Anda di halaman 1dari 367

Kata Pengantar

Laporan akhir ini berisikan tentang metodologi dan langkah kerja konsultan
dalam menyelesaikan laporan Penyusunan RISPAM Kota Padang. Pekerjaan ini
merupakan kerja sama antara Pemerintahan Kota Padang, PDAM Kota Padang,
Konsultan Perencana CV. MULTI MITRA SERASI
Konsultan sangat mengharapkan masukan dari semua pihak, guna
tercapainya hasil yang maksimal dan sesuai dengan apa yang diharapkan dari
pekerjaan ini.
Ucapan terima kasih kami sampaikan pada Pemerintah Daerah Kota Padang
atas kepercayaan yang diberikan pada konsultan serta semua pihak yang telah
membantu kelancaran dalam penyusunan laporan akhir ini.

Penyusun

CV. MULTI MITRA SERASI

i
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Daftar Isi

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel vi
Daftar Gambar xiii

BAB 1 PENDAHULUAN I-1


1.1 Latar Belakang I-1
1.1.1 Maksud dan Tujuan I-3
1.1.2 Keluaran Pelaksanaan Pekerjaan I-3
1.1.3 Otorisasi I-4
1.1.4 Landasan Hukum Penyusunan RISPAM I-4
1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan I-6
1.3 Sistematika Laporan I-10

BAB 2 KONDISI UMUM DAERAH II-1


2.1 Kondisi Fisik Daerah II-1
2.1.1 Geografis II-1
2.1.2 Topografi dan Fisiografi II-4
2.1.3 Geologi II-6
2.1.4 Hidrologi, Klimatologi dan Hidrologi II-8
2.2 Sarana dan Prasarana II-15
2.2.1 Air Limbah II-15
2.2.2 Persampahan II-16
2.2.3 Drainase II-16
2.2.4 Irigasi II-16
2.2.5 Sarana Perekonomian II-17
2.2.5.1 Sektor Pertanian II-17
2.2.5.2 Sektor Pertenakan II-18
2.2.5.3 Sektor Perikanan II-19
2.2.5.4 Sektor Perdagangan II-20
2.2.5.5 Sektor Industri II-21
2.2.5.6 Sektor Pariwisata II-22
2.2.6 Sarana Sosial dan Kesehatan II-22
2.2.6.1 Pendidikan II-22
2.2.6.2 Kesehatan II-25

ii
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
2.2.7 Sarana Peribadatan II-26
2.2.8 Sarana Transportasi II-26
2.2.9 Listrik II-28
2.2.10 Telepon II-28
2.2.11 Kawasan Strategis II-29
2.3 Sosial Ekonomi dan Budaya II-31
2.3.1 PDRB II-31
2.3.2 Mata Pencaharian Penduduk II-33
2.3.3 Adat Istiadat, Tradisi dan Budaya II-34
2.4 Sarana Kesehatan Lingkungan II-34
2.5 Ruang dan Lahan II-35
2.5.1 Rencana Tata Ruang Lahan II-35
2.5.2 Penggunanaan Lahan dan Tata Guna Lahan II-36
2.5.3 Rencana Pengembangan Tata Kota II-39
2.5.4 Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas II-40
2.5.5 Kawasan Lindung II-42
2.5.5.1 Hutan Lindung dan Hutan Suaka Alam II-42
2.5.5.2 Kawasan Perlindungan Setempat II-42
2.5.5.3 Ruang Terbuka Hijau II-42
2.5.5.4 Kawasan Cagar Budaya II-43
2.5.5.5 Kawasan Rawan Bencana II-43
2.5.6 Laju Perubahan Tata Guna Lahan dan Fungsi II-46
Lahan
2.6 Kependudukan II-47
2.6.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk II-47
2.6.2 Penyebaran Penduduk II-49
2.7 Keuangan Daerah II-50

BAB 3 KONDISI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM III-1


EKSISTING
3.1 Aspek Teknis III-1
3.1.1 Sistem Jaringan Perpipaan Kota Padang III-2
3.1.1.1 SPAM Perpipaan PDAM III-2
3.1.1.2 SPAM Perpipaan Pamsimas III-22
3.1.2 Sistem Bukan Jaringan Perpipaan Kota III-28
Padang
3.2 Aspek Non Teknis III-30
3.2.1 Aspek Kelembagaan III-30
3.2.2Aspek Pengaturan III-32
3.2.3 Aspek Keuangan III-32
3.2.3.1 Kebijakan Tarif Air III-32
3.2.3.2 Laporan Rugi Laba III-36

iii
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
3.2.3.3 Neraca III-37
3.3 Permasalahan SPAM Kota Padang III-39
3.3.1 Permasalahan Teknis III-39
3.3.2 Permasalahan Non Teknis III-39

BAB 4 STANDAR/ KRITERIA PERENCANAAN IV-1


4.1 Kriteria Perencanaan IV-1
4.1.1 Air Baku IV-2
4.1.2 Unit Transmisi IV-8
4.1.3 Unit Produksi IV-11
4.1.4 Unit Distribusi IV-13
4.1.5 Unit Pelayanan IV-19
4.2 Standar Kebutuhan AIr IV-21
4.2.1 Kebutuhan Air Domestik IV-22
4.2.2 Kebutuhan Air Non Domestik IV-23
4.3 Periode Perencanaan IV-24
4.4 Kriteria Daerah Layanan IV-26
4.4.1 Analisis Kebijakan Pengembangan Sumber IV-26
Daya Air Berdasarkan RTRW Kota Padang
2010-2030
4.4.2 Analisis Kebijakan Pengembangan Jaringan IV-27
Air Bersih Berdasarkan RTRW Kota Padang
2010-2030
4.5 Kriteria/ Persyaratan Teknis Untuk Non Perpipaan IV-28

BAB 5 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR V-1


5.1 Arah Perkembangan Kota V-1
5.2 Rencana Daerah Pelayanan V-4
5.3 Proyeksi Jumlah Penduduk V-4
5.4 Proyeksi Kebutuhan Air Minum V-18
5.4.1 Proyeksi Kebutuhan Air Minum PDAM V-20
5.4.2 Proyeksi Kebutuhan Air Non PDAM V-124
5.4.3 Proyeksi Kebutuhan Air Non Perpipaan V-135
BAB 6 6.1 Potensi Air Permukaan VI-1
6.1.1 Air Sungai VI-1
6.1.2 Danau, Rawa dan Situ VI-1
6.2 Potensi Air Tanah VI-3
6.3 Neraca Air (Water Balance) VI-3
6.4 Alternatif Sumber Air Baku VI-6
6.5 Usulan Perizinan Pengambilan Air Baku VI-7
BAB 7 7.1 Kebijakan, Struktur dan Pola Ruang Pemanfaatan VII-1
Ruang Wilayah
7.1.1 Kebijakan Tata Ruang VII-1

iv
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
7.1.2 Struktur Tata Ruang VII-2
7.1.3 Pola Pemanfaat Ruang VII-6
7.2 Rencana Sistem Pelayanan VII-7
7.2.1 Rencana Sistem Pelayanan Perpipaan PDAM VII-7
7.2.2 Rencana Sistem Pelayanan Non PDAM VII-10
(Pamsimas)
7.2.3 Rencana Sistem Pelayanan Bukan Jaringan VII-10
Perpipaan
7.3 Rencana Pengembangan SPAM VII-10
7.4 Kebutuhan Air VII-12
7.4.1 Kebutuhan Air Domestik VII-12
7.4.2 Kebutuhan Air Non Domestik VII-17
7.4.3 Kehilangan Air VII-22
7.5 Alternatif Rencana Pengembangan VII-27
7.5.1 Aspek Teknis VII-27
7.5.1.1 PDAM VII-27
7.5.1.2 Non PDAM VII-34
7.5.1.3 Non Perpipaan VII-35
7.5.2 Aspek Manajemen VII-38
7.5.2.1 PDAM VII-38
7.5.2.2 Perpipaan Non PDAM VII-41
7.5.3 Aspek Keuangan VII-41
7.5.3.1 PDAM VII-41
7.5.3.2 Non PDAM VII-41
7.5.4 Penurunan Tingkat Kehilangan Air VII-42
7.5.4.1 Penurunan Kehilangan Air Teknis VII-42
7.5.4.2 Penurunan Kehilangan Non Teknis VII-43
BAB 8 RENCANA PENDANAAN/ INVESTASI VIII-1
8.1 Kebutuhan Investasi Sumber Daya dan Pola VIII-1
Pendanaan
8.1.1 Kebutuhan Investasi VIII-1
8.1.2 Sumber Daya dan Sumber Pendanaan VIII-5
8.2 Dasar Penentuan Asumsi Keuangan VIII-10
8.3 Analisis Kelayakan Keuangan VIII-11
BAB 9 RENCANA PENGEMBANGAN IX-1
KELEMBAGAAN
9.1 Lembaga Penyelenggara IX-1
9.2 Struktur Organisasi IX-4
9.2.1 Analisa Kelembagaan PDAM IX-8
9.2.2 Analisa Kelembagaan Non PDAM IX-9
9.3 Analisa Kebutuhan SDM PDAM IX-10
9.4 Rencana Pengembangan SDM PDAM IX-10

v
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Daftar Tabel

Tabel 2.1 Kecamatan dan Jumlah Kelurahan di Kota Padang II-2


Tabel 2.2 Kemiringan Lahan Kota Padang II-4
Tabel 2.3 Penggunaan Lahan Kota Padang Tahun 2013-2014 II-7
Tabel 2.4 Nama Sungai di Wilayah Kota Padang II-8
Tabel 2.5 Luas Panen, Produksi dan Hasil Perhektar menurut Jenis II-18
Tanaman
Tabel 2.6 Jumlah Ternak Menurut Jenis Ternak II-19
Tabel 2.7 Jumlah Produksi dan Nilai Ikan Menurut Jenis Ikan II-20
Tabel 2.8 Jumlah Sarana Pendidikan di Kota Padang II-23
Tabel 2.9 Jumlah Sarana Pendidikan Tinggi di Kota Padang Tahun II-24
2014
Tabel 2.10 Jumlah Sarana Ibadah di Kota Padang II-26
Tabel 2.11 Panjang Jalan Menurut Fungsi dan Kondisi Permukaan II-27
Tahun 2014
Tabel 2.12 Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Tahun 2014 II-27
Tabel 2.13 Banyaknya Penumpang yang Turun Naik di Pelabuhan II-28
Teluk Bayur Padang Tahun 2014
Tabel 2.14 Banyaknya Pelanggan Listrik PLN Cabang Padang II-28

Tabel 2.15 PDRB Kota Padang Atas Dasar Harga Berlaku menurut II-32
Lapangan Usaha
Tabel 2.16 Persentase Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut II-33
Sektor Lapangan Usaha 2014
Tabel 2.17 Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Padang II-35
Tabel 2.18 Jumlah Apotek, Toko Obat dan Laboratorium di Kota II-35
Padang
Tabel 2.19 Laju Perubahan Tata Guna Lahan dan Fungsi Lahan II-46
Tabel 2.20 Jumlah Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan II-48
Tabel 2.21 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan II-48
Tabel 2.22 Kepadatan Penduduk Kota Padang Tahun 2014 II-49
Tabel 3.1 Cakupan Pelayanan Air Minum Kota Padang III-1
Tabel 3.2 Jumlah Pelanggan PDAM Kota Padang Menurut III-2
Golongan
Tabel 3.3 Pipa Transmisi dan Distribusi PDAM Kota Padang III-9

vi
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 3.4 Jumlah Air Produksi, Distribusi dan Air Terjual III-10
Tabel 3.5 Cakupan Pelayanan PDAM Kota Padang III-16
Tabel 3.6 Cakupan Pelayanan Perpipaan Pamsimas Tahun 2015 III-25
Tabel 3.7 Sumber Air Minum Non Perpipaan Tahun 2013 III-29
Tabel 3.8 Profil Karyawan PDAM Kota Padang Berdasarkan Status III-31
Kepegawaian
Tabel 3.9 Profil Karyawan PDAM Kota Padang Berdasarkan III-31
Pendidikan
Tabel 3.10 Tarif Air Minum Periode Juni 2012- Mei 2013 III-33
Tabel 3.11 Tarif Air Minum Periode Juni 2013- Mei 2014 III-33
Tabel 3.12 Tarif Air Minum Periode Juni 2014- Sekarang III-34
Tabel 3.13 Struktur Harga Pokok Tahun 2014 III-35
Tabel 3.14 Neraca Laba Rugi PDAM Kota Padang Tahun 2010 s/d III-36
2014
Tabel 3.15 Neraca Komparatif PDAM Kota Padang Tahun 2010 s/d III-38
2014
Tabel 4.1 Parameter Wajib, Persyaratan Kualitas Air Minum IV-8
Tabel 4.2 Kriteria Pipa Transmisi IV-10

Tabel 4.3 Kriteria Besar Debit dan Jumlah Pompa IV-10


Tabel 4.4 Ketentuan Teknis Pipa Transmisi IV-11
Tabel 4.5 Kegiatan Penyusunan Rencana Teknik Unit Produksi IV-12
Tabel 4.6 Kriteria Pipa Distribusi IV-14
Tabel 4.7 Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan jaringan Pipa IV-16
Distribusi
Tabel 4.8 Diameter Pipa Distribusi IV-17
Tabel 4.9 Tingkat konsumsi/pemakaian air rumah tangga sesuai IV-23
kategori kota
Tabel 4.10 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk IV-24
Pengembangan SPAM
Tabel 4.11 Kategori Wilayah IV-25
Tabel 5.1 Perbandingan Nilai “r” dan “S” Metode Proyeksi V-4
Penduduk
Kota Padang
Tabel 5.2 Proyeksi Penduduk Kota Padang V-4
Tabel 5.3 Proyeksi Penduduk Per Kecamatan Kota Padang V-6
Tabel 5.4 Proyeksi Penduduk Kecamatan Bungus Teluk Kabung V-8
Tabel 5.5 Proyeksi Penduduk Kecamatan Lubuk Kilangan V-9
Tabel 5.6 Proyeksi Penduduk Kecamatan Lubuk Begalung V-10
Tabel 5.7 Proyeksi Penduduk Kecamatan Padang Selatan V-11
Tabel 5.8 Proyeksi Penduduk Kecamatan Padang Timur V-12
Tabel 5.9 Proyeksi Penduduk Kecamatan Padang Barat V-13

vii
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.10 Proyeksi Penduduk Kecamatan Padang Utara V-14
Tabel 5.11 Proyeksi Penduduk Kecamatan Nanggalo V-15
Tabel 5.12 Proyeksi Penduduk Kecamatan Kuranji V-16
Tabel 5.13 Proyeksi Penduduk Kecamatan Pauh V-17
Tabel 5.14 Proyeksi Penduduk Kecamatan Koto Tangah V-18
Tabel 5.15 Rencana Cakupan Pelayanan Sistem Penyediaan Air V-19
Minum Kota Padang
Tabel 5.16 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Teluk Kabung Selatan V-20
Tabel 5.17 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Bungus Selatan V-21
Tabel 5.18 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Teluk Kabung Tengah V-22
Tabel 5.19 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Teluk Kabung Utara V-23
Tabel 5.20 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Teluk Kabung Timur V-24
Tabel 5.21 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Teluk Kabung Barat V-25
Tabel 5.22 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Bungus V-26
Teluk Kabung
Tabel 5.23 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Tarantang V-27
Tabel 5.24 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Beringin V-28
Tabel 5.25 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Batu Gadang V-29
Tabel 5.26 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Indarung V-30
Tabel 5.27 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Padang Besi V-31
Tabel 5.28 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Koto Lalang V-32
Tabel 5.29 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Bandar Buat V-33
Tabel 5.30 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Lubuk V-34
Kilangan
Tabel 5.31 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kampung Baru V-35
Tabel 5.32 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Pampangan V-36
Tabel 5.33 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Koto Baru V-37
Tabel 5.34 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Tanjung Aur V-38
Tabel 5.35 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Gurun Lawas V-37
Tabel 5.36 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Banuaran V-38
Tabel 5.37 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Lubuk Begalung V-39
Tabel 5.38 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Cengkeh V-40
Tabel 5.39 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Gates V-41
Tabel 5.40 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Pengambiran Ampalu V-42
Tabel 5.41 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Parak Laweh Pulau Air V-43
Tabel 5.42 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Pitameh Tanjung Saba V-44
Tabel 5.43 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Tanah Sirah Piai V-45
Tabel 5.44 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kampung Jua V-46
Tabel 5.45 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Tanjung Aur V-47
Tabel 5.46 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Lubuk V-47
Begalung
Tabel 5.47 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Air Manis V-48

viii
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.48 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Gado-Gado V-49
Tabel 5.49 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Batang Arau V-50
Tabel 5.50 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Seberang Palinggam V-51
Tabel 5.51 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Pasa Gadang V-52
Tabel 5.52 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Belakang Pondok V-53
Tabel 5.53 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Alang Laweh V-54
Tabel 5.54 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Teluk Bayur V-55
Tabel 5.55 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Rawang V-56
Tabel 5.56 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Mato Air V-57
Tabel 5.57 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Seberang Padang V-58
Tabel 5.58 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Ranah Parak Rumbio V-59
Tabel 5.59 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang V-59
Selatan
Tabel 5.60 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Sawahan V-60
Tabel 5.61 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Ganting Parak Gadang V-61
Tabel 5.62 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Parak Gadang Timur V-62
Tabel 5.63 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kubu Marapalam V-63
Tabel 5.64 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kubu Dalam Parak V-64
Karakah
Tabel 5.65 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Andalas V-65
Tabel 5.66 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Simpang Haru V-66
Tabel 5.67 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Sawahan Timur V-67
Tabel 5.68 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Jati Baru V-68
Tabel 5.69 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Jati V-69
Tabel 5.70 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang V-69
Timur
Tabel 5.71 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Belakang Tangsi V-70
Tabel 5.72 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Olo V-71
Tabel 5.73 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Ujung Gurun V-72
Tabel 5.74 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Berok Nipah V-73
Tabel 5.75 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kampung Pondok V-74
Tabel 5.76 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kampung Jao V-75
Tabel 5.77 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Purus V-76
Tabel 5.78 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Padang Pasir V-77
Tabel 5.79 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Rimbo Kaluang V-78
Tabel 5.80 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Flamboyan Baru V-79
Tabel 5.81 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang V-79
Barat
Tabel 5.82 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Gunung Pangilun V-80
Tabel 5.83 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Ulak Karang Selatan V-81
Tabel 5.84 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Ulak Karang Utara V-82
Tabel 5.85 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Air Tawar Timur V-83

ix
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.86 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Air Tawar Barat V-84
Tabel 5.87 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Alai Parak Kopi V-85
Tabel 5.88 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Lolong Belanti V-86
Tabel 5.89 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang V-86
Utara
Tabel 5.90 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Tabing Bandar Gadang V-87
Tabel 5.91 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Gurun Lawas V-88
Tabel 5.92 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kampung Olo V-89
Tabel 5.93 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kampung Lapai V-90
Tabel 5.94 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Surau Gadang V-91
Tabel 5.95 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kurao Padang V-92
Tabel 5.96 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Nanggalo V-92
Tabel 5.97 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Anduring V-93
Tabel 5.98 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Pasar Ambacang V-94
Tabel 5.99 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Lubuk Lintah V-95
Tabel 5.100 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Ampang V-96
Tabel 5.101 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kalumbuk V-97
Tabel 5.102 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Korong Gadang V-98
Tabel 5.103 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kuranji V-99
Tabel 5.104 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Gunung Sarik V-100
Tabel 5.105 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Sungai Sapih V-101
Tabel 5.106 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Kuranji V-101
Tabel 5.107 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Pisang V-102
Tabel 5.108 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Binuang Kampung V-103
Dalam
Tabel 5.109 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Piai Tangah V-104
Tabel 5.110 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Cupak Tangah V-105
Tabel 5.111 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kapalo Koto V-106
Tabel 5.112 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Koto Luar V-107
Tabel 5.113 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Lambung Bukit V-108
Tabel 5.114 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Limau Manis Selatan V-109
Tabel 5.115 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Limau Manis V-110
Tabel 5.116 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Pauh V-110
Tabel 5.117 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Dadok Tunggul Hitam V-111
Tabel 5.118 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Aia Pacah V-112
Tabel 5.119 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Lubuk Minturun V-113
Sungai Lareh
Tabel 5.120 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Bungo Pasang V-114
Tabel 5.121 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Bungo Pasang V-115
Tabel 5.122 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Batang Kabung V-116
Ganting
Tabel 5.123 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Lubuk Buaya V-117

x
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.124 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Padang Sarai V-118
Tabel 5.125 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Koto Panjang Ikua V-119
Koto
Tabel 5.126 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Pasir Nan Tigo V-120
Tabel 5.127 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Koto Pulai V-121
Tabel 5.128 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Balai Gadang V-122
Tabel 5.129 Kebutuhan Air Minum Kelurahan Batipuh Panjang V-123
Tabel 5.130 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Koto V-123
Tangah
Tabel 5.131 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum PDAM Kota Padang V-124
Tabel 5.132 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Bungus V-124
Teluk Kabung
Tabel 5.133 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Lubuk V-125
Kilangan
Tabel 5.134 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Lubuk V-126
Begalung
Tabel 5.135 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang V-127
Selatan
Tabel 5.136 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang V-128
Timur
Tabel 5.137 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang V-129
Barat
Tabel 5.138 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang V-130
Utara
Tabel 5.139 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Nanggalo V-131
Tabel 5.140 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Kuranji V-132
Tabel 5.141 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Pauh V-133
Tabel 5.142 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Koto V-134
Tangah
Tabel 5.143 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non PDAM V-134
(Pamsimas)Kota Padang
Tabel 5.144 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan V-135
Kecamatan Bungus Teluk Kabung
Tabel 5.145 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan V-136
Kecamatan Lubuk Kilangan
Tabel 5.146 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan V-137
Kecamatan Lubuk Begalung
Tabel 5.147 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan V-138
Kecamatan Padang Selatan
Tabel 5.148 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan V-139
Kecamatan Padang Timur
Tabel 5.149 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan
Kecamatan Padang Barat V-140
Tabel 5.150 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan V-141
Kecamatan Padang Utara
Tabel 5.151 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan V-142
Kecamatan Nanggalo
Tabel 5.152 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan V-143

xi
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Kecamatan Kuranji
Tabel 5.153 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan V-144
Kecamatan Pauh
Tabel 5.154 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan V-145
Kecamatan Koto Tangah
Tabel 5.155 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan Kota V-145
Padang
Tabel 6.1 Sungai- sungai di Kota Padang VI-1
Tabel 6.2 Data Curah Hujan Bulanan Kota Padang VI-3
Tabel 6.3 DAS Intake Panukahan Gadang VI-4
Tabel 6.4 DAS Intake Sungai Rambai VI-4
Tabel 6.5 DAS Intake Batu Busuk VI-5
Tabel 6.6 DAS Intake Jawa Gadut VI-5
Tabel 6.7 Alternatif Sumber Air Baku VI-6
Tabel 7.1 Rencana Daerah Pelayanan Perpipaan PDAM Dengan VII-8
Sistem Zonasi
Tabel 7.2 Kebutuhan Air Domestik PDAMKota Padang VII-12
Tabel 7.3 Kebutuhan Air Domestik Non PDAMKota Padang VII-14
Tabel 7.4 Kebutuhan Air Domestik Non PerpipaanKota Padang VII-14
Tabel 7.5 Kebutuhan Air Non Domestik PDAM Kota Padang VII-17
Tabel 7.6 Kebutuhan Air Non Domestik Non PDAM Kota Padang VII-19
Tabel 7.7 Kebutuhan Air Non Domestik Non Perpipaan Kota VII-19
Padang
Tabel 7.8 Rencana % NRWKota Padang VII-22
Tabel 7.9 Rencana Kebutuhan Air PDAM Kota Padang VII-22
Tabel 7.10 Rencana Kebutuhan Air Non PDAM (Pamsimas) Kota VII-24
Padang
Tabel 7.11 Rencana Kebutuhan Air Non Perpipaan Kota Padang VII-24
Tabel 7.12 Rencana Pengembangan SPAM Kota Padang VII-30
Tabel 7.13 Matriks Pengembangan Aspek Teknis SPAM Kota VII-31
Padang
Tabel 7.14 Rencana Wilayah Sistem Pelayanan Perpipaan Non VII-34
PDAM (Pamsimas)
Tabel 7.15 Matriks Pengembangan Aspek Non Teknis SPAM Kota VII-44
Padang
Tabel 8.1 Rencana Anggaran Investasi Optimalisasi PDAM Kota VIII-2
Padang
Tabel 8.2 Rencana Anggaraan Investasi Rehabilitasi PDAM Kota VIII-3
Padang
Tabel 8.3 Rencana Anggaraan Investasi Pengembangan PDAM VIII-4
Kota Padang
Tabel 9.1 Acuan Pemilihan Lembaga Penyelenggara SPAM IX-2
Tabel 9.2 Perbandingan PDAM, UPTD dan BLUD IX-2
Tabel 9.3 Rencana Penambahan Jumlah Pegawai PDAMKota IX-11
Padang

xii
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Daftar Gambar

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Padang II-3


Gambar 2.2 Peta Topografi Kota Padang II-5
Gambar 2.3 Peta Geologi Kota Padang II-9
Gambar 2.4 Peta Tata Guna Lahan Kota Padang II-10
Gambar 2.5 Peta Hidrologi Kota Padang II-11
Gambar 2.6 Kondisi Hidrogeologi Kota Padang II-14
Gambar 2.7 Kawasan Strategi Kota Padang II-30
Gambar 2.8 Rencana Struktur Ruang Kota Padang II-37
Gambar 2.9 Pola Ruang Kota Padang II-45
Gambar 3.1 Intake Kampung Koto III-3
Gambar 3.2 Intake Ulu Gadut III-3
Gambar 3.3 Intake Sikayan III-4
Gambar 3.4 Intake Jawa Gadut III-4
Gambar 3.5 Intake Pegambiran III-5
Gambar 3.6 Intake Latung Gravitasi III-5
Gambar 3.7 Intake Latung Pompa III-5
Gambar 3.8 Intake Taban III-6
Gambar 3.9 Intake Sungai Duo III-6
Gambar 3.10 Intake Sungai Sariak III-7
Gambar 3.11 Intake Gariang III-7
Gambar 3.12 Intake Lubuk Paraku III-7
Gambar 3.13 Intake Guo Kuranji III-8
Gambar 3.14 Intake Bungus III-8
Gambar 3.15 IPA Gunung Pangilun III-11
Gambar 3.16 IPA Latung III-12
Gambar 3.17 IPA Ulu Gadut III-13
Gambar 3.18 IPA Pegambiran 5 ltr/dtk III-14
Gambar 3.19 IPA Jawa Gadut 20 ltr/dtk III-14
Gambar 3.20 IPA Lubuk Paraku 100 ltr/dtk III-14
Gambar 3.21 IPA Guo Kuranji 40 ltr/dtk III-15
Gambar 3.22 IPA Bungus 40 ltr/dtk III-15
Gambar 3.23 Wilayah Pelayanan Utara III-17
Gambar 3.24 Wilayah Pelayanan Pusat III-18
Gambar 3.25 Wilayah Pelayanan Selatan III-19
Gambar 3.26 Skema Pelayanan PDAM Kota Padang III-20
Gambar 3.27 Peta Jaringan Transmisi dan Distribusi Kota Padang III-21
Gambar 3.28 Daerah Pelayanan Perpipaan Pamsimas Tahun 2015 III-24
Gambar 5.1 Peta Rencana Struktur Ruang RTRW Kota Padang III-3

xiii
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 6.1 Peta Daerah Aliran Sungai Kota Padang VI-2
Gambar 7.1 Rencana Struktur Ruang Kota Padang VII-3
Gambar 7.2 Grafik Kebutuhan Air Domestik PDAM Kota Padang VII-13
Gambar 7.3 Grafik Kebutuhan Air Domestik Non PDAM Kota Padang VII-15
Gambar 7.4 Grafik Kebutuhan Air Domestik Non Perpipaan Kota Padang VII-16
Gambar 7.5 Grafik Kebutuhan Air Non Domestik PDAM Kota Padang VII-18
Gambar 7.6 Grafik Kebutuhan Air Non Domestik Non PDAM VII-20
(Pamsimas) Kota Padang
Gambar 7.7 Grafik Kebutuhan Air Non Domestik Non Perpipaan Kota VII-21
Padang
Gambar 7.8 Grafik Kebutuhan Air PDAM Kota Padang VII-23
Gambar 7.9 Grafik Kebutuhan Air Non PDAM (Pamsimas) Kota Padang VII-25
Gambar 7.10 Grafik Kebutuhan Air PDAM Kota Padang VII-26
Gambar 7.11 Peta Rencana Pengembangan PDAM Kota Padang VII-33
Gambar 7.12 Peta Rencana Pengembangan Non PDAM Kota Padang VII-36
Gambar 7.13 Peta Rencana Pengembangan Non Perpipaan Kota Padang VII-37
Gambar 8.1 Skema Pendanaan Sistem Penyediaan Air Minum VIII-6
Gambar 9.1 Struktur Organisasi SPAM dengan bentuk UPTD IX-5
Gambar 9.2 Struktur Organisasi dengan bentuk BLU IX-6
Gambar 9.3 Struktur Organisasi dengan bentuk BUMD/PDAM IX-7
Gambar 9.4 Alternatif Susunan Pengurus Untuk IKK IX-9
Gambar 9.5 Alternatif Susunan Pengurus Untuk BLU IX-10

xiv
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan pelayanan air minum suatu kota sangat bergantung pada
pertambahanpenduduk, tingkat kemampuan ekonomi masyarakat, aktivitas
perekonomian dan pembangunan serta ketersediaan infrastruktur air minum. Air
minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak masyarakat yang harus
dipenuhi oleh Pemerintah, baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat.
Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Diharapkan dengan ketersediaan air minum yang mencukupi dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan
produktivitas masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuhan
ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum
menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah.
Mengingat kondisi geografis, topografis dan geologis serta aspek sumber
daya manusia yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia, menyebabkan
ketersediaan air baku dan kondisi pelayanan air minum yang berbeda pada
masing-masing wilayah. Untuk itu dibutuhkan suatu konsep dasar yang kuat guna
menjamin ketersediaan air minum bagi masyarakat sesuai dengan tipologi dan
kondisi di daerah tersebut dalam bentuk dokumen Review Rencana Induk
Pengembangan Sistem Penyediaan air Minum (RI-SPAM) Kota Padang Tahun
2010-2030.
Dokumen ini telah disusun oleh Pemerintah Kota Padang Pada Tahun 2009
yang berjudul Master Plan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Mengingat
telah ditetapkannya universal access oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian

I- 1
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang(2010-2030)
Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat, Indonesia pada tahun 2019 harus mencapai
target 100% akses air minum, 0% permukiman kumuh dan 100% akses sanitasi.

Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Padang khususnya dalam


mencapai target 100% akses air minum, dengan melakukan review terhadap
dokumen dimaksud diatas dengan nama dokumen yaitu Review Rencana Induk
Pengembangan Sistem Penyediaan air Minum (RI-SPAM) Kota Padang Tahun
2010-2030. Hal ini sejalan dengan Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Air
Minum (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Air Minum), dimana dinyatakan bahwa
dokumen RI-SPAM harus dikaji ulang setiap 5 (lima) tahun (pasal 8).

Review Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan air Minum


(RISPAM) dapat menjadi dasar terencananya suatu program pelaksanaan Sistem
Penyediaan Air Minum yang menyeluruh (comprehensive), berkelanjutan
(sustainable) dan terarah (focus). Selain itu dengan adanya Rencana Induk
pengembangan SPAM yang memenuhi ketentuan (Permen PU No. 18/2007),
maka pengembangan SPAM di suatu lokasi/kawasan akan menjamin
keberfungsian dan keberlanjutan sistem SPAM yang sistematis.

Penyusunan RISPAM ini masih mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 16


Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum sebagai
arahan dalam penyusunan laporan RISPAM. Penyusunan RISPAM juga
merupakan tranformasi dari PerencanaanPembangunan Jaringan Air Bersih/ Air
Minum yang lalu dengan memperhatikan:
1. Data dan kondisi Perencanaan Pembangunan Jaringan Air Bersih/ Air Minum
yang lalu;
2. Permasalahan dalam pelaksanaan pencapaian target pelayanan;
3. Perubahan kondisi sumber air baku; serta
4. Perkembangan penggunaan dan pemanfaatan air baku.

Semua hal-hal tersebut menjadi bahan dalam kajian penyempurnaan


dokumen perencanaan RISPAM sesuai dengan peraturan terbaru. Tata cara
penyusunan, muatan dan metodologi penyusunan dokumen harus mengacu pada
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM sebagaimana

I- 2
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang(2010-2030)
tertuang dalam lampiran I Permen PU No. 18/PRT/M/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan SPAM.

Air minum merupakan salah satu kebutuhan pokok untuk meningkatkan


kualitas hidup manusia danpertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Untuk itu,
sejalan dengan pentingnya peranan dan fungsi dariair minum perlu direncanakan
suatu Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sebagai salah satu pemanfaatan
sumber daya air dan pengolahan sanitasi sebagai salah satu bentuk perlindungan
dan pelestarian sumber daya air.

Selanjutnya RISPAM ini menjadi evaluasi terhadap kinerja SPAM yang lalu
serta menjadi titik tolak penyempurnaan penyusunan kebijakan air minum yang
akan dituangkan dalam RISPAM. Dokumen ini diharapkan dapat menjadi acuan
kebijakan Pengembangan SPAM di Wilayah Kota Padang ataupun daerah lain
yang memanfaatkan sumber air baku dari Daerah Kota Padang.

1.1.1 Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan ini adalah Melakukan kegiatan penyusunan Review


Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan air Minum (RI-SPAM) Kota
Padang 2010-2030 yang dapat menjadi pedoman pengembangan SPAM di
Kabupaten/Kota lokasi studi hingga tahun 2030 atau 20 (dua puluh) tahun
perencaaan serta dalam rangka mencapai target 100% akses air minum pada tahun
2019, yang memenuhi persyaratan dan kualitas dokumen rencana teknis yang
berlaku.

Sedangkan tujuan penyusunan rencana induk pengembangan SPAM adalah


untuk Menghasilkan dokumen Review Rencana Induk Pengembangan Sistem
Penyediaan air Minum (RI-SPAM) Kota Padang 2010-2030 yang berisikan
gambaran terhadap kebutuhan air baku, kelembagaan, rencana sumber air, rencana
pembiayaan, rencana jaringan pipautama, dan rencana perlindungan terhadap air
baku untuk jangka panjang. Selain itu adanya rencana induk pengembangan
SPAM bertujuan untuk mendapatkan izin prinsip hak guna air oleh Pemerintah.

I- 3
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang(2010-2030)
1.1.2 Keluaran Pelaksanaan Pekerjaan

Keluaran penyusunan Review Rencana Induk ini adalah:


1. Kota Padang memiliki Dokumen Perencanaan RI-SPAM yang sesuai dengan
target Universal Access dan memenuhi standar yang berlaku (Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007) sehingga bisa menjadi
dokumen acuan bagi perencanaan SPAM sampai tahun 2037;
2. Sebagai salah satu prasyarat (Readiness Criteria) dalam pengajuan pendanaan
kepada pemerintah pusat (APBN).

Selain itu keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah
untuk memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang upaya pengelolaan
sumber daya air dan sistem penyediaan air minum. Sasaran pelayanan pada tahap
awal prioritas harus ditujukan pada daerah yang belum mendapat pelayanan air
minum dan berkepadatan tinggi serta kawasan strategis. Setelah itu prioritas
pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam
perencanaan induk daerah.

1.1.3 Otorisasi
Nama dan organisasi pejabat pembuat komitmen dari pekerjaan ini adalah:
Nama Kegiatan : Review Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan
air Minum (RI-SPAM) Kota Padang Tahun 2010-2030
Pekerjaan : Penyusunan Dokumen RISPAM Kota Padang

Satuan Kerja : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


(BAPPEDA)Kota Padang
Konsultan : CV. Multi Mitra Serasi
Perencana
Seluruh tahapan kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan
SPAM ini dilaksanakan dalam waktu 120 (seratus dua puluh) hari kalender
terhitung sejak ditetapkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

1.1.4 Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM


Landasan hukum dalam penyusunan Review Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan air Minum (RI-SPAM) ini mengacu kepada:

I- 4
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang(2010-2030)
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33 ayat
3;
2. Undang-Undang No.11 Tahun 1974 Tentang Pengairan;
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
6. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang PenataanRuang;
7. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
9. Undang-undang Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
10. Peraturan Presiden No.54 tahun 2010 tentang pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah serta perubahannya.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan
Air Minum;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 01 tahun 2016
tentang Tata Cara Perizinan Pengusahaan Sumber Daya Air dan Penggunaan
Sumber Daya Air;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah
Air Minum Organ Dan Kepegawaian PDAM;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 02 Tahun 2007;

I- 5
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang(2010-2030)
20. Peraturan Menteri PU No. 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu
Departemen Pekerjaan Umum);
21. Kebijaksanaan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang
Kebijaksanaan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum);
22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum;
23. Keputusan Menteri Dalam Negeri RI. No 47 Tahun 1999 Tentang
Pengembangan Kinerja PDAM di Indonesia;
24. Keputusan Menteri PU Nomor 63 Tahun 1993 Tentang Sempadan Sungai;
25. Keputusan Menteri OTODA 8/2000 dan PERDA 9/2005 Tentang SOTK;
26. Rencana dan Strategi BPPSPAM tahun 2005-2009;
27. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Padang Tahun 2012-2032;
28. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Padang Tahun 2015;
29. Peraturan Walikota Padang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penjabaran
AnggaranPendapatan dan BelanjaDaerah Kota Padang Tahun Anggaran
2015;
30. SNI 03-6859-2002 Tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air;
31. SNI 03-6860-2002 Tentang Metoda Pengujian Angka Bau Dalam Air;
32. SNI 03-2414-1991 Tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran
Terbuka;
33. SNI 06-2412-1991 Tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas Air.

1.2 RuangLingkup Pekerjaan


Ruang lingkup pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan
Air Minum Kota Padangadalah :
1. Lingkup secara umum meliputi kajian kepustakaan, survei data primer
dansekunder, yang meliputi aspek teknis, geografi dan sosial-ekonomi
masyarakat, pemantauan kuantitas dan kualitas potensi air baku, diskusi dan
pembahasan, analisis dan penyusunan dokumen

I- 6
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang(2010-2030)
2. Lingkup Wilayah Studi meliputi wilayah dalam batas-batas administrasi
Kota Padang.
3. Lingkup Materi meliputi:
a. Rencana umum
 Kajian kepustakaan;
 Survei data primer dan sekunder, yang meliputi aspek teknis, geografi
dan sosialekonomimasyarakat;
 Pemantauan kuantitas dan kualitas potensi air baku;
 Diskusi dan pembahasan;
 Analisis dan penyusunan dokumen.

b. Rencana jaringan
Perencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi.Sistem distribusi
meliputi reservoir, jaringan pipa distribusi dan tata letak, baik untuk
SPAM jaringan perpipaan maupun SPAM bukan jaringan perpipaan.
Semua jaringan (existing dan rencana) dipetakan dalam format GIS
dengan kedalaman kajian skala 1 : 10.000.

c. Program dan kegiatan pengembangan


Dalam penyusunan rencana induk meliputi identifikasi permasalahan dan
kebutuhan pengembangan, perkiraan kebutuhan air dan identifkasi air
baku.
d. Kriteria dan standar pelayanan
Mencakup kriteria teknis yang dapat diaplikasikan dalam perencanaan
yang sudah umum digunakan, namun jika ada data hasil survei maka
kriteria teknis menjadi bahan acuan. Standar pelayanan ditentukan
sejak awal seperti tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan
pelayanan, dan jenis pelayanan yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika
kegiatan ini direalisasikan.
e. Rencana sumber dan alokasi air baku.
Skala prioritas penggunaan sumber air baku yang ada. Kebutuhan
sumber dan kapasitas air baku ditentukan berdasarkan kebutuhan air yang
dijadikan dasar perencanaan SPAM. Data yang tersedia pada dokumen

I- 7
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang(2010-2030)
perencanaan sebelumnya disempurnakan, berapa yang belum terdata
sebelumnya, berapa yang sudah dikembangkan/dibangun, berapa lagi
yang belum dikembangkan. Semua data tersebut dipetakan secara
Geographic Information System (GIS) dengan kedalaman peta skala 1 :
25.000.
f. Rencana keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana (PS) Sanitasi
Pertimbangan untuk melakukan keterpaduan antara air minum dan
sanitasi:
 Penggunaan Air Minum diperkirakan menghasilkan sekitar 80%
AirLimbah yang berpotensi untuk mencemari Air Baku (Air
Permukaandan Air Tanah);
 Pengelolaan Persampahan, menghasilkan lindi (leachate) danlimbah
padat yang berpotensi mencemari air baku air minum;
 Penurunan kualitas air baku untuk air minum, meningkatkan
biayapengolahan air minum yang menjadi beban masyarakat
(Peningkatan1 mg/liter BOD meningkatan biaya pengolahan sebesar
Rp 970/m);
 Pengolahan air limbah diperlukan untuk mengatasi kelangkaan air
baku bagi air minum.
Keterpaduan selayaknya dilakukan sejak pada tahap
Perencanaan,Pembiayaan Pelaksanaan, Pengelolaan, Peran Serta
Masyarakat, dan Pengaturan Bidang Air Minum dan Sanitasi, untuk
menghindari Pencemaran Air Baku oleh Air Limbah Permukiman dan
Sampah.
Keterpaduan pengembangan SPAM dengan PS sanitasi terkait
denganperlindungan air baku terhadap pencemaran.
 Identifikasi potensi pencemar air baku dilakukan terhadap limbah
cairdan padat yang dihasilkan dari kegiatan domestik dan industri;
 Identifikasi pencemaran di sekitar air baku dilakukan
denganpengamatan visual dan uji laboratorium;
 Identifikasi potensi pencemar daerah sekitar air baku paling
sedikitmemiliki jarak sejauh radius 10 meter dari sumber air baku;

I- 8
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang(2010-2030)
 Identifikasi karakteristik buangan dari IPAlakukan upaya penanganan
terhadap seluruh potensi pencemar air baku.
g. Rencana pembiayaan dan pola investasi
Menjelaskan indikasi besaran biaya tingkat awal, sumber dan pola
pembiayaan. Perhitungan biaya tingkat awal mencakup seluruh
komponen pekerjaan perencanaan, pekerjaan konstruksi, pajak,
pembebasan tanah, dan perizinan.
h. Rencana pengembangan kelembagaan
Kelembagaan penyelenggara meliputi pengkajian kembali terhadap
perundang-undangan terkait kelembagaan, pengkajian terhadap struktur
organisasi yang ada, rencana pengembagan kelembagaan untuk
pengelolaan SPAM yang direncanakan termasuk sumber daya manusia
(SDM) dan struktur organisasinya.

4. Lingkup Teknis meliputi:


a. Periode perencanaan adalah 20 tahun
b. Detil dari kegiatan yang akan dilakukan meliputi :
 Melakukan evaluasi kondisi kota/kawasan, untuk mengetahui
karakter, fungsi strategis dan konteks regional nasional kota/kawasan
yang bersangkutan;
 Melakukan kerjasama dengan Bappeda Kabupaten/Kota berbatasan
dalam menerjemahkan rencana tata ruang wilayah Kota Padang dan
evaluasi capaian Master Plan SPAM Kota Padang tahun 2010-2030;
 Melakukan evaluasi kondisi eksisting SPAM, dengan
menginventarisasi peralatan dan perlengkapan sistem penyediaan air
minum eksisting;
 Merencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi baik untuk
SPAM jaringan perpipaan maupun SPAM bukan jaringan perpipaan;
 Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhanpengembangan,
perkiraan kebutuhan air dan identifkasi air;
 Menentukan kriteria teknis dan standar pelayanan yang akan
diaplikasikan, yang meliputi tingkat pelayanan yang diinginkan,

I- 9
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang(2010-2030)
cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan yang dapat ditawarkan ke
pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan;
 Menyusun rencana kebutuhan air minum;
 Menentukan skala prioritas penggunaan sumber air baku, kebutuhan
kapasitas air baku (disesuaikan dengan rencana kebutuhan air
minum), dan menyusun rencana alokasi air baku yang dibutuhkan
untuk SPAM yang direncanakan;
 Menyusun identifikasi potensi pencemar air baku, identifikasi area
perlindungan air baku, dan menentukan jenis proses pengelolaan
sanitasi (terutama air limbah dan persampahan) di sekitar sumber air
baku potensial;
 Menyusun program dan investasi pengembangan SPAM untuk jangka
pendek (2 tahun), jangka menengah (5 tahun), dan jangka panjang
(20 tahun) di wilayah studi baik untuk kawasan perkotaan maupun
perdesaan berupa rencana tahapan pengembangan, rencana
pengembangan kelembagaan dan SDM, rekayasa awal sistem,
rekomendasi langkah-langkah penguasaan dan pengamanan sumber
air baku, serta rencana tindak lanjut studi kelayakan;
 Menyusun rencana pembiayaan dan pola investasi, yang berupa
indikasi besar biaya tingkat awal, sumber pembiayaan, dan pola
pembiayaan bagi pengembangan SPAM;
 Menyusun rencana konsep pengembangan kelembagaan
penyelenggara SPAM dan rencana berjalannya penyelenggaraan
SPAM tersebut;
 Melakukan koordinasi dengan berbagai stakeholders terkait untuk
mendukung subtansi dokumen RI-SPAM yang sedang disusun.

1.3 Sistematika Laporan


Laporan Pendahuluan PenyusunanRencana Induk SPAM Kota Padang
terdiri dari:

I- 10
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang(2010-2030)
BAB1 PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, maksud, tujuan, sasaran kegiatan, lingkup
kegitan/pekerjaan yang meliputilingkupmateridanwilayah,dan
sistematikapenulisan laporan.
BAB2 KONDISIUMUMDAERAH
Menjelaskan mengenai gambaran kondisi fisik Kota Padang yang
meliputi: letak dan topografi, hidrologi, klimatologi, tata guna lahan,
geologi dan jenis tanah, dan kependudukan.
BAB3 KONDISI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM EKSISTING
Menguraikan tentang kondisi eksisting prasarana dan sarana air minum
Kota Padang.
BAB4 STANDAR/ KRITERIA PERENCANAAN
Standar kriteria perencanaan menguraikan tentang kebutuhan air
melupiti kebutuhan domestik, kebutuhan non domestik, kriteria
perencanaan meliputi unit air baku, unit transmisi, unit produksi, unit
distribusi, unit pelayanan, periode perencanaan, dan kriteria daerah
layanan.
BAB5 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
Berisi tentang arah perkembangan kota dan rencana pemanfaatan ruang,
rencana daerah pelayanan, proyeksi jumlah penduduk, dan proyeksi
kebutuhan air.
BAB 6 POTENSI AIR BAKU
Berisi tentang potensi air yang terdapat di wilayah studi meliputi potensi
air permukaan baik air sungai, mata air, air danau, embung ataupun air
waduk, potensi air tanah dan sumber air lain yang terdapat di wilayah
studi.
BAB 7 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM
Bab ini menguraikan garis besar rencana pengembangan SPAM Kota
Padang. Perencanaan meliputi rencana pengembangan SPAM yang akan
dilakukan di Kota Padang.

I- 11
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang(2010-2030)
BAB 8 RENCANA PENDANAAN/INVESTASI
Bab ini menguraikan garis besar rencana pendanaan atau investasi pada
pengembangan SPAM di Kota Padang.
BAB 9 RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Bab ini menguraikan garis besar rencana pengembangan kelembagaan
untuk pengelolaan SPAM di Kota Padang.

I- 12
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang(2010-2030)
BAB 2
KONDISI UMUM DAERAH
2.1 Kondisi Fisik Daerah
Kota Padang berada di sebelah Barat Bukit Barisan dan dengan garis pantai
sepanjang 68,126 km. Sebagai kota pantai, Kota Padang terdiri atas dataran rendah
yang terletak pada ketinggian 0 – 10 m di atas permukaan laut. Secara umum, Kota
Padang terletak pada ketinggian yang berkisar antara 0 – 1.853 m di atas permukaan
laut. Daerah tertinggi adalah Kecamatan Lubuk Kilangan, sedangkan daerah
lainnya terletak pada dataran tinggi, yaitu sebelah Selatan dan Timur.
2.1.1 Geografis
Kota Padang adalah ibu kota Provinsi Sumatera Barat yang terletak dipantai
barat pulau Sumatera dan beradaantara 0o44' dan 01o08' Lintang Selatan serta antara
100o05' dan 100o34' BujurTimur. Menurut PP No. 17 Tahun 1980, luas Kota
Padang adalah 694,96 km2 atausetara dengan 1,65 persen dari luas Propinsi
Sumatera Barat. Kota Padang terdiri dari 11 kecamatan dengan kecamatan terluas
adalah Koto Tangah yang mencapai 232,25 km2.
Dari keseluruhan luas Kota Padang sebagian besar atau 51,01 persen berupa
hutan yang dilindungi oleh pemerintah. Luas bangunan dan pekarangan tercatat
51,08 km2 atau 7,35 persen. Selain daratan pulau Sumatera, Kota Padang memiliki
19 pulau dimana yang terbesar adalah Pulau Bintangur seluas 56,78 ha, kemudian
pulau Sikuai di Kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas 48,12 ha dan Pulau Toran
di Kecamatan Padang Selatan seluas 33,67 ha.
Tingkat curah hujan Kota Padang selama tahun 2014 mencapai rata-rata 332
mm per bulan dengan rata-rata hari hujan 18 hari. Sementara itu suhu udara kota
padang cukup rendah bila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu antara 22,0oC –
31,5o C dengan kelembaban berkisar antara 79 – 87 persen. Kota Padang memiliki
banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil, dengan sungai terpanjang

II- 1
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
yaitu Batang Kandis sepanjang 20 km. Kota padang berbatasan langsung dengan
beberapa kota dan kabupaten di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang
Pariaman, Solok, dan Pesisir Selatan. Berikut ini adalah batas wilayah Kota Padang:
1. Sebelah Utara : Kabupaten Padang Pariaman
2. Sebelah Selatan : Kabupaten Solok.
3. Sebelah Timur : Kabupaten Pesisir Selatan.
4. Sebelah Barat : Kabupaten Mentawai dan Samudera Hindia.
Berikut ini adalah tabel luas kecamatan dan jumlah keluarahan di Kota
Padang pada Tabel 2.1:
Tabel 2.1
Kecamatan dan Jumlah Kelurahan di Kota Padang
Luas
No. Kecamatan Jumlah Kelurahan
Km2 %
1. Padang Barat 10 7,00 1,01
2. Padang Timur 10 8,15 1,17
3. Padang Utara 7 80,8 1,16
4. Padang Selatan 12 10,03 1,14
5. Koto Tangah 13 232,25 33,42
6. Nanggalo 6 8,70 1,16
7. Kuranji 9 57,41 8,26
8. Pauh 9 146,26 21,05
9. Lubuk Kilangan 7 85,99 12,37
10. Lubuk Begalung 15 30,91 4,45
11. Bungus Teluk Kabung 6 100,78 14,50
Total 104 694,93 100
Sumber: Padang dalam Angka, 2016

Kecamatan Koto Tangah adalah kecamatan di Kota Padang yang memiliki


luas wilayah terluas sebanyak 33,42%. Kecamatan dengan luas paling kecil adalah
Kecamatan Padang Barat dengan luas wilayah hanya 1,01%.

II- 2
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Padang

II- 3
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
2.1.2 Topografi dan Fisiografi
Kota Padang merupakan kota pantai yang memiliki garis pantai sepanjang 84 Km.
Sebagai kota pantai, Padang merupakan dataran rendah yang terletak pada ketinggian 0
– 10 m diatas permukaan laut. Sebagian lagi terletak pada bagian di dataran tinggi yaitu
daerah selatan dan timur yang memiliki ketinggian 1-1853 m di atas permukaan laut.
Secara lebih jelas mengenai kondisi kemiringan lahan Kota Padang berdasarkan
kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2
Kemiringan Lahan Kota Padang
No Kecamatan Tinggi (meter dpl)
1 Bungus Teluk Kabung 0-850
2 Lubuk Kilangan 25-1,853
3 Lubuk Begalung 8-400
4 Padang Selatan 0-322
5 Padang Timur 4-10
6 Padang Barat 0-8
7 Padang Utara 0-25
8 Nanggalo 3-8
9 Kuranji 8-1,000
10 Pauh 10-1,600
11 Koto Tangah 0-1,600
Sumber: Padang dalam Angka, 2016

II- 4
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 2.2 Peta Topografi Kota Padang

II- 5
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
2.1.3 Geologi
Tatanan fisiografi daerah Padang dan sekitarnya merupakan daerah paparan
delta yang berhadapan dengan endapan laut terbuka yang dibatasi oleh graben
berupa patahan-patahan di bagian timur dan barat yang berarah hampir barat laut
sampai tenggara. Zona ini dicirikan seri endapan kuarter yang terdiri dari endapan
pantai, endapan swamp, endapan aluvial. Dataran tersebut terpisah oleh laut terbuka
dan pematang pantai yang bagian belakangnya terbentuk rawa-rawa pantai sebagai
endapan swamp.
Batuan tertua di daerah ini dimulai dari Formasi Batu Gamping Rabu yang
terdiri dari batu gamping, lempungan, silikian, dan terdapat anggota Batu Gamping
Terumbu berumur Mesosoik. Diatasnya diendapkan formasi yang terdiri dari
serpih, sedimen turbidit, gamping tipis sisipan berumur Mesosoik. Selanjutnya
secara selaras diendapkan. Kompleks Indrapuri berupa melange tektonik,
serpentenit, ultra mafik, batuan beku. Diatasnya diendapkan secara tidak selaras
diendapkan Formasi Meucampli yang terdiri dari batu pasir mikaan, konglomerat,
batu lanau, batu gamping, berumur Miosen Bawah. Selanjutnya diatasnya
diendapkan secara selaras Formasi Peunasu yang terdiri dari batu pasir mikaan, batu
lanau, serpih, batu lumpur, batu gamping terumbu. Selanjutnya diatasnya
diendapkan Formasi Indrapuri yang terdiri dari endapan undak tua, kerikil, pasir.
Diatasnya diendapkan secara tidak selaras diendapkan Formasi Seulimeaim
yang terdiri dari batupasir tufaan, batugamping dan konglomerat. Diatasnya secara
tidak selaras diendapkan batuan gunung api Lamteubu yang terdiri dari batuan
gunung api andesit, dasit, tufa dan aglomerat. Diatasnya secara tidak selaras
diendapkan endapan lahar aliran. Selanjutnya secara tidak selaras diatasnya
diendapkan pematang pantai berupa pasir lepas dan endapan aluvium yang
sekarang masih aktif berupa lempung, lanau, pasir, kerikil.
Struktur geologi yang berkembang di daerah Padang umumnya berupa
patahan/sesar mendatar dengan arah barat laut sampai tenggara dan timur laut
sampai barat daya, beberapa diantaranya berarah hampir utara sampai selatan dan
barat sampai timur. Patahan tersebut dapat menghasilkan suatu zona blok faulting.

II- 6
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Geologi Padang dan sekitarnya merupakan endapan dataran pantai Holosen
yang berhadapan dengan endapan laut terbuka yang dibagian timur dibatasi oleh
graben berupa patahan-patahan yang berarah hampir barat laut - tenggara. Dicirikan
oleh endapan kuarter yang terdiri dari endapan pematang pantai, endapan swamp,
dan endapan aluvial. Dataran tersebut terpisah oleh laut terbuka dan pematang
pantai yang bagian belakangnya terbentuk rawa-rawa pantai sebagai endapan
swamp. Gambaran geologi pesisir ini dicirikan oleh endapan pasir yang lepas,
kerikil dengan ketidakmenerusan lapisan lanau dan lempung dan beberapa tempat
jenuh air, dimana sebaran pematang pantai sisi barat laut lebih dominan yang
ditafsirkan sebagai zona sumber endapannya.
Dari keseluruhan luas Kota Padang sebagian besar atau 51,01 persen berupa
hutan yang dilindungi oleh pemerintah. Luas bangunan dan pekarangan tercatat
6.972 Ha atau 7,35 persen. Sedangkan luas wilayah Kota Padang yang tidak
terbangun digunakan untuk kegiatan pertanian, kehutanan, perkebunan serta tanah
yang tidak diusahakan. Untuk lebih jelasnya, pada Tabel di bawah dapat dilihat
penggunaan lahan di Kota Padang pada tahun 2013 dan 2014.
Tabel 2.3
Penggunaan Lahan Kota Padang Tahun 2013-2014
Luas Lahan (Ha)
No Jenis Penggunaan Lahan
2013 2014
1 Tanah Perumahan 6.972,35 6.989,41
2 Tanah Perusahaan 261,06 261,06
3 Tanah Industri 702,25 702,25
4 Tanah Jasa 715,25 715,25
5 Sawah Beririgasi Teknis 4.934,00 4.934,00
6 Sawah Non Irigasi 48,19 44,92
7 Ladang/Tegalan 940,27 939,15
8 Perkebunan Rakyat 2.147,50 2.147,50
9 Kebun Campuran 13.700,42 13.697,00
10 Kebun Sayuran 1.343,00 1.343,00
11 Peternakan 26,83 26,83
12 Kolam Ikan 100,80 100,80

II- 7
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Luas Lahan (Ha)
No Jenis Penggunaan Lahan
2013 2014
13 Danau Buatan 2,25 2,25
14 Tanah Kosong 7,19 3,89
15 Tanah Kota 16,00 16,00
16 Semak 1.496,19 1.496,24
17 Rawa/Hutan Manngrove 120,00 120,00
18 Jalan Arteri dan Jalan Kolektor 135,00 135,00
19 Hutan Lebat 35.448,00 35.448,00
20 Sungai dan Lain-lain 379,45 379,45
Total 69.296,00 69.502,00
Sumber : Padang Dalam Angka, 2016

2.1.4 Hidrologi, Klimatologi dan Hidrogeologi


Kondisi hidrologi Kota Padang terdiri dari: Daerah Aliran Sungai (DAS),
sungai, danau dan rawa dan debit air. Wilayah Kota Padang terbagi dalam 5 (enam)
Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu: DAS Air Dingin, DAS Air Timbalun, DAS
Batang Arau, DAS Batang Kandis, DAS Batang Kuranji.
Pembagian DAS ini dikarenakan wilayah Kota Padang dilalui oleh banyak
sungai besar dan kecil. Terdapat 21 aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota
Padang dengan total panjang mencapai 119,9 Km (5 sungai besar dan 16 sungai
kecil). Umumnya sungai besar dan kecil yang ada di wilayah Kota Padang
ketingginnya tidak jauh berbeda dengan ketinggian permukaan laut. Kondisi ini
mengakibatkan cukup banyak wilayah Kota Padang yang rawan terhadap
banjir/genangan.
Tabel 2.4
Nama Sungai di Wilayah Kota Padang
No Nama Sungai Panjang Kecamatan
(km)
1 Bt. Kuranji 17 Pauh, Kuranji, Nanggalo
2 Bt. Belimbing 5 Kuranji
3 Bt. Guo 5 Kuranji
4 Bt. Arau 5 Kuranji
5 Muaro 0,4 Padang Selatan

II- 8
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
6 Banjir Kanal 5,5 Padang Utara, Padang Timur
7 Bt. Logam 15 Koto Tangah
8 Bt. Kandis 20 Koto Tangah
9 Bt. Tarung 12 Koto Tangah
10 Bt. Pagang - Nanggalo
11 Gayo 5 Pauh
12 Padang Aru 4 Lubuk Kilangan
13 Padang Idas 2 Koto Tangah
14 Kampung Juar 6 Lubuk Begalung
15 Bt. Aru 4 Lubuk Kilangan
16 Kayu Aro 3 Bungus Teluk Kabung
17 Timbalun 2 Bungus Teluk Kabung
18 Sarasah 3 Bungus Teluk Kabung
19 Pisang 2 Bungus Teluk Kabung
20 Bandar Jati 2 Bungus Teluk Kabung
21 Koto 2 Padang Timur
Sumber : Padang Dalam Angka, 2016

II- 9
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 2.3 Peta Geologi Kota Padang

II- 10
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 2.4 Peta Tata Guna Lahan Kota Padang

II- 11
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 2.5 Peta Hidrologi Kota Padang

II- 12
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Selanjutnya, berdasarkan analisa geolistrik, jenis dan susunan batuan
makakondisi hidrogeologi Kota Padang dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Karakteristik air bawah tanah
Pada umumnya dataran di Kota Padang ditutupi oleh endapan aluvium dan
terletak di dalam Cekungan Air Tanah (CAT) Padang Pariaman dan Cekungan
Air Tanah (CAT) Painan. Air dalam tanah tersebut berasal dari air yang datang
dari arah timur (perbukitan) dan pada bagian Timur ini merupakan hutan yang
sekaligus sebagai daerah tangkapan air (catchments area). Siklus air hujan yang
turun di kawasan ini sebagian meresap ke dalam tanah dan kemudian
membentuk air tanah. Sebagian lain mengalir di permukaan tanah. Disamping
itu, ada yang menjadi uap air ke udara, dimana sangat tergantung pada suhu
udara dan vegetasi penutup permukaan tanah. Air yang meresap dan masuk ke
dalam tanah membentuk air bawah tanah mengalir ke permukaan sungai dan
terbentuklah sungai mulai dari sungai kecil sampai dengan sungai besar.
Semuanya bermuara ke laut pantai Barat. Secara umum hidrologi Kota Padang
mempunyai 21 aliran sungai yang mengaliri seluruh wilayah kota. Panjang
sungai yang ada di Kota Padang sepanjang 133,9 Km. Tingkat ketinggian
sungai-sungai tersebut pada umumnya tidak jauh berbeda dengan tinggi
permukaan laut.
2. Penyebaran air bawah tanah
Penyebaran air bawah tanah di Kota Padang dibedakan atas dua wilayah air
bawah tanah, yaitu:
a. Wilayah air tanah dataran pantai. Wilayah air tanah dataran pantai tersimpan
dalam batuan-batuan hasil endapan banjir sungai (alluvialdeposits), endapan
rawa-rawa pantai (backswamp deposits) dan endapanbanjir pantai atau laut
(marine or coastal floodplain deposits).
Semua endapan tersebut berbentuk pasir, lempung, lanau dan kerikil. Batuan
yang menjadi akuifer (pembawa air) berupa pasir halus dan kasar serta
kerikil. Sebaran air bawah tanah dataran pantai meliputi hampir semua
kawasan pantai Kota Padang. Wilayah dataran pantai ini mempunyai
keterusan air (permeability) dari sedang hingga tinggi. Muka air tanah

II- 13
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
dangkal (water table) umumnya sangat dangkal yaitu antara 1 s/d 2 meter
dan pada musim penghujan bisa lebih tinggi lagi. Debit sumur berkisar 2-5
liter/detik.
b. Wilayah Air Tanah Perbukitan, perbukitan menyangkut daerah imbuhan
airtanah dan cekungan air tanah yang tidak mengenal batas topografi dan
administrasi. Sebagian besar wilayah timur dan selatan merupakan daerah
perbukitan berasal dari endapan gunung api antara lain endapan lahar, tufa
andesit, tufa kristal dan lava, aggolomerat. Wilayah perbukitan ini membawa
air (akuifer) memiliki keterusan yang rendah dan debit sumur dibawah 2
liter/detik. Beberapa mata air yang muncul di kawasan ini, pada umumnya
mempunyai debit kurang dari 2 liter/detik.
Suhu udara Kota Padang sepanjang tahun 2014 berkisar antara 22,0ºC sampai
31,7ºC dan kelembaban udara rata-rata berkisar antara 80%-85% dengan curah
hujan rata-rata 347,5 mm/bulan dan rata-rata hari hujan 19 hari. Curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Desember (615 mm) dan terendah pada bulan Maret (81
mm). Angin didominasi oleh angin Barat, Barat Daya, Barat Laut dengan kecepatan
rata-rata 5-6 knot, dan kecepatan tertinggi mencapai 9-35 knot. Dipengaruhi oleh
angin musim maka arus permukaan di wilayah perairan KotaPadang sepanjang
tahun mengalir ke arah Tenggara hingga Barat Daya (musim Barat) dengan
kekuatan arus antara 1-45 cm/detik biasanya mencapai puncak pada bulan
Desember.
Arus musim Timur terjadi antara bulan April hingga Oktober, melemah
dengan kekuatan antara 1 cm/detik hingga 36 m/detik. Pada bulan Juli arus
mencapai kekuatan minimum antara 1 cm/detik hingga 5 cm/detik. Selain itu di
perairan Kota Padang juga terjadi arus pantai yang diakibatkan oleh gelombang.
Arus ini berpengaruh terhadap abrasi dan sedimentasi pantai. Tinggi gelombang
yang terjadi berkisar antara 0,5-2,0 meter

II- 14
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 2.6 Kondisi Hidrogeologi Kota Padang

II- 15
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
2.2 Sarana dan Prasarana
Prasarana dan sarana perkotaan adalah bangunan atau fasilitas-fasilitas dasar,
peralatan-peralatan dan instalasi-instalasi yang dibangun dan dibutuhkan untuk
mendukung berfungsinya suatu sistem tatanan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat. Prasarana dan sarana merupakan aset fisik yang dirancang dalam
sistem, sehingga mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Prasarana dan sarana merupakan komponen utama dalam pengembangan
suatu wilayah, ketika prasarana dan sarana yang dimiliki terbatas atau kurang, maka
dapat dipastikan wilayah tersebut akan sulit untuk berkembang, baik dalam
pengembangan potensi daerah maupun pengembangan potensi penduduk.
Keterbatasan prasarana dan sarana secara faktual di lapangan pada hakekatnya akan
memberikan hambatan kepada masyarakat terhadap akses-akses yang dibutuhkan,
dengan kata lain keterbatasan prasarana dan sarana akan menciptakan berbagai
persoalan dasar pada masyarakat.
Pembangunan prasarana dan sarana Kota Padang perlu ditingkatkan untuk
mendukung fungsi dan peran daerah perkotaan yaitu sebagai penggerak
perkembangan ekonomi lokal, peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan
angka kemiskinan.
Kota Padang sebagai Pusat Pemerintahan Propinsi Sumatera Barat, sebagai
Pusat Perdagangan dan Jasa maupun sebagai Pintu Gerbang Sumatera Barat,
memerlukan berbagai macam peningkatan prasarana dan sarana perkotaan seperti
jalan dan jembatan, air bersih, drainase, pengolahan sampah, air limbah, sarana
perumahan permukiman, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana perdagangan,
sarana peribadatan dan sarana perhubungan.
2.2.1 Air Limbah
Kota Padang saat ini belum memiliki jaringan perpipaan air limbah, tetapi
yang ada hanya pembuangan air dari bekas mandi, mencuci dan memasak yang

II- 16
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
dialirkan ke saluran drainase, sungai melalui saluran terbuka ataupun tertutup,
sehingga akan mencemari lingkungan. Sedangkan air limbah yang berupa tinja
manusia diolah sementara melalui septic tank dan cubluk yang kemudian bila penuh
akan ditransfer ke IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja). IPLT yang dimiliki
Kota Padang berlokasi di Nanggalo (1 ha).
2.2.2 Persampahan
Berdasarkan dokumen RTRW Kota Padang 2010 ‐ 2030, total timbulan
volume sampah sekitar 2.000 m³/hari, sedangkan yang dapat terangkut sebesar
1.500 m³ atau sekitar 75%. Tingkat pelayanan persampahan mencapai 70%
dengan area pelayanan sekitar 91.000 Ha. Berdasarkan Buku Putih Sanitasi Kota
Padang, tingkat pelayanan pengangkutan sampah di Kota Padang dari tahun ke
tahun terus meningkat. Cakupan pelayanan persampahan meliputi 34 kelurahan
atau sekitar 34% dari luas administrasi, yaitu permukiman di pusat kota,
sepanjang jalan protokol dan pasar. Pada tahun 2008 baru sekitar 70% penduduk
yang terlayani pengangkutan sampahnya. Pada tahun 2007 tingkat pelayanan DKP
sebesar 67,72% dari seluruh sampah yang dihasilkan, dimana 19,87% dilayani
Dinas Pasar, 10,4% ditangani oleh instansi lain dan 2% dikelola oleh masyarakat.
2.2.3 Drainase
Pola aliran drainase Kota Padang sebagian besar merupakan pola alamiah
yang terbentuk dari saluran alam yang terdapat pada lahan lahan kosong dan
perumahan. Jaringan drainase yang ada pada umumnya merupakan drainase
pasangan batu dan drainase alam yang pembuangan akhirnya terkumpul pada
sungai.
2.2.4 Irigasi
Irigasi adalah usaha penyediaan dan penyediaan dan pengaturan air untuk
menunjang pertanian. Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang
merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari

II- 17
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
penyediaan, pengambilan, pembagian pemberian dan penggunaannya. Daerah
irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
Terkait dengan keberadaan areal sawah yang masih terdapat di berbagai
bagian Wilayah Kota Padang dan akan dipertahankan keberadaannya maka rencana
pengembangan system jaringan irigasi dilakukan revitalisasi saluran irigasi yang
sudah ada. Saluran irigasi direncanakan untuk melayani 47 Daerah Irigasi yang
terdapat di Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Kuranji, Kecamatann Pauh,
Kecamatan Lubuk Kilangan, Kecamatan Lubuk Begalung dan Kecamatan Bungus
Teluk Kabung adalah 6.564,45 Ha.
2.2.5 Sarana Perekonomian
2.2.5.1 Sektor Pertanian
Berdasarkan kondisi dan potensi maka luas wilayah di Kota Padang telah
dimanfaatkan penggunaannya dengan prosentase terbesar adalah hutan lindung
yaitu sebesar 67,94 persen, lain-lain sebesar 8,84 persen, kebun rakyat sebesar 8,54
persen, perkebunan sebesar 6,46 persen dan perkarangan sebesar 4,25 persen.
Sedangkan yang lainnya paling tinggi hanya mencapai 3,42 persen (ladang). Pada
lima tahun terakhir, semenjak tahun 2009 sampai 2013 produksi tanaman pertanian
cenderung terus meningkat. Produksi meningkat dari 59,79 ribu ton pada tahun
2009 menjadi 86,59 ribu ton pada tahun 2013. Produksi pertanian di Kota Padang
masih di dominasi tanaman padi sawah. Dimana pada tahun 2013 produksi padi
sawah di kota Padang mencapai 86.585 ton, namun pada tahun 2014 mengalami
peningkatan 4,02 persen atau menjadi 90.064 ton. Produksi Tanaman Palawija di
kota Padang selama tahun 2015 sebanyak 1.885 ton. Dimana jenis tanaman ubi
kayu merupakan penyumbang terbesar dalam tanaman palawija.

II- 18
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 2.5
Luas Panen, Produksi dan Hasil Perhektar menurut Jenis Tanaman
Luas Panen Produksi Hasil Perhektar
No Jenis Tanaman
(Ha) (Ton) (Kw/Ha)
1 Padi 16.528,57 90.064,15 54,50
Padi Sawah 16.528,57 90.064,15 54,50
Padi Ladang 0,00 0,00 0,00
2 Palawija 125,00 1.885,4 293,6
Jagung - - -
Ubi Kayu 96,00 1.676,8 174,7
Ubi Jalar 22,00 197,6 89,8
Kacang Tanah 6,00 9,6 16,0
Kedelai - - -
Kacang Hijau 1,00 1,30 1,31
Padang 2014 16.653,57 92.198,35 412,90
2013 15.113,00 84.504,66 716,07
2012 15.143,00 81.741,00 57,25
2011 13.894,00 81.209,84 61,07
2010 13.741,00 73.495,00 56,61
Sumber : Padang Dalam Angka, 2016

2.2.5.2 Sektor Perternakan


Kebutuhan masyarakat Kota Padang terhadap protein hewani cukup banyak
sekali, hal ini terlihat dari Jumlah populasi ternak di Kota Padang. Daging sapi dan
sangat digemari sekali oleh masyarakat Kota Padang, dimana pada tahun 2015
populasi sapi sebanyak 22.556 ekor, populasi kambing sebanyak 19.677 ekor.
Kerbau sebanyak 2.730 ekor juga sangat disukai untuk dikonsumsi oleh
masyarakat, hal ini tercermin dari produksi daging kerbau sebanyak 335,14 ton.
Untuk lebih jelasnyadapat dilihat pada tabel berikut

II- 19
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 2.6
Populasi Ternak menurut Jenis Ternak
Sapi Sapi
No Tahun Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
Merah Potong
1 2010 41 26.454 2.416 238 19.809 2.743 -
2 2011 44 16.130 887 216 18.666 2.365 -
3 2012 41 14.993 2.323 213 20.056 3.010 -
4 2013 41 14.993 2.323 213 20.056 3.010 -
5 2014 31 21.981 3.052 185 20.410 3.446 -
2015 31 22.556 2.730 192 19.677 3.465 -
Sumber: Padang Dalam Angka, 2016

Populasi ayam ras pedaging terbesar berada di kecamatan Koto Tangah


yaitu sebesar 1.419.200 ekor atau 76,71 persen dari jumlah ayam ras pedaging di
kota Padang. Sementara itu populasi terbesar kedua berada di kecamatan Kuranji
yaitu sejumlah 250.200 ekor atau 13,52 persen. Produksi telur unggas untuk ayam
ras petelur terbesar berada di kecamatan Koto Tangah yaitu tercatat sebesar 545035
kilogram atau 20,20 persen dari seluruh produksi telur ayam ras petelur di kota
Padang.
2.2.5.3 Sektor Perikanan
Produksi perikanan Kota Padang selama empat tahun terus meningkat,
dimana tahun 2009 produksi ikan sebesar 16.473,20 ton (senilai Rp.238,30 milyar)
dan meningkat menjadi 18.585,60 ton (senilai Rp.276,12 milyar) pada tahun 2012.
Tahun 2013, produksi meningkat menjadi 20.068,10 ton (senilai Rp.305,58 milyar).
Hasil penangkapan ikan pada tahun 2015 mengalami peningkatan, yaitu dari
20.772,8 ton menjadi 20.898 ton dibandingkan tahun 2014. Jenis ikan terbanyak
yang ditangkap adalah Cakalang yaitu sebesar 28,53 persen Dari semua jenis ikan
yang dihasilkan, ikan tuna memberikan nilai yang paling tinggi, yaitu sebesar 94,22
milyar rupiah dengan produksi sebanyak 4.257,3 ton. Diikuti oleh jenis ikan

II- 20
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
cakalang senilai 82,96 milyar rupiah dengan produksi sebanyak 5861,9 ton dan
jenis ikan tongkol senilai 31,69 milyar rupiah dengan produksi sebanyak 3493,50
ton. Jenis ikan tenggiri menghasilkan senilai 21,92 milyar rupiah dengan produksi
sebanyak 795,7 ton serta jenis ikan karang menghasilkan senilai 23,52 milyar
rupiah dengan produksi sebanyak 758,6 ton. Untuk jenis ikan-ikan lainnya
memberikan hasil masing-masing di bawah 15,35 milyar rupiah.
Tabel 2.7
Jumlah Produksi dan Nilai Ikan Menurut Jenis Ikan
No Jenis Ikan Produksi Nilai (Rp)
1 Tuna 4.388 127.776.900
2 Cakalang 5.962 103.639.100
3 Tongkol 3.775 44.845.600
4 Tenggiri 836 33.636.200
5 Karang 777 34.526.600
6 Kembung 570 14.950.800
7 Layang 630 25.102.300
8 Selar 465 5.248.000
9 Teri 394 4.516.200
10 Tembang 446 5.199.800
11 Layur 39 421.800
12 Udang 39 1.601.200
13 Peperek 245 1.490.200
14 Kuwe 97 2.160.100
15 Lainnya 1236 11.846.432
Padang 2015 20.898 416.961.232
2014 20.772,8 359.997.200
2013 20.068,1 305.583.800
2012 18.585,6 276.119.350
2011 18.647,5 257.959.998
2010 18.098,1 251.201.500
Sumber: Padang Dalam Angka, 2016

2.2.5.4 Sektor Perdagangan


Sektor Perdagangan terus mengalami peningkatan, hal ini didukung dengan
terus dikembangkan dan diperbaikinya pasar-pasar yang telah ada, sehingga
meningkatkan gairah usaha di Kota Padang. Sampai saat ini Kota Padang telah
memiliki 16 pasar yang lokasinya tersebar hampir diseluruh kecamatan. Dari 16

II- 21
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
pasar tersebut ada dikelola oleh pemerintah (8 pasar) dan non pemerintah (8 pasar).
Volume ekspor tahun 2013 naik, dibanding tahun sebelumnya.
Nilai ekspor Sumatera Barat melalui pelabuhan Padang pada tahun 2013
adalah sebesar 2.209.011,65 US $ ribu, turun sebesar (– 6,54 %) bila dibandingkan
dengan tahun 2012 yang tercatat sebesar 2.363.583,15 US $ ribu. Dilihat nilai
importnyapun juga mengalami penurunan sebesar ( -16,73 %),yaitu turun dari
1.242.927,43 US $ ribu tahun 2012 menjadi 1.035.004,88 US $ ribu Tahun 2013.
Namun neraca perdagangan mengalami kenaikan yaitu dari 1.120.655,72 US $ ribu
tahun 2012 menjadi 1.174.006,77 US.$ ribu tahun 2013 Karet adalah ekspor
Sumatera Barat melalui pelabuhan Padang pada tahun 2013, yang mempunyai nilai
yang paling besar dibanding ekspor lainnya, yakni senilai 570.379,51 ribu US dollar
dengan volume 225.676,22 ribu ton. Dari semua ekspor karet ini 77,52 persen
dikirim ke Amerika Serikat sebagai negara tujuan, diikuti Cina sebagai negara
tujuan sebesar 15,70 persen. Sedangkan sisanya ke beberapa Negara lainnya.
2.2.5.5 Sektor Industri
Jumlah industri di kota padang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
yang cukup signifikan. Tahun 2013, jumlah industri makanan dan minuman
bertambah sebanyak 3 perusahaan dan mampu mnyerap tenaga kerja sejumlah 104
orang. Sementara itu industri tekstil juga mengalami pertambahan sejumlah 8
perusahaan yang mampu menyerap tenaga kerja sejumlah 295 orang. Dari sisi
kapasitas produksi, Industri komoditi unggulan di Kota Padang yang mengalami
peningkatan adalah di sektor pangan makanan ringan dan pengolahan ikan.
Peningkatan paling pesat ditunjukkan oleh industri makanan ringan dengan
peningkatan kapasitas produksi mencapai kenaikan sebesar seratus persen jika
dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan kapasitas produksi industri
pengolahan ikan hanya mencapai sekitar tujuh persen dari tahun sebelumnya.

II- 22
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Sejarah telah menentukan bahwa semenjak tahun 1910 semen padang telah
memikirkan sebelum orang lain berbuat, dengan memproduksi semen terbaik di
Indonesia. Tahun 2013 produksi semen padang menunjukkan kenaikan
dibandingkan tahun 2012, naik dari 5.195,92 ribu ton menjadi 5.222,93 ribu ton.
Selain memproduksi semen, semen padang juga menghasilkan klingker. Produksi
klingker terus meningkat semenjak tahun 2009 sampai 2013. Dimana pada tahun
2009 produksinya 5.354,71 ribu ton, tahun 2010 produksinya naik menjadi 5.675,23
ribu ton. Tapi pada tahun 2011 kembali meningkat manjadi 6.151,64 ribu ton, tahun
2012 menjadi 6.522,01 ribu ton dan tahun 2013 menjadi 6.612,58 ribu ton.
2.2.5.6 Sektor Pariwisata
Kota Padang memiliki objek wisata yang cukup bervariasi yaitu terdiri dari
objek wisata alam, wisata sejarah, kepurbakalaan serta objek wisata bahari yang
sangat menarik untuk dikunjungi, semuanya berjumlah 151 objek wisata.
Pariwisata Kota Padang didukung oleh sarana dan prasarana yang cukup memadai,
antara lain hotel berbintang dan hotel tak berbintang, biro perjalanan, toko suvenir
dan rumah makan/restoran. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Padang
tahun 2012 adalah sebanyak 3.104.926 orang yang terdiri dari 2.965.807 wisatawan
domestik dan 139.119 wisatawan asing. Kunjungan wisatawan ini meningkat
sebesar 35,0 persen bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang hanya 2.299.945
orang yang terdiri dari 2.252.336 wisatawan domestik dan 47.609 wisatawan asing.
2.2.6 Sarana Sosial dan Kesehatan
2.2.6.1 Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu elemen penting dalam upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pembangunan. Dimana
Pemerintah telah meningkatkan sarana pendidikan pra sekolah dengan
memperbanyak jumlah PAUD (371 unit) dan Taman Kanak-kanak (4 negeri & 259
swasta). Sedangkan di tingkat sekolah dasar, terdapat sebanyak 347 unit SD negeri

II- 23
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
56 unit SD swasta, dengan jumlah keseluruhan murid yang ditampung sebanyak
90.293 siswa dengan 5.595 orang guru yang mengajarnya. Sehingga rata-rata setiap
guru yang mengajar 16 orang siswa, yang berarti rasio ini sangat baik. Pada tingkat
SMP terdapat 37 sekolah negeri dan 47 sekolah swasta. Jumlah keseluruhan guru
yang mengajar adalah 3.428 orang dengan jumlah murid sebanyak 37.997 orang
Sehingga berarti rasio murid guru SMP di Kota Padang adalah 11 dan kelulusan
murid adalah sebanyak 13.414 orang. Untuk sekolah tingkat SMA dan SMK
terdapat 64 dan 36 sekolah. Dengan jumlah guru yang mengajar masing-masing
adalah 3.152 dan 2.445 orang. Jumlah murid SMA sebanyak 34.508 orang dan
murid SMK sebanyak 21.080 orang. Rasio murid guru SMA adalah 11 dan murid
yang lulus adalah 9.377 orang, sedangkan rasio muri guru di SMK adalah 9 dengan
kelulusan murid sebanyak 4.293 orang.

Tabel 2.8
Jumlah Sarana Pendidikan di Kota Padang
N Sarana 2012 2013 2014 2015
o Pendidika Neger Swast Neger Swast Neger Swast Neger Swast
n i a i a i a i a
1 Paud - 371 - 371 - 497 - 497
2 TK 4 259 4 263 4 272 4 272
3 SD 347 56 350 60 342 63 343 66
4 MI 7 4 7 4 7 4 7 4
5 SLTP 37 47 37 47 37 51 37 49
6 MTs 7 13 7 12 7 12 7 11
7 SMU 15 34 15 34 16 35 16 26
8 SMK 13 23 13 23 10 24 9 19
9 MA 3 10 3 8 3 8 3 9
Sumber: Padang Dalam Angka, 2016

II- 24
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Jumlah mahasiswa yang adadari tahun 2009 sampai 2013 cendrung untuk
meningkat. Pada tahun 2009 jumlah mahasiswa sebanyak 127.014 orang dan terus
meningkat secara signifikan hingga tahun 2011 sebanyak 145.983 orang. Namun
pada tahun 2013 jumlah ini meningkat lagi menjadi 472.637 orang. Dari jumlah
perguruan tinggi yang ada terdapat 10 buah Universitas, 1 buah Institut, 28 Sekolah
Tinggi, 3 buah Politeknik dan 18 buah Akademi.

Tabel 2.9
Jumlah Sarana Pendidikan Tinggi di Kota Padang Tahun 2015
No Perguruan Tinggi Status
A Universitas
1 Universitas Andalas Negeri
2 UNP Padang Negeri
3 IAIN Imam Bonjol Negeri
4 Universitas Terbuka Negeri
5 Universitas Bung Hatt Swasta
6 Universitas Eka Sakti Swasta
7 Universitas Muhammadiyah Swasta
8 Universitas Taman Siswa Swasta
9 Universitas Putra Indonesia YPTK Swasta
10 Universitas Baiturrahmah Swasta
B Institut
1 ITP Padang Swasta
C Sekolah Tinggi
1 STKIP PGRI Sumbar Swasta
2 STIE KBP Padang Swasta
3 STIA Adabiah Swasta
4 STBA Prayoga Swasta
5 STIA LPPN Swasta
6 STISIPOL Imam Bonjol Swasta

II- 25
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
No Perguruan Tinggi Status
7 STISIP Padang Swasta
8 ST Teknik Industri Swasta
9 STIE Perdagangan Swasta
10 STIE Dharma Andalas Swasta
11 STIF Perintis Padang Swasta
12 STIH YPKMI Padang Swasta
13 STIE Perbankan Indonesia Swasta
14 STMIK Indonesia Swasta
15 STMIK Jayanusa Swasta
16 STIKES Alifah Padang Swasta
17 STI Farmasi Padang Swasta
18 SYIKES Mercu Bakti Jaya Swasta
19 STIKES Perintis Padang Swasta
20 STIKES Ranah Minang Swasta
21 STIKES Amanah Swasta
22 STIKES Dharma Landbow Swasta
23 STIKES Syedza Saintika Swasta
24 STAI-PIQ Sumbar Swasta
25 STIKES Indonesia
26 STAI-YASTIS Swasta
27 STAI YKI Swasta
28 STIKES Lenggogeni Swasta
D Politeknik
1 Politeknik Kesehatan Depkes Padang Negeri
2 Politeknik Kesehatan Sitebe Padang Swasta
3 Polteknik Negeri Padang Negeri
E Akademi
1 Akademi Pariwisata Bunda Swasta
2 AKBP Padang Swasta
3 AAI Swasta

II- 26
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
No Perguruan Tinggi Status
4 Akper Baiturrahmah Swasta
5 Akbid Puteri Andalas Swasta
6 AMIK Jayanusa Swasta
7 Akbid Alifah Padang Swasta
8 Akfar Ranah Minang Swasta
9 Apikes IRIS Padang Swasta
10 Akper Aisyiyah Swasta
11 Akademi Teknik Gigi Swasta
12 Akfar Prayoga Swasta
13 Akademi Keperawatan Kesdam I Negeri
14 ATIP Negeri
15 Akademi Maritim SS Swasta
16 Akademi Refraksi Optisi Swasta
17 MIK Unves Padang (DIII) Swasta
18 Akbid Mitra Husada Swasta
Sumber: Padang Dalam Angka, 2016

2.2.6.2 Kesehatan
Banyak jenis penyakit yang tidak bisa dihindari dialami oleh beberapa
penduduk di Kota Padang. Umumnya penyakit yang diderita adalah yang
berhubungan dengan saluran pencernaan yaitu tukak lambung yang memiliki
jumlah penderita terbanyak, saluran pernapasan seperti Infeksi Saluran Pernapasan
Atas (ISPA), infeksi lain pada saluran pernapasan, hipertensi, pulpa dan jaringan
periapikal, Rematik dan banyak penyakit lainnya seperti alergi dan diare.
Jumlah Penderita penyakit Tukak lambung mengalami peningkatan di tahun
2014 menjadu 20.016 jiwa yang sebelumnya pada tahun 2013 jumlah penderitanya
sebanyak 17.813 jiwa. Sama halnya dengan jumlah penderita penyakit rematik yang
mengalami peningkatan dari 12.458 jiwa di tahun 2013 menjadi 15.395 jiwa
ditahun 2014. Sedangkan untuk jumlah penderita penyakit yang berhubungan
dengan saluran pernapasan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

II- 27
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
2.2.7 Sarana Peribadatan
Terdapat 7 jenis fasilitas peribadatan di Kota Padang yaitu: mesjid,
mushalla, langgar, gereja protestan dan khatolik, klenteng dan pura/vihara.
Ketersediaan fasilitas peribadatan di Kota Padang dari tahun 2010 sampai tahun
2014, paling banyak jumlahnya adalah mesjid sebesar 609.
Jumlah mesjid dan musholla mendominasi di Kota Padang, hal ini memiliki
korelasi dengan penduduk Kota Padang yang mayoritas beragama Islam.
Sedangkan jumlah sarana ibadah lainnya seperti gereja, pura dan vihara berjumlah
tetap, meskipun mengalami beberapa kerusakan akibat gempa bumi September
2009 yang lalu, telah dilakukan renovasi dan perbaikan.
Tabel 2.10
Jumlah Sarana Ibadah di Kota Padang
No. Jenis Sarana Ibadah 2010 2011 2012 2013 2014
1 Mesjid 605 327 631 609 609
2 Musholla 733 770 757 508 508
3 Langgar 236 239 239 302 302
4 Gereja Protestan 5 5 5 5 5
5 Gereja Katholik 3 3 3 3 3
6 Pura/ Vihara 4 4 4 4 4
7 Klenteng 1 1 1 1 1
Sumber: Padang Dalam Angka, 2015

2.2.8 Sarana Transportasi


Kondisi Jalan Kota Padang Tahun 2014 tidak mengalami perubahan yang
signifikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurut jenis permukaan,
jalan di Kota Padang sebagian besar telah beraspal yaitu sebesar 58,39 persen
(2413,4 Km). Bila dilihat menurut kondisi, hanya sebahagian jalan berkondisi baik
yaitu sebesar 42,46 persen (982,10 Km).

II- 28
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 2.11
Panjang Jalan Menurut Fungsi dan Kondisi Permukaan Tahun 2015
Kondisi (Km)
No Fungsi
Baik Sedang Rusak Jumlah
1 Arteri Primer 92,13 8,47 - 100,6
2 Arteri Sekunder 173,79 56,76 - 230,55
3 Kolektor Primer - - - -
4 Kolektor Sekunder 30,732 197,14 11,76 239,63
5 Lokal Primer - - - -
6 Lokal Sekunder 685,445 721,92 334,65 1742,02
Jumlah 982,10 984,29 346,41 2312,80
Sumber: Padang Dalam Angka, 2016

Jumlah kendaraan bermotor menurut jenis di Kota Padang mengalami


peningkatan dari 392.967 unit pada 2013 menjadi 427.235 unit pada 2014.
Sebaliknya, jumlah kendaraan umum mengalami penurunan sebesari 1,4 persen
yaitu dari 2.645 unit pada 2013 turun menjadi 2.608 unit pada 2014. Sedangkan
jumlah kapal penumpang yang bersandar di Pelabuhan Teluk Bayur Padang pada
2014 mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu tercatat sebanyak 6 buah
kapal.
Tabel 2.12
Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Tahun 2014
Jumlah
No Jenis Kendaraan
2012 2013 2014 2015
1 Sedan 11.132 10.970 10.445 10.907
2 Jeep 7.532 7.534 7.572 8.515
3 Station Wagon/ Mini Bus 56.274 62.393 67.412 85.821
4 Micro Bus 434 506 507 643
5 Bus 148 145 143 139

II- 29
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
6 Pick Up 14.668 1.568 16.279 20.053
7 Light Teruck 8.371 7.890 7.542 8.412
8 Truck 8.047 6.924 6.650 6.767
9 Sepeda Motor 305.590 295.037 310.685 388791
Sepeda Motor Roda Tiga - - - 848
Jumlah 412.196 392.967 427.235 530.896
Sumber: Padang Dalam Angka, 2016

Kapasitas penumpang yang naik dan turun di Pelabuhan Teluk Bayur


selama tahun 2014 mengalami penurunan yangcukup signifikan. Sepanjang tahun
2014, jumlah penumpang yang naik dan turun di Pelabuhan Teluk Bayur paling
padat terjadi pada bulan Desember yaitu mencapai 328 penumpang naik. Sementara
untuk keseluruhan tahun, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami
penurunan yang signifikan.
Tabel 2.13
Banyaknya Penumpang yang Turun Naik
di Pelabuhan Teluk Bayur Padang Tahun 2014
Banyaknya Penumpang
No Tahun Jumlah Kapal Jumlah Berat Kapal
Naik Turun
1 2010 18 108.396 414 1.822
2 2011 14 84.308 557 1.832
3 2012 22 132.484 3.013 2.815
4 2013 12 72.264 1.166 713
5 2014 6 36.132 2.019 308
6 2015 1 6.022 179 -
Sumber: Padang Dalam Angka, 2016

II- 30
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
2.2.9 Listrik
Jumlah pelanggan listrik dan total daya pada tahun 2013 ini adalah 470.555
dengan total daya terjual 1.765.526.638 kwh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihata
pada tabel berikut.
Tabel 2.14
Banyaknya Pelanggan Listrik PLN Cabang Padang
No Tahun Jumlah Pelanggan Total Daya Terpasang Total Daya Terjual
1 2010 386.209 457.029.850 1.429.076.668
2 2011 411.397 599.211.850 1.497.666.086
3 2012 440.684 652.935.783 147.705.279
4 2013 470.555 719.703.600 1.765.526.538
5 2014 470.555 719.703.600 1.765.526.538
6 2015 230.944 1.029.699.000 120.879.569
Sumber: Padang Dalam Angka, 2016

2.2.10 Telepon
Untuk jaringan telekomunikasi, hampir di setiap kawasan dalam kota telah
terjangkau jaringan telepon genggam. Layanan gratis internet tanpa kabel Wi-
Fi atau dikenal dengan hotspot telah disebar pada beberapa perguruan tinggi, pusat
perbelanjaan, hotel, sampai kantor polisi.
2.2.11 Kawasan Strategi
Kawasan strategis kota adalah kawasan yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota
terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, dan pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tinggi.
Kawasan strategis kota meliputi :
a. kawasan yang mempunyai pengaruh penting dalam pengembangan ekonomi;
b. kawasan yang mempunyai pengaruh penting dalam pengembangan sosial
budaya;

II- 31
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
c. kawasan yang mempunyai pengaruh penting dalam pelestarian lingkungan dan
d. mitigasi bencana.
Penetapan kawasan strategis kota diintegrasikan dengan pokok-pokok
kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi Kota Padang pasca bencana gempa bumi.
Kawasan strategis kota yang memiliki pengaruh penting dalam pengembangan
ekonomi terdiri dari :
a. Kawasan Strategis Teluk Bayur;
b. Kawasan Strategis Indarung;
c. Kawasan Strategis Gunung Padang.
Kawasan strategis kota yang memiliki pengaruh penting dalam
pengembangan sosial budaya terdiri dari :
a. Kawasan Strategis Pusat Pemerintahan Kota; dan
b. Kawasan Strategis Pusat Kota (lama).
Kawasan strategis kota yang memiliki pengaruh penting dalam pelestarian
lingkungan dan mitigasi bencana terdiri dari:
a. Kawasan Strategis Sepanjang Pantai Padang; dan
b. Kawasan Strategis Taman Hutan Raya Bung Hatta

II- 32
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 2.7 Gambar Kawasan Strategi Kota Padang

II- 33
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
2.3 Sosial Ekonomi dan Budaya
2.3.1 PDRB
Untuk mengetahui adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi atau
pertumbuhan daerah diukur melalui tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi,
pendapatan dan pengeluaran yang menghasilkan perhitungan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Saat ini perhitungan PDRB masih menggunakan
pendekatan produksi dan pendekatan pengeluaran. Sedangkan perhitungan
menggunakan pendekatan pendapatan belum dapat dilakukan mengingat masih
banyaknya keterbatasan-keterbatasan seperti informasi akses keuangan pada setiap
penduduk. Berdasarkan data PDRB dari masing-masing BPS data laju pertumbuhan
ekonomi Kota Padang ditampilkan dalam tabulasi dan data untuk lima tahun
terakhir.
Seiring masih adanya keterbatasan terhadap perhitungan PDRB, juga masih
ditemui keterbatasan pemahaman masyarakat terhadap perhitungan PDRB atas
dasar harga berlaku maupun perhitungan PDRB atas dasar konstan. Sebagai telah
diketahui bersama, pertambahan PDRB dari waktu ke waktu itu tidak dapat
berdasarkan nilai nominal dari tahun ke tahun itu ataudikenal dengan perhitungan
PDRB menurut harga berlaku. Hal ini disebabkan perubahan harga sangat
dipengaruhi oleh inflasi. Oleh karena itu, pertumbuhan PDRB dari waktu ke waktu
diukur melalui suatu harga tertentu pada suatu tahun dasar, dimana tahun dasar yang
dipilih adalah tahun dasar yang relatif cukup stabil dibandingkan tahun-tahun
lainnya. Perhitungan berdasarkan tahun dasar ini disebut dengan perhitungan
PDRB berdasarkan harga konstan.
Tren pertumbuhan ekonomi Kota Padang meningkat dari tahun ke tahun.
Secara riil PDRB Kota Padang Atas Dasar Harga konstan 2010 =100,00 meningkat
dari Rp 31.052,50 milyar tahun 2013 menjadi Rp 33.084,75 milyar pada tahun
2014. Secara nominal ADHB juga meningkat dari Rp 36.634,16 milyar pada tahun

II- 34
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
2013 menjadi Rp 41.653,29 milyar pada tahun 2014. Dari sisi penyebaran, PDRB
Kota Padang Tahun 2014 didominasi oleh sektor Perdagangan Besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor (17.89 %), Sektot Industri Pengolahan (17.52 %),
Transportasi dan Pengangkutan (15.13 %). Sedangkan sektor-sektor lain hanya
memberikan kontribusi dibawah sepuluh persen.
PDRB perkapita merupakan hasil bagi antara nilai nominal PDRB dengan
jumlah penduduk Kota Padang pertengahan tahun pada tahun yang sama. Jika
dilihat perkembangan PDRB perkapita Kota Padang dari tahun ke tahun selalu
menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini terlihat bahwa PDRB perkapita
tahun 2014 sebesar 41.790 juta rupiah (naik 10,07 persen) dibandingkan tahun 2013
sebesar 37.970 juta rupiah.
Tabel 2.15
PDRB Kota Padang Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha
No Lapangan Usaha 2013 2014 2015
1 Peratnian, Kehutanan dan Perikanan 1.825.535,03 2.098.248,04 2.290.028,65
2 Pertambangan dan Penggalian 1.154.953,51 1.428.248,34 1.554.415,54
3 Industri Pengolahan 5.972.955,70 6.543.217,18 6.924.703,40
4 Pengadaan Listrik dan Gas 24.152,47 28.926,61 39.377,20
5 Pengadaan Air, Pengelolaan 51.662,30 56.583,94 65.138,70
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 3.367.206,42 4.085.248,15 4.547.797,20
7 Perdagangan Besar da Eceran 6.318.894,72 6.889.650,51 7.537.071,75
8 Transportasi dan Pergudangan 5.641.558,11 6.645.348,96 7.196.332,25
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan 409.409,67 492.146,25 568.213,92
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 2.610.650,67 2.885.585,41 2.853.433,53
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1.985.559,82 2.315.478,56 2.495.446,37
12 Jasa Perusahaan 543.173,15 607.983,67 669.368,11

II- 35
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
No Lapangan Usaha 2013 2014 2015
13 Administrasi Pemerintahan, 2.570.975,40 2.833.468,15 2.706.379,34
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
14 Jasa Pendidikan 1.676.466,25 1.912.471,62 2.126.788,31
15 Jasa Kesehatan dan Kegiata Sosial 559.659,91 1.912.471,62 667.175,65
16 Jasa Lainnya 788.253,08 628.434,07 990.935,53
Jumlah 36.634.159,54 891.386,49 44.695.341,18
Sumber: Padang Dalam Angka, 2016

2.3.2 Mata Pencaharian Penduduk


Dari sisi kesetaraan gender, proporsi laki-laki dan perempuan yang
merupakan angkatan kerja yaitu 37,29 persen laki-laki dan 22,00 persen
perempuan. Jumlah pencari kerja dari penduduk berumur 15 tahun keatas yang
merupakan angkatan kerja adalah sebesar 7,28 persen. Sementara sebesar 40,71
persen dari penduduk Kota Padang berumur 15 tahun keatas adalah bukan angkatan
kerja. Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kota Padang pada
tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu dari 14.954 orang pencari kerja di
tahun 2013 menjadi 17.635 orang pencari kerja di tahun 2014. Dari 17.635 orang
pencari kerja tersebut, sebesar 6.047 orang lulusan SMU dan 8.569 orang Sarjana.
Menurut catatan dinas tersebut, hanya sebanyak 452 orang pencari kerja yang
mendapatkan pekerjaan. Proporsi gender yang mendapatkan pekerjaan pada tahun
ini ternyata proporsi perempuan lebih banyak mendapatkan pekerjaan yaitu 82,08
persen sedangkan laki-laki hanya 17,92 persen.

II- 36
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 2.16
Persentase Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Sektor
Lapangan Usaha 2014
No Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Pertanian, kehutanan, Perburuan dan 4,64 1,12 5,76
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 0,56 0,00 0,56
3 Industri 4,80 0,80 5,60
4 Listrik, Gas dan Air bersih 0,48 0,16 0,64
5 Konstruksi 8,47 0,00 8,47
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 17,27 18,86 36,13
7 Komunikasi dan transportasi 7,35 0,48 7,83
8 Keuangan 0,88 0,40 1,28
9 Jasa-jasa 16,07 16,06 32,13
10 Lainnya 0,72 0,88 1,60
Padang (2014) 61,24 38,76 100
Sumber: Padang Dalam Angka, 2015

2.3.3 Adat Istiadat, Tradisi dan Budaya


Penduduk Kota Padang sebagian besar merupakan suku Minangkabau. Hal
ini terlihat pada mayoritas penduduknya adalah bangsa Minangkabau dan
berbahasa Minang. Mereka dikenal sebagai bangsa yang ulet dan unik yang
memadukan nilai-nilai adat dengan agama (Islam) dalam kehidupan sehari-hari
serta menganut sistim kekerabatan matrilinial (menurut garis ibu). Falsafah hidup
mereka adalah Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.
Tiga unsur kepemimpinan informal sangat dominan dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu ninik mamak (pimpinan adat), cerdik pandai, (kaum intelektual)
dan ulama. Istilah kepemimpinan tersebut diungkapkan dalam istilah: tali tigo
sapilin, tungku tigo sajarangan. Ketiga unsur tersebut saling bergandengan dalam

II- 37
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
menjalankan fungsinya, tidak ada saling mendominir. Sampai saat ini ketiga unsur
tersebut masih berperan di tengah masyarakat dan mereka ikut aktif berpartisipasi
dalam semua proses pembangunan, baik sektor budaya, politik dan pemerintah.
2.4 Sarana Kesehatan Lingkungan
Di bidang kesehatan, untuk mempermudah pelayanan kesehatan agar lebih
terjangkau oleh masyarakat baik dari segi biaya dan jarak, disetiap kecamatan telah
tersedia puskesmas, puskesmas pembantu dan tenaga medis. Di seluruh Kota
Padang terdapat 22 puskesmas, 62 pustu dan 663 tenaga medis. Jumlah rumah sakit
negeri dan swasta di kota Padang adalah sebanyak 28 rumah sakit.
Pelayanan untuk kesehatan ibu dan anak tercermin dari peningkatan jumlah
posyandu yang tersebar di semua kecamatan di kota Padang. Pada tahun 2014
jumlah posyandu adalah 867 posyandu dengan kadernya sebanyak 3.442 orang
kader. Sementara itu peserta KB tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak orang
atau turun 4.89 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tabel 2.17
Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Padang
No Sarana Kesehatan 2010 2011 2012 2013 2014
1 RS Pemerintah 5 4 5 6 4
2 RS Swasta 7 14 8 7 8
3 RS Khusus 15 9 14 15 16
4 Puskesmas 20 20 22 22 22
5 Puskesmas Pembantu 62 62 62 62 62
6 Puskesmas Keliling 21 20 22 22 23
7 Posyandu 855 858 864 867 867
Sumber: Padang Dalam Angka, 2015

Jumlah apotik dan toko obat di Kota Padang kembali mengalami peningkatan
pada tahun 2013 hingga tahun 2014, sama halnya dengan jumlah laboratorium yang

II- 38
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
meningkat dari 27 laboratorium di tahun 2013 menjadi 37 laboratorium ditahun
2014. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.18
Jumlah Apotek, Toko Obat dan Laboratorium di Kota Padang
No. Sarana Kesehatan 2010 2011 2012 2013 2014
1 Apotek 43 224 112 232 238
2 Toko Obat 5 106 26 32 49
3 Laboratorium 4 10 27 27 37
Sumber: Padang Dalam Angka, 2015

2.5 Ruang dan Lahan


2.5.1 Rencana Tata Ruang Wilayah
Dalam Sistem Perkotaan Nasional, Kota Padang ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN), sedangkan dalam RTRW Provinsi Sumatera Barat, Kota
Padang ditetapkan sebagai Kota Inti Metropolitan Padang.
Rencana struktur ruang wilayah kota meliputi :
1. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kota;
2. Rencana Sistem Jaringan Transportasi;
3. Rencana Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan;
4. Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi;
5. Rencana Sistem Sumberdaya Air;
6. Sistem Pengendalian Banjir;
7. Rencana Sistem Penyediaan Air Minum;
8. Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah;
9. Rencana Sistem Pengelolaan Persampahan;
10. Rencana Sistem Drainase Dan Pengendalian Banjir;
11. Rencana Penyediaan Dan Pemanfaatan Prasarana Dan Sarana Jaringan Jalan
Pejalan Kaki;
12. Rencana Penyediaan Sarana Untuk Sektor Informal;

II- 39
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
13. Rencana Pengembangan Jalur Evakuasi Bencana;
14. Rencana Sistem Proteksi Kebakaran.
2.5.2 Penggunaan Lahan dan Tata Guna Lahan
Pengembangan kawasan perumahan bertujuan sebagai menyediakan lahan
untuk pengembangan hunian dengan kepadatan yang bervariasi, mengakomodasi
bermacam tipe hunian dalam rangka mendorong penyediaan hunian bagi semua
lapisan masyarakat serta merefleksikan pola-pola pengembangan yang diinginkan
masyarakat pada lingkungan hunian yang ada dan untuk masa yang akan datang.
Pengembangan kawasan perumahan meliputi :
1. Pengembangan perumahan kepadatan tinggi yang dikembangkan di pusat kota
yaitu Kecamtan Padang Utara, Kecamatan Padang Barat, Kecamatan Padang
Timur dan Kecamatan Padang Selatan;
2. Pengembangan perumahan kepadatan sedang termasuk Kecamatan Koto
Tangah dan Kecamatan Kuranji;
3. Pengembangan perumahan kepadatan rendah berada disekitar kawasan lindung
di Kecamatan Pauh, Kecamatan Lubuk Kilangan dan Kecamatan Bungus
Teluk Kabung, Kecamatan Koto Tangah dan Kecamatan Kuranji dan kawasan
yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana tsunami.

II- 40
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 2.8 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Padang

II- 41
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Kawasan perdagangan dikembangkan dikawasan perdagangan dan jasa
dengan skala regional yang sudah tumbuh dikembangkan di pusat kota yang
meliputi Kecamatan Padang Barat, Kecamatan Padang Utara, Kecamatan Padang
Selatan dan Kecamatan Padang Timur, Rencana pengembangan kawasan
perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional di Lubuk Buaya Kecamatan
Koto Tangah dan rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dengan
skala pelayanan regional di Bandar Buat.
Strategi pengembangan pusat-pusat pelayanan kota yang dapat mendorong
terjadinya pertumbuhan yang merata di seluruh wilayah kota sesuai dengan hirarki
dan skala pelayanannya meliputi:
1. Memisahkan pusat pelayanan kota dan pusat pelayanan regional pada ruang
yang aman terhadap ancaman bencana dan mengintegrasikan dengan
pengembangan wilayah sekitar;
2. Mengembangkan pusat pelayanan kota di utara, timur, selatan dan tengah kota
dengan skala pelayanan regional dan skala pelayanan kota sebagai penggerak
pertumbuhan kota yang berbasiskan mitigasi bencana;
3. Mengembangkan subpusat pelayanan kota disesuaikan dengan kecenderungan
perkembangan dan skenario pengembangan kota serta wilayah pelayanannya
sampai dengan akhir tahun perencanaan;
4. Menetapkan pusat pelayanan sesuai dengan kesatuan fungsional pengembangan
dan wilayah pelayanannya dengan penekanan pada fungsi tertentu yang secara
keseluruhan dapat menunjang tujuan penataan ruang wilayah Kota Padang.
Strategi pengendalian dan penyebaran penduduk sesuai dengan daya
dukung dan daya tampung lingkungan kota sampai dengan akhir tahun perencanaan
meliputi:

II- 42
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
1. mengendalikan pertumbuhan penduduk pada kisaran 2,5 persen sampai 2,7
persen per tahun dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kota dan
pengembangan kota metropolitan;
2. merencanakan distribusi penduduk pada masing-masing kecamatan sesuai
dengan arahan fungsi pusat-pusat pelayanan kota;
3. mendorong perkembangan kota-kota satelit di sekitar Kota Padang dalam rangka
mengurangi lonjakan penyediaan sarana dan prasarana akibat pertambahan
penduduk yang terlalu tinggi.
2.5.3 Rencana Pengembangan Tata Kota
Dalam Sistem Perkotaan Nasional, Kota Padang ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN). Dalam RTRW Provinsi Sumatera Barat, Kota Padang
ditetapkan sebagai Kota Inti Metropolitan Padang. Rencana struktur ruang wilayah
kota meliputi :
1. Rencana sistem pusat pelayanan kota meliputi kawasan pusat kota yang
mencakup wilayah Kecamatan Padang Barat, Kecamatan Padang Timur,
Kecamatan Padang Selatan dan Kecamatan Padang Utara.
2. Rencana sistem jaringan transportasi;
3. Rencana sistem jaringan energi/kelistrikan;
4. Rencana sistem jaringan telekomunikasi;
5. Rencana sistem sumber daya air;
6. Rencana sistem penyediaan air minum;
7. Rencana sistem pengelolaan air limbah;
8. Rencana sistem pengelolaan persampahan;
9. Rencana sistem drainase dan pengendalian banjir;
10. Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan
pejalan kaki;
11. Rencana penyediaan sarana untuk sektor informal;

II- 43
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
12. Rencana pengembangan jalur evakuasi bencana;
13. Rencana sistem proteksi kebakaran.
Subpusat pelayanan kota meliputi subpusat pelayanan Lubuk Buaya,
subpusat pelayanan Air Pacah, subpusat pelayanan Bandar Buat dan subpusat
pelayanan Bungus. Sedangkan untuk Pusat lingkungan meliputi pusat lingkungan
Anak Air, pusat lingkungan Lubuk Minturun, pusat lingkungan Gunung Sarik dan
pusat lingkungan Ketaping.
2.5.4 Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas
Indikasi program utama perwujudan struktur ruang wilayah diprioritaskan
pada:
1. Pembangunan pasar induk (pasar regional) di Lubuk Buaya;
2. Penataan dan pengembangan pusat perdagangan regional dan lokal sesuai
dukungan sistem transportasi;
3. Optimalisasi pengembangan kawasan wisata;
4. Pengembangan Kawasan Industri Bungus;
5. Pengembangan Kawasan Industri Indarung;
6. Pengembangan kawasan pergudangan yang terinetgrasi dengan Pelabuhan
Teluk Bayur;
7. Pembangunan PLTU Teluk Sirih;
8. Peningkatan daya melalui pengembangan jaringan listrik tegangan menengah;
9. Perluasan pelayanan listrik;
10. Pengembangan kualitas jalan sesuai fungsinya;
11. Pembangunan jalan lingkar (outer ring road) timur;
12. Pembangunan jalan kolektor;
13. Penataan fungsi dan status jaringan jalan;

II- 44
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
14. Studi pengembangan terminal tipe A (terminal regional) di Lubuk Buaya,
terminal tipe B di Bandar Buat dan Bungus, dan beberapa terminal tipe C
(dalam kota);
15. Pengembangan terminal tipe B untuk angkutan kota antarkota dalam provinsi;
16. Pengembangan terminal tipe C untuk pelayanan angkutan dalam kota;
17. Pengembangan pola angkutan massal (BRT);
18. Penyusunan Rencana Teknis (DED) Pengembangan Pelabuhan Teluk Bayur;
19. Peningkatan sarana terminal penumpang;
20. Pengembangan sarana dan kapasitas pelayanan terminal barang (cargo) di
Pelabuhan Teluk Bayur;
21. Penambahan dan pembangunan halte dan jembatan penyeberangan di jalan-
jalan utama kota;
22. Peningkatan dan perluasan dermaga Pelabuhan Bungus;
23. Pembangunan kawasan olah raga (sport centre) di Air Pacah;
24. Pembangunan fasilitas olah raga skala lingkungan di setiap kelurahan;
25. Pembangunan sarana dan prasarana olah raga serta lapangan olah raga setiap
kecamatan;
26. Rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas yang telah ada;
27. Pengembangan kawasan pendidikan tinggi;
28. Rehabilitasi fasilitas yang telah ada;
29. Rehabilitasi dan pembangungan fasilitas kesehatan berskala pelayanan lebih
tinggi;
30. Penambahan tenaga kesehatan;
31. Rehabilitasi dan pembangunan fasilitas peribadatan;
32. Pembinaan organisasi sosial dan budaya;
33. Peningkatan kualitas bangunan dan revitalisasi situs budaya;
34. Pemeliharaan dan pembangunan jaringan drainase kota;

II- 45
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
35. Peningkatan panjang dan debit drainase primer/mayor yang layak;
36. Pembangunan waduk/danau penampungan air;
37. Pengembangan TPA di Air Dingin;
38. Pembangunan TPST;
39. Peningkatan pelayanan air bersih melalui sistem perpipaan; dan
40. Peningkatan kapasitas produksi air baku.
2.5.5 Kawasan Lindung
2.5.5.1 Hutan lindung dan hutan suaka alam
Hutan lindung dan hutan suaka alam yaitu Hutan Lindung (HL) seluas
10.995,5 Ha: Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Kuranji, Kecamatan Pauh,
Kecamatan Lubuk Kilangan, dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Hutan Suaka
Alam (HSA) seluas 25.611,4 Ha: Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Pauh,
Kecamatan Lubuk Kilangan, dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
2.5.5.2 Kawasan perlindungan setempat
Pengaturan ruang sempadan sungai adalah sebagai berikut :
a. Sungai yang tidak melalui kawasan perumahan ditetapkan sebesar 50 meter.
b. Sungai yang melewati kawasan perumahan ditetapkan sebesar 15 meter yang juga
difungsikan sebagai areal untuk pembangunan jalan inspeksi.
2.5.5.3 Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau termasuk untuk taman kota, fasilitas lingkungan serta
termasuk koridor jalur jalan dan Tempat Pemakaman Umum (TPU).
a. Ruang Terbuka Hijau Taman Kota;
Ruang Terbuka Hijau Taman Burung, RTH yang terintegrasi dengan
pengembangan pusat olah raga dan rekreasi, pengembangan pusat pendidikan
tinggi, pengembangan pusat perkantoran pemerintahan kota.
b. Ruang Terbuka Hijau Fasilitas Lingkungan;
c. Ruang Terbuka Hijau koridoor Jalur Jalan;

II- 46
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
d. Tempat Pemakaman Umum (TPU).
Arahan pengembangannya:
a. TPU Kota untuk pelayanan bagian utara kota dikembangkan di Kecamatan
Koto Tangah (TPU Air Dingin); TPU Kota untuk pelayanan di bagian timur
kota direncanakan di Kecamatan Pauh; TPU kota untuk pelayanan
b. bagian selatan kota direncanakan di Kecamatan Bungus Teluk Kabung
c. TPU juga diarahkan untuk dikembangkan di setiap kecamatan dengan luas
yang disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan kepadatan penduduknya
d. TPU di Kawasan Pusat Kota sudah penuh maka akan dilayani oleh TPU yang
berada pada wilayah lain, sesuai lokasi dan radius ke TPU terdekat.
2.5.5.4 Kawasan cagar budaya
Suaka alam Disatukan yaitu dengan hutan lindung dan hutan suaka alam.
Kawasan bersejarah ini selanjutnya ditetapkan sebagai kawasan lindung cagar
budaya. Hutan Suaka Alam (HSA) seluas 25.611,4 Ha yang tersebar di wilayah
Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Pauh, Kecamatan Lubuk Kilangan, dan
Kecamatan Bungus Teluk Kabung
2.5.5.5 Kawasan rawan bencana
Kawasan rawan bencana terdapat pada daerah daerah berikut; Kecamatan
Padang Barat, Padang Timur, Padang Utara, Nanggalo, Padang Selatan, Lubuk
Begalung, Koto Tengah dan sebagian Kecamatan Kuranji merupakan daerah yang
rawan tsunami. Sedangkan untuk daerah rawan banjir adalah sebagai berikut:
a. Koto tangah : Lubuk Minturun, Simpang Kalumpang, Padang Sarai, Dadok
Rawan Panjang sekitarnya, Ikur Koto, Anak Air, Padang Sarai
b. Kecamatan Nanggalo : Lapai, Siteba, Maransi, Gunung Pangilun
c. Kecamatan Kuranji : Ampang, Gunung Sarik, Andalas
d. Kecamatan Padang Timur : simpang haru
e. Kecamatan Lubuk Begalung : Parak Laweh dan Arai Pinang

II- 47
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Kawasan rawan bencana geologi meliputi:
a. Kawasan Stabil meliputi sepanjang pesisir pantai bagian barat Kota Padang.
b. Kawasan Tidak Stabil Tingkat Rendah – Sedang meliputi bagian timur laut–
tenggara, sedikit berada pada bagian barat Kota Padang.
c. Kawasan Tidak Stabil Tingkat Sedang–Tinggi meliputi bagian timur laut
hingga tenggara, dan Selatan Kota Padang.

II- 48
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 2.9 Peta Pola Ruang Kota Padang

II- 49
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
2.5.6 Laju Perubahan Tata Guna Lahan dan Fungsi Lahan
Hasil perbandingan antara kondisi penggunaan lahan pada tahun 2002 dan
hasil perhitungan secara planimteris (penggunaan lahan tahun 2010), maka
kawasan terbangun telah bertambah luasnya sebesar 6,63% menjadi 439,47 Ha dan
kawasan tidak terbangun berkurang luasnya sebesar -1,07% menjadi 2.534,07 Ha.
Jenis penggunaan lahan yang besar pertumbuhannya (> 5%) adalah kawasan
peribadatan, perikanan, perkantoran, perkebunan dan permukiman, sedangkan yang
paling besar pengurangannya adalah berupa sawah sebesar -4,35%. Hal ini
mengindikasikan pola penggunaan lahan Kota Padang sudah menuju kearah pola
penggunaan lahan perkotaan, dimana kawasan non pertanian akan lebih dominan
daripada kawasan pertanian.Secara lebih jelas mengenai perkembangan
penggunaan lahan Kota Padang dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 2.19
Perkembangan Penggunaan Lahan Kota Padang tahun 2005 - 2015
Luas (Ha) Pertumbuhan
No Jenis Penggunaan
2005 2015 (%)
1 Tanah Perumahan 6.288,28 6.989,41 0,10
2 Tanah Perusahaan 234,75 261,06 0,10
3 Tanah Industri 702,25 702,25 0,00
4 Tanah Jasa 715,32 715,25 0,00
5 Sawah Beririgasi Teknis 4.934,00 4.934,00 0,00
6 Sawah Non Irigasi 291,00 44,92 -5,48
7 Ladang/Tegalan 956,00 939,15 -0,02
8 Perkebunan Rakyat 2.148,50 2.147,50 0,00
9 Kebun Campuran 13.924,07 13.697,00 -0,02
10 Kebun Sayuran 1.343,00 1.343,00 0,00
11 Peternakan 26,83 26,83 0,00
12 Kolam Ikan 100,80 100,80 0,00
13 Danau Buatan 2,25 2,25 0,00

II- 50
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Luas (Ha) Pertumbuhan
No Jenis Penggunaan
2005 2015 (%)
14 Tanah Kosong 162,50 3,89 -40,77
15 Tanah Kota 16,00 16,00 0,00
16 Semak 1.568,00 1.496,24 -0,05
17 Rawa 120,00 120,00 0,00
18 Jalan Arteri dan Jalan Kolektor 135,00 135,00 0,00
19 Hutan Lebat 35.448,00 35.448,00 0,00
20 Sungai dan lain-lain 379,45 379,45 0,00
Jumlah 69.496,00 69502,00 -
Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2006, 2016

2.6 Kependudukan
2.6.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Pengetahuan mengenai penduduk merupakan dasar utama dalam
melakukan kegiatan pembangunan baik perencanaan maupun evaluasi. Pada tahun
2014, penduduk Kota Padang mencapai 902.413 jiwa, naik sejumlah 12.767 jiwa
dari tahun sebelumnya. Dengan demikian kepadatannya pun bertambah dari 1.280
jiwa/km2 menjadi 1.299 jiwa/km2. Kecamatan terbanyak jumlah penduduknya
adalah Koto Tangah dengan 182.296 jiwa, tetapi karena wilayahnya paling luas
hingga mencapai 33 persen dari luas Kota Padang maka kepadatan penduduknya
termasuk rendah yaitu 785 jiwa/km2. Kecamatan yang paling kecil jumlah
penduduknya (24.408 jiwa) dan sekaligus paling rendah kepadatannya (242
jiwa/km2) adalah Bungus Teluk Kabung. Kecamatan lain yang juga jarang
penduduknya adalah Kecamatan Pauh yaitu 468 jiwa/km2 dan Lubuk Kilangan
yaitu 624 jiwa/km2. Menurut survei yang dilakukan BPS, 52,01 persen dari
penduduk Kota Padang berumur 15 tahun keatas yang merupakan angkatan kerja
adalah bekerja atau sementara tidak bekerja tetapi sebenarnya mempunyai
pekerjaan.

II- 51
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 2.20
Jumlah Penduduk Kota Padang Menurut Kecamatan
No. Kecamatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Bungus Teluk Kabung 22.896 23.142 23.360 23.858 24.137 24.408
2 Lubuk Kilangan 48.850 49.751 50.249 51.847 52.757 53.651
3 Lubuk Begaung 106.432 108.018 109.584 113.217 115.286 117.321
4 Padang Selatan 57.718 57.386 58.320 58.780 59.038 59.287
5 Padang Timur 77.868 77.932 77.989 78.789 78.975 79.151
6 Padang Barat 45.380 46.060 46.411 45.781 45.846 45.907
7 Padang Utara 69.119 69.275 69.729 70.051 70.252 70.444
8 Nanggalo 57.275 57.731 58.232 59.137 59.654 60.157
9 Kuranji 126.729 128.835 130.916 135.787 138.584 141.342
10 Pauh 59.216 60.553 61.755 64.864 66.661 68.448
11 Koto Tangah 162.079 165.633 167.791 174.567 178.456 182.296
Padang 833.562 844.316 854.336 876.678 889.646 902.413
Sumber: Padang Dalam Angka,, 2016

Pada tahun 2015 Penduduk Kota Padang tercatat sebanyak 902.413 jiwa
yang terdiri dari 450.576 orang laki-laki dan 451.837 orang perempuan. Rasio jenis
kelamin pada tahun 2014 tercatat sebesar 99,72 yang berarti setiap 100 orang wanita
berbanding dengan sekitar 99 orang laki-laki. Dari jumlah maupun rasio jenis
kelamin, terlihat bahwa di Kota Padang lebih banyak penduduk perempuan
dibandingkan penduduk laki-laki. Lebih banyaknya penduduk perempuan
merupakan gambaran masih banyaknya laki-laki dewasa merantau keluar dari Kota
Padang dalam mencari penghidupan.
Tabel 2.21
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan

II- 52
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
No. Kecamatan Penduduk Jumlah Sex
Laki-Laki Perempuan Rasio
1 Bungus Teluk Kabung 12.559 11.849 24.408
2 Lubuk Kilangan 27.025 26.626 53.651
3 Lubuk Begaung 59.314 58.007 117.321
4 Padang Selatan 29.747 29.540 59.287
5 Padang Timur 39.354 39.797 79.151
6 Padang Barat 23.167 22.740 45.907
7 Padang Utara 33.417 37.027 70.444
8 Nanggalo 29.222 30.935 60.157
9 Kuranji 70.288 71.055 141.343
10 Pauh 34.557 33.891 68.448
11 Koto Tangah 91.928 90.368 182.296
Padang 2015 450.578 451.835 902.413 99,72
2014 443.929 445.717 889.646 99,76
2013 437.162 439.516 876.678 99,46
2012 421.656 432.680 854.336 97,45
2011 420.641 423.675 844.316 99,28
2010 415.315 418.247 833.562 99,30
Sumber: Padang Dalam Angka, 2016

Jumlah penduduk terbanyak terdapat pada Kecamatan Koto Tangah yaitu


sebanyak 182.296 orang, diikuti oleh Kecamatan Kuranji sebanyak 141.343 orang
dan Kecamatan Lubuk Begalung sebanyak 117.321 orang. Sementara kecamatan
dengan jumlah penduduk terendah terdapat pada Kecamatan Bungus Teluk Kabung
sebanyak 24.408 orang.
2.6.2 Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk tidak merata menurut wilayahnya. Seiring dengan
bertambahnya penduduk, kepadatan penduduk Kota Padang meningkat dari 1.199
jiwa per km2 pada tahun 2010 menjadi 1.261 jiwa per km2 pada tahun 2014.
Tabel 2.22

II- 53
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Penduduk Kota Padang Tahun 2014
Luas Jumlah Kepadatan
2
No Kecamatan (km ) Penduduk Penduduk
(Jiwa) (Jiwa/Km2)
1 Bungus Teluk Kabung 100,78 24.408 242
2 Lubuk Kilangan 85,99 53.651 624
3 Lubuk Begalung 30,91 117.321 3.796
4 Padang Selatan 10,03 59.287 5.911
5 Padang Timur 8,15 79.151 9.712
6 Padang Barat 7,00 45.907 6.558
7 Padang Utara 8,08 70.444 8.718
8 Nanggalo 8,07 60.157 7.454
9 Kuranji 57,41 141.343 2.462
10 Pauh 146,29 68.448 468
11 Koto Tangah 232,25 182.296 785
Sumber : Padang Dalam Angka, 2015

2.7 Keuangan Daerah


Pada lima tahun terakhir (periode 2010-2014) pertumbuhan ekonomi Kota
Padang secara rata-rata lebih baik dari pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat. Pada
tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kota Padang sebesar 6,23 persen Pada tahun
2012 perkembangan ekonomi Kota Padang mengalami penurunan, dengan laju
pertumbuhan ekonomi 6,23 persen di tahun 2011 mengalami penurunan menjadi
6,17 persen di tahun 2012. Tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kota Padang
mengalami peningkatan yaitu naik menjadi 6,64 persen, namun pada tahun 2014
perekonomian Kota Padang mengalami perlambatan manjadi 6,54 persen.

II- 54
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
BAB 3
KONDISI SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM
EKSISITING
3.1 Aspek Teknis
Pelayanan PDAM Kota Padang, secara administratif sudah melayani 11
Kecamatan dari 11 Kecamatan di Kota Padang. Pelayanan PDAM tersebut dilayani
oleh sistem perkotaan. Jumlah penduduk Kota Padang pada akhir tahun 2015
(berdasarkan data, Kota Padang Dalam Angka tahun 2015) sebanyak 902.413 jiwa.
Jenis akses air bersih Kota Padang berasal dari perpipaan yaitu PDAM dan
Pamsimas. Sedangkan non perpipaan berasal dari sumur gali, sumur gali pompa,
sumur bor pompa, terminal air, Mata air dan Penampungan Air Hujan. Dimana total
persentase pelayanan Kota Padang dari jeni-jenis akses tersebut telah mencapai
90,97 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Cakupan Pelayanan Air Minum Kota Padang
Penduduk Cakupan
No Jenis Akses Air Bersih
Terlayani Pelayanan (%)
1 Perpipaan
PDAM* 485478 53,81
Pamsimas 119.315 13,22
2 Non Perpipaan**
Sumur Gali 60.030 6,65
Sumur Gali Pompa 21.084 2,34
Sumur Bor Pompa 3.396 0,38
Terminal air 1.973 0,22
Mata Air 1.174 0,13
Penampungan Air Hujan 59 0,01
Lain-lain 179.265 23,24
Total 871.774 100
*Data PDAM Kota Padang, 2016
**Dinas Kesehatan Kota Padang, 2016

III- 1
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
3.1.1 Sistem Jaringan Perpipaan Kota Padang
3.1.1.1 SPAM Perpipaan PDAM
Sistem Penyediaan Air Minum di Kota Padang dibangun pada tahun 1897
dengan memanfaatkan air baku yang diambil dari air tanah dalam dengan sistem
pengolahan (unit produksi) berupa sumur bor berkapasitas 22 liter/detik.
Penyediaan air minum pada saat itu dikelola oleh Pemerintah Kolonial Belanda
dengan nama “Gemeentelejk Waterleiding Bedriff” atau “Perusahaan Air Kota
Padang” yang hanya melayani kantor pemerintah, pegawai pemerintah dan kantor
lembaga sosial masyarakat.
Jumlah seluruh pelanggan PDAM Kota Padang Tahun 2014 adalah sebanyak
94.472 SR, yang terdiri dari 80.913 sambungan aktif dan 13.559 sambungan non
aktif.
Tabel 3.2
Jumlah Pelanggan PDAM Kota Padang Menurut Golongan
No Rayon 1A 1B 2A 2B 2C 2D 3A 3B 4A 4B 4C 5 Total
1 I 41 28 8 132 2.827 578 22 31 209 27 14 - 3.917
2 II 38 42 8 471 3.379 810 25 52 150 6 7 - 4.988
3 III 27 16 4 88 1.342 459 14 11 238 48 15 - 2.262
4 IV 3 8 1 36 269 69 3 5 140 30 14 - 578
5 V 59 46 10 1.060 9.973 428 40 16 152 11 15 1 11.811
6 VI 5 7 4 30 696 314 7 11 181 7 9 - 1.271
7 VII 16 32 292 396 4.371 951 33 8 195 9 12 - 6.315
8 VIII 43 75 237 119 8.128 1.745 45 70 576 37 15 - 11.090
9 IX 24 2 1 75 4.271 665 17 5 102 7 5 - 5.174
10 X 45 8 100 82 7.693 1.486 44 15 155 21 2 - 9.651
11 XI 7 18 4 925 3.342 349 25 3 60 3 2 - 4.738
12 XII 10 12 107 156 2.115 271 17 6 96 1 3 - 2.794
13 XIII 5 11 770 389 90 - 10 2 5 - - - 1.282
14 XIV 17 3 8 508 5.687 263 12 2 53 3 3 - 6.559
15 XV 40 12 9 16 7.694 665 12 2 30 3 - - 8.483
Total 380 320 1.563 4.483 61.877 9.053 326 239 2.342 213 116 1 80.913
Sumber : PDAM Kota Padang, 2015

1. Unit Air Baku


Sumber-sumber air yang dimanfaatkan sebagai sumber air baku pada sistem
penyediaan air minum PDAM Kota Padang saat ini adalah bersumber dari air
permukaan. Total kapasitas sumber yang dimiliki dari 12 (dua belas) sungai adalah
1.525 liter/detik, sedangkan kapasitas produksi terpasang saat ini 1.363 liter/detik,

III- 2
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
sehingga apabila dilihat dari kapasitas sumber yang ada dengan kapasitas produksi,
masih terdapat sisa pada sumber sebesar 162 liter/detik.
a. Intake Kampung Koto
Intake Kampung Koto merupakan intake pertama PDAM Kota Padang,
dibangun pada proyek bantuan Jerman untuk pembuatan IPA Gunung
Pangilun. Kapasitas intake Kampung Koto sebesar 500 liter/detik. Intake ini
terletak pada ketinggian 7 mdpl dengan jenis intake pompa. Sumber air untuk
intake Kampung koto berasal dari Sungai Batang Kuranji yang berlokasi di
Kampung Koto, Kecamatan Nanggalo, Padang.

a. Bendung Intake b. Rumah Pompa


Gambar 3.1 Intake Kampung Koto
b. Intake Ulu Gadut
Intake Ulu Gadut bersumber dari Sungai Sarasah yang terletak di Ulu Gadut,
Kecamatan Lubuk Kilangan. Pasca banjir bandang yang melanda Kota Padang
Tahun 2012, intake Ulu Gadut mengalami kerusakan yang amat parah.
Sebagian besar bangunan intake rusak dan terbawa arus. Agar proses produksi
dapat terus dilakukan dan mencegah terganggunya pelayanan di Wilayah
Selatan, untuk sementara dilakukan pemasangan pipa PVC DN 300 dan
pemasangan bronjong di lokasi intake. Pada tahun 2014, dengan dana bantuan
pemerintah melalui Kementrian Pekerjaan Umum dilakukan renovasi total
pada intake Ulu Gadut dan peningkatan kapasitas menjadi 200 liter/detik.
Intake Ulu gadut berupa intake bendung.

III- 3
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
a. Pasca Banjir Bandang Tahun 2012b. b. Pasca Pembangunan Kembali Tahun
2014
Gambar 3.2 Intake Ulu Gadut

c. Intake Sikayan
Intake Sikayan bersumber dari Sungai Sikayan di daerah Ulu Gadut Kecamatan
Lubuk Kilangan. Kapasitas intake Sikayan sebesar 100 liter/detik dengan jenis
intake bendung. Intake ini dibangun pada tahun 2010.

Gambar 3.3 Intake Sikayan


d. Intake Jawa Gadut
Sumber air Intake Jawa Gadut berasal dari Sungai Anak Gunung Naga yang
terletak di daerah Limau Manis, Kecamatan Pauh. Kapasitas Intake Jawa Gadut
sebesar 20 liter/detik dengan jenis intake bendung.

III- 4
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 3.4 Intake Jawa Gadut
e. Intake Pegambiran
Intake Pegambiran merupakan intake bendung dengan kapasitas terkecil yaitu
sebesar 5 liter/detik. Sumber air Intake Pegambiran berasal dari Sungai Batang
Balun yang terletak di Pegambiran Ampalu, Kecamatan Lubuk Begalung.

Gambar 3.5 Intake Pegambiran


f. Intake Latung
Sumber air Intake Latung berasal dari Sungai Latung yang terletak di Lubuk
Minturun, Kecamatan Koto Tangah. Intake Latung memiliki kapasitas sebesar
200 liter/detik dengan ketinggian 47 mdpl.

Gambar 3.6 Intake Latung Gravitasi

III- 5
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 3.7 Intake Latung Pompa
g. Intake Taban
Intake Taban di bangun pada tahun 2010 dengan jenis intake bendung dan
sumber air dari Sungai Taban dengan kapasitas intake 100 liter/detik. Intake
Taban terletak di Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah.
h. Intake Sei Duo
Sumber Intake Sei Duo berasal dari Sungai Duo yang terletak di Lubuk
Minturun, Kecamatan Koto Tangah. Intake sei Duo dibangun pada tahun 2010
dengan kapasitas intake 40 liter/detik dan jenis intake adalah intake bendung.

Gambar 3.8 Intake Taban Gambar 3.9 Intake Sungai Duo

i. Intake Sei Sariak


Intake Sei Sariak memiliki kapasitas sebesar 60 liter/detik. Intake ini dibangun
pada tahun 2010 dengan sumber air dari Sungai Sariak, terletak di Lubuk
Minturun, Kecamatan Koto Tangah.
j. Intake Gariang
Sumber air Intake Gariang berasal dari Sungai Gariang yang terletak di Lubuk
Minturun, Kecamatan Koto Tangah. Intake Gariang memiliki kapasitas sebesar
60 liter/detik.

III- 6
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 3.10 Gambar 3.11
Intake Sungai Sariak Intake Gariang
k. Intake Lubuk Peraku
Intake Lubuk Peraku dibangun pada tahun 2012 dengan jenis intake bendung
dengan kapasitas intake 200 liter/detik. Sumber air untuk Intake Lubuk Peraku
berasal dari Sungai Lubuk Peraku yang terletak di Kecamatan Lubuk Kilangan

Gambar 3.12 Intake Lubuk Paraku


l. Intake Guo Kuranji
Intake Guo Kuranji memiliki kapasitas 40 liter/detik yang bersumber dari
Sungai Lubuk Tempurung. Intake Guo terletak di Kecamatan Kuranji.
m. Intake Bungus
Intake Bungus memiliki kapasitas 40 liter/detik. Sumber air Intake Bungus
berasal dari Sungai Timbalun, Bungus Kecamatan Bungus Teluk Kabung.

III- 7
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 3.13 Gambar 3.14 Intake Bungus
Intake Guo Kuranji
2. Unit Transmisi dan Distribusi
Panjang total jaringan pipa transmisi dan distribusi yang terpasang per akhir
Desember 2014 adalah 1.915.365 m. Pipa ini terdiri atas pipa Steel, pipa ACP, pipa
GI, pipa DCIP, pipa PVC dan pipa HDPE. Pada umumnya pipa steel telah melewati
umur teknisnya karena telah dibangun sejak tahun 1920 – 1927 (pembangunan
zaman Belanda). Begitu juga dengan pipa ACP dibangun pada tahun 1980-an
(bantuan Perancis).

Tabel 3.3
Pipa Transmisi dan Distribusi PDAM Kota Padang
No Jenis dan Ukuran Pipa 2010 2011 2012 2013 2014
I Pipa Steel
1 DN-800 1.219 1.219 1.219 1.219 1.219
2 DN-700 1.244 1.244 1.244 1.244 1.244
3 DN-600 614 614 614 614 614
4 DN-500 3.781 3.781 3.781 3.681 3.681
5 DN-400 210 210 210 210 210
6 DN-300 288 288 288 288 288
7 DN-250 5.017 5.017 5.017 5.017 5.017
8 DN-200 7.005 7.005 7.005 7.005 7.005
9 DN-150 2.069 2.069 2.069 2.069 2.069
10 DN-100 32.300 32.300 32.300 32.300 32.300
11 DN-80 322 322 322 322 322
Sub Total-I 54.069 54.069 54.069 53.969 53.969
II Pipa ACP
1 DN-400 7.605 7.605 7.605 7.605 7.605
2 DN-300 7.948 7.948 7.948 7.948 7.948
3 DN-250 15.269 15.269 15.269 15.269 15.269
4 DN-200 9.904 9.904 9.904 9.904 9.904
5 DN-150 1.691 1.691 1.691 1.691 1.691
Sub Total-II 42.417 42.417 42.417 42.417 42.417
III Pipa GI
1 DN-400 4.071 4.071 4.071 5.091 5.737
2 DN-300 538 538 538 538 538

III- 8
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
No Jenis dan Ukuran Pipa 2010 2011 2012 2013 2014
3 DN-250 912 912 912 912 912
4 DN-200 178 178 178 178 178
5 DN-150 123 123 123 123 123
6 DN-100 2.034 2.034 2.034 2.034 2.034
7 DN-80 5.418 5.418 5.418 5.418 5.418
8 DN-50 20.596 20.596 20.596 20.596 20.596
Sub Total-III 33.868 33.868 33.868 34.888 35.534
IV Pipa DCIP
1 DN-600 4.721 4.721 4.721 4.721 4.721
2 DN-350 3.068 3.068 3.068 3.068 3.068
3 DN-300 7.795 7.795 7.795 7.795 7.795
4 DN-250 4.211 4.211 4.211 4.211 4.211
5 DN-200 9.175 9.175 9.175 9.175 9.175
6 DN-150 1.412 1.412 1.412 1.412 1.412
7 DN-80 16.619 16.619 16.619 16.619 16.619
8 DN-50 8.332 8.332 8.332 8.332 8.332
Sub Total-IV 55.333 55.333 55.333 55.333 55.333
V Pipa PVC
1 DN-400 8.529 8.529 8.529 8.529 8.529
2 DN-300 10.919 10.919 10.919 10.919 10.919
3 DN-250 32.775 32.775 32.775 32.775 32.775
4 DN-200 32.810 32.810 32.810 32.810 32.810
5 DN-150 56.766 56.766 56.766 56.766 56.766
6 DN-100 219.695 219.695 219.695 219.695 219.695
7 DN-80 390.509 390.509 390.509 390.509 390.509
8 DN-50 891.209 891.209 891.209 891.209 891.209
Sub Total-V 1.643.212 1.643.212 1.643.212 1.643.212 1.643.212
VI Pipa HDPE
1 DN-500 - - - 145 145
2 DN-400 - - - 2.273 2.273
3 DN-250 - - - 12 12
4 DN-225 - - - 1.282 1.282
5 DN-150 - 404 739 820 1.833
6 DN-100 943 6.828 8.219 15.034 15.964
7 DN-80 8 4.532 5.420 7.648 8.200
8 DN-50 2.130 17.045 21.350 42.576 49.374
Sub Total-VI 3.081 28.809 35.727 69.788 79.081
Total 1.831.980 1.859.845 1.866.994 1.905.426 1.915.365
(I+II+III+IV+V+VI)
Pemasangan Pipa/ Tahun 7.552 27.867 7.150 45.582 9.939
Sumber: PDAM Kota Padang, 2015

3. Unit Produksi
PDAM Kota Padang memiliki 14 unit Instalasi Pengelolaan Air (IPA) dan
12 unit Sumur Bor. IPA terbesar yang dimiliki adalah IPA Gunung Pangilun dengan
kapasitas terpasang 500 l/dt dan kapasitas produksi sekitar 450 liter/detik.
Sedangkan IPA yang terkecil adalah IPA Pegambiran dengan kapasitas terpasang
5 lt/dt dan kapasitas produksi 5 lt/dt. Sementara dari 12 sumur bor yang dimiliki
saat ini hanya 3 sumur bor yang beroperasi, sedangkan yang lain tak dioperasikan

III- 9
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
karena berbagai faktor, seperti jumlah kapasitas airnya yang turun drastis, tidak
efisien dan yang lainnya.
PDAM Kota Padang pada tahun 2014 memproduksi air minum sebesar
35.201.514,60 m3, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan jumlah
air yang diproduksi sebesar 32.502.614,40 m3. Sedangkan jumlah air yang
didistribusikan pada tahun 2014 sebesar 33.925.842,50 m3, Tahun sebelumnya
(2013) sebesar 31.175.309,20 m3. Dengan demikian tingkat kehilangan PDAM
Kota Padang tahun 2014 sebesar 28,17%, dan tahun 2013 sebesar 31,97%. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 3.4
Jumlah Air Produksi, Distribusi dan Air Terjual
Tahun
Uraian Satuan
2013 2014
Jumlah Air yang Diproduksi m3/tahun 32.502.614,40 35.201.514,60
Jumlah Air yang Didistribusi m3/tahun 31.175.309,20 33.925.842,50
3
Jumlah Air yang Terjual m /tahun 21.208.634.00 24.367.776,00
Jumlah Air yang Hilang (NRW) m3/tahun 9.966.675,20 9.558.066,50
Persentase Air yg Hilang (NRW) % 31,97 28,17
Sumber: PDAM Kota Padang, 2015

Apabila dilihat dari pengolahannya, IPA di PDAM Kota Padang terbagi ke


dalam 2 (dua) kelompok yaitu pengolahan lengkap dan pengolahan tidak lengkap.
Pengolahan lengkap meliputi proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan
desinfeksi. Sedangkan pengolahan tidak lengkap hanya dengan pembubuhan
desinfektan dan filtrasi saja. Adapun IPA dengan pengolahan lengkap terdapat di
Gunung Pangilun, Latung I, II, III, IV dan Ulu Gadut IA serta Ulu Gadut II, sedang
yang lainnya pengolahan tidak lengkap.
a. IPA Gunung Pangilun
IPA Gunung Pangilun terletak di Gunung Pangilun, Kecamatan Nanggalo
Kota Padang. IPA Gunung Pangilun memiliki kapasitas produksi terpasang
sebesar 500 liter/detik dan merupakan sumber pasokan utama untuk kawasan
pusat kota (Wilayah Pelayanan Pusat).

III- 10
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
a. Kantor b. Clarifier
Gambar 3.15 IPA Gunung Pangilun
Terletak di ketinggian 37 mdpl, IPA Gunung pangilun memanfaatkan sistem
gravitasi untuk mendistribusikan air bersih hasil olahannya. IPA ini dibangun
pada tahun 1957-1970. Sumber air untuk IPA Gunung Pangilun berasal dari
Intake Kampung Koto.
b. IPA Latung
IPA Latung berkapasitas 290 liter/detik yang terdiri dari 4 IPA, yaitu:
1. IPA 10 liter/detik;
2. IPA 40 liter/detik;
3. IPA 40 liter/detik;
4. IPA 200 liter/detik.
IPA Latung terletak pada ketinggian 73 m dpl dengan sumber air dari Intake
Latung dan Intake Gariang. IPA ini dibangun pada tahun 1994 – 2006. IPA
Latung melayani Kawasan Utara Kota padang (Wilayah Pelayanan Utara),
terutama Kecamatan Koto Tangah, sebagian Kecamatan Padang Utara dan
sebagian Kecamatan Kuranji.

a. IPA Latung 200 ltr/dtk b. IPA Latung 40 ltr/dtk

III- 11
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
c. IPA Latung 40 ltr/dtk d. IPA Latung 10 ltr/dtk
Gambar 3.16 IPA Latung
c. IPA Ulu Gadut
IPA Ulu Gadut berkapasitas 220 liter/detik. IPA Ulu Gadut terbagi dalam 4
IPA, yaitu:
1. IPA 40 liter/detik;
2. IPA 40 liter/detik;
3. IPA 40 liter/detik;
4. IPA 100 liter/detik.
IPA Ulu Gadut dengan kapasitas 400 liter/detik adalah IPA 1A dan 1B yang
merupakan IPA Beton, sedangkan untuk IPA 40 liter/detik (IPA 2A) dan IPA
100 liter/detik (IPA 2B) merupakan IPA Paket Baja. Sumber air untuk 1A,
1B dan 2A berasal dari intake Ulu Gadut, sementara itu untuk IPA 2B
bersumber dari intake Sikayan.
IPA Ulu Gadut terletak pada ketinggian 148 m dpl. IPA Ulu Gadut melayani
kawasan Selatan Kota Padang (Wilayah Pelayanan Selatan) terutama
Kecamatan Padang Selatan, Kecamatan Lubuk Begalung dan sebagian
Kecamatan Padang Barat

III- 12
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
a. IPA Ulu Gadut 40 ltr/dtk b. IPA Ulu Gadut 40 ltr/dtk

c. IPA Ulu Gadut 40 ltr/dtk d. IPA Ulu Gadut 100 ltr/dtk


Gambar 3.17 IPA Ulu Gadut
d. IPA Pegambiran
IPA Pegambiran berkapasitas 5 liter/detik melayani daerah pegambiran.
e. IPA Jawa Gadut
IPA Jawa Gadut berupa IPA Paket yang memiliki kapasitas pengolahan
sebesar 20 liter/detik untuk melayani kawasan Limau Manis dan sekitarnya.

Gambar 3.18 Gambar 3.19


IPA Pegambiran 5 ltr/dtk IPA Jawa Gadut 20 ltr/dtk

f. IPA Lubuk Peraku


IPA Lubuk Peraku dibangun pada tahun 2013 dan mulai beroperasi pada
tahun 2014. IPA lubuk perakuberupa IPA Paket Baja dengan kapasitas 100
liter/detik dan satu-satunya IPA PDAM kota Padang yang dilengkapai dengan

III- 13
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
sistem SCADA. IPA lubuk Peraku melayani Wilayah Pelayanan Selatan
terutama Kecamatan Lubuk Begalung.

Gambar 3.20 IPA Lubuk Paraku 100 ltr/dtk


g. IPA Guo Kuranji
Konstruksi bangunan IPA Guo Kuranji berupa IPA beton dengan kapasitas
produksi terpasang sebesar 40 liter/detik, dengan ketinggian 54 mdpl. Sumber
airnya berasal dari intake Guo Kuranji. IPA Guo Kuranji melayani kawasan
kuranji terutama daerah Belimbing dan sekitarnya.

Gambar 3.21 IPA Guo Kuranji 40 ltr/dtk


h. IPA Bungus
IPA Bungus memiliki kapasitas produksi sebesar 40 liter/detik untuk
memenuhi kebutuhan air daerah Bungus dan sekitarnya.

III- 14
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 3.22 IPA Bungus 40 ltr/dtk
4. Unit Pelayanan
Cakupan pelayanan PDAM Kota Padang pada tahun 2014 mencapai
68,03% atau melayani 604.278 jiwa dari 888.211 jiwa penduduk di area pelayanan.
Tingkat konsumsi air per unit sambungan per bulan adalah 20,21 m3/bulan atau
memiliki konsumsi rata-rata sebesar 116,18 liter/orang/hari. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5
Cakupan Pelayanan PDAM Kota Padang
Persen
Persen
Jumlah Pelayana
Jumlah Pelayana
Jumlah Pelangga n
Penduduk n
No Kecamatan Penduduk n Terhadap
Terlayani Terhadap
(Jiwa) (Sambung Penduduk
(Jiwa) penduduk
an) Kec/ Kel
Kota (%)
(%)
1 Bungus Teluk 24.408 1.279 7.674 31,44 0,85
Kabung
2 Lubuk Kilangan 53.651 2.496 14.976 27,91 1,66
3 Lubuk Begalung 117.154 7.244 43.464 37,10 4,82
4 Padang Selatan 59.287 4.804 28.824 48,62 3,19
5 Padang Timur 79.151 10.288 61.728 77,99 6,84
6 Padang Barat 45.907 7.360 44.160 96,19 4,89
7 Padang Utara 70.444 10.342 62.052 88,09 6,88
8 Nanggalo 60.157 8.627 51.762 86,04 5,74
9 Kuranji 141.343 8.549 51.294 36,29 5,69
10 Pauh 68.448 3.379 20.274 29,62 2,25
11 Koto Tangah 182.296 16.545 99.270 54,46 11,00
Total 902.246 80.913 485.478 53,81 53,81
Sumber: PDAM Kota Padang, 2015

Dalam melaksanakan pelayanan terhadap konsumen PDAM Kota Padang


membagi sistem pelayanan kedalam 3 Wilayah Pelayanan, yaitu:

III- 15
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
1. Wilayah Pelayanan Utara
Kantor Wilayah Utara berpusat di Jalan Adinegoro Tabing, dengan batas
wilayah pelayanan/distribusi sebagai berikut:
a. Utara hingga perbatasan kota;
b. Selatan hingga jalur Sungai Basko;
c. Timur hingga daerah Kuranji;
d. Barat hingga daerah pinggir pantai.

Gambar 3.23 Wilayah Pelayanan Utara


Untuk Wilayah Utara suplai airnya berasal dari IPA Latung, IPA Guo
Kuranji dan sumur bor yang ada di kawasan Balai Baru dan Siteba. Untuk
mempermudah pendistribusian air pelanggan dikelompokkan lagi berdasarkan
rayon-rayon. Wilayah utara melayani rayon 9, rayon 10, rayon 14 dan rayon 15.
2. Wilayah Pelayanan Pusat
Kantor Wilayah Pusat berada di Jl. H Agus Salim Nomor 10 Padang, dengan
batas daerah pelayanan sebagai berikut:
a. Utara berbatasan dengan Basko;

III- 16
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
b. Selatan hingga daerah Muaro Padang;
c. Timur hingga daerah Seberang Padang;
d. Barat hingga daerah pinggir pantai.
Suplai air untuk Wilayah Pusat diambil dari IPA Gunung Pangilun.

Gambar 3.24 Wilayah Pelayanan Pusat


3. Wilayah Pelayanan Selatan
Kantor Wilayah Selatan berada di Ulu Gadut dengan batas wilayah
pelayanan yaitu:
a. Utara berbatasan dengan Kuranji;
b. Selatan berbatasan dengan Bungus Teluk Kabung;
c. Barat hingga daerah pinggir pantai;
d. Timur berbatasan dengan Lubuk Kilangan.

III- 17
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Suplai air untuk Wilayah Pelayanan Selatan bersumber dari beberapa
instalasi, yaitu IPA Ulu Gadut, IPA Pegambiran, IPA Jawa Gadut dan IPA Bungus,
serta Sumur Bor.

Gambar 3.25 Wilayah Pelayanan Selatan

III- 18
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Berikut dapat dilihat skema pelayanan PDAM Kota Padang pada Gambar 3.4

Gambar 3.26 Skema Pelayanan PDAM Kota Padang

III- 19
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 3.27

III- 20
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Peta Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi PDAM Kota Padang
3.1.1.2 SPAM Perpipaan Pamsimas
Sumber Air Pamsimas untuk Kota Padang berasal dari 11 Sumur Bor dalam
dan 5 sumur bor dangkal pada pamsimas I (2008-2013) dan 3 sumur bor dalam pada
pamsimas II (2013-2014) dan jumlah kran umum sebanyak 20 unit. Kelurahan di
Kota Padang yang dilayani Pamsimas adalah:
1. Lakuak Kasumbo Batu Gadang
Kegiatan yang dilakukan di daerah ini adalah bangunan pengolahan air 1 unit,
Kran umum 2 unit dan pemasangan pipa PVC sepanjang 3.314 m.
2. Piai Tanah Sirah atau Tanah Sirah Paia Nan XX
Kegiatan yang dilakukan adalah pembangunan menara air 1 unit, kran umum
2 unit, sumur bor dangkal 1 unit dan pemasangan pipa PVC sepanjang 612 m.
3. Kurao Gaduang Kurao Padang atau Pagang
Kegiatan di daerah ini adalah pembangunan menara 2 unit, kran umum 2 unit
sumur bor dangkal 2 unit dan pemasangan pipa PVC sepanjang 1.327 m.
4. Rimbo Tarok Gunung Sarik
Kegiatan pembangunan menara air 3 unit, kran umum 3 unit, sumur bor
dangkal 3 unit dan pemasangan pipa PVC sepanjang 2.565 m.
5. Jalan Usang Sungai Sapih
Kegiatan yang dilakukan didaerah ini adalah Pembangunan menara air 2 unit,
kran umum 1 unit, sumur bor dangkal 2 unit dan pemasangan pipa PVC
sepanjang 1.086 m.
6. Anduring Timur
Kegiatan yang dilakukan di daerah ini adalah kran umum 2 unit, sumur bor
dalam 2 unit, pembangunan tower reservoir 2 unit dan pemasangan pipa PVC
sepanjang 1.240 m.
7. Kabun Surau Buluh Sungai Sapih
Pembangunan menara air 2 unit, kran umum 2 unit, sumur bor dalam 2 unit dan
pemasangan pipa PVC sepanjang 2.043 m.
8. Ulu Gadut Limau Manis Selatan
Kegiatan pembangunan reservoir 1 unit, kran umum 1 unit, pemasangan pipa
PVC sepanjang 5.226 m

III- 21
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
9. Simpang Dangau Teduh Piai Tangah
Kegiatan pembangunan menara air 2 unit, kran umum 2 unit, sumur bor
dangkal 2 unit dan pemasangan pipa PVC sepanjang 1.096 m.
10. Batu Kudo Balai Gadang
Kegiatan pembangunan 1 unit intake, 1 unit reservoir, i unit kran umum dan
pemasangan pipa PVC sepanjang 3.156 m.
11. Biduri Padang Besi
Kegiatan pembangunan kran umum 2 unit, sumur bor dangkal 2 unit, tower
reservoir 2 unit dan pemasangan pipa PVC sepanjang 1.890 m.

III- 22
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 3.28
Daerah Pelayanan Perpipaan Pamsimas Tahun 2015

III- 23
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 3.6
Cakupan Pelayanan Perpipaan Pamsimas Tahun 2015
Tipe Jiwa
Tahun Kecamatan Kelurahan Jiwa
Desa Terlayani
2008 Bungus Teluk Kabung Bungus Timur REG 1.409
Tl. Kabung Tengah REG 2.210
Tl. Kabung Utara REG 1.481
Koto Tangah Anak Air Kel. Batipuah Panjang REG 1.175
Lubuk Begalung Batu Gadang REG 5.281
Sei Baremas Kel. Gates REG 1.750
Lubuk Kilangan Baringin REG 1.060
Indarung REG 2.220
Padang Selatan Koto Kaciak Kel. Mata Air REG 1.114
2009 Bungus Teluk Kabung Bungus Barat REG 685
Kampung Pulau Bungus Timur REG 920
Lubuk Jerong Kel, Teluk Kabung REG 1.098
Tengah
Koto Tangah Kampung Baru Kel. Batipuah REG 920
Panjang
Lolo Kel. Gunung Sariak REG 2.725
Sungai Bangek Kel. Balai Gadang REG 2.080
Sungai Lareh Kel. Lubuk REG 995
Minturun
Talao Bako Kel. Padang Sarae REG 785
Lubuk Begalung Arai Pinang Ampulu Kel. REG 1.048
Panggambiran
Pampangan REG 564
Lubuk Kilangan Tarantang REG 900
Pauh Lambung Bukit REG 1.610
Limau Manis Selatan REG 1.728
2010 Bungus Teluk Kabung Cindakir/Teluk Kabung Utara REG 638
Koto Lalang/Bungus Timur REG 265
Koto Tangah Baringin/Balai Gadang REG 1.385
Koto Pulai REG 342
Parak Buruk REG 1.300
Kuranji Banda Luruih/Sungai Sapih REG 1.152
Korong Gadang REP 756
Lubuk Begalung Parak Pegambiran/Ampalu REG 525
Lubuk Kilangan Koto Lalang Luki REG 1.395
Nanggalo Kurao Pagang REG 471
Pauh Limau Manis REG 983
Piai Tengah REG 1.038
2011 Bungus Teluk Kabung Rawang/Bungus Selatan REG 201
TL. Kabung Tengah HID 2.193
Koto Tangah Kelok Sikayan Batipuh REG 1.242
Panjang/Batipuh Panjang
Sungai Lareh Kel. Lubuk HID 2.112
Minturun
Kuranji Ladang Keladi, Kel. Sungai Sapih REP 179

III- 24
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tipe Jiwa
Tahun Kecamatan Kelurahan Jiwa
Desa Terlayani
Lubuk Kilangan Koto Lalang REG 1.608
Nanggalo Durian Ratus REG 576
Tabing Banda Gadang REG 450
Pauh Pisang REG 693
2012 Koto Tangah Air Dingin Balai Gadang REG 634
Kampung Baru Kel. Batipuah HID 1.351
Panjang
Koto Panjang Ikur Koto REG 561
Lubuk Minturun Sungai Lareh REG 1.493
Maransi, Kel. Aie Pacah REP 1.018
Parak Buruk HID 1.257
Sungai Bangek Kel. Balai Gadang HID 1.720
Lubuk Begalung Kampung Jambak REG 571
Lubuk Kilangan Batu Gadang REP 1.606
Padang Besi REG 477
Nanggalo Parak Rumbio REG 1.032
Pauh Kampung Pinang REP 610
Koto Luar REG 1.266
Limau Manis REG 1.162
Limau Manis HID 1.202
Limau Manis Selatan HID 2.253
2013 Nanggalo Tabing Banda Gadang HID 489
Kuranji Gunung Sarik HID 1.806
Bungus Teluk Kabung Bungus Selatan REG 598
Teluk Kabung Tengah REG 371
Lubuk Kilangan Indarung REG 2.048
Padang Besi REG 495
Nanggalo Kurao Padang REG 872
Kuranji Sungai Sapih REG 680
Koto Tengah Balai Gadang REG 852
Batipuh Panjang REG 780
Pauh Lambung Bukit REG 990
Koto Tangah Lubuk Buaya REG 830
Batipuh Panjang, Kamp. Pisang REP 850
Anak Air
Kuranji Sungai Sapih, Kurao Kapala REP 610
Banda
Korong Gadang, Korong Gadang REP 1.000
2014 Lubuk Kilangan Lakuak Kasumbo Batu Gadang REG 800
Lubuk Begalung Piai Tanah Sirah Atau Tanah REG 350
Sirah Paia Nan Xx
Nanggalo Kurao Gaduang Kurao Padang REG 869
Atau Pagang
Kuranji Rimbo Tarok Gunung Sarik REG 1.305
Jalan Usang Sungai Sapih REG 550
Anduring Timur REG 750
Kabun Surau Buluh Sungai Sapih REG 661
Pauh Ulu Gadut Limau Manis Selatan REG 950

III- 25
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tipe Jiwa
Tahun Kecamatan Kelurahan Jiwa
Desa Terlayani
Simpang Dangau Teduh Piai REG 660
Tangah
Koto Tangah Batu Kudo Balai Gadang REG 1.981
Kilangan Biduri Padang Besi REG 763
2015 Bungus Teluk Kabung Bungus Timur, Kelampaian HKP 5.826 928
Bungus Timur, Kampung Pulau HKP 850
Bungus Barat, Kayu Aro HKP 6.337 331
Lubuk Kilangan Indarung HID 11.311 2.048
Koto Lalang, Koto Lalang HKP 8.364 1.260
Kelurahan Batu Gadang, Laberi REG 7.622 1.520
Baringin, Baringin HKP 1.359 1.352
Lubuk Begalung Pampangan Nan Xx,Tanah HKP 12.035 618
Runtuh
Gates Nan Xx, Sei Beremas HKP 6.659 216
Pengambiran Ampalu Nan Xx, HKP 18.004 1.852
Arai Pinang Ampalu
Pagambiran Ampalu Nan Xx, HKP 800
Boya Parak
Desa Piai Tanah Sirah, Simpang REG 6.129 765
Tanah Sirah
Padang Selatan Kurao Pagang, Parak Rumbio HKP 2.798 1.110
Nanggalo Kelurahan Kurao Pagang, Janjang REG 5.707 318
Panjang
Kuranji Korong Gadang, Korong Gadang HKP 18.837 625
Sungai Sapih, Banda Luruih HKP 13.132 814
Kelurahan Kalumbuk, Kalumbuk REG 9.997 948
Bawah
Desa Kalumbuk, Kalumbuk Atas REG 1.455
Kelurahan Gunung Sarik, Aru REG 17.151 527
Kelurahan Kuranji, Rimbo Tarok REG 32.885 300
Pauh Lambung Bukit, Lambung Bukit HKP 3.579 1.015
Kelurahan Cupak Tangah, REG 9.830 400
Kampung Melayu Dan Sungai
Balang
Kelurahan Cupak Tangah, REG 390
Kampung Tanjung
Koto Tangah Padang Sarai, Talao Bako HKP 20.014 334
Koto Panjang Ikua Koto, Gurun HKP 12.336 810
Laweh
Koto Pulai, Basuang HKP 2.438 144
Balai Gadang, Sungai Bangek HKP 16.023 850
Batipuh Panjang, Kampung Baru HKP 14.583 456
Batipuh Panjang, Anak Air HKP 1.580
Kelurahan Air Pacah, Rimbo REG 10.346 314
Cimateh
I. Total Penduduk 273.302
II.Total Penduduk Kota Padang 902.412 119.315
Persen Pelayanan I 43,66%
Persen Pelayanan II 13,22%

III- 26
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Sumber: Pamsimas.org, Tahun 2016

3.1.2 Sistem Bukan Jaringan Perpipaan Kota Padang


Penyediaan air bersih oleh non PDAM dikelola oleh masyarakat sendiri
melalui Sumur Gali, Sumur Gali Pompa, Sumur Bor Pompa, Perlindungan Mata
Air (PMA) Penampungan Air Hujan (PAH). Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Kota Padang, saat ini terdapat 60.030 jumlah pengguna yang
menggunakan Sumur Gali, 21.084 jumlah pengguna menggunakan sumur gali
pompa, 1.174 jumlah pengguna menggunakan perlindungan mata air (PMA), 59
jumlah pengguna menggunakan penampung air hujan (PAH). Sistem penyediaan
air minum non perpipaan Kota Padang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.6

III- 27
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 3.7
Sumber Air Minum Non Perpipaan Tahun 2015

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Padang, 2016

III- 28
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
3.2 Aspek Non Teknis
3.2.1 Aspek Kelembagaan
Susunan organisasi perusahaan menggunakan metode kombinasi “Garis dan
Staf”, yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi PDAM Kota Padang
Nomor /SK/SDM/2009, tanggal 7 Desember 2009, dengan susunan organisasi
sebagai berikut:00
1. Dewan Pengawas, terdiri dari unsur:
a. Pejabat Daerah;
b. Profesional, dan
c. Masyarakat Konsumen
2. Pimpinan, yaitu Direksi yang terdiri dari seorang Direktur Utama yang dibantu
oleh Direktur Bidang Umum dan Direktur Bidang Teknik Unsur Pembantu
Pimpinan
a. Kepala Satuan Pengawasan Intern
b. Kepala Satuan Informasi dan Pengembangan
c. Kepala Bagian Perencanaan
d. Kepala Bagian Produksi
e. Kepala Bagian Distribusi
f. Kepala Bagian Umum
g. Kepala Bagian Keuangan
h. Kepala Bagian SDM
i. Kepala Wilayah Pelayanan Pusat
j. Kepala Wilayah Pelayanan Utara
k. Kepala Wilayah Pelayanan Selatan
3. Direktur Utama adalah pimpinan tertinggi, secara bersama-sama memimpin
perusahaan dengan Direktur Bidang Umum dan Direktur Bidang Teknik
4. Staf Ahli Direksi adalah orang yang karena keahliannya ditunjuk sebagai Staf
Ahli Direksi yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama PDAM
Kota Padang
5. Direktur Bidang Teknik adalah anggota Dewan Direrksi yang secara khusus
membawahi:

III- 29
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
a. Bagian Perencanaan;
b. Bagian Produksi;
c. Bagian Distribusi, dan
d. Wilayah Pelayanan Pusat, Utara dan Selatan (khususnya SDM Bidang
Teknik).
6. Direktur Bidang Umum adalah anggota Dewan Direksi yang secara khusus
membawahi:
a. Bidang Umum;
b. Bidang Keuangan;
c. Bagian SDM;
d. Bagian Sistem Informasi dan Pengembangan (SIP), dan
e. Wilayah Pelayanan Pusat, Utara dan Selatan (khususnya SDM Bidang
Umum).
Jumlah seluruh karyawan PDAM Kota Padang saat ini berjumlah 279 orang.
Di bawah ini diuraikan profil karyawan PDAM Kota Padang berdasarkan beberapa
pengelompokan, antara lain:
Tabel 3.8
Profil Karyawan PDAM Kota Padang Berdasarkan Status Kepegawaian
No Status Kepegawaian Jumlah (Org) Persentase (%)
1 Pegawai Tetap 272 97,49
2 Pegawai Tidak Tetap 7 2,51
Total 279 100
Sumber : PDAM Kota Padang, 2015
Tabel 3.9
Profil Karyawan PDAM Kota Padang Berdasarkan Pendidikan
Jumlah Persentase
No Latar Belakang Pendidikan
(Org) (%)
1 SD 8 2,87
2 SMP 11 3,94
3 SMA 182 65,23
4 Sarjana Muda/ Diploma-3 (D.3) 23 8,24
5 Sarjana (S.1) 50 17,92
6 Pasca Sarjana (S.2) 5 1,79
Total 279 100
Sumber : PDAM Kota Padang, 2015

III- 30
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
3.2.2 Aspek Pengaturan
Sesuai dengan surat Keputusan Pemerintah daerah Kota Padang Nomor :
05/PD/1974, tanggal 30 Desember 1974 sesuai dengan Undang-undang Nomor 5
Tahun 1962, Perusahaan Air Kota Padang berubah status menjadi Perusahaan
Daerah Air Minum Tingkat II Padang, yang berkedudukan di Jalan Sudirman
Nomor 21 Padang.
3.2.3 Aspek Keuangan
Kebijakan Akuntansi yang dianut PDAM Kota Padang dalam melaksanakan
pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan mengacu kepada
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
yang terbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Mei 2009. Dalam hal ini PDAM Kota
Padang masih menggunakan/mempedomani beberapa kebijakan yang diatur dalam
Kepmen Otoda Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi PDAM
sepanjang kebijakan tersebut tidak bertentangan dengan SAK-ETAP sampai
petunjuk teknis mengenai penggunaan SAK-ETAP untuk PDAM seluruh Indonesia
dikeluarkan oleh Kementerian terkait.
Secara keseluruhan kondisi eksisting aspek keuangan PDAM Kota Padang
terlihat pada pos neraca komparatif dan laporan laba rugi. Kinerja Keuangan
PDAM Kota Padang dalam tiga tahun terakhir berdasarkan Audit Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah pada posisi “SEHAT”
menurut standar BPPSPAM, dan kategori “BAIK” berdasarkan standar yang
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 47 tahun 1999.
3.2.3.1 Kebijakan Tarif Air
Struktur Tarif PDAM Kota Padang berdasarkan Peraturan Walikota Padang
Nomor 14 tahun 2012 adalah sebagai berikut :
1. Besarnya tarif air minum untuk periode rekening air Juni 2012 sampai dengan
rekening air Mei 2013, ditetapkan sebagai berikut :

III- 31
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 3.10
Tarif Air Minum Periode Juni 2012- Mei 2013
Kode Blok Konsumsi Air ( M3 )
No Kelompok Pelanggan Gol
0-10 11–20 21-30 > 30
Tarif
1. Sosial A 1A 960,00 960,00 960,00 960,00
2. Sosial B 1B 960,00 960,00 960,00 960,00
3. Rumah Tangga A 2A 1.200,00 2.050,00 2.750,00 3.350,00
4. Rumah Tangga B 2B 1.550,00 2.300,00 3.250,00 4.800,00
5. Rumah Tangga C 2C 2.200,00 2.900,00 3.700,00 5.200,00
6. Rumah Tangga D 2D 2.900,00 3.700,00 5.100,00 6.600,00
7. Instansi Pemerintah A 3A 1.700,00 2.400,00 3.400,00 5.000,00
8. Instansi Pemerintah B 3B 3.000,00 3.700,00 5.200,00 6.800,00
9. Niaga A 4A 5.200,00 5.200,00 6.800,00 9.100,00
10. Niaga B 4B 6.700,00 6.700,00 8.900,00 10.500,00
11. Niaga C 4C 8.900,00 8.900,00 10.500,00 12.100,00
12. Khusus 5 Berdasarkan Kesepakatan
Sumber: PDAM Kota Padang, 2015
2. Besarnya tarif air minum untuk periode rekening air Juni 2013 sampai dengan
rekening air Mei 2014, ditetapkan sebagai berikut :

Tabel 3.11
Tarif Air Minum Periode Juni 2013- Mei 2014
Kode Blok Konsumsi Air ( M3 )
Kelompok
No Gol
Pelanggan 0-10 11–20 21-30 > 30
Tarif
1. Sosial A 1A 1.000,00 1.000,00 1.000,00 1.000,00
2. Sosial B 1B 1.000,00 1.000,00 1.000,00 1.000,00
3. Rumah Tangga A 2A 1.400,00 2.300,00 3.000,00 3.700,00
4. Rumah Tangga B 2B 1.800,00 2.600,00 3.600,00 5.200,00
5. Rumah Tangga C 2C 2.300,00 3.100,00 3.900,00 5.400,00
6. Rumah Tangga D 2D 3.100,00 3.900,00 5.300,00 6.900,00
7. Instansi Pemerintah A 3A 1.800,00 2.500,00 3.600,00 5.200,00
8. Instansi Pemerintah B 3B 3.200,00 3.900,00 5.400,00 7.100,00
9. Niaga A 4A 5.400,00 5.400,00 7.100,00 9.500,00
10. Niaga B 4B 7.000,00 7.000,00 9.300,00 11.000,00
11. Niaga C 4C 9.300,00 9.300,00 11.000,00 12.700,00
12. Khusus 5 Berdasarkan Kesepakatan
Sumber: PDAM Kota Padang, 2015
3. Besarnya tarif air minum untuk periode rekening air Juni 2014 dan seterusnya
sampai dengan adanya ketentuan lebih lanjut, ditetapkan sebagai berikut:

III- 32
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 3.12
Tarif Air Minum Periode Juni 2014 - Sekarang
No Kelompok Kode Blok Konsumsi Air ( M3 )
Pelanggan Gol 0-10 11–20 21-30 > 30
Tarif
1. Sosial A 1A 1.100,00 1.100,00 1.100,00 1.100,00
2. Sosial B 1B 1.100,00 1.100,00 1.100,00 1.100,00
3. Rumah Tangga A 2A 1.500,00 2.400,00 3.200,00 3.900,00
4. Rumah Tangga B 2B 1.900,00 2.700,00 3.800,00 5.500,00
5. Rumah Tangga C 2C 2.400,00 3.200,00 4.100,00 5.700,00
6. Rumah Tangga D 2D 3.200,00 4.100,00 5.600,00 7.300,00
7. Instansi Pemerintah A 3A 1.800,00 2.600,00 3.700,00 5.500,00
8. Instansi Pemerintah B 3B 3.300,00 4.100,00 5.700,00 7.500,00
9. Niaga A 4A 5.700,00 5.700,00 7.500,00 10.000,00
10. Niaga B 4B 7.300,00 7.300,00 9.800,00 11.600,00
11. Niaga C 4C 9.800,00 9.800,00 11.600,00 13.400,00
12. Khusus 5 Berdasarkan Kesepakatan
Sumber: PDAM Kota Padang, 2015

Tarif dasar diberlakukan pada kelompok Rumah tangga A. Perkembangan


3 (tiga) tahun terakhir dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Juni Tahun 2012 s.d mei 2013 adalah Rp.1.200,00
2. Juni Tahun 2013 s.d mei 2014 adalah Rp.1.400,00
3. Juni Tahun 2014 s.d adanya ketentuan lebih lanjut Rp.1.500,00
Tarif rata-rata 3 (tiga) tahun terakhir berdasarkan audit kinerja BPKP adalah
sebagai berikut :
1. Tahun 2012 adalah Rp. 3.940,11
2. Tahun 2013 adalah Rp. 4.259,36
3. Tahun 2014 adalah Rp. 4502,48
Perhitungan Harga Pokok Tahun 2014 digambarkan pada tabel berikut:

III- 33
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 3.13
Struktur Harga Pokok Tahun 2014
Struktur Harga Pokok
(Full Cost Recovery)
Tahun 2014

Beban Pegawai Rp 35.706.944.935


Beban Listrik Rp 4.636.829.454
Beban BBM Rp 206.129.528
Beban Pemakaian Bahan Kimia Rp 2.729.360.308
Beban Pembelian Air Curah Rp 275.669.418
Beban
Rp
Pemeliharaan 15.244.771.689
Beban Pemakaian Bahan Pembantu Rp 163.047.500
Beban Kantor Rp 2.783.884.155
Beban Pinjaman Rp 1.495.926.564
Beban Penyisihan Piutang Rp 2.925.214.051
Beban
Rp
Penyusutan 16.353.875.634
Beban
Rp
Operasional 14.689.654.448
Jumlah Beban Usaha Rp 97.211.307.725

Jumlah Beban Usaha


Harga Pokok Air =
Jumlah Produksi -(%NRW*Jumlah Produksi)

Rp 97.211.307.726
=
28161212

= Rp 3.415,96

*) Persentase NRW diisikan dengan NRW distribusi riil dengan nilai maksimal 20%
Sumber :PDAM Kota Padang, 2015
Tarif rata – rata Tahun 2015 berdasarkan audit kinerja BPKP adalah
Rp.4.502,48, sementara harga pokok produksi untuk tahun yang sama adalah
Rp.3.415,96. Rata – rata tarif yang berlaku sudah bisa menutupi semua biaya
operasional (Full Cost Recovery).

III- 34
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
3.2.3.2 Laporan Rugi Laba
Laporan laba rugi mencakup mengenai pendapatan usaha dan biaya
langsung usaha, yang terkait dengan analisis tarif dan analisis biaya secara umum.
Untuk lebih jelasnya laba rugi PDAM Kota Padang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.14
Neraca Laba Rugi PDAM Kota Padang Tahun 2010 s/d 2014
NO TAHUN 2014 TAHUN 2013 TAHUN 2012 TAHUN 2011
NAMA PERKIRAAN
URUT ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
Audited Audited Audited Audited
I PENDAPATAN USAHA
- Pendapatan Penjualan Air 101.975.058.405,00 90.408.916.530,00 82.681.306.180,00 75.636.291.993,00
- Pendapatan Penjualan Non Air 8.556.401.550,00 6.915.165.400,00 6.175.847.380,00 6.206.029.760,00

Jumlah Pendapatan Usaha 110.531.459.955,00 97.324.081.930,00 88.857.153.560,00 81.842.321.753,00

II BIAYA LANGSUNG USAHA


- Biaya Sumber Air 4.234.582.581,27 4.130.737.122,60 3.874.129.922,20 3.542.818.586,97
- Biaya Pengolahan Air 17.392.301.331,55 16.174.195.244,23 14.515.661.089,27 13.512.962.249,09
- Biaya Transmisi dan Distribusi 29.811.052.509,62 29.854.661.992,06 26.257.396.566,86 30.881.527.677,05

Jumlah Biaya Langsung Usaha 51.437.936.422,44 50.159.594.358,89 44.647.187.578,33 47.937.308.513,11

III LABA / RUGI KOTOR USAHA 59.093.523.532,56 47.164.487.571,11 44.209.965.981,67 33.905.013.239,89

IV BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI 45.773.371.302,70 45.445.976.963,32 35.151.593.685,33 34.377.593.621,51

V LABA / RUGI USAHA ( III-IV ) 13.320.152.229,86 1.718.510.607,79 9.058.372.296,34 (472.580.381,62)


VI PENDAPATAN / BIAYA LAIN - LAIN
- Pendapatan Lain-lain 652.739.358,96 567.741.822,90 1.117.982.811,92 310.593.623,44
- Biaya Lain - lain 679.365.123,52 1.410.293.400,74 1.934.194.502,35 327.552.080,21

Jumlah Pendapatan /Biaya Lain-lain (26.625.764,56) (842.551.577,84) (816.211.690,43) (16.958.456,77)

VII LABA / RUGI BERSIH SEBELUM PAJAK ( V+ VI ) 13.293.526.465,30 875.959.029,95 8.242.160.605,91 (489.538.838,39)
VIII PAJAK PENGHASILAN (982.968.625,00) (1.701.410.250,00) (3.267.838.308,06)
IX LABA / RUGI SETELAH PAJAK ( VII + VIII ) 12.310.557.840,30 (825.451.220,05) 4.974.322.297,85 (489.538.838,39)

Sumber : Bagian Keuangan, PDAM Kota Padang, 2015

Tahun 2014 PDAM Kota Padang berhasil mendapatkan keuntungan setelah


pada Tahun 2013 PDAM Kota Padang sempat mengalami kerugian. Hal ini
didorong oleh adanya peningkatan pendapatan usaha yang cukup signifikan
dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan usaha ini sangat dipengaruhi
oleh penambahan jumlah pelanggan dan peningkatan konsumsi air pelanggan,
dimana pada Tahun 2014 terjadi peningkatan konsumsi pelanggan domestik
menjadi 21,20 m3/pel/bulan dari 20,70 m3/pel/bulan pada Tahun 2013.
Pada perjanjian awal PDAM Kota Padang memiliki 5 (lima) jenis pinjaman
jangka panjang yang terdiri dari 2 (dua) pinjaman dalam negeri dan 3 (tiga)

III- 35
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
pinjaman yang berasal dari luar negeri. Pada Tahun 2010, berdasarkan surat
persetujuan Menteri Keuangan No. S-525/MK.05/2010, dilakukan restrukturisasi
pinjaman, dimana dilakukan penjadwalan kembali angsuran atas saldo hutang
pokok, dan penghapusan bersayarat atas tunggakan Non Pokok sebesar 77,36
Milyar Rupiah.
3.2.3.3 Neraca
Secara garis besar neraca komparatif PDAM Kota Padang tahun 2010 –
2014 dapat dilihat pada tabel 3.15
Dari tabel neraca komparatif di atas, terlihat bahwa aset lancar PDAM Kota
Padang cenderung mengalami peningkatan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir. Hal ini dipengaruhi oleh perolehan piutang air yang terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Sementara itu untuk hutang, PDAM Kota Padang
masih memiliki kewajiban hutang jangka panjang berupa pinjaman dalam negeri
yang berasal dari Pemerintah Pusat yang belum jatuh tempo sebesar Rp. 8,6 Milyar.

III- 36
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 3.15
Neraca Komparatif PDAM Kota Padang Tahun 2010 s/d 2014
NAMA TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
NO
PERKIRAAN 2014 2013 2012 2011 2010
Audited Audited Audited Audited Audited
I ASET LANCAR
Kas/Bank 23.269.912.769,22 15.635.929.890,66 17.914.975.941,53 14.634.525.466,08 8.242.486.455,60
Investasi Jangka Pendek - -
Piutang Air 17.519.257.550,00 15.717.958.550,00 12.533.648.760,00 12.342.903.870,00 11.349.414.790,00
Piutang Non Air 15.622.400,00 22.935.350,00 15.478.250,00 26.582.100,00 23.164.950,00
Piutang Ragu - ragu 5.456.942.100,00 15.679.149.995,00 14.321.301.075,00 11.960.452.880,00 9.211.404.335,00
Penyisihan Piutang Usaha (6.359.432.322,50) (16.701.498.055,00) (14.587.054.213,00) (12.352.933.201,00) (9.905.483.510,50)
Piutang Non Usaha 577.731.046,69 580.231.046,69 505.544.021,69 473.144.021,69 610.268.255,46
Akumulasi Penyisihan Piutang Non Usaha (543.621.790,44) (441.294.021,69) (480.544.021,69) (464.263.952,01)
Persediaan 12.196.607.569,95 18.030.813.351,87 14.403.060.950,29 15.731.105.039,22 13.576.404.543,38
Pembayaran Dimuka 233.475.134,00 22.803.150,00 139.800.000,00 235.107.975,00 139.939.800,00

Jumlah Aktiva lancar 52.366.494.456,92 48.547.029.257,53 44.766.210.763,82 42.586.624.198,98 33.247.599.618,94

II ASET TIDAK LANCAR


Aset Tetap
- Nilai Historis 277.311.415.336,48 257.889.952.807,48 238.108.060.724,53 201.741.309.031,04 187.611.771.022,76
- Akumulasi Penyusutan (182.532.212.845,22) (165.505.927.123,71) (147.036.213.013,88) (127.323.797.794,79) (112.497.672.799,20)
- Akumulasi Penurunan Nilai - (1.108.031.218,40) (2.725.468.196,94) (6.519.434.876,07) (6.519.434.876,07)
- Nilai Buku Aktiva Tetap 94.779.202.491,26 91.275.994.465,37 88.346.379.513,71 67.898.076.360,18 68.594.663.347,49
Aktiva Tetap Dalam Penyelesaian 1.690.048.618,56 7.728.372.606,46 11.398.787.930,13 21.657.330.581,65 15.007.312.632,05
Pembayaran Dimuka Kepada Pemda 1.208.997.107,88 1.208.997.107,88 1.208.997.107,88
Nilai Buku Beban Ditangguhkan - - - - -
Jumlah Asset Tidak Lancar 96.469.251.109,82 99.004.367.071,83 100.954.164.551,72 90.764.404.049,71 84.810.973.087,42

Jumlah Aktiva 148.835.745.566,74 147.551.396.329,36 145.720.375.315,54 133.351.028.248,69 118.058.572.706,36

IV KEWAJIBAN LANCAR
Hutang Usaha 849.863.765,00 1.196.505.150,00 253.297.637,00 605.311.389,00 298.115.880,00
Hutang Non Usaha 511.505.233,00 485.625.219,00 284.652.210,00 383.652.520,00 295.419.426,00
Biaya Yang masih Harus Dibayar 361.412.262,00 179.769.073,00 55.755.280,00 68.055.450,00 56.771.330,00
Hutang Bunga 3.700.852.699,20 8.965.903.911,16 5.309.073.464,48 6.221.135.093,73 6.438.739.223,35
Hutang Pajak 2.270.363.471,00 3.034.251.096,00 4.133.681.716,33 1.750.337.681,27 1.601.074.820,27
Bagian Hutang Jk Panjang Jth Tempo 4.621.564.591,78 10.078.262.679,40 9.346.003.593,51 9.804.201.090,14 10.785.791.553,22
Titipan 41.075.640,00 323.850.290,01 453.686.536,01 431.705.393,01 234.237.840,01
Penundaan Pembayaran Kpd Kontraktor 1.696.211.172,00 2.736.334.146,46 3.444.287.780,00 12.238.796.280,00 4.055.859.714,00
Penundaan Pembayaran Kpd Supplier 1.249.204.400,00 293.235.800,00 883.357.000,00 334.297.700,00 20.680.000,00
Cadangan Dana Produksi 497.432.229,78
Kewajiban Jangka Pendek Lainnya 134.267.446,79

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 15.302.053.233,98 27.791.169.594,81 24.163.795.217,33 31.971.760.043,94 23.786.689.786,85

V KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


Pinjaman Dalam Negeri 2.116.693.510,39 2.822.258.013,48 3.527.822.516,85 4.233.387.020,22 4.938.951.523,59
Pinjaman Luar Negeri 5.286.396.935,35 7.048.529.247,13 9.009.070.988,52 11.168.022.159,52 13.326.973.330,52
Cadangan Penghapusan Hutang 38.680.024.700,45 38.680.024.700,45 38.680.024.700,45 38.680.024.700,45 38.680.024.700,45
Cadangan Investasi Pemko 38.680.024.700,45 38.680.024.700,45 38.680.024.700,45 38.680.024.700,45 38.680.024.700,45

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 84.763.139.846,64 87.230.836.661,51 89.896.942.906,27 92.761.458.580,64 95.625.974.255,01


VI MODAL DAN CADANGAN
Kekayaan Pemda 20.445.688.228,43 17.445.688.228,43 12.445.688.228,43 12.445.688.228,43 8.945.688.228,43
Modal Hibah 31.129.009.301,50 31.129.009.301,50 30.471.903.651,50 11.433.888.651,50 8.333.888.651,50
Akumulasi Laba/Rugi s/d Tahun Lalu (15.114.702.884,11) (15.219.856.236,84) (16.232.276.985,84) (14.772.228.417,37) (15.460.530.670,51)
Laba / Rugi Tahun Berjalan 12.310.557.840,30 (825.451.220,05) 4.974.322.297,85 (489.538.838,45) (3.173.137.544,92)
Jumlah Modal dan Cadangan 48.770.552.486,12 32.529.390.073,04 31.659.637.191,94 8.617.809.624,11 (1.354.091.335,50)

Jumlah Passiva 148.835.745.566,74 147.551.396.329,36 145.720.375.315,54 133.351.028.248,69 118.058.572.706,36

Sumber:PDAM Kota Padang, 2015

III- 37
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
3.3 Permasalaham SPAM Kota Padang
3.3.1 Permasalahan Teknis
1. Produksi
a. Kualitas air baku cukup baik namun pada musim hujan sering mengalami
perubahan mendadak dan mengakibatkan air menjadi keruh (untuk Sumber
Tungku Sadah);
b. Belum optimal produksi sumber air sehingga banyak air yang tidak
termanfaatkan;
c. Intake belum berfungsi secara optimal;
d. Belum optimalnya produksi air;
e. Kualitas air produksi belum optimal;
2. Distribusi
a. Kontinuitas pelayanan sering terganggu;
b. Tekanan air tidak merata;
c. Kebocoran air cukup tinggi;
d. Banyaknya kerusakan dan kebocoran pipa;
e. Belum optimalnya cakupan pelayanan.
3.3.2 Permasalahan Non Teknis
1. Manajemen
a. Belum optimalnya pengelolaan adminstrasi;
b. Belum terpenuhinya pelayanan yang memenuhi kepuasan pelanggan;
c. Pelayanan pendistribusian air belum optimal;
2. Keuangan
a. Likuiditas rendah;
b. Posisi modal negatif dan kemampuan pendanaan untuk penggantian aktiva
sangat rendah;
c. Belum optimalnya penagihan.

III- 38
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
BAB 4
STANDAR/KRITERIA
PERENCANAAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, Rencana Induk Pengembangan
SPAM adalah suatu rencana jangka panjang (15-20) tahun yang merupakan tahap
awal dari perencanaan air minum jaringan perpiaan dan bukan jaringan perpipaan
berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam
beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-
dimensinya. RISPAM dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Rencana Induk Pengembangan SPAM di dalam satu wilayah adminstrasi
Kabupaten/Kota.
2. Rencana Induk Pengembangan SPAM lintas Kabupaten/Kota.
3. Rencana Induk Pengembangan SPAM Lintas Provinsi.

4.1 Kriteria Perencanaan


Penentuan jumlah kebutuhan air berdasarkan:
1. Proyeksi penduduk, harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode
perencanaan untuk perhitungan kebutuhan domestik
2. Identifikasi jenis penggunaan non domestik sesuai RSNI T-01-2003 butir 5.2
tentang Tata Cara Perencanaan Plambing
3. Pemakaian air untuk setiap jenis penggunaan sesuai RSNI T-01-2003 butir 5.2
tentang Tata Cara Perencanaan Plambing
4. Perhitungan kebutuhan air domestiK dan non domestik berdasarkan perhitungan
butir a, b dan c
5. Kehilangan air fisik/teknis maksimal 30% dengan komponen utama penyebab
kehilangan atau kebocoran air sebagai berikut:

IV- 1
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
a. Kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk;
b. Kebocoran dan luapan pada tangki reservoir;
c. Kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan.

Sedangkan kehilangan nonteknis dan konsumsi resmi tak berekening


diminiminalkan hingga mendekati nol. Kebutuhan air baku rata-rata dihitung
berdasarkan jumlah perhitungan kebutuhan air domestik, non domestik dan air tak
berekening. Rencana alokasi air baku dihitung 130% dari kebutuhan air baku rata-
rata.
Unit Air Baku dapat terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan
pengambilan / penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem
pengadaan, dan/atau sarana pembawa serta perlengkapannya. Unit air baku
merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.
Ketentuan Teknis dari unit air baku ini adalah:

4.1.1 Air Baku


Sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku meliputi: mata air,
air tanah, air permukaan dan air hujan. Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan
Pengambilan Air Baku:
1. Survei dan identifikasi sumber air baku, mengenai: mata air, debit, kualitas air,
pemanfaatan.
2. Perhitungan debit sumber air baku
a. Pengukuran debit mata air, menggunakan:
 Pengukuran debit dengan pelimpah.
Alat ukur pelimpah yang dapat digunakan. Alat ukur Thomson
berbentuk V dengan sudut celah 30º, 45º, 60º, 90º.Alat ukur Thomson
sudut celah 90º dengan rumus:
Q = 1,417. H 3/2
dimana:
Q = debit aliran (m³/detik)
H = tinggi muka air dari ambang
1,417 = konstanta konversi waktu (perdetik)

IV- 2
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
 Penampung dan pengukuran volume air dengan mengukur lamanya
(t) air mengisi penampungan air yang mempunyai volume tertentu:

Dengan mengukur perubahan tinggi muka air (H) dalam


penampangan yang mempunyai luas tertentu (A) dalam jangka waktu
tertentu maka dapat dihitung :

b. Potensi Air Tanah


 Perkiraan potensi air tanah dangkal dapat diperoleh melalui survei
terhadap 10 buah sumur gali yang bisa mewakili kondisi air tanah
dangkal di desa tersebut.
 Perkiraan potensi sumur tanah dalam dapat diperoleh informasi data
dari instansi terkait, meliputi: kedalaman sumur, kualitas air dan
kuantitas serta konstruksinya.
3. Perhitungan debit air permukaan terdiri dari:
a. Perhitungan debit air sungai pengukuran debit sungai dilakukan dengan
mengukur luas potongan melintang penampang basah sungai dan
kecepatan rata-rata alirannya, dengan rumus:

dimana:
Q = debit (m³/detik)
A = luas penampang basah (m²)
R = jari-jari hidrolik (m)
S = kemiringan/slope

m = koefisien Bazin

IV- 3
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Selain pengukuran perlu diperoleh data-data lain dan informasi yang dapat
diperoleh dari penduduk. Data-data yang diperlukan meliputi debit aliran,
pemanfaatan sungai, tinggi muka air minimum dan tinggi muka air
maksimum.
b. Perhitungan debit air danau
Perhitungan debit air danau dilakukan berdasarkan pengukuran langsung.
Cara ini dilakukan dengan pengamatan atau pencatatan fluktuasi tinggi
muka air selama minimal 1 tahun. Besarnya fluktuasi debit dapat diketahui
dengan mengalikan perbedaan tinggi air maksimum dan minimum dengan
luas muka air danau.
Pengukuran ini mempunyai tingkat ketelitian yang optimal bila dilakukan
dengan periode pengamatan yang cukup lama. Data-data di atas dapat
diperoleh dari penduduk setempat tentang fluktuasi yang pernah terjadi
(muka air terendah).
c. Perhitungan debit embung
Pengukuran debit yang masuk ke dalam embung dapat dilakukan pada saat
musim penghujan, yaitu dengan mengukur luas penampang basah
sungai/parit yang bermuara di embung dan dikalikan dengan kecepatan
aliran.
Sedangkan volume tampungan dapat dihitung dengan melihat volume
cekungan untuk setiap ketinggian air. Volume cekungan dapat dibuat pada
saat musim kering (embung tidak terisi air) yaitu dari hasil pemetaan
topografi embung dapat dibuat lengkung debit (hubungan antara tinggi air
dan volume).
4. Persyaratan lokasi penempatan dan konstruksi bangunan pengambilan
Persyaratan lokasi penempatan dan konstruksi bangunan pengambilan adalah
sebagai berikut:
a. Penempatan bangunan penyadap (intake) harus aman terhadap polusi yang
disebabkan pengaruh luar (pencemaran oleh manusia dan mahluk hidup
lain);

IV- 4
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
b. Penempatan bangunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan dalam
pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam (terhadap longsor dan
lain-lain);
c. Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air sungai,
terhadap gaya guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya angkat air
(up-lift);
d. Penempatan bangunan pengambilan disusahakan dapat menggunakan
sistem gravitasi dalam pengoperasiannya;
e. Dimensi bangunan pengabilan harus mempertimbangkan kebutuhan
maksimum harian;
f. Dimensi inlet dan outlet dan letaknya harus memperhitungkan fluktuasi
ketinggian muka air;
g. Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan
karakteristik sumber air baku;
h. Konstruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur pakai
(lifetime) minimal 25 tahun;
i. Bahan/material konstruksi yang digunakan diusahakan menggunakan
material lokal atau disesuaikan dengan kondisi daerah sekitar.
5. Tipe Bangunan Pengambilan Air Baku
Sumber air baku mata air
Bangunan Pengambilan air baku untuk mata air secara umum dibedakan
menjadi bangunan penangkap dan bangunan pengumpul atau sumuran:
a. Bangunan penangkap
 Pertimbangan pemilihan bangunan penangkap adalah pemunculan mata
air cenderung arah horisontal dimana muka air semula tidak berubah,
mata air yang muncul dari kaki perbukitan; apabila keluaran mata air
melebar maka bangunan pengambilan perlu dilengkapi dengan
konstruksi sayap yang membentang di outlet mata air.
 Perlengkapan bangunan penangkap adalah outlet untuk konsumen air
bersih, outlet untuk konsumen lain (perikanan atau pertanian, dan lain-
lain), peluap (overflow), penguras (drain), bangunan pengukur debit,

IV- 5
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
konstruksi penahan erosi, lubang periksa (manhole), saluran drainase
keliling, pipa ventilasi.

b. Bangunan pengumpul atau sumuran


 Pertimbangan pemilihan bangunan pengumpul adalah pemunculan mata
air cenderung arah vertikal, mata air yang muncul pada daerah datar dan
membentuk tampungan, apabila outlet mata air pada suatu tempat maka
digunakan tipe sumuran, apabila outlet mata air pada beberapa tempat
dan tidak berjatuhan maka digunakan bangunan pengumpul atau dinding
keliling.
 Perlengkapan bangunan penangkap adalah outlet untuk konsumen air
bersih, outlet untuk konsumen lain (perikanan atau pertanian, dan lain-
lain), peluap (overflow), penguras (drain), bangunan pengukur debit,
konstruksi penahan erosi, lubang periksaan (manhole), saluran drainase
keliling, pipa ventilasi.
Sumber Air Baku Air Tanah
Pemilihan bangunan pengambilan air tanah dibedakan menjadi sumur dangkal
dan sumur dalam
1. Sumur dangkal
 Pertimbangan pemilihan sumur dangkal adalah secara umum kebutuhan
air di daerah perencanaan kecil; potensi sumur dangkal dapat mencukupi
kebutuhan air bersih di daerah perencanaan (dalam kondisi akhir musim
kemarau/kondisi kritis).
 Perlengkapan bangunan sumur dangkal dengan sistem sumur gali,
meliputi: ring beton kedap air, penyekat kontaminasi dengan air
permukaan tiang beton, ember/pompa tangan. Sedangkan perlengkapan
sumur dangkal dengan sistem sumur pompa tangan (SPT) meliputi pipa
tegak (pipa hisap), pipa selubung, saringan, sok reducer.
2. Sumur dalam

IV- 6
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
 Pertimbangan pemilihan sumur dalam adalah secara umum kebutuhan air
di daerah perencanaan cukup besar; di daerah perencanaan potensi sumur
dalam dapat mencukupi kebutuhan air minum daerah perencanaan
sedangkan kapasitas air dangkal tidak memenuhi.
 Sumur dalam sumur pompa tangan (SPT) dalam meliputi pipa tegak
(pipa hisap), pipa selubung, saringan, sok reducer. Sumur pompa benam
(submersible pump) meliputi pipa buta, pipa jambang, saringan, pipa
observasi, pascker socket/reducer, dop socket, tutup sumur, batu kerikil.
Sumber air baku air permukaan
Pemilihan bangunan pengambilan air permukaan dibedakan menjadi:
1. Bangunan penyadap (Intake) bebas.
 Pertimbangan pemilihan bangunan penyadap (intake) bebas adalah
fluktuasi muka air tidak terlalu besar, ketebalan air cukup untuk dapat
masuk inlet.
 Kelengkapan bangunan pada bangunan penyadap (intake) bebas adalah
saringan sampah, inlet, bangunan pengendap, bangunan sumur
2. Bangunan penyadap (Intake) dengan bendung
 Pertimbangan pemilihan bangunan penyadap (intake) dengan bendung
adalah ketebalan air tidak cukup untuk intake bebas.
 Kelengkapan bangunan penyadap (intake) dengan bendung adalah
saringan sampah, inlet, bangunan sumur, bendung, pintu bilas.
3. Saluran Resapan (Infiltration galleries)
 Pertimbangan pemilihan saluran resapan (Infiltration galleries) adalah
ketebalan air sangat tipis, sedimentasi dalam bentuk lumpur sedikit,
kondisi tanah dasar cukup poros (porous), aliran air bawah tanah cukup
untuk dimanfaatkan, muka air tanah terletak maksimum 2 meter dari
dasar sungai.
 Kelengkapan bangunan pada saluran resapan (Infiltration galleries)
media infiltrasi: pipa pengumpul berlubang, sumuran.
Secara kualitas, air baku yang diambil harus memenuhi persyaratan
parameter kualitas yang mengacu pada Permenkes No. 492 Tahun 2010.

IV- 7
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 4.1
Parameter Wajib, Persyaratan Kualitas Air Minum

Sumber : Permenkes No. 492 Tahun 2010

4.1.2 Unit Transmisi


Perencanaan teknis unit transmisi  mengoptimalkan jarak antara unit air
baku menuju unit produksi dan/atau dari unit produksi menuju reservoir/jaringan
distribusi sependek mungkin, terutama untuk sistem transimisi distribusi (pipa
transmisi dari unit produksi menuju reservoir) karena :

IV- 8
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
1. Transmisi distribusi  debit aliran untuk kebutuhan jam puncak, sedangkan
pipa transmisi air baku  kebutuhan maksimum harian.
2. Pipa transmisi sedapat mungkin harus diletakkan sedemikian rupa dibawah
level garis hidrolis untuk menjamin aliran sesuai harapan.
3. Dalam pemasangan pipa transmisi, perlu memasang angker penahan pipa pada
bagian belokan baik dalam bentuk belokan arah vertikal maupun belokan arah
horizontal untuk menahan gaya yang ditimbulkan akibat tekanan internal
dalam pipa dan energi kinetik dari aliran air dalam pipa yang mengakibatkan
kerusakan pipa maupun kebocoran aliran air dalam pipa tersebut secara
berlebihan.

Sistem transmisi harus menerapkan metode-metode yang mampu


mengendalikan pukulan air (water hammer) yaitu bilamana sistem aliran tertutup
dalam suatu pipa transmisi terjadi perubahan kecepatan aliran air secara tiba-tiba
yang menyebabkan pecahnya pipa transmisi atau berubahnya posisi pipa transmisi
dari posisi semula.

Sistem pipa transmisi air baku yang panjang dan berukuran diameter relatif
besar dari diameter nominal ND-600 mm sampai dengan ND-1000 mm perlu
dilengkapi dengan aksesoris dan perlengkapan pipa yang memadai.

Perlengkapan penting dan pokok dalam sistem transmisi air baku air minum
1. Katup pelepas udara, yang berfungsi melepaskan udara yang terakumulasi
dalam pipa transmisi, yang dipasang pada titik-titik tertentu dimana akumulasi
udara dalam pipa akan terjadi.
2. Katup pelepas tekanan, yang berfungsi melepas atau mereduksi tekanan
berlebih yang mungkin terjadi pada pipa transmisi.
3. Katup penguras (Wash-out Valve), berfungsi untuk menguras akumulasi
lumpur atau pasir dalam pipa transmisi, yang umumnya dipasang pada titik-
titik terendah dalam setiap segmen pipa transmisi.
4. Katup ventilasi udara (Air Valve) perlu disediakan pada titik-titik tertentu guna
menghindari terjadinya kerusakan pada pipa ketika berlangsung tekanan
negatif atau kondisi vakum udara.

IV- 9
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 4.2
Kriteria Pipa Transmisi
No Uraian Notasi Kriteria
Kebutuhan air hari maksimum
1. Debit perencanaan Qmax
Qmax = Fmax x Q avg
2. Faktor Harian Maksimum Fmax 1,10 – 1,50
3. Jenis saluran Pipa atau saluran terbuka
Kec.aliran dalam pipa:
a. Kecepatan minimum Vmin 0,3 –0,6 m/s
4. b. Kecepatan maksimum
- Pipa PVC Vmax 3,0 –4,5 m/s
- Pipa D CIP Vmax 6,0 m/s
Tekanan air dalam pipa:
a. Tekanan minimum 1 atm
b. Tekanan maksimum
Hmin
5. - Pipa PVC 6 – 8 atm
- Pipa DCIP 10 atm
Hmax
- Pipa PE 100 12,4 MPa
- Pipa PE 80 9,0 MPa
Kec. Saluran terbuka
6. a. Kecepatan minimum Vmin 0,6 m/s
b. Kecepatan maksimum Vmaks 1,5 m/s
7. Kemiringan saluran terbuka S 0,5 - 1,0
8. Tinggi saluran terbuka Hw 15 cm (minimum)
Kemiringan tebing terhadap
9. 45o (untuk bentuk trapesium)
dasar saluran
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18 / Tahun 2007

Debit pompa transmisi air minum ke reservoir ditentukan bardasarkan debit


hari maksimum. Perioda operasi pompa antara 20–24 jam per hari.
Tabel 4.3
Kriteria Besar Debit dan Jumlah Pompa
Debit (m3/hari) Jumlah Pompa Total Unit
Sampai 2500 1 (1) 2
2500 s/d 10.000 2 (1) 3
Lebih dari 10.000 Lebih dari 3 (1) Lebih dari 4
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18 / Tahun 2007

IV- 10
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 4.4
Ketentuan Teknis Pipa Transmisi
Perencanaan jalur pipa Penentuan dimensi Bahan Pipa
transmisi pipa (SNI)
1. Jalur pipa sependek 1. Pipa harus 1. Spesifikasi pipa
mungkin; direncanakan untuk PVC mengikuti
2. Menghindari jalur yang mengalirkan debit standar SNI 03-
mengakibatkan konstruksi maksimum harian; 6419-2000 tentang
sulit dan mahal; 2. Kehilangan tekanan Spesifikasi Pipa
3. Tinggi hidrolis pipa dalam pipa tidak PVC bertekanan
minimum 5 m diatas pipa, lebih air 30% dari berdiameter 110-315
sehingga cukup menjamin total tekanan statis mm untuk Air
operasi air valve; (head statis) pada Bersih dan SK SNI
4. Menghindari perbedaan sistem transmisi S-20-1990-2003
elevasi yang terlalu besar dengan tentang Spesifikasi
sehingga tidak ada pemompaan. Untuk Pipa PVC untuk Air
perbedaan kelas pipa. sistem gravitasi, Minum.
kehilangan tekanan 2. SNI 06-4829-2005
maksimum 5 tentang Pipa
m/1000 m atau Polietilena Untuk
sesuai dengan Air Minum;
spesifikasi teknis 3. Standar BS 1387-67
pipa untuk pipa baja
kelas medium.
4. Fabrikasi pipa baja
harus sesuai dengan
AWWA C 200 atau
SNI-07-0822-1989
atau SII 2527-90
atau JIS G 3452 dan
JIS G 3457.
5. Standar untuk pipa
ductile
menggunakan
standar dari ISO
2531 dan BS 4772.
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18 / Tahun 2007

4.1.3 Unit Produksi


Unit produksi direncanakan berdasarkan kebutuhan kebutuhan hari puncak
yang besarnya berkisar 120% dari kebutuhan rata-rata. Penyusunan perencanaan
teknis unit produksi didasarkan pada kajian kualitas air yang akan diolah dengan
kondisi rata-rata dan terburuk yang mungkin terjadi dijadikan sebagai acuan dalam

IV- 11
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
penetapan proses pengolahan air  dikaitkan dengan sasaran standar kualitas air
minum (output).
Rangkaian proses pengolahan air umumnya: satuan operasi dan satuan proses
yaitu untuk memisahkan material kasar, material tersuspensi, material terlarut,
proses netralisasi dan proses desinfeksi.Unit produksi dapat terdiri dari :
 Unit koagulasi;
 Unit flokulasi;
 Unit sedimentasi;
 Unit filtrasi;
 Unit netralisasi;
 Unit desinfeksi.
Perencanaan unit produksi antara lain dapat mengikuti standar berikut ini:
 SNI 03-3981-1995 tentang tata cara perencanaan instalasi saringan pasir
lambat;
 SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan Air
Sistem Konvensional Dengan Struktur Baja;
 SNI 19-6774-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi
Penjernihan Air.
Tabel 4.5
Kegiatan Penyusunan Rencana Teknik Unit Produksi
Survei Dan Pengkajian Perhitungan Gambar
1. penyelidikan tanah Perhitungan mengacu 1. gambar jaringan pipa
2. survei dan pengkajian pada tata cara transmisi
lokasi IPA perancangan teknis unit 2. gambar lokasi/tata
3. survei dan pengkajian letak IPA
produksi
topografi 3. gambar lokasi
4. survei dan pengkajian reservoir
ketersediaan bahan 4. gambar detail
konstruksi konstruksi
5. survei dan pengkajian • pipa transmisi
ketersediaan peralatan • reservoir
elektro • IPA
6. survei dan pengkajian
sumber daya energi
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18 / Tahun 2007

Penyusunan perencanaan teknis unit produksi didasarkan pada kajian


kualitas air yang akan diolah dengan kondisi rata-rata dan terburuk yang mungkin

IV- 12
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
terjadi dijadikan sebagai acuan dalam penetapan proses pengolahan air  dikaitkan
dengan sasaran standar kualitas air minum (output). Rangkaian proses pengolahan
air umumnya: satuan operasi dan satuan proses yaitu untuk memisahkan material
kasar, material tersuspensi, material terlarut, proses netralisasi dan proses
desinfeksi.
4.1.4 Unit Distribusi

Unit distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan jam puncak yang


besarnya berkisar 115%-300% dari kebutuhan rata-rata. Air yang dihasilkan dari
IPA dapat ditampung dalam reservoir air yang berfungsi untuk menjaga
kesetimbangan antara produksi dengan kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan
air dalam kondisi darurat, dan sebagai penyediaan kebutuhan air untuk keperluan
instalasi. Reservoir air dibangun baik dengan konstruksi baja maupun konstruksi
beton bertulang. Ukuran Reservoir dihitung berdasarkan model fluktuasi yang
pernah diamati dilapangan secara empiris kebutuhan reservoir adalah berkisar 15 –
30 % dari kebutuhan 1 hari atau antara 3,6 jam sampai 7,2 jam pemakaian air rata
rata.

Jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan lainnya membentuk


jaringan tertutup (loop), sistem jaringan distribusi bercabang (dead-end distribution
system), atau kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade system). Bentuk jaringan
pipa distribusi ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah
pelayanan, jumlah pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang.
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam perancangan denah (lay-
out) sistem distribusi adalah sebagai berikut:
1. Denah (Lay-out) sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi
wilayah pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan air;
2. Tipe sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah
pelayanan;
3. Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem gravitasi seluruhnya,
diusulkan kombinasi sistem gravitasi dan pompa. Jika semua wilayah pelayanan
relatif datar, dapat digunakan sistem perpompaan langsung, kombinasi dengan
menara air, atau penambahan pompa penguat (booster pump);

IV- 13
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
4. Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih dari
40 m, wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zone sedemikian rupa
sehingga memenuhi persyaratan tekanan minimum. Untuk mengatasi tekanan
yang berlebihan dapat digunakan katup pelepas tekan (pressure reducing
valve). Untuk mengatasi kekurangan tekanan dapat digunakan pompa penguat.
Perpipaan Transmisi Air Minum dan Distribusi
a. Penentuan dimensi perpipaan transmisi air minum dan distribusi dapat
menggunakan formula:
Q = VxA
A = 0,785 D2
Dimana
Q : debit (m3/detik)
V : kecepatan pengaliran (m/detik)
A : luas penampang pipa (m2)
D : diameter pipa (m)
b. Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipa bertekanan
tinggi dapat menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipa PVC kelas
AW, 8 s/d 10 kg/cm2 atau pipa berdasarkan SNI, Seri (10–12,5), atau jenis pipa
lain yang telah memiliki SNI atau standar internasional setara.
c. Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai dengan
zona pelayan yang di tentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani,
penggambaran dilakukan skala maksimal 1:5.000.
Tabel 4.6
Kriteria Pipa Distribusi
No Uraian Notasi Kriteria
1. Debit perencanaan Qpeak Kebutuhan air jam puncak
Qpeak = Fpeak x Q avg
2. Faktor Jam puncak Fpeak 1,15 – 3,0
3. Kec.aliran dalam pipa:
a. Kecepatan minimum Vmin 0,3 –0,6 m/s
b. Kecepatan maksimum
- Pipa PVC Vmax 3,0 –4,5 m/s
- Pipa D CIP Vmax 6,0 m/s
4. Tekanan air dalam pipa:
a. Tekanan minimum Hmin 0,5 - 1 atm, padatitik jangkauan
b. Tekanan maksimum terjauh

IV- 14
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
No Uraian Notasi Kriteria
- Pipa PVC Hmax 6 – 8 atm
- Pipa DCIP 10 atm
- Pipa PE 100 12,4 MPa
- Pipa PE 80 9,0 MPa
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18 / Tahun 2007

Pipa Distribusi
1. Denah (Lay-out) Jaringan Pipa Distribusi
Perencanaan denah (lay-out) jaringan pipa distribusi ditentukan berdasarkan
pertimbangan:
a. Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan; jalan-jalan yang tidak saling
menyambung dapat menggunakan sistem cabang. Jalan-jalan yang saling
berhubungan membentuk jalur jalan melingkar atau tertutup, cocok untuk
sistem tertutup, kecuali bila konsumen jarang;
b. Kepadatan konsumen; makin jarang konsumen lebih baik dipilih denah
(lay-out) pipa berbentuk cabang;
c. Keadaan topografi dan batas alam wilayah pelayanan;
d. Tata guna lahan wilayah pelayanan.
2. Komponen Jaringan Distribusi
Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk
memudahkan pengendalian kehilangan air
a. Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum adalah suatu area
pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi oleh pipa
jaringan distribusi utama (distribusi primer). Pembentukan zona distribusi
didasarkan pada batas alam (sungai, lembah, atau perbukitan) atau
perbedaan tinggi lebih besar dari 40 meter antara zona pelayanan dimana
masyarakat terkonsentrasi atau batas administrasi. Pembentukan zona
distribusi dimaksudkan untuk memastikan dan menjaga tekanan minimum
yang relatif sama pada setiap zona. Setiap zona distribusi dalam sebuah
wilayah pelayanan yang terdiri dari beberapa Sel Utama (biasanya 5-6 sel
utama) dilengkapi dengan sebuah meter induk.

IV- 15
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
b. Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer yaitu rangkaian
pipa distribusi yang membentuk zona distribusi dalam suatu wilayah
pelayanan SPAM.
c. Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur pipa
yang menghubungkan antara JDU dengan Sel Utama.
d. Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian pipa
yang membentuk jaringan tertutup Sel Utama.
e. Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan
distribusi pembagi dengan Sambungan Rumah. Pendistribusian air minum
dari pipa pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle.
f. Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona
distribusi dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier)
yang membentuk suatu jaringan tertutup. Setiap sel utama akan
membentuk beberapa Sel Dasar dengan jumlah sekitar 5-10 sel dasar. Sel
utama biasanya dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR) sekitar
10.000 SR.
3. Bahan Pipa
Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi yang tersedia.
Hal yang terpenting adalah harus dilaksanakannya uji pipa yang terwakili
untuk menguji mutu pipa tersebut. Tata cara pengambilan contoh uji pipa yang
dapat mewakili tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI 06-
2552-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk Air
Minum, atau standar lain yang berlaku.
4. Diameter Pipa Distribusi
Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam puncak
dengan sisa tekan minimum di jalur distribusi, pada saat terjadi kebakaran
jaringan pipa mampu mengalirkan air untuk kebutuhan maksimum harian dan
tiga buah hidran kebakaran masing-masing berkapasitas 250 gpm dengan jarak
antara hidran maksimum 300 m. Faktor jam puncak terhadap debit rata-rata
tergantung pada jumlah penduduk wilayah terlayani sebagai pendekatan
perencanaan dapat digunakan tabel dibawah ini:
Tabel 4.7

IV- 16
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan jaringan Pipa Distribusi
Faktor Jam Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi
Puncak Utama Pembawa Pembagi
1,15 – 1,7 2 3
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18 / Tahun 2007

Tabel 4.8
Diameter Pipa Distribusi
Pipa Pipa Pipa
Pipa
Cakupan Sistem Distribusi Distribusi Distribusi
Pelayanan
Utama Pembawa Pembagi
Sistem Kecamatan ≥ 100 75-100 mm 75 mm 50 mm
Sistem Kota ≥ 150 100-150 mm 75-100 mm 50-75 mm
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18 / Tahun 2007

Analisis jaringan pipa distribusi antara lain memenuhi ketentuan sebagai


berikut:
1. Jika jaringan pipa tidak lebih dari empat loop, perhitungan dengan metoda
hardy-cross masih diijinkan secara manual. Jika lebih dari empat loop harus
dianalisis dengan bantuan program komputer.
2. Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa dapat dihitung dengan rumus
Hazen Williams :
Hf = 10,66-1,85 D-4,87 L
Kecepatan aliran dengan rumus:
V = 0,38464 C.D 0,63 I 0,54
Debit aliran dihitung dengan rumus:
Q = 0,27853 C.D 2,63 I 0,54
Dimana:
Q = debit air dalam pipa (m³/detik)
C = koefisien kekasaran pipa
D = diameter pipa (m)
S = slope/kemiringan hidrolis

IV- 17
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Ah = kehilangan tekanan (m)
L = panjang pipa (m)
V = kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
A = luas penampang pipa (m³)

Perlengkapan Jaringan Pipa Distribusi :


a. Katup/valve
Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam pipa, dipasang
pada:
 lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau aliran air keluar;
 setiap percabangan;
 pipa outlet pompa;
 pipa penguras atau wash out
Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalah Katup
Gerbang (Gate Valve) dan Katup kupu-kupu (Butterly Valve).
b. Katup penguras (Wash Out/Blow Off)
Dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah sepanjang jalur pipa, ujung
jalur pipa yang mendatar dan menurun dan titik awal jembatan
c. Katup Udara (Air Valve)
Dipasang pada titik tertinggi di sepanjang pipa distribusi, di jembatan pipa
dengan perletakan ¼ panjang bentang pipa dari arah aliran, pada jalur lurus
setiap jarak tertentu.
d. Hidran Kebakaran
Dipasang pada jaringan pipa distribusi dengan jarak antar hidran maksimum
tidak boleh lebih dari 300 m di depan gedung perkantoran kran komersil
e. Bak Pelepas Tekan (BPT)
Bak pelepas tekan (BPT) merupakan salah satu bangunan penunjang pada
jaringan transmisi atau pipa distribusi. BPT berfungsi untuk menghilangkan

IV- 18
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
tekanan lebih yang terdapat pada aliran pipa, yang dapat mengakibatkan pipa
pecah.
f. Jembatan Pipa
 Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang
menyeberang sungai/saluran atau sejenis, diatas permukaan tanah/sungai.
 Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan menggunakan pipa
baja atau pipa Ductile Cast Iron (DCIP).
 Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve dan wash out.
 Dilengkapi dengan air valve yang diletakkan pada jarak 1/4 bentang dari
titik masuk jembatan pipa.
g. Syphon
 Merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang
menyeberang di bawah dasar sungai/saluran.
 Pipa yang digunakan untuk syhpon disarankan menggunakan pipa baja atau
pipa Ductile Cast Iron (DCIP).
 Bagian pipa masuk dan keluar pada syphon, dibuat miring terhadap pipa
transmisi atau pipa distribusi membentuk sudut 45 derajat dan diberi blok
beton penahan sebagai pondasi.
 Bagian pipa yang menyeberang/berada di bawah dasar sungai/saluran harus
diberi pelindung.
h. Manhole
 Manhole diperlukan untuk inspeksi dan perbaikan terhadap perlengkapan-
perlengkapan tertentu pada jaringan distribusi.
 Ditempatkan pada tempat-tempat pemasangan meter air, pemasangan katup,
dan sebagainya.
i. Thrust Block
 Berfungsi sebagai pondasi bantalan/dudukan perlengkapan pipa seperti
bend, tee, Katup (valve) yang berdiameter lebih besar dari 40 mm.
 Dipasang pada tempat-tempat dimana perlengkapan pipa dipasang yaitu
pada:
 Belokan pipa.

IV- 19
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
 Persimpangan/percabangan pipa.
 Sebelum dan sesudah jembatan pipa, syphon.
 Perletakan valve/katup.
 Dibuat dari pasangan batu atau beton bertulang.

4.1.5 Unit Pelayanan


Unit Pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran/kran umum, terminal
air, hidran kebakaran dan meter air

1) Sambungan Rumah
Yang dimaksud dengan pipa sambungan rumah adalah pipa dan
perlengkapannya, dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter air.
Fungsi utama dari sambungan rumah adalah:
 mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen;
 untuk mengetahui jmlah air yang dialirkan ke konsumen.
Perlengkapan minimal yang harus ada pada sambungan rumah adalah:
 bagian penyadapan pipa;
 meter air dan pelindung meter air atau flowrestrictor;
 katup pembuka/penutup aliran air;
 pipa dan perlengkapannya.

2) Hidran/Kran Umum
Pelayanan Kran Umum (KU) meliputi pekerjaan perpipaan dan pemasangan
meteran air berikut konstruksi sipil yang diperlukan sesuai gambar rencana.
KU menggunakan pipa pelayanan dengan diameter ¾”–1” dan meteran air
berukuran ¾”. Panjang pipa pelayanan sampai meteran air disesuaikan dengan
situasi di lapangan/pelanggan.Konstruksi sipil dalam instalasi sambungan
pelayanan merupakan pekerjaan sipil yang sederhana meliputi pembuatan
bantalan beton, meteran air, penyediaan kotak pengaman dan batang
penyangga meteran air dari plat baja beserta anak kuncinya, pekerjaan
pemasangan, plesteran dan lain-lain sesuai gambar rencana.
Instalasi KU dibuat sesuai gambar rencana dengan ketentuan sebagai berikut:

IV- 20
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
 lokasi penempatan KU harus disetujui oleh pemilik tanah
 saluran pembuangan air bekas harus dibuat sampai mencapai saluran air
kotor/selokan terdekat yang ada
 KU dilengkapi dengan meter air diameter ¾”

3) Hidran Kebakaran
Hidran kebakaran adalah suatu hidran atau sambungan keluar yang disediakan
untuk mengambil air dari pipa air minum untuk keperluan pemadam kebakaran
atau pengurasan pipa. Unit hidran kebakaran (fire hydrant) pada umumnya
dipasang pada setiap interval jarak 300 m, atau tergantung kepada kondisi
daerah/peruntukan dan kepadatan bangunannya.
Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2, yaitu:
 Tabung basah, mempunyai katup operasi diujung air keluar dari kran
kebakaran. Dalam keadaaan tidak terpakai hidran jenis ini selalu terisi air.
 Tabung kering, mempunyai katup operasi terpisah dari hidran. Dengan
menutup katup ini maka pada saat tidak dipergunakan hidran ini tidak berisi
air.
Pada umumnya hidran kebakaran terdiri dari empat bagian utama, yaitu:
 Bagian yang menghubungkan pipa distribusi dengan hidran kebakaran
 Badan hidran
 Kepala hidran
 Katup hidran

4.2 Standar Kebutuhan Air

Tingkat pemakaian air per orang sangat bervariasi antara suatu daerah dengan
daerah lainnya, sehingga secara keseluruhan penggunaan air dalam suatu sistem
penyediaan air minum juga akan bervariasi. Bervariasinya pemakaian air ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: iklim, standar hidup, aktivitas
masyarakat, tingkat sosial dan ekonomi, pola serta kebiasaan masyarakat dan hari
libur.Berhubungan dengan fluktuasi pemakaian air ini, terdapat tiga macam
pengertian, yaitu:
a. Kebutuhan rata-rata

IV- 21
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Pemakaian air rata-rata dalam satu hari adalah pemakaian air dalam setahun
dibagi dengan 365 hari.
b. Kebutuhan maksimum (Qmax)
Fluktuasi pemakaian air dari hari ke hari dalam satu tahun sangat bervariasi
dan terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih besar dibandingkan dengan
hari lainnya. Kebutuhan air pada hari maksimum digunakan sebagai dasar
perencanaan untuk menghitung kapasitas bangunan penangkap air, perpipaan
transmisi dan Instalasi Pengolahan Air (IPA). Faktor hari maksimum (fm)
berkisar antara 1,1 sampai 1,5 (Lampiran III Permen PU NO. 18 Tahun 2007).
Dalam penyusunan Rencana Induk SPAM Kota Padang, faktor hari maksimum
(fm) yang digunakan sebagai kriteria desai adalah 1,2.
c. Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Faktor jam puncak (fp) adalah suatu kondisi dimana pemakaian air pada jam
tersebut mencapai maksimum. Faktor jam puncak biasanya dipengaruhi oleh
jumlah penduduk dan tingkat perkembangan kota, dimana semakin besar
jumlah penduduknya semakin beraneka ragam aktivitas penduduknya. Dengan
bertambahnya aktivitas penduduk, maka fluktuasi pemakian air semakin kecil.
Berdasarkan standar yang tercantum dalam Lampiran III Permen PU No.18
Tahun 2007, faktor jam puncak (fp) berkisar antara 1,5 – 3. Dalam penyusunan
Rencana Induk SPAM Kota Padang, faktor jam puncak (fp) yang digunakan
sebagai kriteria desain adalah 1,5.
Kebutuhan air ditentukan berdasarkan:
 Proyeksi penduduk
Proyeksi penduduk harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode
perencanaan
 Pemakaian air (L/o/h) Laju pemakaian air diproyeksikan setiap interval 5 tahun
 Ketersediaan air
Perkiraan kebutuhan air hanya didasarkan pada data sekunder sosial ekonomi
dan kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan aktifitas perkotaan atau
masyarakat

IV- 22
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
4.2.1 Kebutuhan Air Domestik

Merupakan kebutuhan air yang berasal dari rumah tangga dan sosial. Standar
konsumsi pemakaian domestik ditentukan berdasarkan rata-rata pemakaian air
perhari yang diperlukan oleh setiap orang. Standar konsumsi ipemakaian air
domestik dapat dilihat dari Tabel 4.9.

Tabel 4.9
Tingkat konsumsi/pemakaian air rumah tangga sesuai kategori kota
Jumlah Tingkat
No. Kategori Kota Penduduk Sistem Pemakaian
(x 1.000 jiwa) Air
Non
1. Kota Metropolitan >1.000 190
Standar
Non
2. Kota Besar 500 – 1.000 170
Standar
Non
3. Kota Sedang 100 - 500 150
Standar
Standar
4. Kota Kecil 20 – 100 130
BNA
Standar
5. Kota kecamatan 3 – 20 100
IKK
Standar
6. Kota Pusat Pertumbuhan <3 60
DPP
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18 / Tahun 2007

Kebutuhan air untuk rumah tangga (domestik) dihitung berdasarkan jumlah


penduduk tahun perencanaan. Kebutuhan air minum untuk daerah domestik ini
dilayani dengan sambungan rumah (SR) dan hidran umum (HU). Kebutuhan air
minum untuk daerah domestik ini dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut:
Kebutuhan air = % pelayanan x a x b
Dimana:
a = jumlah pemakaian air (liter/orang/hari)
b = jumlah penduduk daerah pelayanan (jiwa)

IV- 23
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
4.2.2 Kebutuhan Air Non Domestik

Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota terdiri dari kegiatan
komersil berupa industri, perkantoran, perniagaan dan kegiatan sosial seperti
sekolah, rumah sakit dan tempat ibadah. Penentuan kebutuhan air non domestik
didasarkan pada faktor jumlah penduduk pendukng dan jumlah unit fasilitas yang
dimaksud. Fasilitas perkotaan tersebut antara lain adalah fasilitas umum, industri
dan komersil. Perhitungan kebutuhan air non domestik di Kota Padang diasumsikan
sebesar 15-20%.

4.3 Periode Perencanaan

Periode perencanaan yang diatur dalam Peraturan Menteri PU no.


18/PRT/M/2007 berkisar antara 15-20 Tahun. Untuk Periode perencanaan ini akan
disesuaikan dengan Jenis Kota/Kabupaten (Metro, Besar, Sedang dan Kecil) seperti
yang dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10
Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM
No Kriteria Jenis Kota
Perencanaan Metro Besar Sedang Kecil
1. Jenis Rencana Rencana Rencana Induk -
Perencanaan Induk Induk
2. Waktu 20 Tahun 15-20 Tahun 15-20 Tahun 15-20 Tahun
Perencanaan
3. Sumber Air Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi
Baku
4. Pelaksana Penyedia Penyedia Penyedia Penyedia Jasa/
Jasa/penyelen Jasa/penyelen Jasa/penyelen penyelenggara
ggara/ ggara/ ggara/ / pemerintah
pemerintah pemerintah pemerintah daerah
daerah daerah daerah
5. Peninjauan Per 5 Tahun Per 5 Tahun Per 5 Tahun Per 5 Tahun
Ulang
6. Penanggung Penyelenggar Penyelenggar Penyelenggara Penyelenggara
jawab a/Pemerintaha a /Pemerintahan /Pemerintahan
n Daerah /Pemerintahan Daerah Daerah
Daerah
7. Sumber *Hibah LN *Hibah LN *Hibah LN *Pinjaman LN
Pendanaan *Pinjaman LN *Pinjaman LN *Pinjaman LN *APBD
*Pinjaman DN
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18 / Tahun 2007

IV- 24
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
*Pinjaman *Pinjaman *APBD
DN DN *PDAM
*APBD *APBD *Swasta
*PDAM *PDAM
*Swasta *Swasta

Pembagian jenis klasifikasi wilayah ditentukan berdasarkan data jumlah


penduduk. Berdasarkan data penduduk Kota Padang pada tahun 2015 (Padang
Dalam Angka Dalam Angka 2016), diketahui jumlah penduduk Kota Padang
adalah 902.413 jiwa. Dengan jumlah penduduk tersebut, maka Kota Padang
tergolong ke dalam kategori wilayah Kota Metropolitan.

Tabel 4.11
Kategori Wilayah
Jumlah Penduduk Jumlah Rumah
No. Kategori Wilayah
(Jiwa) (Buah)
1 Kota Metropolitan > 1.000.000 > 200.000
2 Kota Besar 500.000 – 1.000.000 100.000 – 200.000
3 Kota Sedang 100.000 – 500.000 20.000 – 100.000
4 Kota Kecil 20.000 – 100.000 2.000 – 20.000
5 Kota Kecamatan < 20.000 < 2.000
Sumber: Peraturan Menteri PU No. 18 / Tahun 2007

Dalam menyusun Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kota


Padang ditentukan bahwa periode pelayanan yang akan digunakan adalah selama
20 tahun. Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, setiap lima tahunnya akan
dilakukan evaluasi dokumen RISPAM yang disusun. Hal tersebut dikarenakan
adanya perkembangan wilayah yang kadang tidak sesuai dengan rencana
pengembangan wilayah yang disusun serta menindaklanjuti adanya revisi dokumen
RTRW. Berikut ini adalah rencana pentahapan pelayanan air minum di Kota
Padang.
1. Jangka Pendek
Tahap pelayanan air minum jangka pendek dilakukan selama 5 tahun (2017-
2022). Untuk periode pentahapan pertama ini upaya yang dilakukan adalah

IV- 25
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
meningkatkan persentase pelayanan pada lokasi pelayanan eksisting mencapai
85% dan mengurangi tingkat kebocoran menjadi minimal 30%.
2. Jangka Menengah
Tahap pelayanan air minum jangka menengah dilakukan dalam jangka waktu 5
tahun yang dimulai dari tahun 2023 – 2027. Pada periode ini direncakan
peningkatan persentase pelayanan pada lokasi eksisting yang telah terlayani
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dimasing-masing wilayah
menjadi 100%.
3. Jangka Panjang
Tahap pengembangan pelayanan jangka panjang dilakukan dari tahun 2028 -
2037. Pada tahap ini upaya yang dilakukan berupa peningkatan persentase
pelayanan seiring dengan penambahan jumlah penduduk.

4.4 Kriteria Daerah Layanan

Kriteria daerah pelayanan mengacu kepada dokumen RTRW dengan


memperhatikan daerah yang potensial akan berkembang, daerah dengan tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi, daerah strategis (lokasi wisata, industri,
perkantoran), daerah dengan penduduk berpenghasilan rendah (MBR), daerah
rawan air. Selain itu, pemilihan daerah pelayanan sebaiknya juga mengacu pada
kebijakan pemerintah Kota Padang dalam penyelenggaraan penyediaan air minum.
Untuk wilayah dengan sistem jaringan bukan perpipaan yang tidak terlindungi
sebaiknya dapat diubah menjadi sistem jaringan bukan perpipaan yang terlindungi
atau bahkan menjadi sistem perpipaan.

4.4.1 Analisis Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Air Berdasarkan


RTRW Kota Padang 2010-2030

Sumber daya air adalah kemampuan atau kapasitas potensi air yang dapat
dimanfaatkan oleh kegiatan manusia untuk kegiatan sosial ekonomi. Dalam UU
No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Keputusan Menteri Kesehatan No.
907 Tahun 2002, disebutkan beberapa pengertian terkait dengan air, yaitu :sumber
daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung didalamnya.Air adalah
semua air yang terdapat di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk

IV- 26
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
dalam pengertian ini adalah air permukaan. Air permukaan adalah semua air yang
terdapat pada permukaan, sedangkan air tanah adalah air yang terdapat dalam
lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah (mata air aquifer). Pengelolaan
sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan
mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan
sumber daya air, dan pengendalian dayarusak air. Rencana pengelolaan sumber
daya air adalah hasil perencanaan secara menyeluruh dan terpadu yang diperlukan
untuk menyelenggarakan pengelolaan sumber daya air.

Rencana Pengembangan Pelayanan air bersih di Kota Padang adalah


membagi wilayah pelayanan air minum di Kota Padang menjadi 3, yang meliputi :

1. Wilayah Utara yang meliputi Kecamatan Padang Utara, Kuranji dan koto
tangah akan dilayani oleh sistem Batang Anai dan Salisikan;
2. Wilayah Pusat yang meliputi Kecamatan Padang barat, Padang timur, Padang
selatan dan Nanggalo akan dilayani dengan sistem Batu busuk dan IPA
Gunung Pangilun;
3. Wilayah Selatan yang meliputi Kecamatan Lubuk Begalung, Lubuk Kilangan,
Pauh dan Bungus akan dilayani oleh sistem Lubuk Paraku

4.4.2 Analisis Kebijakan Pengembangan Jaringan Air Bersih Berdasarkan


RTRW Kota Padang 2010 – 2030
Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut
Departemen Kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau,
tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak
mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan
ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002).
Rencana sistem penyediaan air minum kota mencakup sistem jaringan perpipaan
dan/ atau bukan jaringan perpipaan, dengan rencana pengembangan meliputi:
1. Mengembangkan rencana sistem penyediaan air minum dengan perpipaan
untuk seluruh wilayah kota;
2. Meningkatkan cakupan wilayah pelayanan distribusi air minum untuk seluruh

IV- 27
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
wilayah kota;
3. Memperbaiki jaringan pipa air bersih secara bertahap, meningkatkan
manajemen operasi dan pemeliharaan pelayanan air minum;
4. Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam
penyelenggaraan pengembangan sistem air bersih untuk air minum; dan
5. Peningkatan kapasitas dan kualitas pengelolaan air bersih.

Rencana sistem penyediaan air minum bertujuan untuk mengurangi


pemakaian air tanah dan terpeliharanya sumber daya air tanah dan air permukaan
sebagai air baku, mendistribusikan air minum untuk seluruh lapisan masyarakat,
melaksanakan konservasi air tanah untuk pengendalian muka tanah, muka air tanah
dan kerusakan struktur tanah dan menyediakan air minum yang memenuhi standar
yang ditetapkan, baik secara kualitas maupun kuantitas kepada seluruh penduduk.

Sistem penyediaan air minum direncanakan dengan menggunakan sistem


perpipaaan. Sistem penyediaan air minum perpipaan dikelompokkan ke dalam 3
wilayah yaitu wilayah utara yang meliputi Kecamatan Padang Utara, Kuranji dan
Koto Tengah dengan sumber Muara Anai dan Salisikan; Wilayah pusat yang
meliputi Kecamatan Padang Barat, Padang Timur, Padang Selatan, dan Nanggalo
dengan sumber Batu Busuk dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Gunung Pangilun;
dan wilayah selatan yang meliputi Kecamatan Lubuk Begalung, Lubuk Kilangan,
Pauh dan Bungus dengan sumber Lubuk Paraku. (4) Sistem penyediaan air minum
perpipaan didukung oleh beberapa lokasi IPA sumur bor, mata air, dan reservoir.

4.5 Kriteria/ Persyaratan Teknis Untuk Non Perpipaan


Proses perembesan bahan pencemar kedalam sumur gali, seperti pencemaran
oleh tinja (bakteri coliform), antara lain ditentukan oleh struktur fisik bangunan saran
sumur gali. Syarat kesehatan pada sarana air bersih khususnya sumur menurut
Departemen Kesehatan RI (1995) harus diberi beberapa komponen untuk
mencegah terjadinya kontaminasi pada air sumur. Adapun fungsi dari
beberapa komponen sumur gali adalah sebagai berikut:
1. Bibir sumur gali berfungsi sebagai pelindung keselamatan bagi pemakai
dan untuk mencegah masuknya limpahan air/pencemaran ke dalam sumur;

IV- 28
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
2. Dinding sumur berfungsi mencegah merembesnya pencemar yang berasal dari
permukaan tanah maupun dari samping, juga sebagai penahan tanah supaya tidak
terkikis atau longsor;
3. Lantai sumur berfungsi untuk mencegah merembesnya air buangan ke dalam sumur
dan sebagai tempat untuk melakukan aktifitas di sumur;
4. Saluran pembuangan air limbah berfungsi untuk menyalurkan air limbah ke
tempat pembuangan yang jauh dari sumur.

Kritera sumur yang memenuhi syarat kesehatan ialah:


1. Dinding sumur minimal sedalam 3 m dari permukaan lantai/tanah, dibuat dari
tembok yang tidak tembus air/bahan kedap air dan kuat ( tidak mudah retak/
longsor) untuk mencegah perembesan air yang telah tercemar ke dalam sumur. Ke
dalaman 3 m diambil karena bakteri pada umunya tidak dapat hidup lagi;
2. Kira-kira 1,5 m berikut ke bawah, dinding dibuat dari tembok yang tidak disemen,
tujuannya untuk mencegah runtuhnya tanah;
3. Diberi dinding tembok (bibir sumur), tinggi bibir sumur ± 1 meter dari lantai,
terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air untuk mencegah agar air sekitarnya tidak
masuk ke dalam sumur, serta juga untukkeselamatan pemakai;
4. Lantai sumur disemen/harus kedap air, mempunyai lebar di sekeliling sumur ± l,5 m
dari tepi bibir sumur, agar air permukaan tidak masuk. Lantai sumur tidak
retak/bocor, mudah dibersihkan, dan tidak tergenang air, kemiringan 1-5%
ke arah saluran pembuanagan air limbah agar air bekas dapat dengan mudah
mengalir ke saluran air limbah;
5. Sebaiknya sumur diberi penutup/atap agar air hujan dan kotoran lainnya tidak
dapat masuk ke dalam sumur, dan ember yang dipakai jangan diletakkan di
bawah/lantai tetapi digantung;
6. Adanya sarana pembuangan air limbah. Sarana pembuangan air limbah harus
kedap air, minimal 2% ke arah pengolahan air buangan/peresapan;
7. Sebaiknya air sumur diambil dengan pompa.

IV- 29
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
BAB 5
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
5.1 Arah Perkembangan Kota
Rencana pengembangan sistem perkotaan Kota di Padang di Arahkan pada
pengembangan ekonomi, pengembangan penduduk, arah pengembangan fisik dan
arahan fungsi kota di Kota Padang. Untuk mempercepat pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi, perlu ditunjang dengan sistem transportasi guna meningkatkan
aksesibilitas antar dan inter kota kecamatan. Disamping itu juga memperhatikan
kelengkapan sarana prasarana kota. Adapun arahan pengembangan kawasan perkotaan
dapat dilihat seperti gambaran berikut ini.
Mayoritas peduduk Kota Padang mempunyai mata pencaharian di sektor
perdagangan dan jasa-jasa. Untuk itu Pemerintah Kota Padang berencana menata
dan mengembangkan sektor ini dengan tepat, mulai dari penyediaan/
pengembangan sarana dan prasarana sampai dengan sistem pengawasannya. Sektor
lapangan untama yang berikutnya adalah lapangan usaha komunikasi yang lebih
baik, sedangkan dilihat dari skala industri, maka industri di Kota Padang tergolong
pada industri kecil dan menengah.
Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mendukung arah perkembngan
fisik kota Padang ke arah Utara, Timur dan Selatan adalah seagai berikut:
1. Menetapkan beberapa Sub-Pusat Utama pembangunan kota di jalan lingkar
luar yang sekaligus dijadikan sebagai batas antara kawasan terbangun
perkotaan dengan kawasan lindung;
2. Pembangunan Sub-sub Pusat Pelayanan Utama yag berada dijalan lingkar luar
dan letaknya tidak terlalu dekat dengan Pusat Pelayanan Utama (Pusat Kota)
harus didukung oleh perencanaan yang matang dan segara dibangun;
3. Mengembangkan kegiatan budidaya dengan intensitas pemanfaatan lahan yang
rendah pada kawasan penyangga (kawasan yang berbatasan dengan kawasan
lindung)

V- 1
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
4. Mengoptimlakan pemanfaatan lahan kosong, semak/ alang-alang yang berada
dijalan Arteri Padang- Bukittinggi dan Jalan Padang By-Pas;
5. Membangun jakan lingkar barat sepanjang pantai dari Muaro sampai ke Pasir
Jambak untuk mengarahkan pemanfaatan lahan sepanjang garis pantai dalam
rangka pengembangan konsep water front city, mengurangi volume lalu-lintas
pada jalan Arteri yang ada, serta sekaligus dapat melindungi dan mengelola
sempadan pantai sesuai fungsinya;
6. Menentukan dan menetapkan kawasan-kawasan yang akan dijadikan sebagai
kawasan konservasi, kawasan fungsional seperti kawasan pendidikan dan
IPTEK, kawasan wisata terpadu, kawasan Industri serta kawasan cagar budaya
di Kawasa Pusat Kota;
7. Menentukan dan menetapkan rencana pemanfaatan kawasan Pusat Kota dan
Kawasan Kota Tua untuk Jangka Panjang.

Untuk 10 tahun kedepan, sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan yang


terjadi serta memperhatikan kebutuhan pengembangan kota yang semakin
beragam, maka Fungsi Utama/Primer Kota Padang ditetapkan sebagai berikut:
1. Pusat Kegiata Perdagangan dan Jasa;
2. Pusat Kegiatan Pemerintah;
3. Pusat Kegiatan Pariwisata.
Pengembangan ketiga fungsi tersebut dilakukan secara bersamaan dalam
rangka mendorong pengembangan sektor-sektor pembangunan di bidang:
1. Trasportasi (darat,laut dan udara)
2. Pendidikan dan Kebudayaan;
3. Industri ( industri maritim, industri manufaktur, industri kerajinan);
4. Perumahan dan Pemukiman;
5. Sarana dan Prasarana;
6. Kelautan dan Perikanan;
7. Pertanian dan peternakan.
5.2 Rencana Daerah Pelayanan
Dalam pengembangan sistem penyediaan air minum Kota Padang yang seoptimal
mungkin sesuai dengan perkembangan yang ada disesuaikan dengan arah perkembangan

V- 2
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
kota untuk pelayanan air minum non PDAM. Sedangkan untuk PDAM rencana daerah
pelayanan adalah mengembangkan daerah layanan yang sudah ada dan merencanakan
daerah pelayanan baru yang belum terlayani.

5.3 Proyeksi Jumlah Penduduk


Jumlah penduduk Kota Padang pada tahun 2014 adalah 889.646 jiwa. Untuk
memproyeksikan jumlah penduduk Kota Padang tahun 2016 – 2037 digunakan data 6 tahun
dasar terakhir, yaitu tahun 2010 sampai tahun 2014. Selanjutnya, dilakukan proyeksi
penduduk dalam kurun waktu per lima tahunan dengan menggunakan metode proyeksi.
Metode proyeksi yang dipakai dalam memproyeksikan jumlah penduduk di Kota
Padang yaitu metode Least Square, Logaritma, Aritmatika dan Geometri. Berdasarkan
hasil perhitungan nilai standar deviasi (S) dan koefisien korelasi (r), maka bisa disimpulkan
metode proyeksi yang dipakai adalah metode Eksponensial.
Tabel 5.1
Perbandingan Nilai “r” dan “S” Metode Proyeksi Penduduk
Kota Padang
Metode S R
Aritmatik 1731,32 0,994
Logaritma 5005,07 0,947
Eksponensial 1674,88 0,994
Geometri 4838,38 0,951
Sumber : Analisa dan Perhitungan Konsultan 2016

Untuk hasil perhitungan proyeksi penduduk Kota Padang masing-masing metode


bisa dilihat pada tabel 5.2 berikut ini.
Tabel 5.2
Proyeksi Penduduk Kota Padang
Proyeksi Penduduk
No Tahun Penduduk
Aritmatika Logaritma Eksponensial Geometrik
1 2010 833562 830926 824457 831339 825058
2 2011 844316 845286 851239 845219 851002
3 2012 854336 859645 866905 859330 866554
4 2013 876678 874005 878020 873677 877761
5 2014 889646 888364 886642 888264 886554
6 2015 902412 902724 893687 903094 893803
7 2016 917083 899643 918172 897490
8 2017 931443 904802 933501 905362
9 2018 945802 909353 949086 910138
10 2019 960162 913424 964932 914431
11 2020 974521 917107 981042 918332

V- 3
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Proyeksi Penduduk
No Tahun Penduduk
Aritmatika Logaritma Eksponensial Geometrik
12 2021 988881 920469 997421 921908
13 2022 1003240 923561 1014074 925210
14 2023 1017600 926425 1031004 928278
15 2024 1031959 929090 1048218 931143
16 2025 1046319 931584 1065718 933831
17 2026 1060678 933926 1083511 936363
18 2027 1075038 936135 1101601 938757
19 2028 1089397 938224 1119993 941027
20 2029 1103757 940206 1138692 943185
21 2030 1118116 942091 1157703 945243
22 2031 1132475 943888 1177031 947209
23 2032 1146835 945606 1196682 949092
24 2033 1161194 947250 1216662 950898
25 2034 1175554 948828 1236975 952633
26 2035 1189913 950343 1257627 954303
27 2036 1204273 951801 1278623 955914
28 2037 1218632 953206 1299971 957468
Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 4
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.3
Proyeksi Penduduk Per Kecamatan Kota Padang
Proyeksi Penduduk
Penduduk
No Tahun Kota Bungus
Lubuk Lubuk Padang Padang Padang Padang Koto
Padang Teluk Nanggalo Kuranji Pauh
Kilangan Begalung Selatan Timur Barat Utara Tangah
Kabung
1 2017 933.501 25.249 55.499 121.363 61.330 81.878 47.489 72.871 62.229 146.211 70.806 188.576
2 2018 949.086 25.670 56.426 123.389 62.353 83.245 48.281 74.088 63.268 148.652 71.988 191.725
3 2019 964.932 26.099 57.368 125.449 63.394 84.635 49.087 75.324 64.325 151.134 73.190 194.926
4 2020 981.042 26.535 58.326 127.544 64.453 86.048 49.907 76.582 65.399 153.658 74.412 198.180
5 2021 997.421 26.978 59.300 129.673 65.529 87.484 50.740 77.861 66.491 156.223 75.654 201.489
6 2022 1.014.074 27.428 60.290 131.838 66.623 88.945 51.587 79.161 67.601 158.831 76.918 204.853
7 2023 1.031.004 27.886 61.296 134.039 67.735 90.430 52.449 80.482 68.729 161.483 78.202 208.273
8 2024 1.048.218 28.352 62.320 136.277 68.866 91.940 53.324 81.826 69.877 164.179 79.507 211.750
9 2025 1.065.718 28.825 63.360 138.552 70.016 93.475 54.215 83.192 71.043 166.920 80.835 215.285
10 2026 1.083.511 29.306 64.418 140.865 71.185 95.035 55.120 84.581 72.229 169.707 82.184 218.880
11 2027 1.101.601 29.796 65.493 143.217 72.373 96.622 56.040 85.993 73.435 172.540 83.556 222.534
12 2028 1.119.993 30.293 66.587 145.608 73.582 98.235 56.976 87.429 74.661 175.421 84.952 226.249
13 2029 1.138.692 30.799 67.699 148.039 74.810 99.875 57.927 88.888 75.908 178.350 86.370 230.027
14 2030 1.157.703 31.313 68.829 150.511 76.059 101.543 58.894 90.372 77.175 181.327 87.812 233.867
15 2031 1.177.031 31.836 69.978 153.024 77.329 103.238 59.877 91.881 78.464 184.355 89.278 237.772
16 2032 1.196.682 32.367 71.146 155.579 78.620 104.962 60.877 93.415 79.774 187.433 90.768 241.741
17 2033 1.216.662 32.908 72.334 158.176 79.933 106.714 61.893 94.975 81.106 190.562 92.284 245.778
18 2034 1.236.975 33.457 73.542 160.817 81.267 108.496 62.927 96.561 82.460 193.744 93.825 249.881
19 2035 1.257.627 34.016 74.770 163.502 82.624 110.307 63.977 98.173 83.836 196.978 95.391 254.053
20 2036 1.278.623 34.584 76.018 166.232 84.003 112.149 65.045 99.812 85.236 200.267 96.984 258.294
21 2037 1.299.971 35.161 77.287 169.007 85.406 114.021 66.131 101.478 86.659 203.610 98.603 262.607
Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 5
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Proyeksi penduduk kecamatan di Kota Padang didapatkan dari jumlah proyeksi per kelurahan di setiap kecamatan dapat dilihat pada
tabel-tabel dibawah ini.
Tabel 5.4
Proyeksi Penduduk Kecamatan Bungus Teluk Kabung
Jumlah Penduduk/Kelurahan
Jumlah Pdd
Tahun Teluk Kabung Teluk Kabung Teluk Kabung
Kecamatan Bungus Selatan Bungus Timur Bungus Barat
Selatan Tengah Utara
2017 25.249 1.890 3.424 3.301 4.052 6.027 6.555
2018 25.670 1.921 3.481 3.356 4.120 6.127 6.665
2019 26.099 1.954 3.539 3.412 4.188 6.230 6.776
2020 26.535 1.986 3.598 3.469 4.258 6.334 6.889
2021 26.978 2.019 3.658 3.527 4.329 6.439 7.004
2022 27.428 2.053 3.720 3.586 4.402 6.547 7.121
2023 27.886 2.087 3.782 3.646 4.475 6.656 7.240
2024 28.352 2.122 3.845 3.707 4.550 6.767 7.361
2025 28.825 2.158 3.909 3.768 4.626 6.880 7.484
2026 29.306 2.194 3.974 3.831 4.703 6.995 7.609
2027 29.796 2.230 4.041 3.895 4.782 7.112 7.736
2028 30.293 2.268 4.108 3.960 4.861 7.231 7.865
2029 30.799 2.305 4.177 4.027 4.943 7.351 7.996
2030 31.313 2.344 4.246 4.094 5.025 7.474 8.130
2031 31.836 2.383 4.317 4.162 5.109 7.599 8.265
2032 32.367 2.423 4.389 4.232 5.194 7.726 8.403
2033 32.908 2.463 4.463 4.302 5.281 7.855 8.544
2034 33.457 2.504 4.537 4.374 5.369 7.986 8.686
2035 34.016 2.546 4.613 4.447 5.459 8.119 8.831
2036 34.584 2.589 4.690 4.521 5.550 8.255 8.979
2037 35.161 2.632 4.768 4.597 5.643 8.393 9.129
Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 6
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.5
Proyeksi Penduduk Kecamatan Lubuk Kilangan
Jumlah Pdd Jumlah Penduduk/Nagari
Tahun
Kecamatan Tarantang Beringin Batu Gadang Indarung Padang Besi Koto Lalang Bandar Buat
2017 55.499 2.727 1.406 7.885 11.701 7.019 8.652 16.111
2018 56.426 2.772 1.429 8.016 11.896 7.136 8.797 16.380
2019 57.368 2.819 1.453 8.150 12.095 7.255 8.943 16.653
2020 58.326 2.866 1.477 8.286 12.297 7.376 9.093 16.931
2021 59.300 2.914 1.502 8.424 12.502 7.499 9.245 17.214
2022 60.290 2.962 1.527 8.565 12.711 7.625 9.399 17.501
2023 61.296 3.012 1.553 8.708 12.923 7.752 9.556 17.793
2024 62.320 3.062 1.579 8.854 13.139 7.881 9.715 18.090
2025 63.360 3.113 1.605 9.001 13.358 8.013 9.878 18.392
2026 64.418 3.165 1.632 9.152 13.581 8.147 10.043 18.699
2027 65.493 3.218 1.659 9.304 13.808 8.283 10.210 19.012
2028 66.587 3.272 1.687 9.460 14.038 8.421 10.381 19.329
2029 67.699 3.326 1.715 9.618 14.273 8.562 10.554 19.652
2030 68.829 3.382 1.743 9.778 14.511 8.704 10.730 19.980
2031 69.978 3.438 1.773 9.942 14.753 8.850 10.909 20.313
2032 71.146 3.496 1.802 10.107 14.999 8.998 11.091 20.653
2033 72.334 3.554 1.832 10.276 15.250 9.148 11.277 20.997
2034 73.542 3.613 1.863 10.448 15.504 9.300 11.465 21.348
2035 74.770 3.674 1.894 10.622 15.763 9.456 11.656 21.704
2036 76.018 3.735 1.926 10.800 16.027 9.614 11.851 22.067
2037 77.287 3.797 1.958 10.980 16.294 9.774 12.049 22.435
Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 7
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.6
Proyeksi Penduduk Kecamatan Lubuk Begalung
Jumlah Penduduk/Nagari
Jumlah
Parak
Tahun Pdd Koto Gurun Lubuk Pengambiran Pitameh Tanah Kp. Batung
Kp Baru Pampangan Tj Aur Banuaran Cengkeh Gates Laweh
Kec Baru Lawas Begalung Ampalu Tanjung Saba Sirah Piai Jua Taba
Pulau Air
2017 121.363 6.166 12.467 8.707 1.520 5.959 10.529 9.183 4.354 6.898 18.651 10.833 5.332 6.349 5.615 8.800
2018 123.389 6.269 12.676 8.852 1.545 6.058 10.705 9.337 4.427 7.013 18.962 11.014 5.421 6.455 5.708 8.947
2019 125.449 6.373 12.887 9.000 1.571 6.159 10.884 9.493 4.501 7.130 19.279 11.197 5.511 6.563 5.804 9.096
2020 127.544 6.480 13.102 9.150 1.597 6.262 11.065 9.651 4.576 7.250 19.601 11.384 5.603 6.673 5.901 9.248
2021 129.673 6.588 13.321 9.303 1.624 6.367 11.250 9.812 4.652 7.371 19.928 11.574 5.697 6.784 5.999 9.403
2022 131.838 6.698 13.543 9.458 1.651 6.473 11.438 9.976 4.730 7.494 20.261 11.768 5.792 6.897 6.099 9.560
2023 134.039 6.810 13.770 9.616 1.678 6.581 11.629 10.143 4.809 7.619 20.599 11.964 5.889 7.012 6.201 9.719
2024 136.277 6.924 13.999 9.777 1.706 6.691 11.823 10.312 4.889 7.746 20.943 12.164 5.987 7.129 6.305 9.882
2025 138.552 7.039 14.233 9.940 1.735 6.803 12.020 10.484 4.971 7.875 21.292 12.367 6.087 7.248 6.410 10.047
2026 140.865 7.157 14.471 10.106 1.764 6.916 12.221 10.659 5.054 8.007 21.648 12.573 6.189 7.369 6.517 10.214
2027 143.217 7.276 14.712 10.275 1.793 7.032 12.425 10.837 5.138 8.140 22.009 12.783 6.292 7.493 6.626 10.385
2028 145.608 7.398 14.958 10.446 1.823 7.149 12.633 11.018 5.224 8.276 22.377 12.997 6.397 7.618 6.736 10.558
2029 148.039 7.521 15.208 10.621 1.854 7.268 12.844 11.202 5.311 8.415 22.750 13.214 6.504 7.745 6.849 10.735
2030 150.511 7.647 15.462 10.798 1.885 7.390 13.058 11.389 5.400 8.555 23.130 13.434 6.612 7.874 6.963 10.914
2031 153.024 7.774 15.720 10.978 1.916 7.513 13.276 11.579 5.490 8.698 23.516 13.659 6.723 8.006 7.079 11.096
2032 155.579 7.904 15.982 11.162 1.948 7.639 13.498 11.773 5.582 8.843 23.909 13.887 6.835 8.139 7.198 11.281
2033 158.176 8.036 16.249 11.348 1.981 7.766 13.723 11.969 5.675 8.991 24.308 14.119 6.949 8.275 7.318 11.470
2034 160.817 8.170 16.520 11.538 2.014 7.896 13.952 12.169 5.769 9.141 24.714 14.354 7.065 8.413 7.440 11.661
2035 163.502 8.307 16.796 11.730 2.047 8.028 14.185 12.372 5.866 9.293 25.127 14.594 7.183 8.554 7.564 11.856
2036 166.232 8.445 17.077 11.926 2.082 8.162 14.422 12.579 5.964 9.449 25.546 14.838 7.303 8.697 7.691 12.054
2037 169.007 8.586 17.362 12.125 2.116 8.298 14.663 12.789 6.063 9.606 25.973 15.085 7.425 8.842 7.819 12.255
Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 8
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.7
Proyeksi Penduduk Kecamatan Padang Selatan
Jumlah Penduduk/Nagari
Jumlah Pdd Bukik Ranah
Tahun Air Batang Seberang Pasa Belakang Alang Taluak Seberang
Kecamatan Gado- Rawang Mato Air Parak
manis Arau Palinggam Gadang Pondok Laweh Bayua Padang
gado Rumbio
2017 61.330 1.561 1.471 4.584 3.993 6.078 1.296 3.541 3.082 10.976 14.357 7.497 2.894
2018 62.353 1.587 1.496 4.660 4.060 6.180 1.318 3.600 3.133 11.159 14.597 7.622 2.943
2019 63.394 1.614 1.521 4.738 4.127 6.283 1.340 3.660 3.185 11.345 14.841 7.749 2.992
2020 64.453 1.640 1.546 4.817 4.196 6.388 1.362 3.721 3.239 11.534 15.088 7.878 3.042
2021 65.529 1.668 1.572 4.898 4.266 6.495 1.385 3.783 3.293 11.727 15.340 8.010 3.093
2022 66.623 1.696 1.598 4.979 4.338 6.603 1.408 3.847 3.348 11.923 15.596 8.144 3.144
2023 67.735 1.724 1.625 5.062 4.410 6.713 1.432 3.911 3.404 12.122 15.857 8.280 3.197
2024 68.866 1.753 1.652 5.147 4.484 6.825 1.455 3.976 3.460 12.324 16.121 8.418 3.250
2025 70.016 1.782 1.679 5.233 4.559 6.939 1.480 4.042 3.518 12.530 16.391 8.558 3.304
2026 71.185 1.812 1.707 5.320 4.635 7.055 1.504 4.110 3.577 12.739 16.664 8.701 3.360
2027 72.373 1.842 1.736 5.409 4.712 7.173 1.530 4.179 3.637 12.952 16.943 8.847 3.416
2028 73.582 1.873 1.765 5.499 4.791 7.293 1.555 4.248 3.697 13.168 17.225 8.994 3.473
2029 74.810 1.904 1.794 5.591 4.871 7.415 1.581 4.319 3.759 13.388 17.513 9.144 3.531
2030 76.059 1.936 1.824 5.685 4.952 7.538 1.607 4.391 3.822 13.612 17.805 9.297 3.590
2031 77.329 1.968 1.855 5.779 5.035 7.664 1.634 4.465 3.886 13.839 18.103 9.452 3.649
2032 78.620 2.001 1.886 5.876 5.119 7.792 1.662 4.539 3.950 14.070 18.405 9.610 3.710
2033 79.933 2.034 1.917 5.974 5.204 7.922 1.689 4.615 4.016 14.305 18.712 9.771 3.772
2034 81.267 2.068 1.949 6.074 5.291 8.054 1.718 4.692 4.083 14.544 19.025 9.934 3.835
2035 82.624 2.103 1.982 6.175 5.379 8.189 1.746 4.770 4.152 14.786 19.342 10.100 3.899
2036 84.003 2.138 2.015 6.278 5.469 8.326 1.775 4.850 4.221 15.033 19.665 10.268 3.964
2037 85.406 2.174 2.048 6.383 5.561 8.465 1.805 4.931 4.291 15.284 19.993 10.440 4.031
Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 9
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.8
Proyeksi Penduduk Kecamatan Padang Timur
Jumlah Penduduk/Nagari
Jumlah Kubu
Ganting Parak
Tahun Pdd Kubu Dalam Simpang Sawahan
Sawahan Parak Gadang Andalas Jati Baru Jati
Kecamatan Marapalam Parak Haru Timur
Gadang Timur
Karakah
2017 81.878 5.355 9.199 8.757 5.920 14.720 10.688 4.716 5.131 6.765 10.626
2018 83.245 5.445 9.353 8.903 6.019 14.966 10.866 4.795 5.217 6.878 10.803
2019 84.635 5.536 9.509 9.051 6.119 15.216 11.048 4.875 5.304 6.993 10.984
2020 86.048 5.628 9.668 9.203 6.222 15.470 11.232 4.956 5.392 7.110 11.167
2021 87.484 5.722 9.829 9.356 6.326 15.728 11.420 5.039 5.482 7.229 11.353
2022 88.945 5.818 9.993 9.512 6.431 15.991 11.610 5.123 5.574 7.349 11.543
2023 90.430 5.915 10.160 9.671 6.539 16.258 11.804 5.209 5.667 7.472 11.736
2024 91.940 6.013 10.330 9.833 6.648 16.529 12.001 5.296 5.761 7.597 11.932
2025 93.475 6.114 10.502 9.997 6.759 16.805 12.202 5.384 5.858 7.724 12.131
2026 95.035 6.216 10.678 10.164 6.872 17.086 12.405 5.474 5.955 7.852 12.333
2027 96.622 6.320 10.856 10.333 6.986 17.371 12.613 5.565 6.055 7.984 12.539
2028 98.235 6.425 11.037 10.506 7.103 17.661 12.823 5.658 6.156 8.117 12.749
2029 99.875 6.532 11.221 10.681 7.221 17.956 13.037 5.753 6.259 8.252 12.962
2030 101.543 6.642 11.409 10.860 7.342 18.256 13.255 5.849 6.363 8.390 13.178
2031 103.238 6.752 11.599 11.041 7.465 18.560 13.476 5.946 6.469 8.530 13.398
2032 104.962 6.865 11.793 11.225 7.589 18.870 13.701 6.046 6.577 8.673 13.622
2033 106.714 6.980 11.990 11.413 7.716 19.185 13.930 6.147 6.687 8.817 13.849
2034 108.496 7.096 12.190 11.603 7.845 19.506 14.163 6.249 6.799 8.965 14.080
2035 110.307 7.215 12.394 11.797 7.976 19.831 14.399 6.354 6.912 9.114 14.315
2036 112.149 7.335 12.600 11.994 8.109 20.162 14.639 6.460 7.028 9.266 14.554
2037 114.021 7.458 12.811 12.194 8.244 20.499 14.884 6.567 7.145 9.421 14.797
Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 10
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.9
Proyeksi Penduduk Kecamatan Padang Barat
Jumlah Penduduk/Nagari
Jumlah Pdd
Tahun Belakang Ujung Berok Kampung Kampung Padang Rimbo Flamboyan
Kecamatan Olo Purus
Tangsi Gurun Nipah Pondok Jao Pasir Kaluang Baru
2017 47.489 2.863 4.881 5.116 5.239 3.744 4.026 8.160 4.440 4.045 4.975
2018 48.281 2.911 4.962 5.202 5.327 3.806 4.093 8.296 4.514 4.112 5.058
2019 49.087 2.960 5.045 5.289 5.416 3.870 4.162 8.434 4.589 4.181 5.142
2020 49.907 3.009 5.129 5.377 5.506 3.934 4.231 8.575 4.666 4.251 5.228
2021 50.740 3.059 5.215 5.467 5.598 4.000 4.302 8.718 4.744 4.322 5.315
2022 51.587 3.111 5.302 5.558 5.692 4.067 4.374 8.864 4.823 4.394 5.404
2023 52.449 3.162 5.390 5.651 5.787 4.135 4.447 9.012 4.904 4.467 5.494
2024 53.324 3.215 5.480 5.745 5.883 4.204 4.521 9.162 4.985 4.542 5.586
2025 54.215 3.269 5.572 5.841 5.982 4.274 4.596 9.315 5.069 4.618 5.679
2026 55.120 3.323 5.665 5.939 6.081 4.345 4.673 9.471 5.153 4.695 5.774
2027 56.040 3.379 5.759 6.038 6.183 4.418 4.751 9.629 5.239 4.773 5.870
2028 56.976 3.435 5.856 6.139 6.286 4.492 4.830 9.790 5.327 4.853 5.968
2029 57.927 3.493 5.953 6.241 6.391 4.567 4.911 9.953 5.416 4.934 6.068
2030 58.894 3.551 6.053 6.345 6.498 4.643 4.993 10.120 5.506 5.016 6.169
2031 59.877 3.610 6.154 6.451 6.606 4.720 5.076 10.288 5.598 5.100 6.272
2032 60.877 3.671 6.257 6.559 6.717 4.799 5.161 10.460 5.692 5.185 6.377
2033 61.893 3.732 6.361 6.668 6.829 4.879 5.247 10.635 5.787 5.272 6.484
2034 62.927 3.794 6.467 6.780 6.943 4.961 5.335 10.812 5.883 5.360 6.592
2035 63.977 3.858 6.575 6.893 7.059 5.044 5.424 10.993 5.981 5.449 6.702
2036 65.045 3.922 6.685 7.008 7.177 5.128 5.515 11.176 6.081 5.540 6.814
2037 66.131 3.987 6.797 7.125 7.296 5.213 5.607 11.363 6.183 5.633 6.928
Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 11
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.10
Proyeksi Penduduk Kecamatan Padang Utara
Jumlah Penduduk/Nagari
Jumlah Pdd Ulak Ulak
Tahun Gunung Air Tawar Air Tawar Alai Parak Lolong
Kecamatan Karang Karang
Pangilun Timur Barat Kopi Belanti
Selatan Utara
2017 72.871 14.102 9.289 7.169 4.414 16.405 13.274 8.218
2018 74.088 14.337 9.444 7.288 4.488 16.679 13.496 8.355
2019 75.324 14.576 9.602 7.410 4.563 16.958 13.721 8.494
2020 76.582 14.820 9.762 7.534 4.639 17.241 13.950 8.636
2021 77.861 15.067 9.925 7.660 4.716 17.529 14.183 8.780
2022 79.161 15.319 10.091 7.787 4.795 17.821 14.420 8.927
2023 80.482 15.575 10.260 7.918 4.875 18.119 14.661 9.076
2024 81.826 15.835 10.431 8.050 4.956 18.421 14.905 9.228
2025 83.192 16.099 10.605 8.184 5.039 18.729 15.154 9.382
2026 84.581 16.368 10.782 8.321 5.123 19.042 15.407 9.538
2027 85.993 16.641 10.962 8.460 5.209 19.360 15.664 9.697
2028 87.429 16.919 11.145 8.601 5.296 19.683 15.926 9.859
2029 88.888 17.201 11.331 8.744 5.384 20.011 16.192 10.024
2030 90.372 17.488 11.520 8.890 5.474 20.345 16.462 10.191
2031 91.881 17.780 11.713 9.039 5.566 20.685 16.737 10.361
2032 93.415 18.077 11.908 9.190 5.658 21.031 17.016 10.534
2033 94.975 18.379 12.107 9.343 5.753 21.382 17.301 10.710
2034 96.561 18.686 12.309 9.499 5.849 21.739 17.589 10.889
2035 98.173 18.998 12.515 9.658 5.947 22.102 17.883 11.071
2036 99.812 19.315 12.724 9.819 6.046 22.471 18.182 11.256
2037 101.478 19.638 12.936 9.983 6.147 22.846 18.485 11.444
Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 12
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.11
Proyeksi Penduduk Kecamatan Nanggalo
Tahun Jumlah Pdd Jumlah Penduduk/Nagari
Kecamatan Tabing Gurun Kampung Kampung Surau Kurao
Bandar Lawas Olo Lapai gadang Padang
Gadang
2017 62.229 10182 4421 13180 10484 11999 11964
2018 63.268 10352 4495 13400 10659 12200 12163
2019 64.325 10525 4570 13623 10837 12403 12367
2020 65.399 10700 4646 13851 11018 12610 12573
2021 66.491 10879 4724 14082 11202 12821 12783
2022 67.601 11061 4803 14317 11389 13035 12996
2023 68.729 11245 4883 14556 11579 13253 13213
2024 69.877 11433 4964 14799 11772 13474 13434
2025 71.043 11624 5047 15046 11969 13699 13658
2026 72.229 11818 5132 15298 12168 13928 13886
2027 73.435 12015 5217 15553 12372 14160 14118
2028 74.661 12216 5304 15813 12578 14397 14354
2029 75.908 12420 5393 16077 12788 14637 14593
2030 77.175 12627 5483 16345 13002 14881 14837
2031 78.464 12838 5575 16618 13219 15130 15085
2032 79.774 13052 5668 16895 13439 15382 15337
2033 81.106 13270 5762 17177 13664 15639 15593
2034 82.460 13492 5858 17464 13892 15900 15853
2035 83.836 13717 5956 17756 14124 16166 16118
2036 85.236 13946 6056 18052 14360 16436 16387
2037 86.659 14179 6157 18354 14599 16710 16660
Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 13
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.12
Proyeksi Penduduk Kecamatan Kuranji
Jumlah Penduduk/Nagari
Jumlah Pdd
Tahun Pasar Lubuk Korong Gunung Sungai
Kecamatan Anduring Ampang Kalumbuk Kuranji
Ambacang Lintah Gadang Sarik Sapih
2017 146.211 14.813 18.975 10.450 6.803 10.341 19.486 34.018 17.742 13.584
2018 148.652 15.061 19.292 10.624 6.916 10.514 19.811 34.586 18.038 13.811
2019 151.134 15.312 19.614 10.802 7.032 10.690 20.142 35.163 18.339 14.042
2020 153.658 15.568 19.941 10.982 7.149 10.868 20.478 35.750 18.645 14.276
2021 156.223 15.828 20.274 11.165 7.268 11.049 20.820 36.347 18.957 14.514
2022 158.831 16.092 20.613 11.352 7.390 11.234 21.168 36.954 19.273 14.757
2023 161.483 16.360 20.957 11.541 7.513 11.421 21.521 37.571 19.595 15.003
2024 164.179 16.634 21.307 11.734 7.638 11.612 21.880 38.198 19.922 15.254
2025 166.920 16.911 21.662 11.930 7.766 11.806 22.246 38.836 20.255 15.508
2026 169.707 17.194 22.024 12.129 7.896 12.003 22.617 39.484 20.593 15.767
2027 172.540 17.481 22.392 12.332 8.027 12.204 22.995 40.143 20.937 16.031
2028 175.421 17.773 22.766 12.538 8.161 12.407 23.379 40.814 21.286 16.298
2029 178.350 18.069 23.146 12.747 8.298 12.614 23.769 41.495 21.642 16.570
2030 181.327 18.371 23.532 12.960 8.436 12.825 24.166 42.188 22.003 16.847
2031 184.355 18.678 23.925 13.176 8.577 13.039 24.569 42.892 22.370 17.128
2032 187.433 18.990 24.324 13.396 8.720 13.257 24.979 43.608 22.744 17.414
2033 190.562 19.307 24.730 13.620 8.866 13.478 25.396 44.336 23.123 17.705
2034 193.744 19.629 25.143 13.847 9.014 13.703 25.820 45.077 23.509 18.000
2035 196.978 19.957 25.563 14.078 9.164 13.932 26.252 45.829 23.902 18.301
2036 200.267 20.290 25.990 14.313 9.317 14.165 26.690 46.594 24.301 18.607
2037 203.610 20.629 26.424 14.552 9.473 14.401 27.135 47.372 24.707 18.917
Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 14
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.13
Proyeksi Penduduk Kecamatan Pauh
Jumlah Penduduk/Nagari
Jumlah Pdd Binuang Limau
Tahun Kapalo Koto Lambung Limau
Kecamatan Pisang Kampung Piai Tangah Cupak Tangah Manis
Koto Luar Bukit Manis
dalam Selatan
2017 70.806 9.374 6.564 4.243 10.169 9.184 8.539 3.702 10.986 8.045
2018 71.988 9.531 6.673 4.314 10.338 9.337 8.682 3.764 11.169 8.179
2019 73.190 9.690 6.785 4.386 10.511 9.493 8.827 3.827 11.356 8.316
2020 74.412 9.852 6.898 4.459 10.687 9.652 8.974 3.891 11.545 8.455
2021 75.654 10.016 7.013 4.534 10.865 9.813 9.124 3.956 11.738 8.596
2022 76.918 10.183 7.130 4.610 11.046 9.977 9.276 4.022 11.934 8.739
2023 78.202 10.353 7.249 4.687 11.231 10.143 9.431 4.089 12.133 8.885
2024 79.507 10.526 7.370 4.765 11.418 10.312 9.589 4.157 12.336 9.034
2025 80.835 10.702 7.493 4.844 11.609 10.485 9.749 4.227 12.542 9.184
2026 82.184 10.881 7.618 4.925 11.803 10.660 9.912 4.297 12.751 9.338
2027 83.556 11.062 7.746 5.007 12.000 10.838 10.077 4.369 12.964 9.494
2028 84.952 11.247 7.875 5.091 12.200 11.019 10.245 4.442 13.181 9.652
2029 86.370 11.435 8.006 5.176 12.404 11.203 10.416 4.516 13.401 9.813
2030 87.812 11.626 8.140 5.262 12.611 11.390 10.590 4.591 13.624 9.977
2031 89.278 11.820 8.276 5.350 12.821 11.580 10.767 4.668 13.852 10.144
2032 90.768 12.017 8.414 5.440 13.035 11.773 10.947 4.746 14.083 10.313
2033 92.284 12.218 8.555 5.530 13.253 11.970 11.130 4.825 14.318 10.485
2034 93.825 12.422 8.697 5.623 13.474 12.169 11.315 4.906 14.557 10.660
2035 95.391 12.629 8.843 5.717 13.699 12.373 11.504 4.988 14.800 10.838
2036 96.984 12.840 8.990 5.812 13.928 12.579 11.696 5.071 15.047 11.019
2037 98.603 13.054 9.140 5.909 14.161 12.789 11.892 5.156 15.299 11.203
Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 15
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.14
Proyeksi Penduduk Kecamatan Koto Tangah
Jumlah Penduduk/Nagari
Jumlah Pdd Dadok Lubuk Batang Koto
Tahun Air Bungo Parupuk Lubuk Padang Pasir Nan Koto Balai Batipuh
Kecamatan Tunggul Minturun Kabung Panjang
Pacah Pasang Tabing Buaya Sarai Tigo Pulai Gadang Panjang
Hitam Sungai Lareh Ganting Ikua Koto
2017 188.576 19.549 10.702 9.285 12.882 21.042 13.901 23.808 20.704 12.761 9.760 2.522 16.575 15.085
2018 191.725 19.875 10.881 9.440 13.097 21.393 14.133 24.205 21.049 12.974 9.923 2.564 16.852 15.337
2019 194.926 20.207 11.063 9.598 13.316 21.750 14.369 24.610 21.401 13.191 10.089 2.607 17.133 15.593
2020 198.180 20.545 11.247 9.758 13.538 22.113 14.609 25.020 21.758 13.411 10.257 2.650 17.419 15.854
2021 201.489 20.888 11.435 9.921 13.764 22.483 14.853 25.438 22.121 13.635 10.428 2.695 17.710 16.118
2022 204.853 21.236 11.626 10.087 13.994 22.858 15.101 25.863 22.490 13.862 10.602 2.740 18.006 16.387
2023 208.273 21.591 11.820 10.255 14.228 23.240 15.353 26.295 22.866 14.094 10.779 2.785 18.306 16.661
2024 211.750 21.951 12.018 10.426 14.465 23.628 15.609 26.734 23.248 14.329 10.959 2.832 18.612 16.939
2025 215.285 22.318 12.218 10.600 14.707 24.022 15.870 27.180 23.636 14.568 11.142 2.879 18.923 17.222
2026 218.880 22.691 12.422 10.777 14.952 24.423 16.135 27.634 24.030 14.812 11.328 2.927 19.239 17.510
2027 222.534 23.069 12.630 10.957 15.202 24.831 16.404 28.095 24.432 15.059 11.518 2.976 19.560 17.802
2028 226.249 23.454 12.841 11.140 15.456 25.245 16.678 28.564 24.840 15.310 11.710 3.026 19.886 18.099
2029 230.027 23.846 13.055 11.326 15.714 25.667 16.956 29.041 25.254 15.566 11.905 3.076 20.218 18.401
2030 233.867 24.244 13.273 11.515 15.976 26.095 17.240 29.526 25.676 15.826 12.104 3.128 20.556 18.709
2031 237.772 24.649 13.494 11.708 16.243 26.531 17.527 30.019 26.105 16.090 12.306 3.180 20.899 19.021
2032 241.741 25.061 13.720 11.903 16.514 26.974 17.820 30.520 26.540 16.359 12.512 3.233 21.248 19.338
2033 245.778 25.479 13.949 12.102 16.790 27.424 18.118 31.030 26.984 16.632 12.721 3.287 21.603 19.661
2034 249.881 25.904 14.182 12.304 17.070 27.882 18.420 31.548 27.434 16.909 12.933 3.342 21.963 19.990
2035 254.053 26.337 14.418 12.509 17.355 28.348 18.728 32.074 27.892 17.192 13.149 3.398 22.330 20.323
2036 258.294 26.776 14.659 12.718 17.645 28.821 19.040 32.610 28.358 17.479 13.368 3.454 22.703 20.663
2037 262.607 27.224 14.904 12.930 17.939 29.302 19.358 33.154 28.831 17.771 13.592 3.512 23.082 21.008
Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 16
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
5.4 Proyeksi Kebutuhan Air Minum
Proyeksi Kebutuhan Air Minum dilakukan untuk masing-masing nagari
kecamatan yang dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini. Pada tabel tersebut bisa
dilihat adanya peningkatan kebutuhan air minum tiap-tiap kecamatan karena
dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk dalam kurun waktu 2017 sampai
dengan 2037 dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini

V- 17
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.15
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kota Padang

V- 18
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
5.4.1 Proyeksi Kebutuhan Air Minum PDAM
A. Kecamatan Bungus Teluk Kabung
Tabel 5.16
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Teluk Kabung Selatan

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 19
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.17
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Bungus Selatan

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 20
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.18
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Teluk Kabung Tengah

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 21
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.19
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Teluk Kabung Utara

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 22
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.20
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Teluk Kabung Timur

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 23
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.21
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Teluk Kabung Barat

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

Tabel 5.22
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Bungus Teluk Kabung

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 24
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
B. Kecamatan Lubuk Kilangan
Tabel 5.23
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Tarantang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 25
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.24
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Beringin

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 26
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.25
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Batu Gadang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 27
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.26
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Indarung

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 28
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.27
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Padang Besi

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 29
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.28
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Koto Lalang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 30
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.29
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Bandar Buat

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

Tabel 5.30
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Lubuk Kilangan

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 31
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
C. Kecamatan Lubuk Begalung
Tabel 5.31
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kampung Baru

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 32
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.32
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Pampangan

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 33
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.33
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Koto Baru

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 34
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.34
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Tanjung Aur

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 35
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.35
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Gurun Lawas

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 36
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.36
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Banuaran

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 37
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.37
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Lubuk Begalung

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 38
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.38
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Cengkeh

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 39
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.39
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Gates

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 40
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.40
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Pengambiran Ampalu

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 41
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.41
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Parak Laweh Pulau Air

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 42
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.42
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Pitameh Tanjung Saba

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 43
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.43
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Tanah Sirah Piai

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 44
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.44
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kampung Jua

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 45
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.45
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Tanjung Aur

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

Tabel 5.46
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Lubuk Begalung

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 46
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
D. Kecamatan Padang Selatan
Tabel 5.47
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Air Manis

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 47
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.48
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Gado-Gado

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 48
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.49
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Batang Arau

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 49
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.50
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Seberang Palinggam

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 50
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.51
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Pasa Gadang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 51
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.52
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Belakang Pondok

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 52
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.53
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Alang Laweh

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 53
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.54
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Teluk Bayur

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 54
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.55
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Rawang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 55
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.56
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Mato Air

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 56
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.57
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Seberang Padang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 57
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.58
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Ranah Parak Rumbio

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

Tabel 5.59
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang Selatan

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 58
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
E. Kecamatan Padang Timur
Tabel 5.60
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Sawahan

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 59
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.61
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Ganting Parak Gadang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 60
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.62
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Parak Gadang Timur

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 61
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.63
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kubu Marapalam

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 62
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.64
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 63
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.65
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Andalas

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 64
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.66
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Simpang Haru

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 65
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.67
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Sawahan Timur

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 66
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.68
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Jati Baru

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 67
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.69
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Jati

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

Tabel 5.70
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang Timur

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 68
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
F. Kecamatan Padang Barat
Tabel 5.71
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Belakang Tangsi

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 69
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.72
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Olo

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 70
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.73
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Ujung Gurun

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 71
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.74
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Berok Nipah

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 72
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.75
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kampung Pondok

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 73
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.76
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kampung Jao

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 74
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.77
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Purus

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 75
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.78
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Padang Pasir

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 76
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.79
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Rimbo Kaluang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 77
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.80
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Flamboyan Baru

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

Tabel 5.81
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang Barat

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 78
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
G. Kecamatan Padang Utara
Tabel 5.82
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Gunung Pangilun

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 79
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.83
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Ulak Karang Selatan

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 80
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.84
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Ulak Karang Utara

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 81
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.85
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Air Tawar Timur

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 82
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.86
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Air Tawar Barat

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 83
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.87
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Alai Parak Kopi

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 84
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.88
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Lolong Belanti

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

Tabel 5.89
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang Utara

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 85
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
H. Kecamatan Nanggalo
Tabel 5.90
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Tabing Bandar Gadang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 86
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.91
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Gurun Lawas

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 87
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.92
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kampung Olo

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 88
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.93
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kampung Lapai

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 89
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.94
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Surau Gadang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 90
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.95
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kurao Padang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016


Tabel 5.96
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Nanggalo

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 91
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
I. Kecamatan Kuranji
Tabel 5.97
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Anduring

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 92
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.98
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Pasar Ambacang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 93
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.99
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Lubuk Lintah

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 94
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.100
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Ampang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 95
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.101
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kalumbuk

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 96
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.102
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Korong Gadang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 97
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.103
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kuranji

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 98
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.104
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Gunung Sarik

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 99
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.105
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Sungai Sapih

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016


Tabel 5.106
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Kuranji

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 100
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
J. Kecamatan Pauh
Tabel 5.107
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Pisang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 101
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.108
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Binuang Kampung Dalam

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 102
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.109
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Piai Tangah

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 103
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.110
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Cupak Tangah

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 104
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.111
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Kapalo Koto

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 105
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.112
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Koto Luar

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 106
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.113
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Lambung Bukit

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 107
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.114
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Limau Manis Selatan

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 108
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.115
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Limau Manis

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

Tabel 5.116
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Pauh

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 109
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
K. Kecamatan Koto Tangah
Tabel 5.117
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Dadok Tunggul Hitam

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 110
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.118
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Aia Pacah

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 111
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.119
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Lubuk Minturun Sungai Lareh

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 112
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.120
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Bungo Pasang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 113
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.121
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Parupuk Tabing

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 114
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.122
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Batang Kabung Ganting

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 115
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.123
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Lubuk Buaya

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 116
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.124
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Padang Sarai

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 117
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.125
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Koto Panjang Ikua Koto

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 118
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.126
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Pasir Nan Tigo

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 119
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.127
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Koto Pulai

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 120
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.128
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Balai Gadang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 121
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.129
Kebutuhan Air Minum Kelurahan Batipuh Panjang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

Tabel 5.130
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Koto Tangah

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 122
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.131
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum PDAM Kota Padang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

5.4.2 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Non PDAM


Tabel 5.132
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Bungus Teluk Kabung

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 123
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.133
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Lubuk Kilangan

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 124
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.134
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Lubuk Begalung

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 125
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.135
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang Selatan

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 126
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.136
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang Timur

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 127
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.137
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang Barat

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 128
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.138
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Padang Utara

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 129
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.139
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Nanggalo

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 130
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.140
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Kuranji

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 131
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.141
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Pauh

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 132
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.142
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Koto Tangah

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

Tabel 5.143
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non PDAM (Pamsimas) Kota Padang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 133
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.144
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan
Kecamatan Bungus Teluk Kabung

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 134
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.145
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan
Kecamatan Lubuk Kilangan

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 135
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.146
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan
Kecamatan Lubuk Begalung

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 136
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.147
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan
Kecamatan Padang Selatan

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 137
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.148
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan
Kecamatan Padang Timur

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 138
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.149
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan
Kecamatan Padang Barat

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 139
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.150
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan
Kecamatan Padang Utara

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 140
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.151
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan
Kecamatan Nanggalo

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 141
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.152
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan
Kecamatan Kuranji

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 142
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.153
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan
Kecamatan Pauh

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 143
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 5.154
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan
Kecamatan Koto Tangah

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016


Tabel 5.155
Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Perpipaan Kota Padang

Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

V- 144
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
BAB 6
POTENSI AIR BAKU

6.1 Potensi Air Permukaan


6.1.1 Air Sungai
Potensi air permukaan yang dapat dimanfaatkan yaitu sungai dan danau. Pada
Kota Padang mengalir lebih dari 21 buah sungai.

Tabel 6.1 Sungai-sungai di Kota Padang


No Nama Sungai Panjang Kecamatan
(km)
1 Bt. Kuranji 17 Pauh, Kuranji, Nanggalo
2 Bt. Belimbing 5 Kuranji
3 Bt. Guo 5 Kuranji
4 Bt. Arau 5 Kuranji
5 Muaro 0,4 Padang Selatan
6 Banjir Kanal 5,5 Padang Utara, Padang Timur
7 Bt. Logam 15 Koto Tangah
8 Bt. Kandis 20 Koto Tangah
9 Bt. Tarung 12 Koto Tangah
10 Bt. Pagang - Nanggalo
11 Gayo 5 Pauh
12 Padang Aru 4 Lubuk Kilangan
13 Padang Idas 2 Koto Tangah
14 Kampung Juar 6 Lubuk Begalung
15 Bt. Aru 4 Lubuk Kilangan
16 Kayu Aro 3 Bungus Teluk Kabung
17 Timbalun 2 Bungus Teluk Kabung
18 Sarasah 3 Bungus Teluk Kabung
19 Pisang 2 Bungus Teluk Kabung
20 Bandar Jati 2 Bungus Teluk Kabung
21 Koto 2 Padang Timur
Sumber : Padang Dalam Angka Tahun 2016

6.1.2 Danau, Rawa, dan Situ


Situ dan rawa merupakan semacam tanah berlumpur yang terbuat secara
alami, atau buatan manusia dengan mencampurkan air tawar dan air laut, secara
permanen atau sementara. Danau, situ, dan rawa tidak digunakan sebagai sumber
air baku bagi penyediaan air baku di Kota Padang.

VI- 1
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 6.1 Peta Daerah Aliran Sungai Kota Padang

VI- 2
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
6.2 Potensi Air Tanah
Potensi dan ketersediaan air tanah dipengaruhi oleh karakteristik hidrologi
dan karakteristik geologi penyusun wilayahnya. Kondisi air tanah dipengaruhi oleh
karakteristik hidrologi yang ditentukan oleh kondisi geologi penyusun wilayahnya.
Dari hasil survey mata air di Kota Padang umumnya menunjukkan bahwa
lokasi sungai yang digunakan berasal dari sungai- sungai besar yang terdapat di
Kota Padang. Debit sungai ini akan berfluktuasi sesuai dengan musim, dan di
musim penghujan debit sungai ini akan semakin meningkat sesuai dengan tingkat
fluktuasi debit yang berkorelasi positif dengan besar curah hujan yang terjadi.

6.3 Neraca Air (Water Balance)


Neraca air merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat pada
periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air tersebut kelebihan
(surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui kondisi air pada
surplus dan defisit dapat mengantisipasi bencana yang kemungkinan terjadi, serta
dapat pula untuk mendayagunakan air sebaik-baiknya.

6.4 Alternatif Sumber Air Baku


Semua sumber air yang ada di Kota Padang, baik sumber air permukaan dan
mata air serta danau, bisa dijadikan sebagai pengembangan sumber air baku dan
alternatif sumber air baku untuk Kota Padang.
Tabel 6.4
Alternatif Sumber Air Baku
Debit Max
No Nama Jenis Pemanfaatan
(m3/dtk)
1 Air Dingin 10.224 sungai Air Minum
2 Air Timbalun 262,5 Sungai Air Minum
3 Batang Arau 15.883 Sungai Air Minum
4 Batang Kandih 1,289 Sungai Air Minum
5 Batang Kuranji 26.993 Sungai Air Minum
7 Batang Anai sungai Air Minum
Sumber: Analisa & Perhitungan Konsultan 2016

Debit sumber air minum PDAM Kota Padang cukup besar untuk memenuhi
kebutuhan air Kota Padang. Dilihat secara fisik, Sumber air Kota Padang dapat
dikatakan jernih. Namun akan terlihat keruh disaat hari hujan.

VI- 3
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
6.5 Usulan Perizinan Pengambilan Air Baku
Usulan perizinan pengambilan air baku ini harus dilakukan untuk
mendapatkan status hukum atas air baku dalam bentuk akta notaris. Dalam
perizinan ini tertuang kesepakatan tentang kuasa pengunaan air dengan
memperhatikan berbagai aspek sosial, ekonomi dan kemasyarakatan. Karena di
samping sumber air baku untuk perencanaan SPAM, air baku yang ada juga telah
digunakan untuk kebutuhan lainnya. Untuk itu kesepakatan untuk tiap sumber air
baku berbeda, sesuai dengan kondisi keberfungsian sebelumnya.
Kemudian untuk perizinan ini perlunya suatu studi pendahuluan untuk
kelayakan (feasibility Study) dari sumber-sumber yang akan digunakan termasuk
perizinan pemakaian sumber. Untuk memastikan pengambilan air baku yang
diijinkan untuk pengembangan SPAM terlebih dahulu harus dilakukan analisis
water balance. Dari analisis water balance akan diketahui pengambilan sumber air
baku untuk SPAM termasuk tingkat keandalan. Hasil water balance ini digunakan
sebagai pedoman pengembangan SPAM dan dilanjutkan dengan sosialisasi dengan
instansi terkait dan pengguna air sebelumnya pada tingkat DAS.
Sebelum tahapan konstruksi pengembangan SPAM terlebih dahulu harus
dilakukan proses perijinan pemanfaatan sumber air (SIPA). Perijinan (SIPA) sangat
penting dilakukan untuk menghindari adanya konflik antar pengguna air
sebelumnya dengan pengguna air untuk SPAM.
Perijinan sumber air baku disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan
wilayah pelayanan. Oleh sebab itu bila telah mendapatkan kepastian tentang
wilayah pelayanan yang dimaksud secepatnya diproses perijinannya.
1. Perijinan Pengambilan Mata Air
Pengambilan mata air hanya dapat dilaksanakan oleh instansi Pemerintah yang
memiliki tugas dan fungsi di bidang air tanah, masyarakat atau badan usaha
yang telah memiliki izin. Pengambilan mata air baru bisa dilaksanakan apabila
terlebih dahulu sudah dilakukan pengkajian hidrogeologi sehingga tidak
mengganggu kepentingan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Permohonan untuk memperoleh izin pengambilan mata air dilengkapi dengan
persyaratan minimal:

VI- 4
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
a. Persetujuan pemanfaatan lahan di sekitar lokasi sumber mata air;
b. Rencana lokasi sumber mata air pada peta situasi skala 1 : 10.000 dan peta
topografi skala 1 ; 50.000;
c. Kajian Hidrogeologi serta dokumen UKL dan UPL, atau AMDAL;
d. Persyaratan lain yang ditetapkanPemerintah Kabupaten/Kota.
2. Perijinan Pengambilan Air Tanah
Setiap izin pengambilan air tanah berlaku dalam periode waktu tertentu dan
dapat diperpanjang sesuai dengan peraturan daerah setempat. Pengambilan dan
pemanfaatan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air minum dan rumah
tangga dengan batas pengambilan tertentu (< 50 m3/bulan) dapat dilakukan
tanpa izin aepanjang tidak menimbulkan kerusakan air tanah dan lingkungan
disekitarnya. Apabila pengambilan dan pemanfaatan air tanah ternyata
menimbulkan kerusakan, yang bersangkutan wajib mengganti sesuai dengan
peraturan perundangan-perundangan yang berlaku.
Izin pengambilan dan pemanfaatan air tanah menjadi batal apabila secara
alamiah tidak ada lagi persediaan air tanah pada akuifer yang bersangkutan.
Dalam keadaan memaksa izin pengambilan dan pemanfaatan air tanah dapat
dibekukan sementara untuk kepentingan konservasi dan pemenuhan prioritas
penggunaan air tanah.
Permohonan untuk memperoleh izin pengambilan air tanah dilengkapi dengan
persyaratan minimal:
a. Laporan pengeboran yang dilampiri dengan izin pengeboran, gambar
penampang litologi, konstruksi sumur bor, hasil uji pemompaan, dan
analisis fisika kimia air tanah;
b. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah kabupaten/kota.
3. Perijinan Pengambilan Air Permukaan
Pengambilan air permukaan hanya dapat dilakukan oleh instansi Pemerintah
yang memiliki tugas dan fungsi di air permukaan, dan masyarakat atau badan
usaha yang telah memiliki izin. Izin pengembilan air bisa dilakukan setelah
dilakukan pengkajian keseimbangan air (water balance) yang menunujukkan

VI- 5
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
potensi sumber daya air, pemanfaatan dan keseimbangan air sehingga tidak
mengganggu kepentingan masyarakat sekitarnya.
Permohonanan untuk memperoleh izin pengambilan air permukaan dilengkapi
dengan persyaratan minimal:
a. Informasi mengenai potensi dan pemanfaatan sumber daya air;
b. Rencana lokasi intake pada peta situasi skala 1 : 10.000 dan pada peta
topografi skala 1 : 50.000;
c. Kajian Water balance serta dokumen UKL dan UPL, atau AMDAL.
4. Persyaratan lain yang ditetapkan Kementerian PU Ditjen Sumber Daya Air.

VI- 6
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
BAB 7
RENCANA PENGEMBANGAN
SPAM

7.1 Kebijakan, Struktur dan Pola Ruang Pemanfaatan Ruang Wilayah


7.1.1 Kebijakan Tata Ruang
Rencana umum tata ruang kabupaten/kota adalah penjabaran RTRW provinsi
ke dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah kabupaten/kota yang sesuai
dengan fungsi dan peranannya di dalam rencana pengembangan wilayah provinsi
secara keseluruhan, strategi pengembangan wilayah ini selanjutnya dituangkan ke
dalam rencana struktur dan rencana pola ruang operasional. RTRW Kota Padang
harus terintegrasi dengan kebijakan RTRW Propinsi Sumatera Barat.
Struktur tata ruang Kota Padang yang dituju tetap dipertahankan dari waktu
ke waktu,yaitu struktur tata ruang yang terbentuk dari pola pemanfaatan lahan
dengan banyak pusat (multiple nucler) pelayanan, yang terdiri dari Pusat Utama,
Pusat Lingkungan maupun Pusat-pusat pelayanan lainnya.
Melihat karakteristik fisik dasar Kota Padang yang memiliki banyak
keterbatasan, luasan daerah potensial untuk pembangunan kegiatan perkotaan
relatif kecil, adanya kawasan lindung yang harus dilestarikan, adanya kawasan-
kawasan kritis dan rawan bencana dan kendala lainnya, pendekatan pengembnagn
fisik dengan pola terpusat (concentric pattern) mungkin perlu dipertimbangkan
dalam pengembangan Kota Padang dimasa mendatang.
Kebijakan dan strategi serta pola pemanfaatan ruang Kota Padang adalah
sebagai berikut:

VII- 1
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
7.1.2 Struktur Tata Ruang
Rencana struktur ruang wilayah kota merupakan kerangka sistem pusat-pusat
pelayanan kegiatan kota yang berhierarki dan satu sama lain dihubungkan oleh
sistem jaringan prasarana wilayah kota. Rencana struktur ruang wilayah Kota
Padang dirumuskan dengan kriteria:
1. Arahan Pengembangan dan distribusi penduduk yang merupakan perkiraan
jumlah penduduk hingga akhir tahun perencanaan yang selanjutnya diuraikan
dalam rencana pendistribusian untuk setiap kawasan/ kecamatan sesuai dengan
daya dukung;
2. Rencana Sistem Pusat-pusat pelayanan yang merupakan pengembangan sistem
penyebaran pusat-pusat pelayanan Kota yang disusun secara hirarkis dan
terstruktur sesuai dengan arahan dan rencana fungsi masing-masing pusat;
3. Rencana Sistem Jaringan transportasi merupakan pengembangan sistem jaringan
yang menggambarkan pola pergerakan dan penyebaran prasarana penunjangnya
yang dikaitkan sistem pusat-pusat pelayanan, hubungan regional dan arah
pengembangan kota untuk jangka panjang;
4. Rencana sistem jaringan utilitas adalah pengembangan sistem jaringan
pelayanan yang memungkinkan kota dapat terlayani secara optimal dengan
memperhatikan arahan pengembangan dan distribusi penduduk, sistem pusat-
pusat pelayanan serta arah pengembangan kota dalam jangka panjang.

VII- 2
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 7.1 Rencana Struktur Ruang Kota Padang

VII- 3
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Struktur pusat pelayanan yang direcanakan adalah berupa Pusat
Jamak/Polisentrik (Pusat lebih dari satu). Dengan rencana pengembangan sebagai
berikut:
1. Pusat Pelayanan Pemerintahan Provinsi;
Pusat pelayanan pemerintahan provinsi Sumatera Barat kegiatan pelayanannya
tetap diarahkan di lokasi yang selama ini sudah dimanfaatkan, khusunya di
sepanjang Jalan Jendral Sudirman dan Jalan Khatib Sulaeman. Untuk instansi-
instansi yang lokasinya masih tersebar, dimasa mendatang secara bertahap
dapat diarahkan pengembangannya di kedua koridor jalan tersebut.
2. Pusat Pelayanan Pemerintahan Kota
Pengembangan Pusat Pelayanan Pemerintahan Kota di Lokasi yang baru untuk
10 tahun ke depan perlu direncanakan. Lokasi pusat pelayanan pemerintahan
kota (Balai Kota) saat ini dinilai kurang representatif, baik dilihat dari sisi
rancang kota (urban design), keindahan kota (urban aesthefics) maupun dilihat
dari segi kemudahan pencapainnya (accessibility), karena letaknya yang
ditengah kota dan bersebelahan dengan pasa. Pengembangan Pusat Pelayanan
Pemerintahan Kota di Kawasan Air Pacah perlu ditindaklanjuti dengan studi
perencanaan, studi kelayakan dan studi Amdal.
3. Pusat Pelayanan Ekonomi (Perdagangan dan Jasa)
Walaupun secara historis kegiatan ekonomi Kota Padang tumbuh dan
berkembang mulai dari kawasan Muaro/ Pondok dan menjalar samapai
kebagian pasar Raya, namun perkembangan Kota menuntut pengembangan
lokasi- lokasi yang baru. Kegiatan Perdagngan grosir dan Pasar Ternak
diarahkan ke Kawasan Air Pacah dan Pasar Induk ke Anak Air. Sedangkan
kegiatan pasar modern (mall, plaza, supermarket) dapat dikembangkan pada
titik tertentu (hot-spot)sejauh tidak mengganggu kegiatan perdagangan
tradisional.

VII- 4
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
4. Pusat Pelayanan Sosial dan Budaya
Kegiatan-kegiatan untuk mendukung pelayanan sosial budaya selama ini tetap
dipertahankan dan ditingkatkan kondisi serta jangkauan pelayanannya.
Kedepan Kota Padang memerlukan Pengembangan Pusat Pelayanan Sosial dan
Budaya dengan skala yang lebih besar dan cakupan pelayanannya setingkat
provinsi atau lebih luas lagi. Pengembangan Pusat Studi Islam dan Kajian
Budaya Minangkabau di Sekitar Limau Manis merupakan pusat pelayanan
yang harus didukung pengembangannya oleh semua pihak.
5. Pusat Pelayanan Industri
Padang Industrial Park (PIP) dibagian utara, Bandar buat/ Indarung di bagian
Timur dan Bungus di bagian Selatan diharapkan akan menjadi sentra-sentra
kegiatan industri yang dapat memberikan nilai tambah terhadap perekonomian
kota maupun terhadapa penyerapan tenaga kerja. Mengurangi limbah
berbahaya dan meminimalisir pengrusakan lingkungan harus menjadi landasan
pokok dalam pengembangan kegiatan Industri di ke-3 kawasan tersebut.
6. Pusat Pelayanan Transportasi (darat, laut dan udara)
Pelabuhan Teluk Bayur akan menjadi pusat pelayanan transportasi laut,
terminal regional Bingkuang akan menjadi Pusat pelayanan transportasi darat
dan Bandara Ketaping akan menjadi pusat pelayanan transportasi udara. Ketiga
pusat pelayanan tersebut mempunyai skala pelayanan lokal, nasional, regional
maupun internasional.
7. Pusat Pelayanan Pariwisata (Lokal dan Regional)
Pusat pelayanan yang paling dibutuhkan untuk mendukung pengembangan
sektor pariwisata adalah pengembangan pusat pelayana pariwisata Pusat
Pelayanan Pariwisata dimaksud dapat berupa pusat informasi dan pelayanan
yang terintegrasi de gan pusat serupa diberbagai Kota di Sumatera Barat
maupun ditingkat nasional maupun Internasional.

VII- 5
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
8. Pusat Pelayanan Pendidikan (Lokal dan Regional)
Sejak lama Kota Padang dikenal sebagai pusat pendidikan di Pulau Sumatera.
Untuk terus mengembangkan fungsi sebagai kota pendidikan dengan skala
pelayanan lokal dan regional dibutuhkan pengembangan pusat pelayanan
pendidikan yang tata dan direncanakan secara terpadu dan modern.
Pengembanagn pusat pendidikan di integrasikan dengan pengembangan sarana
untuk pelatihan dan penelitian.
7.1.3 Pola Pemanfaatan Ruang
Sesuai dengan Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota, Daya
dukung dan daya tampung wilayah kota, Kebutuhan ruang untuk pengembangan
kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan; dan Ketentuan peraturan perundang-
undangan terkait, maka konsep pengembangan pola ruang Kota Padang adalah
mengembangkan 2 (dua) fungsi yaitu rencana kawasan budidaya perkotaan dan
rencana kawasan lindung. Kedua fungsi tersebut mempunyai hubungan keterkaitan
atau bersinergi untuk mencapai tujuan penataan ruang Kota Padang khususnya dan
Visi pembangunan Kota Padang umumnya.
Rencana pola pemanfaatan ruang kota padang diuraikan dalam bentuk:
1. Rencana Kawasan Budidaya Perkotaan yang mencakup peraturan:
a. Kawasan perumahan dan pemukiman;
b. Kawasan Jasa (Perdagangan/niaga/bisnis/komersial, sosial-budaya,
pendidikan, perkantoran pemerintah dan swasta, transportasi dan
pariwisata);
c. Kawasan pertanian dan Ruang Terbuka Hijau (Pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan, taman kota, taman pemakaman umum dan makam
pahlawan);
d. Kawasan Pembuangan dan Pengolahan Akhir Sampah.
2. Rencana Kawasan Lindung yang mencakup pengaturan :

VII- 6
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
a. Kawasan resapan air dan kawasan yang memberikan perlindungan bagian
kawasan bawahannya;
b. Sempadan pantai, sungai, sekitar mata air dan kawasan terbuka hijau kota;
c. Cagar Alam/ pelestarian alam, suaka margasatwa;
d. Taman Hutan Raya;
e. Kawasan Cagar Budaya;
f. Kawasan rawan gempa, rawan tanah longsor, rawan gelombang pasang
dan rawan banjir.

7.2 Rencana Sistem Pelayanan


Rencana sistem pelayanan untuk SPAM Kota Padang dibagi menjadi
pelayanan kota, yaitu sistem pengelolaan SPAM bisa melalui PDAM atau Non
PDAM (masyarakat) dan sistem pelayanan non perpipaan yang direncanakan untuk
kelurahan yang berada jauh dari lokasi kota serta tidak memiliki sumber air baku.
7.2.1 Rencana Sistem Pelayanan Perpipaan PDAM
Perkembangan Kota Padang memberikan implikasi yang sangat besar
terhadap kebutuhan produksi tambahan yang diperlukan. Dengan demikian,
kebijakan dan strategi pengembangan sistem utilitas air bersih dan air minum
dilakukan dengan:
1. Penambahan tingkat cakupan pelayanan PDAM menjadi 78 persen cakupan
pelayanan yang dapat menjangkau semua wilayah Kota Padang terutama Kota
Padang di tahun 2019 hingga 2037.
a. Penambahan sambungan rumah tangga.
b. Pelayanan 24 jam
2. Mempertahankan keseimbangan kebutuhan air bersih antara kapasitas dan
volume air bersih dengan jumlah pelanggan PDAM. Dilakukan dengan strategi
menambah kapasitas dan volume sistem tandon (reservoir) sebagai sistem
distribusi ke pelanggan PDAM.

VII- 7
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
3. Penambahan sumber air menjadi salah satu kebijakan dan strategi
pengembangan sistem utilitas air bersih.
a. Mengadakan survey sumber air alternatif;
b. Pengurusan ijin pengambilan sumber air baku.
4. Penurunan angka kehilangan air (NRW) menjadi 20 %
5. Pelunasan hutang tahun 2019
6. Penyusunan program Water Bank (Bank Air) dengan konsep konservasi dan
reboisasi (pengamanan % perlindungan sumber air baku) di Hulu DAS Batang
Kuranji. (terbentuk regulasi penetapan kawasan untuk Water Bank)
7. Pelayanan air minum untuk Pertamina Bungus, Pelabuhan Bungus dan
pelayanan kawasan Bungus teluk Kabung mulai akhir tahun 2016 tuntas tahun
2020.
8. Pelayanan air minum untuk pelanggan komersil di kota Padang mulai tahun
2016 sd tahun 2019 tercapai 80 %.
9. Penyusunan DED WTP di Batu Busuk tahun 2016, Pembangunan WTP 500
l/det tahun 2017-2019
10. Seminar International Tentang Water Bank, Desember 2015,
11. Penambahan kapasitas produksi menjadi 1,800 l/det tahun 2018

VII- 8
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 7.1
Rencana Daerah Pelayanan Perpipaan PDAM Dengan Sistem Zonasi

Zona Unit Sumber Air Baku Daerah Pelayanan Kecamatan

Kec. Nanggalo, Kec. Padang


 IPA Gunung Pangilun (Sungai Utara, Kec. Padang Barat, Kec.
Pelayanan Pusat
Batang Kuranji) Padang Timur, Kec. Padang
Selatan
 IPA Taban (Sungai Taban,
Sungai Duo, Sungai Sarik),
 IPA Latung (Sungai Latung,
Kec. Koto Tangah, Kec. Kuranji,
Pelayanan Utara Sungai Garing),
Kec. Nanggalo, Kec. Padang Utara
 IPA Guo Kuranji (Sungai
Tempurung)
 Sungai Batang Anai
 IPA Lubuk Paraku (Sungai
Lubuk Paraku)
 IPA Ulu Gadut (Sungai
Kec. Lubuk Kilangan, Kec. Lubuk
Sarasah, Sungai Sikayan)
Pelayanan Selatan Begalung, Kec. Pauh, Kec.
 IPA Pengambiran (Sungai
Bungus
Batang Balun)
 IPA Bungus (Sungai
Timbalun)
Sumber : Analisa dan Perhitungan Konsultan 2016

7.2.2 Rencana Sistem Pelayanan Non PDAM (Pamsimas)


Sistem pelayanan perpipaan non PDAM merupakan sistem penyediaan air
minum perdesaan dimana sistem ini umumnya dibangun melalui swadaya
masyarakat, bantuan pemerintah daerah dan melalui program pemberdayaan
masyarakat.
Sebagian besar memanfaatkan mata air atau air permukaan yang ada disekitar
kelurahan kemudian dibuat bangunan penangkap air sederhana selanjutnya
dialirkan secara gravitasi ke wilayah kelurahan. Sistem Pelayanan Non PDAM yang
terdapat di Kota Padang adalah Pamsimas. Rencana Sistem Pelayanan Pamsimas
tidak ada pengembangan. Hal ini disebabkan karena pelayanan pamsimas di Kota
Padang mulai dari tahun 2016 tidak dilanjutkan.

VII- 9
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
7.2.3 Rencana Sistem Pelayanan Bukan Jaringan Perpipaan
Sistem non perpipaan yang berupa sumur dangkal (sumur bor/sumur gali)
baik individual maupun komunal. Sistem ini terdapat di daerah yang tidak dapat
terjangkau oleh sistem perpipaan, akan tetapi daerah ini memiliki air tanah relatif
bagus, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu sistem
pelayanan bukan jaringan perpipaan di Kota Padang dilakukan pengembangan pada
daerah-daerah yang tidak dapat dilayani oleh PDAM maupun oleh Pamsimas.

7.3 Rencana Pengembangan SPAM


Untuk mengantisipasi perkembangan tersebut, dinilai penting mengevaluasi
berbagai prasarana yang telah ada dan kemudian menetapkan berbagai program
pengembangan dalam rangka menunjang peningkatan dinamika berbagai sektor.
Salah satu prasarana yang vital adalah air minum.
Penyusunan Rencana Induk SPAM Kota Padang Propinsi Sumatera Barat
didasarkan atas hasil pemilihan sistem SPAM. Penyusunan rencana pengembangan
SPAM secara umum ada tiga tahap yaitu rencana induk pengembangan SPAM
Jangka Pendek, Jangka Menengah dan Jangka Panjang.
1. Rencana jangka pendek
Rencana pengembangan jangka pendek periode waktu dua – lima tahun yaitu
yaitu tahun 2017 sampai 2022. Rencana Induk penembangan SPAM Jangka
pendek dilakukan bersamaan dengan Penyusuan RISPAM. Pengembangan
SPAM Jangka Pendek dilakukan di setiap kecamatan dengan target persentase
pelayanan sebesar 100% pada akhir tahun 2019 dengan masing-masing tingkat
pelayanan PDAM 62%, Pamsimas 12% dan Bukan Jaringan Perpipaan 26 %.
2. Rencana jangka Menengah
Rencana pengembangan jangka menengah periode waktu lima tahun yaitu
periode tahun 2022 sampai 2027. Rencana Induk pengembangan SPAM
Jangka menengah dilakukan pemenuhan kebutuhan air penduduk 100 % pada

VII- 10
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
tahun 2022-2027, kebutuhan air minum baik domestik maupun non domestik
sampai tahun 2026, kondisi sumber air baku baik kuantitas, kualitas maupun
kontinuitas serta perencanaan jaringan distribusi air minum. Pada perencanaan
ini akan dilakukan kegiatan keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi
dan rencana pembiayaan dan pola investasi pengembangan spam serta rencana
pengembangan kelembagaan penyelenggaraan SPAM. Masing- masing tingkat
pelayanan PDAM 67%, Pamsimas 11% dan Bukan Jaringan Perpipaan 22 %.
3. Rencana Jangka Panjang
Rencana pengembangan jangka panjang periode waktu dua puluh tahunan
yaitu periode tahun 2017 sampai 2037. Rencana Induk pengembangan SPAM
Jangka panjang dilakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan air minum
masyarakat 100 % dari kebutuhan air minum penduduk. Pada perencanaan ini
akan dilakukan kegiatan keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi dan
rencana pembiayaan dan pola investasi pengembangan SPAM. Masing-
masing tingkat pelayanan PDAM 78%, Pamsimas 9% dan Bukan Jaringan
Perpipaan 13 %.

VII- 11
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
7.4 Kebutuhan air
7.4.1 Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air domestik merupakan kebutuhan air yang sangat ditentukan
oleh pola konsumsi penduduk. Kebutuhan air domestrik digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air dalam aktivitas atau kegiatan sehari-hari penduduk,
misalnya mandi, mencuci, minum, memasak, dan sebagainya. Kebutuhan air
domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan, kebutuhan
air perkapita dan proyeksi waktu air akan digunakan. Kebutuhan air domestik
terdiri atas sambungan langsung dan hidran umum.
Tabel 7.3
Kebutuhan Air Domestik PDAM Kota Padang
Kebutuhan Air Bersih (l/dt)
No Kecamatan
2017 2022 2027 2032 2037
1 Bungus Teluk Kabung 11,66 16,26 22,04 29,22 38,05
2 Lubuk Kilangan 21,97 35,73 48,44 64,23 83,64
3 Lubuk Begalung 64,05 97,66 129,46 168,55 232,77
4 Padang Selatan 40,46 54,29 71,37 92,27 126,03
5 Padang Timur 86,43 112,01 142,92 180,04 224,34
6 Padang Barat 60,78 76,43 92,10 109,92 130,12
7 Padang Utara 86,54 111,41 141,33 168,66 199,67
8 Nanggalo 73,89 95,14 120,69 144,04 170,51
9 Kuranji 73,31 105,89 155,97 219,97 300,47
10 Pauh 29,89 51,28 75,53 106,53 145,51
11 Koto Tangah 141,83 212,45 292,59 392,83 516,70
Total 690,80 968,53 1.292,43 1.676,26 2.167,82
Sumber : Analisa dan Perhitungan Konsultan 2016

VII- 12
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
KEBUTUHAN AIR MINUM DOMESTIK PDAM
KOTA PADANG

516,70
392,83
300,47

292,59
KEBUTUHAN AIR (L/DT)

232,77

224,34

219,97

212,45
199,67
180,04

170,51
168,66
168,55

155,97

145,51
144,04
142,92

141,83
141,33
130,12
129,46

126,03

120,69
112,01

111,41
109,92

106,53
105,89
97,66

95,14
92,27

92,10

86,54
86,43
83,64

76,43

75,53
73,89

73,31
71,37
64,23

64,05

60,78
54,29

51,28
48,44

40,46
38,05

35,73

29,89
29,22
22,04

21,97
16,26
11,66

Bungus Teluk Lubuk Lubuk Padang Padang


Padang Barat Padang Utara Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah
Kabung Kilangan Begalung Selatan Timur
2017 11,66 21,97 64,05 40,46 86,43 60,78 86,54 73,89 73,31 29,89 141,83
2022 16,26 35,73 97,66 54,29 112,01 76,43 111,41 95,14 105,89 51,28 212,45
2027 22,04 48,44 129,46 71,37 142,92 92,10 141,33 120,69 155,97 75,53 292,59
2032 29,22 64,23 168,55 92,27 180,04 109,92 168,66 144,04 219,97 106,53 392,83
2037 38,05 83,64 232,77 126,03 224,34 130,12 199,67 170,51 300,47 145,51 516,70

Gambar 7.3
Grafik Kebutuhan Air Domestik PDAM Kota Padang

VII- 13
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 7.4
Kebutuhan Air Domestik Non PDAM Kota Padang
Kebutuhan Air Bersih (l/dt)
No Kecamatan
2017 2022 2027 2032 2037
1 Bungus Teluk Kabung 18,71 19,86 21,01 23,30 24,45
2 Lubuk Kilangan 25,80 27,38 28,97 32,13 33,72
3 Lubuk Begalung 18,92 20,08 21,24 23,57 24,73
4 Padang Selatan 2,93 3,12 3,30 3,65 3,83
5 Padang Timur - - - - -
6 Padang Barat - - - - -
7 Padang Utara - - - - -
8 Nanggalo 6,70 7,11 7,52 8,34 8,75
9 Kuranji 18,63 19,77 20,92 23,20 24,35
10 Pauh 22,36 23,74 25,11 27,86 29,23
11 Koto Tangah 43,38 46,04 48,70 54,03 56,70
Total
157,43 167,10 176,76 196,10 205,76
Sumber : Analisa dan Perhitungan Konsultan 2016

Tabel 7.5
Kebutuhan Air Domestik Non Perpipaan Kota Padang
Kebutuhan Air Bersih (l/dt)
No Kecamatan
2017 2022 2027 2032 2037
1 Bungus Teluk Kabung 3,00 6,15 8,83 13,30 18,19
2 Lubuk Kilangan 11,72 12,67 10,68 8,19 4,00
3 Lubuk Begalung 44,78 73,76 67,81 61,29 46,57
4 Padang Selatan 21,85 39,19 40,75 42,65 42,72
5 Padang Timur 11,89 13,71 11,45 8,63 5,90
6 Padang Barat 0,63 - - - -
7 Padang Utara 9,62 7,76 6,37 4,61 -
8 Nanggalo 3,29 2,84 1,09 - -
9 Kuranji 64,64 109,01 120,16 132,49 136,97
10 Pauh 24,30 39,86 34,67 28,35 17,01
11 Koto Tangah 40,19 42,65 45,12 50,06 52,52
Total
235,89 347,60 346,93 349,55 323,89
Sumber : Analisa dan Perhitungan Konsultan 2016

VII- 14
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
KEBUTUHAN AIR MINUM DOMESTIK NON PDAM (PAMSIMAS)
KOTA PADANG

56,70
54,03
48,70
46,04
43,38
33,72
32,13
KEBUTUHAN AIR (L/DT)

29,23
28,97

27,86
27,38
25,80

25,11
24,73
24,45

24,35

23,74
23,57
23,30

23,20

22,36
21,24
21,01

20,92
20,08
19,86

19,77
18,92
18,71

18,63
8,75
8,34
7,52
7,11
6,70
3,83
3,65
3,30
3,12
2,93

-
-
-
-
-

-
-
-
-
-

-
-
-
-
-
Bungus Teluk Lubuk Lubuk Padang Padang Padang
Padang Barat Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah
Kabung Kilangan Begalung Selatan Timur Utara
2017 18,71 25,80 18,92 2,93 - - - 6,70 18,63 22,36 43,38
2022 19,86 27,38 20,08 3,12 - - - 7,11 19,77 23,74 46,04
2027 21,01 28,97 21,24 3,30 - - - 7,52 20,92 25,11 48,70
2032 23,30 32,13 23,57 3,65 - - - 8,34 23,20 27,86 54,03
2037 24,45 33,72 24,73 3,83 - - - 8,75 24,35 29,23 56,70

Gambar 7.4
Grafik Kebutuhan Air Domestik Non PDAM Kota Padang

VII- 15
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
KEBUTUHAN AIR MINUM DOMESTIK NON PERPIPAAN
KOTA PADANG

136,97
132,49
120,16
109,01
73,76
KEBUTUHAN AIR (L/DT)

67,81

64,64
61,29

52,52
50,06
46,57

45,12
44,78

42,72
42,65

42,65
40,75

40,19
39,86
39,19

34,67
28,35
24,30
21,85
18,19

17,01
13,71
13,30

12,67

11,89
11,72

11,45
10,68

9,62
8,83

8,63
8,19

7,76
6,37
6,15

5,90

4,61
4,00

3,29
3,00

2,84
1,09
0,63
-
-
-
-

-
-
Bungus
Lubuk Lubuk Padang Padang Padang Padang
Teluk Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah
Kilangan Begalung Selatan Timur Barat Utara
Kabung
2017 3,00 11,72 44,78 21,85 11,89 0,63 9,62 3,29 64,64 24,30 40,19
2022 6,15 12,67 73,76 39,19 13,71 - 7,76 2,84 109,01 39,86 42,65
2027 8,83 10,68 67,81 40,75 11,45 - 6,37 1,09 120,16 34,67 45,12
2032 13,30 8,19 61,29 42,65 8,63 - 4,61 - 132,49 28,35 50,06
2037 18,19 4,00 46,57 42,72 5,90 - - - 136,97 17,01 52,52

Gambar 7.5
Grafik Kebutuhan Air Domestik Non Perpipaan Kota Padang

VII- 16
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
7.4.2 Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air non-domestik merupakan kebutuhan air yang digunakan untuk
keperluan non rumah tangga dan sambungan kran umum. Kebutuhan air non
domestik misalnya seperti penyediaan air bersih untuk perkantoran, perdagangan
serta fasilitas sosial seperti tempat-tempat ibadah, sekolah, hotel, puskesmas, serta
pelayanan jasa umum lainnya. Besarnya kebutuhan air non domestik ini pada setiap
wilayah tidak selalu sama, tergantung besar kecilnya aktivitas yang berkembang di
wilayah tersebut. Namun, secara umum besaran kebutuhan air non domestik adalah
15% - 30% dari kebutuhan air domestik. Untik Kota Padang besaran kebutuhan air
yang digunakan adalah 20%.
Tabel 7.6
Kebutuhan Air Non Domestik PDAM Kota Padang
Kebutuhan Air Bersih (l/dt)
No Kecamatan
2017 2022 2027 2032 2037
1 Bungus Teluk Kabung 2,33 3,25 4,41 5,84 7,61
2 Lubuk Kilangan 4,39 7,15 9,69 12,85 16,73
3 Lubuk Begalung 12,81 19,53 25,89 33,71 46,55
4 Padang Selatan 8,09 10,86 14,27 18,45 25,21
5 Padang Timur 17,29 22,40 28,58 36,01 44,87
6 Padang Barat 12,16 15,29 18,42 21,98 26,02
7 Padang Utara 17,31 22,28 28,27 33,73 39,93
8 Nanggalo 14,78 19,03 24,14 28,81 34,10
9 Kuranji 14,66 21,18 31,19 43,99 60,09
10 Pauh 5,98 10,26 15,11 21,31 29,10
11 Koto Tangah 28,37 42,49 58,52 78,57 103,34
Total 138,16 193,71 258,49 335,25 433,56
Sumber : Analisa dan Perhitungan Konsultan 2016

VII- 17
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
KEBUTUHAN AIR MINUM NON DOMESTIK PDAM
KOTA PADANG

103,34
78,57
60,09

58,52
KEBUTUHAN AIR (L/DT)

46,55

44,87

43,99

42,49
39,93
36,01

34,10
33,73
33,71

31,19

29,10
28,81
28,58

28,37
28,27
26,02
25,89

25,21

24,14
22,40

22,28
21,98

21,31
21,18
19,53

19,03
18,45

18,42

17,31
17,29
16,73

15,29

15,11
14,78

14,66
14,27
12,85

12,81

12,16
10,86

10,26
9,69

8,09
7,61

7,15

5,98
5,84
4,41

4,39
3,25
2,33

Bungus Teluk Lubuk Lubuk Padang


Padang Timur Padang Barat Padang Utara Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah
Kabung Kilangan Begalung Selatan
2017 2,33 4,39 12,81 8,09 17,29 12,16 17,31 14,78 14,66 5,98 28,37
2022 3,25 7,15 19,53 10,86 22,40 15,29 22,28 19,03 21,18 10,26 42,49
2027 4,41 9,69 25,89 14,27 28,58 18,42 28,27 24,14 31,19 15,11 58,52
2032 5,84 12,85 33,71 18,45 36,01 21,98 33,73 28,81 43,99 21,31 78,57
2037 7,61 16,73 46,55 25,21 44,87 26,02 39,93 34,10 60,09 29,10 103,34

Gambar 7.6
Grafik Kebutuhan Air Non Domestik PDAM Kota Padang

VII- 18
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 7.7
Kebutuhan Air Non Domestik Non PDAM Kota Padang
Kebutuhan Air Bersih (l/dt)
No Kecamatan
2017 2022 2027 2032 2037
1 Bungus Teluk Kabung 3,74 3,97 4,20 4,66 4,89
2 Lubuk Kilangan 5,16 5,48 5,79 6,43 6,74
3 Lubuk Begalung 3,78 4,02 4,25 4,71 4,95
4 Padang Selatan 0,59 0,62 0,66 0,73 0,77
5 Padang Timur - - - - -
6 Padang Barat - - - - -
7 Padang Utara - - - - -
8 Nanggalo 1,34 1,42 1,50 1,67 1,75
9 Kuranji 3,73 3,95 4,18 4,64 4,87
10 Pauh 4,47 4,75 5,02 5,57 5,85
11 Koto Tangah 8,68 9,21 9,74 10,81 11,34
Total
31,49 33,42 35,35 39,22 41,15
Sumber : Analisa dan Perhitungan Konsultan 2016

Tabel 7.8
Kebutuhan Air Non Domestik Non Perpipaan Kota Padang
Kebutuhan Air Bersih (l/dt)
No Kecamatan
2017 2022 2027 2032 2037
1 Bungus Teluk Kabung 0,60 1,23 1,77 2,66 3,64
2 Lubuk Kilangan 2,34 2,53 2,14 1,64 0,80
3 Lubuk Begalung 8,96 14,75 13,56 12,26 9,31
4 Padang Selatan 4,37 7,84 8,15 8,53 8,54
5 Padang Timur 2,38 2,74 2,29 1,73 1,18
6 Padang Barat 0,13 - - - -
7 Padang Utara 1,92 1,55 1,27 0,92 -
8 Nanggalo 0,66 0,57 0,22 - -
9 Kuranji 12,93 21,80 24,03 26,50 27,39
10 Pauh 4,86 7,97 6,93 5,67 3,40
11 Koto Tangah 8,04 8,53 9,02 10,01 10,50
Total
47,18 69,52 69,39 69,91 64,78
Sumber : Analisa dan Perhitungan Konsultan 2016

VII- 19
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
KEBUTUHAN AIR MINUM NON DOMESTIK NON PDAM
(PAMSIMAS) KOTA PADANG

11,34
10,81
9,74
9,21
8,68
KEBUTUHAN AIR (L/DT)

6,74
6,43

5,85
5,79

5,57
5,48
5,16

5,02
4,95
4,89

4,87

4,75
4,71
4,66

4,64

4,47
4,25
4,20

4,18
4,02
3,97

3,95
3,78
3,74

3,73
1,75
1,67
1,50
1,42
1,34
0,77
0,73
0,66
0,62
0,59

-
-
-
-
-

-
-
-
-
-

-
-
-
-
-
Bungus Teluk Lubuk Lubuk Padang Padang Padang
Padang Barat Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah
Kabung Kilangan Begalung Selatan Timur Utara
2017 3,74 5,16 3,78 0,59 - - - 1,34 3,73 4,47 8,68
2022 3,97 5,48 4,02 0,62 - - - 1,42 3,95 4,75 9,21
2027 4,20 5,79 4,25 0,66 - - - 1,50 4,18 5,02 9,74
2032 4,66 6,43 4,71 0,73 - - - 1,67 4,64 5,57 10,81
2037 4,89 6,74 4,95 0,77 - - - 1,75 4,87 5,85 11,34

Gambar 7.7
Grafik Kebutuhan Air Non Domestik Non PDAM (Pamsimas) Kota Padang

VII- 20
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
KEBUTUHAN AIR MINUM NON DOMESTIK NON PERPIPAAN
KOTA PADANG

27,39
26,50
24,03
21,80
KEBUTUHAN AIR (L/DT)

14,75
13,56

12,93
12,26

10,50
10,01
9,31

9,02
8,96

8,54
8,53

8,53
8,15

8,04
7,97
7,84

6,93
5,67
4,86
4,37
3,64

3,40
2,74
2,66

2,53

2,38
2,34

2,29
2,14

1,92
1,77

1,73
1,64

1,55
1,27
1,23

1,18

0,92
0,80

0,66
0,60

0,57
0,22
0,13
-
-
-
-

-
-
Bungus
Lubuk Lubuk Padang Padang Padang Padang
Teluk Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah
Kilangan Begalung Selatan Timur Barat Utara
Kabung
2017 0,60 2,34 8,96 4,37 2,38 0,13 1,92 0,66 12,93 4,86 8,04
2022 1,23 2,53 14,75 7,84 2,74 - 1,55 0,57 21,80 7,97 8,53
2027 1,77 2,14 13,56 8,15 2,29 - 1,27 0,22 24,03 6,93 9,02
2032 2,66 1,64 12,26 8,53 1,73 - 0,92 - 26,50 5,67 10,01
2037 3,64 0,80 9,31 8,54 1,18 - - - 27,39 3,40 10,50

Gambar 7.8
Grafik Kebutuhan Air Non Domestik Non Perpipaan Kota Padang

VII- 21
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
7.4.3 Kehilangan Air
Kehilangan dan kehilangan air atau Non-Revenue Water (NRW) adalah air
yang bocor dari sistem yang bersangkutan, kesalahan meteran, sambungan-
sambungan yang tidak sah dan lain-lain hal yang tidak dihitung. Kehilangan air ini
perlu diketahui dan diperhitungkan dalam pengembangan SPAM sehingga dapat
direncanakan upaya untuk menghindari kehilangan air yang lebih besar. Besarnya
kehilangan air yang diperhitungkan dalam pengembangan SPAM adalah 28,17
persen pada awal tahun pengembangan tahun 2016, sedangkan untuk tahun 2037
direncanakan sebesar 20%.
Tabel 7.9
Rencana % NRW Kota Padang

Tahun 2016 2021 2026 2031 2036


% NRW 28,17 25,00 20,00 20,00 20,00
Sumber : Analisa dan Perhitungan Konsultan 2016

Dari Persen pelayanan serta kebutuhan air domestik, non domestik serta
persentase kehilangan air diatas, maka diperoleh kebutuhan air PDAM Kota Padang
hingga tahun 2037 terdapat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.10
Rencana Kebutuhan Air PDAM Kota Padang
No Kecamatan Kebutuhan Air Bersih (l/dt)
2017 2022 2027 2032 2037
1 Bungus Teluk Kabung 20,29 27,29 31,78 41,18 52,39
2 Lubuk Kilangan 38,01 81,88 96,96 126,29 155,94
3 Lubuk Begalung 118,22 177,25 229,15 322,18 419,69
4 Padang Selatan 74,67 98,53 115,80 151,18 185,58
5 Padang Timur 157,52 212,86 237,05 294,99 343,31
6 Padang Barat 114,49 138,72 149,44 180,10 205,29
7 Padang Utara 159,71 197,95 217,85 268,06 315,01
8 Nanggalo 133,36 163,60 182,12 224,20 260,94
9 Kuranji 131,75 179,38 207,05 277,24 347,63
10 Pauh 51,73 82,73 111,41 161,11 214,25
11 Koto Tangah 252,57 335,99 385,73 500,61 652,14
Total 1.252,33 1.696,18 1.964,33 2.547,13 3.152,17
Sumber : Analisa dan Perhitungan Konsultan 2016

VII- 22
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
KEBUTUHAN AIR MINUM KOTA PADANG PDAM
TAHUN 2017 - 2037

652,14
500,61
419,69

385,73
KEBUTUHAN AIR (L/DT)

347,63
343,31

335,99
322,18

315,01
294,99

277,24
268,06

260,94

252,57
237,05
229,15

224,20
217,85

214,25
212,86

207,05
205,29

197,95
185,58

182,12
180,10

179,38
177,25

163,60

161,11
159,71
157,52
155,94

151,18

149,44
138,72

133,36

131,75
126,29

118,22

115,80

114,49

111,41
98,53
96,96

82,73
81,88

74,67
52,39

51,73
41,18

38,01
31,78
27,29
20,29

Bungus Teluk Lubuk Lubuk Padang


Padang Timur Padang Barat Padang Utara Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah
Kabung Kilangan Begalung Selatan
2017 20,29 38,01 118,22 74,67 157,52 114,49 159,71 133,36 131,75 51,73 252,57
2022 27,29 81,88 177,25 98,53 212,86 138,72 197,95 163,60 179,38 82,73 335,99
2027 31,78 96,96 229,15 115,80 237,05 149,44 217,85 182,12 207,05 111,41 385,73
2032 41,18 126,29 322,18 151,18 294,99 180,10 268,06 224,20 277,24 161,11 500,61
2037 52,39 155,94 419,69 185,58 343,31 205,29 315,01 260,94 347,63 214,25 652,14

Gambar 7.9
Grafik Kebutuhan Air PDAM Kota Padang

VII- 23
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 7.11
Rencana Kebutuhan Air Non PDAM (Pamsimas) Kota Padang
No Kecamatan Kebutuhan Air Bersih (l/dt)
2017 2022 2027 2032 2037
1 Bungus Teluk Kabung 34,53 38,12 37,81 41,94 44,01
2 Lubuk Kilangan 47,61 52,57 52,14 57,84 60,69
3 Lubuk Begalung 34,92 38,56 38,24 42,42 44,51
4 Padang Selatan 5,41 5,98 5,93 6,58 6,90
5 Padang Timur - - - - -
6 Padang Barat - - - - -
7 Padang Utara - - - - -
8 Nanggalo 12,36 13,65 13,54 15,02 15,76
9 Kuranji 34,38 37,96 37,65 41,76 43,82
10 Pauh 41,28 45,58 45,20 50,14 52,62
11 Koto Tangah 80,06 88,40 87,67 97,26 102,05
Total 290,56 320,83 318,18 352,97 370,37
Sumber : Analisa dan Perhitungan Konsultan 2016

Tabel 7.12
Rencana Kebutuhan Air Non Perpipaan Kota Padang
No Kecamatan Kebutuhan Air Bersih (l/dt)
2017 2022 2027 2032 2037
1 Bungus Teluk Kabung 5,54 11,80 15,89 23,94 32,75
2 Lubuk Kilangan 21,63 24,32 19,22 14,74 7,20
3 Lubuk Begalung 87,06 151,74 130,20 110,32 83,83
4 Padang Selatan 40,33 75,25 73,35 76,77 76,90
5 Padang Timur 21,94 26,31 20,62 15,53 10,62
6 Padang Barat 1,16 - - - -
7 Padang Utara 17,75 14,90 11,47 8,29 -
8 Nanggalo 6,06 5,45 1,96 - -
9 Kuranji 119,30 209,31 216,29 238,47 246,54
10 Pauh 44,84 76,54 62,40 51,03 30,61
11 Koto Tangah 74,17 81,89 81,22 90,10 94,54
Total 439,77 677,52 632,61 629,19 583,00
Sumber : Analisa dan Perhitungan Konsultan 2016

VII- 24
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
KEBUTUHAN AIR MINUM NON PDAM (PAMSIMAS) KOTA PADANG
TAHUN 2017 - 2037

102,05
97,26
88,40
87,67
80,06
KEBUTUHAN AIR (L/DT)

60,69
57,84

52,62
52,57
52,14

50,14
47,61

45,58
45,20
44,51
44,01

43,82
42,42
41,94

41,76

41,28
38,56
38,24
38,12

37,96
37,81

37,65
34,92
34,53

34,38
15,76
15,02
13,65
13,54
12,36
6,90
6,58
5,98
5,93
5,41

-
-
-
-
-

-
-
-
-
-

-
-
-
-
-
Bungus Teluk Lubuk Lubuk Padang
Padang Timur Padang Barat Padang Utara Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah
Kabung Kilangan Begalung Selatan
2017 34,53 47,61 34,92 5,41 - - - 12,36 34,38 41,28 80,06
2022 38,12 52,57 38,56 5,98 - - - 13,65 37,96 45,58 88,40
2027 37,81 52,14 38,24 5,93 - - - 13,54 37,65 45,20 87,67
2032 41,94 57,84 42,42 6,58 - - - 15,02 41,76 50,14 97,26
2037 44,01 60,69 44,51 6,90 - - - 15,76 43,82 52,62 102,05

Gambar 7.10
Grafik Kebutuhan Air Non PDAM (Pamsimas) Kota Padang

VII- 25
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
KEBUTUHAN AIR MINUM NON PERPIPAAN KOTA PADANG
TAHUN 2017 - 2037

246,54
238,47
216,29
209,31
KEBUTUHAN AIR (L/DT)

151,74
130,20

119,30
110,32

94,54
90,10
87,06

83,83

81,89
81,22
76,90
76,77

76,54
75,25

74,17
73,35

62,40
51,03
44,84
40,33
32,75

30,61
26,31
24,32
23,94

21,94
21,63

20,62
19,22

17,75
15,89

15,53

14,90
14,74
11,80

11,47
10,62

8,29
7,20

6,06
5,54

5,45
1,96
1,16
-
-
-
-

-
-
Bungus Teluk Lubuk Lubuk Padang
Padang Timur Padang Barat Padang Utara Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah
Kabung Kilangan Begalung Selatan
2017 5,54 21,63 87,06 40,33 21,94 1,16 17,75 6,06 119,30 44,84 74,17
2022 11,80 24,32 151,74 75,25 26,31 - 14,90 5,45 209,31 76,54 81,89
2027 15,89 19,22 130,20 73,35 20,62 - 11,47 1,96 216,29 62,40 81,22
2032 23,94 14,74 110,32 76,77 15,53 - 8,29 - 238,47 51,03 90,10
2037 32,75 7,20 83,83 76,90 10,62 - - - 246,54 30,61 94,54

Gambar 7.11
Grafik Kebutuhan Air PDAM Kota Padang

VII- 26
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
7.5 Alternatif Rencana Pengembangan
Rencana pengembangan SPAM di Kota Padang dapat dikategorikan menjadi
beberapa aspek pengembangan, yaitu aspek teknis, aspek managemen, dan aspek
keuangan. Sesuai dengan beberapa aspek tersebut, maka rencana pengembangan SPAM
yang dilakukan adalah sebagai berikut.
7.5.1 Aspek Teknis
Rencana pengembangan aspek teknis ini lebih ditekankan pada kinerja operasional
sistem pengembangan air minum dengan memperhatikan potensi dan permasalahan pada
aspek teknis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Rencana pengembangan aspek
teknis adalah sebagai berikut:
1. Rencana pengembangan Jangka Pendek SPAM Kota Padang pada tahun 2017 sampai
dengan tahun 2022.
2. Rencana pengembangan Jangka Panjang SPAM Kota Padang pada tahun 2023 sampai
dengan tahun 2027.
3. Rencana pengembangan Jangka Panjang SPAM Kota Padang pada tahun 2028 sampai
dengan tahun 2037.
Perencanaan pengembangan SPAM Kota Padang ini dilakukan dengan melakukan
pendekatan pengembangan ke kecamatan di Kota Padang.
7.5.1.1 PDAM
Rencana pengembangan SPAM per kelurahan, beserta kebutuhan air baik domestik
dan non domestik beserta rencana sumber air alternatif dapat dilihat pada tabel-tabel
dibawah ini.
Rencana Investasi pengembangan aspek teknis terdiri dari:
1. Investasi Optimalisasi dan Rehabilitasi
Rangkaian kegiaatan dari invesatsi optimalisasi adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan:
 Pembuatan Bendung, Intake dan Pemasangan Pipa Transmisi Palukahan
Gadang;
 Perbaikan dan Penyempurnaan Bendung pada Intake Latung dan Intake Garing;

VII- 27
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
 Perbaikan dan Pengadaan Pompa Sentrifugal 150 l/dtk untuk IPA Laatung dan
250 l/dtk untuk IPA Gunung Pangilun;
 Pengadaan pompa Dosing IPA Latung, IPA Kuranji, IPA Gunung Pangilun,
IPA Jawa Gadut, IPA Ulu Gadut
 Pengadaan Genset 400 kVA untuk IPA Latung dan 1500 kVA untuk IPA
Gunung Pangilun;
 Penambahan Reservoir 4000 m3 untuk wilayah utara, wilayah pusat dan
wilayah selatan;
 Perbaikan beberapa unit produksi:
 Pembuatan ruang genset IPA Gunung Pangilun
b. Penurunan kebocoran fisik dan non fisik
 Pembuatan ruang genset IPA Gunung Pangilun;
 Pembentukan sub blok pelayanan utara, pusat dan selatan;
 Pengadaan dan pemasangan logger;
 Pembentukan DMA baru;
 Pengadaan alat pendeteksi kebocoran;
 Penggantian air valve;
 Penggantian pipa steel, DI dan GI
c. Pelatihan
 Pelatihan di bidang manajemen, administrasi kantor, pelayanan publik dan
teknis
d. Peningkatan sistem informasi dan teknologi
 Pengadaan dan Pemasangan SIM online;
 Pengadaan dan Pemasangan sistem monitoring kebocoran berbasis GIS;
 Pengadaan dan Pemasangan sistem monitoring air baku.
e. Studi dan perencanaan
 Studi Kelayakan potensi air baku
 Audit produksi
 Penurunan Kehilangan air

VII- 28
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
 Peningkatan pendapatan keuangan, sumber pendanaan dan pengendalian
program tahunan.

2. Investasi Pengembangan
Rangkaian kegiaatan dari invesatsi optimalisasi adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan SPAM Baru
 SPAM Batu Busuk
 Pembuatan Bendung dan Intake;
 Pemasangan Pipa Transmisi;
 Pembuatan IPA 2 x 250 l/dtk;
 Pemasangan Reservoir;
 Pemasangan Pipa Distribusi.
 SPAM Lubuk Paraku
 Pembuatan IPA 2 x 50 l/dtk.
 SPAM Lori
 Pembuatan IPA 2 x 250 l/dtk;
 Pembuatan Reservoir;
 Pemasangan Pipa Distribusi.
 SPAM Bungus (Air terjun 7 Tingkat)
 Pembuatan Bendung dan Intake;
 Pemasangan Pipa Transmisi;
 Pembuatan IPA 2 x 20 l/dtk;
 Pembuatan Reservoir;
 Pemasangan Pipa Distribusi.
b. Readiness Criteria SPAM Baru
 Penyusunan DED: IPA Batu Busuk, IPA Lori, IPA Bungus (Air Terjun 7
Tingkat);
 Pembuatan/ Pengurusan SIPA: IPA Batu Busuk, IPA Lori, IPA Bungus (Air
Terjun 7 Tingkat);

VII- 29
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
 Pembebasan Lahan: Intake dan IPA Batu Busuk, Intake dan IPA Bungus (Air
Terjun 7 Tingkat).
c. Pelayanan dengan penambahan sambungan baru.

Tabel 7.11
Rencana Pengembangan SPAM Kota Padang

Sumber: Analisan dan Perhitungan Konsultan, 2016

Pada Tabel pengembangan SPAM PDAM Kota Padang diatas dapat dilihat
adanya penambahan sumber air baku untuk meningkatakan kapasitas tepasang. Hal
ini disebabkan karena dengan adanya penambahan jumlah penduduk tiap tahun
serta persen pelayanan yang semakin meningkat. Sehingga untuk memenuhi
kebutuhan air tersebut diperlukan penambahan sebesar 500 l/dtk setia 5 tahun
perencanaan.

VII- 30
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 7.12
Matriks Pengembangan Aspek Teknis SPAM PDAM Kota Padang
Tahun
No Kegiatan
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2027 2032 2037
I Optimalisasi dan Rehabilitasi
1 Peningkatan Kualitas, kuantitas dan Kontinuitas pelayanan
a. Pembuatan Bendung, Intake dan Pemasangan Pipa Transmisi Palukahan Gadang
b Perbaikan dan Penyempurnaan Bendung:
- Intake Latung
- Intake Garing
c Perbaikan dan Pengadaan Pompa Sentrifugal
- 150 l/dtk untuk IPA Latung
-250 l/dtk untuk IPA Gunung Pangilun
d Pengadaan Pompa Dosing IPA Latung, IPA Kuranji, IPA Gunung Pangilun, IPA Jawa Gadut, IPA Ulu Gadut
e Pengadaan Genset:
- 400 kVA Untuk IPA Latung
- 1500 kVA untuk IPA Gunung Pangilun
f Penambahan Reservoir 4000 m3
- Untuk wilayah Utara
- Untuk wilayah Pusat
- Untuk wilayah Selatan
g Perbaikan beberapa unit produksi:
- Perbaikan accelator Gunung Pangilun
- Perbaikan filter IPA Latung, IPA Kuranji, IPA Gunung Pangilun, IPA Jawa Gadut, IPA Ulu Gadut
- Penggantian Plat settler IPA Latung
- Pembutan Koagulator dan flokulator IPA 1A Ulu Gadut dan IPA Kuranji
h Pembuatan Ruang genset IPA Gunung Pangilun
2 Penurunan Kebocoran fisik dan non fisik

VII- 31
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tahun
No Kegiatan
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2027 2032 2037
a. Pembuatan Chamber dan pemasangan meter induk distribusi
b Pembentukan sub blok pelayanan utara, pusat dan selatan
c pengadaan dan pemasangan logger
d Pembentukan DMA baru
e Pengadaan alat pendeteksi kebocoran
f Penggantian air valve
g Penggantian pipa steel, DI dan GI
3 Pelatihan
a. Pelatihan dibidang manajemen, administrasi kantor, pelayanan publik dan teknis
4 Peningkatan Sistem Informasi dan Teknologi
a Pengadaan dan pemasangan SIM online
b Pengadaan dan pemasangan sistem monitoring kebocoran berbasis GIS
c Pengadaan dan pemasangan sistem monitoring air baku
5 Studi dan Perencanaan
a Studi
- Kelayakan potensi air baku
- Audit produksi
- Penurunan kehilangan air
- Peningkatan pendapatan keuangan, sumber pendanaan dan pengendalian program tahunan
b Pendanaan dan Pengendalian program tahunan
II Pengembangan
1 Pengembangan SPAM Baru
a SPAM Batu Busuk
- Pembuatan Bendung dan Intake
- Pemasangan Pipa Transmisi
- Pembuatan IPA 2 x 250 l/dtk

VII- 32
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tahun
No Kegiatan
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2027 2032 2037
- Pemasangan Reservoir
- Pemasangan Pipa Distribusi
b SPAM Lubuk Paraku
- Pembuatan IPA 2 x 50 l/dtk
c SPAM Lori
- Pembuatan IPA 2 x 50 l/dtk
- Pembuatan Reservoir
- Pemsangan Pipa Distribusi
d SPAM Bungus (Air Terjun 7 Tingkat)
- Pembuatan Bendung dan Intake
- Pemasangan Pipa Transmisi
- Pembuatan IPA 2 x 20 l/dtk
- Pembuatan reservoir
- Pemasangan Pipa Distribusi
2 Readiness Criteria SPAM Baru
a Penyusunan DED
- IPA Batu busuk, IPA Lori, IPA Bungus (Air Terjun 7 Tingkat)
b Pembuatan / Pengurusan SIPA
- IPA Batu Busuk, IPA Lori, IPA Bungus (Air Tejun 7 Tingkat)
c Pembebasan Lahan
- Intake dan IPA Batu Busuk
- Intake dan IPA Bungus ( Air Terjun 7 Tingkat)
Sumber: Analisan dan Perhitungan Konsultan, 2016

VII- 33
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
7.5.1.2 Perpipaan Non PDAM
Rencana pengembangan SPAM perpipaan non PDAM Kota Padang dari
tahun 2017 hingga 2037 mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan
karena penyediaan air minum yang berasal dari program Pamsimas untuk Kota
Padang telah dihentikan mulai tahun 2016. Sehingga tidak adanya penambahan
sumber air baku untuk program ini. Namun Sumber air baku yang telah ada
sebelumnya masih dimanfaatkan sebagai sumber air minum di daerah-daerah
pelyanananya. Adapun peningkatan jumlah pelanggan disebabkan oleh
penambahannya sambungan rumah baru yang berada disekitar daerah pelayanan
dengan penambahan pipa distribusi yang nantinya akan ditambah secara pribadi
oleh si pemilik rumah dengan mempertimbangkan debit sumber air baku yang telah
ada. Pengembangan dari peningkatan tersebut adalah:
1. Optimalisasi kapasitas produksi;
2. Penambahan perpipaan jaringan distribusi;
3. Penambahan sambungan langsung ke rumah dan mempertimbangkan debit
sumber air baku yang digunakan.
Lokasi Kelurahan yang menggunakan sistem pelayanan perpipaan non
PDAM adalah sebagai berikut:
Tabel 7.2
Rencana Wilayah Sistem Pelayanan Perpipaan Non PDAM (Pamsimas)
Persen Persen
Jiwa Pelayanan Pelayanan
No Kecamatan Jiwa
Terlayani terhadap terhadap
Penduduk Kec. Penduduk Kota
1 Bungus Teluk Kabung 14.178 24.408 58,09 1,57
2 Koto Tangah 32.876 182.296 18,03 3,64
3 Lubuk Begalung 14.340 117.154 12,24 1,59
4 Lubuk Kilangan 19.552 53.651 36,44 2,17
5 Padang Selatan 2.224 59.287 3,75 0,25
6 Pauh 16.950 68.448 24,76 1,88
7 Kuranji 14.118 141.343 9,99 1,56
8 Nanggalo 5.077 60.157 8,44 0,56
9 Padang Timur 0 79.151 0,00 0,00

VII- 34
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Persen Persen
Jiwa Pelayanan Pelayanan
No Kecamatan Jiwa
Terlayani terhadap terhadap
Penduduk Kec. Penduduk Kota
10 Padang Utara 0 70.444 0,00 0,00
11 Padang Barat 0 45.907 0,00 0,00
Total 119.315 902.246 13,22 13,22
Sumber : Analisa dan Perhitungan Konsultan 2016

7.5.1.3 Non Perpipaan


Pengembangan SPAM non perpipaan Kota Padang dari tahun 2017 hingga
tahun 2037 direncanakan mengalami peningkatan dibeberapa wilayah yang tidak
mendapatkan pelayanan perpiaan baik perpipaan PDAM maupun Non PDAM yaitu
Pamsimas. Hal ini disebabkan karena tidak adanya sumber air baku yang potensial
untuk memenuhi kebutuhan air diwilayah tersebut. Selain itu permasalahan
topografi yang menyebabkan sulitnya penambahan pipa distribusi untuk
sambungan rumah di daerah yang memiliki topografi cukup tinggi di atas
permukaan laut.
Daerah-daerah yang dilakukan pengembangan sistem pelayanan Bukan
Jaringan Perpipaan adalah sebagai berikut:
3. Teluk Kabung selatan, Kec. Teluk Kabung;
4. Teluk Kabung Tengah, Kec. Teluk Kabung;
5. Kelurahan Beringin Kec. Lubuk Kilangan;
6. Kelurahan Batu Gadang, Kec. Lubuk Kilangan;
7. Kelurahan Air Manis, Kec. Padang Selatan;
8. Kelurahan Bukik Gado-Gado, Kec. Padang Selatan;
9. Kelurahan Binuang Kampung Dalam, Kec. Pauh;
10. Kelurahan Kapalo Koto, Kec. Pauh;
11. Kelurahan Lambung Bukik, Kec. Pauh;
12. Kelurahan Koto Pulai, Kec. Koto Tangah;
13. Kelurahan Balai Gadang, Kec. Koto Tangah.

VII- 35
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
7.5.2 Aspek Manajemen
Rencana pengembangan aspek managemen ini lebih ditekankan cara kerja
dan operasional serta managemen dari personil yang terlibat dalam kegiatan
pengembangan SPAM.
7.5.2.1 PDAM
Rencana pengembangan aspek manageman adalah sebagai berikut:
1. Rencana Pengembangan Jangka Pendek
a. Penyusunan dokumen profil, kemajuan, kinerja, dan managemen PDAM
Kota Padang.
b. Restrukturisasi organisasi PDAM Kota Padang.
 Pembuatan profil PDAM, baik berupa film ataupun buku;
 Penyusunan laporan rencana pengembangan;
 Audit keuangan PDAM Kota Padang;
 Penyusunan masterplan pengembangan PDAM Kota Padang;
 Penyusunan corporate plan.
c. Penyusunan laporan penelitian dan pengembangan pelayanan konsumen
SPAM.
 Pembuatan angket dan survey kepuasan konsumen;
 Evaluasi penyesuaian tarif;
 Evaluasi klarifikasi jenis pelanggan;
 Penyuluhan dan pembinaan pelanggan.
d. Memanfaatkan dan penambahan fasilitas sarana prasarana yang
menunjang kegiatan atau pekerjaan masing-masing pegawai secara
maksimal, yaitu
 Pengadaan alat radio lapangan;
 Geografics Information System;
 Peralatan perlengkapan kantor;
 Pengadaan water meter;

VII- 36
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
 Pengadaan bahan kimia.
e. Pembangunan mini workshop.
f. Menambah jumlah pegawai sesuai dengan kebutuhan pegawai dan
kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan PDAM.
g. Meningkatkan kesejahteraan pegawai, meliputi memberikan kenyamanan
hari tua, meningkatkan tunjangan kesehatan, dan memberikan insentif bagi
pegawai lembur yang bertugas lebih dari jam kerja serta bantuan lain.
h. Mengadakan kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan pelayanan
PDAM, misalnya mengadakan MOU dengan Kejaksaan.
2. Rencana Pengembangan Jangka Menengah
a. Pengembangan kapasitas organisasi SPAM di Kota Padang (PDAM &
Non PDAM)
b. Evaluasi dan penyusunan dokumen profil, kemajuan, kinerja, dan
managemen SPAM Kota Padang.
 Restrukturisasi organisasi SPAM Kota Padang;
 Pembuatan profil SPAM, baik berupa film ataupun buku;
 Penyusunan laporan rencana pengembangan;
 Audit keuangan SPAM Kota Padang;
 Penyusunan masterplan pengembangan SPAM Kota Padang;
 Penyusunan corporate plan.
c. Penyusunan laporan penelitian dan pengembangan pelayanan konsumen
SPAM.
 Pembuatan angket dan survey kepuasan konsumen;
 Evaluasi penyesuaian tarif;
 Evaluasi klarifikasi jenis pelanggan;
 Penyuluhan dan pembinaan pelanggan.
d. Penambahan fasilitas sarana prasarana yang menunjang kegiatan, yaitu
 Pengadaan alat radio lapangan;

VII- 37
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
 Sistem dokumentasi;
 Geografics Information System;
 Peralatan perlengkapan kantor;
 Pengadaan water meter;
 Pengadaan bahan kimia;
 Peningkatan administrator program dan billing computer;
 Peningkatan aset tanah;
e. Menambah jumlah pegawai sesuai dengan kebutuhan pegawai dan
kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan PDAM;
f. Meningkatkan kesejahteraan pegawai, meliputi memberikan kenyamanan
hari tua, meningkatkan tunjangan kesehatan, dan memberikan insentif bagi
pegawai lembur yang bertugas lebih dari jam kerja serta bantuan lain;
g. Melanjutkan kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan pelayanan
SPAM;
h. Melakukan audit terhadap cakupan pelayanan air minum di Kota Padang;
i. Melakukan review terhadap RISPAM Kota Padang.
3. Rencana Pengembangan Jangka Panjang
a. Evaluasi dan Penyusunan dokumen profil, kemajuan, kinerja, dan
managemen SPAM Kota Padang, seperti :
 Restruksi organisasi SPAM Kota Padang.
 Pembuatan profil SPAM, baik berupa film ataupun buku.
 Penyusunan laporan rencana pengembangan.
 Audit keuangan SPAM Kota Padang.
b. Penyusunan laporan penelitian dan pengembangan pelayanan konsumen
SPAM.
 Pembuatan angket dan survey kepuasan konsumen;
 Evaluasi penyesuaian tarif;
 Evaluasi klarifikasi jenis pelanggan;

VII- 38
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
 Penyuluhan dan pembinaan pelanggan.
c. Penambahan fasilitas sarana prasarana yang menunjang kegiatan atau
pekerjaan masing-masing pegawai secara maksimal, yaitu
 Pengadaan alat radio lapangan;
 Peralatan perlengkapan kantor;
 Pengadaan water meter;
 Pengadaan bahan kimia;
 Peningkatan aset tanah;
 Penambahan alat operasional motor dan mobil.
d. Menambah jumlah pegawai sesuai dengan kebutuhan pegawai dan
kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan PDAM;
e. Melakukan audit terhadap cakupan pelayanan air minum di Kota Padang;
f. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam pengembangan
SPAM Kota Padang;
g. Melakukan review terhadap RISPAM Kota Padang.
7.5.2.2 Perpipaan Non PDAM
Rencana pengembangan aspek manageman adalah sebagai berikut:
1. Membentuk badan pengelola/ kelembagaan untuk SPAM perpipaan Non
PDAM;
2. Membentuk struktur oragnisasi pengelola;
3. Pembuatan database pemanfaatan sumber air sesuai dengan jumlah pelanggan.
7.5.3 Aspek Keuangan
Rencana pengembangan aspek keuangan ini lebih ditekankan kinerja
keuangan, hasil, target, dan pencapaian kegiatan pengembangan SPAM.
7.5.3.1 PDAM
Rencana pengembangan aspek keuangan adalah:

VII- 39
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
1. Meningkatkan dan memberikan tindakan tegas bagi pelanggan yang melanggar
peraturan dan tata tertib, misalnya dalam pembayaran SPAM sehinga tercipta
efisiensi dalam penagihan pembayaran air minum;
2. Meningkatkan likuiditas keuangan PDAM Kota Padang;
3. Menyesuaikan tarif sesuai dengan hasil survey perhitungan tariff, persetujuan
pemerintah daerah setempat, dan sosialisasi;
4. Menekan biaya operasional yang semakin besar dalam pengoperasian SPAM;
5. Berusaha melunasi beban hutang usaha dan hutang non usaha secara bertahap;
6. Memberikan kemudahan bagi pelanggan dengan membuka sistem pambayaran
secara online;
7. Memanfaatkan peluang untuk memfungsikan aset yang belum berkinerja
optimal dengan kerjasama dengan investor dan pihak yang berkepentingan.
7.5.3.2 Perpipaan Non PDAM
Rencana pengembangan aspek keuangan adalah
1. Melakukan survey perhitungan tarif;
2. Menetapkan harga tarif air dengan menyesuaikan hasil survey perhitungan
tarif;
3. Mengeluarkan biaya operasional dalam pengoperasian SPAM.

7.5.4 Penurunan Tingkat Kehilangan Air


7.5.4.1 Penurunan Kehilangan Air Teknis
Permasalahan kehilangan teknis yang dialami dalam pengembangan SPAM
di Kota Padang adalah kerusakan meter air milik pelanggan, pencurian air, dan
kerusakan jaringan perpipaan, baik karena kerusakan akibat gangguan alam dan
manusia, pipa habis masa pakai, pecah, korosif, dan sebagainya serta pemasangan
pipa yang kuran sempurna. Besarnya kehilangan air yang diprediksikan terjadi pada
tahun-tahun mendatang adalah 20%. Permasalahan kehilangan air tersebut tentunya
harus ditindaklanjuti agar tidak memberikan kerugian bagi pelanggan air bersih.

VII- 40
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kehilangan teknis antara
lain:
1. Pengendalian kehilangan aktif
b. Tahap pertama  melakukan tindakan nyata (sederhana dan murah):
mengidentifikasi , menemukan dan memperbaiki kehilangan –
kehilangan yang kelihatan
c. Tahap kedua  menemukan dan memperbaiki kehilangan – kehilangan
yang tidak kelihatan (peralatan pendengar).
d. Tahap ketiga  upaya lanjutan dan berkelanjutan : menetapkan daerah
meterisasi (dmas) dan menggunakan manajemen tekanan
2. Pengelolaan tekanan
3. Kecepatan dan kualitas perbaikan
a. Komitment manajemen dan staff
b. Organisasi yang effisien sejak pengaduan sampai perbaikan
c. Tersedia peralatan dan material
d. Tersedia dan yang memadai
e. Ada standard material dan pelaksanaan yang memenuhi standar
persyaratan teknis
f. Pekerja memiliki pengetahuan dan kemampuan memperbaiki kehilangan
sesuai standar teknis
g. Volume kehilangan merupakan fungsi dari waktu sampai kehilangan
tersebut diperbaiki  standar waktu perbaikan
4. Pengelolaan aset: seleksi instalasi, pemeliharaan, rehabilitasi dan penggantian

7.5.4.2 Penurunan Kehilangan Non Teknis


Kehilangan air non teknis dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya
adalah ketidaktelitian dalam pembacaan meteran air pelanggan yang tidak sesuai
dengan ukuran dan teknis distribusi air, kesalahan dalam pencatatan angka meteran

VII- 41
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
air, adanya sambungan liar yang tidak diketahui oleh petugas PDAM, dan
penggunaan air untuk pemakaian yang tidak tercatat seperti pemadam kebakaran.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak kehilangan teknis
antara lain:
1. Sambungan ilegal dan pencurian air
2. Kesalahan pada meter produksi dan kesalahan pada meter pelanggan
3. Kesalahan administrasi

VII- 42
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 7.13
Matriks Pengembangan Aspek Non Teknis SPAM Kota Padang
Tahun
No Uraian
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2027 2032 2037
Aspek Manajemen
Rencana Pengembangan
A
Jangka Pendek
Penyusunan Dokumen
Profil, kemajuan, kinerja
1
dan manajemen PDAM
Kota Padang
Restruksi organisasi PDAM
2
Kota Padang
Pembuatan profi; PDAM,
baik berupa film maupun
buku
Penyusunan laporan rencana
pengembangan
Audit keuangan PDAM
Kota Padang
Penyusunan masterplan
pengembangan PDAM Kota
Padang
Penyusunan corporate plan
Penyusunan laporan
penelitian dan
3
pengembangan pelayanan
konsumen SPAM
Pembuatan angket dan
survey kepuasan konsumen
Evaluasi penyesuaian tarif
Evaluasi klarifikasi jenis
pelanggan
Memanfaatkan dan
penambahan fasilitas sarana
prasarana yang menunjang
4
kegiatan atau pekerjaan
masing- masing pegawai
secara maksimal, yaitu
Pengadaan alat radio
lapangan
Geografics Information
System
Peralatan perlengkapan
kantor
pengadaan water meter
pengadaan bahan kimia
Pembangunan mini
5
workshop
Menambah jumlah Pegawai
sesuai dengan kebutuhan
6
pegawai dan kompetensi
yang diperlukan untuk

VII- 43
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tahun
No Uraian
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2027 2032 2037
meningkatkan pelayanan
PDAM
Meningkatkan kesejahteraan
pegawai, meliputi
memberikan kenyamanan
hari tua, meningktkan
7 tunjangan kesehatan dan
memberikan insentif bagi
pegawai lembur yang
bertugas lebih dari jam kerja
serta bantuan lain
Mengadakan kerjasama
dengan pihak lain untuk
meningkatkan pelayanan
PDAM, misalnya
megadakan MOU dengan
kejaksaan
Rencana Pengembangan
B
Jangka Menengah
Pengembangan kapasitas
organisasi SPAM di Kota
1
Padang (PDAM dan Non
PDAM)
Evaluasi dan penyusunan
dokumen profil, kemajuan,
2
kinerja dan manajemen
SPAM Kota Padang
Restruksi organisasi PDAM
Kota Padang
Pembuatan profi; PDAM,
baik berupa film maupun
buku
Penyusunan laporan rencana
pengembangan
Audit keuangan PDAM
Kota Padang
Penyusunan masterplan
pengembangan PDAM Kota
Padang
Penyusunan corporate plan
Penyusunan laporan
penelitian dan
3
pengembangan pelayanan
konsumen SPAM
Pembuatan angket dan
survey kepuasan konsumen
Evaluasi penyesuaian tarif
Evaluasi klarifikasi jenis
pelanggan
Penyuluhan dan pembinaan
pelanggan

VII- 44
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tahun
No Uraian
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2027 2032 2037
Penambahan fasilitas sarana
4 prasarana yang menunjang
kegiatan, yaitu
Pengadaan alat radio
lapangan
Sistem dokumentasi
Geografics Information
System
Peralatan perlengkapan
kantor
pengadaan water meter
pengadaan bahan kimia
Peningkatan administrasi
program dan billing
computer
Peningkatan aset tanah
Menambah jumlah Pegawai
sesuai dengan kebutuhan
pegawai dan kompetensi
5
yang diperlukan untuk
meningkatkan pelayanan
PDAM
Meningkatkan kesejahteraan
pegawai, meliputi
memberikan kenyamanan
hari tua, meningktkan
6 tunjangan kesehatan dan
memberikan insentif bagi
pegawai lembur yang
bertugas lebih dari jam kerja
serta bantuan lain
Melanjutkan kerjasama
dengan pihak lain untuk
7
meningkatkan pelayanan
SPAM
Melakukan audit terhadap
8 cakupan pelayanan air
minum di Kota Padang
Melakukan review terhadap
9
RISPAM Kota Padang
Rencana Pengembangan
C
Jangka Panjang
Evaluasi dan penyusunan
dokumen profil, kemajuan,
1
kinerja dan manajemen
SPAM Kota Padang, seperti:
Restruksi organisasi PDAM
Kota Padang
Pembuatan profi; PDAM,
baik berupa film maupun
buku

VII- 45
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tahun
No Uraian
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2027 2032 2037
Penyusunan laporan rencana
pengembangan
Audit keuangan PDAM
Kota Padang
Penyusunan laporan
penelitian dan
2
pengembangan pelayanan
Konsumen SPAM
Pembuatan angket dan
survey kepuasan konsumen
Evaluasi penyesuaian tarif
Evaluasi klarifikasi jenis
pelanggan
Penyuluhan dan pembinaan
pelanggan
Penambahan fasilitas sarana
3 prasarana yang menunjang
kegiatan, yaitu
Pengadaan alat radio
lapangan
Peralatan perlengkapan
kantor
pengadaan water meter
pengadaan bahan kimia
Peningkatan aset tanah
penambahan alat operasional
motor dan mobil
Menambah jumlah Pegawai
sesuai dengan kebutuhan
pegawai dan kompetensi
4
yang diperlukan untuk
meningkatkan pelayanan
PDAM
Melakukan audit terhadap
5 cakupan pelayanan air
minum di Kota Padang
Melakukan kerjasama
dengan pihak-pihak lain
6
dalam pengembangan
SPAM Kota Padang
Melakukan review terhadap
7
RISPAM Kota Padang

Aspek Keuangan
Meningkatkan dan
memberikan tindakan tegas
bagi pelanggan yang
1
melanggar peraturan dan
tata tertib, misalnya dalam
pembayaran SPAM

VII- 46
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tahun
No Uraian
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2027 2032 2037
Meningkatkan likuiditas
2 keuangan PDAM Kota
Padang
Menyesuaikan tarif sesuai
dengan hasil survey
perhitungan tarif,
3
persetujuan pemerintah
daerah setempat dan
sosialisasi
Menekan biaya operasional
4 yang semakin besar dalam
pengoperasian SPAM
Berusaha melunasi beban
5 hutang usaha dan hutang
non usaha secara bertahap
Memberikan kemudahan
bagi pelanggan dengan
6
membuka sistem
pembayaran secara online
Memanfaatkan peluang
untuk memfungsikan aset
yang belum berkinerja
7
optimal dengan kerjasama
dengan investor dan pihak
yang berkepentingan

Penurunan Tingkat
Kehilangan Air
A Penurunan Teknis
Pengendalian kehilangan
1
aktif
melakukan tindakan nyata:
mengidentifikasi,
menemukan dan
memperbaiki kehilangan-
kehilangan yang kelihatan
menemukan dan
memperbaiki kehilangan-
kehilangan yang tidak
kelihatan
upaya lanjutan dan
berkelanjutan menetapkan
daerah meterisasi dan
menggunakan manajemen
tekanan
2 Pengelolaan Tekanan
Kecepatan dan kualitas
3
perbaikan
Komitmen manajemen dan
staff
Organisasi yang effisien
sejak pengaduan sampai
perbaikan

VII- 47
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tahun
No Uraian
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2027 2032 2037
Tersedia peralatan dan
material
Tersedia dan yang memadai
Ada stabdar material dan
pelaksanaan yang memenuhi
standar persyaratan teknis
Pekerja memiliki
pengetahuan dan
kemampuan memperbaiki
kehilangan sesuai standar
teknis
Volume kehilangan
merupakan fungsi dari
waktu sampai kehilangan
tersebut diperbaiki
Pengelolaan aset: seleksi
4 instalasi, pemeliharaan,
rehabilitasi dan penggantian.
B Penurunan Non Teknis
Sambungan ilegal dan
1
pencurian air
Kesalahan pada meter
2 produksi dan kesalahan pada
meter pelanggan
3 Kesalahan administrasi
Sumber: Analisan dan Perhitungan Konsultan, 2016

VII- 48
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
BAB 8
Rencana Pendanaan / Investasi

8.1 Kebutuhan Investasi, Sumber Dan Pola Pendanaan


8.1.1 Kebutuhan Investasi
Besaran biaya/ investasi yang dibutuhkan dituangkan dalam Rencana
Anggaran Biaya (RAB) pengembangan SPAM sesuai dengan rencana
pengembangan teknis pada Bab 7.
Rencana Anggaran Biaya dihitung berdasarkan pengembangan SPAM
PDAM sehingga bisa dilihat kebutuhan dana/ investasi pengembangan SPAM di
Kota Padang. Rencana pendanaan dibagi ke dalam beberapa uraian biaya, yaitu:
 unit air baku;
 unit produksi;
 perpipaan (tranmisi dan distribusi; dan
 unit pelayanan (sambungan rumah dan operasional pemeliharaan).

Berikut adalah Kebutuhan Investasi Pengembangan SPAM Kota Padang.

VIII- 1
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 8.1
Rencana Anggaraan Biaya Pengembangan Air Minum
Tahun
No Kegiatan
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037
PERPIPAAN
I Optimalisasi dan Rehabilitasi
1 Peningkatan Kualitas, kuantitas dan Kontinuitas pelayanan
a. Pembuatan Bendung, Intake dan Pemasangan Pipa Transmisi Palukahan Gadang 2,000,000,000
b Perbaikan dan Penyempurnaan Bendung:
- Intake Latung 1,500,000,000
- Intake Garing 1,500,000,000
c Perbaikan dan Pengadaan Pompa Sentrifugal
- 150 l/dtk untuk IPA Latung 1,500,000,000
-250 l/dtk untuk IPA Gunung Pangilun 1,500,000,000
d Pengadaan Pompa Dosing IPA Latung, IPA Kuranji, IPA Gunung Pangilun, IPA Jawa Gadut, IPA Ulu Gadut 1,500,000,000 1,500,000,000
e Pengadaan Genset:
- 400 kVA Untuk IPA Latung 500,000,000
- 1500 kVA untuk IPA Gunung Pangilun 500,000,000
f Penambahan Reservoir 4000 m3
- Untuk wilayah Utara 2,000,000,000
- Untuk wilayah Pusat 2,000,000,000
- Untuk wilayah Selatan 2,000,000,000
g Perbaikan beberapa unit produksi:
- Perbaikan accelator Gunung Pangilun 750,000,000
- Perbaikan filter IPA Latung, IPA Kuranji, IPA Gunung Pangilun, IPA Jawa Gadut, IPA Ulu Gadut 750,000,000 750,000,000 750,000,000
- Penggantian Plat settler IPA Latung 500,000,000
- Pembutan Koagulator dan flokulator IPA 1A Ulu Gadut dan IPA Kuranji 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000
h Pembuatan Ruang genset IPA Gunung Pangilun 800,000,000
2 Penurunan Kebocoran fisik dan non fisik
a. Pembuatan Chamber dan pemasangan meter induk distribusi 500,000,000 500,000,000
b Pembentukan sub blok pelayanan utara, pusat dan selatan 200,000,000 200,000,000 200,000,000
c pengadaan dan pemasangan logger 350,000,000 350,000,000 350,000,000
d Pembentukan DMA baru
e Pengadaan alat pendeteksi kebocoran 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000
f Penggantian air valve 700,000,000 700,000,000 700,000,000 700,000,000
g Penggantian pipa steel, DI dan GI 2,000,000,000 2,000,000,000 2,000,000,000 2,000,000,000 2,000,000,000 2,000,000,000 2,000,000,000 2,000,000,000 2,000,000,000
3 Pelatihan
a. Pelatihan dibidang manajemen, administrasi kantor, pelayanan publik dan teknis 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000
4 Peningkatan Sistem Informasi dan Teknologi
a Pengadaan dan pemasangan SIM online 750,000,000
b Pengadaan dan pemasangan sistem monitoring kebocoran berbasis GIS 400,000,000
c Pengadaan dan pemasangan sistem monitoring air baku 500,000,000
5 Studi dan Perencanaan
a Studi
- Kelayakan potensi air baku 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000
- Audit produksi 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000
- Penurunan kehilangan air 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000
- Peningkatan pendapatan keuangan, sumber pendanaan dan pengendalian program tahunan 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000
b Pendanaan dan Pengendalian program tahunan 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000
II Pengembangan
1 Pengembangan SPAM Baru
a SPAM Batu Busuk
- Pembuatan Bendung dan Intake 750,000,000
- Pemasangan Pipa Transmisi 1,000,000,000 1,000,000,000
- Pembuatan IPA 2 x 250 l/dtk 1,500,000,000
- Pemasangan Reservoir 600,000,000
- Pemasangan Pipa Distribusi 2,000,000,000
b SPAM Lubuk Paraku
- Pembuatan IPA 2 x 50 l/dtk
c SPAM Lori
- Pembuatan IPA 2 x 50 l/dtk 1,500,000,000
- Pembuatan Reservoir 750,000,000
- Pemsangan Pipa Distribusi 1,000,000,000
d SPAM Bungus (Air Terjun 7 Tingkat)
- Pembuatan Bendung dan Intake 750,000,000
- Pemasangan Pipa Transmisi 1,500,000,000
- Pembuatan IPA 2 x 20 l/dtk 2,000,000,000
- Pembuatan reservoir 750,000,000
- Pemasangan Pipa Distribusi 2,000,000,000
2 Readiness Criteria SPAM Baru
a Penyusunan DED
- IPA Batu busuk, IPA Lori, IPA Bungus (Air Terjun 7 Tingkat) 500,000,000
b Pembuatan / Pengurusan SIPA
- IPA Batu Busuk, IPA Lori, IPA Bungus (Air Tejun 7 Tingkat) 500,000,000
c Pembebasan Lahan
- Intake dan IPA Batu Busuk 500,000,000
- Intake dan IPA Bungus ( Air Terjun 7 Tingkat) 500,000,000
3 SPAM Baru
a Rencana Pembuatan Intake Baru 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000
b Perbaikan dan Pemeliharaan SPAM DAK/APBD 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000 500,000,000
4 Review RISPAM Kota padang 500,000,000 500,000,000 500,000,000
5 Rencana Pengembanagan Regional SPAM Kota Padang 1,250,000,000 1,250,000,000
Total 6,155,000,000 13,105,000,000 10,405,000,000 8,205,000,000 7,605,000,000 9,855,000,000 3,355,000,000 3,105,000,000 5,455,000,000 5,705,000,000 6,055,000,000 3,155,000,000 1,655,000,000 1,605,000,000 955,000,000 3,305,000,000 3,305,000,000 4,705,000,000 3,405,000,000 1,105,000,000 1,105,000,000
NON PERPIPAAN
1 Monitoring
a. Monitoring kelayakan akses air minum 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000
2 Pelatihan
a Pelatihan Pembautan Sumur yg layak 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000
b Pelatihan Pemeliharaan Sarana & Prasarana Air Minum 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000
c Pelatihan Organisasi Pengelolaan 50,000,000 50,000,000 50,000,000
Total 150,000,000 200,000,000 250,000,000 200,000,000 200,000,000 250,000,000 150,000,000 300,000,000 200,000,000 150,000,000 150,000,000 200,000,000 250,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000

VIII- 2
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Sumber Dan Pola Pendanaan

Pola Investasi disesuaikan dan dilakukan dengan rencana pentahapannya


termasuk sumber pendanaan dapat bersumber dari dana APBD Kota, PDAM,
Swasta, Perbankan, APBD Provinsi, dan APBN.
Pola investasi dapat dibagi ke dalam :
 jangka pendek/mendesak (5 tahun awal perencanaan),
 jangka menengah (5 s/d 10 tahun perencanaan) dan
 jangka panjang (10 s/d 15 atau 20 tahun perencanaan).
Sumber pendanaan pengembangan SPAM dapat dikelompokkan ke dalam:
 Pengembangan SPAM di unit air baku sumber pendanaannya dari APBN SDA
 Pengembangan SPAM di unit Produksi sumber pendanaannya dari APBN CK
 Pengembangan SPAM di unit Distribusi sumber pendanaannya dari APBD I,
APBD II dan atau Swadaya
 Pengembangan infrastruktur SPAM dapat bersumber dari swasta dengan pola
kerjasama pemerintah swasta (KPS) sesuai ketentuan dalam Perpres 67/2005

Gambar 8.1 Skema Pendanaan Sistem Penyediaan Air Minu

VIII- 3
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Rekomendasi Sumber Pendanaan:
Untuk sumber pendanaan SPAM Kota Padang dapat mengacu pada sistem
pendanaan seperti bagan diatas, dimana selain pendanaan dari Pemerintah Kota
Padang sendiri, diharapkan ada pendanaan dari pemerintah pusat maupun
provinsi untuk unit air baku, unit produksi dan unit transmisi.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang


Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, pembiayaan pengembangan SPAM
meliputi pembiayaan untuk membangun, memperluas serta meningkatkan sistem
fisik (teknik) dan sistem non fisik. Untuk sumber pembiayaan pengembangan
SPAM dapat berasal dari:
a. Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
Jika Pemerintah Daerah tidak mampu melaksanakan pengembangan SPAM,
Pemerintah dapat memberikan bantuan pendanaan sampai dengan pemenuhan
standar pelayanan minimal yang dibutuhkan secara bertahap.
Bantuan Pemerintah yang dimaksud pada ayat (2) diutamakan untuk kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah dan miskin pada wilayah di luar jangkauan
pelayanan BUMD.
b. BUMN atau BUMD
Untuk daerah yang sudah terjangkau pelayanan BUMD, bantuan pendanaan
Pemerintah hanya dapat diberikan untuk memenuhi standar pelayanan minimal.
Tata cara penyaluran bantuan pendanaan dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
c. Koperasi
Dalam hal pembiayaan pengembangan SPAM dilakukan oleh koperasi dan
badan usaha swasta, maka Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah:
- Dapat menyusun prastudi kelayakan
- Memberikan kemudahan perizinan
- Memberikan konsultasi dan fasilitasi
- Memfasilitasi ketersediaan air baku
d. Badan Usaha Swasta

VIII- 4
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
e. Dana Masyarakat
f. Sumber dana lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Investasi yang dibutuhkan dalam pengembangan SPAM cukup besar. Biaya


tersebut bisa diperoleh dari beberapa sumber, seperti dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, pihak ketiga/swasta atau kerja sama antara Pemprov dengan
Pemerintah Kabupaten/Kota, atau kerjasama dengan pihak swasta.
Beberapa model pengelolaan air bisa diterapkan. Namun penerapannya
sangat bergantung dari kesepakatan para stakeholder (pemangku kepentingan) yang
akan membiayai pengembangan dan pembangunan SPAM tersebut. Pendanaan
dapat saja ditanggung sepenuhnya/sebagian oleh Pemerintah Provinsi, atau ada
pihak ketiga/swasta yang akan ikut mendanai proyek pengembangan SPAM.
 Model Swastanisasi
Swastanisasi Penuh
Model swastanisasi Penuh dapat diterapkan bila semua biaya
pembangunan serta pengelolaan sepenuhnya dikuasai dan dilaksanakan oleh
swasta. Namun pengelolaan seperti ini harus mempunyai jangka waktu tertentu
yang berkisar antara 25-50 tahun. Swasta diberikan hak untuk memungut biaya
atas jasa yang diberikan, namun hak atas tanah, air dan aset lainnya tetap
dikuasai oleh Negara setelah jangka waktu konsesi berakhir. Penguasaan
selamanya oleh pihak swasta sulit dilakukan, karena dengan alasan dan
bertentangan dengan UUD 45 pasal 33 ayat 3, yang menyatakan bahwa bumi,
air, tanah dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Badan
usaha swasta yang mendapatkan hak berdasarkan pelelangan, mengadakan
perjanjian dalam penyelenggaraan SPAM dengan Pemerintah Provinsi sesuai
kewenangannya. Perjanjian penyelenggaraan SPAM paling kurang memuat
ketentuan sebagai berikut:
 ruang lingkup penyelenggaraan;
 standar teknis (kualitas, kuantitas dan tekanan air);
 tarif awal dan formula perhitungan tarif;
 jangka waktu penyelenggaraan; dan

VIII- 5
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
 hak dan kewajiban para pihak yang mengadakan perjanjian
Pedoman tentang tata cara pelelangan dan penyusunan perjanjian
penyelenggaraan SPAM dan tata cara penyerahan asset, diatur lebih lanjut oleh
pemerintah.

 Model Kerjasama Pemerintah dan Swasta


Kemitraan atau KPS ini bisa dilakukan apabila investasi yang
ditanamkan untuk pembangunan SPAM ditanggung bersama. Dalam hal ini
kedua pihak bisa membuat perjanjian atau kesepakatan yang dituangkan dalam
perjanjian kerjasama, dimana tanggung jawab dan kepemilikan sarana,
prasarana, fasilitas lainnya serta penyediaan pelayanan ditanggung bersama.
Dalam kerjasama ini yang perlu diperhatikan adalah kepemilikan saham,
karena akan sangat berpengaruh terhadap posisi masing-masing pihak dalam
mengambil suatu kebijakan perusahaan. Kerjasama seperti ini bertujuan untuk
memadukan keunggulan dan kemampuan sumberdaya masing-masing pihak.
Swasta biasanya unggul dalam hal permodalan, teknologi dan kemampuan
manajemen, sehingga pengelolaan lebih efisien. Sedangkan dari pihak
Pemerintah Provinsi mempunyai kelebihan dalam hal kewenangan dan
jaminan kepercayaan masyarakat. Pemerintah Provinsi dan swasta harus
bekerja sama dari tahap awal, mulai dari pembentukan lembaga sampai pada
pembangunan proyek. Semuanya harus berkontribusi mulai dari pembiayaan
studi kelayakan proyek sampai mempersiapkan investasi pada perusahaan baru
ketika telah terbentuk.
 Model Kontrak Kerja
Pengelolaan seperti ini bisa dilakukan bila Pemerintah Provinsi tidak
berniat melaksanakan pengelolaan SPAM. Sehingga sebagian atau seluruh dari
kegiatan ini diberikan kepada swasta dengan sistem kontrak kerja (bisa berupa
kontrak pelayanan, operasi dan perawatan). Swasta diberikan wewenang dan
tanggungjawab oleh Pemerintah Provinsi untuk melakukan kegiatan
pelayanan, dengan prasarana serta fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah
Provinsi dengan standar pelayanan, harga dan dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan perjanjian kontrak kerja.

VIII- 6
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Rekomendasi Pola Pembiayaan:
Untuk pola pembiayaan pengembangan SPAM Kota Padang selain dapat
dilakukan dengan dana sendiri maupun dana dari pemerintah kota, pembiayaan
juga dapat dilakukan dengan kerjasama dengan pihak swasta yaitu untuk
kegiatan penurunan kehilangan, kegiatan pelatihan program digitalisasi
jaringan dan traning atau pelatihan kepegawaian.

8.2 Dasar Penentuan Asumsi Keuangan


Asumsi-asumsi yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan
perhitungan proyeksi keuangan seperti: tingkat inflasi, jangka waktu proyeksi,
tingkat suku bunga deposito , tingkat inflasi, kebijakan kenaikan tarif (yang
diharapkan), masa tenggang pembayaran bunga dan cicilan, loan disbursement, dan
kebijakan lainnya.

Asumsi Proyeksi Keuangan Pengembangan SPM Kota Padang


 Tingkat inflasi tahun 2015 sebesar 10%,
 Kenaikan jumlah pelanggan sebanyak 1.000 per tahun.
 Tarip sambungan baru adalah sebesar Rp 1.250.000,00 per sambungan
 Kenaikan tarip air dilakukan setiap tiga tahun sekali.
 Pendapatan air diperhitungkan dengan memperhatikan rata-rata pemakaian
masing-masing kelompok pelanggan, jumlah pelanggan dan tarip masing-
masing kelompok.
 Jumlah pegawai tidak bertambah dan apabila ada yang pensiun atau sebab
lainnya, dipenuhi dengan memanfaatkan proses mutasi dan penataan.
 Biaya Pengolahan Air diperhitungkan dengan memperhatikan biaya tahun
sebelumnya, volume produksi air dan inflasi.
 Biaya Retribusi Air Bawah Tanah dan Kontribusi untuk pemerintah daerah
pemilik sumber air baku diperhitungkan dengan memperhatikan volume air yang

VIII- 7
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
diproduksi dan kenaikan tarip per meter kubik sesuai ketentuan yang berlaku
(untuk ABT)
 Biaya listrik diperhitungkan dengan memperhatikan biaya tahun lalu,
pertambahan volume produksi dan inflasi. Biaya listrik pada tahun 2014 sampai
dengan 2015 diproyeksikan meningkat sebesar 10%.
 Biaya pemeliharaan diperhitungkan dengan memperhatikan kenaikan biaya
bahan dan upah serta upaya efisiensi perusahaan. Setiap tahun biaya tersebut
meningkat 5% per tahun.
 Biaya umum dan administrasi rata-rata meningkat masing-masing sebesar 5%
 Biaya penghapusan piutang diproyeksikan sebesar 0,5% per tahun dari jumlah
pendapatan penjualan air tahun berjalan.
 Biaya penyusutan diperhitungkan dengan metode saldo menurun (double
declining methode) dan dengan tarip sesuai dengan ketentuan perpajakan. Biaya
penyusutan dihitung setahun penuh sesuai tahun perolehan meskipun
pemakaiannya tidak penuh setahun.

8.3 Analisis Kelayakan Keuangan


Analisis kelayakan keuangan dinilai dengan melihat kelayakan
keuangan/finansial untuk investasi pengembangan RI SPAM jangka
pendek/mendesak, yaitu dengan menghitung PayBack Periode (PB), Internal Rate
Of Return (IRR), Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan
sensitivity analysis.
- Economic Internal Rate of Return (EIRR)
Untuk menghitung besarnya EIRR, maka digunakan komponen biaya (Cost) dan
manfaat (Benefit) paada Cash Flow yang diperhitungkan terhadap umur
ekonomi proyek. Berdasarkan Cash Flow tersebut, kemudian komponen biaya
dan manfaat dihitung untuk nilai sekarang dengan menggunakan rumus-rumus
yang dikemukakan di muka. Net Benefit diperoleh dengan mengurangkan nilai
sekarang dari pada manfaat dan biaya.
EIRR diperoleh dengan melakukan coba-coba discount rate sehingga didapatkan
Net Present Valuenya mendekati atau sama dengan nol atau Nilai Present Value
Manfaat mendekati atau sama dengan Nilai Present Value Biaya.

VIII- 8
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
- Net Present Value (NPV)
Berdasarkan komponen biaya dan manfaat (cash flow), selanjutnya bila diambil
suatu tingkat suku bunga atau discount rate/interest rate sebesar 10 %, 14 %, 15
%, 16 %, dan 17 % dalam perhitungan, maka dapat dihitung nilai sekarang atau
Present Valuenya.
- Benefit Cost Ratio (BCR)
Sama halnya dengan perhitungan Net Present Value, maka perhitungan BCR
ini dihitung terhadap suatu tingkat bunga atau discount rate 10 %, 14 %, 15 %,
16 %, dan 17 %. Nilai BCR diperoleh dengan membandingkan Present Value
Benefit dengan Present Value Cost.
- Net Benefit - Investment Ratio (N/K Ratio)
N/K Ratio dihitung dengan membandingkan nilai Net Benefit dengan Present
Value Investment. Present Value Net Benefit dihitung dari Present Value Cash
Flow Benefit yang mempunyai nilai positif, sedangkan Present Value
Investment diperoleh dengan menghitung Present Value Cash Flow yang
mempunyai tanda negatif.
- Project Payback Periode Analysis
Analisis Payback Periode dilakukan untuk dapat mengetahui lamanya periode
waktu yang diperlukan untuk dapat menutupi kembali pengeluaran investasi
yang telah ditanamkan.
- Analisis Sensivitas
Penentuan nilai-nilai untuk keadaan sesudah proyek seperti produksi, harga dan
lain-lain masih merupakan estimasi, maka terdapat kemungkinan bahwa
keadaan yang sebenarnya akan terjadi tidak sama dengan nilai-nilai estimasi
tersebut.
Investasi disebut layak untuk diimplementasikan apabila : PB < nilai
ekonomis; NPV bernilai positif; IRR > diskon faktor/Bank Indonesia Rate dan
BCR > 1. Analisis kelayakan keuangan ini dihitung untuk program-program
mendesak (1-2 tahun).
Program-program yang telah ditetapkan perlu dievaluasi kelayakannya dari
sisi keuangan agar bisa diperhitungkan bahwa secara finansial program-program

VIII- 9
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
tersebut akan mampu dilaksanakan oleh perusahaan. Kelayakan pelaksanaan
program diperhitungkan dengan memasukkan anggaran masing-masing program
dalam simulasi proyeksi keuangan.

VIII- 10
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
BAB 9
Rencana Pengembangan
Kelembagaan

9.1 Lembaga Penyelenggara


Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005, menyebutkan bentuk
alternatif kelembagaan pengelolaan SPAM dapat berupa:
a. BUMD (Badan Usaha Milik Daerah /PDAM),
b. BUMN (Badan Usaha Milik Negara),
c. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta),
d. Koperasi,
e. BLU (Badan Layanan Umum),
f. KSM (kelompok Swadaya Masyarakat).
Surat Edaran Dirjen Cipta Karya No. 01/SE/DJCK/2008,bagi SPAM IKK
yang dibangun di daerah yang mempunyai PDAM sehat, maka pengelolaannya
diarahkan ke PDAM. Namun bagi SPAM IKK yang dibangun di daerah dengan
PDAM kurang sehat/sakit dan daerah pemekaran yang belum terbentuk PDAM
maka diperlukan alternatif lembaga penyelenggara.
Alternatif pemilihan lembaga penyelenggaraan SPAM , mengacu pada jenis
barang layanan, dan kondisi sebagai berikut:

IX- 1
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Tabel 9.1
Acuan Pemilihan Lembaga Penyelenggara SPAM
Jenis Barang Layanan Kondisi Penyelenggara
Apabila pengelolaan SPAM IKK
belum optimal dan atau kondisi
Unit Pelaksana Teknis
Public goods sosial ekonomi masyarakat tidak
Dinas (UPTD)
mampu membiayai operasional
sistem .
Apabila sistem sudah dimanfaatkan
namun sebagian biaya operasional
Badan Layanan Umum
Quasi Public Goods masih harus ditunjang pemerintah
Daerah (BLUD)
dan sudah memenuhi persyaratan
Teknis, Substantif dan Administratif
Apabila sistem sudah/akan
Private Goods,
dimanfaatkan dan kondisi sosial
PDAM
masyarakat secara rata-rata mampu
untuk membiayai operasional
Sumber: Buletin Cipta Karya-04/Tahun VII/2010

Untuk penyelenggara berbentuk koperasi atau badan usaha swasta,


berdasarkan PP 16/2005 dapat berperan serta dalam penyelenggaraan
pengembangan SPAM pada daerah, wilayah atau kawasan yang belum terjangkau
pelayanan UPTD, BLUD, dan BUMD/BUMN.
Tabel 9.2
Perbandingan PDAM, UPTD dan BLUD
No. PDAM UPTD BLUD
1 Aset dipisahkan Aset Tidak Dipisahkan Aset Tidak Dipisahkan
2 Orientasi keuntungan Tanpa mengutamakan Tanpa mengutamakan
mencari keuntungan mencari keuntungan
(pendapatan = belanja) (pendapatan = belanja)
3 Tidak dapat melakukan Tidak dapat melakukan Dapat melakukan
diversifikasi diversifikasi diversifikasi
4 Dikelola oleh Dikelola unit kerja instansi Dikelola unit kerja instansi
perusahaan daerah pemerintah pemerintah
5 Pendapatan disetor ke Pendapatan disetor ke kas Pendapatan disetor ke
rekening kas PDAM umum daerah rekening kas BLUD

6 Penerimaan dapat Penerimaan tidak dapat Penerimaan dapat digunakan


digunakan langsung digunakan langsung langsung
7 APBN/APBD bukan APBN/APBD bukan APBN/APBD merupakan
merupakan pendapatan merupakan pendapatan pendapatan

IX- 2
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
No. PDAM UPTD BLUD
8 Belanja sesuai dengan Belanja tidak boleh Flexibitas budget (ambang
anggaran melampaui anggaran batas ditetapkan dalam RBA)
9 Boleh melakukan Tdk boleh melakukan utang/ Boleh melakukan utang/
utang/ piutang piutang piutang
10 Pinjaman JP dgn Tidak boleh melakukan Pinjaman JP dgn persetujuan
persetujuan KDH pinjaman jangka panjang KDH
11 Investasi JP dgn Tidak boleh melakukan Investasi JP dgn persetujuan
persetujuan KDH investasi KDH
12 Boleh melakukan Tidak boleh melakukan Boleh melakukan kerjasama
kerjasama kerjasama
13 Pengadaan barang Pengadaan barang sesuai Utk pendapatan Non
sesuai aturan dengan Kepres 54/2010 APBD/APBN dpt tdk dgn
perusahaan Kepres 54/2010
14 Pegawai perusahaan Pegawai PNS Pegawai boleh PNS dan Non
PNS
15 Ada Dewan Pengawas Tidak ada dewan pengawas Dimungkinkan ada dewan
pengawas
16 Aturan penggajian Aturan penggajian PNS Remunerasi disesuaikan dgn
sesuai dgn peraturan di tanggung jawab dan
perusahaan profesionalisme
17 Lap. Keuangan.: Laporan keuangan Standar SAP ((Neraca, LRA dan
Standar Akuntansi Akuntansi Pemerintah/SAP CALK)
Keuangan/SAK (lap. (Neraca, Laporan Realisasi SAK (laporan operasional,
operasional, neraca, Anggaran/LRA & CALK) neraca, laporan arus kas,
Cash flow, Catatan CALK dan lampiran kinerja)
Atas Laporan
Keuangan/ CALK &
lampiran kinerja)
18 Otonom, pengelolaan Pengelolaan keuangan Semi otonom dalam
keuangan dilakuka dilakukan oleh Pemda pengelolaan keuangan
oleh perusahaan (Pemda mengontrol output
BLUD)
19 Boleh melakukan Tidak boleh melakukan Boleh melakukan kerjasama
kerjasama kerjasama
20 Perusahaan KDH bertanggungjawab KDH bertanggungjawab
bertanggungjawab terhadap pelayanan yang terhadap pelayanan yang
terhadap pelayanan diberikan diberikan
yang diberikan
Sumber: Permen PU No. 18 / Tahun 2007

Lembaga Penyelengara untuk pengelolaaan air Minum di Kota Padang adalah


Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Padang. PDAM Kota Padang

IX- 3
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
dibentuk berdasarkan dengan surat Keputusan Pemerintah daerah Kota Padang
Nomor : 05/PD/1974, tanggal 30 Desember 1974 sesuai dngan Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1962, Perusahaan Air Kota ini kemudian berubah status menjadi
Perusahaan Daerah Air Minum Tingkat II Padang.
9.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi harus dapat menggambarkan aktivitas utama dalam sistem
pengelolaan, pola kerja yang jelas dan mempunyai fungsi perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dengan menguraikan tugas,
wewenang dan tanggung jawabnya.

 UPTD
Sebagai referensi bentuk struktur organisasi penyelenggara SPAM yang
diselenggarakan oleh UPTD adalah:

Gambar 9.1 Struktur Organisasi SPAM dengan bentuk UPTD

IX- 4
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
 BLUD
Pengelola BLU-SPAM, terdiri dari :
 Kepala
 Bagian Keuangan
 Bagian Operasional
 Bagian Pemeriksa Intern
 Pengawas BLU-SPAM, adalah Dewan Pengawas (dalam pelaksanaan
pembinaan teknis dan keuangan dapat dibentuk dewan pengawas dengan
keputusan Bupati atas usulan kepala Dinas Ke-PU-an).
 Pembina Teknis BLU-SPAM, adalah Kepala Dinas PU atau Kimpraswil
Provinsi/Kab/Kota
 Pembina Keuangan BLU-SPAM, adalah Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah (PPKD)
Sebagai referensi bentuk struktur organisasi penyelenggara SPAM yang
diselenggarakan oleh BLUD adalah :

IX- 5
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Gambar 9.2 Struktur Organisasi dengan bentuk BLU

 BUMD/PDAM
Pengelola SPAM dengan bentuk penyelenggara BUMD/PDAM, terdiri dari :
 Jika pelanggan kurang dari 30.000, Direksi berjumlah 1 orang dan pengawas
maksimal 3 orang.
 Jika pelanggan diantara 30.000 sampai dengan 100.000, direksi maksimal 3
orang dan pengawas maksimal 5 orang
 Jika pelanggan lebih dari 100.000 ribu direksi maksimal 4 orang dan
pengawas maksimal 5 orang.
Sebagai referensi bentuk struktur organisasi penyelenggara SPAM yang
diselenggarakan oleh PDAM dengan pelanggan diantara 30.000 sampai dengan
100.000 adalah:

IX- 6
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
BUPATI

DEWAN
PENGAWAS

DIREKTUR
UTAMA

STAF AHLI DIR.ADM DAN KEU. DIR.TEKNIK STAF AHLI


BIDANG BIDANG
ADM. & KEU TEKNIK

LITBANG BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN SPI


KEUANGAN HUB.LANGG UMUM PRODUKSI TRANS. & DIST PERENC. TEKNIK

SUB BAGIAN SUB BAGIAN BIDANG


BIDANG SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN PENGEMBANGA PERENCANAAN ADM &
ADM PERENCANAAN PEMBACA ADMINISTRASI PERW MESIN & N JAR.PIPA TEKNIK KEUANGAN
KEUANGAN KEUANGAN METER DAN PERUNDANG INSTALASI Trans & Distr
UNDANGAN DISTIBUSI
SUB BAGIAN BIDANG
BIDANG SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN EVALUASI DAN TEKNIK
TEKNIK AKUNTANSI PELAYANAN SUB BAGIAN UNIT DISTRIBUSI & PENGAWASAN
LANGGANAN GUDANG IPA BELUSUNG PERAWATAN TEKNIK
PERPIPAAN
BIDANG SUB BAGIAN
PDE KAS DAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
PENAGIHAN HUBUNGAN KEPEGAWAIAN UNIT SUB BAGIAN
MASYARAKAT IPA WARIBANG METER DAN
PEMUTUSAN
SUB BAGIAN
RUMAH TANGGA SUB BAGIAN
DAN PERBEKALAN PENGELOLAAN
SUMUR PROD

SUB BAGIAN
LABORATORIUM

Gambar 9.3 Struktur Organisasi dengan bentuk BUMD/PDAM

IX- 7
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
9.2.1 Analisa Kelembagaan PDAM
Pengembangan kelembangaan PDAM Kota Padang direncanakan mengacu
pada Permendagri No.2 Tahun 2007 tentang Organ Dan Kepegawaian Perusahaan
Daerah Air Minum. Berdasarkan Permendagri No. 02 Tahun 2007 tentang Organ
Dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum, Kota Padang memiliki
pelanggan di bawah 30.000.
Berdasarkan Permendagri No. 02 Tahun 2007 tentang Organ Dan Kepegawaian
Perusahaan Daerah Air Minum tersebut juga mengatur jumlah pengawas
berdasarkan jumlah pelanggan yang dimiliki Kota Padang. Jumlah pelanggan Kota
Padang selama periode desain kurang dari 30.000 jiwa, maka jumlah pengawas
yang dibutuhkan sebanyak 3 orang. Penentuan jumlah pengawas ini berdasarkan
asas efisiensi pengawasan dan efektivitas pengambilan keputusan yang terdapat
pada peraturan diatas. Anggota Dewan Pengawas diangkat satu orang sebagai
Ketua merangkap anggota dan seorang sebagai Sekretaris merangkap anggota
dengan keputusan kepala daerah Kota Padang. Lebih jelasnya mengenai
perencanaan kelembagaan PDAM Kota Padang dapat dilihat pada gambar 7.6.
Peningkatan dalam kinerja kelembagaan ini, PDAM Kota Padang dapat memulai
melaksanakan kegiatan-kegiatan perbaikan misalnya sebagai berikut ini:
1. Organisasi dan manajemen kepegawaian yang mengacu pada Permendagri No.
2 Tahun 2007;
2. Mengutamakan pengangkatan direksi yang memiliki visi dan misi;
3. Menuju manajemen PDAM yang transparan, hemat, cepat, urut dan terukur
dengan menerapan nilai-nilai konsep Good Governance untuk mendukung;
4. Penjajagan investasi dan kerjasama terhadap pihak ketiga yang tertuang dalam
perda pendirian;
5. Menyusun Rencana Strategis Bisnis Air Minum.
Dengan adanya rencana pembentukan zona-zona pelayanan maka pada setiap
zona direncanakan untuk dibentuk pengurus Zona yang terdiri dari Koordinator
IKK yang membawahi Pelaksana Urusan Teknis dan Pelaksana Urusan
Pelayanan/Langganan. Struktur organisasinya dapat dilihat pada bagan berikut:

VIII- 8
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
Koordinator
IKK

Pelaksana Urusan Teknis Pelaksana Urusan


Pelayanan/Langganan

Gambar 9.4 Alternatif Susunan Pengurus Untuk IKK

9.2.2 Analisa Kelembagaan Non-PDAM


Untuk pelayanan air bersih yang merupakan bantuan dan dikelola langsung
oleh masyarakat, belum semuanya ada struktur organisasi kelembagaan pengelola.
Pengelola bantuan menjadi satu dengan kepengurusan di daerah setempat seperti
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau Lembaga Kelompok Masyarakat
Desa (LKMD).
Rencana kelembagaan untuk Non-PDAM dapat berupa BLU (Badan Layanan
Umum) sederhana yang terdiri dari Ketua BLU dan dibantu oleh Bagian Teknis
Operasional dan Bagian Umum (Keuangan dan Langganan).
Struktur organisasinya dapat dilihat pada bagan berikut:

Ketua
BLU

Bagian Teknis Bagian Umum (Keuangan


Operasional & Langganan)

Gambar 9.5 Alternatif Susunan Pengurus Untuk BLU

VIII- 9
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)
9.3 Analisa Kebutuhan SDM PDAM
SDM yang dibutuhkan untuk operasi/rawat SPAM: sarjana teknik
lingkungan, teknik mesin/elektro, teknik sipil, ekonomi, hukum, dll (sesuai dengan
kebutuhan). Penempatan SDM harus disesuaikan antara latar belakang
pendidikan/pengalaman dengan job deskripsi dari struktur organisasi yang
dibentuk. Sebagai referensi untuk menghitung jumlah pegawai yang dibutuhkan
adalah dengan menghitung rasio 6 per 1000 pelanggan.
Jumlah pegawai PDAM Kota sampai dengan tahun 2014 adalah 38 orang.
Dengan jumlah pelanggan aktif sebanyak 7111 SR maka jumlah pegawai yang
diperlukan adalah 41 pegawai. Jika sesuai dengan peraturan yang ada 1 : 125, maka
jumlah pegawai yang PDAM yang dibutuhkan sampai tahun terakhir
pengembangan SPAM, perlu adanya penambahan pegawai menjadi 104 orang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9.3

9.4 Rencana Pengembangan SDM PDAM


Sumber Daya Manusia merupakan salah satu sumber daya yang mendukung
keberhasilan organisasi dimasa depan. Rencana pengembangan sumber daya
manusia yang dirumuskan diharapkan akan mendukung strategi pengembangan
pelayanan pelanggan di beberapa wilayah operasional.
Pengembangan SDM dapat berupa pelatihan-pelatihan di bidang teknis,
kelembagaan dan keuangan yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga
pendidikan/pelatihan.
Rencana pengembangan SDM penyelenggara SPAM (PDAM) adalah sebagai
berikut.
Tabel 9.3
Rencana Penambahan Jumlah Pegawai PDAM Kota Padang
No Uraian 2017 2022 2027 2032 2037
1 Jumlah SR 52.360 76.283 104.862 139.269 183.637
2 Rasio Karyawan : Jumlah SR 1:125 1:125 1:125 1:125 1:125
3 Jumlah Karyawan Seharusnya (Org.) 419 610 839 1114 1469
4 Jumlah penambahan Karyawan (Org.) 381 191 229 275 355
Rasio karyawan berpendidikan S1 :
5 1:5 1:5 1:5 1:5 1:5
Jumlah Karyawan
Karyawan dengan pendidikan S1
6 84 122 168 223 294
Seharusnya (Org.)
Sumber : Analisa & Perhitungan Konsultan 2

VIII- 10
Laporan Akhir
Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kota Padang (2010-2030)

Anda mungkin juga menyukai