Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP

PRODUK MAKE OVER

Disusun oleh :

SESVI FERA

NPM : 2102120153

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH ACEH
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Perilaku konsumen dengan judul “ANALISIS
PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PRODUK MAKE OVER”
Tidak Lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Suryani Murad
SE,M.Si selaku Dosen atau Pengajar mata kuliah Perilaku Konsumen yang telah
membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tentunya, tidak bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………3
1.3 Latar belakang………………………………………………………………………………………………………………3
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………………..4
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………......5
2.1 Pengertian Perilaku Konsumen…………………………………………………………………………………….5
2.2 Analisis perilaku konsumen………………………………………………………………………………………….5
2.2.1 perubahan perilaku konsumen……………………………….……………………………………………6
2.2.2 strategi pemasaran……………………………….…………………………………………………….……….6
2.2.3 segmentasi pasar……………………………………………………………………………………………….…7
2.2.4 Positioning/pemosisian ……………………………………….……………………………………….……..7
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………….8
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………….8
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………..9
BAB 1
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Konsumen memiliki perilaku dalam pembelian yang disebut perilaku konsumen. Hal
tersebut yang menjadi pendorong dalam penentuan sikap pada kegiatan belanja. Sikap yang
dimaksud dapat menjadi acuan dari konsumen dalam memilih maupun membelanjakan
produk yang akan dikonsumsi. Keberadaan merek dapat menjadi acuan dalam berbelanja.
Merek berperan pada posisi ini. Penggunaan merek dinilai penting bagi produsen untuk
menarik minat konsumen baik sekedar mengetahui, mengenal, atau bahkan mengkonsumsi
produk tersebut. Posisi merek yang sering menjadi tolok ukur konsumen dalam berbelanja
dapat menarik produsen dalam melekatkan nama merek tersebut dalam setiap kemasan
produk yang diproduksi. Merek yang baik dapat menjadi penguat dalam penjualan produk.
Terdapat beberapa syarat dari merek yang harus dipenuhi, diantaranya mudah diingat,
menimbulkan kesan postif, serta tepat untuk promosi (Alma, 2005 : 150). emenuhan syarat
merek dapat menjadikan produk yang dipasarkan akan lebih mudah sampai ke konsumen.
Pola tersebut dapat terlihat dari sekian banyak 21 konsumen lebih terpaku pada merek dari
suatu produk dalam setiap kegiatan konsumsinya
Seiring perkembangan zaman kebutuhan manusia semakin meningkat jumlah dan
jenisnya. Saat ini Manusia sudah banyak kebutuhan-kebutuhan yang mungkin jadi hal wajib
mereka miliki dan mereka gunakan setiap hari, baik kebutuhan primer ataupun skunder.
Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat khususnya wanita tidak hanya didorong
oleh adanya kebutuhan akan fungsi barang tersebut semata. Hal ini karena semakin
banyaknya penawaran dari produk terbaru yang promosinya dilakukan melalui media cetak
maupun elektronik bahkan melalui penjualan langsung di tempat membuat seseorang menjadi
mudah terpengaruh untuk mencoba ataupun membeli barang tersebut walaupun sebenarnya
barang tersebut tidak diperlukan. Konsumsi merupakan proses pengambilan keputusan
konsumsi dalam memilih, membeli dan menggunakan barang dan jasa untuk memaksimalkan
kepuasannya. pengambilan keputusan ini dipengaruhi oleh faktor psikologi konsumen seperti,
motivasi, kepribadian, persepsi dan sikap, serta proses komuinikasi konsumen.Selain itu
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi yakni tentang gaya hidup. Gaya hidup
ditunjukan oleh perilaku tertentu sekelompok oarag atau masyarakat yang menganut nilai-
nilai dan tata hidup yang hampir sama.
Semua orang ingin tampilan yang memukau, terutama seorang wanita, dan salah satu
cara untuk mencapai tampilan yang memukau adalah penggunaan riasan atau make up untuk
mempercantik wajah. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang
tidak dapat dihindari dari kebutuhan seharihari. Oleh karena itu, banyak perusahaan komestik
luar negeri yang menyasar wanita untuk menjadi target di industri kosmetik. Hal ini
memberikan angin segar bagi industri kosmetik dalam negeri, dengan makin bermunculan
produk-produk inovatif di pasar yang terbukti dari kompetisi industri kosmetik yang semakin
menggila. Saat ini perkembangan produk kosmetik bagi kaum wanita sangatlah pesat, hampir
bagi para wanita kosmetik merupakan kebutuhan sehari-hari yang sering digunakan pada
wanita. Proses perkembangan dunia usaha yang semakin pesat sekarang ini menyebabkan
terjadinya persaingan pasar yang semakin ketat. Kondisi persaingan industri kosmetik
semakin meningkat, tetapi industri kosmetik memiliki prospek yang cerah dan memberikan
peluang pasar yang cukup besar. Berkembangnya bisnis kecantikan khususnya produk
kosmetik terlihat dari banyaknya produk kosmetik dengan berbagai merek di Indonesia, baik
itu produk lokal maupun produk luar negeri. Maka dari itu produsen kosmetik saat ini sedang
berlomba-lomba untuk membuat kosmetik yang lebih berkualitas dan menarik dipasaran
untuk kebutuhan para konsumen dari yang murah sampai yang mahal.
Menurut Kotler (2005:192) Gaya hidup menunjukkan pola hidup seseorang yang
diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup mempengaruhi seseorang dan
akhirnya menentukan pilihan konsumsi seseorang. Hal ini tentu saja sudah dipahami oleh
pemasar untuk membidik para konsumen melalui gaya hidup dan sikap konsumen, karena
sikap atau perilaku konsumen dianggap mempunyai korelasi yang positif dan kuat terhadap
keputusan pembelian kedepan.
Pada perilaku konsumen, gaya hidup akan mempengaruhi bagaimana konsumen
melakukan pembelian, kapan konsumen melakukan pembelian, dimana konsumen melakukan
pembelian, apa yang dibeli oleh konsumen, dan dengan siapa konsumen melakukan
pembelian.
Fenomena perubahan perilaku konsumen ini juga terlihat dari banyaknya jumlah produk
alternatif yang tersedia di pasar, dimana ini menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan
produk yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya, akibatnya konsumen menjadi
semakin selektif dalam memilih produk di pasaran sebelum memutuskan untuk membeli
sesuatu.
Fenomena sekarang ini merubah wa nita dalam segi berpenampilan sehingga kebutuhan
wanita yang cenderung ingin selalu tampil cantik dan menarik, dapat menciptakan potensi
pasar yang cukup besar bagi industri kosmetik. Wanita pada era globalisasi sekarang ini
mampu menerima berbagai macam merek kosmetik baik kosmetik dari dalam negeri maupun
dari luar negeri. Perusahaan Kosmetik mampu mempelajari seluk beluk budaya konsumen di
Indonesia ini, diantaranya yaitu wilayah dan agama.
PT Paragon Tecnology and innovation merupakan perusahaan kosmetik lokal terbesar di
Indonesia. Perusahaan berdiri sejak tahun 1985 dan telah mengembangkan lima brand salah
satunya adalah produk MAKE OVER. Sebagai contoh salah satu selebriti yang menjadi ikon
produk kosmetik wardah sampai sekarang ini adalah Tatjana Saphira, alasan make over
memilih Tatjana Saphira karena perempuan asal Indonesia tersebut dianggap bisa mewakili
karakter riasan remaja masa kini dan dapat menarik minat remaja untuk produk wardah,
sebagaimana yang diketahui bahwa sifat remaja perempuan biasanya mudah terbujuk rayuan
iklan, sering terbuai atau ikut- ikutan teman, dan suka mengikuti atau mencontoh idolanya.
Berikut beberapa produk yang dikeluarkan oleh MAKE OVER diantaranya adalah: Bedak
padat dan bedak tabur, Lipstick, Eyeliner, Mascara, Cussions dan Foudation.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perubahan perilaku konsumen terhadap produk make over?
2. Bagaimana strategi pemasaran produk make over?
3. Bagaimana segmentasi pasar produk make over?
4. Bagaimana target pasar dan positioning/pemosisian produk make over?

B. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah yang tersebut di atas,maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui perubahan perilaku konsumen, strategi pemasaran, segmentasi, target dan
positioning/pemosisian produk make over?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen merupakan suatu proses yang berkaitan erat dengan proses
pembelian, pada saat itu konsumen melakukan aktifitas-aktifitas seperti melakukan
pencarian, penelitian, dan pengevaluasian produk. Perilaku konsumen merupakan hal-hal
yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Yang termasuk ke dakam
perilaku konsumen selain mengenai kualitas produk, juga meliputi harga produk atau jasa
tersebut. Jika harga suatu produk tidak terlalu tinggi, maka konsumen tidak akan terlalu lama
membutuhkan waktu untuk memikirkan dan melakukan aktifitas perilaku konsumen. Namun
jika harga suatu barang atau jasa tersebut bisa dibilang tinggi, atau mahal, maka k0nsumen
tersebut akan memberikan effort lebih terhadap barang tersebut. Pembeli tersebut akan
semakin lama melakukan perilaku konsumen. Seperti melihat, menanyakan,mengevaluasi,
dan mempertimbangkan dan pemahaman mengenai perilaku konsumen merupakan kunci
kesuksesan utama bagi para pemasar.
2.1.1 Analisis Perilaku konsumen
Produk kosmetik merk Make Over merupakan produk yang sangat diminati kaum
hawa, Make Over adalah brand lokal yang eksklusif dengan harga yang cukup terjangkau.
Produk Make Over juga dapat diunakan untuk berbagai jenis kulit.
Merk Make Over menjadi salah satu brand terbaik yang menjadi sorotan make up brand
terbaik. Make Over merupakan brand dari PT. Paragon Technology and Innovation Make
Over sering dipakai untuk tim make up professional yang digunakan untuk make up artis,
artis Indonesia maupun Luar Negeri
Sutu produk pasti mempunyai kelebihan dan kekurannya, pada produk Make Over
mempunyai kelebihan dapat bertahan selama 8 sampi 9 jam. Dalam produk Make Over
terdapat kandungan shifter technology dimana dapat mengubah tekstur creamy menjadi
velvety dan powdery sehingga make up yang digunakan bertahan lebih lama. Saat Stylovers
memakai produk Make Over hasil riasan wajah akan terlihat lebih natural, wajah yang
berseri-seri dan pipi yang merah merina tetapi tetap terlihat natural. Namun produk make
over juga mempunyai kelemahan ketika Stylovers mempunyai kulit yang lebih kering,
produk Make Over akan sulit untuk menyatu dengan kulit dan sulit daplikasikan dengan
beauty blender. Saat akan di-blend, make up produk Make Over akan cepat hilang dan harus
diaplikasikan oleh produk laiinnya. Tetapi apabila Stylovers mempunyai kulit yang sehat,
berminyak seimbang dan normal maka Make Over sangat cocok digunakan dan
menghasilkan hasil yang memuaskan.

Make Over memiliki beberapa kosmetik yang tersedia, siantaranya adalah lip liner, lip gloss,
lip palette, dan lipstick. Produk make over dapat di terima oleh masyarakat Indonesia, di
buktikan dengan penjualan yang naik dan konsumen yang banyak, jika dilihat dari data
penjualan produk di situs https://compas.co.id/article/penjualan-kosmetik-bibir/ Pilihan
produk Make Over banyak pilihan karena bervariasi sehingga pada tahun 2022 terhitung dari
bulan April hingga bulan Juni mencapai 68,2 ribu transaksi.
1. Perubahan perilaku konsumen

Konsumen dalam memilih suatu produk akan memilih berdasarkan apa yang
paling dibutuhkan dan sesuai dengan minat beli yang salah satunya adalah gaya
hidupnya. Mereka akan memilih suatu produk yang sesuai dengan gaya hidup mereka
sekaligus untuk memperjelas indentitas dirinya secara sosial dimata masyarakat.
Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhannya dipengaruhi oleh
karateristik gaya hidup yaitu aktiftas dimana seseorang melakukan kegiatan dalam
memenuhi kebutuhannya seperti pekerjaan, hobi, belanja, hiburan, olahraga dan minat
seseorang berdasarkan keinginan terhadap produk yang diinginkan, serta pendapat
atau pandangan seseorang terhadap suatu produk yang akan dibeli sehingga dapat
mempengaruhi perilaku konsumen.

Kotler mengatakan gaya hidup berpengaruh terhadap keputusan pembelian


karena minat manusia dalam berbagai barang dipengaruhi oleh gaya hidupnya dan
barang yang mereka beli mencerminkan gaya hidup tersebut. Oleh karena itu gaya
hidup mempunyai pengaruh yang kuat dalam berbagai aspek atas proses keputusan
pembelian pelanggan, bahkan sampai tahap evaluasi setelah pembelian sebuah
produk.10 Gaya hidup menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam berminat
pada suatu produk. Konsumen akan cenderung membeli produk yang sesuai dengan
gaya hidup mereka, karena hal tersebut dapat menunjukkan gaya hidup mereka.
Seperti halnya kosmetik sudah menjadi gaya hidup masyarakat masa kini dengan
berbagai macam trend terbaru. Peran kosmetik sangat penting untuk menunjang gaya
hidup para wanita. Terutama pada wanita yang sehariharinya sangat membutuhkan
kosmetik dalam melakukan beberapa kegiatan seperti menghadiri pesta, kegiatan
perkuliahan, maupun kegiatan organisasi maupun bekerja. Maka dari itu kosmetik
sangat penting bagi wanita untuk menjaga penampilan agar tetap bergaya dan percaya
diri

2. Strategi pemasaran

Make over merupakan local brand kosmetii yang memiliki banyak pesaing-
pesaing hebat dengan beberapa global brand lainnya. Semakin banyak competitor
local brand yang mulai memiliki spekulasi yang sama dengan make over. Dengan
mengedepankan kualitas untuk make up professional, make over yakni menjadi
market leader pertama local brand kosmetik yang unggul dan kompetitif.

Program integrated marketing communication yang dilakukan oleh make over


terbagi menjadi lima. Kegiatan dari program integrated marketing communication
yang dilakukan make over itu terdiri dari periklanan pada media cetak, promosi
penjualan yang dilakukan yaitu dengan diskon dan gift, humas dan marketing public
relationsnya berperan mengatur hubungan kerja sama dengan perusahaan lain,
penjualan yang dilakukan yaitu dengan melakukan evaluasi kerja secara rutin kepada
Beauty Advisor pada setiap cabang, pemasaran langsung dengan melakukan focus
pemasaran pada market media baru seperti Instagram, dan event/sponsorship yang
dilakukan rutin bekerja sama dengan event fashion juga melakukan kegiatan beauty
class setiap bulannya. Agar menjaga loyalitas para pelanggan terhadap produk make
over.
Selain itu, terdapat kegiatan promosi yang dibagi menjadi dua menurut freddy
rangkuti (2009) sbb:
1. Pull strategy (strategi menarik) yang dilakukan make over yaitu dengan promosi
yang menarik melalui media sosial seperti Instagram dan website resmi dari make
over. Konten yang terdapat pada akun Instagram make over yaitu
menginformasikan produk baru, menegnai jadwal kegiatan beauty class dan
gathering untuk launching produk baru.
2. Push strategy (strategy mendorong) yang dilakukan make over yaitu dengan
menggaet para distributor untuk menjual produk make overdengan beberapa
keuntungan. Seperti program untuk pengecer yaitu banjir emas dan jalan-jalan
keluar negeri. Adapun kegiatan untuk menjalin silahturahmi antar produsen dan
pengecer yaitu mengadakan gathering khusus para pengecer.

3. Segmentasi

- Demography , penjualan Make over ditujukan untuk masyarakat yang mulai


sadar dalam hal kecantikan.
- Lifestyle, selain demography lifestyle juga mempengaruhi dalam pembelian
produk Make over seperti saat dimana lingkungan mahasiswi kampus yang
sudah menggunakan make up membuat banyak mahasiswi membeli dan
menggunakan produk make up tersebut

4. Target pasar

Target pasar make over adalah individu yang merupakan konsumen produk
kosmetik MakeOver yang berjenis kelamin wanita, berusia 17-34 tahun dan
berdomisili di wilayah Tangerang Selatan. Alasan peneliti menentukan
karakteristik seperti diatas adalah karena wanita masih mendominasi pasar
kosmetika di Indonesia. Selain itu, menurut Mutiara Annisa selaku Public
Relations Manager MakeOver, target pasar MakeOver pada awalnya usia 25-35
tahun, tetapi seiring dengan perkembangan zaman produk MakeOver mulai
diminati oleh remaja (Rezkisari, 2015) serta menurut dr. Agatha Dinar, usia yang
tepat untuk mulai menggunakan make-up adalah 17 tahun keatas (alodokter.com,
2017). Artikel yang ditulis oleh Sokolovska, Pinner, dan Momentum Worldwide
juga menyatakan bahwa kelompok usia milenial (18-34 tahun) mudah untuk
dipengaruhi oleh celebrity endorsement dan event sponsorship.

5. Positioning/pemosisian

Strategi positioning produk dipercaya dapat mempengaruhi persepsi target


konsumen terkait penawaran dengan cara menonjolkan keunggulan kompetitif,
serta menginformasikan hal tersebut secara efektif, sehingga terciptanya minat
beli
suatu produk. Kosmetik merupakan salah satu kebutuhan untuk sebagian
besar wanita yang tidak dapat terpisahkan. Sebagian konsumen memiliki
kepercayaan terhadap positioning yang melekat pada suatu produk, salah satu
contohnya adalah kosmetik. Dan Make over menawarkan dengan harga murah
dan memberikan hasil dengan kualitas internasional. Make over cukup unggul
dibandingkan dengan produk kecantikan wanita lainnya seperti Pac.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kosmetik merupakan suatu produk yang menjadi salah satu kebutuhan bagi manusia.
Sebab kosmetik adalah suatu produk yang dapat membuat kita tampil percaya diri. Dengan
adanya kosmetik kita mendapatkan banyak manfaat serta keuntungan seperti yanag tertera
pada bab pembahasan.

Saran
1. Diharapkan pihak perusahaan dapat mempertahankan serta meningkatkan kualitas produk
kosmetik tersebut serta dapat menjalin hubungan yang baik antara pihak manajemen
kosmetik dengan para pelanggan terutama pelanggan yang menjadi kelompok rujukan atau
reference group pelanggan lainnya, sehingga Keputusan pembelian terhadap kosmetik akan
semakin meningkat.
2. Diharapkan pihak perusahaan tetap meningkatkan kebudayaan terutama pada ndicator
kelas sosial yaitu dengan cara terus memperbaiki kualitas dan brand image serta terus
melakukan promosi pada semua masyarakat yang mempunyai status dan jelas sosial tertentu
Daftar Pustaka

https://repository.uir.ac.id/14627/1/165210124.pdf
https://jurnalpost.com/perilaku-konsumen-terhadap-produk-make-over/41564/
http://repository.iainkudus.ac.id/6999/7/7.%20BAB%20IV.pdf
https://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/akuntabilitas/article/download/601/553/
https://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/mankom/article/download/7143/pdf
https://eunikeagintas.wordpress.com/2015/02/15/segmenting-targeting-and-positioning-
2/
https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90239
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/RS1_2017_1_1046_Bab1.pdf

Anda mungkin juga menyukai