Anda di halaman 1dari 56

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN
PENGARUSTAMAAN GENDER (PUG)
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
TAHUN 2019

SEKRETARIAT TIM PUG


KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
KATA PENGANTAR

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terus berupaya
mengimplemantasikan Pengarusutamaan Gender (PUG) di bidang koperasi dan usaha mikro,
kecil, dan menengah (KUMKM) dalam rangka upaya pelaksanakan program/kegiatan
pemberdayaan KUMKM yang responsif gender. Hal ini sebagai wujud nyata dan komitmen dalam
melaksanakan amanah Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarustamaan
Gender Dalam Pembangunan Nasional serta Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2005 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.

Sinergi antara Kementerian/Lembaga, OPD yang membidangi KUMKM, dunia usaha,


masyarakat serta Perguruan Tinggi diharapkan mampu mendukung program/kegiatan
pemberdayaan KUMKM yang responsif gender secara terpadu.

Laporan ini diharapakan dapat menjadi rujukan untuk implementasi PUG di bidang KUMKM
di masa yang akan datang sehingga terwujud penguatan pemahaman gender dan akuntabilitas
PUG serta dapat mendorong Kementerian Koperasi dan UKM dalam melaksanakan
pembangunan KUMKM yang berbasis/berperspektif gender.

Sekretariat PUG Kementerian Koperasi dan UKM

i
DAFTAR ISI

K A T A P E N G A N T A R ....................................................................................................................................................... i
D A F T A R I S I ........................................................................................................................................................................ ii
B A B I P E N D A H U L U A N ........................................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................................................................... 1

B. DASAR HUKUM ............................................................................................................................................................... 4

C. TUJUAN DAN MANFAAT .............................................................................................................................................. 5

B A B I I K E T E R K A I T A N P U G D A L A M B I D A N G K U M K M ...................................................... 6
B A B I I I I M P L E M E N T A S I P U G K E M E N T E R I A N K O P E R A S I D A N U K M ........... 11
A. PELEMBAGAAN PUG................................................................................................................................................... 11

B. PROGRAM/KEGIATAN STRATEGIS ....................................................................................................................... 12

C. SOSIALISASI PUG ........................................................................................................................................................ 42

D. PARTISIPASI KEGIATAN PUG ................................................................................................................................... 48

B A B I V P E N U T U P ...................................................................................................................................................... 52
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengarusutamaan gender (PUG) merupakan salah satu strategi pembangunan dalam


upaya mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui pengintegrasian permasalahan,
aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki yang harus di masukan ke
dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program
dan kegiatan pada berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Amanat pelaksanaan PUG
ditegaskan dalam instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang PUG dalam Pembangunan
Nasional, yaitu bahwa seluruh Departemen maupun Lembaga-Lembaga Pemerintah Non
Departemen lainnya harus memberikan dukungan dan melaksanakan program
pengarusutamaan gender, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
dari seluruh kebijakan dan program pembangunan.

Selain itu, prinsip PUG juga secara eksplisit telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden
Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019,
sebagai salah satu strategi pengarusutamaan dalam pembangunan yang berkelanjutan.

1
Prinsip PUG diarahkan untuk dapat tercermin di dalam keluaran (output) pada kebijakan dan
program pembangunan. Kementerian dan Lembaga (K/L) sebagai pelaksana pembangunan
dalam melaksanakan tugasnya, terikat untuk menggunakan prinsip PUG dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi K/L.

Dalam pelaksanaannya, pada tataran kebijakan untuk penerapan PUG telah lama
dicanangkan sejak tahun 2000, tetapi hasilnya belum optimal dan masih perlu terus didorong
dan ditingkatkan. Hal ini sebagaimana disimpulkan dalam hasil evaluasi pelaksanaan PUG
(Kementerian PPN/BAPPENAS, 2006 dan 2007), bahwa pelembagaan strategi PUG kedalam
proses pembangunan secara umum memerlukan suatu proses pembelajaran dan adaptasi
yang panjang dari seluruh agen pembangunan yang terlibat di dalamnya. Pelaksaanaan PUG
masih dilihat sebagai ”sesuatu yang baru” dan belum dipahami secara utuh dan baik serta
belum terintegrasi. Sementara sosialisasi dan advokasi PUG yang dilaksanakan juga belum
dilakukan secara optimal. Sebagai akibatnya pemahaman mengenai PUG menjadi multi tafsir.

Untuk itu, dalam rangka mendorong percepatan pencapaian kesetaraan dan keadilan
gender melalui PUG, Pemerintah juga telah mengeluarkan Surat Edaran Bersama 4 Menteri
Tahun 2013 antara Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan,
dan Menteri Negara PP dan PA (Nomor: 270/M.PPN/11/2012; SE-33/MK.02/2012;
2
050/4379A/SJ; SE-46/MPP-PA/ 11/2012) tentang Strategi Nasional Percepatan PUG melalui
Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender.

Kementerian Koperasi dan UKM memiliki peran penting dalam mempromosikan dan
mendorong pelaksanaan PUG sebagai suatu strategi pembangunan Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (KUMKM). Peran ini diwujudkan melalui komitmen Kementerian Koperasi
dan UKM untuk melaksanakan strategi PUG di bidang KUMKM. Pada tataran praktis,
Kementerian Koperasi dan UKM melakukan koordinasi, sinergi, kerjasama dan fasilitasi
dalam menciptakan lingkungan yang lebih kondusif agar PUG dapat dilaksanakan dengan
optimal. Oleh karena itu penting untuk melembagakan dan mengintegrasikan PUG dalam
proses perencanaan, yang dimulai dari penyusunan kebijakan, program/kegiatan khususnya
di bidang KUMKM.

Pelaksanaan PUG dalam pembangunan di bidang KUMKM digunakan untuk mengurangi


kesenjangan antara penduduk laki-laki dan perempuan dalam mengakses dan mengontrol
sumber daya, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan, serta
mendapatkan manfaat dari kebijakan dam program pembangunan. Dengan demikian,
diharapkan kesetaraan dan keadilan gender dapat dicapai, sehingga isu-isu gender yang
berpotensi menghambat laju pembangunan secara umum dapat dieliminir.

3
B. DASAR HUKUM

Pelaksanaan PUG di Kementerian Koperasi dan UKM merupakan mandat dari peraturan
perundangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi mengenai


Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (Convention on The Elimination
of All Forms of Discrimination Against Women).

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang PerKoperasian.

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Nasional (RPJPN) 2005-2025.

4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

5. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan


Gender Dalam Pembangunan Nasional.

6. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Menengah 2015-2019.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah.
4
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 196/PMK.02/2015 tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahan RKA-K/L dan Pengesahan DIPA

9. Surat Edaran Bersama 4 Menteri Tahun 2013 antara Menteri PPN/Kepala Bappenas,
Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara PP dan PA (Nomor:
270/M.PPN/11/2012; Nomor: SE-33/MK.02/2012; Nomor: 050/4379A/SJ; Nomor: SE
46/MPP-PA / 11/2012) tentang Strategi Nasional percepatan PUG melalui Perencanaan
dan Penganggaran yang Responsif Gender.

C. TUJUAN DAN MANFAAT

Laporan Tahunan PUG disusun dengan tujuan untuk a) melaporkan hasil pelaksanaan
PUG Kementerian Koperasi dan UKM; b) memberikan gambaran hasil monitoring dan evaluasi
pelaksanaan PUG bidang KUMKM baik oleh Kementerian Koperasi dan UKM maupun SKPD
yang membidangi KUMKM di daerah; c) menyediakan informasi terkait lainnya mengenai PUG
bidang KUMKM.

Adapun laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain sebagai: a) bahan
evaluasi pelaksanaan PUG pada tahun mendatang; b) dokumen tertulis kepada berbagai
pihak yang membutuhkan; c) referensi pelaksanaan program/kegiatan responsif gender di
bidang KUMKM.

5
BAB II
KETERKAITAN PUG DALAM BIDANG KUMKM

KUMKM terdiri dari orang per orang atau kelompok, laki-laki dan perempuan. Dalam
pembangunan KUMKM, kondisi sumber daya manusia, perempuan dan laki-laki, sering kali
kurang menjadi perhatian, karena asumsi awal perencanaan selalu beranggapan bahwa
perempuan atau laki-laki sama saja. Dalam pelaksanaan Koperasi misalnya, peranan kaum
perempuan cukup menonjol, terutama dalam urusan simpan pinjam, sehingga Koperasi menjadi
jauh lebih baik. Sebaliknya, dalam pelaksanaan Koperasi serba usaha dan angkutan, peran
anggota laki-laki sangat menonjol, sehingga seringkali peran anggota perempuan terabaikan.
Perbedaan peran seringkali menyebabkan adanya kesenjangan terhadap akses, partisipasi,
kontrol dan manfaat di antara perempuan dan laki-laki anggota Koperasi. Hal ini perlu menjadi
perhatian para pengambil keputusan dan pembuat kebijakan, agar baik bagi anggota Koperasi
yang perempuan atau pun bagi yang laki-laki akan mendapatkan haknya yang sama.

Disisi lain, jumlah usaha mikro dan kecil lebih banyak didominasi oleh perempuan dengan
usaha rumahan, sedangkan pada usaha menengah lebih banyak dikuasai oleh laki-laki.
Kebutuhan masing-masing kelompok UMKM tentu berbeda dan juga ada perbedaan dalam
menyikapi permasalahan yang mereka hadapi. Pemahaman terhadap perbedaan perilaku usaha
mikro kecil yang dikelola oleh perempuan dan yang dikelola oleh laki-laki, serta kebutuhan yang
6
tidak sama perlu menjadi perhatian, terutama terhadap jenis usaha yang dikerjakannya, yang
tentunya akan berdampak terhadap kebijakan yang perlu diberikan kepada kelompok UMKM.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Kementerian Koperasi dan UKM dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya perlu menerapkan PUG agar menjadi lebih berdaya
guna dan berhasil guna. Pelaksanaan PUG tersebut merupakan kewajiban sesuai dengan
amanah Inpres Nomor 9 Tahun 2000 dan RPJMN Tahun 2015-2019, serta untuk menjamin agar
pembangunan memberikan manfaat bagi semua. Instrumen pelaksanaan PUG adalah dengan
mengintegrasikan aspek gender ke dalam perencanaan penganggaran atau disebut perencanaan
penganggaran yang responsif gender (PPRG).

Penerapan PUG dalam tataran operasional pelaksanaan program/kegiatan di Kementerian


Koperasi dan UKM adalah sebagai berikut:

1. Mendesain program/kegiatan dengan memperhatikan perbedaan kondisi dan kebutuhan


laki-laki dan perempuan yang menjadi kelompok sasaran dari Kementerian Koperasi dan
UKM. Program/kegiatan yang direncanakan hendaknya responsif terhadap kebutuhan,
memberi manfaat, dan mengurangi kesenjangan kualitas hidup laki-laki dan perempuan;

2. Memastikan program/kegiatan yang disusun telah menjawab kebutuhan praktis (kebutuhan


untuk dapat menjalankan peran kodrati) dan kebutuhan strategis (kebutuhan untuk dapat
mengatasi kesenjangan relasi kuasa) laki-laki dan perempuan. Program/kegiatan yang

7
dirancang bisa ditujukan untuk menjawab kebutuhan khusus perempuan atau kebutuhan
khusus laki-laki; program/kegiatan yang bersifat afirmatif (perlakuan khusus sementara)
atau bisa juga disebut program/kegiatan untuk kesetaraan gender; dan program/kegiatan
untuk pelembagaan kesetaraan gender melalui penguatan kelembagaan PUG;

3. Memastikan program/kegiatan yang sudah responsif gender tersedia alokasi anggarannya,


karena ini sangat penting untuk dapat melaksanakan rencana dan pencapaian tujuan;

4. Memastikan penganggaran dengan prinsip ekonomi, efisiensi, efektifitas dan berkeadilan.


Peruntukan anggaran dibuat secara proporsional untuk menghasilkan keluaran dan hasil
yang optimal bagi pemberdayaan dan pengurangan kesenjangan antara laki-laki dan
perempuan. Indikator dan target kinerja perlu dibuat secara spesifik, terukur, rasional,
terjangkau dan tepat waktu;

5. Memastikan pelaksanaan program/kegiatan agar laki-laki dan perempuan sama-sama bisa


mengakses, berpartisipasi, mengontrol dan menerima manfaatnya. Oleh sebab itu
pendekatan pelaksanaan sebuah program/kegiatan akan sangat menentukan keberhasilan;
dan

6. Melakukan pemantauan dan evaluasi untuk melihat efektifitas dari anggaran responsif
gender (ARG) dan mengkaji dampaknya bagi upaya peningkatan kesejahteraan laki-laki dan
perempuan. Tentunya juga mengkaji kontribusinya terhadap pengurangan kesenjangan
8
gender dan upaya mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender. Pemantauan dan evaluasi
ini tentu saja tidak sebatas pada pelaksanaan program/kegiatan, tetapi juga pada
pelaksanaan anggarannya. Hal ini dilakukan untuk melihat ketepatan sasaran dan
tercapainya target-target kinerja yang telah direncanakan.

Untuk menerapkan PUG dan PPRG, para pejabat/pegawai Kementerian Koperasi dan UKM
perlu memperhatikan hal-hal berikut

1. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran semua pihak baik pemerintah maupun non-
pemerintah, terutama pengurus Koperasi dan pelaku UMKM, melalui penyebaran atau
diseminasi informasi, pendidikan, pelatihan, pendampingan, dan dialog konstruktif;

2. Menyediakan database terpilah dan profil gender yang paling update. Ini sangat penting
sebagai dasar untuk memetakan kondisi dan mengindentifikasikan permasalahan maupun
isu gender yang ada di bidang KUMKM guna menyusun rencana program/kegiatan dan
rencana anggaran yang baik;

3. Membangun kelompok kerja jaringan PUG dan PPRG yang melibatkan berbagai pemangku
kepentingan, baik birokrat, akademisi, aktivis organisasi masyarakat sipil, dan terlebih
teknokrat perencanaan penganggaran;

9
4. Melakukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk menjamin adanya kesamaan
akses, partisipasi, kontrol dan manfaat bagi laki-laki dan perempuan dalam setiap tahapan
proses pembangunan baik perencanaan, pelaksanaan, maupun pemantauan dan evaluasi;

5. Memberikan perhatian dan perlakuan khusus sementara (affirmative) kepada kelompok-


kelompok yang mengalami diskriminasi gender seperti pelabelan (stereotype), marginalisasi
atau peminggiran, subordinasi atau perendahan, fungsi ganda dan beban kerja berlebihan
serta korban tindak kekerasan;

6. Mengembangkan alat atau panduan untuk melaksanakan PUG dan PPRG di bidang KUMKM
yang menjadi pegangan berbagai pihak terkait terutama bagi anggota kelompok kerja gender,
para perencana program maupun perencana anggaran; dan

7. Membangun kemampuan teknis para perencana untuk menyusun PPRG dan kemampuan
advokasi kepada para pihak terkait termasuk para politisi di legislatif yang berperan besar
dalam memutuskan kebijakan anggaran negara.
10
BAB III
IMPLEMENTASI PUG
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

A. PELEMBAGAAN PUG
Status capaian kelembagaan PUG tahun 2019 adalah sebagai berikut:
NO ASPEK CAPAIAN TERAKHIR HINGGA 2019
1 Komitmen  Keputusan Menteri Koperasi dan UKM No 164 Tahun 2018 tentang Tim
Pengarusutamaan Gender, Focal Point Gender dan Gender Champion
Kementerian Koperasi dan UKM menggantikan Keputusan Menteri Koperasi
dan UKM Nomor: 03/Kep/M.KUMKM.1/II/2016 tentang Tim
pengarusutamaan Gender Kementerian Koperasi dan UKM
 Draft Keputusan Menteri Koperasi dan UKM tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Bidang Koperasi dan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah
2 Kebijakan  Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM 2015-2019 Revisi Kedua
 Draft Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM 2020-2024
3 Kelembagaan  Keputusan Menteri Koperasi dan UKM No 164 Tahun 2018 tentang Tim
Pengarusutamaan Gender, Focal Point Gender dan Gender Champion
Kementerian Koperasi dan UKM
 Draft Keputusan Menteri Koperasi dan UKM tentang Kelompok Kerja
Pengarusutamaan Gender Kementerian Koperasi dan UKM (beserta rencana
aksi)
4 Sumberdaya (SDM  SDM yang telah memiliki sertifikat PPRG tahun 2017 sebanyak 18 orang, tahun
dan Anggaran) 2018 sebanyak 19 orang, dan tahun 2019 sebanyak 24 orang.

11
NO ASPEK CAPAIAN TERAKHIR HINGGA 2019
 Anggaran untuk Pokja PUG Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2018 sebesar
Rp. 321.414.000,-; dan tahun 2019 sebesar Rp 338.389.000,-.
5 Data Terpilah 1. Data Pegawai Kementerian Koperasi dan UKM 2015-2019
2. Data Peserta dan Penerima Program/Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM
tahun 2015-2019
6 Alat Analisis GAP dan GBS
7 Peran Serta Tokoh masyarakat, asosiasi perempuan, dan Perguruan Tinggi
Masyarakat

B. PROGRAM/KEGIATAN STRATEGIS

Kementerian Koperasi dan UKM secara berkelanjutan berupaya melaksanakan


program/kegiatan pembangunan bidang KUMKM dalam rangka mendukung pencapaian
nawacita sesuai dengan RPJMN Tahun 2015-2019. RPJMN Tahun 2015-2019 berfokus pada
3 (tiga) isu atau kebijakan nasional terkait pengarusutamaan gender, yaitu a) peningkatan
kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan, b) perlindungan perempuan
terhadap berbagai tindak kekerasan, dan c) peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan
pemberdayaan perempuan. Kementerian Koperasi dan UKM melaksanakan program/kegiatan
berbasis pada fokus tersebut dengan perspektif ekonomi.
12
1. Bimbingan Teknis Penyempurnaan Pedoman Partisipasi Anggota dalam Permodalan
dan Usaha Koperasi
Dalam upaya mengembangkan koperasi, Pemerintah memberi kesempatan/peluang
bagi koperasi untuk bergerak di bidang usaha jasa keuangan maupun sektor riil.
Pertumbuhan koperasi sangat erat kaitannya dengan peranan anggotanya untuk saling
memberikan kemanfaatan usaha, maka peran penting setiap anggota inilah yang harus
diutamakan. Kegiatan Bimbingan Teknis Penyempurnaan Pedoman Partisipasi Anggota
Dalam Permodalan dan Usaha Koperasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan bagi pengurus dan anggota serta meningkatkan partisipasi anggota dalam
permodalan, usaha dan pengelolaan koperasi yang lebih efisien dan efektif dalam rangka
sumbangsih anggota terhadap koperasi agar pencapaian kinerja koperasi dapat lebih baik.

Kegiatan dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dari tanggal 19 s/d 21 Februari 2019 bertempat
di Hotel Grand Sovia Bandung, Jl. Kebon Kawung No. 16 Bandung, Jawa Barat yang dihadiri
oleh 50 orang dari koperasi-koperasi yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat. Materi
kegiatan terdiri dari penjelasan mengenai cara meningkatkan partisipasi angggota koperasi,
jaringan usaha koperasi dan koperasi dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 yang
disampaikan oleh 3 (tiga) narasumber, yaitu Deputi Bidang Kelembagaan, Prof. Dr. Rully
Indrawan, M,Si.; Asisten Deputi Keanggotaan, Untung Tri Basuki, SH. SPn.; dan Bapak

13
Indra Fahmi selaku praktisi koperasi. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan peran
anggota koperasi dalam partisipasi modal dan usaha koperasi yang responsif gender.
14
2. Wirausaha Pemula yang Didukung Modal Awal Usaha (Start Up Capital)
Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam rangka
melaksanakan misi dan mencapai visi, khususnya dalam rangka mendukung PUG tahun
2019. Kegiatan ini diadakan bertujuan untuk memperkuat modal usaha bagi wirausaha
pemula yang berbasis gender dalam rangka mendukung kesejahteraan masyarakat.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan data penerima bantuan
modal awal usaha yang sesuai dengan prioritas berdasarkan data terpilah calon penerima
manfaat, sehingga terjadi pemerataan penerima manfaat yang berdampak pada
pengembangan usaha mikro (scalling up). Kegiatan ini telah berhasil menyalurkan bantuan
modal awal usaha (start up capital) kepada 2.603 wirausaha pemula (106,6% dari target
2.500 wirausaha pemula) dengan nilai bantuan Rp.29.997.000.000,-. Sebaran penerima
program ini berdasarkan jenis kelamin sebesar 62,14% perempuan dan 37,61% laki-laki.
Selain itu penerima program berdasarkan lokus sebanyak 519 WP (19,93%) Daerah
Tertinggal/Terluar/Terdepan, 135 WP (5,18%) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan 1.949
WP (74,87%) daerah antar kelompok berpendapatan rendah/masyarakat miskin.
Sementara itu, penerima program wirausaha pemula berdasarkan kriteria penyandang
disabilitas tahun 2019 terdapat sebanyak 3 orang.

15
Terkait program teknis seperti program bantuan pemerintah bagi wirausaha pemula,
kedepan penyaluran bantuan modal awal usaha agar fokus untuk mendukung sektor
prioritas unggulan Kementerian Koperasi dan UKM seperti handycraft, pariwisata, kuliner
packaging, produk olahan, perikanan, pertanian dan perkebunan serta sektor lainnya.
16
3. Konsultasi Design, Kemasan dan Pemberkasan Pendaftaran Merek Produk KUMKM
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memberikan sosialisasi kepada pelaku KUMKM
di provinsi Kalimantan Utara, khususnya Kota Tarakan dan Kabupaten Bulungan, terkait
pentingnya desain kemasan dan HKI bagi UKM serta pemberkasan merek produk KUMKM.
Pemaparan materi oleh Ibu Victoria Simanungkalit, Deputi Produksi dan Pemasaran
Kementerian Koperasi dan UKM; Siti Darmawasita, Asdep Standarisasi dan Sertifikasi
Kementerian Koperasi dan UKM; Cumarya S.I.P, M.Si, Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual Kementerian Hukum dan HAM; dan Thomas Gozali Praktisi Kemasan Packaging
House Bandung Jawa Barat. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 23-25 Januari 2019 di
Lotus Panaya Hotel Kalimantan Utara yang hadiri oleh 50 peserta.

Adapun tujuan kegiatan ini yaitu meningkatkan produk KUMKM yang terstandardisasi
dan tersertifikasi yang berdaya saing. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman kepada aparat pembina, stakeholder, dan KUMKM di daerah tentang arti
pentingnya kemasan dan merek dagang bagi para pelaku usaha khususnya KUMKM serta
meningkatkan peran Pemerintah Pusat dan Daerah serta stakeholder dalam
mengembangkan usaha KUMKM melalui penerapan desain kemasan dan hak merek
dagang.

17
18
4. Bimbingan Teknis Koperasi Pengelola Ecotourism Dalam Penguatan Daya Saing
Dalam upaya meningkatkan daya saing fasilitas pariwisata, diperlukan layanan
fasilitas pariwisata yang memenuhi standar internasional dan mengangkat unsur
keunikan dan kekhasan lokal. Strategi untuk pengembangan kapasitas dan kualitas fungsi
dan layanan fasilitas pariwisata meliputi a) mendorong dan meningkatkan standarisasi
dan sertifikasi usaha pariwisata, b) mengembangkan fasilitasi untuk mendorong
pertumbuhan usaha pariwisata skala KUMKM, dan c) mendorong pemberian intensif
untuk menggunakan produk dan tema yang memiliki keunikan dan kekhasan lokal. Untuk
mendukung kegiatan ini, Kementerian Koperasi dan UKM bekerja sama dengan
Pemerintah Daerah setempat dan para stakeholder.

Kegiatan ini bertujuan sebagai penguatan capacity building dalam mendukung


pengembangan kawasan wisata Bromo-Tengger-Semeru khususnya kepada koperasi dan
UKM. Kegiatan dilaksanakan di The Balava Hotel Kota Malang, Jawa Timur pada tanggal
23-25 April 2019 yang dihadiri 40 (empat puluh) peserta dari berbagai stakeholder terkait.
Berbagai materi disampaikan oleh para narasumber diantaranya ASITA Jawa Timur, Divisi
CSR Bank Jawa Timur, dan Kili-Kili Adventure. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan
dapat membuka potensi kemitraan antar KUMKM dengan agen travel lainnya, serta
memberikan wawasan terkait pemanfaatan media digital dalam promosi pemasaran.

19
20
5. Rekrutmen Konsultan Pendamping PLUT KUMKM
Kegiatan ini merupakan inisiatif baru yang menjadi bagian dari Prioritas Nasional
bidang perekonomian lainnya dalam upaya meningkatkan kemampuan KUMKM melalui
program dan berbagai kegiatan baik yang terkait dukungan finansial maupun non
finansial. Penyediaan dukungan penguatan KUMKM yang terpadu salah satunya dapat
difasilitasi melalui penyediaan layanan satu atap yang menyediakan jasa-jasa non finansial
yang menyeluruh dan terintegrasi bagi pengembangan usaha KUMKM. Oleh karenanya
diperlukan adanya konsultan pendamping KUMKM yang kompeten dan berdedikasi dalam
mengembangkan usaha KUMKM sehingga dapat beroperasi secara berkelanjutan dalam
memberikan manfaat bagi KUMKM yang membutuhkan. Kegiatan ini dilaksanakan di
beberapa provinsi yang bertujuan menjaring konsultan pendamping KUMKM yang berdaya
dan berhasil guna bagi pengembangan PLUT KUMKM. Jumlah pelamar untuk keempat
lokasi PLUT ini cukup besar mencapai 879 orang yang tersebar dalam berbagai bidang
pilihan. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan terekrutnya konsultan pendamping
KUMKM di 4 lokasi penerima program PLUT KUMKM yaitu di Provinsi Sumatera Barat,
Kota Batam, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Jembrana. Beberapa rekomendasi
disarankan sebagai perbaikan yaitu melakukan pengukuran capaian kinerja dan indikasi
keberhasilan PLUT KUMKM serta potensial review secara periodik.

21
22
6. Pelatihan Kewirausahaan
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka peningkatan daya saing KUMKM. Peserta
pelatihan berlaku bagi siapa saja baik perempuan maupun laki-laki, masyarakat daerah
pasca bencana, masyarakat daerah tertinggal dan disabilitas. Sasaran pelaksanaan
kegiatan ini adalah mahasiswa/pemuda, komunitas, kelompok, masyarakat pelaku
wirausaha dalam upaya mensosialisasikan regulasi atau program terkait dengan
pengenalan, penumbuhan dan pengembangan kewirausahaan. Kegiatan ini diikuti 4.289
peserta laki-laki dan 4.565 peserta perempuan yang dilaksanakan di 34 provinsi. Pada
kegiatan ini diharapkan meningkatkan daya tahan wirausaha melalui inovasi dan
kreativitas guna memperoleh keunggulan daya saing dan keberlangsungan usaha.
Narasumber pada kegiatan ini disesuaikan dengan kebutuhan peserta yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan dalam berwirausaha. Materi yang
disampaikan merupakan sebuah solusi bagi permasalahan yang dibutuhkan peserta
dalam menjalankan dan menghadapi permasalahan dalam sebuah usaha. Hasil yang
diharapkan dari kegiatan ini yaitu peserta mendapatkan solusi atas permasalahan yang
dihadapi sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan baik serta dapat menaikkan
skala usahanya. Selain itu peserta juga diharapkan dapat melakukan sinergitas
penumbuhan kewirausahaan dengan dinas dan stakeholder terkait.

23
24
7. Sosialisasi Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi
Kegiatan ini dilakukan dalam upaya mensosialisasikan tentang jabatan fungsional
Pengawas Koperasi ke beberapa provinsi yang telah diprogramkan agar tiap-tiap daerah
mengetahui tentang tata cara jabatan fungsional Pengawas Koperasi dan dapat menunjang
dalam pemeriksaan koperasi untuk menjadi koperasi yang baik. Berbagai isu pengawasan
koperasi diantaranya investasi bodong berkedok koperasi, pencucian uang, kurangnya
kapasitas aparat pengawas koperasi, serta terbatasnya ketersediaan dana pengawasan dan
pemeriksaan koperasi khususnya APBD menjadi tantangan tersendiri pelaksanaan
pengawasan dan pemeriksaan koperasi di era otonomi daerah.

Untuk itu, perlu adanya jabatan fungsional Pengawas Koperasi agar dapat melakukan
pengawasan koperasi di tiap daerah dengan optimal dan dapat menunjang koordinasi
antara pusat dan daerah. Kegiatan sosialisasi jabatan fungsional Pengawas Koperasi ini
dilaksanakan di Hotel Sahid Mandarin Pekalongan pada 22 Juli 2019 yang dihadiri oleh
50 peserta. Tujuan diadakannya kegiatan ini agar sosialisasi jabatan Pengawas Koperasi
di provinsi khususnya dapat tersampaikan sehingga dapat memahami jabatan fungsional
itu sendiri. Pemaparan materi dalam kegiatan ini yaitu Ika Meydiawati, S. Sos dan Didit
Kurnia, S. Kom. Saat ini jumlah dan kapasitas SDM Aparatur Pengawasan Koperasi masih
belum ideal, sehingga perlunya jabatan Pengawas Koperasi untuk lebih terfokusnya dalam

25
pemeriksaan koperasi dan meningkatkan kualitas dan kuantitas koperasi yang lebih baik
lagi. Pemerintah Daerah untuk dapat memanfaatkan dan memaksimalkan fungsi jabatan
fungsional Pengawas Koperasi.
26
8. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Program Inklusif LPDB KUMKM
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperkenalkan dan mensosialisasikan dana
bergulir LPDB KUMKM, khususnya dengan pola pembiayaan syariah, yang siap melayani
permodalan usaha bagi para pelaku KUMKM. Kegiatan sosialisasi program inklusif LPDB-
KUMKM diikuti oleh sebanyak 100 (seratus) peserta dari berbagai pelaku UMKM, koperasi,
LKB dan Instansi Pemerintah Daerah lainnya yang aktif memberikan pertanyaan dan
masukan terhadap permasalahan pengajuan proposal LPDB KUMKM kepada narasumber
yang memaparkan materi. Pada tahun 2019 kegiatan dilaksanakan di 4 (empat) provinsi
yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Bangka Belitung dan Sumatera Barat.
Narasumber dalam kegiatan ini berasal dari Kementerian Koperasi dan UKM serta LPDB
KUMKM. Kegiatan ini diadakan bertujuan untuk meningkatkan koordinasi antara LPDB
KUMKM dengan lembaga keuangan syariah maupun lembaga perantara di daerah dalam
memperkuat permodalan bagi KUMKM. Harapannya kegiatan ini dapat dilakukan secara
rutin agar para peserta yang hadir dapat memahami mekanisme permohonan pembiayaan
yang diberikan oleh LPDB KUMKM.

27
28
9. Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Penyaluran Pinjaman kepada Wirausaha Pemula
Universitas Jenderal Soedirman Melalui Lembaga Perantara
Kegiatan ini memberikan pengenalan tentang LPDB KUMKM kepada para pelaku usaha
khususnya bagi para wirausaha pemula dan pelaku bisnis startup yang ada. Selain itu
kegiatan ini juga dimanfaatkan sebagai ajang edukasi dan pengenalan antara pelaku
UMKM dengan Lembaga Perantara (LKB dan Koperasi). Hal ini diharapkan dapat membuka
wawasan dan kesempatan bagi pengembangan bisnis pelaku UMKM pemula dan bisnis
startup. Dari kegiatan ini telah disepakati bahwa akan diadakan pertemuan yang
melibatkan LPDB KUMKM dan Lembaga Perantara untuk pelaksanaan bimbingan teknis
penyusunan proposal pinjaman di wilayah Kabupaten Banyumas yang difasilitasi oleh
Universitas Jenderal Soedirman dan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas.
Lembaga perantara yang terlibat yaitu KUD Aris, KUD Rukun Tani, Kopdit SAE, BMT Surya
Mandiri, BMT Insan Mandiri, BMT Mentari Umat, KOSUKU, KOPKUN, PD.BPR.BKK.
Purwokerto dan PT. BPRS. Arta Leksana.

Kegiatan dilaksanakan di Java Heritage Hotel Purwokerto, Banyumas Jawa Tengah pada
tanggal 24-25 Juli 2019 yang diikuti oleh 17 perwakilan. Pemaparan materi dalam rapat
koordinasi disampaikan oleh Bapak Krisdianto Soedarmono, Direktur Bisnis LPDB
KUMKM; Bapak Cipto Subroto SE, M.Sc, CHRA, anggota SPI dan pengajar MK

29
Kewirausahaan Prodi Pendidikan Ekonomi FEB Universitas Soedirman; Bapak Suntoro S.
Sos,, Kasi Fasilitasi Pembiayaan Koperasi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM
Kabupaten Banyumas; dan Bapak Joko, Kepala Divisi Customer Relation PT. Jamkrida
Jawa Tengah. Sedangkan untuk materi sosialisasi terkait pemberian pinjaman kepada
wirausaha pemula dengan Universitas Jenderal Soedirman dipaparkan oleh Bapak Iman
Pribadi, Direktur Pengembangan Usaha LPDB KUMKM; Ibu Prof. Dr. Rifda Naufalin, M.P.,
M.Si, Ketua LPPM Universitas Soedirman; Bapak Aruman, Kepala Bidang Permodalan
Sendiri, Deputi Bidang Pembiayaan; Bapak Bony Suganda, S.Sos., Kepala Bidang
Pemberdayaan Kewirausahaan, Deputi Bidang Pengembangan SDM; dan Bapak Firdaus
Putra, H.C., Direktur KOPKUN Institute.
30
31
10. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Dana Bergulir LPDB KUMKM
Kegiatan dilaksanakan di 3 (tiga) lokasi yaitu Sulawesi Utara, Bali dan Nusa Tenggara
Timur yang dihadiri oleh perwakilan dari koperasi di daerah serta Dinas Koperasi, UMKM,
dan Perindag Kota. Kegiatan ini diharapkan dapat menyalurkan dana bergulir tahun
anggaran 2019 ke perwakilan koperasi yang ditunjuk oleh dinas dan meningkatkan
pemahaman para pelaku koperasi terkait pengembangan kriteria persyaratan pinjaman
dana bergulir LPDB KUMKM dalam rangka mendukung Trisukses LPDB KUMKM serta
terjalinnya sinergi yang lebih baik antara LPDB KUMKM dengan Pemerintah Daerah
terutama yang membidangi Koperasi dan UKM. Sementara kegiatan bimbingan teknis
dilaksanakan bertujuan agar koperasi lebih memahami teknis pengisian formulir
pengajuan dan persyaratan yang diperlukan dalam pengajuan proposal sehingga dapat
mengajukan pinjaman/pembiayaan ke LPDB KUMKM. Teknis pembahasannya dilakukan
oleh masing-masing panitia kepada kelompok koperasi dimana para perwakilan koperasi
dapat berkonsultasi mengenai kendala dan keadaan di koperasi.
32
33
11. Kegiatan Pameran Paviliun Provinsi
Paviliun Provinsi sebagai Identitas, Local Heritages dan Keunikan dari 34 provinsi di
Indonesia yang berlokasi di Ground Floor, Promenade dan lantai 2 gedung Smesco
Indonesia seluas 2.907m2 mengusung konsep dasar penataan “one stop shopping” bagi
konsumen lokal maupun internasional yang ingin mencari dan membeli produk-produk
unggulan KUKM Indonesia. Produk-produk unggulan yang di display di Paviliun Provinsi
ini terdiri dari produk furniture, handicraft, fashion, sepatu dan alas kaki. Kegiatan ini
memfasilitasi 2.578 KUKM dimana kepemilikan usahanya 35% adalah laki-laki dan 65%
adalah perempuan.

12. Kegiatan Pameran Dalam Negeri


Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menjawab kebutuhan perempuan dan laki-laki,
serta memberikan manfaat kepada perempuan dan laki-laki secara setara dalam bidang
kewirausahaan. LLP-KUKM di tahun 2019 telah melaksanakan program-program yang
diharapkan bisa menerapkan pengarusutamaan gender. Program/kegiatan tersebut
adalah:
34
a. Pameran dan Festival Sarung Indonesia

Pameran dan Festival Sarung Indonesia


2019 resmi digelar di Plaza Tenggara, Gelora
Bung Karno (GBK), Jakarta, pada tanggal 3
Maret 2019. Acara festival ini dibuka
langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Pameran dan Festival Sarung Indonesia
2019 ini mengambil tema ‘Sarung Sebagai
Identitas Budaya Pemersatu Bangsa’.
Smesco INDONESIA ikut serta dalam pameran tersebut ditandai dengan dibukanya
display Rumah Sarung Indonesia serta fashion show 20 setel dengan bawahan sarung.

b. Adiwastra Nusantara
Adiwastra Nusantara adalah pameran kain adati terbesar di Indonesia yang telah
diselenggarakan setiap tahun sejak 2008 di Jakarta, pada tahun ini dilaksanakan pada
tanggal 20-24 Maret 2019. Wastra artinya kain dan Adi berarti unggul atau terbaik,
sehingga Adiwastra Nusantara berarti pameran kain-kain tradisional unggulan dari

35
seluruh wilayah Indonesia. Pameran ini
digagas oleh komunitas pecinta dan pegiat
promosi kain adati nusantara. Tujuan dari
pameran ini antara lain untuk terus
mengobarkan semangat pelestarian serta
pengembangan kain adati nusantara sebagai
kekayaan bangsa yang beragam dan memiliki
keindahan serta nilai-nilai filosofis dan kearifan lokal yang tinggi. Dalam pameran ini,
Smesco Indonesia melibatkan 4 KUKM mitra.

c. Indonesia Fashion Week


Indonesia Fashion Week adalah pekan mode terbesar di Indonesia yang diadakan
setiap tahun sejak 2011 di Jakarta Convention Center, Jakarta. Indonesia Fashion Week
(IFW) kali ini dilaksanakan tanggal 27-31 Mei 2019 yang dipelopori oleh APPMI (Asosiasi
Perancang Pengusaha Mode Indonesia) menyajikan keindahan Indonesia dalam balutan
busana. Tujuan utama diselenggarakannya Indonesia Fashion Week tidak lain adalah
untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat mode di dunia. Dengan
memadukan kultur lokal yang direpresentasikan melalui pameran busana, peragaan
36
busana, seminar, workshop dan kompetisi,
IFW ingin mempromosikan budaya dan
industri kreatif di Indonesia ke dunia. Pada
penyelenggaraan yang kedelapan kalinya
ini, IFW 2019 mengangkat tema “Cultural
Values”. Smesco Indonesia memfasilitasi 6
KUKM mitra pada pameran ini.

d. Trisakti Destinasi Indonesia Expo and Conference

Pameran ini dilaksanakan di Jakarta pada


tanggal 27 Juni 2019. Sebanyak 11 UKM
Provinsi telah difasilitasi oleh Smesco Indonesia
dalam kegiatan Trisakti Tourism Award yang
merupakan ajang pemberian penghargaan
kepada pemerintah daerah dan pemerintah
kota yang berprestasi dalam mengembangkan
pariwisata di daerahnya yang diprakarsai oleh
Yayasan Kusuma Pertiwi dan didukung oleh

37
Majalah Destinasi Indonesia. Penyelenggaraan acara ini berkolaborasi dengan Trisakti
Tourism Award dan dilengkapi dengan Destinasi Indonesia Conference yang akan
menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri.

e. HARKOPNAS Expo
Pameran ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Koperasi Nasional ke-
72. Harkopnas Expo 2019 diadakan di Purwokerto pada tanggal 11-14 Juli 2019 yang
menghadirkan 300 stand termasuk stand Smesco Indonesia dari 4 KUKM mitra yang
telah difasilitasi. Harkopnas merupakan etalase pencapaian gerakan koperasi nasional
bersama pemerintah baik di pusat maupun daerah, DEKOPIN, perusahaan-perusahaan
swasta, BUMN dan BUMD serta instansi terkait lainnya di seluruh Indonesia di dalam
mengembangkan, membina dan menjalin kemitraan dengan koperasi dan UKM, sekaligus
mempromosikan produk-produk unggulan
beserta peluang bisnis dan investasi yang
dimiliki oleh koperasi dan UKM di seluruh
Indonesia.
38
f. Kriyanusa
Pameran Kriyanusa tahun 2019 ini bertema “Peningkatan Daya Saing Produk
Kerajinan Melalui Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan” yang mengusung ikon
daerah Nusantara dari Sumatera Barat berupa motif Pucuk Rabuang dilaksanakan di
Jakarta pada tanggal 11-15 September 2019.

39
13. Peningkatan Kapasitas KUKM Mitra
Tahun 2019 kegiatan Temu Mitra KUKM di Daerah ini terlaksana 6 kali sekitar 33%
peserta adalah laki-laki dan 67% adalah perempuan yang dilaksanakan di Kalimantan
Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, dan
Kalimantan Tengah. Temu mitra produk KUKM unggulan daerah ini merupakan rangkaian
kegiatan sinergi program Kementerian Koperasi dan UKM bersama Dewan Kerajinan
Nasional (Dekranas) dan tim penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
untuk mendorong pengembangan UMKM di provinsi. Kegiatan sinergi ini merupakan
kegiatan pembekalan pemasaran, permodalan, manajemen, peningkatan mutu produk,
maupun pemanfaatan teknologi dan informasi guna memperkuat para perajin dan UKM
khususnya yang berada di daerah. Selain itu juga adanya pelatihan vocation keterampilan
teknis, penyuluhan perkoperasian, pelatihan perkoperasian, pelatihan kewirausahaan,
pelatihan pelaku UKM produk daerah, bimtek penguatan usaha UKM, Temu mitra KUKM
produk unggulan daerah dan peningkatan standarisasi mutu dan sertifikasi produk.
40
41
C. SOSIALISASI PUG
Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan penerapan lebih lanjut tentang pelaksanaan
PUG pada lingkup Kementerian Koperasi dan UKM, telah dilaksanakan beberapa kegiatan
sosialisasi dan capacity building tentang PUG dan PPRG oleh Sekretariat Pokja PUG
Kementerian Koperasi dan UKM kepada seluruh satuan kerja eselon I dan BLU Kementerian
Koperasi dan UKM.

1. Bimbingan Teknis Penyusunan PPRG dan Data Gender/Terpilah Bidang KUMKM


Kegiatan Bimbingan Teknis Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran Responsif
Gender dan Data Terpilah dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2019 di ruang rapat Lt.
7 Kementerian Koperasi dan UKM dengan diikuti oleh peserta internal Kementerian
Koperasi dan UKM berjumlah 75 orang. Kegiatan ini menghadirkan 2 (dua) orang
narasumber yang membahas materi berkenaan dengan pentingnya pelaksanaan
Bimbingan Teknis Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender dan
Data Terpilah. Paparan materi oleh narasumber disampaikan Dra. Helsyanita, Kepala
Bidang Ekonomi Kreatif Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
dan Yusuf Supiandi, Pakar/Praktisi PUG. Forum ini kiranya dapat dimanfaatkan dengan
baik untuk menggali pengetahuan dan pemahaman serta sharing pengalaman terkait isu
gender, PUG dan praktik-praktik PPRG dan data terpilah.
42
43
2. Sosialisasi Perlindungan Perempuan
Kegiatan Sosialisasi Pemberdayaan Perempuan dengan tema “Perempuan Berdaya,
Keluarga Sejahtera” bagi para ASN, pelaku UMKM mitra Kementerian Koperasi dan UKM,
dan mahasiswa merupakan salah satu upaya dalam rangka menghapus diskriminasi dan
kekerasan ekonomi terhadap perempuan. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat
mengurangi kesenjangan atau mengurangi ketidakadilan bagi perempuan dalam ekonomi
untuk menghasilkan perempuan tangguh, yang menciptakan anak-anak tangguh dan
bahagia. Sosialisasi Pemberdayaan Perempuan dengan tema “Perempuan berdaya,
Keluarga Sejahtera” dilaksanakan pada tanggal 02 Oktober 2019 di Kementerian Koperasi
dan UKM yang diikuti oleh peserta yang berjumlah 100 (seratus) peserta.

Forum ini kiranya dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menggali pengetahuan dan
pemahaman serta sharing pengalaman untuk meningkatkan peran perempuan dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga serta adanya tindak lanjutnya seperti UKM
mendapat fasilitasi pelatihan-pelatihan untuk pengembangan diri, para wanita tidak perlu
keluar rumah tetapi bisa memiliki penghasilan dengan berusaha sehingga mampu
mengembangkan diri untuk kemajuan bangsa ini.
44
45
3. Temu Koordinasi Pelaksanaan Pengarustamaan Gender (PUG) Bidang KUMKM
Kegiatan Temu Koordinasi Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang
KUMKM Tahun 2019 diselenggarakan pada tanggal 27 – 29 November 2019, di Hotel
Sparks Luxe Jakarta. Kegiatan tersebut diikuti oleh 80 orang peserta yang terdiri
pejabat/perencana program atau focal point gender dari dinas yang membidangi KUMKM
di provinsi seluruh Indonesia dan tim PUG Kementerian Koperasi dan UKM. Pelaksanaan
kegiatan Temu Koordinasi Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang KUMKM
tahun 2019 ini dalam bentuk pertemuan dan diskusi mendalam antara peserta yang terdiri
dari pejabat/perencana program atau focal point gender dari dinas yang membidangi
KUMKM di provinsi seluruh Indonesia dan Tim PUG Kementerian Koperasi dan UKM pada
masing-masing Satker Eselon I dan BLU kementerian Koperasi dan UKM. Paparan materi
oleh narasumber disampaikan oleh Asisten Deputi Kesetaraan Gender Bidang Ekonomi,
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Kementerian Pertanian;
Kementerian Kelautan dan Perikanan; serta perwakilan Praktisi (PATTIRO) “Integrasi PUG
dalam Renstra K/L dan Daerah. Kedepannya diharapkan kegiatan semacam ini dapat
diselenggarakan secara rutin dan berkelanjutan agar pihak terkait mampu untuk
menyelenggarakan pemerintahan berorientasi pada prinsip efektif, efesien dan ekonomis;
kebijakan/program/kegiatan pemerintahan difokuskan untuk mewujudkan outcomes yang
dirasakan langsung manfaatnya oleh pelaku KUMKM dan Masyarakat.
46
47
D. PARTISIPASI KEGIATAN PUG
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembangunan bidang KUMKM, Kementerian
Koperasi dan UKM melakukan koordinasi, bersinergi dan bekerja sama dengan K/L,
perguruan tinggi, dan berbagai pihak melalui partisipasi dalam pertemuan/forum baik yang
diselenggarakan oleh KPPPA maupun K/L yang terkait.

1. Pertemuan Dialog Menteri


Kegiatan dilaksanakan di Ballroom Hotel Aryaduta pada tanggal 19 Februari 2019 yang
dihadiri oleh beberapa peserta dari berbagai K/L. Hadir sebagai narasumber Prof.
Mardiasmo, Ibu Woro Srihastuti Sulistyaningrum, dan Ibu Yohana Susana Yembise. PUG
telah menjadi prioritas pembangunan sejak disusunnya analisis gender, yang kemudian
diperkuat dengan kebijakan dan peraturan yang mendukung pelaksanaan strategi PUG.
Integrasi perspektif gender sangat penting dalam mendukung pembangunan nasional yang
diukur dari pencapaian IPG, IDG, dan IKG. Pelaksanaan strategi PUG dan PPRG dalam
siklus perencanaan pembangunan perlu didukung komitmen bersama untuk memastikan
strategi ini dijalankan di masing-masing bidang pembangunan. Dengan adanya kegiatan
ini diharapkan akan mensinergikan semua kegiatan PUG di masing-masing K/L baik pusat
maupun daerah agar dapat dilaksanakan dengan baik dan penuh komitmen dalam
48
mendorong kesetaraan gender di tingkat nasional khususnya pada implementasi
perencanaan dan penganggaran responsif gender.

2. Workshop Perencanaan Kegiatan Pendampingan PPRG bagi Kementerian/Lembaga


Workshop Perencanaan Kegiatan Pendampingan PPRG bagi Kementerian/Lembaga
dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2019, bertempat di The Margo Depok, Depok.
Kegiatan Pendampingan PPRG ini dihadiri 6 (enam) Kementerian yang menjadi mitra Asdep
kesetaraan gender bidang ekonomi yaitu, Kementerian Perindustrian, Kementerian
Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perdagangan, Kementerian
Pariwisata, dan Kementerian Koperasi dan UKM. Narasumber dalam kegiatan tersebut
adalah dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA),
Kementerian PPN/ Bappenas dan Pattiro (organisasi riset dan advokasi). Adapun tujuan
diadakannya kegiatan ini oleh KPPPA bersama Pattiro adalah untuk melakukan
pendampingan kepada mitra K/L Kementerian dalam melaksanakan PUG dan PPRG
terutama dalam penyusunan GAP, GBS Pengintegrasian gender dalam RKA K/L, dan
penandaan anggaran responsif gender untuk tahun 2020.

3. Rapat Undangan Pokja PUG K/L Bidang Ekonomi


Acara ini diadakan di Hotel Harris Vertu Harmoni Jakarta Pusat pada tanggal 3
September 2019 yang dihadiri oleh perwakilan Pokja PUG dari 10 Kementerian/Lembaga

49
(K/L) bidang ekonomi. Kegiatan ini diadakan dalam rangka penyampaian data capaian
status kelembagaan PUG terkait pemenuhan 7 prasyarat PUG dan data kebijakan yang
terkait isu PPKG yang merupakan persiapan evaluasi Anugerah Parahita Ekapraya (APE)
tahun 2020. Kegiatan ini bertujuan memantau perkembangan dan updating data-data
terkait pelaksanaan PUG, termasuk kebijakan terkait Pemberdayaan Perempuan dan
Kesetaraan Gender (PPKG). Kementerian Koperasi dan UKM dapat melakukan
benchmarking kepada Kementerian Pertanian atau Kementerian Kelautan dan Perikanan
dalam upaya mencapai target predikat “Utama”.

4. Rapat Koordinasi Pelaksanaan Model Desa Bebas Pornografi Workshop Perencanaan


Rapat ini telah dilaksanakan pada tanggal 3 September 2019, bertempat Hotel Grand
Mercure Harmoni, Jakarta. Acara talkshow ini dihadiri oleh para Kementerian/Lembaga
Bupati Kabupaten Agam, Wakil Bupati Kabupaten Bangka Tengah, Wakil Walikota
Kupang, Kepala Dinas PPPA Kota Makasar. Hadir sebagai narasumber kegiatan ini
adalah Ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bapak Nahar
(Deputi Bidang Perlindungan Anak, KPPPA); Bapak Antonius (Asisten Deputi,
Kementerian Komunikasi dan Informatika); Bapak Herlina (Kementerian Desa); Bapak
Sofya (ECPAT) dan perwakilan anak (Salsabila). Tujuan Kegiatan Kementerian
50
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) bersama ECPAT adalah
menciptakan harmonisasi dan sinergi bersama dalam mencegah pornografi pada anak
5. Rapat Pokja PUG K/L Bidang Ekonomi
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2019 bertempat di Hotel Fraser
Residence Jakarta yang dihadiri oleh perwakilan pokja PUG dari 10 (sepuluh) K/L bidang
ekonomi termasuk diantaranya Kementerian Koperasi dan UKM. Tujuan diadakannya
kegiatan ini dalam rangka melihat perkembangan kelembagaan PUG K/L dan updating
data seputar pelaksanaan PUG termasuk kebijakan-kebijakan terkait pemberdayaan
perempuan dan kesetaraan gender bidang ekonomi. Rapat ini sebagai tindak lanjut rapat
sebelumnya tanggal 4 September 2019 yang lalu.

51
BAB IV
PENUTUP

Kementerian Koperasi dan UKM terus berkomitmen melaksanakan PUG melalui


pembentukan kelembagaan PUG dan pelaksanaan program/kegiatan yang responsif gender pada
Kementerian Koperasi dan UKM yang merupakan salah satu wujud untuk mendorong
pelaksanaan dan pencapaian PUG bidang KUMKM.

Dengan mengintegrasikan aspek gender ke dalam proses perencanaan, penganggaran, dan


pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi diharapkan dapat memberikan manfaat secara adil
bagi perempuan dan laki-laki pada pembangunan KUMKM di Indonesia.

Kedepan diharapkan pelaksanaan PUG bidang KUMKM pada masing-masing satuan kerja
Eselon I dan BLU Kementerian Koperasi dan UKM dapat lebih ditingkatkan sehingga upaya-
upaya untuk mewujudkan program/kegiatan yang responsif gender dapat terwujud.
52
KEMENTERIAN KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
JL. H.R. Rasuna Said Kav. 3-4 Jakarta 12940
T. 62-21 5299 2791, 5299 2887
F. 62-21 5204378

www.depkop.go.id
Call Centre: 500587

Anda mungkin juga menyukai