C. Analisis
Big Data: Kekuatan di antara kefatalan (uraikan hasil analisis terkait kekuatan data
jika data akurat dan presisi, dan kekuatan data jika tidak akurat dan tidak presisi dengan
metodenya masing-masing)
Big data berperan sangat penting bagi pengelolaan pemerintah (Couldry and Powell
2014) supaya pemerintah dapat memberikan kinerja yang baik dan tepat sehingga
dampaknya juga sesuai yang diharapkan. Penggunaan big data di era digital ini menjadi
senjata utama dan jauh lebih mudah diperoleh dibanding era sebelumnya, namun yang
menjadi persoalannya adalah keabsahan dari big data itu. Big data yang merupakan
serangkaian proses mengumpulkan data, memproses data, dan penyajian data dalam jumlah
data yang banyak (Couldry and Powell 2014).
Hal yang masih menjadi permasalahan di Indonesia adalah mengenai data dimulai
dari tingkat desa yang tingkat akurasinya rendah sehingga dari total 74.961 desa di
Indonesia jika memberikan data yang akurasinya rendah maka dampaknya sangat buruk.
Hal ini terkait dengan metode pengambilan data yang selama ini digunakan oleh
pemerintah. Pemerintah selama ini memperoleh data semisal Podes (Potensi Desa) dan
Prodeskel (Profil Desa/Kelurahan) yang mana sumber penggalian datanya hanya dari aparat
desa yang secara kapasitas tidak cukup paham dan tidak dapat dipertenggungjawabkan
untuk memetakan semua data-data karena berbasis mengira-ngira atau datanya tidak update
(Sjaf et al. 2020). Lalu BPS pun melalui metode Canvassing seperti sensus itu hanya dapat
dilakukan tiap 10 tahun karena memerlukan dana yang besar yaitu sebesar 4 triliyun untuk
sensus tahun 2020 (Group 2019) sehingga hal itu tidak efektif dan efisien serta data pun
tidak dapat diupdate tiap bulannya secara akurat dan presisi.
Dalam upaya menyelesaikan permasalahan data itu ada sebuah terobosan baru
dalam metode pengambilan data yaitu menggabungkan metode pengambilan data secara
spasial, partisipatif, dan sensus yang digunakan oleh DDP (Data Desa Presisi). Partisipatif
artinya melibatkan warga yang telah diberikan pembekalanoleh pihak DDP. Pelaksanaan
pengumpulan data-data tersebut pun dilakukan dengan menggunakan drone dan platform
digital sehingga akurasinya tinggi dan datanya dapat diperoleh secara aktual tidak perlu
setahun atau sepuluh tahun sekali.
Hasil dari pengumpulan data dari metode tersebut dapat memperoleh data yang
akurat dan presisi sehingga ketika para aktor yang terlibat dalam merumuskan kebijakan
pada tingkat desa atau kebijakannya memiliki pengaruh terhadap desa dapat memberikan
implikasi yang baik. Misalnya ketika jumlah pengangguran dan orang miskin di desa telah
terpetakan secara akurat dan presisi maka kebijakan dan bantuan yang berimplikasi pada
mereka dapat memberikan dampak yang positif. Sebaliknya jika datanya tidak akurat dan
presisi maka mereka yang miskin dan pengangguran bisa jadi terdata sebagian atau ada
kesalahan data (bisa datanya berlebih karena double atau ada data orang yang seharusnya
tidak masuk data itu) yang menyebabkan pemerintah akan salah memberikan bantuan atau
salah memberikan kebijakan.
DAFTAR PUSTAKA
antaranews.com. 2020. “Siapkan Desa Sebagai Sumber Pangan Saat Wabah Covid-19.” Antara
News. April 6, 2020. https://www.antaranews.com/berita/1405506/siapkan-desa-sebagai-
sumber-pangan-saat-wabah-covid-19.
Couldry, Nick, and Alison Powell. 2014. “Big Data from the Bottom Up.” Big Data & Society.
ditjenbinaadwil. 2022. “KEMENDAGRI MUTAKHIRKAN KODE, DATA WILAYAH
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAN PULAU DI SELURUH INDONESIA.”
2022. https://ditjenbinaadwil.kemendagri.go.id/berita/detail/kemendagri-mutakhirkan--
kode-data-wilayah-administrasi-pemerintahan--dan-pulau-di-seluruh-indonesia.
Fauzi, Achmad Nur, and Dewi Rostyaningsih. 2018. “ANALISIS PERAN AKTOR DALAM
FORMULASI KEBIJAKAN SEMARANG SMART CITY.” Journal of Public Policy
and Management Review 7 (4): 356–74. https://doi.org/10.14710/jppmr.v7i4.22052.
Group, Gatra Media. 2016. “Biaya Sensus 2020 Rp4 T, Upah Surveyor Habiskan Rp3,3 T |
Ekonomi.” May 20, 2016. https://www.gatra.com/news-443744-ekonomi-biaya-sensus-
2020-rp4-t-upah-surveyor-habiskan-rp33-t.html.
Negara, Kementerian Sekretariat. 2022. “Peran Data Dalam Perumusan Kebijakan | Sekretariat
Negara.” 2022.
https://www.setneg.go.id/baca/index/peran_data_dalam_perumusan_kebijakan.
Prilia, Ribka, Fabian J. Manoppo, and Lanny D. K. Manaroinsong. 2021. “Analisis Fondasi
Tiang Bor Dengan PLAXIS 3D (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan
Fakultas Teknik Unsrat Jurusan Sipil).” TEKNO 19 (78).
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/tekno/article/view/35543.
Sjaf, Sofyan, La Elson, Lukman Hakim, and I Made Godya. 2020. Data Desa Presisi. Bogor:
LPPM IPB University.
Winata, Koko Adya, Qiqi Yuliati Zaqiah, Supiana Supiana, and Helmawati Helmawati. 2021.
“KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI.” Ad-Man-Pend : Jurnal
Administrasi Manajemen Pendidikan 4 (1): 1–6. https://doi.org/10.32502/amp.v4i1.3338.