BAHAN AJAR
MATA KULIAH
MANAJEMEN PRASARANA
SUMBER DAYA AIR
KODE MATA KULIAH MKB 5270
OLEH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkah dan
karunia serta Rachmat Nya diberi petunjuk untuk menyelesaikan Buku
Ajar Manajemen Prasarana Sumber Daya Air.
Penyusun
ii
PNK BAHAN AJAR Kurikulum
MANAJEMEN PSDA 2010
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENGERTIAN UMUM DAN LANDASAN HUKUM SUMBER
DAYA AIR I - 1
A. PENDAHULUAN I - 2
Deskripsi Singkat I - 2
Manfaat Mata Kuliah I - 2
Tujuan Instruksional Umum I - 2
B. PENYAJIAN MATERI I - 2
1.1 Pengertian dan Definisi dalam Sumber Daya Air I - 3
1.2. Pengertian Seacara Umum I - 3
1.3. Pengertian yang berkenaan dengan air permukaan I - 6
1.4. Pengertian yang berkenaan dengan Air Tanah I - 6
1.5. Pengertian yang berkenaan dengan Bangunan Air I - 9
1.6. Pengertian yang berkeairan dan Pengelolaan/Pengelola I - 11
C PENUTUP
1. Rangkuman I - 14
2. Tugas dan Latihan I - 14
3. Indikator Pencapaian I - 15
D. DAFTAR PUSTAKA I - 15
C. PENUTUP III – 42
1. Rangkuman III – 42
2. Tugas dan Latihan III – 42
3. Indikator Pencapaian III – 43
D. DAFTAR PUSTAKA III – 43
5. Pewrsamaan Rekursif V - 12
6. Kreteria Konvergensi V - 13
d. Liniar Program V - 14
5.6. Rule Curve V – 14
5.7. Simulasi V – 15
5.8. Evaluasi Unjuk Kerja Pengoperasian Waduk V - 18
5.9. Keandalan (Reliability) V – 21
5.10.Bangunan Utama V – 22
5.10. 1. Bendung Tatap V – 22
5.10. 2. Bendung Gerak Vertikal V – 23
5.10. 3. Bendung Karet ( Bendung Gerak Horizontal ) V – 24
5.10. 4. Bendung Saringan Bawah V – 24
5.10. 5. Pengambilan Bebas V - 25
5.10. 6. Pompa V - 26
D. DAFTAR PUSTAKA IV - 26
BAB I
BAB. I
PENGERTIAN UMUM DAN LANDSAN HUKUM
SUMBER DAYA AIR
A. PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
dijelaskan bahwa secara global jumlah air di dunia relative sama hanya
agar kebutuhan air dari tahun ke tahun selalu meningkat dapat terpenuhi
atau ruang yang berkaitan dengan sumber daya air misalnya daerah
bahwa dalam pengelolaan sumber daya air perlu secara terintegrasi dan
B. PENYAJIAN MATERI
1. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas maupun di bawah
tanah, air hujan, dan air laut ang berada di darat (UU No. 7 Tahun
2004). Definisi lain air adalah semua air yang terdapat di dalam dan
dibangun.
dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di
semua air hujan yang jatuh ke daerah ini akan mengalir melalui sungai
dan anak sungai yang bersangkutan Definisi lain yaitu suatu daerah
yang berasal dari air hujan dan sumber-sumber air lainnya yang
merupakan tempat sumber air dan semua curahan air hujan yang
(DTA). Dalam istiiah bahasa lnggeris juga ada beberapa macam istilah
5. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada
sumber air yang dapat memberikan manfaat atau pun kerugian bagi
6. Daya rusak air adalah daya air yang dapat merugikan kehidupan.
7. Hak guna air adalah hak untuk memperoleh dan memakai atau
8. Hak guna pakai air adalah hak untuk memperoleh dan memakai air.
9. Hak guna usaha air adalah hak untuk memperoleh dan mengusahakan
air.
serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar
11. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang
12. Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung
di dalamnya.
tanah.
terjadi pada daerah yung biasanya tidat terjadi banjir dan kedua
peristiwa banjir terjadi karena limpasan air banjir dari sungai karena
debit banjir tidak mampu dialirkan oleh alur ,sungai atau debit banjir
management).
pada muka tanah. Oleh karena itu apabila pada akuifer ini
tersebut.
yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas berupa aquitard
aquiclude (kedap air) dan tekanan airnya lebih besar dari tekanan
(no flux).
tertekan.
10. Cekungan airtanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
berlangsung.
dalam skala waktu harian (daily, time scale). Gerakan air di dalam
1996; 2008).
gorong-gorong.
2. Bantaran sungai adalah daerah yang terletak pada kedua sisi dan
kira 5 meter (dapat diambil dengan ketentuan lain) dari luar kaki
10. Waduk atau Dam atau Reservoir: dibangun untuk menampung air
pada periode kelebihan air (musim hujan) dan dipakai pada waktu
Daya Air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai (DAS)
dengan 2.000 km2 (UU No. 7 Tahun 2004). Definisi lain: wilayah
sumber daya air secara optimal agar berhasil guna dan berdaya
guna.
(Grigg, 1996).
akibat banjir.
12. Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam
14. Sistem tata pengairan: merupakan susunan tata letak sumber air,
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Istilah dan definisi yang berkaitan dengan sumber daya air membantu
atau ruang yang berkaitan dengan sumber daya air misalnya daerah
ini ditunjukkan bahwa pengelolaan sumber daya air sudah diatur dalam
daya air. Potensi sumber daya air secara global adalah konstan,
namun di lain pihak pengguna dalam hal ini manusia di dunia ini
yang lain.
3. Indikator Pencapaian
daya air
tempat/kota.
D. DAFTAR PUSTAKA
BAB II
DASAR-DASAR MANAJEMEN
SUMBER DAYA AIR TERPADU
BAB. II
DASAR-DASAR MANAJEMEN
SUMBER DAYA AIR TERPADU
A. PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
Sungai (DAS) dan Wilayah Sungai (WS). Komponen sumber daya air
aspek. Sistem airtanah yang menjadi fokus adalah sumber aliran dan
potensinya.
B. PENYAJIAN MATERI
Daya Air yaitu: cekungan air tanah (CAT), daerah aliran sungai (DAS) dan
berikut ini.
yang terbentuk secara alamiah, dimana air akan mengalir melalui sungai
dan anak sungai yang bersangkutan yang terletak di dalam wilayah DAS
tersebut. Secara alami sesuai hukum gravitasi, air mengalir dari hulu ke
hilir, dari gunung (daerah yang tinggi) menuju ke laut (daerah yang lebih
air. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya air harus dilihat secara utuh
dalam satu kesatuan minimal dalam suatu daerah aliran sungai. Karena
Satu wilayah sungai (WS) terdiri atas beberapa DAS. Berikut ini
Komponen alami dari sumber daya air dapat disebutkan antara lain:
alami akibat dari sifat air yang mengalir dari hulu ke hilir dengan sistem
sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Karena sifat air yang
Secara alami ada yang sudah stabil, ada yang berubah bentuk, dan
ada yang hilang. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak hal antara lain
siklus hidrologi, kondisi geologi, kondisi wilayah dan kehidupan yang ada
Jaringan air bersih (umumnya dikelola oleh PDAM) terdiri dari sumber,
Talang.
Siphon.
Dan lain-lain
sebagai berikut :
Banjir dan genangan yang terjadi akibat tindakan manusia dan oleh
alam di suatu lokasi diakibatkan antara lain oleh sebab-sebab berikut ini
(DAS).
Pembuangan sampah.
Curah hujan.
Drainase lahan.
(Grigg, 1996):
20 kali. Angka 6 dan angka 20 ini tergantung dari jenis hutan dan jenis
Gambar 2.5. Peningkatan debit puncak akibat perubahan tata guna lahan
(Raudkivi, 1979; Subarkah, 1980; Schwab dkk., 1981;
Loebis, 1984 dalam Kodoatie dan Sjarief, 2008)
kawasan hutan bila diubah menjadi permukiman maka yang terjadi adalah
bahwa hutan yang bisa menahan run-off cukup besar diganti menjadi
peningkatan aliran permukaan tanah yang menuju sungai dan hal ini
tanah akan relatif tetap. Sudah sering ada pernyataan bahwa "apabila
atas tanah yang bisa meresap air berubah menjadi bangunan permanen
tergantung dari kemiringan lahan, tinggi aliran dan penutup lahan. Bila
dalam tanah tergantung dari jenis tanah. Bila jenis tanah lempung (clay),
m/detik), sedangkan bila jenis tanah lanau (silt) maka kecepatan aliran
m/detik).
untuk menahan aliran. Yang terjadi ketika hujan turun, kecepatan air akan
Namun resapan air yang masuk ke dalam tanah relatif tetap kecuali
sungai.
cepat dan kapasitas sungai menampung air lebih besar. Pelebaran sungai
tanah.
menjadi dua kali lebar semula akan sangat mahal dan menghadapi
debit.
dua sampai empat kali. Demikian pula bila sungai diperdalam dua kali
maka debit pada awalnya juga menjadi dua sampai empat kali dari debit
besar luas penampang sungai akan menjadi lebih keciI. Uraian tersebut
a) Diperlebar dua kali (debit hanya naik menjadi 2 sampai 4 kali debit
semula)
perIu dikaji stabilitas sungai. Dalam kaitan upaya untuk stabilitas sungai,
para ahli teknik sungai dianjurkan oleh Simons dan Senturk (1992) agar
struktur dan metode non-struktur. Pada masa lalu metode struktur lebih
tata guna lahan yang sudah padat (adanya bangunan untuk pemukiman,
maksimal dua hingga empat kali lipat saja, itupun bila proses pelebaran
ataupun pengerukan sebesar dua kali lipatnya bisa berjalan lancar. PerIu
lokasi sungai paling hilir (di muara) artinya kajian morfologi sungai perlu
bagian hilir tidak dapat dilebarkan maka akan terjadi penyempitan aIur
sungai (bottleneck). Hal ini akan menyebabkan daerah hulu yang sudah
lingkungan. Istilah populer yang dipakai adalah flood control toward flood
ke masa yang akan datang, maka dapat diketahui debit rencana yang
pasti melalui sungai tersebut. Bilamana hal ini terjadi maka perbaikan
sungai akibat dampak perubahan tata guna lahan di daerah aliran sungai
/dirubah fungsi lahannya dengan delta Q zero policy atau Q=0 (Lee, 2002;
Arti kebijakan ini adalah bila suatu lahan di DAS berubah maka
debit sebelum dan sesudah lahan berubah harus tetap sama. Misalnya,
suatu lahan hutan diubah menjadi pemukiman maka debit yang di suatu
titik sungai harus tetap sama. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
Salah satu ciri kerusakan DAS dapat dilihat dari besamya ratio
antara debit maksimum dan debit minimum. Semakin besar rationya dapat
dikatakan DAS semakin rusak. Di lapangan hal ini terjadi pada waktu
musim hujan debit sangat besar bahkan bisa meluap namun sebaliknya
pada waktu musim kemarau debit sangat kecil bahkan mendekati nol.
Hal ini berarti bahwa pada waktu hujan, aliran permukaan tinggi
karena tidak ada yang menahan laju run-off namun pada musim kemarau
karena tidak ada air yang tertahan di DAS, tidak ada aliran di sungai. Oleh
karena itu secara substansi salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam
Air hujan yang jatuh di suatu daerah perlu dialirkan atau dibuang agar
lebih besar. Sistem yang terkecil juga dihubungkan dengan saluran rumah
saluran tersebut perlu diolah (treatment). Selurnh proses ini disebut sistem
pada prinsipnya terbagi atas 2 (dua) macam yaitu: drainase untuk daerah
sudah ada maupun yang telah dibuat. Sesuai dengan prinsip sebagai jalur
pula daerah resapan yang bisa difungsikan, sehingga air hujan tidak
Apabila air dapat mengalir dengan lancar maka drainase juga berfungsi
PDAM
tak sedap.
hidro dan geologi menunjukkan secara implisit pengertian geologi dari air.
Atau dengan kata lain adalah merupakan suatu studi tentang interaksi
antara kerangka sistem batuan dan atau dengan airtanah. Dari sudut
pandang hidrolika maka istilah gerakan aliran dalam tanah dikenal dengan
fungsi dan kegunaannya meliputi tiga aspek (Toth, 1990) Aspek sebagai
keperluan bagi umat manusia. Aspek bagian dari hidrologi di dalam tanah
merupakan atau termasuk disiplin ilmu yang (relatip) masih muda dan
masih terus berkembang secara pesat sekali. Pada saat ini, secara umum
kondisi dan situasi setempat. Oleh karena itu manfaat dan keuntungan
lainnya dalam mempelajari ilmu hidrogeologi ini dapat dilihat dari 3 (tiga)
bagaimana aliran air terjadi, gerakan aliran air dalam tanah, distribusinya,
unsur kimia yang ada dalam airtanah, serta dampak lingkungan dari aliran
dalam tanah. Hal yang cukup penting adalah bahwa gerakan aliran dalam
(Rajaratnam, 1989).
Sehingga dalam hal ini dari ilmu hidrolika pengertian tentang aliran
laminer akan lebih dominan dibandingkan dengan aliran turbulen. Hal ini
memakai sumur pompa baik itu sumur dangkal maupun dalam. Hal di atas
berdasarkan pada data kontur muka airtanah. Dari kontur muka airtanah,
Daerah Penerima
Mata Air
Aquifer
Lap kedap air
jarak antara kedua titik. Berdasarkan pada jejaring aliran, muka airtanah
dpl dan jarak antara kedua titik tersebut rata-rata 4.000 m (Gambar 4.9).
peta jejaring aliran yang menunjukkan bahwa airtanah mengalir dari Barat
ke Timur sehingga lebar aliran sama dengan panjang DAS yaitu 10.000
persamaan:
Q K.i.A
C. PENUTUP
1. Rangkuman
aliran dan potensinya. Kedua hal ini relative rumit jika dilakukan pada
keairan tersebut.
3. Indikator Pencapaian
D. DAFTAR PUSTAKA
BAB III
BAB. III
PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI
TERPADU
A. PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
dari suatu wilayah DAS yang utuh sebagai satu kesatuan ekosistem yang
Kabupaten/Kota.
pengelolaan DAS yang optimal ini adalah terjaganya integritas fungsi DAS
B. PENYAJIAN MATERI
b) Sub DAS adalah bagian DAS yang menerima air hujan dan
sumberdaya air dalam satu atau lebih DAS dan atau satu atau lebih
dibawahnya.
d) Cekungan air bawah tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh
berlangsung.
peruntukannya.
kedudukan dan tanggung jawab yang harus diperankan. Hal lain yang
yang berkepentingan.
DAS.
kesejahteraan masyarakat.
tanah.
DAS selain harus mengarah pada pencapaian tujuan dan sasaran perlu
nasional.
dengan :
sebagai berikut :
nasional.
oleh lebih dari satu negara, dan/atau DAS yang secara potensial
yang, antara lain, mencakup batas dan luas wilayah DAS, topografi,
dilakukan dan dikaji potensi timbulnya konflik di antara pihak – pihak yang
berkepentingan.
pengelolaan DAS.
monitoring dan evaluasi (review). Hal ini diperlukan sebagai umpan balik
participation).
kajian. Disamping itu, adanya keterkaitan biofisik antara hulu dan hilir DAS
sharing principle).
Daya dukung berasal dari kata daya dan dukung. Pengertian daya
yang digunakan untuk memahami batas kritis dan ambang batas (daya
ekonomi dan budaya. Gangguan faktor ekologis, ekonomi, dan sosial dari
batas ekologi serta aktivitas sosial (daya dukung) dan menunjukkan pada
3.8. Erosi
bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut ke tempat lain, baik
tanah sebagai akibat pukulan air hujan yang mempunyai energi lebih
besar daripada daya tahan tanah. Pada saat hujan mengenai kulit bumi,
penghancuran dan daya urai dari air itu sendiri. Hancuran agregat tanah
1. Pengelupasan (detachment);
2. Pengangkutan (transportation);
3. Pengendapan (sedimentation)
secara merata, dan gejala ini sulit dikenal sehingga baru diketahui dalam
waktu yang lama. Jika air yang mengalir pada permukaan terkumpul
dalam jumlah yang cukup banyak pada suatu tempat akan menyebabkan
tanah yang tererosi dari tempat terkumpulnya air tersebut lebih besar
selokan kecil (alur), dan gejala ini disebut Erosi Alur. Jika alur yang yang
Erosi Selokan. Perbedaan antara erosi alur dan erosi selokan terletak
YUNUS, STAF PENGAJAR TEKNIK SIPIL - PNK, 2016 III -21
BAHAN AJAR Kurikulum
PNK
MANAJEMEN PRASARANA 2010
SUMBER DAYA AIR
agregat yang terjadi karena pukulan air hujan. Pukulan air hujan
menjadi :
atas yang sangat dangkal, atau terletak diatas lapisan tanah yang tidak
tembus air, dan juga pada teras yang baru dibangun. Proses ini oleh
Carson dan Utomo (1986) disebut erosi massa (mass wasting) untuk
ada bentuk khusus erosi yaitu tanah longsor (land slide) dan erosi yang
terjadi pada tebing sungai, danau atau laut (stream bank erosion)
(Utomo,1994 : 19-20).
Hudson (1976) melihat erosi dari dua segi yaitu faktor penyebab, yang
E = f { Erosivitas , Erodibilitas}
faktor tersebut. Oleh karena itu dapat dikemukakan pula bahwa erosi
adalah fungsi dari hujan (H), Tanah (T), Kemiringan (K), Vegetasi (V), dan
E = f {H,T,K,V,M}
Artinya erosi akan dipengaruhi oleh sifat hujan, tanah, derajat dan
panjang lereng, adanya penutup tanah yang berupa vegetasi dan aktivitas
untuk menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut akan
Tabel 3.1.
(1995).
sedangkan pada metode MUSLE faktor energi curah hujan ini digantikan
: A = Rw x K x L x S x C x P
Dimana :
curah hujan yang diperoleh dari stasiun pencatatan hujan. Ada 2 macam
alat pencatat hujan yaitu alat pencatatan hujan otomatis dan alat
otomatis, kenaikan curah hujan dicatat sebagai fungsi waktu pada kertas
perubahan jumlah hujan yang tercatat. Pada alat pencatatan manual, data
aliran yang cukup luas, selama erosi juga terjadi pengendapan dalam
permukaan (Rw).
Dimana:
Ro = R / Rn
Dengan :
berbeda terhadap erosi. Jadi tanah yang memiliki nilai erodibilitas (K) yang
tinggi dengan curah hujan yang sama, akan lebih mudah tererosi daripada
oleh bahan semen. Sedangkan tanah yang mudah tererosi adalah tanah
infiltrasi, permeabilitas tanah dan ruang pori tanah besar, maka tanah
terhadap berbagai jenis tanah ke tekstur tanah tertera pada tabel dibawah
ini :
Tabel 3.3. Tabel Nilai MS, ρb dan K pada berbagai macam tekstur
tanah
MS ρb K RD
Tekstur Tanah -3 -1
% w/w Mg m gj m
Liat (clay) 45 1.1 0.02 *)
Lempung berliat 40 1.3 0.4
Liat berdebu 30 - -
Lempung berpasir 28 1.2 0.3
Lempung berdebu 25 1.3 -
Lempung 20 1.3 -
Pasir halus 15 1.4 0.2
Pasir halus 8 1.5 0.7
Sumber : Utomo, 1994
Keterangan :
*) Nilai RD dapat digunakan 0.05 m untuk rumput dan padi-padian;
0.10 m untuk tanaman keras
tanah yang tererosi pada suatu jenis pengelolaan tanaman pada sebidang
lahan terhadap tanah yang tererosi pada lahan yang sama tanpa ada
tumbuh pada suatu lahan dapat bervariasi sesuai dengan pola tata tanam
C MUSLE expln(0.8) ln C MUSLE ,mn exp 0.00115 rsd surf lnC MUSLE ,mn
dengan :
C MUSLE ,mn = nilai minimum faktor pengelolaan tanaman
rsd surf
= jumlah residue (mulsa, sisa-sisa tanaman) di permukaan tanah
(kg/ha)
Nilai minimum faktor pengelolaan tanaman dapat dihitung dari nilai
Williams, 1995) :
dengan :
erosi pada lahan tanpa tindakan konservasi (Suripin, 2002 : 80). Efektifitas
erosi tanah pada lahan yang miring, sampai 50% dibandingkan dengan
3.8. berikut :
3.8.8 Faktor Topografi Panjang lereng (L) dan Kemiringan Lereng (S)
2002 : 222)
LS MUSLE
L
hill 65.41 sin 2 hill 4.56 sin hill 0.065
22.1
dengan :
m = syarat eksponensial
dengan :
= tan hill
menekan laju erosi menjadi nol dari tanah-tanah yang diusahakan untuk
keseimbangan alam.
sifat dan stratum tanah, maka untuk tanah di Indonesia disarankan nilai
Nilai T
No. Sifat Tanah dan SubStratum
(mm/th)
lapisan bawah yang lebih kedap air atau terletak di atas substratum yang
belum melapuk, nilai T harus lebih kecil dari 2,5 mm per tahun (Arsyad
2000 : 239).
2000 : 274) :
3.11.
aliran air.
check dam direncanakan pada lokasi sebelah hilir dan daerah sumber
sedimen yang labil tersebut, yaitu pada alur sungai yang dalam, agar
sungai tersebut.
hilirnya.
penetuan titik dasar (basic point ) check dam adalah sebagai berikut :
Bangunan ini direncanakan pada daerah erosi vertical dari alur sungai.
daerah sasaran.
Titik dasar untuk perencanaan check dam adalah suatu titik batas
sungai.
Dalam hal tertentu, jika salah satu dari keduanya lebih rusak maka
dan alur sungai tertap terjaga dalam kondisi yang aman dan stabil.
sedimen yang melewati suatu titik dasar adalah jumlah material yang
diijinkan.
C. PENUTUP
1. Rangkuman
sebagai satu kesatuan ekosistem yang membentang dari hulu hingga hilir.
Penentuan sasaran wilayah DAS secara utuh ini dimaksudkan agar upaya
sasaran.
2. Mengkaji apa yang menjadi penyebab terjadinya banjir pada bagian hilir
hilir.
3. Indikator Pencapaian
Kabupaten/Kota.
D. DAFTAR PUSTAKA
BAB IV
SISTEM OPERASI DAN
PEMELIHARAAN HIDROLOGI
BAB IV
SISTEM OPERASI DAN
PEMELIHARAAN HIDROLOGI
A. PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
Dalam mata kuliah ini, Anda akan diajarkan tentang proses kejadian air
neraca air dalam model dengan melalui model tangki untuk setiap tahapan
siklus hidrologi terutama pada aliran air terjadi di daratan, mulai dari hujan,
hidrologi
B. PENYAJIAN MATERI
kebutuhan yang mendesak. Dalam materi ini akan dibahas tentang: siklus
hidrologi , neraca air, interaksi antara airtanah dan air permukaan serta
hidrologi teknik.
adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai
air sungai, air danau, airtanah dan sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk
uap di udara. Air di bumi ini mengulangi terus menerus sirkulasi (terjadi
udara dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah
melalui beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke
udara dan sebagian tiba ke permukaan bumi. Tidak semua bagian hujan
permukaan tanah. Sebagian air hujan yang tiba ke permukaan tanah akan
laut. Tidak semua butir air yang mengalir akan tiba ke laut. Dalam
permukaan (surface runoff), (2) aliran intra (interflow) dan (3) limpasan
mengalir langsung ke laut). Sebagian dari hujan atau salju yang jatuh di
dikemukakan di atas, sirkulasi yang kontinu antara air laut dan air daratan
cycle).
Tetapi sirkulasi air ini tidak merata, karena kita melihat perbedaan
besar presipitasi dari tahun ke tahun, dari musim ke musim yang berikut
dan juga dari wilayah ke wilayah yang lain. Sirkulasi air ini dipengaruhi
oleh kondisi meteorology (suhu, tekanan atmosfir, angin dan lain-lain) dan
kehidupan dan produksi adalah air yang terdapat dalam proses sirkulasi
ini. Jadi, jika sirkulasi ini tidak merata (hal mana memang terjadi
banjir.
1. Awan dan uap air di udara 10. Airtanah 18. Awan dan uap air
2. Hujan 11. Presipitasi 19. Evaporasi
3. Hujan es 12. Salju yang mencair 20. Evaporasi dari tanah
4. Salju 13. Lain-lain 21. Evaporasi dari sungai
5. Limpasan permukaan 14. Intersepsi 22. Evaporasi dari laut
6. Perkolasi 15. Evaporasi hujan yang 23. Pengamatan debit
7. Alat ukur salju sedang jatuh 24. Pengamatan kwalitas air
8. Alat ukur hujan 16. Evapotrasi 25. Pengamatan evaporasi
9. Sumur pengamatan 17. Transpirasi
Jika terjadi sirkulasi yang kurang, maka kekurangan air ini harus
mempelajari sirkulasi air itu. Jadi dapat dikatakan, Hidrologi adalah ilmu
untuk mempelajari :
a. Presipitasi (precipitation)
d. Airtanah (groundwater)
aliran ke dalam (inflow) dan aliran keluar (outflow) di suatu daerah untuk
P =D+E+G+M
Dimana :
P = presipitasi
D = debit
E = evapotranspirasi
Jika perhitungan neraca air itu diadakan pada suatu daerah tertentu
yang terbatas, maka aliran ke dalam (inflow) dan aliran keluar (outflow)
Dimana :
D1 = Air permukaan dari bagian hulu yang mengalir ke dalam daerah
yang ditinjau.
ke bagian hilir.
G1 = Air tanah yang mengalir dari bagian hulu ke dalam daerah yang
ditinjau.
bagian hilir
ditinjau
M dan Pa adalah harga-harga yang diperoleh dari profil tanah pada titik-
aliran keluar (outflow) air permukaan tanah, airtanah dan lain-lain, beserta
drainasi air kelebihan, jenis dan cara penanaman dan lain-lain harus
Sistem ini terdiri dari alam (morfologi, geologi, tanah, vegetatif) dan
waduk, drainase dan jaringan saluran air limbah, dll). Output dari sistem ini
(b) data data klimatologi, atau pasokan energi surya, dan pada keadaan
pengelolaan air).
detensi yang akan berubah menjadi infiltrasi dan evaporasi. Rasio dari
dan pasokan energi ke dalam sistem tetap konstan. Untuk alasan praktis
rasio ini dianggap stabil dalam kasus curah hujan tunggal. Hipotesis
masing elemen :
Q
k Si
R gi
Ei
1000. i 1 Ci.Pi. Ai
n
Qs
Dimana :
sebenarnya tidak stabil. Hal ini tidak hanya merupakan fungsi dari
C = ( r, i, g, sf )
kondisi cuaca. Faktor sf tergantung pada salju dan kejenuhan tanah. Hal
ini menentukan
P – Qs = Gg + E
dapat diukur dengan mudah dan tepat. Hal ini merupakan kebanyakan
kasus yang diukur dalam jangka panjang dan sistematis, dan juga
persamaan berikut :
Em = P – Qs …………………………….(mm, m3)
ini terjadi di daerah gurun, di mana semua air infiltrasi menguap. Hal ini
dapat digambarkan secara grafis berupa garis lurus dengan sudut 450
(Gambar 1.3)
praktis dari fungsi f1 bermigrasi antara dua tahap pembatasan. Hal ini juga
pengaruh rata-rata dari input data dari sistem limpasan yang relevan dan
penilaian limpasan airtanah dan penguapan. Sistem yang terdiri dari curah
lembab (humid),
(b) Beberapa baris dari empat tangki yang disusun secara vertikal
tangki yang lain hanya dilengkapi dengan satu outlet saja pada sisinya.
Outlet pada sisi bawah pada semua tangki mensimulasikan infiltrasi atau,
outlet hanya dinyatakan oleh hubungan linear atau kuadrat pada sejumlah
simpanan (storage) :
………………… (m3.s-1)
Curah hujan yang rendah, tidak dapat mengisi tangki hingga outlet
tajam dapat dimodelkan lebih tepat dengan menggunakan outlet sisi yang
lebih dalam pada tangki atas. Kejenuhan lapisan tanah dapat dinyatakan
tangkapan air.
antara input dan output yang diinginkan terhadap data yang dikumpulkan.
dalam zona dan diwakili oleh beberapa baris tangki yang dikelompokkan
atau untuk melengkapi data yang hilang dengan simulasi. Tindakan yang
dari proses hidrologi (Gambar 1.5, 1.6) dan kesetimbangan hidrologi. Input
data untuk model, termasuk data curah hujan, daerah tangkapan dan
dan debit airtanah, yaitu data masukan untuk proses erosi (Gambar 1.7).
YUNUS, STAF PENGAJAR TEKNIK SIPIL - PNK, 2016 IV- 17
BAHAN AJAR Kurikulum
PNK
MANAJEMEN PRASARANA 2010
SUMBER DAYA AIR
dengan handal
Gambar 4.7. Diagram alir proses erosi. Curah hujan dan limpasan, output
dari system adalah limpasan, yang merupakan input dari
sistem erosi. Output: aliran sedimen, sedimen endapan dan
kualitas air (Jemar, 1987).
C. PENUTUP
1. Rangkuman
wujud air dari cair menjadi gas atau padat, dari air permukaan menjadi
dan pada akhirnya ke laut, baik langsung atau melalui sungai dimana
yang masuk dan keluar dari sustu sistem yang ditinjau selalu sama
dengan jumlah yang tersimpan dalam sistem tersebut. Dasar ini, maka
3. Indikator Pencapaian
4. Kunci Jawaban
D. DAFTAR PUSTAKA
4. Black, P.E. 1996. Watershed Hydrology. Edisi ke-2. New York: Ann
Arbor Press, Inc.
BAB V
SISTEM OPERASI WADUK
DAN PRINSIP OPERASI
BANGUNAN UTAMA
BAB. V
SISTEM OPERASI WADUK DAN PRINSIP
BANGUNAN UTAMA
A. PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
air, diantaranya adalah pemanfaatan sumber daya air dan pengaturan air.
Beberapa pemanfaatan sumber daya air juga dibahas, dan lebih detail
berupa pengelolaan ketika air berlebih maupun ketika air dalam keadaan
daya air
B. PENYAJIAN MATERI
meninggikan muka air sungai dan mengalirkan sebagian aliran air sungai
yang ada ke arah tepi kanan dan tepi kiri sungai. Air sungai yang
dan baru dilepas lagi ke dalam sungai di bagian hilir sesuai dengan
naik sampai ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi dapat dialirkan
YUNUS, STAF PENGAJAR TEKNIK SIPIL - PNK, 2016 V- 3
BAHAN AJAR Kurikulum
PNK
MANAJEMEN PRASARANA 2010
SUMBER DAYA AIR
lahan-lahan pertanian.
memiliki detail dan fungsi yang khusus. Bagian-bagian inilah yang akan
sungai dan menaikkan tinggi muka air sungai dari elevasi awal. Bagian ini
biasanya terbuat dari urugan tanah, pasangan batu kali, dan bronjong atau
Selain tubuh bendungan, pintu air (gates) juga memiliki peran penting
yaitu volume hidup (efective storage), volume mati (dead storage), tinggi
dan volume tampungan yang disebut juga liku kapasitas waduk. Liku
volume tampungan air di dalam waduk pada setiap ketinggian muka air.
Mercu Bangunan
MA Normal MA Maksimum Pelimpah
Volume Efektif
MA Minimum
Saluran
Volume Mati
Pengambilan
waduk dimana debit air yang dikeluarkan oleh waduk harus sesuai dengan
waduk disepakati bersama oleh para pemanfaat air dan pengelola melalui
g) Kemampuan Operasional.
Keterangan :
t : bulan (1,2,3,.......,12).
meskipun tidak dengan tepat (Buras, 1975; Asri 1984). Pada model
(expected value) dari sebuah variabel abstrak yang diskrit. Analisis regresi
tampungan
Implisit Stokastik
St + 1 = Ās t + B qt - 1 + ĉ
Keterangan :
linear
qt = data inflow
terhadap sesuatu yang tidak pasti, hal inilah yang merupakan ciri
OF = maksimumkan (TEEG)
t
maksimumkan E =
TEG
t-1
Pij = Pr ( Qy + 1 = qi………….. Qy = qj )
pada periode akan datang Sl,t+1. Persamaan ini dapat dihitung melalui
Dimana :
Dimana :
yang terjadi. Persamaan ini tidak tetap dalam artian dapat berubah
5) Persamaan Rekursif
keputusan yang diambil pada tahap yang ditinjau. Hal ini disebabkan
Ft (k,i) = Minimum Bkilt Pij 1 F1 (1, j )
Dimana :
Ft(k,i) = nilai fungsi objektif jika volume waduk di kelas k, volume inflow
periode/ bulan j
Ft*+1 = nilai fungsi objektif jangka panjang (long term periode) yang
kelas j.*
6) Kriteria Konvergensi
siklus operasi. Pada awal optimasi nilai hasil pada tahap akhir (bulan
ke-T), nilai fT (l,j) diberi nilai awal nol. Hitungan berjalan mundur sampai
tahunan harapan (expected) adalah konstan untuk semua state k,I dan
jika dan hanya jika pola operasinya tidak berubah dari tahun ke tahun.
waduk pada akhir bulan ke t (pada awal bulan ke t+1 yang optimum
sebagai fungsi dari kombinasi debit masukan (inflow) bulak t-1 dan
d. Linear Program
umum dijumpai dalam sumber daya air, maka hubungan antar variabel
akhir periode pengoperasian yang harus dicapai pada suatu nilai outflow
kurva atau grafik yang menunjukan hubungan antara elevasi muka air
waduk, debit outflow dan waktu dalam satu tahun (Indrakarya, 1993).
waduk pada awal operasi belum tentu akan sama Rule Curve rencana.
lebih banyak volume air yang dibuang. Sebaliknya apabila debit terjadi
kebutuhan suplesi untuk kebutuhan irigasi, air baku, dan PLTA dari
1. Dalam hal target untuk PLTA lebih besar dari target irigasi, maka
maka energi listrik yang dibangkitkan bisa ditingkatkan dan jika lebih
diturunkan (gagal).
5.7. Simulasi
sebenarnya.
meninjau sejauh mana tingkat keandalan atau kegagalan yang terjadi dari
inflow.
daerah irigasi.
S0 (awal) = S12
Keterangan :
t = bulan (1,2,3,.......,12 )
kerawanan.
sistem waduk, misalnya, dapat mempunyai nilai rerata dan variasi yang
rerata
Batas kegagalan
Waktu
(a)
Waktu
(b)
Gambar 5.1 Indikator Unjuk kerja yang Mempunyai Nilai Rerata dan
Variasi Sama, Tapi Menunjukkan Perilaku yang Berlainan
indikator unjuk kerja (waduk) yang mempunyai rerata dan variasi yang
lebih serius.
mengalami kegagalan. Jika ada batas atas pada indikatior kerja ini (misal
tekanan yang terjadi pada waduk, sehingga ada batas bawah dan batas
atas nilai tekanan), maka perilaku pada Gambar 5.1 menunjukkan bahwa
yang diijinkan. Hal ini menunjukkan bahwa evaluasi unjuk kerja waduk
(vulnerability
kegagalan Dalam hal ini, waduk dianggap gagal apabila tidak dapat
kebutuhannya.
pembangkitan listrik, maka definisi Gambar 3.2 (a) akan lebih sesuai. Hal
ini dapat diterangkan bahwa jika waduk hanya mampu melepaskan debit
yang lebih kecil dari pada batas debit pembangkitan listrik minimum, maka
”Zt” yang nilainya ditentukan sesuai dengan dua definisi diatas dan
sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam jaringan irigasi,
sungai dan sengaja dibuat untuk meninggikan muka air dengan ambang
tetap sehingga air sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke
energi. Ada dua (2) jenis tipe bendung tetap apabila dilihat dari bentuk
- Ambang tetap yang lurus dari tepi ke tepi kanan sungai artinya as
tepi sungai.
lebih besar. Unruk mererapkan ambang jenis ini ada beberapa syarat
yang harus diperhaitkan antara lain debitnya harus relative stabil, tidak
pelimpasan tertentu.
fungsi ganda yakni mengatur tinggi muka air di hulu bending kaitannya
dengan muka air banjir, dan meninggikan muka air sungai, kaitannya
serta membuka pintu sebagian pada saat keadaan air normal untuk
kepentingan penyadapan air. Tipe bending gerak ini hanya dibedakan dari
- Pintu geser atau sorong banyak digunakan untuk lebar dan tinggi
bukaan yang kecil dan sedang> Diupayakan pintu tidak terlalu berat
- Pintu radial memilki daun pintu berbentuk busur dengan lengan pointu
seperti ini dimaksudkan agar daun pintu lebih ringan untuk diangkat
- Tubuh bending yang terbuat dari karet dan pondasi beton berbentuk
plat beton sebagai dudukan tabung karet, serta dilengkapi dengan satu
tabung karet.
- Bendung jenis ini berfungsi untuk meninggikan muka air dengan cara
diisi dengan udara atau air dari pompa udara atau air yang dilengkapi
pada tikungan luar dan tebing sungai yang kuat. Bangungn pengambilan
ini dilengkapi dengan pintu, ambang rendah dan saringan yang pada saat
banjir pintu dapat ditutup supaya air banjir tidak meluap ke saluran induk.
luasan sekitar 150 Ha dan masih pada tingkatirigasi semi teknis atau
irigasi sederhana.
5.10.6. Pompa
- Pompa air dengan penggerak tenaga air ( air terjun dan aliran air).
Referensi
2010
BAB VI
BAB. VII
OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN
IRIGASI
A. PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
jaringan irigasi maupun di sungai itu sendiri semakin cepat pula. Hal
dukungan penyediaan air secara tepat baik dalam segi waktu, ruang,
direncanakan.
irigasi
B. PENYAJIAN MATERI
air ke saluran pembuang. Dalam arti yang luas, operasi adalah usaha-
Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air pada jaringan irigasi
- Pengumpulan data
- Sistem golongan
- Kalibrasi
pembagian dapat adil dan merata maka kegiatan operasi pada jaringan
utama ( main system ) sampai dengan kegiatan pada pintu tersier harus
sangat mudah.
f) Ukuran, letak, spesifikasi, dan kualitas bangunan yang tidak tepat akan
jaringan irigasi.
a) Pengamanan / pencegahan.
b) Pemeliharaan rutin
c) Perbaikan darurat.
Contoh :
Qt = LPRtx FPR
Dimana :
kehilangan air dari perencanaan awal atau Dinas Pengairan (data ini
diperlukan untuk pelaksanaan rehabilitasi).
Jaringan Tersier : 10 %
Jaringan Sekunder B : 14 % s/d 16 %
Jaringan Induk Molek : 35 % s/d 39 %
o Dengan Demikian
Efisiensi Jaringan Utama : 0,54
Efisiensi Total : 0,48
Angka – angka di atas akan selalu berubah sesuai kondisi iklim dan
jaringan, sehingga perlu dicatat setiap tahunnya.
ASII
QS II x (EIxQ AI ) x (K HS )
A Total
Dimana :
FPRRenc
Q t
LPR t
Dimana : ∑Qt = Qr x EI
3) Pemberian Air
Pemberian air berdasarkan luas tanaman dan jenis tanaman juga
Faktor Polowijo Relatif, dan memperhatikan batas maksimum
pembagian air pada saluran sekunder, sehingga tidak terjadi
pemberian air yang berlebihan dalam petak tersier.
Mulai Musim Kemarau I s/d Musim Kemarau II ada giliran air antar
tersier di wilayah Juru Pengairan masing–masing. Pembagian air
untuk masing–masing saluran sekunder proporsional terhadap baku
sawah (tidak perlu luas tanaman, LPR dan FPR)
RPPA = Qu/Qd
Dimana :
Qd = Debit rencana
Dam Blobo salah satu dam untuk mengairi Daerah Irigasi Molek
C. PENUTUP
1. Rangkuman
3. Indikator Pencapaian
direncanakan.
D. DAFTAR PUSTAKA