Anda di halaman 1dari 11

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

NOMOR….TAHUN 2021

TENTANG
PENYELENGGARAAN ASOSIASI PERUSAHAAN SAHABAT ANAK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA

Menimbang a Bahwa setiap anak mempunyai hak untuk hidup, tumbuh dan
berkembang, berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi sebagaimana termaktub dalam
Konvensi Hak Anak yang disahkan dengan Keputusan Presiden
Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on
Rights of Child;
b Bahwa berdasarkan Pasal 72 ayat (6) Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2014 perlu dibentuk Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak
Indonesia;
c Bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan huruf b perlu
menetapkan Peraturan Walikota tentang Asosiasi Perusahaan
Sahabat Anak Indonesia di Kota semarang.

Mengingat 1 Pasal 18 B ayat (6) UUD 1945 menyatakan bahwa pemerintah


daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-
peraturan lain untuk melaksanakan otonomi daerah dan tugas
pembantuan.
2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan
Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1972 Nomor
32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3143)
3 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang
cacat (Lembaran Negara tahun 1997 nomor 9 tambahan
lembaran Nomor 3670 )
4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor
109 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606)
5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran negara tahun 2003. No 39
tambahan lembaran Nomor 4279.
6 Undang – undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga (Lembaran tahun 2004 Nomor
95Tambahan Nomor 4419.
7 Undang – undang Nomor 23 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia 4844);
8 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
165, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor
3886);
9 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 78, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
10 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembar Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 95, Tambahan Lembar Negara
Republik Indonesia Nomor 4419);
11 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 124, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia
Nomor 4674);
12 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 96, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia
Nomor 5025);
13 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
14 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembar Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembar Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
15 Undang – undang Nomor 12 Tahun 2005 Tentang
Kewarganegaraan ( Lembaran Negara Republik tahun 2005
Nomor 119 Tambahan Lembaran .........)
16 Undang – undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan
Saksi dan Korban (Lembaran Negara Republik Tahun 2006
Nomor 24 Tambahan lembaran Nomor 4635 )
17 Undang – undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pencegahan
Tindak Pidana Perdagangan Orang ( Lembaran Tahun 2007
Nomor 55 Tambahan Lembaran Nomor 4720 )
18 Undang – undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pencegahan
Tindak Pidana Perdagangan Orang ( Lembaran Tahun 2007
Nomor 55 Tambahan Lembaran Nomor 4720 )
21 Undang – undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pencegahan
Tindak Pidana Perdagangan Orang ( Lembaran Tahun 2007
Nomor 55 Tambahan Lembaran Nomor 4720 )
22 Undang – undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
sosial ( Tambahan Lembaran 4967 )
23 Undang – undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak ( Tambahan Lembaran No 5332 ).
24 Undang – undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak ( Tambahan Lembaran No 5332 ).
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
25 Undang-Undang No 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No 23 Tahun 2006 Administrasi Kependudukan
(Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 232).
26 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten / Kota (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
27 Peraturan Menteri negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 11 Tahun 2011 Republik Indonesia
tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak.
28 Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2011
tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak.
29 Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011
tentang Panduan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak.
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
30 Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Penanganan Kekerasan Berbasis Gender dan Perlindungan Anak.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG ASOSIASI PERUSAHAAN SAHABAT
ANAK INDONESIA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kota Semarang.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
otonom.
3. Walikota adalah Walikota Semarang.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah yang
menjadi kewenangan daerah.
5. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah Perangkat
Daerah yang melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang
pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan
masyarakat dan kelurahan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
6. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun (delapan belas) termasuk
anak yang masih dalam kandungan.
7. Hak Anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi dan
dipenuhi orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara.
8. Kota Layak Anak yang selanjutnya disingkat KLA adalah Kota yang mempunyai
sistem pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan
sumberdaya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana serta
menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan dalam kebijakan, program dan
kegiatan untuk menjamin terpenuhinya hak anak.
9. APSAI adalah Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia yang selanjutnya
disingkat APSAI adalah forum para pengusaha peduli pada pemenuhan hak anak
di Kota Semarang.
10. Gugus Tugas KLA adalah lembaga koordinatif di tingkat kota yang
mengkoordinasikan upaya kebijakan, program dan kegiatan untuk mewujudkan
KLA yang dibentuk dengan Surat Keputusan Walikota.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
Maksud ditetapkanya Peraturan Walikota tentang APSAI Kota Semarang adalah :
a. Menjamin adanya kebijakan perusahaan yang berperspektif anak;
b. Menjamin adanya produk yang ditujukan kepada anak aman bagi anak;
c. Berkontribusi dalam pemenuhan hak anak melalui tanggung jawab sosial
perusahaan.

Pasal 3
Tujuan ditetapkannnya Peraturan Walikota tentang APSAI ini sebagai dokumen
pedoman dan acuan APSAI dalam mendukung terwujudnya Kota Semarang sebagai
Kota Layak Anak.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4

1. APSAI sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 2 meliputi :


a. Persiapan, terdiri dari pembentukan pengurus APSAI dan pendataan
perusahaan ramah anak;
b. Perencanaan terdiri dari penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
tangga; penyusunan program kerja;
c. Pelaksanaan; dan
d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
2. Dalam melaksanakan program kerja APSAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat huruf c melibatkan : Pemerintah Daerah, perwakilan anak, lembaga
legislatif, lembaga yudikatif, tokoh agama/masyarakat, organisasi
kemasyarakatan.
3. Dalam setiap tahapan sebagaimana ayat (1) wajib mendengarkan pandangan
anak yang diperoleh melalui konsultasi anak.

Pasal 5
1. Pembentukan APSAI sebagaimana dimaksud Pasal 2 huruf a guna mengefektifkan
pelaksanaan program kerja yang keanggotaannya meliputi : Perusahaan, lembaga
masyarakat, organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi, tokoh
masyarakat/tokoh agama;
2. Pembentukan APSAI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Walikota.

BAB IV
PRINSIP KERJA APSAI
Pasal 6
1. Non Diskriminasi
2. Kepentingan Terbaik Anak
3. Kelangsungan hidup dan perkembangan
4. Partisipasi anak

Pasal 7
APSAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diarahkan pada Pemenuhan Hak Anak
meliputi 5 (lima) cluster yaitu :
a. Hak sipil dan kebebasan;
b. Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif;
c. Kesehatan dasar dan kesejahteraan;
d. Pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya; dan
e. Perlindungan khusus.
BAB V
PENDANAAN
Pasal 8
Pendanaan pelaksanaan kegiatan APSAI sebagaimana dimaksud Pasal 2, dibebankan
pada :
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah:
2. Iuran anggota;
3. Sumber pendanaan lainnya dari masyarakat dan dunia usaha yang sah dan tidak
mengikat.

BAB VI
BIDANG KERJA APSAI
Pasal 9
Bidang-bidang pelayanan APSAI
(1) Bidang Pendidikan dan Informasi meliputi :
a. Menyampaikan informasi kegiatan APSAI kepada publik;
b. Menyelenggarakan pelatihan yang terkait perusahaan ramah anak;
c. Melakukan liputan kegiatan APSAI dan mempublikasikan di media massa;
d. Menghimpun dan menyajikan data perusahaan ramah anak;
e. Melakukan kajian dan penelitian untuk pengembangan kerjasama dengan
perusahaan.
(2) Bidang Organisasi dan Kelembagaan meliputi :
a. Menyiapkan keputusan Ketua yang berkenaan pelaksanaan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga APSAI;
b. Menghimpun masalah-masalah yang berkenaan dengan pelaksanaan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
c. Menyiapkan penyelenggaraan Musyawarah Daerah, Musyawarah Daerah
Luar Biasa dan Rapat Kerja Daerah;
d. Menyebarluaskan peraturan perundang-undangan yang berhubungan
dengan penyelenggaraan perusahaan ramah anak;
e. Melaksanakan Konsolidasi internal dengan perusahaan dan entitas usaha
lainnya;
f. Menyelenggarakan Rakerda.

(3) Bidang Pembinaan dan Penghargaan meliputi :


a. Menyelenggarakan seleksi perusahaan yang memiliki kebijakan, produk dan
tanggung jawab sosial perusahaan untuk mendukung Kota Layak Anak;
b. Melakukan kunjungan kepada perusahaan agar mengembangkan kebijakan,
produk dan tanggung jawab sosial yang ramah anak;
c. Melakukan review peraturan perusahaan ramah anak;
d. Memberikan penghargaan kepada perusahaan ramah anak.

(4) Bidang Sosial meliputi :


a. Memberdayakan masyarakat dibidang kesejahteran sosial;
b. Mengembangkan jaringan kerja dibidang kesejahteraan sosial;
c. Menyelenggarakan sosialisasi yang berkaitan dengan pemberdayaan dan
pengembangan pelayanan sosial;
d. Menghubungkan dan memberikan bantuan sosial bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial;
e. Menghubungkan dana tanggung jawab sosial perusahaan untuk
pemberdayaan masyarakat;
f. Menyelenggarakan seminar /lokakarya masalah sosial.
BAB VII
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 10
1) Sebagaimana dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d Pengurus APSAI melakukan
pemantauan untuk mengetahui perkembangan perusahaan ramah anak secara
berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.
2) Form pemantauan sebagaimana dalam ayat (1) ditetapkan oleh Ketua.

Pasal 11
1) Ketua APSAI melakukan pelaporan kegiatan sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat
(1) huruf d kepada Walikota setiap tahun 1 kali.
2) Walikota melaporkan hasil pelaporan tersebut kepada Gubernur Jawa Tengah
dengan tembusan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak; Menteri Dalam Negeri; dan Pengurus APSAI pusat.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Walikota ini dengan menempatkannya dalam Berita Daerah Kota Semarang.

Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal….tahun 2021

WALIKOTA SEMARANG
HENDRAR PRIHADI
Diundangkan di Semarang
Pada tanggal ……tahun 2021

SEKRETARIS DAERAH KOTA SEMARANG


Ttd
ISWAR AMINUDDIN

Anda mungkin juga menyukai