2. Registrasi penduduk
Registrasi penduduk berkaitan dengan komponen penduduk yang dinamis, seperti
kelahiran, kematian, migrasi penduduk, perkawinan dan perceraian.
Komponen-komponen ini cepat berubah, sehingga diperlukan registrasi penduduk yang
dapat diperbarui setiap saat.Berbeda dengan sensus penduduk, registrasi penduduk lebih
bersifat pasif. Registrasi penduduk dianggap pasif karena dilakukan oleh perwakilan
keluarga dari kepala keluarga yang tengah mengalami peristiwa tertentu, seperti kelahiran
atau kematian.
Pelaporan dengan sistem pasif ini menimbulkan beberapa permasalahan, terutama
ketidaklengkapan data pelaporan,sebagai contoh:
a. Seorang bayi lahir beberapa menit, kemudian meninggal dunia. Seharusnya hal
tersebut dicatatkan sebagai peristiwa kelahiran dan kematian, tetapi orang tua bayi
tersebut tidak melapor.
b. Jarak kantor desa terlalu jauh dari rumah penduduk yang melahirkan, sehingga tidak
dilaporkan.
c. Registrasi penduduk, penduduk yang boleh mencatatkan peristiwa-peristiwa demografi
adalah penduduk de jure.
Untuk memperoleh data registrasi yang baik dan benar, PBB mensyaratkan
beberapa aturan, yaitu sebagai berikut:
a. Ada peraturan yang memaksa penduduk untuk melapor (compulsory of registration).
Dalam pelaksanaan registrasi ini harus dilandaskan atas dasar hukum, sehingga memaksa
penduduk untuk selalu melaporkan setiap kejadian yang dialami keluarganya, baik
peristiwa kelahiran, kematian, atau lainnya.
b. Dilaksanakan oleh badan pemeritah.
Pelaksanaan registrasi penduduk serta penyajian data statistiknya harus dilakukan oleh
lembaga pemerintah. Dengan demikian, hasil yang disajikan akan menghasilkan data
yang konsisten dan berkesinambungan.
c. Ada sanksi hukum.
Pelaksanaan registrasi penduduk harus memiliki sanksi hukum. Hal ini dilakukan untuk
menjamin bahwa setiap orang mau mendaftarkan diri untuk didata. Begitu juga agar
terhindar dari kelalaian dan pelanggaran pendaftaran.
d. Ada petugas yang melaksanakan pendaftaran.
Tugas dan tanggung jawab petugas harus ditulis dengan jelas untuk menghindari
kesalahan dan untuk menjamin keseragaman dalam pelaksanaan registrasi penduduk.
e. Keterangan yang dilaporkan.
Informasi dasar yang harus dilaporkan meliputi identitas penduduk, seperti nama, tempat
tanggal lahir, jenis kelamin, status perkawinan, dan lain-lain.
f. Khusus untuk pelaporan kelahiran dan kematian.
Tanggal kejadian dan tanggal pelaporan, begitu juga tempat kejadian serta tempat
pelaporan sangat diperlukan untuk dapat disajikan ke dalam hasil catatan dan tabulasi
data statisitik.
g. Proses tabulasi dan penyajian data
Proses pemindahan laporan menjadi suatu data tabulasi adalah hal yang sangat penting,
terutama dalam hal keakuratannya. Oleh karena itu, harus ada peraturan mengenai
prosedur pelaporan dan penyajian data statistik.
3. Survei penduduk
Survei adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan
sampel atau hanya mencacah sebagian penduduk. Survei dapat dilaksanakan kapan saja
sesuai kebutuhan. Contoh survei yang dilaksanakan oleh BPS adalah Survei Sosial
Ekonomi Nasional (SUSENAS) dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS).
Setiap metode pengumpulan data kependudukan tentunya memiliki kelebihan dan
kelemahannya masing-masing. Kelemahan metode survei adalah tidak dapat mewakili
semua penduduk karena hanya diambil berdasarkan sampel.
Sedangkan kelebihan dari metode survei akan diuraikan sebagai berikut.
a. Dapat dilakukan kapan saja.
b. Data yang diambil sesuai kebutuhan survei.
c. Data yang dikumpulkan lebih lengkap dan rinci.
d. Penghematan terhadap waktu, biaya, dan tenaga.