DOI: 10.31289/publika.v8i1.3361
Abstrak
Tuntutan perkembangan zaman baik di era disrupsi maupun revolusi industry 4.0 memaksa setiap elemen pada
suatu negara untuk ikut andil dalam melakukan pengembangan dan pembaharuan. Stakeholder dituntut untuk
bekerjasama dalam merealisasikan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah demi tercapainya visi misi negara
khususnya kota Pekanbaru yang saat ini memiliki visi Smart City Madani. Pekanbaru merupakan kota yang
memiliki peningkatan presentase investor yang cukup signifikan, terbukti dengan munculnya pusat perbelanjaan
dan objek rekreasi yang besar dan menciptakan sumber lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Hal ini
menjadi krusial ketika pengelolaan wilayah Kota Pekanbaru terkoordinir dengan baik oleh pemerintah dengan
dukungan pihak swasta dan masyarakat. Maka dari itu untuk menjamin hal tersebut penulis melakukan penelitian
yang bertujuan untuk menganalisis proses pengembangan potensi pariwisata di Kota Pekanbaru menggunakan
model pentahelix, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil Penelitian ini membuktikan bahwa
potensi wisata di Kota Pekanbaru dapat berkembang dengan pesat apabila seluruh stakeholder berkolaborasi
dengan baik dilihat dari korelasi antar unsur model pentahelix.
Abstract
The demands of the times both in the era of disruption or the industrial revolution 4.0 pushed every element of the
country to take part in developing and renewing. Stakeholders are required to focus on policies made by the
government to achieve the vision and mission of the state of Pekanbaru which currently has the vision of the Smart
City Madani. Pekanbaru is a city that has an increased percentage, significant investors, as evidenced by shopping
centers and large tourist attractions and create a source of employment for the surrounding community. This is
crucial to the compilation of the management of the Pekanbaru City area which is well coordinated by the
government with the support of the private sector and the community. Therefore to ensure that the authors conducted
research aimed at analyzing the development of potential in the city of Pekanbaru using the pentahelix model, using
qualitative research methods. The results of this study prove that the tourism potential in Pekanbaru City can develop
successfully as expected by stakeholders who collaborate well. Judging from the considerations between the non-
pentahelix models.
How to Cite: Vani, V.R, Priscilia, O.S, & Adianto. (2020). Model Pentahelix dalam Mengembangkan Potensi
Wisata di Kota Pekanbaru. PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, Vol 8 (1): 63-70
*Corresponding ISSN 2549-9165 (Print)
E-mail: resavani31@gmail.com ISSN 2580-2011 (Online)
63
Resa Vio Vani, Sania Octa Priscilia & Adianto, Model Pentahelix dalam Mengembangkan Potensi Wisata
+3,53 %
2 2012 25.065 +(884)
(2012-2013)
- 0,74 %
3 2013 25.949 -(192) (2013-2014)
-0,44 %
4 2014 25.757 -(32) (2014-2015)
5 2015 25.725 -(821) -3,19 %
6 2016 24.904 (2015-2016)
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru, 2019
Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
Tabel 2. Merupakan perbandingan bahwa pentingnya dorongan sistem
kalkulasi Wisatawan Mancanegara yang kepariwisataan melalui optimasi peran
mengunjungi Kota Pekanbaru pada tahun business (Bisnis), government (Pemerintah),
2011-2012 mengalami penurunan sejumlah community (Komunitas), academic
162 jiwa dan mengalami peningkatan, yaitu (Akademisi), and media (Publikasi) atau di
tahun 2012 – 2013 sejumlah 884 jiwa singkat BGCAM agar terintegrasi dengan baik
kemudian pada tahun 2013-2014 mengalami dan menciptakan kualitas aktivitas, fasilitas,
penurunan sejumlah 192 jiwa selanjutnya pelayanan, serta pengalaman dan nilai manfaat
pada tahun 2014-2015 mengalami penurunan kepariwisataan agar memberikan keuntungan
32 jiwa kemudian pada tahun 2015-2016 dan manfaat pada masyarakat dan lingkungan.
kembali mengalami penurunan sejumlah 821 Dari penyataan diatas, kolaborasi sangat
jiwa. Analisis peneliti sejauh ini selisih dibutuhkan dalam rangka perlibatan secara
perbandingan antara penurunan dengan bersama-sama dalam mengembangkan obyek
peningkatan yaitu 4 berbanding 1, dari pariwisata semaksimal mungkin dari
pengamatan yang dilakukan peneliti, adanya kolaborasi antar elemen yang terkait langsung
penurunan jumlah wisatawan disebabkan oleh dengan industri pariwasata karena setiap
kurangnya informasi wisata terbaru dan elemen memiliki kompetensi khas sehingga
promosi yang kurang dari sisi Pemerintah hal tersebut sangat dibutuhkan dalam
Kota Pekanbaru serta tempat wisata alam yang pengembangan pariwisata yang lebih baik.
kurang memadai memaksa membangun
tempat wisata baru menarik yang layak
METODE PENELITIAN
dikembangkan.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif.
Salah satu solusi yang hadir sebagai
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
strategi yang dicanangkan oleh pemerintah
sifatnya deskriptif dengan menggunakan
Kota Pekanbaru dalam pengembangan obejk
analisis. Mengedepankan proses dan
wisata adalah melalui kolaborasi Model
perspektif subjek. Landasan teori
Pentahelix. Konsep kolaborasi yang pertama
dimanfaatkan sebagai panduan agar fokus
kali diperkenalkan oleh menteri pariwisata
penelitian selaras dengan fakta yang ada di
pada saat itu, Arief Yahya yang terdapat dalam
lapangan (Cresswell, 2016). Disamping itu juga
Peraturan Menteri Pariwisata Republik
65
Resa Vio Vani, Sania Octa Priscilia & Adianto, Model Pentahelix dalam Mengembangkan Potensi Wisata
67
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 8 (1) (2020): 63-70
Berdasarkan hasil penelitian dari tabel kelangsungan industri, serta penentu daya
3 pada bagian pembahasan menjelaskan saing industri pariwisata. Dan yang paling
bahwa sektor wisata ketika dikelola dengan utama (urgent) adalah perlunya kolaborasi
baik, dapat meningkatkan perekonomian pemerintah daerah dengan masyarakat sekitar
nasional, yakni dengan berkunjungnya turis ke dalam memberantas pemungutan liar atau
Indonesia melalui penggunaan jasa preman-preman yang dapat meresahkan dan
transportasi, akomodasi, pembayaran tiket, membuat wisatawan merasa tidak nyaman.
oleh - oleh, memakai fasilitas restoran, hotel Pengembangan pariwisata di Kota
dan lain-lain. Dan dengan adanya kebijakan Pekanbaru seharusnya tidak hanya dikelola
pengembangan SDM kepariwisataan oleh pemerintah provinsi Riau dan Kota
diarahkan oleh akademisi ketika melakukan Pekanbaru saja, namun juga dibutuhkan peran
penelitian yang bertujuan untuk pihak swasta dan pihak lain yag mendukung
mengembangkan dan meningkatkan kualitas melalui ide-ide dan inovasi kreatif yang
dan profesionalisme sumber daya manusia bersinergi dan meliputi seluruh stakeholder di
berbasis kompetensi. industri pariwisata, dan hal ini dapat
Akademisi dapat berperan meningkatkan kemajuan pada pariwisata Kota
memberikan pandangan dan analisis Pekanbaru.
berdasarkan objektifitas data di lapangan Sektor pariwisata yang dikelola dengan
mengenai tingkat perkembangan dan juga benar dapat membuka peluang bisnis bagi
formula yang tepat guna memajukan warga sekitar maupun investor asing yang
kepariwisataan melalui berbagai penelitian, ingin menanamkan modal dalam
analisis, serta pengembangan SDM. Adanya pengembangan kepariwisataan di Kota
sumber daya manusia di industri pariwisata Pekanbaru, selain itu industri pariwisata juga
berperan selaku motor penggerak dapat berpengaruh terhadap sub sektor
67
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 8 (1) (2020): 63-70
industri lain seperti bisnis valuta asing, kemajuan prestasinya sesuai standar yang
akomodasi, restoran, transportasi, dan lain- telah ditetapkan.
lain. Terkait dengan kolaborasi model Pada proses pengawasan yang dilakukan
pentahelix, disinilah peran pelaku bisnis yang seharusnya lebih meningkatkan konsistensi
paling utama yaitu perlunya kolaborasi dan pembuatan jadwal berkala sebagai bentuk
pemerintah Kota Pekanbaru dalam pengawasan dan pengendaliannya karena
memaksimalkan upaya agar wisatawan yang selalu cenderung pada pengawasan
dating merasa nyaman. kepentingan-kepentingan tertentu seperti
Peran pemerintah dalam adanya event-event wisata khusus yang
mengembangkan potensi pariwisata di sifatnya hanya sementara.
diharapkan mampu memberikan kemudahan- Fungsi penggerakan yang dilakukan
kemudahan dalam pengembangan pariwisata Disbudpar Kota Pekanbaru tidak hanya
di Indonesia melalui kebijakan yang dapat membentuk kegiatan koordinasi dibidang
dilaksanakan serta mampu mendukung semua pemantauan potensi objek wisata, sarana dan
stakeholder di sektor pariwisata. Dalam prasarana yang tersedia saja melainkan juga
mengelola dan mengembangkan potensi dominan fokus dalam melakukan
pariwisata, diperlukan suatu kordinasi dan pemberdayaan SDM yang ada di Desa/daerah
kolaborasi antara pihak pemerintah, pihak berpotensi di Pekanbaru dengan memberikan
bisnis/privat, komunitas, akademisi, serta berbagai pembinaan dan pelatihan, mendatang
media dalam mengembangkan potensi wisata, tenaga ahli untuk memberikan pengetahuan
dimana kerjasama tersebut disebut dengan khusus pada masyarakat. Pemerintah Kota
kolaborasi Pentahelix. Pekanbaru melalui Disbudpar harus lebih
Penelitian ini memiliki keterbatasan kreatif dalam mendapatkan dukungan, harus
antara lain keterbatasan jumlah variasi lebih mampu membuat mereka tertarik dan
informan, dimana perwakilan dari model harus lebih meningkatkan kerjasama dengan
Pentahelix hanya diwakili satu orang ke 5 stakeholder berdasarkan model
informan. Diharapkan pada penelitian pentahelix demi terwujudnya Pekanbaru
mendatang, untuk penelitian kualitatif Smart City Madani.
diperlukan lebih banyak lagi narasumber,
serta untuk penelitian kuantitatif juga dapat DAFTAR PUSTAKA
digunakan dalam rangka meneliti model Aribowo, H., Wirapraja, A., & Putra, Y. D. (2019).
pentahelix dalam pengembangan pariwisata di Implementasi Kolaborasi Model Pentahelix
Pariwisata Di Jawa Timur Serta
Indonesia melalui responden yang bersifat
Meningkatkan Perekonomian Domestik.
massal. Jurnal Mebis, 31–38.
Creswell, J. W. (2016). Research Design Pendekatan
SIMPULAN Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kota Pekanbaru seharusnya melakukan Bungin, Burhan. (2008). Metodologi Penelitian
perencanaan yang optimal dalam mengelola Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
dan mengembangkan objek wisata dengan Gde, P., & Diarta, k. s. (2009). Pengantar Ilmu
membuat suatu program yang bekerlanjutan, Pariwisata. Yogya: Andi Publishing.
membuat target jangka pendek, menengah dan Halibas, et.al. Maata,(2017). The Pentahelix Model
of Innovation In Oman : An Hei Perspective.
jangka panjang sebagai pedoman atau tolak
Interdisciplinary Journal of Information,
ukur target yang akan dicapai. Dalam proses Knowledge, and Management. Volume 12.
pengorganisasian Disbudpar Kota Pekanbaru Informing Science Institute
perlu membuat standar operasional prosedur Ismayanti. (2011). Pengantar Pariwisata. Jakarta:
(SOP) dalam kegiatan pengembangan objek Grasindo
wisata hingga ke desa – desa yang berpotensi Prihati. (2017). Implementasi Kebijakan Promosi
dan fokus melaksanakan Tupoksi sesuai Pariwisata Kota Pekanbaru Dalam
bidang pengembangan pariwisata yang Pengembangan Potensi Wisata Di Provinsi
dilakukan dengan tujuan dapat dinilai Riau, Research Report Disertasi, Universitas
Pasundan 1–24.
69
Resa Vio Vani, Sania Octa Priscilia & Adianto, Model Pentahelix dalam Mengembangkan Potensi Wisata
70