Anda di halaman 1dari 75

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, atas berkah rahmat dan izin Allah SWT kita telah dapat
menyelesaikan Buku Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh
Tahun 2017. Salawat beriring salam kita sanjungkan ke pangkuan Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari zaman jahiliyah ke zaman
yang berilmu pengetahuan.

Adapun tujuan dari penyusunan Buku Profil Perkembangan Kependudukan


Kota Banda Aceh Tahun 2017 yaitu untuk memberikan gambaran keadaan
kependudukan Kota Banda Aceh dalam kurun waktu Tahun 2017 serta
menjadi sumber data dan informasi kependudukan guna penyusunan
perencanaan pembangunan Kota Banda Aceh.

Kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak


yang telah membantu penyelesaian buku ini serta pihak-pihak yang telah sudi
memberikan data dan informasi sesuai kebutuhan. Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dari kandungan buku ini oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan buku
ini di masa yang akan datang, semoga buku ini bermanfaat bagi seluruh
stakeholder guna memberikan informasi dan pengambilan keputusan.

Banda Aceh, Juni 2018


Kepala Dinas Kependudukandan
Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh

Dra. Emila Sovayana


Nip. 19740604 199302 2 001

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 1


Tahun 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Isu kependudukan adalah isu yang sangat strategis dan merupakan isu lintas
sektoral. Dalam rangka mewujudkan perkembangan kependudukan sebagai
wujud dinamika penduduk dengan berbagai kebijakan pembangunan menjadi
prioritas penting agar kedepan pengelolaan perkembangan kependudukan
dapat mewujudkan keseimbangan yang serasi antara kualitas da kuantitas
penduduk. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke
tahun, maka keadaan yang demikian ini menuntut pula pengembangan sistem
administrasi kependudukan yang semakin hari semakin baik. Undang Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menegaskan bahwa dalam
perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan informasi
yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, baik yang menyangkut
masalah kependudukan, potensi sumberdaya daerah maupun potensi
kewilayahan lainnya. Serta ditegaskan pula bahwa daerah mempunyai
kewajiban mengelola Administrasi Kependudukan. Karena administrasi
kependudukan dibutuhkan sebagai data informasi perkembangan penduduk
serta persebarannya guna perencanaaan pembangununan di daerah..

Data merupakan informasi yang akurat sebagai bahan pertimbangan yang


objektif dalam menetapkan suatu kebijakan dalam perencanaan dan strategi
pembangunan yang semakin meningkat membawa dampak dari adanya
pertambahan penduduk. Dengan mengetahui keadaan penduduk dan
persebaran dengan berbagai kualitas yang dimiliki, diharapkan pemerintah
daerah dapat mengambil kebijakan dan langkah-langkah strategis yang jelas
dan teratur dalam penyusunan perencanaan pembangunan dan anggaran.

Selain itu dalam Undang undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang


Administrasi Kependudukan yang mengamanatkan bahwa data penduduk yang
dihasilkan oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan
tersimpan dalam database kependudukan dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan perumusan kebijakan dibidang pemerintahan dan pembangunan.

Penyusunan pelaksanaan kebijakan dan program – program


Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 2
Tahun 2017
pembangunan yang baik memerlukan dukungan dan kerja sama yang baik pula
antara kecamatan yang ada di kota Banda Aceh sehingga ketersediaan data
yang ada yang lebih akurat, terkini/tepat waktu, relevan
komprehensif,konsisten dan berkesinambungan.

Hal ini juga berlaku untuk data kependudukan sebagai dasar penyusunan
kebijakan kependudukan baik tingkat propinsi maupun kota sehingga
diharapkan pendayagunaan data SIAK akan dapat dilakukan secara optimal
akurat dan mutahir dalam rangka mendukung pembangunan nasional.

Sebagai isu yang sangat strategis dan bersifat lintas sektoral, maka
pengintegrasian berbagai aspek kependudukan ke dalam perencanaan
pembangunan dan agar pembangunan kependudukan itu bisa dicapai, akan
menjadi pekerjaan besar yang harus diwujudkan. Dalam hal ini, upaya
mewujudkan keterkaitan perkembangan kependudukan, sebagai wujud
dinamika penduduk dengan berbagai kebijakan pembangunan menjadi
prioritas penting agar kedepan nanti pengelolaan perkembangan kependudukan
dapat mewujudkan keseimbangan yang serasi antara kuantitas dan kualitas
penduduk, pengarahan mobilitas penduduk dan penataan persebarannya yang
didukung oleh upaya-upaya perlindungan dan pemberdayaan penduduk,
peningkatan pemahaman serta pengetahuan tentang wawasan kependudukan
bahkan sejak usia dini.

Di lain pihak tingkat pemahaman atau kesadaran masyarakat tentang


pentingnya pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil sebagai salah satu
upaya jaminan perlindungan negara terhadap penduduk ternyata masih
rendah. Selain pencatatan peristiwa kelahiran, proporsi penduduk yang
mendaftarkan dan mencatatkan kejadian vital (kawin, cerai, mati,
pengangkatan anak, pengakuan dan pengesahan anak, serta pewarganegaraan)
maupun perubahan status kependudukan lainnya (seperti perubahan alamat,
nama) ternyata masih relatif rendah. Hal ini menunjukkan tidak tertibnya
penduduk Indonesia dalam pemilikan dokumen kependudukan, yang pada
akhirnya berdampak pada rendahnya kualitasdata-informasi kependudukan.

Disadari data kependudukan memegang peranan penting dalam


menentukan kebijakan, perencanaan pembangunan, dan evaluasi hasil-hasil
pembangunan, baik bagi Pemerintah maupun pihak lain termasuk dunia
usaha. Oleh karena itu ketersediaan data perkembangan kependudukan
sampai tingkat lapangan menjadi faktor kunci keberhasilan pelaksanaan
program-program kependudukan. Untuk itu pengembangan sistem informasi
kependudukan yang bisa diakses dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 3


Tahun 2017
berkepentingan untuk tujuan intervensi yang berbeda-beda merupakan
kebutuhan utama untuk segera diaplikasikan, sehingga makin lengkap dan
akurat data kependudukan yang tersedia, maka akan semakin mudah dan
tepat perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dilaksanakan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah, menegaskan bahwa dalam perencanaan pembangunan
daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan, baik yang menyangkut masalah kependudukan,
masalah potensi sumber daya daerah maupun informasi tentang kewilayahan
lainnya.

Selain itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan


Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukan, yang mengamanatkan bahwa data penduduk yang dihasilkan
oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan tersimpan
didalam database kependudukan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
perumusan kebijakan dibidang pemerintahan dan pembangunan.

Data dan informasi kependudukan yang diperlukan dalam penyusunan


Profil Perkembangan Kependudukan bersumber dari hasil registrasi penduduk
yang bersumber dari hasil pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan
sipil yang merupakan salah satu substansi dalam Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Administrasi Kependudukan. Elemen data hasil registrasi
kependudukan yang dipergunakan dalam penyusunan profil perkembangan
kependudukan meliputi data yang berhubungan dengan variable kuantitas
penduduk, kualitas penduduk, dan variable mobilitas penduduk.

Kerangka pikir penyusunan profil perkembangan kependudukan ini


mencakup lima hal pokok yaitu antara lain :

1. Menyajikan perkembangan profil secara kuantitatif sehingga tampak jelas


apa yang sudah berlangsung;

2. Mengidentifikasi kelompok atau segmen kependudukan yang


membutuhkan perhatian khusus dan upaya-upaya yang diperlukan
sehingga berkualitas;

3. Dari point 1 dan 2 teridentifikasi potensi penduduk yang dapat dijadikan


asset pembangunan daerah dan nasional;

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 4


Tahun 2017
4. Mengkoordinasikan, melakukan bimbingan teknis dengan instansi terkait
untuk memperoleh kesepakatan dan kesepahaman dalam penyusunan dan
pemanfaatannya;

5. Mendorong percepatan terwujudnya database penduduk dan analisa untuk


pembangunan daerah.

1.2 Tujuan

Tujuan penyusunan Buku Profil Kependudukan ini yaitu memberikan


gambaran yang jelas mengenai kondisi perkembangan penduduk di kota Banda
Aceh baik perkembangan masa lampau maupun perkembangan kedepannya
serta gambaran secara statistik menyangkut variabel jumlah penduduk,
struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan dan kematian
sebagai sumber data yang disusun setiap tahun sehingga dapat dicapai sasaran
yang diinginkan dari setiap kegiatan yang direncanakan dalam satu tahun
anggaran.

1.3 Pengertian Umum Terhadap Istilah

1. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing yang
termasuk secara sah serta bertempat tinggal di Wilayah Indonesia sesuai
dengan peraturan (Undang-Undang No. 10 Tahun 1992);

2. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan


penerbitan dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui
pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi
administrasi kependudukan serta pendayagunaan hal lainnya untuk
pelayanan publik dan pembangunan sektor lain (Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan);

3. Data Kependudukan adalah data perorangan dan/atau data agregat


yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan pendaftaran penduduk dan
pencatatan sipil (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
Administrasi Kependudukan);

4. Kuantitas Penduduk adalah jumlah penduduk akibat dari perbedaan


antara jumlah pendudukyang lahir, mati dan pindah tempat tinggal
(Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992);

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 5


Tahun 2017
5. Kualitas Penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non
fisik serta ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan
dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan
sebagai manusia yang berbudaya, berkepribadian dan layak (Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1992);

6. Mobilitas Penduduk adalah gerak keruangan penduduk dengan


melewati batas administrasi Daerah Tingkat II (Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1992);

7. Profil Perkembangan Penduduk adalah kumpulan data dan informasi


tentang perkembangan kependudukan dalam bentuk tertulis, yang
mencakup segala kegiatan yang berhubungan dengan perubahan
keadaan penduduk yang meliputi kuantitas, kualitas dan mobilitas yang
mempunyai pengaruh terhadap pembangunan dan lingkungan hidup;

8. Persebaran Penduduk adalah kondisi sebaran penduduk secara


keruangan (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992);

9. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi


kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan
anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan
perubahan status kewarganegaraan (Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Administrasi Kependudukan);

10. Kematian atau Mortalitas menurut WHO adalah suatu peristiwa


menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang
biasa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Biro Pusat statistik);

11. Ratio Jenis Kelamin adalah suatu angka yang menunjukan


perbandingan jenis kelamin antara banyaknya penduduk laki-laki dan
penduduk perempuan disuatu daerah pada waktu tertentu;

12. Perkembangan Kependudukan adalah segala kegiatan yang


berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang meliputi
kuantitas, kualitas dan mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap
pembangunan dan lingkungan hidup (Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1992);

13. Mobilitas Penduduk Permanen (Migrasi) adalah perpindahan penduduk


dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 6


Tahun 2017
batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi
internasional);

14. Mobilitas Penduduk Non Permanen (Circulation/Sirkuler) adalah


perpindahan penduduk dengan tujuan untuk tidak menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif. Mobilitas penduduk
non permanen dibagi menjadi dua yaitu ulang-alik (commuting) dan
menginap/mondok.

15. Penduduk Musiman merupakan salah satu jenis mobilitas penduduk


non permanen yang bekerja tidak pada daerah domisilinya dan menetap
dalam kurun waktu lebih dari satu hari tetapi kurang dari satu tahun
dan dilakukan secara berulang;

16. Mobilitas Penduduk Ulang-alik (Commuting) adalah gerak penduduk


dari daerah asal ke daerah tujuan dalam batas waktu tertentu dan
kembali ke daerah asal pada hari yang sama;

17. Migrasi Kembali (Return Migration) adalah banyaknya penduduk yang


pada waktu diadakan pendataan bertempat tinggal di daerah yang sama
dengan tempat lahir dan pernah bertempat tinggal di daerah yang
berbeda;

18. Migrasi Semasa Hidup (Life Time Migration) adalah bentuk migrasi
dimana pada waktu diadakan pendataan tempat tinggal sekarang
berbeda dengan tempat kelahirannya;

19. Migrasi Risen (Recent Migration) adalah bentuk migrasi melewati batas
wilayah administratsi (desa/kecamatan/kabupaten/provinsi) dimana
pada waktu diadakan pendataan bertempat tinggal didaerah yang
berbeda dengan tempat tinggal lima tahun yang lalu.

20. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk


meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah pengembangan
transmigrasi atau lokasi permukiman transmigrasi.

21. Urbanisasi adalah suatu proses bertambahnya konsentrasi penduduk di


perkotaan dan atau proses perubahan suatu daerah perdesaan menjadi
perkotaaan, baik secara fisik maupun ukuran-ukuran spasial dan/atau
bertambahnya fasilitas perkotaan, serta lembaga-lembaga sosial,
maupun perilaku masyarakatnya.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 7


Tahun 2017
22. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun sampai
dengan 64 tahun.

23. Angka Partisipasi Angkatan Kerja adalah proporsi angkatan kerja


terhadap penduduk usia kerja.

24. Pengangguran adalah Orang yang termasuk angkatan kerja, namun


pada saat pendataan/ survey atau sensus tidak bekerja dan sedang
mencari kerja.

25. Angka Pengangguran adalah proporsi jumlah pengangguran terhadap


angkatan kerja.

26. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun kebawah dan
penduduk berusia 64 tahun keatas.

27. a. Lahir Hidup adalah suatu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan


lamanya didalam kandungan, dimana si bayi menunjukan tanda-
tanda kehidupan pada saat dilahirkan, misalnya ada nafas, ada
denyut jantung atau denyut tali pusar atau gerakan otot .

b. Lahir Mati adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang


berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukan tanda-tanda
kehidupan pada saat dilahirkan.

28. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) adalah rata-rata


banyaknya anak yang akan dimiliki oleh seorang wanita pada masa
reproduksinya jika ia mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung,

29. Angka Kematian Bayi Baru Lahir adalah banyaknya kematian baru
lahir, usia kurang dari satu bulan (0-28) hari pada suatu periode per
1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.

30. Angka Kematian Bayi Lepas Baru Lahir adalah banyaknya kematian
bayi lepas baru lahir (usia 1- 11 bulan) pada suatu periode per 1.000
kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.

31. Angka Kematian Bayi/IMR adalah banyaknya kematian bayi usia


kurang dari satu tahun (9-11 bulan) pada suatu periode per 1.000
kelahiran hidup pada pertengahan perode yang sama.

32. Angka Kematian Ibu/MMR adalah banyaknya kematian ibu pada waktu
hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan per 100.000

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 8


Tahun 2017
kelahiran hidup, tanpa memandang lama dan tempat kelahiran yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya.

33. Angka Kematian Kasar adalah banyaknya kematian yang terjadi pada
suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk.

34. Pengeluaran untuk makanan adalah proporsi pengeluaran yang


dipergunakan untuk mengkonsumsi makanan dibandingkan dengan
total pengeluaran (makanan dan bukan makanan).

35. Penduduk Melek Huruf adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas
yang telah bebas dari tiga buta, yaitu buta aksara, buta latin, dan buta
angka, buta bahasa Indonesia dan buta pengalaman dasar.

36. Buta Huruf adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang belum
bebas dari tiga buta, yaitu buta aksara, Latin dan angka, buta bahasa
Indonesia dan buta pengalaman dasar.

37. Angka Partisipasi Total/APT adalah proporsi penduduk bersekolah


menurut golongan umur sekolah yaitu umur 7-12,13-15,16-18, dan 19-
24 tahun.

38. Angka Partisipasi Murni/APM adalah presentase jumlah peserta didik


SD usia 7-12 tahun, jumlah peserta didik SLP usia 13-15 tahun, jumtah
peserta didik SLTA usia 16-18 tahun dan jumlah peserta didik PTN/PTS
usia 19-24 tahun dibagi jumah penduduk kelompok usia dari masing-
masing jenjang pendidikan.

39. Angka Partisipasi Kasar /APK adalah rasio jumlah siswa, berapapun
usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap
jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikan tertentu .

1.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan di dalam penulisan ini merupakan data yang
diambil dari Gampong dan Kecamatan dalam Kota Banda Aceh dan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh serta instansi terkait di
lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh yang berhubungan dengan
penyusunan buku profil kependudukan ini.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 9


Tahun 2017
1.5 Sistematika Penulisan

Laporan penyusunan Buku Profil kota Banda Aceh ini disusun atas VI
(enam) Bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Berisi latar belakang penyusunan, tujuan, konsep dan defenisi,


sumber data dan sistematika penulisan.

BAB II. GAMBARAN UMUM KOTA BANDA ACEH

Pada bab ini membahas mengenai gambaran umum Kota Banda Aceh,
menggambarkan tentang letak geografis, visi dan misi Pemerintah Kota
Banda Aceh.

BAB III. PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DIBIDANG KUANTITAS


PENDUDUK

Bab ini berisikan uraian tentang perkembangan kependudukan bidang


kuantitas penduduk yang terdiri dari jumlah penduduk, laju
pertumbuhan penduduk, luas dan kepadatan penduduk, persebaran
penduduk, susunan umur penduduk dan proporsi penduduk
berdasarkan umur dan jenis kelamin.

BAB IV. PERKEMBANGAN PENDUDUK DIBIDANG KUALITAS PENDUDUK

Pada bab ini berisikan uraian tentang perkembangan kependudukan


bidang kualitas penduduk yang terdiri dari angka kelahiran, angka
kematian, jumlah kematian ibu, jumlah kematian bayi, komposisi
penduduk menurut jenis kelamin, proporsi penduduk menurut
pendidikan, berdasarkan umur, jenis kelamin dan proporsi penduduk
menurut agama.

BAB V. PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DIBIDANG MOBILITAS


PENDUDUK

Bab ini berisi uraian tentang perkembangan kependudukan bidang


mobilitas penduduk yang terdiri dari migrasi masuk, migrasi keluar,
angka partisipasi angkatan kerja dan angka pengangguran terbuka.

BAB VI. PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari permasalahan yang dibahas.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 10


Tahun 2017
BAB II
GAMBARAN UMUM KOTA BANDA ACEH

2.1 Letak Geografis

Kota Banda Aceh yang juga merupakan ibukota Propinsi Aceh,secara


geografis terletak pada posisi koordinat 05°16’ – 05°36’ LU dan 950°16’ –
950°22’ BT. Tinggi rata-rata 0,80 meter di atas permukaan laut, dengan luas
wilayah 61,36 km2. Pada arah Utara wilayah Kota Banda Aceh berbatasan
dengan Selat Malaka, arah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar
yaitu dengan kecamatan Darul Imarah dan Kecamatan Ingin Jaya, sedangkan
pada bagian Barat Kota Banda Aceh berbatasan dengan Kecamatan Peukan
Bada Kabupaten Aceh Besar dan pada arah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Barona Jaya dan kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar.
Adapun wilayah administrasi Kota Banda Aceh meliputi 9 kecamatan, 90
gampong/desa dengan luas masing-masing wilayah sebagai berikut:

Tabel 2.1
Luas Wilayah Kecamatan Kota Banda Aceh
No Kecamatan Luas (km²)
1 Baiturrahman 454
2 Kuta Alam 1.005
3 Meuraxa 726
4 Syiah Kuala 1.424
5 Lueng Bata 534
6 Kuta Raja 521
7 Banda Raya 479
8 Jaya Baru 378
9 Ulee Kareng 615
Jumlah 61.359
sumber data : Bappeda Kota Banda Aceh, 2017

Secara geografis Kota Banda Aceh terletak pada posisi yang sangat strategis, hal
ini dapat dilihat pada gambar peta ini :

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 11


Tahun 2017
2.1.1 Kondisi Geomorfologis

Secara umum geomorfologi wilayah Kota Banda Aceh terletak di atas


formasi batuan vulkanis tertier (sekitar Gunung Seulawah dan Pulau Breueh),
formasi batuan sedimen, formasi endapan batu (disepanjang Kr. Aceh), formasi
batuan kapur (dibagian timur), formasi batuan vulkanis tua terlipat (dibagian
selatan), formasi batuan sedimen terlipat dan formasi batuan dalam.

Geomorfologi daerah pesisir Kota Banda Aceh secara garis besar dibagi menjadi:

1. Dataran terdapat di pesisir pantai utara dari Kecamatan Kuta Alam hingga
sebagian Kecamatan Kuta Raja

2. Pesisir pantai wilayah barat di sebagian Kecamatan Meuraxa

Sedangkan daerah yang termasuk pedataran sampai dengan elevasi ketinggian


0 hingga lebih dari 10 m, kemiringan lereng 0 – 2 % terletak antara muara-
muara sungai dan perbukitan.

Daerah pedataran di pesisir Kota Banda Aceh secara umum terbentuk dari
endapan sistem marin yang merupakan satuan unit yang berasal dari bahan
endapan (aluvial) marin yang terdiri dari pasir, lumpur dan krikil.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 12


Tahun 2017
Kelompok ini dijumpai di dataran pantai yang memanjang sejajar dengan garis
pantai dan berupa jalur-jalur beting pasir resen dan subresen. Beting pasir
resen berada paling dekat dengan laut dan selalu mendapat tambahan baru
yang berupa endapan pasir, sedangkan beting pasir subresen dibentuk oleh
bahan-bahan yang berupa endapan pasir tua, endapan sungai, dan bahan-
bahan aluvial/koluvial dari daerah sekitarnya.

2.1.2 Kondisi Geologi

Pulau Sumatera dilalui oleh patahan aktif Sesar Semangko yang


memanjang dari Banda Aceh hingga Lampung. Patahan ini bergeser sekitar 11
cm/tahun dan merupakan daerah rawan gempa dan longsor.

Pada Gambar 2.2 di bawah ini, menunjukkan bahwa Kota Banda Aceh
diapit oleh dua patahan di Barat dan Timur kota, yaitu patahan Darul Imarah
dan Darussalam, sehingga Banda Aceh adalah suatu daratan hasil ambalasan
sejak Pilosen membentuk suatu Graben. Ini menunjukkan ruas-ruas patahan
Semangko di Pulau Sumatera dan kedudukannya terhadap Kota Banda Aceh,
dan kedua patahan yang merupakan sesar aktif tersebut diperkirakan bertemu
pada pegunungan di sebelah Tenggara, sehingga dataran Banda Aceh
merupakan batuan sedimen yang berpengaruh kuat apabila terjadi gempa di
sekitarnya.

2.1.3 Kondisi Topografi

Kota Banda Aceh merupakan dataran rawan banjir dari luapan Sungai
Krueng Aceh dan 70% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 10 meter
dari permukaan laut. Kearah hulu dataran ini menyempit dan bergelombang
dengan ketinggian hingga 50 m di atas permukaan laut.Dataran ini diapit oleh
perbukitan terjal di sebelah Barat dan Timur dengan ketinggian lebih dari 500
m, sehingga mirip kerucut dengan mulut menghadap ke laut. Kota Banda Aceh
dilalui dan dikelilingi oleh banyak sungai, yaitu Krueng Aceh, Krueng Daroy,
Krueng Doy, Krueng Neng, Krueng Lhueng Paga, Krueng Tanjong dan Krueng
Titi Panjang.

2.1.4 Kondisi Klimatologi

Berdasarkan data yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Blang Bintang


menunjukan bahwa Banda Aceh memiliki suhu udara rata-rata bulanan
berkisar antara 25,50 C sampai 27,50 C dengan tekanan 1008 – 1012 milibar.
Sedangkan untuk suhu terendah dan tertinggi bervariasi antara 18,00 C hingga
20,00 C dan 33,00 C hingga 37,00 C. Mengenai curah hujan menunjukkan

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 13


Tahun 2017
bahwa curah hujan yang terjadi berkisar antara 135,3 mm dengan curah hujan
tahunan rata-rata 12,6mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret,
Oktober dan November, sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
Agustus yaitu 12,6 hari dan terendah pada bulan Februari dan Maret dengan
jumlah hari hujan hanya 2 – 7 hari. Namun keadaan ini dapat saja berubah
dengan kondisi global warming saat ini.

Kelembaban udara di Kota Banda Aceh sangat bervariasi tergantung pada


keadaan iklim pada umumnya. Kecepatan angin bertiup antara 5,1 knots. Rata-
rata penyinaran matahari 49,4%, suhu udara rata-rata 27,0 derajat, tingkat
kelembaban relatif rata-rata 80,7% dan tekanan udara rata-rata 1.009,7 mb.

2.1.5 Kondisi Hidrologi

Krueng Aceh yang merupakan sungai terpanjang membelah Kota Banda


Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Sebagaimana telah disebutkan diatas, bahwa
terdapat tujuh sungai yang melalui Kota Banda Aceh yang berfungsi sebagai
daerah tangkapan air (Catchmentarea), sumber air baku, kegiatan perikanan,
dan sebagainya. Wilayah Kota Banda Aceh memiliki air tanah yang bersifat
asin, payau dan tawar.

Daerah dengan air tanah asin terdapat pada bagian utara dan timur kota
sampai ke tengah kota. Air payau berada di bagian tengah kota membujur dari
timur ke barat. Sedangkan wilayah yang memiliki air tanah tawar berada di
bagian selatan kota membentang dari kecamatan Baiturrahman sampai
kecamatan Meuraxa. Berikut pada Tabel 2.2, menjelaskan nama-nama sungai
dan luas daerah resapannya.

Table 2.2
Nama-nama Sungai di Kota Banda Aceh
No. NAMA SUNGAI LUAS DAERAH RESAPAN (KM2)
1. Krueng Aceh 1712,00
2. Krueng Daroy 14,10
3. Krueng Doy 13,17
4. Krueng Neng 6,55
5. Krueng Lhueng Paga 18,25
6. Krueng Tanjung 30,42
7. Krueng Titi Panjang 7,80
Sumber: URRP Banda Aceh City, JICA

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 14


Tahun 2017
2.1.6.Litologi

Kondisi tanah yang umumnya terdapat di Kota Banda Aceh secara umum
dan khususnya di daerah pesisir ini didominasi oleh jenis tanah Podzolik Merah
Kuning (PMK) dan Regosol dengan tekstur tanah antara sedang sampai
kasar.Sebagai hasil erosi partikel-partikel tanah diendapkan melalui media air
sungai atau aliran permukaan pada daerah rendah. Pada daerah pesisir terjadi
endapan di tempat-tempat tertentu seperti Krueng Aceh dan anak-anak sungai
lainnya, seperti pada belokan sungai bagian dalam. Hasil sedimentasi oleh
aliran permukaan setempat dijumpai sebagai longgakan tanah pada bagian
tertentu.

2.1.7. Demografi

Jumlah penduduk kota Banda Aceh 251.879 Jiwa. Sebagai ibukota


propinsi, maka Kota Banda Aceh didiami oleh semua suku penduduk yang ada
di Aceh dan juga pendatang dari seluruh Indonesia bahkan Internasional, yaitu;
- Suku Aceh - Suku Kluet
- Suku Gayo - Devayan
- Suku Aneuk Jamee - Suku Sigulai
- Suku Singkil - Suku Batak Pakpak
- Suku Alas - Suku Haloban
- Suku Tamiang - Suku Lekon

Sementara penduduk pendatang adalah :

- Suku Minang - Suku Makasar


- Suku Jawa - Suku Ambon
- Suku Batak - Suku Papua
- Suku Nias

2.2 Visi dan Misi


Visi merupakan gambaran pandangan yang jauh kedepan, kemana dan
bagaimana organisasi tetap berkarya dengan konsisten, aktif, antisipatif, eksis,
inovatif, serta produktif pada gambaran yang akan datang berupa cita dan citra
yang ingin dicapai
Visi juga merupakan kerangka pemikiran yang terstruktur. Oleh
karenanya visi kota Banda Aceh yang diemban saat ini adalah lebih untuk
memberdayakan fungsi publik agar lebih sesuai dengan tuntutan
perkembangan ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 15


Tahun 2017
Perubahan paradigma dapat mendorong tercapainya pemerintahan yang baik
(goodgovernance), memperbaiki kinerja sektor publik dan mengobati praktek
administrasi yang tidak sehat. Pada hakekatnya adalah ingin terus menggali
gambaran masa depan bersama berupa komitmen yang akan dilaksanakan
bersama tanpa adanya paksaan
Visi kota Banda Aceh adalah “Terwujudnya Kota Banda aceh yang
Gemilang dalam Bingkai Syariah.” Adapun untuk mewujudkan visi tersebut
maka diikuti oleh beberapa misi yang harus dilaksanakan bersama pemerintah
dan warga kota, misi tersebut adalah :
1. Meningkatkan pelaksanaan syariat islam dalam bidang penguatan
aqidah, akhlak, ibadah, muamalah dan syiar islam
2. Meningkatkan kualitas pendidikan, kebudayaan, kepemudaan dan
olahraga
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pariwisata dan kesejahteraan
masyarakat
4. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
5. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik
6. Membangun infrastruktur kota yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan
7. Memperkuat upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

2.3 Gambaran Ekonomi


Kota Banda Aceh merupakan kota perdagangan dan jasa. Dimana
pembangunan ekonominya lebih mengarah kepada kedua sector tersebut.
Namun pada hakikatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan
kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
memperluas lapangan kerja, meratakan pembagian pendapatan masyarakat,
dan meningkatkan hubungan ekonomi regional. Dengan perkataan lain arah
dari pembangunan ekonomi adalah
mengusahakan agar pendapatan masyarakat
naik. Hal ini dimaksudkan untuk
mengusahakan peningkatan pendapatan
masyarakat secara mantap dan diikuti oleh
tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.
Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan
pendapatan masyarakat suatu wilayah
tertentu perlu disajikan statistik pendapatan nasional/regional khususnya di
bidang ekonomi secara berkala. Angka-angka pendapatan nasional/regional

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 16


Tahun 2017
dapat digunakan sebagai bahan evaluasi, analisis, dan perencanaan
pembangunan nasional/regional
khususnya di bidang ekonomi.

Pendapatan Daerah Regional Bruto


(PDRB) pada dasarnya merupakan
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu daerah
tertentu, atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh seluruh unit ekonomi.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa
yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan
PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa
tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun
tertentu sebagai dasar untuk mengetahui total produksi barang dan jasa suatu
daerah pada periode tertentu.
Tabel 2.3
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konsta
Kota Banda Aceh Menurut Sektor (Persen) 2014 – 2016

No Sektor 2014 2015*) 2016**)


1 2 3 4 5
1. Pertanian, Kehutanan, 2,68 3,93 3,98
dan Perikanan
2. Pertambangan dan 0,00 0,00 0,00
Penggalian
3. Industri Pengolahan 5,05 3,59 2,71
4. Pengadaan Listrik dan 10,41 5,38 15,92
Gas
5. Pengadaan Air, 7,84 7,09 12,84
Pengelolaan
Sampah, Limbah dan
Daur Ulang
6. Konstruksi -0,08 14,32 40,96
7. Perdagangan Besar dan
Eceran;
Reparasi Mobil dan 4,40 3,40 1,84
Sepeda
Motor
8. Transportasi dan 0,84 0,49 -4,92
Pergudangan
9. Penyediaan Akomodasi 12,28 11,35 7,81
dan Makan Minum

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 17


Tahun 2017
10. Informasi dan 4,99 1,19 1,02
Komunikasi
11. Jasa Keuangan dan -3,43 2,80 5,84
Asuransi
12. Real Estate 8,48 10,00 10,06
13. Jasa Perusahaan 6,39 3,55 9,05
14. Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan 5,98 5,99 5,67
Jaminan Sosial
Wajib
15. Jasa Pendidikan 7,58 5,58 7,40
16. Jasa Kesehatan dan 7,96 7,35 8,92
Kegiatan Sosial
17. Jasa lainnya 8,24 6,74 6,96

PDRB 4,50 5,01 6,31


Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh
*) Angka Diperbaiki
**) Angka Sementara

2.4 Potensi Daerah


Geliat investasi di kota Banda Aceh saat ini sangatlah terasa. Faktor yang
mempengaruhinya adalah perdamaian dan proses rehabilitasi dan rekonstruksi
yang dilakukan pasca Tsunami. Dua faktor ini yang membuat Aceh pada
umumnya, dan kota Banda Aceh khususnya dilirik oleh banyak pihak. Kondisi
ini tentu menjadi peluang yang baik untuk melakukan kegiatan investasi.
Investasi merupakan kegiatan ekonomi yang sangat penting dilakukan dalam
menggerakkan roda ekonomi. Banda Aceh adalah suatu kota yang kondusif,
baik secara situasi politik dan keamanan.
Dalam penelitian The Asia Foundations, tentang Daya Saing Investasi
Kabupaten/Kota di Indonesia, 2005: Persepsi Dunia Usaha, menjelaskan bahwa
dunia usaha melihat beberapa tingkatan variabel yang dapat mendorong dunia
investasi. Diantaranya faktor keamanan, sosial politik dan budaya berada di
rangking pertama (27%), kemudian disusul oleh ekonomi daerah (23%),
ketersediaan tenaga kerja (18%), infrastruktur fisik (17%) dan kelembagaan
(15%).
Salah satu sasaran pembangunan Nasional adalah tercapainya tingkat
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkesinambungan.
Pembangunan bidang ekonomi dilaksanakan dengan berbagai macam program

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 18


Tahun 2017
dan kegiatan dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan. Kegiatan ini
tercermin dari upaya Pemerintah Daerah bersama perangkat daerah lainnya

berusaha untuk mengembangkan segala potensi yang berguna mendorong


gerak pembangunan di daerah dalam segala sektor pembangunan.

2.5 Peluang Investasi Daerah.


Banyak kebijakan pembangunan di bidang ekonomi pada masa lalu perlu
dievaluasi kembali terutama tentang
berbagai hasil dan implikasinya pada
masa yang akan datangmaupun pada
masa sekarang. Hal ini memerlukan
berbagai data statistik sebagai ukuran
kuantitatif dalam memberikan
gambaran tentang keadaan pada masa
lalu dan masa kini, sehingga
memudahkan para pengambil
kebijakan dalam merencanakan dan merumuskan kembali berbagai program
dan sasaran pembangunan yang hendak dicapai pada masa yang akan datang.
Kota Banda Aceh memiliki potensi yang sangat besar pada banyak
sektor pembangkit ekonomi, namun potensi ini belum dimanfaatkan secara
maksimal dan belum seluruhnya tergali untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan sumber pendapatan daerah.
Potensi yang sangat menonjol di Kota Banda Aceh adalah:
1. Jasa
2. Pengangkutan dan Komunikasi
3. Perdagangan, Hotel dan Restoran

Untuk memudahkan para investor dalam pengurusan perizinan


Pemerintah Kota Banda Aceh telah melakukan pelayanan terpadu satu atap
sehingga lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kepada publik. Selain
daripada itu, untuk mendorong kegiatan investasi juga membutuhkan
keputusan politik yang kuat dari pemerintah. Berikut beberapa langkah
strategis dalam membangun dunia investasi yang dilakukan oleh pemerintah
Kota Banda Aceh:
- Memperkuat SDM lokal,Ini menjadi hal yang mesti diperhatikan secara
serius, agar potensi lokal dapat diberdayakan dengan baik dan tidak
menjadi penonton di tanah sendiri.
- One stop service, pelayanan satu pintu,Langkah stategis lainnya adalah
yang telah dibentuk Pemerintah Kota Banda Aceh dengan memperkuat
birokrasi dengan membentuk one stop service, karena ternyata pelayanan
Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 19
Tahun 2017
satu pintu ini adalah salah satu upaya untuk memberi kemudahan
kepada pemilik modal.
- Mengelola Inisiatif dan Kreatifitas Anak Muda,Investasi di kota Banda
Aceh akan semakin baik apabila juga dilakukan langkah-langkah dengan
mengelola inisiatif anak-anak muda kota Banda Aceh. Adanya kreatifitas
anak-anak muda kota Banda Aceh ini tentu menjadi investasi sumber
daya dalam jangka panjang. Selain itu juga investasi yang baik selain
membangun kebijakan yang adil dan kuat seperti memproteksi
kepentingan lokal serta memberi kenyamanan kepada investor asing.
Yang tidak boleh dilupakan adalah, kegiatan investasi mesti memiliki
sensitifitas terhadap kearifan lokal.
- Arah investasi yang jelas,Pola seperti apa yang akan dilakukan dalam
jangka pendek, seperti kemungkinan mengambil konsep investasi padat
karya, ini yang coba untuk diperjelas. Padat karya itu adalah strategi
untuk mengentaskan kemiskinan. Investasi yang baik adalah dengan
kompetitif, dimana semua peluang dibuka, sehingga persaingan pun
terbuka dan sehat.
- Memberikan Pendampingan kepada Industri Rumah Tangga,untuk
memperkuat Industri Rumah Tangga, maka harus dilakukan
pendampingan dari pemerintah sehingga kegiatan produksi akan sesuai
dengan standar pasar dan kuota pun bisa terpenuhi secara
berkelanjutan.

Dengan adanya langkah-langkah strategis yang sudah dilakukan oleh


Pemerintah Kota Banda Aceh ini diharapkan minat investor untuk
menanamkan investasinya di kota ini semakin meningkat.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 20


Tahun 2017
BAB III
PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN BIDANG KUANTITAS PENDUDUK

3.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk


Bab ini akan menguraikan mengenai jumlah penduduk selama 4 (empat)
tahun sejak tahun 2014, tahun 2015, tahun 2016 dan tahun 2017. Persebaran
penduduk Kota Banda Aceh dengan luas wilayah 61,36 Km² tidaklah merata,
terutama pasca terjadinya musibah tsunami pada tahun 2004, dimana banyak
penduduk yang sebelumnya bertempat tinggal dipesisir pantai pindah ke
wilayah atau kecamatan-kecamatan yang berada di wilayah yang jauh dari
pantai.
Saat ini Banda Aceh didiami oleh penduduk
dengan jumlah 251.879 jiwa yang tersebar di 9
(sembilan) kecamatan yaitu Kecamatan
Baiturrahman, Kecamatan Kuta Alam, Kecamatan
Meuraxa, Kecamatan Syiah Kuala, Kecamatan
Lueng bata, Kecamatan Kuta Raja, Kecamatan
Banda Raya, Kecamatan Jaya Baru dan
Kecamatan Ulee kareng.
Dari ke 9 Kecamatan yang ada, Kecamatan Kuta Alam merupakan kecamatan
yang paling banyak dihuni oleh penduduk yaitu sebesar 44.923 jiwa dengan
luas wilayah 10,05 Km² yang merupakan kecamatan terluas kedua setelah
Kecamatan Syiah Kuala yaitu 14,24 Km². Sedangkan jumlah penduduk terkecil
berada di Kecamatan Kuta Raja dengan jumlah penduduk 13.9386 jiwa, dengan
luas wilayah 5,21 Km² yang merupakan wilayah terkecil ke 4 dari 9 kecamatan
yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
Tahun 2014 - 2017

LUAS JUMLAH PENDUDUK


KECAMATAN
(KM²) 2014 2015 2016 2017
Baiturrahman 454 37,292 37,794 33,055 33,509
Kuta Alam 1,005 52,686 53,495 45,073 44,923
Meuraxa 726 21,026 22,175 22,147 22,688
Syiah Kuala 1,424 38,221 39,649 35,235 34,367
Lueng Bata 534 26,411 27,448 25,617 25,320
Kuta Raja 521 13,436 14,230 13,826 13,938
Banda Raya 479 24,692 24,735 24,718 24,772
Jaya Baru 378 26,533 27,257 26,377 26,110
Ulee Kareng 615 27,043 27,168 26,294 26,252
JUMLAH TOTAL 267,340 273,951 252,342 251,879
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 21


Tahun 2017
Dari Tabel di atas terlihat bahwa pertumbuhan jumlah Penduduk Kota Banda
Aceh setiap tahun meningkat sangat significant, hal ini terjadi pada seluruh
kecamatan yang ada di Kota Banda Aceh.

Dan dari Tabel di atas juga dapat dilihat bahwa jumlah penduduk pada tahun
2017 mengalami penurunan sebesar 0,18% jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Secara grafik dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Hal ini
dikarenakan Database Pelayanan Kependudukan dan pencatatan sipil Kota
Banda Aceh telah menggunakan Data Konsolidasi Bersih (DKB) 2016 yang
dikeluarkan tiap semester oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan
Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri sebagai acuan database Pelayanan.

Data Konsolidasi Bersih ini adalah Data penduduk yang telah dilakukan
pembersihan dan dianalisa dari data ganda dan data anomali di database pusat
atau database Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam
Negeri.

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan


Tahun 2014- 2017
60,000

50,000

40,000

30,000 2014
2015
20,000
2016
10,000 2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 22


Tahun 2017
3.2 Komposisi Penduduk Menurut Karakteristik Demografi

Karakteristik penduduk sangat berpengaruh terhadap proses demografi


dan tingkah laku sosial ekonomi. Karakteristik penduduk yang paling penting
adalah umur dan jenis kelamin. Distribusi penduduk menurut umur
dikelompokkan menurut umur satu tahunan atau umur tunggal (single age)
dan lima tahunan, namun dapat juga dikelompokkan menurut distribusi umur
tertentu sesuai dengan kebutuhan, seperti pengelompokkan penduduk
menurut usia sekolah (SD = 7-12 tahun; SLTP = 13-15 tahun; SLTA = 16-18
tahun; dan Perguruan Tinggi = 19-24 tahun). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada pada tabel berikut :
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk Usia Sekolah SD
Tahun 2017
BAITURRAHMAN

ULEE KARENG
SYIAH KUALA

BANDA RAYA
LUENG BATA
KUTA ALAM

KUTA RAJA

JAYA BARU
MEURAXA

Gol
Jumlah
Umur

7 597 950 652 685 498 343 467 602 485 5279
8 640 932 609 677 524 350 528 608 514 5382
9 641 950 640 709 478 360 530 605 518 5431
10 609 899 596 684 508 372 485 561 509 5223
11 603 845 595 641 449 334 515 586 459 5027
12 527 642 338 438 356 210 336 388 424 3659
Jumlah 3617 5218 3430 3834 2813 1969 2861 3350 2909 30001
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Jumlah Penduduk Usia Sekolah
SD yang berumur 7 sampai 12 tahun jumlah terbanyak berada di kecamatan
Kuta Alam, sedangkan peringkat kedua berada dikecamatan Syiah Kuala.
Dibawah ini juga dapat di lihat jumlah penduduk Kota Banda Aceh yang
berumur 13 sampai 15 tahun.

Tabel 3.3
Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 23
Tahun 2017
Jumlah Penduduk Usia Sekolah SLTP
Tahun 2017

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah


BAITURRAHMAN 804 788 1592
KUTA ALAM 921 885 1806
MEURAXA 448 433 881
SYIAH KUALA 660 689 1349
LUENG BATA 662 578 1240
KUTA RAJA 270 257 527
BANDA RAYA 614 603 1217
JAYA BARU 558 540 1098
ULEE KARENG 629 669 1298
Jumlah 5566 5442 11008

Pada Tabel 3.3 diatas dapat dilihat bahwa Penduduk usia sekolah SLTP
didominasi oleh penduduk berjenis kelamin Laki-laki dan jumlah terbanyak
berada dikecamatan Kuta Alam sedangkan penduduk usia sekolah SLTP jumlah
terkecil berada di kecamatan Kuta raja.

Tabel 3.4
Jumlah Penduduk Usia Sekolah SLTA
Tahun 2017

Golongan Umur Laki-laki Perempuan Total

16 1780 1680 3460

17 1861 1887 3748

18 1733 1529 3262

Total 5374 5096 10470

Dari tabel 3.4 di atas dapat dilihat bahwa pada database Pelayanan
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jumlah Penduduk usia 16 sampai 18
tahun berjumlah 10470 jiwa dimana didominasi oleh Penduduk berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 5374 dan jenis kelamin perempuan sebanyak 5096
jiwa.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 24


Tahun 2017
Selain Pengelompokan berdasarkan distribusi umur penduduk, terdapat
juga pengelompokkan penduduk berdasarkan struktur umur penduduk yang
dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :
• Penduduk usia muda, yaitu penduduk usia di bawah 15 tahun atau
kelompok umur 0-14 tahun.
• Penduduk usia produktif, yaitu penduduk umur 15-59 tahun
• Penduduk usia lanjut, yaitu penduduk umur 60 tahun ke atas (mengikuti
ketetapan WHO)

Struktur Penduduk menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui


apakah penduduk disuatu wilayah termasuk kelompok umur muda atau
tua.Penduduk suatu wilayah dianggap penduduk muda apabila jumlah
penduduk yang berumur dibawah 15 tahun mencapai sebesar 40 persen atau
lebih.

Suatu daerah yang mempunyai karakteristik penduduk muda


membutuhkan investasi sosial ekonomi yang berbeda dengan investasi untuk
kelompok penduduk tua. Kelompok penduduk muda membutuhkan fasilitas
pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sandang dan lain sebagainya.
Sementara kelompok penduduk tua tidak membutuhkan fasilitas pendidikan,
tetapi fasilitas untuk ketenagakerjaan, kesehatan, kebutuhan sosial dan
lainnya

3.2.1 Jumlah Penduduk


Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan dinamis antara
kekuatan-kekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk
disuatu wilayah, dimana pertumbuhan penduduk tersebut dipengaruhi oleh
pertumbuhan alamiah dan migrasi neto. Secara terus menerus jumlah
penduduk akan dipengaruhi oleh banyaknya bayi yang lahir (menambah
jumlah penduduk), tetapi disisi lain akan dikurangi oleh jumlah kematian yang
terjadi pada semua kelompok umur. Sementara itu migrasi juga berperan
dalam mempengaruhi jumlah dimana penduduk imigran (pendatang) akan
menambah dan emigran (penduduk yang keluar) akan mengurangi jumlah
penduduk. Jadi pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen
demografi, yaitu ferilitas, mortalitas dan migrasi (masuk/inmigration dan
keluar/outmigration). Selisih antar fertilitas dan mortalitas disebut perubahan
reproduktif (reproduktive change) atu pertumbuhan alamiah (natural growth),
sedangkan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar disebut migrasi
neto (net migration).

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 25


Tahun 2017
Dengan telah berjalannya sistem registrasi penduduk melalui pelayanan
pendaftaran penduduk, maka data jumlah penduduk dapat diketahui secara
langsung dari database kependudukan pada Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK). Tabel 3.5 memperlihatkan Jumlah Penduduk dalam
yang menurut wilayah dan Jenis Kelamin.

Tabel 3.5
Jumlah Penduduk Kota Banda Aceh Tahun 2017
JENIS KELAMIN
NO KECAMATAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 BAITURRAHMAN 16,949 16,560 33,509
2 KUTA ALAM 22,987 21,936 44,923
3 MEURAXA 11,740 10,948 22,688
4 SYIAH KUALA 17,411 16,956 34,367
5 LUENG BATA 12,806 12,514 25,320
6 KUTA RAJA 7,252 6,686 13,938
7 BANDA RAYA 12,386 12,386 24,772
8 JAYA BARU 13,380 12,730 26,110
9 ULEE KARENG 13,189 13,063 26,252
JUMLAH 128,100 123,779 251,879
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kota Banda
Aceh sebagian besar didominasi oleh penduduk berjenis kelamin laki-laki yaitu
berjumlah 128.100 jiwa. Sedangkan penduduk dengan jenis kelamin
Perempuan berjumlah 123.779 jiwa. Hal ini juga tergambar melalui grafik
berikut:

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 26


Tahun 2017
Jumlah Penduduk Kota Banda Aceh

25,000

20,000

15,000

10,000 LAKI-LAKI
PEREMPUAN
5,000

3.2.2 Jumlah dan Proporsi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Informasi tentang Jumlah penduduk menurut Jenis Kelamin, penting


diketahui terutama untuk mengetahui banyaknya orang yang tinggal di suatu
wilayah pada waktu tertentu. Selain itu, jumlah dan proporsi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin dapat digunakan untuk pelayanan sosial
ekonomi seperti pendidikan, kesehatan, sandang, pangan dan papan serta
kebutuhan sosial dasar lainnya sesuai kelompok umur penduduk. Informasi
jumlah dan proporsi umur penduduk dapat disajikan dalam bentuk tabel,
grafik atau piramida penduduk, sehingga memudahkan untuk
meninterpretasikan informasi tersebut.
Komposisi penduduk bedasarkan usia dibentuk dalam usia tunggal,
seperti 0, 1, 2, 3, 4 sampai 60 tahun atau lebih, atau dapat juga berdasarkan
usia produktif dan usia non produktif, seperti 0-14 (anak-anak), 15-64
(dewasa) dan >65 (lansia).
Contoh penggunaan komposisi penduduk berdasarkan usia adalah
dalam perencanaan program Wajib Belajar (Wajar). Dengan mengamati dan
menganalisis jumlah penduduk tiap-tiap tingkatan maka dapat diketahui
berapa jumlah anak usia balita yang harus dipersiapkan sarana dan
prasarananya, berapa jumlah tenaga pendidik untuk mendukung kegiatan
tersebut, berapa jumlah sekolah yang dapat melayani kegiatan belajar
mengajar, dan bentuk persiapan-persiapan lainnya.
Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 27
Tahun 2017
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat bahwa Jumlah Bayi yang berumur 0
s/d 11 bulan yang terbesar berada di kecamatan Kuta Alam sebanyak 694 jiwa
atau sebesar 16,89 % dari total Jumlah bayi yang ada di Kota Banda aceh

Tabel 3.6
Jumlah Bayi umur 0 s/d 11 bulan
Tahun 2017

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah


BAITURRAHMAN 299 271 570
KUTA ALAM 366 328 694
MEURAXA 201 218 419
SYIAH KUALA 266 239 505
LUENG BATA 203 201 404
KUTA RAJA 131 134 265
BANDA RAYA 192 196 388
JAYA BARU 241 231 472
ULEE KARENG 203 188 391
2102 2006 4108

Jumlah Bayi 0 s/d 11 Bulan Perkecamatan


Laki-laki Perempuan

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 28


Tahun 2017
Pada tabel 3.4 di bawah ini kami juga menampilkan Jumlah Anak
berumur 1 s/d 4 Tahun yang berada di Kota Banda Aceh.

Tabel 3.7
Jumlah Anak Umur 1 s/d 4 Tahun perkecamatan
tahun 2017
KECAMATAN Laki-laki Perempuan Jumlah
BAITURRAHMAN 1246 1203 2449
KUTA ALAM 1795 1660 3455
MEURAXA 1145 1011 2156
SYIAH KUALA 1323 1240 2563
LUENG BATA 908 935 1843
KUTA RAJA 689 644 1333
BANDA RAYA 990 874 1864
JAYA BARU 1193 1062 2255
ULEE KARENG 1040 925 1965
10329 9554 19883

Jumlah Anak Umur 1 s/d 4 Tahun


Perkecamatan Tahun 2017
Laki-laki Perempuan

Dari Tabel diatas dapat tampak bahwa Jumlah anak berumur 1 s/d 4
tahun terbanyak berada di kecamatan Kuta Alam yaitu sebanyak 3.455 jiwa.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 29


Tahun 2017
Distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat disajikan
dalam bentuk tabel menurut umur tunggal, kelompok umur lima tahunan atau
kelompok umur yang sesuai dengan kebutuhan seperti pengelompokkan umur
usia sekolah. Pada tabel 3.8 memperlihatkan keadaan penduduk di Kota
Banda Aceh menurut Golongan umur dan jenis kelamin.

Tabel 3.8
Jumlah Penduduk berdasarkan Struktur Usia
Dalam wilayah Kota Banda Aceh

GOLONGAN
NO LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
UMUR
1 75+ 1342 1927 3,269
2 70 - 74 1181 1357 2,538
3 65 - 69 2052 2077 4,129
4 60 - 64 3309 2968 6,277
5 55 - 59 4799 4444 9,243
6 50 - 54 5962 5828 11,790
7 45 - 49 7666 7549 15,215
8 40 - 44 9227 8235 17,462
9 35 - 39 11834 10652 22,486
10 30 - 34 13474 13670 27,144
11 25 - 29 11679 12573 24,252
12 20 - 24 9692 9034 18,726
13 15 - 19 9091 8530 17,621
14 10 - 14 10817 10371 21,188
15 05 - 09 13544 13004 26,548
16 0 - 04 12431 11560 23,991
JUMLAH 128,100 123,779 251,879
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

a.) Rasio Jenis Kelamin

Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna


dalam membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar
penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-masing, baik
kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan
lain sebagainya.
Jika diperhatikan bahwa jumlah penduduk menurut jenis kelamin,
penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan. Penduduk
laki-laki terbesar berada di Kecamatan Kuta Alam sebanyak 22.987 jiwa,
atau 17,95% dari total penduduk Laki-laki di Kota Banda Aceh, diikuti oleh
Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 30
Tahun 2017
Kecamatan Syiah Kuala 17.411 jiwa atau 13,59%, sedangkan Penduduk
laki-laki yang paling sedikit berada di Kecamatan Kuta Raja 7.252 jiwa atau
hanya 5,66% dari total penduduk Laki-laki di Kota Banda Aceh.
Sedangkan jumlah penduduk perempuan terbesar juga berada di
Kecamatan Kuta Alam sebanyak 21.936 jiwa, atau 17,72% dari total
penduduk Perempuan di Kota Banda Aceh, diikuti juga oleh Kecamatan
Syiah Kuala sebanyak 16.956 jiwa atau sebesar 13,70% dari jumlah
penduduk perempuan kota Banda Aceh. Sedangkan Penduduk perempuan
yang paling sedikit masih berada di Kecamatan Kuta Raja sebesar 6.686
jiwa atau hanya 5,40% dari total penduduk perempuan di Kota Banda Aceh.

Tabel 3.9
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Kota Banda Aceh
Menurut Kecamatan Tahun 2017

JENIS KELAMIN SEX


NO KECAMATAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH RATIO
1 2 3 4 5 6
1 BAITURRAHMAN 16,949 16,560 33,509 102.35
2 KUTA ALAM 22,987 21,936 44,923 104.79
3 MEURAXA 11,740 10,948 22,688 107.23
4 SYIAH KUALA 17,411 16,956 34,367 102.68
5 LUENG BATA 12,806 12,514 25,320 102.33
6 KUTA RAJA 7,252 6,686 13,938 108.47
7 BANDA RAYA 12,386 12,386 24,772 100.00
8 JAYA BARU 13,380 12,730 26,110 105.11
9 ULEE KARENG 13,189 13,063 26,252 100.96
JUMLAH 128,100 123,779 251,879 103.49
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 31


Tahun 2017
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
110.00
108.00
106.00
104.00
102.00
100.00
98.00
96.00
94.00

b.) Rasio Penduduk Menurut Golongan Umur

Karakteristik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna


dalam membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar
penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-masing, baik
kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan lain
sebagainya.
Setiap kelompok umur memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, misalnya
kelompok bayi dan balita, mereka lebih membutuhkan asupan gizi yang baik
dan perawatan kesehatan. Pada tabel di bawah menunjukkan bahwa penduduk
Kota Banda Aceh sebagian besar merupakan penduduk usia produktif yaitu
pada kelompok umur antara 15-64 tahun, atau sekitar 67,58% dari total
penduduk Kota Banda Aceh dengan komposisi terbesar berada pada penduduk
yang berumur 20-34 tahun (27,84%).
Demikian pula dengan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin,
tampak bahwa penduduk laki-laki maupun perempuan yang terbesar berada
pada kelompok umur 25 - 29 tahun.
Kondisi ini sangat menguntungkan karena sebagian besar merupakan
penduduk usia produktif/kerja (usia 15-64 tahun), dan sisanya sebanyak
26,56% merupakan usia muda (di bawah umur 15 tahun) dan 3,86%
merupakan usia lanjut (umur di atas 64 tahun).

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 32


Tahun 2017
Tabel 3.10
Rasio Penduduk Menurut Golongan Umur
Kota Banda Aceh Tahun 2017

GOLONGAN LAKI-LAKI PEREMPUAN


NO JUMLAH
UMUR
N % N %
1 75+ 1342 1.05 1927 1.56 69.64
2 70 - 74 1181 0.92 1357 1.10 87.03
3 65 - 69 2052 1.60 2077 1.68 98.80
4 60 - 64 3309 2.58 2968 2.40 111.49
5 55 - 59 4799 3.75 4444 3.59 107.99
6 50 - 54 5962 4.65 5828 4.71 102.30
7 45 - 49 7666 5.98 7549 6.10 101.55
8 40 - 44 9227 7.20 8235 6.65 112.05
9 35 - 39 11834 9.24 10652 8.61 111.10
10 30 - 34 13474 10.52 13670 11.04 98.57
11 25 - 29 11679 9.12 12573 10.16 92.89
12 20 - 24 9692 7.57 9034 7.30 107.28
13 15 - 19 9091 7.10 8530 6.89 106.58
14 10 - 14 10817 8.44 10371 8.38 104.30
15 05 - 09 13544 10.57 13004 10.51 104.15
16 0 - 04 12431 9.70 11560 9.34 107.53
JUMLAH 128,100 123,779 103.49

Dari gambaran tabel diatas tampak dengan jelas bahwa sebagian besar
penduduk kota Banda Aceh adalah penduduk yang berusia produktif yaitu
yang berumur pada kisaran antara 15-64 tahun dan komposisi terbesar berada
pada kisaran umur 25 - 34 tahun.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 33


Tahun 2017
Rasio berdasarkan golongan umur
75+
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
perempuam
35 - 39
30 - 34 laki laki
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
05 - 09
0 - 04
(15.00) (10.00) (5.00) - 5.00 10.00 15.00

c.) Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)

Komposisi umur penduduk di suatu wilayah juga dapat dihubungkan


dengan Dependency Ratio (DR) atau Rasio Ketergantungan. Angka
ketergantungan secara umum dapat menggambarkan beban tanggungan
ekonomi kelompok umur produktif (15-64 tahun) terhadap kelompok umur
muda (<15 tahun) dan kelompok umur tua (>65 tahun). Semakin kecil
dependency ratio, maka semakin kecil pula beban kelompok umur produktif
untuk menanggung penduduk usia tidak produktif atau belum produktif.
Jika diperhatikan pada struktur umur penduduk menurut kelompok
usia muda (0-14 tahun), usia produktif (15-64 tahun) dan usia lanjut (>65
tahun), maka 67,58% penduduk Kota Banda Aceh merupakan penduduk usia
produktif, dan sisanya sekitar 32,42 % adalah penduduk usia muda dan tua.
Dengan demikian rasio beban ketergantungan (dependency ratio) pada tahun
2017 dapat dilihat pada tabel berikut.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 34


Tahun 2017
Tabel 3.11
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)

KELOMPOK LAKI-LAKI PEREMPUAN


SEX RATIO
UMUR N % N %
>65
4,575 3.57 5,361 4.33 85.34
15 - 64 86,733 67.71 83,483 67.45 103.89
0 - 14 36,792 28.72 34,935 28.22 105.32
TOTAL 128,100 123,779 103.49
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)

>65

PEREMPUAN
15 - 64
LAKI LAKI

0 - 14

-80.00 -60.00 -40.00 -20.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00

3.2.3 Rasio Kepadatan Penduduk (Population Density Ratio)

Kepadatan Penduduk merupakan kondisi yang mengalami perubahan


dari tahun ke tahun karena perubahan jumlah penduduk di satu wilyah/area
baik secara alami maupun karena perpindahan penduduk dari daerah satu ke
daerah lainnya. Indikator kepadatan penduduk berguna untuk melihat
ketepatan jumlah penduduk dalam satu satuan keruangan.
Rasio kepadatan penduduk (density ratio) yaitu angka yang menyatakan
perbandingan antara banyaknya penduduk terhadap luas wilayah atau berapa
banyaknya penduduk per kilometer persegi pada periode tahun tertentu.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 35


Tahun 2017
Tabel 3.12
Jumlah Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kota Banda Aceh
Tahun 2017

Luas Jumlah Jumlah Penduduk Kepadatan


No Kecamatan (KM) KK Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Baiturrahman 4,54 9,297 16,949 16,560 33,509 7,381
2 Kuta Alam 10,05 12,353 22,987 21,936 44,923 4,470
3 Meuraxa 7,26 6,530 11,740 10,948 22,688 3,125
4 Syiah Kuala 14,24 9,722 17,411 16,956 34,367 2,413
5 Lueng Bata 5,34 6,957 12,806 12,514 25,320 4,742
6 Kuta Raja 5,21 4,180 7,252 6,686 13,938 2,675
7 Banda Raya 4,79 6,752 12,386 12,386 24,772 5,172
8 Jaya Baru 3,78 7,177 13,380 12,730 26,110 6,907
9 Ulee Kareng 6,15 7,166 13,189 13,063 26,252 4,269
JUMLAH 61,36 70,134 128,100 123,779 251,879 4,105
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Dengan luas 61,36 Km², Kota Banda Aceh didiami oleh 251.879 jiwa atau
sebesar 4.105 jiwa/km² yang berarti bahwa setiap Km² Kota Banda Aceh
didiami oleh penduduk sebanyak 4.105 jiwa.
Jika diperhatikan persebaran penduduk disetiap kecamatan bahwa
kecamatan Baiturrahman dengan luas wilayah 4,54 km² merupakan wilayah
terpadat penduduknya dengan kepadatan 7.281 jiwa/km², diikuti oleh
kecamatan Jaya Baru dengan luas 3.78 km² dengan kepadatan 6.978 jiwa/km².
Sedangkan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah 2.474 jiwa/km²
berada di Kecamatan Syiah Kuala dengan luas wilayah 14.24 km².
Peningkatan kepadatan penduduk per kecamatan di Kota Banda Aceh
perlu mendapat perhatian, terutama dalam perencanaan persebaran penduduk,
tata ruang dan tata guna lahan/tanah secara perencanaan pembangunan di
Kota Banda Aceh. Apabila ketiga aspek tersebut diacuhkan, maka dalam
sepuluh atau lima belas tahun kedepan Kota Banda Aceh akan menjadi kota
yang padat penduduk dan akan berdampak pada penurunan daya dukung dan
daya tampung lingkungan perkotaan.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 36


Tahun 2017
3.2.4 Angka Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan Penduduk merupakan


angka yang menggambarkan penambahan
penduduk yang dipengaruhi oleh
pertumbuhan alamiah maupun migrasi
(perpindahan) penduduk. Laju pertumbuhan
penduduk dapat digunakan untuk
memperkirakan jumlah dan struktur
penduduk beberapa tahun kedepan.
Berikut tabel Laju Pertumbuhan penduduk
Kota Banda Aceh dan grafiknya:

Tabel 3.13
Angka Pertumbuhan Penduduk di Kota Banda Aceh
Tahun 2013 s/d 2017

JUMLAH PENDUDUK ANGKA


NO KECAMATAN PERTUMBUHAN
2013 2014 2015 2016 2017 PENDUDUK
1 2 4 5 6 7 7 8
1 Baiturrahman 37,046 37,292 37,794 33.055 33,509 (2.48)
2 Kuta Alam 52,075 52,686 53,495 45.073 44,923 (3.63)
3 Meuraxa 19,949 21,026 22,175 22.147 22,688 3.27
4 Syiah Kuala 37,522 38,221 39,649 35.235 34,367 (2.17)
5 Lueng Bata 25,834 26,411 27,448 25.617 25,320 (0.50)
6 Kuta Raja 13,487 13,436 14,230 13.826 13,938 0.83
7 Banda Raya 24,129 24,692 24,735 24.718 24,772 0.66
8 Jaya Baru 25,730 26,533 27,257 26.377 26,110 0.37
9 Ulee Kareng 26,452 27,043 27,168 26.294 26,252 (0.19)
JUMLAH
262,224 267,340 273,951 252.342 251.879 (1.00)
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan penduduk di


Kota Banda Aceh tergolong normal, tidak jauh berbeda dengan Laju
pertumbuhan penduduk tahun yang lalu. Selama kurun waktu 2013 sampai
dengan 2017, pertumbuhan penduduk Kota Banda Aceh mencapai (1.00)%.
Namun demikian jika perhatikan angka pertumbuhan penduduk tahun 2016
terjadi penurunan hal ini disebabkan oleh adanya perubahan data yang
digunakan oleh Database Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dimana
sesuai dengan arahan Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil bahwasannya
untuk Pelayanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil pada saat sekarang ini
harus menggunakan “Data Konsolidasi bersih (DKB)” yang dikeluarhan oleh
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan sipil, Kementrerian Dalam
Negeri.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 37


Tahun 2017
Pertumbuhan penduduk ini harus
menjadi perhatian serius dari
Pemerintah Kota Banda Aceh, karena
apabila pertumbuhan penduduk tidak
diawasi dengan baik maka dalam
beberapa tahun kedepan Kota Banda
Aceh akan menjadi kota yang cukup
padat dan menjadi sentral
berkumpulnya penduduk di Provinsi
Aceh. Hal tersebut akan menimbulkan dampak yang sangat memprihatinkan
yaitu munculnya berbagai masalah sosial, ekonomi seperti kemiskinan,
pertumbuhan kawasan kumuh (sprawl area), meningkatnya kriminalitas dan
lain sebagainya.
Pertumbuhan penduduk selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran,
kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi, baik migrasi dari luar
maupun keluar kota Banda Aceh. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan
dan penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada
suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal.
Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan
penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan
perpindahan penduduk dari dalam ke luar.
Beberapa komponen yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk
adalah:
b. Faktor Penambah (Kelahiran/fertilitas dan migrasi)
c. Faktor Pengurangan (Kematian/mortalitas dan emigrasi)

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 38


Tahun 2017
3.2.5 Komposisi Penduduk Menurut Karakteristik Sosial
1). Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Tingkat Pendidikan merupakan salah
satu ukuran untuk melihat tingkat
kualitas penduduk, Semakin tinggi
tingkat Pendidikan penduduk semakin
baik kualitas SDM diwilayah tersebut.
Tamat sekolah didefinisikan sebagai
jenjang pendidikan yang telah berhasil
diselesaikan oleh seseorang dengan
dibuktikan adanya ijazah atau surat
tanda tamat belajar.
Tetapi jika menggunakan ukuran menurut jenjang tertinggi merupakan jenjang
atau kelas tertinggi yang pernah ditempuh oleh seseorang.
Dari Tabel 3.9 terlihat bahwa jenjang pendidikan yang paling banyak dimiliki
oleh penduduk Kota Banda Aceh adalah pada jenjang pendidikan Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas atau SLTA/sederajat yaitu sebesar 94.011 atau sekitar
49,37% dari total 190.416 penduduk kota Banda Aceh yang telah menamatkan
pendidikannya. Sedangkan yang unik adalah jumlah tamatan Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama atau SLTP yaitu hampir menyamai prosentase lulusan S1 atau
Sarjana, yaitu sekitar berjumlah 27.014 atau 14,18%dari total penduduk yang
menamatkan pendidikannya. Jika diperhatikan tingkat pendidikan
SLTA/sederajat menempati urutan pertama tingkat pendidikan yang paling
banyak ditamatkan oleh penduduk Kota Banda Aceh yaitu sebesar 49,37%
sedangkan yang berpendidikan akademi maupun sarjana hanya sekitar
16,62%. Hal ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah, mengingat bahwa
era globalisasi sebentar lagi akan berlangsung dan persaingan untuk
memperoleh kesempatan kerja semakin ketat dengan akan masuknya tenaga
kerja asing ke Indonesia.
Peningkatan pendidikan keterampilan perlu dilakukan mengingat bahwa
sebagian besar peluang kerja membutuhkan tenaga terdidik yang memiliki
ketrampilan khusus.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 39


Tahun 2017
Tabel 3.14
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan Tahun 2017

AKADEMI/
GOLONG TAMAT DIII/
SLTP SLTA DI/II D IV/SI S II S III TOTAL
AN UMUR SD SARJANA
MUDA
10-14 1098 100 4 1202
15-19 3241 3931 1424 8596
20-24 1856 4884 9638 21 307 486 2 17194
25-29 549 2391 14203 312 2125 4272 219 4 24075
30-34 749 2049 13440 1081 2572 6570 487 16 26964
35-39 868 2179 10372 702 2023 5547 587 20 22298
40-44 805 1967 8415 403 1300 3701 656 41 17288
45-49 732 1537 7577 298 894 3233 624 97 14992
50-54 976 1224 5227 220 681 2654 488 81 11551
55-59 1110 1258 3552 211 415 1907 403 79 8935
60-64 982 1028 2221 133 243 1055 268 34 5964
65-69 753 722 1440 93 158 560 137 17 3880
70-74 573 447 813 47 121 282 60 11 2354
75 1036 500 780 33 85 175 33 20 2662
15328 24217 79106 3554 10924 30442 3964 420 167955
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan


Tertinggi yang ditamatkan
TAMAT SD
2% 0%
SLTP
9%
18%
15% SLTA

7%
DI/II

AKADEMI/DIII/
2% SARJANA
47% MUDA
D IV/SI

S II

S III

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 40


Tahun 2017
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
masyarakat yang berperan meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin baik pula kualitas
sumberdaya yang dimilikinya.

Pendidikan dapat didefinisikan sebagai upaya kesadaran seseorang untuk


meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta memperluas wawasan.
Pemerataan kesempatan pendidikan diupayakan melalui penyediaan sarana
dan prasarana belajar, penambahan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar
dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Untuk melihat jumlah
penduduk beserta tingkat pendidikannya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik tersebut memperlihatkan gambaran penduduk kota Banda Aceh
yang telah menamatkan pendidikannya. Grafik tertinggi menggambarkan
jumlah penduduk kota Banda Aceh yang telah menamatkan pendidikan pada
level Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Sedangkan tingkat pendidikan Sekolah
Lanjutan Pertama hampir menyamai grafik yang menunjukkan jumlah
penduduk yang telah menamatkan pendidikan pada level Sarjana.

2). Jumlah Penduduk Menurut Agama

Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan agama diperlukan


untuk merencanakan penyediaan sarana dan prasarana peribadatan serta
merencanakan suatu program kegiatan
yang berkaitan dengan kerukunan
antar umat beragama.
Pada Tabel 3.12 tampak
bahwa dari 252.342 jiwa penduduk
Kota Banda Aceh, sebagian besar
atau 97,82% penduduknya
menganut agama Islam, diikuti
agama Budha yaitu sebesar 1,20%,
agama Kristen sebesar 0.76%, agama
Katolik 0,21%, dan hanya sebagian
kecil saja yang menganut agama
Hindu dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yaitu 0.009%.
Jika dilihat menurut Kecamatan, maka Kecamatan Kuta Alam merupakan
wilayah dengan agama Islam terbesar, dimana Kecamatan Kuta Alam yang
merupakan Kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak di Kota

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 41


Tahun 2017
Banda Aceh yaitu sebesar 41.942 jiwa, diikuti oleh Kecamatan Syiah Kuala
yaitu 35.160 jiwa, Kecamatan Baiturrahman yaitu 32.229 jiwa, Kecamatan Ulee
Kareng yaitu 26.280 jiwa, Kecamatan Lueng Bata yaitu 25.233 jiwa, Kecamatan
Jaya Baru yaitu 25.887 jiwa, Kecamatan Banda Raya yaitu 24.550 jiwa,
Kecamatan Meuraxa 22.083 jiwa dan sebaran agama Islam terkecil berada
dikecamatan Kuta Raja yaitu 13.474 jiwa.
Agama kedua terbesar setelah Islam yang dianut penduduk Kota Banda Aceh
adalah agama Budha. Kecamatan Kuta Alam merupakan wilayah dengan
agama Budha terbesar yaitu 1.960 jiwa, diikuti Kecamatan Baiturrahman yaitu
479 jiwa dan Kecamatan Lueng Bata yaitu 222 jiwa. Sedangkan penganut
Agama Hindu terbesar berada di kecamatan Kuta Raja yaitu 9 jiwa.
Berikut data tabel yang menunjukkan jumlah penduduk kota Banda Aceh yang
mempunyai visi sebagai kota Madani yang selalu mampu menjaga
keharmonisan hidup dalam keberagaman umat beragama yang ada dikota ini.

Tabel 3.15
Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dianut
Tahun 2017
KECAMATAN
BAITURRAHMAN

ULEE KARENG
SYIAH KUALA

BANDA RAYA
LUENG BATA
KUTA ALAM

KUTA RAJA

JAYA BARU
MEURAXA

JUMLAH
AGAMA

Islam 32681 41899 22625 34308 24967 13609 24615 25666 26250 246620

Kristen 290 805 49 42 128 143 67 259 1 1784

Katholik 76 297 1 13 21 21 15 65 1 510

Hindu 8 2 9 19

Budha 462 1922 5 4 202 156 74 120 2945


Aliran Ke-
1 1
percayaan
TOTAL 33509 44923 22688 34367 25320 13938 24772 26110 26252 251879
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 42


Tahun 2017
Jumlah Penduduk Menurut Agama yang dianut
45000
40000
35000
30000
Islam
25000
Kristen
20000
Katholik
15000
Hindu
10000
Budha
5000
0 Aliran Ke-percayaan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk kota Banda Aceh
yang terbesar adalah pemeluk agama Islam yaitu sebesar 246.838 jiwa,
sementara penduduk beragama Kristen berjumlah 1.914 jiwa dan penduduk
beragama Katholik berjumlah 538 jiwa. Sementara itu penduduk yang
beragama Hindu berjumlah 24 jiwa dan penduduk beragama Budha berjumlah
3.027 jiwa. Hal ini juga tergambar secara grafik sebagaimana dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

3). Jumlah Penduduk Berkemampuan Khusus


Informasi tentang banyaknya penduduk dengan kemampuan khusus
sangatlah diperlukan dalam
memberikan program pelayanan
publik yang ramah terhadap
penduduk berkemampuan khusus
dan sebagai bahan perencanaan
pengembangan pelayanan bagi
penduduk dengan kategori khusus,
dimanaselamaini kelompok ini merasa
didiskriminasi karena diberbagai
tempat umum tidak tersedia berbagai

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 43


Tahun 2017
akses khusus bagi mereka, seperti jalan khusus untuk pengguna kursi roda,
toilet khusus dan sebagainya.
Banyaknya penduduk berkemampuan khusus di Kota Banda Aceh disajikan
pada tabel dan grafik 3.16. Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk
berkemampuan khusus di Kota Banda Aceh sebesar 217 orang (0.09%) jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Banda Aceh yaitu 251.879 jiwa,
namun tetap menjadi perhatian Pemerintah Kota Banda Aceh. Penduduk
berkemampuan khusus terbesar berada di Kecamatan Baiturrahman dan
Kecamatan Kuta Alam masing-masing yaitu 60 orang dan yang terkecil berada
di Kecamatan Lueng bata dan kecamatan Ulee Kareng yaitu 12 orang. Dilihat
dari jenis kecacatan, jumlah terbesar adalah Tuna Daksa yaitu 68 orang dan
yang terkecil adalah Tuna Rungu sebanyak 5 orang.

Tabel 3,16
Jumlah Penduduk Berkemampuan Khusus
Dikota Banda Aceh Tahun 2017

TUNA
TUNA TUNA TUNA TUNA TUNA TUNA
KECAMATAN RUNGU
NETRA RUNGU DAKSA GRAHITA GANDA WICARA
WICARA
BAITURRAHMAN 24 0 11 16 5 0 4
KUTA ALAM 7 0 2 0 0 0 8
MEURAXA 3 3 5 2 0 1 0
SYIAH KUALA 5 1 7 0 0 6 0
LUENG BATA 6 0 3 0 0 0 3
KUTA RAJA 3 0 26 13 2 0 3
BANDA RAYA 7 1 7 5 0 1 1
JAYA BARU 3 2 3 2 0 2 4
ULEE KARENG 1 0 4 3 0 0 4
Grand Total 59 5 68 41 7 10 27
Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Banda Aceh, 2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 44


Tahun 2017
Jumlah Penduduk Berkebutuhan Khusus tahun
2015
50
45
TUNA
40 NETRA
35
TUNA
30 RUNGU/
WICARA
25 TUNA
20 DAKSA

15 TUNA
GRAHITA
10
TUNA
5
GANDA
0
AUTIS

4). Penduduk Menurut Status Kawin


Informasi tentang stuktur perkawinan penduduk pada waktu tertentu
berguna bagi para penentu kebijakan dan pelaksana program
kependudukan, terutama dalam hal pembangunan keluarga dan upaya-
upaya peningkatan kualitas keluarga.
Perkawinan pada usia dini akan
menimbulkan dampak terhadap kualitas
keluarga.
Tabel 3.11 menyajikan jumlah dan proporsi
penduduk menurut status kawin di Kota
Banda Aceh. Dari tabel dibawah terlihat
bahwa kota Banda Aceh didominasi oleh
penduduk berstatus belum kawin yakni
148.855 atau 54.33 persen. Hal ini terlihat
baik untuk penduduk laki-laki maupun
perempuan. Proporsi penduduk laki-laki yang berstatus belum kawin lebih
tinggi dibandingkan dengan perempuan (tabel 3.12), karena biasanya laki-laki
masih meneruskan pendidikan atau baru mulai bekerja, sehingga menunda
perkawinan. Laki-laki yang dikonstruksikan sebagai kepala keluarga yang
harus membiayai kebutuhan keluarga, sehingga mempunyai keinginan mapan
secara ekonomi sebelum memasuki kehidupan rumah tangga.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 45


Tahun 2017
Menarik untuk diperhatikan untuk status cerai hidup dan cerai mati,
bahwa proporsi penduduk berstatus cerai hidup lebih besar pada perempuan
dari pada laki-laki (Tabel 3.14. Kemandirian
perempuan secara ekonomi serta peningkatan
kesadaran tentang hak-hakperempuan dalam rumah
tangga, seringkali menjadi penyebab keberanian
perempuan menggugat cerai.
Pada Tabel berikut terlihat bahwa jumlah penduduk
perempuan yang melakukan cerai
hidup sebanyak 1.214 dari jumlah perceraian hidup
1.784 atau berjumlah 68,49% dari total perceraian
hidup dibandingkan jumlah cerai hidup laki-laki
yang hanya berjumlah 570 atau hanya 31,95% saja.
Selengkapnya tentang data status perkawinan
penduduk kota Banda Aceh dapat dilihat pada Tabel 3.17 dan 3.18 berikut
ini:

Tabel 3.17
Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Kawin
Per Kecamatan Tahun 2017
Belum Cerai Cerai Grand
Kecamatan Kawin
Kawin Hidup Mati Total
BAITURRAHMAN 17887 278 1367 13977 33509
KUTA ALAM 24112 321 1463 19027 44923
MEURAXA 11815 161 572 10140 22688
SYIAH KUALA 18548 195 1020 14604 34367
LUENG BATA 13571 185 893 10671 25320
KUTA RAJA 7399 123 366 6050 13938
BANDA RAYA 12868 161 854 10889 24772
JAYA BARU 13777 206 767 11360 26110
ULEE KARENG 13815 175 900 11362 26252
Grand Total 133792 1805 8202 108080 251879
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 46


Tahun 2017
Jumlah Penduduk Berdasarkan Status
Kawin
Belum Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Kawin

43%

53%

3% 1%

Tabel 3.18
JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN STATUS KAWIN
KOTA BANDA ACEH TAHUN 2017

STATUS KAWIN LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

Belum Kawin 72841 60951 133792

Cerai Hidup 536 1269 1805

Cerai Mati 937 7265 8202

Kawin 53786 54294 108080

Grand Total 128100 123779 251879


Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 47


Tahun 2017
Jumlah Penduduk Berdasarkan Status
Kawin

80000
70000
60000
50000
LAKI-LAKI
40000
PEREMPUAN
30000
20000
10000
0
Belum Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Kawin

5). Jumlah Penduduk Menurut Golongan Darah

Informasi tentang jumlah penduduk berdasarkan Golongan darah


sangat diperlukan untuk merencanakan suatu program kegiatan yang
berkaitan dengan Kegiatan Sosial.

Pada Tabel 3.11 nampak bahwa dari 252.342 jiwa penduduk kota Banda
Aceh, sebagian besar atau 19,61% penduduknya Kota Banda Aceh mempunyai
Golongan Darah O yang sekitar 19,98% berada di kecamatan Syiah
Kuala,

diikuti Golongan Darah B yaitu sebesar 9,20% yang penduduk terbesarnya


berada di kecamatan Syiah Kuala juga, diikuti golongan darah A yaitu sebesar
7,78%, golongan darah AB yaitu sebesar 2,81%, dan hanya sebagian kecil saja
yang mempunyai golongan darah A- yaitu sebesar 0,02%.
Jika dilihat menurut Kecamatan, maka Kecamatan Syiah Kuala
merupakan wilayah dengan penduduk yang mempunyai golongan darah
terbesar yaitu sebesar 20,21% dari 101.615 jiwa penduduk yang mengetahui
jenis golongan darah yang dimilikinya, sedangkan penduduk yang tidak tahu
jenis golongan darahnya sebanyak 150.727 jiwa atau sebesar 59,73 persen dari
jumlah penduduk Kota Banda Aceh.
Selengkapnya tentang data jenis golongan darah penduduk kota Banda
Aceh dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut ini:

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 48


Tahun 2017
Tabel 3.19
Jumlah Penduduk Berdasarkan Golongan Darah
Per Kecamatan di Kota Banda Aceh Tahun 2017

KECAMATAN A A- A+ AB AB- AB+ B B- B+ O O- O+

BAITURRAHMAN 2392 4 44 937 9 24 2791 12 46 5910 88 37


KUTA ALAM 3287 10 64 1208 14 33 3877 3 70 8042 136 78
MEURAXA 1213 1 27 461 9 8 1394 4 29 3404 75 34
SYIAH KUALA 2716 6 54 921 20 42 3246 9 68 6704 92 64
LUENG BATA 1610 3 27 554 7 20 2005 3 19 4254 87 33
KUTA RAJA
803 4 18 328 9 14 876 3 30 1966 56 19

BANDA RAYA 1747 3 20 582 12 19 2153 1 25 4606 88 30


JAYA BARU 1770 5 32 667 14 20 2100 3 28 4494 96 41
ULEE KARENG 1846 26 647 11 19 2218 2 42 4622 66 42

JUMLAH 17384 36 312 6305 105 199 20660 40 357 44002 784 378
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Jumlah Penduduk berdasarkan


Golongan Darah

BAITURRAHMAN
10000
KUTA ALAM
8000 MEURAXA

6000 SYIAH KUALA


LUENG BATA
4000
KUTA RAJA
2000
BANDA RAYA
0 JAYA BARU
AB-
AB+
B
A
A-
A+
AB

O
O-
O+
B-
B+

ULEE KARENG

6.). Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan

Pekerjaan Wiraswasta menduduki posisi nomor satu sebesar 32.342


jiwa diantara 24 jenis pekerjaan yang paling banyak digeluti oleh Penduduk
Kota Banda Aceh Tahun 2016. Hal ini terbukti dari Kondisi Kota Banda Aceh
yang merupakan Ibukota Provinsi Aceh dan pusat pasar terbesar berada di Kota
Banda Aceh sehingga banyak penduduk dari luar Banda Aceh yang berprofesi
sebagai wiraswasta memilih pindah tinggal di Kota Banda Aceh.
Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 49
Tahun 2017
Pekerjaan yang paling banyak digeluti kedua adalah pekerjaan Pegawai
Negeri Sipil (PNS). Sudah menjadi trend tersendiri bahwa ibukota Propinsi
merupakan pusat dari perdagangan barang/jasa dan pusat administrasi
pemerintahan. Dengan adanya dua organisasi pemerintahan besar di Kota
Banda Aceh yaitu pemerintahan Provinsi Aceh dan Pemerintahan Kota Banda
Aceh. Sehinggan jumlah PNS sangat dominan dibandingkan pekerjaan yang
lain.

Menjadi Karyawan ditempat-tempat swasta adalah pekerjaan ke tiga


terbesar bagi penduduk kota Banda Aceh yaitu sebesar 9.817 jiwa, hal ini
terbukti dengan banyaknya instansi swasta dan Perbankan yang tersebar di
kawasan-kawasan strategis di Kota Banda Aceh.

Tabel 3.20
Jumlah Penduduk dengan 24 Jenis Pekerjaan Terbanyak
Tahun 2017

NO PEKERJAAN JUMLAH
1 Bidan 495
2 Buruh Harian Lepas 1876
3 Dokter 901
4 Dosen 1295
5 Guru 2546
6 Karyawan BUMD 498
7 Karyawan BUMN 1525
8 Karyawan Honorer 2065
9 Karyawan Swasta 9817
10 Kepolisian RI 2388
11 Nelayan/Perikanan 754
12 Pedagang 2562
13 Pegawai Negeri Sipil 15903
14 Pelajar/Mahasiswa 54917
15 Pensiunan 3590
16 Perawat 494
17 Perdagangan 1070
18 Petani/Pekebun 449
19 Sopir 876
20 Tentara Nasional Indonesia 2153
21 Tukang Batu 745
22 Tukang Jahit 361
23 Tukang Kayu 378
24 Wiraswasta 32342
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 50


Tahun 2017
BAB IV
PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DIBIDANG KUALITAS PENDUDUK

4.1 Angka Kelahiran


Salah satu komponen demografi yang dapat mempengaruhi proses
demografi adalah kelahiran. Kelahiran atau fertilitas diartikan sebagai
kemampuan seorang wanita atau
sekelompok wanita yang dinyatakan dapat
melahirkan atau wanita subur.
Angka kelahiran adalah jumlah anak yang
dapat dilahirkan oleh wanita sampai dengan
masa akhir reproduksinya. Angka ini
diperoleh dengan menjumlahkan penduduk
awal dengan penduduk akhir pada tahun
tertentu dan ini merupakan ukuran paling
baik untuk membandingkan angka kelahiran
dibeberapa wilayah.
Salah satu upaya untuk menurunkan angka kelahiran adalah dengan
menggalakkan program Keluarga Berencana ( KB ) yang sudah digalakkan sejak
awal tahun 1990. Program ini diintensifkan sehingga diharapkan seluruh
pasangan usia subur dapat menggunakan atau memakai alat/cara yang
diprogramkan oleh pemerintah. Program KB ini dilaksanakan secara gratis oleh
pemerintah kepada segala lapisan
masyarakat.
Mengurangi angka kelahiran merupakan
tantangan yang besar bagi pemerintah.
Memerlukan waktu untuk memberikan
pengertian dan pemahaman yang
mendalam akan artinya berKeluarga
Berencana.

4.2 Angka Kematian Kasar

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen


demografi selain fertilitas dan migrasi yang dapat mempengaruhi jumlah dan
komposisi umur penduduk.
Angka kematian kasar merupakan indikator sederhana yang tidak
memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator
kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai
keadaan kesejahteraan pada suatu tahun tertentu. Apabila dikurangkan dari
Angka Kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan penduduk alamiah.
Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 51
Tahun 2017
Angka Kematian Kasar (Crute Death Rate) adalah angka yang
menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun
tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Penduduk dengan usia tua memiliki
resiko kematian yang lebih tinggi daripada penduduk usia muda.

4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Rasio Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat menggambarkan perubahan


komponen kependudukan seperti kelahiran, kematian dan migran. Jumlah
penduduk meurut Rasio Jenis Kelamin (RJK)
adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki
terhadap jumlah penduduk perempuan.
Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah perbandingan
jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah
penduduk perempuan per 100 penduduk
perempuan. Data menurut RJK sangat berguna
untuk perencanaan pembangnunan yang berbasis
gender. Informasi RJK juga sangat diperlukan oleh
politisi terutama untuk mengetahui jumlah
keterwakilan perempuan didalam parlemen.

4.4 Pendidikan
4.4.1 Angka Melek Huruf (AMH)
Angka melek huruf menyajikan persentasi/proporsi penduduk berusia
15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dibandingkan
jumlah penduduk seluruhnya pada satu tahun tertentu.
Indikator ini menggambarkan mutu san kemampuan sumberdaya manusia di
suatu daerah menyerap informasi penidikan. Semakin tinggi nilai indikator
maka semakin tinggi pula mutu sumberdaya manusia di suatu daerah.
Indikator AMH dapat digunakan untuk:
- Mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf,
terutama didaerah pedesaan dimana masih banyak ditemukan penduduk
yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD.
- Menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap
informasi dari berbagai media.
- Menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis.
Sehingga angka melek huruf mencerminkan potensi perkembangan
intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 52


Tahun 2017
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Melek Huruf di Kota Banda Aceh
Tahun 2017

Jumlah
No Uraian Indikator Satuan Capaian
Penduduk
1 Penduduk yang Jumlah penduduk % 176.381 99.98
berusia >15 usia 15 thn ke atas
tahun melek dapat baca tulis
huruf (tidak buta
aksara) Jumlah penduduk 176.423
usia 15 thn ke atas

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel diatas dapat kita lihat 99,98 persen penduduk Kota Banda aceh yang
berumur diatas 15 tahun dapat membaca dan menulis.

4.4.2 Angka Partisipasi Kasar (APK)

Partisipasi sekolah merupakan salah satu ukuran yang digunakan dalam


menilai keberhasilanprogram wajib belajar.

Angka pertisipasi sekolah mengukur daya serap sektro pendidikn terhadap


penduduk usia sekolah, dimana angka ini memperhitungkan adanya
perubahan umur penduduk terutama penduduk umur muda.

Dalam hal ini meningkatnya persentase jumlah murid bukan berarti partisipasi
sekolah juga meningkat, karena ukuran perubahan jumlah murid sekolah tidk
langsung berpengaruh terhadp partisipasi sekolah.

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah muris, berapapun usianya,
yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk
pada kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK
menunjukkan tingkat partisipasipenduduk secara umum di masing-masing
tingkat atau jenjang pendidikan.

Misal APK Sekolah Dasar (SD) adalah perbandingan antara jumlah murid yang
duduk di dekolah dasar terhadap penduduk usia 7 sampai 12 tahun.

APK dapat dihitung dengan membagi jumlah penduduk yang sedang sekolah
pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk pada kelompok
usia standar yang berkaitan dengan jenjang masing-masing pendidikan.
Penyajian APK dibuat dalam bentuk tabel Apk setiap jenjang pendidikan.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 53


Tahun 2017
Tabel.4.2
Jumlah Angka Partisipasi Kasar (APK)
di Kota Banda Aceh Tahun 2017

Jumlah
No Uraian Indikator Satuan Capaian
Penduduk
1 Angka Partisipasi Jumlah siswa usia % 33.019 158.52
Kasar (APK) SD / MI/ SD/MI/Paket A
Paket A
Jumlah penduduk 28.577
kelompok usia 7-
12 thn
2 Angka Partisipasi Jumlah siswa % 13,274 103.42
Kasar (APK) SMP / SMP/MTs/Paket B
MTs/ Paket B
Jumlah penduduk 11.111
kelompok usia 13-
15 thn
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa APK di Kota Banda Aceh pada tahun
2017 untuk setiap jenjang pendidikan tertentu diatas 100 persen, sebagai
contoh pada jenjang pendidikan SMP/MTs/Paket B banyak anak-anak diatas
usia 15 tahun tetapi masih sekolah SMP/MTs/Paket B atau sebaliknya adanya
siswa yang lebih muda dari usia standar yang masuk jenjang pendidikan SMP.
Hal ini menunjukkan bahwa sekolah pada usia yang lebih muda, begitu juga
tingkat SD sederajat.

4.4.3 Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni adalah persentase siswa dengan umur yang berkaitan
dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia sama.

Angka Partisipasi Murni dapat menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia


sekolah pada tingkat pendidikan tertentu. Seperti halnya APK, APM juga
merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang
pendidikan. Namun APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik
dibanding APK, karena APM mrlihat atau menunjukkan partisipasi penduduk
pada kelompok usia standar pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan
standar kelompok umurnya.

Cara menghitung APM pada setiap jenjang pendidikan adalah dengan membagi
jumlah siswa atau penduduk umur sekolah yang sedang bersekolah dengan
jumlah penduduk pada kelompo umur yang berkaitan dengan jenjang
pendidikannya.

Tabel.4.3
Jumlah Angka Partisipasi Murni (APM)
Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 54
Tahun 2017
di Kota Banda Aceh Tahun 2017

Jumlah
No Uraian Indikator Satuan Capaian
Penduduk
1 Angka Partisipasi Jumlah siswa usia % 28.577 135.20
Murni (APM) SD / 7-12 thn dijenjang
MI/ Paket A SD/MI/Paket A
Jumlah penduduk 30.001
kelompok usia 7-12
thn
2 Angka Partisipasi Jumlah siswa usia % 11.111 100.93
Murni (APM) SMP 13-15 thn dijenjang
/ MTs/ Paket B SMP/MTs/Paket B

Jumlah penduduk 11.008


kelompok usia 13-15
thn
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel di atas dapat dilihat pada tahun 2017 di Kota Banda Aceh untuk
jenjang Pendidik SD/sederajat adalah 135,20 persen, artinya bahwa dari 100
penduduk usia 7-12 tahun 135 orang bersekolah dibangku SD/sederajat.

Angka partisipasi murni penduduk usia 13-15 tahun yang duduk di bangku
SMP/sederajat sebesar 100.93 persen. Selisih APK dengan APM menunjukkan
proporsi murid yang tinggal kelas atau terlalu cepat sekolah.

4.4.4 Angka Putus Sekolah (APS)

Angka Putus Sekolah murid menyajikan persentase murid yang putus sekolah
menurut jenjang pendidikan.

Tabel.4.4
Jumlah Angka Putus Sekolah (APS)

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 55


Tahun 2017
di Kota Banda Aceh Tahun 2017

Jumlah
No Uraian Indikator Satuan Capaian
Penduduk
1 Angka Putus Jumlah putus sekolah % 9 0.03
Sekolah (APS) SD / pd tingkat & jenjang
MI SD/MI
Jumlah siswa pd 31.813
tingkat yg sama dan
jenjang SD/MI pd
tahun ajaran
sebelumnya
7 Angka Putus Jumlah putus sekolah % 20 0.15
Sekolah (APS) pd tingkat & jenjang
SMP/MTs SMP/MTs
Jumlah siswa pd 13.119
tingkat yg sama dan
jenjang SMP/MTs pd
tahun ajaran
sebelumnya
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa Angka Putus Sekolah pada Tingkat
SD/sederajat, SMP/sederajat di Kota Banda Aceh sebesar 0,09 persen.

4.5. Kesehatan
4.5.1 Kelahiran (Fertilitas)
a. Angka kelahiran Menurut Umur
Tingkat kelahiran yang terjadi menurut umur sangat berbeda, dengan demikian
tingkat kelahiran yang terjadi diantara penduduk perempan pada kelompok
umur 20-24 tahun sangat berbeda dengan penduduk perempuan pada
kelompok umue 35-39 tahun. Angka kelahiran menurut umur (ASFR)
merupakan angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran per 1.000
perempuan usia produktif (15-49) tahun) menurut kelompok umur yang sama.
Angka kelahiran ini sudah memperhitungkan perbedaan kemampuan
melahirkan dari setiap kelompok umur yang berbeda, Sehingga pengetahuan
tentang ASFR akan berguna dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan
ibu dan anak serta perencanaan pelaksanaan program keluarga berencana
(KB). Indikator ASFR juga akan digunakan untuk mengembangkan proyeksi
penduduk dan masyarakat sumber perhitungan banyaknya penduduk umur 0-
1 tahun ada perhitungan proyeksi penduduk.

b. Angka kelahiran Total

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 56


Tahun 2017
Angka Fertilitas Total adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang
perempuan sampai akhir masa reproduksinya (perempuan kelompok umur 15-
49 tahun).
Informasi angka fertilitas total (TFR) disuatu daerah akan berguna bagi para
pengambil keputusan dan perencana dalam merencanakan pengendalian laju
pertumbuhan penduduk, kesehatan reproduksi dan peningkatan pelayanan
terhadap ibu dan anak.

c. Rasio Anak dan Perempuan


Rasio anak dan perempuan adalah Rasio antara jumlah anak di bawah lima
tahun disuatu tempat pada suatu waktu dengan penduduk perempuan usia 15-
49 tahun. Rasio ini untuk melihat tingkat fertilitas pada suatu wilayah dan
rasio ini berguna sebgabai indikator fertilitas penduduk apabila tidak ada
datakelahiran dan data registrasi
Tabel 4.5
TABEL RASIO ANAK DAN PEREMPUAN (CWR)
KOTA BANDA ACEH TAHUN 2017

Rasio Anak
Penduduk Penduduk
dan
No Kecamatan usia 0-4 Perempuan usia
Perempuan
tahun 15-49 tahun
(WR)
1 BAITURRAHMAN 1474 9257 15.92
2 KUTA ALAM 1988 12315 16.14
3 MEURAXA 1229 6289 19.54
4 SYIAH KUALA 1479 9836 15.04
5 LUENG BATA 1136 7114 15.97
6 KUTA RAJA 778 3814 20.40
7 BANDA RAYA 1070 6966 15.36
8 JAYA BARU 1293 7250 17.83
9 ULEE KARENG 1113 7402 15.04
11560 70243 16.46
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel diatas menunjukkan rasio anak dan perempuan di kota Banda Aceh
tahun 2017. Angka sebesar 16,46 artinya bahwa pada tahun 2017 terdapat 16
anak di bawah umur 5 tahun (0-4 tahun) dari setiap 100 perempuan usia 15-49
tahun.

4.5.2 Kematian (Mortalitas)

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 57


Tahun 2017
Tinggi rendahnya tingkat kematian (mortalitas) penduduk disuatu daerah akan
mempengaruhi pertumbuhanpenduduk, tetapi juga merupakan cerminan dari
tinggi rendahnya tingkat kesehatan penduduk didaerah tersebut. Sehingga
indikator kematian penting dalam merencanakan berbagai kebijakan di bidang
kesehatan maupun untuk mengevaluasi program kegiatan pembangunan yang
telah dilakukan.
Tingkat kematian dipengaruhi oleh: faktor sosial ekonomi, pekerjaan, tempat
tinggal, pendidikan, umur, jenis kelamin dll. Kematian juga dapat dilihat dari
penyebab kematian, seperti penyakit menular atau penyakit degeneratif,
kecelakaan maupun penyebab yang lain.
Kematian dewasa umumnya disebabkan karena penyakit menular, penyakit
degeneratif, kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian.
Kematian bayi dan balita umumnya disebabkan oleh penyakit sistem
pernapasan bagian atas (ISPA) dan diare, yang merupakan penyakit karena
infeksi kuman. Faktor gizi buruk juga menyebabkan anak-anak rentan
terhadap penyakit menular, sehingga mudah terinfeksi dan menyebabkab
tingginya kematian bayi dan balita disuatu daerah.
Indikator kematian yang biiasa digunaka untuk mengukur kualitas
hidup/kesehatan disuatu daerah adalah:

a). Angka Kematian Bayi


Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia satu tahun, atau didefinisikan sebagai jumlah
kematian bayi berusia dibawah 1 tahun pada 1000 kelahiran hidup dalam
tahun tertentu, Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara
garis besar, dari sisi penyebabnya kematian bayi ada dua macam yaitu endogen
dan eksogen.
Di Kota Banda Aceh pada tahun 2017 terjadi 12 kematian bayi dari 1.000
kelahiran hidup.

Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal,
adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan
umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang
diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi
yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan pengaruh lingkungan luar.

b). Angka kematian Neonatal(kematian Bayi Baru lahir/NNDR)

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 58


Tahun 2017
Kematian neonatal atau kematian endogen adalah kematian yang terjadi
sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari per 1.000 kelahiran hidup pada
satu tahun tertentu. Kematian neonatal atau kematian bayi endogen pada
umumnya disebabkan oleh faktor faktor yang dibawa sejak lahir atau selama
kehamilan.
Di Kota Banda Aceh pada tahun 2016 terjadi 9 kematian bayi neonatal dari
1.000 kelahiran hidup.

c). Angka kematian Post Neo-Natal (angka kematian Lepas Baru


Lahir/PNNDR)
Kematian Post Neo-Natal (Post Neo-Natal Death Rate) adalah kematian yang
terjadi pada bayi yang berumur 1 bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun
per 1.000 kelahiran hidup selama 1 tahun.
Di Kota Banda Aceh pada tahun 2016 terjadi 3 kematian bayi Post neonatal
dari 1.000 kelahiran hidup.

d). Angka Kematian Anak


Yang dimaksud dengan anak adalah penduduk yang berusia 1 sampai
menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 tahun sampai dengan 4 tahun 11 bulan 29
hari. Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan lingkungan yang
langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Angka kematian anak juga
dipengaruhi oleh tingkat kecukupan gizi, tingginya prevalensi penyakit menular
pada anak, atau kecelakaan yang terjadi di dalam atau disekitar rumah.

e). Angka kematian Balita


Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru
lahir yang berumur 0 tahun sampai dengan menjelang tepat 5 tahun, pada
umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun.
Anka kematian balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama
satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun
itu.

f). Angka kematian ibu

Angka kKematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat
hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lamanya kehamilan dan tempat persalinan per 100.000 kelahiran hidup.
Kematian ini disebabkan karena faktor kehamilan atau komplikasi kehamilan
dan kelahiran atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 59


Tahun 2017
Informasi mengenai tingginya MMR’AKI akan bermanfaat untuk pengembangan
program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan
dan menjadikan kehamilan yang aman dan bebas resiko tinggi; program
peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan
sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehanilan, penyiapan keluarga
dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran.

4.6. EKONOMI
4.6.1 Jumlah Tenaga Kerja dan Angkatan Kerja (Bekerja dan
menganggur/Pencari Kerja)

a). Jumlah dan Proporsi Tenaga Kerja

Tenaga kerja (Manpower)adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (15-64


tahun) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa.
Indikator ini bergun sebagai wacana pengambil kebijakan dalam menyusun
rencana ketenagakerjaan. Disamping itu juga untuk mengetahui berapa banyak
tenaga kerja (penduduk usia kerja) potensial.
Perhitungan persentase tenaga kerja dilaksanankan dengan membandingkan
antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas (usia kerja) dengan jumlah
penduduk keseluruhan.

Interpretasi:
Semakin besar jumlah tenaga kerja di suatu daerah maka penawaran tenaga
kerja juga semakin tinggi. Namun apabila tidak diikuti dengan permintaan
tenaga kerja (kesempatan kerja). Maka akan terjadi pengangguran yang cukup
besar pula.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 60


Tahun 2017
Tabel 4.6
JUMLAH PENDUDUK USIA KERJA KOTA BANDA ACEH
TAHUN 2017

GOLONGAN
NO LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
UMUR
1 15 - 19 9091 8530 17,621
2 20 - 24 9692 9034 18,726
3 25 - 29 11679 12573 24,252
4 30 - 34 13474 13670 27,144
5 35 - 39 11834 10652 22,486
6 40 - 44 9227 8235 17,462
7 45 - 49 7666 7549 15,215
8 50 - 54 5962 5828 11,790
9 55 - 59 4799 4444 9,243
10 60 - 64 3309 2968 6,277
86733 83483 170,216
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

b). Jumlah dan Proporsi Angkatan Kerja (Bekerja dan menganggur/Pencari


kerja)
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang bekerja
dan sedang mencari pekerja (menganggur) atau yang terlibat dan berusaha
terlibat dalam kegiatan produktif, seperti terlihat pada tabel 4.6

4.6.2 Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK)


Angka Partisipasi angkatan kerja menyajikan data yang menggambarkan
banyaknya angkatan kerja, yaitu penduduk yang sedang bekerja dan mencari
pekerjaan dari penduduk usia 15-64 tahun terhadap penduduk usia 15-64
tahun.
Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui bagian dari tenaga kerja yang
benar-benar terlibat atau berusaha terlibat dalam kegiatan produktif yang
dapat menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu tertntu.

4.6.3. Jumlah dan Proporsi Penduduk yang bekerja menurut Jenis


Pekerjaan

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 61


Tahun 2017
Indikator ini menunjukan proporsi penduduk yang bekerja menurut jenis
pekerjaan terhadap jumlah penduduk yang bekerja disetiap lapangan
pekerjaan.
Proporsi penduduk yang bekerja menurut jenis pekerjaan menunjukkan
distribusi atau penyebaran penduduk yang bekerja di suatu daerah pada waktu
tertentu.
Indikator ini berguna untuk membantu pemerintah daerah dalam
memfokuskan kebijakan ketenagakerjaan.

4.6.4 Pengangguran Terbuka


Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak
bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah
bekerja sama sekali maupun yang sudah pernah bekerja); atau sedang
mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan; atau mereka yang sudah
memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Angka pengangguran terbuka berguna sebagai acuan bagi pemerintah dalam
pembukaan lapangan kerja baru. Disamping itu, tren indikator ini akan
menunjukan keberhasilan program ketenagakerjaan dari tahun ke tahun.

4.7 Kepemilikan Dokumen Kependudukan

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan pendataan dan


penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui
pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,
pengelolaan informasi administrasi
kependudukan serta pendayagunaan
hasilnya untuk pelayanan publik dan
pembangunan sektor lain.
Dalam rangkaian administrasi
kependudukan untuk menghasilkan
dokumen kependudukan melalui beberapa
peristiwa yang harus dilakukan.

4.8 Kepemilikan Kartu Keluarga

Kartu keluarga adalah Kartu identitas keluarga yang memuat data


tentang susunan, hubungan dan jumlah anggota keluarga. Kartu keluarga
wajib di miliki oleh setiap keluarga. Kartu ini berisi data lengkap tentang
identitas kepala keluarga dan anggota keluarganya. Fungsi dari kartu keluarga

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 62


Tahun 2017
adalah untuk data base warga negara indonesia sebagai dasar pembuatan
surat-surat penting seperti KTP, Akta kelahiran dan surat-surat penting
lainnya.
Kartu Keluarga dicetak rangkap 3 yang masing-masing dipegang oleh
Kepala Keluarga, Ketua RT dan Kantor Kelurahan. Kartu Keluarga (KK) adalah
Dokumen milik Pemerintah setempat dan karena itu tidak boleh mencoret,
mengubah, mengganti, menambah isi data yang tercantum dalam Kartu
Keluarga.
Setiap terjadi perubahan karena Mutasi Data dan Mutasi Biodata, wajib
dilaporkan kepada Lurah dan akan diterbitkan Kartu Keluarga (KK) yang baru.
Pendatang baru yang belum mendaftarkan diri atau belum berstatus penduduk
setempat, nama dan identitasnya tidak boleh dicantumkan dalan Kartu
Keluarga.
Setiap terjadi perubahan data
dalam Kartu Keluarga seperti karena
terjadi peristiwa Kelahiran, Kematian,
Kepindahan, dan lain-lain. Kepala
Keluarga wajib melaporkan ke
kelurahan selambat-lambatnya dalam
jangka waktu 14 (empat belas) hari
kerja. Setiap melaporkan perubahan
ke Kantor Kelurahan, harus membawa
2 (dua) lembar Kartu Keluarga yaitu
yang disimpan oleh Kepala Keluarga dan oleh Ketua RT dan dari hasil
pelaporan tersebut akan diterbitkan Kartu Keluarga baru.
Apabila suatu keluarga pindah seluruhnya ke tempat lain, maka Kartu
Keluarga yang disimpan di Kepala Keluarga dan di Ketua RT harus diserahkan
kepada Lurah (dicabut). Di tempat tinggal yang baru, berdasarkan Surat
Keterangan Pindah, Lurah akan memberi Kartu Keluarga yang baru. Untuk
membuat Kartu Keluarga harus melengkapi syarat-syarat berikut:
• Surat Pengantar Lurah (Keuchik)
• Kartu Keluarga Lama
• Surat Nikah atau Akta Cerai bagi yang membuat KK karena perkawinan
/ perceraian
• Surat Keterangan Lahir / Akta Kelahiran
• Surat Pengangkatan Anak
• Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap bagi WNA

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 63


Tahun 2017
• Surat Keterangan Pindah/Surat Keterangan Pindah Datang bagi
penduduk yang pindah dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia

Dengan menggunakan informasi dalam kartu keluarga, didapatkan data


dasar kependudukan, potensi keluarga serta besaran keluarga di suatu wilayah
administrasi pemerintahan tertentu, seperti Gampong maupun Kelurahan.
Berdasarkan kartu keluarga ini pula pemerintah dapat melakukan intervensi
misalnya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin maupun
intervensi untuk anggota keluarga yang menyandang cacat dan memerlukan
pertolongan. Berikut jumlah kepemilikan Kartu Keluarga di kota Banda Aceh.

Tabel 4.7
Jumlah Kepemilikan Kartu Keluarga Tahun 2017
No Kecamatan Jumlah Kartu
Keluarga
1 Baiturrahmnan 9.297
2 Kuta Alam 12.353
3 Meuraxa 6.530
4 Syiah Kuala 9.722
5 Lueng Bata 6.957
6 Kuta Raja 4.180
7 Banda Raya 6.752
8 Jaya Baru 7.177
9 Ulee Kareng 7.166
Total 70.134
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Pada tabel 4.7 bahwa kepemilikan kartu keluarga menggambarkan jumlah


Keluarga di Kota Banda Aceh yaitu sebanyak 70.134 keluarga, jika diperhatikan
menurut kecamatan, kepemilikan kartu keluarga tertinggi terdapat di
Kecamatan Kuta Alam yaitu 12.353 atau sebesar 17,61% persen, menyusul
kecamatan Syiah Kuala sebesar 9.722 keluarga atau sebesar 13,86%,
sedangkan kartu keluarga terendah terdapat di kecamatan Kuta Raja yaitu
4.180 keluarga atau sekitar 5,96%.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 64


Tahun 2017
4.9 Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Saat ini Kartu Identitas Penduduk elektronik sudah diterapkan di


seluruh Indonesia. Kartu Tanda Penduduk elektronik atau electronic-KTP (KTP-
el) adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dibuat secara elektronik, dalam
artian baik dari segi fisik maupun penggunaannya berfungsi secara
komputerisasi. Program KTP-el diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia pada bulan Februari 2011 dimana pelaksanannya terbagi
dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai pada tahun 2011 dan berakhir pada
30 April 2012 yang mencakup 67 juta
penduduk di 2.348 kecamatan dan 197
kabupaten/kota. Sedangkan tahap
kedua mencakup 105 juta penduduk
yang tersebar di 300 kabupaten/kota
lainnya di Indonesia. Secara
keseluruhan, pada akhir 2012,
ditargetkan setidaknya 172 juta
penduduk sudah memiliki KTP-el.

Penerapan KTP berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan) telah sesuai


dengan pasal 6 Perpres Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis
Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional Jo Perpres Nomor 35 Tahun 2010
tentang perubahan atas Perpres Nomor 26 Tahun 2009 yang berbunyi :

1. KTP berbasis NIK memuat kode keamanan dan rekaman elektronik


sebagai alat verifikasi dan validasi data jati diri penduduk;
2. Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi biodata,
tanda tangan, pas foto, dan sidik jari tangan penduduk yang
bersangkutan;
3. Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk disimpan dalam database
kependudukan;
4. Pengambilan seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan pada saat pengajuan permohonan KTP berbasis
NIK, dengan ketentuan : Untuk WNI, dilakukan di Kecamatan; dan
Untuk orang asing yang memiliki izin tinggal tetap dilakukan di Instansi
Pelaksana
5. Rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam KTP berbasis
NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi sidik jari telunjuk tangan
kiri dan jari telunjuk tangan kanan penduduk yang bersangkutan;

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 65


Tahun 2017
6. Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
7. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perekaman sidik jari diatur
oleh Peraturan Menteri,

KTP wajib dimiliki oleh semua penduduk di Indonesia yang sudah


berumur 17 Tahun keatas atau mereka yang berumur di bawah 17 tahun tetapi
sudah menikah. Dengan memiliki KTP penduduk dapat diakui secara legal
keberadaannya dan bermanfaat sebagai alat keamanan sekaligus untuk
pelayanan sosial dan ekonomi dasar lainnya. Sebagai contoh urusan dengan
Bank, mengurus BPJS, Pasport, untuk mengurus sertifikat tanah, mengurus
perkawinan, pendidikan, bisnis dan lain sebagainya.
Di bawah ini disajikan Tabel Jumlah Wajib KTP Kota Banda Aceh dan
yang Sudah Perekaman KTP el Tahun 2016.

Tabel 4.8
Jumlah Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk Kota Banda Aceh
Tahun 2017

Jumlah Wajib KTP Realisasi Perekaman KTP el


No Kecamatan Sudah Perekaman
LK PR Jumlah %
KTP el
1 Baiturrahman 11,839 11,691 23,530 21,955 93.31
2 Kuta Alam 15,958 15,308 31,266 27,938 89.36
3 Meuraxa 7,243 6,921 14,164 12,811 90.45
4 Syiah Kuala 12,239 12,066 24,305 21,012 86.45
5 Lueng Bata 8,914 8,784 17,698 15,790 89.22
6 Kuta Raja 4,656 4,287 8,943 7,703 86.13
7 Banda Raya 8,354 8,637 16,991 15,726 92.55
8 Jaya Baru 8,775 8,539 17,314 15,600 90.10
9 Ulee Kareng 9,106 9,070 18,176 16,528 90.93
Total 87.084 85.303 172.387 155.063 89.95

Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Dari data tabel di atas terlihat bahwa Jumlah wajib KTP Kota Banda
Aceh sebesar 172.387 jiwa. Jika diperhatikan menurut kecamatan, presentase
penduduk yang sudah melakukan Perekaman KTP el tertinggi berada di
Kecamatan Kuta Alam yaitu 89.36% dan Kecamatan Baiturrahman sebesar
93,31%, sedangkan Perekaman KTP el terendah terdapat di Kecamatan Kuta
Raja yaitu sebesar 86,13%.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 66


Tahun 2017
Persentase kepemilikan KTP yang rendah menunjukkan kesadaran
masyarakat yang rendah. Kondisi ini harus segera ditangani, karena persentase
cakupan kepemilikan KTP menjadi salah satu indikator kinerja dinas yang
terkait. Sosialisasi dan kampanye sadar KTP harus terus dilakukan,
Kepemilikan KTP selain untuk identitas diri juga dapat digunakan sebagai alat
untuk meminimalisasi penyeludupan orang dari Negara atau daerah lain ke
kabupaten/kota yang bersangkutan. KTP juga mempunyai fungsi pertahanan
terutama dalam menghadapi terorisme nasional dan internasional.

4.10 Akta Kelahiran

Akta kelahiran merupakan bukti legal hubungan keperdataan seorang anak


dengan ayah dan ibunya. Dalam Akta tersebut dijelaskan tentang siapa nama
orang tua baik ayah maupun ibunya. Jika seorang ibu melahirkan tanpa ayah
atau status perkawinannya tidak
terdaftar, maka akta kelahiran hanya
akan dicantumkan nama ibunya.
Dalam hal ini si anak hanya memiliki
hubungan keperdataan dengan ibunya
saja. Kepemilikan Akta kelahiran
merupakan hal penting untuk
memperoleh pelayanan publik seperti
pendidikan, hak waris, pengurus
paspor dan dokumen lainnya.

Akta kelahiran yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
ada 3 jenis yaitu :
➢ Akta Kelahiran Umum adalah Akta kelahiran yang diperoleh sebelum
lewat batas waktu pelaporan peristiwa kelahiran. Batas waktu pelaporan
ialah 60 (enampuluh) hari kerja sejak peristiwa kelahiran, kecuali untuk
Warga Negara Asing adalah 10 (sepuluh) hari kerja sejak peristiwa
kelahiran.
➢ Akta Kelahiran Istimewa adalah Akta Kelahiran yang diperoleh
setelah melewati batas waktu pelaporan peristiwa kelahiran.
➢ Akta Kelahiran Istimewa adalah Akta yang diterbitkan khusus bagi
orang-orang yang sejak dulunya sudah diwajibkan membuat Akta-Akta
Catatan Sipil, yang pada saat ini terlambat pencatatannya (sudah

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 67


Tahun 2017
melewati batas waktu yang ditentukan), yaitu bagi Warga Negara
Indonesia keturunan Asing (Kecuali keturunan India dan Arab) dan
Warga Negara Asing. Cara penerbitan Akta Kelahirannya harus melalui
sidang Pengadilan Negeri. Berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri
tersebut maka diterbitkanlah Akta Kelahiran Istimewa oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Tabel 4.9
Jumlah Realisasi Kepemilikan Akta Kelahiran 0-18 Tahun
di Kota Banda Aceh Tahun 2017

Jumlah Penduduk Jumlah kepemilikan


No Kecamatan umur 0 – 18 Tahun Akta Kelahiran 0-18
Tahun
1 Baiturrahman 11.018 8.584
2 Kuta Alam 14.798 11.534
3 Meuraxa 8.889 7.050
4 Syiah Kuala 10.801 8.664
5 Lueng Bata 8.354 6.641
6 Kuta Raja 5.269 4.147
7 Banda Raya 8.544 6.910
8 Jaya Baru 9.429 7.349
9 Ulee Kareng 8.824 7.392
Total 85.926 68.271
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Tabel di atas menggambarkan kepemilikan akta kelahiran penduduk di Kota


Banda Aceh untuk umur 0 – 18 Tahun. Terlihat persentase kepemilikan akta
kelahiran kota Banda Aceh sampai dengan tahun 2017 sebanyak 68.271 jiwa
atau sebesar 79,43%. Kepemilikan akta kelahiran tertinggi untuk golongan
umur 0 – 18 tahun berada di kecamatan Kuta Alam yaitu sebesar 11.534 jiwa
dan yang terendah berada di kecamatan Kuta Raja yaitu sebesar 4.147 jiwa.

4.11 Akta Perkawinan


Akta Perkawinan adalah suatu legalitas untuk menentukan status
hukum laki-laki dan perempuan bahwa mereka terikat
Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 68
Tahun 2017
sebagai suami isteri.Akta perkawinan merupakan
identitas atas penduduk yang berstatus kawin sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akta
perkawinan pada umumnya hanya diberikan kepada
penduduk non muslim, sedangkan penduduk muslim
menggunakan buku nikah sebagai bukti legal
perkawinan mereka. Karena perbedaan tersebut, maka
jumlah dan persentase penduduk yang memiliki akta
perkawinan
biasanya sangat kecil. Hanya sebagian kecil saja
penduduk kota Banda Aceh yang mengisi Formulir Biodata penduduk (F.1.06)
dengan melampirkan buku nikah sebagai pengganti Akta perkawinan.

4.12 Akta Kematian


Akta Kematian merupakan dokumen kependudukan yang merupakan
identitas atas penduduk yang sudah meninggal sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sebagai contoh Kepemilikan Akta kematian
digunakan untuk pengurusan hak waris, urusan kepegawaian atau Asuransi
dan lain sebagainya.
Tabel 4.10
Jumlah Realisasi Kepemilikan Akta Kematian Penduduk
Kota Banda Aceh Tahun 2017

Jumlah
Kecamatan
Kepemilikan Akta
Januari 44
Februari 44
Maret 46
April 52
Mei 51
Juni 43
Juli 57
Agustus 98
September 60
Oktober 70
Nopember 61
Desember 66
Total 692

Sumber :Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah kepemilikan Akta Kematian


tahun 2016 sebesar 319 jiwa, dimana angka tersebut lebih tinggi dibanding
kepemilikan akta kematian tahun 2015 sebesar 101 jiwa. Rendahnya angka
penduduk yang memiliki Akta Kematian tidak berarti rendahnya masyarakat
Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 69
Tahun 2017
yang meninggal pada tahun tersebut, tapi lebih kepada kurangnya kesadaran
masyarakat dan rasa enggan untuk melaporkan kejadian kematian kepada
instansi pelaksana dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Banda Aceh

4.13 Akta Perceraian


Akta Perceraian adalah suatu bukti outentik
tentang putusnya suatu ikatan perkawinan.
Apabila Akta Perkawinan dikeluarkan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, maka
perceraian harus melalui Pengadilan Negeri. Jadi
setelah adanya Keputusan Pengadilan Negeri,
yang telah menjadi kekuatan
hukum yang pasti, baru dicatatkan/didaftarkan
dalam daftar perceraian yang berjalan dan telah
diperuntukan untuk itu.
Apabila Akta Perkawinan dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama, maka
perceraiannya melalui Keputusan Pengadilan Agama, yang selanjutnya
Keputusan Pengadilan Agama tersebut didaftarkan di Kantor Urusan Agama
dan mendapatkan Akta Cerainya. Pada tahun 2016 jumlah perceraian di kota
Banda Aceh hanya terdapat 7 kasus. Secara keseluruhan jumlah pelayanan
Kependudukan pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

BAB V
PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DIBIDANG MOBILITAS PENDUDUK

5.1 Migrasi

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 70


Tahun 2017
Pada hakekatnya migrasi penduduk merupakan refleksi perbedaan
pertumbuhan ekonomi dan ketidakmerataan fasilitas pembangunan antara satu
wilayah dengan wilayah lainnya. Pada umumnya hal ini tidak lepas dari hal
kemiskinan dan pengangguran yang terjadi diwilayah asal.
Ada beberapa jenis migrasi yang
pada umumnya dikenal, yaitu:
➢ Migrasi menurut dimensi waktu,
yaitu orang yang berpindah ke
tempat lain dengan tujuan
menetap untuk waktu enam
bulan atau lebih.
➢ Migrasi sirkuler (Migrasi
Musiman), yaitu orang yang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud
untuk menetap. Kelompok migrant ini biasanya orang yang sudah
mempunyai keluarga dan merasa sangat terikat dengan daerah asalnya,
seperti tukang becak, kuli bangunan dan pengusaha warung tegal yang
sehari-hari nya mencari nafkah di kota dan pulang kembali ke
kampungnya setiap bulan atau beberapa bulan sekali.
➢ Migrasi Ulang Alik,(commuter) yaitu : orang yang pergi meninggalkan
tempat tinggalnya secara teratur (misalnya setiap minggu atau setiap
hari ) pergi ketempat lain untuk bekerja, berdagang, bersekolah atau
kegiatan-kegiatan lainnya dan pulang kembali ketempat asalnya kembali
secara teratur pula (misalnya pada sore hari, malam hari atau akhir
minggu). Migrasi commuter menyebabkan jumlah penduduk ditempat
tujuan menjadi lebih banyak terutama pada waktu tertentu, misalnya
pada siang hari.
5.2 Migrasi Masuk dan Migrasi Keluar
Sementara itu kriteria daripada migranpun ada beberapa jenis. Adapun
jenis-jenisnya adalah sebagai berikut :
➢ Migran seumur hidup, (life time migraint) yaitu : orang yang tempat
tinggalnya pada saat pengumpulan data berbeda dengan tempat
tinggalnya pada waktu lahir
➢ Migran Resen (recent migraint) yaitu : orang yang tempat tinggalnya
pada saat pengumpulan data berbeda dengan tempat tinggalnya lima
tahun yang lalu.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 71


Tahun 2017
➢ Migran Total (Total Migraint) yaitu : orang yang pernah bertempat tinggal
ditempat yang berbeda dengan tempat tinggal pada waktu pengumpulan
data.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan orang melakukan migran, yaitu


faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor–faktor pendorong (push factor)
adalah :
➢ Semakin berkurangnya sumber-sumber pendukung kehidupan, seperti
menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas
barang-barang tertentu yang bahan bakunya semakin susah diperoleh
seperti hasil tambang, kayu atau hasil dari pertanian
➢ Menyempitnya lapangan pekerjaan ditempat asal, seperti menyempitnya
lahan pertanian
➢ Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, sara dan sosial lainnya
sehingga mengganggu hak azasi penduduk di derah asalnya
➢ Alasan pendidikan, pekerjaaan dan perkawinan
➢ Bencana alam seperti banjir, kebakaran , kemarau panjang dan wabah
penyakit

Sedangkan faktor-faktor penarik (pull factor) adalah sebagai berikut :


➢ Adanya kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup
➢ Adanya kesempatan untuk memperbaiki pendidikan yang lebih baik
➢ Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya
iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas publik lainnya
➢ Adanya aktifitas-aktifitas dikota besar, tempat hiburan, pusat
kebudayaan sebagai daya tarik orang-orang daerah untuk bermukim di
perkotaan.

Berikut tabel yang menggambarkan adanya migrasi masuk ke kota Banda Aceh
tahun 2015 per kecamatan.

Tabel 5.1. Migrasi Masuk ke kota Banda Aceh Tahun 2017

JUMLAH YANG JUMLAH


PINDAH LK+PR

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 72


Tahun 2017
KECAMATAN

LK PR
BAITURRAHMAN 364 237 601
KUTA ALAM 419 370 789
MEURAXA 281 258 539
SYIAH KUALA 217 199 416
LUENG BATA 169 148 317
KUTA RAJA 172 170 342
BANDA RAYA 183 167 350
JAYA BARU 249 222 471
ULEE KARENG 138 133 271
Grand Total 2192 1904 4096

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2017 penduduk migrasi
masuk ke kota Banda Aceh berjumlah 4.096 jiwa, yang terdiri dari 2.192
migran laki-laki dan 1.904 perempuan.
Sedangkan table yang mengambarkan migrasi keluar juga dapat dilihat
pada table dan grafik dibawah ini.

Migrasi Masuk kota Banda Aceh


LK PR

Tabel 5.2 Migrasi Keluar kota Banda Aceh tahun 2017

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 73


Tahun 2017
KECAMATAN JUMLAH YANG PINDAH JUMLAH
LK PR LK+PR
BAITURRAHMAN 504 398 902
KUTA ALAM 725 592 1317
MEURAXA 352 274 626
SYIAH KUALA 407 400 807
LUENG BATA 292 212 504
KUTA RAJA 216 177 393
BANDA RAYA 297 258 555
JAYA BARU 461 335 796
ULEE KARENG 240 217 457
Grand Total 3494 2863 6357
Sumber : Disdukcapil Kota Banda Aceh, 2017

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2017 di kota Banda Aceh
terdapat 6.357 jiwa migrasi keluar, yaitu migran keluar laki-laki sebanyak
3.494 jiwa dan jumlah migran keluar perempuan sebanyak 2.863 jiwa. Hal ini
juga terlihat pada gambar grafik dibawah ini
Sedangkan table yang mengambarkan migrasi keluar juga dapat dilihat pada
table dan grafik dibawah ini.

Migrasi Keluar Kota Banda Aceh


LK PR

BAB VI

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 74


Tahun 2017
PENUTUP

Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan


penertiban dokumen data kependudukan melalui pendaftaran penduduk dan
pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta
pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor
lain. Administrasi kependudukan diarahkan untuk memenuhi hak azasi setiap
orang di bidang administrasi kependudukan tanpa diskriminasi melalui
pelayanan publik yang profesional.

Sementara itu pertumbuhan penduduk merupakan salah satu sumber


daya ekonomi yang konstruktif, yang memiliki arti bahwa pada suatu pihak
sumberdaya manusia dipandang sebagai modal kekuatan, namun dilain pihak
dapat menjadi hambatan terhadap pelaksanaan pembangunan Nasional,
khususnya dilihat dari segi pembangunan ekonomi sebagai modal atau potensi.

Kepadatan penduduk kota Banda Aceh berdasarkan geografis,


komposisinya tidaklah merata. Kepadatan masing-masing kecamatan, dapat
dilihat menurut wilayah administratif, geografis, keadaan sosial, ekonomi dan
faktor demografi. Faktor penyebab kepadatan penduduk di Kota Banda Aceh
adalah karena berpindahnya penduduk dari desa kekota yang diakibatkan oleh
minimnya fasilitas di pedesaan. Keadaan seperti di atas haruslah diantisipasi
agar tidak terjadi penumpukan penduduk hanya pada suatu kawasan tertentu
saja di Provinsi Aceh ini.

Adapun salah satu maksud dari penyusunan Buku Profil Kependudukan


Kota Banda Aceh ini adalah untuk memberikan gambaran keadaan dan juga
merupakan salah satu media informasi dari Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh dalam menyajikan data dan informasi
kependudukan per tahun dari kota Banda Aceh, selainjuga sebagai sarana
untuk mempublikasi-kan gambaran tugas-tugas pelayanan yang diembannya
sebagai pelayan masyarakat. Dengan kata lain Buku Profil Kependudukan ini
juga menjadi potret dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banda
Aceh selama setahun masa pelayanannya kepada masyarakat.

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Banda Aceh 75


Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai