Sambutan
Kepala BKKBN
kan tahun
merintahan
ait dengan
ara global.
ejahteraan
h, namun
, sehingga
melakukan
n program
Kepala BKKBN
Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K)
4 Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan
kinerja ini meliputi capaian BKKBN menyusun laporan kinerja dengan menguraikan rencana
kinerja yang telah ditetapkan, pengukuran kinerja, pencapaian
sasaran tujuan dan sasaran
kinerja, realisasi anggaran, inovasi, dan capaian lainnya.
strategis tahun 2020 seperti
Dinamika pelaksanaan dan capaian program dideskripsikan
yang tertuang dalam Peraturan secara komprehensif dan akurat dalam rangka memperkaya
Badan Kependudukan dan informasi dalam laporan ini.
Keluarga Berencana Nasional
Nomor 6 tahun 2020 tentang Secara umum cakupan laporan kinerja ini meliputi capaian
sasaran tujuan dan sasaran strategis tahun 2020 seperti yang
Rencana Strategis BKKBN 2020-
tertuang dalam Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga
2024 dan Perjanjian Kinerja
Berencana Nasional Nomor 6 tahun 2020 tentang Rencana
Kepala BKKBN.” Strategis BKKBN 2020-2024 dan Perjanjian Kinerja Kepala
BKKBN Tahun 2020. Untuk menggambarkan dukungan sasaran
program terhadap capaian sasaran strategis, maka diuraikan
juga tentang capaian Program Bangga Kencana dan Dukungan Manajemen sebagai pendukung
ketercapaian Sasaran Strategis BKKBN, sehingga dapat tergambar hubungan kausalitas yang
jelas dan dapat menggambarkan peta tanggung jawab antar unit kerja.
Laporan kinerja ini disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia sebagai bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan akuntabilitas Program Bangga Kencana sesuai
amanat Undang-undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga. Laporan kinerja ini juga merupakan informasi yang terinci
dan terkini kepada stakeholders dan masyarakat tentang kinerja BKKBN. Informasi
tersebut disampaikan secara terbuka kepada stakeholders dan masyarakat luas
sebagai customer BKKBN, agar dapat dinilai, dimanfaatkan, dan diberikan umpan balik
yang bersifat konstruktif.
Akhir kata, kami menyampaikan apresiasi kepada seluruh pemangku kepentingan yang
telah memberikan kontribusi kepada pencapaian kinerja BKKBN. Dukungan tersebut
menjadi kekuatan BKKBN sehingga dapat mengemban amanat dengan baik.
Kepala BKKBN
Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K)
6 Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan
Excecutive
Summary
88,90
Realisasi anggaran BKKBN Tahun 2020 adalah sebesar
Rp 2.913.825.985.027,00 dari total pagu sebesar
Rp 3.209.531.284.000,00 atau dengan capaian
Nilai Capaian
BKKBN Tahun 2020 90,79 % dengan kategori
sangat baik
Capaian kinerja pada tahun 2020 memiliki peran yang sangat strategis dalam
menentukan keberhasilan Program Bangga Kencana periode jangka menengah 2020-
2024, sebagai titik awal kinerja selanjutnya. Dengan adanya pandemi COVID-19 yang
telah berlangsung sepanjang tahun 2020, menjadikan pelaksanaan program dan
kegiatan memiliki banyak permasalahan dan tantangan. Sense of crisis menjadi kunci
utama bagaimana agar pandemi tidak menurunkan capaian Program Bangga kencana
tahun 2020. Sesuai dengan tugas fungsinya, kegiatan yang dilaksanakan BKKBN
membutuhkan interaksi langsung dengan masyarakat, baik untuk menyampaikan
komunikasi, informasi dan edukasi, maupun terkait proses pelayanan KB. Oleh karena
itu dengan adanya situasi pandemi tersebut, BKKBN telah mengubah berbagai strategi
dan pendekatan pelaksanaan program tahun 2020.
Dalam rangka pencapaian visi misi BKKBN telah ditetapkan pohon kinerja BKKBN
untuk menjabarkan cascading secara berjenjang. Dengan cascading tersebut BKKBN
memiliki 1 (satu) Indikator Kinerja Tujuan yaitu Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk
(LPP) dan 6 (enam)sasaran strategis yaitu: 1) Menurunnya Angka Kelahiran Total/Total
Fertility Rate (TFR); 2) Meningkatnya Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Modern/
Modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR); 3) Menurunnya kebutuhan ber-KB yang
tidak terpenuhi (Unmet Need); 4) Menurunnya Angka Kelahiran Menurut Kelompok
Umur 15-19 tahun/Age Specific Fertility Ratio (ASFR) 15-19 tahun; 5) Meningkatnya
Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga); dan 6) Meningkatnya Median Usia Kawin
Pertama (MUKP). Keseluruhan sasaran, indikator dan target tersebut telah dijabarkan
ke dalam Keputusan Kepala BKKBN Nomor 190/KEP/B1/2020 tentang Perubahan
atas Keputusan kepala BKKBN Nomor 108/KEP/B1/2020 tentang penetapan Indikator
Kinerja Utama (IKU) BKKBN tahun 2020-2024 sebagai pedoman yang lebih operasional
dalam memahami seluruh ukuran kinerja di lingkungan BKKBN.
BKKBN juga melakukan penjabaran tugas dan fungsinya kedalam 2 (dua) program
seperti yang tertuang dalam Renstra BKKBN 2020-2024, yaitu: Program Pembangunan
Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Program Bangga Kencana) dan
8 Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan
Peran strategis BKKBN juga diwujudkan dengan kontribusi pada kegiatan yang
mendukung Prioritas Nasional (Pro-PN). Amanat tersebut dilaksanakan untuk
mendukung RKP tahun 2020 PN 1 Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan.
Terdapat 5 (lima) kegiatan Pro PN yaitu: 1). Proyek pemenuhan ketersediaan alokon DKI
Jakarta, 2). Proyek pemenuhan ketersediaan alokon untuk 33 provinsi; 3). Proyek keluarga
yang memiliki Baduta terpapar 1000 HPK; 4). Proyek penguatan peran PIK remaja dan
BKR dalam edukasi kespro dan gizi bagi remaja putri sebagai calon ibu; dan 5) Proyek
Peningkatan Pelayanan Ramah Lansia melalui 7 (tujuh) Dimensi Lansia Tangguh dan
pendampingan perawatan jangka panjang bagi Lansia. Masing-masing proyek prioritas
tersebut memiliki satu indikator output yang harus dicapai, sehingga secara keseluruhan
ada 5 (lima) output Pro PN pada tahun 2020.
Hasil pengukuran kinerja BKKBN tahun 2020 menunjukan bahwa dari 7 (tujuh) IKU
Sasaran strategis yang terdiri dari 1 (satu) Indikator Kinerja Tujuan dan 6 (enam)
Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan 9
83
atau sebesar
Umur 15-19 tahun/Age Specific Fertility Ratio (ASFR) 15-19 tahun, dan 1 (satu)
% indikator dengan capaian kurang yaitu persentase kebutuhan ber-KB yang tidak
terpenuhi (Unmet Need).
Capaian program menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan dari 3 (tiga) IKU
Program Bangga Kencana, yaitu Persentase SDM Aparatur dan Tenaga Program
yang Kompeten, Persentase Kerjasama Internasional Bangga Kencana yang
Sedangkan untuk BOKB
diimplementasikan dan Persentase Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Penentuan
bagi 507 Kabupaten dan
Kebijakan Program Bangga Kencana , maka seluruh capaian memiliki kategori sangat
Kota dengan realisasi
baik dengan capaian di atas 100 persen. Untuk capaian Program DKM, dari 3 (tiga) IKU
Rp1.529.534.909.436,00
terdapat 2 (dua) IKU dengan kategori sangat baik yaitu Tingkat kepuasan (Indeks)
atau capaian sebesar
78
Layanan Dukungan Manajemen Program Bangga Kencana, dan Jumlah Unit Kerja
% Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Sedangkan untuk capaian output Pro PN
dari 5 (lima) output, seluruh output tercapai dengan kategori sangat baik, dengan
capaian tertinggi pada output Pemenuhan Ketersediaan Alokon di Faskes (Pusat/DKI
Jakarta) sebesar 100 persen dan capaian terendah pada “ Keluarga Yang mempunyai
Baduta terpapar 1000 HPK dengan capaian sebesar 95.35 persen.
DAK Penugasan
Kinerja anggaran dalam masa pandemi juga mengalami tantangan yang cukup signifikan
untuk stunting untuk
dengan adanya pembatasan pertemuan dan kegiatan yang membutuhkan mobilitas.
172 kabupaten/
Dengan berbagai terobosan antara lain revisi belanja pegawai menjadi belanja barang.
kota dengan realisasi
Realisasi anggaran BKKBN Tahun 2020 adalah sebesar Rp 2.913.825.985.027,00
Rp6.516.859.120,00 atau
dari total pagu sebesar Rp 3.209.531.284.000,00 atau dengan capaian 90,79 persen
sebesar
82
dengan kategori sangat baik, namun demikian capaian ini masih dibawah 95 persen
melalui skema DAK Fisik Subbidang KB dan Bantuan Operasional Khusus KB (BOKB)
yang ditransfer langsung ke kabupaten dan kota. Untuk DAK Fisik Subbidang Sistem Merit BKKBN
KB mendapat alokasi sebesar Rp612.232.000.000,00 yang diperuntukkan dengan Indeks
3,645
bagi 506 Kabupaten dan Kota dengan realisasi Rp506.535.415.870,00
atau sebesar 83 persen. Sedangkan untuk BOKB mendapat alokasi sebesar
Rp 1.967.367.255.000,00 bagi 507 Kabupaten dan Kota dengan realisasi
Rp1.529.534.909.436,00 atau capaian sebesar 78 persen. Kemudian juga ada (skala1-4) dengan
Rp7.968.000.000,00 DAK Penugasan untuk stunting untuk 172 kabupaten/kota kategori IV sangat baik
dengan realisasi Rp6.516.859.120,00 atau sebesar 82 persen.
Kinerja BKKBN, tidak hanya terlihat dari capaian sasaran strategis, program,
dan Pro PN, tetapi juga dapat ditunjukkan dari berbagai capaian kinerja lainnya
dan penghargaan yang diperoleh BKKBN selama tahun 2020. Berbagai kegiatan
manajerial yang terkait penguatan reformasi birokrasi, pengendalian risiko,
penguatan pengawasan, pengelolaan akuntabilitas, serta peningkatan kualitas
pengelolaan barang dan jasa serta Barang Milik Negara (BMN) menghasilkan
capaian dan penghargaan. BKKBN berhasil dalam capaian sebagai berikut: 1)
Laporan Keuangan dengan Opini WTP dari BPK atas Laporan Keuangan BKKBN
Audited Tahun Anggaran 2019.; 2) Level Maturitas SPIP berada pada level 3,693
“terdefinisi” (skala 1-5); 3) Penetapan 5 (lima) unit kerja yang berhasil meraih
predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) yaitu Direktorat Bina Ketahanan
Remaja, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana,
Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat, Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi
Tengah, dan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat; 4) Sertifikasi SNI ISO SMAP
37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan; 5) Pengembangan Sistem
Informasi Keluarga sebagai sistem informasi keluarga di Indonesia. BKKBN
juga memperoleh berbagai penghargaan antara lain: 1) Peringkat tertinggi
kategori K/L dalam pengelolaan Sistem Merit BKKBN dengan Indeks 3,645
(skala1-4) dengan kategori IV sangat baik; 2) Predikat sebagai badan publik
yang informatif dari Komisi Informasi Pusat; 3) Rekor MURI Sejuta Akseptor yang
dilaksanakan dalam waktu 1 (satu) hari secara serentak di seluruh Indonesia; dan
4) Penghargaan IKPA untuk Satker BKKBN Provinsi Aceh yang memperoleh
Peringkat I dengan kategori pagu anggaran di atas 50 Milyar.
Hasil capaian tahun 2020 juga telah dimanfaatkan sebagai bahan perbaikan tahun
2021 maupun secara umum dalam kerangka pembangunan jangka menengah 2020-
2024. Perbaikan perencanaan kinerja dengan pelaksanaan review Renstra 2020-
2024 untuk memetakan isu strategis yang memerlukan penyesuaian terutama
terhadap perubahan lingkungan internal maupun eksternal, termasuk mandat
kepada BKKBN dalam penurunan stunting. Review tersebut kemudian dijadikan dasar
dalam pelaksanaan revisi Renstra untuk mewujudkan keselarasan antara penurunan
target kinerja (cascade), penjabaran kinerja dan indikator kinerja atas dasar kerangka
logis (pohon kinerja), cara mencapai target (proses bisnis), dan Renstra sebagai
dokumen perencanaan yang berorientasi pada hasil dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun. Kegiatan yang lain dalam upaya perbaikan kinerja adalah penyusunan Cetak
Biru Pembangunan Kependudukan sebagai acuan dalam tata kelola kependudukan,
serta perbaikan Perencanaan dan Penganggaran Program Bangga Kencana Tahun
Anggaran 2021 baik APBN maupun DAK dengan memberikan alokasi anggaran yang
cukup untuk berbagai kegiatan strategis dalam pencapaian kinerja BKKBN dengan
mengedepankan prinsip efektif dan efisien. Dukungan manajerial dilaksanakan
dengan peningkatan implementasi SAKIP yang lebih baik peningkatan pengendalian
risiko dan pengutan pengawasan melalui pembangunan ZIWBK/WBBM serta
sertifikasi SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP).
Rekomendasi dari Kementerian PAN & RB dan hasil reviu dari Inspektorat Utama
BKKBN menjadi dasar dalam peningkatan akuntabilitas di lingkungan BKKBN.
12 Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan
Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan 13
Pendahuluan
14 Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan
Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG
Saat ini Indonesia sedang menikmati periode Bonus Demografi yaitu suatu
periode dimana jumlah penduduk usia non produktif (<15 tahun dan >64
tahun) jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk usia produktif
(15-64 tahun). Hal ini merupakan kondisi paling ideal untuk pembangunan dan
mengoptimalkan produktifitas penduduk Indonesia dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Indonesia. Bonus Demografi
Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan 15
<
Periode Bonus Demografi Indonesia:
usia non produktif
Tahun 2020 merupakan tahun berat dan menjadi tantangan tersendiri bagi
seluruh Kementerian/Lembaga dalam pelaksanaan program dan anggaran.
Pandemi COVID-19 menuntut Kementerian/Lembaga termasuk BKKBN
untuk melakukan langkah-langkah Penyesuaian Belanja Kementerian/
Lembaga TA 2020. Dalam rangka penanggulangan wabah COVID-19 salah
satu upayanya adalah dengan melakukan refocusing anggaran. Dampak dari
Pandemi COVID-19 terhadap Program Bangga Kencana adalah tertundanya
pelaksanaan Pendataan Keluarga yang merupakan amanat Peraturan
Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi
Keluarga yang semula dijadualkan pada tahun 2020 dialihkan ke Tahun
2021.
16 Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan
Secara garis besar Undang-undang Nomor 52 tahun 2009 mengamanatkan 2 (dua) hal
yaitu:
dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas, dapat timbul rasa aman, tenteram, dan
dan persebaran penduduk dengan lingkungan harapan masa depan yang lebih baik dalam
3 Program Prioritas (PP) yang masing-masing memiliki Kegiatan Prioritas (KP) sebagai
berikut:
Rincian dukungan BKKBN sampai dengan program prioritas (PP) dan Kegiatan Prioritas
(KP) tertuang dalam matriks berikut:
2,45
yaitu SDM yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijakan pembangunan diarahkan di antaranya
melalui peningkatan produktivitas angkatan kerja, serta peningkatan kualitas
anak, perempuan dan pemuda. Salah satu faktor penentu terciptanya struktur
(Hasil Penghitungan IKU
penduduk yang diinginkan adalah pengendalian angka kelahiran total/total
tahun 2020).
fertility rate (TFR). Selama lima tahun terakhir, TFR mengalami penurunan
dari 2,41 anak per WUS (Wanita Usia Subur) 15-49 tahun (SP 2010), menjadi
2,40 (SDKI 2017), dan data terakhir menunjukkan kenaikan menjadi 2,45 (Hasil
Penghitungan IKU tahun 2020).
Dalam jangka waktu yang relatif panjang, angka kelahiran akan menjadi salah
satu penentu struktur penduduk. Struktur penduduk Indonesia saat ini ditandai
meningkatnya proporsi penduduk usia produktif. Kondisi ini membuka peluang
bagi Indonesia untuk mendapatkan bonus demografi (demographic dividend)
dengan salah satu prasyarat yang harus terpenuhi, yakni tersedianya SDM yang
berkualitas dan berdaya saing. Struktur penduduk seperti ini harus dijaga dan
dimanfaatkan dengan baik.
Pola pertumbuhan yang sama juga terjadi di Indonesia. Pada periode tahun 1971
hingga 2019, jumlah penduduk lansia di Indonesia terus mengalami peningkatan,
Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan 21
sebagaimana dialami juga oleh banyak negara lain. Perubahan struktur umur
penduduk Indonesia yang secara perlahan semakin “menua” merupakan salah
satu dampak pengendalian TFR dan perbaikan status kesehatan. Jumlah dan
proporsi lansia di Indonesia akan mengalami peningkatan yang lebih cepat
dibandingan dengan negara-negara yang telah mengalami aging sebelumnya
disebabkan proporsi kelompok umur yang memasuki lansia di Indonesia
lebih banyak. Saat ini pengelolaan penduduk kelompok lansia masih sangat
mengandalkan keluarga dan komunitas. Keterbatasan kemampuan keluarga
dalam mengelola kualitas hidup lansia akan menjadikan lansia semakin
rentan, dan potensi permasalahan yang akan muncul akibat penduduk yang
mulai menua (aging population) ini akan berdampak pada berbagai sektor
pembangunan apabila kelompok usia lansia tidak mendapatkan perhatian dan
intervensi yang tepat.
Faktor risiko kematian AKI dan AKB dapat diminimalkan dengan operasionalisasi
Program Bangga Kencana yang tepat. Salah satunya dengan memastikan individu
maupun pasangan dapat mengakses informasi dan layanan KB dan kesehatan
reproduksi sehingga dapat merencanakan waktu dan jarak kehamilan serta jumlah
anak yang ideal. Secara luas program yang dapat mendukung penurunan AKI dan
AKB dengan ditetapkannya sasaran peningkatan penggunaan kontrasepsi modern
(mCPR), peningkatan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi dan
penyiapan kehidupan berkeluarga, peningkatan media usia kawin pertama (MUKP),
penurunan angka kelahiran umur 15-19 tahun (ASFR), serta penurunan angka
kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need).
Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, dan akan menjadi ancaman terhadap
kemampuan daya saing bangsa. Anak yang stunting, bukan hanya pertumbuhan
stunting masih
fisiknya saja yang terganggu, melainkan juga akan mengalami hambatan
cenderung tinggi yaitu
27,69
pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya termasuk otak, sehingga akan
Penanganan Stunting stunting masih cenderung tinggi yaitu 27,69 persen (Kementerian Kesehatan,
merupakan mandat baru untuk 2019), sehingga perlu diupayakan penurunan secara optimal agar anak-anak
BKKBN dengan masing-masing Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, memilki kemampuan
target berkurangnya Stunting:
kognitif, emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu
22,2 berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Penanganan Stunting merupakan
19,46
16,73 mandat baru untuk BKKBN dengan masing-masing target tahun 2021 sebesar
14 22,2 persen, tahun 2022 sebesar 19,46 persen, tahun 2023 sebesar 16,73,
dan tahun 2024 sebesar 14 persen.
dalam %
Salah satu hal yang juga perlu mendapat perhatian adalah edukasi/sosialisasi
tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai bekal memasuki
kehidupan berkeluarga, sehingga para calon ibu memahami tentang pentingnya
pemenuhan kebutuhan gizi saat hamil, stimulasi bagi janin, pemeriksaan
2021 2022 2023 2024 kandungan minimal empat kali selama kehamilan, serta peningkatan
pemahaman orangtua mengenai pola asuh yang baik dan menjaga kesehatan
lingkungan.
Jumlah keluarga yang memiliki Peran strategis BKKBN dalam membangun kebudayaan dan karakter bangsa
pemahaman dan kesadaran dijalankan melalui program KSPK dan KIE, meliputi;
tentang 8 fungsi keluarga baru
a. Peningkatan Peran Keluarga dalam pembangunan karakter bangasa melalui
hanya mencapai:
43,2
peningkatan pengetahuan 8 (delapan) fungsi keluarga
Fungsi Reproduksi; (6) Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan; (7) Fungsi Ekonomi,
dan (8) Fungsi Pembinaan Lingkungan.
Angka
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pembentukan Pernikahan
dan pengembangan karakter manusia Indonesia yang positif. Pengasuhan Anak
yang penuh kasih sayang, keteladanan dalam penerapan nilai-nilai luhur, 33%
dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial
budaya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi
26%
pribadi dan anggota masyarakat yang berkarakter dalam rangka mewujudkan Tahun
1985
23%
bangsa Indonesia yang maju, modern, unggul, dan berdaya saing.
Tahun
b. Pencegahan Pernikahan Usia Anak 2010 Tahun
2016
Kasus pernikahan usia anak banyak terjadi di berbagai penjuru dunia dan
telah menjadi perhatian internasional. Meskipun angka pernikahan anak
mengalami penurunan secara bertahap dari 33 persen pada 1985, 26
persen pada 2010, dan 23 persen pada 2016, namun prevalensinya masih
tahun 2017 terdapat 20
relative konstan. Dalam laporan “Perkawinan Usia Anak di Indonesia” yang
provinsi dengan prevalensi
dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) dan United Nations Children’s
perkawinan usia anak yang
Fund (UNICEF) pada tahun 2017 terdapat 20 provinsi dengan prevalensi
lebih tinggi dibanding angka
perkawinan usia anak yang lebih tinggi dibanding angka nasional yang
nasional yang sebesar
sebesar 22,8 persen
22,8 %
Risiko yang timbul akibat pernikahan sangatlah beragam antara lain
adanya kondisi pemaksaan pernikahan, hubungan seksual pada usia
anak, kehamilan pada usia yang sangat muda, gangguan perkembangan
kepribadian, infeksi penyakit menular seksual, serta komplikasi pada saat
kehamilan dan persalinan. Risiko juga terjadi pada anak yang dilahirkan
untuk terjadinya kekerasan, penelantaran dan kurang terpenuhinya tumbuh
kembang anak. dan keterlantaran. Secara sosial perkawinan anak juga akan
berdampak besar pada generasi selanjutnya yaitu lingkaran kemiskinan,
rendahnya akses terhadap fasilitas penunjang keterampilan, pendidikan,
pelayanan kesehatan, pangan, dan gizi serta lingkungan tempat tinggal
yang kondusif. Langkah penanggulangan isu dapat diselenggarakan BKKBN
melalui program dan kegiatan peningkatan usia perkawinan dan sosialisasi
penyiapan pernikahan bagi remaja.
Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan 25
Periode ini juga merupakan periode terakhir dari Grand Design Reformasi Birokrasi
sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010. Tahun ini juga menjadi
tahun yang sangat penting dimana BKKBN harus mampu menjadi Instansi Birokrasi
yang memiliki karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy) yang
dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan
tata kelola yang semakin efektif dan efisien.
Tantangan berat bagi BKKBN untuk mereform dalam rangka mewujudkan BKKBN
sebagai birokrasi bersih, akuntabel, dan kapabel, sehingga dapat melayani masyarakat
secara cepat, tepat, profesional, serta bersih dari praktek Korupsi, Kolusi, Nepotisme
(KKN) sebagaimana tercermin dalam tiga sasaran hasil utama program Reformasi
Birokrasi. Periodisasi RB – BKKBN secara umum terlaksana dengan baik, sinergi dengan
pelaksanaan Tugas dan Fungsi BKKBN. Area perubahan tidak berubah dari periode
pertama hingga periode ke tiga Berikut trend indeks RB – BKKBN 2014-2019. Hingga
saat ini Kementerian PANRB belum merilis Indeks RB BKKBN Tahun 2020.
26 Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan
TAHUN
NO KOMPONEN PENILAIAN BOBOT
2014 2015 2016 2017 2018 2019
MENPAN MENPAN MENPAN MENPAN MENPAN MENPAN
I Komponen Pengungkit
1 Manajemen Perubahan 5,00 2,63 2,53 2,49 2,37 2,47 2,77
2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 5,00 1,04 2,09 2,09 2,09 2,09 2,15
3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6,00 1,99 3,84 3,84 3,51 3,76 3,90
4 Penataan Tatalaksana 5,00 3,21 3,47 3,38 3,38 3,22 3,28
5 Penataan Sistem Manjemen SDM 15,00 12,74 12,68 12,08 12,31 12,15 12,44
6 Penguatan Akuntabiitas 6,00 3,60 4,35 4,35 4,12 3,47 3,52
7 Penguatan Pengawasan 12,00 6,62 7,84 8,12 7,87 6,81 8,02
8 Peningkatan Pelayanan Publik 6,00 3,53 4,21 3,55 3,48 3,67 4,22
Total Komponen Pengungkit (A) 60,00 35,37 41,01 39,88 39,13 37,62 40,29
II Komponen Hasil
1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 14,00 9,46 9,11 8,87 9,03
13,56 13,55
2 Survei Internal Integritas Organisasi 6,00 4,18 4,15 4,48 4,79
3 Survei Eksternal Persepsi Korupsi 7,00 4,91 4,58 6,16 6,04 6,24 6,21
4 Opini BPK 3,00 3 3 2,00 2,00 3,00 3,00
5 Survey Eksternal Pelayanan Publik 10,00 7,25 7,48 8,38 8,22 8,49 8,43
Total Komponen Hasil (B) 40,00 28,72 28,61 30,18 29,52 31,08 31,46
Indeks Reformasi Birokrasi (A+B) 100,00 64,08 69,62 70,06 68,65 68,70 71,75
A. Manajemen Perubahan
1. Road map RB BKKBN Tahun 2020-2024 sesuai dengan Peraturan Badan Nomor 19
Tahun 2020;
2. Tim untuk melaksanakan RB di BKKBN ditetapkan melalui Keputusan Kepala
BKKBN Nomor 197/KEP/B4/2020;
3. Penetapan Quick Wins BKKBN dalam rangka percepatan pelaksanaan RB sesuai
dengan Keputusan Kepala BKKBN Nomor 140/KEP/B1/2020;
4. Perubahan mindset dan culture set untuk nilai BKKBN yang sebelumnya adalah
CETAK TEGAS (Perka 87/PER/B2/2016) di rebranding dengan nilai Kerja Tuntas,
Responsif dan Nilai Luhur (KRN).
1. Pemanfaatan TIK untuk pelayanan Publik (Klik KB, Aplikasi Akutuku, Sirika,
Monika, dan lain-lain);
2. Responsive dalam menindaklanjuti pengaduan baik melalui SP4N LAPOR
maupun pengaduan internal BKKBN;
3. Melakukan survei kepuasan masyarakat secara berkala;
4. Penguatan implementasi kebijakan bidang pelayanan publik (Standar Pelayanan,
Maklumat Pelayanan, SKM);
5. Pengembangan dan pengintegrasian sistem informasi pelayanan publik dalam
rangka peningatan akses publik;
6. Pengelolaan pengaduan pelayanan publik secara terpadu, tuntas dan
berkelanjutan dalam rangka memberikan akses kepada publik dalam
mendapatkan pelayanan yang baik;
7. Peningkatan pelayanan publik berbasis elektronik dalam rangka memberikan
pelayanan yang mudah, murah, cepat, dan terjangkau;
8. Penciptaan, pengembangan, dan pelembagaan inovasi pelayanan publik dalam
rangka percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik; Pengembangan
sistem pelayanan dengan mengintegrasikan Pelayanan Publik; Monitoring dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan pelayanan publik secara berkala.
Gambar 1. 3 Ruang Pelayanan Publik dan Layanan PPKS
ngan, dan pelembagaan inovasi pelayanan publik dalam
Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan 31
ingkatan kualitas pelayanan publik;
pelayanan dengan mengintegrasikan Pelayanan Publik;
i pelaksanaan kebijakan pelayanan publik secara berkala.
Gambar 1. 3
Sekretaris Utama BKKBN bersama dengan Tim
melakukan konsultasi ke Kemenpan RB terkait
g Pelayanan Publik dan Layanan PPKS
Peralihan Jabatan Administrasi ke Jabatan
Fungsional
E2. Peluang
1. Berdasarkan ketentuan pasal 12 ayat 2 Undang-undang Nomor 23 tahun 2014,
menjelaskan bahwa Penyelenggaraan urusan Bidang pengendalian penduduk
dan KB termasuk Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan
Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan 33
F. Isu Strategis
Isu strategis dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana pada Tahun 2020, dapat
dipetakan sebagai berikut:
1. Pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 menuntut perubahan perilaku
di masyarakat. Hal tersebut berdampak pada pelaksanaan program Bangga
Kencana, diantaranya:
a.. Perubahan desain kegiatan pengelolaan program dalam pelaksanaan
program Bangga Kencana. Desain kegiatan diarahkan dengan
memperhatikan kebijakan tentang pembatasan sosial dalam rangka
penanggulangan COVID-19;
b. Penyesuaian Belanja BKKBN Tahun Anggaran 2020 dalam rangka
penanggulangan wabah COVID-19 dilakukan sesuai Surat Menteri
Keuangan Nomor S-302/MK.02/2020 pada tanggal 15 April 2020 perihal
Langkah-langkah Penyesuaian Belanja Kementerian/Lembaga TA 2020.
Penghematan anggaran di lingkungan BKKBN sesuai dengan penetapan
Kementerian Keuangan RI sebesar Rp408.559.164.000,00 dengan
penyesuaian pagu BKKBN yang semula sebesar Rp3.581.554.060.000,00
34 Laporan Kinerja 2020 / Pendahuluan
Perencanaan
Kinerja
40 Laporan Kinerja 2020 / Perencanaan Kinerja
A. RENCANA STRATEGIS
Penyusunan indikator dan target perjanjian kinerja pada tahun 2020 didasarkan pada
indikator dan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2020-2024 dan Rencana Strategis (RENSTRA) BKKBN Tahun 2020-2024. Untuk
menggambarkan cascading pencapaian sasaran pembangunan nasional kepada
sasaran strategis (impact dan outcome) BKKBN, serta cascading kepada sasaran
program (outcome) BKKBN telah tertuang dalam Pohon Kinerja BKKBN.
Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat strategis karena merupakan tahun peralihan
dari implementasi RPJMN dan RENSTRA BKKBN Tahun 2015-2019 menuju RPJMN dan
RENSTRA Tahun 2020-2024. Dari sisi perencanaan, Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
dan Rencana Kerja (RENJA) Kementerian/Lembaga (K/L) untuk Tahun Anggaran (TA)
2020 disusun pada tahun 2019 yang mengacu pada RPJMN dan RENSTRA periode
sebelumnya (Tahun 2015-2019) tetapi dengan telah mengakomodir rencana kerja yang
(saat itu) masih dalam tahap Rancangan Teknokratik RPJMN dan Rancangan RENSTRA
BKKBN Tahun 2020-2024. Berdasarkan hal tersebut, maka program, kegiatan dan
indikator BKKBN pada TA 2020 masih menggunakan acuan RENSTRA BKKBN Tahun
2015-2019 dengan penyesuaian untuk memperhatikan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Strategis, serta target/sasaran yang telah mengacu pada Renstra BKKBN Tahun 2020-
2024. Rencana Strategis BKKBN Tahun 2020-2024 telah ditetapkan melalui Peraturan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nomor 6 Tahun 2020 tentang Rencana
Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2020-2024.
Penyusunan Renstra BKKBN Tahun 2020-2024 berpedoman pada Peraturan Menteri
PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024.
2. 5.
1. 3. 4.
Struktur ekonomi yang Kemajuan budaya yang
Peningkatan kualitas Pembangunan yang merata Mencapai lingkungan hidup
produktif, mandiri, dan mencerminkan kepribadian
manusia Indonesia. dan berkeadilan yang berkelanjutan.
berdaya saing bangsa
6. 7.
8. 9.
Penegakan sistem hukum Perlindungan bagi segenap
Pengelolaan pemerintahan Sinergi pemerintah daerah
yang bebas korupsi, bangsa dan memberikan
yang bersih, efektif, dan dalam kerangka Negara
bermartabat, dan rasa aman pada seluruh
tepercaya. Kesatuan.
terpercaya warga.
Sembilan misi ini merupakan pengembangan, percepatan dan pemajuan Nawa Cita I
dengan tetap konsisten menerapkan Trisakti sebagai pijakan strategis operasional
dengan senantiasa mengutamakan pembangunan manusia (berpusat pada manusia).
Sekaitan dengan hal tersebut, BKKBN berkomitmen untuk mendukung hal tersebut
melalui perwujudan visi “Mewujudkan Keluarga Berkualitas dan Pertumbuhan
Penduduk yang Seimbang guna mendukung Tercapainya Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.
Agar upaya pencapaian Visi, Misi dan Tujuan tersebut dapat tetap terukur, maka BKKBN
menggunakan Indikator Tujuan “Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga)” dan “Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP)”. Dalam Renstra BKKBN Tahun 2020-2024 diharapkan
pada tahun 2024 iBangga mencapai angka 61. Sedangkan target LPP dalam Renstra
BKKBN Tahun 2020-2024 mengacu pada Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045
dengan interval 5 (lima) tahunan, yang disusun pada tahun 2018 oleh Badan Pusat
Statistik (BPS), Kementerian PPN/Bappenas, dan UNFPA. Ditetapkan target LPP dalam
periode 2015-2020 dapat mencapai 1,11 persen, dan diharapkan penurunan LPP dapat
mencapai 0,95 persen selama periode 2020-2025.
42 Laporan Kinerja 2020 / Perencanaan Kinerja
Lebih lanjut dalam pencapaian visi, misi dan tujuan tersebut, BKKBN menetapkan
sasaran strategis, indikator, target yang harus dicapai pada periode 2020-2024, serta
merumuskan kebijakan dan strategi untuk mencapai kinerja yang telah ditetapkan.
3. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/Unmet Need dengan 8,6 persen
pada tahun 2020 dan menjadi 7,4 persen pada 2024.
4. Menurunnya Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur 15-19 tahun/Age Specific
Fertility Ratio (ASFR) 15-19 tahun, dengan target 25 per-1.000 kelahiran pada
tahun 2020 dan menjadi 18 per 1.000 kelahiran pada 2024.
5. Meningkatnya Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) dengan target 53,57 pada
tahun 2020 dan menjadi 61,00 pada tahun 2024.
6. Meningkatnya Median Usia Kawin Pertama (MUKP) dengan target 21,9 tahun pada
2020 dan menjadi 22,1 tahun pada 2024
Arah Kebijakan
Arah kebijakan BKKBN di dalam Renstra BKKBN Tahun 2020-2024 secara umum mengacu
pada arah kebijakan dan strategi nasional yang dijabarkan dalam RPJMN Tahun 2020-
2024, terutama dalam menerjemahkan Prioritas Nasional melalui Program Prioritas (PP)
dan Kegiatan Prioritas (KP) yang menjadi arahan Presiden Republik Indonesia sebagai
fokus penggarapan Pembangunan Nasional Indonesia periode 2020-2024. Adapun arah
kebijakan BKKBN Tahun 2020-2024 adalah:
1. Meningkatkan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga yang holistik dan integratif
sesuai siklus hidup, serta menguatkan pembentukan karakter di keluarga.
2. Menguatnya pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian penduduk.
3. Meningkatkan akses dan kualitas penyelenggaraan KBKR yang komprehensif
berbasis kewilayahan dan fokus pada segmentasi sasaran.
4. Meningkatkan Advokasi dan Penggerakan Program Bangga Kencana sesuai dengan
karakteristik wilayah dan segmentasi sasaran.
5. Memperkuat sistem informasi keluarga yang terintegrasi.
Arah kebijakan tersebut tentunya memerlukan dukungan yang dapat mendorong upaya
operasionalisasinya, diantaranya dari sisi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan
Program Bangga Kencana, arah kebijakan yang diambil diantaranya untuk meningkatkan
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan
Inovasi, serta Penguatan Kerjasama Global Program Bangga Kencana. Dari sisi Dukungan
Manajemen, Sekretariat Utama memiliki arah kebijakan untuk dukungan manajemen
yang berkualitas dalam mendukung Penyelenggaraan Program Bangga Kencana, serta
dari sisi pengawasan dan peningkatan akuntabilitas, Inspektorat Utama memiliki arah
kebijakan untuk meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Program Bangga Kencana guna
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
44 Laporan Kinerja 2020 / Perencanaan Kinerja
Dalam mendukung Program Prioritas (PP)1 Perlindungan Sosial dan Tata Kelola
Kependudukan pada Kegiatan Prioritas (KP)3 Kesejahteraan Sosial dan Tata Kelola
Kependudukan, BKKBN berkontribusi melalui Proyek Prioritas Kesejahteraan Usia Lanjut
dengan Output Prioritas yaitu Peningkatan Pelayanan Ramah Lansia melalui 7 (Tujuh)
Dimensi Lansia Tangguh dan Pendampingan Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia.
Sedangkan dalam mendukung Program Prioritas (PP)2 Peningkatan Akses dan Mutu
Pelayanan Kesehatan dengan Kegiatan Prioritas pada (KP)1 Peningkatan Kesehatan
Ibu, Anak, Keluarga Berencana, dan Kesehatan Reproduksi, BKKBN berkontribusi melalui
Proyek Prioritas Peningkatan Kesehatan Reproduksi dengan Output Prioritas yaitu
Pemenuhan Ketersediaan Alokon di Faskes yang Melayani KB di Pusat dan 33 Provinsi.
Disamping itu, BKKBN juga mendukung KP2 Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
melalui Proyek Prioritas Penurunan Stunting dengan Output Prioritas yaitu Keluarga
yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK.
Tabel 2. 1 Output Prioritas BKKBN yang mendukung Proyek Prioritas Nasional Tahun 2020
RENJA digunakan sebagai pedoman kerja selama periode 1 (satu) tahun dan berfungsi
untuk menerjemahkan perencanaan strategis lima tahunan ke dalam perencanaan
tahunan yang sifatnya lebih operasional. RENJA memuat visi, misi, prioritas nasional,
program prioritas, sasaran strategis, program, dan kegiatan untuk mencapai sasaran
program (outcome). RENJA juga memuat indikator keluaran pada tahun rencana,
prakiraan sasaran tahun berikutnya, lokasi, dan pagu indikatif sebagai indikasi pagu
anggaran, serta rencana kegiatan.
Tabel 2. 2 Penyesuaian Sasaran Strategis dan Indikator pada Rencana Kerja dan Perjanjian Kinerja
Meningkatnya prevalensi Persentase pemakaian kontrasepsi Meningkatnya angka prevalensi Angka prevalensi kontrasepsi
kontrasepsi (CPR) modern modern (Modern Contraceptive kontrasepsi modern modern (Modern Contraceptive
Prevalence Rate/mCPR) Prevelance Rate/mCPR)
Menurunnya kebutuhan ber-KB Persentase kebutuhan ber-KB yang Menurunnya kebutuhan ber-KB Persentase kebutuhan ber-KB yang
yang tidak terpenuhi (unmet need) tidak terpenuhi (Unmet Need) (%) yang tidak terpenuhi tidak terpenuhi (Unmet Need)
Meningkatnya peserta KB aktif Persentase Peserta KB Aktif (PA) Menurunnya angka kelahiran Angka kelahiran remaja umur 15-19
yang menggunakan Metode MKJP remaja tahun (Age Specific Fertility Rate/
Kontrasepsi Jangka Panjang ASFR 15-19)
(MKJP)
Menurunnya Tingkat Putus Pakai Tingkat putus pakai kontrasepsi Meningkatnya Indeks Indeks Pembangunan Keluarga
Kontrasepsi (%) Pembangunan Keluarga (iBangga)
Sesuai dengan Permenpan RB Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan KInerja Instansi Pemerintah
bahwa acuan dalam laporan kinerja tahun 2020 adalah dokumen perjanjian kinerja,
sehingga dalam laporan kinerja BKKBN tahun 2020 ini sesuai dokumen perjanjian
kinerja mencakup 6 (enam) sasaran strategis yang disertai dengan IKU dan target
sesuai Renstra BKKBN Tahun 2020-2024 sebagai berikut:
Indikator Sasaran Angka kelahiran total (Total Indikator Kinerja Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis
2.26
Target
2020
61.78 8.60
Target Target
Alokasi 2021
Rp.510.869.365.000,00 Alokasi 2021 Alokasi 2021
Rp. 760.086.246.000,00 Rp. 501.624.571.000,00
Laporan Kinerja 2020 / Perencanaan Kinerja 49
Target
No Program Sasaran Strategis /Sasaran Program Indikator Kinerja Program
2020
I Program Meningkatnya kualitas 1. Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) 2.26
Pembangunan penyelenggaraan Program Bangga per WUS usia 15-49 Tahun
Keluarga, Kencana dalam peningkatan kualitas 2. Angka prevalensi kontrasepsi modern (Modern 61.78
Kependudukan dan Sumber Daya Manusia Indonesia, serta Contraceptive Prevelance Rate/mCPR)
Keluarga Berencana mewujudkan Revolusi Mental dan 3. Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak ter- 8.60
Pembangunan Kebudayaan penuhi (Unmet Need)
4. Angka kelahiran remaja umur 15-19 tahun (Age 25.00
Specific Fertility Rate/ASFR 15-19)
5. Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) 53.57
6. Median Usia Kawin Pertama Perempuan (MUKP) 21.90
7. Persentase SDM Aparatur dan Tenaga Program 30.00
yang Kompeten
8. Persentase Kerjasama Internasional Bangga Ken- 70.00
cana yang diimplementasikan
Total
Angka kelahiran remaja umur 15-19 Indikator Kinerja Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis
tahun (Age Specific Fertility Rate/
Indeks Pembangunan Keluarga Median Usia Kawin Pertama
ASFR 15-19)
(iBangga) Perempuan (MUKP)
Rp. 3.209.531.284.000,00
25 53.57 21.9
Target Target Target
Target
No Program Sasaran Strategis /Sasaran Program Indikator Kinerja Program
2020
Secara umum tahun 2021 merupakan dimulainya implementasi RPJMN Tahun 2020-
2024 dan Renstra BKKBN Tahun 2020-2024 secara penuh (dibandingkan dengan tahun
2020 yang merupakan tahun peralihan). Prioritas Nasional Tahun 2021 dirumuskan
bersama Bappenas yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2021.
Dalam RKP tersebut, telah disepakati 7 (tujuh) Prioritas Nasional (PN) yang meliputi:
1. Memperkuat Ketahahan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas;
2. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin
Pemerataan;
3. Meningkatan SDM Berkualitas dan Berdaya Saing;
4. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan;
5. Memperkuat Infrastruktur Mendukung Pembangunan Ekonomi dan Pelayanan
Dasar;
6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningatkankan Ketahanan Bencana dan
Perubahan Iklim; dan
7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik.
Dari ketujuh PN tersebut BKKBN diberi mandat untuk turut berkontribusi secara
langsung pada Prioritas Nasional (PN) 3 “Meningkatkan Sumber Daya Manusia
(SDM) Berkualitas dan Berdaya Saing”, dan PN4. “Revolusi Mental dan Pembangunan
Kebudayaan”.
Laporan Kinerja 2020 / Perencanaan Kinerja 51
Atas mandat tersebut diatas, maka dalam penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Tahun
2021, BKKBN menajamkan skenario target/sasaran yang dirasa dapat secara langsung
memberikan kontribusi terhadap PN, PP, dan KP terkait Program Bangga Kencana, serta
menyiapkan beberapa Kegiatan Utama yang mendukung Prioritas Nasional (Kegiatan
yang mendukung Pro PN) sebagai berikut:
52 Laporan Kinerja 2020 / Perencanaan Kinerja
Tabel 2. 2 Output Prioritas BKKBN yang mendukung Proyek Prioritas Nasional Tahun 2021
Revolusi Mental Revolusi mental dalam Peningkatan ketahanan Peningkatan kemampuan 39,68 persen
Dan Pembinaan sistem sosial untuk keluarga berdasarkan keluarga dalam pengasuhan
Ideologi Pancasila memperkuat ketahanan, siklus hidup dengan mem- dan pendampingan anak dalam
Untuk Memperkukuh (3.277.634 keluarga)
Ketahanan kualitas dan peran keluar- perhatikan kesinambungan rangka pembentukan karakter
Budaya Bangsa ga serta masyarakat dalam antar generasi sebagai Peningkatan pembangunan dan 11,2 persen
Dan Membentuk pembentukan karakter upaya penguatan fungsi kesejahteraan keluarga
Mentalitas Bangsa dan nilai keluarga
Yang Maju, Modern, (6.591.046 keluarga)
dan Berkarakter
Peningkatan pemberdayaan 514 Kampung KB Percon-
ekonomi keluarga akseptor tohan
KB lestari MKJP dan keluarga
akseptor KB mandiri MKJP di
kampung KB percontohan)
Penyiapan kehidupan Peningkatan kemampuan 31,46 persen
berkeluarga dan kecaka- keluarga dalam pendampingan
pan hidup masa perkembangan remaja dan (693.
penguatan karakter
599 keluarga)
Pengembangan karakter remaja 18.881 kelompok mas-
yang berkualitas yarakat
54 Laporan Kinerja 2020 / Perencanaan Kinerja
Rencana Kerja Tahun 2021 sudah secara penuh mengimplementasi RPJMN 2020-2024
dan Renstra BKKBN 2020-2024. RENJA BKKBN tahun 2021 disusun dengan mengacu
Surat Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama Menteri Keuangan tentang Pagu Indikatif
K/L yang memuat penetapan pagu anggaran K/L berdasarkan kebijakan umum serta
tema prioritas pembangunan nasional sesuai RKP Tahun 2021. RENJA BKKBN disusun
berdasarkan hasil kesepakatan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meeting) antara
Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan BKKBN. Rencana Kerja memuat
visi, misi, prioritas nasional, program prioritas, sasaran strategis, program, dan kegiatan
untuk mencapai sasaran program (outcome). RENJA berisi indikator keluaran pada tahun
rencana, prakiraan sasaran tahun berikutnya, lokasi, dan pagu indikatif sebagai indikasi
pagu anggaran, serta rencana kegiatan. Adapun Sasaran Strategis, Indikator Kinerja
Sasaran Strategis, Target dan Alokasi Anggaran BKKBN yang tertuang dalam RENJA
BKKBN Tahun 2021 adalah sebagai berikut:
2.24
Target
Tahun 2021
62.16 8.30
Target Target
Total
Alokasi 2021
Rp. 3.450.072.040.000,00 Rp. 682.248.014.000,00 Alokasi 2021 Alokasi 2021
Rp. 668.704.362.000,00 Rp. 657.766.354.000,00
24
Target Indeks Pembangunan Keluarga Median Usia Kawin Pertama
(iBangga) Perempuan (MUKP)
55.00 22.00
Target Target
Alokasi 2021
Rp. 423.634.183.000,00
Meningkatnya kualitas Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) per WUS usia 15-49 Tahun 2.24
penyelenggaraan Angka prevalensi kontrasepsi modern (Modern Contraceptive Prevelance Rate/mCPR) 62.16
Program Bangga Kencana
Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need) 8.30
dalam peningkatan
Angka kelahiran remaja umur 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR 15-19) 24
kualitas Sumber Daya
Manusia Indonesia, Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) 55.00
serta mewujudkan Median Usia Kawin Pertama Perempuan (MUKP) 22.0
Revolusi Mental Persentase SDM Aparatur dan Tenaga Program yang Kompeten 45
dan Pembangunan Persentase Kerjasama Internasional Bangga Kencana yang diimplementasikan 75.0
Kebudayaan
Persentase Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Penentuan Kebijakan Program Bangga Kencana 78.0
Meningkatnya kualitas Tingkat kepuasan (Indeks) layanan Dukungan Manajemen Program Bangga Kencana 3,5
pengelolaan dukungan 8.00
Jumlah Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
manajemen dan
Jumlah Unit Kerja Berpredikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) -
tugas teknis lainnya
di lingkungan BKKBN
dalam mewujudkan Tata
Kelola Pemerintahan
yang Baik
D. PERJANJIAN KINERJA
dengan indikator kinerja. Perjanjian kinerja merupakan wujud komitmen antara penerima
dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi dan
kinerja Aparatur.
Tabel 2. 8 Sasaran Kinerja, Indikator Kinerja dan Target Kinerja BKKBN dalam
Perjanjian KInerja BKKBN Tahun 2020
4 Menurunnya angka kelahi- 4 Angka kelahiran remaja umur 15-19 tahun (Age 25 Kela-
ran remaja Specific Fertility Rate/ASFR 15-19) hiran per
1.000
wanita usia
15-19 tahun
5 Meningkatnya Indeks Pem- 5 Indeks Pembangunan Keluarga (IPK) 53.57
bangunan Keluarga (skala 0 -
100)
6 Meningkatnya Median Usia 6 Median Usia Kawin Pertama Perempuan (MUKP) 21.9 tahun
Kawin Pertama Perempuan seluruh wanita umur 25-49 tahun
(MUKP) seluruh wanita
umur 25-49 tahun
Dalam mendukung pencapaian indikator kinerja dan target kinerja pada tahun 2020,
BKKBN mendapatkan anggaran sebesar Rp. 3.581.554.060.00 dengan rincian sebagai
berikut:
Sebagai upaya pencapaian sasaran kinerja dan target kinerja BKKBN yang tertuang
dalam Perjanjian Kinerja, maka dilakukan penyusunan Rencana Aksi Pencapaian Kinerja
BKKBN dan Matriks Keselarasan Pencapaian Kinerja Dengan Anggaran BKKBN. Dalam
Rencana Aksi dijabarkan terkait penetapan waktu pencapaian target, kegiatan-kegiatan
prioritas yang diperlukan untuk mencapai target, anggaran serta waktu pelaksanaan
kegiatan serta penanggung jawab kegiatan. Disamping itu, BKKBN menyusun Matriks
Keselarasan Pencapaian Kinerja dengan anggaran sebagai upaya evaluasi akuntabilitas
atau pertanggungjawaban atas hasil capaian program terhadap penggunaan anggaran.
Matriks tersebut menjabarkan keselarasan antara sasaran/target kinerja dengan
anggaran yang telah dialokasikan dalam RKAKL BKKBN setiap tahunnya.
1. Radalgram
Rapat Pengendalian Program dan Anggaran merupakan salah satu rapat rutin setiap
bulan pada minggu ke-4 yang dipimpin oleh Kepala BKKBN dan dihadiri oleh seluruh
Pejabat Tinggi Madya dan Pejabat Tinggi Pratama baik di tingkat pusat maupun
provinsi serta perwakilan dari pejabat fungsional untuk memantau dan mengevaluasi
perkembangan pencapaian Program BANGGA KENCANA sampai dengan tingkat lini
lapangan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan Peraturan Kepala BKKBN Nomor
445/PER/G4/2016.
masukan bagi solusi pemecahannya. Dengan cara ini, hasil RADALGRAMNAS dapat
dimanfaatkaan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
dan penetapan kebijakan
Rapat Koordinasi Teknis Kemitraan yang dilaksanakan setiap tahun merupakan forum
koordinasi yang strategis dalam upaya pencapaian target kinerja program dengan
melakukan optimalisasi peran kader dan mitra kerja yang terlibat. Pada Rakornis
tahun 2020 yang menjadi fokus utama pembahasan yaitu implementasi program
yang dilakukan melalui pendekatan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) dengan hasil
rumusan sebagai berikut:
1. Kampung Keluarga Berkualitas (KB) sebagai gerakan bersama untuk membangun
Laporan Kinerja 2020 / Perencanaan Kinerja 63
6. Monitoring dan evaluasi kinerja Program Bangga Kencana melalui e monev dan
SMART
1) Aplikasi e-monev Bappenas
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2020 (PP 39/2006) secara
tegas mengatur tentang pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan,
dalam hal ini Renja-KL serta pelaporan hasil pemantauan. Pemantauan
dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga terhadap pelaksanaan Renja-KL
(APBN). Sementara pelaporan hasil pemantauan dilakukan secara triwulanan. PP
39/2006 mengamanatkan kepada Kementerian/Lembaga untuk menyampaikan
laporan triwulanan kepada Bappenas paling lambat 14 hari kerja setelah
triwulan berakhir. Pemantauan dan pelaporan dilakukan melalui aplikasi
e-Monev Bappenas secara triwulanan.
pemantauan dan evaluasi ISS BKKBN, ISP dan IOP secara berkala tahun 2020
melalui aplikasi e-monev Bappenas dapat dilihat pada Lampiran
Sampai dengan 7 Februari 2021, Nilai EKA BKKBN telah tercapai 88,90 persen
yang didukung kontribusi capaian sasaran strategis sebesar 87,56 persen dan
rata rata nilai kinerja anggaran Eselon I sebesar 90,24 persen. Adapun, rata
rata nilai kinerja anggaran Eselon I diperoleh dari komposit capaian keluaran
program sebesar 96,19 persen, penyerapan anggaran 90,79 persen, konsistensi
penyerapan anggaran terhadap capaian sebesar 91,93 persen, capaian sasaran
program 99,99 persen, tingkat efisiensi 5,62 persen dan rata-rata kinerja
satker sebesar 85,24 persen. Nilai EKA akhir yang diperoleh BKKBN pada
Laporan Kinerja 2020 / Perencanaan Kinerja 67
Melalui forum tersebut, kerjasama kemitraan bersama stakeholders dalam hal ini
Komisi IX DPR RI dilaksanakan sebagai upaya mendorong tercukupinya kebutuhan
anggaran, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Program Bangga
Kencana di lini lapangan serta mendorong tersusunnya kebijakan-kebijakan terkait
program Bangga Kencana yang dapat bersinergi dan terintegrasi dengan program-
program pembangunan terkait lainnya.
68 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 69
Akuntabilitas
Kinerja
70 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Kinerja BKKBN tahun 2020 dapat dilihat dari beberapa perspektif, meliputi pencapaian
Indikator Kinerja Utama (IKU), pelaksanaan agenda prioritas, realisasi anggaran, dan
capaian kinerja lainnya. Capaian kinerja tersebut secara umum dapat menunjukkan
pencapaian dan penghargaan yang diperoleh BKKBN selama tahun 2020 serta aspek
manfaat yang dapat diberikan kepada masyarakat.
Dalam dokumen Rencana Strategis BKKBN 2020-2024 telah ditetapkan visi, misi,
dan tujuan yang harus dicapai dalam penyelenggaraan Program Bangga Kencana.
Keberhasilan program tersebut diukur capaianya melalui sasaran, IKU dan target
terkait 1 (satu) Indikator Kinerja Tujuan, 6 (enam) Indikator Kinerja Utama (IKU), 3
(tiga) Indikator Kinerja Program Bangga Kencana dan 3 (tiga) Indikator Kinerja Program
Dukungan Manajemen. Cakupan laporan tersebut, selain berdasarkan Renstra 2020-
2024, juga memperhatikan sasaran, IKU dan target yang telah ditetapkan, Rencana
Kerja Tahun 2020, dan Perjanjian Kinerja Tahun 2020, sehingga akan disampaikan juga
capaian 5 (lima) kegiatan yang mendukung kegiatan prioritas nasional (pro PN) yang
diampu oleh BKKBN pada tahun 2020. Laporan capaian kinerja juga akan diperjelas
dengan analisis mengenai upaya yang telah dilakukan, hambatan atau kendala yang
dihadapi serta rencana perbaikan kinerja di tahun 2021.
Kinerja BKKBN ditentukan melalui skala pengukuran kinerja yang ditetapkan melalui
surat Sekretaris Utama Nomor 458/RC.06/B1/2019 sebagai berikut:
Dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan tujuan strategis yang ditetapkan dalam
Renstra BKKBN 2020-2024, dicapai melalui 1 (satu) Sasaran Tujuan, 6 (enam) Sasaran
Strategis (SS), 3 (Tiga) Sasaran Program Bangga Kencana, 3 (tiga) Sasaran Program
Dukungan Manajemen, dan 5 (lima) output yang menduung Prioritas Nasional (Pro PN).
Pembahasan capaian kinerja sasaran strategis yang digunakan dalam laporan kinerja
ini adalah kerangka analisis yang dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
ukuran fertilitas di suatu populasi. Menurut Bongarts, J, dkk, 2012, besarnya fertilitas
dalam sebuah populasi ditentukan oleh 4 faktor utama (proximate determinan),
yaitu penggunaan kontrasepsi, proporsi menikah, aborsi, dan metode amenore
laktasi. Khusus dalam hal penggunaan kontrasepsi menggunakan kerangka analitik
sebagaimana yang di ilustrasikan pada gambar 3.1.
Pembangunan
Sosial Ekonomi dan Preferensi Permintaan
Nilai Anak
Penurunan Angka Fertilitas Kontrasepsi
Kematian
Nilai Evaluasi Kinerja Anggaran (EKA) BKKBN pada aplikasi SMART per tanggal 7 Februari
2021 adalah sebesar 88,64 persen yang didukung kontribusi capaian sasaran strategis
sebesar 87,56 persen dan rata rata nilai kinerja anggaran Eselon I sebesar 89,72
persen. Nilai Evaluasi Kinerja Anggaran pada Unit Kerja Eselon I diperoleh dari komposit
capaian keluaran program sebesar 96,19 persen, penyerapan anggaran 90,79 persen,
konsistensi penyerapan anggaran terhadap capaian sebesar 91,92 persen, capaian
sasaran program 99,99 persen, rata-rata kinerja satker sebesar 84,2 persen, dan
tingkat efisiensi 5,62 persen.
Nilai efisiensi tersebut memiliki makna bahwa capaian output BKKBN lebih besar
dibanding dengan penyerapan anggarannya, sehingga menjadikan kinerja BKKBN
memiliki kategori efisien. Nilai EKA akhir yang diperoleh BKKBN pada aplikasi SMART
tersebut berada dalam interval 80-90% dapat dikategorikan berkinerja“BAIK”
Metode Geometri:
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 2020, dapat diketahui bahwa Jumlah
Berdasarkan tabel tersebut, Laju penduduk Indonesia pada tahun 2020 sebesar 270,2 juta jiwa atau bertambah 32,56
pertumbuhan penduduk (LPP) juta jiwa dibandingkan SP 2010. Luas daratan Indonesia sebesar 1,9 juta kilometer
tahun 2020 sebesar 1,25 persen
persegi, maka kepadatan penduduk Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 141 jiwa per
pertahun dan belum mencapai
kilometer persegi.
target tahun 2020 yang ditetapkan
yaitu 1,11 persen pertahun, atau
rasio capaian kinerja sebesar
88,8% dengan kategori baik. Analisis Pencapaian Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2020
Sasaran Dampak Indikator Dampak Target Realisasi Capaian (%) Status Capaian
Dengan capaian tersebut maka dapat dilihat tren LPP sejak 1980-2020, sesuai grafik berikut:
Terdapat perbedaan sumber data yang digunakan pada tahun 2019 yaitu dengan pengolahan
data proyeksi berdasarkan data proyeksi Bappenas 2015-2045. Sedangkan data yang lain,
menggunakan Supas dan SP.
Berbagai upaya yang telah menjadi 57,59 dari capaian meningkatkan pemahaman
dilakukan dalam rangka sebelumnya adalah sebesar masyarakat melalui perubahan
54,97. tagline dari “2 anak cukup”
menurunkan LPP pada tahun 2020,
menjadi “berencana itu keren”
yaitu: 4. Penguatan Program Bangga
dan “2 anak lebih sehat”.
Kencana melalui integrasi
1. Menurunkan angka kelahiran
kebijakan dengan penetapan 6. Dukungan pembiayaan Dana
total (TFR) dalam rangka
indikator Bangga Kencana di Alokasi Khusus Fisik Subbidang
pengendalian jumlah penduduk
dalam dokumen perencanaan KB dan Biaya Operasional
melalui Program Bangga
daerah provinsi dan kabupaten/ Keluarga Berencana (BOKB)
kencana.
kota melalui penyusunan Tahun 2020. Alokasi anggaran
2. Meningkatkan Median Usia Kawin dokumen GDPK pada 31 untuk DAK Fisik Reguler sub
Pertama (MUKP) Perempuan provinsi dan 372 Kabupaten/ bidang KB adalah sebesar
untuk mengurangi rentang Kota, penyiapan data untuk Rp612,232M untuk 506
reproduksi wanita Indonesia yang memfasilitasi penyusunan Kabupaten/Kota. DAK Fisik
dapat mempengaruhi jumlah RPJMD provinsi dan kabupaten/ Penugasan sub bidang KB adalah
anak yang dilahirkan selama kota, serta pemantauan dan sebesar Rp7,9M untuk 172
masa reproduksinya. evaluasi Dokumen GDPK melalui Kabupaten/Kota BOKB sebesar
link google form http://bit.ly/ Rp1,967T untuk 5.517 balai
3. Meningkatkan penggunaan alat
EvaluasiDokumenGDPK. penyuluh KB, 18.001 Faskes,
dan obat kontrasepsi modern
7.144 kecamatan, 83.065
yang merupakan salah satu 5. Melakukan rebranding program
proximate determinant TFR Bangga Kencana dalam rangka kelurahan dan desa.
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 75
Tabel 3. 3 Perbandingan capaian LPP tahun 2020 dengan target tahun 2024
Dalam rangka memperkirakan capaian pada tahun akhir Analisis Capaian LPP dibandingkan dengan
RPJMN yaitu tahun 2024, maka perbandingan capaian Negara ASEAN
tahun 2020 dan target tahun 2024 tergambar dalam tabel
Tabel 3. 4 Matriks Analisis Capain LPP di ASEAN
berikut:
NO NEGARA ASIA POPULASI LPP (%) per
Upaya percepatan pencapaian target di akhir tahun Renstra
TENGGARA (x 1000) tahun
dan RPJMN 2020-2024 adalah:
1 Indonesia 270.200 1,25
1. Mendorong komitmen Kementerian/ Lembaga dan
2 Filipina 109.581 1.3
lintas sektor terkait untuk menurunkan LPP melalui
3 Vietnam 97.339 0.9
komponen pendukung pertumbuhan penduduk yaitu,
4 Thailand 69.800 0.2
fertilitas, mortalitas dan mobilitas penduduk.
5 Myanmar 54.410 0,7
2. Penyusunan Cetak Biru Pembangunan Kependudukan
6 Malaysia 32.336 1.3
Indonesia Tahun 2020 – 2045 sebagai dokumen
acuan pembangunan kependudukan lintas sektor 7 Kamboja 16.719 1,4
pengarahan mobilitas penduduk serta penataan sebesar 2,6% dari keseluruhan wilayah global, namun
merupakan rumah dari 8,3% populasi dunia dengan
administrasi kependudukan) dan pemanfaatannya
pertumbuhan penduduk lebih cepat dari Amerika, Inggris,
dalam perencanaan pembangunan daerah.
dan Tiongkok. Pertumbuhan penduduk di Asia Tenggara
5. Peningkatan kepedulian pemerintah daerah sebesar 1,1% per tahun, dengan Timor Leste sebagai
terhadap situasi kependudukan di wilayahnya negara yang paling tinggi pertumbuhan penduduknya diikuti
melalui pengembangan alat bantu sistem oleh Kamboja dan Laos. Pertumbuhan penduduk Indonesia
tumbuh tepat dibawah Malaysia. Dengan jumlah penduduk
peringatan dini pengendalian penduduk, sehingga
yang besar dan pertumbuhan penduduk yang relatif
diharapkan pemerintah daerah dapat menyusun
meningkat pada tahun 2020 serta angka kelahiran stagnan,
dan menetapkan regulasi kebijakan berwawasan
maka resiko keberlanjutan peningkatan angka pertumbuhan
kependudukan. penduduk Indonesia pada masa datang masih akan selalu
mengintai.
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 77
Pencapaian Indikator Sasaran Strategis BKKBN Tahun Anggaran 2020 secara lengkap
diuraikan dalam tabel berikut:
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 6 (enam) Indikator Sasaran Strategis
BKKBN terdapat 4 (empat) Indikator Sasaran Strategis dengan capaian hampir
mencapai 100% dengan kategori sangat baik, 1(satu) indikator dengan kategori cukup,
dan (1) satu indikator dengan kategori kurang. Hasil pengukuran indikator kinerja
masing-masing sasaran strategis beserta analisisnya adalah sebagai berikut :
A.2.1. Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) per WUS (15-49 tahun)
Angka Kelahiran Total adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang
perempuan selama masa reproduksinya (15-49 tahun). Angka Kelahiran Total memiliki
peran penting dalam pembangunan negara, khususnya dalam mendukung terciptanya
periode bonus demografi yang lebih panjang sehingga jendela kesempatan (window of
opportunity) memiliki peluang untuk terbuka. Bonus demografi, yakni kondisi dimana
proporsi penduduk usia non produktif (penduduk berusia dibawah 15 tahun dan di
atas 65 tahun) lebih rendah daripada proporsi penduduk usia produktif (penduduk
berusia 15-64 tahun), dapat memiliki periode yang lebih panjang apabila TFR dapat
ditekan sehingga dalam jangka panjang proporsi penduduk usia non produktif yang
menjadi ‘beban’ dapat menurun atau terjaga agar tidak lebih tinggi daripada proporsi
penduduk produktif. Pemanfaatan bonus demografi agar hasilnya dapat dirasakan oleh
masyarakat dapat tercipta apabila sumber daya manusia juga ditingkatkan agar lebih
berkualitas.
Estimasi TFR tahun 2020 menggunakan tren ASFR (angka kelahiran remaja umur 15-19
tahun/age spesific fertility rate 15-19 tahun) dari data Survei Kinerja dan Akuntabilitas
Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (SKAP) tahun
2016-2019. Tren tersebut digunakan untuk memproyeksi capaian ASFR tahun 2020
dengan menggunakan data dasar SKAP 2019. Selanjutnya, TFR dihitung berdasarkan
rumus:
Keterangan
i : Kelompok usia 15-19 tahun, 20-24 tahun,..., 45-49 tahun;
ASFRi : ASFR untuk wanita kelompok usia ke-i
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 79
Sumber data capaian TFR tahun 2020 merujuk pada Laporan Indikator Kinerja
Utama Tahun 2020, berdasarkan rumus dan metode perhitungan yang valid melalui
serangkaian metodologi. Secara lengkap hasil perhitungan TFR dapat di lihat pada
https://cis.bkkbn.go.id/latbang/?wpdmpro=laporan-indikator-kinerja-utama-iku-
tahun-2020. Dari hasil perhitungan menunjukkan apabila dibandingkan target TFR
tahun 2020 sebesar 2,26, maka capaian indikator TFR secara nasional adalah 2,45 atau
sebesar 92,2 persen dengan kategori sangat baik.
Tabel 3. 6 Pencapaian Angka Kelahiran Total (TFR) per WUS Usia 15 – 49 Tahun
Capaian TFR nasional tersebut merupakan kontribusi dari capaian seluruh provinsi yang
tergambar dalam grafik berikut:
Perbandingan Capaian TFR tahun 2020 dengan tahun-tahun sebelumnya seperti tabel
berikut :
2 Filipina 2,9
3 Laos 2,6
4 Kamboja 2,5
5 Indonesia 2,45
6 Myanmar 2,2
7 Malaysia 2,0
8 Vietnam 1,9
10 Thailand 1,5
11 Singapura 1,3
Upaya yang dilakukan dalam penurunan TFR pada tahun Manggala Karya Kencana (MKK), Wirya Karya
2020, antara lain: Kencana (WKK), Dharma Karya Kencana (DKK))
dan pembentukan tim pokja advokasi pada 16
1. Perluasan akses dan kualitas pelayanan KB
provinsi dan 93 Kabupaten/Kota.
dalam upaya meningkatkan kesertaan KB modern
(mCPR) dari 54,97% pada tahun 2019 menjadi 7. Pengembangan model Kampung Keluarga
57,9% pada tahun 2020. Berkualitas sebagai tindak lanjut dari Kampung
Keluarga Berencana, yang merupakan alat ukur
2. Peningkatan pelayanan KB pascapersalinan dari
untuk melihat keterpaduan dan inklusifitas
capaian 28 % di tahun 2019 menjadi 29,96%
program Bangga Kencana di level desa. Pada
di tahun 2020 melalui program promosi dan
tahun 2020, ditargetkan 10% Kampung KB
konseling Kesehatan Reproduksi.
berada pada katagori Mandiri, dimana terealisasi
3. Promosi pendewasaan usia kawin pertama
sebesar 9,3% (1.514 Kampung KB) dari 16.246
perempuan (MUKP) untuk memperpendek masa
Kampung KB. Kampung KB Mandiri telah mampu
fertilitas seorang perempuan dan berpengaruh
memberi dampak kepada capaian Program
terhadap TFR dengan capaian 20,7.
Bangga Kencana, dengan harapan dapat
4. Promosi tentang nilai “dua anak lebih sehat” meningkatkan kualitas hidup keluarga dan
kepada masyarakat melalui media berbagai masyarakat di Kampung KB tersebut.
media.
8. Meningkatkan komitmen pemerintah daerah
5. Promosi dan KIE tentang isu Bangga Kencana dalam program bangga kencana melalui
melalui berbagai media above the line, through pemanfaatan GDPK di Provinsi dan Kabupaten/
the line, below the line, serta tenaga lini lapangan. Kota sebagai salah satu dasar pembangunan
6. Advokasi Program Bangga Kencana melalui daerah sehingga indikator TFR tercantum dalam
9. Mendorong peningkatan jumlah Rumah Data klasifikasi paripurna yang hasilnya tahun 2020
Kependudukan Paripurna di Kampung KB. Rumah terpenuhi sesuai target yang ditetapkan;
Data Kependudukan Paripurna adalah Rumah Data
13. Mendorong keberhasilan pencapaian Indeks
Kependudukan yang telah ditetapkan, pendanaan
Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK)
rutin, kepengurusan, sarana prasarana, data dan
dengan capaian sebesar 54 dari target 53 skala
informasi kependudukan dan terbarukan, telah
1-100 atau sebesar 101,8 persen;
mendapatkan pelatihan/orientasi pengelolaan
14. Mendorong kberhasilan pencapaian Indeks
rumah data serta memiliki data yang dapat
Kepedulian terhadap Isu Kependudukan (IKIK)
dipergunakan dalam perencanaan dan pengelolaan
dengan capaian sebesar 54,6 dari target 51,8
pembangunan.
skala 1-100 atau sebesar 105,4 persen;
10. Mengoptimalkan pencapaian hasil kinerja
15. Penguatan kemitraaan di tingkat pusat dan
dengan capaian terpenuhi sesuai target dalam
daerah dalam mendukung Program Bangga
penyusunan kebijakan pembangunan berwawasan
Kencana.
kependudukan dan pelaksanaan Kelompok Kerja
Bangga Kencana Provinsi dan Kab/Kota yang efektif Hambatan dan Permasalahan yang dihadapi dalam
pencapaian TFR adalah sebagai berikut:
11. Memaksimalkan hasil kinerja dengan capaian
terpenuhi sesuai target dari kinerja Kampung 1. Disparitas capaian TFR antar provinsi;
KB yang melaksanakan penanganan terpadu 2. Kesenjangan capaian mCPR yang tidak merata di
isu kependudukan dan pemerintah daerah yang berbagai provinsi;
melaksanakan Sistem Peringatan Dini Pengendalian
3. Pengaruh faktor demografi dan sosial ekonomi
Penduduk
4. Pandemic COVID 19 berpengaruh pada pelayanan
12. Mendorong Institusi Pendidikan untuk
KB di faskes dan pembinaan kesertaan ber-KB di
mengintegrasikan materi pendidikan kependudukan
lini lapangan.
melalui Sekolah Siaga Kependudukan dengan
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 83
Tabel 3. 8 Perbandingan capaian TFR tahun 2020 dengan Target tahun 2024
Apabila dibandingkan dengan target capaian tahun 4. Meningkatkan KB pascapersalinan untuk menjaga
2024 maka capaian TFR tahun 2024 adalah 85,71 jarak kelahiran melalui pendampingan ibu hamil
persen. Sehingga dibutuhkan upaya yang lebih optimal oleh PKB/PLKB, PPKBD dan sub PPKBD;
untuk mencapai target di akhir RPJMN tahun 2024.
5. Meningkatkan promosi pendewasaan usia
Adapun rencana perbaikan terkait perencanaan dalam
perkawinan dan perencanaan berkeluarga bagi
meningkatkan capaian TFR melalui penajaman sasaran
remaja.
unmetneed by name by address untuk diberikan KIE KB
Adapun rencana perbaikan pada pelaksanaan program
Rencana perbaikan dalam rangka peningkatan kinerja
dan kegiatan dilakukan melalui:
dilakukan melalui langkah sebagai berikut:
1. Pembuatan Aplikasi skrining kesiapan menikah
1. Menurunkan angka ber-KB yang tidak terpenuhi
bagi catin/calon PUS sehingga dapat memberikan
dengan meningkatkan akses dan kualitas
pemahaman tentang pentingnya menunda
penyelenggaran Keluarga Berencana dan
perkawian remaja
Kesehatan Reproduksi yang komprehensif
2. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
berbasis kewilayahan dan fokus pada segmentasi
tentang kependudukan kepada pemerintah
sasaran.
daerah dan masyarakat.
2. Optimalisasi peran tenaga lini lapangan dalam
3. Peningkatan komitmen pemerintah daerah
penurunan unmeet need melalui penajaman
terhadap Program Bangga Kencana;
sasaran unmetneed by name by address untuk
diberikan KIE KB. 4. Memperkuat dasar hukum nasional Kampung
KB serta meningkatkan keterlibatan swasta dan
3. Meningkatkan akses informasi tentang persepsi
dana CSR dalam pengembangan Kampung KB;
yang salah atau mitos penggunaan kontrasepsi
yang berkembang di masyarakat sehingga 5. Memperkuat sistem peringatan dini pengendalian
menimbulkan rasa takut dalam pemakaian penduduk dengan mengembangkan sistem
kontrasepsi; aplikasi dalam jaringan (daring) secara
84 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
integratif dari nasional sampai ke daerah, 3. Menghargai hak perempuan dalam mengendalikan
untuk memperingatkan potensi atau masalah kesuburan sehingga dapat meningkatgkan derajat
kependudukan yang akan timbul baik bersifat kesehatan ibu dan keluarga.
segera ataupun yang akan datang, akibat situasi
4. Mencegah kejadian stunting, mencegah
kependudukan serta kebijakan pengendalian
kekurangan gizi pada anak, dan tumbuh kembang
penduduk yang sedang dilaksanakan, kepada
anak lebih terpantau sehingga meningkatkan
masyarakat dan pemangku kepentingan di bidang
derajat kesehatan anak Indonesia.
pembangunan kependuduka
5. Meningkatkan kesempatan bermasyarakat atau
6. Mendorong stakeholders memanfaatkan
sosialisasi, serta, mengembangkan dirinya secara
parameter program bangga kencana sebagai
optimal, sehingga memberi keuntungan ekonomi
dasar perencanaan pembangunan di daerah
pada pasangan suami istri, kesejahteraan
Manfaat tercapainya TFR untuk masyarakat adalah keluarga, dan masyarakat.
sebagai berikut:
6. Meningkatkan peran ibu untuk ikut andil dalam
1. Menunjang pencapaian bonus demografi dengan mengisi pembangunan dalam mendidik anak –
terciptanya kualitas SDM yang berkualitas, anaknya menjadi generasi penerus yang tangguh
kecukupan pendidikan dan kesehatan. dan handal.
Prevalensi kontrasepsi modern adalah proporsi pasangan usia subur (15-49 tahun) yang
sedang menggunakan salah satu alat/cara KB modern berupa sterilisasi wanita (MOW),
sterilisasi pria (MOP), Pil, IUD, Suntik, Susuk KB (Implan), kondom, dan MAL dibandingkan
dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dalam periode tertentu.
Keterangan :
PA Modern : Peserta KB Aktif modern
PUS : Pasangan Usia Subur usia 15 – 49 tahun
Sumber data capaian mCPR tahun 2020 merujuk pada Laporan Indikator Kinerja
Utama Tahun 2020, berdasarkan rumus dan metode perhitungan yang valid melalui
serangkaian metodologi. Secara lengkap hasil perhitungan mCPR dapat di lihat pada
https://cis.bkkbn.go.id/latbang/?wpdmpro=laporan-indikator-kinerja-utama-iku-
tahun-2020 Realisasi pemakaian kontrasepsi modern secara nasional pada tahun 2020
sebesar 57,9 persen, sementara target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja adalah
sebesar 61,78 persen. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa apabila dibandingkan
target, maka realisasi mCPR secara nasional adalah 57,9 atau sebesar 93,7 persen
dengan kategori sangat baik .
86 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Trend capaian mCPR tahun 2015 – 2020 berdasarkan target dapat dilihat pada grafik
dibawah ini:
Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan mCPR pada tahun 2020 adalah sebagai
berikut :
5. Menyediakan alat dan obat kontrasepsi (alokon) bagi Pasangan Usia Subur di
18.786 fasilitas kesehatan yang ditetapkan sebagai salah satu output prioritas
yang mendukung proyek prioritas nasional 2020;
88 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
6. Penyediaan dukungan biaya distribusi alokon dari gudang Kabupaten dan Kota ke
18.309 faskes melalui Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB);
10. Memberian dukungan Alat Pelindung Diri (APD) bagi Bidan yang digunakan saat
memberikan pelayanan KB pada pandemi Covid-19;
1. Surat Edaran Kepala BKKBN Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pembinaan Kesertaan Keluarga
Berencana pada situasi Corona Virus Disease (COVID-19);
2. Surat Edaran Kepala BKKBN Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pelayanan Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi pada Adaptasi Kebiasaan baru;
3. Pemberian promosi dan KIE program Bangga Kencana serta pelayanan KB pada kegiatan
momentum nasional (world contraception day, world vasectomy day, hari kesehatan
nasional, bulan bakti pelayanan KB);
4. Melaksanakan Gerakan Cegah Putus Ber-KB dalam masa pandemi Covid-19 melalui
“Pelayanan KB MKJP Sejuta Akseptor” dalam rangka Hari Keluarga Nasional dan pemberian
reward kepada stakeholders (Gubernur, Bupati, dan Walikota), TNI, provider, Fasilitas
Kesehatan, PLKB dan PKB;
5. Surat Plt. Deputi Bidang KBKR Nomor 637/KB.08/E3/2020 tentang Konversi dana
penggerakan dan pemantapan pelayanan KB MKJP dan pencabutan implan pada kegiatan
bakti sosial pada situasi Pandemic COVID-19.
Walaupun berdasarkan hasil capaian mCPR masuk kedalam kategori sangat baik, namun masih
terdapat faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam upaya pencapaian mCPR sebagai berikut :
d. Tenaga kesehatan harus dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) dan deteksi
dini Covid-19/rapid test/swab pcr bagi provider dan akseptor) yang berdampak pada
kebutuhan penambahan/ revisi anggaran
2. Tidak seluruh provinsi mendapatkan dana penggerakan KB MKJP IUD dan Implan karena
terbatasnya anggaran yang tersedia sehingga hanya diprioritaskan pada provinsi yang
memiliki angka unmetneed tinggi (18 provinsi);
90 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Sesuai Renstra BKKBN 2020-2024, target mCPR telah ditetapkan sampai dengan
tahun 2024 sebagai tahun akhir RPJMN 2020-2024, sehingga perlu diperkirakan posisi
capaian tahun 2020 dibandingkan dengan target pada tahun 2024.
Tabel 3. 10 Perbandingan capaian mCPR tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2024
Upaya perbaikan yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 dari sisi perencanaan dan
penganggaran yaitu dengan:
Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi atau unmet need KB pada wanita PUS dimaknai
sebagai wanita pasangan usia subur yang tidak ber-KB pada saat survei, ingin anak
nanti (ditunda > 24 bulan) atau tidak ingin anak lagi, atau dalam kondisi hamil yang
kehamilannya tidak diinginkan atau diinginkan nanti (dalam kurun waktu 2 tahun atau
lebih). Data unmet need disertai dengan alasan utama tidak ber-KB antara lain: jarang
kumpul, suami/keluarga/orang lain menentang KB, dilarang agama dan budaya, alasan
kesehatan, efek samping, kurang akses/jauh ke tempat pelayanan KB, tidak tersedia
alat/cara KB, tidak tersedia provider, biaya KB mahal, dan merasa tidak nyaman. Estimasi
perhitungan spacing dan limiting menggunakan model pertumbuhan exponensial
dengan persamaan:
Keterangan :
Sumber data capaian Unmet Need tahun 2020 merujuk pada Laporan Indikator Kinerja
Utama Tahun 2020, berdasarkan rumus dan metode perhitungan yang valid melalui
serangkaian metodologi. Secara lengkap hasil perhitungan unmet need dapat di lihat
pada https://cis.bkkbn.go.id/latbang/?wpdmpro=laporan-indikator-kinerja-utama-iku-
tahun-2020. Pencapaian unmet need tahun 2020 dilihat dari perbandingan antara
realisasi dan target adalah sebagai berikut:
Dari tabel 3.10 dapat diketahui bahwa realisasi unmet need adalah sebesar 13,4
persen dari target sebesar 8,6 persen yang ditetapkan, sehingga capaiannya adalah
64,2 persen dengan kategori kurang.
Capaian unmet need nasional merupakan hasil kontribusi dari capaian di seluruh
provinsi, dengan hasil sebagai berikut:
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 93
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar capaian di provinsi memiliki angka
unmet need lebih tinggi dari angka nasional, kecuali Bali, Jawa Timur, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Jawa Tengah. Adapun unmet need 3 (tiga)
tertinggi ada di provinsi Maluku, NTT, dan Kepulauan Riau.
Kategori unmet need berdasarkan tujuan spacing dan limiting secara lebih jelas dapat
tergambar dalam grafik berikut:
Grafik 3. 6 Tren Unmet need KB, Spacing, dan limiting PUS tahun 2017-2020
Perbandingan Capaian Unmet Need tahun 2020 denga tahun sebelumnya seperti tabel
berikut:
Kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi dikategorikan masih tinggi. Selama 4 (empat)
tahun terakhir, capaian unmet need mengalami fluktuasi dalam pencapainnya. Pada
tahun 2016 unmet need sebesar 15,8 persen, naik menjadi 17,5 persen pada tahun
2017 dan dapat diturunkan kembali pada tahun 2018 dan 2019. Pada tahun 2020
unmet need kembali naik menjadi 13,4 sehingga artinya capaian BKKBN menurun hanya
menjadi sebesar 64,2 persen.
Upaya penurunan unmet need tidak terlepas dari peningkatan kualitas pelayanan KBKR
dan penggerakan meliputi:
4. Pengembangan media KIE untuk petugas lini lapangan melalui inovasi aplikasi Silili
Keren untuk menyebarkan informasi terkait Program Lini Lapangan secara cepat.”
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 95
1. Promosi dan KIE melalui media di daerah belum optimal yang disebabkan karena
muatan isi pesan yang disampaikan masih kurang efektif dan segmented serta
pemilihan placement media yang kurang tepat sasaran. Selain itu, meskipun
frekuensi pemanfaatan media cukup masif namun belum ditindaklanjuti oleh
OPD KB di Kabupaten/Kota dengan implementasi yang tepat sasaran dan sesuai
dengan karakteristik dan kearifan budaya lokal;
Sesuai Renstra BKKBN 2020-2024, target unmet need telah ditetapkan sampai
dengan tahun 2024 sebagai tahun akhir RPJMN 2020-2024. Sehingga perlu
diperkirakan posisi capaian tahun 2020 dibandingkan dengan target pada tahun 2024.
Dalam tabel di bawah tergambar bahwa dibandingakn target tahun 2024, maka capaian
unmet need tahun 2020 baru sebesar 55,22 persen
Tabel 3. 13 Perbandingan capaian Unmet Need tahun 2020 dengan tahun 2024
Dari berbagai permasalahan yang telah diidentifikasi, maka rencana perbaikan dari sisi
perencanaan dilakukan dengan:
2. Mengubah KIE dengan cara baru melalui paradigma kampanye yang berorientasi
kepada khalayak atau audience-oriented. Cara ini mengedepankan pemahaman
dan pendekatan yang empati kepada khalayak atau sasaran. KIE Program Bangga
Kencana harus dapat memberikan informasi tentang manfaat dan solusi yang
diterima masyarakat dengan menjalankan Program Bangga Kencana.
Angka kelahiran pada kelompok umur 15-19 tahun per 1000 wanita dalam satu tahun
tertentu. Angka ini dapat digunakan untuk memetakan fertilitas umur muda yang
dapat menjadi peringatan dini terhadap ancaman tingginya fertilitas secara umum.
Fertilitas pada usia muda akan mempengaruhi potensi melahirkan sampai dengan masa
reproduksinya berakhir. Jika di usia muda (masa reproduksi awal) perempuan sudah
hamil dan melahirkan berarti akan memiliki potensi untuk hamil dan melahirkan anak
lebih banyak lagi sampai dengan akhir usia reproduksinya Oleh karena itu, menurunkan
fertilitas remaja (ASFR 15–19 tahun) akan memberikan kontribusi terhadap penurunan
angka fertilitas secara umum (TFR).
Keterangan :
Sumber data capaian ASFR tahun 2020 merujuk pada Laporan Indikator Kinerja
Utama Tahun 2020, berdasarkan rumus dan metode perhitungan yang valid melalui
serangkaian metodologi. Secara lengkap hasil perhitungan ASFR dapat di lihat pada
https://cis.bkkbn.go.id/latbang/?wpdmpro=laporan-indikator-kinerja-utama-iku-
tahun-2020. Berdasarkan hasil perhitungan Indikator kinerja utama (IKU) ASFR 15-19
tahun, diperoleh capaian 31,9 dari target 25 per 1000 wanita umur 15-19 tahun atau
hanya mencapai 78,4% yang disajikan dalam tabel berikut:
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 99
Grafik diatas merupakan gambaran yang menunjukan capaian Age Specific Fertility Rate (ASFR) pada
berbagai kelompok umur perempuan usia reproduksi pada tahun 2019 dan 2020. Pada grafik terlihat
bahwa capaian ASFR 15-19 tahun pada 2019 adalah 33,4 dan pada tahun 2020 menurun menjadi 31,9
per 1000 wanita umur 15-19 tahun. Namun jika berdasarkan target, hasil capaian pada tahun 2020
belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Trend capaian ASFR 15-19 tahun 2015 – 2020 berdasarkan target dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Sumber: SKAP 2005 – 2019, Performance Monitoring and Accountability dan Laporan IKU Pusna, 2020.
100 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
1. Promosi dan KIE dalam rangka pendewasaan usia perkawinan melalui berbagai
saluran media sesuai segmentasi sasaran;
4. Penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk menunda kehamilan bagi PUS
15–19 tahun;
1. Kurang optimalnya pemberian KIE dan penyuluhan bagi Remaja dan PUS muda
oleh tenaga lapangan karena kondisi Pandemi COVID-19;
Sesuai Renstra BKKBN 2020-2024, target ASFR telah ditetapkan sampai dengan
tahun 2024 sebagai tahun akhir RPJMN 2020-2024. Sehingga perlu diperkirakan posisi
capaian tahun 2020 dibandingkan dengan target pada tahun 2024. Dalam table di
bawah tergambar bahwa dibandingakn target tahun 2024, maka capaian tahun 2020
baru sebesar 56,43 persen.
Tabel 3. 15 Perbandingan capaian ASFR tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2024
Capain ASFR menunjukkan bahwa perlu disusun upaya perbaikan yang cukup
komprehensif sehingga tahun 2021 capaiannya dapat meningkat sesuai target yang
diharapkan. Dari sisi perencanaan dilakukan upaya sebagai berikut:
1. Penyusunan pola koordinasi yang lebih terarah dengan kedeputian KSPK tentang
penurunan ASFR
2. Melakukan reviu target ASFR pada kegiatan revisi Renstra BKKBN 2020-2024
Dengan ASFR yang rendah Dapat menurunkan risiko kematian ibu dan bayi,
meningkatkan status kesehatan ibu, dan menurunkan kejadian stunting.
Pembangunan keluarga merupakan isu lintas sektor (cross cutting issue) artinya
pembangunan keluarga menjadi tanggungjawab lintas sektor kementerian/lembaga
pemerintah di Indonesia. BKKBN sebagai institusi yang diberikan mandat untuk
menjalankan program Pembanguna Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana
(Bangga Kencana) menerjemahkan kebijakan pembangunan keluarga dengan cara
membentuk berbagai kelompok kegiatan (POKTAN) yang langsung menyentuh keluarga
Indonesia yang terdiri dari: Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina
Keluarga Lansia (BKL) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).
Variabel masing-masing dimensi disajikan pada gambar di bawah tentang kerangka alur
pembentukan variabel.
Perhitungan iBangga pada tahun 2020 ini menggunakan data Susenas (Survei Sosial
Ekonomi Nasional) KOR 2017-2019 dan Susenas-Modul Sosial Budaya dan Pendidikan
(MSBP) 2015 dan 2018. Variabel yang tersedia dalam Susenas merupakan variabel
proxy yang memiliki kedekatan untuk mengukur konsep yang telah disepakati dalam
pembentukan iBangga.
104 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
1. Menjalankan Ibadah: Berdasarkan data Susenas MSBP 2015 dan MSBP 2018.
Dalam blok XIV Keterangan Hubungan Sosial Kemasyarakatan, yang berkaitan
dengan kegiatan keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat;
2. Memiliki NIK dan Akta Kelahiran: Berdasarkan data Susenas 2017 – 2019 (KOR).
Dalam blok V Keterangan Nomor Induk Kependudukan dan blok VI Keterangan
Migrasi, Akta Kelahiran dan Pendidikan;
3. Anak 0-17 tahun memiliki Akta Kelahiran: Berdasarkan data Susenas 2017 – 2019
(KOR) dalam blok VI Keterangan Migrasi, Akta Kelahiran dan Pendidikan, khusus
untuk anak usia 17 tahun ke bawah;
4. Setiap ART punya Jamkes: Berdasarkan data Susenas 2017 – 2019 (KOR) dalam
blok XI Keterangan Keluhan Kesehatan dan Berobat jalan. Jenis Jaminan Kesehatan
yang terdapat dalam Susenas mencakup BPJS, Jamkesda, asuransi swasta,
asuransi kantor tempat bekerja;
5. Konflik Keluarga: Berdasarkan data Susenas 2017 – 2019 (KOR) dalam blok korban
kejahatan. Pertanyaan yang menjadi proxy untuk konflik keluarga adalah kejadiaan
penganiayaan dan pelecaehan seksual;
6. Keluarga mengalami cerai hidup: Berdasarkan data Susenas 2017 – 2019 (KOR)
dalam blok keterangan demografi yang terkait status perkawinan;
7. Punya Sumber penghasilan: Berdasarkan data Susenas 2017 – 2019 (KOR) dalam
blok ketenagakerjaan. Minimal ada salah satu anggota keluarga yang memiliki
pekerjaan dengan jam kerja minimal 35 jam ke atas dan status pekerjaannya selain
pekerja keluarga;
8. Cukup Makan: Berdasarkan data Susenas 2017 – 2019 (KOR) dalam blok akses
terhadap makanan. Pertanyaan dalam blok tersebut berkaitan dengan pertanyaan
nomor 2, 3, 4, 5, 6 dan 8;
9. Tinggal di Rumah Layak Huni: Berdasarkan data Susenas 2017 – 2019 (KOR) dalam
blok Perumahan. Pertanyaan yang terkait rumah layak huni dengan minimal enam
dari tujuh pertanyaan tentang luas lantai, jenis lantai, jenis dinding, jenis atap, jenis
kloset, jenis penampungan akhir, sumber air minum;
10. Punya tabungan/simpanan: Berdasarkan data Susenas 2017 – 2019 (KOR) dalam
pertanyaan terkait kepemilikan rekening dan asset emas yang dimiliki rumah
tangga;
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 105
11. Anak usia 7-18 tahun tidak ada yang putus sekolah: Berdasarkan data Susenas
2017 – 2019 (KOR) dalam blok Pendidikan dan untuk usia 7-18 tahun;
12. Tidak ada anggota keluarga yang sakit: Berdasarkan data Susenas 2017 – 2019
(KOR) dalam blok keluhan Kesehatan;
13. Akses Informasi Media Online: Berdasarkan data Susenas 2017 – 2019 (KOR)
dalam blok Teknologi informasi dan Komunikasi. Pertanyaan yang terkait dengan
akses informasi media online di proxy berdasarkan akses keluarga terhadap
internet;
14. Setiap anggota keluarga punya waktu interaksi: Berdasarkan data Susenas-MSBP
2015 dan 2018 dalam blok keterangan kebersamaan. Pertanyaan yang menjadi
proxy untuk topik ini adalah melakukan kegiatan bersama dalam bentuk makan/
belajar bersama, menonton televisi bersama, belajar/membaca buku bersama,
membaca buku dongeng bersama, beribadah/berdoa bersama, berbincang-bincang,
bermain bersama, bermain game, mengakses internet bersama dan mengurus
kegiatan rumah tangga bersama;
15. Pengasuhan anak oleh Suami-Istri: Berdasarkan data Susenas Modul MSBP 2015
dan 2018 dalam blok keterangan untuk Balita. Pertanyaan yang menjadi proxy untuk
topik ini adalah keberdaan suami istri yang tinggal Bersama dalam rumah dan tetap
diasuh oleh salah satu suami atau istri jika terpaksa meninggalkan rumah;
16. Pernah Rekreasi: Berdasarkan data Susenas Modul MSBP 2015 dan 2018 dalam
blok Bepergian. Pertanyaan yang menjadi proxy untuk topik ini adalah setiap
anggota rumah keluarga pernah melakukan rekreasi atau bepergian ke objek wisata;
17. Ikut Kegiatan sosial/Gotong royong: Berdasarkan data Susenas-MSBP 2015 dan
2018 dalam blok keterangan hubungan kemasyarakatan. Pertanyaan yang menjadi
proxy untuk topik ini adalah melakukan kegiatan gotong royong dan kegiatan sosial
seperti halal bihalal, kesenian, maupun posyandu.
dan
Rata-rata Aritmetik
Hasil perhitungan iBangga Tahun 2020 sebesar 53,93 dari target renstra tahun 2020
adalah 53,57. Artinya, nilai iBangga pada tahun 2020 berhasil melampaui target yang
telah ditetapkan. Berdasarkan dimensinya, secara nasional nilai indeks ketentraman,
kemandirian dan kebahagiaan masing-masing sebesar 54,00; 57,46 dan 50,34.
Sumber data capaian TFR tahun 2020 mengacu pada Laporan Indikator Kinerja
Utama Tahun 2020, berdasarkan rumus dan metode perhitungan yang valid melalui
serangkaian metodologi. Secara lengkap hasil perhitungan TFR dapat di lihat pada
https://cis.bkkbn.go.id/latbang/?wpdmpro=laporan-indikator-kinerja-utama-iku-
tahun-2020. Dari laporan tersebut dapat ditentukan capaian iBangga pada tahun 2020
apabila dibandingkan dengan target sebesar 53,57, maka dapat terealisasi sebesar
53,95 atau capaian sebesar 100,7 persen dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan capaian provinsi, terdapai 13 provinsi dengan nilai iBangga yang sudah
memenuhi target Rentra yaitu: Provinsi Aceh, Jambi, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Utara. Provinsi DI Yogyakarta merupakan provinsi
dengan angka iBangga tertinggi yaitu sebesar 68,48; sedangkan angka iBangga
terendah berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Papua masing-masing sebesar
39,76 dan 39, 94. Berdasarkan dimensinya, provinsi dengan angka ketenteraman
108 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Upaya yang telah dilakukan pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :
1. Menyusun buku saku iBangga sebagai bahan sosialisasi awal kepada pemangku
kepentingan, Kementerian/Lembaga terkait, provinsi, Kabupaten dan Kota
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 109
a. Workshop Tentang Kita (segmentasi usia 10-14 tahun; 15-19 tahun; 20-24
tahun) bagi pengelola program (https://www.youtube.com/results?search_
query=workshop+tentang+kita )
d. Edukasi Kespro melalui Media Sosial GenRe (Ponggo, OPA, Games GenRe,
Q&A)
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 111
5. Talkshow Pembangunan Keluarga sebagai kegiatan advokasi kepada Kementerian/Lembaga terkait, Bappeda, dan
OPD KB Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
6. Meningkatkan kualitas hidup lansia melalui pendampingan keluarga lansia, dengan berbagai kegiatan antara lain :
a. Pengembangan aplikasi Go Lansia Tangguh (Go Lantang) tentang informasi dan data lansia dapat diakses
melalui Google Play Store atau melalui web https://golantang.bkkbn.go.id/
b. Webinar tentang kelanjutusiaan bersama pakar dan public figure kepada pengelola program, mitra kerja, dan
sasaran poktan;
c. Pembuatan infografis, videografis, dan vlog bagi lansia di era Pandemic COVID-19 dengan berbagai Bahasa
daerah;
b. Pengembangan aplikasi Satya Gatra bagi keluarga rentan yang dapat di akses
melalui web https://satyagatra.bkkbn.go.id/
b. Penyusunan buku pembentukan karakter anak sejak usia dini sebagai bahan
atau media sosialisasi Poktan BKB;
quality time dengan keluarga kegiatan di Rumah aja sangat tepat sesuai
dengan anjuran Pemerintah;
9. Penyusunan buku pembentukan karakter anak sejak usia dini sebagai bahan atau
media sosialisasi Poktan BKB;
10. Website Orang Tua Hebat.Bkkbn.go.id yang berisi kaitan dengan konten-
konten konsultasi parenting dan konsultasi Gizi dan Imunisasi dengan sasaran
masyarakat umum.
2. Masih terbatasnya bahan advokasi dan KIE terkait iBangga, baik untuk melakukan
advokasi kepada stakeholders terkait maupun KIE kepada masyarakat;
Sesuai Renstra BKKBN 2020-2024, target IBangga telah ditetapkan sampai dengan
tahun 2024 sebagai tahun akhir RPJMN 2020-2024. Sehingga perlu diperkirakan posisi
capaian tahun 2020 dibandingkan dengan target pada tahun 2024. Dalam tabel di
bawah ini tergambar bahwa capaian tahun 2020 adalah sebesar 88,43 persen apabila
dibandingkan dengan target tahun 2020.
Tabel 3. 19 Pencapaian iBangga tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2024
114 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Upaya perbaikan kinerja tahun 2021 dari sisi perencanaan dilakukan dengan penguatan
rencana kerja sesuai dengan Roadmap iBangga 2020 – 2024, sehingga pada tahun
2021 dapat terlaksana harmonisasi dengan kementerian/lembaga, sosialisasi kepada
mitra kerja pemerintah daerah, dan intervensi program pembangunan keluarga serta
pengukuran iBangga pada Pendataan Keluarga 2021.
1. Menyusun bahan advokasi dan KIE yang komprehensif konsep iBangga antara
lain : buku saku intervensi iBangga sebagai panduan untuk meningkatkan
iBangga di Kabupaten dan Kota, ;
4. Mendorong kebijakan yang mampu merangkul seluruh lintas sektor agar bisa
berkontribusi untuk pencapaian iBangga
ditandai dengan rasa aman, tentram, dan bahagia dengan menjalankan delapan fungsi
keluarga, yaitu fungsi agama, fungsi perlindungan, fungsi cinta kasih, fungsi sosialisasi
pendidikan, fungsi sosial budaya, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi dan fungsi
lingkungan sehingga dapat menghindarkan dari kondisi kerentanan keluarga.
Di Indonesia, perkawinan memiliki hubungan yang kuat dengan fertilitas, karena pada
umunya perempuan melahirkan setelah ada dalam ikatan perkawinan. Dapat dikatakan
bahwa perkawinan merupakan awal seseorang berisiko hamil, dengan demikian usia
kawinan pertama dapat digunakan sebagai indikator awal seseorang berisiko hamil.
Mengetahui median usia kawin pertama sangat penting dalam mempelajari perubahan
pola fertilitas di Indonesia. Indikator median umur kawin pertama (MUKP) pada laporan
ini dihitung menggunakan data Susenas tahun 2016-2019 dengan mempertimbangkan
faktor pendidikan dengan pertimbangan pendidikan relatif siginifikan terhadap pandemi
Covid-19 karena terus berlangsung meskipun ada pembatasan dalam tatap muka dan
interaksi sosialnya.
Susenas secara rutin mengumpulkan data tentang umur pertama kali menikah untuk
semua anggota rumah tangga yang berstatus menikah dan pernah menikah (cerai hidup
dan cerai mati). Pengukuran umur kawin pertama menggunakan pemusatan median,
karena median lebih siginifikan dibandingkan ukuran pemusatan lainnya, seperti rata-
rata atau modus. Nilai rata-rata juga memiliki sifat sensitif terhadap data-data pencilan
atau outlier. Perhitungan MUKP dengan data Susenas dilakukan dengan kontrol tingkat
pendidikan sebagai proxy status ekonomi rumah tangga. Perilaku MUKP antar kelompok
tingkat pendidikan dimaksudkan untuk menentukan perubahan perilaku menikah,
termasuk dalam suasana pandemi covid-19 yang terjadi di awal tahun 2020 ini. Tingkat
pendidikan dibagi menjadi 5 kelas dengan menggunakan kuintil 1 sampai kuintil 5.
Tren median umur kawin pertama untuk masing-masing tingkat pendidikan dihitung
sejak tahun 2016 hingga 2019. Rata-rata pertumbuhan median umur kawin pertama
selanjutnya digunakan untuk melakukan estimasi MUKP pada tahun 2020 dengan
menggunakan data dasar susenas 2019.
116 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Sumber data capaian MUKP tahun 2020 merujuk pada Laporan Indikator Kinerja
Utama Tahun 2020, berdasarkan rumus dan metode perhitungan yang valid melalui
serangkaian metodologi. Secara lengkap hasil perhitungan MUKP dapat di lihat pada
https://cis.bkkbn.go.id/latbang/?wpdmpro=laporan-indikator-kinerja-utama-iku-
tahun-2020
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa capaian MUKP tahun 2020 sebesar 20,73 dari
target yang ditetapkan sebesar 21,9, sehingga capaiannya adalah sebesar 94,5 persen
dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan angka provinsi, terdapat delapan (8) provinsi yang sudah memenuhi
target Renstra yang ditetapkan yaitu: Provinsi Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, DKI
Jakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bali, Aceh dan Nusa Tenggara Timur. Provinsi
Kepulauan Riau merupakan provinsi dengan angka MUKP tertinggi yaitu 22,95,
sedangkan provinsi dengan angka terendah berada di Provinsi Kalimantan Selatan
(19,59).
Berdasarkan grafik di atas, maka tren capaian MUKP dari tahun 2016 secara umum
dapat terealisasi dengan baik dengan persentase capaian tertinggi pada tahun 2019
yaitu sebesar 103,8 dan persentase capaian terendah pada tahun 2020 sebesar
94,52.
b. Kampanye #2125 Keren adalah media edukasi kepada remaja untuk terus
menyiapkan remaja menikah pada usia ideal menikah yaitu 21 tahun untuk
wanita dan 25 tahun untuk pria sehingga 10 dimensi kesiapan berkeluarga
terpenuhi.
e. Edukasi Kespro melalui Media Sosial GenRe (Ponggo, OPA, Games GenRe,
Q&A)
118 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
3. Menyusun Media Kit Siap Nikah Cegah Stunting sebagai Media Edukasi
Kepada para remaja yang bersisikan substansi Kespro dan gizi serta penyiapan
kehidupan berkeluarga melalui media games dan komik.
Sesuai Renstra BKKBN 2020-2024, target MUKP telah ditetapkan sampai dengan
tahun 2024 sebagai tahun akhir RPJMN 2020-2024. Sehingga perlu diperkirakan
posisi capaian tahun 2020 dibandingkan dengan target pada tahun 2024. Dalam table
berikut dapat tergambar bahwa capaian tahun 2020 adalah sebesar 93,66 persen
dibandingkan target tahun 2024.
Tabel 3. 21 Perbandingan capaian MUKP tahun 2020 dengan target Renstra tahun
2024
Upaya perbaikan kinerja tahun 2021 terkait sisi perencanaan dilakukan dengan
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 119
Sumber data : 2) Laporan Kinerja Kedeputian Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan 2020
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 121
Persentase SDM aparatur dan tenaga program yang kompeten dari target yang telah
ditetapkan pada tahun 2020 yaitu 30 persen dan telah tercapai 32,7 persen atau
capaian sebsar 109 persen dari 3.109 ASN BKKBN di BKKBN Pusat dan Perwakilan
BKKBN Provinsi.
Analisis Pencapaian SDM Aparatur dan Tenaga Program yang Kompeten Tahun
2020
Tabel 3. 23 Pencapaian SDM Aparatur dan Tenaga Program yang Kompeten Tahun 2020
Indikator persentase SDM aparatur dan tenaga program yang kompeten didefinisikan
dengan persentase SDM aparatur dan tenaga program yang mengikuti diklat dan lulus
dengan kategori baik dan sangat baik. Sumber data diperoleh dari data SIDIKA melaui
http://aplikasi.bkkbn.go.id/sidika/. Rumus perhitungan indikator kinerja adalah sebagai
berikut:
Keterangan :
Jumlah 3.109 aparatur dan tenaga program adalah jumlah ASN BKKBN yang ada di
BKKBN Pusat dan Perwakilan BKKBN Provinsi (tanpa PKB PNS).
122 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2020 dengan Target Dua Tahun
Terakhir (2019 dan 2018)
Target dan realisasi tahun 2020 tidak dapat dibandingkan dengan target dan realisasi
dua tahun sebelumnya dikarenakan terdapat perbedaan definisi operasional dengan
tahun 2020. Angka realisasi pada dua tahun sebelumnya tidak mengukur tingkat
kelulusan peserta (sangat baik, baik, cukup, tidak lulus) melainkan hanya menghitung
jumlah peserta yang telah mengikuti pelatihan, sedangkan pada tahun 2020,
perhitungan angka target dan realisasi tahun 2020 dilaksanakan dengan menghitung
persentase jumlah peserta yang lulus pelatihan dengan kategori nilai kelulusan baik dan
sangat baik.
Upaya yang telah dilakukan dalam pencapaian target ini dipenuhi melalui pelaksanaan
kegiatan yang diukur tingkat kelulusannya sebagai berikut:
1. Pelatihan Dasar CPNS dengan total peserta 17 peserta dari komponen BKKBN
Pusat dan Perwakilan BKKBN Provinsi dan seluruhnya lulus dengan kategori baik/
sangat baik.
8. Workshop Managing Online Classroom dan Creative Online Test, dengan total
peserta 14 peserta dan seluruhnya lulus dengan kategori baik/sangat baik.
10. Workshop Penguatan Kapasitas ASN Pusdiklat dan Balai Diklat KKB dilaksanakan
dalam 2 angkatan dengan total peserta 58 peserta dari komponen Pusdiklat KKB
BKKBN Pusat serta UPT Balai Diklat KKB dan seluruhnya lulus dengan kategori
baik/sangat baik.
Disamping pelaksanaan pelatihan tersebut, BKKBN melalui Pusdiklat KKB juga telah
melaksanakan Training of Trainers (TOT) Pendataan Keluarga Tahun 2020, Bina Keluarga
Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting, Sistem Digital Manajemen
Rantai Pasok (SIRIKA) dan Siaga Cegah COVID-19 Melalui Optimalisasi Penerapan 8
Fungsi Keluarga yang kemudian ditindaklanjuti dengan pelatihan di tingkat provinsi oleh
Bidang Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Perwakilan Provinsi bagi Penyuluh KB dan
mitra strategis.
Faktor Keberhasilan pencapaian SDM Aparatur dan Tenaga Program yang Kompeten
Berdasarkan target kinerja pada tahun 2020 yang harus dicapai oleh Pusdiklat KKB,
realisasi kinerja di tahun 2020 dari 2 indikator kinerja utama seluruhnya tercapai
melebihi target yang telah ditentukan. Adapun keberhasilan dalam pencapaian target
tersebut dipengaruhi oleh :
2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional. Dalam Peraturan Badan tersebut mengatur terkait
tugas, fungsi serta susunan organisasi Pusdiklat KKB;
4. Optimalisasi penggunaan saluran dan media sosial antara lain Youtube Channel
Pusdiklat KKB, Instagram Pusdiklat KKB, serta Facebook Live Streaming BKKBN
Official dalam proses kediklatan;
Gambar 3. 13 Youtube Channel Pusdiklat KKB Gambar 3. 14 Live Streaming Facebook BKKBN
Official
126 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3. 24 Pencapaian Persentase SDM aparatur dan tenaga program yang kompeten
tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2024
Rencana perbaikan terkait sisi perencanaan untuk peningkatan kinerja tahun 2021
dilakukan melalui penyusunan jenis pelatihan yang memiliki kategori prioritas tinggi
dalam mendukung Program Bangga Kencana yaitu:
2. Pelatihan Dasar bagi formasi CPNS tahun 2021, Pelatihan Teknis Demografi
Terapan serta Advokasi bagi ASN BKKBN, serta Pelatihan Teknis dan
Penjenjangan bagi Pejabat Fungsional di lingkungan BKKBN.
1. Mereviu modul pelatihan yang sudah ada dengan tujuan melakukan updating
terhadap isi materi dan substansi pelatihan.
2. Menyiapkan modul pelatihan untuk seluruh jenis pelatihan yang sifatnya baru
yang akan dilaksanakan pada tahun 2021
2. Melakukan monitoring evaluasi terhadap kinerja balai diklat KKB dan kabid
Latbang di perwakilan
Manfaat tercapaianya SDM Aparatur dan Tenaga Program yang Kompeten bagi
masyarakat adalah
Penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan, yaitu internal
dan eksternal BKKBN. Penerima manfaat internal terdiri dari seluruh ASN BKKBN yang
telah mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat KKB,
baik yang berada di Pusat maupun maupun Perwakilan BKKBN Provinsi. Penerima
manfaat eksternal adalah seluruh mitra terkait yang pernah bekerjasama dengan
Pusdiklat KKB dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Manfaat pendidikan
dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Pudiklat KKB dapat meningkatkan kompetensi
dan kemampuan tenaga pegawai maupun tenaga program di bidang
pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana serta
berpengaruh dalam mempromosikan program Bangga Kencana kepada
mitra terkait.
Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2020 dengan Target Dua Tahun
Terakhir (2019 dan 2018
Upaya yang telah dilakukan pada tahun 2020 adalah dengan melaksanakan
berbagai kerjasama internasional yaitu:
1. Kerjasama BKKBN dengan Sekretariat Negara RI, UNFPA Indonesia dan Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada dalam pelaksanaan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan International Training on Comprehensive Right Based
Family Planning Services selama 5 tahun.
2. Kerjasama BKKBN dengan Sekretariat Negara RI, UNFPA Indonesia dan Rumah
Sakit Universitas Indonesia melalui pembentukan Center of Excellence (COE)
Pelatihan Program Bidang Keluarga Berencana di Rumah Sakit Universitas
Indonesia (RSUI).
4. Kerjasama BKKBN dengan Sekretariat Negara RI, UNFPA Indonesia dan LPPKN
Malaysia dalam pelaksanaan SSTC Webinar on Strategic Partnership with
Muslim Religious Leaders in Family Planning, Reproductive Health, and in
Prevention and Response to Violence Against Women and Child Marriage for
Malaysian Delegates.
132 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Walaupun kinerja sudah tercapai, namun dalam prosesnya masih ditemui hambatan
atau permasalahan yaitu sebagai berikut:
d) Perhatian dunia dan dukungan finansial mitra pembangunan fokus pada isu
penanganan dan pemulihan pasca covid-19 yang mengakibatkan kurangnya
dukungan pada program Bangga Kencana termasuk dalam bentuk pelatihan
internasional.
Rencana perbaikan terkait perencanaan dalam rangka peningktan kinerja tahun 2021
dilakukan dengan penerapan adaptasi kehidupan baru (new normal) dalam proses
perencanaan program dan anggaran di Pusat Pelatihan dan Kerja Sama Internasional
KKB BKKBN tetap harus dilakukan pada tahun 2021 karena pandemic Covid-19 belum
dapat dipastikan berakhir di tahun 2021 ini.
Hasil tersebut diperoleh dari hasil penghitungan Indek Kepuasan Konsumen (IKK)
dengan hasil perhitungan sebagai berikut:
Pelaksanaan survei pada tahun 2020 cukup berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya
dimana tahun 2020 pengumpulan data dilaksanakan secara daring dengan
menggunakan google form sebagai instrumen. Survei ini dilakukan di BKKBN Pusat dan
di enam provinsi di Indonesia yaitu Sumatera Barat, Sumatera Utara, D.I. Yogyakarta,
Jawa Timur, Sulawesi Tenggara dan Bengkulu, serta mitra eksternal BKKBN.
Upaya yang telah dilakukan pada tahun 2020 sehingga dapat meningkatkan capaian
kinerja adalah:
4. Melakukan survei secara daring sehingga dapat mencapai output penelitian dan
pengembangan.
Walaupun kinerja sudah tercapai, namun dalam prosesnya masih ditemui hambatan
atau permasalahan yaitu sebagai berikut:
1. Belum terakreditasinya jurnal Keluarga Berencana pada tahun 2020. Salah satu
quick win Kedeputian Bidang Lalitbang adalah pengelolaan jurnal dengan target
agar jurnal Keluarga Berencana dapat terakreditasi oleh Kementerian Riset dan
Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) namun karena
situasi pandemi akreditasi hanya dilakukan dua kali di tahun 2020. Saat ini kemajuan
proses akreditasi telah sampai pada tahap pemeriksaan dokumen melalui aplikasi
https://ejurnal.bkkbn.go.id.
3. Adanya tuntutan data dan informasi hasil penelitian dan pengembangan yang
akurat, terkini dan relevan dengan kondisi Program Bangga Kencana.
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 137
Rencana perbaikan dari sisi perencanaa dilakukan dengan penentuan topik Penelitian
dan pengembangan berdasarkan kebutuhan unit kerja dengan mengirimkan surat
tentang permintaan usulan penelitian
Upaya perbaikan kinerja tahun 2021 yang terkait peningkatan kinerja antara lain:
Hasil penelitian dan kajian Program Bangga Kencana dapat mendukung peningkatan
kualitas sumber daya manusia Indonesia, selain dapat dikembangkan menjadi inovasi
berbasis riset Program Bangga Kencana. Penerima manfaat internal terdiri dari seluruh
unit kerja baik BKKBN maupun Perwakilan BKKBN Provinsi, yang menggunakan data dan
informasi hasil penelitian dan perkembangan Program KKBPK Bangga Kencana dalam
merencanakan, menyusun dan mengevaluasi kebijakan, strategi, program dan kegiatan.
Sedangkan penerima manfaat eksternal, terdiri dari berbagai unsur baik dari jajaran
pemerintahan dan non pemerintahan, meliputi kelompok ataupun perseorangan seperti
organisasi profesi, universitas, Lembaga Swadaya dan Organisasi Masyarakat (LSOM),
mahasiswa dalam dan luar negeri. Oleh karena itu, pengembangan kemitraan dan
kerjasama global dilakukan untuk memperkuat Program Bangga Kencana.
Target yang ditetapkan pada Tahun 2020 adalah sebesar 3,1 (skala 1-4) dan
berdasarkan Survei IKK telah tercapai 3,07 dengan kriteria PUAS, secara jelas disajikan
pada tabel di bawah ini.
140 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Berdasarkan hasil pengukuran bahwa capaian indikator IKU sebesar 93.03 persen
dengan kriteria sangat baik. Dari segi Tingkat kepuasan (indeks) layanan juga masuk
dalam kriteria PUAS. Adapun upaya yang telah dilakukan adalah:
b. Rotasi atau perubahan lokasi kerja sesuai hasil pengawasan setiap triwulan
Hal-hal yang masih menjadi kendala dan permasalahan dalam pencapaian target kinerja
antara lain:
i. Tidak semua keluhan yang berkaitan dengan kebersihan di ruang kerja, ruang
rapat, lobby, taman di lingkungan kantor, dan toilet dapat dipenuhi dengan baik
dengan cepat dan tepat;
k. Tata udara (AC) di ruangan kerja tidak semua dalam kondisi baik serta Alat
komunikasi seperti telepon dan faksimile di ruang kerja belum semua berfungsi
dengan baik;
l. Dukungan sarana ruangan kerja (kursi, meja, filling kabinet, lemari) belum semua
sesuai standar.
Meskipun Indikator pada tahun 2020 menggunakan indikator pada Renstra 2020-2024
yang nomenklaturnya berbeda dari tahun sebelumnya, namun indikator kinerja Tingkat
Kepuasan (Indeks) layanan dukungan manajemen Program Bangga Kencana masih
dapat dibandingkan dengan tahun 2019 dan tahun 2018, seperti disajikan dalam table
berikut:
142 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Berdasarkan tabel di atas, hasil pengukuran capaian indikator kinerja Tingkat Kepuasan
(indeks) layanan dukungan manajemen Program Bangga Kencana pada tahun 2020
adalah 3,07 dari target sebesar 3,1 atau capaian sebesar 93,03 persen. Meskipun
nilai capaian sudah tinggi namun jika dilihat dari realisasinya, maka capaian tahun 2020
mengalami penurunan dari 3,17 menjadi 3,07, namun masih dalam kategori PUAS.
Kenaikan capaian justru terjadi pada capaian tahun 2018 ke 2019 yaitu dari 3,14 ke
3,17.
Perbandingan capaian kinerja tahun 2020 dengan target akhir tahun RPJMN yaitu tahun
2024, dapat tergambat dalam tabel berikut;
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 143
Tabel 3. 31 Tingkat Kepuasan (indeks) Pelayanan Program Bangga Kencana Tahun tahun
2020 dengan target Renstra tahun 2024
Jika dibandingkan dengan target yang harus dicapai pada tahun 2024, pencapaian
kinerja Sekretariat Utama untuk indikator Tingkat kepuasan (indeks) layanan Program
Bangga Kencana adalah sebesar 87,7 persen. Dengan demikian perbaikan kinerja harus
terus diupayakan agar target pada tahun 2024 dapat tercapai 100%.
4. Melakukan angket rutin “kotak saran” berbasis online pada saat memberikan
layanan sehingga dapat segera dilakukan tindakan perbaikan
Sedangkan upaya perbaikan yang terkait dengan pelaksanaa program dan kegiatan
dilakukan melalui:
2. Melakukan pemantauan dan evaluasi rutin berkala terkait layanan yang sudah
dilakukan oleh pegawai BIRUMAS kepada ASN BKKBN Pusat;
A.3.5. Capaian IKU Jumlah Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK)
Unit kerja berpredikat WBK merupakan perwujudan tata kelola pemerintahan yang
baik dan digunakan sebagai miniatur pelaksanaan reformasi birokrasi. Penilaian WBK
terdiri dari Aspek Proses (6 area perubahan yaitu Manajemen Perubahan, Penataan
Tata Laksana, Penataan Sistem Manajemen SDM, Penguatan Akuntabilitas Kinerja,
Penguatan Pengawasan dan Penguatan Kualitas Pelayanan Publik) dan Aspek Hasil
(Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas Organisasi, Pemerintah yang Bersih dan
Bebas KKN, serta Peningkatan Pelayanan Publik). Semakin banyak unit kerja yang
berpredikat WBK, maka semakin baik pelaksanaan RB dan sebagai pencerminan tata
kelola pemerintahan di BKKBN sudah terselenggara dengan baik.
Sumber data capaian Jumlah Unit Kerja Berpredikat WBK pada Tahun 2020 diperoleh dari
hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh Kementerian PAN dan RB yang disampaikan dalam
acara Apresiasi dan Penganugerahan Zona Integritas untuk mewujudkan Indonesia
bebas dari korupsi pada tanggal 21 Desember 2020, terdapat 5 (lima) unit kerja BKKBN
yaitu Direktorat Keluarga Remaja, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan
KB, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah
dan Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat. Hasil evaluasi disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 3. 32 Jumlah Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Tahun 2020
146 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Analisis Capaian Jumlah Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK)Tahun 2020 dengan tahun sebelumnya
Pada tahun 2020 terdapat 5 (lima) unit kerja yang memperoleh predikat ZI WBK.
Pada tahun 2019, kegiatan yang terkait pembangunan ZI WBK dilaksanakan dengan
pemantauaan pembangunan ZI WBK, dengan tujuan untuk memberikan fasilitasi
dan pembinaan implementasi ZI WBK terutama kepada perwakilan BKKBN provinsi.
Pemantauan dilaksanakan pada 20 kantor perwakilan dan berdasarkan Surat Deputi
Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan KEMENPANRB
Nomor: B/264/PW.04/2019 tanggal 20 Desember 2019 Hal Hasil Evaluasi Pelaksanaan
Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM di Lingkungan BKKBN, Terdapat
2 (dua) unit kerja BKKBN yaitu Perwakilan BKKBN Provinsi Bangka Belitung dan
Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur yang lulus predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK).
Upaya yang telah dilakukan dalam pencapaian Jumlah Unit Kerja Berpredikat Wilayah
Bebas dari Korupsi (WBK)adalah:
1. Penetapan unit Kerja Percontohan, Assessor Eselon I, dan Tim Penilai Internal ZI
menuju WBK/WBBM di lingkungan BKKBN melalui surat Instruksi Kepala BKKBN
Nomor 2332/PW.008/C/2020
3. Pembinaan dan bimbingan teknis kepada unit kerja atas aspek implementasi
pembangunan ZI WBK melalui virtual meeting maupun pertemuan langsung.
1. Kurangnya konsolidasi internal unit kerja dalam membangun ZI WBK dan WBBM.
2. Orientasi Tim Assesor Unit Kerja Eselon I tentang pendalaman sasaran dan
indikator pembangunan ZI WBK dan WBBM masih belum terbangun (masih
beradaptasi).
3. Belum ada pemeranan Ketua Tim dan Pengendali Teknis dalam penilaian dan
pembinaan TPI secara berkelanjutan.
Target capaian Unit Kerja ZI WBK Tahun 2024 adalah 21, sehingga dengan realisasi
tahun 2020 sebesar 7 (tujuh) unit kerja, maka capainnya baru sebesar 33 persen,
sehingga harus disusun upaya yang lebih komprehensif dalam upaya mewujudkan
capaian kinerja di tahun-tahun yang akan dating.
Tabel 3. 33 Perbandingan Capaian Jumlah Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK) Tahun 2020 dengan Target Renstra Tahun 2024
148 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Rencana Perbaikan terkait perencanaan dalam upaya peningkatan kinerja Tahun 2021
adalah terkait dengan Hasil pengukuran kinerja tahun 2020 sebagaimana diuraikan
sebelumnya, terdapat beberapa kelemahan dari aspek perencanaan, yaitu:
1. Terdapat persentase capaian kinerja yang melebihi 200% yaitu pada indikator
kinerja (a) Persentase Materialitas Temuan Eskternal Terhadap Anggaran Satker di
Wilayah III dan (b) Persentase Unit Kerja Percontohan ZI WBK di Wilayah III yang Lolos
TPI.
2. Terdapat kinerja yang bukan merupakan cascading dari kinerja atasanya yaitu Level
maturitas Penilaian Mandiri Penyelenggaraan SPIP Unit Kerja Wilayah III.
1. Revisi definisi operasional dan metode perhitungan pada indikator kinerja (a)
Persentase Materialitas Temuan Eskternal Terhadap Anggaran Satker di Wilayah III
2. Revisi target pada indikator kinerja Persentase Unit Kerja Percontohan ZI WBK di
Wilayah III yang Lolos TPI, menyesuaikan dengan capaian tahun 2020.
1. Melakukan terobosan dan strategi replikasi unit kerja yang sudah berpredikat WBK
secara efektif dan substantif disesuaikan dengan karakteristik unit kerja masing-
masing.
a. Penyelesaian LHA tepat waktu agar unit kerja dapat menindaklanjuti rekomendasi
lebih awal.
b. Melakukan asistensi kepada unit kerja yang masih memiliki rekomendasi yang
belum ditindaklanjuti.
3. Penggunaan Aplikasi SIZUKA dalam penyusunan self assessment ZI WBK oleh unit
kerja
Unit kerja berpredikat WBBM adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja/
kawasan yang memenuhi komponen reformasi birokrasi yaitu manajemen perubahan,
penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan,
penguatan akuntabilitas kinerja dan penguatan kualitas pelayanan publik. Unit kerja
yang akan menjadi target WBBM adalah unit kerja yang sebelumnya telah berpredikat
WBK yaitu berjumlah 7 (tujuh) unit kerja dengan capaian pada tahun 2019 sebanyak 2
(dua) unit kerja dan capaian pada tahun 2020 sebanyak 5 (lima) unit kerja.
Mengacu pada dokumen Renstra BKKBN 2020-2024, maka pada tahun 2020 IKU
Jumlah Unit Kerja Berpredikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) tidak memiliki
target. Tabel berikut menggambarkan bahwa target IKU ini baru dicantumkan pada tahun
2023 sebanyak 1 (satu) unit kerja.
150 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Tabel 3. 34 Distribusi Target Indikator Jumlah Unit Kerja Berpredikat Wilayah Birokrasi
Bersih Melayani (WBBM)
Penetapan target IKU IKU Jumlah Unit Kerja Berpredikat Wilayah Birokrasi Bersih
Melayani (WBBM) pada tahun 2023 ditetapkan dengan pertimbangan bahwa
pemenuhan persyaratan dalam pengajuan unit kerja WBBM cukup berat, dimana salah
satu kriteria mutlaknya adalah unit kerja yang diajukan telah berpredikat WBK. Pada
saat penyusunan Renstra, baseline ZI WBK tahun 2019 baru terdapat 2 (dua) unit kerja
berpredikat WBK di BKKBN, sehingga hal tersebut menjadi dasar penetapan target IKU
ini dimulai tahun 2023.
Sekaitan dengan hal tersebut, dalam laporan kinerja tahun 2020 tidak dicantumkan
capaian IKU Jumlah Unit Kerja Berpredikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM),
namun terkait berbagai kegiatan yang telah dilakukan jajaran Inspektorat Utama dalam
pembangunan unit kerja WBBM, akan disampaikan beberapa analisis terkait upaya,
permasalahan dan rencana perbaikan dalam mencapai IKU tersebut.
1. Pembinaan dan bimbingan teknis kepada unit kerja atas aspek implementasi
pembangunan ZI WBBM melalui virtual meeting maupun pertemuan langsung.
1. Kurangnya konsolidasi internal unit kerja dalam membangun ZI WBK dan WBBM.
2. Orientasi Tim Assesor Unit Kerja Eselon I tentang pendalaman sasaran dan
indikator pembangunan ZI WBK dan WBBM masih belum terbangun (masih
beradaptasi).
3. Belum ada pemeranan Ketua Tim dan Pengendali Teknis dalam penilaian dan
pembinaan TPI secara berkelanjutan.
3. Mendorong inovasi layanan publik kepada unit kerja yang memiliki peran langsung
terhadapa pelayanan stakehokders dan masyarakat.
Pada tahun 2020, faskes di wilayah DKI Jakarta yang dapat terpenuhi alokonnya telah
tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu sebanyak 529 Faskes atau
capaian sebesar 100 persen. Jenis alokon yang disediakan pada tahun 2020 baik
untuk wilayah DKI Jakarta dan 33 provinsi yang lain yaitu: IUD, Implan, Obat Suntik KB 3
bulanan, Obat Suntik KB Kombinasi 3 bulanan, Pil KB Kombinasi, Pil Progestin, fallope
rings/tubal ring serta Bahan Medis Habis Pakai (BMHP).
Output Pro PN Pemenuhan kebutuhan alokon tahun 2020 dilaksanakan dibawah melalui
pembinaan dan fasilitasi Kedeputian KBKR cq. Direktorat Bina Akses Pelayanan KB,
dengan demikian penyajian analisis pada kegiatan pengadaan alokon tahun 2020,
akan dilakukan secara bersama-sama sebagai satu kesatuan kegiatan baik untuk DKI
Jakarta maupun untuk 33 provinsi. Hal tersebut relevan dengan proses perencanaan
kebutuhan, perencanaan dan penganggaran yang merupakan satu kesatuan proses
dengan pertimbangan pemenuhan alokon adalah kebutuhan secara nasional.
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 155
Upaya yang telah dilakukan untuk mencapai target Pro PN pada tahun 2020 adalah
sebagai berikut:
4. Melakukan distribusi alokon dari buffer stock di gudang Pusat ke provinsi untuk
mengatasi kekurangan stok dan distribusi dinamis dari provinsi yang berlebih
kepada provinsi yang kekurangan untuk mengatasi kekurangan stok;
10. Memenuhi kebutuhan penyediaan alokon pada satker Perwakilan BKKBN Provinsi
melalui optimalisasi anggaran.
156 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
1. Proses e-purchasing Implan, Obat Suntik KB dan Pil KB pada katalog sektoral
BKKBN menunggu proses katalog sektoral BKKBN selesai dan baru ditayangkan
pada akhir triwulan III;
3. Pada masa pandemi COVID-19, terdapat kebijakan penyesuaian jenis alat dan
obat kontrasepsi yang disediakan sehingga diperlukan pula penyesuaian atau
revisi anggaran;
4. Adanya pandemi COVID-19 yang berpengaruh terhadap penyediaan alat dan obat
kontrasepsi (produksi dan distribusi dari pabrikan) serta terhambatnya proses
distribusi ke faskes.
Rencana perbaikan yang akan dilakukan untuk mencapai target Pro PN pada tahun
2021 terkait dari sisi perencanaan adalah:
Surat Edaran Kepala BKKBN Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pembinaan Kesertaan
KB pada Situasi COVID-19;
Output keluarga yang memiliki baduta terpapar 1000 HPK dilaksanakan melalui kegiatan
promosi dan KIE Pengasuhan 1000 HPK dalam Pencegahan Stunting Baduta pada lokus
prioritas di 250 Kabupaten/ kota. Capaian output tersebut adalah sebagai berikut:
Analisis Pencapaian Keluarga Yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK Tahun
2020
Tabel 3. 38 Pencapaian Keluarga yang memiliki baduta terpapar 1000 HPK tahun 2020
Berdasarkan tabel di atas, maka indikator Pro PN Keluarga yang memiliki baduta
terpapar 1000 HPK realisasi output adalah atau sebesar 3.931.004 keluarga atau
sebesar 95,35 persen dengan kategori capaian sangat baik
Analisis Tren Pencapaian Keluarga Yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
Triwulan I-IV
Grafik 3. 14 Tren Pencapaian Keluarga yang memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK Periode
Triwulan I s.d. Triwulan IV
158 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Capaian Keluarga Yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK apabila dibandingkan
dengan capaian tahun 2019, maka capaian tahun 2020 menurun dari 103,87 persen
menjadi 95,35 persen dengan catatan terdapat penambahan target yang cukup
signifikan pada tahun 2020, tergambar dalam tabel berikut:
Tabel 3. 39 Perbandingan capaian Keluarga Yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
dengan tahun 2019
2. Menyediaakan materi promosi dan KIE melalui CIS KSPK,CIS DITBALNAK dan
Whatsap
3. Efektifitas Pemanfaatan dana APBN dan DAK( APKB) terkait kegitan pengasuhan
dan pembainaan tumbuh kembang anak.
1. Masih terdapat revisi RKA-KL (level komponen) oleh perwakilan BKKBN provinsi
yang ada dalam juknis/panduan dimasa COVID 19
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 159
Rencana perbaikan yang terkait perencanaan pada tahun 2021 adalah dengan
tersedianya menu dalam DAK Fisik Subbidang KB dan BOKB dalam pelaksanaan promosi
dan KIE Pengasuhan 1000 HPK dalam Pencegahan Stunting Baduta.
2. Koordinasi dengan pemerintah Daerah setempat di Zona Hijau dan Biru untuk
melaksanakan kegiatan pertemuan dengan mengikuti protokol kesehatan sesuai
kebijakan setempat.
Manfaat tercapainya indikator Keluarga yang memiliki baduta terpapar 1000 HPK bagi
masyarakat adalah sebagai berikut:
Penguatan Pelayanan Ramah Lansia melalui Tujuh Dimensi Lansia Tangguh dan
Pendampingan Perawatan Jangka Panjang (PJP) Bagi Lansia merupakan salah satu
proyek BKKBN untuk mendukung Prioritas Nasional “Meningkatkan Sumber Daya
Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing” melalui Proyek Prioritas “Penguatan
Pelaksanaan Perlindungan Sosial” dan Kegiatan Prioritas “Kesejahteraan Sosial”.
Tujuan Proyek Prioritas Nasional ini adalah untuk Melakukan penguatan pelayanan
ramah Lansia secara komprehensif, holistik dan terintegrasi melalui 7 Dimensi Lansia
Tangguh dan Pendampingan Perawatan Jangka Panjang bagi lansia di kelompok Bina
Keluarga Lansia (BKL). Diharapkan dengan adanya penguatan perlindungan kepada
lansia terutama di keluarga maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas lansia dan
keterampilan keluarga dalam mendampingi lansia.
Berdasarkan tabel di atas, maka capaian indikator jumlah kelompok BKL yang
melaksanakan sosialisasi 7 dimensi lansia tangguh dan pendampingan PJP bagi lansia
adalah sebesar 98,23 persen untuk realisasi outputnya atau sebesar 9.807 kelompok
dengan kategori capaian sangat baik.
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 161
Upaya perbaikan terkait perencanaan Tahun 2021 melalui usulan menu pada anggaran
DAK Fisik Subbidang KB dan BOKB terkait Peningkatan pelayanan ramah lansia melalui 7
(tujuh) dimensi lansia tangguh dan pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia
(kelompok BKL)
2. Koordinasi dengan pemerintah Daerah setempat di Zona Hijau dan Biru untuk
melaksanakan kegiatan pertemuan dengan mengikuti protokol kesehatan sesuai
kebijakan setempat.
juga menjadi masalah bagi lansia. Disinilah dukungan sosial sangat penting bagi lansia
(Tomaka, Thompson, dan Palacious, 2006). Peran keluarga dan masyarakat sangat
penting, adanya dukungan dan pendampingan oleh keluarga juga akan menurunkan
resiko penyakit dan kematian pada lansia. Menurut Kaplan (2010), dukungan dari
keluarga merupakan dukungan sosial yang terpenting mengingat keluarga dapat
memberikan perawatan kesehatan yang optimal untuk meningkatkan kualitas hidup
lansia serta dalam rangka memenuhi aktifitas sehari-hari lansia. Inilah perlunya keluarga
diberikan pengetahuan dan keterampilan dalam mendampingi lansia, baik lansia yang
masih sehat atau mandiri melalui penerapan tujuh dimensi lansia tangguh maupun
lansia yang membutuhkan perawatan melalui pendampingan perawatan jangka panjang
bagi lansia. Kedua upaya ini untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.
A.4.4 Penguatan peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan gizi
bagi remaja putri sebagai calon ibu (kelompok)
Analisis Pencapaian Penguatan peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi
Kespro dan gizi bagi remaja putri sebagai calon ibu (kelompok) Tahun 2020
Sumber: K/0/BKR dan R/I/BKR serta K/0/PIK R dan R/I/PIK R di Sistem Informasi
Keluarga (SIGA), 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi output adalah sebesar
29.121 kelompok atau sebesar 99,30% dengan kategori capaian sangat baik.
Analisis Tren Pencapaian Penguatan peran PIK Remaja dan BKR dalam
edukasi Kespro dan gizi bagi remaja putri sebagai calon ibu (kelompok)
Triwulan I-IV
Grafik 3. 16 Tren Pencapaian Penguatan peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi
Kespro dan gizi bagi remaja putri sebagai calon ibu (kelompok) Periode Triwulan I s.d.
Periode IV
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 165
Analisis Pencapaian Penguatan peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi
Kespro dan gizi bagi remaja putri sebagai calon ibu (kelompok) dibandingkan
dengan tahun 2019
Capaian Penguatan peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan gizi bagi
remaja putri sebagai calon ibu (kelompok) apabila dibandingkan dengan capaian tahun
2019, maka capaian tahun 2020 meningkat dari 96,46 persen menjadi 99,30 persen
tergambar dalam tabel berikut:
Tabel 3. 42 Perbandingan capaian Penguatan peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi
Kespro dan gizi bagi remaja putri sebagai calon ibu (kelompok) dengan tahun 2019
Adapun upaya yang telah dilakkan dalam rangka pencapaian kinerja baik di pusat
maupun di Perwakilan BKKBN Provinsi antara lain:
4. Melaksanakan sosialisasi PKBR kepada remaja pengelola PIK R dan BKR lokus
kegiatan
7. Menyusun Laporan pelaksanaan PKBR melalui penguatan PIK Remaja dan BKR di
Kabupaten dan Kota.
166 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
2. Akses jaringan Internet antar kab/kota yang kurang maksimal. Ketika melakukan
kegiatan ada daerah yang tidak memiliiki signal , tidak semua sasaran dapat
mengikuti kegiatan akibat kerbatasan sarana prasarana pendukung seperti
smartphone dan jaringan internet.
3. Kondisi geografis di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan
Kepulauan Riau (pegunungan dan kepulauan).
8. Bentuk kegiatan yang tertera di RKKAL banyak bersifat tatap muka dan
mengumpulkan massa. Anggaran di RKKAL belum mengakomodir kegiatan yang
bersifat on line, sehingga harus dilakukan revisi.
Upaya perbaikan terkait perencanaan Tahun 2021 melalui usulan menu pada anggaran
DAK Fisik Subbidang KB dan BOKB terkait kegiatan Penguatan peran PIK Remaja dan
BKR dalam edukasi Kespro dan gizi bagi remaja putri sebagai calon ibu.
1. Sosialisasi materi baru “Tentang Kita” dan “1001 cara bicara” ke Perwakilan
BKKBN Provinsi.
5. Pengadaaan Materi dan Media KIE PKBR dilakukan di awal tahun sehingga
pendistribusiannya dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan agar semua
sasaran Lokus Pro PN dapat menerima materi dan media KIE PKBR.
Manfaat tercapiaanya Jumlah kelompok PIK R dan BKR yang melakukan edukasi Kespro
dan gizi bagi remaja bagi masyarakat adalah keluarga berkualitas bercirikan tenteram,
mandiri dan bahagia dimana salah satu indikator ketenteraman adalah perceraian.
Data BPS (2019) menunjukkan bahwa kasus perceraian tertinggi karena perselisihan
dan pertengkaran terus menerus dan menimpa kelompok usia 20 – 24 tahun dengan
usia pernikahan belum genap lima tahun. Tingginya angka perceraian pada kelompok
tersebut sebagai akibat pernikahan yang dilakukan pada usia muda sehingga belum
siap dalam menjalani kehidupan berkeluarga. Tingginya jumlah pasangan muda yang
bercerai akibat ketidaksiapan mereka dalam menjalani perkawinan mengindikasikan
banyaknya pasangan muda yang sesungguhnya belum memperhatikan kesiapan
menikah. Ketidaksiapan berkeluarga juga berdampak pada genarasi yang akan dilahirkan.
168 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Perempuan yang hamil dan melahirkan di usia dini juga memiliki kecenderungan yang
tinggi untuk melahirkan anak yang stunting. Hasil studi di 55 negara berpendapatan
menengah dan rendah menunjukkan adanya hubungan antara usia ibu saat melahirkan
dengan angka kejadian stunting: makin muda usia ibu saat melahirkan, makin besar
kemungkinannya untuk melahirkan anak yang stunting (Finlay, Ozaltin and Canning,
2011).
Sekaitan dengan kajian dan beberapa literasi kasus bahwa sangat pentingnya
menyiapkan remaja agar memiliki kesiapan dan perencanaan dalam membangun
keluarga, remaja harus diberikan pembekalan terkait kesehatan remaja yang didalamnya
memuat pubertas, seksualitas, reproduksi,kesehatan dan gizi remaja, perilaku beresiko
dan tindakan berbahaya serta muatan materi Perencanaan Berkeluarga yang di
dalamnya mengupas kesiapan berkeluarga, tugas perkembangan dan fungsi keluarga
serta pengasuhan keluarga sehat. Pembekalan PKBR ini menjadi hal yang penting untuk
remaja, remaja menjadi aware terhadap kesehatan reproduksinya dan mempunyai
kesiapan berkeluarga dimana ilmu ini tidak ada pembelajarannya di bangku sekolah
sehingga remaja dapat melalui lima transisi kehidupannya dengan sangat penuh
terencana sehinga tercipta SDM Indonesia ungul berkualitas dapat tercipta. Berencana
itu keren.
B. Realisasi Anggaran
Capaian kinerja sasaran strategis dan sasaran program sangat dipengaruhi oleh kinerja
anggaran. Untuk mengetahui dukungan realisasi anggaran maka disampaikan realisasi
anggaran BKKBN tahun 2020 sebagai berikut:
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui nilai efisiensi dari masing-masing indikator.
Capaian kinerja dianggap efisien apabila persentase realisasi output lebih besar
dibandingkan dengan presentase realisasi anggaran. Dari 6 (enam) indikator tersebut,
terdapat 4 (empat) indikator yang dilaksanakan secara efisien, dan 2 (indikator) yang
inefisien. Indikator yang efisien masing-masing adalah TFR dengan nilai efisiensi
sebesar 1,7 persen; mCPR sebesar 1,3 persen; iBangga sebesar 10,9 persen; dan
MUKP sebesar 5 persen.
Adapun upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan realisasi penyerapan terhadap
pagu anggaran pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :
Faktor keberhasilan capaian realisasi anggaran tersebut disebabkan oleh antara lain:
2. RKAKL terhadap pagu anggaran dan pagu alokasi anggaran ditelaah secara tiga
pihak bersama Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan terhadap
pagu anggaran bulan Juli 2019 dan terhadap pagu alokasi anggaran pada akhir
bulan September 2019. Dengan hasil akhir, penelaahan RKAKL terhadap pagu
anggaran dan pagu alokasi telah sesuai dengan kaidah penganggaran dan fungsi
BKKBN;
Meskipun pencapaian sudah dalam kategori sangat baik sebesar 90,79% tetapi dalam
pelaksanaannya terdapat berbagai kendala, antara lain:
1. Sisa realisasi belanja pegawai karena adanya kebijakan dari pemerintah terkait
tunjangan kinerja 13 dan 14 yang tidak dibayarkan dan sangat mempengaruhi
realisasi karena jumlah pegawai BKKBN sekitar 17.000 orang (ASN termasuk
PLKB) , rencana kenaikan tunjangan kinerja yang sudah dialokasikan belum dapat
dilaksanakan karena belum memenuhi syarat nilai RB, dan adanya pengurangan
pembayaran karena perhitungan absensi dan pegawai yang pensiun.
2. Belanja barang dan modal yang tidak terealisasi secara optimal karena hal-hal
sebagai berikut:
b. Dengan adanya kebijakan Working From Home (WFH) selama masa pandemi
Covid-19 menjadi kendala dalam melakukan kegiatan koordinasi dan
harmonisasi dengan Kementrian/Lembaga terkait.
c. Sisa Belanja pengadaan alokon karena harga lebih rendah dari yang telah
dianggarkan.
e. Adanya revisi antar jenis belanja (dari belanja 51 ke belanja 52 dan 53) di
triwulan IV.
Adapun tren pencapaian realisasi anggaran periode tahun 2016-2020 dapat dilihat
dalam pada grafik di bawah ini :
172 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Secara nasional dalam periode waktu 5 (lima) tahun anggaran yaitu tahun 2016 sampai
dengan tahun 2020 rata-rata realisasi penyerapan anggaran adalah 86,8 persen. Rata-
rata penyerapan anggaran tersebut dapat dikatakan belum maksimal, hal ini disebabkan
karena rendahnya anggaran pada tahun 2018 (77 persen) yang disebabkan terjadinya
gagal lelang alat dan obat kontrasepsi di 19 Provinsi. Selain itu rendahnya realisasi
anggaran pada program KKBPK juga diakibatkan karena adanya ketidaksinkronan
regulasi dan pedoman pelaksana dari pemerintah dan pemerintah daerah terkait
dengan klaim biaya penggerakan mekanisme operasional lini lapangan dan penggerakan
pelayanan KB MKJP.
Realisasi penyerapan anggaran terbesar tercapai pada tahun 2016 (93 persen) yang
disebabkan adanya surat Menteri Keuangan nomor S-522/MK.02/2016 tanggal 23
Juni 2016 tentang Perubahan Pagu Anggaran Belanja K/L dalam APBN-P TA.2016,
terdapat perubahan pagu anggaran belanja BKKBN sehingga pagu BKKBN dari Rp
3.864.657.742.000,00 berubah menjadi Rp3.559.569.716.000,00. Kemudian
berdasarkan surat Menteri Keuangan nomor S-2124/AG/2016 tanggal 30 Agustus
2016 tentang Penundaan/Penangguhan Revisi Anggaran dalam Rangka Mempercepat
Penyelesaian Revisi Penghematan Belanja K/L APBN-P TA. 2016, maka BKKBN
mengalami blokir sebesar Rp 774.261.269.000,00 sehingga pagu BKKBN setelah blokir
adalah Rp 2.785.308.447.000,00. Kemudian terdapat tambahan dana hibah dalam dan
luar negeri pada Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat dan Banten serta Direktorat
Bina Kesertaan KB Jalur Swasta sebesar Rp 26.266.633.000,00 sehingga total pagu
akhir BKKBN sebesar Rp2.811.575.080.000,00. Sedangkan realisasi total pagu sampai
dengan Desember 2016 adalah Rp 2.620.199.415.129,00 (93 persen).
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 173
Pada akhir periode waktu RPJMN/Renstra BKKBN 2015-2019, BKKBN berhasil meningkatkan
realisasi anggaran pada tahun 2019 menjadi 91 persen. Peningkatan realisasi anggaran
tahun 2019 ini dipengaruhi kebijakan percepatan program dan kegiatan prioritas dalam
upaya pencapaian target dan sasaran RPJMN/Renstra BKKBN 2015-2019, serta percepatan
kegiatan proyek prioritas nasional (Pro PN). Selain itu, terdapat percepatan pengadaan
alokon beserta Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), termasuk pengadaan implant yang
dilakukan melalui katalog elektronik sektoral BKKBN.
Kemudian realisasi anggaran tahun 2020 mengalami penurunan kembali menjadi sebesar
90,79 persen, hal ini disebabkan pada awal maret 2020 pandemi COVID-19 mulai masuk ke
Indonesia, sehingga berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan BKKBN.
Grafik 3. 19 Realisasi dan Komposisi Alokasi Anggaran BKKBN Per Jenis Belanja Tahun 2016
Grafik 3. 20 Realisasi dan Komposisi Alokasi Anggaran BKKBN Per Jenis Belanja Tahun 2017
Grafik 3. 21 Realisasi dan Komposisi Alokasi Anggaran BKKBN Per Jenis Belanja Tahun
2018
Grafik 3. 22 Realisasi dan Komposisi Alokasi Anggaran BKKBN Per Jenis Belanja Tahun
2019
Grafik 3. 23 Realisasi dan Komposisi Alokasi Anggaran BKKBN Per Jenis Belanja Tahun
2020
Grafik 3. 24 Tren Realisasi Anggaran Per Jenis Belanja Periode Tahun 2016-2020
Grafik 3. 25 Tren Komposisi Alokasi Anggaran Per Jenis Belanja Periode Tahun 2016-
2020
Adapun khusus untuk kegiatan proyek prioritas nasional realisasi anggaran yang
terserap sebesar Rp 321.495.242.826 (97,31%). Realisasi tersebut terbagi dalam 5
prioritas nasional yang dilaksanakan oleh BKKBN yaitu :
a. Pengadaan
b. Pengembangan Karir
Melaksanakan promosi dan mutasi berdasarkan Rencana Sukses dan Pola Karir
Instansi yang telah ditetapkan.
d. Manajemen Kinerja
g. Sistem Informasi
6. Maturitas SPIP
Target yang ditetapkan BKKBN untuk tingkat maturitas SPIP Tahun 2020
adalah 3,4 (skala 1-5). Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) sampai saat ini belum mengeluarkan nilai tingkat maturitas SPIP
dikarenakan masih dalam tahap quality assurance. Akan tetapi berdasarkan
self assessment tingkat maturitas SPIP yang dilakukan oleh BKKBN Tahun
2020, tingkat maturitas SPIP BKKBN Tahun 2020 mencapai 3,693 (skala
1-5) pada level “terdefinisi”.
1. Penguatan peran Satgas SPIP BKKBN Pusat dan Satgas SPIP Unit
Kerja dalam mengawal pelaksanaan SPIP setiap unit kerja;
Penghargaan ini merupakan bentuk komitmen yang sangat tinggi dari BKKBN dalam
melaksanakan keterbukaan informasi publik dan keberlanjutan inovasi layanan publik
yang sejalan dengan era revolusi digital dan industri 4.0.
BKKBN ingin terus relevan dengan masyarakat sesuai dengan perkembangan zaman.
Zaman berubah, tantangan BKKBN pun berbeda dari masa ke masa. BKKBN hari ini
hadir secara berbeda, karena BKKBN menyadari setiap zaman memiliki keunikannya
sendiri, setiap masa mempunyai tantangannya sendiri. BKKBN tampil beda karena
tantangan zaman yang juga berbeda. BKKBN yakin bahwa perencanaan adalah sesuatu
yang penting bagi siapapun yang ingin memiliki hidup lebih baik, lebih mudah, dan lebih
sejahtera.
Perubahan dan perkembangan teknologi semakin cepat dalam dunia yang tanpa batas
hal tersebut memberikan tantangan pada BKKBN untuk tetap relevan dengan karakter
generasi muda khususnya generasi millenial dan zillenial, yang tidak bisa lagi didekati
dengan cara-cara lama. Berdasarkan pertimbangan itulah BKKBN melakukan rebranding.
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 187
Selain itu, tagline pun dirubah dengan menawarkan gagasan perencanaan di setiap
fase kehidupan. Dengan Tagline “ Berencana itu Keren” generasi muda diminta untuk
selalu melakukan perencanaan terutama dalam menyiapkan kehidupan berkeluarga.
Jingle berjudul “Berencana itu Keren” memperkuat pesan yang akan disampaikan
dan dinyanyikan oleh salah seorang remaja yang mempunyai banyak pengikut dan
merupakan key opinion leader bagi generasi muda di Indonesia.
Secara internal, BKKBN berusaha sekuat tenaga untuk melakukan pembaruan cara baru
dengan semangat baru untuk generasi baru. Termasuk merubah aransemen Mars KB
yang fenomenal sejak tahun 1970, merubah mindset pegawai dengan adanya Nilai-nilai
baru dan menamakan ulang Program Keluarga Berencana yang sempat dikenal dengan
program KKBPK menjadi program Bangga Kencana. Re-positioning BKKBN
menjadi sahabat keluarga Indonesia pun menjadi tujuan agar selalu dekat
dengan audiensnya.
SIVIKA merupakan aplikasi sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan harian pegawai
berbasis web yang terintegrasi dengan SIMSDM dan SIPP. Akun dan data pegawai
yang digunakan merupakan integrasi dari akun SIMSDM. Selain itu, data pengisian
SIVIKA sudah terintegrasi dengan SIPP dalam kaitannya dengan proses penghitungan
tunjangan kinerja.
Pada perkembangannya kegiatan SKP dari SIMSDM telah terintegrasi dengan SIVIKA.
Hal ini mengharuskan pegawai melakukan pengisian kegiatan harian dengan dikaitkan
dengan butir SKP. Pegawai melakukan tagging atas kegiatan yang dilakukannya, dengan
mempertimbangkan kontribusi kegiatan tersebut terhadap pencapaian butir SKP.
SIVIKA dalam tahap penembangannya sebagai tools penilaian kinerja masih terdapat
beberapa hal yang perlu dilakukan perbaikan, diantaranya:
b. Belum bisa dijadikan acuan untuk pengukuran kinerja secara bulanan, karena
yang saat ini dilakukan hanya tagging terhadap SKP, bukan menurunkan target
tahunan SKP menjadi target bulanan SKP secara detail;
Beberapa rekomendasi atas hasil evaluasi terhadap peggunaan SIVIKA yang harus
dijadikan acuan dalam pengembangan SIVIKA diantaranya:
a. Perlu dikembangkan menu untuk breakdown SKP menjadi kegiatan yang lebih
terperinci, sehingga dapat ditentukan rencana kegiatan bulanan, dan target
kinerja bulanan;
c. Perlu dikembangan SIVIKA yang berbasis mobile, akan sangat ideal jika SIVIKA
diintegrasikan dalam satu aplikasi pada SIMSDM mobile.
Salah satu inovasi dalam rangka meningkatkan nilai capaian kinerja BKKBN, maka
Sekretariat Utama dalam hal ini Biro Perencanaan secara kontinyu melakukan
monitoring dan evaluasi capaian kinerja pada Aplikasi e-monev Bappenas dan SMART
Kementerian Keuangan dalam bentuk Klinik Monev yang dilakukan secara virtual setiap
triwulan. Kegiatan ini melibatkan seluruh satuan kerja di lingkungan BKKBN, meliputi
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 191
Aplikasi TeLADAN adalah tool untuk melakukan monitoring pelaksanaan tata kelola
keuangan sesuai dengan Sistem Pengendalian Intern dan Peraturan perundang-
undangan yang diwujudkan dalam pemantauan administrasi perbendaharaan. Aplikasi ini
dapat diakses melalui web www.teladan.bkkbn.go.id. Instrumen dalam aplikasi ini adalah
sebagai berikut :
a. Satuan Kerja dilingkungan BKKBN yang telah menyampaikan LPJ ke kepala BKKBN
Aplikasi ini merupakan sistem yang digunakan dalam manajemen rantai pasok alat
dan obat kontrasepsi yang berfokus pada upaya peningkatan efisiensi organisasi dan
standarisasi praktik pengelolaan gudang sesuai dengan pedoman manajemen rantai
pasok yang berlaku.
Aplikasi SIRIKA terdiri dari MIM Tool dan Stokku. MIM Tool perangkat pengolahan data
192 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
manajemen dan pemantauan inventaris berbasis web. MIM Tool membantu pemangku
kepentingan untuk menyusun rencana distribusi dan memantau pencapaian indikator
kinerja rantai pasok. Stokku merupakan aplikasi pengelolaan gudang berbasis ponsel
pintar/ smart phone android base. Stokku memudahkan petugas pengelola gudang
untuk melakukan penerimaan, penyimpanan, penyaluran dan pelacakan alat dan obat
kontrasepsi. Adapun Tujuan SIRIKA antara lain:
D. Evaluasi Kinerja
Meskipun telah disusun sesuai dengan peraturan dan memperhatikan isu-isu strategis
yang ada, namun Renstra juga perlu dilakukan reviu agar dapat mengikuti perkembangan
berbagai isu strategis serta memperhatikan regulasi terbaru yang dapat dijadikan salah
satu potensi penyempurnaan dalam pengambilan kebijakan dan strategi BKKBN.
Pada tahun 2020 atau tahun pertama Renstra BKBN 2020-2024 telah dilakukan reviu.
Ruang lingkup tergadap reviu dilakukan pada :
5. Pemetaan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) untuk
melihat kesesuaian dengan kaidah-kaidah cascading dari level organisasi hingga
ke level Unit Kerja Eselon I dan II.
Dari hasil reviu yang telah dilaksanakan pada bulan November 2020, disimpulkan bahwa
perlu ada perbaikan/revisi atas Renstra BKKBN 2020-2024, yang didasarkan pada :
1. Perencanaan Kinerja
Monitoring dan evaluasi tersebut dilakukacn setiap triwulan atas program dan kegiatan
dalam Renja dan disampaikan ke Bappenas melalui aplikasi e-monev Bappenas.
Selanjutnya, sesuai Pasal 12 Peraturan Presiden Nomor 39 tahun 2006 diamanatkan
bahwa evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan jangka menengah dilakukan paling
sedikit 1 (satu) kali dan dilaksanakan paling lambat 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya
periode rencana. Namun demikian, BKKBN baru akan melakukan beberapa kegiatan
review Renstra pada tahun 2021, diantaranya:
196 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
b. Pemetaan isu strategis nasional yang memerlukan penyesuaian pada renstra BKBN
tahun 2020-2024;
1) Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan, dengan KP; (1) Integrasi
Sistem Administrasi Kependudukan, dan (2) Pemaduan dan Sinkronisasi Kebijakan
Pengendalian Penduduk.
3) Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, dengan KP; (1) Peningkatan
Kesehatan Ibu Anak, Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi, dan (2)
Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat.
Penyusunan Renja BKKBN TA 2021 dilaksanakan sesuai dengan Surat Bersama Pagu
Indikatif (SBPI) Nomor: S-376/MK.02/2020 dan B.310/ M.PPN/D.8/PP.04.02/05/2020
tanggal 8 Mei 2020 perihal Pagu lndikatif Belanja K/L TA 2021 yang digunakan sebagai
pedoman dalam penyusunan Renja K/L. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2020
bersumber dari dokumen Renja BKKBN TA 2020 dan atau Struktur Program dan
Anggaran (SPA) TA 2020. RKT didukung oleh indikator kinerja, output, komponen dan
sub komponen dari masing-masing UKE II Pusat maupun Perwakilan BKKBN Provinsi
yang sudah tertuang dalam SPA TA 2020.
BKKBN juga telah menetapkan peta strategi BKKBN sebagai dokumen pengelolaan
kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja BKKBN melalui Keputusan Kepala BKKBN
Nomor : 116/Kep/B1/2020 tentang Penetapan Peta Strategi Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2020-2024. Hal ini ditindaklanjuti oleh Surat
PLT. Sekretaris Utama Nomor: 1627/I/RC.01/B1/2020 tanggal 12 Juni 2020 perihal
Permintaan Penyusunan Peta Strategi dan Scorecard Unit Kerja Eselon II BKKBN 2020-
2024. Sehingga tersusunlah peta strategi seluruh Unit Kerja Eselon (UKE) II di baik
pusat maupun provinsi.
2. Perjanjian Kinerja
3. Pengukuran Kinerja
Salah satu fondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah pengukuran
kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan pelayanan publik dan meningkatkan
akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan
seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang (seharusnya)
terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran kinerja ini dilakukan secara berkala
(triwulan) dan tahunan.
Pengukuran kinerja dalam monev RAPK dilakukan secara periodik (bulanan) untuk
menentukan tingkat kemajuan dalam mencapai tujuan sebagai bahan evaluasi untuk
meningkatkan kinerja. Pengukuran capaian kinerja untuk setiap indikator kinerja
berpedoman pada definisi operasional tiap-tiap indikator kinerja yang terlampir pada
perjanjian kinerja Settama.
Sebagai salah satu bentuk transparansi dan akuntabilitas serta untuk memudahkan
pengelolaan kinerja, maka data kinerja harus dikumpulkan dan dirangkum. Pengumpulan
dan perangkuman harus memperhatikan indikator kinerja yang digunakan, frekuensi
pengumpulan data, penanggungjawab, mekanisme perhitungan dan media yang
digunakan. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi pencapaian kinerja di
lingkungan BKKBN. Pengelolaan data kinerja BKKBN dilakukan dengan cara mencatat,
200 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
mengolah dan melaporkan data kinerja sesuai dengan instrumen pengukuran tiap-
tiap indikator. Pengumpulan data Indikator Sasaran Strategis BKKBN dikoordinasikan
oleh Biro Perencanaan untuk dikompilasi sebagai Laporan Monitoring Evaluasi RAPK
BKKBN. Mekanisme pengumpulan data kinerja disesuaikan dengan definisi operasional
dan karakteristik tiap-tiap indikator. Target kinerja untuk Indikator Sasaran Strategis
BKKBN baru bisa dilakukan pengukurannya pada akhir tahun anggaran. Akan tetapi,
pengumpulan data kinerja tetap harus dilakukan secara berkala (bulanan) dengan
melaporkan progress setiap kegiatan strategis yang mendukung pencapaian target
kinerja Settama. Selain itu, dilakukan telaah atas fakta-fakta yang ada baik berupa
analisis keberhasilan/kegagalan serta rencana tindak lanjut kinerja maupun informasi
lainnya.
4. Pelaporan Kinerja
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi
yang dipercayakan kepada setiap Kementerian/Lembaga atas penggunaan anggaran.
Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran
kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis
terhadap pengukuran kinerja. Pengukuran dan pembandingan kinerja dalam laporan
kinerja harus cukup menggambarkan posisi kinerja BKKBN. BKKBN menyusun Laporan
Kinerja tahunan tingkat Kementerian/Lembaga berdasarkan perjanjian kinerja yang
ditandatangani dan menyampaikan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatir Negara
dan Reformasi Birokrasi paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Pelaporan ini bertujuan untuk memberikan informasi kinerja BKKBN yang terukur atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai. Sehingga dapat dijadikan dasar penentuan
upaya perbaikan berkesinambungan bagi BKKBN untuk meningkatkan kinerjanya.
5. Evaluasi Kinerja
target kinerja. Disamping itu, Radalgram ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi antar
unit kerja Eselon I dan II guna mewujudkan peningkatan pencapaian Program Bangga
Kencana.
2. Pelaksanaan evaluasi dan revieu peta strategi (BSC) termasuk revieu pada setiap
Indikator Kinerja Utama (IKU);
10. Perluasan upaya sosialisasi internalisasi visi, misi, startegi dan sistem pengelolaan
kinerja dengan menggunakan berbagai media dalam rangka meningkatkan
pemahaman pegawai terhadap sistem pengelolaan kinerja;
11. Pelaksanaan survei dalam rangka review pengelolaan kinerja sebagai salah satu
bentuk quality assurance pengelolaan kinerja di BKKBN;
12. Adanya suatu sistem reward and punishment yang bersifat konstruktif dan
konsisten untuk dijalankan di lingkungan BKKBN;
Model PMPRB mengadopsi pada total quality management, dimana penilaian dilakukan
secara menyuluh untuk mendapatka informasi capaian pelaksanaan reformasi birokrasi.
Penilaian dalam PMPRB
terbagi dalam dua komponen
yaitu komponen pengungkit
dan komponen hasil.
setiap komponen dengan kriteria penilaian dari masingmasing komponen yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sedangkan untuk melakukan penilaian komponen hasil, antara
lain menggunakan hasil survey eksternal pelaksanaan reformasi birokrasi, Ketercapaian
Kinerja Instansi, dan Informasi Terkini terkait instansi. Kriteria penilaian tertuang dalam
Lembar Kerja Evaluasi (LKE) Reformasi Birokrasi. Nilai akhir, kesimpulan, dan rencana
aksi tindak lanjut diperoleh berdasarkankonsensus tim asesor.
PMPRB dilakukan oleh assessor yang di koordinatori oleh Inspektur Utama, asessor
terdiri dari para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang diberi tugas untuk menilai dan
mengevaluasi capaian pelaksanaan RB pada masing-masing area perubahan. Dalam
menilai para asessor harus mencapai consensus bersama yang dibuktikan dengan
Berita Acara evaluasi. Hasil evaluasi tersebut kemudian akan di review oleh Inspektorat
Utama melaui Panel 1 dan akan dikirim Kepada Sestama untuk direview kembali. Pada
saat direvieu oleh Sestama dikenal dengan Panel II, pada Panel II Sesama berhak
menolak dan meminta perbaikan kembali Ke inspektorat Utama, apabila Sestama setuju
maka selanjutnya dikirim ke Menteri PANRB (Panel III)
Sinergitas antara Sekretaris Utama dan Inspektur Utama menjadi kunci penting
pelaksanaan RB di BKKBN. Hasil PMPRB dari tahun ketahun sebagai berikut
204 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Jika dilihat pembandingan antara hasil PMPRB dengan hasil penilaian RB Kementerian
PANRB, terlihat gap yang cukup tinggi. Untuk itu Sekretariat Utama dan Inspektorat
Utama selaku ketua TIM RB BKKBN dan Koordinator TIM PMPRB melakukan berbagai
aksi untuk perbaikan penilaian mandiri dan juga indeks Refomasi Birokrasi maka telah
dilakukan langkah-langka sebagai berikut:
2. Sosialisasi PMPRB
Di samping itu, melalui Evaluasi SAKIP unit kerja ini diharapkan dapat meningkatkan nilai
hasil evaluasi SAKIP BKKBN oleh Kementerian PAN dan RB. Evaluasi atas implementasi
SAKIP BKKBN tahun 2019 telah dilaksanakan di tahun 2020 terhadap 5 komponen,
yaitu Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja , Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja, dan
Capaian Kinerja. Nilai hasil evaluasi atas implementasi SAKIP tingkat BKKBN tahun 2019
adalah 66,17 dengan predikat B atau baik, dengan rincian:
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa adanya peningkatan capaian hasil
evaluasi dari tahun 2018 yaitu sebesar 64,53 dibandingkan dengan capaian hasil
evaluasi pada tahun 2019 adalah sebesar 66,17 denngan selisih sebesar 1,64
poin. Kenaikan hasil evaluasi SAKIP ini menunjukkan bahwa BKKBN secara serius
mengimplementasikan SAKIP di lingkungan kerja BKKBN dan berkomitmen untuk terus
melakukan perbaikan. Adapun perbaikan yang perlu segera dilaksanakan yaitu:
Upaya yang telah dilakukan BKKBN sebagai tindak lanjut perbaikan implementasi SAKIP
pada tahun 2020 antara lain:
Berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan, maka identifikasi revisi renstra memilki
ruang lingkup pertimbangan yang terkait dengan pemetaan isu strategis nasional dan
regulasi. Ruang lingkup revisi renstra berdasarkan pemetaan isu strategis nasional,
meliputi:
d. RAN Kepemudaan
c. Misi sebagai pra syarat untukmencapai visi tidak ada usulan perubahan.
Perbandingan Output dan Alokasi Anggaran Kegiatan Pro PN TA 2020 dan 2021
c. Melakukan efisiensi terhadap anggaran dengan akun perjalanan dinas baik yang berupa
perjadin murni maupun kegiatan pertemuan fulllday atau fullboard.
d. Melakukan revisi untuk kegiatan yang bisa langsung memberikan dampak pada capaian
outcome serta bermanfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat.
e. Menetapkan kebijakan tentang larangan revisi yang berakibat pada perubahan output
dan pagu anggaran pada kegiatan dengan tagging Pro PN, kegiatan kemitraan, dan akun
belanja modal.
Alokasi anggaran untuk menu KB MKJP mencapai Rp. 575 Milyar, sedangkan untuk
penurunan stunting sebesar Rp. 100 Milyar. Dalam rangka peningkatan KB MKJP
diusulkan menu baru dalam kegiatan penyediaan alat dan sarana Pelayanan KB melalui
DAK Fisik, antara lain :
a. Vasektomi (VTP KIT) tanpa pisau untuk meningkatkan kesertaan KB pria melalui
Metode Operasi Pria (MOP).
a. BKB Kit Stunting untuk 10 desa stunting di 360 Kabupaten dan kota
b. Siap nikah anti stunting untuk 10 desa di 360 Kabupaten dan kota
5. Peningkatan Alokasi Anggaran DAK non Fisik BOKB untuk dana penggera-
kan KB MKJP dan penurunan stunting.
Alokasi dana Penggerakan Pelayanan KB MKJP yang sebelumnya hanya Rp. 48 M melalui
APBN, meningkat menjadi Rp. 400 M melalui BOKB. Peningkatan alokasi anggaran yang
signifikan ini diharapkan bisa menurunkan TFR dan meningkatkan CPR secara optimal
di akhir 2021. Selain itu untuk penurunan stunting melalui Program Bangga Kencana,
maka dalam BOKB terdapat menu tersendiri yaitu kegiatan pengasuhan 1000 HPK
dan peningkatan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin di 360 kabupaten dan
kota sebesar Rp 223,5 M. Secara keseluruhan pembiayaan BOKB pada tahun 2021
senilai Rp 1,9 triliun yang dapat langsung dimanfaatkan oleh kabupaten dan kota dalam
mendukung kinerja BKKBN.
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 213
214 Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja
Laporan Kinerja 2020 / Akuntabilitas Kinerja 215
Penutup
216 Laporan Kinerja 2020 / Penutup
Semangat reformasi birokrasi untuk meningkatkan kinerja dalam mencapai sasaran dan
tujuan BKKBN menjadi kekuatan BKKBN dalam melaksanakan Program Bangga Kencana
tahun 2020. Dengan adanya pandemi covid tantangan dan permasalahan yang dihadapi
semakin besar, termasuk dengan adanya refocusing anggaran di BKKBN. Kebijakan baru
yang responsif dan pengembangan inovasi menjadi solusi yang dipilih BKKBN untuk
tetap menjaga kinerja sehingga sebagian besar sasaran dapat tercapai dengan baik.
Poin paling penting dalam laporan kinerja ini adalah pemanfaatannya sebagai bahan
perbaikan untuk meningkatkan kinerja BKKBN tahun yang akan datang. Bagi eksternal
diharapkan dapat menjadi masukan dalam kerangka kerjasama dengan BKKBN dalam
menjalankan tugas fungsinya. Dengan demikian dalam menghadapi tantangan dan
permasalahan yang lebih berat di masa mendatang, termasuk tugas baru BKKBN yaitu
penanganan stunting, BKKBN dapat tetap high performance sehingga hasil kinerja
dapat bermanfaat untuk masyarakat
Laporan Kinerja 2020 / Penutup 217
VISI BKKBN
“Terwujudnya Keluarga Berkualitas dan Pertumbuhan Penduduk yang Seimbang guna mendukung tercapainya
Indonesia Maju Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”
MISI BKKBN
1. Mengendalikan pertumbuhan penduduk dalam rangka menjaga kualitas dan struktur penduduk
seimbang
2. Menyelenggarakan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi secara komprehensif
3. Menyelenggarakan pembangunan keluarga yang holistik integratif sesuai siklus hidup
4. Membangun kemitraan, jejaring kerja, peran serta masyarakat dan kerjasama global
5. Memperkuat inovasi, teknologi, informasi dan komunikasi
TUJUANI I
TUJUAN TUJUAN
TUJUAN II II
Mewujudkan keluargaberkualitas,
Mewujudkan keluarga berkualitas, yaitu
yaitu keluarga
keluarga Mengendalikan struktur
Mengendalikan struktur penduduk
penduduk menuju
menuju Penduduk
Penduduk
yang tentram,mandiri
yang tentram, mandiridan bahagia
dan bahagia Tumbuh Seimbang(PTS)
Tumbuh Seimbang (PTS) dengan
dengan sumber
sumber dayadaya manusia
manusia
yang berkualitas
yang berkualitassehingga
sehinggaterwujud bonus
terwujud demografi
bonus yang yang
demografi
bermanfaaat
bermanfaaat bagi pembangunan
bagi pembangunan
SASARAN STRATEGIS 5 SASARAN STRATEGIS 6 SASARAN STRATEGIS 1 SASARAN STRATEGIS 2 SASARAN STRATEGIS 3 SASARAN STRATEGIS 4
Meningkatnya Indeks Meningkatnya Median Usia Menurunnya angka Meningkatnya angka Menurunnya kebutuhan Menurunnya angka
Pembangunan Keluarga Kawin Pertama Perempuan kelahiran total prevalensi kontrasepsi ber-KB yang tidak kelahiran remaja
modern terpenuhi
INDIKATOR SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR SASARAN
STRATEGIS STRATEGIS INDIKATOR SASARAN INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
STRATEGIS
Indeks Pembangunan Median Usia Kawin Pertama STRATEGIS STRATEGIS Angka kelahiran remaja
Angka kelahiran total
Keluarga (iBangga) Perempuan (MUKP) Angka prevalensi Persentase kebutuhan umur 15-19 tahun (Age
(Total Fertility
kontrasepsi modern ber-KB yang tidak Specific Fertility
Rate/TFR) per WUS usia
(Modern Contraceptive terpenuhi (Unmet Need) Rate/ASFR 15-19)
15-49 Tahun
Prevelance Rate/mCPR)
SASARAN OUTCOME 1 SASARAN OUTCOME 2 SASARAN OUTCOME 3 SASARAN OUTCOME 4 SASARAN OUTCOME 5
(ESELON I) (ESELON I) (ESELON I) (ESELON I) (ESELON I)
Mewujudkan Keluarga yang Meningkatkan implementasi Meningkatnya kesertaan Meningkatnya cakupan dan Mewujudkan SDM Aparatur dan Tenaga
Mandiri, Tentram dan pemaduan dan sinkronisasi keluarga dalam Keluarga kualitas advokasi KIE, jejaring Program Bangga Kencana, Penelitian dan
Bahagia (keluarga kebijakan pembangunan Berencana dan Kesehatan kemitraan, kinerja petugas lini Pengembangan serta Kerjasama
berkualitas) pengendalian penduduk lapangan dan pengelolaan smart Internasional yang berkualitas
Reproduksi
data dan informasi melalui
INDIKATOR SASARAN INDIKATOR SASARAN teknologi INDIKATOR SASARAN OUTCOME (ESELON I)
OUTCOME (ESELON I) INDIKATOR SASARAN
OUTCOME (ESELON I) 1. Persentase SDM Aparatur dan Tenaga
1. Angka kelahiran total OUTCOME (ESELON I)
1. Indeks Pembangunan INDIKATOR SASARAN Program yang Kompeten
(Total Fertility Rate/TFR) 1. Angka prevalensi
Keluarga (iBangga) OUTCOME (ESELON I) 2. Persentase Kerjasama Internasional
per WUS usia 15-49 kontrasepsi modern 1. Persentase masyarakat
2. Median Usia Kawin Bangga Kencana yang
Tahun (Modern Contraceptive yang terjangkau Program diimplementasikan
Pertama Perempuan
2. Indeks Pembangunan Prevelance Rate/mCPR) Bangga Kencana 3. Persentase Pemanfaatan Hasil Penelitian
(MUKP)
3. Persentase Baduta yang Berwawasan 2. Persentase kebutuhan 2. Persentase tingkat putus dalam Penentuan Kebijakan Program
Stunting Kependudukan (IPBK) ber-KB yg tidak terpenuhi pakai pemakaian Bangga Kencana
3. Indeks kepedulian (Unmet Need) kontrasepsi (Drop Out/DO)
terhadap Isu 3. Persentase Peserta KB 3. Persentase kebutuhan ber-
Kependudukan Aktif (PA) Metode KB yg tidak terpenuhi
4. Persentase Kampung KB Kontrasepsi Jangka (Unmet Need)
mandiri
Panjang (MKJP)
4. Angka kelahiran remaja
umur 15-19 tahun (Age
Specific Fertility
Rate/ASFR 15-19)
Laporan Kinerja 2020 / Penutup 219