Anda di halaman 1dari 46

STRATEGI PELAKSANAAN PUG

MELALUI PPRG

PELATIHAN
Perencanaan & Penganggaran yang Responsif Gender
(PPRG)
Untuk Penggerak PPRG Provinsi

`
1
KONSEP GENDER
Konsep Gender

Perempuan Laki-laki

JENIS KELAMIN: PERBEDAAN GENDER:


Kodrati, Konstruksi sosial,
universal, dapat berubah,
tidak berubah Dapat ditukar

Tidak Dapat Status ekonomi,


menyebabkan menyebabkan status sosial,
kesenjangan/ kesenjangan/ kondisi fisik, umur,
ketidakadilan ketidakadilan etnis, geografis
KETIDAKADILAN GENDER
MARGINALISA
Stereotype SI
(Pelabelan) (Peminggiran)

DISKRIMIN
ASI
VIOLENCE SUBORDINASI
(Kekerasan) (Penomor-duaan)

DOUBEL
BURDEN
(Beban Ganda)
PERAN GENDER
Peran Peran Peran sosial
produktif reproduktif (memiliki nilai
(menghasilkan (berhubungan kemasyatakatan dan
sesuatu yang sosial)
dengan per
memiliki nilai Aspek penyediaan dan
kembangan
ekonomi) pemeliharaan sumber
generasi)
daya/
Aspek ekonomi Aspek SDM

Kebutuhan gender
5
AKIBAT PERBEDAAN GENDER
Terdapat perbedaan antara
laki-laki dan perempuan
dalam hal :
 Akses yang diperoleh

 penguasaan sumber
ISU
daya GENDER
 kesempatan dalam

pengambilan keputusan
 tanggungjawab yang

diberikan
ANALISIS
 kegiatan-kegiatan yang
GENDER
dilaksanakan.
2

PENGARUSUTAMAAN GENDER
Pengarusutamaan Gender
(RPJMN 2015-2019)

PUG merupakan strategi mengintegrasikan perspektif gender


dalam pembangunan yang dimulai dari proses perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi
seluruh kebijakan, program dan kegiatan pembangunan.
PUG ditujukan untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam
pembangunan, yaitu pembangunan yang lebih adil dan merata bagi
seluruh penduduk Indonesia baik laki-laki maupun perempuan.
Kesetaraan gender dapat dicapai dengan mengurangi kesenjangan
antara penduduk laki-laki dan perempuan dalam mengakses dan
mengontrol sumber daya, berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan dan proses pembangunan, serta mendapatkan manfaat
dari kebijakan dan program pembangunan
• Komitmen pemimpin di lembaga/
Tujuh Komitmen pemerintahan
Prasyarat
• Wujud komitmen pemerintah bagi
PUG Kebijakan perwujudan kesetaraan gender

Ketujuh prasyarat ini Kelembagaan • Mendukung pelaksanaan


saling berhubungan pengarusutamaan gender
dan tidak berdiri
sendiri. Adanya • SDM dan sumber dana yang
Sumber daya memadai
komitmen untuk
melaksanakan PUG
menjadi prasyarat
utama. Komitmen
Data Terpilah • Menurut jenis kelamin dan tersistem
tersebut kemudian
dituangkan dalam
kebijakan-kebijakan Alat analisis • Instrumen untuk analisis gender
agar mudah
dilaksanakan. Pertisipasi • Dorongan Masyarakat kepada
Masyarakat pemerintah
Dasar Pelaksanaan PUG di daerah
1. INPRES No. 9 Tahun 2000;
Intruksi kepada para Menteri/KL, para
Gubernur, Bupati/Walikota seluruh Ind
onesa utk melaksanakan PUG;
2. Permendagri No. 67 Tahun 2011;
Tentang Pelaksnaan PUG di
daerah;

3. SEB 4 Menteri: Menteri PPN/ Bappenas,


1. PUG
Menkeu, Mendagri & Menteri sebagai
PPPA;
lintas bidang dlm Strategi Percepatan
pembangunan: Pelaksnaan PU
2.Penetapan melalui Perencanaan
4. Perpres 2 Tahun 2015. Target dan dan Penganggaran
indikator kinerja Responsif Gender
PUG (PPRG)

Urusan pemeberdayaan
5. UU 23/2014
10 Perempuahn dan
Perlindungan anak
INPRES NO.9/2000 Tentang PENGARUSUTAMAAN GENDER
DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Instruksi Presiden kepada :


Menteri;
Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen;
Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi;
Panglima Tentara Nasional Indonesia;
Kepala Kepolisian Republik Indonesia;
Jaksa Agung Republik Indonesia;
Gubernur;
Bupati/Walikota

Untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya


perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan nasional yang berperspektif
gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi serta kewenangan masing-masing.
Ysupiandi 9-10 Agustus, 2018
Permendagri No. 67 Tahun 2011

Aspek Perencanaan
Pembangunan Aspek Penganggaran
 Pemda berkewajiban menyusun Hasil analisis gender
kebijakan, program, dan kegiatan sebagaimana dimaksud dlm
pembangunan berperspektif gender Pasal 5 ayat (3) dituangkan
yang dituangkan dalam RPJMD, dalam penyusunan Gender
Renstra SKPD, dan Renja SKPD Budget Statement (GBS);
(Pasal 4 ayat (1). Hasil analisis gender yang
 Penyusunan kebijakan, program, terdapat dalam GBS menjadi
dan kegiatan pembangunan dasar SKPD dlm menyusun
berperspektif gender sebagaimana kerangka acuan kegiatan dan
pada ayat (1) dilakukan melalui merupakan bagian yang tak
analisis gender. terpisahkan dgn dokumen
RKA/DPA SKPD ( Pasal 5 A).
 Analisis gender dapat menggunakan
GAP atau analisis gender lainnya.
12
(Pasal 4 ayat 2)
Kelembagaan PUG; Permendagri 67/2011

1. Dalam upaya percepatan pelembagaan pengarusutamaan


gender di seluruh SKPD provinsi dibentuk Pokja PUG Provinsi.
(pasal 9). Gub. menetapkan Ka Bappeda sebagai Ketua Pokja
PUG Provinsi dan Kepala SKPD yang membidangi PP sebagai
Kepala S£kretariat Pokja PUG Provinsi.
2. Dalam permendagri dijelaskan tiga lembaga/unit baik di Prov
maupun di Kab/Kota:
 POKJA Provinsi dan Kabupaten Kota (pasal 9 dan 14);
 Tim Teknis Prov dan Kab/kota (pasal 11 dan 16);
 RANDA PUG di Prov dan Kab/kota (pasal 11 ayat (2) dan
pasal 16 ayat (2));
 Fokal poin PUG di setiap SKPD di Prov dan Kab/Kota ( pasal
17 ayat (1) dan (2);
13
Surat Edaran (SEB) Menteri Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala BAPPENAS, Menteri Keuangan, Menteri Dalam

Negeri dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Nomor: 270/M.PPN/11/2012, Nomor:

SE-33/MK.02/2012, Nomor: 050/4379A/SJ, Nomor: SE-46/MPP-

PA/11/2011 tentang Strategi Nasional (stranas) Percepatan

Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui Perencanaan dan

Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG).


14 Ysupiandi 9-10 Agustus, 2018
Amanat Stranas
Setiap K/L dan Pemerintah Daerah agar memerhatikan hal-hal
sebagai berikut:

• K/L dan Pemerintah Daerah agar menggunakan Strategi


Percepatan PUG melalui PPRG sebagai dasar dalam
berkonsultasi mengenai PPRG.
• K/L dan Pemerintah Daerah agar melaksanakan PPRG
dalam penyusunan RKA-K/L dan RKA-SKPD dengan tetap
mengacu pada peraturan yang berlaku.
Amanat Stranas (lanjutan)
Dalam melaksanakan PPRG yang dibiayai oleh APBD, Pemerintah Daerah
agar:
• mengutamakan program-program prioritas pembangunan daerah yang
mendukung pencapaian prioritas pembangunan nasional dan target-target
MDGs, dengan mengacu kepada RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan RKA-
SKPD;
• memilih/menentukan program utama untuk dimasukkan pada awal
penerapan PPRG; serta
• menyerahkan dokumen PPRG yang ditunjukkan dengan GBS (Gender
Budget Statement), yang telah disusun, kepada BAKD (Badan
Administrasi Keuangan Daerah), dan salinan kepada Bappeda (Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah) dan Badan/Biro Pemberdayaan
Perempuan, serta menyerahkan salinan dokumen PPRG bersamaan dengan
salinan Renja Daerah kepada Menteri Dalam Negeri cq Direktorat Jenderal
Bina Pembangunan Daerah.
16
Perpres No 2 Tahun 2015 tentang
RPJMN 2015 - 2019

1. Pengarusutamaan Pembangunan
Berkelanjutan;

2. Pengarusutamaan Tata Kelola Pemerintahan


yang Baik;

3. Pengarusutamaan Gender

17
ARAH KEBIJAKAN PUG DALAM RPJMN:

1. Meningkatkan kualitas hidup dan peran


perempuan di berbagai bidang pembangunan;

2. Meningkatkan perlindungan perempuan dari


berbagai tindak kekerasan, termasuk Tindak
Pidana Perdagangan Orang (TPPO);

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan PUG dan


kelembagaan perlindungan perempuan dari
berbagai tindak kekerasan.
Kebijakan
Kebijakan yang Contoh:
Peraturan Menteri mengenai
mewajibkan dan
kewajiban melaksanakan PUG
mengatur pelaksanaan dalam pembangunan.Peraturan
PUG tersebut perlu ditindaklanjuti
dengan aturan teknis atau tahapan
Kebijak pencapaiannya, seperti Roadmap,
an PUG atau dokumen yang
menggambarkan tahapan lainnya

Kebijakan yang Contoh:


Integrasi perspektif gender dalam
mengintegrasikan kebijakan sektoral.
perspektif gender dalam  Naskah akademis
kebijakan sektoral  RPP
 Ranpermen
Dapat dilihat pada Kerangka Regulasi
Kelembagaan

Penggerak/
TimPokja
FocalPUG
TeknisPoint
ARG
Driver PPRG
Struktur Dasar Kelembagaan PUG

Ketua Pokja
PUG Penggerak PPRG:
-Bappeda
(Bappeda) -Dinas P3A
- BadanKeuangan &
Aset Daerah
Sekretaris Pokja -Inspektorat
(Dinas PPPA)

Anggota Anggota Anggota Focal Point


OPD OPD OPD (Dalam OPD)
Peran Lembaga Driver dan Lembaga Pelayanan dalam
Mendukung POKJA PUG
NO INSTITUSI PERAN TINDAK LANJUT

1 BAPPEDA Koordinasikan perencanaan Menyusun panduan perencanaan


RG (RPJMD,RKP,Renstra, Renja)

2. Dinas p3A Penggerak dan bantuan teknis Menyiapkan dan melaksanakan


substansi PUG; pelatihan ttg PUG, Analisis gender,
&GBS

3 BADAN KEUANGAN Penyusunan dan kebijakan dibidang Membuat circular letter utk ARG
DAERAH Keuangan Daerah.

pemeriksaan,pengusutan, Memasukkan ARG dalam panduan


4 INSPEKTORAT pengujian, dan penilaian tugas pengawasan dan melakukan
pengawasan. supervisi ttg ARG

5 SKPD SERVICES Pemberian pelayanan langsung Melakukan anlisis gender dan


kepada sasaran. membuat GBS

22
3

Perencanaan & Penganggaran yang


Responsif Gender (PPRG)
PRINSIP2 HAK ASASI
CEDAW DAN BPFA

PENGARUSUTAMAAN GENDER
KEBIJAKAN
NASIONAL
ISU Siklus PUG
PP DAN KKG GENDER

KEBIJAKAN
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN BIDANG-BIDANG
BIDANG-BIDANG YANG RESPONSIF GENDER

K/L Pemda

PERENCANAAN DAN
EVALUASI PENGANGGARAN

MONITORING PELAKSANAAN PROGRAM


PROGRAM DAN DAN KEGIATAN
24 KEGIATAN
Pentingnya Responsif Gender
1

3
Perencanaan Responsif Gender
Perencanaan Responsif Gender (PRG) dilakukan
untuk menjamin keadilan dan kesetaraan bagi
perempuan dan laki-laki dalam aspek akses,
partisipasi, kontrol, dan manfaat pembangunan.
Perencanaan ini dibuat dengan mempertimbangkan
aspirasi, kebutuhan permasalahan dan pengalaman
perempuan dan laki-laki, baik dalam proses
penyusunannya maupun dalam pelaksanaan kegiatan.
Dalam konteks perencanaan daerah, PRG ini
direfleksikan dalam dokumen RPJMD, RKPD, Renstra
SKPD, dan Renja SKPD.
Penganggaran yang Responsif Gender
Perencanaan Responsif Gender diharapkan dapat
menghasilkan Anggaran Responsif Gender (ARG), di
mana kebijakan pengalokasian anggaran disusun untuk
mengakomodasi kebutuhan yang berbeda antara
perempuan dan laki-laki. ARG ini direfleksikan dalam
dokumen KUA-PPAS, RKA SKPD dan DPA SKPD.
Singkronisasi Perencanaan & Penganggaran
4

Anggaran Responsif Gender


(ARG)
Anggaran Kinerja dan ARG
Anggaran Kinerja menyebut bahwa anggaran:
Bukan sekedar akuntansi dan keuangan
Harus sesuai antara uang, kebijakan dan
tujuan pemerintahan Ekonomis

Efisien Efektif
Ekonom
is

Equality
Efisien Efektif
PRINSIP-PRINSIP ARG
ARG merupakan anggaran untuk merespon kebutuhan setiap warga negara,
baik perempuan maupun laki-laki secara adil. Keadilan tidak berarti sama,
sehingga ARG bukan berarti mengalokasikan 50% anggaran
untuk perempuan dan 50% anggaran untuk laki-laki.
ARG fokus pada bagaimana anggaran memberikan manfaat
yang adil kepada perempuan dan laki-laki. Sehingga tidak mematok
pada penyediaan sejumlah anggaran tertentu untuk PUG atau anggaran khusus
untuk program perempuan.
Penerapan ARG dapat dilakukan pada level kegiatan, output kegiatan,
dan/atau komponen kegiatan yang merupakan prioritas pembangunan,
pelayanan kepada masyarakat, dan pelembagaan PUG .
Penerapan ARG dalam sistem penganggaran harus tersaji dengan relevansi
yang jelas dan logis antara input dan output yang akan dihasilkan.
KATEGORI ARG

Anggaran Khusus Target


Anggaran Kesetaraan Gender
Gender (Umum)
Anggaran Pelembagaan
5

Analisis Gender
Kesenjangan Gender

 Isu gender merupakan ketimpangan dalam hal akses,


partisipasi, kontrol dan manfaat pembangunan karena pandangan
baku laki-laki dan perempuan dalam kaitan dengan peran gender.

 Ciri-ciri isu gender:


• Menyangkut relasi laki-laki dan perempuan
• Adanya ketimpangan kondisi (perbedaan peran, akses,
partisipasi, kontrol, manfaat) antara laki-laki dan perempuan
• Adanya rasa ketidakadilan yang dialami laki-laki dan perempuan:
diskriminasi, marginalisasi, subordinasi (bentuk dan akibat yang
ditimbulkan)
• Ada unsur eksternal dan internal pemerintah
PARAMETER KESETARAAN GENDER
Akses: Apakah intervensi pembangunan memberi ruang
atau membuka pintu bagi laki-laki dan perempuan untuk
terlibat dan mendapatkan manfaat dari intervensi tersebut.
Partisipasi: Apakah laki-laki dan perempuan terlibat secara
nyata dalam proses intervensi tersebut. Bilamana tidak,
apa kendala yang dihadapi
Kontrol: Apakah laki-laki dan perempuan sama-sama
memiliki kekuatan/kekuasaan terhadap pengambilan
keputusan terkait dengan intervensi tersebut
 Manfaat: Apakah intervensi itu benar-benar
menguntungkan laki-laki dan perempuan
Matrik Gender Analysis Pathway (GAP)
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9

Kebijakan dan Rencana


Isu Gender Pengukuran Hasil
Nama   Kedepan
Kebijakan/ Data
Program/ Pembuka Sebab Sebab Reformulasi
Faktor Rencana Basis Data Indikator
Kegiatan Wawasan Kesenjangan Kesenjangan Tujuan
Kesenjangan Aksi (Base-line) Kinerja
Internal Eksternal  
Identifikasi dan Sajikan data Temu kenali Temu kenali Temu kenali Reformulasi- Tetapkan Tetapkan Tetapkan
tuliskan tujuan pembuka isu gender di penyebab penyebab kan tujuan rencana base-line yang indikator
dari wawasan, proses faktor faktor kebijakan bila aksi/ diambil dari kinerja (baik
Kebijakan/Pro yang terpilah perencanaan kesenjangan kesenjangan tujuan yang kegiatan data pembuka capaian
gram/Kegiatan jenis kelamin dengan gender yang gender yang ada saat ini yang wawasan output
dan usia, memperhati- datang dari datang dari belum merujuk pada langkah maupun
kuantitatif kan faktor- internal lingkungan responsif pada tujuan 2 yang relevan outcome)
dan kualitatif faktor pelaksana eksternal gender. yang dengan tujuan yang
kesenjangan program. lembaga pada Tujuan ini responsif dan dapat mengatasi
akses, proses harus gender untuk diukur. kesenjangan
partisipasi, pelaksanaan menjawab mengatasi gender di
kontrol dan program. sebab kesenjangan langkah 3,4,
manfaat kesenjangan dan dan 5.
(cantumkan yang di penyebabnya
hanya faktor identifikasi di yang ada di
kesenjangan langkah 3,4, langkah 3, 4,
yang relevan). dan 5. dan 5.
Kesesuaian Pengisian GAP dan GBS
GAP GBS
Langkah 1 Kebijakan/program/ Program, kegiatan, IKK, output
kegiatan kegiatan
Langkah 2 Data pembuka wawasan Analisis situasi
Langkah 3 Faktor kesenjangan Analisis situasi
Langkah 4 Sebab kesenjangan Analisis situasi
internal
Langkah 5 Sebab kesenjangan Analisis situasi
eksternal
Langkah 6 fomulasi tujuan Tujuan output/sub output
Langkah 7 Rencana aksi Rencana aksi (komponen-komponen
yang berkontribusi pada kesetaraan
gender)
Langkah 8 Data dasar (base-line) Dampak/hasil output kegiatan
Langkah 9 Indikator gender Dampak/hasil output kegiatan
Data pembuka wawasan merupakan data yang memperlihatkan ada
tidaknya kesenjangan gender.
Selain data terpilah, juga perlu digali data spesifik gender.
Data terpilah menurut jenis kelamin adalah data yang menggambarkan
peran, kondisi umum, status dan kondisi perempuan dan laki-laki dalam
setiap aspek kehidupan di masyarakat dan di seluruh bidang pembangunan
yang meliputi kesehatan, pendidikan, ekonomi dan ketenagakerjaan, bidang
politik dan pengambilan keputusan, bidang hukum, sosial budaya dan
kekerasan.
Data spesifik gender adalah data yang menggambarkan situasi atau
kejadian yang dialami oleh perempuan atau laki-laki saja. Contohnya
adalah temuan penelitian tentang endemik kanker leher rahim di daerah
terdampak.
Baik data terpilah ataupun data spesifik gender dapat berupa data
kuantitatif maupun data kualitatif.
6

Gender Analysis Pathway (GAP)


dan (Gender Budget Statement (GBS)
Matrik Gender Analysis Pathway (GAP)
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9

Kebijakan dan Rencana


Isu Gender Pengukuran Hasil
Nama   Kedepan
Kebijakan/ Data
Program/ Pembuka Sebab Sebab Reformulasi
Faktor Rencana Basis Data Indikator
Kegiatan Wawasan Kesenjangan Kesenjangan Tujuan
Kesenjangan Aksi (Base-line) Kinerja
Internal Eksternal  
Identifikasi dan Sajikan data Temu kenali Temu kenali Temu kenali Reformulasi- Tetapkan Tetapkan Tetapkan
tuliskan tujuan pembuka isu gender di penyebab penyebab kan tujuan rencana base-line yang indikator
dari wawasan, proses faktor faktor kebijakan bila aksi/ diambil dari kinerja (baik
Kebijakan/Pro yang terpilah perencanaan kesenjangan kesenjangan tujuan yang kegiatan data pembuka capaian
gram/Kegiatan jenis kelamin dengan gender yang gender yang ada saat ini yang wawasan output
dan usia, memperhati- datang dari datang dari belum merujuk pada langkah maupun
kuantitatif kan faktor- internal lingkungan responsif pada tujuan 2 yang relevan outcome)
dan kualitatif faktor pelaksana eksternal gender. yang dengan tujuan yang
kesenjangan program. lembaga pada Tujuan ini responsif dan dapat mengatasi
akses, proses harus gender untuk diukur. kesenjangan
partisipasi, pelaksanaan menjawab mengatasi gender di
kontrol dan program. sebab kesenjangan langkah 3,4,
manfaat kesenjangan dan dan 5.
(cantumkan yang di penyebabnya
hanya faktor identifikasi di yang ada di
kesenjangan langkah 3,4, langkah 3, 4,
yang relevan). dan 5. dan 5.
Kesesuaian Pengisian GAP dan GBS
GAP GBS
Langkah 1 Kebijakan/program/ Program, kegiatan, IKK, output
kegiatan kegiatan
Langkah 2 Data pembuka wawasan Analisis situasi
Langkah 3 Faktor kesenjangan Analisis situasi
Langkah 4 Sebab kesenjangan Analisis situasi
internal
Langkah 5 Sebab kesenjangan Analisis situasi
eksternal
Langkah 6 fomulasi tujuan Tujuan output/sub output
Langkah 7 Rencana aksi Rencana aksi (komponen-komponen
yang berkontribusi pada kesetaraan
gender)
Langkah 8 Data dasar (base-line) Dampak/hasil output kegiatan
Langkah 9 Indikator gender Dampak/hasil output kegiatan
Gender Budget Statement (GBS)

 Merupakan Instrumen PPRG yang disusun setelah dilakukan


analisis gender
 Gender Budget Statement (GBS) adalah Pernyataan Anggaran
Gender disebut juga dengan Lembar Anggaran Responsif Gender
(Lembar ARG)
 Dokumen akuntabilitas - spesifik gender dan disusun oleh
lembaga pemerintah untuk menginformasikan bahwa suatu
kegiatan telah responsif terhadap isu gender yang ada, dan apakah
telah dialokasikan dana pada kegiatan bersangkutan untuk
menangani permasalahan gender tersebut.
 Dokumen yang menyatakan adanya kesetaraan gender dalam
perencanaan dan penganggaran suatu kegiatan.
PERNYATAAN ANGGARAN GENDER
(GENDER BUDGET STATEMENT)
SKPD : (Nama SKPD)
TAHUN ANGGARAN : (Tahun Anggaran)
PROGRAM Nama Program (GAP langkah 1)
KODE PROGRAM Kode Program (Sesuai dengan Form RKA 2.2.1)
ANALISIS SITUASI 1. Data Pembuka Wawasan (Data Pilah Gender). (Diambil dari GAP langkah 2)
2. Isu dan Faktor Kesenjangan Gender
a. Faktor Kesenjangan (Diambil dari GAP langkah 3)
b. Penyebab Internal (Diambil dari GAP langkah 4)
c. Penyebab Eksternal (Diambil dari GAP langkah 5)

CAPAIAN PROGRAM 1. Tolok Ukur ; Tujuan Program yang telah diformulasi (Diambil dari GAP langkah 6)
2. Indikator dan Target Kinerja; (Diambil dari GAP langkah 9)
JUMLAH ANGGARAN Informasinya sama dengan yang ada dalam form 2.2 RKA SKPD
PROGRAM
RENCANA AKSI (Diambil dari GAP langkah 7) Informasinya sama dengan yang ada dalam Form RKA 2.2.1
Kegiatan

Masukan Rp.
Keluaran
Hasil
1

(Diambil dari GAP langkah 7) Informasinya sama dengan yang ada dalam Form RKA 2.2.1
Kegiatan

Masukan Rp.
Keluaran
Hasil
2
Komponen GBS

1. Kebijakan/Program/Kegiatan, merupakan informasi


mengenai kebijakan/program/kegiatan yang telah dianalisis
dan dialokasikan anggarannya untuk merespon isu gender,
dimana rumusannya sesuai hasil restrukturisasi
program/kegiatan yang tercantum dalam dokumen
perencanaan (RKA).
2. Analisis Situasi, Mencakup:
 Data pembuka wawasan
 Faktor kesenjangan dan penyebabnya
 Keterangan bahwa keluaran dan hasil kegiatan yang akan
dihasilkan mempunyai pengaruh kepada kelompok
sasaran tertentu.
Komponen GBS

3. Rencana Aksi
Terdiri atas kegiatan, berikut masukan, keluaran, dan hasil yang
diharapkan. Kegiatan yang dicantumkan merupakan kegiatan
prioritas yang secara langsung mengubah kondisi ke arah
kesetaraan gender.
4. Indikator Kinerja
Merupakan indikator-indikator kinerja yang akan dicapai dengan
adanya kegiatan-kegiatan untuk mendukung tercapainya tujuan
program.
5. Anggaran.
Merupakan jumlah keseluruhan alokasi anggaran yang dibutuhkan
untuk pencapaian tujuan dari program yang dianalisis.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai