Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KERJA BATU

OLEH :
NAMA : ALBERTA DONA YUDANTI
NIM : 1523714650
JURUSAN : TEKNIK SIPIL
PRODI : TPIPP
SEMESTER/KELAS : II/B

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Praktikum Kerja Batu” ini dengan baik.

Laporan ini berisikan tentang langkah kerja dalam mengerjakan praktikum


kerja batu atau yang lebih khususnya membahas tentang alat dan bahan, lokasi serta
keselamatan kerja dalam melaksanakan praktik. Saya berharapkan laporan ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang praktikum kerja batu.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Kupang, 13 Juni 2016

Alberta Dona Yudanti


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Politeknik Negeri Kupang (PNK) adalah salah satu perguruan tinggi


negeri di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di dalam kawasan kampus
Universitas Nusa Cendana. Politeknik Negeri Kupang merupakan perguruan
tinggi advokasi sehingga mempunyai kurikulum yang berbeda dengan universitas
biasa dimana proses pembelajaran di PNK 40% berupa teori dan 60% berupa
praktik.

Untuk jurusan Teknik Sipil prodi Teknik Perancagan Irigasi dan


Penaganan Pantai pada semester II melakukan praktikum kerja batu yang
bertujuan untuk melatih mahasiswa dalam melakukan pekerjaan yang
berhubungan dengan kerja batu seperti pemasagan dinding, pembutan pondasi,
pembuatan pilar, dll.

Didalam praktik bengkel kerja batu yang dilaksanakan selama dua


minggu. Disini dibagi menjadi beberapa kelompok yang telah ditunjuk oleh dosen
untuk pelaksanaan praktik bengkel kerja batu ini. Didalam melaksanakan praktik
tersebut mahasiswa diajarkan tentang beberapa jenis ikatan pasangan bata, teknik
pelaksanaan pekerjaan pemasangan bata, teknik pelaksanaan pembuatan pilar,
mengenal serta bagaimana cara menggunakan alat sebagaimana fungsinya,
memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul didalam pelaksanaan
praktek kerja batu, dilatih untuk bisa menggunakan akal yang tepat dan dapat
diserap secara logika agar kelak berguna bagi mahasiswa dan orang lain, apabila
sudah masuk di lingkungan kerja maupun di lingkungan masyarakat.

Tidak hanya itu saja. Kupang adalah salah satu kota yang memiliki
prospek pembangungan yang sangat besar karena di NTT, tepatnya di NTT masih
banyak daerah-daerah yang belum dibuka untuk tempat pembangungan. Pekerjaan
batu merupakan salah satu pekerjaan yang sangat vital dalam bidang teknik sipil.
Oleh karena itu, mahasiswa harus menguasai teknik-teknik dalam pekerjaan batu.
Berbeda dengan pekerjaan kayu, pekerjaan batu lebih diutamakan dalam
pembangunan gedung-gedung dan ada juga untuk rumah tinggal. Kita tahu dalam
pembuatan suatu bangunan, bahan dasarnya adalah batu, maka dari itu batu ini
sangat penting perannya dalam sebuah konstruksi.

1.2. TUJUAN UMUM

a. Memiliki pengetahuan tentang kontruksi pasangan bata


b. Mengetahui jenis serta dapat menggunakan peralatan kerja sesuai dengan
keperluannya
c. Menganalisa kebutuhan bahan yang diperlukan
d. Mengetahui teknis pelaksanaan pemasangan dinding bata dengan benar

1.3. INSTRUKSI UMUM DAN KESELAMATAN KERJA

A . Keselamatan kerja

1. Sebaiknya alat yang tidak dipergunakan lagi di taruh / diketepikan agar tidak
terpijak oleh kaki
2. Gunakanlah alat sebagai mestinya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3. Jangan berguraw pada saat bermain – main dengan alat yang berat dan tajam
dalam pelaksanaan praktek

B. Instruksi umum

TAHAP PEKERJAAN PEMASANGAN BATA

Dalam pengerjaan pemasangan dinding bata terdapat tahapan yang


harus diketahui, yaitu :

1. Menyiapkan bahan

a. Bata
 Siapkan bata dengan ukuran dan mutu seragam
 Rendam bata dengan air agar beta kedap air sehingga tidak menyerap
air pada adukan / mortar
 Pada bata beton dan bata trasram tak perlu direndam hanya permukaan
yang terkena adukan yang dibasahi

b. Adukan
 Siapkan bahan adukan dalam keadaan kering
 Sebaiknya bahan pencampuran dilakukan secara mekanis
 Bila dilakukan secara manual campuran bahan adukan ( semen dan
pasir ) dalam keadan kering ( agregat dahulu kemudian bahan perekat ),
buat gundukan dan diatasnya dibuat kawah untuk memberi air
 Setelah ditambah air, diaduk tidak kurang dari 8 menit
 Diaduk sampai merata, sehingga diperoleh adukan lecek, plastis, enak
dikerjakan ( workability ) dan tidak kelebihan air ( bleeding )

2. Memasang bata dengan adukan

 menghampar adukan sehingga dapat diletaki 3 – 5 buah bata


 ukuran tebal siar antara 1,5 – 2 cm, lebih tepat lagi diambil 2 cm.
 pada pemasangan siar vertikal tidak merupakan satu garis lurus
 pada sisi siar sambungan vertikal diberi adukan sepadat mungkin
 menentukan kelurusan pasangan dengan bantuan linebobyn
 menentukan kedataran dan ketegakan pasangan dengan waterpass
 menentukan kesikuan pasangan dengan baja siku 90°

3. Merawat pasangan bata

 Pasangan dinding tidak boleh ditekan dan di goyang-goyang bila baru


terpasang, hal ini akan melepaskan ikatan antara bata dan adukannya
 Pasangan tidak dibiarkna segera kering oleh panas matahari, oleh
karena itu diatas pasangan ditutup dengan plastik terpal, dan
sebagainya
 Adukan yang baik adalah yang tidak mengering dengan cepat, karena
air tersebut dapat memberikan pengerasan yang sempurna dari bahan
pengikat

1.4. ALAT DAN BAHAN

 Alat – alat :

a. Sendok spesi

Gunanya untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pasangan. Terbuat dari
plat baja tipis dengan tangkai kayu dan berbentuk segitiga.

Sendok spesi Sendok spesi


Sendok spesi
kecil lancip
besar

b. Sendok kecil

Gunanya sama dengan sendok spesi, tapi digunakan pada bidang dimana sendok
spesi tidak dapat digunakan. Misalnya : mengisi siar, memasang ubin dna lain-lain.

c. Ruskam

Berguna untuk melicinkan dan meratakan permukaan plesteran.


d. Waterpass

Terbuat dari kayu atau aluminium yang dilengkapi dengan kotak nivo, yaitu
sebuah tabung gelas yang berisi cairan ethel adan ada gelembung udara didalamnya.

Berfungsi untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.

e. Line bobbyn

Terbuat dari plat besi tipis dan dihubungkan dengan benang sebagai pedoman
dalam pasangan bata.

f. Palu pemotong bata

Berguna untuk memotong, membelah, dan menajamkan bata. Bisa juga untuk
memukul paku jika diperlukan.

g. Ointer

Terbuat dari plat besi yang berguna untuk membersihkan dan membentuk siar
pada pasangan batu
h. Jidar

Jidar terbuat dari logam maupun kayu yang berguna untuk meratakan permukaan
pasangan pertama dan mengecek kerataan dua bidang yang jaraknya besar,( untuk
tumpuan waterpass). Dan juga untuk merapikan serta meratakan permukaan plesteran.

i. Skop

Gunanya untuk mengaduk spesi / mortar

j. Plat siku

Plta siku terbuat dari plat besi yang berfungsi untuk mengontrol serta menentukan
kesikuan dari suatu pasangan yang membentuk sudut 900.
k. Meteran

Berguna untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang dan tinggi benda kerja

l. Kotak spesi

Berguna untuk tempat meletakkan mortar sewaktu pemasangan bata

m. Tongkat ukur

Berguna untuk menentukan tinggi setiap lapis pasangan dan juga untuk membantu
waterpass dalam menentukan kedataran pasangan.
 Bahan – bahan :

a. Batu kali

Batu kali merupakan batu alam yang didapatkan dari dasar sungai. Kegunaanya
adalah untuk pasangan pondasi, lantai pemikul, dll. Batu kali yang baik dapat
diperiksa dengan visual saja dilapangan yaitu yang pori – porinya tidak terlalu banyak
dan kelihatan keras tidak keropos.

b. Bata merah

Bata merah adalah suatu unsur bangunan yang terbuat dari tanah liat dengan atau
tanpa bahan tambahan seperti serbuk gergaji, sekam padi atau pasir. Tanah liat ini
dicetak berbentuk balok – balok, lalu dibakar dengan C untuk mengeraskannya,
sehingga tidak dapat hancurtemperatur 1050 lagi bila direndam dalam air.

Penimbunan dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm dari permukaan


tanah. Bata disusun berdiri arah lebarnya dan disusun berselang – seling empat buah –
empat buah. Ketinggian penyusunan max 2 m ini untuk memudahkan dalam
pengambilan. Diatasnya ditutup dengan kain terpal atau plastik agar air hujan tidak
terserap oleh bata merah.

c. Super bata

Super bata adalah bahan bangunan yang bentuk dan kegunaannya sama
dengan bata merah. Super bata juga terbuat dari tanah liat dan dicampur dengan pasir
halus. Pembuatannya melalui proses mekanis, oleh karenanya super bata mempunyai
permukaan halus dengan ukuran yang sama. Biasanya bata ini dibuat tidak penuh, tapi
berlobang sehingga dapat menghemat bahan baku dan menghasilkan ikatan yang kuat
dengan mortar. Karena Super bata mempunyai permukaan yang halus, maka pada
pemakaiannya kita tidak memerlukan plesteran lagi. Dan juga karena bentuknya yang
bervariasi, maka dapat dibuat pemasangannya yang artisrik.

d. Batu Cetak

Batu cetak adalah suatu bahan bangunan yang diproduksi oleh masyarakat
kita, terbuat dari trus dan kapur dengan perbandingan 5 : 1. Banyak keuntungan yang
dapat kita ambil dari pemakaian batu cetak ini, umpamanya untuk pemasangan 1 m2
dinding lebih sedikit jumlah batu yang diperlukan, dan juga mengurangi keperluan
mortar sampai 30 – 50 %. Berat pasangan jauh lebih ringan dari konstruksi bata
merah bias 50 % lebih ringan, sehingga tidak diperlukan lagi pondasi yang tidak
terlalu dalam. Disebabkan oleh bentuk batu cetakan yang beraneka macam, sehingga
menarik, dan karena itu pula, dinding tidak usah diplester karena ini sudah cukup
menarik. Komposisi mortar untuk pemasangan batu cetak ini harus sama dengan
komposisi bahan batu cetak itu sendiri, sehingga dapat menghasilkan ikatan yang baik
antara mortar dan batu cetak.
e. Batako press.

Batako press ini terbuat dari adukan kapur, pasir, tras dan semen,
pencetakannya dengan mesin press, dibuat berlobang untuk menghemat bahan dan
juga untuk isolasi suara dan panas. Dan biasanya tembok sebelah luar tidak diplester
lagi, kecuali bagian dalam dinding.

f. Ubin PC

Terbuat dari adukan pasir dan semen, yang dipakai untuk permukaan lantai.

g. Ubin Porselen

Terbuat dari jenis tanah liat putih dengan atau tanpa campuran bahan tambahan
melalui proses pembakaran sedemikian rupa, sehingga tidak dapat hancur kembali bila
direndam dengan air.

h. Kapur

Kapur diperoleh dari pembakaran batu kapur atau batu napal ada juga dari kulit
kerang. Kapur biasa digunakan sebagai penganti semen atau campuran pasir dan semen.

i. Pasir

Pasir merupakan butiran – butirn mineral atau agregat halus yang mempunyai
kekasaran 0 - 4mm yang berasal dari sungai, gunung, dan dapat juga dibuat dari
gilingan batu. Pasir adalah bahan bangunan yang berfungsi sebagai bahan pengisi.

j. Semen Porland

Semen porland atau disingkat dengan SP yang kita kenal dengan semen adalah
suatu serbuk yang sangat halus berwarna abu – abu sebgai bahan campuran. Semen
adalah bahan pengikat utama dalam adukan. Semen mempunyai sifat membatu jika
terkena air maupun udara lembab, oleh karena itu semen harus disimpan ditempat atau
didalam ruangan khusus supaya tidak terjadi pengerasan.

k. Tras (pozzoland)

Merupakan hasil dari penghancuran batu – batu.

l. Air

Merupakan bahan yang sangat penting dalam pengerjaan batu. Air yang
digunakan untuk pengadukan mortar harus air yang bersih, yaitu air yang tidak
mengandung minyak, alkali, garam dan zat besi. Hal ini dapat mengurangi kekerasan
pasangan.
BAB II
DASAR TEORI

2.1. DASAR TEORI DAN PENGERTIAN

Kerja batu adalah segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut


pekerjaan batu atau yang menggunakan bahan batu. Dalam praktikum yang digunakan
adalah batu buatan dan bisa juga batu alam. Dengan menggunakan suatu zat perekat,
batu dapat disusun dalam berbagai hubungan bentuk dan hubungan batu. Zat perekat ini
biasanya dikenal dengan nama mortal, yang mana untuk mengikat batu satu sama
lainnya setelah lapisan perekat menjadi keras sehingga seluruh susunan batu menjadi
satu kesatuan yang kuat.

Pekerjaan pasangan bata telah dikenal sejak kurang lebih 6000 tahun yang lalu
(jaman Babilonia). Peningkatan konstruksi kuno terlihat di Mesir, Roma, Eropa,
Inggris, Cina dan Indonesia (kerajaan majapahit dan sriwijaya).

Di Indonesia, sebagian pekerjaan pasangan bata menggunakan bata merah


yang dihasilkan oleh industri kecil, hal ini umumnya kekuatan mutunya rendah serta
memiliki daya serap air yang tinggi. Pembuatan bata merah mutu tinggi dihasilkan oleh
industri besar di buat setelah tahun 1970 (pelita), yaitu bata bentuk pegal, berlubang
atau berongga dan berbentuk bata lapis. Tapi bata jenis ini jauh lebih mahal dibanding
dengan bata industri kecil (4 s/d 7 kali lipat), maka untuk kontruksi pasangan bata yang
umum (dinding rumah tinggal biasa dan sejenisnya) dipakai hasil industri kecil, meski
mutunya kurang lebih 1/3 sampai ½ dari bata mutu tinggi.

Berbagai jenis bahan bangunan dapat dipergunakan untuk membut didinding


bangunan, tetapi bata merupakan salah satu jenis bahan untuk pemasangan didnding
yang banyak digunakan. Hal tersebut dikarenakan :

 Dinding pemasangan bata dapat berfungsi sebagai pembagi ruangan


 Mampu menahan beben
 Isolasi terhadap panas dan suara
 Proteksi terhadap kebakaran dan cuaca
 Relatif merah dan awet
 Dalam bidang datar sangat fleksibel
 Menampilkan permukaan luas yang menarik (estetika)
Sedangkan sifat dinding pasangan bata yang menarik oleh ahli teknik dan
arsitek, sehingga sering digunakan, yaitu :

 Kuat tekan dan lentur, kedua gaya ini menyatu menjadi gaya vertical dan gaya
horizontal
 Daya hantar panas yang baik, dapat menahan panas pada pasangannya
(sehingga ruangan tidak panas) kemudian mengeluarkannya pada suhu rendah
 Daya sekat suara atau kedap suara
 Ketahanan api sampai 600°C (sedangkan beton 300°C)
 Tahan terhadap pemuaian dan penyusutan (tergantung bayak bahan perekat)
 Tahan terhadap daya rembes iar hujan

Dalam satu pasangan tembok bata, diperlukan kurang lebih 30% adukan untuk
mambuatnya. Dinding tersebut dibuat sedemikian, sehingga memenuhi syarat
kekuatan, keawatan dan stabilitas serta memberikan sifat yang baik terhadap pengaruh
cuaca dimana tembok itu didirikan / dibangun. Juga ditempat yang memiliki gangguan
gempa bumi, sifat tembok itu juga harus tahan terhadap gaya-gaya horizontal.

Karena pasangan dinding bata merupakan susunan dari bata dan adukan /
mortar, maka sifat dinding tersebut dipengaruhi oleh sifat bata dan adukan
pasangannya. Oleh karena itu pengetahuan mengenai sifat bata, terutama sifat
kekuatannya perlu diketahui sehingga dapat diperkirakan kekuatan dinding tembok
yang akan dibangun / dibuat.

2.2. ADUKAN / MORTAR / SPESI

Adukan untuk pemasangan bata tersusun dari terutama : bahan perekat adukan
, pasir / agregat halus ( bahan pengikat adukan ) dan air ( merupakan bahan pereaksi
kimiawi pada bahan perekat ) , sehingga merupakan campuran yang memiliki kelecahan
( konsistensi ) yang enak untuk dikerjakan ( Workable ).

Fungsi dan persyaratan adukan untuk pekerjaan pasangan bata / pekerjaan


sejenisnya harus memiliki sifat-sifat :
 Cukup plastis (konsistensi) dan enak dikerakan / dipasang (workability)
 Menghasilkan rekatan dan perletakan yang baik dari bata
 Dapat mengisi celah-celah dari bata dengan rapat dan rata
 Memberikan kekuatan yang merata
 Sifat tahan lama, sehingga konstruksi pasangan bata yang direkatkan dapat
menahan gaya horizontal dan vertikal serta pengaruh sekitar tembok

2.3. MENGADUK MORTAR SECARA MANUAL

1. Siapkan alat , bahan dan letakan disekitar lokasi kita akan mengaduk
2. Ambil semen, pasir sesuai dengan perbandingan yang kita gunakan
3. Kemudian aduk campuran antara semen dan pasir secara merata dengan
menggunakan skop
4. Setelah semua bahan tercampur dengan rata, baru kita tambahkan air kedalamnya
5. Kemudian aduk lagi hingga rata sampai menghasilkan mortar yang plastis dan
homogen
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. JOB I
PASANGAN DINDING ½ BATA

A. Teori
Pasangan Dinding ½ bata adalah susunan bata-bata yang disusun sedemikian
rupa sehingga menghasilkan pasangan yang memiliki panjang dan tinggi sesuai
keinginan kita dengan ketebalan ½ dari panjang bata.

B. Tujuan khusus

 Mengetahui bentuk-bentuk ikatan pasangan bata ( masonry bonds )


 Mengetahui jenis ukuran bata dan penggunannya sesuai jenis ikatan
pasangannya
 Mengetahui langkah kerja pemasangan ikatan tembok dengan benar
 Mengetahui perbandingan adukan dan cara pencampuran yang benar
 Mengetahui tebal ukuran siar dengan tepat
 Mengetahui teknik pelaksanaan pemasangan dinding dengan tebal ½ bata
 mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana
fungsunya
 Dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan lurus dan rata
 Dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul di dalam
pelaksanaan praktek kerja batu

C. Peralatan dan Bahan

Peralatan yang diperlukan:

1. Sendok spesi 7. Waterpass


2. Palu pemotong batu 8. Benang
3. Ember 9. Tongkat ukur
4. Pita ukur 10. Sekop
5. Line bobbyn 11. Kotak spesi
6. Ruskam
Bahan yang diperlukan:

1. Kapur
2. Pasir
3. Air
4. Batu bata

D. Langkah Kerja

1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat tempat
atau lokasi pemasangan dengan jarak kira-kira 70 – 80 cm dari bidang pekerjaan.
2. Gunakan perlengkapan keselamatan kerja berupa seragam praktikum, sepatu,
sarung tangan, topi dan masker.
3. Buatlah adukan spesi yang terdiri dari kapur, pasir dan air dengan perbandingan 1
PC : 5 psr serta air secukupnya.
4. Sebelum bekerja, lokasi dan bata disiram terlebih dahulu supaya tidak menyerap
air adukan yang mana akan mengakibatkan spesi muda rontok dan pasangan batu
bata cukup kuat.
5. Pasang bata kepala diantara pasangan yang akan dikerjakan dan cek kedatarannya
mengunakan waterpass dan tongkat ukur.
6. Kemudian hubungkan antara bata bantu 1 dengan bata bantu 2 dengan
menggunakan tongkat ukur kemudian di atas tongkat ukur letakkan waterpass
untuk mendatarkannya.Dan apabila bata bantu tersebut belum datar apakah itu
terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, maka yang perlu di rubah dengan menambah
atau mengurangi siar pada salah satu bata bantu tersebut
.
Tongkat ukur waterpass

Bata awal Spesi/mortar

7. Setelah datar pasang / hubungkan line bobbyn pada kedua bata bantu tersebut.
8. Mulailah pemasangan bata pertama. Pada lapisan 1 bata pertama diletakkan 1
bata dan di lanjutakan dengan bata selanjutnya ( Pastikan semua bata yang
dipasang datar. Agar datar gunakan alat waterpass)

arah dorongan

9. Mulailah pemasangan lapisan 2. Kita mulai dengan memasang bata ½ agar siar
lapisan 1 tidak bertemu dengan siar lapisan 2. Setelah memulai dengan memasang
dengan bata ½ dilanjutkan dengan 1 bata. ( Pastikan semua bata yang dipasang
datar. Agar datar gunakan alat waterpass)
10. Lakukanlah langah kerja yang sama pada lapisan ganjil (1,3,5,7,9,...) dengan
memulai kembali dengan meletakkan 1 bata.
11. Lakukanlah langah kerja yang sama pada lapisan genap (2,4,6,8,...) dengan
memulai kembali dengan meletakkan bata ½
12. Ukurlah ketegakkan dan kedatarannya dengan menggunakan waterpass lalu
pasang linebobyn untuk menyusun bata secara rapi dan teratur.

E. Gambar Kerja
3.2. JOB II
PASANGAN DINDING ½ BATA DENGAN PILAR

A. Teori

Pasangan dinding ½ bata dengan pilar adalah pasangan bata pengganti


kolom yang tersusun dari susunan bata 1 bata vertikal dan 2 bata horisontal atau 2
bata vertikal dan 1 bata horisontal berbentuk persegi yang saling ketemu dan
membentuk sudut 900.

B. Tujuan khusus

 Mengetehui bentuk-bentuk ikatan pasangan bata ( masonry bonds )


 Mengetahui jenis ukuran bata dan penggunannya sesuai jenis ikatan
pasangannya
 Mengetahui langkah kerja pemasangan ikatan pilar dengan benar
 Mengetahui perbandingan adukan dan cara pencampuran yang benar
 Mengetahui tebal ukuran siar dengan tepat
 Mengetahui pasangan siku-siku dinding ½ dan 1 bata dengan baik dan benar,
 Mengetahui pasangan pilar dengan baik dan benar
 Mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana
fungsunya
 Dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan lurus dan rata
 Dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul di dalam
pelaksanaan praktek kerja batu

C. Peralatan dan Bahan

Peralatan yang diperlukan:

1. Sendok spesi 7. Waterpass


2. Palu pemotong batu 8. Benang
3. Ember 9. Tongkat ukur
4. Pita ukur 10. Sekop
5. Line bobbyn 11. Kotak spesi
6. Ruskam 12. Siku baja
Bahan yang diperlukan:

1. Kapur
2. Pasir
3. Air
4. Batu bata

D. Langkah Kerja

1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat tempat
atau lokasi pemasangan dengan jarak kira-kira 70 – 80 cm dari bidang pekerjan.
2. Gunakan perlengkapan keselamatan kerja berupa seragam praktikum, sepatu,
sarung tangan, topi dan masker.
3. Buatlah adukan spesi yang terdiri dari kapur, pasir dan air dengan perbandingan 1
PC : 5 psr serta air secukupnya.
4. Sebelum bekerja, lokasi dan bata disiram terlebih dahulu supaya tidak menyerap
air adukan yang mana akan mengakibatkan spesi muda rontok dan pasangan batu
bata cukup kuat.
5. Dari acuan atau kepala batu dari job pertama, pasang dua buah kepala batu (batu
awal) yang baru untuk membentuk sebuah sudut yaitu sudut 900 yang akan
disambungkan dengan pilar.
6. Pasang line bobbyn pada sudut bagian luar kedua kepala batu tersebut yang telah
diisikan dengan benang.
7. Gunakan siku untuk menentukan kesikuannya.
8. Tempelkan salah satu bagian siku pada pasangan bata pertama.
9. Usahakan agar benang pada linebobbyn harus lurus dan menempel rata pada
bagian lain plat siku tersebut dan akan membentuk sudut 900.
10. Untuk menentukn kedataran, gunakan tongkat ukur dan waterpass untuk
mengontrol kedataran dari kepala batu 3 dan 4.
11. Usahakan agar kepala batu 3 dan 4 sama datarnya dengan kepala batu 1 dan 2.
12. Lakukan pemasangan bata diatas 5 spesi dan usahakan segaris dengan benang
sebagai patokan, usahakan jarak siar adalah 1,5 cm – 2 cm.
13. Lakukan pemasangan pilar dan usahakan pada setiap pertemuan atau siar tidak
boleh segaris.
14. Gunakan waterpass untuk menentukan kedataran dari pasangan batu yang akan
membentuk pilar.
15. Gunakan plat siku untuk menentukan kesikuan setiap sudut.
16. Isikan spesi pada siar – siar pasangan bata pertama.
17. Pada bagian ujung pasangan bata pertama, pasang 2 buah bata sebagai kepala
batu untuk pemasangan lapisan bata kedua.
18. Gunakan tongkat ukur dan waterpass untuk mengontol kedataran.
19. Tempelkan waterpass pada bagian tegak bata 1 dan 2 untuk menentukan
ketegakkan.
20. Pasangkan line bobbyn untuk dijadikan sebagai patokan dalam pemasanagan bata
lapisan kedua.
21. Lakukan pemasanagan pilar untuk lapisan kedua dan diusahakan agar pasanagan
bata harus saling mengikat dan selang – seling.
22. Gunakan plat siku dan waterpass untuk menentukan kesikuan, ketegakkan, dn
kedataran dari pasanagan bata kedua dan pilar tersebut.
23. Lakukan pekerjaan tersebut sesuai langkah – langkah diatas hingga pemasangan
bata terakhir.

Anda mungkin juga menyukai