1ST6 / KELOMPOK 9
2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT, karena tanpa rahmat dan ridhoNya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Jeffry Raja Hamonangan
Sitorus, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah pengantar demografi yang membimbing
kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasi kepada
teman-teman kami yang selalu setia membantu kami dalam penulisan makalah ini. Kami
turut berterima kasih kepada Badan Pusat Statistik yang telah menyediakan data terkait
dengan topik makalah kami sehingga mempermudah dalam proses penulisan. Dalam
makalah ini kami menjelaskan tentang pelaksanaan sensus, survei dan registrasi di Provinsi
Kalimantan Tengah sebagai sumber data penduduk.
Dalam proses pembuatan makalah ini, tentu tidak luput dari kesalahan serta
kekhilafan dalam penulisan. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari dosen maupun
teman-teman demi tercapainya makalah yang sempurna.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber data penduduk di Indonesia memiliki tiga jenis sumber yang berbeda-beda.
Ketiga jenis sumber data penduduk tersebut antara lain adalah sensus, survei dan registrasi.
Sensus merupakan pengumpulan data kependudukan yang dilakukan dengan mencacah
seluruh warga dalam satu populasi tanpa terkecuali. Sedangkan, survei adalah
pengumpulan data penduduk yang dilakukan terhadap sebagian penduduk dalam satu
populasi yang mewakili populasi tersebut. Registrasi adalah pengumpulan data
kependudukan di mana penduduk sendiri yang melakukan pelaporan peristiwa-peristiwa
kependudukan ke kantor pencatatan kependudukan.
Sumber data penduduk menjadi salah satu komponen atau aspek yang krusial pada
pembangunan di Provinsi Kalimantan Tengah. Pemprov Kalimantan Tengah perlu
mempertimbangkan hal tersebut berdasarkan fakta bahwa pembangunan memerlukan data
kependudukan yang mumpuni agar pembangunan bisa dilakukan secara merata dan tepat
sasaran. Sehingga, dalam melaksanakan penyusunan sumber data penduduk, tidak bisa
dilakukan secara sembarangan tanpa prosedur yang sesuai. Hal ini akan sangat berdampak
kepada hasil data penduduk yang didapatkan.
Karena urgensi dan cukup penting untuk pembangunan, peneliti ingin meneliti
terkait pelaksanaan kegiatan sensus, survei dan registrasi di Kalimantan Tengah sebagai
sumber data kependudukan. Makalah ini diharapkan dapat membantu Pemprov Kalimantan
Tengah dalam mendapatkan sumber data penduduk yang berkualitas sehingga akan
memiliki kapabilitas untuk melakukan pembangunan berskala daerah yang merata dan
tepat sasaran.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
ISI
Salah satu sensus yang dilaksanakan di Indonesia adalah sensus penduduk. Hal itu
dikarenakan data penduduk merupakan elemen penting dalam pelaksanaan pembangunan.
Data penduduk digunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan anggaran, parameter
untuk menentukan kebijakan, dan eksekusi program pembangunan. Dalam UU No. 16
Tahun 1997 tentang Statistik dan PP No. 51 Tahun 1999 mengamanahkan Badan Pusat
Statistik untuk menghitung jumlah penduduk melalui sensus penduduk.
PBB juga menyarankan metode sensus bergeser dari metode tradisional (full
canvassing) menuju ke register based census. Dalam perjalanannya menuju ke fully
register based census, sensus penduduk dapat dilaksanakan dengan metode kombinasi
dahulu yaitu mengkombinasikan data registrasi dengan data sensus. Keuntungan metode
ini adalah meningkatkan keakuratan data; saling melengkapi kedua sumber data;
memeriksa, memutakhirkan, dan meningkatkan kualitas kedua sumber data; menjadi
bingkai penghubung untuk menyatukan berbagai sumber data.
Oleh karena itu, metode kombinasi yang digunakan dalam SP2020 ini merupakan
titik peralihan pelaksanaan sensus dari metode tradisional (mencatat setiap penduduk dari
rumah ke rumah) menjadi sensus penduduk yang terintegrasi dengan data registrasi, yaitu
data administrasi kependudukan dari Ditjen Dukcapil sebagai data dasar. Hal ini juga
3
dimaksudkan agar SP2020 menjadi bridging untuk mewujudkan Satu Kependudukan
Indonesia.
SP2020 mencatat WNI dan WNA yang telah tinggal di wilayah teritorial Indonesia
minimal 1 tahun atau berniat untuk menetap di Indonesia minimal 1 tahun, termasuk
perwakilan RI yang ada di luar negeri/ wilayah teritorial Indonesia beserta keluarganya.
SP2020 mencatat Indonesia dengan berbagai moda, yaitu Computer Aided Web
Interviewing (CAWI) dalam SP Online, serta Paper and Pencil Interviewing (PAPI) dan
Drop Off and Pick Up (DOPU) dalam SP September.
Metode Drop Off Pick Up (DOPU) metode adalah pendataan penduduk yang
pelaksanaannya adalah petugas Sensus melakukan pemeriksaan Daftar Penduduk (SP2020-
DP) bersama ketua/pengurus SLS/warga yang ditunjuk. Kemudian Petugas Sensus
melakukan Verifikasi Lapangan bersama ketua/pengurus SLS/warga yang ditunjuk
menggunakan SP2020-DP dan SP2020-WS serta melakukan drop off SP2020-C1
(Kuesioner) bagi penduduk yang belum melakukan SP Online. Sehingga, penduduk akan
mengisi kuesioner C1 secara mandiri.
Sementara itu, metode Non DOPU adalah metode yang pelaksanaanya adalah
petugas Sensus melakukan pemeriksaan Daftar Penduduk (SP2020-DP) bersama
ketua/pengurus SLS/warga yang ditunjuk. Kemudian Petugas Sensus melakukan Verifikasi
Lapangan secara door to door bersama ketua/pengurus SLS/warga yang ditunjuk
4
menggunakan SP2020-DP dan SP2020-WS. Pada metode ini, tidak dilakukan tahap
/pendataan penduduk atau Drop Off and Pick Up Kuesioner.
Gambar 2.1
5
Lalu, SP2020 berlanjut di tahun 2021 yaitu dengan dilaksanakannya pencacahan
sampel yaitu pengumpulan data dan informasi kependudukan dan perumahan untuk
menghasilkan berbagai parameter demografi dan indikator sosial lainnya.
a. Pandemi COVID-19
6
Perubahan struktur anggaran tersebut mendorong BPS melakukan penyesuaian
pada setiap tahapan proses bisnis dan output dengan tetap berpegang pada tujuan besar
SP2020. Penyesuaian itu adalah:
7
2.2 Survei Kependudukan
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan salah satu sumber data
kependudukan di Indonesia. SUPAS dilaksanakan diantara dua waktu sensus penduduk.
SUPAS bertujuan untuk memperkirakan jumlah, distribusi dan komposisi penduduk,
menyediakan data dan penghitungan parameter demografi, sebagai koreksi terhadap hasil
proyeksi penduduk 2010-2035, dan sebagai bahan perencanaan serta evaluasi terhadap
MDGs. Jumlah sampel yang dicakup adalah 40.750 blok sensus dengan jumlah rumah
tangga sebanyak 652.000 Ruta.
Gambar 2.2
Penduduk Kalimantan Tengah, 1971-2015 (Jutaan)
8
Tabel 1. Lima Kabupaten dengan Jumlah Penduduk Terbesar Berdasarkan Hasil
SUPAS 2015
Gambar 2.3
Rasio Ketergantungan Penduduk Kalimantan Tengah, 2000, 2005, 2010, 2015
9
Sensus (SUPAS 2015). Untuk menjaga keterbandingan, penyajian series data (tahun 2018-
2020) menggunakan penimbang dari proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015.
Penduduk usia kerja di Provinsi Kalimantan Tengah pada Agustus 2020 adalah
sebanyak 2.019.517 orang, bertambah 35.966 orang dibandingkan dengan keadaan setahun
yang lalu (1.983.551 orang). Dari total penduduk usia kerja tersebut, 1.381.442 orang
penduduk merupakan penduduk yang tergolong dalam angkatan kerja. Sedangkan untuk
jumlah penduduk yang bekerja, tercatat terdapat 1.318.133 orang pekerja. TPAK Provinsi
Kalimantan adalah sebesar 68,40 persen. Pada Agustus 2020, jumlah pengangguran
terbuka mencapai 63.309 orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi
Kalimantan Tengah adalah sebesar 4.58 persen. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
merupakan lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja sebesar sebanyak
502.910 orang atau 38,15 persen pekerja.
Gambar 2.4
10
11
2.2.3 Survei Perilaku Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 di Provinsi Kalimantan
Tengah
Survei ini menunjukkan hampir 97% responden telah menerima vaksin covid-19
(Gambar 2.5). Lebih dari 70 persen responden menggunakan media sosial sebagai sarana
untuk mengakses informasi COVID-19. Selain itu, televisi (55,4%) juga merupakan media
lainnya yang banyak diakses responden untuk mendapatkan informasi COVID-19 (Gambar
2.6).
Gambar 2.5
12
Gambar 2.6
Persentase Media yang Banyak Diakses Responden untuk Akses Informasi Covid-19
13
Survei ini menunjukkan sebagian besar konsumen merasa puas dengan pelayanan di PST
BPS Provinsi Kalimantan Tengah yang ditunjukkan dengan persentase kepuasan sebesar
95,68 %. Jenis data dengan ragam statistik sosial menjadi yang terbanyak dibutuhkan oleh
konsumen data (43,16 %) diikuti data dengan ragam statistik Distribusi (20,70%) pada
urutan kedua terbanyak dibutuhkan.
Gambar 2.7
Persentase Kepuasan Konsumen di PST BPS Provinsi Kalimantan Tengah Terhadap
Pelayanan
Gambar 2.8
Persentase Data yang Dibutuhkan di PST BPS Provinsi Kalimantan Tengah Menurut
Ragam Data, 2021
14
2.3 Registrasi Kependudukan
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan tahap perumusan sasaran, tujuan, serta target dari
sebuah kegiatan yang akan dilakukan dan sasaran tersebut menjadi poros dalam
melakukan penyusunan metode dan tahapan kerja. Di Kota Palangka Raya, target
dari kegiatan registrasi penduduk sebenarnya tergantung dari hal apa yang sedang
dicatat. Namun, secara garis besar kegiatan registrasi di Disdukcapil Palangka
Raya memiliki satu target yang sama, yakni pencatatan data dan peristiwa
kependudukan penting yang terjadi di kota tersebut.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Perencanaan merupakan tahap perumusan sasaran, tujuan, serta target dari
sebuah kegiatan yang akan dilakukan dan sasaran tersebut menjadi poros dalam
melakukan penyusunan metode dan tahapan kerja. Di Kota Palangka Raya, target
dari kegiatan registrasi penduduk sebenarnya tergantung dari hal apa yang sedang
15
dicatat. Namun, secara garis besar kegiatan registrasi di Disdukcapil Palangka
Raya memiliki satu target yang sama, yakni pencatatan data dan peristiwa
kependudukan penting yang terjadi di kota tersebut.
c. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan merupakan tahapan mendorong tiap pekerja untuk
melaksanakan pegawai disdukcapil untuk melakukan pekerjaan yang telah
diberikan sesuai dengan SOP yang ditetapkan. Selain itu, penggerakan ini juga
terkait dengan penggerakan penduduk untuk melakukan pelaporan peristiwa
kependudukan ke Disdukcapil yang ada di Kota Palangka Raya. Penggerakan ini
dilakukan dengan sosialisasi ke kalangan masyarakat umum baik itu secara tatap
muka maupun daring yakni melalui unggahan media sosial. Sosialisasi ini
bertujuan agar wawasan masyarakat terkait registrasi penduduk bisa meningkat
sehingga akan tumbuh kesadaran betapa pentingnya registrasi bagi pembangunan
nasional.
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah langkah kerja dan dilakukan oleh pihak yang telah
dierikan kewenangan untuk mengawasi pegawai lain dalam melakukan pekerjaan
sehingga hasil pekerjaan memiliki kualitas yang baik yakni data registrasi yang
sesuai dengan indikator atau karakteristik data yang berkualitas. Bagian ini
merupakan wewenang daripada Sekdin sub bagian perencanaan dan evaluasi.
a. Faktor Pendukung
16
kependudukan. Sehingga, dengan adanya aplikasi SIDOI, kegiatan registrasi
bisa terlaksana dengan mudah, efektif, efisien dan tidak terbatas pada jarak.
b. Faktor Penghambat
1) Kurangnya Sosialisasi
Sosialisai instansi terkait yang berwenang dalam mengurus bidang registrasi
masih tergolong kurang banyak. Hal ini bisa diamati dari kurangnya informasi
yang beredar di internet terkait proses registrasi kependudukan di Kota
Palangka Raya. Padahal, dengan adanya informasi tersebut, masyarakat kota
Palangka Raya bisa jauh lebih mengerti perihal registrasi dan akan tumbuh
kesadaran yang lebih baik di kalangan warga tentang betapa pentingnya
registrasi kependudukan sebagai salah satu sumber data penduduk.
17
2) Partisipasi masyarakat yang pasif
Partisipasi masyarakat terhadap kegiatan registrasi penduduk menjadi faktor
yang paling utama dalam mensukseska rangkaian kegiatan registrasi. Di Kota
Palangka Raya, partisipasi penduduk terhadap pencatatan kependudukan
masih tergolong rendah. Hal ini bisa terlihat dari minimnya informasi terkait
angka peristiwa pernikahan di masyarakat. Menurut LKIP Disdukcapil Kota
Palangka Raya Tahun 2020, sulit untuk mendapatkan informasi tentang angka
peristiwa pernikahan dikarenakan tidak diterimanya laporan dari ketua RT
setempat maupun pihak kelurahan.
b. Meningkatkan sosialisasi
Disdukcapil Kota Palangka Raya juga gencar dalam melakukan sosialisasi registrasi
penduduk dengan melakukan koordinasi dengan pihak Kecamatan maupun instansi
vertikal terkait agar peristiwa kependudukan di masyarakat selalu dilaorkan secara
berjenjang dari tingkat RT, kelurahan hingga kecamatan dan kota.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun tantangan yang dihadapi petugas sensus Kalimantan Tengah adalah adanya
pandemi virus Covid-19 yang membuat sensus penduduk juga dilaksanakan secara self-
enumeration melalui kuesioner yang dibagikan secara online.
19
3.2 Saran
Instansi seperti Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah dan instansi
terkait lainnya, seharusnya bisa memaksimalkan pelaksanaan pemenuhan sumber data
penduduk seperti sensus, survei, dan registrasi. Hal ini bertujuan agar data kependudukan
yang dihasilkan memiliki kualitas yang sesuai dengan prinsip-prinsip data berkualitas.
Selain itu, masyarakat juga perlu bersinergi dengan baik bersama instansi tersebut karena
tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat memiliki andil yang cukup berpengaruh terhadap
kegiatan pengumpulan sumber data penduduk. Dengan adanya data kependudukan yang
berkualitas, Pemprov mampu menghasilkan kebijakan yang tepat sasaran dan sesuai dalam
melakukan pembangunan nasional.
20
DAFTAR PUSTAKA
BPS. (2020). Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2020. BPS
Provinsi Kalimantan Tengah.
BPS. (2021). Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data BPS Provinsi Kalimantan Tengah
2021. BPS Provinsi Kalimantan Tengah .
BPS. (2021). Potret Sensus Penduduk 2020 Menuju Satu Data Kependudukan Indonesia
Provinsi Kalimantan Tengah. Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah.
BPS. (2022). Perilaku Masyarakat pada Masa Pandemi COVID-19. Publikasi BPS
Provinsi Kalimantan Tengah .
BPS. (n.d.). Profil Penduduk Kalimantan Tengah Hasil SUPAS2015. BPS Provinsi
Kalimantan Tengah.
Priyono, P. (2016). Seluk Beluk Registrasi Penduduk dan Peranannya dalam Perencanaan
Pembangunan Kependudukan.
21