PERBEDAAN PERMASALAHAN
GENDER DAN POLITIK
Disusun Oleh :
Siti Maesaroh 2021060025
Disusun Oleh :
Siti Maesaroh 2021060025
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya Makalah Asuhan Kebidanan berdasarkan perebedaan permasalahan
gender dan politik dapat terselesaikan. Selama proses penyusunan makalah ini,
penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan terimakasih
kepada :
1. Ibu Hj. Herniyatun, M.Kep, Sp.Mat selaku Ketua Universitas Muhammadiyah
Gombong.
2. Ibu Dyah Puji Astuti, S.ST., M.P.H selaku Ketua Program Studi Sarjana
Kebidanan Universitas Muhammadiyah Gombong.
3. Ibu….selaku dosen pengampu Mata Kuliah
4. Ibu selaku dosen pengampu Mata Kuliah
5. Semua teman-teman S1 Kebidanan angkatan 2021, yang telah membantu penulis
dalam penyusunan makalah ini
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini
Menyadari akan berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, baik
pengetahuan maupun pengalaman tentunya makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga Allah Subhanahuwata’ala, senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah yang tidak berkesudahan dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A Latar Belakang.........................................................................................1
B Rumusan masalah.....................................................................................3
C Tujuan.......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................3
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A Kesimpulan............................................................................................11
B Saran.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi mengamanatkan adanya persamaan akses dan peran serta penuh
bagi laki-laki maupun perempuan, atas dasar prinsip persamaan derajat, dalam
semua wilayahdan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi
pengambilan keputusan. Platform Aksi Beijing dan Konvensi tentang
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasiterhadap Perempuan (Convention on the
Elimination of All Forms of Discrimination Against Women atau
CEDAW) merekomendasikan agar semua pemerintah di dunia
agarmemberlakukan kuota sebagai langkah khusus yang bersifat sementara untuk
meningkatkan jumlah perempuan didalam jabatan-jabatan appointif maupun
elektif pada tingkat pemerintahan lokal dan nasional.
Diskriminasi berdasarkan gender masih terjadi pada seluruh aspek
kehidupan, dan semua sector pembangunan di seluruh negeri. Ini adalah fakta
yang tidak dapat dipungkiri, meskipun ada kemajuan yang cukup pesat dalam
kesetaraan gender dewasa ini. Sifat dan tingkat diskriminasi sangat bervariasi di
berbagai negara atau wilayah. Tidak ada satu wilayah pun di negara berkembang
dimana perempuan telah menikmati kesetaraan dalam hak-hak hukum, sosial dan
ekonomi. Kesenjangan gender dalam kesempatan dan kendali atas sumber daya,
ekonomi, kekuasaan, dan partisipasi politik dan pengambilan keputusan terjadi di
mana-mana. Perempuan baru pada tataran sebagai objek pembangunan belum
menyasar sebagai pelaku pembangunan. Salah satu factor yang menyebabkan
lingkaran ketidakadilan gender ini berada pada tataran kebijakan yang masih bias
gender.
Beberapa waktu terakhir, isu kesetaraan gender telah menjadi hal menonjol
dalam platform pembangunan, tidak saja di Indonesia, tetapi juga di dunia
internasional. Kita tentu memahami bahwa selama ini perempuan secara sosial
1
2
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan berdasarkan perebedaan permasalahan gender dan
politik?
C. Tujuan
Mengetahui Asuhan Kebidanan berdasarkan perebedaan permasalahan gender
dan poliitk
BAB II
TINJAUAN TEORI
11
Keberhasilan tujuan konsep asuhan kebidanan antara lain dipengaruhi oleh
adanya keterkaitan penerapan masing-masing komponen yang dapat memengaruhi
keberhasilan konsep asuhan kebidanan, baik dari pemberian asuhan maupun
penerimaan asuhan. Faktor-Faktor Konsep Asuhan Kebidanan
a. Nilai, etika, falsafah yang dianut oleh bidan.
b. Kepekaan terhadap kebutuhan asuhan.
c. Kemampuan memfasilitasi dan mengambil keputusan dalam bertindak.
B. Gender
Pengertian gender berkaitan dengan peran dan tanggung jawab antara
perempuan dan laki-laki. Hal ini ditentukan oleh nilai-nilai sosial budaya yang
berkembang.Laki-laki dan perempuan, di semua lapisan masyarakat memainkan
peran yang berbeda, mempunyai kebutuhan yang berbeda, dan menghadapi kendala
kendala yang berbeda pula. Masyarakatlah yang membentuk nilai dan aturan tentang
bagaimana harus berperilaku, berpakaian, bekerja apa dan boleh berpergian kemana,
dan contoh lainnyaNilai dan aturan bagi laki-laki dan perempuan di setiap masyarakat
berbeda sesuai dengan nilai sosial-budaya setempat dan seringkali berubah seiring
dengan perkembangan budaya.
Di beberapa daerah contohnya, menjaga hasil bumi yang akan dijual menjadi
tugas perempuan, sementara di daerah lain itu menjadi tugas laki-laki.
NO KETIDAKSETARAAN KETIDAKSETARAAN
GENDER (PEREMPUAN) GENDER (LAKI-LAKI)
1 Rata-rata perempuan di pedesaan Laki-laki bekerja 20% lebih
bekerja 20% lebih lama daripada pendek.
laki-laki.
2 Perempuan mempunyai akses Laki-laki menikmati akses sumber
yang terbatas terhadap daya ekonomi yang lebih besar.
sumberdaya ekonomi.
3 Perempuan tidak mempunyai Laki-laki mempunyai akses yang
akses yang setara terhadap lebih baik terhadap sumberdaya
sumberdaya pendidikan dan pendidikan dan pelatihan.
pelatihan.
4 Perempuan tidak mempunyai Laki-laki mempunyai akses yang
akses yang setara terhadap mudah terhadap kekuasaan dan
kekuasaan dan pengambilan pengambilan keputusan di semua
keputusan disemua lapisan lapisan masyarakat.
masyarakat.
5 Perempuan menderita dan Laki-laki tidak mengalami tingkat
mengalami kekerasan dalam kekerasan yang sama dengan
rumah tangga dengan kadar yang perempuan.
sangat tinggi.
Kesetaraan gender dalam hak, yaitu adanya kesetaraan hak dalam peran dan
tanggung jawab laki-laki dan perempuan dalam bidang kesehatan.
Kesetaraan hak dalam rumah tangga yaitu perempuan dan laki-laki mempunyai hak
yang sama dalam kesehatan, misalnya menentukan jumlah anak, jenis persalinan,
pemilihan alat kontrasepsi, dll.
Kesetaraan hak dalam ekonomi/keuangan yaitu perempuan dan laki-laki mempunyai
hak yang sama dalam memilih alat kontrasepsi.
Kesetaraan hak dalam masyarakat yaitu adanya budaya di beberapa daerah yang
mengharuskan masyarakat mengikuti budaya tersebut sehingga tidak terjadi
kesehatan yang responsif gender. Selain itu, perempuan dan laki-laki mempunyai hak
yang sama dalam berpolitik dan dalam pengambilan keputusan.
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan mahasiswa mampu memahami Asuhan Kebidanan
berdasarkan perebedaan permasalahan gender dan politk
DAFTAR PUSTAKA