Anda di halaman 1dari 96

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa,
atas rahmat dan hidayah-Nya Laporan Kegiatan Koordinasi Teknis Program
Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga
Kencana) Bidang Pengendalian Penduduk Tahun 2023 telah diselesaikan. Dengan
diterbitkannya laporan ini, diharapkan menjadi faktor penyemangat bagi seluruh
Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kedeputian Bidang Pengendalian Penduduk untuk
bersinergi, kolaborasi dan inovasi dalam menjalankan tugas dan fungsi bidang
kependudukan untuk mengoptimalkan Program Bangga Kencana bersama
stakeholder.

Koordinasi Teknis Program Bangga Kencana Bidang Pengendalian Penduduk


Tahun 2023 merupakan kegiatan koordinasi antara BKKBN Pusat dan Perwakilan
BKKBN Provinsi khususnya di lingkungan Bidang Pengendalian Penduduk untuk
meningkatkan pengetahuan dan untuk menyamakan persepsi khususnya dalam
penyelenggaraan Program Bangga Kencana yang diampu oleh Bidang
Pengendalian Penduduk, serta memonitor dan mengevaluasi capaian program dan
anggaran semester 1 (satu). Laporan ini memberikan uraian mengenai
penyelenggaraan kegiatan serta arahan dan strategi dalam percepatan
pencapaian target sampai dengan akhir tahun 2023.

Pada kesempatan ini, izinkan kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi, berpartisipasi dan bekerja sama dalam
pelaksanaan kegiatan Koordinasi Teknis Program Bangga Kencana Bidang
Pengendalian Penduduk Tahun 2023 hingga penyusunan laporan ini diselesaikan.
Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak dan dapat
menjadi acuan perbaikan dan peningkatan kinerja pada tahun selanjutnya agar
menjadi lebih produktif, efektif, dan efisien.

Jakarta, Agustus 2023

Ketua Panitia,
Direktur Perencanaan Pengendalian
Penduduk,

Dr. Munawar Asikin, S.Si, MSE

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 3
B. TUJUAN ....................................................................................................... 5
C. LANDASAN HUKUM .................................................................................... 6
D. RUANG LINGKUP........................................................................................ 6
BAB II PELAKSANAAN ........................................................................................ 7
A. PESERTA..................................................................................................... 7
B. NARASUMBER ............................................................................................ 8
C. JADWAL PELAKSANAAN ........................................................................... 8
D. HASIL KEGIATAN ...................................................................................... 11
E. RUMUSAN KEGIATAN .............................................................................. 13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 16
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 16
B. SARAN ....................................................................................................... 17
LAMPIRAN .......................................................................................................... 18

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kependudukan memiliki skala isu yang sangat luas dan berdampak pada
pembangunan lintas sektor lainnya. Memahami kerangka kependudukan dan
pembangunan lebih dalam akan menempatkan penduduk sebagai salah satu
sumber utama pertumbuhan ekonomi (engine of growth). Menilik keterkaitan
antara penduduk dan pembangunan, maka setidaknya ada dua hal yang dapat
kita tarik untuk melihat signifikansi penduduk terhadap pembangunan
berkelanjutan. Pertama adalah bagaimana mengendalikan kuantitas penduduk
serta menata persebarannya untuk mewujudkan keseimbangan daya dukung
dan daya tampung lingkungan baik lingkungan fisik, sosial maupun lingkungan
ekonomi dengan penduduk. Kedua adalah bagaimana meningkatkan kualitas
penduduk untuk mewujudkan kesejahteraan bagi generasi sekarang maupun
generasi yang akan datang.

Dalam rangka menyongsong Indonesia Sejahtera Tahun 2025 dan Generasi


Emas Tahun 2045, pada tahun 2025 pemerintah menargetkan masyarakat
Indonesia sejahtera yaitu tercukupinya sandang, pangan dan rasa aman serta
pada tahun 2045 diharapkan dapat menghasilkan generasi emas yang
menjadikan Indonesia sebagai negara unggul dan maju di dunia. Namun, pada
saat ini Indonesia masih dihadapkan pada berbagai permasalahan seperti
kemiskinan, masalah gizi dan kesehatan. Salah satu masalah gizi yang belum
terselesaikan hingga saat ini adalah stunting. Berdasarkan hasil survei Status
Gizi Balita pada tahun 2022, prevalensi stunting Indonesia adalah sebesar 21,6
persen. Stunting menyebabkan penderitanya mudah sakit, memiliki postur
tubuh tidak maksimal saat dewasa, dan kemampuan kognitif berkurang,
sehingga dapat mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi
Indonesia.

Masih tingginya angka stunting di Indonesia tersebut mendorong Pemerintah


melakukan upaya-upaya percepatan penurunan stunting. Pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, salah satu
indikator yang ditetapkan adalah penurunan prevalensi stunting sebesar 14%
3
di tahun 2024. Sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun
2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dimana Kepala Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ditunjuk menjadi
Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting, maka Bidang
Pengendalian Penduduk juga memiliki peran strategis dalam pencapaian
sasaran strategis dan sasaran program percepatan penurunan stunting yaitu
berkontribusi mendukung capaian indikator penurunan angka stunting sebesar
3 persen per tahun.

Selain itu, Bidang Pengendalian Penduduk merupakan salah satu pemangku


kepentingan dalam Pembangunan Prioritas Nasional 3 yaitu meningkatkan
sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing. Salah satu isu penting
pembangunan yang berpusat pada penduduk saat ini dan akan datang adalah
bonus demografi sebagai akibat perubahan struktur penduduk. Setiap tahap
bonus demografi memiliki tantangan yang berbeda. Era pra bonus demografi
disikapi dengan penyiapan penduduk untuk memasuki masa awal bonus
demografi melalui penanganan tingkat kelahiran dan pembangunan kualitas
sumber daya manusia. Era awal bonus demografi adalah persiapan penduduk
untuk memasuki usia lanjut disikapi dengan kesempatan untuk pembangunan
sumber daya manusia penduduk usia produktif yang sehat, terdidik, dan
berinvestasi. Menyiapkan dengan sistematis dan terencana akan menjadikan
seluruh tingkatan wilayah mendapatkan manfaat dari periode bonus demografi.

Guna menyukseskan target-target dalam Program Pembangunan Keluarga,


Kependudukan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta Percepatan
Penurunan Stunting, BKKBN khususnya Bidang Pengendalian Penduduk
bekerjasama dengan semua sektor baik di provinsi maupun kabupaten/kota
melalui peningkatan komitmen dan kerja sama dengan mitra kerja dan
pemangku kebijakan. Oleh karena itu, sinergitas dan komitmen para pemangku
kepentingan dan mitra kerja dalam implementasi Program Bangga Kencana
dan Percepatan Penurunan Stunting di seluruh tingkatan wilayah harus segera
ditingkatkan. Dalam mencapai tujuan dimaksud dibutuhkan koordinasi dengan
seluruh pemangku kepentingan, terutama dalam menyusun, mengembangkan
dan menindaklanjuti berbagai kebijakan dan strategi Program Bangga
Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 ke dalam bentuk
4
operasional nyata, serta memiliki output yang terukur, sehingga dapat
diimplementasikan secara maksimal guna memberikan manfaat secara
langsung bagi masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan konsolidasi antara BKKBN


Pusat dan Perwakilan BKKBN Provinsi khususnya di lingkungan Bidang
Pengendalian Penduduk agar dapat bersinergi secara berkesinambungan
dalam melaksanakan kebijakan teknis di Bidang Pengendalian Penduduk yang
meliputi pemaduan dan sinkronisasi kebijakan, perencanaan kebijakan, dan
analisis dampak kependudukan serta kerja sama pendidikan kependudukan.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Meningkatkan penajaman implementasi program dan penyelarasan
strategi operasional kedeputian Bidang Pengendalian Penduduk dengan
Perwakilan BKKBN Provinsi, sehingga para pemangku kepentingan
bersama mitra dapat bersinergi dan berkolaborasi dalam pencapaian
Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting.
2. Tujuan Khusus
a. meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan komitmen dari
Pengelola Program Bangga Kencana khususnya bidang Pengendalian
Penduduk tingkat pusat dan provinsi terkait manajemen program
dalam rangka untuk mencapai target RPJMN, RENSTRA 2020-2024,
Pro PN dan Tagging Stunting.
b. meningkatkan koordinasi dan konsolidasi Program Bangga Kencana
dan Percepatan Penurunan Stunting antara BKKBN Pusat dan
Perwakilan BKKBN Provinsi.
c. mengupdate Program dan Kebijakan Program Bangga Kencana,
khususnya terkait Pengendalian Penduduk dan isu strategis lainnya.
d. Memonitor dan mengevaluasi capaian program dan anggaran
semester 1 tahun 2023 serta upaya percepatan capaian program dan
anggaran semester 2 tahun 2023
e. Meningkatkan koordinasi dan konsolidasi Program Bangga Kencana
dan Percepatan Penurunan Stunting antara BKKBN Pusat dan
5
Perwakilan BKKBN Provinsi;
f. Memonitor dan mengevaluasi capaian program dan anggaran
semester 1 tahun 2023 serta upaya percepatan capaian program dan
anggaran semester 2 tahun 2023;
g. Memberikan stimulus dan motivasi untuk penyelenggara program di
tingkat provinsi.

C. LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan


Kependudukan dan Pembangunan Keluarga;
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
3. Peraturan Presiden Nomor 153 tahun 2014 tentang Grand Design
Pembangunan Kependudukan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

D. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup laporan kegiatan ini meliputi tahapan pelaksanaan kegiatan


Koordinasi Teknis Program Bangga Kencana Bidang Pengendalian Penduduk
Tahun 2023 yang meliputi pendahuluan, peserta kegiatan, narasumber, jadwal
pelaksanaan kegiatan, hasil rumusan kegiatan, beserta kesimpulan dan saran.

6
BAB II
PELAKSANAAN

Pelaksanaan Koordinasi Teknis Program Bangga Kencana Bidang Pengendalian


Penduduk Tahun 2023, diawali dengan adanya upaya yang dilakukan untuk
mencapai IKU telah dilaksanakan oleh pengelola program di tingkat provinsi.
Dengan melakukan advokasi kepada Pemerintah Daerah untuk penerbitan
kebijakan berwawasan kependudukan seperti Grand Design Pembangunan
Kependudukan, melakukan kerjasama pendidikan kependudukan di berbagai jalur
formal, non formal dan informal; serta melakukan workshop dan orientasi
pengelolaan Kampung Keluarga Berencana. Walaupun rangkaian program dan
kegiatan telah dirancang seragam oleh pusat bersama provinsi, namun secara
implementasi dan hasil terdapat variasi antar provinsi. Untuk itu, perlu ada forum
koordinasi teknis antar pengelola program tingkat pusat dengan lintas provinsi
untuk menemukan cara dan metode yang tepat dalam upaya percepatan capaian
IKU. Adapun beberapa tahapan yang dilaksanakan dalam kegiatan Koordinasi
Teknis Program Bangga Kencana Bidang Pengendalian Penduduk sebagaimana
berikut :

A. PESERTA

Peserta dalam kegiatan Koordinasi Teknis Program Bangga Kencana Bidang


Pengendalian Penduduk Tahun 2023, terdiri dari :
Peserta Jumlah
BKKBN PUSAT
1. Deputi Bidang Dalduk 1 Orang
2. Direktur di Lingkungan Dalduk 4 Orang
3. Fungsional Madya 8 Orang
4. Fungsional Muda 22 Orang
5. Fungsional Pertama 2 Orang
6. Fungsional Umum 35 Orang
7. Birumas 9 Orang
Jumlah Peserta Pusat 81 Orang
BKKBN PERWAKILAN PROVINSI

7
1. Penanggung Jawab Bidang Parameter Kependudukan 33 Orang
2. Penanggung Jawab Bidang Kerjasama Pendidikan
31 Orang
Kependudukan
3. Penanggung Jawab Bidang Analisis Dampak Kependudukan 48 Orang

Jumlah Peserta Provinsi 112 Orang


Total Peserta Keseluruhan 193 Orang

B. NARASUMBER

1. Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si., M.Eng, Deputi Bidang Pengendalian


Penduduk BKKBN;
2. Dr. Alex Oxtavianus, M.Si, Direktur Evaluasi dan Pengendalian Penyusunan
Perencanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas;
3. Iwan Kurniawan, S.T., MM. Direktur PEIPD Kemendagri;
4. Dr. Ali Said, M.A, Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan
BPS,
5. Ir. Zainul Hidayat, M.Si, Peneliti Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Indonesia;
6. Dr. Munawar Asikin, S.Si, MSE, Direktur Perencanaan Pengendalian
Penduduk BKKBN;
7. Dr. Edi Setiawan, S,Si, M.Sc, MSE, Direktur Kerjasama Pendidikan
Kependudukan BKKBN;
8. Dr. Faharuddin, SST, M.Si, Direktur Analisis Dampak Kependudukan
BKKBN;
9. Ir. Milarahmawati, M.S, Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian
Penduduk BKKBN.

C. JADWAL PELAKSANAAN

WAKTU MATERI PEMBICARA


(WIB)
Hari Pertama - Rabu, 23 Agustus 2023
14.00 - 17.00 Registrasi Peserta Panitia
17.00 - 19.00 ISHOMA
Acara Pembukaan:
1. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars Panitia
19.00 - 21.00 KB
2. Laporan Kegiatan Ketua Panitia –
Dir. Renduk
8
3. Sambutan Selamat Datang Kepala
Perwakilan
BKKBN Prov.
Jawa Barat
4. Arahan dan Pembukaan Deputi Bidang
Dalduk
5. Pembacaan Doa BKKBN
Pemberian Penghargaan Capaian Pembentukan Dir. Damduk
Kampung KB untuk Perwakilan BKKBN Provinsi
*(3 penghargaan)
Talkshow:
1. Strategi Penyusunan Rencana Pembangunan 1. Direktur
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Guna Perencanaan,
Mendukung Keterpaduan Program Evaluasi, dan
Pembangunan dalam Rangka Menuju Informasi
Indonesia Emas 2045 Perencanaan
Daerah, Ditjen
Bina
Pembanguna
n Daerah,
Kementerian
Dalam Negeri

2. Pemanfaatan Data Proyeksi Penduduk untuk 2. Direktur


Pembangunan Kependudukan di Tingkat Statistik
Provinsi dan Kabupaten/Kota Kependuduka
n dan
Ketenagakerj
aan, Badan
Pusat Statistik
3. Sosialisasi Pemanfaatan dan Pengembangan 3. Peneliti
21.00 - 22.00
Blueprint Pembangunan Kependudukan Lembaga
Indonesia Tahun 2045 dan IPBK Demografi,
Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis,
Universitas
Indonesia
4. Strategi Penyusunan Rencana Pembangunan 4. Direktorat
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Guna Evaluasi dan
Mendukung Keterpaduan Program Pengendalian
Pembangunan dalam Rangka Menuju Penyusunan
Indonesia Emas 2045 Perencanaan
Pembanguna
n,
Kementerian
PPN/Bappena
s

Moderator:
Dir. Jakduk

9
Hari Kedua - Kamis, 24 Agustus 2023
08.00 - 09.00 Keynote Speech Kepala BKKBN
Pengembangan dan Penguatan Kapasitas Tim
09.00 - 17.00
Pengendalian Penduduk
Hari Ketiga - Jumat, 25 Agustus 2023
06.00 - 08.00 Sarapan Seluruh Peserta
Breakout Room
Penanggung jawab : Ditdamduk
Peserta : Penanggung Jawab Bidang Dalduk dan ADK
Strategi Capaian Kampung KB dan Dashat Tahun
PJ Kampung KB
2023 serta Target Tahun 2024
08.00 - 10.00 Implementasi Model Best Practice Kampung PJ Analisis
Keluarga Berkualitas dalam Percepatan Dampak
Penurunan Stunting Kependudukan
10.00 - 10.15 Coffee Break
Pemanfaatan SIPERINDU dan Penulisan Laporan PJ SIPERINDU
10.15 - 11.15
Kependudukan Provinsi Tahun 2024 dan LKI
11.15 - 11.30 Rencana Tindak Lanjut
Penanggung jawab: Ditjakduk dan Ditrenduk
Peserta: Penanggung Jawab Bidang Parameter
PJ Bidang
Penyelarasan
Perencanaan
Pengendalian
Penduduk/ PJ
Bidang
Strategi dan Rencana Penyelenggaraan Kegiatan Pengembangan
Perencanaan Pengendalian Penduduk Tahun dan Pengelolaan
08.00 - 10.00 Anggaran 2024 Sistem
Perencanaan
Pengendalian
Penduduk/ PJ
Bidang
Pengelolaan Data
Perencanaan
Pengendalian
Penduduk
10.00 - 10.15 Coffee Break
Progres Penghitungan IPBK Tahun 2023 Aas Tejasmara,
S.Pd., MAPS

Strategi Capaian Pokja Bangga Kencana 2023, Aditya Ardi


Kegiatan dan Target Pokja Bangga Kencana Nugroho, SE,
Tahun 2024 MM
10.15 - 11.15
Integrasi Kebijakan Kependudukan dan Blueprint Dody Setyawan,
Pembangunan Kependudukan SE

Moderator:
Mohamad
Muchtar, SE, MM

10
11.15 - 11.30 Rencana Tindak Lanjut
Penanggung Jawab: Ditpenduk
Peserta: Penanggung Jawab Bidang Pendidikan Kependudukan
Paparan Dirpenduk MC: Grace
Panel I: “Diskusi Program Ditpenduk”
1. Monev Mahasiswa Penting (semua Provinsi) Budiawati
08.00 - 10.00
2. Integrasi Pramuka PK ke dalam SSK Paripurna Rose
3. Diskusi masing-masing Pokja (SSK, PTPK, Ditpenduk
Pramuka PK, ASN-PK, Pesat, DakDikDuk)
10.00 - 10.15 Coffee Break
Panel II: “Evaluasi Program terkait capaian
SIMONEV DITPENDUK"
1. Diskusi Penata KKB Ditpenduk
2. Monev Mahasiswa Penting (12 Provinsi)
13.45 - 15.15
(Aceh, Sumut, Kalbar, Kalsel, Sulbar, Sultra,
NTB, NTT, Banten, Jabar, Jateng, Jatim)
11.15 - 11.30 Rencana Tindak Lanjut
11.30 - 13.30 ISHOMA
13.30 - 13.40 Big Room: Pembukaan Sesi PTM PTP
13.40 - 14.40 Paparan Deputi Dalduk
Pemberian Penghargaan Capaian Pembentukan
Kampung KB untuk Perwakilan BKKBN Provinsi (3
14.40 - 15.00 Pemenang)
Pemberian Penghargaan Capaian Pendidikan
Kependudukan Tiga Jalur (3 Pemenang)
Evaluasi Semester 1 dan Strategi Upaya PTP Dalduk
Percepatan Pencapaian Target Program Bidang Moderator:
15.00 - 16.00
Pengendalian Penduduk Tahun Anggaran 2023 Perwakilan
BKKBN Provinsi
16.00 - 16.30 Sesi Diskusi dan Tanya Jawab
Pembacaan
PENUTUPAN:
Rumusan:
- Pembacaan Rumusan
16.30 - 17.30 Provinsi
- Sambutan Penutupan (Deputi)
MC: Cucu
- Lagu Bagimu Negeri
Dirigent: Cia
Hari Keempat - Sabtu, 26 Agustus 2023
08.00 - 10.00 Check out dan kembali ke Provinsi masing-masing Panitia

D. HASIL KEGIATAN

1. Hari pertama

Registrasi peserta baik pusat maupun perwakilan BKKBN Provinsi,


kemudian dilanjutkan pembukaan acara kegiatan Koordinasi Teknis
Program Bangga Kencana Bidang Pengendalian Penduduk Tahun 2023,
diawali dengan laporan kegiatan oleh Bapak Dr. Munawar Asikin, S.Si, MSE
11
Direktur Perencanaan Pengendalian Penduduk, dilanjutkan sambutan dan
arahan sekaligus membuka acara ini oleh Bapak Deputi Bidang
Pengendalian Penduduk Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si., M.Eng.
kemudian dilanjutkan talkshow oleh narasumber yaitu Dr. Alex Oxtavianus,
M.Si, Direktur Evaluasi dan Pengendalian Penyusunan Perencanaan
Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas, Iwan Kurniawan, S.T., MM.
Direktur PEIPD Kemendagri, Dr. Ali Said, M.A, Direktur Statistik
Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS, Ir. Zainul Hidayat, M.Si, Peneliti
Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
yang dimoderatori oleh Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian
Pendududk

2. Hari Kedua

Arahan Kepala BKKBN Bapak Dr. (H.C), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K)
adalah tentang pelaksanaan pembangunan kependudukan guna
memanfaatkan bonus demografi serta menuju Indonesia Emas 2045, maka
dilakukan penguatan Program Kependudukan BKKBN.
Upaya penguatan yang dilakukan meliputi, penguatan implementasi Grand
Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) oleh Pemerintah Daerah,
peningkatan kerja sama perguruan tinggi untuk mendukung penyusunan
kebijakan kependudukan, penanganan masalah kependudukan, dan
peningkatan kualitas keluarga berbasis desa/kelurahan dalam rangka
pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi
Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas, dan peningkatan literasi
kependudukan bagi Pemerintah Daerah dalam rangka menghidupkan data
kependudukan untuk perencanaan kependudukan di daerah. selanjutnya
pelaksanaan pengembangan dan penguatan kapasitas tim pengendalian
penduduk.

3. Hari Ketiga

Pembagian ruangan konsultasi dari masing-masing unit kerja baik di pusat


maupun provinsi terkait evaluasi dan tindaklanjut yang akan dilaksanakan
untuk mencapai hasil kinerja yang optimal.

12
4. Hari Keempat

Pembacaan rumusan hasil pertemuan yang diwakilkan oleh tim pokja


parameter dari Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah, dilanjutkan
penutupan oleh Direktur Perencanaan Pengendalian Penduduk.

E. RUMUSAN KEGIATAN

1. Capaian target sementara kinerja Program Bangga Kencana Bidang


Pengendalian Penduduk tahun 2023 menunjukkan bahwa kinerja
Kedeputian Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN sudah sangat baik
pada 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama, yakni TFR, IPBK, dan IKK. Indikator
Kinerja Utama yang belum tercapai yaitu Kampung Keluarga Berkualitas
Mandiri yang baru mencapai 30,5 persen dari target 40 persen.
2. Beberapa tantangan dalam pembangunan kependudukan di Indonesia,
meliputi kecenderungan penurunan fertilitas hingga melewati replacement
level, disparitas fertilitas antar daerah di Indonesia, masih tingginya
kelahiran berisiko, dan masih rendahnya kualitas penduduk. Kebijakan
kependudukan ke depan selain untuk menjaga pertumbuhan penduduk
seimbang yang berdasarkan wilayah dan kelompok sasaran, lebih penting
adalah meningkatkan kualitas keluarga dan SDM,
3. Kedeputian Bidang Pengendalian Penduduk akan segera menyusun narasi
Penduduk Tumbuh Seimbang dalam RPJMN berikutnya, tahun 2025-2029.
Untuk itu perlu dilakukan review terhadap target kinerja yang telah ada dan
menemukan target kinerja baru yang relevan dengan situasi kependudukan
saat ini dan lima (5) tahun ke depan, berikut indikator dampaknya, terutama
dalam hal mengurangi disparitas pembangunan antar wilayah di Indonesia.
4. Dokumen GDPK merupakan salah satu dokumen perencanaan
pembangunan 25 tahunan yang harus dapat digunakan sebagai acuan
dalam merencanakan kebijakan dan program secara terpadu di tiap
tingkatan wilayah sehingga keberadaan Dokumen GDPK 5 pilar mutlak
dimiliki oleh masing-masing daerah.
5. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi
Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas, maka seluruh desa dan
kelurahan di Indonesia harus menjadi Kampung Keluarga Berkualitas. Oleh
13
sebab itu, perlu disusun Rencana Aksi Tindak Lanjut Instruksi Presiden
Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung
Keluarga Berkualitas.
6. Rumah Data Kependudukan sebagai salah satu pusat data mikro di tingkat
desa/kelurahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kampung
Keluarga Berkualitas, sehingga dalam pembentukan Kampung Keluarga
Berkualitas perlu diikuti dengan pembentukan Rumah Data
Kependudukan.
7. Capaian pendampingan perguruan tinggi kepada pemerintah daerah
kabupaten/kota di 34 provinsi dalam rangka pengawalan indikator
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 masih belum terlaksana secara
maksimal.
8. Untuk melaksanakan dan mencapai target indikator kinerja Kedeputian
Bidang Pengendalian Penduduk, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Pemanfaatan anggaran secara efektif dan efisien;
b. Sinergitas kegiatan dan menghindari silo (kerja terkotak-kotak);
c. Peningkatan monitoring dan pendampingan program kepada
kabupaten dan kota;
d. Keterlibatan aktif dalam upaya koordinasi pemanfaatan anggaran
BOKB secara optimal sehingga berdampak pada program;
e. Sosialisasi/diseminasi tentang pembangunan berwawasan
kependudukan dan alat ukurnya yaitu Indeks Pembangunan
Berwawasan Kependudukan (IPBK), serta hasil penghitungan IPBK
kepada lintas sektor (organisasi perangkat daerah);
f. Mengoptimalkan Pokja yang ada di provinsi dan kabupaten/kota agar
menjadi Pokja Bangga Kencana yang efektif;
g. Mendorong pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan tentang
pembangunan berwawasan kependudukan (Program Bangga Kencana
dan stunting) berupa Perda, Pergub, Perwali/Perbup, dll);
h. Mendorong program Kampung Keluarga Berkualitas masuk ke dalam
skema penyusunan dan pelaksanaan GDPK di daerah, serta pelibatan
aktif kementerian dan lembaga dalam pengelolaannya;
i. Meningkatkan pelaporan program dan kegiatan di Kampung Keluarga
Berkualitas, dengan menyampaikan kepada kabupaten/kota dan
14
Penyuluh KB agar melakukan updating data di website Kampung KB;
j. Mendorong pembentukan Tim Koordinasi Optimalisasi
Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas pada tingkat provinsi
dan kabupaten/kota dalam rangka percepatan pencapaian target
Kampung Keluarga Berkualitas baik kuantitas maupun kualitas pada
tahun 2023 dan 2024;
k. Menyinergikan pembentukan dan pengelolaan Kampung Keluarga
Berkualitas, Rumah Data Kependudukan, dan DASHAT sebagai satu
kesatuan yang tidak terpisahkan;
l. Melakukan fasilitasi dan pembinaan kepada pemerintah daerah dalam
pelaksanaan sistem peringatan dini pengendalian penduduk;
m. Melakukan pendampingan kepada daerah, baik provinsi maupun
kabupaten/kota dalam penyusunan GDPK dengan pelibatan aktif
perguruan tinggi;
n. Peningkatan advokasi pemerintah daerah, agar GDPK dijadikan acuan
perencanaan pembangunan daerah dengan memanfaatkan aplikasi
Sistem Informasi Peringatan Dini Pengendalian Penduduk (Siperindu);
o. Mengintegrasikan materi pendidikan kependudukan pada mitra kerja
sebagai strategi pelaksanaan pendidikan kependudukan melalui 3 jalur
(formal, non formal, informal) di lapangan;
p. Mendorong pelaksanaan Mahasiswa Penting (KKN tematik stunting,
MBKM, dan pengabdian masyarakat lainnya) pada perguruan tinggi
yang membutuhkan kerja sama dengan mitra kerja
Kementerian/Lembaga sebagai salah satu syarat akreditasi perguruan
tinggi.

15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kegiatan Koordinasi Teknis Program Bangga Kencana Bidang Pengendalian


Penduduk Tahun 2023 bagi para pengampu Bidang Pengendalian Penduduk baik dari
BKKBN Pusat maupun BKKBN Perwakilan Provinsi dapat terlaksana dengan baik.
Tahapan dari rangkaian kegiatan berjalan sesuai jadwal dan narasumber dari lintas
kementerian sangat profesional dalam menyampaikan materi terkait proyeksi
pembangunan berwawasan kependudukan. Kegiatan ini merupakan upaya dalam
melakukan monitoring dan evaluasi bagi program pengendalian penduduk,
memberikan stimulus dan motivasi serta apresiasi kepada pemerintah daerah.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam kegiatan ini yaitu:

1. Belum lama ini BKKBN telah menyelesaikan Pemutakhiran Pendataan Keluarga


Tahun 2023, ini merupakan modal dasar bagi kita dalam merencanakan program
dan kegiatan Bangga Kencana sehingga BKKBN dapat ikut berkontribusi dalam
mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045.
2. Dalam mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045, penduduk tidak hanya sebagai
objek pembangunan namun juga sebagai subjek pembangunan. Sebagai objek
pembangunan jumlah penduduk perlu dikendalikan menuju Penduduk Tumbuh
Seimbang dengan TFR 2,1 dan NRR 1. Saat ini TFR Indonesia sudah mencapai
2,18 (LF SP2020) atau 2,14 (PK22). Sebagai subjek pembangunan, penduduk
perlu ditingkatkan kualitasnya sehingga Bonus Demografi yang mencapai
puncaknya pada tahun 2030 dapat diperoleh manfaatnya tidak hanya dari segi
kuantitasnya saja namun juga secara kualitasnya.
3. Salah satu bentuk upaya prioritas BKKBN dalam meningkatkan SDM adalah
melalui penurunan stunting, yang saat ini masih menghadapi tantangan yang
masih berat, dimana angka stunting berdasarkan SSGI tahun 2022 masih sebesar
21,6 persen sedangkan target angka stunting pada tahun 2024 adalah 14 persen.
4. Program-program pada bidang pengendalian penduduk seperti Blueprint, GDPK,
IPBK, IKIK, Kampung KB, Rumah Data Kependudukan, Sekolah Siaga
Kependudukan, Kerjasama Pendidikan Kependudukan, Pendampingan
Perguruan Tinggi merupakan program-program yang bertujuan untuk mendorong
tercapainya cita-cita Indonesia Emas Tahun 2045 serta dapat berkontribusi dalam
percepatan penurunan stunting Indonesia.

B. SARAN

Beberapa saran dan masukan dari kegiatan koordinasi teknis program bangga
kencana bidang pengendalian penduduk yaitu:
1. Peserta harus mampu memanfaatkan waktu secara efisien sehingga program
kerja dapat terlaksana sesuai jadwal yang sudah ditentukan dalam matriks.
2. Perlunya perencanaan dan strategi awal yang lebih baik, sehingga pelaksanaan
ke depan sudah terprogram baik dalam hal waktu pelaksanaan, tempat
pelaksanaan, dan lain sebagainya.
3. Penyampaian materi masing-masing komponen (breakout room) agar dapat diikuti
oleh seluruh peserta sebagaimana arahan Deputi bahwa dalam melaksanakan
tugas-tugas di bidang pengendalian penduduk semua peserta Rakortek harus
memahami dan saling mendukung tercapainya target program seluruh komponen
di bidang pengendalian penduduk.
4. Penyampaian materi terkait pelaksanaan pembinaan Jabatan Fungsional Penata
Kependudukan dan Keluarga Berencana sebaiknya dapat ditindaklanjuti oleh
seluruh peserta, tidak hanya pada kelompok kerja tertentu.
5. Untuk mencapai seluruh target dari indikator yang telah ditetapkan, diperlukan
integrasi kegiatan dan anggaran, utamanya di Perwakilan BKKBN Provinsi, untuk
menghilangkan mentalitas silo antar kelompok kerja.
6. Seluruh peserta sebaiknya melaksanakan strategi optimalisasi penyelenggaraan
Program Bangga Kencana di Kedeputian Bidang Pengendalian Penduduk dalam
rangka mencapai target.

17
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
PEMBUKAAN KEGIATAN RAKORTEK

Laporan Kegiatan – Dir. Renduk Sambutan Selamat Datang – Sekban Jabar

Talkshow Talkshow

Pembacaan Doa Foto Bersama Narasumber


DOKUMENTASI
PAPARAN MATERI KEPALA BKKBN DAN DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK

Paparan Kepala BKKBN

Paparan Deputi Bidang Dalduk

Foto Bersama
DOKUMENTASI
BREAKOUT ROOM MASING-MASING BIDANG

Ditdamduk

Ditpenduk
DOKUMENTASI
BREAKOUT ROOM MASING-MASING BIDANG DAN PANEL PTP
KEDEPUTIAN BIDANG DALDUK

Ditrenduk

Ditjakduk

Panel PTP Kedeputian Bidang Dalduk


DOKUMENTASI PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN KAPASITAS
TIM PENGENDALIAN PENDUDUK

Foto Bersama setelah Fun Games Fun Games

Menuju Bus Perjalanan ke Lokasi Outing

Flying Fox Flying Fox


Rafting Rafting

Point Ball Point Ball

ATV ATV
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL
DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK
NOTULEN
Subyek Rapat Koordinasi Teknis Bidang Pengendalian
Penduduk Tahun 2023
Hari/Tanggal Rabu / 23 Agustus Emi, Dyah,
Notulis /
2023 Latifa, Devi,
Disiapkan Oleh
Musavana
Waktu 19.00 WIB – selesai Diperiksa Oleh Reni Ardianti
Pimpinan/Moderator Mila Rahmawati Disetujui Oleh
Narasumber 1. Dr. Bonivasius Tanggal
Prasetya Ichtiarto,
S.Si, M.Eng
2. Drs. Bob Ronald
F. Sagala, M.Si.
3. Dr. Alex
Oxtavianus, M.Si.
4. Dr. Ali Said, MA
5. Ir. Zainul Hidayat
Tempat Holiday Inn Pasteur, Tanda Tangan
Bandung.
Peserta 1. Penanggung Jawab Bidang
Pengendalian Penduduk Provinsi,
2. Penanggung Jawab Bidang
Parameter Kependudukan,
3. Penanggung Jawab Bidang
Kerjasama Pendidikan
Kependudukan,
4. Penanggung Jawab Bidang Analisis
Dampak Kependudukan,
5. Seluruh pengelola program Bidang
Pengendalian Penduduk BKKBN
PEMBUKAAN
LAPORAN
A PENYELENGGARAAN KEGIATAN OLEH DIREKTUR
PERENCANAAN
. PENGENDALIAN PENDUDUK (Dr. Munawar Asikin, S.Si,
MSE)
● Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sampai dengan Juli 2023 diketahui
bahwa:
Angka Kelahiran Total ditargetkan 2,19 berdasarkan LF SP2020 TFR
Indonesia sudah mencapai 2,18.
Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK) ditargetkat 59,
berdasarkan hitungan sementara sebesar 60,1.
Indeks kepedulian terhadap isu-isu kependudukan (IKIK) ditargetkan 56,
berdasarkan hasil hitungan IKIK tahun 2023 adalah 53,2.
Persentase Kampung KB Mandiri ditargetkan sebanyak 40 persen,
berdasarkan data per 10 Agustus 2023 baru mencapai 30,5 persen.
● Upaya yang dilakukan untuk mencapai IKU telah dilaksanakan oleh
pengelola program di tingkat provinsi. Mengadvokasi Pemerintah Daerah
untuk penerbitan kebijakan berwawasan kependudukan; melakukan
kerjasama pendidikan kependudukan di berbagai jalur formal, non formal
dan informal; serta melakukan workshop dan orientasi pengelolaan
Kampung Keluarga Berencana. Meski rangkaian program dan kegiatan telah
dirancang seragam antar provinsi, namun secara hasil terdapat variasi antar
provinsi. Untuk itu perlu ada forum koordinasi teknis antar pengelola
program tingkat pusat dengan lintas provinsi untuk menemukan cara dan
metode yang tepat dalam upaya percepatan capaian IKU .
● Tujuan rakortek ini adalah untuk:
Meningkatkan koordinasi dan konsolidasi Program Bangga Kencana dan
Percepatan Penurunan Stunting antara BKKBN Pusat dan Perwakilan
BKKBN Provinsi;
Memonitor dan mengevaluasi capaian program dan anggaran semester I
tahun 2023 serta upaya percepatan capaian program dan anggaran
semester II tahun 2023;
Memberikan stimulus dan motivasi untuk penyelenggara program di tingkat
provinsi.
● Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 hari 3 malam, pada tanggal 23-26
Agustus 2023 di Kota Bandung, Jawa Barat. Dengan rangkaian acara yaitu
Arahan Deputi Bidang Pengendalian Penduduk; Keynote Speech yang akan
disampaikan oleh Kepala BKKBN; Pemberian penghargaan capaian
pembentukan Kampung Keluarga Berkualitas; Talkshow Pemanfaatan Data
Proyeksi Penduduk dan Pemanfaatan Blueprint Pembangunan
Kependudukan Indonesia; Pengembangan dan penguatan kapasitas Tim
Pengendalian Penduduk; Monitoring dan evaluasi program dari masing-
masing direktorat; Strategi dan Rencana Percepatan capaian target dan
serapan anggaran
● Peserta Rakortek terdiri dari Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi,
Penanggung Jawab Bidang Pengendalian Penduduk Provinsi, Penanggung
Jawab Bidang Parameter Kependudukan, Penanggung Jawab Bidang
Kerjasama Pendidikan Kependudukan, Penanggung Jawab Bidang Analisis
Dampak Kependudukan, dan Seluruh pengelola program Bidang
Pengendalian Penduduk di tingkat Pusat. Total peserta 244 orang, 77 orang
peserta pusat dan 167 peserta provinsi.
● Pembiayaan Kegiatan ini terlaksana dari anggaran DIPA TA 2023 Satker
Kedeputian Bidang Pengendalian Penduduk dan DIPA TA 2023 Perwakilan
BKKBN Provinsi.
● Memanfaatkan pilkada raya memberikan dukungan indikator bangga
kencana RPJPD dan RPJMD. mendukung program pembangunan nasional
menuju indonesia emas 2045.
B. SAMBUTAN SELAMAT DATANG OLEH SEKRETARIS BADAN KANTOR
PERWAKILAN BKKBN PROVINSI JAWA BARAT (Irfan Indriastono)
● Selamat datang di Kota Bandung, Jawa Barat provinsi dengan jumlah
penduduk tertinggi di Indonesia dengan 50,02 juta jiwa. Jumlah
kabupaten/kota lebih sedikit dibandingkan dengan provinsi dengan jumlah
penduduk tinggi lainnya.
● MUKP 19,9 tahun, Unmet need 13%, iBangga 57,87.
● indikator kinerja kompleks, peran dan tugas yang strategis di jajaran
pengendalian penduduk.
● dengan kegiatan rakortek ini, harapannya dapat meningkatkan kapasitas
dan saling update informasi terbaru pada bidang dalduk.
● Kota bandung merupakan kota wisata dan kota kuliner.
C. PENGANTAR KEGIATAN OLEH DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN
PENDUDUK (Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si, M.Eng)

● Kegiatan ini bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi capaian


program dan anggaran semester I tahun 2023, serta upaya percepatan
capaian program dan anggaran semester II tahun 2023. kenapa acara ini
kami selenggarakan pada bulan Agustus? karena tidak ada lagi
kesempatan kita untuk mengejar kekurangan jika acara diselenggarakan
bulan-bulan berikutnya.
● Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sampai dengan Juli 2023 diketahui
bahwa:
a. Ada dua indikator yang sudah tercapai, yaitu:
1) Angka Kelahiran Total ditargetkan 2,19 anak per wanita,
berdasarkan LF SP2020 TFR Indonesia sudah mencapai 2,18 anak
per wanita.
2) Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK)
ditargetkan 59, berdasarkan hitungan sementara sebesar 60,1.
b. dan dua indikator lainnya belum tercapai, yaitu:
1) Indeks Kepedulian terhadap Isu Kependudukan (IKIK) ditargetkan
56, berdasarkan hasil hitungan IKIK tahun 2023 adalah 53,2
2) Persentase Kampung KB Mandiri ditargetkan sebanyak 40 persen,
berdasarkan data per 10 Agustus 2023 baru mencapai 30,5 persen
● Saya menghargai kerja keras Saudara, namun selain kerja keras, perlu
melakukan terobosan-terobosan yang berdampak pada output program.
Demi tercapainya program kerja kita harus ‘Kerja Cerdas’, tidak hanya
‘Kerja Keras’. Kita masih memiliki kurang lebih empat bulan ke depan untuk
melakukan berbagai terobosan untuk mencapai output program. Anggaran
harus digunakan secara efektif dan efisien, investasi negara untuk
masyarakat melalui berbagai program, terutama untuk Kampung KB tidak
sedikit.
1. Memperhatikan bahwa banyaknya program di Bidang Pengendalian
Penduduk, dua Pro PN (Kampung KB dan Rumah Data), stunting
(DASHAT) serta kegiatan lain yang juga membutuhkan resource, maka
bekerjalah secara cerdas, manfaatkan segala potensi, jangan kerja
terkotak-kotak;
2. Kampung KB dan Rumah DataKu merupakan 2 kegiatan yang tidak
terpisahkan sehingga dalam pelaksanaannya perlu dilakukan secara
bersinergi, saat ini persentase Rumah DataKu dibanding Kampung KB
baru sekitar 49,2% sedangkan target di tahun 2023 ini sebesar 75%.
sudah beberapa kali sudah saya sampaikan bahwa kita harus fokus
untuk mewujudkan Kampung Keluarga Berkualitas. Terkait hal ini, kita
harus dapat melakukan penyamaan data. Kita harus menjadikan
Rumah DataKu sebagai embrio sumber data utama di desa-desa dalam
mendukung optimalisasi pembentukan Kampung Keluarga Berkualitas.
Ada dua poin penting yang harus kita capai bersama adalah percepatan
penurunan stunting dan angka kemiskinan ekstrem.
3. Lakukan monitoring dan pendampingan kepada kabupaten dan kota.
Terlibat aktif dalam upaya koordinasi pemanfaatan anggaran BOKB
secara optimal sehingga berdampak pada program;
4. Saya minta agar setiap kunjungan lapangan, koordinasikan dengan
kabupaten kota dan PKB agar mereka melakukan updating data di
website Kampung KB, karena hanya melalui website tersebut indikator
itu bisa dihitung, dan indikator yang dalam Inpres bisa dipantau dan
dicermati;
5. Perkuat kemitraan dengan pihak pemerintah, swasta, lembaga
pendidikan serta media. Termasuk Juang Kencana, Koalisi
Kependudukan, IPADI, Fapsedu dan lainnya sebagai upaya
optimalisasi sumber daya dalam penyelenggaraan program;
6. Optimalkan Pokja Bangga Kencana untuk meningkatkan komitmen
para pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan program Bangga
Kencana, baik di tingkat provinsi, maupun kabupaten/kota;
7. Advokasi pemerintah daerah, agar GDPK dijadikan acuan perencanaan
pembangunan daerah. GDPK sebenarnya sangat berguna bagi
pemerintah, bukan hanya untuk BKKBN. Advokasi kepada
kabupaten/kota menjadi bagian penting agar menjadikan para
bupati/walikota lebih paham. Perlu adanya pendampingan dari tim
pusat juga dalam pemberian pemahaman terkait GDPK tersebut;
8. Bapak ibu sekalian, harus semangat dalam pengembangan diri,
khususnya terkait isu-isu kependudukan. Kependudukan merupakan
isu global yang memayungi berbagai program, kalian harus bisa
menjadi think tank. Kita harus dapat menyumbang ide untuk arah
kebijakan pembangunan 2025-2029, renstra akan segera disusun, saya
berharap Dalduk ke depan harus lebih bersinar. contohnya, terkait
pemanfaatan Bonus Demografi kita juga harus bisa menelaah inidkator-
indikator lainnya yang juga berguna bagi K/L lainnya;
9. Seluruh hasil kinerja dari Kedeputian Pengendalian Penduduk nantinya
akan dimanfaatkan oleh Kedeputian KBKR dan KSPK. Oleh karena itu,
pentingnya Bidang Pengendalian Penduduk melakukan berbagai
output.
TALKSHOW
A. Strategi Penyusunan RPJPN 2025-2045 Guna Mendukung Keterpaduan
Program Pembangunan dalam Rangka Menuju INdonesia Emas 2045 oleh
Dr. Alex Oxtavianus, M.Si. (Direktur Evaluasi dan Pengendalian
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Kementerian PPN Bappenas)
● Dalam RPJPN 2025-2045 dituangkan secara lebih detail apa saja yang
kebijakan pembangunan nasional yang dapat disinkronisasikan dengan
kebijakan yang ada di daerah, RPJP Nasional (arah/tujuan pembangunan
dan indikator) diharapkan dapat menjadi pedoman dalam penyusunan RPJP
Daerah. Pada saat ini Bappenas dan Kemendagri sedang merumuskan
bagaimana menghubungkan perencanaan nasional dengan daerah. tujuan
dan indikator 2045 akan diarahkan ke RPJPN yang bersifat Top-Down
sebagai upaya dalam mengawal visi misi 2045. Rancangan Teknokratik
RPJPN selanjutnya sedang disusun. pada saat menetapkan indikator
pembangunan agar tujuan selanjutnya dapat dilakukan evaluasi, seperti
evaluasi efektivitas kebijakan strategis, evaluasi kinerja pembangunan, dan
kinerja dampak/manfaat kebijakan strategis. Ada 10 sasaran bidang
pembangunan dan ada 19 indikator sosial yang diprediksi kondisi
perkembangan kinerjanya akan meningkat tapi moderat, seperti UHH, AKI,
stunting, TBC, dan TFR. Itu semua yang akan diimperatifkan dari RPJPN ke
RPJMN lalu ke Renstra. Visi Indonesia Emas 2025-2045 terdiri dari 5
sasaran visi, 8 misi pembangunan, 17 arah pembangunan, dan 45 indikator
utama pembangunan. Arah tujuan pembangunan dalam RPJPN 2025-2045
adalah “Kesehatan untuk Semua” dengan 3 indokator, antara lain Usia
Harapan Hidup (UHH) yang menjadi sasaran pada tahun 2045 sebesar 80,0,
indikator kedua yaitu Kesehatan ibu dan Anak dengan sasaran 2045 untuk
Angka Kematian Ibu 16 dan Prevelensi Stunting 5,0 dan indikator ketiga yaitu
Insidensi Tuberkulosis 76. Pemerintah tidak hanya memiliki alokasi, tapi juga
sebagai stabilisasi. pembangunan pada dasarnya adalah investasi. investasi
oleh pemerintah hanya 5 persen, BUMN 7 persen, dan swasta 88 persen.
oleh karena itu, kita perkuat regulasi kelembagaan dan evaluasi agar
tercapai seluruh target pembangunan.
Poin Penting :
● Perlu penguatan pada kerangka Regulasi, Kerangka Kelembagaan,
Kerangka Pendanaan dan Investasi dalam strategi pencapaian Target
Indonesia Emas 2045
● Distribusi penduduk dinilai sangat penting dalam mengatur/pemerataan
jumlah penduduk. Pembangunan harus berbasis penduduk karena
penduduk sebagai sebuah modal pembangunan, dimana wilayah dengan
jumlah penduduk yang banyak akan diikuti pembangunan yang lebih
baik.Akar masalah terjadinya konflik di suatu wilayah karena tidak
meratanya distribusi penduduk.
● Kebutuhan investasi pembangunan : Pemerintah, BUMN dan Swasta,
diharapkan investasi swasta merupakan investasi terbesar/terbanyak yaitu
88%
● Distribusi penduduk diharapkan dapat masuk ke dalam Renstra BKKBN
nantinya
● IKN merupakan sebagai salah satu upaya me-redistribusi penduduk.
B. “Menuju Penyusunan RPJPD 2025-2045” oleh Bapak Drs. Bob Ronald F.
Sagala, M.Si.
● Keberadaan pemerintah daerah secara filosofi adalah mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat. Kedepannya kami akan mendorong
pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan yang bergerak dari
manusia atau rakyatnya di sekitarnya.
● Kami berharap kepada BKKBN setidaknya bisa memproyeksikan
kependudukan setiap provinsi masing-masing.
● Pemerintah daerah harus memperlakukan masyarakat sebagai ‘subjek’
pelayanan, bukan sebagai ‘objek’. Kami meyakini Indonesia akan maju jika
kita bersama-sama perlakukan mampu melakukan pembangunan dengan
didukung oleh semua pihak, salah satunya BKKBN.
● Kami sudah mempersiapkan apa saja fokus pemerintah terutama Sumber
Daya Manusia. Kami berharap seluruh daerah sudah dapat menyusun Perda
RPJPD 2025-2045 sekitar bulan Oktober tahun mendatang. Kami meminta
agar pemerintah daerah dapat memproyeksikan dinamika kompleksitas
demografi masing-masing hingga tahun 2045. Kami berikan kisi-kisi pada
Bab III apa saja sistematika proyeksi demografi dan kebutuhan, dikarenakan
merupakan dokumen jangka panjang (20 tahunan) dan memiliki dokumen
pelaksanaan dibawahnya, maka indikator yang digunakan adalah indikator
makro. Kami akan membuat indikator target kinerja yang wajib digunakan
oleh Pemerintah Daerah se-Indonesia terlepas apapun visi misinya.
Poin Penting :
● Terkait distribusi pendudukan yang disampaikan tadi, itulah yang
sebenarnya kami tuangkan dalam penyusunan RPJPN. untuk membangun
Indonesia lebih maju, kita harus berkolaborasi bekerja bersama-sama.
C. “Pemanfaatan Data Proyeksi Penduduk Untuk Pembangunan
Kependudukan di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota” oleh Dr. Ali Said,
M.A (Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS Pusat)
● Penduduk Indonesia tahun 2045 diprediksi 324,05 juta jiwa. Jika kondisinya
sesuai dengan tren, TFR menjadi 1,97 anak per perempuan, IMR turun ke
level rendah menjadi 7,91 kematian per 1.000 kelahiran hidup.
● Output proyeksi penduduk akan berpengaruh pada kuantitas dan kualitas
penduduk, serta persebaran penduduk. Manfaat adanya proyeki penduduk
berpengaruh pada pengambilan kebijakan, seperti angka TFR 1,97. BKKBN
pasti akan berpikir bagaimana cara menahan laju TFR agar tidak menurun
terus. Begitu pula dengan IMR kita di poin 7,91. Kalau di negara maju angka
tersebut masih cukup tinggi, idealnya ya dibawah 5, maka perlunya strategi
untuk menanganinya. Tren kependudukan ke depan akan berdampak
negatif karena jumlah penduduk terus menurun. Kebijakan pun akan
berbeda pada wilayah dengan angka kelahiran yang masih tinggi dan sangat
rendah. Pentingnya dilakukan pemetaan menurut provinsi dan
kabupaten/kota untuk melihat perkembangan tingkat pertumbuhan di masa
mendatang untuk masing-masing wilayah. Proyeksi penduduk dimanfaatkan
juga untuk mengetahui proses bonus demografi (kapan mulai dan berakhir),
serta implikasinya bagi pembangunan kependudukan. Transisi demografi
provinsi NTT masih tinggi, yaitu 50 yang artinya transisi demografi belum
berjalan sama sekali, sedangkan wilayah lain sudah di bawah 50 yang
artinya transisi demografi lanjut sudah berjalan. Adanya variasi antar
kabupaten/kota, contohnya di Provinsi bali di Kota karangasem akan
berakhir pada tahun 2027. Jika kita belajar dari negara Korea, mereka sudah
mengetahui kapan bonus demografi berjalan. Dengan begitu, negara Korea
telah bersiap membangun infrastruktur negara. Jadi ketika bonus demografi
berakhir dalam jangka waktu yang tidak lama pendapatan per kapita Korea
meningkat. Proyeksi penduduk pada tahun 2045 yang diprediksi semakin
meningkat jumlah penduduk lansianya, maka diperlukan mempersiapkan
lansia produktif agar tidak membebani negara, seperti membebani generasi
masa depan (sandwich generation).
Poin penting :
● Tantangan ke depan adalah mobilitas permanen yang akan terjadi. tugas
BKKBN menjadi lebih berat sekarang, contohnya memikirkan bagaimana
menahan laju TFR.
● Data proyeksi merupakan dasar rencana pembangunan. Data proyeksi
dapat digunakan sebagai antisipatif kondisi kependudukan yang tidak
diinginkan di masa mendatang, melihat perkembangan tingkat kelahiran dan
kematian di masa mendatang di masing-masing wilayah, memperkirakan
tingkat pertumbuhan penduduk di masa mendatang sehingga dapat menjadi
dasar kebijakan yang harus diambil dan mengetahui periode bonus
demografi dan implikasinya bagi pengendalian penduduk dan peningkatan
kualitas penduduk
D. Pemanfaatan dan Pengembangan Blueprint Pembangunan
Kependudukan Indonesia Tahun 2045, IPBK dan IKIK oleh Bapak Ir. Zainul
Hidayat, M.Si (Lembaga Demografi UI)
● Ada 10 ciri wajah kependudukan Indonesia 2045 yang selaras dengan
dokumen Blue Print Kependudukan antara lain:
1. Jumlah pertambahan dan persebaran penduduk yang proporsional
sesuai kondisi daya tampung daya dukung wilayah.
2. Kebutuhan pangan, sandang, dan papan serta energi (basic needs)
tercukupi dan terpenuhi.
3. Infrastruktur sarana prasarana aktifitas dan mobilitas tersedia dengan
baik.
4. Fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan aktifitas sosial
kemasyarakatan serta ekonomi, mudah untuk diakses.
5. Pola hidup bersih dan sehat yang ramah lingkungan terkondisi dengan
baik.
6. Terkoneksi dan terlindungi dengan sistem teknologi informasi dan
komunikasi.
7. Berpenghidupan yang amanah, taat menjalankan perintah agama sesuai
yang diyakininya, bermartabat, bersahabat dengan alam semesta,
berperikemanusian, rukun, damai dan berbudaya.
8. Terlaksananya sistem hukum yang berkeadilan, sistem pertahanan dan
keamanan Negara Republik Indonesia yang handal, sistem Pertahanan
dan Keamanan rakyat semesta (sishankamrata) yang solid.
9. Jiwa Nasionalisme terhadap Bangsa indonesia, terlaksana dengan baik.
10. Terwujud sebagai generasi emas era baru keluarga Indonesia maju
● Jika ingin pertumbuhan penduduk yang proporsional seharusnya penduduk
yang tinggal di Pulau Jawa dibawah 50%.
● Bappenas sudah menargetkan TPAK pada tahun 2045, saya
memproyeksikan TPAK meningkat mencapai 77%.
● Proyeksi TPAK akan meningkat hingga mencapai 77 persen di tahun 2045.
gambaran TPAK provinsi diharapkan mendukung perencanaan peningkatan
PUK dalam kegiatan ekonomi. pembangunan ekonomi harus berdasarkan
Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia.
● Infrastruktur perlu dirancang dengan perencanaan yang tepat, dan
dukungan anggaran sangat penting.
● Adanya perubahan pola makan dan penyakit. stroke dan jantung menjadi
penyakit mematikan saat ini di Indonesia. Diabetes menduduki peringkat 3
di Indonesia.
● Jadi untuk mewujudkan 10 ciri wajah kependudukan Indonesia 2045, ada
Blueprint Pembangunan Kependudukan yang sudah dibuat Dirjakduk dari
mulai Visi Misi Pembangunan Kependudukan sampai dengan Roadmap
Pembangunan Kependudukan Menuju 2045.
● Ada 14 arah kebijakan pembangunan kependudukan menuju Indonesia
Emas diantaranya penekanan angka stunting dan perencanaan dengan
data.
● Ketika kita ingin membangun kependudukan, harus sensitif terhadap isu
kependudukan. Tidak hanya ekonomi, manusianya juga perlu dibangun
demi mewujudkan Indonesia menjadi Negara Maju.
Poin Penting :
● Kesalahan kita memandang negara Indonesia sebagai negara berkembang.
Perilaku negara maju masih jauh berbeda dengan kita. Contohnya, di negara
Jepang aset rumah disana banyak yang kosong dan diambil oleh negara,
perilaku negara maju memandang rumah/tempat tinggal adalah sebagai
hunian, bukan aset. Sepertinya negara Indonesia melakukan kekeliruan
dalam memahami aset.
● Pendidikan mengubah perilaku dan paradigma hidup. Oleh karena itu,
perlunya pemerataan akses pendidikan hingga ke wilayah timur.
E. KESIMPULAN
● Perlunya terobosan terobosan yang berdampak dalam pencapaian output
program, dengan kerja cerdas tidak hanya kerja keras.
● Anggaran harus digunakan secara efektif dan efisien, investasi negara untuk
masyarakat melalui berbagai program, terutama untuk Kampung Keluarga
Berkualitas.
● Bappenas dan Kemendagri sedang merumuskan bagaimana
menghubungkan perencanaan nasional dengan daerah. tujuan dan indikator
2045 akan diarahkan ke RPJPN yang bersifat Top-Down sebagai upaya
dalam mengawal visi misi 2045.
● Data proyeksi merupakan dasar rencana pembangunan. Data proyeksi
dapat digunakan sebagai antisipatif kondisi kependudukan yang tidak
diinginkan di masa mendatang di masing-masing wilayah.
● BKKBN diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam
memproyeksikan indicator kependudukan pada masing-masing provinsi.
DOKUMENTASI KEGIATAN
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL
DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK
NOTULEN
Subyek Rapat Koordinasi Teknis Bidang Pengendalian
Penduduk Tahun 2023
Hari/Tanggal Kamis / 24 Agustus 2023 Notulis / Emi, Dyah
Disiapkan Oleh
Waktu 07.30 WIB – selesai Diperiksa Oleh
Pimpinan/Moderator Disetujui Oleh
Narasumber DR (H.C) dr. Hasto Tanggal
Wardoyo, Sp. OG (K)
Tempat Holiday inn Pasteur Tanda Tangan
Bandung
Peserta 1. Penanggung Jawab Bidang
Pengendalian Penduduk Provinsi,
2. Penanggung Jawab Bidang Parameter
Kependudukan,
3. Penanggung Jawab Bidang Kerjasama
Pendidikan Kependudukan,
4. Penanggung Jawab Bidang Analisis
Dampak Kependudukan,
5. Seluruh pengelola program Bidang
Pengendalian Penduduk BKKBN ....

A. LAPORAN PENYELENGGARAAN oleh Dr. Munawar Asikin, S.Si, MSE


● Kegiatan rakortek, kami mengundang 4 narasumber dari Kemendagri
dengan topik peran BKKBN dalam rangka memasukan indikator bangga
kencana dalam RPJP. dari Bappenas mengenai struktur RPJPN (RPJPN
akan diintegrasikan ke RPJPD), LDUI mengenai bisnis proses proyeksi
target program bangga kencana untuk 25 tahun kedepan, IPBK dan IKK.
BPS untuk memperjelas pemanfaatan LF SP2020 untuk proyeksi penduduk
dan dimanfaatkan dalam pembangunan masyarakat.
● kami akan mereview capaian kami di kedeputian dalduk dan mengevaluasi
agar segera ditindaklanjuti.
● kami akan melaporkan ke bapak untuk penguatan di bidang dalduk sesuai
masukan dari para narasumber.
● telah hadir 244 peserta, 76 dari pusat, 176 dari perwakilan BKKBN Provinsi
seluruh indonesia.
B. KEYNOTE SPEECH oleh DR (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K)
● Masalah penduduk terkait demografi dimana ada pada posisi transisi saat
ini sangat menentukan masa depan bangsa.
● Jika salah membuat kebijakan akan jauh dari tujuan kita dalam kualitas
penduduk 2045
● Kunci program di BKKBN berjalan dengan baik yaitu koordinasi dengan K/L.
● Perlu direview kembali, terima kasih angka TFR sudah turun menjadi 2,18
menurut LF SP2020 dan 2,14 menurut hasil Pendataan Keluarga. Kita perlu
berbangga bahwa perhitungan PK dan LF SP2020 tidak jauh berbeda. hal
ini juga berkat dukungan oleh K/L dan mitra terkait. TFR sebagai kunci
mengendalikan Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS).
● Pada momentum pertemuan ini, mohon bapak ibu mendukung Bapak Deputi
untuk membuat narasi yang tepat untuk mengenai Penduduk Tumbuh
Seimbang (PTS). TFR 2,1 NRR 1 atau dengan narasi.
● Kami berharap kedeputian dalduk juga untuk memikirkan indikator lain.
MUKP, ASFR. artinya TFR rendah pun, tidak berpengaruh pada kualitas
secara keseluruhan karena saat ini kebanyakan kehamilan dan persalinan
terjadi pada usia >35 tahun dimana kondisi ini berisiko tinggi.
● mengenai peran dari Kampung KB, dengan adanya inpres kampung KB dan
Bapak Presiden beberapa kali menekankan keluarga berkualitas menjadi
tujuan kita bersama.
● Kampung KB masih bervariatif. saya berharap kesenjangan yang terjadi
antar provinsi bisa diatasi dengan baik.
● Ukuran kegiatan di Kampung KB agar ditentukan, sejak adanya Inpres kita
belum menerjemahkan dalam rencana aksi dan menuangkan dalam
indikator kinerja di Kampung KB dan mengukur keberhasilan program, dan
apakah DASHAT menjadi bagian dari kampung KB, secara umum untuk
membuat aturan turunan dari inpres kampung KB. draft rencana aksi. akan
mendukung keberhasilan K/L terkait.
● GDPK saya berharap bisa lebih kuat, agar bisa mempunyai pengaruh besar
pada kebijakan di daerah. kewajiban membuat GDPK sebagai dasar
perencanaan daerah.
● Program kependudukan yang berbasis desa/keluarga menjadi lebih kuat,
kampung KB bisa menjadi unsur penting dalam GDPK, bagaimana
menempatkan kampung KB dalam struktur GDPK yang didalamnya ada
Rumah DataKu, hal ini akan terjawab jika kita menyusun program turunan.
● untuk capaian masing-masing provinsi silahkan dipelajari, mana yang belum
tercapai, mengapa belum tercapai, sehingga perlu belajar dari provinsi lain
yang sudah dapat mencapai kinerja dengan baik.
● Kami akan mengundang kaper saat KOREN II, untuk menyelesaikan hal
yang dianggap belum selesai.
C. KESIMPULAN
● TFR sebagai kunci mengendalikan Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS).
mohon mendukung Bapak Deputi untuk membuat narasi yang tepat untuk
mengenai Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS). TFR 2,1 NRR 1 atau dengan
narasi. segera difinalkan.
● Ukuran kegiatan di Kampung KB agar ditentukan, sejak adanya Inpres kita
belum menerjemahkan dalam rencana aksi dan menuangkan dalam
indikator kinerja di Kampung KB dan mengukur keberhasilan program, dan
apakah DASHAT menjadi bagian dari kampung KB, secara umum untuk
membuat aturan turunan dari inpres kampung KB (draft rencana aksi).
● GDPK diharapkan bisa lebih kuat, agar bisa mempunyai pengaruh besar
pada kebijakan di daerah. menjadikan GDPK sebagai dasar pemerintah
daerah dalam membuat perencanaan daerah.
DOKUMENTASI KEGIATAN
***
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL
DIREKTORAT ANALISIS DAMPAK KEPENDUDUKAN
NOTULEN RAPAT
Judul Kegiatan Rapat Koordinasi Teknis Bidang Pengendalian Penduduk ke-2
(Sesi Breakout Room Ditdamduk)
Hari/Tanggal Jumat / 25 Agustus 2023
Waktu 08.00 - 12.00 WIB
Notulis 1. Devi Novitasari
2. Dyah Batiar Aprillia
Tempat Ruang Imperium 3 dan 4, Ground Floor, Hotel Holiday Inn Bandung
Peserta 1. Seluruh Pejabat Perwakilan BKKBN Provinsi se-Indonesia
2. Anggota Pokja Kampung Keluarga Berkualitas
3. Seluruh pegawai Direktorat Analisis Dampak Kependudukan

AGENDA

Pembahasan capaian kinerja dan target program Analisis Dampak Kependudukan Tahun Anggaran
2023 beserta rencana program kerja Tahun Anggaran 2024

PEMBAHASAN DAN DISKUSI

Sesi 1
Kampung Keluarga Berkualitas oleh Alifah Nuranti, S.Psi., MPH
Alifah Nuranti
● Beberapa kegiatan prioritas Ditdamduk Tahun 2023 level Provinsi :
1. Fasilitasi Pembinaan SIPERINDU bagi Pemerintah Daerah;
2. Fasilitasi Penguatan kampung KB dengan lintas sektor dan mitra kerja;
3. Pemberdayaan kelompok masyarakat di Kampung KB dalam rangka
penurunan stunting;
4. Studi kasus dan pembelajaran stunting.
● Capaian presentase Kampung KB klasifikasi mandiri per tanggal 10 agustus
2023 baru 30,05% dari target 40%
● Capaian presentase Kampung KB yg melaksanakan penanganan terpadu isu
kependudukan 49,46% dari target 54%
● Provinsi yang sudah mencapai target Kampung KB Mandiri diatas target
Nasional antara lain yaitu Bangka Belitung, Sumatera Barat, Gorontalo,
Banten, Jawa Tengah, Sumatera Utara, DIY, Sumatera Selatan dan Bali
● Terdapat beberapa analisa kendala belum tercapainya target diantaranya
komitmen, pengelolaan dan pelaporan.
● Terdapat beberapa Provinsi yang tidak dapat memanfaatkan dana BOKB
dengan optimal. Harus dipikirkan bersama bagaimana dana BOKB dapat
digunakan secara optimal untuk kemajuan program.
● Cakupan laporan Kampung KB baru 50% dan pelaporan masih kurang akurat
sehingga target belum tercapai
● Target jumlah Kampung KB menurut Inpres No 3 Tahun 2022 hingga akhir
tahun 2023 yaitu 60.944 Kampung KB sedangkan tarikan data 10 Agustus
2023 baru tercapai 30.9773 Kampung KB dan Kampung KB yang masih harus
dibentuk hingga akhir Tahun 2023 sebanyak 29.971 Kampung KB
● Jumlah DASHAT di Kampung KB yang sudah terlapor baru 4.344 dari 32.096
Kampung KB
● Provinsi yang mendapatkan dana BOKB akan dipantau oleh Bappenas
● Hanya 9 Provinsi Prioritas yang memiliki Dana BOKB sub menu DASHAT.
Tahun depan akan ada beberapa provinsi prioritas berdasarkan hasil SSGI
yang akan mendapatkan dana BOKB sub menu DASHAT.
● Provinsi yang telah melakukan live report kampung kb diantaranya NTB,
Sulawesi Barat, Bengkulu, Kalimantan tengah, DKI Jakarta, Gorontalo, Jawa
Barat, Aceh, DIY dan Maluku.
● Kemenko PMK sedang menyusun laporan capaian Inpres No 3 Tahun 2023
sehingga regulasi apapun yang ada di Provinsi harus dilaporkan dalam link
https://bit.ly/RegulasiKampungKB2023
● Monitoring dan Evaluasi Berkala secara Triwulanan laporannya silahkan
disampaikan pada link https://bit.ly/LaporanInpresProvKabKota

Sesi 2
Sistem Peringatan Pengendalian Penduduk (SIPERINDU) dan Penulisan Laporan Kependudukan
oleh Ir. Yosrizal, Ria Rahayu, dan Endah Larasati
Ir. Yosrizal Assalamualaikum wr.wb., Selamat pagi salam kerala Bapak/Ibu semua.
Mari kita mulai dengan berkenalan satu persatu dari masing-masing provinsi
khususnya bagi perwakilan admin SIPERINDU.
Endah Larasati (materi terlampir)
● Ada target RPJMN presentase pemerintah daerah yang telah melaksanakan
aplikasi SIPERINDU tahun 2023, yaitu 75 persen tingkat provinsi dan 40
persen tingkat kabupaten/kota. Sedangkan, capaian fasilitasi pembinaan,
yaitu 90 persen tingkat provinsi dan 45 persen tingkat kabupaten/kota.
Target minimal fasilitasi pembinaan yang kami harapkan adalah perwakilan
BKKBN dapat menyelenggarakan sebanyak 3 kali dengan peserta 5 orang,
dan memiliki fasilitator 2 orang. Sedangkan, pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota diharapkan dapat menyelenggarakan 2 kali fasilitasi
pembinaan dengan 2 peserta, masing-masing menyusun 1 laporan RENAKSI,
dan memiliki 1 orang fasilitator.
● Rekapitulasi admin dan supervisor SIPERINDU didapatkan data bahwa
terdapat 5 provinsi yang belum memiliki Admin & Supervisor dan
mendapatkan approval admin diantaranya provinsi Aceh, Sumatera Barat,
Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, dan NTB, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Papua Barat, Papua Selatan, Papua
Tengah, Papua Barat Daya dan Papua Pegunungan.
● Hasil evaluasi SIPERINDU dapat dilihat pada akun masing-masing. Semua
dashboard harus berwarna biru yang menandakan target tercapai.
● Capaian fasilitasi pembinaan SIPERINDU terpantau masih rendah. Beberapa
Provinsi mendominasi warna merah, diantaranya yaitu Provinsi Aceh,
Sumatera Barat, Bangka Belitung, Jawa Timur, NTB, dan NTT. Sedangkan
provinsi warna biru antara lain Jambi, Lampung, Jawa Barat, DIY, Bangka
Belitung dan Jawa Timur
● Awal November akan dilakukan sosialisasi terkait bagaimana membuat
laporan SIPERINDU dan saat akhir tahun akan dilakukan evaluasi lagi dengan
harapan pada akhir tahun dapat mencapai seluruh target.

Ria Rahayu (materi terlampir)


● Laporan Kependudukan Indonesia (LKI) merupakan program baru dari
Ditdamduk. LKI tidak tertuang dalam SPA, namun diharapkan dapat
direncanakan dalam SPA tingkat Provinsi untuk membuat Laporan
Kependudukan Provinsi (LKP).
● Tujuan penyusunan LKP adalah untuk mengetahui kondisi kependudukan
Indonesia secara komprehensif untuk semua pilar, serta sebagai kebutuhan
evaluasi dan monitoring capaian pembangunan kependudukan secara
berkala setiap tahun.
● Isi LKP terdiri dari 5 pilar, yaitu pengendalian kuantitas, kualitas,
pembangunan, persebaran dan mobilitas penduduk, serta penataan
administrasi kpendudukan.
● Data yang digunakan dalam LKP terintegrasi dan berasal dari SIPERINDU.
Sistematika penulisan LKP terdapat 5 BAB, dimana BAB 2 berisikan isu
strategis, arah dan kebijakan pembangunan kependudukan, sedangkan BAB
3-7 berisikan 5 pilar, kemudian diakhiri dengan aspek-aspek pembangunan
kependudukan yang diambil dari IPBK dan penulisan rekomendasi kebijakan
pembangunan kependudukan.
● Timeline penyusunan diharapkan sudah dimulai sejak bulan Januari dengan
membuat rancangan, melakukan persiapan pada bulan februari, melakukan
penulisan pada bulan Maret-April, editing pada bulan Mei - Juni dan kegiatan
diseminasi LKP pada bulan Juli. Diharapkan LKI dan LKP dapat diselesaikan
bersama-sama sehingga dapat di diseminasikan secara serentak.

Ir. Yosrizal Sebenarnya ini merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Namun sebagai
tim Provinsi dapat sebagai fasilitator. Diharapkan seluruh Provinsi dapat
melaksanakan pendampingan pemerintah daerah dalam mengisi SIPERINDU.
Kami sudah memudahkan tim provinsi hingga Kabupaten/Kota untuk mengakses
aplikasi SIPERINDU.

Sesi 3
Pelaksanaan Kegiatan live Report dan Monitoring Evaluasi Kampung Keluarga Berkualitas
oleh Slamet Sutiyono, S.Sos. dan Cucu Nurpalah, S.Pd., M.Pd.
Cucu Nurpalah ● Bentuk kegiatan policy brief tahun depan mungkin akan kita ubah, yaitu
dengan menerapkan implementasi best practice Kampung KB terlebih
dahulu, baru kemudian kita susun Policy Brief nya.
● Kampung KB sebagai wadah dan bentuk kegiatan didalamnya akan kita
bakukan.
● Percepatan penurunan stunting paling efektif adalah dengan pemberian
makanan. tidak akan ada program baru, tapi kita perbaiki melalui menjalin
kerjsama dengan sektor lainnya. Tujuan kegiatan implementasi model best
practice adalah untuk menyusun Policy Brief..
● Sasaran kegiatan ini adalah keluarga berisiko stunting, yaitu ibu hamil dan
baduta. Tahapan kegiatan ada 5, dari:
1) Persiapan (koordinasi dan menyamakan persepsi dengan OPD KB dalam
menentukan lokus kampung KB, serta kolaborasi Percepatan Penurunan
Stunting dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada);
2) Pembekalan (bentuk pertemuan sebanyak 4 kali terdiri dari orientasi
maupun pelatihan kepada Kepala Desa, pokja Kampung KB, kader
DASHAT, kader KB, tim PAUD, bidan, puskesmas, PKB, dan TP PKK. materi
pembekalan diantaranya adalah konsep implenetasi model best practice
kp kb, materi orangtua hebat, materi konsep dashat, materi pesan
kesehatan, dan permainan edukatif);
3) Pelaksanaan (model best practice: cuci tangan pakai sabun oleh kader kp
kb, pengukuran bb dan tb oleh kader posyandu dan bidan, materi
orangtua hebat oleh PKB, edukasi dashat bagi ibu rumah tangga oleh ahli
gizi, kegiatan menyuapi aktif bersama-sama oleh kader BKB, permainan
edukatif anak bagi anak-anaknya oleh ahli gizi, materi pesan kesehatan
oleh puskesmas, pembekalan fasilitasi gizi oleh BKKBN (pemberian 1 kg
telur untuk 1 keluarga). Sebaiknya pada awal tahun saat dilaksanakan ToT
khususnya melatih keluarga berisiko stunting;
4) Monitoring dan evaluasi terhadap capaian kegiatan yang telah
ditargetkan.
5) Pelaporan dan rekomendasi kebijakan (hasil evaluasi kegiatan ini menjadi
saran kebijakan dalam bentuk Policy Brief. Akan ada anggaran pihak
ketiga penunjukkan langsung untuk menulis studi kasus)

Sesi Diskusi Panel

Sulawesi 1. Untuk pencanangan Kampung KB sudah setengah, hanya kendalanya tida


Tengah terlaporkan, sudah ada lebih dari 400 desa. ijin menyampaikan keluhan dari
lapangan tenaga lapangan terlalu banyak aplikasi diantara kesibukan mereka.
apakah bisa disederhanakan/diintegrasikan aplikasinya, sehingga mereka
tidak berulang kali input pelaporan. kendala sinyal di daerah juga dirasakan.
2. Kami tidak mengikuti pembinaan SIPERINDU sehingga terlihat keterlambatan
pelaporan. Jika kita mau mendorong pemerintah daerah memang tidak
mudah, jujur kami masih belum paham. Padahal kami harus memberikan
penjelasan agar mereka lebih memahami. kami sudah sering berdiskusi
dengan bappeda dan sektor lainnya.
3. Kami setuju dengan Policy Brief, memang tidak efektif kita terus menerus
membuat Policy Brief. lalu pemberian telur 1 kg hanya dalam 1 bulan
sepertinya tidak cukup. Bagaimana jika berikan minimal selama 6 bulan.

Farida - Jawa 1. SIPERINDU sebenarnya konten websitenya sudah luar biasa, kami minta tim
Tengah Kabupaten/Kota perlu mendapatkan pembinaan terupdate karena di wilayah
kami beberapa admin mengalami pergantian cepat sekali.
2. Kami telah melakukan monitoring KKN tematik dan setelah dicek ternyata
ada Kampung KB di pelosok Provinsi Jawa Tengah ada yang kurang maksimal.
Kami membutuhkan waktu lebih lama untuk memonitor. Terkait optimalisasi
Kampung KB ini karena dailihat dari hasil SSGI hanya turun 0,1 persen,
sedangkan tantangan perubahan perilaku masih sulit. Terkait pemberian
menu langsung kepada sasaran juga urgen sekali. Di wilayah kami sudah ada
kegiatan pemberian makanan langsung kepada sasaran hingga pantau ke
rumah. Diperlukan validasi pelaksanaan best practice ini, contohnya pada
pengukuran BB dan TB terkait alat ukur karena di wilayah kami alat
antorpometri masih terbatas dan bervariasi. Terkait optimalisasi DASHAT di
wilayah kami ada kejadian saat ibu diajarkan memasak tidak bisa berpisah
dengan anaknya, itu perlu dipikirkan kembali bagaimana caranya. BKKBN
Provinsi juga telah memiliki konsep pencanangan Kampung KB bersama
event-event lainnya, minimal setelah memiliki SK Kampung KB kami langsung
mendaftarkan ke dalam website Kampung KB.

Nasrullah - 1. Saat ada pertemuan lain ada usulan diadakannya koneksi dengan aplikasi
Sulawesi Barat SIGA, kami tidak mengetahui apakah sudah dilakukan atau tidak. Kami
melihat rekan tenaga lapangan rajin menginput, tapi ada beberapa yang
belum memahami menginput data profil, padahal mereka juga menginput
data NEW SIGA. Dalam aplikasi rumah dataKu itu sudah terintegrasi.
2. Terkait realisasi BOKB masih menjadi persoalan bersama. Kami berpikir
bahwa BOKB uang pusat yang digelontorkan kepada masing-masing provinsi.
Apakah ada kebijakan untuk mendorong OPD KB untuk meningktkan
realisasi? Bagaimana memantau realisasi BOKB tersebut tepat sasaran juga?

Alifah Nuranti ● Kementerian Keuangan dan Biro Perencanaan tetap memantau melalui
website kampung kb. solusinya silakan BKKBN provinsi mengundang seluruh
anggota pokja Kampung KB untuk menyelenggarakan kegiatan live report di
wilayahnya dengan syarat Kampung KB minimal telah memiliki username
dan password. Mohon sebaiknya dapat melaksanakan kegiatan live report 1
kali sebulan agar meningkatkan pelaporan.
● Saat ini kami masih mengusahakan penyederhanaan sistem pelaporan sesuai
dengan indikator-indikator yang tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 3
Tahun 2022.
● Yang menjadi masalah adalah data Kampung KB lebih banyak daripada data
NEW SIGA, sehingga jika harus disatukan kemungkinan akan ada data tidak
terlaporkan. Direktur Pelaporan Statistik pun masih memikirkan solusinya.
● Kelebihan Kampung KB bisa diakses oleh seluruh kementerian/lembaga,
berbeda dengan aplikasi NEW SIGA hanya untuk BKKBN.
● BOKB memang penganggarannya ada di Kabupaten/Kota, Kepala Perwakilan
Provinsi boleh menekan kepada kabupaten/kota agar memaksimalkan
anggaran BOKB. Jika provinsi tidak bisa merealisasikan BOKB nya, tahun
depannya provinsi tidak akan dianggarkan kembali.

Ir. Yosrizal ● Silakan peserta hari ini mendaftarkan diri di aplikasi SIPERINDU agar lebih
cepat mendapatkan sertifikatnya. Jika Bapak/Ibu sekalian yang merasa
belum memahami pelaporan SIPERINDU, silakan mengundang tim kami
untuk diadakan fasilitasi pembinaan secara private.
● LKP tahun depan harus disikapi sebagai acuan kebijakan bagi pemerintah
daerah, dipersilakan bekerjasama dengan pihak ketiga.

Cucu Nurpalah ● Kami masih memikirkan berapa kali intensitas pelaksanaan implementasi
best practice karena tidak mungkin hanya membutuhkan waktu yang
singkat. Mungkin kita akan laksanakan minimal selama 6 bulan, tidak hanya
1 bulan. kami berharap apa yang telah kita berikan akan menjadi bekal
implementasi 30 hari DASHAT.
● Kami juga masih memformulasikan bagaimana pelaksanaan monitoring dan
evaluasi implementasi best practice antara tim provinsi dan pusat bisa
dilakukan secara bersama-sama. Contohnya, jenis pemberian makanan
kepada sasaran apakah telur atau bisa diganti dengan sumber makanan
lainnya.

Harlan - 1. Masih banyak ditemukan kendala kurangnya pemahaman tenaga lapangan


Kalimantan kabupaten/kota terkait program SIPERINDU dan Kampung KB, padahal kami
Timur telah melakukan pendampingan.

Dedeh - Banten 1. Kami memang belum melakukan live report untuk menaikkan klasifikasi.
Namun, klasifikasi di setiap wilayah ada saja yang meningkat. Cara pemilihan
sasaran peserta kegiatan live report adalah kampung kb dengn tingkat
perbaikan nya tinggal sedikit, misalkan variabel outputnya saja (MKJP,
partisipasi poktan) itulah yang menjadi prioritas kami. OPD KB pun masih
belum memahami untuk menentukan Kampung KB mana saja yang
seharusnya dilaksanakan kegiatan live report.
2. Sebelum bulan September kami akan lihat kembali penganggarannya.

David - 1. Masih belum ada lintas sektor lainnya yang turut bekerjasama dengan
Sumatera Barat BKKBN provinsi. Mereka membicarakan Kampung KB hanya sebatas jika ada
surat undangan dari kami.
2. Terkait penganggaran, sudah ada surat edaran dari Dirjen Bangda. Sebelum
adanya Inpres, kami memang telah melaksanakan pencanangan Kampung KB
terlebih dahulu dengan diluncurkannya surat edaran gubernur dan walikota.
3. Dari Kementerian Desa saja tidak ada kebijakan lanjutan yang spesifik terkait
Kampung KB.
4. Realisasi BOKB secara target kami sudah memenuhi target dan anggaran
yang telah dianggarkan hanya tercatat 500 an, sisanya masih ada 100 an.
Yang ingin kami tanyakan adalah bagaimana Kampung KB tetap bisa berjalan
tanpa dana BOKB karena hingga saat ini dana BOKB lah yang sepertinya bisa
mempengaruhi keberhasilan optimalisasi kampung kb.
5. Setelah dicanangkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 tentang
Optimalisasi Pembentukan Kampung KB, seharusnya target realisasi
anggaran BOKB yang dipakai bukan tahun 2022, yang diukur dari kampung
KB klasifikasi mandiri. Dari situlah anggaran BOKB digelontorkan lebih
banyak.
6. Policy Brief Provinsi Sumatera Barat sudah terlaksana dengan Universitas
Andalas dan Universitas Negeri Padang sudah dalam tahap pencetakan.
Jadi, kami menginginkan kejelasan kerjasama lintas sektor yang tidak berjalan.
Kami tolong masukan kebijakan pemotongan tunjangan kinerja PKB
direalisasikan, jika mereka tidak mau menginput pelaporan ke dalam website
kampung kb.

Wahyu - NTB 1. Teknis pelaksanaan implementasi best practice jangan dikunci pada
kerjasama dengan posyandu.
2. Saya rasa keluhan seluruh provinsi sama, kami di provinsi memliki perbedaan
ersepsi dengan Kabupaten/Kota yang menganggap anggaran hanya
bersumber dari kantong mereka sendiri, pembelanjaan semau mereka
sendiri. Contoh, kebutuhan DASHAT seluruh Kabupaten/Kota ada yang tidak
melaksanakan lebih dari 5. Jadi, kalau bisa dana BOKB dikembalikan
tanggung jawabnya kepada BKKBN provinsi. Kabupaten/Kota kebanyakan
alasan berhalangan menyelenggarakan program DASHAT.
3. Kami belum memahami perkembangan klasifikasi Kampung KB. Jika bisa,
tolong dipermudah penjelasannya. Contohnya, IPKB dan PIK-R sudah tidak
ada pembedaan klasifikasi. Cobalah klasifikasi kampung kb ini dihapuskan.

Alifah Nuranti ● Bagi kabupaten/kota yang berjauhan bisa dilaksanakan program terpadu dan
kolektif.
● Sebelum melaksanakan live report di banten, mungkin lebih berfokus kepada
peningkatan klasifikasi ya tidak apa, tapi juga jangan lupa untuk tetap
melaksanakan.
● Adapun provinsi yang mudah mendapatkan dukungan, maka sama-sama
belajar untuk memberikan dukungan.
● Contohnya saya menggambarkan Kampung KB di Provinsi Jawa Timur yang
juara 1 lomba penguatan kampung kb yang memiliki dukungan dari
Kementerian/Lembaga, sektor lainnya.

Yusna ● Sesuai yang disampaikan oleh Bapak David dari Provinsi Sumatera Barat,
memang betul bahwa sudah dilakukan surat edaran berbagai tingkatan.
Sekarang kenapa malah tidak ada lintas sektor yang tidak peduli dengan
Kampung KB? Pertanyaannya adalah apakah tim BKKBN Provinsi telah
berusaha secara maksimal dalam membuat tim provinsi dan kabupaten/kota
bergerak. Merekalah yang bertanggungjawab menjadi corong advokasi
kepada atasannya. Seharusnya itu sebagai refleksi bagi provinsi untuk
memperbaiki kekurangan dalam mengadvokasi.
● Hubungan antara tingkat pusat dan daerah terkait BOKB, BKKBN pusat hanya
mengajukan. Kemendagri pun tidak sanggup mengontrol pemanfaatan BOKB
tersebut. Ada 3 segi dalam penganggaran tingkat Kabupaten/Kota, Bappeda,
keuangan, dan Inspektorat Daerah. Jika tidak terlaksana realisasi BOKB bisa
jadi disebabkan oleh tim DAK provinsi dan Kabupaten/Kota yang tidak
kompak berkoordinasi.
● Kita tidak bisa meminta sesuatu yang belum dibentuk sesuai yang dinyatakan
oleh Bappenas. Mereka hanya bisa menggunakan data yang sudah ada. Kita
menetapkan kuota kemudian yang mengajukan adalah dari OPD KB. Cara
optimalisasi serapan dan output khususnya klasifikasi dasar, berkembang,
dan mandiri. Pada tahun 2024 kita masih terus mengkoreksi serapan
anggaran.
● Klasifikasi Kampung KB tetap dibutuhkan untuk pemetaan bagi daerah mana
saja yang belum berjalan program Kampung KB nya.
● Masalah website Kampung KB, kami telah sepakat sinkronisasi dengan
aplikasi NEW SIGA. Penarikan data dari SIGA memang betul sudah disetujui,
tapi data jumlah Kampung KB yang belum disetujui. Makanya hingga saat ini
kami pun belum bisa memutuskan. Kondisi ini terus berproses didampingi
oleh tim Direktorat Perencanaan Pengendalian Penduduk.
● Saat ini, sistem SKP PKB/PLKB adalah turunan dari kepala perwakilan BKKBN
provinsi. Bagaimana masuk ke dalam IKU kepala perwakilan, silakan cari tahu
ke kaper masing-masing provinsi.

Mustakim - ● Contohnya, pemerintah daerah di Kabupaten Kolaka sduah mendukung


Sulawesi kampung kb. dibutuhkan kesabaran dan waktu untuk memperkenalkan
Tenggara program kita kepada lintas sektor lain.
● Kami telah membuat kebijakan dengan Sekban berkomunikasi dengan Biro
Kepegawaian dengan melakukan pemotongan tunkin PKB/PLKB jika tidak
menjalankan program. Mereka menjadi takut jika tidak melaporkan data ke
dalam website.
● Sebenarnya perwakilan provinsi optimis bisa melakukan semuanya itu
karena provinsi perpanjangan tangan BKKBN pusat

Dr. Faharuddin ● Jika kita hanya mengandalkan Kementerian/lembaga saja, tidak bisa.
contohnya, kementerian kesehatan dan kemendagri tidak sekuat itu. maka
kita sebagai lembaga BKKBN yang memiliki perwakilan tersebar se-Indonesia
diharapkan bisa bekerjasama mengatasi bersama.
● Klasifikasi tetap harus dibuat karena sudah tercantum dalam renstra dan
untuk mengetahui keaktifan Kampung KB. Namun indikator klasifikasi masih
sangat BKKBN. Perlu penyempurnaan indikator klasifikasi Kampung KB agar
tidak hanya bermuat terkait BKKBN namun juga bermuatan indikator instansi
lain.
● Sinkronisasi antara website Kampung KB dengan SIGA sudah dikoordinasikan
dengan Ditlaptik namun memang masih sulit. Informasi pada website
Kampung KB lebih banyak dibanding SIGA karena hanya memasukkan K/0.
Saran saya maksimalkan dahulu website Kampung KB.
● Dana BOKB kami mengikuti aturan Kementerian Keuangan. Kami berfikir
realisasi anggaran merepresentasikan kemampuan Pemerintah Daerah. Jika
serapannya kecil artinya Pemerintah Daerah memiliki anggaran lain. Maka
jika realisasi kecil artinya mereka tidak membutuhkan Dana BOKB tersebut.
Semua Provinsi tetap akan diberikan Dana BOKB namun akan disesuaikan
dengan penyerapan anggaran.
KESIMPULAN

● Keseluruhan capaian Kampung KB di Indonesia berjumlah 30.973 yang artinya telah mencapai
hampir 50 persen dari jumlah desa dan untuk capaian Kampung KB klasifikasi mandiri
berjumlah 5.183 kampung KB yang artinya telah mencapai 30,5 persen hingga pertengahan
bulan Agustus 2023. Walaupun masih jauh dari target klasifikasi mandiri tahun 2023, yaitu
sebesar 40 persen, kondisi ini perlu diapresiasi karena mengalami peningkatan signifikan.
● Optimalisasi pembentukan Kampung KB masih perlu ditingkatkan terutama kolaborasi antar
lintas sektor, OPD KB, dan Kementerian/Lembaga lainnya, sehingga tanggung jawab
penyelenggaraan Kampung KB tidak hanya berpusat pada BKKBN dan sektor kesehatan saja.
● BKKBN Pusat terutama Direktorat Analisis Dampak Kependudukan masih perlu menguatkan
kebijakan optimalisasi melalui penguatan surat edaran hingga tingkat pemerintah desa.
● Kegiatan fasilitasi pembinaan SIPERINDU masih perlu ditingkatkan di tingkat kabupaten/kota
karena masih didapatkan data bahwa capaian pelaporan SIPERINDU masih rendah, walaupun
ada beberapa wilayah yang telah mencapai target.
● Pelaporan SIPERINDU akan berhubungan erat dengan penyusunan Laporan Kependudukan
Provinsi (LKP) sebagai sumber data di tahun depan.
● Pelaksanaan kegiatan live report update data Kampung KB di tingkat provinsi masih rendah,
kecuali Provinsi Aceh yang terdata sudah mampu melaksanakan kegiatan live report sebanyak
12 kali hingga pertengahan Agustus 2023.
● Penyusunan Laporan Kependudukan Indonesia (LKI) yang telah dilakukan oleh Direktorat
Analisis Dampak Kependudukan akan direplikasi pada tingkat provinsi agar menyusun Laporan
Kependudukan Provinsi (LKP).
● Mulai tahun 2024, pokja Analisis Dampak Kependudukan tingkat provinsi akan mendapatkan
tanggung jawab inovasi program tambahan, yaitu 1) Pelaksanaan implementasi best practice
Kampung KB di seluruh provinsi; dan 2) Penyusunan Laporan Kependudukan Provinsi (LKP)
sebagai acuan pengambilan kebijakan bagi pemerintah daerah.
● Website Kampung KB akan tetap menjadi sumber utama BKKBN bersama Kementerian
Keuangan dan Bappenas dalam menentukan aloksi anggaran BOKB di setiap daerah.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA
NASIONAL
DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK
NOTULEN
Subyek Rapat Koordinasi Teknis bidang Pengendalian Penduduk
Tahun 2023
Break Out Room Direktorat Kerjasama Pendidikan
Kependudukan
Hari/Tanggal Jumat / 25 Agustus 2023 Musavanna Taptu
Notulis /
NIngsih/ Wismoyo
Disiapkan Oleh
Nugraha Putra
Waktu 08.00 WIB – selesai Dr. Edi Setiawan,
Diperiksa Oleh
S.Si., M.Sc., MSE
Pimpinan/Moderator Dr. Edi Setiawan,
Retno Suharno Disetujui Oleh
S.Si., M.Sc., MSE
Narasumber 1. Budyawati, S.Sos., Tanggal 25 Agustus 2023
M.Sc
2. Meta Arfasari,
S.Kom
3. Rose Amelia, S.E
4. Graceianna
Wambrauw, S.Ikom
Tempat Ruang Empire 1 Tanda Tangan
Peserta 1. Penanggung Jawab Bidang
Kerjasama Pendidikan
Kependudukan/Pokja Penduk 34
Perwakilan BKKBN Provinsi.

A. PEMBUKAAN OLEH Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan- Dr. Edi


Setiawan, S.Si., M.Sc., MSE
● Kegiatan rakortek hari ini bertujuan untuk diskusi dan sharing pengalaman yang
diharapkan menjadi motivasi untuk provinsi
● Prinsip di Dalduk adalah integrasi kegiatan, diharapkan semua kegiatan Dalduk
dapat diintegrasikan tidak terpisah-pisah.
● Capaian 3 jalur semua provinsi hampisr sudah menyelesaikan semua program,
tapi tetap harus melaksanakan kegiatan yang mendukung
● Input simonev setiap tanggal 20 karena akan disampaikan di Radalgram
● Apabila terjadi rolling, diharapkan ada transfer informasi/knowledge antara yang
lama dan yang baru
● Diharapkan adanya masukan dari teman-teman provinsi untuk manjadi evaluasi
bagi ditpenduk
B. Monitoring dan Evaluasi Mahasiswa Penting
Oleh Budyawati,S.Sos., M.Sc (Ketua Pokja Mahasiswa Penting)
Kebijakan :
1. Pelaksanaan secara berjenjang
2. Sasaran monev berdasarkan bisnis mahasiswa penting
3. Mengidentifikasi dan memetakan hambatan dan pemanfaatan yang timbul dalam
setiap tahapan proses implementasi mahasiswa penting
4. Memberikan umpan balik atas identifikasi permasalahan kepada pemangku
kepentingan
Tujuan monitoring adalah menilai kemajuan pelaksanaan program/kegiatan terhadap
sasaran yang ingin dicapai. Sedangkan evaluasi adalah menganalisis mengapa
sasaran dapat tercapai atau tidak. Manfaat monitoring antara lain adalah untuk dapat
membuat laporan kemajuan, peringatan dini terhadap permasalahan yang terjadi dan
menjadi alat control, sedangkan evaluasi dapat memberikan gambaran alternatif
strategi yang dapat dilaksanakan apabila terdapat hambatan atau kendala selama
pelaksanaan program.
Metode pelaksanaan monitoring tidak harus terjun langsung ke lapangan apabila
sumber daya tidak memadai, dapat dilakukkan melalui telaah laporan yang dilakukan
oleh tim lapangan, atau dapat dilakukan melalui media social.
Metode wawancara juga dapat dilakukan dalam pelaksanaan monitoring, dengan
mewawancarai pelaksana pendampingan, stake holder ataupun kelompok sasaran.
LAporan hasil monev harus mencakup beberapa hal seperti adanya latar belakang
pelaksanaan, adanya tujuan dan sasaran, , lokus pelaksanaan, metode pelaksanaan,
bentuk kegiatan seperti apa, hasil capaian dari pendampingan, factor pendukung dan
factor penghambat yang terjadi selama kegiatan berlangsung, kesimpulan dan
rekomendasi apa yang dapat diberikan untuk peningkatan kegiatan serta instrument
hasil evaluasi.
Poin Penting :
● Setiap akhir periode provinsi diharapkan dapat menyampaikan laporan sesuai
dengan kondisi lapangan tidak hanya melalui simonev
● Tahun 2024 diharapkan 22 provinsi mendapat topup anggaran MBKM
● Perlu koordinasi yang intensif dengan perguruan tinggi terkait rencana
pelaksanaan Mahasiswa Penting
● Laporan monev disampaikan ke Ditpenduk melalui email
ditpenduk711@gmail.com
C. Implementasi Juknis Pramuka Peduli Kependudukan
Oleh Rose Amelia, SE (Ketua Pokja Pramuka PK)
● Pramuka peduli kependudukan adalah kegiatan kepanduan yang
mengintegrasikan materi bangga kencana ke dalam kegiatannya dan wadah
Pendidikan pramuka (penegak dan pendega) untuk menyalurkan minat bakat dan
pengalaman di bidang kependudukan dan KB
● Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman kepada pengelola program
kependudukan di provinsi maupun Kab/Kota, pengurus Gerakan
pramuka/pengurus kepanduan lainnya, stakeholder dan mitra lainnya tentang
oengelolaan Pramuka Peduli Kependudukan
● Adapun sasarannya adalah Pelaksana Program di Perwakilan BKKBN Provinsi
(pokja Penduk/pokja Pramuka), OPD KB Kab/Kota, Pembina Gugus
Depan/kepanduan Lainnya serta seluruh anggota Pramuka
● 130 sekolah telah mengimplementasikan Pramuka Peduli Kependudukan
Poin Penting :
● Kegiatan SKK dapat diintegrasikan dengan kegiatan Pramuka PK
ASN
D Peduli Kependudukan, Strategi Pendidikan Kependudukan Kepada ASN
Oleh
. Graceianna Wambrauw, S.I.Kom (Ketua Pokja ASN Peduli Kependudukan)
● Program ASN PK adalah suatu upaya pendidikan kependudukan yang terencana
dan sistematis kepada ASN melalui system pengembangan kompetensi ASN agar
memiliki wawasan kependudukan yang merupakan dasar dalam merumuskan
kebijakan.
● Program/kegiatan ASN Peduli Kependudukan Tahun 2023 adalah Penyusunan
Pedoman ASN PK dan Seminar ASNPK
● Pelaksanaan ASNPK dapat dilakukan melalui Pelatihan ASN PK seperti pelatihan
klasikal ( pelatihan structural, fungsional, seminar,dll) dan pelatihan nonklasikal
(magang, mentoring, e-learning, dll), kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan
pengembangan materi yang berwawasan kependudukan
● Sedangkan pelatihan tersebut dapat dilaksanakan secara mandiri oleh internal,
Kerjasama dengan instansi pemerintah yang terakreditasi oleh LAN (Lembaga
diklat ASN) maupun bekerjasama dengan Lembaga pengembangan kompetensi
yang independence.
● Ditpenduk berencana akan melaksanakan seminar ASN Peduli Kependudukan
dengan Kampus IPDN Jatinangor yang awalnya hanya untuk kampus Jakarta tapi
berdasarkan permintaan dari pihak kampus yang ingin kegiatannya lebih bersifat
nasional, maka seminar dilaksanakan di Kampus Jatinangor
Poin Penting :
● ASN PK tidak hanya bagi ASN Internal tapi juga dapat diperluas bagi ASN K/L
maupun ASN Kab/Kota
● Kolaborasi dengan Pusdiklat atau Latbang dalam pelaksanaan pelatihan
Penata
E Kependudukan dan Keluarga Berencana
Oleh
. Meta Arfasari, S.Kom (Ketua Pokja Pembinaan JF Penata KKB)
● Rekap Dokumen Hasil Penilaian AK hampir seluruh Provinsi telah mengumpulkan.
● Kebutuhan Angka Kredit Kenaikan Pangkat/Jabatan berdasarkan kategori Ahli
Pertama pangkat III/a-III/b AK Kumulatif kenaikan Pangkat 50 kenaikan jenjang
100. Ahli Muda III/c-III/d AK Kumulatif Pangkat 100 kenaikan Jenjang 200. Ahli
Muda dengan Pangkat IV/a untuk kenaikan pangkat/jabatan butuh AK 200.
● Per 1 Januari 2023 untuk kenaikan pangkat/jabatan tidak lagi melalui pengusulan
angka kredit tapi melalui konversi SKP ke angka kredit.
● Permenpan 1 Tahun 2023 AK merupakan integrasi SKP, contoh : Nilai SKP baik
maka AK adalah 25, apabila sangat baik AK nya 150% x 25 = 37,5.
● Penilaian SKP dapat dilakukan secara tahunan dengan rumus presentase
predikat kinerja X koefisien Angka Kredit Tahunan tapi dapat juga dilakukan secara
periodic apabila JF akan naik pangkat/jabatan dengan rumus Jumlah Periode
Bulan Penilaian dibagi Jumlah bulan dalam satu tahun x persentase predikat kerja
x koefisien Angka Kredit
● Mekanisme penilaian : Pejabat Penilai Kinerja menilai kinerja yang terdiri dari
sasaran kinerja pegawai (SKP) dan perilaku kerja Pejabat Fungsional melalui
evaluasi periodic dan tahunan sehingga mendapatkan predikat kinerja, selanjutnya
Pejabat Penilai Kinerja mengkonversikan predikat kinerja dalam bentuk AK, yang
kemudian Angka Kredit dituangkan ke dalam PAK dan ditetapkan oleh Pejabat
Penilai Kinerja setelah memenuhi akumulasi AK yang menjadi syarat kenaikan
pangkat/jenjang jabatan setingkat lebih tinggi
● Untuk penghitungan kebutuhan Penata KKB baru 4 provinsi yang mengusulkan
dan telah direkomendasikan oleh Kepala BKKBN
● Mekanisme penyampaian dan Penetapan kebutuhan JF Penata diawali dengan
penghitungan kebutuhan JF Penata KKB oleh instansi daerah kab/kota dan
diusulkan ke perwakilan BKKBN Provinsi. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi
memberikan persetujuan dari hasil penghitungan instansi daerah yang kemudian
akan dilanjutkan menyampaikan hasil penghitungan tersebut kepada PTM Dalduk
dengan melampirkan hasil persetujuan KAPER (tembusan PTP Bidang
Kepegawaian instansi daerah) yang akan diteruskan ke Kepala BKKBN dan
memberikan rekomendasi dari hasil penghitungan kepada Instansi Daerah
tembusan Menpan RB dan Instansi daerah mengajukan usulan kebutuhan JF
Penata KKB bagi PNS di lingkungan instansi daerah disertai rekomendasi dari
Instansi Pembina kepada Menpan RB serta Kepala Badan Kepegawaian Negara
melalui Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara setempat.

Poin Penting :
● Berdasarkan Permenpan Nomor 1 Tahun 2023 maka tidak ada lagi pengusulan
angka kredit, penilaian kinerja dilakukan dengan mengkonversi SKP menjadi
Angka Kredit
● Apabila Pejabat Fungsional telah memenuhi Angka Kredit kumulatif melalui
penilaian kinerja yang dilakukan secara periodic, kenaikan pangkat/jabatan
dapat diusulkam dalam periode terdekat tanpa harus menunggu hasil penilaian
kinerja secara tahunan
F. DISKUSI
1. Sofyan-Kalsel
Kendala : Pelaksanaan program Pramuka Saka Kencana karena di perwakilan
provinsi tidak ada inisiator yang memulai nya

Jawaban : Pramuka saka kencana sudah dirubah menjadi Pramuka Peduli


Kependudukan, sehingga tidak memerlukan SAKA Kencana agar program ini
berjalan. Salah satu strategi nya adalah dengan mengintegrasikan materi
kependudukan dan bangga kencana ke dalam kegiatan Pramuka yang ada di
masing-masing sekolah

2. Nama dan Asal


Pertanyaan : untuk anggaran Pramuka, agar pada koren dapat disampaikan
kepada masing-masing provinsi menganggarkan kegiatan pramuka
Jawaban : Untuk anggaran khusus memang tidak ada tetapi dapat menggunakan
anggaran pramuka
3. Susanto - Lampung
Pertanyaan : Kegiatan SSK telah terintegrasi dengan Pramuka PK
Bagaimana cara menginput monev karena kegiatan dilakukan secara keseluruhan
sedangkan di monev kegiatan dilaporkan per gugus depan
Jawaban :
4. Astrid – Sulawesi Tengah
Sharing : Sudah melaksanakan ASN PK bekerjasama dengan DIklat BKKBN
Sulteng, BSDM Provinsi dengan melibatkan Penata KKB Provinsi dan Kab/Kota
sebagai peserta.
5. Irmina – Bangka Belitung
Sharing : telah melakukan audiensi dengan BKPSDM Bangka, yang menyarankan
agar P3K juga dapat diberikan materi ASN PK
Di Belitung telah melaksanakan ASN PK bagi ASN nya tanpa MOU dengan
dukungan dari BKPSDM Provinsi
2. Lilik – Kalimantan Timur
Untuk dapat mengimplementasikan ASN Peduli Kependudukan diharapkan ada
Kerjasama dengan Latbang yang memiliki program pelatihan. Agar Penduk
memiliki panduan yang jelas Kerjasama pelatihan ASN PK dengan
Latbang/Pusdiklat
3. Irmina – Bangka Belitung
Pertanyaan : Diharapkan adanya pelatihan bagi Tim Penilai Angka Kredit agar
paham bagaimana cara menilai Angka Kredit
Jawaban : Sebelumnya Pusat telah melakukan orientasi tim penilai yang
dilaksanakan secara daring per regional. Tapi berdasarkan Permenpan No. 1
Tahun 2023 tidak ada lagi Tim Penilai, AK dinilai oleh atasan langsung. Sedangkan
Kepka merinci

G. KESIMPULAN
● Strategi pelaksanaan pendidikan kependudukan melalui 3 jalur (formal, non
formal, informal) dilaksanakan melalui sinergitas dan kolaborasi program dan
kegiatan Pendidikan Kependudukan bersama mitra kerja: perguruan tinggi,
sekolah, lembaga, organisasi maupun kelompok kegiatan. Pelaksanaan di
lapangan dapat berupa integrasi materi pendidikan kependudukan pada mitra
kerja.
● Pengusulan Angka Kredit sudah tidak ada lagi dan sebagai penggantinya nanti
pengusulan angka kredit melalui konversi SKP
● ASN di bidang dalduk seluruh provinsi Indonesia dapat dijadikan narasumber
dalam pelaksanaan ASN PK. BKKBN Pusat dapat mempermudah juklak dan juknis
dalam mengimplementasikan ASN PK
● Penyusunan laporan monev mahasiswa penting diharapkan dikirim 1 laporan
untuk 1 lokus melalui email ditpenduk711@gmail.com
● Memberikan transfer knowledge apabila terjadi rotasi pegawai keluar dari Penduk
Provinsi maupun masuk ke Penduk Provinsi
DOKUMENTASI KEGIATAN
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL
DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK
NOTULEN
Subyek Rapat Koordinasi Teknis bidang Pengendalian
Penduduk Tahun 2023 -
Breakout Room Direktorat Perencanaan
Pengendalian Penduduk
Hari/Tanggal Jumat / 25 Agustus Aida Novia
Notulis /
2023 Emi Lusiana
Disiapkan Oleh
Tamalia RF
Waktu 08.00 WIB – selesai Diperiksa Oleh ...
Pimpinan/Moderator Lisna Prihantini,
Disetujui Oleh
S.Psi, M.Si ...
Narasumber Dr. Munawar Asikin, Tanggal 25 Agustus
S.Si., MSE - Direktur
2023
Perencanaan
Pengendalian
Penduduk.
Tempat Hotel Holiday Inn, Tanda Tangan
Bandung
Peserta 1. Pengelola Program Pengendalian
Penduduk tingkat pusat.
2. Penanggung Jawab Bidang
Pengendalian Penduduk/Pokja
Dalduk BKKBN Provinsi.
3. Penanggung Jawab Bidang
Parameter Kependudukan/Pokja
Parameter BKKBN Provinsi..

A. PEMBUKAAN OLEH MODERATOR - LISNA PRIHANTINI

● Absensi peserta sebelum kegiatan dimulai


B. Evaluasi dan Strategi Pencapaian Program Perencanaan Pengendalian
Penduduk
Oleh Dr. Munawar Asikin, S.Si., MSE - Direktur Perencanaan Pengendalian
Penduduk

● perhatikan IKK kita apakah sudah tercapai atau tidak persentasenya? kami
harapkan kegiatan ini adalah kegiatan yang sangat penting di RDK dan
GDPK

● salah satu yang dikritisi oleh pak Kepala terkait GDPK. baru 23 provinsi yang
telah melakukan penyusunan GDPK 5 pilar, kepada teman-teman yang lain
mohon diupayakan.

● Selain Sulsel, NTT juga merupakan salah satu yang belum menyusun
GDPK. Mengapa NTT atau pbelum menyusun?

● Parameter NTT: “GDPK NTT sudah disusun hanya belum ditandatangani


oleh Pak Gubernur. Menurut pendapat terdahulu sudah jadi namun harus
ditelusuri lagi”

● Renduk bisa memfasilitasi pertemuan jika dibutuhkan dalam penyusunan ini,


bisa dikomunikasikan saja ke renduk.

● Parameter Jambi: “untuk Jambi bagi Kab yang belum akan segera disusun
dan untuk provinsi tahun 2024. Untuk penganggaran 2024 Perda sudah
menyiapkan.”

● mungkin bisa dibuatkan virtual saja untuk meminta arahan bagi pak deputi,
jika baru dilakukan tahun 2024 sudah tahun politik, dikhawatirkan bisa tidak
menjadi prioritas nantinya. Nanti juga tolong dicek, Jambi sudah melakukan
berapa langkah, ini juga menjadi kesempatan bagi kita untuk
mengeksplorasi.

● Parameter Sumbar: “Semua kab/kota sumbar sudah 5 pilar 6 kabupaten,


namun disini belum 5 pilar. GDPK Sumbar 16 Kab sudah selesai dan 3 Kab
sedang berproses.”

● mungkin dokumennya bisa dishare ke renduk untuk kami update.

● Parameter Kepri: “Belum terbentuk GDPK 5 Pilar, sebelum Rakortek sudah


ada koordinasi dengan ibu Muthia, kemungkinan tanggalnya 29 September”.
● Tindak lanjutnya: Kepada teman-teman provinsi perlu melaporkan adalah
GDPK sudah atau belum, sudah sampai tahap apa saja dan penguatan apa
yang dibutuhkan untuk merealisasikannya.

● Parameter Kalteng: “Untuk Kalteng tingkat Provinsi sudah berjalan dari awal
tahun dan bekerja sama dengan teman-teman Brin dan Pusdu. Ternyata ada
refocusing anggaran dan sekitar Bulan Juli sudah revisi anggaran dan
minggu ke 2 September akan ada mengundang Pusat, Kemendagri.”

● Untuk rencana tindak lanjut mungkin bisa dilakukan secara virtual terlebih
dahulu untuk semua daerah yang belum.

● Strateginya mungkin kita bisa membuat dashboard capaian GDPK bisa


dalam bentuk google form.

● Peran pemerintah untuk memasukkan penanganan atas pengangguran


yang termasuk kepada pilar 2 juga.

● Terdapat 5 provinsi yang kami minta dukungan dalam kegiatan


pendampingan Perguruan Tinggi yaitu Sumut, Sulsel, Sumbar, Kalteng,
Jateng. Kegiatan ini sudah berproses dan ada keunikan dalam kegiatan ini
yaitu adanya konvergensi terhadap semua stakeholder yang terlibat untuk
mensukseskan tujuan kegiatan.

● Output kegiatan ini yaitu 5 analisa kebijakan yang dijadwalkan selesai pada
November 2023.

● Jumlah seluruh Pemda (Provinsi & Kab/Kota) yang memiliki menyusun


dokumen RPJMD berjumlah 542 daerah (34 Provinsi dan 508 Kab/Kota).
Sampai dengan Tahun 2022 baru 398 dokumen RPJMD yang dievaluasi.

● Masih ada 144 daerah yang belum melakukan Evaluasi RPJMD yang
menjadi Prioritas untuk melakukan Evaluasi pada tahun 2023.

● Teman-teman mohon membantu menyebarluaskan cara menggunakan


aplikasi proyeksi indikator bangga kencana sampai dengan tahun 2045,
teman-teman bisa membantu mempersiapkan datanya.

● pada saat pilkada raya semua provinsi dan daerah bisa diinformasikan
parameter Bangga Kencana .
● Tahun 2024 indikator bangga Kencana dapat dimasukkan dalam dokumen
perencanaan RPJMD, RPJPD level provinsi dan kab/kota.

● Jumlah Rumah DataKu Per 8 Agustus 2023 Nasional : 15.760

● teman-teman mohon dilihat kembali capaian Rumah DataKu, setiap


pembentukan Kampung KB bisa langsung dibentuk RDK. Jangan terlalu
terpaku pada bentuk fisik.

● pembentukan RDK secara nasional 75% dari pembentukan KKB, kita perlu
mengubah mindset juga.

● kegiatan apapun kalau bisa dilakukan penguatan terhadap indikator-


indikator yang kita perlu capai. Kalau bisa dibentuk terlebih dahulu,
anggaran mungkin nanti bisa mengikuti.

● Pembentukan Kampung KB dan RDK jangan terlalu banyak seremonial.

● kita bisa belajar dari pembentukan Desa Cantik di Kepri 1890 selesai dalam
1 tahun, hal ini karena ada dukungan dari SK Gubernur. Jadi tidak harus
memprioritaskan kesediaan anggaran terlebih lalu.

● Jika sudah terbentuk nantinya akan mendorong ketersediaan anggaran.

● Kedepannya Rumah DataKu akan menjadi Data Warehouse kependudukan,


tantangan kedepannya belum bisa memperlihatkan tindak lanjut dari Inpres
No. 3 Tahun 2022. Kelemahannya tidak ada rencana aksi nasionalnya.
Indikator-indikator yang ada masih belum bisa dibuat mekanisme sehingga
bisa membentuk sistem. Dari 77 indikator, 22 nya ada di BKKBN. Sehingga
nanti akan diarahkan agar kita membuat rencana aksi dari inpres No. 3
Tahun 2022

● Strategi ini perlu dilihat untuk membuat dalduk memiliki power dalam
mengintervensi pencapaian kedepannya.

● Parameter Maluku Utara, Fauzan: “Saya sendiri bukan dari pokja ini dan
teman saya ada di tempat lain”
● Parameter Sulawesi Selatan: “Kegiatan RDK dari Kaper baru menahan
kegiatan ini dan baru berjalan bertambah 1 dan kami menyesuaikan dengan
kegiatan Dalduk lain.”

● Tindak Lanjutnya: bisa disebutkan saja nanti apa yang akan dilakukan
setelah Rakortek ini.

● Parameter Sumatera Utara: “Bukan ingin mendukung Sulawesi Selatan,


namun Sumut juga mengalami namin PRO PN kita sudah selesai sebelum
masuk Kaper baru. Kami belum ada kegiatan selama ada Kaper baru. Setiap
mau dilaksanakan selalu ditanyakan kenapa perlu dilakukan kegiatan
tersebut?. Namun kami akan coba yakinkan agar kegiatan lain tetap bisa
dilaksanakan”

● Kami minta output dari rakortek ini adalah apa yang menjadi kebijakan dari
deputi dan direktur di dalduk, evaluasi dari capaian semester 1, rencana
tindak lanjut kegiatan pasca rakortek.
Poin Penting :

● Perhatikan Indikator Kinerja Kegiatan Ditrenduk (IKK) Ditrenduk apakah


sudah tercapai atau belum persentasenya.

● Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK), bagi daerah yang


belum menyusun harap segera menyusun GDPK 5 Pilar dan melaporkan
progressnya sampai mana untuk ditindaklanjuti.

● Penyusunan dan Penetapan Data Parameter tahun ini kita akan terlibat dan
dilibatkan dalam penyusunan pedoman RPJMD. Kita sudah punya aplikasi
penetapan target proyeksi hingga 25 tahun kedepan.

● Pembentukan Rumah Data Kependudukan (Rumah DataKu) secara


nasional sudah mencapai 75% dari pembentukan KKB. Kurangi seremonial
dalam pembentukan Kampung KB dan RDK. Dibutuhkan strategi dan
mindset yang baru untuk mendukung pencapaian target.

C. DISKUSI
1. Mia - Jawa Barat
Pertanyaan : Pertama, terkait GDPK yang mengampu di Provinsi kami
sering dihubungi Kab/Kota atau ODP. Ada beberapa masukan yang perlu
kami sampaikan. Kami melaksanakan program GDPK bekerja terkait perkin.
Targetnya jumlah perda yang melakukan pemanfaatan GDPK, namun saat
audit Jumlah dokumen yang sudah disahkan. Sehingga kami mohon
diluruskan terkait target. Karena ini merupakan 2 hal yang berbeda.
Yang kedua, penguatan apa yang perlu dilakukan di daerah untuk GDPK?
Banyak sebenarnya Pak, pengumuman pelatihan GDPK sayangnya tidak
diumumkan saat di awal sehingga partisipasi secara mandiri di daerah
sedikit. Terkait SK, naskah akademik, penyusunan RAD, banyak hal yang
perlu dipelajari. Sehingga penguatan yang perlu dilakukan adalah SK seperti
apa, naskah akademik itu seperti apa, bentuk rencana aksi itu seperti apa.
Salah satu strateginya menurut kami adanya database GDPK sehingga kami
bisa belajar. Sedikitnya GDPK yang menang award kemaren agar bisa
dijadikan referensi bukan untuk copy paste.
Jawaban : Pertama, GDPK ini dukungan dari Bu Lisna dan Tim sangat
besar, kami sudah membuat pedoman penyusunan GDPK 5 Pilar. Yang
kedua, GDPK dibuat dengan langkah-langkah yang mudah. Untuk
pemanfaatan dulu konsep kita belum clear apakah hanya dukungan regulasi,
perda, pergub, atau apa? Namun sekarang ada 3, Pertama, apakah dalam
dokumen GDPK itu membuat road map, Kedua, RKP dan Terakhir, rencana
aksi daerah. Jika terlihat dengan jelas berarti sudah memanfaatkan GDPK 5
Pilar. Untuk anggaran saya tidak bisa memberikan bantuan karena anggaran
ditentukan oleh Biro Perencanaan. Berikutnya untuk database GDPK Award
bisa kita share sekarang. Secara umum anggaran hanya 3 hal yang
diserang, akuntabilitas, efisiensi dan efektifitasnya bagaimana?. Dalam
penyusunan GDPK ada 3 langkah yang berkaitan dengan kolaborasi
pentahelix misal yang pertama terkait proyeksi. Yang kedua terkait mengenai
naskah akademik yang merupakan urgensi kenapa GDPK perlu dibuat.
Dalam penelitian disebut dengan riset pendahuluan. Sehingga memang
tidak sama antara draf GDPK dengan naskah akademik. Terkait definisi
perkin terkait GDPK apakah bisa dipertajam? Menurut saya DO jangan yang
berbeda, namun menggunakan DO yang ada di renstra kita (persentase).
Seluruh daerah jika ada definisi dan perkembangan yang terbaru dari
BKKBN bisa menggunakan DO yang telah ditetapkan BKKBN.
2. Ernayani - Riau
Pertanyaan : Kita pernah memperoleh feedback dari pusat, apakah itu bisa
digunakan sebagai dasar dalam menentukan 5 pilar? Bengkalis tahun 2023
sudah pertemuan kedua dalam penyusunan GDPK dan baru 2 pilar, tapi
dalam feedback dari pusat Bengkalis sudah 5 Pilar. Riau mendefinisikan DO
GDPK yang sudah ada dalam Pergub, Perka. Namun di Pimpinan asal
sudah ada dokumen berarti sudah.
Kami memiliki SE dari Gub Riau untuk pembentukan KKB dan RDK, jika
melihat perkembangan desa cantik seharusnya mereka lebih banyak
mengkolaborasikan dan belajar dari Rumah DataKu.
Kami sudah memiliki proyeksi Riau, dalam penyusunan proyeksi kami
bersurat dengan BPS untuk melakukan proyeksi (2020-2050). apakah kami
menggunakan proyeksi dari BPS atau menggunakan proyeksi dari BKKBN?
Jawaban : Beberapa pertanyaan terkait dengan Jakduk, yang kedua jika
ingin mengejar target RDK sesuai ST Kemendagri, gunakan strategi
pertama, yaitu dibentuk dulu. Karena BPS tidak mungkin melakukan
advokasi dengan semua daerah. Pemanfaatan GDPK hanya dasar pergub,
perwal, perwali namun sekarang seperti yang sudah disampaikan ada 3.
Pertama, apakah dalam dokumen GDPK itu membuat roadmap, Kedua,
RKP dan Terakhir, rencana aksi daerah.
D. KESIMPULAN

● Perlu pemantauan dan perhatian terhadap persentase dalam Indikator


Kinerja Kegiatan Ditrenduk (IKK) Ditrenduk apakah sudah tercapai atau
belum.

● Bagi daerah yang belum menyusun dokumen GDPK harap segera


menyusun GDPK 5 Pilar dan melaporkan progresnya untuk ditindaklanjuti.
Bagi daerah yang sebelumnya belum 5 pilar dan sekarang sudah 5 pilar,
harap melaporkan datanya kepada Ditrenduk.
● Ada tiga poin besar untuk mengukur pemanfaatan dokumen GDPK di
daerah. Pertama, apakah dalam dokumen GDPK sudah ada roadmap per 5
tahun, kedua, RKP dan terakhir, adanya rencana aksi daerah.

● Pada penyusunan dan Penetapan Data Parameter tahun ini kita akan terlibat
dan dilibatkan dalam penyusunan pedoman RPJMD. Kita sudah punya
aplikasi penetapan target proyeksi hingga 25 tahun kedepan.

● Pembentukan Rumah Data Kependudukan (Rumah DataKu) target secara


nasional 75% dari pembentukan KKB. Kurangi seremonial dalam
pembentukan Kampung KB dan RDK serta dibutuhkan strategi dan mindset
yang baru untuk mendukung pencapaian target.

● Bagi daerah yang realisasi anggaran Pro PN Rumah Dataku nya masih
rendah, harap segera diselesaikan.

DOKUMENTASI KEGIATAN
***
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL
DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK
NOTULEN
Subyek Rapat Koordinasi Teknis bidang Pengendalian
Penduduk Tahun 2023 -
Breakout Room Direktorat Pemaduan Kebijakan
Pengendalian Penduduk
Hari/Tanggal Jumat / 25 Agustus Notulis / Nina Herlina
2023 Disiapkan Oleh Latifah Putri
Waktu 10.00 WIB – selesai Diperiksa Oleh ...
Pimpinan/Moderator Mohamad Muchtar Disetujui Oleh ...
Narasumber Aas Tejasmara Tanggal 25 Agustus
Aditya Ardi Nugroho
2023
Dody Setiawan
Tempat Hotel Holiday Inn, Tanda Tangan
Bandung
Peserta 1. Pengelola Program Pengendalian
Penduduk tingkat pusat.
2. Penanggung Jawab Bidang
Pengendalian Penduduk/Pokja
Dalduk BKKBN Provinsi.
3. Penanggung Jawab Bidang
Parameter Kependudukan/Pokja
Parameter BKKBN Provinsi..

A. PEMBUKAAN OLEH MODERATOR – Mohamad Muchtar


● Perkenalan Tim
B. Progres Penghitungan IPBK Tahun 2023 dengan Konsep Metode Baru
Oleh Aas Tejasmara
● IPBK adalah salah satu IKU Bidang Dalduk pada Renstra Tahun 2020-2024
● Dasar Hukum UU No 52 Tahun 2009 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
RPJPD dan RPJMD, Serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD, dan
RKPD ,telah diubah dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-5889
Tahun 2021 tentang Hasil Verifikasi, Validasi, dan Inventarisasi Pemutakhiran
Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan
Keuangan Daerah, Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Bidang
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana di Daerah dan Peraturan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis BKKBN Tahun 2020-2024
● Kerangka konseptual yang baru Diarahkan untuk mendukung IPM. Ada 2
dimensi yg diubah yakni dimensi inklusivitas dan dimensi Holistik Integratif.
Dalam IPBK baru ada 20 indikator. Sebagian besar data IPBK bersumber
dari Susenas.
● Tim Kerja IPBK 2023 terdiri dari internal Ditjakduk, Ditpenduk, Ditrenduk,
DItdamduk, Biro Perencanaan, Ditlaptik, Biro Hukum Organisasi dan Tata
Laksana, Biro Keuangan dan Pengelolaan Barang Milik Negara
● Tahun ini dihitung juga IPBK 2019-2021 sbg bentuk konsekuensi perubahan
metodologi.
● Hasil penghitungan tingkat nasional menggunakan data tingkat nasional.
Nilai IPBK nasional adalah 60,1 (menengah atas). Dimensi yang memiliki
nilai tertinggi adalah dimensi Partisipasi dan terendah adalah dimensi
inklusivitas.
● Tahun 2023, hasil IPBK tertinggi ada di provinsi Bali (70,18) dan terendah
provinsi Papua (33,18).
● Nilai IPBK Bali walaupun menempati posisi tertinggi tidak berarti selalu
menempati posisi teratas di setiap dimensinya
● Hasil IPBK bisa dimanfaatkan untuk perencanaan sektoral di masing-masing
daerah.
Integrasi Kebijakan Pembangunan Kependudukan dan Blueprint
Pembangunan Kependudukan Oleh Bapak Dody Setyawan Purwantoro,
SE (Ditjakduk)
 Kebijakan pembangunan kependudukan sangat luas, berangkat dari visi
indonesia emas 2045. Blueprint adalah roadmap yang terdiri dari beberapa
pilar pembangunan Indonesia 2045 mencakup Pembangunan Manusia dan
Penguasan IPTEK, Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan,
Pemerataan Pembangunan, dan Pemantapan Ketahanan Nasional dann
Tata Kelola Pemerintahan. Kementerian/Lembaga memiliki peran dalam tiap
pilar.
 Menuju visi indonesia emas 2045 didukung dengan penduduk tumbuh
seimbang dan berkualitas, pelestarian nilai-nilai keluarga, pengendalian
urbanisasi dan pengelolaan migrasi, perlindungan sosial yang komprehensif
dan berkelanjutan.
 Sesuai arahan Jokowi, pembangunan keluarga adalah fondasi utama
kemajuan bangsa, Tahun 2025 – 2035 merupakan fase puncak periode
bonus demografi yang harus terus dikapitalisasi, Keluarga sehat, produktif,
dan berkualitas adalah Tujuan Program Bangga Kencana Menuju Indonesia
Emas 2045 (100 Tahun Indonesia Merdeka), Generasi Milenial dan Post-
Milenial adalah sasaran utama Program Bangga Kencana, pola komunikasi
harus berubah, Program Bangga Kencana bukan semata-mata KB, namun
membangun keluarga secara utuh dalam berbagai dimensinya, Persoalan
Stunting masih menjadi problem bagi keluarga Indonesia, BKKBN
bertanggungjawab untuk menyelesaikannya.
 Pada arah kebijakan dan strategi BKKBN, belum ada Blueprint karena masih
dalam proses. Ditjakduk mengelola penyusunan dokumen Blueprint
Pembangunan Kependukan Indonesia Tahun 2045.
 Peningkatan sinergitas kebijakan pengendalian penduduk, banyak kebijakan
yang belum sinergis anatara pusat sampai ke daerah
 Pembangunan Berwawasan Kependudukan adalah meletakkan penduduk
sebagai fokus, baik sebagi subyek maupun obyek, dalam rangka
memperluas pilihan untuk mencapai tujuan pembangunan, standar hidup
layak, kesehatan prima, serta memiliki pendidikan dan atau keterampilan,
yang berkelanjutan
 Keempat konsep pembangunan saling terkait. Hubungan antara keempat
konsep pembangunan bersifat resiprokal dan integral. PBK menjadi
prasyarat tercapainya pembangunan manusia.
 Prinsip Pembangunan Berwawasan Kependudukan: Population Centered,
Population Responsive, Population Influencing, Berkelanjutan, Membangun
Manusia, dan Partisipatoris
 Pendekatan untuk mencapai pembangunan berwawasan kependudukan
adalah dengan Blueprint
 Blueprint melengkapi dokumen yang sudah ada (Dokumen GDPK untuk level
provinsi dan kabupaten/ kota)
 Blueprint sebagai salah satu strategi untuk memudahkan harmonisasi dan
pemaduan kebijakan pembangunan kependudukan. Para pihak yang terkait
dengan pembangunan kependudukan dimudahkan dalam menyusun
perencanaan kebutuhan penduduk tahun 2045.
 Hal ini sesuai dengan muatan substansi pembangunan kependudukan yaitu
population enginering dan population policy response. Kalau dokumen
RPJP/M, Renstra, GDPK berisi muatan Population enginering, sedangkan
Blueprint memuat tentang Population Policy respons.
 Blueprint masih dalam tahap revisi terakhir, mudah-mudahan dalam waktu
dekat dapat diselesaikan.
Strategi Capaian Pokja Bangga Kencana 2023, kegiatan dan target 2024
oleh Aditya Ardi Nugroho
 Pokja Bangga Kencana terdiri dari Pokja Advokasi, Pokja Kampung KB,
Pokja GDPK dan Stunting
 Efektivitas Pokja Bangga Kencana terdiri dari memiliki SK Tim, memiliki
rencana kerja, memiliki indikator dan memiliki anggaran
 Di SPA untuk Pokja Bangga Kencana hanya ada 2 yakni fasilitasi forum
komunikasi Pokja Bangga Kencana dan Peningkatan Kapasitas Pokja
Bangga Kencana
 Provinsi yang belum efektif ternyata karena belum memiliki rencana kerja
 Diminta menyusun Nasmik oleh DPRD Kota Bandung untuk GDPK Kota
Bandung.
 Evaluasi dilaksanakan 2 kali dalam setahun, semester I (Juni) dan semester
II (November).
 Hasil monitoring semester I menunjukkan bahwa NTT capaian masih 0%
(belum ada kab/kota yang berstatus efektif).
 Capaian Pokja Bangga Kencana secara rutin disampaikan pada Radalgram.
 Rencana Kegiatan Pokja Bangga Kencana yang efektif tahun 2024 adalah
forum komunikasi Pokja Bangga Kencana, Pembinaan Peningkatan
kapasitas Pokja Bangga Kencana, Lomba Nasional Pokja Bangga Kencana
yang efektif, advokasi Pokja Bangga Kencana dalam kegiatan momentum
nasional pemaduan kebijakan pengendalian penduduk.
C. DISKUSI
1. Evi- Sumsel
Pertanyaan :
- sumber data dan pengukuran IPBK seperti apa ? Sehingga kami yang di
provinsi saat ditanya Pimpinan kami bisa mengetahui dan memahami
kegiatan dalam IPBK ini
- Levelnya Blue Print dulu apa GDPK dulu ? krn indikator mirip dengan
GDPK.
- Pagu anggaran Sumsel untuk Pokja Tahun 2024 menurun. Bisa saja
difasilitasi dengan zoom namun untuk hal teknis tetap harus tatap muka.
Mitra kerja BKKBN ini orang-orang penting.
Jawaban
- Sumber data IPBK dari Susenas KOR Maret (jumlah sampel representatif
tk prov dan kab/kota), Sakernas Agustus, Podes, SSGI, Publikasi BPS .
IPBK dilaksanakan terpusat di Ditjakduk. Provinsi bisa sosialisasikan
hasil IPBK untuk dimanfaatkan oleh daerah.
- Blue Print melengkapi GDPK tidak ada yg lebih tinggi atau lebih rendah.
Pak Kepala meminta menyusun dokumen baru mengangkat isu-isu
kependudukan yang baru. Tapi situasi kependudukan akan selalu
berubah dalam dokumen Blue Print ini tertuang kondisi kependudukan
saat ini dan prediksi kondisi hingga 2045.
- Anggaran sudah ditentukan oleh Biren pada koren 1, kami dari jakduk
akan berusaha negosiasi dengan Biren, provinsi harus dapat mensiasati
dengan anggaran terbatas Dari jakduk bisa memfasilitasi untuk
pendampingan Pokja Bangga Kencana namun terbatas 1-2 provinsi saja.
Jika ada provinsi yang perlu fasilitasi dari Jakduk untuk tahun depan
dapat mengajukan surat permohonan ke Ditjakduk.
D. KESIMPULAN
● Harapannya kedepan IPBK dapat dihitung oleh provinsi.
● Pencapaian IPBK dihitung setiap tahun hingga tahun 2024.
● Tahun ini dihitung juga IPBK 2019-2021 sbg bentuk konsekuensi perubahan
metodologi.
● Hasil penghitungan IPBK 2019-2021 masih dalam tahan koreksi. Tahap
selanjutnya adalah penulisan laporan dan diseminasi.
● Blueprint Kependudukan berisi Arah dan Strategi Kebijakan Kependudukan
2045, yang bertujuan untuk memperkuat dan menjadi acuan bagi
Pemerintah Daerah dalam menyusun GDPK. Blueprint disusun dengan isu
strategis yang baru berbeda dengan GDPK.
● Rencana kegiatan Pokja Bangga Kencana tahun 2024 salah satunya adalah
Lomba Nasional Pokja Bangga Kencana yg efektif sebagai bentuk apresiasi
terhadap daerah.
DOKUMENTASI KEGIATAN
***
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL
DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK
NOTULEN
Subyek Rapat Koordinasi Teknis bidang Pengendalian
Penduduk Tahun 2023
- Panel Pejabat Tinggi Pratama Bidang
Pengendalian Penduduk
Hari/Tanggal Jumat / 25 Agustus Notulis / Tamalia RF
2023 Disiapkan Oleh Nina Herlina
Waktu 14.00 WIB – selesai Diperiksa Oleh ...
Pimpinan/Moderator Retnoningsih
Disetujui Oleh
Suharno, S.Pd ...
Narasumber 1. Dr. Munawar Tanggal 25 Agustus
Asikin, S.Si., MSE
2023
- Direktur
Perencanaan
Pengendalian
Penduduk
2. Ir. Mila
RahmawatiI, M.S
- Direktur
Pemaduan
Kebijakan
Pengendalian
Penduduk
3. Dr. Edi Setiawan,
S.Si., M.Sc., MSE
- Direktur Kerja
Sama Pendidikan
Kependudukan
4. Dr. Faharuddin,
SST., M.Si -
Direktur Analisis
Dampak
Kependudukan
Tempat Holiday Inn Hotel, Tanda Tangan
Bandung
Peserta
1. Pengelola Program Pengendalian
Penduduk tingkat pusat.
2. Penanggung Jawab Bidang
Pengendalian Penduduk/Pokja
Dalduk BKKBN Provinsi.
3. Penanggung Jawab Bidang
Parameter Kependudukan/Pokja
Parameter BKKBN Provinsi.
4. Penanggung Jawab Bidang
Kerjasama Pendidikan
Kependudukan/Pokja Penduk
BKKBN Provinsi.
5. Penanggung Jawab Bidang
Analisis Dampak Kependudukan/
Pokja Damduk BKKBN Provinsi.

A. PEMBUKAAN
● Sesi ini adalah panel untuk evaluasi capaian program semester 1 dan
strategi percepatan pencapaian program pengendalian penduduk tahun
2023.
B. EVALUASI DAN STRATEGI PENCAPAIAN PROGRAM PERENCANAAN
PENGENDALIAN PENDUDUK
Oleh Dr. Munawar Asikin, S.Si., MSE - Direktur Perencanaan Pengendalian
Penduduk
● GDPK saat ini memiliki tantangan karena masih banyak yang belum
membuat GDPK 5 pilar (kuantitas, kualitas, pembangunan keluarga,
persebaran dan mobilisasi penduduk, sistem administrasi kependudukan).
● Sejak 2017 s.d sekarang ada 23 provinsi yang telah membuat GDPK 5 pilar,
mari kita sama-sama mengecek dan mengawal penyusunan GDPK 5 pilar.
● Sejak 2020 kita sudah memiliki pedoman 12 langkah penyusunan GDPK 5
pilar. Ke-12 langkah ini terdapat beberapa hal yang belum dipahami daerah.
Pertama SK Tim Penyusunan, setelah disusun dan siap diimplementasikan
maka dibuat SK Tim Pelaksana. kedua, ada daerah pada 2023 yang tidak
menyusun GDPK 5 pilar.
● Strategi yang ingin sampaikan, jika tidak ada bisa dimulai dengan menyusun
SK tim penyusunan dengan menyusun proyeksi penduduk dan proyeksi
turunannya. Saat ini sebenarnya sudah ada hasil proyeksi 2025-2045 dari
hasil LF SP2020.
● Dalam mengimplementasikan 12 langkah penyusunan GDPK, bisa dimulai
dengan VM membahas rencana kerja untuk mengantisipasi keterbatasan
anggaran.
● RPJPD merupakan cascading dari RPJPN, di September 2024 harus ada
RPJPD. 2025 dapat mulai dilaksanakan pelaksanaan targetnya.
● Renduk telah mempersiapkan aplikasi pemodelan proyeksi indikator Bangga
Kencana. Renduk telah mensosialisasikannya untuk memudahkan provinsi
dalam pengoperasiannya.
● Kami juga akan mengevaluasi dokumen perencanaan, metodologi SBT
(Satuan, Besaran, Tren) karena masih banyak dokumen perencanaan yang
kurang tepat dalam mendokumentasikan dokumen perencanaan.
● Sampai saat ini kita masih menganut azas penduduk tumbuh seimbang,
negara mendasari TFR 2,1 dan NRR 1. Jadi kita perlu menurunkan angka
kelahiran total menjadi 2,1, saat ini TFR 2,8 sehingga dibutuhkan langkah-
langkah untuk menurunkan 0,7 TFR.
● Jangan sampai kita mengalami minus population growth (TFR dibawah 2,1)
artinya angka kelahiran rendah dan komposisi penduduk banyak lansia.
● Provinsi yang belum mencapai 100% pembentukan Rumah DataKu, kita
harus mencapai 75% pembentukan RDK dari setiap pembentukan KKB.
● Rumah DataKu kedepannya akan menjadi Data Warehouse kependudukan
sebagai media yang mendukung pengimplementasian Inpres No.3 Tahun
2022.
Poin Penting :
● Terdapat 23 Provinsi yang telah menyusun GDPK 5 pilar, Provinsi lain yang
belum selesai menyusun GDPK 5 Pilar harap segera menyusun dapat
dimulai dengan membentuk SK Tim Penyusunan GDPK.
● TFR nasional saat ini 2,8. Kita masih harus terus berupaya bersama untuk
menurunkan 0,7 poin TFR untuk mencapai target TFR 2024 yaitu 2,1.
● Capaian pembentukan Rumah DataKu di semester 1 belum 100% dari target
2023, dibutuhkan strategi dan perubahan mindset untuk mencapai target
yang ditentukan.
C. Evaluasi Pencapaian Target Kinerja Ditjakduk Semester I tahun 2023
Oleh Ir. Mila Rahmawati, MS - Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian
Penduduk
● kewenangan Daerah Provinsi : pemaduan kebijakan pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah provinsi dalam rangka pengendalian kuantitas
penduduk dan pemetaan perkiraan pengendalian penduduk cakupan daerah
provinsi
● IKK Ditjakduk: Persentase pemerintah daerah yg memiliki kebijakan
PBK, Persentase Kelompok Kerja KKBPK (Pokja Advokasi Program
KKBPK) Tk. Provinsi dan Kab/Kota yang efektif
● Pada tahun 2022, IPBK tidak mencapai target (57) sedangkan capaian nya
adalah 56.
● salah satu cara untuk meningkatkan capaian IPBK adalah dengan
melakukan pengembangan. IPBK saat ini sdh dilakukan pengembangan.
terdapat 2 dimensi yang berubah yakni dimensi inklusivitas dan holistik
integratif.
● saat ini sudah ada hasil penghitungan sementara IPBK dengan metode baru
yakni 60,1
● IKK 1: secara keseluruhan target sudah tercapai. hanya 3 provinsi belum
tercapai.
● yang paling banyak peraturan bupati dan keputusan bupati
● IKK 2: sebagian besar targetnya sudah tercapai
● Percontohan Pokja Bangga Kencana di Provinsi Bandung sehingga Kota
Bandung mendapat anggaran 700 juta.
● Blue Print berisi arah strategi kebijakan kependudukan 2045, memperkuat
dan menjadi acuan bagi GDPK.
Poin Penting :
● Target Kinerja Ditjakduk sebagian besar sudah tercapai pada semester I,
baik IKU dan IKK.
● Blue Print sudah selesai disusun dan saat ini sedang tahap finalisasi
Reviu
D Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan Tahun 2023 (Semester I)
Oleh
. Dr. Edi Setiawan, S.Si., M.Sc., MSE - Direktur Kerja Sama Pendidikan
Kependudukan
● semester I hampir seluruh target program di Penduk tercapai
● untuk capaian IKK, 3 jalur kerjasama pendidikan kependudukan hanya
papua barat yg 1 jalur
● Pendampingan PT kepada Pemda Kab/Kota terpilih 12 provinsi prioritas,
dengan target 75%, hanya Jatim yang belum mencapai target
● selain dari 12 provinsi prioritas, provinsi lain pun tetap melakukan
pendampingan dengan capaian yang luar biasa yakni ada 4 provinsi yang
capaiannya 100%
● Penilaian Kinerja Jafung Penata KKB, untuk jafung tidak perlu menyusun
angka kredit. sehingga tdk perlu lagi ada tim penilain provinsi, yg akan
menilai saat ini adalah Sekban dan Kaper
● jika mendapat penilaian sangat baik dapat dipastikan 3 tahun bisa niak
pangkat
● Konsorsium PTPK dibentuk untuk kerjasama BKKBN dan PT ada dalam 1
wadah
● sudah membentuk struktur organisasi PTPK, masing-masing prov jadi
koordinator wilayah. Koordinator Wilayah harus menujuk PIC untuk provinsi
dan kab/kota. boleh menunjuk PIC yang sudah ada.
● akan mengadakan rakor PTPK (tentative September) dengan mengundang
para pengurus pusat PTPK beserta koordinator Wilayah Regional, dan
Perwakilan BKKBN Provinsi (daring)
● PR: stunting, kemiskinan ekstrim, GDPK dan SDGs
Poin Penting :
● Target program Ditpenduk tahun 2023 sebagian besar sudah tercapai pada
semester I.
● Dengan adanya perubahan Peraturan tentang Jabantan Fungsional,
sehingga tidak ada lagi tim penilai provinsi untuk Jafung Penata KKB. yang
menilai adalah Kaper dan Sekban.
● Konsorsium PTPK akan melaksanakan akor PTPK (tentative September)
dengan mengundang para pengurus pusat PTPK beserta koordinator
Wilayah Regional, dan Perwakilan BKKBN Provinsi (daring)
Evaluasi
E Kegiatan Prioritas Ditdamduk 2023
Oleh
. Dr. Faharuddin, SST., M.Si - Direktur Analisis Dampak Kependudukan
● Tahun ini kita sudah meningkat 10% dari realisasi capaian persentase
pembentukan Kampung KB Tahun 2022. Melihat capaian ini, kami positif
tahun ini akan mencapai target.
● Jumlah Kab/kota yang belum memiliki KKB klasifikasi Mandiri adalah 65
kab/kota. Sedangkan jumlah Kab/Kota dengan capaian <30,6% adalah 308
kab/kota. Untuk capaian ini tolong dicermati.
● Jumlah Kampung KB Mandiri dan Berkelanjutan sebanyak 5.873 Kampung
KB, atau setara dengan 30,5 persen dari total Kampung KB yang terlapor
sampai dengan 31 Desember 2022 yaitu sejumlah 19.261 Kampung KB
● Kita bersama terus melakukan pembentukan KKB sampai akhir tahun ini,
jangan ragu-ragu dalam pembentukan.
● Target Jumlah Kampung KB
● Akhir 2023: 60.944 Kampung KB (InpresNo. 3 Thn. 2022)
● Akhir 2024: 83.441 Kampung KB (InpresNo. 3 Thn. 2022)
● Jumlah Kampung KB s.d 10 Agustus 2023 : 30.973 Kampung KB
● Tambahan Kampung KB yang harus dibentuk hingga akhir 2023 : 29.971
Kampung KB.
● Dalam 1,5 tahun ini sudah 10rb KKB yang terbentuk, ini merupakan kerja
keras yang luar biasa.
● Per 10 Agustus ada 67 kab/kota yang telah mencapai pembentukan >100%.
● kami akan memberikan apresiasi pada provinsi yang telah mencapai 100%,
masih ada 448 kab/kota yang belum mencapai 100%
● Jumlah DASHAT menurut secara nasional adalah 4.344 dari 32.096 KKB
● Tahun depan BOKB tidak diberikan full 100% namun disesuaikan dengan
realisasi. Jadi kami mohon bantuan bapak/ibu untuk membantu
mengingatkan.
● Provinsi yang masih rendah dalam penyerapan BOKB tingkat nasional sub
menu BOKB DASHAT harap diingatkan kembali.
● Pemanfaatan BOKB belum optimal:
1. Jumlah Kampung KB belum mencapai target pembentukan
2. Persentase KKB Mandiri masih belum tercapai
3. Pembentukan tim koordinasi belum cukup banyak
4. Jumlah DASHAT dengan jumlah Kampung KB belum sesuai
khususnya untuk Aceh, Sumut, Banten, NTT, NTB, Kalbar, Kalsel,
Sulbar, Sultra (9 Provinsi).
● Pemerintah Daerah yang Mendapatkan Fasilitasi Pembinaan Sistem
Peringatan Dini Pengendalian Penduduk samping 55,88% provinsi dan
25,49% kabupaten/kota telah mendapatkan fasilitasi pembinaan sistem
peringatan dini pengendalian penduduk.
● Tahun ini sudah dibuat Laporan Kependudukan Indonesia (LKI) yang dibuat
dalam 2 bahasa, tahun depan kita akan meminta bantuan Perwakilan untuk
membuat laporan kependudukan Provinsi. Datanya sebagian besar ada di
SIPERINDU.
Poin Penting :
● Jumlah Kampung KB Mandiri dan Berkelanjutan sebanyak 5.873
Kampung KB, atau setara dengan 30,5 persen dari total Kampung KB
yang terlapor sampai dengan 31 Desember 2022 yaitu sejumlah 19.261
Kampung KB.
● Belum ada sarana KIE untuk Siperindu
● Tahun ini sudah dibuat Laporan Kependudukan Indonesia (LKI) yang
dibuat dalam 2 bahasa, tahun depan kita akan meminta bantuan
Perwakilan untuk membuat laporan kependudukan Provinsi.
G. KESIMPULAN
● Sebagian besar, target kinerja Deputi Dalduk sudah tercapai pada semester
I Tahun 2023.
● Strategi penyusunan GDPK, jika tidak ada bisa dimulai dengan menyusun
SK tim penyusunan dengan menyusun proyeksi penduduk dan proyeksi
turunannya. Saat ini sudah ada hasil proyeksi 2025-2045 dari hasil LF
SP2020.
● Provinsi yang belum mencapai 100% pembentukan Rumah DataKu, kita
harus mencapai 75% pembentukan RDK dari setiap pembentukan KKB.
● Dengan adanya perubahan Peraturan tentang Jabatan Fungsional,
sehingga tidak ada lagi tim penilai provinsi untuk Jafung Penata KKB. yang
menilai adalah Kaper dan Sekban.
● Salah satu cara untuk meningkatkan capaian IPBK adalah dengan
melakukan pengembangan. IPBK saat ini sdh dilakukan pengembangan.
terdapat 2 dimensi yang berubah yakni dimensi inklusivitas dan holistik
integratif.
● Jumlah Kampung KB Mandiri dan Berkelanjutan sebanyak 5.873 Kampung
KB, atau setara dengan 30,5 persen dari total Kampung KB yang terlapor
sampai dengan 31 Desember 2022 yaitu sejumlah 19.261 Kampung KB.
● Tahun ini sudah dibuat Laporan Kependudukan Indonesia (LKI) yang dibuat
dalam 2 bahasa, tahun depan kita akan meminta bantuan Perwakilan untuk
membuat laporan kependudukan Provinsi.

DOKUMENTASI KEGIATAN

***

Anda mungkin juga menyukai