Anda di halaman 1dari 127

1 Kebutuhan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan Membangun NTT sebagai salah satu gerbang dan pusat

berkesinambungan pengembangan pariwisata nasional (Ring of Beauty) (RPJMD 10


Propinsi NTT 2019-2023)
2 Terpeliharanya Stabilitas, Ketentraman dan Ketertiban
Umum dalam kerukunan tata kehidupan bermasyarakat Paparan Bupati Nagekeo dalam FORUM FLORATAMA Menuju
Pariwisata Berkelanjutan Kelas Dunia di Flores, Alor, 11
3 Peningkatan tata kelola dan kualitas data, serta peta
Lembata dan Bima di Labuan Bajo, Manggarai Barat. 6
spasial wilayah

ISU STRATEGIS WILAYAH NAGEKEO


Oktober 2020
4 Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Penandatanganan nota kesepahaman Kabupaten Nagekeo
Pengembangan Sektor Unggulan dengan pihak Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores
12
Peningkatan Konektivitas Antar Wilayah sebagai (BPOLBF) untuk mendorong percepatan pembangunan
5 penunjang pengembangan sektor pertanian, pariwisata pariwisata dan ekonomi kreatif.
dan UMKM
Pembangunan Bendungan Mbay di Lambo tahun 2021 - 13
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Reformasi 2024. (Perpres No. 109 Tahun 2020)
6
Birokrasi Penetapan Desa Wisata Kabupaten untuk 11 Desa (SK 14
Pengendalian Risiko Bencana, Penanggulangan Bencana Nagekeo 151/KEP/HK/2021)
7 dan Adaptasi Perubahan Iklim serta Pelestarian
Usulan dan rencana Pulau Kinde di Wolowae sebagai
Lingkungan 15
destinasi wisata unggulan nasional, dan pantai Kota Jogo
Visi dan Misi Pembangunan Daerah (RPJMD Kabupaten sebagai destinasi wisata unggulan provinsi NTT
8
Nagekeo 2018 - 2023)
Penetapan Kampung Kawa, kampung adat Pajoreja dan 16
Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Kota Mbay Tinju adat (Etu) sebagai Kawasan prioritas dan atraksi wisata
9 dalam kepentingan Ekonomi (Peraturan Pemerintah No. unggulan Kabupaten Nagekeo oleh BPOLBF
17
13 tahun 2017)
Perencanaan pembagunan Bandara Surabaya II di Nagekeo
Dalam penyusunan kajian ini, yang menjadi pertimbangan:

jangka waktu Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah


Kabupaten Nagekeo yang segera berakhir pada tahun 2025.
jangka waktu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Nagekeo yang juga berakhir pada tahun 2025 (Peraturan
Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2009 – 2025).

Penyusunan prioritas pentahapan tanpa menyebutkan tahun pelaksanaannya, namun hanya


menyebutkan tahun pertama, kedua, dan seterusnya yaitu :

Jangka Pendek (5 tahun pertama) yang nantinya akan


disusun program per tahunnya.

Jangka Menengah (5 tahun kedua)

Jangka panjang (5 tahun ketiga)


TAHAP PERKEMBANGAN
Pembangunan pariwisata di Kabupaten Nagekeo, masih berupa rintisan, maka perlu PARIWISATA
adanya tahap-tahap dalam pengembangannya. Berdasarkan Teori Buttler, terdapat
beberapa tahapan dalam perkembangan pariwisata di Kabupaten Nagekeo.

Tahap Eksplorasi (exploration) Tahap Keterlibatan (involvement)


1 • Penemuan area wisata baru oleh penjelajah, 2 • Mulai terjadi peningkatan jumlah kunjungan
wisatawan, pelaku pariwisata, masyarakat ocal, atau wisatawan terutama pada hari-hari libur.
pemerintah. • Peran pemerintah dan masyarakat ocal mulai terlihat
• Kunjungan wisatawan mulai terjadi meski ocalve dengan memberikan kontribusi dalam penyediaan
sedikit. fasilitas dan interaksi dengan wisatawan untuk akses
• Karakter daerah wisata umumnya masih alami dan masuk meski dalam skala terbatas.
minim fasilitas. • Promosi-promosi berskala kecil mulai dilaksanakan.

Tahap Konsolidasi (consolidation)*


4 • Jumlah kunjungan wistawan masih tinggi meski Tahap Pembangunan (development)*
tidak signifikan 3 • Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.
• Pengambilalihan kegiatan ekonomi oleh perusahaan • Mulai terjadi penanaman modal oleh investor asing
jaringan internasional. dan ocal
• Peningkatan standar pelayanan dan fasilitas wisata. • Tumbuhnya organisasi pariwisata, fasilitas yang lebih
• Semakin gencar dilakukan promosi. memadai, penyedia jasa pelayanan wisata asing dan
atraksi wisata buatan.
• Tenaga kerja asing dan barang-barang impor mulai
masuk untuk memenuhi permintaan wisatawan.
*secara implikatif belum sesuai dengan teori Buttler
Tahap Stagnasi (stagnation)*
5 • Puncak tertinggi jumlah kunjungan wisatawan.
• Atraksi wisata buatan mendominasi sehingga
berdampak pada perubahan citra awal wisata.

Tahap Penurunan (decline)*


6 • Fasilitas wisata mulai alih fungsi dari fungsi
awalnya.
• Wisatawan mulai marasakan bosan dengan atraksi
wisata yang ada.

Tahap Peremajaan (rejuvenation)*


7 • Muncul inovasi baru di area wisata.
• Penataan ulang area wisata dan memberikan
nuansa baru.

*secara implikatif belum sesuai dengan teori Buttler


PRINSIP PENGEMBANGAN PARIWISATA
BERKELANJUTAN DI KABUPATEN NAGEKEO
Pengembangan pariwisata Kabupaten Nagekeo masih bersifat eksplorasi, meski sebagian sudah masuk tahap keterlibatan, maka kriteria Global
Sustainable Tourism Council (GSTC) adalah untuk menunjukkan hal-hal yang harus dilakukan, bukan cara melakukannya atau bukan mengetahui
ketercapaian tujuan.

Prinsip pembangunan pariwisata berkelanjutan sudah digunakan oleh Kabupaten Nagekeo sebagai dasar dalam perencanaan-perencanaan
berkaitan dengan pembangunan pariwisata. Pembangunan pariwisata di Kabupaten Nagekeo yang bertumpu pada pembangunan pariwisata
berkelanjutan tersebut tampak dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kabupaten Nagekeo yang disebutkan dalam:

Misi pembangunan kepariwisataan daerah ke 8 (point h) yang


2
menyebutkan mengembangkan sumber daya manusia, regulasi, dan Arah pembangunan kepariwisataan daerah yang pertama
1 mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong (point a) menyebutkan prinsip Pembangunan Kepariwisataan
terwujudnya Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan; yang berkelanjutan;

3
Sasaran Pembangunan kepariwisataan point j terwujudnya industri Sasaran Pembangunan kepariwisataan point h menyebutkan
Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian daerah melalui meningkatnya pendapatan Daerah, produk domestik regional
4 peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antar usaha bruto, dan pendapatan masyarakat, dengan tetap memelihara
Pariwisata, perluasan lapangan kerja, dan upaya-upaya untuk pendukung kelestarian lingkungan;
pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat
Pada pasal 13 disebutkan pembangunan DTW dilaksanakan
Kawasan Strategis Pariwisata Daerah ditentukan dengan kriteria antara
berdasarkan prinsip menjunjung tinggi nilai agama dan budaya, serta
lain memiliki fungsi dan peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya
keseimbangan antara upaya pengembangan manajemen atraksi untuk
5 dukung lingkungan hidup; memiliki fungsi dan peran strategis dalam usaha 6 menciptakan DTW yang berkualitas, berdaya saing, dengan upaya
pelestarian dan pemanfaatan aset budaya, termasuk di dalamnya aspek pengembangan konservasi untuk menjaga kelestarian dan
sejarah dan kepurbakalaan; memiliki kesiapan dan dukungan masyarakat
keberlanjutan sumber dayanya
SEBARAN DESA WISATA KABUPATEN NAGEKEO ((SK Nagekeo 151/KEP/HK/2021)
Desa Rendhu Tutubhada Desa Labolewa
(Desa Wisata Berbasis Budaya) (Desa Wisata Berbasis Budaya)

Desa Anakoli
(Desa Wisata Berbasis Alam)

Desa Dhereisa
(Desa Wisata Berbasis Alam) Desa Totomala
(Desa Wisata Berbasis Alam)

Desa Mulakoli
(Desa Wisata Berbasis Alam)
Desa Ululoga
(Desa Wisata Berbasis Alam)
Desa Degalea
(Desa Wisata Berbasis Budaya)

* Desa Wisata Berkembang

Desa Wisata Embrio


Desa Tonggo
(Desa Wisata Berbasis alam)

Desa Pautola
Desa Wajo (Desa Wisata Berbasis Budaya)
(Desa Wisata Berbasis Budaya)
Desa Labolewa Desa Mulakoli
(Desa Wisata Berbasis Budaya) (Desa Wisata Berbasis Alam)

Lokasi : Kecamatan Aesesa Lokasi : Kecamatan Boawae


Potensi : Potensi :
• Wisata Alam (camping area, tracing dan savana), • Wisata Alam (pendakian gunung Ebulobo),
• Wisata Budaya (kampung adat Kawa dan Boazea, Tinju • Wisata Buatan (agrowisata kebun Kopi, Spot foto Ebulobo,
adat/Etu, Berburu adat /Dai), penginapan/homestay)
• Wisata sejarah (Jingga Beli/telapak kaki raksasa, watu gong)
Desa Ulugoga
(Desa Wisata Berbasis Alam)
Desa Rendhu Tutubhada
(Desa Wisata Berbasis Budaya) Lokasi : Kecamatan Mauponggo
Potensi :
Lokasi : Kecamatan Aesesa Selatan
• Wisata Alam (Hiking Ebulobo, Lowo Ae bana, view gunung
Potensi :
Ebulobo),
• Wisata Alam (savana Lontar, Ae Petu Meze/sumber air • Wisata Budaya (atraksi budaya),
panas, view seribu bukit). • Wisata Buatan (sebaran homestay pajoreja, kuliner lokal)
• Wisata Budaya (kampung adat Tutubhada, Ritual adat, Tinju • Desa Pajoreja disiapkan oleh BPOLBF sebagai destinasi
adat/Etu, atraksi seni budaya), premium dengan keunikannya sendiri yang berbeda dari
• Wisata buatan (rest area dan spot foto) semua destinasi wisata di Pulau Flores.
Desa Anakoli
(Desa Wisata Berbasis Alam)

Lokasi : Kecamatan Wolowae


Potensi :
• Wisata Alam (Jalur sutra Anakoli – Kinde, Tebing putih/Watu Bhaya, pantai Kota
DESA WISATA BERKEMBANG Jogo, pasir putih, hutan mangrove, Teluk Todo, Dermaga Marina), dan
• Wisata Buatan (kerajinan anyaman dan tenun, atraksi kesenian),
• Wisata minat khusus (berburu ikan laut).
DESA WISATA EMBRIO
Desa Dhereisa
(Desa Wisata Berbasis Alam)
Lokasi : Kecamatan Boawae Desa Degalea
Potensi : (Desa Wisata Berbasis Budaya)
• Wisata Alam (savana), Lokasi : Kecamatan Nangaroro
• Wisata Budaya (Kampung Adat Dhere dan Isa, Ritual adat, Potensi :
Atraksi Budaya), • Wisata Budaya (Kampung adat Lea, atraksi seni),
• Wisata Buatan (Embung Dheki sebagai Wisata Terpadu, • Wisata Buatan (Wisata rohani Lena, rest area, kuliner
tenun, atraksi kesenian) pangan lokal)

Desa Totomala Desa Pautola


(Desa Wisata Berbasis Alam) (Desa Wisata Berbasis Budaya)

Lokasi : Kecamatan Wolowae Lokasi : Kecamatan Keo Tengah


Potensi : Potensi :
• Wisata Alam (pantai Pu’u Nio, pantai Gua Data), • Wisata Budaya (Kampung Pautola, Rumah adat, Lokasi
• Wisata Budaya (atraksi Pote Ate, Dai Dewa), Roka Re, Atraksi budaya Sepa Api)
• Wisata Buatan (Ranch ternak, taman laut).

Desa Wajo Desa Tonggo


(Desa Wisata Berbasis alam)
(Desa Wisata Berbasis Budaya)
Lokasi : Kecamatan Keo Tengah
Lokasi : Kecamatan Keo Tengah
Potensi :
Potensi :
• Wisata Alam (Pantai Mau Embo, Batu tanjung Ote Pusu
• Wisata Budaya (Kampung adat Wajo, Rumah adat, Musik
• Wisata Budaya (Kampung adat Pawua)
Ndoto)
• Wisata Buatan (Kubur Putih)
Peningkatan tata kelola dan kualitas data,
Pengurangan masyarakat miskin dan pengangguran serta peta spasial

Sinergitas pemerintahan desa dan kabupaten Pengembangan Pariwisata

Isu Strategis Pembangunan


Revisi tata ruang wilayah
Kabupaten Nagekeo Penegasan hak atas tanah
(RPJMD Kabupaten Nagekeo Nomor 1 Tahun 2019)

Peningkatan konektivitas antar wilayah


Pengurangan risiko bencana, penanggulangan
bencana, dan adaptasi perubahan iklim
Pemberdayaan ekonomi masyarakat
melalui pengembangan sektor unggulan
PARIWISATA Perencanaan Pariwisata Kabupaten Nagekeo
RTRW Provinsi NTT
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun RTRW Kabupaten Nagekeo
2011 tentang Rencana Induk • Sebagai PKWp (Kota Mbay)
• Rencana Pembangunan jalan Visi: “mewujudkan Kabupaten Nagekeo sebagai sentra komoditas pertanian Nusa Tenggara Timur yang berkelanjutan yang
Pembangunan Kepariwisataan Nasional didukung oleh agropolitan yang integratif, agroindustri, dan pertambangan ramah lingkungan.”
Tahun 2010-2025 Nasional, Pembangunan Jalan • Strategi dalam pengembangannya adalah perkotaan Mbay sebagai perkotaan dengan fungsi utama pemerintahan,
arteri agropolitan, agroindustri, dan pendidikan dan Perkotaan Boawae yang menjadi pusat pengembangan agropolitan,
- Terdapat 2 DPN yaitu DPN Komodo- • Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu pendidikan, pelayanan skala kecamatan dan pusat transportasi kecamatan
Ruteng dan DPN Kalimutu-Maumere • Klaster Pengembangan Untuk Wisata:
Pengetahuan pada semua • Kota Mbay sebagai PKL yang melayani kawasan dibawahnya
- Terdapat 2 KSPN yaitu KSPN Komodo dan Kawasan Kampung adat • Tendakinde sebagai salah satu PPK Di kecamatan Wolowae
sekitarnya serta KSPN Ende Kelimutu dan • pengembangan Kawasan • Pembangunan PLTD di Tendakinde

TATA RUANG
sekitarnya • Pengembangan Kawasan pantai berhutan bakau sepanjang pantai di Kecamatan Wolowae dengan luas kurang lebih 801
Peruntujkan Pariwisata Budaya (delapan ratus satu) hektar dan sepanjang pantai di Kecamatan Aesesa dengada an luas kurang lebih 550 (lima ratus lima
- Terdapat 5 KPPN pada 2 DPN dan 2 KSPN (Situs Arkeologi Olabula), berada puluh) hektar
pada Klaster II Bersama Kab • Kawasan taman wisata alam
• Kawasan peruntukan pariwisata budaya: (Kawasan peruntukan wisata budaya kawasan utara (Perkampungan Tradisional di
Manggarai, Manggarai Barat, Kecamatan Aesesa dan Wolowae), tengah (Kecamatan Boawae, dan Perkampungan Tradisional di Kecamatan Aesesa
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 Ngada, dan Kab Nagekeo dengan Selatan) dan selatan (Perkampungan Tradisional di Kecamatan Mauponggo, Perkampungan Tradisional di Kecamatan Keo
tentang Rencana Induk Pembangunan konsep “Pengembangan Pulau Tengah dan Kecamatan Nangaroro))
Kepariwisataan Provinsi NTT • Kawasan peruntukan pariwisata alam
penuh pesona yang bertumpun v kawasan peruntukan pariwisata Kota Mbay yang meliputi kawasan sumber air panas Puta di Kecamatan Aesesa,
Terdapat 5 (lima) DPP, yaitu pada binatang KOMODO sebagai kawasan pantai Watundoa -Marapokot – Nangadhero - Anakoli dan kawasan sekitar Gua Jepang;
• DPP Kupang-Rote Ndao dan sekitarnya ciri khas serta kehidupan dan v kawasan peruntukan pariwisata kawasan tengah yang meliputi kawasan sekitar Gunung Ebulobo; dan
• DPP Alor-Lembata dan sekitarnya v kawasan peruntukan pariwisata pesisir selatan yang meliputi Pantai Ena Gera di Kecamatan Mauponggo dan
peninggalan budaya masyarakat” Pantai Tonggo di Kecamatan Nangaroro
• DPP Komodo-Ruteng dan sekitarnya • pengembangan Kawasan • Kawasan peruntukan pariwisata buatan
• DPP Kelimutu-Maumere dan sekitarnya Strategis Nasional, KEK Mbay v kawasan peruntukan pariwisata Kota Mbay yang meliputi kawasan Agrowisata Mbay dan kawasan Bendungan
• DPP Sumba-Waikabubak dan sekitarnya Sutami di Kecamatan Aesesa; dan
• Kawasan Strategis Provinsi v kawasan peruntukan pariwisata pesisir selatan yang meliputi kawasan perkebunan di pesisir selatan Kabupaten
Dengan 22 KSPP dan 18 KPPP dan Kota Kawasan Aesesa di Kab Ngada Nagekeo
Mbay merupakan salah satu KSPP dan Kab Nagekeo (Sudut
Kepentingan Ekonomi) Arahan Pembangunan dalam kurun waktu 15 tahun:
- Perwilayahan pembangunan DPN yang meliputi DPN dan KSPN
Terdapat 4 (empat) Kawasan Pengembangan Pariwisata Daerah (KPPD) yaitu
• KPP Aesesa - Pembangunan daya tarik wisata yang meliputi daya tarik wisata
• KPP Boawae Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 alam, daya tarik wisata budaya dan daya tarik wisata hasil buatan
• KPP Keo tentang Rencana Induk Pembangunan manusia
• KPP Aesesa Selatan Kepariwisataan Kabupaten Nagekeo - Pembangunan aksesibilitas pariwisata
dan 2 (dua) Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) yaitu - Pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas
a) kawasan Mbay dan sekitarnya sebagai kawasan wisata perkotaan dan wisata pertanian / agro skala kabupaten; dan pariwisata
b) kawasan kampung Boawae sebagai situs swapraja Nagekeo dan sekitarnya yang telah ditetapkan secara Nasional sebagai
- Pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan
Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional dengan tema kawasan wisata adat tradisi Desa Tradisional Boawae.
- Pengembangan investasi di bidang pariwisata
Konstelasi Nagekeo
Terhadap Provinsi NTT

Berdasarkan RTRW Provinsi,


• Perkotaan Mbay masuk kedalam
struktur ruang PKWp
• Kawasan Strategis Provinsi di
Kecamatan Aesesa
• Kawasan Strategis Nasional
Rencana Pengembangan Jalan Trans Kawasan Pengembangan kepentingan Ekonomi Mbay
NTT yang melewati Kabupaten Kabupaten Nagekeo
Nagekeo dan Kotajogo
Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten Nagekeo

• PKL: Perkotaan Mbay di Kecamatan Aesesa


• PKLp:
Perkotaan Boawae, Kelurahan Nagesapadhi, Natanage, Olakile,
Natanage Timur, Nageoga, Wolopogo, dan Rega
• PPK:
Mauponggo, Kecamatan Mauponggo
Mbaenuamuri, Kecamatan Keo Tengah
Nangaroro, Kecamatan Nangaroro
Tengatiba, Kecamatan Aesesa Selatan
Tendakinde, Kecamatan wolowae
• PPL:
Baferawe, Kecamatan Boawae
Sawu, Kecamatan Mauponggo
Maukeli, Kecamatan Mauponggo
Wajo, Kecamatan Keo Tengah
Tonggo, Kecamatan Nangaroro
Langgedhawe, Kecamatan Aesesa Selatan
Anakoli, Kecamatan Wolowae
Marapokot, Kecamatan Aesesa
Pengembangan Kawasan Pariwisata Kabupaten
Nagekeo
Konsep pengembangan pariwisata Kabupaten Nagekeo mengacu kepada
RTRW Kabupaten Nagekeo 2011-2031, Ripparkab Nagekeo 2014-2025 yang
terbagi menjadi:
• Kawasan Pengembangan Pariwisata Aesesa, pusat pelayanan Mbay,
tema pengembangan yakni wisata alam pantai dan air panas dengan
didukung sejarah dan budaya
• Kawasan Pengembangan Pariwisata Boawae, pusat pelayanan Boawae,
tema pengembangan yakni Wisata Minat Khusus Berbasis Alam dan
Budaya
• Kawasan Pengembangan Pariwisata Keo, pusat pelayanan Maundai,
tema pengembangan yakni Wisata Budaya didukung keindahan alam
pantai
• Kawasan Pengembangan Pariwisata Aesesa Selatan, pusat pelayanan
Jawakisa, tema pengembangan yakni Wisata Air melalui kearifan lokal

Arah kebijakan khusus Pembangunan DTW meliputi kebijakan


pengembangan:
• Kawasan Mbay dan sekitarnya sebagai kawasan wisata perkotaan,
kuliner, wisata pantai serta sejarah dan budaya;
• Kawasan Boawae dan sekitarnya sebagai kawasan budaya, alam dan
minat khusus;
• Kawasan Keo Tengah dan sekitarnya sebagai kawasan wisata alam
pantai dan budaya;
• Kawasan Rendu Jawakisa dan sekitarnya sebagai kawasan wisata
air/tirta dan budaya.
Berdasarkan dokumen perencanaan Kabupaten Nagekeo yang meliputi RTRW,
Rencana Induk Pembangunan Pariwisata, RPJMD, serta potensi pariwisata yang
dimiliki oleh Kabupaten Nagekeo, maka ditetapkan 5 deliniasi kawasan
pengembangan yang mengacu pada Rencana Induk Pariwisata Provinsi yang
menggunakan konsep “ring of beauty” sehingga terbentuk 5 ring pariwisata.
2
The Ring of Ebulobo, mencakup
5 Kecamatan Nauponggo dan Boawae. Pada
The Ring of Koto, mencakup seluruh
bagian Kecamatan Keo Tengah dan
1 kawasan ini, zona inti kawasan meliputi desa
Leguderu dan Kelewae serta sebagian desa sebagian Kecamatan Nangaroro yakni
Desa Podenura. Pada kawasan the Ring of
4 Rowa dan hierarki utama kawasan the Ring of
Ebulobo terdapat di desa Nageoga. Koto, zona inti kawasan meliputi desa
Keli, desa Lewangere, desa Ngero, desa
Wajo, desa Kotawuji Barat, desa Kotawuji
The Ring of Lena, mencakup Timur, desa Mbaenuamuri desa
sebagian Kecamatan Nangaroro dan Udiworowatu serta desa Witorumbaua
sebagian Kecamatan Boawae. Pada
3 kawasan the Ring of Lena, zona inti
1 3 kawasan terdapat di desa Nangaroro
The Ring of Kotajogo-Kinde,
mencakup 3 desa di Kecamatan Nagaroro
dengan hierarki pelayanan kawasan
(desa Utetoto, desa Nataute, serta desa
tertinggi (hierarki II) terdapat di desa
Odaute) serta Kecamatan Wolowae. Pada
Nangaroro pula dan kawasan lindung
kawasan the Ring of Kotajogo-Kinde, zona inti
yang terdapat di desa Raja Kecamatan
kawasannya adalah desa Totomala
Boawae.
dan sebagian desa
4
The Ring of Mbay, kawasan ini merupakan yang terluas Anakoli dengan
kawasan sekitarnya
dibanding dengan kawasan lainnya, mencakup seluruh Kecamatan sebagai kawasan
Aesesa, Kecamatan Aesesa Selatan, sebagian Kecamatan Boawae penyangga dan
2 dan sebagian Kecamatan Nagaroro. Zona inti kawasan The Ring of kawasan pendukung.
Mbay terdapat di Kecamatan Aesesa dan Kecamatan Aesesa Selatan
dengan desa Danga di Kecamatan Aesesa sebagai kawasan hierarki I.
Kawasan penyangga the Ring of Mbay meliputi desa Towak,
5
Nggolombay, Dhawe, Renduteno, Tedakisa, serta Tedamude.
Peta Sebaran Potensi Pusat Kawasan

Peta Sebaran Pusat Kawasan Peta Konektivitas

NAGEKEO THE RING OF TOURISM


THE RING OF EBULOBO
Konsep pengembangan Adventure Tourism
dengan pertimbangan kawasan ini memiliki jenis
pariwisata unggul berupa kawasan wisata alam.
Adventure Tourism dipilih dengan fokus dan lokus
pengembangan pada kawasan Kampung Adat
Kelewae serta Kampung Adat Pajoreja yang
terletak di kawasan gunung Ebulobo.
Secara densitas, posisi dari Kampung
Adat Kelewae merupakan zona inti dari
kawasan the Ring of Ebulubo. Adapun
kawasan Kampung Adat Pajoreja sebagai
kawasan pendukung dari kawasan
destinasi wisata gunung Ebulobo. Namun
secara hierarki, kedua kampung ini
menempati hierarki pelayanan III dimana
kedepannya butuh untuk dikembangkan
terutama dalam hal aksesibilitas serta
amenitas guna menarik wisatawan lebih
dikarenakan tema adventure tourism yang
dikonsepkan sebelumnya harus
mendukung terutama dari segi
aksesibilitas.

Hierarki pelayanan tertinggi di


kawasan ring of Ebulobo ditempati
oleh Desa Nageoga, dilihat dari
densitas, amenitas serta
aksesibilitas pengunjung dari
kawasan ini.
The Ring of Lena
Konsep pengembangan berupa Landscape,
Culture and Pilgrimage. Mengambil potensi
utama dari Bukit Doa Lena sebagai atraksi
utama kawasan dari Ring of Lena, kawasan
Nangaroro sebagai zona inti dengan adanya
kelengkapan dalam bidang amenitas dan
aksesiblitas serta dilihat dari densitas serta
pantai Tonggo sebagai zona penyangga dari
kawasan Ring of Lena.
Secara densitas, kawasan Bukit Doa
Lena, Pantai Tonggo merupakan kawasan
pendukung dari kawasan Pantai Ria
sebagai zona inti dari the Ring of Lena,
dimana kawasan Pantai Ria menempati
urutan hierarki II dalam skala pelayanan
kawasan Ring of Lena. Kedepannya,
dalam pengembangan, guna mendukung
kawasan pantai Ria, perlu adanya
pengembangan terutama dalam
aksesibilitas serta amenitas.

Hierarki pelayanan tertinggi di


kawasan ring of Lena berada di
desa Nangaroro dengan adanya
aksesibilitas yang mumpuni dan
amenitas yang memadai
The Ring of Koto
Konsep pengembangan dalam kawasan
Ring of Koto adalah agriculture and heritage
dimana dalam pengembangannya,
Kampung Adat Udiworowatu menjadi main
attraction dalam kawasan Ring of Koto.
Memanfaatkan potensi kebudayaan, crafting
dan hasil olahan dari masyarakat setempat,
konsep agriculture dan heritage dipilih
sesuai dengan keragaman kultur, sosial dan
potensi yang berada di kawasan Ring of
Koto.
Secara densitas, kawasan Kampung Adat
Udiworowatu merupakan kawasan inti dari
the ring of Koto, namun dari segi hierarki
pelayanan, kawasan Kampung Adat
Udiworowatu perlu untuk dikembangkan
terutama dari segi aksesibilitas dan
amenitas sehingga kedepannya kawasan
ini dapat berkembang secara maksimal.

Hierarki pelayanan tertinggi di


kawasan ring of Koto berada di
seluruh kawasan ring of Koto
dengan tipe hirarki pelayanan 3,
dimana amenitas dan
aksesibilitasnya kurang meskipun
daya tarik kawasan tinggi
Ring of Kotajogo-Kinde
Konsep pengembangan dalam kawasan
Ring of Koto adalah Marine and Beach
Tourism, dengan memanfaatkan pantai
Kotajogo dan Pulau Kinde sebagai main
attraction dari kawasan the Ring of
Kotajogo-Kinde, serta pelabuhan Kaburea
sebagai kawasan pendukung dari ring ini.
Secara densitas, kawasan Pantai
Kotajogo – Kawasan Kinde serta
Pelabuhan Kaburea merupakan zona inti
dari kawasan ring of Kotajogo-Kinde.
Hanya saja dari segi amenitas dan
aksesibilitas, ketiga main attraction ini
masih kurang dan butuh pengembangan
lebih lanjut sehingga dapat mendukung
perkembangan kawasan the Ring of
Kotajogo-Kinde.

Hierarki pelayanan tertinggi di


kawasan ring of Kotajogo-Kinde
adalah hierarki pelayanan 3 dan 4,
dimana amenitas dan aksesibilitas
pada kawasan ini rendah meskipun
banyak potensi wisata yang
terdapat di dalam kawasan
tersebut.
Ring of Mbay
Konsep pengembangan dalam kawasan
Ring of Mbay adalah Urban Tourism
dengan memanfaatkan kawasan
perkotaan Mbay sebagai daya tarik
utama kawasan serta Bukit Weworowet,
Kampung Kawa, serta Air Terjun
Ngabatata sebagai kawasan pendukung
dari kawasan perkotaan Mbay. Didukung
juga dengan keberadaan kawasan
perkotaan Mbay yakni desa Danga
sebagai zona inti dari kawasan ring of
Mbay dan hierarki pelayanan I pada
kawasan ini.
Secara densitas, kawasan Bukit
Hierarki
pelayanan Werowowet, Air Terjun Ngabatata, serta
tertinggi di Kampung Kawa yang menjadi main
kawasan ring of attraction dalam kawasan ring of Mbay ini
Mbay berada di merupakan kawasan yang menempati
kawasan hierarki pelayanan ke III dan merupakan
Aesesa, dimana kawasan penyangga dari zona inti yakni
wilayah ini
kawasan perkotaan Mbay yang terletak di
menempati
hierarki desa Danga. Sehingga kedepannya
pelayanan dalam pengembangannya, dari segi
pertama yang amenitas dan aksesiblitas perlu untuk
memiliki dikembangkan lebih lanjut sehingga
kelengkapan kawasan ini bisa menjadi pendukung
dalam hal kawasan perkotaan Mbay secara
amenitas,
maksimal.
aksesibilitas
dan densitas
yang tinggi
dibandingkan
kawasan
sekitarnya
INDIKASI PROGRAM
Pengembangan Tata Ruang yang Terintegrasi
Mengikutsertakan masyarakat termasuk lembaga-lembaga adat dalam proses perencanaan ketataruangan agar dapat
Program
meminimalkan konflik yang dapat memicu persoalan sosial yang lebih besar
Konektivitas jalur-jalur pendukung ke jalur utama dan simpul-simpul utama Kota Mbay (Pelabuhan Marapokot, Bandara
Surabaya II, Terminal Danga, dan Pertigaan El Tari
Pengembangan pelabuhan Marapokot menjadi pelabuhan tipe A
Pembangunan bandar udara di lokasi bekas bandara Surabaya II
Optimalisasi Terminal Danga
Pengembangan kawasan pantai Kotajogo sebagai bagian dari jalur transportasi laut
Pengembangan pelabuhan nelayan di Desa Tenda Kinde
STRATEGI

Pengembangan jalur Mbay – Boawae, jalur Mbay – Riung dan jalur Mbay – Anakoli – Kaburea baik dari aspek kualitas
maupun kelas jalan lainnya
Pengembangan trayek transportasi publik yang menghubungkan antara Pelabuhan – Bandara – Terminal/Pasar Danga –
Tahap I Aeramo – Pelabuhan, Rute Weworowet – Pasar Danga – Kesidari – Kawa - Nangaroro, Rute Bajawa – Boawae – Pasar
(1-2 tahun) Danga, serta Rute Ende – Nangaroro – Kawa – Pasar Danga
Penetapan jadwal penyebrangan dari Pantai Kotajogo – Pulau Kinde – Desa Teda Kinde

Pengembangan Tata Ruang yang Berwawasan Lingkungan


Program Melakukan penelitian dan kajian-kajian hidrologis
Perancangan sistem drainase Kota Mbay
Perencanaan manajemen sampah
Perencanaan jalur evakuasi
Pembentukan SATGAS penanggulangan bencana

Pengembangan Tata Ruang Kawasan yang Dapat Memperkuat Identitas Kawasan


Program Pembangunan Taman Budaya (museum, perpustakaan dan gedung pertunjukkan)
INDIKASI PROGRAM

Pengembangan Tata Ruang yang Terintegrasi


Peningkatan kualitas dan kelas jalan pada jalur pesisir selatan yang menghubungkan kawasan Ring of Lena, Ring of
Program
Koto, Ring of Kotajogo Kinde, dan Ring of Ebulobo
Penyediaan moda transportasi darat umum yang melayani rute Pelabuhan Marapokot – Bandara – Kota Mbay – Pantai
Kotajogo, Pantai Kotajogo – Tenda Kinde, serta Nangaroro – Nataute
Penyusunan trayek transportasi umum yang menghubungkan DTW-DTW di dalam KPP maupun antar zona KPP
STRATEGI

Mengintegrasikan jaringan jalan pendukung (jalan lokal) dengan jalur-jalur utama


Tahap I
(1-3 tahun) Pembangunan jembatan yang menghubungkan Maunday dengan Desa Keli untuk kemudahan aksesibilitas

Pengembangan pelabuhan nelayan di Desa Tenda Kinde

Penyediaan moda transportasi darat umum yang melayani rute pesisir selatan, rute Mbay – Rigi, rute Rigi – DTW di
kawasan Ring of Ebulobo (selama 4 tahun perencanaan)

Pengembangan Tata Ruang Kawasan yang Dapat Memperkuat Identitas Kawasan


Program Membangun landmark KPP di area simpul utama KPP
Pengembangan Kampung Kawa sebagai destinasi unggulan
INDIKASI PROGRAM

STRATEGI
Pengembangan Tata Ruang yang Terintegrasi
Penyediaan moda transportasi umum
Tahap I-II Program
Pengembangan rute heritage trail/sepeda/marathon yang mengintegrasikan situs sejarah Watuapi dengan kawasan
pesisir utara

Pengembangan Tata Ruang yang Terintegrasi


Bekerjasama dengan perguruan-perguruan tinggi untuk dapat melakukan program penelitian terkait dengan masalah
Program
ketataruangan
Penyediaan moda transportasi umum

Pembangunan transport hub baik berupa terminal ataupun halte

Pengadaan signage dan lampu jalan


STRATEGI

Pengembangan rute marathon/sepeda sepanjang jalur pesisir selatan

Tahap I-III Pengembangan Tata Ruang yang Berwawasan Lingkungan


Program Pengembangan atraksi wisata yang mendukung kelestarian lingkungan
Pembangunan fisik yang seminimal mungkin mengintervensi alam dan dengan memperhitungkan faktor bencana
Penempatan fasilitas wisata sesuai dengan tata guna lahan dan mengacu pada dokumen tata ruang Kabupaten
Nagekeo dan RDTR Kota Mbay

Pengembangan Tata Ruang Kawasan yang Dapat Memperkuat Identitas Kawasan


Program Arsitektur neo-vernakular yang bersumber dari filosofi budaya/arsitektur vernakular masyarakat kawasan perencanaan

Pengembangan atraksi wisata yang tidak mencederai adat istiadat yang hidup di KPP
POTENSI
WISATA
BUDAYA
PARIWISATA BUDAYA
• Obyek daya tarik wisata (ODTW) dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu: Obyek wisata alam atau
lingkungan (ekowisata), obyek wisata sosial budaya dan obyek wisata minat khusus. (Hadiwijoyo,
2012)
• Daya tarik wisata budaya adalah daya tarik wisata berupa hasil olah cipta, rasa dan karsa manusia
sebagai mahkluk budaya. Daya tarik wisata budaya dibedakan menjadi dua yaitu daya tarik wisata
budaya yang bersifat berwujud (tangible) dan daya tarik wisata budaya yang bersifat tidak
berwujud (intangible). (RIPPARNAS, pasal 14 ayat 1.b)
• Pariwisata budaya sebagai kunjungan orang dari luar destinasi yang didorong oleh ketertarikan
pada objek-objek atau peninggalan sejarah, seni, ilmu pengetahuan, dan gaya hidup yang dimiliki
oleh kelompok, masyarakat, daerah atau Lembaga. (Sillberberg, 1995)
• Wisata budaya mencakup pergerakan orang yang memiliki motivasi (budaya) untuk berkunjung
dan belajar mengenai seni pertunjukan, festival, event budaya, situs-situs dan monumen, lanskap
alam, folklore serta perziarahan. (WTO, 1985)
CEKUNGAN SOA:
THE HEART OF FLORES

´ 12 Situs Prasejarah So’a, 7 ada di


Nagekeo
´ Situs Tangitalo adalah situs
tertua dengan pertanggalan
900.000 tahun lalu.
´ Manusia Matamenge di
Mangeruda Soa Ngada dengan
pertanggalan 700.000 tahun lalu
dianggap sebagai nenek moyang
dari manusia Liang Bua (Homo
Floresiensis).
´ Cerita Rakyat EBUGOGO
• Nage (Boawae)
• Keo (Mauponggo, Nangaroro, KERAGAMAAN “SUKU BANGSA”
Keo Tengah) DI NAGEKEO
• Rendu (Aesesa), Mbay-Riung
(Aesesa Selatan),
• Toto-Tanahrea (Wolowae)
• Bugis Makassar-Selayar
(Pesisir Utara), Ende (Pesisir
Selatan), Jawa dll (Kota
Mbay)

• Masyarakat Nagekeo memiliki


struktur yang berlapis. Ada
istilah Suku, Bhisu, Woe, Ili,
Manga, sebutan yang
seungguhnya untuk
membedakan Klen, Suku
Induk, dll disingkat dengan
sebutan “Suku” saja.
KERAGAMAN (BUDI) BAHASA DI NAGEKEO
• Kebahasaan Nagekeo menurut M. Junus Melalatoa (1995: 622) termasuk ke dalam rumpun bahasa Sumba-
Bima (Bahasa-bahasa yang terdapat di bagian barat propinsi NTT) dan masuk kelompok bahasa Ngada-Lio.
Kelompok Bahasa Ngada-Lio ini terdiri dari Bahasa-bahasa yang digunakan kelompok orang Rangga, Maung,
Nage, Keo, Palue, Ende, Lio dan Ngada.
• Melalatoa (1995: 618) mengatakan bahwa bahasa yang digunakan orang Nage-Keo, terbagi menjadi
beberapa kelompok dengan dialek tertentu, yakni Ndora, Raja, Kelimodo, Boawae, Derurowa, Ritti, Tonggo,
Ramba, Lejo, Sawu dan Maukeli.

BAHASA DI NAGEKEO
POTENSI (WISATA) BUDAYA
DI NAGEKEO
• HASIL CATATAN TIM SURVEI
Terdapat 95 lokasi potensi budaya, 87
diantaranya merupakan KAMPUNG ADAT

• KAMPUNG ADAT TRADISIONAL


• ARSITEKTURAL Rumah Adat
• ORNAMEN simbol arsitektural
• MONUMEN adat
• POLA Pemukiman dan keruangan
• ORISINALITAS, Zonasi dan Konsep
Pelestarian

• ATRAKSI RITUS BUDAYA


• ETU (SUDU & MBELA) tinju tradisional
• NDAI, NGOA NGII, NGAGHA MERE dll
• TRADISI, RITUS & UPACARA lainnya
POTENSI (WISATA) BUDAYA
DI NAGEKEO
´ ATRAKSI PENGETAHUAN BUDAYA,
TEKNOLOGI TRADISIONAL &
KESENIAN
´ ESU KOSE proses pembuatan gerabah
´ TENUN IKAT & SULAM telepoi, mite,
hoba nage, dhowik bago,
´ KERAJINAN anyaman bambu, anyaman
pandan
´ KULINER moke, sirup pala, nasi bambu,
´ UPACARA SIKLUS DAUR HIDUP:
kelahiran, akil balik, perkawinan,
kematian.
´ KESENIAN: cenda, sepa api, tari-tari
atraksi (ndera, jai dll)
´ KEHIDUPAN SEHARI-HARI hospitality,
cerita rakyat, everyday life experience
Pintu Masuk Pariwisata Kabupaten Nagekeo
POSISI KABUPATEN NAGEKEO
ISU STRATEGIS WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN NAGEKEO

ZONASI THE RING OF TOURISM WISATA ALAM 46% WISATA BUDAYA 42% WISATA BUATAN 12%
5 TEMATIK WISATA 5 TEMATIK WISATA 3 TEMATIK WISATA
Wisata Alam Petualangan Wisata Budaya, Alam dan Wisata Buatan Terpadu
Manusia
Wisata Minat Khusus Wisata Kebugaran dan
Wisata Budaya Kesehatan
Wisata Alam Bahari
Wisata Budaya dan Warisan Meeting, Incnetive,
Wisata Alam dan Ekologi Cagar Budaya Conference, Exhibition

Wisata Olahraga dan Wisata Budaya Religi


Rekreasi
Wisata Kuliner dan Belanja
TEMATIK DAN POLA PERJALANAN WISATA GRAFIK KLASIFIKASI DTW TIAP RING

Aset daya Tarik Wisata Kabupaten Nagekeo menjadi


potensi yang siap untuk dikembangkan menjadi destinasi
wisata dengan klasifikasi berdasarkan dokumen 48% 45%
Ripparkab, survey dan Analisa sesuai dengan potensi : Wisata Al am
Wisata Buatan
Wisata Budaya
7%
WISATA BUDAYA

40 38
35
35 33
WISATA BUATAN Wisata Al am
30
Wisata Buatan
25
Wisata Budaya
19 19
20
14
15
10 11 10
10 8

5 3 3
WISATA ALAM 1
0
Ring Of Ebulobo Ring Of Kota Jogo Kinde Ring Of Koto Ring Of Lena Ring Of Mbay

analisa team
THE JOURNEY OF CULTURE & ADVENTURE IN
The Ring of Mbay CENTRE OF NAGEKEO

Bukit Pamo sebagai pusat kawasan yang berada di kota Mbay berpotensi menjadi Keragaman tema aktivitas wisata yang ditawarkan masing-masing sub pusat
landmark utama karena keuntungan dari letak dan kondisi geografis yang unik dan MARAPOKOT Kawasan, menjadi keuntungan bagi stakeholder dan wisatawan ketika
menarik sehingga tepat apabila dikembangkan menjadi kawasan terintegrasi mengunjungi kota Mbay karena pilihan durasi waktu dengan jumlah daya tarik
pariwisata, dan ruang terbuka hijau (public). Pemanfaatan ruang perkotaan Mbay dapat sangat fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan waktu. Oleh
sebagai kota ramah wisatawan untuk mendapatkan citra kota sehingga perlu karena itu dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang sudah tersedia maka
dilengkapi dengan jalur pedestrian, jalur sepeda, pusat informasi pariwisata, area fasilitas pariwisata pendukung perlu didorong termasuk kesiapan masyarakat
kreatif, zona wisata belanja, wisata agrowisata kota (agropolitan) dan sebagai kota sebagai sumber daya manusia pariwisata perlu segera ditingkatkan.
“Hub” utama bagi keseluruhan kawasan The Ring Of Mbay. Kawasan ini merupakan Peluang jenis wisatawan bisnis masih mendominasinya, sehingga kreativitas
yang paling luas dan memiliki pintu masuk dari berbagai arah untuk menangkap produk wisata akan sangat berpengaruh dalam wisatawan mengambil
tamu dari berbagai jalur konektivitas, serta hampir keseluruhan sub pusat kawasan keputusan untuk memanfaatkan waktu, menambah lama tinggal dan
menempati posisi strategis. menghabiskan pengeluaran untuk berwisata.

DAYA TARIK WISATA


WEWOROWET BUKIT PAMO / MBAY
UNGGULAN

KAMPUNG ADAT KAWA

WISATA KOTA MBAY


TUTUBHADA NATAIA - BOANIO
AIR TERJUN
NGABHATATA

KAMPUNG ADAT
NUNUNGONGO ESU KOSE / WOEDOA AIR TERJUN NGABATATA
STRATEGI TRAVEL PLANNER
WISATA KOTA MBAY WISATA PETUALANGAN AIR TERJUN NGABATATA
Dimulai dari kota Mbay, pilihan aktivitas wisata dapat dilakukan mulai dari pagi hari (sunrise) di sekitar Tema ekowisata air terjun Ngabatata menjadi daya Tarik wisata unggulandi Kawasan The Ring of Mbay
kota antara lain bukit Rane dan Gua Jepang Rane, dilanjutkan dengan trekking atau cycling di area bagian selatan dengan lokasi yang strategis berada di dekat dijalur trans Flores selatan. Walupun kondisi
persawahan kota Mbay dengan jalur wisata perdesaan. Pilihan aktivitas siang hari dengan mengunjungi masih alami belum terdapat jalur yang aman, tetapi sudah sering dikunjungi oleh wisatawan lokal
kerajinan tempurung kelapa di kampung Lape dan pengrajin tenun di desa Nggolombay atau sekaligus Nagekeo maupun daerah lain khususnya pada akhir pekan.
ke kampung adat suku Rendu di Nunungongo untuk berbelanja tenun warna alam Telopoi serta
menyaksikan langsung aktivitas masyarakat adat yang masih tradisional.
WISATA MICE KOTA MBAY
WISATA BAHARI MARAPOKOT – RI’I TA’A Ketersediaan amenitas dan akomodasi kota Mbay, merupakan peluang penyelenggaraan pertemuan
semacam rapat, konferensi, festival, pameran dengan kolaborasi dengan pemanfaatan daerah tujuan
Perjalanan wisata bahari mulai dari kampung nelayan di Nangadhero, menyusuri perairan pantai utara, wisata sebagai kesatuan program atau bahkan lokasi kegiatan dilangsungkan sekaligus di daerah tujuan
menikmati gusung Ri’I Ta’a yang eksotis untuk snorkeling dan diving, menyusuri muara dan hutan wisata dengan tematik tertentu untuk mendapatkan sensasi dan pengalaman berbeda, missal diadakan
mangrove dan menikmati senja matahari tenggelam di pantai Marapokot. di kampung adat, atau di Kawasan mangrove dan lain sebagainya. Festival Esu Kose yang sudah menjadi
kalender event wisata tahunan dan Nangadhero seafood festival salah satu rangkaian kegiatan yang
menjadi daya Tarik wisata kota Mbay
WISATA PETUALANGAN DAN OLAHRAGA WEWOROWET
Bagi wisatawan yang menyukai tantangan disarankan menanklukan puncak bukit Weworowet untuk WISATA EDUKASI BUDAYA & WARISAN BUDAYA
dapat menikmati keindahan pantai utara dan luasnya savanna Nggolonio. Wisata susur mangrove dan
pantai Watundoa menjadi salah satu atraksi wisata unggulan. Event bertemakan olahraga pariwisata Kemasan wisata Pendidikan dengan mengambil tema budaya Suku Rendu, karena nilai sejarah, adat
tepat diselenggarakan di Kawasan ini karena kondisi bentang alam yang sangat mendukung yang istiadat dan kelestarian aktivitas budaya yang masih terwariskan dengan baik maka dapat menjadi sajian
memiliki warisan budaya yaitu kampung adat Nggolonio dengan atraksi tinju adat Etu yang biasa wisata alternative yang memiliki nilai tinggi yaitu diantaranya adalah wisata volunteer, penelitian hingga
diselenggarakan antara bulan oktober sampai November. study tour untuk para siswa daei dalam daerah, dalam negeri maupun inbound yang tertarik kepada
nilai-nilai budaya. Mempeljari struktur masyarakat adat, arsitektural, seni tradisi, prosesi adat dan lain
sebagainya yang menjadi paket wisata unggulan mulai dari kampung adat Rendu Ola, Boamara,
WISATA PETUALANGAN DAN BUDAYA KAMPUNG KAWA Tutubhada, sungai Aesesa dan lain sebagainya.

Kemasan perjalanan wisata yang unik dan tiada duanya yaitu mengunjungi yaitu menungjungi kampung
adat yang berada di ketinggian dan masih sangat tradisional dan belum ada akses utama jalan berasapal
ke lokasi. Wisatawan akan menikmati perjalalanan dengan trekking yang melewati ragam vegetasi,
savanna, perbukitan diantara aktivitas warga berlatarkan bukit Amegelu. Penyambutan oleh ketua adat
yang sacral menjadi salah satu yang wajib dilakukan, serta prosesi “Musu Bako Inu Kopi” sebagai bagian
dari penerimaan tamu yang dianggap menjadi keluarga menjadi pengalaman luar biasa wisatawan, selain
aktivitas wisata lain yang dapat dilakukan yaitu memasak, berkuda, berkemah, hingga “Star Gazing”
THE RING OF MBAY TRAVEL PATTERN
Menyajikan tema wisata perkotaan yang lengkap melalui atraksi utamanya yaitu wisata budaya dan alam
serta didukung dengan penguatan sektor kawasan kota Mbay yang telah tumbuh menjadi kota pariwisata
dengan keterlibatan stakeholder melalui sektor ekonomi dan sosial untuk meningkatkan kualitas masyarakat
dan kotanya. Rasa aman dan nyaman untuk mendapatkan kepuasan pengalaman perjalanan wisata utuh.

REKOMENDASI TEMA AKTIVITAS WISATA


MBAY CITY TOUR (SHOPPING, TRAILS, HIKING, SIGHTSEEING, AGROTOURISM)

MBAY MICE TOURISM (MEETING, INCENTIVE, CONFERENCE, EXHIBITION)

FESTIVAL BUDAYA ESU KOSE

RENDU’S HERITAGES TRAIL

KAWA TRADITIONAL VILLAGE CULTURAL EXPERIENCE

WEWOROWET ADVENTURE & SPORT TOURISM

NGABATATA ADVENTURE TRAILS

MARAPOKOT – RI’I TA’A EXPERIENCES


THE RING OF MBAY TRAVEL PATTERN

DESTINASI WISATA UNGGULAN THE RING OF MBAY


WISATA KOTA MBAY
KAMPUNG ADAT KAWA
AIR TERJUN NGABATATA
PANTAI MARAPOKOT
KAMPUNG ADAT NUNUNGONGO

Peta 20 destinasi wisata unggulan kabupaten Nagekeo

Aktivitas Wisata The Ring of Mbay

E
8 JAM 3 JAM
JELAJAH KOTA MBAY JELAJAH KOTA MBAY 1 2
1 Pola perjalanan yang ideal sebagai program sisipan bagi
Dimulai dari kota Mbay pada pagi hari sekitar pukul
2 tamu bisnis yang memiliki waktu longgar pagi atau sore
04.30 WITA untuk menikmati sunrise di Bukit Rane
1
hari, dimulai dari dari penginapan di kota Mbay
dilanjutkan ke Gua Jepang Rane, lalu bersepeda di area
menggunakan akomodasi mobil atau sepeda motor menuju 3 7
wisata agro kurang lebih 60 menit, kembali ke hotel untuk
9 Bukit Rane 2 untuk menikmati sunrise atau sunset
early check out pukul 10.00 WITA menuju ke pusat oleh-
7 kemudian dilanjutkan sarapan atau makan malam di bukit
oleh di sekitar pasar Mbay . Perjalanan dilanjutkan
6
8 Kesidari 3 4 8
menuju ke kampung adat Nunungongo sebagai
5
destinasi terakhir, sekaligus meyantap makan siang yang 2 HARI 1 MALAM
4 disediakan oleh masyarakat. Perjalanan berakhir kurang JELAJAH BUDAYA DAN PETUALANGAN
10 2 1
7 1 Dimulai dari kota Mbay pada pagi hari sekitar pukul
lebih pukul 14.00 WITA
5 9
3 07.00 WITA menuju basecamp pertama trekking kampung
11

8
12 JAM adat Boazea untuk memulai perjalanan menuju

JELAJAH BAHARI KOTA MBAY kampung Kawa


12
dengan durasi kurang lebih 3 jam
12 1
Dimulai dari kota Mbay pada pagi hari sekitar pukul
11
melewati indahnya savanna dengan pemandangan bukit 6 12
13
5
07.00 WITA menuju Nangadhero untuk menaiki kapal
Amegelu. Tiba dikampung Kawa disambut oleh masyarakat
9
motor menuju ke pantai Ri’I Ta’a dengan menempuh
adat, dilanjutkan makan siang dengan menu tradisional lalu
perjalanan 45 menit, wisatawan dapat melakukan Snorkling
bergabung bersama aktivitas masyarakat antara lain
11 13
dan diving kurang lebih selama 2 jam. Makan siang
berkuda, berkebun, dan trekking menikmati sunset di kaki
dinikmati diatas perahu motor, kemudian dilanjutkan
bukit. Malam hari menginap live ini di rumah adat atau
menyusuri hutan Mangrove di Kawasan Marapokot.
camping. Kegiatan malam menyaksikan kesenian adat sert
Kembali ke hotel, istirahat kemudian pukul 15.00 menuju
makan malam. Hari kedua menikmati mentari pagi di 10
pengrajin tenun di Kota Mbay.10 Selanjutnya menyaksikan 13
kampung Kawa lalu menuju ke air terjun Ngabatata
6
sunset di bukit Weworowet. Perjalanan diakhiri dengan
untuk menikmati kesegaran setelah melakukan wisata
makan malam di bukit Kesidari. 3
budaya.
THE BEAUTY PEARL OF NAGEKEO
The Ring of Kota
Pantai Kota Jogo telah menjadi salah satu primadona destinasi Pulau Nusa Kinde layak disebut sebagai mutiara pantai utara
Kota Jogo - Kinde wisata masyarakat Nagekeo pada akhir pekan untuk berlibur Nagekeo karena keunikannya sebagai pulau yang berada tidak
bersama kawan, rekan maupun keluarga dengan suasana pantai jauh dari pantai Kaburea yang memiliki air yang jernih. Satu
utara yang aman, nyaman, dan luas menjadi destinasi wisata pulau kecil namun sangat indah dengan sentuhan polesan yang
unggulan. Jajaran pantai dengan keunikannya masing-masing tepat akan menjadi sajian daya tarik wisata unggulan.
menjadi daya tarik Kawasan ini karena akses yang terkoneksi Pemanfaatan kawasan dan penguatan tata kelola masyarakat
melalui jalur perairan yang dapat ditempuh dengan untuk mendukung pariwisata di pantai Kaburea dan Nusa Kinde
menggunakan perahu motor. Kualitas perairan, hutan mangrove, akan menjadi kunci keberhasilan untuk menerima peluang
dan kondisi bawah laut menarik untuk dapat dikembangkan kunjungan wisatawan yang melewati jalur utara trans Flores.
menjadi wisata bahari berkualitas untuk segala segmentasi Serta konektivitas dari pusat kota Mbay yang hanya berjarak 30
wisatawan. menit perjalanan.

DAYA TARIK WISATA PANTAI KOTA JOGO PULAU NUSA KINDE


UNGGULAN

PANTAI KOTA JOGO

PULAU NUSA KINDE

PANTAI PU’U NIO


STRATEGI TRAVEL PLANNER THE RING OF KOTA JOGO – KINDE TRAVEL PATTERN
WISATA PANTAI KOTA JOGO Menyajikan tema wisata bahari dengan keunikan masing-masing lokasi potensi wisata, sehingga
diversifikasi produk dan program wisata akan sangat bervariasi. Pilihan wisatawan sesuai dengan
Wisata pantai Kota Jogo dapat dibagi menjadi beberapa aktivitas sesuai dengan kebutuhan dan minat dan ketersediaan waktu akan mampu menjadi pembagian jumlah kunjungan sehingga akan
segmentasi wisatawan. Bagi wisatawan lokal kemasan paket wisatanya lebih sederhana yaitu dengan mengurangi overload capacity kawasan. Sehingga strategi paket aktivitas wisatanya akan
pemanfaatan kawasan sesuai dengan kebiasaan yang sudah berlangsung yaitu berenang, swafoto, disesuaikan dengan kondisi eksisting dan proyeksi kebutuhan periode berikutnya.
kuliner (bakar ikan dan makan bersama). Sedangkan untuk wisatawan dari luar daerah (domestic dan
mancanegara) kemasan wisata dapat dipadukan dengan wisata edukasi dan wisata minat khusus REKOMENDASI TEMA AKTIVITAS WISATA
seperti susur pantai, mangrove, snorkeling, dan pengamatan satwa disekitar kawasan.
KOTA JOGO BEACH TOURS
WISATA BAHARI PANTAI UTARA
WATUAPI SAFARI TOURS
Kemasan wisata dengan tema alam laut menggunakan moda transportasi kapal, dengan pemanfataan
pantai Kota Jogo sebagai dermaga labuhnya, sehingga menjadi pintu masuk kawasan wisata perairan.
Rute jarak pendek, menengah dan jarak jauh menjadi pilihannya, misalkan Pantai Kota Jogo – Pu’u Nio KOTA JOGO ECOTOURISM (AGROTOURISM)
/ Gae Nge, Pantai Kota Jogo – Marapokot, Pantai Kota Jogo - Nusa Kinde
KOTA JOGO - KINDE BLUE SAFARI TOURS
WISATA SAFARI WATU API (TOTOMALA)
Kondisi unik wilayah perairan pantai utara yang berbatasan langsung dengan Kawasan peternakan NUSA KINDE THE PEARL OF NAGEKEO TOURS
komunal (Ranch) yang berada di Kawasan hutan milik pemerintah yang didominasi oleh pohon asam usia
ratusan tahun memilki daya tarik sebagai wisata minat khusus ekowisata dengan nilai edukasi tentang
ekologi, peternakan dan perkebunan. Kelengkapan potensi akan menjadi daya dukung kawasan untuk KABUREA EDUTOURS
wisata integratif.
PU’U NIO EXPERIENTIAL TOURS
WISATA BAHARI NUSA KINDE
Mengunjungi pulu Nusa Kinde memiliki beberpa pilihan, yaitu antara jalur laut atau jalur darat. Jalur laut
dapat ditempuh melalui pantai Kota Jogo sedangkan jalur darat dapat melalui pantai Kaburea di Tenda
Kinde dengan durasi dan jarak tempuh lebih dekat terutama bagi wisatwan yang dating dari akses
kabupaten Ende (Maukaro). Wisata menikmati kawasan pantai di nusa kinde dapat dengan aktivitas
Snorkling, Diving, Camping, dan Sailing.
THE RING OF KOTA JOGO - KINDE TRAVEL PATTERN

DAERAH TUJUAN WISATA UNGGULAN THE RING OF KOTA JOGO - KINDE


PANTAI KOTA JOGO

PANTAI PU’U NIO

PULAU NUSA KINDE - KABUREA


PANTAI KOTA JOGO

C
A B
Peta 20 destinasi wisata unggulan kabupaten Nagekeo

A
Aktivitas Wisata The Ring of Kota X 326730,6510 Y 9050417,9047

Jogo - Kinde PANTAI PU’U NIO

B
X 325291,0527 Y 9051100,1690
PULAU NUSA KINDE

C
X 335031,0535 Y 9052712,3554
3 JAM 8 JAM
1 2
SIGHT SEEING KOTA JOGO BLUE SAFARI TOUR
1
Perjalanan dapat ditempuh dari kota Mbay selama 60 Aktivitas dimulai dari pantai Kota Jogo pada pagi
menit menggunakan kendaraan bermotor melewati hari, wisatawan menggunakan perahu motor menuju
5
ruas trans Flores utara, wisatawan dapat singgah pulau Nusa Kinde kurang lebih selama 60 menit,
10 3 4
sejenak menikmati tanjung Nangateke. pintu masuk untuk melakukan aktivitas hiking, snorkeling, dan
Kawasan Kota Jogo untuk berswafoto. Pantai Kota menikmati sajian kuliner ikan bakar sebagai makan
1
Jogo memiliki Kawasan yang luas untuk dapat siang. Setelah selesai di wisata pantai, wisatawan
10 2 3
5 dinikmati, bagian sisi barat sebagai wisata air yang menuju pantai Ga’e Nge atau Pu’u Nio untuk
1 4
23 populer, sedangkan zona tengah dapat digunakan melanjutkan perjalanan menuju hutan asam Watuapi
8 5 6
4 untuk dermaga akses transportasi laut untuk untuk menikmati trekking ringan atau berkuda
6 menikmati hutan mangrove Nusa Dinanga. Durasi diantara kesejukan pepohonan serta mencicipi coffee
7
singkat dapat dilakukan wisatwan untuk sejenak break dititik penjemputan. Sore hari sambal kembali
9
menikmati suasana pantai. ke kota Mbay wisatawan singgah sejenak untuk
10
menikmati sunset di tanjung Nangateke dan makan 7 8
6 JAM malam di Kota Mbay.
ENJOY KOTA JOGO
1 EXPERIENTIAL TOURS
Aktivitas dimulai dari pantai Kota Jogo. , wisatawan
dapat terlebih dahulu melakukan tur laut 2 HARI 1 MALAM
menggunakan perahu motor untuk menikmati Aktivitas minat khusus menjadi unggulan kawasan 9 10

Kawasan pantai diantaranya ke Watu Ndoa dan Batu dengan tema petualangan, yaitu wisatawan dapat

Putih serta ke Nusa Dinanga. Setelah itu wisatawan berkemah dan melakukan aktivitas wisata laut

dapat bermain air dipantai diselingi dengan memancing bersama masyarakat dan terlibat dalam

menikmati sajian kulier khas pesisir yang disediakan keseharian nelayan sehingga mengetahui kegiatan

oleh masyarakat setempat sosial dan budayanya. Kegiatan akan dilakukan


diseluruh Kawasan dengan menunjungi spot hutan
EXPERIENTIAL TOURS
asam, hutan koli (gebang), padang garam, mangrove,
pantai, hingga tour laut dan akomodasi dengan cara
camping dan proses berburu untuk mendapatkan
bahan makanan serta memanen sayuran organik,
sagu, memasak tradisional adalah aktivitas unik
masyarakat yang jarang ditemui dilokasi lain.
THE GREAT EBULOBO NATURE & CULTURE EXPERIENCE
The Ring of
EBULOBO Kegagahan gunung Ebulobo sebagai gunung api aktif tertinggi kedua di Komoditi perkebunan yang menjadi sektor unggulan sebagai bagian
pulau Flores yaitu 2142 Mdpl menjadi daya tarik kawasan dengan dari atraksi wisata yang disajikan sebagai kemasan ekowisata dengan
keragaman asetnya, khususnya wisata alam dan budaya yang keterlibatan tamu untuk mendapatkan pengalaman berwisata.
berbatasan langsung dengan kabupaten Ngada. Tematik kawasan Perpaduan wisata alam dan olahraga rekreasi menjadi bagian dalam
sebagai destinasi wisata berbasis alam berbalut nilai-nilai budaya wisata kebugaran yang tepat dikembangkan dikawasan ini, seperti
dikembangkan dengan pertimbangan konservasi dan keterlibatan olahraga lari, bersepeda, wahana kebugaran Spa, dan kuliner
masyarakatnya. Kampung adat Boawae memiliki nilai sejarah tradisional yang memanfaatkan rempah lokal seperti pala, kemiri,
kabupaten Nagekeo, kekayaan potensi perkebunan dan pertanian di cengkeh, kelapa. Pertumbuhan amenitas dan akomodasi seperti
wilayah Kelewae, kesiapan masyarakat diperkampungan adat Pajoreja, Homestay, resort, villa menjadi salah satu model pengembangan yang
serta keunikan kawasanpantai Enagera di wilayah selatan adalah selaras dengan material lokal sehingga pembangunan dengan tetap
generator wisata di gunung Ebulobo. menonjolkan keaslian alam, budaya, adat dan sosial daerah.

DAYA TARIK WISATA BOAWAE PAJOREJA


UNGGULAN
GUNUNG EBULOBO

KAMPUNG ADAT
BOAWAE

KAMPUNG ADAT
PAJOREJA
KELEWAE ENAGERA
PANTAI ENAGERA

KAMPUNG ADAT
KELEWAE

CEKUNGAN SOA
STRATEGI TRAVEL PLANNER
WISATA PENDAKIAN GUNUNG EBULOBO WISATA BAHARI ENAGERA
Wisata minat khusus petualangan adalah salah satu unggulan kawasan ini dengan lokasi basecamp Pantai Enagera menjadi primadona masyarakat lokal sebagai destinasi wisata alam bahari ketika akhir
pendakian berada di desa Mulakoli. Kesiapan masayrakat untuk ketersediaan homestay, pemandu pekan karena daya tarik ombak, pasir pantai dan fasilitas yang sudah sangat lengkap. Kegiatan event
daan telah memiliki status desa wisata akan membuat wisatawan memiliki kemudahan informasi, telah berlangsung setahun sekali oleh keterlibatan masyarakat sekitar. Sehingga pantai Enagera yang
kebutuhan pendakian, dan prosedur keamanan yang perlu ditingkatkan serta ketersediaan jalur berdekatan dengan kabupaten Ngada menjadi andalan Kawasan Ebulobo.
pendakian yang baik.

WISATA BUDAYA BOAWAE WISATA MINAT KHUSUS PETUALANGAN


Kampung adat Boawae yang memiliki nilai histori dengan lokasi yang sangat strategis diruas jalur trans Wisatawan yang menikmati aktivitas wisata luar ruang sangat cocok berada di Kawasan ini, perjalanan
Flores selatan tepat menjadipilihan wisatawan menjadi destinasi wisata budaya dengan kelengkapan dengan tantanagan menggunakan sepeda, motor, atau campervan lokasi-lokasi yang tersebar adalah
atraksi tenun tradisional kelompok Sa Ate dengan pewarnaan alami dan ketersediaan homestay yang perhentian dan destinasi yang tepat untuk eksplorasi kampung-kampung adat dengan masyarakatnya
sudah baik. Perpaduan wisata warisan budaya adalah salah satu strategi segmen wisatawan umum dan yang ramah serta kondisi perkampungan yang unik secara arsitektur, pola kampung, serta ritual prosesi
minat khusus. budayanya.

KELEWAE EKOWISATA & KULINER TRADISIONAL OLAHRAGA PARIWISATA EBULOBO


Ekowisata semakin diminati oleh wisatawan karena dengan kemasan ini mereka dapat menikmati alam Kondisi geografi dan topografi Kawasan Ebulobo tepat menjadi venue penyelenggaran kegiatan olahraga
dengan suasana pegunungan, sejuk, serta memiliki tingkat polusi rendah yang bermuatan edukasi. pariwisata seperti lari, bersepeda, memancing dengan ketersediaan rute dan jalur alaminya. Perpaduan
Wdidukung dengan sajian kuliner yang dipersiapakan oleh masyarakat secara tradisional dengan rasa olahraga dan budaya menjadi daya tarik wisatawan atau peserta yang dapat melakukan aktivitasnya
otentik akan semakin menambah daya tarik ekowisata di Kelewae yang kaya akan rempah, pertanian bersamaan sehingga tematik “one stop sport experiences” akan mereka dapatkan mulai dari olahraga,
padi, kopi, hutan bambu. amenitas, atraksi, dan lingkungannya.

WISATA ALAM DAN BUDAYA PAJOREJA EBULOBO FESTIVAL


Perpaduan panorama gunung Ebulobo dengan laut Sawu menjadi keunikan kampung adat Pejoreja yang Rangkaian kegiatan bertema budaya dan alam yang diselenggarakan di tempat dalam Kawasan ini akan
telah memiliki sejumlah homestay yang sangat baik di wilayah selatan gunung Ebulobo. Kreativitas menjadi magnet pengunjung dari semua segmen dan jenis wisatawan. Karena dengan tematik festival
masyarakat sebagai “Host” menjadi kampung Pajoreja telah menjadi destinasi prioritas untuk menikmati maka jumlah peserta dan penonton akan menjadi perhelatan yang mendatangkan keuntungan bagi
wisata alam dengan sajian atraksi wisata budaya oleh sanggar seni. masyarakat. Misal Ebulobo Adventure Festival, Ebulobo Culture Festival, Ebulobo Running, Ebulobo
summit festival, dan lain sebagainya.
THE RING OF EBULOBO TRAVEL PATTERN
Menyajikan tema wisata bahari dengan keunikan masing-masing lokasi potensi wisata, sehingga
diversifikasi produk dan program wisata akan sangat bervariasi. Pilihan wisatawan sesuai dengan
minat dan ketersediaan waktu akan mampu menjadi pembagian jumlah kunjungan sehingga akan
mengurangi overload capacity kawasan. Sehingga strategi paket aktivitas wisatanya akan
disesuaikan dengan kondisi eksisting dan proyeksi kebutuhan periode berikutnya.

REKOMENDASI TEMA AKTIVITAS WISATA


PENDAKIAN EBULOBO 2142

EBULOBO ADVENTURE & CULTURE FESTIVAL

KULINER DAPUR MAKAN KELEWAE

BOAWAE CULTURE TRIP

ENAGERA BEACH TOUR

EXOTIC PAJOREJA VILLAGE TOUR

EBULOBO ECOTOURISM

EBULOBO ADVENTURE BLENDED WITH CULTURE TOUR

EBULOBO RUNNING
THE RING OF EBULOBO TRAVEL PATTERN

DAERAH TUJUAN WISATA UNGGULAN THE RING OF EBULOBO


KAMPUNG ADAT BOAWAE

KAMPUNG ADAT PAJOREJA

KAMPUNG KELEWAE

GUNUNG EBULOBO KAMPUNG ADAT BOAWAE


A B
KAMPUNG ADAT PAJOREJA

Peta 20 destinasi wisata unggulan kabupaten Nagekeo


X 298343,0710 Y 9030330,5926 X 301577,8273 Y 9021756,2932
PANTAI ENAGERA

CEKUNGAN SOA ARCHEOLOGICAL SITE


Aktivitas Wisata The Ring of
Ebulobo

F A C D
KAMPUNG KELEWAE GUNUNG EBULOBO
X 297898,3868 Y 9023598,7142 X 301027,2764 Y 9025178,4963
D
C
B

E
E F
PANTAI ENAGERA CEKUNGAN SOA (ARCHEOLOGICAL SITE)
X 302629,1861 Y 9016697,9883 X 294587,3916 Y 9035738,3120
3 JAM 12 JAM
1 2
JELAJAH BUDAYA & E KRAF EBULOBO EDU ECOTOURISM
EBULOBO Wisata minat khusus bertema pendidikan dapat
erjalanan dapat ditempuh dari ruas jalan trans selatan
2 disajikan kepada setiap segmen wisatawan, karena
Flores menuju adat Boawae untuk menikmati
wisata edukasi yang ditawarkan dengan kemasan
kampung adat dan tenun warna alam oleh kelompok 3 4
lingkungan alam dan dilakukan Bersama masyarakat,
tenun Sa Ate ditempat itu wisatawan dapat belajar
sehingga keseruan aktivitas akan lebih menarik dan
proses menenun sekaligus berbelanja hasil kerajinan
unik. Pemanfaatan perkebunan, transportasi lokal,
tenun dan anyaman khas kecamatan Boawae.
aktivitas masyarakat menjadi daya tarik untuk
Perhentian berikutnya kurang lebih menempuh waktu
4 wisatawan. Mengunjungi dari satu desa ke desa yang
20 menit menuju Kelewae untuk menikmati 5 6
lain sesuai dengan keunikan kontenya menjadi sajian
sejuknya suasana kaki gunung Ebulobo dengan
3 “Eco Cultural trails” adalah nilai jual kawasan
kekayaan ekologinya, termasuk cengkeh pada waktu
2 Ebulobo. Wisata petik kopi, proses kopi, petik
8 musim panen antara November sampai dengan
cengkeh, panen pala, pembuatan moke, kegiatan
januari. Sajian kuliner lokal Manu Po’o dapat
7 berburu, serta cerita tentang mitologi Ebugogo 7 8
4 dinikmati sebagai makan siang di dapur makan warga
sebagai mahkluk yang mendiami gunung Ebulobo
1 sebagai produk unggulan Gastronomi.
menjadi rangakaian wisata yang memiliki nilai jual

6 JAM tinggi sebagai Quality Tourism.


5
EBULOBO SIGHTSEEING EXPERIENTIAL & ADVENTURE
6
Mengunjungi pantai Enagera untuk menikmati TOURS SPECIAL INTERESTED TOURS
5
suasana pantai, dilanjutkan menuju kampung Pajoreja 2 HARI 1 MALAM
6
untuk menikmati keunikan suasana kampung di Wisatawan yang menyukai petualangan dan minat
lereng gunung Ebulobo dengan pemandangan laut khusus dapat memilih Ebulobo sebagai destinasinya.
Sawu serta menikmati makan siang khas. Aktivitas khususnya Sport & Wellness Tourism atau wisata

wisata lain dapat melakukan trekking atau ecological olahraga dan kebugaran. Kategori petualangan sangat
trails kebun pala, cengkeh, kemiri sekligus proses bervariasi mulai kecil, sedang hingga extreme cocok
1
pembuatan sirup pala, memasak nasi bambu, dan dikembangkan. Wisata pendakian gunung Ebulobo.
pembuatan Moke atau minuman tradisional. melalui desa Mulakoli, Motobiking Ebulobo Series,
trail running 10 K hingga Ultrarun, arkeological trails
3
Cekungan Soa. atau wisata Volunteerism dengan
hidup dan tinggal di kampung adat selama kurun
waktu tertentu untuk misi khusus biasanya adalah
Pendidikan, Bahasa, atau lingkungan.
THE EXPERIENCE OF KOTO EXOTIC CULTURE & NATURE
The Ring of KOTO
Nama Koto diambil dari bukit tertinggi ketiga di kabupaten Nagekeo Lokasi kampung adat yang kebanyakan berada pada ketinggian yang
yaitu “Keli Koto” yang berada di kecamatan Keo Tengah dan menjadi dikelilingi oleh hutan adat, maka nilai keaslian msayarakat dalam
bagian dari masyarakat adat disekitar bukittersebut. Tourism Magnetic memelihara alamnya adalah bagian dari kemasan wisata yang
dari Kawasan tersbut dapat dirasakan ketika memasukinya yang ditawarkan kepada wisatawan untuk terlibat kepada wisat
didominasi perkebunan kelapad dan pisang disepanjang jalur pantai bertanggungjawab. Termasuk wilayah perairan yang memiliki potesni
selatan, serta dominasi hutan dengan perkebunan kakao dan kemiri di wisata bahari, kondisi pantai dan lautnya masih terlihat bersih dan
jalur menuju kecamatan Nangaroro. Kekayaan alam yang heterogen “perawan” karena terbatasnya pengunjung. Sehingga kemasan wisata
didukung dengan nilai-nilai adat budaya yang masih melekat erat pada “premium” secara perencanaan, pengembangn, dan tata kelola
masyarakatnya maka kawasan ini tepat menjadi destinasi dengan berbasis masyarakat adalah kunci daya tarik wisatanya. Potensi tidak
tematik wisata budaya dan alam. terlalu banyak namun berkualitas sebagai modal Kawasan The Ring of
koto menuju destinasi pariwisata berkelanjutan.

KAMPUNG ADAT WAJO KAMPUNG ADAT


DAYA TARIK WISATA PAUTOLA
UNGGULAN
KAMPUNG ADAT
PAUTOLA

KAMPUNG ADAT WAJO

PANTAI MAUWELU - PANTAI MAUWELU – PANTAI MAUWELU –


ENABHALA ENA BHALA ENA BHALA
THE RING OF KOTO TRAVEL PATTERN
Dominasi wisata alam dan budaya dikawasan ini terdapat pada keunikan atraksi
DAERAH TUJUAN WISATA UNGGULAN THE RING OF wisata yang diselenggarakan dikampung adat Pautola dan kampung adat Wajo.
KOTO Sedangkan daya Tarik wisata alam terdapat pada daerah pesisir pantai selatan
yaitu pantyai enabhala dan pantai Mauwelu yang dipasahkan oleg bukit
Wodowatu di desa Keli. Perpaduan wisata alam dan budaya dapat dijumpai di
KAMPUNG ADAT PAUTOLA desa udi dan desa worowatu serta perjalanan wiaata petualangan di desa
Ngera dan Lewa Ngera dapat menjadi pilihan wisatawan untuk mengunjungi
KAMPUNG ADAT WAJO Kawasan The Ringof Ebulobo melalui akses jalan yang sudah terhubung tetapi
medan yang menantang menuju Mauponggo. Hasil perkebunan berupa pisang,
kelapa, kemiri, dan coklat menjadi potensi pengembangan produk ekonomi
PANTAI MAUWELU – ENABHALA
kreatif, seperti VCO, Minyak Kemiri dan coklat Kobar yang sudah dipasarkan di
A beberapa daerah.
Peta 20 destinasi wisata unggulan kabupaten Nagekeo KAMPUNG ADAT PAUTOLA
X 312976,6353
298343,0710 Y 9020738,8171
9030330,5926
REKOMENDASI TEMA AKTIVITAS WISATA
B A
Aktivitas Wisata The Ring of Koto
WISATA SENI PERTUNJUKAN

WISATA BAHARI LAUT SAWU


C B
KAMPUNG ADAT WAJO
301577,8273 Y 9020778,4108
X 311721,7193 9021756,2932 WISATA BUDAYA DAN PETUALANGAN KOTO

WISATA BELANJA EKONOMI KREATIF

WISATA MINAT KHUSUS PETUALANGAN

C WISATA PANTAI MAUWELU - ENABHALA


PANTAI MAUWELU - ENABHALA
X 297898,3868
307818,4197 Y 9023598,7142
9016710,5665
STRATEGI TRAVEL PLANNER
WISATA BUDAYA KEO TENGAH WISATA MINAT KHUSUS EXPERIENTIAL
Aktivitas wisata dengan tema budaya dapat disajikan dengan piliha n durasi singkat hingga menengah Wisata petualangan di Kawasan The rIng of Koto dapat dikombinasikan dengan berbagai jenis aktivitas,
karena potensi berada tidak jauh dengan jalur utama kolektor, tetapi terdapat beberapa lokasi perlu misalnya budaya dengan olahraga yaitu trekking dengan heritage trails, sehingga jalur yang dipakai
menggunakan moda transportasi khusus dengan konsekuensi durasi lebih lama sehingga jenis wisata menggunakan jalur masyarakat untuk beraktivitas tetapi “local host” menjadi pemandu utama yang
petualangan alam dan budaya dapat menjadi soulsi sebelum perbaikan dan peningkatan kualitas menguasai konten wisata agar wisatawan merasa ikut menjadi bagian dari sosial budayanya.
infrastruktur diselesaikan.

WISATA BAHARI PREMIUM PRODUK E KRAF BERBASIS PERKEBUNAN


Kawasan ini memiliki potensi pengembangan wisata bahari dengan segmentasi menengah dan atas Kondisi geografi dan topografi Kawasan sudah memiliki kelebihan yaitu kekayaan hasil bumi perkebunan
karena ketersediaan lahan yang memiliki nilai jual panorama serta suasana yang berkarakter dengan yang mendominasi, sehingga nilai tambah dari komoditi ini menjadi konten wisata yang berbasis
tematik “place to hideaway” atau tidak mudah dijangkau oleh wisatawan massal. Sehinga pertanian dan perkebunan untuk dapat ditingkatkan nilainya dengan membuat produk berkualitas,
pengembangannya dapat menggunakan pendekatan yang berbeda dan pembangunan yang sehingga proses pembuatan komoditi menjadi produk olahan akan menjadi wisata edukasi. Sebagai
bertanggungjawab terhadap ekosistem, sosial dan lingkungan. Lokasi tersebut adalah pantai Mburu, contoh VCO Ratu Keo, coklat Kobar, Minyak Kemiri di kampung Lewa yang dapat menjadi ikonik daerah
Ena Bhala, Bukit Wolowatu, Pantai Mauwelu yang berada di desa Keli. Sehingga akses yang selama ini serta diversifikasi produk yang bernilai ekonomi tinggi
menggunakan jalur laut dari Maunori dapat dipotimalkan kualitas perahu serta sumber daya manusia,
sedangkan pilihan lain adalah menggunakan jalur darat dari arah Mauponggo melewati jalan desa yang
bias digunakan sebagai jalur masuk dan jalur keluar menuju destinasi dari arah yang berbeda.
KOTO FESTIVAL
Penyelenggaraan festival sebagai sarana pengenalan potensi wisata dapat dihelat di lokasi-lokasi
SENI PERTUNJUKAN DESA WISATA strategis atau bahkan dilakukan di kamoung adat dengan isian acara yang variative tetapi memiliki tema
khusus atau ikonik yang dapat menaikkan citra Kawasan untuk dapat menarik pengunjung yang sudah
Kampung adat Wajo dan Pautola yang telah ditetapkan sebagi desa wisata dapat dikembangkan dengan
ditetapkan secara pasti selama satu tahun sekali.
cara aktivasi seni pertunjukan berbasis prosesi budaya yang dapat dimodifikasi sebagai kalender of event
namun substansi budaya dari kegiatan tetap wajib dilaksanakan utuh. Sehingga wisatawan yang ingin
menyaksikan kesenian tradisi yang unik dapat dipertontonkan di “lokasi baru” sebagai hiburan kesenian.
Kedua desa tersebut dapat bekerjasama dalam melakukan rencana dan konten pertunjukan sesuai
dengan kearifan lokalnya, agar seni tradisi yang sudah ada dapat menjadi bagiannya seperti music Ndoto
, go denga, sepa api atau dero.
3 JAM EXPERIENTIAL TOUR 2 HARI 1 2 1
JELAJAH BUDAYA KEO TENGAH MALAM

Perjalanan dapat ditempuh dari kecamatan pintu Apabila wisatwan ingin menginap di Kawasan ini,
masuk timur The ring of Lena yang berbatasan akan tepat dilakukan dengan kedatangan kurang lebih
langsung dengan Kawasan ini. Budaya Keo Tengah sore hari untuk menikmati sunset di kampung adat 3
dapat dikunjungi di kampung Pautola 3 dan Udi, dan bermalam di homestay penduduk. Pagi hari
Kampung Wajo 4 untuk mengamati dan belajar melakuakan aktivitas trekking di sekitar kampung
5
kebudayaan mulai dari rumah adat, museum budaya, Worowatu sekaligus mengunjungi pembuatan
perlengkapan serta simbol-simbol budaya yang masih proses VCO oleh komunitas Ratu Keo. Petik kelapa
terawat dengan baik. Kunjungan singkat ini ideal muda dan belajar tentang ekologi perkebunan warga 4

dilakukan bagi wisatawan yang ingin menikmati kakao, pala, kemiri, dan kelapa yang menjadi bagian
indahnya jalur pantai selatan menuju ke The ring of menarik dari kemasan ekowisata Keo Tengah.
8 7 4 3
Ebulobo. Perjalanan selanjutnya dapat singgah di Kotawuji
6 6
Barat untuk membeli oleh-oleh khas Keo Tengah
5
6 JAM yaitu Coklat Kobar hasil kelompok masyarakat. Jalur
5 6

JELAJAH PANTAI SELATAN KEO akses the Ring of Koto ini menghubungkan langsung
2 1 TENGAH ke kawasan The ring of Lena.
Wisatawan dapat berkunjung ke pantai yang eksotis,
tenang dan jauh dari keramaian dengan panorama
KEO TENGAH ADVENTURE TOUR
alam pantai Sawu serta perbukitan khas Nagekeo.
8 JAM 7 8
2 Wisata petualangan Motobiking atau mobil offroad
Pantai pasir putih Enabhala ditempuh dengan
menjadi pilihan wisatawan untuk menembus medan
durasi kurang lebih 30 menit menggunakan perahu
1 menantang Kawasan ini yang menyimpan keindahan
motor dari dermaga Maunori. Pantai Mauwelu
wisata budaya disepanjang jalur yang menyusuri
yang berseberangan dengan pantai Enabhala
pantai selatan, perbukitan Koto, pegunungan,
dipisahkan dengan tanjung wodo weta sebagai ikonik
diantaranya adalah kampung Lewa 7 , kampung
daerah ini. Perjalanan wisatawan dapat diteruskan 8
Ngera. . Disepanjang perjalanan kondisi jalur yang
langsung menuju ke Mauponggo melewati jalan desa
bervariasi menjadi tantangan tersendiri untuk
yang menantang dengan durasi yang lebih singkat
eksplorasi wisata alam dan budaya yang tembus
menuju Kawasan Ebulobo.
hingga Mauponggo di The Ring of Ebulobo.
THE GATE OF BEAUTY CENTRE OF FLORES
The Ring of LENA
The Ring of Lena memiliki Kawasan yang luas dan berbatasan dengan Bentang alam bahari pesisir selatan the Ring of Lena menjadi daya
empat Kawasan lainnya dengan kelengkapan potensi wisata alam, tarik untuk wisata alam karena keunikan lansekapnya yang akan
budaya dan buatan yang merata. Kawasan ini diambil dari nama bukit berkembang dengan cepat karena daya dukung pembangunan
di desa Degalea yang terkenal dengan wisata religi bukit rohani Lena infrastruktur jalan penghubung ke The ring of Koto, khususnya
yang telah memiliki musim kunjungan berdoa oleh jemaat umat pengembangan amenitas bertaraf Internasional yang memiliki
katolik dari kabupaten Nagekeo atau masyarakat Flores pada pemandangan 360’ yaitu laut Sawu,perbukitan dan perkebunan khas
umumnya. Pusat Kawasan berada di pantai Ria yang lengkap dengan pesisir. Wilayah utara adalah zona Kawasan savana luas dan potensi
fasilitas, sarana dan pra sarana termasuk telah tumbuhnya penginapan budaya, yaitu di sekitar kampung adat Natalea (Raja Ola) yang masih
yang berkualitas oleh pihak swasta yang berada di Kawasan pintu memiliki rangkaian prosesi budaya Tinju Adat Etu, Esu Kose, tandak,
masuk kabupaten yang berbatasan dengan Ende. dengan lokasi yang sangat strategis diruas jalan trans Flores selatan,
sehingga mampu menjadi faktor penarik potensi lainnya yang berada
di zona tersebut.

PANTAI RIA PANTAI TONGGO


DAYA TARIK WISATA
UNGGULAN
PANTAI RIA

PANTAI TONGGO

BUKIT ROHANI LENA

KAMPUNG ADAT NATALEA


(RAJA OLA)
THE RING OF LENA TRAVEL PATTERN
Aktivitas wisata pada kondisi geografi alam perbukitan, bahari, savana menjadi
DESTINASI WISATA UNGGULAN THE RING OF LENA karakteristik The Ring of Lena diantara pusat kawasan dan sub pusat Kawasan.
Sehingga kemasan wisata yang bervariasi dapat dipadukan didalam ata antar
kawasan. Kawasan pantai Ria dapat menjadi bagian pola perjalanan wisata ke
arah The Ring of Mbay atau The Ring of Koto, oleh karena itu disebut sebagai
PANTAI RIA “Gate” atau pintu masuk jalur wisata. Destinasi yang dikembangkan akan
menjadi titik picu Kawasan khususnya dalam hal amenitas dan akomodasi
PANTAI TONGGO dengan lokasi strategis, saleable, dan memiliki karakteristik Nagekeo. Untuk
wisata budaya dapat dikombinasikan dengan wisata religi atau Pilgrimage di
Bukit rohani Lena yang menjadi Kawasan kampung adat Lea.
KAMPUNG ADAT NATALEA
(RAJA OLA) A
Peta 20 destinasi wisata unggulan kabupaten Nagekeo PANTAI RIA
312976,6353 9020738,8171
298343,0710 Y 9028149,9452
X 323161,0841 9030330,5926 REKOMENDASI TEMA AKTIVITAS WISATA

Aktivitas Wisata The Ring of Koto WISATA RELIGI / PILGRIMAGE


A
WISATA BAHARI PANTAI RIA
C
B B
PANTAI TONGGO WISATA BAHARI PANTAI TONGGO
301577,8273 YY9028149,9452
XX 323161,0841
311721,7193 9021756,2932
9020778,4108
WISATA OLAHRAGA DAN KEBUGARAN

WISATA BUDAYA

WISATA REKREASI BUATAN


C
BUKIT ROHANI LENA
312648,8012 Y 9025036,9965
X 297898,3868
307818,4197 9023598,7142
9016710,5665
STRATEGI TRAVEL PLANNER
WISATA BAHARI NANGARORO WISATA OLAHRAGA DIRGANTARA
Aktivitas wisata alam bahari dengan durasi singkat dan menengah untuk menikmati suasana pantai Karakter topografi di sekitar wilayah pantai Ria sesuai digunakan untuk kegiatan wisata olahraga udara
selatan dengan karakternya dengan kegiatan sightseeing, memancing, atau sekedar berjemur disekitar seperti paralayang, trike, gantole dengan cara penyelenggaraan festival atau menyiapkan sumber daya
pantai. Cocok untuk wisata keluarga karena suasana kesejukan disekitar pantai sebagai tempat piknik. manusia sebagai operator wisata extreme agar wisatawan dapat melakukan tandem untuk menikmati
indahnya pemandangan pantai selatan dan perbukitan.
WISATA BUDAYA NATALEA
Penyelenggaraan prosesi adat dengan salah satu rangkaiannya adalah tinju adat atau Etu dapat INTEGRATED REST AREA
menjadi kalender wisata rutin tahunan yang dapat dinikmati wisatawan yang telah merancang liburan
dengan waktu yang terjadwal. Lokasi kampung adat Natalea yang berada dijalur selatan Trans Flores Keberadaan titik lokasi strategis pintu masuk Kawasan di sekitar jalan arteri nasional, memungkinkan
memungkinan digarap secara lebih baik agar kemasan prosesi adat dapat dipadukan dengan konsep dibuat pusat informasi pariwisata atau TIC terintegrasi sekaligus sebagai pusat penjualan souvenir,
pariwisata tanpa mengubah dari makna prosesi atau ritual adat. tempat istirahat sementara sentra kuliner dengan daya dukung amenitas dan akomodasi yang telah
mulai tumbuh.

WISATA RELIGI BUKIT ROHANI LENA


Jadwal kegiatan upacara keagamaan Katolik yang dilaksanakan di bukit Rohani Lena adalah peluang bagi
WISATA REKREASI BUATAN
masyarakat sekitar sebagai pelaku pariwsata dengan cara menata lokasi, membuat paket wisata, Perlu disediakan wisata rekreasi buatan disekitar pantai atau perbukitan yang sering disebut “theme
meningkatkan produk ekonomi kreatif sesuai dengan tema agar kunjungan umat yang sudah regular Park” sebagai destinasi wisata massal yang tetap memperhatikan protocol kesehatan. Pembangunan itu
berlangusng memiliki nilai tambah atau manfaat secara ekonomi. Menguatkan narasi sebagai salah satu diperlukan karena lokasi yang dekat dengan kabupaten Ende serta peluang pasar yang bagus dilihat dari
konten media promosi tentang sejarah dan religi bukit Lena menjadi daya tarik daerah tujuan wisata. jalur,konektivitas, dan ketersediaan potensial market pengguna jalan, masyarakat local atau dari kota
kabupaten sekitar.
3 JAM 6 JAM CULTURAL EXPERIENTIAL TOUR 2
WISATA PANTAI NANGARORO WISATA RELIGI BUKIT ROHANI HARI 1 MALAM
LENA
Liburan durasi singkat dengan segmen masyarakat Kemasan wisata minat khusus bagi wisatwan yang
Kunjungan jemaat dari umat Katolik ke bukit Rohani 4
lokal untuk menikmati wisata pantai selatan pantai ingin mengikuti prosesi adat di kampung adat Natalea
3
1 Lena menjadi segmen utamanya, perjalanan
Ria atau pantai Tonggo. 2 Aktivitas wisata air oleh dalam rangkaian ritual mulai Esu Kose, tandak, Etu
dilakukan dari segala arah dengan pintu masuk
masyarakat sebagai operator wisata tirta sehingga selama 2 hari 1 malam untuk mendapatkan
melalui Kota Keo, sehingga setelah kegiatan utama,
wisatawan memiliki kegiatan selama berada di sekitar pengalaman “Live In Cultural Village”. Oleh karena
peziarah atau umat dapat diberikan kemasan wisata
pantai. waktunya hanya terbatas, maka ketersediaan paket
mengunjungi kampung adat Lea atau melanjutkan ke
dapat dibuat Exclusive dengan cara booking dari
4
Kawasan selatan menuju kubur putih Geronimo di
waktu sebelumnya yang dikelola dalam bentuk
pantai Tonggo.
kerjasama desa dengan tour operator. Kegiatan in
berada di satu Kawasan kampung adat, dandapat
3
1 dikombinasikan dengan aktivitas wisata ke Kawasan
2
lain.

2 4 3

1
Kampung Adat Boawae Kampung wisata memiliki aktivitas
KAMPUNG WISATA kesenian bersama yang dilakukan
dalam grup kelas kecil. Kelas tersebut
Kampung Wisata merupakan destinasi berbasis
akan membuat para warga dan
Community Based Tourism, yang memiliki beragam
wisatawan saling bertukar pemahaman
variasi aktivitas. Kampung wisata yang dilengkapi
mengenai budaya Nagekeo
dengan fasilitas-fasilitas pendukung seperti:
Jam aktivitas: 10:00 – 15:00

Kelas Kuliner bersama Mendekati siang hari diadakan kelas


kuliner dengan sajian khusus Nagekeo.
Blm nemu foto Sedangkan pada kelas sore berfokus
pada makanan ringan ditemani dengan
kopi khas.

Kampung Adat Wajo Kampung Adat Kampung Adat


Dheresia Boanio Jam aktivitas: 11:00 – 16:00

Pada malam hari, para wisatawan


dapat tetap menjelajahi kampung
wisata. Beberapa gang diberi
pencahayaan sehingga menjadi unik.
Api unggun juga memungkinkan untuk
wisata malam hari
Kampung Adat Kampung Kampung adat Jam aktivitas: 18:00 – 05:00
Kawa Adat Nggolonio Nunungongo Kegiatan malam hari
Ragam Aktivitas di Nagekeo
#Aktivitas The Ring of Toursim

Paket wisata Nagekeo sesuai


tematik yang ada dan dapat
ditentukan dengan pola
kombinasi destinasi di dalam
The Ring of Tourism atau antar
The ring of Tourism.
Destinasi Unggulan

TRAVEL PATTERN MIKRO

KAB. NAGEKEO
Untuk mendukung
pengembangan kepariwisataan Wisata Jantung Pulau Flores (Journey
Kabupaten Nagekeo diperlukan Into The Heart of Flores) akan menjadi
kajian Travel Pattern Makro & sebuah alternatif wisata yang sangat
Mikro pada Nagekeo The Ring of
Tourism lengkap di Kabupaten Nagekeo.

Pola Perjalanan yang terbentuk bisa


dikombinasikan didalam Kawasan atau
antar Kawasan The Ring of Tourism.
RAGAM AKTIVITAS WISATA
TRAVEL PATTERN MIKRO RING OF TOURISM
STRUKTUR JALUR WISATA
THE RING OF MBAY

WISATA BUDAYA WISATA BAHARI WISATA KOTA

• Simpul Pelabuhan Marapokot berfungsi sebagai interchange yang


mewadahi dua jenis transportasi umum, yaitu transportasi udara dan
transportasi darat berupa angkutan kota menuju pusat kota Mbay

• Perletakkan simpul pendukung ada di kawasan Pamo di Kota Mbay, desa


Labolewa (simpul Kawa) dan desa Langedhawe (simpul Langedhawe).

Konektivitas The Ring of Mbay


TRAVEL PATTERN MIKRO RING OF TOURISM
STRUKTUR JALUR WISATA

THE RING OF KOTA


JOGO –KINDE

WISATA EDUKASI – Padang Garam


Kaburea

Dengan mempertimbangkan
kerapatan DTW dan
aksesibilitas maka untuk Sambutan di Pantai Kota Jogo
jangka pendek dan menengah WISATA BAHARI – Pantai Kota Jogo
pengembangan amenitas dan Pantai Kotajogo menjadi pintu masuk
akomodasi diprioritaskan di jalur laut di kawasan ini, sebab
Kecamatan Wolowae. berdasarkan kondisi eksisting, pantai ini
terhubung langsung dengan Pelabuhan
Marapokot dan merupakan salah satu
entry point apabila hendak mengunjungi
Pulau Kinde.

WISATA ALAM - Watuapi


TRAVEL PATTERN MIKRO RING OF TOURISM
STRUKTUR JALUR WISATA

Ke Kota
Mbay

THE RING OF KOTA EBULOBO


Agro
wisata

Jalan menuju kawasan

Kampung Wisata - Pajoreja

Simpul Rigi merupakan simpul inti kawasan, sebab selain berada di zona inti,
simpul ini menjadi pengarah bagi wisatawan untuk secara spesifik menuju ke
kawasan The Ring of Ebulobo Puncak Gunung Ebulobo
TRAVEL PATTERN MIKRO RING OF TOURISM
STRUKTUR JALUR WISATA

THE RING OF KOTA KOTO

Tourism Village Wajo

DESA
ADAT

Seaside The Ring of Koto

Pengembangan jalur pesisir selatan sebagai jalan kolektor


primer dan pengembangan jalur Maunori – Wajo – Lewangera
– Keli sebagai jalan lokal primer menjadi prioritas di the Ring
of Koto sehingga DTW dapat terkoneksi dengan baik.

Traditional Village Udi


TRAVEL PATTERN MIKRO RING OF TOURISM
STRUKTUR JALUR WISATA

THE RING OF LENA


Belum nemu Foto

Kampung Adat Lea Belum nemu Foto

Belum nemu Foto


Wisata
Ziarah

Pantai Ria Kampung adat Natalea

Konektivitas di dalam kawasan The Ring of Lena


Di simpul utama The Ring of Lena ini merupakan terminal tipe B. Simpul
Pantai Tonggo merupakan simpul pendukung yang berfungsi sebagai Bukit Rohani Lena
kantong parkir sekaligus sebagai halte utama.
POLA PERJALANAN WISATA 1
Pola Kegiatan : Overland Flores
Tipe Wisatawan : Wisatawan Keluarga, FIT, Backpacker, Group

Skenario 3 – GERBANG TRANS FLORES SELATAN DARI ENDE

Pak chris

Skenario 4 – Dermaga GERBANG TRANS FLORES SELATAN


DARI NGADA

Tenun Telopoi kelompok Sulo Jata - Rendu


POLA PERJALANAN WISATA 1
Pola Kegiatan : Bandara dan Pelabuhan
Tipe Wisatawan : Wisatawan keluarga, Business Trip, FIT, Group

Skenario 1 – GERBANG BANDARA SOA BAJAWA NGADA


DARI NGADA

Pak chris

Skenario 2 – GERBANG PELABUHAN MARAPOKOT


DARI PERAIRAN UTARA LAUT FLORES

Suasana Gunung Ebulobo dari desa Kelewae


1
KOTA MBAY 2 PANTAI KOTA JOGO 3
NAIR TERJUN 4
KAMPUNG ADAT 5
KAMPUNG ADAT 6 PULAU NUSA KINDE
NGABATATA KAWA PAJOREJA

15
7
GUNUNG EBULOBO 8 PANTAI ENAGERA 9 KAMPUNG ADAT
BOAWAE

6
1
14
2

12
10
BUKIT ROHANI LENA 11
PANTAI RIA 12
KAMPUNG ADAT
4 NUNUNGONGO
3

20

9
11

7 10
13 PANTAI MAUWELU - 14 PANTAI PU’U NIO
19
17
ENABHALA TOP 20
5 18
DESTINASI
16
WISATA
8
13 UNGGULAN

15 MARAPOKOT – RI’I 16 KAMPUNG ADAT 17 PANTAI TONGGO 18 KAMPUNG ADAT 19 DESA KELEWAE 20 CEKUNGAN SOA
TA’A PAUTOLA WAJO OLAKILE
JELAJAHI The Ring of 3 The Ring

DESTINASI WISATA Kota Jogo Kinde of Lena

KABUPATEN NAGEKEO

4
1
2

Foto Koto
yang bagus

The Ring of The Ring


Mbay The Ring of Ebulobo
of Koto
ARAHAN PIMPINAN

Sandiaga Uno
Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif

“Tugas Pemerintah adalah sebagai fasilitator inovasi


bagi ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif,
sehingga sistem ini akan menumbuhkan kembali
sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,”

Percepatan pengembangan pariwisata dan


ekonomi kreatif ditegaskan Sandi lewat
penerapan tiga platform, yakni inovasi,
adaptasi, dan kolaborasi.
Pembangunan wisata berkelanjutan dengan
pertimbangan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan
menjadi tanggungjawab kita bersama dengan
elaborasi lintas sektor, masyarakat, dan stakeholder

Johanes Don Bosco Do


Bupati Nagekeo
“Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Nagekeo yaitu
menempatkan sector pertanian dan pariwisata
sebagai penggerak sektor lainnya”
LATAR BELAKANG

POSISI KABUPATEN NAGEKEO MENJADI BAGIAN


Kabupaten Nagekeo masuk dalam DPN Kelimutu-Meumere dan sekitarnya. Berada di antara
DARI KAWASAN DESTINASI PARIWISATA Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Ende-Kelimutu dan Kawasan Pengembangan
NASIONAL KELIMUTU – MAUMERE & Pariwisata Nasional Bajawa. Berada di antara dua KSPN dan KPPN memberikan nilai strategis secara
spasial dan tautan wilayah bagi Kabupaten Nagekeo.
SEKITARNYA
Namun bila dilihat lebih luas secara kewilayahan maka Kabupaten Nagekeo memiliki keterkaitan
hamparan wilayah berupa keterhubungan transportasi antara DPN Komodo-Ruteng dan sekitarnya,
DPN Kelimutu-Meumere dan sekitarnya, hingga DPN Alor-Lembata dan sekitarnya. Selain itu, bila
ditinjau dari pintu masuk kawasan, maka DPN Kupang-Rotendao menjadi salah satu pintu masuk ke
Kabupaten Nagekeo.

Daya dukung lainnya sebagai salah satu kebijakan lain dalam mendukung kawasan pengembangan
pariwisata nasional adalah percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional (PSN) di pulau
Komodo – Labuan Bajo oleh pemerintah pusat yang tertuang dalam Perpres No. 3 Tahun 2016 dan
Perpres No. 58 Tahun 2017.
Menurut Studi Pengembangan Destinasi Pariwisata Berkualitas Labuan Bajo disampaiakan sebagai
upaya perwujudan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Komodo dan Sekitarnya, Destinasi
pariwisata Nasional (DPN) Komodo – Ruteng dan sekitarnya, serta Kawasan Pengembangan
Pariwisata Nasional (KPPN) Labuan Bajo dan Sekitarnya. Dan melalui kementerian pariwisata dan
ekonomi kreatif melakukan penguatan kelembagaan melalui pembentukan Badan Pelaksana Otorita
Pengelolaan Kawasan Pariwisata yang tertuang dalam Perpres No.32 tahun 2018. Badan Otorita
Pariwisata memiliki fungsi mengoptimalkan pengelolaan, pengembangan dan pembangunan
kawasan pariwisata Labuan Bajo Flores. Fungsi koordinatif BPOLBF adalah sebagai berikut :

1. KPPN Komodo dan sekitarnya 5. KPPN Ende – Kelimutu dan sekitarnya


2. KPPN Labuan Bajo dan sekitarnya 6. . KPPN Maumere – Sikka dan sekitarnya
3. KPPN Ruteng dan sekitarnya 7. KPPN Larantuka dan sekitarnya
4. KPPN Bajawa dan sekitarnya
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN
KABUPATEN NAGEKEO MEMPERHATIKAN ASPEK

Perlindungan terhadap lokasi


tertentu yang mempunyai
peran strategis dalam
menjaga fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup

NAGEKEO Kesiapan & dukungan


masyarakat

UNLOCK! Lokasi strategis yang Kekhususan dari wilaya


mempunyai peran dalam
“THE NEW SUSTAINABLE usaha pelestarian dan
TOURISM DESTINATION pemanfaatan aset
budaya
IN FLORES MAIN ISLAND”

Lokasi strategis yang


berperan menjaga
persatuan bangsa dan
keutuhan wilayah
Potensi pasa

Perencanaan pengembangan dan pembangunan Sumber daya pariwisata


pariwisata berkelanjutan menjadi bagian dari alam dan budaya yang
kebijakan sesuai dengan visi misi pembangunan potensial menjadi daya
daerah Kabupaten Nagekeo tarik pariwisata
#1 VISI DAN STRATEGI
PARIWISATA KABUPATEN NAGEKEO
Ini flight ga
nemu
dilaporan
mana

NAGEKEO, THE RING OF TOURISM

SELAMAT DATANG DI
KABUPATEN NAGEKEO
// Destinasi Wisata
// Gerbang Eco-wisata dunia Flore, NTT
// World Heritage UNESCO Taman Nasional Komodo
The Ring of

The Ring Of The Ring Of The Ring Of The Ring Of The Ring Of
Mbay Lena Koto Kotajogo - Kinde Ebulobo
Destinasi Wisata Berkelanjutan (Sustainable Tourism)
Potensi Profil Wisatawan Hasil Produk Wisata

Targeted & Segmented Market


Wisata Alam
Single Family Community Bussiness

18-21 Tahun 22-40 Tahun > 40 Tahun Wisata Budaya


Edukasi Level Ekonomi Spending
Menengah - Tinggi menengah-atas Budget >
Rp 10,000,000
Wisata Buatan

High Spending Activities Tourism:


Wisata Budaya, Wisata Alam dan Wisata Experiential
Mempersiapkan Nagekeo sebagai destinasi yang siap
menerima turis berbagai kalangan, tanpa menutup
kedatangan tamu lokal dan juga atraksi yang bisa
Visit/sightseeing dinikmati masyarakat setempat
1, 3, 5
(Transit)
Kabupaten Nagekeo memiliki Trilogi Potensi Wisata
MANUSIA, ALAM, BUDAYA sebagai aset pariwisata
berkelanjutan. Posisi strategis di wilayah pulau Flores
menjadi salah satu keunggulan secara konektivitas
dengan kelengkapan potensi destinasi mulai
pegunungan, bahari, savana hingga nilai budaya
yang masih otentik dengan keramahan
masyarakatnya.

Lokasi foto savana kampung adat Boazea – The Ring of Mbay


ASET PARIWISATA NAGEKEO

BUDAYA PERBUKITAN BAHARI TENUN TRADISIONAL SAVANA

Keragaman budaya yang Bentang alam dengan kontur Berbatasan langsung dengan Kekayaan wastra nusantara Hamparan savana yang
tersebar di seulurh Kawasan perbukitan banyak ditemui laut Sawu dan laut Flores Nagekeo sudah tidak mendominasi Kawasan
menjadi bagian utama dari diwilayah selatan dan utara membuat tematik wisata diragukan, ragam corak tengah dan utara menjadi
masyarakat yang masih sebagai ciri khas desa-desa bahari menjadi aktivitas danmotif yangmenjadi ciri khas pemandangan yang unik
lestari dan siap untuk yang eksotis . Pandangan luas wisata unggulan, terlebih nya sudah menjadi bagian dari ketika melakukan perjalanan
dikunjungi setiap waktu. menuju arah laut atau pada sisi perairan utara wisata budaya yang dapat darat, wisatawan sangat
Lokasi yang mudah dicapai pegunungan Ebulobo dan dengan ombak yang tenang, dinikmati hampir disetiap menikmati sajian atraksi alam
dari pusat kota atau akses bukit Koto menjadi daya Tarik lingkungan yang bersih, dan kampung adat. Pewarnaan ini pada waktu sunset dan
kampung adat yang masih wisatawan tidak banyak aktivitas alam sudah mulai sunrise di cakrawala.
alami sebagai wisata membuat bentang alam laut dikembangkan oleh warga
petualang adalah aktivitas utara sangat diminati sebagai bagian dari nilai
wisata utama. wisatawan untuk beraktivitas. tangible heritage. Tenun
Telopoi, Dhowik, Ragi,
Hobanage, adalah motif asli
Nagekeo.
HANDICRAFT

Karakter & Orisinalitas


NAGEKEO
SUSTAINABLE TOURISM
DI NAGEKEO

Konsep pengembangan
pariwisata kabupaten Nagekeo
melalui aset wisata dan
keterlibatan masyarakat yang
dimulai dari tingkat desa dengan
memperhatikan aspek Ekonomi,
Lingkungan alam, Sosial dan
Teknologi tepat guna serta
mengedapankan kolaborasi
pentahelix antar sector yaitu
Akademi, Bisnis, Komunitas,
Pemerintah dan Media Karya Seni Lokal

Kampung Adat Nunungongo – The Ring of Mbay

GASTRONOMI
Sebagai wilayah administrasi yang masih baru, tetapi memiliki aset pariwisata yang
beragam mulai alam dan budaya, maka Kabupaten Nagekeo siap menjadi bagian
dari travel pattern wisata Flores khususnya bagi wisatawan overland dari pintu masuk
Visi Travel Labuan Bajo dan Ende atau Maumere.

Pattern Rejuvenation atau peremajaan destinasi pariwisata di wilayah tengah atau The Heart
of Flores akan menjadi fokus pengembangan berkelanjutan yang mendepankan
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Dengan tujuan agar wisatawan
mendapatakan pengalaman,, kepuasan, emosi, edukasi dan keterlibatan serta turut
bertanggungjawab dalam pelestarian nilai-nilai kearifan lokal.
ROADMAP DALAM MENCAPAI VISI
Travel
Menciptakan pengalaman wisata Pattern
khas Nagekeo Dengan pendekatan Sinergi Kearifan Lokal,
Potensi Alam, Ekonomi Kreatif, dan
Foto Pariwisata yang berkelanjutan

Sustainable Tourism

Pariwisata Foto
Berkelanjutan &
Konsep CBT
Image of
The Place Meningkatkan &
Foto mengoptimalisasi 3A
Kearifan Lokal & (Akses, Amenitas, dan
Potensi alam Atraksi)
Foto
Untuk menunjang
Pariwisata
Berkelanjutan
STRATEGI #1 – 3A
AKSES

§ Aksesibilitas sangat penting


dalam kegiatan tourism & identik
dengan transferabilitas

§ Potensi destinasi wisata


mengikuti jaringan jalan utama
yang menghubungkan Kawasan
strategis di Kabupaten Nagekeo

§ Potensi destinasi wisata Ilustrasi Suasana Jalan di Kabupaten Nagekeo


perkotaan, bahari, petualangan
diperlukan kesesuaian akses
khususnya konektivitas dari jalur
utama menuju lokasi seperti
dengan jalur trekking, pedestrian
(sidewalk), boardwalk, scenic
bike lane
“ It’s not the destination,
It’s Journey ”
Scenic Bike Lane* Kemudahan Pencapaian Moda Transportasi Ilustrasi Shared Sidewalk*

*www.google.com
STRATEGI #1 – 3A
AMENITAS

§ Amenitas merupakan segala


fasilitas pendukung yang
berfungsi memenuhi kebutuhan
dan keinginan wisatawan
selama berada di destinasi
seperti Hotel, Homestay,
Restoran, & Pusat Informasi

§ Amenitas juga menunjukkan


tingkat pelayanan bagi CBT Homestay CBT Homestay Program – Pengenalan Budaya
masyarakat lokal seperti klinik,
bank, dan pusat daur ulang
sampah

“ One’s destination is
never a place, but a new
way of seeing tings“
Tourism Information Center* Restoran pinggir dermaga* Kain tenun (ballroom hotel)*

*www.google.com
STRATEGI #1 – 3A
ATRAKSI

§ Atraksi merupakan daya Tarik yang


membuat wisatawan puas dan
nyaman saat mengunjunginya.

§ Atraksi wisata berupa daya Tarik


keindahan alam, budaya, dan daya
tarik buatan manusia.

§ Variasi program & event yang


mengedepankan local-based
tourism (community engagement &
Community Engagement & Education Community Engagement & Education
education)

§ Mempromosikan atraksi penjagaan


kelestarian alam

“ All journeys have secret destinations


of which is traveler is unaware“
Workshop – warga lokal Jelajah Kampung Adat Pertunjukan Seni
STRATEGI #1
IMAGE OF
THE PLACE
§ Konsistensi penerapan tema
besar yaitu Arsitektur Vernakuler
yang mendukung revitalisasi https://wanaswara.com/burung-gosong-
penimbun-telur-berkaki-besar/
desa adat dengan ciri
lokalitasnya

§ Implementasi desain bangunan


dengan mempertimbangkan
material lokal, warna natural

§ Penerapan ketinggian bangunan Nuansa Kampung wisata dengan penyesuaian landscape https://wanaswara.com/burung-seriwang-
berskala manusia & optimalisasi pemilik-ekor-panjang-yang-elok/

view pemandangan alam sekitar

§ Mengali lebih dalam


tourismscape Kabupaten
Nagekeo (Landscape, Seascape,
dan Airscape

“ This Place has Something Special“


Usulan Bangunan Usulan toko oleh-oleh
STRATEGI #3
SUSTAIBNABLE
TOURISM
§ Integrasi unsur-unsur budaya,
alam, dan aktivitas masyarakat
menjadi arahan konsep
pembangunan pariwisata
berkelanjutan

§ Membatasi frekuensi pengunjung


pada area konservasi mencegah
kerusakan yang dikarenakan
Tourism Overload
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Kepariwisataan Solar-powered Charging Station*
§ Green material, renewable
energy, serta dampak lingkungan PLTS diharapkan mampu
yang minim pada pembangunan membantu keberlanjutan energi
yang mendukung aktivitas tourism
infrastruktur daya dukung wisata

“ Tourism is important because


it can create sustainable
local economies“ Pemanfaatan SDA sebagai material Wind Solar Energy

*www.google.com
Service Excellent of Tourism

PENGALAMAN
BERWISATA

Ketersediaan kelembagaan, usaha jasa


perjalanan wisata dan sarana prasarana
pariwisata dengan standarisasi tata kelola
professional.

Tourism information Centre

Travel agent Tour guide


*www.google.com
1. Aspek Pembangunan 2. Aspek Pembangunan
Lingkungan Alam
Sosial Budaya
Physical Integrity – Biological Welfare of The Community –
Diversity – Effective Waste Cultural Wealth – Meeting
Management – Clean Environment Expectations of Visitors –
Local Control

Kabupaten ..Suatu pengalaman baru yang


tak pernah terlupakan ketika anda
Nagekeo mengunjunginya..

3. Aspek Pembangunan
Ekonomi
Economic Profitability – Local
Prosperity – Quality of
Employment – Social Equality
FRAMEWORK &
#2 ANALISIS
PARIWISATA KABUPATEN NAGEKEO
AYO JELAJAHI
NAGEKEO Boamara

Kondisi Topografi Kabupaten Nagekeo


sebagian besar merupakan kawasan
perbukitan dengan kemiringan 160 s/d
600 yang luasanyamencapai 141.696
Km2 atau 37,16% dari luas wilayah Mangrove Kota Jogo
daratan. Kabupaten Nagekeo termasuk
daerah yang beriklim tropis sehingga
perubahan suhu tidak dipengaruhi oleh
penggantian musim, tapi ditentukan oleh
perbedaan ketinggian dari permukaan
laut. Mangrove Waekokak

Juni – Juli
Bulan terbaik
Agustus – September
Bulan terpanas
27º
mengunjungi Nagekeo di Nagekeo Suhu Rata-rata
Nagekeo

Sumber: BPS 2020


ISU STRATEGIS WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN NAGEKEO

ZONASI THE RING OF TOURISM


WISATA ALAM 46% WISATA BUDAYA 42% WISATA BUATAN 12%
5 TEMATIK 5 TEMATIK WISATA 3 TEMATIK WISATA
WISATA
Wisata Alam Petualangan Wisata Budaya, Alam dan Wisata Buatan Terpadu
Manusia
Wisata Minat Khusus Wisata Kebugaran dan
Wisata Budaya Kesehatan
Wisata Alam Bahari
Wisata Budaya dan MICE
Wisata Alam dan Ekologi Warisan Cagar Budaya

Wisata Olahraga dan Wisata Budaya Religi


Rekreasi
Wisata Kuliner dan
Belanja
PEMBAHASAN THE RING OF TOURISM

The Ring of Tourism


yang membentuk pola
pengembangan dari
cluster-cluster potensi
wisata yang akan memiliki
turunan berupa simpul
destinasi wisata dan wisata
unggulan sebagai
“generator” yang akan
mempengaruhi potensi
yang berada didalam
kawasan atau buffering
Jarak rata-
zone agar dapat diketahui rata berjalan
pola dan strategi manusia akan
pengembangan mulai dari mulai merasa
lelah (500 M)
tematik kawasan, produk
wisata, pola perjalanan,
dan masterplan serta
lingkup lainnya. Kondisi eksisting jalan, titik amenitas, & sub-
pusat kawasan yang dapat memberikan
Analisis Jarak berjalan 1 KM (Jarak terjauh) dari sub pusat Kawasan gambaran dalam penentuan node, rest area
& kantong parkir
1. THE RING OF MBAY
KONDISI EKSISTING FENOMENA DI BUKIT PAMO (JANTUNG KOTA MBAY)

View (Jembatan Guruaga) Gerbang Komplek Bukit Berbatu


Kantor Bupati Nagekeo

Gua Jepang Oki Sato Eks. Danau Kota

Kanal Irigasi (Bend. Soetami) Rumah Warga Vegetasi Bukit (Lamtoro)

Kawasan memiliki sebagian besar tematik wisata, karena statusnya sebagai


BUKIT ibukota kabupaten dengan kelengkapan komponen 4A dan aktivitas
PAMO perekonomian serta pemerintahan.
THE RING OF MBAY
FENOMENA DI BUKIT PAMO (JANTUNG KOTA MBAY)

GRAND CONCEPT

EKO WISATA BUKIT PAMO (ZONNING)

Potensi Keindahan View Dengan


Background Alam Kawasan Sekitar Bukit
THE RING OF MBAY EKO WISATA BUKIT PAMO

KOTA MBAY SEBAGAI CBD


Lokasi Kota Mbay berdekatan dengan
bandara Surabaya II sejauh kurang lebih
8 km, dan memiliki bendungan eksisting
di dekatnya. Selain itu Kota Mbay terletak
pada akses masuk Mbay I dan Mbay II
sehingga pengaembangannya berpotensi
sebagai area CBD.
THE RING OF MBAY

Potensi destinasi wisata bukit Pamo dan sekitarnya


menjadi pusat kawasan dalam The Ring Of Mbay.
THE RING OF MBAY

Kawasan ini akan sangat menungkinkan


dikembangkan dengan konsep wisata perkotaan
dengan mengangkat tema wisata budaya.
THE RING OF MBAY
2. THE RING OF KOTAJOGO - KINDE

KOTA
MBAY

KOTA
JOGO

±15
KM

KOTA MBAY – PANTAI KOTA JOGO PANTAI KOTA JOGO (PANTAI KOTAJOGO, PULAU KINDE, KABUREA)

POTENSI KOTA JOGO


Pantai Kota Jogo terletak di wilayah
Desa Anakoli, Kecamatan Wolowae,
Kabupaten Nagekeo.

Potensi :
- Wisata tebing tepi pantai
- Pantai Pasir putih
- Hutan mangrove
- Peternakan
THE RING OF KOTAJOGO - KINDE

MANGROVE PETERNAKAN PANTAI TEBING


KONDISI EKSISTING
THE RING OF KOTAJOGO - KINDE

KONDISI EKSISTING
THE RING OF KOTAJOGO - KINDE

KORIDOR PEDESTRIAN UTAMA


Menata jalan menuju pantai sebagai koridor
utama untuk pedestrian. Koridor ini menjadi
aksis kawasan yang membagi zona mass
tourism dan kawasan pengembangan
segmented tourism.

Tampilan muka bangunan di koridor utama


menggunakan bangunan ada nagekeo.
THE RING OF KOTAJOGO - KINDE

PLAZA PUBLIK
Plaza untuk titik kumpul
degan deretan kios UMKM
dengan desain menyerupai
bangunan tradisional
Nagekeo dengan nuansa
modern kontenporer.

AREA WISATA
PERMAINAN AIR &
RESTORAN

SEA-FRONT &
TRACKING MAGROVE
Penataan bangunan dan lansekap
selalu berorientasi ke laut. Menjadikan
laut sebagai halaman depan dan
panggung utama dari seluruh
kawasan.

Pembuatan dacking dan jalur tracking


mangrove sekaligus sebagai sea belt
konservasi hutan mangrove
THE RING OF KOTAJOGO - KINDE

FAMILY BEACH CAMP CONVENTION & CHAPEL

Zona tempat wisata keluarga. Area ini dikhusukan


Terdiri dari pondok atau gazebo untuk kegiatan khusus,
kecil dengan area BBQ di tiap terdapat fungsi bangunan
pondoknya. Di sini nelayan bisa workshop buat pelatihan
menawarkan hasil tangkapan masyarakat, convention
kepada wisatawan. dan chapel.

CAMPING GROUND

Area terbuka untuk


camping ground
CONVETION & CHAPEL

*Sumber: Google

Area ini dikhususkan untuk kegiatan khusus, terdapat


fungsi bangunan workshop buat pelatihan masyarakat,
convention dan chapel.
5. THE RING OF LENA
Landmark Kawasan The Ring of Lena
Pengelompokan potensi wisata berada di area sekitar kawasan Pantai
yang didasarkan pada kerapatan Ria yang terletak di zona inti Kawasan
telah menempatkan Pantai Ria The Ring of Lena. Bentuk landmark
dan Kawasan kampung adat di menyesuaikan dengan arahan tema
Wolowea sebagai zona inti dari kawasan ini, yaitu lanskap, budaya,
Kawasan The Ring of Lena. Wisata dan wisata ziarah.
Ziarah

Simpul Kawasan The Ring of Lena

Akses Jalan menuju Bukit Lena

Bukit Rohani Lena


Pantai Ria
BUKIT LENA
AREA SEKITAR BUKIT LENA
Gerbang Utama

BUKIT LENA
Patung Maria & Tempat Doa
Source: RIPOW 2020
3. THE RING OF EBULOBO

The Ring Of Ebulobo


terletak dibagian barat daya
Kabupaten Nagekeo yang
mencakup seluruh
Kecamatan Mauponggo dan
sebagian besar Kecamatan
Boawae dari tengah hingga
ke barat.

Wisata Alam petualangan


mendominasi Kawasan ini
karena kondisis geografis kampung adat Boawae
dan topografi wilayah.

Prosesi adat di kampung Adat Boawae


View dan jalan menuju Ebulobo
4. THE RING OF KOTO

Jalur utama the Ring of Koto Tema wisata pertanian dan kampung adat
berupa jalur pesisir selatan yang merupakan menjadi salah satu identitas
merupakan jalan lokal primer kawasan the Ring of Koto. Identitas kawasan
yang kemudian menuju ke utara ini dapat diperkuat dengan bangunan-
menuju Desa Lewangera dan bangunan fisik yang mencerminkan
kemudian kembali ke pesisir identitas Kawasan.
selatan.
Industri Kreatif & Experiential Learning

Pantai Mburu Desa Keli Keo Tengah

Kawasan sekitar destinasi wisata


kampung adat Udi dan Worowatu
sebagai pusat kawasan dalam The
Ring Of Koto. Secara umum terletak di
Desa Mbaenuamuri dan Desa
Udiworowatu Kecamatan Keo Tengah.
Desa Lewangera Kampung adat Udi dan Worowatu
Aktivitas di Kota Mbay
TRAVEL PATTERN MAKRO THE RING OF TOURISM
WISATA KOTA MBAY DAN TREKKING KAMPUNG KAWA Day 1
Airport- Diner at Hotel in Mbay
Paket Wisata tematik yang
menawarkan pengalaman lebih Day 2
bagi wisatawan dengan KAWA Tracking – Mbay City Tour
kombinasi antara Alam, Day 3
Petualangan dan Budaya. KOSE Proses – Lunch – Etu Ceremony

Tinju Adat di Kampung Adat Kawa Day 4


merupakan agenda adat tahunan Chekout from Kawa – Farewell
dimana setelah selesai panen Traditional Ceremony - Kawa to
Ruteng
masyarakat adat akan melakukan
serangkaian prosesi pesta panen Day 5
mulai dari Kose (Masak Nasi Checkout Ruteng to Labuhan Bajo
Bambu) di Luar Kampung Adat
untuk masyarakat karena setelah # DAY 6 Labuan Bajo Tour
Kose masyarakat tidak boleh
# Day 7 Check Out from
menyalakan tungku untuk
memasak nasi selama 3 hari. Labuan Bajo
Setelah kose mereka makan
bersama dan kemudian prosesi
Tinju Adat Dimulai di kampong. 7D6N B/L/D available for
Wisatawan akan diajak mengikuti August 19 – 25, 2021
semua proses tersebut dan
menyaksikan tinju adat.
CBT HOMESTAY PROGRAM

Homestay
Rumah dan Kamar
sebagai aset warga
dalam kegiatan wisata

Kampung Adat Dhawe Kampung Adat Pajoreja

Jenis Aktivitas
KEHIDUPAN KULINER EDUKASI & BUDAYA/
Atraksi NELAYAN KONSERVASI PENGETAHUAN

Keterlibatan
Masyarakat
§ Menangkap § Warga § Workshop § Story-telling
Dalam mendukung kegiatan ikan di memasak untuk kerajinan local oleh pemilik
Homestay dan kegiatan malam hari diantarkan ke § Daur ulang homestay
§ Memancing Homestay sampah § Tour Guide/
ekonomi warga lainnya, dengan § Sentra Kuliner menjadi produk City Tour
diperlukan aktivitas-aktivitas perahu § Kegiatan § Festival
jual
berbasis masyarakat (CBT) § Kegiatan di belanja ke § Konservasi bulanan &
pasar ikan pasar Elang Flores & Tahunan
§ Atraksi penjual Geopark
Masak &
Pengalaman Kegiatan di Memancing Makan
Menangkap TPI (belanja Dengan perahu
bersama di
ikan hasil laut) nelayan perahu

Tour- Perahu Nelayan

CBT – AKTIVITAS NELAYAN

Sharing Workshop Keterlibatan Tenun - Dhereisa


Knowledge/ Kerajinan Festival
Dongeng Bersama Budaya

CBT – WORKSHOP +EDUKASI Kawa – Hasil bumi


CBT – KULINER

Atraksi Jajanan
Manu Po’o Festival
Restoran Pasar/streetfod
Kuliner
Di Pinggir
Maropokot
Pantai

• Kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan


kuliner khas Kabupaten Nagekeo oleh masyarakat
setempat yang dilaksanakan di Pantai Maropokot dan
beberapa desa adat

• Aktivitas yang dilakukan seperti makan di sentra


kuliner; masak bersama dengan warga local; belanja
di pasar; & atraksi jajanan pasar (streetfood)

Minum Tuak bersama


USULAN KETINGGIAN BANGUNAN

• Pada area pesisir, selain penerapan


ketinggian bangunan, view dari dek • Bangunan di tanah berkontur
pandang juga perlu menjadi dikembangkan secara vertical kebawah
pertimbangan atraksi wisata. untuk optimalisasi view ke laut dan tidak
menghalangi pandangan pemandangan
• Bangunan maksimal 2 lantai sekitar
menghindari halangan sudut pandang
pemandangan pulau sekitar
MENINGKATKAN KARAKTER KAWASAN BUDAYA
Optimalisasai Ruang Terbuka Ekonomi
Kearifan Kreatif
Untuk Peningkatan Flora
Lokal

+ +

Mengunjungi lebih sering ruang terbuka hijau UMKM Store- Makanan & Minuman

Tiga prinsip dalam pembuatan image kawasan Nagekeo, yaitu penggunaan


material local, revitalisasi arsitektur tradisional, dan juga penggunaan
langgam neo-vernakuler sebagai bentuk perwujudan keterbukaan pada
bentuk-bentuk baru yang tidak meninggalkan bentuk yang lama
BANGUNAN FASILITAS PUBLIK

Workshop Center – Pembuatan Moke – makanan Pusat Oleh-Oleh


tradisional & tenun

Bangunan fasilitas publik dengan penggunaan Balai warga serbaguna Tempat meeting yang disewakan
material natural dengan konsep Arsitektur
Vernakular
TRAVEL PATTERN MIKRO
USULAN JARINGAN TRANSPORTASI PUBLIK Pencapaian dari Pencapaian dari
Destinasi Destinasi
sebelumnya sebelumnya
95 % 50 % Mendorong
Penggunaan
Mobil Sewa/Taksi Bus Transportasi
Publik
5% 50 %
GATE Mobil Sewa/Taksi
Bus

Strategi peningkatan Jaringan


Transportasi Publik
GATE

GATE • Kemudahan dan kenyamanan


perpindahan moda transportasi
dan pertimbangan membawa
Micro Bus koper/ransel bagi para wisatawan

• Beberapa halte diusulkan untuk


3 gate gerbang: memaksimalkan cakupan pejalan
- Barat Aesesa Selatan kaki
- Timur Kesidari
- Utara Pelabuhan (rencana Bandara) • Transit plaza diusulkan sebagai
area tempat parkir terpusat
Open side sightseeing (based on
local transportation) dengan pemanfaatkan lahan
eksisting
USULAN TRANSIT PLAZA

Tourism Information di Rest Area - Aegela

Ilustrasi Simpang Koridor Penerima (Landmark)


Tempat duduk untuk beristirahat

- Pertigaan Aegela dari arah Ende dan


Bajawa
- Pertigaan Gako di Desa Rigi
- Pertigaan Aemali Boawae
- Pertigaan Aeramo Sitting Area di Rest Area Aegela
- Pertigaan Alorawe (Jembatan Mbay)
- Pertigaan Kelimado (Arah Desa
Mulakoli)
- Pertigaan Pipitolo dari arah Ende ke
Pesisir pantai selatan menuju Keo
Tengah Parking area dilengkapi taman bermain yang asri
TRAVEL PATTERN MIKRO Pakai Mbay -
RUANG PUBLIK, SEPEDA, & JALUR PEJALAN KAKI pelabuhan

Ruang public – green space


Jalur Pejalan Kaki

Integrasi keberadaan
ruang publik, sepeda,
dan jalur pejalan kaki
akan mendorong
wisatawan untuk aktif
berjalan dan bersepeda
menikmati pemandangan
alam dan udara yang
sejuk
Jalur sepeda

*www.google.com
Koridor utama bangunan public yang Ramah Pejalan Kaki
.. Molo…

Anda mungkin juga menyukai