Oleh:
Kelompok VII
1. Khairatunnisa
2. Nurfadhila Az-zahra (11715201047)
3. Rizky wulansari
Kelas: 4B
Korelasi dwiserial ( rdwis) adalah korelasi yang salah satu variabel yang berskala
ordinalnya dibagi dalam dua golongan. Bila gejala ordinalnya dibagi dalam tiga
golongan dipergunakan korelasi triserial (rtris ). Bila gejala ordinalnya dibagi dalam
empat golongan memakai caturserial (r cas) dan jika gejala ordinalnya dibagi dalam
lima golongan digunakan pancaserial ( rpas ). Tapi bila gejala ordinalnya terbagi lebih
dari lima golongan (di atas pancaserial) lebih baik digunakan teknik analisis korelasi
product moment.
Dalam contoh berikut akan disajikan korelasi triserial. Misalnya, dalam suatu
penelitian ingin mengetahui apakah ada korelasi positif yang signifikan antara nilai
rata-rata (mean) ujian semester dengan keaktifan dalam belajar kelompok dari 30
orang mahasiswa UIN. Keaktifan belajar.
kelompok diklasifikasikan dalam tiga golongan, yaitu aktif sedang dan pasif.
Dari 30 orang mahasiswa tersebut yang aktif 9 orang, sedang 15 orang dan yang pasif
6 orang. Setelah data ditabulasikan maka tampak seperti pada tabel 5.18.
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi serial adalah
sebagai berikut:
∑{(𝑜𝑟 − 𝑜𝑡 )(M)}
𝑟𝑠𝑒𝑟 =
(𝑜𝑟 − 𝑜𝑡)2
𝑆𝐷𝑡𝑜𝑡 ∑{ }
𝑝
Keterangan :
Analisis korelasi serial dapat dilakukan untuk analisis varibel yang jumlah
sampel masing-masing kategorinya sama dan tidak sama, misalnya jumlah yang aktif
10 orang dan jumlah yang pasif juga 10 orang. Dalam contoh perhitungan korelasi
serial diatas jumlah masing-masing kategori tidak sama.
TABEL 5.18
NILAI RATA-RATA UJIAN SEMESTER DENGAN KEAKTIFAN
BELAJAR KELOMPOK MAHASISWA UIN
9
= 0,30 demikian seterusnya.
30
4. Mean, cara mencari meannya adalah jumlah nilai dibagi dengan jumlah
mahasiswa. Contoh mahasiswa yang aktif 9 orang, jumlah nilainya 640, maka
mean nya adalah :
640
= 71,11 demikian seterusnya.
9
Untuk mengetahui besarnya ordinat dapat dilihat pada tabel ordinat dan z pada kurva
normal (lihat lampiran 3). Dalam tabel tersebut ada dua kolom p (proporsi), p yang
satu merupakan komplemen dari p yang lain. Untuk mengetahui tinggi ordinat boleh
dipilih salah satu p, baik pada kolom pertama ataupun kolom kedua. Dari tabel
ordinat dan z dapat kita ketahui :
6) Kolom 8 (M)
Mean (nilai rata-rata), lihat tabel 5.18
7) Kolom 9 [(or-ot).M]
(or-ot) (kolom 5) dikali dengan mean (kolom 8 )
Contoh baris pertama : 0,34769 x 71,1 = 24,72076
Selanjutnya jumlahkan sehingga diperoleh :
∑(𝑜𝑟 − 𝑜𝑡)𝑀 = 2,90932
Dari tabel perhitungan diatas dapat diketahui :
(𝑜𝑟−𝑜𝑡)2
∑ = 0,804024
𝑝
Dari tabel perhitungan standar deviasi di atas diperoleh N = 30, ∑ 𝐟𝐗 = 2.010 dan
∑ 𝐟𝐗2 = 135.950. selanjutnya substitusikan ke dalam rumus standar deviasi berikut:
∑ 𝐟𝐗𝟐 ∑ 𝐟𝐗 2
SDtotal =√ −( )
𝑁 𝑁
135.950 2.010 2
=√ −( )
30 30
=√4.531,667 − 4.489
=√42,667
SDtotal = 6,532
2,90932
= 6,532 𝑥 0,804024
2,90932
=5,251885
rser = 0,554
Cara Memberikan Interpretsi terhadap Koefisien Korelasi Serial
Para ahli statistik menganggap bahwa rumus korelasi serial yang telah
disebutkan di atas koefisiennya terlalu tinggi (overestimated) dibandingkan dengan
nilai “r” yang sebenarnya. Untuk mengatasi hal ini dapat digunakan rumus “r”
chotomisasi, namun hasilnya terlalu rendah (underestimated) dari “r” product
moment. Agar koefisein korelasi triserial mendekati harga “r” product moment dapat
dilakukan dengan berkonsultasi pada tabel koreksi untuk chotomisasi (lihat lampiran
4)
Untuk lebih jelasnya kita ujikan rtria dari contoh perhitungan di atas. Contoh di
atas rtria = 0,554, selanjutnya substitusikan ke dalam rumus “r” chotomisasi seperti di
bawah ini.
(𝑂𝑟−𝑂𝑡)2
rch = rser √∑ [ ]
𝑝
= 0,554 × √0,804024
= 0,554 × 0,897
= 0,497
selanjutnya berkonsultasi pada tabel faktor koreks karena penggolongan secara kasar.
Cara melihat tabel, r menunjukkan rch sedangkan angka 2 sampai 10 menunjukkan
jumlah kategori (penggolongan) pada data ordinal. Dengan rch = 0,497 dan jumlah
kategori tiga, maka faktor koreksinya adalah 1.085. Agar koefisien rch ekuivalen
dengan “r” product moment maka rch dikalikan dengan hasil faktor koreksinya. Jadi
0,497 x 1,085= 0,539.