SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah.
Oleh
MERDILINCE SITORUS
NIM: 061314028
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah.
Oleh
MERDILINCE SITORUS
NIM: 061314028
i
ii
iii
PERSEMBAHAN
(SCMM) di Indonesia.
yang telah kalian berikan kepadaku hingga saat ini. Semoga akan selalu
iv
MOTTO
” Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri”
( Lukas 10 : 27)
(Friedrich Nietzsche)
”Apapun yang telah dipilih, jangan pernah menyesalinya tapi lakukan dengan
kemampuan maksimal yang kita miliki ...”
(Harry S. Truman)
Tanpa kepandaian, seseorang dapat hidup sampai seratus tahun tetapi tetap seperti
seorang anak kecil. Dengan kepandaian, seorang anak kecil dapat melakukan sesuatu
lebih baik dari orang dewasa yang hidup seratus tahun...”.
(Daoyuan)
Dia yang menghormati orang lain tidak akan dipermalukan; dia yang toleran akan
mendapat dukungan; dia yang bertindak dengan jujur akan dipercaya oleh orang lain; dia
yang rajin akan berhasil dalam usahanya; dia yang murah hati akan membuat orang lain
bekerja keras untuknya...”
(Konfusius)
v
vi
vii
ABSTRAK
Merdilince Sitorus
Universitas Sanata Dharma
2010
viii
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF EDUCATION SERVICES OF CHARITY OF
OUR LADY MOTHER OF MERCY CONGREGATION IN SIBOLGA
FROM 1930 TO 2005
Merdilince Sitorus
Sanata Dharma University
2010
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNYA,
Karya Pendidikan Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih dari Maria Bunda yang
dalam mencari dan mengolah serta penyusunan skripsi ini banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
5. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang bersedia
6. Seluruh dosen Sanata Dharma khususnya dosen Pendidikan Sejarah dan dosen
Prodi Ilmu Sejarah yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan dan
x
7. Skretariat Prodi Pendidikan Sejarah yang telah membantu penulis dalam
administrasi prodi.
Sibolga.
10. Para suster komunitas Santa Sesilia yang telah memberikan dukungan, doa,
11. Suster Ketua yayasan beserta staffnya yang telah melayani dengan cinta dan
Sibolga yang telah banyak memberi pelayanan dan memberi izin meneliti
xi
xii
DAFTAR ISI
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
E. Kajian Pustaka................................................................................ 12
xiii
BAB II SEJARAH AWAL BERDIRINYA KONGREGASI SUSTER-
BERBELASKASIH DI SIBOLGA
A. Selintas Sibolga............................................................................... 51
c. Masyarakat Nias................................................................ 64
d. Masyarakat Minang........................................................... 65
xiv
3) Spritualitas Mgr Joannes Zwijsen ................................... 102
Fortiter............................................................................. 104
xv
BAB III PERKEMBANGAN KARYA PENDIDIKAN SUSTER-
xvi
D. Faktor-Faktor yang Mendorong Perkembangan Karya
Pendidikan................................................................................... 189
H. Analisis........................................................................................ 205
xvii
BAB IV SUMBANGAN KARYA PENDIDIKAN SUSTER-SUSTER
CINTA KASIH DARI MARIA BUNDA
BERBELASKASIH DI SIBOLGA TAHUN 1930-2005
A. Sumbangan Bagi Siswa di Yayasan Santa Maria
Berbelaskasih.............................................................................. 210
BAB V PENUTUP
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 : Gambar Peta Sumatera Utara dan Letak Geografi Sibolga... 248
Lampiran 6 : Foto Mgr. Joannes Zwijsen Pendiri Kongregasi SCMM.. .... 251
xix
Lampiran 13 : Foto Murid SD RK No 1,2 yang Mempergunakan Waktu
Sibolga................................................................................... 266
xx
Lampiran 22 : Foto Anak-Anak yang Dititip di Penitipan Anak Bayi di
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dan berperan penting dalam
ini, manusia, terutama generasi muda yang menjadi penerus bangsa dituntut
untuk lebih kreatif dalam menyikapinya bahkan lebih dari itu harus dapat
membekali diri untuk lebih bermutu dan siap bersaing dengan siapa saja,
Menjawab tuntutan jaman tersebut salah satu cara yang dapat dilakukan
baik bagi anak-anak baik dari rumah, lingkungan sekolah, maupun institusi
bagi generasi muda. Hal yang utama adalah membantu pendidikan sikap dan
institusi keagamaan yang juga berkarya dalam dunia pendidikan, turut serta
1
2
Pembukaan UUD tahun 1945 merupakan salah satu tanggung jawab Gereja.
Hal itu merupakan salah satu tujuan Gereja, yaitu berperan aktif dalam
turut serta didesak oleh situasi kehidupan sosial masyarakat pada saat itu.
di Belanda lahir karena terdorong oleh rasa prihatin akan situasi pendidikan
dengan bekerja di pabrik sebagai buruh yang dibayar dengan gaji yang sangat
miskin dan situasi sosial yang tidak adil tersebut. Fenomena ini tentu saja
menimbulkan banyak sikap prihatin bagi mereka yang mempunyai hati dan
lembaga tersebut diberi nama ’Kongregasi Suster Cinta Kasih dari Maria
yang mau menangani karya yang diinginkannya. Keinginan yang tulus ini
mendapat perhatian dari tiga wanita yang bernama Michael Leijsen, Catharina,
1
DPU. Konstitusi SCMM, s’-Hertogenbosch, 1989, hlm. 11.
4
Tilburg, Belanda. Tujuan awal Mrg. Zwijsen bagi kongregasinya adalah lebih
menjahit dan merajut. Untuk memenuhi tujuan ini Zwijsen mendirikan sebuah
manapun berada, manusia tidak lepas dari pendidikan baik dari keluarganya
untuk menghadapi situasi dan perubahan yang terjadi di bumi ini.3 Perhatian
singkatan dari nama dalam bahasa Latin Sororum Caritatisa nostra Domina
Our Lady, Mother of Mercy, yang dalam bahasa Indonesia disebut Suster
penulis akan menggunakan SCMM untuk sebutan suster Cinta Kasih dari
memberi perhatian yang sangat besar kepada umatnya terutama buruh harian
(SCMM). Hal ini terlihat segala sesuatu yang dilaksanakan para suster
pertama harus melalui izin dari Mgr. Zwijsen, bahkan peraturan harian para
sosial yang dihidupi para suster SCMM terutama awal pendirian kongregasi
baik secara materil maupun ide-ide yang dituangkannya dalam sebuah buku
4
Ibid., hlm. 7.
5
Mgr. Joannes Zwijsen, Gemeenzame Gesprekken : Pembicaraan-Pembicaraan Akrab 1863-
1864, Tilburg, 1864, hal. 3.
6
kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan terus bertumbuh dalam diri siswa
agen perubahan tersebut. Siswa memiliki potensi untuk dapat setiap saat siap
sistem ini kita dapat melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi
keberhasilan suatu proses.6 Setiap sistem mempunyai tujuan dan proses yang
Bila sistem bekerja sesuai dengan fungsinya maka tujuan yang telah
dengan situasi dan kondisi zaman ini. Sistem yang dimaksud adalah sistem
pendidikan. Para suster Cinta Kasih Dari Maria Bunda Berbelaskasih dalam
6
Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Prenada
Media 2006, hlm. 49.
7
Indonesia. Mgr. Brans berjuang untuk mendapatkan izin dari pemerintah agar
imam Kapusin pada tahun 1929. Imam Kapusin ini mulai menjalankan karya
kerasulannya.
Sibolga maka mereka mencari kongregasi para suster. Tujuan ini tercapai
Karya perutusan yang pertama dibuka adalah karya pendidikan, karena tujuan
7
Agnes Syukur, SCMM, Yustina, SCMM, 120 tahun Tarekat SCMM di Bumi Nusantara-
Indonesia, Yogyakarta, Andi Offset, 2005, hlm. 43.
8
awal para suster SCMM diminta berkarya di Sibolga adalah untuk mendidik
manapun para suster SCMM berada secara khusus di Sibolga. Di mana pun
Perguruan Tinggi.
dilandasi alasan bahwa penulis memiliki hubungan yang erat atau memiliki
2000 sampai 2001, dilanjutkan dengan 2003 sampai 2006. Hal ini juga
Rentang waktu yang dipilih penulis adalah tahun 1930-2005. Hal itu
anak Batak yang merupakan mayoritas masyarakat Sibolga pada saat itu. Pada
ditutup. Hal ini terjadi karena sekolah milik para suster SCMM yang
mayoritas orang Belanda diminta dan disita oleh Jepang untuk dijadikan
markas bagi tentara Jepang dan untuk keperluan lain. Selama pendudukan
oleh Jepang memperoleh pembebasan dari tawanan Jepang. Hal ini membawa
perubahan yang baru bagi perkembangan karya kerasulan para suster SCMM,
perkembangan yang positif, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas.
suatu masalah finansial, sehingga hal itu mendorong para suster SCMM untuk
yang diberikan bagi kaum muda tidak hanya sebatas pembinaan dalam
B. Perumusan Masalah
Suster Cinta Kasih Dari Maria Bunda Yang Berbelaskasih adalah sebagai
berikut:
C. Tujuan Penelitian
1930-2005.
masyarakat di Sibolga.
11
D. Manfaat Penelitian
ini bisa menjadi instrumen refleksi bagi penulis dan para suster SCMM
suster SCMM. Para suster SCMM diajak untuk bercermin diri agar dalam
jelas bagi orang-orang yang mereka layani. Para suster diharapkan siap
yang berpengharapan serta menatap masa depan yang cerah lewat berbagai
pelayanan yang aktif dan efektif seperti yang telah dilakukan Mgr. Zwijsen
4. Bagi Penulis
E. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dalam penelitian ini membahas dua hal pokok yaitu,
(data sejarah) yang akan dikumpulkan harus sesuai dengan jenis sejarah yang
akan ditulis. Sumber sejarah menurut bahannya dibagi dua yaitu sumber
sejarah tertulis dan sumber sejarah tidak tertulis atau dokumen dan artifact.8
8
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Bentang Budaya, 2005, hlm. 95
13
buku-buku yang mendukung penulisan skripsi ini. Selain itu, penulisan ini
para suster yang berkarya dalam karya kerasulan kongregasi SCMM, orang
bahwa sesuatu disebut sumber primer adalah kesaksian yang disampaikan oleh
pelaku sejarah atau saksi mata yang hidup sezaman dengan peristiwa tersebu. 9
primer sebagai kesaksian dari seseorang yang melihat dengan mata kepala
sendiri. Dengan demikian sumber primer harus dihasilkan oleh orang yang
hidup sezaman dengan peristiwa tersebut. Sumber primer hanya dan harus
“asli” dalam arti, kesaksiannya tidak berasal dari sumber lain, melainkan
kesaksian daripada siapapun yang bukan saksi pandangan mata, yakni dari
Ada tujuh sumber primer yang digunakan dalam penulisan ini. Ketujuh
sumber tersebut berupa buku, dokumen atau arsip dan wawacancara langsung.
9
Ibid. hlm. 97
10
Louis Gottchlak, Mengerti Sejarah, Jakarta, UII Press, 1969, hlm. 35.
14
karangan Mgr. Zwijsen (1864). Beberapa bagian buku ini berisi tentang
ceramah Mgr. Zwijsen kepada para suster SCMM di Belanda pada tahun
hidup seorang suster cinta kasih yang penuh belaskasih dari Maria Bunda
yang berbelaskasih. Selain itu dalam buku ini juga dijabarkan tentang
konferensi kaul-kaul suster SCMM. Buku ini digunakan untuk membahas bab
II.
karangan Mgr. Zwijsen yang ditulis ketika ia tinggal di Tilburg pada tahun
1863 dan 1864. Buku ini berisi tentang visi, misi, spiritualitas serta bagaimana
hidup seorang suster Cinta Kasih yang seharusnya dalam mengikuti Yesus
Kristus yang merupakan teladan yang paling sempurna di dunia ini serta
baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Arsip yang dibuat oleh kepala
dari Tilburg ke Padang, Tanjung Sakti, dan Sibolga. Arsip ini digunakan untuk
para suster cinta kasih yang berasal dari Belanda pada masa penjajahan Jepang
di Indonesia terutama di Sibolga. Dalam kronik ini juga ditulis situasi karya
karya kerasulan suster SCMM, wawancara dengan dua orang guru yang sudah
kota Sibolga, serta wawancara dengan beberapa orang dari orang tua siswa
yang menitip anaknya untuk dididik di sekolah para suster SCMM di Sibolga.
Wawancara ini digunakan untuk membahas bab II, III dan IV.
sumber sekunder. Sumber-sumber sekunder itu juga dapat berupa buku dan
Drie Begijnen Zijn begonnen het Verder, karangan Sr. Alix van de
Molengraft SCMM, diterjemahkan oleh Br. Kees Kappe, FIC, (2003) berisi
tentang tiga wanita saleh yang memulai awal berdirinya Kongregasi SCMM di
di dunia dan hingga jumlah suster SCMM mencapai sepuluh ribu pada tahun
1832- 1964. Dalam karangan ini juga dipaparkan bagaimana peranan pendiri
suster SCMM dan Frater CMM yaitu Mgr. Joannes Zwijsen dalam membawa
kongregasi ke arah yang lebih baik. Dalam ini terdapat juga peraturan-
peraturan yang harus ditaati oleh para suster SCMM. Buku ini digunakan
Segala Sesuatu Hanya Berdasarkan Cinta Kasih, karangan Jos Huls dan
diterjemahkan Fr, Amando, dkk. Buku ini membahas tentang belaskasih yang
diterbitkan PT. Nadhilah Ceria Indonesia, 1995, berisi tentang sejarah kota
Sibolga dan situasi masyarakat Sibolga pada masa pendudukan Belanda dan
Segala Sesuatu Berdasarkan Cinta Kasih, oleh Jos Huls, diterbitkan oleh
1995. Buku ini berisi tentang spiritualitas cinta yang penuh belaskasih dan
diterjemahkan oleh Sr. Agnes Syukur, SCMM dan Fr. Jan Koppens, CMM
Penulis juga dibantu dengan adanya buku-buku lain yang menjadi acuan
yang berasal dari berbagai pengarang. Dengan itu penulis berusaha untuk
mengkaitkan pemahaman satu sama lain sehingga apa yang menjadi gagasan
buku yang diterbitkan oleh tarekat baik secara kolekif maupun secara pribadi
F. Landasan Teori
sejarah bersifat unik, hanya terjadi sekali dan tidak berulang lagi. Teori atau
19
penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi.12 Teori juga
dikumpul.
11
Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama, 1992, hlm. 2-3.
12
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka, 2003, hlm, 1177.
13
Hill, (Terj), Teori-teori Pembelajaran, Bandung, Nusa Media, 2009, hlm. 27.
20
yakni:
1. Perkembangan
akan terjadi apabila individu tersebut terlibat dalam segala aktivitas yang
tersebut.
sekolah dan alam sekitarnya. Perubahan ini juga tidak lepas dari pengaruh
14
Rita Eka, dkk, Perkembangan Peserta Didik, Yogyakarta, UNY Press, 2008, hlm.16.
15
Salkind, Teori Perkembangan manusia Sejarah Kemunculan, Konsesip Dasar , Analisis
Komparatif, dan Aplikasi, Bandung, Nusamedia, 2009, hlm. 373.
21
dari perubahan sistematis yang juga disebut arah kehidupan yang lebih
(http://denirokhyadi.wordpress.com/2008/04/18/konsep-dasarmanifestasi-
16
Soekanto, Kamus Sosiologi Edisi Baru, Jakarta, Rajawali, hlm. 147.
17
Anidal Hasjir, dkk, Kamus Istilah sosiologi, Jakarta, Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984, hlm, 59-60.
18
http://denirokhyadi.wordpress.com/2008/04/18/konsep-dasar-manifestasi didownload tanggal
25 Januari 2010.
22
prestasi yang diperoleh oleh sekolah tersebut. Selain itu juga dilihat dari
tanggung jawabnya.
yang terjadi dalam Gereja terutama setelah Konsili Vatikan II. Perubahan
itu tampak dalam cara pandang dan pemahaman, pengertian gereja yang
penting bagi Gereja, hal ini dapat dilihat dari munculnya aneka pelayanan
gereja jumlah umat semakin banyak. Selain itu bangunan gereja semakin
bertambah jumlahnya.
23
perkembangan tersebut dilihat dari segi kuantitas yaitu jumlah siswa yang
pendidik serta orang tua siswa dan hubungan dengan perintah terutama
pemerintah daerah. Hal ini juga dilihat dari penyediaan sarana dan
yang dijalankan para suster SCMM di Sibolga dari segi kualitas yaitu nilai
akdemik siswa dan sikap dan tindakan siswa sehari-hari baik di rumah, di
2. Karya Kerasulan
ciptaan, perbuatan.19 Karya dalam Gereja Katolik lebih pada karya amal
kebahagiaan hidup yang diajarkan oleh Kristus. Bagi Gereja karya amal
dunia. Peranan awam sangat dibutuhkan oleh Gereja. Untuk itu awam
internasional.21
19
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, op, cit hlm. 511.
20
Adolf Heuken, Esiklopedi Gereja Jilid II H-Konp, Jakarta, Cipta Loka Caraka, 1992, hlm. 196.
21
J. Riberu, (Terj), Tonggak Sejarah Pedoman Arah: Dokumen Konsili Vatikan II, Jakarta, Obor,
1989, hlm. 325.
25
yakni, karya sosial yang mencakup pastoral, asrama putra, asrama putri,
pendidikan, kesehatan dan bidang sosial yaitu panti asuhan, panti jompo,
asrama putri, asrama putra dan pastoral. Di Sibolga karya kerasulan yang
3. Pendidikan
untuk mendapat pendidikan, yang sesuai dengan tujuan dan bakat masing-
masing demi tujuan dan memajukan kesatuan serta damai sejati di bumi.
saling mengangakat derajat satu sama lain. Jadi, pendidikan tidak lepas
22
Driyarkara, op. cit. hlm. 32-33.
26
dan pola tingkah laku yang berguna bagi hidupnya.24 Konsep pendidikan
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
pembuatan pendidikan.
23
Ibid. hlm. 271.
24
Vembriarto dkk, Kamus Pendidikan, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994, hlm.
47.
27
ini terjadi akibat dari keterbatasan kemampuan baik dalam hal materi,
generasi muda.
25
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, op, cit hlm. 115.
28
pendidik.
memberikan arah bagi suatu kegiatan yang akan dicapai dan juga
yang telah dimiliki dapat bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku
26
http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.53-58 didownload tanggal 2 Februari 2010
27
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan , op.cit, hlm. 263.
29
Cinta kasih.28
sesamanya.
dalam bidang pendidikan. Para suster Cinta Kasih memberi perhatian yang
28
Hardowiryono, Dokumen Sidang Federasi Konferensi-Konferensi Para Uskup Asia 1970-1991,
Jakarta, KWI, 1995, hlm. 269.
30
Bagi para suster Cinta Kasih pendidikan tidak lepas dari cita-cita
bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi gernerasi muda
SCMM memaknai pendidikan adalah salah satu cara untuk membina anak-
4. Pengertian Peranan
masyarakat. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus
29
Ibid, hlm. 854.
31
ditaati para suster SCMM setiap hari, dan juga pembuatan konstitusi yang
yang sangat kuat bagi orang-orang yang hidup disekitarnya. Tokoh yang
memiliki hati dan perhatian yang sangat besar bagi orang-orang yang
5. Kongregasi
Kongregasi disebut juga tarekat yang berarti jalan menuju kebenaran, cara
Suster Cinta Kasih Dari Maria Bunda Berbelaskasih atau yang disingkat
dengan SCMM.
6. Berbelaskasih
30
Ibid, hlm. 587
31
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka, 2000, hlm. 115.
33
compassion berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari dua kata: pati dan
biasa.32
pada suatu tindakan yang nyata tanpa mengharapkan suatu balas jasa.
pendidik yang berkarya di sekolah yang dikelola para suster SCMM dan
34
Adolf Heuken, Esiklopedi Gereja Jilid IV Ph-To, Jakarta, Cipta Loka Caraka, 1992, hlm. 305.
35
DPU, op. ci.t hlm. 11-12.
35
dan misi, yang merupakan kelanjutan dari visi dan misi dasar Mgr.
pandangan untuk melihat segala sesuatu yang dialami manusia dan perlu
sebagai teladannya. Hal ini sesuai dengan apa yang dijabarkan dalam inti
kesederhanaan.
36
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan , op.cit, hlm. 1262.
37
Ibid. hlm. 749.
36
kecil, lemah, miskin dan tertindas, di bawah perlindungan dan inspirasi St.
spesifik yang biasa disebut dengan metode. Metode adalah cara atau
prosedur untuk mendapatkan objek, juga diartikan cara untuk berbuat atau
Metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah. Metode itu
sediri berarti cara, jalan, atau petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis.
38
Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta, Ghaha Ilmu, 2010, hlm. 11.
37
penelitian sejarah, aturan atau cara itu disebut dengan metode penelitian
sejarah sebagai proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan
39
Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah, Yogyakarta, Ar-Russ Media, 2007, hlm.
53.
40
Louis Gottchlak, op. cit. hlm. 32.
41
Ibid. hlm : 90.
38
batasan waktu, tempat yang akan diteliti serta siapa-siapa yang turut
berperan dalam kejadian itu, apa yang mereka lakukan dan untuk apa
42
Kuntowijoyo, op. cit. hlm: 92
39
tulisan tersebut.
untuk diteliti karena topik ini belum pernah ditulis hingga usianya 75
berkarya di Sibolga. Hal ini juga bermanfaat bagi para suster SCMM
berikut.
40
2. Topik harus asli, artinya belum pernah ditulis oleh orang lain.
atau materi sejarah.43 Sumber sejarah menurut bahannya ada dua yaitu
berupa surat-surat baik surat pribadi maupun surat dinas, arsip dan
43
Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah.Yogyakarta, Ombak, 2007, hlm. 86.
41
oleh orang yang bukan saksi mata atau tidak terlibat langsung dalam
skunder.
Yang Berbelaskasih.
44
Louis Gottchlak, op. cit. hlm: 35
42
ini dapat dilihat dari daftar pustaka yang tertera dalam skripsi ini.
sumber tertier. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
tahapan yaitu,
ada. Verifikasi dibagi menjadi dua, yaitu kritik eksternal dan kritik
dan penulisan sejarah yang palsu. Dalam skripsi ini penulis melakukan
kritik sumber dengan melihat dan mengkaji data yang telah diperoleh
45
Suhartono W. Pranoto, op. cit. hlm: 36-37.
44
analisis data maka fakta yang ada kemudian digabungkan menjadi satu
c. Pendekatan penelitian
orang miskin dan orang kaya yang terjadi di Belanda sehingga Mgr.
46
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama, 1992, hlm. 2-4.
46
yang terdiri dari berbagai suku dengan budaya dan adat istiadat yang
d. Penulisan Sejarah
suatu sumber47. Pada bagian ini, peneliti harus mampu menyusun hasil
yang terdapat dalam penelitian ini. Kapan peristiwa itu terjadi, adakah
2. Jenis penulisan
47
Louis Gottchlak, loc. cit² 32
48
Berbelaskasih di Sibolga.
H. Sistematika penulisan
Dengan demikian antara bagian yang satu dengan bagian yang lain memiliki
keterkaitan satu sama lain sehingga menjadi sebuah tulisan yang bisa
sistematika penulisan.
48
Sartono Kartodirdjo, op.cit., hlm. 5-6.
49
Sibolga. Dalam bab ini juga akan dibahas peranan Mgr. Zwijsen
Sibolga.
BAB V Bab ini adalah penutup. Dalam bab V ini akan dibuat sebuah
letak geografis dan kondisi alam, penduduk, kehidupan ekonomi, budaya dan
agama (untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam bab II ini). Pada bagian ini akan
Kongregasi SCMM, dan karya-karya yang dikelola para suster SCMM di Sibolga.
49
Miriam Budiharjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia, 2004, hlm. 33.
50
Soerjono Soekanto, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat, Jakarta, Rajawali,
1984, hlm. 106.
50
51
ekonomi antara orang pesisir dan rakyat pedalaman. Hal ini terjadi karena
dan garam dari pesisir pantai. Daerah Sibolga menjadi tempat pertemuan
para pedagang baik dari Eropa, Arab, dan Cina. Adanya pertemuan yang
tinggal untuk beberapa hari. Hal ini juga mengundang masyarakat Batak
51
Tanpa pengarang, Sibolga In Histori, Culture and Tourism office, Sibolga, tanpa tahun, hlm. 2-
3.
52
pribumi. Hal ini terjadi karena rakyat merasa dirugikan oleh para pedagang
setelah usianya tua dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Raja Luka
kutipan berikut.56
52
Parlanja Siraja adalah para pedagang yang datang dari daerah Tarutung dengan berjalan kaki
membawa bahan makanan seperti beras, sayur dan buah ke Sibolga untuk ditukar dengan ikan dan
garam.
53
Huta ni Si Balga artinya kampung orang besar.
54
Ibid.
55
Si Bontar Mata adalah julukan orang Batak terhadap orang Eropa yang disebut si mata putih.
56
Wawancara dengan Drs. H. Raja Djafar Hutagalung pada tanggal 11 Januari 2010.
53
Sibalga... Si Boga...Siboga...(Batak)
Tulisannya SIBOLGA dibaca SIBOGA... (Pesisir)
Sibougah...(Belanda, Inggris)
Sibarugah...(Jepang)
di Teluk Tapian Nauli, ± 350 km Selatan kota Medan ibu kota Provinsi
01046' LU dan 980 44' BT- 980 48' BT. Luas wilayah kota Sibolga (tidak
termasuk lautan) adalah 1.077 Ha atau 10, 77 km2 yang terdiri 889,16 Ha
km2 (26,27%), Sibolga Kota 2,310 km2 (21,45%), Sibolga Selatan 3,216
Wilayah Sibolga berada pada ketinggian antara 1-150 meter dpal (di
November.57
57
http://teropongkaca.com/?page_id=312 didownload tanggal 25 Januari 2010.
54
01042'-01046' LU, dan 980 44' BT- 980 48' BT dengan tofografi daerah
beberapa daerah pantai bagian barat pulau Sumatera yang dapat dilalui
penumpang dari Jakarta, dipadati oleh para pedagang makanan dan lain-
Selain itu letak wilayah Sibolga yang merupakan daerah pantai juga
dalam negeri maupun dari luar negeri. Salah satu objek wisata yang
Gadang, Pulau Poncan Ketek, Pulau Panjang dan Pulau Sarudik. Selain itu
lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah wisata sejarah dan budaya.
2. Demografi Sibolga
Melayu. Hal ini juga dapat dilihat dari di daerah Asahan, Langkat, Deli
adalah etnis Batak Toba, tetapi bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat
58
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Sibolga didownload tanggal 22 Maret 2010.
59
Napitupulu, dkk, Sejarah Perlawanan Terhadap Kolonialisme Dan Imperialisme Di Sumatera
56
Belanda. Pulau Poncan Ketek yang dijadikan sebagai bandar dan pasar
seperti Cina, India, Arab dan Belanda. Para pendatang dan pedagang ada
Pulau Poncan ini dikuasai oleh Belanda dan dijadikan sebagai tempat
tahanan bagi orang hukuman yang dikenal dengan nama “orang rantai”
daratan Sibolga.61
Aceh, suku-suku dari Indonesia bagian Timur, dan pendatang asing seperti
etnis Tiong Hoa, India dan Arab yang hidup berdampingan secara damai
60
Tanpa pengarang. Sumatera Utara Dalam Lintasan Sejarah, Medan, Bali Scam, 1995, hlm. 27.
61
Bhudhisantoso. S, dkk, op, cit hlm. 58.
57
Tapanuli Utara.
antara etnis satu dengan lainnya yang tentunya berpengaruh besar pada
yaitu,63
“Saling pengertian antara satu dengan yang lain, contohnya jika ada
perselisihan antara si A dan si B hendaklah si C yang menjadi
penengah demikian pula jika si A dan si C yang bertikai hendaklah
si B jadi penengah demikianlah mereka didamaikan secara bergilir
dan ini berlaku dalam kehidupan menurut adat maupun agama, jika
penyelesaian ini tidak berhasil barulah disampaikan kepada Residen.
Sistem ini semakin diperkuat dengan ditetapkannya beberapa
ketentuan mengenai adat yang berlaku di Sibolga oleh Raja Sibolga
yang disaksikan oleh Residen Belanda Conperus pada tanggal 1
Maret 1851 yang salah satu point-nya adalah bahwa adat pendatang
boleh berlaku apabila telah dilaporkan kepada pemangku adat atau
Raja.”
62
Jaka, dkk, Perjuangan Laskar Laut Sibolga dalam Mempertahankan Kemerdekaan RI, Medan.
USU Press, 2006, hlm.6
63
Ibid. hlm.7
58
kepatuhan pada tatanan hidup yang telah dibina semula menjadi kabur,
yang parah, rakyat berkekurangan dalam segala hal baik sandang, pangan
maupun papan maka seolah bukan suatu pandangan yang asing jika
banyak dijumpai rakyat berpakaian dari goni atau dari kulit kayu.64
sehari-hari. Para suster SCMM yang telah mendiami wilayah Sibolga pada
setempat.
64
Idem.
59
Toba, Minang, Nias dan Tionghoa. Kelompok etnis yang terbanyak adalah
etnis Tapanuli/Toba yaitu sebanyak 45.695 jiwa atau sekitar 55,93 persen
terbesar kedua (8.793 jiwa atau 10,76 persen), kemudian etnis Nias (7,70
persen), Jawa (6,46 persen), Madina (5,65 persen), Cina (4,23 persen),
yang ada di Sibolga. Bagi para suster SCMM pemahaman akan budaya
Berikut ini akan dibahas tentang sosial budya masyarakat yang dilayani
Batak Toba dapat dilihat dari adanya pengakuan sahala65 orang yang
karena lahir dari rahim (butuha) yang sama yaitu ibu mereka sendiri.
pihak istri suhut tadi atau mertua dari suhut dinamai hula-hula.
66
Mangongkal holi artinya menggali tulang-tulang orang yang sudah meninggal.
67
Dalihan Na Tolu artinya tiga tiang tungku yang dimaknai sistem kekerabatan masyarakat Batak
Toba yang mempunyai tiga kelompok kekerabatan yakni Dongan sabutuha/dongan tubu, hula-hula
dan boru.
61
Na Tolu. Hal ini berlaku bagi setiap pesta dan acara lainnya yang ada
adalah sidang keluarga untuk menyusun acara pesta. Pada acara itu
Bagaimana bentuk tugu, bentuk pesta, berapa ekor hewan yang akan
Upacara ini diiringi dengan musik Batak Toba dan semua yang
sedikit Islam.
tua. Adanya prinsip ini maka masyarakat Batak Toba berusaha dan
68
Anakko hi do hamoraon di au artinya anakku adalah kekayaan bagi setiap orang tua atau
keluarga.
63
b. Masyarakat Cina
c. Masyarakat Nias
aslinya "Ono Niha". Ono artinya anak atau keturunan; niha artinya
tinggi. Hukum adat Nias secara umuni artinya yang mengatur sagala
ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi. Suku Nias
d. Masyarakat Minang
disebut “saparuik” artinya berasal dari satu ibu. Seluruh anggota dari
paruik itu dihitung menurut garis ibu, sedangkan para suami dari pada
seorang penghulu yang dijabat oleh seorang laki-laki dari saudara ibu
94.614 jiwa yang terdiri dari 47.420 jiwa penduduk laki-laki dan
rumah tangga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1
berikut ini.
68
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Kota Sibolga
Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2007 & 2008
Tahun
Kelompok Umur 2007 2008 Presentase
LK PR LK PR (%)
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Kota Sibolga
Dirinci Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin
Tahun 2007 & 2008
Tahun
LK PR LK PR
Dilihat dari data di atas baik dari segi jumlah penduduk tiap
kecamatan maupun dari segi kelompok umur yaitu dari tahun 2007
bahwa kelompok umur 5-25 lebih tinggi dari kelompok umur usia
kerja ditambah dengan usia tua yaitu tahun 2007 terdapat 55,37
persen dan tahun 2008 terdapat 50,64 persen penduduk usia sekolah.
tempat yang tidak layak huni yang sangat membutuhkan air bersih dan
oleh perintah Sibolga. Hal ini juga menjadi perhatian para suster
SCMM sesuai dengan visi dan misi para suster SCMM dalam
bagi masyarakat. Hal ini juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk usia
ini membutuhkan peran para suster SCMM sesuai dengan tujuan awal
dapat dilihat dari jumlah sekolah yang telah dibangun. Pada awalnya
dan pangan rakyat harus didatangkan dari daerah lain seperti: beras,
minyak goreng, kopi, minyak tanah gula, tekstil dan lain sebagainya.
Daerah pesisir pantai timur dan pantai barat dari Sumatera Utara telah
utama dari hasil laut. Hal ini juga menjadi penghasilan utama daerah
sebelumnya.
kontributor terbesar yaitu sebesar 24,73 persen dan diikuti oleh sektor
perdagangan, hotel dan restoran 22,46 persen dan sektor ketiga terbesar
yaitu sektor jasa sebesar 14,58 persen, sedang sisanya oleh 6 sektor
antara lain kerapu, tuna, kakap, kembung, bambangan, layang, lencam dan
teri.
70
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Sibolga, op. cit, hlm. 1
74
(penduduk usia 15 tahun keatas) di Kota Sibolga dapat dilihat pada tabel
2.3.
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas Yang Bekerja
Menurut Jenis Kelamin dan Lapangan Usaha Utama
Tahun 2008
Total Laki-
Laki Dan
Lapangan Usaha (Ekonomi) Laki-Laki Perempuan Perempuan
kecil terutama pedagang ikan dan sebagai petani serta nelayan. Sumber
pendidikan yang baik. Hal ini didukung oleh Sibolga yang merupakan kota
wiraswasta.
71
ELS (Europeesche Lagere School) adalah Sekolah Dasar pada zaman kolonial Belanda di
Indonesia.
72
ibid, hlm.213.
76
Hal ini dapat dilihat dari jumlah sekolah yang setiap tahun bertambah di
pendidikan ini tidak dapat dinikmati oleh masyarakat biasa terutama anak-
awalnya para suster SCMM diminta untuk memberi pendidikan iman bagi
yang berada di Sibolga tidak hanya dimiliki oleh masyarakat Sibolga tetapi
terdiri dari 56 Sekolah Dasar (SD) negeri dan swasta dan 5 Madrasah
negeri dan swasta dengan jumlah guru dan murid seluruhnya masing-
masing 443 guru dan banyaknya murid 7.236 murid. Jumlah sekolah
Umum (SMU) negeri dan 3 SMU swasta dengan jumlah guru dan murid
95 dan 1.371 mahasiswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
Tabel 2.2.1
Jumlah Sekolah, Guru dan Murid
Taman Kanak-Kanak (TK) Menurut Kecamatan
Tahun 2008
Banyaknya
Kecamatan TK Guru Murid
Sibolga Utara 2 10 111
Sibolga Kota 3 23 530
Sibolga Selatan 3 20 350
Sibolga Sambas 5 24 269
Total 13 77 1260
Sumber: Badan Statistik Kota Sibolga, tahun 2009, hlm. 83
murid.
dengan kelas rasio 1:10 artinya bahwa untuk keseluruhan sekolah Taman
guru. Sibolga Kota kelas rasionya yaitu 1:30 artinya bahwa bahwa 30
orang murid didampingi satu orang guru. Untuk usia sekolah Taman
Taman Kanak-Kanak, para suster SCMM juga turut ambil bagian dalam
usia Taman Kanak-Kanak. Hal ini dapat dilihat dari pembangunan dan
dan misi yang telah diterapkan Mgr. Joannes Zwijsen pada awal
visi dan misi ini yaitu mendidik anak-anak yang membutuhkan dari semua
golongan.
80
Tabel 2.2.2
Jumlah Sekolah, Guru dan Murid
Sekolah Dasar Negeri dan Swasta Menurut Kecamatan
Tahun 2008
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa jumlah sarana dan
wilayah Sibolga memenuhi standar untuk kelas ideal dengan jumlah murid
dasar.
Setiap SD terdiri dari enam kelas dan setiap kelas terdiri dari 30-40
Sibolga Kota rasio kelasnya yaitu 1:21 artinya bahwa setiap tenaga
81
murid, dan rasio kelas Sibolga Sambas 1:19 artinya satu orang tenaga
penduduk Sibolga pada usia sekolah dasar dengan jumlah 21.088 dan
merupakan sumbangan para suster SCMM juga turut ambil bagian dalam
dasar bagi masyarakat Sibolga. Hal ini tampak bahwa Kongregasi SCMM
Tabel 2.2.3
Jumlah Sekolah, Guru dan Murid
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
Menurut Kecamatan Tahun 2008
Wilayah Sibolga bila dilihat dari rasio kelas dan tenaga pendidik
sekolah menengah pertama. Hal ini dapat dilihat dari rasio guru dan murid.
83
Sibolga Sambas rasionya 1:13. Dilihat perbandingan rasio guru dan murid
Tabel 2.2.4
Jumlah Sekolah, Guru dan Murid
Sekolah Menengah Umum (SMU)
Menurut Kecamatan Tahun Pelajaran 2007/2008
Bagi Sibolga Kota rasio guru dan siswanya yaitu 1:15 artinya setiap guru
perbandingan jumlah guru dan murid yaitu 1:13 artinya bahwa setiap
serta tenaga pendidik yang memadai untuk tingkat usia SMU sesuai
Tabel 2.2.5
Jumlah Sekolah, Guru dan Murid
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Menurut Kecamatan Tahun 2008
bawah atau masyarkat yang memiliki ekonomi rendah. Hal ini didorong
Masyarakat Sibolga berharap setelah tamat dari SMK siap untuk mencari
lapangan pekerjaan.
86
tenaga yang tersedia sebanyak 291 orang, siswa yang membutuhkan 2947
orang dengan fasilitas yang tersedia 8 sekolah. Rasio guru dan siswa 1:11
ini berarti setiap tenaga guru mendidik sekitar 11 orang siswa SMK yang
ada di Sibolga.
Tabel 2.2.6
Jumlah Siswa Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi
Dirinci dari Jenis Kelamin Tahun 2008
Tahun 2008
Jenis Kelamin
Total Laki-
Sekolah Laki-Laki Perempuan Laki+Perempuan
Sekolah Dasar 8.454 8.040 16.494
Sekolah Menengah Pertama 3.583 3.653 7.236
Sekolah Menengah
Atas/sederajat 2.024 2.602 4.626
Perguruan Tinggi 809 562 1.371
Total 14.870 14.857 29.727
Sumber: Badan Statistik Kota Sibolga, tahun 2009.
pendidikan.
Tabel 2.2.7
Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan Dosen
Di Sibolga Tahun 2008
dan prasarana, jurusan terbatas serta tenaga dosen yang kurang memadai
dan lain-lain. Melihat situasi ini para suster SCMM teribat untuk
Maria.
Dari tabel 2.2.1 sampai dengan tabel 2.2.6 dapat dilihat bahwa
muda. Wilayah Sibolga menjadi pusat pendidikan bagi daerah yang ada di
sekitarnya.
Katholik, Budha dan Hindu. Dilihat dari agama yang dianut berdasarkan
hasil Sensus Penduduk 2000, jumlah penduduk Sibolga 81.699 jiwa dan
32,36 persen, Katholik 5,21 persen, Budha 3,67 persen dan sisanya Hindu
dan lainnya sebanyak 0,3 persen. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
2.2.7.
89
Tabel 2.2.7
Jumlah dan Persentase Penduduk Sibolga Dirinci Menurut
Agama Hasil Sensus Penduduk (SP) 2000
masing. Sikap saling menghormati satu sama lain tetap dijunjung tinggi
kota Sibolga. Sikap toleransi antarumat beragama dapat dilihat dari adanya
yang ada, bekerja sama menjaga keamanan sehingga ibadat dan perayaan
sakit, doa bersama di rumah salah satu dari umat serta pembiaan di
di Sibolga.
SCMM berawal dari Belanda, adanya kepekaan para suster SCMM untuk
Indonesia.
Bunda Berbelaskasih
Hal ini berakibat bahwa segi kehidupan keagamaan, politik, sosial dan
masyarakat.74
Tuhan.
73
Ploretariat adalah kaum buruh sedangkan pauperisme yaitu kemiskinan, kemelaratan.
74
Aliks van de Molengraft, Tiga Wanita Saleh Yang Memulai, Yogyakarta, Andi Offset, 1992,
hal.1
92
dan Sr. Maria Theresia Smith yang berasal dari Hoogstraten, sebuah
terpelihara, dinamakan ‘rumah dengan tiga belas sel’. Ketiga suster ini
75
DPU, op.cit, hlm, 8
94
paroki.
mereka yaitu, Pastor Zwijsen. Pada hari yang sama, sebelum upacara
kongregasi pertama.77
76
Ibid, hlm. 41-42
77
DPU, op.cit, hlm. 9.
95
mengembangkan kongregasinya.
manusia. Tujuan ini juga menjiwai para suster untuk siap diutus kapan
cacat dan perawatan orang sakit dalam di negeri Belanda dan tempat-
Delf.
78
Cinta tanpa pamrih adalah memberikan perhatian, menolong, melayani sesama tanpa
mengharapkan imbalan jasa.
97
miskin.
79
Pieter van Lierop, Joannes Zwijsen Uskup Agung Dan Pendiri Kongregasi, Menado, Yafa,
1995, hlm. 3
98
Belgia.
80
Sekolah Latin setarap dengan SMA dengan bahasa Latin dan Yunani sebagai bahasa utama
dalam kurikulum.
81
Pietisme adalah suatu semangat rohani yang membimbing umat, sehingga agama terutama
dihayati dan dirasakan.
82
idem.
99
II. Pada tahun 1832 Joannes Zwijsen pindah dari kampung Best ke
Berbelaskasih.
83
ibid. hlm. 7&8
100
Parokinya.
84
Andre de Veer, Ziarah Bersejarah Mgr. Joannes Swijzen, DPP CMM, Yogyakarta, 2001, hlm. 9
101
anggota.
85
Pieter van Lierop, hlm. 19.
102
Yesus Kristus.
103
suster SCMM agar visi dan misi yang ia mulai tetap dijalankan
CMM.
104
86
Aliks van de Molengraft, op. cit hlm. 18.
87
Mansuete et Fortiter artinya kelembutan dan kekuatan/ketegasan.
105
orang.
bertindak tegas atas segala sesuatu yang dianggap tidak tertib dan
yang tinggi. Hal ini juga diterapkannya bagi kedua kongregasi yang
keuskupannya.
107
sebagai lembaga religius pada tahun 1848 oleh Bapak Suci Paus
88
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, op, cit hlm.590.
89
Ibid.
90
DPU, op, cit hlm.15.
108
ditulis pendiri. Pada tanggal 19 April 1969 pada kapitel umum luar
terdiri dari dua bagian, yaitu Konstitusi dan Statuta Umum yang
statu yang telah ditulis Mgr. Joannes Swijzen memberi arah dan
1988 sebagai berikut : Bab I Ciri Khas dan Tujuan Kongregasi, Bab
91
Ibid. hlm. 16.
109
Kongregasi.
Bunda Berbelaskasih.
92
Adolf Heuken, Esiklopedi Gereja Jilid II H-Konp, Jakarta, Cipta Loka Caraka, 1992, hlm, 192.
110
sumber keselamatan. Hal ini juga menjadi misi dan keinginan Mgr.
karisma, yaitu,93
93
DPU, op.cit. hlm. 20-21
111
Bunda Berbelaskasih.
94
Adolf Heuken, Esiklopedi Gereja Jilid IV Ph-To, Jakarta, Cipta Loka Caraka, 1994, hlm, 277.
112
melalui belaskasih.
konstitusi,95
Bunda Berbelaskasih
Berbelaskasih
95
DPU, op,cit, hlm. 19.
114
sungguh tulus diberikannya kepada kaum papa dan miskin. Visi ini
setiap saat. Lewat doa para suster SCMM dapat menimba kekuatan
dalam melaksanakannya.
96
Wawancara dengan Sr. Margaretha Gultom, SCMM tanggal 13 Januari 2010.
116
Berbelaskasih
agama. Misi para suster SCMM sesuai dengan misi awal Mgr.
konstitusi, yaitu,97
97
DPU, op.cit., hlm. 23
117
Vinsensius a Paulo.
khusus.
118
sumber kehidupan.
Padang adalah ibu kota Provinsi Sumatera Barat. Pada awal abad ke-19
masyarakat Indonesia.
oleh Th. Staal, namun misi ini berhenti lagi pada tahun 1847 karena ia
Pada tahun 1873 Serikat Jesuit mengambil alih misi dan karya
Indonesia yang luas dan perkembangan umat yang setiap tahun bertambah
sekolah Katolik pada awal masuknya Pater A.P.Smit, SJ. Untuk mengajar
hari. Padatnya aktivitas Pater A.P. Smit, SJ, mendorong ia mencari jalan
keluar mengatasi kebutuhan umat Katolik Padang pada saat itu, dengan
Pater A.P.Smit, SJ, menulis suatu karangan dalam majalah St. Claverbond
“Jika kita mau bekerja dengan baik, maka harus ada sekolah-sekolah yang
dikelola oleh suster-suster. Apapun usaha Pastor, tanpa bantuan para
suster, akan lebih banyak mengalami kekecewaaan daripada kesuksesan,”
98
G. Vriens, S. J, Sejarah Katolik Indonesia, Flores, Arnoldus, 1972, hlm.179
99
Rosalina Kusnoharjono, Napak Tilas 110 Tahun SCMM di Indonesia 1885-1995, Yogyakarta,
Andi Offset, 1995, hlm. 19.
120
sebagai suster perintis, atau pionir ke Indonesia. Para suter tersebut yaitu
Sr. Ewalda van Beek , Sr. Walfrida Screuder, Sr. Irmine van Apol, Sr.
Ludovicus Molenaar, dan Sr. Veronie van Abele. Pada tanggal 27 Mei
tetap bertahan dan berjuang hingga tiba di Padang pada tanggal 12 Juli
Tiba di tempat yang baru menemukan tantangan yang baru juga, tantangan
100
Sumarsona, Buku Ajar Filsafat Bahasa, Jakarta, Grasindo, 2004, hlm.58
122
Padang mengalami tantangan dalam hal bahasa. Hal ini terjadi karena
b. Iklim
ini menjadi tantangan besar bagi para suster SCMM terutama iklim di
orang, berkat kerja keras dan ketekunan, jumlah tersebut menjadi 140
yang tidak menganut agama dan tinggal di Padang. Para Elite Belanda
SCMM. Alasan yang diberikan adalah bahwa para suster SCMM dan
anak miskin. Hal ini juga yang mendorong para suster SCMM
101
Kusnoharjono, Sejarah Satu Abad Kongregasi SCMM di Indonesia, hlm.42
125
mewartakan kabar baik dari Allah di Sibolga. Permintaan ini dipenuhi oleh
dan pastor Timmermans sebagai pastor paroki Sibolga. Para suster yang
Sr. Basilia, Sr. Eugenia. Dari Belanda yang dikirim untuk menjalankan
Sr. Anselma Verbeek dan angkatan kedua Sr. Ladisla de Koning, Sr.
Sibolga. Karya kasih yang pertama mereka lakukan adalah mendidik anak-
102
Agnes Syukur, SCMM dan Yustina, SCMM, 120 tahun Tarekat SCMM di Bumi Nusantara-
Indonesia, Yogyakarta, Andi offset, 2005, hlm.44
126
“Ia harus bekerja demi kasih Allah, demi Dia sendiri, membuat
Allah berkenan dan untuk mengarahkan jiwa-jiwa kepadaNya demi
keselamatan mereka. Maka, tidak penting macam apa karya kasih
yang kalian kerjakan, apakah mengajar anak-anak, melayani orang
sakit, memperhatikan atau melayani orang tua, motif kalian haruslah
melulu memenuhi kebutuhan badani mereka, tetapi pelayanan kalian
mengarahlan mereka kepada Allah.”
berarti turut ikut mengambil bagian dalam pelayanan Yesus agar semua
1) Bidang Pendidikan
103
Joannes Zwijsen, Langkah-Langkah kebijaksanaan Warisan MGR. Joannes Zwijsen,
Yogyaakarta, , Andi offset, (Tanpa tahun), hlm.50
127
104
Zwijsen Mgr. Joannes, Gemeenzame Gesprekken : Pembicaraan-Pembicaraan Akrab 1863-
1864, Tilburg, R.K. Jongens-Weeshuis, 1864, hal. 76. Pembicaraan-pembicaraan akrab berisi
banyak konferensi Mgr Zwijsen yang menjelaskan banyak hal kepada para Suster SCMM (dan
kepada Frater CMM) sebagai prinsip dalam melayani secara belaskasih.Total konferensi yang
dibuat oleh Mgr Zwijsen dalam Pembiacaraan-Pembicaraan Akrab sebanyak duapuluh tujuh
konferensi.
105
Arsip Yayasan Santa Maria Berbelaskasihan dalam Laporan Tahunan Karya Pendidikan
Suster SCMM di Sibolga, 1990-2005.
128
pribumi (Batak).
maka didirikanlah TKK pada tahun 1947 yang diberi nama Taman
(TKK).
e. Melihat banyak jumlah siswa yang lulus dari Sekolah Dasar (SD)
Sibolga.
129
Sibolga.
para suster untuk membuka kembali sekolah dasar yang baru pada
i. Pada tahun 1989 kembali dibuka sekolah dasar yang diberi nama
besar. Para suster Belaskasihan menyadari akan hal ini. Selain itu,
Dasar (SD) Santa Melania. Sekolah Dasar ini dibuka pada tahun
1994.
2) Bidang Kesehatan
Monika, SCMM. Namun, balai pengobatan ini mulai tahun 2006 tidak
melahirkan.
106
Wawancara dengan Sr. Roberta Simarmata, SCMM tanggal 12 Januari 2010
132
negeri Belanda. Para suster juga memberi kursus menjahit bagi ibu-ibu
tinggi.
Karya sosial yang telah dirintis oleh para suster belaskasih yang
umat yang sakit dan tidak dapat berangkat ke Gereja. Pastoral bagi
C. Analisis
Belanda dan Jepang wilayah Sibolga memiliki peranan yang sangat penting
perhatian para pedagang pada masa Kolonial Belanda dan Jepang bahkan
berbagai suku yang memiliki budaya dan karakter berbeda-beda yakni Batak,
Melayu, Nias dan Cina. Mata pencaharian masyarakat Sibolga lebih pada
di Sibolga. Permohanan ini dikabulkan oleh para suster SCMM dari Belanda.
rata-rata 1,5 persen. Pertambahan penduduk ini menjadi sumber yang positif
perintah maupun pihak swasta. Sekolah tersebut mulai dari Taman Kanak-
SCMM merupakan salah satu berkat peranan Mrg. Joannes Zwijsen yang
kehidupan manusia.
buka di daerah Padang, Sumatera Barat. Masuknya para suster pionir SCMM
ke Padang mengalami berbagai tantangan yakni bahasa dan budaya, iklim dan
para Elite Belanda yang tidak mendukung kehadiran para suster tersebut.
Keyakinan dan semangat belaskasih ini membawa hasil yang berlimpah. Hal
motivasi bagi para suster SCMM untuk tetap berkarya sebagai misonaris dan
kemiskinan.
Dengan gerakan ini, para suster SCMM membuka hati untuk mengembangkan
sekarang.
BAB III
DI SIBOLGATAHUN 1930-2005
perkembangan, sesuatu dapat disebut berhasil atau memberikan hasil yang baik.
dikatakan dapat mengalami perkembangan. Hal itu dapat dilihat dari berhasilnya
dikelola dan peserta didik, jumlah tenaga pendidik yang dibutuhkan, sarana dan
prasarana yang tersedia, dan penerapan visi misi serta penanggulangan tantangan
pendidikan tersebut dilihat dari periode persepuluh tahun. Hal ini terjadi karena
tahun 1930-1942
137
138
tersebut, para misionaris dari Belanda juga mulai masuk ke Indonesia. Tiba di
bernuansa pendidikan barat. Hal ini didukung oleh kebutuhan akan tenaga
terutama pendidikan iman bagi masyarakat Sibolga. Niat hatinya yang tulus
yang telah ditutup di daerah parokinya. Hal inilah yang menjadi motivasi awal
Setelah Kongregasi SCMM menarik diri dari Tanjung Sakti awal tahun
dirintis oleh delapan orang suster yaitu Muder Angelbertis sebagai pemimpin
biara, Sr. Anselma Verbeek, SCMM, Sr. Ladisla de Koning, SCMM, Sr.
Aloysina, SCMM, Sr. Canisa, SCMM, Sr. Michaelle, SCMM, Sr. Basilia,
dibuat dari kayu dengan fasilitas yang masih sangat terbatas. Sebagai kota
status sosial yang beragam. Status sosial yang berbeda ini turut mempengaruhi
pendidikan tersebut dapat dilihat terutama dalam hal penerimaan murid baru
berdasarkan status sosialnya. Hal ini yang menutut Kongregasi SCMM untuk
sosialnya.
yang dicanangkan sejak awal oleh pendiri yakni memerima murid untuk
dibina dan dididik tanpa melihat perbedaan. Usaha Kongregasi SCMM itu
kebanggaan dan penerus atau ahli waris keluarga. Pentingnya status dan
141
lain, anak laki-laki lebih diutamakan daripada anak perempuan. Perbedaan ini
oleh Mgr. Zwijsen. Bagi Mgr. Zwijsen perempuan memiliki peranan yang
penting dalam pembinaan iman dan pendidikan dalam keluarga. Anak lebih
perempuan.
yang dikhususkan bagi anak-anak Cina, dengan jumlah murid sebanyak 100
orang. Untuk menampung anak-anak yang masuk ke sekolah yang baru ini
sebuah asrama pada tahun 1931. Kemudian pada tahun 1932 membuka
anak keturunan Cina dan Batak. Sekolah HCS tidak dapat lagi menampung
142
1934. Jumlah siswa yang ditampung dalam setiap kelas tidak dibatasi.
Kongregasi SCMM pada waktu itu tidak menghitung jumlah seluruh siswa
yang mereka layani pada awal karya pendidikan dibuka di Sibolga. Pada
pendidik terutama para suster. Oleh karena itu, pada tahun 1930-1942
melainkan juga ada peranan dari kaum awam yakni tenaga pendidik dari
gedung sekolah yang baru. Karena kebutuhan akan gedung yang baru ini
sangat mendesak, pada tanggal 12 Februari 1932 gedung SD yang baru mulai
dibangun.
kelas, tenaga pendidik baik awam maupun para suster. Perkembangan itu juga
pendidikan oleh Kongregasi SCMM yang berkarya di Sibolga dari biara pusat
di Belanda pada tahun 1937. Dengan dana pendidikan yang diminta dari
dilihat dari pembangunan biara yang baru sebagai tempat tinggal para suster
SCMM yang setiap tahun bertambah jumlahnya. Para suster SCMM tersebut
1942-1945
kekuasaan Belanda, mulai berpindah tangan dan dikuasai oleh Jepang. Sibolga
sebagai kota pelabuhan dengan cepat dikuasai oleh Jepang. Pada tanggal 15
Maret 1942 Jepang sudah menguasai Sibolga. Setelah tiga bulan Jepang
berada di Sibolga dan mulai mempelajari situasi daerah tersebut, Jepang mulai
mereka sebagai pegawai dalam hal juru tulis. Setelah Jepang menduduki
Indonesia semua sekolah binaan Belanda dilebur menjadi satu jenis yaitu
Sekolah Rakyat 6 tahun yang disebut dalam bahasa Jepang, Zinzyo Koto
pribumi dan nonpribumi, pada masa Jepang dilebur kecuali sekolah Cina yang
masih dapat berdiri sendiri tetapi tetap dalam pengawasan Jepang. Dasar
saat itu, yakni pendidikan lebih diarahkan agar anak-anak Indonesia semakin
107
Jaka, dkk. Ibid. hlm. 85
146
Hal ini terjadi karena semua gedung milik Kongregasi Suster-Suster Cinta
Kasih dari Maria Bunda Berbelaskasih disita oleh Jepang dan dijadikan
sebagai tempat tinggal mereka demi kepentingan perang. Bahkan semua suster
Para Imam, suster, pendeta dan semua yang berkebangsaan Belanda yang
milik Kongregasi SCMM dijadikan tempat bagi para imam Jerman yang
bertugas di Flores dan pulau-pulau Kei yang sedang diinternir oleh Jepang.
Dalam situasi seperti di atas, para suster SCMM tetap melaksanakan karya
108
Diinternir artinya dikumpul di satu tempat dan dijadikan tawanan perang
147
Semua karya kerasulan yang terutama karya pendidikan yang ada di seluruh
1946-2005
Kekalahan Jepang dari Amerika ikut berpengaruhi pada semua daerah yang
harapan yang baru bagi para misionaris dari Belanda untuk dapat kembali
Indonesia.
Sibolga tidak langsung melaksanakan karya pendidikan. Hal ini terjadi karena
Sibolga. Kunjungan ini memberi harapan yang baru bagi Kongregasi SCMM
mundur untuk mewartakan cinta kasih Allah di Sibolga. Mereka percaya akan
Segi kuantitas
tahun 1947, dengan alamat Jalan Mgr. Albertus Sugiyopranoto SJ. No.
Mutiara tetap berdiri kokoh walaupun ada banyak TKK yang baru.
pendidikan itu sendiri. Dengan kata lain, kualitas pendidikan bagi para
jumlah ruangan yang tersedia 5 kelas. Pada tahun 1956 sampai tahun
1965 jumlah murid TKK Maria Mutiara sebanyak 150 orang, tenaga
tahun 1966 sampai tahun 1975 jumlah murid TKK Maria Mutiara 160
orang, tenaga pendidik 6 orang. Mulai tahun 1976 sampai tahun 1985
adalah 152 orang. Pada tahun 1986 sampai degan 1995 jumlah murid
Pada tahun 1996 sampai 2005 jumlah murid 180 orang, jumlah
TKK. Karena itu pada tanggal 9 Juni 1989 didirikan TKK St. Melania
150
bertambah.109 Jumlah murid TKK St. Melania dari tahun 1986 sampai
Pada tahun 1996 sampai dengan tahun 2005 jumlah murid TKK
perkembangan jumlah guru dan siswa setiap sepuluh tahun dari tahun
Tabel 3.1
Jumlah Guru dan Murid
Taman Kanak-Kanak (TKK) Maria Mutiara dan Santa Melania
Tahun 1946-2005
Tahun
1946-1955 1956-1965 1966-1975 1976-1985 1986-1995 1996-2005
Sekolah Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid
TKK Maria
Mutiara 5 120 5 150 6 160 6 150 6 159 7 180
TKK
St.Melania - - - - - - - - 4 69 5 156
109
Wawancara dengan Sr. Patrisia Sitanggang, SCMM tanggal 6 Januari 2010
151
Grafik 3.1
Jumlah Guru dan Murid
Taman Kanak-Kanak (TKK) Maria Mutiara dan Santa Melania
Tahun 1946-2005
350
TKK Maria Mutiara
TKK St. Melania
300
Total
250
200
150
100
50
0
Guru
Murid
Guru
Murid
Guru
Murid
Guru
Murid
Guru
Murid
Guru
Murid
1946-1955 1956-1965 1966-1975 1976-1985 1986-1995 1996-2005
Tahun
Segi Kualitas
mereka masuk sekolah dasar, orang tua dan guru di sekolah dasar
2. Sekolah Dasar Swasta Roma Katolik 1, 2, 3, 4 dan Sekolah Dasar Swasta St.
Melania
110
Wawancara dengan Nelli Mariani Nainggolan tanggal 7 Januari 2010
155
bagi pribumi tetapi semua masyarakat yang ada di Sibolga yang meminati
Segi Kuantitas
dibatasi.
adalah 780 orang dengan tenaga pendidik 15 orang. Pada tahun 1956
pendidik 15 orang.111
kelas, akhirnya siswa tidak lagi efektif dalam menerima materi. Jumlah
siswa pada tahun 1976 sampai dengan 1985 adalah 540 orang, dan
1995 sebanyak 308 orang, laki-laki 173 orang dan perempuan 135
dengan 2005 adalah 277 orang, laki-laki 152 orang dan perempuan 125
orang.
mulai tahun 1962. Jumlah siswa SD RK No.2 pada tahun 1956 sampai
1966 sampai dengan 1975 jumlah siswanya 330 orang dengan tenaga
111
Wawancara dengan Sr. Martha Chandra, SCMM tanggal 6 April 2010
112
Wawancara dengan Sr. Martha Chandra, SCMM tanggal 6 April 2010
157
gedung baru untuk sekolah dasar pada tahun 1970. Pembangunan ini
lagi efektif.
Jumlah siswa pada tahun 1976 sampai dengan 1985 adalah 288
orang, dengan 153 laki-laki dan 135 perempuan, dan jumlah tenaga
261 orang, laki-laki 150 orang dan perempuan 111 orang. Tenaga
murid sebanyak 276 orang, laki-laki 146 dan perempuan 130. Tenaga
dalam satu kelas 30 sampai 40 orang atau 20 orang per kelas. Dengan
menambah satu unit bangunan sekolah dasar baru. Hal ini dilakukan
orang.113
Jumlah siswa pada tahun 1976 sampai dengan 1985 adalah 262
orang, laki-laki 143 dan 119 perempuan, dan jumlah tenaga pendidik 9
orang. Pada tahun 1986 sampai dengan 1995 sebanyak 251 orang, laki-
laki 135 orang dan perempuan 116 orang. Tenaga pendidik 9 orang.
Pada tahun 1996 sampai dengan 2005 adalah 203 orang, laki-laki 110
orang.
jumlah murid bahkan setiap tahun ajaran baru banyak murid baru yang
113
Wawancara dengan Sr. Martha Chandra, SCMM tanggal 6 April 2010
159
pada pagi hari dan ada yang sekolah siang. Menyikapi fenomena yang
untuk usia sekolah dasar. Pada tahun 1989 mulai membuka sebuah
316 orang, laki-laki 172 orang dan perempuan 144 orang. Tenaga
pendidik 10 orang. Pada tahun 1996 sampai dengan 2005 adalah 221
gedung baru untuk usia sekolah dasar pada tahun 1994. Pada tahun
sebanyak 426 orang, laki-laki 222 orang dan perempuan 204 orang.
penurunan jumlah murid dan guru. Tetapi kualitas dari sekolah ini
Sibolga.
Tabel 3.2
Jumlah Guru dan Murid
Sekolah Dasar Swata RK No. 1, 2, 3, 4 dan Santa Melania
Tahun 1946-2005
Tahun
1946-1955 1956-1965 1966-1975 1976-1985 1986-1995 1996-2005
Sekolah Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid
SD RK No. 1 18 780 15 720 15 660 15 540 11 308 11 277
SD RK No. 2 8 360 10 330 10 288 10 261 11 276
SD RK No. 3 9 262 9 251 10 203
SD RK No. 4 10 316 11 221
SD St. Melania 4 100 14 426
Total 18 780 23 1.080 25 990 34 1.090 44 1.236 57 1.403
Sumber : Arsip yayasan Santa Maria Berbelaskasih dan arsip Kongregasi SCMM Provinsi
Indonesia tahun 1946-2005
161
Grafik 3.2
Jumlah Guru dan Murid
Sekolah Dasar Swata RK No. 1, 2, 3, 4 dan Santa Melania
Tahun 1946-2005
gedung sekolah yang baru adalah untuk mewujudkan kelas yang ideal
dan bermutu.
No. 1 sebesar 7,69 %, sepuluh tahun ke-3 sebesar 8,33 %, tahun ke-4
SCMM di Sibolga.
pendidik.
para murid dapat diserap dengan baik. Hal ini juga membantu tenaga
164
pendidik dan siswa untuk lebih aktif dan kreatif terutama selama
Segi Kualitas
pendidikan pada tahap usia sekolah dasar dibina dari segi kecerdasan
Pembinaan motorik ini dilakukan pada sore hari. Selain itu, pembinaan
berlaku sopan terhadap orang tua dan orang yang lebih tua darinya,
Segi Kuantitas
114
Wawancara dengan Ibu Lilia tanggal 10 Januari 2010, di rumah Ibu Maria Oie.
115
Wawancara dengan Bapak Nelson Sitohang, S.Pd. Kepala Sekolah SD RK No. 1 tanggal 8
Januari 2010 di Kantor SD RK No. 1.
167
melebihi target.
Pada tahun 1956 sampai dengan tahun 1965 jumlah siswa 450
orang, tenaga pendidik 15 orang. Pada tahun 1966 sampai 1975 adalah
540 orang dan tenaga pendidik sebanyak 19 orang.116 Jumlah siswa ini
mulai tahun 1976 sampai tahun 1985 meningkat menjadi 696 orang,
jumlah laki-laki 383 orang, dan perempuan 313 orang. Jumlah siswa
ini mulai tahun 1986 sampai tahun 1995 meningkat menjadi 700 orang.
Laki-laki 385 orang dan perempuan 315 orang. Pada tahun 1996
sampai dengan 2005 adalah 701 orang, menurut jenis kelamin jumlah
laki-laki 350 orang, dan perempuan 351 orang. Jumlah siswa yang
mendaftar meningkat setiap tahun dan pada tahun ajaran baru ada
kurang memadai, pada tahun 2000 didirikan sebuah SMP dengan nama
beroperasi pada tahun 2000. Jumlah siswa SMP Fatima 2 dari tahun
2000 sampai dengan 2005 adalah 211 orang, tenaga pendidik 15 orang
Tabel 3.3
Jumlah Guru dan Murid
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Fatima 1 dan 2
Tahun 1946-2005
Tahun
1946-1955 1956-1965 1966-1975 1976-1985 1986-1995 1996-2005
Sekolah Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid
SMP Fatima 1 - - 15 450 19 540 22 696 26 700 27 701
SMP Fatima 2 - - - - - - - - - - 15 211
Total 15 450 19 540 22 696 26 700 42 913
Sumber : Arsip yayasan Santa Maria Berbelaskasih dan arsip Kongregasi SCMM Provinsi
Indonesia Tahun 1946-2005.
169
Grafik 3.1
Jumlah Guru dan Murid
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Fatima 1 dan 2
Tahun 1946-2005
Tahun
Segi Kualitas
Fatima dibatasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh keterbatasan sarana dan
setiap bulan, doa bersama di sekolah, merayakan hari besar agama, dan
lain-lain.
bantuan yang sangat besar dalam membina akademik dan moral anak-
anak mereka. Hal ini dirasakan dari hasil akademik serta tindakan
Segi kuantitas
dari SMP Fatima 1. Pada tahun 1958 adanya perkembangan jumlah siswa
Jumlah siswa SMA Katolik pada tahun 1956 sampai dengan tahun
1965 adalah 447 orang. Jumlah tenaga pendidik yang membantu dalam
tahun 1966 sampai dengan 1975 adalah 470 orang. Tenaga pendidik 22
orang. Pada tahun 1976 sampai 1985 jumlah siswa 480 dengan tenaga
pendidik 22 orang. Pada tahun 1986 sampai 1995 adalah 467 orang, laki-
laki 223 orang dan perempuan 244 orang. Masyarakat meminta kepada
melengkapi sarana, prasarana yang dibutuhkan untuk usia SMA. Hal ini
Tabel 3.4
Jumlah Guru dan Murid
Sekolah Menengah Atas (SMA) Sibolga
Tahun 1946-2005
Tahun
1946-1955 1956-1965 1966-1975 1976-1985 1986-1995 1996-2005
Sekolah Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid
SMA
Katolik - - 20 447 22 470 22 480 24 467 26 568
Total - - 20 647 22 470 22 480 24 467 26 568
Sumber : Arsip yayasan Santa Maria Berbelaskasih dan arsip Kongregasi SCMM Provinsi Indonesia
Tahun 1946-2005.
Grafik 3.4
Jumlah Guru dan Murid
Sekolah Menengah Atas (SMA) Sibolga
Tahun 1946-2005
400
300
200
100
0
Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid
1956-1965 1966-1975 1976-1985 1986-1995 1996-2005
Penurunan jumlah siswa ini terjadi karena adanya sekolah baru untuk usia
mendukung pembelajaran.
dari segi sarana dan prasarana merupakan tantangan dan refleksi bagi
Katolik.
siswa pada tahun 1985 sampai 1995 mendorong Kongregasi SCMM untuk
sebesar 21,63 %, dan tenaga pendidik 8,33 %. Jadi jumlah siswa SMA
1985 sebesar 7,13 %, dan pada tahun 1996 sampai pada tahun 2005
sebesar 21,63 %.
Katolik dan tenaga pendidik yang dibutuhkan lebih besar terjadi pada
tahun 1996 sampai 2006. Dari grafik itu terlihat dengan jelas bahwa
pendidik.
yang dibutuhkan oleh siswa pada usia SMA pada Yayasan Santa Maria
lampiran.
Segi kualitas
orang tua.117
perkembangan hidup rohani para siswa. Demikian juga untuk siswa usia
SMA, Kongregasi SCMM berusaha membekali para siswa dari segi hidup
rohani. Hal ini juga dilakukan bagi tenaga pendidik. Sebagai lembaga
117
Wawancara dengan Nelli Mariani Nainggolan tanggal 7 Januari 2010
177
muda, dengan prioritas orang kecil, lemah, miskin dan tertindas, di bawah
laboratorium bahasa.
yang dipergunakan Kongregasi SCMM dapat dilihat pada tabel dan grafik
di bawah ini.
Tabel 3.5
Jumlah Guru dan Siswa
Karya Pendidikan Kongregasi SCMM TK, SD, SMP, SMA,
Di Sibolga dari Tahun 1946 s/d 2005
Tahun
Jenjang 1946-1955 1956-1965 1966-1975 1976-1985 1986-1995 1996-2005
Sekola Gur Muri Gur Muri Gur Muri Gur Muri Gur Muri Gur Muri
h u d u d u d u d u d u d
TKK 5 120 5 150 6 160 6 150 9 228 12 336
SD 18 780 23 1.080 25 990 34 1.090 44 1.236 57 1.403
SMP 0 0 15 450 19 540 22 696 26 700 42 912
SMA 10 316 11 221
Total 23 900 43 1.680 50 1.690 62 1.936 89 2.480 122 2.872
Sumber : Arsip yayasan Santa Maria Berbelaskasih dan arsip Kongregasi SCMM Provinsi
Indonesia tahun 1946-2005.
178
Grafik 3.5
Jumlah Guru dan Siswa
Karya Pendidikan Kongregasi SCMM TK, SD, SMP dan SMA,
Di Sibolga dari Tahun 1946 s/d 2005
3000
TK K
2500
SD
2000 S MP
1500 S MA
Total
1000
500
0
G uru Murid G uru Murid G uru Murid G uru Murid G uru Murid G uru Murid
Tahun
tidak stabil. Hal ini terjadi karena adanya sekolah negeri dan swasta yang
baru dibuka, tetapi sekolah dasar Katolik di Sibolga selalu diminati oleh
perkembangan.
Perkembangan itu juga terjadi bagi sekolah SMP Fatima dan SMA
jujur, dan menjadi manusia yang mau bekerja keras serta memiliki
awalnya memiliki satu gedung SD, tetapi karena pertambahan murid dan
SMP) dan 1 gedung untuk usia sekolah menengah atas (SMA). Kemudian
pada tahun 2008 dibangun satu gedung untuk perguruan tinggi (PT).
Tabel 3
Jumlah Sekolah Karya Pendidikan Kongregasi SCMM TK, SD, SMP, SMA,
Di Sibolga dari Tahun 1946 s/d 2005
Jenjang Tahun
Sekolah 1946-1955 1956-1965 1966-1975 1976-1985 1986-1995 1996-2005
TKK 1 1 1 1 2 2
SD 3 3 3 3 5 5
SMP 1 1 1 1 1 2
SMA 1 1 1 1 1 1
Total 6 6 6 6 9 10
Sumber : Arsip yayasan Santa Maria Berbelaskasih dan arsip Kongregasi SCMM Provinsi
Indonesia Tahun 1946-2005.
180
Grafik 3
Jumlah Sekolah Karya Pendidikan Kongregasi SCMM
Tingkat TKK, SD, SMP, SMA,
Di Sibolga dari Tahun 1946 s/d 2005
12
10
8 TKK
SD
6
S MP
S MA
4
Total
0
1946‐1955 1956‐1965 1966‐1975 1976‐1985 1986‐1995 1996‐2005
antara lain jumlah siswa, tenaga pendidik, dan sarana dan prasarana yang
Perkembangan tersebut dapat dilihat dari segi jumlah siswa, jumlah guru,
donator, dan mereka yang menjadi mitra kerja para suster SCMM.
1. Faktor Internal
118
Wawancara dengan Sr. Margaretha Gultom, SCMM tanggal 13 Januari 2010
182
kerasulannya. Sumber daya para suster ini merupakan salah satu modal
karya pendidikan di Sibolga. Hal ini juga diperoleh berkat kerja keras dan
adanya selasi yang baik antara para suster SCMM dengan masyarakat
para guru dan karyawan sebagai rekan kerja Kongregasi SCMM. Rekan
2. Faktor Eksternal
ilmu pengetahuan.
Sibolga.
Kongregasi SCMM.
185
Arah utama visi kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih dari Maria Bunda
miskin, dan tertindas agar mengalami belas kasih Allah yang membebaskan
Dorongan visi yang telah dihayati oleh para suster SCMM diterapkan lewat
pelayanan yang diberikan setiap hari baik dalam karya pelayanan di tengah-
yang tulus untuk setiap wujud karya, khususnya karya pendidikan. Dalam
bentuk penerimaan siswa baru, para suster SCMM tetap mengupayakan anak-
anak dari golongan ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Hal ini dapat
orang tuanya sebagai buruh, nelayan dan tukang becak, serta pedagang kecil
penerimaan uang sekolah ini, semua anak yang sekolah di sekolah yang
para suster, tenaga pendidik, serta penggunaan sarana dan prasarana yang
yang kurang mampu dengan cara memberi beasiswa dan pencarian donator
186
tinggi. Sebagi contoh beberapa anak dari Sumba, Nusa Tenggara Timur, Nias,
Sibolga Sumatera Utara yang di bina para suster SCMM dan memiliki
ekonomi rendah dibantu oleh para suster SCMM baik kebutuhan sehari-hari
tinggi mereka diberi kebebasan untuk memilih tempat bekerja. Para suster
melanjutkan studinya.
bedakan dengan cinta tanpa pamrih. Melayani melalui sikap menyapa dengan
ramah, lembut, dan tegas bila situasi menuntut. Sebagai contoh bila para suster
mengajar di kelas para suster SCMM memberi sapaan yang lembut sebagai
mana seorang ibu yang menyapa anaknya, tetapi tetap menunjukkan ketegasan
Biologi dan perpustakaan. Sarana ini dapat dilihat pada halaman lampiran 11
sampai dengan 19. Sarana yang lain yang disediakan untuk pengembangan
bakat dan kreativitas seni seperti recorder, gitar, drum band, angklung,
pianika, dan alat-alat musik band bagi siswa yang menyukai band. Para suster
nilai kemanusiaan yang mendidik kaum muda menjadi manusia yang memiliki
mengembangkan ilmu yang didapat dari pendidikan formal yang telah dimiliki
mengikuti lokakarya, kursus dan studi S-2 bagi guru yang memiliki
masih memiliki ijasah SPG dan D-2 diberi kesempatan untuk melanjutkan
Peningkatan mutu juga diberikan bagi para suster yang sesuai dengan
orang-orang yang dijumpai sebagaimana yang tertuang dalam visi dan misi
Kongregasi SCMM. Pemberian studi lanjut bagi para suster SCMM sangat
tenaga pendidik yang lain para suster yang berkarya di karya pendidikan
Kongregasi SCMM juga diberi tanggung jawab yang besar dan diwajibkan
yang sungguh kompleks. Adanya desakan ini bagi para Suster SCMM
kongregasi yang aktif berkarya dan berdoa bersama umat maka tujuan
membutuhkan.
pendidikan yang mahal ini sebagaimana visi dan misi Kongregasi SCMM
tidak menutup karya untuk mereka yang memiliki ekonomi rendah. Hal ini
juga menjadi perjuangan bagi Kongregasi SCMM untuk mencari dana dan
manusia yang berguna bagi bangsa dan masyarakat merupakan salah satu
tanggung jawab Kongregasi SCMM sebagai bagian dari Gereja dan bangsa.
visi dan misi kongregasi sesuai dengan pedoman dan semangat Mgr. Joannes
Kongregasi SCMM
pergulatan dan tantangan itu dialami bukan untuk diri kita sendiri, melainkan
190
demi orang lain. Demikian juga hal bagi para Suster SCMM. Banyak dari para
1. Penduduk Asli
bangsa lain. Para pionir para suster SCMM yang memulai karya kerasulan
Batak Toba.
Bagi masyarakat Batak Toba anak adalah harta yang memiliki nilai
nomor satu bagi anak laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan. Salah
Hal ini tidak berlaaku bagi anak perempuan karena bagi orang Batak anak
situasi sosial masyarakat Sibolga tidaklah mudah bagi para suster SCMM.
2. Perkembangan Zaman
manusia bahkan manusia tidak lagi dituntut untuk bekerja keras, segala
informasi dan hal-hal yang diperlukan dapat dengan mudah dan cepat
masyarakat.
tantangan dari kemajuan zaman serta menyediakan dana untuk sarana dan
a. Kemajuan Teknologi
tehnologi. Hal ini terjadi karena tuntutan dunia kerja yang menerima
pendidikan.
yang luas terhadap peradaban umat manusia saat ini khususnya dalam
berdampak pada cara hidup dan pola berpikir masyarakat. Hal ini juga
teknologi yang lebih maju dan siap bersaing. Adanya jarak yang
pendidikan.
menggerakkan para suster SCMM dan guru untuk bekerja keras dalam
yang miskin dan berjuang untuk mencari makan, dan tidak mempunyai
perekonomiaannya.
untuk menimba ilmu pengetahuan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini
Biaya hidup yang mahal ini di pihak lain yaitu para donatur,
masyarakat yang tidak stabil ini mengurangi dana yang dikirim para
pendidikan di Sibolga.
rohani.
198
pemerintah ini di satu pihak ada yang diuntungkan dan di pihak lain
pihak yang dirugikan yaitu pihak pengelola sekolah swasta. Hal ini
minta agar para suster SCMM tidak memungut uang sekolah tinggi.
uang sekolah siswa. Bahkan uang sekolah yang diterima dari siswa
menganjurkan semua tenaga pendidik harus S-1 atau memiliki akta IV.
Tantangannya.
masyarakat Sibolga. Adanya sambutan yang baik inilah yang membuat para
perkembangan karya tersebut. Perhatian ini juga didukung oleh karya yang
1. Pastoral Keluarga
banyak hal, bentuk pelayanan ini sangat membantu para misionaris dalam
lembaga yang memiliki tanggung jawab terhadap Gereja juga turut ambil
Ada berbagai cara yang dilakukan oleh para suster SCMM dalam
terutama saat awal memasuki wilayah tersebut bahkan cara ini masih
mereka sehari-hari.
para Suster SCMM melalui pastoral keluarga ini memiliki proses yang
lama, tetapi hal ini sangat membantu para Suster SCMM dan berhasil
negatif dari perubahan tersebut. Untuk itu, para suster SCMM bersama
keterampilan mengelola diri dan orang lain, terutama kualitas diri yang
salah satu ciri khas dari sekolah-sekolah para SCMM. Pembinaan mental
202
dan spritualitas ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sekolah
cerdas akademik dan memiliki hidup rohani yang dewasa dan suasana
besar. Salah satu atau lebih suster menjadi tenaga pendidik di setiap
pengembangan diri bagi para suster SCMM merupakan salah satu cara
ada pada diri baik dengan mengikuti kursus maupun studi lanjut.119
119
Ibid.
203
lain-lain.
wawasan ilmu bagi para guru yang pada akhirnya diharapakan terjadi
204
para murid.
para guru. Pembinaan mental dan spritualitas merupakan bagian yang tak
sesuai dengan jumlah SPP yang diterima dari siswa. Pengelolaan tersebut
silang. Subsidi silang ini merupakan penerapan visi dan misi Kongregasi
SCMM sebagai lembaga pelayanan kasih.120 Dana ini juga diberikan dalam
insentif guru dari pihak pemerintah dan bekerja sama untuk mengangkat
H. Analisis
120
Ibid.
206
karya tersebut dilihat dari tiga periode yakni; pertama pada tahun 1930-1942,
cukup positif, baik dari segi jumlah siswa dan jumlah guru serta jumlah
adanya pendirian asrama puteri dan putera untuk menampung anak-anak yang
SCMM yang dikirim dari Belanda sebagai tenaga pendidik. Dan para suster
perhatian besar dari masyarakat baik masyarakat bawah, menengah dan atas.
Bila ditinjau dari segi kualitas karya pendidikan tersebut masih kurang
efektif, hal ini terjadi karena situasi politik di Indonesia masih kurang stabil.
Hal ini juga dipengaruhi situasi ekonomi masyarakat serta keterbatasan tenaga
pendidik, sarana serta prasarana yang disediakan para suster SCMM untuk
karya tersebut disita oleh Jepang. Bahkan para para suster dan tenaga pendidik
SCMM berhenti.
dilihat dari segi kuantitaf menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah siswa dan tenaga pendidik yang bertambah setiap tahun, penambahan
sarana prasara, jumlah gedung. Peningkatan itu juga dapat dilihat dari
dilakukan dari dini dengan cara, setiap siswa baru yang masuk ke sekolah
yang dikelola Kongregasi SCMM terlebih dahulu di tes. Bila hasil tes
memenuhi standar yang telah diterapan sekolah, anak tersebut dapat diterima
berbagai pihak yakni para suster, guru, siswa, perintah daerah dan masyarakat.
Hal ini juga dipengaruhi oleh perubahan budaya masyrakat Batak Toba
208
pendidikan tersebut baik mutu para suster, tenaga pendidik dan pegawai serta
mengalami suka dan duka hidup, ketika mengalami duka para suster SCMM
pihak.
pendidikan.
BAB IV
kecerdasan bangsa, persoalan ekonomi, budaya dan lain-lain. Salah satu faktor
menanamkan pendidikan bagi kaum muda sehingga menjadi generasi muda yang
dalam diri anak didik tersebut antara lain: rasa percaya diri, rasa hormat kepada
sehingga kelak mereka menjadi generasi yang bermanfaat dan berguna bagi
209
210
yaitu dari tahun 1930-2005. Karya pendidikan yang dijalankan selama kurun
masyarakat Sibolga. Pada bab IV dari penelitian ini akan dibahas nilai-nilai
hidup. Nilai juga akan mengantar orang agar mampu memilih dan bertindak
dengan bijaksana.121
121
Darminta. J, Praksis Pendidikan Nilai, Yogyakarta, Kanisius, 2006, hlm.24
211
kritis dan reflektif tentang nilai yang terkandung dalam pendidikan. Hal ini
hidupnya ke arah yang lebih baik. Pendidikan juga memberikan bekal dan
kekuatan untuk memelihara jati diri setiap individu maupun bangsa. Proses
II, bahwa pendidikan adalah hak dasar setiap manusia dan manusia
menghormati harkat dan martabat manusia, juga turut ambil bagian dalam
terutama pada saat mengalami tantangan hidup. Melalui pembinaan iman ini
generasi muda dilatih untuk tangguh dan gigih menghadapi situasi hidup
Sumber Hidup. Penanaman iman akan Tuhan bagi kaum muda, juga
dirasakan oleh masyarakat Sibolga terutama orang tua. Hal positif dari
umumnya setia pada iman serta mampu menjadi teladan bagi orang-orang
juga menanamkan nilai cinta kasih kepada anak didik. Semua agama yang
122
Sr. Margaretha Gultom, SCMM op.cit.
213
ada di dunia, tetap mengajarkan nilai cinta kasih. Dalam ajaran Kristiani, hal
ini sangat jelas dilihat dalam 1 Yohanes 4:20: ”Jika seorang berkata, aku
bagian terdahulu Allah adalah pusat Cinta kasih. Anak-anak dididik untuk
sesamanya. Hal ini sangat penting karena cinta kasih merupakan unsur
Nilai Cinta kasih yang ditanamkan para suster SCMM dan guru
melalui karya pendidikan bagi kaum muda Sibolga yakni mendidik dan
melatih para siswa agar mampu bekerja sama dan berinteraksi dengan
kelompok sesuai dengan teladan yang ditunjukkan oleh para suster SCMM
dengan orang lain akan menghantar diri mereka dalam menghargai orang
kaum muda terutama terhadap perkembangan hidup mereka yang lebih baik.
mendidik para siswa akan nilai-nilai kebenaran agar dirinya dikuasai oleh
hati dan pikirannya kepada kebenaran dan kejujuran. Nilai-nilai ini sangat
penting dan perlu ditanamkan pada diri anak didik sehingga mereka
kelebihan dan kekurangan, baik dari diri mereka sendiri maupun orang lain.
Oleh karena itu para suster SCMM dan guru mendidik siswa-siswanya
untuk mampu hidup dalam keadilan. Penanaman nilai keadilan ini diberikan
pertama-tama melalui teladan para suster SCMM dan guru yang melayani
para suster SCMM bagi para suster junior, yaitu memperlakukan siswa
dengan sikap ramah, sopan dan tegas tanpa membedakan status sosial.
diakhiri dengan doa. Selain kegiatan rutin harian tersebut, juga terdapat
kegiatan rutin bulanan, atau kegitan pembinaan iman kristiani siswa, seperti
retret, rekoleksi, Misa, doa rosario pada bulan rosario, dan jalan salib pada
masa prapaskah.
muda menjadi pribadi yang utuh dan berbelarasa. Nilai-nilai luhur yang
ditanamkan bagi generasi muda ini membawa hasil yang baik dan
bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari para
memiliki daya juang yang tinggi dan bekerja keras. Banyak di antara
mereka juga ada yang bekerja pada instansi pemerintah dan lembaga-
lembaga yang lain yang berada di Indonesia bahkan ada yang bekerja di luar
negeri.
proses atau usaha yang dilakukan dengan sadar, seksama dan dengan
2. Nilai-Nilai Akademik
yang tinggi. Kecerdasan emosional ini akan membawa pengaruh yang baik
bagi sesama yang ada di sekitarnya, karena individu tersebut mampu dan
pembinaan dari nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Pembinaan ini juga
inteligensi atau kreativitas anak atau yang disebut juga nilai-nilai akademik.
217
buku yang menjadi sumber belajar siswa dan juga merupakan pegangan
guru. Dan juga didukung dengan tersedianya vasilitas belajar yang berguna
sebagai media pembelajaran seperti: Tape recorder, TV, VCD Player dan
pelajaran.
Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar di bawah ini para guru SD
Roma Katolik No. 2 sedang mempersiapkan bahan ajar yang akan diberikan
Foto 4.1. Guru-guru SD RK No. 2 sedang mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada anak-
anak di SD RK No. 2.
disampaikan kepada orang tua yang merupakan pendidik utama siswa. Hal
yang sering dikenal dengan raport. Laporan diberikan dalam dua periode
yaitu laporan Mid semester dan semester. Laporan yang disajikan bukan
saja nilai akademis tetapi juga nilai non akademis termasuk sikap dan
prilaku siswa.
memuaskan sekolah dan orang tua. Dan setiap tahun siswa SD, SMP dan
SMA lulus 100%. Artinya bahwa sekolah yang dikelola Kongregasi SCMM
Pendidikan Nasional.
bakat siswa itu dilaksanakan melalui bidang Seni Budaya, yaitu seni musik
band, tarian, marching band dan paduan suara. Marching band SMA Katolik
kegiatan pemerintah daerah. Kegiatan bidang olah raga seperti basket, voli,
footsal, badminton dan lain-lain. Bidang sosial, pada masa prapaskah turut
membutuhkan.
para tenaga atau rekan kerja Kongregasi SCMM sehingga memiliki keahlian
lainnya menganalisis dan mengkaji berbagai ide dan gagasan, teori, teknik
pendidik juga berusaha mendorong para murid untuk aktif dan kreatif dalam
bertumbuh menjadi pribadi utuh baik jasmani maupun rohani. Potensi siswa
yang dikembangkan membawa hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari
prestasi yang diraih oleh para siswa dan guru di sekolah yayasan Santa
Utara dalam lomba pidato di Jakarta pada tahun 2005; atau sekolah ini
yang diraih oleh para guru adalah ada yang berhasil menjadi guru teladan
Berbagai prestasi ini sungguh menjadi bukti yang semakin jelas bahwa
Pendidikan dan ketrampilan yang diberikan kepada anak didik itu sedapat
materi ulangan umum maupun ujian akhir semester. Hasil kinerja guru,
siswa dan rekan kerja yayasana lainnya sungguh dihargai oleh Kongregasi.
Salah satu penghargaan tersebut yaitu pada akhir belajar siswa SMP
dan SMA 3 tahun di sekolah Yayasan Santa Maria para siswa akan
baik hasil ujian sekolah, maupun ujian nasional. Demikian juga untuk siswa
Sekolah Dasar (SD), mereka yang berhasil memiliki nilai akademik yang
Dasar Roma Katolik. Sedangkan untuk guru dikaitkan dengan masa kerja
Maria Berbelaskasih kepada para guru, pegawai dan dana pensiun pada
saat masa pensiun tiba sebagai wujud terima kasih atas pengorbanan dan
pendidikan.
222
berbelaskasih.
1. Nilai-nilai Kemanusiaan
dan pelatihan. Hal ini diharapkan agar semua kegiatan tersebut sesuai
tugasnya sebagai pendidik. Sikap ini membawa hasil yang baik sehingga
mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri setiap guru. Guru tetap
tenaga pendidik dan rekan kerja di Yayasan St. Maria Berbelaskasih. Hal
kompetensi tenaga kerja dalam mengembani tugas dan taggung jawab yang
menerus. Hal ini sangat penting karena guru menjadi teladan para siswa di
2. Bidang Ekonomi
bantuan banyak orang, terutama para guru dan karyawan sebagai mitra kerja
pemberian gaji yang layak bagi semua pegawai, guru dan karyawan lainnya.
dibayar waktu yang tetap.123 Gaji juga diartikan jasa yang diberikan kepada
seseorang atas prestasi dan kerja keras yang diberikan oleh seseorang
kepada orang lain atau individu. Gaji pada umumnya dibayarkan kepada
kerja atau sebesarnya tingkat komitmen mereka bagi karya kerasulan para
suster SCMM.
123
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, op, cit hlm. 327.
225
Gaji yang diterima seseorang dari suatu instansi atau lembaga akan
mempengaruhi kerja seseorang, status sosial, cara kerja dan lain-lain. Gaji
dapat memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya. Jadi adanya gaji ini,
merupakan bantuan yang besar bagi guru dan karyawan untuk memenuhi
Sibolga.
diamati dari para alumni, ada beberapa di antara mereka yang menjadi
karena teladan hidup para suster SCMM dan para pendidik. Dari teladan
hidup itu ada pemeluk agama lain yang merasa tertarik untuk menjadi
mereka yang dibaptis ketika mereka masih duduk dibangku sekolah yang
memilih untuk dibaptis dalam Gereja Katolik. Hal ini terjadi dengan
226
menjadi Katolik itu bukanlah karena ada paksaan dari pihak tertentu,
Selain itu ada faktor penting yang mendorong mereka untuk menjadi
Katolik yakni karya Roh Kudus dalam diri mereka dan teladan hidup yang
jumlahnya sedikit.
124
Wawancara dengan Sr. Matea Wijaya, SCMM, tanggal 15 April 2010
227
dan masyarakat mempunyai hubungan yang erat satu sama lain dalam
ketika terjadi salah paham antara siswa dari sekolah lain dalam
masyarakat.
228
lapangan kerja baru yang bermanfaat bagi masyarakat baik dari dalam
sekaligus individu yang memiliki sikap sosial. Jadi karya pendidikan yang
SCMM, bahwa banyak diantara mereka menjadi tenaga kerja yang disiplin
masyarakat.
menampakkan belas kasih Tuhan di dunia ini. Mencintai dengan tulus hati
pertimbangan etis dengan tahu menempatkan diri dan bersikap yang tepat
masyarakat.
masyarakat mengalami perubahan. Hal ini dapat diamati dari para alumni
4. Analisis
dengan sekolah lain. Anak-anak yang dididik para suster SCMM terlebih
dunia sekitarnya, nilai kejujuran dan keadilan. Hal ini sangat penting
muda dapat berkembang menjadi pribadi yang dewasa baik rohani maupun
jasmani.
memiliki ilmu pengetahuan yang merupakan salah satu bekal untuk meraih
memuaskan sekolah dan orang tua mereka. Nilai akademik siswa tersebut
disampaikan kepada orang tua melalui rapor setiap akhir semester. Hal ini
juga dapat dilihat dari alummi dari sekolah tersebut, banyak diantara
mereka yang berhasil dalam dunia pekerjaan dan menjadi teladan bagi
para tenaga pendidik lainnya menjadi pedoman bagi penulis dalam upaya
PENUTUP
A. Kesimpulan
berilkut.
rakyat dari penderitaan tersebut. Hal inilah yang dilakukan Mgr. Joannes
membaca (bagi anak putra maupun puteri), dan merajut (bagi anak putri).
234
235
masuk pertama kali ke Sibolga pada tahun 1930 atas undangan Pastor
sekali anak-anak yang miskin, supaya mereka dapat belajar. Tujuan lebih
karya kerasulan SCMM yaitu bidang pendidikan, bidang sosial, dan bidang
pendidikan. Bagi para suster SCMM, pendidikan yang baik diberikan bagi
sampai 1945 dapat dilihat jelas pada inisiatif para suster SCMM dalam
asrama putera dan puteri, dan SR baik untuk anak pribumi maupun
kembali.
orang dalam satu ruangan kelas, 1 gedung sekolah dasar yang memiliki
237
program lokakarya, seminar dan studi lanjut ke jenjang S-1 dan S-2.
dan bermanfaat bagi siswa, guru dan karyawan yang berkarya di Yayasan
B. Refleksi
mereka yang miskin. Masyarakat golongan rendah pada masa kolonial Belanda
Situasi sosial yang kurang adil ini akhirnya mendorong Kongregasi SCMM
mempersiapkan sumber daya para suster SCMM. Hal ini sangat penting,
Para suster SCMM dan Yayasan berusaha memberikan yang terbaik sesuai
yang diawali oleh para suster pionir SCMM dari Belanda dengan berbagai suka
dan duka yang dialami mereka. Tuntutan zaman setiap tahun berubah-ubah,
Agnes Syukur dan Yustina. (2005). 120 Tahun Tarekat SCMM di Bumi Nusantara
Indonesia 12 Juli 1885-2005, Yogjakarta: Andi Offset.
Anidal Hasjir, dkk. (1984). Kamus Istilah sosiologi, Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Blommestijn, Hein dan John Huls. (1995). Segala Sesuatu Hanya Berdasarkan
Cinta. Tilburg: Titus Brandsma Instituut.
240
241
Harahap, Basyral dan Siahaan, Hotman. (1987). Orientasi Nilai-Nilai Batak Toba.
Jakarta : Sanggar Willem Iskander.
Heuken Adolf. (1992). Esiklopedi Gereja Jilid IV Ph-To. Jakarta: Cipta Loka
Caraka.
Heuken Adolf. (1992). Esiklopedi Gereja Jilid II H-Konp, Jakarta: Cipta Loka
Caraka.
Karl-Heinz Peschke. (2003). Etika Kristiani Jilid III Kewajban Moral Dalam
Hidup pribadi. Maumere: Ledalero.
Lierop, Pieter van. (1995). Joannes Zwijsen Uskup dan Pendiri Kongregasi,
Manado: Yafa
Molengraft, van de Alix. (2003). Tiga Wanita Saleh Yang Memula. Yogjakarta:
Andi Offset
Riberu, J. (1989). Tongkak Sejarah Pedoman Arah: Dokumen Konsili Vatikan II,
Jakarta: Obor.
Rita Eka, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik, Yogyakarta: UNY Press.
Sartono Kartodirdjo, dkk. (1977). Sejarah Nasional Indnesia Jilid VI. Jakarta:
Depdikbud dan Balai Pustaka.
Sisters SCMM and Brother CMM. (2005). Journey Through History, Tilburg:___
Van Der Veen dan Verhoeven. (2005). Namun Tetap Berbeda Suster-Suster Cinta
Kasih dari Maria Bunda yang Berbelaskasih 1960-2000. Postbus :
Verloren.
243
ARSIP/DOKUMEN
SUMBER INTERNET
Lampiran 1
247
Lampiran 2
Lampiran 3
Daerah Karya Pendidikan
Kongregasi SCMM
Sumber:http://www.google.co.id/images?hl=id&q=peta%20wilayah%20sumatera
%20utara&um=1&ie=UTF-8&source=og&sa=N&tab=wi&biw=1440&bih=736.
Gambar 2 : Peta Sumatera Utara dan Letak Geografis Sibolga.
249
Lampiran 4
250
Lampiran 5
251
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 6. Gedung Taman Kanak-Kanak St. Melania.
255
Lampiran 10
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 7. Gedung Sekolah Dasar RK NO. 1
Lampiran 11
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 10. Gedung Sekolah Dasar St. Melania.
257
Lampiran 12
Foto 11. Murid Kelas 2 SD RK No.1 sedang Mengikuti Proses Belajar Mengajar.
Lampiran 13
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 13. Murid SD RK No 1,2 yang Mempergunakan Waktu Istirahat Mereka
dengan Berbagai Kegiatan.
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 14. Ibu Maria Oei sedang Mengajar Kelas 1 SD No. 2
259
Lampiran 14
Lampiran 15
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 17. Laboratorium Komputer SD RK No. 1,2, 3 dan 4
Lampiran 16
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 19. Gedung Sekolah Menengah Pertama Fatima 2.
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 20. Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama Fatima 1.
262
Lampiran 17
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 21. Siswa SMP Fatima 1 sedang Mempergunakan Perpustakaan.
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 22. Lingkungan SD St. Melania dan Siswa SMP Fatima 2, Sibolga.
263
Lampiran 18
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 23. Gedung Sekolah Menengah Atas Katolik Sibolga
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 24. Siswa kelas 3 IPA 1 SMA Katolik sedang Belajar Bahasa Inggris di
Laboratorium Bahasa.
264
Lampiran 19
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 25. Siswa kelas 3 IPA 1 SMA Katolik sedang Belajar Bahasa Inggris Di
Laboratorium Bahasa.
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 26. Siswa Kelas 3 IPA 1 SMA Katolik sedang di Laboratorium Komputer.
265
Lampiran 20
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 27. Siswa Kelas 3 IPA 2 SMA Katolik Sedang di Laboratorium Komputer.
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 28. Siswa Kelas 3 IPA 1 SMA Katolik Sedang di Laboratorium Komputer.
266
Lampiran 21
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 30. Gedung Sekolah Tinggi Geguruan dan Ilmu Pengetahuan.
267
Lampiran 22
Sumber: Koleksi Pribadi Penulis.
Foto 31. Salah Satu Karya sosial yang Diselenggarakan Kongregasi SCMM yaitu
Penipan Anak Bayi.
Lampiran 23
Foto 34. Para Tenaga Pendidik yang Bernaung di Yayasan Santa Maria
Berbelaskasih.
LAMPIRAN
SILABUS DAN RPP
269
Standar Kompetensi : Menganalisis perkembangan karya pendidikan Kongregasi SCMM di Sibolga tahun 1930-2005.
Kompetensi INDIKATOR Kegiatan Belajar Materi Pokok dan Penilaian Alokasi Sumber/ Bahan/ Alat
Dasar Mengajar Uraian Materi Pokok Jenis Bentuk Contoh Waktu
Tagihan Instrumen Instrumen
1. Menganalisis Perkembangan karya a. Tugas • Laporan Terlampir 4 x 45 1) Agnes Syukur dan
sejarah awal • Menjelaskan • Melalui kajian pustaka, pendidikan Kongregasi kelompok tertulis Menit Yustina. 2005. 120
berdirinya sejarah awal diskusi kelompok, dan SCMM di Sibolga pada b. Tugas (Essay) Tahun Tarekat
Kongregasi berdirinya presentasi siswa dapat tahun 1930-2005. individu • Laporan SCMM di Bumi
SCMM di Kongregasi menganalisis sejarah awal c. Presentasi hasil
Nusantara Indonesia
Sibolga, SCMM di Sibolga berdirinya Kongregasi Uraian Materi : d. Ulangan diskusi
perkembangan harian
12 Juli 1885-2005,
SCMM di Sibolga
karya • Sejarah awal e. UTS dan Yogjakarta:Andi
pendidikan di • Mendeskripsikan • Melalui kajian berdirinya Kongregasi UAS Offset.
Sibolga dan perkembangan pustaka, diskusi SCMM di Sibolga f. Fortopolio 2) Blommestijn, Hein
sumbangan karya pendidikan kelompok dan presentasi, dan John Huls. 1995.
karya Kongregasi SCMM siswa dapat menganalisis • Perkembangan karya Segala Sesuatu
pendidikan di Sibolga pada perkembangan karya pendidikan Kongregasi Hanya Berdasarkan
Kongregasi tahun 1930-2005. pendidikan Kongregasi SCMM di Sibolga pada Cinta. Tilburg: Titus
270
8) Arsip/Dokumen
Kongregasi SCMM
tahun 1930-2005.
b.Alat :
• White board
• Internet
• Foto tenaga pendidik,
anak-anak dan bangunan
karya pendidikan
kongregasi SCMM.
I. Standar Kompetensi
Menganalisis perkembangan karya pendidikan Kongregasi SCMM di Sibolga
tahun 1930-2005.
b. Proses
- Siswa mampu menjelaskan sejarah awal berdirinya Kongregasi
SCMM di Sibolga.
- Siswa mampu menganalisis perkembangan karya pendidikan
kongregasi SCMM di sibolga tahun 1930-2005.
273
c. Sikap
- Siswa mampu meneladani sifat dan tindakan para suster SCMM yang
melayani dengan penuh belaskasih dan semangat kesederhanaan.
- Siswa mampu bekerjasama yang baik dalam kelompok
- Siswa memiliki sikap mandiri dalam belajar.
V. Metode
Cooperative Teaching Learning (CTL) dengan teknik diskusi kelompok
b. Kegiatan Inti
Guru
- Guru menjelaskan sejarah awal berdirinya Kongregasi SCMM di
Sibolga.
- Guru membagi siswa dalam 5 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 6 orang siswa dan salah satu diantaranya menjadi
ketua kelompok. Setiap kelompok diberi tugas untuk berdiskusi
membahas permasalahan yang berbeda dalam waktu 25 menit dan
membuat laporan tertulis untuk dipresentasikan.
- Pembagian tugas diskusi kelompok adalah
• Kelompok 1 membahas dan membuat laporan tertulis mengenai
demografi dan mata pencaharian masyarakat Sibolga.
• Kelompok 2 membahas dan membuat laporan tertulis tentang
pendidikan masyarakat Sibolga.
• Kelompok 3 membahas dan membuat laporan tertulis tentang
sejarah awal berdirinya Kongregasi SCMM di Belanda.
• Kelompok 4 membahas dan membuat laporan tertulis tentang awal
Kongregasi SCMM di Indonesia.
• Kelompok 5 membahas dan membuat laporan tertulis tentang awal
Kongregasi SCMM di Sibolga.
- Membimbing siswa untuk diskusi dalam kelompok
- Meminta salah satu wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
Siswa
- Siswa membaca buku sumber bahan belajar yang telah diberikan oleh
guru.
- Setiap siswa mencari pasangan dengan mencocokkan kartu soal yang
sama.
- Setiap siswa bergabung dalam kelompok yang anggotanya memiliki
kartu sejenis.
275
Pertemuan II
a. Pendahuluan
Apersepsi : Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang
sudah dibahas dan yang akan dipelajari.
Motivasi : Siswa dapat memahami perkembangan karya pendidikan
Kongregasi Suster-suster cintakasih dari Maria Bunda yang berbelaskasih
di Sibolga tahun 1930-2005.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Guru
- Guru menjelaskan perkembangan karya pendidikan Kongregasi
SCMM di Sibolga tahun 1930-2005.
- Guru membagi siswa dalam 5 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 6 orang siswa dan salah satu diantaranya
menjadi ketua kelompok. Setiap kelompok diberi tugas untuk
berdiskusi membahas permasalahan yang berbeda dalam waktu 25
menit dan membuat laporan tertulis untuk dipresentasikan.
276
c. Penutup
- Guru memberi kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai materi
yang telah dibahas.
- Guru menyimpulkan hasil diskusi dan memberi penguatan.
- Siswa membuat rangkuman dari kesimpulan hasil diskusi dan penguatan
dari siswa.
- Guru dan siswa melakukan refleksi
- Masing-masing kelompok mengumpulkan laporan tertulis hasil diskusi
- Tindak lanjut : siswa diminta untuk mempelajari materi pelajaran
selanjutnya.
VIII. Penilaian
a. Jenis Penilaian : tertulis, performance, observasi
278
CONTOH TES
1. Jelaskan sejarah awal berdirinya Kongregasi SCMM di Sibolga?
2. Jelaskan perkembangan karya pendidikan Kongregasi SCMM pada
tahun 1930-1942?
3. Jelaskan perkembangan karya pendidikan Kongregasi SCMM pada
tahun 1942-1945 ?
4. Jelaskan perkembangan karya pendidikan Kongregasi SCMM pada
tahun 1945-2005?
5. Jelaskan tantangan dan kebijakan dalam mengembangkan karya
pendidikan Kongregasi SCMM di Sibolga?
6. Jelaskan sumbangan karya pendidikan bagi masyarakat Sibolga?
7. Tuliskan nilai-nilai universal yang anda peroleh dari mempelajari
perkembangan karya pendidikan Kongregasi SCMM di Sibolga pada
tahun 1930-2005?
b. Penilaian Proses
• Jenis tagihan : Laporan tertulis
Contoh :
Buatlah karangan minimal 2 halaman dengan tema ” Perjuangan para
suster pionir SCMM di Sibolga”.
• Lembar penilaian Afektif
No Nama Menghargai Mengambil Mengajukan Mempresentasikan Menjawab Jumlah Nilai
Siswa teman giliran pertanyaan pertanyaan
Keterangan :
Skor 1 : Pasif, tidak kooperatif, dan tidak menghargai teman
Skor 2 : Pasif, tidak kooperatif tetapi dapat menghargai teman
Skor 3 : Pasif, tidak kooperatif dan mengahrgai teman
Skor 4 : Aktif, kooperatif dan menghargai teman
Skor 5 : Aktif, sangat kooperatif dan menghargai teman
279
1. Penilaian Produk
a. Tes : Esay (50%) , pilihan ganda (30%) dan Jawaban singkat
(20%)
b. LKS : Esay (50%) dan Pilihan Ganda (50%)
c. Portofolio
Nilai Akhir : Skor Penilaian hasil (60%) + Skor Penilaian Skor Proses (40%)
2. Tindak Lanjut
- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 65% atau
lebih
- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat
pencapaiannya kurang dari 65 %
- Memberi program penganyaan untuk siswa yang tingkat
pencapainnya lebih dari 65 %