Anda di halaman 1dari 4

I.

Latar Belakang
Salah satu tujuan pembangunan pada era millenium Millenium Development Goals
(MDG’s) adalah menuju kemitrasejajaran laki-laki dan perempuan dengan meningkatkan
keadilan dan kesetaraan gender pada setiap sektor pembangunan. Akan tetapi masalah
ketidak adilan gender ditunjukkan oleh rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan,
tingginya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak yang diukur dengan angka indeks
Pembangunan Gender (Gender-related Development Index atau GDI) dan angka indeks
Pemberdayaan Gender (Gender Empowerment Index atau GEM). Selain itu masih banyaknya
peraturan perundang-undangan, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang bias
gender, diskriminatif terhadap perempuan dan anak, serta lemahnya kelembagaan dan
jaringan pengarusutamaan gender serta kelembagaan yang peduli anak termasuk
keterbatasan data terpilah menurut jenis kelamin. Angka GEM dan GDI Indonesia termasuk
terendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Hal ini berarti ketidakadilan gender
di berbagai bidang pembangunan masih merupakan masalah yang akan dihadapi di masa
mendatang Sementara itu, tantangan yang dihadapi sejalan dengan era desentralisasi, yaitu
timbulnya masalah kelembagaan dan jaringan di daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota),
terutama yang menangani masalah-masalah pemberdayaan perempuan dan anak. Program-
program pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak merupakan program lintas
bidang dan lintas program, sehingga diperlukan koordinasi mulai dari perencanaan hingga
pelaksanaan dan evaluasi. Sistem pemerintahan serta lembaga-lembaga dari tingkat pusat
hingga daerah yang belum sepenuhnya responsif gender dapat meminggirkan perempuan
secara sistematis melalui kebijakan dan program.
Data statistik yang menjadi basis pengambilan keputusan dalam penyusunan
kebijakan dan program tidak mampu mengungkap dinamika kehidupan perempuan dan
laki-laki sehingga kebijakan, program, dan lembaga yang dirancang menjadi netral gender
dan menimbulkan kesenjangan dan ketidakadilan gender dalam berbagai bidang kehidupan.
Disamping itu, terbatasnya data pembangunan yang terpilah menurut jenis kelamin,
mengakibatkan kesulitan dalam menemukenali masalah-masalah gender yang ada. Karena
kesetaraan dan keadilan gender belum mencapai tahapan yang diharapkan semua pihak,
oleh karena itu Pemerintah melalui berbagai kebijakan peraturan perundang-undangan
yang secara garis besar terkait dengan urusan wajib Pemerintahan dalam bidang
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Dengan mengacu pada regulasi tersebut
maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara berkewajiban melaksanakan penyelenggaraan
data gender dan anak yang bersifat lokal sehingga kesetaraan dan keadilan gender di
berbagai bidang pembangunan bisa terwujud.

II. Dasar Hukum


1. Undang–Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Terhadap Perempuan;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional;
4. Permendagri Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengarusutamaan Gender di Daerah;
5. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Data Gender
dan Anak.

III. Tujuan
a. Meningkatkan komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dalam penggunaan
data gender dan anak dalam perencanaan, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi atas
kebijakan program dan kegiatan.
b. Meningkatkan efektivitas penyelenggaraan PUG dan PUHA di daerah secara sistematis,
komprehensif dan berkesinambungan.
c. Meningkatkan ketersediaan data gender dan anak.

IV. Sasaran
Penggalian data gender yang menyangkut semua issue dibidang pendidikan,
kesehatan, ekonomi dan ketenagakerjaan, politik, sosial, hukum dan data anak meliputi
tumbuh kembang, kelangsungan hidup, perlindungan data kelembagaan yang meliputi
kelembagaan PUG, kelembagaan PP&PA di wilayah Provinsi Kalimantan Utara.

V. Manfaat Penyusunan Profil


Hasil analisis diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi lembaga
pemerintah di Provinsi Kalimantan Utara maupun non pemerintah lainnya sesuai dengan
program-program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang akan
dilaksanakan oleh setiap instansi dengan perencanaan yang sudah response gender.

VI. Hasil Yang Diinginkan


a. Buku profil gender dan anak tahun 2020.
b. Data gender dan anak untuk memberikan acuhan bagi pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara dalam upaya pelaksanaan pengarusutamaan gender dan
pengarusutamaan hak anak.
c. Base data gender dan anak, dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun
perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan.

VII. Jangka Waktu Penyusunan


Jangka waktu penyusunan profil gender adalah 9 (sembilan) bulan kalender pada tahun
2020 dengan tahapan kegiatan sebagai berikut
No Kegiatan Pelaksanaan
1 Rapat Perencanaan Kegiatan April 2020
2 Persiapan Penyusunan Rencana dan Koordinasi Kegiatan Mei 2020
3 Pengolahan Data Hasil Survei dan Verifikasi Lapangan Juni-Juli 2020
4 Penyusunan dan Penyerahan Draft Awal Agustus 2020
Rapat Pembahasan dan menghimpun masukan dari
5 berbagai pihak untuk menyempurnakan Draft September 2020
Awal/Seminar Awal
6 Penyusunan Draft Akhir/Final sesuai Oktober2020
Rapat Pembahasan dan evaluasi Draft Final/Seminar
7 Oktober 2020
Akhir
Perbaikan dan Penyerahan Laporan Akhir serta
8 November 2020
Penggandaan Publikasi/Buku Profil Gender

VIII. Penanggung Jawab


Penanggung jawab Penyusunan Profil Gender Provinsi Kalimantan Utara TA 2020
adalah Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Prov. Kalimantan Utara.

IX. Biaya
Biaya kegiatan dibebankan pada Dana Dekonsentrasi DIPA APBN Satker
DPPPAPPKB Provinsi Kalimantan Utara.

Anda mungkin juga menyukai