Anda di halaman 1dari 24

PENGANTAR DEMOGRAFI

PELAKSANAAN SENSUS, SURVEI DAN REGISTRASI DI PROVINSI


KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI SUMBER DATA PENDUDUK

1ST6 / KELOMPOK 9

AULIA ZAHRA PUTRI YASRI 212212523


IVANSYAH CYNDU PRAHESTIAWAN 212212675
WISNU AIMARIYADI 212212918

POLITEKNIK STATISTIKA STIS

2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT, karena tanpa rahmat dan ridhoNya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Jeffry Raja Hamonangan
Sitorus, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah pengantar demografi yang membimbing
kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasi kepada
teman-teman kami yang selalu setia membantu kami dalam penulisan makalah ini. Kami
turut berterima kasih kepada Badan Pusat Statistik yang telah menyediakan data terkait
dengan topik makalah kami sehingga mempermudah dalam proses penulisan. Dalam
makalah ini kami menjelaskan tentang pelaksanaan sensus, survei dan registrasi di Provinsi
Kalimantan Tengah sebagai sumber data penduduk.

Dalam proses pembuatan makalah ini, tentu tidak luput dari kesalahan serta
kekhilafan dalam penulisan. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari dosen maupun
teman-teman demi tercapainya makalah yang sempurna.

Jakarta, 2 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2

1.3 Tujuan .......................................................................................................................2

BAB II ISI ..............................................................................................................................3

2.1 Sensus Penduduk ......................................................................................................3

2.2 Survei Kependudukan .............................................................................................. 8

2.3 Registrasi Kependudukan .......................................................................................15

BAB III PENUTUP ............................................................................................................19

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................19

3.2 Saran .......................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, Indonesia sedang gencar melakukan pembangunan di seluruh penjuru


wilayah. Pembangunan secara nasional ini dilakukan tidak lain tidak bukan untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan penduduk di setiap wilayah. Demi tercapainya
pembangunan yang sesuai target, pemerintah perlu menggunakan data kependudukan yang
kredibel. Data penduduk bisa diperoleh dari sumber data penduduk yang telah disediakan
oleh instansi terkait berwenang.

Sumber data penduduk di Indonesia memiliki tiga jenis sumber yang berbeda-beda.
Ketiga jenis sumber data penduduk tersebut antara lain adalah sensus, survei dan registrasi.
Sensus merupakan pengumpulan data kependudukan yang dilakukan dengan mencacah
seluruh warga dalam satu populasi tanpa terkecuali. Sedangkan, survei adalah
pengumpulan data penduduk yang dilakukan terhadap sebagian penduduk dalam satu
populasi yang mewakili populasi tersebut. Registrasi adalah pengumpulan data
kependudukan di mana penduduk sendiri yang melakukan pelaporan peristiwa-peristiwa
kependudukan ke kantor pencatatan kependudukan.

Sumber data penduduk menjadi salah satu komponen atau aspek yang krusial pada
pembangunan di Provinsi Kalimantan Tengah. Pemprov Kalimantan Tengah perlu
mempertimbangkan hal tersebut berdasarkan fakta bahwa pembangunan memerlukan data
kependudukan yang mumpuni agar pembangunan bisa dilakukan secara merata dan tepat
sasaran. Sehingga, dalam melaksanakan penyusunan sumber data penduduk, tidak bisa
dilakukan secara sembarangan tanpa prosedur yang sesuai. Hal ini akan sangat berdampak
kepada hasil data penduduk yang didapatkan.

Karena urgensi dan cukup penting untuk pembangunan, peneliti ingin meneliti
terkait pelaksanaan kegiatan sensus, survei dan registrasi di Kalimantan Tengah sebagai
sumber data kependudukan. Makalah ini diharapkan dapat membantu Pemprov Kalimantan
Tengah dalam mendapatkan sumber data penduduk yang berkualitas sehingga akan
memiliki kapabilitas untuk melakukan pembangunan berskala daerah yang merata dan
tepat sasaran.

1
1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan sensus penduduk di Provinsi Kalimantan


Tengah?

b. Bagaimana pelaksanaan kegiatan survei penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah?

c. Bagaimana pelaksanaan kegiatan registrasi penduduk di Provinsi Kalimantan


Tengah?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui tata pelaksanaan kegaiatan sensus penduduk di Provinsi Kalimantan


Tengah.

b. Mengetahui tata pelaksanaan kegaiatan survei penduduk di Provinsi Kalimantan


Tengah.

c. Mengetahui tata pelaksanaan kegaiatan registrasi penduduk di Provinsi


Kalimantan Tengah.

2
BAB II
ISI

2.1 Sensus Penduduk

Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, sensus adalah


cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan semua unit populasi di seluruh
wilayah Republik Indonesia. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memperoleh karakteristik
suatu populasi pada saat tertentu.

Salah satu sensus yang dilaksanakan di Indonesia adalah sensus penduduk. Hal itu
dikarenakan data penduduk merupakan elemen penting dalam pelaksanaan pembangunan.
Data penduduk digunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan anggaran, parameter
untuk menentukan kebijakan, dan eksekusi program pembangunan. Dalam UU No. 16
Tahun 1997 tentang Statistik dan PP No. 51 Tahun 1999 mengamanahkan Badan Pusat
Statistik untuk menghitung jumlah penduduk melalui sensus penduduk.

Di Indonesia, sensus penduduk dilaksanakan 10 tahun sekali. Sensus Penduduk


yang terbaru dilaksanakan adalah Sensus Penduduk 2020 (SP 2020). Hal itu sesuai dengan
rekomendasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang merekomendasikan agar semua
negara memiliki statistik kependudukan dan perumahan setidaknya sekali dalam periode
2015-2024.

PBB juga menyarankan metode sensus bergeser dari metode tradisional (full
canvassing) menuju ke register based census. Dalam perjalanannya menuju ke fully
register based census, sensus penduduk dapat dilaksanakan dengan metode kombinasi
dahulu yaitu mengkombinasikan data registrasi dengan data sensus. Keuntungan metode
ini adalah meningkatkan keakuratan data; saling melengkapi kedua sumber data;
memeriksa, memutakhirkan, dan meningkatkan kualitas kedua sumber data; menjadi
bingkai penghubung untuk menyatukan berbagai sumber data.

Oleh karena itu, metode kombinasi yang digunakan dalam SP2020 ini merupakan
titik peralihan pelaksanaan sensus dari metode tradisional (mencatat setiap penduduk dari
rumah ke rumah) menjadi sensus penduduk yang terintegrasi dengan data registrasi, yaitu
data administrasi kependudukan dari Ditjen Dukcapil sebagai data dasar. Hal ini juga

3
dimaksudkan agar SP2020 menjadi bridging untuk mewujudkan Satu Kependudukan
Indonesia.

SP2020 mencatat WNI dan WNA yang telah tinggal di wilayah teritorial Indonesia
minimal 1 tahun atau berniat untuk menetap di Indonesia minimal 1 tahun, termasuk
perwakilan RI yang ada di luar negeri/ wilayah teritorial Indonesia beserta keluarganya.

Pencatatan penduduk dalam SP2020 dilaksanakan di wilayah penduduk biasanya


bertempat tinggal berdasarkan konsep kependudukan dengan referensi waktu minimal 1
tahun.

SP2020 mencatat Indonesia dengan berbagai moda, yaitu Computer Aided Web
Interviewing (CAWI) dalam SP Online, serta Paper and Pencil Interviewing (PAPI) dan
Drop Off and Pick Up (DOPU) dalam SP September.

Penduduk melaksanakan sensus penduduk secara mandiri terlebih dahulu melalui


sensus.bps.go.id pada 15 Februari - 29 Mei 2020. Informasi keberadaan penduduk yang
melakukan SP Online dimutakhirkan kembali pada September 2020. Penduduk yang telah
berhasil mengisi Sensus Penduduk Online dan isiannya telah lengkap tidak akan didatangi
lagi oleh petugas sensus. Sebaliknya, penduduk yang belum berhasil mengisi Sensus
Penduduk Online dan isiannya belum lengkap akan didatangi lagi oleh petugas sensus pada
saat pelaksanaan Sensus Penduduk di Bulan September 2020. Hal yang dilakukan pada SP
Bulan September adalah pemeriksaan daftar penduduk, verifikasi lapangan (ground check),
pendataan penduduk (DOPU, Non DOPU, Wawancara)

Metode Drop Off Pick Up (DOPU) metode adalah pendataan penduduk yang
pelaksanaannya adalah petugas Sensus melakukan pemeriksaan Daftar Penduduk (SP2020-
DP) bersama ketua/pengurus SLS/warga yang ditunjuk. Kemudian Petugas Sensus
melakukan Verifikasi Lapangan bersama ketua/pengurus SLS/warga yang ditunjuk
menggunakan SP2020-DP dan SP2020-WS serta melakukan drop off SP2020-C1
(Kuesioner) bagi penduduk yang belum melakukan SP Online. Sehingga, penduduk akan
mengisi kuesioner C1 secara mandiri.

Sementara itu, metode Non DOPU adalah metode yang pelaksanaanya adalah
petugas Sensus melakukan pemeriksaan Daftar Penduduk (SP2020-DP) bersama
ketua/pengurus SLS/warga yang ditunjuk. Kemudian Petugas Sensus melakukan Verifikasi
Lapangan secara door to door bersama ketua/pengurus SLS/warga yang ditunjuk

4
menggunakan SP2020-DP dan SP2020-WS. Pada metode ini, tidak dilakukan tahap
/pendataan penduduk atau Drop Off and Pick Up Kuesioner.

Lalu, metode wawancara adalah metode dimana petugas Sensus melakukan


pemeriksaan Daftar Penduduk (SP2020-DP) bersama ketua/pengurus SLS/warga yang
ditunjuk. Kemudian Petugas Sensus melakukan Verifikasi Lapangan secara door to door
bersama ketua/pengurus SLS/warga yang ditunjuk menggunakan SP2020-DP dan SP2020-
WS. Kemudian Petugas Sensus akan melakukan wawancara secara door to door
menggunakan kuesioner SP2020-C1

Pada pelaksanaan sensus penduduk bulan September ini, wilayah di Indonesia


dibagi menjadi 3 zona:

a. Zona 1: (227 kab/kota) Ground Check + Dopu

b. Zona 2: (246 kab/kota) Ground Check

c. Zona 3: (41 kab/kota) Ground Check + Wawancara

Gambar 2.1

Pembagian Zona Pendataan SP2020 September

Sumber: Potret Sensus Penduduk 2020 Provinsi Kalimantan Tengah

Berdasarkan gambar tersebut, dapat dilihat bahwa ada beberapa kota/kabupaten di


Kalimantan tengah yang masuk ke zona 1 dan beberapa masuk ke zona 2.

Melalui pendataan lengkap di tahun 2020, SP2020 bertujuan untuk menyediakan


data jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk menuju ”SATU DATA
KEPENDUDUKAN INDONESIA.”

5
Lalu, SP2020 berlanjut di tahun 2021 yaitu dengan dilaksanakannya pencacahan
sampel yaitu pengumpulan data dan informasi kependudukan dan perumahan untuk
menghasilkan berbagai parameter demografi dan indikator sosial lainnya.

Melalui pendataan sampel di tahun 2021, SP2020 bertujuan untuk mengumpulkan


data-data terkait parameter demografi (kelahiran, migrasi, dan kematian), pendidikan,
disabilitas, ketenagakerjaan, perumahan, dan informasi penting lainnya untuk kepentingan
penghitungan proyeksi penduduk, evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) dan monitoring pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

2.1.2 Tantangan Pelaksanaan Sensus Penduduk 2020

a. Pandemi COVID-19

1) Anjuran pemerintah untuk physical distancing.

2) Penetapan wilayah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

3) Tidak diketahui kapan berakhirnya.

Pandemi Covid-19 menghadapkan semua pihak pada situasi ketidakpastian yang


tinggi, namun BPS harus memutuskan untuk melanjutkan pelaksanaan sensus
penduduk. Selain Indonesia, sebanyak 13 negara melaksanakan sensus penduduk
sesuai jadwal atau menggunakan sensus register-based. Sebaliknya, sebanyak 31
negara menunda atau memperpanjang periode sensus.

b. Refocusing Anggaran (Perpres No. 54 Tahun (2020))


Penetapan Covid-19 sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO)
menjadi tantangan berat pada pelaksanaan SP2020. Kebijakan pemerintah berfokus
penanganan pandemi tersebut dengan pembatasan pertemuan tatap muka dan
pengalihan anggaran untuk pemulihan ekonomi. Anggaran SP2020 mengalami
pemotongan sebesar 74 persen karena dialihkan untuk pemulihan ekonomi. Semula
SP2020 memiliki anggaran Rp4.034,49 miliar, namun pada pelaksanaan SP2020
anggaran tersebut dipotong menjadi sebesar Rp1.102 miliar. Perubahan Struktur
Anggaran ini berimplikasi pada penyesuaian Tata Kelola SP2020, dan penyesuaian
Output SP2020 yang berpengaruh terhadap kualitas data.

6
Perubahan struktur anggaran tersebut mendorong BPS melakukan penyesuaian
pada setiap tahapan proses bisnis dan output dengan tetap berpegang pada tujuan besar
SP2020. Penyesuaian itu adalah:

1) Perpanjangan periode Sensus Penduduk online yaitu dari tanggal 15 Februari - 31


Maret 2020 menjadi 15 Februari - 29 Mei 2020.
2) Pencacahan lapangan yang seharusnya dilaksanakan pada Juli 2020 berubah
menjadi pada bulan September 2020.
3) Pencacahan yang seharusnya dilaksanakan melalui wawancara di semua wilayah
menggunakan metode CAPI & PAPI berubah menjadi pencacahan berdasarkan
pembagian wilayah di Indonesia menjadi 3 zona dengan metode pencacahan yang
berbeda di masing-masing zona.
4) Pengurangan jumlah petugas yang rencananya berjumlah +/- 400.000 menjadi +/-
208.000.
5) Perubahan metode pelatihan petugas yang seharusnya pelatihan tatap muka
menjadi pelatihan jarak jauh online dan mandiri.
6) Perubahan persyaratan dan kelengkapan petugas yang awalnya hanya rompi, tas,
dan ATK menjadi rompi, tas, ATK, dan alat pelindung diri (masker, face shield,
sarung tangan, hand sanitizer dan rapid test).

Dampak dari penyesuaian ini adalah:


1) Jumlah penduduk yang merespon sensus online hanya 51,36 Juta Penduduk
(13,05%).
2) Variabel yang dihasilkan di Zona 2 sangat terbatas dikarenakan tantangan pada
diseminasi data atau penyebaran data.
3) Beban petugas bertambah.
4) Pemahaman petugas bervariasi.
5) Realokasi anggaran yang tersedia untuk menjamin terlaksananya SP2020 dengan
penerapan protokol kesehatan penanganan Covid-19.

7
2.2 Survei Kependudukan

Hingga tahun 2022, di Provinsi Kalimantan Tengah telah diselenggarakan berbagai


macam survei kependudukan di berbagai bidang. Berikut beberapa survei yang telah
dilakukan di Provinsi Kalimantan Tengah:

2.2.1 Survei Penduduk Antar Sensus 2015

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan salah satu sumber data
kependudukan di Indonesia. SUPAS dilaksanakan diantara dua waktu sensus penduduk.
SUPAS bertujuan untuk memperkirakan jumlah, distribusi dan komposisi penduduk,
menyediakan data dan penghitungan parameter demografi, sebagai koreksi terhadap hasil
proyeksi penduduk 2010-2035, dan sebagai bahan perencanaan serta evaluasi terhadap
MDGs. Jumlah sampel yang dicakup adalah 40.750 blok sensus dengan jumlah rumah
tangga sebanyak 652.000 Ruta.

Hasil SUPAS2015 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Provinsi Kalimantan


Tengah pada tahun 2015 telah mencapai 2.490.178 jiwa (Gambar 1). Dari jumlah ini
sebagian besar penduduknya tinggal di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin
Timur dan Kapuas (Tabel 1). Jika dibandingkan dengan Sensus Penduduk 2010 (SP2010),
belum terjadi perubahan komposisi penduduk yang cukup signifikan. Rasio ketergantungan
penduduk hasil SUPAS2015 sebesar 48,17 sementara hasil SP2010 sebesar 51,14 (Gambar
2). Hal ini menunjukkan jumlah penduduk usia produktif makin bertambah.

Gambar 2.2
Penduduk Kalimantan Tengah, 1971-2015 (Jutaan)

8
Tabel 1. Lima Kabupaten dengan Jumlah Penduduk Terbesar Berdasarkan Hasil
SUPAS 2015

Jumlah Penduduk Kalimantan


Penambahan Jumlah
Kabupaten/Kota Tengah
Penduduk

SP 2010 SUPAS 2015

Kotawaringin Timur 374.175 425.293 51.118

Kapuas 329.646 347.735 18.089

Kotawaringin Barat 235.803 277.416 41.613

Palangka Raya 220.962 259.205 38.243

Seruyan 139.931 174.177 34.246

Sumber : SUPAS 2015

Gambar 2.3
Rasio Ketergantungan Penduduk Kalimantan Tengah, 2000, 2005, 2010, 2015

2.2.2 Survei Angkatan Kerja Nasional 2020

Pengumpulan data ketenagakerjaan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dilaksanakan


utamanya melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Sampel terpilih untuk
Sakernas Agustus 2020 secara nasional berjumlah 300.000 rumah tangga, sedangkan target
sampel di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 7.105 rumah tangga. Penghitungan
indikator menggunakan penimbang hasil proyeksi penduduk Survei Penduduk Antar

9
Sensus (SUPAS 2015). Untuk menjaga keterbandingan, penyajian series data (tahun 2018-
2020) menggunakan penimbang dari proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015.

Penduduk usia kerja di Provinsi Kalimantan Tengah pada Agustus 2020 adalah
sebanyak 2.019.517 orang, bertambah 35.966 orang dibandingkan dengan keadaan setahun
yang lalu (1.983.551 orang). Dari total penduduk usia kerja tersebut, 1.381.442 orang
penduduk merupakan penduduk yang tergolong dalam angkatan kerja. Sedangkan untuk
jumlah penduduk yang bekerja, tercatat terdapat 1.318.133 orang pekerja. TPAK Provinsi
Kalimantan adalah sebesar 68,40 persen. Pada Agustus 2020, jumlah pengangguran
terbuka mencapai 63.309 orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi
Kalimantan Tengah adalah sebesar 4.58 persen. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
merupakan lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja sebesar sebanyak
502.910 orang atau 38,15 persen pekerja.

Gambar 2.4

Hasil Sakernas 2020 Provinsi Kalimantan Tengah

10
11
2.2.3 Survei Perilaku Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 di Provinsi Kalimantan
Tengah

Sebagai bagian dari upaya percepatan penanganan kondisi pandemi COVID-19 di


Indonesia, Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah menyelenggarakan Survei
Perilaku Masyarakat Pada Masa Pandemi COVID-secara daring (online) selama periode
16-25 Februari 2022. Survei ini bertujuan untuk mendukung penyusunan kebijakan
pemerintah dalam percepatan penanganan COVID-19 melalui penyediaan informasi
tentang kepatuhan diri dan masyarakat sekitar terhadap protokol kesehatan, pendapat
masyarakat tentang vaksinasi, dan respons masyarakat dalam menyikapi masa pembatasan
kegiatan dan juga menggali topik yang terkait dengan sumber informasi COVID19 yang
disukai dan diakses oleh responden.

Survei Perilaku Masyarakat Pada Masa Pandemi COVID-19 tahun 2022


menggunakan rancangan non-probability sampling yang disebarkan secara berantai
(snowball). Survei ini diikuti oleh 2.092 responden dari berbagai latar belakang
karakterisitik.

Survei ini menunjukkan hampir 97% responden telah menerima vaksin covid-19
(Gambar 2.5). Lebih dari 70 persen responden menggunakan media sosial sebagai sarana
untuk mengakses informasi COVID-19. Selain itu, televisi (55,4%) juga merupakan media
lainnya yang banyak diakses responden untuk mendapatkan informasi COVID-19 (Gambar
2.6).

Gambar 2.5

Persentase Status Penerimaan Vaksinasi Responden

12
Gambar 2.6
Persentase Media yang Banyak Diakses Responden untuk Akses Informasi Covid-19

2.2.4 Survei Kebutuhan Data Provinsi Kalimantan Tengah 2021

Penyelenggara pelayanan publik diharapkan dapat memberikan pelayanan yang


sesuai dengan kebutuhan serta perubahan dalam berbagai bidang kehidupan. Berkenaan
dengan hal tersebut diperlukan pemantauan dan evaluasi pelayanan publik secara
berkesinambungan, sehingga pelayanan yang diperoleh masyarakat sesuai dengan standar
pelayanan serta harapan dan kebutuhan masyarakat. Salah satu bentuk evaluasi ini
diwujudkan melalui penyelenggaraan Survei Kepuasan Masyarakat yang dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah. Survei ini bertujuan untuk mengetahui
jenis data yang dibutuhkan konsumen, mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap
kualitas data dan pelayanan BPS.

Survei Kepuasan Data 2021 dilaksanakan dengan metode nonprobability sampling.


Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu wawancara langsung kepada
responden serta pendataan mandiri atau swacacah oleh responden. Pengumpulan data
dengan metode wawancara langsung kepada responden dilakukan menggunakan moda
PAPI (Pencil and Paper Interview). Penggunaan moda PAPI diutamakan untuk wilayah
yang terkendala sinyal, jaringan, maupun operasional di lapangan. Sedangkan
pengumpulan data secara mandiri oleh responden dilakukan dengan moda CAWI
(Computer Assisted Web Interviewing) melalui aplikasi berbasis website.

13
Survei ini menunjukkan sebagian besar konsumen merasa puas dengan pelayanan di PST
BPS Provinsi Kalimantan Tengah yang ditunjukkan dengan persentase kepuasan sebesar
95,68 %. Jenis data dengan ragam statistik sosial menjadi yang terbanyak dibutuhkan oleh
konsumen data (43,16 %) diikuti data dengan ragam statistik Distribusi (20,70%) pada
urutan kedua terbanyak dibutuhkan.

Gambar 2.7
Persentase Kepuasan Konsumen di PST BPS Provinsi Kalimantan Tengah Terhadap
Pelayanan

Gambar 2.8
Persentase Data yang Dibutuhkan di PST BPS Provinsi Kalimantan Tengah Menurut
Ragam Data, 2021

14
2.3 Registrasi Kependudukan

Registrasi Kependudukan menjadi salah satu sarana sumber data kependudukan


yang juga digunakan di Provinsi Kalimantan Tengah. Registrasi penduduk merupakan
kumpulan keterangan tentang terjadinya peristiwa yang meruhah status sipil seseorang
sejak dia lahir sampai meninggal (Yunus, 1981). Kegiatan registrasi penduduk atau yang
kerap juga disebut dengan pencatatan penduduk merupakan bidang yang berada di bawah
kendali Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Sebagai penggambaran terkait
pelaksanaan kegiatan registrasi penduduk di Kalimantan Tengah, layanan yang diberikan
oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kota Palangka Raya bisa dijadikan
sebagai big picture dari kegiatan tersebut. Hal ini dikarenakan Kota Palangka Raya yang
telah menjadi ibukota Kalimantan Tengah sekaligus menjadi salah satu di antara deretan
kota-kota besar yang ada di provinsi tersebut.

Dalam melakukan pelayanan perihal kegiatan pencatatan penduduk, Disdukcapil


Kota Palangka Raya menerapkan beberapa tahapan yang menjadi langkah kerja umum
bagi pegawai Disdukcapil dalam melancarkan registrasi penduduk demi data
kependudukan yang lebih akurat. Berikut adalah tahapan-tahapan perencanaan kerja
berdasarkan teori manajemen oleh George R. Terry (1986: 5) dalam bidang registrasi
penduduk di Disdukcapil Palangka Raya:

a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan tahap perumusan sasaran, tujuan, serta target dari
sebuah kegiatan yang akan dilakukan dan sasaran tersebut menjadi poros dalam
melakukan penyusunan metode dan tahapan kerja. Di Kota Palangka Raya, target
dari kegiatan registrasi penduduk sebenarnya tergantung dari hal apa yang sedang
dicatat. Namun, secara garis besar kegiatan registrasi di Disdukcapil Palangka
Raya memiliki satu target yang sama, yakni pencatatan data dan peristiwa
kependudukan penting yang terjadi di kota tersebut.

b. Pengorganisasian (Organizing)
Perencanaan merupakan tahap perumusan sasaran, tujuan, serta target dari
sebuah kegiatan yang akan dilakukan dan sasaran tersebut menjadi poros dalam
melakukan penyusunan metode dan tahapan kerja. Di Kota Palangka Raya, target
dari kegiatan registrasi penduduk sebenarnya tergantung dari hal apa yang sedang

15
dicatat. Namun, secara garis besar kegiatan registrasi di Disdukcapil Palangka
Raya memiliki satu target yang sama, yakni pencatatan data dan peristiwa
kependudukan penting yang terjadi di kota tersebut.

c. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan merupakan tahapan mendorong tiap pekerja untuk
melaksanakan pegawai disdukcapil untuk melakukan pekerjaan yang telah
diberikan sesuai dengan SOP yang ditetapkan. Selain itu, penggerakan ini juga
terkait dengan penggerakan penduduk untuk melakukan pelaporan peristiwa
kependudukan ke Disdukcapil yang ada di Kota Palangka Raya. Penggerakan ini
dilakukan dengan sosialisasi ke kalangan masyarakat umum baik itu secara tatap
muka maupun daring yakni melalui unggahan media sosial. Sosialisasi ini
bertujuan agar wawasan masyarakat terkait registrasi penduduk bisa meningkat
sehingga akan tumbuh kesadaran betapa pentingnya registrasi bagi pembangunan
nasional.

d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah langkah kerja dan dilakukan oleh pihak yang telah
dierikan kewenangan untuk mengawasi pegawai lain dalam melakukan pekerjaan
sehingga hasil pekerjaan memiliki kualitas yang baik yakni data registrasi yang
sesuai dengan indikator atau karakteristik data yang berkualitas. Bagian ini
merupakan wewenang daripada Sekdin sub bagian perencanaan dan evaluasi.

Kegiatan pencatatan kependudukan di Kota Palangka Raya turut dipengaruhi


beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bisa bersifat mendorong maupun menghambat
pencatatan kependudukan yang dilakukan oleh Disdukcapil. Berikut ini adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi kegiatan pencatatan kependudukan di Kota Palangka Raya:

a. Faktor Pendukung

1) Penggunaan aplikasi SIDOI dalam pelayanan catatan kependudukan


Aplikasi SIDO merupakan sebuah trobosan baru yang dikemukakan oleh
disdukcapil Kota Palangka Raya dalam rangka mempermudah masyarakat
umum dalam mengurus data catatan kependudukan. Bahkan, masyarakat
tidak perlu lagi kesudahan datang ke kantor untuk mengurus data

16
kependudukan. Sehingga, dengan adanya aplikasi SIDOI, kegiatan registrasi
bisa terlaksana dengan mudah, efektif, efisien dan tidak terbatas pada jarak.

2) Kemudahan akses tranportasi


Akses terhadap transportasi juga turut berperan dalam mendukung kegiatan
pencatatan data kependudukan di Kalimantan Tengah. Akses masyarakat
terhadap transportasi umum seperti bus, angkot, taksi dan sejenisnya, sudah
ramai di kalangan masyarakat Kota Palangka Raya. Selain itu, transportasi
online seperti ojek online sudah ramai digunakan dan populer di tengah-
tengah warga. Dengan adanya kemudahan akses transportasi ini, warga Kota
Palangka Raya akan mudah untuk pergi menuju kantor disdukcapil terdekat
untuk melakukan pelaporan peristiwa kependudukan demi mendukung
registrasi data penduduk.

3) Infrastruktur yang Memadai


Berkaitan dengan faktor sebelumnya, transportasi yang ada juga memerlukan
infrastruktur berupa jalan. Kota Palangkar Raya memiliki tingkat
pembangunan infrastruktur yang memadai. Hal ini bersesuaian dengan
pernyataan dari Pemko Palangka Raya yang akan terus menerus
meningkatkan pembangunan di bidang infrastruktur. Sehingga, dengan
kualitas infrastruktur jalan yang memadai, masyarakat akan dengan mudah
melakukan mobilisasi ke kantor disdukcapil untuk melakukan pelaporan
peristiwa kependudukan.

b. Faktor Penghambat

1) Kurangnya Sosialisasi
Sosialisai instansi terkait yang berwenang dalam mengurus bidang registrasi
masih tergolong kurang banyak. Hal ini bisa diamati dari kurangnya informasi
yang beredar di internet terkait proses registrasi kependudukan di Kota
Palangka Raya. Padahal, dengan adanya informasi tersebut, masyarakat kota
Palangka Raya bisa jauh lebih mengerti perihal registrasi dan akan tumbuh
kesadaran yang lebih baik di kalangan warga tentang betapa pentingnya
registrasi kependudukan sebagai salah satu sumber data penduduk.

17
2) Partisipasi masyarakat yang pasif
Partisipasi masyarakat terhadap kegiatan registrasi penduduk menjadi faktor
yang paling utama dalam mensukseska rangkaian kegiatan registrasi. Di Kota
Palangka Raya, partisipasi penduduk terhadap pencatatan kependudukan
masih tergolong rendah. Hal ini bisa terlihat dari minimnya informasi terkait
angka peristiwa pernikahan di masyarakat. Menurut LKIP Disdukcapil Kota
Palangka Raya Tahun 2020, sulit untuk mendapatkan informasi tentang angka
peristiwa pernikahan dikarenakan tidak diterimanya laporan dari ketua RT
setempat maupun pihak kelurahan.

3) Sumber daya manusia yang belum memadai


Menurut LKIP Disdukcapil Kota Palangka Raya, sumber daya manusia yang
digunakan untuk mendukung kegiatan pencatatan masih belum memadai baik
secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya
pegawai yang terampil dan berpengalaman. Dampak yang ditimbulkan akan
sangat berpengaruh terhadap target yang akan dicapai oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palangka Raya.

Untuk mengatasi faktor penghambat yang muncul dalam kegiatan pencatatan


kependudukan di Kalimantan Tengah, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Palangka Raya telah melakukan beberapa langkah berikut:

a. Membuat website resmi disdukcapil Kota Palangka Raya


Pembentukkan website ini dapat membantu Disdukcapil dalam melakukan
penyebaran berita terkait catatan kependudukan dan sosialisasi dalam rangka
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap betapa pentingnya registrasi
penduduk untuk sumber data penduduk sebagai bahan pembangunan nasional.

b. Meningkatkan sosialisasi
Disdukcapil Kota Palangka Raya juga gencar dalam melakukan sosialisasi registrasi
penduduk dengan melakukan koordinasi dengan pihak Kecamatan maupun instansi
vertikal terkait agar peristiwa kependudukan di masyarakat selalu dilaorkan secara
berjenjang dari tingkat RT, kelurahan hingga kecamatan dan kota.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Sensus Penduduk

Sensus penduduk terakhir yang dilaksanakan secara nasional, tidak terkecuali


Provinsi Kalimantan Tengah, adalah Sensus Penduduk 2020. Sensus Penduduk 2020
memiliki sistem kerja di mana Indonesia dibagi menjadi tiga zona yang berbeda.
Pembagian ini berdasarkan kepada metode yang digunakan untuk melakukan pencacahan.
Kabupaten/kota di Kalimantan Tengah tergolong ke dalam zona 1 dan 2, yang mana di
zona 1 sensus dilakukan dengan cara ground check dan DOPU. Sedangkan untuk zona 2,
sensus dilakukan dengan ground check saja.

Adapun tantangan yang dihadapi petugas sensus Kalimantan Tengah adalah adanya
pandemi virus Covid-19 yang membuat sensus penduduk juga dilaksanakan secara self-
enumeration melalui kuesioner yang dibagikan secara online.

3.1.2 Survei Kependudukan

Berbagai macam survei di Kalimantan Tengah telah dilaksanakan. Contoh survei


yang telah dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah seperti
SUPAS 2015, Sakernas 2020, Survei Perilaku Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19
di Provinsi Kalimantan Tengah dan Survei Kebutuhan Data Masyarakat Provinsi
Kalimantan Tengah.

3.1.3 Registrasi Kependudukan

Registrasi di Kalimantan Tengah memiliki pelaksanaan yang didukung oleh


beberapa faktor pendukung seperti penggunaan aplikasi dalam pelaksanaan pencatatan
penduduk, akses transportasi yang mudah dan infrastruktur yang memadai. Meski
demikian, terdapat faktor yang menghambat pelaksanaan pencatatan penduduk seperti
kurangnya sosialisasi, partisipasi masyarakat yang pasif dan sumber daya yang kurang
memadai.

19
3.2 Saran

Instansi seperti Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah dan instansi
terkait lainnya, seharusnya bisa memaksimalkan pelaksanaan pemenuhan sumber data
penduduk seperti sensus, survei, dan registrasi. Hal ini bertujuan agar data kependudukan
yang dihasilkan memiliki kualitas yang sesuai dengan prinsip-prinsip data berkualitas.
Selain itu, masyarakat juga perlu bersinergi dengan baik bersama instansi tersebut karena
tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat memiliki andil yang cukup berpengaruh terhadap
kegiatan pengumpulan sumber data penduduk. Dengan adanya data kependudukan yang
berkualitas, Pemprov mampu menghasilkan kebijakan yang tepat sasaran dan sesuai dalam
melakukan pembangunan nasional.

20
DAFTAR PUSTAKA

Aqli, M. S. (2022). APLIKASI JADWAL PELAKSANAAN DAN MONITORING SENSUS


PENDUDUK DI KOTA BANJARMASIN BERBASIS WEB . Universitas Islam
Kalimantan MAB.

BPS. (n.d.). Retrieved from Sensus Penduduk 2020: https://www.bps.go.id/sp2020/

BPS. (2020). Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2020. BPS
Provinsi Kalimantan Tengah.

BPS. (2021). Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data BPS Provinsi Kalimantan Tengah
2021. BPS Provinsi Kalimantan Tengah .

BPS. (2021). Potret Sensus Penduduk 2020 Menuju Satu Data Kependudukan Indonesia
Provinsi Kalimantan Tengah. Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah.

BPS. (2022). Perilaku Masyarakat pada Masa Pandemi COVID-19. Publikasi BPS
Provinsi Kalimantan Tengah .

BPS. (n.d.). Profil Penduduk Kalimantan Tengah Hasil SUPAS2015. BPS Provinsi
Kalimantan Tengah.

Palangkaraya, M. K. (2022, Maret 13). Retrieved from infopublik.id:


https://infopublik.id/kategori/nusantara/614454/pemko-palangka-raya-genjot-
pembangunan-infrastruktur

Priyono, P. (2016). Seluk Beluk Registrasi Penduduk dan Peranannya dalam Perencanaan
Pembangunan Kependudukan.

21

Anda mungkin juga menyukai