Anda di halaman 1dari 8

SUMBER DATA KEPENDUDUKAN

DI SUSUN OLEH:
ADELIA PRATANA (20012005)
ASTIKA PUTRI (20012028)
M. RIZKY SOEGESTI A. (20012017)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PEKANBARU 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber-sumber data kependudukan atau demografi yang pokok adalah
sensus, sistem registrasi kejadian-kejadian vital, registrasi penduduk dan survey-
survey terbatas atau survey center. Lain sumber tambahan yang sering berguna
adalah catatan-catatan dan dokumen-dokumen instansi pemerintah. Diantara
sumber-sumber ini, sensus merupakan sumber data yang paling utama diberbagai
negara terlebih di negara-negara berkembang. Dewasa ini di negara-negara maju,
sistem registrasi kejadian, kejadian vital dan registrasi penduduk telah
berkembang cukup teratur sehingga memungkinkan reit vital dibanyak negara
maju diperoleh dengan menggunakan sumber ini sedangkan dikebanyakan negara
berkembang tradisi untuk memelihara secara teratur sistem registrasi kejadian-
kejadian vital dan registrasi penduduk belum ada, kalaupun ada, sering tidak
lengkap dan keberadaannya perlu dipertanyanyakan. Karenanya di negara-negara
berkembang reit vital seperti reit kelahiran kasar (CBR) dan reit kematian kasar
(CDR) sering perlu diperkirakan secara tidak langsung dengan menggunakan data
sensus atau dari hasil-hasil survey terbatas.
Untuk mendapatkan data jumlah penduduk yang valid pada suatu negara
atau daerah dibuat sistem pengumpulan data penduduk, yaitu Sensus Penduduk
atau Cacah Jiwa digunakan untuk stuktur penduduk dan dilaksanakan pada waktu
tertentu. Registrasi Penduduk digunakan untuk data penduduk yang dinamis dan
dilaksanakan setiap saat dan Survei Penduduk digunakan untuk data khusus
mengenai karakteristik penduduk dan dilaksanakan oleh instansi tertentu. Dalam
hal ini penulis mencoba untuk menjabarkan dan menguraikan sumber-sumber data
kependudukan seperti survey, sensus dan registrasi penduduk.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sensus penduduk?
2. Apa saja ruang lingkup sensus penduduk?
3. Apa saja kesalahan sensus (Cencus error)
4. Apa saja tahap-tahap kesalahan sensus penduduk?
5. Bagaimana registrasi penduduk?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sensus penduduk
2. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup sensus penduduk
3. Untuk mengetahui apa saja kesalahan sensus (Cencus error)
4. Untuk mengetahui apa saja tahap-tahap kesalahan sensus penduduk
5. Untuk mengetahui bagaimana registrasi penduduk
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sensus Penduduk


Sensus penduduk berarti perhitungan jumlah penduduk secara periodik.
Data yang dicapai, biasanya tidak hanya meliputi jumlah orang, tetapi juga fakta
mengenai misalnya jenis kelamin, usia, bahasa, dan hal-hal lain yang dianggap
perlu. Pencacahan penduduk atau enumeration, dan juga kadang–kadang disebut
cacah jiwa (dalam pelaksanaan kadang-kadang cacah rumah tangga), mungkin
mempunyai sejarah hampir setua sejarah peradaban manusia. Ada beberapa
petunjuk–petunjuk bahwa pencacahan penduduk telah mulai dilakukan di
Babylonia (south western asia) sebelum 3800 B.C, di negeri Cina kira-kira pada
tahun 3000 B.C, dan di Mesir sekitar tahun 2500 B.C. dalam abad ke16- 17,
beberapa kali sensus telah pula dilakukan di Sisilia Italia dan Spanyol. Dimasa ini
perhitungan jumlah penduduk pada umumnya mempunyai hubungan dengan
tujuan–tujuan militer dan perluasan kerjaan, serta untuk maksud-maksud
perpajakan. Sensus sering pula dilaksanakan secara tak menyeluruh dan tak teratur
tergantung keperluan.
Sensus penduduk yang pada mulanya mempunyai tujuan yang telah
disebut dimuka , sejak abad ke 19 telah banyak berubah baik dalam cakupan yang
menjadi lebih luas dan ruang lingkup peemanfaataan yang makin meluas pula.
Berbagai aspek telah dimasukkan dalam daftar pertanyaan sensus seperi migrasi,
karakteristik ekonomi , fertilitas dan mengenai jaminan sosial. Dengan demikian
memungkinkan tersedianya data mengenai berbagai arakteristik penduduk yang
penting yang pada gilirannya dapat memenuhi kebutuhan lembaga- lembaga
pemerintah dan non pemerintah dan warga masyarakat umummnya.
Perserikatan Bangsa–Bangsa yang menyadari pentingnya sensus penduduk
dalam rangka pembangunan sosial ekonomi negara –negara aggota telah
mensponsori program sensus penduduk dunia ,masing –masing dalam tahun 1960
dan 1970. Hingga dalam masa satu dekade terakhir kebanyakan negara – negara
anggota PBB telah melaksanakan sensus penduduk sedikitnya satu kali. Istilah
“sensus” dalam paham modern mengandung makna perhitungan penduduk yang
mencakup wilayah suatu negara. Sensus dilakukan dengan pencacahan langsung
tiap orang / rumah tangga. Dengan demikian suatu sensus penduduk merupakan
suatu usaha besar yang memerlukan banyak biaya dan tenaga, Sensus atau cacah
jiwa adalah proses pencatatan, perhitungan, dan publikasi data demografis yang
dilakukan terhadap semua penduduk yang tinggal menetap di suatu wilayah atau
negara tertentu secara bersamaan.
1. Tujuan Sensus Penduduk
a. Mengetahui perkembangan jumlah penduduk dari periode ke periode.
b. Mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk di setiap wilayah.
c. Mengetahui berbagai atribut sosial penduduk , seperti tingkat kelahiran,
kematian, dan migrasi serta berbagai faktor yang mempengaruhinya.
2. Cara Pelaksanaan Sensus Penduduk
a. Sensus de jure
Proses pencacahan penduduk yang dilaksanakan terhadap semua orang
yang benar-benar tercatat bertempat tinggal di suatu wilayah ,umumnya
sesuai dengan kartu tanda penduduk (KTP)
b. Sensus de facto
Yaitu proses pencacahan penduduk yang dilaksanakan terhadap semua
orang yang di temui oleh petugas ketika dilaksanakan sensus

B. Ruang Lingkup Sensus Penduduk


Ruang lingkup sensus penduduk mencakup seluruh wilayah geografis suatu
negara dan seluruh pendudukna, mencakup seluruh golongan umur penduduk baik
yang bertempat tinggal tetap maupun yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap
seperti awak kapal, suku terasing, tunawisma, kecuali anggota korps diplomatik
dan keluarganya

C. Kesalahan Sensus (Cencus Error)


Dalam melakukan pencatatan dengan jumlah yang tidak sedikit, tidak jarang
dalam sensus terjadi kesalahan. Hal tersebut dikatakan sebagai Kesalahan Sensus
(Cencus Error). Yaukey (1990) mengelompokkan kesalahan tersebut menjadi tiga
kelompok, yaitu :
1. Kesalahan cakupan. Kesalahan ini terjadi ketika tidak seluruh penduduk
tercacah, dan bagi yang tercacah ada sebagian dari mereka tercacah dua kali.
Hal ini biasanya terjadi pada negara-negara dengan tingkat penduduk yang
tinggi. Akibat dari kesalahan ini, maka sensus penduduk tidak dapat
menyajikan jumlah penduduk yang tepat pada hari sensus penduduk itu
dilaksanakan.
2. Kesalahan isi pelaporan (error of content). Kesalahan ini terjadi akibat
kesalahan pelaporan responden. Contohnya seperti kurang adanya
pengetahuan masyarakat tentang umur mereka, ataupun adanya responden
yang menutupi kebenaran yang terjadi dan hal tersebut ditanyakan dalam
sensus penduduk.
3. Kesalahan ketepatan pelaporan (estimating error). Kesalahan ini terjadi akibat
kesalahan petugas sensus atau kesalahan dari responden itu sendiri.
D. Tahap-Tahap Pelaksanaan Sensus Penduduk
Sensus penduduk terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1. Koordinasi dan Konsolidasi
Koordinasi dan Konsolidasi SP2020 dengan stakeholder terkait untuk
memperoleh dukungan dan kolaborasi dalam menyukseskan SP2020. Out put
kegiatan ini adalah dukungan stakeholder dan komitmen untuk membantu
pelaksanaan Gladi Bersih Sensus Penduduk 2020.
2. Penyiapan Basis Data Dasar
Penyiapan Basis Data Adminduk sebagai dasar untuk keperluan pendataan
mandiri. Output kegiatan ini adalah basis data dasar penduduk menurut
Satuan Lingkungan Setempat (SLS) terkecil.
3. Pendataan Mandiri Melalui CAWI (Computer Aided Web Interviewing).
Masyarakat melakukan pendataan secara mandiri melalui :
- Link : https://sensus.bps.go.id
- Pendekatan Institusi : ASN/SKPD, Pelajar (SMA/SMK/MA), dan
Mahasiswa (PTN/PTS), dan Ketua/Pengurus SLS.
- Output dari Kegiatan ini adalah basis data penduduk per SLS hasil
pemutakhiran mandiri.
4. Penyusunan Daftar Penduduk (DP)
- Penyusunan Daftar Penduduk berdasarkan data Adminduk yang telah
dimutakhirkan sebagai prelist petugas ke lapangan Output dari kegiatan
ini adalah Daftar Penduduk (SP2020-DP) per SLS hasil pendataan
mandiri.
5. Pemeriksaan Daftar Penduduk (GBSP2020 - DP).
- Pemeriksaan daftar penduduk berdasarkan data Adminduk yang telah
dimutakhirkan sebagai prelist petugas ke lapangan. Output dari kegiatan
ini adalah Daftar Penduduk (DP) per SLS yang sudah terverifikasi.
6. Pengecekan Lapangan (Ground Check).
- Perugas bersama ketua/pengurus SLS melakukan pengecekan lapangan
untuk penduduk baru dan penduduk yang di ragukan keberadaannya di
SLS tersebut oleh Ketua/Pengurus SLS.
- Pengurus juga harus memberikan penomoran untuk setiap
rumah/bangunan si SLS tersebut.
7. Pencacahan Penduduk
- Pencacahan Penduduk yang tidak terdaftar dalam DP dan yang bekum
melakukan pendataan mandiri.
- Petugas melakukan pencacahan penduduk dengan daftar SP2020 - C1
secara "door to door" baik dengan menggunakan CAPI/Gadget
Smartphone/Tablet BYOD (Bring Your Own Device) mauoun kuesioner
kertas/PAPI (Paper And Pencil Interviewing
F. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk merupakan kumpulan berbagai keterangan dari kejadian
penting yang dialami oleh manusia, seperti data perkawinan, perceraian,
perpindahan penduduk, dan kejadian-kejadian penting lainnya yang tertulis.
Semua catatan itu pada akhirnya dikumpulkan dan dipergunakan sebagai sumber
data resmi dalam penghitungan semua peristiwa demografi. Registrasi penduduk
didasarkan pada keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1977, ditujukan untuk
membangun sistem pencatatan yang berlaku menyeluruh dan seragam di wilayah
Indonesia. Walaupun mungkin saja terjadi bias pada data demografi yang
terkumpul itu, karena bisa saja terjadi kesalahan penulisan data oleh responden
tertentu.
Cakupan data yang diperoleh pada registrasi penduduk sangat bergantung
pada kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian vital yang terjadi dalam
keluarga. Di negara-negara maju, pengumpulan data melalui registrasi umumnya
tidak menemui masalah dan hambatan. Sebaliknya di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, umumnya data yang dicakup masih kurang lengkap karena
banyak peristiwa yang tidak dilaporkan dan data kurang rinci sehingga kurang
memadai untuk berbagai analisis kependudukan
Berbeda dengan sensus penduduk, registrasi penduduk lebih mengarah pada
sistem pasif. Registrasi penduduk dianggap pasif karena biasanya dalam
melaporkan sebuah kejadian adalah perwakilan keluarga dari kepala keluarga
yang tengah mengalami sesuatu hal, seperti kelahiran atau kematian. Pelaporan
dengan sistem pasif ini menimbulkan beberapa permasalahan, terutama
ketidaklengkapan data pelaporan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sensus penduduk berarti perhitungan jumlah penduduk secara periodik. Data
yang dicapai, biasanya tidak hanya meliputi jumlah orang, tetapi juga fakta
mengenai misalnya jenis kelamin, usia, bahasa, dan hal-hal lain yang dianggap
perlu. Registrasi penduduk merupakan kumpulan berbagai keterangan dari
kejadian penting yang dialami oleh manusia, seperti data perkawinan, perceraian,
perpindahan penduduk, dan kejadian-kejadian penting lainnya yang tertulis.
Semua catatan itu pada akhirnya dikumpulkan dan dipergunakan sebagai sumber
data resmi dalam penghitungan semua peristiwa demografi.

B. Saran
Dengan terbentuknya makalah ini kami mengarapkan kritik dan saran yang
membangun bagi pembaca agar bisa memahami dan mempelajari sumber data
kepedudukan, karena dari sana kita dapat mengetahui tentang sensus penduduk,
konsep sensus penduduk serta registrasi penduduk

Anda mungkin juga menyukai