Anda di halaman 1dari 2

MISI UNTUK MEMPERBAIKI DIRI MENUJU MANUSIA IDEAL (MANAVA MADHAVA)

Salah satu tugas suci bagi umat Hindu ialah menata dirinya sendiri serta masyarakat, serta umat manusia untuk mengenal jati dirinya untuk berusaha menjadi manusia yang berperi kemanusiaan yang secara ideal disebut manusia Dharmika.Ajaran etika yakni tingkah laku yang baik dan benar untuk kebahagiaan hidup, serta keharmonisan antara manusia dengan Tuhan YME, antara manusia dengan lingkungannya.Ajaran etika dalam Wedamencakup banyak hal,seperti : kebenaran, kasih sayang, kebajikan, murah hati, dan lain lain. Dalam kitab suci Sarasamuscaya :Sloka 2-3-4 disebutkan : Diantara semua makhluk hidup, hanya yang dilahirkan menjadi manusia sajalah yang dapat melaksanakan perbuatan baik atau buruk;leluhurkanlah ke dalam perbuatan baik,segala perbuatan yang buruk itu;demikianlah gunanya ( pahalanya ) menjadi manusia( Sarasamuscaya 2 ). Oleh karena itu, janganlah sekali-kali bersedih hati,sekalipun hidupmu tidak makmur, dilahirkan menjadi manusia itu hendaklah menjadikan kamu berbesar hati, sebab amat sukar untuk dapat dilahirkan menjadi manusia, meskipun kelahiran hina sekalipun.( Sarasamuscaya 3). Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh sungguh utama; sebabnya demikian karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara(lahir dan mati berulang-ulang dengan jalan berbuat baik ) demikianlah keuntungannya dapat menjelma sebagai manusia.(Sarasamuscaya 4 ). Memperhatikan ajaran ini, kita diarahkan serta dituntut untuk berbuat kebenaran agar dapat melebur kegelapan untuk menuju manusia Dharmika. Ajaran Etika, tata susila, serta pengendalian diri untuk menjadikan diri serta manusia menjadi manusia Dharmika, berdasarkan ajaran agama Hindu dimuat dalam Veda, Ithiasa, Purana Bhagawad Gita, Sarasamuscaya, Slokantara, dll. Dalam Bhagawad Gita, Sri Krishna mengajarkan ada dua macam kecendrungan sifat dan perilaku manusiaseperti dijelaskan pada Bhagawad Gita XVI.1-2-3. Sri Bhagawan; keberanian, kemurnian pikiran, bijaksana dalam mebagi pengetahuan dan konsentrasi, amal sedekah, pengendalian diri dan berkorban, belajar Kitab Suci, melakukan tapa dan berbuat kejujuran(1). Tanpa kekerasan, kebenaran, bebas dari kemarahan, tanpa pamerih, tenang, benci dalam mencari kesalahan, welas asih terhadap makhluk hidup, bebas dari kelobaan, sopan, kerendahan hati dan kemantapan(2). Berani, pemaaf, teguh, murni, bebas dari kedengkian dan kesombongan, yang semuanya ini, wahai Bharata ( Arjuna ) merupakan anugerah pada mereka yang lahir dengan sifat dewata(3). Para dewa dan para asura keduanya berasal dari Prajapati dan itu ditulis dalam Bhagawad Gita XVI 4-5-6 disebutkan : Berlagak angkuh, membanggakan diri, marah dan juga kasar serta bodoh, semuanya ini, wahai Partha ( Arjuna ) adalah sifat sifat mereka yang lahir dengan kecenderungan raksasa. Ada dua macam makhluk diciptakan di dunia ini, yaitu yang bersifat Ilahi, dan bersifat raksasa. Yang bersifat Ilahi telah dia uraikan secara panjang lebar. Sekarang dengankan wahai Partha ( Arjuna ), tentang makhluk yang bersifat raksasa.

Selanjutnya juga dijelaskan mengenai sifat sifat keraksasaan ( Asuri Sampat ), sebagai lawan dari sifat sifat kedewaan ( Daiwi Sampat ). Bhagawad Gita XVI. 11, 12, 14, 17, 21: Kerajinan dengan keinginan yang tidak terhitung banyaknya yang hanya berhenti dengan adanya kematian, memandang pemusatan keinginan sebagai tujuan tertinggi, dengan memastikan bahwa inilah segala-galanya(10).

Anda mungkin juga menyukai