KELOMPOK 2
ANGGOTA:
XI IPA 1
SMA N 1 BUKITTINGGI
TP 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mengetahui
tentang Pergaulan Sehat.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
(PENYUSUN)
Daftar Isi
Bab 1 ................................................................................................................................................... 4
Pendahuluan ....................................................................................................................................... 4
Latar Belakang................................................................................................................................. 4
Tujuan ............................................................................................................................................. 4
Manfaat ........................................................................................................................................... 4
Bab 2 ................................................................................................................................................... 5
Isi ......................................................................................................................................................... 5
3. Kualitas Penduduk................................................................................................................. 13
6. Bonus Demografi................................................................................................................... 20
Bab 3 ................................................................................................................................................. 24
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penduduk merupakan salah satu dari beberapa syarat berdirinya suatu negara. Yang
dimagsud dengan penduduk adalah seseorang yang bertempat tinggal di suatu wilayah
selama enam bulan atau lebih atau kurang enam bulan, tetapi bertujuan menetap.
Pembahasan tentang kependudukan tidak hanya menyangkut tentang potensi penduduk
tetapi juga membahas permasalahan penduduk. Setiap negara harus memperhatikan dengan
baik tentang masalah kependudukan di negaranya agar tidak terjadi penurunan kualitas atau
pun kuantitas penduduk di negaranya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Untuk lebih mudah memahami materi kependudukan, khususnya dalam sumber data
kependudukan, kuantitas dan analisis kependudukan, kualitas penduduk, mobilitas
penduduk dan pengendaliannya, permasalahan penduduk beserta solusinya, dan juga bonus
demografi.
D. Manfaat
Supaya siswa mengetaui tentang kependudukan, baik itu dari cara pengambilan data
kependudukan hingga bonus demografi. Masalah kependudukan juga menambah wawasan
siswa dalam cara mengatasi nya, dan juga menjadi acuan untuk berupaya melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik lagi.
Bab 2
Isi
1. SENSUS
Menurut Mantra (2011:7), sensus penduduk disebur cacah jiwa. Sensus penduduk adalah
proses keseluruhan dari pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penilaian data penduduk
yang menyangkut antara lain ciri-ciri demografi, sosial, ekonomi, dan lingkungan.
a. Syarat-Syarat Sensus :
1) Semua orang atau bersifat mandiri
Informasi demografi harus mencakup semua orang yang ada dalam suatu wilayah
tertentu.
2) Waktu
Sensus dilaksanakan secara periodic.
3) Wilayah Tertentu
Cakupan sensus meliputi wilayah tertentu secara rata.
Informasi minimal yang harus ada dalam setiap sensus menurut Mantra:
1) Sebaran dan migrasi penduduk
2) Rumah tangga
3) Karakteristik dan sosial
4) Kelahiran dan kematian
5) Karakteristik pendidikan
6) Kaarakteristik ekonomi
b. Macam-Macam Sensus :
1) Sensus de jure
Pendataan penduduk yang hanya ditunjukkan kepada asetiap orang yang
berdomisili di suatu daerah.
2) Sensus de facto
Pendataan penduduk untuk setiap orang yang bertempat tinggak di suatu wilayah
taapi bukan penduduk resmi di daerah bersangkutan.
d. Metode Sensus
1) House Holder
Pelaksanaan sensus dengan mengirimkan daftar pertanyaan yang berisi mengenai
data yang akan di sensus.
2) Canvaser
Dengan cara mendatangi penduduk untuk diwawancarai berkaitan dengan
demografi, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain.
2. SURVEI
Survey adalah salah satu cara menjaring data penduduk dalam skala nasional.
a. Tipe survey
1) Survey bertahap tunggal
Bertujuan untuk menjaring data berbagai peristiwa demografis dengan cara
mengajukan pertanyaan kepada yang bersangkutan.
2) Survey betahap ganda
Dengan melakukan pendataan kepada responden tertentu berulang-ulang untuk
mencatat berbagai peristiwa demografi yang terjadi.
3) Kombinasi survey tunggal dan ganda
Dengan cara menggabungkan survey bertahap tunggal dan bertahan ganda.
3. REGISTRASI
Untuk memperoleh data tentang kondisi perubahan penduduk secara dinamis
dilakukan registrasi penduduk.
1. Pengertian
Kuantitas Penduduk : Jumlah laju/ tingkat pertumbuhan penduduk di suatu wilayah
2. Persebaran/Distribusi Penduduk
Persebaran penduduk secara umum adalah Persebaran atau bentuk penyebaran penduduk di
suatu wilayah atau Negara.
Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua:
a. Persebaran penduduk berdasarkan geografis
Persebaran penduduk secara geografis adalah karakteristik penduduk menurut batas-
batas alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya.
b. Persebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan
Persebaran penduduk secara administrasi adalah karakteristik penduduk menurut batas-
batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara, misalnya jumlah penduduk
di desa A atau di kecamatan B.
3. Persebaran Penduduk di Indonesia
Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau kepadatan penduduk
Indonesia yang tidak merata. Kepadatan penduduk dapat dibedakan seperti berikut:
a. Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian. Kepadatan penduduk berdasarkan
lahan pertanian dapat dibedakan atas kepadatan penduduk agraris dan kepadatan penduduk
fisiologis.
b. Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang bekerja di
sektor pertanian dengan luas lahan pertanian.
c. Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk total (baik
yang bermata pencaharian sebagai petani ataupun tidak) dengan luas lahan pertanian.
d. Kepadatan Penduduk Umum (Aritmatik) Kepadatan aritmatik merupakan perbandingan
antara jumlah penduduk total (tanpa memandang mata pencaharian) dengan luas wilayah
(baik lahan pertanian ataupun tidak). Untuk perhitungan kependudukan di Indonesia, kita
menggunakan perhitungan kepadatan penduduk umum (aritmatik).
e. Kepadatan Penduduk Ekonomi Kepadatan penduduk ekonomi adalah besarnya jumlah
penduduk pada suatu wilayah didasarkan atas kemampuan wilayah yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara lain karena
pulau Jawa:
a. Sebagai pusat pemerintahan.
b. Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.
c. Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja.
d. Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
e. Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar.
4. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk berdasarkan ciri – ciri tertentu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan usia adalah susunan penduduk berdasarkan kriteria usia
penduduk. Komposisi penduduk berdasarkan usia dibentuk dalam usia tunggal, seperti 0, 1, 2,
3, 4, sampai 60 tahun atau lebih, dapat juga berdasarkan interval usia tertentu, seperti 0–5
(balita), 6–11 (anak SD), 12–15 (anak SMP), 16–19 (anak SMA), 20–24 (mahasiswa), 25–60
(dewasa), >60 (lansia), atau dapat juga berdasarkan usia produktif dan usia nonproduktif,
seperti 0–14 (anakanak), 15–64 (dewasa), dan >65 (lansia). Komposisi penduduk berdasarkan
usia produktif dan nonproduktif dapat digunakan untuk menghitung angka ketergantungan
(dependency ratio).
b. Sosial
Komposisi penduduk menurut pendidikan
Berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan penduduk dapat
dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Pengelompokkan ini
dapat digunakan untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk.
c. Ekonomis
Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiap tiap
orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, buruh,
pedagang, petani, pengusaha dan sopir.
d. Geografis
Komposisi penduduk menurut tempat tinggal
Tempat tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat tinggal
penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti Indonesia adalah sebagian
besar penduduk tinggal di desa.
c. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah banyaknya jumlah penduduk per satuan unit wilayah. Kepadatan
penduduk ini menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap km2 . Pengukuran
kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
1. Kepadatan penduduk aritmatik ialah kepadatan penduduk per satuan luas, dihitung
dengan rumus sebagai berikut.
2. Kepadatan fisiologis ialah jumlah penduduk tiap kilometer persegi tanah pertanian.
dihitung dengan rumus sebagai berikut.
3. Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk petani tiap km2 tanah pertanian.
dihitung dengan rumus sebagai berikut.
6. Piramida Penduduk
a. Piramida Penduduk Muda (Expansive)
7. Pertumbuhan Penduduk
a. Pertumbuhan Geometri,
adalah pertumbuhan penduduk yang sifatnya bertahap. Formulasi yang dapat digunakan
untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk geometri adalah sebagai berikut.
Pt = jumlah penduduk pada tahun tertentu
1 = konstanta
t = jangka waktu
Keterangan
Pt : Jumlah penduduk pada akhir periode t
Po : jumlah penduduk pada awal periode t
B : jumlah kelahiran yang hidup pada periode
t
D : jumlah kematian pada periode t
Mi : jumlah migrasi masuk pada periode t
Mo : jumlah migrasi keluar pada periode t
3. Kualitas Penduduk
a. Tingkat Pendapatan
Pendapatan penduduk Indonesia walaupun mengalami peningkatan tetapi masih tergolong
rendah dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Perhatikan tabel berikut ini.
Pendapatan Per Kapita Beberapa Negara Tahun 2010
NO. NEGARA/PENDAPATAN PER KAPITA (US $)
1. Amerika Serikat/47.140
2. Australia/43.740
3. Jepang/42.150
4. Malaysia/7.900
5. Singapura/40.920
6. Indonesia/2.580
7. Thailand/4.210
8. Filipina/2.050
9. Inggris/38.540
10. Korea Selatan/19.890
Dengan pendapatan per kapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai kesejahteraan. Rendahnya
pendapatan per kapita penduduk di Indonesia terutama disebabkan oleh :
Pendapatan nasional yang masih rendah. Hal ini disebabkan sumber daya alam yang
dimiliki belum sepenuhnya dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.
Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan penduduk yang tinggi tiap
tahunnya.Masih rendahnya penguasaan teknologi oleh penduduk sehingga pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya alam kurang optimal.
4. Mobilitas Penduduk dan Pengendaliannya
Perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya. Mereka melakukan mobilitas
untuk memperoleh sesuatu yang tidak tersedia di daerah asalnya.
Mobilitas penduduk terdiri atas beberapa hal berikut :
a) Mobilitas penduduk vertikal : perubahan status, seperti berubah nya status pekerjaan.
Contoh : petani menjadi non petani, dari buruh ke pegawai
b)Mobilitas penduduk horizontal (migrasi):
Apabila seseorang melintas antar provinsi dan lama tinggal nya lebih dari 6 bulan disebut
: MIGRAN
Macam – macam mobilitas horizontal :
1. Permanen : perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah yang lain untuk
menetap di daerah yang dituju
2. Non permanen : dengan maksud untuk tidak menetap di daerah yang dituju
a. faktor ekonomi
penduduk yang melakukan mobilitas penduduk pada umumnya karena ingin memperbaiki
kondisi ekonomi menjadi lebih baik faktor ekonomi merupakan faktor terbesar pendorong
penduduk melakukan mobilitas untuk meninggalkan daerah asalnya
b. faktor pendidikan
pendidikan juga mempengaruhi penduduk untuk melakukan mobilitas jika di daerah
asalnya fasilitas pendidikan dan kualitas pendidikan mungkin Tertinggal sementara di
daerah lain seperti kota kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan taraf pendidikan
maka penduduk melakukan mobilitas
c. faktor transportasi
Tersedianya sarana transportasi adalah faktor pendorong mobilitas penduduk karena
dengan transportasi yang baik memudahkan penduduk melakukan mobilitas Selain itu
sarana transportasi juga dapat meningkatkan perkembangan ekonomi suatu daerah dan
menggunakan penduduk untuk bekerja atau sekolah
b. Masalah Kesehatan
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian,
karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan yang rendah
umumnya disebabkan:
1. Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.
2. Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
3. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
4. Gizi yang rendah.
5. Penyakit menular.
6. Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).
6. Bonus Demografi
Pengertian bonus demografi adalah suatu kondisi dimana komposisi jumlah penduduk
yang berusia produktif lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tidak
produktif. Penduduk usia produktif adalah penduduk yang berada pada rentang umur 15-64
tahun.
Bonus demografi memiliki nilai positif dan keuntungan besar dari segi pembangunan bila
dikelola secara profesional karena potensi rasio beban ketergantungan penduduk akan
berkurang. Rasio ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia non
produktif dengan jumlah penduduk usia produktif.
Namun bonus demografi juga memiliki dampak negatif pada upaya pembangunan.
Ketika negara tidak mempersiapkan diri dengan baik dalam menyongsong periode bonus
demografi tersebut, konsekuensi yang terjadi adalah dampak negatif yang harus dipikul oleh
semua pihak.
Banyak negara berhasil memaksimalkan bonus demografi yang terjadi di negaranya,
seperti Korea Selatan, Malaysia, Thailand. Namun ada yang gagal memaksimalkan keadaan
bonus demografi yang dimiliki negaranya seperti di negara-negara Benua Afrika.
Era bonus demografi yang ditandai dengan dominasi jumlah penduduk usia produktif atas
jumlah penduduk tidak produktif memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan jelas yaitu akan terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan
nasional, yang akan bermuara pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.
Selain itu, dampak positif dengan jumlah usia produktif yang lebih besar akan
mengakibatkan beban hidup menjadi lebih ringan, karena hidup penduduk usia non produktif
akan ditanggung oleh penduduk usia produktif.
Namun, dampak negatif juga akan dihadapi jika tidak mempersiapkan diri dengan baik
dalam menyongsong periode bonus demografi tersebut. Terutama kesiapan pembangunan
sumber daya manusia yang akan menentukan sejauh mana keberhasilan memanfaatkan
peluang bonus demografi tersebut.
Tanpa dibekali dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai, maka proporsi
penduduk usia produktif yang sedemikian besar pada saat itu hanya akan menciptakan
dampak buruk pada pembangunan negara.
Salah satu dampak negatif yang bisa diprediksi adalah jumlah pengangguran yang tidak
terkendali karena tidak terserap ke dalam lapangan kerja yang ada akibat kualifikasi dan
kualitas yang tidak memenuhi standar pekerjaan yang tersedia.
Kondisi demikian akan memberikan efek berantai ke berbagai bidang kehidupan manusia.
Berkurangnya tingkat pendapatan akibat ketimpangan antara standar kualifikasi yang
dibutuhkan dan kualitas sumber daya manusia yang tidak memadai, dapat memicu lonjakan
tingkat kemiskinan, yang memberikan dampak buruk pada kehidupan ekonomi, pendidikan
dan kesehatan masyarakat.
Dengan kata lain, ketidaksiapan semua pemangku kepentingan pembangunan dalam
menyongsong periode bonus demografi tersebut melalui pembangunan manusia yang baik
akan membuat kita gagal memanfaatkan jendela peluang yang langka tersebut
Kesimpulan / saran
1. http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/03/sumber-data-
kependudukan.html
2. https://ringkasanbukugeografi.blogspot.com/2016/01/kuantitas-dan-analisis-
demografi.html
3. https://essay.co.id/pengertian-kualitas-penduduk-dan-faktor-yang-
memengaruhi-kualitas-penduduk/
4. https://sobatmateri.com/pengertian-mobilitas-penduduk-jenis-dan-
penyebabnya/
5. https://sabangsampaimeraoke.wordpress.com/masalah-kependudukan-dan-
solusinya/
6. https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/bonus-demografi