Anda di halaman 1dari 32

TERM OF REFERENCE (TOR)

PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG


SIAP DITAWARKAN DI SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG
TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN,
DAN PARIWISATA
TAHUN ANGGARAN 2021

I. LATAR BELAKANG
Indonesia saat ini merupakan ekonomi terbesar ke-16 di dunia dengan total PDB mencapai
lebih dari USD 1 triliun. PDB per kapita Indonesia bahkan diproyeksikan akan terus
meningkat dari sebesar USD 4.175 pada tahun 2019 menjadi sebesar USD 6.305 pada
tahun 2025 yang memungkinkan Indonesia untuk masuk ke dalam kategori negara
berpenghasilan menengah- atas (upper-middle income country), suatu capaian yang akan
semakin memperkuat posisi strategis Indonesia di kancah ekonomi dunia. Namun demikian,
jalan untuk merealisasikan hal tersebut bukan tanpa tantangan mengingat resiko
ketidakpastian global yang akan terus membayangi mulai dari perang dagang AS-Tiongkok
sampai dengan disrupsi ekonomi global akibat pandemi Covid-19.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global serta potensi perlambatan ekonomi yang nyata,
investasi diharapkan menjadi salah satu motor penggerak perekonomian nasional yang
memiliki peranan jangka panjang. RPJMN 2020 – 2024 menggarisbawahi bahwa ekspansi
perekonomian utamanya akan didorong oleh investasi, yang direpresentasikan oleh
komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh 6,88 – 8,11 persen per
tahun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan rata-rata sepanjang tahun 2015 – 2019
sebesar 5,6 persen. Lebih lanjut, dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar
5,4
– 6,0 persen per tahun, dibutuhkan investasi sebesar Rp. 36.595,6 – 37.447,6 triliun per
tahun sepanjang tahun 2020 – 2024. Pemerintah dan BUMN diharapkan dapat berkontribusi
masing-masing sebesar 11,6 – 13,8 persen dan 7,6 – 7,9 persen, selebihnya oleh swasta
dan masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut, target realisasi penanaman modal
tahun 2020-2024 mencapai Rp. 4.983,2 Trilun, jauh lebih besar dibandingkan realisasi
penanaman modal pada tahun 2015-2019 sebesar Rp. 3.382 Triliun (target 2015-2019 Rp
3.518 Triliun). Kebutuhan untuk peningkatan dan percepatan investasi semakin krusial
dalam rangka pemulihan ekonomi nasional pasca pandemik Covid-19. BPS mencatat
penurunan laju pertumbuhan ekonomi nasional dari 4,97% triwulan IV tahun 2019 menjadi
2,97% pada triwulan I tahun 2020 dan -2.07% pada triwulan IV 2020. Namun,
Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan memprediksi pertumbuhan
ekonomi Indonesia tahun 2021 dapat mencapai 5%.
Penting untuk dipahami bahwa investasi tidak mampu berperan sentral sebagai motor
penggerak perekonomian tanpa adanya transformasi struktural sebagai salah satu kunci
penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dalam 5 (lima) tahun ke
depan. Perbaikan transformasi struktural utamanya didorong oleh revitalisasi industri
pengolahan dengan tetap mendorong perkembangan sektor lain melalui transformasi
pertanian, hilirisasi pertambangan, pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, dan
transformasi sektor jasa.
Sejalan dengan agenda perbaikan transformasi struktural tersebut, Pemerintah berupaya
meningkatkan industrialisasi mengingat industri nasional saat ini belum secara optimal
1
memanfaatkan sumber daya yang ada dan masih bergantung pada impor, baik bahan baku
dan bahan antara/pendukung industri pengolahan. Dukungan Pemerintah diantaranya
upaya untuk menarik investasi dalam rangka industrialisasi terintegrasi hulu-hilir dan
berbasis hilirisasi sumber daya alam yang dilaksanakan antara lain melalui pengembangan
kawasan, industri komponen otomotif dan industri pengolahan perkebunan, yang
diharapkan akan dapat meningkatkan nilai tambah dan mengurangi ketergantungan impor.
Hal ini sebagai upaya mencapai target pertumbuhan industri pengolahan non migas yang
diharapkan meningkat dari rata-rata 4,2 persen pada tahun 2015-2019 menjadi rata-rata
6,2-6,5% pada tahun 2020-2024. Pertumbuhan industri hilir pertambangan juga diharapkan
meningkat dari rata-rata 0,4% pada tahun 2015-2019 menjadi 1,9-2,0 persen pada tahun
2020-2024.
Disamping itu, dalam salah satu agenda pembangunan yang tercantum pada RPJMN IV
2020- 2024 yakni memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi
dan pelayanan dasar. Agenda tersebut bertujuan untuk mendukung aktivitas perekonomian
serta mendorong pemerataan pembangunan nasional. Seperti yang telah diketahui bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung stagnan pada kisaran 5,0 persen dalam empat
tahun terakhir. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, salah satu faktor yang perlu
ditingkatkan yakni kualitas infrastruktur terutama konektivitas antar wilayah dan energi
berkelanjutan. Rencana pembangunan infrastruktur juga didasarkan pada kebutuhan dan
keunggulan wilayah sebagai acuan untuk mengetahui kebutuhan infrastruktur wilayah
tersebut agar tepat sasaran.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi per Pulau


Sumber: Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020 – 2024.

Investasi tentunya juga diharapkan mampu mengatasi persoalan ketimpangan wilayah, di


mana pertumbuhan ekonomi di 34 provinsi yang ada di Indonesia diharapkan dapat
berjalan beriringan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. RPJMN 2020 – 2024 pada
dasarnya memungkinkan hal tersebut dengan ditetapkannya 41 Proyek Prioritas Strategis
(Major Project) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan mencakup banyak
sektor mulai dari sektor industri pengolahan (hilirisasi) dan manufaktur, energi,
infrastruktur, perikanan, pertanian, pariwisata, lingkungan hidup hingga sektor pendidikan.
Major Project merupakan program/proyek pembangunan yang memiliki nilai strategis dan
2
daya ungkit tinggi untuk mencapai sasaran prioritas pembangunan dan nantinya akan
melibatkan tidak hanya pemerintah dalam hal ini kementerian teknis/lembaga terkait tetapi
juga BUMN maupun

3
swasta nasional dalam merealisasikan program/proyek tersebut. Proyek tersebut disusun
untuk membuat RPJMN lebih konkrit dalam menyelesaikan isu-isu pembangunan, terukur
dan manfaatnya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat. Selain itu, Major Project juga
dapat menjadi alat kendali pembangunan sehingga sasaran dan target Pembangunan
dalam RPJMN 2020 – 2024 dapat terus dipantau dan dkendalikan.
Adapun kebijakan di tiap wilayah diharapkan dapat selaras dengan kebijakan di tingkat
nasional, dengan tetap memperhatikan keunggulan kompetitif dan permasalahan yang unik
dengan karakteristik wilayah masing-masing sehingga dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke
depan pertumbuhan ekonomi tidak hanya terpusat pada Jawa dan Sumatera. Wilayah di
luar Jawa dan Sumatera diperkirakan sudah dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi
baru sebagaimana proyeksi pertumbuhan ekonomi per pulau di atas.
Selain 41 Major Project di atas, 201 Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 jo. Peraturan Presiden No. 109
Tahun 2020 dengan perkiraan nilai total investasi sebesar Rp. 4.809,7 triliun dan tersebar di
berbagai daerah di Indonesia juga berpotensi untuk mendorong pemerataan pembangunan
di daerah dalam kerangka pengentasan ketimpangan wilayah.
Proyek-proyek prioritas/strategis yang dilaksanakan pada tahun 2020-2024 juga diarahkan
untuk mendukung pengembangan kawasan strategis antara lain pengembangan komoditas
unggulan dan industri pengolahan (hilirisasi) sumber daya alam (pertanian, perkebunan,
logam dasar, dan kemaritiman) melalui pemanfaatan dan keterpaduan pembangunan
infrastruktur yang difokuskan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan/atau Kawasan
Industri, serta pengembangan kawasan strategis prioritas berbasis pariwisata yakni
Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP). Pengembangan kawasan-kawasan strategis tersebut
diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah dan menciptakan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi baru.
Pengembangan kawasan strategis tersebut salah satunya diarahkan melalui pengembangan
18 (delapan belas) kawasan dan 14 (empat belas) sektor energi kawasan industri baru yang
akan dikembangkan dalam kerangka industrialisasi dengan memanfaatkan infrastruktur
yang sudah dibangun, kerja sama regional, dan diversifikasi perekonomian daerah.
Pengembangan kawasan industri di Pulau Jawa difokuskan untuk industri berbasis teknologi
tinggi dan padat karya, sedangkan kawasan industri di luar Pulau Jawa difokuskan sebagai
kawasan industri berbasis industri pengolahan sumber daya alam (hilirisasi SDA),
meningkatkan efisiensi sistem logistik, dan sebagai pendorong pengembangan pusat
ekonomi baru. Adapun 9 (sembilan) Kawasan Industri (KI) prioritas yaitu KI Sei Mangkei, KI
Bintan Aerospace, KI Galang Batang, KI Sadai, KI Ketapang, KI Surya Borneo, KI Palu, KI
Teluk Weda, dan KI Teluk Bintuni. 18 KI lainnya yang dikembangkan antara lain KI Kuala
Tanjung, KI Kemingking, KI Tanjung Enim, dan KI Pesawaran. Sementara itu, hilirisasi
sumber daya alam diantaranya dilaksanakan melalui industri pengolahan hasil perkebunan.
Pengembangan kawasan industri dan industri pengolahan tersebut tersebut didukung pula
dengan upaya harmonisasi regulasi, tata ruang, perizinan, fasilitas investasi,
pengembangan infrastruktur pendukung, peningkatan investasi, pemasaran, Kerjasama
internasional, serta fasilitasi kemitraan usaha dan penyediaan SDM yang melibatkan
Kementerian/Lembaga terkait. Tentunya momentum ini harus dapat dimanfaatkan dengan
baik oleh seluruh stakeholder yang berperan dalam pembangunan sektor kawasan dan
industri pengolahan sumber daya alam (hilirisasi SDA).
Adapun sasaran transformasi ekonomi adalah pembangunan ekonomi akan dipacu tumbuh
lebih tinggi, inklusif dan berdaya saing, hal ini dapat diwujudkan melalui revitalisasi industri
4
pengolahan yang mendorong diversifikasi produk ekspor non-komoditas, terutama ekspor

5
produk manufaktur berteknologi tinggi dan mengurangi ketergantungan impor, serta
pemanfaatan teknologi digital secara optimal. Revitalisasi dilakukan dengan implementasi
revolusi industri 4.0 yaitu digitalisasi, otomatisasi, dan penggunaan kecerdasan buatan
dalam aktivitas produksi sehingga akan meningkatkan produktivitas dan efsiensi dalam
produksi modern.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian telah membuat peta jalan
implementasi industri 4.0 “Making Indonesia 4.0” di 5 sub sektor prioritas yang termasuk
dalam Proyek Prioritas Strategis (Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020). BKPM sebagai
Lembaga Pemerintah yang berperan dalam mengkoordinir kegiatan penanaman modal di
Indonesia, memiliki kepentingan untuk mendorong pengembangan proyek investasi yang
sifatnya strategis dalam rangka peningkatan nilai tambah ekonomi dilakukan peningkatan
nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi, serta penguatan
pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi melalui pengoptimalan pemanfaatan teknologi
digital dan industri 4.0.
Dalam dokumen RPJMN 2020-2024 (Lampiran II, Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun
2020) menggarisbawahi bahwa Pengembangan Proyek Prioritas Strategis Industri 4.0 di 5
Sub Sektor Prioritas: Makanan dan Minuman, Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik,
Kimia dan Farmasi, merupakan upaya untuk meningkatkan kontribusi industri pengolahan
dalam PDB hingga mencapai 21,0%; meningkatkan nilai ekspor produk industri pengolahan
mencapai USD 183,4 miliar dan kontribusi ekspor produk industri berteknologi tinggi
menjadi 13%; serta pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas dan
daya saing industri berbasis konten.
Selain hal tersebut di atas, terkait dengan kebijakan pembangunan wilayah 2020-2024 juga
dilakukan penjabaran ke dalam tujuh (7) wilayah pembangunan, yakni Wilayah Papua,
Wilayah Maluku, Wilayah Nusa Tenggara, Wilayah Sulawesi, Wilayah Kalimantan, Wilayah
Jawa-Bali, dan Wilayah Sumatera, sebagaimana RTRW Pulau. Hal tersebut untuk menjamin
kebijakan, program dan kegiatan yang konsisten, terpadu dan bersifat lintas sektor dengan
memperhatikan karakter geografis, potensi wilayah, karakteristik nilai-nilai sosial, budaya
dan adat daerah, daya dukung lingkungan, serta risiko bencana di setiap wilayah. Arah
pembangunan wilayah di luar Pulau Jawa perlu menjadi perhatian dan dapat dipilih terkait
untuk mendorong penyebaran investasi, sehingga ini menjadi tambahan dalam alternatif
pemilihan selain Proyek Prioritas Strategis atau yang dikenal dengan sebutan Major Project.
Sebagai contoh, kebijakan pembangunan Pulau Kalimantan diarahkan untuk mendorong
penguatan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah antara lain mendorong komoditas
unggulan dan industri pengolahan hasil tambang secara terintegrasi serta kawasan
pertambangan pada Kawasan Industri (KI) dan/atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Sedangkan Provinsi Papua dan Papua Barat diarahkan untuk mendorong transformasi
ekonomi berbasis wilayah adat dari hulu ke hilir.
Lebih lanjut, Pemerintah mendorong perekonomian Indonesia untuk bertransformasi dari
ketergantungan pada sumber daya alam menjadi produk-produk dengan nilai tambah
ekonomi yang tinggi berbasis manufaktur dan jasa modern. Salah satu sektor yang menjadi
titik tumpu untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah sektor pariwisata. Bagi Indonesia,
pariwisata memiliki kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional
sebagai instrumen penyumbang devisa negara, pemerataan pembangunan, dan
peningkatan kualitas hidup masyarakat. Peran pariwisata semakin krusial karena selain
berkontribusi langsung pada perekonomian dan penyerapan tenaga kerja, juga
menciptakan multiplier effect (efek domino) pada pertumbuhan sektor-sektor lainnya yang
6
terkait seperti jasa perumahsakitan,

7
pertanian dan perkebunan, teknologi, sarana pendidikan, perbankan, dan lain-lain. Harapan
besar Pemerintah pada sektor pariwisata juga telah dituangkan melalui sejumlah target
pencapaian Tahun 2024, antara lain: (1) peningkatan nilai devisa pariwisata sebesar USD
30 Miliar; (2) kontribusi PDB pariwisata sebesar 5,5%; (3) jumlah tenaga kerja pariwisata
sebesar 15 juta tenaga kerja; (4) jumlah wisatawan mancanegara sebesar 22,3 juta
kunjungan; dan (5) jumlah perjalanan wisatawan nusantara sebesar 350-400 juta
perjalanan.
Dalam RPJMN 2020-2024, Pemerintah menetapkan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas menjadi
Proyek Prioritas Strategis Pemerintah (Major Project) yang terdiri atas Danau Toba,
Borobudur dskt, Lombok-Mandalika, Labuan Bajo, Manado-Likupang, Wakatobi, Bromo-
Tengger- Semeru, Bangka Belitung, Morotai, dan Raja Ampat. Lebih lanjut, pemerintah juga
menetapkan beberapa KEK Pariwisata serta Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
yang diatur pada PP No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025. Dalam 5 (lima) tahun mendatang, peningkatan
nilai tambah sektor pariwisata difokuskan pada peningkatan lama tinggal dan pengeluaran
wisatawan sebagai hasil dari perbaikan aksesibilitas, atraksi, dan amenitas di 10 destinasi
tersebut serta KEK Pariwisata dan KSPN yang tersebar di beberapa provinsi, seperti KEK
Tanjung Lesung dan Pengembangan Pariwisata di Banda, Maluku.
Periode 2020-2024 menjadi momentum yang baik bagi percepatan pembangunan
pariwisata, memperhatikan bahwa saat ini Pemerintah mengarahkan fokus seluruh
Kementerian dan Lembaga lintas sektor untuk mendukung pembangunan infrastruktur,
sarana dan prasarana di destinasi pariwisata prioritas. Selain itu Pemerintah juga
mengupayakan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan melalui penciptaan sumber
daya manusia yang terampil, diversifikasi produk pariwisata, dan mendorong digitalisasi
pelayanan pariwisata. Tentunya momentum ini harus dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
seluruh stakeholder yang berperan dalam pembangunan sektor pariwisata.
BKPM sebagai Lembaga Pemerintah yang berperan dalam mengkoordinir kegiatan
penanaman modal di Indonesia, memiliki kepentingan untuk mendorong pengembangan
proyek investasi yang sifatnya strategis di berbagai daerah di Indonesia dalam konteks
pemerataan pembangunan yang berdaya saing. Berkaitan dengan hal tersebut dan sejalan
dengan fungsi BKPM dalam pengkajian dan pengusulan perencanaan penanaman modal
nasional dan pembuatan peta penanaman modal di Indonesia, pada tahun 2020 BKPM telah
melaksanakan penyusunan peta peluang penanaman modal proyek prioritas strategis yang
siap ditawarkan kepada investor di sektor pariwisata, pengembangan kawasan, industri
yang terintegrasi dengan kawasan, dan infrastruktur penunjang kawasan pada 16 provinsi
di Indonesia. Kegiatan penyusunan peta peluang tersebut menghasilkan peta peluang
investasi yang komprehensif meliputi lokasi proyek potensial, aspek keuangan, aspek
hukum dan administratif, aspek ekonomi sosial lingkungan, aspek teknis hingga manajemen
risiko. Pada tahun 2021, BKPM akan kembali melakukan penyusunan peta peluang
penanaman modal proyek prioritas strategis yang siap ditawarkan kepada investor di 20
provinsi di Indonesia. Kegiatan ini akan kembali mengidentifikasi peluang penanaman
modal di sektor pengembangan kawasan, industri yang terintegrasi dengan kawasan,
infrastruktur penunjang kawasan dan sektor pariwisata yang akan menghasilkan dokumen
pra studi kelayakan dan gambaran informasi profil proyek yang lengkap sesuai kebutuhan
calon investor. Ketersediaan informasi yang komprehensif tersebut diharapkan dapat
membantu calon investor dalam mengambil keputusan berinvestasi di Indonesia.

8
II. MAKSUD DAN TUJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Maksud kegiatan ini yaitu mendorong realisasi pengembangan penanaman modal
proyek prioritas/strategis di Indonesia, dengan tujuan antara lain:
1. Memberikan gambaran komprehensif dan mendetail (pra studi kelayakan /pra
Feasibility Study) kepada investor dan stakeholder mengenai kelayakan suatu
proyek.
2. Menganalisis kelayakan investasi suatu proyek di sektor pengembangan kawasan,
industri yang terintegrasi dengan kawasan, infrastruktur penunjang kawasan dan
sektor pariwisata yang akan didorong dan dikembangkan oleh Pemerintah 5 (lima)
tahun ke depan, dengan memperhitungkan keunggulan kompetitif dan keunggulan
komparatif setiap daerah (provinsi) dalam rangka mendukung upaya pemerataan
ekonomi ke seluruh wilayah yang berdaya saing.
3. Merumuskan usulan tindak lanjut, strategi, rekomendasi program dan kebijakan,
serta insentif khusus kepada Kementerian/Lembaga terkait bagi pengembangan
penanaman modal proyek prioritas strategis sektor pengembangan kawasan,
industri yang terintegrasi dengan kawasan, infrastruktur penunjang kawasan dan
sektor pariwisata di Indonesia.
4. Menyiapkan informasi proyek prioritas strategis berbasis spasial (Sistem Informasi
Geografis) yang siap ditawarkan kepada investor dan informasi/konten terkait
lainnya yang diintegrasikan dengan sistem informasi yang telah tersedia di BKPM.

III. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Ruang lingkup meliputi 25 proyek bagian dari proyek prioritas strategis/ Major Project
dalam RPJMN 2020-2024 dan/atau PSN, serta proyek prioritas Pemerintah lainnya di
sektor pengembangan kawasan, industri yang terintegrasi dengan kawasan,
infrastruktur penunjang kawasan, dan sektor pariwisata yang berlokasi di 20 provinsi di
Indonesia, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi,
Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, D.I Yogyakarta, Jawa
Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Bali, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku,
Maluku Utara, Papua dan Papua Barat dengan rincian proyek sebagai berikut:

No Provinsi Sektor Proyek Keterangan

1 Sumatera Pariwisata DPP Danau Toba Major Project Perpres 18/2020


Utara
2 Sumatera Pengembangan Kawasan Industri 18 Kawasan Industri Pengembangan dalam
Utara Kawasan Kuala Tanjung Perpres 18/2020 (lamp. hal II.29), PSN
Perpres 109/2020
3 Sumatera Industri Industri Pengolahan Pengembangan komoditas unggulan Provinsi
Barat Terintegrasi Hasil Perkebunan Sumatera Barat: kakao, kopi, karet, kelapa
Kawasan (antara lain Kakao, sawit, lada, pala, cengkeh, dan perikanan
Karet dan Kopi) tangkap dan budidaya
(Lamp. 6. Pembangunan Wilayah Sumatera
hal 6 Perpres 18/2020)

9
No Provinsi Sektor Proyek Keterangan

4 Jambi Pengembangan Kawasan Industri 18 Kawasan Industri Pengembangan dalam


Kawasan Kemingking Perpres 18/2020 (lamp. hal II.29)
5 Sumatera Pengembangan Kawasan Industri 18 Kawasan Industri Pengembangan dalam
Selatan Kawasan Tanjung Enim Perpres 18/2020 (lamp. hal II.29), PSN
Perpres 109/2020
6 Kepulauan Pariwisata DPP Bangka Belitung Major Project Perpres 18/2020
Bangka
Belitung
7 Lampung Pengembangan Kawasan Industri 18 Kawasan Industri Pengembangan dalam
Kawasan Pesawaran Perpres 18/2020 (lamp. hal II.29)
8 Banten Pariwisata KEK Tanjung Lesung KP 1: Pengembangan Kawasan Strategis
Percepatan Peningkatan Investasi KEK
Tanjung Lesung (lamp. hal Jawa-Bali 64
Perpres 18/2020)
9 DKI Infrastruktur Pembangunan Mendukung Major Project
Jakarta Penunjang Infrastruktur pengembangan industri 4.0 Perpres
Kawasan Penunjang Kendaraan 18/2020 dan program Percepatan
Listrik Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis
Baterai (Perpres No. 55/2019).
10 Jawa Barat Pengembangan Kawasan Industri Arahan Presiden
Kawasan Subang
11 Jawa Barat Industri Industri Komponen Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas :
Terintegrasi Otomotif untuk Makanan dan Minuman, Tekstil dan Pakaian
Kawasan Menunjang Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan
Kendaraan Listrik Farmasi (Major Project Perpres 18/2020)
12 DI Infrastruktur Infrastruktur/Kawasan Pengembangan Bandara Kulon Progo (Lamp.
Yogyakarta Penunjang Penunjang Bandara A.1.74 Perpres 18/2020), PSN Perpres
Kawasan Internasional Kulon 109/2020
Progo
13 Jawa Pariwisata DPP Bromo-Tengger- Major Project Perpres 18/2020
Timur Semeru
14 Jawa Industri Industri Garam di Perpres 80/2019, Pengembangan Industri
Timur Terintegrasi Madura Garam masuk dalam PSN Perpres 109/2020
Kawasan
15 Jawa Infrastruktur Pengolahan Limbah Major Project Perpres 18/2020
Timur Penunjang Bahan Berbahaya dan
Kawasan Beracun (B3)
16 Bali Infrastruktur Pelabuhan Benoa Pengembangan Pelabuhan Benoa (Lamp.
Penunjang A.5.62 Perpres 18/2020),
Kawasan
17 Kalimantan Pengembangan Kawasan Industri Major Project Perpres 18/2020, PSN Perpres
Barat Kawasan Ketapang 109/2020

10
No Provinsi Sektor Proyek Keterangan

18 Kalimantan Pengembangan KEK Maloy Batuta KP 1: Pengembangan Kawasan Strategis


Timur Kawasan Trans Kalimantan Percepatan Peningkatan Investasi KEK Maloy
Batuta Trans Kalimantan (lamp. hal
Kalimantan - 47 Perpres 18/2020)
19 Sulawesi Industri Industri Pengolahan Pengembangan komoditas unggulan Provinsi
Barat Terintegrasi Hasil Perkebunan Sulawesi Barat: kopi, kakao, kelapa, kelapa
Kawasan (antara lain Kopi, sawit, dan perikanan tangkap dan
Kakao, Kelapa) budidaya. (Lamp. 4. Pembangunan Wilayah
Sulawesi hal 3 Perpres 18/2020)
20 Gorontalo Industri Industri Pengolahan Pengembangan komoditas unggulan Provinsi
Terintegrasi Hasil Perkebunan Gorontalo: kelapa, tebu, lada, pala, cengkeh,
Kawasan (antara lain Kelapa, perikanan tangkap dan budidaya (Lamp. 4.
Tebu. Lada, Pala, Pembangunan Wilayah Sulawesi hal 3
Cengkeh) Perpres 18/2020)
21 Maluku Pariwisata Pengembangan KSPN Bandaneira dan sekitarnya (PP
Pariwisata di Banda 50/2011 tentang RIPN),
Mendukung aspek pemerataan wilayah
22 Maluku Pariwisata DPP Morotai Major Project Perpres 18/2020
Utara

23 Papua Industri Industri Pengolahan Pengembangan komoditas unggulan Provinsi


Terintegrasi Hasil Perkebunan Papua: sagu, kakao, kopi, emas, tembaga,
Kawasan (antara lain Sagu, batubara, minyak dan gas bumi, serta
Kakao, dan Kopi) perikanan tangkap (Lamp. 1. Pembangunan
Wilayah Papua hal 3 Perpres 18/2020)
24 Papua Industri Pengembangan Food PSN Perpres 109/2020
Terintegrasi Estate di Papua
Kawasan
25 Papua Industri Pengembangan Pengembangan komoditas unggulan Provinsi
Barat Terintegrasi Perkebunan (antara Papua Barat: sagu, pala, lada, cengkeh,
Kawasan lain Pala) terintegrasi kakao, batubara, minyak dan gas bumi, serta
dengan Industri perikanan tangkap (Lamp. 1. Pembangunan
Pengolahan Hasil Wilayah Papua hal 3 Perpres 18/2020)
Perkebunan
(termasuk studi
teknis)

Adapun ruang lingkup kegiatan antara lain:


1. Penyusunan Dokumen Pra FS, Infomemo dan Infografis dari 25 Proyek
Prioritas :
1. Mengidentifikasi dan mengkaji proyek prioritas untuk dikembangkan, memiliki
urgensi tinggi, dan menarik bagi investor pada masing-masing proyek, yakni
jenis proyek/bidang usaha yang akan dikembangkan yang termasuk dalam 25
proyek di sektor pengembangan kawasan, industri yang terintegrasi dengan
kawasan, infrastruktur penunjang kawasan dan sektor pariwisata
11
2. Mengobservasi, memetakan lokasi proyek potensial, survei lokasi, serta
mengeksplorasi potensi untuk pengembangan penanaman modal proyek
prioritas yang bersifat strategis yang dikaitkan dengan keunggulan dan
karakteristik masing-masing daerah.
3. Mengidentifikasi hambatan dan permasalahan yang mungkin terjadi dalam
pengembangan penanaman modal proyek prioritas yang bersifat strategis
untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko.
4. Menganalisis kelayakan investasi dalam pengembangan penanaman modal
proyek prioritas strategis di sektor pariwisata, pengembangan kawasan,
industri yang terintegrasi dengan kawasan, dan infrastruktur penunjang
kawasan di Indonesia, yang mencakup beberapa aspek dalam pra studi
kelayakan suatu proyek sebagai berikut:
i. Aspek Hukum dan Administratif, meliputi analisis peraturan dan kebijakan
pemerintah pusat dan daerah terkait sektor/lingkup proyek dan
infrastruktur, perizinan dan non perizinan, dan kesesuaian tata ruang.
ii. Aspek Teknis, terkait kesiapan wilayah/lokasi yang akan dikembangkan
meliputi analisis lokasi, aksesibilitas dan konektivitas wilayah, infrastruktur
dan utilitas pendukung, kondisi lingkungan sekitar, ketersediaan tenaga
kerja, potensi dan ketersediaan bahan baku, kelembagaan dan pengelolaan
untuk kawasan industri, kondisi lahan (topografi, geologi, daya dukung, dan
daya tampung lahan), status lahan dan harga lahan.
- Khusus pengembangan perkebunan terintegrasi dengan industri
pengolahan hasil perkebunan, diperlukan informasi aspek teknis
mencakup peta perkebunan, pembukaan lahan, pematangan lahan,
teknis pembibitan, teknis persiapan penanaman, teknis penanaman,
teknis pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, mekanisme
pemanenan dan teknis pemeliharaan tanaman menghasilkan.
- Khusus proyek-proyek di sektor pariwisata, diperlukan informasi
infrastruktur pendukung pariwisata, kondisi lingkungan sekitar
(termasuk kondisi eksisting unsur-unsur pendukung pariwisata berupa
amenitas, atraksi, dan akomodasi), rantai pasok dan ekosistem
pariwisata, serta daya dukung dan daya tampung pariwisata.
iii. Aspek Pasar, meliputi analisis struktur pasar dan pangsa pasar di tingkat
internasional, nasional, dan daerah, analisis perkembangan permintaan dan
penawaran komoditas/sektor terkait, analisis pesaing ( competitor analysis)
di tingkat daerah, nasional, dan internasional.
iv. Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan, meliputi dampak lingkungan, respon
dan masukan dari masyarakat di sekitar proyek, dan dampak ekonomi dari
pengembangan proyek investasi.
v. Aspek Keuangan, meliputi kebutuhan biaya investasi proyek investasi yang
akan dibangun, termasuk proyeksi pendapatan, proyeksi biaya, sumber
pendanaan (pola investasi), dan analisis kelayakan proyek.
5. Merumuskan usulan tindak lanjut, rekomendasi program dan kebijakan, serta
implikasinya bagi pengembangan penanaman modal proyek prioritas yang
bersifat strategis di sektor pengembangan kawasan, industri yang terintegrasi
dengan kawasan, infrastruktur penunjang kawasan dan sektor pariwisata di
masa mendatang termasuk strategi dan rencana aksi prioritasnya.
6. Menyiapkan peta peluang dan profil proyek investasi yang siap ditawarkan
untuk masing-masing proyek dalam bentuk dokumen pra studi kelayakan;
12
ringkasan eksekutif dan info memo yang memuat informasi penting yang
dibutuhkan investor (summary dari dokumen pra studi kelayakan), dan
infografis yang seluruhnya dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

2. Penyusunan Informasi Proyek Prioritas Strategis Berbasis Spasial


1. Melakukan kegiatan kunjungan lapangan dalam rangka pemetaan di beberapa
titik lokasi yang telah ditentukan.
2. Pengambilan video dan gambar untuk lokasi proyek yang telah ditentukan
beserta infrastruktur dasar dan penunjang eksisting.
3. Melakukan pengembangan desain sistem informasi, proses digitasi, dan
menyusun informasi/konten terkait proyek dan informasi lainnya untuk
diintegrasikan kedalam sistem informasi yang telah tersedia di BKPM.
4. Melakukan penyiapan informasi proyek prioritas strategis berbasis spasial
(Sistem Informasi Geografis) yang siap ditawarkan kepada investor untuk
diintegrasikan dengan sistem informasi yang telah tersedia di BKPM.

3. Pelaksanaan Kegiatan Paket Meeting


1. Menyelenggarakan kegiatan rapat koordinasi maupun kegiatan Focus Group
Discussion di dalam/luar kota di Hotel Bintang 5 (lima). Dalam hal tidak
terdapat Hotel dengan standar dimaksud, maka kegiatan dilaksanakan di Hotel
dengan kualifikasi dan standar tertinggi di lokasi proyek tersebut.
2. Menyediakan akomodasi bagi para narasumber sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3. Menyediakan sarana Video Conference bagi peserta rapat yang tidak dapat
hadir fisik / hadir melalui daring (virtual) dengan memperhatikan koneksi
internet tersedia dan memadai.
4. Memastikan pelaksanaan disinfektasi ruang rapat sebelum kegiatan rapat
dilaksanakan dan tersedianya mic delegation.
5. Menyediakan dan membantu mengurus pelaksanaan perjalanan dan
administrasi terkait (tiket, boarding pass dll).
6. Menyediakan transportasi bagi narasumber dengan jenis kendaraan minimal
inova reborn sesuai dengan ketentuan yang ada di RAB
7. Menyediakan seminar kit berupa Tas, Masker, Hand Sanitizer, Notebook dan
Pulpen
8. Menyediakan uang transport bagi peserta rapat sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
9. Melaksanakan koordinasi dengan BKPM sebelum penyelenggaraan kegiatan
paket meeting untuk penyiapan kegiatan, serta setelah penyelenggaraan
kegiatan untuk evaluasi capaian kegiatan.

IV. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Metode Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan oleh pihak ketiga dengan pengawasan Direktorat
Perencanaan Jasa Kawasan, Badan Koordinasi Penanaman Modal, dengan metode
pelaksanaan sebagai berikut:

13
a. Pertemuan awal membahas outline, latar belakang dan kerangka penyusunan
kajian pra-fs (kick-of-meeting). Output berupa buku petunjuk/guideline strategi
pelaksanaan kegiatan
b. Melakukan studi literatur (termasuk survei data jika dibutuhkan) dan observasi
lapangan untuk pengumpulan dan penajaman data serta informasi atas peluang
investasi proyek prioritas strategis di sektor pariwisata, pengembangan kawasan,
industri yang terintegrasi dengan kawasan, dan infrastruktur penunjang kawasan.
c. Menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dan rapat konsultasi dan
koordinasi dengan mengundang pelaku usaha, Kementerian/Lembaga, akademisi,
dan stakeholder lain yang terkait dalam rangka bertukar data dan informasi
terkait potensi dan peluang pengembangan penanaman modal proyek prioritas
bersifat strategis di sektor pariwisata, pengembangan kawasan, industri yang
terintegrasi dengan kawasan, dan infrastruktur penunjang kawasan. Setiap
Tenaga Ahli wajib hadir pada setiap kegiatan FGD/Rapat Pembahasan/Rapat
Koordinasi di Daerah/Rapat Teknis baik secara fisik ataupun virtual. Serta, Team
Leader wajib hadir pada setiap kegiatan utama/kegiatan lain yang dibutuhkan
kehadirannya oleh BKPM baik secara fisik ataupun virtual.
d. Melakukan analisis kelayakan investasi yang membantu memastikan peluang
proyek investasi bersifat strategis siap ditawarkan kepada investor.
e. Melakukan analisis usulan tindak lanjut serta rekomendasi program dan
kebijakan, yang perlu disiapkan Pemerintah guna mendukung pengembangan
proyek investasi.
f. Khusus untuk proyek Pengembangan Perkebunan (a.l pala) Terintegrasi dengan
Industri Pengolahan Hasil Perkebunan (termasuk studi teknis), Provinsi Papua
Barat, kajian disusun dengan melalui beberapa tahapan seperti
 Survei Identifikasi Desain (SID) untuk penetapan lokasi detail dari kawasan
potensial yang telah ditetapkan yang dilanjutkan dengan indentifikasi data dan
informasi yang diperlukan untuk penyusunan desain proyek perkebunan dan
pengolahan pala; dan
 Detail Engineering Design (DED) untuk memperoleh gambaran aspek DED
pengembangan perkebunan dan pengolahan pala guna menyusun rencana
tapak, site plan, rencana pembiayaan dan sebagainya dari proyek yang akan
dikembangkan.
g. Melakukan penyiapan informasi proyek prioritas strategis berbasis spasial (Sistem
Informasi Geografis) yang siap ditawarkan kepada investor dan informasi/konten
terkait lainnya yang diintegrasikan dengan sistem informasi yang telah tersedia di
BKPM antara lain:
 Penyiapan data dasar;
 Penyiapan standar sistem;
 Survei lapangan pemetaan;
 Pengambilan video dan gambar;
 Digitasi dan desain sistem informasi.
h. Menyelenggarakan launching acara GO LIVE pada akhir kajian dengan tujuan
showcase informasi proyek yang telah disusun khususnya terkait Informasi
proyek prioritas strategis berbasis spasial (Sistem Informasi Geografis)
i. Melaksanakan koordinasi/rapat teknis dengan BKPM sebelum penyelenggaraan
kegiatan rapat koordinasi/kunjungan lapangan untuk penyiapan kegiatan, serta
setelah penyelenggaraan kegiatan untuk evaluasi capaian kegiatan.

14
j. Pengadaan maupun penyediaan kebutuhan pendukung dari setiap
penyelengaraan kegiatan, sesuai dengan surat permintaan kebutuhan yang telah
ditetapkan oleh BKPM

2. Kualifikasi Penyedia Jasa Konsultasi


Untuk melakukan kegiatan penyusunan peta peluang investasi, badan usaha penyedia
jasa konsultasi harus memiliki kualifikasi sebagai berikut:
1. Memiliki pengalaman menyusun strategi kebijakan pemerintah/pemda terkait
investasi/sektor industri/sektor kawasan/pariwisata di dalam/luar negeri;
2. Memiliki pengalaman dalam menyusun dokumen studi pendahuluan/ pra-studi/studi
kelayakan sektor kawasan/infrastruktur/industry/pariwisata di 3 (tiga) tahun
terakhir.

3. Kebutuhan Tenaga Ahli


Tenaga ahli wajib hadir dalam setiap pertemuan dan kegiatan, baik secara fisik atau
virtual. Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah:

A. Kebutuhan Tenaga Ahli Penyusunan Dokumen Pra Studi Kelayakan

Tenaga Ahli Sektor Pengembangan Kawasan


a. Ketua Tim Tenaga Ahli (Team Leader)
Ketua tim tenaga ahli (team leader) merupakan praktisi maupun akademisi yang
bertanggung jawab atas seluruh proses pelaksanaan kegiatan serta laporan awal
dan laporan akhir (termasuk didalamnya reviu outline dan konten), dengan
kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan Doktor (S-3) di bidang Manajemen Proyek/Teknik
Industri/Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Ekonomi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun sebagai manajer proyek di
sektor industri/infrastruktur/Engineering, Procurement and Construction
(EPC) (memiliki sertifikat yang mendukung keahlian manajemen proyek)
dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 3 (tiga)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
b. Tenaga Ahli di Bidang Finansial/Keuangan Investasi dengan jumlah personil
sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Finansial/Keuangan Investasi merupakan praktisi ataupun
akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait kelayakan
ekonomi proyek dan skema pendanaannya dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Finansial/Keuangan;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang Investment
Banking/Keuangan yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau
pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
c. Tenaga Ahli di Bidang Perencanaan/Pengembangan Wilayah dengan jumlah
personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Perencanaan/Pengembangan Wilayah merupakan praktisi
ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait
15
pemanfaatan ruang lokasi potensial dan kesiapan wilayah dengan kualifikasi:

16
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang
Perencanaan/Pengembangan Wilayah yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
d. Tenaga Ahli di Bidang Hukum dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Hukum merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek legal dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Hukum;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang hukum yang
dibuktikan dengan sertifikat profesi dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
e. Tenaga Ahli di Bidang Sosial Kelembagaan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Sosial Kelembagaan merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek sosial dan
kelembagaan khususnya terkait dampak penerimaan suatu proyek dari
masyarakat/umum dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang Ilmu
Komunikasi/Kesejahteraan Sosial/Sosiologi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang sosial dan
kelembagaan/hubungan masyarakat/CSR yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
f. Tenaga Ahli di Bidang Arsitekur Lanskap dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Arsitektur Lanskap merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek arsitektur lanskap
dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Arsitektur Lanskap;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di Arsitektur Lanskap yang
dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
Tenaga Ahli Sektor Industri yang Terintegrasi dengan Kawasan
a. Ketua Tim Tenaga Ahli (Team Leader)
Ketua tim tenaga ahli (team leader) merupakan praktisi maupun akademisi yang
bertanggung jawab atas seluruh proses pelaksanaan kegiatan serta laporan awal
dan laporan akhir (termasuk didalamnya reviu outline dan konten), dengan
kualifikasi:

17
- Latar belakang pendidikan Doktor (S-3) di bidang Manajemen Proyek/Teknik
Industri/Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Ekonomi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun sebagai manajer proyek di
sektor industri/infrastruktur/Engineering, Procurement and Construction
(EPC) (memiliki sertifikat yang mendukung keahlian manajemen proyek)
dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 3 (tiga)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
b. Tenaga Ahli di Bidang Finansial/Keuangan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Keuangan merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait kelayakan ekonomi proyek dan
skema pendanaannya dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Finansial/Keuangan;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang Finansial/Keuangan
yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
c. Tenaga Ahli di Bidang Perencanaan/Pengembangan Wilayah dengan jumlah
personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Perencanaan/Pengembangan Wilayah merupakan praktisi
ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait
pemanfaatan ruang lokasi potensial dan kesiapan wilayah dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang
Perencanaan/Pengembangan Wilayah yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
d. Tenaga Ahli di Bidang Hukum dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Hukum merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek legal dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Hukum;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang hukum yang
dibuktikan dengan sertifikat profesi dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
e. Tenaga Ahli di Bidang Sosial Kelembagaan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Sosial Kelembagaan merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek sosial dan
kelembagaan khususnya terkait dampak penerimaan suatu proyek dari
masyarakat/umum dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang Ilmu
18
Komunikasi/Kesejahteraan Sosial/Sosiologi;

19
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang sosial dan
kelembagaan/hubungan masyarakat/CSR yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
f. Tenaga Ahli di Bidang Teknologi Industri Pertanian/Perkebunan dengan jumlah
personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Teknologi Industri Pertanian/Perkebunan merupakan
praktisi ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis
pengembangan, teknologi dan manajemen pengolahan hasil
pertanian/perkebunan dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Perikanan dan Ilmu Kelautan/Teknologi Pertanian/Industri
Pertanian/Teknologi Pangan;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang pengolahan hasil
pertanian/perkebunan yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau
pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
g. Tenaga Ahli di Bidang Ilmu Tanah, Sumberdaya Lahan dan Pemetaan dengan
jumlah personil sesuai di RAB terlampir (dikhususkan untuk menangani proyek
Pengembangan Perkebunan (a.l pala) Terintegrasi dengan Industri
Pengolahan Hasil Perkebunan (termasuk studi teknis), Provinsi Papua Barat)
Tenaga ahli di Bidang Ilmu Tanah, Sumberdaya Lahan dan Pemetaan merupakan
praktisi ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait
pemetaan perkebunan dan pemanfaatan ruang lokasi potensial, kesiapan wilayah
dan lahan dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya magister (S-2) di bidang Ilmu
Tanah/Sumberdaya Lahan dan Pemetaan;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun dalam analisis atau
pengembangan potensi lahan serta pemetaan wilayah.
h. Tenaga Ahli di Bidang Industri dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Industri merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis pengembangan, teknologi dan
manajemen industri untuk sektor industri hasil pengolahan dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Teknik Industri;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang industri yang
dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
i. Tenaga Ahli di Bidang Sosial Arsitekur Lanskap dengan jumlah personil sesuai di
RAB terlampir (dikhususkan untuk menangani proyek Pengembangan
Perkebunan (a.l pala) Terintegrasi dengan Industri Pengolahan Hasil
Perkebunan (termasuk studi teknis), Provinsi Papua Barat)
Tenaga ahli di Bidang Arsitektur Lanskap merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek legal dengan
kualifikasi:
20
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Arsitektur Lanskap;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di arsitektur lanskap.
j. Tenaga Ahli di Bidang Teknik Sipil dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
(dikhususkan untuk menangani proyek Pengembangan Perkebunan (a.l pala)
Terintegrasi dengan Industri Pengolahan Hasil Perkebunan (termasuk studi
teknis), Provinsi Papua Barat)
Tenaga ahli di Bidang Teknik Sipil merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis sipil dan/atau rancang bangunan dengan
kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya magister (S-2) di bidang
Teknik Sipil;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun dalam penyusunan Detail
Engineering Design (DED) dan penyusunan engineer estimation.
k. Tenaga Ahli di Bidang Teknik Mesin dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir (dikhususkan untuk menangani proyek Pengembangan Perkebunan
(a.l pala) Terintegrasi dengan Industri Pengolahan Hasil Perkebunan (termasuk
studi teknis), Provinsi Papua Barat)
Tenaga ahli di Bidang Teknik Mesin merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis mesin dengan kualifikasi:
- Latar belakang Pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Teknik Mesin;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun dalam analisis dan desain
mesin industri pada suatu proyek investasi.
l. Tenaga Ahli di Bidang Mekanika Tanah dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir (dikhususkan untuk menangani proyek Pengembangan Perkebunan
(a.l pala) Terintegrasi dengan Industri Pengolahan Hasil Perkebunan
(termasuk studi teknis), Provinsi Papua Barat)
Tenaga ahli di Bidang Mekanika Tanah dan merupakan praktisi ataupun
akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek mekanika
tanah dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Mekanika Tanah;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di mekanika tanah.
Tenaga Ahli Sektor Infrastruktur Penunjang Kawasan
a. Ketua Tim Tenaga Ahli (Team Leader)
Ketua tim tenaga ahli (team leader) merupakan praktisi maupun akademisi yang
bertanggung jawab atas seluruh proses pelaksanaan kegiatan serta laporan awal
dan laporan akhir (termasuk didalamnya reviu outline dan konten), dengan
kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan Doktor (S-3) di bidang Manajemen Proyek/Teknik
Industri/Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Ekonomi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun sebagai manajer proyek di
sektor industri/infrastruktur/Engineering, Procurement and Construction
(EPC) (memiliki sertifikat yang mendukung keahlian manajemen proyek)
dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 3 (tiga)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.

21
b. Tenaga Ahli di Bidang Finansial/Keuangan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Finansial/Keuangan merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait kelayakan ekonomi proyek
dan skema pendanaannya dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Keuangan;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang Investment
Banking/Keuangan yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau
pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
c. Tenaga Ahli di Bidang Perencanaan/Pengembangan Wilayah dengan jumlah
personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Perencanaan/Pengembangan Wilayah merupakan praktisi
ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait
pemanfaatan ruang lokasi potensial dan kesiapan wilayah dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang
Perencanaan/Pengembangan Wilayah yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
d. Tenaga Ahli di Bidang Hukum dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Hukum merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek legal dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Hukum;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang hukum yang
dibuktikan dengan sertifikat profesi dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
e. Tenaga Ahli di Bidang Sosial Kelembagaan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Sosial Kelembagaan merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek sosial dan
kelembagaan khususnya terkait dampak penerimaan suatu proyek dari
masyarakat/umum dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang Ilmu
Komunikasi/Kesejahteraan Sosial/Sosiologi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang sosial dan
kelembagaan/hubungan masyarakat/CSR yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
f. Tenaga Ahli di Bidang Infrastruktur dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir Tenaga ahli di Bidang Infrastruktur merupakan praktisi ataupun
22
akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis pengembangan dan
manajemen

23
infrastruktur Electric Vehicle Charging Station (EVCS) atau industri/sektor
kendaraan listrik dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) Teknik
Lingkungan/Teknik Industri/Teknik Elektro
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang infrastruktur Electric
Vehicle Charging Station (EVCS) atau industri/sektor kendaraan listrik yang
dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
g. Tenaga Ahli di Bidang Infrastruktur Pengelolaan dan Pengolahan Limbah dengan
jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Infrastruktur Pengelolaan dan Pengolahan Limbah
merupakan praktisi ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun
analisis pengembangan dan manajemen infrastruktur pengelolan dan pengolahan
limbah di lokasi proyek dan/atau pengembangan proyek dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) Teknik
Lingkungan;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang infrastruktur
pengeolaan/pengolahan limbah yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian
dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
h. Tenaga Ahli di Bidang Kepelabuhanan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Kepelabuhanan merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis pengembangan dan manajemen
kepelabuhanan di lokasi proyek dan/atau pengembangan proyek dengan
kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) Teknik
Sipil/Transportasi Pelabuhan/Manajemen proyek;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang infrastruktur untuk
pelabuhan yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau pernah terlibat
dalam penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.

Tenaga Ahli Sektor Pariwisata


a. Ketua Tim Tenaga Ahli (Team Leader)
Ketua tim tenaga ahli (team leader) merupakan praktisi maupun akademisi yang
bertanggung jawab atas seluruh proses pelaksanaan kegiatan serta laporan awal
dan laporan akhir (termasuk didalamnya reviu outline dan konten), dengan
kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Doktor (S-3) di bidang
Manajemen Proyek/Teknik Industri/Teknik Perencanaan Wilayah dan
Kota/Ekonomi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun sebagai manajer proyek di
sektor industri/infrastruktur/Engineering, Procurement and Construction
(EPC)
24
(memiliki sertifikat yang mendukung keahlian manajemen proyek) dan/atau
pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 3 (tiga)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
b. Tenaga Ahli di Bidang Finansial/Keuangan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Finansial/Keuangan merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait kelayakan ekonomi proyek
dan skema pendanaannya dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Finansial/Keuangan;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang finansial/keuangan
yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
c. Tenaga Ahli di Bidang Perencanaan/Pengembangan Wilayah dengan jumlah
personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Perencanaan/Pengembangan Wilayah merupakan praktisi
ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait
pemanfaatan ruang lokasi potensial dan kesiapan wilayah dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang
Perencanaan/Pengembangan Wilayah yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
d. Tenaga Ahli di Bidang Hukum dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Hukum merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek legal dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Hukum Bisnis;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang hukum yang
dibuktikan dengan sertifikat profesi dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
e. Tenaga Ahli di Bidang Sosial Kelembagaan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Sosial Kelembagaan merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek sosial dan
kelembagaan khususnya terkait dampak penerimaan suatu proyek dari
masyarakat/umum dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang Ilmu
Komunikasi/Kesejahteraan Sosial/Sosiologi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang sosial dan
kelembagaan/hubungan masyarakat/CSR yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
25
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
f. Tenaga Ahli di Bidang Pariwisata dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Pariwisata merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis mengenai potensi dan peluang
pengembangan sektor pariwisata dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) Perencanaan
Wilayah Kota (MPWK)/Perencanaan Pariwisata (M.P.Par)/Manajemen
Pariwisata (M.M.Par);
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang perencanaan atau
manajemen infrastruktur pariwisata yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian
dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.

B. Kebutuhan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung Penyiapan Informasi


Proyek Berbasis Spasial
Kebutuhan tenaga ahli dan tenaga pendukung penyiapan informasi proyek
berbasis spasial dapat disubkontrakkan dengan pihak penyedia jasa lainnya
sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
a. Tenaga Ahli di Bidang Pemetaan/Sistem Informasi Geografis (GIS) dengan jumlah
personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Pemetaan/Sistem Informasi Geografis (GIS) merupakan
praktisi ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyiapkan informasi
proyek berbasis spasial (GIS) dengan kualifikasi:
i. Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S-2) di bidang
Pemetaan/Sistem Informasi Geografis (GIS) dengan pengalaman minimal 7
(tujuh) tahun.
b. Tenaga Ahli di Bidang Media Digital/Videografer dengan jumlah personil sesuai di
RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Media Digital/Videografer merupakan praktisi ataupun
akademisi yang memiliki tugas untuk menyiapkan konten informasi digital/video
dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) di bidang
Media Digital dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
c. Tenaga Ahli di Bidang Desain Grafis dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir Tenaga ahli di Bidang Desain Grafis merupakan praktisi ataupun
akademisi yang memiliki tugas untuk menyiapkan konten infografis proyek
dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) di bidang
Desain Grafis dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
d. Tenaga Ahli di Bidang Pemrograman dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Pemrograman merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyiapkan pemrograman sesuai kebutuhan untuk
penyiapan informasi proyek berbasis spasial dengan latar belakang pendidikan
sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) di bidang Pemrograman/Teknik Informatika
dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
e. Tenaga Ahli di Bidang Database Spasial dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
26
Tenaga ahli di Bidang Database Spasial merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyiapkan database spasial sesuai kebutuhan untuk
penyiapan informasi proyek berbasis spasial dengan latar belakang pendidikan
sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) di bidang Database Spasial dengan
pengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
f. Tenaga Pendukung/Asisten Pemrograman Aplikasi GIS dengan jumlah personil
sesuai di RAB terlampir
Tenaga pendukung/Asisten Pemrograman Aplikasi GIS memiliki tugas untuk
membantu tenaga ahli di bidang GIS dalam penyiapan pemrograman aplikasi GIS
dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) di bidang
teknologi informasi/komputer/GIS dengan pengalaman kerja minimal 2 (dua)
tahun.
g. Tenaga Pendukung/Asisten Database Spasial dengan jumlah personil sesuai di
RAB terlampir
Tenaga pendukung/Asisten Database Spasial memiliki tugas untuk membantu
tenaga ahli di bidang databse spasial dalam penyiapan pemrograman database
spasial dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) di
bidang database spasial dengan pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun.
h. Tenaga Pendukung/Asisten Operator GIS/CAD dengan jumlah personil sesuai di
RAB terlampir
Tenaga pendukung Operator GIS/CAD memiliki tugas untuk membantu tenaga
ahli di bidang GIS dalam mengoperasikan GIS/CAD untuk penyiapan informasi
proyek berbasis spasial dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya
Sarjana (S-
1) di bidang Operator GIS/CAD dengan pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun.

C. Kebutuhan Tenaga Pendukung Penyusunan Dokumen Pra Studi


Kelayakan
a. Tenaga Pendukung (Asisten Tenaga Ahli) dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga pendukung/Asisten Tenaga Ahli merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk membantu ketua tim dan tenaga ahli dalam
melakukan pengumpulan data dan informasi dengan latar belakang pendidikan
sekurang- kurangnya Sarjana (S-1) di semua bidang dengan pengalaman kerja
minimal 3 (tiga) tahun.
b. Tenaga Pendukung Administrasi dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga pendukung Administrasi memiliki tugas untuk membantu ketua tim dan
tenaga ahli terkait aspek administrasi dengan latar belakang pendidikan
sekurang- kurangnya Sarjana (S-1) di semua bidang dengan pengalaman kerja 3
(tiga) tahun.
c. Tenaga Pendukung/Asisten Statistik dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga pendukung/Asisten Statistik memiliki tugas untuk membantu ketua tim
dan tenaga ahli dalam mendesain dan melakukan survei sosial ekonomi dan
mengolah serta menganalisis data statistik dengan latar belakang pendidikan
sekurang- kurangnya Sarjana (S-1) di bidang statistik dengan pengalaman kerja
minimal 3 (tiga) tahun.

27
D. Kebutuhan Tenaga Pendukung Penyelenggaraan Acara / Kegiatan.
Kebutuhan tenaga pendukung dapat disubkontrakkan sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.

Tenaga Pendukung acara kegiatan dan pertemuan dengan jumlah personil sesuai
di RAB terlampir.
Tenaga Pendukung acara memiliki tugas untuk membantu Ketua Tim dan Tenaga
Ahli untuk mengurus seluruh perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan
kegiatan (seperti: perjalanan, rapat/paket meeting beserta administrasinya)
dengan latar belakang Pendidikan sekurang-kurangnya Diploma (D-3) di semua
bidang dan berpengalaman kerja di bidang tersebut selama minimal 3 (tiga).
Tenaga pendukung diutamakan yang telah memiliki sertifikat keahlian MICE.

E. Kebutuhan Tenaga Pendukung Penerjemah.


Kebutuhan tenaga pendukung dapat disubkontrakkan sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.

Tenaga Pendukung penerjemah (translator) Bahasa Inggris dengan jumlah


personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga pendukung penerjemah Bahasa Inggris memiliki tugas untuk
menerjemahkan, menyajikan dan melakukan pengecekan tata bahasa dan istilah
teknis dokumen studi pra studi kelayakan, ringkasan eksekutif, info memo,
infografis dan konten/informasi proyek dalam sistem informasi/website dalam
Bahasa Inggris, dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) Sastra
Inggris/Pendidikan Bahasa Inggris/Pendidikan sejenis yang memiliki sertifikat
penerjemah tersumpah.

4. Penyusunan Laporan
Laporan yang harus disiapkan berupa hardcopy dan softcopy oleh pihak ketiga
adalah sebagai berikut:
a. Laporan Pendahuluan, merupakan laporan awal yang disusun berdasarkan
pengumpulan data dan informasi sekunder (desk study dan literatur reviu)
melalui kunjungan lapangan, survei awal dan rapat koordinasi (data primer dan
data sekunder) dan hasil FGD aspek legal dan teknis.
b. Laporan akhir berupa dokumen pra studi kelayakan pada masing-masing proyek
yang termasuk dalam 25 proyek di sektor pengembangan kawasan, industri yang
terintegrasi dengan kawasan, infrastruktur penunjang kawasan, dan sektor
pariwisata yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
c. Ringkasan eksekutif dan info memo berupa profil masing-masing proyek prioritas
strategis di sektor pengembangan kawasan, industri yang terintegrasi dengan
kawasan, infrastruktur penunjang kawasan dan sektor pariwisata ( summary dari
dokumen pra studi kelayakan) yang disajikan secara infografis dalam Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris.
d. Laporan penyiapan informasi proyek berbasis spasial dalam bentuk antara lain
user manual (admin sistem dan informasi terkait website yang menyajikan
informasi proyek) dan rekomendasi pengembangan sistem informasi.

28
5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jangka waktu penyelenggaraan kegiatan Penyusunan Peta Peluang Investasi Proyek
Prioritas Strategis yang Siap Ditawarkan di Sektor Pariwisata, Pengembangan
kawasan, Industri yang Terintegrasi dengan Kawasan, dan Infrastruktur Penunjang
Kawasan dilaksanakan dalam kurun waktu 6 (enam) bulan dalam Tahun Anggaran
2021 dengan rincian sebagai berikut:

BULAN
No. KEGIATAN 5 6 7 8 9 10
Pertemuan awal membahas outline, latar
1. belakang dan kerangka penyusunan kajian
(kick-of-meeting)
Pengumpulan data dan informasi sekunder
(desk study dan literatur reviu) melalui
kunjungan lapangan, survei awal dan rapat
koordinasi (data primer dan data sekunder)
dalam rangka penyusunan laporan awal untuk
2. pengumpulan data dan informasi tentang
peluang pengembangan penanaman modal
proyek prioritas bersifat strategis di sektor
pariwisata, pengembangan kawasan, industri
yang terintegrasi dengan kawasan, dan
infrastruktur penunjang kawasan.
Menyelenggarakan Focus Group Discussion
(FGD) Aspek Legal dan Teknis mengenai
potensi dan peluang pengembangan
penanaman modal proyek prioritas bersifat
strategis di sektor pariwisata, pengembangan
3.
kawasan, industri yang terintegrasi dengan
kawasan, dan infrastruktur penunjang
kawasan, berikut dengan pengadaan sarana
dan prasarana FGD
yang menunjang (koneksi internet yang
memadai).
Melakukan rapat koordinasi dan kunjungan
lapangan lanjutan dalam rangka penyusunan
laporan akhir untuk pengumpulan data dan
informasi tentang peluang pengembangan
4.
penanaman modal proyek prioritas bersifat
strategis di sektor pariwisata,
pengembangan
kawasan, industri yang terintegrasi dengan
kawasan, dan infrastruktur penunjang kawasan
Menyelenggarakan Focus Group Discussion
(FGD) Proyek (keseluruhan aspek) mengenai
potensi dan peluang pengembangan
penanaman modal proyek prioritas bersifat
5.
strategis di sektor pariwisata, pengembangan
kawasan, industri yang terintegrasi dengan
29
kawasan, dan infrastruktur penunjang
kawasan, berikut dengan pengadaan
sarana dan
BULAN
No. KEGIATAN 5 6 7 8 9 10
prasarana FGD yang menunjang (koneksi
internet yang memadai).
Menyusun analisis kelayakan investasi untuk
6. memastikan peluang proyek investasi bersifat
strategis siap ditawarkan kepada investor
Menyusun rekomendasi dan usulan tindak
7. lanjut serta rekomendasi program dan
kebijakan guna mendukung pengembangan
proyek investasi
Menyiapkan informasi proyek prioritas strategis
berbasis spasial (Sistem Informasi Geografis)
8.
yang siap ditawarkan kepada investor dan
informasi/konten terkait lainnya
Pencetakan laporan akhir peta peluang dan
profil proyek investasi yang siap ditawarkan
dalam bentuk dokumen pra studi kelayakan,
ringkasan eksekutif dan info memo untuk
masing-masing proyek, serta pengintegrasian
9.
konten informasi proyek prioritas strategis
berbasis spasial (Sistem Informasi Geografis)
yang siap ditawarkan kepada investor dan
informasi/konten terkait lainnya dengan sistem
informasi yang telah tersedia di BKPM.

V. KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN


Keluaran dari kegiatan ini adalah :
1. Peta peluang dan profil proyek investasi dalam bentuk dokumen pra studi kelayakan
untuk masing-masing proyek prioritas strategis di sektor pengembangan kawasan,
industri yang terintegrasi dengan kawasan, infrastruktur penunjang kawasan dan
sektor pariwisata yang memuat secara komprehensif mengenai antara lain:
karakteristik proyek yang memiliki potensi untuk dikembangkan, potensi pasokan
bahan baku, potensi pasar, areal pengembangan potensial, kesiapan wilayah (daya
dukung dan daya tampung lahan, tenaga kerja, aksesibilitas dan konektivitas, sarana
dan prasarana, dan ketersediaan infrastruktur pendukung), hambatan dan
permasalahan yang mungkin terjadi serta langkah antisipatif yang terukur, kelayakan
proyek secara ekonomi, serta usulan tindak lanjut serta rekomendasi program dan
kebijakan yang perlu disiapkan guna mendukung pengembangan investasi tersebut,
yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
2. Ringkasan eksekutif dokumen pra studi kelayakan untuk masing-masing proyek
prioritas strategis di sektor pengembangan kawasan, industri yang terintegrasi
dengan kawasan, infrastruktur penunjang kawasan, dan pariwisata yang
disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang disajikan dalam
bentuk laporan/dokumen dan paparan power point.
30
3. Info memo, berupa profil masing-masing proyek prioritas strategis di sektor
pengembangan kawasan, industri yang terintegrasi dengan kawasan, dan
infrastruktur

31
penunjang kawasan, dan sektor pariwisata ( summary dari dokumen pra studi
kelayakan) dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
4. Infografis yang memuat informasi singkat proyek dalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris (softcopy).
5. Informasi proyek prioritas strategis berbasis spasial (Sistem Informasi Geografis)
yang siap ditawarkan kepada investor dan informasi/konten terkait lainnya yang
telah diintegrasikan dengan sistem informasi ( website) yang telah tersedia di BKPM
dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Jakarta, Maret 2021


Direktur Perencanaan Jasa dan
Kawasan

Noor Fuad Fitrianto

32

Anda mungkin juga menyukai