Anda di halaman 1dari 159

KICK OFF DAERAH

PENYUSUNAN RENCANA INDUK


DESTINASI PARIWISATA NASIONAL (RIDPN)/
INTEGRATED TOURISM MASTER PLAN (ITMP)
KEPUALAUAN BANGKA BELITUNG

Rabu, 09 September 2021.


Hybrid Online System. Jam 08:00 – 16:20WIB.

Penyusun:
Tim Tenaga Ahli ITMP Kemenparekraf.
Ketua Tim:
Dr. Phil., Ir. Rino Wicaksono, B.Eng., MArchUD, MURP, IAP
1
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN KEBIJAKAN
3. KONSEP PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
4. GAMBARAN UMUM PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
5. KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN ITMP
6. LUARAN KEGIATAN
7. METODOLOGI KERJA
8. RENCANA KEGIATAN SURVEI
9. TABEL PANDUAN NILAI DAN KOMPILASI NILAI
10. LAMPIRAN 2
1. PENDAHULUAN
MAKSUD
Maksud dari penyusunan dokumen ITMP adalah agar pemerintah, pemerintah daerah, investor, komunitas dan masyarakat luas serta
para pihak terkait lainnya memiliki panduan dan pedoman yang terpadu dalam melakukan pembangunan dan pengembangan pariwisata di
wilayah Kepulauan Bangka Belitung.
TUJUAN SASARAN
1. Melakukan identifikasi dan pendalaman terkait peraturan 1. Teridentifikasinya dan terjadinya pendalaman pemahaman
perundangan, kebijakan pembangunan pariwisata dan terkait peraturan perundangan, kebijakan pembangunan
berbagai teori kepariwistaan yang relevan dengan pariwisata dan berbagai teori kepariwistaan yang relevan
pembangunan dan pengembangan kepariwisataan di dengan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan di
Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Bangka Belitung.
2. Menyusun profil pilar pariwisata Kepulauan Bangka Belitung 2. tersusunnya profil pilar pariwisata Kepulauan Bangka Belitung.
3. Melakukan berbagai analisis untuk mengkaji secara dalam 3. Terumuskannya konsep pembangunan dan pengembangan
peraturan perundangan dan kebijakan, data dasar wilayah kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung hasil analisis
dan pilar pariwisata dalam rangka perencanaan peraturan perundangan dan kebijakan, data dasar wilayah dan
pembangunan kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung pilar pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung.
4. Menyusun kebijakan, arahan, skenario, program dan rencana 4. Tersusunnya kebijakan, arahan, skenario, program dan rencana
kegiatan pembangunan dan pengembangan pariwisata kegiatan pembangunan dan pengembangan pariwisata
Kepulauan Bangka Belitung pada tataran makro, meso dan Kepulauan Bangka Belitung pada tataran makro, meso dan mikro
mikro yang terintegrasi dan komprehensif. yang terintegrasi dan komprehensif.
5. Menyusun draf rancangan Peraturan Presiden RI Tentang 5. Tersusunnya draf rancangan Peraturan Presiden RI Tentang
RIDPN/ ITMP Kepulauan Bangka Belitung RIDPN/ ITMP Kepulauan Bangka Belitung
3
2. TINJAUAN KEBIJAKAN
1. KEBUTUHAN INTEGRATED TOURISM MASTER PLAN (ITMP) BANGKA BELITUNG
PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA MEMBUTUHKAN
1
KOLABORASI LINTAS SEKTOR TA N T A N G A N :
PP 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Banyaknya Masterplan
Kementerian/Lembaga memiliki masterplan sektoral dan wilayah.
2
Pariwisata Nasional (Ripparnas): Pemerintah Daerah juga memiliki masterplan
• 50 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN): Infrastruktur dan daya dukung lingkungan
• 222 Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN): Infrastruktur dasar dan konektivitas terbatas, serta daya dukung 3
• 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) lingkungan kurang berkelanjutan

SDM pariwisata, industri dan masyarakat


Arahan Presiden:
• Percepatan penyiapan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP)
Kecukupan jumlah dan kualitas SDM pariwisata, kesiapan industri
dan masyarakat 4
dan termasuk didalamnya 5 Destinasi Super Prioritas Investasi pariwisata rendah
• Perpres No. 14 Tahun 2018 tentang perubahan kedua atas Realisasi investasi pemerintah dan badan usaha di sektor pariwisata
belum optimal
Peraturan Presiden nomor 64 tahun 2014 tentang koordinasi
strategis lintas sektor penyelenggaraan kepariwisataan,
PEMECAH AN:
perlunya disusun ITMP Dalam rangka sinergitas
pembangunan kepariwisataan Penyusunan Rencana Induk Pariwisata Terintegrasi

Percepatan pembanguan infrastruktur dasar dan infrastruktur


pariwisata, serta peningkatan daya dukung lingkungan

Peningkatan SDM pariwisata, kesiapan industri dan masyarakat

Peningkatan investasi pariwisata baik pemerintah maupun swasta

Sumber: Pengantar Penyusunan Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Bangka Belitung, Bappenas, Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, 25 Juni 2021 4
2. TINJAUAN KEBIJAKAN
2. KETERPADUAN DIBANGUN MELALUI PENERAPAN PRINSIP TEMATIK, HOLISTIK, INTEGRATIF DAN SPASIAL
(THIS) DALAM BENTUK MAJOR PROJECT (MP) DESTINASI PARIWISATA PRIORITAS
TEMATIK INTEGRATIF SPASIAL

10 DESTINASI PARIWISATA Lintas K/L/D:


Kemenparekraf, KemenPUPR, Kemenhub, KemenLHK, KemenKP, • Danau Toba
PRIORITAS • Borobudur dskt
KemendesPDTT, KemenKUKM,KemenESDM, Kemenaker,
Kemeninves/BKPM, BNPB, Kemendagri, Kemendikbud, Kemenko • Lombok-Mandalika
Kemaritiman dan Investasi, Kemenko Perekonomian, Kemenkeu, • Labuan Bajo
HOLISTIK KemenATR/BPN, Kementan, KemenBUMN, Kemendag, • Manado-Likupang
Bappenas, POLRI, Pemda, Badan Pengelola Otorita Kawasan • Wakatobi
Pariwisata, BUMN, Dunia Usaha dan Mitra Pembangunan
• Raja Ampat
Perintisan Destinasi Penanganan Jalan
Pariwisata Mendukung DPP • Bromo-Tengger-
Semeru
• Bangka Belitung
Ragam sumber pembiyaaan:
APBN (K/L, TKDD), APBD, BUMN, Swasta, PHLN, KPBU • Morotai
Pembanguan Desa
Pembangunan Wisata dan Fasilitasi
Pelabuhan dan Bandara BUMDes Total Kebutuhan DPP Tahun 2022: Rp. 33,26 Triliun
APBN 9,06 T (27,2%)*
BUMN 2,53 T (7,6%)
Pembangunan
Amenitas Kawasan Pembangunan dalam Swasta dan KPBU 21,67 T (65,1%)**
Pariwisata Wilayah dan Kawasan
*Angka Berdasarkan tagging MP 10 DPP di KRISNA RKP 2022
**Kontribusi sektor swasta menggunakan proyeksi dalam RPJMN 2020-2024
Sumber: Pengantar Penyusunan Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Bangka Belitung,
Bappenas, Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, 25 Juni 2021 5
2. TINJAUAN KEBIJAKAN
3. KEBIJAKAN PARIWISATA:
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) TAHUN 2020-2024
WISATA BAHARI
1 TWP Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya

EKOWISATA
Proyek 10 Destinasi 1 TN Gunung Leuser dan KHDTK Aek Nauli
Pariwisata Prioritas:
2 TWA Muka Kuning
1. Danau Toba,
2. Bangka Belitung, KSPN/KPPN
3. Borobudur Dskt,
4. Bromo-Tengger- 1 KSPN Toba dskt.
Semeru, 2 KSPN Nongsa-Pulau Abang dskt. dan KSPN Lagoi-Bintan dskt.
5. Lombok -
Mandalika, 3 KSPN Bukittinggi dskt, KSPN Maninjau dskt, KSPN Singkarak
6. Labuan Bajo, dskt, KPPN Padang dskt, dan KPPN Sawahlunto dskt.
7. Wakatobi, 4 KSPN Tanjung Kelayang dskt. dan KPPN Pangkal Pinang
8. Manado -Likupang Sungai Liat dskt.
9. Morotai,
10.Raja Ampat. GEOPARK
1 Geopark Kaldera Toba 4 Geopark Ranah
Minang Silokek
2 Geopark Natuna
3 Geopark Ngarai Sianok- 5 Geopark Sawahlunto
Maninjau 6 Geopark Belitong
Sumber: Perpres Nomor 18 Tahun 2020 tentang tentang RPJM Nasional Tahun 2020-2024 6
4.
2. TINJAUAN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN PROYEK 10 DESTINASI PARIWISATA PRIORITAS - DANAU TOBA, BOROBUDUR DSKT, LOMBOK-MANDALIKA, LABUAN BAJO,
MANADO-LIKUPANG, WAKATOBI, RAJA AMPAT, BROMO-TENGGER-SEMERU, BANGKA BELITUNG, DAN MOROTAI
PARIWISATA:
RENCANA
PEMBANGUNAN
JANGKA
MENENGAH
NASIONAL
TAHUN
2020-2024

Referensi
Postur
dan
Distribusi
Anggaran
Untuk
Penyusunan
Program
dan Kegiatan

(Sumber: Perpres Nomor 18 Tahun 2020) 7


5. KEBIJAKAN 2. TINJAUAN KEBIJAKAN
PARIWISATA: TARGET 2021 LOKASI PRIORITAS
RENCANA KERJA Adapun dalam PN
- Penyelesaian Rencana Induk Destinasi Pariwisata Prioritas (RIDPP)/Integrated
PEMERINTAH 2021 Tourism Master Plan (ITMP) Labuan Bajo, Manado Likupang, BTS, dan
Destinasi Pariwisata Prioritas: Danau
Membangun
Toba, Borobudur Dskt, Lombok-
Wakatobi Wilayah untuk
Mandalika, Labuan Bajo, Manado-
Dalam PN (Prioritas - Percepatan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat dan investasi di Danau
Toba, Borobudur dskt, Lombok, Labuan Bajo, dan Manado-Likupang (75%)
Likupang, Wakatobi, Raja Ampat, Bromo- Mengurangi
Nasional) Memperkuat Tengger-Semeru, Bangka Belitung, dan
- Percepatan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat dan investasi di BTS, Kesenjangan dan
Ketahanan Ekonomi Morotai
Wakatobi, Bangka Belitung, Morotai dan Raja Ampat (25%) Menjamin
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas dan Perintisan Destinasi Pariwisata Perintisan Destinasi Pariwisata Perintisan Destinasi Pariwisata Pemerataan,
Pelaksanaan Rencana Induk Destinasi • Pengembangan Bandara Sibisa terdapat Program
Berkeadilan telah • Pembangunan Jalan By Pass
Pariwisata Prioritas (RIDPP)/Integrated (Kemenhub, BUMN)
disusun 7 (tujuh) MP Tourism Master Plan (ITMP) untuk BILMandalika (17,4 km) (Kemen • Pengembangan KA Akses Bandara Adi
Prioritas berupa
(Major Project). pembangunan dan pengelolaan PUPR) Sumarmo (13,5 km berlanjut) dan
konektivitas, amenitas, atraksi, SDM, • Jalan Akses KSPN Borobudur (20 km) Yogyakarta Intemational Aiport (5,7 km,
Salah satu dari tujuh usaha-usaha masyarakat, dan industri (Kemen PUPR) lanjutan) (Kemenhub, BUMN)
pariwisata secara terintegrasi. • Jalan Akses KSPN Labuan Bajo (21,4 • Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan
Perbaikan
MP tersebut adalah (Kemenparekraf/ Baparekraf, Kemen km) (Kemen PUPR) Ambarita, Balige, Muara, Porsea, Aksesibilitas,
Major Project 10 PUPR, BKPM)
Destinasi Pariwisata Binongko, Tomia, dan Klademak Atraksi dan
Perintisan Destinasi Pariwisata Perintisan Destinasi Pariwisata (Kemenhub)
Prioritas: Danau Toba, • Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Laut
Amenitas
Borobudur Dskt, • Pembangunan Desa Wisata • Investasi amenitas dan atraksi dalam Destinasi
Likupang (Kemenhub)
Lombok-Mandalika, (Kemendesa PDTT, kawasan pariwisata di 10 Destinasi • Pengembangan Bandara Matahota Pariwisata
Kemenparekraf/Baparekraf) Pariwisata Prioritas (BUMN, Swasta)
Labuan Bajo, Manado- • Kerja Sama Desa Wisata dengan
(Kemenhub)
Prioritas Bangka
• Pembangunan amenitas dan fasilitas
Likupang, Wakatobi, Badan usaha (5 kerja sama) Perintisan Destinasi Pariwisata
pendukung pariwisata (10 DPP) Belitung/ KEK
Raja Ampat, Bromo- (Kemenparekraf/Baparekraf) (Pemda, DAK)
• SDM Ekonomi Kreatif yang Diedukasi • Pengembangan Ruang Kreatif dan Sarana Tanjung Kelayang
Tengger-Semeru, • Pusat Informasi Pariwisata, termasuk Kreatif di destinasi pariwisata prioritas dan
(11.500 orang kumulatif) Pusat informasi Geopark (3 lokasi)
Bangka Belitung, dan (Kemenparekraf/Baparekraf) lokasi Cultural Heritage Regeneration (11
(Kemenparekraf/Baparekraf, Kemen
Morotai. • BUMNDesa pengelola destinasi lokasi) (Kemenparekraf/ Baparekraf)
ESDM)
pariwisata (Kemendesa PDTT) • Pembangunan dan pengelolaan kawasan
• DAK Fisik Pariwisata di 10 DPP, 8
• Jumlah SDM Pariwisata yang Destinasi Pariwisata Pengembangan
pariwisata (BOP Danau Toba, BOP
Sumber: mendapatkan sertifikat (13.800 dan Bali Borobudur, BOP Labuan Bajo-Flores,
8
Rencana Kerja Pemerintah 2021 orang) (Kemenparekraf/ Baparekraf) BUMN, Pemda, Swasta)
3. KONSEP PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN
KEPARIWISATAAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
1. Pembangunan dan pengembangan destinasi pariwisata berbasis prinsip keberlanjutan (sustainability):
1) pelestarian (conservation and preservation); 2) pemanfaatan teknologi (smart); 3) kesehatan lingkungan
(environment health); 4) keindahan (beauty); 5) keamanan (security); 6) keselamatan (safety); 7)
keramahtamahan (hospitality); 8) kepedulian (concern), serta; 9) Kemudahan dan kenyamanan (ease and
conveniency).

2. Pembangunan dan pengembangan industri kepariwisataan yang memberdayakan potensi lokal, berkualitas
internasional, menumbuhkan dan memeratakan perekonomian masyarakat, serta meningkatkan pendapatan
masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah.

3. Pembangunan dan pengembangan kelembagaan kepariwisataan yang memberdayakan masyarakat (public


private people participation – public private partnership and people engagement).

4. Pembangunan dan pengembangan pemasaran kepariwisataan dengan branding yang jitu, advertising dengan
berbagai model dan menggunakan teknologi terkini, sosialisasi dan advokasi terhadap para pihak terkait serta
selling yang tepat sesuai dengan segmen pasar-nya.
9
3. KONSEP PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN VII. MANGGAR – PANTAI
I. TANJUNGPAN DAN-NASIK
KEPARIWISATAAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PUNAI
Kota Tanjung Pandan-Selat Nasik Kota Manggar-Pantai
Tema: Pantai, Mi ce , Budaya, Punai (Kabupaten
III. MENTOK DSKT Wisata Kuliner Belitung Timur)
Mentok (Kab. Bangka Barat) Tema: Pantai, Minat Khusus
Tema: Wisata Sejarah dan Pantai Atraksi Utama:
- Pulau Lengkuas (Memancing, Geopark,
Atraksi Utama: - PanTanjung Kelayang Agama)
• Museum Timah Indonesia - Pantai Tanjung Tinggi Atraksi Utama:
• Mercusuar Tanjung Kalian - Pantai Batu Bedil - PantaiBurungMandi
• Masjid Jamik dan Kelenteng Kong IV. BELINYU DSKT - Desa Terong - PantaiPunai
Fuk Miau (Kabupaten Bangka) - Belitung Mangrove - PantaiSerdang
• Pantai Air Nyatoh Tema: Pantai, Budaya - Openpit
• Pantai Tungau Atraksi Utama: - Kuil Dewi Kwan In
• Benteng Kota Tembilang -Pulau Nenas
-Pantai Batu Bedinding
-Desa Wisata Kampung Gedong
-Goa Maria
-Kelenteng Kuto Panji
II. PANGKALPINANG-
SUNGAI LIAT
Pangkalpinang-Sungai Liat IX. KOBA
(Kabupaten Bangka, Kota (Kabupaten Bangka Tengah)
Pangkalpinang & Kabupaten Tema: Pantai dan Alam
Bangka Tengah) Atraksi Utama:
Tema: Pantai, Budaya -Air Terjun Sadap
Atraksi Utama: -Pantai Sumur Tujuh
-Pantai Matras -Hutan Pelawan Naman VI. LEPAR-SELAT
-Pantai Parai Tenggiro GASPAR
-Pantai Pasir Padi (Kabupaten Bangka VIII. BELITUNG SELATAN
V. TOBOALI-TUKAK SADAI Selatan dan Kabupaten
-Pantai Tanjung Pesona Toboali (Kabupaten Bangka Belitung) Teluk Gembira Dskt
Selatan dan Bangka Tengah) Tema: Kepulauan Tema: Pantai, Tamasya, Rekreasi
Tema: Pantai dan Alam, Wisata Atraksi Utama: Atraksi Utama:
Kuliner - Pulau Lepar
Kawasan Pengembangan Atraksi Utama: - Pantai Tanjung Labu -Pantau Panyabong
1 1 1 Daya Tarik Wisata
Pariwisata Nasional (KPPN) -Pantai Tanjung Berikat - Pulau Pongok -Batu Baginda
KWU/KIP/KTA -Pantai Batu Kapur - Pantai Batu Tambun -Teluk Gembira
Kawasan Strategis -Pantai Batu Perahu Pongok
Pariwisata Nasional (KSPN) Daerah Tujuan Pariwisata - Desa Pasir Putih - Pantai Celagen 10
IDENTIFIKASI AWAL SEBARAN KTA 1. TANJUNGPANDAN-NASIK
KTA 4. MANGGAR – PANTAI
KEY TOURISM AREA (KTA) PARIWISATA KBB PUNAI
Kota Tanjung Pandan-Selat Nasik Kota Manggar-Pantai
BERDASARKAN KAJIAN VISIONING Tema: Pantai, MICE, Budaya, Punai (Kabupaten
Wisata Kuliner Belitung Timur)
SEBARAN KTA KEP. BABEL: Atraksi Utama: - Pantai Batu Tema: Pantai, Minat Khusus
1. Tanjung Pandan- Selat Nasik - Pulau Bedil (Memancing, Geopark,
Lengkuas - Desa Terong Agama)
2. Mentok DSKT - PanTanjung - Belitung Atraksi Utama:
3. Pangkal Pinang - Sungai Liat Kelayang Mangrove - PantaiBurungMandi
4. Manggar - Pantai Punai - Pantai Tanjung - PantaiPunai
Tinggi - PantaiSerdang
5. Belinyu DSKT KTA 5. BELINYU DSKT - Openpit
6. Toboali-Tukak Sadai (Kabupaten Bangka) - Kuil Dewi Kwan In
Tema: Pantai, Budaya
7. Lepar-Selat Gaspar Atraksi Utama:
8. Koba -Pulau Nenas
9. Teluk Gembira dskt -Pantai Batu Bedinding
Sumber: Hasil Visioning Master Plan Pariwisata -Desa Wisata Kampung Gedong
Babel, 2020 -Goa Maria
-Kelenteng Kuto Panji
KTA 2. MENTOK DSKT
Mentok (Kab. Bangka Barat) KTA 3. PANGKALPINANG-SUNGAI LIAT
Tema: Wisata Sejarah dan Pantai Pangkalpinang-Sungai Liat (Kabupaten
Atraksi Utama: Bangka, Kota Pangkalpinang & Kabupaten
• Museum Timah Indonesia Bangka Tengah)
• Mercusuar Tanjung Kalian Tema: Pantai, Budaya
• Masjid Jamik dan Kelenteng Atraksi Utama:
Kong Fuk Miau -Pantai Matras
• Pantai Air Nyatoh KTA 6. TOBOALI-TUKAK SADAI
-Pantai Parai Tenggiro Toboali (Kabupaten Bangka
• Pantai Tungau -Pantai Pasir Padi
• Benteng Kota Tembilang Selatan dan Bangka Tengah)
-Pantai Tanjung Pesona Tema: Pantai dan Alam, Wisata
Kuliner
Klaster Daerah Tujuan Pariwisata Daya Tarik Wisata Alam Atraksi Utama:
Sub Klaster Daerah Tujuan Pariwisata Daya Tarik Wisata Budaya -Pantai Tanjung Berikat
Kawasan Pengembangan Pariwisata -Pantai Batu Kapur
Nasional (KPPN) Daya Tarik Wisata Buatan -Pantai Batu Perahu
Kawasan Strategis Pariwisata - Desa Pasir Putih
Daya Tarik Desa Wisata
Nasional (KSPN) 11
4. GAMBARAN UMUM PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Penduduk
Luas wilayah Provinsi 1.455.678 jiwa dengan laju
Kepulauan Bangka Belitung pertumbuhan sebesar 1,70%
81.725,23 Km². dari 2010-2020
Kabupaten • Daratan seluas 16.424,23 Km²
Kabupaten Bangka
Bangka Barat (2.950,69 Km²)
(20,10% dari total luas wilayah) Jumlah Angkatan
Kota l.k. 25 kali DKI Jakarta. Kerja 738.637 jiwa
(2.820,61 Km²)
Pangkalpinang • Laut seluas 65.301,00 Km²
(118,80 Km²) (79,90% dari total luas wilayah)
Kabupaten Curah Hujan
Hidrogeologi Bangka Tengah 2.073,3 mm
• Sistem Akuifer Dengan (2.126,36 Km²) Dengan jumlah hari hujan
Aliran Melalui Ruang Antar 196 hari.
Butir Kabupaten
Kabupaten
• Sistem Akuifer Dengan Bangka Selatan
Belitung
Aliran Melalui Ruang Antar (3.607,08 Km²) Batas-batas:
(2.293,60 Km²) Kabupaten • Sebelah Barat : Selat Bangka,
Butir Dan Rekahan
• Sistem Akuifer Dengan Belitung Timur • Sebelah Timur : Selat Karimata,
Aliran Melalui (2.507,00 Km²) • Sebelah Utara : Laut Natuna, dan
Rekahan/Celahan • Sebelah Selatan : Laut Jawa,
Topografi
Jenis Tanah Secara umum memiliki ketinggian
Secara umum memiliki PH atau antara 7 – 50 mdpl, dengan titik Potensi Air Tanah di Provinsi
reaksi tanah yang asam rata-rata Bangka Belitung memiliki tiga kelas,
terendah di Kota Manggar, Belitung yaitu sangat rendah, rendah, dan
di bawah 5 tetapi memiliki Timur yaitu 7 mdpl dan tertinggi di sedang. Wilayah yang terluas adalah
kandungan aluminium yang tinggi. kawasan Muntok Bangka Barat yang potensi air tanah rendah.
mencapai 50 mdpl 12
4. GAMBARAN UMUM PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Kabupaten Bangka
Sebaran Amenitas
Keterangan Jumlah Total

05/22 129 09 18 Jumlah dan Sebaran Hotel (bintang / non 48/168


bintang)
Jumlah dan Sebaran Restoran dan/atau 702
Warung Makan Minum
Kabupaten Kota Pangkalpinang Jumlah dan Sebaran Toko Cinderamata 56
Bangka Barat SUNGAI
LIAT dan/atau Oleh-oleh
MENTOK
Jumlah dan Sebaran Agen dan/atau Biro 224
PANGKAL 11/29 84 20 108 Perjalanan
00/30 10
PINANG Kabupaten Belitung
Kabupaten
Bangka Tengah
98 04
26/43 08 125 80
KOBA 05/00 31 04 05

TJ. PANDAN
MANGGAR
Kabupaten
TOBOALI Belitung Timur
Kabupaten
Bangka Selatan
1/15 166 01 01

Sumber : Dispar Provinsi 69 04 08


00/29 13
Bangka Belitung, 2020
5. KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN ITMP KEP. BANGKA BELITUNG
LOGICAL FRAMEWORK PENYUSUNAN ITMP KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

INPUT PROSES OUTPUT – RIDPN/ ITMP

ARAHAN DAN SKENARIO


DATA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ANALISA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
PARIWISATA KAWASAN KEPULAUAN PEMBANGUNAN PARIWISATA KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BANGKA BELITUNG KAWASAN KEPULAUAN BANGKA
(Internasional, Nasional, Provinsi, BELITUNG
Kabupaten/Kota) (Internasional, Nasional, Provinsi,
Kabupaten/Kota)
KTA PRIORITAS
DI
PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
DATA BASELINE PARIWISATA ANALISA KINERJA & STRATEGI
KAWASAN KEPULAUAN BANGKA PENGEMBANGAN 4 PILAR
BELITUNG PARIWISATA KEPULAUAN BANGKA
(4 Pilar Pariwisata) BELITUNG DP PRIORITAS
DI
PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DATA DASAR KAWASAN ANALISA KINERJA & KEBUTUHAN DRAFT RAPERPRES


KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PENGEMBANGAN 4 SEKTOR Rencana Induk Destinasi Pariwisata
(4 Sektor Strategis) STRATEGIS Nasional (RIDPN)
Integrated Tourism Master Plan
(ITMP) Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
14
5. KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN ITMP KEP. BANGKA BELITUNG
Penilaian Data Sekunder didapatkan dari
Maksud
menggunakan Data K/L, Pemda, internet dan Data Primer didapatkan dari survei lapangan, survei
Tujuan
Sekunder dan Data sumber lain yang dapat instansional, survei institusional dan wawancara.
Sasaran
Primer dipertanggungjawabkan

Hasil dari Penilaian yang berupa Tabel Penilaian, bersifat terbuka bagi para pihak terkait,
Untuk bisa mendapatkan DPP dan KTAP khususnya pemprov, pemkot dan pemkab di KBB. Format dan Substansi Formula yang
secara oyektif disusunlah Formula yang berupa Tabel dibahas pada saat FGD-1.
berupa:
Analisis kondisi eksisiting dengan menggunakan Tabel Penilaian berbasis kepada data
Tabel Pedoman Nilai yang dimiliki.
4 Pilar Pariwisata dan 4 Sektor Strategis Semakin lengkap datanya maka nilai juga akan semakin baik.
Dan
Tabel Penilaian
Kota dan Kabupaten dengan
menggunakan Tabel Pedoman Nilai Hasil dari penilaian akan menghasilkan Rekomendasi Pengembangan, yang akan di
deskripsikan dalam Konsep dan dijabarkan dalam Rencana
Proses penilaian adalah bagian dari proses
analisis dengan metode deskriptif,
komparatif, kualitatif dan kuantitatif.
Dokumen Rencana skala KBB, KTAP dan DPP disusun berdasarkan analisa DDDT,
baik DDDT Spasial juga DDDT Sektoral.

15
DATA ANALISIS KONSEP & RENCANA
A. DATA TERKAIT DENGAN 3 STRATA KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PARIWISATA ANALISIS KEBIJAKAN
1. Analisis Sistem Perwilayahan Pariwisata Kriteria & Analisis Penyepakatan &
A.1. Kebijakan Nasional; RPJMN, RTRWN, RTRW Pulau Kepulauan Babel; KSPN Tj. Kelayang, KPPN Klasifikasi KTA Penetapan DTW Prioritas
Sumatera, Ripparnas, Tatranas, kebijakan sectoral terkait P.Pinang-S.Liat, Belinyu & Beltim; DPP Babel Wil.
lainnya. Utara & Selatan, Kawasan Geopark Babel.
Klasifikasi & Tipologi Key Tourism Area/KTA
A.2. Kebijakan Provinsi Kepulauan Babel: RPJP, RPJMD, 2. Analisis Struktur Ruang: PKN P.Pinang, PKW Tj. Sub KTA, KTA Prioritas, KTA Penyepakatan &
Pandan & Manggar, KIT Tj. Berikat, KI Tj. Binga KTA penetapan KTA Prioritas
RTRW Prov, RZWP3K, Ripparprov, Neraca SDA & LH provinsi, Pendukung, Non KTA
Tatrarawil, Kebijakan sectoral terkait lainnya.
A.3. Kebijakan Kabupaten/Kota: RPJP, RPJMD, RTRW 3. Analisi Tingkat Aksesibilitas & Kebutuhan
Kab/Kota, Ripparkab/kota, Tatralok, kebijakan sector terkait Pengembangan Transportasi (V/C, proyeksi) Target Alternatif Skenario Pengembangan Pariwisata
lainnya. Pola Konektivitas Kunjungan
internal klaster dan (Optimis,
4. Analisis Neraca Lingkungan antar klaster Daya Tarik
Penyepakatan & Penetapan
Moderat, Skenario Pengembangan
B. DATA TERKAIT DENGAN 4 PILAR PARIWISATA (Baseline Wisata Pesimis)
ANALISIS PILAR PARIWISATA
Pariwisata) 1. Analisis Daya Tarik Wisata & Konektivitas antar Skenario Pengembangan Pariwisata Kepulauan Bangka
B.1. DESTINASI PARIWISATA Daya Tarik Wisata & antar kelompok Daya Tarik Analisis Tipologi Belitung
1. Atraksi: Identifikasi ragam dan sebaran atraksi Budaya, Wisata (uniqueness, indikator klaster, gravitasi) Pengembangan Daya
Tarik Wisata (Analisis Tipologi
Alam dan Buatan. Skoring) Pengembangan Konsep Rencana Induk Destinasi Pariwisata
2. Analisis Kebutuhan & Pengembangan Amenitas Daya Tarik Wisata
2. Aksesibilitas – Infrastruktur Prioritas. (proyeksi, target pasar) (intensif, semi Nasional Bangka Belitung
Klaster Daya Tarik intensif, terbatas) (Integrated Tourism Master Plan/ ITMP)
3. Amenitas – Hospitality serta Sarana dan prasarana Wisata
penunjang kegiatan pariwisata diluar Infrastruktur 3. Analisis Kesesuaian Daya Tarik Wisata
Prioritas. (Kesesuaian Lahan, RTRW, Kebencanaan, tingkat
aksesibilitas, jml pengunjung, Kelengkapan Sarpras,
Analysis
Konsep Rencana Pembangunan KWU/ KIP/ KTA
4. Komunitas Pariwisata Kualitas lingkungan, tingkat konflik) Prioritas di Bangka Belitung
DDDT (Priority Key Tourism Area/KTA Development Plan)
B.2. KELEMBAGAAN PARIWISATA
Bentuk, jumlah dan sebaran kelembagaan pariwisata yang 4. Analisis Jenis, Kinerja & Kebutuhan
ada. Pengembangan Kelembagaan (kualitatif)
B.3. INDUSTRI PARIWISATA
Konsep Rencana Pembangunan Daerah Tujuan
5. Analisis Kinerja & Strategi Pengembangan Arah & Kisi-Kisi Penguatan Pariwisata Prioritas
Jenis, jumlah dan sebaran industri pariwisata yang ada. Industri Pariwisata-13 usaha pariwisata (kulitatif- Kelembagaan, Usaha Wisata, (Priority Attraction Development Plan)
B.4. PEMASARAN PARIWISATA kuantitatif) Pemasaran & Investasi
Bentuk ragam pemasaran pariwisata yang dilakukan.
6. Analisis Kinerja & Strategi Pemasaran Pariwisata
Bangka Belitung (BAS, DOT, POS Analisis) RENCANA INDUK DESTINASI PARIWISATA
C. DATA TERKAIT 4 SEKTOR STARTEGIS Arah & Kisi-Kisi Pengembangan NASIONAL (RIDPN) BANGKA BELITUNG
ANALISIS SEKTOR STRATEGIS Pariwisata Berdasarkan Ekonomi (kebijakan pengembangan mass responsible & sustainable
C.1. PEREKONOMIAN –Produksi, Distribusi dan Konsumsi. Basis & Wilayah tourism; kebijakan pengembangan 4 pilar pariwisata & 4 sector
1. Analisis ekonomi basis & arahan pengembangan strategis)
C.2. KONDISI SOSIAL DAN BUDAYA-kependudukan, ekonomi wilayah (shift-share, economic impact
keragamana budaya, kearifan local. analysis) Arah & Kisi-Kisi Penguatan Sosial
2. Analisis Kondisi & strategi penguatan social Budaya Dalam Mendorong
C.3. LINGKUNGAN ALAM – Fisiografi, Penggunaan Lahan, Kepariwisataan RENCANA PEMBANGUNAN KWU/ KIP/ KTA PRIORITAS
Kebencanaan budaya (Kualitatif)
(Norma, Standar, Prosedur & Kriteria Pengembangan KIP
C.4. LINGKUNGAN BUATAN meliputi 4 pilar priwisata & 4 sector strategis;
3. Analisis Keragaman hayati & Kebencanaan Arah & Kisi-Kisi Pengembangan peta skala 1 : 25.000)
C.4.1. Bangunan Gedung – Hunian, Sarana Sosekbud. 4. Analisis Daya Dukung-Daya Tampung & Target Pariwisata Berkelanjutan &
Kunjungan Wisatawan Tanggap Bencana
C.4.2. Infrastruktur Prioritas
1. Transportasi; 2. Jalan, Jembatan dan Pedestrian; 3. Air RENCANA PEMBANGUNAN DTP/ DP PRIORITAS
Minum/ Bersih; 4. Persampahan; 5. Limbah Cair; 6. 5. Analisis Kinerja dan Proyeksi Kebutuhan Arah & Kisi-Kisi Pengembangan (exicting condition performance, Projections Targets, Strategies
Drainase; 7. Ruang Terbuka Publik – RTH & RTNH; 8. Infrastruktur Prioritas Pendukung Kegiatan Sistem Transportasi & Prasarana & Action Plan, Key Success Factors, Key Performaces Indicators,
Penanggulangan Kebakaran; 9. Energi Listrik, dan; 10. Kepariwisataan Prioritas Lainnya meliputi 4 pilar pariwisata & 4 sector strategis;
Sistem Telekomunikasi. peta skala 1:5.000 )

5. KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN Isu Strategis Pariwisata


& Lingkungan
Analisis SWOT Rootcause Analysis Draf Rapperpres RIDPN
Bangka Belitung 16
ITMP KEP. BANGKA BELITUNG
6. LUARAN KEGIATAN
RENCANA INDUK DESTINASI PARIWISATA NASIONAL (RIDPN)
BANGKA BELITUNG
INTEGRATED TOURISM MASTER PLAN (ITMP)
Kebijakan pengembangan sustainable tourism – ecotourism dan mass responsible
tourism; kebijakan pengembangan 4 pilar pariwisata & 4 sektor strategis.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KELUARAN


KWU/ KIP/ KTA PRIORITAS PERTAMA KEGIATAN
PRIORITY KEY TOURISM AREA (KTA) DEVELOPMENT PLAN
Norma, Standar, Prosedur & Kriteria Pengembangan KIP meliputi 4 pilar pariwisata & 4
sektor strategis; peta skala 1 : 25.000.

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN


DAERAH TUJUAN PARIWISATA PRIORITAS PERTAMA
PRIORITY TOURISM AREA DEVELOPMENT PLAN
Existing Condition Performance, Projections Targets, Strategies & Action Plan, Key
Success Factors, Key Performance Indicator, meliputi 4 pilar pariwisata & 4 sektor
strategis; peta skala 1:5.000.

DRAF RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN tentang RENCANA INDUK


PEMBANGUNAN DESTINASI PARIWISATA NASIONAL PROVINSI KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG
17
6. LUARAN KEGIATAN

1. MASTER PLAN RIDPN – SKALA KEPULAUAN BANGKA BELITUNG


I. Arahan dan kebijakan pembangunan dan pengembangan spasial, ekonomi, bisnis, investasi, sosial, budaya,
lingkungan alam dan lingkungan buatan berbasis destinasi priwisata, industry pariwisata, kelembagaan pariwisata
dan pemasaran pariwisata.
II. Peta Pola Ruang Pariwisata skala Kepulauan Bangka Belitung, Peta Struktur Ruang Pariwisata skala Kepulauan
Bangka Belitung dan Peta Kawasan Wisata Unggulan/ Kawasan Inti Pariwisata/ Key Tourism Area. Skala peta
disesuaikan.
III. Delineasi RIDPN berbasis peraturan perundangan yang berlaku dan berbagai dokumen yang berlaku seperti
RTRWN, RTRWP, RTRWK/K, RZWP3KP, DPN, KPPN dan KSPN. Skala peta disesuaikan.
IV. Destinasi/ Daerah Tujuan Pariwisata (DTP) sebagai basis penghitungan daya dukung dan daya tampung indikasi
jumlah wisatawan, pengelola dan karyawan pariwisata yang sesuai dengan kemampuan setempat meliputi; 1.
Atraksi/ Daya Tarik Wisata (DTW) – Budaya, Alam dan Buatan; 2. Amenitas – Ruang Terbuka Publik (RTH & RTNH),
TIC, sarpras Kesehatan, sarpras Akomodasi, sarpras Kulinari, sarpras keamanan dan bencana, sarpras limbah
padat dan cair serta Toilet Publik; 3. Aksesibilitas – sarpras Transportasi Darat Laut dan Udara, Jalan Jembatan dan
Pedestrian, TIK/ TIC, Energi Listrik, sarpras Air Minum dan Air Bersih.
V. Konektivitas dengan PKN, PKW, PKL dan Sister City (domestic dan international).
18
6. LUARAN KEGIATAN

2. MESSO PLAN RIDPN - SKALA KWU/ KIP/ KTA UNGGULAN PRIORITAS


I. Aturan yang bersifat Norma, Standard, Pedoman dan Kriteria pada KTA Prioritas Pertama.
II. Peta Pola Ruang Pariwisata skala Kawasan Wisata Unggulan/ Kawasan Inti Pariwisata/ Key Tourism Area Prioritas
Pertama dan Peta Daerah Tujuan Pariwisata/ Destinasi Pariwisata berdasarkan hasil kajian visioning. Peta skala
1:20.000.
III. Destinasi Pariwisata/ Daerah Tujuan Pariwisata (DTP) sebagai basis penghitungan daya dukung dan daya tampung
indikasi jumlah wisatawan, pengelola dan karyawan pariwisata yang sesuai dengan kemampuan setempat
meliputi; 1. Atraksi/ Daya Tarik Wisata (DTW) – Budaya, Alam dan Buatan; 2. Amenitas – Ruang Terbuka Publik
(RTH & RTNH), TIC, sarpras Kesehatan, sarpras Akomodasi, sarpras Kulinari, sarpras keamanan dan bencana,
sarpras limbah padat dan cair serta Toilet Publik; 3. Aksesibilitas – sarpras Transportasi Darat Laut dan Udara,
Jalan Jembatan dan Pedestrian, TIK/ TIC, Energi Listrik, sarpras Air Minum dan Air Bersih.
IV. Delineasi Daerah Tujuan Pariwisata/ Destinasi Pariwisata Prioritas Pertama berbasis peraturan perundangan yang
berlaku dan berbagai dokumen yang berlaku seperti RTRWN, RTRWP, RTRWK/K, RZWP3KP, DPN, KPPN dan KSPN.
Peta skala 1:20000.
V. Konektivitas dengan PKN, PKW, PKL dan Sister City (domestic dan international).

19
6. LUARAN KEGIATAN

3. MICRO PLAN RIDPN - SKALA DTP/ DP PRIORITAS


I. Aturan Rinci Pembangunan dan Pengembangan setiap DTW/ Atraksi dalam DTP/ DP Prioritas Pertama
II. Peta Pola Ruang Pariwisata dan Peta Struktur Ruang Pariwisata skala Kawasan DTP/ DP. Peta skala 1:5000.
III. Delineasi Daya Tarik Wisata/ Atraksi Wisata Terpilih berbasis peraturan perundangan yang berlaku dan berbagai
dokumen yang berlaku seperti RTRWN, RTRWP, RTRWK/K, RZWP3KP, DPN, KPPN dan KSPN. Peta skala 1:5000.
IV. Destinasi Pariwisata/ Daerah Tujuan Pariwisata (DTP) Prioritas Pertama sebagai basis penghitungan detail untuk
daya dukung dan daya tampung indikasi jumlah wisatawan, pengelola dan karyawan pariwisata yang sesuai
dengan kemampuan setempat meliputi; 1. Atraksi/ Daya Tarik Wisata (DTW) – Budaya, Alam dan Buatan; 2.
Amenitas – Ruang Terbuka Publik (RTH & RTNH), TIC, sarpras Kesehatan, sarpras Akomodasi, sarpras Kulinari,
sarpras keamanan dan bencana, sarpras limbah padat dan cair serta Toilet Publik; 3. Aksesibilitas – sarpras
Transportasi Darat Laut dan Udara, Jalan Jembatan dan Pedestrian, TIK/ TIC, Energi Listrik, sarpras Air Minum
dan Air Bersih.
V. Konektivitas dengan PKN, PKW, PKL dan Sister City (domestic dan international).

20
7. METODOLOGI KERJA

MEI JUNI - AGUSTUS AGUSTUS - SEPTEMBER SEPTEMBER - OKTOBER OKTOBER - DESEMBER

• Kick Off Daerah


• Survei instasional, lapangan
dan khusus

21
7. METODOLOGI KERJA
METODOLOGI ANALISIS
DPN
PALEMBANG
50 DPN BANGKA
BELITUNG
DSK
PROYEKSI

HISTORIKAL
RIDPN
KWU/
BANGKA
KIP/ KTA
BELITUNG
KUANTITATIF
DESKRIPTIF

KUALITATIF KOMPARATIF

DAERAH
DAYA TARIK
TUJUAN
WISATA
PARIWISATA
- BAB -
- 3A & K -

22
7. METODOLOGI KERJA
MATERI ANALISIS

- Analisis Perwilayahan Pariwisata (Analisis Kebijakan)


- Analisis Struktur Ruang(Analisis Kebijakan)
- Analisis Jenis, Kinerja, & Kebutuhan Pengembangan Kelembagaan(Analisis Pilar Pariwisata)
- Analisis Kinerja dan Strategi Pengembangan Industri Pariwisata(Analisis Pilar Pariwisata)
- Analisis Kinerja dan Strategi Pemasaran Pariwisata(Analisis Pilar Pariwisata)
- Analisis Kondisi dan Strategi Penguatan Sosial Budaya(Analisis Sektor Strategis)
- SWOT
- Analisis Tingkat Aksesibilitas & Kebutuhan Pengembangan Transportasi(Analisis Kebijakan)
- Analisis Neraca Lingkungan(Analisis Kebijakan)
- Analisis Daerah Tujuan Pariwisata & Konektivitas Antar Daerah Tujuan Pariwisata, & Antar Kelompok Daerah Tujuan
Pariwisata(Analisis Pilar Pariwisata)
- Analisis Kebutuhan dan Pengembangan Amenitas (Analisis Pilar Pariwisata)
- Analisis Kesesuaian Daerah Tujuan Pariwisata (Analisis Pilar Pariwisata)
- Analisis Ekonomi(Analisis Sektor Strategis)
- Analisis Keragaman Hayati Dan Kebencanaan (Analisis Sektor Strategis)
- Analisis Daya Dukung-Daya Tampung & Target Kunjungan Wisatawan (Analisis Sektor Strategis)
- Analisis Kinerja Dan Kebutuhan Infrastruktur (Analisis Sektor Strategis)

23
7. METODOLOGI KERJA
DATA SEKUNDER Instansional, Institusional
METODOLOGI PENGUMPULAN DATA
PUSAT

DATA PRIMER indepth interview


JENIS DATA METODE

DATA SEKUNDER Instansional, Institusional

PROVINSI
Instansional
DATA PRIMER indepth interview
DATA
SEKUNDER
Institusional DATA SEKUNDER Instansional, Institusional

KAB/ KOTA

Observasi DATA PRIMER indepth interview


Lapangan/
Pengukuran
DATA PRIMER

Indepth interview LOKASI DATA PRIMER

Observasi/ Pengukuran

Visualisasi

indepth interview 24
7. METODOLOGI KERJA
PENDEKATAN 4 PILAR KEPARIWISATAAN NASIONAL DAN PARTICIPATIVE PLANNING

DESTINASI INDUSTRI PEMASARAN KELEMBAGAAN


1. Perwilayahan Destinasi 1. Pembangunan Struktur 1. Pengembangan Pasar 1. Pengembangan
Pariwisata Daerah Industri Pariwisata Wisatawan Organisasi Pemerintah,
2. Pembangunan Daya Tarik 2. Daya Saing Produk 2. Pengembangan Citra Pemerintah Daerah,
Wisata Pariwisata Pariwisata Swasta, & Masyarakat
3. Pembangunan Aksesibilitas 3. Kemitraan Usaha 3. Pengembangan 2. Pengembangan SDM
4. Pembangunan Prasum, Fasum, Pariwisata Kemitraan 3. Pengembangan
& Faspar 4. Krdibilitas Bisnis Pemasaran Regulasi, Serta
5. Pemberdayaan Masyarakat 5. Tanggungjawab thdp Pariwisata Mekanisme Operasional
6. Pengembangan Investasi di Lingkungan Alam dan 4. Pengembangan di Bidang
Bidang Pariwisata Budaya Promosi Pariwisata Kepariwisataan

Residents’ goals and desires for


Involvement Of tourism
Locals in Decision Making
And Community Leaders
Participatory Other Stakeholder Involvement
Tourism Planning
Involvement Of Locals in The Benefits Participation in The Benefits Of
Of Tourism Tourism

Educating Residents About Tourism

25
7. METODOLOGI KERJA
PENDEKATAN COMMUNITY BASE DAN GLOBAL SUSTAINABLE TOURISM (GST)

Sustainable Management
• Management Structure Cultural Sutainability
and Framework • Protecting Cultural
• Stakeholder Engagement Heritage
• Managing Pressure and • Visiting Cultural Sites
Change

STRATEGIC PLANNING

Socio-economic
Bottom AGRICULTURAL Evironmental Sustainability
Top down Sustainability
Up • Delivering Local Economic • Conservation of Natural
approach
approach Benefits Heritage
NATURAL &
TOURISM CBT CULTURAL • Sosial Wellbeing and • Resoure Management
HERITAGE Impacts • Management of Waste
and Emissions

LOKAL INITIATIVES
26
8. DIAGRAM RENCANA KEGIATAN SURVEI AWAL KE DAERAH
RENCANA SURVEI KE DAERAH DALAM KONDISI NORMAL
H1 H2 H3 H4 H5 H 6-7 H8
Senin 6/9 Selasa 7/9 Rabu 8/9 Kamis 9/9 Jumat 10/9 Sabtu 11/9 Minggu 12/9

Tim A/B Tim A/B


Tim A Survai Instansional Tim A/B
Survai Instansional Survai Instansional & Lapangan di
& Lapangan di Kota & Lapangan di Kabupaten Bangka Survai Lapangan di
Pangkalpinang Kabupaten Bangka Tengah & Bangka Pulaua Bangka
Barat Selatan
Tim
berangkat, Tim kembali
tiba di ke Jakarta
Pangklpinang Pelaksanaan
dan diskusi Tim B FGD Daerah Tim C Tim C
teknis 1 Survai Instansional Survai Instansional Tim C Tim A, B, C ke
Survai Instansional Jakarta dari
dengan & Lapangan di Hybrid Dinas/Lembaga Dinas/Lembaga Survali Lapangan Di Pangkalpinang
Kepala Dinas Kabupaten Bangka di tingkat Provinsi tingkat Provinsi Pulau Bangka
Pariwisata Hotel (Lanjutan) (Lanjutan) & Tim C ke
Provinsi Novotel Jakarta dari
Kepulauan Tanjung
Pandan.
Bangka
Belitung
Tim C Tim D Tim D
Survai Instansional Survai Instansional Tim D
Survai Instansional & Lapangan di & Lapangan di Survai Lapangan di
Dinas/Lembaga Kabupaten Kabupaten Pulau Belitung
tingkat Provinsi Belitung Belitung Timur

Catatan : Tim Manajemen bersifat mobile sesui kebutuhan pelaksanaan kegiatan survai tim
9. TABEL PANDUAN NILAI DAN KOMPILASI NILAI

TABEL PANDUAN NILAI


PILAR PARIWISATA DAN SEKTOR STRATEGIS
(TPNP2DS2)

28
1. Gugusan tabel berikut merupakan DRAF-6 yang merupakan hasil diskusi Tim Penyusun
ITMP Kemenprarekraf.

2. Draf-6 disampaikan kepada Tim Supervisi Kemenparekraf serta SKPD Provinsi,


Kabupaten dan Kota di lingkungan Kepulauan Bangka Belitung untuk mendapatkan
feedback dan arahan perbaikan agar tabel bisa segera difinalisasi dan digunakan sebagai
alat untuk menentukan DTW, DP/ KWU/ KIP dan KTA Prioritas, juga sebagai landasan
penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan pariwisata di Kepulauan Bangka
Belitung.

3. Draf-6 ini disampaikan kepada Tim TA Penyusunan ITMP Manado Likupang untuk
dibahas bersama agar terdapatnya keselarasan formula sistem penentuan DTW, DP/
KWU/ KIP dan KTA Prioritas.

4. Draf-6 ini juga disampaikan kepada Tim TA Penyusunan Investasi di Kepulauan Bangka
Belitung untuk dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
29
01.
ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA

30
DRAF-6 TABEL 1. PANDUAN NILAI ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA ALAM, BUDAYA DAN BUATAN

INDIKATOR
NO DAYA TARIK NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
WISATA
1 KEKHASAN Tidak memiliki Memiliki kekhasan di Memiliki kekhasan di Memiliki kekhasan Memiliki kekhasan
Memiliki Kekhasan
kekhasan - tingkat tingkat provinsi di tingkat nasional tingkat dunia
di tingkat Destinasi
kabupaten/kota
2 KELANGKAAN Tersedia dibanyak Sumberdaya Sumberdaya terbatas Sumberdaya terbatas Sumberdaya Sumberdaya
tempat terbatas di tingkat - di tingkat kabupaten di tingkat provinsi terbatas di tingkat terbatas di seluruh
Destinasi kota nasional dunia
3 STATUS - Pendukung tingkat Utama tingkat Pendukung tingkat Utama tingkat Pendukung tingkat Utama tingkat

4 DOKUMEN ANALISIS Tidak tersedia


DAYA TARIK WISATA
kabupaten/kota
Tersedia rencana
kabupaten/kota provinsi
-
provinsi
Proses kajian dan
nasional
-
nasional
Tersedia dokumen
DAYA DUKUNG DAYA dokumen analisis daya usulan penyusunan penyusunan analisis daya dukung
TAMPUNG dukung daya tampung dokumen analisis - dokumen daya daya tampung
daya dukung daya dukung daya
tampung tampung
5 POTENSI Memiliki potensi Memiliki potensi Memiliki potensi Memiliki potensi Memiliki potensi
PENGEMBANGAN pengembangan pengembangan pengembangan pengembangan pengembangan
BERDAYA SAING dengan kualitas - dengan kualitas daya dengan kualitas daya dengan kualitas dengan kualitas daya
daya saing saing provinsi saing nasional daya saing asia saing dunia
kabupaten/kota

31
DRAF-6 TABEL 1. PANDUAN NILAI ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA ALAM, BUDAYA DAN BUATAN
INDIKATOR
NO DAYA TARIK NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
WISATA
6 POSISI - Daya tarik wisata tahap - - Daya tarik wisata tahap - Daya tarik wisata maju
PENGEMBANGAN pengenalan, dengan dasar perkembangan (growth), dengan dasar penilaian:
ATRAKSI/ DAYA penilaian jumlah wisatawan dengan dasar penilaian: 1. Atraksi/daya tarik wisata
TARIK WISATA (dalam setahun) berkunjung 1. Jumlah wisatawan telah memiliki
rendah dan berasal dari (dalam setahun) diversifikasi aktivitas dan
sekitar wilayah daya tarik berkunjung terus interpretasi yang
tingkat partisipati masyarakat bertambah dan semakin lengkap;
masih rendah banyak yang berasal dari 2. Jumlah wisatawan (dalam
sekitar wilayah kab/kota, setahun) berkunjung
antar kota/provinsi, atau banyak dan berasal dari
bahkan wisatawan sekitar wilayah kab/kota
DAYA TARIK WISATA mancanegara;
2. Atraksi/daya tarik wisata
atau antar kota/provinsi
serta telah dikunjungi
telah beroperasi secara wisatawan mancanegara
lengkap secara reguler;
3. Tingkat partisipasi 3. Tingkat partisipasi
masyarakat mulai masyarakat aktif dan
berkembang sebagai terbentuk
penyedia produk dan jasa kelembagaan/organisasi;
dalam mendukung 4. Terdapat
atraksi/daya tarik wisata. pengelola/kelembagaan
4. Kebutuhan sumber daya yang memiliki SOP;
manusia telah terpenuhi 5. Sumber daya manusia
namun masih perlu penyedia jasa pariwisata
program-program sudah tersedia dan
pengembangan kapasitas sebagian besar sudah
tersertifikasi kompetensi

32
DRAF-6 TABEL 1. PANDUAN NILAI ATRAKSI/DAYA TARIK WISATA ALAM, BUDAYA DAN BUATAN
TINGKAT KABUPATEN DAN KOTA

NO INDIKATOR DAYA TARIK WISATA NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11

Natural Resources

Tersedianya
Dokumen
Jumlah Warisan Alam Dunia
Rencana Tersedianya Warisan
7 (World Natural Heritage) Tidak tersedia - - - -
Usulan Alam Dunia
Warisan

Jumlah Spesies flora & Fauna


DAYA TARIK WISATA Tersedia draf
Alam Dunia

Tersedia dokumen
Tidak tersedia dokumen jumlah
8 yang Diketahui - jumlah spesies yang
dokumen spesies yang
diketahui
diketahui
Tersedia
dokumen
Tidak tersedia
analisis Tersedia dokumen
Tingkat Ketertarikan Wisatawan dokumen analisis
terhadap analisis terhadap
9 Terhadap Pariwisata Berbasis permintaan - - - -
rendahnya tingginya permintaan
Alam terhadap wisata
permintaan terhadap wisata alam
alam
terhadap wisata
alam

Sumber Penyusunan Indikator: Travel and Tourism Competitiveness


Index,2019 33
DRAF-6 TABEL 1. PANDUAN NILAI ATRAKSI/DAYA TARIK WISATA ALAM, BUDAYA DAN BUATAN
TINGKAT KABUPATEN DAN KOTA

NO INDIKATOR DAYA TARIK WISATA NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11

Cultural Resources

Tersedianya
Dokumen
Jumlah Warisan Budaya Dunia Rencana
Tersedianya Warisan
10 (World Cultural Heritage) Tidak tersedia - - - Usulan
Budaya Dunia
Warisan

DAYA TARIK WISATA Budaya


Dunia
Tersedia draf Tersedia dokumen
Jumlah warisan Budaya Takbenda
Tidak tersedia dokumen jumlah jumlah warisan
11 yang Diketahui - - -
dokumen warisan takbenda budaya takbenda yang
yang diketahui diketahui
Tersedia
dokumen
Tidak tersedia Tersedia dokumen
analisis
Tingkat Ketertarikan Wisatawan dokumen analisis analisis terhadap
terhadap
12 Terhadap Pariwisata Berbasis permintaan - - tingginya permintaan
rendahnya
Budaya terhadap wisata terhadap wisata
permintaan
budaya budaya
terhadap wisata
budaya
Sumber Penyusunan Indikator: Travel and Tourism Competitiveness
Index,2019 34
02.
AMENITAS/ SARANA DAN PRASARANA
PARIWISATA

35
DRAF-6 TABEL 2. PANDUAN NILAI AMENITAS

INDIKATOR AMENITAS
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA

1 I NFORMASI PARIWISATA

1.1 Pusat Informasi Wisata (Tourism Tidak ada Jumlah DTW yang Jumlah DTW yang Jumlah DTW yang memiliki Jumlah DTW yang Jumlah DTW yang Seluruh DTW memiliki TIC
Information Center/ TIC) memiliki TIC kurang dari memiliki TIC 10%-25% TIC 25%-50% dari total memiliki TIC 50%-75% memiliki TIC 75%-99%
10% dari total jumlah dari total jumlah DTW jumlah DTW dari total jumlah DTW dari total jumlah DTW
DTW

1.2. Kelengkapan sarana dan prasarana Tidak ada Jumlah TIC yang memiliki Jumlah TIC yang memiliki Jumlah TIC yang memiliki Jumlah TIC yang memiliki Jumlah TIC yang memiliki Seluruh TIC telah memiliki
pendukung Pusat Informasi Wisata sarana dan prasarana sarana dan prasarana sarana dan prasarana sarana dan prasarana sarana dan prasarana sarana dan prasarana
(Tourism Information Center/ TIC), pendukung lengkap pendukung lengkap 10%- pendukung lengkap 25%- pendukung lengkap 50%- pendukung lengkap 75%- pendukung yang lengkap
terdiri dari: kurang dari 10% dari total 25% dari total jumlah 50% dari total jumlah DTW 75% dari total jumlah 99% dari total jumlah (100%)
1. Rak yang berisi brosur dan jumlah DTW DTW DTW DTW
leaflet paket kegiatan
2. Display informasi elektronik
untuk promosi wisata berupa TV
atau Computer/ Laptop
3. media digital interactive
informasi wisata
4. Papan nama TIC
5. Service Desk/ meja layanan
untuk pengunjung dan petugas
TIC
6. Memiliki unsur ornamen/
langgam daerah pada bangunan
atau ruangan
7. Peta sebaran potensi pariwisata
8. Toilet umum dan toilet khusus
disabilitas
9. Tempat sampah
10. CCTV
11. Free wifi
12. Tersedia Kotak P3K dan APAR

36
DRAF-6 TABEL 2. PANDUAN NILAI AMENITAS

INDIKATOR
NO AMENITAS NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
2 MAK ANAN DAN MINUMAN

2.1 Ju m lah R estoran Tidak ada Kurang dari 10 restoran Ada 10-20 restoran Ada 21-30 restoran Ada 31-40 restoran Ada 41-50 restoran Tersedia lebih dari 50
restoran

2.2 Jumlah Rumah Makan Tidak ada Kurang dari 10 rumah Ada 10-20 rumah makan Ada 21-30 rumah makan Ada 31-40 rumah makan Ada 41-50 rumah makan Tersedia lebih dari 50 rumah
makan makan

2.3 Ju m lah pusat jajanan/ kuliner Tidak ada Kurang dari 10 pusat Ada 10-20 pusat jajanan/ Ada 21-30 pusat jajanan/ Ada 31-40 pusat jajanan/ Ada 41-50 pusat jajanan/ Tersedia lebih dari 50 pusat
jajanan/ kuliner kuliner kuliner kuliner kuliner jajanan/ kuliner

2.4 Ju m lah k eragaman makanan d an Tidak ada Ada 1 (satu) jenis minuman Ada 2 (dua) jenis minuman Ada 3 (tiga) jenis minuman dan Ada 4 (empat) jenis Ada 5 (lima) jenis Ada diatas 5 (lima) jenis
m in uman tradisional dan makanan tradisional dan makanan tradisional makanan tradisional minuman dan makanan minuman dan makanan minuman dan makanan
tradisional tradisional tradisional

2.5 P er sentase jumlah restoran, Tidak ada Ada pada 10% dari total Ada pada antara 10% Ada pada antara 25% sampai Ada pada antara 50% Ada pada antara 75% Ada pada 100% dari total
r u mah makan d an pusat jajanan/ jumlah restoran, rumah sampai 25% dari total 50% dari total jumlah restoran, sampai 75% dari total sampai 99% dari jumlah jumlah restoran, rumah
k u liner yang menjual m akanan makan dan pusat jajanan/ jumlah restoran, rumah rumah makan dan pusat jumlah restoran, rumah restoran, rumah makan makan dan pusat jajanan/
d an minuman tradisional kuliner yang menjual makan dan pusat jajanan/ jajanan/ kuliner yang menjual makan dan pusat jajanan/ dan pusat jajanan/ kuliner kuliner yang menjual
makanan dan minuman kuliner yang menjual makanan dan minuman kuliner yang menjual yang menjual makanan makanan dan minuman
tradisional makanan dan minuman tradisional makanan dan minuman dan minuman tradisional tradisional
tradisional tradisional

37
DRAF-6 TABEL 2. PANDUAN NILAI AMENITAS

INDIKATOR
NO AMENITAS NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
3 P ENYEDIAAN AKOMODASI

3.1 Ju m lah k etersediaan akomodasi Tidak ada Kurang dari 10 dari Ada 10-20 dari Ada 21-30 dari ketersediaan Ada 31-40 dari Ada 41-50 dari Tersedia lebih dari 50 dari
b er upa hotel, penginapan, ketersediaan akomodasi ketersediaan akomodasi akomodasi ketersediaan akomodasi ketersediaan akomodasi ketersediaan akomodasi
h o mestay, d ll

3.2 Ju m lah tempat tidur hotel Tidak ada Kurang dari 500 tempat Ada sejumlah 500 – 1000 Ada sejumlah 1.000 - 2.500 Ada sejumlah 2.500 - Ada sejumlah 5.000 - Tersedia lebih dari 7.500
b er bintang tidur tempat tidur tempat tidur 5.000 tempat tidur 7.500 tempat tidur tempat tidur

3.3 Jumlah tempat tidur h o t el non Tidak ada Kurang dari 500 tempat Ada sejumlah 500 – 1000 Ada sejumlah 1.000 - 2.500 Ada sejumlah 2.500 - Ada sejumlah 5.000 - Tersedia lebih dari 7.500
b in tang tidur tempat tidur tempat tidur 5.000 tempat tidur 7.500 tempat tidur tempat tidur

3.4 P er sentase jumlah hotel Tidak ada Jumlah hotel berbintang Jumlah hotel berbintang Jumlah hotel berbintang 25%- Jumlah hotel berbintang Jumlah hotel berbintang Seluruh DTW memiliki hotel
b er bintang kurang dari 10% dari total 10%-25% dari total jumlah 50% dari total jumlah DTW 50%-75% dari total 75%-99% dari total berbintang
jumlah DTW DTW jumlah DTW jumlah DTW

3.5 P er sentase jumlah hotel non Tidak ada Jumlah hotel non bintang Jumlah hotel non bintang Jumlah hotel non bintang Jumlah hotel non bintang Jumlah hotel non bintang Seluruh DTW memiliki hotel
b in tang kurang dari 10% dari total 10%-25% dari total jumlah 25%-50% dari total jumlah 50%-75% dari total 75%-99% dari total non berbintang
jumlah DTW DTW DTW jumlah DTW jumlah DTW

38
DRAF-6 TABEL 2. PANDUAN NILAI AMENITAS
INDIKATOR AMENITAS
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA

4 SAR ANA PENDUKUNG PARIWSATA

4.1 Sar ana Peribadatan Tidak ada Ada. Melayani 10% total Ada. Melayani 10% sampai Ada. Melayani 25% sampai 50% Ada. Melayani 50% Ada. Melayani 75% sampai Ada. Melayani 100% total
jumlah wisatawan 25% total jumlah total jumlah wisatawan sampai 75% total jumlah 99% total jumlah DTW jumlah wisatawan
wisatawan wisatawan

4.2. P er sentase jumlah pada DTW y ang Tidak ada Jumlah sarana Jumlah sarana peribadatan Jumlah sarana peribadatan 25%- Jumlah sarana Jumlah sarana peribadatan Seluruh DTW memiliki
m em iliki sarana peribadatan peribadatan kurang dari 10%-25% dari total jumlah 50% dari total jumlah DTW peribadatan 50%-75% 75%-99% dari total jumlah sarana peribadatan
10% dari total jumlah DTW dari total jumlah DTW DTW
DTW

4.3 Sar ana Kesehatan Tidak ada Ada. Melayani 10% total Ada. Melayani 10% sampai Ada. Melayani 25% sampai 50% Ada. Melayani 50% Ada. Melayani 75% sampai Ada. Melayani 100% total
jumlah wisatawan 25% total jumlah total jumlah wisatawan sampai 75% total jumlah 99% total jumlah DTW jumlah wisatawan
wisatawan wisatawan

4.4 P er sentase jumlah pada DTW y ang Tidak ada Jumlah sarana kesehatan Jumlah sarana Kesehatan Jumlah sarana kesehatan 25%- Jumlah sarana Jumlah sarana kesehatan 75%- Seluruh DTW memiliki
m em iliki sarana Kesehatan kurang dari 10% dari 10%-25% dari total jumlah 50% dari total jumlah DTW kesehatan 50%-75% dari 99% dari total jumlah DTW sarana kesehatan
total jumlah DTW DTW total jumlah DTW

4.5 Sar ana Perdagangan (Pasar, Plasa, Tidak ada Ada. Melayani 10% total Ada. Melayani 10% sampai Ada. Melayani 25% sampai 50% Ada. Melayani 50% Ada. Melayani 75% sampai Ada. Melayani 100% total
Mall, Warung, kios c inderamata, jumlah wisatawan 25% total jumlah total jumlah wisatawan sampai 75% total jumlah 99% total jumlah DTW jumlah wisatawan
galeri) wisatawan wisatawan

4.6 Persentase jumlah pada DTW yang Tidak ada Jumlah sarana Jumlah sarana Jumlah sarana perdagangan Jumlah sarana Jumlah sarana perdagangan Seluruh DTW memiliki
memiliki sarana perdagangan perdagangan kurang dari perdagangan 10%-25% 25%-50% dari total jumlah DTW perdagangan 50%-75% 75%-99% dari total jumlah sarana perdagangan
10% dari total jumlah dari total jumlah DTW dari total jumlah DTW DTW
DTW

4.7 Sar ana K euangan berupa Bank, ATM, Tidak ada Ada. Melayani 10% total Ada. Melayani 10% sampai Ada. Melayani 25% sampai 50% Ada. Melayani 50% Ada. Melayani 75% sampai Ada. Melayani 100% total
Mo n ey Changer jumlah wisatawan 25% total jumlah total jumlah wisatawan sampai 75% total jumlah 99% total jumlah DTW jumlah wisatawan
wisatawan wisatawan

4.8 P er sentase jumlah pada DTW y ang Tidak ada Jumlah sarana keuangan Jumlah sarana keuangan Jumlah sarana keuangan 25%- Jumlah sarana keuangan Jumlah sarana keuangan 75%- Seluruh DTW memiliki
m em iliki sarana keuangan kurang dari 10% dari 10%-25% dari total jumlah 50% dari total jumlah DTW 50%-75% dari total 99% dari total jumlah DTW sarana keuangan
total jumlah DTW DTW jumlah DTW

4.9 Sar ana Keamanan Tidak ada Jumlah sarana keamanan Jumlah sarana Jumlah sarana keamanan 25%- Jumlah sarana Jumlah sarana keamanan Seluruh DTW memiliki
kurang dari 10% dari keamanan10%-25% dari 50% dari total jumlah DTW keamanan 50%-75% dari 75%-99% dari total jumlah sarana keamanan
total jumlah DTW total jumlah DTW total jumlah DTW DTW

4.10 Sar ana dan Prasarana Komplek Tidak ada Tingkat pelayanan dan - Tingkat pelayanan dan Tingkat pelayanan dan Tingkat pelayanan dan Tingkat pelayanan dan
Fasilitas Olahraga kelengkapan untuk skala kelengkapan untuk skala kelengkapan untuk kelengkapan untuk skala kelengkapan untuk skala
Kecamatan dalam Kabupaten/ Kota skala Provinsi berstandar Nasional berstandar Internasional
Kabupaten/ Kota 39
03.
AKSESIBILITAS
DAN
SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS

40
DRAF-6 TABEL 3. PANDUAN NILAI AKSESIBILITAS DAN SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS

NO INDIKATOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11

1 K EBERADAAN BANDAR UDARA/ AIRPORT Tidak ada Ada bandara lokal Ada bandara lokal Ada bandara
nasional internasional

1.1 Fr ekuensi Penerbangan D alam 1 H ari Tidak ada 1-2 kali dalam 1 hari 3-5 kali dalam 1 hari Lebih dari 5 kali
dalam 1 hari

1.2 K ap asitas P elayanan Pertahun (Permenhub Nomor 39 Tahun 2019 Tidak ada ≤ 500.000 orang / 500.000 – 1.000.000 1.000.000 – 5.000.000 ≥ 5.000.000 orang
Ten tang Tatanan Kebandarudaraan Nasional) tahun orang/tahun orang / tahun / tahun

1.3 K o ndisi Sarana Dan Prasarana Pendukung Bandar Udara/Airport Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana Seluruh sarana
Yan g Terdiri Dari (Permenhub Nomor 77 Tahun 2015 Tentang prasarana bandara prasarana bandara prasarana bandara prasarana bandara prasarana bandara aktif dan prasarana dan prasarana
St andarisasi dan Sertifikasi Fasilitas Bandar Udara): tidak berfungsi atau aktif dan berfungsi aktif dan berfungsi aktif dan berfungsi dan berfungsi 51%-75% bandara aktif dan bandara aktif dan
1. B an gunan Terminal Penumpang Dan Kargo tidak ada kurang dari 10% 10%-25% 26%-50% berfungsi 76%- berfungsi 100%
2. Jalan Masuk 99%
3. Tem pat Parkir Kendaraan
4. Mar ka Dan R ambu
5. L istrik
6. Air Bersih
7. W a ter Treatment Plant
8. S ewage Treatment Plant
9. D ll

2 K EBERADAAN DERMAGA LAUT/ MARINA Tidak ada Ada dermaga lokal Ada dermaga lokal Ada dermaga
nasional internasional

2.1 Fr ekuensi Pelayaran Dalam 1 Hari Tidak ada 1-2 kali dalam 1 hari 3-5 kali dalam 1 hari Lebih dari 5 kali
dalam 1 hari

2.2 K ap asitas P elayanan Pertahun Tidak ada ≤ 100.000 orang / 100.000 – 500.000 500.000 – 1.000.000 ≥ 1.000.000 orang
tahun orang/tahun orang / tahun / tahun

2.3 K o ndisi Sarana Dan Prasarana Pendukung Dermaga Laut/Marina Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana Seluruh sarana
Yan g Terdiri Dari: prasarana dermaga prasarana dermaga prasarana dermaga prasarana dermaga prasarana dermaga dan prasarana dan prasarana
1. Ter minal Penumpang dan Barang Laut/Marina tidak Laut/Marina aktif Laut/Marina aktif dan Laut/Marina aktif Laut/Marina aktif dan dermaga dermaga
2. Jalan Masuk berfungsi atau tidak dan berfungsi berfungsi 10%-25% dan berfungsi 26%- berfungsi 51%-75% Laut/Marina aktif Laut/Marina aktif
3. Tem pat Parkir Kendaraan ada kurang dari 10% 50% dan berfungsi dan berfungsi
4. L istrik 76%-99% 100%
5. Air Bersih
6. Jar ingan Limbah dan Drainase
7. Sistem Persampahan
8. D ll
41
DRAF-6 TABEL 3. PANDUAN NILAI AKSESIBILITAS DAN SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS

NO INDIKATOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11

3 K EBERADAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN Tidak ada Ada

3.1 Fr ekuensi Penyeberangan Dalam 1 Hari Tidak ada 1-2 kali dalam 1 hari 3-5 kali dalam 1 hari Lebih dari 5 kali
dalam 1 hari

3.2 K ap asitas P enyeberangan Pertahun Tidak ada ≤ 100.000 orang / 100.000 – 500.000 500.000 – 1.000.000 ≥ 1.000.000 orang
tahun orang/tahun orang / tahun / tahun

3.3 K o ndisi Sarana dan Prasarana Pendukung Pelabuhan Penyeberangan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana Seluruh sarana
(P ermenhub Nomor 51 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan prasarana pelabuhan prasarana pelabuhan prasarana pelabuhan prasarana prasarana pelabuhan dan prasarana dan prasarana
P elabuhan Laut): penyebrangan tidak penyebrangan aktif penyebranga naktif pelabuhan penyebrangan aktif dan pelabuhan pelabuhan
1. D er maga berfungsi atau tidak dan berfungsi dan berfungsi 10%- penyebrangan aktif berfungsi 51%-75% penyebrangan penyebrangan
2. Ter minal Penumpang dan Barang ada kurang dari 10% 25% dan berfungsi 26%- aktif dan aktif dan
3. Jalan Masuk 50% berfungsi 76%- berfungsi 100%
4. Tem pat Parkir Kendaraan 99%
5. L istrik
6. Air Bersih
7. Jar ingan Limbah dan Drainase
8. Sistem Persampahan
9. D ll

4 STASIUN KERETA API Tidak ada Stasiun kecil (stasiun Stasiun sedang (stasiun Stasiun besar
Ber dasarkan Permenhub Nomor 63 Tahun 2019 Tentang Spm dengan penumpang < dengan penumpang (stasiun dengan
An gkutan Orang D engan Kereta Api 10.000/hari) 10.000 – 50.000/hari) penumpang >
50.000/hari)

4.1 Fr ekuensi Keberangkatan Dalam 1 Hari Tidak ada 1-2 kali dalam 1 hari 3-5 kali dalam 1 hari Lebih dari 5 kali
dalam 1 hari

4.3 K o ndisi Sarana dan Prasarana Pendukung Stasiun Kereta Api Yang Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana Seluruh sarana
Ter diri dari (Permenhub Nomor 63 Tahun 2019 Tentang SPM prasarana Stasiun prasarana Stasiun prasarana Stasiun prasarana Stasiun prasarana Stasiun dan prasarana dan prasarana
An gkutan Orang D engan Kereta Api): Kereta tidak Kereta aktif dan Kereta aktif dan Kereta aktif dan Kereta aktif dan Stasiun Stasiun
1. L ampu Penerangan berfungsi atau tidak berfungsi kurang berfungsi 10%-25% berfungsi 26%-50% berfungsi 51%-75% Kereta aktif dan Kereta aktif dan
2. P er on ada dari 10% berfungsi 76%- berfungsi 100%
3. P etunjukInformasi 99%
4. Ter minal Penumpang (Area Tunggu, Area Boarding, dsb)
5. Mu shola
6. Tem pat Parkir
7. D ll

42
DRAF-6 TABEL 3. PANDUAN NILAI AKSESIBILITAS DAN SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS

NO INDIKATOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11

5 K EBERADAAN DAN TIPE TERMINAL Tidak ada Terminal tipe C Terminal tipe B Terminal tipe A
Ber dasarkan Permenhub Nomor 132 Tahun 2015 Tentang (melayani angkutan (melayani antar kota (melayani lintas
P ey elenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan umum dalam provinsi dan batas negara,
perkotaan/perdesaan) angkutan umum antar kota antar
perkotaan/perdesaan) provinsi)

5.1 K ap asitas Terminal Tidak ada ≤ 100.000 orang / 100.000 – 500.000 500.000 – 1.000.000 ≥ 1.000.000 orang
tahun orang/tahun orang / tahun / tahun

5.2 K o ndisi Sarana Dan Prasarana Pendukung Terminal berdasarkan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana Seluruh sarana
P er menhub Nomor 132 Tahun 2015 Tentang Peyelenggaraan prasarana Terminal prasarana Terminal prasarana Terminal prasarana Terminal prasarana Terminal dan prasarana dan prasarana
Ter minal Penumpang Angkutan Jalan, Yang Terdiri Dari tidak berfungsi atau aktif dan berfungsi aktif dan berfungsi aktif dan berfungsi aktif dan berfungsi StasiuTerminal Terminal aktif dan
1. R u ang Tunggu Penumpang tidak ada kurang dari 10% 10%-25% 26%-50% 51%-75% aktif dan berfungsi 100%
2. Tem pat Pembelian Tiket berfungsi 76%-
3. P ap an Informasi 99%
4. Fasilitas Bengkel
5. Fasilitas Peribadatan
6. R u ang Penitipan Barang
7. D ll

6 K EBERADAAN HALTE Tidak ada Ada

6.1 K elengkapan Dan Kondisi Halte Yang Terdiri Dari: Kelengkapan halte Kelengkapan halte Kelengkapan halte Kelengkapan halte
1. Tem pat Duduk tidak ada dan rusak tidak lengkap dan lengkap dan kondisi lengkap dan
2. At ap Halte kondisi halte rusak halte kotor Kondisi halte baik
3. P ap an Informasi
4. L ampu
5. D ll

7 K elengkapan Rambu Dan Petunjuk Jalan Yang Terdiri D ari Tidak ada Ada, tetapi tidak Ada, tetapi tidak Ada, lengkap dan
1. Tian g Rambu Dan Petunjuk Jalan lengkap dan tidak lengkap dan berfungsi berfungsi
2. P o sisi Letak R ambu Dan Petunjuk Jalan berfungsi

8 JAL AN DAN JEMBATAN MENUJU DTW Tidak ada Ada tetapi tidak lancar Ada dan lancar

8.1 Jen is P erkerasan Jalan Menuju DTW Tidak ada Perkerasan Perkerasan Sirtu Perkerasan Beton Perkerasan Aspal

8.2 K o ndisi Jalan Menuju DTW (Dihitung Dari Total Panjang Jalan Rusak Seluruh jalan rusak Kondisi jalan dalam Kondisi jalan dalam Kondisi jalan dalam Kondisi jalan dalam Kondisi jalan Kondisi jalan
D isbanding Total Panjang Jalan Eksisting Dikali 100) atau tidak berfungsi kondisi baik kurang kondisi baik 10%-25% kondisi baik 26%- kondisi baik 51%-75% dalam kondisi dalam kondisi baik
atau tidak ada dari 10% 50% baik 76%-99% 100%
43
DRAF-6 TABEL 3. PANDUAN NILAI AKSESIBILITAS DAN SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS

NO INDIKATOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11

9 P ED ESTRIAN P ADA JALAN DI PERKOTAAN Tidak ada Ada dengan kondisi Ada dengan kondisi Ada dengan
Ber dasarkan SE Menteri P UPR Nomor 02/SE/M/2018 Tentang rusak baik tetapi bentang kondisi baik,
P er encanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki, Dengan Kelengkapan dan/atau kelengkapan bentang dan
Sebagai Berikut : perabot tidak memadai kelengkapan
1. R am bu D an Marka perabot memadai
2. L ap ak Tunggu
3. L ampu Penerangan
4. P agar Pengaman
5. Jalu r Hijau
6. P elindung/Peneduh
7. Tem pat Duduk
8. D ll

9.1 P anjang Jalur Pedestrian Berbanding Panjang Jalan D i Perkotaan Tidak ada Panjang jalan Panjang jalan Panjang jalan Panjang jalan Panjang jalan Panjang jalan
D ih itung Dari Total Panjang P edestrian Yang Ada Dibanding Total pedestrian yang pedestrian yang pedestrian yang pedestrian yang pedestrian yang pedestrian yang
P anjang Jalan Eksisting D ikali 100 tersedia kurang dari tersedia 10%-25% dari tersedia 26%-50% tersedia 51%-75% dari tersedia 76%- tersedia 100%
10% dari seluruh seluruh ruas jalan di dari seluruh ruas seluruh ruas jalan di 99% dari seluruh dari seluruh ruas
ruas jalan di perkotaan jalan di perkotaan perkotaan ruas jalan di jalan di perkotaan
perkotaan perkotaan

10 K ETERSEDIAAN DRAINASE PERKOTAAN DAN SELOKAN P ERDESAAN Tidak ada Ada dengan kondisi Ada dengan kondisi Ada dengan
rusak dan/atau banyak baik tetapi volume kondisi baik,
sampah dan/atau penutup tidak volume dan
memadai kelengkapan
penutup memadai

1 0 .1 Cak upan P elayanan Drainase Perkotaan D an P erdesaan Tidak ada Cakupan pelayanan Cakupan pelayanan Cakupan pelayanan Cakupan pelayanan Cakupan Cakupan
drainase kurang dari drainase 10%-25% luas drainase 26%-50% drainase 51%-75% luas pelayanan pelayanan
D ih itung Dari Luas Wilayah Yang Belum Memiliki Jaringan Drainase 10% luas wilayah wilayah luas wilayah wilayah drainase 76%- drainase 100%
D ib andingkan Dengan Seluruh Luas W ilayah dikali 100 99% luas wilayah luas wilayah

1 0 .2 K et ersediaan Jaringan Drainase P ada DTW Tidak ada Persentase DTW Persentase DTW yang Persentase DTW Persentase DTW yang Persentase DTW Persentase DTW
D ih itung Dari Jumlah D TW Yang Telah Memiliki Jaringan Drainase yang telah memliiki telah memliiki jaringan yang telah memliiki telah memliiki jaringan yang telah yang telah
D ib andingkan Dengan Jumlah Seluruh DTW Dikali 100 jaringan drainase drainase 10%-25% jaringan drainase drainase 51%-75% memliiki jaringan memliiki jaringan
kurang dari 10% 26%-50% drainase 76%- drainase 100%
99%

11 AI R MINUM/ AIR BERSIH Tidak ada Akses sampai Akses terhadap 10% - Akses terhadap 26% Akses terhadap 51% - Akses terhadap Akses terhadap
D ih itung Dari Jumlah R umah Tangga Yang Telah Terlayani Air dengan 10% rumah 25% rumah tangga - 50% rumah tangga 75% rumah tangga 76% - 99% 100% rumah
Min um/Air Bersih Dibandingkan D engan Total Jumlah Rumah Tangga tangga rumah tangga tangga
Ek sisting d ikali 100
44
DRAF-6 TABEL 3. PANDUAN NILAI AKSESIBILITAS DAN SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS
NO INDIKATOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11

1 1 .1 P elayanan PDAM Tidak ada Pelayanan PDAM Pelayanan PDAM Pelayanan PDAM 26% Pelayanan PDAM 51% Pelayanan PDAM Pelayanan PDAM
D ih itung Dari Jumlah R umah Tangga Yang Telah Terlayani PDAM kurang dari 10% 10% - 25% rumah - 50% rumah tangga - 75% rumah tangga 76% - 99% rumah 100% rumah tangga
D ib andingkan Dengan Total Jumlah Rumah Tangga Eksisting Dikali rumah tangga tangga tangga
100

1 1 .2 K et ersediaan Air Bersih Pada D TW Tidak ada Persentase DTW Persentase DTW Persentase DTW yang Persentase DTW yang Persentase DTW Persentase DTW yang
D ih itung Dari Jumlah D TW Yang Telah Memiliki Jaringan Drainase yang telah memliiki yang telah memliiki telah memliiki akses telah memliiki akses yang telah memliiki telah memliiki akses
D ib andingkan Dengan Jumlah Seluruh DTW Dikali 100 akses terhadap air akses terhadap air terhadap air bersih/air terhadap air bersih/air akses terhadap air terhadap air bersih/air
bersih/air minum bersih/air minum minum 26%-50% minum 51%-75% bersih/air minum minum100%
kurang dari 10% 10%-25% 76%-99%

12 K ETERSEDIAAN SISTEM P ERSAMPAHAN Tidak ada Memiliki TPS tetapi Memiliki TPS yang Memiliki TPS dan TPA Memiliki TPS R dan Memiliki TPS3R Memiliki TPST3R yang
dari segi jumlah dan memadai dan tetapi yang dapat mengelola TPA yang dapat yang dapat dapat mengelola
volume tidak tidak memiliki TPA 100% sampah mengelola 100% mengelola 100% 100% sampah
memadai dan/atau TPS3R sampah sampah

1 2 .1 P er sentase Pelayanan Persampahan Kabupaten/Kota Tidak ada atau Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan
D ih itung Dari Jumlah R umah Tangga Yang Telah Terlayani PDAM 0% persampahan kurang persampahan 10% persampahan 26% - persampahan 51% - persampahan 76% persampahan 100%
D ib andingkan Dengan Total Jumlah Rumah Tangga Eksisting Dikali dari 10% rumah - 25% rumah tangga 50% rumah tangga 75% rumah tangga - 99% rumah rumah tangga
100 tangga tangga

1 2 .2 P er sentase Terbesar Pengolahan Sampah Tidak ada Penanganan Telah melakukan Telah melakukan 5R
pengolahan sampah dengan pemilahan organik dan (Reduce, Reuse,
cara dibakar non organik Recycle, Recovery,
Repair)

1 2 .3 K et ersediaan Bank Sampah Tidak ada Tersedia bank Terdapat 1 bank Terdapat 1 bank Terdapat 1 bank
sampah tapi tidak sampah aktif dalam sampah aktif dalam sampah aktif dalam
aktif lingkup kabupaten/ lingkup kecamatan lingkup
kota kelurahan/desa

1 2 .4 K et ersediaan Sarana Prasarana Persampahan Pada DTW (Dihitung Tidak ada Persentase DTW Persentase DTW Persentase DTW yang Persentase DTW yang Persentase DTW Persentase DTW yang
D ar i Jumlah DTW Yang Telah Memiliki Sarana Prasarana yang telah memliiki yang telah memliiki telah memliiki sarana telah memliiki sarana yang telah memliiki telah memliiki sarana
P er sampahan Dibandingkan Dengan Jumlah Seluruh DTW D ikali sarana dan sarana dan dan prasarana dan prasarana sarana dan dan prasarana
1 0 0). Sarana D an Prasarana Persampahan Terdiri D ari (Permen prasarana prasarana persampahan serta persampahan serta prasarana persampahan serta
P UPR Nomor 03/PRT/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana persampahan serta persampahan serta terlayani oleh sistem terlayani oleh sistem persampahan serta terlayani oleh sistem
D an Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah terlayani oleh sistem terlayani oleh persampahan persampahan kab/kota terlayani oleh persampahan
Tan gga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga): persampahan sistem kab/kota 26%-50% 51%-75% sistem kab/kota 100%
1. Tem pat Sampah kab/kota kurang dari persampahan persampahan
2. Mo b il Pengangkut Sampah 10% kab/kota 10%-25% kab/kota 76%-99%
3. D ll 45
DRAF-6 TABEL 3. PANDUAN NILAI AKSESIBILITAS DAN SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS

NO INDIKATOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11

13 L I MBAH CAIR – MCK Tidak ada Akses sampai Akses terhadap Akses terhadap Akses terhadap 51% Akses terhadap 76% Akses terhadap 100%
D ih itung Dari Jumlah R umah Tangga Yang Telah Memiliki WC dengan 10% Rumah 10% - 25% Rumah 26% - 50% Rumah - 75% Rumah Tangga - 99% Rumah Rumah Tangga
D ib andingkan Dengan Total Jumlah Rumah Tangga D ikali 100 Tangga Tangga Tangga Tangga

1 3 .1 K et ersediaan Sistem Pengolahan Limbah Tidak ada Ada pada lingkup Ada pada lingkup kab/kota
kabupaten/kota dan lingkup lingkungan
/kawasan

1 3 .2 K et ersediaan Sarana Prasarana Limbah Cair Pada DTW Tidak ada Persentase DTW Persentase DTW Persentase DTW Persentase DTW yang Persentase DTW Persentase DTW yang
D ih itung Dari Jumlah D TW Yang Telah Memiliki Jaringan Drainase yang telah memliiki yang telah memliiki yang telah memliiki telah memliiki sarana yang telah memliiki telah memliiki sarana dan
D ib andingkan Dengan Jumlah Seluruh DTW Dikali 100. Sarana D an sarana dan sarana dan sarana dan dan prasarana serta sarana dan prasarana serta terlayani
P r asarana Limbah Cair Terdiri D ari: prasarana serta prasarana serta prasarana serta terlayani oleh sistem prasarana serta oleh sistem pengelolaan
1. To ilet/MCK terlayani oleh terlayani oleh terlayani oleh pengelolaan limbah terlayani oleh sistem limbah cair kab/kota 100%
2. Jar ingan/Pipa Limbah Cair sistem pengelolaan sistem pengelolaan sistem pengelolaan cair kab/kota 51%- pengelolaan limbah
3. P en golahan Limbah Terpadu limbah cair kab/kota limbah cair limbah cair 75% cair kab/kota 76%-
4. D ll kurang dari 10% kab/kota 10%-25% kab/kota 26%-50% 99%

14 SI STEM PENANGGULANGAN KEBAKARAN Tidak ada Memiliki UPT Damkar

1 4 .1 K et ersediaan Jalur Evakuasi Pada DTW Yang Memiliki Tidak ada Persentase DTW Persentase DTW Persentase DTW Persentase DTW yang Persentase DTW Persentase DTW yang
Ban gunan/Memiliki Resiko Terhadap B ahaya Kebakaran yang telah memliiki yang telah memliiki yang telah memliiki telah memliiki jalur yang telah memliiki telah memliiki jalur
D ih itung Dari Jumlah D TW Yang Telah Memiliki Jalur Evakuasi jalur evakuasi jalur evakuasi 10%- jalur evakuasi 26%- evakuasi 51%-75% jalur evakuasi 76%- evakuasi 100%
D ib andingkan Dengan Jumlah Seluruh DTW Dikali 100 kurang dari 10% 25% 50% 99%

1 4 .2 K et ersediaan Sistem Proteksi Aktif b erupa APAR, Hydran, Water Tidak ada Persentase DTW Persentase DTW Persentase DTW Persentase DTW yang Persentase DTW Persentase DTW yang
Sp rinkle, d ll Terhadap Bahaya Kebakaran Pada D TW yang telah memliiki yang telah memliiki yang telah memliiki telah memliiki sistem yang telah memliiki telah memliiki sistem
D ih itung Dari Jumlah D TW Yang Telah Memiliki Sistem Proteksi Aktif sistem proteksi aktif sistem proteksi sistem proteksi proteksi aktif sistem proteksi aktif proteksi aktif terhadap
D ib andingkan Dengan Jumlah Seluruh DTW Dikali 100 terhadap bahaya aktif terhadap aktif terhadap terhadap bahaya terhadap bahaya bahaya kebakaran 100%
kebakaran kurang bahaya kebakaran bahaya kebakaran kebakaran 51%-75% kebakaran 76%-99%
dari 10% 10%-25% 26%-50%

1 4 .3 K et ersediaan Sistem Proteksi Pasif berupa Konstruksi Tahan Api, Tidak ada Persentase DTW Persentase DTW Persentase DTW Persentase DTW yang Persentase DTW Persentase DTW yang
P et a Jalur Evakuasi, dll, Terhadap Bahaya Kebakaran P ada DTW yang telah memliiki yang telah memliiki yang telah memliiki telah memliiki sistem yang telah memliiki telah memliiki sistem
D ih itung Dari Jumlah D TW Yang Telah Memiliki Sistem Proteksi Pasif sistem proteksi pasif sistem proteksi sistem proteksi proteksi pasif sistem proteksi pasif proteksi pasif terhadap
D ib andingkan Dengan Jumlah Seluruh DTW Dikali 100 terhadap bahaya pasif terhadap pasif terhadap terhadap bahaya terhadap bahaya bahaya kebakaran 100%
kebakaran kurang bahaya kebakaran bahaya kebakaran kebakaran 51%-75% kebakaran 76%-99%
dari 10% 10%-25% 26%-50%
46
DRAF-6 TABEL 3. PANDUAN NILAI AKSESIBILITAS DAN SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS

NO INDIKATOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11

1 4 .4 K et ersediaan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat Pada DTW Tidak ada Persentase DTW yang Persentase DTW yang Persentase DTW Persentase DTW Persentase DTW Persentase DTW yang
D ih itung Dari Jumlah D TW Yang Telah Memiliki Tim Penanggulangan telah memliiki tim telah memliiki tim yang telah memliiki yang telah memliiki yang telah memliiki telah memliiki tim
K eadaan Darurat Dibandingkan Dengan Jumlah Seluruh DTW Dikali penanggulangan penanggulangan tim tim penanggulangan tim penanggulangan penanggulangan
1 0 0). keadaan darurat keadaan darurat 10%- penanggulangan keadaan darurat keadaan darurat keadaan darurat 100%
kurang dari 10% 25% keadaan darurat 51%-75% 76%-99%
26%-50%

15 R UANG TERBUKA PUBLIK – R TH dan RTNH Tidak ada Ada 1 (satu) RTH Ada 1 (satu) RTH Ada RTH dan/atau Ada RTH dan/atau Ada RTH dan/atau Ada RTH dan/atau
dan/atau 1 (satu) dan/atau 1 (satu) RTNH pada setiap RTNH pada setiap RTNH pada setiap RTNH pada setiap RW
RTNH pada skala RTNH pada beberapa kelurahan RW dan/atau RT. kelurahan yang dan/atau RT yang
kabupaten/ kota kelurahan dilengkapi dengan dilengkapi dengan
RBA RBA

1 5 .1 K o ndisi Sarana Dan Prasarana Pendukung Ruang Terbuka Publik – Seluruh sarana Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan Seluruh sarana dan
R TH Dan R TNH Yang Terdiri Dari: dan prasarana prasarana ruang prasarana ruang prasarana ruang prasarana ruang prasarana ruang prasarana ruang
1. Jalan/Jalur Setapak dalam ruang terbuka publik – RTH terbuka publik – RTH terbuka publik – terbuka publik – RTH terbuka publik – RTH terbuka publik – RTH
2. Tem pat Sampah terbuka publik dan RTNH aktif dan dan RTNH aktif dan RTH dan RTNH aktif dan RTNH aktif dan dan RTNH aktif dan dan RTNH aktif dan
3. Tem pat Duduk – RTH dan berfungsi kurang dari berfungsi 10%-25% dan berfungsi 26%- berfungsi 51%-75% berfungsi 76%-99% berfungsi 100%
4. D ll. RTNH tidak 10% 50%
berfungsi atau
tidak ada

16 ENER GI LISTRIK Tidak ada Akses sampai dengan Akses terhadap 10% - Akses terhadap Akses terhadap 51% Akses terhadap 76% Akses terhadap 100%
D ih itung Dari Jumlah R umah Tangga Yang Telah Terlayani Listrik 10% rumah tangga 25% rumah tangga 26% - 50% rumah - 75% rumah tangga - 99% rumah tangga rumah tangga
D ib andingkan Dengan Total Jumlah Rumah Tangga Eksisting Dikali tangga
100

1 6 .1 K et ersediaan Sumber Daya Energi Terbarukan b erupa energi atau Tidak ada Penggunaan 1 Penggunaan 2 sumber Penggunaan 3 Penggunaan 4 Penggunaan 5 Penggunaan lebih dari
t en aga Angin, Air, Arus, Matahari, Biogas/Biofuel, baterai, dsb sumber daya daya terbarukan sumber daya sumber daya sumber daya 5 sumber daya
terbarukan terbarukan terbarukan terbarukan terbarukan

1 6 .2 K o ndisi Pelayanan Listrik berdasarkan Tingkat Pemadaman Listrik Padam setiap Padam 5 kali dalam Padam 4 kali dalam Padam 3 kali dalam Padam 2 kali dalam Padam 1 kali dalam Tidak pernah padam
D alam 1 Bulan hari satu minggu (20 kali satu minggu (16 kali satu minggu (8 kali satu minggu (8 kali satu minggu (4 kali
dalam 1 bulan) dalam 1 bulan) dalam 1 bulan) dalam 1 bulan) dalam 1 bulan)

47
DRAF-6 TABEL 3. PANDUAN NILAI AKSESIBILITAS DAN SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS

NO INDIKATOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11

17 TEK NOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) Tidak ada Akses sampai dengan Akses terhadap 10% - Akses terhadap Akses terhadap 51% Akses terhadap 76% Akses terhadap 100%
D ih itung Dari Jumlah Penduduk Yang Telah Mendapatkan Akses 10% penduduk 25% penduduk 26% - 50% - 75% penduduk - 99% penduduk penduduk
Ter hadap TIK Dibandingkan Dengan Total Jumlah Penduduk D ikali penduduk
100

1 7 .1 C o verage Fiber Optik Tidak ada Coverage daerah Coverage daerah fiber Coverage daerah Coverage daerah Coverage daerah Coverage daerah fiber
D ih itung Dari Luas Wilayah Yang Telah Memiliki Fiber Optik Aktif fiber optik dan aktif optik dan aktif 10%- fiber optik dan aktif fiber optik dan aktif fiber optik dan aktif optik dan aktif 100%
D ib andingkan Dengan Total Jumlah Luas Wilayah Dikali 100 kurang dari 10% 25% 26%-50% 51%-75% 76%-99%

1 7 .2 K o ndisi Jaringan Internet Tidak ada Koneksi lambat dan Koneksi lambat dan Koneksi sedang Koneksi sedang dan Koneksi cepat tetapi Koneksi cepat dan
Koneksi sering putus tidak pernah putus tetapi sering putus tidak pernah putus sering putus tidak pernah putus

1 7 .3 Ju m lah Provider Telekomunikasi seperti Telkomsel, Indosat, 3, XL, Tidak ada 1 Provider 2 Provider 3 Provider 4 Provider 5 Provider Lebih dari 5 provider
Ax is, d ll

1 7 .4 P em anfaatan Aplikasi Pelayanan Pendukung Pariwisata Tidak ada Penggunaan satu Penggunaan lebih Penggunaan beberapa
aplikasi dari satu aplikasi aplikasi secara
secara terpisah-pisah terintegrasi
(belum terintegrasi)

1 7 .5 K et ersediaan Jaringan Internet Di D TW Tidak ada Persentase DTW yang Persentase DTW yang Persentase DTW Persentase DTW Persentase DTW Persentase DTW yang
D ih itung Dari Jumlah D TW Yang Telah Memiliki Jaringan Internet telah terkoneksi telah terkoneksi yang telah yang telah terkoneksi yang telah terkoneksi telah terkoneksi
D ib andingkan Dengan Jumlah Seluruh DTW Dikali 100 internet kurang dari internet 10%-25% terkoneksi internet internet 51%-75% internet 76%-99% internet 100%
10% 26%-50%

1 7 .6 K et ersediaan CCTV Dan Command Centre Tidak ada Tersedia CCTV tetapi Tersedia CCTV dan Tersedia CCTV dan
dikelola secara lokal ada command centre terkelola secara
tetapi belum dikelola terintegrasi melalui
secara sistem command centre
terintegrasi

48
04.
KELEMBAGAAN PARIWISATA
DAN
INDUSTRI PARIWISATA

49
DRAF-6 TABEL 4. PANDUAN NILAI PILAR KELEMBAGAAN DAN INDUSTRI PARIWISATA
INDIKATOR
NILAI
NO SEKTOR NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
0
KELEMBAGAAN
1. LEMBAGA PENDIDIKAN
Ketersediaan dan Tidak - Terdapat kegiatan Terdapat Lembaga Terdapat Lembaga Terdapat Akademi atau Sekolah Terdapat Universitas atau Institut
keberadaan lembaga ada Pelatihan Kursus atau Pendidikan dengan level Tinggi Ilmu Kepariwisataan yang memiliki progam studi
pendidikan terkait Kepariwisataan Lembaga pealtihan menengah atas di bidang pariwisata
bidang kepariwisataan Kepariwisataan pariwisata atau yang
di wilayah yang memilki jurusan
bersangkutan kepariwisataan

2. LEMBAGA PEMERINTAHAN
2.1 Otoritas Pengelolaan Tidak Terdapat Organisasi Terdapat Terdapat Organisasi Terdapat Organisasi Terdapat Organisasi Perangkat Terdapat Organisasi Perangkat
dari lembaga ada Perangkat daerah Organisasi Perangkat daerah Perangkat daerah daerah (OPD)/dinas yang daerah (OPD)/dinas yang dibentuk
pemerintahan daerah (OPD) /dinas yang Perangkat daerah (OPD)/dinas yang (OPD)/dinas yang dibentuk dibentuk khusus untuk khusus untuk mengurusi sektor
dan badan/organ yang mengurusi sektor (OPD)/dinas yang mengurusi sektor khusus untuk mengurusi mengurusi sektor kepariwisataan kepariwisataan dan terdapat juga
dibentuk oleh pariwisata mengurusi sektor pariwisata tergabung sektor pariwisata dan terdapat juga badan/organ badan/organ yang dibentuk oleh
Pemerintah Pusat tergabung dengan pariwisata dengan 1 sektor yang dibentuk oleh Pemerintah Pemerintah Pusat untuk mengurusi
terkait sektor sektor lain lebih dari tergabung dengan lainnya Pusat untuk mengurusi kepariwisataan,
kepariwisataan 2 sektor 2 sektor lainnya kepariwisataan Dan juga terdapat Lembaga yang
bersifat internasional
2.2 Kecukupan Anggaran Tidak Memiliki cukup Memiliki cukup Memiliki cukup Memiliki cukup anggaran Memiliki cukup anggaran untuk Memiliki cukup anggaran untuk
atau ketersediaan ada anggaranuntuk anggaran untuk anggaran untuk untuk penyusunan rencana penyusunan rencana induk, penyusunan rencana induk,
anggaran yang dimiliki penyusunan rencana penyusunan penyusunan rencana induk, rencana rinci dan rencana rinci dan melakukan rencana rinci dan melakukan
oleh Organisasi induk dan rencana rencana induk dan induk, rencana rinci melakukan peninjauan peninjauan dokumen serta peninjauan dokumen serta mampu
Perangkat Daerah rinci dokumen rencana rinci serta dan melakukan dokumen serta mampu mampu melakukan pengendalian melakukan pengendalian
(OPD)/Dinas urusan kepariwisataan melakukan peninjauan melakukan pengendalian pemanfaatan kepariwisataan dan pemanfaatan kepariwisataan dan
kepariwisataan untuk peninjauan dokumen serta pemanfaatan mampu melakukan kegiatan mampu melakukan kegiatan
dapat menjalankan dokumen mampu melakukan kepariwisataan dan mampu pemberdayaan masyarakat juga pemberdayaan masyarakat juga
fungsinya di bidang kepariwisataan pengendalian melakukan kegiatan melakukan rehabilitasi fisik. melakukan rehabilitasi fisik dan
kepariwisataan pemanfaatan pemberdayaan masyarakat. pembangunan fisik pada sebagian
kepariwisataan fasilitas.

50
DRAF-6 TABEL 4. PANDUAN NILAI PILAR KELEMBAGAAN DAN INDUSTRI PARIWISATA

INDIKATOR
NILAI
NO SEKTOR NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
0
KELEMBAGAAN

2. LEMBAGA PEMERINTAHAN
2.3 Intensitas dan skala Tidak ada OPD Pariwisata OPD Pariwisata OPD Pariwisata OPD Pariwisata OPD Pariwisata Mengadakan OPD Pariwisata Mengadakan
penyelenggaraan kegiatan kegiatan Mengadakan Mengadakan Mengadakan kegiatan Mengadakan kegiatan kegiatan Kepariwisataan kegiatan Kepariwisataan
kepariwisataan yang kegiatan kegiatan Kepariwisataan Kepariwisataan berskala berskala nasional setidaknya 3 berskala internasional lebih dari
diselenggarakan oleh Kepariwisataan Kepariwisataan berskala nasional nasional setidaknya 2 (tiga) kali dalam setahun atau 1 (satu) kali dalam setahun
OPD/dinas Pariwisata berskala lokal berskala lokal setidaknya 1 (satu) kali (dua) kali dalam setahun kegiatan kepariwisataan
Setempat setidaknya 1 – 2 kali setidaknya 3 dalam setahun berskala internasional
dalam setahun (tiga) kali dalam setidaknya 1 (satu) kali dalam
setahun setahun
2.4 Pengelolaan Kegiatan Tidak ada Telah mempunyai Mempunyai 1 Mempunyai lebih dari Mempunyai lebih dari lima Mempunyai lebih dari lima Mempunyai lebih dari lima
Kepariwisataan dalam setidak – tidaknya 1 (satu) – 3 (tiga ) 3 (tiga ) Perda atau (lima ) Perda atau Perkada (lima ) Perda atau Perkada (lima ) Perda atau Perkada yang
bentuk NSPK ataupun (satu) Perda atau Perda atau Perkada yang terkait yang terkait dengan yang terkait dengan terkait dengan pengelolaan
Peraturan Daerah dan Perkada yang terkait Perkada yang dengan pengelolaan pengelolaan pengelolaan kepariwisataan kepariwisataan daerah, dan
Peraturan Kepala Daerah dengan pengelolaan terkait dengan kepariwisataan daerah kepariwisataan daerah, daerah, termasuk Perda memiliki Lembaga Daerah
dan Lembaga pengelola kepariwisataan pengelolaan dan/atau Perda tentang Pembentukan Lembaga khusus di luar SKPD Pariwisata
kepariwisataan daerah daerah kepariwisataan Rencana induk Pariwisata Daerah di luar SKPD yang mengurusi bidang
daerah Daerah Pariwisata yang mengurusi kepariwisataan
bidang kepariwisataan

51
DRAF-6 TABEL 4. PANDUAN NILAI PILAR KELEMBAGAAN DAN INDUSTRI PARIWISATA

INDIKATOR
NO SEKTOR NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
KELEMBAGAAN

3. LEMBAGA MASYARAKAT
Keberadaan dan skala Tidak ada Terdapat 1 – 2 Terdapat 3 - 5 Terdapat setidaknya 5 Terdapat lebih dari 3 Terdapat lebih dari 5 organisasi Terdapat lebih dari 5 organisasi
aktivitas dari organisasi organisasi organisasi organisasi masyarakat, organisasi masyarakat, masyarakat, Lembaga masyarakat, Lembaga masyarakat
masyarakat, Lembaga masyarakat, masyarakat, Lembaga masyarakat Lembaga masyarakat masyarakat atau paguyuban yang atau paguyuban yang bergerak di
swadaya masyarakat Lembaga Lembaga atau paguyuban yang atau paguyuban yang bergerak di bidang bidang kepariwisataan yang
,paguyuban, dan masyarakat atau masyarakat atau bergerak di bidang bergerak di bidang kepariwisataan yang berbadan berbadan hukum dan memiliki level
kelompok masyarakat paguyuban yang paguyuban yang kepariwisataan dan kepariwisataan yang hukum dan memiliki level internasional atau terafiliasi dengan
yang bergerak di bergerak di bergerak di setidaknya terdapat 2 berbadan hukum nasional atau terafiliasi dengan Lembaga lain yang berskala
bidang kepariwisataan bidang bidang organisasi masyarakat, Lembaga lain yang berskala internasional
kepariwisataan kepariwisataan Lembaga swadaya nasional
masyarakat atau
paguyuban yang
berbadan hukum

52
DRAF-6 TABEL 4. PANDUAN NILAI PILAR KELEMBAGAAN DAN INDUSTRI PARIWISATA
INDIKATOR
NILAI
NO SEKTOR NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
0
KELEMBAGAAN
4 LEMBAGA SWASTA
4.1 Asosiasi Pariwisata
Keberadaan dari Tidak Terdapat setidaknya Terdapat lebih dari 1 Terdapat setidaknya 3 Terdapat setidaknya 3 (tiga) Terdapat setidaknya 5 (lima) Terdapat perwakilan asosiasi
asosiasi Lembaga ada 1 (satu) asosiasi (satu) perwakilan (tiga) perwakilan perwakilan asosiasi yang perwakilan asosiasi pariwisata pariwisata yang memiliki level
usaha yang bergerak di yang bergerakdi asosiasi yang asosiasi yang bergerak bergerak di bidang yang berskala lokal dan atau lnternasional
bidang pariwisata baik bidang bergerak di bidang di bidang kepariwisataan yang terdapat setidaknya 2 (dua)
yang berasal dari kepariwisataan yang kepariwisataan yang kepariwisataan yang berskala lokal dan perwakilan asosiasi pariwisata
daerah bersangkutan berskala lokal berskala lokal berskala lokal Terdapat setidaknya 1 yang memiliki level nasional
ataupun yang (satu) asosiasi pariwisata
merupakan kantor yang berlevel nasional
perwakilan dari
asosisasi yang berskala
nasional
4.2 Jasa Usaha Pariwisata
Lembaga yang Tidak Terdapat Lembaga Terdapat Lembaga- Terdapat Lembaga - Terdapat Lembaga – Terdapat Lembaga usaha yang Terdapat Lembaga usaha yang
melakukan aktivitas ada usaha yang bergerak lembaga usaha yang lembaga usaha yang Lembaga usaha yang bergerak setidaknya di 8 bergerak setidaknya di 10
pemberian jasa atau setidaknya di 1 bergerak setidaknya bergerak setidaknya di bergerak setidaknya di 5 (delapan) – 10 (sepuluh) (sepuluh) – 13 (tiga belas) sektor
barang bagi (satu) – 3 (tiga) di 3 (tiga) sektor 5 (lima) sektor (lima) – 8 (delapan) sektor sektor lapangan usaha lapanganusaha Pariwisata
pemenuhan sektor lapangan lapangan usaha lapangan usaha lapangan usaha Pariwisata Pariwisata
kebutuhan wisatawan usaha Pariwisata Pariwisata Pariwisata
dalam rangka
kepariwisataan

53
DRAF-6 TABEL 4. PANDUAN NILAI PILAR KELEMBAGAAN DAN INDUSTRI PARIWISATA

INDIKATOR
NILAI
NO SEKTOR NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
0
KELEMBAGAAN
5 SUMBER DAYA (TENAGA KERJA) PARIWISATA
5.1 Presentasi Jumlah Tidak ≤ 1 % dari total - ≤ 5 % dari total 5 -10 % dari total 10 - 20 % dari total 20 % ≤ dari total keseluruhan
tenaga kerja yang ada keseluruhan keseluruhan keseluruhan tenaga kerja keseluruhan tenaga kerja tenaga kerja
bergerak di bidang jumlah tenaga tenaga kerja
pariwisata kerja
dibandingkan
dengan total
keseluruhan jumlah
tenaga kerja

5.2 Jumlah tenaga kerja Tidak ≤ 10 % dari total ≤ 20 % dari total ≤ 30 % dari total 50 % dari total keseluruhan ≤ 75 % dari total keseluruhan Seluruh tenaga kerja di bidang
yang bergerak di ada keseluruhan jumlah keseluruhan keseluruhan tenaga tenaga kerja di bidang tenaga kerja di bidang pariwisata pariwisata telah dilengkapi dengan
bidang pariwisata yang tenaga kerja di jumlah tenaga kerja di bidang pariwisata sertifikat kompentensi bidang
telah memiliki sertifikat bidang pariwisata kerja di bidang pariwisata pariwisata
kompetensi bidang pariwisata
pariwisata

54
DRAF-6 TABEL 4. PANDUAN NILAI PILAR KELEMBAGAAN DAN INDUSTRI PARIWISATA

INDIKATOR SEKTOR
NO INDUSTRI NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
1 JASA USAHA PENGELOLA DAYA TARIK WISATA
Jasa Usaha Pengelolaan Tidak ada Terdapat setidaknya Terdapat antara 1 (satu) Terdapat antara 3 (tiga) – 5 Terdapat lebih dari 5 (lima) Terdapat lebih 5 (lima) Terdapat setidaknya 10 (sepuluh )
- Air Panas Alami 1 (satu) Lembaga – 3 (tiga) Lembaga (lima) Lembaga usaha berskala lembaga usaha berskala kecil lembaga usaha atau lembaga usaha berskala kecil,
- Pengelolaan Goa usaha berskala kecil usaha berskala kecil kecil atau 1 (satu) Lembaga atau 2 (dua) Lembaga usaha minimal 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima) Lembaga
- Pengelolaan Peninggalan yang bergerak di yang bergerak di bidang usaha berskala menengah yang berskala menengah yang usaha berskala menengah usaha berskala menengah atau
Sejarah dan Purbakala bidang penyelenggaraan bergerak di bidang bergerak di bidang Jasa atau minimal 1 (satu) minimal 3 (tiga) Lembaga usaha
- Pengelolaan Museum penyelenggaraan Kegiatan Jasa Usaha penyelenggaraan Kegiatan Jasa penyelenggaraan kegiatan Jasa Lembaga usaha berskala berskala besar yang bergerak di
- Pengelolaan Pemukikman Kegiatan Jasa Usaha Pengelolaan Daya Tarik Usaha Pengelolaan Daya Tarik Usaha Pengelolaaan Daya besar yang bergerak di bidang Jasa penyelenggaraan
dan/atau lingkungan adat Pengelolaan Daya Wisata yang telah Wisata dan telah memiliki Tanda Tariik Wisata dan setidaknya bidang Jasa kegiatan hiburan dan rekreasi dan
- Pengelolaan objek ziarah Tarik Wisata yang memiliki Tanda Daftar Daftar Usaha Pariwisata 50 % dari Jasa Usaha tersebut penyelenggaraan kegiatan seluruh Lembaga usaha tersebut
- Wisata agro telah memiliki Usaha Pariwisata telah mendapatkan sertifikasi hiburan dan rekreasi dan telah mendapatkan sertifikasi
Tanda Daftar Usaha usaha Pariwisata seluruh Lembaga usaha usaha Pariwisata
Pariwisata tersebut telah mendapatkan
sertifikasi usaha Pariwisata

2 JASA USAHA KAWASAN PARIWISATA


usaha pembangunan Tidak ada Terdapat setidaknya Terdapat antara 1 (satu) Terdapat antara 3 (tiga) – 5 Terdapat lebih dari 5 (lima) Terdapat lebih 5 (lima) Terdapat setidaknya 10 (sepuluh )
dan/atau pengelolaan 1 (satu) Lembaga – 3 (tiga) Lembaga (lima) Lembaga usaha berskala lembaga usaha berskala kecil lembaga usaha atau lembaga usaha berskala kecil,
kawasan untuk memenuhi usaha berskala kecil usaha yang berskala kecil atau 1 (satu) Lembaga atau 2 (dua) Lembaga usaha minimal 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima) Lembaga
yang bergerak di kecil bergerak di bidang usaha berskala menengah yang berskala menengah yang usaha berskala menengah usaha berskala menengah atau
kebutuhan pariwisata
bidang penyelenggaraan bergerak di bidang bergerak di bidang atau minimal 1 (satu) minimal 3 (tiga) Lembaga usaha
penyelenggaraan Kegiatan Jasa Usaha penyelenggaraan Kegiatan Jasa penyelenggaraan kegiatan Jasa Lembaga usaha berskala berskala besar yang bergerak di
Kegiatan Jasa Usaha Kawasan Pariwisata Usaha Kawasan Pariwisata dan Usaha Kawasan Pariwisata dan besar yang bergerak di bidang penyelenggaraan kegiatan
Kawasan Pariwisata yang telah memiliki telah memiliki Tanda Daftar setidaknya 50 % dari Lembaga bidang penyelenggaraan Jasa Usaha Kawasan Pariwisata
yang telah memiliki Tanda Daftar Usaha Usaha Pariwisata Jasa Usaha tersebut telah kegiatan Jasa Usaha dan seluruh Lembaga usaha
Tanda Daftar Usaha Pariwisata mendapatkan sertifikasi usaha Kawasan Pariwisata dan tersebut telah mendapatkan
Pariwisata Pariwisata seluruh Lembaga usaha sertifikasi usaha Pariwisata
tersebut telah mendapatkan
sertifikasi usaha Pariwisata

55
DRAF-6 TABEL 4. PANDUAN NILAI PILAR KELEMBAGAAN DAN INDUSTRI PARIWISATA

INDIKATOR SEKTOR
NO INDUSTRI NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
3 JASA USAHA TRANSPORTASI WISATA
Usaha Jasa Penyediaan angkutan Tidak ada Terdapat setidaknya Terdapat antara 1 (satu) Terdapat antara 3 (tiga) – 5 Terdapat lebih dari 5 (lima) Terdapat lebih 5 (lima) Terdapat setidaknya 10 (sepuluh )
untuk kebutuhan dan kegiatan 1 (satu) Lembaga – 3 (tiga) Lembaga (lima) Lembaga usaha berskala lembaga usaha berskala kecil lembaga usaha atau lembaga usaha berskala kecil,
pariwisata;; yaitu usaha berskala kecil usaha berskala kecil kecil atau 1 (satu) Lembaga atau 2 (dua) Lembaga usaha minimal 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima) Lembaga
a. Angkutan Jalan wisata yang bergerak di yang bergerak di bidang usaha berskala menengah yang berskala menengah yang usaha berskala menengah usaha berskala menengah atau
b. Angkutan Wisata dengan bidang penyelenggaraan bergerak di bidang bergerak di bidang Jasa atau minimal 1 (satu) minimal 3 (tiga) Lembaga usaha
kereta api penyelenggaraan Kegiatan Jasa Usaha penyelenggaraan Kegiatan Jasa penyelenggaraan kegiatan Jasa Lembaga usaha berskala berskala besar yang bergerak di
c. Angkutan Wisata di sungai Kegiatan Jasa Usaha Transportasi Wisata Usaha Pengelolaan Daya Tarik Usaha Pengelolaaan Daya besar yang bergerak di bidang Jasa penyelenggaraan
dan danau Transportasi Wisata yang telah memiliki Wisata dan telah memiliki Tanda Tariik Wisata dan setidaknya bidang Jasa kegiatan hiburan dan rekreasi dan
d. Angkutan laut wisata dalam yang telah memiliki Tanda Daftar Usaha Daftar Usaha Pariwisata 50 % dari Jasa Usaha tersebut penyelenggaraan kegiatan seluruh Lembaga usaha tersebut
negeri Tanda Daftar Usaha Pariwisata telah mendapatkan sertifikasi hiburan dan rekreasi dan telah mendapatkan sertifikasi
e. Angkutan laut internasional Pariwisata usaha Pariwisata seluruh Lembaga usaha usaha Pariwisata
wisata tersebut telah mendapatkan
sertifikasi usaha Pariwisata

4 JASA USAHA PERJALANAN WISATA


Usaha Penyelenggaraan biro Tidak ada Terdapat setidaknya Terdapat antara 1 (satu) Terdapat antara 3 (tiga) – 5 Terdapat lebih dari 5 (lima) Terdapat lebih 5 (lima) Terdapat setidaknya 10 (sepuluh )
perjalanan wisata dan agen 1 (satu) Lembaga – 3 (tiga) Lembaga (lima) Lembaga usaha berskala lembaga usaha berskala kecil lembaga usaha atau lembaga usaha berskala kecil,
perjalanan wisata usaha berskala kecil usaha berskala kecil kecil atau 1 (satu) Lembaga atau 2 (dua) Lembaga usaha minimal 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima) Lembaga
yang bergerak di yang bergerak di bidang usaha berskala menengah yang berskala menengah yang usaha berskala menengah usaha berskala menengah atau
bidang penyelenggaraan bergerak di bidang bergerak di bidang Jasa atau minimal 1 (satu) minimal 3 (tiga) Lembaga usaha
penyelenggaraan Kegiatan Jasa Usaha penyelenggaraan Kegiatan Jasa penyelenggaraan kegiatan Jasa Lembaga usaha berskala berskala besar yang bergerak di
Kegiatan Jasa Usaha Pengelolaan Daya Tarik Usaha Pengelolaan Daya Tarik Usaha Pengelolaaan Daya besar yang bergerak di bidang Jasa penyelenggaraan
Pengelolaan Daya Wisata yang telah Wisata dan telah memiliki Tanda Tariik Wisata dan setidaknya bidang Jasa kegiatan hiburan dan rekreasi dan
Tarik Wisata yang memiliki Tanda Daftar Daftar Usaha Pariwisata 50 % dari Jasa Usaha tersebut penyelenggaraan kegiatan seluruh Lembaga usaha tersebut
telah memiliki Usaha Pariwisata telah mendapatkan sertifikasi hiburan dan rekreasi dan telah mendapatkan sertifikasi
Tanda Daftar Usaha usaha Pariwisata seluruh Lembaga usaha usaha Pariwisata
Pariwisata tersebut telah mendapatkan
sertifikasi usaha Pariwisata

56
DRAF-6 TABEL 4. PANDUAN NILAI PILAR KELEMBAGAAN DAN INDUSTRI PARIWISATA
INDIKATOR SEKTOR
NO INDUSTRI NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
5 JASA MAKANAN DAN MINUMAN
5.1 Usaha penyediaan makanan dan Tidak ada Terdapat antara 1 (satu) Terdapat antara 3 (tiga) Terdapat lebih dari 5 (lima) Terdapat lebih 5 (lima) Terdapat setidaknya 10 Terdapat lebih dari 25 (sepuluh )
minuman yang dilengkapi dengan – 3 (tiga) Lembaga usaha – 5 (lima) Lembaga usaha lembaga usaha berskala lembaga usaha atau minimal 3 (sepuluh ) lembaga usaha lembaga usaha berskala kecil, dan
peralatan dan perlengkapan berskala kecil yang berskala kecil atau 1 kecil atau 2 (dua) Lembaga (tiga) Lembaga usaha berskala berskala kecil, atau minimal minimal 10 (sepuluh) Lembaga
untuk proses pembuatan, bergerak di bidang (satu) Lembaga usaha usaha berskala menengah menengah atau minimal 1 5 (lima) Lembaga usaha usaha berskala menengah dan
penyimpanan dan/atau penyelenggaraan berskala menengah yang yang bergerak di bidang (satu) Lembaga usaha berskala berskala menengah atau minimal 5 (lima) berskala besar
penyajiannya, yaitu; Kegiatan Jasa Makanan bergerak di bidang Jasa penyelenggaraan besar yang bergerak di bidang minimal 3 (tiga) berskala yang bergerak di bidang Jasa
a. Restoran dan Minuman yang telah penyelenggaraan kegiatan Jasa Makanan dan Jasa Makanan dan Minuman besar yang bergerak di Makanan dan Minuman dan
b. Rumah makan; memiliki Tanda Daftar Kegiatan Jasa Makanan Minuman dan setidaknya dan seluruh Lembaga usaha bidang Jasa Makanan dan seluruh Lembaga usaha tersebut
c. Bar/rumah minum Usaha Pariwisata dan Minuman dan telah 50 % dari Jasa Usaha tersebut telah mendapatkan Minuman dan seluruh telah mendapatkan sertifikasi
d. Kafe; memiliki Tanda Daftar tersebut telah sertifikasi usaha Pariwisata Lembaga usaha tersebut usaha Pariwisata
e. Jasa boga Usaha Pariwisata mendapatkan sertifikasi telah mendapatkan
f. Pusat penjualan makanan usaha Pariwisata sertifikasi usaha Pariwisata

5.2 Jumlah Keragaman Jenis Restoran - Ada 1 jenis keragaman Ada 2 jenis keragaman Terdapat 3 jenis keragaman
berupa: restoran restoran restoran
1. Restoran formal, seperti
Gourmet, Main dining room,
Grilled restaurant, Executive
Restaurant
2. Restoran informal, seperti café,
cafeteria, fast food restorant,
coffe shop, bistro, canteen,
tavern, family restaurant, pub,
service corner, burger corner,
snack bar
3. Restoran spesial, seperti
restoran masakan Indonesia,
Chinese food restaurant,
Japanesse food restaurant

5.3 Jumlah pusat jajanan/ kuliner Tidak ada Kurang dari 10 pusat Ada 10-20 pusat jajanan/ Ada 21-30 pusat jajanan/ Ada 31-40 pusat jajanan/ Ada 41-50 pusat jajanan/ Tersedia lebih dari 50 pusat
jajanan/ kuliner kuliner kuliner kuliner kuliner jajanan/ kuliner

5.4 Jumlah keragaman makanan dan Tidak ada Ada 1 (satu) jenis Ada 2 (dua) jenis Ada 3 (tiga) jenis minuman Ada 4 (empat) jenis minuman Ada 5 (lima) jenis minuman Ada diatas 5 (lima) jenis minuman
minuman tradisional minuman dan makanan minuman dan makanan dan makanan tradisional dan makanan tradisional dan makanan tradisional dan makanan tradisional
tradisional tradisional
57
DRAF-6 TABEL 4. PANDUAN NILAI PILAR KELEMBAGAAN DAN INDUSTRI PARIWISATA

INDIKATOR SEKTOR
NO INDUSTRI NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
5 JASA MAKANAN DAN MINUMAN
5.5 Persentase jumlah restoran, Tidak ada Ada pada 10% dari Ada pada antara 10% Ada pada antara 25% sampai 50% Ada pada antara 50% sampai Ada pada antara 75% sampai Ada pada 100% dari total jumlah
rumah makan dan pusat jajanan/ total jumlah sampai 25% dari total dari total jumlah restoran, rumah 75% dari total jumlah restoran, 99% dari jumlah restoran, restoran, rumah makan dan pusat
kuliner yang menjual makanan restoran, rumah jumlah restoran, rumah makan dan pusat jajanan/ kuliner rumah makan dan pusat rumah makan dan pusat jajanan/ kuliner yang menjual
dan minuman tradisional makan dan pusat makan dan pusat yang menjual makanan dan jajanan/ kuliner yang menjual jajanan/ kuliner yang makanan dan minuman tradisional
jajanan/ kuliner yang jajanan/ kuliner yang minuman tradisional makanan dan minuman menjual makanan dan
menjual makanan menjual makanan dan tradisional minuman tradisional
dan minuman minuman tradisional
tradisional

6 PENYEDIAAN AKOMODASI
Usaha penyediaan pelayanan Tidak ada Terdapat antara 1 Terdapat antara 3 (tiga) Terdapat lebih dari 5 (lima) Terdapat lebih 5 (lima) Terdapat setidaknya 10 Terdapat setidaknya 15 (sepuluh )
penginapan untuk wisatawan (satu) – 3 (tiga) – 5 (lima) Lembaga lembaga usaha berskala kecil lembaga usaha atau minimal 3 (sepuluh ) lembaga usaha lembaga usaha berskala kecil, dan
yang dapat dilengkapi dengan Lembaga usaha usaha berskala kecil atau 2 (dua) Lembaga usaha (tiga) Lembaga usaha berskala berskala kecil, dan minimal minimal 10 (lima) Lembaga usaha
pelayanan pariwisata lainnya berskala kecil yang atau 1 (satu) Lembaga berskala menengah yang menengah atau minimal 1 5 (lima) Lembaga usaha berskala menengah dan minimal 5
bergerak di bidang usaha berskala bergerak di bidang Jasa (satu) Lembaga usaha berskala berskala menengah atau (lima) Lembaga usaha berskala
a. Hotel penyelenggaraan menengah yang penyelenggaraan kegiatan Jasa besar yang bergerak di bidang minimal 3 (tiga) berskala besar dan terdapat Lembaga
b. Kondominium hotel Kegiatan Penyediaan bergerak di bidang Usaha Penyediaan akomodasi Jasa akomodasi dan seluruh besar yang bergerak di usaha akomodasi yang berskala
c. Apartemen servis Akomodasi yang penyelenggaraan dan setidaknya 50 % dari Jasa Lembaga usaha tersebut telah bidang Jasa Penyediaan internasional yang bergerak di
d. Bumi perkemahan telah memiliki Kegiatan Jasa Usaha Usaha tersebut telah mendapatkan sertifikasi usaha Akomodasi dan seluruh bidang Jasa Penyediaan
e. Persinggahan caravan Tanda Daftar Usaha Penyediaan Akomodasi mendapatkan sertifikasi usaha Pariwisata Lembaga usaha tersebut Akomodasi dan seluruh Lembaga
f. Vila Pariwisata dan telah memiliki Pariwisata telah mendapatkan usaha tersebut telah
g. Pondok wisata Tanda Daftar Usaha sertifikasi usaha Pariwisata mendapatkan sertifikasi usaha
h. Jasa manajemen hotel Pariwisata Pariwisata
i. Hunian wisata senior
j. Rumah wisata
k. motel

58
DRAF-6 TABEL 4. PANDUAN NILAI PILAR KELEMBAGAAN DAN INDUSTRI PARIWISATA

INDIKATOR SEKTOR
NO INDUSTRI NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
7 JASA PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN & REKREASI
Keberadaan Lembaga Usaha atau Tidak ada Terdapat setidaknya Terdapat antara 1 (satu) Terdapat antara 3 (tiga) – 5 Terdapat lebih dari 5 (lima) Terdapat lebih 5 (lima) Terdapat setidaknya 10 (sepuluh )
Industri yang bergerak di bidang 1 (satu) Lembaga – 3 (tiga) Lembaga (lima) Lembaga usaha berskala lembaga usaha berskala kecil lembaga usaha atau lembaga usaha berskala kecil,
penyelenggaraan kegiatan usaha berskala kecil usaha yang berskala kecil atau 1 (satu) Lembaga atau 2 (dua) Lembaga usaha minimal 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima) Lembaga
hiburan dan rekreasi, antara lain ; yang bergerak di kecil bergerak di bidang usaha berskala menengah yang berskala menengah yang usaha berskala menengah usaha berskala menengah atau
bidang penyelenggaraan bergerak di bidang bergerak di bidang atau minimal 1 (satu) minimal 3 (tiga) Lembaga usaha
a. Gelanggarg rekreasi olahraga penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan penyelenggaraan Kegiatan penyelenggaraan kegiatan Lembaga usaha berskala berskala besar yang bergerak di
b. Gelanggang seni Kegiatan Hiburan Rekreasi yang telah Hiburan dan Rekreasi dan telah Hiburan dan Rekreasi dan besar yang bergerak di bidang penyelenggaraan kegiatan
c. Wisata ekstrim dan Rekreasi yang memiliki Tanda Daftar memiliki Tanda Daftar Usaha setidaknya 50 % dari Lembaga bidang penyelenggaraan Jasa Usaha Hiburan dan Rekreasi
d. Arena permainan telah memiliki Usaha Pariwisata Pariwisata Jasa Usaha tersebut telah kegiatan Jasa Usaha Hiburan dan seluruh Lembaga usaha
e. Hiburan malam Tanda Daftar Usaha mendapatkan sertifikasi usaha dan Rekreasi dan seluruh tersebut telah mendapatkan
f. Rumah pijat Pariwisata Pariwisata Lembaga usaha tersebut sertifikasi usaha Pariwisata
g. Taman rekreasi telah mendapatkan
h. Karaoke sertifikasi usaha Pariwisata
i. Jasa impresariat/promotor

8 PENYELENGGARAAN PERTEMUAN, PERJALANAN INSENTIF, KONFERENSI DAN PAMERAN


usaha pemberian jasa bagi suatu Tidak ada Terdapat setidaknya Terdapat antara 1 (satu) Terdapat antara 3 (tiga) – 5 Terdapat lebih dari 5 (lima) Terdapat lebih 5 (lima) Terdapat setidaknya 10 (sepuluh )
pertemuan sekelompok orang, 1 (satu) Lembaga – 3 (tiga) Lembaga (lima) Lembaga usaha berskala lembaga usaha berskala kecil lembaga usaha atau lembaga usaha berskala kecil,
penyelenggaraan perjalanan bagi usaha berskala kecil usaha yang berskala kecil atau 1 (satu) Lembaga atau 2 (dua) Lembaga usaha minimal 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima) Lembaga
karyawan dan mitra usaha yang bergerak di kecil bergerak di bidang usaha berskala menengah yang berskala menengah yang usaha berskala menengah usaha berskala menengah atau
sebagai imbalan atas prestasinya, bidang penyelenggaraan bergerak di bidang bergerak di bidang atau minimal 1 (satu) minimal 3 (tiga) Lembaga usaha
serta penyelenggaraan pameran penyelenggaraan Kegiatan Pertemuan, penyelenggaraan Kegiatan penyelenggaraan kegiatan Lembaga usaha berskala berskala besar yang bergerak di
dalam rangka penyebarluasan Kegiatan Pertemuan, Perjalanan insentif, Pertemuan, Perjalanan insentif, Pertemuan, Perjalanan besar yang bergerak di bidang penyelenggaraan kegiatan
informasi dan promosi suatu Perjalanan insentif, konferensi dan konferensi dan Pamerandan insentif, konferensi dan bidang penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan insentif,
barang dan jasa yang berskala konferensi dan Pameranyang telah telah memiliki Tanda Daftar Pameran dan setidaknya 50 % kegiatan Pertemuan, konferensi dan Pamerandan
nasional, regional, dan Pameran yang telah memiliki Tanda Daftar Usaha Pariwisata dari Lembaga Jasa Usaha Perjalanan insentif, seluruh Lembaga usaha tersebut
internasional memiliki Tanda Usaha Pariwisata tersebut telah mendapatkan konferensi dan Pamerandan telah mendapatkan sertifikasi
Daftar Usaha sertifikasi usaha Pariwisata seluruh Lembaga usaha usaha Pariwisata
Pariwisata tersebut telah mendapatkan
sertifikasi usaha Pariwisata

59
DRAF-6 TABEL 4. PANDUAN NILAI PILAR KELEMBAGAAN DAN INDUSTRI PARIWISATA

INDIKATOR SEKTOR
NO INDUSTRI NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
PARIWISATA
9 JASA INFORMASI PARIWISATA
Usaha Jasa Informasi Pariwisata Tidak ada Terdapat setidaknya Terdapat antara 1 (satu) Terdapat antara 3 (tiga) – 5 Terdapat lebih dari 5 (lima) Terdapat lebih 5 (lima) Terdapat setidaknya 10 (sepuluh )
adalah usaha penyediaan data, 1 (satu) Lembaga – 3 (tiga) Lembaga (lima) Lembaga usaha berskala lembaga usaha berskala kecil lembaga usaha atau lembaga usaha berskala kecil,
berita, feature, foto, video, dan usaha berskala kecil usaha yang berskala kecil atau 1 (satu) Lembaga atau 2 (dua) Lembaga usaha minimal 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima) Lembaga
hasil penelitian mengenai yang bergerak di kecil bergerak di bidang usaha berskala menengah yang berskala menengah yang usaha berskala menengah usaha berskala menengah atau
kepariwisataan yang disebarkan bidang penyelenggaraan bergerak di bidang bergerak di bidang atau minimal 1 (satu) minimal 3 (tiga) Lembaga usaha
dalam bentuk bahan cetak penyelenggaraan Kegiatan Jasa Usaha penyelenggaraan Kegiatan Jasa penyelenggaraan kegiatan Jasa Lembaga usaha berskala berskala besar yang bergerak di
dan/atau elektronik Kegiatan Jasa Usaha informasi Pariwisata Usaha informasi Pariwisata dan Usaha informasi Pariwisata besar yang bergerak di bidang penyelenggaraan kegiatan
informasi Pariwisata yang telah memiliki telah memiliki Tanda Daftar dan setidaknya 50 % dari bidang penyelenggaraan Jasa Usaha informasi Pariwisata
yang telah memiliki Tanda Daftar Usaha Usaha Pariwisata Lembaga Jasa Usaha tersebut kegiatan Jasa Usaha dan seluruh Lembaga usaha
Tanda Daftar Usaha Pariwisata telah mendapatkan sertifikasi informasi Pariwisata dan tersebut telah mendapatkan
Pariwisata usaha Pariwisata seluruh Lembaga usaha sertifikasi usaha Pariwisata
tersebut telah mendapatkan
sertifikasi usaha Pariwisata

10 JASA KONSULTAN PARIWISATA


Usaha Jasa Konsultan Pariwisata Tidak ada Terdapat setidaknya Terdapat antara 1 (satu) Terdapat antara 3 (tiga) – 5 Terdapat lebih dari 5 (lima) Terdapat lebih 5 (lima) Terdapat setidaknya 10 (sepuluh )
adalah usaha penyediaan saran 1 (satu) Lembaga – 3 (tiga) Lembaga (lima) Lembaga usaha berskala lembaga usaha berskala kecil lembaga usaha atau lembaga usaha berskala kecil,
dan rekomendasi mengenai studi usaha berskala kecil usaha yang berskala kecil atau 1 (satu) Lembaga atau 2 (dua) Lembaga usaha minimal 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima) Lembaga
kelayakan, perencanaan, yang bergerak di kecil bergerak di bidang usaha berskala menengah yang berskala menengah yang usaha berskala menengah usaha berskala menengah atau
pengelolaan usaha, penelitian, bidang penyelenggaraan bergerak di bidang bergerak di bidang atau minimal 1 (satu) minimal 3 (tiga) Lembaga usaha
dan pemasaran di bidang penyelenggaraan Kegiatan Jasa Usaha penyelenggaraan Kegiatan Jasa penyelenggaraan kegiatan Jasa Lembaga usaha berskala berskala besar yang bergerak di
kepariwisataan Kegiatan Jasa Usaha Konsultan Pariwisata Usaha Konsultan Pariwisata dan Usaha Konsultan Pariwisata besar yang bergerak di bidang penyelenggaraan kegiatan
Konsultan Pariwisata yang telah memiliki telah memiliki Tanda Daftar dan setidaknya 50 % dari bidang penyelenggaraan Jasa Usaha Konsultan Pariwisata
yang telah memiliki Tanda Daftar Usaha Usaha Pariwisata Lembaga Jasa Usaha tersebut kegiatan Jasa Usaha dan seluruh Lembaga usaha
Tanda Daftar Usaha Pariwisata telah mendapatkan sertifikasi Konsultan Pariwisata dan tersebut telah mendapatkan
Pariwisata usaha Pariwisata seluruh Lembaga usaha sertifikasi usaha Pariwisata
tersebut telah mendapatkan
sertifikasi usaha Pariwisata

60
DRAF-6 TABEL 4. PANDUAN NILAI PILAR KELEMBAGAAN DAN INDUSTRI PARIWISATA

INDIKATOR SEKTOR
NO NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
INDUSTRI PARIWISATA

11 JASA PRAMUWISATA
usaha penyediaan dan/atau Tidak ada Terdapat setidaknya Terdapat antara 1 (satu) Terdapat antara 3 (tiga) – 5 Terdapat lebih dari 5 (lima) Terdapat lebih 5 (lima) Terdapat setidaknya 10 (sepuluh )
pengoordinasian tenaga 1 (satu) Lembaga – 3 (tiga) Lembaga (lima) Lembaga usaha berskala lembaga usaha berskala kecil lembaga usaha atau lembaga usaha berskala kecil,
pemandu wisata untuk usaha berskala kecil usaha yang berskala kecil atau 1 (satu) Lembaga atau 2 (dua) Lembaga usaha minimal 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima) Lembaga
memenuhi kebutuhan wisatawan yang bergerak di kecil bergerak di bidang usaha berskala menengah yang berskala menengah yang usaha berskala menengah usaha berskala menengah atau
dan/atau kebutuhan biro bidang penyelenggaraan bergerak di bidang bergerak di bidang atau minimal 1 (satu) minimal 3 (tiga) Lembaga usaha
perjalanan wisata penyelenggaraan Kegiatan Jasa Usaha penyelenggaraan Kegiatan Jasa penyelenggaraan kegiatan Jasa Lembaga usaha berskala berskala besar yang bergerak di
Kegiatan Jasa Pramuwisata yang telah Usaha Pramuwisata dan telah Usaha Pramuwisata dan besar yang bergerak di bidang penyelenggaraan kegiatan
Pramuwisata yang memiliki Tanda Daftar memiliki Tanda Daftar Usaha setidaknya 50 % dari Lembaga bidang penyelenggaraan Jasa Usaha Pramuwisata dan
telah memiliki Usaha Pariwisata Pariwisata Jasa Usaha tersebut telah kegiatan Jasa Usaha seluruh Lembaga usaha tersebut
Tanda Daftar Usaha mendapatkan sertifikasi usaha Pramuwisata dan seluruh telah mendapatkan sertifikasi
Pariwisata Pariwisata Lembaga usaha tersebut usaha Pariwisata
telah mendapatkan
sertifikasi usaha Pariwisata

12 USAHA JASA TIRTA


Keberadaan Lembaga Usaha atau Tidak ada Terdapat setidaknya Terdapat antara 1 (satu) Terdapat antara 3 (tiga) – 5 Terdapat lebih dari 5 (lima) Terdapat lebih 5 (lima) Terdapat setidaknya 10 (sepuluh )
Industri yang bergerak di bidang 1 (satu) Lembaga – 3 (tiga) Lembaga (lima) Lembaga usaha berskala lembaga usaha berskala kecil lembaga usaha atau lembaga usaha berskala kecil,
penyelenggaraan kegiatan usaha berskala kecil usaha yang berskala kecil atau 1 (satu) Lembaga atau 2 (dua) Lembaga usaha minimal 3 (tiga) Lembaga atau minimal 5 (lima) Lembaga
hiburan dan rekreasi, antara lain ; yang bergerak di kecil bergerak di bidang usaha berskala menengah yang berskala menengah yang usaha berskala menengah usaha berskala menengah atau
bidang penyelenggaraan bergerak di bidang bergerak di bidang atau minimal 1 (satu) minimal 3 (tiga) Lembaga usaha
a. Wisata Arung Jeram penyelenggaraan Kegiatan Jasa Usaha penyelenggaraan Kegiatan Jasa penyelenggaraan kegiatan Jasa Lembaga usaha berskala berskala besar yang bergerak di
b. Wisata Dayung Kegiatan Jasa Pramuwisata yang telah Usaha Pramuwisata dan telah Usaha Pramuwisata dan besar yang bergerak di bidang penyelenggaraan kegiatan
c. Wisata Selam Pramuwisata yang memiliki Tanda Daftar memiliki Tanda Daftar Usaha setidaknya 50 % dari Lembaga bidang penyelenggaraan Jasa Usaha Pramuwisata dan
d. Wisata Memancing telah memiliki Usaha Pariwisata Pariwisata Jasa Usaha tersebut telah kegiatan Jasa Usaha seluruh Lembaga usaha tersebut
e. Wisata Selancar Tanda Daftar Usaha mendapatkan sertifikasi usaha Pramuwisata dan seluruh telah mendapatkan sertifikasi
f. Wisata olahraga Tirta Pariwisata Pariwisata Lembaga usaha tersebut usaha Pariwisata
g. Dermaga Wisata telah mendapatkan
sertifikasi usaha Pariwisata

13 USAHA SPA

usaha pembangunan dan/atau Tidak ada Terdapat setidaknya Terdapat antara 1 – 3 Terdapat antara 3 – 5 Lembaga Terdapat lebih dari 5 (lima) Terdapat lebih 5 (lima) Terdapat setidaknya 10 (sepuluh )
pengelolaan kawasan untuk 1 (satu) Lembaga Lembaga usaha yang usaha yang bergerak di bidang lembaga usaha yang bergerak lembaga usaha yang lembaga usaha yang bergerak di
memenuhi kebutuhan pariwisata usaha yang bergerak bergerak di bidang penyelenggaraan Kegiatan Jasa di bidang Jasa Usaha Kawasan bergerak di bidang Jasa bidang Jasa Usaha Kawasan
sesuai peraturan perundang- di bidang penyelenggaraan Usaha Kawasan Pariwisata dan Pariwisata dan setidaknya50 % usaha Kawasan pariwisata 61
Pariwisata dan seluruh Lembaga
05.
PEMASARAN WISATA

62
DRAF-6 TABEL 5. PANDUAN NILAI PILAR PEMASARAN WISATA BERDASARKAN ANALISIS DAN TERAPAN METODOLOGI

NO PEMASARAN NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11


1 PROYEKSI PASAR WISATAWAN 0- 30 rb 30 rb – 60 rb 60 rb – 90 rb 90 rb – 120 rb 120 rb – 150 rb 150 rb – 180 rb Diatas > 180 rb
Penilaian berdasarkan jumlah total wisatawan dalam
periode 1 tahun pada tahun 2019
1.1. Target kunjungan wisatawan mancanegara Tidak ada target Ada target, - - - - Ada target dan
tidak terukur terukur
1.2. Target pergerakan wisatawan nusantara Tidak ada target Ada target, - - - - Ada target dan
tidak terukur terukur
2 TRAVEL PATTERN Tidak pernah Pernah - - - Pernah Pernah
Penilaian berdasarkan ada tidaknya kajian pola perjalanan dianalisis dianalisis dan dianalisis dan dianalisis dan
dan sosialisasi yang sudah dilakukan tidak bisa perlu ditinjau masih dapat
digunakan kembali digunakan
3 MODEL STP Tidak pernah Pernah - - - Pernah Pernah
1. SEGMENTING, dianalisis dianalisis dan dianalisis dan dianalisis dan
2. TARGETING, dan tidak bisa perlu ditinjau masih dapat
3. POSITIONING digunakan kembali digunakan

Ketepatan implementasi penentuan target kelas wisatawan


berdasarkan kebiasaaan dalam berpergian, skala umur,
tingkat penghasilan dan kebiasaaan memilih media dalam
melakukan transaksi perjalanan. Disesuaikan dengan
produk 3A yang akan ditawarkan
4 MODEL BAURAN PEMASARAN 4P atau 7P Tidak pernah Pernah - - - Pernah Pernah
1. PRODUCT (PRODUK), dianalisis dianalisis dan dianalisis dan dianalisis dan
2. PRICE (HARGA), tidak bisa perlu ditinjau masih dapat
3. PROMOTION (PROMOSI), digunakan kembali digunakan
4. PLACE (TEMPAT),
5. PEOPLE (MASYARAKAT),
6. PROCESS (PROSES), dan
7. PHYSICAL EVIDENCE (TAMPILAN FISIK)

Penilaian strategi pemasaran yang dibuat dengan mengkaji 63


DRAF-6 TABEL 5. PANDUAN NILAI PILAR PEMASARAN WISATA BERDASARKAN ANALISIS DAN TERAPAN METODOLOGI

NO PEMASARAN NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11


5 MODEL BAS Tidak pernah Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah Pernah
Adalah Strategi Promosi yang terdiri dari 2 jenis strategi, yaitu: digunakan digunakan digunakan digunakan digunakan digunakan digunakan
dengan dengan dengan dengan dengan dengan
REGULER ATAU ORDINARY komposisi komposisi komposisi komposisi komposisi komposisi
1. BRANDING, pembiayaan pembiayaan pembiayaan pembiayaan pembiayaan pembiayaan
2. ADVERTISING, dan B>A>S B=A=S B<A<S B<A<S B<A<S B<A<S
3. SELLING
Dengan Dengan Dengan
Penilaian berdasarkan anggaran yang dikeluarkan oleh instansi penambahan 1 penambahan 2 penambahan 3
pemerintah daerah dan pusat (jika memungkinkan ditambah kegiatan kegiatan atau lebih
dengan swasta), hal ini dilakukan terkait dengan kualitas extraordinary extraordinary kegiatan
pelaksanaan promosi daerah terhadap target wisatawan extraordinary

EXTRA ORDINARY
1. INCENTIVE ACCESS
Insentif tiket penerbangan dalam bentuk cash/ in-kind
melalui promosi bersama di beberapa jalur promosi offline
dan online.
2. HOTDEALS
Diskon paket wisata yang meliputi transportasi, akomodasi
dan atraksi (bundling).
3. TOURISM HUB
Aktivitas iklan dan penjualan di daerah yang menjadi hub
pariwisata, seperti Jakarta, Palembang, dan ??
4. CDM (Competing Destination Model)
Optimalisasi sistem informasi yang bertujuan untuk
menyampaikan pesan kepada konsumen melalui media
digital, secara berulang-ulang diberbagai aplikasi dan
media.
5. BORDER TOURISM
Event atau festival pariwisata yang dilaksanakan di daerah
perbatasan, seperti ??
6. LOW COST TERMINAL
Insentif tarif terminal untuk menurunkan harga tiket 64
DRAF-6 TABEL 5. PANDUAN NILAI PILAR PEMASARAN WISATA BERDASARKAN ANALISIS DAN TERAPAN METODOLOGI

NO PEMASARAN NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11


6 MODEL DOT Tidak pernah Pernah - - - Pernah dianalis Pernah
Strategi pemasaran yang meliputi 3 aspek, yaitu: dianalisa dianalisa dan dan perlu dianalisa dan
1. DESTINATION, tidak bisa ditinjau masih dapat
2. ORIGIN, dan digunakan kembali digunakan.
3. TIME

Ketepatan implementasi penentuan daerah target wisatawan,


produk yang ditawarkan dan waktu pelaksanaan promosi yang
disesuaikan dengan periode pembelian atau pemesanan oleh
wisatawan
7 MODEL POP Tidak pernah Melakukan Melakukan Melakukan
Strategi sistem promosi dan evaluasi, secara umum, atas ada sistem promosi evaluasi promosi
pelaksanaan event atau festival, yang terbagi menjadi: promosi dan sebelum event setelah event sebelum event
1. PRA EVENT, evaluasi pada berlangsung, berlangsung, berlangsung,
event yang
2. ON EVENT, dan tanpa tanpa dan melakukan
diselenggarakan
3. POST EVENT melakukan melakukan evaluasi
evaluasi promosi setelah event
berlangsung
8 MODEL OSPE → POSE Tidak pernah Hanya 1 jenis Hanya 1 jenis 2 jenis media 2 jenis media 2 jenis media 3-4 jenis media
Strategi promosi melalui pemilihan channel media, yang terdiri digunakan media yang media yang yang dipakai yang dipakai yang dipakai yang dipakai
dari: dipakai yaitu 1 dipakai yaitu 2 yaitu 1 dan 4 yaitu 2 atau 3 yaitu 2 dan 3
1. OWN MEDIA seperti visitbangkabelitung.com atau 4 atau 3 dan 1 atau 4
2. SOCIAL MEDIA seperti Instagram, facebook, tik tok, twitter
3. PAID MEDIA seperti iklan di media cetak, online dan social
media
4. ENDORSEMENT dengan memanfaatkan influencer sebagai
duta promosi, salah satu nya duta wisata Bujang & Dayang,
travel blogger, komunitas, dan asosiasi

1>2>3>4
65
06.
EKONOMI DAN INVESTASI

66
DRAF-6 TABEL 5. PANDUAN NILAI SEKTOR EKONOMI DAN INVESTASI PENDUKUNG KEPARIWISATAAN

NO SEKTOR PEREKONOMIAN NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11

Kapasitas Fiskal Daerah (KFD) Nilai KFD < 0.517 Nilai KFD 0.517 < X < 0.747 Nilai KFD 0.747 < X < 1.168 Nilai KFD 1.168 < X 2.145 (tinggi) Nilai KFD > 2.145 (sangat tinggi)
Kabupaten/Kota di Provinsi (sangat rendah) (rendah) (sedang)
Kepulauan Bangka Belitung
1 Berdasarkan Peraturan Menteri - -
Keuangan Nomor
120/PMK.07/2020 Tentang Peta
Kapasitas Fiskal Daerah

Produk Domestik Regional Bruto Tingkat PDRB Tingkat PDRB Tingkat PDRB Tingkat PDRB peringkat 4 Tingkat PDRB peringkat 3 Tingkat PDRB peringkat 2 Tingkat PDRB peringkat 1
(PDRB) Kabupaten/Kota di Provinsi peringkat 7 peringkat 6 peringkat 5
Kepulauan Bangka Belitung
2

Produk Domestik Regional Bruto Tingkat PDRB Per Tingkat PDRB Per Tingkat PDRB Per Tingkat PDRB Per Kapita Tingkat PDRB Per Kapita Tingkat PDRB Per Kapita peringkat Tingkat PDRB Per Kapita peringkat 1
(PDRB) Per Kapita Kabupaten/Kota Kapita peringkat 7 Kapita peringkat 6 Kapita peringkat 5 peringkat 4 peringkat 3 2
di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
3

TK < 750.000 (sangat 750.000 < TK < 999.999 1.000.000 < TK < 1249.999 1.250.000 < TK < 1.499.999 TK > 1.500.000 (sangat tinggi)
Tingkat Konsumsi (TK) rendah) (rendah) (sedang) (tinggi)
Kabupaten/Kota di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
4 - -
(Golongan Pengeluaran per Kapita
Seminggu/Rupiah)

67
DRAF-6 TABEL 5. PANDUAN NILAI SEKTOR EKONOMI DAN INVESTASI PENDUKUNG KEPARIWISATAAN

NO SEKTOR PEREKONOMIAN NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11

Tingkat Inflasi (TI) Kabupaten/Kota


5 di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung (persen) (2020) Tingkat inflasi peringkat 7 Tingkat inflasi peringkat 6 Tingkat inflasi Tingkat inflasi peringkat Tingkat inflasi peringkat Tingkat inflasi peringkat 2 Tingkat inflasi peringkat 1
peringkat 5 4 3

Realisasi Investasi Total


Kabupaten/Kota di Provinsi Peringkat 6 Realisasi Peringkat 5 Realisasi Peringkat 4 Realisasi Peringkat 3 Realisasi Peringkat 2 Realisasi
6 Peringkat 7 Realisasi Investasi Peringkat 1 Realisasi Investasi
Kepulauan Bangka Belitung (USD) Investasi Investasi Investasi Investasi Investasi
(2020)

a. Realisasi Investasi Penanaman


- - - - - - -
Modal Asing (PMA)

b. Realisasi Investasi Penanaman


- - - - - - -
Modal Dalam Negeri (PMDN)

68
PEMAHAMAN

• Kapasitas Fiskal Daerah (KFD) : kemampuan keuangan masing-masing daerah yang dicerminkan melalui pendapatan
daerah dikurangi dengan pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu.

• Produk Domestik Regional Bruto (PDRB): merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi
di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan

• Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita: merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan yang diterima
oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah/daerah.

• Tingkat Konsumsi (rtk) : mengacu pada pengeluaran akhir rumah tangga untuk barang dan jasa. Barang bisa
diklasifikasikan menjadi barang tahan lama dan tidak tahan lama. Indikator kunci untuk menganalisis permintaan
dalam perekonomian

• Tingkat Inflasi (TI) : indikator perekonomian daerah di mana ada kecenderungan kenaikan harga-harga dan jasa
dalam waktu Panjang

• Realisasi Investasi : merupakan realisasi suatu investasi (penanaman modal) baik yang berasal dari PMDN
(Penanaman Modal Dalam Negeri) & PMA (Penanaman Modal Asing) yang direkapitulasi dalam satu tahun
07.
SOSIAL DAN BUDAYA

70
DRAF-6 TABEL 7. PANDUAN NILAI SEKTOR SOSIAL DAN BUDAYA PENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN/ KOTA
NO INDIKATOR SOSIAL DAN BUDAYA NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
SOSIAL
PENDIDIKAN
1 Angka Melek Huruf Angka Melek Angka Melek Huruf Angka Melek Angka Melek Huruf Angka Melek Angka Melek Angka Melek
Huruf 75% - 79% Huruf 80%-84% 85%-89% Huruf Huruf Huruf
Proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang mempunyai < 75% 90%-94% 95% - 100% 100%
kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf
lainnya, tanpa harus mengerti
apa yang dibaca/ditulisnya, terhadap penduduk usia 15 tahun ke
atas.

2 Tingkat Pendidikan Terakhir - Persentase lulusan Persentase lulusan Persentase lulusan Persentase lulusan Persentase lulusan Persentase lulusan
SD SD SMP SMP SMA/MA/SMK ≥ Diploma dan
Proporsi tingkat pendidikan terakhir yang telah dilaksanakan < 50% ≥ 50% < 15% ≥ 15% 15% Sarjana
oleh penduduk ≥ 5%

KESEHATAN
1 Angka Kesakitan (Morbiditas) - Angka Morbiditas Angka Morbiditas Angka Morbiditas Angka Morbiditas Angka Morbiditas Angka Morbiditas
≥ 20% 15% - 19% 10% - 14% 5% - 9% 1% - 4% 0%
Proporsi penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan
menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari (sakit).

KEMISKINAN
1 Persentase Penduduk Miskin - Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase
penduduk miskin penduduk miskin penduduk miskin penduduk miskin penduduk miskin penduduk miskin
Persentase penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan ≥ 20% 15% - 19% 10% - 14% 5% - 9% < 5% 0%
(GK).

2 Jumlah Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) - Jumlah jenis PPKS Jumlah jenis PPKS Jumlah jenis PPKS Jumlah jenis PPKS Jumlah jenis PPKS Tidak terdapat
≥ 20 15 - 19 10-14 5-9 <5 PPKS
PPKS adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau
masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau
gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga
memerlukan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya baik jasmani dan rohani maupun sosial secara 71
DRAF-6 TABEL 7. PANDUAN NILAI SEKTOR SOSIAL DAN BUDAYA PENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN/ KOTA

NO I NDIKATOR SOSIAL DAN BUDAYA NI LAI 0 NI LAI 1 NI LAI 3 NI LAI 5 NI LAI 7 NI LAI 9 NI LAI 11

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)


1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) - - - Angka IPM Kabupaten/Kota Angka IPM Angka IPM Angka IPM
< 60 Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
Gambaran komprehensif mengenai tingkat ≤ 60 - < 70 ≤ 70 - < 80 ≥ 80
pencapaian pembangunan manusia sebagai dampak
dari kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh
suatu negara/daerah.

BUD AYA
1 P erlindungan Masyarakat Adat Masyarakat adat Masyarakat adat hidup Terdapat program Masyarakat adat bebas Terdapat pelibatan Terdapat aturan/ Tidak terdapat
mengalami seperti warga pada terbatas (bansos) untuk menjalankan ritual dan masyarakat adat dalam kebijakan khusus terkait masyarakat adat
Masyarakat adat atau penduduk asli, kelompok etnis peminggiran/ prasangka umumnya masyarakat adat aktivitas lainnya untuk merumuskan program di perlindungan
yang berbeda secara budaya dengan kelompok etnis negatif oleh pemerintah kehidupan wilayahnya masyarakat adat
yang lain yangtelah menghuni otempat tersebut dan atau kelompok
masyarakat lain

2 P elestarian Kekayaan Adat/ Budaya Tidak terdapat aktivitas Terdapat aktivitas ritual Terdapat warga yang Terdapat warga yang Terdapat ritual budaya Terdapat ritual budaya Terdapat Kebijakan
ritual budaya di keluarga budaya di keluarganya menjalankan kebudayaan mengambangkan sanggar- dalam kegiatan dalam kegiatan resmi Khusus terkait Pelestarian
Keberadaan dukungan untuk melindungi atau maupun komunitas di komunitasnya sanggar budaya/ seni kemasyarakatan berskala pemerintah Kekayaan Budaya
melestarikan kekayaan kebudayaan, adat istiadat, luas
kesenian

72
08. PENATAAN RUANG

73
DRAF-6 TABEL 8. PANDUAN NILAI PENATAAN RUANG PENDUKUNG KEPARIWISATAAN

INDIKATOR PENATAAN
NO RUANG PENDUKUNG NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
KEPARIWISATAAN
1 I n dikator Penilaian Dukungan/ Keterlibatan
B er skala Internasional
1.1 K abupaten/Kota/ D TW Tercantum D alam Kabupaten/ Kota atau Kabupaten/ Kota atau Kabupaten/ Kota atau Kabupaten/ Kota atau
UNESCO Lists Sebagai World Heritage/ DTW tidak pernah DTW tidak pernah DTW tidak pernah DTW tercantum dalam
I n tangible Cultural Heritage/ Creative Cities/ ditetapkan atau menjadi tercantum atau menjadi tercantum tapi pernah penetapan UNESCO Lists
Mem ory of World R egister/ Biosphere Reserve/ nominasi maupun nominasi tapi pernah masuk dalam nominasi
UNESCO Global Geoparks dan atau jenis diajukan untuk masuk diajukan untuk masuk penetapan UNESCO Lists
p en etapan lain y ang ditetapkan oleh UNESCO dalam penetapan dalam penetapan
UNESCO Lists UNESCO Lists

1.2 K et erlibatan Kabupaten/ Kota/ DTW Dalam Tidak pernah sama sekali Pernah terlibat satu kali Aktif dan selalu
K egiatan Yang Diselenggarakan/ Diinisiasi Oleh mengikuti kegiataan yang
UNW TO/ WTTC/ ASEANTA Maupun Organisasi diselenggarakan UNWTO
L ain Yang Berskala Internasional setiap tahun

2 I n dikator Penilaian Dukungan Kebijakan/


D o kumen Berskala Nasional
2.1 K abupaten/Kota/ D TW Tercantum D alam Kabupaten/ Kota atau Kabupaten/Kota/ DTW Kabupaten/Kota/ DTW Kabupaten/Kota/ DTW Kabupaten/Kota/ DTW Kabupaten/Kota/ DTW Kabupaten/Kota/ DTW
D o kumen P erencanaan Skala Nasional Seperti DTW tidak tercantum tercantum dalam tercantum dalam tercantum dalam tercantum dalam tercantum dalam tercantum dalam
R TR WN/ RPJPN/ RPJMN/ MP3EI D an Dokumen dalam perencanaan minimal 1 dokumen minimal 2 dokumen minimal 3 dokumen minimal 4 dokumen minimal 5 dokumen minimal 6 dokumen
L ain Yang Berskala Nasional nasional/program perencanaan skala perencanaan skala perencanaan skala perencanaan skala perencanaan skala perencanaan skala
nasional nasional /program nasional/program nasional /program nasional /program nasional /program nasional /program
nasional nasional nasional nasional nasional nasional

2.2 K abupaten/Kota/DTW Masuk Sebagai Salah Satu Kabupaten/Kota/DTW Kabupaten/Kota/DTW Kabupaten/Kota/DTW Kabupaten/Kota/DTW
P u sat Kegiatan D alam Dokumen Rencana Tata tidak masuk masuk ke masuk ke dalam struktur masuk ke dalam struktur Merupakan PKN, PKSN,
R u ang Wilayah Nasional dalam struktur ruang ruang nasional dengan ruang nasional dengan atau KSN dalam RTRWN
dalam RTRWN posisi sebagai PKL dalam posisi sebagai PKW
RTRWN dalam RTRWN

2.3 K abupaten/ Kota / D TW Merupakan Salah Satu Kabupaten/Kota/ DTW Kabupaten/Kota/ DTW
K awasan Strategis Pariwisata Nasional Maupun bukan merupakan KPPN termasuk sebagai salah
D estinasi Pariwisata Nasional Yang Tercantum maupun DPN satu KPPN atau Kawasan
D alam Dokumen Rencana Induk Pembangunan Pengembangan
P ar iwisata Nasional atau RIPPARNAS Pariwisata Nasional
74
DRAF-6 TABEL 8. PANDUAN NILAI PENATAAN RUANG PENDUKUNG KEPARIWISATAAN
INDIKATOR PENATAAN
NO RUANG PENDUKUNG NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
KEPARIWISATAAN
2.4 L o kasi Kabupaten/Kota/ DTW Aman Dari Lokasi Kabupaten/Kota/ Lokasi Kabupaten/Kota/ DTW Lokasi Kabupaten/Kota/ Lokasi Kabupaten/Kota/ DTW
R esiko Kebencanaan Dalam Dokumen DTW merupakan daerah merupakan daerah DTW merupakan daerah Bukan merupakan daerah
R en cana Penanggulangan Bencana Nasional kebencanaan tingkat kebencanaan tingkat kebencanaan tingkat rawan kebencanaan (tidak
at au RENAS PB kerawanan tinggi kerawanan sedang (tercantum kerawanan rendah ada dalam dokumen Renas
(tercantum dalam dalam dokumen Renas PB) (tercantum dalam PB)
dokumen Renas PB) dokumen Renas PB)

3 I n dikator Penilaian Dukungan Kebijakan/


D o kumen Berskala Provinsi
Kabupaten/ Kota/DTW - - Kabupaten/ Kota/DTW - Kabupaten/ Kota/DTW
tidak tercantum dalam tercantum dalam tercantum dalam
K ategori Kabupaten/ Kota/ D TW Dalam RIPPARPROV RIPPARPROV sebagai KPPP RIPPARPROV sebagai KSPP
3.1 D o kumen R encana Induk Pembangunan atau Kawasan atau Kawasan Strategis
P ar iwisata Provinsi Atau RIPPARPROV Pengembangan Pariwisata Pariwisata Provinsi
Provinsi

Kabupaten/ Kota tidak Kabupaten/ Kota memilik Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota memilik
Ju m lah Sebaran Kawasan Pariwisata Yang memiliki sebaran kawasan kurang dari 3 Kawasan memilik lebih dari 3 lebih dari 5 Kawasan
Ter cantum Dalam RTRW Atau Rencana Tata
3.2 pariwisata yang tercantum pariwisata yang tercantum Kawasan pariwisata pariwisata yang tercantum
R u ang Wilayah Provinsi K epulauan Bangka dalam dokumen RTRW dalam dokumen RTRW yang tercantum dalam dalam dokumen RTRW
B elitung
dokumen RTRW

4 I n dikator Penilaian Dukungan Kebijakan/


D o kumen Berskala Kabupaten/ Kota
Kabupaten/ Kota tidak Kabupaten/ Kota sedang Kabupaten/ Kota telah Kabupaten/ Kota telah
memiliki dokumen menyusun dokumen memiliki dokumen memiliki dokumen
K et ersediaan Dokumen RIPPARDA Atau perencanaan sektor perencanaan sektor perencanaan sektor perencanaan sektor
4.1 R en cana Induk Pembangunan pariwisata pariwisata. pariwisata berupa materi pariwisata yang telah
K ep ariwisataan D aerah teknis (belum dilegalisasi dilegalisasi dalam bentuk
dalam bentuk perda/perbup/dsb.
perda/perbup/dsb).

75
DRAF-6 TABEL 8. PANDUAN NILAI PENATAAN RUANG PENDUKUNG KEPARIWISATAAN

INDIKATOR PENATAAN
NO RUANG PENDUKUNG NILAI 0 NILAI 1 NILAI 3 NILAI 5 NILAI 7 NILAI 9 NILAI 11
KEPARIWISATAAN
Kabupaten/ Kota tidak Kabupaten/ Kota Kabupaten/ Kota memiliki Kabupaten/ Kota memiliki
K et ersediaan Dokumen Rinci Baik Berupa memiliki dokumen memiliki minimal lebih dari 1 dokumen dokumen perencanaan rinci yang
D o kumen R TBL Atau Rencana Teknik perencanaan rinci yang 1 dokumen perencanaan rinci yang mendukung pengembangan
B an gunan Dan Lingkungan/ Dokumen RDTR bertujuan mendukung perencanaan rinci bertujuan mendukung untuk keseluruhan kawasan
4.2 Atau R en cana D etail Tata Ruang Maupun pembangunan yang bertujuan pembangunan strategis pariwisata Kabupaten/
D o kumen R inci Lainnya Yang Bertujuan kepariwisataan mendukung kepariwisataan Kota
Men dukung Pembangunan K epariwisataan Kabupaten/ Kota pembangunan Kabupaten/ Kota
K abupaten/ Kota kepariwisataan
Kabupaten/ Kota

Kabupaten/ Kota belum Kabupaten/ Kota sudah Kabupaten/ Kota sudah Kabupaten/ Kota sudah Kabupaten/ Kota sudah memiliki
memiliki dokumen memiliki dokumen Kajian memiliki dokumen memiliki dokumen dokumen Rencana Aksi Daerah
kebencanaan skala Resiko Bencana atau KRB Rencana Penanggulangan Rencana Aksi Daerah atau RAD dan dokumen Rencana
K et ersediaan Dokumen Kebencanaan Skala Kabupaten/ Kota skala Kabupaten/ Kota Bencana atau RPB skala atau RAD skala Kontijensi atau Renkon untuk
4.3 setiap potensi bencana skala
K abupaten/ Kota Kabupaten/ Kota yang Kabupaten/ Kota yang
sudah ditetapkan sebagai sudah ditetapkan Kabupaten/ Kota yang sudah
PERDA sebagai PERDA ditetapkan sebagai PERDA

76
TABEL KOMPILASI PENILAIAN
PILAR PARIWISATA DAN SEKTOR STRATEGIS
PADA KABUPATEN/ KOTA
(TP3DS2PK2)

77
DRAF-6 TABEL KOMPILASI PENILAIAN
4 PILAR PARIWISATA DAN SEKTOR STRATEGIS PADA KABUPATEN DAN KOTA
NILAI/ SKOR
PILAR PARIWISATA NILAI
NO DAN KOTA
KABUPATEN
KABUPATEN KABUPATEN KABUPATEN
KABUPATEN
KABUPATEN MAKS. KETERANGAN
PANGKAL BANGKA BANGKA BANGKA BELITUNG (100%)
SEKTOR STRATEGIS BANGKA BELITUNG
PINANG BARAT TENGAH SELATAN TIMUR
ATRAKSI/ DAYA TARIK WISATA 929 3184 1168 2395 1940 3391 2777 8910
1 ALAM, BUDAYA DAN BUATAN (10,43 %) (35,74 %) (13,11 %) (26,88 %) (21,77 %) (38,06 %) (31,17 %) (100%)
AMENITAS/ SARANA PRASARANA 122 95 96 75 59 105 61 242
2 PARIWISATA 100%)
(50,41 %) (39,26 %) (39,67 %) (30,99 %) (24,38 %) (43,39 %) (25,21 %)
AKSESIBILITAS DAN 198 132 164 135 147 191 158 627
3 SEKTOR INFRASTRUKTUR PRIORITAS (31,58 %) (21,05 %) (26,16 %) (21,53 %) (23,55 %) (30,46 %) (25,20 %) (100%)
KELEMBAGAAN PARIWISATA 60 52 38 18 37 85 45 242
4 DAN INDUSTRI PARIWISATA (100%)
(24,79 %) (21,49 %) (15,70 %) (7,44 %) (15,29 %) (35,12 %) (18,60 %)
35 13 11 8 67 88
5 PEMASARAN WISATA 0 0
(39,77 %) (14,77 %) (12,50 %) (9,09 %) (76,14 %) (100%)
66
31 21 37 15 22 18 20
6 EKONOMI DAN INVESTASI (100%)
(46,97 %) (31,82 %) (56,06 %) (22,73 %) (33,33 %) (27,27 %) (30,30 %)

121
65 61 61 48 46 59 53
7 SOSIAL DAN BUDAYA
(53,72 %) (50,41 %) (50,41 %) (39,67 %) (38,02 %) (48,76 %) (43,80 %)
(100%)

41 32 36 19 14 71 54 132
8 PENATAAN RUANG (31,06 %) (24,24 %) (27,27 %) (14,39 %) (10,61 %) (53,79 %) (40,91 %) (100%)

1481 3590 1611 2705 2273 3987 3168


NILAI TOTAL DAN URUTAN 10428
KELENGKAPAN/ KESIAPAN (37,85 %) (29,85 %) (30,11 %) 20,45 %) (22,01 %) (44,12 %) (26,90 %) (100%)
II IV III VII VI I V

Nilai Tertinggi Pertama Nilai Tertinggi Kedua 78


SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
10. LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

RENCANA KEGIATAN SURVEI

81
RENCANA KEGIATAN SURVEI AWAL KE DAERAH
RENCANA SURVEI KE DAERAH DALAM KONDISI NORMAL
H3-4: MENTOK-BELINYU-
PANGKALPINANG
Survei jalur Mentok-Belinyu –
Sungailiat – Pangkalpinang SURVEI KE PULAU BANGKA
H5: Survei lanjutan
H6: Tim persiapan FGD di
PANGKALPINANG

H7 FGD di Pangkal H8 semua tim


Pinang (Hybrid) kembali ke Jakarta

H3-4: MENTOK (tim H3-4: PANGKALPINAG-


Bangka 2) TOBOALI (tim Bangka 3)
Perjalanan ke Survei instansional dan
Mentok, survei lapangan jalur Koba-Toboali
instansional dan
lapangan di Mentok

H1-4 : PANGKALPINANG
(tim Bangka 1)
Rakor dengan Disparprov
dan Bappeda, survei
instansional dan lapangan
di Pangkalpinang
H3-4: TOBOALI-
PANGKALPINANG
Survei jalur Toboli-
Simpangrimba-Pangkalpinang
CATATAN :
Perlu pendamping lapangan dari 82
daerah (staf Dispar Provinsi)
RENCANA KEGIATAN SURVEI AWAL KE DAERAH
H1-2: PANGKAL PINANG RENCANA SURVEI KE DAERAH DALAM KONDISI NORMAL
(semua tim)
Rakor dengan Disparprov dan
Bappeda
SURVEI KE PULAU BELITUNG

H3-4: TJ. KELAYANG & TJ & H3-4: TJ. TINGGI-


TINGGI dsk (tim Belitung 1) MANGGAR (tim
Survei instansional dan Belitung 2)
lapangan Survei jalur pantai utara

H3-4: TANJUNG PANDAN (tim H5: Survei tambahan dan


Belitung 1) Sebagian kembali ke Pangkal
Perjalanan Pangkalpinang – Tj Pinang
Pandan. Survei sekitar Kota Tj.
Pandan & Selat Nasik

H6: Tim persiapan FGD di


PANGKALPINANG. Semua Tim
Belitung sudah berada di
Pangkal Pinang.

H7 FGD di Pangkal Pinang


(Hybrid)

H8 semua tim kembali ke


Jakarta

CATATAN : H3-4: MANGGAR-


Perlu pendamping lapangan dari MEMBALONG-TJ.PANDAN
daerah (staf Dispar Provinsi) (tim Belitung 2) 83
Survei jalur pantai selatan
RENCANA KEGIATAN SURVEI AWAL KE DAERAH
RENCANA SURVEI KE DAERAH DALAM KONDISI PPKM
TIM ITMP BANGKA BELITUNG

RAPAT KOORDINASI MELALUI ZOOM RAPAT KOORDINASI MELALUI ZOOM


BERDASARKAN KELOMPOK TEMATIS/ OPD BERDASARKAN WILAYAH PROVINSI/ KAB / KOTA

1. Pariwisata 1. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


2. BAPPEDALITBANG 2. Kota Pangkalpinang
3. PUPR, Tata Ruang, dan Pertanahan/ ATR 3. Kabupaten Bangka
4. Perhubungan 4. Kabupaten Bangka Tengah
5. Lingkungan Hidup 5. Kabupaten Bangka Barat
6. Sosial dan Kesehatan 6. Kabupaten Bangka Selatan
7. Pertanian dan Ketahanan Pangan 7. Kabupaten Belitung
8. Kelautan dan Perikanan 8. Kabupaten Belitung Timur
9. Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu
10. Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM
11. BPBD
12. BPS
13. ODP Terkait lainnya

Koordinasi dapat dilakukan melalui:


84
LAMPIRAN 2

SISTEMATIKA
BUKU LAPORAN ANTARA
DAN
BUKU LAPORAN AKHIR

85
SISTEMATIKA LAPORAN ANTARA
BAB I PENDAHULUAN BAB 3 PROFIL WILAYAH DAN PROFIL PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN 3.1.6 Kondisi Ekonomi
BANGKA BELITUNG 3.1.6.1 Gambaran PDRB dan PDRB per-Kapita
BAB 2 TINJAUAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN TEORI 3.1 PROFIL WILAYAH 3.1.6.2 Pertumbuhan Ekonomi
KEPARIWISATAAN 3.1.1 Letak Geografis Wilayah 3.2 DESTINASI
2.1 TINJAUAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN KEBIJAKAN PENATAAN 3.1.2 Kondisi Fisik Alam, Lingkungandan Kependudukan 3.2.1 Daya Tarik Wisata/ Atraksi
RUANG 3.1.2.1 Curah Hujan 3.2.2 Aksesibilitas
2.1.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) 3.1.2.2 Jenis Tanah 3.2.3 Amenitas
2.1.2 Rencana Tata Ruang Pulau (RTR-P) 3.1.2.3 Kelerengan 3.3 INDUSTRI PARIWISATA
2.1.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi(RTRWP) 3.1.2.4 Hidrologi 3.3.1 UMKM Unggulan dan Produk Unggulan
2.1.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Kota (RTRWK) 3.1.2.5 Kualitas Air dan Udara 3.3.2 InvestasiPariwisata
2.1.5 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan 3.1.2.6 Kebencanaandan Mitigasi Bencana 3.4 KELEMBAGAAN
2.2. TINJAUAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN KEBIJAKAN 3.1.2.7 PenggunaanLahan 3.4.1 Regulasi
PEMBANGUNAN 3.1.2.8 Pengembangan Tata Ruang 3.4.2 Unsur
2.2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 3.1.2.9 Kepemilikan Lahan 3.4.3 Organisasi Kepariwisataan
2.2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi 3.1.2.10 Jumlahdan DistribusiPenduduk 3.4.4 SDM Pariwisata
2.2.3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 3.1.2.11 Kepadatan Penduduk 3.4.5 Mekanisme
Kabupaten/ Kota 3.1.2.12 Laju Pertumbuhan Penduduk 3.5 PEMASARAN
2.2.4 Rencana KerjaPemerintah (RKP) 3.1.2.13 Struktur Kependudukan 3.5.1 Pasar Wisatawan Nusantara
2.2.5 Rencana KerjaPemerintah Daerah (RKPD) Provinsi 3.1.3 Kondisi Sosial 3.5.2 Pasar Wisatawan Mancanegara
2.2.6 Rencana KerjaPemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten/ Kota 3.1.3.1 Pendidikan 3.5.3 Citra Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
2.2.7 Rencana PengembanganKEK 3.1.3.2 Kesehatan
2.3 TINJAUAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN KEBIJAKAN 3.1.3.3 Kelompok Miskin, Disabilitas, Perempuan dan Anak BAB 4 ANALISIS PILAR PARIWISATA DAN SEKTOR STRATEGIS
PEMBANGUNAN PARIWISATA 3.1.3.4 MasalahSosial 4.1 DESTINASI PARIWISATA DAN INDUSTRI PARIWISATA
2.3.1 Rencana Pembangunan KepariwisataanNasional (RIPPARNAS) 3.1.4 Kondisi Budaya 4.1.1 Analisis Daya Tarik Wisata
2.3.2 Rencana Pembangunan KepariwisataanProvinsi (RIPPARPROV) 3.1.4.1 Sejarah dan KearifanBudaya Lokal 4.1.1.1 Analisis Daya Tarik Wisata Berbasis Peraturan Perundangan dan
2.3.3 Rencana Pembangunan KepariwisataanKabupaten dan Kota 3.1.4.2 KeberagamanEtnis dan Agama Teori Kepariwisataan
(RIPPARKAB/ RIPPARKOT) 3.1.4.3 KehidupanMasyarakat Adat 4.1.1.2 Analisis Daya Tarik Wisata Berbasis Daya Tampung
2.4 TINJAUAN TEORI KEPARIWISATAAN 3.1.5 Kondisi Sarana Prasarana 4.1.1.3 Analisis Daya Tarik Wisata Berbasis Daya Dukung Spasial
2.4.1 SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT 3.1.5.1 Sarana Pendidikan 4.1.1.4 Analisis Komparatif Daya Tarik Wisata
2.4.1.1 Quality Tourism 3.1.5.2 Sarana Kesehatan 4.1.2 Temuan Analisis dan Rekomendasi Pengembangan Daya Tarik Wisata
2.4.1.2 Rural And Urban Tourism 3.1.5.3 Sarana Peribadatan 4.1.2.1 Klasifikasi Daya Tarik Wisata Budaya
2.4.1.3 Ecotourism And Heritage Tourism 3.1.5.4 Sarana Perekonomian 4.1.2.2 Klasifikasi Daya Tarik Wisata Alam
2.4.1.4 Mass Responsible 3.1.5.5 Sarana Perniagaan 4.1.2.3 Klasifikasi Daya Tarik Wisata Buatan
2.4.1.5 Green Tourism 3.1.5.6 Prasarana Transportasi 4.1.3 Analisis Amenitas & Sarana Prasarana Penunjang Pariwisata
2.4.2 HOLISTIC INTEGRATED THEMATIC SPATIAL BASED 3.1.5.7 Prasarana Air Bersih 4.1.3.1 Analisis PenyediaanSarana dan Prasarana Penunjang Pariwisata
2.4.3 COMMUNITY BASED TOURISM 3.1.5.8 Prasarana Air Minum 4.1.3.2 Analisis PenyediaanAmenitas dan Aksesibilitas
3.1.5.9 Prasarana Air Limbah 4.1.3.3 Analisis Amenitas Berbasis Kinerja
3.1.5.10 Prasarana Persampahan 4.1.3.4 Analisis Amenitas Berbasis Daya Tampung Daya Dukung Spasial
3.1.5.11 Prasarana Energi/ Kelistrikan 4.1.3.5 Analisis Amenitas Berbasis Daya Dukung dan Daya Dukung Sarana
3.1.5.12 Prasarana Telekomunikasi dan Prasarana
86
LANJUTAN SISTEMATIKA LAPORAN ANTARA
4.1.3.6 Analisis SWOT Amenitas Berbasis Daya Tarik Wisata 4.1.6.3 Kelayakan Sarana dan Prasarana Transportasi Udara Penunjang 4.3.4 Temuan Analisis dan Rekomendasi Pengembangan Pemasaran
4.1.3.7 Root Cause Analysis Amenitas Berbasis Daya Tarik Wisata Pariwisata Pariwisata
4.1.4 Temuan Analisis dan Rekomendasi Pengembangan Sarana Prasarana 4.1.6.4 Kelayakan Sarana dan Prasarana Jalan, Pedestrian dan Jembatan 4.3.4.1 Proyeksi Pasar Wisatawan
Penunjang Pariwisata dan Industri Pariwisata Penunjang Pariwisata 4.3.4.2 Penerapan Model BAS
4.1.4.1 Kelayakan Sarana dan Prasarana Akomodasi Penunjang Pariwisata 4.1.6.5 Kelayakan Sarana dan Prasarana Teknologi Komunikasi dan Informasi4.3.4.3 Penerapan Model POP
4.1.4.2 Kelayakan Sarana dan Prasarana Kulinari Penunjang Pariwisata Penunjang Pariwisata 4.3.4.4 Penerapan Model DOT
4.1.4.3 Kelayakan Sarana dan Prasarana Ibadah Penunjang Pariwisata 4.1.6.6 Kelayakan Jasa Transportasi Wisata Penunjang Pariwisata 4.3.4.5 Penerapan Model POSE
4.1.4.4 Kelayakan Sarana dan Prasarana Kesehatan Penunjang Pariwisata 4.2 KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN 4.3.4.6 Penerapan Model STP
4.1.4.5 Kelayakan Sarana dan Prasarana Informasi Penunjang Pariwisata 4.2.1 Analisis Dokumen Perencanaan dan Peraturan Perundangan Terkait di 4.3.4.7 Penerapan Bauran Pemasaran 7P
4.1.4.6 Kelayakan Sarana dan Prasarana Keamanan Penunjang Pariwisata Daerah Tujuan Pariwisata 4.4 TRAVEL PATTERN
4.1.4.7 Kelayakan Sarana dan Prasarana Persampahan Penunjang Pariwisata 4.2.2 Ragam dan Peran Kelembagaan Pariwisata di Wilayah Kepulauan 4.5. TEMUAN ANALISIS DAN REKOMENDASI PENGEMBANGAN PILAR
4.1.4.8 Kelayakan Sarana dan Prasarana Air Minum Penunjang Pariwisata Bangka Belitung PARIWISATA
4.1.4.9 Kelayakan Sarana dan Prasarana Ruang Terbuka Publik Penunjang 4.2.2.1 Analisis Kinerja SMK Pariwisata 4.5.1 Jumlah, Tipologi dan Klasifikasi Daya Tarik Wisata di Kepulauan Bangka
Pariwisata 4.2.2.2 Analisis Kinerja Perguruan Tinggi Pariwisata Belitung
4.1.4.10 Kelayakan Sarana dan Prasarana Penanggulangan Kebakaran 4.2.2.3 Analisis Kinerja LSM Pariwisata 4.5.2 Peringkat Tujuan Pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung
Penunjang Pariwisata 4.2.2.4 Analisis Kinerja SKPD Bidang Kepariwisataan 4.5.3 Peringkat Key Tourism Area (KTA) di Kepulauan Bangka Belitung
4.1.4.11 Kelayakan Sarana dan Prasarana Spa/ Wellness Penunjang A Analisis Stakeholder Berwenang di Daerah Tujuan Pariwisata 4.6 ANALISIS PEREKONOMIAN DAN INVESTASI PENUNJANG
Pariwisata B Analisis Stakeholder dan Pengaturan Kerjasama Untuk Pengembangan KEPARIWISATAAN
4.1.4.12 Kelayakan Jasa Agen Perjalanan Wisata Penunjang Pariwisata Program Pariwisata 4.6.1 Perekonomian dan Investasi
4.1.4.13 Kelayakan Jasa Pramuwisata Wisata Penunjang Pariwisata C Analisis Peluang dan Kendala Dalam Tata Kelola Kelembagaan dan Regulasi4.6.1.1 Analisis Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
4.1.4.14 Kelayakan Jasa Pengelola Daya Tarik Wisata Penunjang Pariwisata D Analisis Skema Model Kelembagaan Pengelolaan Pariwisata 4.6.1.2 Analisis Struktur Ekonomi Wilayah dan Ketenagakerjaan
4.1.4.15 Kelayakan Jasa Konsultan Pariwisata Penunjang Pariwisata 4.2.3 Temuan Analisis dan Rekomendasi Pengembangan Kelembagaan 4.6.1.3 Analisis Keuangan Daerah
4.1.4.16 Kelayakan Jasa MICE Penunjang Pariwisata Kepariwisataan 4.6.1.4 Analisis Investasi
4.1.4.17 Kelayakan Jasa Angkutan Pariwisata 4.2.3.1 Kelayakan SMK Pariwisata 4.6.2 Analisis Data dan Informasi Terkait Struktur Demografi dan Tren
4.1.4.18 Kelayakan Jasa Makanan dan Minuman 4.2.3.2 Kelayakan Perguruan Tinggi Pariwisata Pertumbuhan Lapangan Kerja
4.1.4.19 Kelayakan Jasa Penyediaan Akomodasi 4.2.3.3 Kelayakan LSM Pariwisata 4.6.3 Analisis Data dan Informasi Terkait Pertumbuhan Potensial Ekonomi
4.1.4.20 Kelayakan Jasa Penyelenggaraan Hiburan & Rekreasi 4.2.3.4 Kelayakan SKPD Bidang Kepariwisataan 4.6.4 Analisis Data dan Informasi Terkait Kemampuan Ekonomi Lokal
4.1.4.21 Kelayakan Jasa Wisata Tirta 4.3 PEMASARAN PARIWISATA 4.6.5 Analisis Kondisi Awal Investasi dan Industri Pariwisata
4.1.4.22 Kelayakan Jasa Informasi Wisata 4.3.1 Analisis Data dan Informasi Terkait Faktor Penentu Permintaan 4.6.6 Analisis UMKM Unggulan dan Produk Unggulan
4.1.5 Analisis Sarana Prasarana dan Aksesibilitas Pariwisata Pariwisata 4.6.7 Temuan Analisis dan Rekomendasi Pengembangan Kondisi
4.1.5.1 Analisis Aksesibilitas Berbasis Kinerja 4.3.2 Analisis Data dan Informasi Terkait Jumlah dan Karakteristik Perekonomian dan Investasi
4.1.5.2 Analisis Aksesibilitas Berbasis Daya Tampung Daya Dukung Spasial Pengunjung 4.6.7.1 Produk dan Komoditas Unggulan Sektor Primer, Sekunder dan
4.1.5.3 Analisis Aksesibilitas Berbasis Daya Dukung dan Daya Dukung Sarana 4.3.3 Model Pemasaran Pariwisata Tersier
dan Prasarana 4.3.3.1 Analisis Proyeksi Pasar Wisatawan 4.6.7.2 Potensi Pendapatan
4.1.5.4 Analisis SWOT Aksesibilitas Berbasis Daya Tarik Wisata 4.3.3.2 Analisis Penerapan Model BAS (Branding, Advertising, and Selling) 4.6.7.3 Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi
4.1.5.5 Root Cause Analysis Aksesibilitas Berbasis Daya Tarik Wisata 4.3.3.3 Analisis Penerapan Model POP (Pra Event, On Event, Post Event) 4.6.7.4 Proyeksi Kebutuhan Investasi
4.1.6 Temuan Analisis dan Rekomendasi Pengembangan Sarana Prasarana 4.3.3.4 Analisis Penerapan Model DOT (Destination, Origin, and Time) 4.6.7.5 Isu Strategis Investasi
dan Aksesibilitas Pariwisata 4.3.3.5 Analisis Penerapan Model POSE (Paid Media, Own Media, and Social
4.1.6.1 Kelayakan Sarana dan Prasarana Transportasi Darat Penunjang Media, Endorsement)
Pariwisata 4.3.3.6 Analisis Penerapan Model STP (Segmenting, Targeting, Positioning)
4.1.6.2 Kelayakan Sarana dan Prasarana Transportasi Laut Penunjang 4.3.3.7 Analisis Bauran Pemasaran 7P 87
Pariwisata
LANJUTAN SISTEMATIKA LAPORAN ANTARA
4.7 ANALISIS SOSIAL 4.9.2.2 Informasi dan Rekomendasi Pengembangan Struktur Ruang, Pola Ruang, dan Delineasi
4.7.1 Analisis Kondisi Awal SDM dan PemberdayaanMasyarakat Semua DP Di Dalam KTA Prioritas
4.7.2 Kondisi Sosial 4.9.2.3 Informasi dan Rekomendasi MitigasiBencana Alam pada Semua KTA Di Dalam KBB
4.7.2.1 Analisis Pendidikan 4.9.5 Analisis Struktur Peruntukan Lahan
4.7.2.2 Analisis Kesehatan 4.9.6 Analisis Intensitas Pemanfaatan Lahan
4.7.2.3 Analisis KelompokMiskin, Disabilitas, PerempuandanAnak 4.9.7 Analisis Tata Massa Bangunan
4.7.2.4 Analisis MasalahSosial 4.9.8 Analisis KetersediaanRuang Terbuka Hijaudan Non HIjau
4.7.3 Temuan Analisis danRekomendasi Pengembangan KondisiSosial 4.9.9 Analisis KetersediaanPerabot Jalan (Street Furniture)
4.7.3.1 Kualitas Pendidikan 4.9.10 AnalisisKarakteristik Kawasan(Langgam Bangunan)
4.7.3.2 Kualitas Kesehatan 4.9.11 AnalisisVista Kawasan (Pelataran Pandang)
4.7.3.3 Kualitas KelompokMiskin, Disabilitas, PerempuandanAnak
4.7.3.4 MasalahSosial BAB 5 KESIMPULAN
4.8 ANALISIS BUDAYA 5.1 RINGKASAN PELUANG DAN KESENJANGAN KRITIS UNTUK PEMBANGUNAN PARIWISATA
4.8.1 Kondisi Budaya BERKELANJUTAN
4.8.1.1 Analisis SejarahdanKearifanBudaya Lokal
4.8.1.2 Analisis Keberagaman Etnis dan Agama
4.8.1.3 Analisis Kehidupan Masyarakat Adat
4.8.2 Temuan Analisis danRekomendasi Pengembangan KondisiBudaya
4.8.2.1 Sejarah di KepulauanBangka Belitung Yang Ber-Skala Nasional dan Dunia
4.8.2.2 PrinsipHidupWarisan Nenek Moyang Yang Bernilai Universal dan Luhur
4.8.2.3 Relasi Antar Etnikdi KepulauanBangka Belitung
4.8.2.4 Kualitas Kehidupan Masyarakat Adat/ Indigenous People
4.9 ANALISIS SPASIAL
4.9.1 Struktur Ruang, Pola Ruang, Bencana Alam, dan Kemampuan Lahan
4.9.1.1 Analisis Struktur Ruang, Pola Ruang, dan Delineasi Semua KTA Di Dalam KBB
4.9.1.2 Analisis Struktur Ruang, Pola Ruang, dan Delineasi Semua DP Di Dalam KTA Prioritas
4.9.1.3 Analisis Bencana Alam pada Semua KTA Di Dalam KBB
4.9.1.4 Analisis Bencana Alam pada Semua DP Di Dalam KTA Prioritas
4.9.1.5 Analisis SatuanKemampuan Lahan pada Semua KTA Di Dalam KBB
4.9.2.4 Informasi dan Rekomendasi Mitigasi Bencana Alam pada Semua DP Di Dalam KTA
Prioritas
4.9.2.5 Informasi dan Rekomendasi Pengembangan Berdasarkan Satuan Kemampuan Lahan
pada Semua KTA Di Dalam KBB
4.9.2.6 Informasi dan Rekomendasi Pengembangan Berdasarkan Satuan Kemampuan Lahan
pada Semua DP Di Dalam KTA Prioritas
4.9.3 Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lokasi Pariwisata
4.9.4 Analisis Pembangunan dan Penataan Infrastruktur
4.9.1.6 Analisis SatuanKemampuan Lahan pada Semua DP Di Dalam KTA Prioritas
4.9.2 Temuan Analisis danRekomendasi Pengembangan Spasial
4.9.2.1 Informasi dan Rekomendasi Pengembangan Struktur Ruang, Pola Ruang, dan Delineasi
Semua KTA Di Dalam KBB 88
SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR
BAB 1 PROFIL WILAYAH DAN PROFIL PARIWISATA KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BAB 3 KONSEP DAN RENCANA PEMBANGUNAN KEY TOURISM AREA PRIORITAS BANGKA BELITUNG
1.1 PROFIL WILAYAH 3.1 KRITERIA DAN KLASIFIKASI KTA
1.1.1 Letak Geografis Wilayah 3.2 STRATEGI PENGUATAN KELEMBAGAAN, USAHA WISATA DAN PEMASARAN
1.1.2 Kondisi Fisik Alam dan Lingkungan 3.3 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA BERDASARKAN PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN
1.1.3 Kondisi Sosial EKONOMI
1.1.4 Kondisi Budaya 3.4 STRATEGI PENGUATAN SOSIAL
1.1.5 Kondisi Sarana Prasarana 3.5 STRATEGI PENGUATAN BUDAYA
1.1.6 Kondisi Ekonomi 3.6 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA HIJAU, BERKELANJUTAN, CERDAS DAN TANGGAP
BENCANA
1.2 DESTINASI 3.7 STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM SARANA DAN PRASARANA PRIORITAS PENUNJANG
1.2.1 Atraksi KEPARIWISATAAN
1.2.2 Aksesibilitas
1.2.3 Amenitas BAB 4 KONSEP DAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH TUJUAN PARIWISATA PRIORITAS BANGKA
BELITUNG
1.3. INDUSTRI PARIWISATA 4.1 KRITERIA DAN KLASIFIKASI DTP
1.4. KELEMBAGAAN 4.2 STRATEGI PENGUATAN KELEMBAGAAN, USAHA WISATA DAN PEMASARAN
1.4.1 Tata Kelola 4.3 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA BERDASARKAN PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN
1.4.2 SDM Pariwisata EKONOMI
4.4 STRATEGI PENGUATAN SOSIAL
1.5 PEMASARAN 4.5 STRATEGI PENGUATAN BUDAYA
1.5.1 Profil Pasar Wisatawan Nusantara 4.6 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DAN TANGGAP BENCANA
1.5.2 Profil Pasar Wisatawan Mancanegara 4.7 STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM SARANA DAN PRASARANA PRIORITAS PENUNJANG
1.5.3 Citra Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung KEPARIWISATAAN

BAB 2 KONSEP DAN RENCANA MAKRO PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA BAB 5 DRAFT RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN INTEGRATED TOURISM MASTER PLAN (ITMP)
BANGKA BELITUNG BANGKA BELITUNG
2.1 VISI
2.2. MISI
2.3 ARAHAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA BANGKA
BELITUNG
2.4 STRATEGI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA BANGKA BELITUNG
2.5 ARAHAN PENENTUAN KLASTER KTA
2.6 ARAHAN PENENTUAN KLASTER DTP

89
LAMPIRAN 3

TABEL KEBUTUHAN DATA UNTUK ANALISA

90
Tabel Kebutuhan Data: Kementerian ATR/BPN, Dinas PUPR, Bappeda
STATUS
DATA/ INFORMASI PARAMETER DINAS/ STAKEHOLDER
ADA TIDAK ADA ADA PERLU UPDATE
Kebijakan Tata Ruang
a. RTRW Provinsi: Perda Nomor 02 Tahun 2014, RTRWP Kepulauan Bangka Belitung Kementerian ATR/BPN, Dinas PUPR Provinsi, Bappeda Provinsi √
b. RTRW Kabupaten dan Kota: Kementerian ATR/BPN, Dinas PUPR Kabupaten dan Kota, Bappeda

Bangka, Belitung, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Bangka Timur, Pangkal Pinang Kabupaten dan Kota
Kementerian ATR/BPN, Dinas PUPR Kabupaten dan Kota, Bappeda
c. RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) √
Kabupaten dan Kota
Kementerian ATR/BPN, Dinas PUPR Kabupaten dan Kota, Bappeda
d. RTBL √
Kabupaten dan Kota

Kementerian ATR/BPN, Dinas Tata Ruang Provinsi/Kab/Kota, Bappeda


e. Rencana KEK / Masterplan / Rencana Detail Lainnya √
Provinsi/ Kab/Kota Kementerian PUPR, Dinas PUPR Provinsi/Kab/Kota

Kementerian ATR/BPN, Dinas Tata Ruang Provinsi/Kab/Kota, Bappeda


f. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Provinsi/ Kab/Kota Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan √
dan Perikanan Provinsi/Kab/Kota
Kementerian ATR/BPN, Dinas Tata Ruang Provinsi/Kab/Kota, Bappeda
g. Rencana Induk Infrastruktur Daerah Provinsi/ Kab/Kota Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan √
dan Perikanan Provinsi/Kab/Kota

Kementerian ATR/BPN, Kementerian Pertanian, Dinas Tata Ruang, Dinas


h. Peta LP2B / LCP2B / Lahan baku Sawah / Lahan Sawah Dilindungi √
Pertanian

i. Peta Status / kepemilikan tanah / Hak atas tanah BPN, Bappeda, Dinas Tata Ruang √

j. Peta Zona Nilai Tanah BPN, Bappeda, Dinas Tata Ruang

Infrastruktur/ Prasarana dan Sarana Umum

a. Rencana pengembangan jaringan jalan dan Jembatan Dinas PUPR √


b. Rencana pengembangan prasarana sumber daya air Dinas PUPR √
91
Tabel Kebutuhan Data: Dinas PUPR
STATUS
DATA/ INFORMASI PARAMETER DINAS/ STAKEHOLDER
ADA TIDAK ADA ADA PERLU UPDATE
• Sarpras air bersih
• Sarpras drainase
• Sarpras persampahan
c. Rencana pengembangan prasarana permukiman dan perumahan Dinas PUPR √
• Sarpras sanitasi
• Sarpras Telekomunikasi
• Sarpras Energi
Transportasi
• Data angkutan
• Data lalu hntas
• Data terminal
a. Dokumen Tatrawil • Data angkutan umum Dinas PUPR, Dinas Perhubungan
• Data penumpang dan kendaraan
• Data pelabuhan
• Data bandara
• Data angkutan
• Data lalu hntas
• Data terminal
b. Dokumen Tatralok • Data angkutan umum Dinas PUPR, Dinas Perhubungan √
• Data penumpang dan kendaraan
• Data pelabuhan
• Data bandara
• jaringan jalan
• terminal
f. Rencana Pengembangan Prasarana dan Sarana Transportasi Darat • angkutan umum Dinas PUPR, Dinas Perhubungan
• janngan ASDP
Kualitas jalan
• Pelabuhan utama
• Pelabuhan pengumpul
g. Rencana Pengembangan Prasarana dan Sarana Transportasi Laut • Pelabuhan pengumpan Dinas PUPR, Dinas Perhubungan
• Pelabuhan khusus
• Alur pelayaran
• Rencana pengembangan bandar udara
h. Rencana Pengembangan Prasarana dan Sarana Transportasi Udara Dinas PUPR, Dinas Perhubungan
• Rute penerbangan domestik dan internasional
i. Amenitas Jumlah dan lokasi toilet publik Dinas PU Provinsi,Kabupaten dan Kota √
Jumlah dan lokasi ruang terbuka publik Dinas PU Provinsi,Kabupaten dan Kota √
92
Tabel Kebutuhan Data: Bappeda

STATUS
DATA/ INFORMASI PARAMETER DINAS/ STAKEHOLDER
ADA TIDAK ADA ADA PERLU UPDATE
Kebijakan Pembangunan Daerah

a. RPJMD Provinsi Bappeda Provinsi √

b. RPJMD Kabupaten dan Kota:


Bappeda Kabupaten dan Kota √
Bangka, Belitung, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Bangka Timur, Pangkal Pinang

c. RKP dan Indikasi Program Pembangunan Tambahan Rencana Program Pembangunan Lainnya Bappeda Provinsi √
d. Renstra Daerah Dalam Angka Bappeda Provinsi √

f. Rencana Umum Penanaman Modal:


Bappeda Provinsi, Kabupaten dan Kota √
Bangka, Belitung, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Bangka Timur, Pangkal Pinang

Data kondisi dan kinerja sektor strategis (produksi,


g. Laporan Neraca Ekonomi Wilayah Bappeda Provinsi, Kabupaten dan Kota √
distribusi dan konsumsi semua sektor ekonomi)
Ekonomi dan Investasi
a. PDRB Bappeda √
b. Matriks IO/IRIO Bappeda √
c. Masterplan (Rencana) Pembangunan Ekonomi Bappeda √
d. Sumber Daya Eksisting dan Unggulan Bappeda √
e. Jumlah produksi dan luas usaha tiap sektor pada wilayah dan/atau kawasan Bappeda √
f. Sektor Basis Bappeda √
g. Volume ekspor dan Impor Bappeda
h. Profil Investasi Wilayah Bappeda √
i. Ketersediaan 13 jenis usaha pariwisata Bappeda √
e. Izin Lokasi DPMPTSP, Bappeda, PUPR, Dinas Tata Ruang

93
Tabel Kebutuhan Data: BPS
STATUS
DATA/ INFORMASI PARAMETER DINAS/ STAKEHOLDER
ADA TIDAK ADA ADA PERLU UPDATE
Data Statistik
a. Data Potensi Desa (Podes) Tahun 2018, 2019, 2020 Badan Pusat Statistik Pusat / Provinsi / Kabupaten / Kota √
b. Buku Statistik Pariwisata Badan Pusat Statistik Pusat / Provinsi / Kabupaten / Kota √
Sosial
Jumlah pendidik berdasarkan: Kelompok Umur, jenis
a. Kependudukan BPS Provinsi, Kabupaten dan Kota √
kelamin, pekerjaan, agama, etnis
• Migrasi
b. Data Struktur Demografi BPS Provinsi, Kabupaten dan Kota √
• Kelahiran dan Kematian
Ketersediaan dan kualitas SDM, organisasi
c. Sumber Daya Manusia BPS Provinsi, Kabupaten dan Kota √
kepariwisataan
• Mata Pencaharian
d. Ketenagakerjaan BPS Provinsi, Kabupaten dan Kota √
• Angkatan Kerja
e. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) BPS Provinsi, Kabupaten dan Kota √
Pendidikan terakhir penduduk, fasilitas pendidikan
BPS Provinsi, Kabupaten dan Kota. Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten
f. Pendidikan (bangunasd,smp sma), Sekolah pariwisata dipisah √
dan Kota
berdasarkan lulusan tiap jurusan
Fasilitas kesehatan, Jumlah Tenaga kesehatan, BPS Provinsi, Kabupaten dan Kota. Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten
g. Kesehatan √
penyakit terbesar diderita warga dan Kota
• Jumlah dan jenis UMKM, dipisah Mikro, Kecil,
BPS Provinsi, Kabupaten dan Kota. Dinas UMKM dan Koperasi Provinsi,
h. UMKM, Koperasi Menengah √
Kabupaten dan Kota
• Program pemberdayaan UMKM
Data Kepariwisataan

• Visi dan misi pembangunan


pariwisata
• Destinasi Pariwisata:
- Atraksi
- Amenitas
a. Dokumen Rencana lnduk Perencanaan Pariwisata Daerah (RIPPARDA) - Aksesibilitas
Kemenparekraf, Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota √
Provinsi, Kabupaten dan Kota - Pemberdayaan masyarakat
- Pengembangan investasi
• lndustri pariwisata
• Pemasaran pariwisaata
• Kelembagaan pariwisata
• Arahan pembangunan dan pengembangan pariwisata
94
Tabel Kebutuhan Data: Dinas Pariwisata
STATUS
DATA/ INFORMASI PARAMETER DINAS/ STAKEHOLDER
ADA TIDAK ADA ADA PERLU UPDATE
• Delineasi kawasan
b. Kawasan Pengembangan Pariwisata Daerah (KPPD) Kabupaten dan Kota Kemenparekraf, Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota √
• Masterplan kawasan

c. Master Plan Geopark dan kawasan wisata lainnya Kemenparekraf, Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota √

d. RIRD Kemenparekraf, Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota √


e. LAKIP Kemenparekraf, Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota √
f. RENJA Kemenparekraf, Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota √
g. NESPARDAM Kemenparekraf, Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota √
Data Series
• Jumlah
• Jenis Kemenparekraf, Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota, Pengelola
h. Daya Tarik Wisata: Alam, Buatan, dan Budaya √
• Kepemilikan Daya Tarik Wisata
• Jenis Festival Budaya yang diselenggarakan
• Aktivitas wisata
• Jumlah dan lokasi desa wisata
Kemenparekraf, Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota, Pengelola
i. Desa Wisata • Program bantuan yang telah diterima √
Daya Tarik Wisata
• Daftar Pokdarwis
Data Series:
• Jumlah dan asal wisatawan (nusantara dan
mancanegara)
j. Statistik kunjungan pariwisata • Jumlah pengeluaran Kemenparekraf, Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota √
• Pendapatan perkapita riil
• Kebijakan pemerintah terkait promosi pariwisata
• Target kunjungan

95
Tabel Kebutuhan Data: Dinas Pariwisata
STATUS
DATA/ INFORMASI PARAMETER DINAS/ STAKEHOLDER
ADA TIDAK ADA ADA PERLU UPDATE
AKOMODASI
Jumlah Dan Sebaran
k. Data Amenitas • Jumlah Tamu Kemenparekraf, Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota √
• Kelas dan Harga
• Tingkat Hunian
RUMAH MAKAN DAN RESTORAN
Kelas, jumlah, dan sebaran fasilitas restoran/rumah Kemenparekraf, Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota √
makan
Jumlah dan sebaran agen perjalanan wisata Kemenparekraf, Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota √
Ketersediaan pusat informasi
Jenis dan jumlah fasilitas pariwisata yang bertanda Kemenparekraf, Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota √
daftar usaha
Jumlah dan sebaran souvenir shop Kemenparekraf, Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota √
Data Top Destinasi Sejenis menurut wisatawan,
Data Persepsi Wisman Terhadap Negara di Asia
l. Data Top Destinasi Sejenis Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota √
(Kompetitor), Data Kalender Event Kompetitor,
Data Kebijakan Pendukung Pariwisata Kompetitor

• Pasar sumber utama, tujuan kunjungan, lama tinggal


rata-rata, pengeluaran harian, pilihan daya tarik, jenis
m. Data Profil Pasar akomodasi, transportasi, restoran, pola perjalanan Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten dan Kota √
wisata
• Tingkat Kepuasan Wisatawan
• Segmen Geografis (Asal dan domisili)
Budaya
• Nama suku, lokasi dan populasi masyarakat adat ,
a. Kondisi masyarakat adat • Komunitas Adat Terpencil (jumlah, jenis bantuan), Dinas pariwisata atau Dinas Kebudayaan di Provinsi dan Kab. Kota √
lokasi tanah adat
• Jumlah sanggar seni, organisasi seni budaya dan
b. Profil seni dan budaya pekerja seni Dinas pariwisata atau Dinas Kebudayaan di Provinsi dan Kab. Kota √
• Jenis-jenis kesenian daerah (tari, musik, rupa, dll)

c. Profil Wisata Budaya di daerah tujuan Pariwisata Jumlah wisata budaya (arkeologi, seni/budaya) Dinas pariwisata atau Dinas Kebudayaan di Provinsi dan Kab. Kota √

d. Profil Wisata religi di daerah tujuan Pariwisata Jumlah dan lokasi rumah ibadah dan kepercayaan Dinas pariwisata atau Dinas Kebudayaan di Provinsi dan Kab. Kota √

96
Tabel Kebutuhan Data: Dinas Pariwisata
STATUS
DATA/ INFORMASI PARAMETER DINAS/ STAKEHOLDER
ADA TIDAK ADA ADA PERLU UPDATE

e. Profil bangunan cagar budaya Jumlah dan lokasi cagar budaya dan SKnya dari Pemerintah
Dinas
Daerah
pariwisata atau Dinas Kebudayaan di Provinsi dan Kab. Kota √

f. Kondisi konflik sosial Dinas pariwisata atau Dinas Kebudayaan di Provinsi dan Kab. Kota √

g. Data Spesifik Terkait Kekhasan Kawasan Dinas pariwisata atau Dinas Kebudayaan di Provinsi dan Kab. Kota √

h Lokasi-lokasi cagar budaya Badan Pusat Statistik Pusat, Bappeda, Dinas Pariwisata √
Arsitektur

Data tentang gaya arsitektur tradisional, langgam dan ragam hias, tipe bangunan Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kab/Kota √

• Rute dan frekuensi penerbangan ke kota atau kota


c. Data Penerbangan terdekat Dinas Pariwisata, Dinas Perhubungan √
Nama dan kelas bandara
• Rute dan frekuensi perlayaran ke kota atau kota
d. Data Pelayaran terdekat Dinas Pariwisata, Dinas Perhubungan √
Nama dan kelas pelabuhan
• Jumlah dan rute angkutan umum di dalam
kota/kawasan
e. Data Angkutan Umum Darat Dinas Pariwisata, Dinas Perhubungan √
Jumlah, jenis, dan rute angkutan umum menuju
kota/kawasan

97
Tabel Kebutuhan Data: BIG
STATUS
DATA/ INFORMASI PARAMETER DINAS/ STAKEHOLDER
ADA TIDAK ADA ADA PERLU UPDATE
Data Spasial Dasar
• Administrasi wilayah sampai dengan tingkat desa
• Transportasi dan Utilitas
• Toponimi
• Fasilitas Umum dan Sosial (Fasilitas transportasi,
peribadatan, kesehatan, olahraga, sosial budaya,
a. Peta Rupabumi Indonesia (RBI) Badan Informasi Geospasial √
pendidikan)
• Penutup Lahan
• Hidrografi (Perairan)
• Hipsografi (titik tinggi, kontur)
• Bangunan
b. Peta DEM (DEMNAS/ IFSAR/ TERASAR) Badan Informasi Geospasial √
c. Peta Batimetri Badan Informasi Geospasial
d. Peta Citra Satelit Resolusi Tinggi (Skala 1:25.000) Citra SPOT LAPAN
Citra Pleiades, Quickbird,
e. Peta Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi (Skala 1:5.000) Worldvies, atau citra dengan spesifikasi sama yang Badan Informasi Geospasial
sudah ter-orthorektifikasi
SENTINEL, Landsat atau citra
f. Citra Multispektral LAPAN
multispektral lain dengan spesifikasi sama
Kondisi Fisik Alam

a. Kondisi Struktur Geologi Shp Poligon Terbaru Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota √

b. Kondisi Geomorfologi Shp Poligon Terbaru Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota √
c. Kondisi Topografi Shp Poligon Terbaru Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota √
d. Kondisi Kelerengan Shp Poligon Terbaru Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota √
e. Kondisi Jenis Tanah Shp Poligon Terbaru Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota √

f. Hidrologi (Air Tanah, Air Permukaan, Sub DAS, DAS, WS) Shp Poligon Terbaru Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota √

g. Hidrogeologi Shp Poligon Terbaru Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota √


h. Cekungan Air Tanah Shp Poligon Terbaru Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota √

i. Peta Klimatologi (curah hujan, angin, dan temperatur) Shp Poligon Terbaru Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota √

j. Peta Sistem Lahan Shp Poligon Terbaru Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota

k. Potensi mineral, bahan galian dan batubara Shp Poligon Terbaru Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota, Dinas ESDM √

98
Tabel Kebutuhan Data: BNPB
STATUS
DATA/ INFORMASI PARAMETER DINAS/ STAKEHOLDER
ADA TIDAK ADA ADA PERLU UPDATE
Kebencanaan
• Tingkat kerawanan, resiko, bahaya
a. Kerawanan bencana tsunami Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota, BNPB, BPBD √
• Upaya mitigasi
• Tingkat kerawanan, resiko, bahaya
b. Kerawanan bencana tanah longsor Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota, BNPB, BPBD √
• Upaya mitigasi
• Tingkat kerawanan, resiko, bahaya
c. Kerawanan bencana banjir Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota, BNPB, BPBD √
• Upaya mitigasi
• Tingkat kerawanan, resiko, bahaya
d. Kerawanan gempabumi Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota, BNPB, BPBD √
• Upaya mitigasi

• Tingkat kerawanan, resiko, bahaya


e. Kerawanan bencana gunungapi Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota, BNPB, BPBD √
• Upaya mitigasi

• Tingkat kerawanan, resiko, bahaya


f. Kerawanan bencana abrasi Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota, BNPB, BPBD √
• Upaya mitigasi

• Tingkat kerawanan, resiko, bahaya


g. Kerawanan bencana kebakaran hutan dan lahan Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota, BNPB, BPBD √
• Upaya mitigasi
• Tingkat kerawanan, resiko, bahaya
h. Kerawanan bencana pandemi Badan Informasi Geospasial, Bappeda Provinsi/Kab/Kota, BNPB, BPBD √
• Upaya mitigasi

i. Amenitas Jumlah dan lokasi sarana dan prasarana kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah √

99
Tabel Kebutuhan Data: DLH
STATUS
DATA/ INFORMASI PARAMETER DINAS/ STAKEHOLDER
ADA TIDAK ADA ADA PERLU UPDATE
Lingkungan Hidup
a. Dokumen AMDAL KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
b. KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
c. Peta dan Dokumen Analisis Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
d. Peta dan Dokumen Analisis Kesesuaian Lahan KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
e. Peta dan Dokumen Analisis Jasa Lingkungan / Ekosistem KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
f. Peta dan Dokumen Analisis Status Ketersediaan Air KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
g. Peta dan Dokumen Analisis Status Ketersediaan Pangan KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
h. Peta dan Dokumen Analisis Tingkat Polusi dan Pencemaran KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
i. Kondisi pelestarian lingkungan dan alam KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
j. Ekoregion Pesisir KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
k. Ekoregion Pulau KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
l. Peta Lahan Kritis KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
m. Sistem Pengolahan Air Limbah KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
n. Sistem Pengolahan Persampahan KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
o. Buku Putih Sanitasi KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
p. Ketersedian Ruang Terbuka Hijau KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
q. Buku IKPLHD/SLHD KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √
r. Buku Laporan Neraca SDA dan LH KLHK, DLH, Dinas PUPR, Bappeda √

• Jumlah luasan dan lokasi hutan sosial yang diberikan


Pemerintah Pusat
o. Perhutanan sosial dan Obyek TORA KLHK, Dinas Kehutanan Provinsi, Kabupaten dan Kota √
• Jumlah dan lokasi tanah adat yang menjadi obyek
reforma agraria

• Status Kawasan Hutan


• Status LP2B
Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, BPN, BAPEDA Kab./kota atau Provinsi,
l. Karakteristik Status Kawasan Dan Izin Usaha • Lokasi Izin Usaha Pertambangan √
DPMPTSP, BKPM
• Lokasi Izin Hak Guna Usaha Perkebunan
• Status Pertanahan
Data Pertanahan, Perizinan, dan Status Kawasan

• Peta Kawasan Hutan


a. Penetapan / Pengukuhan Kawasan Hutan / Status Hutan KLHK, Dinas kehutanan, Bappeda, PUPR, Dinas Tata Ruang √
• SK KLHK Penetapan Kawasan Hutan

100
Tabel Kebutuhan Data: Dinsos, Dinas PPPA, Disnaker, Kepolisian, Kesbangpol

STATUS
DATA/ INFORMASI PARAMETER DINAS/ STAKEHOLDER
ADA TIDAK ADA ADA PERLU UPDATE

• Jumlah kekerasan pada perempuan (data dari


a. Perempuan P2TP2A atau Komnas Perempuan), Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi, Kabupaten dan Kota √
• Program pemberdayaan perempuan

Jumlah kasus kekerasan pada anak, jumlah kasus


b. Anak perkawinan anak, jumlah pekerja anak (jika ada di Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi, Kabupaten dan Kota √
sektor apa
Jumlah berdasarkan jenis disabilitas, jumlah pekerja
c. Orang dengan Disabilitas Dinas Sosial Provinsi, Kabupaten dan Kota √
dengan disabilitas
• Tingkat pengangguran terbuka, tingkat kemiskinan,
d. Rumah Tangga Miskin jumlah RTM penerima PKH, Dinas Sosial Provinsi, Kabupaten dan Kota. Kemensos √
• jumlah banpres/bansos pemda saat covid-19
• Sebaran lokasi jumlah, jenis,
e. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Dinas Sosial Provinsi, Kabupaten dan Kota √
• Jenis program pemberdayaan
• Konflik horisontal : warga, konflik sosial antar etnis,
• Konflik vertikal : tanah (warga vs Dinas Tenaga Kerja Provinsi, Kabupaten dan Kota. Kesbangpol,
f. Konflik vertikal dan horisontal √
perusahaan/pemerintah), industrial (buruh vs Polda, Polres, Kepolisian RI di Provinsi, Kabupaten dan Kota
perusahaan) warga vs pemerintah

g. Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Jumlah kasus TPPO tercatat di Polda, lokalisasi. Kepolisian Provinsi, Kabupaten dan Kota √

h. Profil organisasi masyarakat orsospol LSM, ormas pemuda, partai politik Kesbangpol √

101
LAMPIRAN 4

KOMPILASI HASIL KAJIAN DATA SEKUNDER

102
SUPERIMPOSE RZWP3K DENGAN KLASTER DAYA TARIK
WISATA – DAERAH TUJUAN PARIWISATA – KWU/ KIP/ KTA
KETERANGAN
PEMANFAATAN UMUM 4 17
16
15 1
Perikanan Budidaya (KPU-BD) 19
1 15 16
18 17
Industri (KPU-ID) 7 2 19 18
3
30
Pelabuhan (KPU-PL) 24 26
8 22 23 25
20 1
Perikanan Tangkap (KPU-PT) 9 2 27 29
20 34 21
21 22 31 32
Pertambangan (KPU-TB) 14 2
2
4 11 12 23
13 9 35
3 8 5
Pariwisata (KPU-W) 10 5
36
26 33
12 10 4 14 13 24 5 38
KONSERVASI 1 11 4 28 39 41
27
40 42
Kawasan Konservasi Perairan 3 43
10 45 50
(KKP) 37 51

ALUR 44 47
56
Alur Kabel Bawah Laut (AL-APK) 46

52 49 48
Alur Migrasi Biota Laut (AL-AMB) 9 53

ALKI (AL-AP-ALKI) 59 55
54 57
Jalur Pelayaran Regional
(AL-AP-PR) 63
62 6
Jalur Pelayaran Nasional
(AL-AP-PN)
60 7
73 71
61
70 72
69
Kawasan Pengembangan 1 1 1 Daya Tarik Wisata 64 30
Pariwisata Nasional (KPPN) 65 29 8 67
KWU/KIP/KTA 68
Kawasan Strategis 66

Pariwisata Nasional (KSPN) Daerah Tujuan Pariwisata 103


SUPERIMPOSE RZWP3K DENGAN KLASTER DAYA TARIK
WISATA – DAERAH TUJUAN PARIWISATA – KWU/ KIP/ KTA
KETERANGAN
PEMANFAATAN UMUM 42
10
12 7 14 19 73
44
Perikanan Budidaya (KPU-BD) 3 45
8 2 17 18 15 20 81
11 13 9 2
Industri (KPU-ID) 8 5 4
9 3 21 75
1
Pelabuhan (KPU-PL) 2 11
76
10
Perikanan Tangkap (KPU-PT) 12 10 41
1 4 6 8 9
33
Pertambangan (KPU-TB) 5 1 1 3 13
6 5 13 34
16 24
Pariwisata (KPU-W) 31 3 7
22 12 35
KONSERVASI 14
30 4
8 15 37 36
Kawasan Konservasi Perairan 39
(KKP)
32 47 38
16 54
ALUR 6
5
43 48 16 7
Alur Kabel Bawah Laut (AL-APK) 17
2 57
Alur Migrasi Biota Laut (AL-AMB) 14
53
ALKI (AL-AP-ALKI) 59
Jalur Pelayaran Regional 9
(AL-AP-PR) 67
7 29
Jalur Pelayaran Nasional 6 50
26 80
(AL-AP-PN) 25 15 79
4 49 62
63 68
27 60 40
64 65
66
Kawasan Pengembangan 61 55
1 1 1 Daya Tarik Wisata
Pariwisata Nasional (KPPN) 56 58
KWU/KIP/KTA
Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) Daerah Tujuan Pariwisata 78 104
HASIL VISIONING PENGEMBANGAN KTA TANJUNG DTW UNGGULAN

PANDAN DTW UTAMA

“THE HARMONY OF DTW PENDUKUNG


KAWASAN GEOPARK PANTAI
Indikasi Aktivitas NATURE & CULTURE”
Fotografi Wisata Air Cinderamata
Tamasya Agrowisata Wisata Bawah Laut
Bersepeda MICE
Kuliner Wisata Rekreasi
Desa Wisata Geowisata
KAWASAN PARIWISATA CAMPURAN
Indikasi Aktivitas
Fotografi Wisata Air
Tamasya Agrowisata
Bersepeda MICE
Kuliner Budaya
Sejarah Wisata Rekreasi
Wisata Cinderamata
Mangrove
KAWASAN PARIWISATA PENDUKUNG
Indikasi Aktivitas
Wisata Air Terjun Budaya
Geowisata Pintu
105
Gerbang
HASIL VISIONING SEBARAN DAYA TARIK
WISATA KTA TANJUNG PANDAN

1 Tanjung Kelayang
1 2 3 Pantai Tanjung Pendam 1
3

4 Pulau Lengkuas
4 1 2
4
3 2
1 DTW UNGGULAN
3
1 DTW UTAMA 1 Desa Terong
Tanjung Tinggi
1 DTW PENDUKUNG 2

Batu Mentas
Museum Tanjung
Pandan
2 Merundang
4

Taman Hiburan Kolong


2 Mie Belitung Atep 3 Belitung Mangrove
3 Keramik 1 Danau Kaolin 4 Air Terjun Gurok Beraye 106
ANALISIS TAPAK TANJUNG TINGGI HASIL VISIONING

107
ANALISIS TAPAK TANJUNG TINGGI HASIL VISIONING

108
PENDEKATAN

Kontribusi terinduksi
Kontribusi langsung Kontribusi tidak Total Kontribusi
(pengeluaran dari
perjalanan dan langsung perjalanan perjalanan dan
pekerja langsung
pariwisata dan pariwisata pariwisata
dan tidak langsung)

Industri: Pengeluaran Makanan dan Terhadap PDB


- Jasa Akomodasi
- Jasa Penyedia Makanan Investasi Perjalanan Minuman
dan Minuman dan Pariwisata Terhadap
- Perdagangan dan Retail Rekreasi Ketenagakerjaan
- Jasa Transportasi
- Jasa Rekreasi, Budaya Pengeluaran
dan Olahraga Kolektif Pemerintah Pakaian
untuk Perjalanan
Komoditas:
- Akomodasi dan Pariwisata Perumahan
- Transportasi Perlengkapan dan
- Hiburan Dampak dari Peralatan Rumah
- Atraksi
Pembelian dan Tangga
Sumber Pengeluaran: Penyedia Barang
- Pengeluaran penduduk dan Jasa
untuk perjalanan dan
pariwisata domestik
- Pengeluaran penduduk
untuk perjalanan bisnis
domestic
- Ekspor barang dan jasa
pengunjung
- Pengeluaran perjalanan
individual pemerintah 109
ANALISIS EKONOMI PARIWISATA

Pengeluaran Pajak

Pemerintah

Pekerja
Kunjungan Bisnis Perekonomian
Pariwisata Sektor Lainnya
Wisatawan Nasional
Pemilik Usaha

Investasi

Direct Effect Induced Effect Indirect Effect

110
ANALISIS FISIK DASAR (Analisis Kesesuaian dan Kemampuan Lahan)
untuk menentukan tingkat
kemampuan
pengembangan suatu KRITERIA PEMBOBOTAN analisis KESESUAIAN LAHAN
wilayah Input Data berupa Peta Fisik Kriteria Sub Kriteria Klasifikasi Nilai Bobot Justifikasi
Dasar dalam Format shp: Pengembangan Dapat dikembangkan dengan kemampuan
1. Peta Administrasi Kelas 5
METODE OVERLAY PETA Agak Tinggi lahan agak tinggi
2. Peta Penggunaan Lahan Kemampuan
Pengembangan Dapat dikembangkan dengan kemampuan
3. Peta Kemiringan Lereng Lahan 4
Sedang lahan sedang
4. Peta Morfologi Dapat dikembangkan dengan D3TLH jasa
Penting I 5
ANALISIS SPASIAL 5. Peta D3TLH
6. Peta Kebencanaan D3TLH
ekosesiem penting I atau tinggi
Dapat dikembangkan dengan D3TLH jasa
teknik ataupun proses 7. Peta Zonasi Pola Ruang Penting II 4
ekosesiem penting II atau sedang
yang melibatkan Non Gambut 5 Dapat dikembangkan
beberapa atau sejumlah
fungsi perhitungan serta Pengembangan dapat dilakukan dengan
Dangkal 3
evaluasi logika matematis Kesesuaian teknologi
Gambut 3
yang dapat dilakukan Lahan Pengembangan dapat dilakukan dengan
Dalam 2
pada data spasial, dalam terbatas dan teknologi
rangka untuk Sangat Dalam 1 Fungsi lindung
memperoleh nilai Non Bahaya 5 Dapat dikembangkan
tambah, ekstraksi serta Bahaya Rendah 3
Dapat dikembangkan dengan penerapan
informasi baru yang teknologi
beraspek spasial. Bahaya Dapat dikembangkan terbatas dengan
Bahaya Sedang 2
Bencana penerapan teknologi
Dapat dikembangkan terbatas dengan
Bahaya Tinggi 1 teknologi dan dilakukan penerapan mitigasi
bencana
Pengembangan sesuai dan didukung oleh
Kesesuaian Sesuai 5 kebijakan RTRW
dengan Pola 5
Ruang Tidak Sesuai 1 Pengembangan tidak sesuai kebijakan RTRW

Sumber : Permen PU No 20/2007 dan Inovasi Tim, 2021 111


ANALISIS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LOKASI PARIWISATA
Daya dukung lingkungan obyek wisata adalah kemampuan suatu lokasi wisata untuk menampung
wisatawan pada luas dan satuan waktu tertentu

INPUT PROSES
METODEMetode Kuantitatif
PCC A Luas areal yang tersedia untuk pemanfaatan wisata
• Luas area pengunjung
• Luas area obyekwisata Areal yang dibutuhkan untuk aktivitas tertentu (m2)
• Faktor Rotasi V/a
atau V adalah seorang wisatawan dan a adalah area
Melakukan penilaian daya yang dibutuhkan oleh wisatawan
dukung lahan untuk
kegiatan rekreasi Faktor rotasi atau jumlah kunjungan harian yang
Rf
menggunakan perhitungan diperkenankan ke satu lokasi
Daya Dukung Wisata
meliputi:
1. Daya Dukung Fisik RCC Cfn : faktor koreksi
(Physical Carrying • Curah hujan • Curah hujan
• Erosivitas tanah
Capacity/ PCC) • Kelerengan lahan • Erosivitas tanah
• Kelerengan lahan
2. Daya Dukung Riil (Real
Carrying Capacity/
RCC)
3. Daya Dukung Efektif
(Effective Carrying
Capacity/ ECG) ECC Rn : Jumlah petugas pengelola yang ada
• Jumlah staff obyek wisata
yang dibutuhkan Rt : Jumlah petugas pengelola yang dibutuhkan
• Jumlah staff obyek wisata
yang ada
112
ANALISIS POLA KUNJUNGAN WISATAWAN

1. Langkah pertama yaitu melakukan I. Single I. Complex


identifikasi di lapangan terhadap pola Single Point Destination region loop
pergerakan wisatawan
II. Multiple
2. Mengaitkan pengamatan dengan
Base site
karakteristik wisatawan guna mendukung
hasil pengamatan oleh peneliti. Complex neightbourhood
3. Melakukan analisis pola pergerakan
wisatawan antar spot wisata serta daya
tarik wisatawan berkunjung guna Stopover
mengetahui kecenderungan wisatawan
dalam melakukan aktivitas wisata dan
Tema:
factor-faktor yang mempengaruhi pola Alam, Budaya/Heritage
Chaining loop
pergerakan wisatawan
Tema:
4. Menarik kesimpulan karakeristik pola
Karakter waktu (Low/High Season)
pergerakan wisatawan. LOS

(Sumber : Lau and McKerche, 2016) 113


ANALISIS PERMINTAAN DAN PELUANG UNTUK PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA

Profil Pariwisata
Internasional
IDENTIFIKASI
PROSPEK KESIMPULAN &
1. Jumlah
COMPETITOR PERKEMBANGAN REKOMENDASI
Profil Pariwisata ANALYSIS
INDUSTRI TERHADAP
2. Konsentrasi Nasional Analisis
3. Jenis Persaingan PARIWISATA ASPEK PASAR
4. Pangsa Pasar
Profil Pariwisata
Bangka Belitung
DEMAND & SUPPLY
ANALYSIS

V
ANALISIS PASAR
I. Concentrated here II. Keep up good working
• Analisis struktur pasar dan pangsa pasar di
tingkat internasional, nasional, dan daerah,
Importance
• analisis perkembangan permintaan dan
penawaran komoditas/sektor terkait,
III. Low priority IV. Possible Overkill
• analisis pesaing (competitor analysis) di tingkat
daerah, nasional, dan internasional
x
Performance 114
MATRIKS ANALISIS KESESUAIAN NILAI PENTING DAN KINERJA

Mean Mean
Atribut Kesesuaian nilai penting dan Kinerja Importance Performance
Score (X) Score (Y)
1. Aspek Destinasi Pariwisata V
Kualitas ketersediaan daya tarik wisata,
aksesibilitas, fasilitas pariwisata,
pembangunan fasilitas umum pendukung
pariwisata, prasarana/infrastruktur, I. Concentrated here II. Keep up good working
pemberdayaan masyarakat

Importance
2. Aspek Industri Pariwisata
Ketersediaan dan kualitas 13 bidang usaha
pariwisata dan 17 sub sektor ekonomi kreatif
3. Aspek Kelembagaan 1I2I3I4 1I2I3I4
Ketersediaan dan kualitas organisasi III. Low priority IV. Possible Overkill
pemerintah, swasta, dan masyarakat, sumber
daya manusia, regulasi di bidang
kepariwisataan x
4. Aspek Pemasaran Performance
Portofolio strategi yang telah dilaksanakan
DOT (Destination, Origin, Time), BAS
(Branding, Advertising, Selling), POSE (Paid
Media, Own Media, Social Media,Endorse)

115
ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA

PRODUCT

SEGMENTATION PRICE
IDENTIFYING TARGETING POSITIONING
MEANINGFULLY IMPLEMENTING CHOSEN
SELECTING WHICH
DIFFERENT GROUPS OF IMAGE AND APPEAL TO
SEGMENT(S) TO SERVE DISTRIBUTION
CUSTOMERS CHOSEN SEGMENT

PROMOTION

• BAS (Branding, Advertising, and Selling)

• DOT (Destination, Origin, and Time)

• STP (Segmenting, Targeting, Positioning)

• POS (Paid Media, Own Media, and Social Media)

116
ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA

People Physical
Evidence

Place

Process

Price

Promotion
Product

117
ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA
Demand Side Supply Side

Profil wisatawan terdiri atas Segmen, Target,


Positioning, jumlah/size, pengeluaran/spending, Matrik Analisis Kesesuaian nilai penting dan
Lama Tinggal, share, sustainability Kinerja
Motivasi dan Preferensi (Aktivitas, Area, Consumer 1. Aspek Destinasi Pariwisata
Buying Decision) Analisis kualitas ketersediaan daya tarik wisata,
aksesibilitas, fasilitas pariwisata, pembangunan
fasilitas umum pendukung pariwisata,
prasarana/infrastruktur, pemberdayaan
Analisis STP ( Geografi, masyarakat
Demografi, Psikografi) 2. Aspek Industri Pariwisata
Analisis ketersediaan dan kualitas 13 bidang
usaha pariwisata dan 17 sub sektor ekonomi
TARGET kreatif
Analisis Pola Perjalanan KUNJUNGAN Key Tourism 3. Aspek Kelembagaan
Wisatawan (Normal/New-Era Area
Condition) Analisis ketersediaan dan kualitas organisasi
pemerintah, swasta, dan masyarakat, sumber
daya manusia, regulasi di bidang
Analisis Tingkat kepariwisataan
Pertumbuhan 4. Aspek Pemasaran
Wisatawan & Proyeksi Analisis Portofolio strategi yang telah
dilaksanakan DOT (Destination, Origin, Time),
BAS (Branding, Advertising, Selling), POSE (Paid
Media, Own Media, Social Media,Endorse)
118
ANALISIS PROFIL PASAR

Profil wisatawan terdiri atas Segmen, Target, Positioning, jumlah/size,


pengeluaran/spending, Lama Tinggal, share, sustainability
Motivasi dan Preferensi
PRODUCT PRODUCT MARKET MARKET
INSIGHT ANALYSIS INSIGHT ANALYSIS

Merupakan data Uraian informasi Menemukan dan Uraian analisis pasar


dan informasi internal terkait mendapatkan berdasarkan temuan-
terkait dengan jenis, produk wisata pemahaman yang temuan data dan
pasar, yang mendalam akan informasi yang telah di
pengembangan dikomparasi kondisi pasar yang dapat sebelumnya, yang
produk, metode dengan data dan sesuai dengan menunjukkan kondisi
promosi, pesan informasi yang produk wisata dan pasar masing-masing
utama dan saluran berhasil telah ditentukan. negara terhadap potensi
komunikasi dikumpulkan. pemasaran produk
pemasaran yang wisata terpilih.
dipergunakan.
119
ANALISIS PRODUK UNGGULAN KAWASAN SEBAGAI SELLING POINT
Keterangan:
Metode Analisis LQ = Si/S : Ni/N
Si : Jumlah Produksi Kegiatan Tertentu Tiap Kecamatan
LQ S : Total Produksi Kegiatan TertentuSemua Kecamatan
Ni : Jumlah Produksi Kegiatan Tertentu (Semua Komoditas) Tiap Kecamatan
METODE Metode LQ merupakan suatu cara awal/permulaan untuk N : Total Produksi Kegiatan Tertentu(semua komoditas) semua kecamatan dengan kriteria
mengetahui kemampuan suatu daerah dalam kegiatan penilaian sebagai berikut:
• LQ > 1 : Daerah yang bersangkutan mampumemenuhi kebutuhanwilayah / daerahnya dan berpotensi
sektor tertentu, baik produksi, sistem pengolahan ataupun mengekspor untuk wulayah / daerahlain.
mengenai pergeseran tenaga kerja • LQ = 1 : Daerah yang bersangkutan mampumemenuhi kebutuhanwilayah / daerahnya sendiri atau
seimbang.
• LQ < 1 : Sektor tersebut tidak mampumemenuhi kebutuhanwiayah/ daerahnya dan cenderung
TUJUAN mengimport dari wilayah / daerah lain.

Untuk mengetahui ekonomi INTREPRETASI LQ DILIHAT DARI PERTUMBUHAN


basis per kabupaten/Kota

Sustain
L
HIG e
Identify the non – Innovate
H a
KEBUTUHAN DATA Important
Industries that Important
competitive factors
d
Develop the value
Regional

i
1. Data PDRB Provinsi may require growth Fix them possible n
chain Buyers dan

Location Quotient
Industry Supplier
attention Industries g
2. Data PDRB Kab/Kota: Total
Non Competitive Competitive

L
NATIONAL

Industry Prepare for transition


Industries of Potential a
Total Watch the Market
little promise to emerging Manage decline g
LOW
local economy Industries g
Minimize Investment
Do nothing i
n
g

120
ANALISIS KELEMBAGAAN, HUKUM, REGULASI DAN KERANGKA KEBIJAKAN

Metodologi Analisis Kualitatif dengan pendekatan Yuridis Normatif

Sinkronisasi & Formulasi Usulan


Identifikasi Analisis
Harmonisasi Kebijakan

• Seluruh peraturan
perundang-undangan terkait Memastikan kesesuaian • Rekomendasi kebijakan
Analisis Yuridis-Normatif
ITMP antara peraturan • Draft Raperpres ITMP
seluruh peraturan
• Pihak-pihak yang berwenang perundangan di setiap • Dokumen kebijakan
perundang-undangan dan
dan semua pemangku tingkatan dan sektor serta pendukung ITMP
kebijakan terkait ITMP dan
kepentingan beserta tugas, harmonisasi hubungan lainnya
kelembagaan pariwisata
wewenang dan tanggung dan kedudukan antar • NSPK per masing –
jawabnya Lembaga terkait masing KTA
• Bentuk-bentuk model
kelembagaan kepariwisataan

Kebutuhan Data
1. Data Sekunder
• Seluruh peraturan perundang-undangan/ kebijakan terkait ITMP dan kelembagaan kepariwisataan
• Bentuk kelembagaan pariwisata yang telah ada dan informasi terkait kerjasama diantara pemangku
kepentingan.
2. Data Primer : Wawancara terkait efektivitas pelaksanaan peraturan perundang-undangan/ kebijakan. 121
ANALISIS KESENJANGAN INFRASTRUKTUR DAN PENYEDIAAN SARANA PRASARANA PENUNJANG PARIWISATA
Untuk mengidentifikasi baseline infrastruktur eksisting, kebutuhan, serta Kesenjangannya (GAP)
Rencana &
Kebutuhan Kebutuhan Program
Metode Kualitatif Dasar Pariwisata
Infrastruktur
Pendukung
Deskriptif Pariwisata
Tiap
METODE Kab/Kota
Metode Kuantitatif Antar Kebutuhan
Kab/Kota
(Minimal)
Lokasi
mendukung
PROSES Wisata
Pariwisata
1. Pemetaan Infrastruktur
eksisting, Studi dokumen & dan Nilai
Survey Lapangan Tambah Unik
2. Proyeksi Kebutuhan
3. Penghitungan KPI
Infrastruktur Ke-PU-an / Kebutuhan
GAP Analysis Infrastruktur
Mendasar
KEBUTUHAN DATA
1. RPI2JM
2. Rencana Induk Drainase
3. Rencana Induk Jar. Jalan
4. RiSPAM
5. RI Persampahan Kondisi
6. RI Sanitasi
7. RI Irigasi Terkini
8. SPPIP/RKPP/RP3KP
(Infrastruktur Permukiman) 122
RKPKP
ANALISIS KONDISI AWAL SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Management and
Technical skills
Financial
Equipment
resources

Contacts and
Spare of influence Facilitating
Fast activities Rapid Rural Appraisal
Institutes (RRA),
Skilled staff
On the ground dan
Know-how
PRA Stability Participatory Rural
Community Resource Appraisal (PRA).
Skills experience Institute
& knowledge Authority to
Mobilize resources

Vlue driven

Access to information
Social
mobilization
123
ANALISIS KEUANGAN
𝑖𝑛𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡
Payback Period PP = 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑜𝑤
x1
Perhitungan Payback Period untuk suatu proyek tahun
yang mempunyai pola cash inflow yang sama dari
tahun ke tahun dapat dilakukan dengan cara
𝑏 −𝑐
METODE ANALISA sebagai berikut: Payback Priod = 1 +
𝑑 −𝑐
PROYEKSI PERTUMBUHAN DAN
SKENARIO PEMBANGUNAN Net Present Value
Net Present Value adalah teknik yang
Teknik dalam perhitungan capital NVP = Present cash inflow – present value
mempertimbangkan nilai waktu/uang yang paling investment
budgeting merupakan teknik banyak digunakan. Perhitungan net present value
yang digunakan untuk menilai dilakukan sebagai berikut:
layak tidaknya suatu investasi
dilaksanakan
Benefit Cost Ratio atau disebut juga dengan
METODE KRITERIA KELAYAKAN
istilah profitability index. Dalam pendekatan ini B/C Ratio =
Pay back Priode Dalam priode waktu yang digunakan hampir sama dengan teknik NPV, hanya saja B/C 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑜𝑤
investor Ratio mengukur present value untuk setiap 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡
Net Present Value (NPV) Positif, dengan required rate return rupiah yang diinvestasikan. Perhitungan B/C Ratio
yang sudah ditentukan dilakukan sebagai berikut:
Internal Rate of Return (IRR) Lebih tinggi dan Required Rate of
Return yang sudah ditentukan Internal Rate of Return
Penghitungan Required Rate of Return, model CAPM, dimana: ROR = Risk – Internal Rate of Return adalah tingkat discount 𝑁𝑃𝑉 𝑟𝑘
IRR = rk + 𝑇𝑃𝑉 𝑟𝑘 −𝑇𝑃𝑉 𝑟𝑏 x (rb –
free return + (Faktor Resiko x (Market rate – Risk – free return) yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol,
Pengembangan Analisis Sensitivitas menggunakan 2 scenario: Moderat dan karena present value cash inflow pada tingkat rk)
Options discount tersebut akan sama dengan initial
investment.
124
METODOLOGI KERJA TIM INFRASTRUKTUR AIR BERSIH DAN SANITASI

125
METODOLOGI KERJA TIM INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN

126
METODOLOGI KERJA TIM KEBENCANAAN

127
METODOLOGI
KERJA
ARSITEKTUR

128
METODOLOGI
KERJA
EKONOMI

129
METODOLOGI KERJA SOSIAL BUDAYA

Analisa SWOT,
Pengamatan,
Review literatur Validasi data Program
Wawancara dan FGD
Pemberdayaan

130
METODOLOGI KERJA SOSIAL BUDAYA
Review Literatur (data statistik, buku, hasil penelitian)
A. Sosial
1. Profil Kependudukan (usia, pekerjaan)
2. Profil Pendidikan, Kesehatan
3. Rumah Tangga Miskin
4. Kelompok marjinal (Perempuan, anak dan orang dengan disabilitas)
5. Usaha Mikro Kecil dan Menengah

B. Budaya
1. Profil etnis, agama/kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan lainnya
2. Bangunan Cagar Budaya/ Cultural heritage
3. Masyarakat adat/ Komunitas Adat Terpencil (KAT)

Pengamatan Lapangan

Pengamatan perilaku wisata lokal dan wisman, masyarakat yang tinggal dan pelaku UMKM, penyedia jasa/
karyawan Pariwisata di DTP
131
METODOLOGI KERJA SOSIAL BUDAYA

Wawancara dan kelompok diskusi terarah


Wawancara mendalam (menggunakan pedoman wawancara) :
1. Tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan
2. Pemerintah daerah dan pemerintah desa/kecamatan
3. Masyarakat sipil/LSM
4. Akademisi
5. Media massa
6. Pelaku UMKM
7. Pihak-pihak lain yang diperlukan

Diskusi kelompok terarah (menggunakan pedoman diskusi) :


1. Perwakilan Warga di Daerah Tujuan Pariwisata : Pokdarwis, Lembaga Masyarakat Desa
2. Perwakilan Warga (perempuan) di Daerah Tujuan Pariwisata

132
KEBIJAKAN PARIWISATA: RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

• Sistem Perkotaan Nasional:


- Pangkal Pinang (PKN)
- Mentok, Tanjung Pandan, Manggar
(PKW)
• Pelabuhan:
- Pelabuhan Pengumpul Tanjung
Pandan, Belinyu, Mentok, Sadai, dan
Pangkal Balam Pelabuhan Angkutan
- Penyeberangan Sadai, Tanjung Ru,
Mentok, Manggar, Pulau Lepar,
Mendanau, Sungai Selan, Pulau
Besar, Tanjung Pura, Gersik, Tanjung
Nyato, Teluk Gembira, Seliu, Belinyu,
Tanjung Pandan
• Bandar Udara: Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Bangka – Belitung
- Bandara Depati Amir
- Bandara H. AS. Hanandjoeddin dalam Sistem Perkotaan Nasional
• Pembangkit Listrik di Kab. Bangka No. Provinsi PKN PKW PKSN
Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, 1. Bangka Belitung Pangkal Pinang (II/C/1) - Muntok (II/B)
Kabupaten Belitung - Tanjungpandan (I/B)
- Manggar (II/B) 13
• Wilayah Sungai (WS): WS Bangka Sumber: PP Nomor 13 Tahun 2017
KEBIJAKAN PARIWISATA: Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun
2020-2021

Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN)


Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
Destinasi Pariwisata Nasional (DPN)

Perwilayahan pembangunan DPN terdiri dari: 50 Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional Destinasi Pariwisata
Provinsi
(lima puluh) DPN yang tersebar di 34 provinsi, 88 (KPPN) Nasional (DPN)
(delapan puluh delapan) KSPN yang tersebar di 50 Bangka Belitung 1. KPPN Pangkal Pinang-Sungai Liat dan sekitarnya
2. Kelayang-Belitung Belinyu dan sekitarnya DPN PALEMBANG –
DPN dan 222 KPPN
3. KPPN Tanjung dan sekitarnya BABEL dan sekitarnya
134
Sumber: PP Nomor 50 Tahun 2011 4. KPPN Punai-Belitung dan sekitarnya
PETA DESTINASI PARIWISATA NASIONAL
KEBIJAKAN PARIWISATA: PALEMBANG – BANGKA BELITUNG DAN SEKITARNYA

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan


Nasional Tahun 2020-2021

135
Sumber: PP Nomor 50 Tahun 2011
KEBIJAKAN PARIWISATA: PETA RENCANA STRUKTUR RUANG LAUT
Rencana Tata Ruang Laut Nasional

• Berdasarkan Lampiran I PP Nomor 32


Tahun 2019, Sentra Kegiatan Perikanan
Tangkap dan/atau Perikanan Budidaya di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berlokasi di
Bangka Tengah, Bangka, Bangka Selatan,
Belitung, dan Belitung Timur.

• Berdasarkan Lampiran II PP Nomor 32


Tahun 2019, Sentra Industri Bioteknologi
Kelautan di Provinsi Bangka Belitung berlokasi di
Belitung Timur dan Sentra Industri Maritim di
Kepulauan Bangka Belitung berlokasi di Bangka.

• Berdasarkan Lampiran III PP Nomor 32


Tahun 2019, Pelabuhan Perikanan Nusantara
di Kepulauan Bangka Belitung berlokasi di
Tanjung Pandan-Belitung dan Sungailiat-Bangka.

• Berdasarkan Lampiran IV PP Nomor 32


Tahun 2019, Peta Rencana Struktur Ruang
Laut untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
adalah sebagai gambar berikut.

Sumber: PP Nomor 32 Tahun 2019 136


KEBIJAKAN PARIWISATA:
Rencana Tata Ruang Laut Nasional PETA RENCANA
POLA RUANG LAUT
• Berdasarkan Lampiran V PP Nomor 32 Tahun 2019, Kawasan Konservasi Laut di
Kepulauan Bangka Belitung adalah Kawasan Konservasi Perairan Gugusan Pulau-
Pulau Momparang dan Perairan Sekitarnya. Sedangkan untuk Pencadangan
Kawasan Konservasi di Kepulauan Bangka Belitung, terdapat kawasan konservasi
sebagai berikut:
- Daerah Perlindungan Laut Kabupaten Bangka Barat
- Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Belitung
- Daerah Perlindungan Laut Kabupaten Bangka Selatan

• Berdasarkan Lampiran VI PP Nomor 32 Tahun 2019, Lokasi BMKT (Barang


Muatan Kapal Tenggelam) terkait Kepulauan Bangka Belitung adalah sebagai
berikut:

Di Perairan Laut Jawa:


- Perairan Sekitar Kabupaten Bangka Selatan, dengan jumlah 25 BMKT.
- Perairan Sekitar Kabupaten Belitung, dengan jumlah 31 BMKT.
- Perairan Sekitar Kabupaten Belitung Timur, dengan Jumlah 10 BMKT.
Di Perairan Laut Natuna dan Natuna Utara:
- Perairan Sekitar Kabupaten Bangka, dengan jumlah 4 BMKT.
- Perairan Sekitar Kabupaten Bangka Barat, dengan jumlah 19 BMKT.
- Perairan Sekitar Kabupaten Bangka Selatan, dengan jumlah 9 BMKT. Sumber: PP Nomor 32 Tahun 2019

- Perairan Sekitar Kabupaten Bangka Tengah, dengan jumlah 19 BMKT.


- Perairan Sekitar Kabupaten Belitung, dengan jumlah 4 BMKT.
- Perairan Sekitar Kabupaten Bekitung Timur, dengan jumlah 7 BMKT.
• Berdasarkan Lampiran VIII PP Nomor 32 Tahun 2019, Peta Pola Ruang
Rencana Tata Ruang Laut di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah
sebagai gambar berikut.
137
KEBIJAKAN PARIWISATA: Rencana Tata Ruang Laut Nasional
• Berdasarkan Lampiran IX PP Nomor 32 Tahun 2019, Proyek Strategis Nasional di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung adalah sebagai berikut:
- Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Kelayang/Belitung

- Proyek Strategis Pariwisata berupa Percepatan infrastruktur transportasi, listrik, dan air bersih untuk
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

- Program Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan berupa Pembangkitan Tenaga Listrik di Kota


Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten
Bangka Selatan, Kabupaten Belitung, dan Kabupaten Belitung Timur.

- Interkoneksi Antar Pulau, yang meliputi Interkoneksi Kabel Laut/Overhead Sumatera – Pulau Bangka –
Pulau Belitung, Interkoneksi Kabel Laut/Overhead Sadai (Bangka Selatan) – Pulau Lepar, Interkoneksi Kabel
Laut/Overhead Muntok (Bangka Barat) – Tj. Api-Api, dan Interkoneksi Kabel Laut/Overhead Pulau Pongok
– Pulau Celagen.

• Berdasarkan Lampiran XI PP Nomor 32 Tahun 2019, Kawasan Antar Wilayah di Laut Natuna dan Natuna Utara
mencakup Sumatera Selatan – Jambi – Kepulauan Bangka Belitung – Riau – Kepulauan Riau – Kalimantan
Barat.
(Sumber: PP Nomor 32 Tahun 2019)
KEBIJAKAN PARIWISATA: Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
Terdapat 2 (dua) Proyek Strategis Nasional di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 56 Tahun 2018, yaitu:
1. Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Belitung, dan
2. Percepatan infrastruktur transportasi, listrik, dan air bersih untuk 10 (sepuluh) Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas yang salah satunya adalah Tanjung Kelayang di Provinsi Bangka
Belitung, ke-10 KSPN tersebut yaitu:
a. Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara,
b. Kepulauan Seribu dan Kota Tua Jakarta diProvinsi DKI Jakarta,
c. Tandjung Lesung di Provinsi Banten,
d. Bromo Tengger Semeru Provinsi Jawa, Timur,
e. Mandalika di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
f. Labuan Bajo di Provinsi, Nusa Tenggara Timur,
g. Morotai di Provinsi Maluku Utara,
h. Borobudur di Provinsi DI Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah,
i. Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara,
j. Tanjung Kelayang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
(Sumber: Perpres Nomor 56 Tahun 2018) 139
KEBIJAKAN PARIWISATA: KEK Tanjung Kelayang

Dengan total luas wilayah


• KEK yang termasuk sebesar 324,4 Ha
dalam 10 destinasi
pariwisata prioritas.
• Memiliki objek
wisata bahari
dengan pantai
berpasir putih dan
panorama yang
eksotis.
• Pantai yang dihiasi
batuan granit
raksasa merupakan
ciri khas dari pantai
di kawasan ini.
• KEK Tanjung
Kelayang memiliki
konsep
pengembangan
pariwisata "Socially
and
Environmentally
Responsible
Development and
Cultural
Preservation”.
(Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2016 dan www.kek.go.id)
140
KEBIJAKAN PARIWISATA: PETA RENCANA ALOKASI RUANG WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
Peraturan pemanfaatan ruang zona pariwisata meliputi:
• Kegiatan yang diperbolehkan dilakukan di zona
pariwisata
• Kegiatan yang tidak diperbolehkan dilakukan di zona
pariwisata
• Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat di zona
pariwisata
• Prasarana minimum yang dipersyaratkan terkait
dengan pemanfaatan ruang pada zona pariwisata
• Ketentuan khusus di zona pariwisata

Zona Pariwisata (KPU-W) terdiri dari:


• Sub zona wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau
kecil, yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K;
• Sub zona wisata alam bawah laut, yang selanjutnya
disebut KPU-W-ABL; dan
• Sub zona wisata olahraga air, yang selanjutnya
disebut KPU-W-OR.

Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Kepulauan


Bangka Belitung umumnya merupakan zona aktivitas
perikanan tangkap
Sumber : Perda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 3 Tahun 2020 141
KEBIJAKAN PARIWISATA:
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi PETA RENCANA POLA RUANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Kepulauan Bangka Belitung
Kawasan Peruntukan Pariwisata atau Destinasi Wisata:
• Wisata Alam:
- Seluruh wilayah pesisir Pulau Bangka, Pulau Belitung dan
pulau-pulau kecil
- Kawasan pariwisata bahari yang berupa kawasan pantai dan
lautnya yang dimanfaatkan untuk pariwisata alam yang ada di
Kabupaten/Kota, serta kawasan pariwisata pulau-pulau kecil
yang ada di Kab. Bangka, Kab. Bangka Barat, Kab. Bangka
Tengah, Kab. Bangka Selatan, Kab. Belitung, dan Kab. Belitung
Timur
- Kawasan pariwisata alam berupa kawasan wisata hutan
- Kawasan wisata alam berupa pemandian sumber air panas
alam yang dimanfaatkan untuk pariwisata di Kab. Bangka,
Kab. Bangka Barat, Kab. Bangka Tengah, dan Kab. Bangka
Selatan
- Taman wisata laut
- Kawasan Strategis Pariwisata Tanjung Kelayang
- Kawasan pariwisata alam unggulan lainnya di Kabupaten/Kota
• Wisata budaya:
- Kawasan Kota Tua Mentok di Kab. Bangka Barat
- Kawasan Situs Kota Kapur di Kab. Bangka
- Kawasan yang di dalamnya terdapat cagar budaya dan atau
yang memiliki ciri-ciri cagar budaya di Kabupaten/Kota
- Kawasan wisata budaya yang memiliki daya tarik wisata budaya
tangible maupun intangible yang ada di Kabupaten/Kota
- Kawasan budaya Laskar Pelangi di Kab. Belitung Timur
- Kawasan wisata budaya dan wisata kreatif lainnya yang
ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi di Kabupaten/Kota
• Wisata buatan yang meliputi kawasan agro wisata, fasilitas rekreasi Sumber : Perda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2014

dan taman bertema, dan resort serta fasilitas olahraga di seluruh


kabupaten/kota 142
PETA PERWILAYAHAN PARIWISATA
KEBIJAKAN PARIWISATA: PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Rencana Induk Perencanaan Pariwisata
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2016-2025
DESTINASI PARIWISATA PROVINSI
DPP Kepulauan Bangka Belitung Wilayah Utara dengan pusat KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
DPP Kota Pangkalpinang, terdiri dari: WILAYAH UTARA
• Kawasan Strategis Pariwisata Muntok dan sekitarnya.
• Kawasan Strategis Pariwisata Belinyu - Sungailiat dan
sekitarnya.
• Kawasan Strategis Pariwisata Pangkalpinang - Mendo Barat -
Bangka Tengah dan sekitarnya.

DPP Kepulauan Bangka Belitung Wilayah Selatan dengan pusat


DPP Kota Tanjung pandan , terdiri dari :
• Kawasan Pengembangan Pariwisata Toboali dan sekitarnya.
• Kawasan Pengembangan Pariwisata Gugusan Pulau di Selat
Gaspar dan sekitarnya.
• Kawasan Strategis Pariwisata Pulau Belitong dan sekitarnya.

KSPP Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berlokasi di:


• Kawasan Pariwisata Mentok dan Sekitarnya;
• Kawasan Pariwisata Belinyu-Sungailiat dan Sekitarnya;
• Kawasan Pariwisata Pangkalpinang - Mendo Barat - Bangka
Tengah dan Sekitarnya; dan
• Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan Sekitarnya. DESTINASI PARIWISATA PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
(Sumber : Perda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor
7 Tahun 2016)
WILAYAH SELATAN 143
KEBIJAKAN PARIWISATA:
RENCANA TATA RUANG
KABUPATEN DAN KOTA - Pariwisata Alam:
Satuan Kawasan Wisata
(SKW) II di Kec. Jebus dan
Pariwisata Buatan
Kawasan Peruntukan Satuan Kawasan Wisata Kec. Parittiga: Satuan Kawasan Wisata (SKW) I
(SKW) I di Kec. Muntok dan
Pariwisata Kec. Simpangteritip:
• Pantai Tanjung Ru,
• Pulau Nenas,
• Giri sasana Menumbing,
• Pesanggrahan Muntok,
• Pantai Tanjung Kalian, • Pantai Blembang, • Rumah Mayor Chung A Thiam,
• Tanjung Ular, • Pantai Bembang, • Gedung Kuning,
• Pantai Angel, • Bukit Mempari, • Gedung BTW,
• Pantai Muntok Asin, • Bukit Penyabung dan • Mesjid Jami Muntok,
• Pantai Batu Rakit • Pantai Siangau • Klenteng Kung Fuk Miaw
• Pantai Mentibak, Muntok,
• Pantai Airnyatoh, Satuan Kawasan Wisata • Pleburan timah Muntok,
• Pantai Air Mas Rambat, (SKW) III di Kec. • Makam Keluarga Abdi Dalem
• Pantai Menggris, Tempilang dan Kec. Hamengkubuwono IX,
Kabupaten • Pantai Sadardaya Kelapa: • Rumah Adat Jering Pelangas
Kabupaten
Bangka (Tungau) dan Pantai • Pantai Pasir Kuning, dan Rumah Adat Ketapik
Bangka
Barat Karang Aji, • Pantai Kedacak, Kacung yang terdapat di
Kota • Bukit Menumbing dan • Air panas Dendang, Kecamatan Muntok dan
Pangkalpinang Batu Balai • Perkebunan sawit, Simpangteritip
• Sarang burung walet
Kabupaten Satuan Kawasan Wisata (SKW) II
Bangka • Klenteng Cina,
Kawasan peruntukan Tengah • Benteng Sungai Buluh,
pariwisata (348 Ha): • Sumur Dewa makam Haji
Kabupaten Khotamarrasyid bin H. Usman
• Kec. Sungailiat yang terdapat di Kec. Jebus dan
• Kec. Pemali Bangka Kabupaten Parittiga
• Kec. Belinyu Selatan Belitung
• Kec. Merawang Kabupaten Satuan Kawasan Wisata (SKW) III
• Kec. Mendo Barat Belitung • Benteng Kuta Tempilang yang
Timur terdapat di Kec. Tempilang
(Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka) 144
Wisata Budaya: Wisata Bahari: Wisata Sejarah
• Ritual Buang Jung di • Kec. Toboali : Pantai • Kec. Toboali : Benteng
KEBIJAKAN PARIWISATA: Desa Kumbung & Tj.
Sangkar, Kec.
Gunung Namak, Pantai
Kubu, Pantai Batu
Toboali, Gedung Nasional
Suhaili Toha, Wisma
RENCANA TATA RUANG LeparPongok,
• Ritual Hikok Helawang
Perahu, Pantai Tanjung
Labun, dan Pantai Batu
Samudra Toboali dan
Kelenteng Dewi Sin Mu
• Kec. Airgegas : Benda
KABUPATEN DAN KOTA – di Desa Nyelanding
Kec. Airgegas,
Ampar,
• Kec. Simpang Rimba : sejarah Pergam
• Bedengung dan Irat • Kec. Payung : Makam Krio
Kawasan Peruntukan Pariwisata Kec. Payung,
Pantai Batu Bedaun
dan Pantai Sebagin Panting
• Ritual Kawin Masal di • Kec. Kepulauan Pongok • Kec. Pulau Besar :
Desa Serdang Kec. : Pantai Batu Tambun, Mercusuar Willem II
Toboali, Terumbu Karang Pulau • Kec. Simpang Rimba :
• Ritual Rebut di Kec. Celagen, Pulau Salma Makam Karang Panjang,
Toboali, dan dan pulau-pulau Makam jati sari, Makam
• Ritual Rebo Kassan di sekitarnya, dan Pantai Ratu Bagus
Kec. Simpang Rimba Celagen • Kec. Lepar Pongok : Benteng
• Kec. Lepar Pongok : Penutuk
Kabupaten Bangka Wisata Alam/Tirta: Pantai Tanjung Tiris,
Barat Pulau Tinggi dan pulau- Wisata Agro/Perkebunan:
• Air Panas Nyelanding
Kabupaten Bangka dan Air Terjun Bukit pulau sekitarnya, dan
Pantai Kumbung • Desa Serdang, Kec. Toboali :
Pading di Kec. Airgegas, Perkebunan Nanas Desa
• Air Panas Permis dan • Kec. Tukak Sadai :
Pantai Tanjung Kemirai Bikang dan Perkebunan
Kota Pangkalpinang Bukit Nenek di Kec. Jeruk
Lepar Pongok dan Pantai Tanjung
Kerasak • Desa Panca Tunggal, Kec.
• Kec. Pulau Besar : Pulau Besar : Perkebunan
Wisata Tirta: Kabupaten Salak
Pantai Batu Betumpang
• Pulau Semujur - Pulau Wisata Pantai: Bangka Tengah • Desa Delas, Kec. Airgegas :
Gusung Asam - Pulau Perkebunan Lada
• Pantai Penyak, Pantai
Ketawai - Pulau Koba, Pantai Tanjung
Bebuar - Pulau Gelasa Berikat, Pantai Baskara
dan Bhakti, Pantai Kulur Ilir Kabupaten
• Pulau Nangka - Pulau dan Pantai Batu Belubang Bangka Selatan Kabupaten
Pelepas - Pulau Tikus
Wisata Alam: Belitung
Wisata Eksplorasi Kabupaten
Hutan: • Desa Keretak,
• Desa Celuak, dan Belitung
• Kawasan Hutan Alam • Desa Mesu. Timur
di Pulau Panjang,
• Kawasan hutan bukit Wisata Budaya:
pading, bukit Mangkol
dan Hutan Pelawan di Seluruh wilayah kabupaten
Desa Namang (Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Tengah) 145
Pariwisata Alam
Wisata Buatan:
• 29 Lokasi Pariwisata Pantai
KEBIJAKAN PARIWISATA: Di seluruh kecamatan • 45 Lokasi Pariwisata Pulau
• 4 Pariwisata Sungai
RENCANA TATA RUANG Agrowisata:
• Kebun durian Dusun Aik
• 22 Pariwisata Lainnya
KABUPATEN DAN KOTA – Gede,
• Kebun Buah Badau,
Wisata Budaya:
Kawasan Peruntukan • Taman Kehati Aik
Selumar,
• Situs Ai’ Labu (makam KA Rahat/Depati Tjakraningrat VIII),
• Situs Luday dan Membalong (makam Raja Belantu dan
Pariwisata • Taman Kehati Desa
Lassar
keturunan),
• Situs Lempak Tuk Layang,
• Mercusuar Pulau Sumedang
• Situs Kota Tanah Cerucuk (makam KA Hatam/Depati
Tjakraningrat VII dan makam KA Muhammad Saleh/Depati
Tjakraningrat IX),
Pariwisata Alam: • Kawasan Situs Gunung Lilangan (makam Raja Badau/Datuk
• Pantai Pasir Padi dan Tanjung Bunga Mayang Geresik) dan Museum Badau,
di Kec. Bukit Intan • Situs Gunung Tajam (makam Syech Abu Bakar Abdullah) dan
• Hutan kota di Kec. Gerunggang Kabupaten • Situs Parit Gunong (makam Tuk Kundo)
• Desa Balitung,
Pariwisata Budaya: Bangka • Situs Mentikus Air Selumar,
Barat Kabupaten • Mesjid Tua Sijuk (Al Ikhlas),
• Di ruang cagar budaya • Kelenteng Sijuk,
Pariwisata Budaya: Bangka • Mercusuar Pulau Lengkuas,
Kota • Situs Padang Kelaring Sungai Padang
• ATM (Alun-Alun Taman Merdeka) di Pangkalpinang • Mercusuar Pulau Mendanau (Tanjung Lancur)
Kec. Tamansari • Museum Pemkab Belitung,
• BBG (Bangka Botanical Garden) di • Rumah Adat Belitung, Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung
Kec. Bukit Intan Kabupaten • Kawasan Kota Tua Tanjungpandan
• Wisata Kuliner Pasar Mambo di Kec. Bangka
Rangkui Tengah
• Stadion Aquatic di Kec. Gerunggang
• Wisata air Kolam Retensi Kacang Kabupaten
Pedang di Kec. Gerunggang, Kec. Kabupaten
Tamansari dan Kec. Rangkui Bangka Belitung
• Waterpark di Kec. Tamansari Selatan
• Wisata Kolong Teluk Bayur, Kolong Kabupaten
Kepuh, Kolong Akit Belitung
• Lapangan golf Girimaya di Kec.
Girimaya Timur

(Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pangkalpinang) 146


Pariwisata Alam Kecamatan Damar:
KEBIJAKAN PARIWISATA: RENCANA TATA Kecamatan Manggar:
Kecamatan Gantung:
• Bendungan Pice,
• Pantai Burung
RUANG KABUPATEN DAN KOTA - Kawasan • Pantai Nyiur Melambai, • Pantai Tanjung Mudong,
Mandi,
• Pantai Bukit Batu,
Peruntukan Pariwisata • Kulong Minyak, • Danau Nujau, • Pantai Kuale
• Pantai Keramat, • Kepulauan Air masin Tambak
• Pantai Olivier, • Danau Merante,
• Pantai Serdang, • Gunung Lumut, Kecamatan Simpang
Wisata Budaya • Kawasan Marina Bandoeng River, • Gunung Duren, Renggiang:
Kecamatan Manggar: • Bukit Samak/ Gubok Berangsai, • Pulau Ayam, • Gurok
• Warung Kopi Manggar • Pulau Memperak • Pulau Melidang, Tindongan/Gurok
• Pulau Buku Limau, • Pulau Sekepar Berangan Air
Kecamatan Kelapa Kampit • Pulau Siadong, Keperis
• Museum Buding • Pulau Penanas, Kecamatan Dendang:
• Minawisata Pulau Nangka, • Air Terjun Marsila dan
Kecamatan Gantung : • Manggrove Sungai Manggar, dan • Pemandian Sukma Alam
• Gusong Cine, • Pemancingan Kolong Kero
• Vihara Kwan Im, • Pantai Punai,
• Makam K.A. Loeso, Kecamatan Kelapa Kampit: • Pantai Pangkalan Limau,
• Kawasan Wisata Sastra • Pantai Sengaran, • Pantai Pulau Pandan,
Sejuta Pelangi, • Pantai Pesairan, • Pantai Batu Buyong,
Kabupaten Bangka • Pantai Selindang, • Pantai Batu Tanjung Kelumpang,
• Batik d`simpor,
• Musium Kata, Barat Kabupaten Bangka • Pantai Batu Pulas, • Pantai Batu Belida,
• Kawasan Wisata Budaya • Pantai Pering, • Pantai Batu Lalang,
Desa Selinsin Kota Pangkalpinang • Gunong Kik Karak • Pantai Tanjung Batu Itam,
• Menara Stoven Pulau Pekandis, • Pantai Lalang Permai, dan
Kecamatan Dendang: • Pulau Keran, • Pantai Gunong
• Kawasan Sejarah Teluk • Oven Pit,
Balok, Kabupaten • Bukit Pangkuan, Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung Timur
• Situs Balok Lama, Bangka Tengah • Wisata Agro Durian Montong
• Galeri dan Kampong Seni
Desa Nyuruk,
• Situs Balok Baru
Kecamatan Damar: Kab.upaten Kabupaten
• Vihara Dewi Kwan Im Wisata Buatan Belitung
Bangka Selatan
Kecamatan Gantung:
Kecamatan Simpang • Sirkuit Pulau Dapur Kabupaten
Renggiang: • Sirkuit Padang- Belitung
• Situs Gunung Bolong dan Lintang Timur
• Galeri dan Kampong Seni
Desa Simpang Tiga Kecamatan Damar:
• Sirkuit Pasir Picai
147
AMENITAS
Jumlah ketersediaan amenitas pariwisata
FASILITAS MAKANAN DAN MINUM BIRO PERJALANAN TOKO CINDERA MATA terkonsentrasi pada:
Kabupaten

Resto & Rumah Fasilitas Makan &


Makan Minum Lainnya
1. Kota Pangkal Pinang
Kota
2. Kabupaten Belitung

Bangka 14 1 18 7 • Walaupun jumlah akomodasi tidak


sebesar Kabupaten Belitung, namun
Pangkal Pinang 31 21 108 20
ketersediaan amenitas wisata lebih
banyak berada di kota Pangkalpinang
Bangka Barat 21 1 4 4
(Hal ini jelas sekali memperlihatkan
bahwa Kota Pangkalpinang adalah
Bangka Tengah 17 0 5 1
gateway utama bagi wisatawan).
Bangka Selatan 62 1 8 4
• Kabupaten Belitung memiliki amenitas
tertinggi ke dua, karena konsentrasi
Belitung Timur 33 0 14 1
wisatawan yang berkunjung
menjadikan jumlah amenitas ikut
Belitung 29 7 80 8
bertambah.

(Sumber: RIPPARPROV Kepulauan Bangka Belitung 2016 -2025) 148


AMENITAS Diagram Pertumbuhan UMKM
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Pertumbuhan UMKM 60,000
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
50,000

40,000
Tahun 2017 Tahun 2018 30,000

20,000

10,000

130.467 180.509 0

Pelaku UMKM Pelaku UMKM

(Sumber Data : Kabupaten dan Kota Provinsi Kepulauan Babel, 2018)


Tahun 2017 Tahun 2018

Jumlah sebaran UMKM di Kepulauan Bangka Belitung lebih cepat tumbuh dan berkembang di pulau Bangka, terutama
di Kabupaten Bangka

149
INDUSTRI PARIWISATA
No Bidang Usaha Usaha Jumlah
1 Daya Tarik Wisata Pengelolaan Museum 3 Terdapat 13 jenis usaha
Pengelolaan Peninggalan Sejarah dan 14 pariwisata yang diatur di
Purbakala
Pengelolaan Pemandian Air Panas Alami 2 dalam Peraturan Menteri
Wisata Agro 2 Pariwisata nomor 10
Pengelolaan Permukiman dan/atau 75
Lingkungan tahun 2018 tentang
Adat 5
Pengelolaan Objek Ziarah 10
Pelayanan Berusaha
2 Kawasan Pariwisata Kawasan Pariwisata 423 DTW Terintegrasi Secara
3 Jasa Transportasi Wisata Angkutan Laut Wisata Dalam Negeri 1
Angkutan Wisata di Sungai dan Danau 2 Elektronik Sektor
4 Jasa Perjalanan Wisata Biro Perjalanan Wisata 108 Pariwisata didapati
5 Jasa Makanan dan Minuman Restoran, Kafe, dan Rumah Makan 702
6 Penyediaan Akomodasi Hotel, Resort, Homestay 177 beberapa sektor usaha
7 Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Wisata Petualangan Alam 264 pariwisata di Bangka
Rekreasi Galeri Seni 1
Taman Rekreasi 2 Belitung dengan jumlah
8 Jasa Informasi Pariwisata
9 Jasa Konsultan Pariwisata
seluruh usaha 1,909 jenis
10 Jasa Pramuwisata usaha
11 Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan 70
insentif, Konferensi, dan Pameran
12 Wisata Tirta Wisata Memancing 1
13 SPA 3
Jumlah 1,909
150
- Daya Tarik Wisata
- Daya Tarik Wisata
INDUSTRI PARIWISATA - Jasa Transportasi Wisata
-
-
Jasa Transportasi Wisata
Kawasan Pariwisata Daya Tarik Wisata
- Kawasan Pariwisata - Penyediaan Akomodasi
- Penyediaan Akomodasi - Penyelenggaraan Kawasan Pariwisata
- Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan
pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan
- Daya Tarik Wisata
insentif, konferensi, dan pamera Jasa transportasi wisata
- Jasa Transportasi
pamera - Jasa Informasi Pariwisata
Wisata
- Jasa Informasi Pariwisata - Jasa Pramuwisata
- Penyediaan Akomodasi Jasa Perjalanan Wisata
- Jasa Pramuwisata - Penyelenggaraan
- Penyelenggaraan
- Penyelenggaraan kegiatan kegiatan hiburan dan
pertemuan, perjalanan
hiburan dan rekreasi rekreasi Penyediaan Akomodasi
insentif, konferensi,
- Penyediaan Makan dan - Penyediaan Makan dan
dan pamera
Minum Minum Penyelenggaraan kegiatan hiburan
- Jasa Informasi
Pariwisata - Jasa Perjalanan Wisata dan rekreasi
- Jasa Pramuwisata - Jasa konsultan pariwisata
Penyelenggaraan pertemuan,
- Penyelenggaraan - Spa & Welness perjalanan insentif, konferensi,
kegiatan hiburan dan - Wisata Tirta dan pameran
rekreasi
- Penyediaan Makan dan Jasa informasi pariwisata
Minum
- Jasa Perjalanan Wisata
Jasa konsultan pariwisata

- Daya Tarik Wisata


Jasa pramuwisata
- Jasa Transportasi Wisata
- Penyediaan Akomodasi
- Jasa Pramuwisata
- Penyelenggaraan kegiatan Spa & Welness
hiburan dan rekreasi
- Penyediaan Makan dan Minum
- Jasa Perjalanan Wisata Wisata Tirta
- Kawasan Pariwisata

(Sumber : Hasil Observasi, 2020)


Jasa usaha pariwisata yang terdapat di
Bangka dan Belitung 13 Penyediaan Makan dan Minum
Pengelompokan Jenis Usaha Pariwisata
Usaha
Usaha Usaha Jasa Usaha Jasa
Daya
Kawasan Makanan Perjalanan
Tarik
Pariwisata & Minuman Wisata
Wisata

Daya Tarik Wisata Alam Daya Tarik Wisata Buatan - Kawasan Pariwisata (66120) - Restoran (56101) - Aktivitas Agen
- Taman Konservasi Alam (91031) Manusia - Warung Makan (56102) Perjalanan Wisata
- Taman Nasional (91032) - Aktivitas Taman Bertema atau - Kedai Makanan (56103) (79111)
- Taman Hutan Raya (91033) Taman Hiburan (93210) Usaha Jasa - Penyediaan Makanan - Aktivitas Biro
- Taman Wisata Alam ( 91034 ) - Wisata Agro (93231) Transportasi Keliling/Tempat Tidak Tetap Perjalanan Wisata
- Taman Laut (91036) - Taman Rekreasi/Taman Wisata Wisata (56104) (79120)
- Taman Buru, Kebun Buru Dan (93232) - Restoran Dan Penyediaan - Jasa Reservasi Lainnya
Areal Buru (91037) - Kolam Pemancingan (93233) Makanan Keliling (56109) (79990)
- Pemandian Alam (93221) - Daya Tarik Wisata - Angkutan Bus Pariwisata - Jasa boga untuk suatu event
- Wisata Gua (93222) Buatan/Binaan Manusia Lainnya (49221) tertentu (56210)
- Wisata Petualangan Alam (93239) - Angkutan Darat Wisata (49425) - Bar (56301)
(93223) - Angkutan Jalan Rel Wisata - Kelab Malam Atau Diskotik Yang
- Daya Tarik Wisata Alam Lainnya (49442) Utamanya Menyediakan Minuman
(93229) - Angkutan Laut Dalam Negeri (56302)
Untuk Wisata (50113) - Rumah Minum/Kafe (56303)
Daya Tarik Wisata Budaya - Angkutan Laut Luar Negeri - Kedai Minuman (56304)
- Museum Yang Dikelola Untuk Wisata (50123) - Rumah/Kedai Obat Tradisional
Pemerintah (91021) - Angkutan Sungai Dan Danau (56305)
- Museum Yang Dikelola Swasta Untuk Wisata (50213) - Penyediaan Minuman
(91022) - Angkutan Udara Untuk Wisata Keliling/Tempat Tidak Tetap
- Peninggalan Sejarah Yang (51107) (56306)
Dikelola Pemerintah (91023)
- Peninggalan Sejarah Yang
Dikelola Swasta (91024)
- Taman Budaya (91025)
- Wisata Budaya Lainnya (91029)
Pengelompokan Jenis Usaha Pariwisata
Usaha
Usaha Usaha Usaha Jasa
Penyelenggaraan
Penyediaan Wisata Konsultan
Kegiatan Hiburan Usaha SPA
Akomodasi Tirta Pariwisata
& Rekreasi

- Hotel Bintang Lima (55111) - Aktivitas Operasional - Arung Jeram (93241) - Aktivitas Konsultasi
- Hotel Bintang Empat (55112) Fasilitas Seni (90006) - Wisata Selam Pariwisata (70201)
- Hotel Bintang Tiga (55113) - Fasilitas Billiard (93111) (93242)
- Hotel Bintang Dua (55114) - Lapangan golf (93112) - Dermaga Marina
- Hotel Bintang Satu (55115) - Gelanggang Bowling (93113) (93243)
- Hotel Melati (55120) - Gelanggang Renang (93114) - Wisata Tirta Lainnya
- Pondok Wisata (55130) - Lapangan Sepak Bola (93115) (93249)
- Penginapan Remaja-Youth - Lapangan Tenis Lapangan
Hostel (55191) (93116)
- Bumi Perkemahan (55192) - Aktivitas Pusat
- Persinggahan Karavan (55193) Kebugaran/fitness Centre
- Vila (55194) (93117)
- Apartemen Hotel (55195) - Sport Centre (93118) Usaha Usaha Jasa
- Penyediaan Akomodasi Jangka - Aktivitas olah raga lainnya Usaha Jasa
Penyelenggaraan Informasi
Pendek Lainnya (55199) (93119) Pramuwisata
MICE Pariwisata
- Aktivitas perburuan (93193)
- Taman Rekreasi/Taman
Wisata (93232) - Jasa Pramuwisata - Penyelenggara Pertemuan, - Jasa Informasi Pariwisata
- Karaoke (93292) (79921) Perjalanan Insentif, (79911)
- Usaha arena permainan - Jasa Interpreter Konferensi dan Pameran - Jasa Informasi Wisata Alam
(93293) Wisata (79922) (82301) (79912)
- Aktivitas hiburan dan - Event Organiser (82302)
rekreasi lainnya YTDL (93299)
KELEMBAGAAN Jumlah & Sebaran Sekolah Bappenas, Bappeda, Kemenparekraf, Dinas Pariwisata dan
Pariwisata - SMK negeri/ SMK Kebuadayaan Provinsi dan Kabupaten/Kota
swasta/
perguruan tinggi.
Pemerintahan
00/01/-

01/00/-
01/01/-
03/00/- 01/02/01
02/00/-

Jumlah
Total
08/05/01
00/01/-

1 SMK kejuruan

3 Jenis Jurusan yang diajarkan


1 Sekolah Tinggi
Pelaku Bisnis Usaha
Pelatihan
Masyarakat
1.598 siswa SMK lulus
setiap tahun
Assosiasi Pelaku Pokdarwis (Kelompok
Tata Boga Usaha
Perjalanan
183
Perhotelan
Mahasiswa lulus
setiap tahun Pariwisata (ASPPI),
Himpunan Pramuwisata
Sadar Wisata),
HKM, Lembaga Adat
Melayu (LAM), Poktan
Wisata/ (HPI), Perhimpunan Hotel
Travel Nelayan, Poktan Petani,
dan Restoran (PHRI)
Karang Taruna, Genpi
Sumber : Peta sebaran SMK (http://datapokok.ditpsmk.net/) (Gerakan Pesona Indonesia)
SOSIO DEMOGRAFI Sosio
Demografi Alokasi Pengeluaran
WISATAWAN - WISNUS Wisatawan • Makanan & minuman
• Belanja oleh-ooleh
• Biaya tiket pesawat
Jumlah Wisatawan (x 1.000) • Dominan laki-laki • Akomodasi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011 -2019 • Usia 20-40 tahun • BBM
• Berasal dari : Jakarta, Bandung, Bogor, Tj.
Pandan & Palembang Atraksi yang diharapkan
500
• Pendidikan (SMA. Diploma, S1) • Waterboom
450 • Pekerjaan (swasta, pengusaha, PNS) • Taman Bermain
• Pendanaan 4-6 juta, 6-8 juta & akan • Geotrial
400 dialokasikan 4 juta untuk wisata • Bioskop
350 Hal yang paling disukai
Karakteristik • Pantai indah alami & tenang
300 • Masyarakat yang ramah
Perjalanan
250 Wisatawan • Kuliner yang enak
• Bebas macet
200 • Baru pertama kali melakukan perjalanan • Infrastruktur cukup baik
• Tujuan untuk berliburan/ rekreasi
150 • Lama tinggal 3 hari Hal yang paling tidak disukai
• Meningnap di hotel berbintang • Sampah tidak terkelola
100
• Menggunakan transportasi udara • Susah kendaraan umum
50 • Wisata bersama teman • Fasilitas umum & pelayanan yang
• Mengatur perjalanan sendiri (tanpa agen) kurang baik
0 • Sumber informasi: teman/keluarga • Cuaca yang panas
• Makan di restoran/ cafe. • Infrastruktur kurang mendukung

Wisatawan nusantara
Perlu peningkatan kualitas
Wisatawan mancanegara pelayanan dan sarpras sesuai
• Wisatawan Terbesar adalah wisatawan Nusantara (97,66%) dengan standard kebersihan dan
• Pertumbuhan rata-rata wisatawan Nusantara sebesar kenyamanan yang diatur dalam
4,66% peraturan perundangan yang
• Pertumbuhan rata-rata wisatawan Mancanegara sebesar
3,12% ada
KONDISI KEBENCANAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
POTENSI BENCANA DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
No Lokasi Bencana Jenis Bencana Intensitas
1 Bangka Banjir, puting beliung Sedang
2 Bangka Tengah Banjir, pergerakan tanah Rendah
3 Bangka Selatan Banjir, puting beliung, pergerakan tanah Sedang, tinggi
4 Bangka Barat Banjir, puting beliung, pergerakan tanah Sedang
Kabupaten 5 Belitung Banjir, puting beliung, pergerakan tanah Sedang
Bangka Kabupaten
Barat Bangka 6 Belitung Timur Banjir, puting beliung, pergerakan tanah Rendah, sedang
Kota 7 Pangkalpinang Banjir, puting beliung Rendah, sedang
Tinggi,
Pangkalpinang
Sejarah bencana yang
pernah terjadi di
Kabupaten
Provinsi Kepulauan Bangka Tengah
Bangka Belitung
merupakan bencana
alam dan non alam serta Kabupaten
Kabupaten
Belitung
bencana sosial akibat Keterangan: Bangka Selatan
ulah manusia. Ancaman Banjir
bencana alam tersebut Kabupaten
Gelombang Pasang
Belitung
antara lain adalah banjir, Kebakaran Timur
cuaca ekstrim, puting Petir
beliung), pergeseran Longsor
tanah/ dan longsor. Puting Beliung
(Sumber : RPJMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2017-2022) 156
SUPERIMPOSE RENCANA POLA RUANG DAN D. BELINYU DSKT A. PANGKALPINANG-
(Kabupaten Bangka) SUNGAI LIAT
KLASTER DAYA TARIK WISATA – DAERAH TUJUAN PARIWISATA – Tema: Pantai, Budaya Pangkalpinang-Sungai
Atraksi Utama:
KWU/ KIP/ KTA -Pulau Nenas Liat (Kabupaten Bangka,
C. MENTOK DSKT -Pantai Batu Bedinding Kota Pangkalpinang &
Mentok (Kab. Bangka Barat) -Desa Wisata Kampung Kabupaten
Tema: Wisata Sejarah dan Pantai Gedong Bangka Tengah)
Atraksi Utama: -Goa Maria Tema: Pantai, Budaya
• Museum Timah Indonesia -Kelenteng Kuto Panji Atraksi Utama:
• Mercusuar Tanjung Kalian -Pantai Matras
• Masjid Jamik dan Kelenteng Kong Fuk Miau -Pantai Parai Tenggiro
• Pantai Air Nyatoh -Pantai Pasir Padi
• Pantai Tungau -Pantai Tanjung Pesona
• Benteng Kota Tembilang
F. LEPAR-SELAT GASPAR
POLA RUANG RTRW PROVINSI (Kabupaten Bangka
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Selatan dan Kabupaten
Belitung)
Tema: Kepulauan
Atraksi Utama:
- Pulau Lepar
- Pantai Tanjung Labu
- Pulau Pongok
I. KOBA - Pantai Batu Tambun
(Kabupaten Bangka Tengah) Pongok
Tema: Pantai dan Alam - Pantai Celagen
Atraksi Utama:
-Air Terjun Sadap
-Pantai Sumur Tujuh
-Hutan Pelawan Naman
E. TOBOALI-TUKAK SADAI
Toboali (Kabupaten Bangka Selatan dan
Klaster Daerah Tujuan Pariwisata Daya Tarik Wisata Alam Bangka Tengah)
Sub Klaster Daerah Tujuan Pariwisata Daya Tarik Wisata Budaya
Tema: Pantai dan Alam, Wisata Kuliner
Kawasan Pengembangan Pariwisata Atraksi Utama:
Nasional (KPPN)
Daya Tarik Wisata Buatan -Pantai Tanjung Berikat
Kawasan Strategis Pariwisata Daya Tarik Desa Wisata -Pantai Batu Kapur
Jalan -Pantai Batu Perahu 157
Nasional (KSPN)
- Desa Pasir Putih
SUPERIMPOSE RENCANA POLA RUANG DAN G. MANGGAR – PANTAI PUNAI
Kota Manggar-Pantai Punai
KLASTER DAYA TARIK WISATA – DAERAH TUJUAN PARIWISATA – (Kabupaten Belitung Timur)
Tema: Pantai, Minat Khusus
KWU/ KIP/ KTA (Memancing, Geopark, Agama)
Atraksi Utama:
- PantaiBurungMandi
B. TANJUNGPANDAN-NASIK - PantaiPunai
Kota Tanjung Pandan-Selat Nasik - PantaiSerdang
Tema: Pantai, Mice, Budaya, Wisata Kuliner - Openpit
Atraksi Utama: - Kuil Dewi Kwan In 42
10
-Pulau Lengkuas 12 7
8
3
14
19
73
44
45
17 18 15
-PanTanjung Kelayang 11
2
8
13
5 9 2
4
20 81

-Pantai Tanjung Tinggi 9 3 21


1
75

-Pantai Batu Bedil 10 2 11


76

POLA RUANG RTRW PROVINSI -Desa Terong 12 10


8 9 41
1 4 6
-Belitung Mangrove 33
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 5 1 1 3
6 5 13
13
34
16 24
31 3 7
22 12 35
14
30 4
8 15 37 36
39
32 47 38
16 54
6
43 5
48 16 7
17 57
2
14
53
59
9
67
7 29
6 50
H. BELITUNG SELATAN 26
25
80
15 79 62
Teluk Gembira Dskt 4
27 63 68
49
60 40
64 65
Tema: Pantai, Tamasya, 66
61 55

Rekreasi 56
58

Klaster Daerah Tujuan Pariwisata Daya Tarik Wisata Alam Atraksi Utama: 78

Sub Klaster Daerah Tujuan Pariwisata Daya Tarik Wisata Budaya


-Pantau Panyabong
Kawasan Pengembangan Pariwisata -Batu Baginda
Daya Tarik Wisata Buatan
Nasional (KPPN) -Teluk Gembira
Kawasan Strategis Pariwisata Daya Tarik Desa Wisata
Nasional (KSPN) Jalan 158
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai