Anda di halaman 1dari 4

Kepada Yth : Kepala Dinas PM dan PTSP Kab.

Tegal
Dari : DEDY JUNAEDI, SPt., ME; DWI YOGA
Perihal : Laporan Perjalanan Dinas Studi Banding MCP.
Tanggal : 7 Oktober 2021
Tembusan : Arsip.

DASAR : 1. Surat Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Nomor :


052/03/A.2986 Tanggal 23 September 2021
Tentang : Studi Banding;
2. Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Tegal Nomor : 094/17/1513 tanggal 26 Oktober
2020.

WAKTU / TEMPAT : Hari : Rabu,


Tanggal : 6 Oktober 2021
Jam : 09.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Rapat Inspektorat
Kabupaten Boyolali.
Kompleks Perkantoran Terpadu
Kabupaten Boyolali
d/a Jalan Merdeka Timur,
Kelurahan Kemiri, Kabupaten
Boyolali, Provinsi Jawa Tengah

PESERTA : 1. Kepala BKD Kab. Tegal;


2. Kepala BPKAD Kab. Tegal;
3. Kepala Bappenda Kab. Tegal;
4. Kepala DPMPTSP Kab. Tegal;
5. Kepala Dinas Perkimtaru Kab. Tegal;
6. Kepala Dinas Kominfo Kab. Tegal;
7. Kepala Dinas Permasdes Kab. Tegal;
8. Inspektur Kabupaten Tegal;
9. Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setda
Kab. Tegal.

TUJUAN : Studi banding dalam rangka peningkatan hasilcapaian


aksi Monitoring Centre for Prevention (MCP) Kabupaten
Tegal Tahun 2021.

KELUARAN : Peningkatan hasilcapaian aksi Monitoring Centre for


Prevention (MCP) Kabupaten Tegal Tahun 2021.

HASIL : Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggandeng


Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Badan
1
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Pusat dan Daerah untuk mengoptimalkan program
pencegahan korupsi di daerah. Platform yang
digunakan dalam pencegahan korupsi pemerintah
daerah adalah melalui Monitoring Center for Prevention
(MCP).
Dalam Monitoring Center for Prevention (MCP)KPK
menetapkan ada 8 (delapan) area intervensi, yaitu
antara lain : 1) Perencanaan dan Penganggaran APBD;
2) Pengadaan barang dan jasa; 3) Pelayanan terpadu
satu pintu; 4) Kapabilitas APIP; 5)Menajemen ASN; 6)
Dana desa; 7) Optimalisasi pendapatan daerah; dan 8)
Manajemen aset daerah.
Berdasarkan Capaian Monitoring Center for Prevention
(MPC) yang dinilai oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), Kabupaten Boyolali mendapatkan skor
pencegahan korupsi tertinggi pada Pemerintah Daerah
(Pemda) di wilayah Karesidenan Surakarta Tahun
2020.
Diketahui pada 2018, Kabupaten Boyolali mendapatkan
skor MPC sebesar 92 persen, kemudian meningkat
pada 2019 menjadi 97 persen. Pada 2020, Kabupaten
Boyolali mendapat skor MPC 92,42 persen. Angka ini
mengalami penurunan sebesar 4,58 persen dari tahun
sebelumnya.
Pada area intervensi Pelayanan terpadu satu pintu
yang telah dan akan dilaksanakan oleh Kabupaten
Boyolali antara lain :
1. Perbaikan Iklim Penanaman Modal
a. Penguatan Kelembagaan Penanaman Modal
 DPMPTSP yang lebih efektif dengan layanan
perizinan yang lebih pasti, transparant dan
elektronik (on line),
 Pendelegasian atau pelimpahan wewenang
dari Walikota kepada penyelenggara PTSP,
 Peningkatan koordinasi antar SKPD dalam
rangka pelayanan penanaman modal dan
perizinan.
b. Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
c. Revisi RTRW
d. Rencana Umum Penanaman Modal berdasarkan
2
RTRW dan RDTR. Sehingga ada kepastian dalam
berinvestasi berdasarkan Peruntukan dan Tata
Ruang.
2. Persebaran Penanaman Modal
Berdasarkan Wilayah Pengembangan (WP) dan
kesesuaian rencana tata ruang.
3. Focus Pengembangan
 Infrastruktur (Jalan, air bersih, tempat
pengolahan sampah, telekomunikasi, listrik)
 Jasa dan Perdagangan (Jasa pariwisata,
perdagangan, pendidikan, Keuangan &
Perbankan, Jasa Informasi dan Komunikasi)
4. Penanaman Modal Berwawasan Lingkungan
 Bersinergi antara penanaman modal dengan
program lingkungan hidup, antara lain
pengurangan emisi gas di sektor transportasi,
energi dan limbah, dan pencegahan kerusakan
lingkungan hidup.
 Peningkatan proses produksi yang berwawasan
lingkungan.
 Pengembangan wilayah yang memperhatikan
tata ruang dan kemampuan daya dukung
lingkungan hidup.
5. Pemberdayaan Usaha Mikro, kecil, menengah dan
koperasi
Melalui kemitraan berdasarkan kesetaraan,
keterbukaan, saling menguntungkan dan memberi
manfaat sehingga dapat memperkuat pelaku usaha
dari berbagai skala usaha. Dengan harapan dapat
meningkatkan skala usaha mikro menjadi usaha
kecil dan menengah, atau menjadi skala yang lebih
besar.
6. Kemudahan bagi Penanaman Modal
 Kepastian pelayanan perizinan melalui DPMPTSP.
 Pengembangan strategi promosi yang lebih
focus, terarah dan inovatif.

7. Promosi dan kerjasama penanaman modal


 Penguatan Boyolali sebagai kota tujuan
penanaman modal yang menarik
 Upaya pencapaian target realisasi investasi yang
3
sudah ditargetkan dengan mentransformasikan
dari minat
 penanaman modal menjadi realisasi penaman
modal.
 Peningkatan kerjasama penamanan modal
(melalui pemerintah pusat, pemprov,
pemkab/kota ataupun swasta).

Demikian laporan ini disampaikan untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Slawi, Oktober 2021


Yang melaporkan,

DWI YOGA
DEDY JUNAEDI, SPt. ME
NIP. 19720609 199903 1 009

Anda mungkin juga menyukai