaten Belitung
Sumber: Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 324
L. KTA Manggar, Kabupaten Belitung Timur
KTA Manggar meliputi 4 sub KTA dengan pola ruang yang cukup beragam, mulai dari peruntukan
kawasan permukiman perkotaan & perdesaan, kawasan pertanian, perkebunan, hutan produksi,
hutan lindung, pariwisata bahkan kawasan pertambangan. Bahkan “Kampung Laskar Pelangi” yang
terkenal itu berada di sekitar pertambangan timah yang sebagian sudah menjadi danau (kolong)
dan dijadikan objek wisata. Sedangkan di sub KTA perkotaan Manggar, peruntukan lahan selain
didominasi untuk kawasan permukiman perkotaan juga terdapat kawasan pertambangan. Diantara
DTW yang berada dalam kawsan peruntukan pertambangan adalah DTW Bandoeng River dan
Pantai Tambak. Salah satu DTW yang cukup terkenl di bagian utara perkotaan Manggar, yang
berada dalam sub KTA Manggar ini adalah Pantai Burung Mandi. DTW ini berdekatan dengan Pantai
Malang Lepau, Benteng Guning Burung Mandi dan Vihara Dewi Kwan In yang seluruhnya berada di
pesisir yang dalam RTRW Kabupaen Belitung Timur diperuntukan sebagai kawasan lindung dan
sebagian kecil sebagai permukiman perdesaan. Lebih lanjut, lahan pola ruang pada KTA ini dapat
dilihat pada gambar di atas.
KTA ini terdiri dari 2 sub KTA, dimana sub KTA darat umumnya diperuntukan sebagai kawasan hutn
lindung yang berada di sepanjang pesisir pantai dan lokasi DTW beraa, seperti Pnatai Pering, Pantai
Sengaran, Pantai Pesairan, Pantai Slindang dan terdapat 1 geosite yang bertaraf internasional yaitu
Pulau Keran. Sedangkan untuk Sub KTA M.2 dan M.3, seluruhnya merupakan kawasan wisata pulau
yang diperuntukan sebagai akwasan lindung. Peruntukan kawasan pada KTA M ini dapat dicermati
pada gambar peta di atas.
Dalam RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kota Pangkalpinang ditetapkan sebagai PKN, artinya
adalah pusat yang seyogynya mempunyai kelengkapan prasarana dan sarana permukiman yang paling
lengkap dibanding kawasan perkotaan lainnya. Selanjutnya kawasan perkotaan yang mempunyai
kapasitas memadai dalam pelayanan dasar adalah kawasan perkotaan Mentok, Sungailiat, Koba,
Toboali, Tanjung Pandan dan Manggar. Adapun kawasan perkotaan yag lebih rendah dari itu adalah
pusat-pusat kecamatan yang juga ada pada –asing-masing KTA.
BAB 4 - 325
Pada peta rencana struktur ruang di bawah ini, dapat dicermati bahwa sebagian besar KTA berada
dalam lintasan jalur jalan utama, yang juga dikenal sebagai jalan “Trans Babel” yang menghubungkan
Kota mentok, Sungailiat, Pangkalpinang, Kona, Toboali. Sedangkan di Pulau Belitung hanya terdapat
satu ruas jalan utama, jalan ansional yaitu yang menghubuungkan KTA Tanjung Pandan-Yanjung
Kelayang dnegan KTA Manggar. Kendatipun demikian seluruh KTA yang ada mempunyai tingkat
aksesibilitas tinggi, kecuali aksesibilitas menuju KTA Batubetumang di Kabupaten Bangka Selatan dan
KTA Kelumpang Sekunyit di bagian selatan Kabupaten Belitung Timur. Tingkat aksesibilitas ke kedua
KTA ini adalah sedang, tidak setinggi KTA-KTA lainnya. Bila dicermati dari sisi sub KTA, maka sub KTA
yang mempunyai tingkat aksesibilitas rendah adalah sub KTA yang berada di kepulauan, terutama di
kepaulaun pada sub KTA M.1 an M.2 di KTA Bukulimau.
Konektivitas kedua pulau besar ini, sebenarnya sudah tersambung melalu udara dan laut. Melalui
udara tentu terhubung dengan adanya penerbangan dari Bandara Depati Amir di Pangkalpinang dan
Bandara HAS Hanandjoedin di Tanjung Pandan. Sedangkan jalur laut terdapat pelabuhan
penyebarangan dari Bagan Siapi-api Sumatera Selatan ke Pelabuahn Muntok. Untuk penyebarangan
dari Pulau Bangka ke Pulau Belitung terdapat pelabuhan penyeberangan Sadai di Kabupaten Bangka
Selatan dan pelabuhan penyeberangan Tanjung Rhu di Kbupaten Belitung. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat superimpose peta rencana struktur ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan KTA yang
telah disusun pada gambar di bawah ini.
BAB 4 - 326
Gambar Peta Superimpose KTA dan Struktur Ruang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Sumber: Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 327
4.9.3. Analisis KTA Berdasarkan Kawasan Rawan Bencana
Analisis kebencanaan dalam kerangka pengembangan pariwisata dilakukan dengan superimpose peta
kerawanan bencana dengan setluruh KTA. Peta kebencanaan juga merupakan gabungan
(superimpose dari peta bencanabanjir, longsor, abrasi dan gempa bumi. Namun sebagaiman
diketahui bahwa kawasan Kepualuan Bangka Belitung adalah kawasan yang aman dari tsunami dan
jarang terjadi gempa bumi. Namun 3 jenis bencana yang sering terjadi di kawasn ini adalah bencana
banjir, longsor, abrasi dan kekeringan. Bencana kekeringan menjadi salah satu penyebab terjadinya
bencana kebakaran hutan dan lahan serta krisis air bersih/minum.
KTA Kota Mentok, Belinyu, Sungailiat, Pngkalpinang, Semujur, dan sebagian KTA Tanjung Pandan-
Tanjung Kelayang berpotensi mengalami bencana kekeringan yang sekaligus juga menjadi indikasi
potensi kebakaran hutan dan lahan.
Hampir semua KTA terdapat potensi rawan banjir secara terbatas dan umumnya berada di pesisir.
Artinya sebagian besar banjir terjadi pada muara-muara sungai dan sebagian karena luapan genangan
pada kawasan rawa/gambut. Namun areal banjir terluas sering terjadi di Kecamatan naman
Kabupaten Bangka Tengah. Namun areal banjir ini hanya sebagian kecil saja yang masuk dalam
deliniasi KTA Semujur. Justru areal banjir, meski tidak terlalu luas namun berada pada KTA Koba, dan
berada pada areal perkotaan yang juga terdapat beberapa DTW, seperti Patung Udang dan Pantai
Kobatin. Kawasan perkotaan Pangkalpinang terdapat beberapa areal banjir yang tidak jarang
menyebabkan kemacetan panjang, karena banjir menggenangi jalan-jalan utama. Di kota ini juga
terapat kawasan rawan banjir, yaitu di daerah Pangkal Balam dan gabek.
Berkenaan dengan bahaya bencana longsor dan abrasi, hampir seluruh pantai di Kepulauan Bangka
Belitung berpotensi terjadi abrasi. Sedangkan longsor tersebar secara sporadis hampir diseluruh KTA,
namun dengan frekuensi kejadian yang ajrang serta areal yang terbatas. Untuk bahay abrasi yang
paling penting mendapat perhatian adalah abrasi di sepanjang Pantai Kurau, pantai Koba, pulau
Pongok, pantai di bagian barat Kabupaten Belitung serta di sepanjang pantai antara pantai Siantu
sampai dengan pantai Bau Bedil di Kecamatan Sijuk.
Peta superimpose KTA dengan jenis-jenis potensi bencana di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dapat dicermati pada peta di bawah ini.
BAB 4 - 328
Gambar Peta Superimpose KTA dan Kawasan Rawan Bencana di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Sumber: Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 329
4.9.4. Analisis KTA Berdasarkan Kesesuaian Lahan
Analisis keseuaian lahan yang dmaksud disini adalah kesusaian lahan untuk dibangun. Analisis
kesesuaian lahan ini meliputi kesesuaian lahan untuk kemudahan dalam konstruksi, pondasi,
kestabilan lereng, ketersediaan air dan kesesuaian untuk drainase, erosi, limbah dan juga sudah
termasuk kesesuaian untuk bencana alam. Melalui analisis ini dapat diketahui KTA-KTA yang
mempunyai daya dukung tinggi terhadap pembangunan pariwisata yang diwakili titik-titik keberadaan
DTW saat ini.
Untuk memahami kesesuaian lahan untuk permukiman atau pembangunan kawasan wisata, perlu
memperhatikan peta di bawah ini. Untuk kawasan yang berwarna putih,a dalah kawasan yang tidak
layak untuk dibangun. Sedangakan areal yang berwarna kuning adalah kawasan yang layak dibangun
dengan kategori kemampuan agak tinggi. Apabila dalam KTA terdapat lahan yang mempunyai
kemampuan lahan tinggi, sampai sangat tinggi, artinya kawasan tersebut dapat dikembangkan.
Kendatipun dalam delinisi KTA terdapat lahan yang tidak layak bangun, namun tidak seluruh DTW
memerlukan bangunan seperti kawasan permukiman, kecuali hanya untuk membangun prasarana
dan sarana pendukung DTW, seperti shelter, toilet, warung atau restoran dn lain-lain dalam luasan
yang terbatas. Namun bila DTW berada dalam kawasan dengan kesesuaian tinggi sampai sangat tinggi,
maka akan mudah untuk membangun atau menyediakan bebagai prasarana dan sarana pendukung
pariwisata, terutama terkait dengan aksesibiliitas dan amenitas minimal di sekitar DTW/ dalam sutu
destinasi wisata. Untuk mengetahui lebih lanjut tingkat kesesuaian lahan untuk masing-masing KTA
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
BAB 4 - 330
Gambar Peta Superimpose KTA dan Kesesuaian Lahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Sumber: Hasil Analisis, 2021
BAB 4 - 331
4.9.5. Temuan Analisis dan Rekomendasi Pengembangan Spasial & Mitigasi
Bencana
4.9.5.1. KTA dan Rencana Pola Ruang
Dalam penyusunan rencana pola ruang, ruang dibagi menjadi kawasn lindung dan kawasan budidaya.
Kawasan peruntukan pariwisata merupakan bagian dari kawasan budidaya. Secara peruntukan ruang,
seluruh Kabupaten dan Kota, mengalokasikan ruang untuk kegiatan pariwisata dengan luas yang
bervariasi. Namun bila dicermati letak dari DTW, tidak semua DTW berada dalam kawasan
peruntukan pariwisata. Ini adalah hal yang wajar, karena sebagian besar DTW yang ada merupakan
DTW alam, yang memang sudah tersedia secara alami dan kemudian menjadi menarik untuk
dikunjungi, dinikmati. Bahakan tidak jarang, tumpukan batu besar yang berada disisi jalan menjadi
pemandangan yang menakjubkan bagi para pendatang dan akhirnya menjadi DTW yang banyak
dikunjungi, bahkan dari berbagai mancanegara. Berkenaan dengan DTW budaya, keberadaannya tidak
jauh berbeda dengan DTW Alam, karena DTW tersebut merupakan produk budaya msyarakat
setempat yang kemudian menjadi daya tarik bagi masyarakat pendatang untuk menikmati DTW
budaya tersebut. Satu hal yang unik di kawasan ini, adalah DTW yang dalam rencana pola ruang
diperuntukan sebagai kawasan pertambangan dan bekas galiannya menjadi DTW, seperti ”danau”
Kaolin. Dengan kata lain, kerusakan alam yang bersakala besar dapat juga menjdi DTW.
Mencermati sebaran DTW pada berbagai jenis peruntukan ruang pada setiap KTA, maka dapat
disimpulkan, bahwa keberadaan DTW berada hampir pada semua jenis peruntukan ruang, mulai dari
peruntukan permukiman perkotaan yang padat, sampai pada kawasan konservasi dengan akses yang
sangat rendah. Oleh karena itu, dalam pengembangan DTW bila dikaitkan dengan rencana pola ruang
dapat direkomendasikan beberapa hal yaitu :
1. Pada kawasan peruntuk pariwisata, DTW atau kegiatan pariwisata dpat dikembangkan secara
intensif dengan tetap mempertimbangkan daya tampung optimal DTW dan atau destinasi
wisata. Pada kawasan yang sudah diamanatkan sebagai kawasan peruntukan pariwisata dalam
rencana tata ruang daerah, perlu segera disusun rencana rincinya, agar diperoleh gambaran
teknis dan kepastian hukum untuk pembangunannya, termasuk investasi dari berbagai pihak.
2. Pada kawasan yang diperuntukan bukan sebagai kawasan pariwisata, seperti permukiman,
perkebunan, pertanian, perdagangan, pendidikan, pusat pemerintahan, atau yang ditetapkan
sebagai kawasan budidaya, kegaitan pariwisata dapat dikembangkan secara semi intensif
dengan memperhatikan peraturan zonasi dan jenis kegiatan lain di sekitarnya sebagaimana
yang diamanatkan dalam rencana tata ruang daerah.
3. Pada kawasan lindung, kegiatan wisata dapat dikembangkan secara terbatas dengan syarat-
syarat tertentu sehingga DTW dan lingkungan sekitarnya tetap terjaga kelestariannya,
kenyamanan pengujung juga tetap terjaga. Pembangunan pariwisata pada kawasan lindung
seyogyanya diekmbangkan dengan pendekatan pembangunan pariwisata berkelanjutan.
4. Di wilayah Kepulauan Bangka Belitung, khususnya di Pulau Bangka, terdapat jenis wisata yang
berkembang pada kawasan pertambangan, seperti Danau Kaolin yang terbentuk dari hasil sisa
galian pertambangan timah. Bekas galian pertambangan yang pada akhirnya membentuk danau
ini, perlu dikembangkan secara lebih luas mengingat sangat banyaknya jumlah bekas galian
BAB 4 - 332
(kolong) yang saat ini belum optimal dijadikan sebagai daya tarik wisata. Kolong, selain
berfungsi sebagai tangkapan air hujan (tandon air), pada jangka waktu tertentu dapat
dimanfaatkan sebagai sumber air minum, sebagai kolam budidaya perikanan (akuakultur) dan
tentunya sebagai atraksi wisata.
Rencana struktur ruang terdiri dari rencana pengembangan pusat-pusat pelayanan, prasarana utama
berupa prasarana perhubungan dan prasarana pendukung seperti prasarana air minum, listrik,
telekomunikasi, sanitasi dan utilitas lainnya.
Untuk wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kota Pangkalpinang sebagai ibukota provinsi,
dalam RTRWN ditetapkan sebagai Pusat pelayanan skala nasional atau yang dikenal dengan Pusat
Pelayanan Nasional dan ibukota kabupaten ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Wilayah. Pada
umumnya PKL maupun PKW merupakan pusat perdagangan dan jasa, dan sekaligus menjadi pusat
ketersediaan amenitas, akomodasi dan jsa usaha pariwisata. Sebagai gambaran, bahwa bandara,
hotel, restoran, jasa sewa kendaraan, perbankan berada pada dan sekitar PKL atau PKW. Meskipun
pada bebebrapa destinasi pariwisata yang relatif sudah berkembang, amenitas dan akomodasi sudah
tersedia pada area dan atau sekitar destinasi pariwisata.
Prasarana perhubungan atau dalam konteks pariwisata dikenal dnegan aksesibiliitas, merupakan salah
satu komponen struktur ruang yang paling penting dalam pariwisata. Semakin tinggi aksesibiltas ke
dan dari suatu DTW, maka semakin besar peluang DTW tersebut dapat berkembang, karena semakin
mudah suatu DTW dapat diakses, biasanya semakin banyak pengunjungnya.
Hampir seluruh KTA di wilayah Kepulauan Bangka Belitung sudah terhubung satu sama lain melalui
jalan kolektor primer, mulai dari KTA Kota Tua Mentok, Belinyu, Sungailiat, Pangkalpinang, Semujur-
Kurau, Koba-Berikat, Sub KTA Toboali (darat) di Pulau Bangka dan sub KTA Tanjung Pandan-Tanjung
Kelayang dan sub KTA Manggar. Sedangkan untuk KTA Batubetumpang, KTA Seliu-Tanjung Rusa dilalui
oleh jalan kabupaten. Untuk sub KTA Pulau Pongok-Lepar, Pulau Mendanau, Kepulauan Bukulimau,
Sekunyit hanya dapat dijangkau melalui jalur laut.
Dalam rencana struktur ruang wilayah Kepulauan Bangka Belitung, terdapat sistem konektivitas antar
pulau dan dalam pulau, yang menghubungkan Pulau Sumatera, Pulau Bangka, Pulau Pongok, Pulau
Lepar, Pulau Mendanau dan Pulau Belitung melalui pelabuhan penyeberangan, yaitu pelabuhan
penyebarangan Bagansiapi-api di Pulau Sumatera, Pelabuhan Muntok, pelabuhan Sadai, pelabuhan-
pelabuhan di Pulau Pongok, Lepar dan Mendanau serta pelabuhan penyeberangan di Tanjung Rhu
Pulau Belitung.
Berkenaan dengan prasarana pendukung lainnya, seperti air bersih, listrik dan telekomunikasi,
diketahui bahwa yang menjadi permsalahan utama adalah penyediaan air bersih. Sampai saat ini,s
ebagian besar penyediaan air bersih sangat tergantung dari tampungan air dari bekas galian
pertambangan timah (kolong). Saat ini terdapat 6 PDAM dan hanya 2 PDAM yang masuk dalam
kategori sehat, yaitu PDAM yang melayani kawasan perkotaan Pangkalpinang. Sementara untuk listrik
sudah mencapai 100%, sedangkan cakupan layanana telekomunikasi, relatif sudah cukup memadai,
keculau hanya pada beberapa kawasn kepulauan.
BAB 4 - 333
Hasil temuan analisis diatas menggambarkan kondisi faktual, bahwa antar KTA pada wilayah
Kepulauan Bangka Belitung sudah terkoneksi secara keseluhan dengan tingkat aksesibiliitas yang
sedikit berbeda, terutama akses yang melalui jalur laut. Beberapa hal yang dapat direkomendasikan,
diantaranya adalah :
2. Aksesibilitas antar dan dalam KTA yang penting ditingkatkan adalah konektivitas antara KTA
Toboali-Lepar dengan KTA Tanjung Pandan-Tanjung Kelayang, atau lebih tepatnya adalah
konektivitas antar sub KTA Toboali-Sub KTA Lepar-sub KTA Mendanau dan Sub KA Tanjung
Pandan yang hanya dapat terhubung melalui jalur laut. Saat ini sudah beroperasi ferry roro
dari pelabuhan Sadai di Pulau bangka menuju pelabuhan Tanjung Rhu di Pulau Belitung.
Disamping itu juga terdapat perahu motor yang melayani penyeberangan dari Pelabuhan
Sadai ke Pulau Pongok dan Pulau Lepar, serta dari Tanjung Rhu ke pulau Mendanau. Kedepan
perlu dikembangkan perahu atau kapal wisata reguler yang melintasi selat Gaspar dengan
mengunjungi pualu-pulau pada selat tersebut, terutama pulau-pulau yang mempunyai DTW
atau DTW potensial.
3. Mengingat isu utama dalam prasarana pendukung adalah penyediaan air bersih, maka sangat
penting untuk menyusun rencana teknis sistem pelayanan air minum, terutama pada KTA-KTA
prioritas. Sementara itu, akan menjadi lebih menambah daya tarik pada beberapa DTW favorit
untuk dapat dikembangkan wifi dan pusat informasi pariwisata yang mudah digunakan oleh
wisatawan, baik yang bersifat elektornik maupun dalam bentuk papan tayang (billboard).
Sebagaimana yang sudah disampaikan pada tahap analisis, bahwa wilayah Kepulauan Bangka Belitung
relatif aman dari bencana alam, seperti gempa, tsunami dan letusan gunung berapi namun terdapat
2 jenis bencana yang sering melanda wilayah ini, yaitu bencana banjir dan kekeringan, dsiamping
longsor dan abrasi. Pada dasarnya hampir semua KTA terdapat areal rawan banjir, namun yang paling
sering mengalami banjir secara signifikan dan rutin adalah KTA Kota Pangkalpinang, sub KTA Koba
(pantai Kobatin) dan sebagian kecil di sub KTA Manggar. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan,
sebagian besar penyebab banjir pada ketiga KTA/ Sub KTA adalah karena adanya kawasan cekungan
disamping buruknya sistem drainase perkotaan. Ketiga kawasan yang sering mengalami banjir ini
adalah kawasan perkotaan. Mencermati peramasalahan diatas, terutama di Kota Pangkalpinang
dengan areal cakupan banjir yang paling luas diperlukan adanya penanganan mitigasi banjir secara
terpadu yang meliputi berbagai pihak, termasuk masyarakat setempat yang dapat berkontribusi
dalam pengelolaan sampah dan pemelliharaan drainase. Pada kawasan wisata yang sering mengalami
banjir, seperti di pesisir perkotaan Koba, diperlukan penanganan secara teknis dengan membangun
sistem drainase yang lebih baik dan diikuti dengan beuatifikasi bangunan drainase itu sendiri, sehingga
serasi dengan keindahan destinasi wisata.
BAB 4 - 334
Bencana abrasi lebih banyak terjadi pada kawasan pesisir dan longsor umumnya terjadi pada areal
perbukitan, termasuk misalnya di Bukit Menumbing. Areal yang terindikasi mengalami abrasi berat
(tinggi) adalah pantai Kurau pada KTA Semujur-Kurau, bagian utara-timur pulau Pongok pada KTA
Toboali-Pongok), pantai barat pulau Belitung serta beberapa puau di Selat Nasik. Pada areal yang
rawan abrasi, apalagi berada dalam KTA/ destinasi pariwisata, maka seyogyanya segera dilakukan
mitigasi bencana dengan melakukan penguatan tebing pantai dan pembangunan bangunan penahan
gelombang (daya rusak air laut). Sedangkan untuk bencana longsor, yang sebagian besar berada pada
areal perbukitan dan berada dalam KTA, penting dilakukan pengecekan lapangan (groundchecking),
pemetaan dan pengkajian teknis terhadap tingkatan bahaya longsor. Dari pemetaan tersebut dapat
dilakukan mitigasi dengan melakukan penguatan tebing, penataan sistem hidrologi dan lain-lain,
sehingga DTW yang berada disekitar areal yang berpotensi longsor tersebut dapat terjaga dari
ancaman bencana.
Kesesuaian lahan merupakan salah satu indikator kapasitas daerah dan sekaligus dasar untuk
memperhitungkan daya tampung KTA. Analisis Satuan Kesesuaian Lahan (SKL), didasarkan pada
kemampuan lahan untuk dibangun dan kemudian dapat menghitung daya tampung penduduk. Hasil
analisis menunjukkan bahwa …% wilayah Kepulauan Bangka Belitung dapat dibangun. KTA Kota Tua
Mentok, hanya dapat dibangun pada kawasan perkotaan mentok dan sebagian lain di sekitar Tanjung
Ular dimana terdapat 2 DTW, yaitu Tanjung Ular dan Pantai Angel. Sedangkan pada KTA Belinyu, KTA
Sungailiat, Pangkalpinang yang sesuai untuk dibangun hanyalah pada kawasan perkotaan saja. KTA
Semujur-Kurau, KTA Tanjung Pandan Tanjung Kelayang serta KTA Manggar terdapat lebih luas lahan
yang sesuai untuk dibangun. Namun kesesuaian lahan ini tidak membatasi pengembanan destinasi
wisata pada tiap-tiap KTA, karena karakter DTW pada sebagian besar KTA I wilayah Kepulauan Bangka
Belitung adalah KTA alam dan budaya yang memang sudah tersedias ecara alami dan atau sudah
terbentuk sejak ratusan puluhan, atau bahkan ratusan tahun yang lalu. Namun pada lahan dengan
kesesuaian perlu dilakukan pembangunan dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan.
Analisis SKL, selanjutnya dapat dijadikan dasar untuk menghitung daya tampung penduduk yang pada
gilirannya juga dapat menghitung daya tampung wisatawan. Hasil akhir hitungan daya tampung
penduduk yang didalamnya juga termasuk daya tampung wisatawan. Total daya tampung wilayah
Kepulauan Bangka Belitung dengan skenario moderat adalah 16.182.717 jiwa dan skenario optimis
adalah 32.365.433 jiwa. Hanya saja daya tampung penduduk ini haruslah diiringi dengan kemampuan
pemerintah dan pihak lainnya untuk meningkatkan daya dukung infrastruktur, sehigga kebutuhan
terhadap layanan dasar tetap terpenuhi. Pada tahun 2020, penduduk wilayah Kepulauan Bangka
Belitung adalah sebesar 1.517.590. Dari data layanan air minum, hanya terdapat 2 PDAM yang
berstatus sehat untuk wilayah pelayanan kawasan perkotaan Pangkalpinang saja. Ini artinya daya
dukung infrastruktur dasar, dalam hal ini adalah air minum belum dapat dipenuhi secara memadai.
Untuk itu, dalam rangka meningkatkan daya dukung infrastruktur diperlu upaya lebih dalam
pemenuhan kebutuhan air minum, khususnya pada destinasi-destinasi wisata dengan jumlah
kunjunga tinggi, seperti Sub KTA Mentok, sub KTA Sungailiat, sub Tanjung Pandan dan sub KTA Tanjung
Kelayang.
BAB 4 - 335
BAB 5 KESIMPULAN
DAFTAR GAMBAR
BAB 5 - i
5.1 RINGKASAN PELUANG DAN KESENJANGAN KRITIS UNTUK
PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
Dari berbagai konsep yang ada maka dapat dirumuskan prinsip dasar dari setiap elemen
pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini ada lima komponen yang perlu diperhatikan yaitu
pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif jangka panjang.
Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial harus dilandasi hal-hal seperti ;
meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi, meratanya peran dan kesempatan
perempuan, meratanya ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan distribusi kesejahteraan, namun
pemerataan bukanlah hal yang secara langsung dapat dicapai. Pemerataan adalah konsep yang relatif
dan tidak secara langsung dapat diukur. Dimensi etika pembangunan berkelanjutan adalah hal yang
menyeluruh, kesenjangan pendapatan negara kaya dan miskin semakin melebar, walaupun
pemerataan dibanyak negara sudah meningkat. Aspek etika lainnya yang perlu menjadi perhatian
pembangunan berkelanjutan adalah prospek generasi masa datang yang tidak dapat dikompromikan
dengan aktivitas generasi masa kini. Ini berarti pembangunan generasi masa kini perlu
mempertimbangkan generasi masa datang dalam memenuhi kebutuhannya.
Masyarakat cenderung menilai masa kini lebih dari masa depan, implikasi pembangunan
berkelanjutan merupakan tantangan yang melandasi penilaian ini. Pembangunan berkelanjutan
mensyaratkan dilaksanakan penilaian yang berbeda dengan asumsi normal dalam prosedur
discounting. Persepsi jangka panjang adalah perspektif pembangunan yang berkelanjutan. Hingga saat
ini kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi, oleh karena
itu perlu dipertimbangkan.
Dari hasil analisis berbagai aspek kepariwisataan, isu pembangunan pariwisata di wilayah Kepulauan
Bangka Belitung, diantaranya adalah:
1. Degradasi lingkungan; Isu degradasi lingkungan yang terjadi secara masif, terutama di Pulau
Bangka, baik di darat maupun di laut, akibat pertambangan timah, terutama pertambangan rakyat
(smelter). Kegaitan pertambangan rakyat ini sudah berlangsung puluhan tahun dan masih tetap
berlangsung sampai hari ini, sehingga kerusakan lingkungan mengancam pengembangan kagiatan
pariwisata.
BAB 5 - 1
2. Tingkat aksesibilitas; Seluruh daerah di wilayah ini mempunyai bebagai DTW dan potensi DTW yang
cukup banyak, dengan total jumlah DTW yang teridentifikasi adalah ….DTW. Namun tingkat
aksesibilitas pata sub KTA tertentu masih rendah, terutama yang dilayani oleh jalan kabupaten.
Kondisinya menyebabkan DTW tersebut lambat berkembang.
3. Pengelolaan DTW; Sebagian besar DTW belum terdapat lembaga lokal yang mengelolanya,
sehingga pemeliaharaan, perbaikan lingkungan dan penyediaan layanan dasar pada DTW tersebut
masih terbatas, sehingga cenderung menurunkan daya tarik orang untuk berkunjung dana atau
hanya berkunjung dalam waktu yang singkat.
4. Geopark; Pada tanggal 21 april 2021, Geopark Belitong sudah ditetapkan sebagai UNESCO Global
Geopark oleh Dewan Eksekutif UNESCO. Berbagai upaya telah dilakukan oleh banyak pihak untuk
mempromosikan 17 geosite yang sudah ditetapkan oleh UNESCO. Hanya saja sampai saat ini, baru
1 geosite saja yang dikenal luas, yaitu Tanjugn Kelayang Trias Granite, dan itupun sebenarnya lebih
banyak diperkenalkanmelalui film Laskar Pelangi.
5. Meskipun jumlah DTW di Pulau Bangka tidak kalah banyak dan menariknya dibandingkan dengan
Pulau Belitung, namun perkembangan pariwisata di Pulau Belitung jauh lebih maju dibanding di
Pulau Bangka. Sebagian besar wisatawan lebih banyak berkunjung ke Pulau Belitung dibanding
Pulau Bangka. Jadi terdapat kesenjangan pengembangan pariwasata antar kedua pulau yang
berada dalam satu wilayah adminsitrasi, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Aktivitas penambangan yang dilakukan di perairan laut, telah lama menjadi sumber konflik antara
penambang dengan masyarakat nelayan. Hal ini terjadi karena kegiatan pertambangan di perairan
laut telah merusak biota laut dan pada gilirannya menurunkan jumlah ikan secara drastis. Pada sisi
lain, juga banyak potensi destinasi wisata yang terancam dan sulit berkembang karena kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan pertambangan. Secara langsung kegiatan pertambangan
ini juga sudah merusak keanekaragaman hayati laut dan darat.
Sebagaimana diketahui bahwa, bekas galian tambang timah meninggalkan kolam-kolam tampungan
air hujan dengan kandungan logam berat yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Pemulihan kualitas
air pada kolam air atau kolongi tersebut memerlukan waktu yang sangat lama. Kerusakan lingkungan
yang terjadis ecara masif ini tentunya memerlukan waktu yang lama untuk pemulihannya. Kondisi ini
menjadi penghambat utama dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan. Pembangunan
pariwisata berkelanjutan sendiri, selain ancaman dari kegiatan pertambangan, memerlukan
pengelolaan yang arif, profesional dan perencanaan yang terukur, sehingga dapat terkelola dalam
waktu yang panjang.
Oleh karena itu, pembangunan pariwsata tidak dapat berdiri sendiri, namun sangat tergantung dari
berbagai faktor, mulai dari faktor kebijakan, kondisi fisik lngkungn, daya dukung sosial, budaya
masyarakat setempat, kemampuan pemerintah dalam membangun infrastruktur pendukung,
BAB 5 - 2
penyediaan amenitas, akomodasi dan transportasi. Artinya pembangunan pariwisata harus dilakukan
secara kolaboratif oleh berbagai pihak terkait, atau harus dibangun secara integratif.
Berkenaan dengan ranking KTA, analisis menghsilkan 2 KTA prioritas, yaitu KTA Tanjung Pandan-
Tanjung Kelayang sebagai KTA prioritas pertama dan KTA Toboali-Lepar sebagai KTA prioritas kedua.
Salah satu kunci utama dalam pembangunan pariwisata adalah konektivitas antar KTA, dan kedua KTA
ini berada pada pulau yang berbeda, satu di Pulau Belitung dan satu lagi di Pulau Bangka, dipisahkan
oleh selat Gaspar dengan jarak sekitar 100 Km. Namun kedua pulau ini terhubung dengan jalur udara
dan jalur laut. Menariknya antara KTA Toboali-Lepar yang berada di ujung timur Pulau Bangka dengan
KTA Tanjung Pandan-Tanjung Kelayang terdapat beberapa pulau yang seakan-akan menjadi
“jembatan” kedua pulau besar ini. Dengan kata lain kedua KTA prioritas ini dapat koneksikan melalui
“jembatan” tersebut.
Sementara itu, KTA ranking ketiga adalah KTA Manggar yang berada di ujung timur Pulau Belitung dan
KTA ranking ke empat berada di bagian utara Pulau Bangka, yaitu KTA Sungailiat. Kedua KTA ini dapat
menjadi penyeimbang KTA prioritas satu dan prioritas 2. Sedangkan di bagian ujung Pulau Bangka,
terdapat KTA Kota Mentok yang mempunyai keunikan tersendiri dibanding KTA-KTA lain. KTA Kota
Mentok merupkan kota bersejerah yang telah ditetapkan sebagai Kota Pusaka oleh Kementerian PU.
KTA Kota Mentok menjadi penambah kekuatan daya tarik wisata di ujung utara-barat Pulau Bangka.
Di Pulau Belitung, mulai bertumbuh kawasan wisata di bagian selatan, yaitu KTA Seliu-Tanjung Rusa.
Mencermati struktur KTA-KTA diatas, maka pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung dapat dibangun
dengan skenario:
1. Pembngunan tahap satu; Membangun konektivitas antara KTA prioritas pertama dengan KTA
prioritas kedua melalui pengembangan jalur wisata lintas selat Gaspar dengan memanfatkan DTW-
DTW yang terdapat di Pulau Lepar, Pulau Pongok dan Pulau Mendanau, sehingga terbangun jalur
wisata antar pulau pada selat ini. Tentunya diperlukan penyediaan kapal wisata melintasi selat
Gaspar dengan menyinggahi ketiga pulau diatas. Untuk lebih menambah daya tarik wisatawan,
pola perjalanan dapat dikembangkan dengan menyinggahi pulau-pulau kecil yang tersebar di
sepanjang jalur ini, seperti Pulau Salma, Pulau Burung, Pulau Kelapan, Pulau Gersik, Pulau Aur,
Pulau Naduk, Pulau Lebong. Inilah “jembatan” yang menghubungkan Pulau Bangka dengan Pulau
Belitung dalam konteks pariwisata. Pembangunan “jembatan” kedua pulau ini dapat
mengembangan jalur wisata dari DTW populer Tanjung Kelayang ke arah Toboali dengan
menyinggahi pulau-pulau di Selat Gaspar. Dengan strategi ini, pertumbuhan pariwisata di KTA
Toboali-Lepr dapat terungkit.
2. Pembangunan tahap dua; Mendorong pertumbuhan pariwisata pada KTA Sungailiat dan KTA
Manggar. Kedua KTA ini menjadi penyeimbang pembangunan tahap satu, dimana KTA Manggar
BAB 5 - 3
dapat mengimbangi perkembangan pariwisata pada KTA Tanjung Pandan-Tanjung Kelayang.
Sedangkan KTA Sungailiat dapat menjadi penyeimbang pertumbuhan pariwisata pada KTA Toboali-
Lepar.
3. Pembangunan tahap 3; mendorong pertumbuhan pariwisata pada KTA Kota Mentok dan KTA Seliu-
Tanjung Rusa. KTA Kota Mentok mendorong pertumbuhan pariwisata di bagian barat Pulau Bangka
dan KTA Seliu-Tanjung Rusa mendorong pertumbuhan pariwisata di KTA di bagian selatan Pulau
Belitung.
4. Selanjutnya adalah membangun KTA-KTA lain sesuai dengan perkembangan yang terjadi di
kemudian hari. Dinamika perkembangan kepariwisataan di Kepulauan Bangka Belitung akan
menjadi pertimbangan untuk memprioritaskan pembanguan KTA-KTA lain seperti KTA Belinyu, KTA
Semujur-Kurau, KTA Koba-Berikat, KTA Batubetumpang, KTA Kelumpang-Sekunyit dan KTA
Bukulimau.
5. Kota Pangkalpinang dirahkan sebagai Hub utama pariwisata untuk Kepulauan Bangka Belitung dan
perkotaan Tanjung Pandan menjadi Hub untuk pengembangan pariwisata di Pulau Belitung.
Skenario diatas tentunya haruslah dengan mempertimbangkan kapasitas daerah dalam pembangunan
infrastruktur, kemampuan pengelolaan destinasi pariwisata, pemasaran, kesiapan masyarakat, dan
yang terpenting adalah secara sungguh-sungguh melakukan perbaikan lingkungan dengan terencana,
terukur dan terarah. Skenario ini diharapkan dapat menumbuhkan KTA secara berimbang yang pada
gilirannya membawa dampak terhadap pemerataan pembangunan pada sektor-sektor lainnya.
Ilustrasi tahapan dan alur pembangunan pariwista di Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
BAB 5 - 4
Gambar 5.1 - Skenario Pembangunan Pariwisata Kepulauan Belitung
BAB 5 - 5
LAMPIRAN A
1
01.
ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA
2
TABEL PANDUAN NILAI ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA ALAM, BUDAYA DAN BUATAN
INDIKATOR
NO DAYA TARIK NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
WISATA
1 KEKHASAN Tidak memiliki Memiliki kekhasan di Memiliki kekhasan di Memiliki kekhasan Memiliki kekhasan
Memiliki Kekhasan
kekhasan - tingkat tingkat provinsi di tingkat nasional tingkat dunia
di tingkat Destinasi
kabupaten/kota
2 KELANGKAAN Tersedia dibanyak Sumberdaya Sumberdaya terbatas Sumberdaya terbatas Sumberdaya Sumberdaya
tempat terbatas di tingkat - di tingkat kabupaten di tingkat provinsi terbatas di tingkat terbatas di seluruh
Destinasi kota nasional dunia
STATUS - Pendukung tingkat Utama tingkat Pendukung tingkat Utama tingkat Pendukung tingkat Utama tingkat
3
TABEL 1. PANDUAN NILAI ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA ALAM, BUDAYA DAN BUATAN
INDIKATOR
NO DAYA TARIK NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
WISATA
6 POSISI - Daya tarik wisata tahap - - Daya tarik wisata tahap - Daya tarik wisata maju
PENGEMBANGAN pengenalan, dengan dasar perkembangan (growth), dengan dasar penilaian:
ATRAKSI/ DAYA penilaian jumlah wisatawan dengan dasar penilaian: 1.Atraksi/daya tarik wisata
TARIK WISATA (dalam setahun) berkunjung 1. Jumlah wisatawan (dalam telah memiliki diversifikasi
rendah dan berasal dari setahun) berkunjung aktivitas dan interpretasi
sekitar wilayah daya tarik terus bertambah dan yang lengkap;
tingkat partisipati masyarakat semakin banyak yang 2.Jumlah wisatawan (dalam
masih rendah berasal dari sekitar setahun) berkunjung
wilayah kab/kota, antar banyak dan berasal dari
kota/provinsi, atau sekitar wilayah kab/kota
bahkan wisatawan atau antar kota/provinsi
DAYA TARIK WISATA mancanegara;
2. Atraksi/daya tarik wisata
serta telah dikunjungi
wisatawan mancanegara
telah beroperasi secara secara reguler;
lengkap 3.Tingkat partisipasi
3. Tingkat partisipasi masyarakat aktif dan
masyarakat mulai terbentuk
berkembang sebagai kelembagaan/organisasi;
penyedia produk dan jasa 4.Terdapat
dalam mendukung pengelola/kelembagaan
atraksi/daya tarik wisata. yang memiliki SOP;
4. Kebutuhan sumber daya 5.Sumber daya manusia
manusia telah terpenuhi penyedia jasa pariwisata
namun masih perlu sudah tersedia dan
program-program sebagian besar sudah
pengembangan kapasitas tersertifikasi kompetensi
3
02.
AMENITAS/ SARANA DAN PRASARANA
PARIWISATA
4
TABEL 2. PANDUAN NILAI AMENITAS
INDIKATOR AMENITAS
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
1 INFORMASI PARIWISATA
1.1 Pusat Informasi Wisata (Tourism Tidak Jumlah DTW Jumlah DTW yang Jumlah DTW yang Jumlah DTW yang Jumlah DTW yang Seluruh DTW
Information Center/ TIC) ada yang memiliki memiliki TIC 10%- memiliki TIC 25%- memiliki TIC 50%- memiliki TIC 75%- memiliki TIC
TIC kurang dari 25% dari total 50% dari total 75% dari total 99% dari total
10% dari total jumlah DTW jumlah DTW jumlah DTW jumlah DTW
jumlah DTW
1.2. Kelengkapan sarana dan prasarana Tidak Jumlah TIC Jumlah TIC yang Jumlah TIC yang Jumlah TIC yang Jumlah TIC yang Seluruh TIC telah
pendukung Pusat Informasi Wisata ada yang memiliki memiliki sarana memiliki sarana memiliki sarana memiliki sarana memiliki sarana dan
(Tourism Information Center/ TIC), sarana dan dan prasarana dan prasarana dan prasarana dan prasarana prasarana
terdiri dari:
prasarana pendukung pendukung lengkap pendukung pendukung pendukung yang
1. Rak yang berisi brosur dan leaflet
paket kegiatan pendukung lengkap 10%-25% 25%-50% dari total lengkap 50%-75% lengkap 75%-99% lengkap (100%)
2. Display informasi elektronik untuk lengkap kurang dari total jumlah jumlah DTW dari total jumlah dari total jumlah
promosi wisata berupa TV atau dari 10% dari DTW DTW DTW
Computer/ Laptop total jumlah
3. media digital interactive informasi DTW
wisata
4. Papan nama TIC
5. Service Desk/ meja layanan untuk
pengunjung dan petugas TIC
6. Memiliki unsur ornamen/
langgam daerah pada bangunan
atau ruangan
7. Peta sebaran potensi pariwisata
8. Toilet umum dan toilet khusus
disabilitas
9. Tempat sampah
10. CCTV
11. Free wifi
12. Tersedia Kotak P3K dan APAR
INDIKATOR AMENITAS
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9
PARIWISATA NILAI 11
5
INDIKATOR AMENITAS
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9
PARIWISATA NILAI 11
3.5 Persentase jumlah hotel Tidak Jumlah hotel non Jumlah hotel non Jumlah hotel non Jumlah hotel non Jumlah hotel non Seluruh DTW
non bintang ada bintang kurang bintang 10%-25% bintang 25%-50% bintang 50%-75% bintang 75%-99% memiliki hotel non
dari 10% dari total dari total jumlah dari total jumlah dari total jumlah dari total jumlah berbintang
jumlah DTW DTW DTW DTW DTW
4 SARANA PENDUKUNG PARIWSATA
4.1 Sarana Peribadatan Tidak Ada. Melayani Ada. Melayani 10% Ada. Melayani 25% Ada. Melayani 50% Ada. Melayani Ada. Melayani 100%
ada 10% total jumlah sampai 25% total sampai 50% total sampai 75% total 75% sampai 99% total jumlah
wisatawan jumlah wisatawan jumlah wisatawan jumlah wisatawan total jumlah DTW wisatawan
4.2 Sarana Kesehatan Tidak Ada. Melayani Ada. Melayani 10% Ada. Melayani 25% Ada. Melayani 50% Ada. Melayani Ada. Melayani 100%
ada 10% total jumlah sampai 25% total sampai 50% total sampai 75% total 75% sampai 99% total jumlah
wisatawan jumlah wisatawan jumlah wisatawan jumlah wisatawan total jumlah DTW wisatawan
4.3 Sarana Perdagangan Tidak Ada. Melayani Ada. Melayani 10% Ada. Melayani 25% Ada. Melayani 50% Ada. Melayani Ada. Melayani 100%
(Pasar, Plasa, Mall, ada 10% total jumlah sampai 25% total sampai 50% total sampai 75% total 75% sampai 99% total jumlah
Warung, kios wisatawan jumlah wisatawan jumlah wisatawan jumlah wisatawan total jumlah DTW wisatawan
cinderamata, galeri)
4.4 Sarana Keuangan berupa Tidak Ada. Melayani Ada. Melayani 10% Ada. Melayani 25% Ada. Melayani 50% Ada. Melayani Ada. Melayani 100%
Bank, ATM, Money ada 10% total jumlah sampai 25% total sampai 50% total sampai 75% total 75% sampai 99% total jumlah
Changer wisatawan jumlah wisatawan jumlah wisatawan jumlah wisatawan total jumlah DTW wisatawan
4.5 Sarana Keamanan Tidak Jumlah sarana Jumlah sarana Jumlah sarana Jumlah sarana Jumlah sarana Seluruh DTW
ada keamanan kurang keamanan10%-25% keamanan 25%-50% keamanan 50%- keamanan 75%- memiliki sarana
dari 10% dari total dari total jumlah dari total jumlah 75% dari total 99% dari total keamanan
jumlah DTW DTW DTW jumlah DTW jumlah DTW
4.6 Sarana dan Prasarana Tersedia dengan Tersedia dengan Tersedia dengan Tersedia dengan Tersedia dengan
Tidak
Komplek Fasilitas kapasitas lebih dari kapasitas lebih dari kapasitas lebih dari kapasitas lebih dari kapasitas lebih dari
Olahraga tersedia 15.000
1.000 5.000. 10.000. 20.000
6
03.
AKSESIBILITAS
DAN
SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS
7
TABEL 3. PANDUAN NILAI AKSESIBILITAS DAN SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS
INDIKATOR INFRASTRUKTUR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PRIORITAS
INDIKATOR INFRASTRUKTUR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PRIORITAS
Stasiun sedang
Statsiun Kereta Api (Permenhub Stasiun kecil Stasiun besar
(stasiun dengan
Nomor 63 Tahun 2019 Tentang SPM (stasiun dengan (stasiun dengan
4 Tidak ada - - penumpang -
Angkutan Orang Dengan Kereta penumpang < penumpang >
10.000 –
Api) 10.000/hari) 50.000/hari)
50.000/hari)
Frekuensi Keberangkatan Dalam 1 1-2 kali dalam 1 3-5 kali dalam 1 Lebih dari 5 kali
4.1 Tidak ada - - -
Hari hari hari dalam 1 hari
Terminal tipe B
Keberadaan Dan Tipe Terminal Terminal tipe C (melayani antar Terminal tipe A
(Permenhub Nomor 132 Tahun (melayani kota dalam (melayani lintas
5 2015 Tentang Peyelenggaraan Tidak ada - angkutan umum - provinsi dan - batas negara,
Terminal Penumpang Angkutan perkotaan/perde angkutan umum antar kota antar
Jalan): saan) perkotaan/ provinsi)
perdesaan)
100.000 – 500.000 –
≤ 100.000 ≥ 1.000.000 orang
5.1 Kapasitas Terminal Tidak ada 500.000 - 1.000.000 orang / -
orang / tahun / tahun
orang/tahun tahun
6 Keberadaan Halte Tidak ada - - - - - Ada
Jumlah Halte dalam
6.1 0 1-5 halte 6-10 halte 11-15 halte 16-20 halte 21-25 halte lebih dari 25 halte
Kabupaten/Kota
Keberadaan Rambu Dan Petunjuk
Jalan Yang Terdiri Dari
7 1.Tiang Rambu Dan Petunjuk Jalan Tidak ada - - - - - Ada
2.Posisi Letak Rambu Dan Petunjuk
Jalan
8
INDIKATOR INFRASTRUKTUR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PRIORITAS
INDIKATOR INFRASTRUKTUR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PRIORITAS
9
INDIKATOR INFRASTRUKTUR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PRIORITAS
INDIKATOR INFRASTRUKTUR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PRIORITAS
17.2 Jumlah Provider Telekomunikasi Tidak ada 1 Provider 2 Provider 3 Provider 4 Provider 5 Provider Lebih dari 5
(Telkomsel, Indosat, 3, XL, Axis, Dll) provider
17.3 Pemanfaatan Aplikasi Pelayanan Tidak ada - Penggunaan satu - Penggunaan lebih - Penggunaan
Pendukung Pariwisata aplikasi dari satu aplikasi beberapa aplikasi
secara terpisah- secara terintegrasi
pisah (belum
terintegrasi)
17.6 Ketersediaan CCTV Dan Command Tidak ada - Tersedia CCTV - Tersedia CCTV dan - Tersedia CCTV dan
Centre tetapi dikelola ada command terkelola secara
secara lokal centre tetapi terintegrasi
belum dikelola melalui command
secara sistem centre
terintegrasi
10
04.
KELEMBAGAAN PARIWISATA
DAN
INDUSTRI PARIWISATA
11
TABEL 4. PANDUAN NILAI PILAR KELEMBAGAAN PARIWISATA
12
INDIKATOR SEKTOR NILAI
NO NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
KELEMBAGAAN 0
2.4 Pengelolaan Kegiatan Tidak Telah Mempunyai 1 Mempunyai lebih Mempunyai lebih Mempunyai lebih dari Mempunyai lebih dari
Kepariwisataan dalam ada mempunyai (satu) – 3 (tiga ) dari 3 (tiga ) dari lima (lima ) lima (lima ) Perda atau lima (lima ) Perda atau
bentuk NSPK ataupun setidak – Perda atau Perda atau Perda atau Perkada Perkada yang terkait Perkada yang terkait
Peraturan Daerah dan tidaknya 1 Perkada yang Perkada yang yang terkait dengan pengelolaan dengan pengelolaan
Peraturan Kepala (satu) Perda terkait dengan terkait dengan dengan kepariwisataan daerah, kepariwisataan daerah,
Daerah dan Lembaga atau Perkada pengelolaan pengelolaan pengelolaan termasuk Perda dan memiliki Lembaga
pengelola yang terkait kepariwisataan kepariwisataan kepariwisataan Pembentukan Lembaga Daerah khusus di luar
kepariwisataan daerah dengan daerah daerah daerah, dan/atau Daerah di luar SKPD SKPD Pariwisata yang
pengelolaan Perda tentang Pariwisata yang mengurusi bidang
kepariwisataan Rencana induk mengurusi bidang kepariwisataan
daerah Pariwisata Daerah kepariwisataan
3. LEMBAGA MASYARAKAT
Keberadaan dan skala Tidak Terdapat 1 – 2 Terdapat 3 - 5 Terdapat Terdapat lebih dari Terdapat lebih dari 5 Terdapat lebih dari 5
aktivitas dari ada organisasi organisasi setidaknya 5 3 organisasi organisasi masyarakat, organisasi masyarakat,
organisasi masyarakat, masyarakat, masyarakat, organisasi masyarakat, Lembaga masyarakat atau Lembaga masyarakat atau
Lembaga swadaya Lembaga Lembaga masyarakat, Lembaga paguyuban yang bergerak paguyuban yang bergerak
masyarakat masyarakat masyarakat atau Lembaga masyarakat atau di bidang kepariwisataan di bidang kepariwisataan
,paguyuban, dan atau paguyuban yang masyarakat atau paguyuban yang yang berbadan hukum yang berbadan hukum
kelompok masyarakat paguyuban bergerak di paguyuban yang bergerak di bidang dan memiliki level dan memiliki level
yang bergerak di yang bergerak bidang bergerak di bidang kepariwisataan nasional atau terafiliasi internasional atau
bidang kepariwisataan di bidang kepariwisataan kepariwisataan yang berbadan dengan Lembaga lain terafiliasi dengan
kepariwisataan dan setidaknya hukum yang berskala nasional Lembaga lain yang
terdapat 2 berskala internasional
organisasi
masyarakat,
Lembaga swadaya
masyarakat atau
paguyuban yang
berbadan hukum
13
INDIKATOR SEKTOR NILAI
NO NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
KELEMBAGAAN 0
5 SUMBER DAYA (TENAGA KERJA) PARIWISATA
5.1 Presentasi Jumlah Tidak ≤ 1 % dari total - ≤ 5 % dari total 5 -10 % dari total 10 - 20 % dari total 20 % ≤ dari total
tenaga kerja yang ada keseluruhan keseluruhan keseluruhan tenaga keseluruhan tenaga kerja keseluruhan tenaga kerja
bergerak di bidang jumlah tenaga tenaga kerja kerja
pariwisata kerja
dibandingkan dengan
total keseluruhan
jumlah tenaga kerja
5.2 Jumlah tenaga kerja Tidak ≤ 10 % dari ≤ 20 % dari total ≤ 30 % dari total 50 % dari total ≤ 75 % dari total Seluruh tenaga kerja di
yang bergerak di ada total keseluruhan keseluruhan keseluruhan tenaga keseluruhan tenaga kerja bidang pariwisata telah
bidang pariwisata yang keseluruhan jumlah tenaga tenaga kerja di kerja di bidang di bidang pariwisata dilengkapi dengan
telah memiliki jumlah tenaga kerja di bidang bidang pariwisata sertifikat kompentensi
sertifikat kompetensi kerja di bidang pariwisata pariwisata bidang pariwisata
bidang pariwisata pariwisata
14
TABEL 5. PANDUAN NILAI PILAR INDUSTRI PARIWISATA
INDIKATOR SEKTOR
NO INDUSTRI NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
1 JASA USAHA PENGELOLA DAYA TARIK WISATA
Jasa Usaha Pengelolaan Tidak Terdapat Terdapat antara Terdapat antara 3 (tiga) Terdapat lebih dari 5 Terdapat lebih 5 Terdapat setidaknya 10
- Air Panas Alami ada setidaknya 1 1 (satu) – 3 – 5 (lima) Lembaga (lima) lembaga usaha (lima) lembaga (sepuluh ) lembaga
- Pengelolaan Goa (satu) (tiga) Lembaga usaha berskala kecil berskala kecil atau 2 usaha atau minimal usaha berskala kecil,
- Pengelolaan Lembaga usaha berskala atau 1 (satu) Lembaga (dua) Lembaga usaha 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima)
Peninggalan Sejarah usaha kecil yang usaha berskala berskala menengah usaha berskala Lembaga usaha
dan Purbakala berskala kecil bergerak di menengah yang yang bergerak di menengah atau berskala menengah
- Pengelolaan Museum yang bergerak bidang bergerak di bidang bidang Jasa minimal 1 (satu) atau minimal 3 (tiga)
- Pengelolaan di bidang penyelenggaraa penyelenggaraan penyelenggaraan Lembaga usaha Lembaga usaha
Pemukikman penyelenggar n Kegiatan Jasa Kegiatan Jasa Usaha kegiatan Jasa Usaha berskala besar yang berskala besar yang
dan/atau lingkungan aan Kegiatan Usaha Pengelolaan Daya Tarik Pengelolaaan Daya bergerak di bidang bergerak di bidang Jasa
adat Jasa Usaha Pengelolaan Wisata dan telah Tariik Wisata dan Jasa penyelenggaraan
- Pengelolaan objek Pengelolaan Daya Tarik memiliki Tanda Daftar setidaknya 50 % dari penyelenggaraan kegiatan hiburan dan
ziarah Daya Tarik Wisata yang Usaha Pariwisata Jasa Usaha tersebut kegiatan hiburan rekreasi dan seluruh
- Wisata agro Wisata yang telah memiliki telah mendapatkan dan rekreasi dan Lembaga usaha
telah memiliki Tanda Daftar sertifikasi usaha seluruh Lembaga tersebut telah
Tanda Daftar Usaha Pariwisata Pariwisata usaha tersebut mendapatkan sertifikasi
Usaha telah mendapatkan usaha Pariwisata
Pariwisata sertifikasi usaha
Pariwisata
INDIKATOR SEKTOR
NO INDUSTRI NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
2 JASA USAHA KAWASAN PARIWISATA
usaha pembangunan Tidak Terdapat Terdapat antara Terdapat antara 3 (tiga) Terdapat lebih dari 5 Terdapat lebih 5 Terdapat setidaknya 10
dan/atau pengelolaan ada setidaknya 1 1 (satu) – 3 (tiga) – 5 (lima) Lembaga (lima) lembaga usaha (lima) lembaga (sepuluh ) lembaga
kawasan untuk (satu) Lembaga usaha usaha berskala kecil berskala kecil atau 2 usaha atau minimal usaha berskala kecil,
memenuhi kebutuhan Lembaga yang berskala atau 1 (satu) Lembaga (dua) Lembaga usaha 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima)
pariwisata usaha kecil bergerak di usaha berskala berskala menengah usaha berskala Lembaga usaha
berskala kecil bidang menengah yang yang bergerak di menengah atau berskala menengah
yang bergerak penyelenggaraa bergerak di bidang bidang minimal 1 (satu) atau minimal 3 (tiga)
di bidang n Kegiatan Jasa penyelenggaraan penyelenggaraan Lembaga usaha Lembaga usaha
penyelenggar Usaha Kawasan Kegiatan Jasa Usaha kegiatan Jasa Usaha berskala besar yang berskala besar yang
aan Kegiatan Pariwisata yang Kawasan Pariwisata Kawasan Pariwisata bergerak di bidang bergerak di bidang
Jasa Usaha telah memiliki dan telah memiliki dan setidaknya 50 % penyelenggaraan penyelenggaraan
Kawasan Tanda Daftar Tanda Daftar Usaha dari Lembaga Jasa kegiatan Jasa Usaha kegiatan Jasa Usaha
Pariwisata Usaha Pariwisata Pariwisata Usaha tersebut telah Kawasan Pariwisata Kawasan Pariwisata dan
yang telah mendapatkan dan seluruh seluruh Lembaga usaha
memiliki sertifikasi usaha Lembaga usaha tersebut telah
Tanda Daftar Pariwisata tersebut telah mendapatkan sertifikasi
Usaha mendapatkan usaha Pariwisata
Pariwisata sertifikasi usaha
Pariwisata
15
INDIKATOR SEKTOR
NO INDUSTRI NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
3 JASA USAHA TRANSPORTASI WISATA
Usaha Jasa Penyediaan Tidak Terdapat Terdapat antara Terdapat antara 3 (tiga) Terdapat lebih dari 5 Terdapat lebih 5 Terdapat setidaknya 10
angkutan untuk ada setidaknya 1 1 (satu) – 3 – 5 (lima) Lembaga (lima) lembaga usaha (lima) lembaga (sepuluh ) lembaga
kebutuhan dan (satu) (tiga) Lembaga usaha berskala kecil berskala kecil atau 2 usaha atau minimal usaha berskala kecil,
kegiatan pariwisata;; Lembaga usaha berskala atau 1 (satu) Lembaga (dua) Lembaga usaha 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima)
yaitu usaha kecil yang usaha berskala berskala menengah usaha berskala Lembaga usaha
a. Angkutan Jalan berskala kecil bergerak di menengah yang yang bergerak di menengah atau berskala menengah
wisata yang bergerak bidang bergerak di bidang bidang Jasa minimal 1 (satu) atau minimal 3 (tiga)
b. Angkutan Wisata di bidang penyelenggaraa penyelenggaraan penyelenggaraan Lembaga usaha Lembaga usaha
dengan kereta api penyelenggar n Kegiatan Jasa Kegiatan Jasa Usaha kegiatan Jasa Usaha berskala besar yang berskala besar yang
c. Angkutan Wisata di aan Kegiatan Usaha Pengelolaan Daya Tarik Pengelolaaan Daya bergerak di bidang bergerak di bidang Jasa
sungai dan danau Jasa Usaha Transportasi Wisata dan telah Tariik Wisata dan Jasa penyelenggaraan
d. Angkutan laut wisata Transportasi Wisata yang memiliki Tanda Daftar setidaknya 50 % dari penyelenggaraan kegiatan hiburan dan
dalam negeri Wisata yang telah memiliki Usaha Pariwisata Jasa Usaha tersebut kegiatan hiburan rekreasi dan seluruh
e. Angkutan laut telah memiliki Tanda Daftar telah mendapatkan dan rekreasi dan Lembaga usaha
internasional wisata Tanda Daftar Usaha Pariwisata sertifikasi usaha seluruh Lembaga tersebut telah
Usaha Pariwisata usaha tersebut mendapatkan sertifikasi
Pariwisata telah mendapatkan usaha Pariwisata
sertifikasi usaha
Pariwisata
INDIKATOR SEKTOR
NO INDUSTRI NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
Usaha Tidak Terdapat Terdapat antara Terdapat antara 3 (tiga) Terdapat lebih dari 5 Terdapat lebih 5 Terdapat setidaknya 10
Penyelenggaraan biro ada setidaknya 1 1 (satu) – 3 – 5 (lima) Lembaga (lima) lembaga usaha (lima) lembaga (sepuluh ) lembaga
perjalanan wisata dan (satu) (tiga) Lembaga usaha berskala kecil berskala kecil atau 2 usaha atau minimal usaha berskala kecil,
agen perjalanan wisata Lembaga usaha berskala atau 1 (satu) Lembaga (dua) Lembaga usaha 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima)
usaha kecil yang usaha berskala berskala menengah usaha berskala Lembaga usaha
berskala kecil bergerak di menengah yang yang bergerak di menengah atau berskala menengah
yang bergerak bidang bergerak di bidang bidang Jasa minimal 1 (satu) atau minimal 3 (tiga)
di bidang penyelenggaraa penyelenggaraan penyelenggaraan Lembaga usaha Lembaga usaha
penyelenggar n Kegiatan Jasa Kegiatan Jasa Usaha kegiatan Jasa Usaha berskala besar yang berskala besar yang
aan Kegiatan Usaha Pengelolaan Daya Tarik Pengelolaaan Daya bergerak di bidang bergerak di bidang Jasa
Jasa Usaha Pengelolaan Wisata dan telah Tariik Wisata dan Jasa penyelenggaraan
Pengelolaan Daya Tarik memiliki Tanda Daftar setidaknya 50 % dari penyelenggaraan kegiatan hiburan dan
Daya Tarik Wisata yang Usaha Pariwisata Jasa Usaha tersebut kegiatan hiburan rekreasi dan seluruh
Wisata yang telah memiliki telah mendapatkan dan rekreasi dan Lembaga usaha
telah memiliki Tanda Daftar sertifikasi usaha seluruh Lembaga tersebut telah
Tanda Daftar Usaha Pariwisata Pariwisata usaha tersebut mendapatkan sertifikasi
Usaha telah mendapatkan usaha Pariwisata
Pariwisata sertifikasi usaha
Pariwisata
16
INDIKATOR SEKTOR
NO INDUSTRI NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
5 JASA MAKANAN DAN MINUMAN
5.1 Usaha penyediaan Tidak Terdapat Terdapat antara Terdapat lebih dari 5 Terdapat lebih 5 Terdapat Terdapat lebih dari 25
makanan dan minuman ada antara 1 (satu) 3 (tiga) – 5 (lima) lembaga usaha (lima) lembaga usaha setidaknya 10 (sepuluh ) lembaga
yang dilengkapi dengan – 3 (tiga) (lima) Lembaga berskala kecil atau 2 atau minimal 3 (tiga) (sepuluh ) lembaga usaha berskala kecil,
peralatan dan Lembaga usaha berskala (dua) Lembaga usaha Lembaga usaha usaha berskala dan minimal 10
perlengkapan untuk usaha kecil atau 1 berskala menengah berskala menengah kecil, atau minimal (sepuluh) Lembaga
proses pembuatan, berskala kecil (satu) Lembaga yang bergerak di atau minimal 1 (satu) 5 (lima) Lembaga usaha berskala
penyimpanan dan/atau yang bergerak usaha berskala bidang Jasa Lembaga usaha usaha berskala menengah dan minimal
penyajiannya, yaitu; di bidang menengah yang penyelenggaraan berskala besar yang menengah atau 5 (lima) berskala besar
a. Restoran penyelenggar bergerak di kegiatan Jasa Makanan bergerak di bidang minimal 3 (tiga) yang bergerak di bidang
b. Rumah makan; aan Kegiatan bidang dan Minuman dan Jasa Makanan dan berskala besar yang Jasa Makanan dan
c. Bar/rumah minum Jasa Makanan penyelenggaraa setidaknya 50 % dari Minuman dan bergerak di bidang Minuman dan seluruh
d. Kafe; dan Minuman n Kegiatan Jasa Jasa Usaha tersebut seluruh Lembaga Jasa Makanan dan Lembaga usaha
e. Jasa boga yang telah Makanan dan telah mendapatkan usaha tersebut telah Minuman dan tersebut telah
f. Pusat penjualan memiliki Minuman dan sertifikasi usaha mendapatkan seluruh Lembaga mendapatkan sertifikasi
makanan Tanda Daftar telah memiliki Pariwisata sertifikasi usaha usaha tersebut usaha Pariwisata
Usaha Tanda Daftar Pariwisata telah mendapatkan
Pariwisata Usaha Pariwisata sertifikasi usaha
Pariwisata
INDIKATOR SEKTOR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
INDUSTRI PARIWISATA
5.2 Jumlah Keragaman Jenis - Ada 1 jenis Ada 2 jenis Terdapat 3 jenis
Restoran berupa: keragaman keragaman restoran keragaman restoran
1.Restoran formal, restoran
seperti Gourmet, Main
dining room, Grilled
restaurant, Executive
Restaurant
2.Restoran informal,
seperti café, cafeteria,
fast food restorant,
coffe shop, bistro,
canteen, tavern, family
restaurant, pub, service
corner, burger corner,
snack bar
3.Restoran spesial,
seperti restoran
masakan Indonesia,
Chinese food
restaurant, Japanesse
food restaurant
5.3 Jumlah pusat jajanan/ Tidak Kurang dari 10 Ada 10-20 pusat Ada 21-30 pusat Ada 31-40 pusat Ada 41-50 pusat Tersedia lebih dari 50
kuliner ada pusat jajanan/ jajanan/ kuliner jajanan/ kuliner jajanan/ kuliner jajanan/ kuliner pusat jajanan/ kuliner
kuliner
5.4 Jumlah keragaman Tidak Ada 1 (satu) Ada 2 (dua) Ada 3 (tiga) jenis Ada 4 (empat) jenis Ada 5 (lima) jenis Ada diatas 5 (lima) jenis
makanan dan minuman ada jenis minuman jenis minuman minuman dan minuman dan minuman dan minuman dan makanan
tradisional dan makanan dan makanan makanan tradisional makanan tradisional makanan tradisional
tradisional tradisional tradisional
17
INDIKATOR SEKTOR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
INDUSTRI PARIWISATA
INDIKATOR SEKTOR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
INDUSTRI PARIWISATA
18
INDIKATOR SEKTOR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
INDUSTRI PARIWISATA
INDIKATOR SEKTOR
NO INDUSTRI NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
9 JASA INFORMASI PARIWISATA
Usaha Jasa Informasi Tidak Terdapat Terdapat antara Terdapat antara 3 (tiga) Terdapat lebih dari 5 Terdapat lebih 5 Terdapat setidaknya 10
Pariwisata adalah ada setidaknya 1 1 (satu) – 3 (tiga) – 5 (lima) Lembaga (lima) lembaga usaha (lima) lembaga (sepuluh ) lembaga
usaha penyediaan (satu) Lembaga usaha usaha berskala kecil berskala kecil atau 2 usaha atau minimal usaha berskala kecil,
data, berita, feature, Lembaga yang berskala atau 1 (satu) Lembaga (dua) Lembaga usaha 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima)
foto, video, dan hasil usaha kecil bergerak di usaha berskala berskala menengah usaha berskala Lembaga usaha
penelitian mengenai berskala kecil bidang menengah yang yang bergerak di menengah atau berskala menengah
kepariwisataan yang yang bergerak penyelenggaraa bergerak di bidang bidang minimal 1 (satu) atau minimal 3 (tiga)
disebarkan dalam di bidang n Kegiatan Jasa penyelenggaraan penyelenggaraan Lembaga usaha Lembaga usaha
bentuk bahan cetak penyelenggar Usaha informasi Kegiatan Jasa Usaha kegiatan Jasa Usaha berskala besar yang berskala besar yang
dan/atau elektronik aan Kegiatan Pariwisata yang informasi Pariwisata informasi Pariwisata bergerak di bidang bergerak di bidang
Jasa Usaha telah memiliki dan telah memiliki dan setidaknya 50 % penyelenggaraan penyelenggaraan
informasi Tanda Daftar Tanda Daftar Usaha dari Lembaga Jasa kegiatan Jasa Usaha kegiatan Jasa Usaha
Pariwisata Usaha Pariwisata Pariwisata Usaha tersebut telah informasi informasi Pariwisata
yang telah mendapatkan Pariwisata dan dan seluruh Lembaga
memiliki sertifikasi usaha seluruh Lembaga usaha tersebut telah
Tanda Daftar Pariwisata usaha tersebut mendapatkan sertifikasi
Usaha telah mendapatkan usaha Pariwisata
Pariwisata sertifikasi usaha
Pariwisata
38
19
INDIKATOR SEKTOR
NO INDUSTRI NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
10 JASA KONSULTAN PARIWISATA
Usaha Jasa Konsultan Tidak Terdapat Terdapat antara Terdapat antara 3 (tiga) Terdapat lebih dari 5 Terdapat lebih 5 Terdapat setidaknya 10
Pariwisata adalah ada setidaknya 1 1 (satu) – 3 (tiga) – 5 (lima) Lembaga (lima) lembaga usaha (lima) lembaga (sepuluh ) lembaga
usaha penyediaan (satu) Lembaga usaha usaha berskala kecil berskala kecil atau 2 usaha atau minimal usaha berskala kecil,
saran dan rekomendasi Lembaga yang berskala atau 1 (satu) Lembaga (dua) Lembaga usaha 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima)
mengenai studi usaha kecil bergerak di usaha berskala berskala menengah usaha berskala Lembaga usaha
kelayakan, berskala kecil bidang menengah yang yang bergerak di menengah atau berskala menengah
perencanaan, yang bergerak penyelenggaraa bergerak di bidang bidang minimal 1 (satu) atau minimal 3 (tiga)
pengelolaan usaha, di bidang n Kegiatan Jasa penyelenggaraan penyelenggaraan Lembaga usaha Lembaga usaha
penelitian, dan penyelenggar Usaha Kegiatan Jasa Usaha kegiatan Jasa Usaha berskala besar yang berskala besar yang
pemasaran di bidang aan Kegiatan Konsultan Konsultan Pariwisata Konsultan Pariwisata bergerak di bidang bergerak di bidang
kepariwisataan Jasa Usaha Pariwisata yang dan telah memiliki dan setidaknya 50 % penyelenggaraan penyelenggaraan
Konsultan telah memiliki Tanda Daftar Usaha dari Lembaga Jasa kegiatan Jasa Usaha kegiatan Jasa Usaha
Pariwisata Tanda Daftar Pariwisata Usaha tersebut telah Konsultan Konsultan Pariwisata
yang telah Usaha Pariwisata mendapatkan Pariwisata dan dan seluruh Lembaga
memiliki sertifikasi usaha seluruh Lembaga usaha tersebut telah
Tanda Daftar Pariwisata usaha tersebut mendapatkan sertifikasi
Usaha telah mendapatkan usaha Pariwisata
Pariwisata sertifikasi usaha
Pariwisata
39
INDIKATOR SEKTOR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
INDUSTRI PARIWISATA
11 JASA PRAMUWISATA
usaha penyediaan Tidak Terdapat Terdapat antara Terdapat antara 3 (tiga) Terdapat lebih dari 5 Terdapat lebih 5 Terdapat setidaknya 10
dan/atau ada setidaknya 1 1 (satu) – 3 (tiga) – 5 (lima) Lembaga (lima) lembaga usaha (lima) lembaga (sepuluh ) lembaga
pengoordinasian (satu) Lembaga usaha usaha berskala kecil berskala kecil atau 2 usaha atau minimal usaha berskala kecil,
tenaga pemandu Lembaga yang berskala atau 1 (satu) Lembaga (dua) Lembaga usaha 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima)
wisata untuk usaha kecil bergerak di usaha berskala berskala menengah usaha berskala Lembaga usaha
memenuhi kebutuhan berskala kecil bidang menengah yang yang bergerak di menengah atau berskala menengah
wisatawan dan/atau yang bergerak penyelenggaraa bergerak di bidang bidang minimal 1 (satu) atau minimal 3 (tiga)
kebutuhan biro di bidang n Kegiatan Jasa penyelenggaraan penyelenggaraan Lembaga usaha Lembaga usaha
perjalanan wisata penyelenggar Usaha Kegiatan Jasa Usaha kegiatan Jasa Usaha berskala besar yang berskala besar yang
aan Kegiatan Pramuwisata Pramuwisata dan telah Pramuwisata dan bergerak di bidang bergerak di bidang
Jasa yang telah memiliki Tanda Daftar setidaknya 50 % dari penyelenggaraan penyelenggaraan
Pramuwisata memiliki Tanda Usaha Pariwisata Lembaga Jasa Usaha kegiatan Jasa Usaha kegiatan Jasa Usaha
yang telah Daftar Usaha tersebut telah Pramuwisata dan Pramuwisata dan
memiliki Pariwisata mendapatkan seluruh Lembaga seluruh Lembaga usaha
Tanda Daftar sertifikasi usaha usaha tersebut tersebut telah
Usaha Pariwisata telah mendapatkan mendapatkan sertifikasi
Pariwisata sertifikasi usaha usaha Pariwisata
Pariwisata
40
20
INDIKATOR SEKTOR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
INDUSTRI PARIWISATA
41
INDIKATOR SEKTOR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
INDUSTRI PARIWISATA
13 USAHA SPA
usaha pembangunan Tidak Terdapat Terdapat antara Terdapat antara 3 – 5 Terdapat lebih dari 5 Terdapat lebih 5 Terdapat setidaknya 10
dan/atau pengelolaan ada setidaknya 1 1 – 3 Lembaga Lembaga usaha yang (lima) lembaga usaha (lima) lembaga (sepuluh ) lembaga
kawasan untuk (satu) usaha yang bergerak di bidang yang bergerak di usaha yang usaha yang bergerak di
memenuhi kebutuhan Lembaga bergerak di penyelenggaraan bidang Jasa Usaha bergerak di bidang bidang Jasa Usaha
pariwisata sesuai usaha yang bidang Kegiatan Jasa Usaha Kawasan Pariwisata Jasa usaha Kawasan Kawasan Pariwisata dan
peraturan perundang- bergerak di penyelenggaraa Kawasan Pariwisata dan setidaknya 50 % pariwisata dan seluruh Lembaga usaha
undangan bidang n Kegiatan Jasa dan telah memiliki dari Jasa Usaha seluruh Lembaga tersebut telah
penyelenggar Usaha Kawasan Tanda Daftar Usaha tersebut telah usaha tersebut mendapatkan sertifikasi
aan Kegiatan Pariwisata Pariwisata mendapatkan telah mendapatkan usaha Pariwisata
Jasa Usaha sertifikasi usaha sertifikasi usaha
Kawasan Pariwisata Pariwisata
Pariwisata
42
21
05.
PEMASARAN WISATA
22
TABEL 6. PANDUAN NILAI PILAR PEMASARAN WISATA BERDASARKAN ANALISIS DAN TERAPAN METODOLOGI
NO PEMASARAN NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 15
1 PROYEKSI PASAR WISATAWAN 0- 30 rb 30 rb – 60 rb 60 rb – 90 rb 90 rb – 120 rb 120 rb – 150 150 rb – 180 Diatas > 180
Penilaian berdasarkan jumlah total wisatawan dalam periode 1 rb rb rb
tahun pada tahun 2019
1.1. Target kunjungan wisatawan mancanegara Tidak ada target Ada target, - - - - Ada target dan
tidak terukur terukur
1.2. Target pergerakan wisatawan nusantara Tidak ada target Ada target, - - - - Ada target dan
tidak terukur terukur
2 TRAVEL PATTERN Tidak pernah Pernah - - - Pernah Pernah
Penilaian berdasarkan ada tidaknya kajian pola perjalanan dan dianalisis dianalisis dan dianalisis dan dianalisis dan
sosialisasi yang sudah dilakukan tidak bisa perlu ditinjau masih dapat
digunakan kembali digunakan
3 MODEL STP Tidak pernah Pernah - - - Pernah Pernah
1. SEGMENTING, dianalisis dianalisis dan dianalisis dan dianalisis dan
2. TARGETING, dan tidak bisa perlu ditinjau masih dapat
3. POSITIONING digunakan kembali digunakan
EXTRA ORDINARY
1. INCENTIVE ACCESS
Insentif tiket penerbangan dalam bentuk cash/ in-kind melalui
promosi bersama di beberapa jalur promosi offline dan online.
2. HOTDEALS
Diskon paket wisata yang meliputi transportasi, akomodasi
dan atraksi (bundling).
3. TOURISM HUB
Aktivitas iklan dan penjualan di daerah yang menjadi hub
pariwisata, seperti Jakarta, Palemban
4. CDM (Competing Destination Model)
Optimalisasi sistem informasi yang bertujuan untuk
menyampaikan pesan kepada konsumen melalui media
digital, secara berulang-ulang diberbagai aplikasi dan media.
5. BORDER TOURISM
Event atau festival pariwisata yang dilaksanakan di daerah
perbatasan
6. LOW COST TERMINAL
Insentif tarif terminal untuk menurunkan harga tiket pesawat
penumpang
23
NO PEMASARAN NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 15
1>2>3>4
24
06.
EKONOMI DAN INVESTASI
25
TABEL 7. PANDUAN NILAI SEKTOR EKONOMI DAN INVESTASI PENDUKUNG KEPARIWISATAAN
SEKTOR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PEREKONOMIAN
Kapasitas Fiskal Daerah Nilai KFD < Nilai KFD 0.517 < X Nilai KFD 0.747 < Nilai KFD 1.168 < X Nilai KFD > 2.145 (sangat
(KFD) Kabupaten/Kota di 0.517 (sangat < 0.747 (rendah) X < 1.168 (sedang) 2.145 (tinggi) tinggi)
Provinsi Kepulauan rendah)
Bangka Belitung
Berdasarkan Peraturan
1 - -
Menteri Keuangan
Nomor
120/PMK.07/2020
Tentang Peta Kapasitas
Fiskal Daerah
Produk Domestik Tingkat PDRB Tingkat Tingkat PDRB Tingkat PDRB Tingkat PDRB Tingkat PDRB peringkat Tingkat PDRB peringkat 1
Regional Bruto (PDRB) peringkat 7 PDRB peringkat 5 peringkat 4 peringkat 3 2
2 Kabupaten/Kota di peringkat 6
Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
Produk Domestik Tingkat PDRB Tingkat Tingkat PDRB Tingkat PDRB Per Tingkat PDRB Per Tingkat PDRB Per Tingkat PDRB Per Kapita
Regional Bruto (PDRB) Per Kapita PDRB Per Per Kapita Kapita peringkat 4 Kapita peringkat 3 Kapita peringkat 2 peringkat 1
Per Kapita peringkat 7 Kapita peringkat 5
3
Kabupaten/Kota di peringkat 6
Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
SEKTOR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PEREKONOMIAN
Tingkat Konsumsi (TK) TK < 750.000 750.000 < TK < 1.000.000 < TK < 1.250.000 < TK < TK > 1.500.000 (sangat
Kabupaten/Kota di (sangat rendah) 999.999 (rendah) 1249.999 1.499.999 (tinggi) tinggi)
Provinsi Kepulauan (sedang)
4 Bangka Belitung - -
(Golongan Pengeluaran
per Kapita
Seminggu/Rupiah)
Tingkat Inflasi (TI)
Kabupaten/Kota di Tingkat inflasi Tingkat Tingkat inflasi Tingkat inflasi ingkat inflasi Tingkat inflasi Tingkat inflasi peringkat 1
5 Provinsi Kepulauan peringkat 7 inflasi peringkat 5 peringkat 4 peringkat 3 peringkat 2
Bangka Belitung (persen) peringkat 6
(2020)
Realisasi Investasi Total
Kabupaten/Kota di Peringkat 7 Peringkat 6 Peringkat 5
Peringkat 4 Peringkat 3 Peringkat 2 Realisasi Peringkat 1 Realisasi
6 Provinsi Kepulauan Realisasi Realisasi Realisasi
Realisasi Investasi Realisasi Investasi Investasi Investasi
Bangka Belitung (USD) Investasi Investasi Investasi
(2020)
a. Realisasi Investasi
Penanaman Modal Asing - - - - - - -
(PMA)
b. Realisasi Investasi
Penanaman Modal - - - - - - -
Dalam Negeri (PMDN)
26
07.
SOSIAL DAN BUDAYA
27
TABEL 8. PANDUAN NILAI SEKTOR SOSIAL DAN BUDAYA PENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN/ KOTA
NO INDIKATOR SOSIAL DAN BUDAYA NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
SOSIAL
PENDIDIKAN
1 Angka Melek Huruf Angka Melek Angka Melek Angka Melek Angka Melek Angka Melek Angka Melek Angka Melek
Huruf Huruf Huruf 80%-84% Huruf Huruf Huruf Huruf
Proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang < 75% 75% - 79% 85%-89% 90%-94% 95% - 100% 100%
mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf
latin dan huruf lainnya, tanpa harus mengerti
apa yang dibaca/ditulisnya, terhadap penduduk usia
15 tahun ke atas.
KEMISKINAN
1 Persentase Penduduk Miskin - Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase
penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk
Persentase penduduk yang berada dibawah Garis miskin miskin miskin miskin miskin miskin
Kemiskinan (GK). ≥ 20% 15% - 19% 10% - 14% 5% - 9% < 5% 0%
NO INDIKATOR SOSIAL DAN BUDAYA NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
SOSIAL
2 Jumlah Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial - - Jumlah jenis Jumlah jenis Jumlah jenis Jumlah jenis Jumlah jenis
(PPKS) PPKS PPKS PPKS PPKS PPKS
≥ 20 15 - 19 10-14 5-9 <5
PPKS adalah perseorangan, keluarga, kelompok,
dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan,
kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan
fungsi sosialnya, sehingga memerlukan pelayanan
sosial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik
jasmani dan rohani maupun sosial secara memadai
dan wajar
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) - - - Angka IPM Angka IPM Angka IPM Angka IPM
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kot Kabupaten/Kot Kabupaten/Kot
Gambaran komprehensif mengenai tingkat < 60 a a a
pencapaian pembangunan manusia sebagai dampak ≤ 60 - < 70 ≤ 70 - < 80 ≥ 80
dari kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh suatu
negara/daerah.
BUDAYA
1 Pelestarian Kekayaan Adat/ Budaya Tidak terdapat Terdapat warga Terdapat warga Terdapat ritual Terdapat ritual Terdapat Terdapat
aktivitas ritual yang yang budaya dalam budaya dalam Kebijakan Kebijakan
Keberadaan dukungan untuk melindungi atau budaya di menjalankan mengambangk kegiatan kegiatan resmi Khusus terkait Khusus terkait
melestarikan kekayaan kebudayaan, adat istiadat, keluarga kebudayaan di an sanggar- kemasyarakatan pemerintah Pelestarian Pelestarian
kesenian maupun komunitasnya sanggar berskala luas Kekayaan Kekayaan
komunitas budaya/ seni Budaya dalam Budaya dalam
bentuk bentuk
Keputusan atau Peraturan
Peraturan Daerah
Kepala Daerah
28
08. PENATAAN RUANG
29
TABEL 9. PANDUAN NILAI PENATAAN RUANG PENDUKUNG KEPARIWISATAAN
INDIKATOR PENATAAN
NO RUANG PENDUKUNG NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
KEPARIWISATAAN
1 Indikator Penilaian Keterlibatan
Kabupaten/ Kota/ DTW Baik
Berupa Dukungan Kegiatan/
Kebijakan/ Dokumen Berskala
Internasional
1.1 Kabupaten/Kota/ DTW Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota
Tercantum Dalam UNESCO Lists atau DTW tidak atau DTW tidak atau DTW tidak atau DTW
Sebagai World Heritage/ pernah pernah pernah tercantum dalam
Intangible Cultural Heritage/ ditetapkan atau tercantum atau tercantum tapi penetapan
Creative Cities/ Memory of menjadi menjadi pernah masuk UNESCO Lists
World Register/ Biosphere nominasi nominasi tapi dalam nominasi
Reserve/ UNESCO Global maupun diajukan pernah diajukan penetapan
Geoparks dan atau jenis untuk masuk untuk masuk UNESCO Lists
penetapan lain yang ditetapkan dalam penetapan dalam penetapan
oleh UNESCO UNESCO Lists UNESCO Lists
1.2 Keterlibatan Kabupaten/ Kota/ Tidak pernah Pernah terlibat Aktif dan selalu
DTW Dalam Kegiatan Yang sama sekali satu kali mengikuti
Diselenggarakan/ Diinisiasi Oleh kegiataan yang
UNWTO/ WTTC/ ASEANTA diselenggarakan
Maupun Organisasi Lain Yang UNWTO setiap
Berskala Internasional tahun
2 Indikator Penilaian Keterlibatan
Kabupaten/ Kota/ DTW Baik
Berupa Dukungan Kegiatan/
Kebijakan/ Dokumen Berskala
Nasional
INDIKATOR PENATAAN
NO RUANG PENDUKUNG NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
KEPARIWISATAAN
2.1 Kabupaten/Kota/ DTW Kabupaten/ Kota/ Kabupaten/ Kabupaten/ Kota/ Kabupaten/ Kabupaten/ Kota/ Kabupaten/ Kabupaten/ Kota/
Tercantum Dalam Dokumen DTW tidak Kota/ DTW DTW tercantum Kota/ DTW DTW tercantum Kota/ DTW DTW tercantum
Perencanaan Skala Nasional tercantum dalam tercantum dalam minimal 2 tercantum dalam dalam minimal 4 tercantum dalam minimal 6
Seperti RTRWN/ RPJPN/ perencanaan dalam minimal dokumen minimal 3 dokumen dalam dokumen
RPJMN/ MP3EI Dan Dokumen nasional/ program 1 dokumen perencanaan skala dokumen perencanaan skala minimal 5 perencanaan skala
Lain Yang Berskala Nasional nasional perencanaan nasional/ program perencanaan nasional/ program dokumen nasional /program
skala nasional/ nasional skala nasional/ nasional perencanaan nasional
program program skala
nasional nasional nasional/
program
nasional
2.2 Kabupaten/Kota/DTW Masuk Kabupaten/ Kota/ Kabupaten/ Kota/ Kabupaten/ Kota/
Sebagai Salah Satu Pusat DTW tidak masuk DTW masuk ke DTW Merupakan
Kegiatan Dalam Dokumen masuk ke dalam dalam struktur PKN, PKSN, atau KSN
Rencana Tata Ruang Wilayah struktur ruang ruang nasional dalam RTRWN
Nasional dalam RTRWN dengan posisi
sebagai PKW
dalam RTRWN
2.3 Kabupaten/ Kota / DTW Kabupaten/ Kota/ Kabupaten/ Kabupaten/ Kota/
Merupakan Salah Satu DTW tidak Kota/ DTW DTW termasuk
Kawasan Strategis Pariwisata termasuk kawasan termasuk sebagai salah satu
Nasional Maupun Destinasi pariwisata dalam sebagai salah KSPN atau Kawasan
Pariwisata Nasional Yang dokumen Rencana satu KPPN atau Strategis Pariwisata
Tercantum Dalam Dokumen induk Pariwisata Kawasan Nasional
Rencana Induk Pembangunan Nasional Pengembangan
Pariwisata Nasional atau Pariwisata
RIPPARNAS Nasional
30
INDIKATOR PENATAAN
NO RUANG PENDUKUNG NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
KEPARIWISATAAN
2.4 Lokasi Kabupaten/Kota/ DTW Lokasi Kabupaten/ Lokasi Kabupaten/ Lokasi Kabupaten/ Lokasi Kabupaten/
Aman Dari Resiko Kota/ DTW Kota/ DTW Kota/ DTW Kota/ DTW Bukan
Kebencanaan Dalam merupakan merupakan daerah merupakan daerah merupakan daerah
Dokumen Rencana daerah kebencanaan tingkat kebencanaan rawan kebencanaan
Penanggulangan Bencana kebencanaan kerawanan sedang tingkat kerawanan (tidak ada dalam
Nasional atau RENAS PB tingkat kerawanan (tercantum dalam rendah (tercantum dokumen Renas PB)
tinggi (tercantum dokumen Renas PB) dalam dokumen
dalam dokumen Renas PB)
Renas PB)
3 Indikator Penilaian Dukungan
Kebijakan/ Dokumen Berskala
Provinsi
Kabupaten/ Kota/ Kabupaten/ Kota/ Kabupaten/ Kota/
DTW tidak DTW tercantum DTW tercantum
Kategori Kabupaten/ Kota/ tercantum dalam dalam dalam RIPPARPROV
DTW Dalam Dokumen RIPPARPROV RIPPARPROV sebagai KSPP atau
3.1 Rencana Induk Pembangunan sebagai KPPP atau Kawasan Strategis
Pariwisata Provinsi Atau Kawasan Pariwisata Provinsi
RIPPARPROV Pengembangan
Pariwisata Provinsi
INDIKATOR PENATAAN
NO RUANG PENDUKUNG NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
KEPARIWISATAAN
4 Indikator Penilaian Dukungan
Kebijakan/ Dokumen Berskala
Kabupaten/ Kota
Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota
tidak memiliki sedang menyusun telah memiliki telah memiliki
dokumen dokumen dokumen dokumen
Ketersediaan Dokumen perencanaan perencanaan sektor perencanaan perencanaan sektor
RIPPARDA Atau Rencana sektor pariwisata pariwisata. sektor pariwisata pariwisata yang
4.1
Induk Pembangunan berupa materi telah dilegalisasi
Kepariwisataan Daerah teknis (belum dalam bentuk
dilegalisasi dalam perda/perbup/dsb.
bentuk perda/
perbup/dsb).
31
INDIKATOR PENATAAN
NO RUANG PENDUKUNG NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
KEPARIWISATAAN
Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota
Ketersediaan Dokumen Rinci tidak memiliki Kota memiliki memiliki lebih dari memiliki dokumen
Baik Berupa Dokumen RTBL dokumen minimal 1 1 dokumen perencanaan rinci yang
Atau Rencana Teknik perencanaan rinci dokumen perencanaan rinci mendukung
Bangunan Dan Lingkungan/ yang bertujuan perencanaan yang bertujuan pengembangan untuk
Dokumen RDTR Atau mendukung rinci yang mendukung keseluruhan kawasan
4.2 Rencana Detail Tata Ruang pembangunan bertujuan pembangunan strategis pariwisata
Maupun Dokumen Rinci kepariwisataan mendukung kepariwisataan Kabupaten/ Kota
Lainnya Yang Bertujuan Kabupaten/ Kota pembanguna Kabupaten/ Kota
Mendukung Pembangunan n
Kepariwisataan Kabupaten/ kepariwisataa
Kota n Kabupaten/
Kota
Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota sudah
Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota
belum memiliki sudah memiliki memiliki dokumen
sudah memiliki sudah memiliki
dokumen dokumen Kajian Rencana Aksi Daerah
dokumen Rencana dokumen
kebencanaan skala Resiko Bencana atau RAD dan dokumen
Penanggulangan Rencana Aksi
Ketersediaan Dokumen Kabupaten/ Kota atau KRB skala Rencana Kontijensi atau
Bencana atau RPB Daerah atau RAD
4.3 Kebencanaan Skala Kabupaten/ Kota Renkon untuk setiap
skala Kabupaten/ skala Kabupaten/
Kabupaten/ Kota potensi bencana skala
Kota yang sudah Kota yang sudah
Kabupaten/ Kota yang
ditetapkan sebagai ditetapkan
sudah ditetapkan
PERDA sebagai PERDA
sebagai PERDA
32
LAMPIRAN B
33
TABEL 10. KOMPILASI PENILAIAN
4 PILAR PARIWISATA DAN SEKTOR STRATEGIS PADA KABUPATEN DAN KOTA
NILAI/ SKOR
PILAR PARIWISATA NILAI
N KOTA KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN
DAN KABUPATEN KABUPATEN MAKS. KETERANGAN
O PANGKAL BANGKA BANGKA BANGKA BELITUNG
SEKTOR STRATEGIS BANGKA BELITUNG (100%)
PINANG BARAT TENGAH SELATAN TIMUR
Nilai
Maksimum:
1. Pangkal
Pinang: 3102
2. Bangka: 6798
3. Bangka Barat:
ATRAKSI/ DAYA TARIK 3300
WISATA 947 3218 1168 2379 1940 7882 2711 11748 4. Bangka
1 ALAM, BUDAYA DAN BUATAN 47 103 50 78 59 178 135 178 tengah: 5148
BERDASARKAN PENILAIAN (29.3 %) (50.5 %) (33.2 %) (45.5 %) (44.8 %) (77 %) (44 %) (100%) 5. Bangka
DAN JUMLAH Selatan: 3894
6. Belitung:
11748
7. Belitung
Timur: 8910
Nilai Maksimum
Jumlah: 178
AMENITAS/ SARANA 102 78 84 76 65 88 60 143
2
PRASARANA PARIWISATA (71.33 %) (54.55%) (58.74%) (53.15%) (45.45%) (61.54%) (41.96%) 100%)
AKSESIBILITAS DAN
243 209 204 171 214 226 218 385
3 SEKTOR INFRASTRUKTUR
(61.36 %) (52.78%) (51.52 43.18 54.04 57.07 55.05 (100%)
PRIORITAS
KELEMBAGAAN PARIWISATA 64 56 39 39 36 111 55 198
4
DAN INDUSTRI PARIWISATA (32.32 %) (28.28 %) (19.70 %) (19.70 %) (18.18 %) (56.06 %) (27.78 %) (100%)
NILAI/ SKOR
PILAR PARIWISATA NILAI
N KOTA KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN
DAN KABUPATEN KABUPATEN MAKS. KETERANGAN
O PANGKAL BANGKA BANGKA BANGKA BELITUNG
SEKTOR STRATEGIS BANGKA BELITUNG (100%)
PINANG BARAT TENGAH SELATAN TIMUR
34 13 31 8 51 71 20 88
5 PEMASARAN WISATA (38.64 %) (14.77 %) (35.23 %) (9.09 %) (57.95 %) (80.68 %) (22.73 %) (100%)
66
31 21 37 15 22 18 20
6 EKONOMI DAN INVESTASI (100%)
(46,97 %) (31,82 %) (56,06 %) (22,73 %) (33,33 %) (27,27 %) (30,30 %)
77
61 59 61 61 57 59 59
7 SOSIAL DAN BUDAYA (100%)
(79.22 %) (76.62 %) (79.22 %) (79.22 %) (74.03 %) (76.62 %) (76.62 %)
121
52 38 57 25 25 85 68
8 PENATAAN RUANG (100%)
(42.98 %) (31.40 %) (47.11 %) (20.66 %) (20.66 %) (70.25 %) (56.20 %)
Nilai Total Hasil 1581 3793 1725 2846 2465 8716 3344
Penilaian
Berdasarkan Tabel
NILAI Penilaian Wilayah
TOTAL Jumlah Total Nilai
DAN Persentase dari 8
URUTAN Aspek Dengan 12870
Bobot untuk
403.57 341.85 382.22 294.44 349.98 508.10 356.18
KELENGK (100%)
APAN/ setiap Aspek
KESIAPAN adalah 1 (100%)
WILAYAH Hasil Nilai 50.45 42.73 47.78 36.81 43.75 63.51 44.52
Persentase Rata-
rata dan Peringkat
Wilayah
34
TABEL 11. KOMPILASI PENILAIAN
4 PILAR PARIWISATA DAN SEKTOR STRATEGIS PADA KABUPATEN DAN KOTA
NILAI/ SKOR
PILAR PARIWISATA NILAI
N KOTA KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN
DAN KABUPATEN KABUPATEN MAKS. KETERANGAN
O PANGKAL BANGKA BANGKA BANGKA BELITUNG
SEKTOR STRATEGIS BANGKA BELITUNG (100%)
PINANG BARAT TENGAH SELATAN TIMUR
Nilai Maksimum:
1. Pangkal Pinang:
3102
2. Bangka: 6798
3. Bangka Barat:
3300
ATRAKSI/ DAYA TARIK
4. Bangka tengah:
WISATA 947 3218 1168 2379 1940 7882 2711 11748
5148
1 ALAM, BUDAYA DAN BUATAN 47 103 50 78 59 178 135 178
5. Bangka Selatan:
BERDASARKAN PENILAIAN (29.3 %) (50.5 %) (33.2 %) (45.5 %) (44.8 %) (77 %) (44 %) (100%)
3894
DAN JUMLAH
6. Belitung:
11748
7. Belitung Timur:
8910
Nilai Maksimum
Jumlah: 178
AMENITAS/ SARANA 102 78 84 76 65 88 60 143
2
PRASARANA PARIWISATA (71.33 %) (54.55%) (58.74%) (53.15%) (45.45%) (61.54%) (41.96%) 100%)
AKSESIBILITAS DAN
243 209 204 171 214 226 218 385
3 SEKTOR INFRASTRUKTUR
(61.36 %) (52.78%) (51.52 43.18 54.04 57.07 55.05 (100%)
PRIORITAS
KELEMBAGAAN PARIWISATA 60 52 38 18 37 85 45 242
4
DAN INDUSTRI PARIWISATA (24,79 %) (21,49 %) (15,70 %) (7,44 %) (15,29 %) (35,12 %) (18,60 %) (100%)
NILAI/ SKOR
PILAR PARIWISATA NILAI
N KOTA KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN
DAN KABUPATEN KABUPATEN MAKS. KETERANGAN
O PANGKAL BANGKA BANGKA BANGKA BELITUNG
SEKTOR STRATEGIS BANGKA BELITUNG (100%)
PINANG BARAT TENGAH SELATAN TIMUR
34 13 31 8 51 71 20 88
5 PEMASARAN WISATA (38.64 %) (14.77 %) (35.23 %) (9.09 %) (57.95 %) (80.68 %) (22.73 %) (100%)
66
31 21 37 15 22 18 20
6 EKONOMI DAN INVESTASI (100%)
(46,97 %) (31,82 %) (56,06 %) (22,73 %) (33,33 %) (27,27 %) (30,30 %)
77
61 59 61 61 57 59 59
7 SOSIAL DAN BUDAYA (100%)
(79.22 %) (76.62 %) (79.22 %) (79.22 %) (74.03 %) (76.62 %) (76.62 %)
121
52 38 57 25 25 85 68
8 PENATAAN RUANG (100%)
(42.98 %) (31.40 %) (47.11 %) (20.66 %) (20.66 %) (70.25 %) (56.20 %)
Nilai Total Hasil 1577 3791 1730 2831 2470 8692 3336
Penilaian
Berdasarkan Tabel
Penilaian Wilayah
NILAI
TOTAL Jumlah Total Nilai
DAN Persentase dari 8
URUTAN Aspek Dengan 12870
KELENGK Bobot untuk setiap
396.04 335.06 378.23 282.19 347.08 487.16 347.00
(100%)
APAN/ Aspek adalah 1
KESIAPAN (100%)
WILAYAH
Hasil Nilai 49.50 41.88 47.28 35.27 43.39 60.90 43.38
Persentase Rata-
rata dan Peringkat
Wilayah
35
LAMPIRAN C
TABEL PENILAIAN
PILAR PARIWISATA DAN SEKTOR STRATEGIS
PADA KABUPATEN/ KOTA
(TP3DS2PK2)
36
01. ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA
37
TABEL 13. KOMPILASI PENILAIAN
4 PILAR PARIWISATA DAN SEKTOR STRATEGIS PADA KABUPATEN DAN KOTA
NILAI/ SKOR
PILAR PARIWISATA
DAN KOTA KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN Nilai Maksimum
SEKTOR STRATEGIS KABUPATEN KABUPATEN
PANGKAL BANGKA BANGKA BANGKA BELITUNG
BANGKA BELITUNG
PINANG BARAT TENGAH SELATAN TIMUR
947 3218 1168 2379 1940 7882 2711 Pangkal Pinang: 3102
30,5 % 47,3 % 35,4 % 46,2 % 49,8 % 67,1 % 30,4 % Bangka: 6798
Bangka Barat: 3300
ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA 21.4 % 33.1 % 24.8 % 32.3 % 34.9 % 46.9 % 21.3 % Bangka tengah: 5148
ALAM, BUDAYA DAN BUATAN
Bangka Selatan: 3894
BERDASARKAN PENILAIAN
Belitung: 11748
Beliyung Timur: 8910
Bobot 70%
NILAI/ SKOR
PILAR PARIWISATA
DAN KOTA KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN Nilai Maksimum
SEKTOR STRATEGIS KABUPATEN KABUPATEN
PANGKAL BANGKA BANGKA BANGKA BELITUNG
BANGKA BELITUNG
PINANG BARAT TENGAH SELATAN TIMUR
47 103 50 78 59 178 135
ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA 26.40 % 57.87 % 28.09 % 43.82 33.15 % 100 % 75.84 %
178
ALAM, BUDAYA DAN BUATAN 7.9 % 17.4 % 8.43 % 13.15 % 9.94 % 30 % 22.8 %
Bobot 30 %
BERDASARKAN JUMLAH
38
ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA
KOTA PANGKALPINANG
39
TABEL 14. IDENTIFIKASI DAN NILAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA PANGKALPINANG
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
ALAM
A Hutan
1 Hutan Wisata Kelurahan Tuatunu - terletak ±6 km dari pusat 20
TuaTunu Indah Indah Kecamatan kota ke arah Barat
Gerunggang - Selain sebagai hutan
wisata, hutan Tuatunu
berfungsi sebagai
kawasan perkemahan
B Pantai
1 Pantai Pasir Jl. Raya Pasir Padi, - ± 8 km dari pusat Kota 48
Padi bangka, Bukit Pangkalpinang
Intan, Kota Pangkal - Pantai Pasir Padi memiliki
Pinang, Kepulauan garis pantai dengan
Bangka Belitung hamparan pasir putih
33684 sepanjang 2 km
- Pada hari libur jumlah
kunjungan wisatawan
mencapai 6.000 orang
per hari
2 Pantai Perepat Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 6
Mati data
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
ALAM
B Pantai
3. Pantai Tanjung Kelurahan Air - Kawasan Pantai Tanjung 10
Bunga Itam, Bukit Intan, Bunga telah
Kota Pangkal memiliki siteplan sebagai
Pinang kawasan wisata Tanjung
Bunga dan kawasan
terpadu TAC
TOS (Tanjung Bunga
Circuit and Town
Square) dan gedung
pameran
- Keunikan kawasan Pantai
Tanjung Bunga adalah
terdapatnya batu-batu
pantai yang tersusun
indah
40
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUDAYA
A Desa Wisata
1 Kel. Tua Tunu Kecamatan Gerunggang - 10 kilometer dari pusat kota 46
(Kampoeng Tige pangkal pinang.
Kota Pangkal Pinang
Oerang) - destinasi wisata Kampoeng Tige
Oerang ini memberikan suasana
tradisional khas masyarakat
Bangka tempo dulu yang
menggambarkan kehidupan
masyarakat pada abad ke-19.
B Gereja
1 Gereja GPIB jalan sudirman ₋ Gereja dibangun Sekitar tahun 12
Maranatha pangkalpinang, tiik nol 1926-1927 M
Kota Pangkalpinang, ₋ GPIB Maranatha memiliki ciri
Opas Indah, Kec. Taman khas yang unik dan menarik
Sari, Kota Pangkal karena terdapat menara jam
Pinang sehingga orang Bangka sering
menyebutnya Gereja Menara
Jam
2 Katedral Santo Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 12
Yoseph
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUDAYA
C Klentèng
1 Kelenteng Kwan Jl. MH Muhidin - Kelenteng Kwan Tie Miaw 18
Tie Miaw No.1, Bintang, Kec. merupakan salah satu
Rangkui, Kota kelenteng tertua yang
Pangkal Pinang, ada di Pulau Bangka
Kepulauan Bangka - Terdapat hiasan buah
Belitung 33684 labu (Gourd) di puncak
atap kelenteng dan
adanya lambang Patkea
(Pakua) yang
melambangkan
keberuntungan, rejeki
atau kebahagiaan.
2 Kelenteng Shen Kelurahan Air - Lokasi Kelenteng bukan 18
Mu Miaw Itam, Bukit Intan, hanya sekedar terletak di
Kota Pangkal tepi laut, namun
Pinang, Kepulauan bangunan Kelenteng
Bangka Belitung menghadap langsung ke
33684 arah laut.
- Daya tarik lain dari
Kelenteng Dewi Laut ini
yaitu terdapat patung 12
shio.
41
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUDAYA
C Klentèng
1 Kelenteng Tung Jalan Depati Hamzah - Jarak tempuh kurang lebih 18
Fong Miaw Tong Kota Pangkal Pinang 9km dari pusat kota (20
menit), kurang lebih 15
menit dari bandara Depati
Amir (PGK).
- KelentengTung Fong Miaw
Tong ini di bangun pada
tahun 2000 dan terdapat
patung Dewi Kuan Im
dengan tinggi kurang lebih
sekitar 9 meter, dengan
didampingi patung Nacha
dan berbagai patung
binatang lainnya.
2 Klenteng Fuk Tet Semabung Baru, - Klenteng berlokasi di lampu 18
Che Bukit Intan, merah Semabung Kota
Kecamatan Girimaya Pangkalpinang
, Kota Pangkal - Bahan bangunan kelenteng
Pinang, Kepulauan Fuk Tet Che didatangkan
Bangka Belitung langsung dari cina
33684 - kelenteng penanda kota
untuk tempat ibadah tiga
kampung lama yang ada di
Kota Pangkalpinang yakni
Kampung Besi, Kampung
Betur dan semabung.
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUDAYA
D Masjid -
1 Masjid Al Mukarom Jln. Tua Tunu Raya, - Masjid ini didirikan pada tahun 18
Tuatunu Dusun Tua Tunu, 1928 dan merupakan salah satu
Kecamatan masjid tertua yang ada di Pulau
Gerunggang, Kota Bangka.
Pangkalpinang -
2 Masjid Jami Jl. Masjid Jamik, Masjid - Masjid Jamik merupakan salah 28
Jamik, Kec. Rangkui, satu masjid terbesar di
Kota Pangkal Pinang, Pangkalpinang
Kepulauan Bangka - Salah satu keunikan masjid
Belitung 33684 Jamik adalah antara tangga
depan (berbentuk setengah
lingkaran) dengan atapnya
dihiasi oleh tiang penyangga
kecil sebanyak 6 tiang (3 tiang di
sebelah kanan dan 3 tiang
disebelah kiri) dapat diartikan
sebagai rukun iman.
- Masjid Jamik adalah salah satu
Cagar Budaya Kota
Pangkalpinang
3 Jl. Tua Tunu Kel. Tua - Masjid Raya Tuatunu 26
Tunu Indah Kec., Tua merupakan masjid berarsitektur
Tunu, Gerunggang, modern dan tradisional yang
Kota Pangkal Pinang, dilengkapi dengan fasilitas
Mesjid Raya Kepulauan Bangka canggih seperti tempat tidur
Tuatunu Belitung 33173 elektronik, fasilitas internet, dan
lain-lain.
- Masjid Raya Tuatunu
merupakan masjid terbesar di
Bangka Belitung
42
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
E Museum
1 Museum Cual Ishadi Jl. A. Yani No.44, Batin - Didirikan untuk memberikan 28
Tikal, Kec. Taman Sari, edukasi kepada masyarakat
Kota Pangkal Pinang mengenai pengetahuan tentang
tenun kain cual.
- pengunjung tidak hanya
dimanjakan dengan pajangan
tenun cual akan tetapi bisa
menyaksikan langsung proses
pembuatannya
- Museum ini memiliki tiga
lembar kain cual yang berusia
200 th.
- Museum Kain Cual Ishadi juga
dilengkapi berbagai fasilitas
diantaranya cafe serta pusat
penjualan produk-produk kain
khas Babel dan souvenir
lainnya.
2 Museum Timah jalan Jenderal Ahmad - Museum Timah yang terletak di 40
Yani no.17, Kelurahan pangkal pinang merupakan
Batin Tikal, Kec. Taman satu-satunya Museum Timah
Sari, Kota Pangkal yang ada di Indonesia.
Pinang - Museum Timah menyimpan
koleksi peninggalan sejarah
khususnya sejarah
penambanqan timah di Pulau
Bangka Belitung, dimulai sejak
Kesultanan Palembang abad 16
M
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUDAYA
F Patung
Tugu Pergerakan Jalan Merdeka Kec. - Bentuk Tugu dengan arsitek 22
Kemerdekaan Taman Sari, Kota menarik dan unik terdiri atas
Pangkal Pinang, lingga diatas punden
Kepulauan Bangka beruntak-undak dan hingga
Belitung 33684 berada di atas yoni dengan
bentuk simetris
mencerminkan perjuangan
yang dilakukan oleh berbagai
suku dan lapisan masyarakat.
- Tugu Prasasti Pergerakan
Kemerdekaan saat ini
merupakan salah satu Benda
Cagar Budaya Kota
Pangkalpinang.
G Pura
1 Pura Jagad Nata Kelurahan Air Itam, - Pura Agung Jagadnatha Surya 14
Surya Kencana Bukit Intan, Kota Kencana merupakan Pura
Pangkal Pinang yang paling besar di Kota
Pangkalpinang
- Berlokasi di perbukitan
Tanjung Bunga dan
merupakan satu dari 6 tempat
peribadatan terpadu yang
dibangun sebagai bentuk
simbol keberagaman umat
beragama di Kota
Pangkalpinang
43
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUDAYA
H Plaza Kota -
1 Kawasan Kota Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data - Data Belum ada data 26
Pusaka "Civic data
Center"
I Situs Arkeologis -
1 Goa Maria Yung Jl. Batu Kaldera - Goa Maria Yung Fo 14
Fo No.545A, merupakan tempat
Semabung Lama, ziarah bagi umat Khatolik
Bukit Intan, Kota di Kota Pangkalpinang
Pangkal Pinang, - Goa Maria Yung Fo
banyak didatangi oleh
Umat Khatolik dari
Pangkalpinang dan
sekitarnya serta luar
Pulau Bangka terutama
Jakarta, Bandung dan
daerah lainnya terutama
di bulan Mei dan
Oktober.
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUDAYA
J Situs
Antropologis
1 Pemakaman Jalan Hormen - Kompleks pemakaman ini 14
Belanda (Kerkhof) Maddati Kelurahan memiliki keunikan karena
Melintang kompleks pemakaman
Kecamatan Rangkui umum orang Belanda, salah
satu makam tertua adalah
makam nyonya Irene
Mathilda Ehrecron yang
wafat tanggal 10 Maret
1928
- Selain itu yang menarik
pada pemakaman Kerkhof
adalah sepuluh makam
orang Jepang
2 Woonhuist te Jalan Jendral - Bangunan Wisma Timah 14
Pangkalpinang Sudirman Nomor 20, Satoe ( Woonhuis Te
Semabung Baru, Pangkalpinang) adalah salah
Bukit Intan, Kota satu Cagar Budaya Kota
Pangkal Pinang Pangkalpinang
- Rumah ini pernah menjadi
rumah dinas asisten residen
Belanda ketika
pemerintahaan kolonial
belanda menerapkan
Bestuurhervorming Wet
pada Tahun 1922
44
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUDAYA
J Situs
Antropologis
3 Perkuburan Jalan Soekarno Hatta ⁻ Makam Cina ini dibangun 41
Sentosa Pangkalpinang dalam bentuk dan arsitektur
yang unik dan menarik serta
dihiasi dengan tulisan aksara
Cina yang indah dan sangat
jelas sekali menunjukan
status sosial ekonomi orang
yang dimakamkan.
⁻ Kompleks pemakaman
merupakan makam
perkuburan terbesar se-Asia
Tenggara dan sangat unik
juga menarik dengan
Arsitektur yang berbeda-
beda pada tiap makam
4 Europeesce Kelurahan Kacang ⁻ Saat ini nama Europeesce 10
Lagere School Pedang, Lague School telah dirubah
(ELS) Gerunggang, Kota menjadi Sekolah Menengah
Pangkal Pinang Kejuruan Negeri 1 dan
menjadi salah satu Cagar
Budaya Kota Pangkalpinang
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUDAYA
J Situs
Antropologis
5 Hollandsche- Jalan Mayor Haji - Pemerintah Belanda pada 10
Chineesche Muhidin Tahun 1917 mendirikan
School sekolah HCS (Hollandsche
Chineesche School)
- Sekolah ini sejak 1984
dikembangkan menjadi SMP
Negeri 1 Pangkalpinang dan
terletak di Jalan Mayor Haji
Muhidin Kota
Pangkalpinang.
6 Kuburan Akek Kel. Tua Tunu, - sebutan nama Akek adalah 14
Bandeng Gerunggang, Kota seorang laki-laki yang
Pangkal Pinang selama dia hidup tidak
pernah menikah. Dan beliau
ini seorang ulama yang
sangat ahli di bidang agama
Islam yang dipercaya oleh
masyarakat sebagai orang
yang memiliki karomah
- Makam Akek Bandeng ini
juga menjadi tempat wisata
di Kepulauan Bangka
Belitung khususnya wisata
ziarah
45
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUDAYA
J Situs
Antropologis
7 Makam Keluarga Jl. Soekarno Hatta, - terletak sekitar 500 meter dari 16
Boen Men Chiew Semabung Baru, jalan Soekarno Hatta di
Pangkal Pinang, Kota kelurahan Bukit Besar
Pangkal Pinan - Boen Ngim Foek adalah
keluarga besar yang telah
menyumbang sebagian besar
tanahnya untuk dijadikan
pemakaman orang Cina yaitu
Perkuburan Cina Sentosa.
8 Kel. Asam, Kec. - Pada awal tahun 1950, tulang 16
Rangkui, Kota Pangkal belulang para misionaris yang
Pinang meninggal di kamp tawanan
Makam Misionaris
Jepang ini dikumpulkan dan
dan luder
dimakamkan lagi di Kompleks
Buderan Budi Mulia di Jalan
Sungai Selan.
9 Jl. Jendral Sudirman, - rumah dibangun sekitar tahun 14
Opas Indah, Kec. Taman 1860-an atas nama Kapten Lay
Sari Nam Sen, Rumah yang
dibangun Kapten Lay Nam Sen
House of Lay merupakan salah satu keluarga
yang pertama kali bermukim di
Pulau Bangka.
- fasilitas rumah telah dilengkapi
dengan sebuah kafe di bagian
belakangnya dan kerajinan batik
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUDAYA
J Situs
Antropologis
10 Kompleks - Menara Air minum ini 14
Perumahan PT dibuat Belanda pada masa
Menara Air
Timah Bukit pemerintahan JE Edie
Minum
sebagai Residen Bangka,
(Wateroren)
yang memerintah wilayah
tersebut sejak lahun 1925
11 Kelurahan Tuatunu - Perigi atau sumur ini 14
Indah Kecamatan dijadikan tempat untuk
Gerunggang membuang mayat orang-
orang yang dibunuh TRI
Perigi Pekasem
(Tentara Rakyat Indonesia)
karena dianggap musuh
atau sebagai mata-mata
Belanda dan sekutu
12 Jl. Jendral - Pada masa pemerintahan 14
Sudirman, Opas Residen Starhamer,, HM
Post, Telegraaf Indah, Kec. Taman tepatnya pada tahun 1933
en Telefoondiest Sari, Kota Pangkal perusahaan Post, Telegraaf
Pinang en Telefoondienst (PTT)
berdiri di Pangkalpinang
46
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUDAYA
J Situs
Antropologis
13 Resident Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data - Data Belum ada data 14
Cantoor data
14 Rumah Residen Jl. Jendral - Bangunan rumah terdiri 14
Sudirman, Batin atas bangunan inti dan
Tikal, Pangkal paviliun pada sisi
Pinang, Kota timurnya. Di halaman
Pangkal Pinang, depan rumah terdapat dua
meriam kuno berangka
tahun 1840 Masehi dan
dudukannya berangka
tahun 1857 masehi serta
tulisan AGW.
- rumah residen menjadi
rumah dinas walikota
Pangkalpinang dan
merupakan cagar budaya
Kota Pangkalpinang
15 Rumah Sakit Jalan Bukit Baru No. - Rumah Sakit Bakti Timah 20
Bakti Timah 1, , Taman Bunga, merupakan Cagar Budaya
Gerunggang, Kota Kota Pangkalpinang
Pangkalpinang
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUDAYA
K Souvenir Shops -
1 Maslina Cual Selindung no.17, - Kain Cual adalah kain adat 28
Selindung, Gabek, dari Kota Muntok dan terus
Pangkal Pinang City, dilestarikan secara turun
Bangka Belitung temurun oleh Maslina
Islands 33172 - Saat ini Maslina sudah
mengumpulkan 26 motif
tenun cual seperti motif
Gajah Mada, motif Kembang
Kenanga, motif Jande
Bekecak dan lainnya
L Taman Kota -
1 Alun-alun Taman Kelurahan Batin - lun-alun Taman Merdeka 22
Merdeka Tikal, Kec. Taman merupakan pusat aktivitas
Sari, Kota Pangkal berbagai kegiatan/event di
Pinang kota Pangkalpinang dan
selalu ramai dikunjungi
M Vihara -
1 Vihara Satya Kel. Air Itam, Bukit - 18
Darma Intan, Kota Pangkal
Pinang
47
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUATAN
A Botanic Garden
1 Bangka Jl. Raya Pasir Padi - - Bangka Botanical Garden 38
Botanical Kelurahan (BBG) merupakan lahan
Garden Temberan, pengembangan
Kecamatan Bukit holtikultura, peternakan,
Intan, Air Itam, penyediaan bibit dan
Bukit Intan, Air pakan ternak yang
Itam, Bukit Intan, memanfaatkan lahan eks
Kota Pangkal tambang timah dan lahan
Pinang kritis berupa lahan
gambut dan berpasir
B Koridor Urban
1 Jembatan Emas Jl. Jemb. Emas - Jembatan Emas 28
Baturusa, Air Itam, merupakan salah satu
Bukit Intan, Kota ikon dari Kota Bangka
Pangkal Pinang Belitung yang
menghubungkan
Kabupaten Bangka dan
Kota Pangkal Pinang
Ibukota Provinsi Bangka
Belitung
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUATAN
C Theme Park -
TMII, Trans
Studio, Dufan
Ancol
1 Bhay Park kompleks - Babel Bhay Park 16
perkantoran Pangkalpinang menyediakan
pemerintah provinsi trek foto danau (kolong)
kepulauan bangka untuk jalan santai serta
belitung terdapat fasilitas kafe dan
restoran.
2 Sensasi Studio Jl. Kerabut 2, - Destinasi wahana berfoto di 10
Fantasi Selindung, Kec. ruangan terbalik
Gabek, Kota Pangkal
Pinang
3 Waterpark Pasir Jl. Raya Pasir Padi, - Waterpark Pasir Padi Bay 28
Padi Bay Air Itam, Bukit Intan, menjadi lokasi alternatif
Kota Pangkal Pinang berwisata selain wisata
pantai bagi masyarakat lokal
san turis yang berkunjung
dan menjadi taman hiburan
terbesar di Pulau Bangka.
48
ALAMAT/
NO NAMA GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
LOKASI
BUATAN
4 Lapangan Golf Kel. Bukitbesar, Bukit - Jarak dari pusat kota ±2Km 28
Girimaya Intan, Kota Pangkal dan dari bandara Depati
Pinang Amir ±4Km
- lapangan golf 18 hole
bertaraf nasional
5 Stadion Depati Kel. Gabek Satu, Kec. - Stadion Depati Amir 30
Amir Gabek, Kota Pangkal merupakan stadion bertaraf
Pinang Nasional yang diresmikan
pada tanggal 06 Agustus
2005.
- Selain sebagai sarana
olahraga sepakbola,
dibangun juga sentel ban
bertaraf Internasional
dengan delapan lintasan
6 Taman Kolong Kel. Bacang, Bukit - dilengkapi dengan berbagai 20
Wisata Intan, Kota Pangkal fasilitas wisata seperti
Pinang wisata air kolam renang,
perahu angsa, flying fox,
panjat tebing serta
jembatan tali
- areal Taman Kolong Wisata
ini dibangun juga tempat
hiburan Hailay’s Diskotik,
karaoke dan restauran.
49
ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA
KABUPATEN BANGKA
50
TABEL 15. IDENTIFIKASI DAN NILAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BANGKA
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
A Gunung
1 Gunung/ Bukit Pangkal Niur, Riau - Bukit Maras adalah 22
Maras Silip, Kabupaten obyek wisata
Bangka, pendakian gunung
Kepulauan Bangka yang banyak diminati
Belitung 33252 oleh masyarakat
bangka belitung
maupun masyarakat
luar provinsi
2 Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data - Data Belum ada data
Bukit Pilar Matras
data 6
3 Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data - Data Belum ada data
Bukit Sak Bud
data 14
4 Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data - Data Belum ada data
Bukit Tujuh
data 52
5 Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data - Data Belum ada data
Bukit Sambung Giri
data 52
6 Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data - Data Belum ada data
Bukit Tuing
data 16
7 Bukit Peret Tiang Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data - Data Belum ada data
Tarah data 12
51
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
D Pantai
1 Panta Rambak Parit Padang, Sungai - Pantai Rambak berjarak 42
(Tanjung Belayar) Liat, Kabupaten lebih kurang 10 kilometer
Bangka dari pusat Kota
Sungailiat, Bangka atau
sekitar 30 kilometer dari
Kota Pangkalpinang
- Pemandangan khas yang
bisa ditemukan di Pantai
Rambak berupa pantai
pasir yang luas dengan
gugusan bebatuan yang
berdiri kokoh berpadu
hempasan ombak laut
yang berhadapan
langsung dengan Laut
China Selatan.
2 Pantai Air Anyir Desa Air Anyir,Kec. - Pantai Desa Air Anyir 13
Merawang, memiliki garis pantai
Kabupaten Bangka yang panjang sekitar 5
km, berpasir putih, serta
memiliki keunikan sendiri
lantaran di sepanjang
garis pantainya dihiasi
pepohonan cemara yang
berbaris rapi serta landai
karena surutnya air laut.
52
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
D Pantai
5 Pantai Bedukang Desa Deniang, Riau - Pantai ini terletak lebih 8
(Pantai Bio) Silip, Kabupaten kurang 30 menit dari
Bangka pusat kota sungailiat
- Sebagian masyarakat
Bangka menyebut Pantai
Bedukang ini dengan
Pantai BIO , Pantai
Tanjung Hantu dan Pantai
Pulau Tiga. Disebut
wisata pantai bedukang
bangka karena di pantai
ini bila musim - musim
tertentu banyak ikan
bedukang ( ikan duri )
6 Pantai Kualo Desa Air Anyir, - Keunikan pantai kuala 14
Merawang, yaitu di sepanjang garis
Kabupaten Bangka pantainya dihiasi
pepohonan cemara yang
berbaris rapi
7 Jalan Pantai Matras, - jarak sekitar 40 km dari 32
Sinar Baru, Sungai Pangkalpinang atau 7 km
Liat, Sinar Baru, dari kota Sungailiat.
Sungai Liat, - Pantai ini mempunyai
Kabupaten Bangka, fasilitas hotel, resort, kafe
Pantai Matras Kepulauan Bangka dan restoran.
Terpadu Belitung
53
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
D Pantai
11 Pantai Rebo Jl. Patimura Kp. - Pantai Rebo mempunyai 52
Rebo, Sungai Liat, garis pantai yang
Kabupaten Bangka, membentang panjang
Kepulauan Bangka
Belitung 33211
15 Pantai Teluk Uber Uber Bay, Parit - Pantai ini berjarak sekitar 40 46
Padang, Sungai Liat, km dari Kota Pangkalpinang
Kabupaten Bangka - Di sekitar pantai ini dipenuhi
hamparan pasir putih yang
luas, bebatuan granit yang
membentuk lekukan indah
khas bebatuan pantai.
54
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
D Pantai
16 Pantai Temberan Jl. Pantai - Pantai ini juga sudah 14
Temberan, Air dilengkapi fasilitas
Anyir, Merawang, umum yang dapat
Kabupaten Bangka, digunakan oleh para
Kepulauan Bangka wisatawan seperti
Belitung 33172 Mushola, toilet umum
serta kamar mandi
umum.
17 Pantai Tikus Emas Desa Parit Padang, - terdapat hamparan 34
Sungai Liat, pepohonan pinus
Kabupaten Bangka, - fasilitas seperti voli
Kepulauan Bangka pantai, rumah
Belitung makan, flying fox, all
terrain vehicle (ATV), jet
ski, banana boat, hingga
penyewaan tenda
55
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
D Pantai
20 Pantai Teluk Pikat Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 48
21 Pantai Batu Berakit Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 16
22 Pantai Jambosac Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 36
23 Pantai BBR Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 48
24 Pantai Turun Aban Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 48
25 Pantai Puding Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data
Mangkalok 24
26 Pantai Pulau Putri Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 18
27 Pantai Lepar Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 48
28 Pantai Tanjung Putat Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 44
29 Pantai Pejem Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 19
30 Pantai Pukan Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
31 Pantai Batu Amper Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 12
32 Pantai Batu Tunggal Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 9
33 Pantai Punggur Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
F Persawahan
1 Wisata Persawahan Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 22
Desa Banyu Asin
G Sungai
1 Sungai Air Simpur Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 22
2 Sungai Baturusa Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 16
3 Sungai Perimping Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 18
4 Sungai Upang Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 18
5 Sungai Penagan Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 18
56
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
BUDAYA
A Desa Wisata
5 Desa Air Anyir Desa Air Anyir, - Pantai Air Ayir, 18
Kecamatan Kerajinan, Dambus, dll
Merawang,
Kabupaten Bangka
57
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
BUDAYA
B Klenteng
3 Pha Kak Liang Gn. Muda, Belinyu, - klenteng yang dibangun di 24
Kabupaten Bangka bekas lahan galian timah
- berada sekitar 40 kilometer
dari pusat kota Pangkal
Pinang
- dikunjungi oleh wisatawan
domestik dan mancanegara
yang singgah di Bangka.
4 Kelenteng Kwan In Jl. Pantai Pesaren Data Belum ada data 18
Dusun Pesaren, Bintet,
Belinyu, Kabupaten
Bangka, Kepulauan
Bangka Belitung 33253
5 Kuil Kelenteng Fu Tu Tet Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 20
Che data
6 Kelenteng Cetya Dharma Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 24
Abadi data
C Masjid
1 Masjid Jami Kp. Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data
Tengah data 37
D Patung/ Sculpture
1 Tugu Otto Toorop (Titik Desa Sungailiat Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 60
0 Sungailiat)
2 Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data
Tugu Nibung 4 52
data
58
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
BUDAYA
F Situs Antropologi
3 Makam Depati Bahrin Desa Kimak, Data Belum ada data 44
Merawang,
Kabupaten Bangka
4 Benteng Kota Waringin Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 56
5 Makam Cermin Jati Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data
36
6 Makam Jati Swara Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data
36
7 Makam Akek Layau Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 33
8 Kuburan Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data
Keramat/Tua data 33
9 Situs Benteng Kuto Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data
Panji data 38
G Situs Arkeologis
1 Gua Bunda Maria Desa Kuto Panji, - Gua ini menggambarkan 54
Belinyu, Kabupaten indahnya toleransi
Bangka - pembangunan gua
diresmikan pada 8
Desember 1999
2 Situs Kota Kapur Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 54
H Upacara Adat
1 Tradisi Maulid Nabi Kecamatan Mendo Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 34
Muhammad SAW Barat Desa Kemuja
59
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
BUDAYA
I Vihara
1 Vihara Dewi Kwan Desa Parit Data Belum ada data 48
Im/ Pemandian Padang, Sungai
Liat, Kabupaten
Bangka,
Kepulauan Bangka
Belitung 33211
J Karnaval/ Carnival
1 Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data
Festival Atraksi Seni 40
data
2 Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data
Festival Mapur 32
data
3 Lomba Permainan Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data
Tradisional data 27
4 Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data
Lomba Lagu Daerah 50
data
5 Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data
Festival Air Anyir 60
data
6 Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data
Festival Tanglong 42
data
DRAF-7 TABEL 9. IDENTIFIKASI DAN NILAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BANGKA
60
ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA
KABUPATEN BANGKA BARAT
61
TABEL 16. IDENTIFIKASI DAN NILAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BANGKA BARAT
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
A Gunung
1 Bukit Kukus Desa Air Belo, - pengunjung dapat 18
Mentok, Kabupaten melihat hamparan
Bangka Barat, pemukiman dan
suasana Kota Muntok
dari ketinggian.
- Pengunjung wisata ini
dari masyarakat loka
maupun masyarakat
luar bangka belitung
B Hutan
1 Hutan Konservasi Air Belo, Mentok, - Di Taman Hutan Raya 52
Menumbing Kabupaten Bangka Gunung Menumbing
Barat, Kepulauan ini menawarkan
Bangka Belitung wisata alam sekaligus
wisata sejarah, karena
selain terdapat hutan
dengan fungsi Taman
Hutan Raya tetapi
terdapat pula tempat
pengasingan Presiden
pertama Indonesia, Ir.
Soekarno saat zaman
penjajahan Belanda
62
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
D Pantai
5 Pantai Bakit Jln. Desa, Bakit, Kec. 14
Parittiga, Pulau,
Kepulauan Bangka
Belitung 33362
6 Pantai Batu Besimpuh Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
7 Pantai Batu Rakit Tanjung, Mentok, - Pantai Batu rakit berjarak 35
Kabupaten Bangka tempuh sekitar 6 km dari
Barat, Kepulauan kota Muntok
Bangka Belitung 33351 - Di Pantai Baturakit telah
dibangun beberapa
Gazebo, Taman bermain
Anak, Lapangan Volly
Pantai, Lapangan Futsal,
Lapangan Gasing, wc
umum, Pendopo,
Bungalow, Amphi theater
dan juga fasilitas umum
lainnya
8 Pantai Bembang Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 13
9 Pantai Kedacak Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 13
10 Pantai Menggris Desa Tanjung, Mentok, 13
West Bangka Regency,
Bangka Belitung Islands
33351
63
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
D Pantai
15 Pantai Tanjung Kelian Desa Tanjung, Mentok, - Keunikan dari pantai ini 40
Kabupaten Bangka yaitu rerdapat mercusuar
Barat, Kepulauan setinggi 56 m buatan
Bangka Belitung 33351 tahun 1862 dan bangkai
kapal tua van der parra
- Disini juga dibangun
sebuah Monumen Perang
Dunia II pada 2 Maret
1993 tak jauh dari Mercu
Suar.
16 Pantai Tanjung Ru Desa Bakit, Parittiga, Data Belum ada data 14
Bakit, Bangka Barat,
Kabupaten Bangka
Barat
17 Pantai Tanjung Ular Jl. Kp. Tanjung Ular, Air Data Belum ada data 14
Putih, Mentok,
Kabupaten Bangka
Barat, Kepulauan
Bangka Belitung 33351
64
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
BUDAYA
A Gereja
1 Gereja Katolik Santa Jl. R.A. Kartini, Tanjung, Data Belum ada data 30
Maria Mentok, Kabupaten
Bangka Barat
B Klenteng
1 Koridor Urban
2 Klenteng Kong Fuk JL Jend A Yani, No. 1, - Kelenteng yang 44
Miau RT. 003/05, Tanjung, diperkirakan dibangun
Mentok, Kabupaten pada tahun 1800-an ini
Bangka Barat merupakan salah satu
kelenteng tertua yang
ada di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
- Setiap tahunnya,
kelenteng ini rutin
menyelenggarakan
perayaan agama seperti
Cap Go Me, Sembahyang
Rebut dan Sembahyang
Bulan di halamannya
C Masjid
1 Mesjid Jami' Muntok Jl. Imam Bonjol, - Masjid yang dibangun 44
Tanjung, Mentok, pada tahun 1883 M (19
Kabupaten Bangka Muharam 1300H)
Barat merupakan masjid tertua
di Pulau Bangka
65
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
BUDAYA
F Kuliner
1 Pembuatan Empek- Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 40
empek Desa Belo Laut
G Situs Antropologis
1 Makam Benteng Kota Desa Benteng Kota, Data Belum ada data 38
Tempilang, Kabupaten
Bangka Barat,
Kepulauan Bangka
Belitung 33365
66
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
BUDAYA
13 Kapal Karam Data Belum ada data Data Belum ada data Kapal kesayangan 46
Ashigara Kaisar Jepang,
diperkirakan
tenggelam di Selat
Bangka pada akhir
Perang Dunia II, yaitu
1948
14 Kapal Karam SS Data Belum ada data Data Belum ada data Kapal SS Vyner 46
Vyner Brooke brooke yang di Bom
dan tenggelam dilaut
Mentok
15 Kapal Karam Van Data Belum ada data Data Belum ada data Bangkai kapal tua 46
Der Parra
Van der
Parra yang
tenggelam karena
dihujani bom
16 Sumur Dewa, Desa Bakit, -1.6745745, 105.6823124 Di manfaatkan 30
Bakit
Kecamatan keturunan
Parit Tiga Tionghoa sebagai
air mandi mayat.
H Upacara Adat
1 Rebo Kasan Desa Air Nyatoh Data Belum ada data Data Belum ada data
Kecamatan
Simpang Teritip 10
2 Pawai Obor di Pal Desa Air Belo Data Belum ada data Data Belum ada data
4 Kecamatan
Muntok 16
67
ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA
KABUPATEN BANGKA TENGAH
68
TABEL 17. IDENTIFIKASI DAN NILAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BANGKA TENGAH
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
A Air Terjun
1 Air Terjun Sadap Air niur, desa, Perlang, ● Air terjun ini memiliki lebar 3 32
Lubuk Besar, Kabupaten m dan panjang enam meter
Bangka Tengah, Kepulauan dengan kemiringan jatuhnya
Bangka Belitung 33681 air sekitar 45 derajat ke
dasar kolam dibawahnya.
● ± 7 km dari Kota Koba,
ibukota kabupaten Bangka
Tengah atau 75 km dari
Pangkal Pinang.
2 Air Terjun C2 Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 20
B Danau
1 Danau Linau Perlang, Lubuk Besar, 28
Kabupaten Bangka Tengah,
Kepulauan Bangka Belitung
33681 Data Belum ada data Data Belum ada data
69
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
C Gunung
1 Bukit Angsa Emas Tj. Gn., Kec. Pangkalan ● Menempuh waktu kurang 34
Baru, Kabupaten Bangka lebih 30 menit dari pusat
Tengah, Kepulauan Bangka kota
Belitung 33148
4 Bukit Pinteir Dul, Kec. Pangkalan Baru, ● Bisa ditempuh dalam waktu 38
Kabupaten Bangka Tengah, 20 menit saja dari Bandara
Kepulauan Bangka Belitung Depati Amir, wisatawan
33117 sudah sampai di kaki bukit.
● Bukit dengan ketinggian 300
MDPL ini terletak tak jauh
dari Kota Pangkalpinang
70
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
E Pantai
3 Pantai Gebang Kemilau Kelurahan Arung Dalam, ● Berjarak kurang lebih 54,4 20
Kecamatan Koba, dari Kota Pangkalpinang
Kabupaten Bangka Tengah,
Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. atau terletak
sebelah kiri jalan sebelum
pintu gerbang / gapura
Kota Koba
4 Pantai Gusung Alam CR46+R6P, Batu Beriga, ● Di sebelah timur laut Pulau 20
Lubuk Besar, Kabupaten Ketawai. Jaraknya sekitar 1,5
Bangka Tengah, Kepulauan meter dan sangat terlihat
Bangka Belitung dengan jelas dari Pulau
Ketawai.
ALAM
E Pantai
9 Pantai Pan Semujur Jl. Tapak Dewa, Tj. Gn., Kec. ● Berjarak 13 km dari pusat 34
Pangkalan Baru, Kabupaten Kota Pangkalpinang
Bangka Tengah, Kepulauan
Bangka Belitung
71
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
E Pantai
12 Pantai Sumur Tujuh Pantai sumur 7, Koba, Berjarak sekitar 3 km dari pusat 34
Kabupaten Bangka Tengah, kota ke arah timur
Sumatera Selatan 33681
13 Pantai Tanah Merah Dusun Tanah Merah, Berjarak sekitar 12 km dari Kota 20
Kecamatan Namang, Pangkalpinang.
Bangka Tengah.
14 Pantai Tanjung Berikat Batu Beriga, Lubuk Besar, ● Berjarak sekitar 1-2 km dari 32
Kabupaten Bangka Tengah, desa batu beriga atau 1 jam
Kepulauan Bangka Belitung dari Koba dan 2 jam dari Kota
33681 Pangkalpinang
ALAM
E Pantai
16 Pantai Tapak Antu Batu Belubang, Pangkalan ● Lokasi nya sangat dekat dari 29
Baru, Central Bangka pusat kota dengan jarak
Regency, Bangka Belitung hanya 4 kilometer dari
Islands komplek kantor Gubernur
Bangka Belitung.
ALAM
F Pulau
72
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
F Pulau
3 Pulau Gusung Asam Di sebelah timur laut Pulau ● Untuk mencapai Pulau ini 22
Ketawai. Jaraknya sekitar membutuhkan waktu
1,5 meter dan terlihat perjalanan sekitar 30-50
dengan jelas dari Pulau menit.Bisa menggunakan
Ketawai. perahu wisata dari TPI
(Tempat Pelelangan Ikan)
untuk mencapai pulau ini.
Perahu tersebut berada di
Desa Kurau, Bangka, Tengah.
Biasanya para wisatawan
yang hendak mengunjungi
Pulau ini harus sudah
standby di dermaga TPI
mulai pukul 8 pagi WIB.
4 Pulau Ketawai Kurau, Koba, Kabupaten ● Berjarak 1 jam perjalanan 22
Bangka Tengah, Kepulauan dari Desa Kurau Bangka
Bangka Belitung 33149 Tengah atau sekitar dua jam
jika menggunakan perjalanan
laut dari Kota Pangkalpinang
ALAM
F Pulau
73
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
H Desa Wisata
ALAM
H Desa Wisata
74
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
I Karnaval
Budaya
K Klenteng
L Musik Daerah
75
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
M Patung/Sculpture
Budaya
N Situs Antropologis
1 Bangunan Instalasi Air Kabupaten Bangka Tengah Menara Air Minum (watertoren) 28
Bangka Belitung Islands berangka tahun 1932 M, adalah
bagian dari fasilitas instalasi air
minum yang dibangun
Pemerintah Hindia Belanda,
5 Rumah Adat Desa Perlang Kabupaten Bangka Tengah Kehidupan suku asli Melayu 40
Bangka Belitung Islands Bangka yang masih
mempertahankan adat
istiadatnya salah satunya adalah
rumah asli warga Melayu Bangka
tempo doeloe berupa rumah
panggung beratap daun nipah
dan berdinding kayu kulit
berlantai kayu. Rumah berdinding
kayu ini hingga tahun 80an masih
bisa di temukan
76
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
O Tarian Tradisional
P Upacara Adat
1 Buang Jong Kabupaten Bangka Tengah Ritual Adat Buang Jung berarti 54
Bangka Belitung Islands ritual yang dilakukan dengan
membuang perahu kecil ke laut.
Biasanya, yang dilarung ke laut
adalah miniatur perahu yang
berisi sesaji seperti ayam berbulu
hitam.
Budaya
P Upacara Adat
77
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
P Upacara Adat
7 Rebo Kasan (Menolak Kabupaten Bangka Tengah Tradisi yang turun temurun 54
1000 Bala) Bangka Belitung Islands dilaksanakan setiap tahun oleh
warga Desa Air Anyir.
Prosesi ritual Adat Rebo Kasan
diawali mengumandangkan
adzan, berdoa, dan menarik
ketupat lepas sebagai simbol
melepaskan dari bala serta
meminum air wafak yang telah
dibacakan doa oleh sesepuh desa.
Rebo Wekasan Adalah Hari Sakral
untuk Rabu Terakhir di bulan
Safar
8 Ritual Panen Padi 'Muruk Kabupaten Bangka Tengah Ritual pasca panen padi ini 52
Jerami' Bangka Belitung Islands merupakan kebiasaan masyarakat
Desa Namang setiap kali setelah
keberhasilan pada panen padi.
9 Ruwah Kubur Kabupaten Bangka Tengah Ruwah kubur atau berdoa 50
Bangka Belitung Islands bersama di pemakaman umum
menjelang bulan suci Ramadhan,
dimana sebelumnya
mendengarkan ceramah agama
dan makan bersama
Budaya
P Upacara Adat
78
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
P Upacara Adat
16 Bangkanesia JL. Delima III, No. 357, RT. Suasana hutan alami dengan 34
12 RW. 03, Taman Bunga, pemandangan rumput dan sungai
(Termasuk Jenis alam,
Rw. Bangun, Kec. Taman yang sangat hijau
bukan upacara)
Sari, Kota Pangkal Pinang,
Kepulauan Bangka Belitung
33173
Kuliner
1 Mie Koba Jl. K.H. Hassan Basri No.83, Mie Koba adalah makanan khas 34
RT.02/RW.01, Batin Tikal, Kota koba Ibukota Kabupaten
Kec. Taman Sari, Kota Bangka Tengah.
Pangkal Pinang, Kepulauan
Bangka Belitung 33684
BUATAN
1 Penangkaran Penyu Pantai Tongaci, Jl. Laut, Penangkaran penyu Tukik Babel 34
Kampung Pasir, Sinar Baru, yang terletak di Jalan Laut
Sungai Liat, Sungailiat, Kampung Pasir, Sungailiat. Di sana
Kepulauan Bangka Belitung terdapat tukik lucu sebelum
33211 dilepas di laut.
Penangkaran penyu di Tukik Babel
hanya memelihara penyu hijau
dan penyu sisik.
2 Rumah Controller 34
3 Tirto Nirmolo 3 Jl. Namang - Koba, Aneka permainan dan kolam 34
Terentang III, Koba, renang dapat dinikmati ditempat
Kabupaten Bangka Tengah, ini yakni kolam renang seluncur,
Kepulauan Bangka Belitung kolam renang laba laba, kolam
33681 anak-anak dan dewasa, kolam
Arus, kolam Air mancur, kolam
taman air, kolam seluncur anak,
kolam kuda laut
.
4 Kulong Biru Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 44
79
ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA
KABUPATEN BANGKA SELATAN
80
TABEL 18. IDENTIFIKASI DAN NILAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BANGKA SELATAN
ALAM
A Gunung
1 Bukit Bimban Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 22
2 1. Adanya batu besar (Ba-tu
Pilar) yang berada di puncak
Gunung Gadung.
2. Akses jalan menuju ke
puncak gunung telah di-buka
Gadung, Toboali, dari jalan raya de-pan kantor
Bukit Gadung Kabupaten Bangka Selatan, desa berki-sar 900 m, 6
Kepulauan Bangka Belitung dengan jarak tempuh
berjalan kaki sekitar 20-30
menit.
3. Mayoritas wisatawan yang
berkunjung ialah wisatawan
lokal.
3 Wisatawan yang berkunjung
Ds. Nangka, Kec. Air Gegas,
mayoritas wisatawan lokal.
Kabupaten Bangka Selatan,
Bukit Gebang 14
Kepulauan Bangka Belitung
33782
4 1. Salah satu bagi-an dari
Desa Gudang, Permis, Kawasan Taman Wisata Alam
Simpang Rimba, Kabupaten Permisan.
Bukit Nenek 52
Bangka Selatan, Kepulauan 2. Mayoritas wisatawan yang
Bangka Belitung, 33777 berkunjung ialah wisatawan
lokal
5 1. Kawasan hutan di geopark
Desa Sebagin, Kec. Gunung Permisan ditetapkan
Simpang Rimba, Kabupaten pemerintah sebagai Taman
Bukit Permisan 52
Bangka Selatan, Kepulauan Wisata Alam [TWA] Gunung
Bangka Belitung Permisan seluas 3.149,69
hektar.
ALAM
B Hutan
81
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
C Kawah
2 1. Waktu tempuh
menggunakan kendaraan
bermotor hanya 1,5 jam dari
Desa Permis, Kec. Simpang Kota Pangkalpinang.
Rimba, Kab. Bangka 2. Pakaian mandi harus diting-
Air Panas Permis 36
Selatan, Kep. Bangka galkan / tidak boleh dibawa
Belitung. pulang lagi.
3. Wisatawan yang berkunjung,
wisatawan lokal.
3 Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data 1. Data Belum ada
Air Tawas Desa Air Bara
10
data data
ALAM
D Laut
82
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
E Pantai
4
Pulau Besar
Pantai Batu Betumpang Kab. Bangka Selatan Data Belum ada data Data Belum ada data 36
Kep. Bangka Belitung
ALAM
E Pantai
8 Besar Island
Pantai Belawang South Bangka Regency Pasir berwarna putih dan halus 28
Bangka Belitung Islands
9 • Terdapat bebatuan granit
Toboali, Kabupaten Bangka bertumpuk-tumpuk di
Pantai Gunung Namak Selatan, Kepulauan Bangka daratan dan di dalam air. 22
Belitung • Pasir berwarna putih dan
halus
10 Jl. Alising Kampung Baru, • Terdapat bebatuan granit
Tj. Ketapang, Toboali, bertumpuk-tumpuk di
Pantai Kapur Kabupaten Bangka Selatan, daratan dan di dalam air. 48
Kepulauan Bangka Belitung • Pasir berwarna putih dan
33783 halus
83
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
E Pantai
ALAM
E Pantai
84
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
E Pantai
1
Jeriji, Toboali, Kabupaten Masih dalam tahap
Sungai Little Amazon Jeriji Bangka Selatan, Kepulauan pengembangan 22
Bangka Belitung 33783
Budaya
A Desa Wisata
1
Toboali Data Belum ada data Dicanangkan akan menjadi Exotic
Kel. Tanjung Ketapang South Bangka Regency Village of Tanjung Ketapang 0
Bangka Belitung Islands
2
Toboali
Terdiri dari berbagai potensi
Kel. Toboali Kab. Bangka Selatan 0
wisata
Kep. Bangka Belitung
3
Kec. Toboali
Kel. Teladan Kab. Bangka Selatan Data Belum ada data 0
Kep. Bangka Belitung
5
Pantai Tanjung Kerasak 1. Terdapat perkebunan lada,
berada di Desa Pasir Putih, kelapa sawit, dll.
Desa Pasir Putih 0
Bangka Selatan, Kepulauan 2. Lokasi pantai Tanjung
Bangka Belitung. Kerasak
6
Tanjunglabu
1. Diarahkan menjadi tambak
Lepar Pongok
Desa Tanjung Labu udang 0
South Bangka Regency
2. Destinasi para diver
Bangka Belitung Islands
85
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
A Desa Wisata
7
Desa Penutuk, kecamatan
Lepar Pongok, Kabupaten
Desa Penutuk Data Belum ada data 0
Bangka Selatan, Kepulauan
Bangka Belitung,
9
Perekonomian di desa ini
Kec. Air Gegas ditopang oleh sektor per-
Desa Nyelanding Kab. Bangka Selatan tambangan dan perkebu-nan 0
Kep. Bangka Belitung diantaranya timah, lada, karet,
dan sawit.
10
Kec. Simpang Rimba
Kab. Bangka Selatan
Desa Gudang Data Belum ada data 0
Kep. Bangka Belitung
11
Kawasan pertanian yang menjadi
Kec. Pulau Besar
kawasan trans-migrasi oleh
Desa Batu Betumpang Kab. Bangka Selatan 0
pemerintah kabupaten bangka
Kep. Bangka Belitung
selatan
Budaya
B Karnaval/Festival
Budaya
C Klentèng
86
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
D Pura
Budaya
E Situs Antropologis
Budaya
F Upacara Adat
87
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
G Peninggalan Bersejarah
Buatan
H Taman Bertema
1 Data Belum ada Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data
Waterboom Bukit Permai data 16
2
Toboali, Kabupaten Bangka
Yora Parla Waterpark Parit
Selatan, Kepulauan Bangka Data Belum ada data 16
8 Toboali
Belitung 33783
88
ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA
KABUPATEN BELITUNG
89
TABEL 19. IDENTIFIKASI DAN NILAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BELITUNG
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
A Air Terjun
1 Air Terjun Gurok Beraye Dusun Air Pegantungan, Kacang Airnya sangat jernih hingga bisa melihat
Butor, Badau, Kabupaten ikan dengan mata telanjang, Ada terumbu
Belitung, Kepulauan Bangka karang sehingga bisa merasakan sensasi
Belitung snorkerling, Bisa melakukan selfie
66
underwater, Nuansanya damai dan
nyaman untuk relaksasi
2 Air Terjun Jurak Linsum Dusun Aik Nangka, Desa Air terjun tujuh tingkat berada di
Kawai Simpang Rusa, Membalong tengah hutan dan butuh
perjuangan untuk mencapai lokasi
66
asri nan indah
3 Air Terjun Gunong Kubing Desa Lasar, Membalong Air terjun mini yang berada di
ketinggian 200M dengan suasana
asri dan sejuk
55
4 Air Terjun Batu Mentas Desa Kacang Butor Aliran sungai kecil dengan batuan
Kecamatan Badau, Belitung granit serta terdapat berbagai
macam serangga endemik Belitung
55
B. Danau
1 Danau Kaolin Perawas, Tj. Pandan, Danau Kaolin tak bersumber dari
Kabupaten Belitung, kawah gunung secara alami,
Kepulauan Bangka Belitung melainkan bekas area
50
33411 pertambangan kaolin
ALAM
C GOA
1 Goa Nek Santen Desa Perpat, Kecamatan Goa ini memiliki struktur lipatan
Membalong dan patahan. Goa ini seolah
terbentuk dari batuan yang
melengkung dan kemudian
menimbulkan patahan akibat tidak 42
mampu menahan beban. Goa Mak
Santen tergolong goa vulkanik.
Sebab terdapat material besi dan
pasir kwarsa dari goa tersebut.
Gunung
1 Gunung Tajam Laki Kacang Butor, Badau, Gunung Tajam Laki merupakan sebuah
Kabupaten Belitung, gunung yang terdapat di Pulau Belitung,
Indonesia dan menjadi titik tertinggi di
Kepulauan Bangka Belitung 62
pulau tersebut. Gunung Tajam memiliki
33451 ketinggian 510 meter diatas permukaan
air laut.
2 Gunung Tajam Bini Kacang Butor, Badau, Gunung Tajam Bini merupakan sebuah
Kabupaten Belitung, gunung yang terdapat di Pulau Belitung,
Indonesia dan menjadi titik tertinggi di
Kepulauan Bangka Belitung 62
pulau tersebut. Gunung Tajam memiliki
33452 ketinggian 510 meter diatas permukaan
air laut.
3 Gunung Agung (Simpang Desa Simpang Rusa, Sebuah gunung dengan ketinggian
Rusa) Kecamatan Membalong puncaknya mencapai 200M diatas
permukaan laut. Petualangan alam
seperti hiking, camping 52
90
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
Gunung
4 Gunung Kubing (Perpat) Desa Lasar, Membalong Gunung yang berda di Selatan
Belitung ini memiliki ketinggian
200m DPL
66
5 Gunung Liang (Gunung Desa bantan, Kecamatan Sebuah gunung dengan ketinggian
Bantan) Membalong puncaknya mencapai 200M diatas
permukaan laut. Petualangan alam
seperti hiking, camping
52
6 Gunung Beluru Desa Mentigi, Membalong, Hutan desa dengan ketinggian 200
Kabupaten Belitung dpl yang belum terkelola.
52
ALAM
Bukit
1 Bukit Batu Baginde Desa, Padang Kandis, Batu granit yang besar dan tinggi
Membalong, Kabupaten seperti gunung. Batu dengan
Belitung, Kepulauan Bangka ketinggian 250 meter dan diameter
Belitung 33452 1,5 meter ini memang mempunyai
dua batu besar yang berdekatan.
Berdasarkan keyakinan masyarakat 66
sekitar, dua batu ini adalah
pasangan laki-laki dan perempuan.
Namun, hanya batu betinanya saja
yang bisa dieksplorasi.
2 Bukit Peramun Jl. Peramun, Air Selumar, pemandangan hutan lindung dan
Sijuk, Kabupaten Belitung, batu granit yang besar di kawasan
Kepulauan Bangka Belitung itu. objek wisata strategis
33414 memandang ke pesisir Pantai Sijuk, 66
terutama Pulau Lengkuas, Tanjung
Tinggi dan Tanjung Kelayang.
3 Bukit Ibul Desa Ibul, Kecamatan Badau Hamparan gundukan bukit yang
sangat luas dan tidak tinggi. Mirip
bukit dalam film teletubbies
46
46
91
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Alam
E Pantai
1 Pantai Awan Mendung Kecamatan Membalong, pesonanya yang begitu asri dan 24
Belitung, Bangka Belitung suasananya yang sangat tenang.
Ketika siang hari di pantai ini
tetap begitu adem karena
pepohonan yang sangat lebat
yang berada di balik perbukitan.
2 Pantai Batu Bedil Desa Sungai Padang, menjadi salah satu geosite dalam 66
Kecamatan Sijuk, Geopark Belitong. Gugusan
Kabupaten Belitung bebatuan granit yang menjorok
ke tengah pantai tersebut itu bisa
dijadikan spot yang menarik,
terutama untuk menikmati
birunya air laut.
3 Pantai Batu Lubang / Dusun Batu Lubang, Terdapat bebatuan granit yang 45
Pantai Penyabong Padang Kandis, berjajar panjang melingkar tanpa
Membalong, Kabupaten terputus hingga membentuk
Belitung, Kepulauan cekungan. Para pengunjung
Bangka Belitung 33452 biasanya berenang dan bermain
air di cekungan tersebut.
4 Pantai Bukit Perahu jl. kmp, Jl. Bugis, Tj. Binga, Pantai berpasir putih. Ombak 38
Sijuk, Kabupaten Belitung, pantai yang tenang serta suasana
Kepulauan Bangka Belitung pantai yang asri.
33414
5 Pantai Juru Sebrang Juru Seberang, Tanjung Kawasan HKm Merupakan 66
Pandan, Juru Seberang, merupakan kawasan bekas
Belitung, Kabupaten tambang timah lepas pantai.
Belitung, Kepulauan Memiliki pemandangan pesisir
Bangka Belitung yang indah serta Geowisata
menyusur Taman Wisata
Mangrove.. Akan dijadikan
destinasi unggulan dan akan
dikembangkan sebagai roadmap
untuk masterplan provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
Alam
E Pantai
6 Pantai Mabai Keciput, Sijuk, Kabupaten Pantai pasir putih dengan garis 45
Belitung, Kepulauan pantai yang panjang dan lebar.
Bangka Belitung 33414 Suasananya tenang dan damai
9 Pantai Pasir Panjang 49XQ+J26, Selat Nasik, Diperlukan perjuangan keras agar 45
Kabupaten Belitung, bisa menikmati keindahan yang
Kepulauan Bangka Belitung ditawarkan pantai ini. Jalan yang
33481 berkelok-kelok dan penuh
tantangan harus dilewati untuk
bisa sampai ke pantai ini.
Letaknya yang berada di balik
hutan, kawasan Selat Nasik.
Pantai ini sangat pas bagi
wisatawan yang ingin mencari
ketenangan karena Pantai Pasir
Panjang memang belum banyak
dijamah wisatawan.
92
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Alam
E Pantai
Alam
E Pantai
15 Pantai Siantu Dusun Piak Aik, Sijuk, Tanjung Siantu mulai dikenal oleh 66
Kabupaten Belitung, para ahli geologi karena di pantai
Kepulauan Bangka Belitung ini memiliki sebuah fenomena
geologi yang unik, yaitu batuan
lava bantal (pillow lava) yang
tersusun oleh basalt.
16 Pantai Tanjung Binga Desa Keciput, Sijiuk Pantai Tanjung Binga kadang 38
disebut sebagai Desa Nelayan
Bugis. Tanjung Binga menyajikan
keelokan pesisir laut dihiasi
warna – warni kapal nelayan yang
menarik serta unik. Perairan
sekitarnya jernih, berombak
tenang, dan mempunyai keelokan
alam dasar laut.
17 Pantai Tanjung Kelayang Kecamatan Sijuk dan Pantainya luas serta tekstur pasir 66
berjarak sekitar 27 halus, gradasi air laut indah
kilometer dari Tanjung berwarna bening kehijauan. Resor
Pandan terpadu sebagai Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) seluas
324,38 hektar. Tanjung Kelayang
memiliki sebaran batuan granit
yang berumur 65 – 200 juta tahun
yang lalu.
93
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Alam
E Pantai
19 Pantai Tanjung Pendam Tanjung Pandan, Daya tarik terbaik di pantai ini 48
Kabupaten Belitung. adalah pemandangan matahari
Jaraknya sekitar 15 terbenamnya yang menakjubkan.
kilometer dari Selain itul, ada atraksi lain seperti
Bandara H.A.S restoran seafood. Pantai Tanjung
Hananjoeddin Pendam juga dilengkapi beberapa
galeri rumah dari kerajinan
tangan dan lukisan yang indah.
20 Pantai Tanjung Rusa Tj. Rusa, Membalong, Merupakan pelabuhan yang 36
Kabupaten Belitung, digunakan sebagai tempat
Kepulauan Bangka Belitung berlabuhnya kapal menuju
33452 beberapa destinasi wisata di
daerah Belitung untuk menuju
destinasi wisata pantai lainnya.
21 Pantai Tanjung Tinggi Kecamatan Sijuk, Tanjung tinggi adalah pantai yang 66
Kabupaten Belitung, diapit oleh dua semenanjung,
Bangka Belitung. 31 km yaitu tanjung Kelayang dan
dari kota Tanjung Pandan. tanjung Pendam. Pantai berpasir
putih yang tersembunyi di teluk
dengan perairan jernih untuk
snorkeling & formasi batu granit.
22 Pantai Teluk Gembira Padang Kandis, Di pantai ini ada panorama dan 45
Membalong, Kabupaten pemandangan yang indah yaitu
Belitung, Kepulauan perpaduan antara bebatuan yang
Bangka Belitung. ada di pesisir juga pasir putih
yang lembut.
Alam
E Pantai
23 Pantai The Mashur Desa Tanjung Rusa, Satu garis pantai dengan pantai
Kecamatan Membalong teluk Gembira yang juga didominasi
bebatuan granit yang ada di pesisir
45
juga pasir putih yang lembut.
24 Pantai Tanjung Lancur Selat Nasik, Kabupaten Mercusuar ini terletak di Tanjung
Belitung, Kepulauan Bangka Lancur. Ini berfungsi dengan baik
Belitung karena menjadi panduan untuk 26
kapal yang masuk di Pulau
Mandanau.
25 Pantai Batu Banyak Tanjung Kelayang, Belitung Pantai pasir putih dengan garis
pantai yang panjang dan lebar.
Suasananya tenang dan damai
45
dengan restoran seafoodnya yang
sangat enak
26 Pantai Pulau Bayan Desa Sungai Samak-Badau Letaknyadesa sungai samak, sangat
cocok untuk kamu bersantai dengan
suasana yang sepi dan tenang dan 45
belum ramai didatangi wisatawan.
27 Pantai Pulau Lengkuas , Tj. Binga, Sijuk, Kabupaten Daya tarik utama di pulau ini adalah
Belitung, Kepulauan Bangka sebuah mercusuar tua yang
Belitung 33414 dibangun oleh pemerintah Kolonial
Belanda pada tahun 1882. Di Pulau 66
Lengkuas terdapat batu granit, pasir
putih dan air laut yang jernih.
28 Pantai Pulau Burung Tanjung kelayang, Kabupaten Yang paling khas dari pulau ini
Belitung, Kepulauan Bangka adalah bentuk batu granit bear
Belitung 33414 yang berbentuk kepala burung
garuda dan salah satu dari gugusan
66
pulau di tanjung kelayang yg masuk
dalam paket wisata Island Hopping
94
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Alam
F Pulau
2 Pulau Batu Dinding Selat Nasik, Kabupaten Data Belum ada data Berada di utara Pulau Mendanau
Belitung, Kepulauan
Bangka Belitung 14
3 Pulau Babi (Pulau Keciput, Sijuk, Kabupaten Memiliki luas sekitar 12 hektare,
Kepayang) Belitung, Kepulauan pulau ini hanya berjarak sekitar 2
Bangka Belitung 33414 km dari pantai Tanjung Kelayang
https://goo.gl/maps/6he1 atau 15 menit saja bila 66
meYLrRbQCQLC7 menggunakan perahu. Penyelam
bisa bertemu dengan penyu sisik
atau ikan Napoleon yang langka.
4 Pulau Batu Berlayar Keciput, Sijuk, Kabupaten Data Belum ada data Pulau Batu Belayar ini adalah 66
Belitung, Kepulauan sebuah pulau kecil yang di mana
Bangka Belitung 33414 pada bagian tengah pulau
https://goo.gl/maps/6he1 tersebut berdiri beberapa buah
meYLrRbQCQLC7 batu granit besar tersusun rapi
diatas pasir putih yang dikelilingi
air laut nan jernih.
5 Pulau Bayan Kecamatan Selat Nasik Data Belum ada data Data Belum ada data 38
Alam
F Pulau
6 Pulau Bebilai Tj. Binga, Kabupaten Ombak liar dan granitnya yang
Belitung, Kepulauan kasar. Belum lagi memiliki
Bangka Belitung 33414 pemandangan panorama. Pantai
https://goo.gl/maps/Up5Q ini cocok untuk berjalan di pantai, 38
9F822LLLkhug8 relaksasi, nongkrong, dan
fotografi. Ditambah lagi, angin
cukup kencang.
7 Pulau Burung Tj. Binga, Sijuk, Kabupaten Luas pulau ini kurang lebih 2
Belitung, Kepulauan hektar, dikelilingi pasir putih yang
Bangka Belitung 33414 lembut dan bebatuan granit yang 66
https://goo.gl/maps/Sa85R tersebar di laut sekitar pulau dan
zDx8c41QQ8F8 di pantai.
8 Pulau Kalamoa / Kalimuak Juru Seberang, Tj. Pandan, Pulau Kalimuak merupakan
Kabupaten Belitung, sebuah bukit setinggi kurang
Kepulauan Bangka Belitung lebih 35 meter di atas permukaan
20
https://goo.gl/maps/2TvYs laut. Untuk mencapai puncak,
ohNZDKREUne6 terdapat 99 buah anak tangga di
belakang gazibu.
9 Pulau Lengkuas FJ7C+55G, Tj. Binga, Sijuk, Daya tarik utama di pulau ini 66
Kabupaten Belitung, adalah sebuah mercusuar tua
Kepulauan Bangka Belitung yang dibangun oleh pemerintah
33414 Kolonial Belanda pada tahun
https://goo.gl/maps/2MdC 1882. Di Pulau Lengkuas terdapat
vSXaJrRyGGX69 batu granit, pasir putih dan air
laut yang jernih.
10 Pulau Mendanau Selat Nasik, Kabupaten Pasirnya sangat putih. Airnya 32
Belitung, Kepulauan sangat jernih dan ombaknya
Bangka Belitung tenang, cocok buat berenang.
https://goo.gl/maps/pAaX Wisatawan akan disuguhkan
5Uk2C56t3ojv6 pemandangan bukit dan
mercusuar Tanjung Lancor.
95
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Alam
F Pulau
11 Pulau Mentikus Desa Aik Selumar, Data Belum ada data Kawasan itu merupakan salah 20
Kecamatan Sijuk. satu dari dua Tambang Dalam
Dari Tanjungpandan, besar yang ada di Pulau Belitung
perjalanan ke kawasan ini dimana Tambang Dalam yang lain
ditempuh kurang lebih 45 berada di bukit Gunong Kik Karak,
menit dengan melewati Kecamatan Kelapa Kampit,
jalan tembus Desa Air Belitung Timur. Objek yang paling
Seru-Desa Buluh Tumbang, menonjol di kawasan ini adalah
Tanjungpandan. sebuah bangunan yang
bertuliskan Anno 1915.
12 Pulau Pasir (Pulau Buding, Klp. Kampit, Pulau Pasir Belitung adalah pulau 32
Gusong) Kabupaten Belitung Timur, mini yang terbentuk dari
Kepulauan Bangka Belitung gundukan pasir ditengah laut .
https://goo.gl/maps/G5Np Sebagian masyarakat belitung
rwTyerzqot4C6 menyebut pulau pasir ini dengan
pulau pasir gusong ( gosong ).
13 Pulau Seliu Desa Pulau Seliu, Merupakan salah satu desa 66
Membalong, Kab. Belitung, nelayan yang masih aktif di Pulau
1 jam 30 menit dari pusat Belitung. Pulau Seliu dianugrahi
Kota Tanjung Pandan kekayaan alam yang begitu
dengan rincian 1 jam menawan dan terjaga. Laut yang
perjalanan darat dan 30 biru dan aneka ragam biota
menit perjalanan laut. lautnya menjadi daya tarik wisata
https://goo.gl/maps/bUX8 tersendiri.. Danau Purun
3xNX935Ciaw46 merupakan bekas sawah
peninggalan Belanda seluas lebih
dari 24 Ha. Pada awalnya daerah
ini terbengkalai dan kemudian
menjadi habitat tanaman purun
untuk tumbuh.
Alam
G Sungai
1 Pemandian Alam Jerry Desa Perawas Pemandian Alam Jerry ini berada di
Tanjungpandan Jl. Buluh Tumbang, Desa Perawas,
Tanjung Pandan, Kabupaten
Belitung. Akses jalan menuju
Pemandian Alam Jerry sendiri
28
terbilang sudah baik dan lokasinya
mudah ditemukan. Ini karena
Pemandian Alam Jerry berada dekat
Jalan Raya Tanjung Pandan-Belitung
Timur.
2 Pemandian Suci Indah Desa Sungai Samak-Badau Tempat pemandian alam
bersumber air sungai yang
berwrarna kecoklatan berasal dari
24
akar kayuan hutan. Sensasi mandi
air akar kayu akan anda dapatkan
disini
3 Pemandian Pulau Kulong Desa Selumar, Sijuk Belitung Kolam pemancingan alam yang
berasal dari lahan eks tambang
yang diisi dengan berbagai jenis
ikan air tawar
24
96
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
H Desa Wisata
1 Tanjung Pendam Jalan Kemuning, Parit, Basis Desa Wisata ini adalah 45
Tanjung Pandan, Parit, Tj. alam. Yaitu dengan memiliki daya
Pandan, Kabupaten tarik utama panorama pantai.
Belitung, Kepulauan Saat ini, Desa Wisata
Bangka Belitung 33411 Tanjungpendam sudah masuk
https://goo.gl/maps/tgDvZ tingkat perkembangan yang
4BuBv8cJ7eT8 berpotensi.
2 Kuale Sijuk Jl. Penghul, Sijuk, Daya tarik utamanya adalah 45
Kabupaten Belitung, Heritage Kota Tua Sijuk (Mesjid,
Kepulauan Bangka Belitung Kelenteng, Rumah Tradisional),
33414 pembuatan belacan (terasi).
https://goo.gl/maps/ZmJvF
5MQu9d16c1N8
3 Tanjung Kelayang Desa Keciput, Kecamatan Basis Desa Wisata ini adalah 66
Sijuk, Kabupaten Belitung alam, yang memiliki daya tarik
https://goo.gl/maps/P7XQ utama Pantai Tanjung Kelayang
MqQhgrQEb2cL7 dan pulau-pulau kecil dan
keindahan alam bawah laut.
4 Desa Wisata Kreatif Aik Rusa Berehun, Desa Desa Wisata ini memiliki daya 45
Terong Terong, Kecamatan Sijuk, tarik kombinasi (alam, budaya
Kabupaten Belitung dan ekonomi kreatif), karena
https://goo.gl/maps/ouhyj mempunyai beragam potensi.
R6wmST5Hhzu8 Diantaranya, Kesenian Gambus,
tradisi Ngijing/Ngeremis,
mangrove, Bukit Tebalu Simpor
Laki, Aik Rusa Berehun dan
Kerajinan Tikar Lais.
5 Tanjung Binga Desa Tanjung Binga, Desa Wisata ini juga berbasis 45
Kecamatan Sijuk, kombinasi, yaitu alam, budaya
Kabupaten Belitung dan ekonomi kreatif. Daya tarik
https://goo.gl/maps/wNYu utamanya adalah Kampung
wj3rzVALFgCz7 nelayan, pantai, budidaya dan
pengolahan hasil perikanan.
ALAM
SITUS GEOLOGI ( Geosite UNESCO GLOBAL GEOPARK) DI KABUPATEN BELITUNG
1 Juru Seberang (The Juru Juru Seberang v., Tanjung Seluruh area saat ini diberi nama:
Seberang Off-shore Former Pandan sd., Bd. Coordinate: “Taman Mangrove Belitung”,
Tin Mine) 2° 45’ 38” South Latitude (SL) “Taman Holticultura” dan “Tempat
& 107° Perkemahan” dengan
kegiatan meliputi: penelusuran
sungai, penelusuran mangrove, 66
restorasi mangrove, pengamatan
burung, silvofishery,
gathering tiram, pesta Bedulang,
track holtikultura, arena offroad,
dan camping ground
2 Aik Rusa Berehun Terong v., Sijuk sd., Bd. elapukan Granit Tanjung Pandan
Coordinates: 2° 36’ 28” berupa pasir kuarsa/endapan
South Latitude (SL) & 107° aluvial, berumur Kuarten.
39’ 41” East Longitude (EL) Di beberapa tempat, seperti di
66
Elevation: 0 to 10 m.asl Size: Bukit Tebalu, masih terdapat
16.000 Ha bongkahan batu granit dengan
morfologi “tor” yang
khas Belitung, Trias (208-245 ma)
3 Kuale Sijuk KualeSijuk v., Sijuk sd., Bd. ang terpenting dari geosite ini
Coordinates: 2° 33’ 23” adalah konservasi kawasan yang
South Latitude (SL) & 107° berpotensi untuk ditambang
46’ 21” East Longitude dengan mangrove
Elevation: 0 to 10 m.asl hutan dan kegiatan wisata alam.
66
Pesona Mangrove KualeSijuk adalah
mangrove yang luas dan
hutan mangrove, sekitar 60 Ha, di
tepi Sungai Kuale, Desa Sijok,
Kecamatan Sijuk.
4 Bukit Peramun (The AikSelumar village (v.), Sijuk Di puncak bukit Peramun terdapat
Peramun Hill Granite Forest sub-district (sd), Belitung pemandangan khas TOR yang biasa
regency (Bd Coordinates: disebut dengan
2°36’ 54” South masyarakat umum sebagai “batu 66
Latitude (SL) & penyeimbang” khas Belitung.
Model geosite yang tersedia di
BelitongGeopark.
97
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
SITUS GEOLOGI ( Geosite UNESCO GLOBAL GEOPARK) DI KABUPATEN BELITUNG
5 Tanjung Kelayang (The Keciput v., Tanjung Ke layang Batuan dan mineral: mengandung
Tanjung Kelayang Trias sd., Belitung d. kuarsa, feldspar alkali, mika, dan
Granite Rock Coordinates: 2° 35› 57» hornblende (amphibol) dan biotit
South Latitude (SL) & 107° mineral. Ini mungkin mengandung 66
38› 1» East Longitude (EL) REE jika lapuk. Umurnya adalah
Elevation:0 to several Trias, 208 hingga 245 ma.
m.asl
6 Batu Bedil (The Batu Bedil Sungai Padang v., Sijuk sd., Lanskap TOR dan hamparan batu
Trias Granite Rock) Bd. granit yang luas di sepanjang pantai
Coordinates: 2° 33’ 34” Batu Bedil menjadi daya tarik
South Latitude (SL) & 107°55’ tersendiri. Ini
66
33” East Longitude merupakan salah satu Tanjung
Pandan (S-type) singkapan granit
terluas dalam satu bentangan di
Pulau Belitung
7 Lava Bantal Siantu (Sian tu Dusun Piak Aik, Sijuk v., Sijuk Batuan dan mineral: Basal dengan
Pillow Lava sd. struktur lava bantal, tersusun atas
plagioklas, piroksin, dan sekunder
mineral klorit, dan kalsit. Ada juga
66
breksi vulkanik dengan fragmen
umumnya basalt, dan
matriks berukuran pasir kasar.
Umurnya diperkirakan Kapur Akhir
8 Gunung Tajam (Tajam Aik Begantung, Kacang Butor Batuan dan mineral : terdiri dari
Mountain) v., Badau sd., Bd endapan Formasi Tajam. Batupasir
kuarsa menyisipkan batulanau.
66
Utama
buih timah hadir dengan kuarsa di
urat dan jaringan fraktur.
9 Batu Baginde (Baginde Padang Kandis v., Memba atuan dan Mineral: Adamelite atau
Rocks) long sd., Bd. granit tipe I yang bukan pembawa
timah. Batuan ini mengandung
kuarsa,feldspar, plagioklas, biotit, 66
hornblende & mineral sekunder
berupa aktor, karbonat, limonit dan
oksida besi.
Budaya
H Desa Wisata
6 Pelepak Pute Desa Pelepak Pute, Tipologi desa wisata ini adalah 45
Kecamatan Sijuk, Budaya, dengan memiliki daya
Kabupaten Belitung tarik utama Dusun Balitung
https://goo.gl/maps/hVobF (perkampungan khas etnis Bali).
bTQropkv2UG9
7 Sungai Padang Desa Sungai Padang, Desa wisata ini berbasis Desa 45
Kecamatan Sijuk, Wisata Kombinasi (alam, budaya
Kabupaten Belitung. dan ekonomi kreatif). Daya tarik
https://goo.gl/maps/aAYnV utamanya adalah, Pantai Batu
xi89nK8WopVA Bedil (geosite), Taman Sungai
Padang, mangrove Sungai
Padang, Situs Makam Tua Padang
Kelarin dan Pembuatan belacan
(terasi).
8 Desa Tanjong Tinggi Desa Tanjong Tinggi, Desa Wisata ini memiliki daya 66
Kecamatan Sijuk, tarik alam yang indah, dengan
Kabupaten Belitung potensi Pantai Laskar Pelangi dan,
https://goo.gl/maps/sUirR Mangrove Labunaji.
96DPynpkcFu9
9 Pulau Seliu Desa Pulau Seliu, Tipologi desa wisata ini adalah 45
Kecamatan Membalong, kombinasi. Yaitu, alam, budaya
Kabupaten Belitung dan ekonomi kreatif. Karena desa
https://goo.gl/maps/MMf wisata tersebut mempunyai
NPWN9ePHzTQgJ9 potensi, sejarah kopra, Gerobak
Khas Liu liu, Heritage Rumah
Tradisional (akulturasi budaya
Melayu, Bugis, Cina, Eropa),
pembuatan minyak kelapa dan
VCO. Selain itu Desa Wisata Pulau
Seliu juga memiliki potensi,
emping Bagu’ (melinjo),
pembuatan perahu tradisional.
98
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
G Desa Wisata
10 Air Saga Desa Air Saga, Kecamatan Desa Wisata ini berbasis budaya 45
Tanjungpandan, Kabupaten dan ekonomi kreatif. Yakni,
Belitung dengan daya tarik utama
https://goo.gl/maps/wQoC pembuatan perahu tradisional
JvtZnyY8bG576 dan pusat oleh-oleh. Sekarang,
Desa Wisata Air Saga berada
ditingkat perkembangan yang
berpotensi.
11 Selat Nasik Desa Selat Nasik, Tipologi desa wisata ini adalah 45
Kecamatan Selat Nasik, Budaya, dengan potensi Joli,
Kabupaten Belitung. Musik Keroncong Setambul Fajar,
https://goo.gl/maps/hBeFq Tupai Selat Nasik dan Tugu
BTiLZtc19799 Perjuangan Selat Nasik.
12 Desa Padang Kandis Desa Padang Kandis, Desa Wisata ini berbasis Budaya 45
Kecamatan Membalong, dan Ekonomi Kreatif, dengan
Kabupaten Belitung. memiliki daya tarik utama
https://goo.gl/maps/hzbhK pembuatan perahu tradisional
uY2hjSzCubG8 dan pusat oleh-oleh.
13 Suak Gual Desa Suak Gual, Desa Wisata ini berbasis Desa 45
Kecamatan Selat Nasik, Wisata Budaya dan Ekonomi
Kabupaten Belitung Kreatif. Daya tarik utamanya,
https://goo.gl/maps/axabz yaitu Keroncong Setambul Fajar,
ZFTQuEFzWGd9 Permukiman dan Budaya khas
Melayu Pesisir. Selain itu, Desa
Wisata Suak Gual juga memiliki
daya tarik Tradisi Berua Kampong,
Tradisi Menangin, Mercusuar
Tanjung Lancor, Pulau Piling,
Perlintasan Jalur Sutra Maritim
dan Bawah Air.
Budaya
G Desa Wisata
18 Simpang Rusa Desa Simpang Rusa, Jurak (air terjun) Linsum Kepala
Kecamatan Membalong Kawai (dusun Aik Nangka), sawah
dan mangrove (Kampung Baru)
45
99
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
G Desa Wisata
19 Ibul Desa Ibul, Kecamatan Badau Bukit Ibul dan Situs Gunung
Lilangan (kompleks makam
Kerajaan Badau), Bukit Pepa Puyo,
kerajinan rotan, kesenian kuda
45
lumping (transimigran Jawa),
festival rambutan
45
H Kampung Adat
Budaya
I Klenteng
1 Kelenteng Sijuk Jl. Sijuk, Desa Sijuk, Kec. Kelenteng tertua di Belitung. 38
Sijuk, Sijuk, Kabupaten memiliki patung Dewi Kwan Im
Belitung, Kepulauan setinggi empat meter. Kelenteng
Bangka Belitung 33414 yang ditetapkan sebagai cagar
https://goo.gl/maps/9AZrH budaya oleh pemerintah
3dTFnwhW2tLA Kabupaten Belitung ini berdiri
tahun 1815. Menariknya, ada
sebuah mesjid berjarak sekitar
300 meter dari tempat ini
bernama Mesjid Al-Ikhlas. Mesjid
tersebut juga menjadi salah satu
mesjid tertua di Pulau Belitung
2 Klenteng Hok Tek Che Kelurahan Tg Pendam, Kuil Cina Hok Tek Che dibangun
Kec.Tanjungpandan, pada tahun 1868 bagi para pekerja
Kabupaten Belitung Cina yang dibawa ke Pulau Belitung
untuk bekerja di tambang utama
beralamat Jl. Siburik Timur, Tj.
38
Pandan, Kabupaten Belitung,
100
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
J Mesjid
Pura
2 Pura Desa Giri Jati Desa Pelepak Pute, Tempat ibadah umat hindu yang
Kecamatan Sijuk, Kabupaten ada di Dusun Balitung Desa pelepak
Belitung Pute Kec. Sijuk
28
Budaya
K Museum
1 Museum Pemerintah Kab Jl. Melati No. 41 Kampung Museum Geologi yang khusus 30
Belitung Parit Tanjung Pandan menyimpan berbagai jenis
Belitung Kepulauan bebatuan serta maket-maket
Bangka-Belitung, Lassar, yang menggambarkan sejarah
Membalong, Kabupaten perjalanan ekplorasi
Belitung, Kepulauan penambangan timah di Pulau
Bangka Belitung 33411 Belitung. Museum ini kemudian
https://goo.gl/maps/JBdyQ difungsikan juga sebagai tempat
2cpu7M7yNoF6 penyimpanan benda-benda
bersejarah peninggalan kerajaan-
kerajaan yang pernah berdiri di
Pulau Belitung. Ada kebun
binatang mini yang mengoleksi
beberapa binatang yang dahulu
juga menjadi tempat hiburan
paling menarik bagi masyarakat
Pulau Belitung.
2 Museum Badau Jl. Badau, Badau, Museum ini menyimpan benda- 30
Kabupaten Belitung, benda Kerajaan Badau yang
Kepulauan Bangka Belitung dahulu cukup disegani di Belitung.
33451 Salah satu koleksi museum ini
https://goo.gl/maps/VDb8 adalah sepasang tombak besar
yjA5rwuVtLKw9 yang dahulu dibuat oleh raja
pertama Badau bernama Daloeng
Muyang Gresik yang tidak lain
adalah murid Sunan Gresik.
101
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
L Seni Musik Daerah
Musik Melayu
1 Keroncong Kartanada 34
Tanjungpandan 081927121980
2 Orkes Melayu 34
Tanjungpandan 087894747878
3 Esnew Ensemble 34
Tanjungpandan 081929533037
4 Musik Melayu SKS 34
Tanjungpandan 083175627865
5 Langgam Melayu 34
Tanjungpandan 087896401778
6 Campak Selendang Mayang Perpat Membalong 087797349383
34
Perpat
7 Stambul Fajar (Suak Gual) Suak Gual 083175354812 34
8 Campak Kembang Tanjungpandan 08197840477
34
Ketakong
9 Campak Kembuja Besaut Tanjungpandan 087896407571 34
10 Gambus Ombak Berayun Terong Sijuk 087716037215 34
11 Campak Kelik Kembiri Kembiri 081929063354 34
12 Campak Mawar Mekar 34
Tanjungpandan
13 Campak Mekar Bedayu 34
Tanjungpandan
14 Campak New Karang
34
Ketipai Tanjungpandan 087801306665
Budaya
L Seni Musik Daerah
1 Hadra
Sanggar SeniOmbak Berayun Terong Sijuk 087716037215 42
2 Pemantun Berebut Lawang Tanjungpandan 087896407571 42
3 Sanggar Seni Kabong Tanjungpandan 087894747878 42
4 Adelina Art Production Tanjungpandan 081949184413 42
5 Marga Gemilang Grismantara Tanjungpandan 087839129462 42
6 Sanggar Pelita Budaya Tanjungpandan 081949434337 42
7 Sanggar Seni Wulan Menari Tanjungpandan 081929536690 42
8 Sanggar Pelandok Laki Tanjungpandan 085924962367 42
9 Sanggar Dian Praja Tanjungpandan 42
10 Sanggar Karya Seni Tanjungpandan 08194876296 42
11 Sanggar Seni ARB Terong Sijuk 081918988124 34
12 Sanggar A Production
34
Membalong Membalong
13 Kuda Lumping Pandan Sari Tanjungpandan 08179175965 34
14 Kuda Lumping sri endang Badau 081293136577
34
Mekar sari Badau
15 Kuda Lumping Langen Budoyo Tanjungpandan 081929222456 34
16 Kuda Lumping Krido Turonggo Tanjungpandan 081949434599
34
Muda
17 Barongsai Mutiara Hoki Tanjungpandan 081382833676 38
18 Barongsao Khuan She Yin Tanjungpandan 081929442526 38
19 Barongsai Nagamas Sakti Tanjungpandan 081949426837 38
20 Beripat Beregong Datuk Badau 087869856928
34
Mayang Gersik
21 Sanggar Seni Barong Dance Balitung Sijuk 085269918038
34
Sijuk
22 Dul Mulok 081929783865 34
23 Lesong Panjang Tunas Budaya Buluh Tumbang 34
24 Sanggar Tari Kelayang Kreatif 34
102
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
M Situs Antropologi
Budaya
M Situs Cagar Budaya
1 Museum Timah Jl. Melati No. 41 Kampung Museum UPTD Pemkab Belitung
Parit Tanjung Pandan merupakan museum Pertambangan
Belitung Kepulauan Bangka- yang terletak di Jalan Melati
Belitung, Lassar, Tanjung Pandan Kabupaten
Membalong, Kabupaten Belitung. Museum Tanjung Pandan
38
Belitung, Kepulauan Bangka ini diresmikan pada tanggal, 2
Belitung 33411 Maret 1962 oleh presiden
perusahaan Penambangan Timah
Belitung yaitu Ir. Kurnadi
Kartaadmadja
2 Eks. Kantor Pusat PN. Hotel Billiton, Tanjung Berada di hotel tertua di Pulau
Timah/ Toa Pe Kong Ho A Pandan. Jl. Gegedek No.50, Belitung. (Hotel Billiton). Toapekong
Joen (Toapekong Kapten Parit, Tj. Pandan, Kabupaten merupakan tempat ibadah
Cina Belitung, Kepulauan Bangka masyarakat Tionghoa. Toapekong
38
Belitung 33416 ini sebelumnya merupakan bagian
https://goo.gl/maps/yQJEqw dari rumah yang dimiliki oleh
TDpyAuEhAA8 seorang Kapten Cina yang tinggal di
tempat ini.
3 Rumah Tuan Kuase Desa Tanjungpendam, Rumah Eks Tuan Kuase dibangun
Tanjungpandan sekitar tahun 1862 persis didepan
Pantai Tanjung Pendam, Tanjung
Pandan, Belitung. Di sekitar rumah 38
ini ditumbuhi pepohonan Beringin
Besar yang sudah berumur ratusan
tahun
4 Dockyard Jalan Dock, kawasan Kota Situs Dockyard menjadi salah satu
Tanjung Pandan, Belitung cagar budaya di Belitung yang
sangat bersejarah. Saat ini, Situs
Dockyard masih difungsikan sebagai 38
tempat bersandarnya kapal-kapal
nelayan yang tinggal di sekitar area.
103
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
M Situs Cagar Budaya
6 Kelenteng Sijuk Belitung Desa Sijuk , Sijuk Belitung Kelenteng Sijuk Belitung adalah
sebutan populer bagi Kelenteng
Hok Tek Ceng Sin yang lokasinya
berada di Desa Sijuk, Kecamatan
Sijuk, Belitung. Kelenteng tua ini
38
berjarak sekitar 350 m dari Masjid
Sijuk, arah ke Barat Laut, melewati
jalan kecil di samping kiri masjid.
Sesuai namanya, tuan rumahnya
adalah Dewa Bumi.
7 Masjid Al Ikhlas Sijuk Desa Sijuk , Sijuk Belitung Masjid Al Ikhlas di Desa Sijuk adalah
masjid bersejarah di Pulau Belitung,
38
dibangun pada tahun 1817 dan
hingga saat ini masih terjaga .
8 Kelenteng Hok Tek Che Kelurahan Tg Pendam, Kuil Cina Hok Tek Che dibangun
Kec.Tanjungpandan, pada tahun 1868 bagi para pekerja
Kabupaten Belitung Cina yang dibawa ke Pulau Belitung
38
untuk bekerja di tambang utama
beralamat Jl. Siburik Timur, Tj.
Pandan, Kabupaten Belitung,
9 Rumah Kapitan Phang Kelurahan Tg Pendam, Rumah bersejarah yang pernah
Tjhong Thjoen Kec.Tanjungpandan, dihuni Kapiten Phang Tjong Toen,
Kabupaten Belitung penguasa lokal di Tanjungpandang,
Kabupaten Belitung pada masa 38
sebelum kemerdekaan. Rumah
sebagai cagar budaya ini dilindungi
oleh Undang-Undang Ri
Budaya
Kearifan Lokal
1 Maras taun Kecamatan Selat Nasik Maras taun merupakan salah satu
upacara adat yang dilaksanakan
secara turun-temurun oleh
masyarakat di Kabupaten Belitung.
Maras taun tidak hanya sekadar
sebuah perayaan rutin yang setiap
tahun oleh setiap desa di Pulau
Belitung, namun dalam perayaan
tersebut setidaknya terdapat tiga
dimensi, yakni tradisi, makna, dan
nilai. Maras taun merupakan
upacara syukuran panen padi yang
dilaksanakan setahun sekali
2 Buang Jong Pesisir seluruh Belitung Buang jung adalah upacara adat
pada masyarakat Suku Sawang di
Bangka Belitung. Buang jung berarti
membuang atau melepaskan
perahu ke laut.
3 Selamat Kampong Diseluruh Desa Di Kabupaten Upacara adat masyrakat kampung
Belitung di Belitung yg diselenggaran
setahun sekali untuk meminta doa
keselamatan dan keberkahan dalm
kehidupan
4 Nirok Nanggok Kecamatan Membalong, Nirok nanggok adalah cara
Belitung, Bangka Belitung tradisional masyarakat di pulau
belitong untuk menangkap ikan air
tawar di rawa - rawa dan sungai
pada saat musim kemarau panjang
menggunakan tirok dan tanggok
5 Berua Diseluruh Desa Di Kabupaten Acara Syukuran bersama pada
Belitung bulan zulkaidah atau bulan sebelum
bulan Ramadhan untuk
mendapatkan keberkahan berupa
kesehatan dan mendoakan leluhur.
104
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
Kearifan Lokal
Budaya
Kearifan Lokal
105
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Budaya
Kearifan Lokal
Budaya
Kearifan Lokal
22 Pesta Nelayan Desa Tanjung Binga, Sijuk Merupakan acara syukuran bagi
nelayan dengan hasil alam yang
berlimpah
30
23 Panen Madu Trans Desa Tanjung Rusa, Aktifitas memanen madu trans di
28
Kecamatan Membalong tempat penangkaran madu trans
24 Ngerepak Durin Dusun Aik gede, Desa Aktifitas masyarakat Belitung
Simpang Rusa, membalong menunggu durian jatuh dari
pohonnya. Kegiatn ini seringkali
28
dilombakan berupa lomba makan
durian, lomba durian terbaik dan
sebagainya.
25 Panen Rambutan Dusun Ibul Desa Ibul, Badau Aktifitas masyarakat Belitung
menunggu durian jatuh dari
pohonnya. Kegiatn ini seringkali
28
dilombakan berupa lomba makan
durian, lomba durian terbaik dan
sebagainya.
106
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
Buatan
P
1 Batu Mentas Eco Lodge Dusun Kelekak Datuk , Dibuka pada 2012. Sebagai 66
and Tarsius Sanctuary Kacang Butor, Badau, penangkaran dan lokasi aktivitas
Kabupaten Belitung, pariwisata yang dikemas secara
Kepulauan Bangka Belitung teroadu
33451. sekitar 30 Km dari
pusat kota Tanjungpandan.
https://goo.gl/maps/Hx9kn
7wPkUci2DUa6
2 Pemandian Tirta 8PWC+52P, Air Seru, Sijuk, Air di pemandian ini berasal dari 24
Marundang Indah Kabupaten Belitung, air gunung. Airnya jernih dan
Kepulauan Bangka Belitung dingin. Dulunya lokasi ini adalah
33414 aliran Sungai Marundang
https://goo.gl/maps/oYmF kemudian dibuatlah kolam yang
gCyHhaVMm9EW6 lebih nyaman serta didukung
sejumlah fasilitas penunjang lain
sehingga layak menjadi tujuan
rekreasi keluarga
3 Rindu Kampung Jl. Tlk. Gembira, Padang Rindu kampung restoran dan 24
Kandis, Membalong, terdapat Waterpark. Waterpark
Kabupaten Belitung, ini begitu menarik karena dekat
Kepulauan Bangka Belitung dengan pantai juga dekat dengan
33452 restoran. sekitar 50 cm
https://g.page/rindukampu
ng-belitung?share
4 Taman Hiburan Kolong Jl. A. Yani, Lesung Batang, Kolong dalam bahasa Belitung 24
Keramik Tj. Pandan, Kabupaten artinya danau/kolam. Kolong
Belitung, Kepulauan keramik sebelumnya adalah lokasi
Bangka Belitung 33412 tambang Kaolin bahan dasar dari
https://goo.gl/maps/qrzrpS pembuatan keramik.
N6HEojNUY18
107
ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA
KABUPATEN BELITUNG TIMUR
108
TABEL 20. IDENTIFIKASI DAN NILAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BELITUNG TIMUR
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
A Air Terjun
Air Terjun Sukma Alam Jalan Dendang, dusun Target Wisatawan 14
bentaian, desa nyurok. Kec. Lokal, Kelompok
Dendang., Nyuruk, Dendang, Keluarga
1
Nyuruk, Dendang, Kabupaten
Belitung Timur, Kepulauan
Bangka Belitung 33561
B Danau
1 Danau Meranteh Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Pertanian 14
Selingsing, Gantung, Pertanian 14
Kabupaten Belitung Timur,
Kepulauan Bangka Belitung
2 Danau Nujau 33516
109
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
B Gunung
Terletak di dataran 38
paling tinggi di tanah
kota Manggar,
pengunjung dapat
Bukit samak , Manggar, Kab.
menikmati
Belitung Tim., Kepulauan
pemandangan laut
Bukit Samak/Gubok Bangka Belitung 33512,
4 yang indah di
Berangsai Lalang, Manggar, Kabupaten
sekeliling lokasi
Belitung Timur, Kepulauan
sambil bersantai dan
Bangka Belitung 33512
menyantap kuliner
yang disediakan oleh
warung kopi yang
ada.
Limbongan, Gantung, Hutan Produksi 20
Kabupaten Belitung Timur, Gunung Duren
Kepulauan Bangka Belitung
33562
5 Kawasan Gunung Duren
C Goa
Goa ini letaknya di 46
kaki gunung kubing,
Perpat, Membalong,
bagi yang suka
Kabupaten Belitung,
1 Goa Nek Santen tantangan boleh
Kepulauan Bangka Belitung
mencoba ke sini,
33452
karena akses jalan
yang cukup sulit.
E Pantai
1 Pasir berwarna 14
putih dengan
butiran halus.
Tj. Kelumpang, Simpang
Kondisi pantai
Pesak, Kabupaten
cukup bersih,
Pantai Batu Belida Belitung Timur,
terdapat sebuah
Kepulauan Bangka
batu dengan
Belitung
ukuran cukup
besar, mirip lidah
yang menjulur.
2 Keadaan pantai 26
Tj. Batu Itam, Simpang
bersih, air laut
Pesak, Kabupaten
berwarna hijau dan
Pantai Batu Buyong Belitung Timur,
jernih. Pasir putih
Kepulauan Bangka
dengan butiran
Belitung 33561
halus
3 Tj. Batu Itam, Simpang Pantai yang 14
Pesak, Kabupaten berpasir putih dan
Pantai Batu Lalang Belitung Timur, juga penuh batu
Kepulauan Bangka granit
Belitung
110
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
C Pantai
Cendil, Klp. Kampit, Kabupaten Pantai berpasir putih 18
Belitung Timur, Kepulauan dan hamparan batu-
Bangka Belitung 33571 batu granit, pantai ini
4 Pantai Batu Pulas mempunyai pesona
geosite (aspiring
belitong island
geopark).
Pantai yang syarat akan 62
Pantai, Burong Mandi, Damar, nilai sejarah ini terletak
Kabupaten Belitung Timur, di Manggar, Belitung.
5 Pantai Burung Mandi Kepulauan Bangka Belitung
33571
6 Pantai Gunong 30
Terdapat 35
perkampungan nelayan
Batu Penyu, Gantung, lokal, perkampungan
7 Pantai Gusong Cine
Kabupaten Belitung Timur, tersebut berada ± 10
Kepulauan Bangka Belitung km dari perkampungan
induknya Desa Penyok.
Pantai Keramat juga 18
memiliki Batu Keramat
yang letaknya tidak
jauh dari bibir pantai
Jl. Bukit Samak, Lalang,
atau di pinggir jalan
Manggar, Kabupaten Belitung
8 Pantai Keramat menuju ke Pantai
Timur, Kepulauan Bangka
Keramat. Keindahan
Belitung
pantai ini tidak kalah
dengan pantai lainnya
yang ada di Belitung
Timur.
12 Kontur pantainya 16
yang cukup landai,
Dukong, Simpang Pesak, menjadi spot
Kabupaten Belitung Timur, berenang yang akan
Pantai Pangkalan Limau
Kepulauan Bangka Belitung membuat
33561 wisatawan betah
bermainan air
pantainya yang biru.
111
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
C Pantai
13 Tj. Kelumpang, Simpang Pemandangan alam 62
Pesak, Kabupaten Belitung yang sangat
Pantai Punai Timur, Kepulauan Bangka menakjubkan,
Belitung 33561 terutama saat senja
tiba.
14 Klp. Kampit, Kabupaten Pemandangan 14
Belitung Timur, Kepulauan pantai
Pantai Selindang Bangka Belitung 33571
112
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
D Pulau
19 Pulau dengan pantai 22
pasir putih yang
memiliki banyak daya
Manggar, Kabupaten Belitung
Tarik berupa terumbu
Pulau Buku Limau Timur, Kepulauan Bangka
karang yang indah,
Belitung
beragam jenis ikan
yang dapat dipancing,
dan hutan mangrove.
20 Selingsing, Gantung, Sebagai tempat 10
Kabupaten Belitung Timur, pengelenggaraan acara
Kepulauan Bangka Belitung Grasstrack
33516
Pulau Dapor (Sirkuit
Grasstrack) (Karakteristik
Buatan)
21 Selat Nasik, Kabupaten Pulau terluar di Bangka 10
Belitung Timur, Kepulauan Belitung
Bangka Belitung
Pulau Gersik
113
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
D Pulau
21 Pulau Marai Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 6
22 Pulau Melidang Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 6
23 Pulau Memperak Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 8
24 Pulau Menenterus Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 6
25 Pulau Meranai Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 6
26 Pulau Nangka Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 6
27 Pulau Nepi Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 8
28 Pulau Nipa Bekurong Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
29 Pulau Pakuk Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
30 Pulau Pandan Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
31 Pulau Pandang Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
32 Pulau Pangau Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
33 Pulau Panjang Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
34 Pulau Pekandis Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
35 Pulau Pekandis Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
36 Pulau Pengapit Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
37 Pulau Penyampai Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
38 Pulau Penyamuk Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
39 Pulau Pesamut Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
40 Pulau Pipit Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data 14
114
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
ALAM
E Sungai
1 Kacang Butor, Badau, Air terjun 13
Kabupaten Belitung,
Kepulauan Bangka
Gurok Berangan (Aik
Belitung 33451
Kepiris)
115
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
BUDAYA
F Desa Wisata
3 Mempaya Ikon wisata Danau 24
Damar Mempaya
Mempaya East Belitung Regency
Bangka Belitung Islands
116
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
BUDAYA
B Klentèng
1 Kelenteng Dewi 66
Kwan Im merupakan
terbesar dan tertua
Burong Mandi, Damar,
di Belitung. Tingkat
Kabupaten Belitung Timur,
Kuil Kwan Im kunjungan tinggi,
Kepulauan Bangka Belitung
baik yang ingin
33571
beribadah maupun
berwisata
C Museum
1 Museum khusus 28
Buding, Klp. Kampit, yang memamerkan
Museeum Istiqomah Kabupaten Belitung Timur, koleksi peninggalan
Buding Kepulauan Bangka Belitung Kerajaan Buding
33571
2 Museum ini 66
didirikan oleh sang
penulis novel Laskar
Jalan Raya Laskar Pelangi
Museum Kata Andrea Pelangi, Andrea
No.7, Gantong, Belitung
Hirata Hirata. Menjadi
Timur
museum sastra
pertama di
Indonesia.
332 Rumah Masa Kecil Aidit 32
117
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
BUDAYA
E Situs Antropologis
1 Batu Penyu, Gantung, Kompleks Makam 30
Kabupaten Belitung KA Loesoh
Timur, Kepulauan merupakan situs
Makam K.A Loeso Bangka Belitung 33562 makam
bersejarah.
2 Situs Balok Baru Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada data Data Belum ada 30
(Keramat Sisilan) data
3 Keberadaan 30
makam raja Balok
ini berada di
Jalan Raya Desa Balok, kawasan hutan
Jangkang, Dendang, konservasi yang
Jangkang, Dendang, terdapat banyak
Situs Balok Lama
Kabupaten Belitung pohon-pohon
Timur, Kepulauan besar dan
Bangka Belitung 33561 menyimpan
panorama
keindahan alam
yang asli.
118
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
BUDAYA
E Situs Antropologis
8 Peninggalan 42
Kelapa Kampit, pertambangan
Kabupaten Belitung timah Kabupaten
Stoven
Timur, Kepulauan Belitung Timur
Bangka Belitung yang sudah tidak
beroperasi lagi
9 Terdapat replika 32
Lenggang, Gantung,
Sekolah Dasar
Wisata Sastra Desa Kabupaten Belitung
Muhammadiyah,
Selinsing Timur, Kepulauan
latar film Laskar
Bangka Belitung 33562
Pelangi
F Street Cafe
1 Kota Manggar 62
telah diresmikan
sebagai Kota 1001
Dsn asalam1,tuku teko
Warung Kopi,
Warung Kopi 1001 warung kopi,
karena pada
Manggar Kepulauan Bangka
tanggal 19
Belitung 33512
Agustus 2009
telah tercatat di
rekor MURI
119
NO NAMA ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
BUATAN
3 Lenggang, Gantung, Kolam renang 24
Kabupaten Belitung Timur,
Kolam Renang Kepulauan Bangka Belitung
Lenggang 33516
120
02. AMENITAS/
SARANA DAN PRASARANA
PARIWISATA
121
TABEL 21. REKAPITULASI PENILAIAN AMENITAS PARIWISATA
KABUPATEN KABUPATEN
KOTA PANGKAL KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN
NO. INDIKATOR AMENITAS PARIWISATA BANGKA BANGKA
PINANG BANGKA BANGKA SELATAN BELITUNG BELITUNG TIMUR
BARAT TENGAH
122
AMENITAS/ SARANA
DAN
PRASARANA PARIWISATA
KOTA PANGKALPINANG
123
TABEL 22. NILAI AMENITAS PADA KOTA PANGKALPINANG
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
1 INFORMASI PARIWISATA
TIC Kota Pangkalpinang Jl. Raya Pasir Padi Bukit Intan Belum ada data Belum ada data 1
(Kawasan Pantai Pasir Padi) Kota Pangkalpinang
TIC Bandara Depati Amir Bandara Depati Amir Kota Belum ada data Belum ada data Perlu konfirmasi apakah area ini
Pangkalpinang masuk Kota Pangkalpinang atau
Kabupaten Bangka Tengah
Restoran Xinlu Jl. A. Yani Kelurahan Kejaksaan Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Restoran Anggrek Jl. Mayor Syafrie Rachman No. 3 Daftar menu dalam Bahasa
Kel. Bintang Indonesia dan Bahasa Inggris
Restoran Biru Laut Jl. Pasir Padi Kelurahan Air Itam Daftar menu dalam Bahasa
Indonesia
Restoran City Ocean Jl. Yang Zubaidah Kel. Bintang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Restoran Mr. Asui Jl. Yang Zubaidah No.242, Daftar menu dalam Bahasa
Kampung Bintang Dalam, RT Indonesia
03/01, Kec. Rangkui, Kota
Pangkalpinang
Global Karaoke & Restoran Jl. MS. Rachman, Kel. Pasir Padi, Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Kec. Rangkui
Classic Karaoke & Restoran Jl. Yos Sudarso, Kel. Pasir Garam, Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Kec. Pangkalbalam
Restoran Mr. Adox Jl. Alexander Raya, Simpang
empat, Bacang, Bukit Intan,
Bacang, Bukit Intan, Kota
Pangkalpinang
Restoran Bumbu Dapoer Jl. KH. Hasan Basri Sulaiman No. Belum ada data Belum ada data Belum ada data
5, Kel. Rawa Bangun
Jayden’s Resto Jl. Alexander Sparkling Teste Citra Daftar menu dalam Bahasa
Land Botanical City Indonesia
Eco Garden Seaafood Resto Jl. Aleksander I, Bacang, Bukit • Berada didalam Bangka City
Café Intan, Kota Pangkalpinang Hotel
• konfirmasi terhadap daftar
menu menggunakan Bahasa
Indonesia saja atau juga
dengan Bahasa Asing
(Bahasa Inggris, Mandarin,
dll)
Le’Co Restoran Food & Jl. Soekarno Hatta, Kel. Semabung Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Beverage Baru
124
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
Resto & Lounge Tan Kasteel Jl. A. Yani No. 187 RT 03/02, Kel. Daftar menu dalam Bahasa
Batin Tikal Indonesia dan Bahasa Inggris
KFC Ramayana Pangkalpinang Plaza, Jl. Sureman Daftar menu dalam Bahasa
Arief No. 44, Bintang, Rangkui, Indonesia dan Bahasa Inggris
Kota Pangkalpinang
Metro Fried Chicken Jl. A. Yani No.1, Batin Tikal, Kec. Daftar menu dalam Bahasa
Cabang A. Yani Taman Sari, Kota Pangkalpinang Indonesia
Metro Fried Chicken Jl. Jenderal Sudirman, Komplek Daftar menu dalam Bahasa
Cabang Sudirman Pertokoan No. 4-5, Kec. Taman Indonesia
Sari, Ps. Padi, Kec. Girimaya, Kota
Pangkalpinang
Metro Fried Chicken Jl. Depati Hamzah No.318, Daftar menu dalam Bahasa
Cabang Depati Hamzah Semabung Lama, Bukit Intan, Indonesia
Kota Pangkalpinang
Texas Fried Chiken Plaza Ramayana Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Lee Sung Café & Resto Jl. Abdur Rahman Siddik NO. 139, Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Kel. Genas
Cafe Ayu Jl. Melintas Kel. Bintang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Cafe GML Jl. Yang Zubaidah Kel. Bukit Intan Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Cafe Y2 Steak and Crepes Jl. Jendral Sudirman No. 20 Kel. Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Batin Tikal
Cafe Sate Bang Kumis Jl. Jendral Sudirman Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pink Café Jl. Jendral Sudirman No. 21 Belum ada data Belum ada data
WJ Café Jl. A. Yani No. 10 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Café & Resto D’Barley Jl. A. Yani No.11a, Batin Tikal, Kec. Daftar menu dalam Bahasa
Taman Sari, Kota Pangkalpinang Indonesia dan Bahasa Inggris
Cafe Demoonz Jl Merdeka Kel. Batin Tikal, Kec. Daftar menu dalam Bahasa
Taman Sari Indonesia
125
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
Vinoty Café Jalan stadion depati amir Daftar menu dalam Bahasa
pangkalpinang Pangkalpinang Indonesia
Café Cikita Jl. Teluk Bayur, Kel. Pasir Putih Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Café Terbuka HI Jl. Raya Pasir Padi, Kel. Air Itam Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Kingkong Kopitiam Ruko Sudirman Centre, Jalan Daftar menu dalam Bahasa
Jenderal Sudirman, Air Salemba, Indonesia
Kec. Gabek, Kota Pangkalpinang
Warkop Jahe Air Itam, Bukit Intan, Kota Daftar menu dalam Bahasa
Pangkalpinang, Kepulauan Indonesia
Bangka Belitung 33684
Kopitiam Ben'z Jl. Pulau Bangka, Air Itam, Bukit Daftar menu dalam Bahasa
Intan, Kota Pangkalpinang Indonesia
Young Kopitiam Semabung Lama, Bukit Intan, Daftar menu dalam Bahasa
Kota Pangkalpinang Indonesia
JOYKOPITEA - CAFE FORTUNER Jln. Pulau Bangka, Ruko City Hall, Daftar menu dalam Bahasa
TRADING blok i 12, Air Itam, Bukit Intan, Indonesia
Kota Pangkalpinang
Kopi Tiam Aliung Pasir Padi, Kec. Rangkui, Kota Daftar menu dalam Bahasa
Pangkal Pinang Indonesia
Café & Kopitiam Jl. Depati Hamzah, Kel. Semabung Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Lama
Cha Tiam Jl. A. Yani Dalam, Kel. Batin Tikal, Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Taman Sari
DAV Café Jl. Depati Amir No. 126, Kel. Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Bintang
Bread City Jl. Jendral Sudirman, Batin Tikal, Daftar menu dalam Bahasa
Kec. Taman Sari, Kota Pangkal Indonesia
Pinang
Warung Kopi Tung Tau Jl. Toniwen No.12, Bintang, Kec. Daftar menu dalam Bahasa
Rangkui, Kota Pangkal Pinang Indonesia
Warung Kopi Tung Tau Jalan Depati Hamzah, Bacang, Daftar menu dalam Bahasa
Semabung Lama, Bukit Intan, Indonesia
Kota Pangkal Pinang
126
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
Batagor Ihsan Jl. A. Yani No.54a, Rw. Bangun, Belum ada data Tutup Permanen
Kec. Taman Sari, Kota Pangkal
Pinang
Toko Makan & Minum Sehat Jl. Soekarno Hatta, Kel. Bukit Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Abadi Besar, Kec. Bukit Intan
Warung Ayam Bakar Madu dan Jl. Ps. Pagi, Batin Tikal, Kec. Daftar menu dalam Bahasa
Racun Taman Sari, Kota Pangkal Pinang Indonesia
Mentari I Jl. Teluk Bayur, Kel. Pasir Putih, Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Kec. Bukit Intan
Mie Koba Iskandar Jl. K.H. Hassan Basri No.83, Daftar menu dalam Bahasa
RT.02/RW.01, Batin Tikal, Kec. Indonesia
Taman Sari, Kota Pangkal Pinang
Kedai 8 Jl. May Muhidin 18, , Bintang, Daftar menu dalam Bahasa
Rangkui, Kota Pangkalpinang Indonesia
Otak-otak Depan BCA Jl. Masjid Jamik Kec. Rangkui Daftar menu dalam Bahasa
Indonesia
RM. Fuksin Jl. Theresia No.1, Bukitintan, Kec. Daftar menu dalam Bahasa
Girimaya, Kota Pangkal Pinang Indonesia
RM. Mahkota Ratu Jl. Soekarno Hatta Kel. Bukit Besar Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Begadang Raya JL Jend Sudirman, Opas Indah, Kec. Belum ada data Daftar menu dalam Bahasa
Taman Sari, Kota Pangkalpinang Indonesia
RM. Putri Minang Jl. Depati Amir No. 66 Kel. Melintang Daftar menu dalam Bahasa
Indonesia
RM. Putri Minang Jl. Soekarno Hatta No.109, Semabung Daftar menu dalam Bahasa
Baru, Kec. Girimaya, Kota Pangkapinang Indonesia
127
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
2 MAKANAN DAN MINUMAN
2.2 Rumah Makan
RM. Putri Minang II Jl. Depati Hamzah No.150, Bacang, Daftar menu dalam Bahasa
Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang Indonesia
RM. Ampera Jl. Depati Hamzah, Semabung Lama, Daftar menu dalam Bahasa
Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang Indonesia
RM. Minang Baru Jl. Mesjid Jamik No. 63, Kel. Mesjid Daftar menu dalam Bahasa
Jamik Indonesia
RM. Kapau Nusantara Jl. A. Yani Dalam No.140, Batin Tikal, Daftar menu dalam Bahasa
Kec. Taman Sari, Kota Pangkal Pinang Indonesia
RM. Cahaya Minang Jl. Soekarno Hatta No. 22 Kel. Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Semabung Baru
RM. Sakato Jl. Mentok, Keramat, Kec. Rangkui, Kota Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pangkal Pinang
RM. & Catring Hj. Mila Jl. RE. Martadinata, Rejosari, Pangkal Daftar menu dalam Bahasa
Balam, Kota Pangkal Pinang Indonesia
RM. Suka Menanti Jl. May. Syafri Rahman No.25, Bintang, Daftar menu dalam Bahasa
Kec. Rangkui, Kota Pangkalpinang Indonesia
RM. Afat Jl. Soekarno Hatta, Bukitbesar, Kec. Sudah tutup permanen
Girimaya, Kota Pangkal Pinang
RM. Duo Putri Jl. Depati Hamzah No.272, Semabung Daftar menu dalam Bahasa
Lama, Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang Indonesia
RM. Duo Putri Jl. A. Yani No. 10 Kel. Batin Tikal Daftar menu dalam Bahasa
Indonesia
RM. Permata Ratu Jl. Solihin GP RT 08/03, Kel. Asam Belum ada data Belum ada data Belum ada data
128
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
2 MAKANAN DAN MINUMAN
2.2 Rumah Makan 7
RM. Permata Bundo Jl. Masjid Jamik No.103, Masjid Jamik, Belum ada data Belum ada data
Kec. Rangkui, Kota Pangkal Pinang
RM. Suka Sari Jl. Jagung RT 02/03, Kel. Selindung Baru Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Lada Hitam Jl. A. Yani Dalam RT 03/02 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Mas Pur Jl. Jendral Sudirman Kel. Opas Indah Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Dinasty 88 Jl. Yos Sudarso Kel. Lontong Pancur Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Palapa Raya Jl. Jendral Sudirman Kel. Gedung Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Naasional
RM. Pelangi Indah Jl. Soekarno Hatta Kel. Bukit Besar Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Saung Kuring Jl. Girimaya Pangkalpinang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Solaria Bangka Trade Center Lt.1, Jl.. Letkol Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Rusli Ramli
RM. BrooAster Chicken Bangka Trade Center Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Tiska Jl. KH. Abdul Hamid No. 271 Kel. Genas, Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Taman Sari
Getas (Kretek) Belum ada data (perlu konfirmasi pemerintah Belum ada data Belum ada data Belum ada data
daerah/survei lapangan
Kemplang Belum ada data (perlu konfirmasi pemerintah Belum ada data Belum ada data Belum ada data
daerah/survei lapangan
Tew Fu Sui Belum ada data (perlu konfirmasi pemerintah Belum ada data Belum ada data Belum ada data
daerah/survei lapangan
Lempah kuning Belum ada data (perlu konfirmasi pemerintah Belum ada data Belum ada data Belum ada data
daerah/survei lapangan
129
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
3 PENYEDIAAN AKOMODASI
3.1 Jumlah ketersediaan akomodasi berupa 9
hotel, penginapan, homestay, dll
3.1.1. Hotel Bintang Lima Tidak tersedia
130
INDIKATOR AMENITAS GAMBAR FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PARIWISATA PETA EKSISTING
4 SARANA PENDUKUNG
4.1 Sarana Peribadatan
Rumah Ibadah Agama Islam 95 unit, Belum ada data (perlu konfirmasi
pemerintah daerah/survei lapangan)
Rumah Ibadah Agama Kristen 18 unit, Belum ada data (perlu konfirmasi
pemerintah daerah/survei lapangan)
Rumah Ibadah Agama Katholik 3 unit, Belum ada data (perlu konfirmasi
pemerintah daerah/survei lapangan)
Rumah Ibadah Agama Hindu 1 unit, Belum ada data (perlu konfirmasi
pemerintah daerah/survei lapangan)
Rumah Ibadah Agama Budha 57 unit, Belum ada data (perlu konfirmasi
pemerintah daerah/survei lapangan)
Rumah Ibadah Agama Konghucu 51 unit, Belum ada data (perlu konfirmasi
pemerintah daerah/survei lapangan)
4.2 Sarana Kesehatan
Rumah Sakit 7 unit, Belum ada data (perlu konfirmasi
pemerintah daerah/survei lapangan)
Puskesmas 9 unit, Belum ada data (perlu konfirmasi 8 rawat inap dan 1 non rawat
pemerintah daerah/survei lapangan) ipan
Puskesmas Pembantu Belum ada data (perlu konfirmasi
pemerintah daerah/survei lapangan)
Toko LCK Jl. Jendral Sudirman Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Toko Kartini Jl. Jendral Sudirman Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Toko Mulia Sakti Jl. Jendral Sudirman No. 18P Belum ada data Belum ada data Belum ada data
TKF Pewter Jl. Jendral Sudirman No. 03 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pangkal Pewter (Pewter Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Jl. Jendral Sudirman No. 51
Koperasi Timah)
Asni Jl. Ahmad Yani Dalam No. 112 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
CV Media 46 Ishadi Jl. Ahmad Yani No. 46 Pangkalpinang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Jl. Jendral Sudirman No. 17 Selindung Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Maslina Cual
Lama
Shinta Jl. Raya Sungailiat No. 1 Selindung Lama Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Assusy Rajutan Jl. Puyuh Raya No. 268 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Jl. Depati Hamzah Gg. Kalamaya II No. Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Dwi Dharma Pewter
47
Zaroti Gitar Gambus Jl. Depati Hamzah Gg. Bandes No. 262 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Kopiah Resam Mentari Kampung Asam Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Lie Fon Siaw Jl. Natun, Pangkalbalam Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Yulita Jl. Kerisi I No. 257 Pangkalbalam Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Gerabah Suhanda Jl. Mustika Semabung Lama Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Jl. Soekarno Hatta No. 13 Ruko Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Galeri Cikarge Bibie Craft
Dekranasda
Afkur Pewter Jl. Soekarno Hatta No. 5 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Celesta Shop Jl. RE Martadinata No. 220 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Galeri Pundok Shang Jl. Jendral A. Yani No. 56 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
131
GAMBAR FOTO KONDISI
NO INDIKATOR AMENITAS PARIWISATA NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PETA EKSISTING
4.4 Sarana Keuangan berupa Bank, ATM, Money Changer
Bank Central Asia Jl. Masjid jamik No 15 Belum ada data Belum ada data
Pangkalpinang
Bank Nasional Indonesia Jl Jend Sudirman no 120 Belum ada data Belum ada data
(BNI) Pangkalpinang
Bank Rakyat Indonesia (BRI) Jalan Pangeran Diponegoro 1, Belum ada data Belum ada data
Pangkalpinang
Bank Tabungan Negara (BTN) Bangka Trade Center, Jalan Belum ada data Belum ada data
Perniagaan Blok B11-B14,
Pangkal Pinang
Bank Danamon Jalan Mesjid Jamik No. 27, Belum ada data Belum ada data
Pangkalpinang
Bank Ekonomi Jalan Soekarno Hatta No. 17, Belum ada data Belum ada data
Pangkalpinang
Bank Mandiri Jalan Jalan Jendral Sudirman Belum ada data Belum ada data
No. 7, Pangkalpinang
Bank Mandiri Syariah Jalan Mesjid Jamik No. 123, Belum ada data Belum ada data
Pangkalpinang
Bank Mega Jalan Jendral Sudirman No. 35, Belum ada data Belum ada data
Pangkalpinang
Bank NISP Bangka Trade Center, Jalan Belum ada data Belum ada data
Perniagaan Blok B3-B4,
Pangkalpinang
Bank Panin Ruko Harmony City Blok C No. Belum ada data Belum ada data
9 - 11, Pangkal Pinang
Bank Sinarmas Jalan Soekarno Hatta Km. 5 No. Belum ada data Belum ada data
17, Pangkalan Baru
Bank Sumsel Babel Jalan Jendral Sudirman Belum ada data Belum ada data
Pangkalpinang
132
AMENITAS/ SARANA
DAN
PRASARANA PARIWISATA
KABUPATEN BANGKA
133
TABEL 23. NILAI AMENITAS PADA KABUPATEN BANGKA
INDIKATOR AMENITAS GAMBAR FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PARIWISATA PETA EKSISTING
1 INFORMASI PARIWISATA
TIC Kabupaten Bangka Parit Padang, Sungai Liat, Kabupaten Belum ada data
Dinas Pariwisata, Kepemudaan Bangka
Dan Olahraga Kabupaten
Bangka
3.1.4. Hotel Bintang Dua Hotel Golden Dragon Jl. Depati Barin No. 11 LK. V, Kuto Panji Belum ada data Belum ada data Jumlah kamar 26
Jumlah tempat tidur 32
Teluk Uber Jl. Pantai Teluk Uber No. 1 Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 38
Hotel Tri Mustika Jl. A. Yani No. 2b Komplek Pemda Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 19
Moeliya Pondok Wisata Jl. Jend. Sudirman No. 154 Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 50
Wisma Flamboyan Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 7 Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 7
Hotel Sutos Jl. Muhidin Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 102
Hotel Sunjaya Jl. Jend. Sudirman Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 38
Hotel ST12 Jl. Cut Nyak Dien, Tunghin Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 28
Hotel Sejati Jl. Jend. Sudirman No. 107 Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 30
Penginapan Sederhana Jl. Muhidin Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 18
Wisma Kelekak Bunda Jl. Raya Kenanga Harapan 1 Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 24
Parai pool indah resort Jl. Pantai Parai Indah Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 24
Hotel Manunggal Jl. Jend. Sudirman Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 16
Hotel Pantai indah Batu Bedaun Linkungan bukit kuala Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 20
134
INDIKATOR AMENITAS GAMBAR FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PARIWISATA PETA EKSISTING
Pesona Bay Jl. Pantai Rebo Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 26
Rumah Charsy Jl. Jend. Sudirman gg. Kelud Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 12
Puri Ansell (batavia banka beach) Jl. Laut Kampung pasir Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 24
Hotel Jatimas Jl. Depati Amir No. 03, KM. 10 Baturusa Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 11
Penginapan 2004 Jl. Sudirman Kuto Panji Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 13
Penginapan Indri Jl. Kartini No. 25, Kuto Panji Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 8
Sam Pesaren Hotel and Resort Jl. Pantai Pesaren, Desa Bintet Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 14
Penginapan M. Akhir Jl. Laksa P. Soeparjo Link. III Mantung Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 7
Penginapan 2009 Jl. Kartini No. 3 Lingk. III, Kuto Panji Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 7
Wisma Timah/Kjub Pertim Jl. Jend. Deati Amir Pertim Belinyu Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 28
Wisma Aksi Jl. Raya Kace Timur No. 432, Gg Aksi Kace Belum ada data Belum ada data Jumlah tempat tidur 20
Puskesmas 12 unit, Belum ada data (perlu konfirmasi 6 unit rawat inap dan 6 unit non
pemerintah daerah/survei lapangan) rawat inap
Puskesmas Pembantu Belum ada data (perlu konfirmasi pemerintah
daerah/survei lapangan)
135
INDIKATOR AMENITAS GAMBAR FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PARIWISATA PETA EKSISTING
4 SARANA PENDUKUNG
4.3 Sarana Perdagangan (Pasar, Plasa, Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data 0
Mall, Warung, kios cinderamata,
galeri)
Sarana dan Prasarana Komplek Fasilitas Olahraga Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data 0
4.6
136
AMENITAS/ SARANA
DAN
PRASARANA PARIWISATA
KABUPATEN BANGKA BARAT
137
TABEL 24. NILAI AMENITAS PADA KABUPATEN BANGKA BARAT
138
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
Cafe Kepo Jl. Jend. Sudirman, 082176448175 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Kepo Jl. R.E. Martadinata, Tanjung, 082176448175 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Kopi Lorong II Pasar Jl. Kemakmuran Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pondok Otak-otak Tanjung Kawasan Wisata Pantai Tanjung Kalian Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Kalian
Pondok Otak-otak Pantai Kawasan Pantai Asmara Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Asmara
Lapak Kue Khas Muntok Depan Masjid Jami' Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Lapak Kue Khas Muntok Simpang Tugu Perahu Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Mie Murni Aliong Jl. Ahmad Yani Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Mie Babi Affan Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Bakmi Alan Jl. Kemakmuran Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Martabak Damai Jl. Jendral Sudirman Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Soto Ak Bet Petak Pasar Baru Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Cikulur Jl. Jend. Sudirman Dpn Lokomobil Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Seafood Pemuda Mas Nanang Simpang Aloy Tegal Rejo Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Tata Jl. RSUD Dsn IV Belo Laut Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Makan Ak Yanti DUSUN III BELO LAUT Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pondok Violet Jl. Tj Kalian Indah dpn Masjid Darul Arqam Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Seafood Citarasa Jl. Jend. Sudirman No.28, 081295264123 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pecel Lele Simpang Tugu Duren Jl. Jend Sudirman No. 327 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pondok Santai Bang Yar Jl. Raya Peltim depan SMK Karya Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Lamongan Joko Tingkir Jl. Jend Sudirman Dpn GOR Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Bakso Sultan Jl. Jend. Sudirman Samping Cafe Kepo Belum ada data Belum ada data Belum ada data
139
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
Wr. Bakso & Mie Ayam Mas Jl. Jend Sudirman Kp Jawa Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Surip
Wr. Bakso & Mie Ayam Pakde Jl. Basuki Rahmat Dpn Puskesmas Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Senen
Wr. Bakso Barokah Jl. Jend. Sudirman Samping GOR Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Wr. Bakso Mba Yem Jl. Kapten Piere Tendean Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Wr. Bakso Mas Joko Jl. Raya Peltim Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Wr. Bakso Mas Doel Jl. Wajib Pelan Tegal Rejo Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Wr. Soto Ak Bet Petak Pasar Muntok Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warkop Nur Petak Pasar Muntok Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Depot Bakso & Mie Ayam Kelud Kp Tanjung No.24 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Pecel Ak Yang Jl. Jend. Sudirman dpn Toko Sinar Pagi Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Kedai Bunda Shidqi Kp. Tanjung Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Nasi Goreng & Ketoprak Mang Jl. Jend. Sudirman No.327 samping Senjaya Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Kumis
Lamongan Seafood Kang Erwin Tebing Gadai depan Bank Sumsel Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Bakso Doa Ibu Gang Sekip Pal 2 , 0812 73042289 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Bakso Mas Yono Jl. HOS Cokroaminoto Sungai Daeng Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Bakso Pak Kumis Gang Surau, Kp Jawa Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Bakso Ratno Jl. Peleburan Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Bakso 88 Jl. Imam Bonjol Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Bakso Halal Jl. Kapten Alizen Sungai Daeng Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Kopi Lorong II Jl. Kemakmuran Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Sudi Mampir Depan SMA 1 Pelangas - 082175652999 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Selera Anda Simpang Ibul, 081366050246 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
140
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
Pondok Lesehan Mbak Is Jl. Raya PKP - Muntok Kelapa Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Cafe Empek - empek Tasya Jl. Raya PKP - Muntok Kelapa, 082154795802 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Bakso Maman Kelurahan Kelapa Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Bakso Nardi Kelurahan Kelapa Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Bakso Sapardi Kelurahan Kelapa Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warkop Batang Hari Desa Terentang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Opel Cafe Kelapa Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Aroma Padang Jl. Panglima Angin Tempilang, 081367407581 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Minang Jaya Jl. Panglima Angin Tempilang, 081272402040 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Selera Kita Desa Tempilang, 0852 6820 3728 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Selera Besamo Desa Tempilang, 085835856211 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Lamongan Soleh Desa Tempilang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Lamongan Heri Desa Tempilang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Lamongan Barokah Desa Tempilang, 0821 9272 6214 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Lamongan Mail Desa Air Lintang Tempilang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Lamongan Didik Benteng Kota Tempilang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Lamongan Soponyono Jl. Panglima Angin Tempilang, 0821 9272 6214 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Jayadi Tempilang Utara II RT 007 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warkop Yepriadi Desa Tempilang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Bakso Soponyono Desa Tempilang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Bakso Arman Air Lintang Tempilang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warkop Wiwi Benteng Kota Tempilang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Bakso Nikman Benteng Kota Tempilang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
141
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
Bakso Bibib Jl. Raya Jebus-Parittiga Jebus Sinar Manik, 0813 8375 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
5670
The Dayang Jalan Sungai Buluh Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Taman Duku Jl. Puput Atas Kec. Parittiga, 082184455255 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Berkah 2 Kimjung Parittiga, 082324492575 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Tiga Putra Kimjung Parittiga, 08525 6183 169 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Mauniang Kimjung Parittiga, 081279128301 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pondok Rumbio Jl. Sekar Biru Gudang Papan, '085273736853 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Padang RT 02 Bakit Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Simpang Tiga RT 02 Bakit, 085279127208 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Resto Pipi Puput Atas Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Lamongan Mas Aji Puput Atas, 0812 7332 1783 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Bakso Mas Otoi Puput Atas Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Podomoro Jl. Kantor Pos, 085268368818 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pecel 2 Putri Jl. Air Kuang, 0822 8197 0159 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Borobudur Jl. Pasar, 081373319333 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Veggie Garden Jl. Pasar, 085357456789 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pecel Lele Pak Rahmat RT 12 Komplek, 085896175246 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pecel Lele 388 2 Sekar Biru, 081273719388 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warteg Nunung Samping SPBU Kelabat, 0822 7911 7179 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Salero Minang Jl. Sekar Biru, 0821 8562 3242 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Angkringan AE Kimjung Parittiga, 0852 3366 0276 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Veggie Garden Vihara Dharma Citra Maitreya, 0813 6958 0457 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
142
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
Warung Rusmiati Sekar Biru Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Sumarni Sekar Biru Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Daryanti Sekar Biru Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Warung Murni Sekar Biru Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Mie Ayam Mualaf Dekat SPBU Kimjung, 0812 8975 7516 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Bakso Solo Jl. Kantor Pos Puput Atas, 0821 7555 1575 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
74 Factory Food Jl. Kecubung Samping Bank Sumsel, 085367111174 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Nasi Uduk Vera Komplek Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pentol Judes Komplek Simpang Bank Sumsel, 0822 8165 9193 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Bakso Bandung Jl. Kompleks Paritiga, 0822 6602 8862 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
143
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
RM. Yuk Ani RT. 07 Kelapa Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Yeyen Andesta 4 Saudara Jl. Raya PKP - Muntok Kelapa,081367753146 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Pindang Meranjat Desa Terentang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Mbak Paila Desa Terentang, 081222956774 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Gepeng Desa Terentang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM.Alfa Sp. Bulin Ds. Air Bulin, 081373244696 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Nilasari Kayu Arang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Serumpun Padi Desa Tempilang, 081290382039 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Riyanti Desa Tempilang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Eny Desa Tempilang, 0821 6859 7625 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Sumarni Benteng Kota Tempilang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Sanipa Benteng Kota Tempilang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Supriansah Sinar Surya Tempilang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Oji Desa Sangku, Tempilang, 0852 8368 4418 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Ijah Desa Sangku, Tempilang, 0814 4007 3626 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Berkah Ibu Jl. Raya Jebus - Parittiga Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Tanjung Batu RT 02 Bakit, 082183911655 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Pondok Laut RT 03 Bakit Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Mang Tam RT 02 Komplek Parittiga, 085377591817 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
RM. Berkah Ibu RT 12 Komplek, 081271352109 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
144
GAMBAR FOTO KONDISI
NO INDIKATOR AMENITAS PARIWISATA NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PETA EKSISTING
3 PENYEDIAAN AKOMODASI
3.1 Jumlah ketersediaan akomodasi berupa hotel, penginapan, 5
homestay, dll
3.1.1. Hotel Bintang Lima Tidak tersedia
Berkah Kalian Hotel Jl. Raya Tanjung Kalian No. Jumlah kamar: 30
132, Muntok Jumlah bed/ tempat tidur: 42
Penginapan Pegagan Pal 3, Mentok, Kabupaten Jumlah kamar: 12
Bangka Barat Jumlah bed/ tempat tidur: 22
Penginapan Asia Jl. Kecubung No. 88 Puput Jumlah kamar: 28
Parittiga Jumlah bed/ tempat tidur: 42
Penginapan EB Global Jl. Barokah, blkg Apotik Jumlah kamar: 10
Putra Farma Jumlah bed/ tempat tidur: 10
Penginapan Kita Jl. Tanjung Kalian, Muntok Jumlah kamar: 11
Jumlah bed/ tempat tidur: 11
Sandy Penginapan Jl. R.E. Martadinata No. Belum ada data Jumlah kamar: 8
1/70 Mentok Jumlah bed/ tempat tidur: 8
Penginapan Sederhana Jl. SDN 35, Komplek Timah, Belum ada data
Muntok
Sampoerna Cipta Jl. Raya Peltim No. 3 Kel. Belum ada data Belum ada data
Sungai Baru Kec. Muntok
Taman Duku Jl. Puput Atas Kec. Parittiga Belum ada data Jumlah kamar: 18
Jumlah bed/ tempat tidur: 18
Bungalow Taman Batu Rakit Jl. Tanjung Kalian, Muntok Belum ada data Jumlah kamar: 4
Jumlah bed/ tempat tidur: 317
White House Abang Yang Jl. Tanjung Kalian, Muntok Jumlah kamar: 6
Jumlah bed/ tempat tidur: …
Hotel Yasmin Jl. Depati Depati amir No. 7 Belum ada data
Yasmin Guest House Jl. Depati Amir No.05 Belum ada data
145
INDIKATOR AMENITAS GAMBAR FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PARIWISATA PETA EKSISTING
3.1.7. Pondok Wisata
Yasmin Homestay Jl. Kapten Tendean Tanjung Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Sudirman 12 Jl. Jend Sudirman Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Jl. Pemuda Kp. Tegal Rejo RT 02 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Nora
RW 02
Jl. Kapten Ali Zen No. 54 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Rosi 46
Sungaidaeng
Homestay Hj. Laila Kp. Tegal Rejo Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Gamal Santi 70 Jl. Jend Sudirman Pal 2 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Jl. Sinar Menumbing Sungai Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Asmani
Daeng
Homestay Cici Avail Kp Tanjung Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Abeb Kp Tanjung Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Putra Khasinda Tj Kalian Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Azizah Jl. Tj Kalian Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Surani Sasi 68 Kp. Tegal Rejo Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Kaminem 85 Kp. Tegal Rejo Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Ida MR Kp Tanjung Sawah Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Jarapel Jl. Raya Peltim Muntok Belum ada data Belum ada data Belum ada data
3.1.8. Penginapan Remaja-Youth Hostel Tidak tersedia
146
GAMBAR FOTO KONDISI
NO INDIKATOR AMENITAS PARIWISATA NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PETA EKSISTING
3.2 Jumlah tempat tidur hotel berbintang 0
3.2.1. Hotel Bintang Lima Tidak tersedia
3.2.2. Hotel Bintang Empat Tidak tersedia
3.2.3. Hotel Bintang Tiga Tidak tersedia
Berkah Kalian Hotel Jl. Raya Tanjung Kalian No. Jumlah kamar: 30
132, Muntok Jumlah bed/ tempat tidur: 42
Penginapan Pegagan Pal 3, Mentok, Kabupaten Jumlah kamar: 12
Bangka Barat Jumlah bed/ tempat tidur: 22
Penginapan Asia Jl. Kecubung No. 88 Puput Jumlah kamar: 28
Parittiga Jumlah bed/ tempat tidur: 42
Penginapan EB Global Jl. Barokah, blkg Apotik Jumlah kamar: 10
Putra Farma Jumlah bed/ tempat tidur: 10
Penginapan Kita Jl. Tanjung Kalian, Muntok Jumlah kamar: 11
Jumlah bed/ tempat tidur: 11
Sandy Penginapan Jl. R.E. Martadinata No. Belum ada data Jumlah kamar: 8
1/70 Mentok Jumlah bed/ tempat tidur: 8
Penginapan Sederhana Jl. SDN 35, Komplek Timah, Belum ada data
Muntok
Sampoerna Cipta Jl. Raya Peltim No. 3 Kel. Belum ada data Belum ada data
Sungai Baru Kec. Muntok
Taman Duku Jl. Puput Atas Kec. Parittiga Belum ada data Jumlah kamar: 18
Jumlah bed/ tempat tidur: 18
Bungalow Taman Batu Rakit Jl. Tanjung Kalian, Muntok Belum ada data Jumlah kamar: 4
Jumlah bed/ tempat tidur: 317
White House Abang Yang Jl. Tanjung Kalian, Muntok Jumlah kamar: 6
Jumlah bed/ tempat tidur: …
Hotel Yasmin Jl. Depati Depati amir No. 7 Belum ada data
Yasmin Guest House Jl. Depati Amir No.05 Belum ada data
147
INDIKATOR AMENITAS GAMBAR FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PARIWISATA PETA EKSISTING
3.3.7. Pondok Wisata
Yasmin Homestay Jl. Kapten Tendean Tanjung Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Sudirman 12 Jl. Jend Sudirman Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Jl. Pemuda Kp. Tegal Rejo RT 02 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Nora
RW 02
Jl. Kapten Ali Zen No. 54 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Rosi 46
Sungaidaeng
Homestay Hj. Laila Kp. Tegal Rejo Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Gamal Santi 70 Jl. Jend Sudirman Pal 2 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Jl. Sinar Menumbing Sungai Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Asmani
Daeng
Homestay Cici Avail Kp Tanjung Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Abeb Kp Tanjung Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Putra Khasinda Tj Kalian Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Azizah Jl. Tj Kalian Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Surani Sasi 68 Kp. Tegal Rejo Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Kaminem 85 Kp. Tegal Rejo Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Ida MR Kp Tanjung Sawah Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay ST Kp. Tanjung Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Raflesia Teluk Limau Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Kafa Bakit Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homesta Yani Tempilang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Ety Dwi Tempilang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Nuzri 64 Kp. Tegal Rejo Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Homestay Jarapel Jl. Raya Peltim Muntok Belum ada data Belum ada data Belum ada data
3.5 Persentase jumlah hotel non bintang Jumlah hotel non bintang 50.
Jumlah DTW 50.
11
Persentase hotel non bintang
100% dari total DTW.
148
INDIKATOR AMENITAS GAMBAR FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PARIWISATA PETA EKSISTING
4 SARANA PENDUKUNG
4.1 Sarana Peribadatan 11
Rumah Ibadah Agama Islam Tersebar di 60 desa dan 6 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
kecamatan
Rumah Ibadah Agama Kristen Gereja Bethel Parittiga Jl. Parit Empat, Sekar Biru, Belum ada data
Parittiga, Kabupaten
Bangka Barat, Kepulauan
Bangka Belitung 33366
HKBP Parittiga Jebus Puput, Parittiga, Kabupaten Belum ada data
Bangka Barat, Kepulauan
Bangka Belitung 33362
GPDI Jl. Puput Atas, Puput, Kec. Belum ada data Belum ada data
Parittiga, Kabupaten
Bangka Barat, Kepulauan
Bangka Belitung 33362
Gepekris Parittiga Puput, Parittiga, Belum ada data
Kabupaten Bangka Barat,
Kepulauan Bangka Belitung
33362
Gereja Persekutuan Kristen Jemaat Jl. Kimjung No.36, Puput, Belum ada data Belum ada data
Parittiga-jebus Kec. Parittiga, Kabupaten
Bangka Barat, Kepulauan
Bangka Belitung 33362
GPDI Ebenheazer Jebus Jebus, Kabupaten Bangka Belum ada data
Barat, Kepulauan Bangka
Belitung 33362
HKBP Sinar Surya DAM III Tempilang Sinar Surya, Tempilang, Belum ada data
Kabupaten Bangka Barat,
Kepulauan Bangka Belitung
33365
Gereja GBI Bakit Jl. Raya Rukam, Bakit, Kec. Belum ada data
Parittiga, Kabupaten
Bangka Barat, Kepulauan
Bangka Belitung 33362
GPIB Jemaat Bethseda Jl. Kapten Piere Tendean, Belum ada data
Tanjung, Mentok, West
Bangka Regency, Bangka
Belitung Islands 33351
Rumah Ibadah Agama Katholik Gereja Katolik St. Maria Jl. R.A. Kartini, Tanjung,
Mentok, Kabupaten Bangka
Barat, Kepulauan Bangka
Belitung 33351
Gereja St. Hilarius Puput, Parittiga, Kabupaten
Bangka Barat, Provinsi
Bangka Belitung 33362
149
INDIKATOR AMENITAS GAMBAR FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PARIWISATA PETA EKSISTING
Rumah Ibadah Agama Konghucu Kelenteng Kong Fuk Miau JL Jend A Yani, No. 1, RT. Belum ada data
003/05, Tanjung, Mentok,
Kabupaten Bangka Barat,
Kepulauan Bangka Belitung
33311
Kelenteng Phak Ma Kung Tanjung, Mentok, Belum ada data Belum ada data
Kabupaten Bangka Barat,
Kepulauan Bangka Belitung
33351
Kelentang Fak Kong Miao Jl. Lapangan Golf Kp. Tegal Belum ada data
Rejo Gang Suci/Hikmah
RT.02/03 No. 291, Tanjung,
Mentok, Kabupaten Bangka
Barat, Kepulauan Bangka
Belitung 33351
Kelenteng Akuet Jl. Raya Peltim, Belo Laut, Belum ada data Belum ada data
Mentok, Kabupaten Bangka
Barat, Kepulauan Bangka
Belitung 33351
Kelenteng Nam Hoi Kung Miao Jl. Dsn Tanjung Ular, Air Belum ada data Belum ada data
Putih, Mentok, Kabupaten
Bangka Barat, Kepulauan
Bangka Belitung 33351
Kelenteng Rambat 12 Naga Rambat, Simpang Teritip, Belum ada data
Kabupaten Bangka Barat,
Kepulauan Bangka Belitung
33351
Kelenteng Bhakti Mulia Pelangas, Simpang Teritip, Belum ada data
Kabupaten Bangka Barat,
Kepulauan Bangka Belitung
33366
Kelenteng Amal Bakti Nyai Air Menduyung, Simpang Belum ada data
Teritip, Kabupaten Bangka
Barat, Kepulauan Bangka
Belitung 33366
Kelenteng Bakti JL. Raya Air Kuang, No. 30, Belum ada data
Puput Bawah Jebus Bangka
Barat, Puput, Kec. Parittiga,
Bangka, Kepulauan Bangka
Belitung 33362
Kelenteng Kuda Putih Jl. Kimjung, Puput, Kec. Belum ada data
Parittiga, Kabupaten
Bangka Barat, Kepulauan
Bangka Belitung 33362
4.2 Sarana Kesehatan 11
Rumah Sakit
Puskesmas Puskesmas Muntok Jl. Basuki Rahmat, Sungai Belum ada data
Daeng, Mentok, Kabupaten
Bangka Barat, Kepulauan
Bangka Belitung 33351
150
INDIKATOR AMENITAS GAMBAR FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PARIWISATA PETA EKSISTING
Puskesmas Puskesmas Simpang Teritip Jl. Muntok-Pangkalpinang., Belum ada data
Pangek, Simpang Teritip,
Kabupaten Bangka Barat,
Kepulauan Bangka Belitung
33366
Puskesmas Puput Jl. Raya Air Kuang, Puput, Kec. Belum ada data
Parittiga, Kabupaten Bangka
Barat, Kepulauan Bangka
Belitung 33362
Puskesmas Pembantu Puskesmas Pembantu Desa Mancung Jl. Fery Kayu Arang, Mancung, Belum ada data
Kelapa, Kabupaten Bangka
Barat, Kepulauan Bangka
Belitung 33364
Pewter Sugiawan Jl. Peleburan No. 181 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Tenun Bunda Cempaka Lena Belum ada data Belum ada data
Gg. Cek Daud Dalam RT 03/01
Sungai Baru
Aryanisa Akar Bahar Jl. Ex Lapangan Golf Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Za Handycraf Akar Bahar Jl. Ex Lapangan Golf Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Kerajinan Peryatna Jl. Menara Air No. 54 Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Kedai 77 handycraft Jl. Raya Jebus-Parittiga Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Nining Handyracft Jl. Menara Air
Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Galeri UKM Desa Dendang
151
INDIKATOR AMENITAS GAMBAR FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PARIWISATA PETA EKSISTING
Sarana Keuangan berupa Bank, ATM, Money 7
4.4
Changer
Bank SumselBabel Muntok, Parittiga dan Kelapa Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Bank Mandiri Muntok, Parittiga dan Kelapa Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Bank BRI 6 Kecamatan Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Bank Utari Muntok dan Parittiga Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Bank Syariah Bangka Muntok, Parittiga dan Kelapa
Muntok, Parittiga, Jebus, Sp. Belum ada data Belum ada data Belum ada data
ATM Bank SUMSEL BABEL Teritip dan Kelapa
Muntok, Parittiga, Kelapa Belum ada data Belum ada data Belum ada data
ATM Mandiri
Muntok, Sp. Teritip, Jebus, Belum ada data Belum ada data Belum ada data
ATM BRI Parittiga dan Kelapa
Belum ada data Belum ada data Belum ada data
ATM Sinarmas Sp Teritip dan Kelapa
Polsek Tersebar disetiap Belum ada data Belum ada data Belum ada data
kecamatan
TNI KODIM 0431 Bangka Barat Belo Laut, Mentok, Kabupaten Belum ada data Belum ada data
Bangka Barat, Kepulauan
Bangka Belitung 33351
152
AMENITAS/ SARANA
DAN
PRASARANA PARIWISATA
KABUPATEN BANGKA TENGAH
153
TABEL 25. NILAI AMENITAS PADA KABUPATEN BANGKA TENGAH
154
INDIKATOR AMENITAS GAMBAR FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PARIWISATA PETA EKSISTING
2 MAKANAN DAN MINUMAN
Jl. Namang - Koba No.12, Berok, Koba, Perlu konfirmasi terkait ketersediaan
RM. Sate Bujang Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Belum ada data Belum ada data menu dalam 2 Bahasa (Bahasa inggris 3
Bangka Belitung dan Bahasa Indonesia)
155
INDIKATOR AMENITAS GAMBAR FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PARIWISATA PETA EKSISTING
2 MAKANAN DAN MINUMAN
Ayam Jabrik Jl. Raya Koba KM. 55, Gg. Polwan No. 123, Perlu konfirmasi terkait ketersediaan
Kampung Dul, Dul, Pangkalan Baru, Dul, menu dalam 2 Bahasa (Bahasa inggris
Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka dan Bahasa Indonesia)
Tengah, Kepulauan Bangka Belitung 33684
Rumah Makan Jl. Namang - Koba No.12, Berok, Koba, Perlu konfirmasi terkait ketersediaan
Adiba Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan menu dalam 2 Bahasa (Bahasa inggris
Bangka Belitung 33681 dan Bahasa Indonesia)
Bandara Seafood Jalan Soekarno Hatta KM. 5 No.26, Dul, Perlu konfirmasi terkait ketersediaan
Pangkalan Baru, Dul, Pangkalan Baru, menu dalam 2 Bahasa (Bahasa inggris
Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan dan Bahasa Indonesia)
Bangka Belitung 33684
Jalan Namang - Koba, Belilik, Namang, Menu dalam Bahasa Indonesia, belum
Pecel Lele YM
Belilik, Bangka Tengah, Kabupaten Bangka menggunakan dua Bahasa (bahasa
Belilik
Tengah, Kepulauan Bangka Belitung 33681 inggris dan bahasa Indonesia)
Jl. Soekarno Hatta Jalan Koba No.KM. 7, Menu dalam Bahasa Indonesia, belum
Beluluk, Kec. Pangkalan Baru, Kabupaten menggunakan dua Bahasa (bahasa
Otak-Otak Ase
Bangka Tengah, Kepulauan Bangka inggris dan bahasa Indonesia)
Belitung 33684
Jl. Soekarno Hatta No.28, Dul, Kec. Menu dalam Bahasa Indonesia, belum
Tung Tau Kafe Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka menggunakan dua Bahasa (bahasa
Tengah, Kepulauan Bangka Belitung 33684 inggris dan bahasa Indonesia)
Wisata Kuliner
Tanjung Pura, Selan River, Kabupaten Perlu konfirmasi terkait ketersediaan
Lokan
2.4 Jumlah pusat jajanan/ kuliner Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belum ada data menu dalam 2 Bahasa (Bahasa inggris
(Pengambilan
Belitung 33173 dan Bahasa Indonesia)
Kerang)
1
Jl. Soekarno Hatta No.204, Beluluk, Kec. Perlu konfirmasi terkait ketersediaan
Pujasera Bangka
Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka menu dalam 2 Bahasa (Bahasa inggris
Tengah
Tengah, Kepulauan Bangka Belitung 33684 dan Bahasa Indonesia)
156
INDIKATOR AMENITAS GAMBAR FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PARIWISATA PETA EKSISTING
Laksa Bangka Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Sambal Lingkung Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pempek Panggang
Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data (perlu konfirmasi
pemerintah daerah/survei lapangan
Lokan Laut
Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data (perlu konfirmasi
pemerintah daerah/survei lapangan
Ruesin
Keragaman makanan dan minuman Belum ada data Belum ada data (perlu konfirmasi
2.5
tradisional pemerintah daerah/survei lapangan
Batu Belubang, Kec. Pangkalan Baru,
Kericu Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan
Bangka Belitung
Persentase jumlah restoran, rumah makan dan Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data (perlu konfirmasi
pusat jajanan/ kuliner yang menjual makanan pemerintah daerah/survei lapangan)
2.5 dan minuman tradisional 0
157
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
3 PENYEDIAAN AKOMODASI
3.1 Jumlah ketersediaan akomodasi berupa
3
hotel, penginapan, homestay, dll
Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data (perlu
3.1.1. Hotel Bintang Lima konfirmasi pemerintah
daerah/survei lapangan
Jl Soekarno Hatta Km 5
Belum ada data (perlu
Novotel Bangka - Hotel & Pangkalpinang, Kep, Dul, Pangkalan
3.1.2. Hotel Bintang Empat konfirmasi pemerintah
Convention Centre Baru, Central Bangka Regency,
daerah/survei lapangan
Bangka Belitung Islands 33137
3.1.4. Hotel Bintang Dua Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data
3.1.5. Hotel Bintang Satu Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data
3.1.6. Hotel Melati Osela Hotel Jl. Soekarno Hatta, Dul, Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Kec. Pangkalan Baru
Penginapan Hi3 Desa Jeruk Kecamatan Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pangkalan Baru
158
GAMBAR FOTO KONDISI
NO INDIKATOR AMENITAS PARIWISATA NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PETA EKSISTING
Cambai, Namang,
Kabupaten Bangka Tengah,
Pemancingan Alam Belum ada data
Kepulauan Bangka
Belitung
Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data
3.1.10. Persinggahan Karavan Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data
3.1.11. Vila Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data
3.1.12. Apartemen Hotel Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data
159
GAMBAR FOTO KONDISI
NO INDIKATOR AMENITAS PARIWISATA NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PETA EKSISTING
3.1.13. Penyediaan Akomodasi Jangka Pendek Lainnya Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data
3.2.4. Hotel Bintang Dua Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data
3.2.5. Hotel Bintang Satu Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Penginapan Hi3 Desa Jeruk Kecamatan Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pangkalan Baru
160
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO2 NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
Cambai, Namang,
Pemancingan Alam Kabupaten Bangka Tengah, Belum ada data
Kepulauan Bangka Belitung
Pondok Wisata Pulau Dusun Pulau Nangka, Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Nangka Kecamatan Sungai selan
Pondok Wisata Hutan Hutan Pelawan Desa Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Pelawan Namang, Kecamatan
Namang
Purnama Homestay Bypass Koba Belum ada data Belum ada data Belum ada data
3.3.3. Penginapan Remaja-Youth Hostel Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data
3.5 Persentase jumlah hotel non bintang Jumlah hotel non bintang
12.
Jumlah DTW 78. 3
Persentase hotel non
bintang 15% dari total DTW.
4 SARANA PENDUKUNG
4.1 Sarana Peribadatan Belum ada data
Koba, Central Bangka
Masjid Jamik Koba Regency, Bangka Belitung
Islands 33681
11
Masjid Agung Padang Mulia, Koba, Belum ada data Belum ada data
Kabupaten Bangka Tengah,
Kepulauan Bangka Belitung
161
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
Kantor DPRD Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung,
Komplek, Air Itam, Bukit
Masjis Ar-Raihan Belum ada data
Intan, Kabupaten Bangka
Tengah, Kepulauan Bangka
Belitung
Desa Kurau Barat, Koba, Belum ada data Belum ada data
Koba, Kabupaten Bangka
Masjid An Nur Belum ada data
Tengah, Kepulauan Bangka
Belitung
162
ALAMAT/ GAMBAR FOTO KONDISI
NO INDIKATOR AMENITAS PARIWISATA NAMA KETERANGAN NILAI
LOKASI PETA EKSISTING
4.2 Sarana Kesehatan
Koba, Central Bangka Belum ada data (perlu konfirmasi
Rsud Bangka Tengah Regency, Bangka Belitung pemerintah daerah/survei
Islands 33681 lapangan)
11
Koba, Central Bangka Belum ada data (perlu konfirmasi
Puskesmas Koba Regency, Bangka Belitung pemerintah daerah/survei
Islands 33681 lapangan)
Air Bara, Air Gegas, South Belum ada data (perlu konfirmasi
Puskesmas air bara Bangka Regency, Bangka Belum ada data pemerintah daerah/survei
Belitung Islands 33782 lapangan)
326
163
ALAMAT/ GAMBAR FOTO KONDISI
NO INDIKATOR AMENITAS PARIWISATA NAMA KETERANGAN NILAI
LOKASI PETA EKSISTING
4.9.1 POLRI
Jl. Bukit Intan, Padang
Baru, Kec. Pangkalan Baru,
Polda Bangka Belitung Kabupaten Bangka Belum ada data
Tengah, Kepulauan Bangka
Belitung
Jelutung, Namang,
Makorem 045 Garuda Kabupaten Bangka
Belum ada data
Jaya Tengah, Kepulauan Bangka
Belitung
164
AMENITAS/ SARANA
DAN
PRASARANA PARIWISATA
KABUPATEN BANGKA SELATAN
165
TABEL 26. NILAI AMENITAS PADA KABUPATEN BANGKA SELATAN
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
1 INFORMASI PARIWISATA
166
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
2 MAKANAN DAN MINUMAN
167
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
168
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
Jl.pantai batu, kapur, Toboali,
Kabupaten Bangka Selatan,
2.3 Jumlah pusat jajanan/ kuliner Pujasera Batu Kapur
Kepulauan Bangka Belitung
33783
9
Keragaman makanan dan Jl. Jend. Sudirman (Simpang
2.4 RM. Rika
minuman tradisional Kepoh) Toboali
Makanan Khas Jl. Toboali - Sadai, Toboali, Kabupaten Perlu konfirmasi terkait ketersediaan
Bangka Bangka Selatan, Kepulauan Bangka menu dalam 2 Bahasa (Bahasa inggris
Belitung 33783 dan Bahasa Indonesia)
Persentase jumlah restoran, rumah makan dan Belum ada data Belum ada data (perlu konfirmasi Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu konfirmasi 0
pusat jajanan/ kuliner yang menjual makanan (perlu konfirmasi pemerintah daerah/survei lapangan) konfirmasi pemerintah konfirmasi pemerintah pemerintah daerah/survei lapangan)
2.5 dan minuman tradisional pemerintah daerah/survei daerah/survei lapangan)
daerah/survei lapangan)
lapangan)
3 PENYEDIAAN AKOMODASI
3.1 Jumlah ketersediaan akomodasi berupa hotel, 5
penginapan, homestay, dll
Belum ada data Belum ada data (perlu konfirmasi Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu konfirmasi 0
(perlu konfirmasi pemerintah daerah/survei lapangan konfirmasi pemerintah konfirmasi pemerintah pemerintah daerah/survei lapangan
3.1.1. Hotel Bintang Lima pemerintah daerah/survei daerah/survei lapangan
daerah/survei lapangan
lapangan
169
INDIKATOR AMENITAS GAMBAR FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI KETERANGAN NILAI
PARIWISATA PETA EKSISTING
Belum ada data Belum ada data (perlu konfirmasi Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu konfirmasi 0
(perlu konfirmasi pemerintah daerah/survei lapangan konfirmasi pemerintah konfirmasi pemerintah pemerintah daerah/survei lapangan
3.1.2. Hotel Bintang Empat pemerintah daerah/survei daerah/survei lapangan
daerah/survei lapangan
lapangan
Belum ada data Belum ada data (perlu konfirmasi Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu 0
(perlu konfirmasi pemerintah daerah/survei lapangan konfirmasi pemerintah konfirmasi pemerintah
pemerintah daerah/survei daerah/survei lapangan Belum ada data (perlu konfirmasi
3.1.3. Hotel Bintang Tiga daerah/survei lapangan pemerintah daerah/survei lapangan
lapangan
3.1.4. Hotel Bintang Dua Belum ada data Belum ada data (perlu konfirmasi Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu konfirmasi 0
(perlu konfirmasi pemerintah daerah/survei lapangan konfirmasi pemerintah konfirmasi pemerintah pemerintah daerah/survei lapangan
pemerintah daerah/survei daerah/survei lapangan
daerah/survei lapangan
lapangan
3.1.5. Hotel Bintang Satu Belum ada data Belum ada data (perlu konfirmasi Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu konfirmasi 0
(perlu konfirmasi pemerintah daerah/survei lapangan konfirmasi pemerintah konfirmasi pemerintah pemerintah daerah/survei lapangan
pemerintah daerah/survei daerah/survei lapangan
daerah/survei lapangan
lapangan
3.1.7. Pondok Wisata Tanjung Labun Jl. Desa Serdang Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Bumi Perkemehan Parit 3 Jl. Komplek Pemda GOR Belum ada data Belum ada data Belum ada data
Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu konfirmasi Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu konfirmasi 0
konfirmasi pemerintah pemerintah daerah/survei lapangan konfirmasi pemerintah konfirmasi pemerintah pemerintah daerah/survei lapangan
3.1.8. Penginapan Remaja-Youth Hostel daerah/survei lapangan daerah/survei daerah/survei lapangan
lapangan
170
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
3.1.13. Penyediaan Akomodasi Jangka Narwin Homestay Jl. Suhaili Toha Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
Pendek Lainnya 1 Standar
Neli Homestay Jl. Suhaili Toha Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
Husni Homestay Jl. Suhaili Toha Toboali Belum ada data Belum ada data 3 Kamar
1 Standar
Iin Ardi Homestay Jl. Suhaili Toha Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
Hj. Ani Sahidah Homestay Jl. Suhaili Toha Toboali Belum ada data Belum ada data 2 Kamar
1 Standar
Burhan Homestay Jl. Suhaili Toha Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
Tari Homestay Jl. Suhaili Toha Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
Parida Homestay Jl. Alising Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
Kum-kum Homestay Jl. Suhaili Toha Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
Rani Homestay Jl. Suhaili Toha Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
Iput Homestay Jl. Suhaili Toha Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
Epin Homestay Jl. Suhaili Toha Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
Sahari Homestay Jl. Ir. H. Juanda Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
Heri Homestay Jl. Ir. H. Juanda Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
Romy Homestay Jl. Ir. H. Juanda Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
April Homestay Jl. Ir. H. Juanda Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
Yurtati Homestay Jl. Ir. H. Juanda Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
Abu Bakar Homestay Jl. Suhaili Toha Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
M. Ali Homestay Jl. Suhaili Toha Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
Junita Homestay Jl. Suhaili Toha Toboali Belum ada data Belum ada data 1 Kamar
1 Standar
171
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR AMENITAS PARIWISATA NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 SARANA PENDUKUNG
11
Gadung, Toboali, South Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu
4.1 Sarana Peribadatan Masjid Agung Bangka Regency, Bangka konfirmasi pemerintah konfirmasi pemerintah
Belitung Islands 33783 daerah/survei lapangan daerah/survei lapangan
Toboali, Kabupaten
Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu
Bangka Selatan,
Masjid Siratulmustaqim konfirmasi pemerintah konfirmasi pemerintah
Kepulauan Bangka
daerah/survei lapangan daerah/survei lapangan
Belitung
Toboali, Kabupaten
Belum ada data (perlu
Bangka Selatan,
Masjid Nurul Iman konfirmasi pemerintah
Kepulauan Bangka
daerah/survei lapangan
Belitung
Toboali, Kabupaten Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu
Bangka Selatan, konfirmasi pemerintah konfirmasi pemerintah
Masjid Al-Ihklas daerah/survei lapangan daerah/survei lapangan
Kepulauan Bangka
Belitung
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR AMENITAS PARIWISATA NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
11
Belum ada data (perlu
Gadung, Toboali, South
RSUD Kabupaten Bangka konfirmasi pemerintah
4.2 Sarana Kesehatan Bangka Regency, Bangka
Selatan daerah/survei lapangan
Belitung Islands 33783
11
Jl. Jend. Sudirman, Toboali,
Belum ada data (perlu
Sarana Perdagangan (Pasar, Plasa, Mall, Warung, kios Kabupaten Bangka Selatan,
4.3 Pasar Toboali konfirmasi pemerintah
cinderamata, galeri) Kepulauan Bangka Belitung
daerah/survei lapangan)
33783
Pasar Nyelanding Jl. Desa Nyelanding Belum ada data Belum ada data
Kios Cinderamata Ardi Tukak Jl. Jendral Sudirman Belum ada data Belum ada data
Toboali
Galeri IKM Rumah Kreasi Jl. Jendral Sudirman Belum ada data Belum ada data
Milenial Toboali
Rumah Kreatif BUMN Jl. Jendral Sudirman Belum ada data Belum ada data
Toboali
172
DRAF-7 TABEL 10. NILAI AMENITAS PADA KABUPATEN BANGKA SELATAN
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
11
Jl. Jend. Sudirman, Toboali, Bangka Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu
Selatan, Kabupaten Bangka Selatan, konfirmasi pemerintah konfirmasi pemerintah
Bank Mandiri Toboali Kepulauan Bangka Belitung daerah/survei lapangan) daerah/survei lapangan)
Rumah Sakit Umum Daerah Toboali, Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu
JL. Raya By Pass, Bikang, Toboali, konfirmasi pemerintah konfirmasi pemerintah konfirmasi pemerintah
Bank Sumsel Babel - ATM 106 Kabupaten Bangka Selatan, daerah/survei lapangan) daerah/survei lapangan) daerah/survei lapangan)
Kepulauan Bangka Belitung
Bank Sumsel Babel Cabang Toboali, Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu Belum ada data (perlu
JL. Jenderal Sudirman, Gadung, konfirmasi pemerintah konfirmasi pemerintah konfirmasi pemerintah
Bank Sumsel Babel - ATM 030 Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, daerah/survei lapangan) daerah/survei lapangan) daerah/survei lapangan)
Kepulauan Bangka Belitung
345
Gadung, Toboali,
Belum ada data (perlu
Kabupaten Bangka
4.9.1 POLRI Polres Bangka Selatan konfirmasi pemerintah
Selatan, Kepulauan
daerah/survei lapangan)
Bangka Belitung
Sarana dan Prasarana Komplek Fasilitas Olahraga Belum ada data Belum ada data Belum ada data Belum ada data 0
4.6
173
AMENITAS/ SARANA
DAN
PRASARANA PARIWISATA
KABUPATEN BELITUNG
174
TABEL 27. NILAI AMENITAS PADA KABUPATEN BELITUNG
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
1 INFORMASI PARIWISATA
1.1 TIC Kabupaten Belitung Kecamatan Tanjung Pandan,
Kab.Belitung
1.2 TIC Bandara H.A.S JlBandara, Buluh Tumbang, Belum ada foto
Hanandjoeddin - Kabupaten TjPandan, Kabupaten Belitung
Belitung
1
1.3 Geopark Information Center Desa Parit, TjPandan, Belum ada data (perlu
Kabupaten Belitung konfirmasi pemerintah
daerah/survei lapangan
2 MAKANAN DAN
MINUMAN
2.1 Restoran
2.1.1 9 Life Coffee Shop Jl. K. Yos Sudarso, Tj. Pandan, Daftar Menu Tersedia dalam
Kabupaten Belitung, Bahasa Indonesia dan Bahasa
Kepulauan Bangka Belitung Asing
33411 5
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
2.1.2 A & W Resto Jl.Sijuk, Air Merbau, Daftar Menu Tersedia dalam
Tanjungpandan Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris
2.1.3 Akaula Café Jl. Pattimura, Tj. Pendam, Tj. Daftar Menu Tersedia dalam
Pandan, Kabupaten Belitung Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris
2.1.4 Alco Coffeshop Jl. Sudirman Tanjungpandan Daftar Menu belum diketahui
2.1.5 Apic Coffee And Beverage Jl. Gatot Subroto Tjpandan Belum ada foto
2.1.6 Bakau Café Jl.Pattimura Belum ada peta Belum ada foto
2.1.7 Bar Dan Resto Bintang Laut Jl. Patimura Tanjungpendam Belum ada peta Belum ada foto
2.1.8 Begalor Café Jl.Pattimura, Air Saga Daftar menu perlu konfirmasi
apakah dalam bahasa
indonesia saja atau juga dalam
bahasa asing
175
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
2.1.9 Belitong Bakery Jl. Veteran Tanjungpandan Daftar menu tersedia dalam
bahasa indonesia maupun
bahasa asing
2.1.10 Belitung Foodcourt Jl. Pattimura Rt.001/001 Kel. Daftar Menu Tersedia dalam
Tanjungpendam, Bahasa Indonesia
Tanjungpandan
2.1.11 Bon Delicious Cafe Jl. Sudirman Tanjungpandan Daftar Menu belum diketahui
2.1.12 Cafe Bunda Komplek Tanjungpendam Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.13 Cetering Nur Jl.Pemuda Aik Rayak Rt Data belum ada Data belum ada Data belum ada
009/004
2.1.14 Dagods Bowls Kitchen & Bar Jl.Diponegoro No.14 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.15 Dapor Belitong Jl. Sudirman Tanjungpandan Daftar menu tersedia dalam
bahasa indonesia maupun
bahasa asing
2.1.16 Dapor Rr Jl Pattimura Data belum ada Data belum ada Data belum ada
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
2.1.17 Dermaga Kelayang Resto Jl.Pantai Tg,Kelayang, Keciput Daftar Menu belum diketahui
2.1.19 Food Court / Tempat Kuliner Jl. Tg.Kelayang Rt 7 Rw 3 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
Kampung Baru
2.1.20 Frosty Beer Resto Jl. Depati Endek No.743 Daftar menu tersedia dalam
Rt.004/001 Kel. Kota, bahasa indonesia maupun
Tanjungpandan bahasa asing
2.1.21 Gangan Rr Jl.Pattimura Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.22 Gangan Sari Jl.Irian Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.23 Ghuang Zhou Jl. Patimura Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.24 Graha Resto Jl. Jend. Sudirman Rt.020/009, Data belum ada Data belum ada Data belum ada
Kel. Lesungbatang,
Tanjungpandan
2.1.25 Happy Resto Jl. Veteran Tanjungpandan
2.1.26 Hoki Resto Jl. Kaptai Saridin No. 47 Daftar Menu belum diketahui
176
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
2.1.27 Jj Coffee Jl. Gatot Subroto Rt.023/011 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.28 Kafeku Jl.Pattimura Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.29 Kareso Cafe Komplek Tanjungpendam Daftar Menu belum diketahui
2.1.31 Keladi Cafe Jl. Patimura Tanjungpandan Daftar Menu belum diketahui
2.1.32 Kelayang Resto Jl.Tanjung Kelayang Sijuk Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.33 Kepayang Resto Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.34 Keramika Resto Jl. Kolong Keramik Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.35 Ketapang Resto Jl.Pantai Tanjung Kelayang, Daftar Menu tersedia dalam
Keciput,Sijuk Bahasa Indonesia
2.1.36 Ketapang Wm Jl.Sijuk Tanjung Tinggi Data belum ada Data belum ada Data belum ada
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
2.1.37 KFC Jl.Sriwijaya Tanjungpandan Daftar menu tersedia
dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris
2.1.38 Khong Djie Air Merbau Jl.Sijuk, Air Merbau, Data belum ada Data belum ada Data belum ada
Tanjungpandan
2.1.39 Khong Djie Haryar 21 Jl.Sudirman Km 118 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.40 Khong Djie Pelangi Jl.Veteran Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.41 Khong Djie Sriwijaya Jl.Sriwijaya Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.42 Kopi Tiam Jl. Sriwijaya Rt 2 Rw 1 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.43 Kopi Tiam 88 Jl.Jend.Sudirman, Air Data belum ada Data belum ada Data belum ada
Rayak
2.1.44 Krista Catering Jl.Lkapt Hasan Basri No.39 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
Lesung Batang
2.1.45 La Begado Resto Jl. Jend. Sudirman Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.46 La Terase Resto Jl. Kemuning Data belum ada Data belum ada Data belum ada
Tanjungpandan
2.1.47 Lemadang Restoran Desa Tanjung Tinggi Sijuk Daftar menu tersedia dalam
bahasa indonesia maupun
bahasa asing
2.1.48 Little Lengkuas Jl. Patimura Data belum ada Data belum ada Data belum ada
Tanjungpandan
177
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
2.1.49 Loving Lorner Vegetarian Jl.Gatot Subroto No 37 Daftar Menu belum diketahui
2.1.50 Mak Panggong Jl.Madura Depan Trendy Gym, Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.51 Mawar Belitong Jl.Jend.Sudirman No.08 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.52 Mie Belitung Acin Jl.Sriwijaya No.123a Daftar Menu tersedia dalam
Bahasa Indonesia
2.1.53 Mr Joe Seafood Jl.Ali Uyub No.56 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
Tanjungpandan
2.1.54 My Bread Bakery Jl.Jend.Sudirman Daftar menu tersedia dalam
bahasa indonesia maupun
bahasa asing
2.1.55 Nelayan Seafood Resto Jl. Kebun Jeruk, Pasir Putih Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.56 Ngelakar Coffee & Steak Jl.Sriwijaya Paal Satu No.Ii Daftar menu tersedia dalam
Coffee bahasa indonesia maupun
bahasa asing
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
2.1.57 Os Khong Djie Jl.Lettu Maddaud Daftar menu tersedia dalam
bahasa indonesia maupun
bahasa asing
2.1.58 Owly Café & Restaurant Jl. Bintara Rt.012/009 Kel. Data belum ada Data belum ada Data belum ada
Paal Satu, Tanjungpandan
2.1.59 Pandan Alam Restaurant Jl.Pattimura Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.60 Pandan House Air Merbau Daftar Menu tersedia dalam
Bahasa Indonesia
2.1.61 Pendaunan Resto Sijuk Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.62 Pesdaf Coffeshop Jl. Patimura Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.63 Pondok Bang Toyib Pangkallalang Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.64 Pondok Surya Jl Bambang Utoyo Data belum ada Data belum ada Data belum ada
Tanjungpandan
2.1.65 Raja Seafood Jl.Jend.Sudirman Data belum ada Data belum ada Data belum ada
Tanjungpandan
2.1.66 Restoran Bukit Berahu Tanjung Binga Sijuk Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.67 Restoran Dewi Jl Sriwijaya N0 12 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
Tanjungpandan
2.1.68 Restoran Dinasty Soeng Jl. Dr Susilo Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.69 Restoran Kebun Jl. Batu Itam Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.70 Restoran Lor In Tanjung Tinggi Sijuk Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.71 Restoran Mabai Tanjung Tinggi Sijuk Data belum ada Data belum ada Data belum ada
178
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
2.1.70 Restoran Populer Belitung Jl.Melati Rt 7 Rw 3 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.71 Restoran Sari Laut Jl. Wahab Aziz No 29 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.72 Restoran Thaifa Jl. Patimura Tanjungpandan Daftar Menu tersedia dalam
Bahasa Indonesia
2.1.73 Rindu Pantai Desa Keciput Tanjung Data belum ada Data belum ada Data belum ada
Kelayang
2.1.74 Royal Coffee Jl. Gatot Subroto Tjpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.75 Sate Banditz Jl. Jend. Sudirman Data belum ada Daftar Menu belum diketahui
2.1.76 Simple Coffee Jl. Sekolah Rt.011/003 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.77 Sotong Pangkong Jl.Mat Yasin Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.78 Tarsius Caffee Grand Hatika Daftar menu tersedia dalam
bahasa indonesia maupun
bahasa asing
2.1.79 Teluk Gembira Resto Teluk Gembira,Membalong Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.80 Tempoe Duluk Restoran Ii Pilang, Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.81 Teras Vanila Jl. Sudirman Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
2.1.82 Unique Cafe Komplek Tanjungpendam Daftar menu tersedia dalam
bahasa indonesia maupun
bahasa asing
2.1.83 Wan Bie Indo Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.1.84 Warkop Ake Kv.Senang, Tanjungpandan Daftar Menu tersedia dalam
Bahasa Indonesia
2.1.85 Yummy Restaurant & Café Jl.Air Saga Rt.010/005 Desa Daftar menu tersedia dalam
Air Saga, Tanjungpandan bahasa indonesia maupun
bahasa asing
11
2.2.2 Bakmi Fan Yung Jl.Sijuk Daftar menu tersedia dalam
bahasa Indonesia
179
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
2.2.3 Bakso Ikan Pak Long Jl.Aik Ketekok No.22 Data belum ada
2.2.4 Bakso Kuali Jl.Yos Sudarso No.9 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.5 Bakso Maju Lancar Jl.Sekolah Tpn Smpn 1 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.6 Bakso Maju Lancar Jl.Ahmad Yani Tpn (Stadion) Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.7 Bakul Sego Jl. Patimura Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada
2.2.8 Bang Pasya Jl Sijuk Air Merbau Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.9 Batu Banyak Jl. Kim Ting No.75 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.10 Batu Garuda Jl. Brigjen Katamso Daftar Menu tersedia dalam
Tanjungpandan Bahasa Indonesia
2.2.11 Begabong Jl. Depati Gegedek Dan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
Perawas Air Raya
2.2.12 Benaria Jl. Patimura Tanjungpandan Daftar menu tersedia dalam
bahasa Indonesia
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
2.2.13 Berage Jl.Sriwijaya Tanjungpandan Daftar menu tersedia dalam
bahasa indonesia dan bahasa
asing
2.2.15 Garuda Jl. Sijuk Rt 020/006 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.16 Keluarga Jl. Sriwijaya Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.17 Laberage Jl. Air Saga Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.18 MRJO Jl. Wahab Aziz Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.19 Mutiara Jl. Kv Senang Tanjungpandan Daftar menu tersedia dalam
bahasa indonesia
2.2.20 Nurjanah Jl. Air Saga Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.21 Pondok Kelapa Jl. Mt Haryono Daftar menu tersedia dalam
Tanjungpandan bahasa indonesia maupun
bahasa asing
2.2.22 Pribumi Teluk Gembira,Membalong Data belum ada Data belum ada Data belum ada
180
NO INDIKATOR AMENITAS PARIWISATA NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
2.2.23 Ratu Rasa Seafood Jl Tanjungkelayang Daftar menu tersedia dalam
Tanjungkelayang bahasa indonesia
2.2.25 Rindu Pantai Jl Merdeka Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.26 Sakato Jl. Penghulu Rt 5 Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.27 Sandang Elok Jl. Mat Yasin Kampong Damai Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.28 Selera Kita Jl.Tg.Kelayang,Keciput Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.29 Soto Jl.Sijuk Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.30 Ss Jl.Madura Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
2.2.31 Youngster Jl. Sriwijaya Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada Data belum ada
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
2.3 Pusat Kuliner/ Jajanan Data belum ada Data belum ada Data belum ada 3
Belitung Food Street Jl Kemuning Tanjung Baso, Nasi Ayam, Mpek-
Pendam mpek, Burger, Makanan
Khas Laut, Dan Aneka
Jenis Minuman
181
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
Pasar Tani Perawas Jl. Sudirman, Desa Hasil Pertanian Belitung,
Perawas, Buah, Sayuran, Kue Khas
Belitung, Mie Rebus, Bakso,
Tanjungpandan Dll
Kuliner Minggu Pagi Wisata Uptd Taman Hiburan Aneka Kuliner Umkm Belitung
Tanjung Pendam Tanjung Pendam
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
Pusat Kuliner Tanjung Uptd Taman Hiburan Aneka Seafood Belitung,
Pendam Tanjung Pendam Bakso, Sop Iga, Mie
Goreng, Tekwan, Dll
182
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
2.4 Keragaman makanan
dan minuman
tradisional
2.4.1 Tempo Duluk Jl. Jend.Sudirman Daftar menu tersedia dalam
Rt.009/004 bahasa indonesia dan
Kel.Pangkallalang, bahasa asing
Tanjungpandan
2.4.2 Warung Mie Atep Jl. Veteran Tanjungpandan Daftar menu dalam bahasa
indonesia
2.4.3 Mie Belitung Yamien Nyong Jl Sijuk Tanjungpandan Daftar Menu belum
7
Choi diketahui
2.4.4 Kong Djie Coffee Jl. Depati Gegedek, Jl. Daftar menu dalam bahasa
Patimura, Jl. Diponegoro indonesia
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
Kampong Belitong Timpo Jl. Pilang, Dukong, Belitung Tradisional Food
Duluk Tanjungpandan
Rumah Makan Belitong Jl. Lettu Mad Daud No.22, Belitung Tradisional Food
Timpo Duluk Parit, Tanjungpandan
Warung Mie Atep Jl. Sriwijaya Tanjung Pandan Belitung Tradisional Food
Warung Mie Awan Jl. Sriwijaya Tanjung Pandan Belitung Tradisional Food
Mie Belitung ACIN Jl. Sriwijaya Tanjung Pandan Belitung Tradisional Food
183
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
Warung Mak Jana Jl. Sekolah Tanjungpandan Makanan Tradisional
Belitung
Mie Belitung Yamien Jl. Rahat Tanjungpandan Makanan Cina dan Asia
Nyong Choi
Kong Djie Coffee Jl. Siburik Tanjungpandan Minuman kopi dan juga
jajanan tradisional
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
Warung Mak Weng Taman Wisata, Makanan tradisional
Tanjungpendam, Belitung
Tanjungpandan
184
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
Jl. Depati Gegedek
Mie Aceh Darmawangsa Tanjungpandan
(DWS)
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
RM. Ratu Rasa Jl. Jend. Sudirman Belitung Tradisional Food,
Tanjungpandan Indonesian Food
185
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
3 PENYEDIAAN AKOMODASI
3.1 Jumlah ketersediaan akomodasi
berupa hotel, penginapan,
homestay, dll
3.1.1. Hotel Bintang Lima 0
3.1.2. Hotel Bintang Empat 1
3.1.2.2 BW Suite Belitung Jl. Pattimura, Tj. Pendam, Tj. Kamar : 203
Pandan, Kabupaten Belitung Tempat Tidur : 202
3.1.2.3 Grand Hatika Hotel Jl. Kemuning No. 16a Tanjung Kamar : 127
Pandan Tempat Tidur : 127
3.1.2.5 Swiss Bellhotel Jl. Tj. Pandan - Tj. Kelayang Kamar : 129
No.168, Terong, Sijuk, Tempat Tidur : 213
Kabupaten Belitung
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
3.1.3. Hotel Bintang Tiga 1
3.1.3.1 Bahamas Hotel and Resort Jl. Patimura, Air Saga No. 1 Kamar : 74
Tempat Tidur : 74
3.1.3.2 Green Tropical Village Hotel and Jl. Gatot Subroto Kamar : 43
Resort Tempat Tidur : 24
3.1.3.3 Lor In Hotel Resort Belitung Jl. Tanjung Tinggi, Sijuk Kamar : 20
Tempat Tidur : 20
186
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
3.1.3.6 BW Inn Jl. Sriwijaya, Tanjung Pandan Kamar : 146
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
3.1.4.3 Pondok Impian Hotel Jl. Pattimura No. 08 Tanjung Kamar : 63
Pandan Tempat Tidur : 51
3.1.4.7 Puncak Hotel Jl.Sudirman Data belum ada Data belum ada Kamar : 48
3.1.4.8 Havana Jl. Endek no. 22 Data belum ada Data belum ada Kamar : 64
187
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
3.1.5. Hotel Bintang Satu 1
3.1.5.1 Belitong Inn Jl. Jend. Sudirman No. 16 Kamar : 29
Pangkal Lalang Tempat Tidur : 30
3.1.5.2 Central City 2 Hotel Jl. Seroja RT.007 RW.003 Kel Kamar : 21
Parit Tempat Tidur : 24
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
3.1.6. Hotel Melati 9
3.1.6.1 Audi Inn Jl. Pattimura Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.6 Citra Hotel Jl. Sriwijaya No. 41 Tanjung Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Pandan Tempat Tidur : …
188
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
3.1.6.7 D Light Full Family Jl. Madura Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.8 Demoun l.Jend.Sudirman RT.37 RW 15 Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Pkl.Lalang Tempat Tidur : …
3.1.6.9 Dewi Wisma Jl. Sriwijaya No. 122 Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.13 Halim Retreat House Jl.Sijuk RT.18 RW.8 Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.14 Harlika Jaya Hotel Jl. Melati A No. 43a Kamar : …
Tempat Tidur : …
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
3.1.6.15 Hotel Belitung Jl. Gaparman No. 49 Desa Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Lesung Batang Tempat Tidur : …
3.1.6.16 Hotel Casa Beach Jl.Patimura Rt 8, Kamar : …
tanjungpandan Tempat Tidur : …
3.1.6.17 Hotel Hanggar Jl.Jend.Sudirman KM.11,8 Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.18 Hotel Revano Jl. Kamboja , Tj. Pandan Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.19 Kelayang Beach Cottages Pantai Tanjung Kelayang Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.20 Lebong Island Kec. Badau Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.21 Lux Melati Hotel Jl. Melati No. 23 Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.22 Meigah Hotel Jl. Jend. Gatot Subroto Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.23 Mustika 2 Jl.Sabar RT.7 RW.3 Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Tempat Tidur : …
189
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
3.1.6.24 Ocean Hotel Jl. Sijuk Paal Satu Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.25 Pandan Makmur Inn Jl.Sudirman Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.26 Pelangi Lake Resort Jl. Tanjung Kelayang Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.27 Penginapan Mitra Jl. Duku Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.28 Penginapan Mustika Jl. Jend. Sudirman RT Kamar : …
36/10 Air Mancur Tempat Tidur : …
3.1.6.29 Penginapan Sriwijaya Jl. Sriwijaya RT 01/ 01 Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.30 Prima Jl. Sijuk, Air Merbau Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.31 Pulau Samosir Indah Jl. Dusun Air Raya Timur III, Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Tj. Pandan Tempat Tidur : …
3.1.6.32 Rahat Icon Hotel Jl. Depati Rahat No. 21 Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.33 Rock Wreck and Dive Jl. Tanjung Kelayang Kamar : …
Tempat Tidur : …
3.1.6.34 Sarila Hotel Jl. Sriwijaya No. 15 Data belum ada Data belum ada Kamar : …
Tempat Tidur : …
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
3.1.6.35 Surya Hotel Jl. Depati Endek No. 808 Kamar : …
Tempat Tidur : …
190
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
3.1.11. Vila
3.1.11.1 Villa Bumi Kedaton Jl. Air Saga, Tj. Pandan, Jumlah Kamar : 10 1
Kabupaten Belitung
3.1.12. Apartemen Hotel Data belum ada Data belum ada Data belum ada Data belum ada 0
3.1.13. Penyediaan Data belum ada Data belum ada Data belum ada Data belum ada 0
Akomodasi Jangka
Pendek Lainnya
4 SARANA PENDUKUNG
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
4.1 Sarana Peribadatan Masjid Darul Muttaqin Polres Belitung, Paal Satu,
Tanjung Pandan
191
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
4.2 Sarana Kesehatan 11
4.2.1 Klinik Asyiah Medika - Praktik dr. Jl. Sijuk, Air Merbau, Tj.
Anton Gunawan Pandan, Kabupaten Belitung
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
4.2.6 Puskesmas Pembantu Terong Terong, Sijuk, Kabupaten Data belum ada
Belitung
192
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
4.3 Sarana Perdagangan 11
(Pasar, Plasa, Mall,
Warung, kios
cinderamata, galeri)
4.3.1 Adena Jl. Sriwijaya, Paal Satu
Tanjungpandasn
4.3.2 Agas Clothing Co Komp. UPTD Taman Hiburan Data belum ada Data belum ada
pantai Wisata
Tanjungpendam, Jl.
Kemuning Rt.08/03,
Tanjungpandan
4.3.3 Bakau Jl. Pattimura, Tanjungpandan Data belum ada Data belum ada
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
4.3.6 Belitung Outlet Jl. Pattimura Tanjungpandan
4.3.9 Cv. Kelapa Mandiri Jl. Air Saga Rt.15/7 No.89, Air Data belum ada Data belum ada
Saga Tanjungpandan
4.3.10 Dear Salon Jl. Pemuda Rt.020/007 Aik Data belum ada Data belum ada
Rayak, Tanjungpandan
4.3.11 Durio Belitung Jl, Tanjung Kelayang Desa
Batu Itam, Sijuk
193
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
4.3.13 Galeri Seni Lukis Komp.Kios Seni Data belum ada Data belum ada
Tanjungpendam
Tanjungpandan
4.3.14 Hvb Jl. Sriwijaya No.10, Data belum ada Data belum ada
Tanjungpandan
4.3.15 Kkb Jl. Sriwijaya Rt.023/001, Paal Data belum ada Data belum ada
satu, Tanjungpandan
4.3.16 Lempak Belitung Jl. Mat Yasin Kel.
Tanjungpendam,
Tanjungpandan
4.3.17 Linong Souvenir Jl. Sriwijaya No.122 Data belum ada Data belum ada
Rt.014/003, Tanjungpandan
4.3.18 Moekoed Jl. Pattimura No.29 Rt.9/5 Data belum ada Data belum ada
Tanjungpendam,
Tanjungpandan
4.3.19 Samos Jl. Gatot Subroto Data belum ada Data belum ada
Tanjungpandan
4.3.20 Samos Desa Keciput, Tanjung Data belum ada Data belum ada
Kelayang, Kec. Sijuk
4.3.21 Sepiak Belitung Jl, Tanjung Kelayang Desa
Batu Itam, Sijuk
4.3.22 Toko Mega Jl. Jend.SudirmanRt.007/003, Data belum ada Data belum ada
Pangkallalang,
Tanjungpandan
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
4.3.23 Toko Mura Be Jl. Jend. Sudirman No.49 Data belum ada Data belum ada
Rt.12/3 Tanjungpandan
4.3.24 Toko Oleh Oleh "Boleh" JL. Jend. Sudirman Rt.07/03 Data belum ada Data belum ada
Tnajungpandan
4.3.25 Toko Oleh Oleh Keluarga Jl. Pattimura Rt.008/004 Data belum ada Data belum ada
Tanjungpandan
4.3.26 Toko Oleh-Oleh Kerupuk Klapa Jl. Air Saga No. 89
Tanjungpandan
4.3.27 Toko Oleh-Oleh Khas Belitung Jl. Yos Sudarso No.32 Data belum ada Data belum ada
Rt.007/002
4.3.28 Toko Oleh-Oleh Khas Belitung Jl. Air Saga Rt.010/005, Air Data belum ada Data belum ada
Saga, Tanjungpandan
4.3.29 Tokoh Oleh-Oleh Keluarga Ok Jl. Pattimura Tanjungpandan
194
INDIKATOR AMENITAS
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA FOTO KONDISI EKSISTING KETERANGAN NILAI
PARIWISATA
4.3.31 Wan Bie Jl. Sriwijaya Rt.08/03
Kampong Damai
Tanjungpandan
4.6 Sarana dan Prasarana Data belum ada Data belum ada Data belum ada Data belum ada
0
Komplek Olahraga
195
AMENITAS/ SARANA
DAN
PRASARANA PARIWISATA
KABUPATEN BELITUNG TIMUR
196
TABEL 28. NILAI AMENITAS PADA KABUPATEN BELITUNG TIMUR
1.1. …
2 MAKANAN DAN MINUMAN
2.1 Restoran Belum Tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia 0
Warung Makan "Saiyo“ Dsn. Balok RT. 01 Ds. Balok, Belum Tersedia
Desa Dendang, Kec. Dendang
Warung Makan "Masija" Dsn. Balok RT. 05 Ds. Balok, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Dendang, Kec. Dendang
Warung Makan "Bastia" Dsn. Balok RT. 06 Ds. Balok, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Dendang, Kec. Dendang
Warung Makan "Hanipa" Dsn. Bentaian RT. 04, Desa Belum Tersedia Belum Tersedia
Dendang, Kec. Dendang
Warung Makan Pantura Dsn. Burong Mandi RT. 012, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Mempaya, Kec. Damar
Warung Makan Melati Dsn. Burong Mandi RT. 012, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Mempaya, Kec. Damar
Warung Makan Leyah Dsn. Burong Mandi RT. 012, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Mempaya, Kec. Damar
Warung Makan Nyiur Dsn. Burong Mandi RT. 012, Belum Tersedia Belum Tersedia
Melambai Desa Mempaya, Kec. Damar
Warung Makan Camar Laut Dsn. Burong Mandi RT. 012, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Mempaya, Kec. Damar
Warung Makan Terjepit Dsn. Burong Mandi RT. 012, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Mempaya, Kec. Damar
Warung Makan Ibu Susi Dsn. Burong Mandi RT. 012, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Mempaya, Kec. Damar
Warung Empek-Empek Dsn. Burong Mandi RT. 012, Belum Tersedia Perlu konfirmasi
Desa Mempaya, Kec. Damar terhadap penggunaan
Bahasa dalam daftar
menu apakah dalam
Bahasa Indonesia saja
atau juga dalam
Bahasa asing (Bahasa
Inggris, Mandarin, dll)
Warung Gemilang Dsn. Burong Mandi RT. 012, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Mempaya, Kec. Damar
197
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
2.2 Rumah Makan
Warung Makan Gurita Dsn. Burong Mandi RT. 012, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Mempaya, Kec. Damar
Warung Makan Sumiati Dsn. Damai Baru RT. 20/10, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Mempaya, Kec. Damar
Warung Makan Khasanah Dsn. Damai Baru RT. 22/11, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Mempaya, Kec. Damar
Warung Makan Fatoni Dsn. Damai Baru RT. 24/11, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Mempaya, Kec. Damar
Warung Makan Setiawan Dsn. Damar RW 01, Desa Belum Tersedia Belum Tersedia
Mempaya, Kec. Damar
Sumber Rejeki Dsn. Dendang RT. 04, Desa Belum Tersedia Belum Tersedia
Dendang, Kec. Dendang
Warung Makan David Dsn. Kebun Sayor RT. 09/05, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Mempaya, Kec. Damar
Warung Makan Sopini Dsn. Kebun Sayor RT. 14/07, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Mempaya, Kec. Damar
Warung Makan Solami Dsn. Kebun Sayor RT. 04/07, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Mempaya, Kec. Damar
Sabar Menanti RT. 03/01, Desa Senyubuk, Kec. Belum Tersedia Belum Tersedia
Kelapa Kampit
Rumah Makan Candra Dsn. Pelataran RT. 03/01, Desa Belum Tersedia Belum Tersedia
Senyubuk
Rumah Makan Saung Baraya Dsn. Pelataran RT. 03/01, Desa Belum Tersedia Belum Tersedia
Senyubuk
Warung Makan Lamongan Dsn. Seberang, Desa Selising, Belum Tersedia Belum Tersedia
Kec. Gantung
Rumah Makan Ceria Dsn. Selumar RT. 08 Desa Belum Tersedia Belum Tersedia
Selising, Kec. Gantung
Warung Makan Berage Dsn. Menggarawan RT. 03/02, Perlu konfirmasi terhadap
Desa Padang, Kec. Manggar penggunaan Bahasa dalam
daftar menu apakah dalam
Bahasa Indonesia saja atau
juga dalam Bahasa asing
(Bahasa Inggris, Mandarin, dll)
Warung Makan Setia Dsn Menggarawan RT. 03/02, Belum Tersedia Belum Tersedia
Desa Padang, Kec. Manggar
2.2 Rumah Makan
Warung Bakmi 88 Dusun Padang II RT, 08/04, Desa Belum Tersedia Belum Tersedia
Padang, Kec. Manggar
Warung Makan Dusun Sumping RT. 07, Desa Belum Tersedia Belum Tersedia
"Beringin" Batu Penyu, Kec. Gantung
2.3 Pusat Kuliner/ Jajanan Belum Tersedia 0
Keragaman makanan dan Belum Tersedia 0
2.4
minuman tradisional
198
INDIKATOR AMENITAS ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA LOKASI EKSISTING
3 PENYEDIAAN AKOMODASI
3.1 Jumlah ketersediaan akomodasi berupa 5
hotel, penginapan, homestay, dll
3.1.1. Hotel Bintang Lima Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia
3.1.2. Hotel Bintang Empat Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia
3.1.3. Hotel Bintang Tiga Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia
3.1.4. Hotel Bintang Dua Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia
3.1.5. Hotel Bintang Satu Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia Data belum tersedia
199
INDIKATOR AMENITAS ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA LOKASI EKSISTING
3.1.6. Hotel Melati
Melati Wisata II Jl. Harapan Jaya RT. Belum Tersedia Belum Tersedia 10 kamar
01/01, Desa Padang 10 tempat tidur
Mess Pemda Beltim Jl. Jend. Sudirman, ds Belum Tersedia Belum Tersedia 7 kamar
Kelapa Kampit Lenggang, Kec. 7 tempat tidur
Gantung
Mess Pemda Beltim Jl. Raya Kelapa Kampit Belum Tersedia Belum Tersedia 7 kamar
Gantung Ds. Senyubuk kec. 7 tempat tidur
Kelapa Kampit
Citra 21 Hotel Jl. Jend. Sudirman No. 10 kamar
417 Desa Baru Kec. 10 tempat tidur
Manggar
Hotel Citra 13 Dusun Urisan Jaya, RT. Belum Tersedia Belum Tersedia 12 kamar
04/2, Ds. Padang 12 tempat tidur
Desta Dusun Jaya, Desa Belum Tersedia Belum Tersedia 10 kamar
Lenggang, Manggar 10 tempat tidur
Duta Pesona Jl. Jend. Sudirman No. Belum Tersedia Belum Tersedia 15 kamar
48 Desa Senyubuk kec. 15 tempat tidur
Kelapa Kapit
Penginapan Merlyn Jl. Anjung Modong, RT. Belum Tersedia Belum Tersedia 10 kamar
03/02, Desa Padang I 12 tempat tidur
Nirwana Dusun Teratai Rt. 03 Ds Belum Tersedia Belum Tersedia 10 kamar
Lalang Kec. Manggar 10 tempat tidur
Nusa Indah Jl. Pegadaian No. 87, Belum Tersedia Belum Tersedia 9 kamar
dsn. Lipat Kajang 2 Desa 15 tempat tidur
Baru, Manggar
200
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
4 SARANA PENDUKUNG
4.1 Sarana Peribadatan
Masjid Agung Baru, Manggar, Kabupaten Bangka
Darussalam Belitung
201
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
4 SARANA PENDUKUNG
4.1 Sarana Peribadatan
Vihara Dewi Kwan Im Burong Mandi, Damar, Kabupaten
Belitung Timur
Gereja IFGF Manggar IFGF Belitung Timur, Jln. Sudirman Dsn Belum Tersedia
Belitung Arab1 RT014RW005, Kurnia Jaya,
Manggar, Kabupaten Belitung Timur
GPIB Karunia Belitung Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jln., Belum Tersedia
Timur Mekar Jaya, Manggar, Kabupaten
Belitung Timur
Poskesdes Batu Penyu Batu Penyu, Gantung, Belitung Timur Belum Tersedia
202
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
4.2 Sarana Kesehatan
Puskesmas Kelapa Jl. Bandara - Manggar, Mayang, Klp. Belum Tersedia
Sampit Kampit, Kabupaten Belitung Timur
203
INDIKATOR AMENITAS FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
PARIWISATA EKSISTING
4.5 Sarana Keamanan Polsek Manggar Jl. Gajahmada-Manggar, Padang,
Manggar, Belitung,
4.6 Sarana dan Prasarana Komplek Data belum ada Data belum ada Data belum ada Data belum ada
0
Olahraga
204
03. AKSESIBILITAS
DAN
SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS
205
TABEL 29. BORANG PENILAIAN AKSESIBILITAS DAN SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS
206
KOTA KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN
INDIKATOR INFRASTRUKTUR KABUPATEN KABUPATEN
NO PANGKAL BANGKA BANGKA BANGKA BELITUNG
PRIORITAS BANGKA BELITUNG
PINANG BARAT TENGAH SELATAN TIMUR
12 Ketersediaan Sistem Persampahan 11 3 11 5 9 11 11
Persentase Pelayanan Persampahan
Kabupaten/Kota (Dihitung Dari Jumlah
Rumah Tangga Yang Telah Terlayani
12.1 9 3 9 3 7 9 9
PDAM Dibandingkan Dengan Total
Jumlah Rumah Tangga Eksisting Dikali
100)
12.2 Ketersediaan Bank Sampah 7 7 3 0 11 3 11
Limbah Cair – MCK (Dihitung Dari
Jumlah Rumah Tangga Yang Telah
13 Memiliki WC Dibandingkan Dengan 9 9 9 9 3 5 9
Total Jumlah Rumah Tangga Dikali
100)
14 Sistem Penanggulangan Kebakaran 11 3 3 3 11 11 11
15 Ruang Terbuka Publik – RTH Dan RTNH 11 9 9 9 9 11 11
Energi Listrik (Dihitung Dari Jumlah
Rumah Tangga Yang Telah Terlayani
16 Listrik Dibandingkan Dengan Total 7 9 5 7 5 5 9
Jumlah Rumah Tangga Eksisting Dikali
100)
Ketersediaan Sumber Daya Energi
16.1 Terbarukan (Angin, Air, Arus, 7 7 7 7 7 7 7
Matahari, Biogas/Biofuel, Dsb)
PERINGKAT 2 5 6 7 4 1 3
207
AKSESIBILITAS
DAN
SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS
KOTA PANGKALPINANG
208
TABEL 30. NILAI AKSESIBILITAS DAN SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS PADA KOTA PANGKALPINANG
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Keberadaan Bandar Udara/ Airport - - - - Tidak ada Bandar Udara di 0
1
Kota Pangkal Pinang
1.1 Frekuensi Penerbangan Dalam 1 Hari - - - - - 0
Kapasitas Pelayanan Pertahun (Permenhub
1.2 Nomor 39 Tahun 2019 Tentang Tatanan - - - - - 0
Kebandarudaraan Nasional)
8 keberangkatan/ hari
(sumber :
Jl. Yos Sudarso No.1, Kepulauan https://www.indonesiaport.c
2.1 Frekuensi Pelayaran Dalam 1 Hari Pangkal Balam 11
Bangka Belitung 33114 o.id/pangkal-balam namun
data perlu dikonfirmasi oleh
pemerintah daerah)
8 keberangkatan/ hari
(sumber :
Pelabuhan Jl. Yos Sudarso No.1, Kepulauan https://www.indonesiaport.c
3.1 Frekuensi Penyeberangan Dalam 1 Hari 11
Pangkal Balam Bangka Belitung 33114 o.id/pangkal-balam namun
data perlu dikonfirmasi oleh
pemerintah daerah)
417
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Pelabuhan Jl. Yos Sudarso No.1, Kepulauan 128.179 penumpang dalam 1
3.2 Kapasitas Penyeberangan Pertahun 3
Pangkal Balam Bangka Belitung 33114 tahun (data BPS, 2019)
Statsiun Kereta Api (Permenhub Nomor 63 - - - - Tidak ada stasiun kereta api 0
4 Tahun 2019 Tentang SPM Angkutan Orang di Kota Pangkal Pinang
Dengan Kereta Api)
4.1 Frekuensi Keberangkatan Dalam 1 Hari - - - - - 0
418
209
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Terminal Selindung Baru, Gabek, Pangkal 14.851 orng
Selindung Pinang City, Bangka Belitung
Islands 33172
6.1 Jumlah Halte dalam Kabupaten/Kota tersebar di kota Pangkal Pinang 41 halte 11
Di Kota Pangkalpinang
terdapat rambu tetapi pada
beberapa lokasi tidak lengkap
Kelengkapan Rambu Dan Petunjuk Jalan Yang akan tetapi seluruh rambu
Terdiri Dari yang ada berfungsi dengan
7 7
1.Tiang Rambu Dan Petunjuk Jalan baik. (perlu konfirmasi dari
2.Posisi Letak Rambu Dan Petunjuk Jalan pemerintah daerah).
Sumber:
http://fllaj.babelprov.go.id/
419
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
8.1 Jenis Perkerasan Jalan Menuju DTW Perkerasan Aspal 11
420
210
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Persentase layanan
Persentase Pelayanan Persampahan persampahan 92,48%
Kabupaten/Kota (Dihitung Dari Jumlah Rumah (sumber: Lakip DLH Kota
12.1 Tangga Yang Telah Terlayani sistem Pangkalpinang 2020) - butuh 9
persampahan Dibandingkan Dengan Total konfirmasi pemerintah
Jumlah Rumah Tangga Eksisting Dikali 100) daerah atau dilakukan survei
lapangan
Penggunaan energi
terbarukan Biomassa, Biogas,
Ketersediaan Sumber Daya Energi Terbarukan
Surya dan angin (sumber:
16.1 (Angin, Air, Arus, Matahari, Biogas/Biofuel, 7
Rencana Umum Energi
Dsb)
Daerah Prov Babel Tahun
421
2019-2050)
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Dihitung
Dari Jumlah Penduduk Yang Telah
Akses terhadap 81%
17 Mendapatkan Akses Terhadap TIK 9
penduduk
Dibandingkan Dengan Total Jumlah Penduduk
Dikali 100)
422
211
AKSESIBILITAS
DAN
SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS
KABUPATEN BANGKA
212
TABEL 31. NILAI AKSESIBILITAS DAN SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS PADA KABUPATEN BANGKA BARAT 425
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
1 Keberadaan Bandar Udara/ Airport - - - - Tidak ada Bandara di Kabupaten Bangka 0
1.1 Frekuensi Penerbangan Dalam 1 Hari - - - - Tidak ada Bandara di Kabupaten Bangka 0
Kapasitas Pelayanan Pertahun (Permenhub
1.2 Nomor 39 Tahun 2019 Tentang Tatanan - - - - Tidak ada Bandara di Kabupaten Bangka 0
Kebandarudaraan Nasional)
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Statsiun Kereta Api (Permenhub Nomor 63 - - tidak ada transportasi kereta
4 Tahun 2019 Tentang SPM Angkutan Orang - - api di Kabupaten Bangka 0
Dengan Kereta Api)
- - tidak ada transportasi kereta
4.1 Frekuensi Keberangkatan Dalam 1 Hari - - 0
api di Kabupaten Bangka
Tipe (C) Terminal lama
Bangka ini hampir tidak
terurus pemerintah perlu
memperhatikan kondisi
terminal ini
Kuto Panji, Kabupaten Bangka,
Terminal Belinyu
Kepulauan Bangka Belitung
213
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Tersebar di 31 halte tersebar di
6.1 Jumlah Halte dalam Kabupaten/Kota kabupaten kabupaten bangka barat 11
bangka
Banyak rambu lalu lintas yang
Keberadaan Rambu Dan Petunjuk Jalan Yang sudah tidak layak, hal ini harus
Tersebar di
Terdiri Dari menjadi perhatian
7 kabupaten 3
1.Tiang Rambu Dan Petunjuk Jalan pemerintah, karena dapat
bangka
2.Posisi Letak Rambu Dan Petunjuk Jalan membahayakan pengguna
jalan
427
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Pengelolaan sampah sudah
cukup baik karena sudah
12 Ketersediaan Sistem Persampahan 3
memiliki TPS akan tetapi
belum tersedia TPA
Persentase Pelayanan Persampahan
Kabupaten/Kota (Dihitung Dari Jumlah Rumah
Pelayanan persampahan 25%
12.1 Tangga Yang Telah Terlayani PDAM 3
rumah tangga
Dibandingkan Dengan Total Jumlah Rumah
Tangga Eksisting Dikali 100)
428
214
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Energi Listrik (Dihitung Dari Jumlah Rumah
Jumlah yang sudah dilayani
Tangga Yang Telah Terlayani Listrik
16 PLN ≥90% sumber : Kabupaten 9
Dibandingkan Dengan Total Jumlah Rumah
Bangka Dalam Angka 2020
Tangga Eksisting Dikali 100)
Penggunaan energi
terbarukan Biomassa, Biogas,
Ketersediaan Sumber Daya Energi Terbarukan
Surya dan angin (sumber:
16.1 (Angin, Air, Arus, Matahari, Biogas/Biofuel, 7
Rencana Umum Energi
Dsb)
Daerah Prov Babel Tahun
2019-2050)
429
215
AKSESIBILITAS
DAN
SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS
KABUPATEN BANGKA BARAT
216
TABEL 32. NILAI SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS PENDUKUNG KEPARIWISATAAN PADA KABUPATEN BANGKA BARAT
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
- - - - Tidak ada Bandar Udara di 0
1 Keberadaan Bandar Udara/ Airport
Kabupaten Bangka Barat
- - - - Tidak ada Bandar Udara di 0
1.1 Frekuensi Penerbangan Dalam 1 Hari
Kabupaten Bangka Barat
14 keberangkatan/hari
Sumber:
Jl. Pelabuhan Tj. Kalian, Tanjung, https://pjmtowing.com/news
Tanjung Kalian Mentok, Kabupaten Bangka /read/2123/jadwal-dan-
2.1 Frekuensi Pelayaran Dalam 1 Hari 11
(Muntok) Barat, Kepulauan Bangka harga-tiket-kapal-pelabuhan-
Belitung 33311 tanjung-api-api-palembang-
dan-tanjung-kalian-muntok-
bangka
- - 14 keberangkatan/hari
Sumber:https://pjmtowing.co
Jl. Pelabuhan Tj. Kalian, Tanjung,
m/news/read/2123/jadwal-
Tanjung Kalian Mentok, Kabupaten Bangka
3.1 Frekuensi Penyeberangan Dalam 1 Hari dan-harga-tiket-kapal- 11
(Muntok) Barat, Kepulauan Bangka
pelabuhan-tanjung-api-api-
Belitung 33311
palembang-dan-tanjung-
kalian-muntok-bangka 433
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Jl. Pelabuhan Tj. Kalian, Tanjung, - -
Tanjung Kalian Mentok, Kabupaten Bangka 195,148 penumpang dalam 1
3.2 Kapasitas Penyeberangan Pertahun 3
(Muntok) Barat, Kepulauan Bangka tahun (data BPS, 2019)
Belitung 33311
Statsiun Kereta Api (Permenhub Nomor 63 - - - - Tidak ada stasiun kereta api 0
4 Tahun 2019 Tentang SPM Angkutan Orang di Kabupaten Bangka Barat
Dengan Kereta Api)
- - - - Tidak ada stasiun kereta api 0
4.1 Frekuensi Keberangkatan Dalam 1 Hari
di Kabupaten Bangka Barat
217
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Tersebar di
6 Keberadaan Halte Kabupaten 11
Bangka Barat
Sumber:
http://fllaj.babelprov.go.id/
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Cakupan pelayanan 19,74%
Pelayanan PDAM (Dihitung Dari Jumlah Rumah
Belo Laut, Mentok, Kabupaten (sumber: Kinerja BUMD
Tangga Yang Telah Terlayani PDAM PDAM Tirta
11.1 Bangka Barat, Kepulauan Bangka SPAM 2019) – perlu diupdate 3
Dibandingkan Dengan Total Jumlah Rumah Sejiran Setason
Belitung 33351 & konfirmasi pemerintah
Tangga Eksisting Dikali 100)
daerah/BUMD terkait.
218
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Penggunaan energi
terbarukan Biomassa, Biogas,
Ketersediaan Sumber Daya Energi Terbarukan
Surya dan angin (sumber:
16.1 (Angin, Air, Arus, Matahari, Biogas/Biofuel, 7
Rencana Umum Energi
Dsb)
Daerah Prov Babel Tahun
2019-2050)
219
AKSESIBILITAS
DAN
SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS
KABUPATEN BANGKA TENGAH
220
TABEL 33. NILAI SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS PENDUKUNG KEPARIWISATAAN PADA KABUPATEN BANGKA TENGAH
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
25 halte tersebar di
6.1 Jumlah Halte 9
Kabupaten Bangka Tengah
Kondisi rambu lalu lintas di
Kabupaten Bangka Tengah
cukup baik dan pemerintah
pun akan menambah
Kelengkapan Rambu Dan Petunjuk Jalan Yang
pemasangan rambu lalu lintas
Terdiri Dari
7 baru. Sumber : 7
1.Tiang Rambu Dan Petunjuk Jalan
https://bangka.tribunnews.co
2.Posisi Letak Rambu Dan Petunjuk Jalan
m/2019/09/19/disperkimhub-
bangka-tengah-akan-pasang-
50-rambu-lalu-lintas-di-koba-
dan-sungai-selan
221
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
8 Jalan Dan Jembatan Menuju DTW Terdapat jalan menuju DTW 11
Kondisi Jalan Menuju DTW (Dihitung Dari Total Kondisi jalan dalam kondisi 7
8.2 Panjang Jalan Rusak Disbanding Total Panjang baik 56%
Jalan Eksisting Dikali 100)
Keberadaan Pedestrian Pada Jalan Di Belum ada data (perlu
9 Kabupaten/Kota konfirmasi pemerintah 0
daerah/survei lapangan)
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Persentase Pelayanan Persampahan Jumlah Pelayanan Sampah
Kabupaten/Kota (Dihitung Dari Jumlah Rumah 12.27% dari total jumlah
12.1 Tangga Yang Telah Terlayani sistem warga, sumber : Kabupaten 3
persampahan Dibandingkan Dengan Total Bangka Tengah Dalam Angka
Jumlah Rumah Tangga Eksisting Dikali 100) 2021
Penggunaan energi
terbarukan Biomassa, Biogas,
Ketersediaan Sumber Daya Energi Terbarukan Surya dan angin (sumber:
16.1 7
(Angin, Air, Arus, Matahari, Biogas/Biofuel, Dsb) Rencana Umum Energi
Daerah Prov Babel Tahun
2019-2050)
222
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Provider yang ada di
Jumlah Provider Telekomunikasi (Telkomsel, Kabupaten Bangka
17.3 7
Indosat, 3, XL, Axis, Dll) Tengahada, indosat,
telkomsel dan XL (4 provider)
Pemanfaatan Aplikasi Pelayanan Pendukung travelpedia
17.4 3
Pariwisata
Tersedia cctv namun belum
terdapat command centre
17.6 Ketersediaan CCTV Dan Command Centre 3
(perlu konfirmasi pemerintah
daerah/survei lapangan)
223
AKSESIBILITAS
DAN
SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS
KABUPATEN BANGKA SELATAN
224
TABEL 34. NILAI SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS PENDUKUNG KEPARIWISATAAN PADA KABUPATEN BANGKA SELATAN
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Keberadaan Bandar Udara/ Airport - - - - Tidak ada Bandar Udara di 0
1
Kabupaten Bangka Selatan
1.1 Frekuensi Penerbangan Dalam 1 Hari - - - - - 0
Kapasitas Pelayanan Pertahun (Permenhub
1.2 Nomor 39 Tahun 2019 Tentang Tatanan - - - - - 0
Kebandarudaraan Nasional)
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Statsiun Kereta Api (Permenhub Nomor 63
Tidak ada stasiun kereta api
4 Tahun 2019 Tentang SPM Angkutan Orang - - - - 0
di Kabupaten Bangka Selatan
Dengan Kereta Api)
4.1 Frekuensi Keberangkatan Dalam 1 Hari - - - - - 0
Tersebar di
6 Keberadaan Halte Kabupaten 11
Bangka Selatan
Sumber:
http://fllaj.babelprov.go.id/
225
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
8 Jalan Dan Jembatan Menuju DTW ada jalan menuju DTW 11
451
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Limbah Cair – MCK (Dihitung Dari Jumlah
Rumah Tangga Yang Telah Memiliki WC 13% (sumber: SSK Kabupaten
13 3
Dibandingkan Dengan Total Jumlah Rumah Bangka Selatan, 2017)
Tangga Dikali 100)
SPALD-T berbasis masyarakat
sebanyak 30 unit (sumber:
13.1 Ketersediaan Sistem Pengolahan Limbah 11
SSK Kabupaten Bangka
Selatan, 2017)
Penggunaan energi
terbarukan Biomassa, Biogas,
Ketersediaan Sumber Daya Energi Terbarukan
Surya dan angin (sumber:
16.1 (Angin, Air, Arus, Matahari, Biogas/Biofuel, 7
Rencana Umum Energi
Dsb)
Daerah Prov Babel Tahun
2019-2050)
226
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Coverage Fiber Optik (Dihitung Dari Luas
Wilayah Yang Telah Memiliki Fiber Optik Aktif Coverage daerah fiber optik
17.1 9
Dibandingkan Dengan Total Jumlah Luas dan aktif 79%
Wilayah Dikali 100)
Provider yang ada di
Jumlah Provider Telekomunikasi (Telkomsel, Kabupaten Bangka Selatan
17.3 7
Indosat, 3, XL, Axis, Dll) ada, indosat, telkomsel dan
XL (4 provider)
Belum menggunakan aplikasi
Pemanfaatan Aplikasi Pelayanan Pendukung
17.4 spesifik pariwisata tetapi telah 7
Pariwisata
memiliki website
Terdapat cctv dan command
centre yang terintegrasi
227
AKSESIBILITAS
DAN
SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS
KABUPATEN BELITUNG
228
TABEL 35. NILAI SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS PENDUKUNG KEPARIWISATAAN PADA KABUPATEN BELITUNG
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Frekuensi Penerbangan Dalam 1 Hari Buluh Tumbang, Tj. Pandan, 11 keberangkatan/ hari 11
Bandara H. AS.
1.1 Kabupaten Belitung, Kepulauan
Hanajoeddin
Bangka Belitung 33411
Kapasitas Pelayanan Pertahun (Permenhub Buluh Tumbang, Tj. Pandan,
Bandara H. AS. 793,132 penumpang dalam 1
1.2 Nomor 39 Tahun 2019 Tentang Tatanan Kabupaten Belitung, Kepulauan 3
Hanajoeddin tahun (data BPS 2019)
Kebandarudaraan Nasional) Bangka Belitung 33411
Tanjung Pandan Jl. Pelabuhan Tanjungpandan, Tj.
Pandan, Kabupaten Belitung,
Kepulauan Bangka Belitung 7
2 Keberadaan Dermaga Laut/ Marina
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
229
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Jl. Melati No.72, Parit, Tj.
Belum ada data (perlu
Terminal Kota Pandan, Kabupaten Belitung,
konfirmasi pemerintah
Bis Damri Kepulauan Bangka Belitung
daerah/survei lapangan)
33411
5.1 Kapasitas Terminal 0
Jl. Gaparman No.21, Lesung
Belum ada data (perlu
Terminal Batang, Tj. Pandan, Kabupaten
konfirmasi pemerintah
Tanjung Pandan Belitung, Kepulauan Bangka
daerah/survei lapangan)
Belitung 33411
Tersebar di
6 Keberadaan Halte Kabupaten 11
Belitung
Tersebar di
35 halte yang tersebar di
6.1 Jumlah Halte Kabupaten 11
kabupaten belitung
Belitung
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
8.1 Jenis Perkerasan Jalan Menuju DTW Perkerasan Aspal 11
Kondisi Jalan Menuju DTW (Dihitung Dari Total Kondisi jalan dalam kondisi
8.2 Panjang Jalan Rusak Disbanding Total Panjang baik 99,74% (sumber: data 11
Jalan Eksisting Dikali 100) BPIW)
Keberadaan Pedestrian Pada Jalan Di
Kabupaten/Kota Terdapat pedestrian di
9 11
Kabupaten Belitung
230
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Bank Sampah Bank Sampah Pelangi
12.3 Ketersediaan Bank Sampah 3
Pelangi Mandiri Mandiri
Limbah Cair – MCK (Dihitung Dari Jumlah 28,83% (sumber: SSK
Rumah Tangga Yang Telah Memiliki WC Kabupaten Belitung, 2018)
13 5
Dibandingkan Dengan Total Jumlah Rumah
Tangga Dikali 100)
Penggunaan energi
terbarukan Biomassa, Biogas,
Ketersediaan Sumber Daya Energi Terbarukan
Surya dan angin (sumber:
16.1 (Angin, Air, Arus, Matahari, Biogas/Biofuel, 7
Rencana Umum Energi
Dsb)
Daerah Prov Babel Tahun
2019-2050)
461
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Coverage Fiber Optik (Dihitung Dari Luas
Wilayah Yang Telah Memiliki Fiber Optik Aktif Coverage daerah fiber optik
17.1 9
Dibandingkan Dengan Total Jumlah Luas dan aktif 80%
Wilayah Dikali 100)
Provider yang ada di
Jumlah Provider Telekomunikasi (Telkomsel, Kabupaten Bangka Barat ada,
17.3 7
Indosat, 3, XL, Axis, Dll) indosat, telkomsel dan XL (4
provider)
Belum menggunakan aplikasi
Pemanfaatan Aplikasi Pelayanan Pendukung
17.4 spesifik pariwisata tetapi 7
Pariwisata
telah memiliki website
Terdapat cctv dan command
Jl. Anwar Dalam, Komp. center yang terintegrasi
Command
Marakas, Lesung Batang,
centerr Sumber:
17.6 Ketersediaan CCTV Dan Command center Tanjung Pandan, Belitung 11
Kabupaten https://mediacenter.belitung.
Regency, Bangka Belitung Islands
Belitung go.id/bupati-belitung-tinjau-
33412
command-center-diskominfo/
TOTALNILAI 263
NILAI MAKSIMUM 385
PERSENTASE TINGKAT PELAYANAN AKSESIBILITAS DAN SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS 68,31%
231
AKSESIBILITAS
DAN
SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS
KABUPATEN BELITUNG TIMUR
232
TABEL 36. NILAI SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS PENDUKUNG KEPARIWISATAAN PADA KABUPATEN BELITUNG TIMUR
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Keberadaan Bandar Udara/ Airport - - - - Tidak ada Bandar Udara di 0
1
Kabupaten Belitung Timur
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Baru, Manggar, Kabupaten
122.890 penumpang (data
Manggar Belitung Timur, Kepulauan
kabupaten Belitung Timur)
Bangka Belitung 33512
2.2 Kapasitas Pelayanan Pertahun 3
Dendang, Kabupaten Belitung 41.097 orng dalam setahun
Dendang Timur, Kepulauan Bangka (data kabupaten Belitung
Belitung 33561 Timur)
233
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4.1 Frekuensi Keberangkatan Dalam 1 Hari 0
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Kondisi Jalan Menuju DTW (Dihitung Dari Total
Kondisi jalan 100% dalam
8.2 Panjang Jalan Rusak Disbanding Total Panjang 11
kondisi baik
Jalan Eksisting Dikali 100)
Keberadaan Pedestrian Pada Jalan Di terdapat pedestrian di
9 11
Kabupaten/Kota Kabupaten Beliutung Timur
Ada dengan kondisi baik
Ketersediaan Drainase Perkotaan Dan Selokan
10 tetapi volume dan/atau 7
Perdesaan
penutup tidak memadai
Air Minum/ Air Bersih (Dihitung Dari Jumlah
Rumah Tangga Yang Telah Terlayani Air Akses terhadap 47% rumah
11 5
Minum/Air Bersih Dibandingkan Dengan Total tangga
Jumlah Rumah Tangga Eksisting dikali 100)
Pelayanan PDAM (Dihitung Dari Jumlah Rumah 22% (sumber: Kinerja BUMD
Tangga Yang Telah Terlayani PDAM SPAM 2019) – perlu diupdate
11.1 3
Dibandingkan Dengan Total Jumlah Rumah & konfirmasi pemerintah
Tangga Eksisting Dikali 100) daerah/BUMD terkait.
TPA Trafo Mayang
12 Ketersediaan Sistem Persampahan 2 TPS 3R (Padang dan 9
Mempaya)
Persentase Pelayanan Persampahan
Kabupaten/Kota (Dihitung Dari Jumlah Rumah
83,73% (sumber: DATA DLH
12.1 Tangga Yang Telah Terlayani sistem 9
BELTIM
persampahan Dibandingkan Dengan Total
Jumlah Rumah Tangga Eksisting Dikali 100)
234
FOTO KONDISI
NO INFRASTRUKTUR PRIORITAS NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
Ada RTH dan/atau RTNH pada
15 Ruang Terbuka Publik – RTH Dan RTNH setiap RW dan/atau RT yang 11
dilengkapi dengan RBA
Energi Listrik (Dihitung Dari Jumlah Rumah 92,34% (sumber Kabupaten
Tangga Yang Telah Terlayani Listrik Belitung Timur dalam Angka,
16 9
Dibandingkan Dengan Total Jumlah Rumah 2021)
Tangga Eksisting Dikali 100)
Penggunaan energi
terbarukan Biomassa, Biogas,
Ketersediaan Sumber Daya Energi Terbarukan
Surya dan angin (sumber:
16.1 (Angin, Air, Arus, Matahari, Biogas/Biofuel, 7
Rencana Umum Energi
Dsb)
Daerah Prov Babel Tahun
2019-2050)
235
04. KELEMBAGAAN PARIWISATA
DAN
INDUSTRI PARIWISATA
236
TABEL 37. REKAPITULASI NILAI PILAR KELEMBAGAAN PARIWISATA PADA KABUPATEN/ KOTA
1 LEMBAGA PENDIDIKAN 7 0 7 7 0 9 7
(0-11)
2 LEMBAGA 8 12 12 6 8 22 13
PEMERINTAHAN (0-33)
3 LEMBAGA MASYARAKAT 5 7 3 5 5 11 7
(0-11)
4 LEMBAGA SWASTA (0- 12 5 3 2 5 18 3
22)
5 SKOR SUMBER DAYA 0 0 0 0 1 8 2
MANUSIA (0-22)
NILAI TOTAL 32 24 25 20 19 68 32
237
TABEL 38. REKAPITULASI NILAI PILAR INDUSTRI PARIWISATA PADA KABUPATEN/ KOTA
JASA INFORMASI 0 0 0 0 0 0 0
9
PARIWISATA (0-11)
JASA KONSULTAN 0 0 0 0 0 0 0
10
PARIWISATA (0-11)
JASA PRAMUWISATA (0- 0 0 0 0 0 0 0
11
11)
USAHA JASA TIRTA (0- 0 0 0 0 0 0 0
12
11)
13 JASA USAHA SPA (0-11) 3 0 0 0 0 0 0
NILAI TOTAL
32 32 14 19 17 43 23
238
KELEMBAGAAN PARIWISATA
DAN
INDUSTRI PARIWISATA
KOTA PANGKALPINANG
239
TABEL 39. NILAI PILAR KELEMBAGAAN PARIWISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA
KOTA PANGKALPINANG
2) b) Lembaga Adat Lembaga adat melayu Kampung Melayu, Tuatunu, Belum didapatkan data Belum didapatkan data
tuatunu Gerunggang, Kota Pangkal
Pinang
3) c) Pokdarwis Kelompok Sadar wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Pangkal Pinang
4) Kelompok Sadar Wisata Jl. Kampung Melayu, RT. 01 Rw. Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Gerunggang 01 Kel. Tua Tunu Indah
Pangkalpinang 5
5) Kelompok Sadar Wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Gabek
6) Kelompok Sadar Wisata Bukit Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Intan
7) Kelompok Sadar wisata Giri Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Maya
8) Kelompok sadar wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Pangkalbalam
9) Kelompok Sadar Wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Rangkui
10) Kelompok sadar Wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Tamansari
Perhimpunan Hotel dan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Restoran Indonesia (PHRI) 5
Pangkal Pinang
Asosiasi Pelaku Pariwisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
(ASPPI)
GIPI (Gabungan Industri Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Pariwisata Indonesia
LEMBAGA USAHA
4.2
PARIWISATA
Terdapat 6 Jenis Usaha 7
Pariwisata;
- Usaha Perjalanan Wisata
- Usaha Makanan dan
Minuman
- Usaha Penyediaan
Akomodasi
- Usaha Hiburan dan Rekreasi
- Usaha penyelenggaraan
pertemuan, perjalanan
insentif, konferensi dan
pameran
- Usaha Spa
5.1 Jumlah Tenaga Kerja Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
5.2 Jumlah tenaga kerja yang Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
sudah memiliki sertifikasi
NILAI TOTAL
240
TABEL 40. NILAI PILAR KELEMBAGAAN PARIWISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA
KOTA PANGKALPINANG
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
1 JASA USAHA DAYA TARIK WISATA
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan; 0
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan; 0
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan; 0
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
10) PT. Duta Bangka Sarana Jl. Depati Amir No. 3 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pangkal Pinang Kelurahan Pintu Air , ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Rangkui ❑ Skala Usaha;
11) CV. Sabhira Wisata Jl. Gandaria I dalam Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Air Kepala ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Tujuh, Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Gerunggang
Jl. Kampung Melayu No. 105
12) CV. Subur Jaya Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 010/003
Kelurahan Bukit Merapin ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Gerunggang ❑ Skala Usaha;
Pangkalpinang
Jl. Jenderal Sudirman No.
13) PT. Azza Barokah Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
122 RT/RW. 003/001
Madinah Kelurahan Gabek Satu ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Gabek ❑ Skala Usaha;
Pangkalpinang
Jl. Jenderal Sudirman No. 20
14) CV. Harja Jaya Persada Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 002/001
Kelurahan Gabek Dua ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Gabek ❑ Skala Usaha;
Pangkalpinang
241
ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
LOKASI EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
15) a) Biro Perjalanan Wisata PT. Star Wuls Indonesia Jl. RE. Martadinata Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Opas Indah ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Tamansari ❑ Skala Usaha;
Pangkalpinang
Jl. R. Hundani No. 10 RT/RW.
16) CV. Alqadima Rizqi Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
005/002
Kel. Gabek Dua Kec. Gabek ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Pangkalpinang ❑ Skala Usaha;
Jl. RE. Martadinata No. 271
17) PT. Altaqaddum Barokah Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel. Opas Indah
Indonesia Kec. Tamansari ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Pangkalpinang ❑ Skala Usaha;
Jl. Solihin GP No. 1B RT/RW.
18) TX Travel Pangkalpinang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
002/001
Kel. Masjid Jamik Kec. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Rangkui Pangkalpinang ❑ Skala Usaha;
19) MAHARANI TOUR & Jl. Depati Amir RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
TRAVEL 006/002 Kel. Melintang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kec. Rangkui ❑ Skala Usaha;
Pangkalpinang
20) PT. Bangun Wisata Sarana JL. PANTAI PASIR PADI Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Rezeki RT/RW. 01/01 KEL. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
TEMBERAN KEC. BUKIT ❑ Skala Usaha;
INTAN PANGKALPINANG
GG. BUNCIS,Kel. Parit Lalang,
21) CV. Trans Bangka Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Rangkui,Kota Pangkal
Sejahtera Pinang, Prov. Kepulauan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Bangka Belitung ❑ Skala Usaha;
Jl. Jendral Sudirman No. 24 A
22) PT. Qois Tour And Travel Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel. Rejosari Kec. Pangkal
Balam Kota Pangkal Pinang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
5) Jaya Murni Tour & Travel JL. JEND. A.YANI NO. 100 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 002/003 KEL. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
BATIN TIKAL KEC. ❑ Skala Usaha;
TAMANSARI
PANGKALPINANG
6) Jl.Soekarno Hatta Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
CV. Tegar Mandiri Semabung Lama Kec. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Bukit Intan ❑ Skala Usaha;
7) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Jl.A.Yani,Kel.Batin
CV. Ayudia ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Tikal Kec. TamanSari ❑ Skala Usaha;
8) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Jl.A.Yani Kel. Kacang
CV. SNS Utama ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Pedang Kec.Gerunggang ❑ Skala Usaha;
9) CV. Arkananta Berjaya Jl.Sumedang Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kacang Pedang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
242
ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
LOKASI EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
10) b) Agen Perjalanan Wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Jl.Sulaiman Salam Kel.
CV. Safa Arya2 Utama ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Bukit Intan ❑ Skala Usaha;
11) Jl.Abdul Hamid No.06 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
YL Travel Kel. Rawa Bangun ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Tamansari. ❑ Skala Usaha;
12) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
KKMM Biro Perjalanan
Jl.Jendral Sudirman ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Wisata ❑ Skala Usaha;
13) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kesya Travel Jl.Kejaksaan dalam ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
14) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Densu Travel Jl.Kampung melayu ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
15) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Jl.Ratna Ruko Pasir Jaya
CV.Gemilang Jaya ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
No. 19 ❑ Skala Usaha;
16) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Jl.A.Yani, Gg.17,
CV.Biru Angkasa Jaya ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
No.401 ❑ Skala Usaha;
17) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
CV.Famala Indah
Jl.Depati Hamzah No.46 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Sejahtera (FIS) ❑ Skala Usaha;
18) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Jl.Jendral Sudirman
KJUB Pertim ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
No.50 ❑ Skala Usaha;
19) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
CV.Bintang Wahana
Jl.RE.Martadinata ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Makmur ❑ Skala Usaha;
24) CV.Muskan Maju Jaya Jl.KH.Abdullah Addary Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Tour Travel ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
25) CV.Berkah Jaya Jl.Depati hamzah Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW 003/001 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
26) CV.Kharisma Nusantara Jl.Perumahan Graha Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Loca ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
27) PT.Duta Bangka Sarana Jl. Depati Amir No. 3 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Tour & Travel Kel. Pintu Air ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
28) CV.Bintang Mulia Jl. Ratu Tunggal No. 20 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel. Pasar Padi ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
29) Sinar Berlian Jl. Solihin GP Kel. Asam Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
243
ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
LOKASI EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
30) b) Agen Perjalanan Wisata CV.Tara Media Jl.Meranji No.112 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 001/001 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
31) CV.Putra Bangka Jl. RE. Martadinata No. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
203 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
32) CV.Jaya Agung Bangka Jl. Masjid Jamik Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Masjid Jamik ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
33) CV.Duta Harapan Lestari Jl. Achmad Rosidi Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Hamzah No. 71 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
34) CV.Aman Damai Jl. Abdurrachman Siddik Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
No. 110 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
35) CV.Rezvi Kumala Jl. Nyatoh No. 291 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 006/002 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
36) CV.Hafiz-zha Jl.Letkol Saleh RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
008/003 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
37) CV.Prima Karya Perkasa Jl.Nila No.04 RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
001/003 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
38) CV. Ayu Jl. Raya Pasir Padi Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 008/002 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
39) PT. Pelayaran Sumber Jl. Depati Amir No. 36 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sumater Raya Kel. Melintang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
44) CV.Candra Travel Jl.Soekarno Hatta Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
45) CV.JMF Sejahterah Jl.Batin Tikal,Kel.Batin Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Tikal ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
46) CV.Bougenville Jl.Sudirman, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel.Selindung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
47) CV.Gaza Marine Jl. Jebung Dalam Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 005/002 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
48) CV.Helli Kencana Jl. Gajah Mada II Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 001/001 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
49) PT.Trans Mega Wisata Jl.Ms.Rachman,Kel Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Dunia bintang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
244
ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
LOKASI EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
50) b) Agen Perjalanan Wisata CV.Maskara Jl. Abdullah Adadry Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 001/003 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
51) CV.Adhi Pradana Perkasa Jl.Depati Hamzah Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
No.226A ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
52) CV.Raja Jl.RE.Martadinata Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
53) PT.Jaya Rama Pariwisata Jl.Nangka RT/RW Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
002/003 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
54) PT.Avila Manajemen Jl.Nila I RT/RW 007/003 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
55) Richie Travel Jl.Kota kedim No 72 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
56) CV.Plamonia Creativindo Jl.Letkol Saleh Ode Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
No.210 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
57) Yeka Travel Jl.Muhidin No.47 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
58) PT.Pangkal Mitra Wisata Jl.Jendral Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
(Panorama Express) ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
59) CV.Sahabat Mitra Sukses Gang Lippo Dalam, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW 007/002 Kel. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Bintang ❑ Skala Usaha;
64) CV. Ananda Bachri Jl. Letkol. Saleh Ode Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
No. 110 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
65) Bintang Jaya Travel Jl.Mayor Syarif rachmad Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
No.41 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
66) CV.Vexia Makmur Jl.Toniwen No.102 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sejahtera RT/RW 007/ ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
67) CV.Amanah Jl.jendral sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
No.57 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
68) PT.LIBNA jaga Abadi Jl.Jendral Sudirman RT Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
003 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
69) Pelangi Travel Jl.Jendral Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
No.15 RT/RW 002/003 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
mesjid jamik ❑ Skala Usaha;
245
ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
LOKASI EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
60) b) Agen Perjalanan Wisata PT.Pelangi ciamis Jaya Jl.A.Yani Dalam No.15 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Wisata ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
61) PT.Come To Bangka Jl.Singkur No.3 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
62) PT.Trans Utama raya Jl.Depati Amir No 37 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
63) CV.Bibhang cipta Jl.Hormen Maddati Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
No.04 RT/RW ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
64) PT.Andeva Pesona Wisata Jl.Masjid Jamik No.62 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
65) CV.Vania Inti Niaga Jl.Gandaria I, Kel.Air Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kepala Tujuh ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
66) PT.Citra Wisata Mitra Jl. Basuki Rachmad Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 006/002 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
67) Artista Jl.Batin Tikal/Jl.A.Yani Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Dalam ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
68) CV.Kembar Jaya 99 Jl.A.Yani No.59 RT/RW Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
001/002 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
69) Jaya Murni Tour Jl.Jend.A.Yani Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
74) PT.Andeva Pesona Wisata Jl.Masjid Jamik No.62 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
75) CV.Vania Inti Niaga Jl.Gandaria I, Kel.Air Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kepala Tujuh ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
76) PT.Citra Wisata Mitra Jl. Basuki Rachmad Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 006/002 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
77) Artista Jl.Batin Tikal/Jl.A.Yani Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Dalam ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
78) CV.Kembar Jaya 99 Jl.A.Yani No.59 RT/RW Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
001/002 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
79) Jaya Murni Tour Jl.Jend.A.Yani Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
246
ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
LOKASI EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
80) b) Agen Perjalanan Wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
PT.Bahtera Nurani Jl. Depati Hamzah
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Pratama RT/RW. 009/002 ❑ Skala Usaha;
81) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
CV. PERSADA UTAMA Jl. Raya Pasir Padi Kel.
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
KARYA Temberan ❑ Skala Usaha;
82) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
CV. SATRIA MANDIRI Jl. Depati Hamzah
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
WISATA RT/RW. 001/001 ❑ Skala Usaha;
83) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
PT. QOIS TOUR AND Jl. Jend. Sudirman No. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
TRAVEL 24 A RT/RW. 010/ ❑ Skala Usaha;
84) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Jl. Soekarno Hatta Kel.
CV. BINTANG TRAVEL ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Batu Intan ❑ Skala Usaha;
85) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
PT. FAIRUZ PERMATA Jl. H. Bakri No. 38
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
TOUR & TRAVEL RT/RW. 001/002 ❑ Skala Usaha;
86) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
CV. RAJAWALI Jl. Depati Hamzah
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
ANGKASA RT/RW. 001/001 ❑ Skala Usaha;
87) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
CV. MITRA WISATA Jl. A. Yani Nomor 107
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
IDAMAN Kel. Masjid Jamik ❑ Skala Usaha;
88) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
FITRIO TRAVEL & Jl. Pinus III Komp.
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
TOURS Perumnas Bukit Merapin ❑ Skala Usaha;
89) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
PT. MARVELL JAYA Jl. Mitro Kel. Gabek II
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
ABADI Kec. Gabek Pkp ❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
5) Grand Mutiara Restoran Jl. Yang Zubaidah RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
008/003 Kelurahan Bintang, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Rangkui ❑ Skala Usaha;
6) Metro Fried Chicken Jl. Depati Hamzah No. 318 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Semabung Lama, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Bukit Intan ❑ Skala Usaha;
7) CV. Jessica Jaya “Eco Jl. Alexander No. 01 RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Garden Seafood Resto N 002/001, Kelurahan Bacang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Cafe Kecamatan Bukit Intan ❑ Skala Usaha;
8) CV. Antar Nusa Indah Jl. Soekarno Hatta No. 198 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pratama AB Kelurahan Bukit Besar, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Girimaya ❑ Skala Usaha;
247
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
CV. Catur Fitri Bersatu Jl. Kh. Hasan basri Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
11) sulaiman no. 159 kel. Batin ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
tikal kec. Taman sari ❑ Skala Usaha;
PT. Talenta Anugerah Asia Jl. Soekarno hatta kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
12) Semabung baru kec. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Girimaya kota ❑ Skala Usaha;
CV. Siemeji Unggul Jl. Alexander rt/rw Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
13) 004/002 kel. Bacang kec. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Bukit intan ❑ Skala Usaha;
Central otak – Otak Jl. Depati hamzah rt. 004 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
14) rw. 002 kel. Semabung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
baru kec. Girimaya ❑ Skala Usaha;
PT. MATAHARI PUTRA Jl. Letkol rusli romli rt. 003 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
PRIMA, TBK rw. 002 kel. Pasar padi kec. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
15)
Girimaya kota ❑ Skala Usaha;
pangkalpinang
CV. EATERTAINMENT JAYA Jl. M.H muhidin kel. Masjid Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
16) jamik kec. Rangkui ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
pangkalpinang ❑ Skala Usaha;
CV.DAYANG Jl. Pulau bangka ruko city Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
17) hall kel.Air itam kec.Bukit ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
intan pangkalpinang ❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
PT. Inti Rasa Nusantara Jl. RA Kartini No. 2 Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
24) (Nyamen Resto dan Coffe Batin Tikal Pangkalpinang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
By Me) ❑ Skala Usaha;
CV. Talenta Manunggal JL. SOEKARNO HATTA KEL. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pratama (Restoran Mosh) SEMABUNG BARU KEC. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
25)
GIRIMAYA KOTA ❑ Skala Usaha;
PANGKALPINANG
RESTORAN OTAK-OTAK ASE Jl. Yang Zubaidah RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
008/003 Kelurahan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
26)
Bintang ❑ Skala Usaha;
Kecamatan Rangkui
Pangkalpinang
HI Jl. Tanjung Bunga Pantai Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
248
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
2) Pondok Tiga Saudara Jalan Sumedang RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
002/001 Kelurahan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kejaksaan Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Tamansari
3) Rumah Makan Pagi Sore Jalan Jenderal Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
(Ruko Graha Loka) ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kelurahan Selindung ❑ Skala Usaha;
Kecamatan Gabek
4) RM. Ameng Jalan Gereja Bethel Nomor Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
351 RT/RW. 008/003 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kelurahan Bintang ❑ Skala Usaha;
Kecamatan Rangkui
5) UD Botanical Garden Snack Jalan Ketapang Pasir Padi Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Temberan, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Bukit Intan ❑ Skala Usaha;
6) Kedai Ladzidzah Jl. Jenderal Sudirman No. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
23 RT/RW. 010/003, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kelurahan Rejosari ❑ Skala Usaha;
Kecamatan Pangkalbalam
7) Warung Markoka Jl. KH. Abdurrahman Siddik Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Rawa Bangun ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Tamansari ❑ Skala Usaha;
8) Warung Mie ayam Jl. Jenderal Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Magelang RT/RW. 003/002 Kel. Air ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Salemba, Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Gabek
9) Family Seafood Jl. Basuki Rachmat Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Batu Intan, Kecamatan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Girimaya ❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
2) Café Pafsar Jl. Yos Sudarso Kelurahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Gabek Dua, Kecamatan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Gabek ❑ Skala Usaha;
3) Café Complex Music Jl. Hamidah No. 67 depan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kantor Pos, Kelurahan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Batin Tikal Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Tamansari
4) Coffie Kong Djie Jl. Depati Hamzah (Blok B) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Bacang, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Bukit Intan ❑ Skala Usaha;
5) PT Sumatera Rim Indonesia Jl. Ahmad Yani No. 184 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
(Café Opulnet Gardin Food Kelurahan Batin Tikal, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Cetre) Kecamatan Tamansari ❑ Skala Usaha;
249
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
f) Pusat Penjualan Makanan Graha Otak – Otak Jalan Jenderal Sudirman, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Komplek Ruko No. 1, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kelurahan Pasar Padi ❑ Skala Usaha;
Kecamatan Girimaya
1) a) Hotel PT. Kevin Jaya Jalan Aleksander, Nomor Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan; 5
(Bangka City Hotel) 1, Kelurahan Air Itam, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Bukit Intan ❑ Skala Usaha;
2) PT. Bumi Bangka Jaya Jl. Soekarno Hatta Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Utama (Ren’z Hotel) Kelurahan Batu Intan. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Tamansari ❑ Skala Usaha;
3) Grand Puncak Lestari Hotel Jl. Jenderal Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Nomor 10F RT/RW. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
004/001 Kelurahan ❑ Skala Usaha;
Gedung Nasional
Kecamatan Tamansari
4) Hotel Al Huriah Jl. KH. Abdurrahman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Siddiq No. 01 RT/RW. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
004/001, Kelurahan ❑ Skala Usaha;
Gedung Nasional
Kecamatan Tamansari
5) Hotel Mutiara Jl. Yang Zubaidah RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
008/003 Kelurahan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Bintang, Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Rangkui
250
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
6) a) Hotel SWISS BELL HOTEL Jl. Jenderal Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Gedung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Nasional, Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Tamansari
7) CV. ANTAR NUSA INDAH Jl. Soekarno Hatta No. 198 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
PRATAMA AB Kelurahan Bukit Besar, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
(Millenium Hotel) Kecamatan Girimaya ❑ Skala Usaha;
8) PT Puncak Makmur Lestari Jalan KH. Abdurrahman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Siddik, Kelurahan Gedung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Nasional, Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Tamansari
9) PT. Aksi Natural Resort Jl. Depati Amir No. 60 & 61 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Melintang, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Rangkui ❑ Skala Usaha;
10) Hotel Mitra Garden Jl. Depati Amir No. 03 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Pintu Air, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Rangkui ❑ Skala Usaha;
11) Hotel Cordela Jalan Hamidah RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
001/003 Kelurahan Batin ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Tikal, Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Tamansari
12) CV. Puri Lima Enam Jl. A. Yani Kelurahan Batin Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Tikal, Kecamatan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Tamansari ❑ Skala Usaha;
13) PT Puncak Makmur Lestari Jl. KH. Abdurrahman Siddik Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
(Puncak Budget Hotel) , No 180, Kelurahan Gedung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Nasional, Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Tamansari
14) PT Sahid Bangka Asri JL. SOEKARNO HATTA Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
(Hotel Sahid Bangka) RT/RW 006/002 KEL. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
BUKIT BESAR KEC. ❑ Skala Usaha;
GIRIMAYA
15) PT Hotel Surya Sejahtera JL. TONIWEN NO. 12 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Santosa RT/RW 007/003 KEL. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
BINTANG KEC. RANGKUI ❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
16) a) Hotel HOTEL DAN CAFE WONGSO JL. YANG ZUBAIDAH Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 007/003 KEL. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
BINTANG KEC. RANGKUI ❑ Skala Usaha;
PANGKALPINANG
17) GRAND MILLENIUM HOTEL JL. SOEKARNO HATTA NO. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
198 AB RT/RW 004/002 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
KEL.BUKIT BESAR KEC. ❑ Skala Usaha;
GIRIMAYA
PANGKALPINANG
18) GOLDEN VILLA HOTEL JL. SUNGAI BATU KEL. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
MASJID JAMIK KEC. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
RANGKUI ❑ Skala Usaha;
PANGKALPINANG
19) BANGKA CITY HOTEL JL. Aleksander No.01 Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Air Itam Kec. Bukit Intan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Pangkalpinang ❑ Skala Usaha;
20) PT. Sejahtera Bangka Jl. Soekarno Hatta Kel Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Anugerah (FOX HARRIS Bukit Besar Kec Girimaya ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
HOTEL) Kota Pangkalpinang Prov. ❑ Skala Usaha;
Bangka Belitung
251
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
b) Kondominium Hotel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ -Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
c) Apartemen Servis Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ -Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
d) Bumi perkemahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
e) Persinggahan karavan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
f) Villa Balitong Resort Jl. Kawasan Wisata Pantai Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pasir Padi ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
g) Pondok wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
h) Jasa manajemen hotel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
i) Hunian wisata senior Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
j) Rumah wisata PT. Puri Oasis Griya Indah Jl. Batin Tikal Kelurahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Batin Tikal, Kecamatan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Tamansari ❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
1) k) Motel Penginapan Kaisar Inn Jalan Abdullah Addari, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Masjid Jamik, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Rangkui ❑ Skala Usaha;
2) PT Cahaya Berlian Jl. Gudang Padi RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Cemerlang, 005/003, Kel. Pasar Padi ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kec. Girimaya ❑ Skala Usaha;
3) Damai Inn JL. Jend. Sudirman RT. 008 ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RW. 001 Kel. Gabek Dua ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kec. Gabek ❑ Skala Usaha;
4) Penginapan Mulia Jl. Soekarno Hatta Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Bukit Besar Kec. Girimaya ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
5) APRI inn Syarian JL. RAYA SELINDUNG Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
BARU, RUKO GRAHA LOKA ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
BLOK E1 DAN E2 KEL. ❑ Skala Usaha;
SELINDUNG KEC. GABEK
6) PT. Bumi Bangka Jaya JL. SUNGAI BATU KEL. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Utama MASJID JAMIK KEC. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
RANGKUI ❑ Skala Usaha;
252
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
a) Gelanggang Rekreasi Olahraga The Core Pilates & Slimming Jalan Pulau Bangka Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Center (Kompleks Kantor ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Gubernur), Ruko @ The ❑ Skala Usaha;
City Hall Blok D3
Kelurahan Air Itam,
Kecamatan Bukit Intan
b) Gelanggang Seni PT. Daya Kreasi Muda Jl. Cengkeh Kel. Pintu Air Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Rangkui ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
c) Wisata Ekstrim Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
d) Arena permainan Golden Zone Jalan Harmoni (Ruko Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Harmoni), Kelurahan Batu ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Intan, Kecamatan Girimaya ❑ Skala Usaha;
Vivo Zone Jl. Achmad Rosidi RT/RW Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
006/001, Kelurahan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Bintang Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Rangkui
Fortune Zone Jalan Toniwen, Kelurahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Bintang Kecamatan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Rangkui ❑ Skala Usaha;
CV. Berkat Game Sejahtera Jalan Jenderal Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Selindung, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Gabek ❑ Skala Usaha;
33 Zone Jl. A. Rosidi Hamzah Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Bintang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
CV. Eliin Jl. Letkol Saleh Ode Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kacang Pedang, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Gerunggang ❑ Skala Usaha;
Golden 24 Jl. Harmoni Blok B1-B2 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 006/002, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kelurahan Batu Intan, ❑ Skala Usaha;
Kecamatan Girimaya
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
d) Arena permainan Galaxy Game Jl. Yang Zubaidah Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Bintang, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Rangkui ❑ Skala Usaha;
Boss Zone Jl. Stasiun xxi rt/rw. 06/02 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
kel. Semabung lama kec. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Bukit intan ❑ Skala Usaha;
Doraemon Zone Jl. Yang zubaidah rt/rw Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
007/003 kel. Bintang kec. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Rangkui ❑ Skala Usaha;
e) Hiburan Malam Pub Kedai 8 Jalan M.H. Muhidin Nomor Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
18, Kelurahan Masjid ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Jamik, Kecamatan Rangkui ❑ Skala Usaha;
W. Music Lounge Jl. SOEKARNO HATTA RT. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
007 RW. 003 KEL. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
SEMABUNG BARU KEC. ❑ Skala Usaha;
GIRIMAYA
Insanity KTV & Lounge JL. Depati Hamzah RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
006/001 Kel. Semabung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Lama Kec. Bukit Intan ❑ Skala Usaha;
Goedang 99 Pool, Lounge & Jl. Toniwen No. 87 Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Bar Bintang, Kecamatan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Rangkui ❑ Skala Usaha;
Extreme Bar Jl. Alexander Kel. Bacang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Bukit Intan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
The City Hall Karaoke & Jl. Kh. Abdurrahman siddik Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Resto no.10 f kel. Gedung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
nasional kec. Tamansar ❑ Skala Usaha;
PT Morgana Sasana Jl. Batu Kadera Kel. Air Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Nusantara Mawar Kec. Bukit Intan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
253
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
f) Rumah pijat Panti Pijat “Rahgil” Jalan Soekarno Hatta, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Semabung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Baru, Kecamatan Girimaya ❑ Skala Usaha;
Panti Pijat Lestari Jalan Boga RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
004/002, Kelurahan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Bintang, Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Rangkui
Panti Pijat Ina Jalan Soekarno Hatta, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Semabung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Baru, Kecamatan Girimaya ❑ Skala Usaha;
Panti Pijat Massage 99 Jalan Achmad Rosidi Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Hamzah No. 13, Kelurahan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Batu Intan, Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Girimaya
Panti Pijat Aida Jalan Masjid Jamik RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
005/003, Kelurahan Masjid ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Jamik, Kecamatan Rangkui ❑ Skala Usaha;
Panti Pijat DRD Jalan M.H. Muhidin No. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
48, Kelurahan Masjid ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Jamik, Kecamatan Rangkui ❑ Skala Usaha;
Panti Pijat Aryani Jalan Soekarno Hatta No. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
09 Ruko Button, Kelurahan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Semabung Baru, ❑ Skala Usaha;
Kecamatan Girimaya
CV. Antar Nusa Indah Jl. Soekarno Hatta No. 198 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pratama AB Kelurahan Bukit Besar, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Girimaya ❑ Skala Usaha;
Paanti Pijat Fajar Indah Jl. Depati Hamzah RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
006/002, Kelurahan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Bacang Kecamatan Bukit ❑ Skala Usaha;
Intan
Refleksi keluarga Zahira Jl. Yos Sudarso RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
002/002 Kel. Pasir Garam ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Keca. Pangkalbalam ❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
f) Rumah pijat Panti Urut Tradisional MR. Jl. KH. Hasan Basri Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sae sae Sulaiman Kelurahan Batin ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Tikal, Kec.Tamansari ❑ Skala Usaha;
Panti Urut Tradisional Jl. Depati Hamzah Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Nirmala Kelurahan Semabung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Baru, Kecamatan Girimaya ❑ Skala Usaha;
Panti urut Tradisional Jl. Soekarno Hatta RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Meyuz 008/003, Kelurahan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Semabung Baru, ❑ Skala Usaha;
Kecamatan Girimaya
g) Taman rekreasi Sensasi Studio Fantasi JL. PADAT KARYA KEL. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
SELINDUNG KEC. GABEK ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
h) karaoke Rosita/ Pengusaha Karaoke Jl. Teluk Bayur Kelurahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
- Karaoke Mentari I Pasir Putih, Kecamatan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
- Karaoke Mentari II Bukit Intan Pangkalpinang ❑ Skala Usaha;
- Karaoke Mentari III
Grand Mutiara Karaoke Jl. Yang Zubaidah RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
008/003 Kelurahan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Bintang, Kec.Rangkui ❑ Skala Usaha;
PT Vista Nusa Kencana Jl. Letkol Rusli Romli, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
- Inul Vista BTC Bangka Trade Center (BTC) ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Blok A, Lantai Dua, ❑ Skala Usaha;
Kelurahan Pasar Padi,
Kecamatan Girimaya
CV. Antar Nusa Indah Jl. Soekarno Hatta No. 198 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pratama AB Pangkalpinang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
PT. Berkat Anugerah Sukses Jl. Letkol Rusli Romli, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sejahtera Bangka Trade Center (BTC) ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
- NAV Karaoke Blok A5-A6 Kelurahan ❑ Skala Usaha;
Pasar Padi, Kec.Girimaya
Insanity KTV & Lounge JL. Depati Hamzah RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
006/001 Kel. Semabung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Lama Kec. Bukit Intan ❑ Skala Usaha;
254
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
i) Jasa impresariat CV. Puri Indah 77 Jalan Jenderal Sudirman, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Perumahan Graha Puri ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Cluster Damar Blok C7 No. ❑ Skala Usaha;
31 Kelurahan Selindung
Kecamatan Gabek
CV. Aurel Bintang Abadi Gang Tomat II No. 45 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 005/002 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kelurahan Melintang ❑ Skala Usaha;
Kecamatan Rangkui
CV. Setia Kawan Utama Jl. Soekarno Hatta No. 16 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 006/001Kelurahan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Semabung Baru ❑ Skala Usaha;
Kecamatan Girimaya
CV. Primandini Perumahan Graha Puri Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Blok D3 No. 16 Kelurahan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Selindung Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Gabek Pangkalpinang
CV. Prima Cipta Perdana Jl. Letkol. H. Sulaiman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Salam No. 10, Kelurahan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Melintang Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Rangkui
CV. Fikrindo Agung Perkasa Jl. Jenderal Sudirman No. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
7A RT/RW. 02/02, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kelurahan Selindung, ❑ Skala Usaha;
Kecamatan Gabek
CV. Zorro Komplek Perumahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Graha Loka Blok 7, Jl. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Jenderal Sudirman ❑ Skala Usaha;
Kelurahan Selindung,
Kecamatan Gabek
CV. Catelly Sakova Jl. Patin RT/RW. 006/002 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Ampui, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Pangkalbalam ❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
i) Jasa impresariat CV. Bintang Nugtaha Jl. Girimaya Gg. Batu Akik Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan; 3
III Kelurahan Bukit Besar, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Girimaya ❑ Skala Usaha;
CV. Safa Aryaz Utama Jl. Fatmawati Gg. Pelangi Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Bukit Merapin, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Gerunggang ❑ Skala Usaha;
PT. Multikreasi Prima Jl. Solihin GP No. 165 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kencana Kelurahan Gajah Mada, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Rangkui ❑ Skala Usaha;
PT. Pan Semujur Makmur Jl. Alexander Kelurahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Bacang, Kecamatan Bukit ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Intan ❑ Skala Usaha;
PT. Pan Semujur Persada Jl. Alexander Kelurahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Bacang, Kecamatan Bukit ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Intan ❑ Skala Usaha;
CV. BTE Sportainment Jl. KH. Abdul Hamid No. 27 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
A, Kelurahan Gedung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Nasional Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Tamansari
Pt. Banteng Media Creative Jl. Sumedang no 68 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel.Kacang Pedang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kejaksaan, Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Tamansari
255
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
8 JASA USAHA PENYELENGGARAAN PERTEMUAN, PERJALANAN INSENTIF, KONFERESI DAN PAMERAN
CV. Era Maras Semesta Jl. Yos Sudarso Gg. Yos Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sudarso II No. 41 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kelurahan Gabek Dua ❑ Skala Usaha;
Kecamatan Gabek
CV. Paps Pro Media Jl. Stania No. 162 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Promosindo Kelurahan Taman Bunga, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Gerunggang ❑ Skala Usaha;
CV. Aso Tiga Bersaudara Jl. RE. Martadinata Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Opas Indah, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Tamansari ❑ Skala Usaha;
PT Wahana Babel Media Jl. Depati Hamzah Ruko Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Louting Building No. 14, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kelurahan Bacang ❑ Skala Usaha;
Kecamatan Bukit Intan
CV. Kobatama Jl. Tiram IV No. 94 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Pasir Garam, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Pangkal Balam ❑ Skala Usaha;
CV. Soultan Fajar Company Jl. Marica Kelurahan Pintu Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Air No. 293 RT/RW. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
008/003 Kelurahan Pintu ❑ Skala Usaha;
Air Kecamatan Rangkui
CV. Harja Jaya Perkasa Jl. Jenderal Sudirman No. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
20 RT/RW. 002/001, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kelurahan Gabek Dua ❑ Skala Usaha;
Kecamatan Gabek
Gedung Serba Guna Golden JL. DELIMA SIAM III RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Palace 001/02 KEL. SRIWIJAYA ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
KEC. GIRIMAYA ❑ Skala Usaha;
PANGKALPINANG
CV .Asak Creative berkarya JL. KARTINI RAYA, PERUM Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
GRIYA PANGKALPINANG ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
NO. 21C RT/RW. 007/002 ❑ Skala Usaha;
KEL. SELINDUNG KEC.
GABEK
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
11 JASA PRAMUWISATA
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
House of Qiara Salon dan Jl. Basuki Rachmad No. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
SPA 200, Kelurahan Batu ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Intan, Kecamatan ❑ Skala Usaha;
Girimaya
NILAI TOTAL
256
KELEMBAGAAN PARIWISATA
DAN
INDUSTRI PARIWISATA
KABUPATEN BANGKA
257
TABEL 41. NILAI PILAR KELEMBAGAAN PARIWISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA
KABUPATEN BANGKA
1 LEMBAGA PENDIDIKAN
Tidak ada 0
2 LEMBAGA PEMERINTAHAN 12
2.2 Ketersediaan Anggaran Dinas Pariwisata, 4463+WF4, Parit Belum didapatkan data 0
Pemuda dan Olahraga Padang, Sungai Liat, mengenai Anggaran Dinas
Kabupaten Bangka Bangka Regency, Bangka Pariwisata, Pemuda dan
Belitung Islands 33215 Olahraga Kabupaten Bangka
3 LEMBAGA MASYARAKAT 5
Pokdarwis Kelompok sadar Wisata Kelurahan Matras, Kec. 188.45/1237/BUDPAR/2015
Matras Sungailiat Tanggal 7 Desember 2015
Kelompok Sadar Wisata Desa Rebo, Kec. Sungailiat 188.45/693/Dinbudpar/2015
Desa Rebo Tanggal 28 Mei 2015
Kelompok Sadar Wisata Desa Air Anyir, Kecamatan 188.45/1216/DINBUDPAR/2015
Air Anyir Merawang Tanggal 4 Desember 2015
Kelompok Sadar Wisata Desa Deniang, Kec. Riausilip 188.45/1236/DINBUDPAR/2015
Desa Deniang Tanggal 4 Desember 2015
Kelompok Sadar Wisata Dusun Pejem Desa Gunung Belum didapatkan data Belum didapatkan data 188,45/65/Dinparbudaya/2020
Dusun Pejem Pelawan Kec. Belinyu Tanggal : 21 Januari 2020
Kelompok Sadar Wisata Desa Kota Kapur Kec. Medo Belum didapatkan data Belum didapatkan data 188,45/95/Dinparbudaya/2020
Kota Kapur Barat Tanggal : 04 Februari 2020
Kelompok Sadar Wisata Desa Tanah Bawah Kec. Belum didapatkan data Belum didapatkan data 188,45/234/Dinparbudaya/2020
Desa Bawah Tanah Puding Besar Tanggal : 21 Februari2020
258
BENTUK FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
KELEMBAGAAN EKSISTING
4 LEMBAGA SWASTA
5.2 Jumlah tenaga kerja yang Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data 5.2
sudah memiliki sertifikasi
NILAI TOTAL
a). Desa Wisata Desa Wisata Matras Kelurahan Matras, Kec. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan; 3
Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Rebo Desa Rebo, Kec. Sungailiat Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Air Anyir Desa Air Anyir, Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Merawang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Deniang Desa Deniang, Kec. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Riausilip ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Dalil Desa Dalil, Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Bakam ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Pemali Desa Pemali, Kec. Pemali Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Penyusuk Desa Penyusuk, Kelurahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Bukit Ketok, Kec. Belinyu ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Lumut DesaLumut, Kampung Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Gedong, Kec. Belinyu ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Bukui Layang Desa Bukui Layang kec. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Bakam ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Tiang Tanah Desa Tiang Tarah Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec.Bakam ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
259
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
2 JASA USAHA KAWASAN PARIWISATA
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
a) Angkutan Darat Cv. Bintang Srjahtera Jl. DR. Samratulangi no.8 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Trasportation & General 8ungaliat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Supplier ❑ Skala Usaha ;
Bakri Rental Mobil Jl. DR. Samratulangi Sri Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pemandang Sungaliat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
HAI rent Car Komplek Perumnas BTN jl. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Duyung Raya no. 06 Air ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Ruay Sungailiat ❑ Skala Usaha ;
2) CV Anugerah Cipta Jl. Batin Tikal Perumahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan
Mandiri Travel ( Biro Shagrilla Residen No.3 550/05/TDUP/DINPMP2KUKM/II/201
Perjalanan) Desa Aik Ruai Kec. 7
Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
Jl. Gajah Mada RT.02 Lingk. Air
3) CV.My Holiday Makmur Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kenanga Kel. Kenanga
Biro perjalanan wisata 550/16/TDUP/BP2TPM/IV/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
4)
260
ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
LOKASI EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
Jl. Pinus III Komp. Perumnas
9) b) Agen Perjalanan Wisata KS TRAVEL & TICKETING Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Bukit Merapin Kelurahan
556.4/ 34/ IUK / KPT/XI/ 2013
Bukit Merapin Kecamatan
Gerunggang
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Jl. Air Raya Kenanga Parit 7
10) CV. Parama Putra Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel. Kenanga Kec. Sungailiat
550/06/TDUP/DINPMP2KUKM/II/2017
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
261
ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
LOKASI EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
Jl. Jend. Sudirman No. 209 A
26) b) Agen Perjalanan Wisata CV. Bima Sakti Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sudi Mampir Kel. Parit
556.4/14/IUK/BP2TPM/V/2015
Padang Kec. Sungailiat
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Jl. Imam Bonjol Gang Kerinci
27) CV. Ditia Saharra Permata Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
No.21 RT.005 Kel. Parit
550/41/TDUP/DINPMP2KUKM/XI/2017
Padang Kec. Sungailiat
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Jl. Depati Amir Desa Kace
28) CV. Mandiri Utama (SLA Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Mendo Barat
Travel ) 550/2507/DINPMP2KUKM/2018
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Jl. Gajah Mada Ruko Grand
29) PT. Jelajah Wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kenanga No.16 Rt.01 Lingk.
Khatulistiwa 503/59/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
Parit Tujuh Kel. Kenanga Kec.
Sungailiat
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Jl. S. Parman No.4 Kel.
30) Travel Juanda Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sungailiat Kec. Sungailiat
556.4/21/IUK/KPT/VII/2014
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Jl. Imam Bonjol. No.27
31) Tour & Travel PT.Ceria Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Komplek Pemda
Wisata 556.4/ 04 / IUK / KPT /III/ 2014
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Jl. Jend. Sudirman No. 555
32) Lintas Timur Bangka Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lingk. Parit Pekir Kec.
550/03/TDUP/DINPMP2KUKM/II/2017
Sungailiat
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Jl. Kartini I No. 14 A RT 004
33) Qite Jaya Bersama, CV Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lingk. Sidodadi Kel. Sri
550/15/DINPMP2KUKM/IV/2018
Menanti Kec. Sungailiat
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
1) a) Restoran Rumah Makan Gajah Jl. Gajah Mada RT. 001 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Mada Lingkungan II 550/50/TDUP/BP2TPM/XII/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) De Locomotief Jl. Sudirman Ruko Eljhon B/4 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel. Parit Padang Kec. Sliat 550/50/TDUP/BP2TPM/XII/2016
Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
3) Pauw's Kopitiam Jl. Depati Amir No.71-A Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sungailiat Kec. Sungailiat 550/46/TDUP/BP2TPM/XII/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
4) NEO RAJA LAUT l. Pahlawan 12 Kel. Sungailiat Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Sungailiat 550/47/TDUP/BP2TPM/XII/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
5) Metro Friend Chicken Jl. Batin Tikal Perumahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Griya Air Ruay No.2 Desa 550/45/TDUP/BP2TPM/XI/2016
Karya Makmur Kec. Pemali ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
6) KFC Sungailiat Jl. Raya Air Kenanga RT.002 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lingk. Parit Tujuh Kel. 550/29/TDUP/BP2TPM/VIII/2016.DU
Kenanga Kec. Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
7) Black Jack resto Jl. Raya Kenangan Parit 7 Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kenangan Kec. S.liat 550/12/TDUP/BP2TPM/IV/2016.DU
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
8) AHIN ,Warkop dan Resto Jl. Jend Sudirman Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sungailiat Kec. Sungailiat 550/17/TDUP/BP2TPM/V/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
262
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
9) a) Restoran Aok Cafe Dan Resto Jl. Gajah Mada RT. 001 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sungailiat Lingkungan II 550/50/TDUP/BP2TPM/XII/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
10) Epoc Coffe dan Resto Jl. Sudirman Ruko Eljhon B/4 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel. Parit Padang Kec. Sliat 550/50/TDUP/BP2TPM/XII/2016
Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
11) Mega Cafe Bar dan Jl. Depati Amir No.71-A Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Restoran Sungailiat Kec. Sungailiat 550/46/TDUP/BP2TPM/XII/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
12) Tungtau l. Pahlawan 12 Kel. Sungailiat Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Sungailiat 550/47/TDUP/BP2TPM/XII/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
13) Kong Djie Coffe Resto Jl. Batin Tikal Perumahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sungailiat Griya Air Ruay No.2 Desa 550/45/TDUP/BP2TPM/XI/2016
Karya Makmur Kec. Pemali ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
14) dabelyu Coffee & Resto Jl. Raya Air Kenanga RT.002 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lingk. Parit Tujuh Kel. 550/29/TDUP/BP2TPM/VIII/2016.DU
Kenanga Kec. Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
15) De Lokomotif Cafe Lingkungan Jl. Laut Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
503/08/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
16) Paws Jl. Martadinata No.08 Link. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Parit pekir RT.008 503/48/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
17) Kopitiam Stjangkir Tjerita Jl. Jend Ahmad Yani No 09 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT.005 503/37/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
1) b) Rumah makan Warung Makan Yatinah Jl. Sudirman Ruko Eljhon B/4 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel. Parit Padang Kec. Sliat 550/50/TDUP/BP2TPM/XII/2016
Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) WM. Lamongan Mas Hilal Jl. Depati Amir No.71-A Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sungailiat Kec. Sungailiat 550/46/TDUP/BP2TPM/XII/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
3) RM. Seafood 69 l. Pahlawan 12 Kel. Sungailiat Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Sungailiat 550/47/TDUP/BP2TPM/XII/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
4) Warung Makan Cak Afif Jl. Batin Tikal Perumahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Griya Air Ruay No.2 Desa 550/45/TDUP/BP2TPM/XI/2016
Karya Makmur Kec. Pemali ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
5) Rumah makan Jimmy Jl. Raya Air Kenanga RT.002 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lingk. Parit Tujuh Kel. 550/29/TDUP/BP2TPM/VIII/2016.DU
Kenanga Kec. Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
6) Saiyo Rumah Makan Jl. Raya Kenangan Parit 7 Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kenangan Kec. S.liat 550/12/TDUP/BP2TPM/IV/2016.DU
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
7) Cahaya Minang II Jl. Jend Sudirman Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sungailiat Kec. Sungailiat 550/17/TDUP/BP2TPM/V/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
8) Rumah Makan Padang Jl. Raya Sungailiat Desa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Buyung Raya Pagarawan Kec. Merawang 550/01/TDUP/BP2TPM/I/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
263
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
9) b) Rumah makan Warung Mie Jl. S. Parman No. 47 RT. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
001 Kel. S.liat Kec. S.liat 503/21/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
10) Both Milk, Warung Susu Jl. Batin Tikal No. 200 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Murni Lingk.Sripemandang Kel. 550/06/TDUP/BP2TPM/XII/2015
Srimenanti ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
11) Rumah makan Sudimampir Jl. Muhidin No. 187 Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Parit padang Kec. 556.4/10/IUK/KPT/IV/2014
Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
12) Rumah Makan Ampera Jl. Jend. Sudirman No. 213 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sudirman Kel. ParitPadang 556.4/03/IUK/KPT/III/2014
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
13) Rumah Makan Padang Jl. Raya Sungailiat Desa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pagarawan Kec. Merawang 550/01/TDUP/BP2TPM/I/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
14) Rumah Makan Rantau Jl. Raya Sungailiat Desa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Minang Puding Besar Kec. Puding 550/13/TDUP/BP2TPM/IV/2016
Besar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
15) Rumah Makan Minang Raya Jl. Gajah Mada Lingk. II Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel. Kuto Panji Kec. Belinyu 550/02/TDUP/BP2TPM/X/2015
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
16) Rumah Makan "Delta" Jl. Jend. Sudirman Rt. 002 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lk. It kuto Panji Belinyu 556.4/25/IUK/BP2TPM/IX/2015
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
17) b) Rumah makan Warung Makan Tisya Jl. Raya Pangkalpinang - Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Mentok KM. 43 Desa Dalil 550/04/TDUP/DINPMP2KUKM/II/2017
kec. Bakam ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
18) Rumah Makan Singga'lu Jl. A.yani Jalur II Gang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pepaya 2 Komp.RSS Pemda 550/02/TDUP/DINPMP2KUKM/II/2017
Kel. Bukit Betung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
19) Warung Makan Yoe Yoe Jl.A.Yani Jalur Dua Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel.Bukit Betung 550/15/TDUP/DINPMP2KUKM/V/2017
Kec.Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
20) Rumah Makan Gunung JL. Pahlawan 12 Lingk. S. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Talang Parman Kel. Sungailiat 550/20/TDUP/DINPMP2KUKM/VII/2017
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
21) Cita Rasa Rumah Makan Dusun Air Layang RT. 012 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Bukit Layang Kec. 550/27/TDUP/DINPMP2KUKM/VIII/2017
Bakam ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
22) CV. Berkah Tiga Sekawan Jl. Jati Pesona RT.003 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel.Jelitik Kec. Sungailiat 550/40/TDUP/DINPMP2KUKM/XI/2017
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
23) CV. Warong Koe Jl. A. Yani No.34 RT.004 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel. Bukit Betung Kec. 550/37/TDUP/DINPMP2KUKM/XI/2017
Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
24) Kedai makan "LAA TANSA" Jl. Raya Belinyu Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
25) Pecel Lele H. PUR Lingkungan Jl. Laut Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
503/16/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
264
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
26) b) Rumah makan Warung Makan Asian Food Jl. Batin Tikal Dusun Damai Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
354 503/20/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
27) Rumah Makan Cahaya Jl. Jend. Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Minang 503/34/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
28) Rumah Makan Buluh Jl. Raya Pangkalpinang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Perindu Mentok KM. 59 RT005 RW 503/57/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
001 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
29) Warung Makan Minum Jl. Jend. Sudirman Ruko el Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sukses John B/4 503/56/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
30) Warung Makan Cak Afif Jl. Batin Tikal Griya Air Ruai Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
503/53/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
31) Warung 989 Jl. Raya Air Kenanga RT.002 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lingkungan kenanga 503/49/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
32) Rumah Makan H. Pur Jl. Pahlawan 12 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
503/11/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
33) Bakso Goyang lidah Jl. Batin Tikal No.26 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
503/39/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
34) Kembang Katis/ Berkah Tiga Jl. Jati Pesona RT.003 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sekawan, cv 550/40/TDUP/DINPMP2KUKM/XI/2017
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
1) c) Bar/Rumah Minum Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
1) d) Cafe Soul Kitchen cafe 'Jl. Cendrawasih I Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sungailiat Kec. Sungailiat 503/54/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) Nyaloi café Jl. Bukit Betung Gang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sehati RT 09 Kel. Bukit 550/38/TDUP/BP2TPM/IX/2016
Betung Kec. Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
3) Nazwar Cafe Internet JL. Muhidin Kel. Sungailiat Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Sungailiat 550/30/TDUP/DINPMP2KUKM/VIII/2017.
DU
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
4) Beats Café Jl. Batin Tikal Simpang 4 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
SPBU Desa Air Ruai Kec. 550/34/TDUP/DINPMP2KUKM/X/2017
Pemali ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
5) Star one Cafe Jl. Gajah Mada RT 003 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lingk. I Kel. Belinyu Kec. 550/05/TDUP/DINPMP2KUKM/II
Belinyu /2018
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
1) e) Jasa Boga CV. Kifani Angkasa Jl. Imam Bonjol No. 58 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Air Ruay Kec. Pemali ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) CV Kemilau Yudha 313 Jl. Bukit Betung Gang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sehati RT 09 Kel. Bukit 550/03/TDUP/DINPMP2KUKM/II/2018
Betung Kec. Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
3) CV. Srikandi Jl. Jendral Sudirman No Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
366 Kel. Parit Padang Kec. 550/16/TDUP/DINPMP2KUKM/2018
Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
265
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
4) e) Jasa Boga CV. Qite Jaya Bersama Jl. Kartini I No. 14 A RT 004 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lingk. Sidodadi Kel. Sri 550/14/TDUP/DINPMP2KUKM/IV/2018
Menanti Kec. Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
5) Leni Catering Jl. Nursalim No. 205 RT Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
004 Kampung Jawa Sri 550/11/ TDUP/DINPMP2KUKM/IV/2018
Menanti Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
6) CV, Yoga Yogi Jl. Raya No 5 RT/RW Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
006/00 Kel Bukit Betung 503/37/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
Kec. Sungailiat Kab. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Bangka ❑ Skala Usaha;
7) cv. Dipra Karya Jl. Durian No. 48 Blok I Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Komp. RSS Sungailiat 503/37/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
8) Cv. Ifai Mandiri Jln. Patimura No. 09 Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kenanga Sungailiat 503/37/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
9) CV. Gunung Rinjani Jaya Jl. GG Dieng Dalam No. 32 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
B Air Merapin 503/37/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
10) CV. Divira Jl. Batin Tikal GG Keluarga Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
No. 107 B Srimenanti 503/37/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
11) CV. ERC Abidal Jl. Mentawai No 80 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
503/37/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
12) CV. Mitra Yoe Yoe Jl. Ahmad Yani gg Bukit Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Raya No 1 RT. 010 503/37/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
13) e) Jasa Boga CV. Andre Putra Jl. Taman Pesona Bangka Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Blok A No 7 503/37/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
14) CV. Novita perdana Jl. S. Parman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
503/37/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
1) a) Hotel Hotel Aksi Jln. Raya Kace Timur No. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
432 GG Aksi 503/62/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) PT. Rambang Jaya Semesta Jl. Pantai Teluk Uber No. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
(Hotel Teluk Uber) 01 Kel. Jelitik Kec. 550/43/TDUP/BP2TPM/XI/2016
Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
3) PT. Tri Mustika Babel (Hotel Jl. Ahmad Yani No. 2B Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Tri Mustika) Komplek Pemda Kel. Bukit 550/51/TDUP/BP2TPM/XII/2016
Betung Kec. Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
4) PT Eljohn Istana Resort Kawasan Wisata Terpadu Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
(hotel Parai Tenggiri) Pantai Parai Tenggiri Kel. 550/29/TDUP/DINPMP2KUKM/VIII/2017
Matras Kec. Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
5) Hotel Sunjaya Jl. Jend. Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
(Belakang SPBU Makam 503/64/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
Pahlawan) Kel. Parit ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Padang Kec. Sungailiat ❑ Skala Usaha;
6) ST 12 Hotel ( Hotel ST 12 ) Jl. Cut Nyak Dien Lingk. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Tunghin 503/19/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
266
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
7) a) Hotel CV Novilla Perdana Wisata Jl. Laut Kp. Pasir Kel. Kuday Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
(Hotel Novilla ) Kec. Sungailiat 550/03/TDUP/BP2TPM/II/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
8) PT. Eljhon Istana Resort Kawasan Wisata Pantai Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
(Parai Pool Indah Resort) Parai Tenggiri Kel.Matras 550/29/TDUP/DINPMP2KUKM/2017Serti
Kec. Sungailiat fikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
9) PT.Tanjung Pesona Beach Jl. Pantai Rebo Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
(Hotel Tanjung Pesona) 503/46/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
10) PT. Hotel Lautan Samudra Jl. Depati Barin LK.V.Kuto Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Biru ( Hotel Golden Dragon ) Panji Kec. Belinyu 503/40/TDUP/DINPMPP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
11) Kisah Karya, PT (Bos Hotel) Jl. Jend. Sudirman No. 343 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel. Parit Padang 503/27/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
12) Pantai Pesaren Indah, CV Jl. Pantai pesaren Indah Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
(Hotel Pesaren) Bintet Belinyu 503/07/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
13) Manunggal Jaya CV (Hotel JL. Jend. Sudirman Lingk. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Manunggal) Parit Pekir 503/18/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
14) Hotel Jati Mas Jl. Depati Amir No. 03 KM Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
10 Desa Batu Rusa Kec. 550/12/TDUP/DINPMP2KUKM/IV/2017.DU
Merawang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
15) Hotel Sejati Jl. Jend. Sudirman No. 107 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sungailiat 550/07/TDUP/BP2TPM/II/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
b) Kondominium Hotel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ -Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
c) Apartemen Servis Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ -Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
d) Bumi perkemahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
e) Persinggahan karavan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
f) Villa Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
g) Pondok wisata Penginapan Sederhana Jl. Muhidin Kel. Sungailiat Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Sungailiat 503/45/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Moelya Pondok Wisata Jl. Jend. Sudirman No. 154 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Air Merapin 503/12/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Wisma Kelekak Bunda Jl. Raya Air Kenanga Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sungailiat 550/33/TDUPDINPMP2KUKM2018
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Penginapan 2004 Jl. Jend. Sudirman Kuto Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Panji Belinyu ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Chardian Arguta, Rumah Jl. Jend Sudirman GG. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Wisata (Rumah Charsy Kelud RT. 01 Lingk. Air 503/04/TDUP/DINPMP2KUKM/2020
Homestay) Merapin I Kel. Parit Padang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kec. Sungailiat ❑ Skala Usaha;
267
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
g) Pondok wisata M. AKHIR, Penginapan Jl. Laksda P.Soeparjo Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RT/RW. 028/011 Lingk. III 550/32/TDUP/DINPMP2KUKM/IX/2017
kec. Belinyu ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Pantai Indah Batu Bedaun Lingk. Bukit Kuala RT.02 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel. Matras Kec. Sungailiat 550/39/TDUP/DINPMP2KUKM/XI/2017
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Pesona Bay Jl. Pantai Rebo Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
550/ /TDUP/DINPMP2KUKM/XI/2017
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Penginapan Mink Mink Jl. Panji Baru RT. 001 Lingk. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
III Kel. Kuto Panji Kec. 550/01/TDUP/DINPMP2KUMKM/I/2018
Belinyu ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
h) Jasa manajemen hotel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
i) Hunian wisata senior Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
j) Rumah wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
k) Motel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
a) Gelanggang Rekreasi Olahraga Bes Bilyard Jl. Muhidin Kel. Sungailiat Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Sungailiat 550/27/TDUP/BP2TPM/VIII/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Setia Fitness, Bilyard, Futsal Jl. Sisingamangaraja Parit I Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel. Kuday Kec. Sungailiat 550/18/TDUP/BP2TPM/V/2016.P
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Joker Bilyar Jl. S. Parman Kel. Sungailiat Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Sungailiat 550/14/TDUP/BP2TPM/IV/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Defran Bilyard Dusun Deniang Desa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Deniang Kec. Riau Silip 556.4/30/IUK/KPT/X/2014
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Pani Bilyard Sport Jl. Bukit Tani RT.006 LK. II Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel. Kuto Panji Kec. Belinyu 556.4/26/IUK/KPT/VIII/2014
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Rudi Bilyard Jl. Gang Sinar Mulia II Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Dusun I Desa Balun Ijuk 556.4/17/IUK/KPT/VI/2014
Kec. Merawang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Bilyard Kansas Center Jl. Timah Raya Jelitik Kec. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sungailiat 550/28/TDUP/DINPMP2KUKM/2018
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Mami Tiara Alfino Group Jl. Simpang Cakung RT. 005 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
503/15/TDUP/DINPMP2KUKM
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
268
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
b) Gelanggang Seni Sanggar Seni Lawang Jl. Ahmad yani Jalur Dua Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Budaya Perum.Taman Pesona Blok 503/10/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
L no 16 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Arr Dance Lab Jln. Batin Tikal gg. Keluarga Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
No 90 503/60/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
c) Wisata Ekstrim Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
d) Arena permainan Tiong Zone Jl. Jend. Sudirman Ruko Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Permata Indah Lingk. 550/20/TDUP/BP2TPM/VI/2016
Senang hati Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Era Zone Jl. Muhidin Komplek Ruko Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sutos B 18 Kel. Sungailiat Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kec. Sungailiat ❑ Skala Usaha;
Star Zone Jl. Gajah Mada RT. 01 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lingkungan III Kel. Kuto Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Panji Kec. Belinyu ❑ Skala Usaha;
Nazir Happy Zonetama, PD ( Jl. Gajah mada RT.001 LK. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Game Ketangkasan ) V Kel. Belinyu Kec. Belinyu 550/36/TDUP/DINPMP2KUKM/X/2017
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Allan Ok Zone, PD Jl. Gajah Mada RT.001 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lingk.II Kel. Belinyu Kec. 550/20/TDUP/DINPMP2KUKM/2018
Belinyu ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Lucky Zone Jl. Gajah Mada Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
503/47/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
d) Arena permainan Golden Pool Jl. Timah Raya Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sungailiat Kec. Sungailiat 503/15/TDUP/DINPMP2KUKM
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
PD. Firada Jaya Jl. Muhidin Simpang raya, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Simpang Kuday Kel. Kuday 503/15/TDUP/DINPMP2KUKM
Kec. Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Be 74 Lu Game Center Jl. Raya Pangkalpinang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sungailat 503/15/TDUP/DINPMP2KUKM
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
e) Hiburan Malam Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
f) Rumah pijat Panti Pijat Tradisional Sehat Jl. Pahlawan 12 No. 81 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Selalu Lingkungan Maria Goreti 503/07/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Kenzai, Pijat Dan Refleksi Jl. Jendral Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Keluarga Lingkungan Air Merapin 550/22/TDUP/DINPMP2KUKM/VIII/2017
Kel. Parit Padang . Kec. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Sungailiat ❑ Skala Usaha;
Romeo Jaya, Panti Pijat Jl. Jend. Sudirman No. 135 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Tradisional B Kel. Parit Padang Kec. 550/18/TDUP/DINPMP2KUKM/VII/2017
Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Fortuna Panti Pijat JL. S . Parman NO. 54 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lingk. Yos Sudarso Kel. 550/08/TDUP/DINPMP2KUKM/III/2018
Sungailiat Kec. Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Lina Pijat Jl. Jend. Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
(Samping Orom) No. 551 550/17/TDUP/DINPMPKUKM/2018
Lingk. Parit Pekir Kel. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Sungailiat Kec. Sungailiat ❑ Skala Usaha;
269
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
f) Rumah pijat Ventura Jl. Jendral Sudirman No. 135 B Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Air Merapin Kel. Parit Padang 550/17/TDUP/DINPMPKUKM/2018
Kec. Sungailiat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Panti Pijat Tradisional Bangka Jl. Jend. Sudirman RT. 06 Ruko Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Grasi Lingkungan Parit Pekir 503/29/TDUP/DINPMPKUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Rumah Pijat Bunga Melati Jln Pahlawan 12 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
503/30/TDUP/DINPMPKUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
g) Taman rekreasi PT. Eljhon Tirta Emas Wisata Jl. Gatot Subroto Desa Pemali Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Pemali 503/36/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
h) karaoke Family Friend Karaoke Jl. Teluk Bayur Kelurahan Pasir Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Putih, Kecamatan Bukit Intan 503/36/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
Karaoke Selera Anda Jl. Yang Zubaidah RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
008/003 Kelurahan Bintang, 503/36/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
Karaoke Keluarga Jl. Letkol Rusli Romli, Bangka Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Trade Center (BTC) Blok A, 503/36/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
Nyaloi Cafe & Family Karoke Jl. Soekarno Hatta No. 198 AB Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pangkalpinang 503/36/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
The One ,Karaoke Keluarga Jl. Letkol Rusli Romli, Bangka Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Trade Center (BTC) Blok A5-A6 503/36/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
Kelurahan Pasar Padi, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Girimaya ❑ Skala Usaha;
Karaoke Selera Anda JL. Depati Hamzah RT/RW. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
006/001 Kel. Semabung Lama 503/36/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
h) karaoke Primkopal Lanal Babel Pink Jl. Tanjung Gudang Kel. Air Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
550/04/TDUP/DINPMP2KUKM/II/2018
Karaoke Jukung Kec. Belinyu ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Green Karaoke jl. Kuto Panji RT 02 Lingk. I Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
550/19/TDUP/DINPMP2KUKM/2018
Kel.Kuto Panji Kec. Belinyu ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
i) Jasa impresariat Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
11 JASA PRAMUWISATA
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
NILAI TOTAL
270
KELEMBAGAAN PARIWISATA
DAN
INDUSTRI PARIWISATA
KABUPATEN BANGKA BARAT
271
TABEL 43. NILAI PILAR KELEMBAGAAN PARIWISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA
KABUPATEN BANGKA BARAT
2 LEMBAGA PEMERINTAHAN 12
2.1. Keberadaan Dinas Pariwisata dan Jl. Kejaksaan II No.3, Air
Kebudayaan Kabupaten Belo, Mentok, Kabupaten
Bangka Barat Bangka Barat
5
2.2. Ketersediaan Anggaran Dinas Pariwisata dan Jl. Kejaksaan II No.3, Air Belum didapatkan data mengenai
Kebudayaan Kabupaten Belo, Mentok, Kabupaten Anggaran Dinas Pariwisata dan
Bangka Barat Bangka Barat Kebudayaan Kabupaten Bangka
0
Barat
Peraturan Daerah 7
Kabupaten Bangka Barat
Nomor 4 tahun 2018
tentang Rencana Induk
Kepariwisataan
Kabupaten Bangka Barat
Tahun 2018 - 2027
3 LEMBAGA MASYARAKAT 3
Pokdarwis Kelompok sadar Wisata Desa Pelangas Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Pelangas Simpang Teritip
Kelompok Sadar Wisata Desa Kapit Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Kelekak Rimba Parittiga
Menambar
Kelompok Sadar Wisata Desa Air Lintang Kec. Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Paser Kuning Tempilang
Kelompok Sadar Wisata Desa Teluk Limau Kec. Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Pemusir Parittiga
4 Lembaga Usaha 0
4.1 Asosiasi Pariwisata
Belum didapatkan data Belum didapatkan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
data
4.2 Lembaga Usaha Pariwisata 3
Jenis Jasa Usaha Pariwisata
yang ada
SUMBER DAYA MANUSIA
5. TENAGA KERJA PARIWISATA
5.1 Jumlah Tenaga Kerja Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
5.2 Jumlah tenaga kerja yang Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
sudah memiliki sertifikasi
NILAI TOTAL
272
TABEL 44. NILAI PILAR KELEMBAGAAN PARIWISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA
KABUPATEN BANGKA BARAT
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
1 JASA USAHA DAYA TARIK WISATA
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
a) Angkutan Darat, Laut, Udara Trans Utama Raya Tour & Jl. Jend. Sudirman No.35, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Travel Muntok Tanjung, Mentok, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kabupaten Bangka Barat, ❑ Skala Usaha ;
Kepulauan Bangka
Belitung 33351
Yasmin Buana Wisata Jl.Imam bonjol No 07 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kampung Ulu Tanjung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Muntok Bangka Barat ❑ Skala Usaha;
33311
PT. Hotma Angkasa Jl. Jenderal Sudirman, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Travelindo Muntok ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
F & D Trans Travel Jl. Kampung Senang Hati, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Muntok ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
1) a) Biro Perjalanan Wisata CV Rajawali Angkasa Jl. Depati Hamzah RT/RW Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
001/001 Kelurahan Ari ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Itam, Kecamatan Bukit ❑ Skala Usaha
Intan
2) CV. Mitra Wisata Idaman Jl. Ahmad Yani No 107, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Masjid Jamik, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Rangkui ❑ Skala Usaha
3) PT. Marvell Jaya Abadi Jl. Mitro Kelurahan Gabek Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Dua, Kecamatan Gabek ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
4) PT. AFI Tour Jl. Kampung Melayu RT 01 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RW 03, Kelurahan Bukit ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Merapin, Kecamatan ❑ Skala Usaha
Gerunggang
5) CV. Safa Aryaz Utama Jl. Fatmawati Gg. Pelangi, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelurahan Bukit Merapin, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kecamatan Gerunggang ❑ Skala Usaha
273
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
274
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
29) R.M. Anak Bundo Dusun II Pelangas Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
30) RM. Susilawati Desa Rambat Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
31) RM. Bude Sri Dusun I Mayang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
32) Tiga Putri Pantai Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
33) RM. Subai Bukit Terak Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
34) RM. Jamhur Bukit Terak Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
35) RM. Desa Bukit Terak Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
36) Setia Menanti Jl. Raya Desa Pangek Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
275
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
38) RM. Mawar Kelapa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
39) RM. Nur Kelapa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
40) RM. Embun Kelapa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
41) Café Pempek Tasya Kelapa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
42) Lamongan Fajar Kelapa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
43) Sabar Subur Solo Kelapa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
44) RM. Putra Berkah Kelapa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
45) Ibu Pailan Kelapa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
47) RM. Monggo Malupin Terentang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
48) RM. Aisyah Kelapa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
49) Rumah Makan Ayam Gezrot Kelapa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
50) Wr. Singgeh Do RT 14 Kelapa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
51) RM. Sofia Kelapa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
52) Lamongan Qomarudin Kelapa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
53) RM. Saiful Bukit Kuang, Kelapa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
54) RM. Yuk Ani RT 07 Kelapa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
276
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
56) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lamongan Ansori Kelapa Barat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
57) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RM. 24 Jam Kelapa ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
58) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pondok Lesehan Mbak Is Kelapa ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
59) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Palapa Jl. Jebus Bawah Kec. Jebus ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
60) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Jl. Raya Jebus-Parit Tga Sinar
Takana Bundo ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Manik
❑ Skala Usaha;
61) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Hailai Jl. Raya Jebus ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
62) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lalapan Sambal Jl. Raya Jebus – Parit tiga ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
63) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RM. Berkah Ibu Jl. Raya Jebus – Parit tiga ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
65) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Bumdes Jalan Pesisir Desa Bakit ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
66) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pesona Tanjung Ru Bakit Jl. Tanjung RU Desa Bakit ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
67) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Taman Duku Jl. Puput Atas Kec. Parittiga ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
68) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Taman Duku Parittiga ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
69) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Berkah 2 Kimjung Parittiga ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
70) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Tiga Putra Kimjung Parittiga ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
71) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Mauniang Kimjung Parittiga ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
72) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pecel Lele 388 Jl. Garasi Parittiga ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
277
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
65) Pondok Rumbio Jl. Sekar Biru Gudang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Papan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
66) Aroma Minang Jl. Panglima Angin Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Tempilang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
67) Minang Jaya Jl. Panglima Angin Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Tempilang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
68) Selera Kita Tempilang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
69) Rumpun Padi Tempilang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
70) Bunda Jl. Panglima Angin Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Tempilang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
71) Selera Basamo Tempilang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
278
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
e) Jasa Boga Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
1) f) Pusat Penjualan Makanan Pempek Udang Yuk Sum Desa Belo Laut, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kecamatan Muntok ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) Pempek Udang Sulas Desa Belo Laut, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kecamatan Muntok ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
1) a) Hotel Hotel Pasadena Jl. Kompleks Pemda Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Bangka Barat Pal 4 Desa ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Air Belo Muntok- Kab. ❑ Skala Usaha;
Bangka Barat
2) Hotel Yasmin Jl. Depati Amir No. 07Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Tanjung Kec. Muntok-Kab. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Bangka Barat ❑ Skala Usaha;
3) Hotel Berkah Kalian JL. Tanjung Kalian No. 132 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kel. Tanjung Kec. Muntok - ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kab. Bangka Barat ❑ Skala Usaha;
b) Kondominium Hotel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ -Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
c) Apartemen Servis Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ -Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
d) Bumi perkemahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
e) Persinggahan karavan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
f) Villa Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
1) g) Pondok wisata Penginapan Pegagan Jl. Jend. Sudirman Pal 3 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Daya Baru Desa Air Belo ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kec. Muntok Kab. Bangka ❑ Skala Usaha;
Barat
2) Penginapan Sampurna Cipta Jl. Raya Peltim No. 3 Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sungai Baru Kec. Muntok - ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kab. Bangka Barat ❑ Skala Usaha;
279
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
3) g) Pondok wisata Penginapan Arwana Jl. Jend. Sudirman No. 252 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Nomor 0256010132671
Samping Gang Sukun Kel. Tanggal 30 November 2020;
Sungai Baru Kec. Muntok - ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kab. Bangka Barat ❑ Skala Usaha;
4) Penginapan EB Global Jl. Barokah belakang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Apotik Putra Farma Pal 2 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kel. Sungai Baru Kec. ❑ Skala Usaha;
Muntok Kab. Bangka Barat
5) Penginapan Adhika Jl. Peleburan Gang Adhika Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Nomor 0220006191356
No. 1 Kel. Sungai Baru Kec. tanggal 3 November 2020;
Muntok - Kab. Bangka ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Barat ❑ Skala Usaha;
6) Penginapan Kita Kp. Keranggan Atas Jl. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Nomor 8120112121894
Tanjung Kalian Kel. Tanggal 29 Desember 2020;
Tanjung Kec. Muntok Kab. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Bangka Barat ❑ Skala Usaha;
7) Penginapan Asia Jl. Kecubung Desa Puput Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Parittiga Kab. Bangka Barat ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
8) Penginapan Sederhana Desa Puput Parittiga Kab. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Nomor 0262010181106
Bangka Barat Tanggal 11 November 2020;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
9) Penginapan Taman Duku Jl. Puput Atas Kec. Parittiga Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Nomor 0293011100857
Kab. Bangka Barat tanggal 6 November 2020;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
h) Jasa manajemen hotel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
i) Hunian wisata senior Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
j) Rumah wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
k) Motel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
280
ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
LOKASI EKSISTING
9 JASA INFORMASI PARIWISATA
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
11 JASA PRAMUWISATA
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
NILAI TOTAL
281
KELEMBAGAAN PARIWISATA
DAN
INDUSTRI PARIWISATA
KABUPATEN BANGKA TENGAH
282
TABEL 45. NILAI PILAR KELEMBAGAAN PARIWISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA
KABUPATEN BANGKA TENGAH
1 LEMBAGA PENDIDIKAN 7
2 LEMBAGA PEMERINTAHAN 6
2.2 Ketersediaan Anggaran Dinas Kebudayaan, Komplek Pemda Belum didapatkan data 0
Pariwisata, Pemuda dan Kabupaten Bangka mengenai Anggaran dari OPD
Olahraga Tengah, Jl. Titian Puspa Pariwisata di Kota
4 By Pass Koba, Pangkalpinang
Kelurahan Koba, Kec.
Koba,
2.3 Peraturan terkait Pengelolaan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data 0
Kegiatan Kepariwisataan
3 LEMBAGA MASYARAKAT 7
Pokdarwis Kelompok sadar Wisata Desa Guntung, Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Guntung Koba
Kelompok Sadar Wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Bebaur
Kelompok Sadar Wisata Berok Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Lestari
Kelompok Sadar Wisata Desa Terak, Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Bujang Squad Simpang Katis
Kelompok Sadar Wisata Buluh Desa Penyak, Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Perindu Koba
Kelompok Sadar Wisata Desa Desa Kayu Besi, Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Kayu Besi Namang
Kelompok Sadar Wisata Desa Nibung, Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Gemini Koba
Kelompok Sadar Wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Gerhana
283
BENTUK FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
KELEMBAGAAN EKSISTING
3 LEMBAGA MASYARAKAT
Pokdarwis Kelompok Sadar Wisata Kebang Kelurahan Arung Dalam, Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Kemilau Kecamatan Koba
Kelompok Sadar Wisata Kulur Desa Kulur, Kecamatan Lubuk Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
ilir Besar
Kelompok Sadar Wisata Kurau Desa Kurau, Kecamatan Koba Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Island
Kelompok Sadar Wisata Netral belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Tabok
Kelompok Sadar Wisata Desa Namang, Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Pelawan Namang
Kelompok Sadar Wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Perlintar
Kelompok Sadar Wisata Sumur Kelurahan Padang Mulia, Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Tujuh Kecamatan Koba
Kelompok Sadar Wisata Tanjung Desa Batu Beriga, Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Berikat Lubuk besar
Kelompok Sadar Wisata Tanjung Desa Tanjung Gunung, Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Gunung Kecamatan Pangkalan Baru
Kelompok Sadar Wisata Tapak Desa Batu Belubang, Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Antu Kecamatan Pangkalan Baru
Kelompok Sadar Wisata Tebok Desa Kurau, Kecamatan Koba Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Bahari
4 LEMBAGA SWASTA 2
4.1 Asosiasi Pariwisata
DPD HPI (Himpun Desa Terentang Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data 1
Pramuwisata Bangka Koba
Tengah)
5.2 Jumlah tenaga kerja yang Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data 0
sudah memiliki sertifikasi
NILAI TOTAL
284
TABEL 46. NILAI PILAR KELEMBAGAAN PARIWISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA KABUPATEN
BANGKA TENGAH
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
1 JASA USAHA DAYA TARIK WISATA
a) Desa Wisata Desa Wisata Namang Desa Namang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Wisata Kurau Barat Desa Kurau Barat Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Wisata Kurau Desa Kurau Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Wisata Terentang III Desa Terentang III Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Wisata Perlang Perlang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Wisata Kayu Besi Kayu Besi Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Wisata Batu Batu Belubang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Belubang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Wisata Tanjung Tanjung Gunung Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Gunung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Wisata Terak Terak Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Wisata Tanjung Pura Tanjung Pura Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
2 JASA USAHA KAWASAN PARIWISATA
a) Kawasan Wisata (Destinasi Waterpark Tirtonirmolo 3 Desa Terentang Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Koba ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Wisata)
❑ Skala Usaha ;
Bukit Bebek Emas Desa Tanjung Gunung Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kecamatan Pangkalan Baru ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
Kulong Biru Desa Nibung Kecamatan Koba Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
Pantai Tapak Antu Desa Batu Belubang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kecamatan Pangkalan Baru ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
Pantai Sumur Tujuh Kelurahan Padang Mulia Kec Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Koba ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
RTH Terentang Desa Terentang Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Koba ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
Pantai PAN Semujur Desa Tanjung Gunung Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kecamatan Pangkalan Baru ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
a) Darat Rental Mobil Virgo Kelurahan Berok Kec Koba Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Bangka Tengah ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
285
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
286
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
c) Bar/Rumah Minum Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
1) d) Cafe Warung Kopi Gubug Jalan Soekarno Hatta Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Berok Kec. Koba ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) Warung Kopi Royal Jalan Soekarno Hatta Kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Berok Kec. Koba ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
e) Jasa Boga Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
1) f) Pusat Penjualan Makanan Toko Pelawan Namang Jl. Raya Namang-Koba Desa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Namang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) Gale-Gale Souvenir Jl. Raya Koba Desa Belilik Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pangkalan Baru ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
3) Otak-Otak Ase Pangkalan Baru Jl. Raya Koba Pangkalan Baru Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
287
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
b) Kondominium Hotel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ -Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
c) Apartemen Servis Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ -Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
d) Bumi perkemahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
e) Persinggahan karavan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
f) Villa Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
g) Pondok wisata Pondok Wisata Tirtonirmolo Desa Terentang Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
3 Koba Bangka Tengah ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Purnama Homestay Jalan By Pass Kelurahan Koba Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec Koba Bangka Tengah ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Pemginapan Rina Ramita Jalan Berok Kel Koba Bangka Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Tengah ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Pondok Wisata Pulau Nangka Pulau Nangka Desa Tanjung Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pura Kec.Sungai Selan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
h) Jasa manajemen hotel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
i) Hunian wisata senior Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
j) Rumah wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
k) Motel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
a) Gelanggang Rekreasi Olahraga Kolam Renang Aquatic Bangka Desa Beluluk Kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Tengah Pangkalan Baru Bangka ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Tengah ❑ Skala Usaha;
Bilyar Kangkung Jalan Air Cauyan Kel Koba Kec Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Koba Bangka Tengah ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
b) Gelanggang Seni Sanggar Seni Ketakung Mirah Dusun Kulur Laut Desa Kulur Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Ilir Kec Lubuk Besar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
c) Wisata Ekstrim Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
d) Arena permainan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
k) Motel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
288
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
e) Hiburan Malam Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
f) Rumah pijat Diamond Spa Kelurahan Dul Kec Pangkalan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Baru Bangka Tengah ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
g) Taman rekreasi Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
h) karaoke Masterpiece karaoke keluarga Kelurahan Dul Kec Pangkalan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Baru Bangka Tengah ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
i) Jasa impresariat Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
11 JASA PRAMUWISATA
a) Jasa Pramuwisata DPD HPI Bangka Tengah Kulong Biru Desa Nibung Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec Koba Bangka Tengah ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
NILAI TOTAL
289
KELEMBAGAAN PARIWISATA
DAN
INDUSTRI PARIWISATA
KABUPATEN BANGKA SELATAN
290
TABEL 47. NILAI PILAR KELEMBAGAAN PARIWISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA
KABUPATEN BANGKA SELATAN
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
2 LEMBAGA PEMERINTAHAN 5
2.2. Ketersediaan Anggaran Dinas Pariwisata, Gadung, Toboali, Belum didapatkan data mengenai
Kepemudaan dan Kabupaten Bangka Selatan Anggaran Dinas Pariwisata dan
Olahraga Kebudayaan Kabupaten Bangka
Selatan
3 LEMBAGA MASYARAKAT
Pokdarwis Kelompok sadar Wisata Kelurahan Matras, Kec. Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Batu Belimbing Sungailiat
Kelompok Sadar Wisata Desa Rebo, Kec. Sungailiat Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Kelisut
Pokdarwis Laskar Air Air Gegas Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Panas
Pokdarwis Mercusuar Pulau Besar Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
1888
Pokdarwis Bahari Tukak Tukak Sadai Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Pokdarwis Tanjung Tukak Sadai Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Kerasak
Pokdarwis Bukit Gebang Air Gegas Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Pokdarwis Laskar Air Air Gegas Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
Panas
291
BENTUK ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
KELEMBAGAAN LOKASI EKSISTING
4 LEMBAGA SWASTA 5
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data
5.2 Jumlah tenaga kerja yang Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data 0
sudah memiliki sertifikasi
NILAI TOTAL
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
1 JASA USAHA DAYA TARIK WISATA
a) Desa Wisata Kel. Tanjung Ketapang Kelurahan Tanjung Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Ketapang kec. Toboali ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Bangka Selatan ❑ Skala Usaha;
Desa Daur Ulang Desa Tukak kec. Tukak Kab. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Bangka Selatan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
Desa Pasir Putih Desa Pasir Putih Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Desa Tanjung Labu Desa Tanjung Labu Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
Desa Penutuk Desa Penutuk Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
Desa Nangka Desa Nangka Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
Desa Air Panas Desa Nyelanding kec. Air Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Gegas Bangka Selatan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
Desa Gudang Desa Gudang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
Desa Batu Betumpang Desa Batu Betumpang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
292
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
2 JASA USAHA KAWASAN PARIWISATA
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
a) Angkutan Darat PT. Ridho Illahi Sejahtera Jl. Sadai Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan; 3
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
1) PT. Bumi Bangka Damai Jl. Puput Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sejahtera ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
2) Koperasi Jasa Angkutan Jl. Jend. Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sumber Rezeki Sejahtera (samping Genas) ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
3) PT. Ferry Duta Trans Jl. Jend. Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
(Carmeta) ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
4) Perum Damri Toboali Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
1) a) Biro Perjalanan Wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan; 3
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
2) b) Agen Perjalanan Wisata Adhita Tour and Travel Jl. Imam Bonjol no.5, Toboali Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
Annisa Tour Jl. Raya Sadai, Bangka Selatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
3) b) Agen Perjalanan Wisata CV. Bella Jaya (Carmeta Jl. Jend. Sudirman No. 55 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Travel/FD Trans) ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
4) Senopati Desa Air Gegas Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
5) CV. Sumber Jaya Makmur Jl. Jend. Sudirman no.132 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
6) Happy Bangka Trip Jl. Bukit Permai Toboali Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kab. Bangka Selatan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha
293
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
294
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
34) RM. Wahyu Jl. Gajah, Desa Simpang Rimba Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
- 082371130808 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
35) RM. Wonogiri Jl. Gajah, Desa Simpang Rimba Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
- 085379025911 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
36) RM. Ozzon Jl. Jendral Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
37) RM. Buk Endang Air Gegas Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
38) RM. Bu Yono Air Gegas Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
39) RM. Selera Kita Kecamatan Payung - Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
085378259077 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
40) RM. 57 Air Gegas - 082183834475 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
41) RM. Ratu Minang Kecamatan Gadung Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
295
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
43) RM. Tiga Putri Air Bara Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
44) RM. Nagari Sakato Air Gegas Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
45) RM. Singgalang Air Gegas Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
46) RM. Singgalang Indah Kecamatan Payung Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
47) RM. Telago Biru Kecamatan Payung Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
48) RM. Budiani Kecamatan Payung Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
49) RM. Nurdini Jl. Pelabuhan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
50) RM. Air Bakung Tikung Yaden Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
52) RM. Mawar Perumnas UPTB Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
53) RM. Baiyan Desa Penutuk Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
54) RM. Yuk Keling Desa Penutuk Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
55) RM. Temati Simpang Tiga Jawa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
56) RM. Uti Simpang Tiga Jawa - Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
57) RM. Parno Simpang Tiga Jawa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
58) RM. Mini Tanjung Sangkas - Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
296
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
e) Jasa Boga Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
1) f) Pusat Penjualan Makanan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
b) Kondominium Hotel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ -Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
c) Apartemen Servis Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ -Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
d) Bumi perkemahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
e) Persinggahan karavan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
f) Villa Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Penginapan Kita Jl. Jend. Sudirman
1) g) Pondok wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
Penginapan Frisca Kec. Payung
2) Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
297
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
h) Jasa manajemen hotel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
i) Hunian wisata senior Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
j) Rumah wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
k) Motel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
g) Taman rekreasi Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
h) karaoke Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
i) Jasa impresariat Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
11 JASA PRAMUWISATA
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
NILAI TOTAL
298
KELEMBAGAAN PARIWISATA
DAN
INDUSTRI PARIWISATA
KABUPATEN BELITUNG
299
TABEL 48. NILAI PILAR KELEMBAGAAN PARIWISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA
KABUPATEN BELITUNG
BENTUK ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
KELEMBAGAAN LOKASI EKSISTING
1 LEMBAGA PENDIDIKAN
1.1. SMKN dengan Jurusan SMKN 1 Siljuk Jl. Tanjung Kelayang, Resmi Berdiri pada tanggal 16 Juli 9
perhotelan Tanjung Binga, Sijuk, 2019, Sekolah ini didirikan dalam
Belitung rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat dalm bidang
pendidikan dan pengetahuan
pariwisata. Lokasi Sekolah yang
berdampingan dengan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK)
menawarkan 2 jurusan studi yaitu
Akomodasi Perhotelan dan Usaha
Perjalanan Wisata
1.2. Politeknik Pariwisata Politeknik Dharma Jl. Sriwijaya Kelurahan Politeknik Darma Ganesha Adalah
Ganesha No.25, Paal Satu, Tj. Perguruan Tinggi Berbasis
Pandan, Kabupaten Professional Di Pulau Belitung
Belitung, Kepulauan Dengan Program Pendidikan
Bangka Belitung 33411 D3 MI (Manajemen Informatika).
Dengan Kosentrasi Jurusan Di
Bidang Bisnis Digital Dan
Perkantoran. Program Pendidikan
D3 Komputerisasi
Akuntansi Dengan Kosentrasi
Jurusan Di Bidang Komputerisasi
Akuntansi Dan Perbankan.
Program Pendidikan
D3 Perhotelan Dengan Kosentrasi
Jurusan Di Bidang Pariwisata Dan
Perhotelan.
2 LEMBAGA PEMERINTAHAN
2.1. Keberadaan 1. Dinas Pariwisata Jl. Depati Gegedek No.17, Dinas pariwisata kabupaten Belitung 11
Kabupaten Belitung Pangkal Lalang, Tj. mempunyai 4 bidang yaitu Bidang
Pandan, Kabupaten Ekonomi Kreatif, Bidang Pengembangan
Belitung, Kepulauan Destinasi Pariwisata, Bidang Pemasaran
Bangka Belitung 33411 Pariwisata dan Bidang Pengembangn
Kelembagaan dan Industri Pariwisata
300
BENTUK ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
KELEMBAGAAN LOKASI EKSISTING
2.3 Peraturan terkait Peraturan Daerah Nomor 17 tahun 2007 11
Pengelolaan Kegiatan Tapak Kawasan Wisata Sejarah
Kepariwisataan Daerah
Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2007
Kawasan Wisata alam
3 LEMBAGA MASYARAKAT 11
301
BENTUK FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
KELEMBAGAAN EKSISTING
3 LEMBAGA MASYARAKAT
DPC PHRI (Perhimpunan Jalan Pattimura No.8 Ketua PHRI saat ini Sdr. Jovita
Rama Christine, dan
Hotel dan Restaurant Tanjungpandan
beranggotakan 35 hotel dan
Indonesia) Kab. Belitung restoran
DPD ASPPI (Asosiasi Pelaku Jalan sambas Desa Paal Satu Diketuai oleh Sdr. Indah Permata
Sari periode 2021-2025.
Pariwisata Indonesia ) Tanjungpandan Beranggotakan 33 orang
Bangka Belitung
HPI (Himpunan Pramuwisata Jalan yos sudarso Diketuai oleh Sdr. Rudi, DPC HPI
Belitung berjumlah 47 orang
Indonesia) Kabupaten tanjungpandan
Belitung
302
BENTUK FOTO KONDISI
NO NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
KELEMBAGAAN EKSISTING
4. LEMBAGA USAHA PARIWISATA
ISPB (Ikatan Sopir Jalan Pattimura Diketuai oleh Sdr. Hadianto, saat ini
anggota ISPB berjumlah 201 orang
Pariwisata Belitung) Tanjungpandan
Kabupaten Belitung
ASTINDO (Asosiasi Travel Jalan Sriwijaya Ketua adalah sdr. Matius Putrawan
pemilik usaha jasa perjalanan wisata
Agent Indonesia) Tanjungpandan KK Tour
ASATI ( Association of Sales Jalan lettu maddaud Ketua ASATI Belitung yaitu Sdr.
Muliani
Travel Indonesia Tanjungpandan
IHGMA ( Indonesia Hotel Jalan sambas Desa Paal Satu Plt. IHGMA saat ini yaitu Nawawi,
GM Lorin Hotel dan Resort,anggota
General Manager Asociation Tanjungpaandan IHGMA Belitung saat ini berjumlah
14 orang GM Hotel Kabupaten
Belitung
PCPI (Persatuan Chef Jalan yos sudarso PCPI saat ini diketuai oleh Chef
Isnen yang beranggotakan 8 orang.
Profesional Indonesia) tanjungpandan PCPI juga banyak terlibat di BLK
(Balai Latihan Kerja) untuk
membantu Melaksanakan
Pelatihan, Pemberdayaan, Tenaga
Kerja Di Bidang Pariwisata
Kabupaten Belitung
5.1 Jumlah Tenaga Kerja Tenaga Kerja Pariwisata 3142 Tenaga Kerja Pariwisata 1
berbading dengan
NILAI TOTAL
303
TABEL 49. NILAI PILAR KELEMBAGAAN PARIWISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA
KABUPATEN BELITUNG
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
1 JASA USAHA DAYA TARIK WISATA
1) a). Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Kel. Parit Pantai Tanjung Pendam
Kabupaten Belitung
5) UPTD Taman Satwa dan Jl. Melati, Tanjungpandan Museum Tanjungpandan dan
Museum, Dispar. Kab. Taman Satwa
Belitung
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
1 JASA USAHA DAYA TARIK WISATA
11) a). Daya Tarik Wisata Pemerintah Kab. Belitung Pusat Kota Tanjungpandan Kawasan Kota Tua Tanjungpandan
dan Swasta
15) Hadi Wibowo Desa Air Seruk, Sijuk Tirta Merundang Indah
17) Yayasan Mesjid Al Ikhlas Mesjid Al Ikhlas, Jl. Mesjid Tua Sijuk
Sijuk Penghulu, Sijuk
18) Desa Air Seruk Desa Air Seruk, Sijuk Relief Perjuangan Rakyat Belitung
20) HKm Batu Bedil Desa Sungai Padang, Sijuk Pantai Batu Bedil
304
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
1 JASA USAHA DAYA TARIK WISATA
21) a). Daya Tarik Wisata Marsidi Desa Air Selumar, Sijuk Pemancingan Pulau Kulong
22) Pengelola Desa Wisata Desa Terong, Sijuk Desa Wisata Terong
Terong
26) HKM Kacang Butor Gunung Tajam, Desa Aik Air Terjun Gurok Beraye
Begantung, Badau
27) UPTD Taman Satwa dan Jl. Abdul Rahman, Badau Museum Badau
Museum, Disdiknas Kab.
Belitung
28) Museum Badau G. Lilangan, Desa Ibul, Makam Raja Badau (Datuk
Badau Muyang Geresik)
29) Saidin Budjang (Juru Jl. Membalong, Desa Makam Kota Tanah Cerucuk
Pelihara) Cerucuk, Badau (Depati Tjakraningrat VIII dan X)
30) HKM Kacang Butor G. Tajam laki, Kacang Makam Syech Abubakar Abdullah
Butor, badau (Keramat Gunong Tajam)
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
1 JASA USAHA DAYA TARIK WISATA
31) a). Daya Tarik Wisata Budi Setiawan & LPHD Desa Ibul, Badau Air Terjun Batu Mentas dan 7
Badau Penangkaran Tarsius
32) Willy Darmawan Desa Sungai Samak, Badau Pemandian Suci Indah
34) PT. Pitha Savala Vitaseva Desa Pegantungan, Badau Pulau Leebong
dan PT. Leebong Octa
Samasta
35) Komunitas GenPi Jl. Jend. Sudirman Km. 25, Rimba Alam Bahagia
Desa Kacang Butor, Badau
37) PT. Foresta Lestari Perkebunan Sawit PT. Makam KA. Rahad (Depati
Dwikarya Foresta Lestari Dwikarya, Tjakaraningrat IX)
Blok H-62, Kembiri,
Membalong
38) HKM Desa Lasar, Membalong Goa Nek Santen
41) Pokdarwis Desa Suak Gual Kecamatan selat nasik Desa Wisata Suak Gual
305
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
2 JASA USAHA KAWASAN PARIWISATA
Jl lettu Maddaud Rt 27 Rw 8
11) Pt. Golden mulia darma ❑ 503/033/TDUP.JPW/XI/BPMP
Kel. Parit Tanjungpandan
PT/2016
Jl. Pelataran AKA Rt.007/002
12) Pt. Spekta cipta ❑ 503/004/TDUP.JPW/I/BPMPP
Desa Aik Ketekok, Tg.
internusa Pandan T/2017
Jl. Seroja No. A88 & A90
13) Pt. Bintang belitung ❑ 503/009/TDUP.JPW/II/BPMPP
Rt.007/003 Kel. Parit, Tg,
sukses Pandan T/2017
306
ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
LOKASI EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
Jl. Telex I B327 Rt.6/2 Aik
20) a) Biro Perjalanan Wisata PT. SARANA SEJAHTERA ❑ 503/049/TDUP.JPW.BPW/X/D
Ketekok Tanjungpandan
PMPTSPP/2017
Jl.Jend.Sudirman RT.007
11) INDAH BELITUNG TOUR ❑ 556/032/SIUPAR/Disbudpar/
RW.003 Desa Perawas,
Kec.Tanjungpandan 2011
307
ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
LOKASI EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
Jl.Garuda III No.41 RT.07 ❑ 556/056/SIUPAR/Disbudpar/2012
17) b) Agen Perjalanan Wisata CV PUTRA LASKAR
RW.02 Aik Pelempang Jaya
PELANGI Kec.Tanjungpandan
308
ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
LOKASI EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
CV SINAR SAUDARA Jl.Sijuk RT.025 RW.010 ❑ 556/013/SIUPAR/Disbudpar/2013
37) b) Agen Perjalanan Wisata
Kel.Paal Satu Kecamatan
Tanjungpandan
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
45) b) Agen Perjalanan Wisata CV BELITUNG MEGA Jl. KH.Ahmad Dahlan RT.25
PRATAMA RW.09 Dsn.Air Rayak Barat
❑ 556/029/SIUPAR/Disbudpar/2013
IV Ds.Aik Raya Kec.Tg.Pandan
309
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
52) b) Agen Perjalanan Wisata CV. BLUE SKY BELITUNG Jl. Jend. Sudirman RT.018
RW. 008 Kelurahan Lesung
❑ 556/007/SIU-PAR/Disbudpar/2014
Batang Kecamatan
Tanjungpandan
53) CV. MULYA MUDA Jl Sijuk RT 015 RW004 Desa
MANDIRI Aik Ketekok Kecamatan
❑ 556/013/SIU-PAR/Disbudpar/2014
Tanjungpandan
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
60) b) Agen Perjalanan Wisata CV ASTANA JATI Jl. Selembat Lama RT.022
RW.006 Desa Aik Ketekok
❑ 556/023/SIU-PAR/DIAPAREKRAF/2014
Kecamatan Tanjungpandan
310
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
68) b) Agen Perjalanan Wisata CV SEFIRA Jl. Kamboja II RT.24 Rw.10
Kelurahan Pangkallalang
❑ 556/047/SIU-PAR/DISPAREKRAF/2014
Kecamatan Tanjungpandan
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
76) b) Agen Perjalanan Wisata CV. BELITUNG MANDIRI Jl. Wahab Aziz no. 19 RT. 016
RW. 005 Kelurahan Parit
❑ 556/012/SIU-PAR/DISPAREKRAF/2015
Kecamatan Tanjungpandan
311
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
CV. BELITUNGKU GRUP Jl. Pondok Pinang RT 10 ❑ 503/011/TDUP.JPW/VII/BPMPPT/2015
87) b) Agen Perjalanan Wisata
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
99) BELITUNG EXOTIC jl. Kemuning ❑ 503/010/TDUP.JPW/III/BPMPPT/2016
b) Agen Perjalanan Wisata
tanjungpandan
312
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
111) CV. CIPTA HARAPAN Jl. Ali Uyup no. 41 rt 21 rw ❑ 503/027/TDUP.JPW/IX/BPMPPT/2016
b) Agen Perjalanan Wisata
SENTOSA 10
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
122) CV. BELITUNG ID jl. Padat karya dalam II rt ❑ 503/040/TDUP.JPW/XII/BPMPPT/2016
b) Agen Perjalanan Wisata
10 rw 04
313
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
134) b) Agen Perjalanan Wisata CV. KASIH KARUNIA JL. Dr. Soesilo Rt 9/4, Paal
BELITUNG Satu
❑ 503/026/TDUP.JPW.APW/VII/DPMPTSPP/2
017
135) CV. PUTRA MANDIRI Jl. Marsda Adi Sucipto Rt
BELITUNG 17/05 ❑ 503/025/TDUP.JPW.APW/VII/DPMPTSPP/2
017
136) CV. KITA SUKSES BERSAMA jl. Air Saga Rt16/8, Air Saga,
❑ 503/032/TDUP.JPW.APW/VIII/DPMPTSPP/2
017
137) CV. LIDO MAKMUR ABADI Jl. Mayjend Bambang
Utoyo No.12/01 ❑ 503/033/TDUP.JPW.APW/VIII/DPMPTSPP/2
017
138) CV. BELITUNG NATURE Jl. Murai RT. 29/10
❑ 503/036/TDUP.JPW.APW/VIII/DPMPTSPP/2
017
139) CV. PELESER TOUR Jl. Raya badau RT.21/06
INDONESIA Dsn Air Mungkui ❑ 503/026/TDUP.JPW.APW/VII/DPMPTSPP/2
017
140) NUANSA MABAI Jl. Pantai Rt. 18/04
❑ 503/037/TDUP.JPW.APW/VIII/DPMPTSPP/2
017
141) BANGKIT CIPTA KARYA Jl,. Pattimura Rt 02/01 ❑ 503/038/TDUP.JPW.APW/VIII/DPMPTSPP/2
017
142) CV. OVIUM ITO NUSA Jl. Lettu Mad Daud No.4 Rt ❑ 503/040/TDUP.JPW.APW/IX/DPMPTSPP/20
16/8 17
143) CV. BELITUNG RIZKI Jl. Jend. Sudirman Rt 7/3 ❑ 503/041/TDUP.JPW.APW/X/DPMPTSPP/201
BAWANA Air Raya Barat II 7
144) CV. MD BILLITON Jl. Bintara No.110 Rt 29/9 ❑ 503/044/TDUP.JPW.APW/X/DPMPTSPP/201
7
145) CV. KASIH KARUNIA JL. Dr. Soesilo Rt 9/4, Paal ❑ 503/026/TDUP.JPW.APW/VII/DPMPTSPP/2
BELITUNG Satu 017
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
146) b) Agen Perjalanan Wisata CV. BELITUNG SINGAPORA Jl. Pilang (Ruko
TRAVEL Meirobieland) RT.15/5
❑ 503/045/TDUP.JPW.APW/X/DPMPTSPP/201
7
147) CV.BELITUNG RENT Jl. MembalongRT.16/2
❑ 503/047/TDUP.JPW.APW/XI/DPMPTSPP/20
17
148) CV.NGAYAU TOUR AND Jl. Kamboja II No.35 Rt.
❑ 503/050/TDUP.JPW.APW/XII/DPMPTSPP/20
TRAVEL 25/10 17
149) CV.PRATAMA INDAH Jl. Kamboja II No.35 Rt.
25/10 ❑ 503/050/TDUP.JPW.APW/XII/DPMPTSPP/20
17
150) CV.TELINGSONG BELITUNG Jl. Sriwijaya Rt.001/001 kel
.Paal Satu ❑ TDUP 2017
314
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
158) b) Agen Perjalanan Wisata CV.NANJUK BELITUNG Jl. Basuki Rahmat No.27
Rt.042/017
❑ 503/006/TDUP.JPW.APW/I/DPMPTSPP/
2018
159) CV.BRILIAN SULTHONI JL. Kamboja Air Ketekok
B.74 Rt.001/001 ❑ 503/012/TDUP.JPW.APW/II/DPMPTSPP/201
8
160) CV. CITRA BELITUNG Jl. Sriwijaya No.41
❑ 503/013/TDUP.JPW.APW/II/DPMPTSPP/201
HEBAT Rt.013/003 8
161) CV.HDR GEMILANG Jl. Hasan Saie Rt.014/005
❑ 503/009/TDUP.JPW.APW/II/DPMPTSPP/201
8
162) CV. PURNAMA Gg. Kenari Hayati Mahim
BERSAUDARA Rt.029/012 ❑ 503/019/TDUP.JPW.APW/III/DPMPTSPP/20
18
163) CV. NABILA Jl. Hasan Saie Rt.011/005
Dusun Aik Rayak ❑ 503/018/TDUP.JPW.APW/III/DPMPTSPP/20
18
164) CV.MEKAR JAYA PRAKOSO Jl. Hasan Saie Rt.005/002
❑ 503/021/TDUP.JPW.APW/IV/DPMPTSPP/20
18
165) CV. AMJ TOUR AND Jl. Pilang Rt. 006/002, Desa ❑ 503/022/TDUP.JPW.APW/IV/DPMPTSPP/20
TRAVELS Dukong 18
166) CV. BELITUNG FANTASTIC JL. Hayati Mahim Rt. ❑ 503/023/TDUP.JPW.APW/IV/DPMPTSPP/20
034/014 18
167) CV. MISVA Jl. Dr.Susilo Rt.006/003 Kel.
❑ TDUP 2018
Paal Satu
168) CV. OKE BELITUNG Jl. Muari Rt.028/010 Desa
❑ TDUP 2018
MANDIRI Aik Rayak
169) CV. LASKAR BELITUNG Jl. Kartini Rt. 037/015 kel.
❑ TDUP 2018
TOUR Pangkallalang
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
170) b) Agen Perjalanan Wisata CV. AMABEL Jl. Saidan Rt.005/003 Kel.
Tanjungpendam ❑ TDUP 2018
178) CV. VAVANIA SMART DEXIA Jl. Pilang RT.010/003 Desa ❑ 503/045/TDUP.JPW.APW/VII/DPMPTSPP/201
Dukong 8
315
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
CV.Traveling Jaya Mandiri Jl. ZA Pagar Alam No.81 ❑ 600/962/683/DPMPTSPP/2019 tgl 09
182) b) Agen Perjalanan Wisata September 2019
Tanjungpandan
CV.Amin Jaya mandiri/Jaya Jl. Kapten Hasan Basri ❑ 503/361/DPMPTSPP/2020 tanggal 01 April
187)
2020
Travel RT.009 RW.004 Kelurahan
Lesung Batang Kecamatan
Tanjungoandan
CV.Belitone Organizer / Jl. Hasyim Idris, ❑ 600/836/DPMPTSPP/2020 tanggal 27 Agustus
188)
2020
Bilitone Travel GG.Ganteng RT.041/017
Pangkalalang Kecamatan
Tanjungpandan
CV.Indifa / indifa Travel Jl. Hasyim Idris, Kelurahan ❑ 600/983/DPMPTSPP/2020 tanggal 29
189)
September 2020
Pangkalalang Kecamatan
Tanjungpandan
cv.Karya Mandiri / Alif Tour Jl. Gajah Mada RT.33 ❑ 600/1216/DPMPTSPP/2020 tanggal 10
190)
November 2020
and Travel RW.13 Kelurahan
Pangkallalang Kecamatan
Tanjungpandan
CV.Belitung Star Jl. Pemuda Dalam II RT.20 ❑ 600/542/DPMPTSPP/2020 tanggal 6 Mei
191)
2019
RW.7 Kecamatan
Tanjungpandan
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
Restoran Mutiara Jl.Air Ketekok RT.013 RW,004 ❑ 503/1046/DPMPTSPP/2019, 08
1) a) Restoran
Desa Air Ketekok Tanjungpandan Oktober 2019
316
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
Pandan House Resto Jl.Sijuk, Kec. Tanjungpandan ❑ 503/004/TDUP.JMM/VI/BPMPPT/2016
9) a) Restoran
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
1) b) Rumah makan Rm. Pribumi Jl. Mt haryono tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) Rm. Nurjanah Jl. Kv senang tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
3) Pondok surya Jl bambang utoyo Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
4) Rm. Sakato Jl depati gegedek Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
5) Rm. Sandang elok Jl merdeka tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
6) Rm. Laberage Jl sijuk tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
7) Rm. Garuda Jl. Sriwijaya tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
8) Warung mie atep Jl. Sriwijaya tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
9) Rm. Rindu pantai Jl tanjungkelayang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungkelayang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
10) Happy resto Jl. Veteran tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
11) Belitong bakery Jl. Veteran tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
317
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
12) b) Rumah makan Restoran lor in Tanjung tinggi sijuk Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
13) Restoran dinasty soeng Jl. Dr susilo tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
14) Graha resto Jl. Jend. Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
rt.020/009, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
kel. Lesungbatang, ❑ Skala Usaha;
15) Keramika resto Jl. Kolong keramik Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
16) Rumah makan tempoe Jl. Veteran tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
doelo ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
17) Dapor belitong Jl. Sudirman tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
18) Teras vanila Jl. Sudirman tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
19) Lemadang restoran Desa tanjung tinggi sijuk Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
20) Unique cafe Komplek tanjungpendam Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
21) Rindu pantai Desa keciput tanjung Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
kelayang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
22) Rm tempo duluk Jl. Patimura tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
23) b) Rumah makan Rm berage Jl sijuk air merbau Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
24) Rm ss Jl. Depati gegedek dan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
perawas air raya ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
25) Cafe bunda Komplek tanjungpendam Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
26) La terase resto Jl. Kemuning Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
27) Bon delicious cafe Jl. Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
28) Alco coffeshop Jl. Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
29) Kareso cafe Komplek tanjungpendam Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
30) Ghuang zhou Jl. Patimura Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
31) Keladi cafe Jl. Patimura Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
32) Pesdaf coffeshop Jl. Patimura Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
33) Kong djie coffee Jl. Depati gegedek, jl. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Patimura, jl. Diponegoro ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
318
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
34) b) Rumah makan Royal coffee Jl. Gatot subroto tjpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
35) La begado resto Jl. Jend. Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
36) Kepayang resto Tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
37) Pandan house Air merbau Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
38) Pondok bang toyib Pangkallalang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
39) Little lengkuas Jl. Patimura Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
40) Kedai makmoer Jl. Patimura Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
41) Rm bang pasya Jl. Patimura Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
42) Rm soto Jl. Brigjen katamso Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
43) Rm. Keluarga Jl. Air saga tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
44) Hoki resto Jl. Kaptai saridin no. 47 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
45) b) Rumah makan Rm. Selera kita Jl. Penghulu rt 5 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
46) Sate banditz Jl. Jend. Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
47) Bar dan resto bintang laut Jl. Patimura Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpendam ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
48) Apic coffee and beverage Jl. Gatot subroto tjpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
49) Rm. Youngster Jl. Mat yasin kampong Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
damai ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
50) Rm. Begabong Jl. Sijuk rt 020/006 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
51) Teluk gembira resto Teluk gembira,membalong Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
52) Pendaunan resto Sijuk Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
53) Tempoe duluk restoran ii Pilang, tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
54) Rm. Rindu kampung Teluk gembira,membalong Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
55) Restoran populer belitung Jl.Melati rt 7 rw 3 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
319
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
56) b) Rumah makan Nelayan seafood resto Jl. Kebun jeruk, pasir putih Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
57) Mawar belitong Jl.Jend.Sudirman no.08 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
58) Raja seafood Jl.Jend.Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
59) Pondok kelapa resto Jl.Sir saga no 89 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
60) Rm.Ratu rasa seafood Jl. Jend.Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
rt.009/004 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
kel.Pangkallalang, ❑ Skala Usaha;
61) Gangan rr Jl.Pattimura Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
62) Rm. Begabong Jl. Sijuk rt 020/006 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
63) Gangan sari Jl.Irian Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
64) Rm. Bakul sego Jl.Sriwijaya tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
65) Diva rm Jl.Gatot subroto,paal satu Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
66) My bread bakery Jl.Jend.Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
67) b) Rumah makan Rm.Mie belitung yamien Jl.Madura tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
nyong choi ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
68) Mie belitung acin Jl.Sriwijaya no.123a Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
69) Bakso ikan pak long Jl.Aik ketekok no.22 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
70) Mr joe seafood Jl.Ali uyub no.56 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
71) Adena Jl.Sriwijaya Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
72) Angkringan mas gembul Jl.Sriwijaya Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
73) Rm cun cun Jl. Kim ting no.75 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
74) Sotong pangkong Jl.Mat yasin Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
75) Dermaga kelayang resto Jl.Pantai tg,kelayang, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
keciput ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
320
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
1) c) Bar/Rumah Minum Jl. Padat Karya, Desa Air
❑ 600/0469/DPMPTSPP/2020 tanggal 27 Juli
Naga Jaya Merbau Kecamatan 2020
Tanjungoandan
2) PT. Belitung Mandiri Mulia Jl. Air Saga RT.011 RW.005
Indah / Aloha Kecamatan Tanjungpandan ❑ 600/1179/DPMPTSPP/2020 tanggal 10
November 2020
1) d) Cafe Kopi tiam Jl. Sriwijaya rt 2 rw 1 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) Unique cafe Komplek tanjungpendam Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
3) Cafe bunda Komplek tanjungpendam Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
4) La terase resto Jl. Kemuning Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
5) Bon delicious cafe Jl. Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
6) Alco coffeshop Jl. Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
7) Kareso cafe Jl. Gatot subroto Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
kec.Tanjungpandam ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
8) Keladi cafe Jl. Patimura Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
9) Pesdaf coffeshop Jl. Patimura Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
10) d) Cafe Kong djie coffee Jl. Depati gegedek, jl.
❑ 600/0469/DPMPTSPP/2020 tanggal 27 Juli
Patimura, jl. Diponegoro 2020
12) Kedai makmoer Jl. Patimura Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
13) Apic coffee and beverage Jl. Gatot subroto tjpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
14) Akaula café Jl.Pattimura Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
15) Kafeku Jl.Pattimura Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
16) Khong djie sriwijaya Jl.Sriwijaya tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
17) Bakau café Jl.Pattimura Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
18) Begalor café Jl.Pattimura, air saga Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
19) Warkop ake Kv.Senang, tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
20) Khong djie air merbau Jl.Sijuk, air merbau, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
321
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
21) d) Cafe Tarsius caffee Grand hatika
❑ 600/0469/DPMPTSPP/2020 tanggal 27 Juli
2020
23) Kopi tiam 88 Jl.Jend.Sudirman, air rayak Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
24) Khong djie pelangi Jl.Veteran tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
25) My bread bakery Jl.Jend.Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
26) Khong djie hanggar 21 Jl.Sudirman km 118 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
27) Owly café & restaurant Jl. Bintara rt.012/009 kel. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Paal satu, tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
28) Os khong djie Jl.Lettu maddaud Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
29) Ngelakar coffee & steak Jl.Sriwijaya paal satu no.Ii Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
coffee ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
30) Simple coffee Jl. Sekolah rt.011/003 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
31) Jj coffee Jl. Gatot subroto Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
rt.023/011 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
32) d) Cafe Kohvi belitung Jl. Brigjen katamso nomor
14 kecamatan ❑ 600/0469/DPMPTSPP/2020 tanggal 27 Juli
2020
tanjungpandan
34) Kupi tanggar belitong kite Jl. Gegedek kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
35) Kupi anglo belitung Jl. Sriwijaya nomor 123 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
kecamatan tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
36) Life coffee shop & photo Jl. Yos sudarso kecamatan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
gallery tanjungpandan ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
37) Double U café & tea Jl. Suryo, parit, tj. Pandan, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
kabupaten belitung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
1) e) Jasa Boga Cv.Graha mika Jl. Jend sudirman kelurahan
❑ 600/1068/DPMPTSPP/2019 tgl 11
lesung batang, Oktober 2019
tanjungpandan
2) Neng rita Jl. Pak tahau RT.013 RW,006
desa air saga tanjungpandan ❑ 600/1068/DPMPTSPP/2019 tgl 24
Oktober 2019
322
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
La Lucia Hotel Jl. Air Saga No.03 Kel. Kota Kec. ❑ 503/1313/DPMPTSPP/2018, 5 Desember
1) a) Hotel
Tanjungpandan 2019
PT.Kreasindo Pratama/ Geen Jl. Ahmad Yani Dalam Kelurahan ❑ 503/1350/DPMPTSPP/2018, 13 Desember
2)
Kota, Kecamatan Tanjungpandan 2019
Trovical Village Hotel
PT.Mitra Artha Selaras / Hotel Jl. Sriwijaya RT.009/RW.003 ❑ 503/015/DPMPTSPP/2020, 07 Januari 2020
3)
Premium Kel.Kampong Damai Kec.
Tanjungpandan
PT. Hotel Pondok Impian Jl. Pattimura Rt.08 Rw.04 ❑ 503/291/DPMPTSPP/2020, 10 Maret 2020
4)
Kecamatan Tanjungpandan
Kabupaten Belitung
PT. Tanjung Binga Sejahtera / Jl. Tanjung Kelayang RT 17 RW ❑ NIB 812 011 804 2592, 31 Januari 2020
5)
Hotel Swiss Bell 07 Desa Tanjung Binga
Kecamatan Sijuk Kabupaten
Belitung
PT. Talu Belitung Stesa / Hotel Jl. Pattimura RT 004 RW 002 ❑ 503/110/DPMPTSPP/2020, 30 Januari 2020
6)
Grand Oreon Kelurahan Tanjungpendam
Kecamatan Tanjungpandan
PT. Hatika Wisata Jl. Kemuning A.16 Kelurahan ❑ 503/414/DPMPTSPP/2020, 21 April 2020
8)
Makmur/Hotel Grand Hatika Parit Kecamatan Tanjungoandan
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
PT.ArumDalu Belitung Island Jl.Dusun Batu Lubang ❑ 503/761/DPMPTSPP/2019, 12 Juli 2019
9) a) Hotel
/ Hotel Bintang Kec.Membalong
323
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
Jl.Dusun Batu Lubang ❑ 503/761/DPMPTSPP/2019, 12 Juli 2019
19) a) Hotel
Puncak Hotel Kec.Membalong
1) b) Kondominium Hotel
1) c) Apartemen Servis
1) d) Bumi perkemahan
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
e) Persinggahan karavan
324
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
j) Rumah wisata
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
325
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
a) Gelanggang Rekreasi PT. Belitung Golf and Resort Kawasan Pantai Tanjung
Olahraga Tingggi Kecamatan Sijuk
b) Gelanggang Seni
c) Wisata Ekstrim
326
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
g) Taman rekreasi Tirta Merundang Indah Jl.Tembus Air Seruk ❑ 503/009/TDUP.JMM/IX/BPMPPT/2
016
Buluh Tumbang Dusun I
i) Jasa impresariat
327
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
8 JASA USAHA PENYELENGGARAAN PERTEMUAN, PERJALANAN INSENTIF, KONFERENSI DAN PAMERAN
CV.Berkah Sahabat Jl.Wahab Azis RT 16 RW ❑ 503/002/TDUP.JEO/XI/BPMPPT/2015
Event organizer
5, Paal Satu, Kecamatan
Tanjungpandan
Garuda Jl.Yos Sudarso RT 7 RW 2, ❑ 503/002/TDUP.JHR/III/BPMPPT/2016
Kota, Kecamatan
Tanjungpandan
PT.Plecer Bintang Wisata Jl.Kelapa Gading RT 19 ❑ 503/003/TDUP.JHR/V/BPMPPT/2016
Belitong RW 8, Kelurahan
Pangkallalang,
Kecamatan
Tanjungpanda
CV.Seirama Mandiri Jl.Jend.Ahmad Yani RT ❑ 503/004/TDUP.JHR/V/BPMPPT/2016
29 RW 12, Kelurahan
Pangkallalang,
Kecamatan
Tanjungpandan
CV.Bintang Kreasindo Jl.Bambang Utoyo RT 5 ❑ 503/013/TDUP.JHR/XII/BPMPPT/2016
Pratama RW 2, Kelurahan
Kampoong Damai,
Kecamatan
Tanjungpandan
PT.Spekta Cipta Internusa Jl.Pelataran Aik Ketekok ❑ 503/015/TDUP.JHR/XII/BPMPPT/2016
No.B18 RT 7 RW 2,
Kelurahan Air Ketekok,
Kecamatan
Tanjungpandan
CV. Billitone Organizer Jl. Hasyim Idris ❑ 503/030/TDUP.JHR/IV/DPMPTSPP/2
Gg.Ganteng RT 41 RW 018
17, Kelurahan
Pangkallang, Kecamatan
Tanjungpandan
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
8 JASA USAHA PENYELENGGARAAN PERTEMUAN, PERJALANAN INSENTIF, KONFERENSI DAN PAMERAN
Event organizer PT. Cahaya Mas Invesco Jl. Mualim Komp. Griya ❑ 503/010/SITU.B/I/DPMPTSPP/20
Permata RT 15 RW 5, 19
Kelurahan Air Merbau,
Kecamatan Tanjungpandan
CV. Tania Mandiri Jl. Hasan Saie RT 4 RW 2, ❑ 044/SPPL/DPMPTSPP/IV/2019
Kelurahan Air Rayak,
Kecamatan Tanjungpandan
CV. R N Sejahtera Jl. Pak Tahau No.32 RT 20 ❑ 057/SPPL/DPMPTSPP/I/2019
RW 9, Kelurahan Air Sara,
Kecamatan Tanjungpandan
CV. Berehun Bersama Jl. Jend. Sudirman No.22 ❑ 061/SPPL/DPMPTSPP/V/2019
RT 20 RW 9, Kelurahan Air
Ketekok, Kecamatan
Tanjungpandan
9 JASA INFORMASI PARIWISATA
11 JASA PRAMUWISATA
NILAI TOTAL
328
KELEMBAGAAN PARIWISATA
DAN
INDUSTRI PARIWISATA
KABUPATEN BELITUNG TIMUR
329
TABEL 50. NILAI PILAR KELEMBAGAAN PARIWISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA
KABUPATEN BELITUNG TIMUR
LEMBAGA PENDIDIKAN
1
1.1. SMK Pariwisata SMK Pariwisata Jl. Masjid Al- Hidayah, https://smkmitranusabakti.s 7
Mitra Nusa Bakti Kurnia Jaya, Manggar, ch.id/
Kabupaten Belitung
Timur, Kepulauan Bangka
Belitung 33512
2 LEMBAGA PEMERINTAHAN
Nilai anggaran 8
miliar
BENTUK
NO NAMA ATURAN NOMOR PERIHAL MASA BERLAKU KETERANGAN NILAI
KELEMBAGAAN
2 LEMBAGA PEMERINTAHAN
330
BENTUK ALAMAT/ LOKASI FOTO KONDISI
NO NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
KELEMBAGAAN EKSISTING
3 LEMBAGA MASYARAKAT 7
a) Kelompok Sadar Wisata Kelompok Sadar Wisata Berage Desa Burong Mandi, Kecamatan SK Perubahan No. 011a
Damar Tahun 2017
Kelekak Nyiur Desa Lelang, Kecamatan Manggar SK No. 030 Tahun 2017,
tanggal 16 Mei 2017
Lindong Lumut Desa Limbongan, Kecamatan SK No. 28 Tahun 2018
Gantung tanggal 2 Mei 2018
Aik Payak Desa Mempaya, Kecamatan Damar SK No. 22a Tahun 2018
tanggal 2 Mei 2018
Pantau Batu Lalang Batu Buyong Desa Tanjung Batu Itam, Kecamatan SK No. 22.b Tahun 2018
Simpang Pesak tanggal 2 Mei 2018
1 LEMBAGA PENDIDIKAN
2 LEMBAGA PEMERINTAHAN
2.1. Keberadaan Dinas Pariwisata Kota Jl. Rasakunda, Sriwijaya, 7
Pangkal Pinang Kec. Girimaya, Kota
Pangkal Pinang,
Kepulauan Bangka
Belitung 33684
331
BENTUK ALAMAT/ LOKASI FOTO KONDISI
NO NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
KELEMBAGAAN EKSISTING
3 LEMBAGA MASYARAKAT 7
a) Kelompok Sadar Wisata Serdang Berantai Desa Burong Mandi, Kecamatan SK No.035A Tahun 2019
Damar tanggal 8 Agustus 2019
Panglima Than King Desa Senyubuk, Kecamatan Kelapa SK No.013 Tahun 2020
Kampit tanggal 11 Maret 2020
Gema Desa Mayang Desa Lelang, Kecamatan Manggar SK No.014 Tahun 2020
tanggal 11 Maret 2020
332
TABEL 51. NILAI PILAR KELEMBAGAAN PARIWISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA
KABUPATEN BELITUNG TIMUR
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
1 JASA USAHA DAYA TARIK WISATA
1) a). Desa Wisata Desa Wisata Burong Jl. Pantai Wisata Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Mandi ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) Desa Wisata Senyubuk Jl. Raya Kelapa Kampit Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
3) Desa Wisata Kalekak Nyiur Jl. Lalang Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
4) Desa Wisata Lindong Jl. Limbungan Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lumut ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
5) Desa Wisata Bukulimau Pulau Bukulimau Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
6) Desa Wisata Tanjung Jl. Tanjung Kelumpang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kelumpang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7) Desa Wisata Lenggang Jl. Laskar Pelangi Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
8) Desa Wisata Tebat Rasau Jl. Lintang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
9) Desa Wisata Kubok Jl. Cendil Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Mengguru ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
10) Desa Wisata Balok Jl. Balok Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
a) Angkutan Darat ATIM Manggar Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
AFAT Manggar Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
LILY Manggar Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
b) Angkutan Laut Ekspres Bahari Tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
PT Pelni Tanjungpandan Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
333
ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
LOKASI EKSISTING
4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA
1) a) Biro Perjalanan Wisata CV. MD Fresh Dusun Arab II RT 021 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RW 010 Desa Kurnia 503/02/TDUP/BPMPT-
Jaya Kecamatan BELTIM/IV/2016
Manggar Kabupaten ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Belitung Timur ❑ Skala Usaha
2) Ade Travelindo Dusun Padang RT 03 RW Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan
02 Desa Mentawak Kec. 503/05/TDUP/BPMPT-
Kelapa Kampit BELTIM/IX/2016
Kabupaten Belitung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Timur ❑ Skala Usaha
3) ANHKASA PRIMA Dusun Kebun Sayor RT Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
09 RW 05 Desa 503/01/TDUP/DPMPTSPP-
Mengkubang Kecamatan BELTIM/I/2017
Damar Kabupaten ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Belitung Timur ❑ Skala Usaha;
4) PBT TOUR & TRAVEL Dusun Assalam RT 31 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RW 14 Desa Baru 503/03/TDUP/DPMPTSPP-
Kecamatan Manggar BELTIM/III/2018
Kabupaten Belitung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Timur ❑ Skala Usaha;
5) PARTNER'S Tour & Travel Dusun Jawa RT 02 RW Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
01 Desa Senyubuk 503/06/TDUP/DPMPTSPP-
Kecamatan Kelapa BELTIM/VIII/2018
Kampit ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kabupaten Belitung ❑ Skala Usaha;
Timur
1) b) Agen Perjalanan Wisata PUTRA BELITONG TOUR Dusun Pancur I RT 03 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RW 02 Desa Padang 503/04/TDUP/DPMPTSPP-
Kecamatan Manggar BELTIM/III/2017
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) PUTRA BELITONG TOUR Dusun Pancur I RT 03 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RW 03 Desa Padang 503/05/TDUP/DPMPTSPP-
Kecamatan Manggar BELTIM/III/2017
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
1) a) Restoran Restoran Paradise Dusun Padang I, RT. 03/02, Desa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Padang, Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
2) Restoran Oasis Dusun Padang II, RT. 08/04, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Padang, Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
1) b) Rumah Makan RM. Sinar Laut Pantai Serdang Manggar Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
2) RM. Amaris Pantai Burong Mandi Damar Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
3) RM. Fega Jl. Assalam 2 No. 10 Desa Baru Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
4) RM. Nusa Indah II Jl. Pegadaian No. 87 Desa Baru Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
5) RM. Bandoeng River Jl. Assalam 2 Desa Baru Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kecamatan Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
6) RM. Rudi Pantai Serdang Manggar Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
334
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
7) b) Rumah Makan De White Garden Jl. Pegadaian Desa Baru Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kecamatan Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
8) Bakmi Manli Jl. Pasar Kelapa Kampit Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
9) RM. Thalensia Jl. Jendral Sudirman No. AB 3 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
10) Ibu Wena Jl. Jend. Sudirman No. 8A, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
11) RM. Andini Jl. Merbabu Desa Lalang Kec. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
12) RM. Gubok Berangsai Bukit Samak A1 Desa Lalang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
13) RM. Nusa Indah I Jl. Pegadaian No. 87 Desa Baru Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
14) Ibu Rambe Jl. Gantung Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
15) RM. Nusantara Indah Jl. Jendral Sudirman No. 277 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
16) b) Rumah Makan Obet Jl. Raya Kelapa Kampit Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
17) Sederhana Jl. Raya Kelapa Kampit Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
18) Simpang Empat Jl. Jendral Sudirman Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
19) RM. Wenna Jl. Jendral Sudirman No. 83A Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
20) Puri Indah Jl. Pegadaian Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
21) Shinden Bundo Jl. Komplek Baru Desa Lipat Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kijang, Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
22) RM. Masakan Maju Jl. Jendral Sudirman No. 287 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
23) Menengah Dusun Lindun RT. 22, Desa Batu Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Penyu, Kec. Gantung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
24) RM. Marlina Dusun Tj. Belantu, RT. 05/02, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Tj. Kelumpang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
335
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
25) b) Rumah Makan RM. Ruhilaini Dusun Tj. Belantu, RT. 05/02, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Tj. Kelumpang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
26) RM. Indrawati Dusun Tj. Belantu, RT. 05/02, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Tj. Kelumpang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
27) RM. Munziri Dusun Tj. Belantu, RT. 05/02, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Tj. Kelumpang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
28) Bandung River Dusun Assalam RT. 33/14, Desa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Baru, Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
29) Cahayo Minang Dusun Assalam RT. 33/14, Desa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Baru, Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
30) RM. Yusti Dusun Canggu RT. 08, Jl. Dewi Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sartika, Desa Lenggang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
31) RM. Taft Dusun Canggu RT. 09, Jl. Dewi Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sartika, Desa Lenggang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
32) RM. Yuti Dusun Canggu RT. 10, Jl. Dewi Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sartika, Desa Lenggang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
33) RM. Hoiriah Dusun Jaya RT. 01, Jl. Laskar Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pelangi, Desa Lenggang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
34) b) Rumah Makan RM. Tek Dusun Jaya RT. 05, Jl. Laskar Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Pelangi, Desa Lenggang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
35) RM. Kurniati Dusun Jaya RT. 07, Jl. Dewi Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Sartika, Desa Lenggang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
36) RM. Uniati Dusun Lenggang RT. 13, Jl. A. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Yani, Desa Lenggang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
37) RM. Ernawati Dusun Lenggang RT. 13, Jl. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Husni Thamrin, Desa Lenggang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
38) RM. Susento Dusun Lenggang RT. 13, Jl. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Husni Thamrin, Desa Lenggang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
39) RM. Linggang Dusun Lenggang RT. 17 Jl. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Melati, Desa Lenggang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
40) RM. Ris Dusun Lenggang RT. 18 Jl. KA. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Bujang, Desa Lenggang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
41) Kamang Raya Jl. Bioskop Mega, Dusun Lipat Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kajang II, Desa Baru ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
42) Kamang Jaya Jl. Jend. Sudirman No. 8, Kec. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
336
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
43) b) Rumah Makan Lamongan 99 Dusun Lipat Kajang II RT. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
27/12, Desa Baru, Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
44) Wedari Dusun Lipat Kajang II RT. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
27/12, Desa Baru, Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
45) RM. Denai Jl. Jend. Sudirman No.141, Kec. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
46) RM. Sari Bundo Dusun Menggarawan Rt. 04/02, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Padang, Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
47) RM. Saiyo Dusun Padang I Rt. 01/01, Desa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Padang, Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
48) RM. Pondok Minang Dusun Padang I Rt. 04/02, Desa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Padang, Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
49) RM. Padang Raya Dusun Padang II Rt. 11/05, Desa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Padang, Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
50) RM. Tiga Bersaudara Dusun Pancur I Rt. 03/02, Desa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Padang, Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
51) Rumah Makan Eva Dusun Teratai RT 20 Jl. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Jend.Sudirman, Desa Lenggang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
52) b) Rumah Makan Rumah Makan Yustina Dusun Teratai RT 20 Jl. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Jend.Sudirman, Desa Lenggang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
53) Rumah Makan Busnah Dusun Teratai RT 20 Jl. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Jend.Sudirman, Desa Lenggang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
54) Rumah Makan Pondok Dusun Teratai RT 20 Jl. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Minang Jend.Sudirman, Desa Lenggang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
55) Warung Kito Dusun Urisan Jaya RT. 04/02, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Padang, Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
56) RM. Talago Dusun Urisan Jaya RT. 04/02, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Padang, Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
57) RM. Doa Mande Dusun Urisan Jaya RT. 04/02, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Padang, Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
58) RM. Bareco Dusun Urisan Jaya RT. 05/02, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Padang, Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
59) Rumah Makan Vega Dusun Urisan Jaya RT. 05/02, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Padang, Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha ;
337
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
5 JASA USAHA MAKANAN DAN MINUMAN
c) Bar/Rumah Minum Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
d) Cafe Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
e) Jasa Boga Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
1) a) Hotel Gubok Berangsai Bukit Samak no. 1, Ds. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lalang, Manggar 503/62/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) Guest Hotel Jl. Eks Bioskop Mega, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
dsn.Lipat Kajang II, Rt/Rw. 550/43/TDUP/BP2TPM/XI/2016
029/013 Ds. Baru ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
3) Oasis Hotel Jl. Raya Gantung No. 1 RT. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
08/04 Ds. Padang II 550/51/TDUP/BP2TPM/XII/2016
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
4) Purnama Jl. KA. Bujang ds. Lenggang Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Gantung 550/29/TDUP/DINPMP2KUKM/VIII/2017
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
5) Royal City Dsn. Cemara I Rt/RW. 08/04, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Ds Kurnia Jaya, Manggar 503/64/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
b) Kondominium Hotel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ -Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
c) Apartemen Servis Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ -Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
d) Bumi perkemahan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
e) Persinggahan karavan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
f) Villa Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
1) g) Pondok wisata Penginapan Merlyn Jl. Anjung Modong, RT. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
03/02, Desa Padang I ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) Mess Pemda Beltim Kelapa Jl. Jend. Sudirman, ds Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kampit Lenggang, Kec. Gantung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
3) Melati Wisata II Jl. Harapan Jaya RT. 01/01, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Padang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
4) Nirwana Dusun Teratai Rt. 03 Desa Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Lalang Kec. Manggar ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
5) Nova ( SPBU Padang) Jl. Raya Manggar RT. 06/03 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Padang ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
338
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
6 JASA USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
h) Jasa manajemen hotel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
i) Hunian wisata senior Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
j) Rumah wisata Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
k) Motel Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
1) a) Gelanggang Rekreasi Olahraga BILLYARD TINI Jl. Jenderal Sudirman Dsn. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ 503/009/SIUK/BPPT/IV/2011
Sumping RT.001 Desa Batu tanggal 20 April 2011
Penyu Kec. Gantung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) Bilyard Bintang Dusun Lipat Kajang II RT.27 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RW.12, Desa Baru Kec. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Manggar ❑ Skala Usaha;
3) Bilyard Mega Dusun Lipat Kajang II RT.28 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RW.12, Desa Baru Kec. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Manggar ❑ Skala Usaha;
b) Gelanggang Seni Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
c) Wisata Ekstrim Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
d) Arena permainan Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
e) Hiburan Malam Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
1) f) Rumah pijat OKE REFLEXIOLOGY Jl. Pegadaian Dusun Lipat Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Kajang II RT 028 RW 012 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) Pijat Refleksi Dusun Baru Tengah RT.11 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RW.05 ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
339
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
g) Taman rekreasi Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
1) h) karaoke KAROKE PURI INDAH Dsn. Lipat Kajang II RT.29 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RW.13 Desa Baru Kec. Manggar 503/006/SIUK/BPPT/I/2011
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
2) HAWAI KAROKE Dsn. Lipat Kajang II RT.27 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RW.12 Desa Baru Kec. Manggar 503/003/SIUK/BPPT/I/2011
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
3) KAROKE ALANFA Dsn. Lipat Kajang II RT.25/I Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Baru Kec. Manggar 503/005/SIUK/BPPT/II/2011
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
4) KAROKE TENDA BIRU Dsn. Padang I RT.003 RW.022 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Ds. Padang Kec. Manggar 503/115/SITU/KEC-MGR/BELTIM/VIII/2017
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
5) KAROKE MANDIRI Dsn. Padang I RT.003 RW.022 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Ds. Padang Kec. Manggar 503/004/SIUK/BPPT/II/2011
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
6) Family Karaoke Dusun Lipat Kajang II RT.27 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
503/36/TDUP/DINPMP2KUKM/2019
RW.12, Desa Baru Kec. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Manggar ❑ Skala Usaha;
7) Hawai Karaoke Dusun Lipat Kajang II RT.28 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RW.12, Desa Baru Kec. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Manggar ❑ Skala Usaha;
8) Trend Karaoke Dusun Lipat Kajang II RT.25 Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
RW.11, Desa Baru Kec. ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Manggar ❑ Skala Usaha;
9) Karaoke Dsn. Seberang Ds. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Selinsing, Gantung ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
EKSISTING
7 JASA USAHA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI
1) h) karaoke Karaoke Dobelta Dsn. Penirukan. Rt.07/04, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Mayang, Kelapa ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kampit ❑ Skala Usaha;
2) Karaoke Berty Dsn. Penirukan. Rt.07/04, Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
Desa Mayang, Kelapa ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kampit ❑ Skala Usaha;
3) Karaoke Mayang Island Dsn. Balai Selatan Rt. Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
11/05, Desa Mayang, ❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
Kelapa Kampit ❑ Skala Usaha;
i) Jasa impresariat Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
11 JASA PRAMUWISATA
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
340
ALAMAT/ FOTO KONDISI
NO INDIKATOR INDUSTRI NAMA GAMBAR PETA KETERANGAN NILAI
LOKASI EKSISTING
12 USAHA JASA TIRTA
Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data Belum didapatkan data ❑ Tanda Daftar Perusahaan;
❑ Sertifikasi Usaha Pariwisata;
❑ Skala Usaha;
NILAI TOTAL
341
05. PEMASARAN WISATA
342
TABEL 52. REKAPITULASI PENILAIAN PILAR PEMASARAN WISATA BERDASARKAN
ANALISIS DAN TERAPAN METODOLOGI
Kota Kabupaten Kabupaten Kabupaten Bangka Kabupaten Kabupaten
NO PEMASARAN Kabupaten Belitung Timur
Pangkalpinang Bangka Bangka Barat Tengah Bangka Selatan Belitung
TOTAL NILAI 34 13 31 8 51 71 20
343
PEMASARAN
KOTA PANGKALPINANG
344
TABEL 53. NILAI PILAR PEMASARAN WISATA PADA KOTA PANGKALPINANG
FOTO DOKUMEN
NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA
NO PEMASARAN ATAU BUKTI KETERANGAN NILAI
KEGIATAN IMPLEMENTASI LOKASI
LAIN
1 PROYEKSI PASAR WISATAWAN https://bit.ly/data3aprovb Data statistik 7
- - - abel jumlah wisatawan
Kabupaten dan Kota dalam
periode 1 tahun
34
NILAI TOTAL
345
PEMASARAN
KABUPATEN BANGKA
346
TABEL 54. NILAI PILAR PEMASARAN WISATA PADA KABUPATEN BANGKA
FOTO DOKUMEN
NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA
NO PEMASARAN ATAU BUKTI KETERANGAN NILAI
KEGIATAN IMPLEMENTASI LOKASI
LAIN
1 PROYEKSI PASAR WISATAWAN https://bit.ly/data3aprovb Data statistik 3
- abel jumlah wisatawan
- -
Kabupaten dan Kota dalam
periode 1 tahun
347
PEMASARAN
KABUPATEN BANGKA BARAT
348
TABEL 55. NILAI PILAR PEMASARAN WISATA PADA KABUPATEN BANGKA BARAT
FOTO DOKUMEN
NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA
NO PEMASARAN ATAU BUKTI KETERANGAN NILAI
KEGIATAN IMPLEMENTASI LOKASI
LAIN
1 PROYEKSI PASAR WISATAWAN https://bit.ly/data3aprovb Data statistik 3
abel jumlah wisatawan
- - -
Kabupaten dan Kota dalam
periode 1 tahun
31
NILAI TOTAL
349
PEMASARAN
KABUPATEN BANGKA TENGAH
350
TABEL 56. NILAI PILAR PEMASARAN WISATA PADA KABUPATEN BANGKA TENGAH
FOTO DOKUMEN
NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA
NO PEMASARAN ATAU BUKTI KETERANGAN NILAI
KEGIATAN IMPLEMENTASI LOKASI
LAIN
1 PROYEKSI PASAR WISATAWAN https://bit.ly/data3aprovb Data statistik 1
abel jumlah wisatawan
- - -
Kabupaten dan Kota dalam
periode 1 tahun
351
PEMASARAN
KABUPATEN BANGKA SELATAN
352
TABEL 57. NILAI PILAR PEMASARAN WISATA PADA KABUPATEN BANGKA SELATAN
FOTO DOKUMEN
NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA
NO PEMASARAN ATAU BUKTI KETERANGAN NILAI
KEGIATAN IMPLEMENTASI LOKASI
LAIN
1 PROYEKSI PASAR WISATAWAN https://bit.ly/data3aprovb Data statistik 27
abel jumlah wisatawan
- - -
Kabupaten dan Kota dalam
periode 1 tahun
353
PEMASARAN
KABUPATEN BELITUNG
354
TABEL 58. NILAI PILAR PEMASARAN WISATA PADA KABUPATEN BELITUNG
FOTO DOKUMEN
NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA
NO PEMASARAN ATAU BUKTI KETERANGAN NILAI
KEGIATAN IMPLEMENTASI LOKASI
LAIN
1 PROYEKSI PASAR WISATAWAN Data statistik 31
jumlah wisatawan
- - -
Kabupaten dan Kota dalam
periode 1 tahun
71
NILAI TOTAL
355
PEMASARAN
KABUPATEN BELITUNG TIMUR
356
TABEL 59. NILAI PILAR PEMASARAN WISATA PADA KABUPATEN BELITUNG
FOTO DOKUMEN
NAMA ALAMAT/ LOKASI GAMBAR PETA
NO PEMASARAN ATAU BUKTI KETERANGAN NILAI
KEGIATAN IMPLEMENTASI LOKASI
LAIN
1 PROYEKSI PASAR WISATAWAN Data statistik 1
jumlah wisatawan
- - -
Kabupaten dan Kota dalam
periode 1 tahun
357
06. EKONOMI DAN INVESTASI
358
TABEL 60. REKAPITULASI NILAI SEKTOR EKONOMI DAN INVESTASI PENDUKUNG KEPARIWISATAAN
PADA KABUPATEN/ KOTA
NILAI
NO SEKTOR PEREKONOMIAN Kota Pangkal Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten
Pinang Bangka Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Belitung Timur
Total 34 30 42 16 29 29 20
Nilai Maksimal 51,52% 45,45% 63,64% 24,24% 43,94% 43,94% 30,30%
359
EKONOMI DAN INVESTASI
KOTA PANGKALPINANG
360
TABEL 61. NILAI SEKTOR EKONOMI DAN INVESTASI DI KOTA PANGKALPINANG
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB Per Kapita 40.569.9 miliar rupiah
3 Peringkat 3 7
Per Kapita (miliar rupiah)
NILAI TOTAL 34
361
EKONOMI DAN INVESTASI
KABUPATEN BANGKA
362
TABEL 62. NILAI SEKTOR EKONOMI DAN INVESTASI DI KABUPATEN BANGKA
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB Per Kapita 29.046,9 miliar rupiah
3 Peringkat 5 3
Per Kapita (miliar rupiah)
NILAI TOTAL 30
363
EKONOMI DAN INVESTASI
KABUPATEN BANGKA BARAT
364
TABEL 63. NILAI SEKTOR EKONOMI DAN INVESTASI DI KABUPATEN BANGKA BARAT
FOTO DOKUMEN ATAU
NO SEKTOR PEREKONOMIAN NAMA KETERANGAN NILAI
BUKTI LAIN
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB Per Kapita 47.420,6 miliar rupiah
3 Peringkat 1 11
Per Kapita (miliar rupiah)
NILAI TOTAL 42
365
EKONOMI DAN INVESTASI
KABUPATEN BANGKA TENGAH
366
TABEL 64. NILAI SEKTOR EKONOMI DAN INVESTASI DI KABUPATEN BANGKA TENGAH
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB Per Kapita 28.578,2 miliar rupiah
3 Peringkat 6 1
Per Kapita (miliar rupiah)
NILAI TOTAL 16
367
EKONOMI DAN INVESTASI
KABUPATEN BANGKA SELATAN
368
TABEL 65. NILAI SEKTOR EKONOMI DAN INVESTASI DI KABUPATEN BANGKA SELATAN
FOTO DOKUMEN ATAU
NO SEKTOR PEREKONOMIAN NAMA KETERANGAN NILAI
BUKTI LAIN
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB Per Kapita 28.295,7 miliar rupiah
3 Peringkat 7 0
Per Kapita (miliar rupiah)
NILAI TOTAL 29
369
EKONOMI DAN INVESTASI
KABUPATEN BELITUNG
370
TABEL 66. NILAI SEKTOR EKONOMI DAN INVESTASI DI KABUPATEN BELITUNG
FOTO DOKUMEN ATAU
NO SEKTOR PEREKONOMIAN NAMA KETERANGAN NILAI
BUKTI LAIN
NILAI TOTAL 29
371
EKONOMI DAN INVESTASI
KABUPATEN BELITUNG TIMUR
372
TABEL 67. NILAI SEKTOR EKONOMI DAN INVESTASI DI KABUPATEN BELITUNG TIMUR
FOTO DOKUMEN ATAU
NO SEKTOR PEREKONOMIAN NAMA KETERANGAN NILAI
BUKTI LAIN
NILAI TOTAL 20
373
07. SOSIAL DAN BUDAYA
374
TABEL 68. DATA PER INDIKATOR SOSIAL DAN BUDAYA DI KABUPATEN/ KOTA
KABUPATEN/KOTA
INDIKATOR SOSIAL DAN
NO KABUPATEN BANGKA KABUPATEN
KABUPATEN
KABUPATEN
KABUPATEN
BUDAYA KOTA PANGKALPINANG KABUPATEN BANGKA BANGKA BELITUNG
BARAT BANGKA TENGAH BELITUNG
SELATAN TIMUR
SOSIAL
1 PENDIDIKAN
1.1 Angka Melek Huruf 98,79 98,63 97,56 95,5 97,86 98,85 99,22
1.2 Tingkat Pendidikan Terakhir Lulusan Diploma dan Lulusan Diploma dan Lulusan Diploma Lulusan Diploma Lulusan Lulusan Lulusan
Sarjana 13,5% Sarjana 9,82% dan Sarjana 5,46% dan Sarjana SMA/SMK Diploma dan Diploma dan
8,17% 21.08% Sarjana 8,01% Sarjana 5,17%
2 KESEHATAN
2.1 Angka Kesakitan (Morbiditas) 13,54 11,59 9,99 14,24 11,14 11,71 12,02
3 KEMISKINAN
3.1 Persentase Penduduk Miskin 4,36 4,51 2,70 4,85 3,52 6,27 6,52
3.2 Jumlah Pemerlu Pelayanan
12 jenis 12 jenis 12 jenis 12 jenis 12 jenis 11 jenis 11 jenis
Kesejahteraan Sosial
4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 78,22 72,40 69,08 70,45 66,90 72,51 70.92
BUDAYA
Perda No. 11
Perda No.2 Tahun
Peraturan Bupati Bangka Tahun 2015:
Perda No. 4 Tahun 2013: 2013: Pelestarian
Perda No. 2 Tahun 2015: Nomor 4 Tahun 2017: Rumah Adat,
Pemberdayaan, Perda Nomor 17 Adat Istiadat dan
Pakaian Adat dan Pakaian Pelestarian dan Pakaian Adat dan
Pelestarian, dan Perda Nomor 10 Tahun Tahun 2007: Pemberdayaan
1 Pelestarian Kekayaan Adat/ Budaya Adat Pengantin Serta Pengembangan Adat
Pengembangan Adat 2019: Cagar Budaya Kawasan Wisata Lembaga Adat
Pakaian Pengantin
Upacara Adat Perkawinan Istiadat dan Nilai Sosial Adat Melayu
Istiadat dan Kebudayaan Sejarah Melayu Belitong
Kota Pangkalpinang Budaya Masyarakat di Belitong di
Bangka Barat Kabupaten
Kabupaten Bangka Kabupaten
Belitung
Belitung Timur
TOTAL NILAI
TABEL 69. REKAPITULASI NILAI INDIKATOR SOSIAL DAN BUDAYA DI KABUPATEN/ KOTA
KABUPATEN/KOTA
INDIKATOR SOSIAL DAN
NO KABUPATEN BANGKA KABUPATEN
KABUPATEN
KABUPATEN
KABUPATEN
BUDAYA KOTA PANGKALPINANG KABUPATEN BANGKA BANGKA BELITUNG
BARAT BANGKA TENGAH BELITUNG
SELATAN TIMUR
SOSIAL
1 PENDIDIKAN
1.1 Angka Melek Huruf 9 9 9 9 9 9 9
1.2 Tingkat Pendidikan Terakhir 11 11 11 11 9 11 11
2 KESEHATAN
2.1 Angka Kesakitan (Morbiditas) 5 5 7 5 5 5 5
3 KEMISKINAN
3.1 Persentase Penduduk Miskin 9 9 9 9 9 7 7
3.2 Jumlah Pemerlu Pelayanan
7 7 7 7 7 7 7
Kesejahteraan Sosial
Indeks Pembangunan Manusia 9 9 7 9 7 9 9
4
(IPM)
BUDAYA
1 Pelestarian Kekayaan Adat/ Budaya 11 9 11 11 11 11 11
TOTAL NILAI 61 59 61 61 57 59 59
375
SOSIAL DAN BUDAYA
KOTA PANGKALPINANG
376
ABEL 70. NILAI SEKTOR SOSIAL DAN BUDAYA PENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI KOTA PANGKALPINANG
INDIKATOR SOSIAL ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
DAN BUDAYA IMPLEMENTASI BUKTI LAIN
SOSIAL
377
INDIKATOR SOSIAL ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
DAN BUDAYA IMPLEMENTASI BUKTI LAIN
SOSIAL
3 KEMISKINAN Dinas Soskop & PM - - - -
TOTAL NILAI 61
378
SOSIAL DAN BUDAYA
KABUPATEN BANGKA
379
TABEL 71. NILAI SEKTOR SOSIAL DAN BUDAYA PENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN BANGKA
INDIKATOR
ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO SOSIAL DAN GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
IMPLEMENTAS BUKTI LAIN
BUDAYA
SOSIAL
1 PENDIDIKAN Dinas Pendidikan - - - -
INDIKATOR
ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO SOSIAL DAN GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
IMPLEMENTAS BUKTI LAIN
BUDAYA
SOSIAL
2 KESEHATAN Dinas Kesehatan - - - -
380
INDIKATOR SOSIAL ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
DAN BUDAYA IMPLEMENTASI BUKTI LAIN
SOSIAL
3 KEMISKINAN Dinas Sosial - - - -
TOTAL NILAI 59
381
SOSIAL DAN BUDAYA
KABUPATEN BANGKA BARAT
382
TABEL 72. NILAI SEKTOR SOSIAL DAN BUDAYA PENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN BANGKA BARAT
Kompleks Perkantoran
Terpadu Pemerintah
Kabupaten Bangka
Barat
Dayabaru, Pal. 4,
Muntok, Kabupaten
Bangka Barat
Kompleks Perkantoran
Terpadu Pemerintah
Kabupaten Bangka
Barat
Dayabaru, Pal. 4,
Muntok, Kabupaten
Bangka Barat
383
INDIKATOR SOSIAL DAN ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
BUDAYA IMPLEMENTASI BUKTI LAIN
SOSIAL
3 KEMISKINAN Dinas Sosial, - - - -
Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa
Kompleks Perkantoran
Terpadu Pemerintah
Kabupaten Bangka Barat
Dayabaru, Pal. 4,
Muntok, Kabupaten
Bangka Barat
3.1 Persentase Penduduk - - Dokumen Indikator Persentase 9
Miskin Sosial Provinsi Penduduk
Kepulauan Bangka Miskin 2,70%
Belitung 2020
TOTAL NILAI 61
384
SOSIAL DAN BUDAYA
KABUPATEN BANGKA TENGAH
385
TABEL 73. NILAI SEKTOR SOSIAL DAN BUDAYA PENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN BANGKA TENGAH
386
INDIKATOR SOSIAL DAN ALAMAT/LOKASI GAMBAR PETA FOTO DOKUMEN ATAU
NO SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
BUDAYA IMPLEMENTASI LOKASI BUKTI LAIN
SOSIAL
3 KEMISKINAN Dinas Sosial & Pemdes - - - -
387
SOSIAL DAN BUDAYA
KABUPATEN BANGKA SELATAN
388
TABEL 74. NILAI SEKTOR SOSIAL DAN BUDAYA PENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN BANGKA SELATAN
INDIKATOR
ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO SOSIAL DAN GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
IMPLEMENTASI BUKTI LAIN
BUDAYA
SOSIAL
1 PENDIDIKAN Dinas Pendidikan - - - -
dan Kebudayaan
INDIKATOR
ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO SOSIAL DAN GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
IMPLEMENTASI BUKTI LAIN
BUDAYA
SOSIAL
2 KESEHATAN Dinas Kesehatan, - - - -
Pengendalian
Penduduk dan
Keluarga Berencana
389
INDIKATOR
ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO SOSIAL DAN GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
IMPLEMENTASI BUKTI LAIN
BUDAYA
SOSIAL
3 KEMISKINAN Dinas Sosial - - - -
INDIKATOR
ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO SOSIAL DAN GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
IMPLEMENTASI BUKTI LAIN
BUDAYA
BUDAYA
1 Pelestarian Dinas Pariwisata Pemuda - Perda Nomor 17 Terdapat 11
Kekayaan Adat/ & OR Tahun 2007: Kebijakan
Budaya Kawasan Wisata Khusus terkait
Jl. Gn. Namak, Gadung, Sejarah Pelestarian
Toboali, Kabupaten Kekayaan
Bangka Selatan Budaya dalam
bentuk
Peraturan
Daerah
TOTAL NILAI 57
390
SOSIAL DAN BUDAYA
KABUPATEN BELITUNG
391
TABEL 75. NILAI SEKTOR SOSIAL DAN BUDAYA PENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN BELITUNG
INDIKATOR
ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO SOSIAL DAN GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
IMPLEMENTASI BUKTI LAIN
BUDAYA
SOSIAL
1 PENDIDIKAN Dinas Pendidikan - - - -
dan Kebudayaan
INDIKATOR
ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO SOSIAL DAN GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
IMPLEMENTASI BUKTI LAIN
BUDAYA
SOSIAL
2 KESEHATAN Dinas Kesehatan - - - -
392
INDIKATOR
ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO SOSIAL DAN GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
IMPLEMENTASI BUKTI LAIN
BUDAYA
SOSIAL
3 KEMISKINAN Dinas Pemberdayaan - - - -
Perempuan, Perlindungan
Anak dan Sosial Kabupaten
Belitung
INDIKATOR
ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO SOSIAL DAN GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
IMPLEMENTASI BUKTI LAIN
BUDAYA
BUDAYA
1 Pelestarian Dinas Pendidikan - Perda No.2 Tahun Terdapat 11
Kekayaan Adat/ dan Kebudayaan 2013: Pelestarian Adat Kebijakan
Budaya Istiadat dan Khusus terkait
Jl. Sekolah No.23 Pemberdayaan Pelestarian
Tanjungpandan, Lembaga Adat Melayu Kekayaan
Kabupaten Belitong Kabupaten Budaya dalam
Belitung Belitung bentuk
Peraturan
Daerah
TOTAL NILAI 59
393
SOSIAL DAN BUDAYA
KABUPATEN BELITUNG TIMUR
394
TABEL 76. NILAI SEKTOR SOSIAL DAN BUDAYA PENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN BELITUNG TIMUR
INDIKATOR ALAMAT/LOKA
FOTO DOKUMEN ATAU
NO SOSIAL DAN SI GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
BUKTI LAIN
BUDAYA IMPLEMENTASI
SOSIAL
1 PENDIDIKAN Dinas Pendidikan - - - -
INDIKATOR
ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO SOSIAL DAN GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
IMPLEMENTASI BUKTI LAIN
BUDAYA
SOSIAL
2 KESEHATAN Dinas Kesehatan - - - -
395
INDIKATOR
ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO SOSIAL DAN GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
IMPLEMENTASI BUKTI LAIN
BUDAYA
SOSIAL
3 KEMISKINAN Dinas Sosial - - - -
INDIKATOR
ALAMAT/LOKASI FOTO DOKUMEN ATAU
NO SOSIAL DAN GAMBAR PETA LOKASI SUMBER DATA KETERANGAN NILAI
IMPLEMENTASI BUKTI LAIN
BUDAYA
BUDAYA
2 Pelestarian Dinas Kebudayaan Perda No. 11 Tahun Terdapat 11
Kekayaan Adat/ dan Pariwisata 2015: Rumah Adat, Kebijakan
Budaya Pakaian Adat dan Khusus terkait
Jl. Raya Gantung, Pakaian Pengantin Pelestarian
Komp. Perkantoran Adat Melayu Kekayaan
Terpadu, Dusun Belitong di Budaya dalam
Manggarawan, Kabupaten Belitung bentuk
Manggar, Kabupaten Timur Peraturan
Belitung Timur Daerah
TOTAL NILAI 59
396
08. PENATAAN RUANG
397
TABEL 77. PANDUAN NILAI PENATAAN RUANG PENDUKUNG KEPARIWISATAAN
TOTAL NILAI 52 38 57 25 25 85 68
398
PENATAAN RUANG
KOTA PANGKALPINANG
399
TABEL 78. NILAI PENATAAN RUANG PENDUKUNG KEPARIWISATAAN KOTA PANGKALPINANG
2.3 RIPPARNAS
Kabupaten/ Kota / DTW Merupakan
Salah Satu Kawasan Strategis Pariwisata Dinyatakan sebagai
Nasional Maupun Destinasi Pariwisata Kawasan
5
Nasional Yang Tercantum Dalam Pengembangan
Dokumen Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional
Pariwisata Nasional atau RIPPARNAS
400
INDIKATOR PENATAAN RUANG
NO NAMA DOKUMEN/ KEGIATAN FOTO DOKUMEN ATAU BUKTI LAIN KETERANGAN NILAI
PENDUKUNG KEPARIWISATAAN
3.2 Jumlah Sebaran Kawasan RTRW PROVINSI Kabupaten/ Kota/ tidak memiliki
Pariwisata Yang Tercantum Dalam sebaran Kawasan Pariwisata yang
RTRW Atau Rencana Tata Ruang tercantum dalam Peta Kawasan
Wilayah Provinsi Kepulauan Pariwisata Provinsi pada dokumen 0
Bangka Belitung RTRW Provinsi
4.2 Ketersediaan Dokumen Rinci Baik PERDA Kota Pangkalpinang No. Kabupaten/ Kota memiliki minimal 1
Berupa Dokumen RTBL Atau 7 Tahun 2005 Tentang Site dokumen perencanaan rinci yang
Rencana Teknik Bangunan Dan Plan Kawasan Wisata Tanjung bertujuan mendukung pembangunan
Lingkungan/ Dokumen RDTR Atau Bunga kepariwisataan Kabupaten/ Kota
Rencana Detail Tata Ruang 3
Maupun Dokumen Rinci Lainnya
Yang Bertujuan Mendukung
Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten/ Kota
4.3 Ketersediaan Dokumen PERDA Kota Pangkalpinang No. Kabupaten/ Kota sudah memiliki
Kebencanaan Skala Kabupaten/ 10 Tahun 2019 Tentang dokumen Rencana Penanggulangan
Kota Penyelenggaraan Bencana atau RPB skala Kabupaten/
Penanggulangan Bencana Kota yang sudah ditetapkan sebagai 7
PERDA
401
PENATAAN RUANG
KABUPATEN BANGKA
402
TABEL 79. NILAI PENATAAN RUANG PENDUKUNG KEPARIWISATAAN KABUPATEN BANGKA
2.3 RIPPARNAS
Kabupaten/ Kota / DTW Merupakan
Salah Satu Kawasan Strategis Pariwisata Dinyatakan sebagai
Nasional Maupun Destinasi Pariwisata Kawasan
5
Nasional Yang Tercantum Dalam Pengembangan
Dokumen Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional
Pariwisata Nasional atau RIPPARNAS
403
INDIKATOR PENATAAN RUANG
NO NAMA DOKUMEN/ KEGIATAN FOTO DOKUMEN ATAU BUKTI LAIN KETERANGAN NILAI
PENDUKUNG KEPARIWISATAAN
3.2 Jumlah Sebaran Kawasan RTRW PROVINSI Kabupaten/ Kota memilik lebih dari 3
Pariwisata Yang Tercantum Dalam Kawasan pariwisata yang tercantum
RTRW Atau Rencana Tata Ruang dalam dokumen RTRW
Wilayah Provinsi Kepulauan 7
Bangka Belitung
4.2 Ketersediaan Dokumen Rinci Baik RDTR Kawasan Perkotaan Kabupaten/ Kota memiliki minimal 1
Berupa Dokumen RTBL Atau Sungailiat dan Peraturan dokumen perencanaan rinci yang
Rencana Teknik Bangunan Dan Zonasi 2014 – 2034 bertujuan mendukung pembangunan
Lingkungan/ Dokumen RDTR Atau kepariwisataan Kabupaten/ Kota
Rencana Detail Tata Ruang 3
Maupun Dokumen Rinci Lainnya
Yang Bertujuan Mendukung
Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten/ Kota
4.3 Ketersediaan Dokumen Kabupaten/ Kota belum memiliki
Kebencanaan Skala Kabupaten/ dokumen kebencanaan skala
Kota Kabupaten/ Kota
- - 0
404
PENATAAN RUANG
KABUPATEN BANGKA BARAT
405
TABEL 80. NILAI PENATAAN RUANG PENDUKUNG KEPARIWISATAAN KABUPATEN BANGKA BARAT
Tercantum dalam 5
RTRWN RPJMN RIPPARNAS
dokumen berskala 9
nasional
406
INDIKATOR PENATAAN RUANG
NO NAMA DOKUMEN/ KEGIATAN FOTO DOKUMEN ATAU BUKTI LAIN KETERANGAN NILAI
PENDUKUNG KEPARIWISATAAN
2.3 Kabupaten/ Kota / DTW RIPPARNAS Dinyatakan sebagai Kawasan
Merupakan Salah Satu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional
Strategis Pariwisata Nasional
Maupun Destinasi Pariwisata
Nasional Yang Tercantum Dalam 5
Dokumen Rencana Induk
Pembangunan Pariwisata
Nasional atau RIPPARNAS
3.2 Jumlah Sebaran Kawasan RTRW PROVINSI Kabupaten/ Kota memilik lebih dari 3
Pariwisata Yang Tercantum Dalam Kawasan pariwisata yang tercantum
RTRW Atau Rencana Tata Ruang dalam dokumen RTRW 7
Wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
4.2 Ketersediaan Dokumen Rinci Baik 1. PERBUP Kabupaten Bangka Kabupaten/ Kota memiliki lebih dari 1
Berupa Dokumen RTBL Atau Barat No. 80 Tahun 2020 dokumen perencanaan rinci yang
Rencana Teknik Bangunan Dan Tentang Rencana bertujuan mendukung pembangunan
Lingkungan/ Dokumen RDTR Atau Pembangunan Kawasan kepariwisataan Kabupaten/ Kota
Rencana Detail Tata Ruang Perdesaan Mina – Industri
7
Maupun Dokumen Rinci Lainnya Kecil Wisata Kabupaten
Yang Bertujuan Mendukung Bangka Barat
Pembangunan Kepariwisataan 2. RAPERBUP Kabupaten
Kabupaten/ Kota Bangka Barat Tentang RTBL
Muntok RPKP Mina RTBL Muntok
4.3 Ketersediaan Dokumen Kabupaten/ Kota belum memiliki
Kebencanaan Skala Kabupaten/ dokumen kebencanaan skala
Kota - - Kabupaten/ Kota 0
407
PENATAAN RUANG
KABUPATEN BANGKA TENGAH
408
TABEL 81. NILAI PENATAAN RUANG PENDUKUNG KEPARIWISATAAN KABUPATEN BANGKA TENGAH
RTRWN RPJMN
2.2 Kabupaten/ Kota/ DTW Masuk Sebagai Kabupaten/ Kota tidak
Salah Satu Pusat Kegiatan Dalam Dokumen termasuk dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional - - Sistem Perkotaan 0
Nasional
409
INDIKATOR PENATAAN RUANG
NO NAMA DOKUMEN/ KEGIATAN FOTO DOKUMEN ATAU BUKTI LAIN KETERANGAN NILAI
PENDUKUNG KEPARIWISATAAN
2.3 Kabupaten/ Kota / DTW RIPPARNAS Dinyatakan sebagai Kawasan
Merupakan Salah Satu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional
Strategis Pariwisata Nasional
Maupun Destinasi Pariwisata
Nasional Yang Tercantum Dalam 5
Dokumen Rencana Induk
Pembangunan Pariwisata
Nasional atau RIPPARNAS
3.1 Kategori Kabupaten/ Kota/ DTW RIPPARPROV Kabupaten/ Kota/ DTW masuk dalam
Dalam Dokumen Rencana Induk kategori Kawasan Strategis Pariwisata
Pembangunan Pariwisata Provinsi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 11
Atau RIPPARPROV atau KSPP dalam dokumen
RIPPARPROV
3.2 Jumlah Sebaran Kawasan RTRW PROVINSI Kabupaten/ Kota memiliki kurang dari
Pariwisata Yang Tercantum Dalam 3 Kawasan pariwisata yang
RTRW Atau Rencana Tata Ruang tercantum dalam dokumen RTRW 3
Wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
410
PENATAAN RUANG
KABUPATEN BANGKA SELATAN
411
TABEL 82. NILAI PENATAAN RUANG PENDUKUNG KEPARIWISATAAN KABUPATEN BANGKA SELATAN
412
INDIKATOR PENATAAN RUANG
NO NAMA DOKUMEN/ KEGIATAN FOTO DOKUMEN ATAU BUKTI LAIN KETERANGAN NILAI
PENDUKUNG KEPARIWISATAAN
2.3 Kabupaten/ Kota / DTW Kabupaten/ Kota/ DTW tidak
Merupakan Salah Satu Kawasan termasuk kawasan pariwisata dalam
Strategis Pariwisata Nasional dokumen Rencana induk Pariwisata
Maupun Destinasi Pariwisata Nasional
0
Nasional Yang Tercantum Dalam
Dokumen Rencana Induk
Pembangunan Pariwisata
Nasional atau RIPPARNAS
2.4 Lokasi Kabupaten/Kota/ DTW RENAS PB Lokasi Kabupaten/ Kota/ DTW
Aman Dari Resiko Kebencanaan merupakan daerah kebencanaan
Dalam Dokumen Rencana tingkat kerawanan tinggi