Anda di halaman 1dari 14

Kusuma Negara, I Made

Fakultas Pariwisata
Pengertian kebijakan
 Rangkaian konsep dan asas yang menjadi
garis besar dan rencana dalam
pelaksanaan suatu
pekerjaan/kepemimpinan dan cara
bertindak (Balai Pustaka, 2007).
 Menurut Ealau dan Pewitt (1973) (Edi
Suharto, 2008), kebijakan adalah sebuah
ketetapan yang berlaku, dicirikan oleh
perilaku yang konsisten dan berulang baik
dari yang membuat atau yang
melaksanakan kebijakan tersebut.
 Menurut Titmuss (1974) (Edi Suharto,2008), kebijakan
adalah prinsip- prinsip yang mengatur tindakan dan
diarahkan pada tujuan tertentu. Kebijakan adalah suatu
ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk
mengarahkan cara bertindak yang dibuat secara
terencana dan konsisten untuk mencapai tujuan tertentu.
 Menurut Carl Friedrich, kebijakan adalah suatu tindakan
yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh
seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu
lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya
hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-
peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan
sasaran yang diinginkan.
Anderson merumuskan kebijakan sebagai
langkah tindakan secara sengaja
dilakukan oleh seorang aktor atau
sejumlah aktor berkenaan dengan adanya
masalah atau persoalan tertentu yang
dihadapi (Winarno, Budi, 2002).
Kebijakan publik
 Menurut Chief J.O (1981) (Abdul Wahab, 2005),
kebijakan publik adalah suatu tindakan bersanksi
yang mengarah pada tujuan tertentu yang diarahkan
pada suatu masalah tertentu yang saling berkaitan
yang memengaruhi sebagian besar warga
masyarakat.
 Menurut Nugroho (2008), kebijakan publik adalah
keputusan yang dibuat oleh negara, khususnya
pemerintah, sebagai strategi untuk merealisasikan
tujuan negara yang bersangkutan. Kebijakan Publik
adalah strategi untuk mengantarkan masyarakat
pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa
transisi, untuk menuju pada masyarakat yang dicita-
citakan.
 Karakteristik khusus dari kebijakan publik adalah bahwa
keputusan politik tersebut dirumuskan oleh apa yang
disebut Easton (Agustino, 2006) sebagai “otoritas” dalam
sistem politik yaitu: “para senior, kepala tertinggi,
eksekutif, legislatif, para hakim, administrator, penasehat,
para raja, dan sebagainya.”
 Easton menyebutkan bahwa mereka-mereka yang
berotoritas dalam sistem politik dalam rangka
memformulasikan kebijakan publik itu adalah orang-
orang yang terlibat dalam urusan sistem politik sehari-hari
dan mempunyai tanggung jawab dalam suatu masalah
tertentu di mana pada satu titik mereka diminta untuk
mengambil keputusan di kemudian hari yang diterima
serta mengikat sebagian besar anggota masyarakat
selama waktu tertentu.
Tahapan kebijakan publik
Tahap-tahap pembuatan kebijakan publik
menurut William N.Dunn, (2003) sbb. :
Penyusunan agenda (agenda setting).
Formulasi kebijakan.
Adopsi/legitimasi kebijakan.
Implementasi kebijakan.
Penilaian/evaluasi kebijakan.
Pentingnya pembangunan pariwisata
 Prioritas program/kegiatan pembangunan difokuskan untuk
pencapaian target/sasaran Agenda Prioritas Nasional (NAWA
CITA) pada RPJMN 2015-2019.
 Usulan program/kegiatan harus dilaksanakan secara
komprehensif dalam kerangka pembangunan wilayah
sesuai dengan arah pembangunan wilayah per pulau/provinsi
pada RPJMN 2015-2019. Usulan program/kegiatan perlu
dilakukan secara terpadu dan terintegrasi, baik lintas sektor,
lintas K/L, maupun lintas wilayah.
 Selama ini, pembahasan Program/Kegiatan serta
pengalokasian Pagu Indikatif dilakukan secara sektoral per
Kementerian/Lembaga.
 Padahal, banyak sasaran/target program di K/L sektor yang
memerlukan dukungan kegiatan dari K/L lain, namun K/L
yang bersangkutan tidak mempunyai kewenangan utk
mengkoordinasikan K/L lain.
 Hanya Kementerian PPN/Bappenas yang
mempunyai fungsi utama sebagai koordinator
perencanaan lintas sektor, lintas wilayah, maupun
lintas kementerian/lembaga.
 Di Era Kabinet Kerja (Jokowi-JK), sebagian besar
Agenda Prioritas Nasional (NAWACITA) bersifat
Lintas Sektor, Lintas Kementerian dan Lintas
Wilayah, sebagai contoh pariwisata, kedaulatan
pangan, kemaritiman  oleh karena itu, sangat
diperlukan koordinasi perencanaan
program/kegiatan lintas sektor/lintas K/L dan lintas
wilayah.
Koordinasi Perencanaan Multilateral/Multi-Sektor/Multi K/L
terhadap masing-masing Agenda Prioritas Nasional
(NAWACITA) meliputi:
1. Kedaulatan pangan
2. Kedaulatan energi
3. Kemaritiman
4. Industri/Kawasan Industri
5. Pariwisata
6. Revolusi mental
7. Kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal
Kebijakan pembangunan karakter dan potensi pariwisata
Kemen Pariwisata; Kemen PU;
Kemen Perhubungan; Kemen BUMN;
Pemda

Peningkatan Kemen Pariwisata;


Jumlah Investor Kemen Kominfo;
Nasional Pemda

Kemen Pariwisata; Kemen Pariwisata;


Kemen Keuangan; BAPPENAS : KOORDINASI
Kemen Budaya
PERENCANAAN
Pemda MENKO : KOORDINASI PELAKSANAAN Dikdasmen;
Pemda
PEMBANGUNAN
KARAKTER
DAN POTENSI
PARIWISATA
Kemen Pariwisata; Kemen Pariwisata;
Pemda Kemen BUMN;
Pemda

Kemen Koperasi &UKM;


Kemen Pariwisata;
Kemen Pariwisata;
Kemen Budaya Dikdasmen;
Badan Pengembangan Ekonomi Kreatif;
Pemda
Pemda;
Sasaran pariwisata yang ingin dicapai 5
tahun ke depan

1. Akses transportasi.
2. Akses informasi dan komunikasi.
3. Pengembangan budaya lokal.
4. Pengembangan dan pengelolaan kawasan
pariwisata.
5. Kualitas SDM masyarakat lokal.
6. Ekonomi kreatif berbasis eco-tourism.
7. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi
pariwisata.
8. Kebijakan anggaran pembangunan pariwisata.
9. Peningkatan jumlah investor nasional.
Kementerian yang terlibat
SASARAN NAWACITA KEMENTERIAN/LEMBAGA
1. Akses Transportasi Kementerian PU dan Pera
  Kementerian Perhubungan
2. Akses Informasi dan Komunikasi Kementerian Kominfo
3. Pengembangan budaya lokal Kementerian Pariwisata
  Kementerian Budaya Dikdasmen
4. Pengembangan dan pengelolaan kawasan Kementerian Pariwisata
pariwisata
  Kementerian BUMN
5. Kualitas SDM masyarakat lokal Kementerian Pariwisata
  Kementerian Budaya Dikdasmen
6. Ekonomi Kreatif berbasis Eco-Tourism Kementerian Pariwisata
  Kementerian Koperasi dan UKM
  Badan Pengembangan Ekonomi Kreatif
7. Keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan Kementerian Pariwisata
lokasi pariwisata
8. Kebijakan anggaran pembangunan pariwisata Kementerian Pariwisata
9. Peningkatan jumlah investor nasional BKPM
  Kementerian Pariwisata
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai