Anda di halaman 1dari 29

PENDAHULUAN

1
1.1 Latar Belakang

Hakekat pembangunan di Kabupaten Lampung Timur pada


perinsipnya menyangkut keseluruhan bidang pembangunan dengan
melibatkan semua pihak dan bagian yang terpenting adalah aspek
manfaatnya dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, baik laki-
laki, permpuan, maupun anak dan kaum marginal lainnya tidak boleh
tertinggal atau terdiskriminasikan.
Sejak dicanangkannya Desa Adirejo sebagai desa percontohan
Desa Ramah Perempuan Perduli Anak serta konvergensi Penanganan
dan Pencegahan Stunting pada tahun 2022, Pemerintah Desa Adirejo
berkomitmen untuk mewujudkan indikator-indikator keberhasilan
DRPPA Konvergensi Penanganan dan pencegahan Stunting, salah
satunya tersedianya data perempuan. Profil Gender Desa Adirejo
menyajikan data keadaan kesetaraan gender dan keadilan gender
berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur. Otonomi daerah
melahirkan kebutuhan data hingga level desa. Data-data tersebut
diperlukan oleh pemerintah desa sebagai dasar perumusan kebijakan
maupun evaluasi program pembangunan. Menjawab kebutuhan
tersebut, mulai tahun 2022, dibentuk tim data yang bertugas untuk
melakukan pendataan.

Pemerintahan Desa Adirejo menyadari pentingnya ketersediaan


data melalui indikator kesetaraan gender. Data kesetaraan gender
menjadi sangat penting untuk mengetahui sejauh mana indikator-
indikator kesetaraan gender mencapai kemajuan atau belum. Dari
data yang disajikan, kita akan mendapatkan gambaran lebih akurat
tentang kondisi kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,
1
sehingga kita dapat menentukan langkah yang tepat sasaran,sehingga
berbagai program pembangunan akan lebih tepat menyasar kelompok
yang rentan dan sangat memerlukan uluran tangan pemerintah.
Pada era seperti sekarang ini, informasi capaian pembangunan
berkesetaraan gender merupakan sumber data yang cukup penting
bagi para pemangku kebijakan dalam merencanakan pembangunan
desa maupun Dearah. Pembangunan kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan lebih tepat sasaran,sehingga berbagai
program pembangunan akan lebih tepat menyasar kelompok yang
rentan dan sangat memerlukan uluran tangan pemerintah.

Pemerintah Desa menyediakan data bagi berbagai pengguna


data, baik dilingkungan pemerintah, institusi swasta maupun institusi
masyarakat. Publikasi ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan
evaluasi atas perwujudan kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan, serta mengukur sejauh mana Pemerintah Desa telah
melakukan tugasnya atas pemenuhan kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan. Hal tersebut dapat terlihat dalam berbagai
dimensi/indikator yang telah ditetapkan melalui kesetaraan gender
yang sebagian akan disajikan dalam Publikasi Profil Perempuan Desa
Adirejo Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur 2023 ini.

1.2 TUJUAN

Penyusunan Publikasi Profil Perempuan Desa Adirejo Kecamatan


Pekalongan Kabupaten Lampung Timur bertujuan mendeskripsikan dan
menginformasikan kepada pemerintah, baik Kabupaten, Kecamatan
institusi masyarakat dan institusi swasta tentang kondisi kesetaraan
gender dan pemberdayaan perempuan sekaligus sebagai masukan
dalam rangka perencanaan dan evaluasi atas pembangunan
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yang telah dan
sedang berlangsung.

Kondisi kesetaraan gender yang disajikan dalam publikasi profil


2
ini meliputi beberapa dimensi yaitu kependudukan, kesehatan dan
kesejahteraan, partisipasi sekolah dan kependidikan, ekonomi dan
ketenagakerjaan, politik dan pengambilan keputusan, kekerasan dan
perlindungan.

3
1.3 DASAR HUKUM

1. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang


PengesahanKonvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Terhadap Perempuan;
2. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara;
3. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
4. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan antara PemerintahPusat danDaerah;
5. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
urusan pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan,Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Perencanaan Pembangunan Daerah;
8. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan Nasional;

4
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2011
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengarusutamaan Gender di Daerah;
10. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah
daerah;
11. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan
Anak Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengawasan
PPRG di daerah;
12. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Nomor 2 tahun 2020 tentang Rencana
Strategis Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan
Pelindungan Anak (KPPPA)Tahun2020–2024.

1.4 Sasaran

Sasaran dari pembahasan ini adalah terciptanya kegiatan


dalam menyelesaikan permasalahan – permasalahan gender dan
penerapan strategi pengarustamaan gender dalam perencanaan dan
penganggaran responsif gender sesuai dengan Renstra untuk
mencapai adanya kesetaraan gender didaerah.
Sedangkan sasaran pemanfaat pembahasan ini adalah
Pemerintah Desa Adirejo, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten
Lampung Timur, Pemerintah Provinsi Lampung. Selain itu,
pembahasan ini juga dapat di manfaatkan oleh pihak lain seperti
lembaga Non Pemerintah/Organisasi Perempuan/Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Perguruan Tinggi atau Pusat Studi
Wanita/Gender

7
STRUKTUR
PENDUDUK
2
Data dan informasi kependudukan merupakan data strategis
yang dibutuhkan di perencanaan pembangunan. Data penduduk pada
masa lampau dan saat ini bermanfaat untuk perencanaan, monitoring
dan evaluasi.

Jumlah penduduk dikaitkan dengan struktur, komposisi, serta


persebaran penduduk menjadi informasi penting yang berguna sebagai
dasar pengambilan kebijakan pembangunan suatu wilayah. Jumlah
penduduk yang besar merupakan modal pembangunan yang potensial,
akan tetapi jumlah penduduk yang besar juga dapat menjadi beban
pembangunan dan memicu munculnya permasalahan terkait
penyediaan kebutuhan pokok seperti pangan, sandang serta
perumahan. Untuk itu peningkatan jumlah penduduk semestinya
diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia itu
sendiri.

Perlu diperhatikan pula bahwa jumlah penduduk yang terus


meningkat dari tahun ke tahun tanpa diimbangi dengan peningkatan
kualitas cenderung akan menjadi masalah dan beban pembangunan.
Dalam kaitannya mendukung pembangunan, maka informasi yang
menggambarkan tentang penduduk sangat diperlukan terutama oleh
para pembuat kebijakan, baik di kalangan pemerintah maupun swasta.
Informasi ini menjadi dasar dalam pembuatan kebijakan.

Gambaran data kependudukan meliputi gambaran kelahiran,


pernikahan , kematian, kepemilikan kartu tanda kependudukan dan
lain-lain. Demografi berkaitan dengan angka dan jumlah. Aspek
komponen yang berkaitan dengan demografi umumnya adalah :
jumlah penduduk, komposisi penduduk, distribusi penduduk dan
8
faktor-faktor non-ekonomi seperti kepemilikan kartu tanda penduduk
dan akte kelahiran. Selain itu Jumlah dan persebaran penduduk di
suatu daerah sangat penting karena mempengaruhi pembuatan
kebijakan oleh pemerintah terkait perencanaan dalam banyak bidang
seperti pemerataan pendidikan, ekonomi, kesejahteraan dan lain-lain.
Berikut akan dibahas dinamika demografi penduduk Lampung Timur
beserta indeks disparitas gendernya.

Gambar 2.
Persentase Penduduk Desa Adirejo tahun 2023

Laki-laki Perempuan

9
2.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Gambar 2.1 Jumlah Penduduk Desa Adirejo 2023


5000
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Dusun 1 Dusun 2 Dusun3 Dusun 4 Dusun 5 Dusun 6 Jumlah

Laki-Laki Perempuan Jumlah Jiwa Jumlah KK

Komposisi penduduk Desa Adirejo secara umum terlihat bahwa


jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan
penduduk perempuan. Hampir merata disetiap dusun laki-laki lebih
banyak daripada perempuan.

2.2 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Berdasarkan data yang dimiliki hampir disemua dusun di Desa


adirejo mayoritas penduduknya berusia 0 – 4 tahun, yang artinya usia
balita, yang artinya diperlukan intervensi yang lebih banyak bagi balita.
Dari data juga didapat penduduk dengan rentang usia kerja sehingga
diperlukan lapangan pekerjaan yang lebih banyak.

Indeks perbadaan jenis kelamin tertinggi pada jenjang usia 50-54


tahun yang artinya jumlah jenis kelamin perempun lebih banyak laki-laki.

Tabel. 2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan


10
Kelompok Umur

Klp. Umur Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV Dusun V Dusun VI Jumlah
(tahun) LK PR Jiwa
0-4 47 43 31 29 37 38 29 31 28 32 30 30 202 203 405
5-9 27 29 32 29 38 30 33 47 28 23 35 34 193 192 385
10-14 31 28 32 30 30 27 40 39 19 21 32 31 184 176 360
15 - 19 32 33 53 49 28 24 40 39 23 19 29 33 205 197 402
20 - 24 34 30 25 26 36 29 44 38 21 20 28 32 188 175 363
25 - 29 29 26 21 22 30 29 39 37 19 21 21 36 169 171 340
30 - 34 33 31 31 30 33 31 56 54 18 22 40 39 211 207 418
35 - 39 31 29 35 33 36 31 44 42 17 21 36 29 199 185 384
40 - 44 36 37 31 32 29 27 36 31 22 21 26 28 180 176 356
45 - 49 32 30 30 33 26 33 36 29 25 22 33 40 182 187 369
50 - 54 31 33 19 26 21 23 29 30 18 25 26 30 144 167 311
55 - 59 36 39 23 17 19 17 20 20 15 13 28 29 141 135 276
60 - 64 37 34 27 16 12 12 9 12 18 16 15 14 118 104 222
65 - 69 36 38 16 8 16 9 5 3 8 5 12 13 93 76 169
70 - 74 23 21 8 6 2 1 6 3 5 4 2 11 46 46 92
75keatas 15 8 6 7 0 3 3 3 4 3 6 34 28 62
Jumlah 510 489 420 393 397 361 469 458 287 289 406 435 2.489 2.42 4.914
5

2.3 Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk dan Akte kelahiran di


Kabupaten Lampung Timur

Nomor Induk Kependudukan atau NIK adalah nomor Identitas


Penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada
seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia. NIK di
cantumkan dalam setiap dokumen kependudukan. Akan tetapi
kenyataan yang terjadi di lapangan, masih ada warga negara yang
tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk, juga akta kelahiran. Untuk
lebih detailnya dibahas pada data di bawah.

Presentase Penduduk Desa Adirejo yang telah memiliki akta


Kelahiran adalah isi penduduk laki-laki dan penduduk isi perempuan.
Sedangkan untuk Presentase kepemilikan Nomor Induk
Kependidikan Penduduk Kabupaten Lapung Timur dikelompokkan
dalam Kelompok umur yaitu umur 5 Tahun keatas berjumlah isi
laki-laki dan isi perempuan, umur 17 Tahun keatas berjumlah isi
Laki-Laki dan isi Perempuan.

11
Tabel 2.3.1 Presentase Penduduk yang telah
memiliki Akta Kelahiran

Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan


Kepemilikan Akte Kelahiran
94.00%

93.98%

93.96%
Laki-Laki Perempuan

Tabel 2.2.3 Presentase Penduduk yang telah


memiliki Akta Kelahiran

98.8
98.7
98.6
98.5
98.4
98.3
5 Tahun Ke atas
98.2 17 Tahun ke Atas
98.1
98
97.9
97.8

Laki-laki
Perempuan

12
2.4 Persentase Usia 15 tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin dan
status Perkawinan di Adirejo Kecamatan way Bungur

Meskipun usia minimum perkawinan telah dinaikkan menjadi 19


tahunbaik bagi laki-laki maupun perempuan namun dilapangan
masih ada praktik pernikahan usia dini masih kerap terjadi. Di desa
Adirejo sendiri tidak ditemukan perkawinan usia anak di tahun
2022.

Pencatatan perkawinan juga sangat diperlukan. Perkawinan yang


tidak dicatat ini menyebabkan suami isteri dan anak-anak yang
dilahirkan tidak memperoleh perlindungan hukum. Untuk itu, perlu
dilakukan pembaharuan hukum pencatatan perkawinan melalui
pendekatan kontekstual, sehingga dapat memberikan kepastian
dan perlindungan hukum terhadap suami isteri dan anak-anak
yang dilahirkan dari suatu perkawinan.

Tabel 2.4.1 Persentase Penduduk Usia 15 tahun keatas menurut


Jenis Kelamin dan status Perkawinan di Adirejo Kecamatan
Pekalongan

80

70

60

50
Laki-Laki
40
Perempuan
30

20

10

0
Belum Kawin Kawin Cerai

13
Dapat dilihat bahwa data Presentase Perkawinan
di dominasi oleh perempuan dengan angka
perkawinan lebih tinggi dibanding laki-laki yaitu
74,75:61,95 sedangkan angka perceraian juga
lebih tinggi dialami oleh perempuan yaitu 2,18
persen sedangkan laki-laki 2,16.

14
PARTISIPASI SEKOLAH
DAN PENDIDIKAN
3

Sebagaimana pada laki-laki, perempuan juga memiliki hak yang


sama dalam memperoleh pendidikan. Undang-Undang Nomor 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan bahwa perempuan
berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran di semua jenis, jenjang
dan jalur pendidikan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang mengharuskan sistem pendidikan mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan dan manajemen pendidikan untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan
lokal, nasional, dan global.

Dengan sejumlah program pembangunan pendidikan,


pemerintah dapat memastikan warga Indonesia, termasuk perempuan
memperoleh akses dan dapat menikmati pendidikan –minimal- di
tingkat dasar dan menengah. Pembangunan di bidang pendidikan ini
merupakan ejawantah dari salah satu nawa cita pemerintah terkait
peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia

Dalam menunjang program bidang pendidikan Di Desa Adirejo


terdapat beberapa sarana pendidikan.

15
Data sarana Pendidikan
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
PAUD SD SMP SMA

NO PEREMPUA KETERANGA
URAIAN LAKI-LAKI JUMLAH SATUAN
. N N
A. Tingkat Pendidikan
1. Belum sekolah 151 131 282 Jiwa
2. SD / sederajat 265 212 477 Jiwa
3. SMP / sederajat 132 106 238 Jiwa
4. SMA / sederajat 131 161 292 Jiwa
5. Diploma 39 36 75 Jiwa
6. Sarjana 82 60 142 Jiwa

3.1. ANGKA MELEK HURUF


Melek huruf merupakan kemampuan membaca dan menulis huruf
latin dan huruf lainnya, tanpa harus mengerti apa yang
dibaca/ditulisnya. Angka melek huruf digunakan untuk melihat
persentase penduduk pada kelompok usia tertentu yang dapat
membaca sekaligus menulis kalimat sederhana dalam huruf latin,
huruf arab, dan huruf lainnya seperti huruf jawa, huruf kanji atau
huruf lainnya terhadap seluruh penduduk pada kelompok usia
tersebut.

16
Tabel 3.1.1 Jumlah Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Karateristik
dan Kemampuan Membaca dan Menulis, 2021

1920
1910
1900
1890
1880
1870
1860
1850
1840
1830
1820
Jumlah Penduduk Melek Huruf

Laki-laki Perempuan

Tahun 2022, ada 4 orang penduduk usia 15 Tahun ke atas yang tidak
dapat membaca dan menulis.

3.2. Angka Partisipasi Murni (APM)


Pendidikan
APM menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang
sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai jenjang
pendidikannya di umur yang seharusnya berada di tingkatan jenjang
pendidikan tersebut. Dengan demikian, APM digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar penduduk yang bersekolah tepat waktu,
atau menunjukkan seberapa besar penduduk yang bersekolah dengan
umur yang sesuai dengan ketentuan kelompok usia sekolah di jenjang
pendidikan yang sedang ditempuh. APM juga digunakan untuk
mengukur daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia
sekolah. Nilai APM akan selalu lebih rendah dari APK karena APK
memperhitungkan jumlah penduduk di luar usia sekolah pada jenjang
pendidikan yang bersangkutan, sedangkan APM hanya sebatas usia
pada jenjang yang bersesuaian

17
Tingkat Pendidikan LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH SATUAN KETERANGAN

1. Belum sekolah 151 131 282 Jiwa


2. SD / sederajat 265 212 477 Jiwa
3. SMP / sederajat 132 106 238 Jiwa
4. SMA / sederajat 131 161 292 Jiwa
5. Diploma 39 36 75 Jiwa
6. Sarjana 82 60 142 Jiwa

600

500

400

300

200

100

0
1. Belum 2. SD / 3. SMP / 4. SMA / 5. Diploma 6. Sarjana
sekolah sederajat sederajat sederajat

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

18
KESEHATAN,
FERTILITAS DAN KB 4
Meningkatkan derajat kesehatan perempuan berdampak positif
tidak hanya pada diri perempuan saja. Meningkatnya kesehatan
perempuan juga akan namun juga menguntungkan dan berpengaruh
pada derajat kesehatan pihak lain yang berelasi dengan perempuan.
Setidaknya, ada tiga kelompok yang akan mendapatkan keuntungan
langsung atas status kesehatan perempuan, pertama janin dan bayi
yang memiliki kebutuhan biologis secara langsung dari perempuan,
yaitu ketika janin masih di dalam rahim perempuan dan bayi yang
masih menerima ASI; kedua keluarga yang memiliki hubungan biologis
dengan perempuan, yaitu anak dan orang tua dari perempuan; dan
ketiga, laki-laki yang memiliki hubungan ikatan perkawinan dengan
perempuan, yaitu suami. Tingginya ketergantungan kesehatan tiga
kelompok ini pada perempuan dikarenakan tanggung jawab kesehatan
keluarga masih lebih besar dibebankan kepada perempuan. Selain
kepada keluarga, kesehatan perempuan juga berdampak tidak
langsung bagi masyarakat sekitarnya, pekerjaannya, serta kemajuan
bangsa dan negara. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa ganggunan kesehatan (termasuk pada
perempuan) dapat merugikan ekonomi yang besar bagi negara, dan
peningkatan kesehatan yang dilakukan negara sejatinya bermakna
investasi bagi pembangunan negara Indonesia.

4.1 Pelayanan Kesehatan pada Ibu Hamil

DI Desa Adirejo pelayanan kesehatan pada ibu hamil, bersalin


dan nifas menjadi perhatian bersama dan diharapkan dapat
menekan angka kematian ibu. Selain angka kematian ibu yang
dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan,
19
pelayanan kesehatan yang didapatkan oleh ibu selama masa
mengandung, melahirkan dan nifas juga menjadi perhatian semua
pihak yang sadar akan pentingnya menekan angka kematian ibu.
Pelayanan kesehatan pada kelompok ibu tersebut dapat
menentukan tinkat kemaian ibu dan anak.

20
4.2. FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA

Salah satu bentuk kegiatan dalam keluarga berencana adalah


penggunaan alat kontrasepsi yang tepat dan aman. Alat kontrasepsi ini
dapat menjadi salah satu ikhtiyar dalam mengatur kehamilan yang
direncanakan dengan matang dan pencegahan terhadap risiko penyakit
menular seksual. Keluarga berencana merupakan salah satu indikator
penting yang digunakan dalam mengukur pencapaian SDGs, terutama
pada target 3.7 pada tahun 2030, yaitu menjamin akses universal
terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi
ke dalam strategi dan program nasional. Pada tabel 4.5.1 menunjukkan
banyaknya perempuan berumur 15-49 tahun dan berstatus kawin
menurut status pemakaian alat/cara KB dan daerah tempat tinggal.

4.5.1 Tabel Peserta KB Aktif di Kabupaten Lampung Timur

21
EKONOMI DAN
KETENAGA KERJAAN
5

Dalam memastikan pembangunan tenaga kerja, kualitas tenaga


kerja, akses, dan partisipasi tenaga kerja penting diperhitungkan dan
dipertimbangkan dalam prosesproses pembangunan, termasuk pada
tenaga kerja perempuan. Peningkatan perlindungan tenaga kerja dan
keluarga yang menjadi tanggung jawabnya harus berbasis pemenuhan
hak dasar tenaga kerja secara setara dan non diskriminatif. Pada tenaga
kerja perempuan, hak dasar yang terkait dengan perbedaan kodrati
(menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui) menjadi bagian tak
terpisahkan dalam pemenuhan hak dasar tenaga kerja perempuan.

5.1 Tenaga Kerja Indonesia Sektor Formal dan Informal

Tuntutan pekerjaan di wilayah domestik pada perempuan kerap kali


menjadikan perempuan memilih sebagai pekerja di sektor informal. Selain
fleksibilitas waktu yang dapat disesuaikan dengan kondisi perempuan,
sektor informal juga memungkinkan menawarkan jenis pekerjaan yang
bisa dilakukan dari rumah. Meskipun menjadi peluang dan alternatif
pendapatan bagi perempuan yang kesulitan bekerja di sektor formal,
namun kedudukan pekerja di sektor informal beresiko pada jaminan
perlindungan atas hak dasar dirinya sebagai tenaga kerja dan kerentanan
pada kekerasan berbasis gender.

Partisipasi perempuan di dunia kerja tidak hanya terbatas pada kerja


di sektor formal saja. Perempuan juga memiliki peran yang signifikan
22
pada kerja-kerja informal. Kerja di seckor informal merupakan peluang
kerja alternatif yang memberi harapan pendapatan yang tidak selalu lebih
kecil dibandingkan kerja di sector formal. Di negara berkembang, kerja
informal menjadi kekuatan ekonomi yang dapat merefleksikan
kemandirian penduduknya dalam pemanfaatan sumber-sumber daya lokal
yang ada. Termasuk pada perempuan, partisipasi di bidang kerja informal
menjadi peluang tumbuhnyaekonomi kreatif yang inovatif dan mandiri
bagi pemberdayaan Perempuan.

Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


Jenis Pekerjaan Jenis Kelamin Total
Laki-Laki Perempuan
1. Buruh Jiwa 1299
2. Petani Jiwa 1022
3. Pedagang Jiwa 356
4. Tukang Kayu Jiwa 103
5. Tukang Batu Jiwa 154
6. Penjahit Jiwa 29
7. PNS Jiwa 203
8. TNI/Polri Jiwa 21
9. Pengrajin Jiwa 78
10. Industri kecil Jiwa 80
11. Buruh Industri Jiwa 29
12. Kontraktor Jiwa 6
13. Supir Jiwa 64
14. Montir / mekanik Jiwa 40
15. Guru Swasta Jiwa 41
16. Lain-lain Jiwa 1389

23
5.2 PEKERJA MIGRAN INDONESIA

24
PEREMPUAN KEPALA
RUMAH TANGGA 6
Kepala rumah tangga atau kepala keluarga tidak hanya menjadi
kedudukan laki-laki. Perempuan juga memungkinkan menjadi kepala
rumah tangga karena berbagai factor, misalnya karena perceraian hidup
atau meninggal dunia, belum menikah/ lajang namun menanggung
kehidupan pihak lain, kesepakatan dengan suami, atau suami pergi dalam
kurun waktu lama tanpa memberi nafkah. Perempuan menjadi kepala
rumah tangga juga bisa dikarenakan kondisi suami yang tidak
memungkinkan menjadi kepala keluarga karena sakit, mengalami
PHK/sedang menganggur, perkawinan poligami dengan suami yang tidak
memberi nafkah, atau suami melakukan penelantaran ekonomi keluarga

Pada umumnya, perempuan menjadi kepala rumah tangga karena


adanya kejadian dalam rumah tangganya yang mengakibatkan tidak
berjalannya peran laki-laki menjadi kepala rumah tangga karena berbagai
alasan. Perempuan mengambil peran sebagai kepala rumah tangga untuk
memastikan rumah tangga tetap berjalan dengan baik, terutama dalam
pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Berikut daftar jumlah
Perempuan kepala Keluarga di Kabupaten Lampung Timur :

JUMLAH PEREMPUAN SEBAGAI KEPALA KELUARGA (PEKKA)

NO Dusun JUMLAH JIWA

25
1 Dusun 1
2 Dusun 2
3 Dusun 3
4 Dusun 4
5 Dusun 5
6 Dusun 6

Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah Perempuan kepala Keluarga di
Desa Adirejo masih cukup tinggi yaitu mencapai jumlah isi kepala
keluarga

PEREMPUAN DAN
KEPEMIMPINAN
7
Urgensi perempuan menjadi pemimpin berpijak pada pentingnya
suara perempuan diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam proses-
proses pembangunan. Jumlah perempuan yang mencapai separoh dari
penduduk Indonesia membutuhkan kehadiran perempuan sebagai
representasi suara perempuan dalam setiap pengambilan keputusan. Di
26
sisi lain, kehadiran perempuan pemimpin menjadi proses advokasi
kebijakan yang merespon berbagai masalah gender. Persoalan
ketidakadilan gender telah memosisikan perempuan sebagai kelompok
rentan dengan risiko tinggi menjadi korban. Kehadiran perempuan sebagai
pemimpin akan menguatkan keberpihakan kebijakan dan program
pembangunan pada kelompok rentan dan upaya perlindungan dengan
menggunakan perspektif perempuan.

Pemenuhan hak perempuan sebagai pemimpin harus disertai berbagai


upaya, terutama keterbukaan akses dan peningkatan partisipasi perempuan
dalam setiap peluang dan kesempatan yang ada. Memastikan akses dan
partisipasi perempuan dalam kepemimpinan dijamin konstitusi, undang-
undang, dan konvensi internasional.
Mendorong partisipasi perempuan untuk mengambil peran sebagai
pemimpin masih membutuhkan penguatan. Di satu sisi, perempuan
sebagai pemimpin mensyaratkan adanya kompetensi kepemimpinan yang
dibutuhkan. Kemampuan manajerial dan komunikasi yang efektif,
keterampilan loby dan negosiasi, pengembangan karakter dan
kepercayaan diri menjadi bagian penting yang perlu disiapkan pada diri
perempuan, selain pengetahuan, pendidikan, wawasan dan penguasaan
teknologi informasi. Akan tetapi, di sisi lain, kepemimpinan perempuan
juga harus diiringi dengan pembangunan relasi gender yang setara bagi
perempuan dan laki-laki. Dengan demikian, proses pengambilan keputusan
pada diri perempuan betul-betul didasarkan pada kapasitas dan
kepentingan perempuan, bukan karena tuntutan dan tekanan dari pihak
lain yang dikarenakan posisi inferior perempuan.

7.1 PEMERINTAHAN DESA


7.2 ANGGOTA BPD
7.3 ANGGOTA BUMDES
7.4 Aparatur Sipil Negara

Pegawai ASN adalah orang yang melaksanakan kebijakan


27
pemerintah dan memiliki keberpihakan kepada pemerintah. Oleh karena itu,
pegawai ASN harus terbebas dari pengaruh atau intervensi dari kepentingan
kelompok atau golongan tertentu, termasuk kepentingan partai politik.

Jumlah ASN berdasarkan Jenis Kelamin

Dari data tersebut, persentase jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN)


perempuan pada tahun 2022 sedikit lebih tinggi dibandingkan ASN laki-laki.

PEREMPUAN DAN
KEKERASAN
8

Upaya menjamin perlindungan terhadap perempuan dari berbagai


tindakan diskriminasi ini, merupakan bagian dari pembangunan
berkelanjutan pemerintah yang sejalan dengan tujuan dari SDG’s. Dalam
tujuan ini, harapan yang ingin dicapai adalah mendukung masyarakat yang
damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses
terhadap keadilan bagi semua dan membangun institusi-institusi yang
efektif, akuntabel dan inklusif di semua level. Di dalam tujuan ini, terdapat
sebelas target utama yang menjadi prioritas untuk secara signifikan
mengurangi segala macam bentuk kekerasan dan angka kematian terkait
28
dimanapun, termasuk mendukung dan mendorong hukum dan kebijakan
non-diskriminatif untuk pembangunan berkelanjutan.

8.1. Kekerasan Terhadap Perempuan

8.1.1 Jumlah Korban Kekerasan pada Perempuan Tahun 2022


Jenis Kekerasan Jumlah Kasus
Fisik
Psikis
Seksual
KDRT
TPPO

7.4. Layanan Korban Kekerasan


Layanan terhadap perempuan yang menjadi korban kekerasan dilakukan
sesuai kebutuhan korban yang terdiri dari penanganan penjangkauan,
pelayanan kesehatan, bantuan hukum, penegakan hukum, rehabilitasi
sosial, reintegrasi sosial, pemulangan dan pendampingan.

N Jenis Layanan Jumlah


Konsultasi
Pengaduan
Pendampingan
Rujukan

29
30
31

Anda mungkin juga menyukai