Anda di halaman 1dari 5

Nama : ANI SUPRIYATI SUKANDI

NIP : 19771218 200901 2 002

OPTIMALISASI SISTEM INFORMASI MELALUI SISTEM


INFORMASI KELURAHAN BERBASIS DIGITAL

I. Pendahuluan

Peran teknologi Informasi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan


kualitas sistem informasi berbasis digital dan pelayanan public. Berdasarkan
amanat Undang-Undang tersebut seharusnya para penyelenggara pelayanan
publik wajib melakukan pemanfaatan teknologi informasi dalam usaha peningkatan
kualitas pelayanan publik, hal ini juga dapat mendorong pemerintah melakukan
percepatan dalam e-government yaitu suatu upaya dalam menciptakan
pemerintahan yang berbasis elektronik.

Pandemi 2 tahun yang lalu dapat menjadi pemantik dan penyemangat bagi
birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kemajuan teknologi
dan pemahaman masyarakat akan pelayanan publik semakin meningkat. Saat ini
masyarakat semakin menuntut lebih atas pelayanan yang diberikan dan senantiasa
mengawasi, meluruskan dan mendorong laju pemerintah.

Pemerintah telah menggencarkan prinsip Digital Melayani dalam


memberikan pelayanan publik. Hal ini menjadi penting, karena layanan digital
menjadi tuntutan yang akan mampu mendekatkan diri dengan masyarakat. Namun
demikian, perlu optimalisasi penerapan Digital Melayani. Transformasi digital lebih
luas dari hanya merubah layanan menjadi online namun bagaimana
mengintegrasikan seluruh area layanan sehingga menghasilkan perubahan proses
bisnis dan mampu menciptakan “nilai” yang memberikan kepuasan kepada
pengguna layanan. Implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
telah menjadi perhatian seluruh negara. Indonesia juga masih tertinggal apabila
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Indeks SPBE ini diukur
dengan memperhatikan beberapa komponen yaitu cakupan dan kualitas layanan
pemerintahan digital, status perkembangan infrastruktur digital dan kecakapan
sumber daya manusia dalam mengoperasikan layanan e-goverment. Perlu adanya
kebijakan-kebijakan terobosan dan inovatif dalam rangka mengatasi permasalahan
dengan tetap berorintasi kepada pelayanan publik terbaik yang diberikan kepada
masyarakat. Keputusan dan kebijakan yang diambil terutama terkait digitalisasi
harus secara jelas, tegas dan clear memberikan dampak yang bermutu untuk
masyarakat dalam rangka mendorong terciptanya kesejahteraan rakyat.

Pemerintahan dibentuk antara lain untuk memajukan kesejahteraan umum


dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini bermakna bahwa negara
berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga Negara.

II. Analisis masalah dan akar permasalahan

Dalam melakukan optimalisasi sistem informasi di tingkat kelurahan berbasis


digital pasti permasalahan yang terjadi. Seperti belum adanya kepastian waktu dan
biaya, serta tingkat kepuasan masyarakat yang masih rendah terhadap pelayan
public itu sendiri nanti. Terkadang birokrasi yang berbelit, dan pelayan tidak sesuai
itu sendiri. Dan juga SDM yang kurang di kelurahan itu tersebut nanti. Dalam
layanan public berbasis digital harus juga adanya manajemen yang benar dan baik
juga harus ada pengawas pelayanan public berbasis digital itu sendiri agar mutu dari
optimalisasi sistem informasi kelurahan yang berbasis digital lebih terjaga dan lebih
baik. Dalam kasus seperti ini pemimpin harus benar-benar memperhatikan dampak
dari sistem informasi berbasis digital ini. Pemimpin juga harus selalu aktif untuk
memberi penjelasan untuk masyarakat terkaitan sistem informasi berbasis digital ini
agar optimalisasi itu berjalan sesuai keinginan. Makan dari itu sistem informasi
berbasis digital ini seharusnya bisa bermanfaat bagi khalayak masyarakat karena
karena akan mempermudah melakukan pelayanan publik, mencari informasi tentang
kelurahn dan berbagai hal lainnya.
III. Peran pemimpin dalam mengatasi semua permasalahan

SDM yang berkualitas sangat penting untuk menjalankan sistem informasi


berbasis digital untuk pelayana publik. Di perlukan juga pemerintahan yang inovasi,
kreatifitas, bersih, transparan, dan terpecaya untuk mengoptimalkan rencana ini.

Kepemimpinan digital atau digital leadership diperlukan dalam proses


transformasi digital yang tengah berjalan saat ini untuk mengawal perubahan dan
pemanfaatan teknologi dengan cepat di berbagai sektor, termasuk sektor
pemerintahan. Hadirnya pemimpin digital dapat mendorong percepatan transformasi
di dalam organisasi. Dengan hadirnya kepemimpinan digital, maka pemimpin mampu
untuk mendayagunakan aset digital yang dimiliki oleh pegawainya untuk dapat
mencapai tujuan organisasi. Pemimpin digital juga dapat memanfaatkan teknologi
digital yang dihubungkan dengan proses bisnis masing-masing instansi pemerintah
dalam melakukan transformasi layanan.

pemimpinan digital atau digital leadership diperlukan dalam proses


transformasi digital yang tengah berjalan saat ini untuk mengawal perubahan dan
pemanfaatan teknologi dengan cepat di berbagai sektor, termasuk sektor
pemerintahan. Hadirnya pemimpin digital dapat mendorong percepatan transformasi
di dalam organisasi.

hadirnya kepemimpinan digital, maka pemimpin mampu untuk


mendayagunakan aset digital yang dimiliki oleh pegawainya untuk dapat mencapai
tujuan organisasi. Pemimpin digital juga dapat memanfaatkan teknologi digital yang
dihubungkan dengan proses bisnis masing-masing instansi pemerintah dalam
melakukan transformasi layanan.

Digital leadership atau yang dikenal juga dengan sebutan e-Leadership


merupakan kepemimpinan digital yang timbul akibat dari berkembangnya lingkungan
berbasis elektronik atau e-Environment. Terdapat empat karakteristik yang
membedakan kepemimpinan biasa dengan e-Leadership. Pertama, terkait dengan
kemampuan komunikasi, dimana digital leader telah mampu berkomunikasi secara
efektif menggunakan perangkat media sosial untuk terus terkoneksi dengan anggota
di dalam maupun luar organisasi.

Karakteristik kedua, digital leader harus mampu memiliki kemampuan berpikir


dan bekerja sama tanpa adanya batasan waktu, ruang, dan rintangan budaya
dimana pengawasan dan interaksi tatap muka tidak lagi diperlukan. Kemudian
ketiga, digital leader juga memiliki kemampuan dalam memantau dan mengelola
pekerjaan dengan efektif secara virtual.

Karakteristik keempat yang membedakan pemimpin biasa dengan digital


leader adalah kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan teknologi.
Pesatnya perkembangan teknologi menuntut penyesuaian perubahan yang berjalan
dengan cepat agar tujuan organisasi dapat tetap tercapai. maka dari itu seorang
pemimpin yang ingin melakukan sistem informasi berbasis digital di organisasi harus
memiliki 4 karakteristik di atas.

Disampaikan juga bahwa untuk dapat beradaptasi dengan perubahan


teknologi digital ini dilakukan dalam empat tahap. Pertama, kesadaran atau
awareness untuk melakukan perubahan dengan memahami teknologi. Tahap dua,
menyusun strategi dan rencana aksi terkait dengan teknologi yang cocok untuk
digunakan dalam proses transformasi digital.

Selanjutnya, tahap memiliih sumber daya manusia yang tepat untuk


menyukseskan perubahan teknologi yang dilanjutkan dengan perubahan budaya
kerja berbasis teknologi. Tahap terakhir adalah perubahan digital yang dapat
dilakukan secara berkelanjutan dengan menumbuhkan budaya inovasi dan
kolaborasi dengan komunitas digital. pemimpin juga di tuntun menjadi problem
solving untuk kendala yang akan datang. pemimpin harus bersinergi dengan
bawahan dan menjadi teladan untuk mereka semua.

manfaat yang berlaku banyak dari sistem informasi berbasis digital harus
segera di terapkan di instansi kelurahan. karena bagaimanapun sistem informasi
berbasis digital mempermudah dari pelayanan, mempermudah dan lebih efisien
memberikan informasi dari bawah RW dan RT maupun masyarakat itu sendiri.
dengan ini mutu dan kualitas masyarakat meningkat dan akan berguna untuk masa
yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai