BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di lingkungan masyarakat, dalam organisasi formal maupun nonformal selalu ada
seseorang yang dianggap lebih dari yang lain. Seorang yang memiliki kemampuan lebih
tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk
mengatur orang lainnya. Biasanya orang seperti itu disebut pemimpin. Dari kata
pemimpin itulah kemudian muncul istilah kepemimpinan (setelah melalui proses yang
panjang ).
Pada hakikatnya kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi dan perilaku untuk
menenangkan hati, fikiran, dan tingkah laku orang lain. Namun, pada umumnya defenisi
tentang kepemimpinan dikaitkan dengan proses perilaku memengaruhi orang lain dalam
mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Artinya, bentuk kepemimpinan
merupakan suatu proses di mana seseorang atau seseorang memainkan pengaruh atas
orang lain dengan menginspirasi, memotivasi, dan mengarahkan aktivitas mereka untuk
mencapai sasaran yang direncanakan tersebut.
Dari defenisi diatas maka dapat kita simpulkan kepemimpinan adalah kemampuan
seorang pemimpin yang mempunyai kredibilitas yang mampu untuk memimpin dan
memberikan perintah kepada bawahannya dan masyarakatnya. Adapun yang dimaksud
dengan kepemimpinan diatas adalah kepemimpinan camat X dalam meberikan pelayanan
dan meningkatkan pelayanan dan penerapan Good Governance (kepemerintahan yang
baik)
Kecamatan merupakan perangkat daerah sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004.
Kecamatan berperan penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, tanpa
tercampur oleh unsur-unsur politik yang berkembang dimasyarakat.
Sudah menjadi tanggungjawab pemerintah untuk memberdayakan kecamatan sesuai
dengan fungsi dan kedudukannya, sehingga dapat menjadi ujung pemerintah pada
umumnya dan pemerintah daerah pada khususnya sebagai pelaksanaan fungsi dan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
Kantor camat merupakan tempat berlangsungnya proses pelayanan yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Didalamnya terdapat beberapa komponen yang saling melengkapi
seperti : pimpinsn (camat), pegawai, serta sarana dan prasarana sebagai alat operasional
kerja. Berjalan atau tidaknya sebuah lembaga pemerintah, baik buruknya pelayanan yang
diberikan tergantung kepada kebijakan pimpinan dalam pengelolaannya, maka untuk
menciptakan suasana hidup dalam sebuah lembaga, pimpinan harus berperan aktif dalam
managemen dan memonitoringnya.
Camat sebagai pimpinan sekaligus personil lembaga yang bertanggung jawab
terhadap kegiatan-kegiatan lembaga mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh
untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan operasional kerja dalam lingkungan yang
dipimpinannya. Untuk itu pimpinan (camat) haruslah benar-benar mampu untuk
melaksanakan tugas-tugas tersebut, karena selain di lingkungan lembaga (kantor camat)
dia harus menjadi contoh bagi bawahannya serta masyarakat lingkungannya. Pimpinan
camat harus mampu berinisiatif dan kreatif yang mengarah kepada perkembangan dan
kemajuan masyarakat.
Namun demikian, dalam usaha memajukan masyarakat dan menanggulangi kesulitan
yang dialami oleh kantor camat yang berupa non-fisik maupun yang bersifat nonmaterial. Seperti perbaikan gudang, penambahan ruang, penambahan perlengkapan,
maupun yang bersifat operasional kerja seperti kualitas pegawai dan pelayanan yang
diberikan. Pimpinan (camat) tidak dapat bekerja sendiri, dia harus bekerja sama dengan
pegawai dan masyarakat sekitarnya. Tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu, camat
yang seharusnya menjadi contoh yang baik kepada anak buahnya malah melakukan
sebaliknya, dia kurang mengkoordinir pegawainya, sehingga pegawai sering tidak disiplin
seperti jarang masuk kantor disiang hari.
Seiring dengan besarnya tuntutan akan penerapan good governance, tuntutan akan
pelayanan publik yang berkualitas juga semakin besar. Pemerintah merespon tuntutan ini
dengan menetapkan tahun 2004 sebagai tahun peningkatan pelayanan publik. Pemerintah
juga telah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka penigkatan pelayanan, seperti
misalnya pelayanan prima dan standar pelayanan minimal. Akan tetapi perbaikan kualitas
masih belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Penyelenggaraan pelayanan publik
yang dilakukan oleh aparatur pemerintah kecamatan X dalam berbagai sektor pelayanan
terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar masyarakat
(seperti pelayanan KK,KTP,IMB, Akta Kelahiran dan sebagainya) masih belum berjalan
dengan baik seperti yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat antara lain dari banyaknya
pengaduan dan keluhan dari masyarakat dan dunia usaha.
Pengaduan lainnya seperti menyangkut prosedur dan mekanisme kerja pelayanan
yang berbelit-belit dalam pengurusan, tidak transparan, kurang informatif, kurang
akomodatif, kurang konsisten, terbatasnya sarana dan prasarana pelayanan sehingga tidak
menjamin kepastian (hukum,waktu,biaya). Fenomena sebagaimana tersebut diatas,
mengisyaratkan bahwa managemen sebagai proses mendayagunakan orang lain untuk
mencapai suatu tujuan, hanya akan berlangsung efektif dan efisien jika para pimpinan
mampu memotivasi bawahannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Organisasi pemerintahan perlu didukung oleh seorang pimpinan yang profesional,
mempunyai strategi yang mampu menggerakkan dan memotivasi bawahan dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi. Kantor camat X sebagai pemberi pelayanan dengan harapan
masyarakat dapat menjalankan kewajibannya untuk mewujudkan pelayanan yang
berkualitas. Sehingga masyarakat selaku warga negara dapat merasakan dan menikmati
azas-azas pelayanan yang sudah direkomendasikan.
Setiap desa dipimpin oleh kepala desa dan perangkat-perangkatnya, setiap desa pasti
akan mengadakan pengurusan pada kantor camat. Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh
Pelayanan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Peranan
Peranan dapat dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari
seseorang dalam posisi tertentu. Pemimpin di dalam organisasi mempunyai peranan, setiap
pekerjaan membawa serta harapan bagaimana penanggung peran berperilaku. Fakta bahwa
organisasi mengidentifikasi pekerjaan yang harus dilakukan dan perilaku peran yang
diinginkan berjalan seiring pekerjaan tersebut, juga mengandung arti bahwa harapan
mengenai peran penting dalam mengatur perilaku bawahan. Peran kepemimpinan dapat
diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seorang sesuai dengan
kedudukannya sebagai pemimpin.
2.1.1
Kepemimpinan
kelompok/organisasi sebagai satu kesatuan, artinya pada tataran ini ada proses integralisasi
seluruh komponen organisasi sehingga lazim jika kepemimpinan diberi makna sebagai
kemampuan mempengaruhi semua anggota kelompok/organisasi agar bersedia melakukan
kegiatan/bekerja untuk mencapai tujuan kelompok. (Bahar, 2013 : 12-14)
Gary Yulk (1994:4), mengatakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai proses
mempengaruhi, yang mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa bagi para
pengikut, pilihan dari sasaran-sasaran bagi kelompok atau organisasi, pengorganisasian dari
aktivitas-aktivitas kerja untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, motivasi dari para pengikut
untuk mencapai sasaran, pemeliharaan hubungan kerjasama dan teamwork, serta perolehan
dukungan dan kerjasama dari orang-orang yang berada di luar kelompok atau organisasi.
Sedangkan Nawawi (2004 :9), mendefenisikan kepemimpinan yaitu kemempuan atau
kecerdasan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerja sama dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. (Harbani,2011: 111).
Dalam islam kepemimpinan identik dengan istilah khalifah yang berarti wakil .
sebagaimana yang tercantum dalam Alquran surat Albaqarah ayat 30 yang artinya ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : sesungguhnya aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi.
Mereka berkata : mengapa engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang
yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan engkau?. Tuhan berfirman : sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
Dari paparan diatas dapat kita simpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang pemimpin yang mempunyai kredibilitas yang mampu untuk memimpin dan
memberikan perintah kepada anggota dan bawahannya. Sedangkan yang dimaksud dengan
pemimpin dalam penelitian ini adalah Kepemimpinan Camat dalam meningkatkan pelayanan.
Kecamatan merupakan perangkat Daerah Kabupaten dan Daerah Kota yang dipimpin
oleh Kepala Kecamatan. Kepala Kecamatan disebut dengan Camat. Camat diangkat oleh
Bupati/Walikota atas usul Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota dari Pegawai Negeri Sipil yang
memenuhi syarat. Camat menerima pelimpahan sebagai kewenangan pemerintahan dari
Bupati/WalikotaCamat bertanggung jawab kepada Bupati atau Walikota dan Pembentukan
Kecamatan ditetap dengan Peraturan Daerah. (Kansil,2004 :103).
Kantor camat merupakan salah satu dinas pelayanan masyarakat yang terdapat pada
kabupaten X yang mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap kemajuan
dan
10
peraturan
perundang
undangan
3. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
4. Mengkoordinasikanpeyelenggaraankegiatanpemerintahanditingkat
kecamatan.
5. Membina peyelenggaran pemerintahan Desa dan atau kelurahan.
6. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya
dan atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintah Desa atau kelurahan.
(UU Pemerintah Desa No.32.2004 pasal 12)
Adapun wewenang camat diantara lain:
1) Camatmempunyai tugas meyelenggarakan
urusapemerintahan,pembangunan,dan kemasyarakatan.
2) Memimpin peyelenggaraan pemerintah Desa berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan bersama.
3) Mengajukan rencana peraturan Desa.
4) Menetapkan peraturan Daerah/Desa yang telah mendapat persetujuan bersama.
5) Menyusun mengajukan rancangan peraturan Desa untuk dibahas dan
ditetapkan bersama.
6) Membina kehidupan masyarakat ataua daerah.
7) Mengkoordinasikan pembangunan masyarakat Desa secara partisipasi.
8) Mewakili daerah atau wilayahnya didalam dan diluar pengadilan dan dapat
menunjuk kuasa hukum untuk mewakuli sesuatu dengan peraturan perundangundangan.
9) Melaksanakan
wewenang
lain
sesuai
dengan
peraturan
perundang-
11
12
Dari tugas pokok diatas kita berharap Camat kampar dapat melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai seorang pemimpin yang bertanngung jawab
atas tugasnya sertan menjalan semua kewajibannya sebagai seorang pemimpin,bertanggung
jawab atas tugasnya dan mengatur pegawainya dengan baik.
2.1.2Syarat-syarat Kepemimpinan
Kartini kartono (2005:36-38), mengatakan bahwa persyaratan kepemimpinan itu
harus dikaitkan dengan tiga hal penting, yaitu :
1. Kekuasaan, yaitu otoritas dan legalitas yang memberi kewenangan kepada
pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat
sesuatu.
2. Kelebihan, keunggulan, keutamaan sehingga orang mampu mengatur orang
lain,sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin, dan bersedia melakukan
perbuatan-perbuatan tertentu.
3. Kemampuan,
yaitu
segala
daya,
kesanggupan,
kekuatan
dan
13
11. Sehat jasmani,dinamis,sanggup dan suka menerima tugas yang berat serta
berani mengambil resiko.
12. Tajam firasatnya, adil mempertimbangkannya.
13. Berpengetahuan yang luas dan selalu
berupaya
meningkatkan
pengetahuannya.
14. Memiliki motivasi yang tinggi, sadar akan target yang harus dicapainya
dengan idealisme yang tinggi,
15. Dan punya imajinasi dan sinerjik. ( Harbani, 2011 : 114-115).
2.1.2.1 Fungsi Teori
Setiap ilmu pengetahuan mempunyai teori yang berfungsi sebagai berikut :
organisasi
dan
tidak
memiliki
kekuasaan
keahlian
untuk
merupakan
profesional
yang
harus
merencanakan,
14
Jerman,
15
1. Teori genetik
Penganut teori ini berpendapat bahwa pemimpin itu dilahirkan dan bukan
dibentuk. (leader are born and not made). Pandangan teori ini bahwa,
seseorang akan menjadi pemimpin karena keturunan atau ia telah dilahirkan
dengan membawa bakat kepemimpinan. Teori kepemimpinan ini dapat saja
terjadi, karena seseorang dilahirkan telah memiliki potensi termasuk
memiliki potensi atau bakat untuk memimpin dan inilah yang disebut faktor
dasar. Dalam realitas, teori keturunan ini biasanya dapat terjadi dikalangan
bangsawan atau keturunan raja-raja, karena orangtuanya menjadi raja maka
seorang anak yang lahir dalam keturunan tersebut akan diangkat menjadi raja.
2. Teori sosial.
Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang yang menjadi pemimpin
dibentuk dan bukan dilahirkan (leader are made and not born).
Penganut teori ini berkeyakinan bahwa semua orang itu sama dan mempunyai
potensi untuk menjadi pemimpin. Tiap orang mempunyai potensi dan bakat
untuk menjadi pemimpin, hanya saja faktor lingkungan atau faktor pendukung
yang mengakibatkan potensi tersebut teraktualkan dan tersalurkan dengan baik
dan inilah yang disebut dengan faktor ajar. Atau latihan.
Pandangan penganut teori ini bahwa, setiap orang dapat dididik, diajar dan
dilatih untuk menjadi pemimpin. Intinya, bahwa setiap orang memiliki potensi
untuk menjadi pemimpin, meskipun dia bukan merupakan keturunan dari
seorang pemimpin atau seorang raja, asalkan dapat dididik, diajar dan dilatih
untuk menjadi pemimpin.
3. Teori ekologik.
Penganut teori ini berpendapat bahwa, seorang akan menjadi pemimpin yang
baik manakala dilahirkan telah memiliki bakat kepemimpinan. Kemudian
bakat tersebut dikembangkan melalui pendidikan, latihan, dan pengalamanpengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakatbakat yang telah dimiliki.
16
Selain ketiga teori tersebut, muncul pula teori keempat yaitu teori
kontigensi atau teori tiga dimensi . penganut teori ini berpendapat bahwa, ada
tiga faktor yang turut berperan dalam proses perkembangan seseorang menjadi
pemimpin atau tidak, yaitu: 1. Bakat kepemimpinan yang dimilikinya.2.
pengalaman pendidikan, latihan kepemimpinan yang pernah diperolehnya, dan
3. Kegiatan sendiri untuk mengembangkan bakat kepemimpinan tersebut.
Teori ini disebut dengan teori serba kemungkinan dan bukan suatu yang pasti,
artinya seseorang dapat menjadi pemimpin jika memiliki bakat, lingkungan
yang membentuknya, kesempatan dan kepribadian, motivasi dan minat yang
memungkinkan untuk menjadi pemimpin. (Syamsul, 2012 : 25-26).
2.1.2.3 Tipe, Jenis, Gaya Kepemimpinan
G.R Terry mengemukakan tentang tipe-tipe kepemimpinan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan Pribadi (personal Leadership)
Dalam tipe ini pimpinan mengadakan hubungan langsung dengan bawahannya,
sehingga timbul hubungan pribadi yang intim
2. Kepemimpinan Non-Pribadi (Non-Personal Leadership)
Dalam tipe ini pimpinan tidak mengadakan hubungan langsung dengan
bawahannya, sehingga antara atasan dan bawahan tidak timbul kontak pribadi.
Hubungan antara pimpinan dengan bawahannya melalui perencanaan dan
instruksi-instruksi tertulis
3. Kepemimpinan Otoriter (Authoritarian Leadership)
Dalam tipe ini pimpinan memperlakukan bawahannya secara sewenang-wanang,
karena menganggap diri orang paling berkuasa, bawahannya digerakkan dengan
jalan paksa, sehingga para pekerja dalam melakukan pekerjaannya bukan karena
ikhlas melakukan pekerjaannya, melainkan karena takut
4. Kepemimpinan Kebapakan (Paternal Leadership)
Dalam tipe ini pimpinan memperlakukan bawahannya seperti anak sendiri,
sehingga bawahannya tidak berani mengambil keputusan, segala sesuatu yang
pelik diserahkan kepada bapak pimpinan untuk menyelesaikan
5. Kepemimpinan Demokratis (Democratic ledearship)
17
Kepemimpinan transaksional
Kepemimpinan ini berfokus pada transaksi antar pribadi, antara
manajemen
dengan
karyawan,
dua
karakteristik
yang
melandasi
18
Gaya kepemimpinan.
Gaya pada dasarnya berasal dari bahasa Inggris Style yang berarti mode
seseorang yang selalu tampak yang menjadi ciri khas orang tersebut. Stoner (1996:165),
mengatakan bahwa gaya kepemimpinan (leadership style) adalah berbagai pola tingkah laku
yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Menurut
Stoner membagi dua gaya kepemimpinan yaitu : (1) gaya yang berorientasi pada tugas
mengawasi pegawai secara ketat untuk memastikan tugas dilaksanakan dengan memuaskan.
Pelaksanaan tugas lebih ditegaskan pada pertumbuhan pegawai atau kepuasan pribadi. (2)
gaya yang berorientasi pada pegawai lebih lebih menekankan pada memotivasi ketimbang
mengendalikan bawahan. Gaya ini menjalin hubungan bersahabat, saling percaya, dan saling
menghargai dengan pegawai yang sering kali diizinkan untuk berpartisipasi dalam membuat
keputusan yang mempengaruhi mereka. Adapun beberapa gaya kepemimpinan dapat dilihat
sebagai berikut :
1. Gaya otokratis, yaitu gaya kepemimpinan otoritarian dapat pula disebut tukang cerita.
Pemimpin otokratis biasanya merasa bahwa mereka mengetahui apa yang mereka
19
Pelayanan
Pelayanan berarti melayani suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam segala
bidang. Kegiatan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dan fungsi
administrasi negara. Menurut Albrecht dalam lovelock : 1992 pelayanan yaitu : suatu
pendekatan organisasi total yang menjadi kualitas pelayanan yang diterima pengguna jasa,
sebagai kekuatan penggerak utama dalam mengoperasian bisnis. ( Sedarmayanti, 2009 :
243)
Soetopo (1999) mendefinisikan pelayanan sebagai suatu usaha untuk membantu
menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain. Jadi pelayanan adalah
serangkaian kegiatan atau proses pemenuhan kebutuhan orang lain secara memuaskan
berupa produk jasa dengan sejumlah ciri seperti tidak berwujud, cepat hilang, lebih
20
dapat dirasakan daripada dimiliki, dan pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif
dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. (Paimin,2012:164)
Pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai aktivitas seseorang, sekelompok
dan/atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan.
Monir(2003:16), mengatakan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui
aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
(1993), mengemukakan bahwa pelayanan adalah segala bentuk kegiatan pelayanan dalam
bentuk barang atau jasa dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Kepmen PAN Nomor 58 Tahun 2002 mengelompokkan tiga jenis pelayanan dari
instansi pemerintahan serta BUMN/BUMD. Pengelompokan jenis pelayanan tersebut
didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan serta produk pelayanan yang dihasilkan, yaitu : (1)
pelayanan Administratif. (2) Pelayanan barang. (3) pelayanan Jasa.
Pelayanan Administatif
Kegiatan pelayanan administratif yang dilakukan oleh instansi pemerintah adalah
layanan yang menyediakan dokumen-dokumen penting atau surat-surat bernilai
kepada masyarakat untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat.
Contohnya adalah layanan dalam bidang penerbitan akta kelahiran, kartu tanda
penduduk, izin mendirikan bangunan, sertifikat tanah, surat nikah, dan sebagainya.
Kegiatan layanan dalam bentuk ini biasanya bersifat monopoli dan mandatori, artinya
diselenggarakan oleh hanya satu instansi pemerintah dan tidak bisa dilakukan oleh
instansi nonpemerintah/swasta, terutama layanan penerbitan surat nikah,akta
kelahiran,sertifikat tanah.
Selain layanan yang bersifat mandatori atau monopoli yang dilakukan oleh
instansi pemerintah, layanan administratif nonpemerintah juga bisa dilakukan oleh
21
22
1. Intangibility (tidak berwujud), tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar, dicium
sebelum ada transaksi. Pe,beli tidak mengetahui denga pasti atau dengan baik
hasil pelayanan (service outocome) sebelum pelayanan dikonsumsi.
2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan), dijual lalu diproduksi dan dikonsumsi
secara kebersamaan karena tidak dapat dipisahkan. Karena itu, konsumen ikut
berpartisipasi menghasilkan jasa layanan.
3. Variability (berubah-ubah dan bervariasi). Jasa beragam, selalu mengalami
perubahan, tidak selalu sama kualitasnya bergantung kepada siapa yang
menyediakannya dan kapan dan kapan serta di mana disediakan.
4. Perishhability (cepat hilang, tidak tahan lama); jasa tidak dapat disimpan dan
permintaannya berfluktuasi. Daya tahan suatu jasa layanan bergantung kepada
situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor.
2.1.3.1. Pelayanan Prima
Pelayanan prima
Eksistensi organisasi saat ini dihadapkan pada perubahan besar akibat revolusi 3 T (
Transportation, Telecomunication, dan Tourism). Intensitas perubahan ini membuat sesuatu
yang tidak pasti, bahkan perubahan telah menjadi persoalan hidup dan mati if you don;t
change you die. Merupakan tantangan seperti di kemukakan Prahalad : kepemimpinan
adalah bagaimana memanage perubahan, sehingga perubahan itu adaptif. Artinya diperlukan
kemampuan dan langkah nyata untuk menggali dan menciptakan, meggalang dan
mengembangkan sumber daya manusia dan organisasi untuk mencapai tujuan ideal organisasi
secara total.
Pelayanan prima adalah pelayanan yang diberikan kepada pelanggan (masyarakat).
Minimal sesuai dengan standar pelayanan (cepat, tepat, akurat, murah, dan ramah). Hal yang
23
melekat dalam pelayanan prima adalah keramahan, kredibilitas, akses, penampilan fasilitas,
dan kemampuan dalam menyajikan pelayanan .( Sedarmayanti, 2009: 249)
Dalam sektor publik, pelayanan dikatakan prima apabila sebagai berikut :
24
Implementasi visi misi pelayanan pada semua tingkat yang terkait dengan
memberi pelayanan.
Dalam pelaksanaan pelayanan prima, didukung sistem dan lingkungan yang dapat
memotivasi anggota organisasi untuk melaksanakan pelayanan prima.
25
saja).
3. Connection (hubungan yang baik).
Prinsip pengembangan pelayanan prima.
1. Rumusan organisasi
2. Penyebaran visi dan misi.
Sasaran pelayanan yang SMART
1. Specivic (spesifik)
2. Measurable (dapat di ukur).
3. Achievable (dapat dicapai).
4. Relevant ( sesuai kepentingan).
5. Timed (jelas waktunya).
pelayanan masyarakat.
Manajemen dan kepemimpinan serta organisasi pelayanan masyarakat.
Perilaku yang terlibat dalam pelayanan masyarakat; pejabat dan masyarakat,
26
tertulis dalam keputusan Menpan nomor 81/995,yang juga dipertegas dalam instruksi
presiden nomor 1/1995 tentang peningkatan kualitas aparatur pemerintahan kepada
masyarakat.Ditegaskan pelayanan yang berkualitas terhadap masyarakat adalah yang
sesuai dengan sendi-sendi sebagai berikut:
1. Kesederhanaan,dalam bahwa prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan
secara mudah,lancar,cepat dan tidak berbelit-belit serta mudah dipahami
dan dilaksanakan.
2. Kejelasan dan kepastian menyangkut:
Prosedur/tata cara pelayana umum.
Persyaratan pelayanan umum,baik tekhnis maupun administratif
Unit kerja atau pejabat yang bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan umum
Rincian biaya /tarif umum dan tata cara pembayarannya
Jadwal waktu penyelesaian pelayanan umum.
Hak dan kewajiban baik dari pemeberi maupun penerima pelayanan
umum berdasarkan bukti penerimaan permohonan /kelengkapannyaa
27
dan
prasarana,kemudahan
akses,disiplin,keramahan,kesopanan
serta
kenyamanan.
Pelayanan dimasa yang akan datang hendaknya makin lama makin naik
(better),makin lama makin cepat (faster).makin lama makin diperbaharui
(newer),makin lama makin murah (cheaper),makin lama makin sederhana (more
simple).Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah perwujudan kewajiban
suatu
instansi
pemerintah
untuk
mempertanggung
jawabkan
28
Dari penjabaran diatas terlihat makna penting dan strategisnya peran aparatur
pemerintah,termasuk pegawai negri sipil sebagai bagian integral dalam
menjalankan tugasnya sebagai ujung tombak pelayan publik,sebagai unsur
Aparatur Negara dan abdi masyarakat menurut Badan Kepegawaian Negara PNS
memiliki
akhlak
melaksanakan
budi
tugas
pekerti
secara
yang
profesional
tidak
dan
tercela,yang
bertanggung
berkemampuan
jawab
dalam
Mengutamakan pelanggan
29
Pelanggan pada dasarnya adalah pemilik dari pelayanan kita, tanpa ada
pelanggan tidak akan pernah ada pelayanan, mereka memiliki kekuatan
untuk menghentikan atau terus menghidupkan pelayanan kita.
Mengutamakan pelangga secara praktis diartikan :
a. Prosedur pelayanan harus disusun demi kemudahan dan
kenyamanan pelanggan, bukan untuk memperlancar pekerjaan
kita sendiri.
b. Jika pelayanan kita memiliki pelanggan eksternal dan
pelanggan internal maka akan ada prosedur yang berbeda dan
terpisah untuk keduanya.
c. Jika pelayanan kita memiliki pelanggan tak langsung, selain
pelanggan langsung, maka harus dipersiapkan jenis-jenis
pada pelanggan.
Melayani dengan hati nurani
Sarana dan prasarana sering dijadikan ukuran mutu oleh para
pelanggan, namun ukuran utama penilaian tetap sikap dan perilaku
yang baik oleh petugas sering dapat menutupi kekurangan dalam hal
30
31
II.
III.
32
persatuan,
harmoni,
dan
kerjasama
untuk
33
34
Penelitian Terdahulu
Mega Diana (2007) Universitas Sumatra Utara dengan judul skripsi pengaruh
2.3
Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan menggambarkan secara
abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial (Suyanto,2006:49). Adapun defenisi konsep pada penelitian ini adalah :
Peranan dapat dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari
35
dianut oleh publik, secara sadar dan sistematis membangun fasilitas untuk
menumbuhkan ekonomi publik dan menghormati keragaman termasuk etnis,
agama, dan budaya lokal.
36
Mengutamakan pelayanan.
Sistem yang efektif
Melayani dengan hati nurani.
37
pelayanan Administratif.
Pelayanan prima
Good governance
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 JenisPenelitian
Jenis penelitian yang digunakan ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai dari variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(indevenden) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu
dengan variabel lainnya. (Sugiyono,2003:11). Jadi penelitian ini bermaksud untuk
38
di
Pada
Kantor
adalah
data
yang
data
melaluikegiatanmenulissecaralangsungkelokasipenelitianuntukmendapatkan
data
3.4 PopulasidanSampel
3.4.1
Populasi
Populasi diartikan sebagai jumlah keseluruhan dari analisis yang ciri-cirinya dapat
diduga.Sugiyono (2013:215) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkanpengertiandiatasmakapopulasidalampenelitianiniadalahpegawaipada
Kantor CamatXKabupatenX sebanyakX Orang.
39
3.4.2
Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi tersebut. Populasi misalnya penduduk
diwilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu, jumlah guru dan murid pada
sekolah tertentu dan sebagainya. (Sugiyono,2013:215).
Adapun
mengurus
yang
menjadisampeldaripenelitianiniadalahmasyarakat
pelayananpadakantorcamatxkabupatenXyaituberjumlah
Melihatjumlahpopulasi
yang
kurangdari
100
Orang
yang
50
hanyaberjumlah50
akan
Orang.
Orang,
makadariitusemuaanggotapopulasidijadikansampel.
data
diperlukansebagailandasandalampenelitianmakapenulismelakukanpengumpulan
yang
data
a.
Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan langsung tentang apa yang terjadi
dilapangan, sehingga penulis dapat melihatdaridekatgejala-gejala yang ada di
lapangan. Alat pengumpulan datanya disebut panduan observasi.
b.
Wawancaraatau Interview
Yaitumelakukantanyajawablisanantarapenelitidenganrespondensecaralangsung
atautatapmukadanmengajukanbeberapapertanyaan-pertanyaan
yang
ditujukankepadaresponden
yang
40
terpilihdandijadikansampelsesuaidenganpermasalahan
yang
diteliti.
Dalamwawancara, alatpengumpuldatanyadisebutpedomanwawancara.
c.
AngketatauQuesioner
Yaitu mengadakan konsep pertanyaan atau daftar pertanyaan dan kemudian
disebarkan atau diajukan oleh pewawancara kepada para responden yang terpilih
sebagai sampel, dan selanjutnya responden dipersilahkan memilih jawaban-jawaban
yang diinginkan sesuai dengan tujuan penelitian ini dan jawaban juga dicatat oleh
pewawancara. Alatpengumpuldatanyajugadisebutangket, dansumberdatanyaberupa
orang ataudikenaldenganistilahresponden.
41