KERJA BATU
OLEH :
NAMA : ALBERTA DONA YUDANTI
NIM : 1523714650
JURUSAN : TEKNIK SIPIL
PRODI : TPIPP
SEMESTER/KELAS : II/B
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Praktikum Kerja Batu” ini dengan baik.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Tidak hanya itu saja. Kupang adalah salah satu kota yang memiliki
prospek pembangungan yang sangat besar karena di NTT, tepatnya di NTT masih
banyak daerah-daerah yang belum dibuka untuk tempat pembangungan. Pekerjaan
batu merupakan salah satu pekerjaan yang sangat vital dalam bidang teknik sipil.
Oleh karena itu, mahasiswa harus menguasai teknik-teknik dalam pekerjaan batu.
Berbeda dengan pekerjaan kayu, pekerjaan batu lebih diutamakan dalam
pembangunan gedung-gedung dan ada juga untuk rumah tinggal. Kita tahu dalam
pembuatan suatu bangunan, bahan dasarnya adalah batu, maka dari itu batu ini
sangat penting perannya dalam sebuah konstruksi.
A . Keselamatan kerja
1. Sebaiknya alat yang tidak dipergunakan lagi di taruh / diketepikan agar tidak
terpijak oleh kaki
2. Gunakanlah alat sebagai mestinya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3. Jangan berguraw pada saat bermain – main dengan alat yang berat dan tajam
dalam pelaksanaan praktek
B. Instruksi umum
1. Menyiapkan bahan
a. Bata
Siapkan bata dengan ukuran dan mutu seragam
Rendam bata dengan air agar beta kedap air sehingga tidak menyerap
air pada adukan / mortar
Pada bata beton dan bata trasram tak perlu direndam hanya permukaan
yang terkena adukan yang dibasahi
b. Adukan
Siapkan bahan adukan dalam keadaan kering
Sebaiknya bahan pencampuran dilakukan secara mekanis
Bila dilakukan secara manual campuran bahan adukan ( semen dan
pasir ) dalam keadan kering ( agregat dahulu kemudian bahan perekat ),
buat gundukan dan diatasnya dibuat kawah untuk memberi air
Setelah ditambah air, diaduk tidak kurang dari 8 menit
Diaduk sampai merata, sehingga diperoleh adukan lecek, plastis, enak
dikerjakan ( workability ) dan tidak kelebihan air ( bleeding )
Alat – alat :
a. Sendok spesi
Gunanya untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pasangan. Terbuat dari
plat baja tipis dengan tangkai kayu dan berbentuk segitiga.
b. Sendok kecil
Gunanya sama dengan sendok spesi, tapi digunakan pada bidang dimana sendok
spesi tidak dapat digunakan. Misalnya : mengisi siar, memasang ubin dna lain-lain.
c. Ruskam
Terbuat dari kayu atau aluminium yang dilengkapi dengan kotak nivo, yaitu
sebuah tabung gelas yang berisi cairan ethel adan ada gelembung udara didalamnya.
e. Line bobbyn
Terbuat dari plat besi tipis dan dihubungkan dengan benang sebagai pedoman
dalam pasangan bata.
Berguna untuk memotong, membelah, dan menajamkan bata. Bisa juga untuk
memukul paku jika diperlukan.
g. Ointer
Terbuat dari plat besi yang berguna untuk membersihkan dan membentuk siar
pada pasangan batu
h. Jidar
Jidar terbuat dari logam maupun kayu yang berguna untuk meratakan permukaan
pasangan pertama dan mengecek kerataan dua bidang yang jaraknya besar,( untuk
tumpuan waterpass). Dan juga untuk merapikan serta meratakan permukaan plesteran.
i. Skop
j. Plat siku
Plta siku terbuat dari plat besi yang berfungsi untuk mengontrol serta menentukan
kesikuan dari suatu pasangan yang membentuk sudut 900.
k. Meteran
Berguna untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang dan tinggi benda kerja
l. Kotak spesi
m. Tongkat ukur
Berguna untuk menentukan tinggi setiap lapis pasangan dan juga untuk membantu
waterpass dalam menentukan kedataran pasangan.
Bahan – bahan :
a. Batu kali
Batu kali merupakan batu alam yang didapatkan dari dasar sungai. Kegunaanya
adalah untuk pasangan pondasi, lantai pemikul, dll. Batu kali yang baik dapat
diperiksa dengan visual saja dilapangan yaitu yang pori – porinya tidak terlalu banyak
dan kelihatan keras tidak keropos.
b. Bata merah
Bata merah adalah suatu unsur bangunan yang terbuat dari tanah liat dengan atau
tanpa bahan tambahan seperti serbuk gergaji, sekam padi atau pasir. Tanah liat ini
dicetak berbentuk balok – balok, lalu dibakar dengan C untuk mengeraskannya,
sehingga tidak dapat hancurtemperatur 1050 lagi bila direndam dalam air.
c. Super bata
Super bata adalah bahan bangunan yang bentuk dan kegunaannya sama
dengan bata merah. Super bata juga terbuat dari tanah liat dan dicampur dengan pasir
halus. Pembuatannya melalui proses mekanis, oleh karenanya super bata mempunyai
permukaan halus dengan ukuran yang sama. Biasanya bata ini dibuat tidak penuh, tapi
berlobang sehingga dapat menghemat bahan baku dan menghasilkan ikatan yang kuat
dengan mortar. Karena Super bata mempunyai permukaan yang halus, maka pada
pemakaiannya kita tidak memerlukan plesteran lagi. Dan juga karena bentuknya yang
bervariasi, maka dapat dibuat pemasangannya yang artisrik.
d. Batu Cetak
Batu cetak adalah suatu bahan bangunan yang diproduksi oleh masyarakat
kita, terbuat dari trus dan kapur dengan perbandingan 5 : 1. Banyak keuntungan yang
dapat kita ambil dari pemakaian batu cetak ini, umpamanya untuk pemasangan 1 m2
dinding lebih sedikit jumlah batu yang diperlukan, dan juga mengurangi keperluan
mortar sampai 30 – 50 %. Berat pasangan jauh lebih ringan dari konstruksi bata
merah bias 50 % lebih ringan, sehingga tidak diperlukan lagi pondasi yang tidak
terlalu dalam. Disebabkan oleh bentuk batu cetakan yang beraneka macam, sehingga
menarik, dan karena itu pula, dinding tidak usah diplester karena ini sudah cukup
menarik. Komposisi mortar untuk pemasangan batu cetak ini harus sama dengan
komposisi bahan batu cetak itu sendiri, sehingga dapat menghasilkan ikatan yang baik
antara mortar dan batu cetak.
e. Batako press.
Batako press ini terbuat dari adukan kapur, pasir, tras dan semen,
pencetakannya dengan mesin press, dibuat berlobang untuk menghemat bahan dan
juga untuk isolasi suara dan panas. Dan biasanya tembok sebelah luar tidak diplester
lagi, kecuali bagian dalam dinding.
f. Ubin PC
Terbuat dari adukan pasir dan semen, yang dipakai untuk permukaan lantai.
g. Ubin Porselen
Terbuat dari jenis tanah liat putih dengan atau tanpa campuran bahan tambahan
melalui proses pembakaran sedemikian rupa, sehingga tidak dapat hancur kembali bila
direndam dengan air.
h. Kapur
Kapur diperoleh dari pembakaran batu kapur atau batu napal ada juga dari kulit
kerang. Kapur biasa digunakan sebagai penganti semen atau campuran pasir dan semen.
i. Pasir
Pasir merupakan butiran – butirn mineral atau agregat halus yang mempunyai
kekasaran 0 - 4mm yang berasal dari sungai, gunung, dan dapat juga dibuat dari
gilingan batu. Pasir adalah bahan bangunan yang berfungsi sebagai bahan pengisi.
j. Semen Porland
Semen porland atau disingkat dengan SP yang kita kenal dengan semen adalah
suatu serbuk yang sangat halus berwarna abu – abu sebgai bahan campuran. Semen
adalah bahan pengikat utama dalam adukan. Semen mempunyai sifat membatu jika
terkena air maupun udara lembab, oleh karena itu semen harus disimpan ditempat atau
didalam ruangan khusus supaya tidak terjadi pengerasan.
k. Tras (pozzoland)
l. Air
Merupakan bahan yang sangat penting dalam pengerjaan batu. Air yang
digunakan untuk pengadukan mortar harus air yang bersih, yaitu air yang tidak
mengandung minyak, alkali, garam dan zat besi. Hal ini dapat mengurangi kekerasan
pasangan.
BAB II
DASAR TEORI
Pekerjaan pasangan bata telah dikenal sejak kurang lebih 6000 tahun yang lalu
(jaman Babilonia). Peningkatan konstruksi kuno terlihat di Mesir, Roma, Eropa,
Inggris, Cina dan Indonesia (kerajaan majapahit dan sriwijaya).
Kuat tekan dan lentur, kedua gaya ini menyatu menjadi gaya vertical dan gaya
horizontal
Daya hantar panas yang baik, dapat menahan panas pada pasangannya
(sehingga ruangan tidak panas) kemudian mengeluarkannya pada suhu rendah
Daya sekat suara atau kedap suara
Ketahanan api sampai 600°C (sedangkan beton 300°C)
Tahan terhadap pemuaian dan penyusutan (tergantung bayak bahan perekat)
Tahan terhadap daya rembes iar hujan
Dalam satu pasangan tembok bata, diperlukan kurang lebih 30% adukan untuk
mambuatnya. Dinding tersebut dibuat sedemikian, sehingga memenuhi syarat
kekuatan, keawatan dan stabilitas serta memberikan sifat yang baik terhadap pengaruh
cuaca dimana tembok itu didirikan / dibangun. Juga ditempat yang memiliki gangguan
gempa bumi, sifat tembok itu juga harus tahan terhadap gaya-gaya horizontal.
Karena pasangan dinding bata merupakan susunan dari bata dan adukan /
mortar, maka sifat dinding tersebut dipengaruhi oleh sifat bata dan adukan
pasangannya. Oleh karena itu pengetahuan mengenai sifat bata, terutama sifat
kekuatannya perlu diketahui sehingga dapat diperkirakan kekuatan dinding tembok
yang akan dibangun / dibuat.
Adukan untuk pemasangan bata tersusun dari terutama : bahan perekat adukan
, pasir / agregat halus ( bahan pengikat adukan ) dan air ( merupakan bahan pereaksi
kimiawi pada bahan perekat ) , sehingga merupakan campuran yang memiliki kelecahan
( konsistensi ) yang enak untuk dikerjakan ( Workable ).
1. Siapkan alat , bahan dan letakan disekitar lokasi kita akan mengaduk
2. Ambil semen, pasir sesuai dengan perbandingan yang kita gunakan
3. Kemudian aduk campuran antara semen dan pasir secara merata dengan
menggunakan skop
4. Setelah semua bahan tercampur dengan rata, baru kita tambahkan air kedalamnya
5. Kemudian aduk lagi hingga rata sampai menghasilkan mortar yang plastis dan
homogen
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. JOB I
PASANGAN DINDING ½ BATA
A. Teori
Pasangan Dinding ½ bata adalah susunan bata-bata yang disusun sedemikian
rupa sehingga menghasilkan pasangan yang memiliki panjang dan tinggi sesuai
keinginan kita dengan ketebalan ½ dari panjang bata.
B. Tujuan khusus
1. Kapur
2. Pasir
3. Air
4. Batu bata
D. Langkah Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat tempat
atau lokasi pemasangan dengan jarak kira-kira 70 – 80 cm dari bidang pekerjaan.
2. Gunakan perlengkapan keselamatan kerja berupa seragam praktikum, sepatu,
sarung tangan, topi dan masker.
3. Buatlah adukan spesi yang terdiri dari kapur, pasir dan air dengan perbandingan 1
PC : 5 psr serta air secukupnya.
4. Sebelum bekerja, lokasi dan bata disiram terlebih dahulu supaya tidak menyerap
air adukan yang mana akan mengakibatkan spesi muda rontok dan pasangan batu
bata cukup kuat.
5. Pasang bata kepala diantara pasangan yang akan dikerjakan dan cek kedatarannya
mengunakan waterpass dan tongkat ukur.
6. Kemudian hubungkan antara bata bantu 1 dengan bata bantu 2 dengan
menggunakan tongkat ukur kemudian di atas tongkat ukur letakkan waterpass
untuk mendatarkannya.Dan apabila bata bantu tersebut belum datar apakah itu
terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, maka yang perlu di rubah dengan menambah
atau mengurangi siar pada salah satu bata bantu tersebut
.
Tongkat ukur waterpass
7. Setelah datar pasang / hubungkan line bobbyn pada kedua bata bantu tersebut.
8. Mulailah pemasangan bata pertama. Pada lapisan 1 bata pertama diletakkan 1
bata dan di lanjutakan dengan bata selanjutnya ( Pastikan semua bata yang
dipasang datar. Agar datar gunakan alat waterpass)
arah dorongan
9. Mulailah pemasangan lapisan 2. Kita mulai dengan memasang bata ½ agar siar
lapisan 1 tidak bertemu dengan siar lapisan 2. Setelah memulai dengan memasang
dengan bata ½ dilanjutkan dengan 1 bata. ( Pastikan semua bata yang dipasang
datar. Agar datar gunakan alat waterpass)
10. Lakukanlah langah kerja yang sama pada lapisan ganjil (1,3,5,7,9,...) dengan
memulai kembali dengan meletakkan 1 bata.
11. Lakukanlah langah kerja yang sama pada lapisan genap (2,4,6,8,...) dengan
memulai kembali dengan meletakkan bata ½
12. Ukurlah ketegakkan dan kedatarannya dengan menggunakan waterpass lalu
pasang linebobyn untuk menyusun bata secara rapi dan teratur.
E. Gambar Kerja
3.2. JOB II
PASANGAN DINDING ½ BATA DENGAN PILAR
A. Teori
B. Tujuan khusus
1. Kapur
2. Pasir
3. Air
4. Batu bata
D. Langkah Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat tempat
atau lokasi pemasangan dengan jarak kira-kira 70 – 80 cm dari bidang pekerjan.
2. Gunakan perlengkapan keselamatan kerja berupa seragam praktikum, sepatu,
sarung tangan, topi dan masker.
3. Buatlah adukan spesi yang terdiri dari kapur, pasir dan air dengan perbandingan 1
PC : 5 psr serta air secukupnya.
4. Sebelum bekerja, lokasi dan bata disiram terlebih dahulu supaya tidak menyerap
air adukan yang mana akan mengakibatkan spesi muda rontok dan pasangan batu
bata cukup kuat.
5. Dari acuan atau kepala batu dari job pertama, pasang dua buah kepala batu (batu
awal) yang baru untuk membentuk sebuah sudut yaitu sudut 900 yang akan
disambungkan dengan pilar.
6. Pasang line bobbyn pada sudut bagian luar kedua kepala batu tersebut yang telah
diisikan dengan benang.
7. Gunakan siku untuk menentukan kesikuannya.
8. Tempelkan salah satu bagian siku pada pasangan bata pertama.
9. Usahakan agar benang pada linebobbyn harus lurus dan menempel rata pada
bagian lain plat siku tersebut dan akan membentuk sudut 900.
10. Untuk menentukn kedataran, gunakan tongkat ukur dan waterpass untuk
mengontrol kedataran dari kepala batu 3 dan 4.
11. Usahakan agar kepala batu 3 dan 4 sama datarnya dengan kepala batu 1 dan 2.
12. Lakukan pemasangan bata diatas 5 spesi dan usahakan segaris dengan benang
sebagai patokan, usahakan jarak siar adalah 1,5 cm – 2 cm.
13. Lakukan pemasangan pilar dan usahakan pada setiap pertemuan atau siar tidak
boleh segaris.
14. Gunakan waterpass untuk menentukan kedataran dari pasangan batu yang akan
membentuk pilar.
15. Gunakan plat siku untuk menentukan kesikuan setiap sudut.
16. Isikan spesi pada siar – siar pasangan bata pertama.
17. Pada bagian ujung pasangan bata pertama, pasang 2 buah bata sebagai kepala
batu untuk pemasangan lapisan bata kedua.
18. Gunakan tongkat ukur dan waterpass untuk mengontol kedataran.
19. Tempelkan waterpass pada bagian tegak bata 1 dan 2 untuk menentukan
ketegakkan.
20. Pasangkan line bobbyn untuk dijadikan sebagai patokan dalam pemasanagan bata
lapisan kedua.
21. Lakukan pemasanagan pilar untuk lapisan kedua dan diusahakan agar pasanagan
bata harus saling mengikat dan selang – seling.
22. Gunakan plat siku dan waterpass untuk menentukan kesikuan, ketegakkan, dn
kedataran dari pasanagan bata kedua dan pilar tersebut.
23. Lakukan pekerjaan tersebut sesuai langkah – langkah diatas hingga pemasangan
bata terakhir.