Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kelimpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Pemanfaatan
Data Registrasi Penduduk Terhadap Kebijakan Pembangunan Yang Berlaku” dengan baik
dan tepat waktu. Ucapan terima kasih diberikan penulis kepada dosen pengampu yaitu ibu
Era Iswara Pangastuti, S.Pd., M.Sc., dan pihak-pihak lainnya yang telah turut andil memberi
arahan serta ikut berkontribusi dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jember, 13 September 2023

Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Registrasi penduduk merupakan kegiatan pencatatan mengenai kelahiran, kematian,
mobilitas penduduk, perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan yang dapat terjadi setiap
saat dan tidak dapat terjaring dalam sensus penduduk. Pencatatan ini disebut sebagai kejadian
vital atau penting yang dialami oleh penduduk. Dalam hal ini penduduk yang aktif
melaporkan ke petugas di desa atau kelurahan, sehingga data hasil registrasi penduduk
bersifat dinamis, artinya penduduk yang melaporkan kepada petugas setiap ada kejadian
perubahan status kependudukan yang dialami oleh penduduk. Data hasil regitrasi hingga saat
ini belum digunakan untuk penyusunan perencanaan pembangunan, hal ini dikarenakan data
hasil registrasi dianggap validasi dan realibilitas masih rendah. Data registrasi penduduk
seringkali tidak dilakukan updating oleh petugas, hal ini tentunya dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor – faktornya yaitu kurangnya kesadaran dari masyarakat maupun petugas
pentingnya data kependudukan, di beberapa daerah ditemukan adanya sarana dan prasarana
yang belum memadai untuk kegiatan pencatatan data kependudukan, jarak yang cukup jauh
antara tempat tinggal penduduk dengan kantor desa. Faktor-faktor tersebut hingga kini masih
dijumpai terutama di daerah pedesaan yang relative jauh dari kota.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menangani data registrasi penduduk
yaitu dengan mengimplentasikan Undang-Undang Administrasi Kependudukan No 23 tahun
2006 yang kemudian diperbaharui menjadi Undang-undang No 24 tentang Administrasi
Kependudukan tahun 2013.
Dalam pelaksanaan Undang-Undang Administrasi kependudukan No 23 tahun 2006 yang
kemudian diperbaharui menjadi Undang-undang No 24 tentang Administrasi Kependudukan
tahun 2013 peran petugas atau aparat maupun masyarakat sebagai penduduk sangat penting
dalam mewujudkan tertib administrasi kependudukan agar penyusunan rencana
pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Petugas harus memiliki wawasan dan keahlian
terkait dengan administrasi dan registrasi penduduk. Selain itu juga penduduk harus
memiliki kesadaran untuk melaporkan kejadian – kejadian vital ke petugas di desa, atau
kelurahan. Administrasi kependudukan ini bertujuan untuk terbangunnya database
kependudukan secara nasional serta keabsahan dan kebenaran atas dokumen kependudukan
yang diterbitkan. Sehingga data yang dihasilkan dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk
bahan atau data dasar dalam penyusunan rencana pembangunan.
Perencanaan pembangunan adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan
untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah,
dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat
Pusat dan Daerah. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk 1)
Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; 2) Menjamin terciptanya integrasi,
sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah
maupun antara Pusat dan Daerah; 3) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran pelaksanaan, dan pengawasan; 4) Mengoptimalkan partisipasi
masyarakat; dan 5) Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
Dari pemaparan latar belakang diatas, penulis akan membahas tentang “ Pemanfaatan
Data Registrasi Penduduk Terhadap Kebijakan Pembangunan yang Berlaku “.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumber Data Registrasi

Konsep Umum Sumber Data Registrasi

Data dapat diartikan sebagai kumpulan informasi yang didapatkan


berdasarkan pengematan berupa sifat, lambang, ataupun angka yang bisa
memberikan gambaran terhadap suatu persoalan atau keadaan (Hastuti,
2020). Data merupakan suatu nilai dari variabel. Data penduduk dapat diartikan
sebagai nilai variabel penduduk. Perkara yang mencirikan penduduk seperti jenis
kelamin, pendidikan, umur, status perkawinan, tempat tinggal, dan lainnya
merupakan variabel penduduk (Dewi dkk., 2020). Sumber data kependudukan di
Indonesia dapat diperoleh dengan tiga cara yaitu sensus penduduk, survey
penduduk, dan registrasi penduduk.Ketiga sistem perolehan data tersebut memiliki
aturan serta tujuan yang berbeda. Data kependudukan yang valid dapat
dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menentukan kebijakan yang bermanfaat bagi
masyarakat.
Registrasi merupakan informasi atau keterangan terkait kejadian penting
yang terjadi pada seseorang sehingga dapat mengubah status kependudukan orang
tersebut mulai dari lahir sampai mati. Menurut Nurwati (2021) registrasi adalah
aktivitas pencatatan perihal penduduk yang dilaksanakn secara berkelanjutan setiap
terdapat perubahan yang terjadi pada penduduk. Data-data yang dicatat dalam
registrasi meliputi kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, adopsi anak,
datang dan pindah tempat tinggal serta kegiatan lainnya. Registrasi individu dalam
hal ini akan tercatat dengan baik apabila aktif melaporkan kejadian penting yang
dilaluinya.Kependudukan merupakan ilmu yang memepelajari dinamika
kependudukan atau sering disebut dengan demografi (Rahman, 2023).
Kependudukan mencakup struktur, ukuran, persebaran penduduk, dan
perubahan penduduk setiap waktu karena adanya kelahiran, kematian, dan migrasi.
Analisis kependudukan mengarah pada masyarakat secara kelompok maupun
keseluruhan berdasarkan kriteria tertentu seperti kewarganegaraan, pendidikan,
etnisitas tertentu dan agama.
Registrasi penduduk secara sistem lebih mengarah pada sistem pasif
walupun objek pengumpulan data adalah komponene penduduk yang dinamis.
Registrasi penduduk disebut sistem yang pasif karena dalam pelaporan peristiwa
yang terjadi biasanya dilakukan hanya oleh satu orang perwakilan kelurga yakni
kepala keluarga. Pelaporan tersebut menimbulkan kurang lengkapnya data
pelaporan sehingga menimbulkan permasalahan (Kemdikbud.go.id)
Pendataan registrasi penduduk tidak sulit silakukan karena pelaporan
dimulai dari tingkat terbawah yaitu RT, RW, kelurahan, Kecamatan,
Kabupaten/Kota, Provinsi sampai Pusat. Salah satu lembaga pencatatan yang
paling dekat dengan penduduk adalah Kantor Kelurahan atau Kantor
Kependudukan dan Catatan Sipil. Segala keperluan penduduk merupakan lembaga
yang akan mengurus segala keperluan penduduk. Pencatatan data pindah (migrasi),
kelahiran, kematian adalah contoh yang dapat di urus dikantor kelurahan yang
selanjutnya akan diteruskan ke Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil.
Salah satu data yang sangat penting untuk tujuan perancangan pembangunan
dan keamanan kependudukan adalah sumber data kependudukan dari hasil
registrasi penduduk (Priyono, 2016). Data registrasi menyajikan data yang selalu
baru, cakupan wilayah yang luas (lingkup nasional), dan berkesinambungan
sehingga dapat memenuhi kebutuhan data pada waktu mendatang. Syarat mutlak
dalam perencanaan pembangunan adalah ketersediaan informasi dan data
kependudukan yang akurat dan tepat waktu. Data hasil registrasi penduduk dapat
digunakan untuk mengevaluasi berbagai program pembangunan yang sudah
dilaksanakan dan juga dipergunakan untuk analisis jangka panjang. Data registrasi
hingga saat ini belum dimanfaatkan dan dipergunakan dengan optimal karena
faktor kelengkapan dan keakuratannya.
Data hasil registrasi penduduk validitas dan realibilitas dianggap kurang
akurat sehingga sampai saat ini belum digunakan untuk perencanaan
pembangunan. Hal tersebut karena jarang sekali petugas registrasi melakukan
pembaharuan terhadap data registrasi. Selain itu terdapat faktor yang
mempengaruhi seperti kurang aktif dan tangga masyarakat untuk melaporkan
kejadian penting yang terjadi pada dirinya karena kurang kesadaran dari petugas
registrasi maupun penduduk terhadap pentingnya data registrasi.Faktor lainnya
adalah fasilitas yang kurang sebagai sarana dan prasarana untuk pencatatan data
serta lokasi kantor desa yang jaraknya jauh dari jangkauan masyarakat (Sumiati &
Lestari, 2020).
Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki keadaan
tersebut adalah dengan pengimplementasian Undang-undang no 24 tentang
Administrasi Kependudukan tahun 2013. Administrasi penduduk adalah suatu
sistem yang diharapkan dapat memenuhi hak-hak administrasi kependudukan
kepada seluruh lapisan masyarakat dalam hal pelayanan publik dan diharapkan
dapat memebri perlindungan yang berkaitan dengan penerbitan dokumen
kependudukan sehingga tidak ada perlakuan diskrimintaif oleh pemerintah daerah
ataupun pemerintah pusat (UU AdministrasiKependudukan No 24 tahun
2013). Administrasi kependudukan bertujuan untuk membangun database
kependudukan dengan skala nasional yang keabsahan dan kevalidannya terhadap
dokumen kependudukan dapat dipertanggung jawabkan dan diterbitkan. Data
administrasi tersebut kemudian dapat digunakan untuk data dasar atau bahan
penyusunan rencana pembangunan. Dalam mewujudkan upaya perbaikan data
registrasi penduduk maka peran serta penduduk dan petugas registrasi sangatlah
penting. Dalam no 24 tentang Administrasi Kependudukan tahun 2013 yang
disebut penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing yang
bertempat tinggal di Indonesia. Warga Negara Indonesia merupakan orang-orang
yang asli bangsa Indonesia atau bangsa lain yang telah disahkan dengan undang-
undang sebagai Warga Negara Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Nurwati, R. N. (2021). Pelatihan Registrasi Penduduk Oleh Aparat Desa/Kelurahan dalam
Upaya Tertib Administrasi Kependudukan di Jawa Barat. Sawala: jurnal pengabdian
masyarakat pembangunan sosial, desa dan masyarakat, 2(2), 122-127.
Dewi, S., Listyowati, D., & Napitupulu, B. E. (2020). DATA PENDUDUK DAN E-
KTP. JSI (Jurnal sistem Informasi) Universitas Suryadarma, 5(1), 134-139.
Hastuti, S. H. D. (2020). Pentingnya pemanfaatan data kependudukan di era digital.
TEKNIMEDIA: Teknologi Informasi Dan Multimedia, 1(1), 18-21.
Indonesia.2013. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013
tentang“Administrasi Kependudukan”
Kemdikbu.go.id. (2018). Sumber Data Demografi. 11 September 2023.
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/556201/mod_resource/content/2/
Sumber%20Data%20Kependudukan.pdf
Nurwati, R. N. (2021). Pelatihan Registrasi Penduduk Oleh Aparat Desa/Kelurahan
dalam Upaya Tertib Administrasi Kependudukan di Jawa Barat. Sawala: jurnal
pengabdian masyarakat pembangunan sosial, desa dan masyarakat, 2(2), 122-127.
Priyono, P. (2016, July). Seluk Beluk Registrasi Penduduk dan Peranannya dalam
Perencanaan Pembangunan Kependudukan. In Forum Geografi (Vol. 6, No. 1, pp. 33-
45).
Rahman, A. (2023). Ekonomi Demografi dan Kependudukan. Nas Media Pustaka.
Sumiati, S. A., & Lestari, L. (2020). Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Administrasi Kependudukan. Jurnal
Dimensi, 9(1), 35-47.

Anda mungkin juga menyukai