Anda di halaman 1dari 67

Rencana Strategis

Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan


Tahun 2016-2021
Jalan Pantai Trikora Km. 36 Telp. [0771] 7011566 Fax. [0771] 7011577
Website : www.bintantourism.com Email : office@bintantourism.com

Welcome to Bintan….
Bintan has growth as a world tourism destination,
Enriched with natural beauty, unique and diversity
Of culture, local wisdom so it’s a interesting place to
Visit, having success to be host of some world sport event,
Bintan will be more enthusiastic to increase the number of tourist.
We wish you have a very pleasant holiday..
Rencana Strategis ini berisikan acuan/ pedoman perencanaan
setiap Organisasi Perangkat Daerah yang harus berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Bintan.

Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan berupaya memberikan


pelayanan yang optimal bagi masyarakat dan memantapkan
pelaksanaan akuntabilitas kinerja serta memberikan arah dan pedoman
bagi seluruh pegawai Dinas Pariwisata dalam melaksananakan tugas
pokok dan fungsinya terkait dengan perumusan kebijakan
perencanaan pembangunan, monitoring, evaluasi dan pengendalian
pelaksanaan pembangunan sektor pariwisata di Kabupaten Bintan.

1
Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah


SWT atas Rahmat-Nya sehingga Renstra Dinas Pariwisata
Kabupaten Bintan Periode 2016-2021 dapat tersusun
sesuai dengan waktunya. Renstra ini disusun untuk
menentukan arah, tujuan dan masa depan yang hendak
dicapai sesuai tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi
Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan yang memfokuskan
pada optimalisasi kinerja Dinas Pariwisata menuju good governance. Secara
konsisten diharapkan pelaksanaan pemerintahan lebih berhasil guna, dan
berdaya guna, bersih dan bertanggungjawab, sejalan dengan tujuan yang
hendak dicapai dan sebagai bentuk upaya tranparasi terhadap pelayanan
publik. Rencana Strategis bertujuan untuk menterjemahkan visi dan misi
kepala daerah terpilih kedalam tujuan dan sasaran yang akan dicapai selama
tahun 2016-2021, yang disertai dengan program prioritas Dinas Pariwisata
Kabupaten Bintan. Adapun pedoman yang dipakai adalah RPJMD Kabupaten
Bintan Tahun 2016-2021. Renstra ini berisi perumusan strategi dan kebijakan
untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis dalam bentuk program dan
kegiatan beserta kerangka pendanaannya selama tahun 2016-2021. Renstra
ini terdiri dari Pendahuluan, Gambaran Pelayanan, Isu -Isu Strategis, Visi, Misi,
Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan, Rencana Program dan Kegiatan,
Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif. Dengan
disusunnya Renstra ini dapat digunakan sebagai acuan bagi peningkatan
kualitas kinerja, mengantisipasi permasalahan dan hambatan serta mencari
solusi terbaik guna menjawab dinamika dan perkembangan keuangan baik
target dan realisasinya. Akhirnya semoga Renstra ini dapat bermanfaat
sebagai pijakan dalam pelaksanaan tugas membangun daerah yang lebih
maju.

Bintan, Februari 2017


KEPALA DINAS PARIWISATA
KABUPATEN BINTAN

LUKI ZAIMAN PRAWIRA, S. STP. M.Si


Pembina Utama Muda
NIP. 19770425 199602 1 001

2
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 3
1.2 Landasan Hukum ................................................................................................... 4
1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................................... 5
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................................... 6

BAB II GAMBARAN PELAYANAN OPD


2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur OPD ......................................................................... 7
2.2 Sumber Daya OPD ................................................................................................ 13
2.3 Kinerja Pelayanan OPD ......................................................................................... 14
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD .................................. 21

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI)
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
OPD ....................................................................................................................... 25
3.2 Telaah Visi, Misi, Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih .................................................................................................................. 26
3.3 Telaah Renstra K/L dan Renstra OPD Provinsi .................................................... 28
3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis ..................................................................................................... 29
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis ................................................................................. 30

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN


4.1 Visi dan Misi OPD .................................................................................................. 32
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah OPD ...................................................... 33
4.3 Strategi dan Kebijakan OPD ................................................................................. 35

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN
PENDANAAN INDIKATIF
5.1 Penyusunan Strategi dan Kebijakan .................................................................... 40
5.2 Renstra Program dan Kegiatan ........................................................................... 40
5.3 Indikator Kinerja ................................................................................................... 41
5.4 Kelompok Sasaran ................................................................................................ 42
5.5 Pendanaan Indikatif ............................................................................................. 43

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
................................... ...................................................................................................... 53
BAB VII PENUTUP ...................................................................................................... 57

3
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Rencana Strategis-Organisasi Perangkat Daerah (Renstra-OPD) merupakan dokumen


Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah (5 tahunan) dari OPD yang akan
menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) tahunan OPD. Dalam
menyusun Renstra-OPD, masing-masing OPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Bintan
harus berpedoman kepada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021.

Pola pemanfaatan ruang wilayah dalam kawasan perkotaan dan perdesaan terdiri dari
Kawasan lindung, Kawasan budidaya. Kawasan lindung adalah wilayah yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumber daya alam dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya adalah
wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi
dan potensi sumberdaya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.

Pemanfaatan kawasan lindung sebagai kawasan hutan lindung sangat dipengaruhi


oleh kondisi geografis wilayah secara umum, terutama pada area sekitar gunung yang
ada di setiap pulau Kabupaten Bintan dengan luas 4.490,60 Ha, Sedangkan
pemanfaatan yang cukup dominan adalah kawasan lindung setempat berupa
sempadan sungai, sempadan pantai, mata air dan waduk sebesar 37.223,63 Ha.

Untuk pemanfaatan kawasan budidaya meliputi kawasan perkebunan, dimana pada


kawasan ini tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bintan.
Pemanfaatan lain adalah kawasan pariwisata dengan kondisi yang ada di Wilayah
Kecamatan Teluk Sebong dengan objek wisata Lagoi mencapai luas sebesar 23.000 Ha,
dan Pantai Trikora di Kecamatan Gunung Kijang, dan Pantai Mapur di Bintan Timur
seluas 5.243,74 Ha. Pada kawasan industri pemanfaatannya sebesar 7.285,69 Ha
terdapat di Kecamatan Bintan Timur, Gunung Kijang dan Kecamatan Seri Kuala Lobam.
Sedangkan kawasan pertambangan tersebar merata di Kabupaten Bintan di antaranya
di Kecamatan Bintan Timur, Bintan Utara, Kecamatan Teluk Sebong, Kecamatan Teluk
Bintan, dan Kecamatan Gunung Kijang.

4
Luasan pemanfaatan ruang berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun 2012 tentang RTRW
Kabupaten Bintan Tahun 2011-2031 dapat dilihat pada tabel berikut :

LUAS (Ha)
NO. JENIS PENGGUNAAN LAHAN
Darat Perairan %
A. Kawasan Lindung 34.935,06 15.519,42 33,68
1 Hutan Lindung 4.781,97 3,19
2 Kawasan Perlindungan Setempat 21.026,12 14,04
3 Daerah Perlindungan Laut 333,62 0,22
4 Danau 1.083,38 0,72
5 Waduk/Kolong 607,59 0,41
6 Lamun 2.364,85 1,58
7 Terumbu Karang 12.820,95 8,56
8 Mangrove 7.435,99 4,96
B. Kawasan Budidaya 97.910,14 2.951,55 67,33
1 Hutan Produksi 9.236,41 6,17
2 Pertanian 22.237,63 14,84
3 Perkebunan 9.284,78 6,20
4 Pertambangan 7.029,12 4,69
5 Industri 8.831,67 5,90
6 Pariwisata 22.307,22 14,89
7 Permukiman 12.524,04 8,36
8 Zona Bandar Udara 107,06 0,07
9 Kawasan Bandar Seri Bentan 4.843,21 3,23
10 Zona Pelabuhan 2.951,55 1,97
11 TPA 4,70 0,004
131.340,92 18.470,97
Total 100,00
149.811,88

Agar pembangunan lingkungan hidup dapat berjalan dengan baik dan


berkesinambungan maka diperlukan suatu perencanaan yang matang dan terstruktur,
disusun berdasarkan data terkini dan akurat, berdasarkan visi dan misi Bupati, situasi
dan kondisi daerah, diselaraskan dengan kebijakan pembangunan nasional di bidang
lingkungan hidup serta memerlukan dukungan semua pihak, baik pemerintah, swasta,
maupun stakeholder dibidang Pariwisata. Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan bertekad
mewujudkan cita-cita luhur tersebut, diawali dengan menyusun Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 yang merupakan
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Pemerintah Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021. Rencana Strategis tersebut
diharapkan dapat memandu semua pihak khususnya di bidang Pariwisata dalam
melaksanakan program dan kegiatan pembangunan lingkungan hidup selama 5 (lima)
tahun ke depan.

5
Pariwisata merupakan salah satu jenis industri yang mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi yang relatif cepat, menyediakan tenaga kerja, meningkatkan penghasilan dan
taraf hidup serta menstimulasikan sektor- sektor industri lainnya. Pengalaman di
Kabupaten Bintan menunjukkan bahwa industri pariwisata mampu menstimulan
industri lainnya seperti hotel atau penginapan, jasa travel, restoran, transportasi,
industri kerajinan, industri makanan atau catering, pertanian, peternakan, perikanan
serta jasa tour guide.

Rencana Strategis Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 disusun terkait
dengan RPJMD Kabupaten Bintan yang merupakan penjabaran visi misi Bupati Bintan
terpilih Tahun 2016-2020 serta mengacu pada RPJPD Kabupaten Bintan Tahun 2005-
2025. Rencana Strategis ini juga disinergikan dengan Rencana Strategis Kementerian
Pariwisata dan Rencana Strategis Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau.

Dengan demikian Rencana Strategis Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan 2016-2021


mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan perencanaan lainnya yang dapat
dilihat dalam gambar 1.1 sebagai berikut :

Visi dan Misi Bupati RPJPD Renstra


Bintan 2016-2020 Kabupaten Kementerian LH
Bintan
Renstra Dinas
RPJMD Kabupaten
Pariwisata Provinsi
Bintan
Kepulauan Riau

RENCANA STRATEGIS
DINAS PARIWISATA KABUPATEN BINTAN

Stakeholders

Dengan adanya perencanaan yang sinkron dan terkoordinasi dengan dokumen


perencanaan lainnya, maka sinergi antara berbagai sumber pembiayaan akan dapat
diwujudkan. Jadi Rencana Strategis ini dirancang agar peka terhadap kondisi internal
dan eksternal yang berubah.

1.2 Landasan Hukum


Renstra Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan disusun berdasarkan pada :
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan keuanganantara
Pemerintah dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

6
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
4. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
PanjangNasionalTahun2005 - 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4593);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
12. Undang – undang No. 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata;
13. PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Kepariwisataan Nasional;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 tentang tahapan, tata cara,
pengendalian rencana pembangunan daerah;
15. Peraturan Daerah Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2012 tentang RIPPDA
Kepualauan Riau;
16. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang RIPPDA Kabupaten Bintan;

7
17. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang RPJMD Kabupaten Bintan 2016-
2021;
18. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi Perangkat
Daerah.

1.3 Maksud dan Tujuan

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021


sebagai pedoman/ dokumen perencanaan untuk periode lima tahun dimaksudkan
untuk menjabarkan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Bintan tahun 2016–2021. Program dan
kegiatan dalam Renstra merupakan implementasi dari RPJMD dan RPJPD Kabupaten
Bintan yang diselaraskan dengan peraturan perundangan dan kebijakan pusat maupun
daerah lainnya untuk dilaksanakan seluruh stakeholder secara terpadu, sinergis, dan
berkelanjutan

Rencana Strategis (Renstra) yang disusun oleh Tim Renstra Dinas Pariwisata
Kabupaten Bintan merupakan perencanaan 5 (lima) tahunan di bidang Pariwisata.
Maksud dan tujuan disusunnya Rencana Strategis ini adalah sebagai berikut :
1. Maksud Penyusunan Renstra
a. Menggambarkan kondisi saat ini dan masa mendatang selama 5 tahun ke
depan.
b. Mensinkronisasikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan di
bidang Pariwisata.
2. Tujuan Penyusunan Renstra
a. Sebagai dokumen perencanaan teknis strategis dan sebagai alat koordinasi
sinkronisasi pelaksanaan pembangunan di bidang pariwisata atau semua pihak
[stakeholders].
b. Merumuskan dan menetapkan arah dan strategi Dinas Pariwisata Kabupaten
Bintan dalam mencapai visi, misi, tujuan dan strategi kelembagaan serta
kebijakan berdasarkan kewenangan kedinasan yang dijabarkan dari visi dan misi
Kabupaten Bintan tahun 2016 – 2021.
c. Mengarahkan kekuatan dan peluang yang telah diidentifikasi untuk mengatasi
kelemahan dan tantangan dalam suatu strategi penyelenggaraan pelayanan
bidang pariwisata yang berorientasi pada hasil.
d. Menyusun program strategis yang dijabarkan berdasarkan Arah Kebijakan
Umum (AKU) dan program pembangunan daerah di Kabupaten Bintan dengan
kewenangan badan sebagai dasar perencanaan program jangka menengah dan
tahunan serta perencanaan kebutuhan anggaran.
e. Menyusun tolok ukur evaluasi kinerja badan dan jajarannya secara proporsional.

8
1.4 Sistematika Penulisan
Rencana Strategis Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan 2016 - 2021 disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, dan
sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN PELAYANAN DINAS PARIWISATA KABUPATEN BINTAN


Bab ini memuat tugas, fungsi dan struktur organisasi, sumber daya,
kinerja pelayanan, serta tantangan dan peluang pengembangan
pelayanan.

BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


Bab ini memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan
fungsi pelayanan, telaahan visi, misi, program kepala daerah dan wakil
kepala daerah terpilih, telaah renstra K/L dan renstra Dinas Pariwisata
Provinsi Kepulauan Riau, telaah, serta penentuan isu-isu strategis.

BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN


Bab ini memuat visi dan misi Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan,
tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Pariwisata, serta strategi
dan kebijakan Dinas Pariwisata.

B AB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,


KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Bab ini memuat rencana program dan kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.

BAB VI : INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PARIWISATA YANG MENGACU PADA


TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Bab ini memuat indikator kinerja Dinas Pariwisata yang mengacu pada
tujuan dan sasaran RPJMD.

9
Bab II
Gambaran Pelayanan OPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi OPD

Menurut Peraturan Daerah Bintan Nomor 7 Tahun 2016 tentang Penjabaran Tugas
Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan, mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
Pariwisata.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan


mempunyai fungsi:
1. Penyelenggarakan kesekretariatan dinas;
2. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan;
3. Perumusan kebijakan teknis di bidang pariwisata;
4. Menyelenggarakan pelayanan umum di bidang pariwisata;
5. Pembinaan pelaksanaan tugas di bidang pariwisata;
6. Pelaksanaan urusan Tata Usaha Dinas;
7. Pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Bupati.

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Pariwisata, Susunan Organisasi Dinas
Pariwisata, terdiri dari:
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pariwisata dengan uraian tugas sebagai
berikut :
a. Menyusun rencana strategis dan rencana kerja Dinas;
b. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan;
c. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan dinas sesuai dengan bidang
tugas;
d. Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar
efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku;
e. Menerapkan Standar Pelayanan Minimal;
f. Melaksanakan pengelolaan kesekretariatan, meliputi : perencanaan, evaluasi,
pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian;
g. Menyusun kebijakan teknis di bidang pariwisata;
h. Menyelenggarakan pembinaan pengelolaan pariwisata;

10
i. Menyelenggarakan kerjasama di bidang pariwisata;
j. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang pariwisata;

k. Menyusun indikator dan pengukuran kinerja di bidang pariwisata;


l. Menyusun laporan hasil pelaksanaan rencana strategis, rencana kerja, LAKIP,
LKPJ, dan LPPD Dinas;
m.Melaksanakan koordinasi dengan Instansi terkait;
n. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik;
o. Memberikan usul dan saran kepada atasan;
p. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
q. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
2. Sekretariat, dipimpin oleh seorang Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu,
pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan
pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian sesuai kebijakan teknis yang
ditetapkan oleh Kepala Dinas, dengan uraian tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kerja Sekretariat berdasarkan rencana strategis dan rencana
kerja Dinas;
b. Mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja Dinas;
c. Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan;
d. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang
tugas;
e. Melaksanakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif
dan efisien sesuai peraturan perundang-undangan;
f. Menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas;
g. Merumuskan kebijakan teknis, pembinaan dan pengkoordinasian
penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
h. Mengelola administrasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan;
i. Mengelola administrasi keuangan;
j. Mengelola administrasi umum;
k. Mengelola administrasi kepegawaian;
l. Melaksanakan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja di bidang
perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian;
n. Melaksanakan koordinasi dan verifikasi laporan penyusunan rencana strategis,
rencana kerja, LAKIP, LKPJ, dan LPPD Dinas;
o. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara perodik;
p. Memberikan usul dan saran kepada atasan;

11
q. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
r. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Sekretariat membawahi :
1) Subbagian Penyusunan Program;
2) Subbagian Keuangan;
3) Subbagian Umum.

3. Bidang Pengembangan Destinasi Wisata


Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan dan pengembangan Objek wisata dan usaha wisata, Untuk
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat [1] Kepala Bidang
Pengembangan Destinasi Wisata mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program kerja dan rencana kegiatan pengembangan objek wisata
dan usaha wisata;
b. Pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis terhadap Pengelolaan Objek
wisata dan penyelenggaraan usaha wisata;
c. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan Pengelolaan objek wisata dan
usaha wisata;
d. Penyusunan kerjasama dengan instansi terkait maupun lembaga masyarakat
dalam rangka pengembangan objek wisata dan usaha wisata;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
3.1 Sub Bidang
A. Objek Wisata
Sub Bidang objek wisata mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Menyusun konsep petunjuk operasional dan materi pembinaan tentang
pengembangan objek wisata;
b) Melakukan bimbingan teknis kepada pengelola objek wisata bersama
instansi terkait dalam rangka pengembangan objek wisata;
c) Melakukan upaya pengendalian terhadap penyelenggaraan kegiatan objek
wisata sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
d) Menyiapkan dan menyusun laporan tentang Objek Wisata;
e) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan Kepala Bidang
Pengembangan Destinasi Wisata.

B. Usaha Wisata
Sub Bidang usaha wisata mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Menyusun konsep petunjuk operasional dan materi pembinaan tentang
pengembangan usaha wisata;
b) Melakukan bimbingan teknis kepada pengelola pariwisata bersama instansi
terkait dalam rangka pengembangan usaha wisata;

12
c) Melakukan upaya pengendalian terhadap penyelenggaraan kegiatan usaha
wisata sesuai dengan perundangan yang berlaku;
d) Menyiapkan dan menyusun laporan tentang usaha Wisata;
e) Menyusun konsep telaahan tentang pertimbangan dalam memberikan izin
usaha pariwisata;
f) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan Kepala Bidang
Pengembangan Destinasi Wisata.

4. Bidang Pemasaran Wisata


Kepala Bidang Pemasaran Wisata mempunyai tugas menyiapkan bahan
pembinaan, pengembangan dan pemantauan pemasaran wisata, Untuk
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Kepala Bidang Pemasaran
Wisata mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program kerja dan rencana kegiatan promosi wisata dan
pengembangan pasar wisata;
b. Penyelenggaraan, pembinaan, pengembangan terhadap promosi wisata dan
pasar wisata;
c. Pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan evaluasi kegiatan promosi wisata
dan pengembangan pasar wisata;
d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak-pihak lainnya dalam
rangka promosi wisata baik bersifat regional, nasional maupun internacional;
e. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan.

4.1 Sub Bidang


A. Promosi Wisata
Sub Bidang Promosi mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Menyusun rencana kegiatan dan menyiapkan bahan-bahan promosi wisata;
b) Menyiapkan bahan kerjasama dengan instansi pemerintah, media cetak dan
elektronik dalam rangka promosi wisata;
c) Melakukan kerjasama kemitraan dengan lembaga-lembaga pemasaran
industri pariwisata;
d) Melaksanakan promosi wisata berskala local, regional, nasional maupun
internasional;
e) Memberikan pelayanan dan informasi tentang kepariwisataan kepada
wisatawan;
f) Mempersiapkan peserta dalam rangka pengiriman duta wisata;
g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemasaran
Wisata sesuai dengan bidang tugasnya.

B. Pengembangan Pasar Wisata


Sub Bidang Pengembangan Pasar Wisata mempunyai tugas sebagai berikut:

13
a) Mengumpulkan dan menyusun data-data sebagai bahan kajian dalam rangka
pengembangan promosi, potensi dan produk-produk wisata;
b) Menyiapkan bahan pembinaan dalam rangka pengembangan pasar wisata;
c) Melakukan pengkajian dan pemantauan pasar wisata yang berpotensi untuk
kegiatan promosi pariwisata;
d) Menetapkan pedoman kerjasama pemasaran skala kabupaten/ kota;
e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemasaran
Wisata sesuai dengan bidang tugasnya. Yaitu:
1. Menyiapkan bahan pembinaan dalam rangka pengembangan pasar
wisata;
2. Melakukan pengkajian dan pemantauan pasar wisata yang berpotensi
untuk kegiatan promosi pariwisata;
3. Menetapkan pedoman kerjasama pemasaran skala kabupaten/ kota;
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemasaran
Wisata sesuai dengan bidang tugasnya.

5. Bidang Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif


Bidang Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan dan pelaksanaan atraksi (event) dan pentas seni di Daerah dan
perumusan standar kebijakan di bidang ekonomi kreatif berbasis media, desain,
iptek, seni, budaya dan pengembangan serta fasilitas sumber daya alam, manusia,
dan budaya.
5.1 Sub Bidang
A. Atraksi Wisata
Sub Bidang Atraksi Wisata mempunyai tugas sebagai berikut :
Sub Bidang Atraksi Wisata mempunyai tugas melaksanakan pengembangan
dan pelaksanaan atraksi (event) dan pentas seni di Daerah, Uraian tugas Sub
Bidang Atraksi Wisata adalah sebagai berikut :
a) Mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman
dan petunjuk pelaksanaan serta bahan lainnya yang berkaitan dengan atraksi
(event) wisata;
b) Menyusun, melaksanakan dan mengendalikan program kerja Sub Seksi;
c) Menyiapkan bahan kebijakan teknis yang berkaitan dengan atraksi (event)
wisata;
d) Menyusun rencana dan mengembangkan keanekaragaman pentas seni dan
atraksi (event) wisata di daerah;
e) Menyelenggarakan atraksi (event) dan pentas seni di daerah;
f) Menyiapkan branding dan tagline event pariwisata;
g) Merencanakan dan membuat kelender wisata;
h) Menyusun laporan pelaksanaan tugas Seksi;
i) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

14
B. Ekonomi Kreatif
Sub Bidang Ekonomi Kreatif mempunyai tugas perumusan standar kebijakan di
bidang ekonomi kreatif berbasis media, desain, iptek, seni, budaya, dan
pengembangan serta fasilitas sumber daya alam, manusia, dan budaya. Untuk
menyelenggrakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Sub Bidang Ekonomi
Kreatif mempunyai fungsi :
a) Pelaksanaan kebijakan di bidang ekonomi kreatif berbasis media desain,
iptek, seni, budaya, dan pengembangan serta fasilitas sumber daya alam,
manusia;
b) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang ekonomi kreatif
berbasis media desain, iptek, seni, budaya, dan pengembangan serta fasilitas
sumber daya alam, manusia;
c) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang ekonomi kreatif berbasis
media desain, iptek, seni, budaya, dan pengembangan serta fasilitas sumber
daya alam, manusia;
d) Pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang Ekonomi Kreatif kepada kepala
dinas; dan
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

15
Adapun bagan struktur organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan adalah sebagai berikut:

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

SUB.BAGIAN SUB.BAGIAN SUB. BAGIAN


UMUM KEUANGAN PENYUSUNAN PROGRAM

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

BID.PENGEMBANGAN ATRAKSI BID. PENGEMBANGAN BID. PEMASARAN


WISATA & EKONOMI KREATIF DESTINASI WISATA PARIWISATA

SEKSI PENGEMBANGAN
SEKSI ATRAKSI WISATA SEKSI USAHA WISATA
PASAR WISATA

SEKSI EKONOMI KREATIF SEKSI OBJEK WISATA SEKSI PROMOSI WISATA

16
2.2 Sumber Daya OPD
Sumber daya manusia yang dimiliki Dinas Pariwisata terdata sejumlah 53 pegawai,
terdiri dari 33 pegawai PNS dan 20 pegawai non PNS dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai Negeri Sipil

PNS Golongan (orang)


No Jabatan
IV III II I
1. Kepala Dinas 1 0 0 0
2. Sekretaris 1 0 0 0
3. Kepala Bidang 1 2 0 0
4. Kepala Sub bidang 0 6 0 0
5. Kepala Sub bagian 0 3 0 0
6. CPNS 0 0 0 0
7. Staf 0 6 13 0
Jumlah 3 17 13 0

Tabel 2.2
Jumlah SDM Non PNS

No Uraian Jumlah

1. PTT 1
2. Honorer 19
Total Jumlah 20

Berdasarkan latar belakang pendidikan, terdapat 3 pegawai dengan pendidikan


Sarjana S2, 13 pegawai dengan pendidikan Sarjana S1, 4 pegawai dengan pendidikan
Diploma 3 (D3) dan 13 pegawai dengan pendidikan SMA.
Proporsi Kepegawaian Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan menurut bidang tugas bisa
dilihat pada gambar berikut ini:

3.00%
Proporsi Kepegawaian Menurut Bidang Tugas
19.00%
Kepala
33.00%
24.00% Sekretariat

21.00% Bidang Pemasaran Wisata

17
Dinas Pariwisata menempati Gedung MTQ yang berada di Teluk Bakau. Sumber daya
aset/ modal yang mendukung kinerja Dinas Pariwisata, antara lain seperti tabel di
bawah ini:
Tabel 2.3
Sumber Daya Aset Dinas Pariwisata
No Nama Barang Satuan Jumlah
1. Mobil unit 1
2. Pick Up unit 2
3. Meja Kerja unit 37
4. Komputer unit 14
5. Mesin Tik unit 4
6. Kursi Pintar unit 28
7. Kursi unit 60
8. Lemari unit 7
9. Air Conditioner unit 8
10. Sepeda Motor unit 1
11. Filling Cabinet unit 1
12. Brankas unit 2
13. Telephone/ fax unit 3
14. Laptop unit 3
15. Meja Rapat unit 2
16. Printer unit 11
17. Internet unit 1
18. Banner unit 10
19. Infocus unit 2
20. UPS unit 4
21. Genset unit 2
22. Kamera unit 1

2.3 Kinerja Pelayanan OPD


Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja OPD berdasarkan sasaran/ target
Renstra OPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/ atau
indikator kinerja pelayanan OPD dan/ atau indikator lainnya seperti MDGs atau
indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah, pada kinerja pelayanan Dinas
Pariwisata Kabupaten Bintan dimulai sejak tahap awal perencanaan penyusunan
rencana kegiatan melalui penyerapan usulan masyarakat dan para pemangku
kepentingan. Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan berusaha untuk
mengimplementasikan program/ kegiatan dari tahun ke tahun semakin meningkat
kuantitas maupun kualitasnya terhadap pelayanan masyarakat. Usaha ini disamping
untuk mendorong/ meningkatkan kepedulian masyarakat bidang kepariwisataan
(sadar wisata) juga sebagai kepeduliaan terhadap kemiskinan, ketenagakerjaan,
pertumbuhan ekonomi juga kepedulian terhadap lingkungan.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama calon wisatawan

18
maupun wisatawan yang mau ke/ berada di Bintan, Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan
melaksanakan 4 program strategis yaitu:
1. Program Pengembangan Pengembangan Pariwisata;
2. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;
3. Program Pengembangan Kemitraan;
4. Program Pengembangan Usaha dan Industri Pariwisata.

Berdasarkan keempat program tersebut dengan melalui berbagai kegiatan-kegiatan


yang strategis, prioritas, efektif dan efisien yang telah disinergikan dengan stkeholders
terkait maupun masyarakat dapat mewujudkan capaian yang telah ditargetkan dalam
RPJMD Kabupaten Bintan maupun RIPPDA Kabupaten Bintan. Dari data yang
diperoleh dan setelah melalui perhitungan bahwa untuk indicator kinerja jumlah
kunjungan wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara ke Kabupaten
Bintan [di DTW maupun di hotel] mulai dari tahun 2013-2014 mengalami kenaikan yang
signifikan, mencapai/ melampaui target bahkan sudah mendekati/ melampaui target
akhir RPJMD Kabupaten Bintan tahun 2015. Indicator kinerja lainnya seperti Jumlah
Desa Wisata, jumlah Kelompok Sadar Wisata dapat mencapai target sesuai
diharapkan, sedangkan satu (1) indicator kinerja yang tidak pernah tercapai adalah
indicator Lama Tinggal Wisatawan/ Length of Stay . Dengan melihat kondisi tersebut
maka target kinerja kepariwisataan Kabupaten Bintan dalam RPJMD Kabupaten Bintan
ditingkatkan seperti yang tertuang didalam visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Bintan
terpilih.

Pelayanan Dinas Pariwisata meliputi pelatihan kepariwisataan, pengembangan desa


wisata, objek dan daya tarik wisata, jumlah kunjungan wisatawan, pendapatan asli
daerah dari sector pariwisata serta industri kepariwisataan di Kabupaten Bintan.
Kawasan Strategis Pariwisata Daerah yang memiliki fungsi utama pariwisata atau
memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata daerah dapat mempunyai pengaruh
penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya,
pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan
dan keamanan.
1. Pelatihan Kepariwisataan
Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di bidang pariwisata merupakan
hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan di sektor pariwisata, ini
dikarenakan agar tenaga lokal dapat bersaing dalam peluang kerja yang ada di
Kabupaten Bintan, mengingat perkembangan kedua sektor pariwisata sangat maju
di wilayah Kabupaten Bintan khususnya dan Kepulauan Riau secara umum.
Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata merupakan
barometer dan andalan Kabupaten Bintan selama beberapa tahun ini, untuk tahun
2016 pendapatan dari sektor pariwisata mengalami peningkatan sehingga target
pendapatan yang dibebankan tercapai seperti dalam tabel berikut ini:

19
Jenis Pendapatan Target 2016 Realisasi 2016 Persentase

Pajak Hotel 67.859.000.000,00 69.880.941.763,66 102.98

Pajak Restoran 28.341.000.000,00 27.537.524.328,40 97.16

Pajak Hiburan 1.937.823.382,00 1.937.071.949,88 99.96

dari table diatas dapat dilihat bahwa Capaian kinerja Standar Pelayanan Minimal
(SPM) sektor pariwisata periode 2016 ada dua cakupan yang belum memenuhi
target daerah. Hal yang paling menonjol dari realisasi pendapatan daerah dari pajak
hotel.
Capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) dalam peningkatan kunjungan wisatawan.
Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bintan secara umum selalu melebihi target
yang telah ditetapkan. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan
kunjungan wisatawan ini antara lain meningkatnya kegiatan promosi serta inovasi
kegiatan promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan, semakin
sinerginya pelaku usaha pariwisata dengan pemerintah daerah dalam hal promosi
serta peningkatan pelayanan kepada wisatawan serta semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap kegiatan kepariwisataan di lingkungan sekitarnya
sehingga semakin menumbuhkan sikap di kalangan masyarakat untuk berupaya
menjadi tuan rumah yang baik bagi para wisatawan.

Capaian untuk indikator Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan tidak terlepas dari
berbagai permasalahan yang dihadapi Masih Terbatasnya Sumber Daya Manusia
(SDM) Di Bidang Pariwisata Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) baik
kuantitas maupun kualitas yang diharapkan mempunyai daya saing tinggi ternyata
masih jauh dari memadai. Terutama SDM di bidang pariwisata yang memiliki
pemikiran stratejik dan visioner. Kondisi tersebut dapat menghambat kualitas dari
segala aktivitas kegiatan pariwisata Kabupaten Bintan. Hal tersebut memberikan
implikasi pada kualitas pariwisata Kabupaten Bintan itu sendiri, yang dihadapkan
pada persaingan yang semakin ketat dengan daerah-daerah lain, Secara umum daya
saing unit bisnis pariwisata Kabupaten Bintan masih kurang. Kelemahan tersebut
menyangkut masalah manajemen produk, kurangnya sajian atraksi pariwisata,
sumber daya manusia, dan pemasaran. Hal ini memberikan implikasi pada lama
tinggal (length of stay) dan pengeluaran wisatawan (tourist expenditure) di
Kabupaten Bintan. Dengan menyediakan lebih banyak atraksi pariwisata akan
mendorong peningkatan lama tinggal dan pengeluaran wisatawan, meskipun
secara umum kondisi jalan maupun panjang jalan di Kabupaten Bintan relatif baik,
akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa kualitas maupun kuantitas jalan menuju
obyek wisata masih relatif rendah, Koordinasi merupakan hal yang penting didalam
upaya mendorong peningkatan kunjungan wisatawan. Dengan kordinasi yang baik
akan didapat kesamaan persepsi dan gerak langkah dalam menghadapi berbagai

20
tantangan dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan. Diakui bahwa sektor
pariwisata merupakan end user terhadap sarana dan prasarana yang ada.
Sedangkan kewenangan penanganan sarana dan prasarana ada di di masing-masing
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
Berikut ini tabel Program Prioritas Kinerja Pelayanan Dinas Pariwisata Kabupaten
Bintan :

21
Sasaran Strategis
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan dan sasaran-sasaran strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut:

Misi 1: Mewujudkan Kabupaten Bintan sebagai daerah tujuan investasi yang berdaya saing dengan mengoptimalkan
potensi ekonomi lokal terutama di bidang pariwisata

Target Kinerja Sasaran


Kondisi
Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Akhir
Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020
RPJMD
Awal (2015)
(2021)

Tujuan 2 : Mengoptimalkan potensi ekonomi lokal terutama di bidang pariwisata


1 Meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan Jumlah Desa
Desa 4 5 5 5 5 5 5
nusantara dan Wisata
mancanegara
Kunjungan
Wisatawan 500,000 550,000 600,000 650,000 700,000 700,000 800,000
Wisatawan
PAD Sektor
Milyard 0 98.13 104,9 110,1 115,6 121,4 121,4
Pariwisata
Tabel 2.4
Program Prioritas Kinerja Pelayanan Dinas Pariwisata
Kabupaten Bintan
Target
Kondisi
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kinerja
Kinerja
Pemerintahan/Program Prioritas Priorit Akhir
Awal
Pembangunan/Indikator Kinerja as Tahun
Tahun 2016 2017 2018 2019 2020
2015 2021
Target Dana (Rp) Target Dana (Rp) Target Dana (Rp) Target Dana (Rp) Target Dana (Rp)

DINAS PARIWISATA

Urusan Pariwisata

Program Pengembangan 150.000.00


499.000.000 2.000.000.000 2.600.000.000 2.900.000.000
Destinasi Pariwisata 0

Meningkatnya jumlah objek


20 21 22 23 25 27
wisata
Distribusi pariwisata terhadap
910,4 958,3 959.3 960.3 965.3 965.3
PDRB

Meningkatnya jumlah desa wisata 5 5 5 5 5 6

Program Pengembangan 3.904.000. 7.050.000.00


8.585.000.000 8.795.000.000 8.930.000.000
Pemasaran Pariwisata 000 0

Meningkatnya jumlah PAD Sektor


98,13 104,9 110,1 115,6 121,4 121,4
pariwisata

Meningkatnya jumlah kunjungan 550,00 600,00 650,00 700,00 750,00 800,00


wisatawan 0 0 0 0 0 0

2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6


Rata-rata lama tinggal wisatawan

Program pengembangan usaha 268.400.00


270.000.000 420.000.000 420.000.000 420.000.000
dan industry pariwisata 0
Jumlah jasa pariwisata yang telah
memiliki Tanda Daftar Usaha 20 18 25 30 32 35 37
Pariwisata (TDUP)
Jumlah SDM yang memiliki
450 500 800 1,100 1.300 1.300
sertifikasi pariwisata
Program Pengembangan 150.000.00
150.000.000 300.000.000 350.000.000 400.000.000
Kemitraan 0

Persentase SDM Pariwisata yang


11 0 100 100 100 100 100
terlatih
Tabel 2.4
Sasaran dan Indikator Kinerja Pelayanan Dinas Pariwisata
Kabupaten Bintan

Sasaran Indikator Kinerja


Sasaran : Wisatawan Nusantara dan Mancanegara

Strategis : a. Meningkatkan Jumlah Desa Wisata


Meningkatnya jumlah kunjungan b. Meningkatnya Kunjungan Wisatawan
wisatawan nusantara dan mancanegara c. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
sector Pariwisata

Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan juga telah menetapkan Indikator
Kinerja Utama (IKU) secara berjenjang, sebagai ukuran keberhasilan organisasi secara
dalam mencapai sasaran strategis organisasi. Penetapan IKU telah mengacu pada
Renstra Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan serta RPJMD tahun 2016-
2021. Indikator kinerja utama ditetapkan dengan memilih indikator-indikator kinerja
yang ada dalam Renstra Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan tahun
2016-2021 yang memiliki fokus pada perspektif stakeholder, sedangkan yang fokusnya
pada internal bussines proses (peningkatan kapasitas internal organisasi) tidak
dijadikan sebagai Indikator Kinerja Utama. Indikator kinerja utama Dinas pariwisata
Kabupaten Bintan yang akan digunakan untuk periode waktu tahun 2016-2021 sesuai
periode renstra, sebagai berikut :

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama


I Meningkatnya jumlah kunjungan a. Jumlah objek wisata yang
wisatawan nusantara dan dikembangkan
mancanegara b. Jumlah desa yang dikembangkan
menjadi desa wisata
a. Jumlah Promosi dan Pemasaran
Pariwisata yang Efektif
a. Jumlah jasa pariwisata yang telah
memiliki Tanda Daftar Usaha Pariwisata
(TDUP)
b. Jumlah SDM yang memiliki sertifikasi
pariwisata
a. Jumlah Kemitraan Pengembangan
Pariwisata

25
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD

Menurut Renstra Kementerian Pariwisata Dalam kerangka pengembangan


Kelembagaan kepariwisataan terdapat beberapa masalah utama yang dihadapi, antara
lain yaitu : (1) masih terbatasnya organisasi yang membidangi kepariwisataan di daerah;
(2) SDM Pariwisata dan Pengembangan pendidikan Tinggi Pariwisata yang masih
terbatas; (3) koordinasi dan sinkronisasi pembangunan lintas regional dan sektor masih
belum berjalan efektif.
1) Masih terbatasnya organisasi yang membidangi kepariwisataan di Daerah
Komitmen nasional untuk membangun sektor pariwisata sebagai sektor unggulan
nasional, belum sepenuhnya terdukung oleh komitmen di tingkat daerah terkait
dengan aspek organisasi atau institusi yang membidangi pembangunan
kepariwisataan di daerah. Desentralisasi yang juga menempatkan Pariwisata
sebagai sektor pilihan, dan bukannya sebagai sektor strategis yang mampu
memberikan kontribusi berarti bagi pembangunan daerah maupun bagi
kesejahteraan masyarakat, berdampak pada penguatan organisasi yang
membidangi pembangunan kepariwisataan belum merata di berbagai daerah.
Sebagai akibatnya koordinasi lintas daerah dalam penanganan terpadu asset
kepariwisataan yang bersifat lintas wilayah-pun seringkali mengalami kendala dan
hambatan. Disisi lain, lemahnya pemahaman tentang kepariwisataan, seringkali
memposisikan Kepariwisataan sebagai sebagai sektor pelengkap yang tidak
memiliki posisi strategis dalam struktur organisasi pembangunan di daerah

2) SDM Pariwisata dan Pengembangan Pendidikan Tinggi Pariwisata yang Masih


Terbatas
Peningkatan daya saing produk pariwisata Indonesia agar memiliki keunggulan
banding dan keunggulan saing secara regional dan global harus diimbangi oleh
ketersediaan SDM yang kompeten, yang tidak hanya berada pada tataran
operasional atau tenaga teknis saja tetapi juga pada tataran akademisi, teknokrat,
dan profesional. Pengembangan SDM Kepariwisataan dapat dilakukan dengan
pendekatan pendidikan formal dan pelatihan, bagi Aparatur, Pengusaha Industri
Pariwisata, Karyawan pada Industri Pariwisata dan Masyarakat yang berada di
kawasan pariwisata.

Perkembangan Pariwisata Indonesia saat ini kurang diimbangi dengan


pengembangan SDM bidang pariwisata. Pengembangan SDM bidang pariwisata
meliputi aparatur, industri dan masyarakat. Hal ini berguna untuk menunjang
pengembangan pariwisata di daerah tersebut. Badan pengembangan Sumber
Daya Pariwisata menyikapi tantangan tersebut dengan program antara lain
melalui Pembekalan SDM bidang pariwisata terhadap aparatur/industri dan

26
masyarakat; penyusunan dan review kurikulum serta melakukan Penyusunan
modul pembekalan bidang pariwisata. Dengan akan diberlakukannya kesepekatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka tuntutan SDM yang kompeten dan
mampu bersaing dengan SDM dari luar negeri akan semakin dipersyaratkan. Oleh
sebab itu penyiapan SDM Pariwisata baik secara kuantitas dan kualitas harus
didorong semaksimal mungkin.

3) Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Lintas Sektor dan Regional Yang Belum
Efektif
Karakter sektor pariwisata yang bersifat multi sektor, lintas wilayah (borderless)
dan multi stakeholders menuntut fungsi koordinasi dan sinergi pengembangan
yang efektif baik secara horizontal antar kementerian dan lembaga terkait, serta
segenap pemangku kepentingan pariwisata (pemerintah, swasta, dan
masyarakat), maupun secara vertical antara pemerintah Pusat dan daerah.
Persoalan koordinasi dan sinergi pembangunan masih menjadi kendala serius
dalam melakukan akselerasi pembangunan kepariwisataan, karena factor ego
sektoral ataupun ego wilayah yang belum mampu melihat kepentingan dan nilai
manfaat yang lebih besar dalam jangka panjang.

Permasalahan pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau menurut Renstra Dinas Pariwisata


Provinsi Kepulauan Riau antara lain Beberapa faktor eksternal yang menjadi
permasalahan pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau antara lain: sebanyak 19 Pulau
Terdepan di Provinsi Kepri (Karimun 2, Batam 4, Bintan 1, Natuna 7, Anambas 5), yang
berbatasan langsung dengan negara tetangga menjadi tantangan untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Jarak tempuh antar kab/kota dan jarak tempuh antar
kecamatan yang cukup lama juga menjadi tantangan untuk penyediaan sarana dan
prasarana perhubungan laut untuk mempercepat waktu tempuh. Pelaksanaan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), antara lain:
1. Masih kurangnya penyelenggaraan even-even wisata bahari untuk menarik
wisatawan berkunjung di Kepulauan Riau;
2. Masih rendahnya kualitas sarana dan prasarana wisata bahari untuk
menunjang daya tarik wisata di Kepulauan Riau;
3. Masih rendahnya kapasitas SDM pariwisata bahari berkaitan dengan
manajemen pengelolaan obyek wisata, dan kerjasama dengan pelaku usaha
pendukung wisata;
4. Masih minimnya sarana perhubungan untuk menunjang aksesibilitas ke
daerah obyek wisata;
5. Masih kurangnya promosi pariwisata baik di tingkat nasional dan internasional.

Berdasarkan Renstra Kementerian Pariwisata, telah dirumuskan tujuan dan sasaran


kementerian sebagai berikut :

27
1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata yang berdaya saing di
pasar internasional;
2) Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian
nasional sehingga Indonesia dapat mandiri dan bangkit bersama bangsa Asia
lainnya;
3) Memaksimalkan produktivitas kinerja pemasaran pariwisata dengan dengan
menggunakan strategi pemasaran terpadu secara efektif, efisien, dan
bertanggung jawab serta yang intensif, inovatif dan interaktif;
4) Mewujudkan kelembagaan kepariwisataan yang mampu mensinergikan
Pembangunan Destinasi Pariwisata, Pemasaran Pariwisata, dan Industri
Pariwisata secara profesional, efektif dan efisien, dan mencapai produktifitas
maksimal.

Berdasarkan rumusan K/L di atas maka peluang pengembangan pelayanan


kepariwisataan, pada Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan sebagai berikut :
1) Menjadikan Kabupaten Bintan sebagai destinasi wisata berkelas internasional;
2) Meningkatkan peran serta masyarakat terhadap pembangunan di sektor
pariwisata dengan mengelola potensi sumber daya alam yang ada;
3) Adanya penyelenggaraan even dan promosi wisata;
3) meningkatkan pengawasan terhadap kualitas usaha wisata dan citra
kepariwisataan Kabupaten Bintan;
4) Meningkatkan kualitas tenaga local yang bersaing dan berkemampuan handal
dengan memberikan kursus dan pelatihan.

Tantangan yang akan dihadapi Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan dan seluruh
stakeholder dalam rangka pengembangan sektor Kepariwisataan
1) Berkembang pesatnya pembangunan dan pengembangan kepariwisataan
diluar wilayah Bintan sebagai pesaing/ kompetitor (terutama di wilayah Jawa,
Bali dan Batam) semakin tinggi;
2) Pengelolaan aneka ragam potensi Daya Tarik Wisata Bintan baik alam, budaya
maupun buatan sebagai daya saing dan daya banding perlu ditingkatkan
kualitasnya (terstandarisasi);
3) Tampilan seni budaya sebagai Daya Tarik Wisata di seluruh destinasi pariwisata
Bintan kualitas dan kuantitasnya perlu segera ditingkatkan;
4) Kesadaran wisata, penerapan/ pemahaman Sapta Pesona dan kesiapan seluruh
stakeholder pariwisata serta masyarakat Bintan belum terealisasi;
5) Sarana dan prasarana, Sumber Daya Manusia kepariwisataan, serta pendukung/
penunjangnya kuantitas dan kualitasnya masih kurang/ rendah;
6) Kredibilitas dan image calon wisatawan/ wisatawan luar daerah maupun luar
negeri terhadap kepariwisataan Bintan;
7) Perkembangan media massa dan teknologi informasi yang pesat sebagai

28
sarana penunjang kepariwisataan di Bintan;
Liberalisasi perdagangan pasar bebas dalam negeri dan pada Masyarakat Ekonomi
Asia (MEA) tahun 2015 yang mengharuskan kepariwisataan Bintan punya daya
saing tinggi dan berstandar internasional.

29
Bab III
Isu-isu Strategis
Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi

Agar pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata menjadi lebih efektif dan efisien
diperlukan pemahaman terhadap kondisi atau aspek-aspek yang mempengaruhi keberhasilan
tersebut. Kondisi/ aspek yang dampaknya signifikan, perlu dirumuskan menjadi isu strategis
dan dikedepankan dalam perencanaan pembangunan. Hal ini diperlukan dalam rangka
mengantisipasi adanya kegagalan atau kelemahan yang menimbulkan kerugian lebih besar
serta pemanfaatan adanya peluang secara optimal.

Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor-faktor lingkungan strategis guna mewujudkan


tujuan melalui pencapaian beberapa sasaran yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
1) Kebijakan Pusat akan meningkatkan jumlah negara yang diberikan bebas Visa On Arivval
ke Indonesia;
2) Nawacita pada pembanggunan wilayah perbatasan/sempadan;
3) Penataan kewilayahan pariwisata yang sinergis dengan potensi strategis dan
pengembangan sektor lain masih perlu ditata ulang;
4) Daya tarik wisata ke Kabupaten Bintan masih didominasi oleh pola-pola pengembangan
resort/ wisata bahari, Pengembangan daya tarik wisata yang berbasis pada budaya masih
perlu dikembangkan (seni, kuliner, kerajinan);
5) Citra pariwisata Bintan yang dipersepsikan sebagai destinasi yang aman dan nyaman serta
family orienthed masih perlu di tingkatkan dan diperkuat melalui pengembangan daya
tarik, penataan landscape, pengembangan fasilitas dan infrastruktur yang memadai;
6) Potensi-potensi strategis kepariwisataan yang belum tampak dan masih perlu dielaborasi
serta dikembangkan lebih lanjut (diving, snorkling, fishing, deepsea fishing, kuliner,
heritage, mangrove, village);
7) Pemberdayaan masyarakat yang masih perlu ditingkatkan, terutama kesadaran
masyarakat lokal akan manfaat pengembangan kepariwisataan;
8) Pengembangan iklim investasi yang masih perlu ditingkatkan, terutama tentang
kemudahan regulasi dan keamanan berinvestasi;
9) Kunjungan wisatawan ke Bintan didominasi wisatawan mancanegara (80%), yang diduga
dipengaruhi oleh kedekatan geografis;
10) Stagnasi Pertumbuhan Pasar Wisatawan : pertumbuhan pasar pariwisata di Bintan juga
relative rendah (cenderung stagnan);
11) Belum efektifnya branding pariwisata Bintan (breathtaking journey) karena belum banyak
dikenal oleh pasar;
12) Potensi diversifikasi pasar di luar pasar Singapura masih potensial untuk dikembangkan
(Cina, Korea Selatan, Jepang) serta pasar domestik;
13) Sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia, image/ citra kepariwisataan Bintan perlu
diperkuat sehingga mampu bersaing dengan Batam sebagai destinasi wisata alternatif

30
yang memiliki karakter yang lebih unggul;
14) Perlunya kelembagaan pemasaran yang akan memperkuat upaya promosi kepariwisataa
Bintan;
15) Diversifikasi dalam penggunaan media promosi yang semakin memahami preferensi
wisatawan termasuk penggunaan media komunikasi modern dan social media, serta tidak
sebatas pada sport tourism event tetapi juga kearah potensi budaya local;
16) Penguatan usaha kepariwisataan seperti: pengusahaan daya tarik, akomodasi, jasa
transportasi, jasa perjalanan wisata, jasa hiburan, dan lainnya masih perlu ditingkatkan;
17) Pola kemitraan usaha pariwisata, baik antar usaha pariwisata, pelaku usaha pariwisata
dengan pelaku usaha lainnya, maupun pelaku usaha pariwisata dengan masyarakat,
masih perlu ditingkatkan;
18) Potensi sumber daya lokal, seperti hasil pertanian, peternakan, perikanan, kerajinan,
kesenian, dan lainnya belum dimanfaatkan secara maksimal oleh industri pariwisata;
19) Kualitas dan daya saing produk wisata masih membutuhkan peningkatan untuk
mendukung posisinya sebagai destinasi yang bertaraf internasional;
20) Peran masyarakat sebagai tuan rumah pariwisata yang baik masih perlu diberdayakan
secara optimal;
21) Pariwisata menjadi sektor andalan dan penunjang PDRB terbesar bagi Bintan, sehingga
organisasi / institusi dan pranata yang berkaitan dengan pengelolaan kepariwisataan
perlu diperkuat dan ditingkatkan kualifikasi dan kualitasnya;
22) Pariwisata menjadi sektor andalan dan penunjang PDRB terbesar bagi Bintan, sehingga
SDM nya perlu diperkuat dan ditingkatkan kualifikasi dan kualitasnya;
23) Regulasi yang mengatur mengenai pengelolaan kepariwisataan masih perlu dikuatkan;
24) Mmemperkuat sinergisitas dan koordinasi lintas sektor dan pelaku pengembangan
kepariwisataan.

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD


Agar pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata menjadi lebih efektif dan
efisien diperlukan pemahaman terhadap kondisi atau aspek-aspek yang
mempengaruhi keberhasilan nya tersebut. Kondisi/aspek yang dampaknya signifikan,
perlu dirumuskan menjadi isu strategis dan dikedepankan dalam perencanaan
pembangunan. Hal ini diperlukan dalam rangka mengantisipasi adanya kegagalan atau
kelemahan yang menimbulkan kerugian lebih besar serta pemanfaatan adanya
peluang secara optimal.
a) Permasalahan Pengembangan Destinasi Pariwisata:
1) Stagnasi pengembangan produk wisata/daya tarik wisata berbasis wisata alam;
2) Belum memadainya sebagian besar daya tarik wisata dan daya dukungnya yang
berkualitas/berstandar pelayanan prima;
3) Rendahnya kualitas jaringan aksesibilitas dari titik simpul distribusi menuju
lokasi daya tarik wisata;
4) Rendahnya kualitas, kuantitas sebaran fasilitas sarpras dan penunjang
pariwisata (fasilitas akomodasi, restoran/rumah makan, layanan informasi dsb);

31
5) Rendahnya kualitas dan kuantitas fasilitas umum pendukung pariwisata;
6) Belum terwujudnya bandara internasional baru yang kapabelitasnya dapat
meningkatkan aksesbelitas dan services.

b) Permasalahan Pengembangan Pemasaran Pariwisata:


1) Rendahnya akses pasar dan jaringan pemasaran dalam negeri maupun ke luar
negeri (masih banyak tergantung Jakarta dan Bali);
2) Rendahnya kapasitas bandara/ penerbangan langsung ke/ dari Bintan dari
daerah di Indonesia maupun dari Negara asal pasar-pasar utama;
3) Rendahnya kuantitas dan kualitas sistem pelayanan transpotasi publik;
4) Rendahnya kuantitas dan kualitas produk promosi pemasaran pariwisata ke
luar daerah/ luar negeri;
5) Belum optimalnya promosi/ pemasaran bersama yang terpadu bagi seluruh
stakeholder pariwisata Kabupaten Bintan;
6) Kurangnya kuantitas dan kualitas SDM pemasaran pariwisata yang kapabel/
mumpuni baik pengetahuan, ketrampilan dan bahasa;
7) Masih rendahnya pelaksanaan pemasaran/ promosi pariwisata minat khusus,
thematik dan segmen tertentu;
8) Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi sebagai media promosi
dan informasi dalam salah satu strategi dalam pemasaran pariwisata
Kabupaten Bintan.

c). Permasalahan Pengembangan Kemitraan


Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pengembangan
kemitraan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. permasalahan pariwisata
yang dihadapi Kabupaten Bintan antara lain:
1) Belum memadainya profesionalitas/ kualitas dan kuantitas SDM pengelola Daya
Tarik Wisata, pendukung dan penunjang kepariwisataan lainnya;
2) Terbatasnya kelembagaan kepariwisataan yang terkelola dengan baik dan
berkelanjutan terutama yang berbasis komunitas/kemasyarakatan;
3) Kurang intensifnya sinergitas/ keterpaduan (kerjasama dan kemitraan) antar
stakeholder pariwisata;
4) Masih rendahnya kesadaran wisata dan penerapan sapta pesona oleh
stakeholder kepariwisataan, pihak terkait maupun masyarakat;
5) Belum optimalnya kemitraan dunia pendidikan Kabupaten Bintan dengan
stakeholder pariwisata Kabupaten Bintan;
6) Masih rendahnya hubungan kemitraan/ kerjasama pengembangan SDM dan
kelambagaan kepariwisataan Bintan dengan luar daerah maupun dari luar
negeri;
7) Masih rendahnya pelaksanaan/ penerapan sertifikasi standarisasi kualitas SDM
maupun kelembagaan kepariwisataan.

32
c). Permasalahan Pengembangan Usaha dan Industri Pariwisata
1) Kurangnya kemitraan antar usaha pariwisata;
2) Belum terstandardisasinya kualitas berbagai produk;
3) Tingkat kesadaran kalangan industri pariwisata terhadap pengembangan daya
tarik wisata.

Keberhasilan pembangunan kepariwisataan juga sangat ditentukan oleh kesiapan


dan dukungan masyarakat di destinasi pariwisata. Banyak daerah yang sudah
dikenal wisatawan dan menjadi destinasi wisata, namun tidak mampu berkembang
baik dan cenderung stagnan karena masih terbatasnya dukungan dan kesiapan
masyarakat sekitar. Terbatasnya pemahaman terhadap nilai manfaat pariwisata
bagi masyarakat dan wilayah setempat seringkali memunculkan iklim yang kurang
kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan. Unsur-unsur SAPTA
PESONA Pariwisata (aman, tertib, bersih, nyaman, indah, ramah dan kenangan)
belum sepenuhnya terwujud di destinasi-destinasi pariwisata, sehingga kondisi
tersebut cenderung menciptakan persepsi yang kurang positif bagi wisatawan,
karena merasa tidak nyaman dan aman dalam melakukan kunjungan wisatanya.

3.2 Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Visi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bintan tahun 2016-2020 adalah “Terwujudnya
Kabupaten Bintan yang Madani dan Sejahtera Melalui Pencapaian Bintan Gemilang
2025 (Gerakan Melangkah Maju di Bidang Kelautan, Pariwisata, dan Kebudayaan)”
Adapun penjelasan visi tersebut berdasarkan kata kunci adalah sebagai berikut :
Madani :
1. Masyarakat yang beradab dan agamis
2. menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
3. masyarakat yang demokratis
4. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
5. Program-program pembangunan berbasis masyarakat
Madani merupakan perwujudan dari masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari akan
hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan
kepentingan-kepentingannya; dimana pemerintahannya memberikan peluang yang
seluas-luasnya bagi kreatifitas warga negara untuk mewujudkan program-program
pembangunan di wilayahnya. Namun demikian, masyarakat madani bukanlah
masyarakat yang sekali jadi, yang hampa udara, taken for granted. Masyarakat madani
adalah konsep yang dibentuk dari poses sejarah yang panjang dan perjuangan yang
terus menerus.

33
Sejahtera :
1. Kesehatan
2. Pendidikan
3. Daya beli

Kesejahteraan yang ingin diwujudkan merupakan kesejahteraan yang berbasis pada


ketahanan keluarga dan Iingkungan sebagai dasar pengokohan sosial. Masyarakat
sejahtera tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja, melainkan juga sejahtera
jiwa dan batiniah.

Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan
buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan dasar seluruh dimensi
dirinya, meliputi ruhani, akal, dan jasad. Kesatuan elemen ini diharapkan mampu saling
berinteraksi dalam melahirkan masa depan yang cerah, adil dan makmur. Keterpaduan
antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang paripurna.
Kesejahteraan yang seperti inilah yang akan membentuk kepecayaan diri yang tinggi
pada masyarakat Kabupaten Bintan untuk mencapai kualitas kehidupan yang semakin
baik, hingga menjadi teladan bagi daerah lainnya.
Bintan Gemilang 2025 Gerakan Melangkah Maju di Bidang:
1. Kelautan
2. Pariwisata
3. Kebudayaan

Memiliki arti “Gerakan Melangkah Maju”, gerakan yang dimaksud merupakan gerakan
pembangunan yang dilakukan secara terencana dan bertahap untuk lebih maju yang
melibatkan secara aktif seluruh pihak di kabupaten Bintan dengan jangka waktu target
capaian sampai tahun 2025. Pembangunan dikembangkan sesuai potensi dan
keunggulan kabupaten Bintan, yaitu sektor kelautan dan pariwisata sebagai core dan
sekaligus sebagai driver activity. Serta dengan melestarikan dan memajukan seluruh
hasil kegiatan dan penciptaan akal budi masyarakat seperti kesenian, dan adat istiadat
dengan bersandar pada Budaya Melayu.

Misi Bupati Bintan dan Wakil Bupati Bintan ditentukan delapan misi pembangunan
2016-2021 sebagai berikut :
1. Mewujudkan Kabupaten Bintan sebagai daerah tujuan investasi yang berdaya saing
dengan mengoptimalkan potensi ekonomi lokal terutama di bidang pariwisata dan
kelautan;
2. Mewujudkan pelayanan infrastruktur daerah yang berkualitas, terintegrasi dan
merata;

34
3. Mewujudkan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance) dan demokratis sebagai langkah melayani masyarakat dengan
sepenuh hati;
4. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan serta kualitas SDM agar bisa bersaing
dalam kompetisi global;
5. Mewujudkan pembangunan karakter masyarakat yang religius dan berbudaya
Melayu sebagai landasan pembangunan masyarakat.;
6. Mengoptimalkan pemberdayaan masayarakat, Mewujudkan Kesejahteraan Sosial
dan pengarusutamaan gender dalam berbagai aspek pembangunan;
7. Memberdayakan pemuda sebagai pelopor pembangunan di Kabupaten Bintan;
8. Mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas pengelolaan
lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Program unggulan Bintan Gemilang RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 untuk
bidang Pariwisata antara lain adalah mewujudkan Kabupaten Bintan sebagai daerah
tujuan investasi yang berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi ekonomi lokal
terutama di bidang pariwisata dan kelautan.

3.3 Telaah Renstra K/L dan Renstra OPD Provinsi


Kementerian Pariwisata merumuskan tujuan pembangunan Tahun 2015-2019, yaitu
memastikan pengembangan destinasi pariwisata diarahkan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata, melalui:
(1) Pengembangan infrastruktur dan ekosistem kepariwisataan antara lain meliputi
perancangan destinasi pariwisata (kawasan strategis pariwisata nasional dan
kawasan pengembangan pariwisata nasional), peningkatan aksesibilitas, atraksi,
amenitas, dan ekosistem pariwisata;
(2) Pengembangan destinasi wisata alam, budaya, dan buatan yang berdaya saing
antara lain meliputi pengembangan wisata kuliner dan spa, wisata sejarah dan
religi, wisata tradisi dan seni budaya, wisata perdesaan dan perkotaan, wisata
bahari, wisata ekologi dan petualangan, kawasan wisata, serta wisata konvensi,
olahraga dan rekreasi;
(3) Peningkatan tata kelola destinasi pariwisata dan pemberdayaan masyarakat
antara lain meliputi tata kelola destinasi pariwisata prioritas dan khusus,
internalisasi dan pengembangan sadar wisata, dan pengembangan potensi
masyarakat di bidang pariwisata.

Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Destinasi Pariwisata yang diukur dengan


indikator jumlah daerah yang difasilitasi untuk pengembangan infrastruktur dan
ekosistem, jumlah fasilitasi peningkatan destinasi wisata, budaya, alam dan buatan,
jumlah fasilitasi peningkatan tata kelola destinasi pariwisata, jumlah fasilitasi

35
pemberdayaan masyarakat, merupakan sasaran dan indikator baru di tahun pertama
Renstra Kementerian Pariwisata Tahun 2015-2019

Peningkatan aksesibilitas di destinasi pariwisata merupakan salah satu janji Presiden


pada tahun 2015-2019 untuk mewujudkan pariwisata Indonesia yang berdaya saing.
Pada tahun 2015 telah tercapai dukungan dan sinergi lintas sektor sebagai upaya
pengembangan infrastruktur di 25 KSPN, diantaranya sebagai berikut:
(1) Pengembangan 20 bandara di 13 KSPN dengan kegiatan: perpanjangan dan
pelapisan runway, pembangunan taxiway, apron, fillet, dan fasilitas bandara,
(b)Pengembangan 8 pelabuhan di 8 KSPN dan 7 dermaga di 3 KSPN, (c)
Pembangunan terminal/ fasilitas kelengkapan jalan/ kereta api di 4 KSPN, yang
mendapatkan dukungan dari Kementerian Perhubungan;
(2) Pembangunan jalan baru di 5 KSPN dengan total 143,72 Km dan pemeliharaan,
pelebaran, rekonstruksi dan rehabilitasi jalan di 10 KSPN sepanjang 460,29 Km, (b)
Pengembangan kawasan pemukiman, sistem penyediaan air minum dan
penyehatan lingkungan tersebar 14 KSPN di 1.080 lokasi dan penataan bangunan
tersebar 8 KSPN di 28 lokasi, yang mendapatkan dukungan dari Kementerian PU-
PERA.

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional, yaitu persentase dari dampak
yang dihasilkan oleh sektor pariwisata, baik yang bersifat langsung maupun tak
langsung, terhadap nilai PDB nasional. Perhitungan indikator ini dilakukan oleh
Kementerian Pariwisata bersama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan dilaporkan
sebagai cerminan keberhasilan pemasaran pariwisata untuk meningkatkan
kedatangan dan perjalanan wisatawan di Indonesia yang berkualitas sehingga mampu
meningkatkan PDB sektor pariwisata.

Indikator kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional merupakan dukungan


Kementerian Pariwisata terhadap peningkatan laju pertumbuhan ekonomi nasional
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi kontribusi PDB sektor
pariwisata, semakin penting pula posisi sektor kepariwisataan dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kontribusi ini diupayakan seiring dengan
penciptaan lingkungan sosial budaya yang berkualitas, penciptaan rekreasi dan
pemanfaatan waktu senggang yang berkualitas, serta peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui tingkat hidup yang berkualitas.

36
Program prioritas Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan dan target kinerja serta lokasi
program prioritas:
No Program Prioritas Dinas Target Kinerja Lokasi
Pariwisata

1. Pengembangan Peningkatkan Kualitas dan kuantitas Sarana Maupun Kab. Bintan


Destinasi Pariwisata Prasarana serta Objek dan Dayatarik Pariwisata

Menata Kawasan Objek Pariwisata

Penyediaan Fasilitas Objek Pariwisata

Pemeliharaan, perawatan sarana dan prasarana pariwisata

2. Pengembangan Informasi Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Pariwisata Kab. Bintan
Pemasaran Pariwisata

Kalender Event Pariwisata Bintan

Promosi pariwisata melalui Event dan tournament

Potensi Produk-produk local/ home industry/ souvenir Kab. Bintan

Peningkatan sadar wisata melalui sosialisasi Kab. Bintan

Pengelolaan destinasi pariwisata

peningkatan kapasitas masyarakat pelaku usaha Kab. Bintan


pariwisata

3. Pengembangan Kegiatan fasilitasi peningkatan melaui pelatihan tourguide


Kemitraan

4. Pengembangan Usaha Pemantauan, pendataan dan evaluasi objek/ kawasan Kab. Bintan
dan Industri Pariwisata pariwisata

Pengembangan, sosialisasi dan penerapan serta Kab. Bintan


pengawasan standarisasi pelayanan usaha jasa perjalanan
wisata

37
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)

Kebijakan pengembangan kawasan strategis Kabupaten Bintan didasarkan pada Perda


Kabupaten Bintan Nomor: 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Bintan Tahun 2011 – 2031 ditetapkan kawasan strategis Kabupaten Bintan,
diantaranya Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi. Kawasan strategis
Pertumbuhan Ekonomi yang terkait dengan pengembangan Kawasan peruntukan
Pariwisata ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Bintan. Agar pembangunan dan
pengembangan sektor pariwisata menjadi lebih efektif dan efisien diperlukan
pemahaman terhadap kondisi atau aspek-aspek yang mempengaruhi keberhasilan
tersebut. Kondisi/ aspek yang dampaknya signifikan, perlu dirumuskan menjadi isu
strategis dan dikedepankan dalam perencanaan pembangunan. Hal ini diperlukan
dalam rangka mengantisipasi adanya kegagalan atau kelemahan yang menimbulkan
kerugian lebih besar serta pemanfaatan adanya peluang secara optimal.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah, kebijakan, rencana, dan program. Hasil KLHS menjadi
dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah.
Dengan mempertimbangkan fungsi KLHS tersebut maka analisis terhadap dokumen
hasil KLHS ditujukan untuk mengidentifikasi apakah ada program dan kegiatan
pelayanan SKPD provinsi dan kabupaten/ kota yang berimplikasi negatif terhadap
lingkungan hidup. Jika ada program dan kegiatan pelayanan SKPD provinsi dan
kabupaten/ kota yang berimplikasi negatif terhadap lingkungan hidup, maka program
dan kegiatan tersebut perlu direvisi agar sesuai dengan rekomendasi KLHS.

Sampai saat ini kajian dampak lingkungan terhadap pengembangan sektor pariwisata
belum sepenuhnya dilakukan karena pelaku sektor pariwisata di Bintan pada umumnya
masih merupakan industri kecil yang dampak pencemarannya juga relatif kecil. Namun
demikian untuk industri yang skalanya cukup besar seperti sektor akomodasi/
perhotelan dan usaha restaurant telah dilakukan kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) agar pembangunan kepariwisataan berbasis kepedulian terhadap lingkungan
dan berkelanjutran

38
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Pengembangan Destinasi Pariwisata:
 Masih rendahnya Length Of Stay;
 Distribusi wisatawan yang belum merata (waktu kunjungan dan obyek kunjungan)
di kabupaten/kota;
 Ketergantungan terhadap destinasi/hub lain (Bali dan Jakarta) yang masih cukup
tinggi;
 Masih rendahnya peran serta masyarakat Sadar Wisata dan internalisasi Sapta
Pesona;
 Kualitas Pelayanan Wisata yang belum standar;
 Keterbatasan investasi dibidang pariwisata dalam pengembangan Daya Tarik
Wisata (DTW ) baru yang berskala besar;
 Daya dukung destinasi terbatas, pada saat “Peak Season”.;
 Daya Saing destinasi / provinsi lain tumbuh dengan cepat.

Pengembangan Pemasaran Pariwisata:


 Kurang terintegrasi dan sinerginya pemasaran yang dilakukan oleh pemerintah dan
swasta;
 Pemasaran dan promosi pariwisata yang belum efektif dan efisien;
 Terbatasnya basis data dan belum optimalnya Sistem Informasi Pemasaran
Pariwisata.

Pengembangan Kemitraan:
 Kurangnya SDM Pariwisata Profesional yang sudah tersertifikasi;
 Koordinasi/ sinergi antar kelembagaan kepariwisataan maupun lintas sektor yang
belum efektif;
 Belum optimalnya peran serta asosiasi / kelembagaan pariwisata dalam mendukung
pengembangan kepariwisataan daerah;
 Belum optimalnya kualitas pelayanan masyarakat di desa wisata terhadap
wisatawan.

Pengembangan Usaha dan Industri Pariwisata:


 Kurangnya kemitraan antar usaha pariwisata, sehingga tidak tercipta rantai nilai
(Value Chain) produk wisata yang dihasilkan;
 Belum terstandardisasinya kualitas berbagai produk kepariwisataan yang
dihasilkan;
 Iklim persaingan usaha kepariwisataan yang cenderung mengarah kepada
persaingan tidak sehat;
 Rendahnya kesadaran kalangan industri pariwisata terhadap pengembangan daya
tarik wisata dan tanggungjawab sosial korporasi (CSR).

39
Bab IV
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Strategi dan Kebijakan

Perencanaan strategis merupakan proses sistimatis yang berkelanjutan dari pembuatan


keputusan yang beresiko dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan
antisipatif, pengorganisasian usaha-usaha untuk melaksanakan keputusan tersebut dan
mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisir dan sistematis. Perencanaan
stratejik merupakan kebutuhan nyata untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi
dalam lingkungan yang senantiasa berubah sangat cepat seperti dewasa ini. Perencanaan
stratejik merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang disusun
organisasi untuk diimplementasikan seluruh jajaran organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi.
4.1 Visi dan Misi OPD
Keberhasilan pembangunan sektor pariwisata merupakan prioritas utama dalam
mempercepat pembangunan daerah. Untuk menunjang keberhasilan pembangunan
tersebut maka Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan sesuai dengan perubahan ke arah
perbaikan sistem pembinaan dengan menetapkan visi.

Visi adalah gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang realistik
berisikan cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu oleh
unit organisasi. Disamping itu visi menggambarkan pandangan jauh ke depan kemana
unit kerja akan dibawa pada kondisi yang diinginkan. Visi harus jelas dan mampu
menarik komitmen dan menggerakkan orang, menciptakan makna bagi kehidupan
seluruh anggota unit kerja/ organisasi, mewujudkan/ menciptakan standar
keunggulan, menjembatani keadaan sekarang dengan masa depan.

Dalam merumuskan visi organisasi hendaknya meliputi aspek-aspek yaitu


mencerminkan apa yang ingin dicapai oleh unit kerja/ organisasi, memberikan arah dan
fokus strategi yang jelas, menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis
yang terdapat dalam unit kerja/ organisasi, memiliki orientasi terhadap masa depan
sehingga segenap jajaran harus berperan dalam mendifinisikan dan membentuk masa
depan unit kerja /organisasi, serta menjamin kesinambungan kepemimpinan unit kerja/
organisasi.
Adapun Visi Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan adalah “Terwujudnya Bintan sebagai
destinasi wisata berkelas dunia yang berdaya saing tinggi, berkelanjutan, serta
mampu mendorong pembangunan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat”

40
Misi Pembangunan Kabupaten Bintan yang terkait dengan kepariwisataan sesuai
RPJMD (2016-2021) pada point satu [1] adalah ”Mewujudkan kabupaten Bintan
sebagai daerah tujuan investasi yang berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi
ekonomi lokal terutama dibidang pariwisata dan kelautan” guna memacu
pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan. Misi ini dijabarkan
dalam lima [5] Misi Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan :
1. Mengembangkan destinasi pariwisata Bintan yang aman, nyaman, menarik dan
mudah dicapai berdasarkan keunggulan produk wisata yang berkualitas dan
berkelanjutan serta mendorong percepatan pembangunan wilayah setempat;
2. Mengembangkan pemasaran pariwisata Bintan yang terpadu, sinergi, efektif dan
efisien untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan Nusantara ke
Bintan;
3. Mengembangkan industri pariwisata yang berdaya saing, kredibel, mampu
menggerakkan kemitra usahaan dan bertanggungjawab atas kelestarian dan
kesimbangan lingkungan alam dan sosial budaya;
4. Mengembangkan kelembagaan pariwisata (organisasi pemerintah daerah, swasta,
masyarakat, serta sumberdaya manusia) yang efektif dan efisien dalam mendorong
terwujudnya kepariwisataan Bintan yang berkelanjutan;
5. Mengembangkan atraksi wisata dan ekonomi kreatif melalui event promosi wisata
untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di bidang kepariwisataan.

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah OPD


Tujuan yang ditetapkan berdasarkan Visi dan Misi Pengembangan Kepariwisataan
Kabupaten Bintan sesuai dokumen RPJMD (2016-2021) yaitu mewujudkan peningkatan
daya saing pariwisata sehingga kepariwisataan di Bintan baik daya tarik wisata, SDM
maupun stakeholders beserta kelembagaannya mempunyai kompetensi yang tinggi
maka diperlukan langkah-langkah untuk mewujudkan tujuan, sebagai berikut :
1. Mewujudkan peningkatan daya saing pariwisata Kabupaten Bintan, implementasi
pencapaiannya adalah :
a. mewujudkan Pariwisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif sebagai sektor
unggulan dan prioritas pembangunan Daerah;
b. meningkatkan kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata yang mampu mendorong
peningkatan jumlah kunjungan;
c. meningkatkan produk domestik bruto, devisa Daerah, produk domestik regional
bruto, pendapatan asli Daerah, dan pendapatan masyarakat, dengan tetap
memelihara kelestarian lingkungan;
d. mewujudkan media pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan
citra Kawasan Pariwisata Daerah dan apresiasi terhadapnya sehingga mampu
menarik kunjungan dan kunjungan ulang Wisatawan mancanegara dan
Wisatawan nusantara;

41
e. mewujudkan industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian
Daerah melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha
Pariwisata, memperluas lapangan kerja, dan melaksanakan upaya-upaya untuk
mendukung pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat; dan
f. mengembangkan lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang mampu
mensinergikan pembangunan industri Pariwisata, Kawasan Pariwisata, dan
pemasaran Pariwisata secara profesional, efektif, dan efisien.
Sasaran dari tujuan Jangka menengah OPD adalah, sebagai berikut :
1. Mewujudkan tujuan wisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif yang aman,
nyaman, menarik, mudah dicapai dan berwawasan lingkungan sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
2. Mewujudkan pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra daerah
sebagai destinasi pariwisata;ewujudkan pemasaran yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan citra daerah sebagai destinasi pariwisata;
3. Mewujudkan Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian daerah melalui
peningkatan investasi dibidang pariwisata, kerjasama antar usaha pariwisata,
perluasan lapangan kerja dan upaya-upaya untuk mendukung pelestarian
lingkungan dan pemberdayaan masyarakat;
4. Mewujudkan daya Tarik pariwisata yang berdaya saing tinggi pada tingkat nasional
maupun internasional;
5. Mewujudkan potensi masyarakat local serta optimalisasi potensi ekonomi local
dibidang pariwisata;
6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang kompeten dibidang kepariwisataan.

Sasaran sesuai dengan Visi, Misi dan Tujuan Pengembangan Kepariwisataan Bintan
tahun 2016-2021 dengan sasaran utamanya adalah “Terwujudnya Bintan sebagai
destinasi wisata berkelas dunia yang berdaya saing tinggi, berkelanjutan, serta
mampu mendorong pembangunan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat” maka implementasi pencapaiannya adalah :
a. terciptanya berbagai inovasi jenis Daya Tarik Wisata;
b. tersedianya fasilitas pendukung Kepariwisataan yang handal;
c. meningkatnya kualitas paket Wisata yang variatif , yang dikelola secara sinergis dan
terintegrasi antara Pemerintah Daerah dan/ atau oleh pelaku Wisata;
d. meningkatnya kunjungan Wisatawan nusantara maupun mancanegara;
e. meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan Daerah;
f. terwujudnya Pariwisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif sebagai sektor
unggulan dan prioritas pembangunan Daerah;
g. meningkatnya kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata yang aman dan nyaman
yang mampu mendorong peningkatan jumlah kunjungan Wisatawan.
h. meningkatnya produk domestik bruto, pendapatan Daerah, produk domestik

42
regional bruto, dan pendapatan masyarakat, dengan tetap memelihara kelestarian
lingkungan;
i. terwujudnya media pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra
Daerah sebagai Destinasi Pariwisata;
j. terwujudnya industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian Daerah
melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha
Pariwisata, perluasan lapangan kerja, dan upaya-upaya untuk pendukung
pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat;
k. terwujudnya lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang mampu
menyinergikan pembangunan industri Pariwisata, Kawasan Pariwisata, dan
pemasaran Pariwisata secara profesional, efektif, dan efisien;
l. terwujudnya Pariwisata sebagai sektor unggulan dan prioritas pembangunan
Daerah;
m. terciptanya sumber daya manusia Pariwisata yang handal dan profesional; dan
n. terwujudnya masyarakat sadar Wisata untuk mendukung tercapainya Sapta Pesona
Tabel 4.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan OPD

INDIKATOR TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-


NO. TUJUAN SASARAN
SASARAN 1 2 3 4 5 6
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Mewujudka Meningkatnya 5 5
n jumlah kunjungan 5 5 5 5
peningkata wisatawan Jumlah Desa
n daya saing Wisata
nusantara dan
pariwisata
mancanegara

Kunjungan 800,00
Wisatawan 550,00 600,00 650,000 700,000 750,000 0
0 0
PAD Sektor
Pariwisata 98,13 110,1 121,4 121,4
104,1 115,6

43
4.3 Strategi dan Kebijakan OPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan OPD dalam
lima tahun mendatang. Sesuai kebijakan pengembangan pariwisata Kabupaten Bintan
lima Tahun (2016-2021) maka untuk menciptakan kepariwisataan Bintan yang maju,
kompetitif dan berkelanjutan perlu strategi sebagai berikut :
1. Meningkatkan sadar wisata dan sapta pesona seluruh stakeholder pariwisata dan
masyarakat untuk menguatkan citra dalam mewujudkan Kabupaten Bintan sebagai
Daerah Tujuan Wisata/ Destinasi Unggulan;
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata Kabupaten Bintan yang
mempunyai daya banding dan saing tinggi/ kompetitif serta berkelanjutan,
diversifikasi produk pariwisata serta penunjang yang siap jual sehingga mampu
menarik kunjungan wisatawan;
3. Mengoptimalkan berbagai upaya penguatan dan perluasan jaringan kerjasama
serta meningkatkan kemitraan kepariwisataan dengan stakeholder lainnya yang
sinergis dan bermanfaat;
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana untuk mendukung Daya
Tarik Wisata (DTW), amenitas dan aksesibilitas pada kawasan maupun daerah
tujuan wisata;
5. Meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM) kepariwisataan yang unggul dan
professional;
6. Meningkatkan partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat daerah dalam
pembangunan kepariwisataan.

4.3.1 Analisis Lingkungan Internal

Destinasi Pariwiata

Posisi Strategis Destinasi Bintan dalam Konstelasi Destinasi Pariwisata Regional

Bintan adalah pulau terbesar dari total 3,214 pulau di Provinsi Kepulauan Riau. Pulau
seluas 59.852,01 Km² ini sekarang dihuni oleh lebih dari 117.000 jiwa. Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2006, Pulau Bintan ditetapkan menjadi
Kabupaten Bintan sejak 23 Februari 2006. Secara geografis Kabupaten Bintan terletak
di posisi yang strategis. Bintan hanya terpaut 40 km dari negara tetangga Singapura.
Penetapan Segitiga Emas Singapura-Johor-Riau (Sijori) sebagai wilayah
pengembangan terpadu menempatkan Kepulauan Riau di pusat perkembangan
ekonomi di Asean.

Sebagai kepulauan yang sudah maju, Kabupaten Bintan sangat mudah dijangkau dari
berbagai tempat dengan transportasi laut dari Batam, tiga pelabuhan penumpang di
Bintan dapat dijangkau menggunakan perahu motor yang berangkat tiap 15 menit,

44
beberapa kapal penumpang juga berangkat dari dan menuju Tanjungpinang di Bintan
bagian selatan tiap harinya, selain itupulau bintan juga dapat diakses dengan mudah
melalui transportasi laut dari Tanjung Balai Karimun, Pulau Singkep dan Natuna.

Kabupaten Bintan juga bisa diakses secara langsung melalui jalur laut dari negara-
negara tetangga, karena banyaknya pelanggan tetap angkutan laut antar negara,
banyak perahu feri yang melayani jalur Singapura-Tanjungpinang. Perjalanan dengan
feri hanya menghabiskan waktu kurang dari satu jam, dari pelabuhan Tanjungpinang,
sebanyak lima trip dengan feri yang melayani perjalanan dari dan menuju pelabuhan
stulang laut Johor Bahru Malaysia. Untuk pelayaran jalur ini diharuskan membayar tiket
seharga 75 Ringgit Malaysia sekali jalan.

Bandara Intenasional Hang Nadim di Batam saat ini telah memiliki banyak rute
penerbangan dari dan menuju kawasan batam dan bintan, sama seperti jalur
pelayaran. Rute penerbangan internasional utama dari bandara ini adalah menuju
singapura dan malaysia, pulau bintan sendiri juga memiliki bandara kecil bernama Raja
Haji Fisabilillah. Bandara ini menyediakan penerbangan rute-rute domestik.

Sejak awal bintan memang diproyeksikan sebagai pulau wisata dan peristirahatan,
pantai-pantai indah yang telah dihiasi dengan berbagai fasilitas berkelas kebanyakan
berada disepanjang pantai utara pulau ini, tepatnya di daerah lagoi teluk sebong. Lagoi
dipilih sebagai kawasan wisata pantai karena memiliki pantai yang berarus tenang
hampir sepanjang tahun dan berhadapan langsung dengan singapura dan malaysia.
Tempat-tempat wisata yang ada di daerah ini adalah kawasan wisata terpadu eksklusif
lagoi (Bintan Resort) Desa Wisata Sebong Pereh yang menawarkan wisata bahari dan
pantai sebong pereh, dikawasan ini terdapat barbagai fasilitas wisata selayaknya kaum
jet set antara lain beberapa hotel berbintang, bar dan diskotik, spa mewah serta
beberapa lapangan golf.

Tidak hanya dikawasan lagoi, pulau bintan juga menyediakan tempat-tempat wisata
lain mulai dari wisata alam, wisata ekologi, wisata budaya serta wisata sejarah. Pantai
Tanjung Berakit, pantai trikora dan perkampungan nelayan kawal, pantai-pantai di
pulau kecil di sekitar pulau bintan dan bintan leasure park serta air terjun gunung
bintan, goa gunung bintan dan danau bekas galian bouksit alam tirta di kecamatan
teluk bintan bisa memberi alternatif tempat wisata yang tidak kalah cantik dengan
kawasan lagoi, wisata ekologi bisa dilakukan dengan mengunjungi dan turut
melakukan penanaman pohon hutan bakau.

45
Bintan sebagai jalur Cruise Intenational sekaligus sebagai Venue Event Sail Indonesia

Sejak tahun 2011 sampai tahun 2013 bintan menjadi salah satu tuan rumah
penyelenggaraan sail Indonesia, pada tahun 2013 kegiatan diikuti 180 yacht, dengan
jumlah peserta setiap kapalnya 3-4 orang sehingga total peserta 400 orang lebih yang
berasal dari 21 negara. Dengan penyelenggaraan ini mereka diperkenalkan dengan
budaya-budaya Bintan, permainan rakyat seperti perahu jong, gasing, silat ataupun
yang lainnya, serta tampilan budaya seperti tari-tarian daerah.

Keterbatasan Dukungan Prasarana Umum dan Fasilitas Pariwisata

Prasarana umum seperti listrik, air dan telekomunikasi merupakan salah satu hal yang
sangat dibutuhkan dalam pengembangan kepariwisataan pada suatu destinasi wisata,
kebutuhan akan prasarana umum sangatlah dibutuhkan oleh wisatawan yang
berkunjung. Bintan sebagai destinasi wisata juga sangat membutuhkan dukungan hal
tersebut dalam pengembangan wilayahnya, namun saat ini suplai tersebut masih
belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat bintan menyeluruh. Begitu juga
dengan masalah air bersih, PDAM Tirta Kepri masih belum bisa mencukupi kebutuhan
pelanggannya, pada musim kemarau masyarakat masih kesulitan dalam mendapatkan
air bersih.

Bintan Sebagai Kawasan Free Trade Zone

Landasan Hukum penetapan Pulau Bintan sebagai Kawasan Free Trade Zone (FTZ)
telah ditetapkan dalam PP NO. 47 Tahun 2007 tentang kawasan perdagangan bebas
dan pelabuhan bebas (KBPBP) Bintan. Dalam PP tersebut lokasi FTZ Nintan terdiri dari
kawasan Bintan Utara (58,750,6 Ha), kawasan FTZ Industri Maritim Bintan Timur (812,6
Ha), Kawasan FTZ Industri Galang Batang Kawasan FTZ Pulau Anak Lobam (678,2 Ha).
Sementara Kepres Nomor 19 Tahun 2013 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan
pelabuhan bebas bintan untuk diterapkan mengembangkan bintan menjadi kawasan
investasi menarik ” Meningkatkan kualitas SDM melalui teknologi transfer, pada
gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti yang seluas-
luasnya.

Pemasaran Pariwisata

Fenomena pasar tidak lepas dari berbagai isu internal, berbagai trend yang terjadi di
pasar akan memiliki dampak langsung dan tidak langsung terhadap perubahan selera
pasar, demikian halnya dengan Bintan juga memiliki beberapa kecenderungan yang
hampir sama dengan beberapa daerah lain di Indonesia terkait dengan isu-isu
pemasaran pariwisata, berikut ini adalah beberapa isu yang secara umum terjadi dan
secara spesifik juga terjadi terkait dengan kepariwisataan di Bintan dan sekitarnya :

46
1. Segmen Pasar Wisman lebih dominan : Bintan lebih banyak di kunjungi oleh pasar
wisatawan mancanegara (80%) dibandingkan dengan pasar domestik (20%), hal ini
banyak dipengaruhi karakteristik produk yang tersedia dan kedekatan geografis
antara bintan dengan negara tetangga(singapura) yang ditunjukkan dengan
dominasi pasar singapura untuk kelompok pasar wisman di Bintan.
2. Stagnan Pertumbuhan Pasar Wisatawan : Pertumbuhan pasar pariwisata di bintan
juga relatif rendah (cenderung stagnan)
3. Lama Tinggal yang singkat : Rata-rata wisatawan hanya singgah tidak lebih dari 2
hari, ragam atraksi dan kedekatan posisi bintan dengan singapura (sebagai segmen
mayoritas) dimungkinkan menjadi faktor rendahnya lama tinggal karena hanya
sebatas aktifitas mengisi akhir pekan.
4. Branding : Brand Image Bintan lebih dekat dengan lagoi dan bintan resort sebagai
icon utama, sedangkan bintan sebagai bagian dari Indonesia belum muncul sebagai
slogan yang akan memperkuat posisi bintan sebagai destinasi yang unik dan
spesifik, bintan memiliki sejumlah potensi (tidak ha nya sebatas bintan resort) yang
dapat diangkat untuk meningkatkan daya saing bintan
a. Pariwisata yang berbeda antara Bintan dengan Batam
b. Bintan lebih mencerminkan karakter : safe, spesial interst, high quality, family
oriented holiday sehingga perlu dibangun pencitraan dan jabaran produk wisata
yang relevan
c. Positioning pariwisata bintan dalam konteks pencitraan ditampilkan dalam
branding : BINTAN BREATHTAKING JOURNEY
5. Ekstensifikasi Pasar : Dominasi pasar singapura dan keberadaan segmen pasar
potensial lain yang masih minoritas (china, korea selatan, jepang) memungkinkan
untuk kegiatan perluasan pasar, ekstensi pasar dalam hal ini sangat diperlukan
dalam rangka mengembangkan segmen pasar potensial yang diorientasikan untuk
meningkatkan kunjungan, lama tinggal wisatawan di bintan.
6. Kelembagaan Pemasaran Pariwisata : Bintan pengembangannya kedepan
memposisikan diri sebagai destinasi pariwisata yang mendunia, berbeda dengan
batam dan daerah sekitarnya, bintan menjadi destinasi yang spesifik dari Indonesia
selain Bali
7. Media Promosi : Secara umum media promosi di Bintan telah cukup maju dan
inovatif, namun demikian terkait dengan pengembangannya kedepan perlu
ditingkatkan dan diperluas sejalan dengan perekembangan IT dan pola perilaku
pasar dalam mengakses informasi, selain itu promosi bintan juga masih di dominasi
Event-event olahraga dan belum mengjangkau potensi-potensi wisata lainnya
(budaya, kuliner dsb).

47
4.3.2 ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

Destinasi Pariwisata

Pemanasan Global (Global Warming) dan dampak terhadap kelangsungan destinasi


pariwisata

Iklim Global telah mengalami perubahan drastis dibandingkan dengan sebelum era pra-
industri dan diperkirakan akan terus berubah sampai abad ke-21 dan seterusnya, Inter
Governmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa peningkatan
suhu merata di bumi ini hampir 90% merupakan hasil dari aktifitas manusia yang
menambahkan konsentrasi gas efek rumah kaca (GHGS) ke Atmosfer, bila ini terus
berlanjut Badan Energi International (IEA) memprediksi gas efek rumah kaca akan
meningkat 57% pada 2030 dan menyebabkan suhu bumi meningkat paling sedikit 3º C.

Peningkatan suhu ini menjadi penyebab utama mencairnya glasier dan bongkahan es
kutub yang menyebabkan naiknya permukaan air laut global sebesar 1,8 mm per tahun
dari tahun 1961-2003 dan sekitar 3,1 mm per tahun dari tahun 1993-2003 yang
menyebabkan mundurnya garis pantai yang cukup signifikan.

Hal ini mengancam pulau-pulau kecil yang berpopulasi maupun non populasi di seluruh
dunia. Departemen Kelautan dan Perikanan indonesia sendiri mencatat 24 pulau telah
tenggelam dari sekitar 17.000 buah pulau yang dimiliki Indonesia, padahal pulau-pulau
kecil di Indonesia sangat kaya akan sumber daya kelautan yang menjadi salah satu aset
kepariwisataan bangsa.

Bintan memiliki keterkaitan yang sangat strategis dengan Singapura dalam


pengembangan kepariwisataan, singapura merupakan salah satu tujuan wisata di
dunia yang sudah sangat terkenal, pada tahun 2007 jumlah kedatangan mencapai 10.3
Jiwa wisatawan mancanegara hingga pada tahun 2012 menjadi sekitar 14.4 juta
wisatawan, selain menjadi daerah tujuan wisata yang sangat terkenal singapura juga
sebagai hub regional pariwisata di kawasan asia tenggara, hal ini berdampak langsung
dalam pengembangan kepariwisataan di Bintan, hal ini diharapkan bintan dapat
menjadi komplementaris singapura dan bukan kompetitor, sehingga pengembangan
kepariwisataan bintan secara eksternal sangat prospektif dan strategis.

Selain mempunyai kaitan strategis dengan bintan, dalam pengembangan


kepariwisataan singapura juga membutuhkan perluasan ruang pariwista baru dan
variasi daya tarik wisata, wisatawan asal singapura sebesar 15 juta merupakan pasar
yang sangat potensial bagi bintan dan bintan dapat menawarkan variasi daya tarik
abaru yang belum ada di singapura (resort, budaya, minat khusus).

48
Pemasaran Pariwista

Berikut adalah beberapa isu eksternal yang secara umum terjadi dan secara spesifik
juga terkait dengan kepariwisataan di bintan dan sekitarnya

1. Pemasaran Pariwisata yang ramah lingkungan (responsible tourism marketing) : isu ini
mengacu pada upaya-upaya mempromosikan destinasi secara bertanggungjawab
(responsible) yang tujuannya adalah memaksimalkan benefit bagi masyarakat lokal dan
berkelanjutan.
2. New Media Marketing, isu ini mengacu pada pemanfaatan serangkaian teknik pemasaran
modern (berbasis internet) dan menggunakan teknologi informasi yang dinilai lebih efisien
tetapi efektif dalam menjangkau segemen pasar yang lebih luas.
3. Smart Consumen, kelompok ini ditujukan untuk menjelaskan bagaimana fenomena
psikologi pasar terhadap preferensinya dalam memiliki produk, smart consumen senantiasa
bersikap kritis terhadap keputusan pembelian yang dilakukan sehingga tidak segan untuk
menuntut atau complaint ketika ekspektasinya tidak terpenuhi.
4. Segmen Pasar yang semakin terfragmentasi dimana tidak dapat menyamaratakan
perlakuan untuk semua segmen pasar.

Industri Pariwisata

Keterbukaan era globalisasi mengakibatkan ketidakmungkinan bagi negara manapun


untuk mengisolasi diri dari perkembangan dunia yang semakin cepat, hal ini dipicu oleh
perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi seperti satellite, internet dan
high speed downlink packet acces (HSDPA) yang mampu menembus batas-batas
negara, sehingga dunia terasa semakin sempit dan jarak terasa semakin dekat,
kecanggihan teknologi membuat perubahan situasi dan kondisi sosial masyarakat
dunia semakin cepat dan berlangsung secara terus menerus sehingga perubahan
menjadi keniscayaan di dunia. Walaupun dunia sedang berada dalam krisis ekonomi
global yang diperkirakan akan berlanjut sampai tahun 2020, tapi diperkirakan pasca
krisis kepariwisataan dunia akan meningkat lagi, UNWTO memprediksi bahwa jumlah
wisatawan dunia akan mencapai 1.6 Milyard dengan sebagian besar (1.2 Milyard)
merupakan wisatawan regional dan sisanya (378 Juta) adalah wisatawan jarak jauh,
secara regional wisatawan terbanyak akan terdapat di eropa (717 juta wisatawan) asia
timur dan pasifik (397 juta) dan amerika utara dan selatan (282 juta) baru disusul oleh
afrika, timur tengah dan asia selatan, untuk indonesia sendiri apabila tidak terjadi
gangguan keamanan, teror bom dsb maka kepariwisataan di Indonesia di perkirakan
akan meningkat jumlah kunjungan wisatawannya.

49
Tabel 4.3
Matrik Analisa Lingkungan Strategis (SWOT)
KEKUATAN (STRENGTHS) KELEMAHAN (WEAKNESES)
1. Mempunyai posisi wilayah/ daerah yang strategis karena 1. Stagnasi pengembangan produk wisata
berada diperbatasan dengan negara malaysia dan singapura 2. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama antara semua
2. Mempunyai nilai historis yang sangat tinggi dalam pemangku kepentingan
perkembangan sejarah Indonesia dan melayu 3. Rendahnya frekuensi penerbangan langsung ke bintan dari
Analisis 3. Mempunyai keberagaman potensi wisata, mulai dari budaya, negara asal pasar-pasar utama maupun dari wilayah lain di
alam bahari, alam pegunungan, alam hutan, alam bahari Indonesia
Lingkungan
pantai dan agro wisata 4. Kualitas dan sistem pelayanan transportasi publik
Internal 4. Harga yang sangat bersaing dengan destinasi wisata yang lain 5. Rendahnya kualitas jaringan aksesibilitas dari titik simpul
5. Keamanan dan kenyamanan kondisi destinasi bintan yang distribusi (kota utama) menuju lokasii daya tarik wisata
(IFAS)
cukup tinggi 6. Rendahnya kualitas sarana, prasarana dan fasilitas penunjang
pariwisata : hotel-hotel di daerah, fasilitas makan minum,
fasilitas layanan informasi pariwisata
7. Rendahnya kualitas fasilitas umum pendukung pariwisata
(toilet, pedestrian, dan sebagainya)
8. Belum adanya pencitraan yang kuat yang mampu membuat
mendudukkan destinasi secara lebih kompetitif di lingkungan
Analisis regional maupun internasional
9. Rendahnya lama tinggal (Length of Stay) dan Pembelanjaan
Lingkungan
(Spending) wisatawan
Eksternal 10. Belum optimalnya pengetahuan, komitmen dan partisipasi
masyarakat mengenai Sadar Wisata dan Sapta Pesona
(EFAS)
PELUANG (opportunities) Strategi S - O Strategi W - O
1. Pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan
keterampilan di bidang kepariwisataan
2. Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas
cinderamata dan makanan tradisional
1. Pergeseran trend kepariwisataan dunia dari wisata 1. Pengembangan wisata minat khusus, khususnya yang 3. Penambahan dan pengembangan jalur transportasi laut
masal ke wisata minat khusus menawarkan suasana pedesaan dan budaya (paket desa wisata dan seat capacity dari dan ke Bintan
2. Peluang munculnya dan berkembang pesat wisata hoby dll) 4. Pemfokusan pada pasar wisatawan minat khusus
3. Dikembangkannya Jalur Jalan Lintas barat (JJLB) yang 2. Pengembangan wisata berbasis festival budaya dan tradisi (heritage, culture dan village tourism)
mencakup beberapa ODTW Bintan secara rutin 5. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana transportasi
4. Dibangunnya bandar udara internasional baru yang 3. Pengembangan wisata pendidikan dan penelitian yang menarik wisata dari dan menuju kawasan wisata
representatif di bintan 4. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tentang 6. Pengembangan falisitas akomodasi berbasis village
5. Ketersediaan Tenaga Kerja di bintan yang masih relatif kepariwisataan beserta manfaatnya tourism
banyak 5. Penyelenggaran event-event/ tournam berskala internasional 7. Peningkatan kerjasama antara pemerintah dan swasta
(stakeholders)
8. Pengembangan night life tourism
.
9. Pengembangan branding yang sesuai dengan potensi
Bintan di pasar internasional
10. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan SDM
Pariwisata mengenai Sadar Wisata dan Sapta Pesona.

1. Pengembangan “early warning system” untuk bencana


alam
1. Pengembangan daya tarik wisata yang mewakili kekhasan 2. Pengembangan dan pemeliharaan sarana penunjang
1. Persaingan dengan obyek wisata sejenis yang
Kabupaten Bintan wisata
berdekatan di sekitar wilayah bintan dan negara
2. Peningkatan pemeliharaan dan revitalisasi potensi wisata heritage 3. Pengembangan kerajinan souvenir khas Bintan
tetangga
3. Revitalisasi dan pemeliharaan benda-benda sejarah 4. Pengembangan paket wisata
2. Ketatnya persaingan dengan destinasi lain 5. Pengembangan pedoman pembangunan sarana
3. Tantangan terhadap isu carrying capacities yang pariwisata yang menonjolkan keunikan Daerah
berkembang sekarang ini 6. Pengembangan Branding Bintan yang menekankan pada
budaya dan adat istiadat
KEBIJAKAN

Untuk mewujudkan visi dan misi yang diharapkan maka perlu ditetapkan kebijakan
umum adalah peningkatan peran budaya sebagai basis pengembangan kepariwisataan
daerah berbasis masyarakat dengan didukung oleh inovasi, penguatan/ penajaman
pemasaran, peningkatan aksesibilitas dan konektivitas, pengembangan SDM
pariwisata, serta sinergitas antar pelaku wisata, melalui:
1. Peningkatan peran pariwisata sebagai basis penggerak perekonomian daerah;
2. Peningkatan manajemen kepariwisataan yang berbasis ekonomi lokal.
3. Peningkatan kerjasama dan koordinasi yang sinergi antara pemerintah, swasta dan
masyarakat dalam mendorong pariwisata sebagai core competence daerah;
4. Peningkatan kualitas dan kuantitas pembangunan/ pengembangan destinasi wisata
(daya tarik wisata) yang berkelanjutan;
5. Peningkatan pemasaran pariwisata Bintan yang efektif dan efisien yang berorientasi
pasar baik di dalam negeri maupun ke luar negeri;
6. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarpras dan fasilitas penunjang kegiatan
pariwisata dan optimalisasi pengembangan potensi pendukung kepariwisataan dan
Peningkatan sadar wisata dan sapta pesona serta partisipasi aktif masyarakat untuk
mewujudkan pembangunan pariwisata Bintan yang berkelanjutan.

Arah Kebijakan yang akan diterapkan dalam pelaksanaan program kegiatan yang
sesuai kebijakan dalam RPJMD untuk jangka waktu 5 tahun (2016-2021) adalah:
1). Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan (Sustainable Tourism
Development));
2). Pembangunan Kepariwisataan berbasis komunitas/masyarakat (community
Based Tourism);
3). Dive Tracks of Tourism Development (Pro-Culture, Pro Growth, Pro-Job, Pro Poor
, Pro Environment), Good Tourism Governace, Sinergitas dan keterpaduan antar
pelaku wisata;
4). Mengoptimalkan baerbagai upaya penguatan dan perluasan jaringan kerjasama
serta meningkatkan kemitraan pariwisata dengan stakeholder lainnya yang
sinergis dan bermanfaat;
5). Meningkatkan kualitas dan kuntitas destinasi pariwisata yang mempunyai daya
banding dan daya saing tinggi, kompetitif dan bermanfaat;
6). Meningkatkan sadar wisata dan sapta pesona seluruh stakeholder pariwisata dan
masyarakat dalam rangka menguatkan citra dalam mewujudkan kabupaten bintan
sebagai DTW unggulan.

52
Tabel IV.4
TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Meningkatkan sadar wisata


Mewujudkan Meningkatkan jumlah 1. Pembangunan Kepariwisataan
dan sapta pesona seluruh
peningkatan daya kunjungan wisatawan yang berkelanjutan (Sustainable
stakeholder pariwisata dan
saing pariwisata nusantara dan Tourism Development));
masyarakat untuk
Bintan mancanegara menguatkan citra dalam
2. Pembangunan Kepariwisataan
mewujudkan Kabupaten
berbasis komunitas/masyarakat
Bintan sebagai Daerah
(community Based Tourism);
Tujuan Wisata/ Destinasi
Unggulan;
3. Dive Tracks of Tourism
2. Meningkatkan kualitas dan Development (Pro-Culture, Pro
kuantitas Destinasi Growth, Pro-Job, Pro Poor , Pro
Pariwisata Kabupaten Environment), Good Tourism
Bintan yang mempunyai Governace, Sinergitas dan
daya banding dan saing keterpaduan antar pelaku wisata;
tinggi/ kompetitif serta
berkelanjutan, diversifikasi 4. Mengoptimalkan baerbagai upaya
produk pariwisata serta penguatan dan perluasan jaringan
penunjang yang siap jual kerjasama serta meningkatkan
sehingga mampu menarik kemitraan pariwisata dengan
kunjungan wisatawan; stakeholder lainnya yang sinergis
dan bermanfaat;
3. Mengoptimalkan berbagai
upaya penguatan dan 5. Meningkatkan kualitas dan
perluasan jaringan kuntitas destinasi pariwisata yang
kerjasama serta mempunyai daya banding dan
meningkatkan kemitraan daya saing tinggi, kompetitif dan
kepariwisataan dengan bermanfaat;
stakeholder lainnya yang
sinergis dan bermanfaat; 6. Meningkatkan sadar wisata dan
sapta pesona seluruh stakeholder
4. Meningkatkan kualitas dan pariwisata dan masyarakat dalam
kuantitas sarana dan rangka menguatkan citra dalam
prasarana untuk mewujudkan kabupaten bintan
mendukung Daya Tarik sebagai DTW unggulan.
Wisata (DTW), amenitas dan
aksesibilitas pada kawasan
maupun daerah tujuan
wisata;

5. Meningkatkan kualitas dan


kapasitas SDM)
kepariwisataan yang unggul
dan professional;

6. Meningkatkan partisipasi
aktif dan pemberdayaan
masyarakat Daerah dalam
pembangunan
kepariwisataan.

53
Bab V
Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja,
Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif

5.1 Penyusunan Strategi dan Kebijakan

Dalam rangka melaksanakan misi pembangunan Kabupaten Bintan untuk


meningkatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan,
inovatif dan kreatif disertai peningkatan daya saing pariwisata maka guna memacu
pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan, melalui kebijakan
peningkatan peran budaya sebagai basis kepariwisataan daerah berbasis masyarakat
dengan inovasi produk, kekuatan pemasaran, peningkatan aksesibilitas dan
konektivitas, pengembangan SDM pariwisata serta sinergitas antar pelaku wisata.
Untuk mewujudkan hal tersebut terangkum kegiatan dalam program sebagai berikut:
a. Program Pengembangnan Pemasaran Pariwisata;
b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;
c. Program Pengembangan Kemitraan;
d. Program Pengembangan Usaha dan Industri Pariwisata.

5.2 Renstra Program dan Kegiatan


Kegiatan-kegiatan yang mendukung ketiga program kurun waktu 5 tahun (2016-2021)
adalah:

No Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/ Kegiatan

a Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata


1 Event pariwisata Tour de Bintan

2 Event Ironman Bintan

3 Event Bintan Triathlon

4 Event Pariwisata Spartan Bintan

5 Penyelenggaraan Sail Bintan

6 Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri (Mengikuti Pameran/Expo)

7 Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam Negeri (Mengikuti Pameran/Expo)

8 Penyediaan Materi Promosi Bintan

9 Penyusunan Buku Highlight Pariwisata

10 Pengembangan Galery Promosi Bintan

11 Penyusunan Buku Statistik Pariwisata Bintan

54
12 Updating Website

13 Event Pariwisata Moon Runner

14 Event Pesona Bintan Golf Chalenge

15 Event Wisatawan Perdana

16 Event Chinese New Year Festival

17 Event Bintan Rock & Road International Festival

18 Event Bintan Marathon

19 Festival Jong Bintan

20 Event Pameran Foto

21 Bintan Culture Festival

b Program Pengembangan Destinasi Pariwisata


1 Pemeliharaan Objek/ Kawasan Pariwisata

2 Event Trekking Bintan Campteras

3 Penataan Kawasan Pariwisata

4 Amenitas Pariwisata

5 Landscape dan Penataan Destinasi Pariwisata

6 Penunjang Kegiatan Penataan Kawasan Pariwisata

7 Penunjang Kegiatan Amenitas Pariwisata

8 Dukungan lomba mancing berakit


c Program Pengembangan Kemitraan
1 Pelatihan Peningkatan Kualitas Pramuwisata Kab. Bintan [pelatihan bahasa inggris]
2 Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata
d Program Pengembangan Usaha dan Industri Pariwisata
1 Pemantauan, pendataan dan evaluasi objek/ kawasan pariwisata
Pengembangan, sosialisasi dan penerapan serta pengawasan standarisasi pelayanan usaha
2
jasa perjalanan wisata

5.3 Indikator Kinerja


Penetapan kinerja Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan bertujuan untuk memberikan
gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Dinas Pariwisata. Hal
ini ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program sektor
pariwisata setiap tahun atau indikator capaian setiap tahun yang diinginkan pada akhir
periode Renstra yang dapat dicapai. Indikator kinerja SKPD secara teknis pada
dasarnya dapat dirumuskan dengan mengambil indikator dari program prioritas yang
telah ditetapkan (outcomes) atau kompositnya (impact).

55
Pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan merupakan keberhasilan dari
tujuan dan sasaran program pariwisata periode 2016-2021 yang telah direncanakan.
Indikator kinerja dipergunakan sebagai data dan informasi dasar untuk melakukan
identifikasi masalah, menentukan kebijakan, merencanakan anggaran, memberikan
peringatan dini terhadap masalah yang berkembang, memantau perkembangan
pelaksanaan program kebijakan, sebagai bahan pengendalian dan evaluasi dampak
dari kebijakan yang telah dibuat serta sebagai laporan pertanggungjawaban kepada
masyarakat. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/ atau
dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu kegiatan

5.4 Kelompok Sasaran

Dengan mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran untuk mencapai
tujuan pembangunan pariwisata selama kurun waktu tahun 2016-2021, maka
ditetapkan sasaran sebagai berikut :
1. Bidang Destinasi
Kelompok sasaran pengembangan Destinasi, adalah :
a. Pengembangan obyek Pariwisata Unggulan;
b. Peningkatan Pembangunan Sarana & Prasarana Pariwisata;
c. Pengembangan, Sosialisasi dan penerapan serta pengawasan standarisasi;
d. Pemberdayaan Masyarakat Sadar Wisata dan Kampanye Sapta Pesona;
e. Pengembangan Obyek Pariwisata Strategis Prioritas;
f. Pemantauan, pendataan dan evaluasi objek/ kawasan pariwisata;
g. Pengembangan, sosialisasi dan penerapan serta pengawasan standarisasi
pelayanan usaha jasa perjalanan wisata;
h. Pemeliharaan objek/ kawasan pariwisata.

2. Bidang Pemasaran
Kelompok sasaran pengembangan Pemasaran, adalah :
a. Analisa Pasar untuk promosi dan pemasaran objek wisata;
b. Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pemasaran Pariwisata;
c. Pengembangan Kerja Sama Promosi Pariwisata;
d. Pelaksanaan Promosi Pariwisata Dalam dan Luar Negeri;
e. Pengembangan Statistik Kepariwisataan;
f. Pelatihan Pemandu Wisata Terpadu;
g. Pembuatan Bahan-bahan Promosi Kepariwisataan;
h. Penyusunan dan Penerbitan Tabloid Pariwisata;
i. Pengelolaan Pelayanan Informasi Pariwisata;
j. Penyelenggaraan Fam Tour.

56
3. Bidang Pengembangan Kemitraan
Kelompok sasaran pengembangan Kapasitas, adalah:
a. Pengembangan dan Penguatan Informasi dan Database;
b. Pengembangan dan Penguatan Litbang Pariwisata;
c. Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Kemitraan Pariwisata;
d. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan
pariwisata;
e. Pengembangan SDM dan Profesionalisme Bidang Pariwisata;
f. Fasilitasi Penyelenggaraan Forum Komunikasi Pelaku Pariwisata;
g. Fasilitasi Penyelenggaraan Event Kepariwisataan;
h. Penyelenggaraan Event Kepariwisataan.

4. Bidang Pengembangan Usaha dan Industri Pariwisata


Kelompok sasaran pengembangan Kapasitas, adalah:
b. Stakeholder Usaha perjalanan wisata;
c. pengawasan standarisasi pelayanan wisata;
d. Peningkatan potensi tujuan wisata.

Tabel 5.4
Tabel Kelompok Sasaran

KODE REKENING BIDANG URUSAN PEMERINTAH DAERAH SASARAN

DINAS PARIWISATA KABUPATEN BINTAN TAHUN


OPD
ANGGARAN 2018
3.02.01 01 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI
PERKANTORAN
3.02.01 01 01 Penyediaan jasa surat menyurat
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan
3.02.01 01 02
listrik
3.02.01 01 07 Penyediaan jasa administrasi keuangan
3.02.01 01 08 Penyediaan jasa kebersihan kantor
3.02.01 01 10 Penyediaan alat tulis kantor
3.02.01 01 11 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan
3.02.01 01 12
bangunan kantor
3.02.01 01 16 Penyediaan bahan logistik kantor
3.02.01 01 17 Penyediaan makanan dan minuman
3.02.01 01 18 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
3.02.01 01 19 Rapat-rapat koordinasi, monitoring dan evaluasi dalam
daerah
3.02.01 02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

3.02.01 02 07 Pengadaan peralatan gedung kantor


3.02.01 02 22 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
3.02.01 02 24
dinas/operasional

57
3.02.01 02 28 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
3.02.01 02 46 Penyediaan jasa sewa gedung/kantor/tempat

3.02.01 03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur

3.02.01 03 05 Pengadaan Pakaian Dinas beserta perlengkapannya


Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
3.02.01 05
Aparatur
3.02.01 05 01 Pendidikan dan Pelatihan Formal
3.02.01 05 02 Sosialisasi peraturan perundang-undangan
3.02.01 06 Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
3.02.01 06 05 Penyusunan rencana kerja, monitoring, evaluasi dan Terlaksana penyusunan lap. Capaian
pelaporan kegiatan kinerja dan
ikhtisar realisasi kinerja SKPD (LPPD,
LAKIP,
LKPJ, RENJA
3.02.01 15 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
3.02.01 15 09 Event pariwisata Tour de Bintan Meningkatkan daya tarik pariwisata
yang berdaya saing tinggi pada
tingkat nasional maupun
internasional terciptanya wisata
unggulan daerah bersekala
Internasional.
Terciptanya pasar promosi
pariwisata didalam maupun di luar
negeri.
Penyelenggaraan event pariwisata
yang bersifat berkelanjutan
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara.
3.02.01 15 10 Event Ironman Bintan Meningkatkan daya tarik pariwisata
yang berdaya saing tinggi pada
tingkat nasional maupun
internasional terciptanya wisata
unggulan daerah bersekala
Internasional.
Pelakanaan promosi pariwisata
didalam maupun di luar negeri.
Penyelenggaraan event pariwisata
yang berkelanjutan
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara.
3.02.01 15 11 Event Bintan Triathlon Mewujudkan daya tarik pariwisata
yang berdaya saing tinggi pada
tingkat nasional maupun
internasional terciptanya wisata
unggulan daerah bersekala
Internasional.
Pelaksanaan promosi pariwisata
didalam maupun di luar negeri.
Penyelenggaraan event pariwisata
yang bersifat berkelanjutan
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara.

58
3.02.01 15 12 Event Pariwisata Spartan Bintan Mewujudkan daya tarik pariwisata
yang berdaya saing tinggi pada
tingkat nasional maupun
internasional terciptanya wisata
unggulan daerah bersekala
Internasional.
Terciptanya pasar promosi
pariwisata didalam maupun di luar
negeri.
Peyelenggaraan event pariwisata
yang bersifat berkelanjutan.
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara.
3.02.01 15 13 Penyelenggaraan Sail Bintan Terwujudnya daya tarik pariwisata
yang berdaya saing tinggi pada
tingkat nasional maupun
internasionalTerciptanya event
wisata bersekala Internasional.
Terciptanya pasar promosi
pariwisata didalam maupun di luar
negeri.
Terselenggaranya event pariwisata
yang bersifat berkelanjutan.
Terselenggaranya Event Wisata
Bahari
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara.
3.02.01 15 14 Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri Kerjasama promosi priwisata
(Mengikuti Pameran/Expo) dengan terselenggaranya
pameran/expo luar negeri
Meningkatkan promosi pariwisata
luar negeri.
Pelaksanaan promosi pariwisata.
Tersedianya informasi pariwisata.
3.02.01 15 15 Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam Negeri Terselenggaranya pameran/expo
(Mengikuti Pameran/Expo) dalam negeri
Terwujudnya peningkatan promosi
pariwisata dalam negeri.
Terciptanya pasar promosi
pariwisata.
Tersedianya informasi pariwisata.
3.02.01 15 16 Penyediaan Materi Promosi Bintan Pelaksanaan promosi pariwisata
nusantara di dalam maupun luar
negeri
Pembuatan buku destinasi
pariwisata
Tersedianya informasi pariwisata.
3.02.01 15 17 Penyusunan Buku Highlight Pariwisata Tersedianya Highlight pariwisata.
Tersusunnya Highlight promosi
pariwisata.
Tersedianya informasi pariwisata.
3.02.01 15 18 Pengembangan Galery Promosi Bintan Operasional galery promosi Bintan.
Menciptakan wadah pemasaran
produk domestik/ UMKM.
Pembuatan buku statistik
3.02.01 15 19 Penyusunan Buku Statistik Pariwisata Bintan
pariwisata.

59
Penyususnan buku statistik
pariwisata.
Tersedianya informasi pariwisata
3.02.01 15 20 Updating Website Update website Promosi wisata.
Promosi pariwisata melalui digital
elektronik.
Meningkatkan informasi pariwisata.
3.02.01 15 22 Event Pariwisata Moon Runner Pelaksanaan event berskala
internasional
Meningkatkan promosi pariwisata
yang berdaya saing
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara
3.02.01 15 23 Event Pesona Bintan Golf Chalenge Pelaksanaan event-event berskala
internasional
Promosi pariwisata
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara
Terselenggarannya event bintan
golf chalenge
3.02.01 15 24 Event Wisatawan Perdana Pemberian tanda cendramata
kepada wisatawan perdana yang
berkunjung
Meningkatkan Promosi pariwisata
3.02.01 15 25 Event Chinese New Year Festival Event budaya tahun baru chinese
Peningkatan daya tarik wisatawan
melalui festival
3.02.01 15 26 Event Bintan Rock & Road International Festival Pelaksanaan event pariwisata
berskala internasional
Terselenggaranya bintan rock &
road inyternational festival
3.02.01 15 27 Event Bintan Marathon Pelaksanaan event bintan marathon
Terselenggaranya bintan marathon
Penyelenggaraan festival jong
3.02.01 15 28 Festival Jong Bintan
bintan
Mewujudkan desa wisata
kabupaten bintan
3.02.01 15 29 Event Pameran Foto Meningkatkan promosi pariwisata
melalui penyelenggaraan pameran
foto
3.02.01 15 30 Bintan Culture Festival Meningkatkan promosi pariwisata
Meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan
3.02.01 16 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
3.02.01 16 08 Pemeiliharaan objek/ kawasan pariwisata Meningkatkan pengelolaan objek
wisata.
Pembangunan saranan destinasi
pariwisata.
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara
3.02.01 16 09 Event Tracking Bintan Campteras Event wisata alam
Mewujudkan wadah bagi pencinta
alam.

60
Terciptanya pasar promosi
pariwisata.
Meningkatkan kunjungan
wisatawan.
3.02.01 16 10 Penataan Kawasan Pariwisata Meningkatkan pengelolaan objek
wisata.
Pembangunan saranan dan
prasarana destinasi pariwisata.
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara
3.02.01 16 11 Amenitas Pariwisata Meningkatkan pengelolaan objek
wisata.
Pembangunan saranan dan
prasarana destinasi pariwisata.
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara.
3.02.01 16 12 Penunjang Kegiatan Penataan Kawasan Pariwisata
3.02.01 16 13 Penunjang Kegiatan Amenitas Pariwisata
3.02.01 16 14 Dukungan Lomba Mancing Berakit Lomba mancing berakit
Meningkatkan daya tarik wisata dari
sektor maritim
Pemberdayaan masyarakat sekitar
obyek wisata
3.02.01 16 15 Landscape dan Penataan Destinasi Pariwisata Meningkatkan pengelolaan objek
wisata
3.02.01 17 Program Pengembangan Kemitraan
3.02.01 17 09 Pelatihan Peningkatan kualitas Pramuwisata Kab. Pemberdayaan masyarakat &
Bintan (Pelatihan B.Inggris) stakeholder di bidang pariwisata
Kualifikasi masyarakat di bidang
pariwisata
3.02.01 17 Pengembangan sumber daya manusia dan Pelatihan pengembangan sdm
profesionalisme bidang pariwisata pariwisata
Program Pengembangan Usaha dan Industri
3.02.01 18
Pariwisata
3.02.01 18 01 Pemantauan, pendataan dan evaluasi objek/ kawasan Pemantauan dan pendataan potensi
pariwisata pariwisata baru
Pemantauan dan pendataan objek
wisata unggulan
3.02.01 18 02 Pengembangan, sosialisasi dan penerapan serta Meningkatkan sumberdaya
pengawasan standarisasi pelayanan usaha jasa stakeholder pariwisata
perjalanan wisata

61
5.5 Pendanaan Indikatif

Indikasi rencana program prioritas Dinas Pariwisata berisi program-program baik untuk
mencapai visi dan misi OPD jangka menengah. Pendanaan indikatif sebagai wujud
kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang tersedia untuk pelaksanaan program
dan kegiatan tahunan. Program-program prioritas yang telah disertai kebutuhan
pendanaan atau pendanaan indikatif selanjutnya akan dijabarkan ke dalam kegiatan
prioritas beserta kebutuhan pendanaannya.
Pencapaian target kinerja program (outcome) di masing-masing bidang sebenarnya
tidak hanya didukung oleh pendanaan yang bersumber dari APBD Kabupaten Bintan
namun juga oleh sumber pendanaan lainnya (APBN, dan sumber-sumber pendanaan
lainnya).

62
Tabel 5.5
RENCANA PENDANAAN INDIKATIF PROGRAM STRATEGIS
DINAS PARIWISATA KAB.BINTAN TAHUN 2016-2021

`
Kerangka Pendanaan (Rp.)

No Program Kerja
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(0) (1) (2) (3) (4) (5)

1 Program Pengembangan Pemasaran 8.930.000.000 10.000.000.000


Pariwisata 8,585,000,000 8.795.000.000
3.904.000.000 7.050.000.000

2 Program Pengembangan Destinasi


Pariwisata 2.600.000.000 2.900.000.000 4.000.000.000
150.000.000 499.000.000 2,000,000,000

3 Program Pengembangan Kemitraan


300,000,000 350.000.000 400.000.000 400.000.000
150.000.000 150.000.000

4 Program Pengembangan Usaha dan 268.400.000 270.000.000 420.000.000 420.000.000 420.000.000 500.000.000
Industri Pariwisata
Bab VI
Indikator Kinerja OPD yang Mengacu
Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Indikator kinerja Dinas Pariwisata yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 ini ditampilkan dalam Tabel 6.1.
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
awal periode pada
NO Indikator
RPJMD akhir
Tahun 6 periode
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. Urusan : Pariwisata

2. Jumlah objek wisata


yang dikembangkan 18 20 21 22 23 25 27 100

Distribusi Pariwisata
3. Terhadap PDRB 800,4 910,4 958,3 959,3 960,3 965,3 965,3 100

Jumlah Desa Wisata


4. 4 5 5 5 5 5 6 100

Jumlah PAD Sektor


5. Pariwisata 90,1 98,1 104,9 110,1 115,6 121,4 121,4 100

Jumlah Kunjungan
6. Wisatawan 500,000 550,000 600,000 650,000 700,000 750,000 800,000 100

Lama Tinggal
7. Wisatawan 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 100

Jumlah jasa Pariwisata


8. yamg memiliki TDUP 15 18 25 30 32 35 37 100

Jumlah SDM yang


memiliki Sertifikasi
9. 400 450 500 800 1,100 1,300 1,300 100
Pariwisata
Dinas pariwisata Kabupaten Bintan juga telah menetapkan Indikator Kinerja Utama
(IKU) secara berjenjang, sebagai ukuran keberhasilan organisasi secara dalam
mencapai sasaran strategis organisasi. Penetapan IKU Dinas pariwisata Kabupaten
Bintan serta RPJMD tahun 2016-2021. Indikator kinerja utama ditetapkan dengan
memilih indikator kinerja Dinas pariwisata Kabupaten Bintan tahun 2016-2021 yang
memiliki fokus pada perspektif stakeholder, sedangkan yang fokusnya pada internal
bussines proses (peningkatan kapasitas internal organisasi) tidak dijadikan sebagai
Indikator Kinerja Utama. Indikator kinerja utama Dinas pariwisata Kabupaten Bintan
yang akan digunakan untuk periode waktu tahun 2016-2021 sebagai berikut :

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama


I Meningkatnya jumlah kunjungan c. Jumlah Desa Wisata
wisatawan nusantara dan d. Jumlah Kunjungan Wisatawan
mancanegara e. PAD Sektor Pariwisata
Bab VII
Penutup

7.1 Pedoman Transisi


• Penyusunan Renja Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan Tahun 2018 masih mengacu pada
Renstra Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan tahun 2016-2021, dan berpedoman pada RPJMD
Kabupaten Bintan Tahun 2016 – 2021.

7.2 Kaidah Pelaksanaan


Berisi:
• Arahan kepala OPD kepada bidang-bidang dalam pelaksanaan Renstra;
• Renstra menjadi acuan bagi bidang-bidang dalam menyusun Renja OPD untuk kurun
waktu tahun 2016-2021;
• Perlunya dilakukan pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan, pelaksanaan dan hasil
program dan kegiatan Renstra;
• Renstra OPD menjadi acuan dalam melakukan evaluasi kinerja OPD;
• Renstra OPD dapat dilakukan perubahan apabila ada perubahan kebijakan di tingkat
nasional dan daerah.

Anda mungkin juga menyukai