Anda di halaman 1dari 25

TUGAS GEOGRAFI

DINAMIKA KEPENDUDUKAN di INDONESIA

KELOMPOK 2

ANGGOTA:

1. Alya Nabila Putri


2. Anselmus Anwar Sitanggang
3. Dio Ardian
4. Natasya Putri Edella
5. Nurul Assyifa
6. Salwana Billa
7. Yuliannisa Eka Putri

XI IPA 1

SMA N 1 BUKITTINGGI

TP 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mengetahui
tentang Pergaulan Sehat.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, Januari 2020

(PENYUSUN)
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 2

Bab 1 ................................................................................................................................................... 4

Pendahuluan ....................................................................................................................................... 4

Latar Belakang................................................................................................................................. 4

Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 4

Tujuan ............................................................................................................................................. 4

Manfaat ........................................................................................................................................... 4

Bab 2 ................................................................................................................................................... 5

Isi ......................................................................................................................................................... 5

1. Sumber Data Kependudukan .................................................................................................. 5

2. Kuantitas dan analisis kependudukan..................................................................................... 7

3. Kualitas Penduduk................................................................................................................. 13

4. Mobilitas Penduduk dan Pengendaliannya .......................................................................... 15

5. Permasalahan Kependudukan dan Solusinya ....................................................................... 17

6. Bonus Demografi................................................................................................................... 20

Cara Memaksimalkan Bonus Demokrasi ...................................................................................... 23

Bab 3 ................................................................................................................................................. 24

Kesimpulan / saran ........................................................................................................................... 24


Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Penduduk merupakan salah satu dari beberapa syarat berdirinya suatu negara. Yang
dimagsud dengan penduduk adalah seseorang yang bertempat tinggal di suatu wilayah
selama enam bulan atau lebih atau kurang enam bulan, tetapi bertujuan menetap.
Pembahasan tentang kependudukan tidak hanya menyangkut tentang potensi penduduk
tetapi juga membahas permasalahan penduduk. Setiap negara harus memperhatikan dengan
baik tentang masalah kependudukan di negaranya agar tidak terjadi penurunan kualitas atau
pun kuantitas penduduk di negaranya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengambil data kependudukan ?


2. Bagaimana kuantitas dan hasil analisis kependudukan ?
3. Apa yang ditinjau dari kualitas penduduk ?
4. Apa yang dimagsud dengan mobilitas penduduk dan pengendaliannya ?
5. Apa saja jenis – jenis permesalahan kependudukan dan solusinya ?
6. Apa yang dimagsud dengan bonus demografi ?

C. Tujuan

Untuk lebih mudah memahami materi kependudukan, khususnya dalam sumber data
kependudukan, kuantitas dan analisis kependudukan, kualitas penduduk, mobilitas
penduduk dan pengendaliannya, permasalahan penduduk beserta solusinya, dan juga bonus
demografi.

D. Manfaat

Supaya siswa mengetaui tentang kependudukan, baik itu dari cara pengambilan data
kependudukan hingga bonus demografi. Masalah kependudukan juga menambah wawasan
siswa dalam cara mengatasi nya, dan juga menjadi acuan untuk berupaya melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik lagi.
Bab 2

Isi

1. Sumber Data Kependudukan

1. SENSUS
Menurut Mantra (2011:7), sensus penduduk disebur cacah jiwa. Sensus penduduk adalah
proses keseluruhan dari pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penilaian data penduduk
yang menyangkut antara lain ciri-ciri demografi, sosial, ekonomi, dan lingkungan.

a. Syarat-Syarat Sensus :
1) Semua orang atau bersifat mandiri
Informasi demografi harus mencakup semua orang yang ada dalam suatu wilayah
tertentu.
2) Waktu
Sensus dilaksanakan secara periodic.
3) Wilayah Tertentu
Cakupan sensus meliputi wilayah tertentu secara rata.
Informasi minimal yang harus ada dalam setiap sensus menurut Mantra:
1) Sebaran dan migrasi penduduk
2) Rumah tangga
3) Karakteristik dan sosial
4) Kelahiran dan kematian
5) Karakteristik pendidikan
6) Kaarakteristik ekonomi

b. Macam-Macam Sensus :
1) Sensus de jure
Pendataan penduduk yang hanya ditunjukkan kepada asetiap orang yang
berdomisili di suatu daerah.
2) Sensus de facto
Pendataan penduduk untuk setiap orang yang bertempat tinggak di suatu wilayah
taapi bukan penduduk resmi di daerah bersangkutan.

c. Kelebihan dan Kekurangan Sensus


Kelebihan Sensus:
1) Mengetahui persebaran penduduk
2) Mengetahui keadaan penduduk dan akibat mobilitas
3) Bahan penentu kebijakan pembangunan
4) Mengetahui jumlah penduduk
5) Mengetahui komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, usia produktif
6) Mengetahui keadaan pertumbuhan penduduk
7) Mengetahui susunan penduduk
8) Mengetahui komposisi agama penduduk
9) Mengetahui persebaran dan jumlah suku penduduk
Kekurangan Sensus:
1) Biaya yang dikeluarkan mahal
2) Waktu yang dilakukan jaraknya lama
3) Respondenn cenderung memberikan jawaban yang tidak jujur
4) Kemungkinan tidak semua tercacah

d. Metode Sensus
1) House Holder
Pelaksanaan sensus dengan mengirimkan daftar pertanyaan yang berisi mengenai
data yang akan di sensus.
2) Canvaser
Dengan cara mendatangi penduduk untuk diwawancarai berkaitan dengan
demografi, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain.

2. SURVEI
Survey adalah salah satu cara menjaring data penduduk dalam skala nasional.
a. Tipe survey
1) Survey bertahap tunggal
Bertujuan untuk menjaring data berbagai peristiwa demografis dengan cara
mengajukan pertanyaan kepada yang bersangkutan.
2) Survey betahap ganda
Dengan melakukan pendataan kepada responden tertentu berulang-ulang untuk
mencatat berbagai peristiwa demografi yang terjadi.
3) Kombinasi survey tunggal dan ganda
Dengan cara menggabungkan survey bertahap tunggal dan bertahan ganda.

b. Kelebihan dan kekurangan survey


Kelebihannya biaya lebih murah. Kekurangannya data kurang akurat, tidak
representative, dan tidak dapat menggambarkan kondisi penduduk.

3. REGISTRASI
Untuk memperoleh data tentang kondisi perubahan penduduk secara dinamis
dilakukan registrasi penduduk.

a. Kelebihan dan kekurangan registrasi


Kelebihan:
a) Dapat mengetahui perubahan penduduk setiap waktu dan biaya lebih murah.
b) Berlangsung secara terus-menerus
c) Data akurat
Kekurangan:
a) Apabila tidak dilaksanakan dengan baik, data kurang berkualitas.
b) Informasi yang disajikan tidak selengkap sensus dan survey
c) Bergantung pada kesadaran penduduk.

b. Perbedaan registrasi dengan sensus dan survey


1) Registrasi
a) Mengetahui perubahan yang terjadi pada penduduk secara dinamis
b) Penduduk dituntut aktif untuk melapor kepada petugas
c) Registrasi dicatatat oleh pemerintah

2) Sensus dan survey


a) Memberi gambaran penduduk pada saat tertentu
b) Petugas dituntut aktif untuk mendata penduduk
c) Survey dan sensus dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

2. Kuantitas dan analisis kependudukan

1. Pengertian
Kuantitas Penduduk : Jumlah laju/ tingkat pertumbuhan penduduk di suatu wilayah
2. Persebaran/Distribusi Penduduk
Persebaran penduduk secara umum adalah Persebaran atau bentuk penyebaran penduduk di
suatu wilayah atau Negara.
Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua:
a. Persebaran penduduk berdasarkan geografis
Persebaran penduduk secara geografis adalah karakteristik penduduk menurut batas-
batas alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya.
b. Persebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan
Persebaran penduduk secara administrasi adalah karakteristik penduduk menurut batas-
batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara, misalnya jumlah penduduk
di desa A atau di kecamatan B.
3. Persebaran Penduduk di Indonesia
Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau kepadatan penduduk
Indonesia yang tidak merata. Kepadatan penduduk dapat dibedakan seperti berikut:
a. Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian. Kepadatan penduduk berdasarkan
lahan pertanian dapat dibedakan atas kepadatan penduduk agraris dan kepadatan penduduk
fisiologis.
b. Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang bekerja di
sektor pertanian dengan luas lahan pertanian.
c. Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk total (baik
yang bermata pencaharian sebagai petani ataupun tidak) dengan luas lahan pertanian.
d. Kepadatan Penduduk Umum (Aritmatik) Kepadatan aritmatik merupakan perbandingan
antara jumlah penduduk total (tanpa memandang mata pencaharian) dengan luas wilayah
(baik lahan pertanian ataupun tidak). Untuk perhitungan kependudukan di Indonesia, kita
menggunakan perhitungan kepadatan penduduk umum (aritmatik).
e. Kepadatan Penduduk Ekonomi Kepadatan penduduk ekonomi adalah besarnya jumlah
penduduk pada suatu wilayah didasarkan atas kemampuan wilayah yang bersangkutan.

Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara lain karena
pulau Jawa:
a. Sebagai pusat pemerintahan.
b. Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.
c. Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja.
d. Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
e. Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar.
4. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk berdasarkan ciri – ciri tertentu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan usia adalah susunan penduduk berdasarkan kriteria usia
penduduk. Komposisi penduduk berdasarkan usia dibentuk dalam usia tunggal, seperti 0, 1, 2,
3, 4, sampai 60 tahun atau lebih, dapat juga berdasarkan interval usia tertentu, seperti 0–5
(balita), 6–11 (anak SD), 12–15 (anak SMP), 16–19 (anak SMA), 20–24 (mahasiswa), 25–60
(dewasa), >60 (lansia), atau dapat juga berdasarkan usia produktif dan usia nonproduktif,
seperti 0–14 (anakanak), 15–64 (dewasa), dan >65 (lansia). Komposisi penduduk berdasarkan
usia produktif dan nonproduktif dapat digunakan untuk menghitung angka ketergantungan
(dependency ratio).

b. Sosial
Komposisi penduduk menurut pendidikan
Berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan penduduk dapat
dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Pengelompokkan ini
dapat digunakan untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk.

c. Ekonomis

Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiap tiap
orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, buruh,
pedagang, petani, pengusaha dan sopir.
d. Geografis
Komposisi penduduk menurut tempat tinggal
Tempat tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat tinggal
penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti Indonesia adalah sebagian
besar penduduk tinggal di desa.

5. Konsep, Definisi dan Ukuran Penduduk


a. Sex Ratio ( Ratio Jenis Kelamin )
Sex ratio adalah perbandingan antara banyak nya jumlah penduduk laki-laki dengan
banyaknya jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Dinyatakan
dalam banyak penduduk laki-laki per 100 orang perempuan.

b. Angka Beban Tanggungan ( Depedency Ratio )


Dependency ratio juga dapat disebut dengan angka ketergantungan atau beban
ketergantungan (dependency ratio) adalah angka yang menunjukkan besarnya penduduk
golongan umur produktif yang dapat menghasilkan barang dan jasa ekonomi bagi
golongan umur muda dan umur tua (golongan umur tidak produktif). Mereka yang
digolongkan dalam kelompok umur bekerja adalah berumur 15 tahun ke atas sampai
dengan umur 64 tahun. Sedangkan yang berumur 14 tahun ke bawah dan umur 65 tahun
keatas digolongkan dalam usia beban ketergantungan.
Rumus ratio ketergantungan adalah :

c. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah banyaknya jumlah penduduk per satuan unit wilayah. Kepadatan
penduduk ini menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap km2 . Pengukuran
kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
1. Kepadatan penduduk aritmatik ialah kepadatan penduduk per satuan luas, dihitung
dengan rumus sebagai berikut.

2. Kepadatan fisiologis ialah jumlah penduduk tiap kilometer persegi tanah pertanian.
dihitung dengan rumus sebagai berikut.

3. Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk petani tiap km2 tanah pertanian.
dihitung dengan rumus sebagai berikut.

6. Piramida Penduduk
a. Piramida Penduduk Muda (Expansive)

Ciri – ciri piramida penduduk muda atau expansive yaitu:

 Angka kelahiran sangat tinggi dibandingkan angka


kematian.
 Jumlah penduduk usia muda (0 tahun – 19 tahun)
sangat besar dan usia tua sedikit jumlahnya.
 Pertumbuhan penduduk tinggi.
 Sebagian besar berada dikategori penduduk muda.
Terdapat di negara – negara berkembang.
 Kelompok usia tua sedikit.
b. Piramida Penduduk Stasioner (Granat)

Ciri – ciri piramida penduduk muda atau expansive yaitu:

 Tingkat kelahiran cukup rendah.

 Jumlah penduduk pada setiap kategori atau kelompok


hampir sama.
 Tingkat kematian hampir rendah.
 Terjadi beberapa negara maju.
 Pertumbuhan penduduk sangat kecil atau lambat.
C. Piramida Penduduk Tua (Constructive)

Ciri – ciri piramida penduduk muda atau expansive yaitu:

 Jumlah penduduk kategori usia muda sangat kecil.


 Jumlah penduduk tertinggi berada pada usia dewasa.
 Pertumbuhan penduduk mengalami penurunan.
 Jumlah penduduk muda lebih kecil dari pada jumlah
penduduk tua.
 Dari tahun ke tahun, jumlah penduduk berkurang.

7. Pertumbuhan Penduduk
a. Pertumbuhan Geometri,

adalah pertumbuhan penduduk yang sifatnya bertahap. Formulasi yang dapat digunakan
untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk geometri adalah sebagai berikut.
Pt = jumlah penduduk pada tahun tertentu

Po = jumlah penduduk pada awal tahun perhitungan

1 = konstanta

r = tingkat pertumbuhan penduduk

t = jangka waktu

b. Persamaan Penduduk Berimbang (Balancing Equation)

Persamaan penduduk berimbang adalah menghitung pertumbuhan penduduk setiap periode


tertentu. Didalam persamaan ini seluruh factor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk
dan jumlah penduduk pada periode tertentu diperhitungkan.

Rumus persamaan penduduk berimbang adalah :

Keterangan
Pt : Jumlah penduduk pada akhir periode t
Po : jumlah penduduk pada awal periode t
B : jumlah kelahiran yang hidup pada periode
t
D : jumlah kematian pada periode t
Mi : jumlah migrasi masuk pada periode t
Mo : jumlah migrasi keluar pada periode t
3. Kualitas Penduduk

1. Kualitas Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan


Menurut tingkat pendidikannya, penduduk dapat dikelompokkan menjadi penduduk yang
buta huruf dan yang melek huruf. Penduduk yang melek huruf dapat dikelompokkan lagi
menurut tingkat pendidikannya, seperti kelompok tidak sekolah, tidak tamat Sekolah Dasar,
tamat Sekolah Dasar, tamat Sekolah Menengah Pertama, tamat Sekolah Menengah Atas,
tamat Akademi/Perguruan Tinggi, dll.Data tingkat pendidikan akan akan membantu
pemerintah untuk menganalisis kemajuan penyelenggaraan pendidikan
Tingkat pendidikan berkaitan erat dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tingkat pendidikan yang tinggi memungkinkan penduduk untuk mengolah sumber daya alam
dengan baik. Disamping itu, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi memudahkan
penduduk dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup, sehingga taraf kehidupan selalu
meningkat. Sebaliknya, tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan melambatnya
kenaikan taraf hidup dan akibatnya kemajuan menjadi terhambat.
Tingkat pendidikan penduduk Indonesia memang mengalami kemajuan. Meskipun
demikian, tingkat pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan
negara-negara di dunia lainnya. Bahkan dibandingkan dengan negara-negara ASEAN pun
Indonesia tergolong paling rendah. Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya tingkat
pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Sebagian
penduduk masih menganggap bahwa sekolah itu tidak penting. Untuk bekal hidup
seorang anak cukup melanjutkan pekerjaan orangtuanya secara turun-temurun
b. Pendapatan penduduk yang rendah menyebabkan anak tidak dapat melanjutkan
sekolah karena tidak mempunyai biaya.
c. Belum meratanya sarana pendidikan (gedung sekolah, ruang kelas, buku-buku
pelajaran, alat-alat praktikum, guru yang berkualitas, dll)
b) Untuk meningkatkan tingkat pendidikan penduduk, pemerintah Indonesia mengambil
langkah-langkah, antara lain sebagai berikut:
a. Membangun sekolah-sekolah baru terutama SD Inpres di daerah-daerah yang
kurang jumlah sekolahnya.
b. Mengadakan perbaikan dan penambahan alat-alat praktikum, laboratorium,
perputakaan dan buku-buku pelajaran.
c. Menambah dan meningkatkan kualitas guru
d. Mencanangkan program wajib belajar dan orang tua asuh
e. Memberikan beasiswa kepada murid-murid yang berprestasi atau yang
memerlukan bantuan
f. Menjalankan Undang-Undang Dasar (khususnya pasal 31)

2. Kualitas Penduduk Menurut Tingkat Kesehatan


Penduduk suatu negara dikatakan berkualitas tinggi apabila tingkat kesehatannya juga
tinggi. Sebaliknya, apabila tingkat kesehatannya rendah, kualitas penduduknya juga dinilai
rendah. Indonesia tergolong negara dengan tingkat kesehatan rendah, hal itu diakibatkan ole
faktor makanan, lingkungan, fasilitas kesehatan,dan ketersediaan tenaga medis (perawatan
dan dokter).
Tingkat kesehatan suatu negara dapat dinilai dari tinggi rendahnya angka kematian kasar,
angk kematian bayi, dan umur harapan hidup. Tingkat kesehatan penduduk dikatakan tinggi
apabila angka kematian kasar dan angka kematian bayinya rendah, tetapi umur harapan
hidunya tinggi. Sebaliknya, suatu negara dikatakan tingkat kesehatannya rendah apabila
negara tersebut mempunyai angka kematian kasar dan angka kematian bayi tinggi serta umur
harapan hidupnya rendah.
Dalam rangka meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat, langkah-langkah yang
diambil oleh pemerintah, antara lain sebagai berikut:
a. Memperbanyak dan meningkatkan fungsi rumah sakit, puskesmas, ddl.
b. Menambah jumlah serta menaikkan kualitas tenaga medis.
c. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, gizi, dan lingkungan.
d. Mengadakan imunisasi massal secara murah dan gratis
e. Membangun posyandu.

a. Tingkat Pendapatan
Pendapatan penduduk Indonesia walaupun mengalami peningkatan tetapi masih tergolong
rendah dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Perhatikan tabel berikut ini.
Pendapatan Per Kapita Beberapa Negara Tahun 2010
NO. NEGARA/PENDAPATAN PER KAPITA (US $)
1. Amerika Serikat/47.140
2. Australia/43.740
3. Jepang/42.150
4. Malaysia/7.900
5. Singapura/40.920
6. Indonesia/2.580
7. Thailand/4.210
8. Filipina/2.050
9. Inggris/38.540
10. Korea Selatan/19.890

Dengan pendapatan per kapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai kesejahteraan. Rendahnya
pendapatan per kapita penduduk di Indonesia terutama disebabkan oleh :
Pendapatan nasional yang masih rendah. Hal ini disebabkan sumber daya alam yang
dimiliki belum sepenuhnya dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.
Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan penduduk yang tinggi tiap
tahunnya.Masih rendahnya penguasaan teknologi oleh penduduk sehingga pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya alam kurang optimal.
4. Mobilitas Penduduk dan Pengendaliannya

Perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya. Mereka melakukan mobilitas
untuk memperoleh sesuatu yang tidak tersedia di daerah asalnya.
Mobilitas penduduk terdiri atas beberapa hal berikut :
a) Mobilitas penduduk vertikal : perubahan status, seperti berubah nya status pekerjaan.
Contoh : petani menjadi non petani, dari buruh ke pegawai
b)Mobilitas penduduk horizontal (migrasi):

 perpindahan penduduk dari suatu tempat menuju tempat yang lain.


 perpindahan lokasi antar wilayah dalam jangka waktu tertentu.
- wilayah batas nya berupa : administrasi desa, kecamatan, Kabupaten, hingga negara
- batasan waktu : 6 bulan atau lebih

Apabila seseorang melintas antar provinsi dan lama tinggal nya lebih dari 6 bulan disebut
: MIGRAN
Macam – macam mobilitas horizontal :
1. Permanen : perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah yang lain untuk
menetap di daerah yang dituju
2. Non permanen : dengan maksud untuk tidak menetap di daerah yang dituju

Perilaku mobilitas penduduk :


ada beberapa faktor yang mempengaruhi mobilitas penduduk diantaranya adalah
kebutuhan dan tekanan setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Apabila
tidak terpenuhi di daerahnya maka ia akan mencari ke daerah lain, namun apabila
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka akan terjadi tekanan. Kebutuhan tersebut telah
menjadi daya dorong untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara daerah lain yang
menjadi tujuan penduduk adalah daya tariknya, hal ini didasarkan pada perbedaan potensi
dan sumber daya baik alam maupun manusia.
Sementara penghalangnya adalah berupa tingginya ongkos pindah aksesibilitas tidak
terjangkau
mobilitas mengakibatkan dua hal. pertama orang yang bersangkutan tidak pindah dia
tetap tinggal di daerah asalnya dan beradaptasi dengan kebutuhannya karena daerah yang
ditinggali sekarang masih dapat terjangkau. Kedua, orang yang bersangkutan mulai
memikirkan untuk pindah karena kebutuhan tidak terpenuhi, topografi yang tidak datar dan
sebagainya.
Revenstein dalam mantra (2011: 187) perilaku mobilitas penduduk di antaranya
sebagai berikut
a. para migran cenderung memilih lokasi terdekat sebagai daerah tujuan
b. sulitnya memperoleh pekerjaan di daerah asal dan pendapatan yang lebih baik di
daerah tujuan
c. semakin tinggi tingkat pengaruh kota terhadap seseorang semakin besar tingkat
mobilitasnya
d. Semakin tinggi pendapatan semakin tinggi mobilitasnya
e. pola migrasi penduduk sulit diperkirakan karena ada faktor yang tak terduga seperti
bencana alam
f. penduduk yang belum berkeluarga mobilitasnya lebih besar daripada penduduk yang
sudah berkeluarga
g. penduduk yang merupakan pendidikan tinggi lebih banyak melakukan mobilitas
daripada penduduk yang berpendidikan rendah

Faktor yang mempengaruhi mobilitas penduduk


1.Faktor pendorong mobilitas

a. faktor ekonomi
penduduk yang melakukan mobilitas penduduk pada umumnya karena ingin memperbaiki
kondisi ekonomi menjadi lebih baik faktor ekonomi merupakan faktor terbesar pendorong
penduduk melakukan mobilitas untuk meninggalkan daerah asalnya
b. faktor pendidikan
pendidikan juga mempengaruhi penduduk untuk melakukan mobilitas jika di daerah
asalnya fasilitas pendidikan dan kualitas pendidikan mungkin Tertinggal sementara di
daerah lain seperti kota kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan taraf pendidikan
maka penduduk melakukan mobilitas

c. faktor transportasi
Tersedianya sarana transportasi adalah faktor pendorong mobilitas penduduk karena
dengan transportasi yang baik memudahkan penduduk melakukan mobilitas Selain itu
sarana transportasi juga dapat meningkatkan perkembangan ekonomi suatu daerah dan
menggunakan penduduk untuk bekerja atau sekolah

2.faktor penarik mobilitas


a. pekerjaan tersedia luas
b. kesempatan memperoleh pendapatan yang tinggi
c. kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih baik
d. kondisi lingkungan yang menyenangkan aman dan nyaman
e. berbagai fasilitas pendukung yang disajikan lebih baik dari daerah asalnya

Pengendalian mobilitas penduduk


1. pemerataan pembangunan di desa sehingga pembangunan tidak berpusat di kota seperti
pembukaan lapangan pekerjaan
2.pembangunan infrastruktur di desa supaya memudahkan mobilitas penduduk
3.mengoptimalkan usaha pertanian sehingga pendapatan penduduk desa meningkat
4.pembangunan fasilitas publik yang memadai seperti listrik pendidikan kesehatan air
bersih telepon lainnya Pengendalian mobilitas penduduk

5. Permasalahan Kependudukan dan Solusinya

1. Permasalahan Kuantitas Penduduk di Indonesia


Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kuantitas penduduk sebagai berikut :
a. Jumlah Penduduk Indonesia
b. Besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat di lihat dari jumlah penduduk yang
ada. Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina,
India, dan Amerika Serikat.
c. Pertumbuhan Penduduk Indonesia
d. Peningkatan penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan
penduduk Indonesia Lebih kecil dibandingkan Laos, Brunei, dan Filipina.
e. Kepadatan penduduk Indonesia
f. Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk terhadap luas
wilayah yang dihuni. Ukuran yang digunakan biasanya adalah jumlah penduduk
setiap satu km2 atau setiap 1mil2. permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah
persebarannya yang tidak merata. Kondisi demikian menimbulkan banyak
permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh
dsb.
g. Susunan penduduk Indonesia
h. Sejak sensesus penduduk tahun 1961, piramida penduduk Indonesia berbentuk limas
atau ekspansif. Artinya pada periode tersebut, jumlah penduduk usia muda lebih
banyak daripada penduduk usia tua. Susunan penduduk yang seperti itu memberikan
konsekuensi terhadap hal-hal berikut :
 Penyediaan fasilitas kesehatan.
 Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah.
 Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja.
 Penyediaan fasilitas social lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia
muda.

Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :


1) Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk,
Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah
kelahiran,menunda usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.
2) Pemerataan Persebaran Penduduk,
Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang
jarang penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa kekota,
pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan
hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan
ekonomi di pedesaan.

2. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia


Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya
terhadap pembangunan adalah sebagai berikut :

a. Masalah Tingkat Pendidikan


Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya
relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan
tingkat pendidikan penduduk Indonesia.Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia
disebabkan oleh:
1. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
2. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana
pendidikan.
3. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.

Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan


adalah :
1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari
negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia
besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan
dalam pembangunan.
2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal
yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil
pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena
ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini
apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :
1) Pencanangan wajib belajar 9 tahun.
2) Menhaden proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.
3) Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan,
laboratorium, dan lain-lain).
4) Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.
5) Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
6) Mencanangkan gerakan orang tua asuh.
7) Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi

b. Masalah Kesehatan
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian,
karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan yang rendah
umumnya disebabkan:
1. Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.
2. Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
3. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
4. Gizi yang rendah.
5. Penyakit menular.
6. Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).

Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah :


1. Terhambatnya pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan
yang lebih utama karena menyangkut jiwa manusia.
2. Jika tingkat kesehatan manusia sebagai objek dan subjek pembangunan rendah, maka
dalam melakukan apa pun khususnya pada saat bekerja, hasilnya pun akan tidak
optimal.

Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :


1) Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.
2) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3) Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
4) Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.
5) Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.
6) Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.

c. Masalah Tingkat Penghasilan/Pendapatan


Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita,
yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara. Negara-negara berkembang
umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini disebabkan oleh:
1. Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
2. Jumlah penduduk banyak.
3. Besarnya angka ketergantungan.

Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara digolongkan menjadi 3, yaitu:


1. Negara kaya, pendapatan per kapitanya > US$ 1.000.
2. Negara sedang, pendapatan per kapitanya = US$ 300 – 1.00.
3. Negara miskin, pendapatan per kapitanya < US$ 300.
Dampak rendahnya tingkat pendapatan penduduk terhadap pembangunan adalah:
1. Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi kurang
berkembang baik.
2. Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil pembangunan hanya
banyak dinikmati kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.

Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :


1) Menekan laju pertumbuhan penduduk.
2) Merangsang kemauan berwiraswasta.
3) Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.
4) Memperluas kesempatan kerja.
5) Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa

6. Bonus Demografi

Pengertian bonus demografi adalah suatu kondisi dimana komposisi jumlah penduduk
yang berusia produktif lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tidak
produktif. Penduduk usia produktif adalah penduduk yang berada pada rentang umur 15-64
tahun.
Bonus demografi memiliki nilai positif dan keuntungan besar dari segi pembangunan bila
dikelola secara profesional karena potensi rasio beban ketergantungan penduduk akan
berkurang. Rasio ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia non
produktif dengan jumlah penduduk usia produktif.
Namun bonus demografi juga memiliki dampak negatif pada upaya pembangunan.
Ketika negara tidak mempersiapkan diri dengan baik dalam menyongsong periode bonus
demografi tersebut, konsekuensi yang terjadi adalah dampak negatif yang harus dipikul oleh
semua pihak.
Banyak negara berhasil memaksimalkan bonus demografi yang terjadi di negaranya,
seperti Korea Selatan, Malaysia, Thailand. Namun ada yang gagal memaksimalkan keadaan
bonus demografi yang dimiliki negaranya seperti di negara-negara Benua Afrika.

1. Dampak Bonus Demografi

Era bonus demografi yang ditandai dengan dominasi jumlah penduduk usia produktif atas
jumlah penduduk tidak produktif memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan jelas yaitu akan terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan
nasional, yang akan bermuara pada tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.
Selain itu, dampak positif dengan jumlah usia produktif yang lebih besar akan
mengakibatkan beban hidup menjadi lebih ringan, karena hidup penduduk usia non produktif
akan ditanggung oleh penduduk usia produktif.
Namun, dampak negatif juga akan dihadapi jika tidak mempersiapkan diri dengan baik
dalam menyongsong periode bonus demografi tersebut. Terutama kesiapan pembangunan
sumber daya manusia yang akan menentukan sejauh mana keberhasilan memanfaatkan
peluang bonus demografi tersebut.
Tanpa dibekali dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai, maka proporsi
penduduk usia produktif yang sedemikian besar pada saat itu hanya akan menciptakan
dampak buruk pada pembangunan negara.
Salah satu dampak negatif yang bisa diprediksi adalah jumlah pengangguran yang tidak
terkendali karena tidak terserap ke dalam lapangan kerja yang ada akibat kualifikasi dan
kualitas yang tidak memenuhi standar pekerjaan yang tersedia.
Kondisi demikian akan memberikan efek berantai ke berbagai bidang kehidupan manusia.
Berkurangnya tingkat pendapatan akibat ketimpangan antara standar kualifikasi yang
dibutuhkan dan kualitas sumber daya manusia yang tidak memadai, dapat memicu lonjakan
tingkat kemiskinan, yang memberikan dampak buruk pada kehidupan ekonomi, pendidikan
dan kesehatan masyarakat.
Dengan kata lain, ketidaksiapan semua pemangku kepentingan pembangunan dalam
menyongsong periode bonus demografi tersebut melalui pembangunan manusia yang baik
akan membuat kita gagal memanfaatkan jendela peluang yang langka tersebut

2. Bonus Demografi Indonesia


Pada tahun 2020-2030 Indonesia berpeluang untuk mengalami bonus demografi, di mana
negara ini akan memiliki sekitar 180 juta orang berusia produktif, sementara yang tidak
produktif berkurang menjadi 60 juta jiwa. Ini berarti 10 orang usia produktif hanya akan
menanggung 3-4 orang usia tidak produktif.
Berdasarkan grafik Badan Pusat Statistik (BPS), tren rasio ketergantungan (depency ratio)
penduduk Indonesia selama kurun waktu 1971-2016, semakin menurun hingga sebesar 48.4
% pada tahun 2016.
Penafsiran arti rasio ketergantungan 48,4%, sebagai berikut:
Terdapat 48-49 orang tidak produktif, bisa terdiri atas anak-anak usia 1-15 tahun
maupun para orang tua yang telah berusia diatas 64 tahun. Dimana kehidupan dari 48-49
orang tidak produktif tadi akan ditopang dan ditanggung kehidupannya oleh 100 orang usia
produktif.
Rasio ketergantungan Indonesia pada tahun 2016, sudah jauh berkurang dibandingkan
dari hasil rasio yang sama pada tahun 1971 yang masih sebesar 86%. Trend positif grafik
ratio ketergantungan, sebenarnya telah terlihat tingkat penurunannya hingga dibawah 50%
sejak tahun 2012.
Berdasarkan rangkuman data dari BPS, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2016
diperkirakan sebanyak 258 juta orang. Terdiri atas penduduk berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 129,98 juta dan penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 128,71 juta orang.
Dari grafik data jumlah penduduk Indonesia tahun 2016 yang diterbitkan oleh BPS,
Terdapat sekitar 174 juta jiwa penduduk usia produktif atau sebanyak 67% dari jumlah total
penduduk Indonesia. Ha itu semakin memperkuat asumsi bahwa Negara Indonesia memang
sudah mulai memasuki suatu masa emas berupa era bonus demografi.
Proyeksi puncak era bonus demografi Indonesia menurut proyeksi BPS akan dicapai
antara rentang tahun 2025-2030, atau ketika jumlah penduduk usia produktif Indonesia ada
pada angka minimal 70% dari total jumlah penduduk.
Dari perspektif pembangunan manusia, tidak pelak lagi rentang waktu menjelang
tahun 2020-2030 merupakan periode yang paling tepat mempersiapkan fondasi kokoh bagi
periode bonus demografi tersebut.
Keadaan bonus demografi yang akan dialami bangsa Indonesia memiliki banyak
manfaat. Salah satu manfaat utama sekaligus manfaat terbesar dari adanya bonus demografi
Indonesia adalah mengubah tingkat ekonomi Indonesia dari negara berkembang menjadi
negara maju.
Pertanyaan yang paling mendasar adalah apakah kita sudah benar-benar
mempersiapkan diri dari berbagai segi untuk dapat memanfaatkan periode bonus demografi
tersebut secara optimal.

3. Manfaat Bonus Demografi


Sudah pasti kesempatan terjadinya bonus demografi harus dimanfaatkan dengan sebaik –
baiknya, termasuk Indonesia. Banyak negara yang telah berhasil dan terbukti memanfaatkan
peluang ini dengan maksimal seperti Malaysia, Korea Selatan, Jepang dan masih banyak lagi.
Salah satu manfaat yang diberikan oleh bonus demografi yaitu, bisa merubah tingkat
perekonomian di sebuah negara, dari negara berkembang menjadi negara maju. Hal tersebut
bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi di Indonesia, mengingat saat ini saja jumlah
penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk usia tidak produktif.
Nah, terdapat beberapa syarat untuk mencapai keuntungan di dalam bonus demografi,
yaitu bisa dimulai dengan melakukan peningkatan pelayanan kesehatan, kualitas dan
kuantitas pendidikan, melakukan pengendalian jumlah penduduk, dan kebijakan ekonomi
demi mendukung terwujudnya fleksibilitas tenaga kerja. Jika dilihat dari segi kuantitas,
jumlah penduduk yang masuk ke dalam usia produktif tidak perlu diragukan lagi jumlahnya.
Namun, hal tersebut harus didukung dengan tingkat kualitas yang baik untuk setiap individu.
Salah – salah akan memberikan dampak buruk dan akhirnya akan menimbulkan masalah.
Oleh karena itu, sudah pasti perlu adanya peningkatan di segi pendidikan.
Jumlah penduduk usia produktif yang meningkat harus didukung dengan ketersedian
lapangan pekerjaan. Hal ini juga menjadi salah satu syarat dalam mempersiapkan bonus
geografi. Terdapat banyak cara untuk mewujudkannya, seperti melakukan peningkatan
investasi di dalam negeri untuk mengundang investor asing yang berasal dari negara maju
atau memfasilitasi masyarakat untuk menjadi pengusaha.

Cara Memaksimalkan Bonus Demokrasi


1. Ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan untuk dapat memaksimalkan peluang
dari bonus demografi ini, antara lain:
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia tidak hanya di perkotaan saja, namun
juga di pedesaan, terutama di daerah yang terpencil.
3. Mengadakan pelatihan – pelatihan guna meningkatkan kemampuan atau skill yang
berguna dalam mencari pekerjaan.
4. Meningkatkan kualitas pendidikan terutama di bidang kejuruan seperti teknologi
informasi, otomotif, tata boga, tata busa dan lain sebagainya.
5. Membuka lapangan pekerjaan baru guna menyerap tenaga kerja di sekitar tempat
kerja.
6. Memberikan beasiswa bagi siswa ataupun mahasiswa berprestasi.
Bab 3

Kesimpulan / saran

Kesimpulan : Kependudukan merupakan salah satu topik penting yang hsangat


penting untuk bisa dipahami oleh setiap orang dengan baik agar tidak terjadi kesalahan
nantinya dalam mengatasi berbagai masalah dalam bidang kependudukan dan materi ini juga
sangat penting untuk mendorong suatu negara menjadi lebih baik lagi
Daftar pustaka

1. http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/03/sumber-data-
kependudukan.html
2. https://ringkasanbukugeografi.blogspot.com/2016/01/kuantitas-dan-analisis-
demografi.html
3. https://essay.co.id/pengertian-kualitas-penduduk-dan-faktor-yang-
memengaruhi-kualitas-penduduk/
4. https://sobatmateri.com/pengertian-mobilitas-penduduk-jenis-dan-
penyebabnya/
5. https://sabangsampaimeraoke.wordpress.com/masalah-kependudukan-dan-
solusinya/
6. https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/bonus-demografi

Anda mungkin juga menyukai