Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Kesetaraan Gender dalam Pendidikan

Teknik Informatika

Disusun Oleh :
Ari Nurrahman
Dinda Dwi Farhani
Muhammad Ansar
Muhammad Jaki Riduan

Dosen :
Noval Assegaf, S.AB, M.KOM

STKOM SAPTA KOMPUTER


2020
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan syukur atas anugrah Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih yang
telah Ia berikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Walaupun berbagai cara kami lakukan terdapat kekurang
lengkapan dalam membuat makalah ini. Dalam makalah ini, kami membahas
tentang “Kesetaraan Gender dalam Pendidikan”. Dalam pembahasan ini banyak
berbagai kesulitan-kesulitan yang kami hadapi, baik dari segi materi maupun dari
berbagai referensi dalam menyelesaikan topik ini. Akan tetapi kesulitan tersebut
tidak akan membuat kami menyerah, justru kami berusaha terus untuk mencari
solusi dalam menyelesaikan makalah ini. Walaupun demikian, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran saudara-saudara untuk revisi ulang makalah ini demi
kemajuan bersama di masa yang akan datang.Oleh karena itu, kami ingin
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Noval Assegaf, S.AB, M.KOM dan
kepada seluruh pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.Demikian yang
perlu kami sampaikan, kami ucapkan terimakasih, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Balangan, 17 - 10 - 2020
Penulis

Ari Nurrahman Muhammad Ansar

Dinda Dwi Farhani Muhamad Jaki Riduan

DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1.LATAR BELAKANG..............................................................................................1
1.2.RUMUSAN MASALAH..........................................................................................1
1.3.TUJUAN...................................................................................................................1
1.4.MANFAAT...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1. PENGERTIAN GENDER.......................................................................................2
2.2. KESETARAAN GENDER DALAM PENDIDIKAN............................................3
BAB III PENUTUP...........................................................................................................7
3.1.KESIMPULAN.........................................................................................................7
3.2.SARAN.....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kesetaraan gender, dikenal juga sebagai keadilan gender, adalah


pandangan bahwa semua orang harus menerima perlakuan yang setara dan tidak
didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka, yang bersifat kodrati. Ini adalah
salah satu tujuan dari Deklarasi Universal Hak asasi Manusia, PBB yang berusaha
untuk menciptakan kesetaraan dalam bidang sosial dan hukum, seperti dalam
aktivitas demokrasi dan memastikan akses pekerjaan yang setara dan upah yang
sama.

Dalam praktiknya, tujuan dari kesetaraan gender adalah agar tiap orang
memperoleh perlakuan yang sama dan adil dalam masyarakat, tidak hanya dalam
bidang politik, di tempat kerja, atau bidang yang terkait dengan kebijakan tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan gender…?
2. Bagaimana kesetaraan gender itu…?
3. Apa penyebab kesenjangan gender…?
C. TUJUAN
1. Mengidentifikasikan pengertian gender.
2. Menjelaskan kesetaraan gender dalam pendidikan.
D. MANFAAT
1. Agar setiap para pembaca dapat memahami pengertian gender.
2. Agar para pembaca dapat memahami tentang kesetaraan gender
terutama pada bidang pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN GENDER

Menurut World Health Organization (WHO), gender adalah sifat


perempuan dan laki-laki, seperti norma, peran, dan hubungan antara
kelompok pria dan wanita, yang dikonstruksi secara sosial. Gender dapat
berbeda antara satu kelompok masyarakat dengan masyarakat lainnya, serta
dapat berubah sering waktu.
Dari pengertian gender di atas, gender adalah sesuatu yang terbentuk
secara sosial dan bukan dari bentuk tubuh laki-laki maupun perempuan.
Gender cenderung merujuk pada peran sosial dan budaya dari perempuan
dan laki-laki dalam masyarakat tertentu.
Dalam konsep gender, terdapat istilah yang disebut dengan identitas
gender dan ekspresi gender. Identitas gender adalah cara pandang seseorang
dalam melihat dirinya, entah sebagai perempuan atau laki-laki. Sedangkan
ekspresi gender adalah cara seseorang mengekspresikan gendernya
(manifestasi), melalui cara berpakaian, potongan rambut, suara, hingga
perilaku.
Gender umumnya dideskripsikan dengan feminim dan maskulin. Anda
mungkin diajarkan bahwa laki-laki harus perkasa, kuat, dan tidak boleh
cengeng. Sementara itu, perempuan cenderung diajarkan untuk bersifat
lemah lembut dan keibuan. Sifat ini bisa dipertukarkan, bahwa laki-laki
boleh bersifat lembut, dan perempuan bersifat tegas.
Peran gender dan stereotip gender juga bersifat sangat cair dan dapat
berubah dari waktu ke waktu.

B. KESETARAAN GENDER DALAM PENDIDIKAN


Analisa gender adalah proses penganalisaan data dan informasi secara sistematis
tentang kondisi laki-laki dan perempuan untuk mengidentifikasi dan
mengungkapkan kedudukan, fungsi, peran dan tanggungjawab dalam proses
pembangunan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi akses, partisipasi, kontrol
dan manfaat (APKM). Analisis Gender dapat juga diartikan sebagai suatu analisa
yang dapat digunakan oleh pembuat kebijakan, perencana untuk menilai kelayakan
dan dampak kebijakan yang berbeda bagi perempuan dan laki-laki atas program
dan/atau peraturan yang diusulkan dan dilaksanakan.

Analisa gender mengakui bahwa realitas kehidupan perempuan serta laki-


laki adalah berbeda, sedangkan kesempatan yang sama tidak harus berarti
menghasilkan hasil yang sama. Analisa gender timbul dari keperluan untuk
menjadikan pengalaman, perhatian, sebagai perempuan dan sebagai laki-laki ke
dalam arusutama. Analisa gender mengidentifikasi isu-isu gender yang disebabkan
karena adanya perbedaan-perbedaan peran serta hubungan sosial antara perempuan
dan laki-laki.

Karena perbedaan-perbedaan ini bukan hanya menyebabkan adanya


pembedaan diantara keduanya dalam pengalaman, kebutuhan, pengetahuan,
perhatian, tetapi juga berimplikasi pada perbedaan antara keduanya dalam
memperoleh akses dan manfaat dari pembangunan, berpartisipasi dalam
pembangunan serta memperoleh manfaat yang adil dari hasil pembangunan.

Pendidikan merupakan dasar bagi kehidupan manusia. Manusia memperoleh


informasi dan pengetahuan untuk mengembangkan dirinya melalui pendidikan,
karena misi utama pendidikan pada dasarnya adalah menyiapkan anak didik agar
dapat membuka mata hati untuk mampu hidup (to make a living), mengembangkan
kehidupan yang bermakna (to lead a meaningful life) dan memuliakan kehidupan
(to ennoble life) Kemudian, Salah satu tujuan pendidikan yaitu bagaimana untuk
mewujudkan suatu masyarakat yang adil, dengan tidak mendiskriminasikan jenis
kelamin.
Tetapi kenyataanya ada saja diskriminasi dalam pendidikan yang mengharuskan
beberapa upaya untuk mengatasinya, salah satu didalamnya adalah dengan
merumuskan kurikulum yang memiliki prespektif gender. Kurikulum adalah
pengembangan visi dan misi institusi pendidikan yang ingin mewujudkan gol
pendidikan.

Kurikulum Gender didasarkan pada asumsi bahwa wanita dan pria setara dalam
pendidikan, dan memiliki kesempatan setara untuk memperoleh pendidikan.

Dalam aktifitas sehari-hari, kita tidak akan lepas dengan hal yang terkait
dengan gender sebab adanya gender adalah akibat dari kontruksi sosial masyarakat
itu sendiri. Sebenarnya, Gender merupakan Perbedaan yang bukan biologis dan juga
bukan kodrat tuhan. Konsep genderi itu sendiri harus dibedakan antara kata gender
dan kata kelamin (seks).

Perbedaan Jenis kelamin antara lelaki dan perempuan tidak berubah dan hal
itu merupakan ketentuan biologis. Sedangkan gender adalah perbedaan tingkah laku
antara laki-laki dan perempuan yang secara sosial dibentuk. Jadi, perbedaan yang
bukan kodrat ini diciptakan melalui proses sosial dan budaya yang panjang.

Dalam kontruksi Barat, ada beberapa masalah yang terkait dengan gender,
yaitu gender differention, gender equality dan gender oppression. Dalam pandangan
mereka bahwa di dunia ini masih ada perbedaan, ketidaksamaan dan kekrasan
gender.

Biasa Gender dalam Pendidikan, berlangsung dan disosialisasikan melalui


proses serta system pembelajaran di sekolah dan dalam lingkungan keluarga.

Jika ibu rumah tangga (perempuan) yang selalu mengerjakan tugas-tugas


domestic seperti memasak, mencuci, dan menyapu maka akan tertanam dibenak
anak, bahwa pekerjaan domestik memang menjadi pekerjaan perempuan.
Dalam upacara bendera di sekolah bisa dipastikan bahwa pembawa bendera
adalah siswa perempuan. Siswa perempuan tersebut dikawal oleh dua siswa laki-
laki demikian tidak hanya terjadi di tingkat sekolah, tetapi hal ini dapat kita lihat
pada acara tingkat nasional.

Paskibraka yang setiap tanggal 17 Agustus bertugas di istana Negara, selalu


menempatkan dua perempuan sebagai pembawa bendera pusaka dan duplikatnya.
Hal ini sesungguhnya menanamkan pengertian kepada siswa dan masyarakat pada
umumnya, bahwa tugas pelayan seperti pembawa bender, lebih luas lagi membawa
baki atau pemukul gong dalam upacara resmi sudah selayaknya menadi tugas
perempuan.

Semuanya ini mengajarkan kepada siswa tentang apa yang layak dan tidak
layak dilakukan oleh laki-laki dan apa yang tidak layak dilakukan oleh perempuan.
Tidak sedikit perempuan yang masih berusia sekolah terpaksa harus bekerja, baik
itu sebagai pelayan toko atau buruh pabrik.

Dengan alasan kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan, memaksa


orangtua menyuruh anak perempuannya bekerja untuk menambah ekonomi
keluarga. Dengan demikian, pihak orang tua lebih rela mengorbankan anak
perempuannya untuk bekerja membantu orang tua sedang anak laki-lakinya tetap
melanjutkan sekolah.

Laki-laki dipandang lebih penting dalam mencari ilmu, sebab kelak kaum
laki-laki yang akan menafkahi keluarga. Sedangkan perempuan tetap akan menjadi
ibu rumah tangga. Dan anggapan ini, pendidikan tinggi dirasa kurang begitu perlu
bagi kaum perempuan.

Pandangan seperti itulah yang terlihat tidak adil bagi salah satu pihak,
khususnya untuk pihak perempuan. Mereka mengalami diskriminasi dalam hal
memperoleh kesempatan pendidikan. Di samping itu mereka dieksploitasi untuk
bekerja membantu orang tua, padahal seumuruan mereka masih menikmati masa
kanak-kanak atau masa remaja mereka.

BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
1. Kesetaraan gender seiring dengan perkembangan zaman yang didukung

oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendorong


perkembangan ekonomi dan globalisasi informasi yang memungkinkan

kaum perempuan bekerja dan berperan sama dengan kaum laki-laki.

2. Gender adalah perbedaan peran dan tanggungjawab antara laki- laki dan

perempuan sebagai hasil konstruksi sosial budaya masyarakat. Tataran bias

gender banyak terjadi dalam berbagai bidang terutama bidang pendidikan,

misalnya peran gender terjadi dalam hal mengakses lembaga pendidikan

yang menyebabkan rendahnya partispasi perempuan.

3. Pendidikan merupakan alat yang sangat penting untuk mencapai kesetaraan

gender hubungan antara laki-laki dengan perempuan, masih banyak

dijumpai kebijakan-kebijakan pembangunan yang bias gender dan terkesan

mengabaikan peran perempuan. Itu terlihat dalam kehidupan masyarakat

masih terdapat banyak nilai-nilai dan praktek budaya yang menghambat

keadilan serta kesetaraan gender.

B.     SARAN

Dalam pembuatan makalah ini banyak literatur buku yang kami


ambilkan tetapi banyak hal yang tidak dapat kami paparkan secara
mendetail, dan diharapkan dari dosen serta rekan mahasiswa dapat
memberikan sanggahan berupa pendapat yang membangun agar
menjadikan perbaikan bagi makalah kami yang lebih baik lagi. Dan
semoga makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya serta menjadi bahan
bacaan serta sebuah acuan referensi bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/mobile/nciezkdpurplelover/bab-i-iii
https://gendernews88.wordpress.com/2010/09/07/mengenal-analisa-gender/amp/
https://www.kompasiana.com/dzakiyya/5ba9bf45aeebe1023601a432/kesetaraan-
gender-dalam-pendidikan?page=2
https://www.sehatq.com/artikel/pengertian-gender-dan-perbedaannya-dengan-
seks/amp

Anda mungkin juga menyukai