Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Pengarusutaman Gender PUG”

Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosialisasi


Gender

Dosen Pengampu : Endah Siswati, SIP., M.S.W

Disusun Oleh :

Ancos Elfamas (21105530008)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM BALITAR

BLITAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam tercurah kepada Nabi besar
Muhammad SAW. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sosiologi Gender
dengan judul “Pengarusutamaan gender ”

Makalah ini menjelasan tentang Pengertian Pengarusutamaan Gender di


Indonesia serta menjelaskan penyebab akibta dan upaya dalam menangani
Pengarusutamaan Gender.

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiologi Gender
sebagai Pengganti UTS dan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi
yang bermanfaat. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan dalam
pembuatannya. Oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun.

Blitar, 05 Desember 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... 1
BAB I ......................................................................................................... 3
PENDAHULUAN...................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................. 4
BAB II ........................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
2.1 Pengertian Pengarusutamaan Gender ............................................... 5
2.2 Penyebab Pengarusutamaan Gender (PUG) ..................................... 8
2.3 Dampak dari Pengarusutamaan Gender (PUG) ................................ 9
2.4 Upaya penanggulangan Pengarusutamaan Gender (PUG) ............. 10
BAB III..................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 13
3.2 Saran................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 14

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengarusutamaan gender merupakan salah satu strategi pembangunan yang
dilakukan dengan cara pengintegrasian pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan
kepentingan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan program, proyek dan kegiatan di
berbagai bidang kehidupan dan pembangunan.

Dengan adanya Inpres No. 9 Tahun 2000 pada semua program kerja, maka
anggaran (APBD) diharapakan untuk lebih sensitif gender dimana penggunaannya
untuk kesejahteraan rakyat yang berdasarkan keadilan dan kesetaraan. Pelaksanaan
Inpres Pengarusutamaan Gender dalam konteks otonomi daerah dan pembangunan
daerah diatur dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 132 Tahun 2003 yang
kemudian direvisi menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008
tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah.
Ditambahkan juga perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri dari Permendagri No
15 tahun 2008 menjadi Permendagri no 67 tahun 2011.

Ketidakadilan gender sudah merasuk ke semua aspek kehidupan.


Ketidakadilan pada satu aspek tidak lagi berdiri sendiri, tetapi berkelindan dengan
ketidakadilan pada aspek yang lain, sehingga dalam perumusan pemecahan
masalahnya harus secara komprehensif dan sinergis. Di sinilah pentingnya
menerapkan Pengarusutamaan Gender (PUG). Pengarusutamaan Gender (PUG)
merupakan strategi yang digunakan untuk mengurangi kesenjangan antara laki-laki,
perempuan dan masyarakat marginal dalam mengakses dan mendapatkan manfaat
pembangunan. Strategi tersebut dapat berupa peningkatan partisipasi dan kontrol
terhadap proses pembangunan. Dengan demikian, perencanaan dan penganggaran
menjadi ruang dan wahana yang dianggap sangat strategis untuk penerapan PUG.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari judul dan latar belakang diatas, maka timbul Perumusan
Masalah sebagai berikut :
a) Apa yang dimaksud dengan Pengarusutamaan Gender (PUG) ?
b) Apa penyebab kenapa harus ada PUG?
c) Bagaimana jika PUG ada dan bagaimana jika PUG tidak ada?
d) Bagaimana untuk menganggulangi PUG?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :

a) Untuk mengetahui apa itu Pengarusutamaan Gender (PUG).


b) Untuk mengetahui penyebab Pengarusutamaan Gender (PUG).
c) Untuk mengetahui dampak ada dan tidak adanya PUG.
d) Untuk bagaimana cara menanggulangi PUG.

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pihak pembaca atas pengetahuan
lebih lanjut tentang Pengarusutamaan Gender.

a) Untuk mengetahui dampak baik buruk Pengarusutamaan Gender bagi negara


dan dirinya sendiri.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengarusutamaan Gender


Isu gender merupakan permasalahan yang diakibatkan karena adanya kesenjangan atau
ketimpangan gender yang berimplikasi adanya diskriminasi terhadap salah satu pihak
(perempuan dan laki-laki). Dengan adanya diskriminasi terhadap perempuan atau laki-laki
dalam hal akses dan kontrol atas sumber daya, kesempatan, status, hak, peran dan penghargaan,
akan tercipta kondisi yang tidak adil gender.

Isu gender juga merupakan salah satu isu utama dalam pembangunan,
khususnya pembangunan sumber daya manusia. Walaupun sudah banyak upaya yang
dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan penguatan
kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender (PUG), namun data menunjukkan
masih adanya kesenjangan antara perempuan dan laki-laki dalam hal akses, partisipasi,
kontrol, dan manfaat, serta penguasaan terhadap sumber daya, seperti pada bidang
pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, dan bidang strategis lainnya.

Adanya ketertinggalan salah satu kelompok masyarakat dalam pembangunan,


khususnya perempuan disebabkan oleh berbagai permasalahan di masyarakat yang
saling berkaitan satu sama lainnya. Permasalahan paling mendasar dalam upaya
peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak adalah pendekatan pembangunan yang
belum mengakomodir tentang pentingnya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki,
anak perempuan dan anak laki-laki dalam mendapatkan akses, partisipasi, kontrol, dan
manfaat pembangunan.

PUG adalah strategi yang dilakukan secara rasional dan sistematis untuk
mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam aspek kehidupan manusia melalui
kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan
permasalahan perempuan dan laki-laki untuk memberdayakan perempuan dan laki-laki

5
mulai dari tahap perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dari
seluruh kebijakan, program, kegiatan di berbagai bidang kehidupan pembangunan
nasional dan daerah. Indonesia telah memiliki komitmen kuat dalam mengupayakan
terwujudnya kesetaraan dan pengarusutamaan gender. Hal ini dibuktikan dengan
adanya komitmen pemenuhan hak-hak dasar perempuan antara lain dalam UUD 1945,
Inpres No. 9 Tahun 2000, dan Peraturan Presiden tentang RPJMN 2020-2024.

Dalam rangka mendorong, mengefektifkan serta mengoptimalkan upaya PUG


secara terpadu dan terkoordinasi, di dalam Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional yang mengamanatkan bahwa
dalam rangka meningkatkan kedudukan, peran dan kualitas perempuan, serta upaya
mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, perlu melakukan strategi pengarusutamaan
gender ke dalam seluruh proses pembangunan nasional. PUG menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kegiatan fungsional utama semua instansi dan lembaga pemerintah di
tingkat pusat dan daerah.

Upaya mencapai kehidupan yang lebih baik dilakukan secara terus menerus
oleh Pemerintah dengan pembangunan kualitas hidup masyarakat tanpa membedakan
jenis kelamin tertentu. Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah,
swasta maupun masyarakat tergantung pada peran serta seluruh penduduk, baik laki-
laki maupun perempuan sebagai pelaku, dan sekaligus sebagai penerima manfaat hasil
pembangunan.

Di Kementerian Keuangan, Pengarus Utamaan Gender menjadi suatu perhatian


khusus. Hal ini dibuktikan dengan beberapa kebijakan Kementerian Keuangan yang
Responsif Gender, antara lain:

1. Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 Tentang Perubahan ke-4 atas Undang-


Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

6
dimana perempuan yang telah menikah dapat memilih untuk memperoleh
NPWP atas namanya sendiri.
2. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 Tentang Pajak Penghasilan atas
Penghasilan yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki
Peredaran Bruto Tertentu, yaitu kebijakan penurunan tarif Pajak Penghasilan
final bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari 1% menjadi
0,5 dari omzet, untuk meningkatkan kemampuan Ekonomi UMKM.
3. PMK No. 177/PMK.04/2016 tentang Pembebasan Bea Masuk dan Tidak
Dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah atas Impor Barang/ Bahan/Mesin yang dilakukan
oleh Industri Kecil dan Menengah dengan Tujuan Ekspor, merupakan insentif
fiskal untuk mendorong daya saing IKM dalam skala internasional.
4. PMK No. 22/PMK.05/2017 tentang Pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Akses
permodalan skala kecil di bawah sepuluh juta rupiah ini, banyak dirasakan
manfaatnya terutama bagi kalangan perempuan sebagai pelaku usaha rumahan,
sehingga dapat menggerakkan roda ekonomi masyarakat.
5. PMK No. 90/PMK.06/2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Lelang dengan
Penawaran Secara Tertulis Tanpa Kehadiran Peserta Lelang Melalui Internet
yang mempermudah akses dan memperluas partisipasi terutama bagi para
peserta lelang perempuan.
6. PMK No. 61/PMK.07/2019 tentang Pedoman Penggunaan Transfer ke Daerah
dan Dana Desa (TKDD) untuk Mendukung Kegiatan Intervensi Stunting
Terintegrasi.
7. PMK No. 93/PMK.01/2018 tentang Perubahan kedua atas PMK No
214/PMK.01 tentang Penegakan Disiplin Dalam Kaitannya Dengan Tunjangan
Khusus Pembinaan Keuangan Negara (TKPKN) di Lingkungan Kementerian
Keuangan, dimana tidak hanya mengakomodasi kebutuhan cuti pegawai
perempuan tetapi juga kebutuhan pegawai laki-laki dalam hal mendampingi
istri melahirkan maksimal 10 (sepuluh) hari.

7
8. SE-3/MK.1/2018 tentang Penyediaan Sarana Kerja Responsif Gender dan
Ramah Anak.
9. SE-36/MK.01/2020 tentang Pencegahan dan Dukungan Penanganan Pelecehan
Seksual di Lingkungan Kerja.
10. SE-22/ MK.1/2020 tentang Sistem Kerja Kemenkeu Pada Masa Transisi dalam
Tatanan Normal Baru,
Hal ini dibuktikan dengan adanya komitmen pemenuhan hak-hak dasar
perempuan antara lain dalam UUD 1945, Inpres No. 9 Tahun 2000, dan Peraturan
Presiden tentang RPJMN 2020-2024. Maka, PUG diperlukan sebagai alat yang
menciptakan suatu strategi agar dapat mewujudkan pembangunan yang adil, efektif,
dan akuntabel oleh seluruh penduduk, baik perempuan, laki-laki, anak perempuan, dan
anak laki-laki. PUG ditujukan agar semua program pembangunan dapat dilaksanakan
dengan mempertimbangkan kesempatan dan akses perempuan terhadap program
pembangunan, dengan adanya kendali dan manfaat bagi perempuan.

2.2 Penyebab Pengarusutamaan Gender (PUG)


Nilai penting PUG di tataran nasional makin diperkuat oleh adanya SDG’S
(Sustainable Development Goals). SDG’S merupakan komitmen dan rencana aksi
global untuk mensejahterakan masyarakat dunia melalui agenda pembangunan
berkelanjutan, yang disepakati dan dideklarasikan oleh para pemimpin dunia--
termasuk Indonesia--pada tahun 2015 silam. SDG’S berisi 17 tujuan, dan tujuan nomor
limanya adalah Kesetaraan Gender. Kemudian, komitmen kuat untuk mencapai
kesetaraan gender ini dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) IV 2020 – 2024, yang mana “gender” menjadi salah satu di antara
empat pengarusutamaan dalam RPJMN dimaksud. Tiga lainnya adalah: Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan, Modal Sosial dan Budaya, serta Transformasi Digital.
Jadi, jelas, bahwa PUG merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam
agenda pembangunan nasional kita.

8
Bagaimana tidak penting, kalau untuk terwujudnya PUG ini presiden sampai
mengeluarkan instruksi tersendiri sejak lebih dari satu dekade yang lalu. Melalui
Instuksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2000, presiden mengintruksikan
Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan nasional. PUG harus dibangun untuk
mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dalam kebijakan dan program
pembangunan nasional, mulai dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, hingga
pemantauan dan evaluasi.

2.3 Dampak dari Pengarusutamaan Gender (PUG)


Dampak positif menciptakan isu dan kesenjangan gender. “Inti dari PUG ini
adalah memberikan keadilan gender untuk mendapatkan kesetaraan. Keadilan gender
adalah sebuah proses dan kesetaraan adalah hasil,”

PUG, lanjutnya, sebagai konsep dan sebagai strategi dimaksudkan untuk


mengurangi kesejangan gender, memberikan perlakuan yang adil bagi laki-laki dan
perempuan serta memberi kesempatan yang setara bagi laki-laki dan perempuan. Pada
Akhir paparannya, dijelaskan mengenai perencanaan dan penganggaran responsif
gender yang menghasilkan Anggaran Responsif Gender (ARG), langkah-langkah
dalam menyusun ARG dan pelembagaan PUG.

1. Mengakhiri diskriminasi terhadap semua wanita dan anak perempuan.


2. Menghilangkan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak baik di
ranah publik maupun pribadi. Hal ini termasuk perdagangan manusia dan
eksploitasi seksual pada perempuan dan anak.
3. Melawan pernikahan anak dan tradisi khitan pada perempuan.
4. Meningkatkan pelayanan umum dan kebijakan publik yang lebih pro terhadap
perempuan.
5. Memastikan partisipasi penuh dan efektif perempuan dan kesempatan yang
sama untuk kepemimpinan di semua tingkat pengambilan keputusan dalam
kehidupan politik, ekonomi dan publik.

9
6. Memastikan akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi dan hak
reproduksi.
7. Melakukan reformasi untuk memberi perempuan hak yang sama terhadap
sumber daya ekonomi, serta akses terhadap kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk properti, layanan keuangan, warisan dan sumber daya alam lainnya,
sesuai dengan undang-undang nasional.
8. Meningkatkan penggunaan teknologi yang memungkinkan, khususnya
teknologi informasi dan komunikasi, untuk mempromosikan pemberdayaan
perempuan.
9. Mengadopsi dan memperkuat kebijakan yang baik dan peraturan yang dapat
dilaksanakan untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan
semua perempuan dan anak perempuan di semua tingkat.

2.4 Upaya penanggulangan Pengarusutamaan Gender (PUG)


Kunci utama menanamkan kesetaraan gender pada anak usia dini yaitu jangan
membeda-bedakan aktivitas. Aktivitas tidak berjenis kelamin tertentu hingga kita yang
melabeli. Pada dasarnya perempuan memiliki kesamaan dalam berbagai hal dengan
laki-laki. Pengenalan gender kepada anak perlu ditanamkan sejak dini. Bisa melalui
kegiatan bermain peran. Anak laki-laki dan perempuan akan bermain bersama dalam
kegiatan ini. Anak-anak berhak menentukan peran apa yang dia inginkan, bukan
membatasi peran ini lebih pantas untuk laki-laki atau perempuan.
Semua peran sama dan semua anak mendapatkan hak yang sama untuk memerankanm
apa yang dia mau. Permainan ini akan membangun pengertian anak mengenai
kesetaraan gender dalam hal pekerjaan. Bahwa semua berhak bekerja menjadi apa yang
diainginkan.

Dalam jangka panjang, memperkenalkan kesetaraan gender kepada anak usia


dini tidak hanya menumbuhkan kepercayaan diri, melainkan juga membangun pola
pikir anak yang tidak membedakan laki-laki dan perempuan.

10
Perempuan adalah makhluk yang kuat dan memiliki potensi yang bisa dioptimalkan
eksistensinya. Laki-laki tidaklah identik dengan dunia kasar dan hanya mengandalkan
otot. Anak laki-laki yang kelak akan menjadi suami tidak ragu juga berbagi peran
memasak, mencuci, dan sebagainya. Anak perempuan yang akan menjadi istri tidak
keberatan jika harus memotong rumput, mencuci mobil, mengecat tembok, karena
tidak saling memberi stigma bahwa pekerjaan tertentu terkait dengan gender tertentu.

Upaya menggulangi Pengarusutamaan gender, dapat kita membantu untuk


membentuk, menguatkan karakter positif, dan memberikan ruang aspirasi masyarakat,
baik anak-anak dan orang dewasa, membentuk Tim Penak (Tim Pemerhati Anak) yang
bergerak sebagai satuan tugas perlindungan perempuan dan anak; dan menggandeng
pengusaha/pelaku industri yang memfasilitasi pembangunan berbagai sarana/prasarana
bagi perempuan dan anak di daerah tersebut sehingga telah dilakukan Deklarasi
Pengusaha Ramah Anak. “Komitmen pimpinan daerah diperkuat, berbagai kebijakan
yang responsif gender dibuat, sejumlah sarana dan prasarana dibangun, serta partisipasi
masyarakat dilibatkan, mulai dari tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama,
pengusaha/pelaku industri, hingga perguruan tinggi.

Berikut beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk membangun


kesadaran gender Cara Membangun Kesadaran Gender

1. Membentuk Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan)

Pembentukan Komisi Nasional Perempuan merupakan salah satu upaya yang


dilakukan pemerintah untuk membangun kesadaran gender. Komisi Nasional
Perempuan merupakan lembaga yang idependen untuk menegakkan hak asasi manusia
perempuan-perempuan di Indonesia. Komisi ini dibentuk pada 9 Oktober 1998 melalui
Keputusan Presiden No. 181 Tahun 1998, lalu diperkuat dengan Peraturan Presiden
No. 65 Tahun 2005. Komnas Perempuan lahir dari tuntutan masyarakat sipil akibat
adanya kekerasan yang dialami perempuan etnis Tionghoa pada kerusuhan 1998.

11
"Pemerintah membentuk Komnas Perempuan dan Kemenpppa serta
memberikan kuota 30% di DPR untuk perempuan sebagai wujud upaya kesadaran
gender."

2. Membentuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


Anak

Di samping Komnas Perempuan, Pemerintah juga membentuk Kementerian


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa). Itu juga merupakan
upaya untuk meningkatkan kesadaran gender. Kemenpppa bertugas menyelenggarakan
urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam pemerintahan. Tak
hanya itu saja, Kemenpppa juga fokus pada pendidikan dan gizi peremuan dan anak-
anak, serta berbagai masalah yang berhubungan dengan kurangnya kesadaran gender.
Hal tersebut merupakan upaya dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender di
Indonesia.

3. Keterwakilan 30% Perempuan di DPR

Upaya lain dari pemerintah untuk meningkatkan dengan memberikan kuota


30% bagi perempuan di DPR. Dalam hal ini, perempuan juga diberikan ruang untuk
berpartisipasi di bidang politik. Keterwakilan perempuan di legislatif ini penting unruk
mendorong pengambilan keputusan dalam perspektif gender.

Bahkan, ruang gerak perempuan dalam bidang politik ini sudah lama
diperhatikan, terbukti dengan adanya UU No. 68 Tahun 1958 tentang Ratifikasi
Konvensi Hak Politik Perempuan. Di dalam UU tersebut, terdapat jaminan persamaan
hak dipilih dan memilih, jaminan partisipasi dalam organisasi sosial politik, jaminan
partisipasi dalam perumusan kebijakan, dan kesempatan menempati posisi jabatan
birokrasi.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Isu gender merupakan permasalahan yang diakibatkan karena adanya kesenjangan atau
ketimpangan gender yang berimplikasi adanya diskriminasi terhadap salah satu pihak
(perempuan dan laki-laki). Dengan adanya diskriminasi terhadap perempuan atau laki-laki
dalam hal akses dan kontrol atas sumber daya, kesempatan, status, hak, peran dan penghargaan,
akan tercipta kondisi yang tidak adil gender.

Ada perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dalam kegiatan produktif dan
reproduktif. Pada perempuan memiliki peran yang berlebih (produktif dan reproduktif)
sehingga memikul perempuan beban ganda dan laki-laki hanya mendominasi kegiatan
produktif. kesetaraan antara kaum laki-laki dan kaum perempuan memberi kontribusi yang
baik dalam meningkatkan pendapatan per kapita. menunjukkan bahwa kontribusi kesetaraan
gender bidang ketenagakerjaan terhadap pendapatan per kapita masih lebih rendah bila
dibandingkan kesetaraan dalam hal pendidikan dan kesehatan.

Di sisi kesempatan kerja, meski kesetaraan akses antara perempuan dan laki-laki telah
terbuka luas, namun beberapa fakta tentang masih banyaknya wanita yang bekerja sebagai
buruh/pekerja yang tidak dibayar, adanya ketimpangan dalam dalam hal upah antara
perempuan dan laki-laki, maupun masih rendahnya latar belakang tingkat pendidikan wanita
dibanding laki-laki; merupakan faktor yang dapat menjelaskan mengapa kesetaraan gender
dalam hal kesempatan kerja belum dapat menjadi pemicu bagi perekonomian daerah.

3.2 Saran
Diperlukan upaya penyadaran masyarakat tentang kesetaraan gender agar tidak terjadi
ketimpangan peran yaitu dengan cara mengikut sertakan laki-laki dalam kegiatan reproduktif
dalam bekerja maupun dalam berumah tangga

13
DAFTAR PUSTAKA

1. "Mengajarkan Kesetaraan Gender Sejak Dini" Diakses Pada 03/12/22 Dari


Selengkapnya Di Sini: Https://Www.Solopos.Com/Mengajarkan-Kesetaraan-
Gender-Sejak-Dini-1035772.
2. Upaya Membangun Kesetaraan Gender Diakses Pada 03/12/22 Dari
Selengkapnya
Https://Adjar.Grid.Id/Read/543502991/Upaya-Untuk-Membangun-
Kesadaran-Gender-Materi-Ppkn-Kelas-Vii?Page=All
3. UPAYA MENCAPAI KESETARAAN GENDER Diakses Pada 03/12/22 Dari
Selengkapnya
Https://Www.Fimela.Com/Lifestyle/Read/3778702/9-Upaya-Untuk-
Mencapai-Kesetaraan-Gender-Di-Hari-Perempuan-Sedunia
4. ANALISISGENDER Diakses Pada 03/12/22 Dari Selengkapnya
Https://Elearning.Menlhk.Go.Id/Pluginfile.Php/854/Mod_Resource/Content/1
/Analisis%20gender/Pengertian_Gender.Html
5. Pentingnya PUG Memperkuat Pengawasan PUG Diakses Pada 03/12/22 Dari
Selengkapnya
Http://Itjen.Menlhk.Go.Id/Artikel/Memperkuat-Pengawasan-Pug-Tugas-
Penting-Yang-Nyaris-Terabaikan
6. Pengertian PUG Diakses Pada 03/12/22 Dari Selengkapnya
Kementrian RI Https://Www.Djkn.Kemenkeu.Go.Id/Kpknl-Lampung/Baca-
Artikel/14208/Pengarusutamaan-Gender-PUG-Adalah-Jalan-Menuju-
Kesetaraan.Html

14

Anda mungkin juga menyukai