Anda di halaman 1dari 4

Pasal 23

Pemanfaatan Komponen RTH Perkotaan


(1) Pemanfaatan untuk hutan lindung diarahkan untuk:
a. menjaga dan meningkatkan fungsi ekologis yang dimiliki hutan lindung
untuk menjaga fungsi preservasi dan konservasinya;
b. kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan dan penelitian seperti wisata
pendidikan dan rekreasi bernuansa pendidikan merupakan kegiatan ideal
untuk hutan lindung;
c. daerah sekeliling hutan lindung sebaiknya dialokasikan untuk area
penyangga;
d. pemanfaatan pasif dari luar kawasan, seperti memanfaatkan nuansa alami
hutan lindung untuk peningkatkan nilai tambah sosial dan ekonomi
kegiatan-kegiatan seperti rumah makan berciri khas alami, spa/pusat
kebugaran berbasis alam, permukiman berkepadatan rendah berkonsep
kembali ke alam, atau taman-taman.
(2) Pemanfaatan untuk kawasan cagar alam diarahkan untuk:
a. menjaga dan meningkatkan fungsi ekologis yang dimiliki hutan lindung
untuk menjaga fungsi preservasi dan konservasinya;
b. kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan dan penelitian, dengan tetap
menjaga fungsi preservasi dan konservasinya;
c. kegiatan rekreasi dan rekreasi alam yang memperkaya keragaman daya
tarik wisata kawasan perkotaan.
d. pemanfaatan pasif dari luar kawasan, seperti memanfaatkan nuansa alami
hutan lindung untuk peningkatkan nilai tambah sosial dan ekonomi
kegiatan-kegiatan seperti rumah makan berciri khas alami, spa/pusat
kebugaran berbasis alam, permukiman berkepadatan rendah berkonsep
kembali ke alam, atau taman-taman.
(3) Pemanfaatan untuk waduk, bendungan dan sempadannya diarahkan untuk:
a. menjaga ketersediaan kuantitas dan kualitas sumber daya air untuk
kelangsungan daya dukung dan daya tampung kawasan perkotaan,
b. mewadahi kegiatan-kegiatan temporer (non-hunian) berkepadatan rendah
sampai sedang, seperti rekreasi dan wisata berbasis alam darat maupun air,
dan olah raga ruang terbuka di lapangan permukaan alami.
(4) Pemanfaatan untuk situ, danau, rawa dan sempadannya diarahkan untuk:
a. menjaga ketersediaan kuantitas dan kualitas sumber daya air untuk
kelangsungan daya dukung dan daya tampung kawasan perkotaan,
b. mewadahi pendidikan dan penelitian tentang fungsi dan manfaat situ,
rawa, dan sempadannya,
c. mewadahi kegiatan-kegiatan berkepadatan sangat rendah dan rendah,
seperti rekreasi dan wisata berbasis alam darat maupun air dan pendidikan.
d. mewadahi kegiatan budidaya hasil alam spesifik lokasi.
(5) Pemanfaatan untuk kawasan mata air diarahkan untuk:
a. menjaga ketersediaan kuantitas dan kualitas sumber daya air untuk
kelangsungan daya dukung dan daya tampung kawasan perkotaan,
b. kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan dan penelitian,
c. budidaya hasil alam yang mendukung terjaganya fungsi-fungsi mata air.
(6) Pemanfaatan untuk sempadan sungai diarahkan untuk:
a. menjaga fungsi sungai secara terintegrasi,
b. menjaga kawasan perkotaan dari potensi bencana alam sungai,
c. kegiatan-kegiatan yang menjadikan sungai sebagai sumber daya utama,
termasuk implementasi konsep waterfront city,
d. kawasan hulu sungai yang pada umumnya curam dilestarikan dan menjadi
kawasan lindung, seperti hutan lindung dan atau hutan kota
e. areal di bagian landai yang memiliki potensi banjir diarahkan untuk
kegiatan temporer atau semi permanen seperti budi daya musiman,
rekreasi dan wisata air, rekreasi dan wisata pendidikan, kegiatan olah raga
air,
f. jalur inspeksi dan pembangunan prasarana lalu lintas, bangunan
pengambilan dan pembuangan air.
(7) Pemanfaatan untuk sempadan pantai diarahkan untuk:
a. menjaga integritas garis pantai dan habitatnya,
b. kegiatan-kegiatan temporer, non hunian seperti rekreasi dan wisata pantai,
c. penelitian dan pendidikan yang berkaitan kawasan pantai dan laut,
d. prasarana transportasi
(8) Pemanfaatan untuk kawasan perlindungan plasma nutfah diarahkan untuk:
a. menjaga dan meningkatkan fungsi ekologis yang dimiliki kawasan
perlindungan plasma nutfah untuk menjaga fungsi preservasi dan
konservasinya
b. kegiatan kegiatan budidaya hasil alam yang sesuai intensitas dan
ukurannya dengan kondisi lokal setempat,
c. kegiatan-kegiatan pendidikan dan penelitian, dengan tetap menjaga fungsi
preservasi dan konservasinya
(9) Pemanfaatan untuk hutan kota diarahkan untuk:
a. menjaga dan meningkatkan fungsi ekologis terutama sebagai paru-paru
kota dan area konservasi air,
b. kegiatan-kegiatan rekreasi bagi masyarakat kota dan wisata,
c. kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan non formal, klub observasi
alam, dan penelitian,
d. penyediaan sarana penampungan air hujan yang berguna untuk
mengurangi potensi banjir.
(10) Pemanfaatan untuk taman kota diarahkan untuk:
a. menjadi paru-paru kota,
b. menjadi wadah interaksi masyarakat dari berbagai bagian kota,
c. menjadi identitas kota melalui penggunaan elemen-elemen pembentuk
ruang yang khas lokal,
d. penyediaan sarana penampungan air hujan yang berguna untuk
mengurangi potensi banjir.
(11) Pemanfaatan untuk taman lingkungan diarahkan untuk:
a. kegiatan yang dapat mewadahi interaksi antar manusia, khususnya
masyarakat dari lingkungan setingkat kelurahan, rukun warga dan rukun
tetangga.
b. menjadi identitas lingkungan dengan penggunaan elemen-elemen khas
setempat atau karya masyarakat lokal,
c. penyediaan sarana penampungan air hujan yang berguna untuk
mengurangi potensi banjir.
(12) Pemanfaatan untuk tempat pemakaman umum diarahkan untuk:
a. kegiatan sosial dan interaksi masyarakat melalui peningkatan prasarana
dan sarana sosial,
b. ruang terbuka hijau melalui pengurangan tutupan lahan/nisan dan
menggantinya menjadi rumput atau tanaman rambat.
(13) Pemanfaatan untuk lapangan olah raga diarahkan untuk mendukung fungsi
utamanya sebagai fungsi sosial dapat digunakan untuk fasilitas olah raga
dengan menggunakan bahan konstruksi ramah lingkungan dan tetap
mempertahankan fungsi ekologis.
(14) Pemanfaatan untuk taman rekreasi diarahkan untuk kegiatan rekreasi dan
wisata dengan dampak negatif lingkungan minimal.
(15) Pemanfaatan untuk jalur hijau sempadan jalan dapat dimanfaatkan sebagai
a. penyaring polusi udara, khususnya emisi kendaraan bermotor;
b. tempat penempatan aksesoris jalan dan jaringan utilitas kota agar fungsi-
fungsi ekologis kota terjaga,
c. pembentuk identitas kota melalui pemilihan tanaman khas lokal,
d. pendorong perilaku hidup masyarakat yang lebih ramah lingkungan
melalui penyediaan jalur pedestrian yang nyaman dan asri,
e. koridor bagi sirkulasi fauna.
(16) Pemanfaatan untuk pulau jalan dapat diarahkan untuk menjadi
a. penguat hirarki ruang kota,
b. pembentuk citra kota melalui penggunaan elemen-elemen khas kota.
(17) Pemanfaatan RTH Pekarangan disesuaikan guna lahan pekarangan tersebut
dengan tetap mempertahankan fungsi ekologis dan mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan, melalui
a. pengarahan penataan lahan pekarangan sehingga secara kolektif menjadi
ruang terbuka hijau berkualitas tinggi dan tepat guna bagi masyarakat kota
bersangkutan,
b. penyediaan jaringan utilitas dan sanitasi bangunan yang selaras dengan
upaya peningkatan kualitas lingkungan,
c. pengaturan penyediaan jenis dan jumlah vegetasi di area-area pekarangan
dengan luas yang besar dan berpermukaan keras,
d. sosialisasi dan pemberian insentif bagi anggota masyarakat yang
menggunakan pekarangannya untuk peningkatan kualitas lingkungan kota.

Anda mungkin juga menyukai