I. LATAR BELAKANG
Indonesia saat ini merupakan ekonomi terbesar ke-16 di dunia dengan total PDB mencapai
lebih dari USD 1 triliun. PDB per kapita Indonesia bahkan diproyeksikan akan terus
meningkat dari sebesar USD 4.175 pada tahun 2019 menjadi sebesar USD 6.305 pada
tahun 2025 yang memungkinkan Indonesia untuk masuk ke dalam kategori negara
berpenghasilan menengah- atas (upper-middle income country), suatu capaian yang akan
semakin memperkuat posisi strategis Indonesia di kancah ekonomi dunia. Namun demikian,
jalan untuk merealisasikan hal tersebut bukan tanpa tantangan mengingat resiko
ketidakpastian global yang akan terus membayangi mulai dari perang dagang AS-Tiongkok
sampai dengan disrupsi ekonomi global akibat pandemi Covid-19.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global serta potensi perlambatan ekonomi yang nyata,
investasi diharapkan menjadi salah satu motor penggerak perekonomian nasional yang
memiliki peranan jangka panjang. RPJMN 2020 – 2024 menggarisbawahi bahwa ekspansi
perekonomian utamanya akan didorong oleh investasi, yang direpresentasikan oleh
komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh 6,88 – 8,11 persen per
tahun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan rata-rata sepanjang tahun 2015 – 2019
sebesar 5,6 persen. Lebih lanjut, dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar
5,4
– 6,0 persen per tahun, dibutuhkan investasi sebesar Rp. 36.595,6 – 37.447,6 triliun per
tahun sepanjang tahun 2020 – 2024. Pemerintah dan BUMN diharapkan dapat berkontribusi
masing-masing sebesar 11,6 – 13,8 persen dan 7,6 – 7,9 persen, selebihnya oleh swasta
dan masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut, target realisasi penanaman modal
tahun 2020-2024 mencapai Rp. 4.983,2 Trilun, jauh lebih besar dibandingkan realisasi
penanaman modal pada tahun 2015-2019 sebesar Rp. 3.382 Triliun (target 2015-2019 Rp
3.518 Triliun). Kebutuhan untuk peningkatan dan percepatan investasi semakin krusial
dalam rangka pemulihan ekonomi nasional pasca pandemik Covid-19. BPS mencatat
penurunan laju pertumbuhan ekonomi nasional dari 4,97% triwulan IV tahun 2019 menjadi
2,97% pada triwulan I tahun 2020 dan -2.07% pada triwulan IV 2020. Namun,
Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan memprediksi pertumbuhan
ekonomi Indonesia tahun 2021 dapat mencapai 5%.
Penting untuk dipahami bahwa investasi tidak mampu berperan sentral sebagai motor
penggerak perekonomian tanpa adanya transformasi struktural sebagai salah satu kunci
penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dalam 5 (lima) tahun ke
depan. Perbaikan transformasi struktural utamanya didorong oleh revitalisasi industri
pengolahan dengan tetap mendorong perkembangan sektor lain melalui transformasi
pertanian, hilirisasi pertambangan, pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, dan
transformasi sektor jasa.
Sejalan dengan agenda perbaikan transformasi struktural tersebut, Pemerintah berupaya
meningkatkan industrialisasi mengingat industri nasional saat ini belum secara optimal
1
memanfaatkan sumber daya yang ada dan masih bergantung pada impor, baik bahan baku
dan bahan antara/pendukung industri pengolahan. Dukungan Pemerintah diantaranya
upaya untuk menarik investasi dalam rangka industrialisasi terintegrasi hulu-hilir dan
berbasis hilirisasi sumber daya alam yang dilaksanakan antara lain melalui pengembangan
kawasan, industri komponen otomotif dan industri pengolahan perkebunan, yang
diharapkan akan dapat meningkatkan nilai tambah dan mengurangi ketergantungan impor.
Hal ini sebagai upaya mencapai target pertumbuhan industri pengolahan non migas yang
diharapkan meningkat dari rata-rata 4,2 persen pada tahun 2015-2019 menjadi rata-rata
6,2-6,5% pada tahun 2020-2024. Pertumbuhan industri hilir pertambangan juga diharapkan
meningkat dari rata-rata 0,4% pada tahun 2015-2019 menjadi 1,9-2,0 persen pada tahun
2020-2024.
Disamping itu, dalam salah satu agenda pembangunan yang tercantum pada RPJMN IV
2020- 2024 yakni memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi
dan pelayanan dasar. Agenda tersebut bertujuan untuk mendukung aktivitas perekonomian
serta mendorong pemerataan pembangunan nasional. Seperti yang telah diketahui bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung stagnan pada kisaran 5,0 persen dalam empat
tahun terakhir. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, salah satu faktor yang perlu
ditingkatkan yakni kualitas infrastruktur terutama konektivitas antar wilayah dan energi
berkelanjutan. Rencana pembangunan infrastruktur juga didasarkan pada kebutuhan dan
keunggulan wilayah sebagai acuan untuk mengetahui kebutuhan infrastruktur wilayah
tersebut agar tepat sasaran.
Sumber: Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020 – 2024.
2
melibatkan tidak hanya pemerintah dalam hal ini kementerian teknis/lembaga terkait tetapi
juga BUMN maupun
3
swasta nasional dalam merealisasikan program/proyek tersebut. Proyek tersebut disusun
untuk membuat RPJMN lebih konkrit dalam menyelesaikan isu-isu pembangunan, terukur
dan manfaatnya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat. Selain itu, Major Project juga
dapat menjadi alat kendali pembangunan sehingga sasaran dan target Pembangunan
dalam RPJMN 2020 – 2024 dapat terus dipantau dan dkendalikan.
Adapun kebijakan di tiap wilayah diharapkan dapat selaras dengan kebijakan di tingkat
nasional, dengan tetap memperhatikan keunggulan kompetitif dan permasalahan yang unik
dengan karakteristik wilayah masing-masing sehingga dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke
depan pertumbuhan ekonomi tidak hanya terpusat pada Jawa dan Sumatera. Wilayah di
luar Jawa dan Sumatera diperkirakan sudah dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi
baru sebagaimana proyeksi pertumbuhan ekonomi per pulau di atas.
Selain 41 Major Project di atas, 201 Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 jo. Peraturan Presiden No. 109
Tahun 2020 dengan perkiraan nilai total investasi sebesar Rp. 4.809,7 triliun dan tersebar di
berbagai daerah di Indonesia juga berpotensi untuk mendorong pemerataan pembangunan
di daerah dalam kerangka pengentasan ketimpangan wilayah.
Proyek-proyek prioritas/strategis yang dilaksanakan pada tahun 2020-2024 juga diarahkan
untuk mendukung pengembangan kawasan strategis antara lain pengembangan komoditas
unggulan dan industri pengolahan (hilirisasi) sumber daya alam (pertanian, perkebunan,
logam dasar, dan kemaritiman) melalui pemanfaatan dan keterpaduan pembangunan
infrastruktur yang difokuskan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan/atau Kawasan
Industri, serta pengembangan kawasan strategis prioritas berbasis pariwisata yakni
Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP). Pengembangan kawasan-kawasan strategis tersebut
diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah dan menciptakan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi baru.
Pengembangan kawasan strategis tersebut salah satunya diarahkan melalui pengembangan
18 (delapan belas) kawasan dan 14 (empat belas) sektor energi kawasan industri baru yang
akan dikembangkan dalam kerangka industrialisasi dengan memanfaatkan infrastruktur
yang sudah dibangun, kerja sama regional, dan diversifikasi perekonomian daerah.
Pengembangan kawasan industri di Pulau Jawa difokuskan untuk industri berbasis teknologi
tinggi dan padat karya, sedangkan kawasan industri di luar Pulau Jawa difokuskan sebagai
kawasan industri berbasis industri pengolahan sumber daya alam (hilirisasi SDA),
meningkatkan efisiensi sistem logistik, dan sebagai pendorong pengembangan pusat
ekonomi baru. Adapun 9 (sembilan) Kawasan Industri (KI) prioritas yaitu KI Sei Mangkei, KI
Bintan Aerospace, KI Galang Batang, KI Sadai, KI Ketapang, KI Surya Borneo, KI Palu, KI
Teluk Weda, dan KI Teluk Bintuni. 18 KI lainnya yang dikembangkan antara lain KI Kuala
Tanjung, KI Kemingking, KI Tanjung Enim, dan KI Pesawaran. Sementara itu, hilirisasi
sumber daya alam diantaranya dilaksanakan melalui industri pengolahan hasil perkebunan.
Pengembangan kawasan industri dan industri pengolahan tersebut tersebut didukung pula
dengan upaya harmonisasi regulasi, tata ruang, perizinan, fasilitas investasi,
pengembangan infrastruktur pendukung, peningkatan investasi, pemasaran, Kerjasama
internasional, serta fasilitasi kemitraan usaha dan penyediaan SDM yang melibatkan
Kementerian/Lembaga terkait. Tentunya momentum ini harus dapat dimanfaatkan dengan
baik oleh seluruh stakeholder yang berperan dalam pembangunan sektor kawasan dan
industri pengolahan sumber daya alam (hilirisasi SDA).
Adapun sasaran transformasi ekonomi adalah pembangunan ekonomi akan dipacu tumbuh
lebih tinggi, inklusif dan berdaya saing, hal ini dapat diwujudkan melalui revitalisasi industri
4
pengolahan yang mendorong diversifikasi produk ekspor non-komoditas, terutama ekspor
5
produk manufaktur berteknologi tinggi dan mengurangi ketergantungan impor, serta
pemanfaatan teknologi digital secara optimal. Revitalisasi dilakukan dengan implementasi
revolusi industri 4.0 yaitu digitalisasi, otomatisasi, dan penggunaan kecerdasan buatan
dalam aktivitas produksi sehingga akan meningkatkan produktivitas dan efsiensi dalam
produksi modern.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian telah membuat peta jalan
implementasi industri 4.0 “Making Indonesia 4.0” di 5 sub sektor prioritas yang termasuk
dalam Proyek Prioritas Strategis (Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020). KEMENTERIAN
TERKAIT sebagai Lembaga Pemerintah yang berperan dalam mengkoordinir kegiatan
penanaman modal di Indonesia, memiliki kepentingan untuk mendorong pengembangan
proyek investasi yang sifatnya strategis dalam rangka peningkatan nilai tambah ekonomi
dilakukan peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan
industrialisasi, serta penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi melalui
pengoptimalan pemanfaatan teknologi digital dan industri 4.0.
Dalam dokumen RPJMN 2020-2024 (Lampiran II, Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun
2020) menggarisbawahi bahwa Pengembangan Proyek Prioritas Strategis Industri 4.0 di 5
Sub Sektor Prioritas: Makanan dan Minuman, Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik,
Kimia dan Farmasi, merupakan upaya untuk meningkatkan kontribusi industri pengolahan
dalam PDB hingga mencapai 21,0%; meningkatkan nilai ekspor produk industri pengolahan
mencapai USD 183,4 miliar dan kontribusi ekspor produk industri berteknologi tinggi
menjadi 13%; serta pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas dan
daya saing industri berbasis konten.
Selain hal tersebut di atas, terkait dengan kebijakan pembangunan wilayah 2020-2024 juga
dilakukan penjabaran ke dalam tujuh (7) wilayah pembangunan, yakni Wilayah Papua,
Wilayah Maluku, Wilayah Nusa Tenggara, Wilayah Sulawesi, Wilayah Kalimantan, Wilayah
Jawa-Bali, dan Wilayah Sumatera, sebagaimana RTRW Pulau. Hal tersebut untuk menjamin
kebijakan, program dan kegiatan yang konsisten, terpadu dan bersifat lintas sektor dengan
memperhatikan karakter geografis, potensi wilayah, karakteristik nilai-nilai sosial, budaya
dan adat daerah, daya dukung lingkungan, serta risiko bencana di setiap wilayah. Arah
pembangunan wilayah di luar Pulau Jawa perlu menjadi perhatian dan dapat dipilih terkait
untuk mendorong penyebaran investasi, sehingga ini menjadi tambahan dalam alternatif
pemilihan selain Proyek Prioritas Strategis atau yang dikenal dengan sebutan Major Project.
Sebagai contoh, kebijakan pembangunan Pulau Kalimantan diarahkan untuk mendorong
penguatan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah antara lain mendorong komoditas
unggulan dan industri pengolahan hasil tambang secara terintegrasi serta kawasan
pertambangan pada Kawasan Industri (KI) dan/atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Sedangkan Provinsi Papua dan Papua Barat diarahkan untuk mendorong transformasi
ekonomi berbasis wilayah adat dari hulu ke hilir.
6
II. MAKSUD DAN TUJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Maksud kegiatan ini yaitu mendorong realisasi pengembangan penanaman modal
proyek prioritas/strategis di Indonesia, dengan tujuan antara lain:
1. Memberikan gambaran komprehensif dan mendetail (pra studi kelayakan /pra
Feasibility Study) kepada investor dan stakeholder mengenai kelayakan suatu
proyek.
2. Menganalisis kelayakan investasi suatu proyek di sektor pengembangan komoditas
unggulan yang akan didorong dan dikembangkan oleh Pemerintah 5 (lima) tahun ke
depan, dengan memperhitungkan keunggulan kompetitif dan keunggulan
komparatif setiap daerah (provinsi) dalam rangka mendukung upaya pemerataan
ekonomi ke seluruh wilayah yang berdaya saing.
3. Merumuskan usulan tindak lanjut, strategi, rekomendasi program dan kebijakan,
serta insentif khusus kepada Kementerian/Lembaga terkait bagi pengembangan
penanaman modal proyek prioritas strategis sektor Pertanian dan Perkebunan di
Indonesia.
4. Menyiapkan informasi proyek prioritas strategis berbasis spasial (Sistem Informasi
Geografis) yang siap ditawarkan kepada investor dan informasi/konten terkait
lainnya yang diintegrasikan dengan sistem informasi yang telah tersedia di
KEMENTERIAN TERKAIT.
No P S Proyek Keterangan
r e
o k
v t
i o
n r
s
i
1 Sumatera Pari DPP Major Project Perpres 18/2020
Utara wis Danau
ata Toba
2 Sumatera Pengembangan Kawasan Industri 18 Kawasan Industri Pengembangan dalam
Utara Kawasan Kuala Tanjung Perpres 18/2020 (lamp. hal II.29), PSN
Perpres 109/2020
3 Sumatera Industri Industri Pengolahan Pengembangan komoditas unggulan Provinsi
Barat Terintegrasi Hasil Perkebunan Sumatera Barat: kakao, kopi, karet, kelapa
7
Kawasan (antara lain Kakao, sawit, lada, pala, cengkeh, dan perikanan
Karet dan Kopi) tangkap dan budidaya
(Lamp. 6. Pembangunan Wilayah Sumatera
hal 6 Perpres 18/2020)
8
No Provinsi Sektor Proyek Keterangan
9
No Provinsi Sektor Proyek Keterangan
15
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang
Perencanaan/Pengembangan Wilayah yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
d. Tenaga Ahli di Bidang Hukum dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Hukum merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek legal dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang Hukum;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang hukum yang
dibuktikan dengan sertifikat profesi dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
e. Tenaga Ahli di Bidang Sosial Kelembagaan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Sosial Kelembagaan merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek sosial dan
kelembagaan khususnya terkait dampak penerimaan suatu proyek dari
masyarakat/umum dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang Ilmu
Komunikasi/Kesejahteraan Sosial/Sosiologi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang sosial dan
kelembagaan/hubungan masyarakat/CSR yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
f. Tenaga Ahli di Bidang Arsitekur Lanskap dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Arsitektur Lanskap merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek arsitektur lanskap
dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Arsitektur Lanskap;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di Arsitektur Lanskap yang
dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
Tenaga Ahli Sektor Industri yang Terintegrasi dengan Kawasan
a. Ketua Tim Tenaga Ahli (Team Leader)
Ketua tim tenaga ahli (team leader) merupakan praktisi maupun akademisi yang
bertanggung jawab atas seluruh proses pelaksanaan kegiatan serta laporan awal
dan laporan akhir (termasuk didalamnya reviu outline dan konten), dengan
kualifikasi:
16
- Latar belakang pendidikan Doktor (S-3) di bidang Manajemen Proyek/Teknik
Industri/Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Ekonomi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun sebagai manajer proyek di
sektor industri/infrastruktur/Engineering, Procurement and Construction
(EPC) (memiliki sertifikat yang mendukung keahlian manajemen proyek)
dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 3 (tiga)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
b. Tenaga Ahli di Bidang Finansial/Keuangan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Keuangan merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait kelayakan ekonomi proyek dan
skema pendanaannya dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Finansial/Keuangan;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang Finansial/Keuangan
yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
c. Tenaga Ahli di Bidang Perencanaan/Pengembangan Wilayah dengan jumlah
personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Perencanaan/Pengembangan Wilayah merupakan praktisi
ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait
pemanfaatan ruang lokasi potensial dan kesiapan wilayah dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang
Perencanaan/Pengembangan Wilayah yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
d. Tenaga Ahli di Bidang Hukum dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Hukum merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek legal dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang Hukum;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang hukum yang
dibuktikan dengan sertifikat profesi dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
e. Tenaga Ahli di Bidang Sosial Kelembagaan dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Sosial Kelembagaan merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek sosial dan
kelembagaan khususnya terkait dampak penerimaan suatu proyek dari
masyarakat/umum dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang Ilmu
Komunikasi/Kesejahteraan Sosial/Sosiologi;
17
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang sosial dan
kelembagaan/hubungan masyarakat/CSR yang dibuktikan dengan sertifikat
keahlian dan/atau pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
f. Tenaga Ahli di Bidang Teknologi Industri Pertanian/Perkebunan dengan jumlah
personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Teknologi Industri Pertanian/Perkebunan merupakan praktisi
ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis pengembangan,
teknologi dan manajemen pengolahan hasil pertanian/perkebunan dengan
kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Perikanan dan Ilmu Kelautan/Teknologi Pertanian/Industri Pertanian/Teknologi
Pangan;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang pengolahan hasil
pertanian/perkebunan yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau
pernah terlibat dalam penyusunan dokumen bisnis (studi
pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu)
kali, yang dibuktikan dengan surat keterangan pendukung.
g. Tenaga Ahli di Bidang Ilmu Tanah, Sumberdaya Lahan dan Pemetaan dengan
jumlah personil sesuai di RAB terlampir (dikhususkan untuk menangani proyek
Pengembangan Perkebunan (a.l pala) Terintegrasi dengan Industri
Pengolahan Hasil Perkebunan (termasuk studi teknis), Provinsi Papua Barat)
Tenaga ahli di Bidang Ilmu Tanah, Sumberdaya Lahan dan Pemetaan merupakan
praktisi ataupun akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait
pemetaan perkebunan dan pemanfaatan ruang lokasi potensial, kesiapan wilayah
dan lahan dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya magister (S-2) di bidang Ilmu
Tanah/Sumberdaya Lahan dan Pemetaan;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun dalam analisis atau
pengembangan potensi lahan serta pemetaan wilayah.
h. Tenaga Ahli di Bidang Industri dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Industri merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis pengembangan, teknologi dan
manajemen industri untuk sektor industri hasil pengolahan dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Teknik Industri;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di bidang industri yang
dibuktikan dengan sertifikat keahlian dan/atau pernah terlibat dalam
penyusunan dokumen bisnis (studi pendahuluan/prafs/fs) sektor/proyek
strategis paling sedikit sebanyak 1 (satu) kali, yang dibuktikan dengan surat
keterangan pendukung.
i. Tenaga Ahli di Bidang Sosial Arsitekur Lanskap dengan jumlah personil sesuai di
RAB terlampir (dikhususkan untuk menangani proyek Pengembangan
Perkebunan (a.l pala) Terintegrasi dengan Industri Pengolahan Hasil
Perkebunan (termasuk studi teknis), Provinsi Papua Barat)
Tenaga ahli di Bidang Arsitektur Lanskap merupakan praktisi ataupun akademisi
yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek legal dengan
kualifikasi:
18
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Arsitektur Lanskap;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di arsitektur lanskap.
j. Tenaga Ahli di Bidang Teknik Sipil dengan jumlah personil sesuai di RAB terlampir
(dikhususkan untuk menangani proyek Pengembangan Perkebunan (a.l pala)
Terintegrasi dengan Industri Pengolahan Hasil Perkebunan (termasuk studi
teknis), Provinsi Papua Barat)
Tenaga ahli di Bidang Teknik Sipil merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis sipil dan/atau rancang bangunan dengan
kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya magister (S-2) di bidang
Teknik Sipil;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun dalam penyusunan Detail
Engineering Design (DED) dan penyusunan engineer estimation.
k. Tenaga Ahli di Bidang Teknik Mesin dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir (dikhususkan untuk menangani proyek Pengembangan Perkebunan
(a.l pala) Terintegrasi dengan Industri Pengolahan Hasil Perkebunan (termasuk
studi teknis), Provinsi Papua Barat)
Tenaga ahli di Bidang Teknik Mesin merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyusun analisis mesin dengan kualifikasi:
- Latar belakang Pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Teknik Mesin;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun dalam analisis dan desain
mesin industri pada suatu proyek investasi.
l. Tenaga Ahli di Bidang Mekanika Tanah dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir (dikhususkan untuk menangani proyek Pengembangan Perkebunan
(a.l pala) Terintegrasi dengan Industri Pengolahan Hasil Perkebunan
(termasuk studi teknis), Provinsi Papua Barat)
Tenaga ahli di Bidang Mekanika Tanah dan merupakan praktisi ataupun
akademisi yang memiliki tugas untuk menyusun analisis terkait aspek mekanika
tanah dengan kualifikasi:
- Latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Magister (S-2) di bidang
Mekanika Tanah;
- Pengalaman kerja minimal 9 (sembilan) tahun di mekanika tanah.
19
b. Tenaga Ahli di Bidang Media Digital/Videografer dengan jumlah personil sesuai di
RAB terlampir
Tenaga ahli di Bidang Media Digital/Videografer merupakan praktisi ataupun
akademisi yang memiliki tugas untuk menyiapkan konten informasi digital/video
dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) di bidang
Media Digital dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
c. Tenaga Ahli di Bidang Desain Grafis dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir Tenaga ahli di Bidang Desain Grafis merupakan praktisi ataupun
akademisi yang memiliki tugas untuk menyiapkan konten infografis proyek
dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) di bidang
Desain Grafis dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
d. Tenaga Ahli di Bidang Pemrograman dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
Tenaga ahli di Bidang Pemrograman merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyiapkan pemrograman sesuai kebutuhan untuk
penyiapan informasi proyek berbasis spasial dengan latar belakang pendidikan
sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) di bidang Pemrograman/Teknik Informatika
dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
e. Tenaga Ahli di Bidang Database Spasial dengan jumlah personil sesuai di RAB
terlampir
20
Tenaga ahli di Bidang Database Spasial merupakan praktisi ataupun akademisi yang
memiliki tugas untuk menyiapkan database spasial sesuai kebutuhan untuk
penyiapan informasi proyek berbasis spasial dengan latar belakang pendidikan
sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) di bidang Database Spasial dengan
pengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
f. Tenaga Pendukung/Asisten Pemrograman Aplikasi GIS dengan jumlah personil
sesuai di RAB terlampir
Tenaga pendukung/Asisten Pemrograman Aplikasi GIS memiliki tugas untuk
membantu tenaga ahli di bidang GIS dalam penyiapan pemrograman aplikasi GIS
dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) di bidang
teknologi informasi/komputer/GIS dengan pengalaman kerja minimal 2 (dua)
tahun.
g. Tenaga Pendukung/Asisten Database Spasial dengan jumlah personil sesuai di
RAB terlampir
Tenaga pendukung/Asisten Database Spasial memiliki tugas untuk membantu tenaga
ahli di bidang databse spasial dalam penyiapan pemrograman database spasial
dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S-1) di bidang
database spasial dengan pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun.
h. Tenaga Pendukung/Asisten Operator GIS/CAD dengan jumlah personil sesuai di
RAB terlampir
Tenaga pendukung Operator GIS/CAD memiliki tugas untuk membantu tenaga ahli di
bidang GIS dalam mengoperasikan GIS/CAD untuk penyiapan informasi proyek
berbasis spasial dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana
(S-
1) di bidang Operator GIS/CAD dengan pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun.
21
D. Kebutuhan Tenaga Pendukung Penyelenggaraan Acara / Kegiatan.
Kebutuhan tenaga pendukung dapat disubkontrakkan sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.
Tenaga Pendukung acara kegiatan dan pertemuan dengan jumlah personil sesuai
di RAB terlampir.
Tenaga Pendukung acara memiliki tugas untuk membantu Ketua Tim dan Tenaga
Ahli untuk mengurus seluruh perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan
kegiatan (seperti: perjalanan, rapat/paket meeting beserta administrasinya)
dengan latar belakang Pendidikan sekurang-kurangnya Diploma (D-3) di semua
bidang dan berpengalaman kerja di bidang tersebut selama minimal 3 (tiga).
Tenaga pendukung diutamakan yang telah memiliki sertifikat keahlian MICE.
4. Penyusunan Laporan
Laporan yang harus disiapkan berupa hardcopy dan softcopy oleh pihak ketiga
adalah sebagai berikut:
a. Laporan Pendahuluan, merupakan laporan awal yang disusun berdasarkan
pengumpulan data dan informasi sekunder (desk study dan literatur reviu)
melalui kunjungan lapangan, survei awal dan rapat koordinasi (data primer dan
data sekunder) dan hasil FGD aspek legal dan teknis.
b. Laporan akhir berupa dokumen pra studi kelayakan pada masing-masing proyek
yang termasuk dalam 25 proyek di sektor pengembangan kawasan, industri yang
terintegrasi dengan kawasan, infrastruktur penunjang kawasan, dan sektor
pariwisata yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
c. Ringkasan eksekutif dan info memo berupa profil masing-masing proyek prioritas
strategis di sektor pengembangan kawasan, industri yang terintegrasi dengan
kawasan, infrastruktur penunjang kawasan dan sektor pariwisata ( summary dari
dokumen pra studi kelayakan) yang disajikan secara infografis dalam Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris.
d. Laporan penyiapan informasi proyek berbasis spasial dalam bentuk antara lain
user manual (admin sistem dan informasi terkait website yang menyajikan
informasi proyek) dan rekomendasi pengembangan sistem informasi.
22
5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jangka waktu penyelenggaraan kegiatan Penyusunan Peta Peluang Investasi Proyek
Prioritas Strategis yang Siap Ditawarkan di Sektor Pariwisata, Pengembangan
kawasan, Industri yang Terintegrasi dengan Kawasan, dan Infrastruktur Penunjang
Kawasan dilaksanakan dalam kurun waktu 6 (enam) bulan dalam Tahun Anggaran
2021 dengan rincian sebagai berikut:
BULAN
KEGIATAN
24
BULAN
No. KEGIATAN 5 6 7 8 9 10
prasarana FGD yang menunjang (koneksi
internet yang memadai).
Menyusun analisis kelayakan investasi untuk
6. memastikan peluang proyek investasi bersifat
strategis siap ditawarkan kepada investor
Menyusun rekomendasi dan usulan tindak
7. lanjut serta rekomendasi program dan
kebijakan guna mendukung pengembangan
proyek investasi
Menyiapkan informasi proyek prioritas strategis
berbasis spasial (Sistem Informasi Geografis)
8.
yang siap ditawarkan kepada investor dan
informasi/konten terkait lainnya
Pencetakan laporan akhir peta peluang dan
profil proyek investasi yang siap ditawarkan
dalam bentuk dokumen pra studi kelayakan,
ringkasan eksekutif dan info memo untuk
masing-masing proyek, serta pengintegrasian
9.
konten informasi proyek prioritas strategis
berbasis spasial (Sistem Informasi Geografis)
yang siap ditawarkan kepada investor dan
informasi/konten terkait lainnya dengan sistem
informasi yang telah tersedia di KEMENTERIAN
TERKAIT.
26
penunjang kawasan, dan sektor pariwisata ( summary dari dokumen pra studi
kelayakan) dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
5. Infografis yang memuat informasi singkat proyek dalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris (softcopy).
6. Informasi proyek prioritas strategis berbasis spasial (Sistem Informasi Geografis)
yang siap ditawarkan kepada investor dan informasi/konten terkait lainnya yang
telah diintegrasikan dengan sistem informasi ( website) yang telah tersedia di
KEMENTERIAN TERKAIT dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
27