Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GENDER EQUITY DAN GENDER EQUALITY


MATA KULIAH
KESETARAAN DAN KEADILAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
Dosen : Dita Wasthu Prasida, SKM, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok II

Arsa Natalie Aurora 2020-01-13201-005


Aulia NurSyifa 2020-01-13201-006
Bella Marethalina 2020-01-13201-007
Cindy Claudiya Imur 2020-01-13201-008

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Gender Equity Dan
Gender Equality ini tepat pada waktu nya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas yang diberikan ibu Dita Wasthu Prasida, SKM, M.Kes kepada kami pada
mata kuliah Kesetaraan Dan Keadilan Sosial Dalam Pembangunan Kesehatan . Selain itu,
proposal ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang hal-hal yang menyangkut
Gender Equity dan Gender Equality bagi para pembaca terutama kami sebagai penulis makalah
ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membagi pengetahuan
dan tenaga, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini. Kira nya penyertaan Tuhan
selalu bersama kita. Amin.

Palangkaraya, 31 Maret 2023

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

2.1 Pengertian Gender Equity Dan Gender Equality ..............................................2

2.2 Teori-Teori Gender............................................................................................3

2.3 Tujuan Gender Equity dan Gender Equality......................................................4

2.4 Dampak Positif dan Dampak Negatif Gender Equity dan Gender Aquality.....5

2.5 Contoh Ketimpangan Gender Equity dan Gender Aquality..............................7

BAB III PENUTUP................................................................................................9

3.1 Kesimpulan........................................................................................................9

3.2 Saran..................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan
kesejahteraan warganya. Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi nasional telah
memberikan kontribusi dalam peningkatan penyediaan jasa dari pemerintah. Hal ini,
pada gilirannya, telah mempengaruhi kesetaraan gender secara positif di beberapa
ranah penting, terutama akses pendidikan dan pendapatan.
Namun, pertumbuhan ekonomi belum mengurangi ketidaksetaraan di semua
bidang dan banyak masyarakat Indonesia tetap rentan. Perempuan sangat rentan dan
miskin, sebagaimana terungkap dalam lndeks Ketidaksetaraan Gender 2012 kinerja
Indonesia berada di peringkat 106 dari 148 negara.
Isu gender bukanlah hal yang baru dalam masyarakat internasional. Tujuan
menghapuskan ketidaksetaraan gender telah menempati posisi penting dalam
organisasi internasional dan pernyataan strategi nasional. Kesetaraan gender menjadi
poin penting yang diperjuangkan dalam tatanan internasional melalui kerangka
Millenium Development Goals (MDGs) nomor tiga dan Sustainable Development
Goals (SDGs) nomor lima, sehingga segala bentuk ketidaksetaraan gender menjadi
agenda utama dalam penghapusannya.
Kesetaraan gender merupakan kondisi yang pada umumnya menempatkan
laki-laki pada posisi yang lebih baik dalam hierarki sosial, ekonomi, dan politik di
tengah masyarakat, walaupun dalam beberapa situasi, laki-laki juga dibebankan
dengan karakteristik maskulin yang seharusnya dimiliki sehingga melahirkan
ekspektasi yang tidak sehat. Terdapat beberapa bentuk ketidaksetaraan gender yang
dialami perempuan, seperti pelabelan negatif, kekerasan, marginalisasi, subordinasi,
beban ganda, bahkan yang lebih ekstrem tidak jarang perempuan mengalami
femicide.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Gender Equity Dan Gender Equality ?
b. Apasaja teori-teori yang menjelaskan kesetaraan dan keadilan gender?
c. Apa tujuan Gender Equity Dan Gender Equality?

1
d. Bagaimana dampak dari Gender Equity Dan Gender Equality?
e. Bagaimana contoh ketimpangan gender?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian dari Gender Equity Dan Gender Equality
b. Untuk mengetahui teori yang menjelaskan kesetaraan dan keadilan gender
c. Untuk mengetahui tujuan dari Gender Equity Dan Gender Equality
d. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari Gender Equity Dan Gender
Equality

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gender Equity Dan Gender Equality
Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi,
hak, tanggung jawab, dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai sosial, budaya dan
adat istiadat dari kelompok masyarakat yang dapat berubah menurut waktu serta
kondisi setempat. Tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai sosial,
budaya dan adat istiadat dari kelompok masyarakat yang dapat berubah menurut
waktu serta kondisi setempat
Gender equity adalah kesetaraan gender Kondisi perempuan dan laki-laki
menikmati status yang setara dan memiliki kondisi yang sama untuk mewujudkan
secara penuh hak hak asasi dan potensinya bagi pembangunan di segala bidang
kehidupan. Definisi dari USAID menyebutkan bahwa “Gender equity” memberi
kesempatan baik pada perempuan maupun lakilaki untuk secara
setara/sama/sebanding menikmati hak-haknya sebagai manusia, secara sosial
mempunyai benda-benda, kesempatan, sumberdaya dan menikmati manfaat dari
hasil pembangunan.
Gender equality adalah keadilan gender suatu kondisi adil untuk perempuan dan
laki-laki melalui proses budaya dan kebijakan yang menghilangkan hambatan-
hambatan berperan bagi perempuan dan laki-laki. Definisi dari USAID menyebutkan
bahwa “Gender equality” merupakan suatu proses untuk menjadi fair baik pada
perempuan maupun lakilaki. Untuk memastikan adanya fair, harus tersedia suatu

2
ukuran untuk mengompensasi kerugian secara histori maupun sosial yang mencegah
perempuan dan laki-laki dari berlakunya suatu tahapan permainan. Strategi keadilan
gender pada akhirnya digunakan untuk meningkatkan kesetaraan gender. Keadilan
merupakan cara, kesetaraan adalah hasilnya
Istilah gender pertama kali dikenalkan di Amerika pada tahun 1960an sebagai
bentuk perjuangan secara radikal, konservatif, sekuler maupun agama untuk
menyuarakan eksistensi perempuan yang kemudian melahirkan kesadaran gender
(Mufidah,2008).

Berikut definisi dan pengertian gender dari beberapa sumber buku:


1. Menurut Mosse (2007), gender mencakup penampilan, pakaian, sikap,
kepribadian, bekerja di dalam dan di luar rumah tangga, seksualitas, tanggung
jawab keluarga, dan sebagainya. 
2. Menurut Muhtar (2002), gender adalah jenis kelamin sosial atau konotasi
masyarakat untuk menentukan peran sosial berdasarkan jenis kelamin. 
3. Menurut Fakih (2008), gender merupakan suatu sifat yang melekat pada
kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial dan
kultural.
4. Menurut Mufidah (2008), gender adalah pembedaan peran, fungsi dan
tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dihasilkan dari
konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan
zaman.
5. Menurut Hasples dan Suriyasarn (2005), gender adalah sebuah variabel sosial
untuk menganalisa perbedaan laki-laki dan perempuan yang berkaitan dengan
peran, tanggung jawab dan kebutuhan serta peluang dan hambatan.
2.2 Teori-Teori Gender
Menurut Sasongko (2009), terdapat beberapa aliran teori yang menjelaskan
kesetaraan dan keadilan gender, yaitu: 
a. Teori Nurture 
Menurut teori nurture adanya perbedaan perempuan dan laki-laki
adalah hasil konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran dan tugas

3
yang berbeda. Perbedaan itu membuat perempuan selalu tertinggal dan
terabaikan peran dan kontribusinya dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Konstruksi sosial menempatkan
perempuan dan laki-laki dalam perbedaan kelas. Laki-laki diidentikkan
dengan kelas borjuis, dan perempuan sebagai kelas proletar.
b. Teori Nature 
Menurut teori nature adanya pembedaan laki-laki dan perempuan
adalah kodrat, sehingga harus diterima. Perbedaan biologis itu memberikan
indikasi dan implikasi bahwa diantara kedua jenis kelamin tersebut memiliki
peran dan tugas yang berbeda. Ada peran dan tugas yang dapat
dipertukarkan, tetapi ada yang tidak bisa karena memang berbeda secara
kodrat alamiahnya
c. Teori Equilibrium
Di samping kedua aliran tersebut terdapat kompromistis yang dikenal
dengan keseimbangan (equilibrium) yang menekankan pada konsep
kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan antara perempuan dengan laki-
laki. Pandangan ini tidak mempertentangkan antara kaum perempuan dan
laki-laki, karena keduanya harus bekerja sama dalam kemitraan dan
keharmonisan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.
2.3 Tujuan Gender Equity Dan Gender Equality
a. Kesetaraan gender memiliki beberapa tujuan, yakni:
1. Menghapus segala bentuk kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi yang
sering dialami perempuan
2. Mengakhiri segala bentuk diskriminasi yang kerap terjadi di rumah
tangga maupun lingkungan kerja
3. Mendapat hak atas kepemilikan suatu barang
4. Memiliki hak atas pendidikan yang sama
5. Memiliki kebebasan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik,
sosial, dan ekonomi
6. Menghargai perawatan yang tidak dibayar dan mempromosikan
tanggung jawab domestik bersama.

4
b. Keadilan gender memiliki berbagai tujuan, yaitu :
1. Membangun komitmen yang kuat dari organisasi mitra dan pemimpin
daerah. Hal ini sangat dibutuhkan khususnya dari tokoh adat untuk
pencapaian dan kemajuan kesetaraan gender karena hal ini sangat
dipengaruhi oleh praktik-praktik budaya dan sosial serta dan kepercayaan
masyarakat.
2. Memasukkan hak perempuan dan anak-anak dalam peraturan adat. Hal ini
merupakan salah satu strategi tepat dalam menjembatani celah antara
kebijakan nasional dan praktik sebenarnya dalam masyarakat.
3. Oxfam mengembangkan lebih jauh pekerjaan yang sangat sukses,
berinvestasi dalam praktik yang lebih luas dan fokus pada perbaikan
kelemahan dalam program terdahulu.
4. Membangun gerakan perempuan yang kuat di tingkat provinsi dan
kabupaten serta menyertakan anak muda dari awal. Hal ini akan
membutuhkan pendekatan inovatif yang berkembang dengan memasukkan
pemuda, mengembangkan kepemimpinan pemuda atau remaja putri, dan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk meraih capaian ekonomi.
5. Memperkuat keterlibatan laki-laki sebagai pelopor gerakan gender dan
gerakan anak-anak muda dilihat sebagai strategi yang menjanjikan pada
perbaikan kinerja program Keadilan Gender Oxfam. Dalam komunitas
yang melibatkan laki-laki dalam memajukan keadilan gender mengalami
hasil yang lebih positif dan membuat kemajuan yang baik. Laki-laki lebih
mampu mempengaruhi perspektif laki-laki lain misalnya pada masalah
kekerasan berbasis gender dan kepemimpinan perempuan.

2.4 Dampak Positif Dan Dampak Negatif Dari Gender Equity Dan Gender Equality

a. Dampak positif

1. Ekonomi keluarga berjalan dengan baik, dikarenakan suami dapat mencari


nafkah dan sang istri bisa menambah pendapatan keluarga.

5
2. Dalam hal lain perempuan dapat menyalurkan ilmu yang dimilikinya
dalam berbagai bidang.
3. Dampak yang lain nya yaitu membuat percaya diri dan merawat
penampilan. Dalam bekerja perempuan dituntut untuk percaya diri
sehingga membuat potensi yang ada dalam diri keluar sendiri. Serta dalam
bekerja perempuan harus menjaga penampilan karena dilihat orang
banyak.

b. Dampak negative

1. Terhadap Anak

Biasa nya perempuan yang sibuk bekerja seharian di kantor atau di


perusahaan, pulang dari bekerja dalam kondisi lelah, sehingga tidak ada
komunikasi yang intensif dengan anak apalagi sekedar bermain bersama
anak, yang membuat si anak akan kurang perhatian dan kasih sayang dari
seorang ibu. Anak akan mencari kesenangan sendiri diluar rumah tanpa
ada pengawasan yang berlebih sehingga dikhawatirkan anak akan bebas
dalam pergaulan.

2. Terhadap suami

Dibalik bangga nya suami mempunyai istri yang berkarir, namun


didalam hati juga ada rasa kekhawatiran. Rasa tersebut bisa muncul dari
beberapa hal seperti istri sibuk dengan pekerjaannya dan ada sedikit
problem atau masalah di kantor sehingga dikhawatirkan hal tersebut
terbawa dalam keluarga yang membuat hubungan sedikit bermasalah.
Kurang intensifnya komunikasi juga bisa menimbulkan kurang haromonis
nya suami dan istri.

3. Terhadap masyarakat

Pandangan masyarakat tentang perempuan yang berkarir


bermacam-macam. Ada yang beranggapan baik dan ada yang beranggapan

6
tidak baik. Pandangan yang positif akan bernggapan wanita juga bisa
membantu suami pada ekonomi keluarga yang lebih baik. Sedangkan
anggapan negatif yang bermunculan adalah mengenai apa pekerjaan yang
dijalani apakah pekerjaan itu baik atau tidak, dianggap tidak bisa
mnegurus anak dan suami dengan baik, hal ini yang biasanya menjadi
bahan perbincangan warga sekitar

2.5 Ketimpangan Dalam Melaksanakan Gender Equity Dan Gender Equality

Ketimpangan gender adalah kondisi dimana terdapat ketidaksetaraan antara laki-laki


dan perempuan dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Di
berbagai sektor kehidupan banyak indikator menunjukkan perempuan tertinggal
dibandingkan laki-laki dalam hal memperoleh kesempatan, peluang serta hasil-hasil
pembangunan.

a. Faktor terjadinya ketimpangan

1. Pelabelan sifat-sifat tertentu (stereotipe)

Perempuan cenderung mendapat stereotipe yang merendahkan


seperti: perempuan adalah mahkluk yang lemah, emosional, cengeng,
tidak tahan banting.

2. Pemiskinan ekonomi terhadap perempuan.

Pemiskinan ekonomi banyak dialami oleh perempuan desa yang


berprofesi sebagai petani, hal ini berawal dari asumsi bahwa petani identik
dengan profesi laki-laki. Di luar pekerjaan petani, pekerjaan perempuan
dianggap lebih rendah, sehingga berimbas pada perbedaan gaji yang
diterima perempuan dan laki-laki

3. Subordinasi pada salah satu jenis kelamin yaitu perlakuan


menomorduakan perempuan. Pemimpin masyarakat hanya pantas
dipegang oleh lelaki, perempuan hanya dapat menjadi pemimpin hanya
sebatas pada kaumnya (sesama perempuan).

7
4. Tindak kekerasan (violence) terhadap perempuan.
Perempuan dianggap sebagai kaum yang lemah secara fisik
sehingga seringkali mengalami kekerasan dalam bentuk: pemukulan,
pemerkosaan dan pelecehan seksual.
5. Budaya patriarkhi yang berkembang di masyarakat.
Budaya patriarkhi menganggap kaum laki-laki secara kodrati
memiliki superioritas atas kaum perempuan dalam kehidupan pribadi,
keluarga,masyarakat dan bernegara.
b. Contoh ketimpangan
1. Bidang Politik
Adanya pandangan bahwa politik itu keras, penuh debat, serta
pikiran yang cerdas yang kesemuanya itu diasumsikan sebagai dunia laki-
laki bukan milik perempuan. Sehingga area public menjadi milik laki-laki
sedangkan area domestic menjadi milik perempuan. Ketercapaian minimal
30% anggota DPR/DPRD di berbagai daerah tidak terpenuhi.
2. Bidang Ekonomi
Masih sedikit pengakuan pada kaum perempuan ketika mereka
sukses dan berhasil menjadi pelaku ekonomi karena masyarakat
menganggap aktivitas ekonomi yang dijalani perempuan sekedar
sampingan bukan kerja yang prestisius seperti yang dilakukan laki-laki.
3. Bidang Dunia Kerja
Dalam dunia kerja perempuan harus berjuang untuk menunjukkan
bahwa mereka juga dapat menjadi tenaga profesional yang tidak kalah dari
laki- laki. Sektor public belum disiapkan menerima kehadiran perempuan
sebagai leader (pemimpin) sehingga harus bersaing dan mampu
menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya pantas sebagai istri dan ibu
tetapi bisa menjadi pekerja profesional.
4. Bidang Pendidikan
Ketimpangan gender dalam bidang pendidikan dialami perempuan
yang tinggal di pedesaan, pemikiran bahwa perempuan bersekolah hanya
untuk dapat membaca dan menulis saja karena pada akhirnya perempuan

8
akan menjadi ibu rumah tangga. Hal tersebut sangat menghambat
kesempatan perempuan desa untuk berpendidikan tinggi.
5. Bidang Kesehatan
Kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, ekonomi,
dan lingkungan di luar sektor kesehatan, seperti kemiskinan, pendidikan,
ketenagakerjaan, dan keamanan fisik. Ketidaksetaraan gender merupakan
suatu determinan kesehatan penting dan tetap menjadi tantangan di
Indonesia, seperti di tempat-tempat lain. Dibandingkan laki-laki,
perempuan masih tertinggal di berbagai indikator kesejahteraan sosial,
termasuk literasi, kepemilikan usaha pertanian, keikutsertaan dalam
angkatan kerja, dan proporsi dokter.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk menurunkan ketimpangan gender tidak lepas dari peran pemerintah dalam
merencanakan kebijakan yang memprioritaskan peningkatan kesehatan dan pendidikan
serta mengupayakan peningkatan partisipasi perempuan baik dalam peran sosial maupun
ekonomi. Salah satunya adalah dengan mengintegrasikan permasalahan gender dalam
setiap program dan kegiatannya, termasuk didalamnya pendataan yang lebih spesifik
gender dan usia sehingga perencanaan kebijakan terkait pembangunan gender menjadi
lebih tepat sasaran.
3.2 Saran
Kami berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan lebih luas lagi
bagi pembaca tentang pelayanan kesehatan dan sistem kesehatan masyarakat.

DAFTAR ISI

9
Sitorus, A. V. Y. (2016). Dampak Ketimpangan Gender terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia (The Impact of Gender Inequality in Economic Growth in Indonesia). Sosio Inf, 2, 89-
101.

Muchlisin Riadi  April 09, 2019. Kesetaraan Gender - Teori, Peran dan Keadilan.
https://www.kajianpustaka.com/2019/04/kesetaraan-gender-teori-peran-dan-keadilan.html

https://indonesia.oxfam.org/apa-yang-kami-lakukan/keadilan-gender

https://www.kompasiana.com/nisaistiani3859/6193d3ff06310e357f15dbd2/dampak-positid-dan-
negatif-kesetaraan-gender-dalam-budaya-jawa#:~:text=Ada%20nya%20kesetaraan%20tersebut
%20menimbulkan,yang%20dimilikinya%20dalam%20berbagai%20bidang

10

Anda mungkin juga menyukai