DAFTAR ISI.................................................................................................................2
SAMBUTAN...............................................................................................................4
KATA PENGANTAR.....................................................................................................5
PENDAHULUAN........................................................................................................6
I. Latar Belakang.............................................................................................7
II. Tujuan Pelaksanaan.....................................................................................8
III. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan.....................................................................8
IV. Peserta, Kriteria Peserta dan Peraturan Orientasi..........................................9
V. Pelatih/Fasilitator.....................................................................................10
VI. Struktur Program.......................................................................................10
VII. Metode Penyelenggaraan Orientasi .........................................................10
VIII. Sumber Biaya.............................................................................................11
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATERI ORIENTASI....................................12
MATERI I: UPAYA KESEHATAN DI POSYANDU SEBAGAI PENCEGAHAN STUNTING....17
I. Deskripsi...................................................................................................18
II. Tujuan Pembelajaran................................................................................18
III. Pokok Bahasan..........................................................................................18
IV. Metode.....................................................................................................19
V. Bahan Belajar............................................................................................19
VI. Langkah Pembelajaran..............................................................................19
VII. Uraian Materi............................................................................................20
MATERI II: KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM UPAYA KESEHATAN DI POSYANDU
PADA ADAPTASI KEBIASAAN BARU..........................................................................33
I. Deskripsi Singkat.......................................................................................34
II. Tujuan Pembelajaran................................................................................34
III. Pokok Bahasan..........................................................................................34
IV. Metode.....................................................................................................34
V. Bahan Belajar............................................................................................34
VI. Langkah Pembelajaran..............................................................................34
VII. Uraian Materi............................................................................................37
MATERI III: PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN DI POSYANDU PADA ADAPTASI
KEBIASAAN BARU..............................................................................................61
I. Deskripsi...................................................................................................62
Stunting adalah masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang
lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Anak yang menderita stunting akan lebih
rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap penyakit degeneratif.
Dampak stunting tidak hanya pada segi kesehatan tetapi juga tingkat kecerdasan anak.
Untuk mencegah hal tersebut, pemerintah mencanangkan program intervensi
pencegahan stunting terintegrasi yang melibatkan lintas kementerian dan lembaga.
Dengan adanya kerjasama lintas sektor ini diharapkan dapat menekan angka stunting di
Indonesia sehingga dapat tercapai target yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024 menjadi
14 % pada tahun 2024. Upaya yang dilakukan adalah melalui intervensi spesifik dan
sensitif, penajaman strategi serta komitmen yang tinggi dari semua pihak termasuk upaya
meningkatkan partisipasi masyarakat, diantaranya melalui kegiatan Posyandu dengan kader
sebagai pelaksananya. Penguatan intervensi spesifik diprioritaskan pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan mulai saat kehamilan sampai bayi 0-23 bulan dan juga intervensi pada remaja.
Pada masa pandemi COVID-19 cakupan pemantauan pertumbuhan di Posyandu turun
12,6% (survey cepat UNICEF Bersama Direktorat Gizi masyarakat, Kemenkes, 2020), dan 43,5%
Puskesmas meniadakan pelayanan Posyandu (Balitbangkes, Kemenkes, 2020). Merespon hal
tersebut diterbitkanlah Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/12763/2020
tentang Panduan Operasional Upaya Kesehatan di Pos Pelayanan Terpadu dalam Adaptasi
Kebiasaan Baru untuk Penerapan Masyarakat Produktif dan Aman Coronavirus Disease 2019
(COVID-19).
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat bekerjasama dengan 9
Perguruan Tinggi sebagai mitra strategis pemerintah untuk melakukan Orientasi Kader di 140
kabupaten/kota lokus stunting yang tersebar di 22 provinsi. Perguruan Tinggi mempunyai
Tri Dharma Perguruan, yaitu: Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan,
dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Kerjasama ini diharapkan dapat dilaksanakan secara
berkelanjutan dan sejalan dengan fungsi Perguruan Tinggi.
Akhir kata perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Tim Penyusun dan semua pihak yang terlibat dalam menyusun Panduan Orientasi Kader ini,
semoga apa yang dikerjakan selalu mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
Buku panduan ini terdiri dari dua bagian, yaitu 1) kegiatan fasilitator dalam proses pembe-
lajaran dan 2) uraian materi. Adapun ruang lingkup materi yang ada dalam panduan ini me-
liputi Upaya kesehatan di Posyandu sebagai pencegahan stunting; Komunikasi Antar Pribadi
pada Upaya Kesehatan di Posyandu dalam Adaptasi Kebiasaan Baru; Pelaksanaan upaya kes-
ehatan di Posyandu dalam adaptasi kebiasaan baru di zona merah, oranye, kuning dan hijau;
dan Rencana Tindak Lanjut. Untuk itu, panduan ini disusun sebagai pegangan bagi fasilitator
dalam meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di puskesmas, aparat desa/kelurahan, dan
kader Posyandu serta panduan di lapangan.
Harapan kami, dengan adanya kerjasama dengan Perguruan Tinggi akan lebih mempercepat
peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas, para kader dan berbagai pihak yang
terlibat dalam kegiatan di Posyandu, sehingga pelayanan di Posyandu dapat berjalan dengan
optimal.
Akhir kata, selamat bekerja, semoga apa yang kita harapkan bersama dapat tercapai dengan
ridhoNya.
B. Tujuan Khusus
Peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan upaya kesehatan di Posyandu sebagai pencegahan
stunting, pencegahan COVID-19 serta peningkatan Kesehatan Ibu dan
Anak
2. Melaksanakan komunikasi antar pribadi pada upaya Kesehatan di
Posyandu dalam adaptasi kebiasaan baru
3. Melaksanakan upaya kesehatan di Posyandu dalam adaptasi kebiasaan
baru di zona merah, oranye, kuning dan hijau serta surveilans berbasis
masyarakat
B. Kriteria peserta:
1. Petugas Promkes Puskesmas,
- Merupakan petugas pengelola Promosi Kesehatan di Puskesmas
dengan pengalaman sekurang-kurangnya 2 tahun.
- Ditugaskan oleh pimpinan
2. Perwakilan Pemerintah Desa
- Merupakan petugas pembina kelembagaan Posyandu
- Ditugaskan oleh pimpinan
3. Kader Pembangunan Manusia
- Merupakan kader pembangunan manusia di wilayah Posyandu
4. Kader Posyandu
- Telah berpengalaman sebagai kader lebih kurang 2 tahun
- Berusia di bawah 50 tahun, sehat dan diutamakan tidak mempunyai
penyakit komorbid.
C. Peraturan Orientasi
1. Pelaksanaan dalam jaringan/online
a. Setiap peserta dapat mengikuti dengan menggunakan perangkat
yang terhubung dengan jaringan internet seperti telephone
genggam, laptop atau komputer pribadi
b. Selama mengikuti orientasi peserta diminta untuk fokus dan tidak
menghidupkan microfon (mute) jika tidak diminta berbicara.
c. Peserta menyediakan alat tulis (buku, pena, spidol berwarna hitam)
V. Pelatih/Fasilitator
Fasilitator orientasi ini berasal dari Perguruan Tinggi Mitra yang telah
mengikuti standardisasi
12
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATERI ORIENTASI
Nomor : Materi Orientasi 2
Materi Orientasi : Komunikasi Antar Pribadi pada Pelaksanaan Posyandu dalam Adaptasi Kebiasaan
Baru
Deskripsi Materi Orientasi : Materi Orientasi ini membahas tentang konsep dasar komunikasi antar pribadi,
komunikasi antar pribadi pada pelaksanaan Posyandu dalam adaptasi kebiasaan
baru
Hasil Belajar : Setelah mengikuti materi Orientasi ini, peserta mampu melakukan komunikasi antar
pribadi pada pelaksanaan upaya Kesehatan di Posyandu dalam adaptasi kebiasaan
baru
Waktu : 2 JPL (T= 1 JPL, P= 1 JPL, PL= 0 JPL)
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan 1. Konsep Dasar Komunikasi Ceramah, tanya 1. KMK Nomor
konsep dasar Antar Pribadi jawab HK.01.07/
komunikasi antar Menkes/12763/2020
pribadi 1. Bahan 2. Panduan Lokakarya
2. Melakukan 2. Komunikasi Antar Pribadi 1. Ceramah, tayang Orientasi Kader
komunikasi antar pada Pelaksanaan Posyandu tanya jawab 2. Flipchart Posyandu 2019
pribadi pada dalam Adaptasi Kebiasaan 2. Praktik 3. Spidol 3. Buku Strategi
pelaksanaan upaya Baru mandiri/ 4. Komputer Komunikasi
Kesehatan di kelompok 5. LCD Perubahan Perilaku
Posyandu dalam 3. Panduan 6. Panduan Pencegahan Stunting
13
Pribadi
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATERI ORIENTASI
14
Nomor : Materi Orientasi 3
Materi Orientasi : Pelaksanaan Upaya Kesehatan di Posyandu dalam Adaptasi Kebiasaan Baru
Deskripsi Materi Orientasi : Materi Orientasi ini membahas tentang pelaksanaan Posyandu dalam adaptasi
kebiasaan baru, pada zona merah, oranye dan kuning serta surveilans berbasis
masyarakat
Hasil Belajar : Setelah mengikuti materi Orientasi ini, peserta mampu melakukan upaya kesehatan
di Posyandu dalam adaptasi kebiasaan baru pada zona merah, oranye dan kuning
serta surveilans berbasis masyarakat
Waktu : 5 JPL (T= 1 JPL, P= 4 JPL, PL= 0 JPL)
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Memahami 1. Pelaksanaan Posyandu Ceramah, tanya 1. Bahan 1. KMK Nomor
pelaksanaan dalam Adaptasi Kebiasaan jawab tayang HK.01.07/
Posyandu dalam Baru 2. Flipchart Menkes/12763/2020
adaptasi kebiasaan 2. Penghitungan cakupan dan 3. Spidol 2. Panduan Lokakarya
15
kelompok
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA ORIENTASI
Nomor : Materi Orientasi 4
Materi Orientasi : Penyusunan rencana tindak lanjut
Deskripsi Materi Orientasi : Materi Orientasi ini membahas tentang penyusunan rencana tindak lanjut
Hasil Belajar : Setelah mengikuti Materi Orientasi ini, peserta menyusun rencana tindak lanjut
Waktu : 1 JPL (T= 0 JPL, P= 1 JPL, PL= 0 JPL)
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
16
Materi I
Upaya Kesehatan Di Posyandu
Sebagai Pencegahan Stunting
I. Deskripsi
Menurut Laporan yang diterbitkan pada bulan September 2018 tentang
“Kondisi Ketahanan Pangan dan Gizi di Dunia” menempatkan Indonesia
sebagai satu-satunya negara yang mempunyai prevalensi tinggi untuk tiga
indikator malnutrisi, yaitu stunting, gizi buruk dan obesitas pada balita.
Sebelumnya, Global Nutrition Report 2014, menempatkan Indonesia dalam
kelompok 5 besar negara dengan kasus stunting terbesar di dunia. Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia saat ini menghadapi darurat malnutrisi.
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi tersebut diatas,
dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan,
gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
Sedangkan, dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan
adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya
penyakit degeneratif seperti diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan
pembuluh darah, dan lain-lainnya.
V. Bahan Belajar
A. Bahan tayang
B. Flipchart
C. Spidol
D. Komputer
E. LCD
d) Program STBM
Salah satu upaya pencegahan stunting adalah dengan memutus mata
rantai penularan penyakit atau alur kontaminasi dengan melakukan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan pendekatan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM). Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
yaitu:
- Air minum yang digunakan di Rumah Tangga haruslah memenuhi
persyaratan, yaitu jernih, tidak keruh, tidak berbau, tidak berwarna,
dan tidak berasa.
- Pengelolaan makanan di Rumah Tangga diawali dengan pemilihan
makanan yang baik yaitu bebas dari pestisida, bahan kimia berbahaya.
Makanan kemasan yang perlu diperhatikan adalah kemasan masih baik
dan cek label, tanggal kadaluwarsa serta informasi lainnya. Penyimpanan
Pokok Bahasan 2
Konsep Posyandu aktif
Pemberdayaan masyarakat bidang Kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga dan
masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan
dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif
dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial budaya
setempat.
Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan langkah pengenalan kondisi
wilayah, survei mawas diri, musyawarah masyarakat desa, perencanaan
partisipatif, pelaksanaan kegiatan serta pembinaan kelestarian.
Pokok Bahasan 3
Upaya Kesehatan di Posyandu dalam Pencegahan Stunting
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalan Negeri No.18 Tahun 2018 tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) dan Lembaga Adat Desa (LAD),
Posyandu sebagai salah satu LKD memiliki fungsi, antara lain: meningkatkan
kesejahteraan keluarga yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia.
Untuk itu, Posyandu memegang peranan penting dalam upaya percepatan
penurunan stunting.
Pokok Bahasan 4
Peran dan Fungsi Kader Posyandu dalam pencegahan Stunting
Menurut Nano Wijaya Kader adalah orang atau kumpulan orang yang dibina
oleh suatu lembaga kepengurusan dalam sebuah organisasi, yang berfungsi
sebagai ‘pemihak’ dan atau membantu tugas dan fungsi pokok organisasi
tersebut.
Di bidang kesehatan dikenal dengan Kader kesehatan adalah seseorang yang
mau dan mampu melaksanakan upaya-upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di bawah pembinaan pendamping teknis baik kesehatan
maupun pemberdayaan masyarakat. Merupakan sumber daya manusia yang
sangat berpotensi membantu dalam pemberdayaan masyarakat dan dilakukan
atas kesadaran diri sendiri dan tanpa pamrih apapun. Dan Kader Posyandu
merupakan anggota yang berasal dari masyarakat didaerah tersebut serta
bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan
Posyandu. Kader Posyandu sebagai penyelenggara Posyandu dituntut untuk
memenuhi kriteria yaitu anggota masyarakat setempat, dapat membaca dan
menulis huruf latin, memiliki minat dan bersedia menjadi kader, bekerja secara
sukarela, dan memiliki kemampuan dan waktu luang (Kemenkes RI, 2011).
Integritas Kader
Dalam menjalankan peran dan tugasnya, seorang kader diharapkan mempunyai
integritas tinggi. Kader yang berintegritas tinggi adalah yang memahami
cara untuk mengenal dan mengetahui mutu serta kemampuan dirinya
terletak di bidang apa dan juga akan mengetahui sifat yang bisa membawa
kewibawaan dan melahirkan kejujuran, sehingga mampu bekerja maksimal
untuk menghasilkan karya terbaiknya dalam membantu penyelesaian masalah
kesehatan dalam hal ini pencegahan stunting.
I. Deskripsi Singkat
Kader dapat menjalankan perannya sebagai penyuluh melalui kegiatan pem-
berian informasi dan edukasi bagi sasaran, khususnya ibu hamil dan ibu balita.
Penyuluhan kader yang diberikan kepada sasaran dalam rangkaian penyeleng-
garaan Posyandu dapat dilakukan pada sebelum, saat, dan sesudah hari buka
Posyandu.
Materi orientasi II ini membahas tentang konsep dasar komunikasi antar prib-
adi serta pelaksanaannya oleh kader dalam upaya kesehatan di Posyandu pada
masa adaptasi kebiasaan baru.
IV. Metode
A. Ceramah tanya jawab
B. Diskusi
C. Praktik mandiri
V. Bahan Belajar
A. Bahan tayang
B. Modul orientasi
C. Buku KIA
D. Lembar kasus/lembar diskusi
KAP dapat dilaksanakan dengan menggunakan media KIE atau alat bantu un-
Pokok Bahasan 2
Komunikasi Antar Pribadi pada Pelaksanaan Posyandu dalam Adaptasi Ke-
biasaan Baru
KAP dapat dilakukan sebelum, saat, dan sesudah hari buka Posyandu.
• Sebelum hari buka Posyandu, kader dapat melakukan KAP untuk mengin-
gatkan atau mengajak sasaran untuk datang saat hari buka Posyandu.
• Saat hari buka Posyandu, KAP dapat diterapkan pada langkah 4, yaitu pen-
yuluhan/edukasi terkait hasil pemantauan pertumbuhan dan perkemban-
gan, tanda bahaya kehamilan, tanda bahaya balita sakit, dan lain sebagain-
ya. Setelah pengunjung mendapatkan layanan Posyandu, kader juga dapat
mengingatkan pengunjung Posyandu untuk menerapkan protokol keseha-
tan dalam rangka pencegahan COVID-19, seperti segera pulang ke rumah,
segera mandi dan mengganti pakaian, menerapkan etika batuk, menjaga
jarak, sering cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, dan tidak keluar
rumah kecuali keadaan mendesak.
• Sesudah hari buka Posyandu, kader dapat menerapkan KAP ketika ikut
mendampingi kelas ibu hamil atau kelas balita dan melakukan kunjungan
rumah.
• Sesudah hari buka Posyandu, kader dapat menerapkan KAP ketika melaku-
kan kunjungan rumah pada sasaran yang tidak hadir ke Posyandu untuk
menanyakan perihal ketidakhadirannya atau telah mengakses fasyankes
untuk melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan serta
menanyakan hasilnya untuk dicatat dalam buku laporan kader.
A. Pengantar
Hampir separuh ibu hamil kurang darah atau anemia. Ibu hamil yang kurang
darah beresiko melahirkan anak prematur, berat badan lahir rendah, kegugu-
ran bahkan anemia disebut salah satu faktor tidak langsung dari kematian ibu
saat persalinan.
Apakah kurang darah itu jumlah atau volume darah yang kurang?
Bukan volume darah yang kurang tapi jumlah sel darah merah yang kurang. Sel
darah merah mengandung Hemoglobin (Hb) yang bertugas menangkut oksi-
gen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Hemogoblin dibentuk oleh zat besi. Jadi,
bila zat besi kurang, kurang pula Hemoglobin dalam darah.
Ibu hamil dikatakan mengalami anemia Hb lebih rendah dari batas normal.
Batas yag normal berubah seiring dengan usia kehamilan. Silahkan tanyakan
ibu bidan atau dokter untuk batas-batasnya.
Ibu hamil yang kurang ditandai dengan 5L yaitu lesu, letih, lemah, lelah dan
lalai.
Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh sejumlah faktor, tiga diantaranya ada-
lah sbb.
1. Kurang akan makanan kaya kaya zat besi seperti daging, hati, telur, sayuran
hijau dan lain-lain
2. Kebutuhan zat besi meningkat kehamilan
3. Penyakit seperti kecacingan dan malaria
Jadi salah satu kuncinya adalah zat besi. Agar tidak anemia, ibu hamil harus
mengonsumsi makanan kaya zat besi. Sumbernya bisa dari pangan hewani
atau nabati (tumbuhan).
Contoh: pangan hewani yang kaya zat besi adalah dagi sapi, unggas, ikan, hati,
telur dan susu. Kelebihan pangan hewani adalah zat besinya mudah diserap
tubuh (tingkat penyerapan 20%-30%). Hanya saja harganya lebih mahal. Con-
toh: sumber nabati adalah kacang-kacangan, serealia, sayuran hijau, buah dan
gandum. Harganya lebih murah tapi zat besi yang dapat diserap tubuh lebih
sedikit (tingkat penyerapan 1-10%). Oleh karena itu, agak sulit mengandalkan
nabati sebagai sumber zat besi.
Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil dianjurkan minum satu Tablet
Tambah Darah (TTD) setiap hari sepanjang kehamilan. Ibu hamil mendapatkan
TTD secara gratis di sarana kesehatan (Puskesmas) atau Posyandu. Namun, ha-
nya sedikit ibu hamil yang mau meminumnya. Hanya 18% saja yang meminum
sesuai anjuran, yaitu minimal 90 tablet. Kebanyakan minum sekali atau beber-
apa kali lalu berhenti. Alasannya, TTD membuat perut mual dan pusing-pusing.
B. Tujuan
Agar ibu hamil memandang penting dan mau meminum TTD
C. Jumlah peserta
1 – 15 orang
D. Target peserta
Ibu hamil/suami
F. Waktu
10-15 menit
G. Langkah
1. Perkenalan (kader dan ibu hamil) fasilitator menyebut nama seorang bu
hamil berkali-kali
2. Sampaikan tujuan yaitu mengajak ibu-ibu untuk belajar tentang perilaku
sehat.
3. Lakukan bina suasana dengan permainan atau lagu sederhana.
4. Tanyakan makanan kesukaan ibu-ibu? Dengarkan secara aktif
5. Tanyakan, apa mimpi ibu pada anak yang dikandungnya saat ini? berharap
jadi apa anaknya nanti ? dengarkan secara aktif. Gali tujuan atau yang ingin
dipetik dari harapan itu (tekanan tujuan pribadi/keluarga, maupun mas-
yarakat). Apabila mendapat jawaban normatif (berguna bagi masyarakat,
tergantung anak dll), gali atau dengarkan secara aktif.
6. Tunjukkan gambar-gambar, bila tersedia, cocokkan dengan mimpi yang dis-
ampaikan.
7. Gunakan bahasa theatre of mind.
Contoh:
Tentara : Bangga kan anaknya jadi tentara. Saat anak pulang ke rumah leba-
ran atau hari besar, pakai seragam lengkap, gagah, orang-orang di kampung
membicarakan, eh itu anaknya bu/ pak SEBUT NAMA-NAMA PESERTA UN-
TUK RELEVANSI? Wah, gagah benar. Banggakah ibu/ bapak? Mau anaknya
begitu?
Anak-anak di kampung jadi terinspirasi. Oh, aku juga bisa jadi tentara kaya
Cita-cita
1. Pertanyaan utama: Bu/Pak, kalau boleh tahu, apa sih mimpi atau harapan
pada anak ibu/ bapak nanti kalau sudah besar? Harapannya, anak nanti kalau
besar jadi apa?
Bila mendapat jawaban normatif (berguna bagi masyarakat, tergantung anak
dll), gali atau dengarkan secara aktif.
2. Buat kelompok berisi 4-6 orang dengan permainan jongkok-berdiri senang.
Bagikan masing-masing kelompok 1 set gambar cita-cita. Sampaikan: silahkan
dilihat-lihat, apa ada yang mirip dengan harapan atau cita-cita kita? Silahkan
diobrolkan nanti kita bahas bersama.
3. Pilih jubir kelompok dengan demokrasi telunjuk. Ajak jubir bercerita.
4. Kuatkan harapan dengan membahas per cita-cita. Gali atau ulas manfaat prib-
adi dan manfaat sosial dan sedikit provokasi.
a. Gunakan bahasa theatre of mind.
Contoh:
Tentara: Bangga kan anaknya jadi tentara. Saat anak pulang ke rumah leb-
aran atau hari besar, pakai seragam lengkap, gagah, orang-orang di kam-
pung membicarakan, eh itu anaknya Bu/Pak SEBUT NAMA-NAMA PESERTA
UNTUK RELEVANSI? Wah, gagah benar. Banggakah ibu/ bapak? Mau anak-
nya begitu?
Anak-anak di kampung jadi terinspirasi. Oh, aku juga bisa jadi tentara kaya
anaknya Bu/Pak SEBUT NAMA-NAMA PESERTA UNTUK RELEVANSI. Mereka
jadi semangat belajar, makannya juga yang bergizi, sering olah raga agar
seperti anaknya. SEBUT NAMA-NAMA PESERTA UNTUK RELEVANSI? Wah,
jadi inspirasi warga kampung? Mau anaknya begitu?
6. Sampaikan tur mini pada makan. Apa yang sebaiknya dimakan anak? Untuk
apa anak makan itu? Umumnya menyebut nasi, sejumlah lauk pauk, sayur dan
buah tapi tidak mengetahui secara mendalam mengapa harus memakan itu
(jawaban yang umum: supaya sehat, kenyang dan lainnya).
Kaitkan dengan cita-cita. Tadi ibu/ bapak SEBUT NAMA-NAMA ingin anaknya
jadi SEBUT CITA-CITA. Itu serius? Apa bisa terwujud kalau anaknya sakit-saki-
tan? Jadi apa yang harus dimakan anak?
7. Provokasi. Kalau anak-anak menolak, bagaimana? Apa yang kita lakukan? BA-
HAS TENTANG ACTIVE FEEDING.
8. Kalau ibu/bapak SEBUT NAMA-NAMA serius ingin anaknya jadi SEBUT CITA-CI-
TA dan sudah tahu kalau harus dikasih makanan sumber tenaga, contohnya..?
Sumber pengatur, contohnya..? Sumber pertumbuhan, contohnya…? Kapan
mulai anaknya dikasih makanan seperti itu secara lengkap? Serius?
9. Tanyakan apakah ibu makan saat ini berpengaruh pada anak? Jelaskan tentang
pertumbuhan otak yang berkembang maksimal dimulai sejak janin sampai 2
tahun.
10. Gambar minum TTD, ini gambar apa? Apakah ibu memperoleh TTD? Apakah
ibu meminumnya? Ibu ibu ini adalah tablet tambah darah. Warnanya merah
mengkilap dan tidak berbau. Ukurannya pun sedang, sehingga mudah untuk
ditelan bersama air. Mirip seperti saat ibu menelan makanan lainnya.
11. Kembalikan ke gambar impian. Sampaikan, betulkah ibu ingin anaknya nanti
seperti ini? provokasi apakah serius? Betulan atau hanya omong-omong saja?
Atau tidak peduli anaknya jadi apa nanti?
Karena ibu betul—betul ingin anaknya menjadi (tunjukkan gambar), maka ibu
harus minum TTD sesuai anjuran. Satu tablet setiap hari selama kehamilan.
Minum berapa bu? Selama … ?
12. Tunjukan gambar. Tanyakan: Bagaimana cara kerja TTD di dalam tubuh ibu
hamil? Benarkah tablet ini bisa menambah darah? Mengapa darah harus di-
tambah? Setelah ibu ibu menjawab, apreasiasi lalu tambahkan informasi:
Saat ini, ibu sedang hamil, sehingga tubuh ibu perlu memproduksi lebih ban-
yak darah dalam tubuh. Darah adalah kendaraan untuk membawa oksigen ke
seluruh tubuh. Darah juga membantu perkembangan dan pertumbuhan janin.
Coba ibu bayangkan, darah tersebut mengalir dengan lancar ke seluruh tu-
buh membawa sumber nutrisi dan tenaga yang dibutuhkan ibu dan bayi ibu.
Lancarnya peredaran darah inilah yang membuat ibu merasa lebih segar. Nah,
untuk membuat darah, maka tubuh ibu membutuhkan zat besi sebagai bahan
dasar pembuatan darah. TTD mengandung zat besi yang bagus untuk mem-
bantu pembuatan darah tersebut.
A. Pengantar
Makanan bergizi seimbang diperlukan bagi anak untuk tumbuh sehat secara
optimal. Makanan gizi seimbang meliputi sumber tenaga (karbohidrat), misal-
nya: nasi, ubi, singkong, sagu, kentang, roti, mie. Sumber makanan yang ban-
yak mengandung zat pengatur (vitamin, mineral dan serat) yaitu sayur mayu
dan buah-buahan. Sedangkan sumber makanan yang penting untuk pertum-
buhan (protein) adalah lauk pauk. Lauk pauk terdiri dari nabati dan hewati
yang sama-sama penting. Setiap makan, porsinya sebaiknya seperti yang ada
isi piringku.
B. Tujuan
• Membangun pemahaman tentang pentingnya makan makanan yang be-
ragam
• Mendorong perilaku makan makanan yang bergizi seimbang
C. Jumlah peserta
Kelompok (8 – 30 orang)
D. Target peserta
Ibu yang memiliki anak balita, Ibu hamil atau suami
E. Peralatan
Gambar cita-cita
Gambar mobil
Gambar isi piringku
F. Durasi
30 - 45 menit
G. Langkah
Pengantar
1. Perkenalkan tim dan ajak ibu-ibu memperkenalkan diri (Gunakan teknik
kelompok. Bila telah saling mengenal, fokus pada aspek kedekatan)
2. Sampaikan tujuan secara partisipatif: mengajak bersama-sama belajar
tentang perilaku yang sehat bagi anak dan keluarga
3. Lakukan satu permainan pembuka (1+1, Marina Menari, pada hari minggu
atau lainnya)
4. Sampaikan pertanyaan check-in talk: bagaimana keadaan anak-anak/ kita
saat ini? Dengarkan aktif.
5. Ajak peserta belajar tentang makanan dengan menunjukkan gambar mo-
bil.
1. Kelompok 1
Ibu Manda memiliki bayi berusia 2 bulan. Dengan mengacu pada buku KIA, si-
lakan siapkan pesan-pesan apa saja yang perlu disampaikan oleh kader kepada
Ibu Manda dalam rangka menjaga kesehatan bayinya.
2. Kelompok 2
Minggu depan, bayi Ardi dijadwalkan untuk mendapatkan imunisasi. Dengan
mengacu pada buku KIA, silakan siapkan pesan-pesan pengingat sekaligus
memotivasi Ibu Ardi agar membawa bayi Ardi untuk diimunisasi.
3. Kelompok 3
Ibu Arini telah selesai mendapatkan layanan pada hari buka Posyandu. Sebe-
lum pulang, Ibu Susi sebagai kader bertugas mengingatkan Ibu Arini tentang
hal-hal apa saja yang perlu dilakukan sepulang dari Posyandu. Perwakilan ang-
gota kelompok diminta untuk berperan sebagai Ibu Kader Susi yang memprak-
tikkan KAP dalam memberikan edukasi kepada Ibu Arini
4. Kelompok 4
Setelah hari buka Posyandu, Ibu Rani sebagai kader bertugas melakukan
kunjungan ke rumah Ibu Sandra untuk memantau kepatuhan minum tablet
tambah darah (TTD) dan memotivasi Ibu Sandra untuk rutin meminum TTD.
Perwakilan anggota kelompok diminta untuk berperan sebagai Ibu Kader Rani
yang mempraktikkan KAP dalam melakukan kunjungan ke rumah Ibu Sandra
yang sedang hamil.
I. Deskripsi
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu lembaga
kemasyarakatan desa/kelurahan yang mewadahi pemberdayaan masyarakat
dalam pelayanan sosial dasar yang pelaksanaannya dapat disinergikan dengan
layanan lainnya sesuai potensi daerah. Salah satu kegiatan sosial dasar di
Posyandu yakni kegiatan kesehatan, yang utamanya adalah Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi dan pendidikan pola
hidup sehat yang dilakukan dalam 5 (lima) langkah kegiatan pada hari buka
serta di luar hari buka Posyandu. Dalam pelaksanaannya Posyandu dapat
mengembangkan kegiatan tambahan sesuai dengan kebutuhan, kesepakatan
dan kemampuan masyarakat.
Sehubungan dengan itu, pada materi 3 ini akan diuraikan tentang pelaksanaan
upaya kesehatan di Posyandu dalam adaptasi kebiasaan baru untuk pencegahan
stunting, pencegahan COVID-19 serta peningkatan kesehatan ibu dan anak.
B. Tujuan Khusus
1. Memahami pelaksanaan upaya kesehatan di Posyandu dalam adaptasi
kebiasaan baru
2. Mampu melakukan kegiatan Posyandu dalam adaptasi kebiasaan baru
di zona merah, oranye dan kuning
3. Mampu melakukan kegiatan Posyandu dalam adaptasi kebiasaan baru
di zona hijau
4. Mampu melakukan surveilans kesehatan berbasis masyarakat
IV. Metode
A. Ceramah, tanya jawab
B. Praktik mandiri/kelompok
V. Bahan Belajar
A. Materi presentasi power point
B. Bahan bacaan (hand out)
C. Kertas Plano
D. Papan dan Kertas Flipchart
E. Spidol
Penyakit ini menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut
pada saat batuk atau bersin. Kontak pribadi atau menyentuh dan berjabat
tangan dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19, Menyentuh benda
yang terdapat virus diatas permukaannya selanjutnya menyentuh wajah, mata
atau mulut sebelum melakukan CTPS. Masa inkubasi virus ini di tubuh manusia
bervariasi 1 sampai 14 hari, dengan gejala seperti demam, batuk, pilek, sakt
tenggorokan, gangguan pernafasan, letih/lesu Inilah sebabnya dalam setiap
kegiatan saat ini diberlakukan protokol Kesehatan untuk mencegah penularan
yang sering disebut 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci
tangan pakai sabun.
Posyandu yang belum dapat melakukan hari buka Posyandu dikarenakan berada
di wilayah zona merah dan kuning, maka kegiatan mandiri yang dilakukan dan
dilaporkan kepada kader oleh sasaran serta kegiatan yang dilakukan dengan
kunjungan rumah oleh kader, dihitung sebagai hari buka Posyandu pada bulan
tersebut.
Kader melakukan klarifikasi dengan mengacu kepada buku KIA yang dimiliki
sasaran serta memberikan penyuluhan/pesan Kesehatan berdasarkan
permasalahan Kesehatan atau kebutuhan pelayanan Kesehatan sesuai kondisi
sasaran.
Pokok Bahasan 2
Kegiatan Posyandu dalam Adaptasi Kebiasaan Baru di Zona Merah, Oranye
dan Kuning
Posyandu pada zona merah, zona oranye, dan zona kuning tidak melakukan
kegiatan hari buka Posyandu, namun tetap melakukan fungsi penggerakan
agar masyarakat melakukan kegiatan utama yaitu kesehatan ibu dan anak,
gizi, imunisasi, keluarga berencana serta peningkatan perilaku hidup sehat dan
kegiatan tambahan.
Kegiatan tersebut dilakukan secara
1. Mandiri
Kader melakukan penggerakan masyarakat untuk melakukan pemantauan
secara mandiri dengan menggunakan peralatan yang dimiliki oleh sasaran.
Kegiatan mandiri yang dapat dilakukan oleh masing-masing sasaran
Posyandu antara lain
a. Ibu hamil, menyusui dan nifas
- Ibu hamil diminta mempelajari buku KIA untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari termasuk mengenali Tanda Bahaya pada
Pokok Bahasan 3
Kegiatan Posyandu Dalam Adaptasi Kebiasaan Baru Di Zona Hijau
Pada adaptasi kebiasaan baru Posyandu yang berada pada zona hijau dapat
melakukan kegiatan hari buka Posyandu, dengan memperhatikan protokol
Kesehatan serta persetujuan dari Pemerintah Desa/Kelurahan.
Kegiatan Posyandu Pada Zona Hijau Kegiatan Posyandu pada zona hijau dibagi
dalam tiga tahapan kegiatan, yaitu kegiatan sebelum hari buka, saat hari buka
dan setelah hari buka.
1. Kegiatan Sebelum Hari Buka Posyandu
Kegiatan sebelum hari buka Posyandu antara lain:
a. Kader berkoordinasi dengan Pemerintah Desa/Kelurahan terkait jadwal
pelaksanaan Posyandu.
b. Pengelola Posyandu memastikan kondisi kesehatan Kader yang tidak
memiliki penyakit penyerta (komorbid) yang dapat menyelenggarakan
Pokok Bahasan 4
Surveilans Berbasis Masyarakat
Surveilans kesehatan berbasis masyarakat digunakan untuk mengidentifikasi
dan mencatat sasaran rentan Posyandu yang berisiko terdampak. Kegiatan
yang dapat dilakukan berupa: (1) Pengamatan dan pemantauan penyakit serta
keadaan kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan, dan perilaku yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan masyarakat, (2) Pelaporan cepat (kurang
dari 24 jam) kepada petugas kesehatan untuk respon cepat, (3) Pencegahan
dan penanggulangan sederhana penyakit dan masalah kesehatan, serta (4)
Pelaporan kematian.
A. Persiapan Surveilans Kesehatan
1. Mengidentifikasi kelengkapan data sasaran yang meliputi nama kepala
keluarga, nama anggota keluarga yang menjadi sasaran, alamat, nomor
kontak yang dapat dihubungi.
2. Menetapkan permasalahan yang akan disurvei. Penetapan masalah
Hasil pemantauan :
Contoh
Tabel Penentuan Prioritas Permasalahan Kesehatan
No Masalah kesehatan U S G Total Peringkat
1
2
3
Contoh
INSTRUMEN SURVEI MAWAS DIRI
No. Register Posyandu
Nama KK: RT/RW:
Masalah:
JAWABAN
Faktor Penyebab/Faktor Risiko
YA TDK
Perilaku
-
-
-
Non Perilaku/Lingkungan
-
-
-
Faktor lain
Kebijakan
-
-
-
Potensi sumberdaya masyarakat
-
-
-
4. Perencanaan Partisipatif
Setelah disosialisasikan dan disepakati dalam musyawarah masyarakat
desa masyarakat menyusun perencanaan kegiatan secara partisipatif
Contoh Tabel
Perencanaan Partisipatif Posyandu
Jenis Pelaksana Kebutuhan
No. Tujuan Sasaran PJ Jadwal Tempat Ket
Kegiatan Yang Terlibat Sumberdaya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan yang telah direncanakan dalam perencanaan partisipatif
dilakukan oleh masyarakat melalui UKBM atau kegiatan lain berupa
penggerakan masyarakat dengan dampingan dari pendamping teknis
terkait. Dilakukan juga pencatatan dan pelaporan terkait pelaksanaan
kegiatan sebagai bahan evaluasi.
6. Pembinaan Kelestarian
Pembinaan kelestarian diarahkan untuk menjamin pelaksanaan
Pemberdayaan Masyarakat dapat berlangsung secara
berkesinambungan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pembinaan
kelestarian dilaksanakan oleh masyarakat bersama pemerintah desa/
kelurahan dan pendampingteknis sesuai dengan kebutuhan masyarakat
desa/kelurahan.
pembinaan kelestarian dapat dilakukan melalui kegiatan pertemuan
berkala, orientasi, sosialisasi, penerbitan peraturan lokal dan/atau
pemantauan serta evaluasi lintas sektoral.
Kasus 1 :
Meylina Puspitasari adalah anak Bapak Sakri Sabatmaja yang saat ini berusia 9
bulan. Dengan mengacu pada buku KIA, susunlah pesan singkat kepada Bapak
Sakri Sabatmaja untuk melakukan janji temu dengan petugas Puskesmas untuk
melakukan imunisasi dan pengukuran tumbuh kembang Meylina Puspitasari
Kasus 2 :
Woro Sandra Aryani adalah anak Bapak Bambang Purwanto yang pada saat
penimbangan 2 bulan sebelumnya berat badannya tidak naik. Dengan mengacu
pada buku KIA, susunlah pesan singkat kepada Bapak Bambang Purwanto untuk
melakukan janji temu dengan gizi petugas Puskesmas untuk melakukan konseling
gizi.
Lakukan bermain peran persiapan hari buka Posyandu pada zona hijau, dengan
pembagian peran sebagai berikut
1. Ketua Kader
2. Kader Posyandu lain 4 orang
3. Kepala Desa
4. Petugas kantor Desa
5. Satgas COVID-19/Relawan Desa
6. Puskesmas
7. TP-PKK
No Kegiatan Ya/Tidak
Koordinasi dengan Pemdes dan Gugus Tugas COVID-19 Kecamatan
1
atau relawan desa
2 Koordinasi dengan Puskesmas setempat
Melakukan deteksi dini (tensi, gula darah, kolesterol) kesehatan
3
Kader di Puskesmas
4 Melakukan pembagian tugas antar kader
5 Identifikasi dan pemilahan sasaran berdasarkan kelompok usia
6 Memilih lokasi hari buka Posyandu yang memadai
Memastikan tersedianya sarana dan prasarana Posyandu pada
masa AKB seperti
- tempat cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau
7 handsanitizer
- alat pelindung diri untuk kader
- kursi tambahan untuk menunggu giliran dan setelah imunisasi
(jika layanan imunisasi dilakukan)
8 Penyusunan jadwal berdasarkan kelompok usia
Menyiapkan pengumuman kepada masyarakat tentang hari buka
9
Posyandu dan prosedur yang harus diikuti
Menyiapkan lokasi: mendisinfeksi lokasi, alur, mengatur jarak antar
10
layanan
11 Melakukan simulasi hari buka Posyandu
I. Deskripsi Singkat
Penyusunan rencana tindak lanjut (RTL) merupakan proses pembuatan
rencana yang akan dilakukan setelah mengikuti Orientasi Penguatan SKN
dalam Pemberdayaan Masyarakat di UKBM (Posyandu). Dokumen RTL
ini akan memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan setelah peserta
kembali bertugas di wilayah kerjanya dan menerapkan hal-hal yang telah
diperoleh selama orientasi yang telah diikuti. Penyusunan rencana tindak
lanjut ini juga merupakan implementasi materi orientasi yang telah dibahas
dalam menjalankan perannya di tempat tugas. Peserta orientasi merancang
pelaksanaan penguatan SKN melalui UKBM (Posyandu) dalam upaya
meningkatkan strata posyandu di wilayah kerjanya dengan menerapkan KMK
Nomor HK.01.07/menkes/12763/2020 tentang panduan Operasional Upaya
Kesehatan di Posyandu dalam Adaptasi Kebiasaan Baru Untuk Penerapan
Masyarakat Produktif an Amana COVID-19.
Rencana tindak lanjut setelah mengikuti orientasi ini, dipergunakan sebagai
bahan untuk melakukan monitoring dan evaluasi pasca orientasi. Dengan
demikian, penyusunan rencana tindak lanjut ini, harus dibuat secara realistis
serta mengakomodir pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti
orientasi ini.
Langkah 2. Pokok Bahasan Pengertian dan ruang lingkup RTL (15 menit)
1. Fasilitator memaparkan tentang pengertian, ruang lingkup RTL dan
pentingnya membuat RTL setelah mengikuti orientasi.
2. Fasilitator mempersilakan peserta untuk menyampaikan pertanyaan jika
masih ada yang kurang jelas.
3. Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi dan pemaparan.
b. Tujuan
Tujuan rencana tindak lanjut adalah agar peserta orientasi memiliki acuan
dalam menindaklanjuti kegiatan orientasi.
Dengan demikian maka ruang lingkup kegiatan Orientasi Kader dan SDM
Pengelola Posyandu yang akan dituangkan dalam rencana tindak lanjut
meliputi :
a. Perencanaan pelaksanaan persiapan sebelum hari buka Posyandu, hari
buka Posyandu dan kegiatan setelah hari buka Posyandu
b. Pelaksanaan sebelum hari buka Posyandu, pada hari buka posyandu dan
setalah hari buka Posyandu sesuai zona dengan adaptasi kebiasaan baru di
desa/kelurahan/wilayah kerjanya
c. Pemantauan dan pembinaan penyelenggaraan posyandu di desa/kelurahan
wilayah kerjanya
d. Evaluasi pasca pelaksanaan penyelenggaraan posyandu di desa/kelurahan/
wilayah kerjanya
Pokok Bahasan 2
Langkah-langkah penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil analisis, kemudian disusun Rencana Tindak Lanjut dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Identifikasi kegiatan apa saja yang sudah ada dan sedang berjalan di
Posyandu di desa/kelurahan wilayah kerja masing-masing.
2. Tentukan apa tujuan dari masing-masing kegiatan yang telah ditentukan.
3. Tentukan sasaran dari masing-masing kegiatan yang telah ditentukan.
4. Tetapkan cara atau metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan setiap
kegiatan (bagaimana/how).
5. Perkirakan waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan (kapan/when),
dan tentukan lokasi yang akan menjadi tempat kegiatan (tempat/where).
6. Perkirakan besar dan sumber biaya yang diperlukan pada setiap kegiatan
(how much).
7. Tetapkan siapa mengerjakan apa pada setiap kegiatan dan bertanggung
jawab kepada siapa (siapa/who).
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengarah
dr. Imran Agus Nurali, Sp.Ko
Dra. Herawati, MA
Dra. Pimanih, M.Kes
Tim Penyusun
R. Danu Ramadityo, S.Psi, M.K.M.
Ilvalita, SKM, M.K.M.
Evi Nilawaty, SKM
Theresia Rhabina Noviandari Purba, SKM, M.K.M.
Intan Endang Sonata, SKM, M.K.M.
Kontributor
Ismoyowati, SKM, M.Kes; dr. Marti Rahayu Diah Kusumawati, M.K.M.; Woro
Sandra Aryani, SKM, M.K.M.; Heni Rudiyanti, SKM, M.Kes.; drg. Ivo Syayadi,
M.Kes.; Meylina Puspitasari, SKM, M.K.M.; Cahyaningrum Kusumastuti Handayani,
SKM; Ibrahim Dwi Rudianto, S.I.Kom, M.M.
Layout
Nanda Probo Dewanto, A.Md.