Anda di halaman 1dari 8

MINISTRY OF PUBLIC WORKS AND HOUSING

REGIONAL INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT AGENCY


STRATEGIC AREA DEVELOPMENT CENTER
Jalan Pattimura No. 20 Kebayoran Baru – Jakarta Selatan 12110 Tlp.(021) 27513546

NOTULENSI
Pembahasan KAK ITMP Wakatobi
Hotel Claro, Kota Kendari.
Kendari, 2 September 2019

Setelah dilaksanakan workshop Konsultasi Publik Penyusunan Kerangka Acuan


Kerja Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Wakatobi di Kendari pada hari Senin
tanggal 2 September 2019, kami sampaikan hasil pembahasan sebagai berikut:
1. Acara dibuka oleh Direktur IPEK Bappenas dan dihadiri oleh Direktur
Pengembangan Wilayah dan Kawasan, Kepala Pusat Pengembangan Kawasan
Strategis BPIW, Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara, perwakilan Balai
Taman Nasional Wakatobi, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara,
Kepala Bappeda Wakatobi, Kepala Dinas Pariwisata Wakatobi, Kepala Bappeda
Buton Tengah, Kepala Dinas Pariwisata Buton Tengah, Dinas Perhubungan
Provinsi, perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi, Kepala Dinas Pariwsata Buton
Selatan, Kepala Balai Cipta Karya Sulawesi Tenggara, perwakilan BPJN Sulawesi
Tenggara, Perwakilan SNVT Penyediaan Perumahan, dan Kepala Bidang
Pengembangan Infrastruktur Antar Kawasan Strategis.
2. Kegiatan ini dilaksanakan untuk pembahasan dan penampungan masukan dalam
rangka pematangan KAK ITMP Wakatobi dengan stakeholder daerah.
3. Informasi penting oleh Direktur IPEK Bappenas, antara lain:
a. Dalam mewujudkan kolaborasi, butuh sinergi dalam bentuk masterplan.
Harapannya tidak saja sinergi pengembangan infrastruktur, tapi semua
komponen seperti pengusaha dan penyedia jasa layanan bisa menjadi industri
berdaya saing, serta menambah manfaat signifikan untuk pengembangan
ekonomi lokal dan nasional;
b. PP No. 50/2011, pengembangan destinasi berpedoman pada 3 klasifikasi
perwilayahan, yaitu KSPN, DPP, KPPN. KSPN Wakatobi menjadi perhatian
nasional. Untuk penyiapan destinasi membutuhkan 3A. Wisata bahari menjadi
highlight di Wakatobi dengan harapan bisa meningkatkan jumlah kunjungan
serta pariwisata yang berkualitas, lebih tahan lama dan bisa mempengaruhi
perputaran ekonomi lokal, tidak hanya dari jumlah kunjungan tapi nilai
ekonomi yang akan diciptakan;
c. Pada 15 Juli 2019 Presiden menambah Manado dan sekitarnya untuk DPP.
ITMP sudah dikerjakan di 3 lokasi dan bulan depan akan diresmikan. Saat ini,
3 KEK sudah diselesaikan, tahun ini akan dilakukan penyempurnaan dan akan
diselesaikan TW III 2020 untuk batch selanjutnya;
d. Program ini didukung oleh WB, yang berkomitmen untuk mempercepat 4
komponen dalam mendukung destinasi tersebut. Program ini berakhir sampai
2025, selanjutnya ITMP akan fokus di 2020-2025, meski di proyeksikan hinga
2045. Pada tingkat nasional, pengampu kegiatan adalah Kementerian PUPR,
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bertindak sebagai Implementing Agency,
dan BKPM. Tata kelola koordinasi telah dilegalkan melalui Perpres 14/2016
dengan Ketua Kemenko bidang Kemaritiman dan Ketua harian Kemenpar.
Permen Bappenas menggalang kolaborasi antar kementerian yang

1
membentuk 4 pokja yaitu berkaitan dengan masterplan, infrastruktur, Sumber
Daya Manusia, dan investasi;
e. Pemerintah pusat dan pemda diminta kesediaannya untuk membantu
konsultan dalam penyediaan dokumen untuk penyusunan ITMP. Diperlukan
juga survei pelengkap untuk melihat pola permintaan pasar dan kemampuan
pariwisata untuk memenuhi permintaan tersebut;
f. Kelompok Kerja (Pokja) di tingkat provinsi dibentuk untuk mengumpulkan
masukan bagi ITMP dan diharapkan Pokja ini terlibat dalam pelaksanaannya.
Harapannya dapat mempertajam penyempurnaan visi, untuk target 25 tahun
mendatang serta pencapaian target, pola pengembangan, ke destinasi sekitar,
diversifikasi wisata, infrastruktur, amenitas, pengelolaan Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis), pengembangan industri pariwisata, investasi dan
diversifikasi destinasi, sampai di rencana aksi. Nantinya akan ditetapkan
melalui Peraturan Presiden; dan
g. Akan membahas batasan ruang lingkup, aktor kunci (Key person), aspek yang
menjadi perhatian dan fokus pada modalitas yang dimiliki.
4. Informasi penting menurut Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara antara lain:
a. Kegiatan ini merupakan tahap awal dari penyusunan masterplan. Sudah ada
rencana detail kepariwisataan, sehingga dapat disinkronkan; dan
b. Wakatobi pernah ditetapkan sebagai KEK pariwisata dan sudah terbentuk
badan otorita. Sektor pariwisata memberi kontribusi besar pada PDRB.
Harapannya dapat meningkatkan perekonomian.
5. Informasi penting oleh Direktur Pengembangan Wilayah dan Kawasan antara lain:
a. Tujuannya adalah membentuk kesepahaman, kemudian kesepakatan banyak
pihak meliputi pemerintah daerah, pelaku usaha, perguruan tinggi, NGO dan
tokoh masyarakat. Penyiapan masterplan ini milik bersama. Ditekankan pada
manajemen kawasan, karena mengelola kawasan pariwisata dibutuhkan kerja
sama dari berbagai unsur;
b. Standar global yang kita jadikan contoh adalah Jepang. Jepang sudah memilki
paket wisata yang jelas seperti contohnya adalah hakone, transportasi
terintegrasi dari tokyo dan kota lain dengan harga tiket yang murah. Tiket ini
menjadi perhatian bagi wisatawan, karena bila biaya yang tidak pasti
wisatawan akan bingung. Dengan membangun infrastruktur kita dapat
membenahi soal biaya transportasi. Karena merencanakan tentang
berpergian adalah tentang biaya;
c. Pariwisata tidak bisa lepas dari berbagai sektor lainnya, seperti sektor
pertanian, perikanan, ternak dan pasar. Karena hal tersebut adalah hal yang
saling terintegrasi. Dengan masterplan kita mencoba untuk mengatasi
egosektoral dinas untuk optimalisasi potensi Pariwisata. Bisa mencontoh
inovasi pertanian di Jepang, kebersihan fasilitas umum yang ada, contohnya
adalah toilet. Kita dan jepang sama-sama memiliki budaya yang kuat, hal ini
yang harus tetap dipertahankan agar tetap menjadi ciri khas Wakatobi. Untuk
permasalahan jumlah souvenir yang masih terbatas, kita bisa meningkatkan
nilai tambah dan menjadikan bagian dari pariwisata dengan standar yang
bagus. Peran NGO dan perguruan tinggi disini sangat penting;
d. Aspek perikanan yang berkelanjutan, penataan perumahan dan lingkungan
dan sanitasi air bersih masuk di dalam masterplan. Pasar juga dibenahi agar
menarik, karena wisatawan pasti menuju pasar untuk mencari oleh-oleh dan
cinderamata. Di jepang, pasar menjadi koridor. Harapannya bisa membantu
masyarakat karena pasar bisa menjadi ujung dari peningkatan nilai tambah
komoditas;

2
e. Masih harus bekerja keras untuk beberapa sektor yang ada seperti sampah,
pasar, toilet, dan transportasi;
f. Laut tidak boleh kotor karena Wakatobi punya keunggulan di sektor wisata
bahari. Harus menjaga untuk pengelolaan pantai. Bappenas kerjasama
dengan Kanada (enstrik);
g. Masterplan harus mempunyai konsep pariwisata untuk semua;
h. Keterlibatan dinas itu penting, untuk mengisi masterplan sebaik-baiknya, serta
dengan terpadu;
i. Tim pengarah terdiri dari gubernur dan bupati daerah yang terlibat. Fasilitator
sebagai gugus tugas yang memantau pelaksanaan pariwisata. Terdapat 4 tim
teknis yang melibatkan pemda, melingkup interaksi semua pemangku
kepentingan;
j. Tugas pokok pokja daerah adalah menyusun rencana aksi, memastikan
rencana aksi ada sumber pendanaan dan investasi, ada pelaksana, ada yg
mengelola Sumber Daya Manusia, dan ada prasarananya untuk memantau
pelaksanaan. Permasalahan akan membesar bila saling melempar tugas;
k. Koordinasi dan pelaporan melalui forum pokja yang bisa dilaksanakan sebulan
sekali. Forum tidak harus resmi, untuk memantau perkembangan dan
menanggapi keluhan yang bisa datang dari wisatawan; dan
l. Apabila sudah ada pokja oleh SK Gubernur, bisa dipertegas sebagai
pemegang komitmen untuk memajukan kawasan Wakatobi.
6. Informasi penting oleh Bappeda Provinsi antara lain:
a. Pembentukan pokja bisa melibatkan camat.

7. Informasi penting oleh Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis BPIW


antara lain:
a. ITMP diciptakan sebagai platform dari WB untuk menyusun rencana terpadu
kepariwisataan. Bentuk platform adalah 8 pokok kegiatan. Silahkan untuk
memberi masukan;
b. 8 platform akan diselesaikan dalam 10-12 bulan. Yang paling penting adalah
kolaborasi. Jangkauan sampai 25 tahun, tapi 5 tahun fokus di KTA, kawasan
yang menjadi daya ungkit pariwisata Wakatobi. WB sudah melakukan survey
awal dan terpilihlah 4 kawasan inti pariwisata di Wakatobi terdiri dari 9
kawasan inti yang akan diperbaiki dengan prinsip 3A;
c. Ada 3 hal yang penting: pertama akan melihat dari segi kelembagaan, obyek
wisata, kondisi sarpras, amenitas. Kemudian menjadi skenario, kemudian
rencana aksi. Skenario melihat jumlah devisa, oleh karena itu kita mengejar
wisman yang potensinya besar. Sehingga yang dicari adalah leisure (pantai,
bisa bejemur, diving, surfing);
d. Penjelasan teknis dari task A-H ada dalam TOR yang sudah disebar. Mohon
masukan infrastruktur dasar yang bersifat fisik dan non fisik;
e. Art and culture, tidak boleh hilang agar menjadi daya bangkit wisata Wakatobi;
f. Aspek nature tidak boleh hilang; dan
g. Jadwal diharapkan konsultan bisa mulai Mei 2020.

3
8. Informasi penting oleh pihak Balai Taman Nasional Wakatobi antara lain:
a. Wakatobi merupakan kawasan konservasi dan merupakan 1 dari 4 kawasan
heritage dan cagar biosfer di Indoneisa. Situs Ramsar, Asean Heritage Park,
Global Geopark oleh Unesco;
b. Sebaik apapun dokumennya harus ada cara peningkatan terbatas akan
adanya penerbangan;
c. Cagar bisofer sudah dikelola dalam sistem zonasi dan sudah terbagi menjadi
3 zona. TN ditunjuk tahun 1996, penetapan di tahun 2002, dan pemekaran
Kab Wakatobi dari Kab. Buton tahun 2003;
d. Fungsi dari kawasan taman nasional sudah sejalan dengan pemanfaatan
sumber daya alam secara lestari. Implementasinya melalui kebutuhan
pelabuhan, jembatan, bandara, dengan memerhatikan prinsip lingkungan;
e. Kegiatan dengan pengawetan yang sudah dilakukan, yaitu penanaman
mangrove dan pemulihan ekosistem karang;
f. Kerjasama yang sudah dilakukan dengan pemda adalah pengembangan
infrastruktur, masyarakat lokal untuk pengembangan pariwisata dan
peningkatan akses kepariwisataan; dan
g. Terdapat 20 pelaku usaha jasa, 11 diantaranya sudah terdaftar di balai.
Berdasarkan PP No. 36/2010 pelaku usaha jasa mendapat perizinan dari balai
taman nasional. Kerja sama ini di wilayah Kaledupa. Pada Jaya Makmur
sudah ada pembuatan abon, sudah ada label MUI dan BPOM dan sudah
terdapat pelatihan pengemasan kendala pemasaran.

9. Informasi penting oleh pihak Bappeda Provinsi antara lain:


a. Banyak Amdal yang ditunda karena tidak sesuai; dan
b. Pembangunan jembatan dan pelabuhan harus ada persetujuan dari Gubernur.

10. Informasi penting oleh pihak Dinas Pariwisata Provinsi antara lain:
a. Harapannya pekerjaan ini bisa dipercepat untuk aksi;
b. Bagaimana membangun pariwisata secara paralel untuk menciptakan leisure.
Tidak bicara infrastruktur saja. Di Bali, semua digerakkan oleh masyarakat
secara pelan-pelan. Variabel yang berpengaruh di dalam pariwisata berjalan
secara paralel. Fakta menunjukkan bahwa kunjungan ke Wakatobi menurun di
2018 sehingga perlu dikaji faktor penyebabnya apakah internal dan eksternal.
Hal ini yang perlu dibahas dalam ITMP; dan
c. ITMP perlu melibatkan juga kabupaten-kabupaten lain, kabupaten lain sebagai
penyangga, dari seluruh kabupaten terdekat. Didukung juga oleh
penerbangan, sehingga melibatkan Kemenhub dan Angkasa Pura. Selain itu,
perlu melibatkan asosiasi-asosiasi.

11. Informasi penting oleh pihak Dinas Pariwisata Wakatobi antara lain:
a. Adanya paparan dari balai taman nasional untuk menunjukkan eksistensi dan
filosofi dari Wakatobi. Bila ditarik mundur, kita perlu melihat ruang-ruang
kewenangan yang terdapat pada antar sektor. Perlu melihat juga area dan
fungsi. Wakatobi memiliki posisi luar biasa, pada saat bersamaan seluruh
wilayah Wakatobi sebagai daerah otonom, taman nasional, dan KSPN.
Harapannya dapat dilakukan konsolidasi dari berbagai kewenangan untuk
menghindari conflict of interest. Harus ada integrasi dari sektor, area, dan
fungsi. Setuju untuk mengembangkan SDM, market, dan promosi;
b. Terkait timeline, 5 tahun di KTA, 25 tahun ini diharapkan bisa memberi
dampak ke kawasan pertumbuhan sekitarnya. Kita kalah dari negara lain
karena tidak terintegrasi. Pengembangan pariwisata mempertimbangkan

4
konektivitas dan aksesibilitas, tidak bisa dilihat secara parsial. Dari substansi
pengembangan intervensi 3A, di tahap awal Wakatobi dilihat secara lebih
fokus dan tidak bias. Diharapkan sudah dilakukan tender konsultan, di tahun
2020 final ITMP nya, pada tahun 2021 baru penganggaran secara nasional.
Tahun 2022 baru teralokasi anggaran jadi kegiatan bisa berjalan. Harapannya
ada mekanisme untuk tender dan penyusunan ITMP agar tahun 2021 dapat
terimplementasi; dan
c. Pengembangan pariwisata harus menggunakan prinsip sustainable tourism
development. ITMP berjalan bersama dengan sustainable tourism dari
pemerintah Swiss. Harapannya dapat terintegrasi antara 2 program ini.
Sustainable tourism menjadi acuan untuk memastikan pengembangan
pariwisata yang sustainable. Sudah ada satgas pengembangan pariwisata
berkelanjutan untuk mengintegrasikan progress ITMP dengan program
sustainable tourism.

12. Informasi penting oleh pihak Bappeda Wakatobi antara lain:


a. Arah kebijakan Kab. Wakatobi. Living sector berada di kelautan dan
pariwisata, arah kebijakannya diarahkan untuk mendukung sektor tersebut.
RPJMD 2016-2021, adalah pengembangan maritim, menggambarkan 3 sektor
dan core bisnis :
• Permukaan laut;
• Kolom laut: kelautan perikanan; dan
• Dasar laut: pariwisata
b. Sektor ii tertuang dalam misi ke 3, sangat fokus untuk membangun pariwisata
yang berbasis konservasi. Saat ada 10 DPP mengarah ke mass tourism,
sehingga kontras dengan prinsip sustainable tourism Wakatobi. Berusaha
untuk mengembangkan pariwisata tanpa keluar dari koridor konservasi;
c. Wakatobi sudah ada Ripparda, ada KPPN Wakatobi dari Kemendes wilayah
Kapota masuk kawsan strategis pariwisata daerah. Pendekatan pulau sebagai
DPK, lebih fokus lagi 7 KSPD, lebih fokus lagi menjadi 20 KPPD. Klasterisasi
memiliki ciri khas produk sendiri sudah ada di Ripparda. Di kemenpar ada
rencana detail KSPN, harapannya bisa terintegrasi; dan
d. 3 leading sector kelautan perikanan dan perdagangan antar pulau, sudah ada
dokumen perencanaan, diharapkan bisa menjadi sentra produksi jasa
perdagangan antar pulau. Kelautan dan perikanan butuh intervensi provinsi,
Wakatobi hanya ada 3% penguasaannya.

13. Informasi penting oleh pihak Dinas PU Wakatobi antara lain:


a. Terdapat kesulitan pengembangan Wakatobi, karena Wakatobi sebagai
wisata bahari, berpendapat surga di laut, neraka di darat karena infrastruktur
yang belum mantap. Dengan Wakatobi ditunjuk sebagai prioritas, maka
pembangunan infrastruktur yang sudah dilakukan sangat membantu.
b. Sudah menyiapkan dokumen, RTRW sedang revisi, karena ada overlay di
beberapa lokasi. Sudah ada KSK pulau Kaledupa, walinga, Binongko; dan
c. Masih ada masalah di persampahan, ada kampung di atas air di Moola. Dari
provinsi kotaku sudah mulai, tapi masih banyak yang buang sampah
sembarangan. Sumber mata air di Wanci dekat dengan pembuangan air tinja,
seperti contoh di Tomia. Pesisisrnya adalah air tawar. Daerah kspn di waha
airnya bersih dan tawar, apabila masih ada BABS ditakutkan bisa tercemar.
Harapannya penyusunan ITMP bisa memperbaiki ini.

14. Informasi penting oleh pihak Bappeda Kab. Buton Tengah antara lain:

5
a. Kita harus melihat Wakatobi sebagai brand pariwisata, bukan hanya jadi
delineasi. Saat melihat dokumen ini, bila ingin maju maka tidak bisa berdiri
sendiri, dukungan hinterland menjadi penting. Integrasi program ini sudah
dibahas NUSLIC (Kanada-Ina), sudah ada keputusan MoU untuk mendukung
kws pariwisata. Fokusnya adalah laut, tapi jika melihat jangka panjang,
harapannya wisata tidak hanya melihat laut. Bisa menggunakan alternatif dari
Buton, Bau-bau, dsk. Di Buton ada hutan Laungsango, turis juga bisa
berkunjung ke 30 titik di daerah Buton; dan
b. Di kawasan budaya di kaledupa, akan terkait kembali ke daerah induknya
yaitu Buton dan Bau-bau.

15. Informasi penting oleh pihak Dinas Pariwisata Kab. Buton Tengah antara lain:
a. Kabupaten sekitar Wakatobi mengharap adanya dampak dari pariwisata di
Wakatobi. Perlu di bicarakan bagaimana mengintegrasikan, namun dalam
kenyataannya masih ada ego sektoral. Filosofi pariwisata tidak mengenal
batas administrasi dan sektoral. Pemerintah pusat sudah memulai, daerah
hanya ingin menerima apa yang turun. Harapannya pemerintah provinsi untuk
melihat secara utuh, dengan Wakatobi sebagai poin strategis;
b. Kekurangan Wakatobi sudah disampaikan, yatu aksesibilitas, menuntut
penerbangan perlu diikuti kebijakan dan aksi di daerah. Mengajak Bupati
Buton, Busel, Bau-bau, Buteng, Muna, dan mencari alternatif pembiayaan,
perlu diikuti juga dengan komitmen dari pemerintah pusat;
c. Aksesibilitas laut, tol laut sudah diminta oleh Wakatobi sejak dulu, melihat
pelayaran utara selatan belum lancar, melalui Lembata (ferry);
d. Jembatan penghubung Pulau Muna dan Buton masuk dalam ITMP. Titik di
Kab. Buton Tengah dan Kota Bau-bau. Ini akan mendongkrak akses darat ke
seluruh daratan pulau muna dan sekitarnya; dan
e. Proyek-proyek PPL masuk lokasi wisata, perlu dievaluasi. Melihat cara
pandang wisata selalu mau memajukan, membangun fasilitas publik,
praktiknya banyak terjadi kerusakan tatanan kepariwisataan. Pantai tidak perlu
ada gazebo dan pedestrian, namun perlu mushola dan MCK, pagar pembatas.
Semua pelaku bisa masuk di dalamnya dengan pasar dan handycraft. Proyek
PPL merusak faktor kealamian.

16. Informasi penting dari Dinas Perhubungan Provinsi, antara lain:


a. Bandara Matahora di Kab Wakatobi dibangun tidak dengan anggaran
pemerintah pusat, akan tetapi dari APBD kabupaten. Sudah mengajukan izin
lokasi ke Kemenhub yang selanjutnya mengusulkan anggaran dari APBN, kini
sudah beroperasi untuk sektor udara. Baru ada Wings Air ke Wakatobi,
harapan ada tambahan flight ke Wakatobi;
b. Bandara Maranggo, dari Denpasar ke Maranggo;
c. Ada pelabuhan ferry Kamaru menghubungkan Sulawesi dan Pulau Waci,
seluruh pulau di sana akan dibangun pelabuhan ferry, tahun ini sudah di
Kaledupa dan Tomia dan tahun 2021 sudah beroperasi, semua terkoneksi,
harapannya naik mobil bisa sampai di Minongko;
d. Fasilitas prasarana ferry sudah diusulkan oleh BTTD, untuk mendukung
wisata nasional; dan
e. Transportasi laut, sudah bisa sandar kapal pelni, pelabuhan Wanci lalu
dihubungkan melalui pelabuhan penyeberangan.

17. Informasi penting oleh Pak Pur selaku pihak dari Dinas Pendidikan Provinsi,
antara lain:

6
a. Terkait Wakatobi sebagai kawasan wisata yang akan berdampak langsung
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, salah satu aspek infrastruktur
yang menjadi perhatian adalah SMK. Ada SMK Kaledupa, kerja praktek di Bali
atau Raja Ampat, belum ada hotel di sini yang siap untuk kerja praktek bagi
SMK tsb. Mohon kepada Bappenas untuk menu DAK masukkan penyediaan
hotel edukasi di SMA/SMK di daerah yang menjadi destinasi wisata.

18. Informasi penting oleh pihak Dinas Pariwisata Buton Selatan, antara lain:
a. Melihat posisi strategis pariwisata di Busel, ada 5 pulau yang akan
dikembangkan. Bila Wakatobi sebagai destinasi utama, kami jadi pendukung,
wisata di pesisir pantai, di Pulau Siompo masih dikembangkan. Dalam
penyusunan, Busel terlibat. Karena Busel juga sama seperti Wakatobi,
pemekaran dari Buton;
b. 29 kapal pelni lewat di busel, berlabuh di Pel Murong. Ini potensi untuk
pengunjung. Ada pulau kadatua, siompu, batuatas, kalikalia. Wisata bawah
laut sama seperti Wakatobi; dan
c. Ada bandara pariwisata di kadatua dimasukan juga.

19. Informasi penting oleh pihak Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Cipta Karya,
antara lain:
a. 2019 sudah ada balai di prov. Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi
Tenggara. Sudah terlibat pembangunan infrastruktur di Wakatobi. Di
Mularaya, Kaledupa sudah masuk untuk pembangunan jalan. 2016 ada pasar
sore, kini punah. Mularaya merupakan Kampung Bajo. Kini kurang ada
peminatan orang datang. Mungkin karena masalah kebersihan lingkungan.
Potensi Mularaya adalah pengolahan lobster dan kerapu;
b. Potensi wisata jangka pendek masuk ke dalam. Sekarang ada Pulau Kapota
dikerjakan Kemendes, ini belum masuk dalam identifikasi wisata;
c. Sedang membangun RTP di Kaledupa, untuk menjadi persinggahan sebelum
ke pulau Hopa; dan
d. Harapannya infrastruktur ini dijaga karena 135M nilai investasi dari pemerintah
pusat untuk air bersih, tpa, kaw. kumuh. TPA kurang beroperasi dengan baik.

20. Informasi penting oleh pihak Dit. PWK Bappenas, antara lain:
a. Akan ada konsolidasi semua program, kerja yang sudah dilakukan akan
dipertegas, sehingga dapat dilaksanakan dengan optimal;
b. ITMP mendorong sinergi antara dinas dan K/L. Sinergi menyangkut regulasi,
harus dilihat kembali, contoh dengan upaya konservasi. Terkait waktu, setuju
untuk akselerasi, lebih cepat lebih baik. Ini adalah melihat manfaat jangka
panjang namun operasional harus dilakukan setiap tahun;
c. Belajar dari Labajo, sama-sama kepulauan. Ada penolakan masyarakat
Gubernur menutup sementara di Labajo, karena carrying capacity terbatas.
Maka untuk Wakatobi perlu hitung batas jumlah wisatawan, supaya tidak
mengganggu masyarakat;
d. Sehingga inisiatif dari Swiss dan Canada bisa memperkuat ITMP;
e. Pilihannya adalah Memperbaiki tata kelola/cara promosi, lalu prasarana
mengikuti, atau berharap ada perubahan. Kita harus menunjukkan cara
pengelolaan yang baik, diikuti dengan lobbying dengan maskapai. Ini akan
masuk integrasi dengan perhubungan;
f. MoU dengan Enslic tetap jalan; dan
g. Keterlibatan masyarakat penting, karena tujuannya adalah meningkatkan nilai
tambah ekonomi dan sosial budaya.

7
21. Kesimpulan dan tindak lanjut yang disampaikan oleh Direktur IPEK, antara lain:
a. Membutuhkan berbagai masterplan untuk menjadi bahan utama sinergi
semua sektor. Tidak hanya menyatukan masterplan, tapi melihat fungsi dari
pemerintahan. Contoh di pemerintah pusat, sedang upaya tagging pariwisata
di Krisna, melihat anggaran dan lokasi;
b. Ada survei tambahan untuk melengkapi data-data dari segi pasar, untuk
mengetahui segmentasi pasarnya, apakah ke milenial, family, bussines,
individual travelers. Dan untuk identifikasi modal sosial dan adanya
kesenjangan dalam partisipasi wisata, juga kesenjangan kemampuan pelaku
pariwisata. Akan mengarah pada pemetaan SDM, perlukah mendirikan
sekolah, meningkatkan kualitas SMK, pengembangan sdm melalui gerakan
sara wisata. Ini adalah proses bottom-up dan top-down dari rencana induk
yang ada;
c. PP No. 50/2011 Ripparnas meibatkan 4 pilar tetap akan dilaksanakan.
Komponen 4 ITMP tidak berhubungan dengan pemasaran, karena
menyiapkan gerak penyiapan untuk destinasi. Fokus ITMP menyiapkan
inisiatif, sehingga destinasi siap bersamaan dengan pemasaran. Masih ada
jarak antara kesiapan dan pemasaran;
d. Salah satu rujukan pariwisata adalah environmentaly cultural framework,
melihat aspek budaya dan lingkungannya;
e. Inisiatif yang sudah dilakukan oleh daerah, akan dibangun cara masyarakat
dapat menjadi pemasok dalam circle wisata itu. Kolaborasi dengan luar negeri
akan sinergi. Pendanaan ITMP dari swiss lewat WB;
f. Ruang lingkup: fokus ada di Wakatobi, tapi melihat daya dukung dan
diversifikasi, untuk memperpanjang masa tinggal. Menawarkan destinasi di
sekitarnya, tinggal merencakan konektivitas antar pulau. Ini menjadi tugas
konsultan untuk menjadi sebuah rencana aksi;
g. Di pusat akan bahas dengan PU dan WB untuk akselerasi, supaya Desember
2020 ITMP sudah selesai. Rencana yang sudah dilakukan di tahun 2020 akan
masuk ke ITMP tahun 2021-2025 (no regret policy);
h. Ditetapkan dalam bentuk Perpres awal tahun 2020 tanpa Wakatobi, nanti
akan disusulkan untuk Wakatobi, BTS, labajo, dan Manado Likupang; dan
i. Akan ada konsultasi berikutnya, bila sudah ada kemajuan dari KAK.

Anda mungkin juga menyukai