20190510004
Demi dan agar bisa mewujudkan kebijakan gender, maka di perlukan adanya
practical dan strategic gender needs yang dimana ini sebagai alat untuk memberi paham
yang lebih baik mengenai lingkungan sosial budaya di negara, dimana perempuan
mempunyai dan menghadapi banyak tantangan. Misal seperti contoh, di Negra yang
berkembang. Seperti contoh negara kita sendiri, Indonesia, yang dimana terdapat hambatan
besar dalam pemberdayaan Wanita. Sama halnya seperti negara-negara lain di dunia,
pengambilan keputusan public di Indonesia beraada dalam domain lelaki . juga kekerasan
gender juga merupakan masalah yang cukup bisa di bilang serius di negara Indonesia.
Praktik budaya sering berarti bahwa Wanita harus menikah dini, membuat mereka para
Wanita kehilangan Pendidikan penuh. Hal ini selalu terjadi pada perempuan dan juga anak
perempuan di daerah daerah Indonesia. Di Lampung, Sumatera Selatan, laki-laki bisa
dipermalukan untuk membersihkan rumah atau mencuci piring, karena dianggap
kewajiban perempuan (Wiasti, 2017). Hal ini dikarenakan budaya tradisional Indonesia
mengatakan bahwa peran perempuan ialah merupakan mengurus anak dan juga rumah,
sedangkan laki-laki dianggap hanya sebagai pencari nafkah keluarga yang harus dipenuhi
dalam pengaturan rumah tangga, lalu mengubah dinamika suami istri menjadi kemitraan
yang setara ialah proyek jangka Panjang bagi Indonesia. Hal ini menuntut tantangan nilai-
nilai sosial budaya yang tertanam dalam kehidupan bangsa Indonesia. Meresepnya norma-
norma budaya tersebut juga terlihat dalam penelitian yang dilakukan oleh Haynes et al ,
yang menemukan bahwa pandangan dan kemampuan lelaki dianggap lebih unggul
daripada perempuan (Soleha, 2021). Pria ataupub Wanita disurvei dan dianggap bahwa
kemampuan pria lebih besar dibandingkan dengan Wanita. Norma Gender, baik itu laki-
laki maupun juga perempuan, memang sudah dimulai bahkan sebelum seseorang
dilahirkan di dunia.
3. Seandainya Saudara memimpin sebuah institusi (misal : universitas, perusahaan, instansi
pemerintah) bagaimana cara saudara membuat kebijakan yang menerapkan
Pengarusutamaan Gender (PUG) Di institusi yang saudara pimpin?
a. Tulis definisi PUG.
b. Jelaskan Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam PUG.
c. Jelaskan program-program yang saudara buat.
Jawab :
Meskipun sudah banyak usaha yang dilakukan dan sudah banyak juga perubahan terhadap
peran serta perempuan di segala bidang kehidupan dan dari berbagai aspek, namun tetap
saja masih tak bisa dipungkiri kesataraan gender yang diharpkan terjadi belum sepenuhnya
terjadi,
Untuk mewujudkan itu,maka Adapun program-program yang akan dibuat yaitu, pertama
dengan membuat kebijakan formal yang mampu mengembangkan komitmen segenap
jajaran pemerintah dalam upaya pengarusutamaan gender. Kedua, Pembentukan
mekanisme pelaksanaan pengarusutamaan gender, seperti forum komunikasi, kelompok
kerja, stering commite antar lembaga, dan pembentukan focal point pada masing-masing
sektor. Lalu yang terakhir Pengembangan mekanisme yang mendorong terlaksananya
proses konsultasi dan berjejaring.
Jawab :
Menurut dan berdasarkan literatur yang saya baca, bahwa dalam hal ini, diperlukan
kebijakan, seperti dengan melakukan pemetaan permasalahan perempuan di daerah serta kajian
yang berlanjut untuk memberi solusi yang tepat dan juga kompherensif bagi perempuan.
Diperlukan sosialisasi berbagai perundang-undangan PKDRT,UU perlindungan anak, dan juga
UU PTPPO yang terus-menerus di daerah untuk mendukung implementasi hukum yang berpihak
kepada perempuan, kemudian juga diperlukan membentuk forum tentang dan mengenai jejaring
studi Wanita dengan perempuan di daerah untuk pemberdayaan perempuan. Agar modul
pemberdayaan gender dan pelatihan gender untuk disosialisasikan ke daerah-daerah dengan tujuan
guna membantu perempuan memahami hak-haknya, dan juga untuk mendorong perempuan terjun
dan berpartisipasi di politik praktis guna untuk memperjuangkan hak-haknya, kemudian
selanjutnya, pemberdayaan perempuan sebaiknya lebih mengutamakan di bidang Pendidikan,
pengatasan kemiskinan perempuan dan juga Kesehatan. Dikarenakan globalisasi yang dihadapi
hanya bisa diatasi melalui pemberdayaan perempuan.
Adanya banyak masalah mengenai gender, salah satunya yaitu dari aspek Pendidikan,
Adapun permasalahan dalam bidang Pendidikan yaitu :