Welcome to Bintan….
Bintan has growth as a world tourism destination,
Enriched with natural beauty, unique and diversity
Of culture, local wisdom so it’s a interesting place to
Visit, having success to be host of some world sport event,
Bintan will be more enthusiastic to increase the number of tourist.
We wish you have a very pleasant holiday..
Rencana Strategis ini berisikan acuan/ pedoman perencanaan
setiap Organisasi Perangkat Daerah yang harus berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Bintan.
1
Kata Pengantar
2
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 3
1.2 Landasan Hukum ................................................................................................... 4
1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................................... 5
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................................... 6
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI)
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
OPD ....................................................................................................................... 25
3.2 Telaah Visi, Misi, Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih .................................................................................................................. 26
3.3 Telaah Renstra K/L dan Renstra OPD Provinsi .................................................... 28
3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis ..................................................................................................... 29
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis ................................................................................. 30
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN
PENDANAAN INDIKATIF
5.1 Penyusunan Strategi dan Kebijakan .................................................................... 40
5.2 Renstra Program dan Kegiatan ........................................................................... 40
5.3 Indikator Kinerja ................................................................................................... 41
5.4 Kelompok Sasaran ................................................................................................ 42
5.5 Pendanaan Indikatif ............................................................................................. 43
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
................................... ...................................................................................................... 53
BAB VII PENUTUP ...................................................................................................... 57
3
Bab I
Pendahuluan
Pola pemanfaatan ruang wilayah dalam kawasan perkotaan dan perdesaan terdiri dari
Kawasan lindung, Kawasan budidaya. Kawasan lindung adalah wilayah yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumber daya alam dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya adalah
wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi
dan potensi sumberdaya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.
4
Luasan pemanfaatan ruang berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun 2012 tentang RTRW
Kabupaten Bintan Tahun 2011-2031 dapat dilihat pada tabel berikut :
LUAS (Ha)
NO. JENIS PENGGUNAAN LAHAN
Darat Perairan %
A. Kawasan Lindung 34.935,06 15.519,42 33,68
1 Hutan Lindung 4.781,97 3,19
2 Kawasan Perlindungan Setempat 21.026,12 14,04
3 Daerah Perlindungan Laut 333,62 0,22
4 Danau 1.083,38 0,72
5 Waduk/Kolong 607,59 0,41
6 Lamun 2.364,85 1,58
7 Terumbu Karang 12.820,95 8,56
8 Mangrove 7.435,99 4,96
B. Kawasan Budidaya 97.910,14 2.951,55 67,33
1 Hutan Produksi 9.236,41 6,17
2 Pertanian 22.237,63 14,84
3 Perkebunan 9.284,78 6,20
4 Pertambangan 7.029,12 4,69
5 Industri 8.831,67 5,90
6 Pariwisata 22.307,22 14,89
7 Permukiman 12.524,04 8,36
8 Zona Bandar Udara 107,06 0,07
9 Kawasan Bandar Seri Bentan 4.843,21 3,23
10 Zona Pelabuhan 2.951,55 1,97
11 TPA 4,70 0,004
131.340,92 18.470,97
Total 100,00
149.811,88
5
Pariwisata merupakan salah satu jenis industri yang mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi yang relatif cepat, menyediakan tenaga kerja, meningkatkan penghasilan dan
taraf hidup serta menstimulasikan sektor- sektor industri lainnya. Pengalaman di
Kabupaten Bintan menunjukkan bahwa industri pariwisata mampu menstimulan
industri lainnya seperti hotel atau penginapan, jasa travel, restoran, transportasi,
industri kerajinan, industri makanan atau catering, pertanian, peternakan, perikanan
serta jasa tour guide.
Rencana Strategis Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 disusun terkait
dengan RPJMD Kabupaten Bintan yang merupakan penjabaran visi misi Bupati Bintan
terpilih Tahun 2016-2020 serta mengacu pada RPJPD Kabupaten Bintan Tahun 2005-
2025. Rencana Strategis ini juga disinergikan dengan Rencana Strategis Kementerian
Pariwisata dan Rencana Strategis Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau.
RENCANA STRATEGIS
DINAS PARIWISATA KABUPATEN BINTAN
Stakeholders
6
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
4. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
PanjangNasionalTahun2005 - 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4593);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
12. Undang – undang No. 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata;
13. PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Kepariwisataan Nasional;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 tentang tahapan, tata cara,
pengendalian rencana pembangunan daerah;
15. Peraturan Daerah Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2012 tentang RIPPDA
Kepualauan Riau;
16. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang RIPPDA Kabupaten Bintan;
7
17. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang RPJMD Kabupaten Bintan 2016-
2021;
18. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi Perangkat
Daerah.
Rencana Strategis (Renstra) yang disusun oleh Tim Renstra Dinas Pariwisata
Kabupaten Bintan merupakan perencanaan 5 (lima) tahunan di bidang Pariwisata.
Maksud dan tujuan disusunnya Rencana Strategis ini adalah sebagai berikut :
1. Maksud Penyusunan Renstra
a. Menggambarkan kondisi saat ini dan masa mendatang selama 5 tahun ke
depan.
b. Mensinkronisasikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan di
bidang Pariwisata.
2. Tujuan Penyusunan Renstra
a. Sebagai dokumen perencanaan teknis strategis dan sebagai alat koordinasi
sinkronisasi pelaksanaan pembangunan di bidang pariwisata atau semua pihak
[stakeholders].
b. Merumuskan dan menetapkan arah dan strategi Dinas Pariwisata Kabupaten
Bintan dalam mencapai visi, misi, tujuan dan strategi kelembagaan serta
kebijakan berdasarkan kewenangan kedinasan yang dijabarkan dari visi dan misi
Kabupaten Bintan tahun 2016 – 2021.
c. Mengarahkan kekuatan dan peluang yang telah diidentifikasi untuk mengatasi
kelemahan dan tantangan dalam suatu strategi penyelenggaraan pelayanan
bidang pariwisata yang berorientasi pada hasil.
d. Menyusun program strategis yang dijabarkan berdasarkan Arah Kebijakan
Umum (AKU) dan program pembangunan daerah di Kabupaten Bintan dengan
kewenangan badan sebagai dasar perencanaan program jangka menengah dan
tahunan serta perencanaan kebutuhan anggaran.
e. Menyusun tolok ukur evaluasi kinerja badan dan jajarannya secara proporsional.
8
1.4 Sistematika Penulisan
Rencana Strategis Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan 2016 - 2021 disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, dan
sistematika penulisan.
9
Bab II
Gambaran Pelayanan OPD
Menurut Peraturan Daerah Bintan Nomor 7 Tahun 2016 tentang Penjabaran Tugas
Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan, mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
Pariwisata.
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Pariwisata, Susunan Organisasi Dinas
Pariwisata, terdiri dari:
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pariwisata dengan uraian tugas sebagai
berikut :
a. Menyusun rencana strategis dan rencana kerja Dinas;
b. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan;
c. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan dinas sesuai dengan bidang
tugas;
d. Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar
efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku;
e. Menerapkan Standar Pelayanan Minimal;
f. Melaksanakan pengelolaan kesekretariatan, meliputi : perencanaan, evaluasi,
pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian;
g. Menyusun kebijakan teknis di bidang pariwisata;
h. Menyelenggarakan pembinaan pengelolaan pariwisata;
10
i. Menyelenggarakan kerjasama di bidang pariwisata;
j. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang pariwisata;
11
q. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
r. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Sekretariat membawahi :
1) Subbagian Penyusunan Program;
2) Subbagian Keuangan;
3) Subbagian Umum.
B. Usaha Wisata
Sub Bidang usaha wisata mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Menyusun konsep petunjuk operasional dan materi pembinaan tentang
pengembangan usaha wisata;
b) Melakukan bimbingan teknis kepada pengelola pariwisata bersama instansi
terkait dalam rangka pengembangan usaha wisata;
12
c) Melakukan upaya pengendalian terhadap penyelenggaraan kegiatan usaha
wisata sesuai dengan perundangan yang berlaku;
d) Menyiapkan dan menyusun laporan tentang usaha Wisata;
e) Menyusun konsep telaahan tentang pertimbangan dalam memberikan izin
usaha pariwisata;
f) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan Kepala Bidang
Pengembangan Destinasi Wisata.
13
a) Mengumpulkan dan menyusun data-data sebagai bahan kajian dalam rangka
pengembangan promosi, potensi dan produk-produk wisata;
b) Menyiapkan bahan pembinaan dalam rangka pengembangan pasar wisata;
c) Melakukan pengkajian dan pemantauan pasar wisata yang berpotensi untuk
kegiatan promosi pariwisata;
d) Menetapkan pedoman kerjasama pemasaran skala kabupaten/ kota;
e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemasaran
Wisata sesuai dengan bidang tugasnya. Yaitu:
1. Menyiapkan bahan pembinaan dalam rangka pengembangan pasar
wisata;
2. Melakukan pengkajian dan pemantauan pasar wisata yang berpotensi
untuk kegiatan promosi pariwisata;
3. Menetapkan pedoman kerjasama pemasaran skala kabupaten/ kota;
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemasaran
Wisata sesuai dengan bidang tugasnya.
14
B. Ekonomi Kreatif
Sub Bidang Ekonomi Kreatif mempunyai tugas perumusan standar kebijakan di
bidang ekonomi kreatif berbasis media, desain, iptek, seni, budaya, dan
pengembangan serta fasilitas sumber daya alam, manusia, dan budaya. Untuk
menyelenggrakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Sub Bidang Ekonomi
Kreatif mempunyai fungsi :
a) Pelaksanaan kebijakan di bidang ekonomi kreatif berbasis media desain,
iptek, seni, budaya, dan pengembangan serta fasilitas sumber daya alam,
manusia;
b) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang ekonomi kreatif
berbasis media desain, iptek, seni, budaya, dan pengembangan serta fasilitas
sumber daya alam, manusia;
c) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang ekonomi kreatif berbasis
media desain, iptek, seni, budaya, dan pengembangan serta fasilitas sumber
daya alam, manusia;
d) Pelaporan pelaksanaan tugas Sub Bidang Ekonomi Kreatif kepada kepala
dinas; dan
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
15
Adapun bagan struktur organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan adalah sebagai berikut:
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKSI PENGEMBANGAN
SEKSI ATRAKSI WISATA SEKSI USAHA WISATA
PASAR WISATA
16
2.2 Sumber Daya OPD
Sumber daya manusia yang dimiliki Dinas Pariwisata terdata sejumlah 53 pegawai,
terdiri dari 33 pegawai PNS dan 20 pegawai non PNS dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.1
Jumlah Pegawai Negeri Sipil
Tabel 2.2
Jumlah SDM Non PNS
No Uraian Jumlah
1. PTT 1
2. Honorer 19
Total Jumlah 20
3.00%
Proporsi Kepegawaian Menurut Bidang Tugas
19.00%
Kepala
33.00%
24.00% Sekretariat
17
Dinas Pariwisata menempati Gedung MTQ yang berada di Teluk Bakau. Sumber daya
aset/ modal yang mendukung kinerja Dinas Pariwisata, antara lain seperti tabel di
bawah ini:
Tabel 2.3
Sumber Daya Aset Dinas Pariwisata
No Nama Barang Satuan Jumlah
1. Mobil unit 1
2. Pick Up unit 2
3. Meja Kerja unit 37
4. Komputer unit 14
5. Mesin Tik unit 4
6. Kursi Pintar unit 28
7. Kursi unit 60
8. Lemari unit 7
9. Air Conditioner unit 8
10. Sepeda Motor unit 1
11. Filling Cabinet unit 1
12. Brankas unit 2
13. Telephone/ fax unit 3
14. Laptop unit 3
15. Meja Rapat unit 2
16. Printer unit 11
17. Internet unit 1
18. Banner unit 10
19. Infocus unit 2
20. UPS unit 4
21. Genset unit 2
22. Kamera unit 1
18
maupun wisatawan yang mau ke/ berada di Bintan, Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan
melaksanakan 4 program strategis yaitu:
1. Program Pengembangan Pengembangan Pariwisata;
2. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;
3. Program Pengembangan Kemitraan;
4. Program Pengembangan Usaha dan Industri Pariwisata.
19
Jenis Pendapatan Target 2016 Realisasi 2016 Persentase
dari table diatas dapat dilihat bahwa Capaian kinerja Standar Pelayanan Minimal
(SPM) sektor pariwisata periode 2016 ada dua cakupan yang belum memenuhi
target daerah. Hal yang paling menonjol dari realisasi pendapatan daerah dari pajak
hotel.
Capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) dalam peningkatan kunjungan wisatawan.
Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bintan secara umum selalu melebihi target
yang telah ditetapkan. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan
kunjungan wisatawan ini antara lain meningkatnya kegiatan promosi serta inovasi
kegiatan promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan, semakin
sinerginya pelaku usaha pariwisata dengan pemerintah daerah dalam hal promosi
serta peningkatan pelayanan kepada wisatawan serta semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap kegiatan kepariwisataan di lingkungan sekitarnya
sehingga semakin menumbuhkan sikap di kalangan masyarakat untuk berupaya
menjadi tuan rumah yang baik bagi para wisatawan.
Capaian untuk indikator Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan tidak terlepas dari
berbagai permasalahan yang dihadapi Masih Terbatasnya Sumber Daya Manusia
(SDM) Di Bidang Pariwisata Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) baik
kuantitas maupun kualitas yang diharapkan mempunyai daya saing tinggi ternyata
masih jauh dari memadai. Terutama SDM di bidang pariwisata yang memiliki
pemikiran stratejik dan visioner. Kondisi tersebut dapat menghambat kualitas dari
segala aktivitas kegiatan pariwisata Kabupaten Bintan. Hal tersebut memberikan
implikasi pada kualitas pariwisata Kabupaten Bintan itu sendiri, yang dihadapkan
pada persaingan yang semakin ketat dengan daerah-daerah lain, Secara umum daya
saing unit bisnis pariwisata Kabupaten Bintan masih kurang. Kelemahan tersebut
menyangkut masalah manajemen produk, kurangnya sajian atraksi pariwisata,
sumber daya manusia, dan pemasaran. Hal ini memberikan implikasi pada lama
tinggal (length of stay) dan pengeluaran wisatawan (tourist expenditure) di
Kabupaten Bintan. Dengan menyediakan lebih banyak atraksi pariwisata akan
mendorong peningkatan lama tinggal dan pengeluaran wisatawan, meskipun
secara umum kondisi jalan maupun panjang jalan di Kabupaten Bintan relatif baik,
akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa kualitas maupun kuantitas jalan menuju
obyek wisata masih relatif rendah, Koordinasi merupakan hal yang penting didalam
upaya mendorong peningkatan kunjungan wisatawan. Dengan kordinasi yang baik
akan didapat kesamaan persepsi dan gerak langkah dalam menghadapi berbagai
20
tantangan dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan. Diakui bahwa sektor
pariwisata merupakan end user terhadap sarana dan prasarana yang ada.
Sedangkan kewenangan penanganan sarana dan prasarana ada di di masing-masing
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
Berikut ini tabel Program Prioritas Kinerja Pelayanan Dinas Pariwisata Kabupaten
Bintan :
21
Sasaran Strategis
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan dan sasaran-sasaran strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut:
Misi 1: Mewujudkan Kabupaten Bintan sebagai daerah tujuan investasi yang berdaya saing dengan mengoptimalkan
potensi ekonomi lokal terutama di bidang pariwisata
DINAS PARIWISATA
Urusan Pariwisata
Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan juga telah menetapkan Indikator
Kinerja Utama (IKU) secara berjenjang, sebagai ukuran keberhasilan organisasi secara
dalam mencapai sasaran strategis organisasi. Penetapan IKU telah mengacu pada
Renstra Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan serta RPJMD tahun 2016-
2021. Indikator kinerja utama ditetapkan dengan memilih indikator-indikator kinerja
yang ada dalam Renstra Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan tahun
2016-2021 yang memiliki fokus pada perspektif stakeholder, sedangkan yang fokusnya
pada internal bussines proses (peningkatan kapasitas internal organisasi) tidak
dijadikan sebagai Indikator Kinerja Utama. Indikator kinerja utama Dinas pariwisata
Kabupaten Bintan yang akan digunakan untuk periode waktu tahun 2016-2021 sesuai
periode renstra, sebagai berikut :
25
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD
26
masyarakat; penyusunan dan review kurikulum serta melakukan Penyusunan
modul pembekalan bidang pariwisata. Dengan akan diberlakukannya kesepekatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka tuntutan SDM yang kompeten dan
mampu bersaing dengan SDM dari luar negeri akan semakin dipersyaratkan. Oleh
sebab itu penyiapan SDM Pariwisata baik secara kuantitas dan kualitas harus
didorong semaksimal mungkin.
3) Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Lintas Sektor dan Regional Yang Belum
Efektif
Karakter sektor pariwisata yang bersifat multi sektor, lintas wilayah (borderless)
dan multi stakeholders menuntut fungsi koordinasi dan sinergi pengembangan
yang efektif baik secara horizontal antar kementerian dan lembaga terkait, serta
segenap pemangku kepentingan pariwisata (pemerintah, swasta, dan
masyarakat), maupun secara vertical antara pemerintah Pusat dan daerah.
Persoalan koordinasi dan sinergi pembangunan masih menjadi kendala serius
dalam melakukan akselerasi pembangunan kepariwisataan, karena factor ego
sektoral ataupun ego wilayah yang belum mampu melihat kepentingan dan nilai
manfaat yang lebih besar dalam jangka panjang.
27
1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata yang berdaya saing di
pasar internasional;
2) Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian
nasional sehingga Indonesia dapat mandiri dan bangkit bersama bangsa Asia
lainnya;
3) Memaksimalkan produktivitas kinerja pemasaran pariwisata dengan dengan
menggunakan strategi pemasaran terpadu secara efektif, efisien, dan
bertanggung jawab serta yang intensif, inovatif dan interaktif;
4) Mewujudkan kelembagaan kepariwisataan yang mampu mensinergikan
Pembangunan Destinasi Pariwisata, Pemasaran Pariwisata, dan Industri
Pariwisata secara profesional, efektif dan efisien, dan mencapai produktifitas
maksimal.
Tantangan yang akan dihadapi Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan dan seluruh
stakeholder dalam rangka pengembangan sektor Kepariwisataan
1) Berkembang pesatnya pembangunan dan pengembangan kepariwisataan
diluar wilayah Bintan sebagai pesaing/ kompetitor (terutama di wilayah Jawa,
Bali dan Batam) semakin tinggi;
2) Pengelolaan aneka ragam potensi Daya Tarik Wisata Bintan baik alam, budaya
maupun buatan sebagai daya saing dan daya banding perlu ditingkatkan
kualitasnya (terstandarisasi);
3) Tampilan seni budaya sebagai Daya Tarik Wisata di seluruh destinasi pariwisata
Bintan kualitas dan kuantitasnya perlu segera ditingkatkan;
4) Kesadaran wisata, penerapan/ pemahaman Sapta Pesona dan kesiapan seluruh
stakeholder pariwisata serta masyarakat Bintan belum terealisasi;
5) Sarana dan prasarana, Sumber Daya Manusia kepariwisataan, serta pendukung/
penunjangnya kuantitas dan kualitasnya masih kurang/ rendah;
6) Kredibilitas dan image calon wisatawan/ wisatawan luar daerah maupun luar
negeri terhadap kepariwisataan Bintan;
7) Perkembangan media massa dan teknologi informasi yang pesat sebagai
28
sarana penunjang kepariwisataan di Bintan;
Liberalisasi perdagangan pasar bebas dalam negeri dan pada Masyarakat Ekonomi
Asia (MEA) tahun 2015 yang mengharuskan kepariwisataan Bintan punya daya
saing tinggi dan berstandar internasional.
29
Bab III
Isu-isu Strategis
Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi
Agar pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata menjadi lebih efektif dan efisien
diperlukan pemahaman terhadap kondisi atau aspek-aspek yang mempengaruhi keberhasilan
tersebut. Kondisi/ aspek yang dampaknya signifikan, perlu dirumuskan menjadi isu strategis
dan dikedepankan dalam perencanaan pembangunan. Hal ini diperlukan dalam rangka
mengantisipasi adanya kegagalan atau kelemahan yang menimbulkan kerugian lebih besar
serta pemanfaatan adanya peluang secara optimal.
30
yang memiliki karakter yang lebih unggul;
14) Perlunya kelembagaan pemasaran yang akan memperkuat upaya promosi kepariwisataa
Bintan;
15) Diversifikasi dalam penggunaan media promosi yang semakin memahami preferensi
wisatawan termasuk penggunaan media komunikasi modern dan social media, serta tidak
sebatas pada sport tourism event tetapi juga kearah potensi budaya local;
16) Penguatan usaha kepariwisataan seperti: pengusahaan daya tarik, akomodasi, jasa
transportasi, jasa perjalanan wisata, jasa hiburan, dan lainnya masih perlu ditingkatkan;
17) Pola kemitraan usaha pariwisata, baik antar usaha pariwisata, pelaku usaha pariwisata
dengan pelaku usaha lainnya, maupun pelaku usaha pariwisata dengan masyarakat,
masih perlu ditingkatkan;
18) Potensi sumber daya lokal, seperti hasil pertanian, peternakan, perikanan, kerajinan,
kesenian, dan lainnya belum dimanfaatkan secara maksimal oleh industri pariwisata;
19) Kualitas dan daya saing produk wisata masih membutuhkan peningkatan untuk
mendukung posisinya sebagai destinasi yang bertaraf internasional;
20) Peran masyarakat sebagai tuan rumah pariwisata yang baik masih perlu diberdayakan
secara optimal;
21) Pariwisata menjadi sektor andalan dan penunjang PDRB terbesar bagi Bintan, sehingga
organisasi / institusi dan pranata yang berkaitan dengan pengelolaan kepariwisataan
perlu diperkuat dan ditingkatkan kualifikasi dan kualitasnya;
22) Pariwisata menjadi sektor andalan dan penunjang PDRB terbesar bagi Bintan, sehingga
SDM nya perlu diperkuat dan ditingkatkan kualifikasi dan kualitasnya;
23) Regulasi yang mengatur mengenai pengelolaan kepariwisataan masih perlu dikuatkan;
24) Mmemperkuat sinergisitas dan koordinasi lintas sektor dan pelaku pengembangan
kepariwisataan.
31
5) Rendahnya kualitas dan kuantitas fasilitas umum pendukung pariwisata;
6) Belum terwujudnya bandara internasional baru yang kapabelitasnya dapat
meningkatkan aksesbelitas dan services.
32
c). Permasalahan Pengembangan Usaha dan Industri Pariwisata
1) Kurangnya kemitraan antar usaha pariwisata;
2) Belum terstandardisasinya kualitas berbagai produk;
3) Tingkat kesadaran kalangan industri pariwisata terhadap pengembangan daya
tarik wisata.
3.2 Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Visi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bintan tahun 2016-2020 adalah “Terwujudnya
Kabupaten Bintan yang Madani dan Sejahtera Melalui Pencapaian Bintan Gemilang
2025 (Gerakan Melangkah Maju di Bidang Kelautan, Pariwisata, dan Kebudayaan)”
Adapun penjelasan visi tersebut berdasarkan kata kunci adalah sebagai berikut :
Madani :
1. Masyarakat yang beradab dan agamis
2. menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
3. masyarakat yang demokratis
4. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
5. Program-program pembangunan berbasis masyarakat
Madani merupakan perwujudan dari masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari akan
hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan
kepentingan-kepentingannya; dimana pemerintahannya memberikan peluang yang
seluas-luasnya bagi kreatifitas warga negara untuk mewujudkan program-program
pembangunan di wilayahnya. Namun demikian, masyarakat madani bukanlah
masyarakat yang sekali jadi, yang hampa udara, taken for granted. Masyarakat madani
adalah konsep yang dibentuk dari poses sejarah yang panjang dan perjuangan yang
terus menerus.
33
Sejahtera :
1. Kesehatan
2. Pendidikan
3. Daya beli
Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan
buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan dasar seluruh dimensi
dirinya, meliputi ruhani, akal, dan jasad. Kesatuan elemen ini diharapkan mampu saling
berinteraksi dalam melahirkan masa depan yang cerah, adil dan makmur. Keterpaduan
antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang paripurna.
Kesejahteraan yang seperti inilah yang akan membentuk kepecayaan diri yang tinggi
pada masyarakat Kabupaten Bintan untuk mencapai kualitas kehidupan yang semakin
baik, hingga menjadi teladan bagi daerah lainnya.
Bintan Gemilang 2025 Gerakan Melangkah Maju di Bidang:
1. Kelautan
2. Pariwisata
3. Kebudayaan
Memiliki arti “Gerakan Melangkah Maju”, gerakan yang dimaksud merupakan gerakan
pembangunan yang dilakukan secara terencana dan bertahap untuk lebih maju yang
melibatkan secara aktif seluruh pihak di kabupaten Bintan dengan jangka waktu target
capaian sampai tahun 2025. Pembangunan dikembangkan sesuai potensi dan
keunggulan kabupaten Bintan, yaitu sektor kelautan dan pariwisata sebagai core dan
sekaligus sebagai driver activity. Serta dengan melestarikan dan memajukan seluruh
hasil kegiatan dan penciptaan akal budi masyarakat seperti kesenian, dan adat istiadat
dengan bersandar pada Budaya Melayu.
Misi Bupati Bintan dan Wakil Bupati Bintan ditentukan delapan misi pembangunan
2016-2021 sebagai berikut :
1. Mewujudkan Kabupaten Bintan sebagai daerah tujuan investasi yang berdaya saing
dengan mengoptimalkan potensi ekonomi lokal terutama di bidang pariwisata dan
kelautan;
2. Mewujudkan pelayanan infrastruktur daerah yang berkualitas, terintegrasi dan
merata;
34
3. Mewujudkan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance) dan demokratis sebagai langkah melayani masyarakat dengan
sepenuh hati;
4. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan serta kualitas SDM agar bisa bersaing
dalam kompetisi global;
5. Mewujudkan pembangunan karakter masyarakat yang religius dan berbudaya
Melayu sebagai landasan pembangunan masyarakat.;
6. Mengoptimalkan pemberdayaan masayarakat, Mewujudkan Kesejahteraan Sosial
dan pengarusutamaan gender dalam berbagai aspek pembangunan;
7. Memberdayakan pemuda sebagai pelopor pembangunan di Kabupaten Bintan;
8. Mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas pengelolaan
lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Program unggulan Bintan Gemilang RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 untuk
bidang Pariwisata antara lain adalah mewujudkan Kabupaten Bintan sebagai daerah
tujuan investasi yang berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi ekonomi lokal
terutama di bidang pariwisata dan kelautan.
35
pemberdayaan masyarakat, merupakan sasaran dan indikator baru di tahun pertama
Renstra Kementerian Pariwisata Tahun 2015-2019
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional, yaitu persentase dari dampak
yang dihasilkan oleh sektor pariwisata, baik yang bersifat langsung maupun tak
langsung, terhadap nilai PDB nasional. Perhitungan indikator ini dilakukan oleh
Kementerian Pariwisata bersama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan dilaporkan
sebagai cerminan keberhasilan pemasaran pariwisata untuk meningkatkan
kedatangan dan perjalanan wisatawan di Indonesia yang berkualitas sehingga mampu
meningkatkan PDB sektor pariwisata.
36
Program prioritas Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan dan target kinerja serta lokasi
program prioritas:
No Program Prioritas Dinas Target Kinerja Lokasi
Pariwisata
2. Pengembangan Informasi Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Pariwisata Kab. Bintan
Pemasaran Pariwisata
4. Pengembangan Usaha Pemantauan, pendataan dan evaluasi objek/ kawasan Kab. Bintan
dan Industri Pariwisata pariwisata
37
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)
Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah, kebijakan, rencana, dan program. Hasil KLHS menjadi
dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah.
Dengan mempertimbangkan fungsi KLHS tersebut maka analisis terhadap dokumen
hasil KLHS ditujukan untuk mengidentifikasi apakah ada program dan kegiatan
pelayanan SKPD provinsi dan kabupaten/ kota yang berimplikasi negatif terhadap
lingkungan hidup. Jika ada program dan kegiatan pelayanan SKPD provinsi dan
kabupaten/ kota yang berimplikasi negatif terhadap lingkungan hidup, maka program
dan kegiatan tersebut perlu direvisi agar sesuai dengan rekomendasi KLHS.
Sampai saat ini kajian dampak lingkungan terhadap pengembangan sektor pariwisata
belum sepenuhnya dilakukan karena pelaku sektor pariwisata di Bintan pada umumnya
masih merupakan industri kecil yang dampak pencemarannya juga relatif kecil. Namun
demikian untuk industri yang skalanya cukup besar seperti sektor akomodasi/
perhotelan dan usaha restaurant telah dilakukan kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) agar pembangunan kepariwisataan berbasis kepedulian terhadap lingkungan
dan berkelanjutran
38
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Pengembangan Destinasi Pariwisata:
Masih rendahnya Length Of Stay;
Distribusi wisatawan yang belum merata (waktu kunjungan dan obyek kunjungan)
di kabupaten/kota;
Ketergantungan terhadap destinasi/hub lain (Bali dan Jakarta) yang masih cukup
tinggi;
Masih rendahnya peran serta masyarakat Sadar Wisata dan internalisasi Sapta
Pesona;
Kualitas Pelayanan Wisata yang belum standar;
Keterbatasan investasi dibidang pariwisata dalam pengembangan Daya Tarik
Wisata (DTW ) baru yang berskala besar;
Daya dukung destinasi terbatas, pada saat “Peak Season”.;
Daya Saing destinasi / provinsi lain tumbuh dengan cepat.
Pengembangan Kemitraan:
Kurangnya SDM Pariwisata Profesional yang sudah tersertifikasi;
Koordinasi/ sinergi antar kelembagaan kepariwisataan maupun lintas sektor yang
belum efektif;
Belum optimalnya peran serta asosiasi / kelembagaan pariwisata dalam mendukung
pengembangan kepariwisataan daerah;
Belum optimalnya kualitas pelayanan masyarakat di desa wisata terhadap
wisatawan.
39
Bab IV
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Strategi dan Kebijakan
Visi adalah gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang realistik
berisikan cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu oleh
unit organisasi. Disamping itu visi menggambarkan pandangan jauh ke depan kemana
unit kerja akan dibawa pada kondisi yang diinginkan. Visi harus jelas dan mampu
menarik komitmen dan menggerakkan orang, menciptakan makna bagi kehidupan
seluruh anggota unit kerja/ organisasi, mewujudkan/ menciptakan standar
keunggulan, menjembatani keadaan sekarang dengan masa depan.
40
Misi Pembangunan Kabupaten Bintan yang terkait dengan kepariwisataan sesuai
RPJMD (2016-2021) pada point satu [1] adalah ”Mewujudkan kabupaten Bintan
sebagai daerah tujuan investasi yang berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi
ekonomi lokal terutama dibidang pariwisata dan kelautan” guna memacu
pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan. Misi ini dijabarkan
dalam lima [5] Misi Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan :
1. Mengembangkan destinasi pariwisata Bintan yang aman, nyaman, menarik dan
mudah dicapai berdasarkan keunggulan produk wisata yang berkualitas dan
berkelanjutan serta mendorong percepatan pembangunan wilayah setempat;
2. Mengembangkan pemasaran pariwisata Bintan yang terpadu, sinergi, efektif dan
efisien untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan Nusantara ke
Bintan;
3. Mengembangkan industri pariwisata yang berdaya saing, kredibel, mampu
menggerakkan kemitra usahaan dan bertanggungjawab atas kelestarian dan
kesimbangan lingkungan alam dan sosial budaya;
4. Mengembangkan kelembagaan pariwisata (organisasi pemerintah daerah, swasta,
masyarakat, serta sumberdaya manusia) yang efektif dan efisien dalam mendorong
terwujudnya kepariwisataan Bintan yang berkelanjutan;
5. Mengembangkan atraksi wisata dan ekonomi kreatif melalui event promosi wisata
untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di bidang kepariwisataan.
41
e. mewujudkan industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian
Daerah melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha
Pariwisata, memperluas lapangan kerja, dan melaksanakan upaya-upaya untuk
mendukung pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat; dan
f. mengembangkan lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang mampu
mensinergikan pembangunan industri Pariwisata, Kawasan Pariwisata, dan
pemasaran Pariwisata secara profesional, efektif, dan efisien.
Sasaran dari tujuan Jangka menengah OPD adalah, sebagai berikut :
1. Mewujudkan tujuan wisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif yang aman,
nyaman, menarik, mudah dicapai dan berwawasan lingkungan sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
2. Mewujudkan pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra daerah
sebagai destinasi pariwisata;ewujudkan pemasaran yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan citra daerah sebagai destinasi pariwisata;
3. Mewujudkan Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian daerah melalui
peningkatan investasi dibidang pariwisata, kerjasama antar usaha pariwisata,
perluasan lapangan kerja dan upaya-upaya untuk mendukung pelestarian
lingkungan dan pemberdayaan masyarakat;
4. Mewujudkan daya Tarik pariwisata yang berdaya saing tinggi pada tingkat nasional
maupun internasional;
5. Mewujudkan potensi masyarakat local serta optimalisasi potensi ekonomi local
dibidang pariwisata;
6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang kompeten dibidang kepariwisataan.
Sasaran sesuai dengan Visi, Misi dan Tujuan Pengembangan Kepariwisataan Bintan
tahun 2016-2021 dengan sasaran utamanya adalah “Terwujudnya Bintan sebagai
destinasi wisata berkelas dunia yang berdaya saing tinggi, berkelanjutan, serta
mampu mendorong pembangunan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat” maka implementasi pencapaiannya adalah :
a. terciptanya berbagai inovasi jenis Daya Tarik Wisata;
b. tersedianya fasilitas pendukung Kepariwisataan yang handal;
c. meningkatnya kualitas paket Wisata yang variatif , yang dikelola secara sinergis dan
terintegrasi antara Pemerintah Daerah dan/ atau oleh pelaku Wisata;
d. meningkatnya kunjungan Wisatawan nusantara maupun mancanegara;
e. meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan Daerah;
f. terwujudnya Pariwisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif sebagai sektor
unggulan dan prioritas pembangunan Daerah;
g. meningkatnya kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata yang aman dan nyaman
yang mampu mendorong peningkatan jumlah kunjungan Wisatawan.
h. meningkatnya produk domestik bruto, pendapatan Daerah, produk domestik
42
regional bruto, dan pendapatan masyarakat, dengan tetap memelihara kelestarian
lingkungan;
i. terwujudnya media pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra
Daerah sebagai Destinasi Pariwisata;
j. terwujudnya industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian Daerah
melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha
Pariwisata, perluasan lapangan kerja, dan upaya-upaya untuk pendukung
pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat;
k. terwujudnya lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang mampu
menyinergikan pembangunan industri Pariwisata, Kawasan Pariwisata, dan
pemasaran Pariwisata secara profesional, efektif, dan efisien;
l. terwujudnya Pariwisata sebagai sektor unggulan dan prioritas pembangunan
Daerah;
m. terciptanya sumber daya manusia Pariwisata yang handal dan profesional; dan
n. terwujudnya masyarakat sadar Wisata untuk mendukung tercapainya Sapta Pesona
Tabel 4.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan OPD
Kunjungan 800,00
Wisatawan 550,00 600,00 650,000 700,000 750,000 0
0 0
PAD Sektor
Pariwisata 98,13 110,1 121,4 121,4
104,1 115,6
43
4.3 Strategi dan Kebijakan OPD
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan OPD dalam
lima tahun mendatang. Sesuai kebijakan pengembangan pariwisata Kabupaten Bintan
lima Tahun (2016-2021) maka untuk menciptakan kepariwisataan Bintan yang maju,
kompetitif dan berkelanjutan perlu strategi sebagai berikut :
1. Meningkatkan sadar wisata dan sapta pesona seluruh stakeholder pariwisata dan
masyarakat untuk menguatkan citra dalam mewujudkan Kabupaten Bintan sebagai
Daerah Tujuan Wisata/ Destinasi Unggulan;
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata Kabupaten Bintan yang
mempunyai daya banding dan saing tinggi/ kompetitif serta berkelanjutan,
diversifikasi produk pariwisata serta penunjang yang siap jual sehingga mampu
menarik kunjungan wisatawan;
3. Mengoptimalkan berbagai upaya penguatan dan perluasan jaringan kerjasama
serta meningkatkan kemitraan kepariwisataan dengan stakeholder lainnya yang
sinergis dan bermanfaat;
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana untuk mendukung Daya
Tarik Wisata (DTW), amenitas dan aksesibilitas pada kawasan maupun daerah
tujuan wisata;
5. Meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM) kepariwisataan yang unggul dan
professional;
6. Meningkatkan partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat daerah dalam
pembangunan kepariwisataan.
Destinasi Pariwiata
Bintan adalah pulau terbesar dari total 3,214 pulau di Provinsi Kepulauan Riau. Pulau
seluas 59.852,01 Km² ini sekarang dihuni oleh lebih dari 117.000 jiwa. Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2006, Pulau Bintan ditetapkan menjadi
Kabupaten Bintan sejak 23 Februari 2006. Secara geografis Kabupaten Bintan terletak
di posisi yang strategis. Bintan hanya terpaut 40 km dari negara tetangga Singapura.
Penetapan Segitiga Emas Singapura-Johor-Riau (Sijori) sebagai wilayah
pengembangan terpadu menempatkan Kepulauan Riau di pusat perkembangan
ekonomi di Asean.
Sebagai kepulauan yang sudah maju, Kabupaten Bintan sangat mudah dijangkau dari
berbagai tempat dengan transportasi laut dari Batam, tiga pelabuhan penumpang di
Bintan dapat dijangkau menggunakan perahu motor yang berangkat tiap 15 menit,
44
beberapa kapal penumpang juga berangkat dari dan menuju Tanjungpinang di Bintan
bagian selatan tiap harinya, selain itupulau bintan juga dapat diakses dengan mudah
melalui transportasi laut dari Tanjung Balai Karimun, Pulau Singkep dan Natuna.
Kabupaten Bintan juga bisa diakses secara langsung melalui jalur laut dari negara-
negara tetangga, karena banyaknya pelanggan tetap angkutan laut antar negara,
banyak perahu feri yang melayani jalur Singapura-Tanjungpinang. Perjalanan dengan
feri hanya menghabiskan waktu kurang dari satu jam, dari pelabuhan Tanjungpinang,
sebanyak lima trip dengan feri yang melayani perjalanan dari dan menuju pelabuhan
stulang laut Johor Bahru Malaysia. Untuk pelayaran jalur ini diharuskan membayar tiket
seharga 75 Ringgit Malaysia sekali jalan.
Bandara Intenasional Hang Nadim di Batam saat ini telah memiliki banyak rute
penerbangan dari dan menuju kawasan batam dan bintan, sama seperti jalur
pelayaran. Rute penerbangan internasional utama dari bandara ini adalah menuju
singapura dan malaysia, pulau bintan sendiri juga memiliki bandara kecil bernama Raja
Haji Fisabilillah. Bandara ini menyediakan penerbangan rute-rute domestik.
Sejak awal bintan memang diproyeksikan sebagai pulau wisata dan peristirahatan,
pantai-pantai indah yang telah dihiasi dengan berbagai fasilitas berkelas kebanyakan
berada disepanjang pantai utara pulau ini, tepatnya di daerah lagoi teluk sebong. Lagoi
dipilih sebagai kawasan wisata pantai karena memiliki pantai yang berarus tenang
hampir sepanjang tahun dan berhadapan langsung dengan singapura dan malaysia.
Tempat-tempat wisata yang ada di daerah ini adalah kawasan wisata terpadu eksklusif
lagoi (Bintan Resort) Desa Wisata Sebong Pereh yang menawarkan wisata bahari dan
pantai sebong pereh, dikawasan ini terdapat barbagai fasilitas wisata selayaknya kaum
jet set antara lain beberapa hotel berbintang, bar dan diskotik, spa mewah serta
beberapa lapangan golf.
Tidak hanya dikawasan lagoi, pulau bintan juga menyediakan tempat-tempat wisata
lain mulai dari wisata alam, wisata ekologi, wisata budaya serta wisata sejarah. Pantai
Tanjung Berakit, pantai trikora dan perkampungan nelayan kawal, pantai-pantai di
pulau kecil di sekitar pulau bintan dan bintan leasure park serta air terjun gunung
bintan, goa gunung bintan dan danau bekas galian bouksit alam tirta di kecamatan
teluk bintan bisa memberi alternatif tempat wisata yang tidak kalah cantik dengan
kawasan lagoi, wisata ekologi bisa dilakukan dengan mengunjungi dan turut
melakukan penanaman pohon hutan bakau.
45
Bintan sebagai jalur Cruise Intenational sekaligus sebagai Venue Event Sail Indonesia
Sejak tahun 2011 sampai tahun 2013 bintan menjadi salah satu tuan rumah
penyelenggaraan sail Indonesia, pada tahun 2013 kegiatan diikuti 180 yacht, dengan
jumlah peserta setiap kapalnya 3-4 orang sehingga total peserta 400 orang lebih yang
berasal dari 21 negara. Dengan penyelenggaraan ini mereka diperkenalkan dengan
budaya-budaya Bintan, permainan rakyat seperti perahu jong, gasing, silat ataupun
yang lainnya, serta tampilan budaya seperti tari-tarian daerah.
Prasarana umum seperti listrik, air dan telekomunikasi merupakan salah satu hal yang
sangat dibutuhkan dalam pengembangan kepariwisataan pada suatu destinasi wisata,
kebutuhan akan prasarana umum sangatlah dibutuhkan oleh wisatawan yang
berkunjung. Bintan sebagai destinasi wisata juga sangat membutuhkan dukungan hal
tersebut dalam pengembangan wilayahnya, namun saat ini suplai tersebut masih
belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat bintan menyeluruh. Begitu juga
dengan masalah air bersih, PDAM Tirta Kepri masih belum bisa mencukupi kebutuhan
pelanggannya, pada musim kemarau masyarakat masih kesulitan dalam mendapatkan
air bersih.
Landasan Hukum penetapan Pulau Bintan sebagai Kawasan Free Trade Zone (FTZ)
telah ditetapkan dalam PP NO. 47 Tahun 2007 tentang kawasan perdagangan bebas
dan pelabuhan bebas (KBPBP) Bintan. Dalam PP tersebut lokasi FTZ Nintan terdiri dari
kawasan Bintan Utara (58,750,6 Ha), kawasan FTZ Industri Maritim Bintan Timur (812,6
Ha), Kawasan FTZ Industri Galang Batang Kawasan FTZ Pulau Anak Lobam (678,2 Ha).
Sementara Kepres Nomor 19 Tahun 2013 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan
pelabuhan bebas bintan untuk diterapkan mengembangkan bintan menjadi kawasan
investasi menarik ” Meningkatkan kualitas SDM melalui teknologi transfer, pada
gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti yang seluas-
luasnya.
Pemasaran Pariwisata
Fenomena pasar tidak lepas dari berbagai isu internal, berbagai trend yang terjadi di
pasar akan memiliki dampak langsung dan tidak langsung terhadap perubahan selera
pasar, demikian halnya dengan Bintan juga memiliki beberapa kecenderungan yang
hampir sama dengan beberapa daerah lain di Indonesia terkait dengan isu-isu
pemasaran pariwisata, berikut ini adalah beberapa isu yang secara umum terjadi dan
secara spesifik juga terjadi terkait dengan kepariwisataan di Bintan dan sekitarnya :
46
1. Segmen Pasar Wisman lebih dominan : Bintan lebih banyak di kunjungi oleh pasar
wisatawan mancanegara (80%) dibandingkan dengan pasar domestik (20%), hal ini
banyak dipengaruhi karakteristik produk yang tersedia dan kedekatan geografis
antara bintan dengan negara tetangga(singapura) yang ditunjukkan dengan
dominasi pasar singapura untuk kelompok pasar wisman di Bintan.
2. Stagnan Pertumbuhan Pasar Wisatawan : Pertumbuhan pasar pariwisata di bintan
juga relatif rendah (cenderung stagnan)
3. Lama Tinggal yang singkat : Rata-rata wisatawan hanya singgah tidak lebih dari 2
hari, ragam atraksi dan kedekatan posisi bintan dengan singapura (sebagai segmen
mayoritas) dimungkinkan menjadi faktor rendahnya lama tinggal karena hanya
sebatas aktifitas mengisi akhir pekan.
4. Branding : Brand Image Bintan lebih dekat dengan lagoi dan bintan resort sebagai
icon utama, sedangkan bintan sebagai bagian dari Indonesia belum muncul sebagai
slogan yang akan memperkuat posisi bintan sebagai destinasi yang unik dan
spesifik, bintan memiliki sejumlah potensi (tidak ha nya sebatas bintan resort) yang
dapat diangkat untuk meningkatkan daya saing bintan
a. Pariwisata yang berbeda antara Bintan dengan Batam
b. Bintan lebih mencerminkan karakter : safe, spesial interst, high quality, family
oriented holiday sehingga perlu dibangun pencitraan dan jabaran produk wisata
yang relevan
c. Positioning pariwisata bintan dalam konteks pencitraan ditampilkan dalam
branding : BINTAN BREATHTAKING JOURNEY
5. Ekstensifikasi Pasar : Dominasi pasar singapura dan keberadaan segmen pasar
potensial lain yang masih minoritas (china, korea selatan, jepang) memungkinkan
untuk kegiatan perluasan pasar, ekstensi pasar dalam hal ini sangat diperlukan
dalam rangka mengembangkan segmen pasar potensial yang diorientasikan untuk
meningkatkan kunjungan, lama tinggal wisatawan di bintan.
6. Kelembagaan Pemasaran Pariwisata : Bintan pengembangannya kedepan
memposisikan diri sebagai destinasi pariwisata yang mendunia, berbeda dengan
batam dan daerah sekitarnya, bintan menjadi destinasi yang spesifik dari Indonesia
selain Bali
7. Media Promosi : Secara umum media promosi di Bintan telah cukup maju dan
inovatif, namun demikian terkait dengan pengembangannya kedepan perlu
ditingkatkan dan diperluas sejalan dengan perekembangan IT dan pola perilaku
pasar dalam mengakses informasi, selain itu promosi bintan juga masih di dominasi
Event-event olahraga dan belum mengjangkau potensi-potensi wisata lainnya
(budaya, kuliner dsb).
47
4.3.2 ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
Destinasi Pariwisata
Iklim Global telah mengalami perubahan drastis dibandingkan dengan sebelum era pra-
industri dan diperkirakan akan terus berubah sampai abad ke-21 dan seterusnya, Inter
Governmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa peningkatan
suhu merata di bumi ini hampir 90% merupakan hasil dari aktifitas manusia yang
menambahkan konsentrasi gas efek rumah kaca (GHGS) ke Atmosfer, bila ini terus
berlanjut Badan Energi International (IEA) memprediksi gas efek rumah kaca akan
meningkat 57% pada 2030 dan menyebabkan suhu bumi meningkat paling sedikit 3º C.
Peningkatan suhu ini menjadi penyebab utama mencairnya glasier dan bongkahan es
kutub yang menyebabkan naiknya permukaan air laut global sebesar 1,8 mm per tahun
dari tahun 1961-2003 dan sekitar 3,1 mm per tahun dari tahun 1993-2003 yang
menyebabkan mundurnya garis pantai yang cukup signifikan.
Hal ini mengancam pulau-pulau kecil yang berpopulasi maupun non populasi di seluruh
dunia. Departemen Kelautan dan Perikanan indonesia sendiri mencatat 24 pulau telah
tenggelam dari sekitar 17.000 buah pulau yang dimiliki Indonesia, padahal pulau-pulau
kecil di Indonesia sangat kaya akan sumber daya kelautan yang menjadi salah satu aset
kepariwisataan bangsa.
48
Pemasaran Pariwista
Berikut adalah beberapa isu eksternal yang secara umum terjadi dan secara spesifik
juga terkait dengan kepariwisataan di bintan dan sekitarnya
1. Pemasaran Pariwisata yang ramah lingkungan (responsible tourism marketing) : isu ini
mengacu pada upaya-upaya mempromosikan destinasi secara bertanggungjawab
(responsible) yang tujuannya adalah memaksimalkan benefit bagi masyarakat lokal dan
berkelanjutan.
2. New Media Marketing, isu ini mengacu pada pemanfaatan serangkaian teknik pemasaran
modern (berbasis internet) dan menggunakan teknologi informasi yang dinilai lebih efisien
tetapi efektif dalam menjangkau segemen pasar yang lebih luas.
3. Smart Consumen, kelompok ini ditujukan untuk menjelaskan bagaimana fenomena
psikologi pasar terhadap preferensinya dalam memiliki produk, smart consumen senantiasa
bersikap kritis terhadap keputusan pembelian yang dilakukan sehingga tidak segan untuk
menuntut atau complaint ketika ekspektasinya tidak terpenuhi.
4. Segmen Pasar yang semakin terfragmentasi dimana tidak dapat menyamaratakan
perlakuan untuk semua segmen pasar.
Industri Pariwisata
49
Tabel 4.3
Matrik Analisa Lingkungan Strategis (SWOT)
KEKUATAN (STRENGTHS) KELEMAHAN (WEAKNESES)
1. Mempunyai posisi wilayah/ daerah yang strategis karena 1. Stagnasi pengembangan produk wisata
berada diperbatasan dengan negara malaysia dan singapura 2. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama antara semua
2. Mempunyai nilai historis yang sangat tinggi dalam pemangku kepentingan
perkembangan sejarah Indonesia dan melayu 3. Rendahnya frekuensi penerbangan langsung ke bintan dari
Analisis 3. Mempunyai keberagaman potensi wisata, mulai dari budaya, negara asal pasar-pasar utama maupun dari wilayah lain di
alam bahari, alam pegunungan, alam hutan, alam bahari Indonesia
Lingkungan
pantai dan agro wisata 4. Kualitas dan sistem pelayanan transportasi publik
Internal 4. Harga yang sangat bersaing dengan destinasi wisata yang lain 5. Rendahnya kualitas jaringan aksesibilitas dari titik simpul
5. Keamanan dan kenyamanan kondisi destinasi bintan yang distribusi (kota utama) menuju lokasii daya tarik wisata
(IFAS)
cukup tinggi 6. Rendahnya kualitas sarana, prasarana dan fasilitas penunjang
pariwisata : hotel-hotel di daerah, fasilitas makan minum,
fasilitas layanan informasi pariwisata
7. Rendahnya kualitas fasilitas umum pendukung pariwisata
(toilet, pedestrian, dan sebagainya)
8. Belum adanya pencitraan yang kuat yang mampu membuat
mendudukkan destinasi secara lebih kompetitif di lingkungan
Analisis regional maupun internasional
9. Rendahnya lama tinggal (Length of Stay) dan Pembelanjaan
Lingkungan
(Spending) wisatawan
Eksternal 10. Belum optimalnya pengetahuan, komitmen dan partisipasi
masyarakat mengenai Sadar Wisata dan Sapta Pesona
(EFAS)
PELUANG (opportunities) Strategi S - O Strategi W - O
1. Pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan
keterampilan di bidang kepariwisataan
2. Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas
cinderamata dan makanan tradisional
1. Pergeseran trend kepariwisataan dunia dari wisata 1. Pengembangan wisata minat khusus, khususnya yang 3. Penambahan dan pengembangan jalur transportasi laut
masal ke wisata minat khusus menawarkan suasana pedesaan dan budaya (paket desa wisata dan seat capacity dari dan ke Bintan
2. Peluang munculnya dan berkembang pesat wisata hoby dll) 4. Pemfokusan pada pasar wisatawan minat khusus
3. Dikembangkannya Jalur Jalan Lintas barat (JJLB) yang 2. Pengembangan wisata berbasis festival budaya dan tradisi (heritage, culture dan village tourism)
mencakup beberapa ODTW Bintan secara rutin 5. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana transportasi
4. Dibangunnya bandar udara internasional baru yang 3. Pengembangan wisata pendidikan dan penelitian yang menarik wisata dari dan menuju kawasan wisata
representatif di bintan 4. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tentang 6. Pengembangan falisitas akomodasi berbasis village
5. Ketersediaan Tenaga Kerja di bintan yang masih relatif kepariwisataan beserta manfaatnya tourism
banyak 5. Penyelenggaran event-event/ tournam berskala internasional 7. Peningkatan kerjasama antara pemerintah dan swasta
(stakeholders)
8. Pengembangan night life tourism
.
9. Pengembangan branding yang sesuai dengan potensi
Bintan di pasar internasional
10. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan SDM
Pariwisata mengenai Sadar Wisata dan Sapta Pesona.
Untuk mewujudkan visi dan misi yang diharapkan maka perlu ditetapkan kebijakan
umum adalah peningkatan peran budaya sebagai basis pengembangan kepariwisataan
daerah berbasis masyarakat dengan didukung oleh inovasi, penguatan/ penajaman
pemasaran, peningkatan aksesibilitas dan konektivitas, pengembangan SDM
pariwisata, serta sinergitas antar pelaku wisata, melalui:
1. Peningkatan peran pariwisata sebagai basis penggerak perekonomian daerah;
2. Peningkatan manajemen kepariwisataan yang berbasis ekonomi lokal.
3. Peningkatan kerjasama dan koordinasi yang sinergi antara pemerintah, swasta dan
masyarakat dalam mendorong pariwisata sebagai core competence daerah;
4. Peningkatan kualitas dan kuantitas pembangunan/ pengembangan destinasi wisata
(daya tarik wisata) yang berkelanjutan;
5. Peningkatan pemasaran pariwisata Bintan yang efektif dan efisien yang berorientasi
pasar baik di dalam negeri maupun ke luar negeri;
6. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarpras dan fasilitas penunjang kegiatan
pariwisata dan optimalisasi pengembangan potensi pendukung kepariwisataan dan
Peningkatan sadar wisata dan sapta pesona serta partisipasi aktif masyarakat untuk
mewujudkan pembangunan pariwisata Bintan yang berkelanjutan.
Arah Kebijakan yang akan diterapkan dalam pelaksanaan program kegiatan yang
sesuai kebijakan dalam RPJMD untuk jangka waktu 5 tahun (2016-2021) adalah:
1). Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan (Sustainable Tourism
Development));
2). Pembangunan Kepariwisataan berbasis komunitas/masyarakat (community
Based Tourism);
3). Dive Tracks of Tourism Development (Pro-Culture, Pro Growth, Pro-Job, Pro Poor
, Pro Environment), Good Tourism Governace, Sinergitas dan keterpaduan antar
pelaku wisata;
4). Mengoptimalkan baerbagai upaya penguatan dan perluasan jaringan kerjasama
serta meningkatkan kemitraan pariwisata dengan stakeholder lainnya yang
sinergis dan bermanfaat;
5). Meningkatkan kualitas dan kuntitas destinasi pariwisata yang mempunyai daya
banding dan daya saing tinggi, kompetitif dan bermanfaat;
6). Meningkatkan sadar wisata dan sapta pesona seluruh stakeholder pariwisata dan
masyarakat dalam rangka menguatkan citra dalam mewujudkan kabupaten bintan
sebagai DTW unggulan.
52
Tabel IV.4
TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
6. Meningkatkan partisipasi
aktif dan pemberdayaan
masyarakat Daerah dalam
pembangunan
kepariwisataan.
53
Bab V
Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja,
Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
54
12 Updating Website
4 Amenitas Pariwisata
55
Pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan merupakan keberhasilan dari
tujuan dan sasaran program pariwisata periode 2016-2021 yang telah direncanakan.
Indikator kinerja dipergunakan sebagai data dan informasi dasar untuk melakukan
identifikasi masalah, menentukan kebijakan, merencanakan anggaran, memberikan
peringatan dini terhadap masalah yang berkembang, memantau perkembangan
pelaksanaan program kebijakan, sebagai bahan pengendalian dan evaluasi dampak
dari kebijakan yang telah dibuat serta sebagai laporan pertanggungjawaban kepada
masyarakat. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/ atau
dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu kegiatan
Dengan mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran untuk mencapai
tujuan pembangunan pariwisata selama kurun waktu tahun 2016-2021, maka
ditetapkan sasaran sebagai berikut :
1. Bidang Destinasi
Kelompok sasaran pengembangan Destinasi, adalah :
a. Pengembangan obyek Pariwisata Unggulan;
b. Peningkatan Pembangunan Sarana & Prasarana Pariwisata;
c. Pengembangan, Sosialisasi dan penerapan serta pengawasan standarisasi;
d. Pemberdayaan Masyarakat Sadar Wisata dan Kampanye Sapta Pesona;
e. Pengembangan Obyek Pariwisata Strategis Prioritas;
f. Pemantauan, pendataan dan evaluasi objek/ kawasan pariwisata;
g. Pengembangan, sosialisasi dan penerapan serta pengawasan standarisasi
pelayanan usaha jasa perjalanan wisata;
h. Pemeliharaan objek/ kawasan pariwisata.
2. Bidang Pemasaran
Kelompok sasaran pengembangan Pemasaran, adalah :
a. Analisa Pasar untuk promosi dan pemasaran objek wisata;
b. Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pemasaran Pariwisata;
c. Pengembangan Kerja Sama Promosi Pariwisata;
d. Pelaksanaan Promosi Pariwisata Dalam dan Luar Negeri;
e. Pengembangan Statistik Kepariwisataan;
f. Pelatihan Pemandu Wisata Terpadu;
g. Pembuatan Bahan-bahan Promosi Kepariwisataan;
h. Penyusunan dan Penerbitan Tabloid Pariwisata;
i. Pengelolaan Pelayanan Informasi Pariwisata;
j. Penyelenggaraan Fam Tour.
56
3. Bidang Pengembangan Kemitraan
Kelompok sasaran pengembangan Kapasitas, adalah:
a. Pengembangan dan Penguatan Informasi dan Database;
b. Pengembangan dan Penguatan Litbang Pariwisata;
c. Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Kemitraan Pariwisata;
d. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan
pariwisata;
e. Pengembangan SDM dan Profesionalisme Bidang Pariwisata;
f. Fasilitasi Penyelenggaraan Forum Komunikasi Pelaku Pariwisata;
g. Fasilitasi Penyelenggaraan Event Kepariwisataan;
h. Penyelenggaraan Event Kepariwisataan.
Tabel 5.4
Tabel Kelompok Sasaran
57
3.02.01 02 28 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
3.02.01 02 46 Penyediaan jasa sewa gedung/kantor/tempat
58
3.02.01 15 12 Event Pariwisata Spartan Bintan Mewujudkan daya tarik pariwisata
yang berdaya saing tinggi pada
tingkat nasional maupun
internasional terciptanya wisata
unggulan daerah bersekala
Internasional.
Terciptanya pasar promosi
pariwisata didalam maupun di luar
negeri.
Peyelenggaraan event pariwisata
yang bersifat berkelanjutan.
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara.
3.02.01 15 13 Penyelenggaraan Sail Bintan Terwujudnya daya tarik pariwisata
yang berdaya saing tinggi pada
tingkat nasional maupun
internasionalTerciptanya event
wisata bersekala Internasional.
Terciptanya pasar promosi
pariwisata didalam maupun di luar
negeri.
Terselenggaranya event pariwisata
yang bersifat berkelanjutan.
Terselenggaranya Event Wisata
Bahari
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara.
3.02.01 15 14 Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri Kerjasama promosi priwisata
(Mengikuti Pameran/Expo) dengan terselenggaranya
pameran/expo luar negeri
Meningkatkan promosi pariwisata
luar negeri.
Pelaksanaan promosi pariwisata.
Tersedianya informasi pariwisata.
3.02.01 15 15 Peningkatan Promosi Pariwisata Dalam Negeri Terselenggaranya pameran/expo
(Mengikuti Pameran/Expo) dalam negeri
Terwujudnya peningkatan promosi
pariwisata dalam negeri.
Terciptanya pasar promosi
pariwisata.
Tersedianya informasi pariwisata.
3.02.01 15 16 Penyediaan Materi Promosi Bintan Pelaksanaan promosi pariwisata
nusantara di dalam maupun luar
negeri
Pembuatan buku destinasi
pariwisata
Tersedianya informasi pariwisata.
3.02.01 15 17 Penyusunan Buku Highlight Pariwisata Tersedianya Highlight pariwisata.
Tersusunnya Highlight promosi
pariwisata.
Tersedianya informasi pariwisata.
3.02.01 15 18 Pengembangan Galery Promosi Bintan Operasional galery promosi Bintan.
Menciptakan wadah pemasaran
produk domestik/ UMKM.
Pembuatan buku statistik
3.02.01 15 19 Penyusunan Buku Statistik Pariwisata Bintan
pariwisata.
59
Penyususnan buku statistik
pariwisata.
Tersedianya informasi pariwisata
3.02.01 15 20 Updating Website Update website Promosi wisata.
Promosi pariwisata melalui digital
elektronik.
Meningkatkan informasi pariwisata.
3.02.01 15 22 Event Pariwisata Moon Runner Pelaksanaan event berskala
internasional
Meningkatkan promosi pariwisata
yang berdaya saing
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara
3.02.01 15 23 Event Pesona Bintan Golf Chalenge Pelaksanaan event-event berskala
internasional
Promosi pariwisata
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara
Terselenggarannya event bintan
golf chalenge
3.02.01 15 24 Event Wisatawan Perdana Pemberian tanda cendramata
kepada wisatawan perdana yang
berkunjung
Meningkatkan Promosi pariwisata
3.02.01 15 25 Event Chinese New Year Festival Event budaya tahun baru chinese
Peningkatan daya tarik wisatawan
melalui festival
3.02.01 15 26 Event Bintan Rock & Road International Festival Pelaksanaan event pariwisata
berskala internasional
Terselenggaranya bintan rock &
road inyternational festival
3.02.01 15 27 Event Bintan Marathon Pelaksanaan event bintan marathon
Terselenggaranya bintan marathon
Penyelenggaraan festival jong
3.02.01 15 28 Festival Jong Bintan
bintan
Mewujudkan desa wisata
kabupaten bintan
3.02.01 15 29 Event Pameran Foto Meningkatkan promosi pariwisata
melalui penyelenggaraan pameran
foto
3.02.01 15 30 Bintan Culture Festival Meningkatkan promosi pariwisata
Meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan
3.02.01 16 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
3.02.01 16 08 Pemeiliharaan objek/ kawasan pariwisata Meningkatkan pengelolaan objek
wisata.
Pembangunan saranan destinasi
pariwisata.
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara
3.02.01 16 09 Event Tracking Bintan Campteras Event wisata alam
Mewujudkan wadah bagi pencinta
alam.
60
Terciptanya pasar promosi
pariwisata.
Meningkatkan kunjungan
wisatawan.
3.02.01 16 10 Penataan Kawasan Pariwisata Meningkatkan pengelolaan objek
wisata.
Pembangunan saranan dan
prasarana destinasi pariwisata.
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara
3.02.01 16 11 Amenitas Pariwisata Meningkatkan pengelolaan objek
wisata.
Pembangunan saranan dan
prasarana destinasi pariwisata.
Meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik dan
mancanegara.
3.02.01 16 12 Penunjang Kegiatan Penataan Kawasan Pariwisata
3.02.01 16 13 Penunjang Kegiatan Amenitas Pariwisata
3.02.01 16 14 Dukungan Lomba Mancing Berakit Lomba mancing berakit
Meningkatkan daya tarik wisata dari
sektor maritim
Pemberdayaan masyarakat sekitar
obyek wisata
3.02.01 16 15 Landscape dan Penataan Destinasi Pariwisata Meningkatkan pengelolaan objek
wisata
3.02.01 17 Program Pengembangan Kemitraan
3.02.01 17 09 Pelatihan Peningkatan kualitas Pramuwisata Kab. Pemberdayaan masyarakat &
Bintan (Pelatihan B.Inggris) stakeholder di bidang pariwisata
Kualifikasi masyarakat di bidang
pariwisata
3.02.01 17 Pengembangan sumber daya manusia dan Pelatihan pengembangan sdm
profesionalisme bidang pariwisata pariwisata
Program Pengembangan Usaha dan Industri
3.02.01 18
Pariwisata
3.02.01 18 01 Pemantauan, pendataan dan evaluasi objek/ kawasan Pemantauan dan pendataan potensi
pariwisata pariwisata baru
Pemantauan dan pendataan objek
wisata unggulan
3.02.01 18 02 Pengembangan, sosialisasi dan penerapan serta Meningkatkan sumberdaya
pengawasan standarisasi pelayanan usaha jasa stakeholder pariwisata
perjalanan wisata
61
5.5 Pendanaan Indikatif
Indikasi rencana program prioritas Dinas Pariwisata berisi program-program baik untuk
mencapai visi dan misi OPD jangka menengah. Pendanaan indikatif sebagai wujud
kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang tersedia untuk pelaksanaan program
dan kegiatan tahunan. Program-program prioritas yang telah disertai kebutuhan
pendanaan atau pendanaan indikatif selanjutnya akan dijabarkan ke dalam kegiatan
prioritas beserta kebutuhan pendanaannya.
Pencapaian target kinerja program (outcome) di masing-masing bidang sebenarnya
tidak hanya didukung oleh pendanaan yang bersumber dari APBD Kabupaten Bintan
namun juga oleh sumber pendanaan lainnya (APBN, dan sumber-sumber pendanaan
lainnya).
62
Tabel 5.5
RENCANA PENDANAAN INDIKATIF PROGRAM STRATEGIS
DINAS PARIWISATA KAB.BINTAN TAHUN 2016-2021
`
Kerangka Pendanaan (Rp.)
No Program Kerja
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(0) (1) (2) (3) (4) (5)
4 Program Pengembangan Usaha dan 268.400.000 270.000.000 420.000.000 420.000.000 420.000.000 500.000.000
Industri Pariwisata
Bab VI
Indikator Kinerja OPD yang Mengacu
Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Indikator kinerja Dinas Pariwisata yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 ini ditampilkan dalam Tabel 6.1.
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
awal periode pada
NO Indikator
RPJMD akhir
Tahun 6 periode
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 RPJMD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. Urusan : Pariwisata
Distribusi Pariwisata
3. Terhadap PDRB 800,4 910,4 958,3 959,3 960,3 965,3 965,3 100
Jumlah Kunjungan
6. Wisatawan 500,000 550,000 600,000 650,000 700,000 750,000 800,000 100
Lama Tinggal
7. Wisatawan 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 100