Anda di halaman 1dari 9

MUDA BERSUARA MELALUI PENA

(2 TAHUN PERAN PEMIMPIN PEMERINTAHAN ERA JOKOWI-MA’RUF


DALAM PROGRAM MEMERANGI COVID-19)

Oleh

Saepul Hidayatullah (1910631180112) IP 5 C

Pandemi Covid-19 saat ini masih menjadi perhatian serius pemerintah RI, baik
pemerintah Pusat maupun pemerintah Daerah, kalau misalkan kita melihat secara global pun
semua pemerintahan yang ada di dunia masih menaruh perhatian yang khusus ditujukan dalam
menangani dampak yang ditimbulkan pandemi Covid-19. Beberapa strategi dalam bentuk
kebijakan dituangkan dalam berbagai program pemerintah RI yang sudah dijalankan dalam
tahun 2020-2021 di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Program-program yang
dijalankannya itu seperti :

(1) Program Keluarga Harapan. Program Keluarga Harapan (PKH) atau PKH artinya,
masyarakat yang menerima bantuan ini masih berhak mendapat sejumlah uang
hingga akhir tahun 2021. Bantuan ini diberikan kepada ibu hamil, balita, siswa SD,
siswa SMP, siswa SMA, disabilitas hingga lansia. Untuk ibu hamil dan balita, nilai
uang yang diterima sebesar Rp 750 ribu per tiga bulan dan siswa SD mendapatkan
Rp 125 ribu per tiga bulan. Sementara itu, siswa SMP mendapatkan Rp 75 ribu
per tiga bulan, siswa SMA mendapatkan Rp 500 ribu per tiga bulan, kalangan
disabilitas mendapatkan Rp 600 ribu per tiga bulan, dan lansia mendapatkan Rp
600 ribu per tiga bulan.
(2) Kartu Sembako. Program Kartu Sembako ini ditujukan masing-masing keluarga
mendapat Rp200 ribu/bulan selama 14 bulan. Selain itu, selama masa PPKM
Darurat penerima program kartu sembako juga berhak mendapatkan bantuan beras
dari Bulog sebanyak 10 kilogram per bulan.
(3) Program Bantuan Beras Bulog. Program bantuan beras Bulog, yaitu pemberian
beras 10 kilogram per keluarga. Bantuan ini ditujukan bagi 28,2 juta keluarga atau
115,2 juta orang dengan anggaran Rp3,58 triliun.Penerima bantuan ini, yaitu
penerima bantuan sosial tunai dan kartu sembako
(4) Program Bantuan Sosial Tunai (BST). Program bansos tunai atau BST ditujukan
bagi 10 juta keluarga atau 40 juta orang dengan anggaran Rp300 ribu/keluarga
yang diberikan pada Januari-Juni 2021 dengan total anggaran Rp17,46 triliun.
Selain menerima uang tunai, penerima BST juga akan diberikan beras sebanyak 10
kilogram per bulan selama PPKM Darurat.
(5) Bantuan Sosial Tunai (BST) Usulan Pemerintah Daerah. Masyarakat yang
menerima bantuan ini merupakan masyarakat yang belum terdaftar sebagai
penerima kartu sembako dan juga BST. Pada program ini, penerima akan
mendapatkan Rp200 ribu/bulan selama 6 bulan dengan total anggaran Rp7,08
triliun. Selain uang tunai, selama PPKM Darurat penerima bantuan ini juga akan
mendapatkan beras sebanyak 10 kilogram per bulan dari Bulog.
(6) Subsidi/Diskon Listrik dan Abonemen. Pemberian diskon listrik ini ditujukan bagi
32,6 juta pelanggan 450 VA dan 900 VA. Bantuan ini akan diberikan pemerintah
hingga Desember 2021.
(7) Program Kartu Prakerja. Program Kartu Prakerja ini bagi mereka yang sedang
mencari kerja dan mengalami PHK. Bantuan ini akan diterima oleh masyarakat
yang telah mendaftar secara online dan lulus dengan jumlah bantuan sebesar
Rp600.000 per bulan selama 4 bulan berturut-turut. Selain itu juga penerima akan
mendapat biaya pelatihan online sebesar Rp1 juta rupiah dan mendapat biaya
tambahan jika mengisi survey yang diberikan.
(8) Subsidi Kuota Internet. Subsidi kuota internet ini akan berlangsung hingga
Desember 2021. Program ini akan menyasar pelajar, mahasiswa, dan tenaga
pendidik yang melangsungkan pembelajaran secara online.
(9) Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD). BLT Dana Desa ini menyasar
setiap Keluarga Penerima Manfaat (KPM) akan mendapatkan uang senilai Rp300
ribu per bulan selama 12 bulan. #Sumber: Kompas.TV/Tribun Solo, Juli 2021
(diakses 5 November 2021)
Sudah hampir 2 tahun pemerintahan era Jokowi-Ma’ruf ini menjalankan program-
program pemerintahan tersebut. Dengan adanya program tersebut dalam pelaksanaanya masih
terdapat kendala-kendala yang terjadi dilapangan, seperti kasus bantuan yang tidak sampai,
kasus dana bansos dikorupsi, bantuan-bantuan yang tidak tepat sasaran, dan masih banyaknya
subsidi-subsidi yang belum diterima oleh masyarakat. Maka dari itu peranan pemimpin dalam
menjalin hubungan dengan pengikut adalah amat penting. Menurut (Health, 2010) menyatakan
bahwa “pemimpin yang baik ialah mereka dapat memilih pasukan yang boleh menjadi pengikut
karena untuk menjadi pemimpin atau pemimpin yang baik seseorang pemimpin harus ada
pasukan yang mantap disekelilingnya. Oleh karena itu kita sebagai pengikut harus menjadi
pengikut yang berharga (Grossman, 1990). Dimana kita sebagai pemuda harus bersuara,
menjadi pengikut yang berpatisipasi aktif dalam menetapkan suatu arah pemerintahan, berpikir
kritis, dan menjadi pendukung ide-ide baru. Mengutip dari pendapat Soekarno “Seribu orang
tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia” Sejalan dengan
pernyataan tersebut, tampaknya kita pun percaya jika nasib bangsa ini yang akan datang berada
dipundak generasi muda. Maka harapannya adalah generasi muda saat ini mulai menyadari jika
keberadaannya sangat amat penting dalam upaya mengawal keberlangsungan bangsa Indonesia
untuk menjadi lebih baik.
Tulisan essay ini akan mencoba membahas bagaimana peran pemimpin pemerintahan
dalam menjalankan program-program tersebut, apa saja kendala-kendala yang terjadi
dilapangan dengan memperhatikan perkembangan informasi saat ini, apa solusinya dengan
mengutip pendapat para pakar yang memperhatikan berbagai kasus yang terjadi dalam proses
pelaksanaan program saat ini. Dengan latar belakang tersebut penulis membuat judul “MUDA
BERSUARA MELALUI PENA (2 TAHUN PERAN PEMIMPIN PEMERINTAHAN
ERA JOKOWI-MA’RUF DALAM PROGRAM MEMERANGI COVID-19)”.
A. Peran Pemimpin Pemerintahan dalam Menjalankan Program-Program
Pemerintahannya
Setiap organisasi mestilah mempunyai pemimpin, pengikut dan tujuan organisasi.
Pemimpin dan kepemimpinan serta orang yang menjadi pengikut dalam suatu organisasi
memainkan peranan penting bagi tercapainya tujuan organisasi, tanpa kerja sama diantara
kedua pihak ini organisasi sudah tentu tidak akan berhasil mencapai tujuan. Oleh karena itu
pengaruh pemimpin dan kepemimpinannya menjadi faktor yang menentukan pengikut atau
orang bawahan akan menjalankan tugas dengan baik apabila selarasa dengan kehendak
organisasi.
Untuk mencapai tujuan dari organisasi menurut penulis peran dari seorang pemimpin
pemerintahan adalah mempunyai Leadership and Vision, mempunyai jiwa kepemimpinan dan
mempunyai visi. Pemimpin itu harus mempunyai visi, apa itu visi ? visi adalah gambaran
mental tentang masa depan yang mungkin dan diinginkan dari organisasi atau masyarakat,
sebuah visi harus berupa imajinasi yang idealis, menarik, dan unik, visi itu adalah jembatan
yang menghubungkan realita saat ini dengan masa depan yang dirasakan organisasi. “A
Leaders start it from a dream then make a breaktrough” Seorang pemimpin itu memulai dari
bermimpi kemudian melakukan terobosan, visi yang kuat dapat membuat mimpi jadi kenyataan
dan menginspirasi orang untuk mengikuti rencana pemimpin.
Visi memiliki sejumlah peran, yaitu 1. Menginspirasi orang dan memberdayakan
mereka,; 2. Membawa kesuksesan besar bagi masyarakat ; 3. Membangun semangat timnya ;
4. Memperjelas tujuan dan arah ; 5. Memberikan citra diri yang positif kepada orang-orang ; 6.
Membantu dalam membuat seorang pemimpin karismatik.
Disini penulis menggunakan teori Rules of Government from Liberal and Socialism
Perspectives, kita akan bicara apa yang menjadi peran pemimpin pemerintahan khususnya
dalam pembangunan ekonomi dilihat dari perspektif sosialisme maupun liberialisme. Di kedua
perspektif ini tentu ada sedikit perbedaan yang ekstrem dalam melihat peranan dari pemerintah,
pada intinya mereka mengkonsepkan bagaimana seharusnya pemerintah bertindak dalam
melaksanakan pembangunan dan juga pelayanan terhadap masyarakat. Menurut para aliran
liberialisme fungsi dasar pemerintah, yaitu :
1. Meletakkan dasar-dasar hukum, artinya pemerintah itu berkewajiban untuk mengatur tata
kelola penyelenggaraan negara dan juga kegiatan ekonomi agar ada batas-batas, tata cara,
dan prosedur sehingga pelaksanaan penyelenggaraan negara itu berada pada suatu sistem
yang teratur.
2. Mengadakan kebijakan yang kukuh dan kuat, tidak menyimpang, jadi adanya konsistensi
yang bisa menjadi patokan semua pihak. Pemerintah bertugas agar keadaan ekonomi
disuatu negara berjalan dengan stabil terdapat pengendalia-pengendalian kegiatan
ekonomi itu bisa berkiblat pada satu konsistensi sehingga terdapat prediksi-prediksi apa
yang harus dilakukan kedepannya.
3. Pemerintah berkewajiban membuat standar-standar tertentu untuk menjamin
kesejahteraan rakyat disetiap bidang seperti Pendidikan, yang dimana pemerintah
melakukan bantuan subsidi kuota internet, lalu ada bidang kesehatan yang dimana
pemerintah gencar melaksanakan vaksinasi agar masyarakat terlindungi dari Covid-19,
bidang sosial, yang dimana pemerintah memberikan bantuan program keluarga harapan,
beras Bulog,BST,BLT, dan juga prakerja untuk para pencari kerja dan korban PHK,
tentunya hal ini agar masyarakat menikmati dan merasa terbantu derajat kesejahteraan
tersebut.
4. Pemerintah berkewajiban melindungi yang lemah, artinya bahwa program-program yang
pemerintah jalankan saat ini adalah untuk melindungi masyarakat yang tidak memiliki
akses secara normal terhadap kehidupan dan penyelenggaraan aktivitas dibidang ekonomi
pada masa pandemi Covid-19. Misalnya mereka yang sakit, mereka yang di PHK, dan
mereka yang memiliki keterbatasan secara fisik juga menjadi kewajiban bagi pemerintah
untuk melindunginya.
5. Memiliki kewajiban untuk melindungi lingkungan hidup, artinya bahwa dengan adanya
pandemic Covid-19 ini pemerintah berkewajiban dengan program-program tersebut untuk
melindungi lingkungan, dimana lingkungan ini merupakan penunjang eksistensi
kehidupan manusia, jika lingkungan yang sehat manusia juga bisa beraktivitas dengan
sehat yang dimana ini untuk menunjang kehidupannya.

Menurut (Anderson, 1979) Peran pemerintah bertanggung jawab melakukan :


1. Providing socio-economic infrastructure, dimana pemerintah menyediakan institusi-
institusi dasar, peraturan, dan rencana yang diperlukan untuk dilaksanakannya kegiatan sistem
sosial dan ekonomi modern. Hal ini termasuk misalnya menetapkan standarisasi organisasi
sosial, yang dimana melalui program-program pemerintahan tersebut adanya standarisasi dari
masing-masing kementerian dalam menetapkan arah dan ketepatan dalam melaksanakan
bantuan-bantaun sosial. Artinya pemerintah menyediakan fasilitas untuk menunjang
ekonominya, sehingga melalui bantuan program tersebut roda ekonomi itu bisa berputar.
Misalnya perlindungan terhadap kebangkrutan para pelaku usaha, pengaturan gaji dan upah.

2. Provision of Collective Goods and Services, yaitu pemerintah harus menyediakan barang
dan jasa umum yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat tetapi sulit dipenuhi secara
individual, sehingga harus ada usaha yang kolektif dilakukan oleh publik/pemerintah.
Misalnya dalam menyediakan fasilitas rumah sakit, seperti obat-obatan, baju APD, vaksinasi,
tempat tidur rumah sakit, dan oksigen. Serta untuk memerangi kemiskinan pada masa Covid-
19 yang sulit dipenuhi secara individual, sehingga pemerintah hadir untuk melakukan bantuan
melalui programnya. Maka pemerintah wajib hadir dalam menyediakan hal tersebut,
penyediaan itu bukan berarti bahwa pemerintah harus menyediakan sendiri secara langsung,
melainkan dapat juga meminta sektor lain untuk menyediakan atas nama pemerintah.

3. Resolution and Adjustment of Conflicts, yaitu pemerintahan dan negara pada dasarnya
didirikan untuk memecahkan atau mendamaikan konflik dan perbedaan yang ada dalam
masyarakat dalam kerangka pencapaian keadilan, ketertiban dan stabilitas sosial maupun
politik dalam negara. Karena itu pemerintah harus bisa memberikan perlindungan kepada
mereka yang memiliki posisi lemah dalam menghadapi keserakahan orang secara ekonomi
lebih kuat. Terdapat sistem keadilan yang harus dibuat oleh pemerintah sehingga orang lemah
tidak terpinggirkan terus menerus. Pemerintah juga harus bisa mencegah terjadinya eksploitasi
manusia secar sewenang-wenang, seperti pada masa pandemic ini eksploitasi korban PHK
yang terjadi, meraih keuntungan dalam kesempatan dengan menaikan harga barang pada
pandemic ini, dan juga kesewenangan dalam melakukan monopoli pada dana bansos.
4. Maintenanca of Competition, yaitu sesuatu yang secara alamiah terjadi pada masa pandemic
Covid-19 ini manakala terdapat keterbatasan kesempatan dan sumberdaya (supply) sementara
peminat dan permintaan (demand) banyak. Misalnya seperti tabung oksigen, program-program
bantuan sosial. Apabila tidak dilakukan kontrol oleh pemerintah, maka kompetisi akan menjadi
hal yang tidak menguntungkan bagi masyarakat. Misalnya dengan adanya kesempatan dan
sumberdaya bansos ini sedikit tetapi peminat dan permintaannya itu banyak, terkadang hal ini
juga dijadikan Organisasi bisnis dengan mengurangi/memanipulasi jumlah produksi, ongkos
produksi beberapa bahan (supply) yang ada dan juga mengurangi jumlah uang yang seharusnya
diterima masyarakat. Oleh karenanya pemerintah harus tegas dan perlu membuat undang-
undang terkait hal ini.

5. Stabilitation of the Economy, yaitu kondisi ekonomi negara selalu terjadi pergantian situasi
ekonomi dari kondisi booming ke kondisi resesi. Tindakan pemerintah dibutuhkan untuk
menolong supaya perbedaan dari kondisi itu tidak terlalu ekstrem, yang dilakukan melalui
budget, kebijakan moneter, dan pengontrolan harga dan upah.

Dengan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa mengapa peran-
peran pemerintah itu sangat-sangat dibutuhkan ? Karena pemerintah dengan masyarakat itu
diibaratkan penjual dengan pembeli, penyedia dengan penerima. Dalam teori ekonomi klasik
setiap kebutuhan pada hakekatnya selalu dapat terpenuhi oleh hubungan natural antara penjual-
pembeli (supply dan demand). Misalnya dikala pandemic Covid-19 ini ada masyarakat
membutuhkan beras, pemerintah menyediakan program beras bulog, ada masyarakat yang di
PHK dan sedang mencari kerja, pemerintah menyediakan kartu prakerja, ada masyarakat yang
membutuhkan bantuan, pemerintah menyediakan bantuan Listrik, PKH, BST, BLT, dan bagi
dibidang Pendidikan, pemerintah menyediakan bantuan subsidi internet, tetapi dengan adanya
hal ini pemerintah jangan sampai meminta uang sepeserpun dari masyarakat.

B. Kendala-kendala yang Terjadi di Lapangan dengan Memperhatikan


Perkembangan Informasi Saat Ini
Kendala Penyaluran Bantuan Sosial
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan ada kendala dalam penyaluran bantuan
sosial atau bansos pandemi Covid-19 kepada masyarakat. Ibu Risma menjelaskan ada 3 jenis
bansos, yang terdiri Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
atau Kartu Sembako, dan Bantuan Sosial Tunai (BST). Ini dikarenakan ada warga yang
melapor kepadanya belum menerima bansos Covid-19 untuk PKH,BNPT dan BST itu sudah
mulai disalurkan sejak awal bulan Juli 2021. Tetapi memang masih belum selesai karena ada
kendala dan sempat ditahan.
Menteri sosial menjelaskan ada 3 jenis bansos, yang terdiri Program Keluarga Harapan
(PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Kartu Sembako, dan Bantuan Sosial Tunai
(BST). Penyaluran bantuan PKH dan BPNT atau Kartu Sembako dilakukan secara nontunai
melalui jaringan Himpunan Bank Negara (Himbara), yakni BRI, BNI, Bank Mandiri, dan
BTN.Adapun BST adalah bansos khusus yang disalurkan melalui jaringan kantor PT Pos
Indonesia.
Menurut Ibu Risma, kendala penyaluran bansos Covid-19 terjadi karena ada warga
yang pindah tempat tinggal tanpa memberitahu kepada ketua RT setempat. Ada juga warga
yang sudah menerima bansos tapi ingin meminta bansos lagi. Hal ini menyebabkan Kemensos
harus menelusuri lebih lanjut tentang data penyebab seseorang tidak menerima bansos Covid-
19. Mensos juga memastikan terus memperkuat validitas dan akurasi data kemiskinan untuk
meningkatkan akurasi target penyaluran bansos pandemi Covid-19 (TEMPO.CO, 2021)
Dengan adanya hal tersebut menurut penulis, masalah data di Tanah Air kita tercinta
itu sungguh sebuah pekerjaan rumah yang harus senantiasa ditekuni untuk diselesaikan.
Terutama terkait dengan data kependudukan, karena basis data kependudukan itu menjadi
basis, menjadi platform untuk semua pelayanan publik, dan bahkan untuk yang mendapatkan
manfaat baik pemerintah maupun tidak.
Program bantuan pemerintah sebelum dan saat masa pandemi COVID-19. Sementara
sebelum pandemi pemerintah hanya memiliki 4 program bantuan, saat pandemi sejumlah
program bantuan pun digulirkan pemerintah. Sebelum pandemi programnya itu hanya 4, yaitu
PBI-JKN, PIP, sembako, dan PKH. Setelah pandemi dan sampai hari ini kita memperluas
menambah dengan beragam program dan masing-masing misal bantuan penerima upah
minimum, subsidi upah, prakerja, sembako PPKM, bantuan beras bulog, subsidi kelas 3, diskon
listrik, kuota internet, BLT-Dana Desa, BST, dan yang lainnya adalah yang rutin.
Banyaknya program bantuan itu, dengan data kependudukan yang tidak akurat
membuat program berpeluang tak tepat sasaran. Bahkan, ada masyarakat yang bisa mendapat
bantuan dari lebih satu program. Jadi ada yang kemungkinan mendapatkan masing-masing 1
program, ada yang mendapatkan 2 program, dan ada yang karena data itu tidak tersedia dengan
baik ada bahkan yang mendapatkan 3-4 program sekaligus. Contohnya dengan ketidakakuratan
ini adanya keluarga menteri yang masuk ke dalam penerima bansos.
C. Solusi dengan Mengutip Pendapat Para Pakar yang Memperhatikan Berbagai
Kasus yang Terjadi dalam Proses Pelaksanaan Program Saat Ini.
Menurut Kementerian Sosial Tri Rismaharini.
Pertama, melakukan perbaikan sistem walaupun tidak semua masyarakat melek
sehingga perlu menerjunkan tim Kementerian Sosial (Kemensos) ke lapangan untuk
mengetahui persis permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. “Perbaikan sistem itu berat
tapi harus dilakukan untuk merubah ke arah yang lebih baik dimulai dari pembaruan Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), meng-cleansing data ganda, memadankan data dengan
Nomor Induk Kependudukan (NIK). Namun, dalam upaya perbaikan data penerima bantuan,
perlu melibatkan peran aktif dari Pemerintah Daerah (Pemda). Akan tetapi masih ada pemda
yang tidak aktif dan peduli sehingga berdampak pada tidak akuratnya penerima bantuan di
daerahnya. Bahkan ada pemda tidak melakukan pembaruan data selama 10 tahun, maka tidak
heran data di lapangan berbeda dengan data Dukcapil. Hal ini karena tidak ada informasi seperti
pindah alamat dan domisili, meninggal dan lain sebagainya. Pernah suatu ketika masyarakat
protes karena tidak menerima bantuan padahal sebelumnya menerima, setelah ditelusuri
ternyata masyao tersebut pindah alamat dan tidak menginformasikan pada ketua RT/RW
setempat, ataupun meminta surat domisili kepada Disdukcapil didaerahnya. Untuk pengawasan
penyaluran bansos Kemensos bekerja sama dengan institusi atau lembaga terkait. Seperti KPK,
Kejaksaan Agung, BPK, BPKP, BI, OJK dan Bareskrim Polri dengan harapan tidak ada pihak-
pihak yang berniat melakukan penyelewengan bansos.
Kedua, untuk mendukung transparansi penerima bantuan agar di setiap kelurahan
dipampang data penerima bantuan, misalnya BPNT dan PKH kendati ada item-item komponen
yang berbeda untuk anak SD, SMP dan SLTA. Dimana Kementerian sosial meluncurkan
aplikasi “Usul-Sanggah” dimana masyarakat bisa mengusulkan nama yang berhak menerima
bantuan dan juga bisa menyanggah bila ada masyarakat yang sebenarnya tidak berhak
menerima bantuan.
Ketiga, menghidupkan peran pilar-pilar sosial untuk mendukung kemandirian, seperti
karang taruna agar bergerak dan ambil bagian dalam kegiatan sosial sebagai wujud
kebersamaan dalam kebhinnekaan Indonesia.
Keempat, upaya pemberdayaan sosial lainnya yang terus dilakukan Kemensos terhadap
KPM guna mendukung kemandirian ekonomi agar lebih produktif dan sejahtera, termasuk di
dalamnya bagi para penyandang disabilitas. Sebagai contoh di wilayah Asmat Papua, kita
mengajarkan “Tangan di Atas” dengan diberikan pelatihan ternak ayam, bantuan perahu, dan
usaha koperasi sembako yang dikelola bersama-sama dan sekarang mulai menampakan hasil.
Sedangkan, bagi penyandang disabilitas pada awalnya mereka meminta bantuan, tetapi
diberikan bantuan untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi, berupa kursi roda elektrik,
motor roda tiga dan tongkat penuntun adaptif. (Susanto, 2021)

Reference :
Anderson. (1979). Public Policy Making. New York: Holt Praeger.

Grossman, S. (1990). Developing Leadership Through Shadowing a Leader in Health Care. Newyork:
Springer Publishing.

Health, M. (2010). Leadership Secrets. London: Harper Collins.

Putri, S. (2021). Mensos Risma Sebut Ada Kendala Penyaluran Bansos Covid-19, Inilah Detilnya.
Jakarta: TEMPO.CO.

Susanto, V. Y. (2021, September 9). Ini Empat Jurus Mensos Risma Atasi Persoalan Bansos. Retrieved
from News Setup: https://newssetup.kontan.co.id/news/ini-empat-jurus-mensos-risma-atasi-
persoalan-bansos

TEMPO.CO. (2021, Juli 18). Mensos Risma Sebut Ada Kendala Penyaluran Bansos Covid-19, Inilah
Detilnya. Retrieved from TEMPO.CO:
https://www.google.com/amp/s/bisnis.tempo.co/amp/1484415/mensos-risma-sebut-ada-
kendala-penyaluran-bansos-covid-19-inilah-detilnya

Anda mungkin juga menyukai