I. LATAR BELAKANG
Indonesia saat ini merupakan ekonomi terbesar ke-16 di dunia dengan total PDB mencapai
lebih dari USD 1 triliun. PDB per kapita Indonesia bahkan diproyeksikan akan terus
meningkat dari sebesar USD 4.175 pada tahun 2019 menjadi sebesar USD 6.305 pada
tahun 2025 yang memungkinkan Indonesia untuk masuk ke dalam kategori negara
berpenghasilan menengah- atas (upper-middle income country), suatu capaian yang akan
semakin memperkuat posisi strategis Indonesia di kancah ekonomi dunia. Namun demikian,
jalan untuk merealisasikan hal tersebut bukan tanpa tantangan mengingat resiko
ketidakpastian global yang akan terus membayangi mulai dari perang dagang AS-Tiongkok
sampai dengan disrupsi ekonomi global akibat pandemi Covid-19.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global serta potensi perlambatan ekonomi yang nyata,
investasi diharapkan menjadi salah satu motor penggerak perekonomian nasional yang
memiliki peranan jangka panjang. RPJMN 2020 – 2024 menggarisbawahi bahwa ekspansi
perekonomian utamanya akan didorong oleh investasi, yang direpresentasikan oleh
komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh 6,88 – 8,11 persen per
tahun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan rata-rata sepanjang tahun 2015 – 2019
sebesar 5,6 persen. Lebih lanjut, dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar
5,4
– 6,0 persen per tahun, dibutuhkan investasi sebesar Rp. 36.595,6 – 37.447,6 triliun per
tahun sepanjang tahun 2020 – 2024. Pemerintah dan BUMN diharapkan dapat berkontribusi
masing-masing sebesar 11,6 – 13,8 persen dan 7,6 – 7,9 persen, selebihnya oleh swasta
dan masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut, target realisasi penanaman modal
tahun 2020-2024 mencapai Rp. 4.983,2 Trilun, jauh lebih besar dibandingkan realisasi
penanaman modal pada tahun 2015-2019 sebesar Rp. 3.382 Triliun (target 2015-2019 Rp
3.518 Triliun). Kebutuhan untuk peningkatan dan percepatan investasi semakin krusial
dalam rangka pemulihan ekonomi nasional pasca pandemik Covid-19. BPS mencatat
penurunan laju pertumbuhan ekonomi nasional dari 4,97% triwulan IV tahun 2019 menjadi
2,97% pada triwulan I tahun 2020 dan -2.07% pada triwulan IV 2020. Namun,
Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan memprediksi pertumbuhan
ekonomi Indonesia tahun 2021 dapat mencapai 5%.
Penting untuk dipahami bahwa investasi tidak mampu berperan sentral sebagai motor
penggerak perekonomian tanpa adanya transformasi struktural sebagai salah satu kunci
penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dalam 5 (lima) tahun ke
depan. Perbaikan transformasi struktural utamanya didorong oleh revitalisasi industri
pengolahan dengan tetap mendorong perkembangan sektor lain melalui transformasi
pertanian, hilirisasi pertambangan, pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, dan
transformasi sektor jasa.
Sejalan dengan agenda perbaikan transformasi struktural tersebut, Pemerintah berupaya
meningkatkan industrialisasi mengingat industri nasional saat ini belum secara optimal
1
memanfaatkan sumber daya yang ada dan masih bergantung pada impor, baik bahan baku
dan bahan antara/pendukung industri pengolahan. Dukungan Pemerintah diantaranya
upaya untuk menarik investasi dalam rangka industrialisasi terintegrasi hulu-hilir dan
berbasis hilirisasi sumber daya alam yang dilaksanakan antara lain melalui pengembangan
kawasan, industri komponen otomotif dan industri pengolahan perkebunan, yang
diharapkan akan dapat meningkatkan nilai tambah dan mengurangi ketergantungan impor.
Hal ini sebagai upaya mencapai target pertumbuhan industri pengolahan non migas yang
diharapkan meningkat dari rata-rata 4,2 persen pada tahun 2015-2019 menjadi rata-rata
6,2-6,5% pada tahun 2020-2024. Pertumbuhan industri hilir pertambangan juga diharapkan
meningkat dari rata-rata 0,4% pada tahun 2015-2019 menjadi 1,9-2,0 persen pada tahun
2020-2024.
Disamping itu, dalam salah satu agenda pembangunan yang tercantum pada RPJMN IV
2020- 2024 yakni memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi
dan pelayanan dasar. Agenda tersebut bertujuan untuk mendukung aktivitas perekonomian
serta mendorong pemerataan pembangunan nasional. Seperti yang telah diketahui bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung stagnan pada kisaran 5,0 persen dalam empat
tahun terakhir. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, salah satu faktor yang perlu
ditingkatkan yakni kualitas infrastruktur terutama konektivitas antar wilayah dan energi
berkelanjutan. Rencana pembangunan infrastruktur juga didasarkan pada kebutuhan dan
keunggulan wilayah sebagai acuan untuk mengetahui kebutuhan infrastruktur wilayah
tersebut agar tepat sasaran.
3
swasta nasional dalam merealisasikan program/proyek tersebut. Proyek tersebut disusun
untuk membuat RPJMN lebih konkrit dalam menyelesaikan isu-isu pembangunan, terukur
dan manfaatnya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat. Selain itu, Major Project juga
dapat menjadi alat kendali pembangunan sehingga sasaran dan target Pembangunan
dalam RPJMN 2020 – 2024 dapat terus dipantau dan dkendalikan.
Adapun kebijakan di tiap wilayah diharapkan dapat selaras dengan kebijakan di tingkat
nasional, dengan tetap memperhatikan keunggulan kompetitif dan permasalahan yang unik
dengan karakteristik wilayah masing-masing sehingga dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke
depan pertumbuhan ekonomi tidak hanya terpusat pada Jawa dan Sumatera. Wilayah di
luar Jawa dan Sumatera diperkirakan sudah dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi
baru sebagaimana proyeksi pertumbuhan ekonomi per pulau di atas.
Selain 41 Major Project di atas, 201 Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 jo. Peraturan Presiden No. 109
Tahun 2020 dengan perkiraan nilai total investasi sebesar Rp. 4.809,7 triliun dan tersebar di
berbagai daerah di Indonesia juga berpotensi untuk mendorong pemerataan pembangunan
di daerah dalam kerangka pengentasan ketimpangan wilayah.
Proyek-proyek prioritas/strategis yang dilaksanakan pada tahun 2020-2024 juga diarahkan
untuk mendukung pengembangan kawasan strategis antara lain pengembangan komoditas
unggulan dan industri pengolahan (hilirisasi) sumber daya alam (pertanian, perkebunan,
logam dasar, dan kemaritiman) melalui pemanfaatan dan keterpaduan pembangunan
infrastruktur yang difokuskan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan/atau Kawasan
Industri, serta pengembangan kawasan strategis prioritas berbasis pariwisata yakni
Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP). Pengembangan kawasan-kawasan strategis tersebut
diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah dan menciptakan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi baru.
Pengembangan kawasan strategis tersebut salah satunya diarahkan melalui pengembangan
18 (delapan belas) kawasan dan 14 (empat belas) sektor energi kawasan industri baru yang
akan dikembangkan dalam kerangka industrialisasi dengan memanfaatkan infrastruktur
yang sudah dibangun, kerja sama regional, dan diversifikasi perekonomian daerah.
Pengembangan kawasan industri di Pulau Jawa difokuskan untuk industri berbasis teknologi
tinggi dan padat karya, sedangkan kawasan industri di luar Pulau Jawa difokuskan sebagai
kawasan industri berbasis industri pengolahan sumber daya alam (hilirisasi SDA),
meningkatkan efisiensi sistem logistik, dan sebagai pendorong pengembangan pusat
ekonomi baru. Adapun 9 (sembilan) Kawasan Industri (KI) prioritas yaitu KI Sei Mangkei, KI
Bintan Aerospace, KI Galang Batang, KI Sadai, KI Ketapang, KI Surya Borneo, KI Palu, KI
Teluk Weda, dan KI Teluk Bintuni. 18 KI lainnya yang dikembangkan antara lain KI Kuala
Tanjung, KI Kemingking, KI Tanjung Enim, dan KI Pesawaran. Sementara itu, hilirisasi
sumber daya alam diantaranya dilaksanakan melalui industri pengolahan hasil perkebunan.
Pengembangan kawasan industri dan industri pengolahan tersebut tersebut didukung pula
dengan upaya harmonisasi regulasi, tata ruang, perizinan, fasilitas investasi,
pengembangan infrastruktur pendukung, peningkatan investasi, pemasaran, Kerjasama
internasional, serta fasilitasi kemitraan usaha dan penyediaan SDM yang melibatkan
Kementerian/Lembaga terkait. Tentunya momentum ini harus dapat dimanfaatkan dengan
baik oleh seluruh stakeholder yang berperan dalam pembangunan sektor kawasan dan
industri pengolahan sumber daya alam (hilirisasi SDA).
Adapun sasaran transformasi ekonomi adalah pembangunan ekonomi akan dipacu tumbuh
lebih tinggi, inklusif dan berdaya saing, hal ini dapat diwujudkan melalui revitalisasi industri
4
pengolahan yang mendorong diversifikasi produk ekspor non-komoditas, terutama ekspor
5
produk manufaktur berteknologi tinggi dan mengurangi ketergantungan impor, serta
pemanfaatan teknologi digital secara optimal. Revitalisasi dilakukan dengan implementasi
revolusi industri 4.0 yaitu digitalisasi, otomatisasi, dan penggunaan kecerdasan buatan
dalam aktivitas produksi sehingga akan meningkatkan produktivitas dan efsiensi dalam
produksi modern.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian telah membuat peta jalan
implementasi industri 4.0 “Making Indonesia 4.0” di 5 sub sektor prioritas yang termasuk
dalam Proyek Prioritas Strategis (Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020). BKPM sebagai
Lembaga Pemerintah yang berperan dalam mengkoordinir kegiatan penanaman modal di
Indonesia, memiliki kepentingan untuk mendorong pengembangan proyek investasi yang
sifatnya strategis dalam rangka peningkatan nilai tambah ekonomi dilakukan peningkatan
nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi, serta penguatan
pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi melalui pengoptimalan pemanfaatan teknologi
digital dan industri 4.0.
Dalam dokumen RPJMN 2020-2024 (Lampiran II, Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun
2020) menggarisbawahi bahwa Pengembangan Proyek Prioritas Strategis Industri 4.0 di 5
Sub Sektor Prioritas: Makanan dan Minuman, Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik,
Kimia dan Farmasi, merupakan upaya untuk meningkatkan kontribusi industri pengolahan
dalam PDB hingga mencapai 21,0%; meningkatkan nilai ekspor produk industri pengolahan
mencapai USD 183,4 miliar dan kontribusi ekspor produk industri berteknologi tinggi
menjadi 13%; serta pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas dan
daya saing industri berbasis konten.
Selain hal tersebut di atas, terkait dengan kebijakan pembangunan wilayah 2020-2024 juga
dilakukan penjabaran ke dalam tujuh (7) wilayah pembangunan, yakni Wilayah Papua,
Wilayah Maluku, Wilayah Nusa Tenggara, Wilayah Sulawesi, Wilayah Kalimantan, Wilayah
Jawa-Bali, dan Wilayah Sumatera, sebagaimana RTRW Pulau. Hal tersebut untuk menjamin
kebijakan, program dan kegiatan yang konsisten, terpadu dan bersifat lintas sektor dengan
memperhatikan karakter geografis, potensi wilayah, karakteristik nilai-nilai sosial, budaya
dan adat daerah, daya dukung lingkungan, serta risiko bencana di setiap wilayah. Arah
pembangunan wilayah di luar Pulau Jawa perlu menjadi perhatian dan dapat dipilih terkait
untuk mendorong penyebaran investasi, sehingga ini menjadi tambahan dalam alternatif
pemilihan selain Proyek Prioritas Strategis atau yang dikenal dengan sebutan Major Project.
Sebagai contoh, kebijakan pembangunan Pulau Kalimantan diarahkan untuk mendorong
penguatan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah antara lain mendorong komoditas
unggulan dan industri pengolahan hasil tambang secara terintegrasi serta kawasan
pertambangan pada Kawasan Industri (KI) dan/atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Sedangkan Provinsi Papua dan Papua Barat diarahkan untuk mendorong transformasi
ekonomi berbasis wilayah adat dari hulu ke hilir.
Lebih lanjut, Pemerintah mendorong perekonomian Indonesia untuk bertransformasi dari
ketergantungan pada sumber daya alam menjadi produk-produk dengan nilai tambah
ekonomi yang tinggi berbasis manufaktur dan jasa modern. Salah satu sektor yang menjadi
titik tumpu untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah sektor pariwisata. Bagi Indonesia,
pariwisata memiliki kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional
sebagai instrumen penyumbang devisa negara, pemerataan pembangunan, dan
peningkatan kualitas hidup masyarakat. Peran pariwisata semakin krusial karena selain
berkontribusi langsung pada perekonomian dan penyerapan tenaga kerja, juga
menciptakan multiplier effect (efek domino) pada pertumbuhan sektor-sektor lainnya yang
6
terkait seperti jasa perumahsakitan,
7
pertanian dan perkebunan, teknologi, sarana pendidikan, perbankan, dan lain-lain. Harapan
besar Pemerintah pada sektor pariwisata juga telah dituangkan melalui sejumlah target
pencapaian Tahun 2024, antara lain: (1) peningkatan nilai devisa pariwisata sebesar USD
30 Miliar; (2) kontribusi PDB pariwisata sebesar 5,5%; (3) jumlah tenaga kerja pariwisata
sebesar 15 juta tenaga kerja; (4) jumlah wisatawan mancanegara sebesar 22,3 juta
kunjungan; dan (5) jumlah perjalanan wisatawan nusantara sebesar 350-400 juta
perjalanan.
Dalam RPJMN 2020-2024, Pemerintah menetapkan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas menjadi
Proyek Prioritas Strategis Pemerintah (Major Project) yang terdiri atas Danau Toba,
Borobudur dskt, Lombok-Mandalika, Labuan Bajo, Manado-Likupang, Wakatobi, Bromo-
Tengger- Semeru, Bangka Belitung, Morotai, dan Raja Ampat. Lebih lanjut, pemerintah juga
menetapkan beberapa KEK Pariwisata serta Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
yang diatur pada PP No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025. Dalam 5 (lima) tahun mendatang, peningkatan
nilai tambah sektor pariwisata difokuskan pada peningkatan lama tinggal dan pengeluaran
wisatawan sebagai hasil dari perbaikan aksesibilitas, atraksi, dan amenitas di 10 destinasi
tersebut serta KEK Pariwisata dan KSPN yang tersebar di beberapa provinsi, seperti KEK
Tanjung Lesung dan Pengembangan Pariwisata di Banda, Maluku.
Periode 2020-2024 menjadi momentum yang baik bagi percepatan pembangunan
pariwisata, memperhatikan bahwa saat ini Pemerintah mengarahkan fokus seluruh
Kementerian dan Lembaga lintas sektor untuk mendukung pembangunan infrastruktur,
sarana dan prasarana di destinasi pariwisata prioritas. Selain itu Pemerintah juga
mengupayakan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan melalui penciptaan sumber
daya manusia yang terampil, diversifikasi produk pariwisata, dan mendorong digitalisasi
pelayanan pariwisata. Tentunya momentum ini harus dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
seluruh stakeholder yang berperan dalam pembangunan sektor pariwisata.
BKPM sebagai Lembaga Pemerintah yang berperan dalam mengkoordinir kegiatan
penanaman modal di Indonesia, memiliki kepentingan untuk mendorong pengembangan
proyek investasi yang sifatnya strategis di berbagai daerah di Indonesia dalam konteks
pemerataan pembangunan yang berdaya saing. Berkaitan dengan hal tersebut dan sejalan
dengan fungsi BKPM dalam pengkajian dan pengusulan perencanaan penanaman modal
nasional dan pembuatan peta penanaman modal di Indonesia, pada tahun 2020 BKPM telah
melaksanakan penyusunan peta peluang penanaman modal proyek prioritas strategis yang
siap ditawarkan kepada investor di sektor pariwisata, pengembangan kawasan, industri
yang terintegrasi dengan kawasan, dan infrastruktur penunjang kawasan pada 16 provinsi
di Indonesia. Kegiatan penyusunan peta peluang tersebut menghasilkan peta peluang
investasi yang komprehensif meliputi lokasi proyek potensial, aspek keuangan, aspek
hukum dan administratif, aspek ekonomi sosial lingkungan, aspek teknis hingga manajemen
risiko. Pada tahun 2021, BKPM akan kembali melakukan penyusunan peta peluang
penanaman modal proyek prioritas strategis yang siap ditawarkan kepada investor di 20
provinsi di Indonesia. Kegiatan ini akan kembali mengidentifikasi peluang penanaman
modal di sektor pengembangan kawasan, industri yang terintegrasi dengan kawasan,
infrastruktur penunjang kawasan dan sektor pariwisata yang akan menghasilkan dokumen
pra studi kelayakan dan gambaran informasi profil proyek yang lengkap sesuai kebutuhan
calon investor. Ketersediaan informasi yang komprehensif tersebut diharapkan dapat
membantu calon investor dalam mengambil keputusan berinvestasi di Indonesia.
8
II. MAKSUD DAN TUJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Maksud kegiatan ini yaitu mendorong realisasi pengembangan penanaman modal
proyek prioritas/strategis di Indonesia, dengan tujuan antara lain:
1. Memberikan gambaran komprehensif dan mendetail (pra studi kelayakan /pra
Feasibility Study) kepada investor dan stakeholder mengenai kelayakan suatu
proyek.
2. Menganalisis kelayakan investasi suatu proyek di sektor pengembangan kawasan,
industri yang terintegrasi dengan kawasan, infrastruktur penunjang kawasan dan
sektor pariwisata yang akan didorong dan dikembangkan oleh Pemerintah 5 (lima)
tahun ke depan, dengan memperhitungkan keunggulan kompetitif dan keunggulan
komparatif setiap daerah (provinsi) dalam rangka mendukung upaya pemerataan
ekonomi ke seluruh wilayah yang berdaya saing.
3. Merumuskan usulan tindak lanjut, strategi, rekomendasi program dan kebijakan,
serta insentif khusus kepada Kementerian/Lembaga terkait bagi pengembangan
penanaman modal proyek prioritas strategis sektor pengembangan kawasan,
industri yang terintegrasi dengan kawasan, infrastruktur penunjang kawasan dan
sektor pariwisata di Indonesia.
4. Menyiapkan informasi proyek prioritas strategis berbasis spasial (Sistem Informasi
Geografis) yang siap ditawarkan kepada investor dan informasi/konten terkait
lainnya yang diintegrasikan dengan sistem informasi yang telah tersedia di BKPM.
9
No Provinsi Sektor Proyek Keterangan
10
No Provinsi Sektor Proyek Keterangan
13
a. Pertemuan awal membahas outline, latar belakang dan kerangka penyusunan
kajian pra-fs (kick-of-meeting). Output berupa buku petunjuk/guideline strategi
pelaksanaan kegiatan
b. Melakukan studi literatur (termasuk survei data jika dibutuhkan) dan observasi
lapangan untuk pengumpulan dan penajaman data serta informasi atas peluang
investasi proyek prioritas strategis di sektor pariwisata, pengembangan kawasan,
industri yang terintegrasi dengan kawasan, dan infrastruktur penunjang kawasan.
c. Menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dan rapat konsultasi dan
koordinasi dengan mengundang pelaku usaha, Kementerian/Lembaga, akademisi,
dan stakeholder lain yang terkait dalam rangka bertukar data dan informasi
terkait potensi dan peluang pengembangan penanaman modal proyek prioritas
bersifat strategis di sektor pariwisata, pengembangan kawasan, industri yang
terintegrasi dengan kawasan, dan infrastruktur penunjang kawasan. Setiap
Tenaga Ahli wajib hadir pada setiap kegiatan FGD/Rapat Pembahasan/Rapat
Koordinasi di Daerah/Rapat Teknis baik secara fisik ataupun virtual. Serta, Team
Leader wajib hadir pada setiap kegiatan utama/kegiatan lain yang dibutuhkan
kehadirannya oleh BKPM baik secara fisik ataupun virtual.
d. Melakukan analisis kelayakan investasi yang membantu memastikan peluang
proyek investasi bersifat strategis siap ditawarkan kepada investor.
e. Melakukan analisis usulan tindak lanjut serta rekomendasi program dan
kebijakan, yang perlu disiapkan Pemerintah guna mendukung pengembangan
proyek investasi.
f. Khusus untuk proyek Pengembangan Perkebunan (a.l pala) Terintegrasi dengan
Industri Pengolahan Hasil Perkebunan (termasuk studi teknis), Provinsi Papua
Barat, kajian disusun dengan melalui beberapa tahapan seperti
Survei Identifikasi Desain (SID) untuk penetapan lokasi detail dari kawasan
potensial yang telah ditetapkan yang dilanjutkan dengan indentifikasi data dan
informasi yang diperlukan untuk penyusunan desain proyek perkebunan dan
pengolahan pala; dan
Detail Engineering Design (DED) untuk memperoleh gambaran aspek DED
pengembangan perkebunan dan pengolahan pala guna menyusun rencana
tapak, site plan, rencana pembiayaan dan sebagainya dari proyek yang akan
dikembangkan.
g. Melakukan penyiapan informasi proyek prioritas strategis berbasis spasial (Sistem
Informasi Geografis) yang siap ditawarkan kepada investor dan informasi/konten
terkait lainnya yang diintegrasikan dengan sistem informasi yang telah tersedia di
BKPM antara lain:
Penyiapan data dasar;
Penyiapan standar sistem;
Survei lapangan pemetaan;
Pengambilan video dan gambar;
Digitasi dan desain sistem informasi.
h. Menyelenggarakan launching acara GO LIVE pada akhir kajian dengan tujuan
showcase informasi proyek yang telah disusun khususnya terkait Informasi
proyek prioritas strategis berbasis spasial (Sistem Informasi Geografis)
i. Melaksanakan koordinasi/rapat teknis dengan BKPM sebelum penyelenggaraan
kegiatan rapat koordinasi/kunjungan lapangan untuk penyiapan kegiatan, serta
setelah penyelenggaraan kegiatan untuk evaluasi capaian kegiatan.
14
j. Pengadaan maupun penyediaan kebutuhan pendukung dari setiap
penyelengaraan kegiatan, sesuai dengan surat permintaan kebutuhan yang telah
ditetapkan oleh BKPM
16
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang
Perencanaan/Pengembangan Wilayah yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
d. Tenaga Ahli di Bidang Hukum dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Hukum merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek legal dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Hukum;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang hukum yang
dibuktikan dengan sertifikat profesi dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
e. Tenaga Ahli di Bidang Sosial Kelembagaan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Sosial Kelembagaan merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek sosial dan
kelembagaan khususnya terkait dampak penerimaan suatu proyek dari
masyarakat/umum dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang Ilmu
Komunikasi/Kesejahteraan Sosial/Sosiologi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang sosial dan
kelembagaan/hubungan masyarakat/CSR yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
f. Tenaga Ahli di Bidang Arsitekur Lanskap dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Arsitektur Lanskap merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek arsitektur lanskap
dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Arsitektur Lanskap;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di Arsitektur Lanskap yang
dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
Tenaga Ahli Sektor Industri yang Terintegrasi dengan Kawasan
a. Ketua Tim Tenaga Ahli (Team Leader)
Ketua tim tenaga ahli (team leader) merupakan praktisi maupun akademisi yang
bertanggung jawab atas seluruh proses pelaksanaan kegiatan serta laporan awal
dan laporan akhir (termasuk didalamnya reviu outline dan konten), dengan
kualifikasi:
17
- Latar belakang pendidikan Doktor (S-3) di bidang Manajemen Proyek/Teknik
Industri/Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Ekonomi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun sebagai manajer proyek di
sektor industri/infrastruktur/Engineering, Procurement and Construction
(EPC) (memiliki sertifikat yang mendukung keahlian manajemen proyek)
dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 3 (tiga)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
b. Tenaga Ahli di Bidang Finansial/Keuangan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Keuangan merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait kelayakan ekonomi proyek dan
skema pendanaannya dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Finansial/Keuangan;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang Finansial/Keuangan
yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
c. Tenaga Ahli di Bidang Perencanaan/Pengembangan Wilayah dengan jumlah
personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Perencanaan/Pengembangan Wilayah merupakan praktisi
ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait
pemanfaatan ruang lokasi potensial dan kesiapan wilayah dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang
Perencanaan/Pengembangan Wilayah yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
d. Tenaga Ahli di Bidang Hukum dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Hukum merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek legal dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Hukum;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang hukum yang
dibuktikan dengan sertifikat profesi dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
e. Tenaga Ahli di Bidang Sosial Kelembagaan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Sosial Kelembagaan merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek sosial dan
kelembagaan khususnya terkait dampak penerimaan suatu proyek dari
masyarakat/umum dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang Ilmu
18
Komunikasi/Kesejahteraan Sosial/Sosiologi;
19
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang sosial dan
kelembagaan/hubungan masyarakat/CSR yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
f. Tenaga Ahli di Bidang Teknologi Industri Pertanian/Perkebunan dengan jumlah
personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Teknologi Industri Pertanian/Perkebunan merupakan
praktisi ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis
pengembangan, teknologi dan manajemen pengolahan hasil
pertanian/perkebunan dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Perikanan dan Ilmu Kelautan/Teknologi Pertanian/Industri
Pertanian/Teknologi Pangan;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang pengolahan hasil
pertanian/perkebunan yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau
pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
g. Tenaga Ahli di Bidang Ilmu Tanah, Sumberdaya Lahan dan Pemetaan dengan
jumlah personil sesuai di RAB terlampir (dikhususkan untuk menangani proyek
Pengembangan Perkebunan (a.l pala) Terintegrasi dengan Industri
Pengolahan Hasil Perkebunan (termasuk studi teknis), Provinsi Papua Barat)
Tenaga ahli di Bidang Ilmu Tanah, Sumberdaya Lahan dan Pemetaan merupakan
praktisi ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait
pemetaan perkebunan dan pemanfaatan ruang lokasi potensial, kesiapan wilayah
dan lahan dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya magister (S-2) di bidang Ilmu
Tanah/Sumberdaya Lahan dan Pemetaan;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun dalam analisis atau
pengembangan potensi lahan serta pemetaan wilayah.
h. Tenaga Ahli di Bidang Industri dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Industri merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis pengembangan, teknologi dan
manajemen industri untuk sektor industri hasil pengolahan dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Teknik Industri;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang industri yang
dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
i. Tenaga Ahli di Bidang Sosial Arsitekur Lanskap dengan jumlah personil sesuai di
RAB terlampir (dikhususkan untuk menangani proyek Pengembangan
Perkebunan (a.l pala) Terintegrasi dengan Industri Pengolahan Hasil
Perkebunan (termasuk studi teknis), Provinsi Papua Barat)
Tenaga ahli di Bidang Arsitektur Lanskap merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek legal dengan
kualifikasi:
20
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Arsitektur Lanskap;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di arsitektur lanskap.
j. Tenaga Ahli di Bidang Teknik Sipil dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
(dikhususkan untuk menangani proyek Pengembangan Perkebunan (a.l pala)
Terintegrasi dengan Industri Pengolahan Hasil Perkebunan (termasuk studi
teknis), Provinsi Papua Barat)
Tenaga ahli di Bidang Teknik Sipil merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis sipil dan/atau rancang bangunan dengan
kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya magister (S-2) di bidang
Teknik Sipil;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun dalam penyusunan Detail
Engineering Design (DED) dan penyusunan engineer estimation.
k. Tenaga Ahli di Bidang Teknik Mesin dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir (dikhususkan untuk menangani proyek Pengembangan Perkebunan
(a.l pala) Terintegrasi dengan Industri Pengolahan Hasil Perkebunan (termasuk
studi teknis), Provinsi Papua Barat)
Tenaga ahli di Bidang Teknik Mesin merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis mesin dengan kualifikasi:
- Latar belakang Pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Teknik Mesin;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun dalam analisis dan desain
mesin industri pada suatu proyek investasi.
l. Tenaga Ahli di Bidang Mekanika Tanah dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir (dikhususkan untuk menangani proyek Pengembangan Perkebunan
(a.l pala) Terintegrasi dengan Industri Pengolahan Hasil Perkebunan
(termasuk studi teknis), Provinsi Papua Barat)
Tenaga ahli di Bidang Mekanika Tanah dan merupakan praktisi ataupun
akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek mekanika
tanah dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Mekanika Tanah;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di mekanika tanah.
Tenaga Ahli Sektor Infrastruktur Penunjang Kawasan
a. Ketua Tim Tenaga Ahli (Team Leader)
Ketua tim tenaga ahli (team leader) merupakan praktisi maupun akademisi yang
bertanggung jawab atas seluruh proses pelaksanaan kegiatan serta laporan awal
dan laporan akhir (termasuk didalamnya reviu outline dan konten), dengan
kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan Doktor (S-3) di bidang Manajemen Proyek/Teknik
Industri/Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Ekonomi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun sebagai manajer proyek di
sektor industri/infrastruktur/Engineering, Procurement and Construction
(EPC) (memiliki sertifikat yang mendukung keahlian manajemen proyek)
dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 3 (tiga)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
21
b. Tenaga Ahli di Bidang Finansial/Keuangan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Finansial/Keuangan merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait kelayakan ekonomi proyek
dan skema pendanaannya dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Keuangan;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang Investment
Banking/Keuangan yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau
pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
c. Tenaga Ahli di Bidang Perencanaan/Pengembangan Wilayah dengan jumlah
personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Perencanaan/Pengembangan Wilayah merupakan praktisi
ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait
pemanfaatan ruang lokasi potensial dan kesiapan wilayah dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang
Perencanaan/Pengembangan Wilayah yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
d. Tenaga Ahli di Bidang Hukum dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Hukum merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek legal dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Hukum;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang hukum yang
dibuktikan dengan sertifikat profesi dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
e. Tenaga Ahli di Bidang Sosial Kelembagaan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Sosial Kelembagaan merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek sosial dan
kelembagaan khususnya terkait dampak penerimaan suatu proyek dari
masyarakat/umum dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang Ilmu
Komunikasi/Kesejahteraan Sosial/Sosiologi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang sosial dan
kelembagaan/hubungan masyarakat/CSR yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
f. Tenaga Ahli di Bidang Infrastruktur dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir Tenaga ahli di Bidang Infrastruktur merupakan praktisi ataupun
22
akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis pengembangan dan
manajemen
23
infrastruktur Electric Vehicle Charging Station (EVCS) atau industri/sektor
kendaraan listrik dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) Teknik
Lingkungan/Teknik Industri/Teknik Elektro
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang infrastruktur Electric
Vehicle Charging Station (EVCS) atau industri/sektor kendaraan listrik yang
dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
g. Tenaga Ahli di Bidang Infrastruktur Pengelolaan dan Pengolahan Limbah dengan
jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Infrastruktur Pengelolaan dan Pengolahan Limbah
merupakan praktisi ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun
analisis pengembangan dan manajemen infrastruktur pengelolan dan pengolahan
limbah di lokasi proyek dan/atau pengembangan proyek dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) Teknik
Lingkungan;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang infrastruktur
pengeolaan/pengolahan limbah yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian
dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
h. Tenaga Ahli di Bidang Kepelabuhanan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Kepelabuhanan merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis pengembangan dan manajemen
kepelabuhanan di lokasi proyek dan/atau pengembangan proyek dengan
kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) Teknik
Sipil/Transportasi Pelabuhan/Manajemen proyek;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang infrastruktur untuk
pelabuhan yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau pernah terlibat
dalam penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
27
D. Kebutuhan Tenaga Pendukung Penyelenggaraan Acara / Kegiatan.
Kebutuhan tenaga pendukung dapat disubkontrakkan sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.
Tenaga Pendukung acara kegiatan dan pertemuan dengan jumlah personil sesuai
di RAB terlampir.
Tenaga Pendukung acara memiliki tugas untuk membantu Ketua Tim dan Tenaga
Ahli untuk mengurus seluruh perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan
kegiatan (seperti: perjalanan, rapat/paket meeting beserta administrasinya)
dengan latar belakang Pendidikan sekurang-kurangnya Diploma (D-3) di semua
bidang dan berpengalaman kerja di bidang tersebut selama minimal 3 (tiga).
Tenaga pendukung diutamakan yang telah memiliki sertifikat keahlian MICE.
4. Penyusunan Laporan
Laporan yang harus disiapkan berupa hardcopy dan softcopy oleh pihak ketiga
adalah sebagai berikut:
a. Laporan Pendahuluan, merupakan laporan awal yang disusun berdasarkan
pengumpulan data dan informasi sekunder (desk study dan literatur reviu)
melalui kunjungan lapangan, survei awal dan rapat koordinasi (data primer dan
data sekunder) dan hasil FGD aspek legal dan teknis.
b. Laporan akhir berupa dokumen pra studi kelayakan pada masing-masing proyek
yang termasuk dalam 25 proyek di sektor pengembangan kawasan, industri yang
terintegrasi dengan kawasan, infrastruktur penunjang kawasan, dan sektor
pariwisata yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
c. Ringkasan eksekutif dan info memo berupa profil masing-masing proyek prioritas
strategis di sektor pengembangan kawasan, industri yang terintegrasi dengan
kawasan, infrastruktur penunjang kawasan dan sektor pariwisata ( summary dari
dokumen pra studi kelayakan) yang disajikan secara infografis dalam Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris.
d. Laporan penyiapan informasi proyek berbasis spasial dalam bentuk antara lain
user manual (admin sistem dan informasi terkait website yang menyajikan
informasi proyek) dan rekomendasi pengembangan sistem informasi.
28
5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jangka waktu penyelenggaraan kegiatan Penyusunan Peta Peluang Investasi Proyek
Prioritas Strategis yang Siap Ditawarkan di Sektor Pariwisata, Pengembangan
kawasan, Industri yang Terintegrasi dengan Kawasan, dan Infrastruktur Penunjang
Kawasan dilaksanakan dalam kurun waktu 6 (enam) bulan dalam Tahun Anggaran
2021 dengan rincian sebagai berikut:
BULAN
No. KEGIATAN 5 6 7 8 9 10
Pertemuan awal membahas outline, latar
1. belakang dan kerangka penyusunan kajian
(kick-of-meeting)
Pengumpulan data dan informasi sekunder
(desk study dan literatur reviu) melalui
kunjungan lapangan, survei awal dan rapat
koordinasi (data primer dan data sekunder)
dalam rangka penyusunan laporan awal untuk
2. pengumpulan data dan informasi tentang
peluang pengembangan penanaman modal
proyek prioritas bersifat strategis di sektor
pariwisata, pengembangan kawasan, industri
yang terintegrasi dengan kawasan, dan
infrastruktur penunjang kawasan.
Menyelenggarakan Focus Group Discussion
(FGD) Aspek Legal dan Teknis mengenai
potensi dan peluang pengembangan
penanaman modal proyek prioritas bersifat
strategis di sektor pariwisata, pengembangan
3.
kawasan, industri yang terintegrasi dengan
kawasan, dan infrastruktur penunjang
kawasan, berikut dengan pengadaan sarana
dan prasarana FGD
yang menunjang (koneksi internet yang
memadai).
Melakukan rapat koordinasi dan kunjungan
lapangan lanjutan dalam rangka penyusunan
laporan akhir untuk pengumpulan data dan
informasi tentang peluang pengembangan
4.
penanaman modal proyek prioritas bersifat
strategis di sektor pariwisata,
pengembangan
kawasan, industri yang terintegrasi dengan
kawasan, dan infrastruktur penunjang kawasan
Menyelenggarakan Focus Group Discussion
(FGD) Proyek (keseluruhan aspek) mengenai
potensi dan peluang pengembangan
penanaman modal proyek prioritas bersifat
5.
strategis di sektor pariwisata, pengembangan
kawasan, industri yang terintegrasi dengan
29
kawasan, dan infrastruktur penunjang
kawasan, berikut dengan pengadaan
sarana dan
BULAN
No. KEGIATAN 5 6 7 8 9 10
prasarana FGD yang menunjang (koneksi
internet yang memadai).
Menyusun analisis kelayakan investasi untuk
6. memastikan peluang proyek investasi bersifat
strategis siap ditawarkan kepada investor
Menyusun rekomendasi dan usulan tindak
7. lanjut serta rekomendasi program dan
kebijakan guna mendukung pengembangan
proyek investasi
Menyiapkan informasi proyek prioritas strategis
berbasis spasial (Sistem Informasi Geografis)
8.
yang siap ditawarkan kepada investor dan
informasi/konten terkait lainnya
Pencetakan laporan akhir peta peluang dan
profil proyek investasi yang siap ditawarkan
dalam bentuk dokumen pra studi kelayakan,
ringkasan eksekutif dan info memo untuk
masing-masing proyek, serta pengintegrasian
9.
konten informasi proyek prioritas strategis
berbasis spasial (Sistem Informasi Geografis)
yang siap ditawarkan kepada investor dan
informasi/konten terkait lainnya dengan sistem
informasi yang telah tersedia di BKPM.
31
penunjang kawasan, dan sektor pariwisata ( summary dari dokumen pra studi
kelayakan) dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
4. Infografis yang memuat informasi singkat proyek dalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris (softcopy).
5. Informasi proyek prioritas strategis berbasis spasial (Sistem Informasi Geografis)
yang siap ditawarkan kepada investor dan informasi/konten terkait lainnya yang
telah diintegrasikan dengan sistem informasi ( website) yang telah tersedia di BKPM
dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
32