Anda di halaman 1dari 4

Implementasi SDI : Sinergi Data Spasial dan Ekonomi dalam Perwujudan

Pemerataan Pembangunan

Pemerataan pembangunan menjadi salah satu pilar pembangunan dalam


rangka mencapai Indonesia Emas 2045. Pembangunan menjadi hal yang sangat
vital dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan
merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang
berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah
menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (Siagian, 1998 dalam
Asariansyah et al., 2013). Pembangunan sendiri memiliki beberapa fokus seperti
pembangunan manusia, pembangunan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan
pembangunan sosial.

Berdasarkan Permenko Perekonomian Nomor 9 Tahun 2022, pemerintah


menargetkan 200 proyek dan 12 program sebagai daftar Proyek Strategis Nasional
(PSN). Sayangnya, sebagian besar pembangunan PSN masih terkonsentrasi di
Pulau Jawa dan Sumatera. Hal tersebut mengindikasikan bahwa akselerasi
pembangunan infrastruktur di Indonesia belum merata. Ketidakmerataan
pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonominya. Saat ini, 80% dari
pertumbuhan ekonomi nasional merupakan kontribusi dari wilayah Indonesia
bagian Barat. Sedangkan sisanya bersumber dari wilayah Timur (Finaka, 2020).

Pemerataan pembangunan menjadi isu strategis sekaligus tuntutan bagi


pemerintah yang harus diprioritaskan jika ingin mencapai kesejahteraan umum
sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pemerintah mencanangkan berbagai
kebijakan. Kebijakan yang disusun tentunya tak lepas dari peran data. Sayangnya,
data di Indonesia yang sangat banyak itu masih tidak terstruktur sehingga
pemanfaatannya belum maksimal. Padahal, akurasi data sangat penting dalam
menentukan kebijakan apa yang harus diambil.

Untunglah, pemerintah telah meresmikan Satu Data Indonesia (SDI)


sebagai upaya dalam menghasilkan kebijakan yang tepat dengan data yang valid
dan akurat. SDI merupakan kebijakan tata kelola data pemerintah yang bertujuan
untuk menciptakan data berkualitas, mudah diakses, dan dapat dibagipakaikan
antarinstansi baik secara vertikal maupun horizontal (kominfo.go.id, 2022).
Dengan SDI, data yang dimiliki oleh setiap instansi/lembaga dapat diintegrasikan
dan pemanfaatannya menjadi lebih luas. Dampaknya, kebijakan yang diambil
dapat lebih akurat dan tepat sasaran.

Lantas, bagaimana kolaborasi antardata tersebut dapat menjadi solusi


untuk mengatasi permasalahan pemerataan pembangunan di Indonesia?

SDI diharapkan dapat menjembatani data-data yang terdapat di


kementerian dan lembaga pemerintah sehingga terdapat lebih banyak informasi
yang dapat dikumpulkan. Salah satu pemanfaatannya dalam upaya pemerataan
pembangunan adalah rencana arah pembangunan daerah berbasis potensi lokal
yang telah direncanakan oleh Bappenas. Pada prinsipnya, kebijakan tersebut
memacu daerah agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki sehingga
harapannya potensi tersebut dapat menjadi basis perekonomian bagi daerah
masing-masing. Di samping itu, rencana tersebut juga dapat mendorong
tercapainya tujuan otonomi daerah sebagaimana yang telah diatur dalam UU
Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah.

Rencana ini memanfaatkan data spasial (BIG) yang meliputi kondisi


geografis, Indeks Kesulitan Geografis (IKG), potensi kebencanaan, potensi
wilayah yang diintegrasikan dengan statistik sosial dan ekonomi (BPS). Dari
kedua data tersebut, dapat diperoleh informasi mengenai potensi yang sesuai
dengan kondisi geografis di tiap-tiap daerah. Potensi itulah yang harus
dimaksimalkan agar dapat menjadi basis perekonomian di daerah tersebut.

Dalam lampiran Arah Pembangunan Wilayah RPJMN 2020-2024,


Bappenas telah memaparkan gambaran umum wilayah, target pembangunan
wilayah, prioritas pembangunan wilayah, serta rencana pengembangan sektor
unggulan. Dapat diketahui bahwa Papua akan dikembangkan menjadi basis
pangan nasional dan sektor ekonomi berbasis sumber daya alam. Wilayah-wilayah
yang berada di Nusa-Bali dan Maluku akan menjadi basis perikanan nasional dan
wisata bertaraf internasional. Selanjutnya, Sulawesi dikembangkan menjadi basis
industri pangan dan Gerbang Kawasan Indonesia Timur. Kalimantan diarahkan
menjadi basis industri pengolahan dan lumbung energi nasional. Sementara itu,
Pulau Jawa tetap menjadi basis perdagangan dan jasa. Terakhir, Sumatera
dikembangkan menjadi basis industri baru dan Gerbang Kawasan Asia.

Melalui rencana pengembangan wilayah tersebut, harapannya, kontribusi


pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia menjadi 25 persen yakni 5
persen lebih tinggi dibandingkan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi
saat ini. Dengan demikian, tujuan pemerataan pembangunan dapat tercapai.

Dengan peranan dan manfaatnya yang sangat banyak, SDI hampir tidak
memiliki kelemahan. Namun, untuk mencapai data yang terintegras, diperlukan
proses panjang. Salah satu alasannya adalah karena 90% data yang ada di
pemerintahan belum terstruktur. Selain itu, terdapat kompleksitas yang cukup
tinggi antara kementerian/lembagu satu dengan lainnya. Misalnya adanya
perbedaan konsep dan definisi variabel yang digunakan, serta perbedaan kode
referensi.

Pada akhirnya, sampai saat ini permasalahan klasik mengenai pemerataan


pembangunan masih menjadi isu strategis yang perlu diprioritaskan demi
meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan kebijakan harus dilakukan
dengan cermat dan mengacu pada data yang akurat. Dengan SDI, data yang
tersebar di kementerian/lembaga negara dapat diintegrasikan sehingga
pemanfaatan informasinya menjadi semakin luas. Salah satunya adalah kolaborasi
data spasial dari BIG dan data sosial-ekonomi dari BPS dapat dijadikan dasar
dalam perencanaan arah pembangunan wilayah berbasis potensi lokal. Dengan
informasi dari kedua data tersebut, pemerintah dapat merencanakan target
pembangunan serta sektor-sektor unggulan yang perlu dikembangkan.
Harapannya, masalah pemerataan pembangunan dapat diminimalisir dan
kesejahteraan umum dapat tercapai.

REFERENSI
Asariansyah, M. F., Saleh, C., & Rengu, S. P. (2013). PARTISIPASI

MASYARAKAT DALAM PEMERATAAN PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR JALAN. Universitas Brawijaya, 1, 1141.

Finaka, A. W. (2020). Arah Pemerataan dan Pembangunan Infrastruktur.

https://indonesiabaik.id/infografis/arah-pemerataan-dan-pembangunan-

infrastruktur

kominfo.go.id. (2022). Pemerintah Luncurkan Portal Satu Data Indonesia.

https://www.kominfo.go.id/content/detail/46520/pemerintah-luncurkan-

portal-satu-data-indonesia/0/berita

Anda mungkin juga menyukai