Anda di halaman 1dari 28

Pengarusutamaan Gender

(PUG)

E-Learning
Perencanaan dan
Penganggaran Responsif
Gender Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
01 LATAR BELAKANG PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG)

1 DASAR HUKUM PUG

OUTLINE 2 INTEGRASI PUG DALAM PEMBANGUNAN

3 KONSEP GENDER

4 DEFINISI PUG

5 URGENSI PUG DALAM PEMBANGUNAN

6 PUG KEMENKEU

7 EMPAT ASPEK KESENJANGAN

8 KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER

02 IMPLEMENTASI PUG DI KEMENKEU

1 PEDOMAN IMPLEMENTASI PUG KEMENKEU

2 PERAN KEMENKEU DALAM PUG NASIONAL

3 PENCAPAIAN PUG KEMENKEU


Latar Belakang
Pengarusutamaan Gender
(PUG)
DASAR HUKUM PUG KEMENKEU
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional
Inpres No. 9 Tahun 2000 1

Perpres No. 7 Tahun 2005 dicabut terakhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
dengan Perpres No. 18 Tahun 2020 2 Tahun 2010-2014 diperbaharui pada RPJMN Tahun 2020-2024

PMK No. 119/PMK.02/2009 dicabut terakhir Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA/KL dan Pengesahan
dengan PMK No. 208/PMK.02/2019 3
DIPA

Perdirjen Anggaran No. Per-5/AG/2020 dicabut Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penelaahan RKA/KL dan
dengan Perdirjen Anggaran No. Per-6/AG/2021 Pengesahan DIPA

Permen PPA No. 9 Tahun 2015 diubah terakhir Indikator Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
dengan Permen PPPA No. 7 Tahun 2018 4
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

PMK No. 77/PMK. 01/2020 diubah terakhir Rencana Strategis Kemenkeu Tahun 2020-2024
5
dengan PMK No.87/PMK.01/2020

Pedoman Implementasi PUG di Lingkungan Kemenkeu


KMK No. 807/KMK. 01/2018 6
INSTRUKSI PRESIDEN NO. 9 TAHUN 2000
PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Instruksi kepada Menteri, Kepala LPND,


Pimpinan Kesekretariatan Lembaga
Tertinggi/Tnggi Negara, Panglima TNI, Akses
Kapolri, Jaksa Agung, Gubernur,
Bupati/Walikota Partisipasi Mewujudkan
PUG Keadilan dan Keseataraan
Kontrol Gender
Untuk melaksanakan Pengarusutamaan
Gender (PUG) ke dalam perencanaan, Manfaat
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan,
dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan nasional yang
berperspektif gender sesuai bidang tugas
dan fungsi, serta kewenangan masing-
masing
PERATURAN PRESIDEN NO.18 TAHUN 2020
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TAHUN 2020-2024

PENGARUSUTAMAAN (MAINSTREAMING) DALAM PEMBANGUNAN

01 Pengarusutamaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pengarusutamaan gender (PUG)


merupakan strategi untuk mengintegrasikan
perspektif gender ke dalam pembangunan,
mulai dari penyusunan kebijakan,
02 Pengarusutamaan Gender perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
serta pemantauan dan evaluasi. PUG
bertujuan untuk mewujudkan kesetaraan
gender sehingga mampu menciptakan
pembangunan yang lebih adil dan merata bagi
03 Pengarusutamaan Modal Sosial dan Budaya seluruh penduduk Indonesia. Kesetaraan
gender dapat dicapai dengan mengurangi
kesenjangan antara laki-laki dan perempuan
dalam mengakses dan mengontrol sumber
daya, berpartisipasi di seluruh proses
04 Pengarusutamaan Transformasi Digital pembangunan dan pengambilan keputusan,
serta memperoleh manfaat dari pembangunan
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 208/PMK.02/2019
PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RKA/KL DAN PENGESAHAN DIPA
PERATURAN DIRJEN ANGGARAN NO. PER-06/AG/2021
PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RKA/KL DAN PENGESAHAN DIPA

1
Dasar penyusunan ARG bagi semua K/L

2 Gender Budget Statement (GBS) sebagai dokumen


pendukung penyusunan RKA-K/L

3
Penandaan ARG pada Rincian Output dimulai
saat penyusunan RENJA K/L

4
Pengujian kualitas dan relevansi ARG oleh APIP
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 77/PMK.01/2020
Jo. PMK NO.87/PMK.01/2020
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KEUANGAN 2020-2024
PENGARUSUTAMAAN GENDER KEMENKEU
SASARAN ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI

1. Penguatan pemahaman dan


Terwujudnya kesetaraan gender komitmen stakeholder baik internal
dalam pembangunan, yang ditandai maupun eksternal
dengan Indeks Pembangunan Gender 2. Peningkatan kebijakan Kementerian
(IPG) dan Indeks Pemberdayaan Keuangan yang responsif gender.
Gender (IDG) 3. Peningkatan kualitas layanan
responsif gender
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NO. 807/KMK.01/2018
PEDOMAN IMPLEMENTASI PUG DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

Penguatan Dasar Hukum PUG


02 Penguatan Komitmen Pimpinan
01 Kemenkeu
Komitmen pimpinan memegang kunci terpenting dalam
mencapai tujuan PUG secara nyata di Kemenkeu, yang
Sebagai penguatan kerangka kebijakan dan hukum diwujudkan melalui dukungan regulasi terhadap
yang mengatur penyelenggaraan implementasi PUG di penyelenggaraan implementasi PUG di lingkungan
lingkungan Kemenkeu
Kemenkeu

04 Peningkatan Kualitas
03 Penguatan Perangkat
Implementasi PUG-PPRG
Mekanisme Implementasi PUG
Sebagai pedoman untuk meningkatkan kapabiltas SDM
Sebagai acuan maupun rujukan operasional teknis pengelola PUG dalam rangka peningkatan kualitas
bagi seluruh satker Kemenkeu dalam implementasi PUG-PPRG Kemenkeu dimulai sejak proses
mengintegrasikan persepsi gender sesuai bidang, perencanaan hingga monitoring dan evaluasi berbagai
tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing. kebijakan/program/kegiatan.
INTEGRASI PUG DALAM PEMBANGUNAN GLOBAL
KOMITMEN NEGARA 188 NEGARA PBB KOMITMEN 193 NEGARA ANGGOTA PBB
MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
MDG’S SDG’S
8 Tujuan Pembangunan Milenium 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

2000-2015 2015-2030

8 Butir Tujuan Pembangunan Milenium 17 Butir Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,

10
INTEGRASI PUG DALAM PEMBANGUNAN
PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

1
1 UNIVERSAL
Dilaksanakan oleh dunia terkait dengan tujuan
dan sasaran yang transformatif, berpusat pada
manusia, komprehensif, dan berjangka panjang

NO ONE LEFT UNIVERSAL


22 INTEGRATION BEHIND
Dilaksanakan secara terintegrasi dan saling
terkait pada semua dimensi sosial, ekonomi,
dan lingkungan NO ONE LEFT BEHIND
INTEGRATION
$60
Pembanguan yang inklusif adalah
dilaksanakan oleh siapa saja dan
3 manfaatnya dirasakan oleh semua
NO ONE LEFT BEHIND
3 Harus memberi manfaat bagi semua, terutama
serta menyasar pada kelompok rentan
yaitu anak-anak, lansia, dan penyandang
yang rentan (sasaran); serta pelaksanaannya disabilitas
melibatkan semua pemangku kepentingan
(pelaku)
KONSEP GENDER
KERANCUAN MEMAHAMI KATA “GENDER”

Jenis kelamin GeBPer BUKAN


Jenis kelaminP

Gender BUKAN Prioritas


Perempuan
Prioritas Perempuan

GENDER
Urusan Perempuan Gender BUKAN Urusan
Perempuan

Khusus Perempuan Gender BUKAN Khusus


Perempuan
PERBEDAAN GENDER DENGAN JENIS KELAMIN
GENDER JENIS KELAMIN

Buatan manusia,bersifat
Buatan manusia, bersifatnon
non
kodrati
Ciptaan Tuhan, bersifat kodrati
kodrati

Diperoleh darisosialisasi
Diperoleh dari sosialisasi sejak
sejak Diperoleh
dini oleh keluarga
keluarga Diperolehdari
darikelahiran
kelahiran
dini oleh

Dapat berubah dan Tidak


Tidakdapat
dapatberubah
berubah dan
dan
Dapat berubah dan dipertukarkan
dipertukarkan dipertukarkan
dipertukarkan

Berlaku tergantungwaktu
Berlaku tergantung waktu dan
dan Berlaku sepanjang
Berlaku sepanjangwaktu
waktudan
dan
tempat, bersifatspasial
spasial tempat,
tempat,bersifat
bersifatuniversal
universal
tempat, bersifat
DEFINISI “GENDER”
GENDER adalah peran dan status yang melekat
pada laki-laki atau perempuan berdasarkan
konstruksi sosial budaya yang dipengaruhi oleh
struktur masyarakat yang lebih luas, dapat Konsep bagaimana interpretasi atas
berubah sesuai perkembangan zaman dan Istilah gender untuk membedakan laki-
peran menjadi laki-laki atau perempuan
laki dan perempuan yang dibentuk
bukan berdasarkan pada perbedaan biologis. (dikonstruksikan/diajarkan/
yang diharapkan lingkungan sosialnya
(keluarga, agama, masyarakat, negara,
disosialisasikan) oleh budaya
KMK 807/KMK.01/2018
adat budaya, media massa, dsb)

Pembedaan tersebut telah melekat


Pembedaan tersebut juga menjadi
dalam kurun waktu lama sehingga
seperangkat tuntutan sosial tentang
dianggap alamiah sehingga lazim
kepantasan bersikap dan berprilaku
mengatur peran dan status laki-laki dan
seseorang
perempuan dalam masyarakat

Pembedaan tersebut menimbulkan


masalah apabila ada ketimpangan
Disebut DISKRIMINASI GENDER
relasi sehingga timbul ketidakadilan
pada salah jenis kelamin
KETIDAKADILAN/DISKRIMINASI GENDER

Stereotype Marginalisasi Subordinasi Beban ganda Kekerasan

Pandangan yang Dampak pelabelan


Pelabelan karakteristik Bentuk pembatasan Beban kerja aktivitas
menempatkan sebuah terhadap sifat jenis
yang dianggap lazim dalam meminggirkan domestik yang harus
peran/fungsi/kedudukan kelamin tertentu memicu
berdasar konsep tentang peran ekonomi jenis dijalankan oleh salah
jenis kelamin tertentu tindak kekerasan
prilaku dan sifat laki-laki kelamin tertentu satu jenis kelamin
dinilai lebih rendah terhadap jenis kelamin
dan perempuan yang sehingga menyebabkan tertentu lebih banyak
lainnya.
dipercaya berdasar proses pemiskinan dari jenis kelamin
anggapan subjektif terhadapnya lainnya
STEREOTYPE GENDER DALAM PEMBANGUNAN
PENCARI NAFKAH UTAMA DEFINISI
Adalah Laki-laki Stereotype gender adalah “konsep tentang prilaku, sifat, atau ciri-ciri bagi laki-
PENCARI NAFKAH TAMBAHAN laki dan perempuan yang dipercayai berdasarkan anggapan/ penilaian
PEKERJA TAK BERBAYAR subjektif dan bisa bersifat negatif atau positif.”
Adalah Perempuan Stereotype gender menimbulkan labelling atau pemberian label/cap/citra baku
karakteristik bagi laki-laki dan perempuan, yang seringkali tidak tepat namun
dianggap lazim

MENGURUS RUMAH DAN AKIBAT


MENDIDIK ANAK
Adalah Perempuan Stereotype gender dianggap sebagai karakteristik yang dianggap benar dan ideal di
Bukan Laki-laki masyarakat turut menumbuhkan pola:
- pembedaan peran/status/tanggung jawab/hak-kewajiban
- pembedaan aktivitas/pekerjaan
Standar penilaian terhadap hal-hal tersebut di atas menjadi lebih rendah bagi salah
satu jenis kelamin sehingga terjadi diskriminasi dalam pembangunan.

PEMIMPIN adalah Laki-laki


SOLUSI
Stereotype gender yang bukan merupakan kebenaran umum dijadikan alasan
YANG DIPIMPIN adalah melakukan tindakan diskriminasi gender. Untuk itu perlu keadilan dalam perlakuan,
Perempuan agar tercipta kesetaraan dalam pembangunan bagi semua jenis kelamin, melalui
strategi “Pengarusutamaan Gender”.
URGENSI PUG DALAM PEMBANGUNAN
1 2

▪ Menjadi laki-laki dan menjadi


FAKTA ISU ▪ Dalam proses pembangunan
perempuan berbeda dalam sering kali mengabaikan fakta
2 perbedaan laki-laki dan
- Pengalaman
perempuan tersebut
- Aspirasi
▪ Stereotype gender yang
- Kebutuhan bukan merupakan kebenaran
- Permasalahan umum dijadikan alasan
▪ Stereotype gender bukan membentuk norma gender
kebenaran umum yang menimbulkan
ketidakadilan gender

4
Tidak terwujud Integrasi strategi
keadilan dan kesetaraan Pengarusutamaan Gender
gender dalam pembangunan
3 4
DAMPAK SOLUSI
PERUBAHAN WAWASAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

BELUM RESPONSIF GENDER RESPONSIF GENDER

❖ Tidak memahami bahwa laki-laki dan perempuan ❖ Telah mempertimbangkan pengalaman/ aspirasi/
memiliki perbedaan dalam hal pengalaman/ kebutuhan/permasalahan kedua jenis kelamin
aspirasi/kebutuhan/ permasalahan (BUTA GENDER) yang berbeda
❖ Tidak mempertimbangkan pengalaman/aspirasi/ ❖ Telah mengakomodir perbedaan tersebut di atas
kebutuhan/ permasalahan kedua jenis kelamin yang secara sistematis dan konsisten dengan tujuan
berbeda (NETRAL GENDER) agar tidak terjadi kesenjangan/diskriminasi
❖ Hanya mengakomodir kepentingan
❖ Telah mempertimbangkan keadilan dalam empat
pengalaman/aspirasi/ kebutuhan/ permasalahan salah
indikator/aspek yaitu akses, partisipasi, kontrol
satu jenis kelamin tertentu (BIAS GENDER)
dan manfaat dalam pembangunan
PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG)
DEFINISI STRATEGI PELAKSANAAN
Strategi untuk mencapai keadilan dan Keadilan Laki-Laki Anak-Anak
kesetaraan gender melalui kebijakan, Kesetaraan Perempuan Lansia
program, dan kegiatan yang Gender Disabilitas
memperhatikan pengalaman, aspirasi,
kebutuhan serta permasalahan laki-laki
dan perempuan dalam proses Memperhatikan:
• Pengalaman
perencanaan, penganggaran,
• Kebutuhan
pelaksanaan, serta pemantauan dan • Kesulitan
evaluasi dari seluruh aspek kehidupan dan • Hambatan
pembangunan.
KMK 807/KMK.01/2018

Integrasi ke dalam
• Perencanaan
• Penganggaran
• Pelaksanaan
• Pemantauan
Strategi • Evaluasi
Pembangunan Atas kebijakan/program/kegiatan pembangunan
TUJUAN PUG
KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER
KEADILAN GENDER
PERLAKUAN ADIL bagi laki-laki dan perempuan dalam
keseluruhan proses pembangunan dengan mempertimbangkan
pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan sebagai
AKSES PARTISIPAS
laki-laki dan sebagai perempuan, untuk mendapat akses dan
I
manfaat dari usaha-usaha pembangunan, untuk ikut berpartisipasi
dalam mengambil keputusan serta dalam memperoleh
penguasaaan/kontrol terhadap sumber daya

KESETARAAN GENDER MANFAAT KONTROL

KESAMAAN KONDISI DAN POSISI bagi laki-laki dan perempuan


yang terwujud karena adanya keadilan dalam akses, partisipasi,
kontrol, dan manfaat dalam menikmati hasil pembangunan
GENDER EQUALITY VS GENDER EQUITY
GENDER EQUALITY
Mewujudkan KESAMAAN KONDISI DAN POSISI
bagi laki-laki dan perempuan melalui pemberian
perlakuan/dukungan secara sama TANPA
mempertimbangkan pengalaman, aspirasi,
kebutuhan, dan permasalahan laki-laki dan
perempuan serta kelompok orang dengan
kebutuhan khusus (sameness)
Gender equality dan gender equity adalah istilah
yang terkait dalam implementasi PUG tapi memiliki
arti yang berbeda.
GENDER EQUITY
Bahwa laki-laki dan perempuan termasuk di
Mewujudkan KESAMAAN KONDISI DAN POSISI dalamnya kelompok rentan (anak-anak, lansia, dan
bagi laki-laki dan perempuan melalui pemberian disabilitas) tidak berada dalam posisi awal yang
perlakuan/dukungan DENGAN sama, sehingga membutuhkan perlakuan/dukungan
mempertimbangkan pengalaman, aspirasi, yang berbeda (gender equity) untuk mencapai
kebutuhan, dan permasalahan sebagai laki-laki kondisi dan posisi setara antar mereka
dan perempuan termasuk orang dengan
kebutuhan khusus (fairness)
EMPAT ASPEK KESENJANGAN GENDER
Kesempatan bagi laki-laki dan
AKSES perempuan dalam memperoleh 1
manfaat pembangunan

Keikutsertaan laki-laki dan


PARTISIPASI perempuan dalam dalam suatu
kegiatan/program
2
Peran laki-laki dan perempuan dalam
menjalankan fungsi pengendalian atas
KONTROL
sumber daya dan pengambilan 3
keputusan

Peran laki-laki dan perempuan dalam


MANFAAT menerima dan menggunakan hasil 4
suatu kebijakan/ program/kegiatan

ISU GENDER adalah masalah yang muncul akibat adanya KESENJANGAN GENDER
yang berimplikasi adanya pembedaan perlakuan atas dasar perbedaan jenis kelamin (DISKRIMINASI GENDER)
DISKRIMINASI GENDER menyebabkan kondisi tidak setara sehingga diperlukan perlakuan adil dalam empat aspek sebagai
indikator terwujudnya implementasi PUG

22
Implementasi
Pengarusutamaan Gender
(PUG) Kemenkeu
TUJUAN PUG KEMENKEU SASARAN PUG KEMENKEU
Terintegrasinya perspektif gender dalam
Memastikan seluruh kebijakan, program dan seluruh proses perencanaan, penganggaran,
kegiatan Kementerian keuangan telah adil dan pelaksanaan, dan monitoring/ evaluasi atas
setara bagi perempuan dan laki-laki kebijakan, program, dan kegiatan Kementerian
Keuangan

Terintegrasinya perspektif gender ke dalam


Memastikan adanya keberlanjutan, pelestarian
internal Kementerian Keuangan sehingga
dan pengembangan kualitas penyelenggara
menghasilkan budaya lembaga yang peka
PUG di Kementerian Keuangan
terhadap isu gender

Memastikan bahwa seluruh jajaran


Kementerian Keuangan memahami konsep,
prinsip, dan strategi PUG dalam
penyelenggaraan pembangunan yang menjadi
tugas, fungsi, dan kewenangan Kementerian
Keuangan
PERAN KEMENKEU DALAM PUG NASIONAL
01 Kementerian PPN/BAPPENAS Kementerian Keuangan
02

Perencanaan pembiayaan Perumus kebijakan ARG


ARG dan monev dan penelaah dokumen
pelaksanaannya anggaran

Kementerian Dalam Negeri Kementerian Pemberdayaan


03 04 Perempuan dan Perlindungan
Anak (Kementerian PPPA)
Menyusun kebijakan ARG
di daerah Meningkatkan kapasitas
SDM terkait PUG - PPRG

Surat Edaran Bersama Empat Menteri


Nomor : 270/M.PPN/11/2012, SE-33/MK.02/2012, 050/4379A/SJ., SE-46/MPP-PA/11/2012
Tentang
Stranas Percepatan PUG MelaluI PPRG ,
untuk pelaksanaan pembangunan dalam RPJM 2010-2014
IMPLEMENTASI PUG DI KEMENKEU
KMK 807/KMK.01/2018 TENTANG PEDOMAN IMPLEMENTASI PUG DI LINGKUNGAN KEMENKEU
Indikator Pemantauan dan Evaluasi: 1. UU 39/1999 (HAM)
1. Terpenuhinya 7 Prasyarat PUG 2. UU 23/2002 (Perlindungan Anak)
2. Terbukanya Akses, Partisipasi, Kontrol dan Manfaat 3. UU 25/2004 (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional)
3. Tidak ada diskriminasi DASAR HUKUM
4. INPRES 9/2000 (PUG dalam Pembangunan Nasional)
4. Terpenuhinya sarana dan prasarana yang responsif gender PEMANTAUAN, EVALUASI, 5. PP 90/2010 (Penyusunan RKA K/L)
1
DAN PELAPORAN
TUJUAN
1. Pemantauan dilakukan secara kontinu
1 2 1. Memastikan Kebijakan Kemenkeu telah adil dan setara
2. Pemantauan terhadap kegiatan dalam RENJA / RKA K-L
0 bagi pegawai Kemenkeu
3. Hasil pemantauan digunakan sebagai masukan proses
2. Memastikan keberlanjutan PUG di Kemenkeu
Perencanaan berikutnya
3. Memastikan seluruh pegawai Kemenkeu paham PUG

PELAKSANAAN KEGIATAN SASARAN Terintegrasinya perspektif gender dalam tugas,


RESPONSIF GENDER fungsi, dan internal budaya Kemenkeu
1. Pembinaan secara berjenjang dari 3
9
Pimpinan Kemenkeu PEDOMAN
2. Pelembagaan PUG dengan membentuk IMPLEMENTASI PUG 1. Gender adalah peran dan status laki-laki dan perempuan
Pokja/Tim
3. Pokja/Tim melakukan fungsi driver dan KEMENKEU berdasarkan konstruksi sosial budaya dan dapat berubah
ANGGARAN RESPONSIF sesuai perkembangan zaman
konsultasi bagi unit masing-masing
2. PUG merupakan strategi untuk mencapai keadilan dan
4. Melaksanakan tugas Pokja/Tim GENDER PENGERTIAN kesetaraan gender melalui kebijakan, program, dan kegiatan
4 yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, serta
8
permasalahan laki-laki dan perempuan dalam proses
Anggaran yang merespon kebutuhan, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta
permasalahan, aspirasi dan pengalaman laki-laki pemantauan dan evaluasi dari seluruh aspek kehidupan dan
dan perempuan yang tujuannya untuk mewujudkan pembangunan.
keadilan dan kesetaraan gender. PERENCANAAN PENGANGGARAN
RESPONSIF GENDER TUJUH PRASYARAT PUG
5 1. Komitmen Politik dan Kepemimpinan Lembaga
7
PPRG merupakan upaya untuk EMPAT ASPEK DISKRIMINASI 2. Kebijakan yang responsif gender
mengintegrasikan perspektif gender kedalam 3. Kelembagaan (Pokja / Tim)
proses Perencanaan dan Penganggaran 6 4. Sumber Daya (Manusia dan Anggaran)
dengan cara penelaahan dampak dari suatu 5. Data Terpilah menurut jenis kelamin
belanja kegiatan serta efeknya terhadap 6. Alat Analisis (Gender Analysis Pathways / GAP)
keadilan dan kesetaraan gender. 1. Akses 3. Kontrol 7. Partisipasi Masyarakat
2. Partisipasi 4. Manfaa
t
CAPAIAN IMPLEMENTASI PUG KEMENKEU
ANUGERAH PARAHITA EKAPRAYA (APE)
❖ Anugerah Parahita Ekapraya (APE) adalah bentuk pengakuan INDIKATOR KELEMBAGAAN PUG YAITU 7 PRASYARAT
dari pemerintah atas komitmen dan peran pimpinan K/L dalam PUG PADA K/L MELIPUTI:
upaya mewujudkan Keadilan dan Kesetaraan Gender melalui 1. Komitmen KL pada strategi PUG
strategi PUG yang dikoordinasikan oleh Kementerian 2. Kebijakan pada dokumen perencanaan KL
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) 3. Pelembagaan PUG K/L dan UE1
4. SDM pelaksana PPRG dan monev PPRG serta
❖ Evaluasi APE merupakan sarana monitoring dan evaluasi atas: Anggaran pelembagaan PUG
1. Kelembagaan PUG ( 7 prasyarat PUG ) 5. Data terpilah, Sistem Informasi dan KIE
2. Pelaksanaan PUG 6. Pedoman teknis dan metode analisis
7. Peran serta masyarakat
❖ Berdasar Peraturan Menteri PPPA No. 7 Tahun 2018, evaluasi
APE menjadi dasar pemberian Anugerah Parahita Ekapraya
(APE)
INDIKATOR PELAKSANAAN PUG PADA K/L MELIPUTI:
1. Kebijakan, Program, dan Kegiatan
• Kebijakan dalam bentuk peraturan
• Program dan kegiatan yang di-tagging ARG
• Program inovasi percepatan PUG
2. Pelaksanaan PUG menjadi refensi bagi KL lain
3. Anggaran Responsif Gender
4. Peran serta masyarakat dan jejaring
CAPAIAN IMPLEMENTASI PUG KEMENKEU
ANUGERAH PARAHITA EKAPRAYA (APE)
APE TINGKAT MENTOR Anugerah Parahita Ekapraya
TAHUN 2020 Tingkat Pratama
(2009)

Anugerah Parahita Ekapraya


Tingkat Madya
(2010 dan 2011)

TESTIMONI MENKEU TERHADAP IMPLEMENTASI


PUG KEMENKEU Anugerah Parahita Ekapraya
Tingkat Utama
(2012 dan 2013)

Anugerah Parahita Ekapraya


Tingkat Mentor
(2014, 2016 , 2018, dan 2020)

Anda mungkin juga menyukai