Anda di halaman 1dari 3

Pertumbuhan Penduduk: Faktor, Keunggulan serta

Kelemahan Sensus

Pertumbuhan penduduk berkaitan dengan perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah, baik
perubahan yang berupa pertambahan atau pengurangan. Informasi pertumbuhan penduduk
umumnya dinyatakan dalam keterangan persen (%). Misalnya, laju pertumbuhan penduduk
Indonesia dalam rentang waktu tahun 2010-2020 adalah 1,25 persen. Pertumbuhan penduduk
di suatu wilayah perlu didata lantaran berguna untuk menganalisis berbagai masalah
kependudukan. Pendataan pertumbuhan penduduk tersebut disebut dengan sensus penduduk.
Untuk memahaminya, berikut merupakan penjelasan mengenai faktor-faktor pertumbuhan
penduduk dan kelemahan serta keunggulan sensus penduduk.

Faktor Pertumbuhan Penduduk

Dilansir dari laman sumber belajar Kemendikbud, faktor-faktor yang memengaruhi


pertumbuhan penduduk meliputi tiga hal, yakni kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas),
dan perpindahan penduduk (migrasi).

Kelahiran dan kematian adalah faktor pertumbuhan alami yang merupakan faktor utama
pertumbuhan penduduk. Adapun faktor ini dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, kualitas
lingkungan hidup, dan pendidikan. Sedangkan perpindahan penduduk merupakan faktor
pertumbuhan nonalami.

1. Kelahiran
Menunjukkan tingkat kelahiran hidup dari penduduk perempuan selama masa
reproduksi, yakni masa di mana perempuan siap melahirkan keturunan. Sehingga
memengaruhi pertambahan jumlah penduduk.
2. Kematian
Merupakan kondisi berkurangnya jumlah penduduk yang disebabkan peristiwa
meninggal dunia, baik karena bencana alam, lanjut usia, penyakit, dan sebagainya.
3. Perpindahan penduduk
Merupakan berpindahnya penduduk dari satu tempat ke tempat lain yang
menyebabkan penambahan atau pengurangan jumlah penduduk. Macam-macam
perpindahan penduduk ini meliputi imigrasi (perpindahan penduduk dari negara lain),
emigrasi (perpindahan penduduk ke negara lain), transmigrasi (perpindahan penduduk
ke pulau lain dalam satu negara), dan urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke
kota).

Sensus Penduduk

Sensus penduduk merupakan pendataan kependudukan secara berkala. Pendataan ini dapat
menunjukkan informasi kependudukan pada berbagai aspek, di antaranya adalah aspek
pendidikan, pendapatan, lapangan pekerjaan, dan penyediaan sarana serta prasarana sosial.

Adapun buku Geografi SMA Kelas XI terbitan Departemen Pendidikan Nasional (2009)
lebih spesifik menjelaskan tujuan sensus penduduk sebagai berikut:

 Mengetahui perubahan penduduk dari waktu ke waktu dalam suatu periode;


 Mengetahui jumlah, sebaran, dan kepadatan penduduk pada setiap wilayah;
 Mengetahui berbagai informasi tentang kependudukan, seperti angka kelahiran,
kematian, migrasi, dan berbagai faktor yang memengaruhinya;
 Sebagai sumber data dalam perencanaan dan penentuan kebijakan pembangunan
nasional.

Di samping itu, sensus penduduk memerlukan perolehan data yang objektif dan riil. Namun,
dalam pelaksanaannya, sensus penduduk membutuhkan waktu yang relatif lama, sementara
penduduk bersifat dinamis atau cepat berubah. Atas hal tersebut, sensus penduduk terbagi
menjadi dua jenis, yakni sensus de jure dan sensus de facto. Sensus de jure adalah pencatatan
penduduk yang didasarkan atas bukti hukum yang dimiliki penduduk berupa Kartu Tanda
Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK).

Sensus de facto adalah pencatatan penduduk yang didasarkan pada setiap orang yang ada dan
berhasil ditemui petugas di suatu daerah, walaupun mungkin orang tersebut bukan merupakan
penduduk daerah yang bersangkutan. Adapun masing-masing jenis sensus tersebut memiliki
keunggulan dan kelemahan sebagai berikut.

Keunggulan dan kelemahan sensus de jure

1. Keunggulan
 Jumlah penduduk yang tercatat adalah penduduk yang memiliki bukti
kependudukan secara sah dalam sistem pemerintahan;
 Waktu pelaksanaan sensus tidak harus serentak karena hanya penduduk yang
memiliki bukti kependudukan yang disensus;
 Kemungkinan terjadinya pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk yang
sama dapat dihindari.
2. Kelemahan
 Penduduk yang tidak memiliki bukti tanda kependudukan (KTP) tidak akan
tercatat sebagai penduduk meskipun lahir dan tinggal di tempat tersebut;
 Jumlah penduduk yang tercatat tidak sesuai dengan jumlah penduduk
sebenarnya;
 Data hasil sensus tidak akurat ketika digunakan untuk kepentingan
perencanaan yang berkaitan dengan layanan publik.

Keunggulan dan kelemahan sensus de facto

1. Keunggulan
 Jumlah penduduk yang tercatat adalah jumlah riil di suatu tempat;
 Dilakukan secara serempak di setiap daerah, sehingga proses penghimpunan
dan pengolahan data terlaksana lebih cepat;
 Data yang diperoleh dapat digunakan untuk kepentingan perencanaan yang
berkaitan dengan layanan publik.
2. Kelemahan
 Kemungkinan pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk yang sama dapat
terjadi.
 Untuk negara kepulauan yang luas diperlukan petugas dan dana yang besar
karena sensus penduduk dilakukan secara serempak.
 Terdapat kemungkinan tidak tercatatnya penduduk yang memiliki mobilitas
tinggi, seperti di laut, pesawat, kereta, atau kendaraan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai