Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Analisis Kebijakan Penerapan Pemberlakuan


Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali

Di Kota Bogor

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK (R.05)

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7

Muhamad Khatami (183112351550327)

Yogi Prasetyo (183112351550313)

Elsana Regita. S (183112351550315)

Talitha Samiya (183112351550308)

Khaofah Hasanah (183112351550316)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS NASIONAL
2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat-
Nya yang selama ini kita dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling
bermanfaat bagi seluruh umat manusia, oleh karenanya penulis dapat
menyelesaikan tugas Makalah Analisis Kebijakan Publik ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “Analisis Kebijakan Penerapan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali Di Kota
Bogor”. Ada pula maksud atau tujuan dari penyusunan makalah ini ialah untuk
memenuhi tugas ujian akhir semester yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah
Analisis Kebijakan Publik.

Tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada yang terhormat, Bapak Drs. Rusman Ghazali, M. Si., Ph.D.
selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis Kebijakan Publik yang telah
memberikan bimbingannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


begitu banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dalam penulisan makalah di
masa mendatang.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan


dapat dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.

Bogor, 6 Juli 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 4

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................. 6

BAB II KERANGKA TEORI ................................................................................. 7

2.1. Analisis Kebijakan ........................................................................................... 7

2.2. Kebijakan Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat


(PPKM) ................................................................................................................... 8

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 9

3.1. Bagaimana Kebijakan Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan


Masyarakat (PPKM)................................................................................................ 9

3.2. Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat


di Kota Bogor ........................................................................................................ 12

3.3. Data Penambahan dan Penurunan Kasus Covid 19 ....................................... 13

3.3.1. Kelebihan ................................................................................................. 14

3.3.2. Kekurangan ............................................................................................. 15

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 16

4.1. Kesimpulan .................................................................................................... 16

4.2. Saran ............................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keadaan Indonesia saat ini sedang mengalami kondisi tidak baik
disebabkan oleh virus berasal dari Wuhan, China yang dinamakan dengan Covid-
19. (WHO, 2020) menyatakan bahwa virus ini penularannya sangat cepat dan
dapat menyebabkan kematian. Virus ini menyerang infeksi saluran pernapasan
seperti batuk dan pilek namun sifatnya lebih mematikan.

Kondisi dan situasi pandemi COVID-19 yang saat ini terus meningkat
memerlukan kebijakan yang tegas dan terukur menyebabkan Pemerintah pusat
yaitu Presiden sebagai lembaga eksekutif harus memutuskan suatu kebijakan
untuk memutus rantai penyebaran Covod-19 dengan menerapkan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk mengatasi lonjakan
kasus positif Covid-19 di Indonesia karena lonjakan kasus positif covid-19 harian
akibat sebaran virus Delta, varian baru covid-19 yang 6x lebih menular. Delta
telah meningkatkan kasus aktif covid-19 di Indonesia hingga 228 ribu kasus untuk
saat ini. Sebelumnya kasus aktif sempat menurun dari 176 ribu kasus di awal
Februari 2021 menjadi 87 ribu kasus di pertengahan Mei 2021. Akibatnya, tingkat
keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) nasional melonjak tajam
menjadi 72%. Bahkan, BOR di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma
Atlet kini hampir menyentuh angka 90%. Di Kota Bogor sendiri, keterisian
tempat tidur (BOR) di seluruh rumah sakit rujukan pasien Covid-19 hampir penuh
atau hanya tersisa sekitar 20% dari total 1.229 BOR. Kota Bogor merupakan salah
satu Kota dengan lonjakan kasus positif covid-19 harian yang terus meningkat
akibat sebaran virus Delta, yaitu dengan total yang terkonfimasi sebanyak 26.487
kasus, dengan penambahan kasus berada di kisaran 300 kasus per hari, sehingga
Kota Bogor juga wajib ikut serta dalam menerapkan PPKM Darurat.

Dalam penjelasannya, berdasarkan hasil penilaian terdapat 48 kabupaten


dan kota di 6 provinsi di Pulau Jawa yang memiliki nilai empat dan memerlukan

4
penanganan lebih lanjut dan harus ada treatment khusus sesuai dengan yang ada di
indikator laju penularan oleh WHO.

Adapun ke-44 kabupaten/kota tersebut adalah, Tangerang Selatan dan


Kota Tangerang di Provinsi Banten; Purwakarta, Kota Sukabumi, Kota Depok,
Kota Cirebon, Kota Cimahi, Kota Bogor, Kota Bekasi, Kota Banjar, Kota
Bandung, Karawang, dan Bekasi (Jawa Barat). Lalu, Jakarta Barat, Jakarta Timur,
Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Pusat dan Kepulauan Seribu (DKI Jakarta);
Sukoharjo, Rembang, Pati, Kudus, Kota Tegal, Kota Surakarta, Kota Semarang,
Kota Salatiga, Kota Magelang, Klaten, Kebumen, Grobogan, dan Banyumas
(Jawa Tengah). Selain itu, ada Sleman, Kota Yogyakarta, dan Bantul (Daerah
Istimewa Yogyakarta); serta Tulungagung, Sidoarjo, Madiun, Lamongan, Kota
Surabaya, Kota Mojokerto, Kota Malang, Kota Madiun, Kota Kediri, Kota Blitar,
dan Kota Batu (Jawa Timur).

Dari adanya fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk menganalisis


Instruksi Presiden untuk menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Bogor.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penulisan di atas, penulis mencoba merumuskan
masalah sebagai pedoman dalam penulisa ini. Diantaranya:

a. Bagaimana Kebijakan Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan


Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali Di Kota Bogor.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi
kebijakan larangan parkir sembarangan dalam mengatasi kemacetan dan untuk
mengetahui apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah terkait
dengan kebijakan Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) Jawa-Bali Di Kota Bogor.

5
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
tentang Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
Jawa-Bali Di Kota Bogor.

6
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Analisis Kebijakan


Dunn mengemukakan pengertian analisis kebijakan dalam bukunya yang
berjudul Analisis Kebijakan Publik. Menurutnya analisis kebijakan adalah ”suatu
aktivitas intelektual yang dilakukan dalam proses politik”. (Dunn, 2003:43).
Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan oleh pendapat para ahli di atas,
maka analisis kebijakan merupakan aktivitas menciptakan pengetahuan tentang
dan dalam proses pembuatan kebijakan. Dunn mengatakan keberhasilan analisis
pembuatan kebijakan dapat dikembangkan melalui tiga proses, yaitu:

1) Proses pengkajian kebijakan, menyajikan metodologi untuk analisis kebijakan.


Metodologi di sini adalah sistem standar, aturan, dan prosedur untuk menciptakan,
menilai secara kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan
kebijakan.

2) Proses pembuatan kebijakan adalah serangkaian tahap yang saling bergantung


yang diatur menurut urutan waktu: penyusunan agenda, formulasi kebijakan,
adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan.

3) Proses komunikasi kebijakan, merupakan upaya untuk meningkatkan proses


pembuatan kebijakan berikut hasilnya. Dalam hal ini sebagai penciptaan dan
penilaian kritis, pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. (Dunn, 2003:1).

Analisis kebijakan merupakan suatu proses kognitif, sementara pembuatan


kebijakan bersifat politis. Keberadaan analisis kebijakan disebabkan banyaknya
kebijakan yang tidak memuaskan. Kebijakan dianggap tidak memecahkan
masalah, bahkan menciptakan masalah baru. Analisis kebijakan, diperlukan untuk
mengetahui kebijakan apa yang cocok dalam proses pembuatan kebijakan.
Kebijakan tersebut dibuat sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi. Analisis
dapat dikembangkan di awal pembuatan suatu kebijakan ataupun di akhir
penerapan kebijakan. Analisis kebijakan menurut Budi Winarno “berhubungan
dengan penyelidikan dan deskripsi sebab akibat dan konsekuensi – konsekuensi

7
kebijakan”. (Winarno, 2005:27). Analisis kebijakan adalah bentuk penelitian
terapan yang dijadikan untuk mencapai tingkat pengetahuan yang lebih mendalam
tentang isue-isue teknik sosial yang membawakan solusi-solusi yang lebih baik.

2.2. Kebijakan Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat


(PPKM)
PPKM adalah penerapan pembatasan kegiatan masyarakat yang
diberlakukan di sebagian wilayah Jawa dan Bali. PPKM yang mulai diberlakukan
pada tanggal 3 Juli 2020 gantikan istilah PSBB (pembatasan sosial berskala besar)
Jawa Bali yang diberlakukan pada tanggal 11-25 Januari 2021. PPKM Darurat
akan diberlakukan di pulau Jawa dan Bali. Mengapa hanya diterapkan pada Jawa
dan Bali? Hal ini dikarenakan Jawa dan Bali merupakan daerah yang memiliki 48
Kabupaten/Kota dengan asesmen situasi pandemi level 4 dan 74 Kabupaten/Kota
dengan asesmen situasi pandemi level 3.

Dengan Kriteria tersebut meliputi:

a. Daerah dengan tingkat kematian di atas rata-rata tingkat kematian nasional


ataupun 3 persen.
b. Daerah dengan tingkat kesembuhan di bawah rata-rata tingkat kesembuhan
nasional yaitu sebesar 82 persen.
c. Daerah dengan tingkat kasus aktif di bawah rata-rata tingkat kasus aktif
nasional yaitu sebesar 14 persen.
d. Daerah dengan tingkat keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate
(BOR) untuk ICU dan isolasi di atas 70 persen

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Bagaimana Kebijakan Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan


Masyarakat (PPKM)
Tujuan untuk mengendalikan penularan pandemi virus corona yang makin
melonjak belakangan ini. Kondisi dan situasi pandemi ini masih dikategorikan
sangat memprihatinkan dimana kasus lonjakan positif covid-19 ini masih tinggi
penularannya. Oleh karena itu Pemerintah membuat suatu kebijakan yaitu
Kebijakan Penerapan Pemberlakuan Pembatan Kegiatan Masyarakat atau yang
sering disebut (PPKM). Menurut IMENDAGRI Nomor 1 Tahun 2021 Tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Untuk Pengendalian Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) Menindaklanjuti penjelasan kebijakan
Pemerintah dalam rangka pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
yang bertujuan untuk keselamatan rakyat, diantaranya melalui konsistensi
kepatuhan protokol kesehatan Covid-19 dan pengaturan pemberlakuan
pembatasan kegiatan masyarakat.

Mencermati perkembangan pandemi Covid-19 yang terjadi akhir-akhir ini,


dimana beberapa negara di dunia telah melakukan pembatasan mobilitas
masyarakat, dan dengan adanya varian baru virus Covid-19, diperlukan langkah-
langkah pengendalian pandemi Covid-19.

Langkah-langkah yang telah dilakukan Pemerintah Pusat dan Pemerintah


Daerah dengan menerbitkan sejumlah peraturan yang berdasarkan Pasal 7 dan
Pasal 8 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, termasuk dalam kategori
“Peraturan Perundang-undangan” baik berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, dan

9
sejumlah kebijakan baik dalam bentuk Instruksi maupun Surat Edaran dalam
rangka penanganan pandemi Covid-19.

Rencananya dari sebelas kegiatan/aktivitas masyarakat ada delapan yang


diperketat.

1. Pertama, kegiatan perkantoran di Kabupaten/Kota yang berada di zona


merah dan zona oranye 75% work from home (WFH) dan 25% work from
office (WFO). Sementara Kabupaten/Kota zona lainnya WFH 50% dan
WFO 50%. Saat ini ini hanya zona merah saja yang WFF 75% dan WFO
25%.
2. Kedua, kegiatan belajar mengajar Kabupaten/Kota zona merah dan zona
oranye seluruhnya dilakukan secara daring. Sebelumnya hanya zona merah
saja yang tidak ada kegiatan belajar mengajar secara langsung.
3. Ketiga, kegiatan sektor esensial tidak ada pengetatan baru, yakni dapat
beroperasi 100% dengan pengaturan jam operasional, kapasitas, dan
penerapan protokol kesehatan lebih ketat. Sektor esensial yang dimaksud
meliputi lokasi industri, pelayanan dasar, utilitas publik, dan proyek vital
nasional. Sedangkan tempat esensial yakni seperti pasar, toko, swalayan,
super market baik yang berdiri sendiri maupun berada di pusat
perbelanjaan.
4. Keempat, warung makan, rumah makan, kafe, pedagang kaki lima, lapak
jajanan, baik yang berdiri sendiri maupun di pusat perbelanjaan/mall jam
operasionalnya dibatasi hingga pukul 17.00 degan kapasitas dine-in paling
banyak 25% dari kapasitas. Namun, untuk layanan pesan antara dibawa
pulang diizinkan dengan pembatasan jam operasional sampai dengan
pukul 20.00. Sedangkan, restoran yang hanya melayani pesan antar/bawa
pulang dapat beroperasi selama 24 jam.
5. Kelima, sejalan untuk kegiatan di pusat perbelanjaan/mal dibatasi sampai
pukul 17.00 waktu setempat dan pembatasan pengunjung yang hanya 25%
dari kapasitas dengan protokol kesehatan lebih ketat.Adapun saat ini
kegiatan makan/minum di tempat umum dan operasional mall dan tempat

10
kegiatan makan/minum dibatasi hingga pukul 20.00 dengan kapasitas
paling banyak 25% dari total kapasitas tempat tersebut.
6. Keenam, untuk kegiatan konstruksi seperti di lokasi proyek atau tempat
konstruksi tidak ada perubahan yakni dapat beroperasi 100% dengan
penerapan protokol kesehatan lebih ketat.
7. Ketujuh, kegiatan ibadah di kabupaten/kota di zona merah dan oranye
ditiadakan sementara sampai dinyatakan aman. Sebelumnya hanya zona
merah yang dilarang beribadah di masjid, mushola, gereja, pura, dan
tempat ibadah lainnya.
8. Kedelapan, kegiatan di area publik meliputi fasilitas umum, taman umum,
tempat wisata umum, dan area publik lainnya yang berada di zona merah
dan zona oranye ditutup sementara sampai dinyatakan aman. Saat ini,
pemerintah masih mengizinkan untuk dibuka paling banyak 25% dari
kapasitas untuk zona selain zona merah.
9. Kesembilan, kegiatan seni, budaya, dan sosial kemasyarakatan di
Kabupaten/Kota zona merah dan oranye ditutup sementara sampai
dinyatakan aman. Saat ini, hanya zona merah yang ditutup.
10. Kesepuluh, kegiatan rapat, seminar, dan pertemuan luring lainnya yang
berada di Kabupaten/Kota zona merah dan zona oranye ditutup sementara
sampai dinyatakan aman. Sebelumnya , selain zona merah masih diizinkan
paling banyak 25% dari kapasitas pengaturan.
11. Kesebelas, transportasi umum tidak ada perubahan, yakni masih dapat
melakukan operasional, tapi tetap mengatur kapasitas dan jam operasional
sesuai kebijakan pemerintah daerah, dengan penerapan protokol kesehatan
yang lebih ketat.
12. Syarat Perjalanan di Periode PPKM
• Menunjukkan kartu vaksin (minimal vaksinasi dosis pertama);
• Menunjukkan PCR H-2 untuk pesawat udara serta Antigen (H-1) untuk
moda transportasi mobil pribadi, sepeda motor, bis, kereta api dan kapal
laut;
• Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1) dan angka 2) hanya
berlaku untuk kedatangan dan keberangkatan dari dan ke Jawa dan Bali

11
serta tidak berlaku untuk transportasi dalam wilayah aglomerasi sebagai
contoh untuk wilayah Jabodetabek; dan
• Untuk sopir kendaraan logistik dan transportasi barang lainnya
dikecualikan dari ketentuan memiliki kartu vaksin.

3.2. Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)


Darurat di Kota Bogor
Terkait dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM), Bima Arya selaku Wali Kota Bogor menyampaikan aturan – aturan yang
harus ditaati oleh seluruh masyarakat Kota Bogor untuk ikut serta menerapkan
kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan
aturan – aturan sebagai berikut:

a. Pertama pemberlakuan WFH 100 persen di luar sektor esensial.


b. Seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online atau daring.
c. Pusat perbelanjaan, mal ditutup untuk sementara, sedangkan supermarket,
minimarket, pasar tradisional, dan toko klontong yang menjual kebutuhan
sehari hari dibatasi jam operasionalnya sampai pukul 20.00.
d. Apotek dan toko obat dibolehkan untuk buka 24 jam
e. Restoran, kafe, lapak, dan tempat jajanan hanya menerima layanan antar
dan tidak menerima makan di tempat
f. Tempat ibadah serta tempat umum lainnya yang difungsikan sebagai
tempat ibadah juga ditutup untuk sementera
g. Fasilitas umum, kegiatan seni budaya, olahraga, dan sosial
kemasyarakatan juga ditutup sementara.
h. Transportasi umum diberlakukan dengan pengaturan kapasitas maksimal
70 persen dengan protokol kesehatan yang ketat
i. Resepsi pernikahan dibatasi dengan dihadiri maksimal 30 orang dengan
pembatasan protokol kesehatan yang ketat.

Dalam penerapannya, Pemkot Kota Bogor juga melakukan penguatan di 797


RW Siaga untuk mengendalikan Covid-19 di tingkat yang paling bawah serta
Polres dan Satgas Covid-19 Kota Bogor memberlakukan ganjil genap dengan

12
menyesuaikan kebijakan PPKM Darurat untuk menekan mobilitas masyarakat.
Dalam hal ini Polres Kota Bogor menyiapkan 17 titik penyekatan di dalam kota
maupun di batas Kota Bogor yang dijaga selama 24 jam. Selain itu Polres dan
Satgas Covid-19 Kota Bogor melakukan pengawasan dengan pemberian sanksi
tegas untuk masyarakat yang terbukti melanggar kebijakan PPKM Darurat ini.
Sebagai contoh pada hari terakhir penerapan ganjil genap di wilayah Kota Bogor
per tanggal 25 Juli 2021, saat perpanjangan PPKM Darurat di check point ganjil
genap Simpang Terminal Baranang Siang, kondisi arus lalu lintas tampak
lenggang hanya sedikit kendaraan roda dua maupun roda empat yang masuk ke
pusat Kota Bogor dari arah Tajur (SindoNews, 25/7/2021). Dalam hal ini restoran
atau cafe yang terbukti melanggar juga akan diberikan sanksi denda yang tegas
serta dilakukan penyitaan meja, kursi dan lain sebagainya yang digunakan oleh
pelaku usaha untuk menyediakan makan ditempat.

3.3. Data Penambahan dan Penurunan Kasus Covid 19


Berdasarkan data rilis resmi Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor
pada Kamis (8/7/2021), total kasus baru Covid-19 telah mencapai 22.670 orang.
Rincian dari jumlah tersebut, kasus konfirmasi aktif atau masih sakit sebanyak
2.341 pasien. Sedangkan untuk angka kasus sembuh sebanyak 20.137 orang.
Kemudian, kasus meninggal sebanyak 186 orang, termasuk di dalamnya ada
tenaga kesehatan. Tercatat ada penambahan 23 kasus konfirmasi meninggal dunia
dalam 24 jam terakhir ini. Penambahan kasus yang meninggal sebelumnya juga
terjadi, yaitu sebanyak 16 kasus, 19 kasus, 14 kasus, dan 1 kasus di awal bulan
Juli.
Penerapan PPKM Mikro di Kota Bogor telah menunjukkan hasil
signifikan yang menunjukkan penurunan angka kasus konfirmasi aktif harian
menurun cukup drastis. Hal ini terlihat, dari adanya penurunan jumlah kasus yang
signifikan pada bulan Maret dan April.
Hanya saja lonjakan kasus harian positif Covid-19 mulai terjadi pada awal
bulan Juni yang semula sebanyak 333 kasus menjadi 1.035 kasus pada akhir bulan
Juni. Sehingga mengalami pertambahan sebanyak 702 kasus per bulan. Sedangkan
pada bulan Juli yang baru lima hari saja sudah mengalami pertambahan sebanyak
921 kasus.

13
Oleh sebab itu, menegaskan akan mengoptimalkan penerapan PPKM
Darurat melalui cara persuasif maupun penegakan hukum dengan melibatkan
Satpol-PP, TNI dan Polri. Kemudian, mengoptimalkan tugas dan fungsi Satgas
Penanganan Covid-19 tingkat kecamatan, desa dan kelurahan agar
melakukan monitoring dan memastikan penerapan prokes.

3.4. Target PPKM

Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)


Darurat diharapkan dapat menekan jumlah kasus penularan harian hingga 10 ribu
kasus per hari pada Agustus mendatang. Saat ini, penularan berada di sekitar
angka 30 ribu. untuk mencapai target tersebut maka mobilitas masyarakat perlu
diturunkan sampai 50 persen serta target penurunan penambahan kasus konfrimasi
kurang dari 10.000 kasus per hari di Kota Bogor.

Berdasarkan laporan mobilitas masyarakat yang dilakukan melalui


pemantauan satelit dan berbagai sumber lain, menunjukkan rata-rata pergerakan
ke kantor menurun pada kisaran 30%. Sedangkan perjalanan dengan
menggunakan kendaraan umum turun 40%.

3.3.1. Kelebihan
Dalam Kebijakan PPKM Jawa-Bali ini terdapat kelebihannya antara lain :

a. Menekan angka positif covid-19


Hal ini dapat terlihat dari laporan artikel berita media online
(Bogor,Beritasatu.com) per tanggal 19 Juli 2021, bahwasannya Pemkot
Kota Bogor mencatat angka kesembuhan tertinggi dengan 859 kasus
sehingga total pasien sembuh terlaporkan 20.300 kasus dengan rata – rata
kesembuhan 300 setiap hari pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.
(Beritasatu.com, 20/7/2021)
b. Penurunan mobilitas dan penurunan aktivitas masyarakat.
Pada hari terakhir penerapan ganjil genap di wilayah Kota Bogor per
tanggal 25 Juli 2021, saat perpanjangan PPKM Darurat di check point
ganjil genap Simpang Terminal Baranang Siang, kondisi arus lalu lintas

14
tampak lenggang hanya sedikit kendaraan roda dua maupun roda empat
yang masuk ke pusat Kota Bogor dari arah Tajur (SindoNews, 25/7/2021).
c. Menekan penyebaran varian baru Covid-19 yaitu virus delta.
Berdasarkan artikel berita media online (Kompas.com), Terlihat bahwa
telah terjadi penurunan kasus positif di Kota Bogor, dengan jumlah kasus
yang telah dikonfrimasi sebanyak 228 kasus, angka ini merupakan angka
terendah kasus konfrimasi positif sejak di berlakukannya PPKM Darurat
Jawa-Bali. (Kompas.com, 12/7/2021)

3.3.2. Kekurangan
a. PPKM Darurat membuat biaya ekonomi di masyarakat akan semakin
besar. Dampaknya kemiskinan akan bertambah dan kesenjangan ekonomi
akan melebar.
b. Tingkat konsumsi masyarakat akan melambat. Hal ini bisa menyebabkan
pemulihan ekonomi Indonesia tertahan.
c. Pertumbuhan ekonomi RI di kuartal III diprediksi melambat ke kisaran 4-
5,4 persen.
d. Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK)
e. Kurangnya edukasi kepada masyarakat
f. Aktivitas menjadi terbatas, dalam hal keagamaan, seni dan lain – lain.
g. Tidak adanya bantuan jaminan dari pemerintah berupa uang tunai maupun
kebutuhan pokok untuk masyarakat melakukan pembatasan mobilitas.

15
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
PPKM darurat Jawa-Bali diberlakukan sebab angka pertambahan kasus
positif Covid-19 dalam seminggu terakhir terus bertambah. Akibatnya, terjadi
kelangkaan tabung oksigen, kamar isolasi di sejumlah rumah sakit (RS) mulai
penuh, hingga Tenaga Kesehatan (Nakes) mulai kewalahan.

PPKM darurat berlaku di 122 kabupaten/ kota di Jawa-Bali. Daerah-


daerah yang memberlakukan PPKM masuk dalam level 3 dan level 4 berdasarkan
kriteria World Health Organization (WHO). Ada sejumlah aturan dalam PPKM
darurat Jawa-Bali yang akan diberlakukan hingga tanggal 20 Juli mendatang.
Diantaranya, pemerintah mewajibkan perkantoran untuk menerapkan kerja di
rumah atau work from home (WFH) 100 persen dengan sejumlah pengecualian
untuk sektor esensial dan kegiatan belajar-mengajar dilangsungkan secara daring.
Selain itu, selama PPKM darurat Jawa-Bali rumah ibadah juga ditutup dan
restoran, kafe, atau warung makan tidak boleh melayani pelanggan yang makan di
tempat.

Pelaksanaan IMENDAGRI Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan


Pembatasan Kegiatan Untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) dengan Menindaklanjuti penjelasan kebijakan Pemerintah
dalam rangka pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), dinilai telah
berjalan secara efektif khususnya di Kota Bogor. Terlihat bahwa telah terjadi
penurunan kasus positif di Kota Bogor, dengan jumlah kasus yang telah
dikonfrimasi sebanyak 228 kasus, angka ini merupakan angka terendah kasus
konfrimasi positif sejak di berlakukannya PPKM Darurat Jawa-Bali. Serta pada
saat ini per tanggal 19 Juli 2021, Kota Bogor mencatat angka kesembuhan
tertinggi dengan 859 kasus sehingga total pasien sembuh terlaporkan 20.300 kasus
dengan rata – rata kesembuhan 300 setiap hari pasien Covid-19 dinyatakan
sembuh. Hal ini terjadi karena Pemerintah Kota Bogor yang dibantu oleh berbagai

16
instansi gencar melakukan patroli secara masif di berbagai titik penyekatan
selama 24 jam dan dengan menindak tegas bagi para masyarakat yang terbukti
melanggar kebijakan PPKM serta adanya penguatan di 797 RW Siaga untuk
mengendalikan Covid-19 di tingkat yang paling bawah, sehingga Kota Bogor
dinilai telah melakukan penerapan PPKM Darurat dengan baik sampai hari
terrakhir pemberlakuan Kebijakan PPKM Darurat sebelum dilakukan
perpanjangan kembali oleh pemerintah pusat.

4.2. Saran
Keputusan pemerintah untuk memberlakukan PPKM darurat Jawa-Bali
sudah tepat karena hanya tinggal cara itu yang dianggap bisa mengurangi
penularan yang semakin meluas. Pemerintah pemerintah tetap memperhatikan
sektor ekonomi walau PPKM darurat Jawa-Bali diberlakukan. Hal ini sekaligus
membantah penilaian sejumlah pihak yang menyebut pemerintah lebih
mementingkan urusan kesehatan masyarakat ketimbang ekonomi. Selama PPKM
darurat Jawa-Bali, pemerintah memang sudah menegaskan apabila bantuan sosial
(bansos) untuk masyarakat menengah ke bawah akan kembali diberikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Majni, Ananda Ferdian. (2021). Media Indonesia. Ini Alasan Penerapan PPKM
Di Seluruh Jawa dan Bali. https://mediaindonesia.com/humaniora/415728/ini-
alasan-penerapan-ppkm-darurat-di-seluruh-jawa-dan-bali . Diakses Pada Tanggal
: 6 Juli 2021.

DetikNews. (2021). Apa itu PPKM yang Gantikan PSBB Jawa-Bali?.

https://news.detik.com/berita/d-5324613/apa-itu-ppkm-yang-gantikan-psbb-jawa-
bali-ini-info-lengkapnya . Diakses Pada Tanggal: 6 Juli 2021.

Kompas.com. (2021). Rencana PPKM Darurat Jawa-Bali 3 Juli 2021, Ini


Gambaran Aturannya.

https://nasional.kompas.com/read/2021/06/30/20101901/rencana-ppkm-darurat-
jawa-bali-mulai-3-juli-2021-ini-gambaran-aturannya?page=all . Diakses Pada
Tanggal: 6 Juli 2021.

Tamami, Muhamad Husni. (2021). Bogorian. Isu Bogor: PPKM Darurat Mulai
Berlaku Sabtu 3 Juli 2021, Ini Aturannya bagi Warga Bogor.

https://isubogor.pikiran-rakyat.com/bogorian/pr-452149375/ppkm-darurat-mulai-
berlaku-sabtu-3-juli-2021-ini-aturannya-bagi-warga-bogor Diakses Pada Tanggal:
6 Juli 2021.

Soudale, Ventto. (2021). Berita Satu: Kota Bogor Catat Rekor 859 Pasien Covid-
19 Sembuh.

https://www.beritasatu.com/megapolitan/803023/kota-bogor-catat-rekor-859-
pasien-covid19-sembuh . Diakses pada tanggal: 6 Juli 2021.

Adri, Aguido. (2021). Kompas: PPKM Darurat Kota Bogor Catat Kasus Harian
Positif Terendah.

https://www.kompas.id/baca/metro/2021/07/12/ppkm-darurat-kota-bogor-catat-
kasus-harian-positif-terendah . Diakses pada tanggal: 6 Juli 2021.

18
Antara. (2021). Okezone. OkeNews: PPKM Darurat Di Bogor Berlaku 24 Jam.

https://megapolitan.okezone.com/read/2021/07/07/338/2437135/penyekatan-
ppkm-darurat-di-bogor-berlaku-24-jam . Diakses pada tanggal: 6 Juli 2021.

CNN Indonesia. (2021). Bima Arya Terapkan Kota Bogor Darurat Virus Corona.

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210630111744-20-661222/bima-arya-
tetapkan-kota-bogor-darurat-virus-corona . Diakses pada tanggal: 6 Juli 2021.

CNN Indonesia. (2021). Target PPKM Darurat, Turunkan Angka Penularan


Harian Covid-19.

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210713102940-25-666904/target-
ppkm-darurat-turunkan-angka-penularan-harian-covid-19 . Diakses pada tanggal:
6 Juli 2021.

Budilaksono, Imam. (2021). AntaraNews: Jazizul: Tiga Kunci Sukses Kebijakan


PPKM Darurat.

https://m.antaranews.com/amp/berita/2251306/jazilul-tiga-kunci-sukses-
kebijakan-ppkm-darurat . Diakses pada tanggal: 6 Juli 2021.

Santoso, Yusuf Imam. (2021). Nasional.Kontan: PPKM Darurat Bakal Digelar 3-


20 Juli, ini rincian kegiatan yang diperketat.

https://nasional.kontan.co.id/news/ppkm-mikro-darurat-bakal-digelar-2-20-juli-
2021-ini-rincian-kegiatan-yang-diperketat . Diakses pada tanggal: 24 juli 2021

Bemphah, Ramdhan Tryadi. (2021). Kompas.com: Ini Sanksi bagi restoran dan
kafe pelanggar PPKM Darurat di Kota Bogor.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/03/18225221/ini-sanksi-bagi-
restoran-dan-kafe-pelanggar-ppkm-darurat-di-kota-bogor . Diakses pada tanggal:
26 Juli 2021

Astyawan, Putra Ramdhani. (2021). Metro Sindo News: Suasana Ganjil Genap
Hari Terakhir di Kota Bogor Saat Perpanjangan PPKM Darurat.

19
https://metro.sindonews.com/read/492092/170/suasana-ganjil-genap-hari-terakhir-
di-kota-bogor-saat-perpanjangan-ppkm-darurat-1627189636 . Diakses pada
tanggal: 26 Juli 2021

Faisal, Yogi. (2021). Ayobogor: Sambil Menunggu Kejelasan PPKM Darurat,


Pemkot Bogor Susun Strategi Penanganan Covid-19.

https://m.ayobogor.com/read/2021/07/19/10809/sambil-menunggu-kejelasan-
ppkm-darurat-pemkot-bogor-susun-strategi-penanganan-covid-19 . Diakses Pada
tanggal: 26 Juli 2021

20

Anda mungkin juga menyukai